step 1-7c
TRANSCRIPT
A. STEP 1
Tidak ditemukan kata-kata sulit dalam skenario kasus modul ketiga yaitu sistem
pencernaan.
B. STEP 2
1. Bagaimana anatomi sistem pencernaan ?
2. Mengapa manusia harus makan?
3. Bagaimanakah mekanisme lapar pada manusia?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rasa lapar?
5. Bagaimana air liur bisa menetes? Apakah fungsi air liur tersebut?
6. Bagaimanakah proses pencernaan yang terjadi pada tubuh manusia?
7. Bagaimanakah proses defekasi yang terjadi pada tubuh manusia?
8. Apa saja hormon dan enzim yang membantu proses pencernaan?
C. STEP 3
1. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
cavum oris, oro faring, esofagus, gaster, duodenum, jejunum, ileum, sekum,
kolon assenden, kolon transversum, kolon dessenden, kolon stimoidea, rectum,
dan anus.
1
2. MENGAPA MANUSIA HARUS MAKAN ?
Untuk melakukan aktifitas, manusia butuh energi. Manusia mendapatkan
energi tersebut dari hasil metabolisme bahan makanan yang kita makan sehari-
hari yaitu karbohidrat, lipid, dan protein.
2
Selain untuk mendapatkan energi untuk beraktifitas, zat makanan yang
kita makan juga membantu proses perombakan sel-sel tubuh manusia yang
rusak.
3. MEKANISME LAPAR
Reaksi lapar akan terjadi apabila sudah terjadi mekanisme pengosongan
lambung sehingga di dalam lambung sudah tidak ada makanan yang bisa di
cerna lagi. Rangsangan berupa keadaan lambung yang kosong ini akan
menyebabkan kekurangan glukosa di dalam otak. Impuls kekurangan glukosa
ini akan segera dikirimkan ke hipotalamus dan diteruskan oleh serabut sara
simpatis yang akhirnya akan meningkatkan gerakan peristaltik usus. Gerakan
peristaltik usus inilah yang menyebabkan suara keroncongan pada saat kita
lapar.
Ada beberapa hipotesis yang menyatakan tentang penyebab atau rangsangan
lapar pada seseorang antara lain yaitu :
Lipostatik
Peptida usus
Glukostatik
Termostatik
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA LAPAR
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rasa lapar seseorang antara lain
adalah :
Faktor emosional
Faktor suhu
3
5. MEKANISME EKSKRESI SALIVA
Salah satu rangsangan keluarnya saliva dari kelenjar adalah adanya makanan
yang masuk ke mulut. Ketika makanan sudah masuk ke mulut, maka akan
merangsang serabut saraf aferen untuk mengirimkan impuls ke hipotalamus.
Kemudian hipotalamus akan mengirimkan perintah kesaraf salivatorius untuk
memerintahkan kelenjar saliva untuk mengeluarkan sekretnya yaitu saliva atau
air liur.
Berdasarkan proses sekresinya, saliva terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Saliva sederhana
2. Saliva terkondisi
6. PROSES PENCERNAAN
4
CAVUM ORIS
KOLON DESSENDEN
KOLON TRANSVERSUMKOLON ASSENDEN
DUODENUM ANUS
RECTUM
ORO FARING ILEUM
JEJUNUM
GASTER
ESOFAGUS
PROSES DEFEKASI
Penyerapan optimal makanan terjadi di intestinum. Setelah selesai proses
penyerapan yang terjadi di intestinum, makanan masuk ke kolon, di kolon hanya
terjadi penyerapan air sehingga hasil akhirnya nanti feses berbentuk padat pada
orang normal. Setelah kolon terdorong oleh zat makanan yang baru masuk, zat
makanan yang telah di serap airnya dan terjadi pembusukan akan terdorong
kerectum. Masuknya feses ke rectum ini menjadi salah satu penyebab rasa ingin
defekasi.
D. STEP 4
1. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
Cavum oris
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan bagian yang lain yang akan
membantu proses pencernaan. Gigi terdiri dari incisivus yang berfungsi
memotong makanan, caninus yang berfungsi merobek makanan, dan molar yang
berfungsi mengunyah makanan. Selain itu juga ada lidah yang merupakan
struktur otot skelet karena akan membantu dalam proses mengunyah dan
menelan makanan agar masuk ke orofaring.
Orofaring
Faring merupakan persimpangan 3 antara saluran pencernaan, pernapasan, dan
pendengaran. Dalam sistem pencernaan, faring yang berperan adalah orofaring.
Esofagus
Esofagus adalah saluran yang menghubungkan cavum oris dengan gaster.
Sepertiga dari esofagus adalah otot volunter sedangkan sisanya dua pertiga
bagian esofagus adalah otot involunter.
5
Gaster
Secara anatomi, gaster atau ventriculus terbagi menjadi 4 bagian yaitu kardiak,
fundus, corpus, dan pilorus.
