skripsi - uin raden intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/skripsi_perpus.pdf · skripsi diajukan...

61
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN RASA SYUKUR DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PNS MENJELANG MASA PENSIUN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung Oleh: Amalia Zain 1631080078 Program Studi : Psikologi Islam FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN RASA SYUKUR

DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PNS

MENJELANG MASA PENSIUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

UIN Raden Intan Lampung

Oleh:

Amalia Zain

1631080078

Program Studi : Psikologi Islam

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H/2020 M

Page 2: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

i

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN RASA SYUKUR

DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PNS

MENJELANG MASA PENSIUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh:

Amalia Zain

1631080078

Program Studi : Psikologi Islam

Pembimbing 1 : Drs. M. Nursalim Malay, M.Si

Pembimbing 2 : Annisa Fitriani, S.Psi., MA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H/ 2020 M

Page 3: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

ii

ABSTRAK

Hubungan antara Dukungan Sosial dan Rasa Syukur dengan Psychological

Well-being pada PNS Menjelang Masa Pensiun

Oleh:

Amalia Zain

Psychological Well-being adalah keadaan bahagia, kepuasan hati yang

menyenangkan yang timbul bila kebutuhan dan harapan tertentu individu

terpenuhi. Kebutuhan dan harapan tersebut dapat terpenuhi apabila seseorang

mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitarnya dan menanamkan rasa syukur

terhadap dirinya sehingga kondisi psychological well-being dapat tercapai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan

rasa syukur dengan psychological well-being pada PNS menjelang masa pensiun.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara

dukungan sosial dan rasa syukur dengan psychological well-being pada PNS

menjelang masa pensiun.

Subjek penelitian ini adalah guru PNS menjelang pensiun di SDN se-

Kecamatan Purbolinggo yang berjumlah 41 guru yang dipilih menggunakan

teknik sampling total. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data

skala psikologi berupa skala likert yang terdiri atas tiga skala yaitu skala

psychological well-being 28 butir aitem, skala dukungan sosial 38 butir aitem, dan

skala rasa syukur 14 butir aitem. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis

menggunakan teknik analisis regresi berganda dua prediktor yang dibantu dengan

program SPSS 22.0 for windows.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian menunjukkan Rx1.2y = 0,756 dan F = 25,309 dengan p =

0,000 (p<0,01) yang berarti hipotesis diterima yaitu ada hubungan yang

signifikan antara dukungan sosial dan rasa syukur dengan psychological

well-being pada PNS menjelang masa pensiun dengan R2 = 0,571 yang

berarti bahwa kedua variabel bebas memberikan sumbangan efektif

sebesar 57,1%.

2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rx1y = 0,597 dengan p =

0,000 (p<0,01) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara dukungan sosial dengan psychological well-being pada PNS

menjelang masa pensiun. Hasil tersebut memberikan sumbangan efektif

sebesar 24,2%.

3. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai rx2y = 0,656 dengan p = 0,000

(p<0,01) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

rasa syukur dengan psychological well-being pada PNS menjelang masa

pensiun. Hasil tersebut memberikan sumbangan efektif sebesar 32,9%.

Kata Kunci: Psychological well-being, Dukungan Sosial, dan Rasa Syukur

Page 4: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Page 5: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Page 6: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin digunakan sebagai pedoman yang mengacu pada

Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987, sebagai berikut :

1. Konsonan

Arab Latin Arab Latin Arab Latin Arab Latin

M م Zh ظ Dz ذ A ا

R ز B ب

ع

‘ (Koma

terbalik

di atas)

N ن

W و Z س T ت

H ه Gh غ S س Ts ث

F ف Sy ش J ج

ع

` (Apostrof,

tetapi tidak dilambangkan

apabila terletak

di awal kata)

Q ق Sh ص H ح

خ

Kh ض Dh ك K

Y ي L ل Th ط D د

2. Vokal

Vokal Pendek Contoh Vokal Panjang Contoh Vokal Rangkap

_

- - - - - A ا جدل Ȃ ارس Ai …ي

- -- - -

I ي سذل Ȋ و قي ل… Au

و

- - - - - U و ذكز Ȗ ر يجو

Page 7: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

vi

3. Ta Marbutah

Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasroh dan

dhammah, transliterasinya adalah /t/. Sedangkan ta marbuthah yang mati atau

mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah /h/. Seperti kata : Thalhah,

Raudhah, Jannatu al-Na’im.

4. Syaddah dan Kata Sandang

Transliterasi tanpa syaddah dilambangkan dengan huruf yang diberi tanda

syaddah itu. Seperti kata : Nazzala, Rabbana. Sedangkan kata sandang “al”, baik

pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyyah maupun syamsiyyah.Contohnya

: al-Markaz, al-Syamsu.

Page 8: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

vii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Amalia Zain

NPM : 1631080078

Program Studi : Psikologi Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan

antara dukungan sosial dan rasa syukur dengan psychological well-being pada

Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjelang masa pensiun” merupakan hasil karya

peneliti dan bukan plagiasi dari karya orang lain. Apabila dikemudian hari

ditemukan adanya plagiasi, maka peneliti bersedia menerima konsekuensi sesuai

aturan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Bandarlampung, 26 Februari 2020

Yang Menyatakan

Amalia Zain

1631080078

Page 9: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

viii

MOTTO

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan

hati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl : 78)

Page 10: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Lantunan kalimat syukur selalu terucap kepada Allah SWT, dengan

kehendak-Nya karya penulis ini dapat terselesaikan. Karya ini penulis

persembahkan kepada:

1. Dua insan penuh cinta dan kasih sayang, tanpa kenal lelah terus

mengajarkan arti kehidupan. Firman Jaya, ayah dari penulis yang rela

banting tulang siang hingga malam agar anaknya dapat menelan beragam

ilmu pengetahuan sebagai bentuk warisan terbaiknya, mendukung setiap

hal baik yang menjadi keputusan putrinya, selalu memberikan arahan

untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang sedang penulis

hadapi, serta menanamkan kepada diri anaknya bahwa dimanapun kita

berada jangan pernah meninggalkan sholat dan selalu syukuri apapun

nikmat yang Allah berikan. Sri Purwati, ibu dari penulis. Wanita bersahaja

yang tulus membantu suaminya banting tulang demi kebutuhan hidup

yang terus meningkat. Ibu yang selalu mendidik anaknya menjadi manusia

yang tumbuh dan berkembang dengan akhlak yang mulia. Mereka berdua

adalah alasan penulis untuk terus bertahan di bumi dan menyelesaikan

studi.

2. Adik gemay, Shafira Khairunnisa. Terimakasih telah lahir menjadi adik

dan tumbuh menjadi teman hidup penulis. Terimakasih untuk setiap tawa

dan cerianya yang menjadi motivasi penulis untuk berpendidikan agar

dapat menjadi contoh yang baik. Semoga tumbuh besar menjadi putri

sholehah kebanggaan keluarga.

Page 11: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

x

3. Keluarga besarku, Mbah Kakong, Mbah Putri, Mbah Matdin, Lek Yuli,

Om Agus, Lek Nanik, Bulek Tia, Om Tanhar, Bulek Lilis, Bude Wati,

Dek Amba, Dek Fajrin, Dek Alfi, adik kecil Eza dan Smel yang telah

menjadi sumber kebahagiaan yang penuh cinta dan kasih sayang, tempat

pulang ternyaman yang mewarnai hari-hari penulis, wadah belajar sosial

bagi penulis dari awal kehidupan hingga saat ini, serta menjadi kekuatan

penulis untuk terus belajar dan menyelesaikan studi.

4. Pahlawan tanpa tanda jasaku, guru-guru yang telah mendidikku sejak di

bangku TK, SD, SMP, SMA hingga dosen-dosen Psikologi Islam yang

telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya.

Page 12: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xi

RIWAYAT HIDUP

Nama peneliti adalah Amalia Zain, dilahirkan di Tanjung Inten pada

tanggal 20 Mei 1998. Peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari

pasangan Bapak Firman Jaya dan Ibu Sri Purwati. Alamat tempat tinggal peneliti

di Desa Toto Harjo, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Berikut

riwayat pendidikan peneliti:

1. TK PKK 1 Tanjung Inten. Lulus pada tahun 2004

2. SD Negeri 1 Tanjung Inten. Lulus pada tahun 2010

3. SMP Negeri 1 Purbolinggo. Lulus pada tahun 2013

4. SMA Muhammadiyah 1 Purbolinggo. Lulus pada tahun 2016

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas tepatnya tahun 2016, peneliti

terdaftar sebagai mahasiswa pada Program S1 Psikologi Islam, Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Page 13: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’alla yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan

antara Dukungan Sosial dan Rasa Syukur dengan Psychological Well-being pada

PNS Menjelang Masa Pensiun. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi dalam program studi Psikologi

Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena

terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, segala kritik

dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Selain itu,

terselesaikannya proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak yang turut serta dalam memberikan dukungan

secara moriil maupun materil. Oleh karena itu dengan segala hormat, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri., M.Ag., selaku Rektor UIN Raden

