ssap soim pak taat tutorial
TRANSCRIPT
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Mata ajar/ Materi penyuluhan : Komunitas
Pokok bahasan : Kebersihan Lingkungan Kesehatan
Sub pokok bahasan : Pengaruh lingkungan terhadap angka kejadian penyakit
Demam Berdarah di Perumahan Griya Indah
Purwokerto
Sasaran : Warga Perumahan Griya Indah
Tempat : Balai Pertemuan Griya Indah
Hari/ Tanggal : Senin, 5 Desember 2011
Waktu : 30 menit
Penyuluh :
1. Inovy Cahyaningrum (P17420209016)
2. Irna Sari Tin Awalin (P17420209017)
3. Khusfiana Rofiqoh (P17420209018)
4. Kuat Prasetyo (P17420209019)
5. Kukuh Pambudi (P17420209020)
6. Sherlyta Hermawati (P17420209037)
7. Shoim Hidayat (P17420209038)
I. Latar Belakang
Demam berdarah dengue atau DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) atau yang sering
disebut dengan penyakit demam berdarah adalah penyakit yang terdapat pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk
setelah 2 hari pertama. Gejala awal penyakit sulit diketahui penyebabnya, sehingga
masyarakat menganggap hal itu sebagai demam biasa dan pertolongan penderita
cenderung terlambat pada kondisi buruk. Kemiripan tanda dan gejala penyakit DHF
dengan penyakit lain pada awal gejala, seperti halnya influenza, tifus, rubella, perlu
diwaspadai oleh masyarakat, karena penyakit ini jika telah sampai pada tahapan syok
biasanya akan berakhir dengan kematian.
DHF berjangkit di wilayah yang padat penduduk dan ditularkan melalui nyamuk
aedes aegepty dengan kemampuan terbang 40-100 m, serta kebiasaan menggigit berulang
secara bergantian pada beberapa orang dalam waktu singkat. Kasus DHF cenderung
meningkat pada musim penghujan, karena perubahan musim mempengaruhi frekuensi
gigitan nyamuk, jumlah gigitan yang terjadi pada siang dan sore hari. Selain itu,
kecenderungan manusia untuk berlindung di dalam rumah pada saat musim penghujan
juga meningkatkan kecepatan dan luasnya penularan penyakit DHF ini. Hal ini masih
menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat kita mengenai penyakit DHF
meskipun pemerintah telah menggembarkan program 3M (Menguras, Menutup dan
Mengubur) sebagai salah satu pencegahan.
Di kabupaten banyumas angka kejadian DHF semakin meningkat.pada pertengahan
tahun 2010, kasus demam berdarah dengue di Banyumas melambung tinggi hingga
melampaui tahun 2009. Hingga bulan Mei, tercatat sudah ada 330 kasus DBD di
Banyumas, sedangkan total kasus DBD selama 2009 hanya 228 kasus.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
Dinas Kesehatan Banyumas, Supraptini, Selasa (10/6), mengatakan, melonjaknya kasus
DBD di Banyumas selama pertengahan tahun 2010 memang cukup mengkhawatirkan.
Karenanya selama lima bulan belakangan ini, Dinkes Banyumas pun sudah melakukan
pengasapan di 70 lokasi pemukiman berbeda.
Banyaknya jumlah lokasi yang diasapkan itu, menurutnya, juga sudah melampaui
jumlah lokasi pengasapan yang dilakukan pada 2010 lalu yang hanya berjumlah 50 lokasi.
Sekarang, lokasi pengasapan sudah mencapai 70 lokasi dan itu pun sudah melampaui
batas maksimal pengasapan yang dianggarkan Dinkes Banyumas, yakni hanya 60 lokasi.
"Sekarang pun, masih ada 15 lokasi lagi yang harus diberikan pengasapan. Jadi selama
pertengahan tahun ini ada 85 lokasi pengasapan," lanjutnya.
II. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pengaruh lingkungan
terhadap angka kejadian DBD diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami
pengaruh lingkungan terhadap angka kejadian DBD.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini diharapkan peserta didik mampu :
1. Mampu menjelaskan angka kejadian DB
2. Mampu menjelaskan pengertian DB
3. Menjelaskan penyebab DB
4. Menjelaskan tanda DB
5. Menjelaskan program pemberantasan dan penanganan DB
II. Materi
1. Pengertian DB
2. Penyebab DB
3. Tanda DB
4. Menjelaskan program pemberantasan dan penanganan DB
PERENCANAAN KEGIATAN
No.