Duddenum, jejunum, ileum
Kolon (sekum, assenden, transversum, dessenden, dan stogmoisea)
Rectum
Anus.
2. MENGAPA MANUSIA MAKAN?
Sudah jelas
3. MEKANISME LAPAR
Ada beberapa hipotesis yang menyatakan tentang penyebab seseorang merasa lapar yaitu : Lipostatik
Hipotesis ini menyatakan bahwa sinyal dari hipotalamus ke pusat rasa lapar
sebanding dengan jumlah lemak di dalam tubuh yang digunakan untuk
metabolisme.
Peptida usus
Apabila tubuh telah mensekresikan suatu peptide protein berupa leptin maka
hormone tersebut akan mempengaruhu rasa lapar atau rasa kenyang pada
seseorang
Glukostatik
Seseorang akan merasa lapar apabila otaknya telah kekurangan glukosa untuk
metabolisme.
Termostatik
Suhu mempengaruhi rasa inin makan seseorang. Apabila suhu di sekitar tinggi
akan menyebabkan seseorang tidak ingin makan tapi sebaliknya apabila suhu
lingkungan dingin, maka akan merangsan seseorang untuk ingin makan.
6
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA LAPAR
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rasa lapar seseorang antara lain adalah
Faktor emosional
Faktor emosional akan mempengaruhi saraf otonom khususnya serabut saraf
simpatis yang akan berpengaruh menurunkan aktivitas pencernaan. Contoh,
apabila seseorang marah maka akan mengeluarkan banyak panas yang
menyebabkan glukosa akan banyak terpakai. Karena kadar glukosa dalam
darah telah menurun maka tubuh kita butuh asupan makanan.
Faktor suhu
Suhu juga berpengaruh terhadap rasa lapar. Jika suhu tinggi, maka akan
timbul rasa tidak lapar. Sedangkan jika suhu dingin maka akan menyebabkan
timbulnya rasa lapar atau rasa ingin makan.
5. MEKANISME EKSKRESI SALIVA
Berdasarkan proses sekresinya, saliva terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Saliva sederhana
Saliva sederhana adalah saliva yang keluar pada saat kita makan. Saat makan
telah masuk ke dalam mulut, saliva sederhana inilah yang berperan.
2. Saliva terkondisi
Saliva terkondisi adalah salaiva yang keluar saat kita dirangsang oleh makanan
asam ataupun makan yang kita sukai. Contoh : apabila kita melihat makanan
aam seperti mangga atau yang lainnya maka dengan sendirinya kita merasa
bahwa saliva yang ada di mulut kita menjadi lebih banyak. Saliva inilah yang
disebut saliva terkondisi.
Fungsi saliva :
7
Di dalam saliva ada enzim yang dikeluarkan yaitu berupa enzimamilase dan
berupa mukus. Amilase atau sering disebut ptialin yaitu enzim yang berfungsi
memecah polisakarida menjadi disakarida.
6. PROSES PENCERNAAN
Proses pencernaan manusia terbagi menjadi empat proses yaitu :
Motilitas
Yaitu gerakan mendorong makanan dari saluran pencernaan yang satu ke yang
lainnya.
Sekresi
Sekresi adalah proses pengeluaran enzim atau hormon yang akan membantu
proses pencernaan.
Digesti
Digesti atau pencernaan adalah proses pemecahan senyawa dari struktur yang
kompleks menjadi struktur yang lebih sederhana.
Absorbsi
Proses penyerapan bahan atu senyawa yang berguna dari makanan tersebut
untuk proses metabolisme tuuh.
E. STEP 5
1. Mekanisme menelan ?
2. Proses pencernaan :
- motilitas
- sekresi
- digesti
- absorbsi
3. Proses defekasi
4. Hormon dan enzim yang membantu proses pencernaan
5. Anatomi Gastro Intestinal Tract
8
6. Hati dan empedu dalam proses pencernaan
STEP 7
Mekanisme menelan (Deglutisi)
Pada umumnya, menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunter, yang
mencetuskan proses menelan, (2) tahap faringeal, yang bersifat involunter dan
membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esophagus (3)
esophageal, fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke
lambung.
Sewaktu bolus makanan memasuki bagian posterior mulut dan faring, bolus
merangsang daerah epitel reseptor menelan di sekelilingi pintu faring,
khususnya pada tiang – tiang tonsil, dan sinyal – sinyal dari sini berjalan ke
batang otak untuk mencetuskan serangkaian kontraksi otot faringeal secara
otomatis sebagai berikut :
1. Palatum mole tertarik ke atas untuk menutupi nares posterior, untuk
mencegah refluks makanan ke rongga hidung.
2. Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi faring tertarik kea rah medial
untuk saling mendekat satu sama lain.dengan begitu lipatan – lipatan tersebut
membentuk celah sagital yang harus dilewati oleh makanan untuk masuk
kedalam faring posterior.celah ini sangat selektif, sehingga makanan yang yang
telah cukup dikunyah dapat lewat engan mudah.karena dalm tahap penelanan ini
berlangsung kurang dari 1 detik, setiap benda apapun sangat di halangi untuk
berjalan masuk ke esophagus.
