sop fix chapter 2
DESCRIPTION
contohTRANSCRIPT
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
UGD
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
DIARE AKUT PADA ANAK (A01.0)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. BAB ≥ 3 kali/hari, < 14 hari2. Konsistensi feses cair (tidak selalu)3. Warna dan bau:
hijau dan bau busuk: etiologi bakteri feses berlemak dan bau asam : malabsorbsi seperti air cucian beras : kolera kuning : etiologi lain (virus)
4. Disertai darah atau lendir (dysentri form) tidak selalu5. Disertai muntah (jumlah dan frekuensi) tidak selalu6. Jumlah dan frekuensi BAK7. Gejala penyerta : panas badan, kejang8. Penyakit penyerta : batuk, pilek, campak9. Makanan / minuman yang diberikan selama diare10. Tindakan yang sudah dilakukan : oralit, riwayat
pengobatan sebelumnya
Pemeriksaan Fisik 1. Tanda vital: respirasi cepat dan dalam (asidosis
metabolik), nadi lemah tidak selalu kecuali dehidrasi
berat
2. Tanda-tanda dehidrasi (*)
3. Bising usus meningkat atau menurun atau tidak ada
(hipokalemi)
4. Ruam perianal (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Feses Rutin (makroskopis dan mikroskopis)
2. Darah rutin
3. Elektrolit
Diagnosis Diare akut dehidrasi ringan sedang/ berat (A 01.0)
Indikasi Rawat Inap 1. Diare akut dehidrasi ringan sedang dengan vomitus,
intake kurang
2. Diare akut dehidrasi berat
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. ASI dan makanan lain tetap diteruskan
2. Makanan porsi kecil, sering, rendah serat
3. PASI ganti dengan susu rendah laktosa jika ada indikasi
intoleran laktosa
Medikamentosa
1. Rehidrasi sesuai derajat dehidrasi (**)
2. zinc selama 10-14 hari berturut-turut, < 6 bln 10 mg, >6
bln 20 mg
3. Probiotik: Lactobacillus GG 2x/hari selama 5 hari (pada
kasus diare dengan malabsorbsi)
4. Antibiotik : (pada diare etiologi bakteri)
Cefotaxime 100mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)
Metronidazole 30-50mg/bb/hari dibagi 3 dosis (iv)
pada diare dysentriform
Gejala & Tanda A B CKeadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *letargik, kesadaran↓
Mata Normal Cekung Sangat cekungAir mata Basah Kering Sangat kering
Mulut/Lidah Basah Kering Sangat keringRasa Haus Minum normal, tidak
haus*tampak kehausan *sulit,tidak dapat
minumKulit Turgor kembali cepat *turgor kembali
lambat*turgor kembali sangat
lambatDerajat Dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan
sedang Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih tanda lain
Dehidrasi beratBila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih tanda lain
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan Sedang Dehidrasi beratCRT / ORALIT
Berikan cairan sebanyak anak mau
ORALIT 75 ml/Kg BB/3 JAMBB TIDAK DIKETAHUI : 3 JAM I
< 1 TH : 300 ml1 - 4 TH : 600 ml
5 TH : 1200 mlSetelah 3 jam I
< 1 TAHUN : 50 - 100 ml/ MENCRET
1 - 2 TAHUN : 200 ml/ MENCRET
2 - 5 TAHUN : 400 ml/ MENCRET
MENGGUNAKAN CAIRAN RLUSIA < 1 TAHUN :
1 JAM KE-1 --> 30 ml/Kg BB5 JAM KE-2 --> 70 ml/ Kg BB
USIA > 1 TAHUN :1/2 JAM KE-1 --> 30 ml/Kg BB
2 1/2 JAM KE-2 --> 70 ml/Kg BB
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
KEJANG DEMAM SEDERHANA
(R 56.8)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2012
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Usia pasien 6 bulan-3 tahun, puncak 18 bulan
2. Kejang yang terjadi saat demam (suhu >38oC per rektal)
3. lama kejang < 15 menit
4. kejang umum
5. kejang tidak berulang
6. Riwayat kejang jika demam sebelumnya
Pemeriksaan Fisik 1. Demam
2. Rangsang meningen (-)
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah rutin
2. GDS
3. Elektrolit