Tahapan Waktu Kegiatan Metode Media Ket.Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 3 menit Salam Menjawab Ceramah LCDPerkenalan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan umum dan khusus
Mendengarkan
2. Perkenalan materi
15 menit Menjelaskan materi :
1. Pengertian DB
2.Penyebab DB
3.Tanda DB
4. Program
Pemberantasan dan
Penanganan DHF
Tanya jawab
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menjawab
Ceramah
Diskusi
LCD
Lembar Balik
Lieflet
3. Simulasi 30 menit Demonstrasi :a.cara 3Mb. abatec.foging
MelihatMemperhatika
n
Demonstrasi
a. Abateb.Gamba
r 3Mc. Alat foging
3. Evaluasi 7 menit MengevaluasiEvaluasi formatif :Memberikan pertanyaan untuk dijawab peserta
Menjawab pertanyaan secara lisan
Pemberian 4 pertanyaan
lisan
Dilisankan
4. Kesimpulan
3 menit Menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan
Menyimak ceramah Dilisankan
5. Penutup 2 menit Permohonan maafUcapan terima kasihSalam
MendengarkanMenyimakmenjawab
ceramah Dilisankan
III. Metode:
a. Ceramah
b. Demonstrasi / simulasi
IV. Media :
a. LCD
b. Leaftlet
c. Abate
d. Lembar balik
e. Gambar-gambar 3M
V. Evaluasi
Tes lisan
1. Apa pengertian DB?
Jawab : Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
2. Sebutkan penyebab DB?
Jawab : DHF disebabkan oleh penularan virus yang dibawa oleh virus yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty betina
3. Sebutkan tanda DB?
Jawab :
a. Demam
b. Perdarahan spontan
c. Hepatomegali
d. Demam menggigil
4. Bagaimana cara Pemberantasan dan Penanganan DHF?
Jawab :
1. Fogging atau pengasapan.
2. abatisasi
3. 3M
DAFTAR PUSTAKA
A.Poter, Patricia, Pery.2002.Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Mosby:Elsevier Science
Ditjen P2MPLM.1995.Petunjuk Tentang Perumahan dan Lingkungan Serta Penggunaan Kartu Rumah.Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2007.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
Soeparman & Waspadji.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Jilid 1 Edisi 3.FKUI:JakartaSumarmo dkk.1988.Demam Berdarah (Dengue).FKUI: Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN SAP
Purwokerto, 5 Desember 2011
Mengetahui,
Pembimbing Penyusun
( Taat Sumedi, S. Kep, Ns) ( Team Penyusun) NIP. 196601151998031001 NIM. P174202029038
MATERI
A. Pengertian
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue
berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue
merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah
ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim
hujan yang lembab. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya
terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
Di kabupaten banyumas angka kejadian DHF semakin meningkat.pada pertengahan
tahun 2010, kasus demam berdarah dengue di Banyumas melambung tinggi hingga
melampaui tahun 2009. Hingga bulan Mei, tercatat sudah ada 330 kasus DBD di
Banyumas, sedangkan total kasus DBD selama 2009 hanya 228 kasus.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Banyumas, Supraptini, Selasa (10/6), mengatakan, melonjaknya kasus DBD di
Banyumas selama pertengahan tahun 2010 memang cukup mengkhawatirkan. Karenanya
selama lima bulan belakangan ini, Dinkes Banyumas pun sudah melakukan pengasapan di
70 lokasi pemukiman berbeda.
Banyaknya jumlah lokasi yang diasapkan itu, menurutnya, juga sudah melampaui
jumlah lokasi pengasapan yang dilakukan pada 2010 lalu yang hanya berjumlah 50 lokasi.
Sekarang, lokasi pengasapan sudah mencapai 70 lokasi dan itu pun sudah melampaui
batas maksimal pengasapan yang dianggarkan Dinkes Banyumas, yakni hanya 60 lokasi.
"Sekarang pun, masih ada 15 lokasi lagi yang harus diberikan pengasapan. Jadi selama
pertengahan tahun ini ada 85 lokasi pengasapan," lanjutnya.
DHF (Dengue Haemorhagic Fever) atau yang lazim disebut Demam Berdarah yaitu
infeksi akut yang disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegepty betina yang dapat menggigit berkali-kali.
Pengertian lain adalah infeksi akut yang ditandai dengan demam mendadak dan
terjadi perdarahan baik di kulit maupun bagian tubuh yang lain. Masa inkubasinya adalah
3-13 hari, rata-rata 5-8 hari.
