skripsi rancang bangun sistem pakar diagnosis …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN
KELISTRIKAN MOTOR TIPE BAJAJ PULSAR 200CC
MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
DAN CERTAINTY FACTOR
(STUDI KASUS BENGKEL MAJU PULSAR INDAH)
Skripsi ini diajukan sebagai syarat melaksanakan kewajiban Studi Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Disusun Oleh:
IBNU KHOIRU DAI
1112093000091
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARI HIDAYATULLAH JAKARTA
2019/1440 H
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN
KELISTRIKAN MOTOR TIPE BAJAJ PULSAR 200CC
MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
DAN CERTAINTY FACTOR
(STUDI KASUS BENGKEL MAJU PULSAR INDAH)
Skripsi ini diajukan sebagai syarat melaksanakan kewajiban Studi Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Disusun Oleh:
IBNU KHOIRU DAI
1112093000091
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARI HIDAYATULLAH JAKARTA
2019/1440 H
ii
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN
KELISTRIKAN MOTOR TIPE BAJAJ PULSAR 200CC
MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
DAN CERTAINTY FACTOR
(STUDI KASUS BENGKEL MAJU PULSAR INDAH)
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat Melaksanakan Kewajiban Studi Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Disusun Oleh:
IBNU KHOIRU DAI
1112093000091
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARI HIDAYATULLAH JAKARTA
2019/1440 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN
KELISTRIKAN MOTOR TIPE BAJAJ PULSAR 200CC
MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
DAN CERTAINTY FACTOR
(STUDI KASUS BENGKEL MAJU PULSAR INDAH)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer
Oleh:
Ibnu Khoiru Dai
1112093000091
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Nidaul Hasanati, S.T., MMSI Eva Khudzaeva, M.Si
NIP. 19790718 201411 2 002 NIDN. 0306108301
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
Aang Subiyakto, Ph.D
NIP. 19760219 200710 1 002
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan
Kelistrikan Motor Tipe Bajaj Pulsar 200cc Menggunakan Metode Forward
Chaining dan Certainty Factor (Studi Kasus Bengkel Maju Pulsar Indah)
yang ditulis oleh Ibnu Khoiru Dai, NIM 1112093000091 telah diuji dan
dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 Juli 2019.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Satu
(S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Dr, Qurrotul Aini, M.T Yuni Sugiarti, M.Kom
NIP. 19730325 200901 2 001 NIDN. 20060676218
201411 2 002
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Nidaul Hasanati, S.T., MMSI Eva Khudzaeva, M.Si
NIP. 19790718 201411 2 002 NIDN. 0306108301
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Sistem Informasi
Prof. Dr. LiLy Surraya Eka Putri, M. Env. Stud A’ang Subiyakto, Ph.D
NIP. 19690404 200501 2 005 NIP. 19760219 200710 1 002
v
HALAMAN PERYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAWHA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Agustus 2019
Ibnu Khoiru Dai
1112093000091
vi
ABSTRAK
Ibnu Khoiru Dai (1112093000091), Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosis
Kerusakan Kelistrikan Motor Tipe Bajaj Pulsar 200cc Menggunakan Metode
Forward Chaining dan Certainty Factor (Studi Kasus Bengkel Maju Pulsar
Indah) di bawah bimbingan Nidaul Hasanati dan Eva Khudzaeva.
Maju Pulsar Indah merupakan salah satu Agen Tunggal Pemegang Merek
Bajaj yang berada di Tangerang Selatan. Kegiatan kerja pada Maju Pulsar Indah
meliputi penjualan unit kendaraan, penjualan suku cadang dan perbaikan
kendaraan. Berdasarkan data, perbaikan kendaraan pada Maju Pulsar Indah dalam
satu hari terdapat 30 (tiga puluh) kendaraan untuk diperbaiki. Perbaikan
kendaraan terbagi menjadi perbaikan ringan dan perbaikan berat, perbaikan ringan
meliputi perbaikan berkala berdasarkan kilometer pada spedometer yang
memakan waktu 50 (lima puluh menit) dan perbaikan berat yang meliputi mesin
dan kelistrikan yang tidak dapat diprediksi oleh waktu. Akibatnya dalam jumlah
yang banyak motor terbengkalai menunggu waktu mekanik untuk mengerjakan.
Penggunaan metode Forward Chaining dan Certainty Factor dapat
menyelesaikan suatu permasalahan, gejala yang dialami oleh pengguna motor
dihitung dengan nilai dari pakar dengan menggunakan metode Forward Chaining
sebagai alur pengerjaan dan metode Certainty Factor sebagai penentu nilai dari
hasil perhitungannya, sehingga menghasilkan angka yang dapat meyakinkan
pengguna. Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu model Rapid
Application Development (RAD) menggunakan Unified Modelling language
(UML) sebagai tools-nya. Dalam membangun sistem tersebut, teknologi yang
dipakai yaitu PHP sebagai bahasa pemrograman, XAMPP sebagai web server dan
MySQL sebagai database. Mengacu pada wawancara pada tanggal 21 Agustus
2019 sistem pakar diagnosis kerusakan kelistrikan motor tipe bajaj pulsar 200cc
dapat membantu memberikan solusi bagi penguna motor bajaj pulsar dan para
montir baru yang berada di bengkel Maju Pulsar Indah.
