spm penyakit dalam.doc
TRANSCRIPT
SPM KSM PENYAKIT DALAM
PROSEDUR PENANGANAN DIABETES MELITUS
Definisi
Dabetes mellitus merupakan kelompok penyakit metabolic yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada : resistensi insulin di hati dan jaringan perifer, sekresi insulin oleh sel beta pancreas atau keduanya.
klasifikasi diabetes mellitus (DM)
1. DM Tipe 1(destruksi sel ()
2. DM Tipe 2 (predominan resistensi insulin dengan defisiensi insulin relative sampai predominan defek sekretorik dengan resistensi insulin)
3. tipe spesifik lain (defek genetic fugnsi sel (, defek genetic kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas, endokrinopati, induksi obat/zat kimia, infeksi, bentuk tidak lazin dari immune mendiater DM, sindrom genetic lain yang kdang berkaitan dengan DM
Anamnesis
Polifagi
Poliuri
Polidispi
Penurunan berat badan yang cepat
Permeriksaan Fisik
Mencari tanda-tanda komplikasi penyakit DM (mikroangiopati dan mikroangiopati)
Permeriksaan Penunjang Laboratorium rutin
EKG
Funduscopy
Penatalaksanaan Diet (perencanaan makanan) disesuaikan dengan status gizi dan kegiatan pasien
Latihan jasmani
Obat hipoglikemik (oral/insulin) sesuai dengan indikasi
Penyuluhan
Edukasi
Perencanaan diet makanan
Latihan jasmani
Intervensi farmakologis
Obat hipoglikemi oral (OHO)
Insulin PROSEDUR PENANGANAN HIPOGLIKEMIA
Definisi
Keadaan dimana kadar glukosa darah < 60mg/dl,a tau kadar glukosa darah < 80 mg/dl dengan gejala klinis
Diagnosis
Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanand arah turun
Stadium gangguan otak ringan, : lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung sementara
Stadium simpatik : keringat dingin pada muka, bibir atau tangan bergetar
Stadium gangguan otak berat : tidak sadar, dengan atau tanpa kejang
Anamnesis Sesuai penyakit DM atau minu obat anti DM
Permeriksaan Fisik
Sesuai stadium
Permeriksaan Penunjang Laboratorium rutin
Glukosa darah, fungsi ginjal, fungsi hati
Penatalaksanaan Stadium permulaan (sadar)
Berikan gula murni 30 mg
Hentikan obat hipoglikemi sementara
Pantau glukosa darah tiap 1-2 mg/dl (bila sebelumnya tidak sadar)
Pada keadaan tidak sadar
infuse cairan D 5% atau D 10%
D 40% 3 4 vial
Pantau keadaan gula darah per jam
Perencanaan diet makanan
PROSEDUR PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Definisi
merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aede aegyty dan aede albopictus serta memenuhi criteria WHO
Diagnosis
criteria dari WHO 1997
Anamnesis -
Permeriksaan Fisik
-
Permeriksaan Penunjang Laboratorium rutin
Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Serologi Dengue
Penatalaksanaan Non Farmakologis : tirah baring, makanan lunak
Farmakologis
Simptomatis : antipiretik bila demam
cairan trombosit dan kpmponen darah sesuai indikasi
petimbagnan heparinisasi pada DBD stadium III atau IV dengan koagulasi intravaskulas diseminata
PROSEDUR PENANGANAN INTOKSIKASI OPIAT
Definisi
Merupakan intoksikasi akibat penggunaan obat golongan opiat, yaitu : morfin, petidi, heorim, pentazokain, kedian, poreamoid, dekstrometorfan
Anamnesis Riwayat minum obat gol opiat
Permeriksaan Fisik
Penurunan kesadaran
Tekanan darah naik/turun
Permeriksaan Penunjang Laboratorium : darah ruin, analisa gas darah, elektrolit, opiat darah/urin glukosa darah
