slf - main course
DESCRIPTION
jaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTRANSCRIPT
IDE GAGASAN
Pemerintahan Indonesia melalui visi Indonesia sehat 2010 telah
mencanangkan kesehatan untuk menjadi salah satu faktor penentu kualitas hidup
manusia. Melalui visi tersebut pemerintah mengharapkan kehidupan rakyat
indonesia dimasa depan hidup dalam pola hidup bersih dan sehat. Usaha dalam
mewujudkan pola perilaku hidup sehat sejauh ini dapat dikatakan hanya wacana.
Hipotesis tersebut telah dibuktikan dengan Data Direktorat Permukiman dan
Perumahan Bappenas yang menunjukkan bahwa pada tahun 2012 lebih dari 40%
penduduk Indonesia masih belum dapat menikmati fasilitas toilet yang memadai.
Tujuan penulisan karya tulis ini dimaksudkan untuk mengedukasi kepada
masyarakat Indonesia dan secara khusus kepada pelajar indonesia tentang
pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain sebagai solusi preventif
positif dalam pencegahan sejumlah penyakit, perspektif baru untuk bentuk sabun
dalam bentuk kapsul yang mudah digunakan dan praktis dalam penyimpanan akan
diusulkan pada karya tulis ini.
Kondisi kekinian menunjukkan bahwa pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
di indonesia khususnya lingkungan sekolah sangat minim terjadi, serta solusi yang
telah ditawarkan sejauh ini juga belum dapat meningkatkan pola hidup bersih dan
sehat. Rendahnya pola hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia
dikhawatirkan memicu timbulnya penyakit seperti abses, fistula ani, diare bahkan
kanker anus. Kondisi tersebut ibarat suatu indikasi bahwa saat ini dibutuhkan
suatu solusi preventif positif yang perlu disiapkan.
Oleh karena itu, keberadaan SKAPTIS diharapkan dapat meningkatkan
pola hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia. Desainnya yang dirancang
secara minimalis dan fleksibel menjadikan sabun ini mudah di simpan dan dibawa
kemana saja. Tidak hanya itu kandungan minyak atsiri yang ada didalamnya dapat
membunuh sejumlah kuman pada tangan, anus dan dapat menimbulkan aroma
wangi yang khas.
Kata kunci: Pola Hidup Bersih dan Sehat, Kelangkaan Sabun, Toilet Sekolah,
Sabun Kapsul
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintahan Indonesia melalui visi Indonesia sehat 2010 telah
mencanangkan kesehatan untuk menjadi salah satu faktor penentu kualitas hidup
manusia. Melalui visi tersebut pemerintah Indonesia mengharapkan kehidupan
rakyat Indonesia dimasa depan hidup dalam keadaan pola hidup bersih dan sehat
(Sani, 2011).
Usaha pemerintah dalam mewujudkan pola perilaku hidup sehat sejauh ini
dapat dikatakan hanya wacana. Hipotesis tersebut telah dibuktikan dengan kondisi
toilet pada fasilitas umum yang dapat dikatakan memprihatinkan, kondisi tersebut
masih diperparah dengan kelangkaan sabun yang terjadi disetiap toiletnya.
Peryataan tersebut senada dengan data yang diperoleh dari Direktorat
Permukiman dan Perumahan Bappenas yang menyatakan bahwa di tahun 2012
lebih dari 40% masyarakat Indonesia masih belum dapat menikmati fasilitas toilet
yang memadai. Dalam hal ini termasuk fasilitas toilet sekolah. Bahkan, Indonesia
dinobatkan sebagai negara dengan sanitasi terburuk nomor dua di dunia
(http://www.koran-sindo.com).
Begitu pentingnya kebersihan dan kelayakan fasilitas pada toilet umum
menjadikan kebersihan dan kelayakan fasilitas toilet menjadi rantai awal pola
hidup bersih dan sehat. Beberapa toilet umum yang dimaksudkan ialah toilet
sekolah, pasar, terminal, stasiun, pasar dan beberapa toilet fasilitas umum yang
lain. Pola hidup bersih dan sehat dapat di implementasikan dengan suatu budaya
baru yaitu untuk selalu mencuci tangan dengan sabun. Sabun merupakan elemen
penting dalam mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Selain sebagai
disiinfektan, sabun dapat menjadi media untuk mencegah sejumlah penyakit
seperti diare, abses, fistula ani maupun kanker anus. Telah dibuktikan dengan
rutin mencuci tangan dengan sabun secara otomatis dapat menurunkan angka
penyakit (Anggrainy, 2010). Melalui penelitian lain telah dibuktikan pula bahwa
dengan mencucui tangan dapat meminimalisir jumlah kuman yang ada ditangan
sebesar 58 % (Girou dkk, 2002). Namun, dari sejumlah penyakit yang telah
disebutkan diyakini penyakit abses dan fistula ani adalah yang paling
menyusahkan penderitanya.