Kata Kunci : Sistem Pakar Perbaikan Kelistrikan, Metode Forward Chaining
,Metode Certainty Factor, Bajaj Pulsar 200cc, Rapid Application Development
(RAD), Unified Modelling Language (UML), PHP, MySQL.
xvix Halaman + V BAB + 121 Halaman + 51 Gambar + 27 Tabel + Daftar
Pustaka 21 (2005-2016) + Lampiran
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam, dan hidayah kepada hamba-
Nya. Shalawat serta salam marilah kita curahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun akhirat.
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosis
Kerusakan Kelistrikan Motor Tipe Bajaj Pulsar 200cc Menggunakan Metode
Forward Chaining dan Certainty Factor (Studi Kasus Bengkel Maju Pulsar
Indah)” ini merupakan salah satu bagian penting untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar sarjana (S-1) pada bidang Sistem Informasi, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan laporan ini banyak sekali pihak yang terlibat untuk
membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dengan rasa
syukur dan hormat penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Aang Subiyakto Ph. D selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nidaul Hasanati, S.T., MMSI Selaku Sekretaris Program Studi
juga Pembimbing I dan Ibu Eva Khudzaeva, M.Si. selaku pembimbing
viii
II yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan bimbingan,
ilmu, pengetahuan, pengarahan, motivasi, dan semangat.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah
memberikan ilmunya.
5. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Bapak Jaya Raharjo selaku pemilik Bengkel Maju Pulsar Indah yang
sudah membantu mempermudah dalam mengumpulkan data untuk
melakukan penelitian skripsi ini.
7. Pegawai dan Montir Bengkel Maju Pulsar Indah yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis selama
pelaksanaan penelitian.
8. Kepada Bapak Supriyanto, Ibu Maryatun, serta adik tercinta Ria Exita
saya yang selalu memberikan doa, dan motivasi ketika saya merasakan
lelah saat menyusun laporan penelitian.
9. Kepada istri tercinta Neneng Nurul Hasasnah yang selalu memberikan
dukungan semangat dan doanya yang tidak pernah berhenti.
10. Teman-teman seperjuangan akhir Raden Aulia Rahman, Muhammad
Aulia Akbar, Rizky Ivan Darmawan, Sigit Ergianto, Yuda Masputra,
Imam Sandika, dan Azmi Zulfikar Rasyid yang selalu berjuang
bersama demi kelancaran penilisan ini.
ix
11. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa dalam menyelesaikan laporan
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi
sedikit pun rasa terima kasih dari penulis.
Jakarta, Agustus 2019
Ibnu Khoiru Dai
1112093000091
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................................... iv
HALAMAN PERYATAAN ................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
1.4 Batasan Masalah .............................................................................................. 7
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
1.5.1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.5.2 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
1.6 Metode Penelitian ............................................................................................ 9
1.6.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 9
1.6.2 Pengembangan Sistem Pakar ............................................................ 10
1.6.3 Metode Pengembangan Sistem .......................................................... 10
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................... 11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 13
2.1 Definisi Rancang Bangun .............................................................................. 13
2.1.1 Definisi Perancangan ......................................................................... 13
2.1.2 Definisi Pembangunan ....................................................................... 13
2.1.3 Definisi Rancang Bangun .................................................................. 14
2.2 Definisi Sistem ............................................................................................... 14
2.3 Kecerdasan Buatan ........................................................................................ 15
2.3.1 Definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) ......................... 16
xi
2.3.2 Diagnosis dalam Kecerdasan Buatan ................................................. 16
2.4 Definisi Sistem Pakar ..................................................................................... 17
2.4.1 Sistem Pakar ....................................................................................... 17
2.4.2 Pembangunan Sistem Pakar ............................................................... 24
2.5 Motor Bajaj Pulsar 200cc............................................................................... 25
2.6 Gambaran Umum Bengkel Maju Pulsar Indah .............................................. 26
2.6.1 Visi Bengkel Maju Pulsar Indah ........................................................ 26
2.6.2 Misi Bengkel Maju Pulsar Indah ...................................................... 27
2.7 Metode Penelusuran Sistem ........................................................................... 27
2.7.1 Forward Chaining .............................................................................. 27
2.7.2 Metode Backward Chaining .............................................................. 30
2.8 Metode Certainty Factor ............................................................................... 32
2.9 Pohon Inferensi .............................................................................................. 35
2.10 Metode Pengembangan Sistem RAD (Rapid Aplication Development)....... 35
2.11 Konsep UML (Unified Modelling Language) .............................................. 37
2.11.1 Use Case Diagram ............................................................................ 37
2.11.2 Activity Diagram ............................................................................... 39
