strategi media visit pt pln (persero) dalam membina
TRANSCRIPT
i
STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM
MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN PERS
(studi kasus pada PT PLN (Persero) Distribusi Banten)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Humas
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
RobiyaniYuliaUtami
6662130480
KONSENTRASI HUMAS
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
ii
ABSTRAK
Robiyani Yulia Utami. NIM 6662130480. Skripsi. Strategi Media Visit PT PLN
(Persero) dalam Membina Hubungan Baik dengan Pers (Studi Kasus pada PT
PLN (Persero) Distribusi Banten). Dr. Rahmi Winangsih, M.Si; Ail Muldi,
S.Sos, M.I.Kom.
PT Perusahaan Listrik Negara merupakan salah satu perusahaan BUMN berada di
Indonesia yang bergerak dibidang ketenagalistrikan, dan bergerak dalam sektor
pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik di Indonesia. Banyaknya
pelanggan PLN yang tersebar di seluruh Indonesia maka menimbulkan beberapa
masalah untuk PLN berkaitan dengan pelayanan, pemadaman, dan biaya listrik.
Untuk mengatasi persoalan tersebut PLN membuka layanan call center 123, i-sms,
dan melalui aplikasi mobile PLN yang bisa diunduh oleh masyarakat, selain itu peran
PR juga dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan melalui kerjasama dengan media
massa dalam membantu memberikan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat.
Media massa merupakan mitra perusahaan yang memiliki peran penting dan harus
dibina hubungannya melalui kegiatan media relations salah satunya media visit.
Media visit adalah kunjungan perusahaan kekantor media dalam upaya untuk
membina hubungan baik antara perusahaan dan pihak pers. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam skripsi ini
adalah teori stakeholders dan Image restorations. Hasil dari penelitian ini adalah
humas PT PLN (Persero) telah melaksanakan kegiatan media visit dengan baik dan
sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk membina hubungan baik agar hubungan
yan telah dijalin tetap harmonis dengan rekan pers dan juga untuk mencapai tujuan
perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam rangka perbaikan citra
perusahaan.
Kata Kunci : PT PLN (Persero) Distribusi Banten, Media Visit, Hubungan Baik, Pers.
iii
ABSTRACT
Robiyani Yulia Utami. ID No. 6662130480. Thesis. The Media Visit Strategy of
PT PLN (Persero) in an Effort to Foster Good Relations with The Press (Case
Study in PT PLN (Persero) Banten Distribution). Dr. Rahmi Winangsih, M.Si.;
Ail Muldi, S.Sos, M.I.Kom.
PT Perusahaan Listrik Negara (State Electricity Company) is one of Indonesia’s
state owned enterprises that is engaged in the sector of power generation, electricity
transmission and distribution across Indonesia. The large number of PLN customers
all over Indonesia poses various issues regarding services, blackouts, and electricity
cost. In an effort to overcome these problems, PT PLN (Persero) opens services such
as call center 123, i-SMS, and downloadable PLN mobile application. Furthermore,
public relationsare also needed in solving the problems through cooperation with
mass media to help provide socialization and education for the society. Mass media is
a partner for the company that plays significant roles and relations with them must be
well fostered through media relations activities such as media visit. Media visit is a
visitation from the company to the media office in an effort to maintain good relations
with the press. The method employed in this research is qualitative method. Data
were collected through interviews, observations, and documentations. The theories
applied in this research arestakeholder theory and image restoration theory. The
results show that the public relations of PT PLN (Persero) Banten Distribution has
performed media visit well, in accordance with the company’s goal to maintain good
and harmonious relations with the press and also in order to improve the company’s
image.
Keywords: PT PLN (Persero) Banten Distribution, Media Visit, Good Relations,
Press.
iv
v
vi
vii
Hiduplah seolah engkau mati besok. Belajarlah seolah engkau hidup selamannya
–Mahatma Gandhi
Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil
sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna
-Nabi Muhammad S.A.W
Skripsiku ini aku persembahkan teruntuk orang yang selalu tulus mendoakan,
mendukung, serta rela berkorban demiku tanpa kenal rasa lelah, agar aku kelak
menjadi orang yang sukses dan bermanfaat untuk sekitar yaitu mama dan papa
terimakasih atas segala yang kalian berikan untukku selama ini.
viii
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRobbil’Alamiiin, segala puji dan syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT atas rahmat, dan kuasa-Nya yang selalu menyertai saya dalam
menyelesaikan tugas akhir dari pendidikan S1 berupa skripsi dengan judul Strategi
Media Visit PT PLN (Persero) (studi kasus PT PLN (Persero) ) Distribusi Banten.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya akan dengan senang hati menerima semua kritik dan saran dari para
akademisi atau yang membaca skripsi ini.Tentunya tanpa bantuansekaligus dukungan
dari siapapun, skripsi akan sangat sulit diselesaikan. Maka dari itu, saya ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada :
1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP. selaku dosen pembimbing akademik saya,
yang selalu memberi nasehat bermanfaat sejak awal hingga akhir
perkuliahan.
ix
5. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Pembimbing I skripsi, yang
dengan sabar memberi masukan, arahan, bimbingan, bahkan motivasi
sejak awal hingga akhir proses bimbingan skripsi.
6. Bapak Ail Muldi, S.Sos, M.I.Kom selaku Pembimbing II skripsi, yang
selalu bersedia berbagi ide, memberi masukan, dan bimbingan yang
memotivasi saya ntuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, berbagi
pengalaman, serta canda tawa dalam kelas dari awal hingga akhir
perkuliahan. Pak Burhan, Pak Roni, Ibu Andin, dan lain-lain.
8. Seluruh staf jurusan Ilmu Komunikasi, yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan administratif selama berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
9. Kepada kedua Orangtuaku yang selalu tulus mendoakan dan sabar
menunggu ku untuk bisa menyelesaikan dan lulus dengan tepat pada
waktunya.
10. Teruntuk adikku tersayang Fikri Rosihan Zulkarnain yang cuek seperti
tidak peduli, tetapi aku yakin di balik ketidak pedulianmu tersimpan doa
yang tulus untukku agar aku segera menyelesaikan skripsi ini.
11. My team kecimpring squad, Lilian Dwinanda, S.Ikom, Gea Puspa Galih,
S.Ikom, Tjitra, Ajeng, Tessa, dan Nabila. Wanita-wanita yang penuh
canda dan tawa yang selalu saja membullyku, genk yang selalu banyak
x
wacana tetapi tidak pernah terealisasi. Terimakasih untuk selalu
mendukungku dan menjadi sahabat yang luar biasa yang ada dikala suka
maupun duka. Aku bakal rindu dengan kalian semua.
12. Bapak Manto, Mba Devi, dan Bapak Demi yang telah bersedia membantu
saya dalam mengumpulkan data penelitian serta mengarahkan dalam
melakukan penelitian. Seluruh jajaran pegawai PT PLN (Persero)
Distribusi Banten yang bisa menerima kehadiran saya dengan hangat dan
ramah.
13. Mas Ferry, Ibu Henny, dan Mas Sam dari pihak pers yang juga telah
membantu peneliti untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai
bahan penelitian.
14. Teman silatku Regita Putri Cahyani dan Monica Prissliya yang selalu
berjuang sama-sama mewujudkan cita-cita untuk menjadi orang semula
belum menjadi apa-apa sampai saatnya nanti kita bakal jadi orang yang
sukses.From nothing to something.
15. Teman-teman humas 2013, Richa, Lia, Nimas, Agnes, Resti, Adam, dan
masih banyak yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Semangat selalu untuk kalian.
16. Teman-teman Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi angkatan 2013 yang
telah bersama-sama menuntut ilmu dengan segala keluh kesahnya.
Semoga kita semua bisa jadi orang yang bermanfaat setelah ini.
xi
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan dukungan dan menyelesaikan penelitian ini.
Semoga karya kecil ini dapat menjadi langkah yang positif di kemudian hari, dan bisa
bermanfaat bagi semua pihak.
Serang, 29 September 2017
Robiyani Yulia Utami
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 9
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................ 9
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................ 11
1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 11
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Media Relations ........................................................................ 12
2.2 Praktik Media Relations ......................................................................... 17
2.3 Public Relations dalam Media Relations ................................................ 21
2.3.1 Macam Media Yang di gunakan Kegiatan PR .............................. 22
2.3.2 Prinsip Umum Hubungan Pers ...................................................... 22
2.3.3 Aktivitas PR dalam Media Relations ........................................... 26
2.4 Definisi Public Relations ..................................................................... 28
2.4.1 Fungsi Public Relations ............................................................... 31
2.4.2 Peran Public Relations .................................................................. 32
2.4.3 Tujuan Public Relations ............................................................... 34
2.5 Pedoman Pelaksanaan Komunikasi PT PLN (Persero) .......................... 35
2.6 Aktivitas Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten ........... 37
2.7 Teori Berkaitan dengan Media Relations .............................................. 40
2.7.1 Teori Stakeholders ..................................................................... 40
2.7.2 Teori Image Restorations .......................................................... 44
2.8 Kerangka Berfikir .................................................................................. 47
2.9 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 48
2.9.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ................................. 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .................................................................................. 59
3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................... 60
xiv
3.2.1 Jenis Data ...................................................................................... 60
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 61
3.3 Informan ................................................................................................. 63
3.4 Analisis Data .......................................................................................... 65
3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Data ........................................................... 66
3.6 Lokasi Waktu dan Penelitian .................................................................. 66
3.7 Jadwal Penelitian .................................................................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Perusahaan ................................................................................... 68
4.2 Sejarah Perusahaan ................................................................................. 69
4.2.1 Visi, Misi, Tata Nilai PT PLN (Persero) Distribusi Banten ......... 71
4.2.2 Aktivitas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten ................. 73
4.2.3 Fungsi dan Tugas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten ... 74
4.2.4 Kegiatan Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten ................. 75
4.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten
....................................................................................................... 76
4.2.6 Logo Perusahaan ........................................................................... 78
4.3 Deskripsi Penelitian ................................................................................ 80
4.4 Deskripsi Data ........................................................................................ 84
4.5 Hasil Penelitian ....................................................................................... 88
4.5.1 Gambaran Umum Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi
Banten ........................................................................................... 88
xv
4.5.2 Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten ........... 110
4.5.3 Program Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten
....................................................................................................... 111
4.5.4 Faktor Pendukung Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten
...................................................................................................... 114
4.5.5 Kendala dalam Menjalankan Media Visit PT PLN (Persero)
Distribusi Banten .......................................................................... 115
4.5.6 Solusi dari Kendala Media Visit ................................................... 116
4.6 Pendapat Media Massa Tentang Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi
Banten .................................................................................................... 120
4.7 Pembahasan ........................................................................................... 128
4.7.1 Implementasi Teori Stakeholders dan Image Restorations pada
Penelitian ...................................................................................... 128
4.7.2 Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten ................ 130
4.7.3 Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten ........................ 133
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 139
5.2 Saran ...................................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 142
LAMPIRAN .......................................................................................................... 145
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 173
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Informan ........................................................................................ 64
Tabel 3.2 Jadwa Penelitian ...................................................................................... 67
Tabel 4.1 Jadwal Wawancara Informan PT PLN (Persero) Distribusi Banten ....... 86
Tabel 4.2 Jadwal Wawancara Media Massa .......................................................... 87
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arus Komunikasi dalam Media Relations .......................................... 15
Gambar 2.2 Tahapan-Tahapan PR .......................................................................... 19
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .............................................................................. 77
Gambar 4.2 Skema Tahapan Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten .... 135
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ........................................................................................................ 145
LAMPIRAN 2 ........................................................................................................ 163
LAMPIRAN 3 ........................................................................................................ 166
LAMPIRAN 4 ........................................................................................................ 172
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT Perusahaan Listrik Negara atau yang biasa disebut PLN yang merupakan
salah satu perusahaan BUMN berada di Indonesia yang bergerak dibidang
ketenagalistrikan, dan bergerak dalam sektor pembangkitan, transmisi, dan distribusi
tenaga listrik ke seluruh wilayah Indonesia. PT PLN (Persero) memilki beberapa unit
yang dibagi kedalam beberapa wilayah yang mengurusi pembangkitan, penyaluran,
dan pengaturan beban, dan distribusi kepada pelanggan. PLN didirikan untuk
memberikan pelayanan berupa jasa pemasangan listrik kepada seluruh masyarakat
Indonesia.
Banyaknya pelanggan PLN yang tersebar diseluruh Indonesia maka
menimbulkan beberapa masalah untuk PLN, tidak jarang PLN mendapat kritikan dan
keluhan yang datangnya dari konsumen berkaitan dengan pelayanan yang kurang
baik, pemadaman listrik bergilir, dan biaya listrik yang mahal. Tercatat banyaknya
total pengaduan yang diterima oleh YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) ,
sebanyak 58 kasus atau 5,63% persen diantaranya adalah pengaduan mengenai jasa
kelistrikan. Keluhan ini umumnya mengenai pemasangan baru, pemadaman, akurasi
pencatatan meter, dan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) (sumber :
ylki.or.id).
2
Banyaknya keluhan yang datang untuk PLN, maka PLN berusaha untuk
menanggapi dengan membuka layanan pengaduan masyarakat melalui website,
layanan call center 123, i-sms, dan melalui aplikasi PLN Mobile yang bisa unduh
oleh masyarakat. Cara tersebut dilakukan oleh PLN agar memudahkan masyarakat
menyampaikan keluhannya kepada PLN secara langsung, dengan adanya layanan
pengaduan maka segala keluhan bisa tertampung dan meminimalisir untuk terjadinya
masalah baru yang akan muncul. Tak jarang PLN juga berkerjasama dengan beberapa
media cetak maupun elektronik untuk membantu memberikan pemahaman kepada
masyarakat.
Selain dari cara yang telah disebutkan diatas, maka peran seorang PR pun
sangat dibutuhkan dalam membantu memecahkan permasalahan yang ada didalam
perusahaan yang diwakilinya. Public relations atau humas menurut Frank Jefkins
adalah semua bentuk komunikasi terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara
satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Yang dimaksud tujuan-tujuan
yang spesifik tersebut meliputi penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang
memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya megubah sikap yang negatif menjadi
positif (Jefkins & Yadin,2004:10).
Seperti yang telah dikemukakan oleh Frank Jefkins bahwasanya PR adalah
seseorang yang mampu mengubah sikap yang mulanya negatif menjadi positif,
diharapkan dari pemahaman tersebut seorang PR ketika perusahaan yang diwakilinya
3
mendapatkan permasalahan PR bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat
luas sehingga permasalahan yang telah ada tidak menjadi melebar dan cepat teratasi.
PT PLN (Persero) memiliki 7 unit distribusi salah satunya yaitu Unit PLN
Distribusi Banten yang dibentuk untuk pengelolaan kelistrikan khususnya di propinsi
Banten, yang memiliki luas daerah 8.651 km2, Jumlah Area Pelayanan sebanyak 7
Area + 1 APD yaitu Area Banten Utara, Area Banten Selatan, Area Cikokol, Area
Cikupa, Area Serpong, Area Teluk Naga, dan Area Pengatur Distribusi Banten.
Dalam setiap area memiliki 1 perwakilan humas untuk membantu pekerjaan humas
pusat yaitu PT PLN (Persero) Distribusi Banten, dan memiliki total pelanggan
sebanyak 2.725.213 (Company Profile PT PLN Persero Distribusi Banten).
Banyaknya total pelanggan yang dimiliki PT PLN (Persero) Distribusi Banten
juga mengakibatkan banyaknya permasalahan yang muncul. Masalah yang dialami
PT PLN (Persero) Distribusi Banten hampir serupa dengan yang dialami PT PLN
(Persero) Distribusi lainnya, yaitu masalah berkaitan dengan jasa pelayanan yang
kurang memuaskan dan masalah-masalah seperti yang telah disebutkan diatas.
Dengan munculnya beberapa masalah akan menjadikan suatu krisis bagi perusahaan
dan berpengaruh kepada citra perusahaan tersebut. Disinilah peran humas mulai
diperlukan, seorang humas harus mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada
agar citra perusahaan tetap bisa terjaga dimata masyarakat. Seorang humas dituntut
tidak hanya pandai untuk berbicara saja akan tetapi harus bisa menjadi pemecah
masalah dalam suatu organisasi yang diwakilinya.
4
Seperti yang dikatakan oleh Dozier and Broom (dalam Rosady Ruslan, 2006 :
20) yaitu peran praktisi PR dibagi menjadi dua, yakni peranan manajerial
(communication manager role) dan peranan teknis (communication technician role).
Peran manajerial dapat diuraikan menjadi tiga bagian, yakni expert preciber
facilitator, problem solving facilitator, process facilitator dan communication
facilitator.
Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten sendiri letaknya satu tingkat
dibawah manajer bisa disebut kedalam satuan korporat komunikasi sebagai pengelola
fungsi komunikasi dalam perusahaan. Humas bertindak sebagai jembatan bagi
perusahaan dengan masyarakat. Untuk bentuk penyelesaiaan masalah yang terjadi
didalam perusahaan mengenai keluhan pelayanan dan lain-lain yang telah disebutkan
diatas, humas bertindak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Selain dengan cara membuka layanan call center 123 seperti pada PLN
lainnya, humas PLN Distribusi Banten sendiri memiliki cara lain salah satu
bentuknya yaitu humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten bekerjasama dengan
LSM dan tokoh masyarakat untuk membantu mensosialisasikan tentang program-
program atau memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai PLN.
Humas PLN Distribusi Banten menjadikan LSM dan Tokoh masyarakat sebagai
mitra perusahaan yang mempunyai peranan yang cukup penting untuk membantu
pekerjaan humas. Cara lain yang ditempuh oleh humas juga dengan bekerjasama
dengan beberapa media, seperti media cetak (Koran, majalah), dan media elektronik
(televisi dan radio). Terdapat 6 media cetak yang tercatat bekerjasama dengan PT
5
PLN (Persero) Distribusi Banten diantaranya: Koran Kompas, New Satelit, Banten
Raya Pos, Indopos, Grup Radar, dan Koran Bisnis.
Tujuan menjalin kerjasama dengan media selain untuk sarana publikasi juga
untuk mengedukasi masyarakat mengenai PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Edukasi yang dimaksudkan yaitu merubah pandangan negatif yang tertanam dibenak
masyarakat tentang PLN distribusi Banten. Masyarakat tidak hanya mendapatkan
pemberitaan negatif selalu dari media akan tetapi ada suatu sisi positif juga yang
dimiliki PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang harus masyarakat ketahui. Berita
yang dihasilkan ketika telah menjalin hubungan dengan media akhirnya berimbang
tidak selalu menyudutkan pihak PLN, tidak jarang juga ketika wartawan ingin
menaikkan suatu berita tentang PLN mereka terkadang memberi konfirmasi terlebih
dahulu mengenai pemberitaan tersebut, yang akhirnya meminimalisir pemberitaan
negatif tentang PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Hal itu merupakan dampak dari
hasil kerjasama yang baik dari pihak PT PLN (Persero) Distribusi Banten dengan
media massa yang ada.
Melalui kerjasama dengan media, PLN lebih mudah menjangkau khalayaknya,
karena melihat konsumen PLN tidak sedikit akan tetapi masyarakat luas yang sangat
membutuhkannya. Bentuk kerjasama PT PLN (Persero) Distribusi Banten dengan
media yaitu seperti pemasangan iklan, pemberitahuan kepada masyarakat, sosialisasi
kebijakan baru, pengiriman release dan peliputan moment-moment PLN. Bentuk
kerjasama lainnya dengan media yaitu PT PLN (Persero) Distribusi Banten
6
melakukan kegiatan media relations seperti media visit, presstour, press gathering,
konferensi pers dan press briefing(Pedoman Komunikasi PLN, 2017)
Media visit merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh humas PT PLN
(Persero) Distribusi Banten. Media visit merupakan kunjungan media oleh Direksi,
General Manager, atau manajer dalam rangka silahturahmi dengan para wartawan,
sharing serta tukar pikiran mengenai perusahaan, dan mengenai pemberitaan atau isu-
isu perusahaan kekantor media. Kegiatan media visit telah diatur dalam buku
pedoman pelaksanaan komunikasi PT.PLN (Persero) peraturan direksi PT PLN
(Persero) nomer : 0008.P/DIR/2017 yang masuk kedalam BAB tentang saluran
komunikasi perusahaan (Pedoman Komunikasi PLN, 2017).
Media visit adalah sebagian dari kegiatan media relations PT PLN (Persero)
Distribusi Banten yang sering dilakukan atau memiliki frekuensi paling sering
diantara kegiatan media relations lainnya. Dengan alasan media visit merupakan
kegiatan yang paling mudah dijalani karena bentuk kegiatan yang informal,
berdasarkan data tahun 2016 media visit memiliki frekuensi sampai dua belas kali
dalam satu tahun. Media visit merupakan bentuk antisipasi pihak humas untuk
mengumpulkan pemberitaan negatif agar nantinya tidak berkembang menjadi opini
yang berdampak kepada penurunan citra perusahaan. Dalam artian humas bekerja
untuk menjemput bola dilapangan sehingga nantinya segala bentuk pemberitaan
negatif bisa terminimalisir.
Selain itu kegiatan media visit dilakukan juga sebagai bentuk strategi
perusahaan untuk menjaga hubungan yang baik dengan pihak pers. Pers harus
7
dianggap sebagai mitra yang sangat diutamakan bagi perusahaan, karena menganggap
media adalah sosok yang sangat berpengaruh untuk keberlangsungan perusahaan PT
PLN (Persero) Distribusi Banten.
Pentingnya Media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari
“kekuatan” media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada
khalayak, namun lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya
memiliki fungsi mendidik, mempengaruhi, mengawasi, menginformasikan,
menghibur, memobilisasi, dan sebagainya. Dari sinilah media memiliki fungsi
strategis untuk pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat,
dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar lembaga (Yuliana, 2014 : 9).
Berdasarkan uraian diatas peneliti memiliki anggapan bahwa PT PLN (Persero)
khususnya PT PLN (Persero) Distribusi Banten telah menyadari bahwa menjalin
hubungan dengan media atau Media relations sangatlah penting untuk sebuah
perusahaan. Hubungan dengan media senantiasa harus dipandang sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari program PR. Media relations merupakan sebuah
keharusan, dan humas memiliki peran penting dalam menjalin hubungan dengan
media. Perusahaan dan media layaknya seperti rekan kerja, harus dimulai dari
permulaan yang baik, saling mengenal, dan berkembang ke hubungan yang baik dan
akrab untuk kemudian saling melengkapi.
Berkaca dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai Media relations yaitu
Peran Public relations Kepolisian Republik Indonesia. Melalui Media relations
dalam Membangun Citra Yang Lebih Baik dalam jurnal tersebut membahas Media
8
relations dapat membantu membangun citra kepolisian yang lebih baik, dengan cara
PR bekerjasama dengan media cetak maupun elektronik. Selanjutnyan peran Public
relations Kepolisian Republik Indonesia menjalin kemitraan dan hubungan yang
harmonis dengan media, memberikan pelayanan kepada media massa dan
membangun suatu hubungan kerjasama yang saling menguntungkan (Farleni &
Widyatmoko).
Reynaldi Maulana (2010) dalam penelitiannya Strategi Media relations Humas
Pemprov Banten menguraikan bahwa kegiatan media relations sangat diperlukan
oleh seorang humas Pemprov Banten sebagai sarana untuk menyampaikan kebijakan,
program dari Pemerintah Provinsi Banten, selain itu media bisa menciptakan citra
yang baik atau buruk mengenai Pemerintahan. Untuk menjaga hubungan agar tetap
baik dengan wartawan maka pihak Pemerintah Provinsi Banten memfasilitasi pihak
media dengan memberikan ruangan pers yang nyaman dan bisa digunakann untuk
berdiskusi sesama wartawan serta untuk press conference sampai penyediaan
kendaraan khusus untuk membantu wartawan dalam pekerjaannya.
Nugrahaning Esa, dkk (2015) dalam penelitiannya mengenai Kota Salatiga
menyampaikan bahwa kegiatan media relations dilakukan selain untuk membangun
reputasi dan publisitas Pemerintahan juga sebagai sarana untuk menyampaikan
kebijakan-kebijakan serta program dari Pemerintah Kota Salatiga, dan menciptakan
citra yang baik atau buruk untuk Pemerintah. Hubungan yang dijalin oleh pihak
Humas dengan media melalui hubungan formal dan informal. Hubungan formal
memiliki arti bahwa segala kegiatan yang dilakukan sudah menjadi agenda dalam
9
Pemerintahan dan memiliki anggran khusus, sedangkan hubungan informal yang
dimaksud adalah hubungan yang tidak menjadi agenda rutin pemerintahdan bukan
aktivitas yang bersifat resmi dan biasanya anggaran yang dikeluarkan sifatnya
pribadi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mencoba melakukan penelitian
mengenai media relations yang berjudul “ StrategiMedia Visit PT PLN (Persero)
dalam Membina Hubungan Baik dengan Pers “.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah
dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :“ Bagaimana StrategiMedia Visit PT
PLN (Persero) Distribusi Banten ?
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penyusun mengidentifikasikan
masalahnya dalam penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana program media visit yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)
Distribusi Banten ?
2. Bagaimana strategi media visit yang dilakukan PT PLN (Persero) Distribusi
Banten ?
3. Apa saja yang menjadi faktor pendukung strategi media visit PT PLN
(Persero) Distribusi Banten ?
10
4. Apakah terdapat kendala dalam menjalankan strategi media visittersebut ?
5. Bagaimana solusi terhadap kendala strategi media visittersebut ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut :
1. Mengetahui program media visit yang dilakukan PT PLN (Persero)
Distribusi Banten.
2. Menjelaskan strategi media visit yang dilakukan PT PLN (Persero)
Distribusi Banten.
3. Mengetahui faktor pendukung strategi media visit PT PLN (Persero)
Distribusi Banten.
4. Mengetahui kendala dalam menjalankan strategi media visit tersebut.
5. Mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari diadakannya penelitian ini adalah :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bentuk
pengembangan keilmuan dan pengetahuan dalam kajian Ilmu Komunikasi
konsentrasi Humas (Public relations) mengenai kemampuan humas dalam
menjalin hubungan baik dengan media melalui kegiatan media relations, serta
11
membantu peneliti untuk mengaplikasikan teori dan materi keilmuan yang
diperoleh di bangku perkuliahan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan peneliti selanjutnya dan
PT PLN (Persero) Distribusi Banten khususnya, untuk dijadikan bahan
masukan, pertimbangan ataupun informasi untuk menjalankan kegiatan media
relations guna membangun atau menjaga hubungan yang harmonis dengan
media selanjutnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Media Relations
Media Relations merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam
salah satu perusahaan/instansi. Di era informasi saat ini, menjalin hubungan baik
antara perusahaan dengan media massa bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak
sumber berita bagi media massa dan peluang menjadi sangat kecil bgi masing-masing
perusahaan atau organisasi untuk berlomba-lomba agar terpilih menjadi sumbernya.
Media Relations selain menggunakan media massa, khususnya media cetak
seperti koran juga bisa digunakan untuk menunjang kegiatan lain yang
diselenggarakan dalam kegiatan community relations, customer relations, atau
investor relations. Kegiatan media relations merupakan salah satu bagian dari
program public relations.
Menurut Jerry Dalton Jr, salah seorang manajer komunikasi perusahaan di
Aircraft company, mengatakan “praktisi PR sangat penting perannya dalam menjalin
hubungan dengan media.” Artinya, hubungan media sangat penting dilakukan untuk
menunjang kegiatan PR (Nurudin, 2008:12)
Menurut Frank Jefkins media relationsadalah :
”Suatu kegiatan untuk mencapai publikasi atau penyiaran berita
semaksimal mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui
hubungan masyarakat untuk menciptakan pengenalan dan pengertian”
(Ruslan, 2005:161).
13
Menurut Yosal Iriantara adalah :
“Media Relations merupakan bagian dari Public Relations external yang
membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa
sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publiknya untuk mencapai
tujuan organisasi” (Iriantara, 2005:32)
Menurut mantan PRO Universitas Winconsin-River Fall. Barbara Averill
(1997) :
“Media Relations hanyalah salah satu bagian dari Public Relations, namun
ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien.Begitu kita bisa
menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting
oleh media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju
keberhasilan program kita” (Iriantara, 2005:28).
Lesly (1991) menjelaskan media relations sebagai berhubungan dengan media
komunikasi untuk melakukan atau merespons kepentingan media terhadap alam
organisasi (Iriantara, 2005:29).Apa yang diuraikan Lesly ini lebih pada sisi manfaat
yang diperoleh organisasi dan kegiatan yang dilakukan organisai dalam menjalankan
media relations. Manfaat tersebut berupa publisitas. Sedangkan kegiatan yang bisa
menopang publisitas itu adalah merespons kepentingan media.
Dalam membina hubungan yang baik dengan pers, pertama-tama public
relations officer (PRO) harus dapat memahami betul media massa dan cara kerjanya.
Bila PRO dapat memahami cara kerja media, informasi public relations yang
disampaikan akan menjadi layak berita, karena sudah tahu bagaimana cara
menemukan isu yang aktual gaya penulisan yang sesuai dengan karakter suatu media.
Media Relations itu berkenaan sebagai media komunikasi. Media komunikasi
ini diperlukan karena menjadi sarana yang sangat penting dan efisien dalam
14
berkomunikasi dengan publik. Di sisi lain, media relations itu pada dasarnya
merupakan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitan atas
nama organisasi atau klien. Karena berhubungan dengan media itulah, maka ada yang
menyebutkan bahwa media relations itu merupakan fungsi khusus di dalam suatu
kegiatan atau program public relations.