Diagnosis Kejang demam sederhana (R 58.6)
Indikasi Rawat Inap 1. Kejang demam berulang
Penatalaksanaan Pemberian Obat Saat Kejang
1. Nasal kanul O2 2-4 liter/menit
2. Diazepam perrectal
3. IVFD Kristaloid 20 gtt/menit
4. Jika kejang berulang : diazepam iv 0,3-0,5 mg/BB/kali
BB<10 kg 5mg, BB> 10kg 10 mg
5. Cefotaxime 100mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)
Pemberian Obat Saat Demam
1. Antipiretik: Paracetamol 10 mg/BB/kali tiap 8 jam
2. Antikonvulsan: Diazepam oral 0,3-0,5 mg/BB/kali tiap
8 jam
Pemberian antikonvulsan rumatan (Indikasi: kejang
parsial, >15 menit, ada kelainan neurologis sebelum atau
sesudah kejang):
1. Fenobarbital 4-5 mg/BB/hari dibagi 2 dosis, dan
2. Asam valproat 20-40 mg/BB/hari dibagi 2-3 dosis
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
KEJANG DEMAM KOMPLEK(R 56.8)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Usia pasien 6 bulan-3 tahun, puncak 18 bulan
2. Kejang yang terjadi saat demam (suhu >38oC per rektal)
3. Lama kejang >15 menit
4. Kejang fokal/parsial, atau kejang umum yang didahului
kejang fokal
5. Kejang berulang (≥2x dalam 24 jam)
6. Riwayat kejang jika demam sebelumnya
Pemeriksaan Fisik 1. Demam2. Rangsang meningen (-)
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah rutin2. GDS3. Elektrolit
Diagnosis Kejang demam komplek (R 58.6)
Indikasi Rawat Inap Kejang demam komplek
Penatalaksanaan Pemberian obat saat kejang:
1. Nasal kanul O2 2-4 liter/menit
2. Diazepam perrectal
3. IVFD Kristaloid 20 gtt/menit
4. Jika kejang berulang : diazepam iv 0,3-0,5 mg/BB/kali
BB<10 kg 5mg, BB> 10kg 10 mg
Cefotaxime 100mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)
Pemberian Obat Saat Demam
1. Antipiretik: Paracetamol 10 mg/BB/kali tiap 8 jam
2. Antikonvulsan: Diazepam oral 0,3-0,5 mg/BB/kali tiap
8 jam
Pemberian antikonvulsan rumatan (Indikasi: kejang
parsial, >15 menit, ada kelainan neurologis sebelum atau
sesudah kejang):
1. Fenobarbital 4-5 mg/BB/hari dibagi 2 dosis, dan
2. Asam valproat 20-40 mg/BB/hari dibagi 2-3 dosis
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
PNEUMONIA
(J10-J18)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Demam tinggi (tidak selalu)
2. Batuk (tidak selalu)
3. Sesak nafas (tidak selalu)
4. Pada bayi: malas menetek (gejala tidak khas) dapat
tanpa demam dan batuk
5. Pada anak besar: nyeri kepala, nyeri abdomen, muntah
(tidak selalu)
Pemeriksaan Fisik 1. Febris (tidak selalu)
2. Takipneu (tidak selalu)
3. Grunting (tdak selalu)
4. pch, retraksi dinding dada, sianosis (tidak selalu)
5. Ronkhi basah halus (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Rontgen thorak PA
2. Laboratorium: DR, GDS
Diagnosis Pneumonia (J 10- J 18)
Indikasi Rawat Inap 1. Pneumonia berat
2. Pneumonia dengan intake kurang
Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:
1. Puasakan pada pasien pnemonia berat (evaluasi tiap 12
jam)
Penatalaksanaan khusus:
1. Oksigen 2-4 liter/menit
2. Antipiretik: paracetamol 10 mg/BB/kali tiap 8 jam
3. Infus Kaen 4A/Asering 20 gtt/menit atau sesuai
kebutuhan cairan (rumus holiday segar)
4. Antibiotik :
Cefotaxime 50-100mg/BB/hari dibagi 2 dosis
Mikasin 15-30mg/BB/hari dibagi 2 dosis (pada
kasus pneumonia berat)
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
ASHMA BRONKHIALE PADA ANAK
(J45)
No. Dokumen
02.01.01
No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Sesak nafas, batuk, mengi yang dipicu alergen atau
aktivitas fisik, memburuk pada malam hari
2. Riwayat sesak nafas, mengi, batuk episodik sesudah
terpapar alergen dan berkaitan dengan musim
3. Riwayat asma atau atopi pada keluarga
Pemeriksaan Fisik 1. Sianosis
