skripsi -...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE HURUF
HIJAIYAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN
SISWA TERHADAP MATERI BACA TULIS ALQUR’AN
DI SDN PERIUK 1 KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
AKMAL
NIM. 1810011000076
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
1810011000076
1
1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : AKMAL
NIM : 1810011000076
Jurusan : Pendidikan Agama Islam/DMS
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Puzzle Huruf
Hijaiyah dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi
Baca Tulis Al-Qur’an Di SDN Periuk 1 Kota Tangerang” adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama : Drs. A. Basuni, MA
NIP : 194911261979011001
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 26 September 2014
Yang Menyatakan
AKMAL
NIM. 1810011000076
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Karena sesungguhnya, beserta kesukaran itu (rohani)
itu ada keluasan”
“Lantaran itu, apabila engkau telah selesai, maka berdirilah tegak”
(Surat Al-Insyirah, ayat 5 dan 7)
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil
(Hadist)
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
- Istriku, wanita berjilbab, yang begitu sabar dan taat menyertai setiap
langkahku. Walau kadang hidup tidak seperti yang diharapkan tetapi tetap
setia mendampingi, bahkan di saat yang lain menjauh.
- Kedua orang tuaku, sebagai sumber kehidupan dan pendidi, yang telah
membesarkan dan mendidikku. Dan yang selalu menyertai setiap langkahku
dengan iringan doa dan air mata.
- Ketiga buah hatiku, yang selalu menjadi sumber semangat dalam
kehidupanku, dan penerus kehidupanku.
i
ABSTRAK
AKMAL. Efektivitas Penggunaan Media Puzzle Huruf Hijaiyah dalam Upaya
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Baca Tulis Alqur’an di
SDN Periuk 1 Kota Tangerang.
Skripsi, Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. April 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang penggunaan
media puzzle dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca
Alqur’an di SDN Periuk 1 Kecamatan Periuk Kota Tangerang.
Metode ini menggunakan metode refleksi diri. Dalam refleksi diri peneliti
mengingat kembali apa yang dikerjakan di dalam kelas, apa dampak tindakan
tersebut bagi siswa dan memikirkan apa penyebab dari dampak tersebut.
Kemudian mencari kekuatan dan kelemahan dari pembelajaran yang
dilaksanakan, lalu mencoba memperbaiki kelemahan dan mengulang bahkan
menyempurnakan tindakan yang sudah dianggap bagus. Sampel yang digunakan
adalah siswa kelas III SDN Periuk 1 yang berjumlah 46 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, lembar
pengamatan pembelajaran Agama Islam, hasil belajar siswa, dan dokumentasi
pembelajaran baca tulis Alqur’an. Instrumen diukur validitasnya dengan
menggunakan dependabilitas dan validitas katalis. Penghitungan realibilitas
dengan menggunakan metode tes ulang yang berarti diperoleh data terjadi
peningkatan pembelajaran dari siklus 1 dan siklus 2.
Referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku sumber
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, juga mencari di internet. Jumlah
judul buku yang digunakan ada 10 judul buku dan empat alamat dari google.
Setelah diteliti melalui angket dan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran baca tulis Alqur’an kelas III di SDN Periuk 1 dengan
menggunakan media puzzle dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi
baca tulis Alqur’an ini ditunjukkan dengan cepatnya siswa dapat membaca
Alqur’an. Ini ditandai dengan hasil rata-rata evaluasi siswa siklus 1 (72,22), siklus
2 (82,28).
Dalam penelitian ini terdapat tiga orang siswa yang mendapat nilai sama
atau di bawah KKM. Sedangkan 37 orang siswa lainnya mendapat nilai di atas
KKM. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari diri siswa itu
sendiri.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber ilmu pengetahuan, sumber segala
kebenaran, sang penabur cahaya ilham, sang kekasih tercinta yang tak terbatas
pencahayaan cintaNya bagi umatNya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad Saw, yang telah
memberikan dan menyampaikan kepada kita semua ajaran yang begitu mulia dan
terjaga hingga akhir zaman, yang terbukti kebenarannya dan semakin terus
terbukti kebenarannya.
Dengan segala karunia yang diberikan oleh Allah SWT, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung. Rasa terima kasih ini terutama
penulis haturkan kepada:
1. Bapak Drs. A. Basuni, MA selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.
2. Bapak Nurlena Rifai, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
5. Bapak Halim Nurdin, S.Pd, kepala sekolah SDN Periuk 1 yang telah memberi
izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Periuk 1.
6. Bapak dan ibu guru SDN Periuk 1 yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian.
iii
7. Bapak dan ibu guru Agama Islam SDN komplek Periuk yang telah memberi
banyak bantuan kepada penulis.
8. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan penulis.
9. Istri dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan dorongan moril dan
merelakan waktunya bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.
Walau dalam keterbatasan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi guru agama Islam khususnya dan dunia pendidikan pada
umumnya.
Tangerang, April 2014
Penulis
Akmal
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 2
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 3
D. Perumusan Masalah ................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritis .................................................................... 5
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 18
C. Hipotesis Penelitian ................................................................. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 20
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus ................................ 21
C. Subyek Penelitian .................................................................... 22
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................... 23
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 23
F. Hasil Intervensi Tindakan ........................................................ 24
v
G. Data dan Sumber Data ............................................................. 27
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 28
I. Teknik Pemeriksaan Data ........................................................ 29
J. Analisis Data ........................................................................... 29
K. Pengemban Perencanaan Tindakan .......................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Sekolah Dasar Negeri Periuk 1 ....................... 31
B. Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam ................................. 37
C. Deskripsi Data ......................................................................... 37
D. Pembahasan ............................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 55
B. Implikasi ................................................................................. 55
C. Saran-saran .............................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui, apapun yang berhubungan dengan keilmuan
tidak akan ada tanpa proses membaca dan menulis. Di ayat 1-5 surat Al-Alaq
Allah menyampaikan tentang pentingnya membaca.
Setelah melakukan proses membaca, Allah memerintahkan manusia
untuk menulis. Ini diungkapkan dalam ayat keempat surat Al-Alaq yang
berbunyi: “yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam (pena).
Manusia tentunya harus memiliki catatan untuk menyimpan apa-apa yang
telah “dibacanya”, baik dalam tulisan buku maupun lainnya.
Alqur’an sebagai pedoman bagi umat Islam harus bisa dipahami oleh
umat Islam. Untuk memahaminya umat Islam harus bisa membaca dan
menulis Alqur’an. Namun fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama
di rumah-rumah keluarga muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci
Alqur’an, sekalipun ada Alqur’an kini hanya dibaca diulang-ulang dengan
menghafalnya (relite) tanpa adanya upaya untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan sebagaimana para ilmuwan Islam zaman dahulu. Saat ini umat
Islam didorong untuk sekedar penghafal Alqur’an. Membaca dan menulis
bukan lagi budaya umat Islam. Padahal untuk memahami Alqur’an kita perlu
mengetahui arti dari ayat-ayat didalamnya. Hal ini disebabkan karena
munculnya berbagai produk teknologi.
Untuk menangani masalah tersebut, sangat diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak untuk mengatasinya, yaitu mengembalikan kebiasaan
membaca Alqur’an di rumah-rumah terutama bagi anak-anak. Beberapa
penelitian membuktikan bahwa siswa yang pandai membaca Alqur’an akan
pandai juga dalam pengetahuan umum kita memerlukan gerakan massif yang
terstruktur untuk menumbuhkan kembali budaya membaca dan menulis
Alqur’an kembali.
1
2
Beranjak dari masalah di atas, pemerintah menetapkan bahan ajar untuk
membaca al-Qur’an dimulai dari kelas I. Di kelas I, materi dititik beratkan
pada pengenalan huruf-huruf hijaiyah. Untuk mengajarkan materi di kelas I,
guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Karena
kelas I masa peralihan dari TK atau rumah tangga ke sekolah, salah satunya
adalah dengan menggunakan media pembelajaran, karena salah satu manfaat
media pembelajaran adalah menggairahkan pembelajaran. Selain itu, media
juga dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Diantara banyak media pembelajaran ternyata, media puzzle huruf
hijaiyah dianggap paling tepat dan dapat digunakan.
Berdasarkan uraian masalah di atas, peneliti merasa perlu melakukan
penelitian dengan judul efektifitas penggunaan media puzzle huruf hijaiyah
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis
al-Qur’an.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah,
yaitu:
1. Siswa pasif ketika pembelajaran berlangsung karena kurangnya motivasi
siswa dan media pembelajaran.
2. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru karena kurangnya motivasi
siswa dalam keterampilan bertanya.
3. Siswa tidak dapat membaca al-Qur’an karena kurangnya daya rangsang
media pembelajaran.
4. Siswa ribut ketika pembelajaran berlangsung karena kurangnya sumber
media pembelajaran.
5. Siswa tidak bisa duduk rapi karena kurangnya pemusatan perhatian
melalui media pembelajaran.
Dari identifikasi masalah di atas, ada beberapa faktor penyebab dari masalah
di atas, antara lain:
a. Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
3
b. Guru tidak melibatkan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
c. Guru tidak menggunakan keterampilan bertanya saat bertanya.
d. Guru hanya menggunakan metode ceramah.
e. Pembelajaran berpusat pada guru.