3. Pita suara laring menjadi sangat berdekatan, dan laring tertarik ke atas dan
anterior oleh otot – otot leher. Karena dengan adanya ligament yang mencegah
pergerakan epiglotis ke atas , menyebabkan epiglottis bergerak ke belakang di
atas pembukaan laring. Seluruh efek ini bekerja bersama mencegah masuknya
makanan ke dalam hidung dan trakea.
4. Gerakan laring ke atas juga menarik dan melebarkan pembukaan
esophagus. Pada saat yang bersamaan, 3 – 4 sentimeter di atas dinding otot
esophagus, yang dinamakan sfingter esophagus atas (sfingter faringoesofageal)
9
berelaksasi, oleh sebab itu makanan dapat masuk dengan mudah dan bebas dari
faring posterior ke dalam esofagus bagian atas.di antara penelanan sfingter tetap
berkontraksi sehingga mencegah udara masuk ke esofagus selama respirasi.
Saat gerakan laring ke atas si epiglottis ini keluar dari jalan utama makanan,
makanan tersebut hanya lewat di setiap sisi epiglottis,hal ini menambah
pencegahan masuknya makanan ke dalam trakea.
5. Setelah laring ke atas dan sfingter faringoesofageal mengalami
relaksasi,seluruh otot dinding faring berkontraksi,mulai dari bagian superior
faring, lalu menyebar kebawah melintasi daerah faring media dan inferior, yang
mendorong makanan ke dalam esofagus melalui proses pristaltik.
Sistem pencernaan melaksanakan 4 proses pencernaan
dasar,yaitu:
Motilitas,sekresi,digesti(pencernaan),dan absorpsi(penyerapan)
MOTILITAS mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong
isi saluran pencernaan.otot polos di dinding saluran pencernaan terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal dengan TONUS.Tonus
penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap
untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen stelah
mengalami peregangan.
Ada 2 jenis motilitas pencernaaan:
-gerakan propulsive(mendorong)
-gerakan mencampur
Pengertian gerakan propulsive,yaitu:dimana keadaan lobus didorong menuju
saluran pencernaan lainnya,tanpa adanya proses pemecahan.seperti
contoh:dimana keadaan bolus didorong dari saluran oeshopagus menuju ke
lambung dengan menggunakan gerakan peristaltic di oeshopagus.
10
Pengertian gerakan mencampur,yaitu:pencampuran makanan dengan getah
pencernaan,dan mempermudah dengan memajankan semua bagian isi usus ke
permukaan penyerapan saluran pencernaan .
SEKRESI sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin.setiap sekresi pencernaan terdiri dari
air,elektrolit,dan konstituen organic spesifik yang penting dalam proses
pencernaan,seperti enzim,garam empedu,atau mucus.dalam keadaan
normal,sekresi pencernaan direabsorbsi dalm satu bentuk atau bentuk lain untuk
dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut serta dalam proses
pencernaan.
DIGESTIVE(pencernaan)mengacu pada proses penguraian makanan dari yang
strukturnya komplek menjadi ukuran lebih kecil yang dapa diserap oleh enzim-
enzim yang diproduksi dalam system pencernaan.manusia mengkonsumsi 3
kategori biokimiawi,yaitu:karbohidrat,protein,dan lemak.
Jadi agar molekul tersebut dapat diserap oleh enzim,maka harus dipecah dahulu
Sebagai contoh proses pemecahan makanan:
Gluk&gluk gluk&galak gluk&fruk MONOSAKARIDA
Nasi amilum maltosa laktosa sukrosa DISAKARIDA
Dengan bantuan Maltase laktase sukrase ENZIM
ABSORBSI pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di
usus halus khususnya di bagian jejunum,karena bagian dari jejunum memiliki
banyak pembuluh darah.
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan ditambah organ-organ
pencernaan tambahan.organ pencernaan tambahan adalah kelenjar
11
liur,pancreas,eksokrin,dan sistem empedu,yang terdiri dari hati dan kandung
empedu.
Saluran pencernaan mencakup organ-organ
berikut:mulut;faring;oeshopagus;lambung;usus halus;usus besar;rectum;dan
anus.
Proses Defekasi
Biasanya defekasi ditimbulkan oleh refleks defekasi. Salah satunya refleks
intrinsik yang diperantarai oleh system saraf enteric setempat di dalam dinding
rektum.
Mekanisme defekasi:
Ketika feses memasuki rektum terjadi distensi dinding rektum
menimbulkan sinyal-sinyal aferen menyebar melalui pleksus mienterikus
timbul gelombang peristaltik dalam kolon descenden, sigmoid, dan rectum
feses terdorong ke arah anus.
