strategi hotel branding akibat pandemi covid-19 …

15
Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa Volume 1 Nomor 1 Januari 2021 DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1 Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 243 STRATEGI HOTEL BRANDING AKIBAT PANDEMI COVID-19 STUDI KASUS PADA HOTEL BINTANG EMPAT DAN LIMA DI PROVINSI BANTEN 1 Rizal Syaifudin, 2 Deris Desmawan, 3 Sugeng Setyadi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan strategi hotel branding khususnya hotel bintang empat dan bintang lima di Provinsi Banten selama pandemi COVID-19 dengan menggunakan analisis SWOT. Pandemi Covid-19 menjadi permasalahan global yang tidak hanya menghantam sektor kesehatan namun juga pariwisata. Penurunan di sektor pariwisata diantaranya adalah ditunjukkan dengan menurunnya jumlah tingkat penghuni kamar dan rata-rata lama tamu menginap di hotel. Penurunan tersebut membuat pendapatan hotel berkurang banyak dan harus menanggung biaya operasional yang tinggi. Sehingga diperlukan suatu strategi branding bagi hotel untuk tetap bisa eksis selama pandemi tersebut. Dengan menggunakan analisis SWOT didapatkan hasil bahwa strategi terbaik untuk melakukan branding adalah starategi kuadran I artinya strategi tersebut bersifat agresif, yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. Adapun saran yang diberikan dari penelitan ini adalah hotel harus lebih giat lagi melakukan berbagai promosi baik dengan promosi online, melalui travel agen online, media-media social ataupun melalui oraganisasi-organisasi seperti genpi, influencer, dan pemerintah serta tetap menjaga protokol kesehatan selama masa pandemi untuk menjaga keamanan pengunjung. Selain itu, masa pandemi yang belum tau sampai kapan selesainya, hotel dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk digunakan sebagai tempat karantina pasien Covid-19 ataupun tempat transit tenaga medis. Hal ini digunakan untuk tetap menjaga pendapatan dan operasional hotel. Kata Kunci : Covid-19, Hotel Branding, Analisis SWOT

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 243

STRATEGI HOTEL BRANDING AKIBAT PANDEMI COVID-19 STUDI

KASUS PADA HOTEL BINTANG EMPAT DAN LIMA DI PROVINSI

BANTEN

1Rizal Syaifudin, 2Deris Desmawan, 3Sugeng Setyadi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan strategi hotel branding khususnya hotel bintang

empat dan bintang lima di Provinsi Banten selama pandemi COVID-19 dengan menggunakan analisis SWOT.

Pandemi Covid-19 menjadi permasalahan global yang tidak hanya menghantam sektor kesehatan namun juga

pariwisata. Penurunan di sektor pariwisata diantaranya adalah ditunjukkan dengan menurunnya jumlah tingkat

penghuni kamar dan rata-rata lama tamu menginap di hotel. Penurunan tersebut membuat pendapatan hotel

berkurang banyak dan harus menanggung biaya operasional yang tinggi. Sehingga diperlukan suatu strategi

branding bagi hotel untuk tetap bisa eksis selama pandemi tersebut. Dengan menggunakan analisis SWOT

didapatkan hasil bahwa strategi terbaik untuk melakukan branding adalah starategi kuadran I artinya strategi

tersebut bersifat agresif, yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang

sebesar-besarnya. Adapun saran yang diberikan dari penelitan ini adalah hotel harus lebih giat lagi melakukan

berbagai promosi baik dengan promosi online, melalui travel agen online, media-media social ataupun melalui

oraganisasi-organisasi seperti genpi, influencer, dan pemerintah serta tetap menjaga protokol kesehatan selama

masa pandemi untuk menjaga keamanan pengunjung. Selain itu, masa pandemi yang belum tau sampai kapan

selesainya, hotel dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk digunakan sebagai

tempat karantina pasien Covid-19 ataupun tempat transit tenaga medis. Hal ini digunakan untuk tetap menjaga

pendapatan dan operasional hotel.