Intan Lampung

2. Bapak Dr. M. Afif Anshori, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama

3. Bapak Abdul Qohar, M.Si., selaku ketua Program Studi Psikologi

Islam

Page 14: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xiii

4. Bapak Drs. M. Nur Salim Malay, M.Si., selaku Pembimbing I

sekaligus pembimbing akademik, terimakasih banyak karena bapak

sangat berpengaruh besar terhadap penulis selama menjadi mahasiswa

Psikologi Islam. Terimakasih telah meluangkan waktu, tenaga, fikiran

untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, selalu

mengingatkan penulis akan progres skripsi yang dikerjakan,

memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengikuti berbagai

kegiatan sehingga penulis dapat mendalami ilmu psikologi yang

diperoleh di bangku perkuliahan dan juga memberikan motivasi,

nasihat, doa-doa, dan arahan selama penulis menjalani masa kuliah

hingga penulis menuju jenjang sarjana

5. Ibu Annisa Fitriani, S.Psi., MA., selaku Pembimbing II sekaligus

sekretaris Prodi Psikologi Islam yang telah memberikan waktu dan

idenya dalam proses penyelesaian skripsi ini serta telah memberikan

informasi penting dalam hal perkuliahan

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN

Raden Intan Lampung

7. Teruntuk sahabat sejak dari bangku SMP, Nanda Restuning Sri Ayu

terimakasih telah memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai

pentingnya ilmu Psikologi sehingga penulis tertarik untuk mendalami

ilmu Psikologi dan menjadikannya pilihan jurusan saat pendaftaran

masuk perguruan tinggi

Page 15: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xiv

8. Sahabat sekaligus tetangga di rumah, Tika Ardiyani. Terimakasih telah

menemani penulis berjuang mendaftar sebagai mahasiswa hingga pada

akhirnya penulis memutuskan untuk mendaftar di UIN Raden Intan

Lampung

9. Teruntuk Syifa’ul Husna terimakasih telah menjadi sahabat yang selalu

mengayomi, sabar menghadapi sifat dan sikap penulis, serta selalu

memberikan dukungan kepada penulis sejak dari bangku SMP hingga

saat ini

10. Teruntuk Tasya Sofiana dan Riska Bekti Wahyuni terimakasih telah

menjadi sumber kebahagiaan penulis, menjadi motivator kehidupan

penulis, mewarnai hari-hari penulis dan tulus memberikan rasa kasih

sayangnya

11. Terimakasih untuk Dea Meita Putri dan Ameliya RP sahabat yang

selalu ada menemani penulis selama menjadi mahasiswa, terimakasih

telah menjadi “Rumah” bagi penulis selama tinggal di Bandarlampung.

Semoga persahabatan ini tetap terjalin tidak hanya sebatas di masa

kuliah

12. Teruntuk sahabat seperjuangan S.Psi yakni Novia Eka Putri, Eka

Adetya R, Nindi Dwi Cahyani, Afiffah Nur Selawati, Pungki

Mardiyanti, Nurul Iman terimakasih atas kebersamaan dan seluruh

dukungan emosionalnya

13. Keluarga besar Psikologi Islam angkatan 2016 khususnya kelas B serta

kakak-kakak dan adik-adik tingkat yang tak pernah berhenti mengajari

Page 16: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xv

arti sebuah keluarga dari beragam suku, budaya, dan latar belakang

yang berbeda-beda terimakasih untuk kebersamaannya

14. Terimakasih banyak kepada mbak Fitri Agustina yang bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan

kepada penulis ketika penulis menemukan kesulitan dalam proses

penyelesaian skripsi ini layaknya pembimbing ke tiga bagi penulis

15. Mbak Jelita Dinda Aziza yang juga tak pernah lelah membantu dan

membimbing penulis dalam menemukan jalan keluar di setiap penulis

menemukan kesulitan dalam menyusun berkas-berkas akademik guna

mencapai gelar sarjana

16. Keluarga besar asrama Baitus Sakinnah 59 terkhusus Mbak Titik,

Mbak Nurul, Mbak Dewi, Mbak Ratna, Mbak Leni, Ncil, Tasyuk yang

telah mengajarkan arti kehidupan, kesabaran, keceriaan, kebersamaan

dengan penuh kasih sayang, terimakasih telah menjadikan penulis kuat

dalam menjalani kehidupan kuliah dan menjadi tempat pulang di kala

penulis penat

17. Terimakasih untuk Silvi Yunika Sari yang selalu menemani dalam

keseharian hidup penulis khususnya semenjak berada di Alfatih

18. Keluarga besar IMM khususnya pimpinan komisariat se-UIN Raden

Intan Lampung periode 2018-2019 yang telah memberikan warna di

masa kuliah penulis, mengajarkan penulis begitu indahnya

persahabatan dibalut dengan visi yang sama dan memberikan

Page 17: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xvi

kenangan mengenai sulitnya perjuangan meneruskan dakwah yang di

bawa oleh K.H Ahmad Dahlan

19. Sahabat-sahabat ikatan yang dipertemukan oleh bendera IMM yakni

Suda Umairoh, Yustika Fatimatuz Zahra, Heni Widyawati,

Krismadayanti, Gilas Anti Ampera, Muhammad Subkhi, Zusa Misback

Qolbi, dan Efha Taufiq Islahul Amal yang selalu menebar keceriaan

meski lelah terpapar nyata di wajah. Kedepannya, mari kita terus

berjuang

20. Keluarga besar IKAM LAMTIM khususnya pimpinan dari kabinet

“Siap bergerak” periode 2019-2020 yang telah rela berjuang demi

kebaikan dan kemakmuran daerah

21. Teman-teman seperjuangan 40 hari di Desa Tri Tunggal khususnya

Nia Tasniah, Ulum Maesaroh, dan Odi Pratama Putra yang sudah

menjadi rekan tim yang baik dalam bekerja sama menyelesaikan

program kerja kuliah kerja nyata periode 2019

22. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu

yang telah bekerja membantu penulis dalam proses skripsi ini.

Bandarlampung, 26 Februari 2020

Amalia Zain

1631080078

Page 18: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .............................................. vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ xi

KATA PENGANTAR .................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 12

C. Manfaat Penelitian ............................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 14

A. Psychological Well-being..................................................................... 14

B. Dukungan Sosial .................................................................................. 22

Page 19: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xviii

C. Rasa Syukur ......................................................................................... 25

D. Pensiun ................................................................................................. 28

E. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Rasa Syukur dengan

Psychological Well-being pada PNS Menjelang Masa Pensiun .......... 31

F. Kerangka Berfikir................................................................................. 35

G. Hipotesis ............................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 37

A. Identifikasi Variabel ............................................................................. 37

B. Definisi Operasional............................................................................. 37

C. Subjek Penelitian .................................................................................. 38

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 39

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 44

F. Metode Analisis Data ........................................................................... 45

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN .......................... 47

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian.......................................... 47

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 56

C. Hasil Penelitian .................................................................................... 59

D. Pembahasan .......................................................................................... 73

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 80

A. Kesimpulan .......................................................................................... 80

B. Saran ..................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82

LAMPIRAN

Page 20: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel. 1 Skor Favourable dan Unfavourable Psychological Well-being ........ 41

Tabel. 2 Blue Print Skala Psychological Well-being ....................................... 42

Tabel. 3 Skor Favourable dan Unfavourable Dukungan Sosial ...................... 42

Tabel. 4 Blue Print Skala Dukungan Sosial ..................................................... 43

Tabel. 5 Skor Favourable dan Unfavourable Rasa Syukur ............................. 43

Tabel. 6 Blue Print Skala Rasa Syukur ............................................................ 44

Tabel. 7 Data Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Purbolinggo .................... 48

Tabel. 8 Aitem Skala Psychological Well-being yang Valid dan Gugur ......... 52

Tabel. 9 Aitem Skala Dukungan Sosial yang Valid dan Gugur ....................... 53

Tabel. 10 Aitem Skala Rasa Syukur yang Valid dan Gugur ............................ 54

Tabel 11. Distribusi Aitem Valid Skala Psychological Well-being ................. 55

Tabel. 12 Distribusi Aitem Valid Skala Dukungan Sosial ............................... 55

Tabel. 13 Distribusi Aitem Skala Rasa Syukur ................................................ 56

Tabel. 14 Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 59

Tabel. 15 Kategorisasi Psychological Well-being ........................................... 61

Tabel. 16 Kategorisasi Dukungan Sosial ......................................................... 62

Tabel. 17 Kategorisasi Rasa Syukur ................................................................ 64

Tabel. 18 Hasil Perhitungan Uji Normalitas K-S Test ..................................... 66

Tabel. 19 Hasil Perhitungan Uji Linieritas ...................................................... 67

Page 21: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xx

Tabel. 20 R-Square Model Summary ............................................................... 69

Tabel. 21 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Kedua dan Ketiga ......................... 70

Tabel. 22 Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .................................... 72

Page 22: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar. 1 Bagan Hubungan antara Vb1 dan Vb2 dengan VT .......................... 36

Gambar. 2 Pie Chart Kategorisasi Psychological Well-being ......................... 61

Gambar. 3 Pie Chart Kategorisasi Dukungan Sosial ....................................... 63

Gambar. 4 Pie Chart Kategorisasi Rasa Syukur .............................................. 64

Page 23: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran A. Rancangan Skala Penelitian

Lampiran B. Distribusi Data Skala Try Out

Lampiran C. Validitas dan Reliabilitas Hasil Skala Try Out

Lampiran D. Skala Penelitian

Lampiran E. Data Skor Penelitian

Lampiran F. Tabulasi Data Skala Penelitian

Lampiran G. Data Nama PNS Menjelang Pensiun

Lampiran H. Hasil Uji Deskriptif Statistik

Lampiran I. Hasil Uji Asumsi

Lampiran J. Hasil Uji Hipotesis

Lampiran K. Surat Izin Penelitian

Lampiran L. Kartu Konsultasi

Lampiran M. Kartu Cek Plagiarisme

Page 24: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia akan mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu.

Hurlock (1980) menyebutkan bahwa ada beberapa tahapan perkembangan yang

dialami manusia, yaitu periode prenatal, bayi, masa bayi, awal masa kanak-kanak,

akhir masa kanak-kanak, masa puber atau pra-masa remaja, masa remaja, masa

dewasa awal, masa dewasa madya, dan masa lanjut usia atau dewasa akhir.

