skripsi tentang tqm

60
SKRIPSI MEMPELAJARI PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM HUBUNGAN KERJA SAMA ANTARA PT NESTLÉ INDONESIA DENGAN PENYALUR KEMASAN GUNA MENJAMIN KUALITAS PRODUK Oleh IKHSAN NOVEMBRIANTO F24103042 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Upload: ahrul-tsani-fathurrahman

Post on 04-Jul-2015

2.196 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi tentang TQM

SKRIPSI

MEMPELAJARI PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

DALAM HUBUNGAN KERJA SAMA ANTARA PT NESTLÉ INDONESIA

DENGAN PENYALUR KEMASAN GUNA MENJAMIN

KUALITAS PRODUK

Oleh

IKHSAN NOVEMBRIANTO

F24103042

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: skripsi tentang TQM

MEMPELAJARI PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

DALAM HUBUNGAN KERJA SAMA ANTARA PT NESTLÉ INDONESIA

DENGAN PENYALUR KEMASAN GUNA MENJAMIN

KUALITAS PRODUK

Oleh

IKHSAN NOVEMBRIANTO

F24103042

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: skripsi tentang TQM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

MEMPELAJARI PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

DALAM HUBUNGAN KERJA SAMA ANTARA PT NESTLÉ INDONESIA

DENGAN PENYALUR KEMASAN GUNA MENJAMIN

KUALITAS PRODUK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IKHSAN NOVEMBRIANTO

F24103042

Dilahirkan pada tanggal 13 November 1984

Di Bogor, Jawa Barat

Tanggal lulus : 27 Agustus 2007

Bogor, September 2007

Menyetujui

Prof. Dr. Ir . Deddy Muchtadi, MS. Yvonne Handajani

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapang

Mengetahui

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc

Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Page 4: skripsi tentang TQM

Ikhsan Novembrianto. F24103042 . Mempelajari Penerapan Total Quality Management dalam Hubungan Kerja Sama antara PT Nestlé Indonesia dengan Penyalur Kemasan Guna Menjamin Kualitas Produk. Di bawah bimbingan : Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS. dan Yvonne Handajani (2007)

RINGKASAN

Perusahaan bergantung pada bahan mentah, jasa, komponen, mesin, distribusi, dan penyaluran dari banyak perusahaan atau organisasi lain. Hubungan yang tidak baik dengan penyalur ini akan mengakibatkan harga yang mahal, pengiriman yang tidak tepat waktu, dan kualitas yang buruk (Holt, 1990). Tingkat kerja sama antara industri pangan dengan penyalur kemasan akan mempengaruhi keputusan yang dibuat. Tantangan atau masalah utama yang ditemui dari hubungan kerja sama tersebut adalah Short Time Forecast. Penyalur Kemasan memproduksi kemasan minimal 12.000 m2, dari awal pencetakan silinder hingga pengepakan membutuhkan waktu 3 minggu. Pembuatan kemasan tidak dapat dihentikan ketika produksi sudah berlangsung. Sehingga dibutuhkan ketelitian dan kejelian dari pihak Nestlé Indonesia dalam menganalisa permintaan pasar dan mengkorelasikan jumlah kemasan yang akan dipesan. Namun sering terjadi fluktuasi permintaan dari pasar mengakibatkan Short Time Forecast dari pihak PT Nestlé Indonesia. Hal ini mengakibatkan kemasan yang terlanjur dipesan menumpuk di gudang penyalur dan mengakibatkan tambahan biaya penyimpanan barang. Disamping itu, sistem penerimaan di PT Nestlé Indonesia mengharuskan kemasan yang telah diterima harus diuji ulang terlebih dahulu. Pengujian ulang tersebut memerlukan waktu, biaya, dan tempat.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan Total Quality Management (TQM) dalam kerja sama antara PT Nestlé Indonesia dengan penyalur kemasan dan menelusuri sistem yang menjamin kualitas produk dan secara khusus penelitian ini bertujuan mencari solusi dari permasalahan tantangan yang timbul dari hubungan kerja sama tersebut. Metodologi yang digunakan, yaitu : (1) melakukan penelusuran TQM berdasarkan yang dikemukakan oleh Monks (1995), (2) penelusuran komitmen dan keterlibatan manajemen berdasarkan Oakland (1993) , (3) penelusuran kebijakan perusahaan berdasarkan Oakland (1993), (4) penentuan tingkat kerja sama berdasarkan Oakland (1993), (5) penentuan konsep kerja sama berdasarkan Goetsch dan Davis (1997), dan (6) optimalisasi Supplier Quality Assurance.

Penerapan sistem kualitas di PT Nestlé Indonesia sudah memenuhi persyaratan yang dikemukakan oleh Monks (1995). Sistem kualitas yang diterapkan tersebut merupakan sistem berbasis proses yang juga memenuhi syarat yang ditentukan oleh ISO 9001 : 2000 walaupun secara umum perusahaan ini belum tersertifikasi. Terdapatnya kebijakan perusahaan dan komitmen perusahaan dalam pengaturan penyalur memenuhi syarat penting yang dikemukakan oleh Oakland (1993).

PT Nestlé Indonesia sudah melakukan hubungan kerja sama dengan Penyalur Kemasan sejak tahun 1996. Kinerja penyalur diukur dengan

Page 5: skripsi tentang TQM

menggunakan Key Performance Indicator (KPI), sejauh ini Penyalur Kemasan tersebut memiliki rata – rata keseluruhan KPI diatas 95 %. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu, kesesuaian jumlah barang pesanan, serta kesesuaian kualitas barang yang diberikan oleh penyalur tersebut sangat baik. PT Nestlé Indonesia mengkategorikan penyalur ini kedalam High Confidence Level Supplier. Jenis tingkatan yang diberikan oleh PT Nestlé Indonesia kepada Penyalur Kemasan tersebut berdasarkan Oakland (1993) adalah full approval. Hubungan kerja sama yang terjalin termasuk ke dalam Contemporary Relations : Supplier – Customer Chain .Hubungan tersebut menunjukkan bahwa tidak ada halangan dalam berkomunikasi antar dua pihak yang terkait.

Fluktuasi jumlah kemasan dalam penyimpanan akibat dari Short Time Forecast dari pihak PT Nestlé Indonesia dapat diatasi dengan pengoptimalan pengontrolan kualitas. Pengikutsertaan Penyalur Kemasan dalam pembuatan spesifikasi akan lebih memudahkan Penyalur Kemasan dalam memahami kriteria penting yang akan dicantumkan dalam sertifikat analisis. Sertifikat analisis tersebut akan dijadikan garansi pada saat penerimaan awal barang, sehingga bahan kemasan bisa segera digunakan dan mengurangi penumpukkan barang di gudang.

Diperlukan sistem yang lebih terintegritas dan terperinci sehingga jika spesifikasi kemasan diubah sewaktu – waktu akan terdapat penjelasan lanjut seperti mengenai perlu tidaknya persetujuan, pengujian ulang, ataupun pembuatan kontrak baru. Selain hal diatas, dibutuhkan pula penelitian lebih lanjut dari sisi ilmu yang berbeda untuk meningkatkan hubungan kerja sama tersebut ke arah yang lebih tinggi, misalnya dari sisi ilmu engineering atau mekanika.

Page 6: skripsi tentang TQM

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 13

November 1984 sebagai anak pertama dari dua bersaudara

dari pasangan Arie Dwinanto dan Yenni Agustina Mulyani.

Penulis memiliki satu orang adik bernama Annisa Rizkiriani.

Pendidikan penulis dimulai pada tahun 1991 - 1997 di

SDN Pabrik Gas IV Bogor, kemudian penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di SLTPN 5 Bogor

hingga lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2003 penulis telah menyelesaikan

pendidikannya di SMUN 2 Bogor sebagai lulusan terbaik ke - II. Penulis diterima

sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003 melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Ilmu dan Teknologi

Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian.

Selama merintis perkuliahan, penulis banyak mengikuti berbagai macam

kegiatan. Pada masa periode 2005 penulis pernah menjadi formatur Himpunan

Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia. Pada tahun 2005 – 2007 penulis aktif

sebagai asisten praktikum Kimia Dasar Tahap Persiapan Bersama. Pelatihan dan

seminar yang pernah diikuti penulis adalah seminar Good Laboratorium Practices

dan seminar FGW Student Forum Milk and Milk Product. Penulis pernah menjadi

Quality Management temporary employee di PT Nestlé Indonesia.

Page 7: skripsi tentang TQM

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT atas berkah, karunia, rizki , serta rahmat – Nya yang selalu menyertai

langkah hidup penulis sehingga menghasilkan sebuah karya kecil yang mudah –

mudahan dapat berguna bagi dunia pendidikan.

Skripsi ini disusun berdasarkan pengamatan serta penelitian yang

dilaksanakan selama penulis melakukan praktek kerja di PT Nestlé Indonesia.

Skripsi yang berjudul Mempelajari Penerapan Total Quality Management

dalam Hubungan Kerja Sama antara PT Nestlé Indonesia dengan Penyalur

Kemasan Guna Menjamin Kualitas Produk merupakan hasil dari penggalian

informasi di perusahaan terkait pada bulan Januari hingga Juni 2007.

Penulis sadar dan paham bahwa tidak dapat membalas semua jasa dan

perhatian dari semua orang yang terkait baik langsung maupun tidak langsung

demi terampungnya tugas akhir ini. Seiring doa, penulis hanya bisa

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi MS

2. Dr. Ir. Yadi Haryadi MSc

3. Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi MSc

4. Indrawati I. Tanurdjaja

5. Yvonne Handajani

6. Pihak Penyalur Kemasan

7. Ibunda Yenni Agustina Mulyani, Ayahanda Arie Dwinanto, Ibunda Lies

Yustantina, dan Ayahanda Surya Mulyana. Curahan kasih sayang kalian

akan tetap terpancar hingga penulis menutup mata

8. Ayahanda Riri Hadriana, Toni Kosasih, dan Rachmat Ibrahim beserta istri

dan keluarganya tercinta. Penulis takkan bisa membalas dukungan serta

bimbingan kalian

9. Adinda Annisa Rizkiriani

10. Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan terutama angkatan 40 golongan B

(Kemal, Aji, Erik, Titin, Oca, Ozan, Shindu, Sinung, Dian, Tya, Novi,

Page 8: skripsi tentang TQM

Eupeun, Ima, Idham, Nunu, Ola, Tatan, Anz, Hani, Aan, dan teman lain

yang tidak dapat disebutkan satu persatu)

11. Semua pengurus administrasi

12. Rekan dan sahabat di PT Nestlé Indonesia

13. Seluruh civitas yang pernah satu angkatan dengan penulis

14. Teman satu bimbingan (Janathan, Rina, dan Arga)

15. Teman dekat selama penulis menjalani perkuliahan di departemen Ilmu

dan Teknologi Pangan (Teddy, Oneth, Dhea, Mona, Rucitra, beserta para

penghuni Kardhita,Wisma Windy, dan Baleboys lainnya)

16. Sahabat terdekat penulis Ihsan Fauzano

17. Dian Rachmadani

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga kritik

dan saran sangat penulis harapkan. Mohon maaf atas segala kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Langkah baru penulis akan berawal dari

titik ini. Terima kasih.

Bogor, 27 Agustus 2007

Ikhsan Novembrianto

Page 9: skripsi tentang TQM

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1 B. TUJUAN ................................................................................................ 2 C. MANFAAT ............................................................................................ 2

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN .. .................................................... 3 A. PT NESTLÉ INDONESIA .. .................................................................. 3 B. PENYALUR KEMASAN .. .................................................................... 5

III. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6

A. TOTAL QUALITY MANAGEMENT ........................................................ 6 B. SISTEM MANAJEMEN KUALITAS (ISO 9001 : 2000) ..................... 7 C. PENYALUR ........................................................................................... 8 D. SISTEM PENGATURAN PENYALUR ................................................ 9 E. KEMASAN ............................................................................................. 9

IV. METODOLOGI ......................................................................................... 11 A. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................. 11 B. METODE........................... ..................................................................... 12

1. Ringkasan Total Quality Management di PT Nestlé Indonesia.... .... 13 2. Penelusuran Komitmen dan Keterlibatan Manajemen.. .................... 13 3. Penelusuran Kebijakan Perusahaan... ............................................... 13 4. Penentuan Tingkat Kerja Sama . ....................................................... 14 5. Penentuan Konsep Kerja Sama .. ...................................................... 14 6. Optimalisasi Supplier Quality Assurance.. ....................................... 15

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 17

A. RINGKASAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI PT NESTLÉ INDONESIA ........................................................................................... 17 1. Visi dan Tujuan Kualitas ………………………………………. . … 17 2. Kefokusan terhadap Pelanggan .. ...................................................... 18 3. Proses Perusahaan dan Keinginan Pelanggan .. ................................ 18 4. Pengukuran Kinerja untuk Memantau Hasil .. .................................. 19 5. Perbaikan Berkesinambungan .. .. ...................................................... 20

B. KOMITMEN DAN KETERLIBATAN MANAJEMEN ........................ 20 1. PT Nestlé Indonesia … ..................................................................... 20 2. Penyalur Kemasan ............................................................................ 22

Page 10: skripsi tentang TQM

iv

C. KEBIJAKAN PERUSAHAAN .............................................................. 22 1. PT Nestlé Indonesia .. ....................................................................... 22 2. Penyalur Kemasan ….. ...................................................................... 27

D. TINGKAT KERJA SAMA .. .................................................................. 30 E. KONSEP KERJA SAMA … .................................................................. 32 F. OPTIMALISASI SUPPLIER QUALITY ASSURANCE.......................... 32

1. Supplier Quality Assurance di PT Nestlé Indonesia ......................... 32 2. Tahap Pembentukan Spesifikasi ...................................................... 38 3. Optimalisasi Supplier Quality Assurance.. ....................................... 41

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 46 A. KESIMPULAN ....................................................................................... 46 B. SARAN ................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48

Page 11: skripsi tentang TQM

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1 Regulasi mengenai kemasan yang kontak langsung dengan

produk.......................................................................................... 30

Tabel 2 Kriteria pemilihan penyalur kemasan ......................................... 34

Tabel 3 Contoh aspek kualitas dan aspek teknis dalam cakupan audit Penyalur ......................................................................................