2. Hiperinflasi dada
3. Kesulian berbicara
4. Retraksi dinding dada
5. Wheezing dan ekspirasi memanjang
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Rutin
2. Tes fungsi paru
3. Tes alergi
Diagnosis Berdasarkan klasifikasi asma menurut GINA (J 45)
Indikasi Rawat Inap Ashma yang tidak hilang dengan terapi kortikosteroid inhalasi
Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:
1. Oksigen
Penatalaksanaan khusus:
1. asma ringan sedang:
- nebulisasi combivent 2 kali berturut-turut
- observasi, jika tidak ada perbaikan dirawat
- metil prednisolon 0,2-0,4 mg/BB dibagi 3-4
dosis p.o
- salbutamol 100 mcg/BB per kali p.o
2. asma berat:
- nebulisasi combivent tiap 4-6 jam
- infus D5% atau NaCl 0,9% + aminofilin
- Deksamethason 0,5-1 mg/BB/hari
- salbutamol 100 mcg/BB perkali p.o
3. asma dengan ancaman henti nafas: rujuk ke RS dgn
fasilitas PICU
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
MELENA(K 29.1)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. BAB hitam
2. Pasien terlihat pucat (tidak selalu)
3. Nyeri ulu hati (tidak selalu)
4. Riwayat gastritis, konsumsi obat2 NSAID, jamu2,
kortikosteroid
Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda syok hipovolemik (tidak selalu)
2. Conjungtiva anemis (tidak selalu)
3. Nyeri Tekan ulu hati, umbilikus (tidak selalu)
4. Tanda-tanda peritonitis (tidak selalu)
5. Kulit pucat (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Lengkap
2. HBsAG
3. Feces rutin
4. USG Abdomen
Diagnosis Melena (K 29.1)
Indikasi Rawat Inap 1. Melena dengan anemia berat
2. Melena dengan tanda-tanda syok
Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:
1. Oksigen (anemia berat)
2. Diet makan lunak tanpa serat
Penatalaksanaan khusus:
1. IVFD Kristaloid sesuai derajat syok
2. Tranfusi PRC bila Hb < 8 gr/dl
3. Asam tranexamat 3 x 250 mg (iv)
4. Vit K 3 x 1 (iv)
5. PPI:
- Omeprazole 1x1 (iv)
- Pantoprazole 1x1 (iv)
6. Sucralfat syrup 3 x CII (po)
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
HEMATEMESIS
(K 92.1)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
Ditetapkan
Kepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno Rusmaji
Mayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Muntah darah
2. Pasien terlihat pucat (tidak selalu)
3. Nyeri ulu hati (tidak selalu)
4. Riwayat gastritis, konsumsi obat2 NSAID, jamu2,
kortikosteroid
Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda syok hipovolemik (tidak selalu)
2. Conjungtiva anemis (tidak selalu)
3. Nyeri Tekan ulu hati, umbilikus (tidak selalu)
4. Tanda-tanda peritonitis (tidak selalu)
5. Kulit pucat (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Lengkap
2. HbsAg
3. Feces rutin
4. USG Abdomen
Diagnosis Hematemesis (K 92.1)
Indikasi Rawat Inap 1.Semua Kasus Hematemesis dirawat
Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:
1. Oksigen (anemia berat)
2. Diet makan lunak tanpa serat
Penatalaksanaan khusus:
1. IVFD Kristaloid sesuai derajat syok
2. Tranfusi PRC bila Hb < 8 gr/dl
3. Asam tranexamat 3 x 250 mg (iv)
4. Vit K 3 x 1 (iv)
5. Antiemetik:
- Ondansentron 3 x 1 (iv)
- Ganisentron 1 x 1-3 mg (iv)
6. PPI:
- Omeprazole 1x1 (iv)
- Pantoprazole 1x1 (iv)
7. Sucralfat syrup 3 x CII (po)
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
HIPERTENSI ENCEPHALOPHATY(G 93.4)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Nyeri Kepala
2. Penurunan kesadaran
3. Gg Penglihatan (Tidak selalu)
4. Kejang (Tidak Selalu)
5. Mual Muntah (tidak selalu)
6. Nyeri dada (tidak selalu komplikasi Miocardial
ischemia)
7. Kelemahan sebelah anggota badan (tidak selalu
komplikasi stroke)
8. Riwayat hipertensi
Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran : ↓ (confusion koma)
2. Vital sign: hipertensi (S> 180 mmHg atau D > 120
mmHg)
3. murmur tidak selalu: bila ada penyerta atau
komplikasi
4. hemiparesis bila ada komplikasi stroke
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (ureum kreatinin ↑ bila hipertensi
nephrophathy)
2. EKG : (komplikasi MI)
Diagnosis Hipertensi ensephalophathy (G 93.4)
Indikasi Rawat Inap Semua pasien hipertensi encephalophaty dirawat
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Tirah baring
Medikamentosa
1. IVFD kristaloid 20gtt/mnt
2. O2 3-4 l/mnt
3. Antihipertensi : (target menurunkan MAP 25 % dalam 2
jam)
- Diuretic : furosemid 2-3 x 40 mg i.v
- Amilodipin 1x 10 mg p.0
- Captopril 2x25 mg p.o
- Nifedipin 1 x 10 mg sl
- Diltiazem drip (HCU)
4. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)
- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o
- Cimetidin inj atau p.o
- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o
- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po
5. neuroprotektor
- citicolin 2 x 500 mg i.v
6. pro HCU
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
HIPERTENSI EMERGENCY(R 001)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Nyeri Kepala
2. Penurunan kesadaran (tidak seelalu)
3. Gg Penglihatan (Tidak selalu)
4. Kejang (Tidak Selalu)
5. Mual Muntah (tidak selalu)
6. Nyeri dada, sesak (tidak selalu end organ damage
cardiovascular)
7. Kelemahan sebelah anggota badan (tidak selalu
komplikasi stroke)
8. BAK sedikit / berwarna merah ( tidak selalu hipertensi
nephrophaty)
9. Riwayat hipertensi
Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran :anxietas, gelisah, ↓ (tidak selalu)
2. Vital sign: hipertensi (S> 180 mmHg atau D > 120 mmHg)
3. mata : subconjungtival bleeding (tidak selalu)
4. murmur tidak selalu
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (ureum kreatinin ↑ bila hipertensi
nephrophathy)
2. urine : gross hematuria tidak selalu
3. EKG : (komplikasi MI)
Diagnosis Hipertensi emergency (R.001)
Indikasi Rawat Inap Semua pasien hipertensi encephalophaty dirawat
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Tirah baring
Medikamentosa
1. IVFD kristaloid 20gtt/mnt
2. O2 3-4 l/mnt
3. Antihipertensi : (target menurunkan MAP 25 % dalam 2
jam)
- Diuretic : furosemid 2-3 x 40 mg i.v
- Amilodipin 1x 10 mg p.0
- Captopril 2x25 mg p.o
- Nifedipin 1 x 10 mg sl
- Diltiazem drip (HCU)
4. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)
- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o
- Cimetidin inj atau p.o
- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o
- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po
5. neuroprotektor
- citicolin 2 x 500 mg i.v
6. pro HCU
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
GAGAL GINJAL KRONIK(N18)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Lemas badan (tidak selalu)
2. gatal-gatal, gampang lebam (tidak selalu)
3. sesak napas (tidak selalu)
4. bengkak (tidak selalu)
5. Mual Muntah (tidak selalu)
6. anorexia (tidak selalu)
7. Riwayat hipertensi
8. Riwayat DM
9. riwayat infeksi
10. riwayat penyakit ginjal di keluarga
Pemeriksaan Fisik 1. Vital sign: hipertensi , tachipnea, tachycardia (tidak selalu)
2. mata : anemis
3. ronkhi +/+ (tidak selalu)
4. ascites (tidak selalu)
5. edema pretibial (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (anemia, trombositopenia, ureum kreatinin ↑)
2. elektrolit
3. urinalisis
4. EKG
5. USG
Diagnosis Penyakit Ginjal Kronis (N18)
Indikasi Rawat Inap 1. dispnea
2. edema anasarka
3. low intake
4. ESRD
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Tirah baring
