sni astm d6521-2012 6837.pdf

24
Standar Nasional Indonesia SNI ASTM D6521:2012 Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan tabung bertekanan (Pressurized Aging Vessel,PAV) (ASTM D 6521-04, IDT) ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional ” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Upload: may1939

Post on 02-Jan-2016

487 views

Category:

Documents


105 download

DESCRIPTION

Tata cara percepatan pelapukan aspalmenggunakan tabung bertekanan(Pressurized Aging Vessel,PAV)

TRANSCRIPT

Page 1: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

Standar Nasional Indonesia

SNI ASTM D6521:2012

Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan tabung bertekanan (Pressurized Aging Vessel,PAV)

(ASTM D 6521-04, IDT)

ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 2: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

© BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: [email protected] www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 3: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

i © BSN 2012

Daftar isi

Daftar isi ..................................................................................................................................... i

Prakata ..................................................................................................................................... ii

Pendahuluan............................................................................................................................ iii

1 Ruang lingkup .................................................................................................................. 1

2 Acuan normatif ................................................................................................................. 1

3 Istilah dan definisi ............................................................................................................ 2

4 Ringkasan tata cara ......................................................................................................... 2

5 Arti dan Kegunaan ........................................................................................................... 2

6 Peralatan ......................................................................................................................... 3

7 Kalibrasi peralatan ........................................................................................................... 5

8 Bahan .............................................................................................................................. 5

9 Tata Cara ......................................................................................................................... 6

10 Laporan ............................................................................................................................ 8

Lampiran A (informatif) Istilah dan definisi ................................................................................ 9

Lampiran B (informatif) Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya .............................. 10

Lampiran C (normatif) Gambar skema pengujian PAV .......................................................... 11

Lampiran D (normatif) Contoh formulir pengujian ................................................................... 13

Lampiran E (informatif) Contoh isian formulir pengujian ......................................................... 14

Bibliografi ................................................................................................................................ 15

Gambar C.1 - Skema pengujian PAV .................................................................................... 11

Gambar C.2 - Skema letak piringan dan RTD dalam PAV .................................................... 12

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 4: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

ii © BSN 2012

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan tabung bertekanan (Pressurized Aging Vessel, PAV) adalah revisi dari SNI 03-6837-2002, Tata cara Mempercepat pelapukan aspal dengan menggunakan tabung pelapuk bertekanan. Standar ini merupakan adopsi identik dari ASTM D 6521-04, Standard Practice for Accelerated Aging of Asphalt Binder Using a Pressurized Aging Vessel (PAV). Revisi dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapat pada versi sebelumnya (lihat Lampiran B). SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Bahan dan Perkerasan Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor 03.1: 2007 dan dibahas dalam rapat Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 13 Agustus 2009 di Bandung, oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 5: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

iii © BSN 2012

Pendahuluan

Standar ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan teknisi laboratorium dan produsen aspal agar diperoleh keseragaman tata cara simulasi pelapukan aspal selama masa pelayanan akibat oksidasi. Standar ini diperlukan untuk menyiapkan contoh aspal yang akan digunakan untuk pekerjaan pengaspalan masih tahan terhadap penerimaan akhir oksidasi selama umur rencana. Peralatan yang digunakan adalah alat tabung bertekanan (Pressurized Aging Vessel, PAV), pinggan dan termometer. Prinsip dari standar ini adalah memasukkan benda uji aspal dari awal hasil proses pelapukan dengan Metode Pengujian Berat Minyak dan Aspal Cara A (SNI 06-2440-1991) menggunakan alat pemanas berputar (Rolling Thin Film Oven Test, RTFOT, ASTM D 2872) pada pinggan ke dalam alat PAV selama 20 jam ± 10 menit dengan tekanan tinggi dan temperatur tinggi.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 6: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 7: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

1 dari 16 © BSN 2012

Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan tabung bertekanan (Pressurized Aging Vessel, PAV)

1 Ruang lingkup 1.1 Tata cara ini mencakup percepatan pelapukan (oksidasi) aspal termasuk beberapa jenis aspal modifikasi dengan udara bertekanan pada temperatur tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mensimulasikan jenis perubahan-perubahan sifat fisik dan sifat kimia pada proses pelapukan aspal selama masa pelayanan perkerasan beraspal, tetapi mungkin tidak mensimulasikan percepatan pelapukan relatif aspal secara akurat. Tata cara ini dilakukan terhadap residu aspal hasil pelapukan dengan Rolling Thin Film Oven Test (RTFOT) (ASTM D 2872) yang merupakan simulasi pelapukan aspal pada unit pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP).

CATATAN 1 Beberapa aspal modifikasi dapat mengalami pemisahan atau membentuk selaput tipis selama pengkondisian saat pengujian dengan RTFOT (ASTM D 2872); hasil dari pengujian residu ini mungkin tidak mewakili untuk aspal modifikasi yang mudah memisah dalam waktu singkat di lapangan. Pemisahan dan pembentukan selaput tipis dapat terjadi selama pelapukan PAV. Oleh karena itu, Tata Cara ini tidak cocok untuk beberapa jenis aspal modifikasi.

