skripsi tri.pdf

Upload: dita-purnamasari

Post on 09-Oct-2015

243 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUHAN LOW BACKPAIN PADA KEGIATAN MENGEMUDI TIM EKSPEDISI PT ENSEVAL

    PUTERA MEGATRADING JAKARTA TAHUN 2010SKRIPSI

    OLEH:TRIMUNGGARA KANTANA

    (106101003360)

    PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA1432 H/2010 M

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salahsatu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkansesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarata.

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya ataumerupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksiyang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 24 November 2010

    Trimunggara Kantana

  • UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATSkripsi, Desember 2010Trimunggara Kantana, NIM: 106101003360Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain Pada KegiatanMengemudi Tim Ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading Jakarta Tahun2010xx + 110 halaman,12 tabel, 10 gambar, 2 bagan, lampiran

    ABSTRAKLow back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang

    disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Low back pain dapat disebabkanoleh berbagai penyakit musculoskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yangsalah. Tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading lebih banyak melakukanpekerjaan mengemudi, baik motor ataupun mobil, rata rata mereka mengemudi diatas 6 jam sehari. Menurut studi pendahuluan yang dilakukan di perusahaan tesebut ,pada 10 orang tim ekspedisi yang menggunakan motor dan 10 orang yangmenggunakan mobil didapati seluruhnya pernah mengalami keluhan low back pain.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhikeluhan low back pain pada kegiatan mengemudi tim ekspedisi PT Enseval PuteraMegatrading tahun 2010 yang terdiri dari faktor pekerjaan, usia, kebiasaan merokok,kebiasaan olahraga, tinggi badan, obesitas, masa kerja, dan durasi mengemudi.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yangdilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2010. Penelitian ini menggunakansampel jenuh yaitu sebanyak 41 pekerja. Uji statistik menggunakan chi square danuji non parametrik Mann Whitney untuk variabel masa kerja dan durasi mengemudiper hari untuk melihat adanya hubungan antara kedua variabel.

    Berdasarkan hasil penelitian, diketahui gambaran keluhan low back pain yangdirasakan pekerja adalah 28 pekerja (68,3 %) mengeluh low back pain dan 13 pekerjatidak mengeluh low back pain. Didapatkan faktor usia mempengaruhi terjadinyakeluhan low back pain dengan P value 0,017, yang artinya usia pekerja mempunyaihubungan yang bermakna dengan keluhan low back pain.

    Oleh karena itu, disarankan kepada perusahaan agar mengatur ulang ruteperjalanan yang dilalui oleh pekerja atau melakukan rotasi rute yang dilalui pekerja.Lalu melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk memberikan pelatihan tata caramengemudi yang baik, untuk melakukan pengecekan kesehatan, dan untukmelakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraan. Selain itu bagi para pekerjahendaknya mulai membiasakan diri untuk tidak merokok karena selain dapatmeyebabkan terjadinya keluhan low back pain, merokok juga dapat menyebabkanberbagai macam penyakit. Pekerja juga disarankan agar lebih menyesuaikan posisi

  • duduknya senyaman mungkin, terutama bagi pekerja yang memiliki tinggi badan 163 cm. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengikutsertakan variabel-variabel lain yang diduga berhubungan dengan keluhan low back pain yang tidakditeliti pada penelitian ini seperti variabel lingkungan dan melengkapi keterbatasanyang terdapat pada penelitian ini.Daftar Bacaan : 41 (1980 - 2010)

  • SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTAFACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCESTUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTHUndergraduated Thesis, December 2010Trimunggara Kantana, NIM: 106101003360The Factors Affecting The Low Back Pain Complaints On Expedition TeamDriving Activities PT Enseval Putera Megarading, Jakarta in 2010

    xx + 110 pages, 12 tables, 10 drawings, 2 charts, attachments

    ABSTRACT

    Low back pain is one of musculoskeletal disorders caused by poor bodyactivity. Low back pain can be caused by a variety of musculoskeletal diseases,psychological disorders and wrong mobilization. The expedition team of PT EnsevalPutera Megatrading more driving job, either motorcycle or car average they droveover 6 hours a day. According to preliminary studies conducted at the company, theexpedition team of 10 people who use motorcycles and 10 people using the car foundall had experienced low back pain complaints.

    This research aims to identify factors that influence low back pain complaintsin the driving activities of the expedition team which consists of job factors, age,smoking habits, exercise habits, height, obesity, period of employment, and durationof driving. This research is a quantitative research with cross sectional designconducted in August through December 2010. This research used a sample that issaturated as much as 41 workers. Statistical test using the chi square test and nonparametric Mann Whitney test for variable period of employment and duration ofdriving to see a relationship between two variables.

    The result of research is 28 workers (68.3%) complained of low back pain and13 workers did not complain of low back pain. The age factor influencing theoccurrence of low back pain complaints with P value 0.017, which means ageworkers have a significant correlation with low back pain complaints.

    Therefore, it is suggested to the company to reset the route through which theworkers or do the rotation route. Then do the agreements with third parties to providegood driving training, to perform health checks, and to check the condition of thevehicle. In addition, workers should begin to familiarize themselves not to smokebecause in addition to causing the occurrence of low back pain complaints, smokingcan also cause various diseases. Workers are also advised to adjust the position of hisseat as comfortable as possible, especially for workers who have height 163 cm.

  • For further research is expected to include other variables that allegedly associatedwith low back pain complaints are not investigated in this study, such as environmentvariables and complement the limitations contained in this research.Reading List : 41 (1980 - 2010)

  • PERNYATAAN PERSETUJUAN

    Skripsi dengan Judul

    FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUHAN LOW BACKPAIN PADA KEGIATAN MENGEMUDI TIM EKSPEDISI PT ENSEVAL

    PUTERA MEGATRADING JAKARTA TAHUN 2010

    Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji SkripsiProgram Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Jakarta, 7 Februari 2011

    Mengetahui

    Dr. H Arif Sumantri, SKM, MKes Iting Shofwati, ST, MKKKPembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II .

  • PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSIPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Jakarta, 16 Desember 2010

    Penguji I

    Dr. H Arif Sumantri, SKM, MKes

    Penguji II

    Iting Shofwati, ST, MKKK

    Penguji III

    Selamat Riyadi, MKKK

  • RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Di dalam daftar riwayat hidup ini menerangkan bahwa :Nama : Trimunggara KantanaNIM : 106101003360Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 16 Oktober 1988Umur : 22 TahunAgama : IslamStatus Pernikahan : LajangStatus Kewarganegaraan : WNIAlamat : Permata Hijau Permai F1 no 1, Kaliabang

    Tengah, Bekasi Utara, BekasiNo.Telp : 08567353149Email/blog : [email protected]

    Menerangkan dengan sesungguhnya :

    PENDIDIKAN FORMAL

    No Lembaga Jurusan Tahun

    1UIN Syarif Hidayatullah JakartaFakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan

    K3 (Keselamatandan KesehatanKerja) KesehatanMasyarakat

    2006 - Sekarang

    2 SMA Negeri 4 Bekasi IPA Lulus tahun 20063 SLTP Negeri 1 Bekasi - Lulus tahun 20034 SD Mutiara 17 Agustus - Lulus tahun 2000

  • PENDIDIKAN NON FORMALNo Lembaga Tahun1 Training Sistem Manajemen K3 OSHA 18001 ; 2007 20082 Training Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001;2004 2008

    PENGALAMAN ORGANISASI

    No Lembaga Tahun

    01 Ketua Panitia Seminar Profesi K3 UIN How To BeHealthy And Fashionable With Your Notebook 2009

    02 Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Kelapa DuaKabupaten Tangerang 2009

    02 Pramuka SMAN 4 Bekasi 2003-200603 Study Club SLTPN 1 Bekasi 2003

  • Lembar Persembahan

    Tidak ada kebaikan ibadahyang tidak ada ilmunya dantidak ada kebaikan ilmu yangtidak difahami dan tidak adakebaikan bacaan kalau tidakada perhatian untuknya

    --Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah--

    Skripsi iniKu persembahkan untuk keduaorang tuaku, keluargaku, dansemua orang yang kusayangi

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT. Tuhan Yang MahaMencintai, dengan pancaran cinta yang abadi. Yang selalu melimpahkan nikmat dankarunia kepada hamba-Nya dengan adil dan sempurna. Shalawat dan salam semogaselalu tercurah kepada baginda Rasulullah Saw, beserta keluarga dan parasahabatnya. Untaian rasa syukur penulis panjatkan karena dengan izin-Nya penulisdapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Faktor Faktor YangMempengaruhi Keluhan Low Back Pain Pada Kegiatan Mengemudi TimEkspedisi PT Enseval Putera Megatrading Jakarta Tahun 2010 tepat padawaktunya.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagaipihak, sehingga penyusunan skripsi dapat terlaksana sesuai dengan yang telahdirencanakan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan rasaterima kasih yang setulusnya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And. selaku dekan FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.

    2. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku ketua program studi KesehatanMasyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Dr H Arif Sumantri, SKM, MKes selaku pembimbing skripsi dan dosenpenguji dalam ujian skripsi, yang selalu sabar membimbing saya, memberikanwaktu, arahan, dan pengembangan pemikiran kepada saya selama pelaksanaanskripsi.

  • 4. Ibu Iting Shofwati, ST, MKKK selaku pembimbing skripsi dan dosen pengujidalam ujian skripsi, terima kasih atas bimbingan ibu, saran-saran, arahan,motivasi, dan doa yang selalu ada selama penyusunan skripsi.

    5. Bapak Selamat Riyadi, MKKK selaku dosen penguji dalam ujian skripsi, terimakasih atas kesediaannya untuk menjadi penguji dalam ujian skripsi, dan saran-saran yang sangat berarti bagi perbaikan penulisan kedepannya.

    6. Seluruh dosen dan staf PSKM Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    7. Bapak Irman, Bapak H Muhadi, yang telah banyak membantu, mengmberikanizin, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian di PT. Enseval PuteraMegatrading. Para pekerja di tim ekspedisi atas kesediaannya mengisi kuesionerpenelitian.

