stabilitas tanah dengan pasir 'spy

29
STABILITAS TANAH DENGAN KERIKIL ( AGREGAT KASAR ) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK, PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUSI RAWAS Yovan Satria Aprilyan

Upload: zeonmiccu

Post on 02-Jan-2016

66 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

STABILITAS TANAH DENGAN KERIKIL ( AGREGAT KASAR )

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK, PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILUNIVERSITAS MUSI RAWAS

Yovan Satria Aprilyan

Page 2: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

PENDAHULUAN

Penyediaan material konstruksi jalan yang sesuai dengan persyaratan danspesifikasi yang berlaku merupakan salah satu cara untuk meningkatkankualitas jaringan jalan. Material utama pembentuk lapisan perkerasan jalanadalah campuran agregat (90-95% dari berat campuran perkerasan) dan aspal.Agregat kasar berupa kerikil & batu pecah pada umumnya didapat dari hasilpemecahan batu-batu berukuran besar oleh alat pemecah batuan (stonecrusher). Bentuk butir yang paling banyak ditemukan yaitu berbentuk kubus(persegi), pipih (f laky) dan lonjong (elongated).. Stabilisasi tanah merupakanusaha perbaikan daya dukung (mutu) tanah yang tidak atau kurang baik,karena suatu daerah tidak akan memiliki sifat tanah yang sama dengandaerah lainnya. Kondisi tanah yang tidak selalu baik dilapangan menjadipenghambat pekerjaan konstruksi

Page 3: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit.Hampir 70% - 80 % lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat.Agregat terdiri atas agregat kasar (kerikil/batu baur) dan agregat halus(pasir), dan jika diperlukan menggunakan bahan pengisi atau filler.Pasir untuk ukuran nominal agregat yang kurang dari 5mm dan batukerikil adalah agregat yang mempunyai ukuran nominal yang lebih dari5mm.Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus dan filler adalah berdasarkanukurannya yang ditentukan menggunakan saringan. Mutu agregatmempengaruhi kekuatan dan ketahanlasakan konkrit. Pilihan agregatyang sesuai untuk tujuan sesuatu pembinaan memerlukan kepahamanmengenai sifat sifat agregat.

PEMBAHASAN

Page 4: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

Kekuatan dan keawetan suatu konstruksi perkerasan jalan sangat tergantungdari kualitas agregat,daya dukung tanah tersebut serta jenis aspal yangdigunakan sebagai bahan utama untuk mengikat material-material tersebuthingga didapatkan suatu perkerasan yang awet, tahan lama, kuat dan kesat.Dua jenis perkerasan yang biasa digunakan yaitu perkerasan lentur yangmenggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya dan perkerasan kaku yangmenggunakan semen sebagai bahan pengikat agregat. Adapun agregat sebagaikomponen utama dari perkerasan jalan raya ini terdiri dari agregat kasar danagregat halus yang mempunyai proporsi masing-masing sesuai denganspesifikasi yang digunakan. Agregat kasar merupakan agregat yang terdiri daribatu pecah atau kerikil pecah yang bersih, kering, kuat, awet, dan bebas daribahan lain yang akan mengganggu, serta agregat halus merupakan pasir alamatau pasir buatan yang bebas dari gumpalan-gumpalan lempung danmerupakan butiran yang bersudut tajam dan mempunyai permukaan yangkasar. Agregat kasar berupa kerikil & batu pecah umumnya didapat dari hasilpemecahan batu-batu berukuran besar oleh alat pemecah batu (stone crusher).Hasil pemecahan alat stone crusher didapatkan berbagai ukuran danbentuknya. Bentuk butir yang paling banyak didapatkan dari penggunaan alatini adalah pipih (f laky) dan lonjong (elongated).

Page 5: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

1. Kualitas AgregatAgregat adalah bahan keras yang apabila dipadatkan sehingga

bersatu kuat akan membentuk struktur pokok bangunan jalan denganatau tanpa penambahan bahan pengikat. Kualitas dan sifat agregat sangatmenentukan dalam memikul beban lalu lintas, yang apabila kualitas dansifatnya yang baik diperlukan untuk lapisan permukaan (surface) yang akan langsung memikul beban lalu lintas dan mendistribusikannya kelapisan bawah (base coarse). Oleh karena itu agregat yang akan digunakanharus mempunyai kualitas tinggi, yang tergantung kepada :

a. Kekerasan Agregat.b. Permukaan Butir Agregat.c. Kelekatan Agregat terhadap Aspal.d. Ketahanan Agregat terhadap Cuaca.