Sewaktu gelombang peristaltik mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi
oleh sinyal-sinyal penghambat dari pleksus mienterikus; jika sfingter ani
ekternus juga dalam keadaan sadar, dan berelaksasi secara volunter pada waktu
yang bersamaan, terjadilah defekasi.
Refleks defekasi mienterik intrinsik yang berfungsi dengan sendirinya secara
normal bersifat relatif lemah. Agar menjadi efektif dalam menimbulkan
defekasi, refleks biasanya harus diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, suatu
refleks defekasi parasimpatis yang melibatkan segmen sakral medulla spinalis.
Bila ujung-ujung saraf dalam rektum dirangsang, sinyal-sinyal dihantar pertama
ke dalam medulla spinalis dan kemudian secara refleks kembali ke kolon
descenden, sigmoid, rektum, dan anus melalui serabut-serabut saraf
parasimpatis dalam nervus pelvikus. Sinyal-sinyal parasimpatis ini sangat
memperkuat gelombang peristaltik dan juga merelaksasikan sfingter ani
internus, dengan demikian mengubah refleks defekasi mienterik intrinsik dari
suatu usaha yang lemah menjadi suatu proses defekasi yang kuat, yang kadang
12
efektif dalm mengosongkan usus besar sepanjang jalan dari fleksura splenikus
kolon sampai ke anus.
Sumber, kontol, dan fungsi hormon-hormon yang berperan dalam proses pencernaan
NAMA HORMON
SUMBER
STIMULUS UTAMA UNTUK SEKRESI
FUNGSI
Gastrin Sel-sel G di daerah kelenjar Pilorik
Protein di lambung
Kelenjar pylorus lambung
Merangsang sel parietal dan sel utama
Meningkatkan motilitas lambung
Sekretinin Sel-sel endokrin di mukosa Duodenum
Asam di lumen duodenum
Merangsang motilitas ileum
Melemaskan sfingter ileosekum
Menginduksi gerakan massa di kolon
Bersifat trofik bagi mukosa lambung dan usus halus
Kolesitokinin Sel-sel endokrin di mukosa duodenum
Nutrien di lumen duodenum terutama lemak,dan lebih rendah protein
Menghambat sekresi lambung
Merangsang sekresi NaHCO3 encer oleh sel-sel duktus pancreas
Merangsang sekresi empeduk kaya NaHCO3 oleh hati
Bersifat trofik terhadap pancreas eksokrin
Menghambat pengosongan lambung
Merangsang sekresi enzim enzim pencernaan oleh asinus pancreas
Menyebabkan kontriksi kandung empedu
Gastric Sel-sel Lemak,endokrinsa Menyebabkan relaksasi sfingter
13
inhibitori peptide
endokrin di mukosa duodenum
m
,hipertonisitasl,glukosa dan peregangan duodenum
oddi
Bersifat trofik bagi pancreas eksokrin
Dapat menimbulkan perubahan-perubahan adaptif jangka panjang proporsi enzim-enzim pancreas
Berperan dalam rasa kenyang
Menghambant pengosongan lambung
Menghambat sekresi lambung
Merangsang sekresi insulin oleh pancreas
Enzim dan hormon yang berpengaruh pada sistem pencernaan.
Pada sistem pencernaan, pencernaan zat-zat makanan dilakukan secara mekanis
dan kimiawi. Secara mekanis dilakukan dengan gerakan, sedangkan secara
kimiawi dilakukan menggunakan enzim-enzim peencernaan yang dihasilkan
saluran cerna atau bukan saluran cerna (contoh: pankreas). Selain mencerna,
absorbsi zat-zat makanan dipengaruhi oleh hormon-hormon (terutama hormon
metabolisme) yang bisa berdampak langsung atau tidak langsung.
Untuk mempelajari dan mempermudah klasifikasi, berikut ini adalah klasifikaasi
enzim yang berpengaruh pada sistem pencernaan berdasarkan zat-zat makanan
yang akan dicerna
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh, walaupun energi yang
dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh lemak
dan protein, karena karbohidrat lebih mudah diceerna dan dimetabolisme oleh
tubuh kita. Karbohidrat dicerna oleh tubuh dalam bentuk gula sederhana atau
disebut monosakarida. Untuk pembelajaran yang lebih runtut dan sistematis,
14
berikut adalah enzim enzim yang berperan dalam pencernaan karbohidrat
berdasarkan urutan kerja.
Enzim ptialin (amilase mulut/amilase oral)
Enzim ptialin termasuk sebagai enzim α-amilase,yaitu enzim yang memecah
amilum (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida) dan polimer kecil sakarida
lainya . Enzim ini terutama dihasilkan oleh kelenjar parotis. Tetapi karena
makanan berada dalam mulut tidak seberapa lama, tidak sampai 5% dari amium
dapat terhidrolisis disini. Walaupun demikian, kerja ptialin dapat bertahan hingga
satu jam saat makanan memasuki lambung
Manifestasi dari kerja enzim ptialin dapat dirasakan saat kita mengunya nasi atau
roti dalam waktu yang lama, maka makanan tersebut kakn semakin terasa manis
dan semakin manis.
