sna 12_konservatisme di indonesia dan faktor yg mempengaruhi

26
 AKPM KONSERVATIS ME PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Cynthia Sari Desi Adhariani Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ABSTRACT This research discusses the finanical statement conservatism level and its determinants. Obervations are done for manufacturing companies listen in Jakarta Stock Exchange in 2005 and 2007. The factors identified are debt/equity hypothesis (proxied by leverage ratio) and  size hypothesis (measured by firms size, firm risk, capital intensity and concent rati on rati o of manuf acturi ng indus try) . Conse rvati sm level is meas ured by  Non-Operating Accruals and  Discretionary Accruals. Using multiple regression, the results show that concentration ratio, capital intensity and firm size are the significant factors. Keywords: Conservatism, debt/equity hypothesis, size hypothesis. 1. Pendahuluan Laporan keuanga n ya ng di bua t ol eh perusahaan me ngg ambar kan ki nerj a manajem en dalam mengelol a sumber daya perus ahaanny a. Infor masi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Lapo ran keuanga n ter sebut har us memenuh i tuj uan, atu ran serta pri nsi p pri nsi p akun tansi yang ses uai dengan sta ndar yan g ber laku umum aga r dapa t men ghas ilk an lapora n keuanga n yang dapat dipert anggung jawabka n dan ber man faa t bagi set iap  penggunanya. Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlah konsep konser vat isme. Konsep ini men gakui biaya dan rugi lebih cepa t, mengakui  pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi.

Upload: rhiez-mike

Post on 07-Jul-2015

304 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AKPM KONSERVATISME PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Cynthia Sari Desi Adhariani Fakultas Ekonomi Universitas IndonesiaABSTRACT This research discusses the finanical statement conservatism level and its determinants. Obervations are done for manufacturing companies listen in Jakarta Stock Exchange in 2005 and 2007. The factors identified are debt/equity hypothesis (proxied by leverage ratio) and size hypothesis (measured by firms size, firm risk, capital intensity a

TRANSCRIPT

Page 1: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 1/26

 

AKPM

KONSERVATISME PERUSAHAAN DI INDONESIA

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Cynthia Sari

Desi Adhariani

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

ABSTRACT

This research discusses the finanical statement conservatism level and its determinants.Obervations are done for manufacturing companies listen in Jakarta Stock Exchange in

2005 and 2007. The factors identified are debt/equity hypothesis (proxied by leverage

ratio) and  size hypothesis (measured by firms size, firm risk, capital intensity and

concentration ratio of manufacturing industry). Conservatism level is measured by

  Non-Operating Accruals and   Discretionary Accruals. Using multiple regression, theresults show that concentration ratio, capital intensity and firm size are the significant

factors.

Keywords: Conservatism, debt/equity hypothesis, size hypothesis.

1. Pendahuluan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan

melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal.

Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip – prinsip

akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan

laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap

 penggunanya. Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlah

konsep konservatisme. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui

  pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan

kewajiban dengan nilai yang tertinggi.

Page 2: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 2/26

 

Para kreditur mendesak agar laporan keuangan disusun dengan berpedoman pada

konsep konservatisme. Maksud utama mereka adalah untuk menetralisir optimisme para

usahawan yang terlalu berlebihan dalam melaporkan hasil usahanya. Jika ditinjau lebih

 jauh ke dalam laporan keuangan, setiap metode akuntansi yang dipilih oleh perusahaan

memiliki tingkat konservatisme yang berbeda – beda. Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) menyebutkan ada berbagai metode yang menerapkan prinsip konservatisme,

diantaranya PSAK No. 14 mengenai persediaan yang terkait dengan pemilihan

 perhitungan biaya persediaan, PSAK No. 16 mengenai aktiva tetap dan penyusutan

(2007), PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi

dan PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan. Pilihan metode tersebut akan

 berpengaruh terhadap angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa secara tidak langsung konsep konservatisme ini akan mempengaruhi

hasil dari laporan keuangan tersebut. Penerapan konsep ini juga akan menghasilkan laba

yang berfluktuatif, dimana laba yang berfluktuatif akan mengurangi daya prediksi laba

untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menjabarkan pokok permasalahan yang

akan dibahas meliputi:

1. Bagaimana pengaruh dari:

a) Ukuran perusahaan, risiko perusahaan, rasio konsentrasi, dan intensitas

modal yang mencerminkan size hypothesis; dan

 b) Rasio leverage (debt / total assets ratio) dalam debt/equity hypothesis

terhadap keputusan perusahaan untuk memilih prosedur akuntansinya (apakah

konservatif atau optimis).

Page 3: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 3/26

 

2. Landasan Teori

2.1 Konsep Konservatisme

Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas

yang diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak,

litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya

keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak – pihak seperti

manajer, pemegang saham, pengadilan dan pemerintah. Selain itu, konservatisma juga

menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan

 pada overstatement  terhadap laba pada periode – periode berikutnya, sebagai akibat

understatement terhadap biaya pada periode tersebut.