Page 6: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

2. Syarat Mutu Agregat2.1 Ukuran Gradasi

Semua lapisan perkerasan lentur membutuhkan agregatyang terdistribusi dari ukuran besar sampai kecil. Distribusipartikel-partikel berdasarkan ukuran agregat atau gradasimerupakan hal yang penting dalam menentukan stabilitasperkerasan. Gradasi dapat dibedakan atas, gradasi seragam(uniform graded), gradasi rapat (dense graded) dan gradasi buruk(poorly graded).

2.2 Bentuk ButirBentuk dan tekstur agregat mempengaruhi stabilitas dari

lapisan perkerasan yang dibentuk olehagregat tersebut.

2.3 Daya AbsorbsiAgregat yang berpori banyak akan menyerap aspal lebih

banyak, sehingga aspal akan masukkedalam pori yang mengakibatkan campuran akan kekuranganaspal.

2.4 Daya Lekat Terhadap AspalTergantung dari keadaan pori dan banyaknya pori-pori

dalam agregat.

Page 7: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

3. Pengolahan AgregatMaterial terdiri dari penggalian pasir dan kerikil serta penggalian batuan.3.1 Penggilingan

Objek Penggilingan dalam memproduksi agregat adalah penurunan ukuran........kedalam batas yang lebih spesifik, dengan jumlah produksi minimum untuk........material yang baik.

3.2 Mesin Pemecah BatuanMesin Pemecah Batuan dengan cara berputar menjepit dan berbentuk seperti

........kerucut adalah sangat penting dalam memproduksi agregat, sebagian besar untuk

........mencapai penurunan ukuran dengan menekan sesama partikel sehingga relatif

........cenderung dapat meratakan.3.3 Mesin Pemecah Jepit

Kebanyakan dari mesin ini terdiri dari satu set bidang penggiling dan cenderung.......dapat bergerak.......dengan beberapa alternatif yaitu bergerak relatif lambat menuju atau menjauh dari.......bidang penggiling.3.4 Mesin Pemecah Berputar (Gyratory Crusher)

Tampilan yang esensial dari alat ini meliputi satu set kerucut yang bergerak.......menanjak naik secara keseluruhan didalam kerucut terbalik dengan berbagai sudut.3.5 Peremuk Kerucut (Cone Crusher)

Cone Crusher mirip dengan gyratory crusher kecuali pada mesin perata yaitu dalam......bentuk kerucut dengan titik yang bergerak naik, dimana hasil dari dua mesin perata......menjadi lebih dekat.3.6 Mesin Pemecah Tumbukan

Mesin dengan perputaran palu sangat dibutuhkan dalam memproduksi agregat.

Page 8: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

Untuk agregat kasar, persyaratan umumnya yang diminta AASHTO dan BSI antara lain adalah seperti pada tabel

berikut ini.

PERSYARATAN NILAI

Abrasi, Los Angeles Abrasion Test (AASHTO T 96-87)

Maks 40% – 50%

Pelapukan berdasarkan, Soundness Test, (AASTHO T 104-90)

Maks 12% (sodium sulfat) Maks 18% (magnesium sulfat)

Kelekatan pada Aspal (AASHTO T 182-86, 1990)

Minimum 95%

Kekuatan terhadap Beban Tumbukan(Crushing), ACV (BS 812)

Maks 30%

Indeks Kelonjongan dan Kepipihan (BS 812)

Maks 25%

Tabel . Persyaratan Umum Fisik Agregat KasarSumber: AASHTO (1990) dan BS (1975)

Page 9: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

4. CIRI – CIRI PENTING AGREGAT dan UJI KAJI

4.1 Agihan partikelCiri ini penting untuk reka bentuk campuran. Agihan yang baik penting untuk

mempastikan konkrit yang terhasil adalah padat. Longgokan agregat yang tidak baik agihansaiz partikelnya (gap-graded distribution) boleh menghasilkan konkrit yang berongga danmemberi kesan kepada kekuatan. Agihan partikel juga memberi kesan keapa kebolehkerjaankonkrit. Agihan partikel boleh di lakukan melalui Analisis Ayak.Sampling yang betul mesti dilakukan supaya sampel yang diambil untuk Analisis Ayakmewakili longgokan agregat. 21Proses sampling yang betul ialah dengan mengikuti proses 'quartering'.