Masing-masing tahapan tersebut mempunyai tugas perkembangan dan

karakteristik yang berbeda-beda.Melalui tahap-tahap perkembangan tersebut,

Hurlock (1980) ingin menjelaskan bahwa menjadi tua pada manusia adalah suatu

hal yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari.

Seseorang perlu melakukan usaha untuk mempertahankan hidup dengan

menjalani kehidupan sehari-hari hingga mencapai usia lanjut. Usaha untuk

mempertahankan hidup bagi semua makhluk dimulai dengan usaha untuk

memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu seperti makan dan minum.Diterangkan

dalam teori Maslow (Atkinson, 1983) memenuhi kebutuhan fisiologis adalah

pemenuhan kebutuhan hidup paling mendasar yang dilakukan oleh individu. Jika

suatu kebutuhan dasar sudah terpenuhi, maka pemenuhan kebutuhan lain akan

meningkat pada hierarki yang lebih tinggi (Atkinson, 1983).

Salah satu carauntuk mendapatkan makan dan minum adalah dengan

bekerja. Seseorang yang bekerja akanmendapatkan imbalan yang dapat digunakan

1

Page 25: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

2

untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa makan dan minum. Selain itu, bekerja

juga berguna untuk memenuhi kebutuhan akan harga diri. Ada dua macam

kebutuhan akan harga diri, yang pertama yaitu kebutuhan akan kekuatan,

penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua

yaitu kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran,

dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan diapresiasi orang lain (Sarwono,

2002).

Individu yang bekerja dalam suatu kantor atau instansi memiliki periode

dan waktu tertentu. Masa pekerjaan formal akan berakhir ketika seseorang

memasuki usia tertentu, hal ini disebabkan oleh keadaan fisik seseorang. Kondisi

fisik seseorang untuk bekerja memiliki batasan, semakin tua seseorang maka

semakin menurun kondisi fisiknya. Beriringan dengan hal tersebut, produktivitas

kerja yang dimiliki individu pun akan semakin menurun. Pada saat itu individu

akan diminta berhenti dari pekerjaannya atau biasa di sebut dengan pensiun atau

istirahat untuk menikmati hasil yang diperolehnya selama bekerja. Batas usia

pensiun PNS menurut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) yaitu

terdiri dari berbagai jabatan/golongan. PNS umum memiliki batas usia pensiun 58

tahun berdasarkan PP No. 65 tahun 2008, dosen dan guru besar/professor

memiliki batas usia pensiun 65 tahun berdasarkan pasal 67 ayat 5 UU No. 4 tahun

2005 tentang guru dan dosen, serta pada guru memiliki batas usia pensiun 60

tahun berdasarkan pasal 40 ayat 4 UU No. 4 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Manusia tidak selamanya dapat melakukan aktivitas secara formal,

terutama bagi yang bekerja di kantor atau instansi tertentu. Pensiun merupakan

Page 26: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

3

akhir dari seseorang melakukan pekerjaannya.Memasuki masa pensiun tidak

selalu mudah di terima oleh individu yang bekerja. Meskipun di satu sisi pensiun

memberikan manfaat bagi para lanjut usia untuk memiliki waktu beristirahat yang

cukup dari aktivitas yang sekian lama menyita banyak waktu dan energi, di sisi

lain kondisi pensiun juga dapat menyebabkan berkurangnya kesejahteraan, karena

individu yang mengalami pensiun akan kehilangan keterikatan mereka sebagai

pekerja, relasi sosial sebagai rekan kerja, dan identitas utama mereka sewaktu

masih bekerja (Kim dan Moen, 2002). Menurut Smith (1972), individu yang

belum siap menghadapi pensiun dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang

terjadi menganggap bahwa masa pensiun merupakan suatu periode yang penuh

dengan kegetiran dan kepahitan karena mereka terpaksa harus kehilangan posisi

yang pernah dimilikinya. Mereka kehilangan posisi yang dibanggakan dan

memberinya tempat di masyarakat.

Hal ini senada dengan pernyataan Kuntjoro (2002) yang mengemukakan

pada saat seseorang memasuki masa pensiun terdapat tiga hal yang hilang dalam

kehidupan pegawai, yang pertama yaitu hilangnya kegiatan rutin yang dilakukan

sejak kerja sampai pulang kerja; kedua, kehilangan teman kerja; ketiga, seseorang

akan kehilangan sebagian pendapatan dan status yang disandang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kuntjoro, dkk., (2006) pada

pegawai PT. Semen Gresik, menyatakan bahwa pegawai merasa cemas saat

menghadapi masa pensiun karena adanya ketakutan akan ketidaktercukupinya

kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan mendadak seperti salah satu anggota

keluarga sakit ataupun ketika akan menyelenggarakan resepsi pernikahan putra-

Page 27: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

4

putrinya. Pada umumnya pegawai tersebut beranggapan bahwa apabila masih

aktif bekerja, pegawai akan mendapat fasilitas-fasilitas yang akan meringankan

kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan mendadak. Selain itu juga ada anggapan

pegawai tersebut akan mendapat bantuan moril maupun materil dari rekan-rekan

sekantor. Saat masa pensiun, pegawai tersebut cemas sekalipun mendapat uang

pensiun karena masih ada anggapan bahwa jumlah uang pensiun yang diterima

kurang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Hal serupa juga terjadi di Yogyakarta baik PNS, anggota TNI maupun

Polri.Pegawai tersebut merasa tidak berguna lagi dan kesehariannya hanya

luntang-lantung.Banyak kasus yang menyebutkan bahwa pensiunan langsung

jatuh sakit atau mengalami stroke karena kaget dengan fase baru yang harus

pegawai tersebut hadapi, yaitu kehidupan setelah pensiun.Sebelum masa pensiun

terjadi, dalam kesehariannya pegawai tersebut memiliki aktivitas dengan jadwal

kerja yang padat dan dihormati bawahan.Namun, begitu pensiun, tiba-tiba terlepas

dari rutinitas kesibukan mereka.Seseorang yang tidak siap mental bisa langsung

jatuh dan jenuh dengan kondisi barunya. Tak jarang orang-orang seperti ini

mengalami stress, cemas, dan bahkan menderita sakit atau mengalami stroke

(Suara Karya, 2009).

Peneliti juga menemukan fenomena yang hampir serupa dengan kasus di

atas, hal ini terjadi karena adanya sudut pandang yang negatif mengenai pensiun.

Sebagai contoh peneliti melakukan wawancara padaST(58tahun)yang

mengatakanbahwaiamengalamisusahtidurakibatsering

terlintasdalampikirannyamengenaimasayang akaniaalamiselanjutnyasetelah

Page 28: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

5

pensiun,iamenjadisering melamunjikasedang beradadirumahdantersadarjika

istrinyamenegurnya.Iapunsering menghabiskanwaktudimalamhari sebelumtidur

denganberjalanbolak-balikdiruangkeluarga karenacemas memikirkanmasa-

masasetelahpensiun.Terkadang istrinyamenjadisasaran

amarahnyaapabiladiasedang kelelahandan merasa pusing akan beban pikirannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Hamidah (2004) mengungkapkan bahwa dari 30

pensiunan yang diteliti, terdapat 46 atau 6% peserta yang mengalami stress

dengan kategori tinggi. Kenyataan demikian muncul ketika seseorang tidak

mampu menerima kondisi pensiun dengan baik sehingga timbul gangguan

psikologis dan ketidaksehatan mental seperti cemas, stress, bahkan mungkin

depresi.Vahtera (dalam Republika online, 2009) mengemukakan bahwa

berdasarkan hasil penelitiannya terdapat tekanan stres yang dialami seseorang

akibat pensiun dan menimbulkan efek bagi penderitanya yaitu gangguan tidur.

Peneliti melakukan wawancara dengan TK (59 tahun) yang berprofesi

sebagai kepala sekolah, ia menyatakan bahwa pensiun dari pekerjaan membuat

dirinya kehilangan penghargaan di lingkungan sekitarnya. Iamengakubahwa ia

belumsanggupmenerima kehidupanbarunyadanpergi meninggalkan

rekankerjanyaserta kehilanganrutinitaskesehariannya.Terlebihia adalahsosokyang

sangatdihargaidilingkungannyakarenajabatanyang diembannya.Setelah

mengalamipensiun,ia berfikirbahwaorang-orang di lingkungan sekitarnyatidak

akan lagi menghormati keberadaannya. Sehingga pada saat masa pensiunnya tiba,

ia memilih untuk tetap melanjutkan mengajar di sekolahnya meski sudah

waktunya pensiun.

Page 29: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

6

Lain halnya dengan SY (59 tahun) memaparkan bahwasanya dalam

menghadapi masa pensiun ia hanya bisa mensyukuri apa yang seharusnya sudah

terjadi pada hidupnya. Kehilangan teman-teman kerja beserta rutinitas kerjanya

memang akan membuat hidupnya merasa bosan, tetapi ia memilih untuk

menerima hal tersebut karena baginya itu memang sudah waktunya, terlebih

pekerjaan yang dijalaninya ini kurang lebih sudah mencapai 30 tahun. SY juga

menyatakan bahwa ia memilih untuk menikmati masa pensiunnya dengan

bermain bersama cucu-cucunya di rumah, mengantarkan mereka ke sekolah, dan

juga lebih mempunyai banyak waktu bersama suaminya di rumah.

Hidup bahagia dan sejahtera memang merupakan cita-cita setiap orang,

termasuk pegawai yang memiliki kehidupan di masa pensiun. Beragam cara telah

diupayakan setiap individu guna memenuhi kesejahteraan hidup, namun banyak

orang tidak menyadari bahwa seseungguhnya bukan kesejahteraan fisik saja yang

perlu dikhawatirkan, tetapi juga kesejahteraan psikologis pun harus diperhatikan.