35

Tabel 4 Contoh bahan kemasan berdasarkan risiko ................................ 37 Tabel 5 Kandungan dari lembaran spesifikasi ........................................ 39 Tabel 6 Penghilangan inspeksi berdasarkan sertifikat analisis ................ 42

Page 12: skripsi tentang TQM

vi

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 1 Sistem kualitas berbasis proses....................................................... 7 Gambar 2 Diagram alir penelitian ................................................................... 12 Gambar 3 Traditional relations supplier – customer chain ............................ 15 Gambar 4 Contemporary relations supplier – customer chain ........................ 15 Gambar 5 Tahap pengaturan penyalur ............................................................ 33 Gambar 6 Diagram penggunaan spesifikasi, GQAR , dan TR ........................ 41 Gambar 7 Diagram alir penghilangan inspeksi .................................. ............ 44

Page 13: skripsi tentang TQM

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan kumpulan

prinsip yang menggambarkan pondasi dari perbaikan yang sinambung dari

suatu organisasi (Rampersad, 2001). TQM fokus terhadap keterlibatan rutin

serta partisipasi dari semua orang dalam organisasi tersebut. TQM

menyediakan jalan untuk memperbaiki kinerja secara stabil dalam setiap

tingkat dan aktivitas, dengan menciptakan perbaikan yang sinambung di

lingkungan kerja berdasarkan kerja sama, saling percaya, dan menghargai

(Rampersad, 2001).

Industri pangan merupakan bisnis yang terus berkembang sehingga

persaingan antar perusahaan pangan pun semakin tinggi, hal ini disertai pula

dengan semakin kritisnya konsumen terhadap kualitas produk. Keberadaan

suatu perusahaan tidak lepas dari kuatnya prinsip manajemen kualitas yang

diterapkan. Kualitas merupakan kemampuan dari barang atau jasa untuk

memenuhi harapan pelanggan (Monks, 1995). Kualitas tidak dapat diciptakan

sendiri oleh pihak perusahaan namun dibangun atas kerja sama dengan pihak

– pihak yang terkait salah satunya penyalur. Hubungan yang tidak baik

dengan penyalur dapat mengakibatkan kualitas yang buruk (Holt, 1990). PT

Nestlé Indonesia sudah bekerja sama dengan Penyalur Kemasan yang

menyediakan flexible packaging selama kurang lebih 11 tahun.

Tantangan atau masalah utama yang ditemui dari hubungan kerja sama

tersebut adalah Short Time Forecast. Penyalur Kemasan memproduksi

kemasan minimal 12.000 m2, dari awal pencetakan silinder hingga

pengepakan membutuhkan waktu 3 minggu. Pembuatan kemasan tidak dapat

dihentikan ketika produksi sudah berlangsung. Sehingga dibutuhkan

ketelitian dan kejelian dari pihak Nestlé Indonesia dalam menganalisa

permintaan pasar dan mengkorelasikan jumlah kemasan yang akan dipesan.

Namun sering terjadi fluktuasi permintaan dari pasar mengakibatkan Short

Time Forecast dari pihak PT Nestlé Indonesia. Hal ini mengakibatkan

kemasan yang terlanjur dipesan menumpuk di gudang penyalur dan

Page 14: skripsi tentang TQM

2

mengakibatkan tambahan biaya penyimpanan barang. Disamping itu, sistem

penerimaan di PT Nestlé Indonesia mengharuskan kemasan yang telah

diterima harus diuji ulang terlebih dahulu. Pengujian ulang tersebut

memerlukan waktu, biaya, dan tempat.

Tingkat kerja sama antara perusahaan pangan dengan penyalur

kemasan akan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh kedua pihak.

Dalam hal ini dibutuhkan suatu pengaturan dalam hubungan antara

perusahaan pangan dengan penyalur kemasan, salah satunya adalah

optimalisasi Supplier Quality Assurance di kedua belah pihak.

B. TUJUAN

Penelitian bertujuan mempelajari penerapan Total Quality

Management dalam kerja sama antara PT Nestlé Indonesia dengan Penyalur

Kemasan. Secara khusus penelitian ini bertujuan mencari solusi dari

permasalahan (tantangan) yang timbul dalam hubungan kerja sama tersebut

yang dapat diterapkan langsung.

C. MANFAAT

Menciptakan sebuah pemecahan permasalahan (tantangan) yang dapat

memberikan keuntungan bagi PT Nestlé Indonesia dan Penyalur Kemasan

sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja sama ke tingkat yang lebih

tinggi dengan berprinsip membentuk hubungan yang tidak berpatokan hanya

kepada harga.

Page 15: skripsi tentang TQM

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT NESTLÉ INDONESIA

Menjelang akhir abad ke-19, masyarakat Eropa dilanda berbagai

perubahan sosial, akibat munculnya revolusi industri. Perubahan – perubahan

tersebut telah membawa dampak yang tak terelakkan terhadap populasi,

termasuk peningkatan angka kematian bayi. Di negara Swiss, satu dari lima

anak telah meninggal sebelum mencapai umur satu tahun. Tergerak oleh

situasi ini, maka pada tahun 1867 di sebuah kota kecil Vevey di Swiss,

seorang ahli farmasi kelahiran Jerman, berusaha melakukan perubahan.

Beliau menciptakan formula baru berupa makanan suplemen untuk bayi yang

mengandung nutrisi tambahan, yang bertujuan membantu memberikan

pilihan bagi para ibu yang tidak dapat memberikan air susunya sebagaimana

mestinya. Penemuan berupa sereal bubuk susu terbukti efektif dalam

membantu mengurangi angka kematian bayi. Produk tersebut langsung

populer di kalangan ibu dan dokter anak setempat. Keberhasilan ini kemudian

dikembangkan lebih jauh dengan tujuan menyediakan nutrisi yang tepat bagi

seluruh masyarakat.

Nestlé melanjutkan upaya menciptakan dan mengembangkan berbagai

produk makanan berkualitas tinggi. Dalam waktu yang tak terlalu lama,

produknya telah tersebar luas memenuhi kebutuhan yang semakin tinggi di

berbagai negara sehingga lahirlah sebuah perusahaan makanan multinasional.

Sampai hari ini pun Nestlé masih tetap berkantor pusat di Vevey dan menjaga

komitmen pendirinya dalam melayani kebutuhan pelanggan dengan produk –

produk terbaik. Sesuai dengan moto Nestlé ’ Good Food, Good Life ’ , yang

menggambarkan misi utama perusahaan yaitu untuk tetap menjadi bagian

penting dari masyarakat dunia, serta terus membuat produk – produk

makanan berkualitas yang mampu membantu masyarakat untuk menikmati

hidup dengan penuh kebahagiaan.

Pada akhir abad ke-19, produk Nestlé telah memasuki kepulauan

Indonesia (saat itu disebut Hindia Belanda). Produk pertama yang hadir di

Indonesia adalah susu kental manis. Produk susu kental manis tersebut begitu

Page 16: skripsi tentang TQM

4

populernya kala itu sehingga produk – produk lain yang sejenis disebut

dengan nama produk susu kental manis tersebut. Popularitas ini membuat

pasar Indonesia semakin terbuka untuk produk – produk Nestlé lainnya. Pada

tahun 1965, Indonesia terbuka untuk penanaman modal asing dan Nestlé

langsung menjajaki kemungkinan mengolah susu tersebut walaupun sempat

dipandang dengan skeptis karena faktor iklim dan budaya masyarakatnya.

Terlepas dari segala keraguan yang ada, Nestlé tetap melanjutkan

rencananya, dengan melakukan berbagai penelitian agrikultur yang intensif

dan menjalin hubungan dengan sejumlah koperasi susu setempat. Pada

tanggal 29 Maret 1971, Nestlé meresmikan anak perusahaannya di Indonesia.

Setahun kemudian membangun pabrik pertamanya di Waru, Sidoarjo (Jawa

Timur). Pertumbuhan usaha pun berkembang di tahun – tahun berikutnya

sejalan dengan produksi lokal, walaupun saat itu semua bahan baku harus

diimpor. Dari waktu ke waktu PT Nestlé Indonesia menyadari manfaat bila

menggunakan sumberdaya lokal dan menjalin hubungan dengan koperasi –

koperasi susu tersebut .

Keberhasilan kerjasama dengan penyalur mendorong perusahaan

tersebut untuk memperluas operasinya dan terwujud dengan direnovasinya

sebuah pabrik tua pengolahan kopi di daerah Panjang provinsi Lampung

(menjadi pabrik keduanya di Indonesia). Pabrik ini dirancang untuk mengolah

kopi dan produk – produk minuman untuk pasar lokal. Perluasan operasi di

Indonesia berlanjut dengan diresmikannya pabrik pengolahan susu di daerah

Kejayan provinsi Jawa Timur pada tahun 1988. Pabrik tersebut diperluas

hingga mampu memproduksi hampir 200.000 ton susu kental manis dan lebih

dari 100.000 ton susu bubuk setiap tahun. Pabrik lainnya memproduksi

kembang gula yang terletak di daerah Cikupa (Tanggerang) yang mulai

beroperasi sejak 1990.

Hingga hari ini Nestlé Indonesia telah mempertahankan

keberadaannya sebagai sebuah industri yang kokoh di Indonesia dengan 2000

karyawan, menjalin kerjasama dengan 28.000 peternak susu di 26 koperasi di

Jawa Timur, ribuan petani kopi di Lampung , 600.000 pemilik toko di seluruh

pelosok negeri, serta 70 penyalur bahan baku dan kemasan. Ini didukung

Page 17: skripsi tentang TQM

5

ekspor bervolume besar ke negara – negara ASEAN (Association of South

East Asia Nations), Timur Tengah, dan Asia Timur.

B. PENYALUR KEMASAN

Perusahaan yang berinduk di Jepang ini telah berdiri di Indonesia

sejak tahun 1972. Pada tahun 1987 perusahaan ini berganti mitra dan pindah

ke Pulo Gadung, awal tahun 2001 pabrik keduanya di daerah Karawang mulai

beroperasi. Permintaan pasar yang cukup tinggi membuat perusahaan ini

harus meningkatkan angka produksi per tahun, sehingga pada tahun 2006 di

pabrik Karawang dilakukan penambahan mesin baru. Hingga kini perusahaan

ini telah beroperasi selama 35 tahun dan memasok lebih dari 20 negara

diantaranya Indonesia, Filipina, Jepang, Australia, Selandia Baru, Fiji,

Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Cina, Taiwan, Korea, Vietnam,

Sri Langka, India, Kenya, Mesir, USA, Inggris, dan negara lainnya. Di

Indonesia sendiri perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa

perusahaan berbasis pangan ataupun non-pangan.

Perusahaan yang memulai usahanya dari percetakan (offset), saat ini

justru lebih menitikberatkan pada flexible packaging. Contoh produk flexible

packaging ini antara lain kemasan untuk alat – alat kecantikan, kosmetik,

makanan siap saji dan semi – aseptik, permen, obat – obatan, alat medis, serta

produk lainnya. Jumlah karyawan mencapai 2400 orang dengan 14 orang staf

Jepang memungkinkan perusahaan ini mampu mengatasi tantangan pasar

yang kian ramai. Total produksi flexible packaging yaitu 60 % sedangkan

yang dibuat khusus untuk kemasan pangan sebesar 40 % dari total produksi

atau 2/3 dari total produksi flexible packaging.