4.2 Kekuatan agregat.Kekuatan agregat memberi kesan yang banyak kepada ciri-ciri konkrit seperti kekuatan

konkrit, ubahbentuk, ketahanlasakah, perubahan isipadu, graviti tentu, ketelusan dantindakbalas kimia. Biasanya kekuatan agregat ialah lebih tinggi dari kekuatan konkrit yanghendak di rekabentuk. Kekuatan konkrit selalunya berada di sekitar 30-50MPa, sementarakekuatan agregat dalam lingkungan 80-350MPa. Secara umumnya batu Igneous lebih kuatdari batu Sedimentary dan batu Metamorphic. Ujikaji kekuatan biasanya dilakukan atassampel silinder yang diambil dari 'parent rock'.

Page 10: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

4.3 Ketelusan (Porosity) Ketelusan agregat mempengaruhi kandungan lembapan yang terdapat dalam

agregat. Kandungan lembapan pula mempengaruhi rekabentuk campuran dan jugakekuatan konkrit terkeras. Agregat yang mempunyai ketelusanyang tinggi biasanyakurang lasak. Ketelusan diukur dengan kadar serapan air (absorption) oleh agregat.Kadar resapan ialah peratus air yang terserap oleh agregat kering sehinggamenjadikan agregat tepu. Kandungan air dalam agregat boleh berada dalam keadaankering, kering udara, tepu dan basah. Rekabentuk campuran adalah berdasarkanagregat yang mempunyai kandungan air tepu. Memandangkan 22agregat biasanya terdapat dalam keadaan kering udara atau basah, kandungan airyang dikira dalam rekabentuk campuran mesti diubahsuai dengan kandungalembapan yang berada dalam agregat.

4.4. Perubahan isipaduPerubahan isipadu disebabkan oleh perubahan kandungan lembapan dalam

agregat memberi kesan kepada sifat pengecutan (shrinkage). Kadar pengecutanagregat yang lebih tinggi dari konkrit akan mengakibatkan retakan dalaman konkrit.Perubahan isipadu berkait rapat dengan ketelusan agregat.

Page 11: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

4.5. Graviti tentu Graviti tentu sesuatu bahan adalah nisbah unit berat bahan tersebut

berbanding dengan unit berat air. Memandangkan agregat boleh meresap air,graviti tentunya bergantung kepada kandungan lembapannya. Graviti tentuagregat berada dalam julat 2.5 - 2.8.

4.6. Rintangan kepada hakisanCiri ini penting untuk binaan yang terdedah kepada hakisan seperti lantai

konkrit di kilang-kilang atau jalanraya/jambatan konkrit. Ujikai Los Agelasdigunakan untuk mengira peratus agregat yang terhakis.

4.7. Bentuk partikel dan keadaan permukaanCiri diperolehi melalui tinjauan sahaja. Ia memberi kesan yang besar

ketika konkrit basah atau terkeras. Agregat yang bulat dan licin mempunyaidarjah kebolehkerjaan yang baik tetapi menghasilkan kekuatan yang kurang baikberbaanding dengan agregat yang bersegi dan berpemukaan kasar. Bentuk secaraumumnya mempengaruhi kepadatan dan juga ikatan dalam konkrit.

Page 12: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

5. Analisa Indeks Kepipihan dan Indeks Kelonjongan5.1 Indeks Kepipihan (Flakiness Index)

Suatu partikel agregat dapat dikatakan pipih apabila agregattersebut memiliki dimensi (ukuran) lebih kecil dari dua dimensilainnya. Agregat pipih yaitu agregat yang memiliki dimensi lebih kecildari 0.6 kali rata-rata dari lubang saringan yang mana membatasiukuran fraksi dari partikel tersebut.

5.2 Indeks Kelonjongan (Elongated Index)Suatu partikel agregat dapat dikatakan lonjong apabila agregat

tersebut memiliki dimensi (ukuran) lebih besar dari dua dimensilainnya. Agregat lonjong yaitu agregat yang memiliki dimensi lebihbesar dari 1.8 kali rata-rata ukuran lubang saringan yang membatasiukuran fraksi partikel tersebut.