Penting untuk diakui bahwa di masyarakat kita belum memberikan perhatian

penuh yang serius terhadap masalah kesehatan psikologis.Tentu hal ini sangat

tampak karena hingga saat ini baik pemerintah maupun masyarakat memilih untuk

lebih fokus terhadap masalah yang terlihat di permukaan saja, serta mengabaikan

efek psikologis dari fenomena-fenomena yang terjadi pada masyarakat.

Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dalam diri seseorang

tidak hanya disebutkan sebagai kondisi dimana tidak terdapat gangguan

psikologis yang terjadi pada individu, namun juga bagaimana individu tersebut

menyadari sumber daya psikologis yang ada di dalam dirinya serta mampu

Page 30: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

7

mengaplikasikannya. Ryff (1995) mengatakan adanya kesejahteraan psikologis

akan membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki, meningkatkan

kualitas hubungan interpersonal yang baik dan tujuan yang jelas dalam hidup. Hal

ini akan mendorong seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata,

namun juga berusaha untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri yang

dimiliki. Mampu menghadapi berbagai macam tuntutan kehidupan dan berhasil

menjadi sosok dengan kepribadian yang utuh, serta mampu menunjukkan perilaku

yang normal sehingga dapat mencapai hidup dengan damai dan sejahtera.

Al-Qur‟an membahas psychological well-being dalam firman Allah SWT

berikut ini:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram” (QS. Ar-Ra‟d: 28)

Dalam tafsir Al-Misbah oleh Quraish Shihab surat Ar-Ra‟d ayat 28 menjelaskan

bahwa orang-orang yang selalu kembali kepada Allah dan menyambut kebenaran

itu adalah orang-orang yang beriman. Mereka adalah orang-orang yang ketika

berzikir mengingat Allah dengan membaca Al-Qur‟an dan sebagainya, hati

mereka menjadi tenang. Hati memang tidak akan dapat tenang tanpa mengingat

dan merenungkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah, dengan selalu mengharap

keridoan-Nya.

Page 31: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

8

Ketika individu memiliki hati yang tenang maka perasaan bahagia akan

cenderung hadir di dalam dirinya. Survei dari Badan Pusat Statistik (BPS)

membuktikan indeks kebahagiaan Indonesia di tahun 2017 mencapai 70,69

dengan rentang skala 0-100. Indeks kebahagiaan penduduk yang tinggal di daerah

pedesaan cenderung lebih rendah dibandingkan penduduk yang tinggal

diperkotaan, yaitu dengan angka 69,57 dibanding 71,64. Menurut penjelasan dari

Kepala BPS bahwasanya pada tahun 2017 indeks kebahagiaan Indonesia terhitung

melalui indeks komposit yang mencakup tiga dimensi yaitu kepuasan hidup (life

satisfaction), perasaan (affect), dan makna hidup (eudaimonia) (Badan Pusat

Statistika, 2018).

Jumlah indeks dimensi kepuasan hidup (life satisfaction) yaitu 71,07 yang

terdiri dari indeks sub dimensi kepuasan hidup personal sebesar 65,98 dan indeks

sub dimensi kepuasan hidup sosial sebesar 76,19, kemudian indeks dimensi

perasaan (affect) sebesar 68,59 serta indeks dimensi makna hidup (eudaimonia)

sebesar 72,23. Sesuai dengan informasi Badan Pusat Statistika (BPS) jika dihitung

menggunakan metode 2014, provinsi Lampung memiliki indeks kebahagiaan

sebesar 67,82 pada tahun 2017, sedangkan indeks kebahagiaan sebesar 67,92 pada

tahun 2014, dengan demikian telah terjadi penurunan indeks sebesar 0,10 poin.

Indeks kebahagiaan provinsi Lampung menduduki urutan 25 dari 33 provinsi

yang terletak di Indonesia. Pada tahun 2017 indeks kebahagiaan Lampung pada

tahun 2017 sebesar 69,51 (Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung, 2018).

Kebahagiaan adalah idaman semua orang, oleh karena itu setiap manusia

berupaya menciptakan kehidupan yang sejahtera baik kondisi fisik, psikis, dan

Page 32: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

9

sosialnya.Psychological well-beingmerupakan kunci bagi seseorang untuk

menjadi sehat secara utuh dan dapat menggunakan potensi yang ia miliki secara

maksimal. Penelitian Goldsstein (2007) mengungkapkan bahwa seseorang yang

memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat merendahkan stress. Maka

dari itu untuk mempertahankan mental yang sehat diperlukan bentuk dukungan

dari lingkungan sosialnya.

Seseorang yang memiliki dukungan sosial dari teman dan keluarga

memungkinkan untuk memiliki sumber daya yang lebih besar untuk melakukan

coping terhadap peristiwa yang menimbulkan stress sehingga memungkinkan

mereka kurang melihat peristiwa tersebut sebagai sebuah permasalahan

(Sanderson, 2004). Adanya pengaruh dukungan sosial terhadap psychological

well-beingberkaitan dengan salah satu dimensi psychological well-beingyaitu

kemampuan untuk memelihara hubungan positif dengan orang lain sehingga

psychological well-being pada PNS menjelang masa pensiun akan dapat tercapai

jika mereka mendapatkan dukungan sosial dari keluarga maupun temannya.

Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling mengasihi dan

menyayangi sebagai bentuk dukungan sosial antar sesama,

“Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan

untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang” (QS. Al-Balad: 17)

Page 33: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

10

Dalam tafsir Jalalyn surat Al-Balad ayat 17 menjelaskan bahwa lafal ayat ini di

„athafkan kepada lafal iqtahama dan lafal tsumma menunjukkan makna urutan

penyebutan atau tartiibudz dzikr, artinya dia sewaktu menempuh jalan yang sulit

itu (termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan) yakni sebagian

diantara mereka berpesan kepada sebagian yang lain (untuk bersabar) di dalam

menjalankan amal ketaatan dan menjauhi perbuatan kemaksiatan (dan saling

berpesan untuk berkasih sayang) terhadap semua makhluk.

Selain faktor dukungan sosial, rasa syukur juga mempengaruhi

psychological well-being, ketika seseorang mampu bersyukur maka pandangan

hidupnya akan positif. PNS yang menjelang pensiun akan menerima segala

sesuatu yang ada dihidupnya sebagai tanda rahmat dari Allah SWT. Dengan

syukur, PNS yang menjelang pensiun akan mampu menerima keadaan dirinya,

dimana hal ini akan membuat individu memiliki kesehatan mental untuk bersikap

positif terhadap diri sendiri dan kehidupan yang dijalani. Syukur juga membuat

seseorang menyadari pentingnya untuk menjaga hubungan baik dengan orang-

orang, mencintai hal-hal yang ada disekitarnya, serta mengevaluasi dirinya bahwa

apa yang dilakukan sudah memenuhi standar personal.

Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar selalu mensyukuri nikmat

yang telah diberikan, dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 152:

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan

bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”

Page 34: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

11

Dalam tafsir Almisbah oleh Quraish Shihab surat Al-Baqarah ayat 152

menjelaskan bahwa orang yang beriman diminta untuk selalu mengingat Allah

dengan melakukan ketaatan niscaya Allah akan mengingat mereka dengan

memberikan pahala. Allah meminta untuk mensyukuri segala nikmat yang telah

dicurahkan dan tidak mengingkari dengan menyalahi perintah Allah SWT.

Dukungan sosial dan rasa syukur inilah yang akan merujuk pada kondisi

psychological well-being atau kesejahteraan psikologis. Apabila individu

memiliki dukungan sosial dan rasa syukur yang baik maka psychological well-

beingakan dapat tercapai oleh para PNS yang akan memasuki masa pensiun dan

menjalani kehidupannya di akhir pola perkembangan hidupnya. Tentunya PNS

yang akan memasuki masa pensiun diharapkan bisa menelaah lebih lanjut

mengenai kepentingan keberadaan hidupnya berdasarkan sudut pandang dirinya

sendiri.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian adalah “Adakah hubungan antara dukungan sosial

dan rasa syukur dengan psychological well-being pada pegawai negeri sipil (PNS)

menjelang masa pensiun?”

Page 35: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

12

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dan rasa syukur dengan

psychological well-being pada pegawai negeri sipil (PNS) yang

menjelang masa pensiun

2. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan psychological

well-being pada pegawai negeri sipil (PNS) yang menjelang masa

pensiun

3. Untuk mengetahui hubungan rasa syukur dengan psychological well-

being pada pegawai negeri sipil (PNS) yang menjelang masa pensiun.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis laksanakan ini diharapkan dapat mempunyai

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca terkait ilmu psikologi,

khususnya dalam bidang psikologi sosial dan psikologi perkembangan. Selain itu,

diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana perkembangan psychological

well-being pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta seberapa besar pengaruh

dukungan sosial di lingkungan sekitarnya dan rasa syukur yang dimilikinya dalam

menghadapi masa pensiun yang akan datang.

Page 36: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

13

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengaplikasiannya, baik oleh

Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun instansi tempat PNS bekerja. Adapun

manfaatnya adalah sebagai berikut:

a. Bagi subjek penelitian

Jika penelitian ini terbukti benar, manfaat dari penelitian ini

diharapkan dapat membantu Pegawai Negeri Sipil (PNS) supaya mampu

menyikapi setiap keresahan yang dialami pada saat menjelang masa

pensiun dan mempunyai pandangan yang positif terhadap dirinya sendiri

maupun orang lain dengan mensyukuri segala hal yang telah dilalui dalam

hidupnya.

b. Bagi lembaga

Pemerintah atau lembaga yang bersangkutan dengan Pegawai Negeri

Sipil (PNS) menjelang masa pensiun diharapkan dapat memberikan

dukungan sosial berupa perhatian yang lebih dengan mengoptimalkan

program Masa Persiapan Pensiun (MPP) sehingga dapat meningkatkan

psychological well-being pada diri PNS yang akan menghadapi masa

pensiun.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Jika penelitian ini terbukti benar, diharapkan hasil dari penelitian ini

bisa menjadi bahan rujukan penelitianmendatang, khususnya yang akan

meneliti terkaitpsychological well-beingdengan faktor-faktor lain selain

dukungan sosial dan rasa syukur.

