standar modul 07 struktur beton 1 umb
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
1/10
‘13 1
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
Struktur
eton I
Modul Standar untukdigunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu BuanaFakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
TEKNIKPERECANAANDAN DESAIN
Teknik Sipil7
MK Desi Putri, ST, M.Eng
Abstract Kompetensi
Materi Struktur Beton I berisikanperilaku dan disain elemen strukturdari beton bertulang, denganpenekanan pada perilaku elementerhadap gaya lentur dan gaya geser
Mahasiswa mampu mendesaintulangan tunggal balok T
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
2/10
‘13 2
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
Desain Balok T
Dalam perancangan balok T, langkah awal disarankan untuk menentukan apakah balok
tersebut berperilaku sebagai balok T persegi atau balok T murni. Apabila ditentukan sebagai
balok T persegi, maka prosedur perencanaan sama dengan yang dilakukan pada perencanaan
balok persegi bertulangan tarik dengan ukuran-ukuran penampang yang telah diketahui.
Sedangkan apabila sebagai balok T murni perencanaan dilakukan dengan cara perkiraan yang
kemudian diikuti dengan analisis. Berdasarkan pada bentuknya, umumnya flens menyediakan
daerah tekan lebih dari cukup sehingga blok tegangan tekan seluruhnya terletak di dalam
daerah flens. Sehingga hampir selalu dijumpai bahwa balok T umumnya dianalisa atau
direncanakan sebagai balok T persegi.
Perencanaan balok T adalah proses menentukan dimensi tebal dan lebar flens, lebar dan tinggi
efektif badan balok, dan luas tulangan baja tarik. Dalam perencanaan penampang balok T
yang mendukung momen lentur positif umumnya sebagian dari kelima perencanaan bilangan
sudah diketahui terlebih dahulu. Penentuan tebal flens biasanya tidak lepas dari perencanaan
pelat, sedangkan dimensi balok terkait dengan kebutuhan menahan gaya geser dan momen
lentur yang timbul pada dukungan dan ditengah-tengah bentang struktur balok menerus.
Sedangkan untuk lebar flens efektif (b), seperti sudah dikemukakan di sepan, SNI 2013
memberi batasan mengenai lebar tersebut. Keharusan untuk mempertimbangkan segi-segi
pelaksanaan ataupun hububungan dengan komponen struktur lainnya mungkin juga
mempengaruhi komponen struktur lainnya mungkin juga mempengaruhi penentuan lebar
badan balok, misalnya ukuran kolom ataupun sistem pelaksanaan pembuatan acuan (cetakan).
Desain / perancangan balok tampang T tidak seperti halnya perancangan balok persegi.
Ukuran balok umumnya sudah ditetapkan sehingga luasan tulangan saja yang masih harus
ditentukan. Namun demikian bila ukuran belum diketahui maka perkiraan ukuran balok
tampang T dapat didekati melalui perancangan tampang balok persegi. Kondisi seimbang
pada balok tampang-T tidak berbeda dari balok tampang persegi, karena posisi garis netral
seimbang (cb) hanya bergantung pada tinggi efektif (d) dan kualitas baja ( fy), cb =
600.d./(600 + fy).
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
3/10
‘13 3
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
Untuk mendapatkan kondisi seimbang beban yang dikerjakan umumnya sangat besar, pada
kondisi ini blok tekan beton selain dipikul oleh plat (sayap) juga dipikul oleh balok (badan).
Namun demikian pada umumnya balok tampang-T yang digunakan untuk rumah tinggal/
gedung perkantoran memiliki ciri letak blok beton tekan berada di dalam sayap.
Lebar sayap yang boleh diperhitungkan sebagai bagian dari balok tampang-T dibatasi dengan
ketentuan sebagai berikut (lihat gambar 7.1 dan 7.2) :
a. Plat sayap balok tampang-T terhubung dan terangkai dengan balok tampang-T ainnya
sehingga terdapat balok tampang-T sisi tengah (interior) dan sisi tepi (eksterior)
disebut balok tampang-T terhubung
b. Plat sayap balok tampang-T tidak terhubung dan terangkai dengan balok tampang-T
lainnya disebut balok tampang-T terisolasi
Balok tampang-T terhubung (a) :
Gambar 7.1 Balok tampang-T terhubung
Bagian Interior :
bf ≤ L/4 L = bentang balok tegak lurus gambar
bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw
bf ≤ 16.t + bw
Bagian Exterior-1 :
bf ≤ L/12 L = bentang balok tegak lurus gambar
bf ≤ L0 + 0,5 L1 + bw
bf ≤ 12.t + bw
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
4/10
‘13 4
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
Bagian Exterior-2 :
bf ≤ L/12 L = bentang balok tegak lurus gambar
bf ≤ 0,5 L2 + bw
bf ≤ 6.t + bw
Balok tampang-T terisolasi (b) :
t ≥ 0,5. bw
bf ≤ 4 . bw
Gambar 7.2 Balok tampang-T terisolasi
Untuk mengetahui letak blok beton tekan dilakukan pembandingan antara momen nominal
yang dapat dipikul oleh sayap (Mf) dan momen nominal eksternal (Mn = Mu /Ø). Bila
momen nominal sayap lebih besar dari pada momen nominal eksternal maka blok beton tekan
seluruhnya berada dalam sayap, dan sebaliknya.