HCl
HCl dalah asam lambung yang disekresikan oleh dinding lambung yang merubah
pH makanan menjadi asam agar kuman-kuman yang masuk bersama makanan
dapat dibunuh di dalam lambung sebelum masuk ke duodenum.
Enzim amilase pankreas
Enzim amilase pankreas adalah enzim yangdihasilkan oleh kelenjar pankreas
yang strukturnya dan fungsinya sama dengan ptialin. Enzim ini disekresikan
menuju pars descenden duodenum Dengan enzim ini, polisakarida dirubah
menjadi disakarida seperti maltosa, sukrosa dan laktosa. Selanjutnya perjalanan
makanan karbohidrat akan dilanjutkan ke usus halus (jejenum dan illeum).
Enzim enzim epitel usus halus
15
Telah disebutkan di atas bahwa karbohidrat akan diserap dalam bentuk
monosakarida, sedangkan setelah melewati duodenum, karbohidrat baru
berbentuk disakarida. Oleh karena itu, terdapat enzim enzim pemecah disakarida
menjadi monosakarida yang dihasilkan oleh epitel usus. Nama enzim ini sesuai
dengan disakarida yang akan dipecah, yaitu maltase sukrase dan laktase.
Setelah menjadi monosakarida, karbohidrat langsung diserap menju darah dan
ditransfer ke hati untuk di koordinasi penggunaanya.
2. Lemak
Lemak (lipid) berperan penting dalam tubuh manusia, selain sebagai energi
cadangan, lemak juga berfungsi membentuk membran sel dan menghasilkan
energi yang paling besar melalui proses lipolisis dan β-oksidase. Lemak akan
dicerna dalam bentuk asaam lemak. Berikut ini enzim yang berpengaruh pada
pencernaan lemak.
Lipase gaster
Lipase adalah enzim pemecah lemak, di lambung dihasilkan enzim lipase gaster
untuk memecah lemak, tetapi rata-rata proses ini tidak begitu berarti, karena
pencampuran lemak dan enzim mutlak memerlukan ester-cholesterol yang
dihasilkan oleh empedu yang disekresikan ke duodenum.
Lipase pankreas yang dibantu oleh cholesterol yang dihasilakan empedu
Lipase pankreas dihasilkan untuk hidrolisis lemak menjadi asam lemak, tetapi
umumnya enzim bersifat hidro filik dan lemak bersifat hidrofobik sehingga tidak
dapat mencampur dan bereaksi.untuk itu diperlukan ester-cholesterol yang dapat
menjadi emulgator agar lemak dan ezim dapat bercampur
16
Setelah berhasil lemak akan diserap dan diangkut ke dalam darah. Karena lemak
tidak larut air maka transportasinya memerlukan protein plasma yaitu
kilomoikron, LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein).
3. Protein.
Protein adalah komponen penting pertumbuhan karena sebagian besar sel terdiri
dari protein. Begitupun sistem imun dan protein plasma, semuanya mutlak
membutuhkan protein.
Protein diabsorbsi dalam bentuk asam amaino. Berikut ini adalah enzim yang
mempengaruhi pencernaan protein :
Enzim pepsin
Enzim pepsin berfungsi untuk mencerna poli protein menjadi lebih sederhana,
pepsin dihasilkan oleh lambung dan bekerja optimal pada pH asam (2-3) dan tidak
bekerja sama sekali dalam pH di atas 5.
Pepsin memiliki kemampuan untuk mencerna kolagen.
HCl
HCl dalam lambung membantu menesuaikan pH lambung agar pepsin dapat
bekerja makasimal.
Tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase
Tripsin, kimotripsin dan karboksi polipeptidase dihasilkan oleh pankreas yang
melanjutkan peranan pepsin dan memecah protein menjadi lebih kecil lagi.
Umunya saat meninggalkan lambung, protein masih berbebentuk proteosa, pepton
dan olipeptida besar,kimotripsin dan tripsin dapat memecah protein menjadi
17
polipeptida kecil dan karboksipolopeptidase dapat menghasilkan asam amino dari
ujung karboksil polipeptida.
Telah disebutkan semua enzim yang mempengaruhi pencernaan karbohidrat,
protein dan lemak. Selain itu terdapat juga enzim lain sepeti renin pada gaster
untuk memecah susu, dan enzim karnitin pada otot untuk memasukan asam lemak
bebas hasil lipolisis ke dalam mithondria untuk proses beta-oksidase.
Telah disebutkan diatas, bahwa pencernaan juga dipengaruhi oleh hormon-
hormon. Berikut adalah hormon hormon yang dapat mempengaruhi pencernaan.