2.11.3 Sequence Diagram ............................................................................ 40
2.11.4 Class Diagram .................................................................................. 42
2.12 Unsur-Unsur Dalam Perancangan Sistem ..................................................... 44
2.12.1 Web Browser .................................................................................... 44
2.12.2 HTML (Hypertext Markup Language) ............................................. 44
2.12.3 Pemograman PHP (Hypertext Processor) ........................................ 44
2.13 White Box Testing ......................................................................................... 45
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 47
3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 47
3.1.1 Observasi ............................................................................................ 47
3.1.2 Wawancara ......................................................................................... 47
3.1.3 Studi Pustaka ...................................................................................... 48
3.2 Metode Sistem Pakar ..................................................................................... 54
3.2.1 Mekanisme Inferensi .......................................................................... 54
3.2.2 Representasi Pengetahuan .................................................................. 54
xii
3.3. Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 55
3.4 Alasan Penulis Menggunakan Metode Pengembangan Sistem RAD ............ 56
3.5 Alasan Menggunakan Metode Pengujian Sistem White Box Testing ............ 57
3.6 Alasan Penggunaan Metode Forward Chaining & Certainty Factor ........... 58
3.7 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................................... 58
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 59
4.1 Perencanaan Syarat-Syarat............................................................................. 59
4.1.2 Identifikasi Sistem Berjalan ............................................................... 59
4.1.3 Identifikasi Masalah ........................................................................... 60
4.1.4 Alternatif Sistem Usulan .................................................................... 61
4.1.5 Tujuan Perancangan Sistem ............................................................... 62
4.2 Design and Workshop .................................................................................... 63
4.2.1 Tahap Perancangan Sistem Pakar ...................................................... 63
4.2.2 UML (Unified Modelling Language) ................................................ 74
4.3 Perancangan User Interface ......................................................................... 103
4.4 Implementation ............................................................................................ 112
4.4.1 Pemrograman ................................................................................... 112
4.4.2 Pengujian Sistem .............................................................................. 112
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................. 120
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 120
5.2 Saran ............................................................................................................ 120
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 122
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar ........................................................................ 19
Gambar 2.2 Pelacakan ke depan (Kusumadewi, S. 2003) ................................... 21
Gambar 2.3 Pelacakan ke Belakang (Kusumadewi, 2003) ................................... 22
Gambar 2.4 Motor Bajaj Pulsar 200cc .................................................................. 26
Gambar 2.5 Alur Forward Chaining (Kusrini, 2006) ........................................... 30
Gambar 2.6 Metode Backward Chaining ............................................................. 30
Gambar 2.7 Backward Chaining ........................................................................... 31
Gambar 2.8 Kombinasi Aturan CF ....................................................................... 33
Gambar 2.9 Use Case Diagram (Sugiarti, 2013) .................................................. 38
Gambar 2.10 Activity Diagram Pesanan Tiket (Sugiarti, 2013) ............................ 39
Gambar 2.11 Sequence Diagram Cetak Kuitansi Pembayaran Tiket.................... 41
Gambar 2.12 Class Diagram (Sugiarti, 2013)....................................................... 43
Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir…………………………………………………..58
Gambar 4.1 Identifikasi sistem berjalan perbaikan kelistrikan motor………… 60
Gambar 4.2 Alternatif Sistem Usulan ................................................................... 62
Gambar 4.3 Pohon Inferensi Perbaikan Kelistrikan pada Motor Pulsar 200cc .... 68
Gambar 4.4 Pohon Inferensi Penjabaran 1............................................................ 69
Gambar 4. 5 Pohon Inferensi Penjabaran 2........................................................... 69
Gambar 4. 6 Pohon Inferensi Penjabaran 3........................................................... 70
Gambar 4.7 Use Case Diagram ............................................................................ 77
Gambar 4.8 Activity Diagram Login ..................................................................... 83
Gambar 4.9 Activity Diagram Mengelola Data Gejala ......................................... 85
Gambar 4.10 Activity Diagram Mengelola Data Solusi ........................................ 87
Gambar 4.11 Activity Diagram Mengelola Data Hubungan ................................. 89
Gambar 4.12 Activity Diagram Diagnosis Kerusakan .......................................... 91
Gambar 4.13 Activity Diagram LogOut ................................................................ 92