Fistula ani merupakan alur granulomatosa kronik yang berjalan dari anus
hingga bagian kulit luar anus atau daerah perianal atau dengan kata lain dapat
dikatakan terdapat lubang kecil pada sekitar anus yang secara terus menerus
mengeluarkan nanah. Gejala munculnya penyakit fistula ani dapat ditandai
dengan abses, muncul nanah pada daerah anus dan bercak darah merah cerah pada
feses (Andriani dkk, 2014).
Melihat ancaman dari penyakit fistula ani serta buruknya fasilitas toilet
yang ditandai dengan kelangkaan sabun disetiap toiletnya telah membuktikan visi
pola hidup bersih dan sehat untuk kehidupan rakyat Indonesia agar lebih
berkualitas sekedar wacana nasional semata. Maka dari itu sebuah gagasan kraetif
dan solutif dirancang dalam wujud sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dengan
kandungan minyak atsiri daun kemangi. Kandungan minyak atsiri pada kemangi
tidak hanya membuat sabun menjadi wangi namun juga sebagai zat anti bakteri
Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus yang terdapat pada tangan
yang keberadaanya dikhawatirkan menjadi penyebab penyakit diare, abses, fistula
ani maupun kanker anus.
Sabun kapsul praktis (SKAPTIS) yang dirancang dalam bentuk kapsul akan
membuat sabun lebih flexibel untuk dibawa kemana saja, disimpan dan efektif
dalam penggunaan dibandingkan dengan menggunakan sabun batang maupun
cair, sehingga dengan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) masyarakat Indonesia
tetap dapat menjaga kebersihan tangan dan anus saat usai Buang Air Besar (BAB)
di toilet umum. Kemunculan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) akan
diproyeksikan untuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat ditengah
masyarakat Indonesia serta sebagai solusi preventif positif untuk tidak terjangkit
penyakit abses, fistula ani, kanker anus dan diare.
1.2 Tujuan Gagasan
Tujuan pembuatan karya tulis berupa gagasan tertulis ini diantaranya:
a. Meningkatkan dan mewujudkan pola hidup bersih dan sehat ditengah
masyarakat Indonesia
b. Mengurangi resiko terjangkit penyakit abses, fistula ani, diare dan kanker anus.
c. Menampilkan perspektif baru untuk bentuk sabun yang mudah digunakan dan
praktis dalam penyimpanan.
d. Melahirkan sektor UKM Kewirausahaan baru yaitu penjualan produk
SKAPTIS
1.3 Manfaat Gagasan
Manfaat dari usulan gagasan kreatif dan solutif yang diwujudkan dalam karya
tulis ini adalah sebagai berikut:
a. Sabun kapul praktis (SKAPTIS) sebagai sarana edukasi dan kampanye untuk
pola gaya hidup bersih dan sehat.
b. Sebagai disinfektan untuk meminimalkan resiko terjangkit penyakit abses,
fistula ani, diare dan kanker anus.
c. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan
kebersihan tangan.
d. Menciptakan lapangan kerja baru berbasis wirausaha
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Kekinian
Negara indonesia memiliki 23.939 sekolah serta jumlah murid yang ada
sebesar 3.269.771 siswa (http://www.bps.go.id). Jumlah sekolah tersebut masih
dijumlah dengan jumlah perguruan tinggi di indonesia yaitu sejumlah 4259 unit
(http://forlap.dikti.go.id). Secara kumulatif jumlah instansi pendidikan di
indonesia sejumlah 28.198 unit. Melihat jumlah instansi pendidikan yang banyak
dengan kondisi toilet yang langka akan sabun menjadikan visi pola hidup bersih
dan sehat tidak terimplementasi secara nyata dikalangan pelajar,
Edukasi pola hidup bersih dan sehat dikalangan kaum pelajar dapat
dikatakan tidak terimplementasi secara nyata yaitu terbukti dengan minimnya
pelajar yang membawa sabun kedalam tas mereka sebagai wujud menjaga
kebersihan diri. Tidak hanya pelajar, pihak sekolah yang menjadi stakeholder
dalam mewujudkan pola hidup bersih dan sehat seakan meremehkan pentingnya
keberadaan sabun.
Saat ini produk sabun yang telah beredar di pasaran ialah dalam bentuk
batang dan cair, namun kenyatanya dengan dua bentuk sabun tersebut masih
ditemui kelangkaan sabun di setiap toilet fasilitas umum. Selain itu diperkirakan
70 % lebih dari masyarakat umum dan 40 % lebih dari kalangan pelajar tidak
membawa sabun didalam tas atau saku mereka, hal itu karena sabun yang berada
dipasaran tidak memungkinkan untuk dibawa dan tidak flexibel. Representasi
masalah kelangkaan sabun dapat dilihat pada diagram fishbone seperti pada
gambar 1.1 dibawah ini.