Foto thorax
Penatalaksanaan Penanganan kegawatan : resusitasi A-B-C (airways, breathing, ciculation)
Pemberian antidotum nalokson
Tanpa hipoventilasi : dosis awal 0,4 mg IV perlahan atau diencerkan
Dengan hipoventilasi : dosis awal diberikan 1-2 mg IV perlahan atau direncerkan
Bila tidak ada respon diberikan nalokson 1-2 mg IV tiap 5-10 menit sampai ada respon atau dosis maksimal 10 mg
Pencegahan dapat diberikan drip nalokson 1 amp dalam 500 ml
Pertimbangkan pemasangan pipa endotrakeal
Pasien dipuasakan 6 jam untuk menghindari aspirasi, pemasangan NGT bila diperlukan
Pemberian activated charcoal 30-100 mg pada indoksikasi oral
Diazepam 5-10 mg bila terjadi kejang
PROSEDUR PENANGANAN INTOKSIKASI ORGANFOSFAT
Definisi
Merupakan intoksikasi akibat penggunaan obat golongan organofosfat
Anamnesis Riwayat minum insektisida
Permeriksaan Fisik
Bau insektisida
Penurunan kesadaran
Permeriksaan Penunjang Laboratorium : darah ruin, analisa gas darah, elektrolit, pemeriksaan organofosat, glukosa darah
Foto thorax
EKG
Penatalaksanaan Penanganan kegawatan : resusitasi A-B-C (airways, breathing, ciculation)
Antopinasi
Bilang lambung melalui NGT
PROSEDUR PENANGANAN PENYAKIT GINJAL KRONIK
Definisi
Kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bula atau lebih, berupa kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
Anamnesis -
Permeriksaan Fisik
-
Permeriksaan Penunjang Laboratorium : DPL, ureum, creatinin, elektrolit, AGD, albumin, globulin
X-Foto : thorax, polos abdomen
EKG
Penatalaksanaan Non farmakologis : pengaturan diet makan dan elektrolit
Farmakologis :
Kontrol tekanan darah
pada pasien DM hindari pemakaian metromin dan sulfonylurea masa kerja panjang
Koreksi animea
Koreksi acidosis metabolic dengan target HCO3 20 22 Meq/I
Koreksi hiperkalemia
Terapi ginjal pengganti
PROSEDUR PENANGANAN SINROMA NEFROTIK
Definisi
Merupakan salah satu gambaran klnik glomerular yang ditandai dengan proteinuria massif > 3,5 gram/jam/7,73 disertai hipoalbuminemia, oedem anasarka, hiperpidemia, lipiduriam dan hiperkoagulabilitas
Anamnesis -
Permeriksaan Fisik
-
Permeriksaan Penunjang Laboratorium : DPL, ureum, creatinin, tes fungsi hati, profil, DPL, elektrolit, hemostatis
Penatalaksanaan Non farmakologis : tirah baring, restriksi protein, diet rendah kolesterol < 600 mg/hari, berhenti merokok, diet rendah garam, restriksi cairan pada edema.
Farmakologis :
Pengobatan edema : diuretic loop
Pengobatan proteinuria dengan penghambat ACE dan/antagonis reseptorf angiotensis II
Pengobatan dislipidemia dengan golongan statin
pengobatan hipertensi dengan target < 150/75 mmHg
Pemberian albium
Pengobatan kausal
PROSEDUR PENANGANAN DISPERIA
Definisi
Kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri atas nyeri ulu hati, mual, kembung, mutah, rasa penuh atau cepat kenyang dan sendawa
Anamnesis -
Permeriksaan Fisik
-
Permeriksaan Penunjang Laboratorium : darah perifer lengkap, tes fungsi hati
Penatalaksanaan Suportif : nutrisi
Pengobatan empiric
Pengobatan berdasarkan etiologi
PROSEDUR PENANGANAN HEMATEMESIS HELENA
Definisi
Hematemesis adalah muntah berwarna hitam ter yang berasal dari saluran cerna bagian atas. Melena adalah buang air besar berwarna hitam ter yang berasal dari saluran cerna bagian atas.
