staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · web viewmikroorganisme...

21
Usaha-usaha Mencegah Terjadinya Denture Stomatitis Pasca Pemasangan Gigi Tiruan Penuh SARI PUSTAKA drg.Ami Amelya 1006785591 Pembimbing Seminar : drg. Henni Koesmaningati, Sp. Pros (K) Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

Usaha-usaha Mencegah Terjadinya Denture Stomatitis Pasca

Pemasangan Gigi Tiruan Penuh

SARI PUSTAKA

drg.Ami Amelya

1006785591

Pembimbing Seminar :

drg. Henni Koesmaningati, Sp. Pros (K)

Departemen Prostodonsia

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Indonesia

Jakarta

2011

Lembar Pengesahan

Page 2: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

Nama Mahasiwa : drg.Ami Amelya

NPM : 100.6785.591

Judul : Usaha-usaha Mencegah Terjadinya Denture

Stomatitis Pasca Pemasangan Gigi Tiruan Penuh

Jurnal ini telah dipresentasikan pada: , 2011

Pembimbing

drg. Henni Koesmaningati, Sp. Pros (K)

NIP

Koordinator Pendidikan PPDGS Ketua Departemen Prostodonsia

drg.Farisza Gita, Sp.Pros (K) Prof.Dr. Lindawati S.Kusdhany, drg,

Sp.Pros (K)

NIP 1953121719811032001 NIP 196309211989032003

BAB I 1

1

Page 3: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

PENDAHULUAN

Prevalensi infeksi Candida semakin meningkat didunia. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa terdapat beberapa spesies Candida yang memiliki berbagai

mekanisme virulensi yang akan aktif dalam kondisi tertentu sehingga dapat

menyebabkan kolonisasi dan infeksi pada host. Candida sebagai salah satu patogen yang

memiliki peran penting, menjadi pemicu dikembangkannya penelitian laboratorik untuk

mengevaluasi atribut yang berperan dalam virulensi Candida sehingga dapat

mengetahui pathogenesis dari penyakit yang ditimbulkan. Dari beberapa penelitian yang

telah dilakukan, diketahui beberapa hal seperti mekanisme yang menyebabkan

menempelnya Candida ke suatu permukaan (termasuk permukaan gigi tiruan), sifat

hidrofobik dari permukaan sel, dan saliva.1

Pengetahuan mengenai bagaimana Candida menempel ke permukaan dan

proses pembentukan biofilm dan bagaimana menghindari atau mengurangi kolonisasi

Candida merupakan hal yang penting dalam praktik di klinik. Berikut ini akan dibahas

mengenai faktor-faktor yang dapat mengontrol menempelnya spesies Candida ke

permukaan, terutama dalam terjadinya stomatitis yang berhubungan dengan pemakaian

gigi tiruan atau yang dikenal sebagai denture stomatitis.1

Pendahuluan isinya bukan referensi semua, tetapi ada kata-kata sendiri yang

terdiri dari 4 alinea/hal yaitu

- Introduksi

- Permasalahan

- Beberapa cara mengatasi permasalahan

- Tujuan dan manfaat penulisan

BAB II 2

2

Page 4: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

TINJAUAN PUSTAKA (perbaiki)

Terdiri dari:

1. Pasca Pemasangan Gigi Tiruan Penuh dapat terjadi apa saja?

2. Denture Stomatitis, mengapa dapat terjadi pada GT

3. Usaha-usaha Mencegah ada bermacam-macam

2.1 Denture Stomatitis

Denture-related stomatitis (DRS) atau denture stomatitis merupakan proses

inflamasi yang sering terjadi dan seringkali melibatkan mukosa palatal yang ditutupi

oleh gigi tiruan penuh. Denture stomatitis memiliki etiologi yang multifaktorial. Faktor

predisposisi terjadinya denture stomatits diantaranya yaitu usia tua, penurunan imunitas

tubuh, penyakit sistemik, pemakaian gigi tiruan berkepanjangan, usia gigi tiruan dan

kurangnya kebersihan gigi tiruan yang menyebabkan akumulasi plak di gigi tiruan.2