Kata Kunci : Covid-19, Hotel Branding, Analisis SWOT

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 244

PENDAHULUAN

Penyebaran wabah virus corona (COVID-19) melanda hampir merata di seluruh dunia

menyebabkan polemik global terbesar saat ini. Bahkan beberapa waktu lalu World Health

Organization (WHO) telah menetapkan wabah virus corona menjadi pandemik global. Hal ini

menjadi suatu pembahasan dan pembicaraan yang menarik dan menjadi suatu permasalahan

serius yang harus menjadi perhatian baik pemerintah maupun masyarakat di seluruh dunia.

Permasalahan mengenai dampak COVID-19 tidak hanya sekedar menghantam sektor

kesehatan global saja. Akan tetapi, COVID-19 juga memberikan kontribusi permasalahan pada

sektor ekonomi, pendidikan, sosial, pariwisata dan sebagainya. Hal ini dikarenakan COVID-

19 menimbulkan dampak psikologis yang berupa rasa ketakutan akan bahaya dan resiko

tertular virus yang dapat berujung pada kematian, sehingga membuat masyarakat memilih

untuk lebih mengurangi kegiatan aktivitasnya.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terkena dampak COVID-19. Pada

awalnya sektor pariwisata menunjukkan trend pertumbuhan yang positif, akan tetapi saat ini

seakan melemah bahkan menunjukkan trend penurunan yang sangat drastis. Melemahnya

sektor pariwisata salah satunya terlihat dari menurunnya jumlah pengunjung hotel. Di Provinsi

Banten penurunan jumlah pengunjung sudah terlihat sejak bulan Januari 2020. Berdasarkan

data BPS, penurunan jumlah tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi

Banten bulan Januari 2020 mencapai 49.05 persen atau mengalami penurunan sebesar 2,91

point dibandingkan bulan Desember 2019. Pada bulan Januari 2020 penurunan TPK paling

besar terjadi di hotel bintang lima yaitu sebesar 19,28 point dari Desember 2019, selanjutnya

disusul penurunan PTK di hotel bintang satu sebesar 6.46 point dan hotel bintang dua sebesar

3,55 point dibanding Desember 2019. Sementara itu, jumlah rata-rata lama tamu menginap

(RLTM) bulan Januari 2020 baik tamu asing maupun tamu Indonesia di hotel berbintang pada

bulan Januari 2020 sebanyak 1,36 hari atau naik 0,02 dibanding bulan sebelumnya.

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 245

Tabel.1. TPK Hotel Bintang Menurut Klasifikasi Hotel, Januari 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pada bulan Februari 2020 jumlah TPK hotel berbintang di Provinsi Banten mengalami

kenaikan mencapai 51,14 persen persen atau naik 2.09 point dibanding periode sebelumnya.

Akan tetapi, kenaikan TPK secara keseluruhan ini tidak diikuti oleh TPK di hotel berbintang

lima dan hotel berbintang dua. TPK di hotel bintang lima mengalami penurunan menjadi 29

persen atau 1.53 point dari bulan Januari 2020. Sedangkan jumlah RTML baik tamu asing

maupun Indonesia di hotel bintang di Banten tercatat sebesar 1,24 persen atau turun sebesar

0,12 poin disbanding bulan Januari 2020. Dilihat dari asal tamu hotel, penurunan ini terjadi

akibat RTML dari tamu asing sebanyak 0,04 pint dan RTML Indonesia sebesar 0,12 poin.

Tabel.2. TPK Hotel Bintang Menurut Klasifikasi Hotel, Februari 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 246

Selain Penurunan jumlah TPK maupun RTML, menurut data dari Persatuan Hotel dan

Restorasi Indonesia, selama bulan Maret 2020 penurunan pengunjung hotel turun hampir 60

sampai 70 persen tentu saja membuat pendapatan hotel merosot tajam. Sementara hotel harus

tetap menanggung pengeluaran yang cukup besar. Tiga pengeluaran terbesar hotel diantaranya

adalah; pertama, gaji karyawan. Menurunnya pendapatan hotel membuat hotel tidak mampu

untuk menggaji karyawannya, sehingga banyak hotel yang terpaksa merumahkan sejumlah

karyawannya. Kedua, operasional rutin dan biaya perawatan seperti listrik, pembersian AC dan

lain sebagainya. Hal ini membuat sebagian hotel harus mematikan listriknya seperti lift yang

biasanya empat lift beroperasi dipangkas hanya menjadi satu lift. Ketiga, adalah biaya BPJS.

