strategi pelaksanaan kelompok bimbingan ibadah haji...
TRANSCRIPT
STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN
IBADAH HAJI NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI
KEPUASAN JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL PERIODE
2007 – 2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Dalam Ilmu Syari’ah
Oleh:
Umi Kholisotun
052411185
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 5 (lima) eksemplar Kepada Yth
Hal : Naskah Skripsi Dekan Fakultas Syari'ah
a.n. Sdr. Umi Kholisotun IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Umi Kholisotun
Nomor Induk : 052411185
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul Skripsi : STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK
BIMBINGAN IBADAH HAJI NAHDLATUL
ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN
JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL
PERIODE 2007 – 2010
Selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera
dimunaqasyahkan
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, Juni 2012
Pembimbing,
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH SEMARANG
JL. Prof. Dr. HAMKA KM.2 Ngalian Telp. (024) 7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi saudari : Umi Kholisotun
NIM : 052411185
Fakultas : Syari’ah
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul : STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK
BIMBINGAN IBADAH HAJI NAHDLATUL
ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN
JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL PERIODE
2007 – 2010
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus, pada tanggal:
26 Juni 2012
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata1
tahun akademik 2011/2012.
Semarang, Juli 2012
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Afif Noor, SH, MH Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag
NIP. 19760615 200501 1005 NIP. 19690830 199403 2003
Penguji I, Penguji II,
Drs. KH.A. Ghozali, M.Si Dr. Ali Murtadho, M.Ag.
NIP. 19530524 199303 1 001 NIP. 197108301998031003
Pembimbing,
Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag
NIP. 19690830 199403 2003
iv
MOTTO
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya menjadi amanlah dia; mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam. (Qs. Ali
Imran: 97).
Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya:
DEPAG RI, 1978, hlm. 92.
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia berada di ruang dan waktu
kehidupan ku khususnya buat:
o Orang tuaku tersayang yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam
menjalani hidup ini.
o Suamiku tercinta yang selalu memotivasi dalam studi dan penuntasan skripsi
ini serta calon anakku terkasih, semoga lahir dengan selamat amin.
o Kakak dan Adikku Tercinta yang kusayangi yang selalu memberi motivasi
dalam menyelesaikan studi.
o Teman-Temanku jurusan Ekonomi Islam, angkatan 2005 Fak Syariah
yang selalu bersama-sama dalam meraih cita dan asa.
Penulis
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,
penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak
berisi materi yang telah pernah ditulis oleh
orang lain atau diterbitkan, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan
bahan rujukan.
Semarang, 29 Mei 2012
Deklarator,
Umi Kholisotun
NIM: 052411185
vii
ABSTRAK
Dalam penyelenggaraan haji, misalnya, salah satu bentuk
demokratisasinya adalah membagi peran serta secara adil dan proporsional. Ini
dibutuhkan karena selama ini penyelenggaraan haji Indonesia tidak pernah bebas
dari masalah yang membelitnya. Dengan asas proporsionalitas ini maka akan
diperoleh pembagian yang adil. Pemerintah menjalankan fungsinya sebagai
regulator, begitu juga dengan masyarakat sebagai operatornya. Seperti kita ketahui
selama ini penyelenggaraan haji dimonopoli oleh pemerintah (Departemen
Agama). Sebagai perumusan masalah yaitu bagaimana strategi pelaksanaan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan
jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010? Bagaimana aplikasi fungsi-
fungsi manajemen oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama'
dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010?
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dan dengan
menggunakan studi lapangan (field research). Sumber data diperoleh dari hasil
wawancara yang ditunjang dengan studi kepustakaan (library research). Metode
pengumpulan datanya dengan observasi dan wawancara. Untuk menganalisis data
menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa KBIH Nahdlatul Ulama di
Kabupaten Tegal menggunakan strategi dengan mengimplementasikan fungsi-
fungsi manajemen di dalam pelaksanaan KBIH sebagai salah satu fungsi
manajemennya. Hal itu terbuki karena pengelolaan manajemen yang diterapkan
KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal dapat dikatakan sangat mendasari
pada program kerja; baik tujuan, visi dan misi tersebut. Karena itu dapat diketahui
bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan telah menuai keberhasilan sebab
manajemen dijalankan dengan baik. Dari data yang terkumpul, pada prinsipnya
manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai
dengan konsep manajemen. Demikian pula, fungsi organizing telah diaplikasikan
sebagaimana terlihat adanya susunan pengurus dengan dilengkapi pembagian
kerja. Fungsi actuating telah direalisasikan oleh para pengurus dan pelaksana
dalam bentuk pelaksanaan di lapangan, dan sesudah itu ada evaluasi. Secara
keseluruhan dari hasil peninjauan wawancara dan ditunjang dokumentasi
menunjukkan bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki strategi yang cukup
baik dalam memberikan pembinaan kepada calon haji dengan merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembinaan. KBIH NU Kabupaten Tegal
cenderung merencanakan pembinaan dengan baik yaitu di antaranya dalam
menentukan tujuan, media, materi, metode, dan evaluasi. Dari data yang
terkumpul, pada prinsipnya manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama
di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep manajemen. Hal ini terlihat misalnya
bila merujuk pada konsep manajemen adalah proses merencanakan tugas,
mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana
dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan KBIH. Secara umum sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen
yang antara lain meliputi: planning (perencanaan); actuating (penggerakan);
organizing (pengorganisasian); dan controlling (pengawasan)
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang, bahwa atas
taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
Skripsi yang berjudul: “ STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK
BIMBINGAN IBADAH HAJI NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI
KEPUASAN JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010"
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Ibu Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Pimpinan Perpustakaan Institut yang telah memberikan izin dan
layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo,
yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi.
5. Seluruh Staff Fakultas Syari'ah yang telah banyak membantu dalam
akademik.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, dan semoga apa yang
tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para
pembaca pada umumnya. Amin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
DEKLARASI ................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 9
D. Telaah Pustaka ....................................................................... 9
E. Metode Penelitian ................................................................... 11
F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 14
BAB II : STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN
IBADAH HAJI
A. Strategi ....................................................................... 16
1. Pengertian Strategi .......................................................... 16
2. Ciri-ciri Strategi ................................................................ 21
3. Kepuasan Jama’ah Haji .................................................... 23
B. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) ........................... 30
1. Deskripsi Singkat Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) ............................................................................. 30
2. Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) .......................................................... 34
x
BAB III : GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH
HAJI (KBIH) NAHDLATUL ULAMA’ DI KABUPATEN
TEGAL PERIODE 2007 – 2010
A. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama’
di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 .............................. 39
1. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan KBIH ...................... 39
2. Pelaksanaan Bimbingan Ibadah Haji ................................ 42
3. Struktur Kepengurusan ..................................................... 49
B. Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 ......... 65
C. Strategi Pelaksanaan KBIH Nahdlatul Ulama' dalam
Memberi Kepuasan Jam’ah .................................................... 68
BAB IV: ANALISIS SRATEGI PELAKSANAAN KBIH NAHDLATUL
ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH
A. Strategi Pelaksanaan KBIH NU dalam Memberi Kepuasan
Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 ................ 72
B. Aplikasi Fungsi-Fungsi Manajemen oleh KBIH NU dalam
Memberi Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal
Periode 2007 – 2010 ............................................................... 77
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 93
B. Saran-saran ............................................................................. 94
C. Penutup ................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji adalah rukun Islam yang kelima.1 Menurut arti bahasa, haji itu
menuju suatu tempat suci. Sedangkan menurut istilah berarti berziarah ke Bait
Allah al-haram (Ka'bah), melakukan wukuf di Arafah dan sa'i antara bukit
Shafa dan Marwa, dengan cara tertentu dalam waktu dan niat tertentu.2
Ibadah haji adalah fardlu yang dalam seumur hidup dilakukan sekali
oleh setiap orang, laki-laki maupun perempuan, dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan. Tentang kewajiban haji telah ditetapkan berdasarkan Al-
Qur'an, Hadis dan Ijma'. Dalil dari Al Qur'an ialah firman Allah SWT.:
فيو آيات بـيـنات مقام إبـراىيم ومن دخلو كان آمنا وللو على الناس حج آل )البـيت من استطاع إليو سبيال ومن كفر فإن اهلل غن عن العالمني
( 97: عمرانArtinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya menjadi amanlah dia; mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam. (Qs. Ali
Imran: 97).3
1 Nasruddin Razak, Dienul Islam, Bandung: PT. al-Ma’arif, 1986, hlm. 271.
2 Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqhul Mar’ah al-Muslimah. terj. Anshari Umar
Sitanggal, tth, Fiqih Wanita, Semarang: CV. Asy Sifa, 1980, hlm. 286. 3Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya:
DEPAG RI, 1978, hlm. 92.
2
Seseorang yang mengingkari hukum wajibnya, adalah kufur dan
murtad dari agama Islam.4 Menurut pendirian yang terpilih di kalangan para
jumhur 'ulama, ketetapan haji itu terjadi pada tahun keenam Hijriyah, sebab
pada waktu itulah turun firman Allah:
وأتوا الج والعمرة للو فإن أحصرت فما استـيسر من الدي وال تلقوا لغ الدي ملو فمن كان منكم مريضا أو بو أذى من رأسو رؤوسكم حت يـبـففدية من صيام أو صدقة أو نسك فإذا أمنتم فمن تتع بالعمرة إل الج عة إذا فما استـيسر من الدي فمن ل يد فصيام ثالثة أيام ف الج وسبـ
يكن أىلو حاضري المسجد الرام رجعتم تلك عشرة كاملة ذلك لمن ل( 196: البقرة)واتـقوا اللو واعلموا أن اللو شديد العقاب
Artinya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika
kamu terkepung , maka korban yang mudah didapat, dan jangan
kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya , maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu:
berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah
aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji,
korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan, maka
wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari apabila
kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh yang sempurna.
Demikian itu bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada
Masjidil Haram. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. (Q.S. Al Baqarah: 196).5
Abu Bakar Jabir al-Jazairi menyatakan bahwa di antara hikmah
disyariatkannya haji dan umrah ialah untuk membersihkan jiwa orang muslim
4 Zakiah Daradjat, et.al, Ilmu Fiqh. Jilid 1, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995,
hlm. 293. 5 Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, op.cit., hlm. 48.
3
dari ekses-ekses dosa agar jiwa layak menerima kemuliaan Allah Ta'ala di
dunia dan akhirat,6 karena Rasulullah SAW., bersabda,
عت أبا حازم ثن منصور قال س ثـنا شعبة حد أخبـرنا أبو الوليد الطيالسي حديدث عن أب ىريـرة عن النب صلى اللو عليو وسلم أنو قال من حج البـيت
(رواه الدرامى)فـلم يـرفث ول يـفسق رجع كما ولدتو أمو
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami dari Abu al-Walid at-Thayasiy dari
Syu'bah dari Mansur berkata: saya telah mendengar Abu Hazim dari
Abu Hurairah bahwa Nabi Saw., bersabda: barangsiapa haji ke
rumah ini (Baitullah), kemudian tidak berkata kotor, dan tidak fasik,
ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya. "(HR.
ad-Darimi).7
Bagi umat Islam Indonesia ibadah haji merupakan ibadah yang
membutuhkan kesiapan yang menyeluruh termasuk di dalamnya kesiapan
penguasaan manasik haji, kesehatan fisik dan ketaqwaan yang prima. Hal ini
dapat dimengerti mengingat letak geografis Indonesia dan Arab Saudi relatif
jauh dan posisi strategis.
Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak
didapati sebagian umat Islam dalam menunaikan ibadah haji belum sesuai
dengan harapan dan tuntunan yang ada, bahkan yang ada hanya ikut-ikutan
tanpa mengerti apa yang sedang ia lakukan. Hal ini dapat terjadi, karena latar
belakang jamaah haji khususnya dari Jawa Tengah adalah:
6Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, Kairo: Maktabah Dar al-Turast, 2004,
hlm. 436. 7Al-Imam Abu Muhammad Abdullah ibn Abdir-Rahman ibn Fadl ibn Bahran ibn
Abdis Samad at-Tamimi ad-Dârimi, hadis No. 1196 dalam CD program Mausu'ah Hadis al-
Syarif, 1991-1997, VCR II, Global Islamic Software Company).
4
1 Sebagian besar jamaah adalah dari pedesaan dengan segala
kekurangannya seperti kurangnya pengetahuan, pendidikan dan
pengalaman serta penguasaan manasik Haji.
2 Terdiri dari jamaah yang berusia lanjut (55 tahun ke atas) sehingga sudah
menurun kondisi fisiknya.
3 Sistem pembinaan jamaah yang kurang memadai sehingga penataran
manasik haji untuk jamaah seolah-olah hanya untuk memenuhi target dan
bukannya membentuk jamaah yang mandiri.8
Di samping itu banyak pula dijumpai haji yang menderita di Arab
Saudi yang hanya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang perawatan
kesehatan. Padahal masalah kesehatan sangat berkaitan dengan kesempurnaan
pelaksanaan ibadah haji.
Dinamika dan problematika penyelenggaraan haji yang timbul dari
masa ke masa lebih banyak disebabkan karena peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan hubungan antara dua negara yang memiliki perbedaan sosio
kultur serta perbedaan mazhab yang dianut sebagian masyarakatnya.
Perubahan sistem perhajian di Indonesia tentunya sangat dipengaruhi oleh
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dalam khasanah
penyelenggaraan haji di Indonesia telah diberlakukan berbagai peraturan
perundang-undangan yang banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial politik pada
masanya.9
8 http://haji.kemenag.go.id/
9Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, Jakarta: Nizam Press, 2004,
hlm. 9.
5
Penyelenggaraan haji selama ini dinilai kurang efektif dan efisien, hal
ini turut mempengaruhi kualitas pemberian pelayanan dan perlindungan
kepada jamaah. Tidak adanya kesesuaian dengan persyaratan dan tuntutan
mengakibatkan ketidak puasaan jama’ah. Hal ini semua sebagai akibat dari
penyimpangan arah, kurang efektivitas, efisiensi, pengeksploitasian sikap
ikhlas dan sabar jamaah haji, maka sepanjang perjalanan sejarah perhajian di
Indonesia bahwa penyelenggaraan haji hingga saat ini senantiasa diwarnai
kemelut dan persoalan yang tak kunjung selesai. Penyelenggaraan haji di
Indonesia selalu dihadapkan pada masalah klasik, yaitu meningkatnya jumlah
jamaah dari tahun ke tahun namun kurang mampu diimbangi dengan
peningkatan kualitas pelayanan sehingga tidak adanya kepuasan jama’ah .
Untuk mengantisipasi problematika tersebut, maka ada Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji yang merupakan partner pemerintah dalam pelayanan
ibadah haji bagi jamaah haji. Namun demikian, pro kontra tentang keberadaan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) terus bergulir, sejak ada yang
menilai kinerja kelompok bimbingan tersebut ternyata tidak maksimal,
bersamaan dengan itu, ada pula yang berpendapat lembaga tersebut masih
sangat diperlukan.
Pada dasarnya, KBIH merupakan persoalan yang tak terpisahkan
dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hingga detik ini pelaksanaan ibadah haji
yang merupakan salah satu rukun Islam masih sering menyisakan banyak
persoalan, termasuk persoalan KBIH. Tragisnya persoalan-persoalan yang
mengiringi penyelenggaraan haji dari tahun ke tahun selalu ada dan belum
6
pernah terselesaikan secara tuntas. Mulai dari pemondokan jamaah yang jauh
atau dan tidak layak huni, jamaah sakit, dan terlantar hingga penundaan
pesawat terbang ketika mau pulang dan sebagainya.
Pemerintah Indonesia selalu memperbarui kebijakannya dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang baik, aman, nyaman bahkan
jika perlu dengan biaya yang murah. Pemerintah juga membentuk Tim
Pembimbing Haji Indonesia (TPHI), Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) untuk setiap kelompok
penerbangan (kloter).
Pembentukan tim-tim ini dimaksudkan agar pelaksanaan ibadah haji
berjalan dengan aman, tertib, dan lancar. Selain itu calon jamaah haji agar
mendapatkan bimbingan sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah dengan
benar dan mencapai kepuasan. Namun kadang yang terjadi justru sebaliknya.
Alih-alih dibimbing oleh TPIHI yang mestinya bertugas membimbing ibadah
setiap jamaah haji, mereka kenal atau tahu pun tidak. Banyak calon haji yang
tidak mengenal petugas pembimbing, demikian sebaliknya petugas tidak
paham dengan anggota jamaah yang seharusnya dibimbing.
Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini harus terjadi. Antara lain
karena jamaah haji dalam satu kloter sering ditempatkan dalam rumah
pemondokan yang berbeda. Jamaah yang satu dengan yang lain kadang tidak
pernah bertemu. Demikian juga dengan para petugas pembimbing yang
disediakan pemerintah, tidak mampu menangani semua persoalan yang
dihadapi jamaah.
7
Dengan kendala seperti inilah kemudian jamaah haji lebih percaya
kepada kiai-kiai atau tokoh agama yang sebelum berangkat ke Tanah Suci
banyak memberikan bimbingan kepada mereka. Kebanyakan para kiai itu
tergabung dalam KBIH. Maka muncullah kelompok-kelompok bimbingan haji
pada pertengahan tahun 1990-an berdasarkan KMA No 374.A/ 1996 sangat
dirasakan sekali manfaatnya oleh calon jamaah haji. Sebab kebodohan dan
kekurangan bekal pemahaman tentang manasik haji telah dipenuhi oleh KBIH.
Bahkan kemudian banyak KBIH yang tidak hanya memberikan bimbingan di
Tanah Air tetapi juga dilanjutkan hingga ke Tanah Suci.
Dalam penyelenggaraan haji, misalnya, salah satu bentuk
demokratisasinya adalah membagi peran serta secara adil dan proporsional. Ini
dibutuhkan karena selama ini penyelenggaraan haji Indonesia tidak pernah
bebas dari masalah yang membelitnya. Dengan asas proporsionalitas ini maka
akan diperoleh pembagian yang adil. Pemerintah menjalankan fungsinya
sebagai regulator, begitu juga dengan masyarakat sebagai operatomya. Seperti
kita ketahui selama ini penyelenggaraan haji dimonopoli oleh pemerintah
(Departemen Agama). Depag selama ini membimbing, membina, dan
memfasilitasi sekitar 190 ribu jemaah haji Indonesia setiap tahunnya. Jumlah
itu dilayani oleh 3.200 petugas dan dibantu oleh kelompok bimbingan ibadah
haji (KBIH). Diakui atau tidak, jumlah petugas itu jauh dari ideal untuk
melayani jemaah sebanyak itu. Lumrah bila pelayanan yang diberikan kurang
maksimal.