Anamnesis -
Permeriksaan Fisik
-
Permeriksaan Penunjang Laboratorium : DPL, tes fungsi hati, hemostasis, petanda hepatitis, eletkrolit
Penatalaksanaan Non farmakologis : tirah baring, puasa, diet hati/lambung pasang NGT untuk dekompresi, pantau perdarahan
Farmakologis :
Tranfusi darah PRC
Dapat diberikan pengganti plasma atau NaCl 0,9% atau RL
Untuk penyebab non varises : antagonis reseptor H2 atau PPI, sitoprotektor : sukralfat 3-4 x 1 gram, antasida, vitamin K
Penyebab varises : somatostatin bolus 250 ug + drip 250 ug/jam iv atau okreotide (sandostatin) 0,1 mg/2 jam, propanolol mulai 2 x 10 mg, metoklopramid 3 x 10 mg.hari, isosorbit dinitrat/mononitrat 2 x 1 tab/hari
Bila ada gangguan hemostatis obati sesuai kelainan
Pada pasien deengan pecah varises/penyakit hati kronik/sirosis hati diberikan laktulosa 4 x 1 C, Neomisin 4 x 500 mg
PROSEDUR PENANGANAN SIROSIS HATI
Definisi
sirosis hepatitis stadium akhir penyakit hati menahan yang dfus, ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul
Klasifikasi
Etiologi
Hepatitis virus tipe B dan C
Alkohol
Metabolik
Kolestatis kronik atau sirosis bilier sekunder intra dan ekstra hepatic
Obstruksi aliran vena hepatic
Gangguan imunologis
Toksik dan obat : MTS, INH, metildopa
Operasi pintas usus halus pada obesitas
Malnutrisi, infeksi seperti malaria, sistomiasis
Morfologi
Mikronodular
Makronodular
Campuran
Fungsional
Kompensasi baik (laten, sorosis dini)
Dekompensasi (aktif, disertai kegagalan hati dan hopertensi portal)
Anamnesis Nafsu makan berkurang
Cepat lelah
Beran badan menurun
Perasaan perut kembung
Mual
Mencret atau konstipasi
Hematemesis dan melana
Permeriksaan Fisik
Hepatosplenomegali, dinding perut ada vena kolateral dan asites, spider nevi pada tubuh bagian atasm eritema pamaris, ikterus, edema pretibia, ginekomastia, atrofi testis, hemoroid
Permeriksaan Penunjang Laboratorium :
Laboratorium rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit)
Albium turun
Gamma globulin naik
SGOT, SGPT naik
Bilirubin naik
Fosfatase alkali naik
Elektrolit
GDS
Masa protombin
Petanda serologis
Pemeriksaan khusus
Ultranosnografi abdomen
Biospi hati
Endoskopi saluran cerna
Phunksi abdomen
Penatalaksanaan Fase kompensasi
Pada fase ini cukup dilakukan
Kontrol yang teratur
Istirahat yang cukup
Susunan diet yang tinggi protein dan kalori, lemak secukupnya (DH III-IV), pada esnsefalopati protein dikurangi (DH I)
Pasien sirosis hati dengan penyebab yang diketahui :
Alkohol, dihentikan penggunaannya, dioberikan D-pencilamine 20 mg/BB/hari
Hemokromatosis dihentukan pemakaian preparat yang megnandung besi atau terapi kelasi (desferioksamin) dilakukan vena seksi 2x seminggu sebanyak 500 cc selama setahun
Penyakit Wilson diberikan d-pencilamin 20 kg/BB/hari
Terapi komplikasi yang timbul :
Diberikan diet yang rendah garam 0,5 gr/hari dan total cairan 1,5 liter/hari
Spironolakton dosis awal 4 x 25 mg.hari dinaikkan sampai total dosis 800 mg sehari efek optimal terjadi setelah pemberian 3 hari bila perlu dikombinasi dengan furosemide atau dilakukan filter cairan asites dengan leven shunt
Perdarahan varies esophagus (hematemesis melena)
Pasang selang sambung
Bila pedarahan banyak, tekan sistolok < 100 mmHg, nadi 100x/mnt atau Hb 38,5 oc
Kortikoateroid : untuk tifoid toksik, tapering off selama 5 hari
Pada wanita hami : ampicilli, amoxicillin dan sefalosporin generasi III
Lama perawatan :Sampai 3 hari bebas demamANEMIA HEMOLITIKDefinisiAnemia hemolotik adalah berkurangnya eritrosie akibat hemolisis akut atau berkepanjangan, sehingga umur memendek (kurang dari 120 hari)
AnamnesisLesu, demam, menggigil, pusing
Pemeriksaan Animes, ikterus, splenomegali
Penatalaksanaan
Cari etimologi dan atasi penyebab
Bila disebabkn oleh rekasi toksik imunologik
Tirah baring
Diet tinggi kalori dan protein
Medikamentosa
Kortikosteroid : prednisone 1-2/kgbb/hari dosis terbagi
Menghidari obat atau kealinan yang mendasarinya
Bila ada infeksi diberikan antibiotic
Operatif: spenektomi bila prednisone gagal
Lama perawatan :3-5 hariGASTROENTERITIS DENGAN DEHIDRASIDefinisiGastroenteritis dengan dehidrasi adalah diare akut yang disertai muntah-mutah sampai terjadi kekurangan cairan dan elektrolik dalam tubuh
Klasifikasi dehidrasi :
Ringan
Sedang
Berat
AnamnesisDiare, muntah-muntah
PemeriksaanPenurunan turgor kulit, tekanan biola mata yang menurut, kulit dan mukosa yang kering
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium rutin
Elektrolit
Ureum
Kreatinin
Feses
Penatalaksanaan
Diet lunak tidak merangsang
Rehidrasi parenteral : IVFD/asering
Antibiotika
Lama perawatan :2-3 hariGASTRITIS AKUTDefinisiGastritis akut adalah lesi inflomatorik dari permukaan geser yang dicetuskan secara tibat-iba oleh factor eksogen sperti obat-obatan dan factor-faktor endogen seperti stress alergi.