CATATAN 2 Tabung pelapuk bertekanan (Pressurized Aging Vessel, PAV) belum divalidasi untuk bahan-bahan yang mengandung bahan khusus (particulate).

1.2 Pelapukan aspal selama masa pelayanan dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan tekanan udara serta variabel-variabel campuran seperti perbandingan volumetrik, permeabilitas campuran beraspal, sifat-sifat agregat dan kemungkinan faktor-faktor lainnya. Proses pengkondisian ini dimaksudkan untuk suatu evaluasi ketahanan relatif aspal yang berbeda-beda akibat oksidasi pada temperatur dan tekanan tertentu, tanpa memperhitungkan variabel-variabel campuran beraspal tersebut atau ketahanan relatif saat pelapukan pada kondisi pelayanan. 1.3 Satuan angka yang dinyatakan pada unit Satuan Internasional (SI) sebagai standar. Satuan angka dalam kurung dibuat hanya untuk informasi. 1.4 Standar ini tidak mencakup semua permasalahan keselamatan yang berkaitan dengan penggunaannya. Penerapan langkah-langkah dan batasan-batasan yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja menjadi tanggungjawab pengguna standar ini. 2 Acuan normatif 2.1 Standar ASTM D 8, Terminology Relating to Materials for Roads and Pavements.

D 1754, Test Method for Effect of Heat and Air on Asphaltic Materials (Thin-Film Oven Test) atau (SNI 06-2440, Metode Pengujian Kehilangan Berat Minyak dan Aspal dengan Cara A).

D 2872, Test Method for Effect of Heat and Air on Asphaltic on a Moving Film of Asphalt (Rolling Thin-Film Oven Test).

D 4753, Guide for Evaluating, Selecting and Specifying Balance and Standar Masses for Use in Soil, Rock and Construction Materials Testing.

D 6373, Spesification for Performance Graded Asphalt Binder.

E 1137, Spesification for Industrial Platinum Resistance Thermometers.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 8: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

2 dari 15 © BSN 2012

2.2 Standar AASHTO M 320, Specification for Performance-Graded Asphalt Binder.

MP 1a, Specification for Performance Graded Asphalt Binder. 2.3 Standar CGA CGA G-7.1 – 1997 Commodity for Air, Fourth Edition. 3 Definisi Definisi yang digunakan dalam tata cara ini bisa dilihat pada terminologi ASTM D 8 dan istilah inggris umum. 4 Ringkasan tata cara 4.1 Pertama-tama pelapukan awal aspal dilakukan menggunakan prosedur pengujian RTFOT (ASTM D 2872). Residu aspal dengan ketebalan tertentu hasil pelapukan awal tersebut dituangkan ke dalam piringan baja standar tahan karat yang biasa digunakan untuk pengujian menggunakan prosedur pengujian TFOT (SNI 06-2440). Biarkan residu hasil pengujian tersebut di dalam piringan baja standar tahan karat. Kemudian residu aspal hasil pelapukan awal tersebut dimasukkan ke dalam tabung bertekanan udara 2,10 MPa pada temperatur tertentu selama 20 jam. Temperatur pelapukan dipilih berdasarkan klasifikasi aspal yang digunakan dalam proses pelapukan. Kemudian lakukan penghampaan udara pada residu aspal yang sudah dikondisikan tersebut. 5 Arti dan kegunaan 5.1 Tata cara ini dirancang untuk mensimulasikan proses pelapukan akibat oksidasi selama masa pelayanan perkerasan. Residu dari proses ini dapat digunakan untuk memperkirakan sifat fisik atau sifat kimia aspal setelah beberapa tahun mengalami proses pelapukan selama masa pelayanan di lapangan.

Aspal lapuk yang diperoleh dengan menggunakan proses pelapukan ini digunakan untuk menentukan sifat-sifat aspal yang disyaratkan dalam ASTM D 6373, AASHTO M 320, atau AASHTO MP 1a dengan menggunakan metode pengujian SNI 06-2456-1991, SNI 06-2434-1991, SNI 2436:2008, SNI 06-2438-1991, SNI 06-2441-1991 dan SNI 06-2480-1991. 5.2 Untuk aspal yang mempunyai kelas atau sumber berbeda, tidak ada hubungan yang khas antara waktu dan temperatur pelapukan dalam proses ini serta hubungan umur dan temperatur selama masa pelayanan perkerasan. Oleh karena itu, untuk kondisi iklim tertentu selama masa pelayanan, tidak mungkin untuk memilih satu nilai tunggal untuk waktu pelapukan dengan PAV dan temperatur pelapukan yang dapat memperkirakan sifat-sifat aspal setelah mengalami kondisi pelapukan pada masa pelayanan tertentu.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 9: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