2. Diet rendah protein, garam, restriksi cairan
Medikamentosa
1. IVFD NaCl 15gtt/mnt
2. O2 3-4 l/mnt
3. transfusi bila Hb < 8
4. ACE inhibitor
- Captopril 3. 6.25 p.o
5. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)
- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o
- Cimetidin inj atau p.o
- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o
- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po
6. renoprotektor
7. asam folat 3.1 p.o
8. anti emetic
- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o
- Gransetron inj 1x1/3 mg
9. Diuretik
- furosemid 3.1 i.v
10. dialysis ESRD
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
GAGAL GINJAL AKUT(N17)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Tanggal Terbit DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Tidak BAK atau BAK sedikit
2. Penurunan kesadaran (tidak selalu)
3. Sesak napas (tidak selalu)
4. Mual Muntah (tidak selalu)
5. Riwayat hipertensi
6. Riwayat Diare, operasi besar
7. Nyeri perut (tidak selalu)
8. Riwayat penyakit ginjal di keluarga
Pemeriksaan Fisik 1. Vital sign: hipertensi , tachipnea, tachycardia (tidak selalu)
Hipotensi, tachycardia (dehidrasi)
2. Ronkhi +/+ (tidak selalu)
3. Ascites (tidak selalu), turgor kembali lambat
4. Edema pretibial (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (ureum kreatinin ↑)
2. Elektrolit
3. Urinalisis, urin output menurun
4. EKG
Diagnosis Penyakit Ginjal akut (N17)
Indikasi RawatPenatalaksanaan
1. semua pasien dengan AKI dirawat
Non medikamentosa
1. Tirah baring
2. Diet rendah protein, garam, restriksi cairan
Medikamentosa
1. IVFD NaCl (sesuai derajat dehidrasi)
2. O2 3-4 l/mnt
3. antibiotic non nefrotoxic (bila ada infeksi)
- ceftriaxone 1.2 gr i.v
- cefoperazone 2.1 gr i.v
4. ACE inhibitor
- Captopril 3. 6.25 p.o
5. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)
- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o
- Cimetidin inj atau p.o
- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o
- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po
6. renoprotektor
7. anti emetic
- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o
- Gransetron inj 1x1/3 mg
8. Diuretik
- furosemid 3.1 i.v
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
VERTIGO
(R 42)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Anamnesis 1. Pusing berputar
2. telinga berdenging (tidak selalu)
3. Mual sampai muntah
Pemeriksaan Fisik 1. Nystagmus (tidak selalu)
2. Nyeri tekan epigastrium (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab Lengkap (tidak khas)
Diagnosis Vertigo/ BPPV (R 42)
Indikasi Rawat 1. Pusing berputar yang disertai muntah-muntah hebat
2. Intake kurang
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Tirah baring
2. Diet lunak
Medikamentosa
1. IVFD kristaloid (RL/NaCl 0,9%/Asering) 20 gtt/menit
2. Antiemetik
- Ondansentron 3 x 4-8 mg (iv)
- Metoclopramid 2 x 4 mg (iv)
- Gransetron inj 1x10/30 mg (iv)
3. Antivertigo
- Betahistin Mesilat 3 x 1 po
- Flunarizine 2 x 1 po
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
RADIKULOPATHY
(R 54.1)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Kepala Rumah Sakit Tingkat IV 03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesia 1. Nyeri tulang belakang
2. Nyeri menjalar sampai ke kaki (tidak selalu)
3. Ekstremitas sulit digerakan (tidak selalu)
Pemeriksaan Fisik 1. Laseque (+) Kernig (+) tidak selalu
2. Refleks fisiologis +/ meningkat
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab rutin (tidak khas)
2. Ro lumbosakral AP/Lat
DiagnosisRadikulopathy (R 54.1)
Indikasi Rawat 1. Nyeri yang hebat