Hubungan dengan media (media relations) yang semula merupakan hubungan
kerja yang sederhana antara petugas dengan beberapa rekan redaktur, telah menjadi
semakin kompleks, meningkatnya jumlah media karena media itu semakin
terspesialisasi, juga karena publisitas telah berperan lebih penting dalam Public
Relations yang menyebabkan persaingan antar media semakin dekat.
Hubungan media dan pers merupakan sebagai alat pedukung atau media
kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan
program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak
publik. Karena peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat
sebagai saluran (channel) dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan
pengenalan (awareness) dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi humas
merupakan prioritas utama. Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi pers adalah
kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif melalui media
massa.
Kerjasama dengan pers akan menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup
tinggi. Dampak pemberitaan tersebut baik yang bersifat stimulately effect (efek
keserempakan), efek dramatisir, atau efek publisitas tinggi, dan memiliki waktu yang
15
relatif singkat, sehubungan dengan jumlah pembaca atau audiensi yang tersebar
diberbagai tempat atau kawasan dalam waktu bersamaan.
Dengan demikian media relations bisa diartikan merupakan bagian dari public
relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media
massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik-publiknya untuk
mencapai tujuan organisasi. Tetapi dari sisi organisasi membina dan mengembangkan
hubungan baik dengan media massa itu paling tidak berarti memenuhi dan
menanggapi kebutuhan dan kepentingan media massa terhadap organisasi tersebut.
Karena watak komunikasi dalam public relations adalah dua arah maka praktik
media relations pun bukan hanya mengkomunikasikan ke luar organisasi melainkan
juga menjadi komunikan yang baik dari apa yang dikomunkasikan dari luar
organisasi.
Secara sederhana, bila digambarkan arus komunikasi dalam praktik Media
Relations itu akan muncul arus seperti berikut :
Gambar 2.1
Arus komunikasi dalam Media Relations
Sumber : (Iriantara, 2005:31)
Media massa
publik organisasi
16
Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan informasi, gagasan
atau citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan publik, bisa menyampaikan
aspirasi, harapan, keinginan atau informasi melalui media massa pada organisasi.
Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran komunikasi
yang tersedia antara publik dan organisai. Saluran tersebut bisa berupa saluran
komunikasi formal, seperti layanan bebas pulsa yang disediakan customer sevice
organisasi bisa juga melalui saluran informal melalui kontak komunikasi langsung
dengan staf organisasi dalam kesempatan yang informal pula (Iriantara, 2005:31-32).
A. Manfaat dan Tujuan Media Relations
Manfaat dari hubungan persmenurut Rachmadi dalam (Yuliana,
2014:80)adalah :
a. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggungjawab organisasi dan
media massa.
b. Membangun kepercayaan timbalbalik dengan prinsip saling menghormati
dan menghargai kejujuran dan kepercayaan.
c. Penyampaian informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan
pencerahan bagi publik.
Media massa mendukung perusahaan dalam pencapaian tujuan sehingga
perusahaan berinisiatif menjalankan program media relations. Diadakannya media
relations memiliki tujuan :
a. Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merek ( brand awareness).
b. Mengubah sikap, misalnya, mengubah sikap dari anti menjadi netral dan dari
netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan organisasi.
c. Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan
proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan organisasi (Yuliana,
2014:93).
17
Sedangkan menurut Wardani (2003:13) tujuan dari adanya media
relationsadalah :
a. memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegitan serta langkah
lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
b. memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan, laporan, ulasan,
tujuan yang wajar, objektif, dan seimbang (balance) mengenai hal-hal yang
menguntungkan perusahaan.
c. memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan
perusahaan.
d. melengkapi data/informasi bagi pimpinan perusahaan/organisasi bagi
keperluan pembuatan penilaian (assement) secara tepat mengenai situasi atau
permasalahan yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan perusahaan.
e. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh
rasa saling percaya dan menghargai.
Intinya program media relations yang dijalankan oleh public relations
bertujuan untuk menjaga hubungan baik oleh media, maka diharapkan bila ada
undangan liputan mereka akan datang dan mempublikasikan informasi organisasi
dengan suka rela. Bila terjadi krisis, maka mereka juga mampu menghasilkan
publikasi yang berimbang, tidak semata-mata menyudutkan organisasi dan berakibat
pada pembentukan citra negatif.
2.2 Praktik Media Relation
Media Relations sebagai bagian dari PR tentu saja mengikuti langkah-langkah
standar dalam PR. Proses PR yang standar itu diawali dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
18
a. Pengumpulan Fakta
Pengumpulan fakta bisa dilakukan dengan penelitian, menganalisis
pemberitaan media atau membaca kecenderungan (trend analysis).
b. Perumusan Masalah
Selanjutnya, langkah kedua yaitu merumuskan permasalahan. Berdasarkan
hasil penelitian atau kajian itu kemudian dirumuskan permasalahan yang
dihadapi organisasi. Misalnya, organisasi menghadapi permasalahan
memburuknya citra salah atu produk atau publik mempersepsi secara keliru
program inovasi produk yang dijalankan organisasi bisnis.
c. Perencanaan dan Penyusunan Program
Berdasarkan permasalahan yang sudah dirumuskan itu lalu dibuat
perencanaan untuk memperbaikinya. Misalnya, setelah diketahui citra yang
memburuk direncanakan dan disusun program pemulihan citra.
d. Menjalankan rencana melalui tindakan komunikasi
Tindakan tersebut misalnya meluncurkan iklan yang baru atau
menyelenggarakan konferensi pers.
e. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap semua rangkaian kegiatan dan program PR.
Evaluasi tersebut pada umumnya untuk melihat pengaruh jangka pendek
(keluaran program/output) dan pengaruh jangka panjang (dampak
program/outcome). Perubahan persepsi publik terhadap produk setelah melihat
iklan atau komunikasi lain yang dilakukan organisasi adalah keluaran program
19
PR. Bila persepsi itu bertahan lama dan berubah menjadi keyakinan serta
tertanamnya citra baik, maka hal itu adalah dampak program atau kegiatan PR
organisasi.
Secara terperinci, proses PR dengan tahapan-tahapannya dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar 2.2
Tahapan-tahapan PR
Sumber : (Iriantara, 2005:34)
Analisis sikap dan Relasi Organisasi
dengan lingkungannya
Penentuan Sikap tiap Kelompok
pada Organisasi
Analisis Opini
Analisis Potensi Masalah.
Kebutuhan atau Peluang
Perumusan Kebijakan
Rencana Perbaikan Sikap
Kelompok
Pelaksanaan Kegiatan Terencana
Umpan Balik, Evaluasi &
Penyesuaian
20
Praktik media relations dapat saja dijalankan sebagai salah satu strategi
komunikasi yang dijalankan organisasi. Artinya, setelah kita merumuskan
permasalahan, menganilisis kemungkinan penyelesaiannya, dan merumuskan
kebijakan yang akan diambil, di dalamnya sudah diperhitungkan dimensi media
relations. Dalam merencanakan program atau kegiatan secara keseluruhan, media
relations termasuk salah satu bentuk kegiatan yang hendak dijalankan.
Apa yang diuraikan tersebut adalah menempatkan media relations sebagai
bagian dari PR secara keseluruhan. Bersama-sama dengan kegiatan lainnya seperti
community relations dan customer relations, media relations dijalankan untuk
mencapai tujun PR secara keseluruhan. Ini yang dikenal dengan istilah pendekatan
PR terpadu untuk mencapai tujuan menjalin hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan publik-publik dan stakeholdersnya.
Tujuan PR seperti itu, pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan
organisasi secara keseluruhan. Bersama dengan bagian-bagian lain. Seperti bagian
produksi, pemasaran, keuangan, dan pengembangan sumber daya manusia, bagian PR
berusaha mencapai tujuan organisasi sesuai dengan lingkup kerja dan
tanggungjawabnya. Strategi PR yang disusun pun tak lepas dari strategi yang
dikembangkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Begitu juga dengan visi dan
misi PR, yang merupakan penjabaran dalam bidang PR dari visi dan misi organisasi
secara keseluruhan.
Sedangkan media relations bisa merupakan bagian atau salah satu unit kerja
pada divisi atau atau departemen PR. Bisa juga merupakan salah satu fungsi yang
21
berada dalam divisi atau departemen PR. Sebagai salah satu unit kerja atau fungsi
pada departemen atau divisi PR, maka dengan sendirinya apa yang dilakukan dalam
media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi PR organisasi.
2.3 Public Relations dalam Media Relations
Public Relations sebagai fungsi komunikasi dalam organisasi dan sebagai
profesi saat ini telah berkembang cukup baik di Indonesia. Fungsi public relations
yakni menyampaikan informasi kepada khalayak, telah dilakukan oleh berbagai pihak
sejak awal Indonesia merdeka. Aktivitas public relations dalam organisasi cukup
banyak, bahkan seringkali mereka bekerja melebihi jam kerja karyawan lainnya,
khususnya saat menghadapi special event yang diselenggrakan organisasi. Aktivitas
public relations yang paling sering dilakukan adalah media relations, yakni menjalin
hubungan baik dengan pihak media massa yang dalam hal ini diwakili oleh para
wartawan atau jurnalis. Saat organisasi berkeinginan adanya publikasi, maka
pimpinan akan menugaskan PR untuk menghubungi media dan mengundang mereka
saat acara yang dimaksud diselenggrakan.
Pada umumnya, media relations yang dilakukan atau ditugaskan perusahaan
kepada PR hanya sebatas pada mengundang media disaat tetentu. Hubungan lembaga
dengan media pun hanya sebatas pada saat acara-acara seremonial. Kondisi ini
menimbulkan kesan pada media bahwa mereka sering dimanfaatkan pada saat-saat
tertentu saja. Kesan negatif ini pun melahirkan sikap antisipasi media, hal ini
merupakan kesan yang buruk bagi perusahaan/instansi.
22
Padahal sesungguhnya media relations sangat luas dan tidak terbatas pada acara
seremonial saja. Hubungan yang baik antara media dan isntansi dapat dilakukan
secara rutin, berkesinambungan, dan saling mengisi satu sama lainnya secara
seimbang. Dengan demikian media dapat mendukung upaya-upaya publikasi instansi
dan begitu instansi dapat menjadi mitra terbaik bagi media sebagai penyampai
informasi atau narasumber yang menarik bagi media.
2.3.1 Macam media yang dapat digunakan kegiatan PR
Untuk mendukung tujuan PR, dalam hal ini dikenal berbagai macam
media yang dapat digunakan dalam kegiatan PR. Secara garis besar media
tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Media cetak, termasuk di dalamnya adalah house jurnal,surat kabar,
majalah, dan sebagainya.
b. Broadcasting media, termasuk di dalamnya adalah radio, televisi.
c. Special event, (kegiatan-kegiatan khusus)
d. Media luar ruang, temasuk di dalamnya spanduk, papan reklame,
poster, dan lain-lain (Rumanti, 2002:117-118).
2.3.2 Prinsip Umum Hubungan Pers
Seorang PR harus dapat senantiasa membangun dan memelihara
hubungan media yang baik. Dalam faktanya dilapangan, hubungan antara suatu
organisasi dengan media massa tidak selalu berjalan dengan baik. Ada kalanya
muncul sikap saling mencurigai antara kedua belah pihak, dimana media sering
beranggapan bahwa PR juga sering memanipulasi informasi dan citra positif
organisasi, dan sebaiknya juga saling beranggapan bahwa pihak media hanya
23
mencari-cari berita negatif dari suatu organisasi demi mendapatkan nilai sensasi
dari berita tersebut, karena bagi media, seringkali ada anggapan bahwa bad
news adalah cerita yang memiliki nilai berita tinggi.
Berikut adalah beberapa prinsip menjalin hubungan dengan media massa
(Jefkins & Yadin 2004:116) ;
a. Memahami dan melayani media
Dengan berbekal pengetahuan di atas, seorang praktisi PR akan
mampu menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia juga akan
dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan.
b. Membangun reputasi sebagai seorang yang dapat dipercaya
Para praktisi harus senantiasa siap menyediakan materi-materi yang
akurat di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan
cara inilah ia akan diakui sebagai suatu sumber informasi yang akurat
dan dapat dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu,
maka komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan akan lebih
mudah diciptakan dan dipelihara.
c. Menyediakan salinan yang baik
Misalnya menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan
jelas. Dengan adanya teknologi pemasukan data langsung melalui
komputer (teknologi ini sangat memudahkan koreksi dan penyusunan
ulang dari suatu terbitan, seperti siaran berita, penyiaran dan
24
penyediaan salinan naskah dan foto-foto yang baik secara cepat
menjadi semakin penting.
d. Bekerjasama dalam penyediaan materi
Sebagai contoh, petugas PR dan jurnalis dapat berkerja sama dalam
mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan
tokoh-tokoh tertentu.
e. Menyediakan fasilitas verifikasi
Para praktisi PR juga perlu memberi kesempatan kepada para jurnalis
untuk melakukan verfikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap
materi yang mereka terima.Contoh konkretnya, para jurnalis
diizinkan untuk langsung melihat fasilitas atau kondisi-kondisi
organisasi/perusahaan yang hendak diberitakan.
f. Membangun hubungan personal yang kokoh
Suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta
serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja
sama, dan sikap saling menghormati profesi masing-masing.
Prinsip hubungan baik dengan media massa juga dikatakan oleh Cutlip
dan Center dalam ( Yuliana, 2014 : 92-93) sebagai berikut :
a. Hubungan media yang baik dapat diraih melalui kejujuran dan servis
media yang sangat membantu, yang dibangun dalam atmosfer saling
terbuka dan menghormati.
b. Sebuah hubungan yang baik akan dapat diperoleh melalui beberapa
prinsip dasar yang terdiri dari : tidak memihak, memberikan bantuan,
tidak mencari-cari kesalahan, tidak menanyakan pertanyaan yang
25
menjebak, tidak membanjiri media dengan publisitas dan terus
menerus melakukan pembaruan.
Apa yang dikatakan Cutlip & Center diatas mengenai hubungan media
dan pers, tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan sebelumnya yaitu
“bentuk-bentuk hubungan pers yang prinsipil”. Maka, secara garis besar,
pengertian hubungan media pers merupakan hubungan yang baik dengan pihak
media massa tersebut dibangun melalui suatu kejujuran, serta mau membantu
untuk pelayanan-pelayanan pemberian sumber berita atau informasinya yang
diperlukan dalam suasana saling menghormati, dan adanya keterusterangan.
Dilapangan, hubungan media dan PR yang baik dapat dicapai dengan
menerapkannya beberapa prinsip-prinsip sebagai landasan pihak humas/PR,
diantaranya sebagai berikut :
a. Mutlak adanya kejujuran, dan keterusterangan
b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pers/media
c. Tidak meminta-minta atau mengemis kepada pers/wartawan,
misalnya agar press release bisa di muat padahal nilai beritanya tidak
ada sama sekali
d. Tidak menutup saluran informasi, misalnya pihak humas
mengucapkan no comment, tidak tahu dan tolong jangan dimuat,
hingga off the record kepada pihak pers. Kalau ditutup saluran
informasi tersebut, maka pers akan informasi tidak resmi, tetapi
beritanya tidak dapat lagi terkontrol oleh pihak humasnya. Don’t kill
the information and open communication, tegas Ivy Lee.
e. Tidak terlalu membanjiri berbagai publisitas di media massa yang
tidak jelas tujuannya atau sasaran yang hendak di capai
f. Selalu meng-Update setiap daftar nama reporter, tugas peliputannya,
alamat dan telepon redaksi dan sebagainya, agar saling mengenal
dengan baik antar kedua belah pihak dan upaya membangun good
press relations (Yuliana, 2004:93)
26
2.3.3 Aktivitas Public Relations dalam Media Relations
Dalam rangka membina hubungan dengan pers yan baik, maka Public
Relations melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan pers, antara
lain (Soemirat & Ardianto, 2007 :128-129) :
a. Konferensi Pers
Merupakan kegiatan temu pers atau jumpa pers yaitu diberikan secara
simultan/berbarengan oleh seorang pejabat pemerintah atau swasta
kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan
sekaligus. Misalnya Presiden, Raja, Menteri, Gubernur, Bupati,
direktur atau penguasa ternama, tokoh keluarga, tokoh kebudayaan,
bisa saja memberikan konferensi pers (Amar, 1984:51). Ia
menyebutkan syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah berita
yang disampaikan kepada wartawan sangat penting. Sebuah
konferensi pers akan kehilangan fungsinya bila berita yang
disampaikan kurang penting, apalagi jika diliput juga oleh televisi
dan radio. Menurut Oemi Abdurachman, konferensi pers
diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa penting di suatu
instansi/perusahaan/badan, atas inisiatif sendiri atau permintaan
wakil-wakil pers.
b. Press Brefing
Yaitu diselenggarakan secara regular oleh seorang pejabat PR. Dalam
kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan
27
yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan tanggapan atau
pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan keterangan
lebih rinci.
c. Pers Tour
Kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan atau lembaga untuk
mengunjungi daerah tertentu dan merekapun (pers) diajak menikmati
objek wisata yang menarik. Misalnya, Departemen Pekerjaan Umum
mengajak wartawan sambil berwisata meninjau proyek-proyek
pembangunan suatu bendungan atau perusahaan kayu yang berpusat
di Jakarta mengajak pers sambil berwisata melihat-lihat pabrik kayu
di Kalimantan.
d. Pers Release
Siaran pers sebagai publisitas yaitu media yang banyak digunakan
dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita.Istilah
press release mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya
berkenaan dengan media cetak (surat kabar dan majalah), tetapi
mencakup media elektronik (televisi dan radio). Di Negara lain
istilah press release disebut news release yang dikirimkan ke media
massa dengan harapan dapat disebarluaskan sebagai berita (Effendy,
1992:159).
28
e. Special Event
Sebuah peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan Public Relations
yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam
suatu kesempatan, maupun meningkatkan pengetahuan dan
memenuhi syarat.Misalnya : Peresmian gedung, peringatan ulang
tahun perusahaan. Kegiatan ini biasanya mengundang pers untuk
meliputnya.
f. Press Luncheon
Jamuan makan siang yang diadakan oleh PRO bagi para wakil media
massa atau wartawan. Kesempatan ini digunakan bagi pihak pers
untuk bertemu dengan jajaran top management perusahaan/lembaga
guna mendengarkan perkembangan perusahaan/lembaga tersebut.
g. Wawancara Pers (Press interview)
Wawancara pers bersifat lebih pribadi dan individual. PRO atau top
management yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan
yang bersangkutan.
2.4 Definisi Public Relations
Public Relations yang diterjemahkan sebagai hubungan masyarakat merupakan
salah satu bagian dari sekian banyaknya ilmu sosial. Ilmu mengenai public relations
sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup hampir disemua perusahaan, secara
langsung maupun tidak langsung, keahlian komunikasi dua arah yang menjadi jiwa
29
dalam bidang kehumasan sangatlah wajib untuk dimiliki. Kegiatan komunikasi
melalui public relations pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk menciptakan
suatu relasi yang baik dengan seluruh publik dalam perusahaan dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan tersebut.
Pengertian humas/public relations hingga saat ini belum memiliki kesepakatan
yang mutlak. Bagitu banyak definisi yang berbeda tentang public relations, sehingga
sampai decade 1980-an saja tercatat setidaknya 2000 definisi yang berbeda. Mungkin
salah satu definisi tersebut diatas masih dinilai terlalu sederhana. Untuk itu perlu
adanya pembelajaran terhadap berbagai definisi public relations dari berbagai ahli
untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam tentang public relations.
Public Relations Society of America mendefinisikan Public Relations adalah
membantu suatu organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi secara
menguntungkan. Public Relations adalah suatu usaha organisasi untuk memperoleh
kerjasama dari sekelompok orang. Public Relations membantu organisasi berinteraksi
secara efektif dan berkomunikasi dengan publik utama (Davis, 2003).
Sedangkan definisi public relations menurut Frank Jefkins adalah:
“Semua bentuk komunikasi terencana, baik itu kedalam maupun keluar,
antara satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.Yang
dimaksud tujuan-tujuan yang spesifik tersebut meliputi penanggulangan
masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu,
misalnya megubah sikap yang negatif menjadi positif” (Jefkins & Yadin,
2004:10).
30
Definisi public relations yang disampaikan oleh Rex Harlow adalah:
“fungsi manajemen khusus yang membantu pembentukan dan
pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan,
dan kerjasama anatara organisasi dengan masyarakat (publiknya), yang
melibatkan manajemen problem atau masalah, membantu manajemen
untuk selalu mendapat informasi dan merespon opini publik, mendefinisi
dan menekan tanggungjawab manajemen dalam melayani kepentingan
masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan
perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai peringatan awal untuk
membantu mengantisipasi kecenderungan dan menggunakan riset serta
komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai saran utamanya”(Ruslan,
2005:16).
Definisi lengkap Rex Harlow diatas adalah definisi yang paling lengkap dan
akumulatif terhadap perkembangan dan dinamika public relations. Sebab definisi
menurut Rex Harlow meliputi aspek-aspek penting dalam public relations, yaitu
teknik komunikasi, dan komunikasi sehat dan etis. Namun, definisi ini juga dianggap
terlalu panjang oleh para ahli public relations, oleh karena itu wakil dari pakar public
relations beberapa Negara mengadakan pertemuan di Mexico City pada bulan
Agustus 1978, pertemuan ini menghasilkan definisi public relations yang lebih
singkat.
Definisi yang dikenal sebagai Mexican Statement ini public relations
didefinisikan sebagai:
“Seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk
menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya,
menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang
terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk
kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum“(Ruslan,
2005:17).
31
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa public relations
merupakan kegiatan komunikasi yang diadakan oleh suatu organisasi atau perusahaan
tertentu kepada khalayak internal dan eksternal organisasi dengan maksud dan
terjalinnya hubungan yang harmonis serta adanya saling pengertian dan kerjasama
antara keduanya yang saling menguntungkan.
2.4.1 Fungsi Public Relations
Djanalis Djanad menyebutkan fungsi PR, yaitu :
a. Fungsi Konstruktif
Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan “mental” organisasi
lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas mengevaluasi
perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada
manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling
pengertian, saling percaya dan saling membantu terhadap tujuan –
tujuan publik organisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi
konstruktif ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun
kegiatan – kegiatan yang terencana berkesinambungan yang
cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara
prevent (mencegah).
32
b. Fungsi Korektif
Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis)
dengan publik, maka humas harus berperan dalam mengatasi
terselesaikannya masalah tersebut
(Gregory, 2004:40).
2.4.2 Peran Public Relations
Menurut Dozler dan Broom (Ruslan,2005:20-21), peran public relations
dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
a. Penasehat Ahli (expert preciber)
Sebagai penasehat ahli Public Relations berperan membantu mencari
solusi penyelesaian masalah dalam hubungan dengan publiknya.
Expert preciber harus memiliki kompetensi dalam melakukan
penelitian dan merumuskan berbagai masalah organisasi yang
berkaitan.
b. Fasilitator Komunikasi (Communications Facilitator)
Public Relations berperan sebagai penghubung antara perusahaan
dengan publiknya terutama dalam hal penyediaan informasi baik
kepada pihak perusahaan maupun kepada publik.Kemampuan dalam
mengelola komunikasi dua arah merupakan salah satu hal yang wajib
dimiliki oleh public relations.
33
c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving Process
Facilitator)
Public Relations bekerjasama dengan manajer yang lain sebagai
salah satu bagian dari top management dalam hal manajemen strategi
perusahaan. Public relations dimasukkan sebagai tim manajemen
untuk dapat membantu manajemen menangani serta menyelesaikan
permasalahan.
d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Pada peran ini, public relations tidak lagi menjadi garda terdepan
dari perusahaan. Public relations dituntut untuk mampu memiliki
kemampuan menulis yang baik untuk dapat menulis berbagai produk
tulisan yang dihasilkan oleh public Relations seperti siaran pers, news
release, source journal, feature, dan lain sebagainya. Biasanya
praktisi public relations dalam peran ini tidak dilibatkan dalam top
management dalam berbagai permasalahan yang terjadi di
perusahaan. Bahkan dapat dikatakan, mereka adalah pihak terakhir
yang tahu dalam manajemen mengenai berbagai keputusan
masalahan yang terjadi, untuk kemudian mengkomunikasikannya
dalam bentuk tulisan sesuai kebutuhan perusahaan.
34
2.4.3 Tujuan Public Relations
Tujuan Public Relations secara umum adalah untuk menciptakan dan
memelihara rasa saling pengertian antara perusahaan dengan publiknya. Lebih
lanjut lagi, beberapa tujuan pokok public relations dari suatu
organisasi/perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut (Anggoro, 2002:71-72).
a. Mengubah citra umum di mata publik dalam berbagai kegiatan-
kegiatan baru yang akan dilakukaan oleh perusahaan.
b. Meningkatkan bobot/kualitas para calon pegawai perusahaan atau
anggota organisasi yang akan bergabung dengan perusahaan.
c. Menyebarluaskan suatu pemberitaan mengenai kesuksesan
perusahaan demi mendapatkan perhatian dari masyarakat.
d. Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas.
e. Mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas
rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham
tambahan.
f. Memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayak
ketika terjadi konflik maupun kesalahpahaman dari niat baik
perusahaan.
g. Mengenalkan produk perusahaan secara efektif agar konsumen
memahami keunggulan produk dengan baik.
h. Meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau
bangkit kembali setelah terjadi suatu krisis.
35
i. Meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam rangka
menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
j. Menciptakan identitas perusahaan atau citra lembaga yang baru, yang
tentunya lebih baik daripada sebelumnya, atau yang lebih sesuai
dengan kenyataan yang ada.
k. Menyebarluaskan aneka informasi mengenai aktivitas dan partisipasi
para pimpinan perusahaan/organisasi dalam kehidupan sosial sehari-
hari.
l. Memastikan bahwasanya para politisi atau pihak pemerintah benar-
benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang
positif agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari aneka
peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang
merugikan.
m. Menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan oleh
perusahaan, atau masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu
mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
2.5 Pedoman Pelaksanaan Komunikasi PT PLN (Persero)
Pedoman Pelaksanaan Komunikasi Perusahaan PT PLN (Persero) peraturan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0008.P/DIR/2017 mengatur segala kegiatan
komunikasi yang dijalankan oleh perusahaan. Segala kegiatan komunikasi harus
mengacu kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh Direksi PT.PLN (Persero).
36
Didalamnya mengatur mulai dari strategi perencanaan komunikasi hingga kompetensi
pengelola fungsi komunikasi perusahaanyang disusun dalam BAB dan diuraikan
melalui pasal-pasal.
Kegiatan dengan media dalam PT PLN (Persero) telah diatur masuk kedalam
BAB V tentang saluran komunikasi perusahaan didalamnya dijelaskan bahwa saluran
yang digunakan dalam komunikasi perusahaan terdiri dari :
a. Siaran pers
b. Media Relations
c. Websites
d. Media sosial perusahaan
e. Media sosial pegawai
f. Publikasi dan sponsorship
g. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) (Pedoman
Perusahaan PLN, 2017:15).
Seperti yang telah sebagaimana dijelaskan diatas bahwasanya saluran
komunikasi perusahaan salah satunya terdapat media relations atau hubungan dengan
media. Media relations dianggap sebagai salah satu komponen penting dalam
keberlangsungan kegiatan komunikasi perusahaan.PT PLN (Persero) menyadari
betapa pentingnya media dalam membantu sebuah perusahaan dalam memberikan
pemahaman sekaligus memberi informasi mengenai kebijakan perusahaan. Oleh
karena itu kegiatan media relations perusahaan dijelaskan pada pasal 19 yang
menjelaskan apa saja kegiatan media relations yang diharus dijalankan oleh humas
PT PLN (Persero) berikut isinya :
37
Pasal 19
Media Relations
(1) Pengelola Fungsi Komunikasi Perusahaan harus menjaga hubungan baik
dengan media.
(2) Hubungan baik dengan media sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan antara lain :
a. Media visit, yang dilaksanakanoleh Direksi, General Manager, atau
Manager minimal (1) tahun sekali.
b. Konferensi pers, yang dilaksanakan dalam kondisi tertentu
membutuhkan penjelasan.
c. Press briefing, yang dilaksanakan secara berkala untuk memberikan
kesamaan pemahaman.
d. Press Tour, yang dilaksanakan untuk memberikan pengenalan atau
proses bisnis perusahaan.
e. Media gathering, yang dilaksanakan melalui kegiatan informal
(Pedoman Perusahaan PLN, 2017:16).
2.6 Aktivitas Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Media Relations atau hubungan media merupakan salah satu kegiatan yang
yang berhubungan dengan media massa yang diantaranya tidak hanya media
elektronik akan tetapi media cetak pula. Kegiatan media relations dilakukan adalah
sebagai sarana untuk mendapatkan publikasi. Media relations sendiri menurut PT
PLN (Persero) Distribusi Banten adalah salah satu kegiatan yang berhubungan
dengan media massa yang ada untuk mendapatkan publikasi perusahaan, selain itu
tidak hanya publikasi akan tetapi untuk memberi edukasi kepada masyarakat atau
pelanggan PLN mengenai kelistrikan.
Media relations dalam PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah suatu
keharusan, kegiatan media relations yang dijalankan oleh PT PLN (Persero)
Distribusi Banten sama seperti kegiatan media relations yang dilakukan oleh PLN
lainnya yang ada di Indonesia. Karena pada dasarnya kegiatan media relations
38
perusahaan PT PLN (Persero) telah diatur didalam buku pedoman pelaksanaan
komunikasi perusahaan yang sebagaimana telah disebutkan dan dijelaskan pada sub
bab sebelumnya. Didalam buku pedoman terdapat lima bentuk kegiatan media
relations, dari kegiatan media relations tersebut PT PLN (Persero) Distribusi Banten
telah menjalankan beberapa kegiatan seperti press tour dan media visit. Kegiatan
media relations yang dijalankan PLN Distribusi Banten bersifat formal dan informal.
