somad dan pohon aren ajaib (ok)
DESCRIPTION
Short storyTRANSCRIPT
![Page 1: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/1.jpg)
Somad dan Pohon Aren Ajaib
Tak jauh dari ibu kota kabupaten, ada sebuah kampung yang menghampar sawah
hijau. Rakyatnya sebagian besar hidup dalam kecukupan karena padi yang melimpah.
Selama mereka punya sepetak saja sawah, hidupnya akan cukup dan tidak melarat.
Kecuali seorang yang tinggal agak di pinggir kampung. Dengan rumah yang nyaris
rubuh, dinding anyaman bambu dan atap rumbia, Somad hidup bersama istri dan kedua
orang anaknya. Ia bukan berasal dari kampung itu. Beruntung ada seorang baik yang mau
meminjamkan tanahnya untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi Somad dan keluarga.
Sebagai imbalan, ia harus bekerja dan merawat kebun singkong yang terletak sekitar lima
puluh meter di belakang rumah itu.
Kadang juga timbul rasa bersalah di hati Somad, karena sebagai kepala keluarga, ia
merasa tak mampu membahagiakan istri dan kedua anaknya. Si sulung sebentar lagi akan
masuk SD dan si bungsu baru saja berumur dua tahun. Kadang, istri juga mengeluh
mengenai nasib mereka. Tanah tak punya, uang membeli susu juga tak mencukupi.
Sejak pagi, Somad sudah berangkat ke ladang di belakang rumah itu. Membersihkan
dari hama dengan semprotan. Atau juga mencangkul jika tanah itu akan kembali ditanami
tanaman baru. Rumput-rumput harus dicabut dari akar. Sepulang dari ladang sekitar tengah
hari, Somad akan mengecek pohon aren yang juga terletak di belakang rumah. Pohon aren
ini terletak sangat dekat dengan rumah, hanya sekitar sepuluh meter. Bapak yang
mempunyai tanah mengatakan untuk mengambil sari aren itu dan semuanya boleh untuk
Somad jual.
Biasanya, jika dipasang pada pagi hari, maka akan didapati sari aren sebanyak tiga
liter pada siang harinya. Maka, Somad pun mengambil sari aren untuk hari ini. Setelah itu,
membawanya pulang ke rumah untuk dimasak menjadi gula. Hasil penjualan gula itu,
lumayan cukup untuk menambah pemasukan Somad. Selain mengurusi ladang dan pohon
aren, jika sedang untung dan kelapa berbuah banyak, Somad akan dipanggil untuk menjadi
![Page 2: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/2.jpg)
kuli panjat pohon kelapa. Atau jika sedang musim panen padi, Somad bisa pulang
membawa tiga hingga empat liter beras sebagai upah membantu panen padi.
Setelah maghrib tiba, Somad akan dengan rajin pulang ke rumah dan membersihkan
diri, lalu berangkat ke masjid dan baru akan pulang saat shalat isya selesai. Selama di
masjid itu, Somad akan menghabiskan waktunya untuk membaca al-quran, atau jika sedang
ada agenda taklim, Somad akan mendengarkan taklim yang bisa membuatnya semangat
menjalani hidup sebagai takdir Allah.
Anak dan istri akan menunggunya pulang dari masjid, sebelum mereka akhirnya
menyantap makan malam. Kadang dengan ikan goreng, pemberian tetangga yang tinggal
agak berjauhan dari rumahnya, tapi lebih sering dengan lauk tempe dan sayur daun
singkong yang mudah didapatkan di kebun belakang. Barulah setelah makan, mereka
bercengkrama sedikit, sebelum akhirnya tidur. Tak ada televisi ataupun radio di rumah itu.
***
Pagi yang seperti hari kemarin, selepas shalat subuh, Somad memanjat pohon aren
dan mulai mengirisnya untuk mengeluarkan air pohon tersebut. Ia meletakkan semacam
botol bekas yang akan menjadi wadah untuk sari aren yang menetes perlahan. Lalu, Somad
turun dan berangkat menuju ladang sampai siang hari.