Page 18: skripsi tentang TQM

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Menurut Dubrin dan Ireland (1993), Total Quality Management

adalah suatu komitmen strategis dari perusahaan dalam memperbaiki kualitas

produk secara berkesinambungan untuk memuaskan pelanggan. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa TQM membutuhkan fokus dan pengintegrasian dari semua

unit yang berada dalam perusahaan sehingga setiap unit tersebut mengerti

akan tugas yang mereka emban dalam meningkatkan kualitas.

Total Quality Management juga diartikan sebagai pendekatan untuk

meningkatkan persaingan, efektivitas, dan fleksibilitas dari seluruh organisasi.

Hal tersebut merupakan cara untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan

memahami semua aktivitas serta sangat bergantung kepada individu pada

setiap tingkat (Oakland, 1993). Agar hal tersebut menjadi efektif semua

bagian harus dapat bekerja bersama dengan baik demi menyongsong tujuan

yang sama dan menyadari bahwa setiap orang serta aktivitasnya sangat

berpengaruh dan dipengaruhi oleh orang lain.

Menurut Dubrin dan Ireland (1993), terdapat beberapa dimensi dari

TQM yang harus dipahami dengan benar oleh semua unit dalam perusahaan.

Dimensi tersebut terbagi menjadi 4 bagian, diantaranya customer-driven

quality standard, supplier - customer links, prevention orientation, dan

quality at the source.

Customer-driven quality standard menyebutkan bahwa perusahaan

harus mempunyai bagian khusus yang memperhatikan dan menentukan apa

yang sebenarnya konsumen inginkan lalu mendesain dan mengembangkan

produk (output) untuk memenuhi spesifikasi konsumen tersebut. Supplier -

customer link, dimensi ini menyebutkan bahwa perusahaan memiliki

pelanggan internal maupun eksternal yang akan mempengaruhi kualitas

produk.

Prevention orientation, menjelaskan bahwa lebih baik untuk

mencegah masalah (atau kesalahan) daripada mahir dalam memperbaiki

produk yang rusak sehingga dibutuhkan kesungguhan pekerja dalam

Page 19: skripsi tentang TQM

7

mendesain dan melengkapi semua aktivitas operasi. Quality at the source,

dimensi ini memberi persyaratan kepada pekerja untuk menjadi pemeriksa

dari hasil pekerjaan mereka sendiri

B. SISTEM MANAJEMEN KUALITAS ( ISO 9001 : 2000)

Perancangan dan penerapan sistem manajemen kualitas perusahaan

dipengaruhi oleh kebutuhan yang bervariasi diantaranya tujuan, produk yang

disediakan, proses yang digunakan, serta ukuran dan struktur dari perusahaan

tersebut. Sistem manajemen kualitas ISO 9001 : 2000 mengajukan adopsi

pendekatan proses ketika mengembangkan, menerapkan, dan meningkatkan

keefektifan suatu sistem manajemen kualitas untuk meningkatkan kepuasan

pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.

Sebuah organisasi dapat berfungsi dengan efektif jika dapat

mengidentifikasi dan mengelola sejumlah kegiatan yang saling berhubungan.

Suatu kegiatan yang memakai sumber daya untuk merubah suatu masukan

menjadi hasil dapat dikatakan sebagai suatu proses. Hasil dari suatu proses

dapat merupakan masukan dari proses berikutnya. Pendekatan proses ialah

penggunaan suatu sistem proses dalam suatu perusahaan beserta identifikasi,

interaksi, serta manajemen dari proses yang ada. Model dari sistem

manajemen kualitas berbasis proses dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Sistem kualitas berbasis proses (ISO 9001: 2000)

Page 20: skripsi tentang TQM

8

Keuntungan dari pendekatan proses adalah kontrol yang terus -

menerus yang diberikannya terhadap hubungan antara proses individual

dalam sistem proses dan juga terhadap kombinasi dan interaksinya. Gambar

tersebut menunjukkan bahwa pelanggan memiliki peran penting dalam

menetapkan syarat sebagai sebuah masukan (input). Standar internasional

ISO 9001: 2000 menentukan persyaratan bagi sistem kualitas agar sebuah

perusahaan memperagakan kemampuannya untuk secara konsisten

menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan

yang berlaku guna meningkatkan kepuasaan pelanggan melalui penerapan

sistem secara efektif. Beberapa hal harus dilakukan oleh perusahaan adalah :

1. Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu

dan penerapannya di seluruh organisasi,

2. Menentukan urutan dan interaksi dari proses – proses tersebut,

3. Menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan

pelaksanaan dan pengendalian proses tersebut efektif,

4. Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk

mendukung operasi dan pemantauan proses tersebut,

5. Memantau, mengukur, dan menganalisa proses tersebut, serta

6. Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang telah

direncanakan , dan secara berkesinambungan meningkatkan proses

tersebut.

C. PENYALUR

Penyalur adalah pihak terkait sebelum proses yang menjadi objek

observasi. Penyalur harus menyiapkan masukan (input) sesuai permintaan

yang berasal dari pemilik proses. Penyalur dapat dibedakan dalam dua

kategori yaitu penyalur internal dan penyalur eksternal. Penyalur internal

adalah pihak di dalam perusahaan yang memasok barang, jasa, atau

informasi kepada rekan kerja yang lain di dalam satu perusahaan sedangkan

penyalur eksternal adalah pihak diluar perusahaan yang memasok barang,

jasa, atau informasi ke dalam perusahaan (Wibowo, 2004). Penyalur

merupakan pelanggan yang sangat penting demi berlangsungnya siklus

Page 21: skripsi tentang TQM

9

produksi, sehingga dalam Total Quality Management hubungan antara

perusahaan dengan penyalur harus tetap dijaga dan harus terus mengalami

perbaikan (Dubrin dan Ireland, 1993).

D. SISTEM PENGATURAN PENYALUR

Heinritz et al. (1991) menerangkan bahwa pihak perusahaan harus

menerapkan metode pengaturan penyalur secara analitik. Adapun metode

pengaturan yang benar harus mencakupi pemilihan penyalur, pengembangan

hubungan dengan penyalur, dan evaluasi kinerja dari penyalur. Hal tersebut

dilakukan karena perusahaan dipaksa berkompetisi demi meningkatkan

kualitas produk mereka sehingga mendorong perusahaan untuk memperbaiki

kualitas, jasa, dan harga dari para penyalurnya.

E. KEMASAN

Kemasan merupakan salah satu alat pemberian kondisi yang tepat

bagi pangan untuk mempertahankan mutunya dalam jangka waktu yang

diinginkan (Syarief dan Santausa, 1992). Kemasan harus dapat (1)

mempertahankan produk agar bersih, memberikan perlindungan terhadap

kotoran, dan pencemar lainnya, (2) memberi perlindungan pada bahan pangan

terhadap kerusakan fisik, air, oksigen, dan sinar, (3) berfungsi dengan benar,

efisien, dan ekonomis dalam proses pengepakan, (4) mempunyai suatu

tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dan (5) harus dapat

memberi informasi yang jelas dan menarik konsumen.

Di dalam Wikipedia (2007), kemasan terbagi menjadi berbagai

macam jenis. Berdasarkan produk yang dibawanya, kemasan terbagi menjadi

kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan tersier. Kemasan primer

yaitu kemasan yang kontak langsung dengan produk. Kemasan sekunder

ialah kemasan diluar kemasan primer yang biasanya dijadikan satu dalam

paket penjualan sedangkan kemasan tersier merupakan kemasan yang biasa

digunakan saat pendistribusian produk.

Page 22: skripsi tentang TQM

10

Berdasarkan jenisnya kemasan terbagi menjadi kemasan aseptis,

kaleng, karton, flexible packaging, gelas, palet, dan kertas (Wikipedia, 2007).

Kemasan aseptis ialah suatu cara pengemasan yang dilakukan di ruangan

steril dengan cara filling yang steril dan dengan produk dan kemasan yang

juga sudah disterilkan. Kaleng merupakan kemasan yang terbuat dari metal

tipis yang kedap udara. Karton merupakan salah satu kemasan yang terbuat

dari kertas ataupun polimer lainnya yang banyak digunakan karena

kemampuannya yang mudah didegradasi secara alami. Flexible packaging

merupakan kemasan atau wadah yang terbuat dari bahan lentur atau bahan

yang mudah dibentuk, yang apabila diisi dan ditutup rapat dapat dengan

mudah diubah-ubah bentuknya. Dilihat dari namanya kemasan gelas

merupakan kemasan yang unsur penyusunnya silika, sedangkan kemasan

kertas merupakan kemasan yang unsur penyusunnya kertas (Wikipedia,

2007).

Kemasan dan pelabelan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

suatu produk. Keyakinan konsumen untuk membeli produk tersebut

ditentukan oleh kemasan dan label yang menempel di produk tersebut. Dua

hal yang menjadi fokus dari industri kemasan masa kini yaitu mengenai

migrasi monomer dari kemasan ke dalam produk dan adanya residu logam.

Seiring dengan perkembangan teknologi hal tersebut sudah dapat diatasi,

apalagi kemasan merupakan produk yang sudah dikembangkan secara

mendunia.

Page 23: skripsi tentang TQM

IV. METODOLOGI

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Penerapan Total Quality Management dalam suatu perusahaan

merupakan hal penting yang dapat dijadikan acuan kesuksesan dari tumbuh

kembangnya suatu perusahaan. Terdapat dua pihak yang terkait langsung

dengan penelitian ini yakni PT Nestlé Indonesia (PT NI) serta sebuah

perusahaan yang menjadi penyalur kemasan bagi perusahaan tersebut. Data

serta informasi yang akan digali mungkin akan menyangkut sistem dari

perusahaan tersebut. Sesuai dengan kode etik profesionalisme, selanjutnya

perusahaan yang memasok kemasan akan disebut Penyalur Kemasan. PT

Nestlé Indonesia merupakan salah satu perusahaan pangan bertaraf

internasional yang sangat mementingkan kualitas yang sudah tentu

melakukan penerapan Total Quality Management secara optimal. Mengenai

hubungan kerja sama dengan penyalur PT Nestlé Indonesia sangat

mengharapkan terbentuknya suatu hubungan yang berbasis pada nilai yang

tidak berpatokan pada harga dengan mengutamakan kualitas produk. Terdapat

berbagai tantangan selama hubungan kerja sama tersebut terjalin.

Tantangan atau masalah utama yang ditemui dari hubungan kerja sama

tersebut adalah Short Time Forecast. Penyalur Kemasan memproduksi

kemasan minimal 12.000 m2, dari awal pencetakan silinder hingga

pengepakan membutuhkan waktu 3 minggu. Pembuatan kemasan tidak dapat

dihentikan ketika produksi sudah berlangsung. Sehingga dibutuhkan

ketelitian dan kejelian dari pihak Nestlé Indonesia dalam menganalisa

permintaan pasar dan mengkorelasikan jumlah kemasan yang akan dipesan.

Namun sering terjadi fluktuasi permintaan dari pasar mengakibatkan Short

Time Forecast dari pihak PT Nestlé Indonesia. Hal ini mengakibatkan

kemasan yang terlanjur dipesan menumpuk di gudang penyalur dan

mengakibatkan tambahan biaya penyimpanan barang. Disamping itu, sistem

penerimaan di PT Nestlé Indonesia mengharuskan kemasan yang telah

diterima harus diuji ulang terlebih dahulu. Pengujian ulang tersebut

memerlukan waktu, biaya, dan tempat. Melalui analisa yang dilakukan

Page 24: skripsi tentang TQM

12

terhadap hubungan kerja sama yang terjalin maka diharapkan terdapat suatu

pemecahan masalah yang dapat meningkatkan taraf kerja sama di kedua belah

pihak.

B. METODE

Terdapat dua tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yakni

penelusuran penerapan Total Quality Management di PT Nestlé Indonesia

dan melakukan pemecahan masalah atau tantangan yang timbul dari

hubungan kerja sama antara PT Nestlé Indonesia dengan Penyalur Kemasan.

Tahap tersebut lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram alir penelitian

Ringkasan Total Quality Management

di PT NI

Komitmen dan Keterlibatan

Konsep Kerja Sama

Optimalisasi Supplier Quality Assurance

Penumpukan Kemasan di Gudang

Pemecahan Masalah

Tahap Penelusuran Total Quality Management

Tahap Pemecahan

Masalah

Kebijakan Perusahaan

Tingkat Kerja Sama

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Langkah 5

Langkah 6

Page 25: skripsi tentang TQM

13

1. Ringkasan Total Quality Management di PT Nestlé Indonesia (Monks, 1995)

Melakukan penelusuran sistem kualitas yang diterapkan oleh PT

Nestlé Indonesia yang didasarkan pada unsur penting dalam Total Quality

Management yang dikemukakan Monks (1995), yakni :

a. Visi dan tujuan kualitas

b. Kefokusan terhadap pelanggan (dan hubungan dengan penyalur)

c. Proses perusahaan dan keinginan pelanggan

d. Perbaikan berkesinambungan

e. Pengukuran kinerja dalam memantau hasil

2. Penelusuran Komitmen dan Keterlibatan Manajemen (Oakland, 1993)

Melakukan penelusuran komitmen dan keterlibatan manajemen PT

Nestlé Indonesia dan Penyalur Kemasan mengenai hubungan kerja sama

yang terjalin. Hal ini dilakukan dengan mencari informasi langsung dari

dokumen resmi maupun wawancara ke pihak yang terkait. Komitmen kerja

sama merupakan hal penting yang mendasari hubungan kerja sama,

kepedulian terhadap kerja sama ditandai dengan adanya komitmen dari

manajemen perusahaan.