AnamnesisNyeri ulu hati, anoreksia, mual dan muntah
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan epigastrum
Pemeriksaan penunjang
Laboatorium rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit)
Pemeriksaan khusus: endoskopi, biospi
Penatalaksanaan
Tirah baring
Diet lunak, tidak merangsang, seringkali dalam porsi kecil dan cukup cairan
Mendikamentosa: obat penghambat asam lambung
H2 sreseptor antagonis: ranitidim
Penghambat pompa porton: pmeprazole
Atasa penyulit
Lama Perawatan :2-3 hariLEPTOSPIROSISDefinisiLeptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme keposporosis bias terdapat pada binatang: anjing, babi, kerbai, tikus, musang, tupai, dsb. Leptoporosis hidup di dalam ginjal/air kemih
Anamnesis Riwayat pekerjaan pasien, apakah termasuk kelompok orang dengan risiko tinggi seperti bepergian ke hutan belantar, rawa, sungai atau pertain
Demam yang muncul mendadak
Nyeri terutama di bagian frontal
Mata merah/fotofobia
Kelihan gastrointestinal
Pemeriksaan Fisik
Demam
Bradikardia
Nyeri tekan otot terutama otot gastroknemius
Injeksi siliaris
Jaundice
Komplikasi
Gagal, ginjal. miokarditis, meningitis aseptic, hepatitis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin
Hb
Leukosit sub normal
Netrofil meninggi
LED meningkat
Urin Lengkap
Proteinuria
LeukosituriaLFT
Bilirubin darah meningkat
Transaminase meningkat
Ginjal
Ureum meningkat
Kreatinin meningkat
Penatalaksanaan
Penilisin G 1,5 juta unit setiap 6 jam selama 5-7 hari
Tindakan suportif diberikan sesuai dengan keparahan penyakit dan komplikasi yang timbul
Lama Perawatan :5 7 hariDEMAM TIDAK KHAS
Kriteria Diagnosis
Demam > 37,6oC terus menggigil
Diagnosis Banding
Demam Tifoid
Demam Haemorrhagic Fever
Malaria
Fever of unknoen origin
Pemeriksaan Penunjang
Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, widal, IH Tes, darah tepi, kultur darah
Konsultasi Dokter spesialis penyakit dalam
Perawatan RS
Rawat inap bila :
Demam lama > 2 minggu
Demam dengan perdarahan
Deman dengan penurunan kesadaran
Terapi
Demam tifoid : kloramgerikol
Malaria : Klorokuin
DHF : Infus RL
Komplikasi
Sok septic
Perdarahan
Tenaga Standar
Dokter umum
Lama Perawatan
1-2 minggu
Masa Pemulihan1 mingguDEMAM MALARIA
Kriteria Diagnosis
Demam yang berulang secara periodic yang secara terus menerus disertai mengigil
Anemia dan kadang-kadang komplikasi berat
Anemia
Pembesaran limpaDiagnosis Banding
Demam Tifoid
DHF
Malaria
Ensefalitis
Pemeriksaan Penunjang
Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit,
IH Tes,
Hitung plasmodium
Biakan darah
Perawatan RS
Rawat inap bila :
Demam lama > 2 minggu
Demam dengan pkomplikasi anemia permisiosa : muntah berat, diare, kencing warna hitam
Deman dengan penurunan kesadaran
Terapi
Klorukorin
Untuk mencegah kambuh (relaps) diberikan pramukin 7 hari
Penyulit
Kesadaran menurun (sampai dengan koma, tetrutama malaria tropikana
Hipotensi/syok
Anemeia berat
Perdarahan usus
Tenaga Standar
Dokter umum
Lama Perawatan
1-2 minggu
PIELONEFRITIS AKUT
Kriteria Diagnosis
Demam menggigil, nyeri pinggang bagian atas, nyeri ketok, disuria (nyeri saat berkemih_
Terdapat bakteri dalam urin (kultur urin porsi tengah > 100.000 koloni/mL atau dengan aspirasi suprapublik terdapat bakteri berapapun jumlahnya.
