skripsi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar ... · pada rsup dr. sardjito yogyakarta...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH SHIFT PADA KARYAWAN INSTALASI RAWAT INAP I RSUP Dr.
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
PROGRAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
IFT KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN INSTALASI RAWAT INAP I RSUP Dr.
SARDJITO YOGYAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Yanuardani Wijayanti Putri R.0207105
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta 2011
1
KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN INSTALASI RAWAT INAP I RSUP Dr.
DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustakan.
Surakarta, 2011
Yanuardani Wijayanti Putri
R0207105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ABSTRAK
Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Karyawan Instalasi Rawat Inap I
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Yanuardani Wijayanti Putri¹, Arsita Eka P²., Agus Widiyatmo³. Tujuan : RSUP Dr. Sardjito adalah tempat bagi orang-orang yang sakit untuk berobat sedangkan dokter dan perawat menyebut rumah sakit sebagai lahan untuk mencari nafkah. Lama seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umunya 6-10 jam. Sisanya 14-18 dipergunakan dalam kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh shift kerja terhapa kelelahan kerja pada karyawan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yaitu penelitian. Subjek penelitian adalah semua perawat di bangsal bugenvil yang jumlah sampel 30 orang pada shift pagi dan 30 orang pada shift malam. Penelitian mengunakan kriteria inklusi pada pengambilan sampel yaitu usia antara 20-40 tahun, masa kerja lebih dari 1 tahun, dan jenis kelamin perempuan. Pengambilan sample dengan mengunakan simple random samplin dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Hasil : Hasil dari uji statistik chi-square antara shift pagi dan shift malam menunjukkan bahwa hasil p value = 0,037 yaitu p value > 0,01 tetapi p value ≥ 0,05 yang berarti adanya pengaruh shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa shift kerja dapat mempengaruhi kelelahan kerja pada karyawan terutama pada karyawan yang memperoleh shift kerja malam yang cenderung lebih lelah dibandingkan dengan karyawan yang bekerja pada shift kerja pagi. Kata kunci: Shift kerja, kelelahan kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ABSTRACT
Effect of Shift Work Against Work Fatigue In Employee Inpatient Installation I
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Yanuardani Wijayanti Putri¹, Arsita Eka P²., Agus Widiyatmo³. Objective: The hospital is a place for people who are sick to seek treatment while doctors and nurses call the hospital as land for a living. Old one works fine in 6-10 hours a day in general. The remaining 14-18 employed in the family and community life, rest, sleep, and others. The purpose of this study is to determine the effect of shift work on employee work exhaustion against RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Methods: The study was observational analytic study is research. Research subjects were all nurses in the wards bougainvillea sample size of 30 people on the morning shift and 30 people on the night shift. The study inclusion criteria on the use of sampling between 20-40 years of age, working period of more than 1 year, and female gender. Sampling by using simple random sampling and data retrieval is done by distributing questionnair. Results: The results of the chi-square test statistic between the morning shift and night shift showed that the results of the p value = 0.037 p value> 0.01 but p value ≥ 0.05, which means the influence of the work shift work on employee fatigue RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Conclusion: From this study it can be concluded that shift work can affect fatigue in employees working primarily on getting employees working the night shift who tend to be more tired than the employees working on shift work in the morning. Keywords: Shift work, work fatigue
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Karyawan Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Dra. Ipop Sjarifah, M.Si selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Arsita Eka P., dr., M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Agus Widiyatmo S.E., M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Hardjanto¸MS, Sp.Ok selaku penguji yang telah memberikan masukan
dalam skripsi ini. 6. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku tim skripsi yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 7. Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito selaku pimpinan rumah sakit yang telah
memberikan izinnya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Staf dan karyawan Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu penulis selama melakukan kuliah dan penyusunan skripsi.
10. Bapak, Ibu, adik dan semua keluarga yang penulis sayangi. Terima kasih atas doa, dorongan dan semua kasih sayang yang selama ini kalian berikan. Tidak ada kata yang bisa penulis ucapkan, tidak ada perbuatan yang sanggup penulis berikan untuk membalas segala cinta, kasih dan pengorbanan yang diberikan.
11. Sahabat-sahabat sejatiku terima kasih atas semua bantuan, dukungan dan terimakasih telah menjadi teman-teman terbaikku.
12. Semua teman-teman angkatan 2007 Program Diploma IV Kesehatan Kerja. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam
penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
Surakarta, Juli 2011 Penulis,
Yanuardani Wijyantai Putri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iii ABSTRAK .............................................................................................. iv ABSTRACT ............................................................................................ v KATA PENGANTAR ............................................................................ vi DAFTAR ISI ........................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 4 C. Tujuan ................................................................................ 4 D. Manfaat .............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 6 B. Kerangka Pemikiran............................................................ 30 C. Hipotesis ............................................................................. 30
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.................................................................... 31 B. Lokasi dan waktu penelitian ............................................... 31 C. Populasi Penelitian .............................................................. 31 D. Teknik Sampling ................................................................. 32 E. Sampel Penelitian................................................................ 32 F. Identifikasi Variabel Penelitian........................................... 33 G. Definisi Operasional Variabel penelitian ............................ 34 H. Desain Penelitian ............................................................... 35 I. Alat dan Bahan Penelitian .................................................. 35 J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................ 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan............................................. 37 B. Karakteristik Subjek Penelitian........................................... 38
1. Usia ............................................................................... 38 2. Masa Kerja .................................................................... 39 3. Status Gizi .................................................................... 39 4. Jenis Kelamin .............................................................. 40
C. Hasil Pengukuran ............................................................... 41 D. Uji Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja
di Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ... 43 BAB V. PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
A. Analisa Univariat .................................................................. 45 1. Umur ................................................................................ 45 2. Masa Kerja....................................................................... 46 3. Status Gizi ....................................................................... 47 4. Kelelahan Kerja .............................................................. 47
B. Analisis Bivariat .................................................................... 49 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................. 52 B. Saran ..................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 53 LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengukuran Sampel Kelelahan ................................................ 3 Tabel 2. Tabel Kategori IMT ................................................................ 22 Tabel 3. Distribusi Umur Tenaga Kerja ………...................................... 38 Tabel 4.Distribusi Masa Kerja ............................................................... 39 Tabel 5.Distribusi IMT........................................................................... 40 Tabel 6. Distribusi Kelelahan Kerja ..................................................... 41 Tabel 7. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift di RSUP Dr. Sardjito 42 Tabel 8. Hasil uji statistik Chi-Square ................................................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 2. Surat Konfirmasi Ijin Penelitian
Lampiran 3. Surat Ethical Clearance
Lampiran 4. Infomed Concen
Lampiran 5. Kuesioner Uji Ukur Kelelahan Kerja
Lampiran 6. Hasil Kuesioner Shift Pagi
Lampiran 7. Hasil Kuesioner Shift Malam
Lampiran 8. Hasil Uji Statistik Chi-Square
Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah tempat bagi orang-orang yang sakit untuk berobat
sedangkan dokter dan perawat menyebut rumah sakit sebagai lahan untuk mencari
nafkah. Menurut WHO, bahwa Rumah Sakit adalah suatu usaha yang menyediakan
pemondokan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka
panjang yang diberikan atas tindakan observasi, diagnostik, terapeutik dan
rehabilitatif untuk orang-orang menderita sakit, terluka dan mereka yang mau
melahirkan (Jarpadi, 2002). Disamping itu usaha perlindungan terhadap karyawan
dan orang lain yang berada di area rumah sakit. Perlindungan yang dimaksud meliputi
aspek-aspek yang cukup luas yaitu perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
moral agama. Perlindungan kesehatan dan keselamatan tersebut dimaksud agar setiap
orang berada di lingkungan rumah sakit dalam keadaan sehat dan selamat
(Suma’mur, 2009).
Dalam sebuah pekerjaan waktu kerja sangatlah dibutuhkan pada karyawan
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kelelahan kerja. Memperpanjang waktu
kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi,
efektifitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya terlihat penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan akan timbul
kecenderungan untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan
kecelakaan serta ketidakpuasan (Suma’mur, 2009). Aspek terpenting dalam hal waktu
kerja meliputi lama seseorang mampu bekerja dengan baik, hubungan antara waktu
kerja dengan istirahat, waktu kerja sehari menurut periode waktu yang meliputi siang
hari (pagi, siang, sore) dan malam hari (Suma’mur, 2009).
Dalam periode waktu bekerja siang atau malam sangatlah banyak terdapat
masalah terutama masalah kerja malam. Kelelahan pada kerja malam relatif sangat
besar yang disebabkan antara lain oleh faktor faal dan metabolisme yang tidak dapat
diserasikan sebab penting lain adalah sangat kuatnya kerja saraf parasimpatis
dibanding dengan persyarafan simpatis harus melebihi kekuatan parasimpatis
(Suma’mur, 2009).