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Tirah baring
2. Diet TKTP
Medikamentosa
1. IVFD kristaloid + vitamin : 15 gtt/menit
2. Antinyeri:
- Ketorolac 1 x 30 mg (iv)
3. Anti H2 receptor/PPI
- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o
- Cimetidin inj atau p.o
- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o
4. Anti emetic
- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o
- Metoklopramid inj atau p.o
- Gransetron inj 1x 10/30mg
5. Antiinflamasi:
- deksamethason 3 x 1 mg po
6. Gabapentin : 1x 300 mg po
7. Forres : 2 x 50 mg po
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
MENINGITIS
(G 03.9)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Penurunan kesadaran (tidak selalu)
2. Nyeri kepala hebat
3. Riwayat batuk-batuk lama (tidak selalu)
4. Hemiparesis atau paresis (tidak selalu)
Pemeriksaan Fisik 1. Temperatur febris tanpa interfensi obat antipiretik
2. Paresis N cranialis (tidak selalu)
3. Kaku kuduk + (tidak selalu)
4. paresis ekstremitas
5. Refleks Patologis + (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab rutin (leukositosis, LED meningkat)
2. Ro thorak : proses spesifik aktif
3. LP
4. CT Scan
Diagnosis Meningitis (G 03.9)
Indikasi Rawat Inap 1. Sakit kepala hebat
2. Penurrunan kesadaran
3. kejang
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Tirah baring
2. Diet TKTP
3. O2 : 3-4 L/menit
4. NGT (pada pasien dengan penurunan kesadaran)
5. Kateter
Medikamentosa
3. IVFD kristaloid 20 gtt/menit
4. Antibiotik:
- Cefotaxime 2 x 1 gr (iv)
- Ceftriaxone 1 x 2 gr (iv)
5. Anti piretik
- Paracetamol inf 3 x 1000 mg atau paracetamol p.o 3 x
500 mg
6. Anti H2 receptor/PPI
- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o
- Cimetidin inj atau p.o
- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o
7. Anti emetic
- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o
- Metoklopramid inj atau p.o
- Gransetron inj 1x 10/30mg
8. Antiinflamasi:
- Deksamethasone 2-3 x 1 ampul
- metilprednisolone 1 x 125 mg (iv)
KOLIK ABDOMEN
(R 10.4)
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Nyeri perut yang hilang timbul
2. BAK nyeri (tidak selalu)
3. Perdarahan dari jalan lahir (tidak selalu)
4. Nyeri tekan di perut bawah (tidak selalu)
5. Panas badan (tidak selalu)
6. Muntah-muntah (tidak selalu)
Pemeriksaan Fisik 1. Takhipneu, tatikardia
2. Tanda-tanda syok
3. NK CVA (tidak selalu)
4. NT perut bawah (tidak selalu)
5. Murphy sign (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Lab Lengkap
2. Urine rutin, tes kehamilan
3. Ro abdomen
4. USG abdomen
Diagnosis Kolik Abdomen (R 10.4)
Indikasi Rawat Inap Semua pasien kolik abdomen dirawat
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Tirah baring
Medikamentosa
1. IVFD kristaloid sesuai derajat dehidrasi
2. Antibiotik:
- Cefotaxime 2 x 1 gr (iv)
- Ceftriaxone 1 x 2 gr (iv)
3. Anti piretik, analgetik, anti spasmofidik
- Paracetamol inf 3 x 1000 mg atau paracetamol p.o 3
x 500 mg
- Ketorolac 2 x 1 (iv)
- Butilhistiocyn 2x1 (iv)
- Kaltrofen supp
4. Anti H2 receptor/PPI
- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o
- Cimetidin inj atau p.o
- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o
5. Anti emetic
- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o
- Metoklopramid inj atau p.o
- Gransetron inj 1x 10/30mg
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
RETENSIO URINE (R 33)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Tidak bisa BAK
2. Tanda-tanda BPH : Gejala iritatif: nocturi, urgency,
dysuria, Gejala obstruksi: hesistensi, pancaran lemah,
bak terputus2, miksi memanjang, terminal dribling.