Page 13: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

6. Job Mix Formula

Merupakan suatu pekerjaan pencampuran antara agregat dengan aspaldalam kadar/proporsi yang telah ditentukan. Empat syarat yang harusdipenuhi untuk mendapatkan lapisan aspal yang baik :─ Stabilitas

Stabilitas perkerasan merupakan kemampuan lapisan menerima bebanlalu lintas tanpa mengalami perubahan bentuk.─ Durabilitas (keawetan)

Durabilitas adalah kemampuan dari suatu lapisan untuk menahan pengaruhudara, air,perubahan suhu dan keausan akibat gesekan dari roda kendaraan.─ Fleksibilitas (kelenturan)

Fleksibilitas adalah kemampuan lapis perkerasan untuk mengikuti deformasiyang terjadi akibat beban berulang dari lalu lintas tanpa timbulnya retak danperubahan volume.─ Ketahanan Geser (skid resistance)

Ketahanan geser adalah kemampuan lapis perkerasan untuk memberikankekesatan. Sehingga kendaraan tidak mengalami slip, baik pada waktu keringmaupun diwaktu hujan.

Page 14: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

7. Jenis PerkerasanBerdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan terdiri atas :7.1. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement). Perkerasan lentur

merupakan jenis perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahanpengikat.

7.2. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement).Perkerasan kaku menggunakan semen sebagai bahan pengikat, yang

berupa pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanahdasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah.

7.3. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement).Perkerasan komposit yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan denganperkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku,atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

Page 15: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

8. Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan RayaPerkerasan lentur jalan raya terdiri atas agregat sebagai material utama dan

aspal sebagai bahan pengikat dengan atau tanpa bahan tambahan. Material-material pembentuk beton aspal dicampur pada suatu suhu tertentu. Suhu pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal yang digunakan. Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakan diatas tanah dasar yang berfungsi menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.9. Lapis Tipis Aspal Beton

Lapis Tipis Aspal Beton adalah lapisan penutup konstruksi perkerasan jalan yang tipis, terdiri dari campuran merata dari agregat bergradasi senjang dengan aspal keras yang dicampur, dihamparkan, dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Karakteristik beton aspal yang terpenting pada campuran ini adalah durabilitas dan fleksibilitas.10. Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC)

Hot Rolled Sheet-wearing Course (HRS-WC) merupakan lapisan aus pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi senjang, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu. Gradasi butiran untuk campuran AC-BC dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 16: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

Tabel 1. Gradasi Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) Ukuran Saringan

Ukuran Saringan (%) Berat yang

LolosNo Bukaan (mm)

¾” 19 100

½” 12.5 90 – 100

3/8” 9.5 75 – 85

no.4 4.75 59 – 76

no.8 2.36 50 – 72

no.16 1.18 40 – 64

no.30 0.600 35 – 60

no.100 0.150 10 – 20

no.200 0.075 6 – 12

Page 17: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

11. Pemeriksaan di LaboratoriumPemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa agregat dan aspal apakah

memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan jalan atau tidak,selain itu juga berguna untuk menentukan besarnya kebutuhan aspal dankebutuhan agregat dari suatu perencanaan perkerasan.

11.1 Pemeriksaan Agregat1. Analisa Saringan (sieve analysis)

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi atau........pembagian butiran dari agregat dengan menggunakan saringan.

2. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregatPemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis bulk (bulk

.........specific gravity), berat jenis kering kering permukaan (saturated surface

........dry), berat jenis semu (apparent specific gravity), penyerapan.3. Pemeriksaan berat isi agregat (volumetric weight aggregate).

Bertujuan untuk mengetahui perbandingan agregat terhadap isi.4. Indeks kepipihan agregat (f lakiness index).

.........Untuk mengetahui persentase berat agregat pipih yang masih dapat

.........digunakan sebagai bahan perkerasan.5. Indeks kelonjongan agregat (elongated index).

Untuk mengetahui persentase berat agregat lonjong yang masih dapat........digunakan sebagai bahan perkerasan.

6. Pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspalBertujuan untuk menentukan persentase luas permukaan agregat yang

.......tertutup aspal terhadap seluruh luas permukaan agregat

Page 18: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

12. Pemeriksaan Aspal1. Pemeriksaan penetrasi

Dimaksudkan untuk menentukan penetrasi aspal keras atau lunak .......dengan menggunakan jarum penetrasi, beban dan waktu tertentu pada .......suhu tertentu.