Kegiatan media relations dilakukan secara rutin oleh PT PLN (Persero)
Distribusi Banten, seperti kegiatan press tour yang dilakukan setiap setahun sekali.
Kegiatan yang dilakukan yaitu PLN Distribusi Banten mengajak para wartawan untuk
meliput kegiatan perusahaan atau berwisata sambil melihat-lihat keberadaan
perusahaan, seperti pada tahun 2016 pihak humas mengajak wartawan untuk
berkunjung ke kantor pembangkit PLN di Suralaya atau Indonesia Power.
Selanjutnya yaitu media visit, media visit merupakan kegiatan kunjung media yang
dilakukan pihak humas kekantor media yang bersifat informal, kegiatan media visit
juga melibatkan pemimpin perusahaan seperti General Manajer, Direksi, dan
Manajer.
Media visit salah satu kegiatan media relations yang memiliki frekuensi paling
sering dilakukan oleh humas PLN Distrbusi Banten berdasarkan sumber data yang
diterima peneliti pada tahun 2016 telah sebanyak dua belas kali kunjungan media,
idealnya media visit dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh perusahaan. Media visit
paling sering dilakukan karena menurut humas PT PLN (Persero) merupakan salah
satu kegiatan yang sangat mudah dilakukan karena sifatnya yang informal maka
39
pihak humas bisa kapan saja untuk berkunjung kekantor media untuk membahas atau
diskusi tentang permasalahan dilapangan mengenai PLN Distribusi Banten dengan
secara santai dan terbuka. Selain itu, media visit merupakan salah satu kegiatan
antisipasi perusahaan dalam menahan pemberitaan negatif sebelum pemberitaan
diluar berkembang menjadi opini yang bisa merugikan perusahaan dan menjadi
permasalahan yang besar sehingga berdampak pada citra perusahaan, bisa dikatakan
pihak humas bertugas untuk menjemput bola.
Tahapan kegiatan media visit, berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
peneliti dengan humas bahwasanya dalam melakukan kegiatan tersebut humas tidak
memiliki tahapan pembuatan perencanaan program kegiatan dan lainnya, karena
telah disebutkan diatas kegiatan ini bersifat informal. Adapun tujuan yang hendak
dicapai oleh humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten selain untuk sarana publikasi
perusahaan juga sebagai alat untuk mengedukasi masyarakat. Mengubah pemahaman
masyarakat yang memiliki pandangan negatif mengenai PLN kearah yang positif agar
citra yang didapat oleh perusahaan bisa selalu positif.
Tentunya dengan adanya kegiatan media visit yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) Distribusi Banten juga memiliki strategi bahwa diharap dari kegiatan media
relations yang dijalankan salah satunya media visit bisa menjaga hubungan yang
tetap baik dan harmonis antara pihak pers dan perusahaan. Media massa menjadi
mitra yang sangat penting dan membantu menjadi jembatan antara perusahaan dan
masyarakat. Walaupun sejauh ini pihak perusahaan belum menyediakan treatment
khusus untuk pasa media seperti ruangan khusus pers didalam perusahaan akan tetapi
40
pihak humas telah mencoba merencanakan pembuatan ruangan tersebut agar media
pun bisa merasa nyaman bekerjasama dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Dari kegiatan media relations yang dijalankan perusahaan dengan pihak media
massa yang ada yang sejauh ini sangat baik dan harmonis akibatnya segala
pemberitaan mengenai perusahaan selalu berimbang tidak selalu menyudutkan
perusahaan. Pihak humas pun mengakui dengan kegiatan media yang dijalin tidak
jarang media memberi tahu perusahaan mengenai permasalahan yang ada dilapangan,
media tidak selalu langsung menaikkan berita tersebut. Pentingnya menjalin
hubungan yang baik dirasa adalah sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan oleh
perusahaan atau instansi pemerintah manapun.Yang akhirnya terwujudnya hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.
2.7 Teori Berkaitan dengan Media Relations
2.7.1 Teori Stakeholders
Teori stakeholdersmemberikan pengetahuan teoritis dasar bagi praktisi
public relations untuk memahami bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi eksternal memengaruhi aktivitas organisasi tempat dia bekerja.
Cakupan stakeholders lebih luas dari pada publik. Teori ini menjelaskan proses
membangun relasi yang dilakukan organisasi dengan para aktor di sekitar yang
terkait dengan operasional organisasi sehari-hari. Teori ini dikembangkan oleh
Edward Freeman pada 1984, yang dimaksudkan menawarkan pendekatan
pragmatis untuk mendorong organisasi memahami stakeholder-nya agar dapat
41
mencapai kondisi terbaik.Freeman menyebut kondisi terbaik ini sebagai
“superior performance”. Freeman berpendapat bahwa tanggung jawab sosial
organisasi terkait dengan stakeholdernya. Hanya dengan melaksanakan
tanggung jawab sosialnya. Organisasi tersebut dimungkinkan memperoleh
keuntungan ( Freeman, 1984) dalam (Kriyantono, 2014:57).
Dari perspektif public relations, mengutip Bussy (2008: 4816),
Mainardes, dkk, (2011 : 233), Heath (2005 : 809), dan Pesqueux & Damak-
Ayadi (2005 : 9) teori stakeholder dalam (Kriyantono, 2014 :58-59) ini sering
digunakan dalam tiga pendekatan teoti :
1. Teori stakeholder deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan
karakteristik dan perilaku atau aktivitas aktual yang dikerjakan
organisasi.
2. Teori Stakeholder instrumental, yaitu memahami cara mencapai
tujuan organisasi yaitu keterkaitan antara strategi manajemen
stakeholder dan pencapaian tujuan organisasi seperti meningkatkan
keuntungan, menghindari tuntutan hukum, dan mencapai
pertumbuhan.
3. Teori stakeholder normatif, yaitu untuk merancang suatu regulasi tata
cara membangun relasi yang didasarkan landasan etis dan prinsip
filosofis organisasi seperti mengembangkan tanggung jawab sosial
organisasi.
Stakeholder dan publik adalah kajian penting dalam teori dan praktik
public relations. Teori stakeholder sebenarnya berkembang dari teori system.
Organisasi yaitu suatu sistem. Dia juga adalah subsistem dari sistem sosial yang
lebih luas. Sebagai anggota sistem, aktivitas organisasi memiliki konsekuensi
atau dampak terhadap keberadaan subsistem lainnya. Karena itu, organisasi
perlu public relations sebagai alat mendeteksi dampak yang terjadi dari
42
hubungan antara organisasi dan subsistem lainnya.“If the organizations has no
consequences upon other system in its environment and if those systems have
no consequences upon the organizations, there is no need for public relations”
(Grunig & Hunt, 1984:139). Deteksi terhadap konsekuensi atau dampak antara
organisasi dan subsistem lainnya ini memunculkan konsep “linkages”
(keterhubungan). Subsistem diluar organisasi ini antara lain publik dan
stakeholder.
Identifikasi Stakeholder dan Publik
Bagian ini menyampaikan proses identifikasi terhadap stakeholder
sehingga diketahui publikdari organisasinya. Bahkan dikalangan
publikpun masih diperlukan segmentasi, yang mana kelompok yang
aware (menyadari) dan mana kelompok aktif. Konsep publik dalam
buku ini merujuk kepada istilah yang lebih spesifik dari pada
stakeholder, yaitu sekumpulan orang yang memiliki perhatian yang
sama (karena itu mereka sudah tahap menyadari) terhadap suatu isu dan
memungkinkan merespons dengan perilaku tertentu, verbal maupun
nonverbal.
Berdasarkan keberadaan atau posisinya terhadap organisasinya,
stakeholder dan publik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal
dan eksternal. Publik internal yaitu publik yang berada dalam organisasi
tempat public relations bekerja, misalnya karyawan, dan keluarganya
maupun pihak manajemen (CEO, direksi, manajer, dan stockholders).
43
Adapun publik eksternal antara lain konsumen atau pelanggan,
komunitas, kelompok masyarakat (kelompok penekan atau pressure
group, lembaga swadaya masyarakat), pemerintah, bank, pemasok, dan
media massa (Kriyantono, 2014:63).
Berikut disampaikan beberapa model atau strategi identifikasi yang
dapat digunakan salah satunya model prioritas atribut dari Freeman.
Model ini digagas oleh Edward Freeman (1984). Prioritas berdasarkan
atribut menurut Freeman dilihat dari seberapa jauh stakeholder tersebut
memiliki kepentingan (stake) dalam organisasi dan bagaimana tingkat
pengaruhnya terhadap organisasi kepentingan atau stake didefinisikan
sebagai :
1. Yang memiliki saham organisasi;
2. Yang secara ekonomi bergantung pada organisasi; dan
3. Yang tidak secara langsung terhubung dengan organisasi tetapi
tertarik untuk melihat apakah organisasi memilki tanggung
jawab sosial.
Ketiga kelompok kepentingan diatas terjadi dalam dua kategori
stakeholder, yaitu internal dan eksternal. Freeman menyebut pemilik,
pelanggan, karyawan, dan supplier sebagai stakeholder internal.
Sementara pemerintah, kompetitor, pembela hak-hak konsumen,
pemerhati lingkungan, media massa, dan kelompok kepentingan
(misalnya aktivis, LSM) sebagai stakeholder eksternal (Kriyantono,
2014:66).
44
2.7.2 Teori Image Restorations
Teori image restoration juga disebut teori repair, karena membahas
upaya memperbaiki atau merestorasi citra dan reputasi yang buruk. TIR
merupakan pengembangan teori dari teori apologia, dengan mengintegrasikan
konsep apologia (Coombs, 2010;Benoit, 2005), termasuk konsep apologia dari
Ware dan Linfugel (1973) dan konsep kategoria dari Halfold Ryan (1982,
dikutip di Hearit, K.M., 1995). Sama seperti apologia dan teori SCC, Benoit
membangun teori ini berdasarkan pendekatan retorika (Benoit, 2002; Coombs,
2010; Robert, 2006).Pendekatan retorika dipandang sebagai penggunaan
strategi simbolis untuk menjaga dan merestorasi reputasi dan memengaruhi
persepsi stakeholders terhadap krisis dan organisasi itu sendiri. Diharapkan
dimasa selanjutnya stakeholder tetap berinteraksi dengan organisasi.
Teori Image Restoration dalam Praktik PR
Dalam praktik public relations, TIR memberikan panduan bagi
praktisi saat menerapkan strategi mengatasi krisis. Beberapa hal yang
perlu dilakukan praktisi public relations :
a. Mengidentifikasi opini atau tuduhan apa saja yang berpotensi
mengancam citra dan reputasi organisasi. Termasuk disini
rumor yang beredar. Organisasi semestinya tidak mengabaikan
opini dan tuduhan/tuduhan yang dilakukan publiknya.
b. Publik yang memberikan perhatian pada kasus yang terjadi
(salient public atau aware public) mesti dipersepsi sebagai
45
kelompok yang tidak menyetujui kasus yang terjadi; kasus
yang memerlukan strategi merestorasi pastinya yaitu kasus
yang berpotensi menjatuhkan citra positif, karena itu organisasi
mesti berangkat dari persepsi bahwa publik mempunyai
respons negatif terhadap organisasi.
c. Mengidentifikasi isu apa saja yang diketahui publik. Persepsi
dianggap lebih penting dari kejadiannya, yaitu sering kali
persepsi dan opini yang berkembang membuat kasus membesar
dari kejadian awal. Pemberitaan di media yang sangat gencar
bisa membentuk realitas sendiri yang bisa jauh lebih besar dari
peristiwa.
d. Organisasi jangan memandang ringan kasus yang terjadi.
Organisasi mesti berpandangan bahwa kasus yang terjadi
adalah kasus yang perlu diperhatikan, meskipun pada
kenyataannya kasus tersebut tidak terlalu besar.
e. Organisasi harus menentukan siapa target sasaran dari pesan-
pesan komunikasinya. Karena itu perlu dilakukan strategi
mengidentifikasi stakeholder dan publik. Misalnya, siapa
stakeholder yang berpeluang menjadi publik, siapa publik
yangaware, aktif maupun pasif.
f. Menentukan strategi restorasi berdasarkan evaluasi terhadap
situasi krisis. Meskipun Coombs & Schmidt (2000:165)
46
mengatakan “no set guidelines are offered for this evaluation”.
Tetapi secara umum penentuan strategi (tipologi) merstorasi
sangat ditentukan oleh jenis kejadiannya yang memicu krisis,
dampaknya bagi citra bersikap terbuka, jujur, dan tidak
menutupi fakta. Ketiganya akan membangun kepercayaan
sebagai dasar strategi komunikasinya.
g. Mengevaluasi sejauh mana strategi merestorasi citra yang telah
berjalan, apakah mampu mengembalikan citra positif apa
belum. Jika belum, strategi apa yang gagal? Penyebabnya apa?
Sehingga bisa memberikan rekomendasi untuk situasi sama
dimasa datang (Kriyantono, 2014:230-231).
47
2.8 Kerangka Berfikir
Sumber : Peneliti tahun 2017
Humas PT PLN (Persero)
Distribusi Banten
Media Relations
Media Visit
Strategi Media Visit PT PLN
(Persero) Distribusi Banten
Teori
Stakeholders
Teori Image
Restorations
48
2.9 Penelitian Terdahulu
Terdapat penelitian lain yang dianggap berkaitan dan relevan dengan penelitian
yang peneliti lakukan. Penelitian dengan judul “ StrategiMedia Relations Humas
Pemerintah Provinsi Banten” oleh Reynaldi Maulana dari Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 dengan menggunakan
pendektan kualitatif. Teknik Pengumpulan data penelitian dengan wawancara
mendalam.
Reynaldi Maulana melihat bahwa dewasa ini divisi humas dianggp sebagai
suatu kebutuhan yang mesti ada dalam sebuah perusahaan/organisasi guna
membangun hubungan dengan masyarakat dan para pemangku kepentingan
(stakeholders). Pemerintah Provinsi Banten menyadari bahwa menjamurnya berbagai
media massa dan derasnya arus informasi yang menerpa masyarakat belum
merupakan jaminan akan pencerahan kepada masyarakat. Oleh karena itu, humas
bagi pemerintah provinsi Banten menjadi sangat penting dan strategis, terutama
dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi pembangunan
dan juga untuk pembentukkan citra pemerintah provinsi Banten.
Salah satu strategi humas dalam membentuk citra dengan menjalin hubungan
baik dengan media yang dikenal dengan media relations. Peran media sangat
berpengaruh dalam pembentukkan citra Pemerintah Provinsi Banten yang baik di
mata masyarakat, karena produk dari media berupa berita dikonsumsi langsung oleh
masyarakat. Dalam melakukan Media Relations,humas Pemerintah Provinsi Banten
49
melakukannya melalui Strategi Media Relations, yaitu : Menjalin Relasi,
Mengembangkan Strategi, Mengembangkan Jaringan.
Penelitian Reynaldi Maulana menyimpulkan bahwa Humas Pemerintah
Provinsi Banten dalam mengelola relasi dengan media massa, melakukannya dengan
memberikan informasi, memberikan fasilitas press room, membangun hubungan
informal dengan wartawan, dan membuat buku saku. Humas mengembangkan
strategi dengan cara menggunakan berbagai macam media seperti cetak, elektronik,
dan internet. Selain itu humas juga membangun dan memelihara kontak dengan
media, memberikan fasilitas kepada media, melakukan kerjasama dan juga
memberikan informasi yang merata pada semua media. Humas juga mengembangkan
jaringan dengan melakukannya dengan organisasi kehumasan, bakohumas dan juga
organisasi kewartawanan, PWI dan Pokja wartawan dilingkungan Setda provinsi
Banten.
Penelitian selanjutnya oleh Budi Prasetya dengan judul “ Strategi Media
Relations dalam Pemetintah Daerah “ (Studi Deskriptif Tentang Strategi Media
Relations Bagian Humas Dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta Dalam Menjalin
Hubungan Dengan Media Untuk Meningkatkan Citra Positif) dari Universitas Negeri
Sebelas Maret tahun 2010. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
teknik pengumpulan data wawancara mendalam.
Dari Penelitian tersebut menarik kesimpulan bahwa humas Pemerintah Daerah
Kota Surakarta dalam menjalin hubungan dengan media massa, Bagian Humas dan
Protokol Surakarta menjalankan strategi Media Relations. Strategi yang dijalankan
50
yaitu pertama mengelola relasi, mengembangkan relasi, dan mengembangkan
jaringan dengan pihak media massa.
Penelitian yang lain berjudul “Media Relations Sebagai Upaya Pembentukkan
Citra Positif “ (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Kegiatan Media Relations Humas
PMI Kota Surakarta Sebagi Upaya Pembentukkan Citra Positif ). Penelitian yang
dilakukan oleh Argo Rohadian dari Universitas Negeri Sebelas Maret. Penelitian
tahun 2012 dilakukan oleh pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data
wawancara mendalam.
Dari penelitian tersebut menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan media
relations humas PMI Kota Surakarta telah sesuai konsep yang dikemukakan pakar
dan praktisi kehumasan dan dipraktikkan melalui pendekatan fungsional dan
personal. Ada empat upaya yang dilakukan oleh PMI Kota Surakarta untuk membina
hubungan baik dengan media massa yaitu, pembinaan hubungan pribadi, kemudian
akses informasi, keterbukaan dalam memberikan informasi dan penyediaan fasilitas.
Keseluruhan upaya tersebut mendapat pengakuan dan tanggapan positif dari
wartawan.
Hambatan yang ditemui oleh humas PMI Kota Surakata dalam kegiatan media
relations adalah pertentangan tugas dan tanggung jawab antara humas dengan
wartawan, birokrasi kelembagaan yang tidak praktis serta kebijakan rotasi wartawan.
Sedangkan tanggapan negatif dari wartawan mengenai kegiatan media relations
humas PMI Kota Surakarta adalah jenis informasi yang kurang bervariasi, belum
51
semua informasi mempunyai nilai berita dan sumber daya manusia dilingkungan
humas PMI Kota Surakarta yang belum semuanya menguasai teknik jurnalistik.
Penelitian terdahulu mengenai Media Relations yaitu Jurnal (Farleni
&Widyatmoko) yang berjudul “Peran Public Relations Kepolisian Republik
Indonesia. Melalui media relations dalam Membangun Citra Yang Lebih Baik “
dalam jurnal tersebut membahas bagaimana media relations dapat membantu
membangun citra kepolisian yang lebih baik, dengan cara PR bekerjasama dengan
media cetak maupun elektronik. Selanjutnyan peran public relations Kepolisian
Republik Indonesia menjalin kemitraan dan hubungan yang harmonis dengan media,
memberikan pelayanan kepada media massa dan membangun suatu hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan.
Nugrahaning Esa, dkk (2015) dalam jurnal penelitiannya mengenai Kota
Salatiga menyampaikan bahwa kegiatan media relations dilakukan selain untuk
membangun reputasi dan publisitas Pemerintahan juga sebagai sarana untuk
menyampaikan kebijakan-kebijakan serta program dari Pemerintah Provinsi Kota
Salatiga, dan menciptakan citra yang baik atau buruk untuk Pemerintah. Hubungan
yang dijalin oleh pihak Humas dengan media melalui hubungan formal dan informal.
Hubungan formal memiliki arti bahwa segala kegiatan yang dilakukan sudah menjadi
agenda dalam Pemerintahan dan memiliki anggran khusus, sedangkan hubungan
informal yang dimaksud adalah hubungan yang tidak menjadi agenda rutin
pemerintahdan bukan aktivitas yang bersifat resmi dan biasanya anggaran yang
bersifat pribadi.
52
Nama Peneliti Reynaldi
Maulana
Budi
Prasetya
Argo
Rohardian
Farleni &
Widyatmoko
Nugrahaning dkk
Judul
Penelitian
Strategi Media
Relations Humas
Pemerintah
Provinsi Banten”
“ Strategi
Media
Relations
dalam
Pemetintah
Daerah “
(Studi
Deskriptif
Tentang
Strategi
Media
Relations
Bagian
Humas Dan
Protokol
Pemerintah
Kota
Surakarta
Dalam
Menjalin
“ Media
Relations
Sebagai Upaya
Pembentukkan
Citra Positif “
(Studi
Deskriptif
Kualitatif
Tentang
Kegiatan Media
Relations
Humas PMI
Kota Surakarta
Sebagi Upaya
Pembentukkan
Citra Positif ).
“ Peran Public
Relations
Kepolisian
Republik
Indonesia”
”Aktivitas media
relations humas
setda salatiga
dalam membentuk
berita positif”
53
Hubungan
Dengan
Media Untuk
Meningkatka
n Citra
Positif)
Tahun 2010 2010 2012 - 2015
Metode
Penelitian
Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif
Kesimpulan Humas Pemerintah
Provinsi Banten
dalam mengelola
relasi dengan
media massa,
memberikan
informasi,
memberikan
fasilitas press
room,
membangun
hubungan
informal dengan
wartawan, dan
membuat buku
saku. Humas
Dari
Penelitian
tersebut
menarik
kesimpulan
bahwa humas
Pemerintah
Daerah Kota
Surakarta
dalam
menjalin
hubungan
dengan media
massa,
Bagian
Humas dan
Dari penelitian
tersebut
menarik
kesimpulan
bahwa
pelaksanaan
kegiatan media
relations humas
PMI Kota
Surakarta telah
sesuai konsep
yang
dikemukakan
pakar dan
praktisi
kehumasan dan
Kurang
relevannya
peran PR
kepolisian
Republik
Indonesia
melalui media
relations dalam
membangun
citra yang lebih
baik dengan
pendapat
masyarakat
terhadap citra
kepolisian
Republik
Aktivitas media
relations informal
lebih berperan
dalam membentuk
berita positif
tentang pemerintah
Kota Salatiga di
media cetak karena
dapat menciptakan
hubungan baik
antara humas dan
jurnalis.
54
mengembangka
n strategi dengan
cara
menggunakan
berbagai macam
media seperti
cetak, elektronik,
dan internet.
Selain itu humas
juga membangun
dan memelihara
kontak dengan
media,
memberikan
fasilitas kepada
media,
melakukan
kerjasama dan
juga memberikan
informasi yang
merata pada
semua media.
Humas juga
mengemban-
gkan jaringan
Protokol
Surakarta
menjalankan
strategi
Media
Relations.
Strategi yang
dijalankan
yaitu pertama
mengelola
relasi,
mengembang
kan relasi,
dan
mengemban-
gkan jaringan
dengan pihak
media massa.
dipraktikkan
melalui
pendekatan
fungsional dan
personal. Ada
empat upaya
yang dilakukan
oleh PMI Kota
Surakarta untuk
membina
hubungan baik
dengan media
massa yaitu,
pembinaan
hubungan
pribadi,
kemudian akses
informasi,
keterbukaan
dalam
memberikan
informasi dan
penyediaan
fasilitas.
Keseluruhan
Indonesia.
55
dengan
melakukannya
dengan
organisasi
kehumasan,
bakohumas dan
juga organisasi
kewartawanan,
PWI dan Pokja
wartawan
dilingkungan
Setda provinsi
Banten.
upaya tersebut
mendapat
penagakuan
dan tanggapan
positif dari
wartawan.
Perbedaan Strategi yang
digunakan dalam
penelitian
Strategi yang
digunakan
dalam
penelitian
Meneliti
tentang strategi
media relations
untuk
pembentukkan
citra
Peran humas
Kepolisian
Republik
Indonesia
Aktivitas media
relations yang
dilakukan
Persamaan Penelitian sama-
sama tentang
kegiatan media
relations
Penelitian
sama-sama
tentang
kegiatan
media
Penelitian
sama-sama
tentang
kegiatan media
relations
Penelitian
sama-sama
tentang
kegiatan media
relations
Penelitian sama-
sama tentang
kegiatan media
relations
56
2.9.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “
Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam Membina
Hubungan Baik dengan Pers”dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini meneliti bagaimana peran seorang humas dalam menjalankan
kegiatan media relations untuk membina hubungan baik dengan pers, akan
tetapi peneliti tidak melakukan penelitian kesemua kegiatan media relations
yang dilakukan oleh Perusahaan. Peneliti hanya berfokus kepada salah satu
kegiatan media relations yang dilakukan Perusahaan yaitu media visit dari
empat kegiatan media relations yang ada diPerusahaan dan dicatat oleh buku
pedoman Perusahaan.
Alasan pemilihan media visit sebagai objek penelitian adalah karena
peneliti melihat berdasarkan data yang diterima jika media visit merupakan
kegiatan media relations yang paling sering dilakukan oleh Perusahaan PLN
khususnya Distribusi Banten dengan data tahun lalu sebanyak 12 frekuensinya.
Jika dilihat dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu rata-rata peneliti
melakukan penelitian dengan meneliti semua dari kegiatan media relations
relations
Sumber Skripsi
perpustakaan
UNTIRTA
Skripsi
perpustakaan
UNS
Skripsi
perpustakaan
UNS
Google Scholar Google scholar
57
yang ada dalam Perusahaan atau instansi Pemerintah. Ini merupakan salah satu
yang menjadikan pembeda antara Penelitian yang dilakukan dengan penelitian
sebelumnya.
Perbedaan selanjutnya yaitu terletak pada teori dan pengembangan
strategi selanjutnya. Khusus penelitian ini peneliti menggunakan teori
stakeholders dan image restorations dengan tujuan seberapa pengaruh media
massa sebagai salah satu stakeholders yang ada atau dimiliki perusahaan.
Sedangkan mengapa menggunakan teori Image Restoration, peneliti memahami
jika awal hubungan dengan media pasti untuk membentuk citra positif
dimasyarakat akan tetapi setelah citra dibentuk bagaimana seorang humas bisa
mempertahankan citra yang telah tertanam dibenak masyarakat.
Oleh karena itu peneliti menggunakan teori image restorations atau teori
memperbaiki citra yaitu melihat bahwa PT PLN (persero) Distribusi Banten
merupakan Perusahaan yang telah lama berdiri dan pastinya telah memiliki citra
sendiri dimasyarakat, disini bagaimana tugas humas selanjutnya untuk
mempertahankan atau memperbaiki citra negatif perusahaan yang telah
tertanam dimasyarakat.
Berdasarkan Perbedaan yang telah dijelaskan diatas maka penelitian ini
dirasa sangat menarik, karena memiliki keunikan tersendiri dan bisa melihat
apakah dari kegiatan media visit yang dilakukan perusahaan bisa efektif dan
berdampak bagi perusahaan, dan akan ditemukan temuan-temuan
barudilapangan mengenai kegiatan tersebut. Peneliti beranggapan penelitian ini
58
nantinya bisa menjelaskan kegiatan secara mendalam tidak hanya sebatas
menjelaskan kegiatannya saja atau lebih detail karena melihat fokusnya hanya
satu kegiatan yang teliti
.
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metodelogi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk
mendekati problem untuk mencari jawaban. Dengan kata lain, metodelogi adalah
suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian (Mulyana, 2005:145).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana
peneliti tidak hanya menggambarkan atau menjelaskan masalah-masalah yang diteliti
sesuai fakta, tetapi juga didukung oleh pertanyaan-pertanyaan dengan melakukan
wawancara dengan pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten, yang
kemudian datanya dikumpulkan, disusun, dijelaskan kemudian dianalisa disertai
dengan pemecahan masalah atau solusi sesuai dengan masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data
yang mengandung makna (Sugiyono, 2005:3).
Menurut Sugiyono, bila dilihat dari level explanation, penelitian kualitatif bisa
meghasilkan informasi yang deskriptif yang memberikan gambaran yang menyeluruh
dan jelas terhadap situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2005:21). Jadi, penelitian ini
hanya memaparkan situasi peristiwa yang diteliti. Penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
60
3.2 Instrumen Penelitian
3.2.1 Jenis Data
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dimana yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Nasution (1988)
menyatakan :
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,
segala sesuatunya belum mempunyai bentuk pasti. Masalah, fokus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil
yang di harapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan
jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,
tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-
satunya yang dapat mencapainya” (Sugiyono, 2006:251).
Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
secara langsung terhadap objek dilapangan serta data dokumentasi. Data yang
dicari dalam penelitian ini adalah :
1. Data yang berkaitan dengan Perusahaan Listrik Negara/PT PLN
(Persero) itu sendiri, baik itu sejarah maupun data lainnya yang
dimiliki PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
2. Data tentang kegiatan media relations Humas PT PLN (Persero)
Distribusi Banten.
61
3.2.2 Teknik Pegumpulan Data
Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Beberapa diantaranya
mengenai teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Wawancara (Interview)
Adalah suatu teknik untuk memperoleh data dengan
mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
berkompeten untuk memberikan informasi atau data yang
dibutuhkan. Menurut Koentjoroningrat, percakapan dengan maksud
tertentu, yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan data yang
diwawancarai (interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.
Wawancara mendalam (depth interview) merupakan data primer yang
peneliti coba lakukan. Adapun yang akan di wawancara di dalam
penelitian ini adalah Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
2. Metode observasi (Observation)
Observasi lapangan atau pengamatan lapangan (field
observation) adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan
kelengkapan panca indera yang dimiliki. Kegiatan observasi
merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan (Ruslan
: 2006).
62
Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku)
dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti sehingga
metode ini memiliki keunggulan, yakni mempunyai dua bentuk data :
interaksi dan percakapan. Dalam penelitian kualitatif, ada dua jenis
observasi yaitu observasi participant dan non participant. Observasi
participant yaitu peneliti terlibat langsung dalam kehidupan sehari-
hari informan yang diteliti. Sedangkan observasi non participant,
peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat
independen. Penelitian ini, peneliti menggunakan non participant
yaitu peneliti hanya memerankan diri sebagai pengamat. Peneliti
mengamati, memeriksa dan mencatat semua kegiatan atau hal yang
berhubungan dengan hal yang ingin teliti. Hasil observasi akan
dilampirkan di dalam penelitian ini, yaitu melakukan observasi
langsung ke PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah instrument pengumpulan data yang sering
digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data.Tujuannya
untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan
interpretasi data.