C. Pembatasan Masalah
Supaya masalah yang diteliti tidak terlalu luas, dan karena keterbatasan
waktu penelitian, maka peneliti memberikan pembatasan masalah pada:
1. Penggunaan media puzzle huruf hijaiyah.
2. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas I SDN Periuk 1.
3. Penelitian dilakukan selama tiga bulan.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian di atas adalah:
“Bagaimana untuk mengetahui efektivitas penggunaan media puzzle huruf
hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca
tulis al-Qur’an di kelas I SDN Periuk 1?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, antara lain:
1. Memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi baca tulis al-Qur’an.
3. Memperbaiki kinerja guru.
4. Meningkatkan hasil belajar siswa.
5. Memenuhi tugas akhir Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah:
a. Memperbaiki belajar siswa.
4
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Siswa mendapat perhatian dari guru.
d. Siswa dapat menjadi peneliti bagi hasil belajarnya sendiri.
2. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah:
a. Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Perbaikan
yang dilakukan akan menimbulkan rasa puas dan meningkatkan
kualitas dan dapat disebarkan kepada teman sejawat.
b. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan
bahwa ia dapat menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya. Dengan kata lain guru dapat menunjukkan otonominya
sebagai pekerja profesional. Sebagai pekerja profesional harus mampu
mengembangkan diri dari pemula sampai ke ahli.
c. Membuat guru menjadi percaya diri karena berkembang secara
profesional akan meningkatkan percaya diri, karena dapat menganalisa
kelebihan dan kekurangan diri kemudian mengembangkan alternatif
pemecahan masalah.
d. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri, bahkan guru menemukan
teori dalam memperbaiki pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah:
a. Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para
guru, telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan para siswa.
b. Sekolah akan berkembang dengan pesat.
c. Hubungan kolegial yang sehat akan menumbuhkan iklim kerja sama
yang kondusif untuk memajukan sekolah.
d. Menjadikan sekolah menjadi contoh bagi sekolah lain.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Definisi Media Pembelajaran
Banyak pakar yang mengemukakan tentang pengertian media.
Secara harfiah media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau
pengantar. Menurut (Schram, 1992)1 media adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media
adalah perluasan dari guru. National Education Asociation (NEA)
memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat
kerasnya2. Dari uraian ini, dapat diartikan media adalah semua alat baik
cetak maupun audio visualnya yang digunakan untuk belajar.
Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk
merangsang siswa supaya terjadi proses belajar. Dari uraian Briggs dapat
diartikan bahwa media pembelajaran sebagai alat perangsang supaya siswa
mau belajar3.
Miarso, (1989) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, kemauan siswa untuk belajar.4 Media pembelajaran
dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media
pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar
menjadi lebih konkrit. Pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal).
Dengan demikian dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih
berarti bagi siswa. Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1979) menekankan
pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses
belajar.
1 Rudi Susilana, Cepi Riyana. Media Pembelajaran. (Bandung: CV. Wacana Prima, 2007) hal. 5
2 Ibid hal. 6
3 Ibid hal. 7
4 Ibid hal. 7
5
6
2. Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran oleh guru mutlak dilakukan
Manfaat atau kelebihan media pembelajaran menurut Dra. Sumiati antara
lain:
a. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak menjadi
konkrit.
b. Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempatnya belajar.
c. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
d. Memungkinkan adanya persamaan pendapat atau persepsi yang benar
terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek.
e. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi,
aktivitas dan kreativitas belajar siswa.
f. Membantu siswa belajar secara individual, kelompok atau klasikal.
g. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan
kembali dengan cepat dan tepat.
h. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi
pembelajaran dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan
siswa untuk mengerti dan memahaminya.
i. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indra
1) Mengatasi keterbatasan ruang
a) Mempelajari materi pembelajaran berupa obyek yang terlalu
besar.
b) Mempelajari materi pembelajaran yang terlalu jauh.
c) Mempelajari materi pembelajaran atau obyek yang berbahaya.
2) Mengatasi keterbatasan waktu
a) Mempelajari materi pembelajaran yang pernah terjadi beberapa
tahun lalu.
b) Mempelajari materi pembelajaran atau obyek yang sudah
punah.
3) Mengatasi keterbatasan indra
a) Mempelajari materi pembelajaran atau obyek yang terlalu kecil
atau terlalu besar.
7
b) Mempelajari materi pembelajaran atau obyek yang gerakannya
terlalu cepat atau terlalu lambat.5
Manfaat media yang lain adalah:
a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistik
b) Membatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, daya indra
c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar
d) Memungkinkan anak belajar mandiri
e) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama6
Menurut Kemp and Dayton, 1985 manfaat media adalah:
a) Penyampaian pesan lebih berstandar
b) Pembelajaran lebih menarik
c) Pembelajaran lebih interaktif
d) Waktu pelaksanaan pembelajaran lebih diperpendek
e) Kualitas pembelajaran lebih ditingkatkan
f) Proses pembelajaran dapat dilangsungkan kapanpun dan dimanapun
g) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran
h) Peran guru berubah ke arah positif7
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran dapat
ditekankan beberapa hal sebagai berikut ini:
1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media
pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri
tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
5 Madjid, Abdul (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda.
6 Susilana, op.cit.h. 9
7 Ibid h. 10
8
3) Media pembelajjaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan
demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk
permainan atau memancing perhatian siswa.
5) Media pembelajaran berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar.
7) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar konkret untuk berfikir,
oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme8.
Selain fungsi-fungsi di atas, media pembelajaran ini juga memiliki
nilai dan manfaat sebagai berikut:
1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak.
2) Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat
ke dalam lingkungan belajar.
3) Menampilkan obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.9
3. Klasifikasi Media
Media dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Media grafis, contohnya grafik, diagram, bagan, sketsa, poster
b. Media bahan cetak
c. Media gambar diam
d. Media proyeksi diam
e. Media audio
f. Film
g. Televisi
h. Multimedia10
8 Ibid h. 10
9 Ibid h. 10
10 Masitoh, Laksmi Dewi. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen PAI Depag RI.
9
Aneka ragam media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-
ciri tertentu antara lain:
a. Berdasarkan kemampuan indra, jenis media pembelajaran terdiri atas:
1) Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan
indra telinga atau pendengaran (audio). Media pembelajaran ini
menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara, contoh: radio, tape
recorder.
a) Media radio
Radio adalah media audio yang penyampaian pesannya
dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari
suatu pemancar.
Kelebihan media radio
(1) Memiliki variasi program yang cukup banyak.
(2) Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat
dan gelombangnya.
(3) Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.
(4) Dapat lebih memusatkan siswa terhadap kata, kalimat,
atau musik sehingga sangat cocok untuk pengajaran Bahasa
Indonesia.
Kelemahan media radio
(1) Sifat komunikasinya hanya satu arah.
(2) Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan
siswa.
(3) Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-
ulang dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa
secara individual.
b) Media tape recorder
Tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui
proses perekamannya kaset audio.
Kelebihan tape recorder
(1) Dapat diputar berulang-ulang sesuai kebutuhan siswa.
10
(2) Rekaman dapat dihapus dan dapat digunakan kembali.
(3) Mengembangkan imajinasi siswa.
(4) Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.
(5) Penggandaan programnya sangat mudah.
Kelemahan tape recorder:
(6) Daya jangkauannya terbatas.
(7) Biaya penggandaan alatnya lebih mahal dibanding radio.
2) Media visual yaitu media pembelajaran yang menggunakan indra
mata atau penglihatan (visual). Media ini dapat menghasilkan
pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat, contoh gambar
diam. Media gambar diam adalah media visual yang berupa
gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi.
Kelebihan media gambar diam
a) Lebih konkret.
b) Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari obyek yang
sebenarnya.
c) Pembuatannya mudah dan murah harganya.
Kelemahan gambar diam
a) Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk
pembelajaran kelompok besar.
b) Perbandingan yang kurang tepat dari suatu obyek akan
menimbulkan kesalahan persepsi.
3) Media audio visual, yaitu media pembelajaran menggunakan
kemampuan indra telinga dan indra penglihatan (audio visual),
contohnya: OHT/OHP.
Kelebihan media OHT/OHP
a) Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran
ruangan kelas.
b) Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan
disertai warna-warna yang menarik.
c) Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan
siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
d) Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak
11
memerlukan penggelapan ruangan.
e) Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang
singkat.
f) Dapat digunakan berulang-ulang.
Kelemahan OHT/OHP
a) Memerlukan perencanaan yang matang.
b) Urutan OHT mudah kacau karena merupakan urutan yang
lepas
b. Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, jenis media
pembelajaran terdiri dari:
1) Daya atau kemampuan liputan yang luas, yaitu dapat
menjangkau tempat yang luas dengan jumlah orang atau siswa
yang banyak, contoh: televisi, radio,
2) Daya kemampuan yang terbatas, contoh: OHP, slide
c. Berdasarkan pengguna atau pemakain yang dimanfaatkan media
pembelajaran terdiri atas:
1) Media pembelajaran secara massal atau banyak orang, contoh:
TV, radio.
2) Media pembelajaran secara individual atau perorangan, contoh:
buku atau modul.
d. Berdasarkan kerumitan (kekomplekan) dan biayanya, jenis media
pembelajaran terdiri atas:
1) Big media, media yang rumit dan mahal serta penggunaannya
susah, contoh: film, video, komputer.