Gambar 2.1 Diagram Fishbone Penyebab Kelangkaan Sabun
2.2 Solusi Saat Ini
Hingga saat ini meskipun ancaman yang disebabkan oleh kurangnya
kesadaran kebersihan dari pihak masyarakat Indonesia maupun pihak instansi
terkait sudah sangat nyata dan jelas. Ancaman yang paling serius tentunya adalah
penyakit diare, abses dan fistula ani. Begitu seriusnya ancaman penyakit abses
dan fistula ani ini belum ditemui suatu upaya preventif yang nyata untuk
mengatasinya. Sejauh ini upaya terbebas dari sejumlah penyakit tersebut ialah
dengan konsultasi ke dokter bahkan melakukan operasi. Tentunya dibutuhkan
biaya yang tidak sedikit untuk melakukan hal tersebut.
Secara khusus saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan
penyakit fistula ani. Solusi terbaik saat ini adalah dengan melakukan operasi.
Kemungkinan terulangnya timbul kembali fistula ani selalu ada yaitu sebesar 20 –
40% tergantung juga apakah fistula itu sederhana atau susah dan letak fistula itu
sendiri (http://www.rs-premierjatinegara.com).
Solusi yang telah diterapkan saat ini yaitu berupa handsanitazier di toilet,
namun keberadaan handsanitazier hanya ada pada instansi pendidikan dan
fasilitas umum yang mewah saja. Pada beberapa instansi pendidikan dan fasilitas
umum lain handsanitazier hal yang langka dijumpai. Hal ini disebabkan karena
harga untuk sebuah handsanitazier cukup mahal. Namun akan tetapi
handsanitazier ini hanya dapat membunuh kuman yang ada ditangan dan tidak di
area anus sehingga penyakit fistula ani masih dapat rentan terjadi. Meskipun
handsanitazier diletakkan disetiap toilet untuk Buang Air Besar (BAB), hal
tersebut merupakan sesuatu hal yang mustahil terjadi. Hal itu disebabkan
peletakan handsanitazier disetiap kamar mandi untuk (BAB) adalah sesuatu hal
yang akan menguras finansial sekolah dan pemilik fasilitas umum terkait.
Peletakan tisu pada beberapa toilet mewah juga tidak memberikan dampak yang
signifikan, pasalnya budaya masyarkat Indonesia tidak sesuai dalam
menggunakan tisu untuk membersihkan diri (dalam hal ini organ anus).
Melihat fenomena tersebut, Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) dengan
desain kreatif, minimalis dan solutif diusulkan untuk memperbaiki dan
mengembangkan solusi yang telah ada. Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)
dirancang sebagai suatu inovasi baru dari sabun dengan bentuk kapsul yang
efektif, alami, dan flexible yang dapat meningkatkan budaya pola hidup bersih
dan sehat.
BAB III
METODE PENULISAN
Gambar 3.1 Metode Penulisan Paper Gagasan Tertulis
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa mekanisme penulisan gagasan
tertulis ini menerapkan sejumlah metode penulisan yaitu sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang dilakukan dengan cara melakukan aktivitas
tanya jawab secara langsung. Pertanyaan tanya jawab yang diajukan berkaitan
dengan objek penelitian, masalah penelitian maupun teknis kerja di area objek
penelitian yang ditempati peneliti.
b. Brainstorming
Brainstorming merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mendengarkan masukan dari dosen pembimbing dan rekan setim tanpa
sanggahan apapun.
c. Diskusi
Teknik penulisan yang dilakukan dengan cara bertukar ide dan gagasan secara
lisan yang diimplementasikan secara tertulis.
d. Presentasi
Presentasi merupakan teknik penyampain hasil penulisan dengan cara public
speaking dengan bantuan media powerpoint
Sedangkan untuk metode pelaksanaan dari pendirian UKM usaha sabun
kapsul ini yaitu seperti pada gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.2 Metode Pelaksanan Usaha Sabun Kapsul
Penjelasan detail tiap langkah dari usaha sabun kapsul akan dijelaskan pada
bagian dibawah ini.
3.1 Pembagian JobDesk Anggota
Pada tahap awal usaha ini dilakukan pembagian jobdesk setiap anggota.
Pembagian jobdesk anggota dilakukan dengan metode diskusi kelompok. Pada
tahap pertama akan menghasilkan list jobdesk yang harus dilakukan oleh setiap
anggota
3.2 Pembelian Alat dan Bahan Usaha Sabun Kapsul
Pada tahap kedua ini anggota yang mendapatkan tugas membeli alat dan
bahan akan membeli alat dan bahan ke toko kimia terdekat. Penentuan toko yang
kimia berdasarkan toko kimia yang resmi dan memberikan harga yang miring.
Pada tahap ini akan dihasilkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk usaha
penjualan sabun kapsul ini. Alat dan bahan yang dibeli ditoko kimia dan
pembelian melalui internet adalah sebagai berikut:
a. Bahan –bahan yang akan dibeli berupa alkohol, 200 gr minyak zaitun, 150 gr
VCO kelapa hijau, 72 gr soda api / Lye, minyak atsiri, 200 gr aquades, dan 5
liter minyak sawit
b. Alat-alat yang akan dibeli berupa jar (untuk menaruh disstilled water),
timbangan digital,kompor, gas, baskom stainless steel, mixer / stick blender,
mixing bowl, sendok stainless steel, sarung tangan karet tebal, kacamata
bening atau pelindung mata lain, masker, alat tumbuk, cetakan sabun, kertas
saring dan plastik PP tahan panas.