Dokumentasi adalah kegiatan menghimpun, mengolah,
menyeleksi, dan menganalisis kemudian mengevaluasi seluruh data,
63
informasi dan dokumen tentang suatu kegiatan, peristiwa, atau
pekerjaan tertentu yang dipublikasikan baik melalui media elektronik
maupun cetak dan kemudian secara teratur dan sistematis ( Ruslan :
2006).
Dokumentasi adalah teknik terakhir dalam pengumpulan data
sekunder yang bersifat tercetak (printed) yang bertujuan untuk
melengkapi data-data tambahan penelitian, seperti foto-foto kegiatan
yang berkaitan dengan mewawancarai narasumber, surat keterangan,
penelitian, surat ketersediaan sebagai informan, serta tulis-tulisan dan
sebagainya.
3.3 Informan
Informan adalah responden peneliti, yang berfungsi untuk menjaring sebanyak-
banyaknya informasi yang dibutuhkan untuk bahan analisis peneliti dan konsep serta
temuan peneliti.
Dalam penelitian ini, informan ditentukan menggunakan teknik pengambilan
sampel purposive sampling yang termasuk dari beberapa jenis pengambilan non-
probability sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu
yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik tertentu yang
diangap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Ruslan, 2003:156).
64
Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek yang
didasarkan atas adanya tujuan terntentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa
pertimbangan, seperti keterbatasan waktu, tenaga, serta dana sehingga tidak dapat
mengambil sampel besar dan jauh (Arikunto, 1998:127-128).
Informan yang dipilih adalah seorang yang memiliki ciri dan karakteristik
tertentu, yakni orang yang berkaitan dengan kegiatanmedia relations Humas PT PLN
(persero) Distribusi Banten. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.1
Data Informan
Nama Jabatan
Muharman Sismanto Spv Humas dan PKBL
Devi Anggun AS.PKBL
Demi Deputi Manager Komunikasi & Hukum
Ferry Panjaitan Media Cetak (Tangerang Express)
Hj. Henny Murniati, Ss AE&Reporter (Jawa Post TV)
Sam Media Online (Tribun.com)
65
3.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif yaitu
melakukan penafsiran data dengan menggunakan tataran ilmiah atau logika.
Sesuai dengan tipe penelitian, yaitu deskriptif, maka setelah data yang
terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam
bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasi yang pada hakekatnya
merupakan upaya peneliti untuk mencari jawaban atas permasalahan yang telah
dirumuskan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara kualitatif, artinya dari
data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam.Data
yang ada dianalisa serinci mungkin sehinga diharapkan dapat diperoleh kesimpulan
memadai yang bisa digeneralisasikan.
Data yang telah diperoleh dan terkumpul secara komprehensif selanjutnya
dianalisa sesuai dengan kelompok data baik primer maupun sekunder. Untuk
menganalisis data yang terkumpul sehingga diperoleh kesimpulan yang valid, maka
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Inventarisasi data : dengan cara mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya;
2. Kategorisasi data : dalam tahap ini data disusun berdasarkan rumusan
masalah dan tujuan yang disusun sebelumnya;
3. Penafsiran data : pada tahap ini data yang ada kemudian di integrasi
melalui analisis logis dengan cara deduktif-induktif berdasarkan pada
teori kehumasan;
4. Penarikan kesimpulan : tahap akhir dalam penentuan penilaian terhadap
data yang telah ditemukan, dibahas, dianalisis selama penelitian
(Moleong, 2007: 189).
66
Selanjutnya, analisis data kemudian dipaparkan sesuai dengan kajian
kehumasan. Hal ini dilakukan dalam rangka usaha semaksimal mungkin untuk tetap
objektif dari kerangka berpikir dan pendekatan secara ilmiah sehingga dengan
demikian dapat diharapkan akan dapat menjaga keutuhan dan keharmonisan konsep
objek penelitian.
3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode triangulasi. Triangulasi
yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi sumber, yaitu : menguji kredibilitas
data dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber
(Sugiyono, 2009:120). Peneliti akan mewawancarai berbagai sumber yang berbeda,
yaitu mewawancarai Divisi Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Selain itu
peneliti juga mewawancarai pihak media yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero)
Distribusi Banten. Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber adalah karena
menurut peneliti data akan makin banyak didapatkan bila peneliti mewawancarai dari
banyak sumber. Selain itu peneliti juga bisa membandingkan data yang didapat. Jadi,
peneliti bisa dengan mudah menganalisis data tersebut.
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Divisi Humas PT PLN (Persero) Distribusi
Banten yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman NO.1, Babakan, Tangerang,
Sukasari, Kec.Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118. Sedangkan waktu lamanya
67
penelitian hingga sidang, apabila tidak mengalami hambatan diperkirakan sekitar 6
bulan, yaitu bulan Maret 2017 sampai dengan akhir Agustus 2017.
3.7 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus
dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 3.2
NO Uraian Kegiatan Mar April Mei Juni Juli Agt Sept
1. Studi Pustaka
2. Penyusunan Bab
I -III
3. Sidang Outline
4. Pengumpulan
data, Kuisioner,
analisis data
4. Penyusunan Bab
IV-V
5. Sidang Skripsi
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Perusahaan
PT PLN (Persero) Distribusi Banten berdiri pada tanggal 1 September 2015
merupakan hasil bentukan dari wilayah distribusi baru yang awalnya tergabung dalam
wilayah Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang serta Distribusi Jawa Barat.
Pembentukan wilayah distribusi baru terkait dengan percepatan pelayanan oleh PT
PLN (Persero). PT PLN (Persero) Distribusi Banten dibentuk untuk pengelolaan
kelistrikan khususnya di Provinsi Banten, yang memiliki luas daerah 8.651 km2,
memiliki daya tersambung 6.393 MVA, jaringan tegangan menengah 14.002,49 kms,
jaringan tegangan rendah 28.473,31 kms, gardu distribusi 13.615 unit, kapasitas trafo
2.956.830 kVA, Jumlah Area Pelayanan sebanyak 7 Area + 1 APD yaitu Area
Banten Utara, Area Banten Selatan, Area Cikokol, Area Cikupa, Area Serpong, Area
Teluk Naga, dan Area Pengatur Distribusi Banten. Dalam setiap area memiliki 1
perwakilan humas untuk membantu pekerjaan humas pusat yaitu PT PLN (Persero)
Distribusi Banten, dan memiliki total pelanggan sebanyak 2.725.213.
Sejak awal berdiri PLN Distribusi Banten telah menyusun beberapa program
untuk penjualan listirk dan juga program untuk kerjasama dalam membantu pekerjaan
PLN Distribusi Banten. Salah satu bentuk kerjasama yang dijalin yaitu dengan media
massa. PLN Distribusi Banten menjalin kerjasama dengan beberapa media cetak dan
elektronik di Banten dalam rangka membantu pekerjaan seorang humas dalam hal
69
publikasi, sosialisasi, dan pemberian informasi kepada pelanggan. Perlunya
kerjasama tersebut karena melihat bahwa PLN Distribusi Banten merupakan wilayah
baru yang butuh publikasi dan sosialisasi agar keberadaannya diketahui oleh
masyarakat luas.
Adanya kerjasama dengan media massa juga menambah pekerjaan humas
dalam membina hubungan baik dengan pihak media. Kegiatan membina hubungan
baik dengan media telah diatur dalam buku pedoman pelaksanaan komunikasi
perusahaan yang telah diatur dan disahkan oleh Direksi PT PLN (Persero), yang
terbaru dalam buku pedoman pelaksanaan komunikasi perusahaan 2017 sebagaimana
didalamnya telah dijelaskan kegiatan hubungan baik diatur dalam kegiatan media
relations dalam bab saluran komunikasi perusahaan dan dijabarkan bahwa kegiatan
media relations tersebut diantaranya media visit, press tours, press briefing, media
gathering, dan konferensi pers.
4.2 Sejarah Perusahaan
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi perusahaan untuk
kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM
yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama
Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh
Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
70
perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada
bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda, maka dikeluarkan
Undang-Undang No.86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang
nasionalisasi perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1958
tentang nasionalisasi Perusahan Gas dan Listrik Milik Negara.
Dengan Undang-Undang tersebut, maka seluruh perusahan listrik milik Belanda
berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang
surut sejalan dengan pasang surut perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 27 Oktober
1945 kemudian di kenal dengan Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati
untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Oktober 1946 di gedung Badan Pekerja
Komite Nasional Pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Berangkat untuk pertama kalinya.
Penetapan secara resmi pada tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan
Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 20
tahun 1960, namun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik yang terjatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingya
semangat dan nilai-nilai Hari Listrik, maka berdasarkan keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi No. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31 Agutus 1992,
ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
71
4.2.1 Visi, Misi, dan Tata Nilai PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Visi, misi, dan tata nilai PT PLN (Persero) Distribusi Banten mengacu
pada Buku Pedoman Perilaku yang ditetapkan pada Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 548A.K/DIR/2010, serta misi sebagaimana yang tercantum
pada Peraturan Direksi Nomor 0063.P/DIR/2015 tentang Organisasi PT PLN
(Persero) Distribusi Banten, yang tercantum pada RJPP 2016-2020.
Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Kelas Dunia : Perusahaan mampu memberikan pelayanan dengan
standar kualitas pelayanan kelas dunia, memiliki cakrawala pemanfaatan
teknologi, haus akan kesempurnaan kerja dan perilaku, serta merupakan
perusahaan idaman bagi pencari kerja. Pelayanan kelas dunia yang
dimaksud diharapkan dapat diwujudkan pada tahun 2015.
Tumbuh Kembang : Perusahaan mampu mengantisipasi berbagai
peluang dan tantangan usaha, serta konsisten dalam pengambangan
standar kerja.
Unggul : Perusahaan menjadi yang terbaik, terkemuka, dan mutakhir
dalam bisnis kelistrikan, fokus dalam usaha mengoptimalkan potensi
insani, serta mampu meningkatkan kualitas input, proses, dan output
produk dan jasa pelayanan secara berkesinambungan.
72
Terpercaya : Perusahaan mampu memegang teguh etika bisnis,
konsisten memenuhi standar layanan yang dijanjikan, serta menjadi
perusahaan favorit para pihak yang berkepentingan.
Potensi Insani : Perusahaan mampu mengembangkan insan yang
kompeten, professional dan berpengalaman, serta memenuhi standar
etika dan kualitas.
Misi
Menjalankan usaha pendistribusian, penjualan dan pembelian tenaga listrik
dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan target kinerja Unit secara efektif
dan efisien, untuk memberikan kontribusi yang optimal kepada Perseroan serta
meningkatkan kepuasaan pelanggan dengan memperhatikan kepentingan
stakeholders berdasarkan kebijakan Perseroan.
Tata Nilai
Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar (SIPP).
4.2.2 Aktivitas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Aktivitas Humas di PT PLN (Persero) Distribusi Banten sendiri
memiliki dua fungsi yaitu :
1. Bidang komunikasi/ Kehumasan yang identik hubungannya dengan
pers/wartawan dan media (cetak dan elektronik), merancang dan
membuat produk-produk komunikasi seperti press release, talkshow,
foto/dokumentasi dan perpustakaan, spanduk, brosur, kliping berita
73
untuk proses decision making (pengambilan keputusan) bagi para top
management. Majalah, Sponsorship, kegiatan penyuluhan, pameran,
kegiatan protokoler, melakukan kampanye untuk mendukung kebijakan
perusahaan serta mengambangkan propaganda (untuk menutupi
kekurangan dan kelemahan dimata publik).
2. Program kemitraan dan bina lingkungan yang merupakan bentuk
implementasi dari corporate social responsibility (CSR) PLN Distribusi
Banten yaitu melakukn bantuan pemberian modal kepada usaha kecil
menengah (UKM) serta koperasi dan melaksanakan program community
development di PLN dikenal dengan bina lingkungan atau yang
sekarang disebut dengan program partisipasi pemberdayaan lingkungan
(P3L) yaitu bantuan-bantuan sosial untuk pendidikan, kesehatan,
peribadatan, dan pelestarian alam.
4.2.3 Fungsi Dan Tugas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten memiliki fungsi dan tugas
sebagai berikut :
Bertanggung jawab kepada general manager
Mengelola opini publik baik internal maupun eksternal agar tidak
bertentangan dengan kebijakan perusahaan
74
Melakukan komunikasi kepada publik internal (karywan dan keluarga)
maupun eksternal (pelanggan, pers, komunitas, instansi terkait, dll)
untuk menciptakan citra baik dan dukungan publik terhadap perusahaan
Memantau pemberitaan tentang perusahaan dimedia massa
Memberi rekomendasi pihak manajemen untuk menyelesaikan opini
publik yang merugikan perusahaan
Menangani keluhan pelanggan yang disampaikan melalui media massa
Mengelola media internal sebagai saran komunikasi dengan publik
internal perusahaan
Menyusun rencana komunikasi internal dan eksternal dalam rangka
sosialisasi kebijakan dan program perusahaan (TDL, Peduli Pelanggan,
dll)
Melakukan koordinasi dengan bidang atau unit terkait dalam rangka
kelancaran program komunikasi
Menyusun konsep materi pidato, sambutan, dan presentasi general
manager kepada publi internal dan eksternal
Menyusun konsep materi publikasi internal dan eksternal (newsletter,
pariwara/advertorial, siaran pers, leaflet, poster, stiker, dll)
4.2.4 Kegiatan Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten
75
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Humas PT PLN (Persero)
Distribusi Banten sebagai berikut :
1. Kegiatan Eksternal
Mengadakan publikasi melalui media massa, dalam bentuk leaflet,
poster, brosur, advertising dimedia massa
Membina hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya, seperti
mengadakan sunatan missal, dll
Mengadakan temu pelanggan, antara lain : seminar sehari, melalui
radio-radio, dll
Membuat press conference dan press release
Membuat pengumuman tentang pemadaman karena pemeliharaan
Membuat kliping berita pln dan berita yang ada kaitannya dengan pln
di media massa
Menyusun iklan iklan tender dan iklan layanan pelanggan/informasi
perusahaan di media massa
2. Kegiatan Internal
Rapat secara kontinyu
Kerjasama dengan departemen lain, seperti membuat papan
pengumuman
Menyelenggarakan penerbitan media internal
Mengelola perpustakaan kantor
76
Membuat direktori telepon unit-unit
Menyelenggarakan pelayanan informasi untuk pejabat/karyawan
(langganan surat kabar, majalah, dan bulletin)
Menyelenggarakan protokoler untuk acara perusahaan
Mengelola kotak saran
4.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi
Banten
Sesuai dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No :
0015.P/DIR/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) tentang
susunan Organisasi , Tanggung Jawab dan Tugas Pokok pada Direktorat Bisnis
Regional Jawa Bagian Barat, meliputi PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Struktur Organisasi PLN Distribusi Banten dibentuk berdasarkan Peraturan
Direksi No : 0208.P/DIR/2015 tentang Penetapan Pembinaan Organisasi Unit
Pelaksana (Area dan Unit Pelaksana Konstruksi Kelistrikan ) pada PT PLN
(Persero) Distribusi Banten, peraturan Direksi No : 0147.P/DIR/2015 tentang
Organisasi PT PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Banten dan
0015.P/DIR/2016 tentang Pembubaran Organisasi Unit Pelaksana Area
Pelayanan Prima Pada PT PLN (Persero) Distribusi Banten, maka Susunan
Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Banten sebagai berikut :
77
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Banten tahun 2017
General Manager
Bidang
Perencanaan
Bidang
Distribusi
Bidang
Niaga &
Pelayanan
Pelanggan
Bidang
Keuangan
Bidang SDM
& Organisasi
Bidang
Komunikasi
Hukum &
Administrasi
Area
Pelayanan
Prima
Area Area Pengatur
Distribusi
78
4.2.6 Logo Perusahaan
Deskripsi tentang logo PLN:
Lambang Petir/Kilat telah lama digunakan oleh PT PLN (Persero) dan
satuannya. Penggunaan Lambang PT PLN menurut surat keputusan NO.
13/DIR/1976 adalah :
A. Gambar lambang PLN tercantum dalam suatu bidang datar terdiri dari :
a. Bewarna kuning keemasan
b. Berbentuk segi empat, berskala ukuran lebar panjang = 3x4
c. Tanpa tulisan listrik Negara adapun tulisan lain didalamnya
B. Gambar atau lambang PLN terdiri dari :
a. Petir atau Kilat yang berbentuk atas tebal dan meruncing disebalah
warna merah darah dan memotong atau menembus ketiga garis
gelombang.
b. Tiga buah gelombang yang terbentuk sinusoida (dua setengah
perioda), bewarna biru laut, tersusun secara sejajar dalam arah
79
mendatar, terletak di tengah-tengah segi empat pada dasar kuning
keemasan.
C. Gambar atau Lambang diartikan sebagai berikut :
a. Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung
didalamnya.
b. Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN karena segala
macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya
listrik, akuistik,dll). Kegiatan PLN antara lain mencakup konversi
segala macam tenaga (energi) menjadi listrik.
c. Tiga buah gelombang sejajar diartikan 3 sikap karyawan PLN dalam
melaksanakan tugas Negara bekerja keras, bergerak cepat dan
bertindak tepat. Arti yang lain bahwa pelaksanaan distribusi tenaga
listrik harus serempak.
D. Warna lambang diartikan sebagai berikut :
a. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa, serta agungnya kewajiban PLN.
b. Warna Merah darah melambangkan keberanian dan dinamika dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan.
c. Warna Biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas
untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
Indonesia seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah N0.18
tahun 1972
80
E. Tipografi Huruf
Tipografi atau jenis huruf terpilih sebagai tipografi resmi PT PLN
(Persero) adalah tipografi yang digunakan dalam segala bentuk macam
tulisan yang diterbitkan dan mencerminkan perusahaan, seperti
penulisan nama perusahaan, motto perusahaan, dan slogan kerja unit
bisnis perusahaan di segala media komunikasinya. Adapun tipografi
yang dimaksud adalah Helvetica, karena bentuknya yang sederhana
namun berkesan modern dan mudah untuk dibaca.
4.3 Deskripsi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai 6 (enam) informan yang dianggap
oleh peneliti mampu menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Pemilihan
informan melihat dari kemampuan informan yang sekiranya menguasai dan
mengerti bidang tersebut yang dalam hal ini mengenai hubungan perusahaan dengan
media massa.
Peneliti mengambil 3 (tiga) informan yang berasal dari perusahaan yaitu PT
PLN (Persero) Distribusi Banten dan 3 (tiga) informan yang berasal dari pihak media
massa. Alasan mengambil informan dari pihak media adalah untuk memperdalam dan
mengetahui pendapat dari sudut pandang media akan kegiatan media visit dan juga
sebagai pembanding antara pernyataan yang telah dilontarkan oleh perusahaan.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih 3 (tiga) informan dari PT PLN
(Persero) Distribusi Banten yaitu Muharman Sismanto selaku Supervisor Humas dan
81
PKBL PT PLN (Persero) Distribusi Banten, Devi Anggun selaku Asisten Humas dan
PKBL, dan Demi selaku Deputi Manager Komunikasi dan Hukum. Data yang
diambil oleh peneliti berupa wawancara mendalam dengan para informan, karena
informasi yang didapat dari informan dapat menjawab semua identifikasi masalah
penelitian. Dari Hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut peneliti dapat
menggambarkan secara utuh dan dapat mengungkap, mengecek kebenaran yang
terjadi antara hasil wawancara dengan realita yang terjadi dilapangan. Berikut data
informan PT PLN (Persero) Distribusi Banten :
a. Muharman Sismanto
Laki-laki kelahiran Prabumulih, 28 Mei 1963 merupakan Supervisor
Humas dan PKBL PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Dalam
kesehariannya biasa dipanggil dengan sebutan Pak Manto, sebelum
menjabat sebagai Supervisor Humas di PLN Distribusi Banten beliau
mengawalinya di PLN Area Banten Utara. Beliau keturunan
Sumatera Selatan yang sekarang menetap di Pandegalang dengan
alamat rumah Komplek Cigadung Blok N/No 5 Cadasari-
Pandeglang. Adapun kontak yang bisa dihubungi sebagai berikut :
No Telp :
b. Devi Anggun
Wanita kelahiran Ujung Pandang, 14 Oktober 1992 ini merupakan
salah satu staff Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Jabatannya saat ini sebagai Asisten Humas dan PKBL. Beliau
82
merupakan lulusan salah satu Universitas Negeri di Jawa yaitu
Universitas Diponegoro. Dalam kesehariannya beliau biasa dipanggil
mba Devi. Adapun kontak yang bisa dihubungi adalah sebagai
berikut :
No Telp : 085726880099
c. Demi
Demi merupakan Deputi Manager Komunikasi dan Hukum PT PLN
(Persero) Distribusi Banten. Laki-laki yang sekarang bertempat
tinggal di Tangerang ini sudah mengabdi di PT PLN (Persero) selama
15 tahun. Beliau memiliki 2 (dua) orang putra. Adapun kontak yang
dapat dihubungi sebagai berikut :
No.Telp : 0811952300
Dari media massa peneliti juga mengambil 3 (tiga) informan yang memiliki
hubungan yang dekat dengan perusahaan, peneliti mengambil informan dari media
massa yang berbeda seperti media cetak, media online, dan media televisi.
Pengambilan media yang berbeda didasarkan kepada untuk membandingkan bentuk
kerjasama dan untuk pengklasifikasian media oleh peneliti.
Peneliti juga menggunakan wawancara mendalam kepada seluruh informan
yang berasal dari media massa untuk mengetahui seperti apa realita sebenarnya
kegiatan yang berlangsung dilapangan dan mengetahui bentuk hubungan yang
diinginkan menurut sudut pandang media massa. Berikut data informan media massa
83
a. Mas Fery
Fery Panjaitan merupakan salah satu wartawan media cetak yaitu
Tangerang Express yang sudah lama memiliki hubungan kerjasama
dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Beliau merupakan
lulusan Unversitas Mercu Buana dengan jurusan Jurnalistik, dan
beliau sekarang bertempat tinggal di Jl. Kiai H. Hasyim Ashari RT
06/RW 01 Kota Tangeran. Adapun kontak yang bisa dihubungi
sebagai berikut :
No Telp : 082122720200
b. Hj. Henny Murniati, Ss
Hj. Henny Murniati atau yang sering disapa Henny merupakan
wanita kelahiran Prabumulih Sumatera Selatan. Ibu Henny adalah
seorang Account Event dan Repoter dari media elektronik Jawa Post
TV. Sebelum bekerja di Jawa Post TV Ibu Henny pernah bekerja
diIndosiar, Ibu Henny telah menggeluti dunia jurnalis sejak tahun
2000. Adapun kontak yang bisa dihubungi sebagai berikut :
No. Telp : 081931224076
84
c. Sam
Samuel atau yang akrab disapa sam merupakan salah satu wartawan
yang berasal dari tribun.com. Beliau menggeluti dunia jurnalistik
sejak tahun 2000. Beliau sekarang bertempat tinggal di daerah Kota
Tangerang. Adapun kontak yang dapat dihubungi sebagai berikut :
No.Telp : 081290629003
4.4 Deskripsi Data
Penelitian ini membahas tentang Strategi Media Visit PT PLN (Persero) dalam
Membina Hubungan Baik Dengan Pers . Untuk menyelesaikan penelitian ini peneliti
membuat pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data. Untuk
dapat mengetahui bagaimana informasi yang diberikan informan, peneliti
menggunakan beberapa tahap sebagai berikut :
Pertama, proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang
hendak diteliti, mem- follow up kepada pimpinan perusahaan untuk mengamati dan
membuat gambaran umum tentang sasaran penelitian, kemudian peneliti
mengidentifikasi siapa yang akan di observasi, kapan, berapa lama, dan bagaimana.
Observasi dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 26 April 2017 di kantor PLN
Distribusi Banten. Keterlibatan peneliti secara tidak langsung (observasi non
participant), jadi dalam pengamatannya peneliti tidak merupakan bagian dari objek
yang diteliti sehingga peneliti dapat melihat dengan tajam, melaksanakan dan
mencatat objek yang diteiti sehingga peneliti dapat dipengaruhi oleh objek yang
85
diamati. Peneliti mengamati mulai dari lingkungan kerja karyawan. Pada saat
observasi peneliti melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada beberapa karyawan
untuk kesediannya menjadi informan dan informan kunci.
Kedua, membuat pedoman wawancara agar pada saat peneliti melakukan
wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman disusun tidak hanya
berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan
mendasar nantinya akan berkembang dalam wawancara. Tahap ini dilakukan untuk
mempermudah informan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Karena sebelum masuk kedalam tahap wawancara, informan akan membaca terlebih
dahulu draft pedoman wawancara yang diberikan oleh peneliti, tujuannya supaya
informan memahami isi pertanyaan penelitian,
Ketiga, peneliti melakukan wawancara untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (in depth
interview) yang berfungsi informal seperti orang yang sedang mengobrol. Mendalam
kepada informan dan informan kunci dimana waktu dan tempat pelaksanaan berbeda
karena disesuaikan dengan jam kerja para informan dan informan kunci.
Keempat, mendeskripsikan hasil wawancara. Deskripsi hasil penelitian ini
akan menguraikan tentang berbagai temuan yang diperoleh dari lapangan, yaitu dari
olahan data dan informasi yang terkait wawancara dan observasi penelitian. Pada
tahap selanjutnya peneliti melakukan deskripsi analisis data sesuai dengan langkah-
langkah yang dijabarkan pada bagian metode. Peneliti mendeskripsikan hasil
86
wawancara sebagai pembahasan, ini dilakukan untuk memperjelas tantang
bagaiamana hasil dari wawancara peneliti terhadap informan yang telah memberikan
jawaban-jawaban yang bersifat real baik itu wawancaranya dilakukan secara formal
atau informal.
Kelima, menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan. Berdasarkan
data yang telah didapat, peneliti menganalisa data tersebut terhadap asumsi yang
dikembangkan dalam penelitian ini. Peneliti menganalisis wawancara berdasarksan
pemahaman terhadap hal-hal yang diungkapkan informan. Data yang telah
dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh, sehingga
peneliti dapat menangkap pengalaman, dan permasalahan yang terjadi pada
penelitian.
Hasil penelitian ini diperoleh melalui teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut dilakukan untuk perolehan
data yang objektif dan alamiah. Dengan waktu penelitian yang tertera dibawah ini
Tabel 4.1
Jadwal Wawancara Informan PT PLN (Persero) Distribusi Banten
NO Hari/Tanggal Tempat Nama Informan
1. Senin, 17 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)
Distribusi Banten
Muharman Sismanto
2. Selasa, 18 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)
Distribusi Banten
Devi Anggun
87
3. Selasa, 18 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)
Distribusi Banten
Demi
Tabel 4.2
Jadwal Wawancara Media Massa
NO Hari/Tanggal Tempat Nama Informan
1. Kamis, 20 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)
Distribusi Banten
Ferry Panjaitan
2. Selasa, 12 September
2017
Kantor PT PLN (Persero)
Distribusi Banten
Sam
3. Selasa, 12 September
2017
By phone Hj. Henny Murniati,
Ss
Wawancara dengan pihak media massa/wartawan yang, menjadi partner
perusahan PT PLN (Persero) Distribusi Banten bertujuan untuk membandingkan
pernyataan yang dilontarkan dengan pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi
Banten sudah sesuai atau belum dengan keadaan lapangan. Peneliti juga memilih
media massa yang yang selalu mengikuti kegiatan media relations yang dilakukan PT
PLN (Persero) Distribusi Banten. Sehingga peneliti bisa melakukan triangulasi
sumber untuk membandingkan data yang ada.
88
4.5 Hasil Penelitian
Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil penelitian, yaitu megenai Strategi
Media Visit PT PLN (Persero) Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Pers.
Adapun hasil penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui
wawancara mendalam dan observasi. Peneliti menguraikan hasil penelitian dengan
megacu pada identifikasi masalah yang peneliti buat yaitu Bagaimana Strategi Media
Visit, Program Media Visit, Faktor Pendukung, Kendala, dan Solusi dari kendala dari
kegiatan tersebut.
4.5.1 Gambaran Umum Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi
Banten
Media Relations atau hubungan media merupakan salah satu kegiatan
yang berhubungan dengan media massa diantaranya tidak hanya media
elektronik akan tetapi media cetak pula. Kegiatan media relations dilakukan
adalah sebagai sarana untuk mendapatkan publikasi. Media relations sendiri
menurut PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah salah satu kegiatan yang
berhubungan dengan media massa yang ada untuk mendapatkan publikasi
perusahaan, selain itu tidak hanya publikasi akan tetapi untuk memberi edukasi
kepada masyarakat atau pelanggan PLN mengenai kelistrikan.
Media relations dalam PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah suatu
keharusan, kegiatan media relations yang dijalankan oleh PT PLN (Persero)
Distribusi Banten sama seperti kegiatan media relations yang dilakukan oleh
89
PLN lainnya yang ada di Indonesia. Karena pada dasarnya kegiatan media
relations perusahaan PT PLN (Persero) telah diatur didalam buku pedoman
pelaksanaan komunikasi perusahaan yang sebagaimana telah disebutkan dan
dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Didalam buku pedoman terdapat lima
bentuk kegiatan media relations, dari kegiatan media relations tersebut PT PLN
(Persero) Distribusi Banten telah menjalankan hampir seluruh dari kegiatan
yang ada seperti press tour , Konferensi Pers dan media visit. Kegiatan media
relations yang dijalankan PLN Distribusi Banten bersifat formal dan informal.