Page 37: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Psychological Well-being

1. Pengertian Psychological Well-being

Psychological well-beingadalah keadaan individu yang memiliki sikap

positif pada dirinya sendiri dan orang lain, bisa mengambil keputusan sendiri dan

mengatur tingkah lakunya sendiri, serta menciptakan dan mengatur

lingkungannya yang selaras dengan kebutuhannya, memiliki tujuan hidup, dan

membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengeksplorasi dan

mengembangkan diri. Selanjutnya Ryff & Keyes dalam jurnal ilmiahnya yang

berjudul “The Structure of Psychological Well-being Revisited” (1995) juga

mengatakan bahwa manusia memiliki dua fungsi positif untuk meningkatkan

kesejahteraan psikologisnya, yang pertama adalah tentang bagaimana individu

membedakan hal positif dan negatif akan memberikan pengaruh untuk pengertian

kebahagiaan, konsep kedua adalah menekankan kepuasan hidup sebagai kunci

utama kesejahteraan.

Pendapat lain dari Ryff (1989) manusia bisa disebut memiliki

kesejahteraan psikologis yang baik adalah bukan sekedar bebas dari indikator

kesehatan mental negatif, seperti terbebas dari kecemasan, tercapainya

kebahagiaan dan lain-lain. Hal yang lebih krusial diperhatikan ialah kepemilikan

akan penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, kemampuan

untuk memiliki rasa akan pertumbuhan dan pengembangan pribadi secara

14

Page 38: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

15

berkelanjutan. Ryff juga menyebutkan bahwa kesejahteraan psikologis

menggambarkan sejauh mana individu merasa nyaman, damai, dan bahagia

berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka memandang pencapaian

potensi-potensi mereka sendiri. Disebutkan dalam Al-Qur‟an Allah SWT

berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah

Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan” (QS.

Al-Hajj: 77)

Firman Allahsurat Al-Hajj yang disebutkan dalam ayat 77 di atas

menginformasikan kepada kita untuk meraih kesuksesan di dunia hingga di

akhirat dibutuhkan usaha terpadu yaitu dengan meningkatkan kegiatan ubudiyah

atau hablumminallah dan kegiatan memproduksi kebajikan atau hablumminannas.

Selain diperintahkan untuk beribadah dan menyembah Allah SWT,

sebagaiseorang mukmin juga diperintahkan untuk melakukan kebajikan pada

sesama manusia.

Dari penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa psychological

well-beingmerupakan kondisi dimana individu mampu bersikap optimis, memiliki

tujuan yang berarti, serta dapat menciptakan lingkungan yang kompatibel dengan

kebutuhannya.

Page 39: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

16

2. Dimensi-dimensi Psychological Well-being

Psychological well-being dijelaskan oleh Ryff & Keyes (1995) ke dalam

enam dimensi utama, yaitu otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan

(environmental mastery), pengembangan diri (personal growth), relasi yang

positif dengan orang lain (possitive relation with others), tujuan hidup (purpose in

life) dan penerimaan diri (self acceptance).

a. Otonomi (autonomy)

Otonomi atau kemandirian merupakan tingkat kemampuan individu dalam

menentukan arah hidupnya sendiri, memiliki kebebasan, bisa mengendalikan

kondisi internal dan juga perilaku dari dirinya. Definisi otonomi tersebut

menegaskan bahwa dasar terbentuknya fikiran dan tindakan individu berasal dari

dalam dirinya sendiri dan tidak adanya kendali dari orang lain. Individu yang

mempunyai kemandirian dipastikan mampu mengatur kehidupannya sendiri serta

mempunyai harapan sesuai dengan standarnya sehingga terbentuklah kepercayaan

pada diri sendiri dan bukan dari orang lain.

Menurut Ryff (1995), individu yang berhasil mempunyai otonomi tinggi

maka ia akan mampu membentuk keputusan untuk diri sendiri yaitu berarti

mampu membebaskan dirinya dari tekanan sosial. Begitupun sebaliknya,

seseorang dengan kemampuan otonomi rendah akan mengevaluasi dirinya dengan

bantuan orang lain dan berdasarkan pandangan orang lain.

b. Penguasaan lingkungan (environmental mastery)

Penguasaan lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu

untuk menentukan dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi

Page 40: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

17

psikisnya. Pendapat dari Ryff (1995), seseorang yang berhasil menguasai

lingkungan maka ia akan berkompetensi dalam mengatur lingkungan, bisa

mengontrol kegiatan-kegiatan eksternal, dapat selektif dalam mengambil

kesempatan yang ditawarkan lingkungan dan mampu menciptakan lingkungan

sesuai dengan kebutuhannya. Pun sebaliknya, individu yang memiliki penguasaan

lingkungan yang rendah akan mengakibatkan ia lebih cenderung kesulitan dalam

mengembangkan lingkungan disekitarnya, kurang menyadari kesempatan yang

ditawarkan di lingkungan serta sulit untuk mengontrol diri terhadap dunia di luar.

c. Pengembangan diri (personal growth)

Pengembangan diri ialah tingkat kemampuan seseorang dalam

mengeksplorasi potensi yang dimilikinya dan dapat mengembangkan diri sebagai

manusia.Dalam diri individu terdapat suatu kekuatan yang terus berusaha

menghadapi tantangan hidup di dunia luar hingga pada akhirnya individu berjuang

demi meningkatkan kesejahteraan hidup, bukan hanya sekedar memenuhi aturan

moral.

d. Relasi yang positif dengan orang lain (possitive relation with others)

Relasi positif dengan orang lain ditunjukkan dengan hubungan yang

bersifat hangatyang di bangun individu terhadap orang lain, hubungan

interpersonal yang dilandasi oleh rasa percaya, serta perasaan mencintai dengan

penuh kasih sayang pada sesama manusia. Hal tersebut tidak hanya sekedar

menjalin hubungan demi memenuhi kebutuhan psikologis seperti kedekatan,

namun hubungan tersebut telah didasari pengalaman diri sebagai metafisik yang

Page 41: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

18

dihubungkan dengan kemampuan menggabungkan identitas diri dengan orang lain

serta menghindarkan diri dari perasaan terisolasi dan sendiri.

Ryff (1995) juga menjelaskan bahwa semakin besar kemampuan individu

dalam membina hubungan interpersonal maka hal ini membuktikan bahwa ia

mempunyai perhatian pada kesejahteraan hidup orang lain dengan memahami

konsep memberi dan menerima dalam membangun sebuah hubungan. Begitupun

sebaliknya, seseorang yang sulit dalam membangun hubungan maka iaakan

merasa terisolasi dari lingkungan, kurang bisa menunjukkan sikap hangat, dan

tidak bisa memperhatikan kesejahteraan orang lain

e. Tujuan hidup (purpose in life)

Individu yang menilai dirinya dengan baik pasti ia memiliki arah dan

tujuan untuk hidupnya sehingga memberikan kontribusi pada perasaan bahwa

hidupnya berarti. Ryff (1995) mengungkapkan bahwa individu yang mempunyai

tujuan hidup yang baik disebut memiliki arah kehidupan dan dapatmemaknai

kehidupannya dari pengalaman hidup masa kini dan masa lalu.Sebaliknya,

seseorang yang kurang memiliki tujuan hidup maka hanya sedikit memiliki

keinginan dan cita-cita saja, serta tidak memiliki kesadaran bahwa hidupnya

berarti.

f. Penerimaan diri (self acceptance)

Dimensi selanjutnya yaitu penerimaan diri, ialah kemampuan seesorang

dalam menerima dirinya dan pengalaman sendiri secara apa adanya. Di saat

individu mampu menerima dirinya secara apa adanya, baik dari sisi negatif

maupun segi positif, dimungkinkan ia akan mengolahnya menjadi sikap positif

Page 42: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

19

terhadap diri sendiri. Dengan adanya penerimaan diri secara positif maka sikap

toleransi pun meningkat terhadap pengalaman yang tidak

menyenangkan.Penerimaan diri merupakan salah satu karakteristik dari aktualisasi

diri.Penerimaan diri dapat dikaitkan dengan rasa percaya diri. Seseorang yang

berhasil menerima dirinya dalam kondisi apapun, maka ia akan menerima dengan

baiksegala bentuk masa lalu yang menyenangkan maupun yang tidak

menyenangkan. Cara pandang individu terhadap masa lalu merupakan poin

penting terhadap keberhasilan mencapai psychological well-being.