Pada RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terdapat 3 kali pergantian shift yaitu
shift pagi, siang dan malam yaitu pada shift pagi dimulai pukul 07.00-14.00 WIB,
shift siang 14.00-21.00 WIB dan shift malam 21.00-07.00 WIB. Setiap shift pada
waktu bekerja memiliki perbedaan baik pada waktunya ataupun jumlah jam yang
harus dilampaui oleh pekerja. Misalnya perbedaan jumlah jam kerja pada shift pagi,
siang berbeda dengan perbedaan jumlah jam kerja pada shift malam hari. Survei
terhadap shift kerja yang dilakukan oleh Tepas, dkk yang disadur oleh Pulat dalam
Setyowati (2010) memperhatikan bahwa pada shift ketiga (waktu bekerja malam hari)
waktu bekerja istirahat pekerja sedikit. Pada shift kedua (waktu kerja siang hari)
pekerja dilaporkan bahwa pekerja istirahat cukup lama sedangkan pada shift pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(waktu kerja pagi hari), pekerja dilaporkan istirahat lebih lama dibandingkan dua
kelompok lainnya.
Pada survei awal yang dilakukan wawancara pada 10 orang karyawan di
IRNA I pada shift pagi dan shift malam diketahui bahwa karyawan mengalami
kelelahan disimpulkan dari data-data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap
karyawan. Perawat yang mendapatkan shift kerja pada malam hari kurang
mendapatkan istirahat yang cukup pada mestinya karena karyawan harus menghadapi
pasien-pasien yang berada pada rumah sakit. Maka dari itu perlunya tenaga ekstra
yang dibutuhkan oleh para karyawan. Selain melakukan wawancara penulis juga
mengadakan pengukuran dengan mengunakan kuesioner kepada 10 responden.
Penulis mengukur tingkat kelelahan tenaga kerja responden pada shift pagi dengan
shift malam dan dapat diketahui skor sebagai berikut:
Tabel 1. Pengukuran Sampel Kelelahan Shift Pagi Shift Malam
Responden Skor Responden Skor 1 52 1 42 2 49 2 39 3 63 3 41 4 42 4 55 5 55 5 38
Sumber: Data Primer Mei 2011
Hasil pengukuran skor kelelahan menunjukkan bahwa tenaga kerja pada
shift malam lebih leleah dibandingkan dengan tenaga kerja shift pagi. Selain itu pada
penelitian sebelumnya oleh Normawati (2009) menunjukkan adanya perbedaan
tingkat kelelahan kerja yang signifikan antara shift pagi dengan shift malam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Karyawan
Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
diteliti: adakah pengaruh shift kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan
Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya pengaruh shift kerja terhadap kelelahan
kerja pada karyawan Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja di rumah sakit.
b. Menganalisa adanya pengaruh shift kerja pagi dan shift kerja malam
terhadap kelelahan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan sebagai pembuktian teori bahwa ada pengaruh shift kerja
terhadap kelelahan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Manfaat Aplikatif
Adapun manfaat dari kegiatan penelitian yang diharapkan dapat
berguna bagi :
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan terutama
dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta pengembangan dan
aplikasinya di dalam praktek.
b. Tenaga Kerja
Bagi tenaga kerja diharapkan dapat mengatur waktu istirahat atau
waktu tidurnya dengan baik agar tidak mengalami kelelahan.
c. Rumah Sakit
Bagi pihak rumah sakit diharapkan, dapat digunakan sebagai
acuan untuk melakukan langkah-langkah perbaikan dalam upaya
memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja sehingga pekerja
terhindar dari kelelahan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Shif Kerja
a. Pengertian Shif Kerja
Shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti
atau sebagai tambahan kerja pagi dan siang hari sebagaimana yang biasa
dilakukan (Setyawati, 2010). ILO (1983) menyatakan pergantian shift
yang normal 8 jam/ shift.
Shift kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari minggu dan hari
libur memerlukan 4 regu kerja. Regu kerja ini dikenal dengan regu kerja
terus menerus (4X8), untuk hari biasa diperlukan sedikitnya 3 regu yang
disebut dengan regu kerja semi terus menerus (3X8). Inggris
menggunakan sistem 2-2-2, sistem ini disebut dengan sistem rotasi
pendek. Masing-masing shift lamanya 2 hari dan pada akhir shift diberikan
libur 2 hari. Selain itu sistem 2-2-3 juga merupakan sistem rotasi pendek
dimana salah satu shift dilaksanakan 3 hari, untuk 2 shift lainnya
dilaksanakan 2 hari, dan pada akhir periode shift diberikan libur 2 hari
siklus ini bergiliran untuk setiap shift. Pada akhir shift malam diperlukan
istirahat sekurang–kurangnya 24 jam. Sistem rotasi ini dianjurkan oleh
pakar yang berpandangan modern dengan mempertimbangkan faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sosial dan psikologis untuk industri yang bergerak pada bidang
manufaktur yang kontinyu (Grandjean, 1993).
b. Pembagian Shift Kerja
Jurnal The Desigt of Shift Systems dalam Setyawati (2010)
disebutkan bahwa terdapat 5 faktor utama yang harus diperhatikan dalam
penentuan shift kerja, yaitu:
1) Jenis shift kerja pagi, atau siang, atau malam.
2) Panjang waktu tiap shift kerja.
3) Waktu yang dimulai dan diakhirinya suatu shift.
4) Distribusi waktu istirahat.
5) Arah perubahan shift kerja. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
a) Tersedianya waktu libur akhir pekan, minimal 2 x dalam sebulan.
b) Setiap selesai shift kerja malam pekerja mendapat liburan minimal 2
hari.
c) Jadwal dibuat secara sederhana dan mudah diingat.
Merancang shift kerja ada dua macam hal yang harus diperhatikan yaitu
kekurangan istirahat atau tidur harus ditekan sekecil mungkin untuk
menghindari pekerja dalam terjadi kelelahan kerja. Shift kerja adalah
pembagian kerja dalam waktu 24 jam meliputi kerja pagi, sore dan malam
yang dilaksanakan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
tujuan memenuhi dan meningkatkan produksi, kepentingan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(pelayanan/ jasa). Menurut William (1992) dikenal 2 macam sistem shift
kerja terdiri dari:
1) Shift permanen, tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap
harinya. Tenaga kerja yang bekerja pada shift malam yang tetap adalah
orang–orang yang bersedia bekerja pada malam hari dan tidur disiang
hari.
2) Shift rotasi, tenaga kerja bekerja tidak terus menerus ditempatkan pada
shift yang tetap. Shift rotasi adalah shift yang paling mengganggu
terhadap cyrcardian rhythm dibandingkan dengan shift permanen bila
berlangsung dalam jangka waktu panjang.
ILO (1983) menyatakan pergantian shift yang normal 8 jam/ shift.
Shift kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari minggu dan hari libur
memerlukan 4 regu kerja. Regu kerja ini dikenal dengan regu kerja terus
menerus (4X8), dan diperlukan sedikitnya 3 regu yang disebut dengan regu
kerja semi terus menerus (3X8).
c. Pengaruh Shif Kerja
Pulat (1992) mengutarakan beberapa pengaruh shift kerja terhadap
tubuh sebagai berikut :
1) Adanya pengaruh pada kualitas tidur. Tidur pada siang hari tidak
seefektif tidur pada malam hari. Biasanya dibutuhkan dua hari istirahat
sebagai kompensasi kerja pada malam hari. Survei terhadap shift kerja
yang dilakukan oleh Tepas, dkk yang disadur oleh Pulat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Setyowati (2010) memperhatikan bahwa pada shift ketiga (waktu
bekerja malam hari) waktu bekerja istirahat pekerja sedikit. Pada shift
kedua (waktu kerja siang hari) pekerja dilaporkan bahwa pekerja
istirahat cukup lama sedangkan pada shift pertama (waktu kerja pagi
hari), pekerja dilaporkan istirahat lebih lama dibandingkan dua
kelompok lainnya.
2) Kapasitas kerja fisik saat bekerja pada malam hari kurang.
3) Shift kerja juga mempengaruhi kapasitas mental. Johnson dalam Pulat
(1992) melaporkan bahwa kapasitas mental menurun, kewaspadaan
dalam bekerja berkurang misalnya kejadian pada quality control dan
pengawasan lain. Lebih lanjut Kelly dan Schenieder dalam Pulat
(1992), mengutarakan bahwa terjadi kesalahan yang meningkatkan
secara bermakna yaitu 80 sampai 180 persen pada pelaksanaan shift
kerja yang panjang.
4) Gangguan kejiwaan dilaporkan dapat terjadi pada pekerja shift malam.
Alasan utamanya adalah kompensasi tidur pada siang hari dan dampak
sosial yang ada. Dampak sosial ini dapat mengganggu kehidupan
rumah tangga dan berkurangnya kesempatan untuk berinteraksi dengan
teman-teman dan masyarakat.
5) Gangguan pencernaan dapat terjadi pada pekerja shift malam hari
(Setyawati, 2010). Disisi lain shift kerja dapat disesuaikan waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
maupun lamanya, namun akan lebih baik jika disesuaikan dengan
beban jenis fisik dan beban mental pekerja (Setyawati, 2010).
Shift kerja berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja. Hal ini berhubungan dengan circadian rhythem Fungsi tubuh yang
ditandai dengan circadian adalah tidur, kesiapan untuk bekerja, proses
otonom dan vegetatif seperti metabolisme, temperatur tubuh, detak jantung,
dan tekanan darah. Semua fungsi manusia tersebut menunjukkan siklus
harian yang teratur. Shift kerja malam dapat menimbulkan akibat yang
cukup menggangu pekerja khususnya apabila pekerja mengalami kurang
tidur.