2. Pemeriksaan berat jenis aspal......Bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara berat aspal dengan .......berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

3. Pemeriksaan kehilangan berat aspal.......Bertujuan menetukan berapa kehilangan berat aspal mula-mula dengan .......aspal setelah di oven selama 5 jam pada suhu 163 °C.

4. Pemeriksaan titik nyala dan titik bakarBertujuan untuk mengetahui berapa suhu pada saat titik nyala dan titik ....

.......bakar.5. Pemeriksaan kelekatan aspal terhadap agregat

Bertujuan untuk mengetahui kelekatan aspal pada batuan tertentu.6. Pemeriksaan daktilitas

Dimaksudkan untuk mengetahui jarak terpanjang yang dapat ditarik .......antara dua cetakan yang berisi aspal sebelum putus. 13. Menentukan Fraksi Agregat

Persentase fraksi agregat yang akan digunakan dalam proses pencampuran .....ini sesuai dengan spesifikasi yang digunakan yaitu Hot Rolled Sheet –.....Wearing Course (HRS-WC).

Page 19: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

14. Menentukan Fraksi AgregatPersentase fraksi agregat yang akan digunakan dalam proses

pencampuran ini sesuai denganspesifikasi yang digunakan yaitu Hot Rolled Sheet – Wearing Course (HRS-WC).15. Menentukan Kadar Aspal

Dalam penelitian ini kadar aspal pendahuluan ditentukan denganmenggunakan metode LuasPermukaan.16. Pengujian Kelayakan Campuran dengan Marshall Test

Berdasarkan ketentuan Marshall, perencanaan suatu campuran aspalharus memenuhi beberapa syarat dibawah ini :1. Cukup jumlah aspal untuk menjamin keawetan.2. Cukup stabil sehingga dapat menerima beban lalu lintas tanpa mengalamiperubahan bentuk.3. Cukup rongga dalam campuran untuk memungkinkan pemadatantambahan dan akibat pembebanan lalu lintas.4. Cukup lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk tanpa terjadikeretakan..

Page 20: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

Untuk memperoleh sifat campuran dengan kondisi diatas, dibutuhkan suatukadar aspal yang optimum untuk merencanakan campuran aspal. Salah satucara untuk menentukan kadar aspal optimum adalah metode Marshall. Padarangkaian pengujian dengan alat Marshall, terdapat duatahap yaitu :1. Penentuan volume rongga dalam campuran. Setelah dilakukan pencampurandan pemadatan, benda uji direndam dalam air selama 24 jam pada suhu ruanguntuk mendapatkan kondisi jenuh. Kemudian dilakukan penimbangan dalamkondisi setelah pemadatan, dalam air dan dalam kondisi jenuh. Dariperhitungan diatas didapat volume rongga dalam campuran dan rongga antarmineral agregat.2. Penentuan Stabilitas dan Kelelehan. Penentuan stabilitas dan kelelehandilakukan dengan alatMarshall pada suhu 60° dengan kecepatan 2”/menit17.ANALISIS DAN PEMBAHASAN

17.1 Pemeriksaan AgregatPemeriksaan Agregat dilaboratorium meliputi pemeriksaan analisa saringan,pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat, keausan agregat dengan mesinLos Angeles, pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal, serta pemeriksaanindeks kepipihan dan kelonjongan agregat. Adapun hasilpemeriksaan agregat tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 21: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

No. Uraian Pemeriksaan Agregat Hasil Pemeriksaan Agregat

Spesifikasi

1. Pemeriksaan Berat Jenis danPenyerapan

AgregatAgregat Kasar : Berat Jenis = 2,595Penyerapan = 1,23%Agregat Halus :Berat Jenis = 2,52Penyerapan =