Bliss (dalam Watts, 2003) memberikan bentuk definisi yang paling ekstrim yaitu

tidak mengantisipasi laba tetapi mengantisipasi semua kerugian. Basu (1997) juga

menyatakan bahwa akuntansi konservatif sebagai praktik akuntansi yang mengurangi

laba (menghapuskan aktiva bersih) dalam merespon bad news, tetapi tidak meningkat

laba (meningkatkan aktiva bersih) dalam merespon good news.

2.2 Conditional dan Unconditional Conservatism

Konsep konservatisme yang dikenal secara umum sebagai ”pengakuan bias” dibagi

menjadi dua sub-konsep: conditional and unconditional conservatism (Ball and

Shivakumar, 2005; Beaver and Ryan, 2005). Conditional conservatism mengarah pada

  pemikiran bahwa earnings direfleksikan dalam pengakuan rugi dan laba dalam kondisi

asymmetric timeliness, dimana asimmetric timeliness timbul dari kecenderungan akuntan

untuk menggunakan verifikasi tingkat tinggi atas pengakuan kabar baik daripada kabar 

Page 4: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 4/26

 

 buruk dalam laporan keuangan. Contoh dari conditional conservatism dapat dilihat pada

akuntansi persediaan (LOCOM) dan akuntansi impairment untuk aset berwujud dan tidak 

 berwujud jangka panjang.

Unconditional conservatism adalah munculnya bias akuntansi pelaporan nilai buku yang

rendah terhadap akun   stockholder’s equity. Menurut Watts dan Zimmerman,

konservatisme jenis ini tidak melakukan spesifikasi secara kondisional terhadap ekuitas

atau pendapatan yang rendah, dan oleh karena itu, tidak mengacu pada pengakuan

kerugian yang berbasis waktu.

2.3 Pengukuran Konservatisme 

Watts (2003) menyatakan dalam artikelnya yang berjudul “Conservatism in

  Accounting Part II: Evidence and Research Opportunities“, terdapat tiga ukuran

konservatisme yaitu:

1. Earnings/stock return relation measures

2. Earnings/accrual measures

3. Net asset measures.

Penjelasan:

1) Earnings/stock return relation measures ,

Stock market price  berusaha untuk merefleksikan perubahan nilai asset pada saat

terjadinya perubahan baik perubahan atas rugi ataupun laba dalam nilai asset-  stock 

return tetap berusaha untuk melaporkannya sesuai dengan waktunya. Basu (1997)

menyatakan bahwa konservatisme menyebabkan kejadian-kejadian yang merupakan

kabar buruk atau kabar baik terefleksi dalam laba yang tidak sama (asimetri waktu

  pengakuan). Hal ini disebabkan karena salah satu definisi konservatisme

Page 5: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 5/26

 

menyebutkan bahwa kejadian yang diperkirakan akan menyebabkan kerugian bagi

 perusahaan dan harus segera diakui sehingga mengakibatkan kabar buruk lebih cepat

terefleksi dalam laba dibandingkan kabar baik. Basu (1997) memprediksikan bahwa

 pengembalian saham dan earnings cenderung merefleksikan kerugian dalam periode

yang sama, tapi pengembalian saham merefleksikan keuntungan lebih cepat daripada

earnings. 

2) Earnings/accrual measures

Ukuran konservatisme yang kedua ini menggunakan akrual, yaitu selisih

antara net income dan cash flow. Net income yang digunakan adalah net income

sebelum depresiasi dan amortisasi, sedangkan cash flow yang digunakan adalah cash

 flow operasional. Givoly dan Hayn (2002) melihat kecenderungan dari akun akrual

selama beberapa tahun. Apabila terjadi akrual negative (net income lebih kecil

daripada cash flow operasional) yang konsisten selama beberapa tahun, maka

merupakan indikasi diterapkannya conservatism. Selain itu, Givoly membagi akrual

menjadi dua, yaitu operating   accrual  yang merupakan jumlah akrual yang muncul

dalam laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan dan non-

operating accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul diluar hasil kegiatan

operasional perusahaan.

2.4 Operating Accruals

Berdasarkan literatur Criterion Research Group, dinyatakan bahwa Operating 

accrual  menangkap perubahan dalam asset lancar, kas bersih dan investasi jangka

 pendek, dikurang dengan perubahan dalam asset lancar, utang jangka pendek bersih.

Operating accrual  yang utama meliputi piutang dagang dan persediaan dan

Page 6: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 6/26

 

kewajiban. Akun ini merupakan akun klasik yang digunakan untuk memanipulasi

earnings untuk mencapai tujuan pelaporan.

2.5 Non Operating Accrual

Berdasarkan literatur  Criterion Research Group, dinyatakan bahwa Non

current (operating) accrual menangkap perbedaan dalam non-current asset , investasi

non ekuitas jangka panjang bersih, dikurang perubahan dalam non-current liabilities,

hutang jangka panjang bersih. Komponen non operating accrual  (pada sisi asset)

yang utama adalah aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Terdapat subjektivitas

yang cukup terlibat diawal keputusan dimana biaya dikapitalisasi baik untuk aktiva

tetap dan aktiva tidak berwujud dibangun sendiri yang dapat diakui (seperti biaya

 pembangunan software yang dikapitalisasi) dan keputusan kemudian terkait dengan

alokasi dari biaya yang dapat didepresiasi sepanjang masa manfaat asset yang

manfaatnya dapat ditentukan.  Non-current assets ini tergantung pada write down

ketika aktiva tersebut diputuskan telah di turunkan nilainya (impaired), dan

 penentuan dari beberapa permanent impaeirement yang banyak melibatkan abnormal

manajerial. Pada sisi kewajiban terdapat sebuah varietas dari akun-akun seperti utang

 jangka panjang, penangguhan pajak dan postretirement benefits yang juga merupakan

manifestasi atas estimasi dan asumsi subjektif (seperti estimasi akuntansi pension,

  pengembalian yang diharapkan atas asset, pertumbuhan yang diharapkan atas

 pertumbuhan upah pegawai, dan lain – lain).

Page 7: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 7/26

 

Givoly dan Hayn (2002) menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif,

maka laba digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba lebih rendah dari

cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada perioda tertentu.

Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut:

Non-operating accruals = Total accruals (before depreciation) − Operating

accruals.

Dimana:

1. Total Accrual (before depreciation) = (net income +

depreciation) – Cash flow from operational.

2. Operating Accrual = Δ Account Receivable +Δ Inventories

+ Δ prepaid expense – Δ Account Payable - Δ Accrued expense – Δ tax payable.

3) Net asset measures.

Ukuran ketiga yang digunakan untuk mengetahui tingkat konservatisme

dalam laporan keuangan adalah nilai aktiva yang understatement dan kewajiban yang

overstatement . Salah satu model pengukurannya adalah proksi pengukuran yang

digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) yaitu dengan mengunakan market to book 

ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio

yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif 

karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya.

2.6 Pengukuran Lainnya

2.6.1 Mengukur Discretionary Accruals 

Page 8: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 8/26

 

  Discretionary accruals (akrual diskresioner) merupakan suatu ukuran untuk 

mengetahui besarnya manipulasi laba yang dilakukan manajemen (Dechow (1995),

Sweeny (1995) dan Healy and Wahlen (1999)).

Manajemen laba dapat dilakukan melalui kebijakan akrual dalam

mengaplikasikan standar akuntansi. Jika manajemen melakukan hal-hal tersebut karena

niat, bukan karena kondisi perubahan yang menghendaki perubahan  jugdement  dan

metode akuntansi serta pergeseran biaya dan pendapatan, maka hal tersebut adalah akrual

diskresioner.

Sedangkan, akrual non diskresioner adalah kebijakan akrual yang disebabkan oleh

tuntutan kondisi perusahaan, seperti peningkatan pendapatan perusahaan sehingga

dibutuhkan penyesuaian terhadap estimasi tingkat piutang tak tertagih dan perbaikan

terhadap pabrik dengan penyesuaian kembali estimasi umur pabrik.

Untuk menghitung akrual diskresioner dengan menggunakan modified jones

model, persamaannya adalah sebagai berikut:

TACCit = NDACCit + DACCit (1)

Dimana:

TACCit/TAi,t-1 = α1(1/TAi,t-1) + α2 ((ΔREVit - ΔRECit)/TAi,t-1) + α3 (PPEit/TAi,t-1) + εit (2)

 NDACCit = α1(1/TAi,t-1) + α2 ((ΔREVit - ΔRECit)/TAi,t-1) + α3(PPEit/TAi,t1) (3)

Dan untuk memperoleh discretionery accruals adalah:

DACCit = (TACCit/TAi,t-1) – NDACCit (4)

2.7 Manajemen Laba Dan Kaitannya Dengan Teori Akuntansi Positif 

Page 9: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 9/26

 

Healy dan Wahlen (1999), menyatakan bahwa definisi manajemen laba

mengandung beberapa aspek. Pertama intervensi manajemen laba terhadap pelaporan

keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan  judgment . Disamping itu manajer 

memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan metode biaya.

Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan  stakeholders mengenai kinerja

ekonomi perusahaan.

Ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba. Teori

akuntansi positif ( Positif Accounting Theory) mengusulkan tiga hipotesis motivasi

manajemen laba, yaitu: (1) hipotesis program bonus (the bonus plan hypotesis), (2)

hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypotesis), dan (3) hipotesis biaya politik 

(the political cost hypotesis) (Watts dan Zimmerman, 1986). Watts dan Zimmerman

menghubungkan teori akuntansi positif ini dengan pemilihan manajemen terhadap

 prosedur akuntansi yang digunakan. Apakah manajemen akan lebih memilih prosedur 

yang konservatif atau optimis.

2.7.1 Bonus Plan Hypothesis

Motivasi bonus merupakan dorongan manajer perusahaan dalam melaporkan laba yang

diperolehnya untuk memperoleh bonus yang dihitung atas dasar laba tersebut.

2.7.2 Debt Covenant Hypothesis

 Debt covenant hypotheses memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan laba dan

aktiva untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika perusahaan memutuskan

 perjanjian utangnya. Tidak seperti investor yang ada, kreditor yang ada tidak memiliki

mekanisme untuk meningkatkan laba mereka. Meskipun demikian, kreditor mungkin

dilindungi oleh standar akuntansi yang konservatif.

Page 10: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 10/26

 

• Debt/Equity Hypothesis

 Debt/equity hypothesis yang merupakan turunan atau pembatasan dari debt 

covenant. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar rasio leverage, semakin

 besar pula kemungkinan perusahaan akan menggunakan prosedur yang meningkatkan

laba yang dilaporkan periode sekarang atau laporan keuangan disajikan cenderung tidak 

konservatif (optimis).

H1: adanya hubungan negatif antara rasio leverage dengan konservatisme

akuntansi

2.6 Political Cost Hypothesis

Dalam hipotesis ini para peneliti akuntansi menyatakan bahwa perusahaan besar 

lebih sensitif daripada perusahaan kecil karena terkait dengan biaya politis dan oleh

karenanya perusahaan tersebut menghadapi insentif yang berbeda dalam pemilihan

 prosedur metode akuntansi (Watts dan Zimmerman, 1978).

Biaya politis sendiri timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer)

dengan pemerintah sebagai kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki wewenang

untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai

  peraturan yang berlaku seperti antitrust , regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif,

tuntutan buruh, dan sebagainya (Watts dan Zimmerman, 1978).

Hipotesis biaya politis memprediksikan bahwa manajer ingin mengecilkan laba

untuk mengurangi biaya politis yang potensial (Watts dan Zimmerman, 1986). Semakin

 besar biaya politis yang dihadapi perusahaan, maka semakin cenderung manajer memilih

 prosedur akuntansi yang melaporkan laba yang lebih rendah (Scott, 2000, p. 207).

Page 11: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 11/26

 

• Size Hypothesis

Seperti yang diketahui berdasarkan penelitian yang ada, biaya politis sering

diproksikan dengan ukuran perusahaan oleh beberapa penelitian sebelumnya (Belkaoui

dan Karpik, 1989). Oleh karenanya,   political cost hypothesis disebut juga dengan  size

hypothesis. Biaya politis dapat diamati berdasarkan beberapa indikator seperti:

Ukuran perusahaan

Berdasarkan Jensen dan Meckling (1976) serta Watts dan Zimmerman (1978),

Zmijewski dan Hagerman menghipotesiskan bahwa biaya politis akan meningkat

seiring dengan ukuran perusahaan. Manajer pada perusahaan besar lebih menyukai

untuk memilih pengurangan laba portofolio pada prosedur akuntansinya.

H2: size perusahaan memiliki hubungan positif dengan konservatisme.

Risiko perusahaan

Zmijewski dan Hagerman (1981) menghipotesiskan bahwa biaya politik bervariasi

terhadap risiko perusahaan, dan perusahaan yang berisiko tinggi lebih besar 

kemungkinannya untuk memilih portofolio prosedur yang menurunkan laba atau

laporan keuangan cenderung konservatif .

H3: risiko perusahaan memiliki hubungan positif dengan konservatisme.

Intensitas modal; dan

Menurut Zmijewski dan Hagerman bahwa perusahaan yang padat modal

dihipotesiskan mempunyai biaya politik yang lebih besar dan lebih mungkin untuk 

mengurangi laba atau laporan keuangan cenderung konservatif.

H4: intensitas modal memiliki hubungan positif dengan konservatisme.

Rasio konsentrasi.

Page 12: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 12/26

 

Struktur industri didefinisikan dalam terminologi distribusi jumlah dan ukuran

dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri (Bain 1968).

Rasio ini digunakan untuk menentukan tingkat kompetisi didalam industri.

Semakin tinggi rasio konsentrasi, semakin besar kemungkinannya manajer akan

menggunakan prosedur – prosedur yang akan menurunkan laba atau laporan

keuangan cenderung konservatif.

H5: rasio konsentrasi imdustri memiliki hubungan positif dengan

konservatisme.

3. Sumber Data dan Pemilihan Sampel

Sumber data yang digunakan adalah data laporan keuangan perusahaan yang

terdaftar di BEI pada tahun 2005, 2006 dan 2007 yang berjumalah 370 perusahaan.

3.1 Model Analisis Data

Pengujian model penelitian menggunakan regresi linier berganda dengan

 persamaan sebagai berikut (Watts and Zimmerman; Almilia (2004)):

Keterangan :

STRATEGYi = Pengukuran konservatisme.

RATIOi = Rasio konsentrasi perusahaan

BETAi = Beta saham perusahaanSIZEi = Total aset ( size) perusahaan

INTENSITYi = Intensitas modal perusahaan

DEBTi = Rasio debt/ total assets

3. 2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

STRATEGYi = c0 + c1 RATIOi + c2 BETA i + c3 SIZEi + c4 INTENSITYi + c6DEBTi

Page 13: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 13/26

 

Variabel Dependen

Konservatisme Akuntansi

Pengukuran konservatisme (STRATEGY) dalam pengujian ini dilakukan dengan dua

metode perhitungan, yaitu non-operating accruals dan discretionary accruals.

Variabel Independen

Rasio Leverage

Untuk menguji hipotesis pertama akan menggunakan rasio leverage (debt/total 

assets) sebagai variabel independen berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Watts

mengenai positive accounting theory.

Rumus rasio Leverage:

Sedangkan untuk hipotesis terhadap   size hypothesis dengan konservatisme dapat

dilihat dari varibel – variabel independen sebagai berikut:

a)  Size perusahaan

Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Natural logaritma (Ln) nilai total aset perusahaan

b) Risiko perusahaan

Risiko perusahaan diukur dengan beta harian saham perusahaan.

c) Rasio konsentrasi

Rasio konsentrasi ini salah satunya dilambangkan dengan CR4 yang merupakan

rasio konsentrasi yang banyak dipergunakan.

Leverage = DebtTotal aset

Page 14: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 14/26

 

CR4 dirumuskan sebagai berikut (Wahyuddin, 1997: 81):

  (Σ Nilai Penjualan 4 Perusahaan Terbesar)

CR4 = ------------------------------------------------------------ X 100%

(Nilai Total Penjualan Industri)

 

d) Intensitas modal

Dalam buku Watts tentang   positive accounting theory, intensitas modal tersebut

diukur dengan:

(total asset sebelum depresiasi)

Intensitas modal = --------------------------------------------------

(Nilai Penjualan perusahaan)

4. Pembahasan

Berdasarkan persamaan regresi dengan menggunakan NOA adalah sbb:

STRATEGYi = 3.3068  – 0.204 RATIOi – 0.0516 BETA i + 0.83 SIZEi + 0.1364 INTENSITYi – 0.2934

DEBTi

Persamaan regresi berdasarkan DACC adalah sbb:

STRATEGYi = -0.3295  + 0.5941  RATIOi – 0.0108  BETA i + 0.0105  SIZEi – 0.0008  INTENSITYi -

0.0053 DEBTi

Tabel 4.1 Tabel t-hitung dan Probabilitas

Variabel

Independen

t-hitung

(DACC)

Probability

(DACC)

t-hitung

(NOA)

Probability

(NOA)

t-tabel

SIZE 1.786852 0.0750** 20.35126 0.0000** 1.968066

BETA -0.593351 0.5534 -0.313611 0.7540 1.968066

INTENSITY -0.776331 0.4382 3.098938 0.0021* 1.968066

RATIO 3.068118 0.0024* -0.111579 0.9112 1.968066

DEBT -0.423338 0.6724 -1.206011 0.2288 1.968066

* signifikan 5 %

** signifikan 10 %

Page 15: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 15/26

 

Penjelasan Variabel Independen

A. DEBT

H10 : P1 ≥ 0,05 , artinya rasio leverage tidak berpengaruh terhadap konservatisme

H1a : P1 < 0,05 , artinya rasio leverage berpengaruh terhadap konservatisme

Dilihat dari nilai probabilitas (tabel 4.1) baik pada pengukuran konservatisme

dengan menggunakan  Non-operating Accruals dan  Discretionary Accruals, keduanya

 berada diatas 0.05. Artinya bahwa variabel independen leverage (DEBT) berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap konservatisme. Seperti yang telah dinyatakan pada

  bab sebelumnya bahwa semakin tinggi debt / total assets suatu perusahaan, maka

semakin besar kemungkinan manajer perusahaan tersebut akan memilih prosedur 

akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan atau laporan keuangan yang disajikan

cenderung tidak konservatif (Hagerman dan Zmijewski (1981)). Menurut Widodo (2005),

tingkat leverage dapat berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Pada

 perusahaan yang mempunyai utang relatif tinggi, kreditur mempunyai hak lebih besar 

untuk mengetahui dan mengawasi penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan.

Hak lebih besar yang dimiliki kreditur akan mengurangi asimetri informasi diantara

kreditur dengan manajer perusahaan. Manajer mengalami kesulitan untuk 

menyembunyikan informasi dari kreditur. Kreditur berkepentingan terhadap distribusi

aktiva bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga

kreditur cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif.

B. SIZE

H20 : P2 ≥ 0,10 , artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme

Page 16: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 16/26

 

H2a : P2 < 0,10 , artinya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme

Hasil dari tabel 4.1 diatas, variabel independen SIZE yang merupakan proksi dari

 size hypothesis, memiliki signifikansi terhadap konservatisme baik dengan pengukuran

  Non-operating Accruals (NOA) dan   Discretionary Accruals (DACC). Hal ini ditandai

dengan hasil uji t atau probabilitas sebesar 0.075 pada DACC dan 0.000 pada NOA

(keduanya menggunakan signifikansi 10%). Sehingga dapat dikatakan bahwa SIZE yang

merupakan proksi dari size hypothesis memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap

konservatisme. Atau dalam arti lain bahwa manajer pada perusahaan besar lebih

menyukai untuk memilih pengurangan laba portofolio pada prosedur akuntansinya (lebih

konservatif).

Hal tersebut dapat disimpulkan dari keadaan bahwa perusahaan besar mempunyai

  pengungkapan yang lebih lengkap dan dapat diamati oleh auditornya dibandingkan

dengan perusahaan yang kecil. Kondisi ini memicu pelaporan akuntansi lebih konservatif 

dan cenderung memanipulasi laba (Cahan, 1992, Gul, et al. 2003:14, Nuswantara,

2004:175). 

C. BETA

H30 : P3 ≥ 0,05 , artinya risiko perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme

H3a : P3 < 0,05 , artinya risiko perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme

Mengacu pada tabel 4.1, hasil yang diperoleh dari nilai probabilitas kedua

  pengukuran yang berada diatas 0.05 menyatakan bahwa variabel independen risiko

 perusahaan (BETA) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap konservatisme.

Atau dalam arti kata lain bahwa pernyataan mengenai perusahaan yang berisiko tinggi,

Page 17: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 17/26

 

lebih besar kemungkinannya untuk memilih portofolio prosedur yang menurunkan laba

atau laporan keuangan cenderung konservatif tidak dapat dibuktikan seperti halnya

 penelitian terdahulu oleh Almilia (2004).

Tingkat risiko perusahaan dianggap kurang mencerminkan  size hypothesis. Dan

 berdasarkan kondisi yang ada bahwa ukuran perusahaan yang besar tidak menjamin

memiliki risiko yang lebih kecil dari perusahaan – perusahaan kecil.

D. INTENSITY

H40 : P4 ≥ 0,05 , artinya intensitas modal tidak berpengaruh terhadap konservatisme

H4a : P4 < 0,05 , artinya intensitas modal berpengaruh terhadap konservatisme

Sama halnya dengan SIZE dan RATIO, dilihat dari nilai probabilitas sebesar 

0.0021 memiliki arti bahwa perusahaan yang padat modal (INTENSITY) dihipotesiskan

mempunyai biaya politik yang lebih besar sehingga lebih memungkinkan bagi

manajemen untuk mengurangi laba atau laporan keuangan cenderung konservatif.

Menurut Commanor dan Wilson (1967), serta porter (1979) (Widodo, SNA 8

2005) bahwa rasio intensitas modal yang diukur dari total aktiva terhadap penjualan

merupakan indikator  barrier to entry. Semakin tinggi rasio intensitas modal semakin

tidak menarik bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri.

 

E. RATIO

H50 : P5 ≥ 0,05 , artinya rasio konsentrasi tidak berpengaruh terhadap konservatisme

H5a : P5 < 0,05 , artinya rasio konsenrasi berpengaruh terhadap konservatisme

Page 18: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 18/26

 

Dari tabel 4.1 dapat dilihat nilai probabilitas dari rasio konsentrasi adalah sebesar 

0.0024 (dibawah 0.05). Hal tersebut memiliki arti bahwa RATIO yang merupakan proksi

dalam   size hypothesis memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme

untuk pengukuran konservatisme yang menggunakan   Discretionary Accruals. Atau

dalam arti lain bahwa semakin tinggi rasio konsentrasi perusahaan, semakin besar 

kemungkinannya manajer akan menggunakan prosedur – prosedur yang akan

menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung konservatif.

Alasannya adalah bahwa semakin terkonsentrasi suatu industri, maka alokasi

sumber daya ekonomi tidak optimal oleh karena adanya pengontrolan pasar.

4. 6 Analisis Sensitivitas

Signifikansi variabel independen yang dihasilkan dari setiap metode perhitungan

konservatisme memiliki perbedaan. Dapat dilihat bahwa variabel independen yang

signifikan terhadap konservatisme DACC adalah ukuran perusahaan (SIZE) dan tingkat

konsentrasi industri (RATIO). Sedangkan bagi konservatisme dengan NOA

  persamaannya adalah ukuran perusahaan (SIZE) dan perbedaannya adalah intensitas

modal (INTENSITY). Namun, dapat dilihat dari hasil pengujian bahwa rasio leverage

(DEBT) yang mewakili debt hypothesis tidak signifikan baik pada pengukuran

konservatisme yang menggunakan NOA maupun yang menggunakan DACC.

Perbedaan signifikansi variabel independen yang dihasilkan dari perhitungan

konservatisme dengan menggunakan  Non-operating Accruals (NOA) dan  Discretionary

 Accruals (DACC) dapat disebabkan oleh perbedaan teknik perhitungan yang digunakan

 pada keduanya.

Page 19: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 19/26

 

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka didapat beberapa

kesimpulan, yaitu:

1. Dari pengujian secara keseluruhan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara

variable independent SIZE, RATIO, INTENSITY, BETA dan DEBT dihasilkan

 bahwa variable yang mempengaruhi konservatisme adalah SIZE, RATIO dan NOA.

Variabel independent SIZE, RATIO dan NOA berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat konservatisme perusahaan. Hal tersebut membuktikan teori  size

hyphothesis dalam pengukuran konservatisme.

2. Dilihat dari hasil uji sensitivitas bahwa signifikansi variable independent yang

dihasilkan dari pengukuran konservatisme dengan menggunakan  Non-operating 

 Accruals (NOA) berbeda dengan pengukuran yang menggunakan  Discretionary

 Accruals (DACC). Pada pengukuran NOA diperoleh variable SIZE dan INTENSITY

memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap konservatisme. Sedangkan pada

 pengukuran DACC diperoleh variable SIZE dan RATIO. Perbedaan signifikansi

diduga karena perbedaan rumus perhitungan antara NOA dan DACC.

3. Pada kedua pengukuran konservatisme didapat hasil bahwa DEBT tidak 

signifikan terhadap konservatisme. Penyebab ketidaksignifikan variabel tersebut

mungkin dikarenakan perbedaan tahun pengujian yang digunakan dalam penelitian

yang mengintepretasikan perbedaan kondisi ekonomi yang terjadi pada tahun

 penelitian.

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

Page 20: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 20/26

 

1. Hanya menggunakan cara pengukuran debt hypothesis dan size hypothesis dalam

mengukur konservatisme. Sehingga variabel independen yang digunakan terbatas.

2. Dalam pengukuran konservatisme, penulis hanya menggunakan 2 (dua)

 pengukuran saja, sehingga kurang dapat diperbandingkan.

3. Pengujian hanya dilakukan pada 3 periode saja, yaitu 2005 hingga 2007.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah:

1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengukuran yang lebih

luas, tidak hanya sebatas size dan debt hypothesis saja.

2. Menggunakan metode pengukuran konservatisme lebih dari 2 (dua) agar lebih

dapat dibandingkan.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah periode penelitiannya sehingga dapat

lebih melihat kecenderungan dalam jangka panjang.

Page 21: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 21/26

 

DAFTAR REFERENSI

Ahmed, et al. (2000). Accounting Conservatism & Cost of Debt: An Empirical Test of 

Efficient Contracting. SSRN Working Paper.

Almilia, Luciana Spica. (2004). Pengujian Size Hypothesis dan Debt/Equity Hypothesis

yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisme Laporan Keuangan Perusahaan

dengan Teknik Analisa Multinomial Logit. Jurnal Bisnis Akuntansi. P 4 – 10.

Ball, Ray, Ashok Robin, dan Gil Sadka. 2004. Is Accounting Conservatism Due to Debt

or Equity Market? An International Test of Contracting and Value Relevance

Theory of Accounting. Journal of Accounting and Economics. P 11-12, 15.

Ball, Ray, S.P. Kothari, dan Valeri Nikolaev. 2006. Econometrics of Basu Asymetric

Timeliness Coefficient and Accounting Conservatism. Journal of Accounting and 

 Economics. P 28-29, 32.

Beaty, Anne et al. (2006). Conservatism and Debt. SSRN Working Paper .

Conservatism and Accruals: Evidence From Greek Capital Market. International Journal

and Business Management. SSRN. Vol. 3 No. 10. October 2008. page 3-4

Page 22: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 22/26

 

Dechow, Patricia M; Richard G. Sloan; and Amy P. Sweeney. April 1995. "Detecting

Earnings Management." The Accounting Review, Vol. 70, No.2. pp.193-225.

Fala, Dwi Yana Amalia. Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas

Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance. Simposium Nasional 

 Akuntansi X . Juli 2007.

Fanani, Zainal. 2006. Manajemen Laba: Bukti Dari Set Kesempatan Investasi, Utang,

  Kos Politis dan Konsentrasi Pasar Pada Pasar Yang Sedang Berkembang.

Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. P 6 – 11.  

Guay, Wayne dan Robert E. Verrecchia. 2006. Conservative Disclosure. Journal of 

 Accounting and Economics. P 30 – 33.

Givoly, Dan, Carla Hayn, dan Sharon P. Katz. 2008.  Does Public Ownership of Equity

 Improve Earnings Quality?. Juni 7, 2009. http://www.hbs.edu/research/pdf/09-

105.pdf 

Healy, P. M, and P. J. Wahlen, (1999), “A Review of the Earnings Management

Literature and Its Implications for Standar Setting”, Accounting Horizon 13.

Page 23: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 23/26

 

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, PT Salemba Empat, 2007

Indonesian Capital Market Directory

Kieso, Donald E dan Jerry Weygandt,  Intermediate Accounting, 12th edition, John Wiley

and Sons, 2006.

Kiryanto, & Edy Suprianto. 2006.  Pengaruh Moderasi Size Terhadap Hubungan Laba

 Konservatisme Dengan Neraca Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi 9

Padang. P 3 -7.

Kothari, S.P., Andrew J. Leone dan Charles E. Wasley. 2000. Performance Marched

Discretionary Accrual Measures. Journal of Accounting and Economics. P 13, 14.

Lara, Garcia et al. Accounting Conservatism and Corporate Governance.   Journal of 

 Accounting and Economics. SSRN. page 16-18

Lasdi, Lodovicus. (2008).   Determinan Konservatisme Akuntansi. The 2nd National

Conference UKWMS Surabaya. P 7 – 10, 17 & 18.

Motohiro Tazawa. 2002. The Timeliness of Earnings and Accruals under Conservatism

in Japan. SSRN . P 11 – 16.

Page 24: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 24/26

 

  Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. (2006).  Pendekatan Populer dan

 Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

 Nugraheni, B. Linggar Yekti, & Adimas Hartanto. Conservatism and Value Relevance:

 An Empirical Study of Indonesian Companies. Simposium Nasional Akuntansi 9

Padang. Agustus 2006.

Pope, Peter F., & Jose A. C. Moreira. 2006. Unequal Impact of Conservatism on Accrual

Measures and Drivers: Implications for the Specification of Accrual Models.

 Journal of Accounting and Economics. SSRN. P 10,11.

Pusat Referensi Pasar Modal (PPRM) Bursa Efek Indonesia.

Qiang Chen, Shuping Chen, dan Xia Chen. (2008). Conservatism Financial Reporting in

Family Firm. SSRN . P 11-13.

Sari, Dahlia. (2004). Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi Dengan Konflik 

Bondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen Dan Peringkat Obligasi.

 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. P 4 – 6.

Schroeder, Ricahard G., Clark, Myrtle W., dan Cathey, Jack M. (2005).  Financial 

 Accounting Theory And Analysis Text Reading And Cases Eight Edition, United

States of America: John Willey & Sons Inc.

Page 25: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 25/26

 

Sulistyanto, Sri. (2003). Manajemen Laba (Teori & Model Empiris). PT Grasindo. Hal

160 – 174.

Syafri, Sofyan. (2005). Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus. (1984). Teori Akuntansi Buku 1. LP FEUI: Jakarta.

Wardhani, Ratna. (2007). Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia dan

  Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme

Corporate Governance. Hibah Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Watts, Ross L., & Jerold L. Zimmerman. (1986).  Possitive Accounting Theory. Prentice

Hall: New Jersey. 

Watts, Ross L. (2002). Conservatism in Accounting .  Journal Accounting and Economics.

SSRN. P 17 – 21.

Watts, R.L., 2003a. Conservatism in accounting part I: explanations and implications.

 Journal of Accounting and Economics. 207–221.

.

Watts, R.L. 2003b. Conservatism in accounting part 2: Evidence and research

opportunities. Journal of ccounting and Economics. 287–301

Page 26: SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi

5/9/2018 SNA 12_Konservatisme di Indonesia Dan Faktor Yg Mempengaruhi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sna-12konservatisme-di-indonesia-dan-faktor-yg-mempengaruhi 26/26

 

Winata, Denny.  Pengaruh Konservatisme Terhadap Kualitas Laba dan Return Saham

 Perusahaan Manufaktur. Skripsi UI. Tidak Diterbitkan. 2008.

www.idx.co.id

Yangseon Kim, Caixing Liu, dan S. Ghon Ree. 2003. The Relation of Earning 

Management to Firm Size. P 11.