    Selain itu dengan segala kerendahan hati penulis juga bermaksud mengucapkanSpecial Thanks To :

    1. Kedua orang tua tercinta, sebagai penyemangat dalam hidupku yang tiadahentinya memberikan motivasi, doa, dukungan, dan kasih sayang yang tak dapatterlukiskan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. SemogaAllah SWT senantiasa melindungi kedua orang tuaku, dan memberikan yangterbaik dalam setiap langkah yang dijalani.

    2. Sahabat dan teman seperjuangan 3G Public Health 06 especially untuk anak anak kosan yang telah bersama sama berjuang selama kurang lebih empat tahun.Banyak suka duka yang kita lewati bersama, thank you for everything, semua iniadalah awal dari kehidupan yang sebenarnya, semoga semua yang kita cita citakan akan terwujud dikemudian hari.

    3. Emi, thanks for already present in my life, you are very meaningful to me, sothank you for everything, hope we will be better in the future.

    4. Teman-teman serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satuserta segenap pihak yang telah berperan membantu pelaksanaan penelitian skripsidan dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

  • Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyakkekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembacademi perbaikan penulisan kedepannya.

    Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharapsemoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Denganmemanjatkan doa kepada Allah SWT, saya berharap semua kebaikan yang telahdiberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amien.

    Jakarta, 16 Maret 2011

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................... iABSTRAK ................................................................................................................... iiLEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................... viLEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... viiDAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ viiiLEMBAR PERSEMBAHAN..................................................................................... xKATA PENGANTAR................................................................................................ xiDAFTAR ISI............................................................................................................. xivDAFTAR TABEL ................................................................................................... xviiDAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xviiiDAFTAR BAGAN ................................................................................................... xixDAFTAR ISTILAH .................................................................................................. xx

    BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 71.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 81.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 9

    1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 91.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 9

    1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................... 111.5.1 Perusahaan.............................................................................................. 111.5.2 Institusi Pendidikan ................................................................................ 111.5.3 Peneliti ................................................................................................... 11

    1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................... 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Low back pain .................................................................................................. 13

    2.1.1 Definisi Low back pain ......................................................................... 132.1.2 Insiden ................................................................................................... 152.1.3 Etiologi .................................................................................................. 162.1.4 Penatalaksanaan dan Pencegahan low back pain ................................... 17

    2.2 Anatomi Tubuh Manusia ................................................................................. 242.2.1 Sistem Muskuloskeletal ....................................................................... 252.2.2 Anatomi Tulang Belakang .................................................................... 26

    2.3 Faktor Resiko Low back pain ........................................................................... 28

  • 2.3.1 Faktor Pekerjaan..................................................................................... 282.3.2 Faktor Individu....................................................................................... 312.3.3 Faktor Lingkungan ................................................................................. 40

    2.4 Metode Penilaian Resiko Ergonomi ................................................................ 412.4.1 Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) .................. 412.4.2 Quick Exposure Checklist ...................................................................... 422.4.3 Ovako Working Posture Analysing System ............................................ 442.4.4 Rapid Entire Body Assessment ............................................................... 452.4.5 Rapid Upper Limb Assessment............................................................... 46

    2.6 Kerangka Teori ................................................................................................ 58

    BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 603.2 Definisi Operasional......................................................................................... 623.3 Hipotesis .......................................................................................................... 65

    BAB IV METODELOGI PENELITIAN4.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 664.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 664.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 664.4 Instrumen Penelitian dan Sumber Data ........................................................... 674.5 Pengolahan Data .............................................................................................. 694.6 Analisis Data .................................................................................................. 72

    4.6.1 Analisis Univariat .................................................................................. 724.6.2 Analisis Biivariat ................................................................................... 73

    BAB V HASIL5.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 74

    5.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 745.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 76

    5.2 Analisis Univariat............................................................................................. 765.2.1 Gambaran Keluhan Low Back Pain Pekerja .......................................... 765.2.2 Gambaran Faktor Resiko Pekerjaan....................................................... 775.2.3 Gambaran Faktor Resiko Individu ......................................................... 83

    5.3 Analisis Bivariat ............................................................................................... 855.3.1 Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Keluhan Low Back Pain .............. 855.3.2 Hubungan Faktor Individu dengan Keluhan Low Back Pain ................ 86

    BAB VI PEMBAHASAN6.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 90

  • 6.2 Keluhan Low Back Pain................................................................................... 916.3 Hubungan Antara Faktor Pekerjan dengan Keluhan Low Back Pain .............. 946.4 Hubungan Antara Faktor Individu dengan Keluhan Low Back Pain............... 97

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan .................................................................................................... 1077.2 Saran............................................................................................................... 108

    DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Skor Grup A RULA.................................................................................. 52Tabel 2.2 Grand Total Score Table .......................................................................... 53Tabel 2.3 Skor Grup B RULA .................................................................................. 56Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................. 62Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Low Back Pain di PT

    Enseval Jakarta Tahun 2010 ..................................................................... 76Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Resiko Faktor Pekerjaan di

    PT Enseval Jakarta Tahun 2010................................................................ 77Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Resiko Faktor Individu di

    PT Enseval Jakarta Tahun 2010................................................................ 83Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja dan Durasi Mengemudi

    per Hari di PT Enseval Jakarta Tahun 2010 ........................................... 84Tabel 5.5 Distribusi Responden Menurut Faktor Pekerjaan dengan Keluhan Low

    Back Pain di PT Enseval Jakarta Tahun 2010 .......................................... 85Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Faktor Individu dengan Keluhan Low

    Back Pain di PT Enseval Jakarta Tahun 2010 .......................................... 86Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Masa Kerja Berdasarkan Keluhan Low

    Back Pain di PT Enseval Jakarta Tahun 2010 .......................................... 88Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Durasi Mengemudi per Hari

    Berdasarkan Keluhan Low Back Pain di PT Enseval Jakarta Tahun2010........................................................................................................... 89

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Struktur Tulang Belakang ..................................................................... 26Gambar 2.2 Postur Bagian Lengan Atas ................................................................... 49Gambar 2.3 Postur Bagian Lengan Bawah ............................................................... 50Gambar 2.4 Postur Pergelangan Tangan................................................................... 51Gambar 2.5 Postur Putaran Pergelangan Tangan ..................................................... 51Gambar 2.6 Postur Leher .......................................................................................... 54Gambar 2.7 Postur Punggung ................................................................................... 55Gambar 2.8 Postur Kaki............................................................................................ 55Gambar 5.1 Posisi Mengemudi Pada Mobil ............................................................. 78Gambar 5.2 Posisi Mengemudi Pada Motor ............................................................. 80

  • DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Kerangka Teori ........................................................................................ 59Bagan 3.1 Kerangka Konsep..................................................................................... 61

  • DAFTAR ISTILAH

    Berikut ini adalah istilah istilah yang digunakan dalam laporan ini :1. Low back pain

    Gangguan muskuloskeletal yang pada daerah punggung bawah yang disebabkanoleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik.

    2. Tim ekspedisiPekerja yang bertugas mengantarkan pesanan produk ke konsumen.

    3. ErgonomiIlmu yang mempelajari tentang keserasian antara pekerja, pekerjaan danlingkungan

    4. TendonUrat keras yang menghubungkan otot dengan sendi atau yang menghubungkanotot dengan tulang

    5. LigamenJaringan ikat yang kuat yang mengikat tulang pada persendian

    6. FasciaJaringan ikat yang mengelilingi otot, kelompok otot, pembuluh darah dan saraf

    7. KartilagoTulang yang sifatnya bingkas, merupakan sebagian dari kerangka dan menutupiujung tulang yang panjang untuk melancarkan persendian atau tulang rawan

  • BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangNyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) merupakan keluhan yang

    sering kita dengar dari orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan dialamioleh orang usia muda (Paliyama, 2003). Low back pain atau nyeri punggung bawahmerupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitastubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Low back pain dapatdisebabkan oleh berbagai penyakit musculoskeletal, gangguan psikologis danmobilisasi yang salah.

    Menurut Rakel (2002), low back pain adalah nyeri punggung bawah yangberasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut.Dengan demikian low back pain adalah gangguan muskuloskeletal yang pada daerahpunggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yangkurang baik.

    Sekitar tiga kwartal dari kasus kasus sakit akibat kerja berdasarkan TheLabour Force Survey (LFS) U.K adalah musculoskeletal disorders misalnya (anggotatubuh bagian atas atau permasalahan punggung), stress, depresi atau gelisah.Prevalensi kasus musculoskeletal disorders sebesar 1.144.000 dengan menyerangpunggung sebesar 493.000 kasus, anggota tubuh bagian atas atau leher 426.000kasus, dan anggota tubuh bagian bawah 224.000 kasus (HSC, 2006/2007)

  • Masalah nyeri punggung bawah yang timbul akibat duduk lama menjadifenomena yang sering terjadi saat ini. 60 % orang dewasa mengalami nyeri punggungbawah karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yangaktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Duduk lama dengan posisi yangsalah dapat menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusakjaringan lunak sekitarnya. Bila keadaan ini berlanjut, akan menyebabkan penekananpada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus(Chang, 2006 dalam Zamna, 2007).

    Menurut data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja Amerika (2001), padaperiode tahun 1996 1998 terdapat 4.390.000 kasus penyakit akibat kerja yangdilaporkan, 64 % diantaranya adalah gangguan yang berhubungan dengan faktorresiko ergonomi. OSHA (2000) menyatakan sekitar 34 % dari total hari kerja yanghilang karena cedera dan sakit yang diakibatkan oleh Musculoskeletal Disorders(MSDs) sehingga memerlukan biaya kompensasi sebesar 15 sampai 20 miliar dolarUS.

    Menurut journal medicine di Inggris, 180 juta waktu kerja terbuang akibatsakit pinggang, yang disebabkan karena duduk di kursi dengan standar kelayakanyang tidak cukup baik. Aryawan dan Darmadi (2000) mengatakan bahwa LBPmerupakan keluhan kesehatan nomor dua pada manusia setelah influenza.