2,5%2,50-2,650,5-1,5%2,50-2,65Maks 3%

2. Pemeriksaan Keausan denganmenggunakan mesin Los Angeles

29,686% Maks 40%

3. Pemeriksaan Kelekatan Agregatterhadap Aspal

95% > 95%

4. Pemeriksaan Indeks KepipihanAgregat

15,30% Maks 25%

5. Pemeriksaan Indeks KelonjonganAgregat

20,72% Maks 25%

Tabel 2. Pemeriksaan Agregat

Page 22: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

18. Pemeriksaan AspalPemeriksaan aspal di laboratorium meliputi pemeriksaan berat jenis aspal,

pemeriksaan penetrasi aspal, titik nyala dan titik bakar aspal dengan menggunakanCleveland Open Cup, kehilangan berat aspal, dan kelekatan aspal terhadap batuan.Adapun hasil pemeriksaan aspal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Pemeriksaan Aspal

No Uraian Pemeriksaan Aspal Hasil Pemeriksaan Aspal

Spesifikasi

1. Pemeriksaan Berat Jenis Aspal 1,04 1,02 – 1,04

2. Pemeriksaan Penetrasi Aspal Penetrasi dengan kehilangan berat :

89,3 Penetrasi tanpa kehilangan berat : 110,8

Aspal Pen 100/120

3. Pemeriksaan Titik nyala dan Titikbakar dengan menggunakanCleveland Open Cup

Titik Nyala = 280°CTitik Bakar = 300°C

Page 23: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

19. Evaluasi Campuran Pembanding dengan Campuran Kombinasi19.1 Penentuan Berat Agregat dan Aspal dalam Campuran

Berat agregat ditentukan dari persentase tiap fraksi agregat kasar dan halus berdasarkan spesifikasi gradasi agregat campuran untuk Hot Rolled Sheet Wearing Course serta berat jenis agregat campuran.

19.2 Hasil Pemeriksaan AspalDari hasil pemeriksaan yang didapatkan aspal yang digunakan baik

untuk pencampuran dan pada penelitian ini digunakan aspal dengan Penetrasi 100/120.

19.3 Hasil Pemeriksaan CampuranPemeriksaan dilaboratorium meliputi berat awal, berat dalam air, berat

ssd, stabilitas dan kelelehan.19.4 Kadar Aspal Optimum

Kadar Aspal optimum didapatkan dari hasil pemeriksaan campuran, yang mana pada penelitian ini didapatkan nilai kadar aspal optimum pada kombinasi 1 : 6,6%, kombinasi 2 : 6,65%, kombinasi 3 : 6,95%

Page 24: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

20. Analisis Hubungan Parameter Marshall dan Penggunaan Agregat .....Pipih/ Lonjong pada Campuran Kombinasi

Analisa ini dilakukan terhadap hasil dari parameter Marshall pada campuran .....standar, yaitu campuran berdasarkan spesifikasi gradasi agregat campuran .....dengan hasil dari parameter Marshall pada campuran kombinasi, yaitu campuran dengan menggunakan agregat pipih/lonjong. Adapun campuran kombinasi yang diperbandingkan, yaitu:1). Variasi I : Campuran Agregat Kasar (terdapat 25% agregat pipih/lonjong) + .....Agregat Halus + Filler (PC) + Aspal.2). Variasi II : Campuran Agregat Kasar (terdapat 37,5% agregat pipih/lonjong) + .....Agregat Halus + Filler (PC) + Aspal.3). Variasi III : Campuran Agregat Kasar (terdapat 50% agregat pipih/lonjong) + .....Agregat Halus + Filler (PC) + Aspal.

Page 25: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

ØStabilitasHasil stabilitas yang didapatkan dari kombinasi pemakaian agregatpipih/lonjong dalam pencampuran dengan campuran pembanding (sesuaispesifikasi) dapat diketahui bahwa : Stabilitas (Variasi I > CampuranPembanding > Variasi II > Variasi III) Nilai stabilitas yang didapatkan dari semuahasil pemakaian kombinasi agregat pipih/ lonjong ini memenuhi spesifikasicampuran HRS-WC dimana stabilitas > 800 kg.ØKelelehanDari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai kelelehan dari campuran,yaitu : Kelelehan (Variasi III > Variasi II > Variasi I > Campuran Pembanding)Nilai kelelehan yang didapatkan dari semua hasil pemakaian kombinasi agregatpipih/lonjong ini memenuhi spesifikasi campuran HRS-WC dimana kelelehanmerupakan indikator terhadap lentur (fleksibilitas), yaitu kemampuan betonaspal untuk menyesuaikan diri akibat penurunan tanpa terjadinya retakØVoids in Mix (Rongga dalam Campuran)Hasil pengujian didapatkan perbandingan nilai VIM antara campuranpembanding dengan campuran kombinasi dapat diilustrasikan sebagai berikut :VIM (Campuran Pembanding > Variasi I > Variasi II > Variasi III) VIM yangdidapatkan pada setiap kombinasi memenuhi spesifikasi campuran sebesar 46%.