Kegiatan media relations dilakukan secara rutin oleh PT PLN (Persero)
Distribusi Banten, seperti kegiatan press tour yang dilakukan setiap setahun
sekali. Kegiatan yang dilakukan yaitu PLN Distribusi Banten mengajak para
wartawan untuk meliput kegiatan perusahaan atau berwisata sambil melihat-
lihat keberadaan perusahaan, seperti pada tahun 2016 pihak humas mengajak
wartawan untuk berkunjung ke kantor pembangkit PLN di Suralaya atau
Indonesia Power. Selanjutnya kegiatan konferensi pers PT PLN (Persero)
Distribusi Banten selalu mengundang dan melibatkan media massa dalam
berbagai kesempatan untuk membantu atau menyebarluaskan informasi yang
telah dikeluarkan oleh pihak perusahaan kepada seluruh masyarakat. Media
visit, media visit merupakan kegiatan kunjung media yang dilakukan pihak
humas kekantor media yang bersifat informal, kegiatan media visit juga
melibatkan pemimpin perusahaan seperti General Manajer, Direksi, dan
Manajer.
90
Media visit salah satu kegiatan media relations yang memiliki frekuensi
paling sering dilakukan oleh humas PLN Distribusi Banten berdasarkan sumber
data yang diterima peneliti pada tahun 2016 telah sebanyak dua belas kali
kunjungan media, idealnya media visit dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh
perusahaan. Media visit paling sering dilakukan karena menurut humas PT PLN
(Persero) merupakan salah satu kegiatan yang sangat mudah dilakukan karena
sifatnya yang informal maka pihak humas bisa kapan saja untuk berkunjung
kekantor media untuk membahas atau diskusi tentang permasalahan dilapangan
mengenai PLN Distribusi Banten dengan secara santai dan terbuka. Selain itu,
media visit merupakan salah satu kegiatan antisipasi perusahaan dalam
menahan pemberitaan negatif sebelum pemberitaan diluar berkembang menjadi
opini yang bisa merugikan perusahaan dan menjadi permasalahan yang besar
sehingga berdampak pada citra perusahaan, bisa dikatakan pihak humas
bertugas untuk menjemput bola.
Tahapan kegiatan media visit, berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan peneliti dengan humas bahwasanya dalam melakukan kegiatan
tersebut humas tidak memiliki tahapan pembuatan perencanaan program
kegiatan dan lainnya, karena telah disebutkan diatas kegiatan ini bersifat
informal. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh humas PT PLN (Persero)
Distribusi Banten selain untuk sarana publikasi perusahaan juga sebagai alat
untuk mengedukasi masyarakat. Mengubah pemahaman masyarakat yang
91
memiliki pandangan negatif mengenai PLN kearah yang positif agar citra yang
didapat oleh perusahaan bisa selalu positif.
Tentunya dengan adanya kegiatan media visit yang dilakukan oleh PT
PLN (Persero) Distribusi Banten juga memiliki strategi bahwa diharap dari
kegiatan media relations yang dijalankan salah satunya media visit bisa
menjaga hubungan yang tetap baik dan harmonis antara pihak pers dan
perusahaan. Media massa menjadi mitra yang sangat penting dan membantu
menjadi jembatan antara perusahaan dan masyarakat. Walaupun sejauh ini
pihak perusahaan belum menyediakan treatment khusus untuk media seperti
ruangan khusus pers didalam perusahaan akan tetapi pihak humas telah
mencoba merencanakan pembuatan ruangan tersebut agar media pun bisa
merasa nyaman bekerjasama dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Dari kegiatan media relations yang dijalankan perusahaan dengan pihak
media massa yang ada yang sejauh ini sangat baik dan harmonis akibatnya
segala pemberitaan mengenai perusahaan selalu berimbang tidak selalu
menyudutkan perusahaan. Pihak humas pun mengakui dengan kegiatan media
yang dijalin tidak jarang media memberi tahu perusahaan mengenai
permasalahan yang ada dilapangan, media tidak selalu langsung menaikkan
berita tersebut. Pentingnya menjalin hubungan yang baik dirasa adalah sebagai
hal yang tidak dapat dipisahkan oleh perusahaan atau instansi pemerintah
manapun.Yang akhirnya terwujudnya hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan atau simbiosis mutualisme.
92
Hal tersebut juga dijelaskan oleh Supervisor Humas PT PLN (Persero)
Distribusi Banten Bapak Manto bahwasanya kegiatan media relations adalah
suatu kegiatan yang harus dijalankan oleh perusahaan dan kegiatan media
relations tidak hanya sekedar untuk mencapai publikasi perusahaan akan tetapi
lebih dari itu, seorang humas harus bisa menjalin hubungan yang sangat baik.
PT PLN (Persero) Distribusi Banten sejauh ini telah menjalankannya Bapak
Manto mengungkapkan bahwa hubungan yang telah dijalin sebagai berikut :
“Hubungan PLN dengan media massa kalau dijelaskan sangat baik, saya
melakukan pendekatan dengan media dengan cara berkunjung ketempat
mereka biasa berkumpul karena mereka juga memiliki pokja atau
kelompok kerja karena kalau untuk diundang secara formal prosesnya
agak ribet harus ada undangan dan sebagainya. Selanjutnya menjaga
komunikasi yang baik dengan pers, komunikasi yang terus berkelanjutan
dengan media. Hubungan media harus erat sekali kita juga harus
menyesuaikan dengan gaya mereka agar mudah masuk kedalam area
mereka dan memahami cara kerjanya. PLN juga selalu mensupport
kegiatan yang diadakan oleh media. Jika ada kesempatan atau waktu
luang saya juga sempatkan untuk say hello saja dengan wartawan jadi
biar tidak terlihat kita datang ketika ada butuhnya saja. Kedua jika kita
ada kegiatan kita selalu melibatkan mereka walaupun tidak semua
dilibatkan kita cari media mana yang memiliki peran dan
berpengaruh.”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017)
Menurut Bapak Manto Hubungan yang dijalin dengan media massa
pada sekarang ini dengan perusahaan sudah lebih baik daripada dahulu. Jika
dahulu hanya PWI saja yang boleh datang kekantor PLN. Sekarang ini karena
jumlah media dan wartawan telah banyak pihak perusahaan tidak bisa
membatasi kerjasama dengan satu media saja, melihat dengan banyaknya media
massa sekarang juga membawa keuntungan sendiri untuk perusahaan, media
biasanya dalam bekerja juga bekerjasama juga dengan teman media lainnya
93
untuk mendapatkan informasi dilapangan dan mereka bisa saling bertukar
informasi. Dari sanalah pihak Humas bisa memanfaatkan keadaan tersebut
walaupun hanya bekerjasama dengan satu media contohnya karena akibat kerja
media yang saling bertukar informasi dengan teman media lainnya juga
akhirnya membuat pemberitaan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan
menjadi menyebar secara lebih luas. Walapun seperti itu pihak humas tidak
memanfaatkan keadaan tersebut dengan seenaknya hubungan yang dijalin
dengan media yang lainnya yang tidak ada ikatan kontrak pun harus tetap
dijaga oleh perusahaan.
Satu saja kita bekerjasama dengan media Humas bisa memanfaatkan
media tersebut untuk mengakomodir teman media yang lainnya. Hubungan
yang dijalin oleh pihak humas dengan media yang ada dengan cara selalu
menjalin komunikasi yang baik dengan pihak media. Komunikasi harus tetap
dijalin agar media tidak timbul rasa bahwa mereka dibutuhkan ketika ada
butuhnya saja oleh perusahaan, dengan adanya komunikasi yang baik juga bisa
menimbulkan rasa memiliki media kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Selain komunikasi yang baik seorang humas juga harus bisa
menyesuaikan dirinya agar mampu mengetahui karakter dari media-media yang
ada dan menjalin hubungan kedekatan yang lebih baik tidak hanya sekedar
hubungan dengan perusahaan saja. Memahami karakater media satu-persatu
juga menjadi penting untuk seorang humas untuk memudahkan dirinya untuk
masuk kewilayah media dan memahami cara kerjanya. PT PLN (Persero)
94
Distribusi Banten juga selalu mendukung segala bentuk kegiatan yang diadakan
oleh media massa. Hubungan tersebut dijaga agar selalu harmonis dan baik satu
sama lainnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Devi Anggun selaku Asisten
Humas dan PKBL mengenai bagaimana hubungan yang dijalin antara media
dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
“hubungannya complicated sih sebenarnya, seharusnya hubungannya
itu simbiosis mutualisme saling menguntungkan. Jadi, suatu sisi kita
butuh media untuk sarana menyampaikan informasi, satu sisi juga
kita butuh media untuk mendapatkan informasi. Dari sisi media juga
media butuh kita untuk menjadi sumber berita, seharusnya saling
ketergantungan dan seharusnya memang kedua pihak antara PLN dan
media saling erat seperti itu. Jadi kalau ada berita apapun itu media
seperti memberi konfirmasi dulu sama kita, jadi enggak asal nerbitin
berita” (Devi Anggun, Selasa 18 Juli 2017).
Menurut Ibu Devi hubungan kerjasama dengan media merupakan
hubungan yang complicated. Seharusnya hubungan yang dijalin harus
membawa keuntungan masing-masing dari kedua belah pihak tersebut. Pada
dasarnya hubungan perusahaan dengan media yaitu untuk membantu dalam
menyebarluaskan informasi yang berkaitan untuk masalah kelistrikan, tidak
hanya untuk menginformasi akan tetapi juga untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang listrik. Melihat karena memang fungsi dari media
yaitu selain bertugas untuk menginformasikan tetapi ada beberapa fungsi lain
seperti edukasi, hiburan, dan pengaruh untuk masyarakat. Dari sinilah PT PLN
(Persero) Distribusi Banten menggunakan media massa sebagai sarana untuk
95
mengedukasi masyarakat. Dari sisi media massa juga mereka membutuhkan PT
PLN (Persero) Distribusi Banten sebagai sumber beritanya, walau
bagaimanapun media butuh materi untuk dijadikan bahan pemberitaan. Oleh
sebab itu, hubungan antara keduanya harus saling erat dan ketergantungan
karena mengingat perusahaan butuh media untuk menyampaikan segala
informasi dan kebijakan perusahaan pada masayarakat dan sebaliknya media
butuh perusahaan sebagai sumber berita.
Media massa juga bisa bertindak sebagai jembatan masyarakat untuk
menyampaikan aspirasi atau keluhan kepada PLN Distribusi Banten. Hubungan
media dan pers merupakan sebagai alat pedukung atau media kerjasama untuk
kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja
atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Karena
peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai
saluran (channel) dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan
pengenalan (awareness) dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi
humas merupakan prioritas utama. Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi
pers adalah kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif
melalui media massa.
Kerjasama dengan pers akan menghasilkan frekuensi publisitas yang
cukup tinggi. Dampak pemberitaan tersebut baik yang bersifat stimulately effect
(efek keserempakan), efek dramatisir, atau efek publisitas tinggi, dan memiliki
96
waktu yang relatif singkat, sehubungan dengan jumlah pembaca atau audiensi
yang tersebar diberbagai tempat atau kawasan dalam waktu bersamaan.
Dengan demikian media relations bisa diartikan merupakan bagian dari
public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik
dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik-
publiknya untuk mencapai tujuan organisasi. Tetapi dari sisi organisasi
membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa itu paling
tidak berarti memenuhi dan menanggapi kebutuhan dan kepentingan media
massa terhadap organisasi tersebut. Karena watak komunikasi dalam public
relations adalah dua arah maka praktik media relations pun bukan hanya
mengkomunikasikan ke luar organisasi melainkan juga menjadi komunikan
yang baik dari apa yang dikomunkasikan dari luar organisasi.
Dalam Yosal Iriantara dijelaskan melalui gambar arus komunikasi
dalam praktik media relations yang berbentuk menyerupai segitiga media
berada ditengah lalu sisi kanan publik dan kiri organisasi atau disini bisa
disebut PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Terdapat garis panah yang
mengubungkan antara ketiganya organisasi menyampaikan informasi kepada
media lalu diterima oleh masyarakat, dari masyarakat atau publik juga
sebaliknya publik menyampaikan aspirasi melalu media lalu media
menyampaikan kepada organisasi atau juga publik bisa mengatakan bentuk
keluhan dan aspirasinya secara langsung dengan organisasi terlihat ada panah
yang lurus langsung kearah organisasi dari gambar tersebut. Bentuk keluhan
97
yang diungkapkan secara langsung kepada organisasi bisa disampaikan melalui
customer service atau customer care yang telah disediakan oleh perusahaan
atau layanan 123 pada perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan informasi,
gagasan atau citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan publik, bisa
menyampaikan aspirasi, harapan, keinginan atau informasi melalui media
massa pada organisasi. Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung
melalui saluran komunikasi yang tersedia antara publik dan organisai. Saluran
tersebut bisa berupa saluran komunikasi formal, seperti layanan bebas pulsa
yang disediakan customer sevice organisasi bisa juga melalui saluran informal
melalui kontak komunikasi langsung dengan staf organisasi dalam kesempatan
yang informal pula (Iriantara, 2005:31-32).
Sedangkan menurut Bapak Demi selaku Deputi Manager Komunikasi
dan Hukum mengenai bagaimana hubungan yang dijalin antara PT PLN
(Persero) Distribusi Banten beliau menjelaskan.
“Media itu kan sebagai corong informasi bagi perusahaan. Kita butuh
sekali media untuk membantu perusahaan dalam mensosialisasikan
segala kebijakan dari perusahaan. Kalau saya sendiri yang bekerja
untuk menyebarluaskan informasi pastinya terbatas jadi kita butuh
media sebagai sarana publikasinya. Hubungan yang dijalin sangat
dekat dengan media yang memang sudah menjalin kontrak dengan
kami, kami selalu undang mereka dalam berbagai kesempatan
pokoknya selalu dilibatkan dan tidak hanya itu kita juga membangun
hubungan yang baik antar individunya”(Demi, Selasa 18 Juli 2017).
Bapak Demi menjelaskan hampir serupa dengan yang dikatakan dua
narasumber sebelumnya bahwa hubungan yang dijalin dengan pihak media
98
yaitu media merupakan corong informasi bagi perusahaan, media membantu
perusahaan untuk menyebarluaskan informasi dan sosialisasi kebijakan
perusahaan. Beliau menuturkan media massa sangat membantu sekali untuk
melakukan hal penyebarluasan informasi tersebut, karena jika pihak perusahaan
sendiri yang bekerja untuk menyebarluaskan informasi tersebut tanpa bantuan
media massa dirasa akan sulit untuk mencapai apa yang hendak dituju oleh
perusahaan. Kemampuan perusahaan terbatas dalam hal tersebut tidak bisa
seluas seperti media massa melihat media massa memiliki sifat yang luas,
heterogen, dan serempak.
Masyarakat luas dari masyarakat perkotaan sama pedesaan bisa
mendapatkan informasi yang sama. Hubungan yang dijalin selain bekerjasama
untuk mendapatkan publikasi PT PLN (Persero) menjalin hubungan tersebut
dengan cara selalu melibatkan pihak media dalam berbagai kesempatan atau
kegiatan yang diselenggarakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Banten, selain
itu hubungan personal yang baik juga harus ditanamkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Humas dan Manger Divisi PT
PLN (Persero) Distribusi Banten dapat diinterpretasikan oleh peneliti bahwa PT
PLN (Persero) Distribusi Banten sejauh ini telah melakukan hubungan yang
cukup baik dengan pihak media massa. Walaupun perusahaan pada intinya
bekerjasama dengan media massa untuk mendapatkan publikasi dan alat
sebagai penyampaian informasi kepada pelanggan, akan tetapi perusahaan tetap
99
menganggap media massa sebagai mitra perusahaan yang harus dijaga dengan
baik hubungannya.
PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam menjalin dan menjaga
hubungan baik tersebut dengan cara selalu mensupport segala bentuk kegiatan
yang diselenggrakan oleh pihak media massa, tah hanya itu humas PT PLN
(Persero) Distribusi Banten dalam berbagai kesempatan disaat ada kunjungan
kerja dimanapun berada menyempatkan untuk menyapa pihak media massa
melalui smartphone untuk memberi tahu keberadaanya atau hanya sekedar say
hello dan untuk mengajak makan siang atau ngobrol santai bareng sambil
sharing masalah yang ada dilapangan.
Dari bentuk kegiatan tersebut tercipta hubungan yang harmonis antara
keduanya, namun lebih dari hubungan dengan media tidak hanya hubungan
dengan perusahaan saja akan tetapi hubungan personal pun harus dibangun.
Dengan alasan jika memiliki hubungan personal humas dan media atau pelaku
kerja yaitu wartawan akan memudahkan dalam segala hal. Akan tumbuh rasa
memiliki media terhadap perusahaan akan timbul rasa tidak enak media kepada
humas sebagai perwakikan perusahaan.
Walaupun media memang bersifat independen yang tidak bisa
dipengaruhi siapa saja, rasa tidak enak media muncul bukan karena adanya
pengaruh dari pihak humas akan tetapi muncul dari rasa yang memang telah
ditanamkan oleh seorang humas kepada media hubungan personal yang kokoh
lah yang membuat adanya rasa tersebut. Dan akhirnya media jika ada yang
100
permasalahan mengenai perusahaan yang kita wakili khususnya PT PLN
(Persero) tidak jarang memberi konfirmasi terlebih dahulu sebelum menaikkan
berita dan media menjadi corong informasi mengenai apa saja yang menjadi
keluhan masyarakat kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten juga tidak menghalangi
segala bentuk pemberitaan yang akan dikeluarkan oleh media karena itu hak
media untuk memberitakan sebuah perusahaan akan tetapi dengan adanya
hubungan yang baik tersebut pemberitaan menjadi seimbang dan perusahaan
memiliki hak jawab tas pemberitaan tersebut. Kerjasama atau hubungan yang
dijalin tetap baik dan bisa saling menguntungkan satu sama lain dan tercipta
hubungan simbiosis mutualisme.
Untuk kegiatan yang berkaitan untuk menjaga hubungan baik dengan
media massa PT PLN (Persero) Distribusi Banten juga telah menjalakannya
seperti yang telah dirangkum pada buku pedoman pelaksanaan komunikasi
perusahaan bahwasanya perusahaan harus menjalin hubungan baik dengan pers
dengan cara menyelenggarakan kegiatan mulai dari media visit, press tour,
press briefing, press conference, dan media gathering.
Bapak Manto menuturkan kegiatan apa saja yang dijalankan oleh PT
PLN (Persero) Distribusi Banten sebagai berikut.
”Setiap tahun kita bakal ada seperti gathering dengan media itu yang
penting, nanti teman-teman saya bawa kepembangkit karena selama ini
teman media hanya tau PLN depannya saja mereka tidak pernah tahu
dapurnya seperti transmisi. Saya jelaskan saya ini bagian ujungnya yang
jualan saja dibelakangnya ada suralaya, paiton, dan lain-lain. Kegiatan
101
yang lainnya ada konferensi pers tetapi terbatas karena informasi juga
ada yang sifatnya umum dan terbatas jadi yang saya undang hanya
media-media yang berpengaruh saja, selain itu juga seperti kunjungan
media atau media visit”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
Seperti yang telah dituturkan oleh Bapak Manto kegaiatan media
relations yang dijalankan yaitu mengikuti prosedur yang telah dituliskan pada
buku pedoman pelaksanaan komunikasi perusahaan, akan tetapi karena PT PLN
(Persero) Distribusi Banten baru berdiri kurang lebih 2 tahun jadi program
media relation belum berjalan semuanya dengan sempurna. Ada beberapa yang
sudah dijalankan ada yang belum karena melihat sumber daya manusianya.
Sekarang perusahaan berusaha untuk menyusun kembali program tersebut
seperti yang dikatakan diatas ditahun ini akan memulai kembali kegiatan media
gathering yaitu mengajak rekan media untuk berkunjung keperusahaan PLN
ntuk melihat proses kerja dari PLN tidak hanya PLN Distribusi Banten saja
karena PLN Distribusi Banten meruapakan ujung dari PLN yang bertugas untuk
mendistribusikan listrik kepada masyarakat. Akan tetapi media perlu tahu
disamping itu ada perusahaan sebagai pembangkit, transmisi dan lainnya seperti
suralaya, paiton dan sebagainya.
Selanjutnya kegiatan konferensi pers atau press conference yaitu
mengundang media untuk meliput atau mendengarkan informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan lalu dibuat menjadi sebuah berita. PLN Distribui
Banten selalu mengundang media dalam berbagai kegiatan seperti konferensi
pers tersebut, lalu kegiatan yang paling sering dilakukan yaitu media visit,
102
media visit dilakukan pihak humas yaitu berkunjung kekantor media atau
dimana saja media sedang berkumpul. Kegiatan media visit mejadi paling
sering dilakukan karena efektif, idelanya media visit dilakukan setiap tiga bulan
sekali. Selain kegiatan tersebut ada juga beberapa kegiatan dengan media
elektronik seperti talkshow radio namun masih non aktif karena pihak humas
sedang menyusun kembali program tersebut.
Selanjutnya Ibu Devi juga mengungkapkan mengenai kegiatan media
relations apa saja yang dijalankan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Banten).
“Itu tadi karena tahun ini keterbatasan SDM memang untuk
kegiatannya belum banyak dilakukan secara formal ya tapi untuk
secara informal kegiatannya lebih hubungan antara keduanya gitu.
Jadi enggak yang secara resmi kita bikin kegiatan misalnya media
visit atau kegiatan yang sifatnya memang harus ada RABnya harus
ada formatnya tetapi lebih seperti eventual seperti kegiatan press
conference ya seperti itu. Jadi memang tidak tertata biasanya sih
memang kita kalau mau ada acara harus ngajuin dana dulu dan yang
lainnya nah untuk sekarang belum yang seperti itu. Akan tetapi untuk
kedepannya bakal kita kaji juga karena itu kan penting”(Devi
Anggun, Selasa 17 Juli 2017).
Menurut penuturan Ibu Devi kegiatan media relations apa saja yang
dijalankan untuk sementara waktu memang masih belum banyak dengan alasan
keterbatasan sumber daya manusia dan karena PT PLN (Persero) yang masih
dibilang baru berdiri. Bentuk kegiatan yang dijalankan masih bersifat informal
bisa dibilang eventual atau dadakan. Yang dimaksud dadakan tersebut karena
memang belum adanya program kegiatan yang disusun dengan jelas yaitu
waktu dan tempat yang jelas untuk pelaksanaan kegiatan, dan jika program
tersebut bersifat formal pastinya membutuhkan rencana anggaran kegiatan yang
103
jelas dan pasti. Untuk sekarang ini memang kegiatan media relations belum
seperti itu, akan tetapi memang PT PLN (Persero) telah menjalankan beberapa
rangkaian kegiatan media relations tersebut seperti press conference dan media
visit. Kegiatan tersebut harus bisa terus berjalan karena kaitan dengan hubungan
baik dengan media jangan sampai tidak berjalan sama sekali. Pihak Humas juga
mengungkapkan akan memulai menyusun kembali program kegiatan secara
baik agar kegiatan tersebut juga bisa berjalan dengan baik dan tidak
menimbulkan kesan buruk dimata media massa.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Demi mengenai kegiatan
media relations apa saja yang dijalankan oleh PT PLN (Persero) Distribusi
Banten.
“Semua hampir kita jalani hanya mungkin talkshow dengan radio
saja yang lagi vakum. Karena kita kan disini termasuk baru berdiri
karena pecahan dari Disjaya dan Jawa Barat jadi kita mulai
menyusun lagi program-program tersebut akan tetapi setelah
semuanya sudah bisa selesai pasti kita aktifkan kembali program-
program yang semula vakum”(Demi, Selasa 18 Juli 2017).
Dari pernyataan Bapak Demi beliau mengungkapkan bahwa PT PLN
(Persero) Distribusi Banten telah menjalankan kegiatan media relations sesuai
dengan yang telah diatur dalam buku pedoman akan tetapi dikarenakan kondisi
PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang masih baru jadi ada beberapa
program kegiatan yang vakum. Beliau mengungkapkan PT PLN (Persero)
Distribusi Banten tengah berusaha untuk menyusun dan memulai megaktifkan
kembali program-program yang semula vakum, seperti kegiatan talkshow radio
104
PLN Distribusi Banten tengah menjalin hubungan kerjasama kembali. Semua
program yang ada harus dijalankan seperti yang telah dituliskan dalam buku
pedoman komunikasi perusahaan.
Dalam menjalankan kegiatan hubungan dengan media peran seorang PR
atau Public Relations sengat dibutuhkan sekali. PR merupakan jembatan
perusahaan untuk menjalin hubungan dengan seluruh stakeholdernya salah
satunya adalah media massa. Peran PR dibutuhkan dalam kegiatan media
relations selain untuk mencapai publikasi perusahaan dan mengundang para
wartawan dalam kegiatan perusahaan ada beberapa hal penting mengenai peran
seorang PR dalam menjalankan kegiatan media relations. Peran Public
Relations sendiri menurut PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang
diungkapkan oleh Bapak Manto adalah.
” Perannya itu baik buruknya perusahaan ada dikita. Jadi, setiap pagi
PR harus membaca Koran memonitoring media mengenai
pemberitaan PLN intinya PLN Banten saja dulu kita harus tahu opini
yang berkembang sepeti apa dimasyarakat. Yang kedua harus
ditindaklanjuti jangan dibiarkan pemberitaan yang ada takutnya nanti
melebar dan masalah yang dan berkaitan dengan hukum jadi bisa
disampaikan kebagian divisi hukum untuk ditangani. Jadi, fungsinya
tadi seorang PR harus memfilter berita yang masuk ke PLN dan
memfilter berita yang akan disampaikan kemasyarakat. Jadi tidak
bisa kita semena-mena memberikan berita langsung kemasyarakat
karena tidak semua berita harus dikonsumsi mereka. Peran kita tadi
memfilter berita dan memfilter opini masyarakat, termasuk juga
menjaga opini perusahaan. Humas harus bisa melihat semua yang
terjadi tidak hanya melihat kedepan saja kita harus bisa melihat
keatas, bawah, samping untuk mengantisipasi segala kemungkinan
yang akan terjadi”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
105
Peran Humas dalam kegiatan media relations PT PLN (Persero)
Distribusi Banten yaitu humas bertindak sebagai orang yang selalu mengawasi
segala pemberitaan mengenai perusahaan baik berita positif maupun berita
negatif, karena menurut Bapak Manto baik buruknya perusahaan berada
ditangan seorang humas. Humas harus bisa mengetahui berita apa saja yang
tengah berkembang dimasyarakat apa yang sedang terjadi dan topik apa yang
sedang hangat diperbincangkan.
Peran humas yaitu selalu memonitoring pemberitaan yang berada
dimedia cetak maupun elektronik bahkan yang berada dimedia online. Agar jika
ada pemberitaan yang tidak sesuai bisa diklarifikasi oleh perusahaan terutama
PLN Distribusi Banten, dan jika memang ada pemberitaan yang menyangkut
dan harus dibawa kejalur hukum pihak humas juga bisa langsung berkoordinasi
dengan bagian divisi hukum agar masalah yang ada bisa cepat ditangani
sehingga cepat terselesaikan dan tidak adanya masalah baru yang muncul.
Peran PR dalam memonitoring media juga agar tidak adanya masalah
yang akhirnya berdampak kepada krisis perusahaan. Masalah sekecil apapun
harus cepat ditangani, humas tidak bisa menganggap sepele dari persoalan yang
muncul dalam perusahaan, humas harus memiliki imajinasi agar mengetahui
dampak atau resiko apa saja yang muncul ketika ia mengambil sebuah
keputusan. Selain memonitoring pemberitaan yang telah dikeluarkan oleh
media massa untuk dikonsumsi masyarakat, humas juga selalu memonitoring
pemberitaan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan kepada media massa untuk
106
dikonsumsi oleh masyarakat. Menurut humas ada beberapa hal memang yang
tidak pantas untuk dikonsumsi oleh mayarakat. Seorang humas harus pandai
memilah dan memilih bentuk pemberitaan yang akan dikeluarkan sehingga
nantinya tidak adanya permasalahan baru dan salah pengertian dimasyarakat.
Jadi peran PR dalam PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam kegiatan media
relations yaitu memfilter atau memonitoring berita yang masuk keperusahaan
dan berita yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
Peran PR dalam kegaitan media relations selanjutnya diungkapkan oleh
Ibu Devi.
“Seperti yang saya bilang tadi sih, kita bisa dapat informasi jadi kita
hanya kasih informasi tetapi kita dapat informasi juga. Jadi, enggak
cuma keluar kita punya info apa kita keluarin mereka juga kalau ada
info apa kami terima entah itu masalah dan lainnya kita terima karena
untuk bisa kita kaji. Menurut saya media sama PR itu emang harus
konek jadi sebagai istilahnya juru bicaranya yah masing-masing,
media juru bicara masyarakat kalau PR juru bicara dari perusahaan.
Jadi seharusnya saling konfirmasi saling konek dan nyambung antara
keduanya tidak boleh jauh”(Devi anggun, Selasa 18 Juli 2017).
Menurut Ibu Devi peran seorang PR dalam media relations yaitu PR dan
media harus bisa memberikan informasi satu sama lain, seperti PR memberikan
informasi kepada media massa begitupun sebaliknya media bisa memberikan
informasi pula kepada perusahaan. Jadi, perusahaan tidak hanya selalu
memberikan informasi keluar terus tetapi juga mendapatkan informasi yang
datangnya dari luar yang disampaikan melalui pihak media massa. Dari sanalah
peran PR dibutuhkan ketika informasi yang keluar dan masuk kedalam
107
perusahaan harus bisa difilter atau disaring. Hal tersebut serupa dengan apa
yang dikatakan oleh Bapak Manto.