Diagnosis Banding
-
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis : leukosit > 5/LPB, silinder
BNO, USG bila terdapat factor predisposisi (batu, kelainan) dilakukan terutama pada pria. Pada wanita hanya dilakukan pada infeksi berulang atau terdapat PNA
Konsultasi
Dokter spesialis urologi bila terdapat batu/kelainan bedah
Terapi
Tanpa komplikasi
Ampisilin : 4 x 500 mg
Amoksilin 3 x 500 mg
Nitrofurantion : 4 x 50 100 mg
Trimetroprim-sulfametaksazol : 2 x 480
Sefaleksin 4 x 250 500 mg
Dengan komplikasi
7 4 hari atau lebih infeksi di RS/ norokmial : menghilangkah factor penyebab misalnya kateter
Antibiotik sesuai dengan kuman tempat tersebut pada infeksi berulang : menghilangkan factor penyebab
infeksi pada obstruksi/batu: pembedahan
Penyulit
Pielonefritis
Sepsis
Pada wanita hamil : partus immaturus
Gagal ginjalTenaga Standar
Dokter umum
Dokter spesialis penyakit dalam
Lama Perawatan
1 minggu
HEPATITIS VIRUS AKUT
Kriteria Diagnosis
Dibagi menjadi :
Hepatitis Virus A
Hepatitis Virus B
Hepatitis Virus C
Kriteria Diagnosis
Dimulai dnegan demam, mual-muntah, lemah, akit otot badan
setelah menurutn, timbul ikterus, SGOT dan SGPT meninggi n10x nilai normal dnegan peningkatan yang cepat
Diagnosis Pembanding
Hepatitis yang disebabkan oleh obat, bakteri (leptrospira, tiroid, penyakit weil
hepatitis kronis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fungsi hati, SGOT, SGTP meningkat 10 kali nilai normal
Petanda hapatiti virus seperti Igm anto HAV untuk Hepatitis A, HBs Ag dan IgM danto BBc untuk hepatitis virus B, HVC untuk hepatitis C
Dalam keadaan meragukan pemeriksaan USG dan biopsy hati
Konsultasi
Dokter spesialis penyakit dalam
Perawatan RS
Rawat inap, bila keadaan umum: lemah, susah makan karena munta-muntah dan tes fungsi hati yang buruk (bilirubin totak > 7gr%)
Sebagian besar rawat jalan
Terapi
Istirahat cukup
Diet dengan tingi kalori, rendah lemak, dengan protein yang cukup tinggi
Penyulit
Terjadinuya hepatitis fulminan dengan gejala kerrusakan fungsi hati yang bertambah buruk
Hepatitis koleastatik dengan gejala bendungan cairan empedu
Berlanjut menjadi hepatitis kronis
Lama Perawatan
Bergantung pada berat ringannya penyakit, pada umumnya bila memerlukan perawatan diperlukan 2 4 minggu
Masa Pemulihan
Diperlukan 2 4 minggu sampai fungsi hati menjadi normal
DEHIDRASI
Kriteria Diagnosis
Penyebab dehidrasi: muntah, diare
Kelompak mata cekung, bibir kering
Turgor kulit berkurang
Tekanan darah menurun, nadi meningkat
Kriteria Diagnosis
Kolrea
Keracunan makanan
Salmonelosis
Pemeriksaan Penunjang
Ureum, kreatinin, Na, K Cl, swab rectum, kultur feses
Konsultasi
Dokter spesialis penyakit dalam
Perawatan RS
Rawat inap, bila :
Dehidrasi berat
Renjatan
Gagal ginjal akut
Terapi
Rehidrasi dengan RL
Kausal : tergantung penyebab
Oralit
Penyulit
Gagal ginjal akut
Ifeksi nosokomial
Lama Perawatan
1 minggu
Masa Pemulihan
1 minggu
HIPERTENSI
Kriteria Diagnosis
Tekanan darah lebih atau sama dengan 160/95 mmHg (WHO 1978)
Kriteria Diagnosis
Hipertensi esensial tidak jepas penyebabnya, didapat lebih dari 90%
Hipertensi sekunder
Penyakit ginjal : stenosis arteri renalis, GN, PNK, ginjal polikistik, nefropati
Oleh karena obat : kontrasepsi, simpatomimetik
Endoktrin : feokromositoma, hiperfungsi adenorkotikal
Neurogenik
Pemeriksaan Penunjang
Mencari komplikasi : fungsi ginjal : ureum, kreatiti, proteinuria
