spektrofotometer uv

30
 Spektrofotometri UV merupakan salah satu metode analisis yang dilakukan dengan  pangjan g gelomba ng 100-400 nm atau 59 5   299 kJ/mol. Sinar ultraviolet atau sinar ungu terbagi menjadi dua jenis yaitu · Ultraviolet jauh  · Ultaviolet dekat  Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang ± 10    200 nm, sedangkan ultraviolet dekat memiliki rentang panjang gelombang ± 200-400 nm . Cahaya UV tidak bisa dilihat oleh manusia, namun beberapa hewan, termasuk burung, reptil dan serangga seperti lebah dapat melihat sinar pada panjang gelombang UV.  Pada spektrofotometer UV biasanya menggunakan lampu deuterium atau disebut  juga hea vi hidrogen sebagai su mber caha ya. Deuteri um merupak an salah satu isotop hidrogen yang memiliki 1 proton dan 1 neutron pada intinya. Deuterium  berbeda d engan hi drogen ya ng hanya memiliki 1 neutron t anpa prot on. Air ya ng atom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat (D 2 O). Air berat digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada reaktor nuklir. Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial. Perlu diketahui air berat yang dibekukan (es) dapat tenggelam dalam air karena massa  jenisnya l ebih besar dari massa j enis ai r . Hal ini, tentu berbeda dengan es yang dibuat dari air (H 2 O) yang mengapung bila dimasukan dalam air karena massa  jenisnya l ebih keci l dari ai r.  Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam  bentuk l arutan da n zat tersebu t tidak t ampak berwarna . Jika zat tersebut berwarna maka perlu direaksikan dengan reagen tertentu sehingga dihasilkan suatu larutan tidak berwarna. Namun biasanya zat yang berwarna lebih banyak dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak. Senyawa-senyawa organik sebagian besar tidak tidak berwarna sehingga spektrofotometer UV lebih banyak digunakan dalam analisis senyawa organik khususnya dalam penentuan struktur senyawa organik.  Larutan-larutan tidak berwarna yang dianalisis menggunakan spektrofotometer UV tidak boleh ada partikel koloid ataupun suspens i. Karena adanya partikel-partikel koloid ataupun suspensi akan memperbesar absorbansi, akibatnya bila dihubungkan dengan rumus yang diturunkan dari  hukum Lambaert-Beer  konsentrasi zat yang dianalisis makin besar dan apabila digunakan untuk  penentua n struktur su atu senya wa maka pita pada spektrum ak an melebar dari yang sesungguhnya.  

Upload: tri708

Post on 09-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi spektrofotometer UV

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    1/30

    Spektrofotometri UV merupakan salah satu metode analisis yang dilakukan dengan

    pangjang gelombang 100-400 nm atau 595299 kJ/mol. Sinar ultraviolet atau sinar

    ungu terbagi menjadi dua jenis yaitu

    Ultraviolet jauh

    Ultaviolet dekat

    Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang 10200 nm, sedangkanultraviolet dekat memiliki rentang panjang gelombang 200-400 nm.Cahaya UV

    tidak bisa dilihat oleh manusia, namun beberapa hewan, termasuk burung, reptil

    dan serangga seperti lebah dapat melihat sinar pada panjang gelombang UV.

    Pada spektrofotometer UV biasanya menggunakan lampu deuterium atau disebut

    juga heavi hidrogen sebagai sumber cahaya. Deuterium merupakan salah satuisotop hidrogen yang memiliki 1 proton dan 1 neutron pada intinya. Deuteriumberbeda dengan hidrogen yang hanya memiliki 1 neutron tanpa proton. Air yangatom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat (D2O).

    Air berat digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada reaktor nuklir.

    Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial. Perlu

    diketahui air berat yang dibekukan (es) dapat tenggelam dalam air karena massa

    jenisnya lebih besar dari massa jenis air.Hal ini, tentu berbeda dengan es yangdibuat dari air (H2O) yang mengapung bila dimasukan dalam air karena massa

    jenisnya lebih kecil dari air.

    Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam

    bentuk larutan dan zat tersebut tidak tampak berwarna.Jika zat tersebut berwarnamaka perlu direaksikan dengan reagen tertentu sehingga dihasilkan suatu larutan

    tidak berwarna. Namun biasanya zat yang berwarna lebih banyak dianalisis

    menggunakan spektrofotometri sinar tampak.

    Senyawa-senyawa organik sebagian besar tidak tidak berwarna sehinggaspektrofotometer UV lebih banyak digunakan dalam analisis senyawa organik

    khususnya dalam penentuan struktur senyawa organik.

    Larutan-larutan tidak berwarna yang dianalisis menggunakan spektrofotometer UVtidak boleh ada partikel koloid ataupun suspensi.Karena adanya partikel-partikelkoloid ataupun suspensi akan memperbesar absorbansi, akibatnya bila

    dihubungkan dengan rumus yang diturunkan darihukum Lambaert-Beerkonsentrasi zat yang dianalisis makin besar dan apabila digunakan untuk

    penentuan struktur suatu senyawa maka pita pada spektrum akan melebar dari yang

    sesungguhnya.

    http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/17/penyebab-bangsa-indonesia-tidak-menggunakan-energi-nuklir/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/17/penyebab-bangsa-indonesia-tidak-menggunakan-energi-nuklir/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/17/penyebab-bangsa-indonesia-tidak-menggunakan-energi-nuklir/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    2/30

    Analisis menggunakan sinar ultraviolet biasanya dilakukan menggunakan

    ultraviolet dekat, sedangkan analisis menggunakan ultraviolet jauh maka instrumen

    yang digunakan harus dalam keadaan vakum.

    Hal ini disebabkan jika digunakan ultraviolet jauh maka udara akan ikut menyerappanjang gelombang yang digunakan.Akbatnya kesalahan yang dilakukan makinfatal, karena jika udara ikut menyerap maka absorbansi yang dihasilkan akan

    makin besar, jika hal ini dihubungkan dengan hukum Lamber-Beer maka

    konsentrasi zat yang dianalisis lebih tinggi dari yang seharusnya.

    Perhitungan konsentrasi suatu spesi yang ada dalam suatu larutan dapat dilakukan

    dengan cara kurva kalibarasi seperti yang telah dijelaskan diSpektrofotometrisinar tampak (Visible).

    Penggunaan UV Untuk Penentuan Struktur Molekul

    Penggunaan UV untuk analisis senyawa organik (penentuan struktur senyawaorganik) terdapat beberapa istilah yang biasa digunakan yaitu:

    1)Kromofor. Kromofor berasal dari bahasa latin yang artinya chromophorusyang berarti pembawa warna. Pada mulanya pengertian kromofor digunakan untuk

    sistem yang menyebabkan terjadinya warna pada suatu senyawa.Kemudian

    diperluas menjadi suatu gugus fungsi yang mengabsorbsi radiasi elektromagnetik,termasuk yang tidak memberikan warna. Jadi kromofor adalah gugus fungsi yangmenyerap atau mengabsorbsi radiasi elektromagnetik di daerah panjang gelombang

    ultraviolet dan daerah cahaya tampak. Contoh kromofor: C=O, C=C, N=N dan

    NO2.