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Pakar Perbaikan Kelistrikan ....................... 93
xiv
Gambar 4.15 Mapping Cardinalitas sesuai dengan MySQL ................................ 94
Gambar 4.16 Mapping Cardinalitas ..................................................................... 95
Gambar 4.17 Sequence Diagram Login ................................................................ 98
Gambar 4.18 Sequence Diagram Mengelola Data Gejala..................................... 99
Gambar 4.19 Sequence Diagram Mengelola Data Solusi ................................... 100
Gambar 4.20 Sequence Diagram Mengelola Data Hubungan ............................ 101
Gambar 4.21 Sequence Diagram Diagnosis Kerusakan...................................... 102
Gambar 4.22 Sequence Diagram Logout ............................................................ 102
Gambar 4.23 Perancangan Halaman Utama ....................................................... 104
Gambar 4.24 Perancangan Halaman Login......................................................... 105
Gambar 4.25 Perancangan Halaman Dashboard ................................................ 105
Gambar 4.26 Perancangan Halaman Gejala ....................................................... 106
Gambar 4.27 Perancangan Tambah Halaman Gejala ......................................... 107
Gambar 4.28 Perancangan Ubah Halaman Gejala .............................................. 107
Gambar 4.29 Perancangan Halaman Solusi ........................................................ 108
Gambar 4.30 Perancangan Tambah Halaman Solusi .......................................... 108
Gambar 4.31 Perancangan Ubah Halaman Solusi .............................................. 109
Gambar 4.32 Perancangan Halaman Hubungan ................................................. 109
Gambar 4.33 Perancangan Tambah Halaman Hubungan ................................... 110
Gambar 4.34 Perancangan Ubah Halaman Hubungan........................................ 110
Gambar 4.35 Perancangan Diagnosis Kerusakan ............................................... 111
Gambar 4.36 Pengujian halaman admin ............................................................. 113
Gambar 4. 37 Pengujian halaman diagnois ......................................................... 115
Gambar 4.38 Pengujian halaman hasil analis ..................................................... 116
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Motor Bajaj Pulsar 200cc ................................................... 25
Tabel 2.2 Contoh Aturan Menggunakan Penalaran Forward Chaining ............... 28
Tabel 2.3 Interpretasi Nilai CF ............................................................................. 34
Tabel 2.4 Interpretasi Nilai Bobot ........................................................................ 34
Tabel 2.5 Simbol-simbol Usecase ........................................................................ 38
Tabel 2.6 Simbol-simbol Activity Diagram .......................................................... 39
Tabel 2.7 Simbol-simbol Sequence Diagram ....................................................... 41
Tabel 2. 8 Simbol-simbol Class Diagram ............................................................. 43
Tabel 4.1 Tabel Gejala yang Biasa Terjadi pada Motor Bajaj Pulsar 200cc ........ 63
Tabel 4.2 Solusi dari Gejala Pada Motor Bajaj Pulsar 200cc ............................... 64
Tabel 4.3 Tabel Hubungan Antara Solusi Dengan Gejala .................................... 65
Tabel 4.4 Identifikasi Aktor .................................................................................. 74
Tabel 4.5 Identifikasi Use Case Diagram ............................................................. 75
Tabel 4.6 Use Case scenario Login ...................................................................... 77
Tabel 4.7 Use case scenario Mengelola Data Gejala ........................................... 78
Tabel 4.8 Use case scenario Mengelola Data Solusi ............................................ 79
Tabel 4.9 Use case scenario Mengelola Data Hubungan ..................................... 80
Tabel 4.10 Use case scenario Pilih Gejala Kerusakan ......................................... 81
Tabel 4.11 Use case scenario Lihat Hasil Diagnosis ........................................... 81
Tabel 4.12 Use case scenario Cetak Diagnosis Kerusakan .................................. 82
Tabel 4.13 Use Case Scenario Logout .................................................................. 82
Tabel 4.14 Database Admin .................................................................................. 95
Tabel 4.15 Database Gejala .................................................................................. 96
Tabel 4.16 Database Solusi .................................................................................. 96
Tabel 4.17 Database Hubungan............................................................................ 97
Tabel 4.18 Pengujian Level Admin .................................................................... 118
Tabel 4.19 Tabel Pengujian Level Pengguna...................................................... 119
xvi
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE CASE DIAGRAM
(Sugiarti, 2013)
Simbol Deskripsi
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit
yang saling bertukar pesan antar aktor; biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal fase
nama use case.
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Asosiasi/ Assosition
Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi
pada use case atau use case memiliki interaksi dengan
aktor.
<<extend>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use
case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa
use case tambahan itu; mirip dengan prinsip inheritance
pada pemrograman berorientasi objek, biasanya use case
tambah memiliki nama depan dengan use case yang
ditambahkan, anak panah menuju pada use case yang
dituju.