2. Kelelahan Kerja
a. Pengertian Kelelahan Kerja
Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda,
tetapi semuanya berakibat kepada pengaruh kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh (Suma’mur, 2009). Istilah kelelahan mengarah pada
kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Secara
umum gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian
kelelahan fisik atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental
fatigue (Budiono, S., et al., 2003).
Setyawati (2010) dengan menyadur dari beberapa penulis lain
menyatakan bahwa kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan secara jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tetapi dapat dirasakan oleh para pekerja. Terdapat pengertian kelelahan
kerja, antara lain:
a. Kelelahan adalah perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan
(Grandjean, 1995).
b. Dari sudut neurofisiologi diungkapkan bahwa kelelahan dipandang
sebagai suatu keadaan sistematik saraf sentral, akibat aktivitas yang
berkepanjangan dan secara fundamental dikontrol oleh aktivitas
berlawanan anatara sistem aktivasi dan sistem inhibisi pada batang
otak (Grandjean dan Kogi, 1971).
c. Perasaan lelah pada pekerja adalah semua perasaan yang tidak
menyenangkan yang dialami oleh pekerja serta merupakan fenomena
psikososial. Latar belakang psikososial sangat berpengaruh terhadap
terjadinya kelelahan kerja dan diutamakan oleh Yoshitake (1971)
bahwa terdapat hubungan yang erat antara derajat gejala kelelahan dan
derajat perasaan lelah.
d. Kelelahan kerja adalah respon total individu terhadap stress
psikososial yang dialami dalam suatu periode waktu tertentu dan
kelelahan kerja itu cenderung menurunkan prestasi maupun motivasi
pekerja bersangkutan. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang
lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan yang bersifat fisik dan
psikis saja tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan
penurunan produktivitas kerja (Cameron, 1973).
e. Chavalistsakulchai dan Shahvanaz (1991) mengutarakan bahwa
kelelahan kerja adalah suatu fenomena yang kompleks yang
disebabkan oleh faktor biologi pada proses kerja serta dipengaruhi
oleh faktor internal maupun eksternal.
Kelelahan umum ditujukkan oleh hilangnya kemauan untuk
bekerja, yang penyebabnya adalah keadaan pesarafan sentral atau kondisi
psikis-psikologis (Suma’mur, 2009). Kelelahan dapat dikurangi ataupun
ditiadakan dengan pendekatan berbagai cara yang ditunjukan kepada
aneka hal yang bersifat umum dan pengelolaan kondisi pekerjaan dan
lingkungn kerja di tempat kerja (Suma’mur, 2009).
b. Gejala Kelelahan Kerja
Menurut Grandjean dan Kongi dalam Setyawati (2010)
berdasarkan waktu terjadinya, kelelahan ada dua macam yaitu: kelelahan
akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh
secara berlebihan. Kelelahan kronis, terjadi bila kelelahan berlangsung
setiap hari dan berkepanjangan. Dalam hal kelelahan terjadi berlanjut
bahkan kadang-kadang telah terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan
Gilmer (1966) dan Cameron (1973) dalam Setyawati (2010)
menyebutkan bahwa gejala-gejala kelelahan kerja adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Gejala-gejala yang mungkin berakibat pada pekerjaan seperti
penurunan kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan presepsi,
cara berpikir atau perbuatan anti sosial, tidak cocok dengan
lingkungan, depresi, kurang tenaga, dan kehilangan inisiatif.
2) Gejala umum yang sering menyertai gejala-gejala di atas adalah sakit
kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung, kehilangan nafsu
makan serta gangguan pencernaan. Disamping gejala-gejala yang tidak
spesifik berupa kecemasan, perubahan tingkah laku, kegelisahan, dan
kesukaran tidur (Gilmer, 1996 dan Cameron, 1973). Kelelahan kerja
terjadi tidak hanya sore hari setelah bekerja saja tetapi juga telah terasa
sebelum mulai bekerja. Kelelahan kerja ini disebut juga clinical
fatigue, dan umumnya diderita oleh pekerja yang mengalami
kesulitan-kesulitan psikososial. Oleh sebab itu sangat sulit untuk
membedakan apakah kelelahan tersebut disebabkan oleh karena faktor
luar atau oleh faktor dalam. Disebut juga bahwa kelelahan kerja
merupakan kelelahan umum, dan sering disebut sebagai psychic
fatigue atau nervous fatigue (ILO, 1983). Gejala-gejala kelelahan
kerja adalah: kelelahan bersifat umum, kehilangan inisiatif, tendensi
depresi, kecemasan, peningkatan sifat mudah tersinggung, penurunan
toleransi, kadang-kadang perilaku bersifat asosial (Setyawati , 2010).
Gambaran mengenai gejala kelelahan (Fatigue Symptons)
secara subyektif dan objektif antara lain perasaan lesu, ngantuk dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pusing, tidak atau berkurangnya konsentrasi, berkurangnya tingkat
kewaspadaan, persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada atau
berkurangnya gairah untuk bekerja, menurunnya kinerja jasmani dan
rohani (Budiono, S., et al., 2003).
c. Jenis Kelelahan
Menurut Suma’mur (2009), kelelahan dapat dibagi menjadi
dua macam :
1) Kelelahan Umum
Gejala utama kelelahan umum adalah perasaan letih yang
luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan
terhambat karena timbulnya gejala kelelahan tersebut. Tidak
adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,
segalanya terasa berat dan merasa ngantuk (Budiono, S., et al.,
2003). Sebab-sebab kelelahan secara umum adalah monotoni,
intensitas dan lama kerja, mental dan fisik, keadaan lingkungan,
sebab-sebab mental seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan
konflik serta penyakit. Pengaruh-pengaruh ini berkumpul di dalam
tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah (Suma’mur, 2009)
2) Kelelahan Otot (Muscular fatigue)
Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri yang luar
biasa seperti ketegangan otot dan daerah sekitar sendi. Gejala
kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(External sign). Tanda-tanda kelelahan otot pada percobaan-
percobaan, otot dapat menjadi lelah adalah sebagai berikut:
a) Berkurangnya kemampuan untuk menjadi pendek ukurannya.
b) Bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi.
c) Memanjangnya waktu laten yaitu waktu di antara
perangsangan dan saat mulai kontraksi (Budiono, S., et al.,
2003).
d. Penyebab Kelelahan
Dalam kehidupan sehari-hari kelelahan menpunyai berbagai
macam penyeban yang berbeda. Waters dan Bhattacharya pada
Tarwaka (2010) menyatakan kelelahan bahwa kontraksi otot baik
statis maupun dinamis dapat menyebabkan kelelahan otot setempat.
Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan (endurance time) otot
terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang
dikembangkan oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme
dinamis dan aktivitas melampaui kapasitas energi yang dihasilkan oleh
tenaga kerja, maka kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan
seluruh badan terjadi.
Pembebanan otot secara statis dalam waktu yang cukup lama
akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries) yaitu nyeri otot,
tulang, tendon dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan
yang bersifat berulang atau repetitive (Nurmianto, 2004). Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dengan keadaan baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan
tubuh yang lebih baik (Budiono, S., et al., 2003). Tubuh memerlukan
zat-zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh, dan diperlukan juga
untuk pekerjaan yang meningkat sepadan dengan lebih beratnya
pekerjaan (Suma’mur, 2009).
Faktor psikologi juga memainkan peranan besar dalam
menimbulkan kelelahan. Seringkali pekerja-pekerja tidak mengerjakan
apapun juga, tetapi mereka merasa lelah (Suma’mur, 2009). Kelelahan
dapat dihilangkan dengan berbagai cara, yaitu melakukan rotasi
sehingga pekerja tidak melakukan pekerjaan yang sama selama
berjam-jam, memberi kesempatan pada pekerja untuk berbicara
dengan rekannya, meningkatkan kondisi lingkungan kerja,
memperbaiki lingkungan kerja (Budiono, S., et al., 2003) dan
memberikan waktu istirahat yang cukup (Nurmianto, 2004).
e. Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan
Kelelahan tidak dapat terjadi begitu saja tanpa ada sebab dan
akibatnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan yang
dialami oleh para tenaga kerja yaitu antara lain:
1) Faktor Internal
a) Usia
Menurut Lambert and David (1996) dalam Suma’mur
(2009) kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pertengahan 20-an dan kemudian menurun secara perlahan-
lahan tapi pasti. Pada usia yang meningkat akan diikuti oleh
proses degerasi dari organ, sehingga dalam hal ini kemampuan
organ menurun. Dengan penurunan organ, maka hal ini akan
menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami
kelelahan.
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga mempengaruhi kelelahan yang
dialami oleh para pekerja. Menurut Adriana Pusparini dalam
(Budiono, S., et al., 2003) mengemukakan bahwa pada tenaga
kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di dalam
mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi turunnya
kondisi fisik maupun psikisnya. Hal ini akan menyebabkan
tingkat kelelahan wanita lebih besar dari pada laki-laki.
c) Riwayat Penyakit
Ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi
kelelahan yaitu antara lain:
(1) Penyakit ginjal
Pengaruh kerja pada faal ginjal terutama
dihubungakan dengan pekerjaan yang perlu mengarahkan
tenaga dan yang dilakukan dalam cuaca kerja yang panas.