2) Little media, yaitu media pembelajaran sederhana, tidak mahal
dan murah serta mudah. Contoh: papan tulis, gambar.
e. Berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya, jenis media
pembelajaran terdiri atas:
1) media by design
2) media by utilization
12
f. Berdasarkan dimensinya, media pembelajaran terdiri atas:
1) Media 2 dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang
dan lebar. Contoh: poster, bagan, gambar.
2) Media tiga dimensi, yaitu media yang mempunyai minimal
panjang, lebar dan isi. Contoh: model, realia.
g. Berdasarkan proyeksinya, media pembelajaran terdiri atas:
1) Media proyeksi, jenis media pembelajaran yang diproyeksikan
dipancarkan menggunakan alat proyektor. Contoh: film, slide,
OHP, in focus.
2) Media tidak diproyeksikan, media yang tidak bisa
diproyeksikan atau dipancarkan. Contoh: buku pembelajaran,
papan planel11
h. Klasifikasi jenis media menurut Rudi Brets.
Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudi Brets yang dikutip
oleh Sumiati Asra adalah:
1) Media pembelajaran audi-motion-visual, yaitu media yang
mempunyai suara, ada gerakan an dapat dilihat. Contoh:
televisi, video tape, film bergerak.
2) Media audio-still-visual, yaitu media yang mempunyai suara,
dapat dilihat namun tidak ada gerakan, contoh: film strip suara.
3) Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan,
namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh,
seperti: telewriting, teleboard.
4) Media motion-visual, yaitu media yang mempunyai gambar
obyek bergerak seperti film bisu.
5) Media pembelajaran still-visual, yaitu obyek namun tidak ada
gerakan seperti: film strip, gambar, microform, halaman cetak.
6) Media pembelajaran semi-motion (semi gerak), yaitu
menggunakan garis dan tulisan, seperti teleautograf.
7) Media pembelajaran audio, hanya menggunakan suara, seperti
11
Rusiyana, loc.it. 17
13
radio, telepon, audio tape.
8) Media pembelajaran cetakan, hanya menimbulkan simbol-
simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi).12
4. Memilih Media Pembelajaran
Langkah-langkah dalam memilih media menurut Gagne dan Briggs
(1979:175), adapun dikutip oleh Sumiati Asra adalah:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran.
b. Mengklasifikasikan tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar.
c. Memilih peristiwa-peristiwa yang akan berlangsung.
d. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa.
e. Mendaftar media pembelajaran yang dapat digunakan disetiap
peristiwa dalam pembelajaran.
f. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media
pembelajaran yang dipakai.
g. Menentukan media pembelajaran yang terpilih akan digunakan.
h. Menulis rasional (penalaran) memilih media pembelajaran
tersebut.
i. Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap event
(peristiwa).
j. Menuliskan skrip (naskah) pembicaraan dalam penggunaan
media pembelajaran.13
Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran
adalah:
a. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan.
b. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.
c. Kemampuan guru dalam menggunakan suatu jenis media.
d. Fleksibilitas (lentur), tahan lama dan kenyamanan media
pembelajaran.
12
Sumiati, Asra. Metode Pembelajaran. (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008). h. 166 13
Ibid h. 166
14
e. Keefektifan suatu media pembelajaran dibanding dengan media lain
untuk digunakan dalam pembelajaran suatu materi pembelajaran
tertentu.14
Langkah-langkah perancangan media pembelajaran sebagai berikut:
a. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa.
b. Perumusan tujuan.
c. Perumusan materi pelajaran.
d. Perumusan alat pengukur keberhasilan penggunaan media
pembelajaran.15
Sebelum menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran, guru sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Guru mencoba media pembelajaran, sehingga diketahui apakah masih
berfungsi atau tidak.
2) Memperhatikan silabus dan RPP.
3) Menyiapkan dan menentukan media pembelajaran yang akan dipakai
sesuai dengan kebutuhan.
4) Memberikan bimbingan dan pengawasan selama penggunaan media
pembelajaran oleh siswa agar berfungsi sesuai tujuan yang diharapkan.
5) Setelah pembelajaran berakhir, siswa dilatih untuk bertanggung jawab
dengan memeriksa kelengkapan media pembelajaran tersebut agar
seperti sediakala dan menyimpannya ditempat yang telah ditentukan.16
Prinsip-prinsip pembuatan media pembelajaran. Dalam membuat
media pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1) Mudah mendapatkan bahan bakunya.
2) Murah bahan bakunya.
3) Multiguna atau banyak manfaatnya.
4) Menimbulkan kreatifitas siswa.
5) Menarik perhatian siswa.
6) Menggunakan bahan yang tidak membahayakan.
14
Ibid h. 167 15
Ibid h. 168 16
Ibid h. 169
15
7) Menggunakan media pembelajaran tersebut bisa secara individual,
kelompok atau klasikal.
8) Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, baik fisik, mental
atau pikirannya.17
Syarat-syarat pembuatan media pembelajaran.Media pembelajaran
dibuat harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
1) Faktor edukatif
2) Faktor teknik pembuatan
3) Faktor keindahan (estetika)18
5. Pengertian Fungsi dan Jenis Media Puzzle
Kata puzzle berasal dari bahasa Inggris, teka-teki atau bongkar
pasang, puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar
pasang.19
Fungsi puzzle
Puzzle berfungsi untuk:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Melatih koordinasi mata dan tangan
c. Melatih logika
d. Memperkuat daya ingat
e. Mengenalkan anak pada konsep hubungan
f. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis
(menggunakan otak kiri)
Macam-macam puzzle
Macam-macam puzzle yaitu:
a. Puzzle konstruksi
b. Puzzle batang (stick)
c. Puzzle lantai
d. Puzzle angka
17
Ibid h. 168 18
Sumiati, loc.cit. 19
Sumiyati, Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima
16
e. Puzzle transportasi
f. Puzzle logika
g. Puzzle geometri
h. Puzzle penjumlahan dan pengurangan20
Menurut Patmonodewa (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle
berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang,
media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan secara bongkar
pasang.21
Berdasarkan pengertian di atas tentang puzzle, dapat disimpulkan
bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang merangsang
kemampuan matematika anak, yang dimainkan cara membongkar pasang
kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
Cara membuat puzzle
Cara membuat puzzle yaitu:
a. Membuat pola/menggambar pola
b. Menggunting pola
c. Membuat alas puzzle
d. Masukan dalam amplop
6. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata faham. Menurut kamus lengkap
Bahasa Indonesia masa kini, faham adalah “mengerti, tahu/mengetahui”.22
Pada hakikatnya pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil
belajar. Pemahaman terbentuk dari adanya proses belajar. Menurut Fajri
dan Senja (2008) “Pemahaman berarti proses pembuatan cara
memahami.”23
Sedangkan Depdikbud (1994) menjelaskan bahwa kata
paham dapat berarti: (1) pengertian: pengetahuan yang banyak, (2)
pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengertian benar (akan); tahu
benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar.”24
20
Ibid h. 169 21
Susi Lana Rudi, Cepi Riana (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. 22
Djaka P. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. (Surakarta: Pustaka Mandiri) h. 88 23
http://ian43.wordpres.com/2010/12/17.pengertian pemahaman 24
Usman, Moh. Uzen. Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) h. 16
17
Parto Wisastro mengemukakan empat macam pengertian
pemahaman, yakni sebagai berikut: (1) pemahaman berarti melihat
hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama, (2) pemahaman
berarti mampu menerangkan atau melukiskan aspek-aspek, tingkatan sudut
pandangan-pandangan yang berbeda, (3) pemahaman berarti
memperkembangkan kesadaran akan faktor-faktor yang penting, (4)
berkemampuan membuat ramalan yang berasalan mengenai tingkah
lakunya.25
Menurut Sudjana (2010:24) membagi pemahaman kedalam tiga
kategori, yakni: (a) tingkatan terendah, yaitu pemahaman terjemahan,
mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, (b) tingkat kedua, adalah
pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu
dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian
dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan
pokok, (c) pemahaman tingkat ketika, yakni pemahaman ekstrapolasi.26
Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pengetahuan atau ingatan,
namun pemahaman ini masih terolong tingkat berpikir rendah. Untuk
meningkatkan pemahaman diperlukan proses belajar yang baik dan benar.
Pemahaman siswa akan berkembang bila proses pembelajaran berlangsung
dengan efektif dan efisien.
B. Penelitian yang Relevan
Menurut penelitian Purwanti Ika Yuni, yang melakukan penelitian di
SDN Sawojajar 6 Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, ini terlihat dari hasil belajar klasikal pada
siklus 1 mencapai 70,6%, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 88,2%.
Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus 1 mencapai 67,6%, sedangkan
pada siklus 2 meningkat menjadi 91,2% dari 34 siswa.
25
Parto Wisastro, Koestoer. Dinamika dalam Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Erlangga. 1983) h.