3. Penelusuran Kebijakan Perusahaan (Oakland, 1993)

Melakukan pencarian informasi mengenai kebijakan perusahaan

yang mengatur hubungan kerja sama. Pencarian informasi dilakukan

dengan penelusuran dokumen resmi maupun dengan wawancara langsung

ke pihak yang terkait. Kebijakan merupakan hal penting sebagai dasar atau

pondasi perusahaan berserta fungsi penunjangnya untuk menjalankan

perannya secara benar, tepat, dan utuh.

Page 26: skripsi tentang TQM

14

4. Penentuan Tingkat Kerja Sama (Oakland, 1993)

Menentukan tingkat kerja sama dengan menganalisa langkah

sebelumnya dan kondisi aktual perusahaan. Tingkat kerja sama antara

perusahaan dengan penyalur akan mempengaruhi setiap keputusan yang

dibuat, semakin kuat atau tinggi tingkat kerja sama yang terjalin maka

semakin mudah suatu penyalur memahami keinginan dari perusahaan dan

sebaliknya. Sejalan dengan itu tingkat kerja sama yang tinggi akan lebih

memudahkan dalam memecahkan masalah atau tantangan yang timbul dari

hubungan kerja sama tersebut. Jenis tingkat kerja sama, terbagi menjadi :

a. Technical approval, persyaratan teknik dari barang dan jassa telah

terpenuhi.

b. Conditional approval, persyaratan teknik dari barang dan jasa telah

terpenuhi, telah lulus audit perusahaan, dan terdapat alasan komersial

untuk melakukan pembelian.

c. Full approval, semua syarat telah terpenuhi, termasuk kepedulian

terhadap penerapan sistem manajemen, SPC, dan lain – lain.

5. Penentuan Konsep Kerja Sama (Goetsch dan Davis, 1997)

Melakukan analisa dari langkah sebelumnya dan

mengkorelasikannya dengan keadaan aktual perusahaan untuk menentukan

konsep kerja sama yang terjalin antara PT Nestlé Indonesia dengan

Penyalur Kemasan. Cara sederhana untuk mengerti konsep kemitraan

adalah berpikir untuk bekerja demi keuntungan bersama. Keuntungan

maksimal dari bekerja sama terealisasi ketika semua pihak berada dalam

satu rantai kerja yang sama (Goetsch dan Davis, 1997).

Terdapat dua jenis rantai kerja sama yaitu Traditional Relationships

Supplier – Customer Chain dan Contemporary Relationships Supplier –

Customer Chain. Kedua jenis rantai tersebut dapat dilihat pada Gambar 3

dan Gambar 4.

Page 27: skripsi tentang TQM

15

Gambar 3. Traditional relations supplier – customer chain

Gambar 4. Contemporary relations supplier – customer chain

Perbedaan mendasar dari kedua jenis rantai tersebut terletak pada

ada atau tidaknya dinding pemisah. Pada rantai tradisional terdapat dinding

pemisah yang tidak terlihat sehingga hubungan antara penyalur dan

perusahaan hanya sebatas pemasok sedangkan hubungan antara

perusahaan dengan konsumen hanya sebatas jual beli. Hal ini berdampak

buruk karena kepuasan dari penyalur, perusahaan, maupun pengguna akhir

akan sulit terlihat. Pada rantai kontemporer tidak terdapat dinding pemisah,

namun terdapat daerah yang saling menimpa (overlapping area). Daerah

ini menunjukkan adanya bagian kerja sama positif, perusahaan mengetahui

apa yang konsumen inginkan dan akan meminta kepada penyalur untuk

mendapatkan bahan mentah atau kemasan sesuai spesifikasi yang

diinginkan.

6. Optimalisasi Supplier Quality Assurance

Langkah ini merupakan tindak-lanjut dari langkah sebelumnya.

Dilakukan analisa mengenai sistem pengaturan penyalur di PT Nestlé

Indonesia kemudian ditelaah kemungkinan untuk memperbaharui sistem

yang ada tersebut sehingga masalah yang timbul dapat dipecahkan.

Penyalur

Perusahaan

Pengguna

akhir

Dinding tak terlihat Dinding tak terlihat

overlapping area

Penyalur

Perusahaan

Pengguna Akhir

Page 28: skripsi tentang TQM

16

Tingkat kerja sama dan konsep kerja sama yang terjalin akan sangat

mempengaruhi langkah ini. Semakin erat tingkat kerja sama dari kedua

belah pihak maka akan semakin mudah pengimplementasian sistem

tersebut. Langkah ini terdiri dari 3 aktivitas, yaitu :

a. Penelusuran Supplier Quality Assurance System yang diterapkan

b. Penelusuran tahap pembentukan spesifikasi

c. Optimalisasi Supplier Quality Assurance System

Page 29: skripsi tentang TQM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. RINGKASAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI PT NESTLÉ INDONESIA

1. Visi dan Tujuan Kualitas

Sejak awal perkembangan, PT Nestlé Indonesia selalu

menitikberatkan bahwa kualitas merupakan hal utama yang menopang agar

dapat bertahan dan langgeng. Visi dari PT Nestlé Indonesia adalah

“Memperbaiki nutrisi, kesehatan, dan keafiatan masyarakat Indonesia” dan

bertujuan untuk

a. Meraih kepercayaan konsumen dan menjadi perusahaan makanan,

nutrisi, kesehatan ,dan keafiatan yang paling terkemuka (atau tersohor)

di Indonesia.

b. Melalui pelayanan konsumen yang meningkatkan kualitas hidup

mereka, maka kepastian laba, kesinambungan, dan pertumbuhan

modal yang efisien dalam jangka panjang akan terjamin dalam jangka

panjang.

c. Berjuang menjadi pemimpin pasar atau posisi kuat nomor 2 dalam

semua kategori di market tempat ini beroperasi.

PT Nestlé Indonesia dapat bertahan hingga saat ini dikarenakan

komitmennya akan kualitas dan manajemen yang mengaturnya.

Perusahaan ini mendefinisikan kualitas sebagai tiga unsur, yakni keamanan

pangan (food safety), pemenuhan peraturan (regulatory compliance), dan

kepuasan pelanggan (consumer satisfaction). Keamanan pangan ialah

jaminan bahwa produk yang diproduksi dan dikonsumsi tidak

mengakibatkan bahaya kesehatan. Pemenuhan peraturan ialah jaminan

bahwa produk yang dihasilkan memenuhi peraturan dan undang - undang

yang berlaku. Semua produk yang dibuat harus memenuhi peraturan yang

berlaku di negara tempat bisnis berlangsung seperti undang – undang

pangan yang terkait, peraturan keagamaan, peraturan barang ekspor –

impor, dan sebagainya. Kepuasan pelanggan ditunjukkan bahwa produk

dan jasa yang dihasilkan memenuhi harapan dan kesukaan konsumen.

Page 30: skripsi tentang TQM

18

2. Kefokusan Terhadap Pelanggan

PT Nestlé Indonesia berkomitmen untuk menawarkan produk dan

jasa kepada konsumen atau pelanggan dengan memenuhi kebutuhan dan

kesukaan mereka serta menyediakan nutrisi yang dibutuhkan. Perusahaan

ini ingin mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan pelanggan dengan

secara berlanjut memperhatikan mereka, mengerti akan harapan mereka,

serta secara konsisten memuaskan kebutuhan dan kesukaan mereka.

3. Proses Perusahaan dan Keinginan Pelanggan

Penerapan Total Quality Management di PT Nestlé Indonesia

terangkum dalam sebuah Sistem Manajemen Kualitas, sistem ini

mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dari awal

pengembangan produk hingga produk tiba di tangan konsumen. Sistem

Manajemen Kualitas merupakan panduan untuk menjaga kualitas yang

telah tercipta agar dapat dinikmati oleh pelanggan. Sistem Manajemen

Kualitas ini merupakan pondasi yang memelihara dan membangun

kepercayaan pelanggan secara terus menerus, yang didasari oleh 4 unsur

kunci, diantaranya ;

a. Implementasi sistem kualitas berbasis pada pendekatan proses dalam

semua fungsi rantai nilai untuk memenuhi tujuan kualitas

b. Struktur sistem kualitas didasarkan pada persyaratan yang ditetapkan

di pusat, standar kualitas untuk produk spesifik, dan manajemen lokal

c. Pemenuhan undang – undang dilakukan dengan sempurna, faktual,

serta menggunakan komunikasi yang transparan dan dibuktikan oleh

independen audit

d. Pengimplementasian perbaikan berkesinambungan untuk

mendapatkan kepercayaan dan kesukaan konsumen dengan

keunggulan dan daya saing.

Sistem Manajemen Kualitas merupakan sistem yang berbasis pada

pendekatan proses. Setiap proses memiliki pemilik yang bertanggung

jawab untuk menetapkan, mengimplementasikan, memantau, dan

Page 31: skripsi tentang TQM

19

memperbaiki proses tersebut sesuai dengan prinsip perbaikan

berkesinambungan. Terdapat tiga proses pokok dalam Sistem Manajemen

Kualitas ini, yaitu :

a. Proses Manajemen (Management Processes), menjelaskan unsur

penting yang harus ada demi keefektifan pengaturan kualitas dalam

semua proses. Proses ini mencakup perencanaan hingga tindakan

koreksi.

b. Proses Rantai Nilai (Value Chain Processes), berhubungan dengan

kepuasan pelanggan dan konsumen, pada setiap aktivitasnya akan

mempengaruhi kualitas yang dihasilkan.

c. Proses Pendukung (Support Processes), menyediakan bantuan dan

dukungan kepada dua proses diatas.

Masing – masing fungsi dalam unit tersebut akan

mengidentifikasikan semua proses dan aktivitas yang berhubungan dengan

kualitas, efisiensi dari proses harus dipantau secara berlanjut dan

dievaluasi secara bertahap untuk melakukan perbaikan berkesinambungan

dalam semua tingkat di setiap fungsi.

4. Pengukuran Kinerja untuk Memantau Hasil

Semua proses harus secara rutin diukur dengan indikator kinerja

yang tepat untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam memperoleh

hasil guna mencapai perbaikan berkesinambungan. Kesesuaian dari produk

harus diperiksa dan ditunjukkan melalui rencana pemantauan yang telah

disusun berdasarkan beberapa input seperti peraturan atau persyaratan

internal.

Metode dan rencana pemantauan ditetapkan oleh masing – masing

pemilik proses untuk memeriksa kesesuaian dengan tujuan kualitas.

Kriteria kualitas pemantauan harus diukur, dievaluasi, dan dicatat. Hal

tersebut digunakan dalam memastikan bahwa proses tersebut dapat

ditangani. Rencana pemantauan disesuaikan dengan kecenderungan hasil

atau perubahan dalam proses sepanjang rantai nilai. Data kualitas dari

proses dianalisa menggunakan metode statistika untuk menunjukkan

Page 32: skripsi tentang TQM

20

kesesuaian, identifikasi kecenderungan, serta untuk menentukan tindakan

pencegahan maupun tindakan koreksi guna perbaikan berkesinambungan

ke arah kepuasan konsumen dan pelanggan.

5. Perbaikan Berkesinambungan

Perbaikan berkesinambungan merupakan unsur dari aktivitas yang

membawa perusahaan untuk mendapatkan dan memelihara kepercayaan

serta kesukaan konsumen dan demi tercapainya tujuan “ Zero defect and

No Waste ” dengan daya saing dan keunggulan. Perbaikan

berkesinambungan melibatkan semua pekerja. Proses perbaikan

berkesinambungan mencakup :

a. Pengidentifikasian daerah untuk perbaikan dengan mengevaluasi data

yang berhubungan dengan kualitas, hasil dari verifikasi, kehadiran,

dan pemecahan isu.

b. Menetapkan dan memilih target perbaikan; mengembangkan dan

mengimplementasikan suatu tindakan untuk memenuhi target tersebut.

c. Verifikasi penerimaan target dan merumuskan kesuksesan tersebut.