Kedua-duanya mengurangi peredaran darah pada ginjal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dengan akibat gangguan penyediaan zat-zat yang
diperlukan oleh ginjal (Suma’mur, 2009). Pengeluaran
keringat yang banyak dapat meningkatkan tekanan darah
dan denyut jantung meningkat sehingga kelelahan akan
mudah terjadi (Suma’mur, 2009). Tekanan mekanis
multiple yang mengendalikan kecepatan ekskresi urin. Cara
paling penting yang dilakukan oleh tubuh dalam
mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran
hampir semua elektrolit dalam tubuh ialah dengan
mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresi zat-
zat ini. Penambahan air yang berlebihan pada cairan
ekstraseluler yaitu dengan berkeringat (Guyton, 1997).
(2) Penyakit Tekanan Darah Rendah
Berkurangnya jumlah suplai darah yang dipompa
dari jantung, berakibat berkurangnya pula jumlah oksigen
sehingga terbentuklah asam laktat. Asam laktat merupakan
indikasi adanya kelelahan (Nurmianto, 2003).
Penurunan kapasitas karena serangan jantung
memungkinkan menyebabkan tekanan darah menjadi amat
rendah sedemikian rupa sehingga menyebabkan darah tidak
cukup mengalir ke arteri koroner maupun kebagian tubuh
yang lain (Soeharto, 2004). Maka dari itu asupan oksigen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kurang dan menyebabkan kelelahan terjadi pada para
tenaga kerja.
(3) Penyakit Tekan Darah Tinggi
Penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu
faktor terjadinya kelelahan kerja yang dimana menurut
Soeharto (2004) tekanan darah yang tinggi secara terus
menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah
arteri dengan perlahan-lahan. Arteri tersebut mengalami
suatu proses pengerasan. Pengerasan pembuluh-pembuluh
tersebut dapat juga disebabkan oleh endapan lemak pada
dinding. Proses ini menyempitkan lumen (rongga atau
ruang) yang terdapat di dalam pembuluh darah, sehingga
aliran darah menjadi terhalang. Terbatasnya aliran darah
pada otot (ketika berkontraksi), otot menekan pembuluh
darah dan membawa oksigen juga semakin memungkinkan
terjadinya kelelahan (Santoso, 2004).
(4) Penyakit jantung
Saat bekerja jantung dirangsang sehingga kecepatan
denyut jantung dan kekuatan pemompaanya menjadi
meningkat (Guyton, 1997).
Selain itu jika ada beban ekstra yang dialami
jantung misalnya membawa beban berat, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengakibatkan meningkatnya keperluan oksigen ke otot
jantung. Kekurangan suplai oksigen ke otot jantung
menyebabkan dada sakit (Soeharto, 2004). Kekurangan
oksigen jika terus-menerus, maka akan terjadi akumulasi
yang selanjutnya terjadi metabolisme anerobik dimana
akan mengalami asam laktat yang mempercepat kelelahan
(Santoso, 2004).
(5) Keadaan Psikologis
Faktor psikologis memainkan peranan besar, karena
penyakit dan kelelahan itu dapat timbul dari konflik mental
yang terjadi di lingkungan pekerjaan, akhirnya dapat
mempengaruhi kondisi fisik pekerja (Budiono, S., et al.,
2003).
(6) Sikap Kerja
Sikap kerja harus mendapat perhatian yang layak,
karena sikap kerja dapat menjadi penyebab dari lelah, sakit,
sampai kecacatan (Suma’mur, 2009).
Untuk menghindari tingkat kelelahan maka harus
dihindarkan sikap kerja yang bersifat statis dan diupayakan
sikap kerja yang lebih dinamis (Tarwaka, 2010).
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan
interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja. Semua sikap
tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap
menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus
dihindarkan. Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku
oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih
tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Hal ini akan
menyebabkan kelelahan (Ramadhani Srie dalam Budiono,
dkk., 2003). Bekerja dalam kondisi yang tidak alamiah
dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain: nyeri,
kelelahan dan bahkan kecelakaan (Santoso, 2004).
(7) Status Gizi
Kesehatan dan daya kerja sangat erat kaitannya dengan
tingkat gizi seseorang. Tubuh memerlukan zat-zat dari
makanan untuk pemeliharaan tubuh, perbaikan kerusakan sel
dan jaringan. Zat makanan tersebut diperlukan juga untuk
bekerja dan meningkat sepadan dengan lebih beratnya
pekerjaan (Suma’mur, 2009).
IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Berat Badan (Kg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 2. Kategori IMT NO Kategori IMT 1 Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 2 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5 3 Normal 18,5 – 25,0 4 Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 – 27,0 5 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
(I Dewa Nyoman Supriasa, dkk., 2002)
2) Faktor Internal
a) Beban Kerja
Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi
oksigen akan meningkat secara proposional sampai didapat
kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang
tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan
oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu
proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi asam laktat
(Nurminanto, 2003). Pada pekerjaan yang terlalu berat dan
berlebihan akan mempercepat kontraksi otot tubuh, sehingga
hal ini mempercepat pula kelelahan seseorang (Suma’mur,
2009).
b) Masa Kerja
Masa kerja adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun
pertama tenaga kerja mulai bekerja hingga saat penelitian
dilakukan yang mana masa kerja dihitung dengan satuan tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c) Monotoni
Suatu kerja yang berhubungan dengan hal sama dalam
periode atau waktu tertentu, dan dalam jangka waktu yang
lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi yang besar.
Salah satu efek dari pekerjaan monoton adalah kemunduran
dari kapasitas kerja dan produktifitas (Pusparini dalam
Budiono, dkk., 2000).
d) Keadaan Lingkungan
(1) Kebisingan
Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak
dikehendaki karena pada tingkat atau intensitas tertentu
dapat menimbulkan gangguan, terutama merusak alat
pendengaran. Kebisingan akan mempengaruhi faal tubuh
seperti gangguan pada saraf otonom yang ditandai dengan
bertambahnya metabolisme, bertambahnya tegangan otot
sehingga mempercepat kelelahan (Heru Setiarto, 2002).
(2) Penerangan
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja
melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan
tanpa upaya yang tidak diperlu. Lebih dari itu, penerangan
yang memadai memberikan kesan pemandangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan
(Suma’mur, 2009).
Menurut Habsari Diana dalam Budiono, dkk
(2003) penerangan yang buruk dapat mengakibatkan:
(a) Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan
efisiensi kerja.
(b) Keluhan-keluhan pegal di daerah mata, dan sakit kepala
sekitar mata.
(c) Kerusakan indera mata.
(d) Kelelahan mental.
(e) Menimbulkan terjadinya kecelakaan
f. Pengendalian Kelelahan Kerja
Beberapa hal yang patut mendapat perhatian dan diselenggarakan
sebaik-baiknya agar kelelahan dapat dikendalikan adalah :
1. Lingkungan kerja yang bebas dari zat-zat yang berbahaya,
pencahayaan yang memadahi, sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dihadapi pekerja, pengaturan udara di tempat kerja yang adekuat di
samping bebas dari kebisingan dan getaran.
2. Waktu kerja yang berjam-jam harus diselingi oleh istirahat yang cukup
untuk makan dan keperluan khusus lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Kesehatan umum pekerja harus baik dan selalu dimonitor, khususnya
untuk daerah tropis dimana banyak pekerja yang cenderung
mengalami kekurangan gizi dan menderita penyakit yang serius.
4. Disarankan pula agar kegiatan yang menegangkan dan beban kerja
yang berat tidak terlalu lama.
5. Jarak tempat tinggal dan tempat kerja diusahakan seminimal mungkin
dan bila perlu dicarikan alternatif penyelesaiannya yaitu berupa
pengedaan trasportasi bagi pekerja dari dan ketempat kerja.
Diseyogyakan dalam rangka mencegah kelelahan kerja yang melebihi
maka perlu disarankan agar jarak antara tempat tinggal dan tempat
kerja, masa kerja/ melaksanakaan tugas serta kembali ke tempat
tinggal dari tempat kerja menghabiskan waktu kurang lebih 13 jam per
hari kerja, sehingga terdapat cukup waktu untuk bersosialisasi dan
melaksanakan kehidupan pribadi.
6. Pembinaan mental para pekerja di perusahaan secara teratur maupun
berkala dan khusus perlu dilaksanakan dalam rangka stabilitas pekerja,
dan harus ditangani secara baik di lokasi kerja. Fasilitas rekreasi,
waktu rekreasi dan istirahat direncanakan secara baik dan
berkesinambungan. Cuti dan liburan diberikan kepada pekerja dan
dilaksanakan sebaik-baiknya.
7. Perhatian khusus bagi kelompok pekerja tertentu perlu diberikan, yaitu
kepada pekerja usia muda, wanita-wanita yang hamil dan menyusui,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pekerja usia lanjut, pekerja yang menjalani shift kerja malam, pekerja
yang baru pidah dari bagian lain.
8. Pekerja-pekerja bebas dari alkohol maupun obat-obatan yang
membahayakan serta yang menimbulkan ketergantungan.
g. Pengukuran Derajat Kelelahan Kerja
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan
kerja secara langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan hanya
berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja
(Tarwaka, dkk., 2004).
Menurut Granjean (1993) metode pengukuran tingkat kelelahan
kerja ada beberapa cara, antara lain:
1. Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan
Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah
proses kerja atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu.