8
Menariknya tema ini diangkat adalah karena kualitas pelayanan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' telah dapat memberikan
kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010. Kepuasan
tersebut dibuktikan oleh makin meningkatnya jama’ah haji yang dibimbing
KBIH Kabupaten Tegal. Demikian pula dalam penelitian pendahuluan didapat
keterangan dari beberapa jama’ah yang merasa puas dengan kualitas
pelayanan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama'. Kualitas
tersebut ditandai oleh adanya kesesuaian pelayanan KBIH Kabupaten Tegal
dengan persyaratan atau tuntutan pelaksanaan ibadah haji. Selain itu, KBIH
Kabupaten Tegal selalu melakukan perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan,
pemenuhan kebutuhan jama’ah semenjak awal dan setiap saat, melakukan
segala sesuatu secara benar semenjak awal, dan KBIH Kabupaten Tegal dapat
membahagiakan jama’ah.
Berdasarkan keterangan di atas, peneliti memilih judul: Strategi
Pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam
Memberi Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian itu, maka timbul rumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana cara pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul
Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode
2007 – 2010?
9
2. Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi manajemen oleh Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam membantu kepuasan jama’ah di
Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal
Periode 2007 – 2010
2. Untuk mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajemen oleh Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan
jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
D. Telaah Pustaka
Dalam penelitian di perpustakaan tidak dijumpai skripsi yang judul
atau materi bahasanya sama dengan penelitian saat ini. Akan tetapi ada
beberapa penelitian yang berbicara KBIH, di antaranya:
Skripsi Ahmad Bukhori (Tahun 2008) berjudul: Kepemimpinan K.H.
Shoddiq Hamzah dalam Upaya Pengembangan Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (Studi Kasus KBIH as-Shoddiqiyyah Kota Semarang). Temuan skripsi ini
menjelaskan bahwa dalam hubungan dengan kepemimpinannya, K.H. Shoddiq
Hamzah dapat dikatakan sebagai pemimpin yang kharismatis. Sebagai
pemimpin, ia mempunyai "daya tarik" yang amat besar, sehingga pengikutnya
amat besar pula jumlahnya. Kepatuhan dan kesetiaan para pengikut
10
tampaknya timbul dari kepercayaan yang penuh kepada K.H. Shoddiq
Hamzah. Peran spiritual yang dilakukan/dicontohkan K.H. Shoddiq Hamzah
yaitu membina jama'ah pengajian bukan hanya dari aspek fisik melainkan juga
aspek rohaninya. Banyak jama'ah yang pada awalnya berlatar belakang
sebagai orang yang terguncang jiwanya, namun kemudian sesudah berada dan
mengikuti pengajian melalui penanaman spiritual oleh K.H. Shoddiq Hamzah
ternyata dapat berperilaku baik sehingga jama'ah tersebut merasa puas dan
tidak keliru mengikuti pengajian. K.H. Shoddiq Hamzah telah berjasa
menolong masyarakat yang tadinya di antara anggota masyarakat itu putus asa
kemudian sesudah mendapat binaan dari K.H. Shoddiq Hamzah itu maka
anggota masyarakat hidup penuh dengan optimis dan tawakal. Demikian pula
anggota masyarakat yang mengalami tekanan mental dapat dipulihkan melalui
binaan spiritual kyai.
Skripsi Siti Suhartatik (Tahun 2007) berjudul "Manajemen Bimbingan
Manasik Haji Departemen Agama Kota Semarang Tahun 2003-2005 (Studi
tentang Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen)". Penelitian ini membahas
tentang sejauh mana Penerapan fungsi-fungsi Manajemen Dakwah Pada
Departemen Agama Kota Semarang Terhadap Proses Penyelenggaraan
Bimbingan Manasik Haji Tahun 2003-2005, serta mengetahui kendala dan
hambatan yang dihadapinya.
Skripsi yang disusun Sutamto (Tahun 2006): "Penerapan Sistem
Manajemen dan Profesi Manajerial Kepemimpinan (Studi Kasus di Yasalam
Kab. Blora)". Pada intinya penulis skripsi ini menjelaskan bahwa yang
11
menjadi rumusan masalah adalah bagaimana penerapan sistem manajemen di
Yasalam Kab. Blora? Bagaimana penerapan profesi manajerial kepemimpinan
di Yasalam Kab. Blora? Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada intinya
masih terdapat kekurangan dalam menerapkan sistem manajemen di Yasalam
Kab. Blora.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada pendekatan dan fokus
kajian. Penelitian yang penulis susun saat ini fokusnya adalah tentang strategi
pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam
memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dengan
menggunakan studi lapangan (field research). Metode ini bermaksud
menggambarkan, memaparkan keadaan obyek penelitian pada saat
sekarang, yaitu menggambarkan tentang strategi pelaksanaan Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan
jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
Dalam penelitian ini bertujuan mengembangkan teori berdasarkan
data dan pengembangan pemahaman. Data yang dikumpulkan disusun,
dijelaskan, dan selanjutnya dilakukan analisa, dengan maksud untuk
mengetahui hakikat sesuatu dan berusaha mencari pemecahan melalui
12
penelitian pada faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan fenomena
yang sedang diteliti.10
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti.
Dalam hal ini populasinya adalah para pengurus KBIH Nahdlatul Ulama’
serta beberapa jamaah haji KBIH Nahdlatul Ulama' Kabupaten Tegal.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 20 (dua puluh orang)
pengurus KBIH Nahdlatul Ulama’ dan 10 orang jamaah haji KBIH
Nahdlatul Ulama' Kabupaten Tegal.
Pengambilan sampel pada penelitian ini berpedoman pada acuan
teknik Snowball sampling. Dalam menentukan sampel, peneliti
menggunakan teknik Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju
yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, kemudiam dua orang ini
disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
10
Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta: Bumi Aksara, 1999,
hlm. 15., Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi, 2001, h1m. 3. Sudrajat M.
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000, hlm. 89.
13
3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
a Penentuan Sumber Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian
ini, maka sumber data yang diperlukan adalah subyek dari mana data
itu diperoleh. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara yang
ditunjang dengan studi kepustakaan (library research).
Data lapangan diperoleh melalui wawancara dengan beberapa
informan, baik berupa informan lembaga atau perseorangan. Informan
lembaga merupakan informan dari lembaga yang mengelola KBIH
Nahdlatul Ulama’ Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 Periode
2007 -2010. Untuk memperoleh data tentang kepuasan jama’ah maka
sebagai informannya adalah para jama’ah.
b Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan
melalui beberapa instrumen, sebagai berikut:
1). Observasi, digunakan untuk memperoleh informasi penelitian
yang berkaitan dengan strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah
di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
2). Wawancara, dilakukan secara bebas dan terarah serta mendalam,
dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini
dilakukan dengan para informan, baik informan data secara
terstruktur maupun komprehensif sehingga diharapkan mendapat
14
informasi yang mendalam dan lebih bermakna dalam penelitian
ini.
4. Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan
deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan strategi pelaksanaan Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan
jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-
masing saling terkait dan melengkapi sehingga menggambarkan alur dan
corak berpikir dari penulis tersebut.
Bab pertama, berisi pendahuluan yang merupakan garis besar dari
keseluruhan pola berpikir dan dituangkan dalam konteks yang jelas serta
padat. Atas dasar itu deskripsi skripsi diawali dengan latar belakang masalah
yang terangkum di dalamnya tentang apa yang menjadi alasan memilih judul,
dan bagaimana pokok permasalahannya. Dengan penggambaran secara sekilas
sudah dapat ditangkap substansi skripsi. Selanjutnya untuk lebih memperjelas
maka dikemukakan pula tujuan penelitian baik ditinjau secara teoritis maupun
praktis. Penjelasan ini akan mengungkap seberapa jauh signifikansi tulisan ini.
Kemudian agar tidak terjadi pengulangan dan penjiplakan maka dibentangkan
pula berbagai hasil penelitian terdahulu yang dituangkan dalam tinjauan
pustaka. Demikian pula metode penulisan diungkap apa adanya dengan
harapan dapat diketahui apa yang menjadi jenis penelitian, pendekatan,
15
sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data. Pengembangannya
kemudian tampak dalam sistematika penulisan. Dengan demikian, dalam bab
pertama ini tampak penggambaran isi skripsi secara keseluruhan namun dalam
satu kesatuan yang ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab
kedua, ketiga, bab keempat, dan bab kelima.
Bab kedua berisi strategi pelaksanaan kelompok bimbingan ibadah haji
yang meliputi strategi (pengertian strategi, bentuk-bentuk strategi, kepuasan
jama’ah haji), kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) (deskripsi singkat
kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), tugas pokok dan koordinasi
kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).
Bab ketiga berisi gambaran umum kelompok bimbingan ibadah haji
nahdlatul ulama' di Kabupaten Tegal periode 2007 – 2010 yang meliputi dasar
dan tujuan penyelenggaraan KBIH, Pelaksanaan Bimbingan Ibadah Haji
(Sebelum Pemberangkatan, Pemberangkatan dan Pelaksanaan Ibadah Haji,
Pemulangan dan Setelah Sampai di Indonesia, struktur kepengurusan),
deskripsi kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), tugas pokok dan
koordinasi kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), strategi pelaksanaan
KBIH nahdlatul ulama'.
Bab keempat berisi analisis srategi pelaksanaan KBIH Nahdlatul
ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 –
2010.
Bab kelima berisi kesimpulan, saran-saran, penutup.
16
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN
KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, telah umum diketahui
bahwa istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara
populer sering dinyatakan sebagai "kiat yang digunakan oleh para jenderal
untuk memenangkan suatu peperangan." Dewasa ini istilah strategi sudah
digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat
dalam pengertian semula tetap dipertahankan hanya saja aplikasinya
disesuaikan dengan jenis organisasi yang rnenerapkannya, karena dalam arti
yang sesungguhnya, rnanajemen puncak memang terlibat dalam satu bentuk
"peperangan" tertentu.1
Pendapat lain menyatakan bahwa strategi merupakan istilah yang
sering diidentikkan dengan "taktik" yang secara bahasa dapat diartikan
sebagai "corcerning the movement of organisms in respons to external
stimulus" (suatu yang terkait dengan gerakan organisme dalam menjawab
stimulus dari luar).2 Sementara itu, secara konseptual strategi dapat
dipahami sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai
1 Sondang P. Siagaan, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi aksara, 2008, hlm. 15
2 Lewis Mulford Adams, dkk, Websters World University Dictionary, Washington:
D.C. Publisher Company, Inc, 1965, hlm. 1019
17
sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga bisa dipahami sebagai segala
cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu
agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.3
Strategi dapat didefinisikan paling sedikit dari dua perspektif yang
berbeda: dari perspektif mengenai apa yang akan dilakukan oleh sebuah
organisasi, dan juga dari perspektif mengenai apa yang pada akhirnya
dilakukan oleh sebuah organisasi, apakah tindakannya sejak semula
memang sudah demikian direncanakan atau tidak. Dari perspektif yang
pertama, strategi adalah "program yang luas untuk mendefinisikan dan
mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya.
Kata "program" dalam definisi ini menyiratkan adanya peran yang
aktif, yang disadari, dan yang rasional, yang dimainkan oleh manajer dalam
merumuskan strategi perusahaan/organisasi. Dari perspektif yang kedua,
strategi adalah "pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap
lingkungannya sepanjang waktu." Dalam definisi ini, setiap organisasi
mempunyai suatu strategi walaupun tidak harus selalu efektif sekalipun
strategi itu tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Artinya, setiap
organisasi mempunyai hubungan dengan lingkungannya yang dapat diamati
dan dijelaskan. Pandangan seperti ini mencakup organisasi di mana perilaku
para manajernya adalah reaktif, artinya para manajer menanggapi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan hanya jika mereka merasa perlu
untuk melakukannya. Pembahasan mengenai strategi dalam tulisan ini akan
3 M. Arifin, Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, hlm. 39.
18
menyangkut kedua definisi di atas, namun akan menekankan pada peran
aktif. Perumusan sebuah strategi secara aktif dikenal sebagai perencanaan
strategis (strategic planning), yang fokusnya luas dan umumnya berjangka
panjang.4
Dalam merumuskan suatu strategi, manajemen puncak harus
memperhatikan berbagai faktor yang sifatnya kritikal. Pertama: Strategi
berarti menentukan rnisi pokok suatu organisasi karena rnanajemen puncak
menyatakan secara garis besar apa yang menjadi pembenaran keberadaan
organisasi, filosofi yang bagaimana yang akan digunakan untuk menjamin
keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa yang ingin dicapai. Yang
jelas menonjol dalam faktor pertama ini ialah bahwa strategi merupakan
keputusan dasar yang dinyatakan secara garis besar.
Kedua: Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen
puncak mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud
harus menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang
dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan. Ketiga: Pengenalan tentang
lingkungan dengan mana organisasi akan berinteraksi, terutama situasi yang
membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh
organisasi apabila organisasi yang bersangkutan ingin tidak hanya mampu
melanjutkan eksistensinya, akan tetapi juga meningkatkan efektivitas dan
produktivitas kerjanya.5
4 James A.F. Stoner, Manajemen, Jilid 1, Alih Bahasa, Alfonsus Sirait, Jakarta:
Erlangga, 1992, hlm. 139 5 Sondang P. Siagaan, op. cit., hlm. 16.
19
Keempat: Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang
kekuatan yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat
pada dirinya, berbagai peluang yang mungkin timbul dan harus
dimanfaatkan serta ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. Dengan
analisis yang tepat berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan terlihat.
Kelima: Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajar ditelaah lebih
lanjut dari berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan
upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Keenam: Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang
dipandang paling tepat dikaitkan sasaran jangka panjang yang dianggap
mempunyai nilai yang paling stratejik dan diperhitungkan dapat dicapai
karena didukung oleh kemampuan dan kondisi internal organisasi.
Ketujuh: Suatu sasaran jangka panjang pada umumnya mempunyai
paling sedikit empat ciri yang menonjol, yaitu: (a) sifatnya yang idealistik,
(b) jangkauan waktunya jauh ke masa depan, (c) hanya bisa dinyatakan
secara kualitatif, dan (d) masih abstrak. Dengan ciri-ciri seperti itu, suatu
strategi perlu memberikan arah tentang rincian yang perlu dilakukan.
Artinya, perlu ditetapkan sasaran antara dengan ciri-ciri: (a) jangkauan
waktu ke depan spesifik, (b) praktis dalam arti diperkirakan mungkin
dicapai, (c) dinyatakan secara kuantitatif, dan (e) bersifat konkret.
Kedelapan: Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar
yang dibuat dengan memperhitungkan kemampuan organisasi di bidang
20
anggaran, sarana, prasarana dan waktu.6 Kesembilan: mempersiapkan
tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan bukan hanya dalam arti
kualifikasi teknis, akan tetapi juga keperilakuan serta mempersiapkan sistem
manajemen sumber daya manusia yang berfokus pada pengakuan dan
penghargaan harkat dan martabat manusia dalam organisasi.
Kesepuluh: teknologi yang akan dtmanfaatkan yang karena
peningkatan kecanggihannya memerlukan seleksi yang tepat. Kesebelas:
Bentuk, tipe dan struktur organisasi yang akan digunakan pun sudah harus
turut diperhitungkan, misalnya apakah akan mengikuti pola tradisional
dalam arti menggunakan struktur yang hierarkikal dan piramidal, ataukah
akan menggunakan struktur yang lebih datar dan mungkin berbentuk
matriks. Keduabelas: Menciptakan suatu sistem pengawasan sedemikian
rupa sehingga daya inovasi, kreativitas dan diskresi para pelaksana kegiatan
operasional tidak "dipadamkan." Ketigabelas: Sistem penilaian tentang
keberhasilan atau ketidakberhasilan pelaksanaan strategi yang dilakukan
berdasarkan serangkaian kriteria yang rasional dan objektif. Keempatbelas:
Menciptakan suatu sistem umpan balik sebagai instrumen yang ampuh bagi
semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan
itu untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, hanya sekedar tercapai
atau mungkin bahkan tidak tercapai. Kesemuanya itu diperlukan sebagai
bahan dan dasar untuk mengambil keputusan di masa depan.
6 Ibid., hlm. 16.
21
Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang
dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan
manajemen organisasi bisnis khususnya ialah rencana berskala besar yang
berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian
rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan
lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan pada
optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang
bersangkutan.7
Dengan demikian, strategi pelaksanaan kelompok bimbingan ibadah
haji dapat diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk
menghadapi jama’ah haji dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai
kepuasan jama’ah haji secara optimal. Dengan kata lain strategi pelaksanaan
kelompok bimbingan ibadah haji adalah siasat, taktik atau manuver yang
ditempuh dalam rangka mencapai kepuasan jama’ah haji.
2. Ciri-ciri Strategi
Robert H. Hayes dan Steven C. Wheelwright telah mengidentifikasi
lima ciri utama strategi yang membedakannya dari jenis perencanaan
umum:
1. Wawasan waktu (time horizon). Pada umumnya, kata strategi
dipergunakan untuk menggambarkan kegiatan yang meliputi
cakrawala waktu yang jauh di depan, yaitu waktu yang diperlukan
7 Ibid., hlm. 17.
22
untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan juga waktu yang diperlukan
untuk mengamati dampaknya.
2. Dampak (impact). Walaupun hasil akhir dengan mengikuti suatu
strategi tertentu tidak langsung terlihat untuk jangka waktu yang lama,
dampak akhirnya akan sangat berarti.
3. Pemusatan upaya (concentration of effort). Sebuah strategi yang
efektif biasanya mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau
perhatian terhadap rentang sasaran yang sempit. Dengan
memfokuskan perhatian pada kegiatan yang dipilih ini, secara implisit
kita mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kegiatan lainnya.