3 dari 15 © BSN 2012

5.3 Tingkat pengerasan berbagai jenis aspal relatif bervariasi dengan temperatur pelapukan dan tekanan di dalam PAV. Oleh karena itu, dua jenis aspal dapat mengalami tingkat pelapukan yang sama pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, tetapi mengalami pelapukan yang berbeda pada kondisi lain. Oleh karena itu, tingkat pelapukan relatif berbagai jenis aspal bervariasi pada kondisi PAV tertentu dapat berbeda secara signifikan untuk masa pelayanan relatif pada temperatur dan tekanan yang lebih rendah. 6 Peralatan Peralatan yang digunakan untuk pengkondisian aspal ini terdiri atas tabung pelapuk bertekanan, oven, alat pengendali tekanan dan temperatur, alat pengukur tekanan dan temperatur serta alat pencatat temperatur dan tekanan (lihat Gambar C.1). 6.1 Tabung bertekanan, adalah berupa tabung baja anti karat bertekanan yang dirancang untuk dioperasikan pada tekanan 2,1 MPa ± 0,1 MPa pada temperatur antara 90 oC dan 110 oC dengan dimensi bagian dalam cukup untuk memuat menempatkan sepuluh buah piringan TFOT dan sebuah rak piringan (pan holder). Tabung bertekanan harus dilengkapi rak piringan yang mampu memuat sepuluh buah piringan baja anti karat dalam posisi horizontal, sehingga tebal lapisan residu aspal pada piringan adalah sama. Rak harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dimasukkan dan dikeluarkan dari tabung bertekanan pada saat rak, piringan, dan residu aspal berada pada temperatur pelapukan. Gambar C.1 memperlihatkan skema konfigurasi tabung, rak dan piringan serta ukuran yang disyaratkan.

CATATAN 3 Tabung terdiri atas unit terpisah yang ditempatkan pada oven untuk mengkondisikan aspal atau merupakan bagian terpadu dari unit pengendalian temperatur (sebagai contoh, dengan pemanasan langsung tabung atau dengan memasang unit pemanas permanen disekeliling tabung, oven, atau pemanas cairan). Direkomendasikan tabung mempunyai diameter 250 mm dengan tinggi 265 mm. Penelitian menunjukkan bahwa volume tabung bukanlah faktor penting dalam pengerasan aspal karena pelapukan.

6.2 Alat pengendali tekanan dan temperatur: 6.2.1 Sebuah katup pelepas tekanan yang dapat mencegah tekanan dalam tabung melebihi tekanan rencana dan tidak boleh melebihi 2,5 MPa selama proses pelapukan. 6.2.2 Sebuah pengatur tekanan yang mampu mengendalikan tekanan dalam tabung dengan ketelitian 0,02 MPa dan mampu mengurangi tekanan dari sumber tekanan udara, sehingga tekanan dalam tabung dapat dipertahankan pada 2,1 MPa ± 0,1 MPa selama proses pelapukan. 6.2.3 Sebuah katup pelepas tekanan yang memungkinkan tekanan dalam tabung pada akhir proses pelapukan dapat dikurangi dari 2,1 MPa menjadi tekanan atmosfir dalam waktu 8 menit sampai dengan 15 menit. 6.2.4 Alat pengendali temperatur, berupa sebuah alat pengendali temperatur digital seperti dijelaskan dalam 5.3.1 atau 5.3.2 yang dapat mempertahankan temperatur pada seluruh bagian dalam tabung bertekanan agar berada pada temperatur pelapukan dengan ketelitian 0,5 oC, selama proses pelapukan. 6.2.5 Sebuah alat pemanas (oven atau penangas cairan) yang mampu mempertahankan temperatur pelapukan di dalam tabung yang berisi piringan beserta raknya yang diberi tekanan dalam waktu dua jam. Mempertahankan temperatur dalam tabung bertekanan pada temperatur pelapukan dengan ketelitian 0,5 oC. Jika oven digunakan, oven tersebut harus

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 10: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

4 dari 15 © BSN 2012

mempunyai ukuran ruang bagian dalam cukup luas yang memungkinkan udara secara bebas bersirkulasi di dalamnya dan sekitar tabung. Oven harus mempunyai dudukan yang dapat menopang tabung bertekanan dengan posisi datar sehingga tebal aspal di dalam piringan berada pada toleransi yang ditentukan. 6.2.6 Sebuah tabung bertekanan berikut piringan dan rak dengan sistem pengendali temperatur terpadu yang mampu mempertahankan pemanasan awal sebagaimana ditentukan pada 6.3. Sebelumnya tabung bertekanaan ditempatkan dalam alat pemanas selama 2 jam dan mampu mempertahankan temperatur dalam tabung pada temperatur pelapukan dengan ketelitian 0,5 oC.

CATATAN 4 Pemanasan awal tabung bertekanan mungkin diperlukan untuk mencapai temperatur pelapukan dalam periode waktu 2 jam. 6.3 Alat pengukur temperatur dan tekanan Sebuah alat pencatat temperatur RTD yang terbuat dari platina dengan ketelitian 0,1 oC dan memenuhi spesifikasi ASTM E 1137 (IEC 751) atau persyaratan pada SNI 16-6421 atau yang sejenis yang digunakan untuk mengukur temperatur di dalam tabung bertekanan. RTD tersebut harus dikalibrasi sebagai satu kesatuan dengan alat pembaca temperaturnya atau sirkuit elektroniknya.