DHF terutama menyerang anak, remaja dan dewasa dan seringkali menyebabkan
kematian bagi penderita.
B. Penyebab
DHF disebabkan oleh penularan virus yang dibawa oleh virus yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty betina.
Cara penularannya adalah apabila anak yang sakit DHF di dalam darahnya
mengandung virus. Bila anak digigit nyamuk aedes aegepty maka bibit penyakit itu
terhisap masuk dalam tubuh nyamuk. Dan bila nyamuk tersebut menggigit anak lain (anak
sehat) maka anak itu akan dapat tertular penyakit ini.
C. Tanda DHF
1. Demam
Terjadi pada hari ke 3-5, mendadak, artinya bila anak kelihatan sehat, mendadak
menderita demam tinggi.
2. Perdarahan spontan
Petekie merupakan perdarahan kulit spontan yang paling sering dijumpai, maka
petekie yang dibuat dengan melalui tes torniket
3. Hepatomegali
Separuh dari kasus DHF disertai hepatomegali yang semula tak teraba, tiba-tiba
membengkak. Gejala lain yang mengikuti hepatomegali adalah nyeri perut di daerah
ulu hati dan hipokondrium kanan.
4. Demam menggigil
Pada stadium lanjut terjadi muntah darah dan mimisan.
D. Program Pemberantasan dan Penanganan DHF
1. Fogging atau pengasapan.
Yaitu upaya penyemprotan di lingkungan rumah penduduk. Dan pemberantasan
vektor (nyamuk) melalui penyemprotan fogging hanya bisa dilakukan bila ada kasus
atau hasil dari Penyelidikan Epidemiologi (PE) untuk dilakukan fogging.
Dosis Obat Fogging:
MALATHION 95TC ( OBAT FOGGING NYAMUK DBD)
Malation 95% TC adalah bahan teknis pestisida yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan nyamuk aedesaegepty, nyamuk culex dan anopheles sp, di dalam dan di luar ruangan.
Aplikasi : Pengasapan ( thernal fogging) ---- dosis 500 ml / ha
Pengabutan ( cold fogging) ---- dosis 1 ltr Malation A+ untuk 10 ltr solar
Prosedur Fogging adalah sebagai berkut :
a. Terdapat laporan kasus DBD dari Desa atau Rumah Sakit .
b. Ada pemberitahuan dari Desa ke Puskesmas setempat
c. Puskesmas menindak lanjuti laporan dari desa dengan melaksanakan
Penyeledikan Epidemiologi yang tujuannya adalah mengetahui ada tidaknya
penderita DB yang lain atau menemukan tersangka DBD dan melaksanakan
pemeriksaan jentik pada radius 100 m dari penderita.
d. Apabila hasil Penyelidikan Epidemiologi menyebutkan ada penderita DB yang
lain dan atau ditemukan ≥ 3 tersangka serta ditemukan ≥ 5 % rumah terdapat
Jentik nyamuk, maka puskesmas akan meneruskan permohonan fogging ke
Dinas Kesehatan.
e. Tetapi apabila hasil PE tidak sesuai dengan kriteria diatas, maka puskesmas akan
menindak lanjuti dengan PSN, pemberian abate dan Penyuluhan tanpa
dilanjutkan fogging
2. Abatisasi
Yaitu menaburkan bubuk abate di tempat-tempat penampungan air.
Penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD.
3. 3 M
3 M merupakan pengertian dari :
Menutup tempat-tempat penampungan air.
Menguras tempat-tempat penampungan air minimal 2 kali dalam 1 minggu.
Mengubur barang-barang bekas agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
E. Karakteristik Rumah Sehat
Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek
yang sangat berpengaruh, antara lain:
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh
pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.
Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain sebagai berikut :
· Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
· Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
· Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
· Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan
sirkulasi udara
· Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan
penangkal petir
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga,
ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh
bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau
dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur
dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang
perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga
negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang
layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati
rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan
berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
“ DEMAM BERDARAH “
Dosen Pengampu : Taat Sumedi, S. Kep, Ns
Disusun Oleh :
Inovy Cahyaningrum P17420209016
Irna Sari Tin Awalin P17420209017
Khusfiana Rofiqoh P17420209018
Kuat Prasetyo P17420209019
Kukuh Pambudi P17420209020
Sherlyta Herawati P17420209037
Shoim Hidayat P17420209038
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PRODI KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011