Kelainan jantung : foto thoraks EGK
Kelainan vaskuler mata (retina)
Mencari factor risiko
Kardiovaskuler : kolesterol serum, trigliserida, gula darah, pada yang dicurigai
Mencari factor penyebab hipertensi sekunder
Konsultasi
Dokter spesiali mata
Dokter spesiali jantung
Dokter spesiali saraf (pada hipertensi berat atau dengan komplikasi)
Perawatan RS
Rawat inap, bila hipertensi berat, gata atau yang mendesak atau dengan komplikasi
Terapi
Diet rendah garam (3 gr/hari)
Penurunan berat badan, olahraga, latihan jiwa
Diuretik :
Het 1x12,5-25 mg
Klortalidon 1x12,5-25 mg
Indapamid 1x2,5 mg
Spironolakton 1-2x25 mg
Penghambat adrenergic
Klonidin 2x0,75-1,5 mg
Metildopa 2x250-750 mg
Reserpin 1x0,05-0,25 mg
Penyekat alfa-1
Prazosin 2x1-8 mg, doksazosin 1x1-5 mg
Penyekat beta
Metoprolol 1x50-200 mg
Atenolol 1x25-150 mg
Propanolol 2x40-160 mg
Oxprenolol 2x80-160 mg
Nadolol 1x40-320 mg
Vasodilator
Hidralasin 2x50-150 mg
Penghambat ACE
Kaptopril 1-3x25-50 mg
Lisinopril 1x5-20 mg
Penghambat kalsium
Diltiazem 2-3x60-120 mg
Nifedipine 3x10-20 mg
Untuk krisis hipertensi, gaat atau daruat diberikan nifedipine sublingual, 10 mg data diulang/diazoxide injeksi/nitroprosid injeksi/hidralazine ijeksi
Pembedahan ( untuk hipertensi sekunder yang operable (amat jarang)
Penyulit
Berat darurat: perdarahan otak, ablasio/perdarahan retina, dekompensasio kordis
Jangka panjang: stroke, penyakit jantung koronenr, ginjal, bta
Obat: hipotensi orostatik, impotensi
Tenaga Sekunder
Dokter umum untuk hipertensi ringan sedang tanpa komplikasi
Dokter spesialis penyakit dalam untuk hipertenswi berat, hipertensi yang sulit diturunkan, dengan komplikasi hipertensi khusus (kehamilan, DM, dll)
Masa Perawatan
Pada yang gawat 1 minggu
HIPERTIROIDISME
Kriteria Diagnosis
Berat badan menurun, berdebar-debar, tangan gemetar, banyak keringat, cepat lelah, sering buang air besar
Pemeriksaan Fisik
Eksoftalmus tidak selalu ada
Khas untuk pengakit grave
Hiperhidroses
Kulit lembab
Tekanan nadi meningkat
Takikardia, kadang-kadang didapat fibrialsi atrial
Struma tidak selalu ada, dapat difus ataupun modular
Tremor halus pada jari tangan, refleks fisiologis meningkat
T4 total meningkat
TSH sangat rendah
Kolesterol rendah
Diagnosis Banding
Tioroditis
Ansietas
Imbalansz vegetatif
Pemeriksaan Penunjang
Hormon tiroksin T4 total meningkat TSH sangat rendah
Anti bodi antimikrosomal
Kolesterol total menurun
EKG
Eksoftalmometer (hertel)
Konsultasi
Dokter spesiali penyakit dalam
Dokter spesiali mata
Perawatan RS
Rawat inap krisis tiroid
Terapi
Konservatif
PTU 3x100 mg disesuaikan dengan resposn secara bertahap atau neomerkazol 3x10 g
Operatif
Strumetomi parsial
Radiasi
Radiasi internal dengan yodium 131
Penyulit
Krisis tiroid
Penyakti jantung tiroid
Tenaga Sekunder
Dokter spesialis penyakit dalam
Masa Perawatan
Pengobatan minimal selama 18 bulan
Perawatan bergantung beratnya komplikasi
SYOK ANAFILAKTIK
Kriteria Diagnosis
Reaksi anaflaktik ditegakkan berdasarkan adanya gejala klinis sistemik yang muncul beberapa detika tau menit setelah penderita terpapar allergen pencetusnya. Gejala yang timbul bisa ringan seperti uritkaria sampai gagal nafas atau syok anafilaktik yang mematikan. Karena itu mengenal tanda-tanda dini santa diperlukan agar pengobatan dapat segera dilakukan. Tetapi kadang-kasang gejala anafilaksis yang berat seperi syok anafilaksis atau gagal nafas dapat langsung muncul tanpa tanda-tanda awal