B. KOMITMEN DAN KETERLIBATAN MANAJEMEN

1. PT Nestlé Indonesia

PT Nestlé Indonesia sadar akan fakta bahwa kesuksesan dari

perusahaan merupakan cerminan dari profesionalisme, tingkah laku, dan

sikap tanggung jawab dari pihak manajemen serta pekerjanya. Oleh karena

itu pengerahan orang yang tepat, pengembangan, serta pelatihan yang

diadakan sangatlah penting. Hal tersebut merupakan komitmen dari

perusahaan ini dalam memulai suatu hubungan kerja sama. Departemen

yang terlibat dalam hubungan kerja sama dengan penyalur dinamakan

Kelompok Lintas Fungsi (Cross Functional Team), yang terdiri dari ;

a. Purchasing Department

Departemen ini berfungsi mengkoordinasikan proses serta

aktivitas yang berkaitan dengan pencarian bahan (materials sourcing)

yakni seleksi penyalur dan mengkomunikasikan kualitas kemasan

Page 33: skripsi tentang TQM

21

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan kepada penyalur yang

bersangkutan, menerima komentar atau perbaikan proposal, serta

memastikan semua spesifikasi yang diberikan telah diterima. Fungsi

lainnya yaitu bertanggung jawab untuk menangani semua hal yang

berkaitan dengan perniagaan.

b. Manufacturing - Packaging Services

Departemen ini berperan dalam mengembangkan produk baru

dan menyesuaikan formula yang telah tercipta dalam skala industri.

Dalam pengembangan produk baru, departemen ini harus

mengutamakan kualitas dan keamanan pangan dengan menggunakan

bahan mentah, kemasan serta proses yang tepat. Departemen ini juga

bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan formulasi, standar,

spesifikasi dan kondisi perakitan untuk semua produk yang

diproduksi.

c. Quality Assurance Department

Departemen ini bertanggung jawab dalam pembuatan sistem

Supplier Quality Assurance; mengkoordinasi penilaian penyalur

(supplier assessment) serta secara resmi memberi penyetujuan

terhadap penyalur kemasan (supplier approval). Hal ini dilaksanakan

agar dapat memastikan bahwa kemasan yang digunakan dalam

produksi serta ketika produk dilepas ke pasaran memenuhi standar

kualitas, dengan cara bertanggung jawab dalam praktek

pengimplementasian dari sistem kualitas yang relevan.

d. Regulatory AffairsDepartment

Departemen ini memiliki peran dalam mengikuti

perkembangan dari peraturan dan bertanggung jawab dalam

memastikan bahwa produk yang diproduksi dan dijual memenuhi

peraturan yang berlaku di tempat produk tersebut dipasarkan. Unit ini

berperan aktif dalam memantau perkembangan peraturan yang berlaku

dengan menyediakan masukan yang dibutuhkan mengenai peraturan

apa saja yang dibutuhkan ketika kemasan baru akan digunakan.

Page 34: skripsi tentang TQM

22

2. Penyalur Kemasan

Penyalur Kemasan memiliki satu divisi khusus yang menangani

langsung semua bentuk hubungan dengan perusahaan lain, yakni Sales

Representative. Sales Representative merupakan pintu dari semua

hubungan yang terjalin. Semua kegiatan dari perekrutan mitra baru,

penanganan isu, klaim pelanggan, ataupun masalah yang timbul akan

ditangani oleh divisi ini kemudian ditindaklanjuti oleh divisi lain yang

terkait. Penyalur Kemasan cukup kritis dalam menyeleksi rekan kerja yang

akan dilibatkan dalam hubungan bisnis. Adapun kriteria yang dilihat yaitu

;

a. Latar belakang perusahaan

Kinerja dari sebuah perusahaan dapat dinilai dan dilihat dari seberapa

lama perusahaan tersebut bertahan dalam bisnisnya. Pengalaman

dibutuhkan pada saat menjalani bisnis, pihak penyalur kemasan ini

lebih mengutamakan melakukan kerja sama dengan perusahaan –

perusahaan yang telah lama bergerak di bidangnya.

b. Pembayaran

Kemampuan dalam membayar merupakan awal dari sebuah hubungan

bisnis, keberlangsungan suatu bisnis tidak lepas dari adanya finansial

yang menyokongnya.

c. Kreditabilitas

Kemampuan untuk membayar tanggungan tiap bulan.

C. KEBIJAKAN PERUSAHAAN

1. PT Nestlé Indonesia

Kualitas dari produk hanya bisa diciptakan dari bahan yang tepat

serta berkualitas juga. Kualitas merupakan hasil dari usaha bersama, Nestlé

Indonesia tidak dapat memenuhi tujuan kualitas serta memecahkan

masalah atau tantangan yang timbul tanpa bantuan rekan bisnis salah

satunya adalah Penyalur Kemasan. Penyalur Kemasan harus mengetahui

sejauh apa kemasan yang mereka pasok memenuhi persyaratan, Nestlé pun

harus mampu mengkomunikasikan persyaratan yang dimilikinya

Page 35: skripsi tentang TQM

23

Nestlé Indonesia terus – menerus meningkatkan komitmennya

untuk mengikuti dan menghormati undang-undang dan peraturan setempat

yang berlaku di setiap negara. Kebijakan merupakan hal penting sebagai

dasar atau pondasi perusahaan beserta fungsi penunjangnya untuk

menjalankan perannya secara benar, tepat, dan utuh. Berikut beberapa

kebijakan yang merefleksikan betapa pentingnya menjalin kerja sama

dengan penyalur kemasan, diantaranya ;

a. Corporate Business Principles (Prinsip Bisnis Perusahaan)

Nestlé Indonesia berpedoman pada kejujuran, keutuhan, dan

keadilan dalam semua aspek di proses bisnisnya. Hal tersebut juga

diharapkan dapat diterapkan pada semua mitra bisnis serta penyalur

bahan, barang, ataupun jasa. Nestlé Indonesia hanya setuju dan ingin

melakukan hubungan kerja sama dengan penyalur yang bereputasi

baik serta menerapkan standar kualitas. Hubungan kerja sama yang

terjalin secara rutin dievaluasi agar kualitas tersebut dapat diperbaiki

secara berkesinambungan. Semakin erat hubungan yang terjalin antara

pihak penyalur dan perusahaan, terdapat kemungkinan penyalur

tersebut menjadi penyalur diutamakan (preferred supplier) dari bahan,

barang , atau jasa yang disalurkannya.

Pihak Nestlé Indonesia akan menjaga standar tertinggi dari

integritas dan kompetensi profesional dalam semua hubungan bisnis.

Sanksi akan diberikan ketika terdapat penyalahgunaan dari pedoman

dan standar perusahaan. Hubungan kerja sama yang terjalin didasarkan

pada prinsip saling percaya, kejujuran, dan profesionalisme dalam

konteks ekonomi pasar bebas.

b. Quality Policy (Kebijakan Kualitas)

Berikut kutipan Kebijakan Kualitas (Quality Policy) dari PT

Nestlé Indonesia ;

(1). Keberhasilan tercipta karena kualitas

(2). Pelanggan didahulukan

(3). Kualitas adalah suatu keunggulan kompetitif

(4). Kualitas merupakan suatu usaha bersama

Page 36: skripsi tentang TQM

24

(5). Kualitas diciptakan oleh manusia

(6). Kualitas adalah tindakan

c. Principles of Purchasing (Prinsip dalam Pembelian)

Purchasing atau pembelian adalah sebuah strategi dalam

pencarian bahan, materi, maupun jasa yang paling tepat sesuai dengan

tujuan dan diharapkan dengan biaya total sistem paling optimal.

Prinsip ini menyatakan penyalur harus menjamin bahwa bahan yang

disalurkan terbebas dari kerusakan dan sesuai dengan tujuan

perusahaan. Berdasarkan prinsip dalam pembelian, Purchasing

Department secara aktif berpartisipasi sebagai rantai utama dalam

pendekatan rantai suplai yang terintegrasi yang bertujuan untuk

(1). Mengantarkan keuntungan kompetitif yang langgeng ,

terkuantifikasi kepada perusahaan, dan pemenuhan kepuasan

untuk semua klien internal

(2). Meningkatkan kekuatan pembelian perusahaan

(3). Memenuhi syarat perusahaan untuk bahan, barang, dan jasa

dengan jumlah sesuai dan waktu yang tepat secara efisien

(4). Menyumbang terhadap pertumbuhan dan keuntungan

perusahaan

(5). Mengembangkan kerja sama dengan penyalur yang menekankan

pada nilai dengan cara melampaui sifat tradisional yang hanya

berpatokan pada harga

(6). Meningkatkan rasa bersaing antar penyalur untuk memberikan

hasil yang terbaik

(7). Secara berlanjut memantau kinerja, ketahanan kerja, dan

kelangsungan hubungan dari penyalur

d. Quality System (Sistem Kualitas)

Sistem Kualitas Nestlé merupakan tulang punggung dari sistem

kualitas di perusahaan ini. Sistem Kualitas ini memiliki unsur yang

mewakili aktivitas yang berkaitan dengan kualitas. Unsur tersebut

direkomendasikan untuk digunakan karena bersifat mandatory (wajib).

Terdapat dua unsur yang berhubungan yaitu:

Page 37: skripsi tentang TQM

25

(1). Penyalur

Operasi produksi bergantung pada sejumlah besar bahan,

berkisar dari bahan pertanian (kopi atau susu), bahan setengah jadi

(bubuk cokelat atau campuran vitamin), kemasan , hingga bahan

penunjang lainnya. Oleh karena itu PT Nestlé Indonesia

bergantung pada sejumlah besar penyalur sehingga penyalur harus

dipertimbangkan sebagai bagian dari rantai suplai (Supply Chain).

Penyalur merupakan mitra kerja dan memiliki sumbangsih

yang nyata terhadap kesuksesan perusahaan. Untuk alasan

tersebut, perusahaan lebih menginginkan melakukan kerja sama

dengan penyalur tertentu yang dipilih secara seksama dengan

maksud mencapai sebuah hubungan kemitraan. Merupakan

kebijakan perusahaan untuk menawarkan bantuan teknis kepada

penyalur apabila hasil pengembangan terhadap kualitas dan

ketahanan dari bahan tersebut dapat meningkatkan nilai tambah.

PT Nestlé Indonesia menciptakan sebuah pedoman dalam

mengatur hubungan kerja sama dengan penyalur yakni Sistem

Jaminan Kualitas Penyalur (Supplier Quality Assurance System)

yang menjabarkan garis besar persyaratan kualitas dan prosedur

tentang penilaian sebagai dasar untuk menjalin kemitraan dengan

penyalur. Sistem ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bab

berikutnya.

Agar kemitraan dengan penyalur dapat terjalin dengan baik

perusahaan melalukan pertemuan yang rutin dan menjalin

komunikasi yang baik dengan pihak penyalur tersebut, agar dapat

bersama – sama meninjau kinerja kualitas, menyelesaikan

masalah, serta mengembangkan program perbaikan yang

berkesinambungan.

Penyalur bertanggung jawab untuk mengirimkan bahan

sesuai dengan spesifikasi yang diberikan serta menjamin bahwa

bahan tersebut bebas dari segala hal yang dapat membahayakan

atau zat beracun. Dalam semua kasus penyalur harus mampu

Page 38: skripsi tentang TQM

26

menjamin bahwa barang yang dikirim tersebut sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Sebagai bukti dari jaminan tersebut,

sertifikat pemenuhan peraturan (terutama untuk kemasan dan

barang pendukung ) atau sertifikat analisis sangat dibutuhkan.

Merupakan tanggung jawab perusahaan untuk melakukan

pengujian yang tepat (seperti audit penyalur atau inspeksi

penyalur), untuk memastikan bahwa sertifikat tersebut berlaku

(valid).

(2). Kemasan dan Bahan Pendukung Lain

Kualitas dari bahan pengemas (kemasan) tidak boleh

diabaikan. Kemasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari produk yang dibeli oleh konsumen. Kemasan penting untuk

menjaga produk, membantu untuk memastikan keamanan dan

kualitasnya, mempertahankan umur simpan, sebagai pembawa

informasi (promosi dan pesan), serta memberikan kenyamanan

kepada konsumen. Kemasan harus kokoh saat pengisian produk

berlangsung dan pada saat proses berikutnya, termasuk ketika

terdapat perlakuan panas (untuk produk sterilisasi).

Pada sisi lain, kemasan merupakan unsur utama yang

mempertemukan konsumen dengan perusahaan ini. Kemasan akan

dilihat dan dipegang terlebih dahulu sebelum isinya dikonsumsi,

hal ini akan mempengaruhi konsumen dalam memilih. Sehingga

kemasan harus dapat menarik perhatian dan dapat meningkatkan

“brand image” dari perusahaan. Kemasan harus didesain agar

dapat memberikan kenyamanan melalui informasi, bentuk

kemasan, serta kemudahan dalam membuka dan menutup produk.

Kemasan yang diciptakan selain untuk menarik perhatian

pada saat dipasarkan juga harus ramah terhadap lingkungan. Hal

ini harus diperhatikan karena PT Nestlé Indonesia peduli terhadap

lingkungan. Semua hal diatas harus dipenuhi dan dijadikan

pertimbangan pada saat menciptakan suatu kemasan. Sebagai

tambahan, syarat dan peraturan yang mencakup bahan tambahan

Page 39: skripsi tentang TQM

27

dari komponen plastik maupun migrasi dari senyawa berbahaya

dari kemasan menuju produk makanan maupun minuman harus

diperhatikan.