17 26
Sudjana, Nana. Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara. 2010) h. 18
18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan media
crossword puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
IPS siswa kelas IV B SDN Sawojajar 6 Kecamatan Kedung Kandang Kota
Malang.27
Menurut hasil penelitian Setiawan Arif tahun 2010, menerapkan media
puzzle IPS dengan media puzzle memiliki dampak positif dalam
meningkatkan kemampuan membaca peta pada siswa SD kelas V. Hal ini
berdampak positif terhadap prestasi hasil belajar siswa yang terlihat dari
peningkatan nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa di setiap siklus perbaikan
pembelajaran, yang awalnya siklus 1 63,16% pada siklus 2 menjadi 86,84%.28
Dari penelitian-penelitian di atas, kemudian penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dalam karya tulis ini dengan judul: “Efektivitas penggunaan
media puzzle huruf hijaiyah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi baca tulis al-Qur’an di SDN Periuk 1 Kota Tangerang”
diyakini pula akan dapat berdampak positif terhadap pemahaman siswa
setelah pembelajaran dilakukan di kelas 1 SDN Periuk 1 Kota Tangerang.
C. Hipotesis Penelitian
Media pembelajaran yang dipilih guru harus sesuai dengan jenis materi
atau kompetensi yang hendak dicapai serta keadaan siswa. Oleh sebab itu,
penggunaan media pembelajaran hendaknya tepat penggunaan media
pembelajaran yang tidak tepat dapat menyebabkan pembelajaran tidak efektif
dan tidak efisien. Akibatnya, siswa merasa jenuh saat belajar dan guru pun
merasa tidak nyaman membelajarkan materi itu.
Guru harus dapat memilih media pembelajaran yang tepat, dan guru
harus memiliki pengetahuan yang luas tentang media dengan karakteristiknya
masing-masing.
27
Purwanti, Ika Yuni. Skripsi: Penerapan Media Crossword Puzzle untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Sawojajar 6 (Malang: UNM: 2013) 28
Setiawan, Arif. Skripsi: Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Peta Buta Indonesia pada Pelajaran IPS Siswa kelas V SDN Sambi Kerep III Surabaya. (Malang:
UNM, 2010).
19
Secara umum media puzzle akan memberikan manfaat bagi siswa,
sebagaimana fungsi berbagai media di luar sekolah. Bagi para pelajar tentunya
sebagai bahan tambahan pengetahuan yang tidak mereka dapat di sekolah.
Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas
dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk
senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab
biasa diulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberi efek
ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba sehingga
berhasil.
Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir
dan bertindak imajinatif serta penuh daya khayal yang erat hubungannya
dengan perkembangan kreativitas anak. Proses kemerdekaan anak akan
memberi kemampuan lebih pada anak untuk mengembangkan pikirannya
mendapatkan kesenangan dan kemenangan dari bentuk permainan tersebut
akan memberikan nilai optimalisasi gerak dan usaha anak, sehingga akan
terjadi kompetensi yang fair dan beragam dari anak. Media puzzle dapat
diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam baca tulis al-Qur’an.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di kelas I SDN Periuk 1, yang beralamat di
Jln. Moch. Toha KM. 4,5 Kelurahan Periuk Kecamatan Periuk Kota
Tangerang Provinsi Banten.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan
Januari s/d bulan Maret 2014. Jadwal pelaksanaan penelitian selengkapnya
ada pada jadwal penelitian di bawah ini.
No Nama
Kegiatan
Bulan/Minggu
Ket Januari Pebruari Maret
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pengajuan
judul
x
2 Mengajukan
izin penelitian
x
3 Penajuan
proposal
x
4 Melaksanakan
penelitian
x x x x
5 Membuat
laporan
x x x
6 Mengajukan
laporan
x x
7 Perbaikan
laporan
x x
8 Pengesahan
laporan
(skripsi)
x
9 Sidang skripsi x
10 Penjidilidan
dan
penggandaan
x
20
21
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus
1. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian tindakan kelas, maka
penelitian ini menggunakan metode refleksi diri. Ciri Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang esensial adalah refleksi diri. Dalam refleksi diri, peneliti
mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak
dari tindakan tersebut bagi siswa dan kemudian peneliti memikirkan
mengapa dampaknya bisa seperti itu.
Kemudian peneliti mencoba menemukan kekuatan dan kelemahan
dari tindakan yang dilakukannya, dan kemudian mencoba memperbaiki
kelemahan dan mengulangi bahkan menyempurnakan tindakan yang
dianggap sudah bagus.
Pernyataan di atas sesuai dengan pendapatnya Carr dan Kemmis
(McNiff. J. 1991, P.21) yang mendefinisikan penelitian kelas sebagai:
“penelitian bidang sosial yang menggunakan refleksi diri sebagai metode
utama dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, bertujuan untuk
melakukan perbaikan diberbagai aspek”29
2. Rancangan Siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang
dilakukan melalui proses daur/siklus). Setiap siklus terdiri dari:
merencanakan, melaksanakan tindakan, mengamati, dan refleksi. Kalau
uraian ini dituangkan kedalam diagram PTK yang dicontohkan oleh
Kemmis dan McNiff.30
29
Wardani, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: UT, 2005) hal. 13 30
Ibid h. 419
22
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa
penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2,
sampai mendapat hasil yang diharapkan.
C. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru
sebagai unjuk kerja profesional yang sistematis terhadap dirinya sendiri
dianggap tanda dari guru yang profesional”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil ide pokok, bahwa
penelitian ini dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi belajar,
seperti: guru, siswa, dan kepala sekolah.31
Maka yang menjadi subyek
penelitian ini adalah:
1. Siswa kelas I SDN Periuk 1.
2. Guru Agama Islam kelas I SDN Periuk 1.
31
Ibid h. 110
23
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai subyek penelitian. Hal ini
sesuai dengan pendapatnya Hoppkins (1993) yang menyatakan bahwa:
“Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peserta yang terlibat didalam situasi
belajar, seperti guru, siswa dan kepala sekolah.”
Sedangkan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah pengumpul data.
Data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang ada didalam kelas, yang
berkaitan dengan kemampuan siswa.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan intervensi tindakan pada penelitian ini adalah:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan.
Perencanaan merupan acuan dalam melaksanakan tindakan. Langkah
utama dalam merencanakan adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis dan merumuskan masalah
c. Membuat rencana penelitian
2. Melaksanakan penelitian
Setelah persiapan matang, barulah kita akan melaksanakan penelitian
di kelas. Tahapan pelaksanaan tindakan terdiri dari:
a. Membuat rencana pelaksanaan
b. Menyiapkan fasilitas
c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data
d. Melaksanakan perbaikan pembelajaran
3. Pengamatan
Dalam penelitian ini dibutuhkan pengamatan oleh seorang pengamat.
Pengamatan dilakukan dengan mengamati pembelajaran yang sedang
dilaksanakan, kemudian menuliskannya dalam lembar pengamatan.
24
Kegiatan yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang ditulis, kegiatan yang sudah
baik maupun yang belum baik.
Hasil pengamatan digunakan untuk menentukan hal-hal yang harus
segera diperbaiki agar penelitian dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Refleksi
Refleksi adalah tindakan merenungkan kembali apa yang telah kita
lakukan dan apa dampaknya bagi hasil penelitian. Refleksi dilakukan
melalui analisis dan sintesis. Refleksi dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, hasil intervensi tindakannya
adalah:
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Tahapan perencanaan terdiri dari:
1) Membuat rencana perbaikan
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
3) Menentukan pengamat
4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa
5) Menyiapkan lembar pengamatan guru
6) Menyiapkan cara menganalisis data
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian terdiri dari:
1) Kegiatan Awal
a) Bersama siswa bernyanyi “huruf hijaiyah”
b) Tanya jawab isi lagu
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Menuliskan topik pelajaran di papan tulis
25
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
(2) Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
(3) Membagi lembar tugas kepada siswa
(4) Menjelaskan cara mengisi lembar kerja
b) Elaborasi
(1) Siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas yang
diberikan guru
(2) Mengisi lembar kerja
(3) Mengadakan tanya jawab materi pelajaran
(4) Memberi petunjuk kepada beberapa kelompok
c) Konfirmasi
(1) Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya di papan tulis
(2) Menilai jawaban setiap kelompok
(3) Meluruskan kesalahpahaman
3) Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pelajaran
b. Memberi tugas kepada siswa
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada siklus 1 terdiri dari:
1) Mengamati kinerja guru
2) Menuliskan hasil pengamatan di lembar pengamatan
3) Mengamati kegiatan siswa
4) Menuliskan hasil pengamatan siswa di lembar pengamatan
5) Menganalisis hasil evaluasi siswa
d. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan adalah:
1) Menuliskan kelemahan dari pembelajaran
2) Menuliskan kelebihan dari pembelajaran
3) Mencari penyebab dari masalah yang ada
4) Menentukan langkah berikutnya
26
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2, terdiri dari:
1) Membuat rencana
2) Menyiapkan puzzle huruf hijaiyah
3) Menyiapkan lembar pengamatan guru
4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa
b. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan penelitian siklus 2 adalah:
1) Kegiatan Awal
a) Bersama siswa menyanyikan lagu “huruf hijaiyah”
b) Mengadakan tanya jawab isi lagu
c) Menyampaikan tujuan pelajaran
d) Menuliskan topik pelajaran di papan tulis
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
(2) Membagi puzzle kepada tiap kelompok
(3) Membagikan lembar kerja kepada tiap kelompok
(4) Menjelaskan cara kerja dari puzzle
b) Elaborasi
(1) Siswa menyusun puzzle sesuai dengan cetakannya secara
berkelompok
(2) Mengamati siswa yang sedang menyelesaikan tugas
(3) Mengadakan tanya jawab
c) Konfirmasi
(1) Perwakilan siswa menempelkan hasil kerjanya di papan
tulis
(2) Menilai tugas siswa
(3) Meluruskan kesalahpahaman
27
3) Kegiatan Akhir
(1) Membaca huruf hijaiyah bersama-sama
(2) Menyimpulkan materi pelajaran
(3) Memberi tugas kepada siswa
c. Pengamatan
1) Mengamati kinerja guru
2) Mengamati aktifitas siswa
3) Menuliskan hasil pengamatan dilembar pengamatan
d. Refleksi
Kegiatan refleksi terdiri dari:
1) Mencari kelebihan dari pembelajaran
2) Menganalisis data
3) Membuat kesimpulan
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Hasil evaluasi siswa
b. Hasil pengamatan kinerja guru
c. Hasil pengamatan aktifitas siswa
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah:
a. Daftar nilai siswa
b. Lembar observasi
c. Guru
d. Pengamat
28
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ada 2,
yaitu tes dan non tes.