<<include>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana
use case yang di tambahkan memerlukan use case ini
untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat
dijalankan use case ini.
xvii
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
(Sugiarti, 2013)
Gambar Keterangan
Activity
Memperlihatkan bagaimana masing-masing kelas antarmuka
saling berinteraksi satu sama lain
Initial Node
Bagaimana objek dibentuk atau diawali
Activity Final Node
Bagaimana objek di bentuk dan di akhiri
Fork Node
Asosiasi percabangan dimana satu aktivitas dicabangkan
menjadi beberapa aktivitas
Join Node
Asosiasi Penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas
digabungkan menjadi satu
Percabanagan / decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih
dari satu.
Control flow
Digunakan untuk menghubungkan antara aksi satu dengan
aksi yang lain
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas yang terjadi
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
(Sugiarti, 2013)
Simbol Deskripsi
xviii
Aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi
yang akan dibuat itu sendiri. Jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu
merupakan orang; biasanya dinyatakan menggunakan kata
benda di awal frase nama aktor.
Garis Hidup Objek
Menyatakan kehidupan suatu objek
Objek sedang aktif
berinteraksi
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi,
semua yang terhubung dengan waktu aktif ini adalah
sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya.
Pesan tipe create
<<create>>
Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah
panah mengarah pada objek yang dibuat.
Objek database
Menyatakan suatu objek yang berada di dalam ebuah
database
Pesan tipe call
1: nama_metode()
Menyatakan suatu objek memanggil operasi atau metode
yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri.
Pesan tipe call
1: masukan
Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan data atau
masukan atau informasi ke objek lainnya, arah panah
mengarah pada objek yang dikirimi.
Pesan tipe call
1: masukan
Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan
suatu operasi atau metode menghasilkan suatu kembalian
ke objek tertentu, arah panah mengarah pada objek yang
xix
menerima kembalian
Pesan tipe destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang
lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri,
sebaliknya jika ada create maka ada destroy
SIMBOL CLASS DIAGRAM
(Sugiarti, 2013)
Simbol Deskripsi
Kelas pada struktur sistem
Asosiasi
Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi
biasanya juga disertai dengan multiplicity
Generalisasi
Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-spesialis
(khusus-umum)
Asosiasi Berarah /Directed
Asosiasi
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu
digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga
disertai dengan multiplicity
Kebergantungan/ Defedency
Relasi antar kelas dengan makna ketergantungan antar
kelas
Agregasi
Relasi antar kelas dengan makna semua bagian (whole
part)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bajaj Pulsar tipe 200cc adalah motor pabrikan India yang diimpor ke
Indonesia, dalam perkembangannya Bajaj memiliki beberapa tipe kendaraan, di
antara XCD 125cc, Pulsar 135cc, Pulsar 180cc, Pulsar 200cc dan Pulsar 220cc.
Pulsar 200cc di Indonesia memiliki penjualan paling tinggi di antara tipe-tipe
lainnya penjualan pada tahun 2012 menembus sampai 7 juta unit di Indonesia
(PT. Bajaj Auto Indonesia 2012). Oleh karena itu bengkel-bengkel Bajaj,
termasuk di Tangerang Selatan dan sekitarnya mengalami permintaan perbaikan
yang banyak.
Maju Pulsar Indah merupakan salah satu Agen Tunggal Pemegang Merek
Bajaj yang berada di Tangerang Selatan. Kegiatan kerja pada Maju Pulsar Indah
meliputi penjualan unit kendaraan, penjualan suku cadang dan perbaikan
kendaraan. Berdasarkan data perbaikan kendaraan pada Maju Pulsar Indah dalam
satu hari terdapat kurang lebih 30 (tiga puluh) kendaraan untuk diperbaiki.
Perbaikan kendaraan terbagi menjadi perbaikan ringan dan perbaikan berat,
perbaikan ringan meliputi perbaikan berkala berdasarkan kilometer pada
spedometer yang memakan waktu 50 (lima puluh menit) dan perbaikan berat yang
meliputi mesin dan kelistrikan yang tidak dapat diprediksi oleh waktu. Hal ini
dikarenakan mekanik akan mencari sumber gejala yang terjadi, jika gejala sudah
ditemukan mekanik segera melakukan tindakan perbaikan. Pada kegiatan
2
perbaikan kendaraan di Maju Pulsar Indah memiliki kendala pada kelistrikan,
perbaikan kelistrikan pada motor bajaj memakan waktu yang lama lebih lama dari
waktu normal yaitu 40 sampai 60 menit, dalam mengidentifikasi permasalahan
kelistrikan bisa lebih tergantung dari kerusakan yang dialami pada motor, jika
kerusakan yang dialami adalah BCU biasanya harus menunggu barang ada dan
membutuhkan waktu 1x24 jam. Permasalahan yang timbul pada motor yang
belum bisa langsung ditangani dengan cepat karena adanya keterbatasan waktu
jam kerja para montir dan keterbatasan montir yang hanya ada 4 orang. Setiap
harinya motor yang dapat diperbaiki oleh setiap montir kurang lebih berjumlah 7
motor, sehingga terjadi adanya motor yang tidak dapat diperbaiki pada hari yang
sama dikarenakan tidak cukupnya waktu pengerjaan.