Alat pencatat/perekam data pencatat temperatur secara grafis, atau sistem pencatat lainnya yang mampu mencatat temperatur selama proses pelapukan (ketelitian 0,1 oC). Sebagai alternatif, dapat digunakan alat elektronik yang hanya mampu mencatat temperatur maksimum dan minimum (ketelitian 0,1 oC).

Alat pengukur tekanan yang mampu mengukur tekanan di dalam tabung bertekanan dengan ketelitian 0,02 MPa selama proses pelapukan. 6.4 Sepuluh buah piringan baja anti karat TFOT yang telah memenuhi persyaratan dalam ASTM D 1754 atau SNI 06-2440.

CATATAN 5 Piringan baja anti karat dipersiapkan untuk digunakan dalam PAV karena harus aman dari pengaruh hidrokarbon dengan temperatur dan tekanan yang tinggi.

6.5 Sebuah timbangan yang telah memenuhi persyaratan dalam ASTM D 4753, Class G2 atau SNI 03-6414. 6.6 Sebuah oven vakum (vacuum oven) yang mampu mempertahankan temperatur sampai dengan 180 oC ± 5 oC dengan ketelitian 1 oC dan tekanan absolut 15 kPa ± 1 kPa. 6.6.1 Alat pengukur temperatur dan alat pengukur tekanan hampa udara. 5.6.1.1 Alat pengukur temperatur adalah sebuah alat pengukur (sensor) temperatur yang telah dikalibrasi yang mampu mengukur temperatur ruang di dalam oven hampa udara sampai ±1 oC. 5.6.1.2 Alat pengukur tekanan hampa udara adalah sebuah alat pengukur hampa udara atau unit pengukuran hampa udara digital yang mampu mengukur tekanan absolut di dalam oven sampai ± 0,5 kPa (±1,0 inci air raksa).

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 11: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

5 dari 15 © BSN 2012

6.7 Sistem hampa udara adalah suatu sistem yang mampu menghasilkan dan mempertahankan tekanan absolut di bawah 15 kPa. Sistem hampa udara yang sesuai adalah termasuk di dalamnya pompa hampa udara, aspirator udara, atau suatu sistem hampa udara kamar.

CATATAN 6 Suatu tekanan absolut 15 kPa ± 2,5 kPa yang sama dengan tekanan relatif – 64,77 cm ± 1,91 cm (-25.5 inci ± 0,75 inci air raksa) yang ditunjukkan alat pengukur tekanan air raksa pada temperatur dan tekanan di atas permukaan laut. Nilai tekanan relatif ini berubah sesuai dengan ketinggian, untuk ketinggian 1.000 m (3281 kaki), tekanan relatif kira-kira -56,642 cm ± 1,91 cm (-22,3 inci ± 0,75 inci air raksa) pada tekanan absolut 15 ± 2,5 kPa. Suatu pendekatan koreksi ketinggian dari temperatur dikonversikan untuk pengukuran tekanan relatif berkurang 0,80 inci air raksa untuk setiap ketinggian 250 m berkurang 1,72 cm (berkurang 0,67 inci air raksa setiap ketinggian 500 kaki). 6.8 Sebuah oven yang mampu mempertahankan temperatur 168 oC ± 5 oC, dengan ketelitian 1 oC.

7 Kalibrasi peralatan 7.1 Pengukur temperatur RTD, harus dikalibrasi beserta pengukurnya atau sirkuit elektroniknya dengan ketelitian 0,1 oC sekurang-kurangnya 6 bulan sekali menggunakan termometer yang sudah dikalibrasi sesuai standar nasional Indonesia.

CATATAN 7 RTD atau thermistor dan pengukurnya dapat dikalibrasi oleh pabrik atau penjualnya. Salah satu metoda yang dianjurkan dengan melaksanakan langkah-langkah: a) Pilih termometer gelas dan tempatkan pengukur temperatur dan termometer yang sudah

dikalibrasi dalam bak berisi air yang sudah di aduk-aduk/dikocok; b) Dekatkan pengukur temperatur pada termometer gelas; c) Biarkan air dalam bak, pengukur temperatur, dan termometer gelas mencapai temperatur yang

seimbang (equillibrium); d) Catat temperatur pada termometer gelas dan baca temperatur pada pengukur temperatur

(Temperatur dalam bak tidak boleh berubah lebih dari 0,1 oC per menit selama proses kalibrasi); e) Jika perlu, sesuaikan kalibrasi indikator digital sehingga indikator dan termometer menunjukkan

temperatur yang sama, atau buat koreksi yang akan digunakan untuk menyesuaikan temperatur pelapukan yang dipilih untuk mengkompensasikan setiap kesalahan.