Page 26: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

ØVoids in the Mineral Aggregate (Rongga antar Butir Agregat)Campuran aspal beton HRS-WC mensyaratkan nilai minimum untuk ronggaantar butir agregat sebesar 18%. Dari data yang didapatkan untuk pemakaianagregat pipih/ lonjong dibandingkan dengan campuran standar dapat dilihatbahwa :VMA (Variasi III > Variasi I > Variasi II > Campuran Pembanding) Padakombinasi III dengan penggunaan agregat pipih/ lonjong 50% dalamcampuran, didapatkannilai VMA yang besar dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan olehagregat kasar yang pipih/ lonjong patah menjadi partikel yang lebih kecilsehingga memperbanyak pori antar agregat.ØMarshall Quetient (MQ)Untuk campuran HRS-WC ditetapkan nilai Marshall Quetient (MQ) minimal200 kg/mm. Hasil pengujian terhadap nilai MQ dapat diilustrasikan sebagaiberikut :MQ (Variasi I > Campuran Pembanding > Variasi II > Variasi III) Selanjutnyanilai MQ ini dapat digunakan untuk menentukan batas persentase agregatpipih/lonjong yang masih aman digunakan dalam pencampuran.

Page 27: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini bahwa yangdisebut dengan agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit.Hampir 70% - 80 % lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Yang manaagregat terbagi atas dua bagian yaitu agregat kasar dan agregat halus.Agregat kasar adalah suatu material bangunan yang berupa batu dimanadiameternya 0,5 cm – 0,75 cm. Agregat halus adalah suatu material bangunan yangberupa butiran-butiran halus berdiameter antara 0,075 cm - 0,5 cm. Bahan perekatialah bahan yang digunakan untuk merekatkan atau mengikat agregat kasar danagregat halus (ditambah air) sehingga terjadi suatu ikatan yang kuat atau kokoh.

Dalam suatu campuran, terdapat hubungan yang erat antara agregat denganbahan perekat (ditambah air) sehingga ada saling keterkaitan antara keduanya.Agregat tanpa bahan perekat tidak akan menjadi ikatan yang kuat, begitu jugasebaliknya dan berdasarkan serangkaian pengujian yang telah dilakukan, dapatdisimpulkan bahwa :1. Dari semua kombinasi (campuran pembanding, Variasi 1, Variasi II, dan Variasi...III) terhadap Parameter Marshall dapat dilihat bahwa nilai yang didapatkan...untuk stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, dan Marshall Quetient (MQ) memenuhi...spesifikasi campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS-WC). Dari grafik ini...juga dapat dilihat bahwa campuran Variasi I (pada agregat kasarterdapat 25%..agregat pipih/lonjong) diusulkan dapat digunakan dengan alasan parameter..Marshallnya mendekati campuran standar HRS-WC (campuran pembanding).

Page 28: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

2. Dari hasil penelitian didapatkan grafik perbandingan parameter Marshall terhadap %...agregat kasar yang pipih/lonjong yang masih aman digunakan sebagai material untuk...pencampuran perkerasan, yaitu persentase agregat kasar yang pipih/ lonjong yang aman...digunakan adalah sebesar 43%. Ini berarti penggunaan agregat pipih/lonjong apabila...melebihi kadar 43% tidak baik lagi digunakan dalam pencampuran, hal ini dapat dilihat...dari grafik perbandingan MQ terhadap % pipih/lonjong dimana penggunaan agregat...pipih/lonjong yang besar dari 43% tidak memenuhi spesifikasi campuran HRS-WC lagi...(< dari 200 kg/mm).

CatatanLapisan perkerasan jalan : yaitu lapis paling bawah Base b ( baru batu besar) , lapispondasi atas (sub base a ), dan palin atas lapisan surfase

Kelebihan dan kekurangan jalan aspal

Page 29: Stabilitas Tanah Dengan Pasir 'SPY

SAMPAI SINI DULU YA…MATURNUWUN