4. Pola keputusan (pattern of decisions). Walaupun sebagian perusahaan
hanya perlu mengambil sejumlah kecil keputusan utama untuk
menerapkan strategi pilihannya, kebanyakan strategi mensyaratkan
bahwa sederetan keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu.
Keputusan-keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mereka
mengikuti suatu pola yang konsisten.
5. Peresapan (pervasiveness). Sebuah strategi mencakup suatu spektrum
kegiatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai
dengan kegiatan operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi
sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua
23
tingkatan perusahaan bertindak secara naluri dengan cara-cara yang
akan memperkuat strategi.8
Kelima ciri ini jelas menunjukkan bahwa strategi perusahaan
merupakan inti tempat semua kegiatan utama lainnya berputar. Strategi
bersifat jangka panjang dan luas cakupannya. la meresapi dan
mengendalikan semua tindakan penting organisasi, dan ia merupakan faktor
penting, penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi dikemudian
hari.
3. Kepuasan Jama’ah Haji
Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan
terhadap evaluasi ketidakpuasan yang dirasakan antara harapan sebelumnya
dan kinerja produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kepuasan
merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurang-
kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan,
sedangkan ketidakpuasan timbul bila hasil yang diperoleh tidak memenuhi
harapan pelanggan. Sedangkan pengertian kepuasan konsumen adalah
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya. Jadi bisa dikatakan bahwa kepuasan
konsumen adalah harapan dan kinerja. Kepuasan adalah merupakan
perbedaan antara harapan dan unjuk kerja (yang senyatanya diterima).
Apabila harapan tinggi, sementara unjuk kerjanya biasa-biasa saja, kepuasan
tidak akan tercapai (sangat mungkin konsumen akan kecewa). Sebaliknya
8 James A.F. Stoner, Manajemen, Jilid 1, Alih Bahasa, Alfonsus Sirait, Jakarta:
Erlangga, 1992, hlm. 140.
24
apabila unjuk kerja melebihi dari yang diharapkan, kepuasan meningkat.
Karena harapan yang dimiliki konsumen cenderung selalu meningkat
sejalan dengan meningkatnya pengalaman konsumen, para manajer harus
secara rutin memonitor kemampuannya untuk memenuhi pembatas
kepuasan yang semakin tinggi.9
Harapan merupakan apa yang diyakini konsumen yang pada
akhirnya membentuk kepuasan. Karena itu apabila "jasa KBIH (Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji) yang dapat ditoleransi" yang diharapkan, maka
akan timbul kepuasan. Sebaliknya bila yang diharapkan adalah "ideal" dan
bila yang terjadi kurang dari harapan tersebut, maka yang terjadi adalah
ketidakpuasan. Dewasa ini perhatian kepada kepuasan maupun
ketidakpuasan konsumen telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang
menaruh perhatian terhadap hal ini. Dengan semakin banyaknya pihak yang
menawarkan produk atau jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang
semakin banyak pula. Dengan demikian kekuatan tawar-menawar konsumen
akan semakin besar pula.
Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan
konsumen yang merasa puas. Terciptanya kepuasan konsumen dapat
memberikan beberapa manfaat antara lain hubungan antara perusahaan dan
konsumen menjadi harmonis, memberika Asosiasi yang terbentuk dasar
yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyaliltas konsumen, dan
9 (http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen), diakses
tangal 1 Mei 2012
25
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan.10
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi mengenai kepuasan
/ketidakpuasan konsumen antara lain: Wikie mendefinisikan kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi
terhadap pengalaman konsumen suatu produk atau jasa. Engel menyatakan
bahwa kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif
yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan konsumen,
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi
harapan.
Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
dasarnya pengertian kepuasan jama’ah haji mencakup perbedaan antara
harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Apabila harapan jama’ah
tinggi, sementara kinerja KBIH biasa-biasa saja, maka kepuasan tidak akan
tercapai (sangat mungkin jama’ah haji akan kecewa). Dengan kata lain,
kepuasan jama’ah haji adalah tingkat perasaan jama’ah setelah
membandingkan dengan harapannya.
Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan
oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin. Banyak
pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan para ahli, salah satunya
yang didefinisikan oleh Engel dan kawan-kawan yang mengatakan bahwa
perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung
10
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen), diakses
tangal 1 Mei 2012
26
dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan
tersebut.
Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen tadi terbagi
dua bagian, yang pertama adalah perilaku yang tampak, variabel-variabel
yang termasuk ke dalamnya adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa,
dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang kedua
adalah perilaku yang tidak tampak, variabel-variabelnya antara lain adalah
persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh
konsumen.
Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen,
yaitu faktor sosial budaya yang terdiri atas kebudayaan, budaya khusus,
kelas sosial, kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Faktor yang lain
adalah faktor psikologis yang terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar,
kepercayaan dan sikap. Selanjutnya perilaku konsumen tadi sangat
menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapnya
dimulai dari pengenalan masalah yaitu berupa desakan yang
membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.
Selanjutnya tahap mencari informasi tentang produk atau jasa yang
dibutuhkan yang dilanjutkan dengan tahap evaluasi alternatif yang berupa
penyeleksian.11
11
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia, 2005,
hlm. 49
27
Tahap berikutnya adalah tahapan keputusan pembelian dan diakhiri
dengan perilaku sesudah pembelian di mana membeli lagi atau tidak
tergantung dari tingkat kepuasan yang didapat dari produk atau jasa
rersebut. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah
membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas
dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar
kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan
pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan dan nllai-
nilai perusahaan.12
Kegiatan penjualan terdiri atas variabel-variabel pesan (sebagai
penghasil serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk dan
tingkat kepuasan yang dapat diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai
penilaian pelanggan atas pelayanan perusahaan), perantara (sebagai
penilaian pelanggan atas perantara perusahaan seperti diler dan grosir).
Pelayanan setelah penjualan terdiri atas variabel-variabel pelayanan
pendukung tertentu seperti garansi serta yang berkaitan dengan umpan balik
seperti penanganan keluhan dan pengembalian uang.
Selanjutnya variabel-variabel nilai perusahaan dapat dibagi atas dua
macam yaitu nilai resmi yang dinyatakan oleh perusahaan sendiri dan nilai
tidak resmi yang tersirat dalam segala tindakannya sehari-hari. Kepuasan
dibagi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika.
12
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Gramedia Utama, 2003, hlm. 65.
28
Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu
produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan psikologikal merupakan
kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari
produk.
Selanjutnya, pelanggan pun dapat dibagi atas dua macam, yaitu
pelanggan eksternal dan pelanggan internal. Pelanggan eksternal mudah
diidentifikasi karena mereka ada di luar organisasi, sedangkan pelanggan
internal merupakan orang-orang yang melakukan proses Selanjutnya dari
pekerjaan orang sebelumnya. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan
untuk membentuk harapan pelanggan. Pertama, melalui promosi yang tidak
mengecewakan konsumennya agar terjadi komunikasi yang terkendali
antara perusahaan dengan konsumen. Kedua, melalui sikap yang baik dari
para petugas penjualan dan ketiga melalui unjuk kerja penjualan yang lebih
profesional.13
Memperbaiki dan mempertahankan hubungan antara perusahaan
dengan pelanggannya perlu terus dibina. Untuk mengendalikan tingkat
kehilangan pelanggan agar tetap pada posisi yang aman, perusahaan perlu
mengambil empat langkah, yaitu:
1. Menentukan tingkat bertahannya pelanggan.
2. Membedakan berbagai penyebab hilangnya pelanggan dan menentukan
penyebab utama yang bisa dikelola lebih baik.
3. Memperkirakan kehilangan keuntungan dari pelanggan yang hilang.
13
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen), diakses
tangal 1 Mei 2012
29
4. Menghitung berapa biaya untuk mengurangi tingkat kehilangan
pelanggan.
Selain itu ada 2 cara untuk upaya mempertahankan pelanggan, yaitu:
1. Menyulitkan pelanggan untuk mengganti pemasok. Hal ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara agar tidak berdampak pada
pelanggannya untuk berganti pemasok.
2. Memberikan kepuasan yang tinggi. Dengan cara ini maka akan sulit bagi
pesaing untuk masuk walaupun dengan harga yang lebih murah atau
rangsangan lain.
Agar dapat diciptakan loyalitas pelanggan ini maka perusahaan harus
melakukan strategi yang berwawasan hubungan kemitraan dengan
pelanggan. Terdapat lima tingkat hubungan dengan pelanggan, yaitu:
1. Biasa, wiraniaga menjual produk namun tidak menghubungi pelanggan
lagi.
2. Reaktif, wiraniaga menjual produk dan meminta pelanggan
menghubunginya jika mempunyai suatu keluhan, misalnya.
3. Bertanggung jawab, wiraniaga menghubungi pelanggan segera setelah
penjualan untuk menanyakan apakah produk atau jasa memenuhi harapan
pelanggan atau tidak.
4. Proaktif, wiraniaga menghubungi pelanggan dari waktu kewaktu dengan
saran untuk peningkatan penggunaan produk.
30
5. Kemitraan, perusahaan terus bekerjasama dengan pelanggan untuk
mencapai penghematan bagi pelanggan atau membantu pelanggan
bekerja lebih baik.14
B. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
1. Deskripsi Singkat Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk
melakukan beberapa amalan, antara lain: wukuf, tawaf, sa'i dan amalan
lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah Swt dan
mengharapkan ridho-Nya. Haji merupakan rukun Islam kelima yang
pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu antara tanggal 8
sampai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahun.
Bimbingan ibadah haji adalah petunjuk atau penjelasan cara
mengerjakan dan sebagai tuntunan hal-hal yang berhubungan dengan rukun,
wajib, dan sunnah haji dengan menggunakan miniatur ka'bah dan
dilaksanakan sebelum berangkat ke tanah suci.15
Tujuan diadakannya
bimbingan ibadah haji adalah untuk mempermudah calon jamaah haji dalam
memahami tentang ibadah haji baik secara teoritis maupun praktis sehingga
diharapkan menjadi calon jama'ah haji yang mandiri dapat melaksanakan
ibadah haji dengan baik dan benar.
Menurut Abdurrahman Jaziri, haji merupakan beberapa amal
perbuatan tertentu yang ditunaikan pada masa tertentu, di tempat tertentu,
14
Husein Umar, op. cit., hlm. 52-53. 15
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2010, hlm.
624.
31
dengan cara yang tertentu pula.16
Pengertian lebih jelas dikemukakan Sayyid
Sabiq bahwa haji adalah mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan ibadah
thawaf, sa'i, wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi
perintah Allah dan mengharap ridhanya.17
Menurut ad-Dimasyqi bahwa
para imam mazhab telah sepakat bahwa haji merupakan salah satu rukun
Islam. Ia adalah fardu yang diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka,
balig, dan mempunyai kemampuan, dalam seumur hidup sekali.18
Berdasarkan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa haji
merupakan ibadah yang diwajibkan kepada setiap orang yang mampu
dengan memenuhi syarat sebagaimana yang telah ditentukan dalam al-
Qur'an dan hadis. Sebagai kewajiban maka setiap orang yang beriman
mendambakan bisa menunaikan ibadah tersebut. Seiring dengan itu jama'ah
haji berharap bisa menunaikan ibadah tersebut sesuai dengan harapannya
tanpa mengalami hambatan atau kesulitan. Karena itu kebijakan manajemen
kelompok bimbingan mempunyai peran dan arti penting dalam pelaksanaan
ibadah haji.
Rangkaian kegiatan manasik haji, baik yang berupa rukun maupun
wajib haji seluruhnya dilakukan di tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh
syariat agama, antara lain miqat-miqat yang telah ditetapkan Makkah,
Arafah, Mina dan Muzdalifah termasuk ziarah ke makam Nabi Muhammad
16
Abdurrrahman Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘alâ al-Madzahib al-Arba’ah, juz 1, Beirut:
Dar al-Fikr, 1972, hlm. 526. 17
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah. Juz 1, Kairo: Maktabah Dâr al-Turast, 1970, hlm.
26 18
Abdurrahman Dimasyqi, Fiqh Empat Mazhab, Bandung: Hasyimi Press, 2004,
hlm. 169.
32
SAW di Madinah, di mana tempat-tempat tersebut berada di wilayah
Kerajaan Arab Saudi. Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban setiap
muslim yang mampu (istitho'ah) mengerjakannya sekali seumur hidup.
Kemampuan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah haji dapat
digolongkan dalam dua pengertian, yaitu :
Pertama, kemampuan personal yang harus dipenuhi oleh masing-
masing individu mencakup antara lain kesehatan jasmani dan rohani,
kemampuan ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun keluarga yang
ditinggalkan, dan didukung dengan pengetahuan agama khususnya tentang
manasik haji.
Kedua, kemampuan umum yang bersifat eksternal yang harus
dipenuhi oleh lingkungan-negara dan pemerintah-mencakup antara lain
peraturan perundang-undangan yang berlaku, keamanan dalam perjalanan,
fasilitas, transportasi dan hubungan antarnegara baik multilateral maupun
bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Arab
Saudi. Dengan terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka perjalanan
untuk menunaikan ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan
lancar.19
Sebagai sebuah kewajiban, ibadah haji memerlukan bimbingan dan
pembinaan. Atas dasar itu, pembinaan terhadap calon jamaah/jamaah haji
ditempatkan sebagai salah satu dari 3 tugas utama penyelenggaraan haji,
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang
19
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji. Jakarta: Nizam Press, 2004,
hlm. 1-2.
33
Penyelenggaraan Ibadah Haji yaitu pembinaan, pelayanan dan perlindungan
terhadap calon jamaah/jamaah haji.
Pembinaan calon jamaah/jamaah haji adalah salah satu tugas pokok
Departemen Agama yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, dimana dalam pelaksanaan
tugas ini pemerintah telah melibatkan pihak masyarakat ikut berpartisipasi
sebagai mitra kerja.20
Kelompok bimbingan ibadah haji sebagai lembaga sosial keagamaan
(non pemerintah) merupakan sebuah lembaga yang telah memiliki legalitas
pembimbingan melalui Undang-Undang dan lebih diperjelas melalui sebuah
wadah khusus dalam struktur baru Departemen Agama dengan Subdit Bina
KBIH pada Direktorat Pembinaan Haji.
KBIH adalah lembaga/yayasan sosial Islam yang bergerak di bidang
Bimbingan Manasik Haji terhadap calon jamaah/jamaah haji baik selama
dalam pembekalan di tanah air maupun pada saat pelaksanaan ibadah haji di
Arab Saudi.
KBIH sebagai sebuah lembaga sosial keagamaan, dalam
melaksanakan tugas bimbingan diatur berdasarkan Keputusan Menteri
Agama Nomor 371 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah, yang mereposisi KBIH sebagai badan resmi di luar pemerintah
dalam pembimbingan.
20
Buku Pedoman Pembinaan KBIH, 2006, hlm. 5.
34
Sejak awal munculnya KBIH sekitar tahun 1990 sampai saat ini,
tidak lepas dari berbagai permasalahan, khususnya dalam pembinaan.
Karena selama ini belum memiliki sebuah sistem pembinaan yang baku
untuk dipedomani, sehingga KBIH tumbuh berkembang tanpa pembinaan
yang jelas dari pihak pemerintah, mengakibatkan timbulnya keluhan jama'ah
haji terhadap KBIH yang kurang bertanggung jawab dalam bimbingan haji
di Tanah Air maupun di Arab Saudi.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dan dengan latar belakang
KBIH yang kian hari kian bertambah jumlahnya (lebih kurang 1300 KBIH,
dengan 40 % jama'ah haji masuk dalam bimbingan KBIH), maka
pembinaan terhadap KBIH sudah menjadi satu keharusan yang mendesak.
Sistem pembinaan dimaksud dibakukan dalam sebuah buku pedoman untuk
seluruh praktisi perhajian daerah dan pusat.21
2. Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH)
KBIH ditetapkan oleh Kakanwil untuk masa berlaku 3 tahun.
Penetapan tersebut dapat diperpanjang apabila hasil akreditasi 2 tahun
terakhir nilai kinerja paling rendah C (sedang). Adapun tugas pokok KBIH
meliputi:
a. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan haji tambahan di tanah air
maupun sebagai bimbingan pembekalan.
b. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan lapangan di Arab Saudi.
21
Ibid., hlm. 5.
35
c. Melaksanakan pelayanan konsultasi, informasi dan penyelesaian kasus-
kasus ibadah bagi jamaahnya di tanah air dan di Arab Saudi.
d. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam penguasaan manasik,
keabsahan dan kesempurnaan ibadah bagi jamaah yang dibimbingnya.
e. Memberikan pelayanan yang bersifat pengarahan, penyuluhan, dan
himbauan untuk menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan jinayat
haji (pelanggaran-pelanggaran haji).
Fungsi KBIH dalam pembimbingan meliputi
a. Penyelenggara/Pelaksana bimbingan haji tambahan di tanah air sebagai
bimbingan pembekalan.
b. Penyelenggara/Pelaksana bimbingan lapangan di Arab Saudi.
c. Pelayan, konsultan dan sumber informasi perhajian.
d. Motivator bagi anggota jamaahnya terutama dalam hal-hal penguasaan
ilmu manasik, keabsahan dan kesempurnaan ibadah.22
KBIH dalam melaksanakan tugas bimbingan harus koordinasi :
1. Di tanah Air dengan :
a. Kakandepag sebagai pembina KBIH sekaligus sebagai Kepala Staf
Penyelenggara Haji Kabupaten/Kota. Bentuk koordinasi meliputi:
1). Informasi perhajian
2). Pelaksanaan bimbingan
3). Pengelompokan.
4). Pemberangkatan
22
Ibid., hlm. 6.
36
5). Penyelesaian kasus.
b. Petugas Kesehatan Kecamatan dan Kabupaten/Kota dalam bentuk
koordinasi meliputi :
1). Pemeliharaan kesehatan jamaah.
2). Pelaksanaan bimbingan.
3). Informasi kesehatan haji.
4). Penanganan kasus kesehatan.
c. Ketua PPIH Embarkasi dalam bentuk koordinasi meliputi:
1). Informasi perhajian.
2). Jadual bimbingan.
3). Jadual keberangkatan.
4). Penyelesaian dokumen.
d. Petugas operasional yang menyertai jamaah yang akan terbang dan
berangkat bersama dalam kelompok terbang dengan bentuk koordinasi
meliputi:
1). Rencana keberangkatan.