Saat ini timbul permasalahan bahwa berhenti produksinya motor Pulsar
Bajaj 200cc sehingga terbatasnya jumlah pakar yang ada, dan juga tidak semua
pengguna motor pulsar memiliki kemampuan melakukan perbaikan terhadap
gejala sepeda motornya. Pengguna lebih mempercayakan masalah itu pada
mekanik bengkel, akan tetapi jam kerjanya terbatas. Dengan semua aktivitas yang
padat, telah menuntut masyarakat untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan
cepat dan tepat. Waktu telah menjadi modal utama yang sangat berharga.
Sistem pakar adalah program “artificial inteligence” yang menggabungkan
basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Ini merupakan bagian software
spesialisasi tingkat tinggi atau bahasa pemrograman tingkat tinggi (High level
Language), yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu bidang
keahlian tertentu. Sistem pakar memiliki 4 komponen utama di antaranya user
3
interface, knowledge based, interface engine, and workplace. Program ini
bertindak sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan
keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan
dari seorang pakar. Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa menggunakan
sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi (Marlan,
2007). Sistem pakar dapat membantu kegiatan tertentu, khususnya dalam kegiatan
perbaikan kendaraan bermotor di salah satu bengkel di Tangerang Selatan yaitu
Maju Pulsar Indah.
Salah satu metode pelacakan dalam sistem pakar adalah forward chaining
dan salah satu metode penarikan kesimpulan adalah metode certainty factor,
forward chaining merupakan premis menuju kepada kesimpulan akhir, metode ini
sering disebut data driven yaitu pencarian dikendalikan oleh data yang diberikan.
(Hartati & Iswanti 2008), dan certainty factor merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atau
hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar.
Telah banyak penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan sistem
pakar dengan metode Forward Chaining dan Certaity factor sebagai
penyelesaiannya. Berikut adalah contoh dari beberapa literatur yang penulis ambil
untuk menjadi bahan referensi. Yuwoyono, Fadlil, dan Sunardi (2017) dalam
penelitian ini diambil kesimpulan bahwa Metode Forward Chaining dan Certanty
Factor dapat memberikan diagnosa hama pada Anggrek Coelogyne Pandurate
berdasarkan gejala-gejala yang diberikan Berdasarkan hasil perhitungan, maka
keterangan tingkat keyakinan berdasarkan tabel interpretasi dari pakar dan
4
persentase akhir sebesar 93,0736% adalah sangat mungkin kedua metode ini
diterapkan ntuk menyelesaikan masalah yang ada.
Sanusi, Trisno, dan Somantri (2012) dalam penelitian ini dapat diambil
kesimpulan mekanisme program ini bekerja dengan metode forward chaining
(pelacakan ke depan) yaitu aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan
tertentu dengan mengombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference
rules) dengan basis pengetahuan yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam
bidang perbaikan generator set berbeban. Hal tersebut disimpan dalam komputer,
yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk
penyelesaian masalah tertentu.
Aji dan Suhartanto (2015) menghasilkan satu sistem pakar yang dapat
digunakan untuk melakukan diagnosis kerusakan pada Motor Honda Supra,
sebagai media penunjang pembelajaran pada siswa-siswi Teknik Sepeda Motor
SMKN 1 Geger Madiun.
Aryawan, Sunarya, dan Darmawiguna (2013) dalam penelitian ini dapat
diambil kesimpulan implementasi metode certainty factor pada aplikasi diagnosa
kerusakan sepeda motor 4 tak menghasilkan sebuah perangkat lunak yang mampu
mendiagnosis kerusakan sepeda motor 4 tak berdasarkan keluhan-keluhan
pengendara dan memberikan solusi perbaikan terhadap kerusakan tersebut.
Sehingga pengendara mengetahui kerusakan pada sepeda motor 4 tak dan cara
penanganan terhadap kerusakan tersebut.