1. Instrumen tes, yaitu soal-soal evaluasi tentang huruf hijaiyah.
2. Instrumen non tes
Instrumen non tes yang digunakan adalah:
a. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru berisi tentang kinerja guru ketika pembelajaran
berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi
terstruktur.
b. Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswa, berisi tentang aktifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi tentang sejauh
mana kemampuan siswa terhadap materi baca tulis al-Qur’an. Jenis
observasi yang digunakan adalah observasi tertutup.
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan secara
pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapatnya Bohar Soeharto, yang menyatakan bahwa:
“Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan
mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan
informasi/data dari populasi penelitian baik itu berupa subyek maupun obyek
(gejala-gejala, peristiwa, dan benda-benda) yang ada kaitannya dengan
penelitian.”32
I. Teknik Pemeriksaan Data
Data diperiksa dengan menggunakan dependabilitas dalam penelitian
kualitatif dependabilitas disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel
adalah apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian tersebut. Uji
dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
32
Bohar Soeharto. Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi-Thesis).
(Bandung: Tarsito, 1996) h. 224
29
proses penelitian. Audit dilakukan oleh auditor yang independen atau
pembimbing audit dilakukan terhadap keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan peneliti. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat
menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitasnya
penelitiannya patut diragukan.33
Selain menggunakan dependabilitas, juga menggunakan validitas
katalis, yaitu validitas yang mendorong partisipan mengorientasikan,
memfokuskan, dan memberikan semangat terhadap transformasi visi mereka
dalam menghadapi kenyataan kondisi praktek mengajar sehari-hari. Semua
upa memenuhi tuntutan validitas katalis ini dilakukan melalui perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.34
J. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode tes ulang (test-
retest-method), yaitu suatu tes diberikan dua atau tiga kali pada peserta tes
yang sama pada waktu berbeda kemudian dicari korelasinya.35
K. Pengemban Perencanaan Tindakan
Penelitian ini akan dilakukan dalam dua (2) siklus. Pengembangan
perencanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari:
1. Mengajukan judul pada perguruan
2. Meminta izin penelitian kepada kepala sekolah
3. Mengajukan izin observasi
4. Mengajukan permohonan bimbingan skripsi
5. Membuat proposal
6. Mengadakan penelitian
7. Mengumpulkan data
8. Menganalisis data
9. Membuat laporan
10. Sidang skripsi
33
Sanafiah, Faisal. (1990) 34
Suharsini, Arikunto. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
1993) h. 138 35
Anas, Sudiyono. Pengantar Statistika Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) h
40
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Sekolah Dasar Negeri Periuk 1
1. Sejarah Singkat SDN Periuk 1
Pada tanggal 20 Desember 1966 diadakan rapat tentang rencana
anggaran penerimaan dan pengeluaran belanja desa. Jumlah yang hadir
saat itu + 350 orang. Hasil rapat adalah keinginan untuk membangun
sebuah kantor kepala desa, maksud tersebut masih terganjal karena tidak
ada lokasi/tanah yang tepat, kecuali tanah milik Tn. Oey Kim Gwan yang
berdomisili di Jakarta.
Pada tahun 1967, Camat Curug ketika itu dijabat oleh H.E. Muchal,
bersama Lurah Periuk memberi surat kepada Tn. Oey Kim Gwan. Pada
tanggal 10 Juni 1967, istri Tn. Oey Kim Gwan bersama 2 orang pengacara
yaitu Sutriono, SH dan Alamsyah, SH menemui Lurah Periuk. Hasil dari
pertemuan itu istri Tn. Oey Kim Gwan setuju untuk memberikan tanah
miliknya untuk dibangun kantor kepala desa.
Pada tanggal 17 Juni 1967, diadakan acara peletakan batu pertama
pembangunan kepala kelurahan Periuk. Acara tersebut dihadiri oleh bupati
kabupaten Dati II Tangerang. Pembangunan kantor pemerintah desa
Periuk seiring dengan pembangunan SD secara swadaya.
Pada tahun 1974/1975 desa Periuk mendapat bantuan inpres Sekolah
Dasar (SD) 1 unit, dan tahun 1976/1977 mendapat tambahan lokasi 1 unit
lagi. Dan sampai sekarang SD Periuk 1 mengalami pemekaran menjadi 6
sekolah, dari SD Periuk 1, Periuk 2, Periuk 3, Periuk 4, Periuk 5 dan
Periuk 6. Bangunan SDN Periuk 1 sekarang sudah menjadi gedung yang
megah dengan 2 lantai.
30
31
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah Dasar Periuk 1, adalah:
Bergerak dinamis menciptakan generasi penerus yang taqwa, cerdas,
terampil dan berbudi luhur agar bisa mandiri, berguna bagi nusa,
bangsa, dan agama.
b. Misi Sekolah Dasar Negeri Periuk 1, adalah:
1) Menanamkan disiplin dan tertib administrasi
2) Operasional transparan dalam semua program
3) Tekad yang kuat untuk menambah keimanan kepada Tuhan Yang
Maha Esa
4) Efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
5) Kreatif dan terampil dalam menggali seni dan budaya Indonesia
6) Aktif dalam pelatihan sumber daya manusia
7) Rajin dan bertanggung jawab dalam menciptakan kebersihan,
kenyamanan dan lingkungan sekolah
3. Keadaan Siswa
SDN Periuk 1 mempunyai 650 orang siswa, 351 orang laki-laki dan
299 orang siswa perempuan. Mempunyai 16 rombel, data selengkapnya
ada pada tabel d bawah ini.
Tabel 2
Data Keadaan Siswa SDN Periuk 1 2013/2014
No Kelas Rombel Siswa
Jumlah L P
1 I 3 52 54 106
2 II 3 54 49 103
3 III 2 62 40 102
4 IV 2 56 56 112
5 V 3 60 52 112
6 VI 3 67 48 115
Jumlah 16 351 299 650
32
4. Keadaan Guru
Guru PNS yang bertugas di SDN Periuk 1 ada 12 orang. Sedangkan
guru dan pegawai Non PNS (sukwan) ada 15 orang guru. Data
selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.
Tabel 3
Keadaan Guru/Pegawai PNS
No Pegawai L P Jumlah
1 Kepala Sekolah 1 - 1
2 Guru Kelas 1 9 10
3 Guru Penjaskes - - -
4 Guru Agama - 1 1
5 TU SD - - -
6 Penjaga SD - - -
Jumlah 2 10 12
Tabel 4
Keadaan Guru/Penjaga Sukwan
No Pegawai L P Jumlah
1 Guru Kelas 1 3 4
2 Guru Penjaskes 1 - 1
3 Guru Agama 1 - 1
4 Guru B. Inggris 1 1 2
5 Guru Komputer 1 1 2
6 TU 1 - 1
7 Penjaga 1 1 2
Jumlah 7 6 13
33
Tabel 5
Keadaan Guru PNS
No Nama/Tempat Tgl. Lahir NIP Gol/
Ruang
Mengajar
Kelas Jabatan
1
Halim Nurdin, S.Pd
Garut, 04-07-1959 195907041979121006 IV/a PKn 6
Kepala
Sekolah
2
Tati Marliah, S.Pd
Jakarta, 23-03-1961 196103231983032017 IV/a I.B Guru
3
Susi Ambarsari, S.Pd
Jakarta, 07-09-1966 196609071988032008 IV/a VI.C Guru
4
Neneng Sunengsih, S.Pd.SD
Tangerang, 29-04-1975 197504291998032004 III/c V.A Guru
5
Rd. E. Sukmawan, S.Pd
Purwakarta, 13-04-1974 197404132008012008 III/b III.A Guru
6
Asep Supriyatna, S.Pd, M.Si
Tangerang, 20-03-1973 197303201999031006 III/b V.C Guru
7
Popong Tuti, S.Pd
Tasikmalaya, 12-04-1973 197204122000012001 III/b IV.B Guru
8
Rameanna Siahaan
Tapanuli Utara, 08-05-1968 196805082007012020 II/d V.B Guru
9
Suhaesih
Tangerang, 21-03-1976 197603212008012006 II/c IV.A Guru
10
Wisra Linda
Bukittinggi, 23-06-1971 197106232006042011 II/c I.C / II.C Guru
11
Supadmi
Wonogiri, 14-12-1980 198012142006042007 II/d VI.A Guru
12
Yasmini
Sleman, 03-03-`966 19663032003122001 III/a
Agama
Hindu Guru
34
Tabel 6
Keadaan Guru Sukwan
No Nama Tempat, Tgl.