2). Pembagian paket haji antara lain dokumen, living cost dll.
3). Penempatan, pemantapan di asrama dan selama dalam perjalanan
4). Informasi perhajian
5). Penyelesaian kasus
6). Awak Kabin selama dalam penerbangan.
7). Forum Komunikasi KBIH yang ada di wilayahnya dengan bentuk
koordinasi meliputi:
37
1). Informasi pembinaan/bimbingan.
2). Pelaksanaan bimbingan.
3). Penyelesaian kasus.
4). Kemitraan dan kebersamaan.
2. Di Arab Saudi:
a. Petugas operasional yang menyertai jamaah dengan bentuk
koordinasi;
1). Penempatan dan angkutan.
2). Pelaksanaan ibadah.
3). Informasi perhajian.
4). Penanganan kasus-kasus meliputi kasus ibadah, kesehatan dan
umum.
b. Petugas Bandara di Arab Saudi dalam bentuk Koordinasi :
1). Informasi yang diperlukan.
2). Penyelesaian dokumen.
3). Penyelesaian kasus.
c. PPIH Arab Saudi dalam bentuk koordinasi meliputi:
1). Informasi perhajian
2). Bimbingan Ibadah
3). Penyelesaian dokumen
4). Pelayanan kesehatan.
5). Pelayanan keberangkatan.
6). Penanganan kasus.
38
d. Petugas Maktab/Majmu'ah dalam bentuk koordinasi meliputi:
1). Informasi penempatan dan keberangkatan.
2). Pelayanan.
3). Penanganan kasus-kasus.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)
NAHDLATUL ULAMA’ DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010
A. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama’ di
Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
1. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan KBIH
Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang memiliki ritus dan spirit
yang begitu lengkap. Meliputi segala aspek jasmani dan ruhani secara
utuh. Ia senantiasa dilakukan oleh seorang hamba dengan kemampuan
ijtihadunnafsi wa ikhraju quwwatil qolbi. Kemampuan tersebut harus
sudah terpupuk sejak memantapkan niat hingga kembali ke Tanah Air.
40
Begitu pentingnya kemampuan lahir dalam arti fisik materiil
sehingga menjadikan ibadah itu khusus dalam arti menyusun kesiapan.
Kesiapan dalam hal ini lebih dititikberatkan pada kemampuan berkorban
dengan kesungguhan yang paripurna. Pengorbanan ini meliputi segala apa
yang melekat pada jasad dipasrahkan kepada yang sesungguhnya berhak
dalam kepemilikan. Itu barulah aspek lahir.
Kemampuan bathin dalam arti mental spiritual mempunyai porsi
yang lebih penting dalam menjalankan ibadah ini. Media yang mutlak
diperlukan adalah kesiapan ilmu. Dikatakan lebih penting karena pada
pentargetannya harus ada sebuah proses kenaikan ruhani atau peningkatan
maqom (kedudukan). Maqom tertinggi yang harus dicapai adalah
ma’rifatullah. Tetapi setidaknya bagi kalangan awam cukuplah dengan
adanya sebuah perubahan dalam dirinya ke arah yang lebih positif
(peningkatan ruhani). Aspek inilah yang membedakan kualitas ibadah
seseorang satu sama lain.
Kegagalan dalam beribadah haji kebanyakan terdapat pada
kesalahan merepresentasikan sebuah pemahaman tauhid menjadi titik
tolak memahami dan memperlakukan alam secara etis dan proporsional
berdasarkan hukum Allah. Pemahaman tauhid secara benar dimulai dari
pemahaman tentang kesejatian diri secara simultan. Pemahaman tentang
kesejatian diri haruslah diiringi dengan pemahaman terhadap hukum Allah
yang malah kebanyakan justru dipersempit dengan pemahaman terhadap
hukum syariat. Bukankah ibadah haji juga dilakukan oleh umat terdahulu
41
sebelum Muhammad SAW. Hal ini adalah indikasi adanya kelanggengan
ritus yang mengarah pada pemahaman universalisme Islam dan
merupakan titik awal merepresentasikan konsep rahmatan lil’alamin dan
itmaamu makarimal akhlaqi.
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi
hamba Allah SWT yang beragama Islam dan mampu secara jasmani dan
rohani maupun finansial. Ibadah haji bagi orang Indonesia merupakan
kesempatan yang langka dan mahal karena kouta dan waktunya terbatas.
Sehingga kesempatan beribadah Haji harus dimanfaatkan seefektif dan
seefisien mungkin. Oleh karena itu, jama'ah calon Haji harus memiliki
bekal pengetahuan demi mencapai Haji yang mabrur. Oleh karenanya
bimbingan jamaah haji adalah salah satu alternatif yang wajib ditempuh
untuk mencapai haji yang mabrur. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) NU Kabupaten Tegal sejak tahun 2002 telah mengadakan
bimbingan ibadah Haji dan Umroh di tanah air dan Insya Allah sampai ke
tanah suci dan setelah itu kembali ke tanah air.1
Adapun yang menjadi dasar penyelenggaraan sebagai berikut:
1. Surat Keputusan Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Tegal
No. 062/SK/PCM/DIV/2001.
2. Surat Rekomendasi dari Kantor Departemen Agama Kab. Tegal No.
MK / 7 / 4 - a /Hj.02/3 91/2001.
1 Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006 – 2010, hlm. 36.
42
3. Izin operasional dari Kantor wilayah Departemen Agama Propinsi
Jawa Tengah dengan SK Nomor : KW.l 1.3/I/I-IJ.02/135 3A/2004.
Tujuan Penyelenggaraan:
1. Membantu calon haji untuk mendaftarkan diri pada Instansi terkait.
2. Merealisasikan program kerja PC. NU Kab. Tegal periode 2007-2010.
3. Meningkatkan kualitas pengabdian Muslimat NU kepada agama,
bangsa dan negara.2
2. Pelaksanaan Bimbingan Ibadah Haji
a. Sebelum Pemberangkatan
Dalam rangka melayani jama'ah haji dan untuk meningkatkan
bimbingan ibadah haji, sebelum pemberangkatan maka Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) NU Kabupaten Tegal membuat beberapa
ketentuan sebagai berikut:
1. Bimbingan ibadah haji di KBIH NU diselenggarakan sebanyak 20 x
pertemuan.
2 Ibid.
43
2. Peran serta jamaah dalam mengikuti bimbingan sangat besar, hal ini
bisa dilihat dari kehadiran dan keaktifan setiap kegiatan bimbingan.
3. Peran serta pembimbing, aktif
4. Bimbingan
5. Visi: meraih haji mabrur: mabrur dalam persiapan, dalam pelaksanaan,
dan mabrur pasca ibadah haji.
6. Misi:
Membekali jamaah haji dengan ilmu manasik yang benar, sesuai
dengan tuntunan Rasulullah SAW,. Melayani Jamaah Haji agar dapat
melaksanakan Ibadah dengan sempurna
7. Materi bimbingan:
Aqidah, Tauhid, Fiqih Haji dan Ibadah lainnya seperti : Etika Ibadah
Haji, Sejarah dan Budaya Arab, Bahasa Arab sehari-hari, Filosofi
Ibadah Haji
Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji
Nomor: D/296/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umroh, diketahui bahwa kewajiban KBIH meliputi :
44
1. Memberikan bimbingan kepada calon jamaah haji yang menjadi peserta
KBIH yang bersangkutan;
2. Mentaati dan mematuhi peraturan dan kebijaksanaan penyelenggaraan
ibadah haji yang ditetapkan oleh pemerintah dan mengikuti
kebijaksanaan yang diambil oleh Ketua Kloter;
3. Membuat dan melaksanakan surat perjanjian dengan pesertanya yang
berisi hak dan kewajiban kedua belah pihak;
4. Menonjolkan identitas nasional dan tidak menonjolkan identitas
kelompok;
5. Membantu kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pelayanan kepada
jamaah haji yang dilakukan oleh petugas haji;
6. Menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Departemen Agama
setempat.
Dalam rangka mengimplementasikan kewajiban yang tertuang
pada poin-poin keputusan Dirjen tersebut, maka KBIH NU membuat
program kerja yang lebih konkrit, terdiri dari :
1. Mengurus pendaftaran calon jama’ah haji setelah melengkapi segala
persyaratan administratif.
2. Mengadakan bimbingan dan pembinaan bagi para calon jama’ah
beberapa hari setelah pendaftaran ditutup.
3. Memberikan kesempatan bagi para calon jama’ah untuk mengadakan
konsultasi dengan pembimbing.
45
4. Mengadakan koordinasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
pihak-pihak yang berkaitan dengan pengurusan ibadah haji.
5. Memberikan petunjuk-petunjuk tentang prosedur pemberangkatan dan
pemulangan kepada para jamaah sebagai bentuk ketaatan terhadap
peraturan pemerintah dan Ketua Kloter.
6. Mengurus persiapan-persiapan pemberangkatan, baik persiapan
ketertiban dalam pengorganisasian maupun kesiapan tetang kondisi
fisik jamaah.
7. Mendampingi dan mengkoordinir para jama’ah selama pelaksanaan
ibadah di Tanah Suci.
8. Mengurus persiapan-persiapan pemulangan termasuk memeriksa dan
mendata kelengkapan anggota KBIH NU.
9. Membuat laporan selama bimbingan, pendampingan dan hal-hal lain
yang berkenaan dengan pelaksanaan ibadah haji kepada Kepala
Kandepag Kota Bekasi.
10. Secara umum, mempertegas dan mengimplementasikan hak dan
kewajiban bagi KBIH dan Jamaah yang dibimbing.
b. Pemberangkatan dan Pelaksanaan Ibadah Haji
KBIH NU tidak menyertakan pembimbing sampai ke tanah suci
sehingga dalam pelaksanaan bimbingan sangat ditekankan agar calon haji
benar-benar bisa melaksanakan ibadah haji secara mandiri.
Untuk menjaga kemungkinan terjadi hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan ibadah haji khususnya yang berhubungan dengan
46
masalah hukum baik yang terjadi di Jeddah, Madinah, Makkah Arofah
maupun Mina maka dikondisikan agar jamaah calon haji senantiasa
koordinasi dengan Karu (Kelompok Regu) dan Karom (Kelompok
Rombongan). Karu dan Karom diperankan untuk bisa menyelesaikannya
dan bilamana perlu bisa langsung konsultasi dengan pengurus KBIH
maupun Bapak Rois Syuria PC, NU Kabupaten Tegal atau via telpon.
اوواربا ااووال ن ل ا تو و او ن وا و و اوالرب لرب :اومل ئ ةا)او تو و او ن وا و و اوال رب ااووالت ل و ااو وا(2
Artinya; Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. Al-
Maidah: 2).
Dengan koordinasi yang baik antara jamaah haji dan Karu, Karom,
pelaksanaan ibadah haji 2004 - 2005 berjalan dengan baik.
Adapun evaluasi sebagai berikut:
1. Bentuk Jamarot ada perubahan dari departemen agama belum pernah
menyampaikan informasi hal tersebut.
2. Diharapkan setiap ada bentuk perubahan segala sesuatu agar
diinformasikan kepada KBIH sebelum calon haji berangkat.3
3 Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU.
47
Jamaah Haji KBIH NU Kabupaten Tegal ditetapkan sebagai
rombongan 7 (tujuh) masuk dalam kloter (kelompok terbang) 57 dari
Embarkasi Adi Sumarmo Solo.
1. Pemberangkatan dari Pendopo Kabupaten Tegal di Slawi menuju
Asrama Haji Donohudan Boyolali
2. Selama di Asrama Haji Donohudan Boyolali mengikuti kegiatan antara
lain :
a Bimbingan secara umum sebelum berangkat ke tanah suci
b Menerima pasport, gelang, identitas, living cost
c Pemeriksaan kesehatan, pembagian masker dan buku kesehatan.
d Jadwal pemberangkatan jamaah haji kloter 57 dengan penerbangan
GA.6117
e Kegiatan jamaah haji selama berada di Madinah Al-Munawarah
1) Mengikuti kegiatan Shalat berjamaah di Masjid Nabawi
2) Ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti : Jabal Uhud, Masjid
Quba, Masjid Jum'at, Masjid Qiblatain, Khandaq, Pabrik
Kurma.
3. Pengajian untuk mendalami materi manasik haji setiap usai Shalat Isya.
c. Pemulangan dan Setelah Sampai di Indonesia
Alhamdulillah sebanyak 120 Jamaah Haji KBIH NU Kabupaten Tegal
telah kembali ke Tanah Air dengan selamat. Jamaah disambut oleh Pembina
Yayasan NU beserta Direksi 02 Desember 2010. Pembina memberikan
sambutan kepada para Jamaah Haji, dan menerima laporan dari Ketua
Rombongan KBIH NU mengenali pelaksanaan mulai dari keberangkatan sampai
48
dengan tiba kembali, alhamdulillah semua berjalan lancar dan seluruh Jama’ah
pulang dengan sehat wal'afiat. Setelah acara penyambutan, dan pembacaan doa
selesai, Jam’aah Haji dijemput langsung oleh anggota keluarganya.
Kepulangan jama’ah haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
NU Kabupaten Tegal dengan jumlah 120 orang jamaah tersebut
mempergunakan 3 bus dan 1 Mobil Box Kontainer untuk membawa koper yang
telah dipersiapkan oleh Panitia Pemulangan Haji. Suasana haru disertai isak
tangis dari keluarga pengantar mewarnai kepulangan jamaah yang dipimpin oleh
Ketua rombongan.
Saat penyambutan berlangsung, para penjemput sudah banyak yang
menunggu yang merupakan tempat pemulangan jama’ah haji yang tergabung
dalam KBIH NU Kabupaten Tegal ini. Mereka tampak gembira atas kepulangan
keluarga mereka dari tanah suci. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh
Kloter 30/JKS ini mendarat di Bandara Cengkareng pada hari Kamis (02/12)
pukul 08.35 WIB, terlambat dari 3 jam dari jadwal yang telah ditentukan karena
penerbangan pesawat Saudia Airlines SV 5304 mengalami delay di Bandara
King Abdul Aziz Jeddah. Rombongan kemudian menuju Asrama Debarkasi
Bekasi pada pukul 09.35 WIB untuk kemudian pulang pada pukul 11.35 WIB.
Pimpinan Yayasan NU saat ditemui mengatakan pengurus KBIH sudah
melakukan musyawarah agar suasana penyambutan lebih tertib mengingat
jamaah haji banyak membawa barang-barang berharga. “Mudah-mudahan
seluruh jama’ah haji dapat memperoleh gelar haji mabrur” katanya.
Sedangkan keluarga penjemput mengatakan ia merasa bersyukur
pengelola KBIH dapat membuat penyambutan jamaah haji berjalan dengan tertib
dan khidmat.
49
3. Struktur Kepengurusan
Dalam rangka memperjelas dan memperkuat pengorganisasian,
maka Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (:KBIH) Muslimat NU
Kabupaten Tegal membuat struktur kepengurusan yang di dalamnya
menyangkut kepengurusan jama'ah muslim dan muslimat. Hal ini
disebabkan jama'ah haji tidak hanya kaum pria tetapi juga kaum wanita.
Berdasarkan data penelitian, bahwa jumlah jama'ah haji yang mendapat
bimbingan dari KBIH Muslimat NU Kabupaten Tegal yaitu jam'ah haji
pria dan jama'ah haji wanita dan banyak pula dalam kedudukan sebagai
suami istri (Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006/2007: 36). Atas
50
dasar itu dibuat laporan pelaksanaan bimbingan, untuk jelasnya sebagai
berikut:
Susunan Pengurus
Penasehat : 1. PC. NU Kab. legal
2. HJ. Waenah Sikhah
3. Hj.Cholidah Maksan
(PCMuslimatNU)
Ketua : 1. Hj, Azimatun Ni'mah, BA
2. Hj. Hamidah A. Fadil
Sekretaris : 1. Dra. Hj. Azizah Jazeri
2. Hj.Masqi Azizah
Bendahara : 1. Hj. Masruroh Munaseh
2. Hj. Umaeroh
Humas : 1. Hj.Nuziyati
2. Hj.Umu'ilah
3. Hj. Mutmainah
4. Chafsah
Usaha : 1. Hj Aisah
2. Hj. Lutfiyah
Konsumsi : 1. Hj. Nurkhikmah
2. Hj. Aminah
3. Hj.Masitoh
Perlengkapan : 1. Falihah
51
2. Khasilah
3. Nuraini
Untuk meningkatkan bimbingan manasik haji, maka perlu juga
meletakkan beberapa orang yang menangani masalah kewanitaan,
kesehatan, olah raga, dan praktek. Atas dasar itu, kepengurusannya
sebagai berikut:
Pembimbing Manasik Haji : KH. Hasim Jamhari
KH. Hambali Usman
KH.SalimAbuSuud
KH.Muhdlor
KH.AbduUalil
KH.AliGhufron
Drs. H. Mukhtarudin
Pembimbing Kewanitaan : Nyai Hj. Sairuroh
Hj. Waenah
Hj. AzimatunNi'mah
Dra. Hj. Umi Azizah
Pembimbing Kesehatan : Dr. H. Bahaudin
Bidan Hj. Wasilah
Pembimbing Olah Raga : Drs. H. Was'ari
Hj. Lutfiyah
Pembimbing Praktek : Drs.HM.Yamin
52
Dalam melakukan bimbingan, KBIH Muslimat NU Kabupaten
Tegal telah membuat rincian global sumber dana dan penggunaan dana:
Sumber Dana Besarnya Rp.
Kontribusi peserta/calon haji
100 x Rp, 350.000,-
Rp 35,000.000,-
Hasil Pengelolaan pakaian Rp. 1.700.000,-
Jumlah Rp. 36.700.000
Penggunaan Dana Besarnya Rp.