1. Human Growt Hormone (hGH)
hGH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang merupakan hormon
pertumbuhan.
hGH memiliki efek untuk cenderung meningkatkan glikogenolisis pada hati,
lipolisis pada jaringan adiposa sehingga menimbulkan kelaparan sel seiring
meningkatnya gula darah. Akan dihasilkan hormon stress yang merangsang
rasa lapar.
hGH juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan uptak asam amino pada
sel dan mempercepat pembelahan sel.
2. Hormon tiroid
Hormon tiroid bekerja seiring dengan hormon pertumbuhan, hormon tiroid
adalah hormon metabolisme yang dapat meningkatkan pemakaian
karbohidrat, protein dan lemak untuk metabolisme yang menghasilkan energi,
panas, dan ATP. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar tiroid dengan
rangsangan TSH dari hipofisis
18
Kelebihan hormon tiroid atau hipertiroid dapat menyebabkan metabolisme
meningkat, tubuh menjadi panas, tremor dan kebutuhan makanan meningkat,
tetapi berat badan tetap rendah karena makanan hanya menjadi energi untuk
panas dan gerakan pada saat tremor.
3. Parathormon (PTH)
Patahormon dihasilkan oleh kelenjar paratiroid yang memiliki defek pada
pengaturan kadar kalsium. Saat tubuh kekurangan kalsium, maka parathormon
dapat meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus.
4. Insulin
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas yang berfungsi
untuk menurunkan kadar gula darah. Defek insulin pada pencernaan adalah,
ketika gula darah meningkat, maka insulin akan menghambat absorbsi glukosa
pada usus halus dan menginduksi lipogenesis dan glikogenogenesis.
5. Hormon adrenalin, dan nor adrenalin.
Sistem pencernaan dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom yang kerjanya
dipengaruhi oleh hormon hormon ini. Efeknya dapat ke syaraf simpatis atau
parasimpatis yang dapat meningkatkan atau menurunkan motilitas usus,
meningkatkan atau menurunkan sekresi asam lambung dan efek efek lainya.
6. Hormon lainya
terdapat berbagai hormon yang berefek menghambat atau meningkatkan
hormon lainya, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi pencernaan.
19
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA
Zat Makanan
Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara
mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system
pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain. Secara umum fungsi makanan
bagi makhluk hidup ada 3 yaitu :
1. Sebagai sumber energi
2. Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan
tubuh), dan
3. Nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis
Agar ketiga fungsi tersebut dapat dipenuhi, maka pemilihan makanan menjadi
penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan
sebagai berikut :
1. Protein
Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein
untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg.Berat Badan/hari. Jika kebutuhan tersebut
berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea.
Asam Amino Essensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh
tubuh, jadi harus didatangkan dari luar, yaitu dalam makanan.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb. Protein tidak
menghasilkan energi
2. Lemak (Lipid)
20
Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai "bantalan lemak"
(pelindung jaringan tubuh) dan penghasil energi yang besar (9,3 Kalori/gr).
Kebutuhan lemak untuk orang dewasa adalah 0,5 - 1 gram/kg.Berat Badan/hari.
3. Karbohidrat
Sebagai penghasil energi (4,12 Kalori/gr). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh
akan disimpan dalam bentuk lemak.
4. Garam-Garam Mineral
- Kalsium (Ca) Untuk membentuk matriks tulang, membantu proses
penggumpalan darah dan mempengaruhi penerimaan rangsang
oleh saraf. Kebutuhannya adalah 0,8 g/hari.
- Fosfor (P) Untuk membentuk matriks tulang, diperlukan dalam
pembelahan sel, pada pengurutan otot, metabolisme zat.
Kebutuhannya adalah 1 mg/hari.
- Besi (Fe) Merupakan komponen penting sitokrom (enzim pernafasan),
komponen penyusun Hemoglobin. Kebutuhannya adalah 15 -
30 mg/hari.
- Fluor (F) Untuk menguatkan geligi.
- lodium (I) Komponen penting dalam hormon pertumbuhan (Tiroksin),
kekurangan unsur tersebut dapat terjadisebelum atau sesudah
pertumbuhan berhenti
- Natrium &
Klor (NaCl)
Untuk pembentukan asam klorida (HCl). Kebutuhannya
adalah 1 g/hari.
5. Vitamin
Diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, tidak menghasilkan energi.
Kekurangan vitamin dapat menyebabkan Penyakit Defisiensi. Ada 2 macam
vitamin, yaitu vitamin larut dalam air dan vitamin larut dalam lemak.
Vitamin Yang Larut Dalam Air (Water Soluble Vitamins)
21
-B1 (Aneurin = Thiamin) Untuk mempengaruhi absorbsi lemak dalam usus.
Defisiensinya menyebabkan Beri-Beri dan Neuritis.
B2 (Riboflavin =
Laktoflavin)
Transmisi rangsang sinar ke mata. Defisiensinya
akan mengakibatkan Katarak, Keilosis.