Biaya BPJS termasuk beban perusahaan karena perusahaan harus mensubsidi pembayaran

BPJS.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengusulkan untuk membuat penelitian bagaimana

strategi hotel dalam mempertahankan brandingngnya akibat wabah COVID-19 sampai

bagaimana strategi pemulihannya setelah wabah COVID-19 ini berakhir. Dalam jangka

panjang penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat Rencana

Aksi Daerah dan Strategi Daerah dalam upaya meningkatkan sektor Pariwisata di Provinsi

Banten dan petimbangan di dalam membuat program meningkatkan kerjasama dibidang

Pariwisata di Provinsi Banten.

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Brand dan Branding

Brand menurut devinisi Kotler (2009) adalah nama, istilah, tanda simbol atau kombinasi

dari kesuluruhan yang bertujuan untuk mengidentifikasi suatu barang ataupun jasa yang

akhirnya dapat membedakan dirinya sendiri dengan yang lainnya. Brand juga dapat

didefinisikan sebagai suatu tanda yang dijadikan pengenal hasil produk suatu barang. Penjual

harus menghadapi keputusan brand dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk-

produk individual.

Kotler (2009) berpendapat bahwa strategi branding dapat didefinisikan sebagai strategi

untuk memberikan kekuatan kepada merek produk ataupun jasa. Sedangkan penetapan merek

(branding) merupakan penciptaan perbedaan produk. Menurut Schultz dan Barnes (1999),

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 247

strategi branding adalah manajemen suatu brand dimana terdapat kegiatan yang mengatur

semua elemen-elemen untuk membentuk suatu brand. Sedangkan Gelder (2005)

mendefinisikan bahwa strategi branding merupakan apa yang seharusnya dicapai suatu brand

dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku konsumen.

Branding dapat membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan

jasa dengan cara pengambilan keputusan sehingga dapat memberikan nilai bagi perusahaan.

Supaya strategi branding dapat berhasil maka perlu usaha dari marketing untuk sebisa mungkin

meyakinkan konsumen akan perbedaan berarti di antara merek baik merek produk barang

ataupun jasa.

Selain itu Wheeler (2009) menitik beratkan bahwa branding merupakan sebuah proses,

dimana istilah branding merupakan suatu proses untuk membangun kesadaran konsumen dan

meningkatkan kesetiaan konsumen. Dari definisi ini dapat didimpulkan bahwa pengertian

branding adalah sebuah proses untuk membangun brand.

Branding merupakan suatu aset berharga bagi perusahaaan dan merupakan suatu hal yang

penting di dalam bisnis. Hal ini dikarenakan untuk membangun sebuah brand tidak dapat

ditempuh dengan jangka waktu yang singkat. Dalam upaya membangun branding, perananan

humas sangat penting karena untuk membangun dan mempertahankan reputasi serta citra

brand, perlu komunikasi yang baik antara konsumen dan perusahaan. Kurniawan (2016)

mengutarakan beberapa unsur-unsur penting dalam branding, diantaranya adalah kejelasan,

konsisten, dan konstan dalam melakukan tujuan yang sangat luas seperti:

a. mampu menyampaiakan dengan jelas pesan dari visi dan misi perusahaan

b. mampu membangun kredibilitas yang baik untuk publik

c. mampu menghubungkan target perusahaan dengan konsumen secara emosional

d. mampu menciptakan kesetiaan konsumen melalui motivasi.