1 Kesekretariatan Rp. 2.725.000,-
2 Perbaikan alat peraga Rp. 225.000,-
3 Transportasi panitia Rp. 4.250.000,-
4 Insentif Pembimbing Rp. 5.391.000,-
5 Perlengkapan Rp. 850.000,-
6 Konsumsi Rp. 6.800.000,-
7 Identitas Peserta Rp. 6.489.000,-
8 Kontribusi - PC muslimat NU Rp. 2.500.000,-
9 Panitia Pemb-Gedung NU Rp. 2.500.000,-
10 Dokumentasi Rp. 225.000,-
11 Lain-lain Rp., 2.970.000,-
Rp. 35.000.000,-
12 Jumlah Pemasukan Rp. 36.700.000,-
13 Jumlah Pengeluaran Rp. 35.000.000,-
Saldo Rp. 1.700.000,-
53
DAFTAR NAMA PESERTA CALON JAMA'AH HAJI KBIH NU
KAB. TEGAL TAHUN 2007/2010
Klasifikasi Berdasarkan Daerah Asal
No. Nama Alamat No.Porsi
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Sodirin bin Waslan
Nurjanah binti Durjat
Muslikha binti Sholeh
Kaelani bin Muanas
Suwaryo bin Damanur
Sartini binti Bangi
Sakwi binti Kesi
Toimah binti Nur Ikhlash.
Moh. Faizin bin Hasyim
Muhayat bin Watum
Barkah binti Toib
Musnasihan bin Mukhdin
Susneri bin Tosim Raharjo
Mukrodi bin askar
Juwariyah bin Mukhyidin
Kasan bin Sudar
Jaedun bin Wastro
Masitoh binti Taryo
Ali Imron bin Muslikhun
Sholeh Bin Juri
Estu priyatin binti tobroni
Kariri bin Asyikin
Sahuti bin Siyam
Suharti bin Sarngat
Tiningsih bin Muanas
Mudakir bin Sawen
Saimah binti Tarmad
Maelah bin Rumli
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 33117
11000 33121
11000 43970
11000 36563
11000 37250
11000 33083
1100037253
1100055641
1100048734
1100034138
1100034140
11000 3289-5
11000 32893
11000 36255
11000 36260
11000 38660
11000 34353
1100038655
1100039624
1100033834
11000 39628
1100048915
11000 53220
11000 53222
11000 48919
11000 47142
1100047147
11000 29432
54
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Saumroh binti Wastar
Juhariyah binti Busaeri
Rifai binti Rais
Munawar bin Karnawi
Khalimah binti Wahyudi
Riozikin bin Talan
Sri Ningsih bin sirad
Mariyah binti Nursidik
Moh. Rifai bin Ahmad
Aisyah binti Abdul Malik
Matoyah binti Sawad
Hasanah binti Taryad
Ansor bin Harun
Uripah binti Yahya
Kyai Mahfud
Ruslan bin Abbas
Watri bin Kabat
Purwokanti Pamuji
Badri bin Sueb
Rofii bin Abdul Syukur
Sa'diyah binti Subar
Mujahidin bin Ghozi
Mutmainah binti Rokhim
Tomolawi bin Zabidi h.
Muzayanah binti Bahrudin
Masri binti Najib
Tafsir bin Muhammad
Sumirah binti Cokro
Bambang bin Darmo
Suharti binti Sarngad
Aminah binti Badjuri h.
Kurdi bin Dana
Fachruroji bin Said
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Lebaksiu Lor Lebaksiu
Yamansari Lebaksiu
Tuwel Bojong
Yamansari Lebaksiu
Yamansari Lebaksiu
Yamansari Lebaksiu
Tegalkubur Lebaksiu
Tegalkubur Lebaksiu
Tegalkubur Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Mejasem Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Timbangreja Lebaksiu
Timbangreja Lebaksiu
Timbangreja Lebaksiu
Timbangreja Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 33445
11000 39379
1100028683
11000 34054
11000 34058
11000 56076
11000 50080
1100045053
11000 51465
11000 51467
11000 54248
11000 54934
11000 53068
11000 31663
11000 ....,...,
11000 34910
11000 34911
1000 53718
11000 27527
11000 43499
11000 27525
1100047796
11000 50820
11000 52980
11000 53182
1100045782
1100050498
11000 51497
11000 51494
11000150499
11000 53043
1100053334
11000 36969
55
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Urifatul hayati
Mas'ud bin Mugi
Simin bin saadi
Romah binti Somad
Darmini binti Suka
Muanas bin Abdul Jalil.
Mifrohati Sururoh
Soeparno bin Soma
Sholicha binti Abdul Aziz
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Lebakgowah Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
1100036973
1100044628
11000 54849
1100054851
1100054728
11000 54054
11000 54084
11000 56088
11000 54822
Jumlah: 70 orang
No. Nama Alamat No.Porsi
71
72
73
74
75
76
77
78
Thonifah binti Ratam
Mafroah binti Muhni
Sholicha binti Daslim
Syamsudin bin Badri
Muslih bin Muhamad
Daryo bin Thohir
Sri Rahayu binti Sujan
Abd. Haris bin Anwar
Danawarih Balapulang
Danawarih Balapulang
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
11000 44617
11000 45479
11000 41075
11000 41069
11000 55675
11000 54175
11000 54164
11000 34458
Jumlah: 8 orang
No. Nama Alamat No.Porsi.
79
80
81
82
83
84
85
86
Erlina Rinanda Binti
Mahmud binti Jabidi
Miftahudin bin Warmu
Syamsiyah binti Moh. Ali
Sofwan bin Abdul Aziz
Aminatun binti Aminudin
Sutinah binti Daun
Ahmad muhaj bin Chalil
Slawi Kulon
Slawi Wetan
Gumayun Dukuhwaru
Gumayun Dukuhwaru
Gumayun Dukuhwaru
Gumayun Dukuhwaru
Dukuhwaru
Dukuhwaru
11000 43000
11000 39884
11000 48776
11000 48785
11000 34349
11000 34343
11000 42504
11000 39373
56
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
Sumirah binti Kadar
Fachrudin bin Wasari
Barkah binti Wasa
Ridwan bin Said Ambar
Sulastri binti sholeh
Nasuha bin Toyib
Kustiah binti dapan
Waun bin wahib
Marsal bin Marsiono
Sulistia binti Mutolib
Romadlon bin Kapsun
Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Bulakpacing Dukuhwaru
Dukuhwaru
Dukuhwaru
Dukuhwaru
Dukuhwaru
11000 39379
1100041946
11000 41960
1100042966
1100042970
1100043216
1100047487
11000 53496
1100044212
11000 52839
11000 52842
Jumlah: 19 orang
No. Nama Alamat No. Porsi
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
Komariyah binti Sanep
Thorinah binti Slamet
Wusnadi bin Tarjad
Warsini Binti Rasmad
Rosidi bin Kurdi
Rochimah binti Bada
Ripah binti Rasmad
Dumenah binti Wanjat
Suratmo bin bada
Sumarni binti Arsid
Wadiah binti Wasro
Toyibah binti Warso
Nuridin bin Soja
Maswah binti Husian
Muji Purwanto bin Mujiv
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Lor Adiwerna
Tembok Lor Adiwerna
Banjaran Adiwerna
Banjaran Adiwerna
1100028920
11000 28921
1100028017
1100028016
11000 45481
1100029011
11000 29051
11000:29057
11000 28413
11000 52847
11000 55904
11000 38657
11000 38662
1100054004
11000 53994
Jumlah: 15 orang
57
No. Nama Alamat No.Porsi.
113
114
115
116
117
Fatima binti Sipin
Darsini binti Sarwad
Makmur bin Sirad
Umrohati binti Slamet
Fatonah binti Asroh
Penarukan
Penarukan
Penarukan
Penarukan
Penarukan
11000 47491
11000 47487
1100047495
11000 29266
11000 29267
Jumlah: 5 orang
No. Nama Alamat No. Porsi
118
119
120
121
122
123
124
Umi Sa'diyah binti Kholil
Sobari bin Abdulloh
Saniti Janah binti Mangun
Sartimah binti Muslim
Suci binti Tarjad
Januri bin Kasto
Kholifah binti Tarno
Adiwerna
Adiwerna
Adiwerna
Adiwerna
Adiwerna
Pegirikan Talang
Pegirikan Talang
11000 35175
11000 40065
11000 40060
11000 56387
11000 55474
11000 35771
11000 35766
Jumlah: 7 orang
No. Nama Alamat No. Porsi
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
Isofiudin bin Dahlan
Farhatun binti Sahori
Pribadi bin Wabyan
Sri Juwari binti Suwarlan
Ikhsan bin.Tafsir
Tarwi bin Rubah
Jisarno bin Warja
Darti binti Sawal
Lutfi binti Ambar
Sarwi bin Sarman
Mahmudah binti Dawud
Kendal Serut Pangkah
Kendal Serut Pangkah
Kendal Serut Pangkah
Tegal Wangi
Tegal Wangi
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
11000 50916
11000 49121
1100049126
11000 57114
11000 57116
11000 29298
11000 29300
11000 41449
1100041457
11000 41554
11000 34602
58
136
137
M. Tahyudin bin Abdurrozak
Hj. Khotijah binti Toyib
Grobog Wetan Pangkah
Grobog Wetan Pangkah
11000 51230
11000 51233
Jumlah: 13 orang
No. Nama Alamat No. Porsi
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
Qomarudin bin Nasori
Aminah binti Ahmad
Achmad bin Ali h.
Uripah binti Khaerudin
Wahidin bin Darmad
Khasanah binti Tardjan
Dakram bin Tasjan
Marisah binti Najib
Sobri bin Nasori
Uripah binti Siar
Nurofik bin Muad
Ma'rifah binti Misbah
Zaenudin bin Kasan
Moch. Nur bin Somad
Srimulyati binti Susnad
Jamalia binti Nur Ali
Umitri binti Dakup
Ahmad bin Sopan
Rohimi binti Aripin
Siti Maryam binti Soleh
Syaifudin bin Muhaemin
Cerih Jatinegara
Cerih Jatinegara
Cerih Jatinegara
Cerih Jatinegara
Penyalahan Jatinegara
Gantungan Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Jatinegara
Jatinegara
Jatinegara
Jatinegara
Padasari Jatinegara
Kedungwungu Jatinegara
Penyalahan Jatinegara
Argatawang Jatinegara
Argatawang Jatinegara
11000 43481
1100042081
11000 42092
11000 47891
1100040552
11000 31363
1100042101
11000 42117
11000 27458
11000 27459
11000 34924
11000 34931
11000 48968
11000 31110
11000 31113
11000 39774
11000 47376
11000 33063'
11000 52400
11000 43372
11000 43371
Jumlah: 21 orang
No. Nama Alamat No. Porsi.
169 Bustomi bin Sanap Tuwel Bojong 11000 52661
59
170
171
172
173
174
Ma'mur bin Dimyati
Maryam binti Ridwan
Nur bin Fauzib
Qibtiyah binti Ridwan
Nasirudin bin Madrapi
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
11000 40922
111000 40925
11000 34722
11000 3933
11000 39345
Jumlah: 6 orang
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin
No Nama Alamat No. Porsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Nurjanah binti Durjat
Muslikha binti Sholeh
Sartini binti Bangi
Sakwi binti Kesi
Toimah binti Nur Ikhlash.
Barkah binti Toib
Masitoh binti Taryo
Estu priyatin binti tobroni
Saimah binti Tarmad
Saumroh binti Wastar
Juhariyah binti Busaeri
Rifai binti Rais
Khalimah binti Wahyudi
Mariyah binti Nursidik
Aisyah binti Abdul Malik
Matoyah binti Sawad
Hasanah binti Taryad
Uripah binti Yahya
Sa'diyah binti Subar
Mutmainah binti Rokhim
Muzayanah binti Bahrudin
Masri binti Najib
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu Kesuben
Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Yamansari Lebaksiu
Tegalkubur Lebaksiu
Mejasem Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
11000 33121
11000 43970
11000 33083
1100037253
1100055641
1100034140
1100038655
11000 39628
1100047147
11000 33445
11000 39379
1100028683
11000 34058
1100045053
11000 51467
11000 54248
11000 54934
11000 31663
11000 27525
11000 50820
11000 53182
1100045782
60
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
Sumirah binti Cokro
Suharti binti Sarngad
Aminah binti Badjuri h.
Urifatul binti hayati
Romah binti Somad
Darmini binti Suka
Sholicha binti Abdul Aziz
Thonifah binti Ratam
Mafroah binti Muhni
Sholicha binti Daslim
Sri Rahayu binti Sujan
Erlina Binti Eko
Mahmud binti Jabidi
Syamsiyah binti Moh. Ali
Aminatun binti Aminudin
Sutinah binti Daun
Sumirah binti Kadar
Barkah binti Wasa
Sulastri binti sholeh
Kustiah binti dapan
Sulistia binti Mutolib
Komariyah binti Sanep
Thorinah binti Slamet
Warsini Binti Rasmad
Rochimah binti Bada
Ripah binti Rasmad
Dumenah binti Wanjat
Sumarni binti Arsid
Wadiah binti Wasro
Toyibah binti Warso
Maswah binti Husian
Fatima binti Sipin
Darsini binti Sarwad
Timbangreja Lebaksiu
Timbangreja Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Danawarih Balapulang
Danawarih Balapulang
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Slawi Kulon
Slawi Wetan
Gumayun Dukuhwaru
Gumayun Dukuhwaru
Dukuhwaru
Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Bulakpacing Dukuhwaru
Dukuhwaru
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Lor Adiwerna
Banjaran Adiwerna
Penarukan
Penarukan
11000 51497
11000150499
11000 53043
1100036973
1100054851
1100054728
11000 54822
11000 44617
11000 45479
11000 41075
11000 54164
11000 43000
11000 39884
11000 48785
11000 34343
11000 42504
11000 39379
11000 41960
1100042970
1100047487
11000 52839
1100028920
11000 28921
1100028016
1100029011
11000 29051
11000:29057
11000 52847
11000 55904
11000 38657
1100054004
11000 47491
11000 47487
61
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Umrohati binti Slamet
Fatonah binti Asroh
Umi Sa'diyah binti Kholil
Saniti Janah binti Mangun
Sartimah binti Muslim
Suci binti Tarjad
Kholifah binti Tarno
Farhatun binti Sahori
Sri Juwari binti Suwarlan
Darti binti Sawal
Lutfi binti Ambar
Mahmudah binti Dawud
Hj. Khotijah binti Toyib
Aminah binti Ahmad
Uripah binti Khaerudin
Khasanah binti Tardjan
Marisah binti Najib
Uripah binti Siar
Ma'rifah binti Misbah
Srimulyati binti Susnad
Jamalia binti Nur Ali
Umitri binti Dakup
Rohimi binti Aripin
Siti Maryam binti Soleh
Maryam binti Ridwan
Qibtiyah binti Ridwan
Penarukan
Penarukan
Adiwerna
Adiwerna
Adiwerna
Adiwerna
Pegirikan Talang
Kendal Serut Pangkah
Tegal Wangi
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Cerih Jatinegara
Cerih Jatinegara
Gantungan Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Jatinegara
Jatinegara
Padasari Jatinegara
Argatawang Jatinegara
Argatawang Jatinegara
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
11000 29266
11000 29267
11000 35175
11000 40060
11000 56387
11000 55474
11000 35766
11000 49121
11000 57114
11000 41449
1100041457
11000 34602
11000 51233
1100042081
11000 47891
11000 31363
11000 42117
11000 27459
11000 34931
11000 31113
11000 39774
11000 47376
11000 43372
11000 43371
111000 40925
11000 3933
Jumlah: 81 orang
No. Nama Alamat No.Porsi
1
2
3
Sodirin bin Waslan
Kaelani bin Muanas
Suwaryo bin Damanur
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
Kembangan Lebaksiu
11000 33117
11000 36563
11000 37250
62
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Moh. Faizin bin Hasyim
Muhayat bin Watum
Musnasihan bin Mukhdin
Susneri bin Tosim Raharjo
Mukrodi bin askar
Juwariyah bin Mukhyidin
Kasan bin Sudar
Jaedun bin Wastro
Ali Imron bin Muslikhun
Sholeh Bin Juri
Kariri bin Asyikin
Sahuti bin Siyam
Suharti bin Sarngat
Tiningsih bin Muanas
Mudakir bin Sawen
Maelah bin Rumli
Munawar bin Karnawi
Riozikin bin Talan
Sri Ningsih bin sirad
Moh. Rifai bin Ahmad
Ansor bin Harun
Kyai Mahfud bin Isa
Ruslan bin Abbas
Watri bin Kabat
Purwokanti bin Pamuji
Badri bin Sueb
Rofii bin Abdul Syukur
Mujahidin bin Ghozi
Tomolawi bin Zabidi h.
Tafsir bin Muhammad
Bambang bin Darmo
Kurdi bin Dana
Fachruroji bin Said
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Kesuben Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Dukuhlo Lebaksiu
Babakan Lebaksiu
Lebaksiu Lor Lebaksiu
Tuwel Bojong
Yamansari Lebaksiu
Yamansari Lebaksiu
Yamansari Lebaksiu
Tegalkubur Lebaksiu
Tegalkubur Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Tegalandong Lebaksiu
Timbangreja Lebaksiu
Timbangreja Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
1100048734
1100034138
11000 3289-5
11000 32893
11000 36255
11000 36260
11000 38660
11000 34353
1100039624
11000 39628
1100048915
11000 53220
11000 53222
11000 48919
11000 47142
11000 29432
11000 34054
11000 56076
11000 50080
11000 51465
11000 53068
11000 ....,...,
11000 34910
11000 34911
1000 53718
11000 27527
11000 43499
1100047796
11000 52980
1100050498
11000 51494
1100053334
11000 36969
63
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
Mas'ud bin Mugi
Simin bin saadi
Muanas bin Abdul Jalil.