Sejak bahan pengemas menjadi produk yang diciptakan

secara industri maka sangat mungkin untuk membuat kemasan

dengan spesifikasi yang sangat rinci untuk memenuhi Quality

Assurance System. Inspeksi dan kontrol kualitas harus bisa

didelegasikan kepada penyalur sejelas mungkin.

2. Penyalur Kemasan

Tidak terdapat penjelasan yang lebih rinci mengenai kebijakan

yang mengatur hubungan kerja sama. Namun dilihat dari kebijakan umum

kualitas dan tujuan untuk memenuhi kebijakan tersebut dapat dilihat

tersirat bahwa Penyalur Kemasan tersebut sangat memperhatikan

hubungan kerja sama yang terjalin. Berikut merupakan kebijakan kualitas

yang dimiliki oleh Penyalur Kemasan tersebut.

a. Mengukuhkan posisi No. 1 di dalam industri packaging di Asia

Tenggara dengan menerapkan daya kesatuan Grup Perusahaan,

menyediakan produk berkualitas tinggi dan berteknologi unggul yang

diakui secara internasional dan memperoleh kepercayaan customer

dan kepuasan customer.

b. Menyadari bahwa pemeliharaan dan perbaikan kualitas merupakan

kunci kelangsungan perusahaan, senantiasa memeriksa efektivitas

sistem manajemen kualitas, dan semua karyawan melakukan aktivitas

perbaikan secara berkesinambungan dengan kesadaran yang tinggi

akan kualitas.

Sebuah perusahaan yang maju akan berusaha mengintegrasikan

kebijakan kualitas yang dimilikinya dengan tujuan serta sasaran

perusahaan. Tujuan perusahaan secara gamblang dideskripsikan untuk

menjadi perusahaan nomor satu di dunia dalam bisnis yang digelutinya.

Untuk memperjelas kondisi pencapaian kebijakan kualitas, ditetapkan

sasaran kualitas. Segmentasi dalam pencapaian sasaran kualitas ini dibagi

Page 40: skripsi tentang TQM

28

ke dalam kuantitas, kualitas, biaya, persediaan barang, keselamatan dan

lingkungan, serta teknologi dasar. Karena sifatnya yang terlalu teknis

untuk persedian barang dan teknologi dasar tidak dibahas lebih lanjut.

Sasaran kualitas dari Penyalur Kemasan tersebut, yaitu :

a. Kuantitas ; menaikkan kuantitas. Sasaran kualitas tersebut dapat

dicapai dengan cara

(1). Mempertahankan keuntungan dengan membuat rencana operasi

produksi berdasarkan sales forecast order melalui perbaikan

produktivitas kerja dengan mengoptimalkan karyawan dan

penempatan karyawan secara tepat.

(2). Mempertahankan kuantitas produksi dengan memperbaiki

persentase operasi produksi agar menghilangkan loss dan

pemborosan secara menyeluruh.

(3). Mempertahankan keuntungan per departemen dengan

melaksanakan kontrol keuntungan masing-masing per section.

b. Kualitas ; menurunkan keluhan pelanggan dan menurunkan total loss.

Sasaran kualitas tersebut dapat dicapai dengan cara

(1). Perbaikan kesadaran : menyalurkan barang dengan kualitas

stabil melalui produksi barang yang berorientasi kepada

pembeli.

(2). Tindakan terhadap sumber permasalahan : klarifikasi penyabab

berdasarkan keadaan produksi dan kondisi barang aktual,

kemudian mengambil tindakan penekanan prinsip dan asas

secara teori.

(3). Tindakan pencegahan terkirimnya barang rusak :

mengembangkan SDM hingga tingkat operator dengan membina

kecermatan dalam pembuatan prosedur kualitas dan

memperjelas tanggung jawab prosesnya sendiri.

(4). Biaya ; menaikkan rasio mutu produk dan menurunkan harga

bahan baku. Sasaran kualitas tersebut dapat dicapai dengan cara

(5). Membuat rencana cost down per item dan melaksanakan

pemeriksaan proses.

Page 41: skripsi tentang TQM

29

(6). Resin, tinta, solvent, adhesive, doctor blade yang merupakan

nilai penting dalam item cost, dilakukan kerja sama dengan

penyalur dan dilakukan pengembangan material murah.

(7). Menyediakan bahanl dengan berorientasi ekspor.

c. Keselamatan dan Lingkungan; mengurangi tingkat kecelakaan kerja.

Sasaran kualitas tersebut dapat dicapai dengan cara

(1). Menghapus kecelakaan kerja dengan peningkatan kesadaran

akan bahaya melalui pertemuan (meeting) yang diikuti oleh

seluruh karyawan untuk mencapai ” Bebas Kecelakaan Kerja ” .

(2). Menghilangkan kecelakaan kerja melalui perbaikan yang

langsung dilaksanakan, yaitu dengan menghilangkan pekerjaan

dan lokasi yang membahayakan, melalui praktek OJT (On – Job

Training) yang transparan mengenai keselamatan.

(3). Peduli terhadap lingkungan dengan membersihkan tempat kerja

serta berslogankan ”seragam yang rapi” dan ”mesin yang

bersih”.

Jika dilihat dari kebijakan dan tujuan dari Penyalur Kemasan

tersebut, jelas sekali menunjukkan bahwa secara umum Penyalur Kemasan

sangat memperhatikan hubungan kerja sama dengan para konsumennya.

Untuk memastikan hal tersebut pihak Penyalur Kemasan juga mengadakan

peninjauan ulang akan kualitas yang diberikan kepada para konsumennya

yang sering dikenal dengan Management Review of Quality. Management

Review of Quality di perusahaan ini dilakukan dalam selang waktu 6 bulan

sekali, adapun hal – hal yang dibahas antara lain ;

a. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu

b. Hal – hal yang berkaitan dengan sistem manajemen kualitas secara

keseluruhan

c. Kondisi pencapaian sasaran kualitas

d. Audit internal dan eksternal

e. Kepuasan pelanggan

f. Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan

g. Hal yang berkaitan dengan perbaikan

Page 42: skripsi tentang TQM

30

h. Pendidikan dan pelatihan

Untuk memastikan bahwa hubungan kerja sama tetap terjaga pihak

Penyalur Kemasan mengadakakan pertemuan rutin. Pertemuan diadakan

setiap minggu pada hari Senin hingga Kamis, pertemuan tersebut

membahas mengenai informasi terkini dan perkembangan yang terjadi. Isi

dari pertemuan ini membahas mengenai isu – isu perusahaan yang bekerja

sama dengan Penyalur Kemasan . Pertemuan akan diadakan pada hari yang

sama ketika terdapat isu penting yang harus dibahas. Biasanya, pertemuan

ini diadakan ketika terdapat isu menyangkut keamanan pangan.

D. TINGKAT KERJA SAMA

Hubungan kerja sama yang terjalin antara PT Nestlé Indonesia dengan

Penyalur Kemasan diawali pada tahun 1996, hingga kini hubungan tersebut

sudah menginjak usia 11 tahun. Penyalur Kemasan menyalurkan flexible

packaging untuk produk kopi instan yang dimiliki oleh PT Nestlé Indonesia.

Kemasan yang disalurkan tersebut merupakan jenis kemasan dengan tingkat

resiko tinggi karena kontak langsung dengan produk. Secara umum regulasi

yang mengatur mengenai kemasan yang kontak langsung dengan produk

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Regulasi mengenai kemasan yang kontak langsung dengan produk a

Regulasi Bagian Perihal

US FDA (United State Food and Drugs

Administration) 21 CFR (Code of Federal

Regulations) US FDA 21 CFR

175 Adhesives & components of coating

176 Paper & paperboard components

177 Polymers

178 Adjuvatants & production aids

European Legislation (on Food – Contacts

Packaging)

2005/79/EC (amending directive

2002/71/EC)

Daftar monomer dan batas spesifik migrasi

monomer a www.intertek.com

Page 43: skripsi tentang TQM

31

Karena bersifat rahasia maka Penyalur Kemasan tidak dapat

menjelaskan lebih rinci mengenai pemenuhan regulasi tersebut namun jika

dilihat dari pasokan kemasan selama ini tidak terdapat masalah mengenai

migrasi monomer. Untuk memastikan bahwa kemasan yang dipasok memiliki

kualitas yang tepat untuk produk yang dikemasnya maka PT Nestlé Indonesia

mewajibkan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard

Analysis Critical Control Point (HACCP) di daerah produksi pihak Penyalur

Kemasan. Sejauh ini Pihak Penyalur Kemasan sudah dapat memenuhi

kewajiban tersebut dengan dilakukannya penerapan GMP yang tepat dan

memulai sertifikasi HACCP di tahun 2007. Hingga saat ini Penyalur

Kemasan memiliki kinerja yang konsisten baik dari kualitas kemasan yang

diberikan, ketepatan waktu pengiriman, hingga ketepatan jumlah pengiriman.

Secara keseluruhan rata - rata kinerja Penyalur Kemasan terhadap PT Nestlé

Indonesia diatas 95% (berdasarkan KPI yang akan dijelaskan di bab

berikutnya). Hal ini merupakan bukti komitmen dari kedua belah pihak akan

profesionalisme dalam bekerja- sama. PT Nestlé Indonesia mengkategorikan

Penyalur Kemasan ini ke dalam penyalur dengan tingkat kepercayaan tinggi

yang didasarkan dari kinerja yang diberikan dan kepedulian terhadap

hubungan yang terjalin. Menganalisa beberapa fakta diatas, jenis tingkatan

yang diberikan oleh PT Nestlé Indonesia kepada Penyalur Kemasan tersebut

berdasarkan Oakland (1993) adalah full approval.

E. KONSEP KERJA SAMA

Penerapan sistem kualitas di PT Nestlé Indonesia sudah memenuhi

persyaratan yang dikemukakan oleh Monks (1995). Sistem kualitas yang

diterapkan tersebut merupakan sistem berbasis proses yang juga memenuhi

syarat yang ditentukan oleh ISO 9001 : 2000 walaupun secara umum

perusahaan ini belum tersertifikasi. Terdapatnya kebijakan perusahaan dan

komitmen perusahaan dalam pengaturan penyalur memenuhi syarat penting

yang dikemukakan oleh Oakland (1993).

Pihak Penyalur Kemasan sendiri telah memperoleh sertifikat ISO 9001

: 2000 pada tahun 2003. Hal ini merupakan bukti komitmen Penyalur

Page 44: skripsi tentang TQM

32

Kemasan akan kualitas. Walaupun tidak dijelaskan secara rinci mengenai

pengaturan hubungan kerja sama namun kebijakan dan komitmen Penyalur

Kemasan ini sangat menitikberatkan pada kualitas dan kepuasan konsumen

(dalam hal ini PT Nestlé Indonesia). Terdapatnya pembagian departemen dari

masing – masing pihak untuk mengatur hubungan kerja sama yang terjalin

merupakan salah satu bukti juga bahwa hubungan kerja sama ini sangatlah

penting. Pertemuan rutin selalu dilaksanakan setiap bulan oleh pihak - pihak

yang bersangkutan dan setiap 3 bulan sekali diadakan Technical Meeting

mengenai spesifikasi kemasan serta isu aktual. Dilihat dari fakta – fakta

diatas, konsep kerja sama yang terjalin antara PT Nestlé Indonesia dengan

Penyalur Kemasan menurut Goetsch dan Davis (1997), termasuk jenis

Contemporary Relations : Supplier – Customer Chain.

F. OPTIMALISASI SUPPLIER QUALITY ASSURANCE

1. Supplier Quality Assurance Systems di PT Nestlé Indonesia

Pengaturan hubungan yang tepat dengan penyalur merupakan unsur

dalam kelanggengan bisnis perusahaan. Nestlé Indonesia menerapkan

Supplier Quality Assurance System dalam menjalin kemitraan dengan

Penyalur Kemasan. Supplier Quality Assurance System terbagi ke dalam

dua hal pokok yaitu Pengaturan Penyalur (Supplier Management) dan

Jaminan Penangan Bahan (Material Assurance). Rincian dari kedua hal

pokok tersebut, yaitu :

a. Pengaturan Penyalur (Supplier Management)

Pengaturan Penyalur terdiri dari beberapa tahap yaitu

pemilihan penyalur, penilaian penyalur, penyetujuan penyalur,

pemantauan penyalur, dan pengukuran kinerja penyalur. Tahapan dari

Pengaturan Penyalur tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 . Penyalur

yang telah lama menjalin hubungan tidak perlu memulai dari awal

hanya mengikuti tahap yang mungkin telah diperbaharui oleh pihak

PT Nestlé Indonesia.