    Keluhan dan gangguan kesehatan terkait muskuloskeletal yang umumnyadijumpai akibat mengemudi antara lain adalah nyeri pada leher, punggung, dan bahu;kejang; tekanan dan sirkulasi darah yang buruk di daerah kaki dan bokong; segera

  • setelah mengemudi resiko cedera punggung bawah akibat mengangkat meningkat danterjadi degenerasi pada diskus spinal dan herniasi diskus. (Ergonomic Today, 2002).

    Hasil studi Depkes tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005menunjukkan bahwa sekitar 40,5 % penyakit yang diderita pekerja berhubungandengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja, menurut studi yangdilakukan tehadap 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupapenyakit musculoskeletal (16%), kardiovaskuler (8 %), gangguan syaraf (6 %),gangguan pernapasan (3 %), dan gangguan THT (1,5 %).

    Porter dan Gyi (2002) telah melakukan penelitian pada pengemudi mobiltentang prevalensi MSDs. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwamengemudi mobil berhubungan dengan angka absensi kesakitan akibat keluhan LBPdan mereka yang mengemudi sebagai bagian dari pekerjaannya lebih beresikomengalami gangguan punggung bawah dibandingkan dengan mereka yang bekerjaduduk (bukan mengemudi) dan berdiri (Occupational Journal, 2002). Pada penelitianyang dilakukan oleh Magnusson et al. (1996) ditemukan 81 % pengemudi bus diAmerika dan 49 % di Swedia mengalami LBP.

    Penelitian kontemporer yang dikemukakan oleh Hu-tech (2005) menjelaskanbahwa setidaknya setengah dari para pengemudi kendaraan jarak jauh menderita sakitpada tubuh bagian belakang. Penelitian ini juga menyatakan orang yang mengendaraimobil selama lebih dari 4 jam sehari, 6 kali lebih beresiko absen dari pekerjaannyakarena sakit punggung daripada orang yang mengemudi kurang dari 2 jam.

  • Fenomena diatas sekarang juga terjadi pada pengendara sepeda motor,terutama para sales perusahaan-perusahaan yang memasok barang-barang ke toko-toko, pekerjaan yang dijalani setiap hari diatas kendaraan memungkinkan terjadinyalow back pain. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti pada PT. Sampoerna3 Telekomunikasi Indonesia (Ceria) di Solo, dilihat dari jam kerja yang dimulai daripukul 09.00 17.00 wib, para sales bisa berkendara sampai 6 jam setiap harinyadengan diselingi istirahat. Kegiatan diatas kendaraan yang dilakukan para sales dalamsetiap hari hampir lebih dari 80% dari waktu berkerja para sales tersebut.

    Sukarto (2007) mengatakan, Saat manusia duduk, beban maksimal lebihberat 6-7 kali dari berdiri. Tulang atlas yang menyangga tengkorak mengalami bebanterberat. Jika riding position-nya salah, bagian tulang belakang yakni vertebra lumbal2-3 (mendekati tulang pinggul) akan terserang nyeri punggung bawah. Jika salahterus, berulang-ulang apalagi ditambah getaran kontinu, akan timbul radang (artrosislumbalis) lalu pengapuran tulang belakang dan terjepitnya syaraf tulang belakang.Jika sudah parah bisa terjadi fraktur atau patah. Putra (2007) mengatakan bahwapabrikan harus merancang posisi pengendara dan penumpang yang baik aman dannyaman karena hal ini juga mempengaruhi ergonomi motor. Kaitannya terhadap sipengendara yang didalamnya mempelajari antropometri (human dimension), Bio-Mechanic (ilmu tentang gerak tubuh), fisiologi (faal, psikologi dan penginderaan).Berkendara pun harus memperhatikan ketahanan tubuh, jangan berkendara lebih dari2,5 jam karena inilah waktu maksimal yang masih bisa dijalani tubuh. Namunvariabel waktu ini dapat berkurang bila pengendara tidak memiliki daya tahan tubuhyang baik akan posisi berkendara yang salah.

  • Keluhan nyeri punggung bawah akan mulai dirasakan setelah 6 bulan, apabilapengendara sepeda motor secara rutin berkendara setiap hari minimal 2,5 jam(Sukarto, 2007). Menurut Samara (2004) , setelah duduk selama 15-20 menit, otot-otot punggung biasanya mulai letih, mulai dirasakan nyeri punggung bawah.

    Apabila kejadian duduk dalam waktu lama saat berkendara tersebut terusterjadi, sangat berpotensi sekali terjadinya keluhan nyeri punggung bawah padapengendara sepeda motor, khususnya para sales perusahaan yang menghabiskanpaling tidak 80% waktu berkerja mereka diatas motor. Apabila terjadi nyeripunggung bawah pada para sales tersebut, secara tidak langsung akan menurunkantingkat produktifitas. Dan bagi perusahaan tempat mereka berkerja, akan mengalamikerugian. Oleh karena itu peneliti berpendapat sangat perlu untuk diketahui, apakahada hubungan antara lama berkendara dengan timbulnya keluhan nyeri punggungbawah. Dimana bila kondisi ini memiliki hubungan, diharapkan timbulnya keluhannyeri punggung bawah dapat diminimalisir atau dicegah sehingga gangguan-gangguan yang disebabkan oleh nyeri punggung bawah, seperti penurunan tingkatproduktifitas dapat dicegah.

    MSDs terjadi akibat dari faktor pekerjaan, pekerja, psikososial, danlingkungan kerja (Pheasant, 1991; Bridger, 1995; DiNardi, 1997; Cohen, et al, 1997;Riihimaki, 1998). Faktor pekerjaan adalah faktor yang berasal dari pekerjaan itusendiri, termasuk gerakan repetitif, beban, postur statis, dan penggunaan tenaga(Cohen et al, 1997). Faktor pekerja berupa umur, lama kerja, sedangkan faktorlingkungan kerja yaitu vibrasi, suhu (Bridger, 1995). Semakin banyak faktor resiko

  • yang memapar seseorang maka semakin tinggi seseorang beresiko untuk menderitaMSDs.

    PT. Enseval didirikan pada Oktober 1973, sebagai akibat dari pemisahanfungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT. Kalbe Farma bersama anakperusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadidistributor umum, tidak saja menjadi distributor produk produk farmasi saja tapi jugamencakup produk keperluan konsumen, alat-alat kedokteran bahkan agen dandistributor bahan-bahan dasar kimia untuk industri farmasi, kosmetik dan industrimakanan. Sejalan dengan perkembangan ekonomi Indonesia, PT. Enseval jugamelakukan diversifikasi ke berbagai usaha diluar bidang perdagangan dan distribusi.

    Tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading lebih banyak melakukanpekerjaan mengemudi, baik motor ataupun mobil, rata rata mereka mengemudi diatas 6 jam sehari. Menurut studi pendahuluan yang dilakukan di perusahaan tesebut ,pada 10 orang (62,5 %) dari tim ekspedisi yang menggunakan motor dan 10 orang(40 %) dari tim ekspedisi yang menggunakan mobil didapati seluruhnya pernahmengalami keluhan low back pain. Gejala yang dirasakan pekerja antara lain nyeri,pegal, dan bahkan kram di sekitar punggung bawah..

    Diperkirakan kejadian low back pain pada pekerja dapat mempengaruhiproduktivitas dan efisiensi kerja, meningkatkan resiko kecelakaan kerja, penyakitakibat kerja, serta target yang telah ditetapkan perusahaan akan terganggu. Dengandemikian perlu adanya penelitian untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungandengan keluhan low back pain pada pekerja sehingga upaya preventif yaitu mencegahterjadinya low back pain pada pekerja akan lebih mudah dilakukan.

  • 1.2 Rumusan MasalahSukarto (2007) mengatakan, Saat manusia duduk, beban maksimal lebih

    berat 6-7 kali dari berdiri. Tulang atlas yang menyangga tengkorak mengalami bebanterberat. Jika riding position-nya salah, bagian tulang belakang yakni vertebra lumbal2-3 (mendekati tulang pinggul) akan terserang nyeri punggung bawah.

    Penelitian kontemporer yang dikemukakan oleh Hu-tech (2005) menjelaskanbahwa setidaknya setengah dari para pengemudi kendaraan jarak jauh menderita sakitpada tubuh bagian belakang. Penelitian ini juga menyatakan orang yang mengendaraikendaraan selama lebih dari 4 jam sehari, 6 kali lebih beresiko absen daripekerjaannya karena sakit punggung daripada orang yang mengemudi kurang dari 2jam.

    Tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading lebih banyak melakukanpekerjaan mengemudi, baik motor ataupun mobil, rata rata mereka mengemudi diatas 6 jam sehari. Menurut studi pendahuluan yang dilakukan di perusahaan tesebut ,pada 10 orang (62,5 %) dari tim ekspedisi yang menggunakan motor dan 10 orang(40 %) dari tim ekspedisi yang menggunakan mobil didapati seluruhnya pernahmengalami keluhan low back pain. Kebanyakan dari mereka merasakan nyeri ataupegal pegal di daerah sekitar punggung bawah.

    Dengan demikian perlu adanya penelitian untuk mengetahui faktor faktoryang berhubungan dengan keluhan low back pain pada pekerja sehingga upayapreventif yaitu mencegah terjadinya low back pain pada pekerja akan lebih mudahdilakukan.

  • 1.3 Pertanyaan Penelitian1. Bagaimana gambaran keluhan low back pain yang dirasakan tim ekspedisi PT

    Enseval Putera Megatrading tahun 2010 ?2. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan pada tim ekspedisi PT Enseval Putera

    Megatrading tahun 2010 ?3. Bagaimana gambaran faktor usia, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga,

    tinggi badan, obesitas, masa kerja, dan durasi mengemudi pada tim ekspedisiPT Enseval Putera Megatrading tahun 2010 ?

    4. Apakah ada hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan low back painyang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010 ?

    5. Apakah ada hubungan antara faktor usia dengan keluhan low back pain yangdirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010 ?

    6. Apakah ada hubungan antara faktor kebiasaan merokok dengan keluhan lowback pain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatradingtahun 2010 ?

    7. Apakah ada hubungan antara faktor kebiasaan olahraga dengan keluhan lowback pain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatradingtahun 2010 ?