Mifroh bin Sururoh
Soeparno bin Soma
Syamsudin bin Badri
Muslih bin Muhamad
Daryo bin Thohir
Abd. Haris bin Anwar
Miftahudin bin Warmu
Sofwan bin Abdul Aziz
Ahmad muhaj bin Chalil
Fachrudin bin Wasari
Ridwan bin Said Ambar
Nasuha bin Toyib
Waun bin wahib
Marsal bin Marsiono
Romadlon bin Kapsun
Wusnadi bin Tarjad
Rosidi bin Kurdi
Suratmo bin bada
Nuridin bin Soja
Muji Purwanto bin Mujiv
Makmur bin Sirad
Sobari bin Abdulloh
Januri bin Kasto
Isofiudin bin Dahlan
Pribadi bin Wabyan
Ikhsan bin.Tafsir
Tarwi bin Rubah
Jisarno bin Warja
Sarwi bin Sarman
M. Tahyudin bin Rozak
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Slarang Kidul Lebaksiu
Lebakgowah Lebaksiu
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Balapulang Wetan
Gumayun Dukuhwaru
Gumayun Dukuhwaru
Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Sindang Dukuhwaru
Dukuhwaru
Dukuhwaru
Dukuhwaru
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Luwung Adiwerna
Tembok Lor Adiwerna
Banjaran Adiwerna
Penarukan
Adiwerna
Pegirikan Talang
Kendal Serut Pangkah
Kendal Serut Pangkah
Tegal Wangi
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Bogares Kidul Pangkah
Grobog Wetan Pangkah
1100044628
11000 54849
11000 54054
11000 54084
11000 56088
11000 41069
11000 55675
11000 54175
11000 34458
11000 48776
11000 34349
11000 39373
1100041946
1100042966
1100043216
11000 53496
1100044212
11000 52842
1100028017
11000 45481
11000 28413
11000 38662
11000 53994
1100047495
11000 40065
11000 35771
11000 50916
1100049126
11000 57116
11000 29298
11000 29300
11000 41554
11000 51230
64
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Hj. Khotijah binti Toyib
Qomarudin bin Nasori
Achmad bin Ali h.
Wahidin bin Darmad
Dakram bin Tasjan
Sobri bin Nasori
Nurofik bin Muad
Zaenudin bin Kasan
Moch. Nur bin Somad
Ahmad bin Sopan
Rohimi binti Aripin
Bustomi bin Sanap
Ma'mur bin Dimyati
Nur bin Fauzib
Nasirudin bin Madrapi
Grobog Wetan Pangkah
Cerih Jatinegara
Cerih Jatinegara
Penyalahan Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Lebakwangi Jatinegara
Jatinegara
Jatinegara
Kedungwungu Jatinegara
Penyalahan Jatinegara
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
Tuwel Bojong
11000 51233
11000 43481
11000 42092
1100040552
1100042101
11000 27458
11000 34924
11000 48968
11000 31110
11000 33063
11000 52400
11000 52661
11000 40922
11000 34722
11000 39345
Jumlah: 84 orang
Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan
daerah asal: Lebaksiu berjumlah 70 orang; Balapulang berjumlah 8 orang;
Slawi/Dukuhwaru berjumlah 19 orang; Tembok Luwung Adiwerna berjumlah
15 orang; Penarukan berjumlah 5 orang; Adiwerna berjumlah 7 orang; Kendal
Serut Pangkah berjumlah 13 orang; Cerih Jatinegara berjumlah 21 orang; Towel
Bojong berjumlah 6 orang. Jadi keseluruhannya berjumlah 165 orang.
Sedangkan klasifikasi berdasarkan jenis kelamin: perempuan berjumlah 81
orang; dan pria berjumlah 84 orang (165 orang).
Dengan demikian, kesimpulannya bahwa jumlah pria lebih banyak
daripada wanita dengan selisih 3 orang, dan jumlah daerah asal terbanyak yaitu
dari Lebaksiu (70 orang).
65
Tidak ada gading yang retak dan tak ada pula perjalanan hidup yang
mulus. Demikian pula dalam penyelenggaraan haji pada tahun 1425 H / 2005 M
tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan dikarenakan adanya
beberapa kendala dan harapan. Untuk itu dalam rangka memperbaiki kinerja
penyelenggara dalam menangani kegiatan haji yang akan datang, perlu
disampaikan hai-hal sebagai berikut:
a. Hambatan
1. Belum adanya koordinasi dan singkronisasi yang baik antara petugas dengan
Karom, Karu maupun dengan jamaah keseluruhan.
2. Munculnya oknum tertentu yang memanfaatkan kesempatan dalam
pemungutan biaya non BPIH untuk keuntungan pribadi yang akhirnya
berdampak penilaian negatif terhadap Departemen Agama.
3. Munculnya dominasi oknum petugas dalam menetapkan kebijakan
pemanfaatan iuran gotong royong selama di tanah suci tanpa adanya laporan
pertanggungjawaban yang terbuka.
4. Terjadinya keterlambatan pemberangkatan dan pemulangan jamaah karena
faktor ketersediaan angkutan bus yang kurang memadai.
5. Terbentuknya opini publik bahwa jamaah haji menjadi sapi perahan yang
setiap tahun tidak pernah terselesaikan.
B. Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di
Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di
Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 sebagai berikut:
66
1. Di tanah air
a. Membantu pengurusan dan penyelesaian dokumen haji pada kementrian
Agama.
b. Membantu proses pendaftaran dan penyetoran biaya penyelenggaraan
ibadah haji pada Bank
c. Membantu proses pemeriksaan kesehatan ke PUSKESMAS
d. Tempat pelatihan bimbingan representatif dengan fasilitas lengkap.
e. Materi pelatihan bimbingan komprehensif
f. Pemberangkatan dan kepulangan jamaah haji dari dan ke Masjid
dengan ritual ibadah khusus
g. Membantu pengurusan mutasi keberangkatan
h. Membantu pengurusan jamaah di Asrama dan Bandara
i. Frekuensi pelatihan bimbingan selama 9 bulan, BEBERA[A kali
pertemuan (36 kali teori) setiap hari Ahad jam 13.00 – 17.00 wib. (52
kali latihan fisik) setiap hari Rabu dan Sabtu jam. 06.30–10.00 wib
dilengkapi alat peraga.
j. Praktek manasik lapangan terstruktur 2 kali
k. Out bond, latihan wukuf, mabit muzdalifah dan Ar Mina
l. Bimbingan praktek lapangan (gladi bersih 2 kali)
m. Khusu bagi yang ingin melancarkan bacaan Al Qur'an, sholat khusu'
serta ibadah lainnya, telah disediakan pembimbing khusus.
2. Di tanah suci
a. Lebih mengutamakan bimbingan ibadah di tanah suci
67
b. Rasio 1 : 30 yakni seorang pembimbing memandu 30 orang calon haji,
sehingga bimbingan ibadah lebih efektif.
c. Selalu melakukan kontak telepon ke tanah air secara berkala untuk
diinformasikan secara langsung kepada keluarga jamaah haji.
d. Prosesi ibadah seperti Umrah, Haji ( thawaf, sa’i, lempar jamarot dan
tahalul) ziarah dll, dipandu langsung oleh pembimbing yang
berpengalaman.
e. Menyediakan pembimbing khusus bagi jamaah yang tertinggal dalam
pelaksanaan prosesi ibadah (karena ada halangan atau sebab seperti
menstruasi bagi wanita atau lainnya).
f. Di Mekah dan Madinah membantu pengurusan kamar untuk jamaah
g. Pengaturan kamar jamaah haji diatur dengan cara ; wanita dan pria
(suami istri) terpisahkan.
h. Pelaksanaan wukuf di Arafah, khutbah, do’a dan dzikir di pandu
langsung oleh pembimbing utama mulai dari waktu Zhuhur hingga
Maghrib.
i. Pulang dari Mina selalu diusahakan lebih awal ( mengambil nafar
awal )
j. Pembelian dan penyembelihan hewan Dam dan Qurban melibatkan
jamaah dan disaksikan secara langsung.
k. Living cost diberikan langsung utuh kepada jamaah haji
l. Kegiatan selama di tanah suci Mekah dan Madinah terprogram
dengan jadwal yang terpantau ketat missal ;
68
m. Pengajian dan sholat 5 waktu secara berjamaah
n. Program umroh sunnat sebanyak 7 (tujuh) kali
o. Istighasah dan amalan dzikir pada malam wukuf di Arafah
p. Paket ziarah ke tempat bersejarah sebanyak 3 (tiga) kali dengan bus
full AC.
q. Bagi yang mempunyai “ hajat” (kebutuhan secara khusus) disediakan
program thawaf 100 putaran ( thawaf Anbiya).
C. Strategi Pelaksanaan KBIH Nahdlatul Ulama' dalam Memberi Kepuasan
Jam’ah
Strategi pelaksanaan KBIH NU yaitu kegiatan manasik yang
diselenggarakan KBIH NU Kabupaten Tegal meliputi materi ibadah yang
sudah disyari’atkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Namun demikian, KBIH
NU Kabupaten Tegal kemudian menyusun rangkuman materi dari berbagai
Komponen Al Qur’an dan Hadits agar lebih mudah dipahami dan dimengerti
oleh Jama’ah Haji. KBIH NU Kabupaten Tegal juga menerbitkan Buku
Panduan Manasik yang disusun oleh Tim Pembimbing dalam bentuk Buku
dan Video (Multymedia). Materi Bimbingan Manasik Haji meliputi;
1. Pengertian Haji dan Umroh
2. Syarat-syarat Haji dan Umroh
3. Kewajiban Ihrom, Haji dan Umroh
4. Rukun Haji dan Umroh (Ihrom, Wuquf, Thowaf & Sa’I)
5. Larangan ketika Ihrom, Haji dan Umroh
6. Do’a-do’a Faedah Dalam Haji dan Umroh
69
7. Do’a-do’a Haji dan Umroh
8. Simulasi Thawaf, Sa’i dan Jumroh (Praktek Lapangan)
9. Do’a-do’a dan ketentuan di Tanah Suci
10. Pengertian Khusus tentang Dam
11. Sunnah-sunnah dalam haji dan Umroh
12. Kaifiyah mengerjakan Haji dan Umroh
13. Fadlilah Amalan dan Ibadah di Tanah Suci
14. Pengertian tentang Sholat Jama’ dan Qashar
15. Pengertian, Manfa’at Ziarah dan Faedahnya
16. Bekal dasar Kesehatan di Tanah Suci
17. Traveling dan pengenalan Medan
18. Adab bepergian dan kembali dari Tanah Suci
Materi Manasik Haji dikembangkan sesuai dengan kurikulum manasik
yang di laksanakan oleh Departemen Agama dan kemudian dikembangkan
dan dipadu dengan kurikulum manasik Oleh KBIH NU Kabupaten Tegal
sesuai dengan kondisi pelatihan manasik dan dilaksanakan secara berkala
sejak Calon Jama’ah terdaftar (mendapatkan Porsi) dengan metode
Apperseptif, Dialogis dan Simulatif.
Metode Apperseptif diterapkan agar buku panduan itu materinya dapat
dihayati dengan mengamati apa yang dibutuhkan jama’ah berdasarkan hasil
pengamatan sehingga menjadi dasar perbandingan. Metode dialogis
dikembangkan agar pembaca mudah menangkap isinya karena bersifat dialog.
Demikian pula metode simulatif diterapkan dengan harapan agar jama’ah
70
mudah memahaminya yang merupakan metode pelatihan yang memeragakan
sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya
(wawancara dengan pengurus KBIH).
Rekruitmen peserta Bimbingan Manasik Haji dilaksanakan secara
kontinue setiap tahun dengan ketentuan bahwa calon anggota Bimbingan
sudah mendaftarkan diri melalui Departemen Agama dan sudah mendapatkan
SPPH dan Bukti Porsi Haji. Atau Pengurus KBIH NU Kabupaten Tegal
mendampingi Calon Haji mendaftarkan diri ke Departemen Agama, untuk
kemudian mendaftar ke KBIH NU Kabupaten Tegal. Adapun persyaratan
administrasi Registrasi sebagai berikut :
1. Mengisi Formulir Bimbingan
2. Melampirkan Foto Copy SPPH dan Bukti Porsi/BPIH (Setoran Bank) 2
lembar
3. Melampirkan pas Photo 3 x 4 dan 4 x 6 sebanyak 4 lembar
4. Menyerahkan kontribusi Pendaftaran Rp. 100.000,-
Selama kegiatan Bimbingan Manasik dari Tanah Air sampai dengan
di Tanah Suci Jama’ah Haji yang tergabung dalam KBIH NU Kabupaten
Tegal dikenakan Kontribusi sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiyah)
dengan alokasi sebagai berikut;
1. Infaq Penyelenggaraan Bimbingan Manasik dan Pendampingan
2. Infaq Tour dan Traveling di Saudi Arabia
Selama mengikuti Bimbingan, Peserta memperoleh fasilitas berupa
Buku Panduan Do’a dan Manasik Praktis, Kamus keseharian dan Sertifikat
Haji; Konsumsi dan Snack selama pelaksanaan bimbingan; Bimbingan
71
selama enam kali pertemuan dan dua kali praktek manasik serta bimbingan
khusus bagi jama’ah yang menghendaki. Konsultasi gratis seputar masalah-
masalah keagamaan (bisa melalui telp. selama 24 jam). Pembimbing
(pendamping) Rombongan profesional dengan kualifikasi tertentu sesuai
dengan kompetensi materi bimbingan ceramah dan diskusi dengan pengampu
yang mumpuni dalam bidang agama. Layanan informasi bimbingan melalui
kerja sama stasiun Radio di Kabupaten Tegal dan komunikasi cepat melalui
SMS On Line; dan Bimbingan mengenai medan dan tempat ibadah (tour and
traveling) di Tanah Suci.
Sebagai lembaga resmi dan sah di hadapan Hukum, KBIH NU
Kabupaten Tegal secara konsisten dan konsekuen melaporkan setiap sebelum
dan setelah penyelenggaraan Bimbingan Ibadah Haji kepada Kepala Kantor
Departemen Agama Kabupaten Kabupaten Tegal.
Setelah pelaksanaan kegiatan Haji KBIH NU Kabupaten Tegal
menfasilitasi jama’ah haji dalam sebuah wadah perkumpulan yang bernama
“Jam’iyyah Nahdlatul Hujajj” (JANNAH). Jannah mengakomodir berbagai
kegiatan yang diadakan oleh KBIH NU Kabupaten Tegal ataupun kegiatan
yang diselenggarakan secara rutin oleh Alumni. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kelestarian haji Mabrur.
72
BAB IV
ANALISIS SRATEGI PELAKSANAAN KBIH NAHDLATUL ULAMA'
DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH
A. Strategi Pelaksanaan KBIH NU dalam Memberi Kepuasan Jama’ah di
Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
Aktivitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul
Ulama’di Kabupaten Tegal dikatakan berjalan secara efektif dan yang menjadi
tujuan benar-benar dapat dicapai adalah apabila dalam pencapaiannya
dikeluarkan pengorbanan-pengorbanan yang wajar. Atau lebih tepatnya jika
kegiatan KBIH Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Tegal dilaksanakan menurut
dasar-dasar manajemen maka akan menjamin tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan dan akan menumbuhkan sebuah
citra (image) profesionalisme di kalangan masyarakat (khususnya jama'ah
haji) yang membutuhkan jasa KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal.
Itulah sebabnya Ibu Hj, Azimatun Ni'mah, BA menyatakan bahwa kegiatan
KBIH Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Tegal telah meletakkan prinsip-prinsip
manajemen dan perencanaan dibuat secara maksimal dengan cermat dan
seksama. Harapannya tentunya akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
oleh KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal. Tanpa perencanaan yang
73
matang dan tanpa strategi maka KBIH tidak akan bertahan lama mengingat
kritik pedas dan pujian selalu ditujukan pada eksistensi KBIH.1
Demikian pula pernyataan yang sama dikemukakan Ibu Hj. Hamidah
A. Fadil bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki visi dan misi yang jelas,
harapan dan jangka waktu pencapaian ditetapkan secara bersama dan
transfaran. KBIH NU memiliki strategi untuk memuaskan jama’ah haji yaitu
mulai dari bimbingan sebelum Pemberangkatan diberi bekal yang cukup
bukan hanya materi syarat dan rukun haji melainkan juga aspek teknis
menjaga kesehatan tubuh dan keselamatan jiwa menjadi materi yang tidak
terpisahkan dari materi syarat dan rukun haji.2
Dalam kaitannya dengan pemberangkatan dan pelaksanaan ibadah haji,
menurut penuturan Ibu Hj.Nuziyati bahwa pada waktu pemberangkatan, para
pengurus KBIH menerapkan strategi yaitu diusahakan semaksimal mungkin
agar jama’ah memperoleh kenyamaan dengan membekali fasilitas yang cukup
serta sarana dan prasarana untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima.
Pada waktu nanti pelaksanaan ibadah haji, sudah dipastikan bahwa jama’ah
menguasai secara baik tentang bagaimana menjalankan syarat dan rukun haji.3
Untuk pemulangan dan setelah sampai di Indonesia, jama’ah haji
disambut dengan penuh penghormatan hal ini seperti diutarakan Ibu
Hj.Umu'ilah bahwa dengan maksimal mempergunakan 3 bus dan 1 Mobil Box
Kontainer untuk membawa koper yang telah dipersiapkan oleh Panitia
1 Hasil wawancara dengan Ibu Hj, Azimatun Ni'mah, BA (Ketua KBIH NU Kabupaten
Tegal), pada tanggal tanggal 10 Mei 2012 2Ibu Hj. Hamidah A. Fadil, (Ketua KBIH NU Kabupaten Tegal), pada tanggal 11 Mei
2012. 3 Ibu Hj.Nuziyati (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal), pada tanggal 10 Mei 2012.
74
Pemulangan Haji. Suasana haru disertai isak tangis dari keluarga pengantar
mewarnai kepulangan jamaah yang dipimpin oleh Ketua rombongan. Kesan
ini telah menumbuhkan kepuasan bagi jama’ah haji.4
Hasil wawancara di atas diperkuat pula oleh pengakuan sejumlah
informan yaitu beberapa jama’ah haji merasa mendapat kepuasan dengan
strategi yang diterapkan para pengurus dan penanggung jawab KBIH NU
Kabupaten Tegal. Hal ini seperti diungkapkan oleh pengakuan Sodirin bin
Waslan, Nurjanah binti Durjat, Muslikha binti Sholeh, Kaelani bin Muanas,
Suwaryo bin Damanur yang pada intinya mereka merasa puas dari cara
pelayanan dan strategi yang diimplementasikan KBIH NU Kabupaten Tegal.
Mereka menganggap adanya keseriusan KBIH dalam mempersiapkan jama’ah
haji memenuhi panggilan Allah. Keseriusan tersebut ditandai oleh usaha
maksimal dari pengurus KBIH NU mulai dari bimbingan maksimal, sabar dan
telaten sebelum pemberangkatan, pada saat pemberangkatan dan pelaksanaan
ibadah haji serta pada saat pemulangan dan setelah sampai di Indonesia.