Page 45: skripsi tentang TQM

33

Gambar 5. Tahap pengaturan penyalur

Penilaian di tempat

dibutuhkan?

Mulai

Ya

Tidak

Penyalur baru*?

Perbaharui kuesioner penyalur

Perbaharui aspek bisnis

Kumpulkan informasi mengenai kinerja penyalur

lengkapi kuesioner penyalur

periksaaspek bisnis

tentukan cakupan penilaian

Pilih tim

Siapkan rencana penilaian

Awali penilaian

Buat laporan hasil Daftarkan kegiatan koreksi

Jika dibutuhkan

Berhenti

Penyalur disetujui?

Perbaharuidatabase penyalur

Tandai penyalur tidak disetujui

Ana

lisa

resi

ko

baha

n

Ya Tidak

Ya

Tidak

Ya dengan kondisi

Masukkan penyalur d ke daftar persetujuan

Tinjau ulang i isuplai

Tindaklanjuti kegiatan koreksi

Page 46: skripsi tentang TQM

34

(1). Pemilihan Penyalur

Pemilihan penyalur didasarkan pada faktor bisnis, faktor

teknis, serta faktor jaminan kualitas. Rincian dari faktor tersebut

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria pemilihan penyalur kemasan Faktor Rincian

Bisnis struktur manajemen situasi finansial kepemilikan perusahaan reputasi bisnis

Teknis kompetensi teknis kemampuan dalam produksi

Jaminan kualitas kemampuan dan keinginan penyalur dalam menjamin kualitas penerimaan spesifikasi yang telah disepakati bersama. kebersediaan atas audit dan inspeksi keberadaan sistem jaminan kualitas kebersediaan dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan mengenai komposisi ataupun proses produksi dari produk mereka

(2). Penilaian Penyalur (Supplier Assessment)

Penyalur harus dapat bekerja sama dalam penilaian resmi

yang mencakup audit dan inspeksi dari (quality records) mereka.

Penyalur harus terbuka dan responsif terhadap persyaratan dari

perusahaan dan menyediakan semua informasi dibutuhkan.

Terdapat dua aspek yang akan menjadi perhatian penting dalam

audit penyalur yakni aspek kualitas dan aspek teknis. Contoh

dari kedua aspek tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Hasil penilaian terhadap kedua aspek tersebut dapat

berupa : (1) terpenuhi (hasil sesuai dengan syarat yang berlaku),

(2) tidak terpenuhi (hasil tidak sesuai dengan syarat), (3)

terpenuhi dengan syarat, ataupun (4) penyalur kemasan sama

sekali tidak menerapkan. Jika hasil audit ‘tidak terpenuhi’ atau

‘terpenuhi dengan syarat’ maka dapat dilakukan suatu tindakan

Page 47: skripsi tentang TQM

35

koreksi. Hubungan kerja sama dengan penyalur dapat dilakukan

jika tindakan koreksi tersebut disetujui oleh pihak perusahaan

dan dilaksanakan dengan baik.

Tabel 3. Contoh aspek kualitas dan aspek teknis dalam cakupan audit penyalur

Aspek Kualitas Aspek Teknis • Manajemen kualitas dan

dokumentasi • GMP, HACCP, dan

keamanan pangan • Pemantauan patogen • Kompetensi ilmiah dan

laboratorium • Penelusuran dan penarikan

produk • Lingkungan • Sertifikasi • dan sebagainya

• Kemampuan dalam proses terhadap batasan spesifikasi

• Ketahanujian dan konsistensi • Kemampuan dalam memenuhi

spesifikasi yang diberikan • Penanganan kontaminan • Kontrol prosedur • Peralatan produksi • dan sebagainya

Menggunakan pihak ketiga sebagai auditor untuk

mengaudit penyalur dapat diizinkan dengan beberapa

keterbatasan. Namun, dalam pelaksanaan audit penyalur

kemasan dengan tingkat resiko bahan tinggi hanya auditor dari

PT Nestlé Indonesia saja yang diizinkan. Audit langsung di

tempat penyalur (on - site assessment) merupakan bagian

penting dalam penilaian penyalur, karena memberikan peluang

untuk berinteraksi langsung dengan penyalur dan melihat

operasi produksi yang dilakukan langsung oleh penyalur.

Keputusan perlu atau tidaknya melakukan audit ini bergantung

pada selang waktu kunjungan terakhir ke tempat penyalur ,

status dari penyalur (penyalur baru / penyalur yang telah lama

bekerja sama / penyalur yang telah diakui juga oleh Nestlé

Grup), catatan kinerja penyalur, serta tingkat kepercayaan

penyalur.

Page 48: skripsi tentang TQM

36

(3). Penyetujuan Penyalur (Supplier Approval)

Mempertimbangkan hasil audit penyalur, Quality

Manager perusahaan akan membuat keputusan akhir (supplier

approval). Setelah penyalur disetujui untuk memasok bahan

dengan tingkat resiko tertentu maka hasil persetujuan tersebut

dapat digunakan oleh semua Nestlé Grup. Jika penyalur telah

disetujui untuk memasok bahan dengan tingkat resiko rendah

bukan berarti telah disetujui pula untuk tingkat resiko bahan

yang lebih tinggi. Terdapat tiga kemungkinan status persetujuan

yang akan diberlakukan terhadap penyalur yakni tidak disetujui,

disetujui, dan disetujui dengan kondisi tertentu.

(4). Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Penyalur

Penyalur yang telah disetujui harus secara rutin dipantau

melalui program penilaian diatas. Kerutinan penilaian tersebut

dilakukan sesuai dengan tingkat resiko bahan yang digunakan

dan tingkat kepercayaan penyalur.

Kinerja penyalur diukur dengan menggunakan Key

Performance Indicator (KPI). KPI terbagi menjadi tiga PPI

(Process Performance Indicator), yaitu PPI ketepatan

pengiriman, PPI kesesuaian jumlah, dan PPI kesesuaian kualitas.

Hasil kinerja secara rutin diinformasikan ke pihak penyalur,

dengan maksud untuk merangsang perbaikan.

Berdasarkan hasil audit langsung di tempat (on-site

assessment) , kualitas produk yang diberikan, ketahanujian

penyalur, dan ketanggapan penyalur maka diberlakukan 3 jenis

tingkat kepercayaan terhadap penyalur, yakni tingkat

kepercayaan tinggi , tingkat kepercayaan menengah, dan tingkat

kepercayaan rendah.

Page 49: skripsi tentang TQM

37

b. Jaminan dalam Penanganan Bahan

Terbagi ke dalam beberapa aktivitas diantaranya

(1). Pengklasifikasian Bahan

Pengujian resiko harus dilakukan karena bahan kemasan

erat kaitannya dengan keamanan pangan (seperti resiko

mikrobiologi dan kontaminan kimia). PT Nestlé Indonesia

mengklasifikasikan tingkat resiko bahan kemasan ke dalam tiga

tingkat, contoh bahan kemasan berdasarkan tingkat resikonya

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Contoh bahan kemasan berdasarkan resiko Jenis Pengertian Contoh

Bahan kemasan resiko tinggi

kemasan yang kontak langsung dengan produk yang sensitif

Botol gelas dan penutup untuk makanan bayi

Bahan kemasan resiko menengah

kemasan yang kontak langsung dengan produk namun bukan produk sensitif.

Kaleng untuk produk sterilisasi

Bahan kemasan resiko rendah

kemasan yang tidak kontak langsung dengan produk

Karton pengiriman

Kemasan yang didapat dari penyalur sebelum digunakan

lebih lanjut dalam proses produksi umumnya dianalisa

(diinspeksi) terlebih dahulu. Inspeksi dapat saja tidak dilakukan

didasarkan pada data yang relevan ataupun didasarkan pada

tingkat kepercayaan dalam hubungan dengan penyalur (seperti

spesifikasi yang telah terpenuhi atau sertifikat analisis yang telah

terpercaya). Jika penyalur dengan tingkat kepercayaan tinggi

(high confidence level) memasok kemasan beresiko rendah maka

akan lebih mudah menerapkan hal diatas.

Seperti yang dijelaskan Heinritz et al. (1991), sistem pengaturan

penyalur yang diterapkan oleh pihak Nestlé Indonesia telah mencakupi

pemilihan penyalur hingga evaluasi kinerja penyalur. Supplier Quality

Page 50: skripsi tentang TQM

38

Assurance System di PT Nestlé Indonesia sangat terintegrasi dengan baik,

selain dari sistem yang mengaturnya terdapat pula berbagai dokumen

(seperti prosedur dan instruksi kerja) yang menjelaskan secara terperinci

mekanisme pengaturan penyalur.

2. Tahapan Pembentukan Spesifikasi

Pembentukan spesifikasi sebenarnya tergolong dalam pengaturan

jaminan dalam penanganan bahan. Karena sifatnya yang penting maka

dalam pembahasan ini pembentukan spesifikasi dijelaskan menjadi sub –

bab terpisah. Spesikasi mendefinisikan kriteria kualitas yang berhubungan

dengan harapan dan kepuasan konsumen dari produk yang diberikan serta

mengatur batasan terendah yang masih dapat diterima dalam suatu produk.

Spesifikasi ialah dokumen tertulis yang menyatakan kriteria kualitas yang

harus dipenuhi. Pemenuhan spesifikasi sangat mutlak karena hal ini

merupakan jaminan dari kualitas produk yang diciptakan. Ketika terdapat

konflik atau masalah maka lembaran spesifikasi digunakan sebagai

panduan utama.

a. Lembaran Spesifikasi

Perluasan dari lembaran spesifikasi merupakan aktivitas dari

Kelompok Lintas Fungsi ;

(1). Pengaturan isi dari lembaran spesifikasi merupakan hasil

kolaborasi antara Quality Assurance, Purchasing, Regulatory

dan Manufacturing Department serta Packaging Department

(untuk bahan yang bersangkutan).

(2). Jika penulisan spesifikasi didesentralisasikan di pabrik, maka

Quality Assurance Department harus dapat bertanggung jawab

jika terjadi isu dan siap melakukan tinjauan ulang

(3). Umumnya lembaran spesifikasilah yang akan dikomunikasikan

oleh Purchasing Department kepada pihak penyalur.

Perlu dipastikan tidak terjadi duplikasi pada spesifikasi yang

dibuat. Pembuatan spesifikasi harus mengacu kepada MDR (Material

Data Repository) yang merupakan kumpulan data mengenai

Page 51: skripsi tentang TQM

39

spesifikasi yang sudah ada. Spesifikasi tidak dapat dibuat sebelum

dilakukan pencarian menyeluruh terhadap MDR, sehingga dapat

ditentukan bahwa spesifikasi yang akan dibuat merupakan adaptasi

dari spesifikasi yang lama atau benar – benar baru. Kandungan dari

lembaran spesifikasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan dari lembaran spesifikasi No Bab Rincian 0 Informasi pendahuluan Departemen yang terkait dalam

pembuatan spesifikasi, Market usage 1 Deskripsi umum Deskripsi singkat mengenai aspek

kualitatif (warna, tekstur, bentuk , dan lain – lain)

2 Prasyarat umum Undang – undang Sertifikat yang harus dipenuhi oleh penyalur (sertifikat analisis, sertifikat pemenuhan peraturan, sertifikat keagamaan, sertifikat sumber asal bahan , dan sertifikat ekspor)

3 Maksud penggunaan Tujuan penggunaan kemasan misalnya kemasan yang kontak langsung dengan pangan atau khusus untuk pangan sensitif

4 Alergen Penjelasan mengenai cara penanganan alergen (jika ada)

5 Komposisi Kandungan dari kemasan (penting) 6 Syarat sensori Bab ini menjelaskan syarat sensori

yang harus dipenuhi 7 Syarat fisik dan kimia Menjelaskan syarat fisik dan kimia

yang harus dipenuhi oleh penyalur karena berpengaruh terhadap kualitas, keamanan, dan kinerja. Penting untuk menjamin keamanan pangan.

8 Kontaminan / aditif Aditif yang digunakan (jika ada) 9 Syarat mikrobiologi Syarat mikrobiologi yang harus

dipenuhi 10 Kondisi penyimpanan

dan pengiriman Menjelaskan kondisi penyimpanan dan pengiriman

11 Metode analisis Metode analisis yang digunakan 12 Lampiran Lampiran yang dibutuhkan

Page 52: skripsi tentang TQM

40

b. Ketentuan Lain

Selain spesifikasi terdapat ketentuan lain yang harus

dikomunikasikan kepada penyalur yaitu ;

(1). General Quality Assurance Requirement (GQAR).

Syarat ini merupakan bagian dari penilaian penyalur (lihat

tahap penilaian penyalur). Ketentuan ini harus dipenuhi sebelum

penyalur menyetujui kontrak. Syarat ini tidak dimasukkan ke

dalam lembaran spesifikasi karena bersifat lokal dan tergantung

dari proses produksi tiap penyalur.