Selain faktor-faktor predisposisi diatas, beberapa penelitian menunjukkan

adanya hubungan antara Candida albicans dengan denture stomatitis. Diantara beberapa

sepesies Candida seperti Candida tropicalis, Candida glabrata, Candida parapsilosis

dan Candida krusei, Candida albicans merupakan spesies yang paling sering ditemukan

di rongga mulut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa C. albicans memiliki insiden

tinggi di saliva pasien dengan denture stomatitis, sehingga keberadaannya dianggap

sebagai faktor yang penting dalam terjadinya penyakit tersebut.2

Prevalensi C. albicans yang tinggi disebabkan oleh kemampuan menempel ke

permukaan mukosa (adhesi) yang lebih tinggi, dan hal ini menjadi langkah awal

pathogenesis oral candidiasis. C. albicans membentuk biofilm kompleks yang terdiri

dari selapis basal blastospore yang dilapisi oleh matriks tebal yang mengandung materi

ekstraseluler dan berbagai elemen hifa, dimana matriks ini lebih tebal daripada yang

ditemukan pada spesies pathogen lain seperti C. parapsilosis, C. glabrata, dan C.

tropicalis.2

Jumlah spesies Candida komensalisme di rongga mulut bervariasi mulai dari 20

hingga 50% pada populasi dentulous yang sehat. Candida sering kali ditemukan pada

plak yang terdapat di permukaan gigi tiruan yang menghadap mukosa daripada pada

mukosa yang terinflamasi. Candida memproduksi toksin yang berfungsi sebagai iritan

3

Page 5: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

kimia. Tetapi tidak semua subjek dengan saliva yang mengandung C. albicans akan

mengalami denture stomatitis. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang

mempengaruhi terjadinya denture stomatitis.

Sifat biologis C. albicans yang penting adalah kemampuan untuk tumbuh dalam

berbagai bentuk morfologis, mulai dari bentuk yeast sampai ke bentuk hifa sebenarnya

(true hyphae). Sifat C. albicans ini dapat meningkatkan kemampuan penetrasi jaringan

saat fase awal infeksi. Bentuk hifa diketahui dapat menempel dan menginvasi jaringan

host lebih mudah daripada bentuk yeast.2

2.2 Faktor Predisposisi Denture Stomatitis Pasca Pemasangan Gigi Tiruan Penuh

Untuk dapat mencegah terjadinya denture stomatitis pasca pemasangan gigi

tiruan, kita perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi predisposisi

terjadinya denture stomatitis sebagai berikut:1

Sifat-sifat yang dimiliki permukaan gigi tiruan

a. Surface free energy dan kekasaran permukaan

Yang dimaksud dengan surface free energy adalah interaksi antara gaya

kohesi dan adhesi dan dapat memprediksi terjadinya wetting. Semakin tinggi

surface free energy (contact angle dan wetting semakin tinggi) maka semakin

banyak adhesi mikroorganisme. Semakin hidrofobik suatu permukaan maka

semakin sedikit adhesi mikroorganisme. Heat-polymerized acrylic resin lebih

mudah mengalami wetting daripada microwave polymerized acrylic resin. Selain

itu terdapat faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu permukaan sel, diet,

komposisi saliva, kecepatan sekresi saliva, dan titer antibodi dimana faktor-

faktor ini merupakan faktor yang mengontrol pembentukan plak sehingga dapat

juga mempengaruhi menempelnya yeast.1

Kekasaran permukaan dihitung sebagai rata-rata deviasi aritmatik dari

permukaan ceruk dan puncak di suatu permukaan. Kekasaran permukaan secara

langsung mempengaruhi awal menempelnya mikro-organisme, pembentukan

biofilm, dan kolonisasi spesies Candida. Semakin kasar suatu permukaan

material maka biasanya menunjukkan jumlah yeast yang lebih tinggi. Hal ini

terjadi karena permukaan tersebut berfungsi sebagai reservoir dimana

iregularitas permukaan meningkatkan kemungkinan untuk retensi dan proteksi

4

Page 6: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

mikroorganisme dari gaya tarik (shear force), walaupun saat membersihkan gigi

tiruan.1

Quirynen et al (1990) menentukan nilai ambang batas kekasaran

permukaan sebesar (0,2 µm), bila kurang dari nilai tersebut maka tidak akan

menimbulkan efek pada adhesi mikroorganisme. Tetapi adanya saliva dapat

menimbulkan perbedaan pada nilai ini karena pelikel yang terbentuk dapat lebih

mempengaruhi sifat permukan daripada bahan material tersebut. Sifat

substratum juga berpengaruh pada pembentukan dan komposisi pelikel saliva.