Diagnosis Banding
Ringan
Urikaria
Angiodem yang nonalergi
Dermitis konta yang luas
Berat
Reaksi vesovagal
Serangan sinkope
Infark miokard akut
Reaksi hipoglikemik
Reaksi hiseris
Pemeriksaan Penunjang
-
Konsultasi
Kirim ke RS terdekat
Perawatan RS
Dalam keadaan syok anafilakstik perlu perawatan segera
Terapi
Baringkan posisi kiri lebih tinggi
Adrenalin 0,3 cc (1:1000) intramuscular lengan atas bila perlu diulang tiap 15 menit
Umumnya diperlukan 1-4 kali pemberian untuk mengurangi kecepatan absorpsi dapat dipasang torniket proksimal dari tempat suntikan. Torniket dikendurkan tiap 10 menit
Jaga system pernapasan dan system kardiovaskuler agar berjalan baik
Pemberian cairan
Kortikostroid intravena. Dosis kortikostroid untuk hidrokortison 5 mg/kgBB dapat diulang setiap 4-6 jam
Penyulit
Henti jantung
Henti nafas
Tenaga Sekunder
Dokter umum yang mampu melakukan resusitasi jantung paru
Perawat
Lama Perawatan
Bergantung beratnya penyakit
ARTITRISKeadaan ini dapat dijumpai diantaranya pada :
Penyakit sendri degeneratif seperti osteoporosis
Penyakit sendi inflamasi sistemik seperti artistis rematoid
Spondiliartrosis seronegatif
Penyakit disposisi kristal spserti arthritis gout dan cppd (calcium pyrophosphatediydrate)
Penyakit autoimun seperti systemic lupus erithematosus
Infeksi sendi seperti artistis septic bacterial
Anamnesa
Umur
Jenis kelamin
Nyeri sendi
Kaku sendi
Bengkak sendir dan deformasi
Disabilitas dan handicap
Gangguan lingkup sendi
Gejala sistemik
Gangguan tidur dan depress
Pemeriksaan Fisik
Gaya berjalan
Sikap/postur tubuh
Deformitas
Perubahan kulit
Kenaikan suhu sekitar sendi
Bengkak sendi
Nyeri sendi pada perabaan
Pergerakan sendi
Krepitisa
Bunyi lain pada sendi
Atrofi dan kekuatan otot
Ketidakstabilan sendi
Gangguan fungsi
Nodul
Perubahan kuku
Lesi membrane mukosa
Gangguan mata
Diagnosis Banding
-
Pemeriksaan Penunjang
Bergantung jenis penyakit dapat berupa pemeriksaan radiologist dapat berupa pemeriksaan radiologist sendi, laboratorium atau analisis cairan sendi
Konsultasi
Dokter spesialis penyakit dalam/sub sepesialis reumatologi
Terapi
Bergantung penyebabnya
Sambil menunggu prosedur diagnosis, sementara dapat diberikan analgetik atau obat anti inflamasi nosteroid atau terapi local seperti kompres es yang bertujuan untuk megurangi rasa nyeri dan peradangan
Perawatan RS
Pada umumnya tidak perlu di rawat, kecuali artristis septic, artristis rematoid yan beran dan arthritis dengan tanda peradangan yang berat, penyakit sle dengan komplikasi seperti infeksi paru atau gagal jantung
Tenaga Sekunder
Dokter umum
Dokter spesialis penyakit dalam sub spesialis reumatologi
Dokter spesiali bedah ortopedi
Dokter spesialis rehabilitasi medis
Penyulit
Deformitas sendi
Gangguan neurologist, bila ada penjepitan akar saraf, seperti dijumpai pada osteoarthritis servikal dengan iritasi radiks
Masa Pemulihan
Bergantung pada penyakitnya dapat beberap jam/hari seperti pada serangan arthritis piral akut atau berbulan-bula pada arthritis rheumatoid dan SLE
OSTEOARTRITIS
Kriteria Diagnosis
Nyeri sendi
Kaku sendi kurang dari 30 menit
Bila keadan lanjut dapat ditemukan deformitas sendi
Roentgen sendi yang terkena dengan gambaran
Osteofit pada tepi tulang
Penyempitan selah sendi
Kista subkondral
Oeriatikular ossikel pada PIP dan DIP
Perubahan bentuk tulang