(2). Technical Requirement (TR)

Syarat ini tidak tercantum dalam lembaran spesifikasi

karena bersifat khusus tergantung dari pasar atau negara di tempat

bisnis berlangsung misalnya sertifikat analisis, sertifikat

keagamaan, umur simpan produk, pengawasan jaminan kualitas

(seperti GMP, HACCP, serta penelusuran bahan), peraturan

negara setempat, cara penyimpanan, dan cara pengiriman.

Spesifikasi, GQAR , dan TR akan menginformasikan kebutuhan

pihak PT Nestlé Indonesia kepada Penyalur Kemasan. Hubungan

tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 53: skripsi tentang TQM

41

3. Optimalisasi Supplier Quality Assurance

Seiring dengan meningkatnya hubungan kerja sama yang terjalin

serta tingkat kepercayaan Penyalur Kemasan yang tinggi, PT Nestlé

Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh Penyalur

Kemasan dengan memanfaatkan sepenuhnya pengontrolan kualitas yang

diterapkan oleh penyalur tersebut, salah satunya dengan penggunaan

sertifikat analisis penyalur dalam menjamin kualitas kemasan tanpa

MDR Spesifikasi

Technical Requirements

Kontrak

Seleksi Penyalur

General Quality Assurance

Requirements

Proses audit

Dokumentasi Jaminan Kualitas

Pengesahan penyalur

Pesanan Pembelian

Penerimaan

Keputusan

Rencana Inspeksi

Kemasan digunakan

dalam produksi

Analisis

Input

Input

Gambar 6. Diagram penggunaan spesifikasi, GQAR , dan TR

Page 54: skripsi tentang TQM

42

melakukan uji ulang di pihak PT Nestlé Indonesia. Sertifikat analisis

merupakan hasil pengujian yang berkaitan dengan kualitas dan kinerja

bahan yang diberikan. Penyalur Kemasan telah mengeluarkan cukup

banyak biaya dan waktu untuk memperoleh sertifikat analisis tersebut.

Pada dasarnya langkah ini sudah dapat diimplementasikan dengan merujuk

bahwa sudah terdapat komitmen dan kebijakan dari kedua belah pihak

yang bekerja sama, Penyalur Kemasan dikategorikan sebagai penyalur

dengan tingkat kepercayaan tinggi oleh pihak PT Nestlé Indonesia , dan

hubungan kerja sama yang terjalin sudah berkonsep Contemporary

Relations : Supplier – Customer Chain. Tabel 6 menunjukkan rincian

aktivitas yang harus dilakukan.

Tabel 6. Penghilangan inspeksi berdasarkan sertifikat analisis Aktivitas Input Output Syarat Fungsi

Terkait Peran

Pengikutsertaan Penyalur Kemasan dalam Pembuatan Spesifikasi

Spesifikasi, GQAR, dan TR

Spesifikasi Penyalur dengan tingkat kepercayaan tinggi

Kelompok kerja lintas fungsi dan penyalur

B

Persetujuan kontrak jaminan kualitas

Spesifikasi yang disetujui

Kontrak Purchasing Penyalur QM

B B K

Implementasi dalam sistem inspeksi penerimaan bahan masuk

Tidak perlu diadakan analisa di pihak Nestlé Indonesia

QM Purchasing

B K

Keterangan : B = bertanggung – jawab K = konsultasi

Tabel diatas menunjukkan aktivitas yang harus dilalui agar dapat

menghilangkan inspeksi awal pada saat penerimaan kemasan. Tahap

pembuatan spesifikasi dilakukan oleh Kelompok Lintas Fungsi yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya. Pengikutsertaan Penyalur Kemasan

dalam pembentukan spesifikasi diharapkan dapat menguntungkan bagi

Page 55: skripsi tentang TQM

43

kedua belah pihak. PT Nestlé Indonesia akan lebih mudah

mengkomunikasikan persyaratan termasuk Technical Requirement yang

juga harus dipenuhi oleh pihak penyalur. Di lain sisi, pihak Penyalur

Kemasan akan lebih paham keinginan perusahaan pangan tersebut

sehingga penyalur akan lebih memprioritaskan kriteria penting yang

memang harus dipenuhi dalam sertifikat analisis yang akan dijadikan bukti

dalam jaminan kualitas produk. Hasil dari tahap ini merupakan spesifikasi

yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

Tahap berikutnya merupakan tahap pengimplementasian.

Purchasing Department bersama Penyalur Kemasan bernegosiasi dalam

pembentukkan kontrak. Kontrak tersebut harus mencantumkan bahwa

jaminan kualitas kemasan merupakan tanggung jawab dari Penyalur

Kemasan yang ditunjukkan oleh sertifikat analisis.Pembuatan kontrak

tersebut merupakan wujud dari komitmen kedua belak pihak dalam

melakukan kerja sama. Selanjutnya pihak Quality Assurance Department

mengintegrasikan sistem baru tersebut ke dalam prosedur penerimaan dan

penggunaan kemasan di pabrik sehingga untuk kemasan yang dipasok dari

Penyalur Kemasan tersebut tidak perlu dilakukan inspeksi ulang. Diagram

alir proses dapat dilihat pada Gambar 7. Sistem yang telah tercipta tersebut

harus dikontrol secara berkala dengan sistem audit penyalur.

Penerapan sistem tersebut dapat mengurangi masa karantina barang

di gudang PT Nestlé Indonesia. Implikasi dari hal tersebut, konsistensi

kualitas kemasan dan produk di dalamnya akan lebih tinggi karena

kemasan dan produk tersebut tiba di pasar dengan kondisi yang paling

prima. Secara tidak langsung hal ini akan meningkatkan kepuasan

konsumen terhadap produk yang dihasilkan tanpa mengurangi kualitas dari

produk.

Page 56: skripsi tentang TQM

44

Gambar 7. Diagram alir penghilangan inspeksi

Hubungan kerja sama yang terjalin sudah dapat memasuki tahap

lebih tinggi seperti Just – in Time Supply . Menurut Monks (1995), Just –

in Time Supply dideskripsikan sebagai filosofi manajerial yang

mengembangkan perbaikan berkesinambungan dengan mengurangi

persediaan dan mengembangkan kesanggupan sistem penyalur untuk

memproduksi barang berkualitas dalam jumlah sedikit dan hanya pada saat

dibutuhkan. Menurut Heinritz et al. (1991), terdapat 6 faktor kunci untuk

keberhasilan sistem ini, yaitu :

a. Engineering factor ; pengoptimalan proses produksi

b. Inventory management ; mengurangi buffer stock

SQA Penyalur terpilih

Pembentukan Spesifikasi

MDR

KLF

Pembuatan Kontrak

Pemesanan Kemasan

Penerimaan Kemasan

Penggunaan Kemasan

dalam Produksi

Keterangan MDR : Material Data Repository KLF : Kelompok Lintas Fungsi SQA : Supplier Quality Assurance

Page 57: skripsi tentang TQM

45

c. Supplier quality ; pembelian bahan langsung ketika dibutuhkan (tanpa

persediaan barang di gudang) dan tanpa toleransi kesalahan

d. In – process yield and quality ; semua proses harus menyediakan hasil

yang memenuhi persyaratan, memiliki tingkat cacat yang rendah, dan

diusahakan tidak ada pengerjaan ulang (rework)

e. Manufacturing discipline ; semua operasi produksi harus terorganisasi

dengan baik untuk memastikan keberlangsungan pengerjaan bahan.

f. Setups

Hasil penelitian dapat dijadikan sebuah tahap pemicu dalam

memenuhi tahap inventory management dan supplier quality diatas

sehingga kerja sama ke arah lebih tinggi antara PT Nestlé Indonesia

dengan Penyalur Kemasan dapat segera terwujud.

Page 58: skripsi tentang TQM

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penerapan Total Quality Management di PT Nestlé Indonesia

terangkum dalam Sistem Manajemen Kualitas yang meliputi proses

pengembangan produk hingga produk tiba di tangan konsumen. Pengaturan

penyalur terangkum dalam Supplier Quality Assurance System yang terbagi

menjadi dua hal pokok yakni Pengaturan Penyalur dan Jaminan Penanganan

Bahan.

Sistem pengaturan penyalur yang diterapkan oleh pihak Nestlé

Indonesia telah mencakupi pemilihan penyalur hingga evaluasi kinerja

penyalur sesuai dengan yang dijelaskan Heinritz et al. (1991). Berdasarkan

Oakland (1993) jenis tingkatan yang diberikan oleh Nestlé Indonesia kepada

Penyalur Kemasan tersebut adalah full approval. Sedangkan berdasarkan

partnering concept yang dikemukakan oleh Goetsch dan Davis (1997),

hubungan antara Nestlé Indonesia dan Penyalur Kemasan ini termasuk jenis

ke dua (Contemporary Relations : Supplier – Customer Chain).

Jaminan dalam pemenuhan kualitas produk ditunjukkan dengan

pemenuhan spesifikasi, General Quality Assurance Requirement, dan

Technical Requirement yang diberikan oleh PT Nestlé Indonesia kepada

Penyalur Kemasan. Hal ini diyakinkan dengan kinerja Penyalur Kemasan

terhadap PT Nestlé Indonesia diatas 95 % (berdasarkan KPI) dan tingkat

kepercayaan yang tinggi dari penyalur tersebut.

Fluktuasi jumlah kemasan dalam penyimpanan akibat dari Short Time

Forecast dari pihak PT Nestlé Indonesia dapat diatasi dengan pengoptimalan

pengontrolan kualitas di pihak Penyalur Kemasan. Melalui pengikutsertaan

Penyalur Kemasan dalam pembuatan spesifikasi akan lebih memudahkan

Penyalur Kemasan memahami kriteria penting yang akan dicantumkan dalam

sertifikat analisis. Sertifikat analisis tersebut akan dijadikan garansi dalam

penerimaan barang awal, sehingga bahan kemasan bisa segera digunakan.

Page 59: skripsi tentang TQM

47

B. SARAN

Sistem yang telah tercipta diatas dapat diterapkan ke penyalur

kemasan lainnya, namun sebelumnya harus dilakukan pengoptimalan

Supplier Quality Assurance System di kedua belah pihak sehingga dapat

diketahui kesiapan untuk pengimplementasian sistem tersebut. Spesifikasi

dari kemasan diperbaharui secara dinamis dari pihak PT Nestlé Indonesia.

Pada dasarnya pihak Penyalur Kemasan sudah dapat mengantisipasi hal ini.

Namun dalam sistem yang baru dibuat tersebut belum terdapat rincian tahap

jika spesifikasi kemasan diubah. Diperlukan sistem yang lebih terintegritas

dan terperinci sehingga jika spesifikasi kemasan diubah sewaktu – waktu

akan terdapat penjelasan lanjut seperti mengenai perlu tidaknya persetujuan,

pengujian ulang, ataupun pembuatan kontrak baru. Selain hal diatas,

dibutuhkan pula penelitian lebih lanjut dari sisi ilmu yang berbeda untuk

meningkatkan hubungan kerja sama tersebut ke arah yang lebih tinggi,

misalnya dari sisi ilmu engineering atau mekanika.

Page 60: skripsi tentang TQM

48

DAFTAR PUSTAKA

Dubrin, A.J dan Ireland, R.D. 1993. Management and Organization (2nd ed). South – Western Publishing Co, Ohio (USA).

Encarta. 2004. Encyclopedia – packaging. Microsoft Corporation. Food Packaging.[www.wikipedia.com].16 september 2007 Goetsch, D.L dan Davis, S.B. 2000. Quality Management : Introduction to Total

Quality Management for Production, Processing, and Services. Prentice Hall, New Jersey.

Heinritz, S., Paul V.F.,Larry G , dan Michael K. 1991. Purchasing : Principles and

Application (8th ed). Prentice – Hall International. UK Holt, D.H.1990. Management : Principles and Practices. Prentice Hall, New

Jersey. ISO-9001 : 2000.2000. Quality Management System. European Standard. Monks, J.G. 1995. Operation Management. The McGraw – Hill Companies, Inc.

New York. Oakland, J.S. 1993. Total Quality Management : The Route to Improving

Performance. Butterworth-Heinemann Ltd, London. Poirier, C.C. dan WF. Houser. 1993. Business Partnering for Continuous

Improvement. Di dalam : Goetsch D.L dan Davis S.B. Quality Management : Introduction to Total Quality Management for Production, Processing, and Services. Prentice Hall. P : 134 - 136 .

Rampersad, H.K. 2001. Total Quality Management : An Excutive Guide to

Continuous Improvement. Springer, Berlin. Regulation on Food Contact Packaging. [www.intertek.com].28 agustus 2007

Syarief, R. dan S. Santausa. 1992. Teknologi Pengemasan Pangan. Penerbit Buku

Kedokteran ARCAN, Jakarta. Wibowo, M .2004. Efisiensi Perusahaan Melalui Penerapan Manajemen Proses

Bisnis.PT Grasindo, Jakarta.