Perendaman dalam saliva akan menurunkan kekasaran permukaan dan surface

free energy dari resin akrilik.1

b. Permukaan dan karakteristik denture liners

Pemakaian denture liners bertujuan untuk mengurangi dan mendistribusikan

beban oklusal pada gigi tiruan yang dapat merusak jaringan mukosa

dibawahnya. Liner dibutuhkan untuk pasien yang memiliki residual alveolar

ridge yang tipis, tajam, dan mengalami resorbsi parah atau jaringan yang

mengalami iritasi kronik yang disebabkan oleh gigi tiruan. Walaupun bahan ini

diketahui memiliki toleransi jaringan yang baik, tetapi dapat terjadi masalah

yaitu kolonisasi Candisa spp. diatas atau didalamnya bahan liner tersebut.

Pertumbuhan fungal diketahui dapat merusak permukaan liner sehingga dapat

menyebabkan iritasi jaringan mulut.1

Peran saliva terhadap kolonisasi Candida

Saliva memiliki efek fisik untuk membersihkan dan juga molekul

pertahanan (innate defence) diantaranya yaitu lysozyme, histatin, lactoferrin,

sehingga mengurangi menempelnya dan juga kolonisasi Candida pada permukaan

rongga mulut. Komponen dalam saliva (whole saliva) lain seperti mucins, statherin

dan proline-rich-proteins diketahui dapat diserap oleh Candida, sehingga

memfasilitasi menempelnya Candida ke saliva coated acrylic resin.1

Di rongga mulut, gigi tiruan dilapisi oleh pelikel saliva yang berfungsi

sebagai receptor site untuk menempelnya mikroorganisme. Dan hal ini akan

dipengaruhi oleh faktor konfounding yaitu kekasaran permukaan dan surface free

energy.1

5

Page 7: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

Pada lansia, masalah yang paling sering terjadi dan juga mempengaruhi

kualitas hidup adalah hipofungsi kelenjar saliva, mulut kering dan kehilangan gigi.

Hipofungsi saliva menunjukkan berkurangnya produksi saliva dari kelenjar mayor

dan minor. Hal ini dapat menyebabkan candidiasis, karies gigi, erosi dan ulserasi

jaringan mukosa, dysgeusia, dysphagia, gingivitis, halitosis, dan pemakaian gigi

tiruan yang tidak benar (impaired).3

Interaksi bakteri dan Candida

Komunikasi antar sel mikrobial memiliki peran penting dalam proses

kolonisasi. Mikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama

lain dalam berbagai cara, diantaranya yaitu dengan menggunakan produk akhir

metaboliknya masing-masing atau dengan komunikasi langsung melalui molekul

yang memberikan sinyal.1

Beberapa penelitian mempelajari interaksi antara Candida dan bakteri dalam

menemukan bagaimanan bakteri mempengaruhi Candida adherence dan kolonisasi.

Pengaruh dari Streptococcus salivarius diketahui dapat mengurangi Candida

adherence, sedangkan ditemukan adanya kerjasama antara beberapa Streptococci

dengan Candida albicans.1

2.3 Beberapa Agen Antimikrobial untuk Mengontrol Candida spp pada Pasien

yang Menggunakan Gigi Tiruan Penuh

Cara membersihkan gigi tiruan dapat dengan cara mekanis yaitu disikat dengan

air dan sabun; dengan cara kimiawi yaitu menggunakan kimia pembersih(chemical

cleanser); atau dengan keduanya. Cairan pembersih gigi tiruan dapat dibagi menjadi 5

kelas yaitu alkaline peroxides, alkaline hypochlorite, diluted acid, disinfecting agents

dan enzymes. Contoh cairan pembersih diantaranya yaitu 0,05% sodium hypochlorite,

tablet effervescent berbahan dasar Sodium perborate dan enzyme (Corega Tabs dan

Polident), tablet berbahan dasar citric acid (Medical Interporous), rinsing solution

Cetylpyridinium chloride 0,500 mg (Cepacol) dan 0,12% Chlorhexidine digluconate

(Periogard). Kombinasi metode mekanis dan kimiawi merupakan pilihan terbaik dalam

membersihkan gigi tiruan.