7.2 Pengukur tekanan, alat ini harus dikalibrasi dengan ketelitian 0,02 MPa sekurang-kurangnya setiap 6 bulan. CATATAN 8 Alat tekanan biasanya dikalibrasi oleh pabrik atau badan kalibrasi komersial. Verifikasi kestabilan alat pengukur tekanan sesuai persyaratan harus dilakukan secara berkala dengan memeriksakannya dengan alat pengukur tekanan yang sudah disertifikasi. 7.3 Untuk tabung bertekanan atau unit PAV yang proses pemberian tekanannya dikendalikan oleh operator, tentukan temperatur optimum untuk mengaplikasikan tekanan pada tabung. Proses pelapukan harus dilakukan beberapa kali. Setelah tabung sudah dimuati dengan rak piringan, dan piringan kosong, tingkatkan temperatur di dalam tabung menjadi temperatur pelapukan. Saat temperatur dalam tabung sudah mencapai 10 oC mendekati dari temperatur pelapukan, tingkatkan tekanan udara sampai 2,1 MPa ± 0,1 MPa. Catat peningkatan temperatur saat peningkatan tekanan udara dilakukan. Lakukan prosedur tersebut sekurang-kurangnya tiga kali dan gunakan peningkatan temperatur rata-rata untuk mencapai temperatur yang diinginkan guna memberikan tekanan udara pada tabung dalam melakukan prosedur pelapukan. Informasi ini akan berguna untuk langkah 8.9. 8 Bahan

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 12: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

6 dari 15 © BSN 2012

8.1 Udara dalam botol komersial harus memenuhi persyaratan CGA, untuk udara dengan kelas D mempunyai titik pengembunan maksimum 10 oC.

CATATAN 9 Di Amerika Utara, Udara Kelas D CGA umumnya mengacu pada OSHA breathing air, CGA Publication G-7.1 -1997 mendefinisikan udara Kelas D yaitu udara yang mengandung 19,5% sampai dengan 23,5% oksigen, didominasi nitrogen, karbon dioksida (CO2) dibatasi sampai 1000 ppm (v/v), karbon monoksida dibatasi sampai 10 ppm dan minyak (kental) 5 mg/m³ pada NTP. 9 Tata cara 9.1 Tempatkan rak untuk piringan ke dalam tabung bertekanan. Jika satu oven digunakan, tempatkan tabung bertekanan ke dalam oven, pilih suatu temperatur pelapukan, dan lakukan pemanasan awal tabung bertekanan pada temperatur pelapukan yang dipilih. Bila menggunakan tabung bertekanan dengan sistem pengendalian temperatur terpadu, pilih temperatur pelapukan serta ikuti instruksi pabrik untuk pemanasan awal dari tabung bertekanan.

CATATAN 10 Bila pengkondisian aspal merujuk pada Spesifikasi ASTM D 6373, AASHTO M 320 atau AASHTO MP 1a, pilih temperatur pelapukan yang sesuai dari Tabel 1 dari ASTM D 6373, AASHTO M 320 atau AASHTO MP 1a.

CATATAN 11 Untuk tabung bertekanan yang ditempatkan di dalam oven, pemanasan awal dari 10 oC sampai dengan 15 oC di atas temperatur pelapukan dapat digunakan untuk mengurangi penurunan temperatur di dalam PAV selama proses penempatan rak untuk piringan dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk menstabilkan sistem dan untuk mempertahankan temperatur yang diperlukan.

CATATAN 12 Temperatur di dalam PAV dipilih berdasarkan iklim setempat pada suatu daerah (region) yang berbeda. Temperatur yang melebihi sekitar 115 oC dapat merubah sifat kimia aspal karena percepatan pelapukan yang seharusnya dihindari. 9.2 Pengkondisian aspal dilakukan berdasarkan cara uji ASTM D 2872 (RTFOT). 9.3 Gabungkan residu aspal yang masih panas dari hasil pengujian RTFOT ke dalam suatu wadah, aduk sehingga tercampur, kemudian tuangkan ke dalam piringan TFOT sesuai dengan langkah 8.4 untuk pengkondisian PAV. Jika pelapukan tidak akan langsung dilakukan biarkan residu aspal panas dalam wadah sampai temperatur ruang, kemudian tutup serta simpan pada temperatur ruang untuk pengkondisian PAV pada waktu berikutnya. Jika akan dilakukan pengkondisian pelapukan terhadap aspal yang disimpan pada temperatur ruang, panaskan residu aspal tersebut sampai cukup cair untuk dituangkan dan aduk sebelum dituangkan ke dalam piringan TFOT. 9.4 Tempatkan piringan TFOT di atas timbangan dan tuangkan 50 gr ± 0,5 gr residu aspal ke dalam piringan. Hal tersebut akan menghasilkan ketebalan lapisan residu aspal kira-kira 3,2 mm.