Beberapa penelitian mengenai hotel branding telah dilakukan oleh beberapa peneliti,

diantaranya:

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 248

O’nell dan Mattila (2014) meneliti tentang strategi hotel branding melalui kepuasan dan

pendapatan ruangan di beberapa hotel berbintang dan bertaraf internasional di Amerika.

Penelitian ini mengevaluasi dampak strategis dengan menganalisa dampak dari kinerja hotel

berbintang di pasaran baik dalam kepuasan tamu maupun indikator pendapatan. Peneliti

menguji bagaimana kepuasan tamu di berbagai hotel berbintang dan bertaraf internasional

mempengaruhi branding dan tarif kamar selama tiga tahun kemudian. Selain itu, peneliti juga

meneliti apakah persentase properti hotel waralaba mempengaruhi kepuasan tamu dan hunian

tiga tahun kemudian. Mereka juga menguji apakah ukuran merek secara keseluruhan memiliki

efek positif atau merugikan pada hunian hotel di masa depan. Hasil penelitian menunjukkan

perubahan dalam kepuasan tamu untuk brand hotel mempengaruhi perubahan dalam tarif

harian rata-rata selama periode tiga tahun periode penelitan tersebut.

Istiqomah (2014) meneliti tentang strategi branding hotel di hotel Royal Surakarta

Heritage. Tjuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor hotel Royal Surakarta

Heritage memilih strategi rebranding dan bagaimana strategi rebranding tersebut dapat berjalan

efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi rebranding Hotel

Royal Surakarta Heritage adalah faktor internal perusahaan, yakni faktor dan kelebihan brand,

positioning yang tepat, pengelolaan brand, dan keberadaan brand. Adapun strategi rebranding

yang di gunakan adalah melalui empat dimensi efektif, yaitu empati, persuasi, dampak, dan

komunikasi.

Kurniawan (2016) meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran dalam branding Lor-

In Syariah Surakarta untuk membangun brand yang kuat bagi para konsumennya. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi

pemasaran dalam branding dipilih oleh pihak hotel Lor-In Syariah dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah brand unik dari hotel itu sendiri yang berbeda

dengan hotel konvesional. Adapun faktor eksternalnya diantaranya adalah persaingan bisnis

hotel syariah di Surakarta ataupun di Indonesia. Adapun strategi komunikasi pemasaran dalam

branding hotel Lor-In Syariah Surakarta dapat diketahui melalui empat dimensi; empati,

persuasi, dampak, dan komunikasi yang keempatnya berjalan efektif.

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 249

METODE PENELITIAN

Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dimana data diperoleh melalui

survey. Responden dalam survey ditentukan secara acak terhadap para pengunjung hotel di

delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten yang pernah menginap hotel bintang empat dan

bintang lima selama masa pandemi. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan Agustus-

September 2020.

Untuk menetukan strategi apa yang tepat untuk mempertahankan hotel branding selama

pandemic COVID-19, maka digunakanlah analisis SWOT. Analisis SWOT mencakup upaya-

upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang nantinya menentukan

kinerja hotel tersebut. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), tetapi secara bersamaan menimilkan kelemahan

(weakness) dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan

dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.

Analisis SWOT terdiri dari kekuatan (strength), peluang (opportunity), kelemahan

(weakness) dan ancaman (threat), akan tetapi unsur-unsur terdebut dipengaruhi oleh unsur-

unsur seperti; faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal mempengaruhi akan terbentuknya

opportunities dan threat. Faktor-faktor ini menyangkut kondisi di luar perusahaan yang

mempengaruhi pembuat keputusan. Faktor eksternal mencakup lingkungan industri, dan

lingkungan bisnis makro, ekonomi politik, hukum, teknologi, kependudukan, sosial dan

budaya. Faktor internal mempengaruhi terbentuknya strength dan weakness. Faktor ini

mempengaruhi kondisi di dalam manajemen hotel bintang empat dan lima yang mempengaruhi

pembuat keputusan. Faktor internal ini meliputi aspek pemasaran, keuangan, operasi, sumber

daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi dan sumberdaya perusahaan.

