stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i jurnal ekonomi & bisnis volume 1, nomor 1, mei...

124
i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan Usaha Pada Kelompok Usaha Kecil Dan Menengah (UKM Purwakarta) R. Elly Mirati, S.E., M.M., Heri Abrianto, S.E., M.M. Manajemen Pemasaran Hubungan Antara Tarif Berdasarkan Berat Barang Dan Kualitas Pelayanan Dengan Perolehan Pelanggan Pada PT Asmat Air Hubungan Antara Kualitas Dosen Dan Kualitas Lulusan Polibisnis Perdana Mandiri Dengan Minat Calon Mahasiswa Polibisnis Perdana Mandiri Purwakarta Analisis Kualitas Pelayanan Pada RSUD Kota Depok Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M. Agus Buntoro, S.E., M.M. Ahmad Abror, S.E., M.M. Heri Abrianto, S.E., M.M. Manajemen Sumber Daya Manusia Analisis Hubungan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Manajemen Informatika Dalam Aplikasi Pelatihan SPSS Versi 19.0 Sebagai Ilmu Pendukung di Politeknik Perdana Mandiri Kabupaten Purwakarta Kontribusi Motivasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Perdana Mandiri Purwakarta Pengaruh Spirit Of Enterpreneur Dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha Handphone ITC Depok Gina N, S.T., M.Pd. N. Mila M, S.Pd., M.Si. Agus Buntoro, S.E., M.M. Ahmad Abror, S.E., M.M. Tresna Wulandari, S.Pd., M.M. Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M. Mulia Nasution, S.E., M.M. Etika Bisnis Deskripsi Implementasi Etika Bisnis Islam Pada Bank BTN Syariah Di Kota Bogor R.Elly Mirati, S.E., M.M. Agus Supriyadi, S.E., M.M. Hukum Bisnis Analisis Dampak Peralihan Pengelolaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Purwakarta Analisa Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sistem Outsourcing Pada Perusahaan Jasa Pelayanan Publik Ratih Andriani, S.E. Agus Dodi Hermawan, S.E. Ida Nurhayati, S.H., M.H. R. Elly Mirati, S.E., M.M.

Upload: others

Post on 07-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

i

JURNAL

EKONOMI & BISNIS

VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013

Akuntansi

Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi

Dan Pengembangan Usaha Pada Kelompok Usaha Kecil

Dan Menengah (UKM Purwakarta)

R. Elly Mirati, S.E., M.M.,

Heri Abrianto, S.E., M.M.

Manajemen Pemasaran

Hubungan Antara Tarif Berdasarkan Berat Barang Dan

Kualitas Pelayanan Dengan Perolehan Pelanggan Pada PT

Asmat Air

Hubungan Antara Kualitas Dosen Dan Kualitas Lulusan

Polibisnis Perdana Mandiri Dengan Minat Calon Mahasiswa

Polibisnis Perdana Mandiri Purwakarta

Analisis Kualitas Pelayanan Pada RSUD Kota Depok

Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M.

Agus Buntoro, S.E., M.M.

Ahmad Abror, S.E., M.M.

Heri Abrianto, S.E., M.M.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Analisis Hubungan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi

Belajar Mahasiswa Manajemen Informatika Dalam Aplikasi

Pelatihan SPSS Versi 19.0 Sebagai Ilmu Pendukung di

Politeknik Perdana Mandiri Kabupaten Purwakarta

Kontribusi Motivasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik

Perdana Mandiri Purwakarta

Pengaruh Spirit Of Enterpreneur Dan Motivation Terhadap

Kinerja Usaha Para Pengusaha Handphone ITC Depok

Gina N, S.T., M.Pd.

N. Mila M, S.Pd., M.Si.

Agus Buntoro, S.E., M.M.

Ahmad Abror, S.E., M.M.

Tresna Wulandari, S.Pd., M.M.

Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M.

Mulia Nasution, S.E., M.M.

Etika Bisnis

Deskripsi Implementasi Etika Bisnis Islam Pada Bank BTN

Syariah Di Kota Bogor

R.Elly Mirati, S.E., M.M.

Agus Supriyadi, S.E., M.M.

Hukum Bisnis

Analisis Dampak Peralihan Pengelolaan Bea Perolehan Hak

Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Di Kabupaten Purwakarta

Analisa Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sistem

Outsourcing Pada Perusahaan Jasa Pelayanan Publik

Ratih Andriani, S.E.

Agus Dodi Hermawan, S.E.

Ida Nurhayati, S.H., M.H.

R. Elly Mirati, S.E., M.M.

Page 2: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

ii

Analisis Dampak Surat Perjanjian Terhadap Mahasiswa Yang Telat Membayar Registrasi Di Kampus STIEB

Perdana Mandiri Purwakart

Dika Meirista, S.H. Manohara Inggita, S.E.

Ekonomi & Bisnis

Vol. 10 No. 1 Hal 01-117 Purwakarta Mei 2013

ISSN 2338-0411

Page 3: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

iii

JURNAL EKONOMI & BISNIS

VOLUME 1 NOMOR 1 MEI 2013

Jurnal Ekonomi & Bisnis diterbitkan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis Perdana Mandiri Purwakarta, yang mempublikasikan

hasil penelitian dan artikel ilmiah di bidang Ekonomi & Bisnis. Jurnal Ekonomi dan Bisnis ini

terbit untuk pertama kalinya, dan selanjutnya akan terbit setiap setahun sekali sesuai dengan

anggaran penelitian Sekolah Tinggi ilmu ekonomi dan Bisnis ( STIEB ) Perdana Mandiri.

Pengarah : H. AHMAD ABROR, SE.,MM

Penanggungjawab : Hj. R. ELLY MIRATI, SE.,MM

Ketua Redaksi : TRESNA WULANDARI, S.Pd.,M.Pd

Wakil Ketua : N. MILA MARLIANA, MSi

Bendahara : ERNIE SOEDARWATI, SE

Redaktur Pelaksana : ENDANG NURYAMAN, S.KOM, MANOHARA INGGITA,

SE., APIT RAHMAT S., S.KOM

Penyunting Lepas : ATYANTO MAHATMYO, SE.MM., AGUS PURWAJI, SE.MM.,

DJUNI AKBAR, SE.,MSi., AGUS SUPRIYADI, SE.,MM, AGUS

BUNTORO, SE.,MM

SE.,MM, JHONY MARBUN, SE.,MM

Layout dan Desain : TARYONO, AMd

Distributor : KUSNADI, S.KOM, ELPAN RAHARDIAN.AMd, YULIA

KOMALA., S.E

Dewan Editor menerima artikel ilmiah dan hasil penelitian yang relevan dengan bidang Ekonomi

dan Bisnis. Artikel dikirimKe :

Ketua Dewan Editor Jurnal Ekonomi & Bisnis

Sekretariat Unit Penelitian dan Pengandian Kepada Masyarakat ( UP2M )

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis ( STIEB ) Perdana Mandiri Purwakarta

Gedung Grha Polibisnis Jl. Veteran Simpang Jalan Baru Purwakarta

Telp. (0264) 207530 / 207531 / 207532 Fax (0264) 209585

Kampus STIEB Perdana Mandiri

PURWAKARTA 41115

Atau ke :

Email : [email protected]

ISSN 2338-0411

Page 4: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

iv

PENGANTAR EDITOR

Pembaca yang budiman,

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat-Nya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis dapat terwujud.

Edisi Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol 1 Nomor , Mei 2013 ini berisikan 10 buah

artikel yang merupakan hasil penelitian Dosen di lingkungan Jurusan Akuntansi

dan Manajemen Bisnis di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis ( STIEB )

Perdana Mandiri Purwakarta.

Pada Edisi pertama ini, berisi artikel tentang akuntansi, penelitian pemasaran, etika

bisnis, manajemen sumberdaya manusia, hukum bisnis..

Demikian semoga pembaca dapat menikmati artikel-artikel pada terbitan pertama

ini.

Ketua Dewan Editor

Page 5: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

v

DAFTAR ISI

Pengantar Editor ii

Daftar Isi iii

Akuntansi

Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi

Akuntansi Dan Pengembangan Usaha Pada

Kelompok Usaha Kecil Dan Menengah (UKM

Purwakarta)

R. Elly Mirati, S.E., M.M.,

Heri Abrianto, S.E., M.M.

1 - 9

Manajemen Pemasaran

Hubungan Antara Tarif Berdasarkan Berat

Barang Dan Kualitas Pelayanan Dengan

Perolehan Pelanggan Pada PT Asmat Air

Hubungan Antara Kualitas Dosen Dan Kualitas

Lulusan Polibisnis Perdana Mandiri Dengan

Minat Calon Mahasiswa Polibisnis Perdana

Mandiri Purwakarta

Analisis Kualitas Pelayanan Pada RSUD Kota

Depok

Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M.

Agus Buntoro, S.E., M.M.

Ahmad Abror, S.E., M.M.

Heri Abrianto, S.E., M.M.

10 - 35

36 - 41

42 - 54

Manajemen Sumber Daya Manusia

Analisis Hubungan Motivasi Berprestasi

Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Manajemen

Informatika Dalam Aplikasi Pelatihan SPSS

Versi 19.0 Sebagai Ilmu Pendukung di Politeknik

Perdana Mandiri Kabupaten Purwakarta

Kontribusi Motivasi Terhadap Kinerja Dosen

Politeknik Perdana Mandiri Purwakarta

Pengaruh Spirit Of Enterpreneur Dan Motivation

Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha

Handphone ITC Depok

Gina N, S.T., M.Pd.

N. Mila M, S.Pd., M.Si.

Agus Buntoro, S.E., M.M.

Ahmad Abror, S.E., M.M.

Tresna Wulandari, S.Pd., M.M.

Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M.

Mulia Nasution, S.E., M.M.

55 - 61

62 - 70

71 – 87

Etika Bisnis

Deskripsi Implementasi Etika Bisnis Islam Pada

Bank BTN Syariah Di Kota Bogor

R.Elly Mirati, S.E., M.M.

Agus Supriyadi, S.E., M.M.

88 – 95

Hukum Bisnis

Analisis Dampak Peralihan Pengelolaan Bea

Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan

(BPHTB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di

Kabupaten Purwakarta

Analisa Yuridis Pelaksanaan Perjanjian Kerja

Sistem Outsourcing Pada Perusahaan Jasa

Pelayanan Publik

Ratih Andriani, S.E.

Agus Dodi Hermawan, S.E.

Ida Nurhayati, S.H., M.H.

R. Elly Mirati, S.E., M.M.

96 - 100

101 - 110

Page 6: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

vi

Analisis Dampak Surat Perjanjian Terhadap Mahasiswa Yang Telat Membayar Registrasi Di

Kampus STIEB Perdana Mandiri Purwakart

Dika Meirista, S.H. Manohara Inggita, S.E.

111 – 117

Page 7: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

1

EVALUASI DAMPAK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI DAN PENGEMBANGAN USAHA PADA KELOMPOK

USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) PURWAKARTA

Hj. R. Elly Mirati, S.E., M.M.

Heri Abrianto, S.E., M.M.

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A.Siwabessy,

Kampus Universitas Indonesia, Depok

Email. [email protected]

Abstrak

UKM adalah usaha kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dengan bidang usaha yang

secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil pada umumnya UKM dalam melakukan

administrasi keuangan sangat sederhana dan sudah membuat laporan dan neraca namun, itu baru

sebagian kecil UKM yang melakukannya. Salah satu dari sekian permasalahan salah satu dari

sekian permasalahan yang dihadapi oleh UKM adalah belum adanya kesadaran para pelaku

bisnis UKM akan perlunya system pencatatan akuntansi yang baik, karena mereka menganggap

pencatatan yang dilakukan dengan system akuntansi merupakan hal yang rumit dan pengetahuan

akan system informasi masih rendah. Peneliti menggunakan pendekatan eksploratif dan

kualitatif. Pendekatan eksploratif dipergunakan untuk mendapatkan gambaran awal yang

menyeluruh tentang kebijakan suatu program sedangkan pendekatan kualitatif akan digunakan

untuk mendapatkan uraian yang hanya dengan nuansa perasaan dan pemikiran yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian sedangkan tehnik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah observasi partisipatif, wawancara, pengisian kuesioner dan studi

kepustakaan. Penelitian ini bermaksud mengetahui apakah permasalahan dan dampak

implementasi yang dihadapi oleh UKM dalam penyusunan system informasi akuntansi.

Keyword: UKM, Sistem Informasi Akuntansi

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Pada saat resesi melanda dunia yang

dampaknya berpengaruh juga terhadap

perekonomian Indonesia, usaha yang dapat

bertahan berasal dari sektor riil yaitu usaha

kecil menengah. Usaha Kecil Menengah

(UKM) mampu bertahan sehingga roda

perekonomian bisa terus berjalan karena

tidak tergantung pada impor.

Usaha kecil menengah adalah usaha

kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dengan bidang usaha yang secara mayoritas

merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu

dilindungi untuk mencegah dari persaingan

usaha yang tidak sehat.

Usaha kecil menengah dapat

berkembang pesat karena mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan

diri terhadap kondisi pasar yang berubah

dengan cepat dibandingkan dengan

perusahaan berskala besar yang pada

umumnya birokratis.

Pada umumnya Usaha Kecil

Menengah sudah melakukan administrasi

keuangan walau masih sederhana, keuangan

perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan

keuangan keluarga dan sudah membuat

neraca usaha. Namun itu baru sebagian kecil

UKM yang melakukannya.

Page 8: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

2

Belum adanya kesadaran pada pelaku

bisnis UKM akan perlunya sistem pencatatan

akuntansi yang baik, karena mereka

menganggap pencatatan yang dilakukan

dengan sistem akuntansi merupakan hal yang

rumit dan pengetahuan akan sistem informasi

akuntansi masih rendah.

Dalam menjalankan usahanya,

mereka belum menggunakan sumber daya

manusia yang kompeten dalam bidang

akuntansi karena biasanya tenaga kerja yang

digunakan anggota keluarga mereka tidak

punya pengetahuan tentang akuntansi.

Untuk meningkatkan usaha mereka,

perlu adanya perubahan dalam manajemen

dan organisasi sehingga lebih baik, lebih

teratur bahkan lebih modern, dengan

pembagian tugas yang jelas antara lain,

bagian keuangan, bagian pemasaran dan

bagian produksi.

Dengan mengimplementasikan sistem

informasi akuntansi diharapkan sistem

manajemen Usaha Kecil Menengah semakin

baik dan teratur, dengan demikian mereka

bisa melakukan pengembangan usaha. Untuk

mengetahui sampai sejauhmana para

pengusaha kecil dan menengah telah

melakukan administrasi keuangan dan

pencatatan Akuntansi serta kendala-

kendalanya, maka penulis bermaksud

mengajukan proposal penelitian yang

berjudul “Evaluasi Dampak Implementasi

Sistem Informasi Akuntansi Dan

Pengembangan Usaha Pada Kelompok Usaha

Kecil Dan Menengah (Ukm) Purwakarta”

Dari uraian latar belakang di atas,

maka masalah yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah cara pencatatan yang

dilakukan oleh UKM Simping di dareah

kaum Cipaisan, Purwakarta

2. Faktor-faktor apa saja yang enjadi kendala

yang dihadapi UKM Simping dalam mempelajari sistem informasi akuntansi.

3. Bagaimanakah dampak implementasi

sistem informasi akuntansi pada UKM

Simping dalam rangka pengembangan

usaha.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan agar para

UKM Simping di Kabupaten Purwakarta

dapat memahami dan mengetahui bahwa

Sistem Informasi Akuntansi dapat membantu

dalam upaya pengembangan usaha.

2. Teori 2.1. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi (SIA)

merupakan suatu kerangka pengkordinasian

sumber daya (data, materials, equipments,

suppliers, personal, and funds) untuk

mengkonversi input berupa data ekonomik

menjadi keluaran berupa informasi keuangan

yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan suatu entitas dan menyediakan

informasi akuntansi bagi pihak-pihak yan

berkepentingan (Wilkinson, 1991).

Transaksi memungkinkan perusahan

melakukan operasi, menyelenggarakan arsip

dan catatan yang up to date, dan

mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi

akuntansi merupakan transaksi pertukaran

yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe

transaksi dasar adalah: (1) penjualan produk

dan jasa, (2) pembelihan bahan baku, barang

dagangan, jasa dan aset tetap dari supplier,

(3) penerimaan kas, (4) pengeluaran kas

kepada supplier, (5) pengeluaran kas gaji

karyawan. Sebagai contoh pengolah

transaksi, sistem informasi akuntansi

berperan mengatur dan mengoperasionalkan

semua aktivitas transaksi perusahaan.

Tujuan sistem informasi akuntansi

adalah untuk menyediakan informasi yang

diperlukan dalam pengambilan keputusan

yang dilaksanakan oleh aktivitas yang

disebut pemrosesan informasi. Sebagian dari

keluaran yang diperlukan oleh pemroses

informasi disediakan oleh sistem pemrosesan

transaksi, seperti laporan keuangan dari

sistem pemrosesan transaksi. Namun

Page 9: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

3

sebagian besar diperoleh dari sumber lain,

baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Pengguna utama pemrosesan

transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka

mempunyai tanggung jawab pokok untuk

mengambil keputusan yang berkenaan

dengan perencanaan dan pengendalian

operasi perusahaan. Pengguna output lainnya

adalah para karyawan penting seperti

akuntan, insinyur serta pihak luar seperti

investor dan kreditor.

Konsep perancangan sistem

seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip

perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang

perlu diperhatikan dalam prioritas

perancangan sistem menurut Wilkinson

(1993):

1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan

usulan proyek seharusnya dicapai untuk

menghasilkan kemajuan dan kemampuan

sistem yang lebih besar;

2. Mempertimbangkan trade-off yang

memadai antara manfaat dari tujuan

perancangan sistem dengan biaya yang

dikeluarkan;

3. Berfokus pada permintaan fungsional dari

sistem;

4. Melayani berbagai macam tujuan;

5. Perancangan sistem memperhatikan

keberadaan dari pengguna sistem (user).

2.2. Manajemen Usaha Kecil dan Mene-

ngah Usaha kecil dan menengah (UKM)

adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis

usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

dan usaha yang berdisi sendiri.

Menurut Keputusan Presiden R.I.

nomor 99 tahun 1998 pengertian usaha kecil

adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil dengan bidang usaha yang

secara mayoritas merupakan kegiatan usaha

kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah

dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun

1995 adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha;

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling

banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar

rupiah);

3. Milik warga negara Indonesia;

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang

tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi

baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha menengah atau usaha besar;

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan

usaha yang tidak berbadan hukum, atau

badan usaha yang berbadan hukum,

termasuk koperasi. Berikut ini beberapa

karakteristik usaha kecil adalah:

a. Jenis barang/komoditi yang diusahakan

umumnya sudah tetap tidak gampang

berubah;

b. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah

menetap tidak berpindah-pindah;

c. Pada umumnya sudah melakukan

administrasi keuangan walau masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah

mulai dipisahkan dengan keuangan

keluarga, sudah membuat neraca usaha;

d. Sudah memiliki izin usaha dan

persyaratan legalitas lainnya termasuk

NPWP;

e. Sebagian sudah akses ke perbankan

dalam hal keperluan modal; sebagian

besar belum dapat membuat

manajemen usaha dengan baik seperti

business planning

Contoh Usaha Kecil

Usaha kecil sebagai pemilik tanah

perorangan yang memiliki tenaga kerja;

pedagang di pasar grosir (agen) dan

pedagang pengumpul lainnya;

pengrajin industri makanan dan

minuman, industri meubelair, kayu,

rotan, industri alat-alat rumah tangga,

Page 10: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

4

industri pakaian jadi dan industri

kerajinan tangan; peternakan ayam, itik

dan perikanan; koperasi berskala kecil.

Berikut ini ciri-ciri usaha menengah

yaitu:

a. Pada umumnya telah memiliki

manajemen dan organisasi yang

lebih baik, lebih teratur bahkan lebih

modern, dengan pembagian tugas

yang jelas antara lain, bagian

keuangan, bagian pemasaran dan

bagian produksi.

b. Telah melakukan manajemen

keuanan dengan menerapkan sistem

akuntansi dengan teratur, sehingga

memudahkan untuk auditing dan

penilaian atau pemeriksaan

termasuk oleh perbankan;

c. Telah melakukan aturan atau

pengelolaan dan organisasi

perburuhan, telah ada Jamsostek,

pemeliharaan kesehatan, dan lain-

lain;

d. Sudah memiliki segala persyaratan

legalitas antara lain izin tetangga,

izin usaha, izin tempat, NPWP,

upaya pengelolaan lingkungan dan

lain-lain;

e. Sudah akses kepada sumber-sumber

pendanaan perbankan;

f. Pada umumnya telah memiliki sumber

daya manusia yang terlatih dan

terdidik.

Jenis-jenis usaha yang dilakukan oleh

UKM untuk menghasilkan laba, yaitu:

Usaha manufaktur Adalah usaha yang mengubah input

dasar menjadi produk yang bisa

dijual kepada konsumen. Kalau anda

bingung, contohnya adalah konveksi

yang menghasilkan pakaian jadi

atau pengrajin bambu yang

menghasilkan mebel, hiasan rumah,

souvenir dan sebagainya;

Usaha dagang

Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya

adalah pusat jajanan tradisional

yang menjual segala macam jajanan

tradisional atau toko kelontong yang

menjual semua kebutuhan sehari-

hari;

Usaha jasa

Adalah usaha yang menghasilkan jasa,

bukan menghasilkan produk atau barang

untuk konsumen. Sebagai contoh adalah

jasa pengiriman barang atau warung

internet (warnet) yang menyediakan alat

dan layanan kepada konsumen agar

mereka bisa browsing, searching, blogging

atau yang lainnya.

Beberapa keunggulan yang dimiliki

oleh Usaha kecil dan Menengah (UKM)

dibandingkan dengan usaha besar antara lain:

Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan

produk;

Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil;

Fleksiblitas dan kemampuan

menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar

yang berubah dengan cepat dibandingkan

dengan perusahaan berskala besar yang

pada umumnya birokratis;

Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan

3. Metodologi Penelitian Pendekatan eksploratif digunakan

untuk mendapatkan gambaran awal yang

menyeluruh tentang pelaksanaan sistem

informasi akuntansi, sedangkan untuk

pendekatan kualitatif akan digunakan untuk

mendapatkan uraian yang kaya dengan nuansa, perasaan, sikap dan pemikiran yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian

ini.

Page 11: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

5

3.1. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang

dibutuhkan yang bersifat kualitatif akan

dilakukan:

Observasi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui keadaan objek penelitian guna

penjajagan dan pengambilan data sekunder

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

faktor-faktor sistem informasi akuntansi.

Metode Penelitian adalah metode survey,

survey dilakukan pada UKM.

Sebagai sumber informasi dipilih informan yaitu pengusaha UKM. Disamping itu

penelitian melalui kepustakaan untuk

mendapatkan landasan acuan teoritis.

Adapun cara penyampaian kuesioner

dengan cara menyebarkan kuesioner ke

para pengusaha UKM.

Alat penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara, angket

dan data yang diperoleh dari instansi

terkait/lembaga terkait dengan

penelitian ini. Wawancara mendalam

dengan menggunakan pedoman

wawancara dan dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan yang disusun

dalam suatu daftar pertanyaan yang

telah disiapkan lebih dahulu. Hal ini

dimaksudkan agar peneliti secara luas

dapat mengembangkan pertanyaan-

pertanyaan terhadap informan dan

dapat dibangun suatu suasana

wawancara yang tidak lebih formal.

Catatan lapangan diperlukan untuk menginventarisir hal—hal baru yang

terdapat di lapangan yang ada

kaitannya dengan daftar pertanyaan

yang sudah disiapkan.

Data Yang Diambil

Data yang diambil dalam penelitian ini adalahcara pencatatan yang

dilakukan oleh UKM, faktor-faktor

yang menjadi kendala yang dihadapi

UKM dalam mempelajari sistem

informasi akuntansi.

3.1. Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan secara kualitatif

sesuai dengan jenis data yang diteliti. Data

primer yang diperoleh dari pengusaha UKM

akan diinventarisasi dan dikelompokkan

mendeteksi data ke dalam golongan-golongan

kriteria atau deskripsi guna menemukan

indikasi-indikasi khusus yang berkenaan

dengan kasus. Data yang telah

dikelompokkan akan dikaitkan satu dan

lainnya serta diinterpretasikan dengan

perspektif bidang system informasi akuntansi

dalam konteks bagaimana system informasi

akuntasi yang berlaku dapat dipahami oleh

para penusaha UKM. Apabila di dalam

pelaksanaannya tersebut terdapat hal-hal

yang menyimpang dari ketentuan-undang-

undang, maka menggambarkan suatu keadaan

yang belum seimbang.

Kesimpulan dari hasil analisis data

dapat dijadikan sebagai feed back untuk

penelitian selanjutnya.

4. Analisi dan Pembahasan 4.1. Administrasi Keuangan UKM

Simping

Dari hasil pengumpulan data di

lapangan, kami mendapatkan data bahwa:

UKM merupakan kegiatan usaha kecl yang pada umumnya dalam melakukan

administrasi keuangan sangat sederhana

Sebagian kecil UKM yang melakukan administrasi keuangan sederhana

Menganggap pencatatan akuntansi

merupakan hal yang rumit

Rendahnya pengetahuan akan sistem informasi akuntansi

Dari data yang diolah oleh peneliti

adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan keuangan dari 25 UKM Simping

daerah Kaum Cipaisan, kabupaten

Purwakarta dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

Page 12: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

6

1. Kegiatan mengumpulkan data keuangan perusahaan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang mengumpulkan data keuangan 23 92 %

UKM yang tidak mengumpulkan data keuangan 2 8 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas, 25 UKM yang diteliti

ada sekitar 23 UKM atau 92 %

mengumpulkan data-data keuangan berupa

bon-bon penjualan simping, pembelian

bahan-bahan mentah pembuatan simping,

dan data-data hutang piutang dan lain-lain.

Sedangkan UKM yang tidak

mengumpulkan data keuangan hanya 2

UKM atau 8 %,. ini dikarenakan UKM

tersebut menganggap data-data tersebut

sudah tidak ada gunanya lagi, apabila

produksi telah selesai

2. Kegiatan mencatat data keuangan perusahaan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang mencatat data keuangan 11 44 %

UKM yang tidak mencatat data keuangan 14 56 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas ada sekitar 11 UKM atau

sekitar 44 % yang membuat pencatatan

keuangan dikarenakan para UKM ini

merasa perlu mempunyai catatan

keuangan, walaupun pencatatan yang

mereka lakukan sangat sederhana.

Sebagian besar UKM sekitar 14 UKM atau

56 % tidak melakukan pencatatan.

3. Kegiatan mengikhtisarkan/meringkas data keuangan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang melakukan kegiatan mengikhtisarkan/

meringkas data keuangan

2 8 %

UKM yang tidak melakukan kegiatan

mengikhtisarkan/meringkas data keuangan

23 92 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas sebagian besar UKM

(92 %) tidak melakukan kegiatan

mengikhtisarkan/ meringkas data

keuangan, dikarenakan kegiatan ini

dianggap tidak perlu. Akan tetapi masih

ada 2 (dua) UKM yang melakukan

peringkasan data, karena mereka merasa

perlu mempunyai catatan yang lebih

ringkas/simple.

4. Kegiatan menyortir data keuangan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang menyortir data keuangan 19 76 %

UKM yang tidak menyortir data keuangan 6 24 %

Total 25 100 %

Page 13: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

7

Dari tabel di atas penyortiran data

keuangan yang dilakukan oleh para 19

UKM sekitar 76 % dikarenakan mereka

menganggap data-data dari periode proses

produksi yang telah selesai tidak perlu lagi

sehingga mereka musnahkan/dibuang,

sedangkan ada sekitar 6 (enam) UKM

yang masih menyimpan data keuangan,

mereka berpikir data-data itu suatu saat

nanti mungkin masih dipakai.

5. Kegiatan menghitung data keuangan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang melakukan perhitungan data keuangan 11 44 %

UKM yang tidak melakukan perhitungan data keuangan 14 56 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas terlihat UKM yang

melakukan perhitungan data/pengolahan

data sebesar 11 UKM atau 44 % dari

jumlah respon, ini dikarenakan mereka

juga melakukan pencatatan data keuangan

sedangkan 14 UKM karena tidak

melakukan pencatatan, mereka pun tidak

melakukan perhitungan data keuangan.

6. Kegiatan memperbaharui arsip dengan data-data keuangan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang memperbaharui data keuangan 25 100 %

UKM yang tidak memperbaharui data keuangan 0 0 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

seluruh UKM selalu memperbaharui data-

data yang mereka miliki, tidak terkecuali

mereka yang melakukan pencatatan

keuangan maupun yang tidak melakukan

pencatatan keuangan ini dalam pengertian

bahwa mereka membuang catatan, bon-

bon yang sudah tidak terpakai, karena

periode proses produksi selesai. Mereka

kemudian menyimpan catatan dan bon

baru pada proses produksi yang sedang

berlangsung.

7. Kegiatan meninjau ulang/mencek kembali data keuangan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang meninjau ulang/mencek kembali data keuangan 0 0 %

UKM yang tidak meninjau ulang/mencek kembali data

keuangan

25 100 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

seluruh UKM tidak ada yang melakukan

peninjauan ulang terhadap data keuangan

karena mereka hampir tidak pernah

melakukan analisis terhadap data

keuangan.

8. Kegiatan menyiapkan keluaran data keuangan/membuat laporan keuangan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang membuat laporan keuangan 5 20 %

UKM yang tidak membuat laporan keuangan 20 80 %

Total 25 100 %

Page 14: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

8

Dari tabel di atas dapat dilihat UKM yang

membuat laporan keuangan adalah 5

(lima) UKM atau sekitar 20 %. Mereka

membuat laporan keuangan sederhana

dikarenakan mereka sudah mendapat

fasilitas pembiayaan dari bank dalam

rangka mengembangkan usaha mereka.

Sedangkan 20 UKM atau 80 % mereka

tidak membuat laporan keuangan,

sehingga mereka belum mendapat fasilitas

pembiayaan dari bank.

9. Kegiatan menyimpan/mempunyai laporan keuangan

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang menyimpan/mempunyai laporan keuangan 5 20 %

UKM yang tidak menyimpan/mempunyai laporan

keuangan

20 80 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas maka UKM yang

menyimpan/mempunyai data keuangan

tentu saja melakukan kegiatan pembuatan

laporan keuangan, hasilnya 5 (lima) UKM

(20 %) sama dengan jumlah responden

yang membuat laporan keuangan.

Sedangkan sekitar 20 UKM (80 %)

mereka tidak mempunyai laporan

keuangan, sehingga mereka sulit untuk

mendapatkan dana-dana dari lembaga

keuangan (bank) dalam rangka

pengembangan usaha.

10. Kegiatan menggunakan informasi keuangan dalam rangka pengembangan usaha

Kegiatan Jumlah UKM Prosentase

UKM yang menggunakan informasi keuangan

dalam rangka pengembangan usaha

5 20 %

UKM yang tidak menggunakan informasi

keuangan dalam rangka pengembangan usaha

20 80 %

Total 25 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat UKM yang

dapat mengembangkan usaha dengan

menggunakan laporan keuangan yaitu

hanya 5 (lima) UKM atau 20 % dari

responden, sedangkan sekitar 20 UKM

karena tidak mempunyai laporan

keuangan, maka mereka tidak dapat

mengembangkan usaha/ mendapat bantuan

pembiayaan melalui fasilitas perbankan.

5. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dalam bab

pembahasan maka dapat ditarik kesipuan:

Para UKM Simping Kaum, Cipaisan

kabupaten Purwakarta, mereka belum

melakukan pencatatan keuangan hanya

sebagain kecil saja

Mereka tidak melakukan kegiatan pengikhtisaran/meringkas, mensortir dan

menghitung data keuangan mereka

Para UKM melakukan pembaharuan arsip sebatas mengganti data tersebut dengan

data-data baru sehubungan dengan periode

produksi. Akan tetapi mereka tidak

menyimpan data-data lama, bahkan mereka

memusnahkan/membuang data tersebut

karena dianggap sudah tidak perlu.

Page 15: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

9

Hanya sebagian kecil saja dari para UKM yang membuat laporan keuangan dan

menggunakannya untuk pihak ketiga dalam

rangka pengembangan usaha.

Daftar Pustaka S.R. Soemarso (2004). Akuntansi: Suatu

Pengantar. Jakarta: Salemba Empat

Zaki Baridwan, Dr. (1997). Intermediate

Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Mulyadi. (2004). Sistem Informasi

Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.

Sukirno, Sadono. (1994). Makro Ekonomi:

Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Gafindo Persada.

Page 16: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

10

HUBUNGAN ANTARA TARIFF BERDASARKAN BERAT BARANG DAN

KUALITAS PELAYANAN DENGAN PEROLEHAN PELANGGAN PADA

PT. ASMAT AIR.

Oleh : Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M.,Ak

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A.Siwabessy,

Kampus Universitas Indonesia, Depok

ABSTRAK

ATYANTO MAHATMYO. Hubungan antara tariff berdasarkan berat barang dan Kualitas

Pelayanan dengan Perolehan Pelanggan pada PT. ASMAT AIR. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh informasi hubungan antara. (1) Tarif berdasarkan berat barang dengan Perolehan

Pelanggan. (2) Kualitas Pelayanan dengan Perolehan Pelanggan. (3) Tarif berdasarkan berat

barang dan kualitas pelayanan dengan perolehan pelanggan. Hipotesis yang akan diuji adalah:

(1) Terdapat hubungan positif antara Tarif berdasarkan berat barang dengan Perolehan

Pelanggan (2) Terdapat hubungan positif antara Pelayanan dengan Perolehan Pelanggan. (3)

Terdapat hubungan positif antara Tarif berdasarkan berat barang dan pelayanan dengan

perolehan pelanggan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen pengguna jasa PT ASMAT AIR selama periode

tahun 2002 dengan jumlah responden sebanyak 25 yang diambil secara sample random.

Instrumen yang digunakan untuk menjaring data variable tarif berdasarkan berat barang adalah

dengan angket, hasil uji coba untuk variable tersebut adalah sebesar rhitung = 0,713, dan

variable pelayanan terhadap pelanggan sebesar rhitung = 0,821. Data dianalisis dengan statistik

deskriptif, untuk pengujian hipotesis digunakan statistik korelasi sederhana dan regresi

berganda sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa : pertama terdapat hubungan positif

yang signifikan antara Tarif berdasarkan berat barang dengan perolehan pelanggan dengan

persamaan regresi Y = 11,45 + 0,0925 X1 dan koefisien korelasi sebesar 0.3857 pada taraf

sinifikasi 0,05. Kedua, terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas pelayanan

terhadap pelanggan dengan perolehan pelanggan dengan persamaan regresi Y = 7,904 + 0,328

X2 dan koefisien korelasi sebesar 0,1646 pada taraf signifikasi 0,05, Ketiga, terdapat hubungan

positif yang signifikan antara tarif berdasarkan berat barang dan kualitas pelayanan dengan

perolehan pelanggan yang ditunjukan dengan persamaan regresi Y = 6,62 + 0,1162 X1 + 0,26

X2 dan koefisien regresi sebesar 40,446 pada taraf signifikasi 0,01. Hasil penelitian ini

diharapkan berguna bagi peningkatan perolehan pelanggan PT. ASMAT AIR dengan

mempertimbangkan kesimpulan penelitian ini. Bahwa Perolehan Pelanggan (y) dapat

ditingkatkan dengan menfokuskan pada tariff berdasarkan berat barang (X1) dan kualitas

pelayanan (X2).

Meski terpuruk, bangsa Indonesia

tetap, harus menghidupkan tekad untuk

mempertahankan kelangsungan kedirganta-

raan, hanya saja, langkah kede-pannya harus

ditata ulang agar tidak mengulangi kekeliruan

yang terjadi sebelumnya. Sering pemerintah

Page 17: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

11

tidak cermat dalam menetapkan kebijakan

dalam menanggapi kemajuan teknologi di

Indonesia, seharusnya benar-benar diteliti apa

mudarat serta manfaat sosial bagi

masyarakat, serta kebijakan apa yang

sebaiknya diterapkan.

Ravich (2000) dalam bukunya,

Marketization and Democracy, East Asian

Experiences, dengan tegas menyatakan,

teknologi yang menawarkan pela-yanan jasa

secara lebih murah dan efisien tidak dapat

dibendung. Fakta menunjukkan bahwa sekuat

apa pun suatu rezim pemerintahan

menghambat penggunaan teknologi baru

dalam proses industri maupun jasa pelayanan,

toh akhirnya desakan pasar tidak dapat

ditahan. Oleh karena itu, upaya pemerintah

meregulasi penggunaaan teknologi, apabila

tidak disertai dengan kajian yang

komprehensif dapat diperkirakan kebijakan

itu akan sia-sia belaka.

Bukti empiris pernah terjadi di Indonesia

ketika Departernen Penerangan, pada waktu

itu, melarang penggunaan direct

broadcasting satellite (DBS) dan pence-takan

koran jarak jauh (remote publishing). Fakta

menunjukkan bahwa sekuat apapun suatu

rezim pemerintahan menghambat

penggunaan teknologi baru dalam proses

industri maupun jasa pelayanan, toh akhirnya

desakan pasar tidak dapat ditahan. " Dengan

teknologi VolP1, setidaknya tiga jenis

layanan komunikasi public, komunikasi

suara, surat suara (voice mail) yang dapat

ditinggalkan

PENDAHULUAN PT. ASMAT AIR adalah perusahaan

yang mengisi dunia kedirgantaraan di

Indonesia untuk komersial untuk angkutan

barang. Menggunakan pesawat kecil

chopper atau helikopter. Keuntungannya

adalah pesawat ini bisa tinggal landas dan

mendarat dengan landasan pendek. Tetapi

1 Warta Ekonomi, Mingguan Bisnis & New Economy

No.48/XII/ 3 Desember 2001

persaingan di dunia komersial pengguna

pesawat terbang di Indonesia sangat ketat,.

Selain tantangan, ada satu hal lagi

yang menurut saya bisa kita sebut sebagai

handicap, yakni infrastruktur di bidang

telekornunikasi. Masih kerap terdengar

keluhan sulit dan relatif mahalnya

mendapatkan fasilitas broadband. Handicap

ini makin nyata manakala kita mengetahui

bahwa kebijakan pemerintah (government

regulations) dalam menghadapi era new

economy. Indonesia sangat ketinggalan dalam

hal ini, dan ini bisa menghambat konsumen

maupun produsen memasuki era new

economy. Apalagi perlindungan terhadap

konsumen pun masih kurang kuat, tidak

seperti di negara lain, di mana ada trustee

board yang terpisah dari pemerintah yang

menyebabkan kualitas produk dan pelayanan

demikian tenaga. Semua ini adalah tantangan

dan kendala yang harus diatasi segera.

Perusahaan penerbangan pun tidak

terlepas dari persaingan yang ramai tadi dan

khususnya PT ASMAT, disamping bersaing

dengan perusahaan-perusahaan penerbangan

yang ada di Indonesia, PT ASMAT harus

bersaing dengan perusahaan penerbangan

asing yang beroperasi di Indonesia, juga

masalah yang tidak kalah rumitnya adalah

pelanggan-pelanggan PT ASMAT

Kebanyakan adalah orang-orang asing dan

perusahaan asing, hal itu membuat bagian

pemasaran PT ASMAT menjadi bekerja

sangat berat sekali.

Untuk bisnis angkutan udara besar

kecil pesawat sangat menentukan tarif

angkut. Dalam penjualan suatu barang atau

jasa, maka harga menjadi ujung tombak bagi

perusahaan untuk memperoleh pembeli.

Semakin tinggi harga yang ditawarkan maka,

akan semakin kecil permintaan produk jual.

Sebaliknya semakin rendah harga yang

ditawarkan, maka akan semakin

mempertinggi permintaan konsurnen akan

produk jual, Dalam asumsi kuantititas yang

sama, maka disisi Perusahaan, harga yang

Page 18: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

12

tinggi akan mempertinggi perolehan laba,

sebaliknya dengan harga yang rendah akan

memperendah perolehan laba.

Di sini terlihat jelas bagaimana

pentingnya faktor manajemen harga. pihak

manajemen dituntut untuk menentukan harga

yang yang mampu membentuk komposisi

jumlah pelanggan yang paling efektif,

sehingga laba dapat diper-oleh secara

optimal. Pada perusahaan yang bergerak

dibidang jasa pengang-kutan barang,

perhitungan tarif kargo merupakan harga jasa

pelayanan yang di ditawarkan ke konsurnen.

Besar kecilnya tarif akan menentukan besar

kecilnya permintaan konsumen akan jasa

yang ditawarkan. Pada perusahaan jasa

pengangkutan barang atau jasa kargo,

mekanismenya juga tidak jauh berbeda

dengan jenis usaha lainnya. Faktor

manajemen penentuan harga juga sangat

menentukan, dalam rangka perolehan laba

secara optimal. Dari banyaknya jenis barang

yang diangkut, harus diiringi dengan

banyaknya jenis tarif yang harus dikenakan,

sehingga tarif kargo akan ditawarkan dalam

bentuk yang beragam sesuai dengan jenis

barang yang diangkut, maupun jarak yang

ditempuh.

Metode perhitungan kargo menjadi

faktor yang sangat penting untuk menentu-

kan efektifitas perusahaan dalam perolehan

laba, yang dihubungkan dengan aspek

pemasaran, sehingga dibutuhkan suatu

evaluasi yang memadai. Evaluasi metode

perhitungan tarif kargo tersebut harus dapat

memberikan kesimpulan vang dapat menjadi

alat manajemen, terutama dalam menentukan

prioritas, tarif mana yang menjadi perhatian

utama untuk ditawar kan ke pembeli.

Perhitungan tarif kargo tersebut, yang akan

mempengaruhi tingkat laba perusahaan.

Untuk dapat mengukur efektifitas tarif kargo

tersebut, maka diperlukan evaluasi lebih

lanjut, yang nanti akan diuraikan dan dibahas

dalam penulisan ini.

Berdasarkan berbagai permasalahan

dan pemikiran tersebut diatas, maka penulis

dapat termotivasi untuk melakukan penelitian

dengan judul: hubungan antara penentuan

tarif, Pelayanan Pengangkutan dan perolehan

pelanggan.

Untuk dapat mengindentifikasi

penelitian ini berdasarkan latar belakang

diatas maka, ada beberapa permasalahan

yaitu sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara penekanan

gaji pegawai dengan perolehan laba

perusahaan

2. Apakah ada hubungan antara pengurangan

pegawai dengan perolehan laba

perusahaan

3. Apakah ada hubungan antara promosi

dengan perolehan laba perusahaan

4. Apakah ada hubungan antara kenaikan

ongkos berat barang yang akan dikirim

dengan perolehan laba perusahaan

5. Apakah ada hubungan antara kenaikan

ongkos berat barang yang akan dikirim

dengan berkurangnya pelanggan

6. Apakah ada hubungan antara

berkurangnya pelanggan dengan kenaikan

Ongkos berat barang yang akan dikirim

7. Apakah ada hubungan antara

berkurangnya pelanggan dengan perolehan

laba perusahaan

8. Apakah ada hubungan antara penentuan

tarif kargo berdasarkan jarak perjalanan

yang ditempuh dengan perolehan laba

perusahaan

9. Apakah ada hubungan antara penentuan

tarif kargo berdasarkan jenis barang yang

diangkut dengan perolehan laba

perusahaan

10. Apakah ada hubungan antara penentuan

tarif kargo berdasarkan kontrak berjangka

dengan tingkat perolehan laba usaha

brutoperusahaan.

11. Apakah ada hubungan antara penentuan

tarif kargo berdasarkan berat barang

dengan Tinqkat Perolehan Laba Usaha

Bruto.

Page 19: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

13

12. Apakah ada hubungan antara penentuan

Tarif kargo berdasarkan estimasi borongan

dengan Tingkat Perolehan Laba Usaha

Bruto.

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini mendapatkan

informasi dan gambaran yang akurat

sehingga dapat menjelaskan pengaruh

variable-variabel yang diteliti sesuai dengan

hipotesa yang diajukan, maka tujuan bad

penelitian ini adalah mencari imformasi

mengenai:

1. Hubungan antara tarif kargo berdasarkan

berat barang dengan perolehan pelanggan

2. Hubungan antara Pelayanan terhadap

pelanggan dengan perolehan pelanggan

3. Hubungan antara tarif kargo berdasarkan

berat barang dan Pelayanan terhadap

pelanggan dengan perolehan pelanggan

Penelitian ini menggunakan data yang

diperoleh dari hasil observasi atau

pengukuran, yang dinyatakan dalam angka.

data kuantitatif yang dipakai yaitu data nilai

pendapatan atas penggunaan tarif kargo

berdasarkan berat barang, nilai pendapatan

atas penggunaan tarif kargo berdasarkan

estimasi borongan, Data kualitatif berasal

dari perpustakaan dan informasi-informasi

yang diperoleh dari hasil wawancara

langsung dengan pihak perusahaan.