Semakin seseorang bisa menerima dirinya, maka akan semakin tinggi

sikap positifnya tersebut terhadap dirinya sendiri dengan memahami dan

menerima semua aspek diri, termasuk kualitas diri yang buruk dan memandang

masa lalu sebagai sesuatu yang baik. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan

individu terhadap diri sendiri maka ia akan semakin tidak puas terhadap dirinya

sendiri. Selain itu iaakan kecewa dengan masa lalusehingga menumbuhkan

perasaan ingin menjadi orang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Psychological Well-being

Faktor-faktor yang memengaruhi kondisi psychological well-being

menurut pendapat Ryff (1995) ialah sebagai berikut:

a. Faktor-faktor demografis dan klasifikasi sosial

Faktor demografis dan klasifikasi sosial mencakup ras, usia, jenis kelamin,

pendidikan, pendapatan, dan status pernikahan. Menurut beberapa penelitian

ditemukan bahwa faktor ini tidak terlalu memberikan sumbangan pengaruh

terhadap psychological well-being.Ternyata faktor demografis hanya

Page 43: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

20

menyumbang berkisar kurang dari 10%, namun tak menutup kemungkinan tidak

adanya hubungan kesejahteraan psikologis dengan faktor demografis.

b. Usia

Pendapat dari Ryff (1995) menyatakan ditemukan perbedaan antara

usiaseseorang dengan psychological well-being, kemudian Ryff dan Singer

membuktikannya dalam jurnal Psychological Well-being: Meaning, Measurement,

and Implication for Psychoterapy Health (Lakoy, 2009) bahwa beberapa dimensi

psychological well-beingseperti penguasaan lingkungan dan otonomi cenderung

meningkat seiring dengan bertambahnya usia individu.

c. Jenis kelamin

Selain usia, perbedaan jenis kelamin pun memengaruhi aspek-aspek

psychological well-beingbahwa wanita memiliki kemampuan lebih tinggi dalam

menjalin hubungan positif dengan orang lain serta memiliki pertumbuhan pribadi

yang lebih baik daripada laki-laki.

d. Status sosial ekonomi

Disebutkan dalam jurnal Psychological Well-being: Meaning,

Measurement, and Implication for Psychoterapy Health (Lakoy, 2009) bahwa

perbedaan status sosial ekonomi mempunyai keterkaitan denganpsychological

well-being individu. Apabila seseorang mempunyai psychological well-beingyang

tinggi maka ia akan memiliki status pekerjaan yang tinggi. Pendapat lain dari

Davis (dalam skripsi yang berjudul Psychological Well-being Perempuan Bekerja

dengan Status Menikah dan Belum Menikah, Lakoy, 2009) bahwa psychological

Page 44: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

21

well-being berhubungan dengan tingkat penghasilan, status pernikahan, dan

dukungan sosial.

e. Budaya

Jurnal yang ditulis oleh Ryff dan Singer dengan judulPsychological Well-

being: Meaning, Measurement, and Implication for Psychoterapy Health (Lakoy,

2009) membuktikan bahwa ditemukan perbedaan psychological well-beingantara

masyarakat yang memiliki budaya yang berorientasi pada individualisme dan

kemandirian seperti dalam aspek penerimaan diri atau aspek otonomi lebih

menonjol dalam konteks budaya barat. Sementara itu, masyarakat yang memiliki

budaya berorientasi kolektif dan saling ketergantungan dalam konteks budaya

timur seperti yang termasuk dalam aspek hubungan positif dengan orang yang

bersifat kekeluargaan.

f. Dukungan sosial

Dukungan sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan rasa nyaman,

perhatian, penghargaan atau pertolongan yang dipersepsikan.Hal-hal demikian

dapat diperoleh dari lingkungan sekitar kita.Cobb menjelaskan (dalam skripsi

yang berjudul Psychological Well-being Perempuan Bekerja dengan Status

Menikah dan Belum Menikah, Lakoy, 2009) dukungan sosial dapat

menumbuhkan perasaan dicintai, dihargai, diperhatikan, dan sebagai bagian dari

suatu jaringan sosial seperti organisasi masyarakat dalam individu.

g. Daur hidup keluarga

Beberapa peneliti telah melakukan kajian menggunakan indikator

psychological well-beingseperti konsep diri, kesehatan mental dan kepuasan hidup

Page 45: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

22

untuk mempelajari hubungan antara daur hidup keluarga denganpsychological

well-being dari anggota keluarga.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, dalam penelitian ini faktor-faktor yang

mempengaruhi psychological well-being lebih mengacu kepada dukungan sosial

dan daur hidup keluarga, dimana seorang pegawai negeri sipil yang menjelang

masa pensiun perlu adanya dukungan sosial dari lingkungan dan keluarganya

untuk menerima kondisi baru yang akan dijalaninya atau memasuki masa pensiun

guna adanya penerimaan dalam diri dan mendapatkan kesejahteraan psikologi

bagi dirinya.

B. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Sarafino (1994) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan,

kesediaan, kepedulian dari orang lain yang dapat diandalkan, menghargai dan

menyayangi kita. Selain itu dukungan sosial yang diberikan oleh orang terdekat

(significant others) berupa perhatian, emosi, bantuan instrumental, pemberian

informasi dan penilaian diri kepada individu yang menghadapi masa pensiun

dapat mengubah persepsi ketakutan serta kekhawatiran individu tersebut dalam

menghadapi masa pensiun (Isnawati & Suharyadi, 2013).

Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang

melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stres.Dukungan sosial

yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai,

timbul rasa percaya diri dan kompeten.Hubungan sosial yang supportif secara

Page 46: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

23

sosial juga bisa meredam efek stres, membantu orang mengatasi stres dan

memperbaiki kesehatan.Selain itu, dukungan sosial bisa efektif dalam mengatasi

tekanan psikologis pada masa-masa sulit dan menekan (Taylor, 2009).

Dukungan sosial adalah salah satu fungsi dari ikatan sosial dan ikatan-

ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan

interpersonal (Smet, 1994). Hubungan yang positif dengan orang lain disebut

sebagai aspek yang dapat memberikan kepuasan secara emosional dalam

kehidupan individu. Dukungan sosial merujuk kepada hubungan interpersonal

yang melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stres. Ketika

lingkungan sekitar individu mendukung maka segalanya akan terasa lebih mudah.

Dari berbagai definisi yang telah dijelaskan di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa dukungan sosial adalah suatu interaksi sosial berupa bantuan

dan dukungan untuk indvidu lain demi kesejahteraan manusia.

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial

Terdapat empat aspek dukungan sosial menurut Sarafino (1994) yaitu

diantaranya:

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan ekspresi rasa empati dan rasa perhatian

terhadap seseorang, sehingga individu tersebut merasa nyaman, merasa dicintai,

dan diperhatikan. Dukungan emosional ini dapat berupa perilaku seperti

memberikan perhatian dan afeksi, serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang

lain.

Page 47: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

24

b. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan merupakan ekspresi yang berupa pernyataan

setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa yang

diberikan untuk orang lain.

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental ialah dukungan yang dibuktikan secaranyata dan

langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam

mengerjakan tugas-tugas tertentu.

d. Dukungan informasi

Dukungan informasi dapat berupa saran, solusi, arahan dan umpan balik

tentang bagaimana cara memecahkan permasalahan.

Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) menyatakan tiga dimensi

dukungan sosial, yaitu:

a. Dukungan keluarga (family support) yang diberikan oleh keluarga

terhadap individu seperti membantu dalam membuat keputusan maupun

kebutuhan secara emosional.

b. Dukungan teman (friend support) yang diberikan oleh teman-teman

individu seperti membantu dalam kegiatan sehari-hari maupun bantuan

dalam bentuk lainnya.

c. Dukungan orang yang istimewa (significant other support) yang diberikan

oleh seseorang yang berarti dalam kehidupan individu seperti membuat

individu merasa nyaman dan merasa dihargai.

Page 48: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

25

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan aspek-aspek

dukungan sosial yang mengacu pada teori Sarafino (1994) yaitu antara lain:

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan

dukungan informasi.

C. Rasa Syukur

1. Pengertian Rasa Syukur

Emmons (2004) mengungkapkan bahwa rasa syukur(gratitude) merupakan

perasaan yang menyenangkan dan penuh terimakasih sebagai respon dari

penerimaan kebaikan yang membuat seseorang menyadari, mengerti, dan tidak

menyalahgunakan pertukaran keuntungan dengan orang lain.

Rusdi (2016) mengungkapkan bahwa bersyukur dapat bersifat responsif

dan ekspresif, tidak cukup hanya dengan merasakan ridho atau ketenangan saja,

syukur memerlukan ekspresi dan tindakan positif atas nikmatr tersebut.

Syukur dalam perspektif Islam telah dijelaskan dengan detail. Menurut

bahasa, kata syukur berasal dari bahasa Arab “Syakara” yang memiliki makna

pujian atas kebaikan, penuhnya sesuatu, dan menampakkannya ke permukaan,

yang masudnya ialah memberikan atau berbagi nikmat yang telah diterima kepada

yang berhak atau kepada yang membutuhkan. Bersyukur menurut istilah ialah

mengakui nikmat yang Allah SWT karuniakan disertai dengan kepatuhan kepada-

Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Rasa syukur merupakan bentuk dari rasa berterimakasih yang dilakukan

oleh individu dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya,

termasuk dalam respon kegembiraan dan cenderung untuk melihat kehidupannya

Page 49: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

26

sebagai anugerah (Sativa & Helmi, 2013). Sebagaimana telah dijelaskan dalam

Al-Qur‟an:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"” (QS.

Ibrahim: 7)

Dalam tafsir Quraish Shihab surat Ibrahim ayat 7 menjelaskan bahwa “Ingatlah

wahai Banu Israfil ketika kalian diberitahu Tuhan dengan mengatakan apabila

kalian mensyukuri nikmat penyelamatan dan lain-lain yang pernah Aku berikan

kepada kalian berupa keteguhan iman dan ketaatan, niscaya Aku akan menambah

nikmat-nikmat yang telah Aku berikan itu. Tetapi apabila kalian mengingkarinya

dengan kekafiran dan perbuatan maksiat niscaya Aku akan menyiksa kalian

dengan siksaan yang menyakitkan. Siksaan-Ku memang sangat pedih bagi orang-

orang yang ingkar.”

Berdasarkan konsep Islam, rasa syukur secara umum didefinisikan oleh Al

jauziyah sebagai tingkat penerimaan diri terhadap semua kebaikan yang telah

diberikan Tuhan dan dimanifestasikan dalam bentuk ucapan

(alhamdulillahirobbilalamin), perbuatan, dan diyakini dalam hati.Secara hakikat

makna rasa syukur berarti ridho dengan mudah atas nikmat Allah SWT. Para

ulama berpendapat bahwa syukur merupakan bentuk ekspresi atas nikmat Allah

dengan cara yang baik.

