stoma

3
Yang lengkung2 Sesuai dengan perkembangan lamina gigi, pada 10 tempat di lengkung mandibula dan 10 tempat di lengkung maksila, beberapa sel dari lamina gigi membiak lebih cepat daripada sel-sel sekitarnya dan 10 tonjolan kecil dan sel-sel epitel terbentuk pada lamina gigi dari setiap rahang. Tonjolan kecil tersebut dari sel-sel epitel ini tumbuh ke dalam ke dasar mesenkhim (Wangidjaja, 1995). Setiap struktur membentuk tonjolan adalah organ enamel dan merupakan permulaan dari gigi susu (Wangidjaja, 1995). Organ enamel merupakan bagian pertama dari pembentukan benih gigi, yang berkembang dari lamina gigi sebagai pertumbuhan dari epitel mulut kedalam dasar jaringan pengikat membentuk suatu topi (cap) (Wangidjaja, 1995). Pada usia delapan minggu dalam kandungan bentuk topi ini terlihat pada organ enamel dari benih gigi insisivus susu. Jaringan pengikat dalam bentuk topi ini mengalami perubahan dan menjadi dental papila. Jaringan pengikat di bawah dental papila menjadi serat – serat dan melingkari papila, dan bagian dari enamelnya membentuk kantung gigi (Wangidjaja, 1995). WB Saunders Company Wangidjaja, Itjhiningsih H. Anatomi Gigi. 1995. EGC: Jakarta. Yang fungsional Pergerakan gigi pada tahap fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan (Tamba, 2011). Pada tahap fungsional tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan terutama pada bagian soket gigi sebelah distal demikian halnya dengan sementum pada akar gigi. Terjadinya pertumbuhan pada sementum dan tulang di sekitar soket gigi sebelah distal pada tahap fungsional menimbulkan interpretasi bahwa bergeraknya gigi ke arah oklusal dan proksimal pada tahap ini berhubungan dengan pertumbuhan tulang alveolar dan pertumbuhan sementum. Interpretasi ini tidaklah benar. Pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab bergeraknya gigi pada tahap fungsional tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan pertambahan

Upload: umilsyifa

Post on 16-Dec-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

stoma

TRANSCRIPT

Yang lengkung2Sesuai dengan perkembangan lamina gigi, pada 10 tempat di lengkung mandibula dan 10 tempat di lengkung maksila, beberapa sel dari lamina gigi membiak lebih cepat daripada sel-sel sekitarnya dan 10 tonjolan kecil dan sel-sel epitel terbentuk pada lamina gigi dari setiap rahang. Tonjolan kecil tersebut dari sel-sel epitel ini tumbuh ke dalam ke dasar mesenkhim (Wangidjaja, 1995). Setiap struktur membentuk tonjolan adalah organ enamel dan merupakan permulaan dari gigi susu (Wangidjaja, 1995). Organ enamel merupakan bagian pertama dari pembentukan benih gigi, yang berkembang dari lamina gigi sebagai pertumbuhan dari epitel mulut kedalam dasar jaringan pengikat membentuk suatu topi (cap) (Wangidjaja, 1995). Pada usia delapan minggu dalam kandungan bentuk topi ini terlihat pada organ enamel dari benih gigi insisivus susu. Jaringan pengikat dalam bentuk topi ini mengalami perubahan dan menjadi dental papila. Jaringan pengikat di bawah dental papila menjadi serat serat dan melingkari papila, dan bagian dari enamelnya membentuk kantung gigi (Wangidjaja, 1995).WB Saunders Company Wangidjaja, Itjhiningsih H. Anatomi Gigi. 1995. EGC: Jakarta.Yang fungsionalPergerakan gigi pada tahap fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan (Tamba, 2011). Pada tahap fungsional tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan terutama pada bagian soket gigi sebelah distal demikian halnya dengan sementum pada akar gigi. Terjadinya pertumbuhan pada sementum dan tulang di sekitar soket gigi sebelah distal pada tahap fungsional menimbulkan interpretasi bahwa bergeraknya gigi ke arah oklusal dan proksimal pada tahap ini berhubungan dengan pertumbuhan tulang alveolar dan pertumbuhan sementum. Interpretasi ini tidaklah benar. Pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab bergeraknya gigi pada tahap fungsional tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan pertambahan sementum yang terjadi pada tahap fungsional ini merupakan hasil dari pergerakan gigi selama tahap prafungsional. Adapun penggerak gigi selama tahap fungsional sama dengan tahap prafungsional yaitu proliferasi ligamen periodontal, tetapi berjalan lebih lambat (Tamba, 2011)PDGI Tamba S. 2010. Waktu Erupsi Gigi Permanen. Diunduh darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19134/4/Chapter%20II.pdfFaktorLatar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh seorang dokter gigi dalam merawat pasien. Hal ini berkaitan dengan rencana perawatan yang akan dilakukan. Selain itu, rencana perawatan juga sering kali dihubungkan dengan usia pasien ketika pasien tersebut memiliki keluhan pada giginya (Indriyanti dkk, 2006) Waktu erupsi gigi tiap anak berbeda-beda, dipengaruhi oleh nutrisi dan ras. Faktor nutrisi yang mempengaruhi antara lain kandungan gizi, pola makan, dan jenis makanan. Kebiasaan makan dan jenis makanan pada setiap ras juga berbeda-beda. Proses erupsi gigi di dalam mulut sangat kompleks. Masing-masing gigi pada tiap individu memiliki waktu erupsi yang berbeda-beda. Penyimpangan waktu erupsi dapat terjadi karena adanya variasi dari waktu erupsi normal gigi (Indriyanti dkk, 2006) Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas, menyebutkan bahwa anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi memperlihatkan erupsi gigi lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari tingkal sosial ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik (Indriyanti dkk, 2006) Variasi kecepatan erupsi juga dimungkinkan pada perbedaan jenis kelamin. Umumnya anak perempuan memiliki waktu kalsifikasi lebih cepat dari pada laki-laki dan waktu erupsi gigi anak laki-laki lebih lambat dari pada anak perempuan (Indriyanti dkk, 2006)Indriyanti R DKK. 2006. POLA ERUPSI GIGI PERMANEN DITINJAU DARI USIA KRONOLOGIS. Diunduh darihttp://resources.unpad.ac.id/unpad-