Diagnosis Banding Penyakit metabolic yang memberikan gambaran rediografi OA seperti hiperparatioidisme, ookronosisi, alkaputonuria
Penyakit sendi berat lainnya seperti osteonekrosis, neuropati chorcot, sinovitis vilonodular dan kondromotosis sinovial
Penyakit sendi inflamsif dan deposisi kristal seperti gou, arthritis bacterial atau arthritis rheumatoid
Penyakit reumatik jaringan ikat seperti bursitis anserin, periatritis bahu, sindrom terowongan karpal
Pemeriksaan Penunjang Rontgen sendi yang terkena
Analisis cairan sendi bila ada efusi
Pemeriksaan darah tepi sederhana trauma LED
Konsultasi Dokter spesialis penyakit dalam/sub spesialis reumatologi
Dokter spesilis rehabilitasi medis
Dokter spesialis bedah prthopedi (bila timbul deformitas sendi dan memerlukan tindakan operatif)
Perawatan RSPada umumnya tidak perlu rawat inap
Terapi
Konservatif
Analgetika sederhana
Diet rendah kalori bila kegemukan
Rehabilitasi medi
Operatif
Bila sudah timbull deformitas sendi
Tenaga Sekunder
Dokter umum
Dokter spesialis penyakit dalam
Penyulit
Deformitas sendi
Instabilitasi sendi
Gangguan neurologis
Masa Pemulihan
Keruskan yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki dan proscs penyakit tetap berjalan, namun dengan pengobatan yang baik dnegan menggunakan OAINS serta tindakan rehailitasi medik, gangguan fungsional akibat OA dan dihilangkan atau dikurangi sehingga penderita dapat mandiri melakukan aktivitas sehari-hari
ARTRITIS PIRAIKalsifikasi Hiperurisemua asimtomatik
Kadar asam urat darah meninggi
Tanpa disertai arthritis atau batu urat
Artistis gout akut
Disertai oleh nyeri yang berat dan bengkak yang eksplosif biasanya pada sendi MTP 1
Gout interdigital
Yaitu masa tenang antara 2 serangan artristis gout akut
Artristis gout akut dnegan ttofus
Serangan hilang timbul dan sduah ada pembentukan tofus
Kriteria Diagnosis Terdapat kristal monosodium urat dalam cairan sendi atau tofus
BIla ditemukan 6 hari 12 kriteria berikut :
1. Inflamasi maksiumum pada hari pertama
2. Serangan astristis kuat lebih dari 1 kali
3. Artristis nonartikuler
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
5. Bengka dan nyeri pada sendi MTP 1
6. Serangan pada sendi tarsal unilateral
7. Serangan pada sendi MTP unilateral
8. Terdapat tofus
9. Hiperurisemia
10. Tampak pembengkakan yang asimetris pada foto roentgen
11. Tampak kista subkondral tanpa erosi
12. Kultur bakteri cairan sendi negatif
Diagnosis Banding Osteoporosis
Pemeriksaan Penunjang Analisis cairan sendi dan tofus
Asam urat drah dan urin 24 jam
Ureum dan kreatinin darah
Rontgen sendi yang terkena
Konsultasi Dokter spesialis penyakit dalam
Perawatan RSPada umumnya tidak perlu rawat inap
Rawat inap bila serangan akut sangat berat atau disertai infeksi sekunder
Terapi
Diet rendah protein
Kolkisi 0,5 mg, diberikan tiap 2 jam sampai rasa nyeri hilang atau timbul tanda-tanda keracunan (muntah dan diare). Dosis maksimal 7,5 mg/24 jam. Setelah itu dilanjutkan dosis pemeliharaan 2-4x0,5 mg/hari
OAINS bila peradangan hebat
Allopurinol diberikan setelah tanda peradangan blang dan kadar asam urat darah tinggi. Selama serangan akut, allopurinol tidak boleh diberikan. Pemberian alloporinol harus dikombinasikand engan kolkisisn agar tidak timbul serangan akut
Tenaga Sekunder
Dokter umum
Dokter spesialis penyakit dalam
Penyulit
Tofus
Deformitas sendi
Masa Pemulihan
Dengan penanganan yang baik, serangan akut akan segera dapat diatasi