Page 50: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

27

Bersyukur merupakan variabel yang sering berhubungan dengan variabel

positif lain (Rusdi, 2016).Orang yang bersyukur menunjukkan peningkatan mood

yang positif.Rasa syukur secara kuat berhubungan dengan kebahagiaan (well-

being). Ciri individu yang bersyukur yaitu mampu mengorbankan apa yang

mampu dilakukan untuk bersyukur dengan hati, ucapan, anggota tubuh

(perbuatan) secara yakin dan arif (bijak).

Berdasarkan dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa rasa

syukur adalah sikap terimakasih yang diungkapkan dengan responsif dan

ekspresif atas nikmat yang telah diterima oleh individu.

2. Dimensi Rasa Syukur

Dimensi rasa syukur menurut Rusdi (2016) diantaranya yaitu:

a. Bersyukur dengan ilmu

Imam Ghazali (dalam Rohma, 2013), bersyukur dengan ilmu berarti

mempunyai pemahaman bahwa seluruh nikmat dan kebaikan berasal dari Allah

SWT.Hal tersebut mendorong individu untuk selalu senang dan mencintai Allah

sebagai bentuk kepatuhan.

b. Bersyukur dengan hati

Bersyukur dengan hati menurut Ibnu Qudamah (dalam Rohma, 2013)

yaitu adanya rasa puas, gembira, dan mengakui nikmat yang diterima berasal dari

Allah SWT.

c. Bersyukur dengan lisan

Bentuk syukur dengan lisan yaitu memuji atas nikmat yang diberikan,

misalnya dengan mengucapkan “Alhamdulillah” sebagai bentuk pujian kepada

Page 51: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

28

Allah SWT. Hadist yang diriwayatkan oleh Tabrani dan Ahmad yang berbunyi:

“Orang yang paling bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling

berterimakasih kepada manusia”.

d. Bersyukur dengan perbuatan

Syukur melalui perbuatan tercermin dari perilaku menaati segala perintah

Allah serta menjauhi yang dilarang.Menggunakan nikmat yang diterima untuk

berbuat kebaikan juga merupakan ekspresi syukur, misalnya dengan

menyedekahkan sebagian hartanya kepada jalan yang baik.

Dapat disimpulkan bahwa empat dimensi rasa syukur yaitu menampakkan

nikmat Allah melalui lisan seorang hamba dengan pujian, oleh hati seorang hamba

dengan kesaksian dan cinta serta dengan anggota tubuh yang menerima dan

taat.Syukur dengan hati yaitu merasakan nikmat yang diterima.Syukur dengan

lisan yaitu mengucapkan pujian atas nikmat yang diterima.Syukur dengan anggota

tubuh yaitu membalas nikmat yang diterima dengan bentuk perbuatan oleh

anggota tubuh.

D. Pensiun

1. Pengertian Pensiun

Menurut Kimmel (dalam Parmono, 2007) pensiun merupakan suatu

perubahan yang penting dalam perkembangan individu yang ditandai dengan

perubahan sosial.Perubahan sosial ini harus dihadapi oleh para pensiunan berupa

penyesuaian diri terhadap keadaan yang tidak bekerja, berakhirnya karier pada

pekerjaan formal, kurangnya penghasilan dan bertambahnya waktu luang yang

sangat mengganggu. Menurut Atwater (dalam Sari, 2010) pensiun sebagai suatu

Page 52: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

29

proses pengunduran diri individu dari aktivitas atau status pekerjaan rutin yang

biasanya disebabkan oleh perubahan pada usia dan kesehatan. Pensiun dianggap

sebagai krisis dan transisi dari bekerja menjadi tidak bekerja atau pensiun

merupakan suatu stressor kehidupan bagi orang yang menjalaninya.

Agustina (2012) mengatakan secara umum arti kata “Pensiun” adalah

dimana seorang individu yang sudah tidak bekerja lagi dikarenakan usianya yang

sudah lanjut dan harus diberhentikan, dengan kata lain masa pensiun

mempengaruhi aktivitas seorang individu dari situasi kerja di luar pekerjaan.

Sedangkan berdasarkan psikologi perkembangan, pensiun adalah suatu masa

transisi ke pola hidup baru ataupun akhir dari pola hidup.

Kondisi ini mengakibatkan transisi peran dari seorang pekerja menjadi

seorang pensiunan yang tidak bekerja lagi.Masa-masa ini cukup kritis dalam

perjalanan hidup seseorang dan memengaruhi kesejahteraan hidupnya kelak.

2. Fase-fase Pensiun

Atchly (1983) mengemukakan suatu model mengenai fase-fase masa

pensiun. Terdapat tujuh fase masa pensiun, yaitu diantaranya:

a. Remote

Pada fase ini sebagian besar pekerja secara kasat mata tidak menampakkan

tanda-tanda melakukan persiapan pensiun, namun seiring waktu yang semakin

dekat dengan tibanya masa pensiun, mereka sering melakukan penolakan (denial)

bahwa sudah dekat masa untuk berhenti bekerja.

Page 53: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

30

b. Near

Pada fase ini pekerja mencapai tahap dimana mereka sudah mau mengikuti

program perencanaan menjelang masa pensiun.Program perencanaan menjelang

pensiun membantu pekerja dalam bertransisi dari masa bekerja ke masa berhenti

bekerja.

c. Honeymoon

Fase ini setelah pekerja mengalami masa pensiun.Di fase ini pensiunan

menjalani masa pensiun sebagai suatu fase yang menyenangkan, mendapat

kebebasan untuk mengisi waktunya dengan hal-hal yang diminati.Fase ini juga

membentuk suatu aktivitas kebiasaan rutin. Jika rutinitasnya memuaskan,

penyesuaian terhadap masa pensiun akan berhasil.

d. Disenchanment

Di fase ini hanya terdapat beberapa pensiunan yang mengalaminya. Fase

ini dialami oleh pensiunan yang tidak menyiapkan diri pada saat akan menghadapi

masa pensiun. Setelah melewati fase honeymoon, kehidupan mulai dirasa

membosankan, bayangan kehidupan di masa pensiun tidak seperti kenyataannya.

Pada fase ini banyak pensiunan yang mengalami kekecewaan hidup, depresi, post

power syndrome, bahkan merasa tidak punya apa-apa lagi serta didukung dengan

lingkungan sosial yang dirasa asing karena tinggal di rumah baru setelah pensiun.

e. Reorientation

Pada fase ini pensiunan mulaimengkaji ulang (reorientation) dan

menyesuaikan diri terhadap kehidupan yang baru.Di fase ini sangat diperlukan

bantuan dari keluarga dan lingkungan sekitar untuk melewati fase ini.

Page 54: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

31

f. Stability

Pada fase ini, pensiunan mulai menyadari bahwa ia harus dapat

menyesuaikan dirinya dengan gaya hidup dan peran-peran yang baru. Pensiunan

akan melakukan rutinitas kegiatan yang baru.

g. Termination

Tahap terminationditandai dengan semakin bertambahnya usia, kondisi

fisik orang lanjut usia semakin lemah. Bahkan kegiatan rutin dalam tahap

stabilitas pun berkurang yang berangsur-angsur lepas.

E. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Rasa Syukur dengan

Psychological Well-being pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menjelang

Masa Pensiun

Pensiun bermakna berhenti.Dalam kalimat tersebut makna “Berhenti”

sering disalahartikan oleh beberapa orang sebagai pegawai yang tak memiliki

penghasilan, jabatan, kegiatan, status, hingga harga diri.Pensiun dapat disebut

selesai dari pekerjaan rutin yang bersifat formal.Pensiun sangat diperlukan oleh

siapa saja, baik itu perusahaan atau urusan pribadi dalam rangka menyukseskan

roda kehidupan yang tak bisa dihentikan oleh siapapun.Pensiun bagi seorang

pegawai adalah melintasi alur terpenting dalam kehidupan dan dapat mengubah

status individu (Sutarto & Cokro, 2008).

Pemerintah juga menunjukkan kepeduliannya terhadap pegawai negeri

sipil yang menjelang masa pensiun dengan memberikan program persiapan

pensiun supaya siap dalam menghadapi masa pensiun.Tujuannya adalah agar di

Page 55: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

32

masa mendatang pegawai negeri sipil dapat memberikan makna pada diri dan

kehidupannya dan tetap bersemangat untuk melanjutkan kehidupannya meskipun

telah mengalami masa pensiun.Selain hal itu, pemerintah juga memberikan

asuransi hari tua untuk menghormati jasa-jasa pegawai selama bekerja menjadi

pegawai negeri sipil.

Masa pensiun itu sendiri terbagi atas dua bagian, yaitu pensiun secara

sukarela dan wajib pensiun (Hurlock, 1980). Masa pensiun dianggap resiko

pekerjaan sangat penting dalam masa lanjut usia, masa pensiun mengandung

resiko bagi penghargaan pribadi dan bahkan dapat mengarah pada perasaan diri

tidak bermanfaat, akibatnya berbahaya bagi penyesuaian diri pribadi dan sosial

(Hurlock, 1980). Erikson menambahkan, orang yang memasuki masa pensiun

akan mengalami krisis identitas akibatnya ia mengharuskan untuk melakukan

perubahan peran yang drastis dari yang semula menjadi seorang pekerja yang

sibuk dan penuh percaya diri menjadi seorang pengangguran yang pekerjaannya

tidak menentu.

Beberapa orang lanjut usia mengalami perasaan traumatik akibat

perubahan pola hidup dan kebiasaannya. Mereka yang aktif bekerja tetapi dipaksa

keluar dari pekerjaan pada usia wajib pensiun, seringkali menunjukkan sikap

kebencian dan akibatnya motivasi lansia dalam beradaptasi dengan masa pensiun

menjadi rendah. Banyak orang lanjut usia yang telah memasuki masa pensiun

tidak dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang produktif (Hurlock,

1980).