2. Uji Psiko-motor
Pada metode ini pengukuran yang digunakan adalah perhitungan
waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian
rangsang sampai pada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya suatu
kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Uji Fliker Fusion
Dalam kondisi yang lelah kemampuan tenaga kerja untuk
melihat kedepan akan berkurang. Semakin lelah maka semakin
panjang waktu yang tipe perasaan kelelahan secara subjektif
Subjective Self Rating test dari Industrial Fatique Research
Committe (IFRC) Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat
untuk mengukur tingkat kelelahan.
4. Uji mental
Pada uji ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang
dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan
menyelesaikan pekerjaan. Pengukuran tingkat kelelahan kerja pada
penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner alat ukur perasaan
kelelahan kerja.
h. Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja
Pengaruh antara shift kerja terhadap kelelahan kerja sangat erat
sekali. Karena pola pembagian shift kerja yang kurang baik antara waktu
satu dengan yang lain akan memicu terjadinya kelelahan kerja yang mana
sangat membahayakan keselamatan bagi para pekerja. ILO 1983
menyatakan tingkat kecelakaan menurun tetapi tingkat keparahan
kecelakaan naik 35% pada shift malam dibandingkan shift pagi dan sore.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Carpenter dan Camazian
(1978), pada 11.000 kecelakaan yang terjadi pada industri metal, tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
keparahan terjadi pada malam hari. Kelelahan kerja malam relative sangat
besar sebabnya antara lain ialah faktor faal dan metabolisme yang tidak
dapat diserasikan sebab penting lain adalah sangat kuatnya kerja saraf
parasimpatis dibanding dengan persyaratan simpatis harus melebihi
kekuatan parasimpatis (Suma’mur, 2009).
Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umunya 6-10
jam. Sisanya (14-18 jam). Dipergunakan dalam kehidupan dalam keluarga
dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja
lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal bahkan biasanya terlihat
penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang
berkepanjangan timbul kecenderungan untuk terjadinya kelelahan,
gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan serta ketidak puasan
(Suma’mur, 2009).
Menurut Wicken (2004) kelelahan bisa disebabkan oleh sebab
fisik ataupun tekanan mental. Salah satu penyebab fatique adalah
gangguan tidur (sleep distruption) yang antara lain dapat dipengaruhi oleh
kekurangan waktu tidur dan gangguan pada cyrcardian rhythm akibat jet
lag atau shift work.
Menurut Jarpadi (2002) gangguan tidur yaitu gangguan di
mana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang
dikehendaki, walaupun jumlah tidurnya tetap. Gangguan ini sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
berhubungan dengan cyrcardian rhythm. Bagian-bagian yang berfungsi
dalam pengaturan cyrcardian rhythm antara lain temperatur badan, plasma
darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadaan normal fungsi
cyrcardian rhythm mengatur siklus biologi irama tidur-bangun, sepertiga
waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/ aktivitas. Siklus
cyrcardian rhythm ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut
mengalami pergeseran.
Keduanya dapat mengganggu irama tidur cyrcardian sehingga
terjadi perubahan pemendekan waktu tidur dan perubahan pada fase
REM.
Menurut Granjean (1993) sebagaimana kita ketahui, sejak dini
tubuh kita sudah terpola mengikuti siklus alam. Pada siang hari seluruh
bagian tubuh kita aktif bekerja dan pada malam hari dalam keadaan
istirahat. Untuk mengatur pola kerja dan istirahat, secara alamiah tubuh
kita memiliki pengatur waktu (internal timekeeper) yang sering disebut
dengan istilah a body clock atau cyrcardian rhythm. Internal timekeeper
inilah yang mengatur berbagai aktivitas tubuh kita seperti bekerja, tidur
dan proses pencernaan makanan. Peningkatan aktivitas pada siang hari
mendorong adanya peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Pada
malam hari, semua fungsi tubuh akan menurun dan timbulah rasa kantuk,
sehingga kelelahan pada kerja malam relatif sangat besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Ada Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada
Karyawan Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Shift kerja (pagi, malam)
Cyrcardian Rhythm
Fungsi Faal Tubuh
Kelelahan kerja
Faktor Internal
1. Jenis kelamin
2. Status Gizi
3. Usia
4. Masa kerja
Faktor Eksternal
1. Keadaan
Lingkungan
(penerangan dan
kebisingan)
2. Beban kerja
3. Psikis
4. Sikap kerja
Gangguan Siklus Biologi Irama Tidur-Bangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional
yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Berdasar
pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional
karena variabel bebas (faktor resiko) dan variabel tergantung (efek) yang
terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama (Sugiyono, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap I pada RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta, pada bulan Juli 2011.
C. Populasi Penelitian
Pada penelitian kali ini, populasi penelitian adalah perawat yang
bekerja pada Instalasi Rawat Inap I yang berjumlah 288 orang. Kriteria inklusi
populasi penelitian yaitu:
a. Umur pekerja yang berusia 20-35 tahun
b.Masa kerja lebih dari 1 tahun
c. Jenis kelamin perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Porbability
Sampling yaitu dengan Sampling Kuota untuk menentukan jumlah kuota yang
diinginkan agar mendapatkan jumlah populasi sampel yang diinginkan.
Sebelum melakukan Sampling Kuota karena melihat banyaknya sample maka
dilakukan Simple Random Sampling untuk menentukan kuota yang diinginkan
oleh peneliti. Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2004).
Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiyono, 2004). Pengambilan sampel dengan Simple Random
Sampling pada penelitian ini peneliti mengunakan cara yaitu dengan
mengambil daftar secara acak dari daftar hadir yang berada pada tempat kerja.
E. Sample Penelitian
Untuk sampel penelitian diambil dari jumlah populasi yang ada di
Instalasi rawat Inap I yang berjumlah total 288 yang kemudian dilakukan
criteria inklusi pada populasi penelitian maka diperoleh data sebanyak 192
pekerja, kemudian dilakukan teknik Non Probality Sampling dengan
mengunakan Sampling Kuota untuk memperoleh sampel penelitian.
Pengambilan Sampling Kuota mengunakan teknik Simpel Random Sampling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
untuk memilih secara acak pekerja yang akan dijadikan sebagai sampel
penelitian. Maka diperolehlah sampel penelitian untuk shift pagi sebanyak 30
sampel orang shift pagi dan 30 sampel orang pada shift malam. Dengan
jumlah total sampel yaitu 60 pekerja yang berada pada Instalasi rawat Inap I
RSUP Yogyakarta.
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1.Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
shift kerja
2.Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kelelahan kerja.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam
penelitian ini ada dua yaitu :
a. Variabel pengganggu terkendali : usia, jenis kelamin, status gizi,
masa kerja, beban kerja, sikap kerja, penerangan, kebisingan.
b. Variabel pengganggu tidak terkendali : psikis tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
G. Definisi Oprasional Variabel Penelitian
1. Shift kerja
Shift kerja adalah kerja yang dibagi dalam tiga waktu kerja dan
terdiri dari tiga kelompok kerja, yaitu :
a. Shift pagi
Waktu kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja pada pagi hari
dimulai dari pukul 07.00-14.00 WIB.
b. Shift malam
Waktu kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja pada malam hari
dimulai dari pukul 22.00-07.00 WIB
Skala pengukuran : Nominal
2. Kelelahan
Kelelahan adalah pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
akibat melakukan suatu pekerjaan yang meliputi sensasi kelelahan, motivasi,
aktivitas mulai turun sampai tidak kuat lagi bekerja.
Alat ukur : Kuesioner
Skala pengukuran : nominal
Kategori : 0 = lelah (jumla skor kuesioner antara 0-42)
1= tidak lelah (jumlah skor kuesioner antara 43-85).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
H. Desain Penelitian
Gambar 2. Desain Penelitian
I. Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan
data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang
digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
1. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) yaitu
daftar pertanyaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kelelahan
subjek penelitian yang dibuat oleh Setyawati pada tahun 1994 yang
telah diuji validitasnya.
2. Alat tulis
Alat untuk mencatat hasil pengukuran
Lelah
Populasi (N)
Tidak lelah Tidak lelah
Shift malam
Lelah
Shift pagi
Subjek (n)
Chi-Square test
Simple Random Sampling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
J. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-
square dengan mengunakan program komputer SPSS versi 16.0 dengan
tingkat signifikan 95%, maka interpretasi hasil sebagai berikut:
a. P ≤ 0,01= sangat signifikan
b. P > 0,01 tetap P ≤ 0,05= signifikan
c. P > 0,05 = tidak signifikan (Hastono, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah salah satu Rumah Sakit Umum
Pemerintah dengan produksi yaitu jasa kesehatan bagi para masyarakat yang
membutuhkan penyembuhan penyakit ataupun perawatan kesehatan.
Pada RSUP Dr. Sardjito untuk pelayanan kesehatan rawat inap pasien
rumah sakit terbuka secara umum selama 24 jam dalam satu minggu, sehingga
pekerja dituntut memiliki stamina yang baik dan sehat agar tidak terjadi kelelahan
pada waktu bekerja. Untuk mencegahnya, maka pihak rumah sakit menjalankan
shift kerja untuk para pekerja pada bidang rawat inap. Shift kerja pada rumah sakit
Dr. Sardjito khususnya bagian rawat inap menggunakan pergantian shift sebanyak
3 kali pergantian yaitu pagi pukul 07.00-14.00 WIB, siang pukul 14.00-22.00
WIB, malam pukul 22.00-07.00 WIB.