    2)Auksokrom (Auxochrom = auxiliary chromophores), yakni gugus yang

    berpengaruh (namun sedikit) terhadap absorpsi UV, tetapi berdampak cukupsignifikan pada absorbansinya (lmaksdan e ). Contoh gugus auksokrom adalah :

    OH,OR, danNHR. Secara umum gugus-gugus auksokrom dicirikan oleh

    adanya pasangan elektron bebas yang terdapat pada gugus yang bersangkutan.

    3)Geseran batokromat atau geseran batokromik (Bathochromic shift)atau

    geseran merah, yakni geseran atau perubahan lmakske arah yang lebih besar.

    Penyebab terjadinya peristiwa ini adalah adanya perubahan struktur, misalnyaadanya auksokrom atau adanya pergantian pelarut.

    4)Geseran hipsokromat (Hypsochromic shift)atau pergeseran hipokromik atau

    pergeseran biru, yakni geseran atau perubahan lmakske arah yang lebih kecil.Munculnya gejala ini juga sering disebabkan oleh adanya penghilangan auksokromatau oleh adanya pergantian pelarut.

    http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/18/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit-2/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/18/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit-2/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/18/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit-2/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/02/struktur-kristal-beberapa-senyawa-ionik/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/02/struktur-kristal-beberapa-senyawa-ionik/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/02/struktur-kristal-beberapa-senyawa-ionik/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/02/struktur-kristal-beberapa-senyawa-ionik/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/18/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit-2/http://wanibesak.wordpress.com/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    3/30

    dari penjelasan-penjelasan dapat disimpulkan, suatu auksokrom dan

    pergantian pelarut dapat menimbulkan geseran batokromat dan hipsokromat

    Transisi Elektronik

    Energi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan elektron

    (promosi elektron) atau yang disebut transisi elektronik. Transisi elektronik dapat

    diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital yang lain.

    Disebut transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital dengan

    energi terendah dapat berpindah ke orbital lain yang memiliki energi lebih tinggi

    jika menyerap energi, begitupun sebaliknya elektron dapatberpindah dari orbitalyang memiliki energi lebih rendah jika melepaskan energi.Energi yang diterima

    atau diserap berupa radiasi elektromagnetik.

    Berdasarkan mekanika kuantum transisi elektronik yang dibolehkan atau tidakdibolehkan (terlarang) disebut kaidah seleksi. Berdasarkan kaidah seleksi, suatu

    transisi elektronik termasuk:

    1. Transisi diperbolehkan bila nilai sebesar 103sampai 106.

    2. Transisi terlarang bila nilai sebesar 10-3sampai 103.

    Selain dengan melihat harga kaidah seleksi dapat dapat dinyatakan dengan

    simetri dan spin. Berdasarkan simetri dan spin suatu transisi elektronikdiperbolehkan bila:

    1. Berlangsung antara orbital-orbital dalam bidang yang sama.

    2. Selama transisi orientasi spin harus tetap.

    Dalam satu molekul terdapat dua jenis orbital yakni Orbital Ikatan (bondingorbital) dan Orbital Anti-ikatan (antibonding orbital). Orbital ikatan di bagimenjadi beberapa jenis yakni orbital ikatan sigma (, = ikatan tunggal) dan orbital

    phi (, = ikatan rangkap), sedangkan orbital nonikatan berupa elektron bebas yangbiasanya dilambangkan dengan n.Orbital nonikatan umumnya terdapat padamolekul-molekul yang mengandung atom nitrogen, oksigen, sulfur dan halogen.

    Orbital ikatan sigam () dan orbital phi () terbentuk karena terjadinya tumpang

    tindih dua orbital atom atau orbital-orbital hibrida. Dari dua orbital atom dapatdibentuk dua orbital molekul yakni orbital ikatan dan orbital anti ikatan.

    http://wanibesak.wordpress.com/2011/04/17/pengolahan-bijih-besi-dan-pembuatan-baja/http://wanibesak.wordpress.com/2011/04/17/pengolahan-bijih-besi-dan-pembuatan-baja/http://wanibesak.wordpress.com/2011/04/17/pengolahan-bijih-besi-dan-pembuatan-baja/http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/http://wanibesak.wordpress.com/2011/04/17/pengolahan-bijih-besi-dan-pembuatan-baja/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    4/30

    Dengan demikian jika suatu molekul mempunyai orbital ikatan maka molekul

    tersebut mempunyai orbital anti ikatan. Orbital anti-ikatan biasanya diberi notasi

    atau tanda asterisk atau bintang (*) pada setiap orbital yang sesuai. Orbital ikatan orbital anti-ikatannya adalah *, sedangkan orbital ikatan orbital anti-ikatannya

    adalah *.

    Transisi elektronik atau perpindahan elektron dapat terjadi dari orbital ikatan ke

    orbital anti-ikatan atau dari orbital non-ikatan (nonbonding orbital) ke orbital anti-

    ikatan. Terjadinya transisi elektronik atau promosi elektron dari orbital ikatan ke

    orbital antiikatan tidak menyebabkan terjadinya disosiasi atau pemutusan ikatan,karena transisi elektronik terjadi dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari padavibrasi inti.

    Pada transisi elektronik inti-inti atom dapat dianggap berada pada posisi yang

    tepat. Hal ini dikenal dengan prinsip Franck-Condon. Disamping itu dalam prosestransisi ini tidak semua elektron ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.

    Berdasarkan jenis orbital tersebut maka, jenis-jenis transisi elektronik dibedakan

    menjadi empat macam, yakni:

    1) Transisi *

    2) Transisi *

    3) Transisi n *

    4) Transisi n *

    Keterangan

    : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan tunggal

    : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap

    n menyatakan orbital non-ikatan: untuk senyawa-senyawa yang memiliki elektron

    bebas.

    * dan * merupakan orbital yang kosong (tanpa elektron), orbital ini akan terisielektron ketika telah atau bila terjadi eksitasi elektron atau perpindahan elektronatau promosi elektron dari orbital ikatan.

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    5/30

    Energi yang diperlukan untuk menyebabkan terjadinya transisi berbeda antara

    transisi satu dengan transisi yang lain. Transisi ke * memerlukan energi paling

    besar, sedangkan energi terkecil diperlukan untuk transisi dari n ke .

    Untuk memberikan gambaran dan memudahkan pemahaman tentang jenis transisibeserta perbandingan energi yang diperlukan dapat dilihat pada gambar berikut:

    Pada gambar di atas transisi dari ke * sebenarnya tidak ada. Transisi demikiandapat pula terjadi tapi sangat kecil sehingga tidak dapat diamati pada spektrum

    atau spektra. Karena bertolak belakang dengan kaidah seleksi.

    Pada setiap jenis transisi elektronik yang terjadi, terdapat karakter dan melibatkan

    energi yang berbeda.Suatu kromofor dengan pasangan elektron bebas (n) dapatmenjalani transisi dari orbital non-ikatan (n) ke orbital anti-ikatan, baik pada obital

    sigma bintang (*) maupun phi bintang(*). Sedangkan, kromofor dengan elektronikatan rangap (menghuni orbitalphi) akan menjalani transisi dari orbital ke

    orbital *. Demikian seterusnya untuk jenis transisi yang lain.

    Dalam penentuan struktur molekul, tansisi * tidak begitu penting karena

    puncak absorbsi berada pada daerah ultraviolet vakum yang berarti tidak terukuroleh peralatan atau instrumen pada umumnya.

    Walaupun transisi * pada ikatan ganda terisolasi mempunyai puncak absorbsi

    di daerah UV vakum tetapi transisi * tergantung pada konjugasi ikatan gandadengan suatu gugus fungsi substituen.Akibatnya transisi * pada ikatan gandaterkonjugasi mempunyai puncak absorbsi pada daerah ultraviolet dekat, dengan

    panjang gelombang lebih besar dari 200 nm. Dengan demikian transisi yang

    penting dalam penentuan struktur molekul adalah transisi * serta beberapa

    transisi n* dan n*.

    http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/transisielektronik.gifhttp://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    6/30

    Anaslisis menggunakan spektrofotometer UV, senyawa-senyawa dengan kromofor

    yang sama, misalnya sama-sama ada ikatan rangkap atau ada elektron bebas, maka

    akan memberikan spektrum yang sama atau hampir sama walaupun strkturnyamolekulnya berbeda.Contoh dapat di lihat pada Gambar berikut.

    Pola pita absorpsi UV untuk dua senyawa dengan kromofor yang sama

    Pengaruh ikatan konjugasi pada lmaks

    Sesuai dengan uraian tentang transisi * pengaruh adanya ikatan konjugasipada suatu struktur yang mempunyai ikatan adalah menggesar lmakske nilai yang

    lebih besar atau pergeseran batokromat.

    Hal ini dapat dilihat pada lmaksetana dan beberapa poliena pada tabel:

    senyawa lmaks(nm)

    Etena

    1,3-butadiena

    1,3,5-heksatriena

    1,3,5,7-oktatriena

    165

    217

    251

    304

    http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/polapitaabsorpsiuvuntukduasenyawadengankromoforyangsama.jpghttp://wanibesak.wordpress.com/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    7/30

    Perpanjangan ikatan rangkap tekonjugasi menggeser maks ke arah makin besar

    karena makin mudah menjalani terjadinya transisi * sehingga transisi ini

    hanya memerlukan energi yang kecil (panjang gelombang besar).Terjadinyapergeseran lmakskarena orbital masing-masing ikatan berinteraksi membentuk

    seperangkat orbital ikatan dan anti ikatan yang baru. Orbital-orbital baru tersebutmempunyai tingkat energi yang berbeda dengan orbital dalam ikatan ganda yangterisolasi.

    Diagram skematik perbedaan pola transisi *pada satu ikatan rangkap C=C

    dan ikatan rangkap C=C terkonjugasi ditunjukan pada Gambar berikut.

    Gambar Pola transisi elektronik suatu diena dan diena terkonjugasi

    Bila sistem konjugasi semakin panjang atau jumlah ikatan rangkap terkonjugasi

    semakin banyak maka perbedaan energi antara keadaan dasar dengan keadaan

    tereksitasi yang melibatkan transisi * akan semakin kecil.Dengan demikiansistem konjugasi bertambah panjang maka energi yang diperlukan untuk transisi* semakin kecil, sehingga puncak absorbsi akan terjadi pada panjang

    gelombang yang semakin besar.

    Konjugasi yang cukup panjang dapat menggeser puncak absorbsi sampai ke

    panjang gelombang pada daerah sinar tampak sehingga suatu senyawa menjadiberwarna. Sebagai contoh likopena yang menyebabkan tomat berwarna merah.Dalam struktur likopena mempunyai sebelas ikatan rangkap terkonjugasi dengan

    lmaks 505 nm. Struktur likopena dapar dilihat pada Gambar.

    http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/16/label-bahan-kimia/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/16/label-bahan-kimia/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/16/label-bahan-kimia/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/2010/08/10/lirik-apakah-aku-benar-benar-memiliki-kamu/http://wanibesak.wordpress.com/2010/08/10/lirik-apakah-aku-benar-benar-memiliki-kamu/http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/polatransisielektroniksuatudienadandienaterkonjugasi.jpghttp://wanibesak.wordpress.com/2010/08/10/lirik-apakah-aku-benar-benar-memiliki-kamu/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/16/label-bahan-kimia/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    8/30

    Gambar Struktur Likopena, zat pemberi warna merah pada beberapa sayuran danbuah-buahan seperti tomat

    Perlu ditekankan, makin panjang konjugasi makin tidak aktif daerah UV, tetapimakin aktif pada daerah Visible. Misalnya, untuk delapan atau lebih ikatan

    rangkap terkonjugasi, maka absorpsi maksimum pada poliena yang demikian

    mengabsorpsi secara kuat di daerah spektrum visible.

    Selain dengan perpanjangan sistem ikatan ,adanya substituen tertentu yang jugadapat menggeser lmakske panjang gelombang yang lebih besar atau menyebabkan

    geseran batokromat.Substituen tersebut dapat berupa gugus atau atom, misalnyagugus metil atau atom halogen. Khusus untuk konjugasi oleh metil dikenal sebagaihiperkonjugasi.

    Pengaruh pelarut pada lmaks

    Suatu senyawa yang diukur atau akan ditentukan strukturnya biasanya dalambentuk encer.Pelarut yang biasa digunakan pada spektrofotometer UV adalah

    pelarut yang tidak mengabsorbsi atau transparan pada panjang gelombang UV.

    Pelarut yang biasa digunakan pada spektrofotometer adalah etanol karena sifatnyayang transparan terhadap UV di atas 210 nm. Selain itu heksana (transparan di atas

    210 nm), air (transparan di atas 205) dan dioksana juga sering digunakan sebagai

    pelarut pada spektrofotometer UV.

    Air dan etanol termasuk pelarutpolarsehingga dapat melarutkan senyawa-senyawa

    yang bersifat polar sedangkan heksana termasuk pelarutnonpolarsehingga dapat

    melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar, sesuai prinsip LikeDissolve Like.

    Penggunaan pelarut dengan kepolaran yang berbeda menyebabkan posisi puncakabsorbsi suatu senyawa bergeser. Dengan kata lain kepolaran pelarut berpengaruh

    pada lmakssuatu senyawa.

    http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/09/para-pemeran-the-great-queen-seondeok-deokman/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/09/para-pemeran-the-great-queen-seondeok-deokman/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/09/para-pemeran-the-great-queen-seondeok-deokman/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/18/bilangan-oksidasi/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/18/bilangan-oksidasi/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/18/bilangan-oksidasi/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/lycopene_01.gifhttp://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/10/ikatan-kovalen-polar-dan-nonpolar-vs-molekul-polar-dan-nonpolar/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/18/bilangan-oksidasi/http://wanibesak.wordpress.com/2010/09/09/para-pemeran-the-great-queen-seondeok-deokman/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    9/30

    Kepolaran pelarut mempengaruhi maks karena kepolaran molekul biasanya

    berubah jika suatu elektron bergerak dari satu orbital ke orbital lainnya. Pengaruh

    pelarut biasanya mencapai hingga 20 nm jika digunakan pelarut senyawa-senyawakarbonil.

    Pada umumnya transisi * menghasilkan keadaan tereksitasi yang lebih polardari keadaan dasar molekul itu. Interaksi dipol-dipol antara molekul dalam keadaan

    tereksitasi dengan molekul-molekul pelarut yang polar, menyebabkan tingkat

    energi molekul dalam keadaan tereksitasi menjadi turun.

    Akibatnya transisi * suatu molekul dalam pelarut polar memerlukan energi

    yang lebih kecil dari transisi * molekul itu dalam pelarut nonpolar. Pergantian

    pelarut heksana dengan etanol menggeser lmakssuatu senyawa ke nilai yang lebihbesar dengan pergeseran sebesar 1020 nm.

    Untuk membantu memahami bagaimana suatu pelarut polar dapat menstabilkan

    suatu keadaan tereksitasi, dapat diambil contoh di sini adalah transisi * dalamalkena. Pernyataan spesies pada keadaan dasar dan keadaan tereksitasi dengan

    konsep sederhana melalui struktur resonansinya sehingga membentuk spesies

    dipolar (lihat Gambar). Kondisi struktur sebenarnya pada Gambarbukan sebagaikeadaan tereksitasi tetapi memberikan kontribusi untuk suatu struktur keadaan

    tereksitasi.

    Gambar Struktur resonansi keadaan dasar dan eksitasi untuk alkena

    Transisi n*, pada keton menunjukan pengaruh yang berlawanan. Molekul-molekul pelarut yang mampu mengadakan ikatan hidrogen berinteraksi lebih kuat

    dengan molekul pada keadaan dasar daripada dengan molekul pada keadaan

    tereksitasi.

    Transisi n* molekul keton dalam pelarut air atau etanol (dalam pelarut polar)terjadi geseran biru (geseran hipsokromat) atau transisi dalan kedua pelarut polar

    tersebut memerlukan energi yang lebih besar (panjang gelombang lebih kecil)

    daripada transisi n* molekul keton dalam pelarut heksana.

    http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/strukturresonansikeadaandasardaneksitasi.jpg
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    10/30

    Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air atau etanol

    dengan molekul keton pada keadaan dasar. Akibatnya transisi n* molekul

    keton dalam pelarut air atau etanol memerlukan energi yang lebih besar (lmaksyanglebih kecil).

    Spektrofotometri UVSpektrofotometri UV adalah pengukuran suatu interaksi antara radiasielektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Jangkauan panjanggelombang untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm.Sinar ultraviolet terbagi menjadi 2 jenis yaitu ultraviolet jauh dan ultravioletdekat. Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang 10-200 nm,sedangkan ultraviolet dekat memilki rentang panjang gelombang 200-400 nm. Zatyang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam bentuk

    larutan dan zat tersebut tidak berwarna. Senyawa-senyawa organik sebagian besartidak berwarna sehingga spektrofotometer UV lebih banyak digunakan dalamanalisis senyawa organik khususnya dalam penentuan struktur senyawa organik.Radiasi ultraviolet diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yangmengandung terkonjugasi dan atau atom yang mengandung elektron n,menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi elektrondasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasitersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengasorpsi sehinggadapat digunakan untuk analisis kuantitatif.Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampakdisebut khromofor dan hampir semua khromofor mempunyai ikatan tak jenuh.

    Pada khromofor jenis ini transisi terjadi dari *, yang meyerap pada makskecildari 200 nm (tidak terkonjugasi), misalnya pada >C=C< dan -CC-. Khromofor inimerupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron pada orbitalmolekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem konjugasi, perbedaan energiantara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehinggapenyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar.Gugus fungsi seperti OH. NH2, dan Cl yang mempunyai elektron-elektron valensibukan ikatan disebut auksokhrom yang tidak menyerap radiasi pada panjanggelombang lebih besar dari 200 nm, tetapi menyerap kuat pada ultraviolet jauh.Bila suatu auksokhrom mengikat pada suatu khromofor, maka pita serapan

    khromofor bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang (efek batokhrom)dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokhrom adalah suatu pergeseran pitaserapan ke panjang gelombang yang lebih pendek yang sering terjadi bila muatanpositif dimasukan kedalam molekul dan bila pelarut berubah dari non polar kepelarut polar.

    Instrumen

    Spektrofotometer terdiri atas :

    Sumber radiasi

    http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://silvana-nina.blogspot.com/2012/04/spektrofotometri-uv.htmlhttp://silvana-nina.blogspot.com/2012/04/spektrofotometri-uv.htmlhttp://wanibesak.wordpress.com/
  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    11/30

    Sumber yang biasa digunakan lampu hidrogen atau deuterium untuk pengukuran

    UV dan lampu tungsten untuk pengukuran cahaya tampak.

    Monokromator

    Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya berupa

    prisma ataupun grating. untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan

    dari hasil penguraian dapat digunakan celah

    Sel / Kuvet

    Pada pengukuran di daerah sinar tampak kuvet kaca dapat digunakan, tetapi

    untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas

    tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 1 cm,

    tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan.

    Detektor

    Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai

    panjang gelombang.

    INTERNATIONAL PENELITIAN JURNAL FARMASI

    www.irjponline.com

    ISSN 2230 - 8407

    Penelitian Pasal

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    12/30

    ANALISIS BERBAGAI MERK tablet parasetamol 500mg DIGUNAKAN di

    Maiduguri,

    MENGGUNAKAN VIOLET ULTRA SPEKTROFOTOMETRI DAN

    KINERJA TINGGI LIQUID kromatografi (HPLC) METODE

    Sani Ali. Audu

    1. Alemika Emmanuel. Taiwo

    2. Bala Fatima. Mohammed

    3. Sani Musa dan Ramat. Bukola

    1 . Departemen Kimia Farmasi, Universitas Maiduguri, Nigeria

    2. Departemen Farmasi dan Obat Kimia, Universitas Jos, Jos, Nigeria

    3. Departemen Hematologi, Universitas Ilorin Pengajaran Rumah Sakit, Ilorin, Nigeria

    Pasal Diterima on: 02/04/12 Direvisi: 12/06/12 Disetujui untuk publikasi: 21/07/12

    Sani Audu Ali,Departemen Farmasi Kimia, Fakultas Farmasi Universitas Maiduguri, PMB

    1.069 Maiduguri, Nigeria

    ABSTRAK

    Studi ini melibatkan analisis kuantitatif dari delapan (8) merek yang berbeda (sampel) dari

    tablet Parasetamol 500mg digunakan di Maiduguri, menggunakan Ultra Violet

    Spektrofotometri dan metode High Performance Liquid kromatografi, di mana sampel

    dilarutkan dalam 0,1 M NaOH dan air suling dan

    absorbansi mereka berbagai ditentukan pada panjang gelombang 257nm dan metode HPLC.

    Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan yang standar.

    Persentase konten dan konten dalam mg untuk setiap sampel dihitung dengan menggunakan

    absorbansi dan daerah puncak sampel dan standar, untuk melihat apakah

    berada dalam batas yang ditentukan oleh buku-buku resmi (90% -110% sesuai dengan USP).

    Isi Persentase sampel dianalisis menggunakan metode HPLC rentang

    51,04-103,84%, sedangkan menggunakan metode UV itu berkisar 50,19-109,1%,

    menunjukkan tidak ada sampel mengandung kurang dari 50% dari prinsip aktif. Itu

    diamati bahwa lima (5) Sampel Neimeth, Unclu P, Palmol, Emzol, Fidson, dari delapan (8)

    Neimeth, Unclu P, Palmol, Emzol, Shekdol, Fidson, Nemel,

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    13/30

    Arenol, dianalisis bertemu batas USP ditentukan. Setelah perhitungan deviasi standar dan

    koefisien variasi dari dua metode yang digunakan, yang

    adalah 123,5 dan 27,7% masing-masing untuk metode UV dan 82,67 dan 20,4% masing-

    masing untuk metode HPLC, itu juga mengamati bahwa metode HPLC lebih

    cocok untuk jenis seperti penelitian daripada metode UV,

    Kata kunci:Parasetamol, HPLC, Ultra Violet Spektrofotometri

    PENDAHULUAN

    Analisis berarti pemeriksaan sesuatu secara rinci dalam memesan untuk memahami lebih

    baik atau menarik kesimpulan dari itu

    Analisis kimia melibatkan tubuh prosedur dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi

    dan mengukur kimia komposisi sampel suatu zat,

    1. Analisis farmasi mengacu pada analisis kimia molekul obat atau agen obat dan

    metabolitnya. Ini terdiri dari estimasi kualitas dan kuantitas obat dan bahan kimia, yang

    digunakan dalam farmasi persiapan,

    2. Parasetamol merupakan bagian dari obat yang dikenal sebagai "anilin analgesik ". Ini adalah

    satu-satunya obat tersebut masih digunakan sampai sekarang

    Sekarang diklasifikasikan sebagai non-steroid obat anti inflamasi (NSAID)

    oleh beberapa sumber, dan bukan sebagai NSAID oleh orang lain, sementara sebagian

    sumber jelas membedakan mereka

    Parasetamol (C8H9NO2 ) Acetaminophen juga disebut adalah 4'- hydroxyacetanilide

    dan turunan dari anilina, ini adalah yang paling banyak digunakan analgesik dan obat

    antipiretik, Ini tersedia

    dalam formulasi yang berbeda yang digunakan di seluruh dunia karena efisiensi yang lebih

    tinggi dan toleransi, efek samping yang lebih rendah dan toksisitas dari zat lain

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Parasetamol

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    14/30

    Acetaminophen atau Parasetamol adalah obat analgetik dan antipiretik yang

    digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal atau sakit ringan dan demam.

    Parasetamol digunakan dalam sebagian resep obat analgetik selesma dan flu. Berbeda dengan

    obat analgetik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parastamol tidak memiliki sifat

    antiradang.

    Parasetamol merupakan derivate dari asetanilida yang efek enalgetiknnya dapat

    diperkuat dengan koffein dengan kira-kira 50% dan codein. Overdose dapat menimbulkan

    antara lain mual, muntah dan anoreksia. Penanggulangannya dengan cuci lambung, juga perlu

    diberikan zat-zat penawar (asam amino N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin,

    sebaiknya 8-10 jam setelah intoksikasi. Penggunaan parasetamol dalam dosis besar dan

    dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada hati, untuk itu

    parasetamol dikontraindikasikan untuk pasien dengan gangguan fungsi hati berat. Wanita

    hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai

    susu ibu. Interaksi dengan dosis tinggi memperkuat efek antikoagulansia dan pada dosis biasa

    tidak interaktif ( Tjay, 2000).

    Cara kerja parasetamol sebagai analgetik dengan meningkatkan ambang rangsang rasa

    sakit pada prostalglandin. Cara kerja parasetamol sebagai antipiretik diduga bekerja langsung

    pada pusat pengatur panas di hipotalamus.

    Parasetamol merupakan obat yang sangat aman, tetapi bukan berarti tidak berbahaya.

    Sejumlah besar parasetamol akan melebihi kapasitas kerja hati, sehingga hati tidak dapat

    menguraikannya menjadi bahan yang tidak berbahaya. Akibatnya, terbentuk suatu zat racun

    yang dapat merusak hati. Keracunan parasetamol pada anak-anak yang belum mencapai masa

    puber jarang berakibat fatal. Pada anak-anak yang berumur lebih dari 12 tahun overdosis

    acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati.

    Nomenclature :

    Nama Latin : Acetaminophen

    INN : Paracetamol

    Nama Kimia : N-(-4-hydroxyphenyl)ethanamide

    N-acetyl-para aminophenol

    Rumus Kimia : C8H9NO2

    Bobot Molekul: 151,2

    Bentuk Fisik : serbuk Kristal putih tidak berbau

    Kelarutan : 1 bagian larut dalam 70 bagian air

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    15/30

    B. SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    Gambar 1 Spektrofotometer UV-Vis

    Spektrofotometer adalah alat untuk menukur transmitan atau absorban suatu sampel

    sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic

    dan elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya. Dimana detector dapat mengukur intensitas

    cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan

    menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna

    yang terbentuk.

    Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan

    Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya

    UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultra violet atau

    sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar

    yang diserap oleh zat yang terapat dalam larutan tersebut.

    Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer dari warna

    yang teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna komplementernya terdapat pada tabel

    berikut ini :

    Panjang gelombang Warna terlihat Warna

    komplementer

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    16/30

    450-490 Biru Jingga

    490-550 Hijau Merah

    550-580 Kuning Ungu

    580-650 Jingga Biru

    650-700 Merah Hijau

    >700 Inframerah

    Tabel 1 Spektrum Warna

    Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar

    pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati kuvet berisi blanko,

    sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel. Blanko dan sampel akan

    diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat

    perubahan voltase dari sumber cahaya.

    A. Prinsip kerja

    Spektrofotometri uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya

    monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap,

    sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.

    B. Bagian-bagian Spektrofotometer UV-Vis

    1. Sumber cahaya

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    17/30

    Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang stabil

    dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :

    a. Lampu Tungsten (Wolfram)

    Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu

    ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm.

    Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam

    pemakaian.

    b. Lampu Deuterium

    Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy

    radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv.

    Memiliki waktu 500 jam pemakaian.

    2. Monokromator

    Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya

    tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian

    monokromator, yaitu :

    a. Prisma

    Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di

    dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.

    b. Grating (kisi difraksi)

    Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar

    akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain

    itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.

    c. Celah optis

    Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari

    sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan

    melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    18/30

    d. Filter

    Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan

    merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.

    3. Kompartemen sampel

    Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. kuvet merupakan

    wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis. Pada spektrofotometer

    double beam, terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet digunakan sebagai tempat untuk

    menaruh sampel, sementara kuvet lain digunakan untuk menaruh blanko. Sementara pada

    spektrofotometer single beam, hanya terdapat satu kuvet.

    Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

    a. Permukaannya harus sejajar secara optis

    b. Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan

    c. Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia

    d. Tidak rapuh

    e. Bentuknya sederhana

    Terdapat berbagai jenis dan bentuk kuvet pada spektrofotometer. Umumnya pada

    pengukuran di daerah UV, digunakan kuvet yang terbuat dari bahan kuarsa atau plexiglass.

    Kuvet kaca tidak dapat mengabsorbsi sinar uv, sehingga tidak digunakan pada saat

    pengukuran di daerah UV. Oleh karena itu, bahan kuvet dipilih berdasarkan daerah panjang

    gelombang yang digunakan. Gunanya agar dapat melewatkan daerah panjang gelombang

    yang digunakan.

    UV : fused silika, kuarsa

    Visible : gelas biasa, silika atau plastik

    IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion

    Bahan Panjang gelombang

    Silika 150-3000

    Gelas 375-2000

    Plastik 380-800

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    19/30

    Tabel 2 Bahan Kuvet Sesuai Panjang Gelombang

    4. Detektor

    Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah

    menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk

    angka-angka pada reader (komputer).

    Terdapat beberapa jenis detector pada spektrofotometer :

    Jenis detector range (nm) Sifat pengukuran Penggunaan

    Phototube 1501000 arus listrik UV

    Photomultiplier 1501000 arus listrik UV/Vis

    Solid state 3503000

    Thermocouple 60020.000 arus listrik IR

    Thermistor 60020.000 hambatan listrik IR

    Tabel 3 Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang

    Syarat-syarat ideal sebuah detector adalah :

    - Mempunyai kepekaan tinggi

    - Respon konstan pada berbagai panjang gelombang

    - Waktu respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi

    - Sinyal listrik ayng dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi

    5. Visual display

    Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan

    dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.

    C. Prosedur Kerja

    Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat

    polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan

    filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis

    menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu

    kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi

    tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang

    dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector. Detector

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    20/30

    kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh

    sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam

    sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.

    D. Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat

    1. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.

    2. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya

    dari matahari akan dapat mengganggu pengukuran.

    3. Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang

    permanen.

    4. Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.

    5. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.

    6. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

    E. Hal-hal yang harus diperhatikan

    1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna

    Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka

    larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna. Kecuali apabila

    diukur dengan menggunakan lampu UV.

    2. Panjang gelombang maksimum

    Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang mempunyai

    absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya

    juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap

    satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang

    maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat

    terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali.

    3. Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban

    Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan

    dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    21/30

    diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu

    tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang

    gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih

    teliti.

    F. Kelebihan Spektrofotometer

    1. Penggunaannya luas. Dapat digunakan untuk senyawa organic, anorganik dan biokimia yang

    diabsorbsi pada daerah ultraviolet maupun daerah tampak

    2. Sensitivitasnya tinggi. Batas deteksi untuk mengabsorbsi dapat diperpanjang menjadi 10-6

    sampai 10-7 M

    3. Selektivitasnya tinggi

    4. Ketelitiannya baik

    5. Pengukurannya mudah, dengan kinerja yang cepat

    C. Tablet

    Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung

    pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau

    lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai

    zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok

    ( menurut FI III). Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpabahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan

    tablet kempa (menurut FI IV).

    Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

    1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan

    2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil

    3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik

    4.

    Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    22/30

    6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan

    7. Bebas dari kerusakan fisik

    8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan

    9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;

    10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

    Komponen tablet yaitu :

    1. Zat aktif

    2. Zat tambahan (eksipien)

    a. Bahan pengisi (dilluent/filler)

    b. Bahan pengikat (binders)

    c. Bahan penghancur (disintegrants)

    d. Bahan pelican (anti frictional agents)

    Lubricants

    Glidants

    Anti adherent

    Beberapa metode granulasi adalah sebagai berikut :

    1. Granulasi basah

    2. Granulasi kering

    3. Kempa langsung

    EVALUASI TABLET parasetamol

    Seperti untuk setiap tablet lainnya, evaluasi parasetamol tablet melibatkan evaluasi kuantitatif

    dan penilaian ini tablet kimia, sifat fisik dan bioavailabilitas. Ini adalah penting dalam desain

    obat dan untuk memonitor kualitas

    Ada berbagai standar yang telah ditetapkan dalam berbagai farmakope mengenai kualitas

    tablet parasetamol. Ini termasuk diameter, ukuran, bentuk, berat, ketebalan, kekerasan,

    disintegrasi dan pembubaran karakter. Itu standar berikut atau tes kendali mutu harus

    dilakukan

    keluar pada tablet parasetamol

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    23/30

    Umum penampilan

    Konten keseragaman

    Mekanik kekuatan tablet

    Disintegrasi uji

    Uji disolusi

    METODOLOGI

    Banyak metode yang tersedia dalam literatur untuk pemeriksaan Parasetamol tablet, banyak

    dari mereka sekarang hanya dari sejarah bunga. Untuk tujuan penelitian yang akurat kinerja

    tinggi kromatografi cair lebih disukai untuk, presisi sensitivitas dan kesederhanaan, Namun,

    untuk pengujian cepat Parasetamol pada pasien rumah sakit, Metode enzim sederhana

    kalorimetrik berbasis umum digunakan. Parasetamol dapat assay dengan estimasi kuantitatif

    dengan menggunakan UV Spektrofotometri atau dengan titrasi kembali menggunakan 0,1 M

    amonium sulfat besi sulfat sebagai titran dan besi solusi sebagai indikator .

    CONTOH COLLECTION

    Delapan (8) sampel tablet Parasetamol 500mg adalah diperoleh dari toko-toko farmasi dalam

    berbagai Maiduguri, yang Sampel diperoleh bersama dengan paket mereka dan penerimaan.

    PRAKTIS METODE

    Metode yang digunakan untuk tujuan penelitian ini adalah Cair kinerja UV Visible

    spektrofotometri dan tinggi kromatografi metode.

    PRAKTIS PROSEDUR

    Tablet diuji menggunakan spektrofotometri

    berikut prosedur

    1. Berat rata-rata dari tablet dari sampel masing-masing ditentukan oleh beratnya sepuluh (10)

    tablet dan membagi menghasilkan sepuluh.

    2. tablet kemudian ditumbuk menggunakan alu bersih dan mortir (yaitu untuk setiap sampel).

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    24/30

    3. Untuk setiap bubuk, sampel yang mengandung 0.15g (150mg) dari Parasetamol secara

    akurat ditimbang dan ditransfer ke differents 200ml volumetrik termos. Semua 8 sampel

    berlabel menggunakan pena dan selotip.

    4. Untuk setiap labu ukur, 50ml dari 0,1 M NaOH dan 100ml air suling ditambahkan, dan

    disonikasi untuk beberapa menit untuk melarutkan molekul obat. Setelah sonicating, yang

    Volume dibuat untuk 200ml dengan air suling.

    5. Campuran dalam termos setiap kemudian dicampur dengan baik dan disaring melalui kertas

    saring ke dalam gelas bersih.

    6. Dari filtrat, 10ml diambil dengan menggunakan pipet dan dipindahkan ke dalam labu ukur

    100ml, air suling adalah kemudian ditambahkan untuk membuat volume.

    7. Dari solusi yang dihasilkan di atas (6), 10ml diambil dengan pipet ke dalam labu ukur 100ml

    dan 10 ml 0,1 M NaOH ditambahkan, air suling kemudian ditambahkan dan membuat

    volume. 8

    8. The Spektrofotometer UV dimasukkan nol dengan menjalankan baseline (antara 200-

    400nm) menggunakan 0,1 M larutan NaOH sebagai kosong.

    9. Absorbansi sampel masing-masing ditentukan pada 257nm, dengan menempatkan sejumlah

    kecil sampel ke dalam sebuah cuvette, dan cuvette dimasukkan ke dalam mesin. Prosedur

    yang sama

    10. The diulang untuk standar menggunakan 150mg dari standar bubuk, dan absorbansi

    ditentukan, yang digunakan untuk menghitung persentase konten dan konten (dalam mg) dari

    Parasetamol dari setiap merek. Konsentrasi

    11. dari setiap sampel juga ditentukan menggunakan hukum Beer Lambert

    Tablet yang diuji oleh Cair Kinerja TinggiKromatografi, menggunakan prosedur

    berikut

    1. Fase gerak yang mengandung metanol dan air dalam rasio 20:80 disiapkan. Hal ini dilakukan

    dengan mengukur 300ml metanol dan 1200ml air suling menjadi 2000ml mengukur silinder,

    dan menempatkan ke sonikator untuk sepuluh (10) menit. Hal ini kemudian dihapus dan

    disaring menggunakan membran filter dan pompa vakum.

    2. Dari contoh obat bubuk, bubuk mengandung 20mg Parasetamol ditimbang dari setiap

    sampel, dan kemudian ditransfer ke dalam labu ukur 50ml masing-masing, dan berlabel.

    3. 50ml dari fase gerak diukur dan ditambahkan ke setiap labu ukur, dan dimasukkan ke

    sonikator untuk lima (5) menit, untuk molekul obat untuk membubarkan.

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    25/30

    4. Setelah sonicating selama lima menit, solusi yang kemudian disaring melalui kertas saring ke

    dalam gelas bersih.

    5. 5ml masing-masing filtrat diambil dan dimasukkan ke dalam 50ml berbeda labu ukur, dan

    fase gerak ditambahkan untuk membuat volume.

    6. Dari solusi di atas (5), sebagian kecil dari masing-masing kemudian dimasukkan ke dalam

    botol sampel yang berbeda kromatografi, dan botol itu dimasukkan ke mesin di lokasi yang

    berbeda.

    7. Cukup dari fase gerak dimasukkan ke dalam tangki kromatografi, mesin diletakkan pada, dan

    pengaturan dibuat untuk memilih botol yang akan dijalankan. The terhubung komputer

    menampilkan hasil analisis di layar (yaitu kromatogram), dan ini dicetak dengan bantuan dari

    terhubung printer.

    8. Prosedur yang sama dilakukan dengan menggunakan 20mg dari standar Parasetamol bubuk,

    dan hasilnya digunakan untuk menghitung persentase kandungan dan konten (dalam mg) dari

    masing-masing contoh

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    TABEL 1: MENUNJUKKAN ATAS BERAT RATA-RATA DARI TABLET

    BERBEDA MEREK

    SAMPEL A BERAT (mg)

    SAMPEL A 603.57mg

    CONTOH B 547.95mg

    CONTOH C 576.76mg

    CONTOH D 548.29mg

    CONTOH E 596.41mg

    CONTOH F 562.92mg

    CONTOH G 600.65mg

    CONTOH H 546.01mg

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    26/30

    TABEL 2 MENUNJUKKAN ATAS HASIL YANG DIPEROLEH DENGAN METODE

    UV.

    CONTOH

    SOLUSI

    KONSENTRASI

    (mg / ml)

    Absorbansi KONTEN %

    (%)

    KONTEN

    (mg)A 0.000787 0.563 109.1 545.5

    B 0.000669 0.479 92.8 464

    C 0.000648 0.464 89.92 449.6

    D 0.000718 0.514 99.6 498

    E 0.000612 0.438 84.88 424.4

    F 0.000913 0.653 126.55 632.75

    G 0.000362 0.259 50.19 250.95

    H 0.000437 0.313 60.65 303.25

    STANDAR 0.000723 0.516

    TABEL 3 MENUNJUKKAN HASIL YANG DIPEROLEH DENGAN METODE HPLC

    CONTOH

    SOLUSI

    KONSENTRASI

    (mg / ml)

    PUNCAK

    AREA

    KONTEN%

    (%)

    KONTEN (mg)

    A 0.048 3114454 91.30 456.5

    B 0.043 2747979 80.56 402.8

    C 0.046 2894978 87.50 437.5

    D 0.043 2883187 84.52 422.6

    E 0.047 2903289 85.11 425.6

    F 0.045 3542274 103.84 519.2

    G 0.048 1740913 57.04 255.3

    H 0.043 2156272 63.2 316.0

    STANDAR 0.040 3411157

    Tabel 4 menunjukkan perhitungan standar deviasi dan koefisien variasi metode UV

    SAMPEL Mg ISI (X) XX (XX)

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    27/30

    A 545.9 99.8 9960.04

    B 464 17.9 320.41

    C 449.6 3.5 12.25

    D 498 51.9 2093.61E 424.4 -21.7 470.89

    F 632.8 186.7 34856.89

    G 250.95 -195.15 38083.52

    H 303.3 -142.8 20391.84

    Tabel 5 menunjukkan perhitungan standar deviasi dan koefisien variasi metode HPLC.