Lahir Pendidikan
Mengajar
Kelas
Masa
Kerja
1 Lily Herliana, S.Pd Kuningan,
23-08-1973 S1 PLS III.A
16 Th
08 Bln
2 Nurbayani Lubis,
S.Pd
P. Siantar,
19-02-1966 S1 PKn I.A / II.A
15 Th
08 Bln
3 Akmal Bima,
13-09-1970 PGA
P. Agama
I-VI
15 Th
08 Bln
4 Erdian Kurniawan,
SE
Jakarta,
31-12-1974
S1
Ekonomi
Kom
III-VI
09 Th
08 Bln
5 Rio Eko Sandra Payakumbuh,
20-08-1986 MA
Penjaskes
I-VI
07 Th
08 Bln
6 Eni Suciati, S.Pd Ngawi,
13-10-1966
S1 Bhs.
Indonesia
SBK
I-III
07 Th
02 Bln
7 Anita Khatarina Tangerang,
04-05-1988 S1 PGSD
SBK
IV-VI
06 Th
04 Bln
8 Eli Rahmawati Tangerang,
22-02-1987 S1 PGSD II.B
06 Th
04 Bln
9 Nurhayati Tangerang,
23-08-1985 D2 PGSD Pramuka
05 Th
04 Bln
10 Deni Nurdiana Pagerageung,
29-01-1982 S1 PGSD VI.B
06 Th
04 Bln
11 Dian Fridia Shakti Jakarta,
31-05-1974
S1 Bhs.
Inggris
B. Inggris
I-VI
05 Th
04 Bln
12 Rina Herlina Tasikmalaya,
30-07-1984
D3
Akuntansi
Komputer
I-III
01 Th
03 Bln
13 Trisna Agustama Sumedang,
24-08-1994 SMA TU
01 Th
07 Bln
14 Wahidin Tangerang,
27-03-1984 SD Penjaga
02 Th
06 Bln
15 Arnah Pandeglang,
06-01-1973 SD Penjaga
02 Th
06 Bln
5. Sarana dan Prasarana
SDN Periuk 1 berdiri atas tanah seluas 480 m2, tanah ini milik
pemerintah Kota Tangerang. Sekolah ini mempunyai 6 ruang kelas, 1
ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang komputer. SD ini mempunyai
layanan internet dan telepon. Untuk air bersih menggunakan pompa air
satelit.
35
Data sarana dan prasarana ada pada tabel di bawah ini.
Tabel 7
Kondisi Bangunan Sekolah
No Nama Ruang Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
Rusak
Total Jumlah
1 Ruang Kelas 6 - - - - 6
2 Ruang Kepala
Sekolah 1 - - - - 1
3 Ruang Guru 1 - - - - 1
4 Ruang
Komputer 1 - - - - 1
Tabel 8
Keadaan Peralatan/Perkakas Sekolah
No Nama Perkakas Jumlah Kondisi
Baik Sedang
1 Meja siswa 120 120 -
2 Kursi siswa 240 240 -
3 Meja guru 8 8 -
4 Kursi guru 8 8 -
5 Lemari 6 6 -
6 Rak buku 1 - 1
7 Papan tulis 6 - 6
8 Kursi tamu 1 1 -
9 Komputer 12 6 6
10 Printer 3 2 1
11 Laptop 1 1 -
12 In focus 1 1 -
13 Televisi 1 - 1
14 Sound System 1 - 1
15 Tape recorder 2 1 1
B. Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam
Pembelajaran agama Islam di SD dengan alokasi:
kelas rendah, kelas I – III = 3 JP
kelas tinggi, kelas IV – VI = 4 JP
36
Alokasi perjam pelajaran adalah 35 menit. Jadwal pelajaran agama Islam
selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.
Tabel 9
Jadwal Pelajaran Agama Islam
No Hari Kelas Ket.
1 Senin I.A / II.A
I.B /II.B
2 Selasa II.C / IIC
VI.A
VI.B
VI.C
3 Rabu IV.A / IV.B
V.A
4 Kamis III.A / III.B
5 Jum’at V.B / V.C
C. Deskripsi Data
Alat peraga puzzle dapat diterapkan pada pelajaran Agama Islam kelas
3 materi membaca surat-surat pendek Al-Qur’an. Mengingat penggunaan
media puzzle baru digunakan di SDN Periuk 1, maka penulis akan meneliti
penerapan penggunaan puzzle pada pengajaran membaca Al-Qur’an. Adapun
tabel penggunaan media pada pelajaran agama selengkapnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 10
Media yang digunakan pada pelajaran membaca Al-Qur’an
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Surat pendek 2 4,35
2 Puzzle surat pendek 9 19,36
3 Juzz Amma 16 32,61
4 Buku paket 19 41,30
Jumlah 100
37
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jawaban siswa di kelas 1
SDN Periuk 1 Tangerang bervariasi yang membuktikan bahwa setiap siswa
memiliki pemahaman yang berbeda. Oleh karena penggunaan media puzzle
dilakukan pada saat materi surat pendek yang terlihat pada urutan kedua
sebagaimana tertera pada tabel di atas dengan frekuensi minat sebesar 9% dan
dinyatakan baik. Hal ini dilakukan agar tingkat pencapaian materi yang
diberikan dapat dengan mudah didapatkan dengan stimulus media puzzle yang
dapat menambah motivasi siswa dalam pembelajaran baca tulis al-Qur’an.
Tabel 11
Frekuensi Penggunaan Media Puzzle pada Pelajaran
Membaca Al-Qur’an
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Sering 15 32,61
2 Kadang-kadang 20 43,48
3 Tidak pernah 11 23,91
Jumlah 100
Dari jawaban di atas, dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam di
SDN Periuk 1 kadang-kadang menggunakan media puzzle. Hal ini dapat
dipahami bahwa media puzzle membutuhkan persiapan yang matang.
Media puzzle juga dapat meningkatkan respon siswa terhadap pelajaran
Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket siswa di bawah ini.
Tabel 12
Respon Siswa terhadap Pelajaran Membaca Al-Qur’an
Menggunakan Media Puzzle
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Menyenangkan 25 54,35
2 Kadang-kadang menyenangkan 12 26,08
3 Tidak menyenangkan 9 19,56
Jumlah 100
38
Selain menggunakan angket, instrumen penelitian ini juga
menggunakan lembar observasi, yang diobservasi adalah guru dan siswa
selama pembelajaran berlangsung baik siklus 1 maupun siklus 2. Kinerja guru
pada siklus 1 selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.
Tabel 13
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus 1
No Aspek yang
Diobservasi
Kemunculan Komentar
Ya Tidak
1
2
3
4
5
Penjelasan konsep oleh
guru
Penggunaan puzzle
sebagai media
Penggunaan metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Kerja kelompok
Penguasaan
konsep/hasil belajar
Aktivitas siswa
Penjelasan sudah ada,
namun belum lengkap
Guru sudah menggunakan
puzzle, namun belum
semua siswa dapat puzzle
Metode yang digunakan
guru sudah sesuai dengan
materi pembelajaran
Sudah ada peningkatan
hasil belajar siswa
Baru sebagian siswa yang
aktif
Dari hasil observasi (pengamatan) dalam tabel di atas terjadi
peningkatan kualitas pembelajaran, baik dari guru maupun siswa. Namun
masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, karena hal tersebut
maka penelitian dilanjutkan pada siklus ke 2. Hasil pengamatan siklus 2
selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.
39
Tabel 14
Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2
No Aspek yang
Diobservasi
Kemunculan Komentar
Ya Tidak
1
2
3
4
5
Penjelasan konsep oleh
guru
Penggunaan media
puzzle
Penggunaan metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Kerja kelompok
- Penugasan
Penguasaan
konsep/hasil belajar
Aktivitas siswa
Penjelasan konsep oleh
guru lengkap dan jelas
Penggunaan puzzle sesuai
dengan jumlah siswa
Metode yang digunakan
guru bervariasi dan sesuai
dengan materi pelajaran
Hasil pencapaian KKM
95%
Siswa antusias mengikuti
pelajaran
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dianggap
sudah berhasil. Hal ini ditandai dengan tingkat pencapaian KKM yang
mencapai 95%. Selain itu dalam menggunakan media puzzle, jumlah puzzle
yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa, dengan rasio 1:1. Dengan
demikian siswa sangat senang mengikuti pembelajaran, hal ini ditunjukkan
dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan ketika pembelajaran terakhir
siswa seperti kecewa. Guru hampir tidak mampu menjawab pertanyaan siswa..
Deskripsi selengkapnya hasil pembelajaran tiap siklus pada tabel di
bawah ini.
40
Tabel 15
Rencana, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi Siklus 1
Rencana
Tindakan 1 Tindakan 1 Pengamatan 1 Refleksi 1
Membaca,
menulis Al-
Qur’an mengenal
surat Attakasur
- Membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok
- Membagikan
puzzle pada
tiap
kelompok
- Menyatukan
puzzle secara
berkelompok
- Membacakan
surat yang
ada dalam
puzzle
- Menilai
bacaan setiap
kelompok
siswa
- Mengadakan
tanya jawab
Penjelasan
sudah ada
belum lengkap
Puzzle yang
digunakan
belum sebanyak
siswa
Tingkat
pencapaian
KKM 78,26%
Siswa belum
semua aktif
Metode yang
digunakan
sudah sesuai
dengan materi
dan bervariasi
Dalam
pembelajaran
siklus 1, sudah
baik
dibandingkan
pra siklus.