Pembersih gigi tiruan (denture cleanser) yang ideal adalah yang efisien dalam

membersihkan deposisi organik dan inorganic, tidak toksik(harmless) ke

6

Page 8: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

pasien(mata/kulit), material basis gigi tiruan serta ke elemen gigi tiruan; memiliki shelf

life yang panjang dan tidak mahal; mudah digunakan dan dibersihkan; dapat

mengurangi biofilm, stain dan sisa makanan dari permukaan gigi tiruan.

2.3.1 Alkaline peroxides (Oxygenating cleanser)

Alkaline peroxides tersedia dalam bentuk bubuk dan tablet. Material ini

mengandung alkaline compounds, detergen, sodium perborate, dan flavoring agent.

Efek cleansing didapat dari kemampuan oksidasi dari dekomposisi peroksida dan dari

aksi effervescent yang dihasilkan oleh perubahan menjadi oksigen. Proses ini memecah

dan melarutkan deposit organik dan membunuh mikroorganisme. Perendaman dalam

cairan alkaline peroxide semalaman merupakan metode yang aman dan efektif untuk

membersihkan gigi tiruan dan sterilisasi, terutama pada pasien geriatrik atau pasien

cacat(disable) dimana penggunaan dengan tehnik mekanis menjadi terbatas.6

2.3.2 Tablet pembersih berbahan dasar citric acid yang mengandung NitrAdine

Medical Interporous denture tablets mengandung NitrAdine, yaitu suatu

formula disinfektan yang diketahui secara in-vitro memiliki aktivitas tinggi dalam

menghilangkan biofilm yang mengandung berbagai mikroorganisme, seperti Candida

albicans, pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, termasuk MRSA

(methicillinresistant Staphylococcus aureus) dan virus. Efektivitas tablet ini dalam

mengurangi persentase biofilm juga dapat disebabkan oleh adanya Sodium lauryl

sulfate(SLS) dalam formulanya. SLS adalah suatu detergen yan digunakan untuk

melarutkan protein dalam berbagai tehnik analisis biokimia.5

Tablet disinfektan pembersih yang berbahan dasar NitrAdine efisien dalam

menghilangkan biofilm dari permukaan gigi tiruan. Dalam suatu studi diketahui bahwa

NitrAdine mengurangi jumlah sel biofilm C. albicans sebesar 3-4 log units setelah

pemberian satu tablet (15 menit), selain itu, jumlah sel MRSA dan Pseudomonas

aerouginosa juga berkurang sebesar 3 log units. Bentuk sediaan yang berupa tablet

memudahkan cara pemakaian dan aplikasi ke gigi tiruan, terutama untuk pasien lanjut

usia yang memakai gigi tiruan.5

2.3.3 Alkaline hypochlorite

7

Page 9: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

Cairan pemutih rumah tangga (sodium hypochlorites) biasa digunakan sebagai

denture cleanser untuk menghilangkan plak dan stain ringan dan mampu membunuh

organism yang menempel pada gigi tiruan. Cara pemakaiannya dapat dengan merendam

gigi tiruan dalam larutan yeng mengandung satu bagian 5% sodium hypochlorite dan

tiga bagian air, lalu diikuti dengan menyikat dengan perlahan. Atau dapat dengan

merendam gigi tiruan pada larutan yang mengandung 1 sendok teh hypochlorite

(Clorox) dan 2 sendok teh phosphate (Calgon) dalam segelas air, untuk membantu

mengontrol kalkulus dan stain yang parah. Tetapi alkaline hypochlorite tidak

direkomendasikan untuk gigi tiruan dengan basis terbuat dari cast metal alloy. Ion

klorin dapat menyebabkan korosi dan darkening dari metal.6

2.3.4 Nystatin dan Fluconazole yang dicampurkan kedalam dentin conditioner

Denture stomatitis selain disebabkan oleh Candida albicans, disebabkan pula

oleh gigi tiruan yang tidak fit yang dapat memperparah kondisi tersebut. Sehingga salah