RSUP Dr. Sardjito berdiri sejak tahun 1954 sampai sekarang dengan
alasan dirasakan adanya kebutuhan mendesak perlunya Rumah Sakit Umum
Pemerintah (RSUP) guna mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Tengah bagian
Selatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
B. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Usia
Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui umur tenaga kerja pada
Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan jumlah sampel
20 orang pada shift pagi dan 20 orang pada shift malam dengan jumlah total
yaitu 40 orang secara keseluruhan, tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Umur Tenaga Kerja Umur
(tahun) Shift Pagi Shift Malam
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 20 - 25 5 25 % 3 15 % 26 - 30 5 25 % 8 40 % 31 - 35 2 10 % 6 30 % 36 - 40 3 15 % 3 15% 41 - 45 5 25% 0 0% Jumlah 20 100 % 20 100 %
Sumber: Data Primer Juni 2011
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa responden pada RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta untuk shift pagi usia 20-25 tahun berjumlah 5 orang
(25%), usia 26-30 tahun berjumlah 5 orang (25%), usia 31-35 tahun
berjumlah 2 orang (10%), usia 36-40 tahun berjumlah 3 orang (15%), usia 41-
45 tahun berjumlah 5 orang (25%), dengan persentase terbanyak yaitu ada
pekerja di usia 20-25, 26-30 dan 41-45 tahun sebanyak 5 orang (25%).
Sedangkan untuk shift malam yaitu 20-25 tahun sebanyak 3 orang (15%), usia
26-30 tahun sebanyak 8 orang (40%), usia 31-35 tahun sebanyak 6 orang
(30%), usia 36-40 tahun sebanyak 3 orang (15%), usia 41-45 tahun sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
0 orang (0%), dengan persentase terbanyak yaitu pada pekerja di usia 26-30
dan 36-40 tahun sebanyak 8 orang (40%).
2. Masa Kerja
Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui masa kerja tenaga kerja
pada Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan jumlah
sampel 20 orang pada shift pagi dan 20 orang pada shift malam dengan jumlah
total yaitu 40 orang secara keseluruhan, tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 4. Distribusi Masa Kerja Masa Kerja
(tahun) Shift Pagi Shift Siang
Frekuensi Persentase Frekuensi Presentase 1-5 2 10 % 4 20 % 6-10 4 20 % 4 20 % 11-15 5 25 % 5 25 % 16-20 5 25 % 5 25 % 21-25 2 10 % 2 10 %
Jumlah 20 100 % 20 100 % Sumber: Data Primer Juni 2011
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa responden pada RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta untuk shift pagi pada masa kerja 1-5 tahun sebanyak 2
orang (15%), 6-10 tahun sebanyak 4 orang (20%), 11-15 tahun sebanayak 5
orang (25%), 16-20 tahun sebanyak 5 orang (25%), 21-25 tahun sebanyak 2
orang (15%), dengan persentase terbanyak yaitu pada masa kerja 11-15 tahun
dan 16-20 tahun dengan jumlah masing-masing 5 orang (25%).
3. Status Gizi
Status gizi responden dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT)
yang dihitung berdasarkan berat badan (BB) responden dibagi kuadrat tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
badan (TB²). Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui status gizi tenaga
kerja pada Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan
jumlah sampel 30 orang pada shift pagi dan 30 orang pada shift malam dengan
jumlah total yaitu 60 orang secara keseluruhan, tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 5. Distribusi IMT
Sumber: Data Primer Juni 2011
Berdasarkan tabel Status gizi pekerja dengan nilai IMT responden
pada shift pagi 70 % berada pada kisaran 18,5 - 25,0 dalam kategori status gizi
baik. Sedangkan 15 % berada pada kisaran 25,5-27,0 dalam kategori status
gizi kelebihan berat badan tingkat ringan. Sedangkan pada shift malam 75 %
berada pada kisaran 18,5-25,0 dalam kategori gizi baik. Sedangkan 20%
berada pada kisaran 25,5-27,0 untuk kategori status gizi kelebihan berat badan
tingkat ringan.
4. Jenis Kelamin
Bedasarkan kuesioner pada RSUP Dr. Sardjito dan telah diadakan
kriteria inklusi pada waktu pengambilan sampel penelitian maka diperoleh
pekerja dengan jenis kelamin perempuan pada shift pagi sebanyak 20
orang,dan shift malam sebanyak 20 orang.
IMT Shift Pagi Shift Malam
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 17.0-18.5 2 10% 0 0% 18,5-25,0 14 70% 15 75% 25,5-27,0 3 15% 4 20%
>27.0 1 5% 1 5% Jumlah 20 100% 20 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
C. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja
Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui kelelahan kerja yang dialami
oleh tenaga kerja pada Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
dengan jumlah sampel 20 orang pada shift pagi dan 20 orang pada shift malam
dengan jumlah total yaitu 40 orang secara keseluruhan, tersaji dalam tabel
berikut:
Tabel 6. Distribusi Kelelahan Kerja Tingkat
Kelelahan Kerja
Shift Pagi Shift Malam
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Lelah 9 45.0% 17 85.0% Tidak Lelah 11 55.0% 3 15.0%
Jumlah 20 100% 20 100% Sumber: Data Primer Juni 2011
Berdasarkan hasil dari tabel diatas didapat responden di bagian
Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, pada shift pagi yang
mengalami kelelahan pada waktu bekerja sebesar 45.0% sedangkan yang tidak
mengalami kelelahan sebesar 55.0%. Untuk shift malam sebelum bekerja yang
mengalami kelelahan sebesar 85.0% sedangkan yang tidak mengalami kelelahan
sebesar 15.0%
Kelelahan dapat diukur dengan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan
Kerja (KAUPK2). Kuesioner ini digunakan untuk mengukur perasaan subyektif
kelelahan tenaga kerja. Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui kelelahan
kerja yang dialami oleh tenaga kerja pada Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta dengan jumlah sampel 20 orang pada shift pagi dan 20 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pada shift malam dengan jumlah total yaitu 20 orang secara keseluruhan, tersaji
dalam tabel berikut
Tabel 7. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
No Jumlah Skor Kuesioner Kelelahan Kerja
Shift Pagi Keterangan Shift Malam Keterangan 1 60 Tidak lelah 33 Lelah 2 65 Tidak lelah 40 Lelah 3 81 Tidak lelah 55 Lelah 4 79 Tidak lelah 49 Lelah 5 66 Tidak lelah 40 Lelah 6 68 Tidak lelah 44 Lelah 7 55 Lelah 35 Lelah 8 49 Lelah 39 Lelah 9 51 Lelah 45 Lelah 10 53 Lelah 69 Tidak lelah 11 44 Lelah 29 Lelah 12 65 Tidak lelah 35 Lelah 13 82 Tidak lelah 67 Tidak lelah 14 53 Lelah 39 Lelah 15 46 Lelah 30 Lelah 16 58 Lelah 50 lelah 17 68 Tidak lelah 39 Lelah 18 76 Tidak lelah 44 Lelah 19 51 Lelah 50 Lelah 20 58 Tidak lelah 72 Tidak lelah
Sumber: Data Primer Juni 2011
Berdasarkan tabel diatas diketahui perolehan skor kuesioner Kelelahan Kerja.
Dengan jumlah skor kelelahan kerja untuk kategori lelah antara 0-56, sedangkan
untuk karyawan tidak lelah dengan jumlah skor 57-85. Dari tabel diatas diperoleh
data yaitu karyawan lelah pada shift kerja pagi sejumlah 9 orang sedangkan yang
tidak lelah berjumlah 11 orang. Untuk shift kerja malam diperoleh data yaitu
karyawan yang mengalami kelelahan sejumlah 17 orang sedangkan yang tidak
mengalami lelah sejumlah 3 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
D. Uji Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja di Instalasi Rawat Inap
I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS versi 16.0 dengan menggunakan
uji Chi Square, dengan kategori nominal untuk shift kerja dan nominal untuk
kelelahan kerja menurut Riyanto (2009) maka didapatkan nilai p value = 0,022
yang berarti p > 0,01 tetapi p ≤ 0,05 sehingga hasil uji menunjukkan nilai yang
signifikan yaitu adanya pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Berarti
terdapat pengaruh yang diakibatkan oleh shift kerja terhadap kelelahan kerja di
Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Tabel 8. Hasil Uji Chi-Square
Symmetric Measures
Value Approx.
Sig.
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient .340 .022
N of Valid Cases 40
Sumber: Data Primer Pengukuran Statistik Kelelahan Kerja Uji Chi-Squar 2011
Perbedaan Antara Kelelahan Sebelum Kerja Pada Shift Pagi dengan
Kelelahan Kerja Pada Shift Malam.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS versi 16.0 menggunakan uji
chi-square antara kelelahan kerja pada shift pagi dengan kelelahan kerja pada
shift malam diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0,022 maka Ho ditolak artinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
signifikan, artinya ada pengaruh shift kerja terhadap kelelahan kerja pada
karyawan Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Umur
Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa usia produktif adalah
antara 15 - 54 tahun. Dalam penelitian ini umur yang diambil adalah umur
antara 20 - 45 tahun, sehingga usia tersebut masih termasuk usia kerja yang
produktif.