3.3 Pemberian Trial dan Training ke Ibu – Ibu PKK
Tahap selanjutnya adalah pelatihan dan uji coba pembuatan sabun kapsul
kepada ibu-ibuk PKK. Hal ini dilakukan untuk melatih ibu-ibu PKK dalam
pembuatan sabun kapsul ini. Pelatihan dilakukan dengan cara metode diskusi dan
pelatihan pembuatan secara langsung.
3.4 Proses Produksi Sabun Kapsul
Proses produksi pembuatan SKAPTIS dilakukan oleh ibu- ibu PKK
dengan panduan OPC (Operation Process Chart) yang telah dirumuskan
sebelumnya oleh anggota team .
3.5 Pemasaran Produk Sabun Kapsul
Pada tahap ini akan dilakuakn penentuan segmentasi konsumen, target
penjualan dan cara untuk membentu image produk sabun kapsul dibenak
konsumen. Dalam menentuikan hal tersebut akan dilakukan dengan cara metode
STP. Penerapan metode STP akan dibahas dan menjadi diskusi oleh setiap
anggota usaha sabun kapsul. Sedangkan untuk metode pengembangan pemasaran
akan dilakukan dengan metode marketing mix. Pemasaran akan dimulai dengan
melakukan promosi dan edukasi tentang bahaya penyakit pada anus melalui
promosi di setiap event kampus di UMS ataupun melalui artikel yang penulis buat
pada blog, facebook dan media sosial lain. Lokasi pemasaran akan berkembang
secara bertahap disetiap bulan dimulai dari kantin UMS hingga ke beberapa
instansi pendidikan, mall / tempat umum di kota solo.
3.6 Evaluasi Hasil Penjualan Produk Sabun Kapsul
Tahap terakhir dari usaha sabun kapsul adalah ,melakukan evaluasi dari
hasil penjualan sabun kapsul. Evaluasi dilakukan dengan metode diskusi dengan
bahan diskusi data hasil penjualan, jenis kecacatan produk dan kritikan dari
konsumen. Metode nominal group technique, analisa fishbone dan analisa pareto
chart akan dilakukan dalam proses perbaikan dari usaha sabun kapsul ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Stakeholder
Gagasan imajinatif, kreatif dan solutif ini dapat terwujud melalui partisipasi
aktif dari pihak – pihak dibawah ini yaitu seperti tertera pada tabel 1.1 dibawah ini
Tabel 4.1 Pihak –Pihak Pengimplementasi Gagasan
Pelaksana Sumber Dana Progam Universitas(Laboratorium Farmasi, Kimia & Industri)
Universitas, sponsorship
Melakukan riset dan pembuatan komposisi sabun yang tepat dan alami. Membantu mensosialisasikan urgensitas keberadaan SKAPTIS
Media TV, Cetak dan Online
Mandiri dan Sporsorship
Untuk melakukan iklan dan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat berbasis SKAPTIS
Instansi Fasilitas Umum
Mandiri Menyediakan SKAPTIS dibeberapa toilet umum dan fasilitas umum..
UKM (Produksi Sabun)
Mandiri Bersinergi dengan universitas dalam produksi dan penjualan SKAPTIS
Untuk produksi dan pemasaran Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) memerlukan
keterlibatan beberapa lembaga dari yaitu diantaranya sebagai berikut:
Tabel 4.2 Peranan Lembaga Perancang Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)
No Lembaga Peranan1 Laboratorium
Farmasi UMSMemberikan rekomendasi mengenai elemen farmasi yang digunakan dalam fungsinya sebagai disinfektan
2 LaboratoriumTeknik IndustriUMS
Melakukan strategi segmentation, targeting dan positioning untuk pemasaran Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)
3 Laboratorium Teknik Kimia UMS
Melakukan uji coba kandungan sabun dan mengetahui keamanan dari kandungan minyak atsiri yang digunakan.
4 Ibu –Ibu PKK Membantu dalam proses pembuatan Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)
4.2 Mekanisme Kerja Stakeholder
Gagasan untuk perancangan Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) ini dapat
direalisasikan apabila memperoleh dukungan oleh hal- hal strategis berikut ini :
a. Adanya sosialisasi mengenai pentingnya pola hidup bersih dan sehat.
b. Lembaga perancang sabun kapsul praktis (SKAPTIS) yang tertera pada tabel
1.2 telah melakukan pengembangan serta riset yang dibutuhkan.
c. Adanya peranan sosisalisasi sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dalam bentuk
iklan melalui stasiun TV dan pembagian freesample gratis SKAPTIS di setiap
fasilitas umum sebagai wujud kampanye pola hidup bersih dan sehat.
d. Dinas perindustrian nasional dan kesehatan melakukan verifikasi dan
memantau langsung terhadap kelayakan penggunaan dari sabun kapsul praktis
(SKAPTIS) selama dalam tahap perancangan dan pengembangan.
e. Pihak instansi pendidikan dan pemilik fasilits umum terkait menciptakan
budaya pola hidup bersih dan sehat (ex: Penjualan SKAPTIS di kantin
sekolah, peletakan SKAPTIS di setiap fasilitas umum dll).
f. Universitas secara continue memberikan dukungan moral, moril maupun
finansial kepada civitas akademik dalam pengembangan, perancangan maupun
riset untuk kasus ini.