Humas harus pandai memilah dan memilih segala bentuk pemberitaan
untuk bisa meminimalisir kemungkinan masalah yang akan muncul. Seorang
Public Relations harus bisa menjadi fasilitator komunikasi yang baik dalam
perusahaan dalam penyediaan informasi yang akan disampaikan kepada publik
melalui media massa. Kemampuan tersebut harus dimiliki seorang humas.
Melihat seperti yang dijelaskan oleh Dozler dan Broom dalam (Ruslan,
2005:20-21) bahwasanya peran seorang PR itu dibagi menjadi empat yaitu :
Penasehat ahli, Fasilitator komunikasi, Fasilitator proses pemecah masalah, dan
teknisi komunikasi.
Dalam hubungannya dengan pers seorang humas harus dapat senantiasa
membangun dan memelihara hubungan dengan media yang baik. Dalam
faktanya dilapangan, hubungan antara suatu organisasi dengan media massa
tidak selalu berjalan dengan baik. Ada kalanya muncul sikap saling mencurigai
antara kedua belah pihak, dimana media sering beranggapan bahwa PR juga
sering memanipulasi informasi dan citra positif organisasi, dan sebaiknya juga
saling beranggapan bahwa pihak media hanya mencari-cariberita negatif dari
suatu organisasi demi mendapatkan nilai sensasi dari berita tersebut, karena
bagi media, seringkali ada anggapan bahwa bad news adalah cerita yang
memiliki nilai berita tinggi.
108
Untuk mencegah hubungan yang tidak harmonis dengan pihak media
massa, humas PT PLN (Persero) menjelaskan prinsip-prinsip yang harus
dipegang oleh humas agar dikemudian hari nanti tidak adanya miss atau
kesalahpahaman dengan media massa.
“Kita harus menjaga komunikasi dengan media. Jika media telepon
kita harus angkat agar mereka juga merasa dihargai. Saya mau malam
atau kapanpun kalau lihat telepon terus ada panggilan tidak terjawab
dan itu dari media pasti akan ditelepon balik. Padahal juga paling
nannya kenapa listrik mati. Hubungan baik tadi tetap dijaga kita
harus selalu melayani dan memahami media dengan baik dan setelah
itu kita bangun hubungan personal yang kokoh dilandasi kejujuran
dan saling menghormati profesi satu sama lain”(Muharman
Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
Hal yang paling penting yang dituturkan oleh humas PT PLN (Persero)
Distribusi Banten dalam menjaga hubungan baiknya adalah selalu menjaga
komunikasi dengan media massa. Prinsip utama yang harus selalu dipegang dan
tidak bisa diabaikan. Walalupun terlihat sepele akan tetapi berpengaruh besar
bagi kelangsungan hubungan baik dengan media. Komunikasi setiap waktu
harus terus dijalin jangan sampai tidak sehingga nantinya bisa menimbulkan
bahwa media merasa hanya dibutuhkan ketika ada perlunya saja. Hal-hal
tersebut yang harus bisa dihindari oleh pihak humas PT.PLN (Persero)
Distribusi Banten sebisa mungkin ketika media massa menghubungi harus
dilayani dengan baik. Seperti yang telah dikatakan oleh Humas diatas yaitu
kapan saja mereka menghubungi dan dan kebetulan tidak terjawab humas
langsung menelpon balik.
109
Dari tindakan yang dilakukan oleh humas bisa berakibat bahwa pihak
media merasa dihargai oleh perusahaan. Selain menjaga komunikasi, prinsip
selanjutnya yaitu membangun hubungan personal yang kokoh dengan media
dan menghargai profesi masing-masing. Menjalankan atau menyelenggarakan
suatu kegiatan pasti harus adanya anggaran agar acara tersebut bisa terlaksana
dan lancar. Dalam kegiatan media relations sendiri pastinya telah memiliki
anggaran tersendiri yang telah dianggarkan oleh perusahaan. PT PLN (Persero)
menjelaskan mengenai anggaran pelaksanaan komunikasi yang dijelaskan
dalam buku pedoman pelaksanaan komunikasi didalamnya menyebutkan bahwa
Penyusunan program dan anggaran Komunikasi Perusahaan harus dicantumkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Untuk kegiatan media relations sendiri besaran anggaran yang
dikeluarkan tidak pasti dan tidak bisa dipatok berapa presentasenya hal tersebut
diungkapkan oleh Bapak Demi selaku Deputi Manger Hukum dan
Komunikasi. “Kalau untuk dana kita tidak bisa mematokkan contoh untuk
kegiatan media relations kita patok 30% itu tidak bisa seperti itu, tidak bisa
jadi kalau dana kita harus fleksibel menyesuaikannya seperti itu”(Demi, 18 Juli
2017).
Dalam wawancara tersebut Bapak Demi menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan kegiatan media relations tidak bisa dipatok berapa
presentasenya. Dana yang dianggarkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut
bersifat fleksible tidak bisa kaku dengan contoh untuk pelaksanaan konferensi
110
pers dialokasikan sebesar 30%. Besaran dana kegiatan disesuaikan dengan
keperluan kegiatan pada saat itu.
4.5.2 Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Media visit merupakan salah satu diantara kegiatan media relations
yang dilaksanakan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dari lima kegiatan yang
dijelaskan di dalam Buku Pedoman Kegiatan Komunikasi Perusahaan tentang
saluran komunikasi perusahaan. Media Visit merupakan salah satu cara untuk
dapat membina hubungan baik dengan pers, selain untuk membina hubungan
baik dengan pers, pelaksanaan media visit juga merupakan strategi PT PLN
(Persero) untuk mengenalkan proses bisnis perusahaan.
“Saya lakukan media visit sebenarnya seperti ini kebanyakan
masyarakat salah kaprah listrik mati lapor kewartawan untuk dibuat
berita. Salah satu yang menjadi strateginya yaitu untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat memberikan penjelasan tentang
bagaimana cara kerja PLN supaya jika ada keluhan nantinya
mengenai PLN tidak lagi ngadu kemedia karena apa PLN kan sudah
menyediakan call center 123, tetapi kadang masyarakat males dengan
alasan ribet. Selain itu kegiatan media visit dilakukan untuk
menjemput pemberitaan agar opini yang sudah berkembang
dimasyarakat tidak melebar. Jadi sebisa mungkin PLN harus bisa
mengantisipasi sedini mungkin agar pemberitaan tidak melebar dan
berakibat ke citra perusahaan dan PLN ingin media juga tahu proses
bisnis PLN”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
Dari hasil wawancara bersama Bapak Manto tentang Strategi Media
Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah media visit tidak hanya
sekedar untuk membina hubungan baik serta harmonis dengan pihak pers akan
tetapi dalam menjalankan kegiatan tersebut ada strategi yang ingin dicapai oleh
111
perusahaan melalui media. Pertama strategi yang dilakukan yaitu menurut
Bapak Manto adalah media untuk alat membantu pekerjaan humas dalam
memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai listrik dan
menyampaikan keluhan. Perusahaan menginginkan masyarakat mengerti
tentang listrik dan jika ada keluhan atau saran langsung saja bisa disampaikan
kepada perusahaan melalui layanan call center 123.
Sejauh ini masyarakat belum memahami hal tersebut, masyarakat
terbiasa untuk hidup instant tidak ingin ribet jadi melalui jalan pintas lapor
kemedia lalu mendemo pihak PLN dan mengakibatkan perusahaan terpojok.
Dari sinilah perusahaan menginginkan ketika kerjasama dengan media telah
tercapai media juga turut serta membantu memberikan edukasi kepada
masyarakat agar hal-hal serupa tidak akan terjadi kembali. Selain untuk
memberikan pemahaman media visit dilakukan yaitu untuk menjemput
pemberitaan dilapangan dalam arti humas survey dilapangan mengenai apa
yang menjadi keluhan telah terdeksi sejak dini sehingga pihak humas bisa
langsung mengatasi dan persoalan tersebut tidak menjadi melebar dan besar
sehingga muncul krisis untuk perusahaan. Media visit salah satu bentuk
antisipasi humas untuk meminimalisir kejadian yang sekiranya akan terjadi dan
menjadi besar.
Selanjutnya media visit dilakukan untuk memberikan pengetahuan
juga kepada rekan pers mengenai proses bisnis perusahaan. Agar pers
memahami mengapa selama ini PT PLN (Persero) Distribusi Banten khususnya
112
banyak dinilai lamban untuk mengatasi persoalan kelistrikan didaerah pelosok
di Banten. Karena ada beberapa faktor yaitu bagaimana sulitnya untuk
menjangkau daerah yang jauh dari jangkauan kota dan jauh dari pembangunan
pemerintah sehingga menyulitkan pekerjaan PLN untuk mengatasi persoalan
tersebut, belum lagi masyarakat yang sulit untuk diberikan pengertian mengenai
listrik harus ada negosiasi terhadap masyarakat.
4.5.3 Bagaimana Program Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi
Banten
Program media visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten Bapak Manto
menjelaskan.
“Program media visit dibuat tidak formil wartawan itu kan santai
jadi kita harus mengikuti gaya santainya seperti pake sandal capit,
kaos, celana levis robek-robek. Dulu kalau saya diserang dimobil
saya selalu ada alat pancing dan badminton. Karena kalau kita terlalu
formil terkadang mereka susah buka suara. Seperti kemaren saja
acara konferensi pers banyak wartawan yang datang tetapi tidak
fokus memperhatikan ada yang main hp dan lainnya. Tetapi kalau
saya ikut gaya mereka, mereka langsung mengeluarkan suara. Saya
mau mereka tidak membantu saya akan tetapi tau akan kesulitan
saya. Karena sifatnya tidak formil ya terkadang lewat telepon saya
hubungi mereka seperti “lagi dimana bang saya di tempat makan ni,
sini gabung makan siang” seperti itu atau datang kekantor media atau
bergabung dengan media dimana mereka biasa berkumpul seperti
dipemerintahan kan ada press room nah mereka biasa disitu nah saya
datang menghampiri mereka. Jadi tidak ada perencanaan khusus
untuk melakukannya”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
Bapak Manto mengatakan Program Media Visit yang dilaksanakan PT
PLN (Persero) Distirbusi Banten dilaksanakan secara tidak formil dengan
beberapa alasan mengapa kegiatan bersifat tidak formil. Karena menyesuaikan
113
dengan cara kerja wartawan yang santai dan tidak terlalu suka dengan cara
formil. Program media visit merupakan kunjungan ke kantor media atau tempat
kumpul media dimana saja seperti dikantor pemerintahan dan lainnya. Humas
berkunjung dan membuka pembicaraan secara santai dan sambil mendengarkan
keluhan atau berita-berita dari pihak media. Program yang dijalanan seperti
makan siang bareng, kopi santai, atau berolahraga seperti bermain badminton
dan mancing.
Kegiatannya tersebut memang lebih kepada membangun hubungan
personal karena tujuan humas memang ingin hubungan personal yang kokoh
dengan pers tapi tetap professional dan menghargai profesi masing-masing.
Jadi kegiatan media visit tidak memiliki program dan agenda khusus yang telah
direncanakan dari jauh hari, terkadang media visit bersifat spontan ketika
humas ada kunjungan kerja keserang bila ada kesempatan menghubungi pers
yang berada diserang untuk kumpul bareng dan sebagainya, semua bersifat
santai dan saling terbuka satu sama lain.
4.5.4 Faktor Pendukung Strategi Media Visit PT PLN (Persero)
Distribusi Banten.
Untuk memperlancar atau mensukseskan kegiatan media visit PT PLN
(Persero) Distribusi Banten tentu ada faktor-faktor pendukung agar kegiatan
tersebut berjalan sesuai dengan harapan. Bapak Manto mengatakan apa saja
114
yang menjadi faktor pendukung dari kegiatan media visit PT PLN (Persero)
Dsitribusi Banten.
“Saya ingin media kan salah satu perpanjangan tangan perusahaan
untuk membantu memberikan pemahaman untuk masyarakat. Selain
pastinya dana agar terlaksananya kegiatan tersebut yang menjadi
faktor pendukung yaitu untuk menyamakan persepsi antara
perusahaan, media dan masyarakat. Selain itu SDM dari perusahaan
itu sendiri yang bisa mengorganisir dengan baik program tersebut
agar bisa berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan yang hendak
dicapai oleh perusahaan”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
Bapak Manto mengungkapkan yang menjadi faktor pendukung agar
media visit bisa tercapai sesuai dengan harapan perusahaan adalah SDM dari
perusahaan tersebut yang bisa mengorgansir program dengan baik selain dana
tentunya. PT PLN (Persero) Distribusi Banten menginginkan media bisa
membantu perusahaan untuk menyamakan persepsi antara perusahaan, media,
dan masyarakat.
4.5.5 Kendala Dalam Menjalankan Media Visit PT PLN (Persero)
Distribusi Banten
Ketika melaksanakan kegiatan pasti terdapat kedala yang muncul untuk
memulainya, kendala yang muncul bisa datangnya dari dalam perusahaan atau
faktor dari luar sehingga bisa mengakibatkan pada pelaksanaan program
kegiatan media visit. Humas PT PLN (Persero) mengungkapkan kendala apa
saja yang ada dalam menjalankan kegiatan media visit.
“Kalau kendalanya dalam menjalankan kegiatan media visit itu,
orang media itu rata-rata bangun siang sedangkan saya bekerja itu
115
pagi-pagi seperti peresmian proyek. Susahnya dengan media itu
hanya itu ingin konferensi pers, pers tours,susah untuk pagi-pagi
mungkin karena mereka bukan orang kantoran. Kedua yaitu sulit
untuk menyamakan persepsi contoh kita ingin buat berita dengan
judul ini akan tetapi dimedia nanti dirubah karena kan mereka juga
mencari judul yang menarik agar terjual. Terkadang dibuat judul
yang agak nyeleneh jadi, perbedaan persepsi untuk menjaga
opini”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
Dari wawancara dengan Bapak Manto beliau mengungkapkan yang
menjadi kendala dalam menjalankan kegiatan media visit yaitu masalah waktu.
Media massa tidak terbiasa untuk bekerja dipagi hari. Pihak humas harus bisa
menyesuaikannya dan mengikuti media terkadang dalam situasi tertentu butuh
kerjasama media pagi hari tetapi karena sulit untuk menyesuaikannya itu yang
menjadi kendala utama dalam menjalankan kegiatan media visit. Oleh sebab
itu, media visit dibuat dengan secara tidak formal dan santai karena
menyesuaikan dengan karakter kerja media massa sehingga kegiatan bisa
berjalan dengan lancar tanpa ada masalah.
4.5.6 Solusi Dari Kendala Media Visit
Jika terdapat kendala tentu harus ada solusi dan jalan keluar dari
persoalan tersebut sehinga program tersebut bisa berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan perusahaan. Masalah yang ada tidak boleh berlarut-larut
sehingga mampu memunculkan masalah baru dan mandeknya atau berhentinya
program kegiatan tersebut. Dan juga bisa berakibat kepada kerjasama yang
dijalin oleh perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dengan media
116
massa. Solusi yang diambil oleh pihak humas jika terdapat kendala dikatakan
oleh Bapak Manto.
“Kalau saya sih win win solution aja sih. Tidak memaksakan
kehendak tadi, dengan cara merubah caranya tadi atau mengganti
personil dari media. Kalau ada kekurangan-kekurangan kita biasa
berkumpul dengan mereka, saya kasih no hp saya bisa sms atau WA
kita cari maunya seperti apa jalan keluarnya apa, saya cari win win
saja”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
Bapak Manto mengungkapkan jika adanya kendala dalam pelaksanaan
kegiatan media visit baik munculnya kendala tersebut datangnya dari
perusahaan atau media, pihak humas berusaha untuk win win solution agar
kerjasama diantara kedua belah pihak bisa berjalan dengan lancar tanpa
menimbulkan kesalahpahaman yang bisa berakibat pada putusnya kerjasama
perusahaan dengan media. Dikatakan kembali untuk mengatasinya persolan
selanjutnya yaitu dengan cara tidak memaksakan kehendak mencari jalan keluar
terbaik untuk keduanya atau bisa saja dengan diskusi bersama atau adanya
evaluasi kegiatan.
Diskusi dengan media perlu karena kita harus dengarkan juga apa yang
diingin oleh pihak media massa, apakah program media visit tersebut bisa
efektif dan sesuai yang diinginkan oleh pihak pers. Jika ada kekurangan sedikit-
sedikit PT PLN (Persero) bisa memperbaikinya dan menjadi bahan kajian baru
untuk perusahaan untuk difikirkan selanjutnya. Dalam kegiatan media visit
tentunya selain untuk menjalin hubungan baik dengan pers tujuan lain yang
ingin dicapai oleh perusahaan adalah citra bagi perusahaan. Bagaimana citra
117
yang tumbuh atau kesan dimasyarakat itu untuk PT PLN (Persero) Distribusi
Banten adalah baik, dan tugas humas pula bagaimana caranya untuk
mempertahankan citra yang telah ada dan diberikan oleh masyarakat hal
tersebut diungkapkan oleh Bapak Manto tentang tujuan yang hendak dicapai
oleh perusahaan melalui media visit.
“Tujuan PLN kan pencitraan kan bukan pembelaan. Pencitraan yang
saya bilang itu satu ada pengetahuan lebih tentang PLN yang
diharapkan dari media. Kedua media itu menjadikan bagian dari
pelayanan umum media kan harus seimbang pemberitaan yang
dikeluarkan dengan yang diterima masyarakat harus sama jangan
dibelokkin. Hasilnya kunjungan lapangan itu inginnya media itu
sebagai perpanjangan tangan agar informasi yang kita sampaikan
menyebar dan merata, sehingga bisa mengurangi beban
PLN”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).
PT PLN (Persero) Distribusi Banten memiliki tujuan bahwa media visit
dilakukan juga sebagai alat pencitraan atau mendapatkan citra positif dimata
masyarakat. Lebih dari itu tujuannya adalah membantu PT PLN (Persero)
Distribusi Banten untuk memberi pengetahuan lebih kepada masyarakat
masalah kelistrikan. Kedua menjadikan media massa sebagai bagian dari
pelayanan umum membantu masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya
kepada perusahaan tentunya PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Ketiga, PT PLN (Persero) memiliki tujuan bahwa media massa sebagi
penyeimbang dimasyarakat pemberitaan mengenai PLN bisa sesuai dengan
fakta yang ada terjadi dilapangan tidak ada pembelokkan pemberitaan yang
membuat masyarakat menjadi bingung. Media merupakan perpanjangan tangan
untuk perusahaan sebagai alat untuk menyebarkan informasi secara merata
118
kepada pelanggan dan masyarakat khususnya di daerah Provinsi Banten. Media
massa memiliki pengaruh keberadaannya untuk perusahaan dan pemerintahan
di Indonesia.
Media massa juga sebagai pengawas dari perusahan dan pemerintahan.
Pengaruh media massa untuk perusahaan khususnya PT PLN (Persero)
Dsitribusi Banten dikatakan oleh humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
“Berpengaruh sekali, makanya saya bilang tadi masyarakat kita beda belum
begitu banyak yang percaya berita real, terus ditangkep kita ini kan masih apa
yang diomongin orang kita ikut. Informasinya karena latah. Saya inginnya
pengaruhnya tadi yaitu ada penyeimbang, karena kalau mereka tau PLN dan
proses bisnis PLN itu udah bagus banget”(Muharman Sismanto, Senin 17 juli
2017).
Media massa memiliki pengaruh sangat kuat bagi PT PLN (Persero)
Distribusi Banten pengaruh yang muncul yaitu dalam hal untuk mencapai
publikasi dan menyebarkan informasi kepada masyarakat. Selain itu sebagai
penyeimbang dimayarakat, karena jika masyarakat sudah tahu tentang PLN dan
proses bisnis bagaimana masyarakat bisa memakluminya jika ada persoalan-
persoalan kecil seperti mati lampu dan sebagainya karena sudah mengerti
seperti apa kendala yang dialami PT PLN (Persero) Distribusi Banten
selanjutnya meminimalisir persoalan-persoalan yang akan terjadi.
4.6 Pendapat Media Massa Mengenai Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi
Banten
119
Selain mewawancarai pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten
mengenai kegiatan media relations serta strategi media visit PT PLN (Persero)
Distribusi Banten dalam membina hubungan baik dengan pers. Peneliti juga
mewawancarai media massa yang memiliki hubungan kerjasama dengan PT PLN
(Persero) Distribusi Banten. Tujuan peneliti mewawancarai media massa adalah agar
peneliti tahu apakah kegiatan media relations serta strategi media visit yang
dijalankan perusahaan telah sesuai dengan prosedur perusahaan dan sesuai dengan
keinginan media massa. Karena, menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan
kepada pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten tujuan dilakukan media
relation atau media visit seperti yang telah tertulis dalam buku pedoman perusahaan
adalah untuk membina hubungan baik dengan pers. Dan apakah setelah dijalankan
kegiatan tersebut hubungan PT PLN (Persero) Distribusi Banten menjadi baik atau
sebaliknya.
Dalam hal ini peneliti mengambil 3 (tiga) informan yang aktif berhubungan
dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dan selalu mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan oleh perusahaan. Informan tersebut adalah Mas Ferry dari media
Tangerang Express, Hj Henny Murniati, Ss dari media Televisi Jawa Post, dan Mas
Sam dari media online Tribun.com.
Mas Ferry selaku wartawan dari Tangerang Express mengungkapkan
bagaimana hubungan kerjasama yang telah dijalin dengan PT PLN (Persero) telah
berlangsung lama.“Kalau menjalin komunikasi dengan PLN itu sudah berlansung,
gimana ya lama dibilang lama ya lama. Karena kan keterlibatan untuk pemberitaan
120
jadi ya bisa dibilang lama”(Ferry, 20 Juli 2017). Mas Ferry juga mengungkapkan
bentuk kerjasama yang telah dijalin dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten
selama ini untuk pemberitaan kepada masyarakat, media memiliki sifat yang
independen media hanya berusaha untuk menciptakan suatu berita yang berimbang di
masyarakat. “Begini konteksnya kita kan media ini independen ada ditengah
masyarakat ingin menciptakan suatu berita yang berimbang dan satu contoh instansi
PLN kan ada ditengah masyarakat juga. Jadi, contohnya seperti itu kalau ada yang
perlu dikonfirmasi ya itu harus bener-bener dikonfirmasi supaya berita yang keluar
sesuai dan berimbang”(Ferry, 20 Juli 2017).
Hal senada juga diungkap dari rekan pers lainnya yaitu Mas Sam dan Ibu
Henny mereka mengungkapkan bahwa sudah cukup lama menjalin hubungan
kerjasama dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten (Mas Sam dan Ibu Henny, 12
September 2017).
Selanjutnya Mas Ferry juga mengatakan bahwa kerjasama yang telah dijalin
selama ini dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten telah sesuai dengan maksud
PLN Distribusi Banten menjamu media dengan sangat baik dan menghargai,
begitupun dengan media selalu mengahargai PT PLN (Persero) Distribusi Banten
sebagai sumber beritanya, akan tetapi mengingat kembali media ialah independen dan
selalu mengingat kode etik jurnalistik. “menurut kami ya sudah sesuai tapi ya
kembali lagi kita media ini independen. Kita menyajikan berita kehadapan
masyarakat, kerjasama yang dijaln selama ini menurut saya telah sesuai dan kita juga
121
sebagai media harus menghargai siapapun karena kita juga merujuk pada kode etik
jurnalistik”( Ferry, 20 Juli 2017).
Sedangkan Mas Sam mengungkapkan bahwa kerjasama yang dijalin selama ini
hanya untuk pemberitaan PLN kepada masyarakat. “Bentuk kerjasamanya ya paling
untuk pemberitaan, kita menjadikan pln sebagai sumber berita kami, dan memang pln
juga butuh kehadiran media untuk membantu pekerjaannya”(Sam, 12 September
2017). Menurut Sam bentuk kerjasama yang dijalin dengan PLN untuk menyebarkan
pemberitaan mengenai PLN, membantu sosialisasi perusahaan kepada masyarakat,
PLN Disbanten dijadikan sumber berita oleh media, kerjasama yang dijalin memang
karena asas saling membutuhkan satu sama lainnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Henny yaitu kerjasama antara PLN
Disbanten dengan media TV Jawa Post mengenai pemberitaan, akan tetapi pihak TV
mengharapkan juga bahwa PLN Disbanten menggunakan televisi tidak hanya untuk
menyebarkan berita tetapi untuk pemasangan iklan.
“Bentuk kerjasama kebanyakan ya berita, tapi sebenarnya saya
menginginkan PLN juga tidak hanya memberi pemberitaan saja tapi
memasang iklan lewat TV tapi mungkin untuk iklan sekarang belum
karena sepertinya masih minim untuk menganggarkan. Menurut saya
PLN itu memang harus memperbanyak promosi-promosi juga karena
kalau kita lihat berita pln kan pasti yang jelek masyarakat tidak tahu yang
positifnya jadi seharusnya pln pasang iklan agar masyarakat juga tahu
positifnya dari pln. Dan berharap memasang iklan itu dimedia TV karena
kan kita lihat jangkauannya ya TV kan lebih luas dan melihat gaya hidup
sekarang sudah jarang yang baca koran jadi sayang aja”(Ibu Henny, 12
September 2017).
Dari pernyataan Ibu Henny diatas bahwasanya Ibu henny mengharapkan
bahwa PLN Disbanten tidak hanya memberi pemberitaan saja akan tetapi juga bentuk
122
kerjasama lain seperti halnya yaitu pemasangan iklan promosi-promosi PLN karena
menurut Ibu Henny iklan juga sangat penting sebagai penunjang kegiatan PLN
Disbanten. Dan melihat Televisi memiliki jangkauan yang luas yang bisa menjangkau
seluruh pelanggan PLN dimanapun berada. Dengan adanya promosi juga bisa
mendongkrak citra perusahaan menjadi lebih baik dimasyarakat.
Dalam membina hubungan baik dengan pihak pers, PLN Disbanten
menyelenggarakan berbagai kegiatan salah satunya yaitu kunjungan kekantor media
atau lebih dikenal dengan media visit. Media cetak Tangerang Express tempat Mas
Ferry bernaung juga selalu mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh PT PLN
(Persero) Distribusi Banten selain untuk mencari bahan untuk pemberitaan juga untuk
menjalin hubungan yang baik antara keduanya. PLN Distribusi Banten selalu
mengirimkan undangan kepada media khususnya Tangerang Express sehingga ada
timbal balik yang dilakukan media kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Untuk kegiatan media visit itu sendiri memang beberapa kali dilakukan perusahaaan
kekantor media “Kita selalu mengikuti terus, setiap PLN mengadakan acara selalu
mengirim undangan kita ada timbal baliknya”(Ferry, 20 Juli 2017).
Kegiatan lain yang diikuti berupa konferensi pers dan acara media relation
lainnya. Dari seluruh kegiatan yang dijalani oleh PT PLN (Persero) Distribusi Banten
dirasa sudah efektif untuk menjalin kedekatan dengan media massa, dan melihat pula
feedback untuk masyarakat, media bertugas untuk memberitakan kepada masyarakat
sehingga masyarakat yang belum tahu dan mengerti menjadi tahu dan mulai
mengerti. Media membantu dalam hal untuk memberikan pengetahuan lebih karena
123
mengingat jika PLN yang terjun kemasyarakat sangat terbatas. “Kalau selama ini sih
feedbacknya kemasyarakat. Jadi feedbacknya kemasyarakat yang tadinya belum tahu
jadi tahu oh begini. Itu tugas media memberitahu masyarakat karena kalau PLN
sendiri kan tidak mungkin turun langsung kemasyarakat. Jadi lah media yang
membantu”(Ferry, 20 Juli 2017).
Pendapat lain juga diungkapkan oleh rekan pers lainnya yaitu tribun.com dan
Jawa Post TV. Mas Sam selaku wartawan tribun.com menyatakan bahwa dalam
membina hubungan baik yang dilakukan PLN Banten dengan rekan pers sudah cukup
baik, PLN selalu memberikan pelayanan yang baik kepada media. “Selama ini PLN
Banten selalu melayani kami dengan baik dan selalu melibatkan dan mengudang
kami dalam acara-acara perusahaan. Seperti konferensi pers contohnya”(Sam, 12
September 2017). Dan diluar dari kegiatan seperti konferensi pers PLN Banten juga
beberapa kali berkunjung kekantor. Kunjungan yang dilakukan oleh PLN kekantor
bersifat mendadak karena tidak memiliki agenda yang jelas akan tetapi dengan
adanya kunjungan PLN kekantor menimbulkan bahwa wartawan merasa dihargai
selain itu juga banyak kegiatan yang dilakukan diluar agenda perusahaan untuk
menjalin hubungan keakraban namun tetap menjaga profesionalitas masing-masing
seperti kegiatan berolahraga bermain badminton dan mancing.
Kegiatan yang bersifat informal tersebut dinilai lebih efektif untuk membina
hubungan baik dan menjalin kedekatan dengan rekan pers, humas mengikuti gaya
wartawan yang santai sehingga lebih cepat melakukan pendekatan personal dan
memang wartawan lebih menyukai kegiatan yang sifatnya tidak terlalu formal.
124
“Menurut kami sudah cukup baik ya karena kita sebagai media kan juga orang yang
biasa kerja santai jadi lebih menyukai kegiatan itu yang bersifat informal karena
disitu kita bisa lebih terbuka dan leluasa dan bagi saya bisa lebih tambah akrab
dibanding harus kegiatan yang terlalu formal”(Sam, 12 September 2017). Kegiatan
bersifat informal lebih membuat mereka lebih terbuka dan tidak ada perasaan kaku,
dan bisa menyampaikan aspirasi dan keluhan secara terbuka dan leluasa, dan juga
tidak terbentur oleh batasan waktu yang singkat.
Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Henny mengenai cara PLN dalam membina
hubungan baik dengan pers. Hubungan baik terjadi bisa bergantung pada humas
perusahaan tersebut apakah seorang humas bisa menerima atau menjamu media
dengan baik.
“Kalau membina hubungan baik juga itu tergantung dari humasnya ya
bisa atau tidak menjamu dan melayani dengan baik untuk sekarang
menurut saya sudah cukup baik selama humas dipimpin oleh pak Manto
beliau bisa mengerti kami dan welcome dengan kami dan pak Manto itu
orangnya menguasai materi sehingga apa yang kita inginkan mengena.
Pak Manto menurut saya ideal jadi seorang humas. Pak Manto selalu
melibatkan kami untuk meliput kegiatan pln”(Henny, 12 September
2017).
Menurut Ibu Henny selama ini PLN dalam membina hubungan dengan
pers sudah cukup baik karena humas selaku perwakilan perusahaan bisa melayani dan
menjamu media sesuai dengan keinginan media. Humas selalu menerima kehadiran
media dan hal terpenting adalah humas bisa mengerti dan memahami materi yang
diinginkan oleh rekan pers. Berkaitan dengan media visit Ibu henny menyampaikan
kegiatan kunjungan kekantor media memang beberapa kali dilakukan kegiatan
125
bersifat kondisional dan sedikit dadakan karena kegiatan media visit biasanya
dibarengi dengan agenda kegiatan lainnya.
Mas Ferry juga menambahkan jika hubungan baik yang diinginkan media
hanya cukup dengan mendapatkan konfirmasi saja dari perusahaan. Karena mereka
dituntut untuk menyajikan berita yang baik dan faktual untuk masyarakat. “Kalau
kita sih cukup untuk mendapatkan konfirmasi aja. Karena kita itu kan ditekan oleh
redaksi supaya gimana dapat berita ya gimana bisa baik juga dengan PLN”(Ferry, 20
Juli 2017). Selanjutnya harapan media khususnya Tangerang Express kepada PT PLN
(Persero) Distribusi Banten yaitu hubungan yang telah dijalin selama ini tidak
berubah PLN selalu menghargai media begitupun sebaliknya media. Sejauh ini sudah
sangat sinkron dan sangat baik media hanya butuh informasi yang mendalam saja
mengenai pemberitaan yang sedang terjadi, mengingat juga hubungan keduanya
dilandaskan dengan saling membutuhkan. ” Harapannya si selama ini kita sih sudah
sangat sinkron antara media dengan PLN. Kita sebagai media kan mengharapkan
informasi yang sangat dalam dan selama ini hubungannya kalau dibilang baik sudah
sangat baik sih. Jadi harapan kami ya enggak ada yang berubah bisa selalu baik dan
saling membantu. Karena kan kita sama-sama butuh”(Ferry, 20 Juli 2017).
Harapan lain kepada PLN Banten khususnya yaitu agar bisa selalu bersinergi
dan selalu menjaga komunikasi yang baik dengan rekan pers dan PLN Banten harus
bisa melek untuk melihat peluang dalam hal pencitraan dimasyarakat dengan cara
tidak hanya memberikan pemberitaan akan tetapi diimbangi dengan kegiatan
promosi-promosi perusahaan lewat media untuk mendongkrak citra perusahaan. Dari
126
hubungan yang telah dijalin dengan baik antara PT PLN (Perseero) Distribusi Banten
dengan media massa yang ada khususnya Tangerang Express, Tribun.com, dan Jawa
Post TV terlihat dari wawancara diatas bahwa kegiatan untuk membina hubungan
baik dengan pers telah cukup baik.
Media mengungkapkan PLN Distribusi Banten selalu melibatkan media massa
cetak maupun elektronik untuk membantu perusahaan untuk menjangkau khlayaknya.
Selain itu PLN juga selalu melayani dan memahami media. Kapan saja mereka
membutuhkan konfirmasi pemberitaan PLN Disitribusi Banten menanggapinya
dengan baik.
4.7 Pembahasan
4.7.1 Implementasi Teori Stakeholders dan Image Restorations pada
Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menguraikan hasil penelitian mengenai
bagaimana Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Dalam Membina Hubungan
Baik Dengan Pers dengan mengacu pada teori yang digunakan serta landasan-
landasan yang digunakan pada bab 2.
Sesuai dengan teori komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu teori Stakeholder dan Image Restorations yang membahas mengenai
bagaimana media massa mempengaruhi suatu perusahaan dan pemulihan citra
perusahaan. Stakeholder didefinisikan sebagai teori yang memberikan
pengetahuan teoritis dasar bagi praktisi public relations untuk memahami
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi eksternal memengaruhi aktivitas
127
organisasi tempat dia bekerja. Teori ini menjelaskan proses membangun relasi
yang dilakukan organisasi dengan para aktor di sekitar yang terkait dengan
operasional organisasi sehari-hari (Kriyantoro, 2014).
Berdasarkan keberadaan atau posisinya terhadap organisasi, stakeholder
dan publik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.
Dalam hal ini media massa termasuk kedalam stakeholder eksternal dari sebuah
organisasi. Sedangkan teori image restorations atau pemulihan citra merupakan
teori yang membahas upaya memperbaiki atau merestorasi citra dan reputasi
yang buruk. Pendekatan retorika dipandang sebagai penggunaan strategi
simbolis untuk menjaga dan merestorasi reputasi dan memengaruhi persepsi
stakeholders terhadap krisis dan organisasi itu sendiri. Diharapkan dimasa
selanjutnya stakeholder tetap berinteraksi dengan organisasi.
Bila dihubungkan dengan penelitian ini media massa sangat
memengaruhi aktivitas organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Media
massa diibaratkan sebagai pengawas dari perusahaan yang selalu mengawasi
segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi
Banten. Bila ada yang tidak sesuai atau melanggar aturan media massa menjadi
garda terdepan untuk mengkritik perusahaan melalui pemberitaan yang
disebarkan kepada masyarakat.
Peran organisasi bagaimana cara untuk membangun relasi yang baik
dengan aktor disekitarnya dalam hal ini media massa. PT PLN (Persero)
Distribusi Banten telah membina hubungan baik melalui kegiatan media
128
relations dan salah satunya melalui kegiatan media visit yang dilakukan oleh
Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Selanjutnya keterkaitan dengan
teori image restorations dalam penelitin ini adalah PT PLN (Persero) Distribusi
Banten merupakan perusahaan yang telah lama berdiri sehingga telah memiliki
citra dan reputasi tersendiri dimasyarakat.
Citra yang muncul untuk PT PLN (Persero) Distribusi Banten sejauh ini
cukup baik namun masih perlu adanya perbaikan dilain sisi dan selanjutnya
mempertahankan citra yang semula cukup baik menjadi lebih baik melalui
hubungan yang baik dengan media massa untuk meminimalisir pemberitaan
PLN Distribusi Banten.
4.7.2 Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Media Relations merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PR
dalam salah satu perusahaan/instansi. Kegiatan media relations merupakan
salah satu bagian dari program public relations. Lesly (1991) menjelaskan
media relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan
atau merespon kepentingan media terhadap alam organisasi (Iriantara,
2005:29). Manfaat media relations berupa publisitas, sedangkan kegiatan yang
bisa menopang publisitas itu adalah merespon kepentingan media.
Dalam membina hubungan baik dengan pers, pertama-tama public
relations harus dapat memahami betul media massa dan cara kerjanya.
129
Hubungan media dan pers merupakan sebagai alat pendukung atau media
kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan
program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak
publik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan humas PT PLN (Persero)
Distribusi Banten media relations suatu keharusan dalam suatu organisasi,
selain memang telah diatur dalam kegiatan komunikasi perusahaan yang telah
dirumuskan dan disahkan oleh Direksi PT PLN (Persero) pusat. PT PLN
(Persero) Distribusi Banten membina hubungan baik dengan pers dengan
menyelenggarakan kegiatan seperti media visit, pers tour, media gathering,
press briefing, serta konferensi pers. PT PLN (Persero) Distribusi Banten baru
menjalankan beberapa program diantaranya media visit, press tour, dan
konferensi pers hal tersebut terjadi dikarenakan status PT PLN (Persero)
Distribusi Banten yang masih baru berdiri sehingga masih menyusun kembali
program-program tersebut. Media relations PT PLN (Persero) Distribusi
Banten pada dasarnya bersifat formal, namun fakta dilapangan ada beberapa
kegiatan yang dijalankan dengan informal contohnya media visit .
Media relations merupakan kegiatan yang didalamnya selain untuk
membina hubungan baik dengan pers juga untuk membantu perusahaan untuk
mencapai publikasi, membantu perusahaan dalam menyebarluaskan
pemberitaan mengenai perusahaan kepada masyarakat, hubungan perusahaan
dengan media adalah hubungan yang saling ketergantungan, media merupakan
130
corong informasi bagi perusahaan selain perusahaan dapat mengeluarkan
informasi kepada media perusahaan pun bisa mendapatkan informasi dari
media mengenai perusahaan, hubungan yang ada merupakan hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme.
Dalam membina hubungan baik dengan pers salah satu prinsip yang
dipegang oleh humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten yaitu dengan selalu
menjaga komunikasi dengan pihak pers. Komunikasi terus dijalin oleh humas
untuk menghilangkan prasangka negatif pers bahwa PLN Banten datang dikala
ada butuhnya saja, dengan komunikasi tersebut pers merasa dihargai oleh
perusahaan dan tidak merasa dimanfaatkan. Cara selanjutnya PLN Banten
selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik kepada rekan pers
dengan memberikaan kesempatan untuk melakukan konfirmasi mengenai
pemberitaan perusahaan dan juga dengan selalu mendukung kegiatan yang
dilakukan oleh pers.
Humas PT PLN Distribusi Banten selain membina hubungan baik
dengan media relation, diluar kegiatan perusahaan pun menjalin hubungan baik
dengan berolarahga bersama seperti bermain badminton dan mancing. Humas
mencoba membangun hubungan personal yang kokoh dengan pers dengan
melakukan berbagai kegiatan diluar agenda perusahaan. Aktivitas tersebut
membantu humas untuk mendekatkan diri dan mampu memahami karakter dari
setiap rekan pers
131
Membangun sebuah relasi merupakan hal yang harus dijalani oleh
perusahaan dengan seluruh stakholdersnya yang memiliki pengaruh untuk
keberlangsungan perusahaan. Membangun relasi dengan aktor sekitar
perusahaan merupakan penjabaran dari teori Stakeholders yang mejelaskan
bahwa seorang humas harus memahami bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi eksternal mempengaruhi aktivitas organisasi tempat dia bekerja.
Dalam hal ini stakeholder yang dimaksud adalah media massa sebagai
stakeholder eksternal.
Dalam hal ini cara yang telah ditempuh oleh seorang praktisi humas
dalam membangun relasi dengan stakeholdersnya salah satunya adalah media
massa yaitu seperti yang telah dijelaskan diatas dengan menjalankan kegiatan
media relations yang diselenggarakan secara rutin oleh perusahaan, dari
kegiatan tersebut humas mengharapkan bahwa selain hubungan antara media
massa dan perusahaan tetap terjaga dan harmonis tujuan yang hendak dicapai
perusahaan juga menginginkan citra perusahaan menjadi lebih baik di
masyarakat melalui pemberitaan yang dikeluarkan oleh media tidak selalu
berita negatif saja mengenai perusahaan.
4.7.3 Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Media visit merupakan kegiatan kunjung perusahaan kekantor media
yang dilaksanakan oleh Direksi, General Manager, atau Manager minimal 1
(satu) tahun sekali. Media visit yang diatur dalam buku pedoman pelaksanaan
132
komunikasi perusahaan bersifat formal namun fakta dilapangan
penyelenggaraan bersifat informal. Penyelenggaraan media visit bersifat
informal disebabkan beberapa faktor diantaranya humas mengikuti cara kerja
media yang bersifat santai. Media visit yang dilakukan oleh Humas PT PLN
(Persero) yaitu berkunjung kekantor media atau tempat dimana media
berkumpul, adapun kegiatan media visit sebagai berikut :
1. Kegiatan yang bersifat informal yang tidak memiliki agenda dan
program yang tertulis secara jelas dalam pelaksanaannya.
2. Kegiatan didalamnya yaitu berisi sharing bersama wartawan mengenai
pemberitaan mengenai perusahaan, untuk mengetahui apa saja yang
menjadi permasalahan di masyarakat tentang listrik.
3. Bersifat santai dan saling terbuka
4. Kegiatan dilangsungkan sembari makan siang bersama atau kopi santai
5. Media visit dilakukan ketika humas sedang melangsungkan kunjungan
kerja kesalah satu daerah.
Berdassarkan hasil wawancara yang dilakukan, peneliti telah
menemukan bahwa Media visit yang dilakukan humas pln Banten adalah untuk
menjemput pemberitaan dan mengetahui apa saja yang menjadi permasalahan
dimasyarakat sehingga humas dapat menanggapi masalah tersebut dengan cepat
dan tidak menimbulkan permasalahan baru untuk perusahaan. Media visit
dirasa bentuk kegiatan yang efektif bagi perusahaan selain wartawan juga
merasa dihargai oleh pihak perusahaan karena diakui keberadaannya.
133
Kegiatan media visit dilakukan selain untuk membina hubungan baik
dengan pers yaitu salah satu bentuk strategi humas untuk membantu
pekerjaanya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai
listrik. Perusahaan menginginkan masyarakat mengerti tentang listrik dan jika
ada keluhan atau saran bisa disampaikan kepada perusahaan melalui layanan
call center 123.
Selanjutnya media visit dilakukan untuk memberikan pengetahuan
kepada rekan pers mengenai proses bisnis perusahaan. Agar pers memahami
mengapa selama ini PT PLN (Persero) Distribusi Banten khususnya banyak
dinilai lamban untuk mengatasi persoalan kelistrikan didaerah pelosok di
Banten. Karena ada beberapa faktor yaitu bagaimana sulitnya untuk
menjangkau daerah yang jauh dari jangkauan kota dan jauh dari pembangunan
pemerintah sehingga menyulitkan pekerjaan PLN untuk mengatasi persoalan
tersebut, belum lagi masyarakat yang sulit untuk diberikan pengertian mengenai
listrik harus ada negosiasi terhadap masyarakat.
Media visit sendiri tidak memiliki tahapan program yang jelas karena
bersifat informal. Kegiatan bersifat informal dilakukan dengan beberapa alasan,
karena menyesuaikan dengan cara kerja wartawan yang santai dan tidak terlalu
suka dengan cara formil. Kegiatan media visit tidak memiliki program dan
agenda khusus yang telah direncanakan dari jauh hari, terkadang media visit
bersifat spontan ketika humas ada kunjungan kerja keserang bila ada
kesempatan menghubungi pers yang berada diserang untuk kumpul bareng dan
134
sebagainya, semua bersifat santai dan saling terbuka satu sama lain. Berikut
skema tahapan media visit :
Gambar 4.1
Skema Tahapan media visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten
Dari skema diatas dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan media visit
atau kunjungan kekantor media atau pokja wartawan di Kantor Pemerintahan
ada beberapa rangkaian yang dilakukan pihak PT PLN (Persero) Distribusi
Banten sebelum melakukan kunjungan, dimulai dari pra kegiatan sampai
ketahapan evaluasi. Ditahap pra kegiatan dapat dijelaskan bahwa sebelum
melakukan kujungan PT PLN (Persero) Distribusi Banten menentukkan terlebih
dahulu media mana yang akan dikunjungi, penentuan media juga berdasarkan
Menentukan media
Konfirmasi media
media visit Diskusi
dengan media
evaluasi
135
pada hari tersebut PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang diwakili oleh
humas akan melakukan kunjungan ke salah satu kota atau Kabupaten. Sebagai
contoh humas akan melakukan kunjungan ke Kota Serang, disitu humas mulai
menentukkan untuk melakukan kunjungan kemedia yang memang notabene
berada diserang.
Setelah menentukkan media mana yang akan dikunjungi pihak humas pun
mengkonfirmasi kepada pihak media melalui via telpon untuk memastikkan
bahwa apakah media tersebut bersedia atau tidak. Terkadang humas juga tidak
mengharuskan melakukan kunjungan kekantor media bisa saja melakukan
kunjungan dimana tempat media berkumpul seperti dipokja Kantor
Pemerintahan. Kegiatan media visit yang dilakukan humas untuk menjaga tali
silaturahmi perusahaan dengan pihak pers dan untuk ajang bertukar informasi
dan diskusi. Humas menyampaikan program perusahaan dan kebijakan
perusahaan kepada wartawan untuk disebarluaskan kepada masyarakat, dan
pihak pers memberikan informasi mengenai keluhan masyarakat tentang PLN
kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.
Setelah serangkaian kegiatan media visit dilakukan PT PLN (Persero)
Distribusi Banten masuk ketahap untuk menindaklanjuti segala keluhan
masyarakat yang diterima melalui media agar dicari jalan keluarnyaagar
permasalahan tidak menjadi berlarut-larut. Ditapah akhir humas mengadakan
suatu evaluasi kegiatan dari media visit. Evaluasi dilakukan untuk melihat
apakah program media visit tersebut sudah berjalan dengan baik dan terdapat
136
kendala. Evaluasi dilakukan di lingkup intern perusahaan akan tetapi jika ada
permasalahan yang cukup serius dan harus melibatkan rekan pers untuk
mencari solusinya PLN Banten pun mengajak rekan pers untuk berdiskusi
bersama agar hasil dari evaluasi tersebut bisa menguntungkan kedua belah
pihak dan kerjasama berjalan dengan harmonis.
Selanjutnya yang menjadi faktor pendukung agar media visit bisa
tercapai sesuai dengan harapan perusahaan adalah SDM dari perusahaan
tersebut yang bisa mengorgansir program dengan baik selain dana tentunya. PT
PLN (Persero) Distribusi Banten menginginkan media bisa membantu
perusahaan untuk menyamakan persepsi antara perusahaan, media, dan
masyarakat.
Dalam pelaksanaa kegiatan tentunya terdapat kendala, yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan media visit adalah masalah waktu. Media massa
tidak terbiasa untuk bekerja dipagi hari. Pihak humas harus bisa
menyesuaikannya dan mengikuti media terkadang dalam situasi tertentu butuh
kerjasama media pagi hari tetapi karena sulit untuk menyesuaikannya itu yang
menjadi kendala utama dalam menjalankan kegiatan media visit. Oleh sebab
itu, media visit dibuat dengan secara tidak formal dan santai karena
menyesuaikan dengan karakter kerja media massa sehingga kegiatan bisa
berjalan dengan lancar tanpa ada masalah.
Dari kendala yang ada humas PT PLN (Persero) mengambil solusi dari
permasalahan tersebut dengan cara pihak humas berusaha untuk win win
137
solution agar kerjasama diantara kedua belah pihak bisa berjalan dengan lancar
tanpa menimbulkan kesalahpahaman yang bisa berakibat pada putusnya
kerjasama perusahaan dengan media. Dikatakan kembali untuk mengatasinya
persolan selanjutnya yaitu dengan cara tidak memaksakan kehendak mencari
jalan keluar terbaik untuk keduanya atau bisa saja dengan diskusi bersama atau
adanya evaluasi kegiatan.
Diskusi dengan media perlu untuk mendengarkan apa yang diinginkan
oleh pihak media massa, apakah program media visit tersebut bisa efektif dan
sesuai yang diinginkan oleh pihak pers. Jika ada kekurangan sedikit-sedikit PT
PLN (Persero) bisa memperbaikinya dan menjadi bahan kajian baru untuk
perusahaan untuk difikirkan selanjutnya.
Media visit diakui oleh pers berdasarkan wawancara peneliti bahwa
cara yang efektif dalam membina hubungan baik dengan rekan media.
Hubungan yang telah dijalin antara Pln Banten dan pers dirasa telah cukup baik,
pln Banten selalu melayani media dengan baik dengan memberikan waktu
untuk konfirmasi masalah pemberitaan mengenai perusahaan. Pihak pers
berharap hubungan yang telah dijalin selama ini tetap bisa berjalan dengan baik
dan semakin baik melalui kegiatan-kegiatan yang selalu melibatkan pers dalam
kegiatan perusahaan.
Diluar dari kegiatan yang telah diagendakan oleh perusahaan humas
selaku wakil dari perusahaan selalu menjaga hubungan baik dengan pers
dengan menjaga komunikasi secara berkesinambungan serta menyeleggarakan
138
kegiatan yng sifatnya lebih kearah personal akan tetapi tetap menjaga
profesionalitas kerja dan menjunjung etika profesi masing-masing. Kegiatan
diluar agenda perusahaan yang dimaksud berupa olahraga, mancing dan
lainnya.
Kegiatan tersebut dinilai lebih efektif untuk menjalin keakraban dengan
pihak pers dan hal tersebut diakui oleh pihak media, mereka lebih menyukai
kegiatan yng santai dan terbuka sehingga bisa leluasa dan kegiatan tersebut
tidak terbatas dengan durasi. PLN Banten bekerjasama dengan berbagai media
tidak hanya media cetak saja namun ada juga media elektronik dan media
online contohnya tribun.com dan jawa post TV.
Bentuk kerjasama yang dijalin hampir seluruhnya sama yaitu untuk
meyebarkan pemberitaan kepada masyarakat, namun untuk media TV sendiri
PLN Banten hanya bekerja sama dengan 1 (satu) media dengan alasan bahwa
untuk hubungan dengan media elektronik telah diatur dipusat dan jika PLN
Banten menginginkan pemberitaan yang meluas atau Nasioal PLN Banten
hanya memforward saja kepada pusat lalu pusat yang bertugas
menyebarluaskannya, hal tersebut terjadi karena minim anggaran melihat untuk
pemasangan berita dimedia elektronik memakan cukup banyak biaya. Sehingga
tidak banyak bekerjasama dengan media elektronik.
Namun PLN Banten menganjurkan kepada setiap areanya memiliki
hubungan dengan radio lokal maksimal 2 (dua). Selanjutnya kerjasama dengan
media online tribun.com kerjasama terjadi karena perusahaan melihat bahwa
139
adanya pergeseran akibat kemajuan teknologi sehingga membuat perusahaan
harus mengikutinya agar tujuan perusahaan bisa tercapai.
140
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis kualitatif yang telah dilakukan pada PT PLN (Persero)
Distribusi Banten dengan judul Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Dalam
Membina Hubungan Baik Dengan Pers, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Media visit merupakan salah satu program perusahaan PT PLN (Persero)
untuk membina hubungan dengan pers yang bersifat informal. Selain untuk
menjaga hubungan baik media visit digunakan humas sebagai salah satu
sarana kegiatan untuk menyampaikan kebijakan perusahaan kepada media
massa untuk disebarluaskan kepada masyarkat. Dengan menyelipkan
strategi sebagai alat pembantu humas untuk memberikan pemahaman dan
kesadaran kepada masyarakat luas.
2. Media visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten tidak memiliki tahapan
program sehingga tidak adanya agenda pelaksanaan yang jelas dan
rancangan anggaran untuk pelaksanaan. Media visit kegiatan yang bersifat
kondisional menyesuaikan dengan keadaan.
3. Faktor pendukung dari media visit adalah Sumber Daya Manusia sendiri
yang berasal dari perusahaan dan pihak media massa yang bisa
berkoordinasi dengan baik dalam menjalankan kegiatan tersebut.
141
4. Kendala yang ada berupa permasalahan waktu yang sulit disesuaikan oleh
keduanya. Oleh karena itu media visit bersifat informal karena perusahan
berusaha untuk mengikuti media massa sehingga proses kerjasama terjalin
dengan baik dan harmonis.
5. Solusi dari permasalahan humas PLN Banten berusaha win win solution
mencari jalan tengah yang terbaik untuk perusahaan dan media massa. Jika
ada kekurangan yang terjadi dari perusahaan, PT PLN (Persero) Distribusi
Banten mencoba memperbaikinya dan selalu mengadakan evaluasi kegiatan
dan berdiskusi dengan pers.
5.2 Saran
Setelah peneliti menyimpulkan berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti
juga memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja bagian
humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam menjalankan tugasnya sebagai
Humas sebagai berikut :
5.2.1 Saran Teoritis dan Metodologis
Saran peneliti bagi peneliti selanjutnya adalah dalam hal kajian
penelitian, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian tentang
media relations bisa ditinjau dari sisi yang lain dan lebih mendalam
apakah memang media relations memiliki dampak atau pengaruh yang
besar untuk suatu perusahaan atau instansi. Serta peneliti menyarankan
142
bahwa penelitian tentang media relations bisa ditinjau melalui teori lain
yang memiliki keterkaitan dengan apa yang hendak diteliti.
5.2.2 Saran Praktis
1. Humas PT PLN (Persero) Distibusi Banten diharapkan untuk
memaksimalkan kembali kegiatan media relation dengan membuat
perencanaan program kegiatan yang jelas.
2. PT PLN (Persero) Distribusi Banten diharapkan pula untuk lebih
memikirkan fasilitas yang disediakan untuk rekan pers seperti
ruangan khusus pers agar pers merasa nyaman dalam perusahaan.
3. Lebih meningkatkan kembali hubungan yang telah dijalin dengan
pers dan memperbanyak agenda kegiatan yang sifatnya untuk
membina hubungan baik dengan pers.
4. Membuat agenda kegiatan diluar agenda yang telah ditetapkan oleh
perusahaan yang sifatnya informal dan efektif untuk menjalin
kedekatan dengan pers.
5. Menyusun rapih bentuk file dan dokumentasi yang kaitannya
dengan media.
143
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M Linggar. 2005. Teori & Profesi Kehumasan. Jakarta: BumiAksara.
Arikunto, Suharsimi. Prof. Dr. 1998. Prosedur Penelitian :SuatuPendekatanPraktek.
Jakarta: RinekaCipta.
Company Profile PT PLN (Persero) Distribusi Banten.2017.
Iriantara, Yosal. 2008. Media Relations :Konsep, Pendekatan, danPraktik. Bandung:
SimbiosaRekatama Media.
Jefkins, Frank &Yadin, Daniel. 2004. Public Relations. Jakarta: GeloraAksara.
Kryiyantono. 2014. Teori Public Relations Perspektif Barat & Local Aplikasi
Penelitian dan Praktik. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group.
Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J.2007. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurudin. 2008. Hubungan Media Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Peraturan Direksi PLN. 2017. Pedoman Komunikasi Perusahaan. Jakarta
Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
.2005. Kiat dan Strategy Kampanye Public Relations. Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
144
.2006. MetodePeneltian Public Relations Dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Rumanti OSF, Sr Maria Assumpta. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta:
Grasindo.
Soemirat, Ardianto. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung:
RemajaRosdakarya.
Sugiyono.2006. Metode Peneltian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
.2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Yuliana, Nina.2014. Media Relations. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Sumber Internet :
http://ylki.or.id/2016/06/konsumen-dan-keberanian diakses pada tanggal 17 April
2017
http://www.pln.co.id/2017/profil perusahaan diakses pada tanggal 16 April 2017
http://ekbis.sindonews.com diakses pada tanggal 16 April 2017
http://scholar.google.co.id diakses pada tanggal 12 April 2017
http://digilib.uns.ac.id diakses pada tanggal 10 April 2017
http://repository.untirta.ac.id diakses pada tanggal 10 April 2017
Sumber Skripsi :
AriantoWibowo, Fajar. 2012. Aktivitas Media Relations Kusuma Sahid Prince
Hotel.Skripsi.Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
145
Azahra, Fatimah. 2015. Peranan Humas PT.PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya
dan Tangerang dalam Memanfaatkan Media Digital. Skripsi.Ilmu Komunikasi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Serang.
Maulana, Reynaldi.2010.Strategi Media Relations Humas Pemerintah Provinsi
Banten. Skripsi.Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Serang.
Sumber Jurnal :
Esa, Nugrahaning dkk. 2015. Aktivitas Media Relations Humas Setda Salatiga dalam
Membentuk Berita Positif.Jurnal. Google Scholar.
Farleni, Widyatmoko.Peran Public Relations Republik Indonesia. Jurnal. Google
Scholar.
Wawancara :
Wawancara dengan Muharman Sismanto pada hari Senin, 17 Juli 2017
Wawancara dengan Devi Anggun pada hari Selasa, 18 Juli 2017
Wawancara Demi pada hari Selasa, 18 Juli 2017
Wawancara Ferry Panjaitan hari Kamis, 20 Juli 2017
146
LAMPIRAN 1
147
Draft Wawancara dengan Bapak Muharman Sismanto
1. Bagaimana hubungan yang dijalin antara PLN dengan media massa ?
Jawab : Hubungan PLN dengan media massa kalau dijelaskan dulu itu media
jumlahnya kan terbatas, hanya PWI yang boleh masuk kekantor. Kalau
sekarang tidak bisa seperti itu, karena zaman reformasi dan sudah banyak
media yang tumbuh saya tidak bisa mengahalangi media yang ada contoh
PLN hanya memiliki hubungan kerja dengan Radar Banten saja atau memiliki
kontrak dengan Banten Raya. Saya punya hubungan kontrak dengan Radar
Banten akan tetapi yang lain tidak saya abaikan tetap harus ada komunikasi.