    8. Apakah ada hubungan antara faktor tinggi badan dengan keluhan low backpain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun2010 ?

  • 9. Apakah ada hubungan antara faktor obesitas dengan keluhan low back painyang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010 ?

    10. Apakah ada hubungan antara faktor masa kerja dengan keluhan low back painyang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010 ?

    11. Apakah ada hubungan antara faktor durasi mengemudi dengan keluhan lowback pain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatradingtahun 2010 ?

    1.4 Tujuan Penelitian1.4.1 Tujuan Umum

    Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi keluhan low back pain padakegiatan mengemudi tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010.

    1.4.2 Tujuan Khusus1. Diketahuinya gambaran keluhan low back pain yang dirasakan tim

    ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010.2. Diketahuinya gambaran faktor pekerjaan pada tim ekspedisi PT Enseval

    Putera Megatrading tahun 20103. Diketahuinya gambaran faktor usia, kebiasaan merokok, kebiasaan

    olahraga, tinggi badan, obesitas, masa kerja, dan durasi mengemudi padatim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010.

    4. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan low backpain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun2010.

  • 5. Diketahuinya hubungan antara faktor usia dengan keluhan low back painyang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun 2010

    6. Diketahuinya hubungan antara faktor kebiasaan merokok dengan keluhanlow back pain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval PuteraMegatrading tahun 2010

    7. Diketahuinya hubungan antara faktor kebiasaan olahraga dengan keluhanlow back pain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval PuteraMegatrading tahun 2010

    8. Diketahuinya hubungan antara faktor tinggi badan dengan keluhan lowback pain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatradingtahun 2010

    9. Diketahuinya hubungan antara faktor obesitas dengan keluhan low backpain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun2010

    10. Diketahuinya hubungan antara faktor masa kerja dengan keluhan low backpain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading tahun2010

    11. Diketahuinya hubungan antara faktor durasi mengemudi dengan keluhanlow back pain yang dirasakan tim ekspedisi PT Enseval PuteraMegatrading tahun 2010

  • 1.5 Manfaat Penelitian1.5.1 Manfaat Bagi Perusahaan

    a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagiperusahaan mengenai keluhan low back pain yang dirasakanpengemudi sehingga kesehatan dan keselamatan kerja pengemudidapat menjadi lebih baik.

    b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan sertapemahaman pengemudi mengenai low back pain yang disebabkan olehkondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman. Sehingga pekerja secaramandiri dapat melakukan upaya-upaya perlindungan terhadapkesehatan kerja dan terhindar dari penyakit akibat kerja.

    c. Dapat memberikan solusi alternatif mengenai tindakan pencegahanterhadap risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja gunameningkatkan kesehatan dan kinerja pekerja.

    1.5.2 Manfaat Bagi Institusi PendidikanMenambah referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko low

    back pain pada pekerja dalam bidang keilmuan K3 dan mahasiswa peminatanKesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

    1.5.3 Manfaat Bagi PenelitiMelatih pola piker sistematis dalam menghadapi masalah masalah

    khususnya dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta dapat mengetahuidan menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan low back pain.

  • 1.6 Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini dilakukan di PT Enseval Putera Megatrading Pulogadung,

    Jakarta tahun 2010. Penelitian ini meneliti tentang faktor faktor yangmempengaruhi keluhan low back pain pada pekerja, karena pekerja lebih banyakmelakukan pekerjaan mengemudi, baik motor ataupun mobil, rata rata merekamengemudi di atas 6 jam sehari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustussampai Desember 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif denganmenggunakan desain studi cross sectional yang terdiri dari beberapa variabel yaitufaktor pekerjaan dan iindividu (usia, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, tinggibadan, obesitas, durasi mengemudi).

    Populasi dan sampel pada penelitian ini yaitu seluruh tim ekspedisi yangberjumlah 41 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner,observasi, serta melakukan penilaian skor terhadap faktor pekerjaan denganmenggunakan metode pengukuran ergonomi yaitu metode RULA.

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Low Back PainLBP (low back pain/nyeri punggung bawah) adalah suatu gejala dan bukan

    suatu diagnosis, dimana pada beberapa kasus gejalanya sesuai dengan diagnosispatologisnya dengan ketepatan yang tinggi, namun di sebagian besar kasus, diagnosistidak pasti dan berlangsung lama. Dengan demikian maka LBP yang timbulnyasementara dan hilang timbul adalah sesuatu yang dianggap biasa. Namun bila LBPterjadi mendadak dan berat maka akan membutuhkan pengobatan, walaupun padasebagian besar kasus akan sembuh dengan sendirinya. LBP yang rekurenmembutuhkan lebih banyak perhatian, karena harus merubah pula cara hiduppenderita dan bahkan juga perubahan pekerjaan.2.1.1 Definisi Low Back Pain

    Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapatmerupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasadiantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal ataulumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.LBP yang lebih dari 6 bulan disebut kronik. (Sadeli & Tjahjono, 2001)

    Nyeri punggang bawah dapat dibagi dalam 6 jenis nyeri, yaitu:1. Nyeri punggang lokal

    Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah denganradiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di

  • bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi danligamen.

    2. Iritasi pada radiksRasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan padadermatom yang bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadangdapat disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapatdisebabkan oleh proses desak ruang pada foramen vertebra atau di dalamkanalis vertebralis.

    3. Nyeri rujukan somatisIritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih dalam padadermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian dalam dapatdirasakan di bagian lebih superfisial.

    4. Nyeri rujukan viserosomatisAdanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau dalamruangan panggul dapat dirasakan di daerah pinggang.

    5. Nyeri karena iskemiaRasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yangdapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Dapatdisebabkan oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri iliakakomunis.

    6. Nyeri psikogenRasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dandermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan. (Rumawas, 1996)

  • Nyeri punggung bawah berdasarkan sumber :1. Nyeri punggung bawah Spondilogenik

    Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebrata, sndi, dan jaringanlunaknya. Antara lain spondilosis, osteoma, osteoporosis, dan nyeri punggungmiofasial

    2. Nyeri punggung bawah ViserogenikNyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya kelainanginjal, kelainan ginekologik, dan tumor retroperitoneal

    3. Nyeri punggung bawah VaskulogenikNyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah, misalnya anerisma,dan gangguan peredaran darah.

    4. Nyeri punggung bawah PsikogenikNyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis, ansietas, dandepresi. Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidakmenimbulkan gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri inisuperficial tetapi dapat juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atautidak nyata, radikuler maupun non radikuler, berat atau ringan. Lama keluhantidak mempunyai pola yang jelas, dapat dirasakan sebentar ataupun bertahun tahun. (PERDOSSI)

    2.1.2 InsidenLBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara

    industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode iniselama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point

  • prevalencerata-rata 30%. Di AS nyeri ini merupakan penyebab yang urutan palingsering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia
  • dekade ke empat menjadi kira-kira 65%. Nutrisi dari anulus fibrosis bagiandalam tergantung dari difusi air dan molekul-molekul kecil yang melintasitepian vertebra. Hanya bagian luar dari anulus yang menerima suplai darahdari ruang epidural. Pada trauma yang berulang menyebabkan robekan serat-serat anulus baik secara melingkar maupun radial. Beberapa robekan anulardapat menyebabkan pemisahan lempengan, yang menyebabkan berkurangnyanutrisi dan hidrasi nukleus. Perpaduan robekan secara melingkar dan radialmenyebabkan massa nukleus berpindah keluar dari anulus lingkaran ke ruangepidural dan menyebabkan iritasi ataupun kompresi akar saraf.(Wheeler,2004)

    2. Non-diskogenikBiasanya penyebab LBP yang non-diskogenik adalah iritasi pada serabut

    sensorik saraf perifer, yang membentuk n. iskiadikus dan bisa disebabkan olehneoplasma, infeksi, proses toksik atau imunologis, yang mengiritasi n.iskiadikus dalam perjalanannya dari pleksus lumbosakralis, daerah pelvik,sendi sakro-iliaka, sendi pelvis sampai sepanjang jalannya n. iskiadikus(neuritis n. iskiadikus).(Sidharta, 1980)

    2.1.4 Penatalaksanaan dan Pencegahan Low Back PainBiasanya low back pain hilang secara spontan. Kekambuhan sering terjadi

    karena aktivitas yang disertai pembebanan tertentu. Penderita yang sering mengalamikekambuhan harus diteliti untuk menyingkirkan kelainan neurologik yang mungkintidak jelas sumbernya. Berbagai telaah yang dilakukan untuk melihat perjalananpenyakit menunjukkan bahwa proporsi pasien yang masih menderita low back pain

  • selama 12 bulan adalah sebesar 62% (kisaran 42 % - 75 %), agak bertentangandengan pendapat umum bahwa 90% gejala low back pain akan hilang dalam 1 bulan.(Manek, 2005)

    Penanganan terbaik terhadap penderita LBP adalah dengan menghilangkanpenyebabnya (kausal) walaupun tentu saja pasien pasti lebih memilih untukmenghilangkan rasa sakitnya terlebih dahulu (simptomatis). Jadi perlu digunakankombinasi antara pengobatan kausal dan simptomatis.

    Secara kausal, penyebab nyeri akan diatasi sesuai kasus penyebabnya.Misalnya untuk penderita yang kekurangan vitamin saraf akan diberikan vitamintambahan. Para perokok dan pecandu alkohol yang menderita LBP akan disarankanuntuk mengurangi konsumsinya.