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa umur responden di Instalasi
Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta paling banyak adalah usia 41-45
tahun pada shift pagi yaitu 5 orang (25%) dan usia 31-35 tahun pada shift
malam dengan jumlah masing-masing 8 orang (40%). Menurut Astrand dan
Rodhal (1977), Gradjean (1993), Genaidy (1996) dan Konz (1996) dalam
Tarwaka (2010) umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik
sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada usia 25 tahun. Pada umur
50 – 60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%. Kemampuan sensoris
menurn sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang
berumur lebih dari 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang yang
berumur 25 tahun. Bertambahnya umur akan diikuti penurunan; VO2 max,
tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
keputusan dan kemampuan meningkat jangka pendek. Dengan demikian
pengaruh umur harus dijadikan pertimbangan dalam memberikan pekerjaan
pada seseorang.
Heru dan Haryono (2007), semakin tua semakin sulit merespon panas
karena penurunan efisiensi cardiovascular (jantung). Makin tua makin sulit
berkeringat sehingga memperkecil kemampuan untuk menurunkan suhu inti.
Pada pekerjaan yang sama, tenaga kerja yang berusia tua mempunyai suhu inti
lebih tinggi daripada tenaga kerja yang berusia muda. Untuk pemulihan
kondisi tubuh selama istirahat membutuhkan waktu lebih lama.
Berdasarkan referensi tersebut dapat diketahui bahwa umur subjek
penelitian masih dalam keadaan normal untuk peningkatan dan penurunan
kelelahan.
2. Masa Kerja
Masa kerja karyawan di Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta antara 1-25 tahun. Menurut tabel 4 diketahui bahwa masa kerja
responden pada Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang
paling banyak adalah antara 11-15 tahun dan 16-20 tahun dengan jumlah
masing-masing 5 orang (25%). Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja
sudah memiliki keterampilan dan kemampuan. Menurut Nitisemito (1996),
masa kerja seseorang berkaitan dengan pengalaman kerjanya. Karyawan
yang telah lama bekerja pada perusahaan tertentu telah mempunyai berbagai
pengalaman yang berkaitan dengan bidangnya. Menurut Soekidjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Notoatmojo (2002) semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga
kerja, semakin efisien badan (anggota badan), tenaga dan pemikiran
(mentalnya) dalam melaksanakan pekerjaan.
Dalam hal ini peneliti mengambil responden yang telah bekerja
lebih dari 12 bulan untuk menghindari tenaga kerja yang kurang terampil
atau kurang berpengalaman, hal ini menunjukkan bahwa variabel
pengganggu dari faktor internal yang mempengaruhi kelelahan kerja dapat
dikendalikan. Jadi, kelelahan yang timbul bukan dikarenakan oleh faktor
masa kerja.
3. Status Gizi
Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki
kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya
(Budiono, dkk, 2003). Jika kita tidak menyerap gizi secukupnya, tingkat
tenaga kita akan rendah dan menyebabkan kelelahan (Yayasan Sprita, 2010).
Dalam penelitian ini mengambil responden yang memiki status
gizi baik menurut IMT. Jadi, kelelahan yang timbul bukan dikarenakan oleh
Status gizi.
4. Kelelahan Kerja
Hasil pengukuran Kelelahan Kerja di Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta berdasarkan Tabel 6 terdapat 11 responden mengalami
kelelahan, 9 responden tidak mengalami kelelahan pada saat bekerja di shift
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pagi. Sedangkan untuk pekerja yang memperoleh shift kerja pada malam hari
terdapat 17 responden mengalami kelelahan, 3 responden tidak mengalami
kelelahan.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa ada tenaga
kerja yang mengalami kelelahan dan tidak mengalami kelelahan. Kelelahan
kerja tersebut dapat terjadi karena perbedaan shift kerja. Perbedaan kelelahan
kerja tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor dimana salah satunya
disebabkan oleh jadwal shift kerja yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
Untuk menurunkan tingkat kelelahan kerja telah dilakukan pembatasan
populasi untuk homogenitas populasi penelitian. Masih adanya kelelahan
kerja pada tenaga kerja kemungkinan disebabkan karena faktor-faktor lain
yang tidak dikendalikan misalnya: Keadaan Lingkungan (penerangan dan
kebisingan), beban kerja, psikis, sikap kerja yang monoton, intensitas dan
ketahanan kerja fisik dan mental, cuaca ruang kerja, tanggung jawab,
ketegangan dan konflik, penyakit dan gizi, circadian rhytm.
Kelelahan berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh, selain itu juga menyebabkan seseorang berhenti bekerja
seperti halnya kelelahan fisiologis berakibatkan tertidur. Kelelahan mudah
ditiadakan dengan beristirahat. Tetapi, jika dipaksakan terus, kelelahan akan
bertambah dan mengganggu kesehatan (Suma’mur, 2009).
Menurut Budiono (2003), gambaran mengenai gejala kelelahan
(Fatigue Symptons) secara subyekif dan obyektif antara lain: perasaan lesu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ngantuk dan pusing, tidak/berkurangnya konsentrasi, berkurangnya tingkat
kewaspadaan, persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada/berkurangnya gairah
untuk bekerja, menurunnya kinerja jasmani dan rohani.
B. Analisa Bivariat
Pengukuran pengaruh shift kerja terhadap kelelahan kerja di
Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dilakukan dengan uji
statistik dengan Chi- Squar. Dari hasil pengujian statistik Chi-Square
didapatkan nilai p value 0,022, maka p value > 0,01 tetapi p value ≤ 0,05
maka dinyatakan signifikan. Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika p
value > 0,05 maka Ho ditolak artinya tidak signifikan, yaitu ada pengaruh
antara variabel bebas dan variabel terikat yang berarti ada pengaruh antara
shift kerja dengan kelelahan kerja di Istalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Wijaya, dkk (2006)
dalam penelitian yang berjudul ”hubungan antara shift kerja dengan gangguan
tidur dan kelelahan kerja perawat instalasi rawat darurat rumah sakit dr.
Sardjito Yogyakarta” hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan
antara shift kerja dengan gangguan tidur dan kelelahan kerja perawat instalasi
rawat darurat Rumah Sakit Dr. Sardjito.
Hal tersebut juga telah sesuai dengan hasil penelitian yang
dikemukakan oleh Andaru Jati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
”Perbedaan Tingkat Kelelahan Tenaga Kerja Antara Shift Kerja Siang dan
Shift Kerja Malam di Bagian CPA JOB Pertamina-Petrochina East Java di
Kabupaten Tuban Jawa Timur”. Sesuai dengan teori yang sudah ada yang
dikemukakan oleh Granjean (1993) bahwa secara fungsional seluruh organ
tubuh pada siang hari adalah dalam keadaan siap beraktivitas (ergotropic
phase), sedangkan pada malam hari adalah sebaliknya (trophotropic phase)
yaitu fungsi tubuh secara alamiah akan beristirahat untuk penyegaran. Untuk
mengatur pola kerja dan istirahat ini, secara alamiah tubuh kita memiliki
pengatur waktu (internal timekeeper) yang sering disebut dengan istilah a
body clock atau cyrcardian rhytm. Internal timekeeper inilah yang mengatur
berbagai aktivitas tubuh kita seperti bekerja, tidur dan proses pencernaan
makanan. Peningkatan aktivitas pada siang hari mendorong adanya
peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Pada malam hari, semua fungsi
tubuh akan menurun dan timbulah rasa kantuk, sehingga kelelahan pada kerja
malam relatif sangat besar.
Tenaga kerja shift malam memiliki waktu istirahat/ tidur yang
kurang karena banyaknya gangguan dan aktivitas pada siang hari. Hal tersebut
membuktikan bahwa jumlah jam kerja yang dipakai untuk tidur bagi pekerja
malam pada siang harinya relatif jauh lebih kecil dari seharusnya, dikarenakan
gangguan suasana siang hari seperti kebisingan, suhu, keadaan terang, dan
lain-lain. Oleh karena kebutuhan badan yang tidak dapat diubah seluruhnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
menurut kebutuhan yaitu terbangun oleh dorongan lapar atau buang air kecil
yang relatif lebih banyak pada siang hari (Suma’mur, 2009).
Berger dan Hobbs (2006) menyarankan untuk melakukan tidur siang
pada pekerja shift malam, menghilangkan kerja lembur hingga lebih 12 jam
dan mengerjakan tugas sebelum jam 4 pagi untuk shift malam. Pada waktu
akhir shift malam setelah jam 4 pagi, terjadi perubahan tingkat cortisol, suhu
badan dan tingkat melatonin yang akan berpengaruh pada kinerja pekerja.
Menurut Arora dkk, (2006) tidur sebentar dalam tugas shift malam berdampak
positif untuk mengurangi kelelahan tanpa mengurangi kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ada pengaruh shift kerja terhadap kelelahan tenaga kerja yang signifikan
p value 0,022 yaitu p value > 0,01 tetapi ≥0,05, pada karyawan Instalasi Rawat
Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menunjukkan adanya pengaruh shift kerja
terhadap kelelahan kerja.
B. Saran
1. Bagi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, agar dipertimbangkan kembali
pembagian waktu kerja pada tiap shift kerja, yang saat ini pembagian
kerjanya adalah shift pagi bekerja selama 7 jam dan shift malam bekerja 9
jam, menjadi shift pagi 8 jam, shift sore 8 jam, dan shift malam 8 jam.
2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak dari shift kerja dan
kelelahan kerja terhadap produktivitas dan daya tahan tubuh pada tenaga
kerja.