Hari ini ia tak harus menyemprot hama. Cukup mencabuti rumput kecil yang banyak
tumbuh di sekitar pohon singkong. Juga menggemburkan sebagian tanah yang akan
ditanami pohon singkong baru. Sebab, pohon singkong sebelumnya sudah dicabut.
Somad lalu beristirahat dan pulang ke rumah. Berangkat ke masjid untuk shalat
dhuhur. Ia mengusahakan agar setiap shalatnya bisa dilakukan di masjid. Jika tak di masjid,
berarti sesuatu yang dikerjakannya benar-benar tidak bisa ditunda. Sepulang dari shalat
dhuhur, ia berencana untuk menengok pohon aren. Namun, belum juga ia sampai di rumah,
pak Imam meminta tolong untuk membantunya memanjat beberapa pohon kelapa. Upah
yang diberikan lumayan.
![Page 3: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/3.jpg)
Maka, Somad pun langsung menuju pohon kelapa tanpa ke rumah dulu. Pekerjaan
memanjat pohon kelapa itu dapat dikerjakannya dengan mudah. Somad masih muda dan
kuat. Tangannya dengan cekatan menjatuhkan satu-satu buah kelapa. Kakinya akan dengan
cepat memanjat batang kelapa yang kadang licin. Setelah memanjat sekitar sepuluh pohon
kelapa, Somad mendapatkan upah yang cukup. Ia lalu pulang dengan perasaan gembira.
Waktu sudah menunjukkan hampir ashar, ia bergegas melangkah pulang. Mengingat
pohon aren yang belum juga ia tengok, ia semakin mempercepat langkahnya. Tak butuh
lima belas menit, ia sudah berada di bawah pohon aren. Segera ia melihat botol tersebut.
Syukurlah, air aren tidak tumpah. Tapi, ia penasaran juga, mengapa sudah sesore ini dan
botol bekas yang berwarna coklat itu tidak menunjukkan tanda bahwa sudah terisi penuh.
Somad melepas sarungnya dan mulai memanjat pohon aren. Betapa terkejutnya,
ketika yang ia dapati bukanlah sari aren. Melainkan tiga butir mutiara. Somad mengucap
Allah, jangan sampai ini hanya mimpi. Memang, Somad kerap berdoa kepada Allah agar
hidupnya diberi kemudahan. Namun, jika seperti ini, ia tak yakin ini adalah kenyataan.
Bagaimana mungkin pohon aren menghasilkan mutiara. Setelah beberapa saat
menenangkan diri dan kembali melihat isi botol bekas tersebut, barulah ia yakin bahwa ini
bukan mimpi. Tiga butir mutiara putih berkilau, berada dalam botol tersebut. Terima kasih
ya Allah. Ucapnya dengan penuh syukur. Ia semakin yakin bahwa Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu. Matahari saja diaturnya, apalagi hanya sekadar mengeluarkan mutiara dari
dalam pohon aren.
***
Penemuan mutiara itu tak ia ceritakan kepada siapapun, kecuali kepada istrinya.
Istrinya kaget dan merasa bahwa Somad sudah tidak waras karena terlalu lama hidup
miskin. Maka, Somad pun memperlihatkan mutiara itu, barulah istrinya percaya bahwa itu
adalah benar. Wajah istrinya berseri-seri. Namun, mereka tidak ribut-ribut untuk penemuan
mutiara itu.
![Page 4: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/4.jpg)
Keesokan paginya, Somad berangkat ke pasar dan menanyakan harga mutiara kepada
pedagang perhiasan di pasar. Harganya cukup mahal. Somad lalu mengeluarkan satu biji
mutiara dari dalam kantongnya. Pedagang perhiasan itu awalnya menaruh curiga, jangan-
jangan ini adalah barang palsu. Lalu, ia memeriksanya dan menemukan bahwa itu adalah
barang asli. Maka, Somad kemudian pulang dengan membawa banyak uang.
Istrinya menatap Somad dengan senang. Mereka lalu merencanakan untuk membeli
barang ini dan itu. Istrinya memulai dengan mengganti kasur tidur mereka. Somad
kemudian membawa istrinya ke pasar dan membeli kasur tidur yang lebih baik dari
sebelumnya. Agar tidak terlalu mencolok, kasur itu dibawa pada malam hari ke rumah
Somad.