    Pengobatan simptomatik dilakukan dengan menggunakan obat untukmenghilangkan gejala-gejala seperti nyeri, pegal, atau kesemutan. Pada kasus LBPkarena tegang otot dapat dipergunakan Tizanidine yang berfungsi untukmengendorkan kontraksi otot (muscle relaxan). Untuk pengobatan simptomatislainnya kadang-kadang memerlukan campuran antara obat-obat analgesik, antiinflamasi, NSAID, obat penenang, dan lain-lain. (Deyo, 2001)

    Apabila dengan pengobatan biasa tidak berhasil, mungkin diperlukan tindakanfisioterapi dengan alat-alat khusus maupun dengan traksi (penarikan tulangbelakang). Tindakan operasi mungkin diperlukan apabila pengobatan denganfisioterapi ini tidak berhasil misalnya pada kasus HNP atau pada pengapuran yangberat. (Murtagh, 2003)

  • Jadi, penatalaksanaan LBP ini memang cukup kompleks. Di samping berobatpada spesialis penyakit saraf (neurolog), mungkin juga diperlukan berobat kespesialis penyakit dalam (internist), bedah saraf, bedah orthopedic bahkan mungkinperlu konsultasi pada psikiater atau psikolog. Dalam beberapa kasus, masih banyakkasus dokter menyarankan istirahat total untuk penyembuhan kasus low back pain,padahal penelitian baru menyatakan bahwa aktivitas yang kurang tidak akanmengurangi gejala low back pain. (Zanni, 2003)

    Beragamnya penyebab LBP menuntut penatalaksanaan yang bervariasi pula.Meski demikian, pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi LBP yaitu:

    a. Terapi Konservatif, yang meliputi rehat baring, medikamentosa danfisioterapi.

    b. Terapi OperatifKedua tahapan ini memiliki kesamaan tujuan yaitu rehabilitasi.Pengobatan nyeri punggung sangat tergantung penyebabnya. Lain penyebab,

    lain pula pengobatannya. Terdapat beragam tindakan untuk nyeri punggung, dariyang paling sederhana yaitu istirahat (bedrest), misalnya untuk kasus otot tertarikatau ligamen sprain, sampai penanganan yang sangat canggih, seperti menggantibantal tulang belakang. Jika dengan bedrest tidak juga sembuh, maka harusditingkatkan dengan pemeriksaan sinar X atau dengan MRI (magnetic resonanceimaging). Setelah itu, bisa dilakukan fisioterapi, pengobatan dengan suntikan, muscleexercise, hingga operasi. Masih ada lagi teknik pengobatan lain, misalnya melaluipembedahan dengan endoskopi (spinal surgery), metode pasang pen, sampaipenggantian bantalan tulang. (Murtagh, 2003)

  • Mengatasi low back pain juga tidak cukup dengan obat atau fisioterapi. Halitu hanya mengurangi nyeri, tetapi tidak menyelesaikan masalah. Penderita harusmenjalani pemeriksaan untuk mengetahui sumber masalahnya. Penyembuhan bisamelalui pembedahan atau latihan mengubah kebiasaan yang menyebabkan nyeri.Latihan itu menggunakan alat-alat pelatihan medis untuk melatih otot-otot utamayang berperan dalam menstabilkan serta mengokohkan tulang punggung. (Sunarto,2005)

    Semua penyakit apapun jenisnya pada dasarnya dapat dicegah walaupunterkadang timbulnya suatu penyakit adalah disebabkan lebih dari satu faktor dan adafaktor penyebab yang tidak dapat kita kendalikan.

    Sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam surat An Nabiya (21) ayat 83 :dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan YangMaha Penyayang di antara semua penyayang".

    Dan dalam surat Asy Syuaraa (26) ayat 80 :dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,Dalam tafsir Al Mishbah dijelaskan bahwa berbicara tentang nikmat, secara

    tegas nabi Ibrahim as menyatakan bahwa sumbernya adalah Allah SWT, berbedadengan ketika berbicara tentang penyakit. Ini karena penganugerahan nikmat adalahsesuatu yang terpuji, sehingga wajar disandarkan pada Allah SWT, penyakit adalahsesuatu yang dapat dikatakan buruk sehingga tidak wajar dinyatakan bersumber dariAllah SWT. Demikian nabi Ibrahim as mengaajarkan bahwa segala yang terpuji danindah bersumber dari Nya. Adapun yang tercela dan negative, maka hendaklahterlebih dahulu dicari penyebabnya pada diri sendiri.

  • Perlu dicatat juga bahwa penyembuhan sebagaimana ditegaskan oleh nabiIbrahim as ini bukan berarti upaya manusia untuk meraih kesembuhan tidakdiperlukan lagi. Sekian banyak hadist nabi Muhammad SAW yang memerintahkanuntuk berobat. Ucapan nabi Ibrahim as itu hanya bermaksud menyatakan bahwasebab dari segala sebab adalah Allah SWT. (Shihab, 2002).

    Berikut akan diuraikan cara pencegahan terjadinya low back pain dan caramengurangi nyeri apabila LBP telah terjadi menurut Kaufmann (2000) dan Nettina(2000).Latihan Punggung Setiap Hari

    1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lututdan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukanlagi pada kaki yang lain. Lakukanlah beberapa kali.

    2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai.Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlahbeberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.

    3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat dilantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan danmengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.

    Berhati-Hatilah Saat Mengangkat1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum

    mengangkatnya.2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah3. Peganglah benda dekat perut dan dada

  • 4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda

    Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa

    lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki)jika memang diperlukan.

    3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki padabantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisisecara periodic.

    4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidakteregang.

    5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat dudukdikursi

    Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan

    sepatu berhak rendah2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi

    sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.3. Tidurlah di kasur yang nyaman.4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.

  • Coping Dengan Nyeri LeherKekakuan leher, nyeri leher dan bahu bisa disebabkan oleh akut injury,

    regangan kronik, arthritis dan masalah otot dan tulang lainnya. Nyeri yang munculdapat berhubungan dengan aktifitas sehari-hari dan cara tidur. Untuk menguranginyeri diperlukan peningkatan mobilitas leher dan bahu. Tetapi perlu diperhatikanlatihan peregangan leher dilakukan bila tidak menimbulkan nyeri. Bila terasa semakintegang, kaku atau tertarik maka latihan leher harus dihentikan untuk mencegah injury.

    Berikut ini adalah cara melakukan latihan untuk mencegah dan menguranginyeri pada leher :

    a. Latihan leher dan bahu setiap hari

    1. Pada saat duduk atau berdiri, putarkanlah kepala kekanan ,tahan danhitunglah sampai 5, kebali ke posisi netral laku lakukan ke kiri. Lakukanbeberapa kali.

    2. Pada saat duduk atau berdiri, fleksikan leher ke depan sampai dagumenyentuh dada. Tahan sampai hitungan ke 5 lalu kembali ke posisinetral. Lalau tengadahlah sampai mata melihat atas, tahan sampaihitungan ke 5. Lakukan beberapa kali

    3. Pada saat duduk atau berdiri, gerakkan kepala ke kanan dan usahakanlahtelinga menyentuh bahu. Tahan samapi hitungan ke 5 lalu kembali keposisi semula. Lakukan beberapa kali.

    4. Pada saat duduk atau berdiri, naikkanlah bahu sampai menyentuh telinga.Lalu putarlah bahu.Kembali ke posisi netral. Lakukan beberapa kali

  • b. Lindungi leher dari regangan saat beraktifitas

    1. Duduk tegak dengan punggung mendapatkan penyangga yang cukup2. Posisi kepala sejajar dengan layar TV atau monitor computer3. Istirahatlah sejenak saat duduk atau berdiri saat bekerja dan ubahlah

    posisi.4. Tidur dengan bantal cukup menjaga leher dan kepala, gunakan bantal

    yang tidak terlalu empuk ataupun keras.c. Gunakan terapy hangat untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan

    fleksibilitas

    1. Ketika mandi, biarkanlah air hangat memijat punggung, leher dan bahuselama 15 menit

    2. Gunakan kompres hangat dengan menggunakan handuk bila nyeri terasaselama 15 menit, bisa dilakukan 3-4 x/hari.

    d. Hubungi petugas kesehatan bila nyeri terus berlanjut

    2.2 Anatomi Tubuh ManusiaTubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah system

    rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, system syaraf,sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait antara satudengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia. Akantetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah sistem otot, sistemrangka dan sistem syaraf. Ketiga sistem ini sangat berpengaruh dalam ergonomi

  • karena manusia yang memegang peran sebagai pusat dalam ilmu ergonomi (person-centered ergonomics).2.2.1 Sistem Muskuloskeletal

    Kerangka merupakan dasar bentuk tubuh sebagai tempat melekatnya otot -otot, pelindung organ tubuh yang lunak, penentuan tinggi, pengganti sel-sel yangrusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali dan untuk menyerapreaksi dari gaya serta beban kejut. Rangka manusia terdiri dari tulang-tulang yangmenyokong tubuh manusia yang terdiri atas tulang tengkorak, tulang badan dantulang anggota gerak (Nurmianto, 2004). Fungsi utama dari sistem muskuloskeletaladalah untuk mendukung dan melindungi tubuh dan organ - organnya serta untukmelakukan gerak. Agar seluruh tubuh dapat berfungsi dengan normal, masing-masingsubstruktur harus berfungsi dengan normal. Enam substruktur utama pembentuksistem muskuloskeletal antara lain: tendon, ligamen, fascia (pembungkus), kartilago,tulang sendi dan otot. Tendon, ligamen, fascia dan otot sering disebut sebagaijaringan lunak, sedangkan tulang sendi diperlukan untuk pergerakan antara segmentubuh. Peran mereka dalam system muskuloskeletal keseluruhan sangatlah pentingsehingga tulang sendi sering disebut sebagai unit fungsional sistem muskuloskeletal.

    Dalam kaitannya dengan ergonomi, Sistem otot dan rangka merupakan alatgerak pada manusia dan berperan dalam membentuk postur dalam bekerja. Sistem iniberguna dalam mendesain/ merancang tempat kerja, peralatan kerja dan produk baruyang harus disesuaikan dengan karakteristik manusia (fitting job to the man). Sistemotot dan rangka berpengaruh dalam kemampuan dan keterbatasan manusia dalam

  • melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan sistem syaraf merupakan pengendali darisemua kegiatan dan aktivitas termasuk gerakan system otot dan rangka.2.2.2 Anatomi Tulang Belakang

    Tulang Belakang merupakan bagian yang penting dalam ergonomi karenarangka ini merupakan rangka yang menyokong tubuh manusia bersama denganpanggul untuk mentransmisikan beban kepada kedua kaki melalui sendi yang terdapatpada pangkal paha. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian yaitu:

    Gambar 2.1 Struktur Tulang Belakang

    Tulang belakang cervical; terdiri atas 7 tulang yang memiliki bentuk tulangyang kecil dengan spina atau procesus spinosus (bagian seperti sayap padabelakang tulang) yang pendek kecuali tulang ke-2 dan ke-7. Tulang inimerupakan tulang yang mendukung bagian leher.