Cf = 0,85. fc’. bf .t Mf = Cf.z = Cf. (d – t/2)
Ts = As . fy
Gambar 7.3 Gaya internal
Untuk mengetahui letak blok beton tekan dilakukan pembandingan antara kapasitas momennominal yang dapat dipikul oleh sayap (Mf ) dan momen nominal eksternal (Mn = Mu/Ø). Bila
momen nominal sayap lebih besar dari pada momen nominal eksternal maka blok beton tekan
seluruhnya berada di sayap, dan sebaliknya (lihat Gambar 6.4 dan 6.5).
Bila letak blok beton (a) di dalam sayap (Gambar 6.4) maka selanjutnya perlu diketahui
secara pasti posisinya dengan cara membandingkan momen luar = MR dengan momen
internal Mn = Cc. (d – a/2) dengan Cc = 0,85. f c’.bf .a.
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
5/10
‘13 5
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
Gambar 7.4 Blok tekan beton di dalam sayap
Dari persamaan keseimbangan momen ini didapatkan tinggi blok tekan beton (a). Bila a <
0,75 ab, {dengan ab = 600.d/(600+fy)} maka penulangan akan liat (under reinforced) dan
tulangan tarik pasti leleh. Dengan demikian luas tulangan tarik dapat dihitung dengan
menyamakan gaya tekan Cc = 0,85. f c’. bf . a dan gaya tarik baja Ts = (As . f y) As = (0,85.
f c . bf . a)/ f y.
Gambar 7.5 Blok tekan beton di dalam badan
Langkah dalam perencanaan balok T adalah sebagai berikut :
1. Menghitung lebar efektif balok (bf) berdasarkan ketentuan yang ada (balok tampang- T
terhubung atau terisolasi).
2. Menghitung β1= 0,85 – 0,007.( f c’ – 30) bila f c’ > 30 MPa.
3. Membandingkan kemampuan momen nominal sayap (Mf ) dan momen rancang eksternal
(MR = Mu /Ø).
4. Bila Mf > MR maka letak blok tekan beton (a) di dalam sayap, bila tidak lanjutkan ke
butir 7.
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
6/10
‘13 6
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
5. Bila blok tekan beton di dalam sayap (lihat Gambar 6.4) maka dihitung letak blok beton
yang sebenarnya melalui persamaan keseimbangan momen MR = 0,85. f c’ . bf . a (d –
a/2) persamaan kuadrat dalam (a).
6. Memasukkan nilai a dalam persamaan As = 0,85. f c’. bf . a./ fy, dapat dihitung jumlah
tulangan yang diperlukan bila luas sebuah tulangan (Atul) diketahui n = As/Atul.
7. Bila Mf < MR maka letak blok beton berada di dalam badan (web).
8. Letak blok beton tekan dapat dihitung dengan cara :
Mw = MR – Mf = 0,85. f c’. bw. X.{d – t – 0,5.x}
Persamaa kuadrat dalam x a = t + x
9. Luasan tulangan yang diperlukan dapat dihitung dengan cara :
As = {0,85. f c’.(bf . t + bw. x )}/ f y.
Contoh 1 :
Balok interior memikul momen positif terfaktor oleh beban grvitasi sebesar 200 kNm. Berat
sendiri balok dan plat sudah termasuk didalam hitungan momen terfaktor itu. Bila kuat tekan
tekan beton karakteristik fc’ = 40 MPa dan tegangan leleh baja fy = 400 MPa, hit unglah
penulangan balok tampang-T?. Balok berukuran 200 x 450 mm, tebal sayap t = 120 mm,
jarak antar balok satu dan lainnya = 3 m bentangan balok L = 6 m.
Penyelesaian :
1. Menghitung bf
bf ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm
bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw = 0,5.(3000 + 3000) + 200 = 2000 mm
bf ≤ 16.t + bw = 16. 120 + 200 = 2120 mm
Dipilih nilai bf terkecil =1500 mm
2. Menghitung β1 = 0,85 – 0,007( f c’ – 30) = 0,78.
3. Bila Mf = 0,85. f c’. bf . t. (d – t/2) = 0,85. 40. 1500.120 (400 – 120/2)
= 2.080.800.000 Nmm = 2.080 kNm > MR = 200/0,8 = 250 kNm
Gambar 7.6. Blok tekan beton dlm badan
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
7/10
‘13 7
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
Maka letak blok tekan beton ada di dalam sayap.
4. MR = 0,85. f c’. bf. a. (d – a/2) ; 250.000.000 = 0,85. 40. 1500. a. (400 – a/2)
a = 12,44 mm < t ; c = a/β1 = 15,98 mm.