Kini, Somad sudah mempunyai kasur baru. Setiap hari, ia memasang botol bekas itu
dan mendapati satu hingga tiga mutiara. Istrinya lalu mengusulkan untuk membeli tanah
yang mereka tempati beserta pohon arennya. Awalnya, yang mempunyai tanah tidak
percaya bahwa Somad bisa membeli. Namun, setelah melihat uang yang Somad punya,
akhirnya penjual merelakan tanah tersebut. Ia tak tahu dari mana uang Somad itu. Yang
jelas, menurutnya, uang itu asli dan tanah itu dibeli dengan harga yang cukup tinggi.
Tanah itu sudah resmi menjadi milik Somad. Hampir setiap hari, ia pergi ke pasar
untuk menjual mutiara. Bergantian dari satu toko ke toko lainnya, agar mereka tidak curiga
tentang darimana Somad mendapatkan mutiara itu. Setiap hari juga, Somad pulang dengan
membawa banyak uang. Keluarganya mulai membeli ikan, telur, dan lauk yang enak.
Rumah itu terlihat hampir rubuh. Somad lalu berencana untuk memperbaiki rumah
tersebut. dalam waktu sebulan, rumah yang dulu berdinding anyaman bambu dan
beratapkan daun rumbia, kini telah berdinding tembok dan beratapkan genteng. Tetangga
menjadi heran melihat perubahan Somad yang drastis. Namun, karena Somad pandai
menjaga rahasia, mereka tidak tahu mengenai asal usul kekayaan Somad yang semakin
banyak itu.
![Page 5: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/5.jpg)
Perabotan baru setiap hari mendatangi rumah itu. Televisi, kulkas, sepeda, dan lain
sebagainya. Somad telah berubah. Dalam waktu sebulan, mutiara yang diambilnya setiap
hari, telah merubah hidup Somad menjadi lebih baik. Jauh lebih baik dari sebelumnya.
Bahkan, sekarang sudah mengalahkan banyak orang yang dulu lebih kaya dari Somad.
***
Somad sudah tak pernah lagi ke kebun singkong. Sekarang ia punya tanah dan
merawat satu-satunya tanaman miliknya. Pohon aren. Setiap pagi, ia dengan rajin memanjat
pohon aren dan meletakkan botol bekas disana. Lalu, ia berangkat ke pasar untuk menjual
mutiara dan pulang membawa belanjaan yang banyak.
Rupanya, Somad betul-betul mengalami perubahan setelah mendapatkan mutiara itu.
Tidak saja berubah dalam materi, seperti membangun rumah dan membeli perabotan baru,
Somad juga mulai jarang bercengkrama dengan tetangga sekitar. Ia lebih banyak
menghabiskan waktu menonton televisi atau bermain game dengan keluarganya di dalam
rumahnya yang besar. Makan makanan yang enak dan tidur di kasur empuk. Somad benar-
benar menikmati dirinya menjadi seorang yang kaya. Ia mengenang masa sulitnya dulu dan
berjanji untuk tidak mengulangi masa sulit itu.
Saat adzan tiba, Somad tidak lagi berangkat ke masjid. Ia akan memilih untuk shalat
di rumah bersama istri. Dan belakangan ini, Somad bahkan tidak lagi shalat, meski itu di
rumah. Ia sibuk dengan mutiara dan bagaimana cara mengembangkan kekayaannya.
Somad mulai memikirkan untuk membuka usaha di rumah barunya. Ia memperluas
tanahnya dengan membeli tanah di sebelah rumah. Tanah semakin luas dan ia ingin
membangun toko yang bisa menjual aneka barang. Mulai dari beras, tabung elpiji, dan
barang kebutuhan pokok lainnya.