3. Riwayat melahirkan
4. Riwayat penggunaan kateter atau trauma
5. Riwayat ISK
6. Riwayat konsumsi jengkol berlebihan
Pemeriksaan Fisik 1. TD meningkat (tidak selalu)
2. Tatikardia
3. VU teraba
4. NT a/r supra pubik
5. RT (teraba massa prostat) tidak selalu
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah lengkap
2. Urin rutin
Diagnosis Retensi urine (R 33)
Indikasi Rawat Inap Pasien yang gagal dalam pemasangan kateter
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. Pemasangan Kateter
2. Blast punksi
Medikamentosa (pasien gagal pemasangan kateter)
1. IVFD kristaloid 20 gtt/menit
2. Antibiotik:
- Cefotaxime 2 x 1 gr (iv)
- Ceftriaxone 1 x 2 gr (iv)
3. Analgetik, Antipiretik
- Paracetamol inf 3 x 1000 mg atau paracetamol p.o 3
x 500 mg
- Ketorolac 3 x1 (iv)
- Tramadol 2 x 1 (iv) atau drip
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
ABORTUS
(O 064)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Perdarahan dari jalan lahir
2. Mulas-mulas (tidak selalu)
3. Riwayat terlambat haid dan atau riwayat hamil
sebelumnya
4. Nyeri perut bawah (tidak selalu)
Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda syok (tidak selalu)
2. Anemia (tidak selalu)
3. Nyeri tekan supra pubik (tidak selalu)
Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Lengkap
2. Tes Kehamilan
3. USG pelvic
Diagnosis Abortus (O 064)
Indikasi Rawat Inap Abortus dengan syok
Penatalaksanaan Non medikamentosa
1. O2 : 3-4 L/menit
Medikamentosa
1. IVFD kristaloid sesuai derajat syok
2. Pro kuretase
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR
BRONKHIOLITIS (J21.9)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Juni 2013
DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV
03.07.04/Guntur
dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002
Anamnesis 1. Sesak nafas
2. Batuk, mengi (tidak selalu)
3. Panas badan (tidak selalu)
4. Usia ≤ 3 bulan
Pemeriksaan Fisik 1. Takhipne
2. Sianosis (tidak selalu)
3. Tidak mau menetek (tidak selalu)
4. Retraksi dinding dada (tidak selalu)
5. Wheezing dan atau ekspirasi memanjang
Pemeriksaan Penunjang 4. Darah Rutin
5. Ro Thorak
Diagnosis Bronchiolitis (J 21.9)
Indikasi Rawat Inap Penatalaksanaan umum:
1. Oksigen
Penatalaksanaan Penatalaksanaan khusus:
1. Nebulisasi combivent tiap 4-6 jam
2. infus D5% atau NaCl 0,9% + aminofilin
3. Antibiotik profilaksis:
- Ampicilin 50-100 mg/bb/hari dibagi 3 dosis (iv)
- Cefotaksim 100 mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)
4. Anti inflamasi
- Deksamethason 0,5-1 mg/BB/hari (iv)
- Metil prednisolon 0,5 mg/bb/hari (iv)
5. Antipiretik:
- Paracetamol drop (po)
- Metamizole drop (po)
- Ibuprofen drop (po)