Asam Nikotin (Niasin) Proses pertumbuhan, perbanyakan sel dan anti
pelagra. Defisiensi akan menyebabkan Pelagra
dengan gejala 3 D: Dermatitis, Diare, Dimensia.
B6 (Piridoksin =
Adermin)
Untuk pergerakan peristaltik usus. Defisiensi akan
menyebabkan Kontipasi (Sembelit).
Asam Pantotenat Defisiensi akan menyebabkan Dermatitis
PABA (Para Amino Asam
Benzoat)
\Untuk mencegah timbulnya uban
Kolin Defisiensi akan menimbulkan timbunan lemak
pada hati.
Biotin (Vitamin H) Defisiensi akan menimbulkan gangguan kulit
Asam Folat Defisiensi akan menimbulkan Anemia defisiensi
asam folat.
B12 (Sianokobalamin) Defisiensi akan menimbulkan Anemia Pernisiosa
Vitamin C (Asam
Askorbinat)
Berfungsi dalam pembentukan sel, pembuatan
trombosit. Defisiensi akan menimbulkan
pendarahan gusi, karies gigi, pendarahan di bawah
kulit. Pada jeruk selain vitamin C ditemukan pula
zat Sitrin dan Rutin yang mampu menghentikan
pendarahan. Zat tersebut ditemukan olelj Sant-
Gyorgi disebut pula Vitamin P.
Vitamin Yang Larut Dalam Lemak (Lipid Soluble Vitamins)
Vitamin A (Aseroftol) Berfungsi dalam pertumbuhan sel epitel, mengatur rangsang
sinar pada saraf mata. Defisiensi awal akan menimbulkan gejala
Hemeralopia (rabun senja) dan Frinoderma (kulit bersisik).
22
Kemudian pada mata akan timbul Bercak Bitot setelah itu mata
akan mengering (Xeroftalmia) akhirnya mata akan hancur
(Keratomalasi).
Vitamin D Mengatur kadar kapur dan fosfor, (Kalsiferol = Ergosterol)
memperlancar proses Osifikasi. Defisiensi akan menimbulkan
Rakhitis. Ditemukan oleh McCollum, Hesz dan Sherman.
Vitamin E (Tokoferol) Berperan dalam meningkatkan Fertilitas.
Vitamin K (Anti
Hemoragi)
Ditemukan oleh Dam dan Schonheydcr. Berfungsi dalam
pembentukan protrombin. Dibuat dalam kolon dengan bantuan
bakteri Escherichia coli
Alat Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-
turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5.
Usus Besar, 6. Rektum, 7. Anus.
Gbr. Sistem Pencernaan pada manusia
23
Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut,
dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu
pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
a. Gigi
Memiliki fungsi memotong,
mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil.
Perhatikan gambar disamping.
b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa
makanan.
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut
menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan
ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll.
Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat
menjadi disakarida.
24
Mahkota gigi
Leher gigi
Akar gigi
PulpaEnamel Dentin
Akar gigi
Gbr. Anatomi Gigi
Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung.
Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring.
25
Kel. SublingualKel. Parotis
Kel. Submandibular
Saluran kelenjar
Gbr. Rongga Mulut
Gbr. Proses penelanan makanan
Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak
masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan
ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat
gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.
Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding
lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan
secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang
menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan
bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang
dihasilkan lambung adalah :
Senyawa
Kimia
Fungsi
Asam HCl Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta
merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada
usus halus
Lipase Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit
Renin Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI).
Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan
menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
26
Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari
lambung. Usus halus memiliki panjang
sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi
menjadi 3 bagian yaitu duodenum (±
25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum
(± 3,6 m). Pada usus halus hanya
terjadi pencernaan secara kimiawi saja,
dengan bantuan senyawa kimia yang
dihasilkan oleh usus halus serta
senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
27
Esofagus
Dinding lambung
Pilorus
Duodenum3 Lapisan otot polos
Sel mukus
Kelenjar lambung
Sel kepala
Sel parietal
Saluran kelenjar
Sel endokrin
Gbr penampang dinding lambung
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Senyawa Kimia Fungsi
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin
mengubah pepton menjadi asam amino.
Hormon
Sekretin
Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang
dihasilkan ke usus halus
Hormon CCK
(Kolesistokinin
)
Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus
halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Senyawa Kimia Fungsi
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari
lambung
Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi
asam amino.
Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar
normal
Hormon
Glukagon
Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal
28
PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa.
Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan
dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai
kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh
amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh
disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan
kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran
darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi
pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan
erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan
(diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-
butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim
lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian
diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
29
Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki
panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi
menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon
desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil
simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
e. Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.
30
Gbr. Penampang Usus Halus Manusia
Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang
lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses
sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan
penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos
dan otot lurik.
Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis Radang usus buntu.
• Diare Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi
(Sembelit)
Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang
lambung.