CATATAN 13 Perubahan berat tidak diukur sebagai bagian dari prosedur. Perubahan berat tidak berarti karena aspal menyerap udara akibat tekanan. Setiap penambahan berat akibat oksidasi atau penguapan diimbangi oleh penyerapan udara oleh aspal sebagai akibat dari tekanan. 9.5 Jika tabung dipanaskan dengan oven dan pemanasan awalnya menggunakan temperatur pelapukan yang tidak sesuai dengan yang diperlukan maka pengendali temperatur pada oven harus diubah ke temperatur pelapukan yang ditentukan. 9.6 Lakukan langkah yang dijelaskan pada langkah 8.7 dan 8.8 secepat mungkin untuk menghindari pendinginan tabung dan rak piringan. 9.7 Tempatkan piringan yang sudah berisi residu aspal pada rak piringan. Piringan yang berisi residu aspal dari sumber dan kelas yang berbeda dapat ditempakan pada tabung

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 13: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

7 dari 15 © BSN 2012

bertekanan tersebut dalam satu proses pelapukan. Tempatkan rak piringan dengan piringan yang diisi ke dalam tabung bertekanan, kemudian tabung tersebut ditutup. Tempat pada rak yang tidak digunakan tidak perlu diisi piringan kosong. 9.8 Jika digunakan oven, tempatkan tabung yang sudah diisi dan ditutup ke dalam oven. Hubungkan kabel pengukur temperatur dan selang udara bertekanan ke penyambung luar tabung sesuai dengan disain tabung dan konfigurasi oven. 9.9 Untuk tabung bertekanan ditempatkan di dalam oven, tunggu sampai temperatur dalam tabung mencapai temperatur yang disyaratakan dikurangi nilai yang ditetapkan pada langkah 6.3., berikan tekanan udara 2,10 MPa ± 0,1 MPa dan mulai perhitungan waktu pengujian pelapukan. Jika digunakan suatu tabung bertekanan dengan pengendali temperatur terpadu, ikuti petunjuk dari pabrik pembuat untuk pemanasan awal dan berikan tekanan udara 2,10 MPa ± 0,1 MPa dan mulai perhitungan waktu pengujian pelapukan. Bila temperatur di dalam tabung tidak tercapai seperti yang diinginkan untuk memberikan tekanan dalam waktu 2 jam pada rak piringan dan piringannya, hentikan langkah tersebut dan contoh residu aspal tersebut harus dibuang.

CATATAN 14 Tekanan yang melebihi 2,1 MPa tidak menaikkan tingkat pelapukan yang berarti. Oleh karena itu, tidak diperlukan pemberian tekanan yang lebih tinggi.

CATATAN 15 Setelah ditekan, temperatur di dalam tabung akan mencapai keseimbangan dengan cepat. Waktu pemberian tekanan adalah waktu pelapukan tidak termasuk waktu pemanasan awal pada tekanan ruangan. Pelapukan yang terjadi relatif sedikit pada waktu pemberian tekanan ruang selama pemanasan awal sampai temperatur pelapukan karena residu aspal telah lapuk setelah pemanasan sampai 163 oC pada RTFOT.

9.10 Pertahankan temperatur dan tekanan udara di dalam tabung selama 20 jam ± 10 menit. 9.11 Jika temperatur yang ditunjukkan pada alat pencatat temperatur berada di atas atau di bawah temperatur pelapukan yang ditetapkan ± 0,5 oC selama lebih dari 60 menit dari periode 20 jam, nyatakan bahwa proses pelapukan gagal dan residu aspal harus di buang. Jika tekanan pada saat akhir dari perioda proses pelapukan di luar dari yang ditentukan pada langkah 8.9 nyatakan bahwa proses pelapukan telah gagal dan residu aspal harus di buang. Jika alat hanya mampu mencatat temperatur minimum dan temperatur maksimum yang digunakan dan apabila temperatur minimum atau temperatur maksimum yang tercatat selama periode 24 jam bervariasi lebih dari ± 0,5 oC dari temperatur pelapukan, nyatakan bahwa proses pelapukan gagal dan residu aspal harus di buang. 9.12 Setelah 20 jam proses pelapukan berakhir, perlahan-lahan turunkan tekanan di dalam tabung menggunakan katup pengeluaran tekanan udara. Katup tersebut harus di atur bukaannya dalam waktu sekitar 8 menit sampai dengan 15 menit untuk menyeimbangkan tekanan luar dan di dalam tabung PAV untuk menghindari penggelembungan dan pembusaan pada residu aspal. Waktu pelepasan dan penyeimbangan tekanan tidak termasuk bagian dari waktu 20 jam untuk periode pelapukan. 9.13 Lakukan penghampaan udara pada contoh uji yang telah lapuk. 9.13.1 Keluarkan rak piringan beserta piringannya dari PAV, dan tempatkan piringan ke dalam oven yang diset pada temperatur 168 oC ± 5 oC selama 15 ±1 menit. Selama proses pemanasan, tutup piringan-piringan dan aduk sekali-sekali sampai bagian dasar piringan untuk menjamin keseragaman.