Sehingga jama’ah tidak merasa dikecewakan, justru jama’ ah menilai bahwa
apa yang diharapkan jama’ah tercapai serta sesuainya janji KBIH pada awal
pendaftaran dengan kenyataan.5
Memperhatikan keterangan-keterangan tersebut, maka dapat
ditegaskan, strategi KBIH NU Kabupaten Tegal yang didukung dengan
metode yang bagus dan pelaksanaan program yang akurat, menjadikan
4 Ibu Hj.Umu'ilah (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal), pada tanggal 10 Mei 2012.
5 Hasil wawancara dengan Sodirin bin Waslan, Nurjanah binti Durjat, Muslikha binti
Sholeh, Kaelani bin Muanas, Suwaryo bin Damanur (Jama’haji KBIH NU Kabupaten Tegal), pada
tanggal 11, 12, 13 Mei 2012.
75
aktivitas KBIH Nahdlatul Ulama menjadi matang dan berorientasi jelas di
mana cita-cita dan tujuan telah direncanakan. Karena tujuan dan cita-cita yang
jelas dan realistis pasti akan mendorong para pengurus dan pelaksana
mengikuti arah yang telah direncanakan.
Pandangan Islam dalam memandang manajemen berdasarkan teologi
yang ada adalah dasar dari manusia yang memiliki potensi yang positif yaitu
dilukiskan dengan istilah hanif (berpegang teguh pada ajaran Islam). Potensi
semacam ini didasari atas cara pandang seseorang dalam melakukan
pengelolaan serta penilaian terhadap manusia. Sementara itu diketahui bahwa
ilmu manajemen berkembang sepanjang perkembangan dan perjalanan
manusia yang terus berubah. Keterkaitan manajemen dan watak hanif adalah
watak hanif akan menyebabkan manusia cenderung untuk memilih yang baik
dan benar dalam seluruh kehidupannya, sedangkan penilaian terhadap baik
dan buruk akan sangat tergantung terhadap latar belakang kehidupannya. Hal
ini yang kemudian berhubungan langsung dengan kualitas, kuantitas serta
produktivitas dari objek manajemen.
Dalam kaitan ini kegiatan manajemen KBIH NU Kabupaten Tegal
berlangsung pada tataran kegiatan KBIH itu sendiri. Di mana setiap aktivitas
KBIH khususnya dalam skala organisasi atau lembaga untuk mencapai suatu
tujuan dibutuhkan sebuah pengaturan atau manajerial yang baik. Bila
komponen KBIH tersebut diolah dengan penggunaan ilmu manajemen maka
aktivitas KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal KBIH akan berlangsung
secara lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sebab bagaimanapun juga
76
sebuah aktivitas apa pun itu sangat diperlukan sebuah strategi dan pengelolaan
yang tepat bila ingin dapat berjalan secara sempurna. Itulah sebabnya dalam
pencapaian tujuannya, pengelolaan manajemen KBIH Nahdlatul Ulama’ di
Kabupaten Tegal mendasari pada visi dan misi.
Sebagaimana telah diungkapkan dalam bab III skripsi ini, bahwa visi
KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal adalah “Menciptakan haji yang
mabrur" yang berpijak pada tujuan penyelenggaraan yaitu:
1. Membantu calon haji untuk mendaftarkan diri pada Instansi terkait.
2. Merealisasikan program kerja PC. Muslimat NU Kab. Tegal periode 2007-
2010.
3. Meningkatkan kualitas pengabdian Muslimat NU kepada agama, bangsa
dan negara.
Adanya tujuan tersebut menjadi indikasi bahwa KBIH Nahdlatul
Ulama di Kabupaten Tegal menggunakan strategi yang dituangkan dalam
fungsi perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen. Hal itu terbutki
karena strategi pengelolaan manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul
Ulama di Kabupaten Tegal dapat dikatakan sangat mendasari pada program
kerja; baik tujuan, visi dan misi tersebut. Karena itu dapat diketahui bahwa
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan telah menuai keberhasilan sebab
manajemen dijalankan dengan baik.
77
B. Aplikasi Fungsi-Fungsi Manajemen oleh KBIH NU dalam Memberi
Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
Dari data yang terkumpul, pada prinsipnya manajemen yang
diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep
manajemen, hal ini terlihat misalnya bila merujuk pada konsep manajemen
adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan
menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan
kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan KBIH. Secara umum
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang antara lain meliputi: planning
(perencanaan); actuating (penggerakan); organizing (pengorganisasian); dan
controlling (pengawasan). Keempat fungsi manajemen tersebut sesuai dengan
apa yang dikemukan George.R.Terry bahwa:
Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling, performed to determine and accomplish
stated objectives by the use of human beings and other resources.
(manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia serta sumber-sumber lain).6
Demikian pula, fungsi organizing telah diaplikasikan KBIH NU
Kabupaten Tegal sebagaimana terlihat adanya susunan pengurus dengan
dilengkapi pembagian kerja. Pendistribusian tugas dan kewajiban para
pengurus dan pelaksana telah ditata sedemikian rupa sehingga menjadi jelas
tentang tugas dan kewajiban masing-masing dalam memajukan KBIH
6George.R.Terry, Principles of Management, Richard D. Irwin INC. Homewood, Irwin-
Dorsey Limited Georgetown, Ontario L7G 4B3, 1977, hlm. 4.
78
Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal. Fungsi actuating (penggerakan) telah
direalisasikan oleh para pengurus dan pelaksana dalam bentuk pelaksanaan di
lapangan. Hal ini terbukti sebagai berikut:
1. Bimbingan ibadah haji di KBIH Muslimat Nu diselenggarakan sebanyak
20 x pertemuan.
2. Peran serta jamaah dalam mengikuti bimbingan sangat besar, hal ini bisa
dilihat dari kehadiran dan keaktifan setiap kegiatan bimbingan.
3. Peran serta pembimbing, aktif
4. Kloter: 49
5. Maktab ; Aziziyyah 65
6. Sektor
7. Bimbingan :
KBIH Muslimat Nu tidak menyertakan pembimbing sampai ke tanah
suci sehingga dalam pelaksanaan bimbingan sangat ditekankan agar calon haji
benar-benar bisa melaksanakan ibadah haji secara mandiri.
Menyikapi uraian di atas, maka dapat ditegaskan, fungsi perencanaan
merupakan titik awal dari aktivitas manajerial. Karena bagaimanapun
sempurnanya suatu aktivitas manajemen tetap membutuhkan sebuah
perencanaan. Fungsi pengorganisasian mempunyai arti penting bagi, karena
dengan pengorganisasian, maka semua kegiatan akan lebih mudah
pelaksanaannya. Actuating merupakan inti dari pada manajemen yaitu
menggerakkan untuk mencapai hasil. Demikian pula pengawasan merupakan
fungsi yang mengusahakan adanya keserasian antara rencana dan
79
pelaksanaannya. Pengawasan bersifat timbal balik, artinya pengawasan tidak
saja bertujuan untuk menyesuaikan pelaksanaan dengan suatu rencana, akan
tetapi digunakan pula untuk menyesuaikan rencana dengan perkembangan
situasi dan kondisi yang terjadi dari waktu ke waktu.
Berdasarkan keterangan di atas, ternyata fungsi-fungsi manajemen
tersebut telah diterapkan KBIH NU Kabupaten Kendal.
Untuk menjaga kemungkinan terjadi hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan ibadah haji khususnya yang berhubungan dengan masalah hukum
baik yang terjadi di Jeddah, Madinah, Makkah Arofah maupun Mina maka
dikondisikan agar jamaah calon haji senantiasa koordinasi dengan Karu dan
Karom, Karu dan Karom diperankan untuk bisa menyelesaikannya dan
bilamana perlu bisa langsung konsultasi dengan pengurus KBIH maupun
Bapak Rois Syuria PC, NU Kabupaten Tegal atau via telpon.
Dengan koordinasi yang baik antara jamaah haji dan Karu, Karom,
pelaksanaan ibadah haji berjalan dengan baik. Untuk fungsi controlling
diaplikasikan sesuai dengan kesepakatan bersama. Adapun evaluasi sebagai
berikut:
1. Bentuk Jamarot ada perubahan dari departemen agama belum pernah
menyampaikan informasi hal tersebut.
2. Diharapkan setiap ada bentuk perubahan segala sesuatu agar
diinformasikan kepada KBIH sebelum calon haji berangkat (Dokumen
Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006/2007: 36).
80
Ditinjau dari jenis materi bimbingan bahwa KBIH NU menyusun dan
menyelenggarakan a) Praktikum Ibadah Haji; b) Teori Kegiatan Manasik Haji;
c) UU dan Peraturan Pemerintah tentang Haji; d) Akhlaqul Karimah dalam
Haji; e) Pemeliharaan Kesehatan Pra Keberangkatan; f) Pemeliharaan
Kesehatan selama Haji; g) Pola kehidupan di pesawat dan hotel; h) Olah Raga.
Dalam hubungannya dengan praktikum haji bahwa KBIH NU telah
menyusun dengan baik karena manfaatnya dapat dirasakan oleh jama'ah.
Demikian pula bahwa isi teori manasik haji sangat membantu jama'ah dalam
memahami seluk beluk haji sehingga dapat dijadikan panduan dalam rangka
mencapai haji mabrur.
Dalam hubungannya dengan UU dan Peraturan Pemerintah tentang
haji bahwa KBIH NU dalam melakukan aktivitas bimbingan merujuk kepada
aturan tersebut dengan memperhatikan apa yang tersurat dan tersirat dari
peraturan tersebut. Demikian pula penanaman akhlakul karimah menjadi
prioritas utama bagi KBIH NU dalam mewujudkan ja'mah haji yang
berakhlak. Seiring dengan itu pemeliharaan kesehatan selama haji menjadi
bagian penting yang turut diperhatikan oleh KBIH NU agar jama'ah dapat
melaksanakan rukun haji sebagaimana aturan Islam. karena itu, olahraga pun
turut dijadikan bagian dalam membimbing jama'ah haji.
Dalam rangka memenuhi kewajiban lembaga yang telah melaksanakan
suatu kegiatan, KBIH NU Kabupaten Tegal menyatakan bahwa ia merasa
berkewajiban melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan kepada
81
pihak yang .berwenang sebagai pertanggung jawaban atas kepercayaan yang
diberikan kepadanya.
Sebagai bentuk perwujudannya, maka KBIH NU telah membuat
laporan kegiatan yang disusun dengan sistematika sebagai berikut:
a Dasar Hukum
b Maksud dan Tujuan
c Kegiatan Bimbingan
d Pembimbing dan Peserta Bimbingan
e Pendanaan
f Pelaksanaan Ibadah Haji
g Hambatan dan Saran
h Penutup
Dengan sistematika tersebut di atas diharapkan laporan ini dapat
memberikan gambaran yang jelas dan baik kepada pihak yang berwenang dan
pihak-pihak yang membutuhkannya. Dengan laporan kegiatan itu, maka
tampak bahwa KBIH NU sangat memperhatikan peranan strategi dalam
membangun KBIH yang memuaskan jama'ah haji.
Saat ini masyarakat dunia berada dalam era modern yang ditandai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang paling
menonjol di bidang teknologi adalah dengan lahirnya teknologi dan informasi
yang canggih. Karena itu era ini biasa disebut dengan abad globalisasi
informasi. Abad ini juga penuh dengan problema yang kompleks, problema
tersebut menyangkut politik, sosial, ekonomi, budaya, dan kenegaraan. Untuk
82
mengatasi problema tersebut diperlukan ilmu manajemen. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Sondang Siagian bahwa abad ini merupakan abad
manajemen karena segala sesuatunya memerlukan pengelolaan dan
pengetahuan.7
Sementara itu, Barnard sebagaimana dikutip Sondang Siagian
mengemukakan: "Tidak ada suatu hal untuk akal modern seperti sekarang ini
yang lebih penting dari administrasi dan manajemen". Kelangsungan hidup
pemerintah yang beradab akan sangat bergantung pada kemampuan untuk
mengelola dan mengembangkan sesuatu memerlukan administrasi dan
manajemen sebagai alat dalam memecahkan masyarakat modern".8
Alasan-alasan tersebut yang membuat mengapa masyarakat modern
mengkaji dan mengembangkan manajemen yang kemudian
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Ajaran Islam adalah
konsepsi yang sempurna dan komprehensif. Karena ia meliputi segala aspek
kehidupan manusia, betapa pun hanya garis besarnya saja; baik yang bersifat
duniawi maupun ukhrawi.
Islam tidak hanya berurusan dengan masalah spiritual, melainkan juga
mengurus masyarakat dan negara. Barangkali akan sangat jauh berbeda
dengan kenyataan bahwa Islam menyediakan sistem yang komprehensif dan
detail mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.
Pandangan ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Maidah: 3
7 Sondang Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004. Manajemen
Stratejik, Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm. 2. 8 Ibid
83
ال يم ل م م ل م ليت ام ت ل د يم ت ل م م لم ليت م م ل ت ل د ل م د م م د يت ام ت ت اد ل م م د ينا
Artinya: Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepada-mu nikmat-
Ku, dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu.
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini berjalan
teratur sesuai dengan sunnatullah sehingga terlihat betapa indahnya mozaik
kehidupan ini. Manusia sebagai khalifah Allah diberi amanah dan wewenang
untuk mengatur dan memakmurkan bumi ini agar membawa kemaslahatan
bagi semua makhluk. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar segala sesuatu
berjalan menurut kodrat dan sunnatullah. Jika bumi dan seisinya ini tidak
diatur dan dikelola dengan baik, bisa jadi, bumi ini akan hancur sejak dahulu
kala. Itulah sebabnya Allah berulang kali berpesan agar jangan berbuat
kerusakan di muka bumi.
Mengingat pengertian dan lapangan manajemen sangat luas dan tentu
tidak dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri, maka aktivitas KBIH harus
dikelola secara baik dalam sebuah organisasi agar dapat berjalan efektif dan
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sebuah organisasi peranan
manajemen sangat mempengaruhi seluruh proses aktivitas KBIH.
Manajemen syari’ah yang terus dilaksanakan oleh setiap pengurus
KBIH NU di arahkan untuk menegakkan dan mensyi’arkan ajaran Islam di
tengah-tengah kehidupan umat manusia, serta untuk membangun kehidupan
masyarakat yang diridhai Allah SWT. Karena itu penerapan Manajemen
syari’ah yang telah diupayakan KBIH NU di Kabupaten Tegal merupakan
84
usaha pembangunan manusia yang integral, memasyarakatkan umat Islam
dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat.
Atas dasar itu, KBIH NU di Kabupaten Tegal menyadari besarnya
peranan dan kontribusi manajemen. Sebagai suatu usaha atau kegiatan, maka
KBIH NU sangat menyadari bahwa kegiatannya akan berhasil dengan baik
apabila ditunjang oleh strategi dan manajemen yang baik, tenaga-tenaga
pelaksana yang memiliki kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan
bidangnya. Karena itu KBIH NU di Kabupaten Tegal menerapkan strategi
dalam setiap kegiatan yang dilakukan secara jelas dan dimengerti agar tercapai
tujuan yang diharapkan khususnya untuk jama'ah haji, sehingga dalam hal ini
manajemen mempunyai peranan dan kontribusi yang besar terhadap
pelaksanaan kegiatan KBIH.
Apabila manajemen dapat diterapkan dan dikembangkan dengan baik
maka hasil KBIH yang diperoleh akan berhasil dengan baik pula. Peranan
manajemen sebagaimana diungkapkan oleh berbagai ahli bahwa keberhasilan
suatu usaha manajemen bertolok ukur pada hal-hal sebagai berikut :
a. Manajemen sebagai tanggung jawab (responsibility)
b. Manajemen sebagai alat
c. Manajemen sebagai tugas
d. Manajemen sebagai disiplin kerja
e. Manajemen sebagai karya cipta
f. Manajemen sebagai produktifitas
85
Dengan mengacu pada hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa
manajemen mempunyai pengertian yang berbeda-beda, sehingga secara
keseluruhan dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan tidak hanya
pada organisasi saja. Manajemen merupakan sebuah unsur materi penting di
era sekarang, karena di dalamnya mempersoalkan usaha penetapan serta
pencapaian sasaran-sasaran manajemen terhadap hampir semua aktifitas
manusia, begitu pula hingga tingkat tertentu manajemen sangat tepat dalam
pengelolaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Faktor yang fundamental yang tampaknya perlu diperhatikan antara
lain: 1). Perlunya strategi dan manajemen yang matang, 2) Perlunya dukungan
dan kerjasama dari semua pihak/komponen bangsa, 3).Perlunya program
kerja, visi dan misi serta tujuan yang inovatif; 4) Prasarana dan sarana yang
memadai dan menunjang; 5) Perlunya disiplin kerja yang tinggi oleh
manajer/aparat yang kompeten dalam bidangnya.
Dalam prakteknya KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal dapat
menyedot jama'ah haji yang berasal dari kampung yang pemahaman
keagamaannya agak fanatik. Hal ini tentu bisa dipahami karena adanya kesan
bahwa organisasi NU merupakan organisasi yang akomodatif terhadap tradisi
kehidupan di masyarakat seperti tahlilan, qunut pada waktu subuh dan
sebagainya. Seiring dengan itu, maka ini menjadi kelebihan KBIH NU yaitu
tampaknya masyarakat dari kampung akan memilih KBIH NU. Hal inipun
bisa dimengerti karena ada kesan yang terbangun di masyarakat bahwa NU
86
sangat bisa menghargai tradisi dan adat istiadat yang berkembang di
masyarakat.
Mencermati uraian di atas, sebagai pembahasan lebih lanjut dari
pembahasan di atas, sebagai berikut: secara keseluruhan proses bimbingan haji
yang diselenggarakan oleh KBIH NU Kabupaten Tegal sangat baik karena
dalam realisasinya diatur secara birokrasi dan prosedur oleh Departemen
Agama. Hal tersebut memberikan dan mengkondisikan para KBIH untuk
memberikan tampilan layanan yang cenderung sama. Artinya KBIH NU
Kabupaten Tegal hanya diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan suatu
sistem layanan yang secara prosedural telah diatur secara terinci oleh
Departemen Agama.