4.3 Tahapan Implementasi Gagasan
Langkah –langkah implementasi dari gagasan perancangan dan pembuatan
Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) ini adalah :
a. Identifikasi faktor penyebab minimnya perilaku pola hidup bersih dan sehat
masyarakat Indonesia
b. Melakukan pengumpulan data serta riset dalam bentuk wawancara, observasi
dan studi literatur.
c. Perancangan dan pembuatan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dalam bentuk
kapsul berdasarkan aspek –aspek yang telah ditentukan seperti kesehatan,
kelayakan dan ergonomi.
d. Pengujian sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dengan didampingi langsung oleh
lembaga penelitian seperti dinas kesehatan dan dinas perindustrian.
e. Melakukan evaluasi hasil pengujian sabun kapsul praktis (SKAPTIS)
f. Melakukan promosi sabun kapsul praktis (SKAPTIS) kepada masyarakat
Indonesia untuk meningkatkan budaya pola hidup bersih dan sehat.
4.4 Rencana Usaha SKAPTIS
Pada bagian ini akan dibahas tentang deskripsi produk, segmentasi
konsumen, kapasitas produksi, dan strategi pemasaran produk sabun kapsul.
Pembahasan pada bagian ini bertujuan untuk menggambarkan rencana usaha
secara terperinci. Selain itu, disisi lain di sub bagian ini akan dibahas tentang
penerapan metode time and motion study dan aliran proses pembuatan sabun
kapsul yang digambarkan melalui aliran proses pembuatan sabun kapsul. Aliran
proses pembuatan sabun kapsul dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 4.1 OPC Sabun Kapsul.
Proses pembuatan sabun melalui tahapan cold process dengan masa curing
5 minggu. Penjelasan tahapan- tahapan dalam pembuatan sabun kapsul adalah
sebagai berikut :
a. Ibu-ibu PKK harus memakai sarung tangan, masker dan pelindung mata saat
akan bekerja. Konsep keselamatan dan kenyamanan dalam bekerja diterapkan
pada proses produksi sabun kapsul.
b. Membuat larutan soda api. Tahap ini dilakukan dengan cara memasukkan soda
api / lye ke dalam wadah berisi air, kemudian larutan soda api diaduk dengan
sendok sampai menjadi larut.
c. Menimbang dan mencampurkan minyak VCO kelapa hijau, minyak kelapa
sawit dan minyak zaitun sampai rata . Kemudian, minyak dipanaskan hingga
hangat, sekitar 55-65 derajat celcius.
d. Suhu larutan soda api dengan minyak diukur pada suhu 55 derajat celcius,
kemudianlarutan soda api dicampur dengan minyak. (Apabila terjadi perbedaan
suhu 5 derajat diantara keduanya tidak masalah)
e. Mengaduk campuran larutan soda api dan minyak menggunakan mixer.
Mengaduk selama 30 detik lalu berhenti kemudian mengaduk manual dengan
sendok. Aktivitas tersebut dilakukan secara berulang hingga campuran larutan
berbentuk seperti adonan kue.
f. Minyak atsiri ditambahkan ke adonan larutan soda api + minyak. Langkah
selanjutnya adalah adonan sabun dituang kedalam cetakan.
g. Cetakan ditutup dengan plastik yang tahan panas dan dibungkus dengan kain
handuk agar tetap hangat. Menunggu selama 2 hari lalu adonan sabun
dikeluarkan dari cetakan.
h. Cetakan dipotong dengan bentuk kotak seperti sabun batang, .kemudian sabun
batang tersebut disimpan kedalam kotak yang berventilasi untuk membuat air
pada sabun menguap.
i. Menunggu pengerasan sabun selama 5 minggu, kemudian sabun ditumbuk dan
dihaluskan hingga sangat halus dengan alat tumbuk.
j. Butiran sabun yang hallus dimassukkan kedalam kapsul.
k. Mengambil sabun kapsul secara acak sebagai untuk pengecekan kualitas.
4.4.1 Deskripsi Produk SKAPTIS
Dewasa ini intensitas penggunaan fasilitas toilet umum oleh masyarakat
Indonesia dipasikan terjadi setiap harinya. Sacara psikologis diketahui bahwa
karakter setiap individupun berbeda. Ada individu yang sadar akan kebersihan dan
adapula justru bersikap yang sebaliknya. Kebersihan tangan merupakan prioritas
utama dalam mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Hanya tangan yang
dipenuhi kuman sajalah yang dapat menjadikan penyakit seperti abses, fistula ani,
diare dan kanker anus akan lebih cepat timbul.
Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) ini akan dirancang secara bio-degradable
yang aman untuk digunakan karena terbuat dari bahan alami dengan kandungan
minyak atsiri. Melalui serangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa kandungan minyak atsiri terbukti mampu dalam mengatasi bakteri Vibrio
cholera, Enscheria coli, Salmonella thyposa dan Salmonella dysentriae yang
merupakan bakteri penyebab penyakit kolera, bisul anus dan disentri (Dewi &
Gunardi, 2010). Telah dibuktikan pula melalui penelitian lain bahwa minyak atsiri
dapat dapat memberikan suatu aroma yang khas (Gunawan & Indonesia, 2009)
(Idrus dkk, 2013) (Widyastuti, 2013).
Sabun ini dikemas dengan bentuk kapsul (mirip dengan kapsul vitamin a) sehingga
memungkinkan untuk dibawa kemana saja (praktis) dan fleksibel dalam penyimpanan.
Kapsul merupakan sesuatu hal yang baru, teruji secara klinis bahwa bahan dari kapsul
tersebut higienis dan aman. Untuk mewakili sifat praktis, ukuran sabun kapsul ini
dirancang dengan panjang= ±15mm dan lebar= ±10mm. Dengan ukuran tersebut, praktis
dalam penggunaan maupun penyimpanan akan terwakili. Gambaran sabun kapsul
tersebut seperti pada di bawah ini.
Gambar 4.2 Dimensional Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)
Sabun yang akan dikemas di dalam wadah kapsul tersebut, merupakan jenis
sabun cair, jelas dikarenakan mudah digunakan dan dapat menyesuaikan dengan
bentuk seperti sifat liquid (cairan). Seperti yang telah diketahui bahwa kebiasaan
untuk mencuci tangan dengan sabun masih belum terbudayakan. Hal ini krusial
jika aktivitas selanjutnya adalah makan, minum, dan sejenisnya. Jika tangan masih
dalam keadaan kotor, tentu dapat dipastikan kuman dan bakteri masih menempel
ketika aktivitas selanjutnya.
Pola hidup yang sehat dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan
sabun sesudah aktivitas yang kotor diharapkan mampu meningkatkan pola hidup
bersih dan sehat masyarakat Indonesia. Prioritas kedua yang menjadi konsen ialah
dengan kemudahan dalam membersihkan organ pembuangan (anus) sesudah
buang air. Melalui sabun yang dikenalkan pada paragraf di atas, diharapkan
masyarakat dapat dengan mudah membersihkan organ tersebut dan tangan
mereka. Sabun kapsul praktis yang dapat disimpan dalam kantong celana (saku)
ini memungkinkan mereka melakukan aktivitas bersih diri, yang pada akhirnya
akan membiasakan mereka dengan pola hidup sehat.
Sabun kapsul praktis ini berfokus pada penyediaan disinfektan di fasilitas
umum, seperti toilet sekolah, alat transportasi umum, tempat berkumpulnya orang,
merupakan solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan ketersediaan sabun di
beberapa fasilitas-fasilitas umum tadi.
Pengenalan atau sosialisasi tentang penggunaan sabun kapsul praktis ini di
fasilitas umum perlu dilakukan. Diharapkan dengan adanya pengenalan atau
sosialisasi ini minimal masyarakat megetahui akan keberadaan sabun kapsul ini di
fasilitas umum, dan berharap mereka mempergunakannya sewaktu dibutuhkan.
Rencana pengenalan atau sosialisasi akan dilakukan setelah tahapan pembuatan
sabun kapsul ini selesai. Metode pembagian free sample atau sampel gratis kepada
masyarakat, secara keberlanjutan sebagai wujud bentuk pengenalan akan
sebanding dengan hasil yang akan diperoleh yaitu terciptanya cara pola hidup
bersih dan sehat di masyarakat Indonesia. Melalui pola hidup bersih dan sehat
diharapkan dapat meningkatkan standar kesehatan dan taraf hidup masyarakat
Indonesia. Budaya pola hidup bersih dan sehat akan dapat terwujud minimal
dengan aktivitas bersih diri setelah aktivitas kotor yang akan mencegah kuman
dan bakteri untuk tidak masuk ke dalam tubuh manusia.
Produk sabun akan dikemas dalam bentuk kapsul sehingga lebih flexibel
dan dapat mengatasi kelangkaan sabun apabila usai BAB di beberapa toilet umum
dan dapat mencegah penyebaran penyakit lain dikalangan pelajar. Sabun kapsul
akan beredar di pasar dalam bentuk 3 sabun kapsul dalam 1 kemasan.