Komunikasinya gimana? Saya gunakan smartphone saya untuk komunikasi
dengan lainnya, Kalau dia media cetak radar itu memiliki temen minimal 3
karena wartawan juga tidak berdiri sendiri akan tetapi bekerjasama juga
dengan media yang lain untuk saling bertukar informasi. Oleh sebab itu saya
memanfaatkan salah satu temen media tadi untuk mengakomodir temen media
massa yang lain. Saya melakukan pendekatan dengan media dengan cara
berkunjung ketempat mereka biasa berkumpul karena mereka juga memiliki
pokja atau kelompok kerja karena kalau untuk diundang secara formal
prosesnya agak ribet harus ada undangan dan sebagainya. Jika sudah
terbentuknya komunikasi yang baik dengan media dengan perusahaan maka
bentuk hubungan yang dijalin akan terasa enak dan bisa saling
menguntungkan satu sama lain. Media juga jika ada pemberitaan mengenai
PLN karena tadi sudah dijalin hubungan yang baik tidak jarang sebekum
untuk menaikkan berita konfirmasi dulu sama saya. Mereka juga akhirnya
timbul rasa yang tidak enak jika harus terlalu membuat berita yang terlalu
memojokkan PLN. Itu tadi pentingnya komunikasi yang terus berkelanjutan
dan terus harus dijalin dengan media. Hubungan media harus erat sekali kita
juga harus menyesuaikan dengan gaya mereka agar mudah masuk kedalam
148
area mereka dan memahami cara kerjanya. PLN juga selalu mensupport
kegiatan yang diadakan oleh media. Jika ada kesempatan atau waktu luang
saya juga sempatkan untuk say hello saja dengan wartawan jadi biar tidak
terlihat kita datang ketika ada butuhnya saja. Kedua jika kita ada kegiatan kita
selalu melibatkan mereka walaupun tidak semua dilibatkan kita cari media
mana yang memiliki peran dan berepengaruh.
2. Kegiatan media relations apa saja yang dijalankan oleh PLN ?
Jawab : Setiap tahun kita bakal ada seperti gathering dengan media itu yang
penting, nanti teman-teman saya bawa kepembangkit karena selama ini teman
media hanya tau PLN depannya saja mereka tidak pernah tahu dapurnya
seperti transmisi. Saya jelaskan saya ini bagian ujungnya yang jualan saja
dibelakangnya ada suralaya, paiton, dan lain-lain. Kegiatan yang lainnya ada
konferensi pers tetapi terbatas karena informasi juga ada yang sifatnya umum
dan terbatas jadi yang saya undang hanya media-media yang berpengaruh
saja, selain itu juga seperti kunjungan media atau media visit.
3. Bagaimana peran seorang PR dalam menjalankan kegiatan media relations ?
Jawab : Perannya itu baik buruknya perusahaan ada dikita. Jadi, setiap pagi
PR harus membaca Koran memonitoring media mengenai pemberitaan PLN
intinya PLN Banten saja dulu kita harus tahu opini yang berkembang sepeti
apa dimasyarakat. Tiba-tiba nanti pusat telepon kekami kami sudah tahu dan
mengerti. Yang kedua harus ditindaklanjuti jangan dibiarkan pemberitaan
yang ada takutnya nanti melebar dan masalah yang dan berkaitan dengan
hukum jadi bisa disampaikan kebagian divisi hukum untuk ditangani, Jadi,
fungsinya tadi seorang PR harus memfilter berita yang masuk ke PLN dan
memfilter berita yang akan disampaikan kemasyarakat. Jadi tidak bisa kita
149
semena-mena memberikan berita langsung kemasyarakat karena tidak semua
berita harus dikonsumsi mereka. Peran kita tadi memfilter berita dan
memfilter opini masyarakat, termasuk juga menjaga opini perusahaan, yang
dimaksud menjaga opini jadi jika ada opini yang berkembang dimasyarakat
dan media memojokkan PLN kita bisa memberikan hak jawab. Sekarang kita
tidak bisa menarik pemberitaan yang telah disebarkan oleh media mengenai
PLN ketika berita sudah keluar kita tidak bisa menutupnya tugas humas hanya
bisa mengcounter berita yang ada, kita jelaskan dengan bukti dan data yang
ada. Humas harus bisa melihat semua yang terjadi tidak hanya melihat
kedepan saja kita harus bisa melihat keatas, bawah, samping untuk
mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi.
4. Prinsip apa yang diterapkan oleh PLN dalam menjalin hubungan baik dengan
media massa ?
Jawab : Kita harus menjaga komunikasi dengan media. Jika media telepon
kita harus angkat agar mereka juga merasa dihargai. Saya mau malam atau
kapanpun kalau lihat telepon terus ada panggilan tidak terjawab dan itu dari
media pasti akan ditelepon balik. Padahal juga paling nannya kenapa listrik
mati. Hubungan baik tadi tetap dijaga kita harus selalu melayani dan
memahami media dengan baik dan setelah itu kita bangun hubungan personal
yang kokoh dilandasi kejujuran dan saling menghormati profesi satu sama
lain.
5. Media visit merupakan salah satu kegiatan media relations yang dijalankan
perusahaan dalam pelaksanaannya apakah strategi yang dilakukan oleh
perusahaan ?
150
Jawab : Saya lakukan media visit sebenarnya seperti ini kebanyakan
masyarakat salah kaprah listrik mati lapor kewartawan untuk dibuat berita.
Jadi untuk menjelekkan PLN seneng kalau lihat PLN didemo. Salah satu yang
menjadi strateginya yaitu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
memberikan penjelasan tentang bagaimana cara kerja PLN supaya jika ada
keluhan nantinya mengenai PLN tidak lagi ngadu kemedia karena apa PLN
kan sudah menyediakan call center 123, tetapi kadang masyarakat males
dengan alasan ribet. Selain itu kegiatan media visit dilakukan untuk
menjemput pemberitaan agar opini yang sudah berkembang dimasyarakat
tidak melebar. Humas bekerja menjemput bola kelapangan karena tadi kalau
sudah berkembang menjadi bola liar akan susah pasti juga butuh proses yang
lumayan. Jadi sebisa mungkin PLN harus bisa mengantisipasi sedini mungkin
agar pemberitaan tidak melebar dan berakibat ke citra perusahaan dan PLN
ingin media juga tahu proses bisnis PLN tahu apa yang menjadi kendala PLN
agar bisa menerangi daerah-daerah yang memiliki kendala seperti jalan dan
daerah pedalaman agar media juga memahaminya dan mampu membantu
menjelaskan dengan masyarakat.
6. Seperti apa program dari media visit ?
Jawab : Program media visit dibuat tidak formil wartawan itu kan santai jadi
kita harus mengikuti gaya santainya seperti pake sandal capit, kaos, celana
levis robek-robek. Dulu kalau saya diserang dimobil saya selalu ada alat
pancing dan badminton. Karena kalau kita terlalu formil terkadang mereka
susah buka suara. Seperti kemaren saja acara konferensi pers banyak
wartawan yang datang tetapi tidak fokus memperhatikan ada yang main hp
dan lainnya. Tetapi kalau saya ikut gaya mereka, mereka langsung
mengeluarkan suara. Saya mau mereka tidak membantu saya akan tetapi tau
akan kesulitan saya. Karena sifatnya tidak formil ya terkadang lewat telepon
151
saya hubungi mereka seperti “lagi dimana bang saya di tempat makan ni, sini
gabung makan siang” seperti itu atau datang kekantor media atau bergabung
dengan media dimana mereka biasa berkumpul seperti dipemerintahan kan
ada press room nah mereka biasa disitu nah saya datang menghampiri mereka.
Jadi tidak ada perencanaan khusus untuk melakukannya
7. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam menjalankan kegiatan media
visit ?
Jawab : Saya ingin media kan salah satu perpanjangan tangan perusahaan
untuk membantu memberikan pemahaman untuk masyarakat. Selain pastinya
dana agar terlaksananya kegiatan tersebut yang menjadi faktor pendukung
yaitu untuk menyamakan persepsi antara perusahaan, media dan masyarakat.
Selain itu SDM dari perusahaan itu sendiri yang bisa mengorganisir dengan
baik program tersebut agar bisa berjalan dengan baik dan bisa mencapai
tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan.
8. Apakah terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan media visit ?
Jawab : Kalau kendalanya dalam menjalankan kegiatan media visit itu, orang
media itu rata-rata bangun siang sedangkan saya bekerja itu pagi-pagi seperti
peresmian proyek. Susahnya dengan media itu hanya itu ingin konferensi pers,
pers tours,susah untuk pagi-pagi mungkin karena mereka bukan orang
kantoran. Kedua yaitu sulit untuk menyamakan persepsi contoh kita ingin buat
berita dengan judul ini akan tetapi dimedia nanti dirubah karena kan mereka
juga mencari judul yang menarik agar terjual. Terkadang dibuat judul yang
agak nyeleneh jadi, perbedaan persepsi untuk menjaga opini.
152
9. Bagaimana solusi yang diambil perusahaan dalam menyelesaikan kendala
yang ada ?
Jawab : Kalau saya sih win win solution aja sih. Tidak memaksakan kehendak
tadi, dengan cara merubah caranya tadi atau mengganti personil dari media.
Kalau ada kekurangan-kekurangan kita biasa berkumpul dengan mereka, saya
kasih no hp saya bisa sms atau WA kita cari maunya seperti apa jalan
keluarnya apa, saya cari win win saja.
10. Setelah menjalankan media visit, apakah tujuan yang hendak dicapai oleh
perusahaan dan apakah sesuai dengan yang diinginkan oleh PLN ?
Jawab : Tujuan PLN kan pencitraan kan bukan pembelaan. Pencitraan yang
saya bilang itu satu ada pengetahuan lebih tentang PLN yang diharapkan dari
media. Kedua media itu menjadikan bagian dari pelayanan umum media kan
harus seimbang pemberitaan yang dikeluarkan dengan yang diterima
masyarakat harus sama jangan dibelokkin. Hasilnya kunjungan lapangan itu
inginnya media itu sebagai perpanjangan tangan agar informasi yang kita
sampaikan menyebar dan merata, sehingga bisa mengurangi beban PLN.
11. Sejauhmana media massa mempengaruhi kegiatan perusahaan PLN ?
Jawab : Berpengaruh sekali, makanya saya bilang tadi masyarakat kita beda
belum begitu banyak yang percaya berita real, terus ditangkep kita ini kan
masih apa yang diomongin orang kita ikut. Informasinya karena latah. Saya
inginnya pengaruhnya tadi yaitu ada penyeimbang, karena kalau mereka tau
PLN dan proses bisnis PLN itu udah bagus banget.
153
12. Hubungan dengan media pastinya untuk membangun citra perusahaan
menjadi baik. Apakah perusahaan menilai bahwa setelah dilakukan hubungan
dengan media citra perusahaan menjadi lebih baik dimata masyarakat ?
Jawab : Secara kewajiban cukup baik, dalam artian seperti ini saya juga punya
target kinerja salah satunya menjaga hubungan baik dengan media. Nah ini
saya laporkan dari kegiatan satu tahun itu apa saja, seperti diadakan konferensi
pers, press tours, kita adakan kunjungan media dan guntingan media. Jadi
kalau ada hubungan media saya tidak akan mengatakan saya bagus tetapi jika
hubungan dengan media sudah terbentuk, setiap ada hubungannya dengan
PLN mereka selalu telepon humas berarti kan hubungannya sudah lengket
sudah dekat teman media itu, media merasa ada ikatan hubungan komunikasi
dengan kita media sudah mulai percaya dengan kita. Kita sudah menjalankan
semuanya seperti yang tadi disebutkan seperti melakukan konferensi pers
sampai guntingan media dari situ setiap tahun kita adakan evaluasi melihat
dari pemberitaan tersebut lebih banyak baik atau negatifnya.
Draft Wawancara dengan Ibu Devi Anggun
1. Bagaimana hubungan yang dijalin antara PLN dengan media massa ?
Jawab : hubungannya complicated sih sebenarnya, seharusnya hubungannya
itu simbiosis mutualisme saling menguntungkan. Jadi, suatu sisi kita butuh
media untuk sarana menyampaikan informasi, satu sisi juga kita butuh media
untuk mendapatkan informasi. Dari sisi media juga media butuh kita untuk
menjadi sumber berita, seharusnya saling ketergantungan dan seharusnya
memang kedua pihak antara PLN dan media saling erat seperti itu. Jadi kalau
ada berita apapun itu media seperti member konfirmasi dulu sama kita, jadi
enggak asal nerbitin berita.
154
2. Kegiatan apa saja yang dijalankan oleh PLN mengenai media relations ?
Jawab : Itu tadi karena tahun ini keterbatasan SDM memang untuk
kegiatannya belum banyak dilakukan secara formal ya tapi untuk secara
informal kegiatannya lebih hubungan antara keduanya gitu. Jadi enggak yang
secara resmi kita bikin kegiatan misalnya media visit atau kegiatan yang
sifatnya memang harus ada RABnya harus ada formatnya tetapi lebih seperti
eventual seperti kegiatan press conference ya seperti itu. Jadi memang tidak
tertata biasanya sih memang kita kalau mau ada acara harus ngajuin dana dulu
dan yang lainnya nah untuk sekarang belum yang seperti itu. Akan tetapi
untuk kedepannya bakal kita kaji juga karena itu kan penting.
3. Bagaimana praktik PLN dalam menjalankan kegiatan media relations ?
Jawab : Untuk prakteknya selama ini karena kita baru paling gimana ya kalau
saya kan belum banyak koneksinya enggak kaya bapak udah banyak rekan
atau koneksi dengan media, tetapi untuk beberapa orang ada yang sama
mereka itu kalau ada informasi apa mereka ada konfirmasi dulu contoh “mba
disini ada apa yak ok kaya gini-gini?” suka ditanyakan terlebih dahulu secara
praktiknya lebih kehubungan yang memang yang gak pyur hubungan
professional tetapi lebih kesaling informasi itu aja si.
4. Bagaimana peran seorang PR dalam menjalankan kegiatan media relations?
Jawab : Seperti yang saya bilang tadi sih, kita bisa dapat informasi jadi kita
hanya kasih informasi tetapi kita dapat informasi juga. Jadi, enggak cuma
keluar kita punya info apa kita keluarin mereka juga kalau ada info apa kami
terima entah itu masalah dan lainnya kita terima karena untuk bisa kita kaji.
Menurut saya media sama PR itu emang harus konek jadi sebagai istilahnya
155
juru bicaranya yah masing-masing, media juru bicara masyarakat kalau PR
juru bicara dari perusahaan. Jadi seharusnya saling konfirmasi saling konek
dan nyambung antara keduanya tidak boleh jauh.
5. Prinsip apa yang diterapkan oleh PLN dalam menjalin hubungan baik dengan
media massa ?
Jawab : Lebih keindividual maksudnya kita lebih harus dekat secara
individual, seperti yang sudah bapak bilang juga gitu sebenarnya jadi orang
kalau sudah kenal, sudah dekat secara individual sama kita dalam tanda kutip
media kalau sudah kenal sama kita pasti kalau mau melakukan sesuatu dipikir
dulu. Saya dari sekarang belajar dari bapak sudah harus menanamkan
kedekatan itu dengan media dan yang lainnya sifatnya lebih kekeluargaan
tetapi professional. Kita bangun hubungan personal yang baik kita tanamkan
juga rasa memiliki mereka kepada PLN karena dengan hubungan personal
yang baik memudahkan kita juga untuk mengontrol segala pemberitaan diluar
setidaknya berita negatif bisa terminimalisir.
6. Apa yang pertamakali dilakukan perusahaan sebelum menjalankan kegiatan
media relations ?
Jawab : Karena itu tadi kita sudah mempunyai hubungan personal yang baik
mungkin secara informal kita kabarin terlebih dahulu kalau kia mau ada
kegiatan contoh CSR yang memang membutuhkan media untuk membantu
meliput agar terpublikasi. Tetapi memang kalau kegiatan tersebut butuh surat-
menyurat kita tetap buat, setelah itu agar berita yang dibuat dimedia tidak
melenceng kita buat release. Terkadang kan kita mau berita yang dimuat
seperti ini tetapi yang ditangkap media beda, misalnya dalam kegiatan yang
sama contoh press conference itu bisa jadi setelah itu berita yang keluar
156
judulnya beda-beda terus isi yang ditangkap beda oleh sebab itu kita keluarin
release duluan untuk informasi kemedia walaupun nantinya oleh pihak media
itu isinya semua tidak diambil sepenuhnya, seenggaknya sumbernya dari kita
itu ada.
Draft Wawancara dengan Bapak Demi
1. Apa fungsi dari divisi hukum dan humas ?
Jawab : Jadi, bagian divisi hukum dan humas itu berfungsi untuk mengurusi
kalau hukum menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum
seperti pidana dan perdata. Kalau bagian humasnya mengontrol segala
aktivitas komunikasi humas dan pekerjaan humas, saya letaknya satu tingkat
diatas pak Manto yang sebagai supervisi humas dan PKBL. Saya mengatur
kegiatan CSR, hubungan dengan media seperti itu.
2. Bagaimana hubungan media atau media relations yang dijalani oleh PLN
dengan media massa yang ada ?
Jawab : Media itu kan sebagai corong informasi bagi perusahaan. Kita butuh
sekali media untuk membantu perusahaan dalam mensosialisasikan segala
kebijakan dari perusahaan. Kalau saya sendiri yang bekerja untuk
menyebarluaskan informasi pastinya terbatas jadi kita butuh media sebagai
sarana publikasinya . Hubungan yang dijalin sangat dekat dengan media yang
memang sudah menjalin kontrak dengan kami, kami selalu undang mereka
dalam berbagai kesempatan pokoknya selalu dilibatkan dan tidak hanya itu
kita juga membangun hubungan yang baik antar individunya.
157
3. Kegiatan apa saja yang dijalankan oleh PLN mengenai media relations ?
Jawab : Semua hampir kita jalani hanya mungkin talkshow dengan radio saja
yang lagi vakum. Karena kita kan disini termasuk baru berdiri karena pecahan
dari Disjaya dan Jawa Barat jadi kita mulai menyusun lagi program-program
tersebut akan tetapi setelah semuanya sudah bisa selesai pasti kita aktifkan
kembali program-program yang semula vakum.
4. Apa yang pertamakali dilakukan perusahaan sebelum menjalankan kegiatan
media relations ?
Jawab : Pasti kita menyusun perencanaan terlebih dahulu karena bagaimana
pun kalau kita bekerja tanpa dasar yang jelas akan sulit. Kalau ada dasarnya
kan kita menjalankan program sesuai dengan apa yang telah dibuat.
5. Tujuan apa yang hendak dicapai dalam menjalankan kegiatan media relations
?
Jawab : Tentunya pasti berkaitan dengan citra perusahaan kita menjain
hubungan baik dengan media karena ingin citra perusahaan baik dimasyarakat
dan untuk mencapai publikasi.
6. Berapa persen alokasi dana yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan
media relations ?
Jawab : Kalau untuk dana kita tidak bisa mematokkan contoh untuk kegiatan
media relations kita patok 30% itu tidak bisa seperti itu, tidak bisa kaku jadi
kalau dana kita harus fleksibel menyesuaikannya seperti itu.
158
Draft Wawancara dengan Mas Ferry Tangerang Express
1. Sudah berapa lama menjalin kerjasama dengan PLN Distribusi Banten?
Jawab : Kalau menjalin komunikasi dengan PLN itu sudah berlansung,
gimana ya lama dibilang lama ya lama. Karena kan keterlibatan untuk
pemberitaan jadi ya bisa dibilang lama.
2. Bisa dijelaskan bentuk kerjasama yang dijalin dengan PLN ?
Jawab : Begini konteksnya kita kan media ini independen ada ditengah
masyarakat ingin menciptakan suatu berita yang berimbang dan satu contoh
instansi PLN kan ada ditengah masyarakat juga. Jadi, contohnya seperti itu
kalau ada yang perlu dikonfirmasi ya itu harus bener-bener dikonfirmasi
supaya berita yang keluar sesuai dan berimbang.
3. Apakah kerjasama yang dijalin telah sesuai dengan yang diharapkan oleh
media?
Jawab : menurut kami ya sudah sesuai tapi ya kembali lagi kita media ini
independen. Kita menyajikan berita kehadapan masyarakat, kerjasama yang
dijaln selama ini menurut saya telah sesuai dan kita juga sebagai media harus
menghargai siapapun karena kita juga merujuk pada kode etik jurnalistik.
4. Apakah selama menjalin hubungan kerjasama pihak media khususnya
Tangerang Express selalu mengikuti agenda kegiatan media relation atau
adakah kegiatan lain yang diseleggarakan oleh PLN dalam menjalin hubungan
baik dengan media?
159
Jawab : Kita selalu mengikuti terus, setiap PLN mengadakan acara selalu
mengirim undangan kita ada timbal baliknya.
5. Dari seluruh kegiatan media relation yang dijalankan untuk menjalin
hubungan baik dengan media apakah telah dirasa efektif?
Jawab : Kalau selama ini sih feedbacknya kemasyarakat. Jadi feedbacknya
kemasyarakat yang tadinya belum tahu jadi tahu oh begini. Itu tugas media
memberitahu masyarakat karena kalau PLN sendiri kan tidak mungkin turun
langsung kemasyarakat. Jadi lah media yang membantu.
6. Apa yang menjadi faktor pendukung agar kegiatan hubungan baik dengan
media berjalan dengan baik?
Jawab : Kalau kita sih cukup untuk mendapatkan konfirmasi aja. Karena kita
itu kan ditekan oleh redaksi supaya gimana dapat berita ya gimana bisa baik
juga dengan PLN.
7. Harapan media untuk PLN Distribusi Banten ?
Jawab : Harapannya si selama ini kita sih sudah sangat sinkron antara media
dengan PLN. Kita sebagai media kan mengaharapkan informasi yang sangat
dalam dan selama ini hubungannya kalau dibilang baik sudah sangat baik sih.
Jadi harapan kami ya enggak ada yang berubah bisa selalu baik dan saling
membantu. Karena kan kita sama-sama butuh.
160
8. Dari sisi media ingin diperlakukan seperti bagaimana?
Jawab : Kita diperlakukan seperti biasanya saja, kita sendiri kan seperti ini
contohnya kaya yang saya bilang kalau kita dapat undangan itu wajibnya kita
datang, sebaliknya kalau tidak dapat ya gausah datang.
Draf wawancara dengan Hj. Henny Murniati, Ss
1. Sudah berapa lama menjalin kerjasama dengan PLN Banten ?
Jawab : Baru tiga tahun berjalan si untuk kerjasama selama saya disini, karena
saya dijawa post tv kan memang baru tiga tahun sebelumnya saya bekerja
diindosiar tapi memang kalau kenal dengan Bapak Manto itu sudah lama.
2. Bentuk kerjasama yang dijalin ?
Jawab : Bentuk kerjasama kebanyakan ya berita, tapi sebenarnya saya
menginkan PLN juga tidak hanya memberi pemberitaan saja tapi memasang
iklan lewat TV tapi mungkin untuk iklan sekarang belum karena sepertinya
masih minim untuk menganggarkan. Menurut saya PLN itu memang harus
memperbanyak promosi-promosi juga karena kalau kita lihat berita pln kan
pasti yang jelek masyarakat tidak tahu yang positifnya jadi seharusnya pln
pasang iklan agar masyarakat juga tahu positifnya dari pln. Dan berharap
memasang iklan itu dimedia TV karena kan kita lihat jangkauannya ya TV
kan lebih luas dan melihat gaya hidup
sekarang sudah jarang yang baca koran jadi sayang aja.
3. Cara apa yang dilakukan PLN dalam membina hubungan baik ?
Jawab : Kalau membina hubungan baik juga itu tergantung dari humasnya ya
bisa atau tidak menjamu dan melayani dengan baik untuk sekarang menurut
161
saya sudah cukup baik selama humas dipimpin oleh pak Manto beliau bisa
mengerti kami dan welcome dengan kami dan pak Manto itu orangnya
menguasai materi sehingga apa yang kita inginkan mengenai Pak Manto
menurut saya ideal jadi seorang humas. Pak Manto selalu melibatkan kami
untuk meliput kegiatan pln.
4. Kalau kegiatan media visit apakah pln sering berkunjung kekantor media ?
Jawab : Ya sering sekali si tidak tetapi beliau selalu menyempatkan
berkunjung kekantor media jika ada kesempatan.
5. Apakah kegiatan tersebut bersifat formal ?
Jawab : Tidak ya bersifat informal karena tidak ada agenda pasti, pak Manto
kunjungan kekantor kami sekalian jika ada pekerjaan jadi menyempatkan
mampir walaupun hanya sebentar untuk silaturahmi dan say hello.
6. Apa saja yang dilakukan saat kunjungan media ?
Jawab : ya kita ngobrol-ngobrol santai saja tidak kaku kita sampaikan yang
ada dilapangan seperti apa yang memang berkaitan dengan PLN, terkadang
juga pak Manto datang untuk menyampaikan program yang akan dilakukan
PLN kedepannya dan meminta bantuan media.
7. Ada tidak kegiatan diluar untuk membina hubungan baik ?
Jawab : Kalu kegiatan lain yang tujuannya agar lebih akrab apa yaaa, ya
seperti mungkin saya kan ada facebook jadi saya tidak jarang juga menyapa
lewat facebook dengan pak Manto kita tidak ada perasaan sungkan lagi karena
memang hubungan yang dijalin sudah dekat namun tetap professional.
162
8. Harapan media untuk PLN ?
Jawab : Harapannya PLN bisa melek lagi supaya bisa memang iklan promosi
karena itu juga penting untuk membangun citra perusahaan dan kita take and
gift saja tetapi bukan berarti menyuap.
Draf wawancara dengan Mas Sam Trbun.com
1. Sudah berapa lama bekerjasama dengan PLN ?
Jawab : Kalau kita si memang belum terlalu lama bekerjasama dengan PLN,
tapi walaupun begitu PLN selalu bisa menerima dan melayani kami dengan
baik.
2. Bentuk kerjasama yang telah dijalin ?
Jawab : Bentuk kerjasamanya ya paling untuk pemberitaan, kita menjadikan
pln sebagai sumber berita kami, dan memang pln juga butuh kehadiran media
untuk membantu pekerjaannya.
3. Cara apa yang dilakukan pln Banten dalam membina hubungan baik dengan
media ?
Jawab: Selama ini PLN Banten selalu melayani kami dengan baik dan selalu
melibatkan dan mengudang kami dalam acara-acara perusahaan. Seperti
konferensi pers contohnya.
4. Kalau kegiatan lain selain konferensi pers seperti media visit ada tidak?
Jawab : Kalau kunjungan media ya beberapa kali ada hanya memang tidak
selalu kekantor kami, tapi ketempat kami berkumpul dimana saja dan
kegiatannya itu memang tidak teragenda seringkali mendadak.
5. Apa saja yang dilakukan saat kunjungan media ?
163
Jawab : Kita sharing aja khususnya membahas tetang masalah PLN kita juga
sampaikan keluhan masyarakat kepada pln sambil santai ngopi dan makan
siang bareng.
6. Adakah kegiatan lain diuar media visit untuk menjalin hubungan yang lebih
akrab lagi?
Jawab : Selain kunjungan media ya kita selain itu selalu berkomunikasi
dengan baik, komunikasi kami tidak boleh putus dan selain itu juga kita dilain
kesempatan kita ada acara seperti olahraga bareng seperti main badminton
.
7. Apakah kunjungan media yang dilakukan pln dengan cara yang informal
sudah dianggap baik dan efektif ?
Jawab : Menurut kami sudah cukup baik yak karena kita sebagai media kan
juga orang yang biasa kerja santai jadi lebih menyukai kegiatan itu yang
bersifat informal karena disitu kita bisa lebih terbuka dan leluasa dan bagi
saya bisa lebih tambah akrab dibanding harus kegiatan yang terlalu formal.
8. Harapan untuk pln Banten selanjutnya ?
Jawab : Harapannya si yah kita harus bisa terus bersinergi dengan baik itu
saja.
164
LAMPIRAN 2
165
TANGERANG - PLN Banten,- Foto Bersama Bapak Manto selaku SPV Humas
PKBL dan Ibu Devi ASS Humas PKBL setelah wawancara pada hari senin 17 Juli
2017 di kantor PLN Distribusi Banten.
Tangerang – PLN Banten,-Foto Bersama Mas Ferry wartawan Tangerang Express
seusai wawancara pada hari Kamis 20 Juli 2017 di Kantor PLN Distribusi Banten.
166
Tangerang-PLN Banten,-Foto Bersama Mas Sam wartawan Tirubun.com setelah
wawancara pada Hari Selasa 12 September 2017 di Kantor PLN Distribusi Banten.
167
LAMPIRAN 3
168
Kunjungan PT PLN (Persero) Distribusi Banten kemedia Banten Pos
169
Kunjungan media PT PLN (Persero) Distribusi Banten ke media Banten Raya
170
Contoh press release yang dibuat oleh PLN Banten untuk dikirim kepada rekan
media
Kegiatan PLN Banten mengundang rekan media atau
konfernsi pers konferensi pers kekantor PLN Distribusi Banten.
171
172
173
LAMPIRAN 4
174
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Robiyani Yulia Utami
Alamat : Perum Talaga Bestari B9/ No 4 RT 03/RW 01
Kecamatan Sindang Jaya-Kabupaten Tangerang
Kode Post : 15710
Nomor Telepon : 08118596886
Email : [email protected]
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Lampung, 10 Maret 1996
Status Perkawinan : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
175
Riwayat Pendidikan :
Periode Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan IPK
2002-2007 SDN CIBADAK II - -
2007-2010 SMPN 1 BALARAJA - -
2010-2013 SMAN 4 KABUPATEN
TANGERANG
IPA -
2013-2017 UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
3,68
Pengalaman Organisasi :
Anggota Persaudaraan Setia Hati Terate
Sekertaris Rayon Talaga Bestari Persaudaraan Setia Hati Terate
Prestasi :
Juara I Kejuaraan Mahasiswa se-Provinsi Banten
Juara III Pekan Olahraga Provinsi
Juara I Kejuaraan Daerah se-Provinsi Banten