    Tulang belakang thorax; terdiri atas 12 tulang yang juga dikenal sebagaitulang dorsal. Procesus spinosus pada tulang ini terhubung dengan tulangrusuk. Kemungkinan beberapa gerakan memutar dapat terjadi pada tulang

  • ini. Tulang belakang lumbal; terdiri atas 5 tulang yang merupakan bagian paling

    tegap konstruksinya dan menanggung beban terberat dari tulang yanglainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, danbeberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.

    Tulang sacrum; terdiri atas 5 tulang dimana tulang-tulangnya bergabung dantidak memiliki celah atau intervertebral disc satu sama lainnya. Tulang inimenghubungkan antara bagian punggung dengan bagian panggul.

    Tulang belakang coccyx; terdiri atas 4 tulang yang juga tergabung tanpacelah antara 1 dengan yang lainnya. Tulang coccyx dan sacrum tergabungmenjadi satu kesatuan dan membentuk tulang yang kuat.Pada tulang belakang terdapat bantalan yaitu intervertebral disc yang terdapat

    di sepanjang tulang belakang sebagai sambungan antar tulang dan berfungsimelindungi jalinan tulang belakang. Bagian luar dari bantalan ini terdiri dari annulusfibrosus yang terbuat dari tulang rawan dan nucleus pulposus yang berbentuk sepertijeli dan mengandung banyak air. Dengan adanya bantalan ini memungkinkanterjadinya gerakan pada tulang belakang dan sebagai penahan jika terjadi tekananpada tulang belakang seperti dalam keadaan melompat. Jika terjadi kerusakan padabagian ini maka tulang dapat menekan syaraf pada tulang belakang sehinggamenimbulkan kesakitan pada punggung bagian bawah dan kaki. Struktur tulangbelakang ini harus dipertahankan dalam kondisi yang baik agar tidak terjadikerusakan yang dapat menyebabkan injuri/ cidera.

  • 2.3 Faktor Resiko Low Back PainBerdasarkan studi yang dilakukan secara klinik, biomekanika, fisiologi dan

    epidemiologi didapatkan kesimpulan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkanterjadinya cedera otot (MSDs) akibat bekerja (Armstrong & Chaffin, 1979) yangdikutip oleh Chaffin (1999), yaitu:2.3.1 Faktor Pekerjaan (Work factors)

    Berdasarkan karakteristik pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalaminteraksinya dengan sistem kerja. Berdasarkan penelitian telah terbukti bahwatinjauan secara biomekanik serta data statistik menunjukkan bahwa faktor pekerjaanberkontribusi pada terjadinya cedera otot akibat bekerja (Armstrong, 1979;Wisseman & Badger, 1970; Werner, 1997) dikutip Chaffin (1999).

    Berikut ini faktor-faktor pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya cederapada otot atau jaringan tubuh :

    a. Postur tubuhPostur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari

    posisi normal ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan risikoterjadinya LBP. Keyserling (1986) mengembangkan criteria sikap tubuhmembungkuk, berputar dan menekuk yang dilakukan pada waktu bekerjaberdasarkan pengukuran sikap tubuh tersebut.

    Kriteria penilaian sikap tubuh (Keyserling, 1986) : Sikap tubuh normal : tegak / sediit membungkuk 00 - 200 dari garis

    vertikal

  • Sikap tubuh fleksi sedang : membungkuk 200 450 dari garisvertikal

    Sikap tubuh fleksi berlebih : membungkuk > 450 dari garis vertikal Sikap tubuh fleksi ke samping atau berputar : menekuk ke samping

    kanan atau kiri atau berputar > 150 dari garis vertikalKeyserling dkk (1986) menggunakan system ini pada penelitian kasus

    kontrol pada pekerja, kasus berjumlah 95 orang dengan keluhan padapinggang, 79 orang dengan keluhan pada bahu dan 124 kontrol. Hasilpenelitian yaitu LBP pada pekerja dengan sikap tubuh fleksi sedang padakasus lima kali lebih banyak dari kontrol dan pada pekerja dengan sikap tubuhfleksi berlebih, fleksi ke samping dan berputar enam kali lebih banyak darikontrol.

    b. RepetisiPengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama, hal ini bisa terlihat

    pada dimana frekuensi pekerjaan yang harus dikerjakan tinggi, sehinggapekerja harus terus menerus bekerja agar dapat menyesuaikan diri dengansistem.

    Kekuatan beban dapat menyebabkan peregangan otot dan ligamenserta tekanan pada tulang dan sendi sendi sehingga terjadi kerusakanmekanik badan vertebrata, diskus invertebrate, ligamen, dan bagian belakangvertebrata. Kerusakan karena beban berat secara tiba tiba atau kelelahanakibat mengangkat beban berat yang dilakakn secara berulang ulang.

  • Mikrotrauma yang berulang dapat menyebabkan degenerasi tulang punggungdaerah lumbal. (Riihiimaki, 1988)

    c. Pekerjaan statis (static exertions)Pekerjaan yang menuntut seseorang tetap pada posisinya, perubahan

    posisi dalam bekerja akan menyebabkan pekerjaan terhenti. Pekerjaan denganpostur yang dinamis, memiliki risiko musculoskeletal disolder (MSDs) lebihrendah dibandingkan dengan pekerjaan yang mengharuskan postur statis. Halini disebabkan karena postur tubuh yang statis dapat meningkatkan risikoyang berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah dan nutrisi padajaringan otot.

    Begerak sangat diperlukan untuk pemberian nutrisi kepada diskus,sehingga pekerjaan statis dapat mengurangi nutrisi tersebut. Selain itupekerjaan statis menyebabkan peregangan otot dan ligament daerahpunggung, hal ini merupakan faktor resiko timbulnya LBP. (Riihiimaki, 1988)

    d. Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions) atau bebanForce atau tenaga merupakan jumlah usaha fisik yang dibutuhkan

    untuk menyelesaikan tugas atau gerakan. Pekerjaan atau gerakan yangmenggunakan tenaga besar akan memberikan beban mekanik yang besarterhadap otot, tendon, ligament, dan sendi. Beban yang berat akanmenyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, danjaringan lainnya.

  • 2.3.2. Faktor Individu (Personal factors)Kondisi dari seseorang yang dapat menyebabkan terjadi musculoskeletal

    disorder. Berikut adalah beberapa faktor risiko pribadi yang berpengaruh terhadapkejadian MSDs:

    a. Masa KerjaMasa kerja adalah faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang

    bekerja disuatu perusahaan. Terkait dengan hal tersebut, MSDs merupakanpenyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang danbermanifestasi. Jadi semakin lana waktu bekerja atau semakin lama seseorangterpajan faktor risiko MSDs ini maka semakin besar pula risiko untukmengalami MSDs (Guo, 2004).

    Merupakan faktor risiko dari suatu pekerja yang terkait dengan lamabekerja. Dapat berupa masa kerja dalam suatu perusahaan dan masa kerjadalam suatu profesi tertentu. Masa kerja merupakan faktor risiko yang sangatmempengaruhi seorang pekerja untuk meningkatkan risiko terjadinyamusculoskeletal disorders, terutama untuk jenis pekerjaan yang menggunakankekuatan kerja yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan olehIkrimah tahun 2009 didapatkan hasil bahwa masa kerja tidak memilikihubungan yang signifikan dengan keluhan MSDs dengan Pvalue sebesar 0,313.Demikian juga dengan penelitian Soleha tahun 2009 yang menunjukkanbahwa masa kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhanMSDs dengan Pvalue sebesar 0,439.

  • b. UsiaSejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang

    dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun (Bridger,2003). Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan,penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan. Hal tersebutmenyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Pendek kata,semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko orang tersebut tersebutmengalami penurunan elastisitas pada tulang, yang menjadi pemicu timbulnyagejala MSDs. Chaffin (1979) dan Gue et al (1995) menyatakan bahwa padaumumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65tahun. Pada usia 35, kebanyakan orang memiliki episode pertama merekakembali sakit [Guo et al. 1995; Chaffin 1979].

    Menurut Riihimaki et al (1989) menjelaskan umur mempunyaihubungan yang sangat kuat dengan keluhan otot, terutama untuk otot leherdan bahu, bahkan beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa umur merupakanpenyebab utama terjadinya keluhan otot. Grandjean (1993), menyebutkanbahwa umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuansensoris motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisikseseorang yang berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orangyang berumur 25 tahun.

    Menurut Corg, insiden tertinggi LBP terjadi pada usia antara 15 55tahun, tetapi serangan ulang dan kecacatan akan meningkat seiring denganmeningkatnya usia. Horzjl dan Rowe menemukan bahwa serangan ulang

  • terjadi pada usia 20 40 tahun. Bigos dkk mendapatkan bahwa usia 31 40tahun adalah usia yang sangat rentan untuk teradinya LBP.(Erdil, 1994)

    Selain itu, beberapa penelitian lain yang menyatakan bahwa usia tidakberhubungan dengan keluhan MSDs (Herberts et al., 1981; Punnet at al., 1985dalam Soleha 2009). Karena umur merupakan faktor konfounding dalam masakerja maka faktor ini harus disesuaikan untuk menentukan hubungan denganpekerjaan tersebut.

    c. Jenis KelaminJenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot

    rangka. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebihrendah daripada pria. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkanprevalensi beberapa kasus musculoskeletal disorders lebih tinggi pada wanitadibandingkan pada pria. (NIOSH, 1997). Hasil penelitian Bettie et al. (1989)menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot wanita kurang lebih hanya 60%dari kekuatan otot pria, khususnya untuk otot lengan, punggung dan kaki. Halini diperkuat oleh hasil penelitian Chiang et al. (1993), Bernard et al. (1994),hales et al. (1994), dan Johansonb(1994) yang menyatakan bahwaperbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3 (Tarwaka, et al.2004).

    d. Kebiasaan MerokokBeberapa penelitian telah menyajikan bukti bahwa riwayat merokok

    positif dikaitkan dengan MSDs seperti nyeri pinggang, linu panggul, atauintervertebral disc hernia [Finkelstein 1995; Owen dan Damron 1984;

  • Frymoyer et al. 1983; Svensson dan Anderson 1983; Kelsey et al.1984].Meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya dengan lama dan tingkatkebiasaan merokok. Semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok,semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang dirasakan.

    Meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya dengan lama dantingkat kebiasaan merokok. Risiko meningkat 20% untuk tiap 10 batangrokok per hari. Mereka yang telah berhenti merokok selama setahun memilikirisiko LBP sama dengan mereka yang tidak merokok.

    Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paru-paru, sehinggakemampuannya untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun. Bila orangtersebut dituntut untuk melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga,maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah.Boshuizen et al (1993) menemukan hubungan yang signifikan antar kebiasaanmerokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan yangmemerlukan pengerahan otot, karena nikotin pada rokok dapat menyebabkanberkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu, merokok dapat pulamenyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada tulang sehinggamenyebabkan nyeri akibat terjadinya keretakan atau kerusakan pada tulang(Bernard et al, 1997; De Beeck &Herman, 2000)

    Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pakper hari. Jenis perokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :a. Perokok RinganDisebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.

  • b. Perokok SedangDisebut perokok sedang jika menghisap 10 20 batang per hari.c. Perokok BeratDisebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang perhari (Bustan,1997).

    Dalam sebuah penelitian Finlandia usia 30-64, [Makela et al. 1991],nyeri leher ditemukan secara signifikan berhubungan dengan merokok saat ini(OR 1.3, CI 95% 1-1,61) ketika model logistik telah disesuaikan untuk usiadan jenis kelamin. Beberapa penjelasan untuk hubungan yang telahdirumuskan. Satu hipotesis adalah bahwa nyeri punggung disebabkan olehbatuk dari merokok. Batuk meningkatkan tekanan perut dan tekananintradiscal dan meletakkan beban pada tulang belakang. Beberapa studi telahmengamati hubungan tersebut [Deyo dan Bass 1989; Frymoyer et al. 1980;Troup et al. 1987]. Mekanisme lainnya yang diusulkan meliputi nikotin yangmasuk melalui aliran darah ke jaringan dan berkurang kekuatannya [Frymoyeret al. 1983] dan merokok menyebabkan kandungan mineral tulang berkurangsehingga menyebabkan microfracture.

    Allah SWT berfirman dalan surat Al Araaf (7) ayat 157 :(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf danmelarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkanbagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segalayang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang berimankepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yangterang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

  • Menurut tafsir Ibnu Katsir, Allah Taala berfirman, yangmenghalalkan perkara yang baik baik dan mengharamkan bagi merekaperkara yang buruk buruk. Sebagian ulama berkata bahwa setiap perkarayang dihalalkan oleh Allah SWT adalah yang baik dan bermanfaat bagi tubuhdan agama. Dan setiap perkara yang diharamkannya adalah buruk danmembahayakan bagi tubuh dan agama. (Peringkas berkata bahwa termasuk kedalam yang buruk adalah rokok yang mencakup tanaman tembakau, tanbak,qat, dan mudghah (jenis jenis tanaman perdu yang biasa digunakan untukmerokok). Merokok sangat membahayakan tubuh. Para dokter menetapkanbahwa lebih dari 60 % penderita kanker paru, mulut, dan laring berasal dariperokok. Apakah seseorang masih menunggu pengharamannya ? Keteranganini menunjukan bahwa ia membahayakan dan mengandung racun. Bahkanada binatang tertentu yang mati seketika oleh sedikit tembakau) (Ar RifaI,1999)

    e. Kebiasaan OlahragaAerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot. Delapan

    puluh persen (80 %) kasus nyeri tulang punggung disebabkan karenaburuknya tingkat kelenturan (tonus) otot atau kurang berolah raga. Otot yanglemah terutama pada daerah perut tidak mampu menyokong punggung secaramaksimal. Tingkat keluhan otot juga dipengaruhi oleh tingkat kesegaranjasmani. Berdasarkan laporan dari NIOSH yang dikutip dari hasil penelitianCady et al (1979) menyatakan bahwa untuk tingkat kesegaran tubuh yangrendah, maka risiko terjadinya keluhan adalah 7,1 % tingkat kesegaran

  • jasmani yang sedang risiko terjadinya gangguan otot rangka adalah 3,2 % dantingkat kesegaran jasmani yang tinggi maka risiko untuk terjadinya keluhanotot rangka 0,8%.

    Penelitian yang dilakukan Rahmat (2007) menunjukkan bahwaterdapat hubungan yang bermakna antara kejadian low back pain dengankebiasaan olahraga dengan p value 0,029.

    f. Tinggi badanWalaupun pengaruhnya relatif kecil, tinggi badan merupakan faktor

    yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal. PenelitianHeliovaara (1987), yang dikutip NIOSH (1997) menyebutkan bahwa tinggiseseorang berpengaruh terhadap timbulnya herniated lumbar disc pada jeniskelamin wanita dan pria. Schierhout (1995), menemukan bahwa pendeknyaseseorang berasosiasi dengan keluhan pada leher dan bahu.

    Pada tubuh yang tinggi umumnya sering mengalami keluhan sakitpunggung, tetapi tubuh tinggi tak mempunyai pengaruh terhadap keluhanpada leher, bahu, dan pergelangan tangan. Apabila diperhatikan, keluhan ototskeletal yang terkait dengan ukuran tubuh lebih disebabkan oleh kondisikeseimbangan struktur rangka dalam menerima beban, baik beban berat tubuhmaupun beban tambahan lainnya (Tarwaka et al, 2004).

    Pheasant (1986) dikutip dalam Nurmianto (1993), menyatakan bahwadata antropometri masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut: 5%ile = 153cm, 95%ile = 163 cm dan mean = 163 cm.

  • g. ObesitasObesitas atau kegemukan menurut dapat didefinisikan sebagai suatu

    keadaan yang menunjukkan terjadinya penimbunan lemak berlebihan dijaringan lemak tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antarakonsumsi kalori dengan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlaluberlebihan dibandingkan dengan kebutuhan. Kelebihan tersebut disimpandalam jaringan lemak. Seseorang dikatakan obesitas apabila mempunyai beratbadan lebih dari 20% berat badan ideal.

    Berat badan yang berlebihan (overweight / obesitas) menyebabkantonus otot abdomen lemah, sehingga pusat gravitasi seseorang akan terdorongke depan dan menyebabkan lordosis lumbalis, akan bertambah yang kemudianmenimbulkan kelelahan pada otot paravertebrata, hal ini merupakan resikoterjadinya LBP. (Van Dieen, 1997)

    Sesungguhnya Allah SWT telah menjelaskan dalam Al Quran surat AlAnaam (6) ayat 141 :

    Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yangtidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk danwarnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yangbermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin);dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang yang berlebih-lebihan.Dalam tafsir Ibnu Katsir dielaskan bahwa, Allah Taala berfirman

    dan janganlah kamu berlebih lebihan, sesungguhnya Dia tidak menyukaiorang orang yang berlebih - lebihan. Banyak sekali tafsiran atas ayat ini.Kemudian Ibnu Jarir memilih tasiran Atha yang mengatakan : sesungguhnya

  • Allah melarang berlebih lebihan dalam segala perkara. Tidak diragukan lagibahwa penafsiran demikian benar. Namun kalau dilihat dari susunan ayatyang berbunyi bila ia berbuah, maka makanlah buahnya dan berika haknyapada saat memanennya, dan janganlah kamu berlebih - lebihan. Makapenafsiran itu mesti merujuk ke soal makan. Yakni janganlah berlebih lebihan dalam memakannya karena dapat membahayakan akal dan fisik,seperti dijelaskan firman Allah SWT, makanlah, minumlah, dan janganlahberlebih - lebihan. Sekaitan dengan hal itu, di dalam Shahih Bukharidikatakan makanlah, minumlah, dan berpakaianlah tanpa berlebihan dankesombongan. Jadi berlebihan disini ialah berlebihan dalam hal makan.Wallahualam. (Ar RifaI, 1999)

    Pada penelitian kasus kontrol (kasus 44 orang, control 106 orang) olehLaurence J Fuortes dkk (1994), didapatkan bahwa berat badan lebih (OR =2,1) dan obesitas (OR = 3,2) merupakan faktor resiko LBP (Fuortes, 1994)

    WHO (2003) mengklasifikasikan IMT sebagai berikut:

  • belakang yakni vertebra lumbal 2-3 (mendekati tulang pinggul) akan terserangnyeri punggung bawah.

    Penelitian kontemporer yang dikemukakan oleh Hu-tech (2005)menjelaskan bahwa setidaknya setengah dari para pengemudi kendaraan jarakjauh menderita sakit pada tubuh bagian belakang. Penelitian ini jugamenyatakan orang yang mengemudi selama lebih dari 4 jam sehari, 6 kalilebih beresiko absen dari pekerjaannya karena sakit punggung daripada orangyang mengemudi kurang dari 2 jam.

    2.3.3 Faktor Lingkungana. Getaran (vibrasi)

    Getaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian arus bolak balik, arusmekanis bolak balik, dan pergerakan partikel mengitari suatu keseimbangan,merupakan sebagian kecil yang dikemukakan. Karakteristik getaran ditinjaudarifrekuensi dan intensitas. Frekuensi getaran mengacu pada frekuensi bolakbalik per detik dan diukur dalam satuan hertz (Hz). Intensitas diukur denganberbagai cara, seperti puncak amplitude, kecepatan tertinggi, dan pecepatan.Reaksi fisiologis tubuh terhadap getaran tergantung pada frekuensi danintensitas. Getaran juga dibedakan menjadi getaran seluruh tubuh dan getaranyang terlokalisir. Getaran seluruh tubuh ditransmisikan ke tubuh terutamamelalui bokong, misalnya saat seorang operator menduduki tempat dudukyang bergetar. Tetapi getaran seluruh tubuh juga dapa terjadi saat getaranmemasuki tubuh melalui lengan dan tungkai.