Page 56: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

33

Manusia ketika telah memasuki fase dewasa akhir menunjukkan tanda-

tanda bahaya psikologis diantaranya yakni perasaan merasa bersalah disebabkan

menganggur sertaperubahan pendapatan yang diterimanya.Rasa bersalah karena

menganggur disebabkan mereka takmemiliki pekerjaan lagi seperti sebelumnya.

Sedangkan setiap orang pasti akan mengalami masa pensiun seiring dengan usia

yang lanjut sehingga memiliki keterbatasan dalam beberapa hal termasuk

didalamnya keterbatasan dalam penururan produktivitas baik secara fisik maupun

psikis.

Kondisi psikologis akan berdampak untuk kelanjutan hidup pegawai

negeri sipil menjelang pensiun, dengan demikian dapat di lihat tingkat

kesejahteraan psikologisnya apakah rendah atau tinggi. Sebagai individu yang

sedang berada pada fase perubahan psikologis, untuk meningkatkan perubahan

psikologisnya dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan diri dengan baik pada

lingkungan barunya setelah berhenti dari pekerjaan serta memberikan penilaian

kepada apa yang membuatnya merasa nyaman dan tenteram. Mengevaluasi diri

salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan psychological well-being

terhadap dirinya.

Bagi individu yang akan memasuki masa pensiun, psychological well-

being dapat dicapai dengan pemberian dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya

terutama keluarga. Dukungan sosial memiliki peranan penting, dalam sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Komalasari (1995) mengenai kecemasan

menghadapi pensiun dan dukungan sosial menyatakan bahwa hasil korelasi antara

dukungan sosial dan kecemasan menghadapi pensiun memiliki hubungan negatif

Page 57: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

34

yang signifikan, dengan kata lain, semakin tinggi dukungan sosial yang didapat

oleh individu maka semakin rendah kecemasan individu dalam menghadapi

pensiun. Bagi pegawai khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjelang

masa pensiun, jika mereka mendapat dukungan sosial yang baik maka mereka

akan mampu menekan ketakutan menghadapi masa pensiun sehingga mereka

dapat mencapai kesejahteraan psikologis dalam dirinya.

Selain dukungan sosial, ada faktor lain yang dapat digunakan untuk

mencapai psychological well-being pada PNS menjelang masa pensiun, yaitu rasa

syukur yang ditanamkan dalam diri individu. Setelah mendapatkan banyak

dukungan dari lingkungan sekitarnya, individu akan merasa bersyukur atas segala

pencapaian dalam hidupnya, yakni dengan menekankan pada kematangan jiwa

dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta atas semua karunia yang telah diterima

selama hidupnya.

Merasa bersyukur mengarahkan fikiran kita pada hubungan dengan Allah

dan menghindari dari perasaan tidak menyenangkan serta bentuk penderitaan

lainnya.Ketika kita terus mempraktikkan rasa syukur terhadap nikmat yang

dikaruniakan Allah SWT, otak kita mengingat bagaimana hubungan kita dengan-

Nya membuatnya lebih mudah bagi kita untuk menemukan jalan kembali kepada-

Nya.Banyak penelitian yang membuktikan bahwa rasa syukur berkaitan dengan

psychological well-beingyang baik dan dengan demikian membantu terbangunnya

hubungan sosial yang bermakna dan bertahan lama (Frederickson, 2004).

Page 58: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

35

F. Kerangka Berfikir

Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) adalah keadaan

bahagia, kepuasan hati yang menyenangkan yang timbul bila kebutuhan dan

harapan tertentu individu terpenuhi. Dalam mencapai psychological well-

beingpada fase lanjut usia ini, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan orang

lain untuk berinteraksi. Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari relasi terdekat

seperti keluarga, teman dekat, merupakan suatu proses psikologis untuk menjaga

perilaku sehat seseorang sehingga tercapainya psychological well-beingpada

individu menjelang masa pensiun. Kebahagiaan dan kesuksesan di masa tua

merupakan dambaan setiap individu menjelang masa lanjut usia. Hal tersebut

dapat dicapai dengan memenuhinya psychological well-beingpada individu.

Selain dukungan sosial dari relasi terdekat, psychological well-beingdapat

dicapai dengan penerimaan diri dari individu tersebut. Menerima segala

pencapaian yang telah ia terima selama masa kerja dan menerima keadaan apabila

harus memasuki masa pensiun. Dalam hal ini, rasa syukur sangatlah berpengaruh

pada kondisi psikologis seseorang. Bersyukur membuat seseorang akan memiliki

pandangan yang lebih positif dan memiliki perspektif secara lebih luas mengenai

kehidupan yaitu memaknai hidup bahwa hidup adalah suatu anugerah. Dengan

demikian maka kebahagiaan dan kesejahteraan individu akan tercapai.

Page 59: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

36

Gambar 1. Bagan Hubungan antara Dukungan Sosial dan Rasa Syukur dengan

Psychological Well-being pada PNS Menjelang Masa Pensiun

G. Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian mengandung arti jawaban sementara

terhadap pernyataan penelitian yang diajukan.Pernyataan hipotesis harus dalam

bentuk kalimat yang isinya terdapat paling sedikitnya dua variabel untuk diuji

serta harus diuji secara spesifik (Azwar, 2015). Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan dukungan sosial dan rasa syukur dengan psychological

well-beingpada pegawai negeri sipil menjelang masa pensiun

2. Ada hubungan dukungan sosial dengan psychological well-beingpada

pegawai negeri sipil yang menjelang masa pensiun

3. Ada hubungan rasa syukur dengan psychological well-beingpada

pegawai negeri sipil menjelang masa pensiun.

Dukungan Sosial

Psychological Well-being

PNS Menjelang Pensiun

Rasa Syukur

Page 60: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Maria Clara. (2012). Pensiun, Stres, dan Bahagia

http://allaboutstress.com Diakses pada tanggal 14 April 2019 pada pukul

13:42:31.

Al-Qur’an dan Terjemahan: Special for Woman. (2013). Departemen Agama RI.

Bandung: Syaamil Qur’an.

Atchley, Robbert. (1983). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Atkinson, Rita, dkk. (1983). Pengantar Psikologi (ed 8). Jakarta: Erlangga.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan Validitas Edisi IV. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Bart, Smet. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasama

Indonesia.

Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2004). The Psychology of Grattitude.

New York: Oxford University Press, Inc.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (ed. 5). Jakarta: Erlangga.

https://gajimu.com/tips-karir/kiat-pekerja/batas-usia-pensiun-pns (Diakses pada

tanggal 27 November 2019 pada pukul 20:12:05).

https://lampung.bps.go.id Diakses pada tanggal 28 Juni 2019 pada pukul

19:26:41.

Indriana. (2008). GERONTOLOGI: Memahami Kehidupan Usia Lanjut.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Kadarisman, M. (2011). Menghadapi Pensiun dan Kesejahteraan Psikologis

Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS. Volume 5,

No. 2. November 2011. Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Kim, J. E., & Moen, P. (2002). Retirement Transitions Gender and Psychological

Well-being: A Life-Course, Ecological Model. Journal of Geontology:

Psychology Sciences, 578, 212-222.

Kuntjoro, Z. (2002). Masalah Kesehatan Jiwa Lansia. http://www.e-

psikologi.co.id. Diakses pada tanggal 6 Juni 2019 pada pukul 14:54:31.

82 82

Page 61: SKRIPSI - UIN Raden Intanrepository.radenintan.ac.id/10674/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

83

Rohmah, N. H. (2013). Hubungan antara Kepuasan Hidup Remaja dengan

Bersyukur pada Siswa SMA IT Abu Bakar Boarding School Yogyakarta.

Emphaty Journal. Fakultas Psikologi, 2(1).

Rusdi, Ahmad. (2016). Syukur dalam Psikologi Islam dan Konstruksi Alat

Ukurnya. Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-

Empiris, 2 (2) halaman 37-54.

Rusyanti, Alfida. (2017). Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Psychological

Well-being Wanita Dewasa Madya. Fakultas Psikologi: Universitas

Muhammadiyah Malang.

Ryff, C. D & Keyes, C. L. M. (1995). The Structure of Psychological Well-being

Revisited. Journal of Personality and Social Psychology. Volume 09.

Ryff, C. D. (1989). Beyond Ponce de Leon and Life Satisfaction: New Direction

in Quest of Succesful Ageing. International Journal of Behavioral

Development. Volume 12. Nomor 1. Halaman 35-55.

Sarafino. (1994). Health Psychology Biopsychosocial Interaction. USA: John

Wiley & Sons.

Sarwono, Sarlito. (2002). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh

psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Sativa, A. R., & Helmi, A. F. (2013). Syukur dan Harga Diri dengan Kebahagiaan

Remaja. Jurnal Wacana Psikologi, 5(10).

Sugiyono. (2015). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sutarto, J. Tirto dan C, Ismul Cokro. (2008). Pensiun Bukan Akhir Segalanya.

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Taylor, Shelley E., Letitia Anne Peplau & David O. Sears. (2009). Psikologi

Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tugade M. M. & B. L. Frederickson. (2004). Resilient Individual Use Possitive

Emotions To Bounce Back From Negative Emotional Experience.

Journal of Personality and Social Psychology. Volume 24 No. 2

Halaman 320-333.

Winarsunu, T. (2015). Statistik dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan.

Malang: UMM Press.

Zimet, D. G., Dahlem, N. W., Zimet, S. G., & Farley, G. K. (1988). The

Multidimensional scale of perceived social support. Journal of

Personality Assessment, 52 (1), 30-41.