Model Analsis SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal. Faktor internal

dimasukkan kedalam matrik yang disebut dengan matrik strategi internal atau IFAS (Internal

Strategic Factor Analisis Summary), sedangkan faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik

yang disebut dengan matrik strategi eksternal atau yang disebut EFAS (Eksternal Strategic

Factor Analisis Summary). Setelah matrik faktor strategi internal dan eksternal selesai disusun,

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 250

kemudian hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk

merumuskan strategi kompetitif perusahaan. Menurut Sjafrizal (2014) nilai bobot diperoleh

dengan menentukan nilai dari faktor atau unsur sesuai dengan fungsi dan peranan dari masing-

masing faktor startegis dalam pencapaian tujuan. Pemberian nilai bobot mulai dari 10.0%

(tidak penting) sampai dengan 100.0% (sangat penting). Sedangkan rating diperoleh dengan

menghitung masing-masing faktor dengan memberikan angka dalam bentuk Skala Licker

mulai dari 1 (sangat kurang) sampai dengan 5 (sangat tinggi) berdasarkan pengaruh dari faktor

tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Tabel 3. Matrik EFAS

Faktor Strategi

Eksternal

Bobot Rating Bobot x rating

Keterangan

Peluang X X X

Total X X X

Ancaman X X X

Total X X X

Sumber : Rangkuti (2013)

Tabel 4. Matrik IFAS

Faktor Strategi Internal

Bobot Rating Bobot x rating

Keterangan

Kekuatan X X X

Total X X X

Kelemahan X X X

Total X X X

Sumber : Rangkuti (2013)

Matrik SWOT

Matrik SWOT digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis hotel branding selama

pandemic COVID-19 ataupun setelahnya. Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas

peluang dan ancaman dari eksternal perusahaan untuk disesuaiakan dengan kekuatan dan

kelemahan internalnya. Ada empat kemungkinan alternatif yang dapat dihasilkan, seperti:

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 251

Tabel 5. Matrik SWOT

IFAS/EFAS Strenght (S) Weaknesses (w)

Tentukan 5-10 faktor-faktor

kekuatan internal

Tentukan 5-10 faktor-faktor

kelemahan internal

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO

Tentukan 5-10 faktor ancaman

eksternal

Ciptakan strategi yang

menggunakan untuk

mamanfatkan peluang

Ciptakan strategi yang

meminimilkan kelemahan

untuk memanfatkan peluang

Threats (T) Strategi WT Strategi WO

Tentukan 5-10 faktor ancaman

eksternal

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Ciptakan strategi yang

menggunakan kelemahan

untuk mengatasi ancaman

1. Strategi SO (Strength-Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran Pemerintah Provinsi Banten, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-

besarnya.

2. Strategi ST (Strenghts-Threats)

Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki Pemerintah Provinsi Banten untuk

mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weknesses- Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan

kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weknesses- Threats)

Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan

kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 252

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis SWOT

Untuk menentukan strategi hotel branding dalam akibat pandemi COVID-19 dapat

dianalisa menggunakan analisis SWOT. Tahap pertama dalam membangun analisis SWOT

adalah menetukan variabel-variabel penelitain, baik variabel kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman. Adapun variabel-variabelnya adalah:

Kekuatan

1. Memberikan kemudahan booking baik melalui telpon, web online, ataupun travel agent

online.

2. Melakukan promosi secara online.

3. Hotel menerapkan protokol kesehatan.

4. Pengunjung restoran hotel dapat memesan makanan secara delivery ataupun takeaway.

5. Hotel memiliki "tagline" yang mencirikan hotel menerapkan protokol kesehatan.

6. Hotel memiliki Logo/Simbol.

Kelemahan

1. Berkurangnya pendapatan hotel.

2. Merumahkan beberapa karyawan.

3. Besarnya biaya operasional selama pandemi.

Peluang

1. Testimoni review pengunjung pada aplikasi travel agent online dapat meyakinkan

pengunjung untuk datang menginap.