Namun masih
ada kekurangan
yaitu
penggunaan
puzzle yang
berkelompok,
sehingga banyak
siswa yang tidak
dapat
menggunakan
puzzle
41
Tabel 16
Rencana, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi Siklus 2
Rencana
Tindakan 1 Tindakan 1 Pengamatan 1 Refleksi 1
Membaca Al-
Qur’an mengenal
surat al-Falaq
menggunakan
puzzle
- Menjelaskan
konsep oleh
guru
- Mengadakan
tanya jawab
materi
pelajaran
- Membagikan
puzzle kepada
semua siswa
- Siswa
menyatukan
puzzle
- Guru
mengamati
siswa
- Membaca
surat Al-
Falaq
- Menilai
puzzle siswa
Penjelasan
konsep sudah
lengkap dan
jelas
Alat peraga
puzzle sudah
sesuai dengan
jumlah siswa
Metode sudah
bervariasi dan
sesuai dengan
materi
Siswa aktif
dalam
pembelajaran
Tingkat
pencapaian
KKM 95,65%
Pembelajaran
sudah baik dan
terarah karena
pembelajaran
sudah sesuai
dengan yang
diharapkan,
maka
pembelajaran
dicukupkan
sampai siklus 2
Selain data di atas, digunakan juga instrumen penilaian baik siklus 1
maupun siklus 2, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil
selengkapnya ada pada tabel di bawah ini:
42
Tabel 17
Instrumen Penilaian Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tahap 1
No Aspek yang Dinilai Skor
1
Kejelasan perumusan tujuan/indikator yang
mencerminkan nilai karakter (tidak
menimbulkan penafsiran ganda dan
mengandung perilaku hasil belajar)
1 2 3 4 5
2 Kejelasan uraian materi ajar (sesuai dengan
tujuan/indikator dan karakteristik peserta) 1 2 3 4 5
3
Pengorganisasian materi ajar (keruntutan
sistematika materi dan kesesuaian dengan
alokasi waktu)
1 2 3 4 5
4
Pemilihan sumber/media pembelajaran
(sesuai dengan tujuan/indikator, materi dan
karakteristik peserta)
1 2 3 4 5
5
Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-
langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti,
dan penutup dengan mencerminkan adanya
rumusan nilai karakter
1 2 3 4 5
6
Kerincian skenario pembelajaran (setiap
langkah tercermin strategi/metode dan alokasi
waktu pada setiap tahap)
1 2 3 4 5
7 Kesesuaian teknik dengan tujuan/indikator 1 2 3 4 5
8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci,
pedoman penskoran) 1 2 3 4 5
Dari instrumen di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP yang dibuat
sudah
43
baik, RPP yang dibuat sesuai dengan program semester dan silabus
pelajaran Agama Islam. Dalam menyusun RPP, peneliti sudah sesuai dengan
aturan dan prinsip penyusunan RPP.
Dari penilaian di atas, guru/peneliti perlu melakukan perbaikan pada
RPP siklus 2. Penilaian RPP pada tahap/siklus ke 2 selengkapnya ada pada
tabel di bawah ini.
Tabel 18
Instrumen Penilaian Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tahap 2
No Aspek yang Dinilai Skor
1
Kejelasan perumusan tujuan/indikator yang
mencerminkan nilai karakter (tidak
menimbulkan penafsiran ganda dan
mengandung perilaku hasil belajar)
1 2 3 4 5
2
Kejelasan uraian materi ajar (sesuai dengan
tujuan/indikator dan karakteristik peserta
didik)
1 2 3 4 5
3
Pengorganisasian materi ajar (keruntutan,
sistematika materi dan kesesuaian dengan
materi ajar)
1 2 3 4 5
4
Pemilihan sumber/media pembelajaran
(sesuai dengan tujuan/indikator, materi dan
karakteristik peserta)
1 2 3 4 5
5
Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-
langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti,
dan penutup dengan mencerminkan adanya
rumusan nilai karakter
1 2 3 4 5
6
Kerincian skenario pembelajaran (setiap
langkah tercermin strategi/metode dan alokasi
waktu pada setiap tahap)
1 2 3 4 5
44
7 Kesesuaian teknik dengan tujuan/indikator
pembelajaran 1 2 3 4 5
8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci,
pedoman penskoran) 1 2 3 4 5
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP yang dibuat oleh guru
sudah baik, dan sudah lebih rinci dibandingkan dengan RPP yang dibuat pada
pembelajaran tahap 1.
Selain instrumen RPP, penelitian ini juga menggunakan instrumen
pelaksanaan pembelajaran. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran mengalami peningkatan mulai dari tahap 1 sampai tahap 2.
Data pelaksanaan pembelajaran selengkapnya ada pada tabel-tabel di
bawah ini.
Tabel 19
Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Tahap 1
No Indikator/Aspek yang Dinilai Skor
I
1
2
II
A
3
4
5
Kegiatan Pendahuluan
Mempersiapkan peserta didik untuk belajar
Melakukan kegiatan apersepsi
(menghubungkan materi yang akan diajarkan
dengan pengalaman)
Kegiatan Inti Pembelajaran
Penguasaan Materi Pelajaran
Menunjukkan penguasaan materi pelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai
dengan hierarki belajar dan karakteristik
peserta didik
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
45
6
B
7
8
9
10
11
12
C
13
14
15
D
16
17
18
E
19
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tujuan/indikator pencapaian kompetensi dan
nilai karakter
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
Menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
Menggunakan media secara efektif dan
efisien
Menghasilkan pesan yang menarik
Melibatkan peserta didik dan pemanfaatan
media
Pembelajaran yang Memicu dan
Memelihara Ketertiban Peserta Didik
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam pembelajaran
Menumbuhkan sikap terbuka terhadap
respons peserta didik
Menimbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama proses
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
46
20
F
21
22
III
23
24
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
jelas, baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
Kegiatan Penutup
Melakukan refleksi atau rangkuman dengan
melibatkan peserta didik
Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan atau kegiatan atau tugas
sebagai bagian remedial/pengayaan
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Tabel 20
Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Tahap 2
No Indikator/Aspek yang Dinilai Skor
I
1
2
II
A
3
4
5
Kegiatan Pendahuluan
Mempersiapkan peserta didik untuk belajar
Melakukan kegiatan apersepsi
(menghubungkan materi yang akan diajarkan
dengan pengalaman)
Kegiatan Inti Pembelajaran
Penguasaan Materi Pelajaran
Menunjukkan materi pelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai
dengan hierarki belajar dan karakteristik
peserta didik
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
47
6
B
7
8
9
10
11
12
C
13
14
15
D
16
17
18
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Pendekatan/Strategi Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tujuan/indikator pencapaian kompetensi dan
nilai karakter yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
Menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran secara
kontekstual
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
Menggunakan media secara efektif dan
efisien
Menghasilkan pesan yang menarik
Melibatkan peserta didik dan pemanfaatan
media
Pembelajaran yang Memicu dan
Memelihara Ketertiban Peserta Didik
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam pembelajaran
Menumbuhkan sikap terbuka terhadap
respons peserta didik
Menimbuhkan keceriaan dan antusiasme
peserta didik
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
48
E
19
20
F
21
22
III
23
24
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan)
Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
jelas, baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
Kegiatan Penutup
Melakukan refleksi atau rangkuman dengan
melibatkan peserta didik
Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan atau kegiatan atau tugas
sebagai bagian remedial/pengayaan
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Kriteria:
1. Sangat tidak baik
2. Tidak baik
3. Kurang baik
4. Baik
5. Sangat baik
Selain instrumen di atas, karena penelitian ini tentang pemahaman
siswa, yang erat pula kaitannya dengan penilaian siswa, maka penelitian ini
juga dilengkapi dengan penilaian Siswa.
Menurut Depdikbud (1994) mengemukakan: “penilaian adalah suatu
kegiatan untuk memberikan informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”36
Data tentang hasil penilaian siswa selengkapnya ada pada tabel di
bawah ini.