  • Getaran seluruh tubuh beraibat pada seluruh tubuh dapat bersumberdari berbagai jenis kendaraan atau peralatan berat termasuk mobil, truk, bis,kereta api, pesawat terbang, dan mesin mesin untuk konstruksi bangunan.Pajanan getaran setempat terutama berasal dari peralatan mesin genggamyang bergetar. (Mustafa, 1992)

    b. Temperatur ekstrimTemperatur yang dingin menyebabkan berkurangnya daya kerja sensor

    tubuh, aliran darah, kekuatan otot dan keseimbangan. Sedangkan temperaturbekerja yang tinggi dapat menyebabkan pekerja cepat merasa lelah.

    2.4 Metode Penilaian Resiko Ergonomi2.4.1 Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey

    Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey merupakanmetode yang digunakan untuk menilai faktor risiko ergonomic di tempat kerja yangdapat menyebabkan terjadinya Cummulative Trauma Disordes (CTD/ nama lain dariMSDs). Metode BRIEF survey menggunakan tiga langkah yang dilakukan dalampenilaiannya yaitu penilaian faktor risiko ergonomi di lingkungan kerja, survey gejalaterhadap pekerja dan hasil pemeriksaan kesehatan secara medis (Bramson et al.,1998).

    Faktor risiko yang dinilai dalam BRIEF meliputi postur pergelangan tangandan tangan (kanan dan kiri), bahu (kanan dan kiri), siku (kanan dan kiri), leher,punggung, dan kaki. Metode ini juga menilai beban, durasi dan frekuensi yangdialami masing-masing postur yang diukur. BRIEF memberikan penilaian risiko CTD

  • pada masing-masing postur diatas. BRIEF survey dapat menilai faktor risiko MSDsyang tergolong tinggi yang ada di lingkungan kerja. Selain itu BRIEF jugamelakukan evaluasi terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja untuk ditinjau lebihlanjut seperti getaran, tekanan mekanik dan temperatur yang rendah.

    Metode BRIEF menghitung semua postur tubuh dengan jelas termasuk durasi,frekuensi dan beban yang diterima masing-masing postur yang diukur. Selain itumetode ini juga menggunakan survey gejala dan hasil dari pemeriksaan kesehatan,sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. Metode ini membutuhkan data lebihbanyak sehingga tidak mudah untuk digunakan pada semua sektor industri sepertisektor usaha informal.2.4.2 Quick Exposure Checklist (QEC)

    Quick Exposure Checklist (QEC) merupakan metode yang dapat dipakaiuntuk menilai secara cepat risiko pajanan terhadap Work-Related MusculoskeletalDisorders (WMSDs) atau gangguan otot rangka yang berhubungan dengan pekerjaan(Li and Buckle, 1999a). Metode ini dikembangkan dan dievaluasi oleh Dr. GuangyanLi dan Profesor Peter Buckle yang didukung oleh penelitian dari Roben Center forHealth Ergonomic, University of Surrey dan 150 praktisi Kesehatan dan KeselamatanKerja United Kingdom (HSE UK, 2005).

    QEC fokus pada penilaian pajanan dan perubahannya yang bermanfaat untukintervensi di tempat kerja yang penilaiannya dilakukan dengan cepat. Metode inimenilai gangguan risiko yang terjadi pada bagian belakang punggung, bahu/lengan,pergelangan tangan, dan leher serta kombinasinya dengan faktor risiko durasi,

  • repetisi, pekerjaan statis atau dinamis, tenaga yang dibutuhkan, dan kebutuhan visual.Selain itu, metode ini juga melihat ada atau tidaknya pengaruh getaran dan tekananpsikososial dalam penilaiannya. Konsep dalam penilaian metode ini adalah melihatskor pajanan ergonomi untuk bagian tubuh tertentu dibandingkan dengan bagiantubuh lainnya dengan cara melihat kombinasi faktor risiko ergonomi yang hadirsecara bersamaan di tempat kerja. Metode dalam penilaian QEC melibatkan observasilangsung oleh peneliti dan kuisioner untuk pekerja, dimana hasil penilaiannya akandikalkulasikan sesuai dengan ketentuan QEC. Skoring untuk QEC berdasarkanpersentase hasil penilaian QEC sendiri yaitu 40% (dapat diterima), 41-50% (perluadanya investigasi lanjutan), 51-70% (investigasi lebih lanjut dan perubahan segera),> 70% (investigasi dan perubahan segera) (Stanton et al, 2005).

    Metode ini menilai beberapa faktor risiko fisik utama terhadap MSDs danmempertimbangkan kombinasi/ interaksi dari berbagai faktor risiko di tempat kerja.selain itu metode ini juga mempertimbangkan kebutuhan pengguna, mudahdimengerti, cepat dan dapat dilakukan oleh peneliti yang belum berpengalaman. Akantetapi metode ini hanya berfokus pada factor fisik di tempat kerja saja, kurangmendetail dalam menilai postur kerja dan butuh pelatihan bagi orang baru yangmenggunakan metode ini untuk meningkatkan reliabilitas penilaian.

    2.4.3 Ovako Working Posture Analysing System (OWAS)Ovako Working Posture Analysing System (OWAS) merupakan metode yang

    digunakan untuk menganalisis postur kerja selama bekerja. Metode OWASdikembangkan oleh Ovako Oy Steel Co. Di Finlandia sekitar pertengahan tahun

  • 1970an. Metode ini mengukur beban pada system muskuloskeletal karena adanyapostur kerja yang tidak sesuai. Postur yang diukur adalah postur pada punggung,tangan dan kaki. Pengukuran dengan metode ini didasarkan pada sampling pekerjaan(mengukur variabel postur pada waktu yang dijadikan sampling) dengan mengukurfrekuensi dan durasi pada masing-masing postur yang terjadi dalam suatu pekerjaan.Selain itu juga diukur mengenai force/ beban yang ditangani ketika bekerja. Akantetapi metode ini tidak mempertimbangkan faktor risiko lainnya dalam ergonomiseperti getaran, suhu, dll (Kant, Notermans & Borm, 1990).

    Mekanisme pertama dalam pelaksanaan OWAS adalah memilih pekerjaan danpekerja yang akan dinilai. Kemudian dilakukan analisis pekerjaan dengan membagifase-fase yang terjadi dalam pekerjaan tersebut. Selanjutnya dilakukan pengambilandata menggunakan sampel (waktu yang dapat mewakilkan, semua hal yangmempengaruhi, fase pekerjaan dan ketentuan minimumnya). Hal terakhir yangdilakukan adalah menganalisis data tersebut dan menetapkan kategori tindakan untukpekerjaan tersebut. kategori itu meliputi; action categories 1 (tidak membutuhkantindakan perbaikan), action categories 2 (membutuhkan tindakan perbaikan dalamwaktu dekat), action categories 3 (membutuhkan tindakan perbaikan sesegeramungkin), action categories 4 (membutuhkan tindakan perbaikan secepatnya/ saatini) (ILO, 1998).

    Metode ini cocok digunakan untuk pekerjaan manual handling dan pekerjaanyang bersifat dinamis karena metode ini menilai suatu pekerjaan berdasarkan tahapandari masing-masing task pada pekerjaan tersebut.

  • 2.4.4 Rapid Entire Body Assessment (REBA)Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang digunakan

    untuk menilai faktor risiko ergonomi pada seluruh tubuh ketika bekerja. REBAdikembangkan oleh Hignett dan McAtamney pada tahun 2000. REBA menghitungpostur kerja yang dilakukan ketika bekerja dengan mengumpulkan data mengenaipostur, beban/ tenaga yang digunakan, pergerakan dan pengulangannya. PenilaianREBA meliputi semua bagian tubuh yaitu leher, punggung, kaki, bahu/ lengan atas,siku/ lengan bagian bawah dan pergelangan tangan. Selain itu REBA jugamemberikan penilaian secara umum mengenai beban yang diterima dan apakah adapengulangan atau tidak dalam pekerjaan. Penilaian terhadap beban tersebut jugamempertimbangkan bagaimana genggaman/ cengkeraman tangan terhadap bebanyang ditangani.

    REBA merupakan suatu metode penilaian ergonomi yang dikembangkanberdasarkan range posisi postur dalam konsep RULA, OWAS dan NIOSH Equation.Metode REBA digunakan dalam mengidentifikasi risiko ergonomi pada pekerjaanyang melibatkan seluruh anggota tubuh, postur yang statis, dinamis, berubah dengancepat atau tidak stabil, pekerjaan yang menangani beban atau tanpa beban secaraterus menerus ataupun tidak, dan ketika melakukan pekerjaan. Hasil penilaian REBAmerupakan level tindakan yang perlu dilakukan, yaitu 1 (risiko dapat diabaikan, tidakdiperlukan tindakan), 2-3 (risiko rendah, mungkin diperlukan tindakan), 4-7 (risikosedang, perlu tindakan), 8-10 (risiko tinggi, tindakan secepatnya), 11-15 (risikosangat tinggi, tindakan sesegera mungkin) (Stanton et al., 2005).

  • Metode REBA merupakan metode yang mengukur semua postur tubuh yangmudah dipahami dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam penilaiannya. Akantetapi metode ini hanya menitikberatkan pada penilaian faktor fisik saja tidak menilaifaktor risiko ergonomi lainnya seperti getaran, suhu, faktor psikososial, dll.

    2.4.5 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr. Lynn Mc

    Attamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergononom dari universitas diNottingham (Universitys NottinghamInstitute of Occupational ergonomics). Pertamakali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomic pada tahun 1993 (Lueder,1996).

    Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan metode yang digunakanuntuk mengukur faktor risiko musculoskeletal disorders pada leher dan tubuh bagianatas. RULA dikembangkan oleh McAtamney dan Corlett dari University ofNottingham Institute of Occupational Ergonomics, United Kingdom pada tahun 1993(Stanton et al., 2005).

    Rapid Upper Limb Assesment adalah metode ya