Variabel yang Diteliti adalah sebuah

konsep atau atribut yang memiliki nilai yang

berubah-ubah. Hubungan antar variabel

terbentuk dari; variabel bebas (Independent

Variable) dan variabel tidak bebas

(dependent variabel). Variabel yang diteliti

adalah sebagai berikut Variabel bebas

(Independent Variable) adalah variabel yang

mempengaruhi atau penyebab hal atau

masalah lain terjadi. Variabel bebas

(Independent Variable) dalam penelitian ini

adalah-nilai pendapatan yang diperoleh dari

penentuan tarif kargo berdasarkan berat

barang dan nilai pendapatan yang diperoleh

dari penentuan Tarif kargo berdasarkan

estimasi borongan, Variabel tidak bebas

(dependent Variable) adalah variabel

tergantung atau dipengaruhi oleh variabel

bebas (Independent Variable). Variabel tidak

bebas dalam penelitian ini adalah Tingkat

Perolehan Pelanggan, Maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode

survey, untuk menjelaskan karakteristik

Sample, ditandai dengan hipotesis spesifik

serta memiliki desain peneiftian yang

terstruktur, dengan melakukan survey

langsung kelapangan yaitu mengum-pulkan

data kualitatif melalui pertanyaan/

wawancara.

Populasi data dalam penelitian ini adalah

seluruh pendapatan yang tejadi pada 01 Januari

2002 sampai 31 Desember 2002. Sedang penulis

mengambil sampel data pendapatan yang

dihasilkan untuk setiap tarif kargo yang

diterapkan, pada periode bulan januari sampai

bulan Desember tahun 2002. Data diambil

secara Sampel random atau purposive sample

sesuai dengan kebutuhan penelitian. Untuk

menguji data adalah data yang valid maka

digunakan uji validasi dengan formula teknik

korelasi produk moment (dalam Masri

Singarimbun 1998:74) adalah:

n (∑XY) – (∑X∑Y)

r =

√n ∑X2-(∑X)

2 - n∑Y

2-(∑y)

2

Dimana;

N = jumlah responden

X = skor butir sedangkan

Y = skor total

Di dalam tabel angka kritik nilai r untuk N -2

(kebebasan derajat 10-2) sedangkan untuk

menguji data cukup reliable digunakan

formula Uji persamaan Xo=Xt-Xe

Keterangan Xo = Obtain score (angka yang

diperoleh) Xt true score (angka yang

sebenamya) Xe measurement score

(kesalahan pengukuran).Kemudian Instrumen

tersebut diuji validitasnya dan dihitung

realibitas-nya. Validitas instrumen

merupakan validitas content atau validitas isi.

Page 20: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

14

Ini dimaksudkan untuk menjamin mutu

instrumen yang tersebut dalam penelitian ini.

Perolehan Pelanggan PT ASMAT

AIR dalam penelitian ini merupakan hasil

dari pengumpulan data yang didapat dari

hasil skor beberapa pertanyaan yang diajukan

kepada responden, yang terdiri dari 4(empat)

skala yang terdiri dari 16 pertanyaan.

Pengukuran validitas instrumen

dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan

atau valid tidaknya instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini. Untuk

melihat valid tidaknya instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan rumus Product moment.

Rumus ini digunakan untuk menguji korelasi

skor butir dengan skor total pada taraf

signifikansi 0.05. Adapun kriteria yang

digunakan bahwa instrumen tersebut

dinyatakan valid jika r hitung > r table, dan

sebaliknya, jika rhitung < rtable .

Secara lengkap hasil perhitungan

realibilitas instrumen ini disajikan

sebagaimana pada umumnya realibilitas

disajikan yaitu, dengan cara menghitung

menggunakan rumus alpa Cronbach.

Sedangkan untuk mengetahui data

adalah reliable akan digunakan Uji

persamaan, dalam melakukan perhitungan

reliabilitas butir-butir yang tidak valid

dibuang atau dihapus terlebih dahulu.

Perhitungan reliabilitas ini menggunakan

rumus Uji Persamaan Alpa Cronbach yaitu

:

r = [ k / k-1] [ 1 – (σ12 / σt

2)]

Keterangan :

r = Koefisien realibilitas butir

penyatan

k = Jumlah butir Valid

σ12 = Jumlah Varians skor butir (X)

σt2 = Jumlah Varians skor total (Y)

Pengukuran validitas instrumen

dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan

atau valid tidaknya instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini. Dalam

melihat valid tidaknya instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan rumus Product moment.

Rumus ini digunkan untuk menguji korelasi

skor butir dengan skor total pada taraf

signifikansi 0.05. Adapun kriteria yang

digunakan bahwa instrumen tersebut

dinyatakan valid jika rhitung >rtable, dan

sebaliknya, jika r hitung< r table.

Secara lengkap hasil perhitungan

realibilitas instrumen ini disajikan

sebagaimana pada umumnya realibilitas

disajikan yaitu, dengan cara menghitung

menggunakan rumus alpa Cronbach.

Sedangkan untuk mengetahui data

adalah reliable akan digunakan Uji

persamaan, dalam melakukan perhitungan

reliabilitas butir-butir yang tidak valid

dibuang atau dihapus terlebih dahulu.

Perhitungan reliabilitas ini menggunakan

rumus Uji Persamaan Alpa Cronbach yaitu

:

r = [ k / k-1] [ 1 – (σ12 / σt

2)]

Keterangan :

r = Koefisien realibilitas butir

penyatan

k = Jumlah butir Valid

σ12 = Jumlah Varians skor butir (X)

σt2 = Jumlah Varians skor total (Y)

Untuk mengetahui gambaran tentang

pendapatan yang dihasilkan oleh setiap tarif

kargo yang diterapkan, ditempuh jalan

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan pendapatan mana

yang termasuk pendapatan pokok

2. Mengelompokan data pendapatan sesuai

dengan waktu periode bulan. usaha.

3. Mengelompokan pendapatan tersebut

sesuai sumber tarif yang menghasilkan.

4. Data yang terkumpul diatas pada

penelitian ini kemudian dianalisis secara

statistik yaitu suatu proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk

dan susunan yang lebih sederhana dan

mudah dibaca dan di interpretasikan.

Data yang terkumpul disusun dalam

suatu susunan table yang merupakan hasil

Page 21: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

15

kolektifitas dan perhitungan data, Tabel yang

tersusun dianalisa dengan alat analisa

statistik, dan dihitung nilai median, mean

dan kelas intervalnya. Sebelum pengujian

hipotesa, data dihitung tingkat normalitasnya,

dengan alat uji normalitas. Pengujian

hubungan antara, variable independen (X1),

(X2), dengan variable dependen (Y),

digunakan alat uji korelasi produck moment.

Korelasi produk moment merupakan alat

untuk menguji hubungan antar variable

tersebut, sehingga didapat siginifikasi

hubungan antar variable. Sedangkan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari

variable-variabel independen terhadap

variable dependen digunakan perhitungan

statistik regresi sederhana. Rumus yang

digunakannya adalah ;

Y = b0 + b1X1 + b2X2

Dimana ;

b0 = adalah Konstanta

b1 = adalah Koefisien regresi X1

b2 = adalah Koefisien regresi X2

Rumusan hipotesis penulis

menggunakan formula teknik Regresi

Sederhana Hipotesa yang diajukan

adalah:

variabel independen (X1) = Kualitas staf

Pengajar dan Karyawan

variabel independen(X2) = Pelayanan

terhadap pelanggan

variabel dependen (Y) = Perolehan

pelanggan

Hipotesis I

Ho : Py1 = 0

H1 : Py1 > 0

Hipotesis II

Ho : Py2 = 0

H1 : Py2 > 0

Hipotesis III Ho : Py12 = 0

H1 : Py12 > 0

Keterangan :

Py1= Koefisien korelasi antara Variabel

tarif kargo berdasarkan berat barang

dengan perolehan pelanggan

Py2= Koefisien korelasi antara Variabel

Pelayanan terhadap pelanggan

dengan perolehan pelanggan

Py12 = Koefisien korelasi antara Variabel

tarif kargo berdasarkan berat

barang dan Pelayanan terhadap

pelanggan dengan perolehan

pelanggan

Ho: Py1 = 0 Tidak ada hubungan Variabel

antara Variabel tarif kargo

berdasarkan berat barang dengan

perolehan pelanggan

H1: y1 > 0 Ada hubungan antara Variabel

antara Variabel tarif kargo

berdasarkan berat barang

dengan perolehan pelanggan

Ho : Py2 = 0 Tidak ada Hubungan antara

Variabel antara Variabel

Pelayan terhadap pelanggan

dengan perolehan pelanggan

H1 : Py2 >0 Ada Hubungan antara Variabel

antara Variabel Pelayan

terhadap pelanggan dengan

perolehan pelanggan Ho : Py12

= 0 Tidak ada hubungan antara

Variabel tarif kargo berdasarkan

berat barang dan Pelayanan

terhadap pelanggan dengan

perolehan pelanggan

H1:Py12 >0 Ada hubungan Variabel Variabel

tarif kargo berdasarkan berat

barang dan Pelayanan terhadap

pelanggan dengan perolehan

pelanggan.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data

Data yang diteliti sesuai dengan judul,

terdiri dari tiga variable adalah 2 (dua)

variabel bebas yaitu Pemilihan tarif

berdasarkan berat barang (X1) dan

Pelayanan terhadap Pelanggan (X2) serta 1

(satu) variable tidak bebas, yaitu Perolehan

Pelanggan (Y).

Page 22: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

16

a. Variabel Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang (X1) Nilai Murni yang diharapkan dari data

Variabel Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang (X1) skor teoritiknya antara

7 sampai 28 merupakan nilai murni dari

hasil penelitian ini, perhitungan jawaban

angket yang disebarkan kepada 25

responden dan yang berhasil

dikembalikan hanya 23 angket atau hanya

92 % dari jumlah yang direncanakan

ternyata skor empiriknya berada antara 11

sampai dengan 28. Data yang terkumpul

selanjutnya dihitung dengan

menggunakan perhitungan statistik

diperoleh rentang skor 17, rata-rata

23,423 median 20, deviasi standar 6,30

dengan banyaknya kelas 5 dan panjang

kelas 2. Distribusi frekuensi Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat Barang (X2)

dapat dilihat dalam table IV.1, berikut:

Tabel. IV.1 : Distribusi Frekwensi Tarif berdasarkan Berat Barang (X1)

Kls f f (%) f (%)

N0 Interval absolut Relatif Kumulatif

1 11 - 14 1 0,03 1,03

2 15 - 18 7 0,20 7,20

3 19 - 22 5 0,14 5014,00

4 23 - 26 6 0,17 6.17

5 27 - 30 4 0,11 4,11

23 0,66

Dari data yang tertera dalam table IV.1.

tersebut di atas, frekuensi skor Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat Barang (X1)

dapat diklasifikasikan menjadi skor

tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan

hasil perhitungan menunjukan bahwa

Variabel Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang (X1) yang berada pada

klasifikasi tingggi

adalah 10 responden atau 43,24 %,

klasifikasi Skor sedang 12 responden atau

52% dan Klasifikasi skor rendah 1

responden atau 4,76%.

Dari hasil tersebut dapat dinyatakan

bahwa secara umum Variabel Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat Barang (X1)

berada dalam katagori sedang.

Page 23: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

17

Dari diagram histogram berikut ini dapat keadaan Variabel PelayananPelanggan

0

1

2

3

4

5

6

7

10,5 14,5 18,5 22,5 26,5 30,5

Gambar. IV.1. Histogram Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang (X1)

b. Variabel Pelayanan terhadap Pelanggan

(X2)

Nilai Murni yang diharapkan dari data

Variabel Pelayanan terhadap Pelanggan

(X2) skor teoritiknya antara 7 sampai 28.

dari hasil penelitian ini perhitungan jawaban

angket yang disebarkan kepada 25

responden dan yang berhasil dikembalikan

hanya 23 angket atau hanya 92 % dari

jumlah yang direncanakan merupakan

responden, ternyata skor empiriknya berada

antara 10 sampai dengan 27. Data yang

terkumpul selanjutnya dihitung dengan

menggunakan perhitungan statistik

diperoleh rentang skor 17, rata-rata 16,739,

median 16, deviasi standar 4,624 dengan

banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 3.

Distribusi frekuensi Variabel Pelayanan

terhadap Pelanggan (X2) dapat dilihat

dalam table IV.2, berikut ini:

Tabel. IV.2 : Distribusi Pelayanan Pelanggan (X2)

Kls f f(%) f(%)

No Interval absolut Relatif Kumulatif

1 10 - 12 4 0,11 4,11

2 13 -15 7 0,20 7,20

3 16 - 18 6 0,17 6.17

4 19 - 23 3 0,09 3,09

5 22 - 24 1 0,03 1,03

6 25 - 27 2 0,06 2,06

23 1,00

Dari data yang tertera dalam table IV.2.

tersebut di atas, frekuensi skor dapat

diklasifikasikan menjadi skor tinggi,

sedang dan rendah, skor tertinggi di dapat

Page 24: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

18

dari skor rata-rata ditambah dengan 1 (satu)

standar Deviasi ke atas, skor sedang dari

nilai rata-rata ditambah atau dikurangi 1

(satu) standar deviasi, dan skor terendah

adalah nilai rata-rata dikurangi 1 (satu)

standar deviasi ke bawah. Berdasarkan

hasil perhitungan menunjukan bahwa

Variabel Pelayanan terhadap Pelanggan

(X2) yang berada pada klasifikasi tingggi

adalah 3 responden atau 19%, klasifikasi

Skor sedang 9 responden atau 43 % dan

Klasifikasi skor rendah 11 responden atau

38%. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan

bahwa secara umum Variabel Pelayanan

terhadap Pelanggan (X2) berada dalam

katagori sedang. Dari diagram histogram

berikut ini dapat dilihat keadaan Tingkat

Pelayanan terhadap Pelanggan (X2),

0

1

2

3

4

5

6

7

9,5 12,5 15,5 18,5 21,5 24,5 27,5

Gambar. IV.2. Histogram frekuensi Variabel Pelayanan terhadap Pelanggan (X2)

c. Variabel Perolehan Pelanggan (Y)

Nilai Murni yang diharapkan dari data

Variabel Perolehan Pelanggan (Y) skor

teoritiknya antara 1 sampai 23 dari hasil

penelitian ini perhitungan jawaban angket

yang disebarkan kepada 25 responden

yang berhasil dikembalikan hanya 23

angket atau hanya 92 % dari jumlah yang

direncanakan, ternyata skor empiriknya

berada antara 9 sampai dengan 20. Data

yang terkumpul selanjutnya dihitung

dengan menggunakan perhitungan

statistik diperoleh rentang skor 11 rata-

rata 13,423 median 13, deviasi standar

3,287.

Berbeda dengan dua variable, untuk

Variabel dependen (Y) merupakan angka

perolehan Pelanggan dilihat dari

frekuensi pengiriman barang yang

dilakukan oleh pelanggan dengan

menggunakan jasa pengiriman kargo PT.

ASMAT dengan pemilihan jenis tariff

berdasarkan berat barang.

Pengujian Persyaratan Analisis

Dalam pengujian persyaratan analisis

untuk menguji Homogenitas akan

digunakan Uji Varians dan uji Normalitas

Kai-Kuadrat (X2). Persyaratan analisis

yang dimaksud adalah persyaratan yang

harus dipenuhi agar analisa korelasi dan

Regresi sederhana dapat berarti,baik

untuk keperluan pengujian hipotesis dan

penajaman analisis. Sebelum pengujian

hipotesa dan analisa data dilakukan,maka

harus di uji tingkat homogenitas dan

normalitas data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menilai tingkat

normalitas data, yang dihitung dari nilai

median, mean, dan kelas interval

sehingga diperoleh hasil (H0), Xhitung yang

akan dibandingkan dengan Xtable, Dengan

ketentuan sebagai berikut :

Ditolak ; jika X2hitung > X

2tabel.

Diterima ; jika X2hitung < X

2tabel.

Untuk menguji normalitas data digunakan

uji Normalitas Kai-Kuadrat.. Dalam

penguji hipotesis nol diambil langkah-

langkah sebagai berikut : Variabel hasil

pengamatan X1, X2,….Xn dijadikan

bilangan baku z1, z2,..zn Untuk pengujian

Page 25: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

19

Normalitas Langkah- langkah yang

diambil adalah sebagai berikut ;

Dicari Nilai rata-rata dan nilai deviasi

standar dari sampel data (s = Deviasi

standar, X` = rata-rata)

Menghitung Z dengan cara X1, X2,

X3,….Xn dijadikan bilangan Z1,Z2, ,…Zn

dengan rumus ; Z1 = (X1-X`) / s dimana

s = Deviasi standar,

X` = rata-rata menyusun data dalam

daftar distribusi frekuensi yang terdiri dari

k buah interval menentukan batas-batas

kelas interval untuk menghitung luas

bawah kurva normal bagi tiap interval

dengan cara mengurangi batas kelas X1-

X2, X2-X3, X3-X4 seterusnya. Kemudian

lihat angka standar z untuk masing masing

kelas interval Mencari Frekuensi

teoritiknya (E1) untuk masing-masing

data. Harga Frekuensi teoritiknya (E1)

didapat dari hasil kali antara n dengan

peluang atau luas dibawah kurva normal.

Mengetahui frekuensi hasil pengamatan

O1, yang didapat dari sampel yang

menyatakan frekuensi untuk tiap-tiap kelas

interval

Statistikk Chi-kuadrat (X2) didapat dengan

rumus : X2 = Σ (Oi - Ei)

2

Ei

Uji Normalitas dengan menggunakan Uji

Kai-Kwadrat (X2)

Untuk menguji hipotesis nol diambil

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Table X1, X2 dan Y

2. Nilai rata-rata

3. Deviasi Standar

4. Distribusi Frekuensi.

Hasil dari perhitungan normalitas atas

masing-masing variable, menghasilkan nilai

yang tersusun dalam tabel sebagai berikut :

Tabel IV.3 : Data Perhitungan Uji Normalitas

Uji Normalitas untuk Variabel X1

Tabel IV. 4 : Perhitungan Uji Normalitas untuk Variabel Pemilihan

Tarif Berdasarkan Berat Barang

Batas Kelas X

z* Ls Kls Intv f(e1) f(o1)

10,5 -1,65 0,1023

14,5 -1,02 0,2371 -0,135 5,45 1

18,5 -0,39 0,3697 -0,133 8,50 7

22,5 0,24 0,3876 -0,018 8,91 5

26,5 0,86 0,278 0,1096 6,39 6

30,5 1,49 0,1315 0,1465 3,02 4

Dari Daftar Distribusi frekuensi dapat

dilihat bahwa banyaknya kelas k =6,

sehingga dk= n =23 dengan taraf

signifikan alfa = 0,05 adalah 44.2 untuk

Kls Interval X2 X2 interval F(01) F(01) KlsInterval X1 X1 interval F(01)

10 - 12 9,5 4 7 11 - 14 10,5 1

13 -15 12,5 7 8 15 - 18 14,5 7

16 - 18 15,5 6 2 19 - 22 18,5 5

19 - 23 18,5 3 3 23 - 26 22,5 6

22 - 24 23,5 1 1 27 - 30 26,5 4

Page 26: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

20

distribusi Chi-kuadrat besarnya sama

dengan 44,2 Kita dapat X2

0.95(3) = 35,2 dan

X2

0.99(3) = 44,2. Dari hasil perhitungan

diperoleh nilai untuk uji Normalitas

Variabel X1 adalah sebesar X2 = 6,19,

adapun untuk Kriteria pengujian: H0

diterima apabila X2

< X2α, dimana X

didapat dari daftar Chi-kuadrat, Maka; Ho

Jika X 23

hitung < X 23

tabel diterima. Dengan

demikian hipotesis sample berskala dari

Distribusi Normal diterima Variabel X1

adalah berdistribusi normal.

1. Uji Normalitas untuk Variabel X2

Tabel IV. 5 : Perhitungan Uji Normalitas untuk Variabel Tingkat

Pelayanan terhadap Pelanggan

Batas

Kelas X z* Ls Kls Intv f(e1) f(o1)

9,5 -1,86 0,0707

12,5 -1,10 0,2379 -0,147 5,01 4

15,5 -0,34 0,3765 -0,159 8,66 7

18,5 0,43 0,3637 0,0128 8,37 6

23,5 1,19 0,1965 0,1672 4,52 3

24,5 1,95 0,0596 0,1369 1,37 1

27,5 2,71 0,0101 0,0495 0,23 2

Dari Daftar Distribusi frekuensi dapat

dilihat bahwa banyaknya kelas k =6,

sehingga dk= n =23 dengan

taraf signifikan alfa = 0,05 adalah 44.2

untuk distribusi Chi-kuadrat besarnya

sama dengan 44,2 Kita dapat X2

0.95(3) =

35,2 dan X2

0.99(3) = 44,2. Dari hasil

perhitungan diperoleh nilai untuk uji

Normalitas Variabel X2 adalah sebesar

X 23

hitung = 14.90, adapun untuk Kriteria

pengujian: H0 diterima apabila X2

< X2α,

dimana X2α didapat dari daftar Chi-

kuadrat, Maka; Ho Jika X 23

hitung < X 23

tabel

diterima Dengan demikian hipotesis

sample berskala dari Distribusi Normal

Maka H0 : diterima, ini berarti Variabel X2

adalah berdistribusi normal.

2. UJI NORMALITAS UNTUK VARIABEL Y

Tabel IV. 6: Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas

Karena semua nilai X2hitung nilainya

dibawah X2tabel, atau dengan kata lain,

bahwa semua variable mempunyai distribusi

normal, maka data yang terkumpul bisa

diterima dan digunakan sebagai data bahan

pengujian selanjutnya.

Variabel n X2

hitung X2

tabel Keterangan

0.001 0.005

X1 23 6,19 44,2 35,2 Normal

X2 23 14,90 44,2 35,2 Normal

Page 27: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

21

2. Uji Homogenitas

Untuk pengujian persyaratan statistik

data yang diambil adalah homogen, karena

data homogen maka penulis menggunakan uji

homogenitas dengan alat uji Varians σ2 (μ).

Untuk setiap data hasil pengamatan

akan dilakukan pengujian variannya dengann

dengann uji varians σ2. Perhitungan uji

Varian dengann Chi-Kuadrat (X2), melalui

tahap sebagai berikut :

a. Dari hasil pengamatan untuk tiap sample

data kita hitung^X (rata-rata) untuk

populasi

b. Tentukan selisih X1-^X, X2-^X, X3-^X,

…. Xn-^X c. Tentukan kuadrat selisihnya (X1-^X)

2,

(X2-^X)2, (X3-^X)

2, …. (Xn-^X)

2

d. Kuadrat-kuadrat tersebut dijumlahkan

e. Jumlahnya di bagi dengann (n – 1)

f. Kemudian masukkan kedalam rumus

g. S2 = Σ(X1-^X)

2

(n – 1) h. Dihitung Standar Deviasinya

i. Kemudian hitung dengann menggunakan

rumus sebagai berikut :

X2 = (n-1)s

2

σ2

a. Uji varian untuk X1

Uji dua pihak

Untuk uji ini pasangan H0 dan H1 adalah

;

H0 : σ2 = σ

20

H1 : σ2 = σ

20

Dengan menggunakan statistik Chi-

kuadrat

- varians (s2) untuk X1

s2

= 448/ 23

= 19,48

- Deviasi Standar (X1)

Dengan rumus X2 = (n-1)s

2 didapat nilai

sebagai berikut ; σ2

X2

= [(22) (19,48]/( 4,63)2

= 428,56 / 21,44

= 19,99

Dengan dk = 23 dan peluang 0.005 dan

0.995, dari daftar distribusi Chi-kuadrat

berturut-turut didapat X2

0.005 = 8,03 dan

X2 0.995 = 44,2

Kriteria Pengujian :

H0 diterima jika Xhitung2 berada antara

8,03 dan 44,2

H0 ditolak jika Xhitung2 tidak berada

antara 8,03 dan 44,2

Dari perhitungan didapat X2

= 19,99 ;

Jadi dalam daerah penerimaan Hipotesis

Kesimpulannya:

Hipotesis σ = 4,63 dapat diterima dengan ,

kemungkinan 5 % penolakan hipotesis

σ2

= 21,44. Dengan demikian Variabel X1

adalah Homogen.

b. Uji varian untuk X2

Uji dua pihak

Untuk uji ini pasangan H0 dan H1

adalah:

H0: σ2 = σ

20

H1: σ2 = σ

20

Dengan menggunakan statistik Chi-

kuadrat

- varians (s2) untuk X2

s2

= 236/ 23

= 16,739

- Deviasi Standar

Dengan rumus X2 = (n-1)s

2

σ2

di dapat nilai sebagai berikut:

X2

= [(22) 16,739]/(4,624)2

= 368,26 / 21,38

= 17,224

Dengan dk = 23 dan peluang 0.005 dan

0.995, dari daftar distribusi Chi-kuadrat

berturut-turut didapat X2

0.005 = 8,03 dan

X2 0.995 = 44,2

Page 28: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

22

Kriteria Pengujian :

H0 diterima jika Xhitung2 berada antara 8,03

dan 44,2

H0 ditolak jika Xhitung2 tidak berada

antara 8,03 dan 44,2

Dari perhitungan didapat X2 = 17,224; Jadi

dalam daerah penerimaan Hipotesis

Kesimpulannya,

Hipotesis σ = 4,624 dapat diterima dengan

kemungkinan 5 % penolakan hipotesis σ2

=

21,38. Dengan demikian Variabel X2 adalah

Homogen.

c. Uji varian untuk Y

Uji dua pihak

Untuk uji ini pasangan H0 dan H1

adalah;

H0 : σ2 = σ

20

H1 : σ2 = σ

20

Dengan menggunakan statistik Chi-

kuadrat

- varians (s2) untuk Y

s2

= 278/ 23 = 13,423

- Deviasi Standar

Dengan rumus

X2 = (n-1)s

2

σ2

di dapat nilai sebagai berikut ;

X2 = [(22)13,423/(3,287)

2

=295,306/ 10,8 = 40,23

Dengan dk = 23 dan peluang 0.005 dan

0.995, dari daftar distribusi Chi-kuadrat

berturut-turut didapat X2

0.005 = 8,03 dan

X2 0.995 = 44,2

Kriteria Pengujian :

H0 diterima jika Xhitung2 berada antara 8,03

dan 44,4

H0 ditolak jika Xhitung2 tidak berada

antara 8,03 dan 44,4

Dari perhitungan didapat X2 = 27,34 ;

Jadi dalam daerah penerimaan Hipotesis

Kesimpulannya, Hipotesis σ = 3,287 dapat

diterima dengan, kemungkinan %

penolakan hipotesis σ2

= 10,8. Dengan

demikian Variabel Y adalah Homogen.

Tabel : IV. 7 : Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas

Pengujian Hipotesis Penelitian Dalam

penelitian ini untuk menguji hipotesis

penelitian digunakan alat uji analisis

statistik Regresi dan korelasi sesuai dengan

hipotesis masing-masing.

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis penelitian

pertama yang akan diuji berbunyi :

Terdapat Hubungan yang positif antara

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dengan Perolehan Pelanggan. Untuk

mengetahui hubungan antara Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat Barang dengan

Perolehan Pelanggan dilakukan dengan

menggunakan alat analisis regresi

sederhana. Dari hasil analisis diketahui

koefisien regresi b1= 0.0925 dan konstanta

a1= 11,45 dengan demikian hubungan

tersebut ditunjukan oleh persamaan

Persamaan Garis Regresi Y atas X1 adalah

Y = 11.45 + 0.0925 X1. Uji signifikansi

dan linieritas persamaan regresi tercantum

pada table. IV.8. sebagaimana berikut ini:

Variabel n X2

hitung X2

tabel

0,005 0,995

X1 23 19,99 8,03 44.2 Homogen

X2 23 17,224 8,03 44.2 Homogen

Y 23 27,34 8,03 44.2 Homogen

Page 29: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

23

Tabel. IV.8. ANAVA Uji Significansi dan Linieritas Perolehan

Pelanggan atas Pemilihan Tarif berdasarkan Berat

Barang Y = 11.45 + 0.0925 X1

Sumber Varian

dk JK RJK F

F table

0,05 0,01

Total (T) 23 4389

Regresi (a) 1 4151,35 4151,35

Regresi (b/a) 1 40,3783 40,3783 3,629 3,47 5,78

Sisa 21 233,612 11,1244

Tuna Cocok 11 -380 -34,5455 -0,5629 2,91 4,78

Galat 10 613,67 61,367

Keterangan:

dk = Derajat Kebebasan

JK = Jumlah Kuadrat

RJK = Rerata Jumlah Kuadrat

Dari Tabel di Atas Peroleh F regresi (F

hitung) = 3,629, sedangkan Ftabel dengan dk

pembilang 2 dan dk penyebut 21 pada taraf

signifikansi/keberartian 0,05 sebesar 3,47

dan pada taraf signifikansi 0,01 = 5,78 Ini

berarti F hitung > F tabel, dengan demikian

arah koefisien regresi Y atas X1 signifikan

dan hipotesa yang menyebutkan ‘Terdapat

Hubungan yang positif antara Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat Barang dengan

Perolehan Pelanggan’ diterima pada taraf

signifikansi 0,05 dan 0,01. Sedangkan harga

F Tuna Cocok diper oleh F hitung -0,5629,

sedangkan F tabelnya dan dk penyebut 10

pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,91 dan

0,01 sebesar 4,78 dengan dk Pembilang 11

dari tabel dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel.

Dengan demikian dapat disimpulkan bentuk

regresi Y atas X1 adalah Linier.

Berdasarkan uji signifikansi dan uji

kelinieran regresi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa persamaan Y = 11.45 +

0.0925 X1 sangat signifikan dan linier.

Persamaan tersebut menunjukan bahwa setiap

perubahan kenaikan 1 (satu) skor variable

Pemilihan tariff Berdasarkan Berat Barang

(X1) akan menyebabkan kenaikan 0,0925

skor Perolehan Pelangggan pada konstanta

11,45 sebagaimana terlihat pada gambar

IV.5. di bawah ini:

Gambar IV.5 : Grafik garis Regresi Y = 11.45 + 0.0925 X1

Untuk menghitung besarnya hubungan antara

variable Pemilihan Tarif berdasarkan berat

barang dengan perolehan pelanggan dapat

dilihat dari besarnya Koefisien Korelasi

Page 30: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

24

antara Y dan X1, digunakan perhitungan

dengan menggunakan persamaan product

moment, dari hasil perhitungan tersebut

didapat angka koefisien korelasi sebagai

berikut:

Tabel IV.9 ; Anlisa Korelasi Tarif berdasarkan Berat Barang dengan

Perolehan Pelanggan

Korelasi antara ‘r ‘r2 ‘t hitung ‘t 0.95 (21)

X1 dan Y 0,3857 0,1488 1,91577 1,72

Dari hasil perhitungan tersebut di atas untuk

X1 atas Y sebesar r = 0,3857 dan r2 =

0,1488. Setelah dilakukan pengujian dengan

menggunakan persamaan t = r √n – 2 / √1 -

r2 dengan taraf significansi ά = 0,05, maka

dengan derajat kebebasan dk = 21, dari daftar

distribusi t didapat, untuk menguji dua pihak

t0.995 = 1,72 maka, -1,72 < 1,91577 < 1,72 Hipotesa diterima, dengan demikian dapat

disimpulkan koefisien korelasi antara

variable Pemilihan tariff berdasar berat

barang ( X1) dengan Perolehan pelanggan

(Y) sebesar 0.3857 sangat signifikan dan

terdapat hubungan yang positif antara

pemilihan tariff berdasarkan berat barang

dengan Perolehan Pelanggan, atau dengan

kata lain semakin besar konsumen memilih

pengiriman barang dengan tarif berdasarkan

berat barang akan menaikan perolehan

pelanggan perusahaan pengiriman. Besarnya

konstribusi pemilihan tariff berdasar berat

barang terhadap perolehan pelanggan dapat

diketahui dari besarnya koefisien

determinasi. Untuk mengetahui besarnya

koefisien determinasi yang dimaksud dapat

dialkukan dengan mengkuadratkan koefisien

korelasi yaitu r2 = (0,3857)

2 atau r

2 =

0,1488, ini berarti bahwa 14,88 % variasi

perolehan pelanggan dapat ditentukan oleh

tariff berdasarkan berat barang.

Perhitungan korelasi parsial antara Pemilhan

tariff berdasarkan berat barang (X1) dengan

Perolehan pelanggan (Y), jika variable

Pelayanan terhadap Pelanggan (X2) dikontrol

atau konstan, diperoleh r12 = 0.358 r212 =

0.128, sedangkan hasil uji keberartian

koefisien korelasi parsial dengan uji t pada

taraf signifikansi 0,05 dan 0,10 diperoleh t

hitung sebesar 1.715 dengan t table (0,05)= 1,72

dan t table (0,10)= 1,32. Hal ini berarti bahwa

korelasi parsial anatar pemilihan tariff

berdasrkan berat barang (X1) dengan

Perolehan pelanggan (Y) apabila Pelayanan

(X2) dianggap konstan tau tetap adalah berarti

pada taraf signifikansi 0,10 (1,32).

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesa

yang menyatakan terdapat hubungan positif

antara pemilihan tariff berdasarkan berat

barang denga perolehan pelanggan, diterima.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis penelitian Kedua yang

akan diuji berbunyi : Terdapat Hubungan

yang positif antara Pelayanan terhadap

Pelanggan dengan Perolehan Pelanggan.

Untuk mengetahui hubungan antara

Pelayanan terhadap Pelanggan dengan

Perolehan Pelanggan, akan dilakukan

dengan menggunakan alat analisis regresi

Page 31: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

25

sederhana. Dari hasil analisis diketahui

koefisien regresi b2= 0,329 dan konstanta

a2= 7,904. dengan demikian hubungan

tersebut ditunjukan oleh persamaan Y =

7.904 + 0,329 X2 . Uji signifikansi dan

linieritas persamaan regresi tercantum pada

tabel. IV.8. sebagaimana berikut ini:

Tabel. IV.10. ANAVA Uji Significansi dan Linieritas Perolehan

Pelanggan atas Pemilihan Tarif berdasarkan Berat

Barang Y = 7.904 + 0,329 X2

Sumber Varian dk JK RJK F

F table

0,05 0,01

Total (T) 23 4389

Regresi (a) 1 4151,35 4151,35

Regresi (b/a) 1 71 71 58,761 3,47 5,78

Sisa 21 -70411 -3352,9

Tuna Cocok 13 466,666 35,8974

Galat 8 613,67 76,7088 0,4679699 3,28 5,67 Keterangan;

dk = Derajat Kebebasan

JK = Jumlah Kuadrat

RJK = Rerata Jumlah Kuadrat

Dari Tabel di Atas Peroleh F regresi

(F hitung) = 58,761, sedangkan Ftabel

dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 21

pada taraf signifikansi/keberartian 0,05

sebesar 3,47 dan pada taraf signifikansi 0,01

= 5,78 Ini berarti F hitung > F tabel, dengan

demikian arah koefisien regresi Y atas X1

signifikan dan hipotesa yang menyebutkan

‘Terdapat Hubungan yang positif antara

Pelayanan terhadap pelanggan dengan

Perolehan Pelanggan’ diterima pada taraf

signifikansi 0,05 dan 0,01. Sedangkan harga

F Tuna Cocok diper oleh F hitung

0,4679699, sedangkan F tabelnya dan dk

penyebut 13 pada taraf signifikansi 0,05

sebesar 3,28 dan 0,01 sebesar 5,67 dengan dk

Pembilang 8 dari tabel dapat dilihat bahwa F

hitung < F tabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bentuk regresi Y atas X1

adalah Linier.

Berdasarkan uji signifikansi dan uji

kelinieran regresi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa persamaan Y = 7.904 +

0,329 X2. 1 sangat signifikan dan linier.

Persamaan tersebut menunjukan bahwa setiap

perubahan kenaikan 1 (satu) skor variable

Pelayanan terhadap pelanggan (X2) akan

menyebabkan kenaikan 0,329 skor Perolehan

Pelangggan pada konstanta 7,904

sebagaimana terlihat pada gambar IV.5. di

bawah ini ;

Page 32: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

26

Gambar IV.6 : Grafik garis Regresi Y = 7.904 + 0,329 X2

Untuk menghitung besarnya

hubungan antara variable Pelayanan terhadap

pelanggan dengan perolehan pelanggan dapat

dilihat dari besarnya Koefisien Korelasi

antara Y dan X2 digunakan perhitungan

dengan menggunakan persamaan product

moment, dari hasil perhitungan tersebut

didapat angka koefisien korelasi sebagai

berikut:

Tabel IV.11 ; Analisa Korelasi Pelyanan Pelanggan dengan

Perolehan Pelanggan

Korelasi antara ‘r ‘r2 ‘t hitung ‘t 0.75 (21)

X2 dan Y 0.1646 0.02708 0.76472 0.686

Dari hasil perhitungan tersebut di atas untuk

X1 atas Y sebesar r = 0.1646 dan r2 =

0.02708. Setelah dilakukan pengujian

dengan menggunakan persamaan t = r √n –

2 / √1 - r2 dengan taraf significansi ά = 0,05,

maka dengan derajat kebebasan dk = 21, dari

daftar distribusi t didapat, untuk menguji dua

pihak t0.995 = 1,72 maka, -1,72 < 0.1646 <

1,72 Hipotesa ditolak tetapi pada taraf

signifikansi 0,75 ttabel = 0,686 deng uji dua

pihak t0.75 = -0,686 < 0.1646 < 0,686

Hipotesa diterima, dengan demikian dapat

disimpulkan koefisien korelasi antara

variable Pelayanan terhadap pelanggan ( X2)

dengan Perolehan pelanggan (Y) sebesar

0.1646 signifikan pada taraf sigifikansi 0,75

dan terdapat hubungan yang positif antara

Pelayanan terhadap pelanggan dengan

Perolehan Pelanggan, atau dengan kata lain

semakin baik pelayan yang diberikan

terhadap pelanggan akan menaikan perolehan

pelanggan perusahaan pengiriman tersebut.

Besarnya konstribusi pemilihan tariff

berdasar berat barang terhadap perolehan

pelanggan dapat diketahui dari besarnya

koefisien determinasi. Untuk mengetahui

besarnya koefisien determinasi yang

dimaksud dapat dialkukan dengan

mengkuadratkan koefisien korelasi yaitu r2 =

(0.1646)2 atau r

2= 0.02708, ini berarti

bahwa 2,708 % variasi perolehan pelanggan

dapat ditentukan oleh tariff berdasarkan berat

barang.

Perhitungan korelasi parsial antara

Pelayanan terhadap pelanggan (X2) dengan

Perolehan pelanggan (Y), jika variable

Pemilihan tariff berdasarkan berat barang

(X1) dikontrol atau konstan, diperoleh r12 =

0.058 dan r212 = 0.0034, sedangkan hasil uji

keberartian koefisien korelasi parsial dengan

uji t pada taraf signifikansi 0,05 dan 0,25

diperoleh t hitung sebesar 1.166 dengan t table

(0,05)= 1,72 dan t table (0,25)= 0,686. Hal ini

berarti bahwa korelasi parsial anatar

Page 33: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

27

Pelayanan (X2) dengan Perolehan pelanggan

(Y) apabila pemilihan tariff berdasarkan berat

barang (X1) dianggap konstan tau tetap

adalah berarti pada taraf signifikansi 0,25

(0,686).

Berdasarkan hasil analisis di atas,

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

hipotesa yang menyatakan: terdapat

hubungan positif antara Pelayanan terhadap

pelanggan denga perolehan pelanggan,

diterima.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis penelitian

pertama yang akan diuji berbunyi : Terdapat

Hubungan yang positif antara Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat Barang dan Pelayan

terhadap Pelanggan dengan Perolehan

pelanggan. Untuk mengetahui hubungan

antara Pemilihan Tarif berdasarkan Berat

Barang dan Perolehan Pelanggan dilakukan

dengan menggunakan alat analisis regresi

ganda sederhana. Pengujian Persamaan

Regresi Ganda Y atas X1 dan X2 dengan

Model persamaan regresi ganda yang

digunakan adalah ;

Y = b0 + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis diketahui koefisien

korelasi b1= 0,1162, sedangkan untuk b2=

0,26 dan b0= 6,62, maka didapat persamaan

untuk regresi gandanya adalah sebagai

berikut: Y = 6.62 + 0,1162 X1 + 0,26 X2.Uji

signifikansi dan linieritas persamaan regresi

tercantum sebagaimana berikut ini:

Tabel. IV. 12. ANAVA Uji Significansi dan Linieritas Perolehan

Pelanggan atas Pemilihan Tarif berdasarkan Berat

Barang dan Pelayanan terhadap Pelanggan;

Y = 6.62 + 0,1162 X1 + 0,26 X2

Sumber F tabel

Varian dk JK RJK F hitung 0.01 0.05

Total 23 237.65

Reg (a) 1 190.54 95.27

Sisa 22 47.11 2.3555 40.446 7.94 4.30

Dk = Derajat kebebasan

JK = Jumlah Kuadrat

RJK =Rata-rata Jumlah Kuadrat

Dari hasil perhitungan, untuk taraf

signifikansi 0.01 dengan dk pembilang 2 dan

penyebut 22 dari daftar distribusi F, diperoleh

F table = 7,94 sedangkan harga F hitung =

40,446. Hasil tersebut menunjukan bahwa

F hitung > F tabel.

Dengan demikian, model koefisien

regresi ganda antara X1 dan X2 dengan Y

signifikan dan mempunyai pengaruh yang

nyata atau hipotesa yang menyebutkan

terdapat pengaruh yang positif antara

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dan Pelayanan terhadap Pelanggan dengan

Perolehan Pelanggan dapat diterima.

Page 34: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

28

Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis korelasi yang dilakukan

untuk tiap variable didapat hasil sebagai

berikut : Dari hasil perhitungan korelasi

menunjukan bahwa antara variable

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dan variable Pelayanan terhadap Pelanggan,

baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama

mempunyai hubungan yang positif dengan

variable Perolehan Pelanggan .

Dengan demikian hubungan yang

terjadi antara variable tersebut menunjukan

bahwa variable Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang dan variable Pelayanan dapat

berdampingan mempengaruhi variable

Perolehan Pelanggan . Dengan kata lain

peningkatan intensitas kegiatan atau

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dan Pelayanan terhadap Pelanggan akan

dapat meningkatkan Perolehan Pelanggan ,

hubungan positif variable Pemilihan Tarif

berdasarkan Berat Barang dan variable atau

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dapat menjelaskan atau bahkan meramalkan

atau sebagai predictor, Perolehan Pelanggan

, dan Perolehan Pelanggan sebagai respon

dari variable Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang dan variable Pelayanan

terhadap Pelanggan.

Seberapa kuat hubungan antara

predictor dengan respon, sehingga predictor

dapat digunakan sebagai dasar untuk

menelusuri, menjelaskan dan meramalkan

terjadinya perubahan respon, untuk itu perlu

ditelaah seberapa besar sumbangan atau

konstribusi predictor respon dengan melihat

besarnya koefisien arah persamaan garis

regresi.

Dari studi yang dilakukan terlihat

bahwa Pemilihan Tarif berdasarkan Berat

Barang mempunyai hubungan yang positif

dengan Perolehan Pelanggan ini berlaku

juga bagi Pelayanan yang diberikan terhadap

Pelanggan. Untuk jelasnya hubungan antara

kedua variable bebas dengan variable tidak

bebas dapat diuraikan dalam penjelasan

berikut.

1. Hubungan Pemilihan Tarif

berdasarkan Berat Barang dengan

Perolehan Pelanggan

Hasil pengujian hipotesis pertama

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara Pemilihan tariff berdasarkan

berat barang dengan Perolehan Pelanggan .

Hubungan tersebut ditunjukan oleh

koefisien korelasi dimana t hitung sebesar

1,91577 dan signifikansi koefisien regresi F

= 3,629 yang sangat signifikan pada taraf

signifikansi α = 0.05. Pola hubungan

antara dua variable ditunjukan oleh

persamaan regresi Y = 11,45 + 0,0925 X1

persamaan ini dapat memprediksikan bahwa

setiap perubahan 1 (satu) unit Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat Barang akan

mengakibatkan terjadinya perubahan

Perolehan Pelanggan sebesar 0,0925 unit

satuan. pada konstanta 11,45.

Selanjutnya analisis korelasi

sederhana antara Pemilihan Tarif

berdasarkan Berat Barang dengan

Perolehan Pelanggan memperoleh harga

korelasi ry1 sebesar 0,3857dan ry12 = 0,1488

Nilai ini berarti bahwa hubungan antara

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dengan Perolehan Pelanggan positif dan

ternyata pengaruhnya cukup tinggi. Artinya

perubahan Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang akan meningkatkan

Perolehan Pelanggan secara signifikan

sebesar 14,88 persen variasi perubahan

Perolehan Pelanggan ditentukan oleh

variasi perubahan Pemilihan Tarif

berdasarkan Berat Barang dengan pola

hubungan fungsionalnya seperti yang

ditunjukan oleh persamaan regresi Y =

11,45 + 0,0925 X1 . Persamaan regresi ini

dapat digunakan sebagai alat untuk

memprediksikan pola tiangkah laku

pengaruh Variabel Pemilihan Tarif

Page 35: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

29

berdasarkan Berat Barang (X1) terhadap

variable Perolehan Pelanggan (Y).

2. Hubungan Pelayanan terhadap

Pelanggan dengan Perolehan

Pelanggan

Hasil pengujian hipotesis kedua

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara Pelayanan terhadap Pelanggan

dengan Perolehan Pelanggan. Hubungan

tersebut ditunjukan oleh koefisien korelasi

dimana t hitung sebesar 0,76472 dan

signifikansi koefisien regresi F = 58,761

yang sangat signifikan pada taraf

signifikansi α = 0.05. Pola hubungan antara

dua variable ditunjukan oleh persamaan Y =

7.904 + 0,329 X2, persamaan ini dapat

memprediksikan bahwa setiap perubahan 1

(satu) unit atau Tingkat Pelayanan terhadap

Pelanggan akan mengakibatkan terjadinya

perubahan Perolehan Pelanggan sebesar +

0,329 unit satuan, pada konstanta sebesar

7,904.

Selanjutnya analisis korelasi

sederhana antara variable Pelayanan

terhadap Pelanggan dengan Perolehan

Pelanggan memperoleh harga korelasi ry2

sebesar 0,1646 Nilai ini berarti bahwa

hubungan antara Pemilihan Tarif

berdasarkan Berat Barang dengan

Perolehan Pelanggan cukup tinggi dan

positif. Artinya makin besar intensitas atau

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

akan meningkatkan Perolehan Pelanggan

atau sebaliknya.

Besarnya konstribusi Tingkat

Pelayanan terhadap Pelanggan dengan

Perolehan Pelanggan dapat diketahui dari

hasil pengkuadratan nilai koefisien korelasi

sederhananya yang setelah dihitung

diketahui sebesar (0.1646)2 = 0.02708

Secara statistik angka ini menggambarkan

bahwa kurang lebih 2,708% variasi

perubahan Perolehan Pelanggan ditentukan

oleh variasi perubahan dan intensitas

kegiatan Pelayanan terhadap Pelanggan

dengan pola hubungan fungsionalnya seperti

yang ditunjukan oleh persamaan regresi Y =

7.904 + 0,329 X2

Persamaan regresi ini dapat digunakan

sebagai alat untuk memprediksikan pola

tiangkah laku pengaruh Variabel Pelayanan

Terhadap Pelanggan (X2) terhadap variable

Perolehan Pelanggan (Y).

3. Hubungan antara Pemilihan Tarif

berdasarkan Berat Barang dan

Pelayanan terhadap Pelanggan

dengan Perolehan Pelanggan

Hasil pengujian hipotesis ketiga

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang dan Pelayanan terhadap

Pelanggan dengan Perolehan Pelanggan.

Hubungan tersebut ditunjukan oleh

signifikansi koefisien regresi F = 40,446

yang sangat signifikan pada taraf

signifikansi α = 0.01. Pola hubungan antara

variable-variabel tersebut ditunjukan oleh

persamaan regresi Y = 6,62 + 0,1162 X1 +

0,26 X2 persamaan ini dapat

memprediksikan bahwa setiap perubahan 1

(satu) unit skor Pemilihan Tarif berdasarkan

Berat Barang dan Pelayanan terhadap

Pelanggan akan mengakibatkan terjadinya

perubahan Perolehan Pelanggan 0,1162 unit

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dan 0,26 unit skor Pelayanan terhadap

Pelanggan pada konstanta sebesar 6,62.

Dengan menggunakan persamaan

regresi di atas dapat diprediksikan pola

tiangkah laku pengaruh Variabel Pemilihan

tariff berdasarkan berat barang (X1) dan

Pelayanan Terhadap Pelanggan (X2)

terhadap variable Perolehan Pelanggan (Y)

Keterbatasan Penelitian

Peneitian ini telah menghasilkan

generalisasi pada permasalahan yang diteliti

dari obyek pnelitian dalam upaya

mendapatkan hasil serta mencapai tujuan

penelitian yang seoptimal mungkin, dalam

hal ini peneliti telah berupaya secara

Page 36: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

30

obyektif sesuai dengan prosedur dan

langkah-langkah tahapan penelitian pada

umumnya, namun demikian peneliti tidak

menutup kemungkinan akan adanya segala

kekurangan yang terdapat dalam penyajian

penelitian maupun dalam proses

pelaksanaan penelitian ini, hal ini juga tidak

tertutup kemungkinan kekeliruan yang

dilakuakn oleh responden sebagai objek

dari penelitian ini.

Kekurangan-kekurangan dan

keterbatasan yang sangat dirasakan oleh

peneliti dalam melaksanakan penelitian ini

terutama berkaitan dengan:

Pertama, angket atau kuisioner

sebagai salah satu instrumen penting yang

dikembangkan untuk menjaring data, obyek

dan sasaran responden dalam penelitian ini

sebagai sumber pertama yang hendak

diambil datanya belumlah sempurna yang

masih perlu lebih banyak lagi

dikembangkan.

Kedua, Penelitian ini hanya dibatasi

pada Perolehan Pelanggan dikaitkan dengan

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat Barang

dan Pelayananan PT. ASMAT terhadap

pelanggannya selama ini. Pembatasan

pada dua predictor tentu saja tidak dapat

menggeneralisir keadaan yang

sesungguhnya di lapangan, karena selain

kedua predictor tersebut masih banyak

terdapat predictor lainnya yang tidak

dimasukan dalam penelitian ini.

Ketiga, Pendekatan dalam metode ini

mengunakan pendekatan kuantitatif, yang

tentunya mempunyai berbagai kelemahan,

tetapi dengan segala cara kelemahan itu

berusaha dihilangkan seoptimal mungkin

setidaknya diminimalisir sehingga kesalahan

dan kekurangan yang terjadi seminimal

mungkin.

Keempat, Kelemahan dan kelalaian

responden sulit dihindari, karena secara

langsung responden tidak berkepentingan

dengan penelitian ini, sehingga

kemungkinan responden memberikan

jawaban dengan asal-asalan atau secara

main-main sulit dielakan, hal ini tentu

sangat berpenaruh pada data yang

dihasilkan.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN

SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah diuraikan, di atas maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut ;

1. Terdapat hubungan positif antara

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat barang

dengan Perolehan Pelanggan . Hal ini

menggambarkan bahwa apabila sejumlah

Perusahaan responden lebih sering

melakukan pengiriman barang dengan

memanfaatkan jasa kargo PT. TIMIKA

akan dengan sendirinya kegiatan dan

volume penggunaan jasa kargo ini akan

lebih meningkatkan perolehan pendapatan bagi perusahaan Hubungan

kedua Variabel terlihat dari koefisien

korelasi ry1 sebesar 0,385, dan Pemilihan

Tarif berdasarkan Berat barang

memberikan konstribusi terhadap

Perolehan pelanggan Perusahaan

sebesar 14,88%. Sedangkan dari hasil

analisis regersi diperoleh persamaan Y =

11.45 + 0.0925 X1,

2. Terdapat hubungan positif antara

Pelayanan terhadap Pelanggan dengan

Perolehan Pelanggan. Hal ini

menggambarkan bahwa Pelayanan

terhadap Pelanggan yang lebih intensif

akan menyebabkan bertambahnya

frekuensi pengiriman barang oleh

responde atau Pelanggan Perusahaan

secara nyata khususnya dalam

pengiriman barang dengan tarif

berdsasarkan berat barang. Hubungan

kedua Variabel terlihat dari koefisien

Page 37: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

31

korelasi sebesar ry2 = 0,6146, dan

Pelayanan terhadap Pelanggan

memberikan konstribusi terhadap

Perolehan pelanggan Perusahaan

sebesar 2,7080%. Sedangkan dari hasil

analisis regersi diperoleh persamaan Y =

7.904 + 0,329 X2, , yang berarti setiap

perubahan atau pertambahan pelayanan

terhadap pelanggan (X2) akan

meningkatkan Perolehan Pelanggan

sebesar 2,7080%.

3. Terdapat hubungan positif antara

Pemilihan Tarif berdasakan berat barang

dan Pelayanan terhadap pelanggan

terhadap Perolehan Pelanggan.

Hubungan tersebut ditunjukan oleh

koefisien korelasi dimana t hitung sebesar

–2,842 dan signifikansi koefisien regresi

F = -16,0 yang sangat signifikan pada

taraf signifikansi = 0.01. Pola hubungan antara variable-variabel

tersebut ditunjukan oleh persamaan

regresi Y = 6.62 + 0,1162 X1 + 0,26 X2

persamaan ini dapat memprediksikan

bahwa setiap perubahan 1 (satu) unit

Pemilihan Tarif berdasarkan Berat barang

akan mengakibatkan terjadinya

perubahan Perolehan Pelanggan pada

konstanta sebesar 6,62.

B. Implikasi Penelitian

Implikasi dari studi penelitian ini

berkaitan dengan upaya para produsen

terutama produsen yang menyediakan jasa

bagi kebutuhan Perusahaan-perusahaan lain

dalam hal ekspedisi pengiriman hasil-hasil

produksi maupun barang-barang yang

berkaitan dengan proses perusahaan tersebut

dapat mempertimbangkan segala asfek

internal dan eksternal yang berkaitan dengan

kepentingan pelanggan, pengguna jasa

pengiriman barang, agar tingkat

kepercayaan dan kesediaan para pengguna

jasa layanan pengiriman terus terjaga. Untuk

itu perlu memperhatiakn beberapa asfek

yang dianggap dominant dalam menjalan

kan usaha dibidang jasa agar tidakseperti ;

1. Strategi Pemasaran

Mencermati opini para pemimpin

bisnis tentang pemasaran, dan

mendapatkan kutipan prioritas mereka

yaitu; Fokus pada pelanggan bakal

menjadi aspek paling penting dalam

pemasaran” untuk menarik minat para

pelanggan baik yang lama maupun

yang baru, perlu dilakukan upaya-

upaya sebagai berikut:

Rebuilding trust harus segera

dikerjakan, melalui Komunikasi

Personal yaitu komunikasi langsung

antar produsen penyedia jasa dengan

calon atau pelanggan, yaitu lebih

sering melakukan face to face selling

Promotion salah satu cara untuk

membangun kembali kepercayaan

masyarakat pengguna jasa. Alasan

bagus untuk mengatakan kebenaran

satu-satunya cara untuk mendapatkan

kepercayaan dan kehormatan orang

lain (dalam Girard, 2001: 59) “karena

itu keterbukaan merupakan kunci

utama dalam menyelesaikan suatu

Krisis dan menarik minat calon

pelanggan… Kebijakan Silent is

Golden …… pada suatu situasi krisis

pada dasarnya kurang menguntungkan

(dalam Kartajaya, 1997: 305) ”karena

itu tidak dapat dipungkiri bahwa berita

dari mulut ke mulut (getok tular),

membuat orang lebih percaya daripada

berita di media masa, atau dengan kata

lain effective promotion people

changed their minds.

Rebuilding communication, melakukan

kegiatan marketing dengan proaktif

karena marketing adalah ujung tombak

bisnis, sedangkan kepercayaan adalah

ujung tombak marketing, ujung

tombak kepercayaan adalah

relationship, ujung tombak

Page 38: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

32

relationship adalah communication,

sedangkan ujung tombak

communication adalah listening

listen to your customer, maka

relationship adalah merupakan

pondasi dari bisnis.

Rebuilding relationship, berdasarkan pada kepercayaan (trust) yang akan

menjadi andalan dalam melaksanakan

kegiatan pemasaran. rebuilding trust

adalah langkah awal yang harus

diambil jika perusahaan kehilangan

keepercayaan pelanggan. Empat hal

yang harus diperhatikan dalam

relationship, yaitu:

a. Service:Pelayanan, melayani pelanggan

dan calon pelanggan (dalam Irawan,

2003:32 ) Konsumen adalah para

produsen yang menghasilkan suatu

produk yang membutuhkan kecepatan,

ketepata, keamanan dan kerahasiaan

barang yang dikirimnya agar terjamin

proses produksi selanjutnya, hal ini

menjadi sangat penting, maka pelayanan

dengan memperhitung-kan kepercayaan

orang cukup efektif,semakin baik

pelayanan semakin dekat hubungan

perusahaan dengan pelanggan.

b. Authority: Dalam melayani pelanggan

harus ditangani oleh orang yang

mempunyai wewenang.

c. Confidence: Karyawan yang cakap dan

penuh percaya diri, akan memberi kesan

positip bagi konsumen.

d. Credibility: adalah merupakan dasar dari

komunikasi, semakin kuat kredibiliti

yang dimiliki marketer, semakin percaya

pelanggan pada perusa haan, maka

semakin baik hubungan mereka .

2. Implikasi

Rebuilding relationship, berdasarkan pada kepercayaan (trust).

Rebuilding trust harus segera

dikerjakan untuk membangun kembali

kepercayaan masyarakat apabila

didapat suatu keluhan atau komplen

dari masyarakat pengguna jasa layana

yang disediakan effective

promotion (face to face selling)

people changed their minds.

Rebuilding communication,melakukan kegiatan marketing proaktif, karena

marketing adalah ujung tombak bisnis,

sedangkan kepercayaan adalah ujung

tombak marketing, ujung tombak

kepercayaan adalah relationship, ujung

tombak relationship adalah

communication, ujung tombak

communication adalah listening listen

to your customer, maka relationship

adalah merupakan pondasi dari bisnis.

Empat hal yang harus diperhatikan dalam

relationship, yaitu: Service, Authority,

Confidence, Credibility.

Jadilah sahabat yang siap menolong dan membantu, karena mereka yang

menentukan apakah mereka akan

menggunakan jasa layanan yang kita

sediakan.

Penerapan Modern Dynamic

Marketing sudah waktunya

dipertimbangkan perusahaan, dasar dari

Modern Marketing adalah melakukan

kegiatan marketing dengan proaktif,

tidak menunggu bola tetapi menjemput

bola karena marketing adalah ujung

tombak bisnis.

Produsen, sebaiknya jangan menutup diri

dari luar, dalam menghadapi masalah ini,

karena untuk memperoleh Pelanggan dan

pembentukan image, sebaiknya adakan

face to face selling Promotion dengan

aktif . Know Your Customer Through

Customer Value Determination.

The Customer Value: adalah persepsi keinginan konsumen akan produk dan

jasa, terjadi pada situasi tertentu

sesuai dengan tujuan keinginan itu.

The Customer Satisfaction: Perasaan

(Product image) Konsumen tentang

nilai suatu produk, baik Perasaan yang

Page 39: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

33

positip maupun yang negatip.

Perasaan ini bisa terjadi karena

pengalamannya terhadap suatu

layanan atau juga reaksi terhadap satu

kejadian.

The Customer Value The Customer Satisfaction

Select Target Customer setelah

melalui satu analisa penelitian maka

Valid and Reliable Target Customer

Identify Customer Value Dimension Produk jasa layanan Harus parktis dan

ekonomis mudah dimengerti.

Determine Customer Satisfaction with Value Delivery konsumen

menginginkan Produk layanan

harus murah, aman, efisien, tepat

waktu dan sasaran dan gampang

dalam pengurusan birokrasi. Maka

Produsen sebagai penyedia layanan

sebaiknya menyambut/memenuhi

keinginan tersebut.

Perusahaan yang memfokuskan diri

pada pengembangan hubungan yang kuat

dengan pelanggan akan mendapatkan

pertumbuhan penjualan dua kali lipat

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

memikirkan masalah hubungan dengan

pelanggan. Perusahaan yang sama itu dapat

berharap, mendapatkan enam kali lipat

modal kembali yang ditanamkan pada

ekuitas daripada perusahaan yang tidak

membangun ikatan emosi dengan

pelanggannya.

Alasan utama pelanggan

meninggalkan perusahaan adalah

perusahaan itu tidak mau berbicara dengan

mereka sehingga mereka merasa tidak

diinginkan atau diperlakukan dengan buruk.

Dengan menambah nilai merek berarti

berhubungan dengan salah satu atau semua

hal berikut:

Menghemat uang Anda.

Menghemat waktu pelanggan (waktu

sarna dengan uang).

Mengurangi kesalahpahaman (menawarkan layanan yang lebih

cepat / lebih efisien).

Menyesuaikan produk atau layanan

secara khusus dengan

kebutuhan pelanggan.

Customer Care APAKAH

PELANGGAN ITU?

Pelanggan adalah orang atau penguna produk barang dan jasa yang

menentukan sukses tidaknya sebuah

perusahaan dan pekerjanya

Pelanggan adalah orang yang paling penting, baik Pelanggan di kantor,

Pelanggan sebagai pribadi, Pelanggan

lewat telepon atau pun surat

Pelanggan tidak bergantung pada kita tetapi kitalah yang bergantung pada

mereka.

Pelanggan bukan penganggu pekerjaan

kita merekalah yang jadi tujuan kita

bekerja. Kita bisa bekerja karena diberi

kesempatan untuk melayani mereka.

Pelanggan bukan orang luar bagi bisnis kita mereka merupakan bagian kegiatan

bisnis kita.

Pelanggan bukan angka-angka statistik yang beku mereka adalah darah dan

daging yang berperasaan dan punya

emosi seperti kita, juga penuh dengan

bias dan prasangka

Pelanggan bukan orang yang mesti diajak

berdebat atau bertengkar karena tak ada

yang bisa menang berdebat melawan

seorang pelanggan

Pelanggan adalah orang yang menyampaikan segala keinginan kepada

kitaTugas kita adalah menanganinya

demi kemaslahatan mereka dan kita

Bandingkan pesan-pesan tersebut dengan

definisi kata pelanggan pada kamus,

yaitu orang yang membeli, khususnya

yang membeli secara teratur.

Apa yang harus dilakukan agar

mereka menggunakan layanan kita secara

Page 40: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

34

teratur? Untuk menjaga kelangsungan

bisnis, yang paling penting adalah

memperhatikan pelanggan (customer care)

dengan baik.

C. Saran

Dalam penelitian ini jelas terlihat

bahwa Perusahaan merupakan pasar

potensial bagi produk-produk layanan jasa

yang disediakan sekaligus juga dapat

dijadikan sebagai agen pemasaran. Namun

tak lepas dari semua itu pihak produsen

penyedia layanan dituntut untuk lebih

tanggap akan kebutuhan para pelanggan, dan

harus pula lebih mengedepankan kualitas

baik itu kualitas layan produk layanannya.

hal ini perlu karena pada umumnya jasa

layanan yang dikebutuhan Pelanggan

sifatnya penting dengan kegiatan pelanggan.

Daftar Pustaka

Cravens, David, Q. Penterjemah : Salim,

Lina. 1996. Pemasaran Strategis.

Jakarta : Erlangga.

Ennew, Christine. Watkins, Trevor. Wright,

Mike. 1995. Marketing Financial

Service. Oxford : Butterwoth

Heinenmann Ltd.

Herlambang, Teddy. Sugiarto. Brastoro.

Kelana, Said. 2001. Ekonomi Makro,

Teori Analisis dan Kebijaksanaan.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Irawan, Handi, D.2003. Winning Strategy,

Strategi Efektif Merebut dan

Mempertahankan Pangsa Pasar.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Kartawijaya, Hermawan. 1997. Marketing

Plus 2000 Siasat Memenangkan

Persaingan Global. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Malwani, Hendra. Tjiptoherijanto, Prijono.

1993. perdagangan Internasional,

Pendekatan Ekonomi Mikro &

Makro. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama

Saad, Syofyan. 2001. pedoman Penulisan

Tesis PPs UHAMKA. Jakarta :

Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.

Singarimbun, Masri. Effendi, Sofyan. 1998.

metode Penelitian Survai. Jakarta :

LP3ES.

Sudjana. 1996. metode Statistika. Bandung :

Penerbit Tarsito

Aaker , David A. (2001) , Strategic

Market Management , John

Wiley & Sons ,Inc. New York.

Barnes G. James (2003) , Secrets of

Customer Relationship

Management , Mc. Graw Hill

Book.

Brown, Stanley (2000) , Customer

Relationship Management , John

Wiley , & Sons , Canada.

Buchari Alma , (2002) , Manajemen

Pemasaran dan pemasaran Jasa ,

Penerbit Alfabeta, Bandung.

Cravens , David W (1997) , Strategic

Marketing , The Mc Graw Hill

Coy. Inc. Chicago.

Gerson , Richard F (1994) , Marketing

Strategies For Small Business ,

Crisp Pubications.

Handi Irawan (2002) , Prinsip Kepuasan

Pelanggan , Elex Media

Komputindo , Jakarta.

Hermawan Kartajaya (2002) , Mark Pius

on Strategy , PT Gramedia

Pustaka Utama , Jakarta.

Lovelock , Christopher , Wright , Lauen

(2002) , Principles of Service

Marketing and Management ,

Prentice Hall , International , Inc.

Osenton , Tom (2002) , Customer Share

Marketing , Prentice Hall.

Syafrudin Chan (2003) Relationship

Marketing , PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Page 41: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

35

Kaplan , Robert S dan Norton , David P

(1996) , The Balanced Scorecard ,

Translating Strategy into Action ,

Massachusetts , Harvard Business

School Press.

Lingga Purnama , CM (2002) , Strategic

Marketing Plan , PT Gramedia

Pustaka Utama , Jakarta.

Page 42: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

36

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DOSEN DAN KUALITAS LULUSAN

POLIBISNIS PERDANA MANDIRI DENGAN MINAT CALON

MAHASISWA POLIBISNIS PERDANA MANDIRI PURWAKARTA

Agus Buntoro

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A.Siwabessy,

Kampus Universitas Indonesia, Depok

ABSTRAK

Penelitian ini pertama_tama bertujuan untuk mengukur seberapa kuat Hubungan antara Kualitas

Dosen dan lulusan mahasiswa Polibisnis Perdana Mandiri dengan minat calon mahasiswa Polibisnis

Perdana Mandiri di Purwakarta. Hipotesis yang akan diuji adalah (1) Terdapat hubungan positif antara

Kualitas Dosen dengan minat calon mahasiswa Polibisnis Perdana Mandiri di Purwakarta. (2) Terdapat

hubungan positif antara lulusan mahasiswa Polibisnis Perdana Mandiri dengan minat calon mahasiswa

Perdana Mandiri di Purwakarta di Purwakarta. (3) Terdapat hubungan positif antara Kualitas Dosen

dan lulusan mahasiswa Polibisnis Perdana Mandiri dengan minat calon mahasiswa Polibisnis Perdana

Mandiri di Purwakarta. Hipotesa diuji dengan alat uji Korelasi produk momen. Mempertajam

keterkaitan tiap variable dengan korelasi regresi.

Penelitian ini dilakukan dengan metode sampling. Random sample di Purwakarta dengan

instrumen penelitian. Dengan menggunakan uji persamaan rit =[ k / k-1][ 1 – ( i 2 / t

2) untuk menguji

reliabilitas penelitian dan formula teknik korelasi produk moment untuk keabsahan penelitian didapat

nilai tingkat reabilitas untuk semua variable tidak kurang dari = 0.9 berarti terletak diluar nilai kritis r

table. (X1 = 964, X2 = 947 dan Y = 945).

Instrumen yand digunakan untuk menjaring data variable Kualitas Dosen adalah angket, hasil

uji coba untuk variable tersebut adalah sebesar rhitung = 0,826, dan variable Kualitas Lulusam Polibisnis

sebesar rhitung = 0,676. Data dianalisis denga statistik deskriptif, untuk pengujian hipotesis digunakan

statistik korelasi dan regresi.

Hasil penelitian menjunjukan bahwa pertama tedapat hubungan positif antara kualitas dosen

dengan calon mahasiswa Polibisnis Perdana Mandiri dengan persamaan regresi Y = 22.69 0.135 X1.

Kedua terdapat hubungan positif antara kualitas lulusan dengan minat calon mahasiswa Polibisnis

Perdana Mandiri dengan persamaan regresi Y = 7.56 + 0,215 X2. Ketiga terdapat hubungan antara

Kulaitas Dosen dan Lulusan Terhadap Minat Calpm Mahasiswa Polibisnis Perdana Mandiri dengan

persamaan regresi Y = 927.58 + 0,354 X1 + 0.3823 X2.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat membantu Polibisnis Perdana Mandiri di Purwakarta

dalam menjaring minat calon mahasiswa (Y) dapat lebih ditingkatkan lagi promosi tentang kualitas

dosen (X1) dan kualitas lulusan Polibisnis (X2).

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Kualitas pendidikan tidak bisa

terlepas dari peranan sumber daya manusia

terutama staf pengajar / dosen yang akan mentransfer ilmu dan memberikan pelatihan

(skill) kepada anak didik dalam proses

belajar mengajar. Dengan demikian peranan

staf pengajar/ dosen tidak dapat diabaikan

begitu saja atau dengan kata lain peranan

staf pengajar adalah sangat strategis dan

sangat penting dalam mencerdaskan bangsa

dalam kaitannya dengan pembangunan secara nasional. Karena ini merupakan salah

satu faktor dalam membantu masyarakat

Page 43: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

37

dalam menghadapi kemajuan teknologi yang

mendunia.

Kualitas pendidikan harus diletakkan

pada proses dan tujuan akhir

penyelenggaraan pendidikan. Dengan kata

lain, mutu pendidikan merupakan visi dan

misi yang harus dicapai dan semua strategi

harus diarahkan untuk itu. Sebagai salah

satu strategi untuk mencapai mutu

pendidikan yang diharapkan, maka sejak

awal tahun 2001 bergulir paradigma sistem

pendidikan yang terdesentralisasi.

Berkaitan dengan kualitas menrut

Lina Salim bawa “keberhasial Jepang telah

memberikan pengertian peningkatan mutu

akan meningkatkan produktifitas, menekan

biaya, memperbaiki posisi bersaing dan

menambah kepuasan kerja, berbeda dengan

pandangan Amerika di tahun 1980an bahwa

mutu yang tinggi mengisyaratkan biaya

yang tinggi”1. Jadi kualitas yang baik akan

memperbaiki posisi bersaing Polibisnis

dalam masyarakat yang akan memilih

perguruan tinggi.

Kualitas dosen adalah kinerja dosen

dalam melaksanakan tugasnya baik secara

kualitas maupun kuantitas pada waktu yang

dimanfaatkan dalam melakukan proses

belajar mengajar, hal tersebut sangatlah

dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya;

tingkat penghasilan (gaji tetap, uang berdiri

per jam, uang pembimbing, membuat soal,

memeriksa jawaban siswa ujian dll. ,

pendidikan (minimal S2), disiplin kerja,

kesempatan berprestasi (jenjang karier,

ketua jurusan dll.), motivasi ketrampilan

(memberikan pelatihan (skill) dan lab.

Komputer, lab. Bahasa, lab. Listrik dll.)

Dari beberapa faktor tersebut yang

dapat mempengaruhi kinerja dosen yang

terpenting adalah pendidikan, ketrampilan

dan motivasi, karena dosen yang masih

tinggi motivasinya akan bekerja dengan

disiplin dan bertanggung jawab sehingga

sangat memungkinkan mencipatakan lulusan

Polibisnis Perdana Mandiri yang bermutu

baik pula dan lulusan Polibisnis Perdana

Mandiri akan mdah terserap oleh industri.

Hal ini dapat terlihat dari permintaan

perusahaan terhadap tenaga kerja lulusan

Polibisnis Perdana Mandiri di Purwakarta,

Bandung dan Jawa Barat pada umumnya.

Dengan demikian calon mahasiswa,

terutama yang ingin cepat bekerja sangatlah

mungkin memilih Polibisnis Perdana

Mandiri.

1.2. Tujuan Tujuan penelitian ini ingin

membuktikan dan memperoleh gambaran

tentang hubungan antara Kualitas Dosen dan

lulusan Polibisnis Perdana Mandiri dengan

minat calom mahasiswa Polibisnis Perdana

Mandiri di Purwakarta.

2. Teori

2.1. Pengertian Jasa Pendidikan Lembaga pendidikan adalah sebuah

kegiatan yang melayani konsumen yaitu

siswa, mahasiswa dan juga masyarakat

umum yang dikenal sebagai stakeholder.

Lembaga pendidikan pada hakekatnya

bertujuan memberikan layanan, dan pihak

yang dilayani ingin memperoleh kepuasan

atas layanan tersebut yang berupa fisik

bangunan sampai guru atau dosen yang

bermutu. Ini semua akan bermuara kepada

sasaran memuaskan konsumen yang menjadi

sasaran pokok dari marketing lembaga

pendidikan. Jadi marketing jasa pendidikan

berarti kegiatan lembaga pendidikan

memberikan layanan atau menyampaikan

jasa pendidikan kepada konsumen dengan

cara yang memuaskan. Produk yang

dihasilkan oleh perguruan tinggi [Bowen,

1971, hal 42 adalah instruction, research,

public services dengan menggunakan

berbagai sumberdaya berupa labor, land,

durable capital, non durable services and

supplies. Hal tersebut tercermin di dalam

tridarma perguruan tinggi, yaitu terdiri dari

Page 44: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

38

pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat.

Sebagaimana halnya pada industri perguruan

tinggi juga menggunakan sumberdaya–

sumberdaya berupa tenaga, property dan

modal, yang kelak dirubah menjadi produk

sebagai hasil dari pelaksanaan fungsi

perguruan tinggi. Semua sumberdaya

tersebut digunakan oleh perguruan tinggi

untuk menghasilkan produk dalam bentuk

pendidikan dan pengajaran, penelitian serta

pengabdian pada masyarakat. Apalagi

perguruan tinggi menggunakan sumberdaya

yang bermutu tinggi dan menghasilkan

produk yang lebih baik dari perguruan tinggi

lainnya, maka akan memperoleh efek

samping yang positif dalam pergaulan

kampus. Perubahan kultur dan kepribadian

dari hasil interaksi di kampus sangat

diharpakan, yang kelak membantu

pengembangan karier dan kepemimpinan

mahasiswa setelah mereka lulus dan terjun

ke masyarakat karier dan kepemimpinan

mahasiswa setelah mreka lulus dan terjun ke

masyarakat. Para mahasiswa memainkan

peranan yang sangat penting, karena mereka

adalah generasi muda yang akan

menggantikan generasi tua sebagai

pemimpin baru. Oleh sebab itu, mahasiswa

merupakan unsur yang sangat penting yang

perlu dibina dan mereka juga merupakan

bagian dalam proses pemasaran suatu

perguruan tinggi. Berikut ini digambarkan

suatu model penawaran dengan tujuan akhir

adalah meningkatkan jumlah peminat [calon

mahasiswa].

Gambar 2 – 1: Model penawaran jasa pendidikan tinggi

Umpan Balik

Keterangan: P1 = Product; P2 = Price; P3 = Place: P4 = Promotion; P5 = People;

P6 = Phisical Evidence; P7 = Process

PT P4

P3

P2

P1

P5

P6

P7

Akademik

Sosio Kultural

SPP dan lainnya

Lokasi

Promosi

Pimpinan

Fasilitas

Proses Belajar

Mahasiswa

Calon

Mahasiswa

Page 45: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

39

Pengertian Kualitas Dosen Dosen dalam ilmu marketing adalah

termasuk ke dalam Kualitas Pelayanan yang

akan dijual oleh Polibisnis Perdana Mandiri

maka teori yang akan menunjang adalah

teori tentang Kualitas Pelayanan. Kenapa

seorang customer memilih Politeknik lain?

Jawabannya juga tentu sangat kompleks

tetapi walaupun begitu kita dapat

mempelajari bagaimana meningkatkan mutu

seorang dosen, dilihat dari dasar pemikiran

Kualitas Staf Pengajar / Dosen tersebut

adalah knowledge, skill dan kemampuan

yang diperlukan untuk merangkum teori

konsep dan metode proses belajar mengajar

serta teknis lainnya yang dikuasai secara

multi disipliner untuk menganalisis kondisi

eksternal dan internal Polibisnis Perdana

Mandiri, dalam proses perumusan strategi

yang dapat memacu impementasi dan

pengendalian yang efektif untuk mencapai

keunggulan daya saing atau posisi strategis

Polibisnis Perdana Mandiri.

Pengertian Pengaruh Kualitas Lulusan

Mahasiswa pada Pemasaran (menarik

minat mahasiswa)

Kelulusan mahasiswa dalamilmu

marketing adalah termasuk ke dalam Output

Polibisnis Perdana Mandiri tetapi karena

Output tersebut adalah manusia maka

menjadi tidak sesederhana teori mengenai

Output. Karena selain sebagai Output,

kelulusan Polibisnis Perdana Mandiri juga

bisa menjadi Sales People Polibisnis

Perdana Mandiri.

Mahasiswa yang telah lulus dari

Polibisnis Perdana Mandiri akan menjadi

Sales people atau bahkan akan menjadi iklan

buruk bagi Polibisnis Perdana Mandiri,

karena itu menghasilkan lulusan yang

bermutu adalah sangat penting bagi

Polibisnis Perdana Mandiri karena

diharapkan para lulusan Polibisnis Perdana

Mandiri yang akan aktif di masyarakat akan

turut mempromosikan Polibisnis Perdana

Mandiri, juga semakin banyak lulusan

Polibisnis Perdana Mandiri yang dapat

bekerja di industri maka akan menjunjung

nama baik Polibisnis Perdana Mandiri.

Menurut Kartajaya, seorang

Enlightened Customer (Konsumen yang

sudah tercerahkan) dia bukan konsumen

uang berda dalam “gelap” tetapi, dia punya

pandangan jauh kedepan dan bisa

mempengaruhi orang lain, biasanya

konsumen tersebut adalah konsumen yang

well educated. Maka lulusan Polibisnis

dalam hal ini merupakan konsumen yang

tercerahkan yang dapat menilai Polibisnis

Perdana Mandiri langsung dari dalam,

dengan demikian melalui mutu yang

diberikan maka secara tidak langsung

mereka akan pula menjadi penyebar iklan

dengan cara getok tular atau menjadi sales

people Polibisnis Perdana Mandiri.

Kebanyakan keberhasilan para Sales

People karena mereka berfikir positip denga

menganggap tantangan bukan merupakan

masalah tetapi merupakan sebuah

kesempatan, memang benar positive

thinking dan rasa optimis harus selalu

ditumbuhkan ke dalam pikiran mahasiswa

Polibisnis Perdana Mandiri, karea itu jangan

pernah berhenti memikirkan masa depan

pemasaran Polibisnis Perdana Mandiri

walaupun sedang berada pada puncak

kejayaan.

“Satisfaction Outcomes adalah

harapan semua produsen terhadap

konsumennya, karena bisa jadi Satisfaction

Outcomes berupa kesaksian atau promosi

getok tular (dari mulut ke mulut) promosi

yang dilakukan oleh konsumen jauh lebih

efektif dari pada iklan TV. Demikian juga

dengan Polibisnis Perdana Mandiri.

Pengertian Minat Calon Mahasiswa

Minat calon mahasiswa dapat terlihat

pada pendaftar calon mahasiswa di

Page 46: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

40

Polibisnis Perdana Mandiri di Purwakarta,

jika banyak pendaftar maka berarti minat

calon mahasiswa tinggi dan sebaliknya jika

sedikit pendaftar maka berarti minat calon

mahasiswa rendah. Untuk mengetahui hal

tersebut maka dalam ilmu marketing calon

mahasiswa tetap disebut customer maka

teori yang akan menunjang adalah teori

tentang customer. Kenapa seorang customer

membeli produk orang lain dalam hal ini

mereka memilih Politeknik Negeri Jakarta

yang jauh di Depok ketimbang Polibisnis

Perdana Mandiri di Purwakarta tempat

tinggal mereka?, jawabannya tentu sangat

komples tetapi walaupun begitu kita dapat

mempelajari kebiasaan seorang customer

membeli dari teori Customer Behaviour

a. Customer Behaviour

b. Buying Behaviour

c. Customer Value

d. Customer Satisfaction

3. Metodologi Penelitian

3.1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian akan dilakukan dengan

cara penelitian langsung ke lapangan (field

research) yaitu pengumpulan data melalui

wawancara dengan questioner yang akan

sudah disiapkan, sedangkan isi pokok

questioner adalah pertanyaan mengenai

bagaimana Polibisnis Perdana Mandiri

bergelut dengan persaingan menarik calon

mahasiswa, berapa besar pengaruh kelulusan

Polibisnis Perdana Mandiri terhadap

kegiatan pemasaran Polibisnis Perdana

Mandiri, sedangkan data yang dibutuhkan

adalah data yang dapat diukur sehingga

dapat diketahui pengaruhnya terhadap

tindakan pemasaran Polibisnis Perdana

Mandiri yang harus diambil dan data intern

Polibisnis Perdana Mandiri yang dapat

memberikan informasi.

Sample yang diambil adalah

mahasiswa Polibisnis Perdana Madiri yang

ada di Purwakarta. Sedangkan alat ykur

yang digunakan adalah dengan bantuan

formula matematis misalnya statistik data

kualitatif yang sudah dikumpulkan

akandiolah menjadi data kuantitatif untuk

dapat mengukur dan menguji

keakuratannua. Disamping Library Research

yang akan dapat menjadi acua penulisan.

Metode penelitian ini dilakukan denga

melaksanakan survey langsung di Polibisnis

di Purwakarta tempat penulis dengan

mengambil sample sesua dengan data yang

dibutuhkan.

3.2. Teknik Analisis Data Selain data terkumpul pada

penelitian ini lalu dianalisis dengancara

statistik yaitu suatu proses penyederhanaan

data ke dalam bentuk dan susunan yang

lebih sederhana dan mudah dibaca dan di

interpretasikan, baik secara statistik

deskriptif maupun statistik inferensial yang

akan digunakan untuk menyajikan data

masing-masing variable penelitian secara

tunggal ataupun secara bersama sama.

Misalnya akan diuji setiap data dengan uji

homogenitas, uji normalitas, korelasi,

regresi, statistik deskriptif (menghitung

Median. Modus, Mean) sesuai dengan

kebutuhan analisa datanya.

4. Hasil Analisis dan Pembahasan Analisis korelasi yang dilakukan

untuk tiap variable didapat hasil sebagai

berikut: Dari hasil perhitungan korelasi

menunjukan bahwa antara variable Kualitas

Dosen dan variable Kualitas Lulusan

Polibisnis, baik sendiri-sendiri maupun

bersama-sama mempunyai hubungan yang

positif dengan variable Minat Belajar.

Dengan demikian hubungan yang

terjadi antara variable tersebut menunjukkan

bahwa variable Kualitas Dosen dan variable

Kualitas Lulusan Polibisnis dapat

berdampingan mempengaruhi variable

Minat Belajar. Dengan kata lain peningkatan

intensitas kegiatan Kualitas Lulusan

Polibisnis dan Kualitas Dosen dapat

Page 47: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

41

meningkatkan Minat Belajar, hubungan

positif variable Kualitas Dosen dan variable

Kualitas Lulusan Polibisnis dapat

menjelaskan atau bahkan meramalkan atau

sebagai predictor, terhadap Minat Belajar,

dan Minat Belajar sebagai respon dari

variable Kualitas Dosen dan variable

Kualitas Kelulusan.

Seberapa kuat hubungan antara

prediktor dengan respon, sehingga predictor

dapat digunakan sebagai dasar untuk

menelusuri, menjelaskan dan meramalkan

terjadinya perubahan respon, untuk itu perlu

ditelaah seberapa besar sumbangan atau

kontribusi preditor terhadap respon dengan

melihat besarnya koefisien arah persamaan

garis regresi.

Dari studi yang dilakukan terlihat

bahwa Kualitas Lulusan Polibisnis

mempunyai hunungan yang positif dengan

Minat belajar. Ini juga berlaku bagi Kualitas

Dosen.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah diuraikan diatas maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan positif antara

Kualitas Dosen dengan Minat Belajar.

Hal ini menggambarkan bahwa Kualitas

dosen yang lebih baik atau tinggi akan

menyebabkan naiknya minat belajar di

Polibisnis, ini membuktikan bahwa

kualitas dosen menjadi salah satu

pertimbangan calon mahasiswa dalam

memilih lembaga pendidikan atau

perguruan tinggi.

b. Terdapat hubungan positif antara lulusan

Polibisnis dengan Minat Belajar. Hal ini

menggambarkan bahwa lulusan

Polibisnis yang lebih baik akan

menyebabkan bertambahnya wawasan

dan pandangan serta keinginan calon

mahasiswa untuk memilih Polibisnis

Perdana Mandiri sebagai tempat

menuntut ilmu.

c. Pengambilan keputusan untuk kuliah di

Polibisnis Perdana Mandiri dipengaruhi

oleh interpersonal determinant (yang

menentukan antar individu) dan personal

determinant (yang menentukan terhadap

individu).

Saran-saran

Dalam penelitian ini jelas terlihat

bahwa Kualitas dosen dan kelulusan sangat

berpotensi sebagai alat untuk menarik minat

calon mahasiswa sekaligus jugta dapat

dijadikan sebagai agen pengenalan dan

promosi. Namun tak lepas dari itu semua

pihak pengelola dituntut untuk lebih tanggap

akan kebutuhan pasar tenaga kerja, dan

harus pula lebih mengedepankan kualitas,

baik itu Dosen maupun kelulusannya.

Karena keterbatasan dalam

penelitian ini, maka perlu diadakan

penelitian lebih mendalam agar dapat

diketahui pola dan sistem belajar yang baik,

melalui pola dan system belajar ini dapat

ditingkatkan kualitas kelulusan.

Dengan lebih banyak lagi melibatkan

partisan dan variable-variable lainnya yang

belum dimasukkan dalam penelitian ini

diharapkan akan lebih tergambar situasi

yang lebih mendekati dengan keadaan

lembaga dan prospeknya ke masa depan.

KEPUSTAKAAN

Barnes, James, G.2003. Secret of Customer

Relationship Management Penterjemah: Winardi, Andreas.

Yogyakarta: Penerbit Andi

Boone, Iouis, E Kurtz, David, L. 1996.

Contemporary Marketing. New York:

The Dryden Press

Cravens, David, W. Penterjemah: Salim,

Lina. 1996. Pemasaran Strategis.

Jakarta: Erlangga

Foster, Timothy, R, V. Penterjemah: Agus

Teguh H. 2002. Customer Care.

Page 48: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

42

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KOTA DEPOK

Ahmad Abror, S.E., M.M.

Heri Abrianto, S.E., M.M.

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A.Siwabessy,

Kampus Universitas Indonesia, Depok

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan relatif Rumah Sakit Umum

Daerah di Kota Depok, dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara jasa pelayanan

kesehatan yang diterima pasien dengan harapannya. Penelitian dilakukan dengan metode

random sampling. Data diperoleh langsung melalui wawancara terhadap pasien/keluarga

pasien dengan menggunakan kuesioner tertutup. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka

teknik ujinya dengan T-test, yaitu berdasarkan perbandingan nilai t hitung dengan ttabel.

Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Terdapat perbedaan antara

kenyataan dan harapan responden terhadap kualitas pelayanan di RSUD Kota Depok. Rata-rata

kenyataan kualitas yang dirasakan responden sebesar 3,653, sedangkan harapan responden

terhadap pelayanan adalah 4,096. hasil perhitungan statistik dengan menggunakan peralatan paired sample test membuktikan bahwa nilai t-hitung pada df=99, sig α=5% sebesar 3,172,

sedangkan nilai t-tabel dua ekor pada df=120, sig

berarti bahwa nilai t-hitung > t-tabel. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa harapan

responden terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok lebih tinggi dari

kenyataan yang mereka rasakan.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan

keputusan pelayanan rumah sakit di masa-masa yang akan datang. Dengan adanya penelitian

ini, diharapkan Pemerintah Kota Depok dan para stake holder rumah sakit dapat mempelajari

guna memperbaiki fasilitas pelayanan publik, khususnya pelayanan kesehatan rumah sakit di

Kota Depok.

Key word: pelayanan, rumah sakit, pasien, pengalaman dan harapan

Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi dewasa ini telah mengakibatkan

sektor jasa tumbuh secara signifikan. Hal ini

sejalan dengan peningkatan kesejahteraan

dan kebutuhan masyarakat sehingga turut

meningkatkan permintaan terhadap produk

dan jasa yang mampu memberikan

kenyamanan dan meningkatkan kualitas

hidupnya. Dinamika pertumbuhan sektor

jasa dalam skala global terlihat dari

kontribusinya terhadap perekonomian dunia

yang kini telah mendominasi sekitar dua

pertiganya. Sementara itu di Indonesia,

sumbangan sektor jasa terhadap

perekonomian telah mencapai hampir 30%.

Kontribusi ini dapat dilihat dari segi

pendapatan maupun kemampuannya

menyerap sebagian besar suplai tenaga kerja

(Lupiyoadi, 2001 : 2 ).

Fenomena baru dalam bidang ini

tentu saja merupakan suatu peluang yang

Page 49: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

43

sangat menguntungkan bagi perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

Akan tetapi di Indonesia khususnya di

Depok sendiri, buruknya kualitas jasa

(pelayanan) atau manajemen jasa yang

diberikan perusahaan kepada konsumen

sudah sejak lama disadari. Hal ini tentu saja

berdampak pada ketidakpuasan konsumen

dan kerugian bagi perusahaan.

Kota Depok yang berpenduduk

1.470.002 jiwa pada akhir tahun 2008 lalu,

hanya memiliki satu Rumah Sakit Umum

milik Pemerintah Daerah Kota Depok.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok

(RSUD Depok) yang berada di Jalan Raya

Mochtar Sawangan Depok berdiri dan

diresmikan pada hari kamis tanggal 17 April

2008, dan mulai beroperasi pada hari jumat

tanggal 18 April 2008.

Perlu diketahui bahwa RSUD Depok

mulai dibangun pada awal tahun 2005 dan

waktu itu direncanakan buka pada akhir

tahun 2005.

Berbagai hambatan muncul mulai dari dana,

perizinan, Perda hingga kesiapan b. Fasilitas

Rawat Inap

karyawan baik Medis, paramedis

maupun Administratif. Akan tetapi usaha

dan harapan Pemerintahan Kota Depok tidak

pernah putus, demi memenuhi kebutuhan

masyarakat Depok akan adanya RSUD.

Hingga akhirnya RSUD bisa berdiri dan

beroperasi seperti sekarang ini. Sejak

Rumah Sakit ini didirikan mempunyai visi

dan misi sebagai berikut :

Visi: RUMAH SAKIT PRIMA DAN

MANDIRI TAHUN 2008 SERTA

RUMAH SAKIT TYPE B

PENDIDIKAN TAHUN 2011.

Misi: Memberi pelayanan paripurna yang

bermutu kepada seluruh lapisan masyarakat

melalui organisasi pembelajar, SDM yang

professional, produktif, dan berkomitmen,

serta manajemen yang efektif dan mandiri.

MOTTO: Memberikan Pelayanan yang

CERIA (Cepat, Efektif, Ramah, Inovatif,

Aman) dan Professional. Untuk dapat

mencapai visi and misi di atas, RSUD

Depok menyediakan sarana dan prasarana

yang dibutuhkan serta tenaga medis yang

mendukung. Adapun sarana yang telah

tersedia saat ini adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1. Unit Gawat Darurat (buka 24 jam)

2. Kamar Bersalin (buka 24 jam)

3. Kamar Operasi

4. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan

Kandungan

5. Poliklinik Spesialis Bedah

6. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

7. Poliklinik Gigi dan Mulut

8. Poliklinik Anak

9. Poliklinik Psikiatri

10. Poliklinik Anastesi

11. Poliklinik DOT (Pengobatan TBC)

12. Laboratorium

13. Radiologi

14. Farmasi

2. Fasilitas Rawat Inap

No Ruang Rawat

Inap

Kelas Kapasitas

1 R. Elang II 4 Tempat Tidur

2 R. Maleo III 8 Tempat Tidur

3 R. Garuda III 8 Tempat Tidur

4 R. Kakatua III 8 Tempat Tidur

5 R. Phoenix Isolasi 2 Tempat Tidur

6 R. Pipit Perinatologi 5 Inkubator

7 R. Nuri III 8 Tempat Tidur

8 R. Cendrawasih III 8 Tempat Tidur

9 R. Merak III 8 Tempat Tidur,

6 Box Bayi

10 R. Kepodang Isolasi 2 Tempat Tidur

Jumlah tempat

tidur

67 Tempat Tidur

Page 50: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

44

Hal ini tentu saja merupakan sebuah

keberhasilan bagi pihak manajemen RSUD

Kota Depok, untuk terus berupaya

meningkatkan kualitas pelayanan agar

dapat bertahan, bersaing dan menjadi

pilihan konsumen.

Dalam bisnis jasa, kualitas lebih

banyak ditentukan oleh para pemakai jasa

tersebut. Oleh karena itu evaluasi terhadap

pelayanan jasa Rumah Sakit ini perlu

dilakukan terus menerus. Salah satu cara

yang dilakukan adalah dengan menggunakan

user-based approach (pendekatan

konsumen). Pendekatan ini di dasarkan

pada pemikiran bahwa kualitas tergantung

pada orang yang memandangnya, sehingga

produk-produk yang paling memuaskan

preferensi seseorang merupakan produk

yang berkualitas. Kebutuhan dan keinginan

konsumen sangat berbeda, sehingga kualitas

bagi seseorang adalah sama dengan

kepuasan maksimum yang dirasakannya.

Dengan demikian untuk mengetahui apa

yang diinginkan konsumen, kiranya

informasi-informasi perlu digali dari pihak

konsumen, dimana hasilnya dapat dijadikan

umpan balik dan pengendalian dari pihak

manajemen Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Depok.

Perumusan Masalah

Permasalahan utama dalam

penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Depok? Apakah terdapat

perbedaan antara jasa pelayanan yang

diterima dengan jasa pelayanan yang

diharapkan?

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kualitas pelayanan relatif RSUD

Kota Depok sekaligus mengukur ada

tidaknya perbedaan antara jasa pelayanan

kesehatan yang diterima pasien dan

harapannya.

Penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi pihak manajemen dalam

pengambilan keputusan pelayanan rumah

sakit di masa-masa yang akan datang. Hasil

penelitian ini diharapkan juga dapat

membantu pemerintah dan para stake holder

rumah sakit dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik, khususnya pelayanan

kesehatan rumah sakit di Kota Depok.

Pengertian Jasa

Lupiyoadi (2001:5) mengemukakan

bahwa pada dasarnya jasa merupakan semua

aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak

merupakan produk dalam bentuk fisik atau

konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada

saat yang sama dengan waktu yang

dihasilkan dan memberikan nilai tambah

(seperti misalnya kenyamanan, hiburan,

kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan

masalah yang dihadapi konsumen.

Sejalan dengan itu, Kotler (2000,

486) mendefinisikan jasa sebagat setiap

tindakan yang ditawarkan oleh suatu pihak

kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan apapun. Produksinya dapat

dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu

produk fisik.

Dari definisi jasa di atas kelihatan

bahwa di dalam jasa selalu ada aspek

interaksi antara pihak konsumen dan

produsen jasa, meskipun pihak-pihak yang

terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga

bukan merupakan barang, jasa adalah suatu

proses atau aktivitas dan aktivitas tersebut

tidak berwujud.

Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2000:488), jasa

memiliki empat karakteristik utama.

Keempat karakteristik tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Intangible (tidak berwujud)

Page 51: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

45

Suatu jasa mempunyai sifat tidak

berwujud, tidak dapat dirasakan dan

dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Pada umumnya jasa diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu bersamaan, tidak

seperti produk fisik yang dibuat terlebih

dahulu, baru dikonsumsi.

3. Variability (bervariasi)

Jasa senantiasa mengalami perubahan,

tergantung pada siapa penyedia jasa,

siapa penerima jasa dan kondisi dimana

jasa tersebut diberikan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa merupakan komoditi tidak tahan

lama dan tidak dapat disimpan. Kamar

hotel yang tidak dihuni atau seorang

mahasiswa yang tidak mengikti jam

kuliah yang ditetapkan akan berlalu atau

hilang begitu saja karena tidak dapat

disimpan. Dengan demikian jika jasa

tidak digunakan, maka jasa tersebut akan

berlalu begitu saja.

Klasifikasi Jasa

Kottler (2000:487) mengklasifikasikan jasa

dalam lima kelompok, yakni:

1. Barang berwujud murni

Di sini hanya terdiri dari barang

berwujud seperti sabun, pasta gigi, dll.

dimana tidak ada jasa yang menyertai

produk tersebut.

2. Barang berwujud yang disertai jasa

Disini terdiri dan barang berwujud yang

disertai dengan satu atau lebih jasa untuk

mempertinggi upaya daya tarik

pelanggan.

Contoh: Produsen mobil yang rnenjual

mobil disertai pelayanan pasca jual

3. Campuran

Disini terdiri dan barang dan jasa dengan

proporsi yang sama. Contohnya:

Restoran yang didukung oleh makanan

dan pelayanannya.

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa

tambahan

Disini terdiri jasa utama dengan jasa

tambahan dan atau barang pelengkap.

Pada kelompok jasa ini, diperlukan

barang-barang berwujud dan jasa

tambahan sebagai pendukung agar jasa

tersebut dapat terealisasi dengan baik,

walaupun komponen utamanya adalah

jasa.

5. Jasa Murni

Disini hanya terdiri dari jasa murni.

Mmisalnya seperti: jasa pengacara, jasa

pengasuh bayi dan lain-lain.

Sementara itu, Lupiyoadi (2001:16)

mengklasifikasikan jasa dengan dua cara

antara lain:

1. Didasarkan atas tingkat kontak

konsumen dengan pemberi jasa sebagai

bagian dan sistem saat jasa tersebut

dihasilkan. Berdasarkan kriteria ini,

dapat dikelompokkan pada dua bentuk:

a. High-contact system. Konsumen

harus menjadi bagian dari system

apabila ingin mengkonsumsi jasa.

Misalnya jasa pendidikan, rumah

sakit dan transportasi.

b. Low-contact system. Konsumen tidak

perlu menjadi bagian dari system

untuk mengkonsumsi jasa. Seperti

pada jasa reparasi mobil, konsumen

tidak harus terlibat pada saat

mobilnya yang rusak diperbaiki oleh

teknisi.

2. Diklasifikasikan berdasarkan

kesamaannya dengan operasi

manufaktur. Dengan cara ini jasa dapat

dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok:

a. Pure service, kelompok ini

merupakan jasa yang tergolong high

contact dengan tanpa persediaan,

dengan kata lain benar-benar sangat

berbeda dengan manufaktur.

Page 52: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

46

Contoh: Jasa tukang cukur dan

bidan, mereka memberikan

perlakuan khusus (unik) dan

memberikan jasanya pada saat

konsumen ada.

b. Quasi manufacturing service,

kelompok jasa ini termasuk jasa yang

sangat low contact dan konsumen

tidak harus menjadi bagian dan

proses produksi jasa. Contoh: jasa

perbankan, asuransi, kantor pos dan

lain-lain.

c. Mixed service, merupakan kelompok

jasa dengan tingkat kontak

menengah yang menggabungkan

beberapa sifat pure-service dengan

Quasi manufacturing service.

Contoh: Jasa pemadam kebakaran,

mobil ambulan, dan lain-lain.

Pengertian dan Kualitas Pelayanan

Pelayanan berkaitan erat dengan

unsur jasa, sehingga pelayanan sering pula

disebut sebagai jasa pelayanan. Jasa yang

dimaksudkan disini adalah jasa yang

dipasarkan oleh perusahaan dengan motif

mencari laba.

Menurut Sufi (1991:10) tuntutan

pelayanan semakin meningkat seiring

dengan peningkatan tingkat pendidikan dan

perbaikan perekonomian bangsa. Oleh

karena itu perlu diantisipasi melalui konsep

yang dapat menciptakan citra baik di mata

konsumen.

Agar jasa pelayanan dapat

memuaskan konsumen, maka produsen

harus mampu memenuhi kebutuhan dan

keinginan mereka. Menurut Suprapto (1992

: 209), kebutuhan – kebutuhan tersebut

antara lain:

1. Kebutuhan fisik yaitu kebutuhan terhadap

produk yang sesuai dengan karakteristik

yang dipublikasikan.

2. Kebutuhan emosi yaitu kebutuhan yang

diukur dari emosi pelanggan yang lebih

ditekankan pada sisi humanisme.

3. Kebutuhan lingkungan yaitu kebutuhan

yang diukur dari lingkungannya,

misalnya show room dan sumber daya

yang berkualitas.

Usaha melayani konsumen secara

sempurna tidak hanya dilakukan dengan

memberikan senyum saja, namun

membutuhkan suatu sistem tertentu.

Pelayanan konsumen berarti memberikan

kepada konsumen paling kurang apa yang

telah dijanjikan sebelumnya. Karena

tuntutan terhadap kualitas pelayanan

semakin meningkat tinggi, maka sistem

pelayananpun semakin ditingkatkan demi

menjaga citra yang telah ada di mata

konsumen.

Agar lebih jelasnya, konsep

pelayanan sehubungan dengan kepuasan

konsumen (pasien) menurut Sitompul

(1994:41) dapat dirumuskan sbb:

Kepuasan Pelanggan = PelangganExpektasi

PelangganPersepsi

Keterangan:

- Persepsi pelanggan: apa yang dipikirkan akan sesuatu yang sudah diperoleh

melalui transaksi.

- Expektasi pelanggan: merupakan apa yang dipikirkan akan diperoleh melalui

transaksi.

Kualitas pelayanan dibangun atas

adanya perbandingan dua faktor utama

yaitu: tanggapan pelanggan atas layanan

yang nyata mereka terima dengan layanan

yang sesungguhnya diharapkan dan

diinginkan. Jika kenyataan lebih dari yang

diharapkan, maka layanan dapat dikatakan

bermutu sedangkan jika kenyataan kurang

dari yang diharapkan, maka layanan

dikatakan tidak bermutu. Dan apabila

kenyataan sama dengan harapan, maka

layanan disebut memuaskan.

Dengan demikian Parasuraman,

et.all, (Lupiyoadi, 2001:148)

mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai

seberapa jauh perbedaan antara kenyataan

Page 53: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

47

dan harapan pelanggan atas layanan yang

mereka terima.

Keunggulan suatu produk jasa adalah

tergantung dari keunikan serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut. Menurut

American Society for Quality Control

(Lupiyoudi 2001:144) kualitas adalah

keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-

karakteristik dari suatu produk jasa dalam

hal kemampuannya untuk menuhi

kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan.

Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut beberapa pakar pemasaran

seperti Ibrahim dkk (1997:3) terdapat

sebelas variabel atau dimensi kualitas jasa.

Kesebelas variabel tersebut adalah:

1. Reliability : Konsistensi dalam

kinerja dan

ketahanannya bekerja

benar sejak awal

pertarna kali,

menepati dan akurat

dalam spesifikasi,

sesuai dengan yang

diiklankan.

2. Responsiveness: Tanggap terhadap

protes konsumen,

kesiapan karyawan

memberikan servis

pada waktu yang

diperlukan, cepat

bereaksi terhadap

perubahan

lingkungan.

3. Competence : Menguasai

keterampilan dan

pengetahuan yang

memadai untuk

memberikan servis

yang diperlukan.

4. Access : Kemudahan

pendekatan dan akses,

waktu tunggu yang

tidak terlalu lama dan

jam operasional yang

relatif tidak panjang.

5. Courtesy : Sopan santun, respek,

perhatian tulus, dan

keramahan personil

atau karyawan dan

bagaimana masalah-

masalah yang timbul

akan diatasi.

6. Communication : Pemberitahuan

informasi kepada para

konsumen dalam

bahasa yang dipahami

konsumen,

menjelaskan perihal

servis atau jasa yang

ditawarkan dan

bagaimana masalah-

masalah yang timbul

akan diatasi.

7. Credibility : Kepercayaan,

keandalan, kejujuran,

reputasi perusahaan

dan karakteristik

pribadi dan karyawan

perusahaan.

8. Security : Bebas dari bahaya,

resiko atau

keragaman, keamanan

fisik dan keamanan

finansial

9. Understanding the Consumer: Memahami

konsumen, berusaha

mengerti kebutuhan,

memberikan perhatian

pribadi, rnemperli-

hatkan langganan

yang baru maupun

reguler.

10. Assurance : Memiliki sumber

daya manu-sia dan

teknologi serta

fasilitas untuk

memberikan jaminan

pemenuhan

kebutuhan konsumen

Page 54: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

48

dengan jasa purna jual

jangka

panjang, bukan sesaat

saja sewaktu

meyerahkan barang.

11. Tangibel : Bukti fisik adanya

jasa, berupa fasilitas

fisik dan perangkat

alat-alat untuk

menyediakan jasa.

Parasuraman et.al. (Lupiyoadi, 2001:

148) menyimpulkan bahwa terdapat lima

dirnensi kualitas pelayanan yaitu:

1. Tangibel, atau bukti fisik yaitu

kemampuan suatu perusahaan dalam

rnenunjukkan eksistensinya kepada

pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik,

yang meliputi perlengkapan dan

peralatan yang digunakan serta

penampilan para karyawan.

2. Reliability, atau kehandalan yaitu

kernampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai dengan

yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya, pelayanan yang sama untuk

semua pelanggan, sikap yang simpatik

dengan akurasi tinggi.

3. Responsivenees, atau ketanggapan yaitu

suatu kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat

(responsif) dan tepat kepada pelanggan,

dengan penyampaian informasi yang

jelas.

4. Assurance, atau jaminan dan kepastian

yaitu pengetahuan, kesopanan, dan

kemampuan para karyawan untuk

menumbuhkan rasa percaya para

pelanggan kepada perusahaan.

5. Empathy, yaitu memberikan perhatian

yang tulus dan bersifat individual atau

prihadi yang dihentikan kepada para

pelanggan dengan berupaya memahami

keinginan konsumen.

Analisis Kesenjangan Kualitas Pelayanan

Kotler (2000:498), mengidentifikasi

lima kesenjangan yang mengakibat-kan

kegagalan penyampaian jasa :

1. Kesenjangan antara harapan konsumen

dan persepsi manajemen

2. Kesenjangan antara persepsi

manajemen dan spesifikasi mutu jasa

3. Kesenjangan antara spesifikasi mutu

jasa dan penyampaian jasa.

4. Kesenjangan antara penyampaian jasa

dan komunikasi eksternal, dan

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami

dan jasa yang diharapkan

Pengertian Rumah Sakit

Sini (1992) menyebutkan bahwa

rumah sakit dapat diartikan sebagai suatu

perusahaan pelayanan kesehatan. Produk

yang ditawarkan rumah sakit adalah jasa

seperti lazimnya yang dihasilkan suatu

industri umumnya, atau industri jasa

khususnya. Rumah sakit pada dasarnya

memiliki tujuan untuk menyembuhkan dan

mengurangi penderitaan pasien. Namun,

rumah sakit modern saat ini telah berubah

fungsi menjadi sebuah fasilitas untuk

mencegah penyakit dan meningkatkan

kualitas kesehatan. Dewasa ini, orang mau

mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk

mencegah dan meningkatkan kualitas

kesehatannya. Karena harganya mahal,

maka jasa ini menjadi sebuah barang

mewah. Itulah sebabnya, banyak rumah

sakit ternama di dunia mau

menginvestasikan peralatan canggih yang

sangat mahal untuk mampu melayani

kebutuhan konsumennya.

Melihat fungsi dan biayanya yang

mahal, pertimbangan bisnis perlu

dimasukkan dalam manajemen rumah sakit.

Djamil (1998) berpendapat, rumah sakit

sekarang harus menerapkan “marketisasi,

konsekuensi swadana” dan “dari melayani

orang sakit ke melayani konsumen”. Maka,

sudah seharusnya sebuah rumah sakit

Page 55: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

49

mampu meningkatkan kualitas

jasa/pelayanan yang ditawarkannya.

Kemampuan memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen ini akan memiliki

imbal balik berupa kesetiaan konsumen dan

keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Hipotesa Penelitian

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kenyataan dan

harapan pelayanan di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Depok.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan

antara kenyataan dan harapan

pelayanan di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Depok.

Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Depok (RSUD

Depok) yang berada di Jalan Raya Mochtar

Sawangan Depok. Adapun yang menjadi

objek pada penelitian ini adalah pasien rawat

inap di rumah sakit tersebut.

Populasi dan Sampel

Sampel dalam penelitian ini

ditetapkan dengan menggunakan kombinasi

simple random sampling (sampel acak

sederhana) dengan jumlah sampel penelitian

sebanyak 100 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan cara

melakukan wawancara langsung kepada

responden dengan panduan kuesioner yang

sudah dipersiapkan terlebih dahulu.

Skala Pengukuran

Instrumen dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan skala interval

dengan model Likert. Dalam skala ini,

peneliti berupaya memberikan satuan ukur

untuk hal-hal yang bersifat kualitatif

(persetujuan akan suatu pendapat) dengan

katagori 1 untuk sangat tidak setuju, 2 untuk

tidak setuju, 3 untuk netral, 4 untuk setuju,

dan 5 untuk sangat setuju.

Peralatan Analisis Data

Metode analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah gabungan

metode kualitatif dan kuantitatif. Metode

kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan

distribusi rata-rata data. Sedangkan metoda

kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

peralatan uji statistik, dalam hal ini

digunakan peralatan uji beda rata-rata

sampel berpasangan (paired sample t-test).

Adapun bentuk formulanya sebagai berikut

(Sugiyono 1999;117):

2

2

2

1

2

1

21

n

s

n

s

xxt

Dimana:

x1= Rata-rata bobot pelayanan yang

diharapkan (harapan)

x2= Rata-rata bobot pelayanan yang terjadi

(nyata)

s2 = Varian atau kuadrat standard deviasi

n = Jumlah observasi

Jika thitung lebih besar dari dari ttabel

maka keputusannya adalah menerima

hipotesa alternatif (Ha) dan menolak Ho

begitu juga sebaliknya dengan tingkat

kesalahan ( ) 5%.

Karakteristik Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

rata-rata usia responden adalah 37,2 tahun.

Responden pria berjumlah 69 orang (69%)

dan sisanya 31 orang (31%) adalah wanita.

Sebagian besar responden (27%) adalah

pegawai negeri dan berstatus sudah menikah

(84%), yang menjadi kepala rumah tangga

(55%). Rata-rata masa perawatan responden

di rumah sakit adalah 3,39 hari. Penghasilan

rata-rata responden sebesar Rp 1.710.000 per

bulan. Sebagian besar responden

Page 56: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

50

berpendidikan SMU (39%), Sarjana (31%),

dan Diploma 3 (23%) sisanya masing-masing

tamat SD (4%) dan SMP (3%).

Reliabilitas dan Validitas Instrumen

Penelitian Penelitian ini terdiri dari lima faktor

utama, yakni kehandalan pelayanan rumah

sakit, responsifness rumah sakit, keyakinan

kualitas pelayanan, empati staf rumah sakit,

dan wujud pelayanan rumah sakit.

Hasil uji reliabilitas data

menunjukkan bahwa kelima faktor utama

yang diteliti adalah reliabel. Skor cronbach

alpha untuk faktor kehandalan pelayanan

sebesar 0,728. Skor cronbach alpha untuk

faktor responsifness sebesar 0,720.

Selanjutnya, skor cronbach alpha untuk

faktor keyakinan sebesar 0,755. Cronbach

alpha untuk faktor empati sebesar 0,822 dan

terakhir untuk faktor berwujud sebesar

0,823. Selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2. Reliabilitas Faktor Penelitian

No Faktor Cronbach Alpha

1 Kehandalan 0,728

2 Responsif 0,720

3 Keyakinan 0,755

4 Empati 0,822

5 Berwujud 0,823

Sumber: Data yang telah diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa

seluruh faktor yang diuji memiliki skor > 0,5.

Dengan demikian, merujuk pada Malhotra (Sekaran, 1997), maka seluruh faktor yang

akan diuji adalah handal sebagai alat uji

(reliable).

Selanjutnya untuk memastikan

kevalidan alat ukur, perlu dilakukan uji

validitas. Uji validitas instrumen penelitian

dilakukan dengan menggunakan alat uji one

sample t-test dengan skor uji 3. Hasil

pengujian validitas menunjukkan bahwa

seluruh instrumen penelitian memiliki skor t-

hitung

lebih besar dari t-tabel dengan tingkat signifikansi alpha lebih kecil dari 5%.

Artinya, seluruh alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini adalah valid.

Frekuensi Variabel Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

umumnya responden mengatakan bahwa jasa

pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Depok adalah baik. Data selengkapnya dapat

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pelayanan RSUD Kota Depok

Faktor N Rata-rata Std. Deviasi Range

Reliability 100 3.8322 .6452 3.20

Responsifness 100 3.6400 .5613 2.80

Assurance 100 3.6920 .6242 2.50

Emphaty 100 3.8500 .6585 3.00

Tangible 100 3.4760 .6219 2.60

Kualitas Pelayanan 100 3.6532 .5368 2.70

Sumber: Data yang telah diolah

Page 57: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

51

Dari tabel 3 di atas dapat

disimpulkan bahwa responden menilai jasa

pelayanan Rumah Sakit Umum daerah Kota

Depok adalah baik. Hal ini terlihat dari rata-

rata skor jasa pelayanan bernilai 3,653.

Sementara itu, evalusai terhadap indikator

penelitian seluruhnya menunjukkan skor

lebih besar dari 3 (netral). Skor rata-rata

terbesar nampak pada faktor empathy

(3,850), dan faktor reliability (3,832).

Artinya adalah bahwa responden menilai

tingkat perhatian (empathy) dan kemampuan

dalam melaksanakan jasa kesehatan yang

dijanjikan dengan akurat dan terjamin di

RSUD Kota Depok adalah baik. Standard

deviasi sebesar 0,54 mencerminkan bahwa

tingkat keseragaman tanggapan responden

terhadap kualitas pelayanan RSUD Kota

Depok relatif tinggi.

Harapan Responden

Harapan responden tentang

pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Depok diukur melalui indikator yang

sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

umumnya responden memiliki harapan yang

tinggi terhadap pelayanan rumah sakit. Skor

rata-rata kualitas pelayanan yang diharapkan

adalah 4.096. Harapan responden yang

paling besar terletak pada faktor tangible

(4,136) dan empathy (4,125).

Berdasarkan hasil penelitian ini,

dapat disimpulkan bahwa responden

memiliki harapan yang tinggi terhadap

penampilan fasilitas fisik, peralatan,

karyawan dan peduli serta memberikan

perhatian pribadi kepada pelanggan. Data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4 di

bawah ini.

Dari tabel 4 tersebut jelas terlihat

bahwa rata-rata harapan responden terhadap

pelayanan rumah sakit adalah sangat tinggi

(4,096). Standard deviasi yang kecil (0,56)

menunjukkan tingkat keseragaman jawaban

responden yang sangat tinggi terhadap

harapan pelayanan yang diberikan rumah

sakit. Hal ini sejalan dengan logika umum

dimana pada dasarnya manusia

menginginkan pelayanan yang dapat

memenuhi keinginannya.

Tabel 4. Harapan Pelayanan RSUD Kota Depok

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kehandalan 100 2.2 2.8 5 4.054 0.508072

Responsif 100 2 3 5 4.108 0.530436

Assurance 100 2 3 5 4.0575 0.55163

Empati 100 2.75 2.25 5 4.125 0.576335

Tangible 100 2 3 5 4.136 0.625714

HARAPAN 100 2.19 2.81 5 4.096 0.558437

Sumber: Hasil Penelitian, 2009

Kualitas Relatif Pelayanan Rumah Sakit

Umum Kota Depok

Kualitas relatif terhadap pelayanan

Rumah Sakit Umum daerah Kota Depok

diukur melalui perbandingan antara harapan

dan tanggapan responden atas pelayanan

rumah sakit yang mereka rasakan selama

masa rawat inap di rumah sakit tersebut.

Deskripsi pada sub bab terdahulu telah

mengungkapkan bahwa rata-rata responden

berpendapat bahwa pelayanan Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Depok adalah baik

Page 58: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

52

dengan skor 3,65. Selanjutnya, harapan rata-

rata responden terhadap pelayanan rumah

sakit adalah sangat tinggi (4,096). Meskipun

secara absolut skor harapan lebih besar dari

kenyataan yang dialami responden, namun

perlu dilakukan pembuktian secara empirik

untuk menentukan perbedaan relatif kedua

variable ini.

Secara detil, perbedaan antara

harapan dan kenyataan tentang pelayanan

rumah sakit dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Perbedaan Antara Kenyataan dan Harapan Pelayanan

Faktor N Kenyataan Harapan

Mean Std. Deviasi Mean Std. Deviasi

Reliability 100 3.832 .6452 4.054 0.508072

Responsifness 100 3.6400 .5613 4.108 0.530436

Assurance 100 3.6920 .6242 4.0575 0.55163

Emphaty 100 3.8500 .6585 4.125 0.576335

Tangible 100 3.4760 .6219 4.136 0.625714

Kualitas Pelayanan 100 3.6532 .5368 4.096 0.558437

Sumber: Data yang sudah diolah 2009

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa

rata-rata harapan responden jauh melampaui

kenyataan yang mereka rasakan. Skor rata-

rata harapan pelayanan = 4,096 dan skor

rata-rata kenyataan = 3,653 (harapan >

kenyataan). Untuk memberikan pembuktian

empiris, perlu dilakukan pengujian apakah

benar terdapat perbedaan kualitas relatif

antara kenyataan dan harapan responden

terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Depok. Tabel berikut akan

memberikan hasil pengujian beda rata-rata

dengan peralatan statistik paired sample t-

test.

Tabel 6. Perbedaan Harapan dan Kenyataan Kualitas Pelayanan

RSUD Kota Depok

Paired Samples Statistics

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 KUALITAS

-

HARAPAN

-2.1820000E-1 .1538297 .0687947 -.4092048 -.0271952 -3.172 4 .034

Sumber: Hasil Penelitian, 2009

Page 59: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

53

Dari tabel di atas menunjukkan

bahwa rata-rata kenyataan kualitas yang

dirasakan responden sebesar 3,653.

Sementara itu, harapan responden terhadap

pelayanan adalah 4,096. hasil perhitungan

statistik dengan menggunakan peralatan

paired sample test membuktikan bahwa nilai

t-hitung pada df=99, sig α=5% sebesar 3,172,

sedangkan nilai t-tabel dua ekor pada df=120,

berarti bahwa nilai t-hitung > t-tabel. Dengan

demikian, maka hipotesa yang menyatakan

tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara kenyataan dan harapan pelayanan di

Rumah Sakit Umum Kota Depok ditolak.

Berarti dapat dinyatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kenyataan

dan harapan responden terhadap kualitas

pelayanan di RSUD Kota Depok. Dengan

kata lain, harapan responden terhadap

pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Depok lebih tinggi dari kenyataan yang

mereka rasakan.

Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat

diketahui beberapa hal penting yaitu :

1. Secara umum, kualitas pelayanan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Depok adalah

baik dengan skor rata-rata kualitas

pelayanan sebesar 3,653. Skor rata-rata

terbesar nampak pada faktor empathy

(3,850) dan faktor reliability (3.832).

Artinya adalah, bahwa responden menilai

tingkat perhatian (empathy) dan

kemampuan dalam melaksanakan jasa

yang dijanjikan dengan akurat dan

terjamin (reliability) di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Depok adalah baik.

Standard deviasi sebesar 0,54

mencerminkan bahwa tingkat

keseragaman tanggapan responden

terhadap kualitas pelayanan Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Depok relatif tinggi.

2. Harapan responden tentang pelayanan di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok

sebesar 4.096. Harapan responden yang

paling besar terletak pada faktor tangible

(4.136) dan empathy (4.125).

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa responden memiliki

harapan yang tinggi terhadap kualitas

pelayanan kesehatan.

3. Kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Depok yang diukur melalui

perbandingan antara harapan dan

tanggapan mengungkapkan bahwa rata-

rata responden berpendapat bahwa

pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Depok adalah baik dengan skor

3,653. Selanjutnya, harapan rata-rata

responden terhadap pelayanan rumah

sakit adalah sangat tinggi (4.096).

4. Hasil perhitungan statistik dengan

menggunakan peralatan paired sample

test membuktikan bahwa nilai t-hitung

pada df=99, sig α =5% sebesar 3,172.

Sementara itu, nilai t-tabel dua ekor pada

df=120, sig α =5% adalah 1,980. Dengan

demikian berarti bahwa nilai t-hitung > t-

tabel. Berarti dapat dinyatakan bahwa

terdapat perbedaan antara kenyataan dan

harapan responden terhadap kualitas

pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Depok. Dengan kata lain, harapan

responden terhadap pelayanan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Depok lebih

tinggi dari kenyataan yang mereka

rasakan.

Rekomendasi

Beberapa rekomendasi kepada

pemerintah dan manajemen Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Depok, adalah:

1. Dibutuhkan upaya peningkatan kesehatan

masyarakat yang lebih baik kepada

masyarakat sejak usia remaja, mengingat

banyak pasien berusia relatif muda.

2. Secara umum, kualitas pelayanan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Depok sudah

cukup baik, namun masih perlu

ditingkatkan, terutama dalam hal

Page 60: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

54

kehandalan pelayanan dan keyakinan

dalam memberikan pelayanan yang

terbaik.

3. Faktor harapan terhadap pelayanan yang

dinilai paling tinggi oleh responden

adalah tangible dan empathy. Oleh

karena itu, kedua faktor ini perlu lebih

diperhatikan untuk dapat ditingkatkan

dan disempurnakan. Tangibles dapat

ditingkatkan dengan menambah ruang

perawatan yang nyaman, fasilitas

peralatan yang modern dan meningkatkan

ketrampilan dokter dan perawat melalui

jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau

kursus-kursus ketrampilan lain, serta

menyedikan media komunikasi baik

untuk kebutuhan internal maupun

komunikasi dengan pihak ekternal.

Empati dapat ditingkatkan melalui kursus

dan pelatihan mengenai Customer

Service terhadap seluruh staf karyawan

RSUD Kota Depok, sehingga dapat

peduli dan dapat memberikan perhatian

pribadi serta berusaha mengetahui

pelanggan dengan kebutuhan-

kebutuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Bhucari. 2003. Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Cetakan kelima, Alfabeta, Bandung.

Dajan, Anto. 1984. Pengantar Metode

Statistik, Jilid II. LP3ES. Jakarta

Ibrahim, Buddy. 1997. Total Quality

Management: Panduan untuk

Menghadapi persaingan Global.

Djambatan, Jakarta

Evans, Joel R. dan Barry Berman. 1997.

Marketing. Prentice Hall

International Edition. New Jersey.

Kotler, Amstrong. 1997. Dasar-dasar

Pemasaran, Jilid I. Prenhallindo,

Jakarta

Kotler, Philip. 1997. Manajemen

Pemasaran, Analisis, Perencanaan

dan Kontrol. Edisi Bahasa

Indoneasia Jilid 2. Prenhallindo.

Jakarta.

---------, 2000. Manajemen Pemasaran 2.

Edisi Melinium, Prenhallindo. Jakarta

Kotler, Sutanto. 2001. Manajemen

Pemasaran Di Indonesia. Salemba

empat, Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen

Pemasaran Jasa. Salemba Empat,

Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006.

Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2.

Salemba Empat. Jakarta.

Sitompul, Ellen dkk 1996. Teknik Statistika

untuk Bisnis dan Ekonomi, Jilid I.

Erlangga, Jakarta.

Sugioyono. 1999. Metodologi Penelitian

Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat

Kepuasan Pelanggan – Untuk

Menaikkan Pangsa Pasar. Rineka

Cipta. Jakarta.

Umar, Husein. 1999. Metodologi Penelitian

Aplikasi dalam Pemasaran.

PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 61: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

55

ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA MANAJEMEN INFORMATIKA

DALAM APLIKASI PELATIHAN SPSS VERSI 19.0 SEBAGAI

ILMU PENDUKUNG DI POLITEKNIK PERDANA MANDIRI

KABUPATEN PURWAKARTA

Gina N, ST., M.Pd

N. Mila M, S.Pd.,M.Si

Perwujudan tujuan pendidikan nasional perlu dilaksanakan diantaranya melalui peranan

Politeknik Perdana Mandiri sebagai salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Purwakarta

untuk selalu mengutamakan mutu lulusannya, maka untuk terus mempertahankan mutu dari

lulusannya terutama jurusan Manajemen Informatika senantiasa perlu dilihat secara mendalam

mengenai sumber daya yang dimiliki dari masing-masing mahasiswa seperti dari segi proses

baik program-program pendukung pembelajaran salah satunya pada pengolahan data yaitu

program pelatihan SPSS versi 19.0. Adapun metode penelitian ini menggunakan metode survei

dengan pendekatan kuantitatif dan teknik atau cara pengumpulan data yang digunakan penulis

adalah metode angket (kuesioner). Penelitian ini bermaksud unuk meningkatkan kemampuan

yang dimiliki mahasiswa yang pada intinya mengetahui dan menganalisis hubungan motivasi

berprestasi dengan prestasi belajar dalam pelatihan SPSS versi 19.0 bagi mahasiswa jurusan

Manajemen Informatika Politeknik Perdana Mandiri di Kabupaten Purwakarta.

Kata kunci : motivasi berprestasi, prestasi belajar,SPSS

PENDAHULUAN

Perguruan tinggi merupakan salah

satu organisasi pendidikan yang mencetak

sumber daya yang berkualitas dan

keberhasilan tujuan pendidikan di Perguruan

Tinggi tergantung pada sumber daya manusia

yang ada di Perguruan tinggi tersebut yaitu

pemimpin, dosen, mahasiswa, akademik dan

didukung sarana dan prasarana yang

memadai, agar dapat mendukung bagi

kehidupan mahasiswa di tengah-tengah

masyarakat dan dunia kerja. Sesuai dengan

UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan

bahwa makna tujuan pendidikan nasional

adalah untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam perwujudan tujuan pendidikan

nasional diatas maka peranan Politeknik

Perdana Mandiri sebagai salah satu

perguruan tinggi di Kabupaten Purwakarta

untuk selalu mengutamakan mutu

lulusannya, maka untuk terus

mempertahankan mutu dari lulusannya

senantiasa perlu dilihat secara mendalam

mengenai sumber daya yang dimiliki salah

satunya mahasiswa yang dilihat dari segi

proses, penerapan pembelajaran kontekstual

berbasis kompetensi telah meningkatkan

motivasi mahasiswa, keterlibatan aktif

mahasiswa, meningkatkan suasana belajar

yang kondusif, menarik dan menyenangkan,

mahasiswa lebih mudah dalam memahami

dan menguasai kompetensi yang dituntut

sehingga pembelajaran menjadi lebih

bermakna.

Page 62: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

56

Untuk mewujudkan hal tersebut bisa

dimulai dari motivasi maupun prestasi

belajar, seperti seberapa kuat motivasi yang

dimiliki individu (mahasiswa) akan banyak

menentukan terhadap kualitas perilaku yang

ditampilkannya, baik dalam konteks belajar,

bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Davis dalam Martinis dan Maisah (2010:86)

jika seseorang sudah mempunyai motivasi,

maka ia akan siap mengerjakan hal-hal yang

diperlukan sesuai dengan apa yang

dikehendaki. Berhubungan dalam hal ini

menurut Clelland (Mangkunegara, 2007:103)

mengemukakan enam karakteristik orang

yang mempunyai motivasi tinggi:

1) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi

yang tinggi;

2) Berani mengambil dan memikul resiko;

3) Memiliki tujuan yang realistik;

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh

dan berjuang untuk merealisaiskan tujuan;

5) Memanfaatkan umpan balik yang

kongkret dalam semua kegiatan yang

dilakukan; dan

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan

rencana yang telah diprogramkan.

Namun dalam kenyataannya di

Politeknik Perdana Mandiri mempunyai

motivasi dan prestasi yang berbeda antara

satu mahasiswa dengan mahasiswa yang

lainnya, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan

proses pembelajaran salah satunya dari Indek

Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa, yang

tentu saja berbeda-beda antara mahasiswa,

yang tentu saja perlu dibenahi dan dikaji

secara terus menurus guna mempertahankan

kualitas pendidikan di Politeknik Perdana

Mandiri selain pemberian mata kuliah yang

cukup kompeten diperlukan pula

programprogram tambahan pendukung

seperti program pengolahan data salah

satunya yaitu dengan menggunakan program

pelatihan SPSS versi 19.0 yang memberikan

kemudahan dengan tidak perlu menghitung

data secara manual melainkan data diolah

secara komputer.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai: “Analisis Hubungan

motivasi berpestasi terhadap prestasi belajar

mahasiswa Manajemen Informatika pada

aplikasi pelatihan SPSS versi 19.0 sebagai

ilmu pendukung di Politeknik Perdana

Mandiri Kabupaten Purwakarta”.

Perumusan Masalah

Fokus penelitian ini dirinci ke dalam

bentuk perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi berprestasi yang

dimiliki mahasiswa jurusan Manajemen

Informatika Politeknik Perdana Mandiri di

Kabupaten Purwakarta?

2. Bagaimana prestasi belajar yang dimiliki

mahasiswa jurusan Manajemen

Informatika Politeknik Perdana Mandiri di

Kabupaten Purwakarta?

3. Bagaimana hubungan motivasi berprestasi

dengan prestasi belajar dalam peranan

pelatihan SPSS versi 19.0 bagi mahasiswa

jurusan Manajemen Informatika

Politeknik Perdana Mandiri di Kabupaten

Purwakarta?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Motivasi berprestasi yang dimiliki

mahasiswa jurusan Manajemen

Informatika Politeknik Perdana Mandiri di

Kabupaten Purwakarta.

2. Sejauhmana prestasi belajar yang dimiliki

mahasiswa jurusan Manajemen

Informatika Politeknik Perdana Mandiri di

Kabupaten Purwakarta.

3. Hubungan motivasi berprestasi dengan

prestasi belajar dalam peranan pelatihan

SPSS versi 19.0 bagi mahasiswa jurusan

Manajemen Informatika Politeknik

Perdana Mandiri di Kabupaten

Purwakarta.

Page 63: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

57

Tinjauan Pustaka

Konsep Motivasi Berprestasi

Motivasi dapat diartikan sebagai

kekuatan yang ada pada manusia yang

kemudian dapat menimbulkan antusias dalam

melaksanakan suatu kegiatan, baik yang

bersumber dari dalam diri individu itu sendiri

(motivasi intrinsik) maupun dari luar

individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat

motivasi yang dimiliki individu akan banyak

menentukan terhadap kualitas perilaku yang

ditampilkannya, baik dalam konteks belajar,

bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Sedangkan yang dimaksud motivasi

berprestasi yang pertama kalinya disiapkan

diperkenalkan oleh Mc.Clelland (Robbins,

1992: 47) dinyatakan sebagai berikut:

Achievement motivation is indicated by some

on waiting to perform better or carrying

about performing better. Dalam hal ini

menurut Mc. Clelland (Mangkunegara,

2007:103) mengemukakan enam

karakteristik orang yang mempunyai

motivasi tinggi: 1) Memiliki tingkat

tanggung jawab pribadi yang tinggi; 2)

Berani mengambil dan memikul resiko; 3)

Memiliki tujuan yang realistik; 4) Memiliki

rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang

untuk merealisaiskan tujuan; 5)

Memanfaatkan umpan balik yang kongkret

dalam semua kegiatan yang dilakukan; dan

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan

rencana yang telah diprogramkan.

Dari uraian diatas dapat diuraikan

bahwa motivasi berprestasi adalah suatu

usaha yang mendorong seseorang untuk

bersaing dengan standar keunggulan, dimana

standar keunggulan ini dapat berupa

kesempurnaan tugas, dapat diri sendiri atau

prestasi orang lain. Mahasiswa yang

mempunyai motivasi berprestasi tinggi

nampaknya akan memperoleh prestasi yang

lebih tinggi.

Faktor-faktor Motivasi Berprestasi

Pada kenyataannya, ada mahasiswa

yang motif berprestasinya lebih bersifat

intrinsik sedangkan pada orang lain bersifat

ekstrinsik hal ini karena adanya: faktor

Individual dan faktor situasional, yang

menandakan motivasi berprestasi seseorang

akan tercermin pada perilaku. Ada beberapa

hal yang menjadi indikator orang yang

memiliki motivasi berprestasi yang tinggi

salah satunya yakni menampakkan tingkah

laku dengan ciri-ciri menyenangkan yang

dalam melakukan pekerjaannya akan

menuntut tangung jawab pribadi, memilih

pekerjaan yang resikonya sedang,

mempunyai dorongan sebagai umpan balik

tentang perebutannya dan berusaha

melakukan sesuatu dengan caracara yang

inovatif dan kreatif yang muncul dalam

dirinya.

Konsep Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai atau dilakukan. “Prestasi adalah bukti

keberhasilan yang telah dicapai. Belajar

adalah suatu proses mental yang mengarah

kepada penguasaan pengetahuan,

kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang

semuanya diperoleh, disimpan dan

dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah

laku yang progresif dan adaptif. Secara

singkat belajar merupakan suatu perubahan

dalam tingkah laku yang merupakan hasil

dari pengalaman.

Dari uraian di atas maka dapat

disimpul-kan bahwa prestasi belajar adalah

hasil dari apa yang kita lakukan dalam proses

pembelajaran.

Bentuk perubahan dari hasil belajar

meliputi tiga aspek, yaitu: a). Aspek kognitif

meliputi perubahan-perubahan dalam segi

penguasaan pengetahuan dan perkembangan

eterampilan/kemampuan yang diperlukan

untuk menggunakan pengetahuan tersebut b).

Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan

dalam segi sikap mental, perasaan dan

Page 64: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

58

kesadaran, c). Aspek psikomotor meliputi

perubahan-perubahan dalam segi

bentukbentuk tindakan motorik. Selanjutnya

Winkel (2004:162) mengatakan: Adapun

prinsip – prinsip belajar sebagaimana yang

dinyatakan Omar Malik dalam Sadirman

(2007:138) sebagai berikut:

1. Belajar harus senantiasa bertujuan, searah

dan jelas bagi siswa ;

2. Belajar yang paling efektif apabila

didasari oleh dorongan motivasi yang

murni dan bersumber dari dalam diri siswa

itu sendiri;

3. Senantiasa ada hambatan dan rintangan

dalam belajar, karena itu siswa harus

sanggup menghadapi atau mengatasi

secara tepat;

4. Belajar memerlukan gimgingan baik itu

dari guru atau tuntutan dari buku pelajaran

itu sendiri;

5. Jenis belajar yang paling utama ialah

belajar yang berpikiran kritis, lebih baik

daripada pembentukan kebiasaan-

kebiasaan mekanis;

6. Cara belajar yang paling efektif adalah

dalam pembentukan pemecahan masalah

melalui kerja kelompok asalkan masalah

tersebut disadari bersama;

7. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-

hal yang dipelajari, sehingga diperoleh

pengertian-pengertian;

8. Belajar memerlukan latihan dan ulangan,

agar apa-apa yang dipelajari dapat

dikuasai;

9. Belajar harus disertai dengan keinginan

dan kemauan yang kuat untuk mencapai

tujuan;

10. Belajar dianggap berhasil apabila si

pelajar telah sanggup menerapkan dalam

prakteknya.

Dari bentuk pendapat diatas bahwa

pentingnya belajar dalam pembelajaran

mengingat keinginan mencapai prestasi

belajar tinggi memerlukan pemahaman

yang lebih mendalam kepada mahasiswa,

karena hasil prestasi yang dimiliki

mahasiswa cenderung berbeda-beda

sebagaimana yang ada dalam prinsip-

prinsip belajar.

SPSS (Statistical Product Servise Solution)

SPSS merupakan sebuah program

komputer yang digunakan untuk membuat

analisis data statistika. SPSS dipublikasikan

oleh SPSS Inc. SPSS (Statistical Package for

the Social Sciences atau Paket Statistik untuk

Ilmu Sosial) versi pertama dirilis pada tahun

1968, diciptakan oleh Norman Nie, seorang

lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford

University, yang sekarang menjadi Profesor

Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan

Profesor Emeritus Ilmu Politik di University

of Chicago.

Program SPSS sendiri

perkembangannya cukup pesat, awal pertama

di Indonesiaa mulai banyak dikenal publik

dari sejak SPSS versi 7.00 sekarang program

SPSS for windows ini sudah mencapai versi

19.0 , namun demikian setiap versi masih

tetap memiliki persamaan di dalamnya.

Peranan SPSS

SPSS itu sendiri memiliki peranan

sangat penting sebagai alat bantu dalam

pengelolaan data sesuai dengan pendapat

Ridwan dan Sunarto (2007:207) Peranan

SPSS adalah sebagai alat untuk pengolahan

angka yang digunakan untuk memudahkan

analisis data, selain itu SPSS merupakan

salah satu dalam penelitian-penelitian.

Kegunaan SPSS

Dalam program SPSS

digunakan untuk berbagai model aplikasi

seperti:

a. Model aplikasi statistik Deskriptif atau

statistik deduktif seperti mencari mean,

median, modus, Sum, persentase,

minimum, maksimum, Kuartil, desil,

Range, Varians, standard deviasi dll.

b. Mengolah statistik lanjut atau statistik

inferensial dengan model parametrik,

Page 65: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

59

model non parametrik, seperti chi square,

wilcoxon, Kendall Tau, dll.

c. Manajemen data (seleksi kasus,

penajaman file, pembuatan data turunan)

dan dokumentasi data (kamus metadata

ikut dimasukkan bersama data)

d. juga merupakan fitur-fitur dari software

dasar SPSS.

Penggunaan Dua Tipe SPSS

Program SPSS versi 19.0

menggunakan dua tipe windows, yaitu : Data

editor dan data view. Sedangkan keluaran

hasil pengolahan data dinamakan Output

viewer yang tak lain berisikan tampilan hasil

pengolahan data penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan

metode survei dengan pendekatan kuanlitatif.

Penelitian survei yang dimaksud adalah

bersifat menjelaskan hubungan kausal

dengan pengujian hipotesis.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini

adalah mahasiswa jurusan Manajemen

Informatika semester 2 dan 4 pada perguruan

tinggi Politeknik Perdana Mandiri di

kabupaten Purwakarta.

Metode Pengumpulan Data

Sugiono (2008:137) mengatakan

bahwa: teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan interview (wawancara),

kuesioner (angket), Observasi (pengamatan)

atau gabungan ketiganya. Berdasarkan

pendapat diatas teknik atau cara

pengumpulan data yang digunakan penulis

adalah metode angket (kuesioner). Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada

kepada responden untuk dijawabnya.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini yang akan digunakan

adalah analisis Korelasi dan Regresi Ganda

yang mempunyai persyaratan yaitu (1)

sampel data dipilih secara random; (2)

mempunyai pasangan yang sama; (3) data

berdistribusi normal; (4) data berpola linier.

Analisis ini akan digunakan dalam menguji

besarnya hubungan kausal antar variabel X

terhadap Y. Selain itu perhitungan dilakukan

dengan menggunakan program SPSS versi

19.0 .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengelolaan data penelitian

bahwa koefisien korelasi untuk variabel

motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar

sebesar 0,585 yang artinya memiliki tingkat

hubungan cukup kuat, hal ini menunjukan

bahwa motivasi berprestasi memiliki nilai

yang sangat berarti bagi prestasi belajar

mahasiswa Manajemen Informatika di

Politeknik Perdana Mandiri. Kemudian

motivasi berprestasi memiliki kontribusi

terhadap prestasi belajar sebesar 34,22 %

yang artinya motivasi berprestasi

memberikan kontribusi terhadap prestasi

belajar sebesar 34,22 % dan sisanya 65,78%

ditentukan oleh variabel lain seperti

kemampuan, kesempatan, sarana dan

prasarana, kondisi lingkungan belajar, dll.

Hal ini sesuai dengan pendapat Syah

(2001:132) yang mengatakan beberapa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar yakni :

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri

siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan

rohani siswa, selanjutnya

2. faktor eksternal (faktor dari luar siswa),

yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa,

3. Faktor pendekatan belajar (approach to

learning), yakni jenis upaya belajar siswa

yang melipiti strategi dan metode yang

digunakan untuk melakukan kegiatan

pembelajaran meteri-materi pelajaran.

Selain itu hasil uji signifikan ternyata nilai

probabilitas lebih besar dari nilai probabilitas

Page 66: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

60

Sig atau [0 , 05 ≥ 0,000] maka Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya motivasi berprestasi

memiliki hubungan yang signifikan terhadap

prestasi belajar pada pelatihan SPSS versi

19.0 Kemudian didukung dari pencapaian

hasil dari persamaan regresi = 32,368 +

0,451 X. Hal ini berarti bahwa setiap ada

perubahan satu unit pada variabel X maka

akan diikuti dengan peningkatan nilai Y

yaitu sebesar 0 ,451. Dengan kata

lain, variabel X (motivasi berprestasi

mempunyai hubungan yang erat dengan

variabel Y (prestasi belajar) dan memiliki

ketergantungan terhadap variabel X dengan

arah perubahan positif.

Dari hasil perhitungan di atas bahwa

motivasi berprestasi sangat mempengaruhi

prestasi belajar, sebab apabila mahasiswa

Manajemen Informatika memiliki motivasi

khususnya motivasi berprestasi dari dalam

dirinya akan melakukan semua tugas yang

diberikan pada saat melaksanakan kegiatan

pelatihan dengan baik dalam artian

mahasiswa yang mempunyai motivasi

berprestasi yang tinggi menyukai tantangan

dalam melaksanakan tugasnya, berani

mengambil resiko, memiliki tanggung jawab,

senang bekerja keras dalam pembelajaran

dan akan melakukan perbaikan terus

menerus. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikatakan oleh Omar Malik dalam Sadirman

(2007:138) salah satunya menunjukkan

sebagai berikut : Belajar yang paling efektif

apabila didasari oleh dorongan motivasi yang

murni dan bersumber dari dalam diri siswa

itu sendiri untuk berprestasi. Hal lain yang

mendukung pernyataan tersebut menurut

Mc.Clelland dalam Husaini Usman

(2011:265) terdapat beberapa karakter dari

individu yang memiliki motivasi berprestasi

yang meliputi : bertanggung jawab, harapan

terhadap umpan balik, melaksanakan tugas

dengan inovatif. Selain itu menurut Sadirman

(2007:85) menyatakan bahwa motivasi dapat

berfungsi sebagai pendorong usaha dalam

pencapai prestasi, artinya seseorang

melakukan usaha karena adanya motivasi.

KESIMPULAN

Berangkat dari permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka terdapat beberapa temuan yang merupakan kesimpulan dari hasil penelitian ini, hal ini diuraikan secara terinci sebagai berikut : Motivasi berprsestasi mahasiswa Manajemen Informatika Politiknik Perdana Mandiri di Kabupaten Purwakarta dalam pelatihan SPSS versi 19.0 menunjukan hasil dalam kategori baik yakni berdasarkan angka persentase hasil analisis data deskriptif. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa memiliki motivasi berprestasi diantaranya pada aspek : menyukai tanggung jawab, memiliki tujuan yang jelas dan realistis, memiliki rencana yang menyeluruh, lebih mementingkan umpan balik yang nyata tentang hasil belajarnya, senang dengan tugas. Sedangkan motivasi berprestasi paling baik berada pada aspek senang dengan tugas dan yang paling rendah beradaaspek memiliki tujuan yang jelas dan realistis.

1. Prestasi belajar mahasiswa manajemen

Informatika Politeknik Perdana Mandiri di

Kabupaten Purwakarta dalam pelatihan SPSS

menunjukan hasil dalam kategori baik yakni

berdasarkan angka persentase hasil analisis

data deskriptif. Hal ini menunjukan bahwa

mahasiswa memiliki prestasi belajar

diantaranya pada aspek : Ranah kognitif,

Ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Sedangkan prestasi belajar paling baik berada

pada aspek ranah kognitif, afektif dan ranah

psikomotorik. Sedangkan prestasi belajar

paling baik berada pada aspek ranah kognitif.

2. Motivasi berprestasi dan prestasi belajar

mahasiswa manajemen Informatika di

Politeknik Perdana Mandiri memiliki

hubungan/kontribusi secara positif terhadap

Prestasi belajar pada pelatihan SPSS versi

19.0 sebesar 34, 22% dan sisanya sebesar

65,78% ditentukan oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut jelaslah

bahwa motivasi berprestasi mempunyai

Page 67: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

61

hubungan terhadap prestasi belajar

mahasiswa yang artinya jika mahasiswa

memiliki motivasi berprestasi yang baik

maka akan mempengaruhi hasil prestasi

belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Husaini Usman. (2010). Manajemen

Teori, Praktek dan Riset Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Martinis Yamin dan Maisah.

(2010).

Standarisasi Kinerja. Jakarta: GP Press.

Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitian.

Bandung: CV. Alfabeta.

Sadirman. (2006). Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sondang S.P. (2004). Teori Motivasi dan

Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Ridwan dan Sunarto. (2009).

Pengantar Statistika untuk Penelitian

Pendidikan, Sosial, Ekonomi, dan Bisnis

lengkap dengan Aplikasi SPSS. Bandung:

Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2005. Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Nuansa Aulia.

Page 68: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

62

KONTRIBUSI MOTIVASI TERHADAP KINERJA

DOSEN POLITEKNIK PERDANA MANDIRI PURWAKARTA

Agus Buntoro, S.E., M.M.

Ahmad Abror, S.E., M.M.

Tresna Wulandari, S.Pd, M.M.

Abstrak

Dosen selaku tenaga pengajar di jenjang pendidikan tinggi merupakan unsur penunjang

penyelenggaraan program pendidikan yang akan mempengaruhi proses pembelajaran dan

memiliki fungsi paling strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya lulusan. Dosen

dituntut bekerja secara profesional dan memiliki kesadaran untuk terus-menerus meningkatkan

kinerja serta kualitas kerjanya. Kualitas dosen dan lulusan ini penting karena berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup lembaga. Permasalahannya adalah kinerja dosen Politeknik

Perdana Mandiri Purwakarta dalam melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi

belumlah optimal, khususnya dalam hal penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Penulis

menduga motivasilah yang menyebabkan hal itu terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui: 1) gambaran motivasi dosen; 2) gambaran kinerja dosen; serta 3) kontribusi

motivasi terhadap kinerja dosen.

Objek dari penelitian ini adalah para dosen Politeknik Perdana Mandiri Purwakarta

sejumlah 30 orang. Adapun metode penelitiannya menggunakan deskriptif verifikatif. Sumber

data yang dipergunakan adalah primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan

melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan studi literatur. Untuk mengukur besarnya

pengaruh motivasi terhadap kinerja, digunakan teknik analisis data regresi serta korelasi

dengan menggunakan software SPSS versi 19.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa keadaan motivasi yang dirasakan dosen

Politeknik Perdana Mandiri adalah rendah. Keadaan kinerja dosen pun berada pada daerah

kontinum rendah. Besarnya pengaruh motivasi terhadap kinerja adalah 56,3% (cukup kuat).

Kata Kunci : motivasi, kinerja

1. Pendahuluan Dosen selaku tenaga

pengajar di jenjang pendidikan tinggi

merupakan unsur penunjang

penyelenggaraan program pendidikan

yang akan mempengaruhi proses

pembelajaran dan memiliki fungsi paling

strategis untuk meningkatkan kualitas

sumber daya lulusan. Dosen dituntut

bekerja secara profesional dan memiliki

kesadaran untuk terus-menerus

2. meningkatkan kinerja serta kualitas

kerjanya. Kualitas dosen dan lulusan ini

penting karena berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup lembaga, seperti

dinyatakan Shaun Tyson (2006:181)

bahwa:

“The survival and growth of business

depends upon the quality of the human

resources within the organization”.

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan

suatu bisnis tergantung pada kualitas

sumber daya manusia dalam organisasi.

Page 69: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

63

Menurut Ruky (2006:14), “Istilah

kinerja sendiri sebenarnya adalah

pengalihbahasaan dari kata Inggris

Performance. Kamus The New Webster

Dictionary memberikan tiga arti bagi kata

performance sebagai: 1) prestasi; 2)

pertunjukan; 3) pelaksanaan tugas.

Kemudian Bernardin dan Russel, seperti

dikutip Ruky (2006:15) mengemukakan

bahwa:

“Performance is defined as the record

of outcomes produced on a specified job

function or activity during a specified

period”.

Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil

yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan

tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun

waktu tertentu.

Kinerja dosen merupakan salah satu

aspek yang harus mendapat perhatian serius

dari pimpinan lembaga pendidikan karena

berpengaruh terhadap kinerja lembaga

pendidikan secara keseluruhan, seperti

dikemukakan Stredwick (2005:288) bahwa:

“To all intents and purpose, an

organization is judged by its performance.

In the public sector, measures are more

controversial but sets of various

performance indicators in health, education,

and other public services give a general

overall view of how well organization is

performing in comparison to its peers”.

Organisasi dinilai dari kinerjanya

untuk semua maksud dan tujuan. Pada sektor

publik, ukurannya bahkan lebih

kontroversial, yakni seperangkat indikator

kinerja dalam bidang kesehatan, pendidikan,

dan pelayanan publik lainnya yang

memberikan tampilan keseluruhan secara

umum seberapa baik organisasi tersebut

berkinerja dibandingkan organisasi lainnya.

Namun permasalahannya adalah

kinerja dosen dalam melaksanakan tugas

Tri Dharma Perguruan Tinggi belumlah

optimal. Berkaitan dengan tugas penelitian,

Saifur Rohman melalui Kompas.com pada

tanggal 20 Desember 2010 mengungkapkan

bahwa:

“Survei SCImago melaporkan,

publikasi hasil penelitian Indonesia selama

13 tahun (1996-2008) adalah 9.194 tulisan.

Angka itu menempatkan negeri ini di urutan

ke-64 dari 234 negara yang disurvei.

Dibanding negara tetangga, Singapura

berada pada peringkat ke-31, Thailand ke-

42, dan Malaysia ke-48. Data itu tidak

signifikan dengan jumlah peneliti di

perguruan tinggi yang mencapai 89.022

orang. Menurut Kementrian Pendidikan

Nasional, peneliti berpendidikan magister

mencapai 71.489 orang, Doktor 13.033

orang, dan guru besar 4.500 orang. Jika

mengacu pada data SCImago, berarti dalam

rentang lebih dari 10 tahun, hanya ada satu

dari 10 dosen yang menerbitkan hasil

penelitian. Jika interval dipersempit dalam

rentang satu tahun, jelas presentase itu

sepuluh kali lebih sedikit”.

Selanjutnya, Senior Consultant Putera

Sampoerna School of Education, S.

Gopinathan mengatakan kepada

Kompas.com pada tanggal 10 Oktober 2009

bahwa:

“Berbagai persoalan seputar

pendidikan tidak kunjung jelas karena

minimnya penelitian kependidikan. Selama

ini sebagian besar tenaga pendidik hanya

memusatkan perhatian pada peningkatan

kemampuan mengajar saja. Minimnya

penelitian yang dilakukan oleh dosen

berimbas pada aktivitas ilmiah

mahasiswanya”.

Wiko Saputra (2006:23)

menambahkan, “Beberapa persoalan

lemahnya aktivitas ilmiah mahasiswa salah

satunya adalah kurangnya peranan dosen

memotivasi dan membimbing mahasiswa

dalam kegiatan ilmiah. Fenomena seperti ini

sering dilihat di perguruan tinggi di

Indonesia”. Kemudian dalam Workshop

Revitalisasi Fungsi Dosen Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, yang

Page 70: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

64

diselenggarakan pada tanggal 14 Desember

2011, pembicara dari ITB, Lilik Hendrajaya

mengungkapkan, “Menurunnya kualitas

pembelajaran, salah satunya, karena dosen

tidak produktif”. Selanjutnya beliau

mengatakan bahwa:

“Para dosen sudah seharusnya

memiliki motivasi dan etos kerja, hal ini

demi meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dosen, sebagai pengajar harus berpegang

teguh pada Tri Dharma pendidikan. Yakni

bagaimana dosen maksimal dalam

mengembangkan diri, juga maksimal untuk

mengabdi. Baik untuk institusi maupun

masyarakat”.

Lembaga pendidikan harus mampu

menemukan dan menjaga kinerja tenaga

pengajar yang ditandai dengan keunggulan

dalam melaksanakan tugas Tri Dharma

Perguruan Tinggi tersebut, yang tentu diikuti

dengan adanya kepastian karir dan

kesejahteraan. Hal itu dilakukan agar

lembaga pendidikan diyakini dan dipercaya

oleh masyarakat, termasuk para pemakai

jasa pendidikan (end user/stakeholder).

Berkaitan dengan kinerja dosen di

Politeknik Perdana Mandiri selaku lembaga

pendidikan tinggi yang dijadikan obyek

penelitian, penulis mengamati bahwa sejak

lembaga pendidikan ini berdiri pada tahun

2003, pelaksanaan tugas Tri Dharma yang

dilakukan dosen masih sangat rendah,

khususnya dalam hal penelitian dan

pengabdian pada masyarakat. Hal ini

terbukti dari laporan Evaluasi Program Studi

Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) terlampir.

Berdasarkan kondisi di atas, penulis

menduga bahwa motivasilah yang

menyebabkan kinerja dosen Politeknik

Perdana Mandiri relatif rendah. Menurut

Veithzal Rivai (2009:860), “Motivasi adalah

serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal

yang spesifik sesuai dengan tujuan

individu”. Sedangkan menurut Hariandja

(2002:321), “Motivasi merupakan faktor-

faktor yang mengarahkan dan mendorong

perilaku atau keinginan seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan

dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.

Motivasi merupakan salah satu aspek yang

sangat penting dalam menentukan perilaku

seseorang, termasuk perilaku kerja”.

Berdasarkan latar belakang di atas,

penulis bermaksud melakukan penelitian

dengan judul “KONTRIBUSI MOTIVASI

TERHADAP KINERJA DOSEN

POLITEKNIK PERDANA MANDIRI

PURWAKARTA”.

1. Kerangka Pemikiran

Motivasi merupakan faktor-faktor

yang mengarahkan dan mendorong perilaku

atau keinginan seseorang untuk melakukan

suatu kegiatan yang dinyatakan dalam

bentuk usaha yang keras atau lemah.

Motivasi merupakan salah satu aspek yang

sangat penting dalam menentukan perilaku

seseorang, termasuk perilaku kerja

(Hariandja, 2002:321). Motivasi itu sendiri

merupakan bagian dari salah satu fungsi

Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM), yaitu fungsi integrasi. Menurut

Hasibuan (2006:136):

“Pengintegrasian adalah kegiatan

menyatupadukan keinginan karyawan dan

kepentingan perusahaan agar tercipta

kerjasama yang memberikan kepuasan.

Usaha untuk pengintegrasian dilakukan

melalui hubungan antarmanusia (human

relation), motivasi, kepemimpinan,

Kesepakatan Kerja Bersama/KKB, dan

collective bargaining. Jadi pengintegrasian

adalah hal yang sangat penting dan

merupakan salah satu kunci untuk mencapai

hasil yang baik bagi perusahaan maupun

terhadap karyawan, sehingga memberikan

kepuasan kepada semua pihak. Karyawan

dapat memenuhi kebutuhannya dan

perusahaan memperoleh laba”.

Page 71: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

65

Berkaitan dengan Manajemen Sumber

Daya Manusia (MSDM), Edwin B. Flippo,

seperti dikutip oleh Hasibuan (2006:11)

mengemukakan bahwa

“Personnel management is the

planning, organizing, directing, and

controlling of the procurement,

development, compensasion, integration,

maintenance, and separation of human

resources to the end that individual,

organizational, and societal objectives are

accomplished. Manajemen personalia adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengendalian dari pengadaan,

pengembangan, kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan, dan

pemberhentian karyawan, dengan maksud

terwujudnya tujuan perusahaan, individu,

karyawan, dan masyarakat”.

Berdasarkan definisi MSDM di atas,

dapat dilihat bahwa fungsi MSDM adalah

meliputi:

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan

4. Pengendalian

5. Pengadaan

6. Pengembangan

7. Kompensasi

8. Pengintegrasian

9. Pemeliharaan

10. Pemberhentian

Motivasi merupakan faktor penting

untuk meningkatkan kinerja. Seperti dikutip

Hariandja (2007:348) dalam teori motivasi

expectancy, Victor Vroom mengatakan

bahwa salah satu unsur penting dalam

motivasi adalah adanya kemungkinan bahwa

seseorang dapat mencapai kinerja yang

diharapkan. Bahkan Pritchard dan Ashwood

(2008:23) mengemukakan “People will only

be motivated if they expect that their actions

will lead to outcomes that satisfy their

needs”.

Orang hanya akan termotivasi jika

mereka mengharapkan bahwa tindakan

mereka akan menyebabkan hasil yang

memuaskan kebutuhan mereka.

Keterkaitan motivasi dengan tingkat

kinerja seseorang dipertegas oleh

Ivancevich, et. al (2005:16) bahwa motivasi

dan kemampuan untuk bekerja saling

berinteraksi dalam menentukan kinerja. Hal

senada diungkapkan Rivai (2009:633),

“Kinerja merupakan suatu fungsi dari

motivasi dan kemampuan”.

Kemudian Maier (Heavey, 2011:7)

mengungkapkan bahwa performance is

defined as a product of motivation and

ability. Pentingnya pemberian motivasi

untuk meningkatkan kinerja dikemukakan

oleh Rowley (1996:11) bahwa motivation,

then, is key in the establishment and further

development of quality in higher education.

Motivasi merupakan kunci dalam pendirian

dan pengembangan lebih lanjut dari kualitas

pendidikan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis

menggambarkan kerangka pemikiran dan

paradigma penelitian sebagai berikut:

Page 72: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

66

1.1 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah “motivasi berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja”.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif verifikatif.

Istijanto (2007:13) mengatakan bahwa riset

deskriptif merupakan jenis riset yang

Manajemen

Sumber

Daya

Manusia

(MSDM)

Fungsi

Pengarahan

Pengorganisasia

n

Perencanaan

Pengembangan

Pengadaan

Pengendalian

Pemeliharaan

Pengintegrasian

Kompensasi

Kinerja

1. Pendidikan dan Pengajaran a. Pra Pendidikan

dan Pengajaran b. Proses Pendidikan

dan Pengajaran c. Pasca Pendidikan

dan Pengajaran 2. Penelitian 3. Pengabdian pada

Masyarakat Sumber: Fortunato dan

Waddle

Motivasi 1. Kebutuhan akan

prestasi 2. Kebutuhan akan

afiliasi 3. Kebutuhan akan

kekuasaan Sumber: Mc. Clelland

Pemberhentian

GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN

KONTRIBUSI MOTIVASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK PERDANA MANDIRI

PURWAKARTA

X Motivasi

1. Kebutuhan akan prestasi 2. Kebutuhan akan afiliasi 3. Kebutuhan akan

kekuasaan

Sumber: Mc. Clelland (Malayu SP. Hasibuan, 2006:162-163)

Y Kinerja

1. Pendidikan dan Pengajaran a. Pra Pendidikan dan

Pengajaran b. Proses Pendidikan dan

Pengajaran c. Pasca Pendidikan dan

Pengajaran 2. Penelitian 3. Pengabdian pada Masyarakat

Sumber: Fortunato dan Waddle (1981:99, 211)

GAMBAR 2.2 PARADIGMA PENELITIAN

KONTRIBUSI MOTIVASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK PERDANA MANDIRI

PURWAKARTA

Page 73: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

67

bertujuan menggambarkan sesuatu. Melalui

jenis penelitian deskriptif, maka dapat

diperoleh deskripsi mengenai: 1) gambaran

motivasi dosen Politeknik Perdana Mandiri;

dan 2) gambaran kinerja dosen Politeknik

Perdana Mandiri. Sedangkan yang dimaksud

dengan penelitian verifikatif adalah pada

dasarnya ingin menguji kebenaran suatu

hipotesis yang dilaksanakan melalui

pengumpulan data di lapangan (Arikunto,

2006:8).

Adapun jenis data yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah data primer

berupa tanggapan responden tentang

motivasi dan kinerja. Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh dosen

Politeknik Perdana Mandiri Program Studi

Administrasi Bisnis dan Manajemen

Informatika Tahun Akademik 2011/2012

sejumlah 30 orang.

Pengujian hipotesis penelitian ini

menggunakan regresi serta korelasi, dimana

sebelumnya lebih dahulu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas untuk mengukut

kualitas instrumen penelitian, serta uji

asumsi normalitas dan linearitas. Adapun

untuk menghitung uji validitas, reliabilitas,

kedua uji asumsi tersebut, serta uji hipotesis,

digunakan software SPSS versi 19.0.

4. Hasil Pengujian & Pembahasan

4.1 Gambaran Motivasi Dosen

Secara umum, gambaran motivasi

dosen berdasarkan daerah kategori kriterium

adalah rendah.

Adapun gambaran keseluruhan

tanggapan responden mengenai motivasi

berdasarkan pengolahan data secara

berurutan adalah kebutuhan akan afiliasi,

kebutuhan akan prestasi, baru kemudian

kebutuhan akan kekuasaan. Motivasi

tertinggi dosen berada pada kebutuhan akan

afiliasi, khususnya dorongan untuk membina

hubungan yang saling menyenangkan

dengan orang lain.

Ivancevich (2005:155) mengatakan

bahwa kebutuhan akan afiliasi

merefleksikan keinginan untuk berinteraksi

secara sosial dengan orang. Seseorang

dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi

menempatkan kualitas dari hubungan

pribadi sebagai hal yang paling penting, dan

oleh karena itu hubungan sosial lebih

didahulukan daripada penyelesaian tugas.

Hariandja (2007:330) menambahkan bahwa

kebutuhan mana yang dominan pada

seseorang dapat dipengaruhi oleh sistem

nilai yang berkembang. Misalnya nilai

kekeluargaan dapat mempengaruhi

kebutuhan afiliasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kebutuhan berprestasi.

4.2 Gambaran Kinerja Dosen

Adapun gambaran keseluruhan

tanggapan responden mengenai kinerja

berdasarkan pengolahan data secara

berurutan adalah pendidikan dan pengajaran,

penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

Kinerja tertinggi dosen berada pada

pendidikan dan pengajaran, khususnya

aktivitas merangkum materi kuliah

sebagaimana yang disusun dalam rencana

dan silabus perkuliahan.

Namun secara umum, gambaran

kinerja dosen berdasarkan daerah kategori

kriterium adalah rendah

4.3 Kontribusi Motivasi terhadap

Kinerja Dosen

Berdasarkan perbandingan nilai

probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas

Sig pada tabel coefficient melalui

perhitungan SPSS, diperoleh masing-masing

nilai Sig 0,000 dimana semua perolehan

nilai Sig tersebut lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05. Dengan demikian,

hipotesis motivasi berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja, terbukti adanya

dan mendukung teori yang ada.

Berdasarkan koefisien determinasi

(Rsquare) sebesar 0,563, terlihat bahwa

Page 74: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

68

pengaruh motivasi (X) terhadap kinerja (Y),

dinilai positif sebesar 56,3%. Hal ini

mengindikasikan bahwa motivasi

berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja. Berikut ini beberapa teori

pendukung terhadap hipotesis tersebut di

atas:

1. Victor Vroom (Hariandja 2007:348)

mengatakan bahwa salah satu unsur

penting dalam motivasi adalah adanya

kemungkinan seseorang dapat mencapai

kinerja yang diharapkan.

2. Luthan (Tella et.al, 2007:2)

mengemukakan bahwa motivation is the

process that arouses, energizes, directs,

and sustains behaviour and performance.

Motivasi adalah proses yang

membangkitkan, memberi energi,

mengarahkan, dan memelihara perilaku

dan kinerja.

3. Adeyemo (Tella, et.al, 2007:3)

mengungkapkan bahwa motivation is one

of several factors that go into a person’s

performance. Motivasi adalah salah satu

dari beberapa faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja seseorang.

4. Tella, et.al (2007:4) berpendapat,

“Studies on work motivation seem to

confirm that it improves workers’

performance and satisfaction”. Studi

mengenai motivasi kerja bertujuan untuk

mengkonfirmasi bahwa motivasi

meningkatkan kinerja dan kepuasan

karyawan.

5. Perry, e.al (Paarlberg, 2010:710)

mengatakan bahwa individuals are

motivated to make a difference in the

lives of others and that such prosocial

motivations positively influence employee

performance. Seseorang termotivasi

untuk membuat perbedaan dalam

kehidupannya dibandingkan orang lain,

motivasi semacam itu secara positif

mempengaruhi kinerja karyawan.

6. Maier (Heavey, et.al, 2011:7)

mengemukakan bahwa performance is

defined as a product of motivation and

ability. Kinerja didefinisikan sebagai

produk dari motivasi dan kemampuan.

7. Heavey, et.al. (2011:12) mengungkapkan

bahwa motivation makes a strong

association with performance in the

workplace. Motivasi memiliki hubungan

yang kuat dengan kinerja di tempat kerja.

5. Kesimpulan

1. Keadaan motivasi yang dirasakan dosen

Politeknik Perdana Mandiri adalah

rendah. Penilaian responden yang paling

rendah dari motivasi adalah:

a. Kebutuhan akan prestasi, yaitu pada

item dorongan untuk berani

mengambil resiko dari pekerjaan yang

dilakukan serta dorongan untuk

melakukan pekerjaan dengan cara-

cara baru yang lebih inovatif.

b. Kebutuhan akan afiliasi, yaitu pada

item dorongan untuk memberikan

saran pada orang lain dengan

menggunakan etika dan cara yang

santun serta dorongan untuk

melakukan kerjasama dalam

menyelesaikan pekerjaan.

c. Kebutuhan akan kekuasaan, yaitu

pada item dorongan untuk

mengadakan pendekatan dalam

mempengaruhi orang lain dengan

menjaga prestasi kerjanya serta

dorongan untuk menjadi yang terbaik

dari orang lain.

2. Keadaan kinerja dosen dinilai rendah.

Penilaian responden yang paling rendah

dari kinerja adalah sub variabel:

a. Pendidikan dan pengajaran, yaitu pada

item membimbing mahasiswa dalam

kegiatan seminar mahasiswa, makalah,

dan kegiatan akademik lainnya serta

memberikan pelayanan

bantuan/bimbingan pada mahasiswa

pada waktu yang telah ditentukan.

b. Penelitian, yaitu pada item menyajikan

dan menulis buku ilmiah atau karya

Page 75: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

69

tulis dalam diskusi ilmiah serta

mengkaji bahan-bahan ilmiah

mutakhir seperti hasil-hasil penelitian.

c. Pengabdian pada masyarakat, yaitu

pada item menulis karya pengabdian

pada masyarakat.

3. Berdasarkan tanggapan responden, dapat

diketahui hubungan motivasi dengan

kinerja adalah cukup kuat, sehingga

hipotesis motivasi berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja terbukti.

6. Saran

1. Bagi dosen, perlu meningkatkan motivasi

untuk senantiasa berpikiran terbuka guna

menerima/memberikan saran serta

bekerjasama dengan orang lain dan

melakukan inovasi dengan cara

memperbaiki serta menghadirkan suasana

baru dalam aktivitas pendidikan dan

pengajaran, penelitian, maupun

pengabdian pada masyarakat.

2. Bagi pimpinan, perlu mendorong dan

membuka kesempatan seluas-luasnya

untuk dosen melakukan inovasi dalam

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

Tinggi, membuat perencanaan beban

tugas yang rasional dan sesuai dengan

kemampuan dosen, menyelenggarakan

pelatihan/seminar/workshop, serta

membuat pedoman pelaksanaan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yang memacu

keberhasilan kinerja dosen.

3. Penulis dalam penelitian ini belum secara

mendalam menganalisa variabel maupun

indikator-indikator lain yang

mempengaruhi kinerja dosen, sehingga

masih memerlukan penelitian lebih lanjut

di masa yang akan datang. Variabel-

variabel yang dimaksud antara lain

kompetensi, pengalaman, ataupun

pendidikan dan pelatihan.

Daftar Pustaka

Buku:

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Yogyakarta:Bina Aksara.

Hariandja, Marihot Tua E. (2007).

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta:Grasindo.

Hasibuan, Malayu SP. (2006). Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi

Aksara.

Istijanto. (2007). Aplikasi Praktis Riset

Pemasaran. Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama.

Ivansevich, John M, et al. (2005). Perilaku

.dan Manajemen Organisasi. Jilid 1.

Edisi Ketujuh. Jakarta:Erlangga.

Pritchard, Robert D dan Elissa L. Ashwood.

(2008). Managing Motivation. New

York:Routledge.

Rivai, Veithzal. (2009). Manajemen Sumber

Daya Islami. Jakarta:Rajagrafindo

Persada. Ruky, Achmad, (2006). S.

Sistem Manajemen Kinerja.

Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Saputra, Wiko. (2006). Kuliah Itu Gampang.

Jakarta:Visi Media.

Stredwick, John. (2005). An Introduction to

Human Resources Management.

Second Edition. Oxford:Elsevier.

Tyson, Shaun. (2006). Essentials of Human

Resources Management. Fifth Edition.

Oxford:Elsevier.

Jurnal:

Heavey, Colm et.al. (2011). Enhancing

Performance Bringing Trust,

Commitment, and Motivation

Together in Organizations.Journal of

General Management. Vol 36 No 3

Spring 2011.

Page 76: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

70

Paarlberg, Laurie E and Bob Lavigna.

(2010). Transformational Leadership

and Public Service Motivation:Driving

Individual and Organizational

Performance. Symposium on Public

Service Motivation Research.

Rowley, Jennifer. (1996). Motivation and

Academic Staff in Higher Education.

Journal of Quality Assurance in

Education. Volume 4 Number 3. 1996.

pp. 11-16. ISSN 0968-4883. MCB

University Press.

Tella, Adeyinka, et.al. (2007). Work

Motivation, Job Satisfaction, and

Organisational Commitment of

Library Personnel in Academic and

Research Libraries in Oyo State,

Nigeria. ISSN 1522-0222.

Tesis:

Mulyana, Yusep. Kontribusi Kompensasi

dan Motif Berprestasi terhadap Kinerja

Dosen. Tesis Magister Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia. 23

Agustus 2009.

Internet:

Gopinathan , S. 10 Oktober 2009. Guru

Diarahkan Adakan Penelitian.

Tersedia di: nasional. kompas.com.

Humas Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. 14 Desember 2011.

Kinerja Dosen Harus Lebih Maksimal.

Tersedia di:

http://www.umy.ac.id/kinerja-dosen-

harus-lebih-maksimal.html

Rohman, Saifur. Senin, 20 Desember 2010.

Ilmuwan Minus Penelitian. Tersedia

di:nasional.kompas.

Page 77: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

71

PENGARUH SPIRIT OF ENTERPRENEUR DAN MOTIVATION

TERHADAP KINERJA USAHA PARA PENGUSAHA HANDPHONE

DI ITC DEPOK

Oleh:

Atyanto Mahatmyo, S.E., M.M. dan Mulia Nasution, S.E., M.M.

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A.Siwabessy,

Kampus Universitas Indonesia, Depok

ABSTRAK

Pengaruh Spirit Of Entrepreneurship danMotivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha

handphone di ITC DEPOK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh dari Spirit of Entrepreneur dan Motivation terhadap Kinerja Usaha para Pengusaha

H handphone di ITC DEPOK .Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan antara Spirit of Entrepreneur yang terdiri dari

self – directed, self – nurturing, action – oriented, highly energetic dan tolerant of uncertainty

dan motivation yang terdiri dari berani bersikap, memiliki otonomi, dan mampu mewujudkan

sesuatu terhadap kinerja usaha para pengusaha Handphone di ITC DEPOK. Metode penelitian

yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik antara lain:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pengusaha handphone untuk memperoleh keterangan dan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Observasi

Pengamatan langsung pada usaha handphone yang dijalankan oleh pengusaha dalam hal

produk yang dijual, pendisplayan produk hingga arus pengunjung handphone.

c. Kuisioner/ Daftar Pertanyaan

Kuisioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui beberapa

daftar pertanyaan kepada responden terpilih..

Keyword: Pengusaha Handphone, Kinerja Usaha, Spirit of enterpreneur, Motivasi Pengusaha

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Entrepreneur merupakan salah satu

pemain penting dalam perekonomian

modern. Kesuksesan suatu negara dalam

membangun perekonomian dilatarbelakangi

dengan kemampuan negara menumbuh

kembangkan jiwa kewirausahaan ke dalam

diri setiap penduduk yang dapat menjadi

salah satu competitive advantages negara.

Terjadinya krisis ekonomi menyebabkan

jumlah lapangan kerja semakin sedikit

bahkan tidak tumbuh dan bangkrut.

Globalisasi ekonomi dan era informasi yang

semakin pesat berkembang menuntut

industri menggunakan sumber daya manusia

lulusan perguruan tinggi yang kompeten dan

memiliki jiwa kewirausahaan. Hal ini

disebabkan lulusan perguruan tinggi dituntut

tidak hanya mampu berperan sebagai

pencari kerja tetapi juga harus mampu

berperan sebagai pencipta kerja. Ir. Ciputra

Page 78: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

72

dalam majalah Globe Asia Edisi

April 2008 menyatakan bahwa bila terdapat

2% penduduk Indonesia merupakan

wirausahawan maka kegiatan perekonomian

Indonesia akan jauh menjadi lebih baik

Usaha handphone merupakan salah satu

alternative usaha yang memiliki prospek

yang cukup tinggi (Susilo, 2006) karena

seiring dengan berkembangnya zaman setiap

individu yang mengutamakan hidup modern

selalu berusaha untuk selalu up to date

dalam beberapa bidang, salah satunya

pakaian. Bagi beberapa kelompok

masyarakat, handphone menjadi atribut yang

menunjukkan keberadaan mereka di dalam

masyarakat, sense mereka terhadap

teknologi dan aktualisasi diri mereka.

Semakin berjamurnya pusat perbelanjaan

mendorong semakin tingginya pertumbuhan

handphone.

Peneliti memilih tempat penelitian di

ITC DEPOK karena ITC DEPOK

merupakan salah satu pusat perbelanjaan

yang mengutamakan life style.ITC DEPOK

memiliki area handphone yang cukup

banyak dan beragam. Berada pada lokasi

yang strategis pada area perkantoran serta

mudah diakses yang menyebabkan ITC

DEPOK menjadi tempat refreshing, tempat

perbelanjaan kebutuhan sehari – hari serta

tempat keluarga hingga anak remaja .

Wirausahawan adalah seorang yang

menciptakan sebuah bisnis yang berhadapan

dengan resiko dan ketidakpastian bertujuan

memperoleh profit dan mengalami

pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi

kesempatan dan memanfaatkan sumber daya

yang diperlukan. Setiap usaha memiliki

tingkat resiko yang berbeda yang ditentukan

dengan tingkat teknologi yang digunakan,

jenis usaha yang dijalankan hingga sistem

manajemen yang diterapkan.

Tingkat persaingan para pengusaha

handphone semakin tinggi dikarenakan

semakin bertambahnya jumlah handphone

ITC DEPOK. Para pengusaha dituntut untuk

tampil beda agar mampu bersaing dengan

pengusaha lainnya. Diversifikasi produk

dapat dilakukan dengan menjual produk

sesuai dengan target market yang dituju,

kebutuhan konsumen akan produk apakah

produk merupakan keperluan harian atau

hobi serta diversifikasi produk didukung

dengan pendiversifikasian tata display

produk. Diversifikasi dalam pelayanan dapat

dilakukan dengan memberikan pelayanan

yang ramah sehingga dapat memberikan

rasa nyaman bagi konsumen dan mendorong

konsumen untuk datang kembali.

Promosi dapat dilakukan dengan

pemberian member card, promosi akhir

tahun, dan kerja sama dengan bank pemberi

kartu kredit dalam pemberian diskon bagi

pemegang kartu kredit. Diversifikasi yang

dilakukan oleh para pengusaha dapat

menjadi pendorong bagi kesuksesan usaha

yaitu pencapaian kinerja usaha yang

maksimal. Kinerja usaha yang maksimal

bukanlah hal yang mudah. Semangat kerja,

kualitas kerja, produk unggulan dan

keberhasilan merupakan capaian hasil kerja

seorang pengusaha dalam melakukan

kegiatan usaha, baik dalam pengembangan

produktifitas maupun kesuksesan dalam hal

pemasaran, sesuai dengan tanggung jawab

dan wewenangnya. (Ranto, 2007)

Kondisi kinerja usaha ini sangat

dipengaruhi oleh spirit of entrepreneur dan

motivation dari para pengusaha. Spirit

adalah semangat atau jiwa seseorang dalam

menjalankan suatu hal tertentu (Echols,

2000). Spirit of entrepreneur membentuk

seseorang untuk selalu berusaha kreatif dan

menciptakan suatu inovasi dalam kegiatan

usahanya. Motivasi berusaha merupakan

faktor yang mendorong orang untuk

bertindak dengan cara tertentu atau kondisi

mental yang mendorong dilakukannya suatu

tindakan untuk menciptakan suatu kenyataan

akan pikiran – pikiran kreatif yang tercipta

Page 79: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

73

dari spirit of entrepreneur yang ada di dalam

dirinya. Berdasarkan uraian tersebut, maka

penulis penulis bermaksud mengajukan

proposal penelitian dengan judul “Pengaruh

Spirit of Entrepreneur dan Motivation

terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha

Handphone di ITC DEPOK”.

1.2. Tujuan Khusus

1.2.1. Mengindentifikasi Spirit of

Entrepreneur dan Motivation

Pengusaha Handphone di ITC

DEPOK .

1.2.2.Mengidentifikasi Kinerja Usaha Para

Pengusaha Handphone di ITC

DEPOK.

1.2.3. Menganalisis Pengaruh Spirit of En-

terpreneur dan Motivation terhadap

Kinerja Usaha Para Pengusaha

Handphone di ITC Depok

1.3. Keutamaan Penelitian

1.3.1. Bagi Peneliti

Memberikan permasalahan yang

dihadai oleh Pengusaha Handphone di

ITC DEPOK

1.3.2. Bagi Pengusaha Handphone

Memberikan pemahaman mengenai

Pengaruh Spirit of Entrepreneur dan

Motivation terhadap Kinerja Usaha .

1.3.3. Bagi masyarakat.

Sebagai masukan adanya pengaruh

Spirit of Entrepreneur dan Motivation

terhadap Kinerja usaha.

1.3.4. Bagi Dunia Pendidikan

Sebagai upaya pembekalan terhadap

Spirit of Entrepreneur dan Motivation

Para pengusaha

Tinjauan Pustaka

2.1. Entrep reneurship

”Entrepreneurship is the result of a

disciplined, systematic process of applying

creativity and innovations to needs and

opportunities in the marketplace” Thomas

W. Zimmere (Suryana, 1996:7). Terdapat

beberapa definisi entrepreneurship yang

dikemukakan oleh para ahli:

Tabel 2.1

Definition of Entrepreneurship

Source Definition

Knight (1921) Profits from bearing uncertainty and risk

Schumpeter (1934) Carrying out of new combinations of

firmorganization – new products, new services,new

sources of raw material, new mwthod ofproduction,

new markets, new forms oforganization

Hoselitz (1952) Uncertainty bearing, coordinationoproductive

resources, introduction Of innovations and the

provision of capital

Cole (1959) Purposeful activity to initiate and develop aprofit –

oriented business

McClelland (1961) Moderate risk taking

Casson (1982) Decisions and judgements about the

ccordination of scarce resources

Gartner (1985) Creation of new organizations

Stevenson, Roberts

& Grousbeck (1989} The pursuit of opportunity without regard

toresources currently controlled

Page 80: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

74

Kewirausahaan merupakan aktivitas yang

memiliki sifat kolaboratif dan relevan

terhadap semua jenis dan ukuran organisasi,

sektor dan lokasi, serta tidak terbatas pada

pemilik atau pendiri.

2.1.1. Entrepreneur

Kata entrepreneur berasal dari kata

Prancis, entreprede, yang berarti berusaha

dengan konteks bisnis berarti memulai

sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster

menggambarkan definisi entrepreneur

sebagai seseorang yang mengorganisir,

memenej, dan menanggung resiko sebuah

bisnis atau usaha. Terdapat beberapa definisi

entrepreneur menurut beberapa ahli:

Tabel 2.2

Definition of Entrepreneur

Source Definition

Peggy A Lmbing and

Charles (1999) A creative action that build a value from

nothing.

Hermawan Kertajaya Someone who can sell opportunity or idea

becomesomething that can be sold and

create value likeprofit through positioning,

differentiation and brand.

Kamus Besar Bahasa

Indonesia A person who talented about new product,

toknow how to determine a new product’s

method,arrange it operational and markei it.

Raymond Kao A person who can create wealth anf value

byincreasing process through idea’s

incubation,easily resources and make an

idea come true.

Dr. Rhenald Khasali A person who like changes. Do allinvention

thatdifferentiate him form others, create

added value,giving advantages to him and

others, his creationbuilt continuously.

N. B. Susilo (2005) A person who has the character of

successfulleader, with King’s anointing.

Riyanti (2005) A person who has an unusual perception

inintroducing the potential claim of things

and

service.

Page 81: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

75

Beberapa ahli melakukan penelitian tentang

sifat entrepreneur, antara lain:

a. David McClelland (1961)

menggambarkan entrepreneur terutama

domotivasi oleh kebutuhan yang luas atas

pencapaian dan keinginan kuat untuk

membangun.

b. Collins dan Moore (1970) mempelajari

150 entrepreneur dan menyimpulkan

bahwa mereka orang – orang yang

tangguh dan pragmatis yang dikendalikan

oleh kebutuhan atas kemandirian dan

pencapaian; mereka jarang berkeinginan

untuk mengadu pada pihak otoritas

c. Bird (1992) melihat entrepreneur

sebagai orang yang cekatan, yaitu

cenderung kaya wawasan, berbagi ide,

banyak trik, cerdik, kaya sumber daya.

Mereka opportunistic, kreatif, dan tidak

sentimental.

d. Busenitz dan Barney (1997) meng-klaim

entrepreneur cenderung terlalu percaya

diri dan menyamaratakan.

e. Cole (1959) menemukan empat tipe

entrepreneur : innovator, calculating

inventor, over-optimistic promoter, dan

organization builder. Tipe – tipe ini tidak

terkait dengan kepribadian tetapi terkait

tipe peluang yang dihadapi entrepreneur.

f. Burton W. Folsum Jr, membedakan

antar political entrepreneur dan market

entrepreneur. Political entrepreneur

menggunakan pengaruh – pengaruh

politik untuk mendapatkan pendapatan

melalui subsidi, proteksi, monopoli yang

diberi pemerintah, kontrak – kontrak

pemerintah, atau aturan – aturan

pemerintah yang menguntungkan. Market

entrepreneur berjalan tanpa

keistimewaan – keistimewaan khusus

dari pemerintah. Beberapa karakteristik

entrepreneur :

a. Entrepreneur memiliki visi antusias/

semangat/ gairah, yang merupakan

kekuatan pengendali sebuah usaha.

b. Visi entrepreneur biasanya didukung

oleh sekumpulan ide spesifik yang

terkait dan tidak tersedia di pasar.

c. Cetak biru untuk merealisasikan visi

jelas, meskipun detail mungkin tidak

lengkap, fleksibel, dan terus

berkembang.

d. Entrepreneur mempromosikan visinya

dengan gelora semangat. Dengan keras

hati dan kebulatan tekad, entrepreneur

mengembangkan berbagai strategi

untuk mengubah visi menjadi

kenyataan

e. Entrepreneur mengambil tanggung

jawab awal untuk membuat visi

menjadi sebuah kenyataan.

f. Entrepreneur mengambil resiko secara

hati – hati. Ia menaksir biaya-biaya,

kebutuhan pasar/ konsumen, dan

membujuk orang untuk bergabung

atau membantu.

g. Entrepreneur berpikir positif dan

pengambil keputusan. Seorang yang

berhasil dalam berwirausaha adalah

orang yang dapat menggabungkan

nilai – nilai, sifat – sifat, utama (pola

sikap) dan perilaku dengan bekal

pengetahuan, pengalaman dan

ketrampilan praktis.

2.2. Spirit Of Entrepreneur

Jiwa kewirausahaan atau

entrepreneurship dapat mendorong

suksesnya seseorang terutama pada era

globalisasi dan informasi karena kriteria

yang dibutuhkan oleh pasar adalah para

lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa

kewirausahaan. Krisis ekonomi

menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak

tumbuh bahkan berkurang karena bangkrut.

Hal ini menuntut para lulusan perguruan

tinggi tidak hanya mampu berperan sebagai

pencari kerja tetapi juga harus mampu

berperan sebagai pencipta kerja.

Entrepreneur memiliki banyak

kesamaan dengan sifat karakter pemimpin

Page 82: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

76

dan seringkali dikontraskan dnegan manajer

dan administrator yang lebih methodical dan

kurang mengambil resiko. Kemampuan

seorang entrepreneur memiliki kepribadian

untuk menanggung resiko, mengambil

inisiatif, menciptakan visi, dan mengerahkan

orang lain untuk mengikuti arahan tidak

mudah dipelajari ataupun mendapatkannya.

Nickels (2005) menyebutkan untuk

mendapatkan kemampuan –kemampuan

tersebut seorang entrepreneur harus

memiliki spirit of entrepreneur, yaitu:

1. Self – Directed

Entrepreneur hendaknya bersikap

menyenangkan dan memiliki displin diri

yang tinggi walaupun merupakan pemilik

usaha dan penanggungjawab akan

keberhasilan maupun kegagalan usaha.

2. Self - Nurturing

Entrepreneur harus percaya akan ide

yang didapatnya walaupun tidak ada

orang yang memikirkannya, dan harus

melengkapi antusiasme entrepreneur.

3. Action – oriented

Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah

cukup tanpa adanya semangat ntuk

mewujudkan, mengaktualisasikan, dan

mewujudkan impian menjadi kenyataan.

4. Highly – energetic

It’s your business, and you must

emotionally, mentally, and physically

able to work long and hard.

5. Tolerant of uncertainty

Entrepreneur sukses dengan menempuh

resiko – resiko yang telah diperhitungkan

sebelumnya. Kewirausahaan tidak

ditujukan bagi orang – rang yang suka

memilih keadaan atau takut untuk

menerima kegagalan.

Tips bagi entrepreneur yang potensial:

a. Bekerja dengan orang lain, dan pelajari

bagaimana mereka mendapatkan uang

b. Research your market, tetapi jangan

dilakukan dalam jangka waktu lama

c. Mulailah usaha anda ketika anda telah

memiliki pelanggan. Sebagai permulaan,

jadikan usaha anda sebagai usaha

sampingan dahulu.

d. Susun suatu tujuan spesifik tetapi jangan

terlalu tinggi karena dalam memulai

usaha, aspek yang paling tersita adalah

aspek keuangan anda.

e. Rencanakan beberapa tujuan anda dalam

time schedule

f. Biasakan diri anda bergaul dengan orang

yang lebih pintar, misalnya seorang

akuntan atau direktur yang tertarik

dengan usaha anda dan bisa emberi

jawaban pertanyaan anda seputar usaha

yang dilakukan.

g. Jangan takut gagal. New entrepreneur

must be ready to run out of time few

time before they succeed (Nickels, 2005)

2.3. Motivation

Motivasi adalah faktor yang

mendorong orang untuk bertindak dengan

cara tertentu atau kondisi mnetal yang

mendorong dilakukannya suatu tindakan

(action or activities) dan memberikan

kekuatan (energy) yang mengarah kepada

pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan

ataupun mengurangi ketidakseimbangan.

Menurut Santrock (Ranto, 2007)

melihat ranah motivasi terdiri dari Motivasi

Instrinsik, yaitu keinginan dari dalam diri

seseorang untuk melakukan yang

bermanfaat bagi dirinya, dan Motivasi

Ekstrinsik, yaitu keinginan untuk melakukan

sesuatu yang lebih dipengaruhi oleh faktor –

faktor yang berasal dari luar diri. Motivasi

bukanlah suatu perilaku, motivasi

adalah pernyataan internal yang kompleks

yang tidak dapat dipelajari secara

langsung, tetapi pernyataan internal

kompleks itu mempengaruhi perilaku.

Owen (Ranto, 2007)

Keberhasilan berusaha tidak diukur

dari seberapa banyak harta seseorang telah

terkumpul tetapi dilihat bagaimana seorang

membentuk, mendirikan serta menjalankan

usaha dari sesuatu yang tidak ada menjadi

Page 83: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

77

ada. Dalam berusaha, kekayaan merupakan

sifat yang relative dan merupakan produk

bawaan dari sebuah usaha yang ingin

mengaktualisasikan diri dalam suatu

kehidupan sendiri untuk mewujudkan

sesuatu. Sehingga motivasi berusaha adalah

dorongan patriotik pengusaha yang muncul

dari dalam diri (instrinsik) dan dari luar diri

(ekstrinsik) dalam meneliti dalam

kehidupannya untuk mencari nilai – nilai

hakiki agar cita – cita hidup berlandaskan

keyakinan dan berwatak luhur untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. (Ranto,

2007:20)

2.4. Kinerja usaha

Kinerja merupakan serangkaian

kegiatan manajemen yang memberikan

gambaran sejauhmana hasil yang sudah

dicapai dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dalam akuntabilitas

publik baik berupa keberhasilan maupun

kekurangan yang terjadi . Ivancevich

(Ranto, 2007)

Jenis kinerja dapat diklasifikasikan

sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan

kinerja organisasi di mana hasil kegiatan

dilaksanakan secara efisien dan efektif..

Dalam menilai kinerja yang efektif dapat

mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas

dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan

melakukan langkah – langkah (1)

mendefinisikan pekerjaan; (2) menilai

kinerja dan (3) memberikan umpan balik,

dan adanya akuntabilitas yang jelas.

Dessler (Ranto, 2007) Menurut

Kotter dan Hesket (Ranto, 2007) jenis

kinerja terdiri dari dua yaitu (1) kinerja

ekonomis, menghasilkan etos kerja yang

kuat dan berkualitas, dan (2) kinerja unggul,

menghasilkan produk unggulan.

Kinerja usaha para pengusaha adalah

serangkaian capaian hasil kerja dalam

melakukan kegiatan usaha, baik dalam

pengembangan produktivitas maupun

kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas

kerja, produk unggulan, dan keberhasilan

usaha yang mempunyai hubungan signifikan

terhadap kinerja pengusaha.

1. Semangat kerja

Semangat kerja adalah dorongan yang

muncul dalam diri seseorang dalam

melakukan suatu pekerjaan sehingga

kinerja yang dihasilkan adalah maksimal

dan terdapat nilai – nilai keberhasilan

bagi usaha.

2. Kualitas Kerja

Kegiatan usaha yang dijalankan dapat

berjalan secara efektif dan efisisen dan

menghasilkan etos kerja yang berkualitas

serta menghasilkan produk unggulan.

3. Produk unggulan

Produk unggulan merupakan hasil

kegiatan usaha yang merupakan hasil dari

rangsangan yang disajikan kepada

konsumen melalui interaksi antara

pengusaha dan konsumen. Hasil kegiatan

usaha merupakan produk yng memiliki

peringkat penjualan paling tinggi

dibandingkan dengan roduk lainnya.

4. Keberhasilan

Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan

dimana usaha telah berjalan dengan

lancar dilihat melalui keuntungan, jumlah

penjualan dan pertumbuhan usaha.

Cara memasuki dunia usaha:

Menurut Suryana (2003) terdapat

tiga cara memulai suatu usaha atau

memasuki dunia usaha, yaitu :

1. Merintis usaha baru (starting), yaitu

membentuk dan mendirikan usaha baru

dengan menggunakan modal, ide,

organisasi, dan manajemen yang

dirancang sendiri. Terdapat tiga bentuk

usaha baru yang dapat dirintis:

(a)Perusahan milik sendiri, yaitu bentuk

usaha yang dimiliki dan dikelola endiri

oleh seseorang, (b) Persekutuan

(partnership), yaitu suatu kerja ama

Page 84: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

78

(asosiasi) dua orang atau lebih yang

secara bersama – sama enjalankan usaha

bersama, dan (c) Perusahan berbadan

hukum (corporation), yaitu perusahaan

yang didirikan atas dasar badan hukum

dengan modal saham – saham.

2. Membeli usaha orang lain(buying), yaitu

dengan membeli perusahaan atau saha

yang telah didirikan atau dirintis dan

diorganisir oleh orang lain engan nama

(good will) dan organisasi yang sudah

ada.

3. Kerja sama manajemen (franchising),

yaitu suatu kerja sama antara

entrepreneur dengan franchisor dalam

mengadakan persetujuan jual-belihak

monopoli untuk menyelenggarakan usaha

(waralaba). Setiap waralaba enjalankan

operasi bisnisnya secara mandiri dan

biasanya dimiliki oleh engusaha

perseorangan.

Dalam memasuki arena bisnis atau

memulai usaha baru, entrepreneur dituntut

tidak hanya memiliki kemampuan tetapi

juga harus memiliki ide dan kemauan yang

terwujud dalam bentuk product yang laku di

pasar. Dalam merintis usaha baru, ada

beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki

2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan

yang akan dipilih

3. Tempat usaha yang akan dipilih

4. Organisasi usaha yang akan digunakan

5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh

6. Lingkungan usaha yang akan

berpengaruh (Suryana, 2003)

2.5. Usaha Kecil

Istilah entrepreneur dengan pemilik

usaha kecil sering digunakan secara

bersamaan. Walaupun memiliki banyak

kesamaan, tetapi terdapat perbedaan

signifikan antara keduanya dalam hal :

1. Jumlah kekayaan yang tercipta – usaha

entrepreneurship menciptakan kekayaan

secara substansial, bukan sekedar arus

penadapatn yang menggantikan upah

tradisional

2. Kecepatan mendatangkan kekayaan –

sementara bisnis kecil yang sukses dapat

menciptakan keuntungan dalam jangka

waktu yang panjang, entrepreneur

menciptakan kekayaan dalam waktu yang

lebih singkat, misalnya 5 tahun.

3. Resiko pada entrepreneur tinggi, dengan

insentif keuntungan pasti, banyak

entrepreneur akan mengejar ide dan

kesempatan yang akan mudah lepas.

4. Inovasi – entrepreneur melibatkan

inovasi substansial melebihi usaha kecil.

Inovasi menciptakan keunggulan

kompetitif yang menghasilkan

kemakmuran . Inovasi bisa dari produk

atau jasa, atau dalam proses bisnis

yang digunakan untuk menciptakan

produk atau jasa.

Managing a Small Business

Usaha kecil rentan akan kegagalan

yang umumnya terjadi dalam menerapkan

sistem manajemen. Apakah system

manajemen yang telah diterapkan sesuai

dengan skala usaha atau disebabkan oleh

human error merupakan dua kemungkinan

penyebab kegagalan penerapan system

manajemen dalam usaha kecil.. Dalam

memulai usaha Nickels (2005:189)

menyatakan terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam membantu

kesuksesan dalam berusaha, yaitu:

1. Planning your business

Merupakan langkah awal dalam memulai

usaha. Business Plan berisikan tentang

semua aspek dari bsinis yang akan

dijalankan, antara lain adalah target

pemasaran, keuntungan bisnis, sumber

daya yang dimiliki, dan kualifikasi yang

diinginkan pemilik usaha.

2. Financing your business

Memulai suatu usaha harus memiliki

beberapa sumber daya modal yang

potensial, yaitu: tabungan pribadi,

Page 85: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

79

keluarga, former employers (induk

semang), lembaga keuangan dan

peemrintah.

3. Knowing your customers (marketing)

Elemen yang paling penting dalam

kesuksesan usaha kecila adalah

mengetahui pasar. Di dalam bisnis,

sebuah pasar terdiri dari orang – orang

yang tidak puas dengan keinginan dan

kebutuhan mereka yang kedua hal

tersebut mempunyai untuk membeli.

4. Managing your employees (human

resources development)

Usaha – usaha yang telah tumbuh

menjadi tidak mungkin bagi entrepreneur

apabila mereka tidak mengupah, melatih,

dan memotivasi karyawannya akan

menjadi titik kritis.

5. Keeping record (accounting)

Pemilik usaha sering mengatakan bahwa

hal yang terpenting dalam meulai dan

menjalankan usaha kecil adalah aspek

keuangan. Peranan komputer sangat

diperlukan pada pencatatan keuanagn

perusahaan dengan mencatat aktivitas

keuanagn antara lain adalah penjualan,

peengeluaran, dan keuntungan. Sistem

komputerisasi yang sederhana cukup

membantu usaha dalam pencatatan

keuangan diantaranya adalah

pengendalian persediaan, jumlah

pelanggan dan daftar gaji. Menurut

Thomas Zimmerer ada 8 faktor

pendorong pertumbuhan kewirausahaan

antara lain sebagai berikut :

1. Wirausahawan Sebagai pahlawan

Faktor diatas sangat mendorong setiap

orang untuk mencoba mempunyai

usaha sendiri karena adanya sikap

masyarakat bahwa seorang wirausaha

dianggap sebagai pahlawan serta

sebagai model untuk diikuti. Sehingga

status inilah yang mendorong

seseorang memulai usaha sendiri.

2. Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan sangat populer

di banyak akademi dan universitas di

Amerika. Banyak mahasiswa semakin

takut dengan berkurangnya kesempatan

kerja yang tersedia sehingga mendorong

untuk belajar kewirausahaan dengan

tujuan setelah selesai kuliah dapat

membuka usaha sendiri.

3. Faktor Ekonomi dan Kependudukan

Dari segi demografi sebagian besar

entrepreneur memulai bisnis antara umur

25 tahun sampai dengan 39 tahun. Hal ini

didukung oleh komposisi jumlah

penduduk di suatu negara, sebagian besar

pada kisaran umur diatas. Lebih lagi,

banyak orang menyadari bahwa dalam

kewirausahaan tidak ada pembatasan baik

dalam hal umur, jenis kelamin, ras, latar

belakang ekonomi atau apapun juga

dalam mencapai sukses dengan memiliki

bisnis sendiri.

4. Pergeseran ke Ekonomi Jasa

Amerika pada tahun 2000 sektor jasa

menghasilkan 92% pekerjaan dan 85%

GDP negara tersebut. Karena sektor jasa

relatif rendah investasi awalnya sehingga

untuk menjadi populer di kalangan para

wirausaha dan mendorong wirausaha

untuk mencoba memulai usaha sendiri di

bidang jasa

5. Kemajuan Teknologi

Dengan bantuan mesin bisnis modern

seperti komputer, laptop, notebook,

mesin fax, printer laser, printer color,

mesin penjawab telpon, seseorang dapat

bekerja dirumah seperti layaknya bisnis

besar. Pada zaman dulu, tingginya biaya

teknologi membuat bisnis kecil tidak

mungkin bersaing dengan bisnis besar

yang mampu membeli alat-alat tersebut.

Sekarang komputer dan alat komunikasi

tersebut harganya berada dalam

jangkauan bisnis kecil.

6. Gaya Hidup Bebas

Kewirausahaan sesuai dengan keinginan

gaya hidup orang Amerika yang

Page 86: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

80

menyukai kebebasan dan kemandirian

yaitu ingin bebas memilih tempat mereka

tinggal dan jam kerja yang mereka sukai.

Meskipun keamanan keuangan tetap

merupakan sasaran penting bagi hampir

semua wirausahawan, tetapi banyak

prioritas lain seperti lebih banyak waktu

untuk keluarga dan teman, lebih banyak

waktu senggang dan lebih besar

kemampuan mengendalikan stress

hubungan dengan kerja. Dalam penelitian

yang telah dilakukan bahwa 77% orang

dewasa yang diteliti, menetapkan

penggunaan lebih banyak waktu dengan

keluarga dan teman sebagai prioritas

pertama. Menghasilkan uang berada pada

urutan kelima dan membelanjakan uang

untuk membeli barang berada pada

urutan terakhir.

7. E- Commerce dan the world wide web

Perdagangan on-line tumbuh cepat sekali,

sehingga menciptakan perdagangan

banyak kesempatan bagi wirausahawan

berbasis internet atau website. Data

menunjukkan bahwa 47% bisnis kecil

melakukan akses internet sedangkan 35%

sudah mempunyai website sendiri. Faktor

ini juga mendorong pertumbuhan

wirausahawan di beberapa negara.

8. Peluang Internasional

Dalam mencari pelanggan, bisnis kecil

kini tidak lagi dibatasi dalam ruang

lingkup Negara sendiri. Pergeseran dalam

ekonomi global yang dramatis telah

membuka pintu ke peluang bisnis yang

luar biasa bagi para wirausahawan yang

bersedia menggapai seluruh dunia.

Kejadian dunia seperti runtuhnya tembok

Berlin, revolusi di negara-negara baltik

Uni Soviet dan hilangnya hambatan

perdagangan sebagai hasil perjanjian

Masyarakat Ekonomi Eropa, telah

membuka sebagian besar pasar dunia

bagi para wirausahawan. Peluang

Internasional akan terus berlanjut dan

tumbuh dengan cepat pada abad 21.

Metode Penelitian

3.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi yang

bertempat ITC DEPOK.di Jl Margonda

Raya.

3.2. Pendekatan Penelitian

a. Penulis hanya menganalisis masalah di

kalangan pengusaha yang menjalankan

usaha handphone di ITC DEPOK.

b. Pengusaha yang diteliti adalah para

pengusaha yang telah memiliki tempat

tetap di ITC DEPOK dan menjual khusus

produk handphone dilengkapi dengan

aksesori pelengkap lain

c. Telah beroperasi minimal 6 bulan

d. Penelitian menggunakan variabel spirit of

entrepreneur sebagai variabel independen

(X1) dengan 5 (lima) indikator sebagai

berikut:

1. Self-directed

2. Self-nurturing

3. Action-oriented

4. Highly energetic

5. Tolerant of uncertainty

Motivation sebagai variabel independen

(X2) dengan 3 (tiga) indicator sebagai

berikut:

1. Berani bersikap

2. Memiliki otonomi

3. Mampu mewujudkan sesuatu

Kinerja usaha (Y) sebagai variabel

dependen dengan 4 (empat) indikator

sebagai berikut:

1. Semangat kerja

2. Kualitas kerja

3. Produk unggulan

4. Keberhasilan

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini mengambil

subjek penelitian pada kelompok usaha

handphone di ITC DEPOK.

Page 87: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

81

3.4. Metode Pengumpulan Data

3. 4.1 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi penelitian adalah para

pengusaha handphone di ITC DEPOK

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode nonprobability

sampling methods yang disebut juga

dengan metode pemilihan secara tidak

acak dengan metode judgment sampling.

Kriteria yang digunakan oleh penulis

adalag sebagai berikut:

1) Memiliki tempat usaha yang tetap di

ITC Depok

2) Kepemilikan usaha adalah usaha

sendiri

3) Telah beroperasi minimal 6 bulan

terhitung sejak tanggal pembukaan

handphone

Berdasarkan metode yang digunakan

maka jumlah sampel penelitian adalah 24

usaha.

3.4.2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian menggunakan dua jenis

sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari

responden terpilih pada lokasi penelitian.

Data primer dikumpulkan melalui

wawancara kepada responden dan

menggunakan kuisioner dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan sesuai dengan indikator penelitian.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi

dokumentasi yang menjadi referensi

pendukung penelitian berupa buku,

majalah, jurnal.

3.4.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian menggunakan teknik antara lain:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pengusaha

handphone untuk memperoleh keterangan

dan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian.

b. Observasi

Pengamatan langsung pada usaha

handphone yang dijalankan oleh

pengusaha dalam hal produk yang dijual,

pendisplayan produk hingga arus

pengunjung handphone.

c. Kuisioner/ Daftar Pertanyaan

Kuisioner adalah pengumpulan data

dengan cara mengajukan pertanyaan

melalui beberapa daftar pertanyaan

kepada responden terpilih.

3.5. teknik Analisis Data

a. Metode analisis statistik yang digunakan

dalam penelitian adalah analisis regresi

linier berganda yang digunakan untuk

mengadakan prediksi nilai dari variabel

dependen dengan memperhitungkan

nilainilai variabel independen sehingga

dapat diketahui apakah terdapat pengaruh

positif atau negatif. Analisis regresi linier

berganda dalam penelitian menggunakan

bantuan aplikasi software Statistic

Product and Service Solution(SPSS)

Rumusnya adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

dimana:

Y = Kinerja Usaha

X1 = Spirit of entrepreneur

X2 = Motivation

a = Konstanta

b1-b2 = Koefisien arah regresi

e = standard error

b. Pengukuran variabel menggunakan skala

likert yang digunakan sebagai alat untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang

terhadap subyek, obyek atau kejadian

tertentu. Dalam melakukan penelitian

terhadap variabel-variabel yang akan

diuji, pada setiap jawaban akan diberi

skor. (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert

Page 88: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

82

c. Umumnya menggunakan 5 (lima) tingkat penilaian yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 5.1

Instrumen Skala Likert

No Jawaban Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2005)

d. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur

apakah data yang telah didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid

dengan instrumen yang digunakan, yaitu

kuisioner. Kuisioner diadopsi dari

penelitian terdahulu dan karena beberapa

kondisi yang berbeda seperti adanya

penambahan variabel maka peneliti

melakukan uji validitas terhadap

kuisioner tersebut. Sedangkan uji

realibilitas digunkan untuk melihat

apakah alat ukur yang digunakan

(kuisioner) menunjukkan konsistensi di

dalam mengukur gejala yang sama.

e. Pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji-t (Uji Parsial)

Uji-t digunakan untuk menunjukkan

seberapa besar pengaruh variabel

independen secara individual terhadap

varaiabel dependen. Untuk menguji

hipotesis digunakan uji-t, dengan

kriteria pengambilan keputusan

sebagai berikut:

Ho : β = 0 (tidak terdapat pengaruh

Spirit of entrepreneur dan motivation

terhadap kinerja usaha)

H1 : β ≠ 0 (terdapat pengaruh Spirit of

entrepreneur dan motivation terhadap

kinerja usaha). Kaidah pengambilan

keputusan:

Ho diterima jika t hitung < ttabel pada α =

5%

Ho ditolak jika t hitung > ttabel pada α = 5%

2. Uji-F (Uji secara serentak)

Uji-F digunakan untuk menguji apakah

setiap variabel indeepnden (X1 dan X2)

mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap variabel dependen

(Y) secara serentak. Kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:

Ho : b1, b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh

yang positif dan siginifikan secara

bersama-sama dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen)

H1 : b1, b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang

positif dan siginifikan secara bersama-

sama dari seluruh variabel independen

terhadap variabel dependen). Kaidah

pengambilan keputusan:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α =

5%

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3. Identifikasi Determinan (R²)

Identifikasi Determinan (R²) berfungsi

untuk mengetahui signifikansi variabel.

Koefisisen Determinan menunjukkan

seberapa besar kontribusi variabel

independen (X1 dan X2) terhadap variabel

dependen (Y). Semakin besar nilai

koefisien determinasi maka semakin baik

variabel X1 dan X2 menerangkan variabel

Y. Jika R² semakin besar (mendekati

satu) maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel spirit of entrepreneur

Page 89: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

83

(X1) dan motivation (X2) adalah besar terhadap variabel kinerja usaha (Y).

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5

Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

Laki – laki 12 24 %

Perempuan 38 76 %

Total 50 100 %

Dari tabel di atas terlihat 50 pengusaha

handphone sebanyak 12 orang adalah

laki-laki dengan prosentase sebesar

24% dan perempuan sebanyak 38

orang dengan prosentase 76 %.

5.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia

Tabel 6

Jumlah responden berdasarkan usia Usia Jumlah Prosentase

20 – 30 17 35 %

31 – 40 24 48 %

≥ 40 9 17 %

Total 50 100 %

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa

jumlah pengusaha handphone yang

berumur 20 – 30 tahun sebanyak 17

orang dengan prosentase sebesar 35 %,

pengusaha handphone yang berumur 31

–40 tahun sebanyak 24 orang dengan

prosentase sebesar 48 % dan pengusaha

yang lebih dari 40 tahun sebanyak 9

orang dengan prosentase sebesar 17 %.

5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

Tabel 7

Jumlah responden berdasarkan lama usaha Lama Usaha Jumlah Prosentase

≤ 1 Tahun 3 6 %

2 – 3 Tahun 33 66 %

4 – 5 Tahun 4 8 %

≥ 5 Tahun 10 20 %

Total 50 100 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 50

pengusaha handphone sebanyak 3 orang

telah berusaha selama ≤ 1 tahun dengan

prosentase sebesar 6 %, sebanyak 33

orang telah berusaha selama 2 – 3 tahun

dengan prosentase sebesar 66 %,

sebanyak 4 orang telah berusaha selama

3 – 5 tahun dengan prosentase 8 % dan

10 orang telah berusaha selama ≥ 5

tahun dengan prosentase sebesar 20%.

Page 90: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

84

5.4. Karakteristik Responden Berdasar-

kan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase

Sekolah Dasar 0 0 %

SLTP 0 0 %

SLTA 1 2 %

Diploma 21 42 %

S – 1 27 54 %

S – 2 1 2 %

Total 50 100 %

Dari tabel di atas terlihat dari 50 pengusaha

handphone yang berpendidikan SLTA

sebanyak 1 orang dengan prosentase sebesar

2%, diploma sebesar 21 orang dengan

prosentase sebesar 42 %, S-1 sebanyak 27

orang dengan prosentase sebesar 54 %, S 2

sebanyak 1 orang dengan prosentase sebesar

2 %.

5.5. Uji Validitas Dan Reliabilitas

1. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan

terhadap kuisioner. Valid artinya data-

data yang diperoleh dengan kuisioner

dapat menjawab tujuan penelitian,

sedangkan reabel artinya konsisten/stabil.

2. Dalam uji validitas pengambilan

keputusan adalah:

Jika hitung tabel r > r, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid;

Jika hitung tabel r < r, maka pernyataan

tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel

Uji Validitas

Corrected Item-Total

Correlation

Rtabel Keterangan

Pernyataan 1 .404 .361 valid

Pernyataan 2 .470 .361 valid

Pernyataan 3 399 .361 valid

Pernyataan 4 503 .361 valid

Pernyataan 5 .524 .361 valid

Pernyataan 6 .566 .361 valid

Pernyataan 7 517 .361 valid

Pernyataan 8 538 .361 valid

Pernyataan 9 614 .361 valid

Pernyataan 10 .749 .361 valid

Pernyataan 11 .636 .361 valid

Pernyataan 12 .403 .361 valid

Pernyataan 13 .551 .361 valid

Pernyataan 14 .550 .361 valid

Pernyataan 15 .678 .361 valid

Uji validitas dilakukan untuk

mengukur apakah data yang telah didapat

setelah penelitian merupakan data valid

dengan instrumen yang digunakan, yaitu

Page 91: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

85

kuisioner. Kuisioner diadopsi dari penelitian

terdahulu dan karena beberapa kondisi yang

berbeda seperti adanya penambahan variabel

maka peneliti melakukan uji validitas

terhadap kuisioner tersebut.

Berdasarkan kriteria pengambilan

keputusan kevalidan tidak ditemukan

pertanyaan yang tidak valid sehingga

seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid.

Setelah dilakukan uji validitas, maka

dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

1. Jika alpha tabel r positif atau > r, maka

pertanyaan reliabel

2. Jika alpha tabel r negatif atau < r, maka

pertanyaan tidak reliabel

Tabel

Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

R Keterangan

Pernyataan 1 .944 0.80 Reliabel

Pernyataan 2 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 3 .944 0.80 Reliabel

Pernyataan 4 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 5 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 6 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 7 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 8 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 9 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 10 .941 0.80 Reliabel

Pernyataan 11 .942 0.80 Reliabel

Pernyataan 12 .944 0.80 Reliabel

Pernyataan 13 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 14 .943 0.80 Reliabel

Pernyataan 15 .942 0.80 Reliabel

Uji realibilitas digunakan untuk

melihat apakah alat ukur yang digunakan

(kuisioner) menunjukkan konsistensi di

dalam mengukur gejala yang sama. Dari

tabel di atas terlihat bahwa seluruh butir

dinyatakan reliabel.

5.6. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk melihat secara langsung

pengaruh beberapa variabel terikat, yang

pada intinya mengukur proporsi/prosentase

sumbangan variabel bebas, yaitu: variabel

spirit of interpreneur (X1), motivation (X2)

terhadap variasi naik turunnya variabel

terikat atau kinerja usaha (Y) secara

bersama-sama, dimana 0 ≤ R2 ≤ 1

.

Tabel 9

Determinan (Model Summary)

Model R R.Square Adjusted

R.Square

Std. Error of the

Estimate

1 .405a .164 .144 3.17371

Keterangan:

a. R = 0,405 berarti hubungan antara spirit

of interpreneur dan motivation pengusaha

Page 92: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

86

handphone di ITC Depok terhadap

kinerja usaha sebesar 40,5 %, artinya

hubungannya kurang erat.

b. Adjusted R. Square sebesar 0,144 berarti

spirit of interpreneur dan motivation

mempengaruhi kinerja usaha, para

pengusaha handphone di ITC Depok

adalah sebesar 1,44 % dan sisanya 85,6%

dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini

5.7. Uji F

Dilakukan untuk menguji apakah

setiap variabel bebas (X1, X2) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat (Y) secara serentak. Dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

Ho diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

Tabel 10

Uji F Anovab

Model Sum Square df Mean Square F Sig

Regression 160.278 2 80.139 7.956 .001a

Residual 815.865 81 10.072

Total 976.143 83

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai

Fhitung adalah 9.956 dengan tingkat

signifikansi 0.001 sedangkan Ftabel pada

alpha 5 % adalah 3,92 oleh karena Fhitung >

Ftabel dan tingkat signifikannya 0,001 < 0,05

menunjukkan bahwa pengaruh variabel

independen/spirit of interpreneur dan

motivation pengusaha handphone secara

serentak adalah positif dan signifikan

terhadap kinerja usaha pengusaha

handphone di ITC Depok.

5.8. Uji T

Dilakukan untuk menguji setiap

variabel bebas (X1, X2) apakah mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terkait (Y) secara parsial

. Tabel 11

Tabel Uji T

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized

Cofficients t Sig

B std. Error Beta

1. (Constant) 16.866 3.525 4.785 .000

Spirit of Enterpreneur .146 .068 .242 2.159 .034

Motivation .258 .122 .238 2.119 .037

Berdasarkan tabel di atas disimpulkan

sebagai berikut:

a. Variabel Spirit Of Enterpreneur

berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kinerja usaha para pengusaha di

ITC Depok. Hal ini terlihat dari nilai

signifikansi sebesar 0,034 yang lebih

kecil dari 0,05. Dengan demikian hasil ini

menunjukkan bahwa variabel spirit of

enterpreneur mempengaruhi kinerja

Page 93: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

87

usaha para pengusaha handphone di ITC

Depok.

b. Variabel motivation berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kinerja

usaha para pengusaha handphone di ITC

Depok, hal ini terlihat dari nilai

signifikansi yang sebesar 0,037 lebih

kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel

motivation berpengaruh positif terhadap

kinerja usaha para pengusaha di ITC

Depok.

c. Konstanta sebesar 16,866, artinya

walaupun variabel bebas bernilai nol

maka kinerja usaha para pengusaha

handphone di ITC Depok tetap sebesar

16,866.

d. Berdasarkan hasil uji t maka rumus

persamaan regresinya adalah

Y = 16,866+0,146X+0,258 + e

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara

Spirit Of Entrepreneur dan Motivation

terhadap kinerja usaha para pengusaha

Hand phnedi ITC Depok,

2. Berdasarkan uji F disimpulkan bahwa

variabel Spirit Of Entrepreneur (X1 ),

dan Motivation (X2) secara bersama-

sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja usaha para pengusaha

Hand Phone di ITC Depok dengan nilai F

hitung diperoleh 7,956 lebih besar dari

nilai F tabel (2,68) dan tingkat signifikan

0,001 atau dibawah 0,05.

3. Koefisien korelasi yang menunjukkan

keeratan hubungan antara Spirit Of

Entrepreneur dan Motivation terhadap

kinerja usaha para pengusaha Hand

Phone di ITC Depok adalah kurang erat

ditandai dengan R = 0,405 dan besarnya

R 2 = 0,144, artinya 14,4% kinerja usaha

para pengusaha Hand Phone di ITC

Depok dipengaruhi oleh Spirit Of

Entrepreneur dan Motivation dan 85,6%

dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. Manajemen Edisi 1, Alih

bahasa oleh Edward Tanujaya dan

Shirly Tiolina. Salemba Empat,

Jakarta, 2007

Dollinger, Marc J. Entrepreneurship :

strategies and resources, Prentice-

Hall, New Jersey, 1999

Indriantoro, Nur. Metodologi Penelitian

Bisnis Untuk Akuntansi &

Manajemen Edisi 1, BPFE,

Yogyakarta, 2003

Nickels, William G. Understanding

Business, McGraw-Hill, New York,

2005 Overton, Rodney. Starting New

Business, Alih bahasa oleh Soesanto.

PT Elex Media Komputindo, Jakarta,

2004

Ranto, Basuki. Korelasi antara Motivasi,

Knowledge of Entreprenurship dan

Independensi dan The Entrepreneur’s

Performance pada Kawasan Industri

Kecil, Manajemen Usahawan

Indonesia. LMFE-UI, Jakarta, 2007

Sugiyono, Metode Penelitian, CV Alfabeta,

Bandung, 2005 Suryana.

Kewirausahaan: Pedoman Praktis,

Kiat dan Proses Menuju Sukses,

Salemba Empat, Jakarta, 2003

Susilo, N. B. Wisdom Entrepreneur,

Indonesia Cerdas, Jakarta, 2006 Your

Life Style News No. 14, Mei – Juni

2008

Zimmerer, Thomas. W. Pengantar

Kewirausahaan dan Manajemen

Bisnis Kecil, PT Prenhallindo,

Jakarta, 2002

Page 94: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

88

DESKRIPSI IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM

PADA BANK BTN SYARIAH DI KOTA BOGOR

Elly Mirati, S.E., M.M.

Agus Supriyadi, S.E., M.M.

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A.Siwabessy,

Kampus Universitas Indonesia, Depok

ABSTRAK Pada dasarnya, etika sangatlah berperngaruh terhadap para pelaku bisnis, terutama dalam hal

kepribadian, tindakan dan perilakunya. Jika seorang pengusaha atau pegawai dapat membentuk

karakter dirinya sesuai dengan akhlak yang mulia, maka dia akan berhasil mencapai

keuntungan dalam hidup ini dan dalam kehidupan yang akan datang. Pembentukan etika dan

karakter sangatlah memiliki ikatan yang kuat satu sama lain. Etika bisnis Islam adalah

pengaturan perilaku bisnis yang berdasarkan agama Islam yang dikendalikan oleh aturan halal

dan haram baik dari cara perolehan atau pendapatannya. Etika bisnis Islam hanya akan hidup

secara ideal dalam system dan lingkungan yang sesuai pula dalam lingkungan yang tidak Islam,

sebagaimana yang terjadi, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, suka atau tidak perilaku

bisnis Islam akan mudah terseret dan terbelit dalam kegiatan yang dilarang agama. Peneliti

menggunakan pendekatan eksploratif dan kualitatif. Pendekatan eksploratif dipergunakan untuk

mendapatkan gambaran awal yang menyeluruh tentang kebijakan suatu program sedangkan

pendekatan kualitatif akan digunakan untuk mendapatkan uraian yang hanya dengan nuansa

perasaan dan pemikiran yang berhubungan dengan permasalahan penelitian sedangkan tehnik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, wawancara, pengisian

kuesioner dan studi kepustakaan. Penelitian ini bermaksud mengetahui apakah etika bisnis Islam

telah diimplementasikan pada Bank Syariah dan juga untuk mengetahui tanggapan nasabah

terhadap etika bisnis Islam telah dijalankan oleh Bank Syariah di Kota Bogor.

Kata Kunci: Etika Bisnis Islam, Bank Syariah

Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Pada umumnya sistem nilai, sebagai

sebuah keberhasilan hidup yang baik, lalu

diturunkan dan diwariskan melalui agama

dan kebudayaan dalam bentuk aturan atau

norma yang diharapkan menjadi pegangan

setiap penganut agama dan kebudayaan

tersebut. Dalam hal ini agama dan

kebudayaan lalu dianggap sebagai sumber

utama nilai moral dan aturan atau norma

moral dan etika. Tetapi tidak berarti bahwa

nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan

dan dikenal dalam suatu agama atau

kebudayaan akan begitu berbeda dari nilai

moral yang diajarkan dan dikenal dalam

agama lain.

Dari pengamatan selama ini terekam,

bahwa situasi perkembangan bisnis yang

sekarang berkembang mencetak pelaku-

pelakunya mengambil sikap ikut arus,

sehingga kebanyakan orang berpendapat

bahwa apapun yang didapatkannya asal

dapat menyenangkan dirinya, kendatipun

yang didapat itu diperoleh dengan cara yang

tidak halal. Maka dianggapnya sebagai

sesuatu profesi yang luhur, hal ini terjadi

karena beberapa orang bisnis yang

memperlihatkan citra yang negatif. Oleh

Page 95: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

89

karena itu keperdulian akan etika bisnis ini

menjadi sesuatu yang amat penting.

Dalam tradisi Islam atau organisasi

yang menggunakan metafora “Amanah”,

etika (Bisnis) diformulasikan dalam bentuk

Syariah, dalam pengertian luas, syariah

merupakan pedoman yang digunakan oleh

orang Islam untuk berprilaku dalam segala

aspek kehidupan. Bagi umat Islam, kegiatan

bisnis tidak akan pernah lepas dari “ikatan”

etika syariah. Oleh karena itu bukan sesuatu

hal yang belebihan bila misalnya Bank Islam

beroperasi berdasarkan pada nilai Etika

Syariah.

Manajemen Bank Syariah tidak

banyak berbeda dengan manajemen bank

pada umumnya (Bank Konvensional).

Namun dengan adanya landasan syariah

maka sesuai dengan peraturan pemerintah

yang menyangkut Bank Syariah antara lain

UU No. 10 Tahun 1998 sebagai revisi UU

No. 7 Tahun 1992, tentu saja baik organisasi

maupun sistem operasional Bank Syariah

terdapat perbedaan dengan bank pada

umumnya. Terutama adanya Dewan

Pengawas Syariah dalam struktur organisasi

dan adanya sistem bagi hasil. Dewan

Syariah harus memahami persoalan hukum,

ekonomi dan bisnis, serta adanya sistem bagi

hasil dalam Bank Syariah sebelum sampai

pada operasional yang detail.

Saat sekarang semakin marak Bank

Syariah yang bermunculan, disatu sisi

kepedulian dan kesadaran masyarakat

terhadap permasalahan agamanya semakin

tinggi sehingga orang berbondong-bondong

mengalihkan strategi penyimpanan dan

peminjaman kepada bank syariah. Akan

tetapi sejauh mana etika bisnis Islam

diterapkan oleh bank syariah dalam

berprilaku bisnis dengan

konsumennya.Pengembangan produk bank

syariah dapat dilakukan melalui lima

prinsip, yaitu : a) Prinsip Wadiah

(Simpanan); b) Prinsip Syarikat (Bagi

Hasil); c) Prinsip Tijaroh (Jual

Beli/Pengembalian Keuntungan); d) Prinsip

Al-Ajr (Pengembalian Fee); e) Prinsip Al-

Qard (Biaya Administrasi).

Bisnis Islam dikendalikan olah

aturan halal dan haram, baik dari cara

perolehan maupun pendapatan harta.

Dengan melihat karakter yang dimiliki,

bisinis islam hanya akan hidup secara ideal

dalam sistem dan lingkungan yang sesuai

pula. Dalam lingkungan yang tidak Islam,

sebagaimana yang kini terjadi, disadari atau

tidak, disengaja atau tidak, suka atau tidak,

pelaku bisnis Islam akan mudah sekali

terseret dan sukar berkelit dalam kegiatan

yang dilarang agama, mulai dari uang

pelicin surat-surat pinjaman, menyimpulkan

dalam rekening koran yang berbunga, dan

lain sebagainya. Oleh karena itu sejauh

mana Etika Bisnis Islam ini telah

diimpelemtasikan pada Bank Syariah yang

sekarang keberadaannya sedang marak

sekali.

Di Kota Bogor terdapat sekitar 6 (enam)

Bank Syariah, yaitu BTN Syariah, Bank

Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank

CIMB Niaga Syariah, BCA Syariah, BNI

Syariah. Sejauh mana Bank Syariah di Kota

Bogor ini telah mengimplementasikan etika

bisnis Islam yang benar belum pernah

diteliti, hal ini sangat penting sebagai

informasi bagi konsumen yang telah

memilih bank syariah.

Deskripsi sejauh mana etika bisnis

Islam telah diimplementasikan pada Bank

Syariah akan meningkatkan kepercayaan

konsumen terhadap kelebihan Bank Syariah.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

untuk mendeskripsikan faktor-faktor etika

bisnis Islam yang telah diimplementasikan

pada Bank Syariah.

Etika bisnis Islam adalah pengaturan

prilaku bisnis yang berdasarkan agama Islam

yang dikendalikan oleh aturan halal dan

haram baik dari cara peroleahn maupun

pendapatannya. Sedangkan Bank Syariah

adalah lembaga perantara keuangan dari

Page 96: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

90

pihak yang surplus dana kepada pihak minus

dana yang mendasakan kegiatannya pada

syariah agama Islam.Asumsinya bisnis Islam

hanya akan hidup secara ideal dalam sistem

dan lingkungan yang sesuai pula, dalam

lingkungan yang tidak Islam, sebagaimana

yang kini terjadi, disadari atau tidak,

disengaja atau tidak, suka atau tidak, prilaku

bisnis Islam akan mudah terseret dan terbelit

dalam kegiatan yang dilarang agama.Dari

definisi dan asumsi tersebut diatas dapatlah

disusun beberapa permasalahan :

1. Faktor-faktor etika bisnis apa yang telah

diimplementasikan pada Bank Syariah di

Kota Bogor ?

2. Seberapa banyak faktor-faktor etika

bisnis Islam telah diimplementasikan

pada Bank Syariah di Kota Bogor ?

3. Bagaimanakan tanggapan konsumen

terhadap pelaksanaan etika bisnis yang

telah dijalankan oleh Bank Syariah ?

1.2. Tujuan

Penelitian diharapkan untuk

mengetahui factor-faktor etika bisnis Islami

apa yang telah diimplementasikan, seberapa

banyak factor-faktor etika bisnis Islam telah

diimplementasikan dan tanggapan konsumen

terhadap pelaksanaan etika bisnis Islami

yang telah dijalankan oleh Bank BTN

Syariah.

2. Teori 2.1. Etika Bisnis Islam

Islam memberikan perhatian besar

bagi pentingnya pengawasan keadilan atau

keterampilan. Pengawasan keterampilan

yang serba material ini merupakan tuntutan

yang harus dilakukan oleh setiap muslim

dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Secara

normatip, terdapat ayat dalam Al-quran dan

hadist yang menganjurkan untuk

mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan umun

atau kebijakan menjalankan kegiatan bisnis

tidak perlu harus selalu ada tantangan dan

hambatan baik yang menyangkut

permodalan, sumber daya manusia,

pemasaran, maupun perizinan, akan tetapi

bagi pebisnis Islam atau muslim kiranya

tantangan terbesar adalah bagaimana

menjalankan bisnis dengan tetap

berpegangan pada nilai-nilai Islam ditengah-

tengah suasana bisnis dalam sistem kapitalis

yang cenderung menghalalkan segara cara,

bukankah masih banyak peluang terbuka

bagi pebisnis muslim yang mencoba untuk

sukses tanpa harus melanggar syariat.

Dorongan utama seorang muslim bekerja

adalah bahwa aktivitas kerjanya itu dalam

pandangan Islam merupakan bagian dari

ibadah (Yusmanto M.I dan Ali

Djayakusuma M.K, 2008).

Beberapa praktek bisnis secara

terang-terangan melanggar norma dan nilai-

nilai moral yang siapapun tidak

menyetujuinya. Hal ini terjadi karena tidak

seorangpun yang bersih, etis dan bermoral

dan seluruh tindakannya, bisnis di Indonesia

banyak yang tidak baik dan fair karena

adanya peluang dalam praktik yang ada, dan

praktek bisnis tertentu melanggar norma dan

nilai moral tertentu karena pelakunya berada

dalam keadaan terpaksa, hal ini terpaksa

dilakukan karena terpaksa. Oleh karena itu

perlu implementasi etika bisnis (Sonny

Keraf, 2004). Ada 3 sasaran etika bisnis

yaitu : 1) Etika Bisnis sebagai etika profesi

membahas bebagai prinsip, kondisi dan

masalah yang terkait dengan praktek bisnis

yang baik dan etis; 2) Etika bisnis

diimplementasikan untuk menyadarkan

masyarakat khususnya konsumen, buruh

atau karyawan dan masyarakat luas pemilik

ases umum akan hal dan kepentingan

mereka yang tidak boleh diganggu oleh

pelaku bisnis siapapun juga, etika bisnis

berbicara mengenai system ekonomi yang

sangat memerluka etika tindakannya suatu

praktek bisnis.Etika bisnis Islam adalah

norma bisnis yang didasarkan pada budaya

kerja yang Islami. Budaya kerja yang islami

Page 97: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

91

menurut (Hafidudin D dan Tanjung H, 2009)

ada 5, yaitu :

1. Shidiq artinya memiliki kejujuran dan

selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta

prilaku berdasarkan ajaran Islam

2. Istiqomah artinya konsisten dalam Iman

dan nilai-nilai yang baik meskipun

menghadapi berbagai godaan dan

tantangan

3. Fathonah artinya memahami, mengerti

dan menghayati secara mendalam segala

hal yang menjadi tugas dan

tanggungjawabnya

4. Amanah artinya memiliki tanggung

jawab dan melaksanakan setiap tugas dan

kewajibannya

5. Tabliq artinya mengajak sekaligus

memberi contoh kepada pihak lain untuk

melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran

Islam dalam kegiatannya

2.2. Bank Syariah

Bank Islam menggunakan dasar

bisnis yang dengan berbagai ketentuan yaitu

musyarofah dan muddarobah,, ijrroh, ifdiah

wa iqtina, bagi murabahah dan mensorting

(Khan, Muhamad Akram), 2001) Berbagai

dana yang dikelola oleh Bank Islam dapat

berasal dari zakat, asurance, waqaf, dan Al

hisbah.Bank Islam yang ada di Indonesia

lebih terkenal dengan nama Bank Syariah,

manajemen Bank Syariah tidak banyak

berbeda dengan manajemen bank pada

umumnya, yang berbeda adalah adanya

Dewan Syariah yang harus memahami

persoalan hukum Islam (Muhamad, 2000).

Detail operasional yang harus dipahami

berkaitan dengan sistem muwadah dalam

Islam dan aqad dan sistem penyimpanan

permodalan bank syariah. Sistem muwadah

dalam Islam mencakup persoalan hak atau

hukum, sampai urusan lembaga keuangan.

Secara umum pembiayaan yang diberikan

atau dikeluarkan olah Bank Syariah meliputi

tiga tingkatan aqad (pembiayaan besar) yaitu

aqad tijaroh (Jual beli), aqad syarikah

(kerjasama/kongsi), dan aqad hasan

(kebijakan). Sedangkan sistem

pengembangan produk bank syariah

meliputi lima prinsip yaitu : prinsip wadiah

(simpanan) prinsip syarikat (bagi hasil),

prinsip tijaroh (jual beli/pengembalian

keuntungan), prinsip al-ajr (pengembalian

fee) dan prinsip al-qord (biaya administrasi).

Sistem ekonomi atau akuntansi menurut

pengertian umum akan memperoleh predikat

syariah setelah dikedalikan secara benar dan

utuh, dengan catatan, benar dan utuh

menurut hukum-hukum ketetapan-Nya

(Sefuloh) (Purnomosidi Hadji Suroso,

1997). Selanjutnya suatu Bank dikatakan

syariah jika telah secara benar dan untuk

melaksanakan kegiatannya berdasarkan

hukum-hukum Islam sebagai ketetapannya.

2.3. Karakteristik Bisnis

Karakteristik Bisnis Islam adalah

dikendalikan oleh aturan halal dan haram,

baik dari cara perolehan maupun

pemanfaatan harta. Bisnis Islam hanya akan

hidup secara ideal dalam sistem dan

lingkungan yang Islam pula. Dalam

lingkungan yang tidak Islam sebgaimana

yang kini terjadi, mudah terjadi

penyimpangan dari norma Islam yang benar.

Beberapa indikator yang mencirikan dan

menjadi karakteristik bisnis antara lain:

1. Asas, pada bisnis Islam asasnya adalah

aqidah Islam

2. Motivasi, pada bisnis Islam adalah dunia

– akhirat

3. Orientasi, pada bisnis islam adalah profit

dan benefit (non materi/qinaah),

pertumbuhan, keberlangsungan dan

keberhasilan.

4. Etos kerja, pada bisnis Islam adalah

tinggi karena bisnis adalah bagian dari

ibadah

5. Sikap mental, pada bisnis Islam adalah

maju, produktif, konsentrasi, keimanan,

dan manifestasi keislaman.

Page 98: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

92

6. Keahlian, pada bisnis Islam adalah cakap

dan ahli di bidangnya, konsekwensi dari

kewajiban seorang muslim

7. Amanah, pada bisnis Islam adalah

terpercaya dan bertanggung jawab, tujuan

tidak menghalalkan segala cara.

8. Modal, pada bisnis Islam bersifat halal

9. SDM, pada bisnis Islam sesuai dengan

akad kerjanya

10. Sumber daya, pada bisnis Islam adalah

halal

11. Manajemen strategis, pada bisnis Islam

adalah visi dan misi organisasi terkait erat

dengan misi penciptaan manusia di dunia

12. Manajemen operasi, pada bisnis Islam

jaminan halal bagi setiap masukan,

proses, keluaran, mengedepankan

produktivitas dalam koridor syariah

13. Manajemen keuangan, pada bisnis Islam

adalah jaminan halal bagi setiap

masukan, proses keluadan kekayaan

14. Manajemen pemasaran, pada bisnis Islam

adalah pemasaran dalam koridor jaminan

halal

15. Manajemen SDM, pada bisnis Islam

adalah SDM profesional dan

berkepribadian Islam, SDM adalah

pengelola bisnis, SDM bertanggung

jawab pada diri, majikan, dan Allah SWT

(Yusmanto M.I dan Widjajakusuma MK,

2008)

3. Metodologi Penelitian

3.1. Teknik Pengumpulan Data

Pendekatan eksploratif dan

kuantitatif sederhana digunakan untuk

mengukur perilaku para pegawai bank

syariah dalam pemahaman tentang etika

bisnis Islami, sehingga dapat dianalisis.

Alat penelitian yang dipakai dalam

penelitian ini adalah wawancara, angket dan

data yang diperoleh dari instasi

terkait/lembaga terkait dengan penelitian ini.

Wawancara mendalam dengan

menggunakan pedoman wawancara dan

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

yang disusun dalam suatu daftar pertanyaan

yang telah disiapkan lebih dahulu. Hal ini

dimaksudkan agar peneliti secara luas dapat

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan

terhadap informan.

1.2. Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan secara

kualitatif sesuai dengan jenis data yang

diteliti, yaitu pada tahap ini data yang

terkumpul diinterprestasikan untuk dijadikan

bahan penyusunan laporan penelitian

2. Analisis Dan Pembahasan Dari hasil wawancara, kemudian data

tersebut diolah dan dianalisa maka diperoleh

gambaran hasil sebagai berikut:

A. Pembentuk Pribadi

1. Ketulusan niat dan kemurnian iman

Niat dalam bekerja bagi karyawan

BTN Syariah digunakan dalam rangka

mendapatkan dan mengembangakan

uang yang halal dan perbuatan-

perbauatan atau tindakan-tindakan

yang dilakukan selalu diiringi iman

yang murni.

2. Akhlak Mulia

Jujur, ikhlas, setia, murah hati, cakap

istiqomah, sederhana, qoraah dan

yakin merupakan akhlak yang dimiliki

oleh pimpinan dan karyawann BTN

Syariah.

3. Prilaku santun dalam berhubungan

dengan orang lain.

Pimpinan dan karyawan BTN Syariah

memperlakukan orang lain dengan adil,

karena dapat menciptakan kerjasama,

solidaritas, persaudaraan, altruism (sifat

mementingkan kepentingan orang lain).

Ide-ide yang produktif, kejujuran dan

persaingan dalam hal-hal yang

diinginkan.

B. Faktor-faktor Penentu dalam Dunai

Bisnis yang sehat

Page 99: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

93

1. Hubungan yang sehat

Bagi pimpinan dan setiap karyawan

BTN Syariah menghindari adanya

kecurigaan dan larangan-larangan

adalah suatu kewajiban, terlepas dari

godaan untuk meraih uang lebih

banyak, untung berlipat atau

dipromosikan jabatan yang fungsi.

2. Menjalankan bisnis yang baik dan

halal

Pimpinan dan karyawan BTN Syariah

dalam menjalankan bisnisnya selalu

didasari oleh hubungan yang halal dan

baik serta besar dari keharaman, tidak

hanya dikarenakan sejumlah uang dan

keuntungan semata.

3. Mematuhi ajaran Islam

Pimpinan dan karyawan BTN Syariah

selalu menyelaraskan segala sesuatu

dengan ajaran Islam. Karena mereka

percaya itu semua akan meningkatkan

energi bagi materi dan jiwa dan

tentunya efisiensi akan terwujud,

bertambahnya kekayaan dan

keuntungan, tercapainya kesejahteraan

serta akan mendapat Ridho Allah

SWT

C. Hubungan Pengusaha Dengan Orang

Lain

1. Tepat dalam memilih rekan kerja

Dalam memilih rekan kerja, pimpinan

BTN Syariah selalu memperhatikan

nilai-nilai dan akhlak mulia, dengan

demikian rekan kerja yang

menyusahkan akan dapat dihindari,

walau apapun keuntungan dan

kekuatan yang akan didapatkan dari

hubungan tersebut.

2. Tepat dalam memilih para pekerja

Pimpinan BTN Syariah selalu memilih

para karyawannya berdasarkan

kualitas akhlak dan kompetensi

keahlian mereka.

3. Kerjasama diantara para pelaku bisnis.

Pimpinan BTN Syariah melakukan

kerjasama dengan pihak lain dalam

rangka bisnis, bertukar informasi dan

pengalaman.

4. Konsultasi dalam ruang lingkup

manajemen dan penentuan keputusan

Pimpinan BTN Syariah melakukan

syura (Musyawarah dalam bidang

manajemen dan pengambilan

keputusan dalam rangka membentuk

dukungan moral pada rekan kerja dan

para karyawan serta mendatangkan

solusi pengelolaan yang sehat.

D. Menuju kesempurnaan kerja dan

peningkatan kualitas yang umum

1. Penggunaan metode-metode teknologi

modern.

Untuk memudahkan pekerjaan dan

meningkatkan produksi, pimpinan dan

karyawan-karyawan BTN Syariah

menggunakan metode-metode

teknologi modern.

2. Kesempurnaan dan kualitas kerja

Pimpinan dan karyawan BTN Syariah

dalam mengerjakan dan melaksanakan

sesuatu dengan norma-norma Islam,

sehingga diperoleh melalui

pengembangan prestasi, peningkatan

produksi menambah efisiensi

pelayanan dan pengurangan biaya.

3. Memperhatikan ketelitian dan

kemajuan

Meningkatkan pekerjaan dan

pengembangan pengelolaan melalui

jalur-jalur yang halal tidak luput dari

penelitian pimpinan BTN Syariah,

karena itupun merupakan tujuan dari

Syariah Islam.

E. Disiplin dan pengesahan atas Kontrak-

kontrak dan transaksi.

1. Disiplin dan pengaturan dalam bisnis

Bagi pimpinan dan karyawan BTN

Syariah disiplin dan pengaturan dalam

bisnis sangat dijunjung tinggi karena

dapat menghasilkan efisiensi kerja dan

pelayanan.

Page 100: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

94

2. Mencatat dan menghadirkan saksi

dalam transaksi-transaksi

Wajib huukumnya bagi pimpinan dan

karyawan BTN Syariah dalam

mencatat dan menghadirkan saksi

dalam sebuah transaksi, ketika

transaksi tersebut diberlakukan, guna

menyesuaikan waktu, tempat dan

konteks keadaan.

3. Pengesahan dalam kesepakatan-

kesepakatan bisnis dan kontrak-

kontrak

Dalam setiap melakukan kesepakatan

bisnis, pimpinan dan karyawan BTN

Syariah selalu memiliki bukti

kejelasan dan transaksi selalu disahkan

dengan mencatat dan menandatangani

kontrak dihadapan para saksi.

4. Mengadakan perdamaian dalam suatu

sengketa

Jika terjadi sengketa dalam suatu

perselisihan dan konflik terhadap

bagian dari isi kontrak dan transaksi,

maka pimpinan dan karyawan BTN

Syariah berusaha mencari solusi untuk

mendamaikan persengketaan tersebut.

F. Akselerasi dalam pemberian hak-hak

1. Mendorong terlaksananya pemberian

hak-hak pegawai

Pimpinan BTN Syariah selalu

memperhatikan dan memberikan hak-

hak karyawannya sebagai wujud kerja

mereka, jujur, kompensasi

penggantian uangnya dan waktu yang

telah dilewatkan atas pekerjaan

mereka.

2. Melakukan kewajiban tepat pada

waktunya

Pimpinan dan karyawan BTN Syariah

selalu melaksanakan tanggung jawab

mereka tepat waktu, kerena itu adalah

bagian dari kesepakatan dan

merupakan cirri-ciri seorang muslim.

3. Bersegera memenuhi perintah Allah

Dalam memenuhi kewajiban kepada

Allah SWT pimpinan dan karyawan BTN

Syariah selalu taat menjalankannya tepat

waktu.

4. Bersegera dalam memberikan hak-hak

masyarakat.

Pimpinan BTN Syariah selalu

mengutamakan kewajiban-kewajiban

yang harus dipenuhi.

G. Batasan-batasan dan hukuman-hukuman

1. Pemenuhan kode etik

Pimpinan dan karyawan BTN syariah

selalu mematuhi prinsip-prinsip kode

etik, karena bagi mereka kode etik

merupakan perjanjian yang harus

dipatuhi.

2. Batasan-batasan dan hukuman-

hukuman

Dalam rangka pelaksanaan kode etik

dan dalam hal hukuman-hukuman,

pimpinan BTN Syariah, bertujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan

kinerja karyawannya melakukan

pengawasan dalam proses kedisiplinan

dan apabila terjadi pelanggaran

diberikan hukuman-hukuman sesuai

pelanggaran yang dilalukan.

Tanggapan para nasabah BTN Syariah

terhadap pimpinan dan karyawan BTN

Syariah

1. Mayoritas responden yaitu sebanyak 28

orang dari 30 responden atau 93,3 %

menyatakan bahwa standar pelayanan

BTN Syariah yaitu sikap, melayani

nasabah dan menyelesaikan layanan

adalah sangat baik, sudah sesuai dengan

kode etik.

2. Mayoritas responden yaitu sebanyak 26

orang atau 86,7 % menyatakan bahwa

skill yang dimiliki oleh para karyawan

BTN Syariah yaitu Handling Complain

dan Cross Selling adalah sangat baik

3. Mayoritas responden yaitu sebanyak 28

orang menyatakan penampilan pimpinan

dan karyawan BTN Syariah sangat baik.

Page 101: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

95

Karyawan wanita berpakaian muslimah,

rapih dan bersih, sedangkan karyawan

pria memakai dasi, kemeja lengan

panjang dan membuat rapih.

5. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa penelitian

tentang Etika Bisnis Islami pada bank BTN

Syariah di kota Bogor, penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut: ETika

Bisnis Islami sudah diimplementasikan

secara baik oleh pimpinan maupun

karyawan BTN Syariah Bogor. Ini dapat

terlihat dan terlaksananya prinsip-prinsip

Etika Bisnis Islam yang didasarkan pada

budaya kerja yang Islami, yaitu Shidiq,

Istiqomah, Fathomah, Amanah dan Tabliq.

Disamping itu

Daftar Pustaka Yusmanto MI dan Widjajakusuma MK,

2008, Menggagas Bisnis Islam,

Jakarta, Gema Islamai Press

Sonny Keraf, 2005, Etika Bisnis Tuntutan

dan Relevansinya, Yogyakarta,

Kramisios

Hafiduddin D dan Tanjung H, 2009,

Manajemen Syariah Dalam

Pendidikan, Jakarta, Gema Islami

Press

Khan MA, 2007, An Introduction to Islamic

Economi, Pakistan, Islamic

Research Institute Press, Islamabad

Muhamad, 2000, Sistem dan Prosedur

Operasional

Poernomosidi Hadjisuroso, 1997, Naskah

Ringkas Mengenai Mengenal

Ekonomi Syariah Dengan

Menempuh Pendekatan Sistem,

Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu

Syariah.

Syahatah Husain dan Siddiq Muh. Al-Amin

Adh-Dhair. 2005: Transaksi Dan Etika

Bisnis Islam, Visi Insani Publishing,

Jakarta.

Page 102: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

96

ANALISIS DAMPAK PERALIHAN PENGELOLAAN BEA

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN PURWAKARTA

Oleh:

Ratih Andriani, SE Agus Dodi Hermawan, SE

ABSTRAK

Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) merupakan salah satu sumber

Pendapatan Asli Daerah yang cukup berpotensi untuk membiayai kegiatan pembangunan di

Kabupaten Purwakarta. BPHTB adalah pajak yang dilimpahkan dari pusat ke daerah dan diatur

dalam Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 584.2/Kep.12-DPKAD/2011 pengalihan

pengelolaan BPHTB ini merupakan implementasi terhadap UU Nomor 28 tahun 2009 tentang

pajak daerah dan retribusi daerah. Pengelolaan BPHTB dialihkan dari pemerintah pusat ke

pemerintah daerah mulai efektif per tanggal 1 Januari 2011 Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dampak peralihan pengelolaan BPHTB terhadap peningkatan Pendapatan

Asli Daerah, Teknik penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer pada Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah, melakukan wawancara tentang dampak perubahan

pengelolaan BPHTB serta kesiapan aparat pemerintah dan studi kepustakaan. Hasil penelitian

ini adalah penerimaan pajak BPHTB setelah dikelola oleh Pemerintah Daerah mengalami

peningkatan sebesar 16,55%. Namun jika dibandingkan dengan pendapatan asli daerah,

proporsi pajak BPHTB dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami penurunan sebesar

4,93%.

Kata kunci: Pajak daerah, BPHTB

PENDAHULUAN Pajak adalah sumber penerimaan

negara terbesar dalam membiayai

pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan. Sebagai sumber keuangan

negara, pemerintah berupaya

mengoptimalkan penerimaan kas negara

melalui pajak dengan berbagai upaya.

Upaya tersebut ditempuh dengan

cara ekstensifikasi dan intensifikasi

pemungutan pajak melalui penyempurnaan

peraturan berbagai jenis pajak.

Pajak mempunyai fungsi-fungsi

sebagai berikut: a) fungsi budgeter yaitu

pajak digunakan sebagai sumber

penerimaan negara; b) fungsi mengatur yaitu

pajak sebagai alat untuk mengatur dan

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam

bidang sosial dan ekonomi serta mencapai

tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

Page 103: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

97

Pajak dapat dibedakan menurut

lembaga pemungutnya menjadi pajak

pusat dan pajak daerah. Pajak pusat

adalah pajak yang wewenang

pemungutannya ada pada pemerintah

pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal

Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

atau pihak-pihak yang ditunjukkan

Undang-undang atas nama pemerintah.

Pajak daerah adalah pajak yang

wewenang pemungutannya ada pada

pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas

Pendapatan Daerah. Salah satu pajak yang

diatur oleh pemerintah pusat adalah Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB). Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan adalah pajak yang

dikenakan atas perolehan hak atas tanah

dan/ bangunan.

Ketentuan BPHTB diatur dalam

UU No.21 tahun 1997 tentang Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

sebagaimana diubah terakhir dengan UU

No. 20 Tahun 2000.

Hasil penerimaan Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan merupakan

penerimaan negara (dalam hal ini

pemerintah pusat) dan disetor sepenuhnya

ke rekening kas negara. Namun demikian,

penerimaan Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan akan dibagi ke

pemerintah pusat dan daerah dengan

imbangan sebagai berikut: 20% untuk

pemerintah pusat dan 80% untuk daerah.

Jumlah 20% (duapuluh persen)

bagian pemerintah pusat dibagikan dengan

porsi yang sama kepada seluruh

Kabupaten/Kota. Jumlah 80% bagian

daerah dirinci pembagiannya sebagai

berikut: 16% untuk daerah provinsi yang

bersangkutan dan 64% untuk daerah

Kabupaten/kota penghasil yang disalurkan

melalui rekening Kas umum

Kabupaten/Kota.

Berdasarkan penjelasan di atas,

penerimaan Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan untuk daerah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan

sebesar 64% dari total yang disetorkan ke

pemerintah pusat. Telah dikeluarkan

Peraturan Dirjen Pajak Nomor : PER-

47/PJ/2010 tertanggal 22 Oktober 2010

ditegaskan bahwa mulai 01 Januari 2011

BPHTB berubah menjadi Pajak Daerah.

Artinya Pemerintah Kota dan Kabupaten

mulai 2011 dapat mengelola sepenuhnya

pengenaan BPHTB dan menjadikannya

sebagai pendapatan daerah. Dengan

demikian, pemerintah daerah mempunyai

kewenangan untuk mengatur pengenaan

pajak BPHTB sendiri sesuai dengan

kondisi di daerahnya masing-masing.

Dengan adanya pengalihan

pengelolaan BPHTB dari pemerintah

pusat ke pemerintah daerah akan

berdampak terhadap pendapatan asli

daerah. Pendapa-tan asli daerah akan

meningkat seriring dengan penerimaan

BPHTB.

Berdasarkan Berdasarkan uraian

di atas, dapat disusun beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan pemerintah daerah

mengelola BPHTB Bagaimana dampak

peralihan pengelolaan BPHTB dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah

2. Kendala apa yang dihadapi pemerintah

daerah dalam peralihan pengelolaan

BPHTB

METODE PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan penelitian,

peneliti mengunakan pendekatan

eksploratif dan kuantitatif. Pendekatan

eksploratif digunakan untuk mendapatkan

gambaran awal yang menyeluruh pajak

daerah, sedangkan untuk pendekatan

kuantitatif akan digunakan untuk

mendapatkan data penerimaan pajak Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Peneliti melakukan penelitian untuk

memperoleh informasi tentang Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

di kantor Dinas Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (DPKAD).Adapun waktu

penelitian yang dilakukan di DPKAD

Purwakarta mulai bulan Juli sampai

dengan bulan September 2012.

Page 104: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

98

Dalam memperoleh data yang

dibutuhkan yang bersifat kuantitatif

akan dilakukan dengan cara:

Observasi pendahuluan dilakukan

untuk mengetahui keadaan objek pajak

penelitian guna penjajagan dan

pengambilan data primer menegenai

hal-hal yang berkaitan dengan pajak

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan. Metode penelitian yang

dipakai adalah metode survey yang

dilakukan pada Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah. Selain itu,

penelitian dilakukan melalui

kepustakaan untuk mendapatkan

landasan acuan teoritis.

Alat penelitian yang dipakai dalam

penelitian ini adalah wawancara dan

data yang diperoleh dari

instansi/lembaga terkait dengan

penelitian ini. Wawancara mendalam

dengan mengunakan pedomen

wawancara dan dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan yang disusun

dalam suatu daftar pertanyaan yang

telah dipersiapkan lebih dahulu.

Data yang diambil dalam penelitian ini

adalah pajak Bea perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan, dasar hukum Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan dan Pendapatan Asli Daerah

HASIL PEMBAHASAN

A. Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam

Mengelola Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan

1. Undang-Undang Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan

Peraturan Daerah Kabupaten

Purwakarta No.11 Tahun 2010

tentang Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan.

Peraturan Pemerintah Nomor 91

Tahun 2010 tentang jenis pajak daerah

yang dipungut berdasarkan ketetapan

Kepala Daerah atau dibayar sendiri

oleh Wajib Pajak

Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah

2. Sumber Daya Manusia

Staf yang mengurusi pajak Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan di lingkungan DPKAD telah

diberi pelatihan-pelatihan oleh Kantor

Pelayanan Pajak Pratama dan kantor

konsultan pajak yang didatangkan dari

Bandung

3. Prosedur Pembayaran Bea Perolehan

Hak Atas Tanah dan Bangunan Pihak

pihak yang terkait dalam prosedur

pembayaran bea perolehan hak atas

tanah dan bangunan antara lain

a. Wajib Pajak selaku penerima hak

Merupakan pihak yang memiliki

kewajiban membayar BPHTB

terhutang atas perolehan hak atas

tanah dan bangunan.

b. Pejabat pembuat akta tanah (PPAT)

Merupakan pihak yang menyimpan

Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB

sebagai dasar bagi wajib pajak

dalam membayar PBHTB terutang

dan melakukan perhitungan.

c. Bank yang ditunjuk Merupakan

pihak yang menerima pembayaran

BPHTB terutang dari wajib pajak.

Dalam prosedur ini Bank yang

ditunjuk berwenang untuk:

1. Menerima pembayaran BPHTB

terutang dari wajib Pajak

2. Memeriksa kelengkapan

pengisian SSPD BPHTB

3. Mengembalikan SSPD BPHTB

yang pengisiannya tidak

lengkap/kurang

4. Menandatangani SSPD BPHTB

yang telah lengkap pengisiannya

5. Mengarsip SSPD BPHTB lembar

5 dan SSPD BPHTB lembar 6.

Page 105: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

99

B. Kendala yang Dihadapi Dalam

Pengelolaan BPHTB

Belum adanya sistem pemisahan b.

Wajib Pajak yang membayar BPHTB

penerimaan pajak BPHTB tidak

memiliki NPWP sehingga berdasarkan

objek pajaknnya diwajibkan membuat

surat pernyataan.

C. Dampak Peralihan Pengelolaan

BPHTB Kepada Pemerintah Daerah

Realisasi Bea Perolehan Hak Atas

Tanah di Kabupaten Purwakarta setiap

tahun mengalami peningkatan. Pada

tahun 2011 setelah adanya peralihan

pengelolaan BPHTB, realisasi Bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan

melebihi dari apa yang dianggarkan

sebesar 119,33%. Dengan adanya

peralihan pengelolaan pajak BPHTB

meningkat sebesar Rp.

3.186.446.053 (16,55 %) dibandingkan

antara pendapatan BPHTB tahun 2010

(Rp. 19.256.798.482) dengan tahun

2011 (Rp. 22.443.244.535). Pendapatan

pajak BPHTB pada tahun 2011 sebesar

Rp. 22.443.244.535 menyumbangkan

sebesar 20,18% dari total penerimaan

pendapatan asli daerah sebesar Rp.

111.206.356.899. Jika dibandingkan,

proporsi pajak BPHTB terhadap

pendapatan asli daerah menurun

sebesar 4, 93%. Pada tahun 2010,

proporsi pajak BPHTB terhadap

Pendapatann Asli Daerah sebesar

25,11% lebih besar daripada tahun

2011 sebesar 20,18%.

Tabel 1

Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan

Tahun Anggaran Realisasi (%) Keterangan

2008 16.003.190.000 8.747.507.732 54,66% Sebelum adanya peralihan

2009 9.947.507.732 8.954.870.791 90,02%

2010 31.705.797.487 30.088.747.628 94,89%

2011 18.807.470.000 22.443.244.535 119,33% Sesudah adanya peralihan

Tabel 2

Penerimaan BPHTB untuk Pemerintah Daerah

Tahun BPHTB Bagian Pemerintah Daerah %

2008 8.747.507.732 5.598.404.948 64 %

2009 8.954.870.791 5.731.117.306 64 %

2010 30.088.747.628 19.256.798.482 64 %

2011 22.443.244.535 22.443.244.535 100%

Tabel 3

Proporsi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

terhadap Pendapatan Asli Daerah

Tahun Pendapatan Asli Daerah BPHTB %

2008 59.429.026.565 5.598.404.948 9,42%

2009 64.023.320.913 5.731.117.306 8,95%

2010 76.691.372.256 19.256.798.482 25,11%

2011 111.206.356.899 22.443.244.535 20,18%

Page 106: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

100

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa

penelitian tentang dampak

peralihan pengelolaan Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan terhadap

pendapatan asli daerah Purwakarta, penulis

dapat menarik kesimpulaan sebagai berikut:

penerimaan pajak BPHTB setelah dikelola

oleh Pemerintah Daerah mengalami

peningkatan sebesar 16,55%. Namun jika

dibandingkan dengan pendapatan asli

daerah, proporsi pajak BPHTB dengan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami

penurunan sebesar 4,93%.

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso, 2007, Perpajakan: Pendekatan

Komprehensif, Jakarta. Salemba Empat

Siti Resmi, 2008, Perpajakan: teori dan

Kasus Edisi 4, Jilid 1. Jakarta. Salemba

Empat

Siti Resmi, 2008, Perpajakan: teori dan

Kasus Edisi 4, Jilid 2. Jakarta. Salemba

Empat

Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta

Nomor: 11 Tahun 2010 tentang Bea

Perolehan Hak atas Tanah Dan

Bangunan

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun

2010 tentang jenis pajak daerah yang

dipungut berdasarkan ketetapan Kepala

Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib

Pajak

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah

www.purwakartakab.go.id

www.pajak.go.id

Page 107: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

101

ANALISA YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA SISTEM

OUTSOURCING PADA PERUSAHAAN JASA PELAYANAN PUBLIK

Ida Nurhayati, S.H., M.H.

R. Elly Mirati, S.E., M.M.

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A.Siwabessy,

Kampus Universitas Indonesia, Depok

E mail: [email protected].

Abstrak

Pembangunan harus mereposisi paradigma pada orientasi ketenagakerjaan yaitu penciptaan

kesempatan kerja yang sebanyak-banyaknya sehingga pendayagunaan tenaga kerja secara

optimal dapat tercapai. Perjanjian kerja diatur dalam Bab IX Nomor 13 Tahun 2003, dalam

pasal 1 angka 14 disebutkan bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh

dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban

para pihak. Dalam perjanjian kerja harus jelas apakah hubungan kerja tersebut termasuk

hubungan kerja untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu. Outsourcing adalah

penyerahan pekerjaan tertentu suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan

tujuan untuk membagi risiko dan mengurangi beban perusahaan yang dilakukan atas dasar

perjanjian kerjasama operasional antara perusahaan pemberi kerja (principal) dengan

perusahaan penerima pekerjaan (perusahaan outsourcing). Peneliti menggunakan pendekatan

eksploratif dan kualitatif. Pendekatan eksploratif dipergunakan untuk mendapatkan gambaran

awal yang menyeluruh tentang kebijakan suatu program, sedangkan pendekatan kualitatif akan

digunakan untuk mendapatkan uraian yang kaya dengan nuansa, perasaan dan pemikiran yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian ini. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa

secara umum format dan substansi perjanjian kerja sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,

meskipun ada beberapa bagian yang memang masih harus diperbaiki, khususnya tentang

hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan penyedia tenaga kerja yang belum

transparan. Hal ini akan mempengaruhi perencanaan ketenagakerjaan secara sistematis yang

dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi , dan pelaksanaan program

pembangunan ketenagakerjaan secara berkesinambungan.

Kata kunci: hukum, tenaga kerja, outsourcing

Pendahuluan

Pembangunan ketenagakerjaan

merupakan bagian itegral dari pembangunan

nasional. Untuk mengarahkan pembangunan

agar ramah ketenagakerjaan (employment-

growth friendly), pembangunan harus

mereposisi paradigma pada orientasi

ketenagakerjaan yaitu penciptaan

kesempatan kerja yang sebanyak-banyaknya

sehingga pendayagunaan tenaga kerja secara

optimal dapat tercapai.

Perjanjian Kerja diatur dalam Bab IX

Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun

2003. Dalam Pasal 1 Angka 14 disebutkan

Page 108: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

102

bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian

antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau

pemberi kerja yang memuat syarat-syarat

kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

Kemudian dalam Pasal 1 Angka 15

disebutkan bahwa hubungan kerja adalah

hubungan antara pengusaha dengan

pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja,

yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan

perintah Dalam Undang-Undang Ketenaga-

kerjaan yang mengatur Perjanjian Kerja

disebutkan bahwa isi perjanjian kerja tidak

boleh bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Maksudnya, apabila di perusahaan telah ada

peraturan perusahaan atau perjanjian kerja

bersama, isi perjanjian kerja, baik kualitas

maupun kuantitas, tidak boleh lebih rendah

dari peraturan perusahaan atau perjanjian

kerja bersama di perusahaan yang

bersangkutan. Dengan demikian, perjanjian

kerja hanya memuat syarat-syarat kerja yang

sederhana atau minim yaitu mengenai upah

saja, sehingga perlu ada peraturan yang

memuat syarat-syarat kerja secara lengkap,

yaitu berupa peraturan perusahaan atau

perjanjian kerja bersama.

Dalam Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 pengaturan mengenai

outsourcing disebutkan secara tegas. Bidang-

bidang yang dapat di outsource oleh suatu

perusahaan adalah bagian-bagian yang tidak

berkaitan dengan bisnis inti. Aturan inilah

yang mendorong banyak perusahaan

menyerahkan pekerjaan-pekerjaannya

kepada perusahaan outsourcing seperti

stpam, cleaning service, dan beberapa bidang

lainnya yang tidak terkait dengan bisnis inti.

Dalam praktik, perusahaan principal

menetapkan kualifikasi dan syarat-syarat

kerja, dan atas dasar itu perusahaan

outsourcing merekrut calon tenaga kerja.

Secara hukum, tidak ada hubungan struktural

antara perusahaan pemberi pekerjaan dengan

para pekerja, sebab yang menjadi majikan

bagi pekerja tersebut bukan perusahaan

principal tetapi perusahaan outsourcing.

Dengan kondisi seperti ini , maka bagaimana

para pekerja dengan sistem outsourcing

dapat dilindungi oleh hukum, bentuk

perjanjian kerja seperti apa yang dapat

melindungi pekerja dari beberapa aspek,

misalnya aspek hukum, ekonomi, dan

sosiologis/psikologis, dan bagaimana

perjanjian kerja yang dilakukan terhadap

pekerja dengan sistem outsourcing pada

perusahaan-perusahaan. Jadi semua pihak

yaitu, penyedia jasa, pengguna jasa, dan

pekerja itu sendiri berada pada posisi yang

sejajar layaknya suatu hubungan hukum

dalam perjanjian khususnya perjanjian kerja

dengan sisten aoutsourcing.

Metodologi

Untuk mencapai tujuan penelitian,

peneliti akan menggunakan pendekatan

eksploratif dan kualitatif. Pendekatan

eksploratif dipergunakan untuk mendapatkan

gambaran awal yang menyeluruh tentang

kebijakan suatu program sedangkan

pendekatan kualitatif akan digunakan untuk

mendapatkan uraian yang kaya dengan

nuansa, perasaan, sikap, dan pemikiran yang

berhubungan dengan permasalahan

penelitian ini.

Sampel dan Data Penelitian

Untuk mendapatkan responden

melalui antara lain : sampel beberapa

pekerja/wakil dari serikat pekerja,

perusahaan penyedia jasa tenaga kerja, dan

perusahaan pengguna jasa tenaga kerja di

Jakarta.

Kemudian untuk memilih reponden

dilakukan dengan cara : mendatangi

perusahaan penyedia jasa tenaga kerja,

sekaligus dengan beberapa pekerja, dan

memilih perusahaan/institusi pengguna jasa

tenaga kerja dalam hal ini adalah Politeknik

Negeri Jakartya di Depok.

Page 109: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

103

Obyek penelitian

Obek yang akan diteliti adalah melihat

dan menganalisa surat perjanjian kerja yang

dilakukan, baik oleh perusahaan penyedia

jasa tenaga kerja dengan pekerja maupun

antara perusahaan pengguna jasa dengan

penyedia jasa tenaga kerja. Dari surat-surat

perjanjian kerja itulah maka perusahaan

menjalankan sistem kerjanya, baik

perusahaan penyedia jasa maupun

perusahaan penggunga jasa tenaga kerja.

Setelah itu baru dianalisa berkaitan dengan

hal-hal yang menyangkut hak dan kewajiban

para pihak (pekerja, perusahaan). Di

lapangan yang terjadi adalah bahwa ternyata

perusahaan penyedia tenaga kerja

berekeberatan untuk memberikann informasi

tentang perjanjian kerja yang dilakukan

antara pekerja dengan PPJP, meskipun

peneliti sudah mengatakan bahwa ini tidak

diekspos yaitu dengan menyamarkan nama

perusahaannya, namun tetap tidak bersedia.

Oleh karena itu peneliti dalam hal ini

menyampaikan data surat perjanjian kerja

dari pihak pengguna jasa tenaga kerja yaitu

PNJ.

Analisis Data

Analisa data dilakukan secara

kualitatif sesuai dengan jenis data yang

diteliti. Data primer yang diperoleh dari

responden (pekerja) dan dari PNJ sebagai

pihak pengguna jasa tenaga kerja akan

diinventarisasi dan dikelompokkan, guna

menemukan indikasi-indikasi khusus yang

berkenaan dengan kasus.

Data yang telah dikelompokkan akan

dikaitkan satu dan lainnya serta

diinterpretasikan dengan perspektif bidang

legal (hukum) dan sosiologis dalam konteks

bagaimana perjanjian kerja sistem

outsourcing itu dapat menjamin hak dan

melindungi pekerja secara hukum. Apabila

didalam perjanjian tersebut terdapat hal-hal

yang menyimpang dari ketentuan undang-

undang, maka menggambarkan suatu

kaeadaan hubungan kerja yang belum

seimbang antara pekerja, baik dengan

pengguna jasa maupun dengan PPJP. Hal itu

mendorong, terutama pemerintah sebagai

pihak yang mempunyai otoritas hendaknya

meninjau kembali aturan hukum mengenai

pekerja outsourcing, dann mengawasi

pemberlakuannya/pelaksanaanya pada

perusahaan-perusahaan penyedia jasa tenaga

kerja, sehingga hak-hak dan kedudukannya

berubah menjadi lebih baik. Dan hal tersebut

akan menjadikan keadaan masyarakat secara

umum lebih membaik.

Pembahasan

SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

TENTANG PEKERJAAN PENGADAAN

JASA TENAGA KERJA CLEANING

SERVICE ANTARA X DENGA PT ”Y” Dari judulnya sudah bukan

merupakan perjanjian, namun dalam

pelaksanaan dan di dalamnya berbunyi surat

perjanjian, sehingga terjadi kerancuan.

Obyek perjanjian dalam hal ini pekerjaan

yang dilakukan bukan mrupakan pekerjaan

inti dari pihak kesatu hal ini sudah sesuai

dengan ketentuan Undang-undang

Ketenagakerjaan dan Kepmenakertrans.

Pasal 2

JANGKA WAKTU

1. Para pihak sepakat dan setuju bahwa

jangka waktu perjanjian ini terhitung

mulai tanggal 04 januari 2010 dan

berakhir pada tanggal 25 Februari 2010.

2. Apabila jangka waktu perjanjian ini akan

berakhir, maka pihak kedua wajib

mengajukan permohonan secara tertulis

kepada pihak pertama sekurang-

kurangnya 14 (empat belas) hari kalender

sebelum jangka waktu perjanjian berakhir

dan atas permohonan tersebut pihak

pertama akan memberikan jawaban

Page 110: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

104

secara tertulis sekurang-kurangnya

7 (tujuh) hari kalender

3. Sebelum jangka waktu perjanjian

berakhir. Mengenai jangka waktu sesuai

dengan Pasal 59 UU No 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan dapat bersifat

sementara dan paling lama 3 tahun,

sehingga hal ini masih sesuai dengann

aturan hukum.

Pasal 3

TENAGA KERJA

1. Tenaga kerja disediakan sepenuhnya oleh pihak kedua dan mempunyai hubungan kerja

langsung dengan pihak kedua. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan penyediaan

tenaga kerja menjadi beban dan tanggung jawab pihak kedua, meliputi:

a. Honor apabila masuk kerja hari libur nasional akibat pengaturan sift oleh pihak kedua.

b. Honor apabila masuk kerja karena menggantikan tenaga kerja lain yang sedang cuti, sakit,

atau berhalangan masuk.

c. Honor yang berupa tunjangan hari raya (THR) atau bonus selain THR.

d. Jaminan kesehatan untuk tenaga kerja sebagai jaminan apabila terjadi kecelakan kerja,

sakit, bahkan meninggalnya tenaga kerja.

e. Biaya pengadaan peralatan kerja dan peralatan standar lainnya.

f. Biaya pengadaan seragam dan identitas tenaga kerja

g. Biaya kebutuhan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan tugas di lapangan.

h. Honor apabila terjadi kelebihan waktu kerja atas permintaan atau tugas dari pihak pertama,

maka atas upah tersebut menjadi beban pihak pertama yang dapat ditagihkan kepada pihak

pertama sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja pihak kedua menjadi beban dan tanggung jawab

sepenuhnya pihak kedua karenanya pihak kedua membebaskan pihak pertama dari segala

tuntutan berkenaan dengan persolan atas tenaga kerjanya sehubungan dengan pelaksanaan

perjanjian ini.

Dalam Pasal ini mengatur tentang Tenaga

Kerja, hanya satu ayat yang mengatur

tentang tenaga kerja, selebihnya mengatur

tentang honor, biaya-biaya peralatan,

jaminan kerja, da persoalan tuntutan tenaga

kerja, dimana hal itu tidak sesuai dengan

judul pasalnya.

Pasal 4

PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN

(1) Sebagai penanggung jawab atas pekerjaan pihak kedua, maka pihak kedua wajib menunjuk

pengurus atau penanggung jawab operasional yang dapat mewakili perusahaan sesuai

kewenangannya.

(2) Penunjukan pengurus atau penanggung jawab operasional oleh pihak kedua dilakukan

dengan membuat surat pertanyaan yang memuat pernyataan dan data-data lengkap dari

pengurus yang bersangkutan.

(3) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasa ini harus disampaikan dan

diberikan pihak kedua kepada pihak pertama dan surat pernyataan tersebut merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan surat perjanjian ini. Untuk ketentuan pasal ini

sudah sesuai, baik dengan perjanjiannya maupun aturan yang berlaku umum

Page 111: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

105

Pasal 5

HARGA BORONGAN PEKERJAAN

Para pihak sepakat dan setuju bahwa harga borongan jasa pekerjaan pihak kedua adalah sesuai

seperti trsebut dalam lampiran surat perjanjian kontrak ini yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan, jumlah total harga borongan adalah sebesar = Rp. 49.869.820,- terbilang : # empat

puluh sembilan juta delapan ratus enam puluh sembilan ribu delapan ratus dua puluh rupiah #

Untuk pasal tentang harga borongan

pekerjaan ini tidak sesuai dengan judul

perjanjiannya, karena di dalam hukum

perjanjian terdapat perjanjian pemborongan

pekerjaan, namun disini muncul harga

pemborongan pekerjaan, sehingga terdapat

kontradiksi.

Pasal 6

CARA PEMBAYARAN

(1) Pihak pertama sanggup dan setuju untuk membayart imbalan yang dimaksudkan dalam

pasal 5 perjanjian ini kepada pihak kedua secara tunai dan sekaligus setelah selesainya

jangka waktu perjanjian.

(2) Pembayaran imbalan tersebut dilakukan oleh pihak pertama dengan tunai dan sekaligus

secara transfer melalui KPPN Jakarta III ke rekening pihak kedua nomor rekening:

122.000537347.0 a.n. PT. GLOBAL MITRA SENTOSA pada BANK MANDIRI cab.

CIKDITIRO.

Tentang cara pembayaraan, sudah sesuai

dengan aturan yang berlaku.

Pasal 7

MEKANISME PENGAWASAN

1. Pihak kedua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kuantitas dan kualitas personil tenaga

kerja kebersihan yang bertugas di wilayah pihak pertama.

2. Selama pelaksanaan tugas di lingkungan politeknik negeri jakarta, tenaga kerja pihak kedua

dapat menerima pengarahan dan petunjuk dari pihak pertama, akan tetapi tanggung jawab

secara administratif adalah kepada pihak kedua.

3. Pihak kedua berkewajiban mengatur dan mengawasi pelaksanaan tugas atau kewajiban

tenaga kerjannya.

4. Pihak kedua bertanggung jawab atas tersedianya surat tugas dan atau kartu identitas yang

digunakan para anggota tenaga kerjanya dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

5. Pihak kedua bertanggung jawab atas tindakan tenaga kerjanya dilingkungan politeknik

negeri jakarta apabila terbukti menurut hasil penyidikan pihak yang berwenang

(kepolisian), karena kesalahan/atau kelalaian dalam melaksanakan tugas/pekerjaanya

sehingga mengakibatkan kecelakan atau merugikan pihak pertama dan atau pihak ketiga

mengenai jiwa maupun harta. Atas hal tersebut maka pihak kedua bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap ganti rugi yang wajib diberikan kepada pihak pertama dan atau pihak

ketiga sesuai dengan hukum yang berlaku.

Pasal 7 ini mengatur tentang mekanisne

pengawasan, tetapi isinya tentang tanggung

jawab pihak kedua, maka antara judul dan

isinya tidak sinkron

Page 112: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

106

Pasal 8

JAMINAN PIHAK KEDUA

(1) Pihak kedua menyatakan bahwa seluruh tenaga kerjannya adalah karyawan pihak kedua

dan bukan karyawan pihak pertama, oleh karenanya pihak kedua bertanggung jawab penuh

atas tenaga kerjanya termasuk pemenuhan hak-haknya.

(2) Pihak kedua menjamin untuk memenuhi peraturan-peraturan ketenagakerjaan yang berlaku

termasuk didalamnya meliputi pembayaran honor dan jaminan kesehatan.

Pasal 8 ini khususnya pada ayat (1) tentang

status pekerja, dan pada ayat (2) tentang

jaminan kesehatan seperti apa yang

diberikan, itu tidak jelas.

Pasal 9

KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

(1) Melakukan pembayaran imbalan tugas pekerjaan kepada pihak kedua sesuai dengan waktu

dan jumlah di tentukan.

(2) Mentaati dan menjalankan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini.

Pasal 10

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) Melakukan dan bertanggung jawab atas pelaksanan pekerjaan/lingkup pekerjaan

sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini secara profesional dengan efektif dan efisien.

(2) Melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini sesuai dengan

ketentuan dan jadwal waktu yang telah ditentukan.

(3) Menjamin semua personil yang ditugaskan pihak kedua pada pekerjaan ini selalu mampu

atau dapat siap untuk segera menyelesaikan masalah yang timbul pada pekerjaan.

(4) Mengadakan konsultasi dengan pihak pertama dalam melakukan tugas-tugas dan/atau

pekerjaannya agar segala sesuatunya sesuai dengan rencana dan keinginan pihak pertama.

(5) Memberitahukan secara lisan maupun tulisan kepada pihak pertama apabila terjadi

kejadian atau keadaan yang dapat mengakibatkan keruigan pada pihak pertama. Begitu

pula langkah-langkah yang telah diambil untuk mengatasi kejadian atau keadaan tersebut

harus dilaporkan secara lisan maupun tertulis kepada pihak pertama.

(6) Mematuhi dan mentaati serta menjalankan semua peraturan-peraturan / ketentuan-

ketentuan yang dikeluarkan oleh pihak pertama baik yang berlaku sekarang maupun yang

akan datang seperti penampilan, kerapihan, kesopanan, pakaian seragam, termasuk

kelengkapannya. Mentaati dan menjalankan ketentuan-ketentuan atau peraturan yang telah

ditetapkan bersama para pihak baik dalam perjanjian ini maupun peraturan yang akan

ditentukan kemudian.

Format dan substansi pasal ini sudah sesuai

dengan perjanjian pada umumnya.

Pasal 11

TEGURAN DAN PERINGATAN

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak kedua sebagaimana

dimaksud dalam perjanjian ini, apabila pihak kedua melaksanakan pekerjaan tidak sesuai

dengan perjanjian ini dan tidak memenuhi petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang diberikan,

Page 113: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

107

maka pihak kedua akan diberikan surat teguran dan atau surat peringatan oleh pihak pertama sebanyak 3 (tiga) kali teguran dengan tenggang waktu masing-masing teguran selama 6

(enam) hari kerja.

Pasal 12

TATA TERTIB DAN KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

(1) Dalam melaksanakan pekerjaan ini pihak kedua wajib mentaati tata tertib, peraturan-

peraturan/ketentutan-ketentuan maupun petunjuk-petunjuk yang berlaku dilingkungan

politeknik negeri jakarta.

(2) Pihak kedua akan menanggung sanksi dan atau biaya semua kerugian-kerugian yang

diderita oleh pihak pertama yang disebabkan oleh pihak kedua tidak mentaati tata tertib,

peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan dan petunjuk-petunjuk seperti diatas

(3) Pihak kedua tidak memperbolehkan memakai atribut atau identitas apapun dengan

menggunakan nama pihak pertama.

Pasal 13

PAJAK PAJAK

Pajak-pajak ( kecuali PPn dan PPH pasal 23) iuran,bea materai, maupun pungutan pungutan

lainnya yang timbul sehubungan dengan perjanjian ini, menjadi beban dan tanggung jawab

pihak kedua

Pasal 14

IJIN IJIN PENGURUSAN

Pihak kedua wajib membuat dan mengurus ijin dari instansi yang berwenang terkait

sehubungan dengan jenis usaha pihak kedua dalam rangka melaksanakan pekerjaan

sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini dengan beban biaya pihak kedua sepenuhnya.

Pasal 15

SURAT MENYURAT

(1) Dalam pelaksanaan perjanjian ini, alamat masing-masing pihak untuk kepentingan surat

menyurat adalah:

Pihak pertama

Politeknik negeri jakarta

Kampus UI depok

Telepon : (021) 7270036, Faximilie : (021) 727004

Pihak kedua :

PT. GLOBAL MITRA SENTOSA

Jl. Benda permai 3 blok c 14/22rt.003/011 kelurahan pondok benda kecamatan pamulang

tangerang – banten telepon: (021) 74630779

Bahasa yang digunakan pada surat menyurat dari pihak pertama kepada pihak kedua

atau sebaliknya adalah bahasa indonesia

Pasal 16

PENGALIHAN PERJANJIAN

Pihak kedua tidak diperkenankan untuk mengalihkan sebagian dan atau seluruh perjanjian

dan/atau pekerjaan ini kepada pihak ketiga/pihak lain.

Page 114: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

108

Judul pasalnya pengalihan tetapi isinya

tentang larangan pengalihan, sehingga ada

kontradiksi.

Pasal 17

PEMBATALAN PERJANJIAN

Pihak pertama mempunyai hak untuk membatalkan perjanjian secara sepihak oleh karena hal-

hal sebagai berikut:

a. Pihak kedua tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan yang telah disetujui.

b. Pihak kedua telah menyerahkan pekerjaan yang dimaksud baik sebagian maupun keseluruhan

kepada pihak ketiga tanpa pemberitahuan dan persetujuan secara tertulis dari pihak pertama.

c. Pihak kedua mengabaikan teguran/peringatan tertulis dari pihak pertama sebanyak 3 (tiga) kali

sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini.

d. Pihak kedua telah dinyatakan bangkrut atau dilikuidasi.

e. Pihak kedua telah melanggar kondisi/ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini.

1. Resiko biaya akibat penghentian dan pembatalan perjanjian tersebut tetap menjadi tanggung

jawak pihak kedua.

2. Pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dilakukan selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal dikeluarkannya surat pembatalan

perjanjian oleh pihak pertama.

3. Apabila terjadi pembatalan perjanjian seperti dimaksud dalam ayat (1) pasal ini maka pihak

pertama dibebaskan atas kewajiban pembayaran sisa pembayaran imbalan jasa pekerjaan.

Pasal 18

DOKUMEN PERJANJIAN

Dokumen-dokumen yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan surat perjanjian ini

terdiri dari : surat perintah kerja nomor : 01b/k7.b/spk/2010 tanggal 04 januari 2010, yang

diberikan pihak pertama kepada pihak kedua sehubungan dengan pekerjaan sebagaimana

dimaksud dalam perjanjian ini.

Pasal 19

FORCE MAJEURE

1. Apabila terjadi hal-hal diluar dugaan dan atau diluar kemampuan para pihak yang

merupakan force majeure, sehingga dapat berakibat merugikan para pihak, maka pihak

yang mengalami force majeure diwajibkan memberitahukan secara tertulis kepada pihak

lain dalam waktu 2 x24 jam terjadi force majeure untuk mendapat pertimbangan

pihak lain.

2. Yang dianggap force majeure adalah terjadi kebakaran, sabotase, bencana alam, seperti

gempa bumi yang mengakibatkan bangunan atau peralatan rusak berat, banjir dan angin

topan, larangan penguasa atau peraturan-peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi dan

keuangan.

3. Bila terjadi force majeure maka,. Para pihak sepakat dan setuju untuk merundingkan

kembali hak dan kewajiban masing-masing pihak untuk menyelesaikan perjanjian ini.

4. Keadaan force majeure yang mungkin mengakibatkan hambatan atas pelaksananaan

sebagian maupun seluruh isi perjanjian ini, tidak dengan sendirinya merupakan alasan

untuk pembatalan surat perjanjian ini.

Page 115: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

109

Pada pasal ini sudah sesuai

Pasal 20

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila dalam menyelenggarakan perjanjian ini terdapat penafsiran atas isi dan perjanjian

ini, maka para pihak sepakat dan setuju untuk menyelesaikan dengan jalan musyawarah

untuk mufakat.

(2) Apabila tidak terdapat kata sepakat antara para pihak, maka masing-masing pihak dapat

mengajukan persoalan ini ke pengadilan negeri untuk diputuskan.

Pemilihan penyelesaian perselisihan ke

Pengadilan jika musyawarah tidak dapat

tercapai, namun tidak menentukan

pengadilan mana yang ditunjuk.

Pasal 21

PENUTUP

Hal hal yang belum dan/atau belum cukup diatur dalam surat perjanjian ini, akan ditetapkan

kemudian oleh para pihak didalam suatu surat perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.

Dari hasil analisa di atas, peneliti melihat

bahwa yang masih belum sesuai dengan

kaidah suatu perjanjian relatif tidak terlalu

signifikan, yang sering terjadi pada

judul/penamaan pasal-pasalnya. Sedangkan

untuk subtansi/isi pasalnya sendiri secara

umum sudah sesuai dengan kelaziman,

prinsip/asas, dan syarat sahnya surat

perjanjian.

Data ini sebenarnya belum sesuai

dengan harapan peneliti, karena surat

perjanjian kerja yang dibuat oleh PPJP tidak

kami peroleh, karena ternyata perusahaan

keberatan untuk memberikannya, sehingga

peneliti mencari dan memperoleh dari pihak

principal/pengguna jasa pekerja. Kendala

inilah yang berdampak terhadap hasil dari

penelitian ini.

Peneliti juga menggunakan angket

yang ditujukan kepada para pekerja yang

jumlahnya relatif sedikit yaitu lima belas

orang dengan ditambah satu orang

supervisor dan saru orang wakil supervisor.

Hasil dari uji coba angket tersebut semua

pekerja telah mengisi, namun ketika mengisi

tidak langsung di depan peneliti, sehingga

hasilnya tidak sesuai dengan prediksi

peneliti, dan akhirnya data tersebut hanya

sebagai lampiran saja.

Kesimpulan Secara umum subtansi/isi pasalnya

sendiri sudah sesuai dengan kelaziman,

prinsip/asas, dan syarat sahnya surat

perjanjian. Namun beberpa hal, misalnya

judul-judl pasalnya yang tidak sesuai dengan

isi pasalnya.

Pada perjanjian kerja sistem

outsourcing yang terjadi adalah penyerahan

pekerjaan tertentu kepada pihak ketiga yang

dilakukan dengan tujuan membagi risiko

dan mengurangi beban pengguna jasa.

Penyerahan pekerjaan tersebut dilakukan

atas dasar perjanjian kerjasama operasional

antara pemberi kerja (principal) dengan

penerima pekerjaan (perusahaan

outsourcing)

Hubungan hukum pekerja bukan dengan

principal tetapi dengan perusahaan

outsourcing. Dalam hal ini ada tiga pihak

dalam sistem outsourcing, yaitu perusahaan

principal (pemberi kerja), perusahaan jasa

outsourcing (penyedia tenaga kerja), dan

tenaga kerja itu sendiri.

Page 116: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

110

Saran

Meskipun secara umum baik format

maupun subsatansi perjanjian sudah sesuai,

namun masih ada beberapa hal yang masih

belum sesuai dengan anatomi suatu

perjanjian. Dan yang paling fatal di dalam

perjanjian ini adalah judulnya tidak sesuai

dengan isi, yaitu tentang Surat Perintah Keja

tetapi isinya tentang Perjanjian Kerja.

Demikian pula bahwa data surat perjanjian

ini peneliti peroleh dari principal, bukan dari

penyedia tenaga kerja, padahal yang menjadi

sasaran objek dalam penelitian ini

sebenarnya adalah perusahaan penyedia

tenaga kerja. Sedangkan data principal

hanya bersifat melengkapi, namun karena

sulitnya peneliti memperoleh data dari

perusahaan penyedia jasa (meskipun sudah

berusaha dengan berbagai pendekatan)

namun tetap tak berhasil.

DAFTAR PUSTAKA Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian

social dan Hukum. Jakarta. IBLAM.

Djumialdji, F.X. 2008. Perjanjian

Kerja.Jakarta. Sinar Grafika.

Jehan,. Libertus. 2008. Hak-Hak Karyawan

Kontrak. Jakarta. Forum Sahabat.

Nurhayati, Ida. 2007. Laporan

Penelitian Hukum Ketenagakerjaan

Sebagai Alat Dalam Perbaikan

Kedudukan Serta Perlindungan

Terhadap Perempuan Pada Kegiatan

Wirausaha Di Sentra Industri

Kerajianan Bordir Tasikmalaya

Politeknik Negeri Jakarta.

Musawir, M, Nurhadi. 2007. Peraturan

Pekerja 2007. Jakarta. Durat Bahagia.

Tunggal, Setia Hadi. 2005. Undang-Undang

Sistem Jaminan Sosial Nasioanl Dan

Undang-Undang Serikat

Pekerja/Serikat Buruh. Jakarta. 2005.

Jurnal Hukum Bisnis Outsourcing dan

Tenaga Kerjas on line edisi

08.tanggal akses 11 Mei 2009.

Page 117: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

111

ANALISIS DAMPAK SURAT PERJANJIAN TERHADAP MAHASISWA

YANG TELAT MEMBAYAR REGISTRASI DI KAMPUS STIEB

PERDANA MANDIRI PURWAKARTA

Oleh:

Dika Meirista, SH

Manohara Inggita, SE

Abstrak

Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan

pendidikannya manusia akan lebih bisa dihargai dan dihormati oleh sesamanya. Di dalam suatu

negara yang terdapat banyak manusia yang mempunyai pendidikan lebih tinggi, tentunya akan

membuat negara tersebut bisa lebih baik dan maju. Perguruan Tinggi dalam hal ini berperan

mencetak manusia-manusia yang mempunyai pendidikan dan intelektual yang lebih tinggi.

Dalam lingkungan Perguruan Tinggi tersebut masih banyak permasalahan yang berhubungan

dengan mahasiswa itu sendiri, diantaranya mengenai pembayaran registrasi mahasiswa. Dalam

hal ini diperlukan suatu perjanjian yang mana sangat diperlukan antara pihak kampus dengan

mahasiswa untuk masalah pembayaran registrasi tersebut. Setiap unsur kehidupan tidak

terlepas dari yang namanya perjanjian. Perjanjian ini digunakan sebagai pedoman untuk para

pihak melakukan atau melaksanakan kewajibannya.

Metode penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan

observasi, yaitu bertujuan untuk mengetahui keadaan objek penelitian guna persiapan dan

pengambilan data sekunder mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perjanjian. Selanjutnya

dengan cara wawancara yaitu agar peneliti bisa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan

secara luas dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan terhadap informan yang dibutuhkan.

Analisis data dilakukan secara kualitatif sesuai dengan jenis data yang diteliti. Data primer

yang diperoleh dari hasil pengambilan data dari Bagian Keuangan STIEB Perdana Mandiri

Purwakarta dan wawancara dengan mahasiswa STIEB Perdana Mandiri Purwakarta.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana dampak perjanjian terhadap

kesadaran mahasiswa dalam melaksanakan kewajibannya dalam membayar registrasi dan

faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa melalaikan atau terlambat dalam

melaksanakan kewajibannya.

Kata kunci: Registrasi Mahasiswa, Perjanjian, Wanprestasi.

PENDAHULUAN

Semakin menjamurnya tempat-

tempat pendidikan termasuk diantaranya

Perguruan Tinggi tidak terlepas dari semakin

banyaknya kebutuhan masyarakat akan

pendidikan yang lebih tinggi. Dalam hal ini

masyarakat juga semakin menyadari

semakin pentingnya pendidikan supaya

hidup mereka bisa lebih baik.

Pendidikan sendiri mendapat

perhatian khusus dari Pemerintah dengan

dicantumkannya mengenai pendidikan di

dalam UUD 1945 Pasal 31 (1): “Setiap

warga negara berhak mendapat pendidikan”

Page 118: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

112

Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003

Pasal 2 bahwa dalam pelaksanaannya

pendidikan harus sesuai dan berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945.

Salah satu jenjang pendidikan di

Indonesia yang mempunyai peran sebagai

pencetak manusia yang mempunyai akhlak,

karakter, dan ilmu pengetahuan yang bisa

diaplikasikan di dalam kehidupan yaitu

jenjang Perguruan Tinggi. Dalam

perkembangannya Perguruan Tinggi di

Indonesia khususnya Perguruan Tinggi

Swasta (PTS) banyak yang mengalami

masalah jatuh bangun, bertahan hidup,

ditutup, menurun ataupun berkembang.

Beberapa PTS terkenal dengan program

studinya serta cukup banyak diminati oleh

mahasiswa baru dan lama, ternyata yang

mendaftar ulang kembali menurun dari

tahun ketahun dengan cukup signifikan,

sehingga kelangsungan hidupnya

dikhawatirkan, apalagi sekarang bangsa ini

sedang menghadapi berbagai krisis yang

berdampak luas bagi dunia pendidikan tinggi

(Sjarief, 1999).

Dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya beragam

berkembangan telah terjadi dan dialami oleh

PTS, khususnya yang ada di wilayah IV

Jawa Barat dan Banten. Kinerja di suatu

Perguruan Tinggi akan sangat ditentukan

oleh bagaimana PTS itu menentukan masa

depannya dalam bentuk formulasi strategi

dengan ditetapkan misi, visi, tujuan, strategi,

dan kebijakan, serta bagaimana

mengimplementasikannya hasil formulasi

strategi itu melalui serangkaian program,

anggaran, dan prosedur. (Djohan, 1998)

Berbagai upaya dilakukan oleh PTS

supaya dapat bertahan dalam persaingan

yang sehat, PTS berlomba-lomba menarik

simpati para calon mahasiswa agar mau

mendaftar dan masuk ke PTS nya. Mereka

melakukan promosi-promosi dan sosialisasi

ke sekolah-Sekolah Menengah Umum,

memasang iklan di tempat umum yang

sekiranya dapat dilihat oleh masyarakat

umum.

Ketika memasuki dunia perkuliahan

tidak membuat permasalahan berhenti, justru

disini sering terjadi masalah yang membuat

bisa atau tidaknya PTS tersebut bertahan,

seringkali calon mahasiswa yang mendaftar

tidak sesuai dengan calon mahasiswa yang

melakukan registrasi.

Dalam hal ini STIEB Perdana

Mandiri sebagai salah satu PTS yang ada di

Wliayah IV Jawa Barat dan Banten,

khususnya di Purwakarta telah mengalami

perkembangan yang sangat pesat, dari tahun

ke tahun mengalami peningkatan dalam hal

pendaftaran mahasiswa, walaupun terkadang

jumlah yang mendaftar dan melakukan

registrasi perkuliahan tidak sesuai.

Pada saat perkuliahan berlangsung

timbul masalah yang cukup membuat pihak

Kampus merasa dirugikan, diantaranya para

mahasiswa seringkali tidak menghiraukan

masalah pembayaran registrasi SPP yang

harus dibayar oleh para mahasiswa untuk

perkuliahan secara tepat waktu atau sesuai

waktu yang sudah ditetapkan dalam

perjanjian sebelumnya. Mahasiswa seolah-

olah tidak peduli dengan pembayaran

tersebut, padahal ini sangat berpengaruh

terhadap perkembangan dan kelanjutan

Kampus STIEB Perdana Mandiri itu sendiri.

Mahasiswa kurang menyadari

kewajibannya sebagai mahasiswa yang salah

satunya adalah membayar registrasi tepat

waktu, mereka terkadang melalaikannya.

Padahal dalam hal ini mahasiswa bisa

dikatakan telah melakukan wanprestasi

dalam perjanjian, yaitu terlambat dalam

pemenuhan prestasinya.

Mahasiswa tidak menyadari bahwa

mereka telah terikat suatu perjanjian dimana

mereka harus bisa melaksanakannya dengan

baik, sehingga tidak akan menimbulkan

kerugian untuk pihak lain. Mereka tidak

mengetahui arti pentingnya suatu perjanjian,

Page 119: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

113

dimata mereka perjanjian hanya sebagai

formalitas kertas biasa yang bisa mereka

langgar dengan seenaknya. Seharusnya

mereka tahu hal tersebut bisa menimbulkan

kerugian bagi mereka sendiri dengan

memperoleh sanksi dari pihak kampus.

METODE PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan penelitian,

peneliti akan menggunakan metode survei

dan pendekatan kualitatif. Metode survei

digunakan untuk mendapatkan gambaran

awal yang menyeluruh tentang keadaan

mahasiswa STIEB Perdana Mandiri,

sedangkan pendekatan kualitatif akan

digunakan untuk mendapatkan uraian yang

kaya dengan nuansa, perasaan, sikap dan

pemikiran yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian ini.

1.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti mendapatkan sumber data

penelitian dari Staf STIEB Perdana Mandiri

Purwakarta dan mahasiswa STIEB Perdana

Mandiri Purwakarta di Kabupaten

Purwakarta.

Kemudian untuk mendapatkan data

responden tersebut, dilakukan dengan cara

mendatangi Bagian Keuangan STIEB

Perdana Mandiri Purwakarta, setelah data

didapatkan selanjutnya melakukan survei

wawancara terhadap mahasiswa-mahasiswa

yang terlambat membayar Registrasi SPP di

STIEB Perdana Mandiri Purwakarta.

Adapun data yang akan diambil adalah:

a. Data mengenai jumlah mahasiswa yang

telat membayar registrasi di Kampus

STIEB Perdana Mandiri Purwakarta.

b. Data mengenai faktor-faktor mengenai

alasan mahasiswa yang telat membayar

registrasi.

c. Data tentang alasan-alasan mahasiswa

kurang begitu mengindahkan

perjanjian antara mahasiswa dan Kampus

STIEB Perdana Mandiri Purwakarta.

Adapun waktu pelaksanaan

penelitian yang dilakukan adalah dimulai

dari bulan Juni 2012 sampai dengan bulan

Oktober 2012.

1.2. Metode Pengumpulan Data

Sugiono (2008: 137) menyatakan

bahwa teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan cara interview

(wawancara), kuesioner (angket), observasi

(pengamatan) atau gabungan ketiganya.

Berdasarkan pendapat di atas teknik atau

cara pengumpulan data yang digunakan

penulis adalah cara interview dan observasi.

Dalam memperoleh data yang

dibutuhkan yang bersifat kualitatif akan

dilakukan dengan cara:

a. Observasi pendahuluan dilakukan untuk

mengetahui keadaan objek penelitian

guna persiapan dan pengambilan data

sekunder mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan perjanjian.

b. Metode penelitian adalah metode

Wawancara yang dilakukan pada Bagian

Keuangan STIEB Perdana Mandiri serta

pada mahasiswa STIEB Perdana Mandiri

dan mahasiswa STIEB Perdana Mandiri

Purwakarta. Wawancara mendalam

dengan menggunakan pedoman

wawancara dan dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan yang disusun

dalam suatu daftar pertanyaan yang telah

disiapkan lebih dahulu. Hal ini

dimaksudkan agar peneliti secara luas

dapat mengembangkan pertanyaan-

pertanyaan terhadap informan dan dapat

dibangun suatu suasana wawancara yang

santai tetapi formal.

c. Sebagai sumber informasi dipilih

informan yaitu Bagian Keuangan, Staf

Akademik dan Mahasiswa STIEB

Perdana Mandiri Purwakarta. Di samping

itu penelitian ini juga menggunakan

sistem kepustakaan untuk mendapatkan

landasan acuan secara teoritis. Catatan

lapangan diperlukan untuk

Page 120: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

114

menginventarisir hal-hal baru yang

terdapat di lapangan yang ada kaitannya

dengan daftar pertanyaan yang sudah

disiapkan.

d. Data yang diambil dalam penelitian ini

adalah data mahasiswa yang telat

membayar pembayaran registrasi SPP

dan faktor-faktor yang menjadi

penyebabnya.

1.3. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara

kualitatif sesuai dengan jenis data yang

diteliti. Data primer yang diperoleh dari

hasil pengambilan data dari Bagian

Keuangan STIEB Perdana Mandiri

Purwakarta dan wawancara dengan

mahasiswa STIEB Perdana Mandiri

Purwakarta. Data yang diperoleh dari para

responden akan diolah sehingga ditemukan

faktor-faktor yang menyebabkan kenapa

mahasiswa telat membayar registrasi SPP.

Apabila dalam pelaksanaan perjanjian

tersebut banyak terdapat faktor-faktor

kelalaian dari mahasiswa dalam kesadaran

membayar registrasi SPP, maka

menggambarkan suatu keadaan masih

rendahnya kesadaran mahasiswa dalam

melaksanakan aturan hukum yang berlaku,

dalam hal ini mahasiswa melakukan suatu

wanprestasi yang bisa merugikan pihak

STIEB Perdana Mandiri Purwakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data mengenai jumlah mahasiswa

yang telat membayar registrasi di STIEB

Perdana Mandiri Purwakarta.

Data yang kami ambil yaitu data dari

tahun pelajaran 2010-2011 sampai dengan

2011-2012, dimana data ini kami ambil dari

Bagian Keuangan STIEB Perdana Mandiri

Purwakarta. Data tersebut merupakan data

jumlah keseluruhan mahasiswa STIEB

Perdana Mandiri Purwakarta, setelah itu

kami teliti sejauh mana kesadaran

mahasiswa dalam hal pembayaran registrasi.

Tabel. 1

Data Mahasiswa Tahun Pelajaran Tahun

2010-2011

Semes

ter

J

M

L

M

a

h

as

is

w

a

Yg

Tel

at

Me

mb

aya

r

C

ut

i

K

el

u

ar

Perse

ntase

Pemb

ayara

n

Lanca

r

Perse

ntase

yg

Terla

mbat

Memb

ayar

Ganjil 5

8

0

45 1

0

1 92,24

%

7,76%

Genap 5

6

0

55 1

2

- 90,18

%

11,96

%

Tabel. 2

Data Mahasiswa Tahun Pelajaran Tahun

2011-2012

Sem

ester

JM

L

Ma

has

isw

a

Yg

Tela

t

Me

mba

yar

C

u

ti

K

el

ua

r

Pers

entas

e

Pem

baya

ran

Lanc

ar

Pers

entas

e yg

Terla

mbat

Mem

baya

r

Ganj

il

54

6

46 1

4

- 91,5

8%

8,42

%

Gen

ap

53

9

73 1

9

2 86,4

6%

13,5

4%

Dari gambaran di atas terlihat masih

adanya mahasiswa yang terlambat dalam

hal membayar registrasi. Hal ini

menunjukkan masih kurangnya kesadaran

Page 121: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

115

mahasiswa dalam kewajibannya

melaksanakan pembayaran registrasi.

Apabila hal ini dibiarkan begitu saja,

tentunya akan mengakibatkan suatu

kerugian bagi pihak kampus itu sendiri,

dimana sebagian besar pemasukan kampus

berasal dari pembayaran mahasiswa atau

dengan kata lain dari pembayaran registrasi

mahasiswa.

Faktor-faktor mengenai alasan

mahasiswa yang telat membayar

registrasi.

Setelah data di atas kami peroleh,

kemudian kami melakukan suatu analisa

ternyata ada beberapa faktor yang

menyebabkan mahasiswa tersebut terlambat

dalam membayar registrasinya. Kami

melakukan wawancara terhadap sebagian

besar mahasiswa yang telat membayar dan

hasilnya mereka menyadari kesalahan

mereka dalam hal melaksanakan

kewajibannya dalam pembayaran registrasi

tesebut.

Adapun faktor-faktor yang

menyebabkan keterlambatan mahasiswa

dalam melaksanakan kewajibannya dalam

membayar registrasi, antara lain adalah:

a. Faktor Ekonomi

Faktor ini yang menjadi penyebab

utama mahasiswa terlambat dalam

melaksanakan kewajibannya, sebagian

mahasiswa menjadikan faktor ini sebagai

alasan utama mengapa mereka terlambat

membayar registrasi. Alasan mereka adalah

bahwa ketika waktu jatuh tempo

pembayaran, mereka tidak memiliki cukup

uang untuk membayar registrasi tersebut, hal

ini disebabkan kemampuan ekonomi

mahasiswa atau keluarganya yang memang

tidak begitu baik dalam menunjang

perkuliahannya, tapi sebenarnya mereka

sangat ingin berkuliah guna mendapatkan

pendidikan yang lebih baik dan tinggi. Tidak

sedikit dari mereka yang merasa tertekan

ketika mendekati waktu pembayaran,

padahal mereka belum mempunyai cukup

uang untuk membayar registrasi tersebut.

Pada akhirnya dari mereka ada yang

membiarkan begitu saja menunggu teguran

atau sanksi yang akan mereka dapatkan atau

justru malah megambil langkah lain, seperti

cuti ataupun mengundurkan diri dari

kampus.

b. Faktor Waktu

Faktor waktu, kami mendapatkan

jawaban yang menyatakan bahwa ada faktor

waktu yang membuat mereka terlambat

membayar registrasi. Faktor waktu disini

adalah faktor dimana mereka tidak

mempunyai banyak waktu untuk melakukan

pembayaran ke tempat registrasi

dikarenakan tidak mempunyai banyak waktu

untuk itu. Berhubung mahasiswa STIEB

Perdana Mandiri Purwakarta sebagian besar

hampir sudah bekerja, maka dari itu mereka

kesulitan dalam melakukan pembayaran,

alasan mereka tidak ada waktu untuk

membayar registrasi ke pihak ketiga yang

telah ditunjuk oleh Kampus yang disebabkan

lokasi tempat mereka bekerja dengan tempat

pembayaran lumayan cukup jauh dan

membutuhkan waktu. Hal ini disebabkan

tidak semua perusahaan dimana mereka

bekerja bisa memberikan izin kepada

mereka untuk keluar perusahaan, walaupun

di waktu istirahat. Sebenarnya mereka bisa

membayar dengan cara on line melalui

mesin-mesin ATM yang telah ditunjuk

untuk melakukan pembayaran dikarenkan

pihak ketiga yang melayani pembayaran

registrasi sudah bisa melakukan pembayaran

atau transfer secara on line, akan tetapi tetap

saja itu tidak berpengaruh dikarenakan tidak

semua tempat atau perusahaan tempat

mereka bekerja menyediakan mesin-mesin

ATM tersebut.

Faktor ini memperlihatkan bahwa

harus ada solusi dari pihak kampus

bagaimana caranya agar hal ini tidak

Page 122: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

116

terulang lagi atau bahkan tidak sama sekali.

Hal ini mungkin bisa diatasi dengan cara:

1) Mengganti sistem pembayaran dengan

jalan pembayaran langsung di kelola oleh

pihak kampus. Ada bagian tertentu yang

mengurusi masalah pembayaran registrasi

mahasiswa atau bisa disatukan dengan

bagian yang mengurusi keuangan.

2) Mendirikan loket pembayaran pihak

ketiga (Bank yang ditunjuk pihak kampus

untuk menerima pembayaran registrasi

mahasiswa) di lingkungan kampus,

sehingga memudahkan mahasiswa untuk

melakukan pembayaran. Kemudian

waktu pelayanannya pun bisa disesuaikan

dengan jadwal mahasiswa, dikarenakan

jadwal perkuliahan mahasiswa di STIEB

Perdana Mandiri Purwakarta terbagi ke

dalam dua bagian yaitu pagi dan sore

(malam).

c. Faktor Kelalaian

Faktor yang ketiga ini adalah faktor

yang sangat merugikan, karena biar

bagaimanapun sebenarnya mahasiswa

mampu untuk melaksanakan kewajibannya

melakukan pembayaran registrasi dengan

tepat waktu, akan tetapi mereka tidak

melaksanakannya dengan baik. Ketika kami

melakukan wawancara, ada yang menjawab

bahwa dana yang seharusnya digunakan

pembayaran registrasi, malah digunakan

untuk hal lain. Ada juga dari mereka yang

sengaja mengulur waktu dalam

melaksanakan kewajibannya dalam

membayar registrasi.

Dengan adanya alasan-alasan di atas

itulah para mahasiswa seringkali terlambat

membayar registrasi. Untuk faktor pertama

dan kedua, bisa dikatakan mahasiswa telah

melakukan wanprestasi apabila mereka

benar-benar lalai dalam melakukan

wanprestasi, yang mana sebelumnya harus

didahului dengan adanya surat teguran

kepada mahasiswa tersebut. Apabila dengan

adanya surat teguran tersebut, mahasiswa

masih saja tetap melalaikannya, maka sudah

bisa dianggap melakukan wanprestasi. Akan

tetapi apabila mahasiswa tetap membayar

melewati jatuh tempo, maka mahasiswa

telah melakukan pemenuhan prestasi dengan

terlambat. Dalam faktor ketiga ini

mahasiswa benar-benar telah melakukan

wanprestasi, dimana mereka tidak atau telat

melaksanakan kewajibannya dikarenakan

tidak adanya alasan ketidaksengajaan, yang

mana mereka dalam hal ini sengaja

melalaikan kewajibannya.

Alasan-alasan mahasiswa kurang begitu

mengindahkan perjanjian mengenai

pembayaran registrasi.

Alasan-alasan mahasiswa kurang

begitu mengindahkan perjanjian mengenai

pembayaran registrasi karena mereka

beranggapan bahwa perjanjian tersebut atau

aturan tersebut tidak begitu penting, karena

mereka tidak merasakan secara tegas sanksi

dari melanggar perjanjian tersebut. Mereka

tidak menyadari pentingnya suatu perjanjian

yang telah mereka buat, karena dengan

melanggar perjanjian tersebut tidak

membuat mereka merasa dirugikan dalam

arti tidak ada sanksi yang bisa membuat

mereka jera atau kapok untuk melakukan

lagi perbuatan tersebut.

Sanksi yang diberikan kepada mahasiswa

yang terlambat membayar

registrasi.

Sebenarnya ketika para mahasiswa

melakukan wanprestasi, pihak kampus

menerapkan sanksi yang cukup tegas.

Diantaranya sanksi tersebut adalah Pertama,

tidak tercantumnya nama mereka di dalam

daftar kehadiran/absen mahasiswa (bisa juga

dianggap cuti), akan tetapi sanksi tersebut

tidak membuat mereka jera atau takut karena

walaupun nama-nama mereka tidak

tercantum dalam daftar kehadiran, mereka

tetap masuk ke dalam kelas untuk mengikuti

perkuliahan seperti biasa. Kedua, mereka

Page 123: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

117

tidak bisa mendapatkan kartu ujian yang

merupakan syarat untuk mengikuti ujian

(UTS dan UAS) yang dilaksanakan oleh

pihak kampus, tetap hal ini tidak membuat

mereka jera, karena masih ada mahasiswa

yang bisa mengikuti ujian tanpa kartu ujian

dengan alasan bahwa kartu ujian mereka

tertinggal atau hilang, dan dengan mudahnya

mereka bisa meminta ganti yang baru ke

Bagian Akademik.

Dari semua sanksi ini ternyata tidak

membuat mereka jera atau merasa takut

untuk mengulanginya, disini sangat

diperlukan koordinasi semua pihak,

diantaranya Bagian Akademik, Staff

Administrasi, dan Dosen yang bersangkutan.

Jangan sampai ketika oleh akademik nama-

nama mahasiswa yang belum membayar

registrasi tidak dicantumkan dalam daftar

kehadiran, tetapi oleh Dosennya sendiri

ketika perkuliahan berlangsung mereka

diizinkan untuk masuk. Pihak akademik pun

disini harus lebih teliti dalam memasukkan

data-data mahasiswa yang terlambat dalam

pembayaran registrasi. Dengan adanya

koordinasi yang baik antar semua bagian,

diharapkan bisa membuat sanksi ini bisa

terasa lebih tegas dan nyata, bukan hanya

formalitas biasa yang bisa semaunya

diabaikan oleh para mahasiswa.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa ambil dari penelitian

ini adalah diantaranya:

1. Masih adanya mahasiswa yang telat

membayar registrasi, walaupun sudah

jelas ada suatu perjanjian antara pihak

kampus dan mahasiswa mengenai tenggat

waktu kapan selambat-lambatnya

mahasiswa harus membayar registrasi.

2. Ada beberapa faktor yang menyebabkan

mahasiswa terlambat membayar

registrasinya, yaitu:

a. Faktor ekonomi.

b. Faktor waktu.

c. Faktor kelalaian.

3. Masih ada sebagian mahasiswa yang

belum mengindahkan pentingnya arti

perjanjian.

4. Masih kurangnya penerapan sanksi

terhadap mahasiswa yang terlambat

membayar registrasi, dikarenakan

kurangnya koordinasi antara pihak yang

ada di lingkungan kampus, seperti Bagian

Akademik, Staff Administrasi, dan

Dosen.

DAFTAR RUJUKAN

R. Setiawan. 1978. Pokok-pokok Hukum

Perikatan. Bandung. Putra A Bardin.

Salim, H. S. 2005. Hukum Kontrak; Teori

dan Teknik Penyusunan Kontrak.

Jakarta. Sinar Grafika.

Subekti. 1990. Hukum Perjanjian. Jakarta.

PT Intermasa.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung. CV Alfabeta.

Wirdjono Prodjodikoro. 2000. Asas-asas

Hukum Perjanjian. Bandung. Mandar

Maju.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

Data Keuangan STIEB Perdana Mandiri

Purwakarta.

Page 124: stieb-perdanamandiri.ac.id · 2018-11-23 · i JURNAL EKONOMI & BISNIS VOLUME 1, NOMOR 1, MEI 2013 Akuntansi Evaluasi Dampak Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengembangan

33