CATATAN 16 Penutupan dan pengadukan akan menghindari pengerasan dan penguapan yang akan memperkeras benda uji.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 14: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

8 dari 15 © BSN 2012

9.13.2 Panaskan oven hampa udara pada temperatur 170 oC ± 5 oC. 9.13.3 Keluarkan piringan dari oven dan keluarkan residu aspal panas dari semua piringan yang berisi benda uji yang sama ke dalam satu wadah. Pilih wadah dengan ukuran tertentu sehingga kedalaman residu dalam wadah antara 15 mm sampai dengan 40 mm. Setelah piringan terakhir dituangkan, pindahkan wadah ke dalam oven hampa udara selama satu menit. Ketika wadah terakhir telah dipindahkan ke dalam oven, pertahankan temperatur pada 170 ± 5oC selama 10 ±1 menit. 9.13.4 Buka katup hampa udara secepat mungkin untuk menurunkan tekanan sampai tekanan absolut 15 kPa ± 2,5 kPa (lihat Catatan 6). Pertahankan tekanan absolut pada 15 kPa ± 2,5 kPa selama 30 menit ± 1 menit. Keluarkan wadah, dan jika terdapat gelembung pada permukaan, hilangkan dengan cara pengadukan permukaan residu aspal dengan pisau panas. 9.14 Jika pengujian-pengujian dilakukan untuk menentukan sifat-sifat fisik dari benda uji yang telah lapuk tidak segera dilakukan, maka tutup dan simpan benda uji dalam wadah pada temperatur ruangan untuk pengujian selanjutnya. Tidak ada studi yang telah dilakukan untuk menentukan titik terbaik dalam pengujian untuk menghentikan sementara jika tidak semua pengkondisian dan pengujian diselesaikan dalam suatu rangkaian berkelanjutan. Karena itu, diperbolehkan apabila mengeluarkan residu aspal yang lapuk dari piringan ke dalam wadah untuk pengurangan gas dengan cara:

a) biarkan benda uji mendingin, dan pengurangan gas dilakukan pada hari lain;

b) lakukan pengurangan gas (degas) bahan lapuk dan biarkan mendingin. Langkah-langkah kritis sebelum pengujian adalah: 1) pemanasan ulang aspal yang sudah lapuk sampai 168 oC ± 5 oC selama maksimum

30 menit sebelum menggunakan benda uji tersebut untuk pengujian berikutnya; 2) pengadukan benda uji untuk menjamin keseragaman.

10 Laporan 10.1 Laporkan informasi berikut: 10.1.1 Identitas contoh. 10.1.2 Temperatur pelapukan, hingga 0,5 oC terdekat. 10.1.3 Temperatur maksimum dan temperatur minimum pelapukan yang tercatat, hingga 0,1 oC terdekat. 10.1.4 Total waktu selama pelapukan yang temperaturnya diluar rentang yang disyaratkan, dalam menit terdekat. 10.1.5 Total waktu pelapukan dalam jam dan menit. 10.1.6 Temperatur pemanasan dan waktu pemanasan, jika diperlukan temperatur lebih tinggi dari 170 oC ± 5 oC selama menangani benda uji.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 15: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

9 dari 15 © BSN 2012

Lampiran A (informatif)

Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut: A.1 aspal material pengikat berwarna coklat tua sampai hitam, merupakan unsur pokok dari campuran beraspal yang terdapat di alam atau diperoleh dari hasil proses pengilangan minyak bumi.

A.2 aspal keras aspal yang bersifat viskoelastik, baik bentuk cair atau bentuk padat, yang telah disiapkan baik mutu maupun konsistensinya untuk digunakan langsung pada unit pencampur campuran beraspal dan mempunyai nilai penetrasi antara 5 sampai dengan 300 pada temperatur 25 oC dengan beban 100 gram selama 5 detik.

A.3 aspal modifikasi aspal keras yang ditingkatkan mutunya dengan cara menambahkan bahan tambah seperti polimer, atau aspal alam.

A.4 pelapukan proses yang terjadi akibat oksidasi dengan udara dan temperatur tinggi yang mengakibatkan berubahnya propertis suatu bahan (aspal).

A.5 RTFOT Rolling Thin Film Oven Test, pengujian aspal yang mensimulasikan kondisi fisik aspal setelah pemanasan di unit pencampur aspal (AMP) A.6 RTD Resistance Thermal Detector, alat pencatat temperatur yang digunakan untuk mengukur temperatur di dalam tabung bertekanan

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 16: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

10 dari 15 © BSN 2012

Lampiran B (informatif)

Daftar revisi dan penjelasannya

Uraian /

Pasal/Sub Pasal SNI 03-6837-2002 SNI ASTM D6521:2012

Judul Tata cara Mempercepat pelapukan aspal dengan menggunakan tabung pelapuk bertekanan

Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan tabung bertekanan (pressurized Aging Vessel, PAV) (ASTM D 6521-04, IDT.)