2. Kejenuhan masyarakat selama masa PSBB membuat masyarakat ingin segera berwisata.

3. Dukungan Genpi, influencer, dan pemerintah melalui media sosial (facebook, instagram,

youtube) mengajak wisatawan berkunjung kembali di era new normal.

Ancaman

1. Masa Pandemi belum jelas kapan akan berakhir sehingga dapat menghantui pengunjung

untuk menginap ataupun melakukan aktivitas.

2. Regulasi protokol kesehatan yang mengharuskan untuk jaga jarak, tidak boleh berkerumun

dengan orang banyak, menyebabkan hotel tidak dapat memperoleh pendapatan maksimal.

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 253

Matriks IFAS dan IFAS

Berdasarkan hasil survey terhadap 96 responden, maka didapatkan nilai bobot pada

matrik Internal Factor Analysis System (IFAS) sebagai berikut:

Tabel.8. Tabel Matrik IFAS

Kekuatan

No Variabel Bobot Rangking Jumlah

1

Memberikan kemudahan booking baik

melalui telpon, web online, ataupun

travel agent online 0.7 5 3.5

2 Melakukan promosi secara online 0.68 4 2.72

3 Hotel menerapkan protokol kesehatan 0.9 5 4.5

4

Pengunjung restoran hotel dapat

memesan makanan secara delivery

ataupun takeaway 0.58 3 1.74

5

Hotel memiliki "tagline" yang

mencirikan hotel menerapkan protokol

kesehatan 0.66 4 2.64

6 Hotel memiliki Logo/Simbol 0.49 3 1.47

Total 15.1

Kelemahan

No Variabel Bobot Rangking Jumlah

1 Berkurangnya pendapatan hotel 0.35 2 0.7

2 Merumahkan beberapa karyawan 0.5 3 1.5

3 Besarnya biaya operasional selama

pandemi 0.36 2 0.72

Total 2.92

Total IFAS 12.18

Berdasarkan tabel 8 hasil nilai total matrik IFAS adalah sebesar 12.18, yang diperoleh

dari selisih nilai kekuatan dan kelemahan. Sedangkan nilai bobot dan rating dari matrik

External Factor Analysis System (EFAS) disajikan dalam tabel 9 sebagai berikut:

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 254

Peluang

No Variabel Bobot Rangking Jumlah

1

Testimoni review pengunjung pada

aplikasi travel agent online dapat

meyakinkan pengunjung untuk datang

menginap 0,69 4 2,76

2

Kejenuhan masyarakat selama masa

PSBB membuat masyarakat ingin

segera berwisata 0,49 3 1,47

3

Dukungan Genpi, influencer, dan

pemerintah melalui media sosial

(facebook, instagram, youtube)

mengajak wisatawan berkunjung

kembali di era new normal 0,37 2 0,74

Total 4,97

Ancaman

No Variabel Bobot Rangking Jumlah

1

Masa Pandemi belum jelas kapan

akan berakhir sehingga dapat

menghantui pengunjung untuk

menginap ataupun melakukan

aktivitas 0,38 2 0,76

2

Regulasi protokol kesehatan yang

mengharuskan untuk jaga jarak, tidak

boleh berkerumun dengan orang

banyak,menyebabkan hotel tidak

dapat memperoleh pendapatan

maksimal 0,46 3 1,38

Total 2,14

Total EFAS 2,83

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 255

Dari tabel 9 nilai total matrik EFAS adalah sebesar 2.8 yang diperoleh dari selisih nilai

peluang dan ancaman. Perolehan nilai matrik IFAS dan matrik EFAS dapat digambarkan ke

dalam matrik SWOT, sehingga dapat diperoleh bahwa nilai tersebut masuk ke dalam kuadran

I. Gambar 2 menunjukkan matrik SWOT dari nilai matrik IFAS dan matrik EFAS.

Gambar 2. Matrik SWOT

Strategi Analisis SWOT

Berdasarkan hasil perhitungan matrik SWOT maka strategi yang digunakan untuk

menganalisis hotel branding adalah startegi kuadaran I. Strategi kuadran I adalah strategi yang

sifatnya agresif atau strategi S-O yang berarti memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. Strategi-strategi tersebut dapat berupa:

1. Meningkatkan kemudahan booking bagi pengunjung baik melalui telpon, web online,

ataupun travel agent online serta melakukan promosi secara online.