4.4.2 Segmentasi Konsumen Usaha Sabun Kapsul
Segementasi konsumen adalah tahapan untuk mengetahui perilaku
konsumen dan menerapkan strategi yang tepat untuk memperoleh keuntungan
penjulan (Gita, 2014). Segmentasi konsumen usaha sabun kapsul ini adalah
kalangan pelajar kota solo. Pelajar yang menjadi segmentasi konsumen dimulai
dari pelajar SD hingga Mahasiswa adalah suatu sasaran yang tepat untuk usaha
ini, karena kalangan inilah yang hampir pasti selalu berinteraksi dengan toilet di
sekolah maupun universitas masing-masing. Namun tidak menutup kemungkinan
bagi masyarakat umum ( ex : karyawan / karyawati ) yang bekerja di suatu mall
atau tempat umum juga menjadi sasaran yang tepat dari usaha sabun kapsul ini.
4.4.3 Kapasitas Produksi Usaha Sabun Kapsul
Kapasitas produksi akan ditingkatkan seiring dengan perluasan pemasaran
dan permintaan dari konsumen. Rencana produksi sabun kapsul ini akan
dilakukan dengan rencana sebagai berikut :
a. Bulan II merupakan sebagai langkah awal dan menyesuaikan dengan
segmentasi pasar yang telah direncanakan maka sabun kapsul akan diproduksi
sebanyak 300 kapsul menjadi 100 kemasan.
b. Bulan III dengan Target penjualan sebesar 200 kemasan. Penjualan dilakukan
di setiap koperasi mahasiswa di Universitas Muhamadiyah Surakarta dan
melalui media sosial / internet.
c. Bulan IV dengan penjualan sebesar 300 kemasan. Area penjualan akan meluas
ke beberapa tempat umum seperti kantin sekolah, koperasi mahasiswa lain dan
warung-warung di tempat umum.
d. Bulan V dengan menjual 500 kemasan. Pengembangan dan pembentukan
position produk di konsumen sudah mulai dikembangkan pada bulan V.
4.4.4 Strategi Pemasaran Produk Sabun Kapsul
Kota solo merupakan kota yang strategis untuk sebagai target pemasaran
karena dalam kota solo terdapat banyak sekali WC, toilet umum dan instansi
pendidikan. Perencanaan pemasaran yang penulis lakukan adalah :
a. Bulan II: memasarkan secara mandiri dan langsung di seluruh kantin Fakultas
Teknik di Universitas Muhamadiyah Surakarta dan Ponpes Assalam.
b. Bulan III: Memperluas daerah pemasaran keseluruh koperasi mahasiswa di
UMS dan mulai melakukan pemasaran ke internet.
c. Bulan IV:. Pemasaran berkembang ke beber.pa tempat umum seperti sekolah,
pasar, mall, stasiun dan terminal.
d. Bulan V: Pemasaran sudah dilakukan dengan konsisten ke beberapa
segmentasi pasar yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Bulan selanjutnya diharapkan kegiatan ini terus berkembang.
Pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan bisnis yang saling berinteraksi
dan bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga produk, mendistribusikan,
dan mempromoskan produk yang akan dijual (Sukotjo & Radix, 2010). Dalam
mengidentifikasi customer values metode STP (Segmentation, Targeting dan
Positioning) akan diterapkan agar pemasaran efektif dan konsumen akan
terbentuk image dalam benak mereka tentang produk sabun kapsul.
Metode strategi pemasaran yang digunakan adalah marketing mix yaitu
produk, harga, tempat dan promosi. Hal ini karena empat unsur tesebut berperan
besar terhadap kesuksesan pemasaran dan memperoleh keuntungan (Poernomo,
2009). Keempat hal tersebut akan menjadi kunci utama dalam keberhasilan
pemasaran sabun kapsul.
4.4.5 Analisis Ekonomi Usaha Sabun Kapsul
Pada bagian ini akan dibahas tentang analisis ekonomi usaha sabun kapsul.
Biaya untuk pengadaan alat dan bahan sebagai biaya produksi akan ditampilkan
pada tabel 4.3 dan tabel 4.4. Biaya produksi merupakan biaya yang terdiri dari
biaya alat dan bahan, biaya operasi atau biaya yang dibutuhkan untuk mengubah
bahan baku menjadi bahan siap jual dan membentuk harga pokok produksi
(Fachroji, 2012). Pada bagian ini akan dihasilkan kelayakan usaha dari usaha
sabun kapsul.