satu cara untuk mencegah dan merawat denture stomatitis yaitu dengan meningkatkan

adaptasi gigi tiruan dan mengkondisikan gigi tiruan supaya sesuai dengan keadaan

jaringan yang ada. Hal ini dapat dicapai dengan penggunaan tissue conditioner. Tetapi

tissue conditioner sangat rentan untuk mengalami attachment dan kolonisasi

mikroorganisme terutama Candida sehingga menyebabkan terjadinya iritasi pada

jaringan dibawahnya. Oleh karena itu, mencegah pembentukan biofilm sangat penting

dalam mengontrol denture stomatitis pada pengguna gigi tiruan.

Pemakaian agen antifungal untuk mencegah dan merawat denture stomatitis

dapat menyebabkan rasa yang tidak enak dan juga perlu diberikan dalam frekuensi yang

sering, sehingga sering kali dihubungkan dengan patient compliance yang buruk. Maka

dapat digunakan pemberian agen antifungal yang dicampurkan kedalam tissue

conditioner untuk mencegah pembentukan plak dan perawatan denture stomatitis.7

Menurut Tafti et al., agen antifungal yang dapat digunakan yaitu Nystatin

(1%wt/wt) atau Fluconazole (10%wt/wt). Nystatin dan fluconazole dalam konsentrasi

tersebut dapat mencegah attachment dan kolonisasi C. albicans sepenuhnya. Pemberian

Nystatin kedalam tissue conditioner lebih efektif daripada Fluconazole dalam merawat

candidiasis atrofi kronis pada pengguna gigi tiruan.7

8

Page 10: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

BAB III 3

PEMBAHASAN (perbaiki)

Terdiri dari:

9

Page 11: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

1. Pasca Pemasangan Gigi Tiruan Penuh, kondisi yang paling

mudah dan atau sulit menyebabkan Denture Stomatitis,

mengapa?

2. Denture Stomatitis, mengapa dapat terjadi pada GT, menurut

beberapa penulis,

3. Usaha-usaha Mencegah ada bermacam-macam,

dibandingkan masing-masing baik buruknya

Pertumbuhan fungal diketahui dapat merusak sifat permukaan dari liner dan hal

ini dapat menyebabkan iritasi pada jaringan rongga mulut. Hal ini terjadi karena adanya

peningkatan kekasaran permukaan dan eksotoksin dan juga produk metabolik yang

dihasilkan oleh koloni fungal dalam konsentrasi tinggi. Hal ini menjelaskan mengapa

dilakukan upaya untuk mencampurkan agen antifungal atau antiseptik ke dalam liners

material. Tetapi terdapat kontradiksi mengenai hasil adherence/kolonisasi pada bahan

liner ini. Beberapa studi in-vitro melaporkan bahwa terdapat efek signifikan dalam

menghambat C.albicans. Tetapi beberapa penelitian yang lebih baru menunjukkan

bahwa hanya ditemukan efek antifungal yang terbatas dan tidak ditemukan pengurangan

yang signifikan dalam Candida adherence dan kolonisasi. Hal ini disebabkan oleh

bahan lining terus menerus terpajan oleh saliva dalam mulut. Sehingga saliva

melepaskan bahan-bahan antifungal yang ada dalam liners. Hal ini diperparah apabila

bahan antifungal yang digunakan tidak efektif melawan spesies Candida yang

menyebabkan infeksi.1

Terdapat bukti yang saling kontradiktif mengenai hubungan in-vitro antara

saliva dengan adhesi Candida. Protein dengan berat molekul rendah berhubungan

dengan adherence levels Candida. Dimana pasien dengan aliran saliva dan komposisi

saliva yang rendah atau impaired menunjukkan jumlah Candida species yang lebih

tinggi bila dibandingkan dengan saliva pasien dengan aliran saliva yang normal. Hal ini

menunjukkan bahwa peran saliva dalam menghambat adhesi Candida species.1

Banyak orang yang berusia tua mengalami hipofungsi kelenjar saliva dan

mengeluhkan mengalami xerostomia. Tetapi hal ini bukan disebabkan oleh penurunan

fungsi saliva yang menurun seiring meningkatnya usia karena output dari kelenjar saliva

10

Page 12: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

mayor tidak mengalami penurunan klinis yang signifikan pada orang tua yang sehat.