36
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Rosda Karya, 2012), h. 2
49
Tabel 21
Hasil Evaluasi Membaca Al-Qur’an Kelas III.A
No Nama Siswa L/P
Nilai
Tahap
1
Tahap
2
1 Nabila Hairunnisa P 65 75
2 Hanin Anggraeni P 70 80
3 Helmi Surya L 65 65
4 M. Nauval Setel V. L 75 80
5 Lia Ramadani P 80 85
6 Anggun Khairunisa P 70 90
7 Salwa Indah Nuraini P 70 80
8 M. Septian Nurhalim L 80 85
9 Reva R. P 75 90
10 Riska Amelia P 60 65
11 Indah Sauna R. P 70 75
12 Ikhsan Nuriman L 75 75
13 Juanita Lutfi A. P 60 60
14 Rama Agung P.P L 65 70
15 Arifin Hamdani L 60 75
16 M. Natan Fariz L 60 85
17 Muhamad Karunia D L 85 90
18 Nina Aulia P 90 95
19 Rifqa Nabila Muti P 60 70
20 Alfia Rahmawati P 65 75
21 Febrian Armansyah L 65 85
22 Aristo Juno L 75 90
23 Naila Naswa Istiqomah P 60 75
24 M. Bagus S. L 75 85
25 Rifqi Aprian S. L 80 98
26 Dendi Resdiansyah L 75 80
50
27 Ahmad Zulfikar L 85 85
28 Randy Risky P. L 90 95
29 Kemas Akmal Z. L 90 90
30 Galuh Eka Saputra L 80 85
31 Sesar Arif Pamungkas L 85 90
32 Dinda Z.A P 75 75
33 M. Frendi Aprianto L 80 80
34 Kevin Dafisti L 85 85
35 Fiqri Faturohman L 80 90
36 M. Reza Bagus S. L 75 80
37 Don da Vinci S. L 70 80
38 Irfansah Nurkarim L 75 85
39 Raditio Arkan. S L 80 85
40 Karina Putri Arif P 80 80
41 M. Al Ratif L 80 90
42 M. Toha Ma’ruf A. L 75 80
43 Gaza Zakia P 85 90
44 Aji Wahyu Satrio U. L 85 85
45 Arya Duta Rafif S. L 85 85
46 Selvi Amelia P 90 95
Jumlah 3460 3785
Rata-rata 72,22 82,28
Hasil evaluasi di atas jika dibuat dalam bentuk diagram akan seperti di
bawah ini.
51
52
D. Pembahasan
1. Tahap 1
Dari hasil penelitian yang telah didapat, dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, baik dari hasil evaluasi siswa,
kinerja guru, maupun aktivitas siswa.
Pada tahap 1, pembelajaran sudah mengalami perubahan menjadi
baik dibandingkan dengan pra siklus. Hal ini disebabkan karena guru
sudah menggunakan media pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapatnya Kemp dan Dayton (1985) yang mengatakan, “media
pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran”.
Selain itu, siswa juga terlihat senang mengikuti pembelajaran ini
disebabkan karena guru menggunakan puzzle sebagai media pembelajaran.
Hasil ini sesuai dengan pendapat Rusi Susilana dan Cepi Riyana, yang
menyebutkan salah satu fungsi media pembelajaran adalah menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
Pada tahap ini hasil penilaian siswa juga lebih meningkat lagi
dibanding dengan pra tahap. Hal ini sesuai dengan pendapat Rudi Susilana
yang mengatakan bahwa “penggunaan medua pembelajaran secara kreatif
akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak,
mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan
keterampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi
tujuan pembelajaran.37
2. Tahap 2
Pembelajaran tahap 2 hasilnya lebih baik dibanding siklus 1. Yang
mengalami peningkatan adalah hasil penilaian siswa, aktifitas siswa juga
kinerja guru. Hal ini disebabkan karena guru dalam memilih media sudah
mengikuti pendapatnya Sumiati dan Asra, yang menyebutkan faktor dalam
memilih media adalah:
37
Rudi Susilana, Cepi Riyana, Media Pembelajaran. (Bandung, Wacana Prima, 2008), h. 9
53
a. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan
b. Kegunaan dari berbagai jenis media pembelajaran itu sendiri
c. Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media itu sendiri
d. Fleksibilitas (lentur), tahan lama dan kenyamanan media pembelajaran
e. Keefektifan suatu media pembelajaran dibandingkan dengan jenis
media pembelajaran lainnya.38
Penggunaan media puzzle sangat berpengaruh terhadap hasil
penilaian siswa. Karena siswa kelas III menurut Jean Piaget yang
mengatakan bahwa berada pada tahap operasional konkret dan
membutuhkan alat/media pembelajaran agar mempercepat pemahaman
suatu materi.
Penggunaan media puzzle akan memberi manfaat kepada siswa,
sebagaimana fungsi berbagai media di luar sekolah bagi para pelajar,
tentunya sebagai bahan tambahan pengetahuan.
Games puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya
kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya
motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap
menyenangkan sebab diulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan
selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan
terus mencoba hingga berhasil.39
38
Sumiati, Asra. Media Pembelajaran. (Bandung: Wacana Prima, 2008), h. 166 39
http://syukronsaharablogspot.com/2011/05/penggunaan media gamespuzzlehtm.(diunduh pada
tanggal 5 Maret 2014)
54
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Penggunaan media puzzle dalam materi membaca Alqur’an di SDN Periuk
1, meliputi perencanaan uji coba, penerapan dan evaluasi.
2. Penggunaan media puzzle dimulai dengan penjelasan cara penggunaan
media puzzle, membagi kelompok, melakukan permainan puzzle surat Al-
Kautsar kemudian membacakan surat tersebut bersama-sama satu
kelompok.
3. Penggunaan media puzzle surat di SDN Periuk 1 dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap membaca Al-Qur’an.
4. Penggunaan media puzzle surat Al-Kautsar sangat efektif digunakan dalam
pembelajaran karena dapat meningkatkan minat siswa terhadap materi
membaca Al-Qur’an.
5. Penggunaan media puzzle surat Al-Kautsar dapat meningkatkan daya ingat
siswa.
B. Implikasi
Dari kesimpulan di atas, hasil penelitian berimplikasi terhadap upaya
sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran Agama Islam yang
berkenaan dengan kegiatan membaca Al-Qur’an khususnya surat Al-Kautsar,
peningkatan pengetahuan dan kemampuan guru dalam menggunakan media
puzzle untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Disamping itu juga proses peningkatan kualitas pembelajaran dengan
meningkatkan keterampilan guru yang salah satunya adalah menggunakan
metode dan media yang bervariasi. Media yang digunakan dekat dengan dunia
anak.
54
55
C. Saran-saran
Berdasarkan implikasi di atas, penulis memberikan beberapa saran, yaitu:
a. Sekolah harus terus mengadakan peningkatan keterampilan guru dalam
memilih dan menggunakan media pembelajaran dengan cara berdiskusi
dan melakukan kelompok kerja guru.
b. Guru Agama Islam hendaknya menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an untuk mempemudah siswa dan guru.
c. Guru Agama Islam hendaknya mempunyai pengetahuan yang banyak
tentang media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Untuk itu guru harus terus meningkatkan pengetahuan tentang media
pembelajaran.
d. Orang tua hendaknya memperhatikan pelajaran anaknya, untuk itu harus
berperan aktif untuk mencari tahu akan perkembangan belajar anaknya di
sekolah.
e. Sekolah hendaknya menjalin kerja sama dengan orang tua siswa, agar
terjalin hubungan yang baik dalam mendidik siswa.
f. Sekolah hendaknya menfasilitasi guru, khususnya guru Agama Islam
untuk dapat meningkatkan keterampilannya dengan mengikutsertakan
dalam pendidikan dan latihan tentang didaktik metodik.
g. Depdiknas hendaknya memperhatikan guru-guru Agama Islam yang masih
mengajar di sekolah dasar negeri, yaitu dengan memberikan pelatihan dan
pembinaan secara berkala.
56
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H. Selecting and Developing Media For Instruction. American
Society for Training and Development, Modison, 1976.
________, Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran, Jakarta Universitas
Terbuka dan Pusat Antar Universitas di Universitas Terbuka.
Depdikbud. (1993).
Kurikulum SD 1994. Jakarta: Depdikbud. Drive, R. Changing
concepstions. Journal of Research in Education, 161-96. (1988).
Gerlach, S. Vernon, 1980, Teaching and Media, New Jersey: Prentice-Hall., Inc.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Cita Aditya Bakti.
Masjid, Abdul (2012), Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda.
Munte, Bernawy, Zaini Hisyam dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: Insan Madani (2008).
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen PAI Depag RI.
2009
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, Sinar Baru Algendindo,
Bandung, 2005.
Norlander Kay. A-Case, dll Guru Profesional. Jakarta: PT. Indeks. (2009).
Rusman, Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Komputer, Bahan Ajar.
Jurusan Kurtek FIP UPI. (2004),
Susi Lana Rudi, Cepi Riyana. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana
Prima. (2008)
Sumiati, Asra Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. (2008).
Suryabrata, Sumadi (1984). Psikolog Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Smeltzer, K. Dennis, 1992, Computer Mediated Communication: An Analysis of
the Relationship of Message Structure and Message Intent. Journal
Educational Technology.
Syamsudin Abin, Nandang Budiman Profesi Keguruan 2. Jakarta: UT. (2006).
Tim Penyusun Jurusan PGSD UNS Modul Diklat Profesi Guru SD. Jakarta. UNJ.
57
Tim Penyusun, Pedoman Penyusun Skripsi. Jakarta. UN Syarif Hidayatullah.
(2011).
http://itartina129b.blogspot.com/2013/04/pengertian-multimedia-dan-contohnya-
html.
http://t-multimedia-risqidian-blogspot.com/
http://salmanitb.com/2013/03/31/membaca-dan-menulis-landasan-
keilmuandalamalquran/"
http://salmanitb.commembaca-dan-menulis-landasan-
keilmuandalamalquran//2013/03/31/
http://www.kafebalita.com/
http://pondokibu.dom/manfaat-bermain-puzzle-untuk-anak/
http://akmadsudrajat.wordpress.com//tips-memotivasi-siswa-untuk-
belajar/2010/09/11
http://layanan-bk.blogspot.com/2012/05/cara-meningkatkan-motivasi-
belajar.html.
http://abitadya.wordpress.com/2012/02/28/32/