2. Hotel selama masa pandemi harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan

mempromosikannya melalui "tagline" sehingga pengunjung dapat tertarik karena merasa

aman.

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 256

3. Meningkatkan pelayanan restoran bagi pegunjung ataupun masyratakat sekitar hotel untuk

dapat memesan makanan di restoran hotel melewati delivery.

4. Menjaga kualitas pelayanan dengan baik sehingga pengunjung dapat memberi feed back

berupa rating dan review yang baik pada aplikasi-aplikasi travel agent.

5. Meningkatkan kerjasama dengan genpi, influencer dan pemerintah melalui media sosial

untuk kemudahan marketing.

6. Masa pandemi yang belum tahu kapan selesainya dapat digunakan hotel berkerja sama

dengan pemerintah daerah baik Kabupaten/Kota atau Provinsi untuk dijadikan tempat isolasi

pasien Covid-19 ataupun tempat transit para tenaga medis dengan menjalankan protokol

kesehatan. Hal ini dapat digunakan income bagi hotel sehingga biaya operasional dapat dijaga

dan masih dapat mempekerjakan karyawan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa strategi hotel branding di hotel bintang

empat dan bintang lima di Provinsi Banten menggunakan analisis SWOT masuk ke dalam

kuadran I. Kuadran I memiliki arti bahwa strategi yang dilakukan adalah startegi agresif yaitu

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-

besarnya.

Adapaun saran yang diberikan kepada pihak hotel adalah pihak hotel harus lebih giat

lagi melakukan berbagai promosi baik dengan promosi online, melalui travel agen online,

media-media social ataupun melalui oraganisasi-organisasi seperti genpi, influencer, dan

pemerintah. Hotel juga tetap harus mejaga protokol kesehatan selama masa pandemi untuk

menjaga keamanan pengunjung. Selain itu, masa pandemi yang belum tau sampai kapan

selesainya, hotel dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat terutama di

daerah yang kasus Covid-19nya tinggi seperti Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan

Kabupaten Tangerang untuk digunakan sebagai tempat karantina pasien Covid-19 ataupun

tempat transit tenaga medis rumah sakit yang menangani Covid-19. Bagi pemerintah daerah,

selama pandemic Covid-19 pemerintah dapat membuat rencana aksi daerah dan strategi daerah

dalam upaya meningkatkan sektor pariwisata di Provinsi Banten agar sektor pariwisata tetap

bisa hidup diantaranya dengan petimbangan protokol kesehatan.

Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

DOI Issue : 10.46306/vls.v1i1

Doi Artikel : 10.46306/vls.v1i1.20 257

DAFTAR PUSTAKA

Ilmiah, P., Studi, P., Komunikasi, I., Komunikasi, F., Informatika, D. A. N., & Surakarta, U.

M. (2016). Strategi komunikasi pemasaran dalam branding hotel lor in syariah surakarta

tahun 2016. Publikasi Ilmiah.

Istiqomah, S. A. (2014). Strategi Rebranding Hotel. NASKAH PUBLIKASI Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen pemasaran Jilid 1. In Jakarta.

O’Neill, J. W., & Mattila, A. S. (2004). Hotel Branding Strategy: Its Relationship to Guest

Satisfaction and Room Revenue. Journal of Hospitality and Tourism Research.

https://doi.org/10.1177/1096348004264081

Schultz, D., & Barens, B. (1999). Strategic brand communication campaigns. In

Lincolnwood.

Sjafrizal. (2018). Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. In

Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi.

van Gelder, S. (2004). Global brand strategy. Journal of Brand Management.

https://doi.org/10.1057/palgrave.bm.2540200

Wheeler, A. (2009). Designing brand identity. In Journal of the Electrochemical Society.