Selain itu, konstituen saliva juga stabil dan tidak dipengaruhi usia apabila tidak terdapat

masalah medis yang parah (penyakit sistemik) atau medikasi. Beberapa penyakit

sistemik (seperti Sjorgen syndrome) dan perawatannya (medikasi, radiasi kepala dan

leher, kemoterapi) berkontribusi secara signifikan terhadap terjadinya hipofungsi

kelenjar saliva pada pasien usia tua.3

Microbial biofilm pada permukaan jaringan dan permukaan gigi tiruan

merupakan faktor yang secara signifikan mempengaruhi pathogenesis terjadinya

denture stomatitis. Kekasaran permukaan atau yang irregular meningkatkan

kemungkinan tertinggalnya mikroorganisme pada permukaan gigi tiruan setelah protesa

dibersihkan. Membersihkan gigi tiruan hanya dengan menggunakan sikat tidak seefektif

membersihkan gigi tiruan yang dikombinasikan dengan bahan kimia pembersih dalam

mengurangi biofilm atau mencegah terjadinya denture stomatitis yang berhubungan

dengan Candida.4

11

Page 13: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

BAB IV 4

KESIMPULAN - Perbaiki

Urutan: Pasca Pemasangan GTP – dapat terjadi Denture Stomatitis – Usaha Pencegahan

terbaik menurut penulis (ekonomis, mudah didapat dan mudah dikerjakan)

Denture-related stomatitis (DRS) atau denture stomatitis merupakan proses

inflamasi yang sering terjadi terutama pada pengguna gigi tiruan penuh dan memiliki

etiologi yang multifaktorial. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya DRS

adalah adanya biofilm Candida pada permukaan gigi tiruan yan menghadap mukosa.

Dan spesies candida yang paling banyak ditemukan di biofilm tersebut adalah Candida

albicans.

Memahami sifat biofilm Candida albicans dalam berbagai kondisi lingkungan

merupakan kunci penting dalam mencegah infeksi Candida serta terjadinya denture

stomatitis. Terdapat banyak faktor yang menjelaskan terbentuknya Candida biofilm.

Faktor – faktor tesebut seperti sifat permukaan interaksi microorganism, arsitektur

biofilm, dan saliva. Adhesi fungal termasuk Candida albicans lebih banyak terjadi pada

material yang memiliki kekasaran permukaan yang lebih besar.

Untuk mengontrol Candida spp pada pasien yang menggunakan gigi tiruan

penuh sebaiknya digunakan kombinasi tehnik mekanis dan kimiawi. Mekanis dengan

menyikat dengan air dan sabun sedangkan kimiawi dengan menggunakan agen

antimicrobial. Kombinasi tehnik ini lebih efektif dalam mengurangi jumlah Candida spp

dan kolonisasi Candida yang menempel pada permukaan gigi tiruan.

12

Page 14: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/henny.koesmaningati/... · Web viewMikroorganisme yang ada di rongga mulut dapat berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, diantaranya

DAFTAR PUSTAKA

1. Pereira-Cenci T, et al. Development of candida-associated denture stomatitis:

New insights. J Appl Oral Sci. 2008;16:86-94

2. Bilhan H, et al. The role of candida albicans hyphae and lactobacillus in

denture-related stomatitis. Clin Oral Invest. 2008

3. Turner M, et al. Hyposalivation, xerostomia and the complete denture. JADA.

2008;139:146-150

4. Felipucci D, et al. Effect of different cleanser on the surface of removable partial

denture. Braz Dent J. 2011;22:392-397

5. Silva-Lovato C, et al. Clinical and antimicrobial efficacy of nitradine-based

disinfecting cleaning tablets in complete denture wearers. J Appl Oral Sci.

2010;18:560-565

6. Zarb G, et al. . Prosthodontic treatment for edentulous patients. 12th Ed.

Missouri: Mosby; 2009.

7. Falah-Tafti A, et al. A comparison of the efficacy of nystatin and fluconazole

incorporated into tissue conditioner on the in vitro attachment and colonization

of candida albicans. Dent Res J. 2010;7:18-22

13