Keberhasilan KBIH NU menjalankan peranan sebagai pembina sangat
ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola. Hal tersebut ditunjukan
kemampuan KBIH NU untuk bagaimana manajemen penyelenggaraan
manasik haji dengan baik, sehingga, pembinaan manasik haji yang
diselenggarakan berhasil dengan sesuai yang diharapkan. Dampak dari
pengelolaan yang dilakukan secara profesional yaitu terwujudnya suatu
program sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh para calon jamaah haji
dalam mempersiapkan dirinya menunaikan ibadah haji di tanah suci. Lebih
lanjut keberhasilan KBIH NU Kabupaten Tegal ini ditentukan oleh
kemampuannya dalam mengoptimalkan fungsi-fungsi manajemen baik
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, maupun evaluasi telah
dilaksanakan oleh penyelenggara pembinaan manasik haji.
87
Hasil pengkajian peneliti pada sistem kerja KBIH NU Kabupaten
Tegal menunjukkan bahwa tujuan dari pembinaan bimbingan calon haji adalah
untuk memberi pembekalan yang cukup kepada calon jamaah sehingga
mereka siap serta mampu untuk melaksanakan ibadah haji secara mandiri,
serta dapat menggapai haji mabrur. Kemampuan dan kemandirian tersebut
menjadi harapan dari penyelenggara pembinaan bimbingan manasik haji
karena berpandangan bahwa petugas kloter tak mungkin dapat melayani
segala hal kebutuhan jemaah.
Secara keseluruhan dari hasil peninjauan wawancara dan ditunjang
dokumentasi menunjukkan bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki
strategi yang cukup baik dalam memberikan pembinaan kepada calon haji. Hal
tersebut ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menjalankan strateginya
sebagai pembina yaitu: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembinaan. KBIH NU Kabupaten Tegal cenderung merencanakan pembinaan
dengan baik yaitu di antaranya dalam menentukan tujuan, media, materi,
metode, dan evaluasi. Melalui pengoptimalan KBIH dalam menjalankan
peranannya sebagai pengajaran dapat memberikan rangsangan calon haji
untuk mengikuti bimbingan dengan baik pula.
Perencanaan pengajaran yang mencakup penentuan tujuan, dan
penyusunan materi yang dilakukan oleh KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki
kecenderungan dilakukannya setiap satuan pokok bahasan. Sementara KBIH
dalam menentukan media pengajaran, metode bimbingan dan rencana evaluasi
dilakukan cenderung pada setiap akan pengajaran dilakukan. Hal tersebut
88
menunjukkan bahwa KBIH sudah dapat menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya secara baik. Perencanaan pengajaran yang optimal merupakan suatu
tonggak atau titik tolak untuk mewujudkan keberhasilan pengajaran dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan yang tersusun secara optimal
akan bisa membentuk suatu sistem kerja pembinaan yang sistematis dan
akhirnya akan mampu mempengaruhi terhadap kelancaran program
pembinaan.
Pelaksanaan bimbingan haji ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan wawasan tentang kemampuan menjalankan ibadah haji
dengan maksud rnenumbuhkan kemampuan jemaah haji. Sehingga tujuan
bimbingan tersebut harus diketahui terlebih dahulu oleh para peserta
bimbingan, ini dimaksudkan agar para peserta bimbingan memahami dan
mempunyai kesadaran untuk dapat mengimplementasikan hasil bimbingan
tersebut dalam kegiatan hajinya.
KBIH NU Kabupaten Tegal dalam menjalankan program
pengajarannya cenderung dinilai oleh jama’ah sangat optimal. Hal tersebut
ditunjukkan dengan kinerja KBIH NU yang selama ini kepercayaan
masyarakat semakin meningkat. Melalui optimalisiasi layanan yang
ditunjukkan KBIH paling tidak menjadi pendukung terciptanya kepuasan
calon haji dalam mengikuti bimbingan. Lebih lanjut KBIH dalam strategi
meningkatkan minat bimbingan calon haji ditunjukkan dengan berupaya
memotivasinya, meyakinkan manfaat materi yang disampaikan bagi
penyelenggaraan haji, mengkondisikan calon haji untuk berkonsentrasi tinggi,
89
melibatkan/mengaktifkan calon haji dalam bimbingan, menggunakan media
bervariasi, dan-memaksimalkan waktu bimbingan secara optimal. Bimbingan
yang terorganisir secara sistematis akan mampu membentuk suatu iklim kerja
yang lebih kondusif. Hal ini tentunya memberikan suatu keuntungan bagi
peningkatan minat belajar warga belajar.
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan warga belajar dalam
menangkap materi yang disampaikan oteh KBIH. Hal ini berguna bagi
peninjauan KBIH untuk mengukur keberhasilannya dalam menyampaikan
materi kepada warga belajar. Dalam hal ini KBIH NU menyelenggarakan
evaluasi pengajaran cenderung sebulan sekali, kemudian memberitahukan
nilai yang diperolehnya masing-masing, dan memberikan kesempatan kembali
untuk memperbaikinya jika memperoleh nilai yang kurang memuaskan.
Keberhasilan KBIH NU Kabupaten Tegal dalam menyelenggarakan
program bimbingan haji pada saat sekarang dan mesa depan, selain ditentukan
oleh ketepatan atau kesesuaian program-program yang sedang dan yang akan
dikembangkan dengan kebutuhan lingkungan dan kekuatan sumber daya yang
dimilikinya, juga ditentukan pula oleh strategi, dan kesesuaian mutu layanan
program-program itu dengan standar-standar yang dituntut oleh para
Departemen Agama.
Standar-standar (indikator dan kriteria) mutu layanan untuk setiap
program akan beragam pula tergantung pada kepentingan dan keinginannya
masing-masing. Mutu layanan yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
dipandang mewakili beberapa pihak berkepentingan KBIH.
90
Upaya sebuah KBIH untuk menghasilkan keluaran yang bermutu
layanan akan tergantung pada usahanya dalam mengendalikan seluruh
komponen dan proses dalam lapangan fungsionalnya (proses transformasi
masukan mentah menjadi keluaran). Mengerjakan benar sejak awal dan benar
pada tahap selanjutnya (the right first time and every time) merupakan standar
kinerja yang harus dicapai oleh KBIH dalam seluruh komponen dan proses
dalam lapangan fungsionalnya. Mengerjakan secara salah dalam lapangan
fungsional ini, keinginan dan obsesi untuk menghasilkan keluaran yang
bermutu layanan, niscaya tidak akan tercapai atau akan mengalami kegagalan
dan kerugian.
Pokok-pokok temuan hasil penelitian di KBIH NU Kabupaten Tegal
tentang pengendalian mutu layanan dalam beberapa komponen lapangan
fungsional yang penting yakni pengendalian mutu layanan dalam raw input,
materi bimbingan haji, personel, sarana dan prasarana bimbingan, pembinaan
calon haji, keuangan dan output.
Berdasarkan pokok-pokok temuan hasil penelitian tentang
pengendalian mutu layanan dalam materi bimbingan haji secara keseluruhan
masih menunjukkan kelemahan. Pengembangan materi bimbingan haji lokal
yang dapat diarahkan untuk meningkatkan mutu layanan dan relevansi
bimbingan dengan kebutuhan masyarakat dan atau untuk mengembangkan ciri
khas KBIH belum dilakukan dengan baik. Padahal, nama materi dan silabi
sesuai dengan ketentuan yang ada dapat dirancang sendiri. Akan tetapi untuk
mengembangkan materi bimbingan haji lokal secara benar dan tepat
91
diperlukan tenaga ahli, seperti-untuk bidang materi bimbingan haji, ustadz
yang sudah benar-benar ahli dalam disiplin ilmunya, tokoh dari berbagai
kalangan masyarakat; fasilitas; waktu; dana; serta organisasi dan prosedur
yang baku untuk mengembangkan materi bimbingan haji. Faktor-faktor inilah
yang tampaknya menjadi kendala bagi KBIH untuk mengembangkan materi
bimbingan haji lokalnya.
Secara keseluruhan berdasarkan pada pokok-pokok temuan penelitian
tentang pengendalian mutu layanan dalam komponen sarana dan prasarana
bimbingan di atas, maka dalam banyak hal menunjukkan kekuatan, yakni
dalam perencanaan dan pengadaan kelompok peralatan-peralatan, serta
inventarisasi, pemeliharaan dan perbaikan, baik untuk fasilitas fisik maupun
peralatan-peralatan. Sedangkan, untuk perencanaan dan pengadaan sarana
bimbingan kelompok fasilitas fisik pembinaan kecalon hajian belum dilakukan
oleh KBIH dengan baik.
Dalam aspek-aspek yang telah menjadi kekuatan di atas, dapat
diartikan bahwa dalam hal sarana prasarana, dasar yang dibutuhkan bagi
terselenggaranya proses bimbingan telah tersedia dan terpelihara dengan baik.
Ini artinya bahwa tahap awal bagi upaya perbaikan mutu layanan bimbingan di
KBIH sudah didukung oleh tersedianya dan penanganan sarana dan prasarana
bimbingan yang memadai.
Akan tetapi untuk merespon dan mengantisipasi tuntutan masyarakat
pengguna di masa depan, di mana kebutuhan terhadap program dan layanan
bimbingan yang lebih bervariasi, relevan dan bermutu layanan belum
92
didukung sepenuhnya oleh KBIH dalam menangani komponen sarana dan
prasarana bimbingan
Keberhasilan proses bimbingan di KBIH tidak semata-mata ditentukan
oleh baiknya metode mengajar, lengkapnya fasilitas belajar, terampil dan
mahirnya tutor dalam mengajar, melainkan dipengaruhi pula oleh faktor lain,
terutama faktor yang berkaitan dengan perkembangan jemaah haji itu sendiri.
Kegiatan KBIH sudah merupakan keharusan untuk dilaksanakan. Pemerintah
telah mengeluarkan buku pedoman pelaksanaan KBIH. Dengan kata lain,
dewasa ini kegiatan bimbingan dan penyuluhan di KBIH sudah merupakan
keharusan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan bab pertama sampai bab keempat penelitian ini,
maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:
1. Strategi KBIH NU Kabupaten Tegal dalam memberikan kepuasan pada
jama’ah adalah dengan melakukan sebagai berikut: a) memberikan
pelayanan kepada jama’ah mulai dari persiapan sebelum pemberangkatan,
pada saat pemberangkatan, dan pada saat pulang dari haji. Strategi ini
diwujudkan dengan antara lain: menyusun buku panduan manasik haji
dengan metode Apperseptif, Dialogis dan Simulatif; b)
mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen di dalam pelaksanaan
KBIH. Hal itu terbuki karena pengelolaan manajemen yang diterapkan
KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal dapat dikatakan sangat
mendasari pada program kerja; baik tujuan, visi dan misi tersebut; c) Pada
prinsipnya manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di
Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep manajemen. Demikian pula, fungsi
organizing telah diaplikasikan sebagaimana terlihat adanya susunan
pengurus dengan dilengkapi pembagian kerja. Fungsi actuating telah
direalisasikan oleh para pengurus dan pelaksana dalam bentuk pelaksanaan
di lapangan, dan sesudah itu ada evaluasi.
94
Secara keseluruhan dari hasil peninjauan wawancara dan ditunjang
dokumentasi menunjukkan bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki
strategi yang cukup baik dalam memberikan pembinaan kepada calon haji.
Hal tersebut ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menjalankan
strateginya sebagai pembina yaitu: merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembinaan. KBIH NU Kabupaten Tegal cenderung
merencanakan pembinaan dengan baik yaitu di antaranya dalam
menentukan tujuan, media, materi, metode, dan evaluasi. Melalui
pengoptimalan KBIH dalam menjalankan peranannya sebagai pengajaran
dapat memberikan rangsangan calon haji untuk mengikuti bimbingan
dengan baik pula.
2. Dari data yang terkumpul, pada prinsipnya manajemen yang diterapkan
KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep
manajemen. Hal ini terlihat misalnya bila merujuk pada konsep
manajemen adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas,
menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-
kelompok tugas dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian
tujuan KBIH. Secara umum sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang
antara lain meliputi: planning (perencanaan); actuating (penggerakan);
organizing (pengorganisasian); dan controlling (pengawasan).
95
B. Saran-saran
1. Untuk KBIH NU
Hendaknya pada para pelaksana lebih meningkatkan fungsi-fungsi
manajemen, dengan harapan maksud dan tujuan KBIH dapat mencapai
hasil yang diharapkan.
2. Untuk Masyarakat
Hendaknya masyarakat memberikan dukungan terhadap
keberadaan KBIH. Dukungan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai
cara sesuai dengan kemampuan masing-masing
3. Untuk Lembaga Perguruan Tinggi
Penelitian terhadap perkembangan Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji, hendaknya diberi kesempatan pada peneliti lain agar hasilnya lebih
komprehensif dan bisa dijadikan studi banding.
5.3. Penutup
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas
rahmat dan ridhanya pula tulisan ini dapat diangkat dalam bentuk skripsi.
Peneliti menyadari bahwa di sana-sini terdapat kesalahan dan kekurangan
baik dalam paparan maupun metodologinya. Karenanya dengan sangat
menyadari, tiada gading yang tak retak, maka kritik dan saran membangun
dari pembaca menjadi harapan peneliti. Semoga Allah SWT meridhainya.
Wallahu a'lam.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Lewis Mulford, dkk, Websters World University Dictionary, Washington:
D.C. Publisher Company, Inc, 1965.
Arifin, M., Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Arikunto, Suharsimi, 2008, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atmosudirjo, Prayudi, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi (bagian I). Jakarta:
Ghalia Indonesia
Buku Pedoman Pembinaan KBIH, 2006.
Daradjat, Zakiah, et .al. Ilmu Fiqh. Jilid 1, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
Darimi, Al-Imam Abu Muhammad Abdullah ibn Abdir-Rahman ibn Fadl ibn
Bahran ibn Abdis Samad at-Tamimi, hadis No. 1768 dalam CD program
Mausu'ah Hadis al-Syarif, 1991-1997, VCR II, Global Islamic Software
Company).
Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993.
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Dimasyqi, Abdurrahman, Fiqh Empat Mazhab, Bandung: Hasyimi Press, 2004.
Dimasyqi, Abdurrahman. Fiqh Empat Mazhab, Bandung: Hasyimi Press, 2004.
Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006 – 2010.
Gie, The Liang, Kamus Administrasi. Jakarta, Gunung Agung, 1972.
Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani, 2000.
Handoko, T. Hani, Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2003.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:
PT Gunung Agung, 1989.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen.
Jamal, Ibrahim Muhammad. Fiqhul Mar’ah al-Muslimah. terj. Anshari Umar
Sitanggal, tth, Fiqih Wanita, Semarang: CV. Asy Sifa’, 1980.
Jazairi, Abu Bakar Jabir. Minhaj al-Muslim. Kairo: Maktabah Dar al-Turast,
2004.
Jaziri, Abdurrrahman, Kitab al-Fiqh ‘alâ al-Madzahib al-Arba’ah, juz 1, Beirut:
Dar al-Fikr, 1972.
Manullang, M., Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Balai Aksara, 1963.
Moekiyat, Kamus Management. Bandung: Alumni, 1980.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997.
Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rakesarasin, 1996.
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.
Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997.
Nidjam, Achmad dan Alatief Hanan. Manajemen Haji. Jakarta: Nizam Press,
2004.
Nitisemito, Alex.S., Management Suatu Dasar dan Pengantar. Jakarta: Sarana
Press, 1978.
Panglaykim dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1981.
Poerwodarminto W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
1989.
R.Terry, George, Principles of Management. Richard D. Irwin, INC. Homewood,
Irwin-Dorsey Limited Georgetown, Ontario L7G 4B3, 1977.
---------, Asas-Asas Manajemen. Terj. Winardi, Bandung: Alumni, 1986.
---------, Prinsip-prinsip Manajemen. Terj. J. Smith, Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
.
Rahman, Arifin Abdul, Kerangka Pokok-Pokok Management Umum. Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1976.
Razak, Nasruddin. Dienul Islam. Bandung: PT. al-Ma’arif, 1986.
Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah. Juz 1, Kairo: Maktabah Dâr al-Turast, 1970.
Shihab, M. Quraish, Membumikan al-Qur'an. Bandung: PT. Mizan Pustaka
Anggota IKAPI, 1994.
Siagian, Harbangan, Manajemen Suatu Pengantar. Semarang: Satya Wacana,
1993.
Siagaan, Sondang P., Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi aksara, 2008.
---------, Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung, 1984.
---------, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Gunung
Agung, 1986.
---------, Peranan Staf Dalam Managemen, Jakarta: Gunung Agung, 1986.
Soekarno, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Miswar, 1986.
Stoner, James A.F., Manajemen, Jilid 1, Alih Bahasa, Alfonsus Sirait, Jakarta:
Erlangga, 1992.
Suriasumantri, Jujun S. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1987.
The Liang Gie, 1982. Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: PT Gunung Agung
Umar, Husein, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia,
2005.
---------, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Gramedia Utama, 2003.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan
konsumen).
Wawancara dengan Ibu Hj, Azimatun Ni'mah, BA (Ketua KBIH NU Kabupaten
Tegal)
Wawancara dengan Ibu Hj. Hamidah A. Fadil, (Ketua KBIH NU Kabupaten
Tegal).
Wawancara dengan Ibu Hj.Nuziyati (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal).
Wawancara dengan Ibu Hj.Umu'ilah (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal).
Wawancara dengan Sodirin bin Waslan, Nurjanah binti Durjat, Muslikha binti
Sholeh, Kaelani bin Muanas, Suwaryo bin Damanur (Jama’haji KBIH NU
Kabupaten Tegal).
Winardi, Kamus Ekonomi (Inggris – Indonesia), Bandung: Alumni, 1984.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Umi Kholisotun
Tempat dan tanggal lahir : Demak, 13 Mei 1987
Alamat : Mranggen RT 5 RW 1 Demak
Pendidikan:
Tahun tamat Lembaga Pendidikan
1999 SD N Tegalarung Mranggen Demak
2002 MTs As’Ariyah Tegalarum Demak
2005 MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak
Angkatan 2005 Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang
Umi Kholisotun
BIODATA DIRI DAN ORANG TUA
Nama : Umi Kholisotun
NIM : 052411185
Alamat : Mranggen RT 5 RW 1 Demak
Nama orang tua : Bapak Ali Hasib dan Ibu Darminah
Alamat : Mranggen RT 5 RW 1 Demak