stabilisasi tanah lempung exspansiv menggunakan metode elektrokinetik
DESCRIPTION
GeoteknikTRANSCRIPT
PERBAIKAN TANAH DENGAN METODE ELEKTROKINETIK
Disusun oleh :
Ade Wijaya (20110110048)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
1
PERBAIKAN TANAH DENGAN METODE ELEKTROKINETIK
Ade wijaya1,
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
lapisan tanah yang disebut lapisan yang lunak adalah tanah lempung (clay) yang
mempunyai nilai pengujian penetrasi standar (SPT) N yang lebih kecil dari 4. Pada tanah
yang demikian memiliki kuat geser tanah yang sangat kecil, sehingga tidak layak untuk
dilakukan kegiatan konstruksi. Maka dari itu harus dilakukan proses perbaikan tanah
(treatment) secara khusus agar didapatkan kuat geser yang sesuai. Lempung adalah tanah
lunak yang memiliki kadar air cukup tinggi, metode perbaikan dengan cara mekanis seperti
pemadatan dengan mesin silinder (compaction) sangatlah sulit dan memakan waktu yang
cukup lama dalam proses pengerjaannya. Untuk mengatasi hal tersebut metode Perbaikan
tanah yang cocok adalah dengan metode Elektrokinetik.
Dari hasil pengujian di Laboratorium menunjukkan adanya peningkatan daya dukung
tanah dari model pondasi tiang setelah proses elektrokinetik. Rasio peningkatan terhadap
tahanan friksi pada selimut pondasi, kapasitas tahanan ujung pondasi dan kuat geser
undrained cukup signifikan. Pada durasi pengaliran listrik selama 3, 6, 12, hingga 24 jam
peningkatan kuat geser tanah ialah 5, 7, 11, hingga 14 kali lipat dari tanah sebelum proses
elektrokinetik.
Kata kunci : elektrokinetik, peningkatan daya dukung tanah, kuat geser Undrained.
1. Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2
PENDAHULUAN
Umumnya lapisan tanah yang disebut lapisan yang lunak adalah tanah lempung (clay)
yang mempunya nilai pengujian penetrasi standar (SPT) N yang lebih kecil dari 4. Pada tanah
yang demikian harus dilakukan proses perbaikan tanah (treatment) secara khusus agar
didapatkan kuat geser yang sesuai. Metode dalam perbaikan tanah bermacam-macam, dengan
mempertimbangkan kondisi tanah yang akan diperbaiki dan juga mempertimbangkan biaya,
sehingga biaya pengeluaran lebih ekonomis dan efisien.
Lempung adalah tanah lunak yang memiliki kadar air cukup tinggi, metode perbaikan
dengan cara mekanis seperti pemadatan dengan mesin silinder (compaction) sangatlah sulit
dan memakan waktu yang cukup lama dalam proses pengerjaannya. Untuk mengatasi hal
tersebut metode Perbaikan tanah yang cocok adalah dengan metode Elektrokinetik.
Tujuannya adalah agar kadar air yang terkandung dalam tanah akan mengalir menuju ke
tempat yang sudah ditentukan. proses elektrokinetik yaitu mengalirkan air tanah ke suatu
titik/tempat yang telah ditentukan, sehingga air tanah pada titik yang akan dibangun
konstruksi akan berkurang. Setelah kadar air berkurang maka butiran tanah dapat
terkonsolidasi dengan cepat dan kompressibilitas menurun, sehingga kuat geser tanah
meningkat.
Tujuan membuat makalah ini adalah untuk mengetahui perbaikan tanah dengan metode
elektrokinetik. Dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah nasional dan internasional, maka
pengetahuan perbaikan tanah dengan metode elektrokinetik bisa didapat. Dari langkah awal
penelitian, teori elektrokinetik, proses pengerjaan, hingga mengetahui hasil yang didapat dari
proses elektrokinetik.
PRINSIP DASAR ELEKTROKINETIK
Elektrokinetik merupakan Proses pengaliran air dari suatu titik ke titik yang lain yang
telah ditentukan atau pengurangan kadar air tanah yaitu dengan cara menancapkan 2
elektroda ke dalam tanah dengan jarak tertentu yang sudah diatur. Elektroda anoda (+) dan
elektroda katoda (-) diberi aliran listrik. Air tanah akan mengalir dari anoda menuju ke
katoda, ini disebut proses elektroosmosis.
3
Gambar 1 proses elektroosmosis.
Apabila kadar air tanah telah menurun, kemudian antar partikel tanah akan saling
merapat(terkonsolidasi), Sehingga kohesivitas tanah bertambah. Dan dengan demikian kuat
geser tanah meningkat karena tanah menjadi lebih kaku. Gesekan friksi antara partikel tanah
dengan dinding pondasi semakin besar. Maka tanah tersebut memiliki Daya dukung yang
lebih besar dari sebelumnya. Setelah melalui proses elektrokinetik, maka akan terjadi
perubahan komposisi psiko kimia dari tanah yang mempunyai pengaruh baik bagi kuat geser
tanah.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh J. Q.Shang dan K. L. Masterson (dalam
jurnal Daniel Tjandra) ,perbaikan karakteristik tanah ditunjukkan dengan peningkatan nilai
kuat geser sebesar 69 persen, modulus geser sebesar 151 persen, dan tegangan pra-
konsolidasi sebesar 700 persen. Pada saat dua kutub elektroda (anoda dan katoda) ditanam di
dalam tanah dan dialiri dengan arus listrik, maka akan terjadi proses elektrolisis dielektroda
dengan persamaan sebagai berikut :
Anoda : 2H2O ‒ 4e- O2 + 4H+ .............................. (1)Katoda : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-............................... (2)
4
Tabel 1. Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses elektrokinetik
Faktor-faktor karakteristik
kondisi tanah Ukuran butiran tanah dan tipe
mineral
efektif bila ukuran 30% atau
lebih ukuran butiran lebih kecil
dari 2µ m
Ukuran butiran tanah dan tipe
mineral
lebih efektif pada silty clay
dengan moderate plasticity
(kaolinite dan illite)
dibandingkan pada
high plasticity clays
Kadar garam tidak efektif pada tanah yang
memiliki kadar garam yang
tinggi
pH tidak efektif pada pH yang
rendah (pH < 6)
sangat efektif pada pH yang
tinggi (pH > 9)
sistem current density bervariasi tergantung pada
karakteristik geoteknik tanah
macam elektroda perak, platinum, besi dan
tembaga lebih efektif daripada
aluminium, carbon hitam, dan
timah
konfigurasi elektroda direncanakan berdasarkan
kondisi lapangan (arah aliran air
pori)
5
METODE PENELITIAN
Sebelum melakukan proses perbaikan tanah di lapangan, pertama-tama dilakukan
pengujian dengan membuat model pengujian di laboratorium. Ambil sampel tanah lapang
(tanah lapang yang akan dibangun konstruksi berupa tanah lempung), kemudian dibawa ke
laboratorium. Pada pengujian ini, model pondasi tian diwakili oleh tiang bulat yang terbuat
dari stainless steel dengan diameter 28 mm dan panjang 600 mm. Model pondasi tiang ini
berfungsi sebagai anoda (+), sedangkan katoda yang digunakan terbuat dari tembaga.
Di dalam model pondasi tiang dipasang dua load cells, yang berfungsi sebagai alat
pengukur daya dukung tiang. Load cell yang berada dibagian atas untuk mengukur daya
dukung friksi sepanjang 10 cm sisi bawah tiang, sedangkan load cell yang berada di bagian
bawah untuk mengukurdaya dukung ujung dari tiang.
HASIL PENGUJIAN
Hasil pengujian ini menunjukkan adanya peningkatan daya dukung tanah dari model
pondasi tiang setelah proses elektrokinetik. Lihat tabel dibawah ini:
Tabel 2. hasil pengujian
waktu pengaliran listrik(jam)
peningkatan dayadukung tanah (× n)
3 56 7
12 1124 14
Selain itu, ditunjukkan pula bahwa rasio peningkatan tahanan friksi lebih besar dari
tahanan ujung pada setiap durasi waktu. Peningkatan kapasitas daya dukung tanah terhadap
tiang yang dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Kapasitas friksi Qs = ...................................(3)
Kapasitas ujung Qb = ....................................(4)
6
Dimana,
P = daya dukung tiang dari pembacaan load cell (kg)
As = luasan bidang kontak antara sensor friksi dengan tanah (cm2)
= (π × diameter tiang) × panjang selubung friksi.
Ab = luasan penampang ujung tiang.
Tabel 3. Daya Dukung Tiang
Tabel 4. Kapasita Daya Dukung Tanah
KUAT GESER UNDRAINED
Setelah proses elektrokinetik selama 3, 6, 12, dan 24 jam, terjadi peningkatan kuat geser
undrained (Cu) tanah yang berarti. Selain itu, semakin dekat dengan anoda (tiang), kuat geser
undrained semakin meningkat. Pada durasi 6 jam pertama, nilai Cu cenderung konstan
bahkan menurun, hal ini juga menunjukkan bahwa proses elektrokinetik lebih efektif setelah
durasi 6 jam pertama.
Durasiwaktu (jam)
Tahanan friksi RasioTahanan ujung
(kg) RasioTahanan Total
(kg) Rasioawal * akhir** awal* akhir** awal* akhir**
3 1.10 5.63 5.1 1.5 7.4 4.9 2.6 13.03 5.06 1.0 7.60 7.6 1.5 9.8 6.5 2.5 17.4 7.0
12 1.13 13.81 12.22 1.8 19.1 10.6 2.93 32.91 11.224 1.04 16.87 16.2 1.6 21.8 13.6 2.64 38.67 14.6
Durasi Waktu(jam)
kapasitas friksi(kg/cm2)
Kapasitas Ujung Tiang(kg/cm2)
Kapasitas total(kg/cm2)
3 0.06 1.20 1.276 0.09 1.59 1.68
12 0.16 3.10 3.2624 0.19 3.54 3.73
7
KESIMPULAN
Pada pengujian ini, percobaan elektrokinetik dilakukan sebagai salah satu metode
perbaikan tanah. Dari hasil pengujian laboratorium dan analisa yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Proses elektrokinetik dapat meningkatkan daya dukung tiang di lempung marina, di mana
daya dukung tiang mengalami peningkatan yang berarti setelah 24 jam proses
elektrokinetik sebesar 14 kali dibandingkan daya dukung tiang mula-mula.
2. Rasio peningkatan tahanan friksi lebih besar dari pada tahanan ujung pada setiap durasi
waktu. Dengan demikian proses elektrokinetik mempunyai pengaruh yang lebih besar
pada peningkatan tahanan friksi.
3. Nilai kuat geser undrained (Cu) juga mengalami peningkatan yang berarti (lebih dari 80%)
sejalan dengan pertambahan waktu dari 3 jam ke 24 jam.
4. Semakin dekat dengan kutub anoda, nilai kuat geser undrained semakin meningkat.
5. Pada pengujian ini, metode elektrokinetik lebih efektif setelah durasi 6 jam pertama. Hal
ini ditunjukkan dengan peningkatan daya dukung tiang dan kapasitas daya dukung tanah
yang lebih besar setelah durasi 6 jam dan nilai kuat geser undrained (Cu) yang cenderung
konstan atau bahkan menurun sebelum durasi 6 jam.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjandra, Daniel dan Sri Wulandari, Paravita, Pengaruh elektrokinetik terhadap Daya
dukung Pondasi Tiang di Lempung Marina, Civil Engineering Dimension, Vol.8, No.1,
15-19, march 2006.
2. Nakagawa, Kazuto, 1984, Mekanika Tanah & Teknik Pondasi, Dainippon Gitakarya
Printing, Jakarta.