Tabel 4.3 Biaya Pengadaan Alat Produksi
No Biaya Habis Pakai Jumlah Harga / item Harga1 Kompor Gas 1 Rp400.000 Rp400.0002 Gas LPG 3 kg 1 Rp25.000 Rp25.0003 Timbangan digital 1 Rp1.000.000 Rp1.000.0004 Baskom stainlesssteel 6 Rp50.000 Rp300.0005 Stick blender 1 Rp600.000 Rp600.0006 Pisau 1 Rp60.000 Rp60.0007 Mixing bowl 1 Rp350.000 Rp350.0008 Sarung tangan karet (sepasang) 4 Rp20.000 Rp80.0009 Kacamata pelindung 4 Rp40.000 Rp160.00010 Masker 4 Rp5.000 Rp20.00011 Cetakan sabun 2 Rp100.000 Rp200.00012 Alat tumbuk 2 Rp30.000 Rp60.00013 Kertas saring ( 50 lembar) 2 Rp20.000 Rp40.00014 Plastik PP 1 Rp20.000 Rp20.000
Total Rp3.315.000Tabel 4.4 Biaya Pengadaan Bahan Baku Produksi
No Bahan Harga1 Minyak Zaitun Rp100.0002 5 Liter Minyak Sawit Rp270.0003 640 ml VCO Kelapa Hijau Rp100.0004 1 kg Soda Api Rp15.0005 10 ml Minyak Atsiri Kemangi Rp330.0006 5 liter Aquades Rp20.000
Total Rp835.000Dengan biaya bahan baku tersebut dapat diestimasikan memproduksi
sebanyak 30 sabun batang. 30 sabun batang yang diproduksi setara dengan 2250
sabun kapsul atau 750 kemasan sabun kapsul. Apabila ditetapkan bahwa 1 sabun
batang dijual dengan harga Rp.5000 maka biaya produksi untuk 1 kemasan sabun
kapsul sebesar Rp.200.
Biaya produksi sabun kapsul sudah diperhitungkan secara ringkas dalam
analisis usaha. Analisis usaha yang sudah dilakukan dalam pelaksanaan usaha
sabun kapsul selama 4 bulan (bulan ke-2 sampai ke-5 pelaksanaan
program) .Sedangkan untuk rencana keuangan secara menyeluruh sekaligus
asumsi penjualan produk sabun kapsul dapat diuraikan melalui tabel 4.5 dibawah
ini
Tabel 4.5 Analisa Jumlah Penerimaan Profit
Jumlah (Kemasan)
Biaya Produksi ( Rupiah/ Kemasan)
Harga Jual (Rupiah / Kemasan )
Biaya Produksi Total (Rupiah)
Hasil Penjualan Total (Rupiah)
Profit (Rupiah)
100 Rp200 Rp2.000 Rp20.000 Rp200.000 Rp180.000200 Rp200 Rp2.000 Rp40.000 Rp400.000 Rp360.000300 Rp200 Rp2.000 Rp60.000 Rp600.000 Rp540.000500 Rp200 Rp2.000 Rp100.000 Rp1.000.000 Rp900.000
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa profit akan diperoleh pada
saat penjualan bulan ke empat, karena pada saat tersebut total jumlah profit lebih
besar daripada biaya pengadaan bahan baku.
4.4.6 Kesimpulan
Gagasan perancangan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) ialah sebagai bentuk
sabun terbaru yang praktis, flexibel, minimalis dan efektif dalam penggunaan.
Gagasan ini sebagai solusi preventif baru yang ditawarkan dalam rangka
meningkatkan kesadaran pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Secara khusus
gagasan mengenai sabun kapsul praktis (SKAPTIS) ini diusulkan dalam rangka
mengatasi kelangkaan sabun yang terjadi di beberapa toilet sekolah dan fasilitas
umum.
Prinsip dasar dari sabun kapsul praktis (SKAPTIS) ini ialah sabun yang
dikemas dalam bentuk kapsul yang memiliki kandungan minyak atsiri
didalamnya. Kandungan minyak atsiri tersebut dapat membunuh kuman yang ada
pada tangan maupun kuman yang ada pada anus. Keberadaan sabun kapsul praktis
(SKAPTIS) ditengah masyarakat dan sejumlah fasilitas umum diharapkan dapat
meningkatkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit abses,
fistula ani, diare bahkan kanker anus. Bentuk sabun yang berupa kapsul
menjadikan sabun ini lebih flexibel, efektif dan praktis apabila digunakan. Melalui
SKAPTIS diharapkan dapat meningkatkan dan menyadarkan masyarakat
Indonesia tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Rekomendasi
Berdasarkan gagasan yang telah diutarakan pada paragraf diatas maka
dapat diperoleh sejumlah rekomendasi yaitu sebagai berikut:
a. Ibu – ibu PKK di daerah solo potensial untuk menjadi mitra usaha sabun
kapsul, selain itu Kota solo memiliki lebih dari 700 sekolah dan memiliki
jumlah kampung dagang yang banyak akan membuat usaha sabun kapsul
menjadi sangat potensial untuk dilaksanakan dan berkembang.
b. Hendaknya sumber daya berupa TV lokal di solo dapat dimanfaatkan sebagai
media promosi usaha sabun kapsul.
c. Bentuk sabun kapsul menjadi solusi dari tidak ketersedian sabun di toilet
sekolah
d. Sabun kapsul dapat pula ditempatkan disejumlah spot umum seperti toilet
umum, halte, bandara, terminal, stasiun maupun sejumlah tempat umum lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bps.go.id Diakses pada 23 Februari 2015 jam 18:03
http://forlap.dikti.go.id Diakses pada 23 Februari 2015 jam 18:23