3. Bagi tenaga kerja, agar membiasakan diri berolahraga ringan seperti
menggerak-gerakkan kepala, tangan dan kakinya di sela–sela pekerjaannya
ataupun pada saat istirahat. Kemudian tenaga kerja sebaiknya
mempergunakan waktu istirahat yang telah diberikan oleh perusahaan yaitu
1 jam dengan sebaik–baiknya jangan digunakan hanya untuk mengobrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
DAFTAR PUSTAKA
Andaru Jati, 2010. Perbedaan Tingkat Kelelahan Tenaga Kerja Antara Shift Siang dan Shift Malam di Bagian CPA JOB Pertamina-PetroChina East Java di Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Skripsi). Surakarta: Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS
Arora, V., Dunphy, C., Chang, V.Y, Ahmad, F.,Humphrey, H.J., Meltzer, D., 2006. The Effect on-Duty Naping on Intern Sleep Time Fatique, Annals of internal Medicine.144(11).
Berger, A. M., dan Hobbs, B., 2006 A Impact of shift work on health and safety on nurses and patients, Clinical Journal of Ocology Nursing, 10(4).
Budiono, S., et al., 2003 Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Cameron, C. 1973 A Theory of Fatique. Ergonomis . Val 16 No. 5: 633-648.
Chavalitsakulchai, P., dan Shahnavaz, H. 1991 Musculokeletal Discomfort and
Feeling of Fatique Among Female Professional Workers ;The Need for Ergonomics Consideration. J. Human Ergol. 20: 257-264.
Granjean Etienne, 1993. Fitting the task to the man. Taylor & FrancisLondon. New York.
Granjean, E., dan Kogi, K. 1971 Introductory Remarks. Kyoto Symposium on Methodologi of Assessment. Japan.
Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC.
Hastono, 2001. Analisis Data, Jakarta : FKM UI.
Heru Setiarto. 2002. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pengemudi bus jurusan Grabag – borobudur, Skripsi. Semarang : UNDIP
Heru Subaris, Haryono. 2008. Hygiene Lingkungan Kerja. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Press.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
ILO 1983 Encyclopedia of Occupational Healt and Safety. Volume I. International Labour Office. Geneva.
Jarpadi Iskandar, 2002. Gangguan Tidur, http://library.uns.ac.id. (Diakses pada
tanggal 1 Mei 2011)
Lambert and David. 1996. Tubuh Manusia. Jakarta: Arcan.
Margatan and Arcole. 1996. Kiat Hidup SEhat BAgi Usia Lanjut. Solo. CV. Aneka .
Nitisemito. A. S. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia
Nurmianto, E., 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.
Normawati Widyaningtyas, 2009. Perbedaan tingkat kelelahan kerja antara shift 1
dan shift 2 di departemen production finishing Pt. Panasonic gobel energy indonesia (pecgi) Bekasi (Skripsi).. Surakarta : Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS.
Santoso, S., 2004. SPSS Versi 10. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo
Setyawati., L., 2010. Selintas Tentang Keselamatan Kerja. Yogyakarta. Amara Books
Suma’mur, P.K .2009 Higine Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Sagung Seto
Soekidjo Notoatmojo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: CV Rineka Cipta.
Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung. Afabeta
Soeharto, I., 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi Ditempat Kerja. Surakarta. Harapan Press
Wicken, C,D., Lee, J. D., Liu, Y., Becker, S.E.G., (2004). An Introduction To Human Factors Engineering, Prentice Hall, New Jersey.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Wijaya, Lientje Setyawati, dan Endang Suparniati, 2006. Hubungan Antara Shift Kerja dengan Gangguan Tidur dan Kelelahan Kerja Perawat Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana Universitas Gjah Mada.
Yayasan Sprita, 2010. Kelelahan. Jakarta : Yayasan Sprita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Lampiran 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Lampiran 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Lampiran 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bahwa:
1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian: ………………………………………………….. (Diisi judul penelitian)
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondiai:
a. Data yang yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya dan haya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.
b. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar/ tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alas an apapun.
Saksi Yogyakarta,
Yang membuat pernyataan
(………………………..) (…………………………..)
Lampiran 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
KUESIONER ALAT UKUR PERASAAN KELELAHAN KERJA
Kursioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja I
(Dibuat, diuji validitas dan diuji reliabilitasnya oleh: Dr. dr. Lientje Setyawati K. Mauris, MS. SpOk. Pada Tahun 1994 di Yogyakarta)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan : a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
Lingkarilah jawabab sesuai dengan keadaan anda
Nama : ……………………………………………………………
Bagian : ……………………………………………………………
Berat Badan : ……………………………………………………………
Tinggi Badan : …………………………………………………………….
Masa Kerja : …………………………………………………………….
Usia :…………………………………………………………….
Shift I/ II/ III * (* : Dipilih sesuai shift kerja saat ini) 1. Apakah anda merasa sukar berpikir?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau
Lampiran 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
f. Tidak pernah 2. Apakah anda merasa lelah berbicara ?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
3. Apakah anda merasa gugup menghadapi sesuatu?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
4. Apakah anda merasa tidak pernah berkonsentrasi dalam mengerjakan
sesuatu pekerjaan? a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
5. Apakah anda merasa tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
6. Apakah anda merasa cenderung lupa terhadap sesuatu?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
7. Apakah anda merasa kurang percaya terhadap diri sendiri?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
8. Apakah anda merasa tidak tekun dalam melaksanakan pekerjaan anda?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
9. Apakah anda merasa enggan menatap mata orang lain?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
10. Apakah anda merasa enggan bekerja dengan cekatan?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
11. Apakah anda merasa tidak tenang bekerja?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
12. Apakah anda merasa lelah seluruh tubuh?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
13. Apakah anda merasa bertindak lamban?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
14. Apakah anda merasa tidak kuat lagi berjalan?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
15. Apakah anda merasa belum bekerja sudah lelah?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
16. Apakah anda merasa daya pikir menurun?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
17. Apakah anda merasa cemas terhadap sesuatu hal ?
a. Ya, sangat sering atau b. Ya, sering atau c. Ya, agak sering atau d. Jarang atau e. Jarang sekali atau f. Tidak pernah
Pernyataan: Apakah anda bersedia menjadi responden?
Jawab: bersedia/ tidak bersedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Hasil Kuesioner Shift pagi
No Nama Usia BB TB Skor IMT 1 AB 25 54 150 60 24 2 CD 36 48 155 65 19.97 3 EF 24 44 160 81 17.18 4 GH 27 69 151 79 30.26 5 IJ 41 65 172 66 21.97 6 KL 40 50 157 68 20.28 7 MN 37 55 156 55 22.60 8 OP 29 53 155 49 22.06 9 QR 26 60 153 51 25.63 10 ST 45 52 152 53 22.51 11 UV 35 61 162 44 23.24 12 WX 25 65 165 65 23.87 13 YZ 23 58 158 82 23.23 14 BA 24 46 153 53 19.65 15 BB 28 44 160 46 17.18 16 BC 45 65 165 58 23.87 17 BD 42 65 158 68 26.03 18 BE 29 67 156 76 27.53 19 BF 38 58 155 51 24.1 20 BG 42 59 159 53 23.33
Lampiran 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Lampiran 7
Hasil Kuesioner Shift Malam
No Nama Usia BB TB Skor IMT 1 AA 25 65 155 33 27.05 2 AB 36 66 160 40 25.78 3 AC 24 48 158 55 19.22 4 AD 27 59 157 49 22.5 5 AE 41 64 165 40 23.5 6 AF 40 70 158 44 28.04 7 AG 37 50 152 35 25.5 8 AH 29 50 152 39 25.5 9 AI 26 60 160 45 23.43 10 AJ 45 58 160 69 22.65 11 AK 35 47 150 29 20.88 12 AL 25 60 153 35 25.63 13 AM 23 62 160 67 24.21 14 AN 24 60 158 39 24.03 15 AO 28 55 152 30 23.80 16 AP 45 60 150 50 26.66 17 AQ 42 54 158 39 21.63 18 AR 29 60 158 44 24.03 19 AS 38 51 157 50 22.22 20 AT 42 59 152 72 22.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
shift kerja * kelelahan kerja 40 100.0% 0 .0% 40 100.0%
shift kerja * kelelahan kerja Crosstabulation
kelelahan kerja
Total lelah tidak lelah
shift kerja pagi Count 9 11 20
Expected Count 12.5 7.5 20.0
% within shift kerja 45.0% 55.0% 100.0%
% within kelelahan kerja 36.0% 73.3% 50.0%
% of Total 22.5% 27.5% 50.0%
malam Count 16 4 20
Expected Count 12.5 7.5 20.0
% within shift kerja 80.0% 20.0% 100.0%
% within kelelahan kerja 64.0% 26.7% 50.0%
% of Total 40.0% 10.0% 50.0%
Total Count 25 15 40
Expected Count 25.0 15.0 40.0
% within shift kerja 62.5% 37.5% 100.0%
% within kelelahan kerja 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 62.5% 37.5% 100.0%
Lampiran 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.227a 1 .022
Continuity Correctionb 3.840 1 .050
Likelihood Ratio 5.383 1 .020
Fisher's Exact Test .048 .024
Linear-by-Linear Association 5.096 1 .024
N of Valid Casesb 40
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .340 .022
N of Valid Cases 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Lampiran 9