• Parotitis Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan
31
Kolon desenden
Kolon Transverum
Kolon asenden
Kolon sigmoid
Rektum
Sekum
Usus halus
Gbr. Usus Besar Manusia dan bagiannya
Lambung/Maag infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan
yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-
gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai
pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi
lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini
disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau
organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama
menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi
dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air
terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini
disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan
berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim.
Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian
kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya
tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung
sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini
disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
32
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan
lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung,
seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik.
Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang
disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam
keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan
mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah
gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi
sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
HATI DAN SISTEM EMPEDU
Sistem empedu mencangkup hati, kandung empedu dan duktus-duktus terkait.
Hati adalah organ yang terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini penting bagi
sistem pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan
berbagai fungsi lain mencangkup :
Pengolahan metabolik kategori nutrien utama setelah penyerapan dari
saluran pencernaan.
Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan
senyawa asing lainnya.
Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting
untuk proses pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tiroid, steroid
dan kolesterol dalam darah.
Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.
Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal
Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang karena adanya
makrofag residen
Eksresi kolesterol dan bilirubin yang terakhir adalah produk penguraian
yang berasal dari destruksi sel darah merah yang sudah usang.
33
Spesialisasi sel-sel dalam kati sangat sedikit. Tiap-tiap hepatosit mampu
melakukan berbagai tugas metabolik di atas, kecuali aktivitas fagositik yang
dilaksanakan oleh makrofag residen (sel Kupffer).
Setiap hepatosit dapat berkontak langsung dengan darah dari dua sumber : darah
vena yang langsung datang dari saluran pencernaan dan darah arteri yang datang
dari aorta. Darah vena memasuki hati melalui hubungan vaskuler yang khas dan
kompleks yang dikenal sebagai sistem porta hati.
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagai lobulus, yaitu
susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral. Di tepi luat
potongan lobulus terdapat tiga pembuluh ; cabang arteri hepatika, cabang vena
porta dan duktus biliaris. Darah dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena
porta tersebut mengalir dari perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang
melebar (sinusoid).
Terdapat sebuah saluran tipis penyalur empedu, kanalikulus biliaris, yang
berjalan diantara sel-sel di dalam lempeng hati. Lubang duktus biliaris ke dalan
duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah empedu memasuki
duodenum, kecuali selama ingesti makanan. Apabila sfingter tertutup, sebagian
besar empedu yang disekresikan oleh hati akan dibelokkan ke dalam kendung
empedu. Kemudian empedu disimpan dan dipekatkan di antara waktu makan.
Setelah makan, empedu masuk ke dalam duodenum akibat kombinasi efek
pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.
34
Garam empedu merupakan turunan kolesterol. Setelah ikut serta dalam
pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi
ke dalam darah oleh mekanisme transportasi aktif khusus yang terdapa di ileum
terminal. Dari sini garam empedu dekambalikan melalui sistem porta hepatika
ke hati, yang kembali mensekresikannya ke dalam empedu. Pendaurulangan
empedu antara usus halus dan hati disebut sebagai sirkulasi enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek deterjen dan
mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasi mereka dalam
pembentukan misel.
Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-
globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari butiran-
butiran lemak kecul yang terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian,
luas permukaan untuk aktivitas lipase pankreas meningkat.
Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-
kelompok kecil dengan bagian larut-lemak berkerumun di bagian tengah untuk
membentuk inti hidrofobik sementara bagian larut-air membentuk selaput
hidrofilik. Karena misel larut-air akibat lapisan hidrofiliknya, dapat melarutkan
zat-zat yang tidak larut air di intinya larut lemak. Dengan demikian, misel
merupakan vehikulum yang praktis untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak
larun-air dalam isi lumen yang banyak mengandung air.
Bilirubin merupakan salah satu dari beberapa produk sisa yang disekresikan
dalam empedu. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari
penguraian sel darah merah yang usang. Bilirubin adalah pigmen kuning yang
menyebabkan empedu berwarna kuning. Di dalam saluran pencernaan pigmen
ini mengalami modifikasi oleh enzim-enzim bakteri yang kemudian
menyebabkan feces berwarna coklat khas.
Sekresi empedu dapat ditingkatkan melalui mekanisme kimiawi, hormonal dan
saraf.
35
Mekanisme kimiawi (garam empedu). Setiap bahan yang meningkatkan
sekresi empedu oleh hati disebut koleretik. Koleretik paling kuat adalah garam
empedu itu sendiri.
Mekanisme hormonal (sekretin). Sekretin merangsang sekresi empedu alkalis
encer oleh duktus hati tanpa disertai peningkatan garam empedu.
Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi terhadap saraf vagus hati hanya
sedikit berperan meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan.
Mekanisme saraf meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai
lambung atau usus.
36
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W.F.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC
Guyton dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta: EGC
Junquiera, Luiz Carlos.2007. Histologi Dasar Edisi 10. Jakarta:EGC
Moore,Keith L.2002. Anatomi Klinis Dasar.Jakarta:Hipokrates
37