    SAMPEL Mg ISI (X) XX (XX)

    A 456.5 52.1 2714.41

    B 402.8 -1.6 2.56

    C 437.5 33.1 1095.61

    D 422.5 18.1 327.61

    E 425.6 21.2 449.44

    F 519.2 114.8 13179.04

    G 225.2 -179.2 22260.64

    H 316 -88.4 7814.56

    Tabel 6 menunjukkan, mean variance, standar deviasi (SD) dan koefisien variasi (CV) dari

    dua metode

    METODE MEAN (X) VARIANS (S2) = [

    (xx)2/ N-1]

    SD = 2 S CV = SD /

    X x100%

    UV 446.1 15255.63 123.5 27.7

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    28/30

    HPLC 404.4 6834.83 88.67 20.4

    PEMBAHASAN

    Menurut United State Pharmacopoeia (USP). Parasetamol tablet harus mengandung

    tidak kurang dari 90% (450mg) dan tidak lebih dari 110% (550mg) parasetamol. Isi

    Persentase sampel dianalisis menggunakan HPLC berkisar 51,04-103,84%, sementara

    menggunakan UV itu berkisar dari 50,19-109,1%, menunjukkan tidak ada sampel

    mengandung kurang dari 50% dari prinsip aktif. Dari hasil yang diperoleh dengan

    menggunakan spektrofotometri metode, dapat dilihat bahwa sampel A, B, C dan D berlalu,

    karena semua dari mereka adalah dalam batas yang ditentukan oleh USP, sedangkan E, F, G

    dan H gagal, karena E, G, dan H mengandung bawah ditentukan batas oleh USP, dan F di

    atas batas. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Cair Kinerja Tinggi .

    Kromatografi (HPLC) menunjukkan bahwa sampel A dan F hanya lulus dibandingkan

    dengan batas yang ditentukan dalam USP, karena mereka semua jatuh dalam batas.

    Sementara B, C, D, E, G, dan H semua gagal karena mengandung kurang dari batas yang

    ditentukan.

    KESIMPULAN

    Parasetamol merupakan agen yang paling banyak digunakan untuk meringankan

    ringan sampai moderat nyeri, termasuk kasus sakit kepala ketegangan, migrain, nyeri otot,

    neuralgia, sakit punggung, nyeri sendi, nyeri rematik, sakit umum, sakit gigi, gigi nyeri, dan

    nyeri periode. Sangat cocok untuk kebanyakan orang, termasuk orang tua dan anak-anak

    muda karena sisinya sedikit efek. Parasetamol juga digunakan sebagai anti piretik yang dapat

    mengurangi demam dengan mempengaruhi bagian otak yang dikenal sebagai hipotalamus

    yang mengatur suhu tubuh.

    Secara khusus, parasetamol telah diberikan kepada anak-anak setelah mereka telah

    memberikan vaksinasi untuk mencegah mereka mengembangkan pasca-imunisasi demam

    atau demam.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel A, B, C, D, dan F adalah satu-satunya

    merek yang berada dalam batas yang ditentukan sebagai laid turun oleh USP, seperti A lewat

    di kedua dua metode, B, C, D dalam metode UV dan F dalam metode HPLC.

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    29/30

    Metode HPLC lebih cocok untuk pemeriksaan parasetamol tablet daripada metode

    UV karena prosedur memerlukan pengenceran kurang dari sampel sebelum analisis, yang

    dapat mengurangi kemungkinan kesalahan yang terkait dengan pengukuran. Juga, standar

    deviasi (SD) dan koefisien variasi (CV), yaitu 123,5 dan 27,7%

    masing untuk metode UV dan 82,67 dan 20,4% masing untuk metode HPLC berfungsi

    sebagai bukti untuk Perbedaan antara dua metode, menunjukkan bahwa Metode HPLC lebih

    akurat dan sensitif dibandingkan UV Metode.

    REFERENSI

    1. Microsoft Encarta Premium, 2009.

    2. Ahmad M. Zaffer, dan Mohammed Ali (2009). Farmasi Analisis: Dalam buku teks Analisis

    Obat Edisi Pertama Farmasi. Pp 1-7.

    3. Bertolini A., A. Ferrari, Ottani A., Guerzoni s, Tacchi R. dan Leone s.., (Fall / Winter, 2006).

    "Parasetamol: vistas Baru obat tua" (PDF). SSP obat ulasan 12 (3-4): 250-275.

    4. Altinoz, MA, Korkmaz, R (2004). "NF-Kappa B, makrofag migrasi hambat faktor dan

    hambatan cyclo oxygenase sebagai mekanisme kemungkinan belakang acetaminophen dan

    NSAID-pencegahan ovarium yang kanker ". Neoplasma 51 (4): 239-247.

    5. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Paracetamol-skeletal.svg

    6. Budavri S. The Merck Index: sebuah ensiklopedia bahan kimia, obat-obatan dan biologi, 12

    th ed. Rahway, New Jersey, Merck dan Co, Inc (1996).

    7. Penna A. Buchanan dan N., Parasetamol keracunan pada anak-anak dan hepatotoksisitas. J.

    Clin. Pharmac. 32 (1991) 143-149.

    8. Rippie E. (1990) Kompresi bentuk sediaan padat. Dalam: Ensiklopedia Teknologi Farmasi;

    Swarbrick. J., (Eds) Mercel Dekker Inc: NY. Vol. 3. Pp149-166.

    9. Stewart MJ dan Watson ID; 1987; ulasan Analytical dalam Clinical Kimia: metode untuk

    estimasi salisilat dan parasetamol im serum, plasma dan urin, Annals of Clinical

    Biochemistry, 24, Pp 552 - 565.

  • 5/19/2018 spektrofotometer UV

    30/30

    10. Olaniyi A Ajibola. (2005). Analgesik, Antipiretik dan Non-steroid anti inflamasi Obat:

    Dalam buku teks kimia obat Esensial Edisi ketiga. Diterbitkan oleh publikasi Harapan,

    dicetak oleh Omoade cetak, Ibadan, pp205

    11. British Pharmacopoeia 2008, HM kantor Stationary, London, 2008, Vol. 3, Pp.2968

    12. Amerika Serikat Pharmacopoeia 2007, kompendium resmi Standar, Vol. 2, Pp. 1.269.

    DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

    Zysk AM dkk. 2007. Needle Based Reflection Refractometry of Scattering Samples Using

    Coherence Gated Detection. Di dalam Opticts Express (15) No. 8. USA: University of

    Illinois at Urbana Champaign.

    Anonim. 2011. Portable Salinity Refractometer with ATC: Users Guide.

    http://www.extech.com/instruments/resources/manuals/rf20_um.pdf

    http://www.extech.com/instruments/resources/manuals/rf20_um.pdfhttp://www.extech.com/instruments/resources/manuals/rf20_um.pdfhttp://www.extech.com/instruments/resources/manuals/rf20_um.pdf