Tatat cara penulisan

- Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional yang berlaku

Acuan normatif Standar yang di acu kurang lengkap

Standar yang menjadi acuan telah lengkap

Istilah dan definisi Pengertian dan Daftar istilah kurang lengkap

Istilah dan definisi dilengkapi

Formulir Tidak ada formulir pengujian Formulir pengujian lengkap

Gambar Gambar skema alat PAV tidak lengkap

Gambar skema pengujian PAV lengkap

Catatan-catatan Catatan-catatan untuk langkah-langkah pelapukan aspal kurang lengkap

Catatan-catatan untuk langkah-langkah pelapukan aspal lebih lengkap

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 17: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

11 dari 15 © BSN 2012

Lampiran C (normatif)

Gambar skema pengujian PAV

Keterangan gambar :

1 dial atau sensor untuk pengaturan tekanan 2 katup aliran 3 katup pelepas tekanan 4 katup jarum 5 piringan pemutus 6 silinder tekanan udara 7 tabung tekanan 8 kontrol temperatur 9 pemutus cepat 10 pencatat temperatur

Gambar C.1 - Skema pengujian PAV

6

11

4

32

4

5

7

8

9

10

PAV

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 18: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

12 dari 15 © BSN 2012

Gambar C.2 - Skema letak piringan dan RTD dalam PAV

Control level piringan

Pengatur dan pencatat temperatur

b1≥10 mm dari permukaan dalam alat PAV

b2≥10 mm dari permukaan aspal

Susunan pinggan dan penopangnya

10 piringan TFOT dengan masing-masing penopangnya yang setiap unitnya dapat dipindahkan

Jarak bersih ke dinding ≥ 10 mm

Paling sedikit 5 mm ke permukaan terdekat

Susunan penopang

≥ 12 mm

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 19: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

13 dari 15 © BSN 2012

Lampiran D (normatif)

Contoh formulir pengujian

Kop instansi pengujian

Persiapan peralatan Mulai : Pukul ……………

Selesai : Pukul ……………

Persiapan contoh Mulai : Pukul ……………..

Selesai : Pukul ……………

Temperatur pelapukan, ± 0,5 °C : ………………… °C

Temperatur maksimum, ± 0,1 °C : ………………… °C

Temperatur minimum, ± 0,1 °C : ………………… °C

Total waktu pemanasan dengan temperatur di luar rentang : ………………… menit

Total waktu pelapukan : ………………… Jam, menit

Temperatur pemanasan lebih tinggi dari 163 °C : ………………… °C

Waktu pemanasan dengan temperatur lebih tinggi dari 163 °C : ………………… Jam, menit

Dikerjakan oleh teknisi : Diperiksa penyelia : : Tanggal : Tanggal : : Tanda tangan : Tanda tangan : : Nama : Nama :

1 No. order/contoh :

2 Jenis contoh uji :

3 Jenis pekerjaan :

4 Diterima tanggal :

5 Di uji tanggal :

6 Metode uji :

7 Kondisi lingkungan:

- Temperatur :

- Kelembaban :

8 Hasil pengujian :

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 20: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

14 dari 15 © BSN 2012

Lampiran E (informatif)

Contoh isian formulir pengujian

Identitas Instansi Penguji

Persiapan peralatan Mulai : Pukul 08.00

Selesai : Pukul 08.30

Persiapan contoh Mulai : Pukul 08.30

Selesai : Pukul 09.55

Temperatur pelapukan, ± 0,5 °C : 100 °C

Temperatur maksimum, ± 0,1 °C : 100,1 °C

Temperatur minimum, ± 0,1 °C : 99,9 °C

Total waktu pemanasan dengan temperatur di luar rentang : 1 menit

Total waktu pelapukan : 20 Jam

Temperatur pemanasan lebih tinggi dari 163 °C : 164 °C

Waktu pemanasan dengan temperatur lebih tinggi dari 163 °C : 2 menit

Bandung, 27 Juli 2011

Dikerjakan oleh teknisi : Diperiksa penyelia : Tanggal : 25 Juli 2011 Tanggal : Tanda tangan :

Tanda tangan :

Nama : Tuti Rachmatiah Nama : Winne Herwina

1 No. order/contoh : 97/AS-VII-08/BBPJ

2 Jenis contoh uji : AC 60/70

3 Jenis pekerjaan :

4 Diterima tanggal : 24-07-2011

5 Di uji tanggal : 25-07-2011

6 Metode uji :

7 Kondisi lingkungan:

- Temperatur :

- Kelembaban :

8 Hasil pengujian :

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 21: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

SNI ASTM D6521:2012

15 dari 15 © BSN 2012

Bibliografi

SNI 06-2434, Metode Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter

SNI 06-2438, Metode Pengujian Kadar Aspal

SNI 06-2441, Metode Pengujian Berat Jenis Aspal Padat

SNI 06-2456, Metode Pengujian Penetrasi Bahan - Bahan Bitumen

SNI 06-2480, Metode Pengujian Kadar Nitrat dalam Air dengan Alat Spektro-fotometer Secara Brusin Sulfat.

SNI16-6421, Spesifikasi standar termometer.

SNI 03-6414, Spesifikasi timbangan yang digunakan pada pengujian bahan.

SNI 2436, Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pemboran Inti.

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 22: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

 

© BSN 2012

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 23: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

 

© BSN 2012

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “

Page 24: SNI ASTM D6521-2012 6837.pdf

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270

Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : [email protected]

© BSN 2012

” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “