smoking cessation -anas
TRANSCRIPT
1
DAFTAR ISI PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2 DATA PASIEN ............................................................................................................. 3
HASIL ........................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 9
KESIMPULAN .......................................................................................................... 10
2
PENDAHULUAN
Rokok merupakan suatu silinder dari kertas yang berisi campuran dari
tembakau, nikotin, dan TAR. Ketergantungan tembakau/nikotin adalah suatu kondisi
kronis yang sering memerlukan intervensi berulang. Nikotin adalah obat psikoaktif
dalam produk tembakau yang menghasilkan ketergantungan. Penelitian di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa efek adiktif nikotin sama seperti heroin, kokain, atau
alkohol. Rokok juga mengandung lebih dari 7000 bahan kimia yang sifatnya
kebanyakan beracun, serta sekitar 70 zat penyebab kanker. Bahkan tidak hanya orang
yang menghisap rokok, asap yang dihirup pun dapat menyebabkan masalah serius
bagi kesehatan, menimbulkan berbagai penyakit, dan kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
menyebutkan bahwa jumlah perokok Indonesia terbanyak ketiga di seluruh dunia
setelah Cina dan India, di atas Rusia dan Amerika. Menurut Ketua Umum Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat, jumlah perokok di Indonesia diperkirakan terus meningkat
karena konsumsi rokok remaja laki-laki pada tahun 1995 hanya 13,7 persen naik
menjadi 37,3 persen tahun 2007. Sedangkan pada perokok wanita jumlahnya juga
meningkat dari 0,3 persen pada tahun 1995 menjadi 1,6 persen tahun 2007.
Berhenti merokok adalah sulit karena diperlukan beberapa upaya, motivasi,
dan konsistensi. Perokok sering gagal dalam upaya berhenti merokok karena stress,
serta withdrawal symptom seperti lekas marah, cemas, sulit berkonsentrasi,
peningkatan nafsu makan, dan lain-lain. (cdc) Oleh karena itu pentingnya program
smoking cessation supaya perokok dapat secara bertahap berhenti merokok dan dapat
mengurangi risiko penyakit dan kematian dini. Walaupun manfaat kesehatan yang
didapat lebih besar bagi orang-orang usia muda, namun berhenti merokok dapat
bermanfaat bagi seluruh umur.
3
DATA PASIEN
Nama : Tn. T
Nomor Medis :
Umur : 28 tahun
Alamat : Griya serpong asri, Desa suradita
Pekerjaan : Tukang cuci motor
Pendidikan : Sekolah Dasar
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 70 kg
Kategori Perokok : Perokok Aktif, sejak 12 tahun yang lalu
Jumlah rokok yang dihisap dalam 1 hari dalam 1 minggu terakhir adalah
sebanyak 12-24 batang rokok dengan rata-rata 18 batang perhari. Menurut indeks
Brinkman pasien termasuk perokok sedang.
Riwayat mencoba berhenti merokok : ada
Pasien mencoba untuk berhenti merokok kurang lebih 3 tahun yang lalu,
dimana pasien pertama kali mempunyai anak, sehingga pasien harus menjaga
kesehatan anak, serta berhemat untuk keperluan anak.Tapi hal tersebut hanya
bertahan 1 bulan, dan dalam 1 bulan itu pasien tetap merokok 1x/hari minimal dan
maksimal 5 batang rokok/hari. Setelah satu bulan mengurangi rokok, pasien
kemudian sudah tidak tahan karena di area kerja pasien semua merokok, sehingga
pasien tidak tahan akan godaan tidak merokok atau mengurangi rokok.
Niat untuk berhenti merokok : ada
Pasien selalu berniat untuk berhenti merokok namun tidak pernah berhasil.
Setiap hari pasien selalu gagal mengurangi jumlah rokoknya. Pasien ingin berhenti
rokok agar bisa membiayai anak sekolah dan istri pasien sedang mengandung anak
ke-2.
4
Metode
Adapun dalam pelaksanaannya praktisi medis atau pengamat yang ikut dalam
melakukan intervensi mengadopsi dan mengkombinasikan prinsip metode baik dari
CDC ataupun dari WHO European strategy for smoking cessation policy dimana
dalam hal ini digunakan :
1. Brief clinical interventions, atau intervensi yang dilakukan tenaga medis
secara cepat +/- 10-15 menit untuk memberikan saran dan tips-tips bagaimana
berhenti merokok dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari merokok.
2. Individual Counseling, yakni secara bertatap muka, setiap individu perokok
dilakukan Tanya jawab dan penyadaran diri mengenai pentingnya berhenti
merokok.
3. Behavioral cessation therapies, yakni bersama-sama, perokok dan tenaga
medis menetapkan masalah yang didapati pasien dalam usahanya melakukan
berhenti merokok, kemudia bersama-sama mencari evaluasi yang tepat dalam
menghadapi halangan-halangan tersebut.
Metode ini dilakukan dengan menetapkan target dalam 1 minggu, pasien dapat
mengurangi konsumsi rokok tersebut menjadi 9 batang rokok per hari.
Adapun metode ini dilakukan dengan kunjungan pasien 2 kali setelah pertama kali
pasien datang untuk berobat, dimana setiap kunjungan dilakukan dengan jeda 2 hari.
Total hari pengamatan adalah 8 hari, dengan waktu efektif pengamatan selama 9 hari
berturut-turut 2 Januari- 9 Januari 2014, bertempat di Puskesmas Suradita.
5
HASIL
Hasil Pengamatan Jumlah Merokok Pasien
Tanggal 02/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 06.30 2 Di rumah Sendiri
3 08.00 3 Warung makan Teman
4 08.30 2 Warung makan Teman
5 10.00 2 Tempat kerja Teman
6 11.00 3 Tempat kerja Teman
7 11.30 2 Tempat kerja Teman
8 13.00 3 Tempat kerja Teman
9 13.30 2 Tempat kerja Teman
10 12.00 3 Warung makan Teman
11 12.30 1 Warung makan Teman
12 15.00 3 Tempat kerja Teman
13 15.30 2 Tempat kerja Teman
14 16.30 3 Tempat kerja Teman
15 18.00 3 Tempat makan Sendiri
16 20.00 2 WC Sendiri
17 21.00 2 Rumah Sendiri
Tanggal 03/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 08.00 3 Warung makan Teman
3 08.30 2 Warung makan Teman
4 10.00 2 Tempat kerja Teman
5 11.00 3 Tempat kerja Teman
6
6 11.30 2 Tempat kerja Teman
7 13.00 3 Tempat kerja Teman
8 13.30 2 Tempat kerja Teman
9 12.00 3 Warung makan Teman
10 12.30 1 Warung makan Teman
11 15.00 3 Tempat kerja Teman
12 16.30 3 Tempat kerja Teman
13 18.00 3 Tempat makan Sendiri
14 21.00 2 Rumah Sendiri
Tanggal 4/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 06.30 2 Di rumah Sendiri
3 08.00 3 Warung makan Teman
4 10.00 1 Tempat kerja Teman
5 11.00 1 Tempat kerja Teman
6 12.00 3 Warung makan Teman
7 12.30 1 Warung makan Teman
8 15.00 3 Tempat kerja Teman
9 15.30 2 Tempat kerja Teman
10 18.00 3 Rumah Sendiri
11 18.30 1 Rumah Sendiri
12 20.00 2 WC Sendiri
Tanggal 05/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 08.00 2 Tempat makan Sendiri
3 10.00 2 Rumah Saudara
4 12.00 3 Tempat makan Saudara
5 12.30 1 Tempat makan Saudara
6 15.00 2 Rumah Saudara
7 15.30 1 Rumah Saudara
7
8 18.00 3 Tempat makan Sendiri
9 20.00 2 Rumah Sendiri
Tanggal 6/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 08.00 3 Warung makan Teman
3 10.00 1 Tempat kerja Teman
4 11.00 1 Tempat kerja Teman
5 12.00 3 Warung makan Teman
6 12.30 1 Warung makan Teman
7 15.00 3 Tempat kerja Teman
8 15.30 2 Tempat kerja Teman
9 18.00 3 Rumah Sendiri
10 20.00 2 Rumah Sendiri
Tanggal 7/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 08.00 3 Warung makan Teman
3 10.00 1 Tempat kerja Teman
4 11.00 1 Tempat kerja Teman
5 12.00 3 Warung makan Teman
6 12.30 1 Warung makan Teman
7 15.00 3 Tempat kerja Teman
8 18.00 3 Rumah Sendiri
9 20.00 2 WC Sendiri
Tanggal 8/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 08.00 3 Warung makan Teman
3 10.00 1 Tempat kerja Teman
4 11.00 1 Tempat kerja Teman
8
5 12.00 3 Warung makan Teman
6 12.30 1 Warung makan Teman
7 15.00 3 Tempat kerja Teman
8 18.00 3 Rumah Sendiri
9 20.00 2 Rumah Sendiri
Tanggal 9/01/2014 Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
1 06.00 3 Di rumah Sendiri
2 08.00 3 Warung makan Teman
3 10.00 1 Tempat kerja Teman
4 11.00 1 Tempat kerja Teman
5 12.00 3 Warung makan Teman
6 12.30 1 Warung makan Teman
7 15.00 3 Tempat kerja Teman
8 18.00 3 Rumah Sendiri
9 20.00 2 Rumah Sendiri
Skala 1 : kurang penting
Skala 2 : Lumayan Penting
Skala 3 : Sangat Penting
Grafik 1.1 Jumlah batang rokok yang dihisap per hari dalam pengamatan
17 14 12 9 10 9 9 9
Jumlah rokok/hari
Jumlah rokok/hari
9
PEMBAHASAN
Kebiasaan pasien merokok rata-rata 18 batang per hari dan menjadi 9 batang
per hari dalam kurun waktu 8 hari, dan dinilai cukup signifikan karena pasien dapat
mengurangi setengah dari jumlah rokok yang biasa pasien hisap. Pasien merasa
senang ternyata dia bisa melakukannya. Pasien mengaku dia bisa menahan apabila
sedang di rumah, karena dapat mengalihkan perhatian dengan keluarga yaitu anak dan
istri. Pasien tidak tahan apabila sedang bersama teman kerja yang semuanya merokok.
Faktor utama yang menjadi penghalan pasien untuk berhenti merokok adalah
lingkungan kerja pasien yang berisi perokok aktif semua. Namun pada pengamatan
ketat selama 8 hari ini, dapat dinilai pasien memiliki keinginan yang kuat untuk
mengurangi rokok yang dihisap setiap harinya.
Faktor berikutnya adalah kebiasaan merokok pasien di pagi hari, setelah
makan, dan sebelum tidur. Keadaan ini susah dihindari oleh pasien.
Adanya faktor pendukung untuk berhenti merokok karena pasien memiliki
seorang anak kecil perempuan dan calon bayi. Dimana tidak hanya pasien sebagai
Ayah harus menjadi panutan yang baik, namun juga untuk kesehatan anak, calon bayi,
dan istri. Pasien mengerti bahaya merokok terutama asap yang dihirup keluarga
pasien. Pasien didukung oleh istri secara penuh.
Berhenti merokok bagi pasien bukanlah hal yang mudah, mengingat dari
lingkungan pasien yang sangat mendukung. Pasien memiliki beberapa pengetahuan
mengenai bahaya rokok, namun kurangnya motivasi kuat dalam diri membuat hal ini
susah. Dalam hal ini pasien perlu mengetahui lebih dalam lagi dampak dari merokok,
serta dampak bagi keluarga pasien yang menghirup asapnya.
Pada konseling terakhir dengan pasien, pasien menyetujui bahwa diperlukan
juga bantuan dari media masa untuk dapat menyebarkan bahaya rokok, karena
masyarakat pada dasanya masih kurang dan kurang peduli akan kesehatan diri dan
lingkungan disekitarnya. Pasien bahkan mau berbagi pengetahuan dengan temannya
yang perokok aktif juga.
10
KESIMPULAN
Berhenti merokok bukanlah hal yang mudah pagi perokok aktif menahun.
Semua berasal dari niat perokok sendiri. Faktor keluarga adalah merupakan hal yang
penting untuk dipertimbangkan sebagai salah satu motivasi berhenti rokok. Kesulitan
berhenti rokok tidak lain adalah faktor lingkungan yang tidak mendukung.
Dukungan keluarga, praktisi medis, serta peran serta pemerintah dalam
peraturan mengenai berhenti merokok yang tegas, pemberian penyuluhan dan
edukasi, program pemerintah yang mengalahkan media produsen rokok, menjalankan
kampanye-kampanye, penyediaan pusat rehabilitasi yang tersebar merata, serta obat
atau metode subtitusi yang mudah, dan terjangkau diperlukan untuk menurunkan
angka perokok dan menurunkan konsumsi rokok di Indonesia.
Motivasi dari perokok merupakan hal terpenting yang dibutuhkan seorang
perokok untuk berhenti merokok, ditambah dengan dukungan keluarga, lingkungan,
serta pemerintah dapat meringankan kesulitan berhenti rokok dan tercapailah tujuan
berhenti rokok.