step_7_share_the_result_of_information_and_private_studylo.doc

21
LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL 18 MODUL HEMATOLOGI dan ONKOLOGI tentang PANSITOPENIA Fasilitator : dr.Efriza, M.Biomed Ketua : Zikri utami ilham (11-168) Sekretaris : Herdian P. Arionata (11-178) Debby afri amdani (11-188) Anggota : Aminah dianti rarasati (11-108) Randi fernandes yunanda (11-128) Fadel muhammad (11-158) Nanda oktavalia (11-118) Flora Ramadhani (11-148) Hafizur Rahman (11-138) Monti oktarina (11-198)

Upload: hafizur-rahman

Post on 25-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

LAPORAN HASIL DISKUSI

TUTORIAL 18

MODUL HEMATOLOGI dan ONKOLOGI

tentang

PANSITOPENIA

Fasilitator : dr.Efriza, M.Biomed

Ketua : Zikri utami ilham (11-168)

Sekretaris : Herdian P. Arionata (11-178)

Debby afri amdani (11-188)

Anggota :

Aminah dianti rarasati (11-108)

Randi fernandes yunanda (11-128)

Fadel muhammad (11-158)

Nanda oktavalia (11-118)

Flora Ramadhani (11-148)

Hafizur Rahman (11-138)

Monti oktarina (11-198)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG

Page 2: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Anemia aplasitik (pansitopenia) merupakan kegagalan hemopoeiesis yang relative jarang terjadi namun berpotensi mengancam jiwa. Penyakit ini ditandai oleh pansitopenia dan aplasia sum- sum tulang dan pertama kali di temukan pada tahun 1888. Pada tahun 1904 chauffard pertama kali menggunakan nama anemia aplasitik. Pada tahun 1934 timbul kesepakatan bahawa gejala khas penyakit ini adalah pansitopenia. Pada tahun 1959, Wintrobe membatasi pemakaian nama Anemia Aplasitik pada kasus pansitopenia, hypoplasia berat dan aplasia sum- sum tulang tanpa danya suatu penyakit primer yang menginfiltrasi, mengganti atau menekan jaringan sum- sum tulang. Anemia aplasitik dapat di wariskan atau di dapat.

BAB II

Trigger 1. Pansitopenia

Ali, 20 tahun dating ke rumah sakit Siti Rahmahdengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Sudah sejak lama Ali sering merasa lemah, lesu sesak nafas dan telah sering pula berobat ke puskesmas atau ke dokter umum. Dikatakan gejala anemia dan di beri obat tambah darah, tetapi tidak ada perubahan. Akhir- akkhir ini sering timbul memar tanpa sebab yang jelas, kadang gusi mudah berdarah sewaktu meggosok gigi. Ali pernah di rawat di rumah sakit M. jamil karena demam typhoid beberapa bulan yang lalu dan di beri obat kloramfenikol pada pemeriksaan fisikdi temukan konjungtiva pucat, pemeriksaan laboratorium hematologi lengkap di peroleh hasil sebagai berikut : kadar Hb 7,3 gr/dl, leukosit 2700/µl, eritrosit 2,5 juta/µl, hematocrit 20,6 %, LED 130 mm/jam. Hitung jennies leukosit 00/1/23/706, trombosit 24.000/µl. gambaran darah tepi eritrosit : normositik, normokrom, leukosit kesan jumlah kurang dan limfositosis relative. Trombosit perkiraan jumlah kurang.

Kesan gambaran darah : pansitopenia dengan limfositosis

Apa yang diderita Ali?

Page 3: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

STEP 1

1. Pansitopenia : trombosit, eritrosit dan leukosit di perifer kurang2. Memar : rusaknya jaringan parenkim dan pembuluh darah yang mengakibatkan

pendarahan karena trauma3. Anemia : kekurangan Hb darah, konsentrasi Hb dibawah normal4. Kloramfenikol : antibiotic yang mempunyai aktifitas bakteriositik dan pada dosis

tinggi bersifat bakterisit5. Limfositosis : jumlah limfosit yang bertambah dalam darah perifer lebih dari 3.300

per millimeter kubik6. Hematocrit : angka yang menunjukkan persentase zat padat dalam darah terhadap

cairan darah, normal 3 X nlai Hb7. Normositik : sel darah merah abnormal rendah, namun ukuran normal8. Normokrom : warna sel darah normal, namun kadarnya abnormal rendah9. Konjungtiva : membrane tipis bening melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata

dan menutupi bagian depan sclera kecuali kornea10. Gusi : jaringan yang meliputi leher, gigi dan rahang11. Onkologi : ilmu yang mempelajari tentang tumor dan kanker

STEP 2

1. Mengapa ali merasa lesu, lemah dan sesak nafas2. Bagaimana tanda- tanda anemia3. Setelah di beri obat tambah darah kenapa ali tidak ada perubahan4. Apa yang menyebabkan sering timbul memar gusi berdarah setelah gosok gigi5. Berapa standar normal trombosit, leukosit, eritrosit, hematokri dan LED6. Kenapa konjungtiva ali pucat7. Efek samping klloramfenikol8. Kenapa ditemukan trombosit dan leukosit kurang9. Apa hubungan pengobatan demam typhoid di masa lalu dengan anemia10. Kenapa bisa terjadi pansitopenia dan limfositosis11. Apa yang dimaksud dengan kesan gambaran darah12. Kenapa pada pansitopenia dapat menyebabkan limfositosis

STEP 3

1. Karena kekurangan jaringan O2 pada jaringan akibat kekurangan Hb darah

2.- Konjungtiva pucat- Lemah - Lesu

Page 4: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

- Pusing

3. Karena terjadi penekanan sum- sum tulang belakang akibat obat kloramfenikol

4. Akibat kekurangan trombosit sehingga darah tidak dapat membeku mudah memar

5.- Trombosit 100.000 – 150.000- Leukosit 5.000 – 10.000- Eritrosit (Hb) laki- laki 14- 18

Perempuan 12- 16- Hematocrit laki- laki < 42 – 45 %

Perempuan < 37 – 48 %- LED laki- laki 0 - !5 %

Perempuan 0 – 20 %- Eritrosit laki- laki 4,6 – 6 X 10^6 per microliter

Perempuan 4,2 – 5,4 10^6 per microliter- Hitung jenis leukosit

Basophil 0,5 – 1 % Eusinofil 1 – 3 % Netrofil batang 2 – 6 % Netrofil segment 50 – 70 % Leukosit 20 – 40 % Monosit 2 – 8 %

6. Karena kekurangan Hb darah, sehingga O2 kurang dalam jaringan

7. Depresi sum- sum tulang belakang

8. Depresi sum- sum tulang belakang sehingga terjadi penurunan leukosit dan trombosit darah

9. Dengan pemberian obat kloramfenikol pada riwayat sebelumnya sehingga menimbulkan depresi sum- sum tulang belakang anemia

Tidak ada hubuungan antara demam thypoid dengan anemia

Page 5: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

10. Pemeberian obat klorambfenikol di masa lampau Genetic Radiasi Penyakit infeksi Kemoterapi

11. Hasil labor pemeriksaan darah

12.

Infeksi bakteri salmonella typhii

Limfosit meningkat (bersifat menekan hematopoiesis)

Limfositosis

Pansitopenia

Page 6: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

STEP 4

Ali, 20 tahun

Anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan labor

- Lemah - konjungtiva pucat - Tes Hematologi rutin

- Lesu- Sesak nafas- Memar- Gusi berdarah

Pansitopenia

STEP 5

1. Hematology- Penghasil darah- Definisi darah- Komposisi darah- Jenis- jenis sel darah- Histology sel darah

2. Anemia- Definisi- Penyebab- Jenis anemia- Mekanisme anemia

3. Pansitopenia- Definisi- Gejala- Penyebab- Patofisiology

Page 7: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

STEP 7 SHARE THE RESULT OF INFORMATION AND PRIVATE STUDY

1. HEMATOLOGI

HEMATOPOIESIS A. PRENATAL :1. Masa Mesooblastik :

- Janin 2 – 10 minggu

- Mesenkim “ yolk sac” eritrosit primitif dan Hb

- Pada bulan ke -2 granulosit dan megakariosit2. Masa Hepatik :

- Hati : 6 minggu puncaknya 3-4 bulan sebelum lahir

- Limpa : 10 minggu puncaknya

- Getah bening : 4-5 bulan seumur hidup3. Masa mieloid :

- Janin 4-5 bulan sampai seumur hidup

B. POSTNATAL :Bayi : semuanya terdiri dari sumsung tulang merahRemaja : sumsum tulang merah berangsur diganti dengan sumsum tulang kuning terbatas pasda tulang pipih ( vertebrae, sternum, pelvis, iga dan tengkorak )

C. DEWASA Terbentuknya sel-sel darah pada sumsum tulang.

DEFINISI DARAH :

Jaringan tubuh yang cair dan beredar karena pompaan jantung melalui pembuluh nadi, kapiler, vena ke seluruh badan yang mengandung eritrosit dengan jumlah 4.5 – 6.5 juta / mm3, mengandung Hb yang mengikat oksigen, sel darah putih yang berjumlah 5000-10000/mm3 yang terdiri atas (granulosit, limfosit, monosit, trombosit, dan plasma darah yang terdiri atas cairan 90% dan protein albumin, globulin, fibrinogen, protrombin dan macam-macam garam)

KOMPOSISI DARAH :

Eritrosit : sel paling banyak dibanding 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mempunyai hampir seluruh dari volume darah

Wanita : 4.0 – 5.5 juta sel/mm3 bayi : 3.8-6.1 juta sel/mm3

Pria : 4.5 – 6.2 juta sel/ mm3 bayi : 3.6 – 4.8 juta sel/mm3

Page 8: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

Leukosit : jumlah lebih sedikit, perbandingannya sekitar ( sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah

Normal : 5000- 10000 sel/mm3

Komposisi leukosit :

1. Basofil : 0-1% 2. Eusinofil : 1-3%3. Netrofil batang : 3-5%4. Netrofil segmen : 50-70%5. Limfosit : 25-35%6. Monosit : 4-6%

Trombosit : partikel yang mempunyai sel yang ukurannya lebih kecil daripada eritrosit dan leukosit

Dewasa : 150.000-400.000 sel/mm3

Anak – anak : 150.000- 450.0000 sel/mm3

HISTOLOGI DARAH

1. ERITROSIT :

Normal : bentuk biconcaf

Diameter 7-8 µm

Tebal : ± 2.6 µm

Tanpa inti

Page 9: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

2. Leukosita. Netrofil

Jenis terbanyak : 60-70 % dari jumlah seluruh leukosit

Bentuk bulat : d = 10-12 µm

Inti tidak bulat, berlobus 2-3 lobus kadang lebih

Bahan inti yang terpisah-pisah oleh bahan inti berbentuk benang

Inti terisi penuh oleh butir-butir kromatin padat

Terdapat barr bodies=benjolan kecil untuk menentukan jenis kelamin

b. Eosinofil

Jumlah : 1-3 % dari seluruh leukositD : 10-15µmInti : 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benangButir-butir kromatin tidak begitu padat

c. Basofil

Jumlah : 0.5 %

Page 10: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

Ukuran : 10-12 µmLebih dari separuh sel dipenuhi oleh inti yang bersegmen dan tidak teraturInti satu berbentuk huruf JSitoplasma basofil terisi granul yang lebih besarGranul menutupi intiGranul spesifik berawarna biru tua dan kasar

d. Limfosit

Jumlah 20-30 %Limfosit kecil : 7-8 µmInti bulat,gelapLimfosit besar : 12µm

e. Monosit

Jumlah : 3-8 %D : 12-15 µm (sel terbesar)Bentuk inti oval, seperti tapal kuda atau tampak seakan-akan terlipatButir-butir kromatinnya lebih halus dan tersebar merataTampak berwarna biru abu-abu

3. Trombosit

Tidak memiliki inti

Page 11: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

Ukuran 2-5 µm lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginyaJumlah : 150-400 ribu sel/mm3Umur : 8 hariMenggumpalBerwarna biru muda (hialomer tonolan tidak teratur)Tengah berbutir-butir warna ungu(granulomer)

2. ANEMIA

Definisi : merupakan penurunan jumlah masa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Anemia ditunjukkan dengan kadar penurunan hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (desease entity) melainkan gejala dari berbagai macam penyakit dasar (underlying desease). Menurut WHO kriteria anemia :

Laki – laki dewasa : <13 gr/dl

Wanita dewasa tidak hamil : <12 gr/dl

Wanita hamil : <11 gr/dl

Akan tetapi beberapa peniliti Indonesia lebih sering menggunakan kriteria anemia dengan kadar Hb < 10 gr/dl

PENYEBAB :

1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang2. Kehilangan darah keluar tubuh atau (perdarahan)3. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya ( hemolisis )

KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN MORFOLOGI DAN ETIOLOGI :

1. Anemia hipokromik mikrositer :a. Anemia defisiensi besib. Talasemia majorc. Anemia akibat penyakit kronik seperti ginjald. Anemia sideroblastik

2. Anemia normokromik normositer :a. Anemia pasca perdarahan akutb. Anemia aplastikc. Anemia hemolitik didapatd. Anemia akibat penyakit kronike. Anemia pada gagal ginjal kronikf. Anemia pada syndrome mielodisplatik

Page 12: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

g. Anemia pada keganasan hematologik3. Anemia makrositer :

A. Bentuk megaloblastik :1. Anemia defisiensi asam folat2. Anemia defisiensi B12

B. Bentuk non megaloblastik :1. Anemia pada penyakit hati kronik2. Anemia pada hypotiriodisme3. Anemia pada syndrome mielodisplastik

PATOFISIOLOGI

3. PANSITOPENIA

DEFINISI : Penurunan jumlah semua sel darah dalam aliran darah akibat kegagalan kerja sumsum tulang yang biasanya dihubungkan erat dengan paparan terhadap bahan-bahan kimia dan obat-obatan karena hipersensitivitas dan dosis obat yang berlebihan. Contoh obat : choramphenicol.

GEJALA :

- Kelelahan : akibar kadar eritrosit menurun

- Infeksi : leukosit menurun

- Perdarahan : akibat trombosit menurun

- Lemah, pusing, jantung berdebar, pucat, sesak nafas

Page 13: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

PENYEBAB

- Terjadi karena paparan terhadap bahan-bahan kimia dan obat-obatan

- Radiasi

- Kemoterapi

- Penyakit infeksi

- Kehamilan

- Reaksi auto imunitas

Page 14: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

PATOFISIOLOGI

Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan; yaitu

1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)2. Hematokrit (Ht)

3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)

4. Hitung trombosit / platelet count

5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)

6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi)

 

Hemoglobin (Hb)

Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL

Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL

Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.

Page 15: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.

 

Hematokrit

Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%

Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%

Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.

Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.

Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.

 

Leukosit (Hitung total)

Nilai normal 4500-10000 sel/mm3

Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700 sel/mm3

Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:

Anemia hemolitik Sirosis hati dengan nekrosis

Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)

Keracunan berbagai macam zat

Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.

 

Page 16: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

Leukosit (hitung jenis)

Nilai normal hitung jenis

Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3) Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)

Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)

Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)

Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)

Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.

Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.

Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

 

Trombosit

Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.

Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.

Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm3.

 

Laju endap darah

Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama

Nilai normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam pertama

Page 17: STEP_7_SHARE_THE_RESULT_OF_INFORMATION_AND_PRIVATE_STUDYlo.doc

Nilai normal wanita hamil 18-70 mm/jam pertama

Nilai normal anak <10 mm/jam pertama

LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.

LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis.

 

Hitung eritrosit

Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.

Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.

Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.

Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan, penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)

 

 

BAB III

KESIMPULAN

Pansitopenia ( anemia aplastik ) merupakan penurunan jumlah semua sel darah dalam aliran darah akibat kegagalan kerja sumsum tulang yang mengakibatkan kegagalan dari hematopoiesis. Dan menunjukkan gejala antara lain konjungtiva pucat yang ditemukan pada pemeriksaan fisik, demam ( infeksi ), kelelahan, lemah, pusing, dan sesak nafas. Tes hematologi rutin diperlukan untuk penilaian dasar komponen sel darah, sehingga diketahui persentase dari setiap jenis sel darah.