5. As = 0,85. f c’. bf . a./ f y = 0,85. 40.1500.12,44/400 = 1587,19 mm
2
, digunakan 4D25= 1962,5 > 1587,19 mm2
Gambar 7.7 Dimensi tampang hasil hitungan
Dibandingkan dengan contoh 1 di dalam Modul sebelumnya, yang memberikan luasan
tulangan tarik As = 2386,8 mm2, maka luasan yang didapat dari balok tampang-T jauh lebih
kecil yaitu sebesar 1587,19 mm2. Ini disebabkan oleh bertambahnya lengan momen karena
mengecilnya kedalam blok tekan beton (a). Jadi perancangan alok tampang-T jauh lebih
hemat, atau dengan kata lain perancangan dengan balok tampang persegi lebih konservatif.
Contoh 2 :
Balok interior memikul momen positif terfaktor oleh beban gravitasi. Bila berat sendiri balok
dan plat sudah termasuk di dalam hitungan momen terfaktor Mu = 1.169 kNm dan bila kuat
tekan beton karakteristik fc’ = 20 MPa dan tegangan leleh baja fy = 460 MPa, hitunglah
tulangan yang diperlukan untuk menahan momen tersebut !!. Balok berukuran 400 x 600mm,
tebal sayap 120 mm, jarak bersih antar balok-balok = 2m bentangan balok L = 6m.
Penyelesaian :
1. Menghitung bf. :
bf ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm
bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw = 0,5.(2000+2000) + 300 = 2300 mm
bf ≤ 16.t + bw = 16.120 + 300 = 2220 mm
Dipilih bf = 1500 mm
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
8/10
‘13 8
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
2. Karena fc’ = 20 Mpa < 30 MPa, maka β1 = 0,85.
Tinggi efektif d diambil = 600 – 100 = 500 mm.
3. Kemampuan sayap menahan momen Cf = 0,85. fc’ .bf. t
= 0,85.20.1500.120 = 3.060.000 N = 3.060 kN < Mf = Cf. (d-t/2)
= 3060000.(500-0,5.120) = 1346400000 Nmm = 1.346 kNm < MR = Mu /Ø
= 1.169/0,8 = 1.462 kNm
4. Karena Mf < Mr maka letak blok tekan beton (a) ada di dalam badan
5. ab = 600.d / (600 + fy ) = 600.500 / (600 + 460) = 283,02 mm
6. Mencari kedalaman blok tekan beton sesungguhnya : Mf + Mw = MR ; Mw = MR – Mf
= 1.462 – 1.346 kNm = 116 kNm
7. Cw = 0,85. fc’ . bw. x
Mw = Cw.(d-t-0,5.x)116.000.000 = 0,85.20.400.x.(500-120-0,5.x)
17058,8 = x.(380-0,5.x) x2 – 760.x + 34117,6 = 0 x = 47,9 mm
a = t + x = 167,9 mm < 0,75. ab = 0,75. 283,02 = 212,26 mm, under reinforced
8. As = { Cw + Cf }/fy = {0,85.20.400.47,9 + 3.060.000}/400 = 7360,26 mm2 . Bila
digunakan tulangan D25 = 490 maka diperlukan n = 15 buah, dibuat dalam 3 lapis @ 5
buah.
9. Jarak bebas antar tulangan s = (400-100)/(n-1) – 25 = 50 mm > syarat minimum 25 mm
10. a = 167,9 mm c = a/β1 = 197,5 mm, a > t = 120 mm dan a < 0,75. ab = 0,75 . 283,02
mm, tulangan daktail (under reinforced )
11. Kontrol terhadap anggapan bahwa semua tulangan tarik sudah leleh (dalam hal ini
tulangan tarik lapis paling dalam dengan d1 = 500-50 = 450 mm) :
εs = 0,003.(d1-c)/c εs = 0,003.(450-197,5)/197,5 = 0,0038 > εy = 460/200.000 =
0,0023 karena tul.tarik paling dalam sudah leleh maka semua tul.tarik yang ada di
bawahnya pasti leleh, jadi anggapan benar dan proses dapat dilanjutkan.
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
9/10
‘13 9
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
Karena tulangan tarik paling dalam sudah leleh maka semua tulangan tarik yang ada di
bawahnya pasti leleh, jadi anggapan benar dan proses penggambaran dapat dilanjutkan.
-
8/18/2019 Standar Modul 07 struktur beton 1 umb
10/10
‘13 10
Desi Putri, ST, M.Eng Pusat Bahan Ajar dan eLearninghttp://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
1. Dept. Kimpraswil, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk
Bangunan Gedung , SNI 03-2847-2002 .
1. MacGregor, J. G., dan Wight, J., K., 2005, Reinforced Concrete Structure, Prentice-
Hall,Inc, New Jersey.
2. Vis, W. C., Kusuma, G., 1995, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang ( Berdasarkan
SKSNI T-15-1991-03), Seri Beton 1, Erlangga, Jakarta.
3 . Dipohusodo , I . , 1994 , S t ru k tu r Be to n Ber tu la n g (Berda sa rka n
SK SNI T-15-1991-03 ) , Gramed ia , Jak ar t a
4. Chu Kia Wang, “Statically Indeterminate Structures”, Mc Graw-Hill, Book
Company, Inc.