Semakin hari, Somad disibukkan untuk mengelola tokonya itu. Memanjat pohon aren
pada pagi hari, berangkat ke pasar untuk menjual mutiara, dan pulang dengan membawa
banyak bahan pokok untuk di jual di toko. Kebutuhan Somad juga semakin banyak. Setiap
ada handphone terbitan baru, Somad ingin membelinya. Istrinya juga sekarang sudah sering
![Page 6: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/6.jpg)
membeli baju model terbaru. Sepatu baru. Anting-anting baru. Cincin baru. Kedua anaknya
selalu meminta untuk dibelikan berbagai permainan.
Toko yang dibuka Somad mulai menjual banyak barang. Namun, apa yang
diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Ternyata untuk mengelola barang sebanyak itu,
tidak mudah. Ia harus bagus dalam perhitungan dan bekerja dengan keras melayani
pembeli. Somad tidak memikirkan bahwa ia harus bekerja sekeras itu. Ia pun kemudian
menghitung-hitung mutiara yang dihasilkan setiap hari oleh pohon aren itu. Dua mutiara
setiap harinya. Dengan dua mutiara itu, ia bisa hidup dengan nyaman setiap hari. Tapi,
kebutuhannya terus meningkat. Dan dua mutiara itu tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan istri dan kedua anaknya setiap hari. Maka, ia pun mempunyai rencana besar.
***
Keesokan harinya, ia bangun sangat cepat. Ia melangkah ke belakang rumah dan
mulai memperhatikan pohon aren itu. Pohon ini cukup besar. Pikirnya. Tinggi sekitar dua
puluh meter dan diameter batangnya yang setengah meter, maka pasti banyak yang
tersimpan di dalamnya. Somad kembali masuk ke dalam rumah dan mengambil kapak yang
sudah ia asah semalam. Somad berencana untuk mengeluarkan sekaligus mutiara tersebut.
jika benar bahwa di dalam pohon sebesar ini, isinya mutiara semua, pastilah mutiara itu tak
akan habis ia pakai sampai mati. Pikir Somad.
Tanpa memberitahukan istrinya, Somad mulai menebang sedikit demi sedikit pohon
itu. Tebasan pertama menghasilkan bekas yang tidak terlalu dalam. Pada tebasan kedua, ia
mengayunkan sekuat tenaga dan berhasil mencapai bekas yang lebih dalam. Belum ada
mutiara yang keluar. Maka, Somad mengayunkan kapaknya lebih ke dalam. Ke dalam lagi.
Hingga setengah dari diameter pohon itu sudah ditebas oleh kapak. Tapi, belum juga ada
mutiara.
Somad lalu mengambil tali dan mengikat ke pohon tersebut. Ia menarik tali itu pada
sisi yang lain. Pohon tumbang. Dengan semangat, dan bayangan mutiara yang banyak di
![Page 7: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/7.jpg)
dalam batang pohon, Somad mulai membelah pohon itu. Senyumnya tak pernah lepas dari
raut wajahnya. Berharap akan banyak mutiara yang ia dapatkan.
Tebasan pertama pada batang, belum juga ada mutiara. Ia lalu menebas lebih dalam.
Membelah batang pohon aren itu dengan rinci. Hingga yang tersisa tinggal serabut, tetapi
tak ada mutiara yang ditemukan walau hanya satu biji. Somad pun terududuk dengan lesu.
Matanya memandang pohon itu dengan sedih. Istrinya keluar dan melihat apa yang
dilakukan oleh suaminya. Istrinya ikut duduk dan memandang dengan sedih. Keinginan
Somad untuk mendapatkan lebih banyak mutiara, akhirnya tidak menghasilkan apa-apa.
Ketamakan akan selalu berbuah keburukan dan sia-sia. Berysukur adalah apa yang
sebaiknya dilakukan dalam menghadapi apa yang diberikan Allah.
![Page 8: Somad Dan Pohon Aren Ajaib (Ok)](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081817/577c83301a28abe054b3f57b/html5/thumbnails/8.jpg)
BIODATA PENULIS
Judul Cerpen : Somad dan Pohon Aren Ajaib
Nama : Awaluddin A. Mulyadi
TTL : Kolaka, 1 Juni 1994
Agama : Islam
Alamat : Asrama Medika FK UH
Status : Mahasiswa S1 FK UH
Email : [email protected]
Facebook : Awaluddin Andhy M
No.HP : 085256654009