Dirgantara, Suprapto, dan Rahayudi (2018) dalam penelitian ini dapat
diambil kesimpulan setelah dilakukan pengujian akurasi, telah didapatkan hasil
5
pengujian yang cukup baik dengan nilai keakuratan 73.3%. Penelitian ini
membuktikan bahwa masih memiliki peluang untuk dilakukan pengembangan
lebih lanjut.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka perlu dibuat suatu sistem pakar
diagnosis kerusakan kelistrikan motor bajaj pulsar 200cc menggunakan metode
forward chaining dan certainty factor studi kasus bengkel Maju Pulsar Indah
dalam kaitannya dengan diagnosis kerusakan kelistrikan, dalam mengatasi
kerusakan kelistrikan yang terjadi pada motor Bajaj Pulsar 200cc. Sistem pakar
diagnosis kerusakan kelistrikan motor sangat diperlukan, seiring dengan
banyaknya motor yang sudah terjual dan mengakibatkan diperlukannya suatu
aplikasi sistem pakar, guna mengatasi masalah keterbatasan waktu dan sumber
daya manusia.
Pada bagian ini dibahas desain pengembangan sistem identifikasi
kerusakan motor menggunakan metode pelacakan forward chaining dan
penarikan kesimpulan menggunakan certainty factor. Dari latar belakang masalah
tersebut, maka penulis memutuskan membuat skripsi dengan judul “Rancang
Bangun Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Kelistrikan Motor Tipe Bajaj
Pulsar 200cc Menggunakan Metode Forward Chaining dan Certainty Factor
(Studi Kasus Bengkel Maju Pulsar Indah)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:
6
1. Pada Bengkel Maju Pulsar Indah dalam satu hari terdapat 30
kendaraan untuk diperbaiki dan memakan waktu 50 menit setiap
kendaraannya ,permasalahan yang timbul pada motor yang belum bisa
langsung ditangani dengan cepat karena adanya keterbatasan waktu
jam kerja para montir dan keterbatasan montir yang hanya ada 4
orang. Setiap harinya motor yang dapat diperbaiki oleh setiap montir
kurang lebih berjumlah 7 motor, sehingga terjadi adanya motor yang
tidak dapat diperbaiki pada hari yang sama disebabkan tidak cukupnya
waktu pengerjaan.
2. Jumlah Bengkel Bajaj Pulsar 200cc yang terdapat di daerah
Tangerang Selatan berjumlah kurang lebih ada 8 yang tersebar di
wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya, dan jumlah montir ahli
yang terbatas atau sedikit.
3. Selain dari jumlah bengkel yang sedikit ada pula kendala lain yaitu
produksi motor Bajaj Pulsar 200cc ini sudah berhenti maka makin
berkurangnya tenaga ahli yang dapat memperbaiki kendaraan ini.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara menentukan solusi dari gejala kerusakan kelistrikan motor
Bajaj Pulsar 200cc?
7
2. Bagaimana membangun sistem pakar untuk diagnosis kerusakan
kelistrikan motor tipe Bajaj Pulsar 200cc?
3. Bagaimana menerapkan metode Forward Chaining dan Certainty Factor
(CF) ke dalam sistem pakar?
4. Bagaimana cara pengujian menggunakan white box testing pada aplikasi
sistem pakar diagnosis kerusakan kelistrikan pada motor bajaj pulsar
200cc?
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan yang dilakukan tidak keluar atau menyimpang dari
permasalahan maka penulis hanya membahas perancangan aplikasi sistem pakar
yang difokuskan pada:
1. Penulis mendapat hasil diagnosis gejala dan solusi hanya dari ahli yang
terdapat pada bengkel Maju Pulsar Indah.
2. Aktor yang terdapat dalam sistem hanya ada 2 yaitu admin dan pengguna.
3. Pengembangan sistem menggunakan bahasa pemrograman PHP
(Hypertext Processor) dan MySQL sebagai databasenya.
4. Sistem pakar ini menggunakan metode pengembangan sistem Rapid
Application Development (RAD), menggunakan notasi unified modeling
language (UML) sebagai alat mendokumentasikan sistem.
8
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan di atas, tujuan umum dari
penelitian ini adalah:
1. Membangun Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan
Kelistrikan Motor Tipe Bajaj Pulsar 200cc Menggunakan Metode
Forward Chaining dan Certainty Factor (Studi Kasus Bengkel Maju
Pulsar Indah).
Berdasarkan identifikasi masalah yg sudah dijabarkan di atas, tujuan khusus dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menemukan solusi dari gejala kerusakan kelistrikan motor Bajaj
Pulsar200cc.
2. Untuk menerapkan sistem pakar ini dengan metode Forward Chaining
dan Certainty Factor (CF).
3. Untuk membangun sistem pakar untuk diagnosis kerusakan kelistrikan
motor tipe Bajaj Pulsar200cc.
4. Untuk membantu pihak bengkel dalam menentukan gejala kelistrikan pada
motor Bajaj Pulsar200cc.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian
yang sudah disebutkan, yaitu:
9
a. Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis melalui
perancangan dan pembuatan aplikasi sistem pakar dan metode yang
digunakan
2. Dengan mengadakan penelitian secara langsung akan menambah
pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang lebih luas tentang obyek
yang diteliti.
3. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Program
Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi Akademik
Skripsi ini dapat dijadikan sebagai sarana pengenalan atau penambahan
informasi serta referensi di perpustakaan Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta mengenai permasalahan yang terkait dengan sistem
tersebut.
c. Bagi Bengkel
Sebagai alat bantu untuk mempermudah para pengguna kendaraan dan
para montir dalam mendiagnosis suatu gejala kelistrikan dan juga untuk
menambah wawasan bagi para montir.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun skripsi ini penulis membutuhkan data dan informasi
yang terkait dengan topik. Data-data tersebut akan menjadi bahan untuk
10
mendukung materi dan pembahasan yang terdapat dalam skripsi ini. Metode yang
digunakan adalah observasi, wawancara, Studi Pustaka, Studi Literatur Sejenis.
1.6.2 Pengembangan Sistem Pakar
1. Mekanisme Inferensi
Setelah informasi mengenai gejala kerusakan dan kesimpulannya
diformulasikan secara lengkap, kemudian dirancang mekanisme inferensi
dari sistem pakar berbasis web ini didesain menggunakan metode
pelacakan forward chaining dan penarikan kesimpulan menggunakan
certainty factor.
2. Representasi Pengetahuan
Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini
adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu berupa aturan yang
berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari
awal yang mengekspresikan situasi dan aksi merupakan bagian yang
menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika situasi bernilai
benar.
1.6.3 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem, menggunakan model RAD (Rapid
Aplication Development) yang dalam penerapan proses pengembangan sistem
memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)
2. Proses Desain (Design Workshop)
3. Implementasi (Implementation)
11
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan seminar dan tugas akhir ini berfungsi sebagai
gambaran mengenai isi laporan berdasarkan susunan bab, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pendahuluan yang mencakup uraian tentang
latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat,
metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai
landasan atau dasar dari merancang sistem yang berhubungan dengan
sistem pakar yang akan digunakan pada Bengkel Maju Pulsar Indah.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam merancang dan membangun sistem. Metode penelitian yang
digunakan yakni metode pengumpulan data, metode pengembangan
sistem, dan metode sistem pakar.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas metodologi penelitian, hasil penelitian yang akan
dilakukan, dan penjelasan mengenai rancang bangun sistem Pakar
Perbaikan Kelistrikan pada motor Pulsar 200cc.
12
BAB 5 PENUTUP
Bab ini kesimpulan yang telah didapat setelah melakukan proses
pembuatan aplikasi sistem, serta saran-saran yang diajukan untuk
pengembangan sistem.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Rancang Bangun
2.1.1 Definisi Perancangan
Perancangan adalah proses mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan
dengan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai
arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam
proses pengerjaannya (Rizky, 2011).
Perancangan yang sesungguhnya merupakan suatu aktivitas rekayasa
perangkat lunak yang dimaksud untuk membuat keputusan-keputusan utama.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan
bahwa perancangan adalah suatu aktivitas rekayasa perangkat lunak yang di
dalamnya mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan teknik yang
bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail
komponen dan juga keterbatasan (Pressman, 2010).
2.1.2 Definisi Pembangunan
Pengertian pembangunan perangkat lunak atau software construction
adalah pekerjaan detail dari pembuatan perangkat lunak yang meliputi kombinasi
pengerjaan pemrograman, verifikasi program, testing unik, testing terintegrasi dan
debugging (Rizky, 2011).
Menurut Presman (2010) pengertian pembangunan atau bangun sistem
adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki
14
sistem yang telah ada secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa pendapat yang
telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan adalah
kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem
yang meliputi kombinasi pengerjaan pemrograman, verifikasi program, testing
unik, testing terintegrasi dan debugging.
2.1.3 Definisi Rancang Bangun
Perancangan atau rancang bangun merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke bahasa pemrograman untuk
mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan (Pressman, 2012).
Rancang bangun adalah membangun sistem dan komponen yang
didasarkan pada spesifikasi desain. Pengertian di atas membantu untuk menarik
kesimpulan bahwa rancang bangun adalah serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke bahasa pemrograman untuk
mendeskripsikan dengan detail yang didasarkan pada spesifikasi desain
(Ladjamudin, 2010).
2.2 Definisi Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-
kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang
betul-betul ada dan terjadi (Jogiyanto, 2015).
15
Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau
prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan
bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada
waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau
barang (Murdick, 2009).
Pengertian sistem menurut Kendal (2011), sistem adalah serangkaian sub
sistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lainnya, bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut sistem berarti kumpulan komponen-komponen yang saling
terkait dan mempunyai satu tujuan yang ingin dicapai.
2.3 Kecerdasan Buatan
Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) atau kecerdasan buatan
merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi
tingkah laku cerdas. Pernyataan tersebut juga dapat dijadikan definisi dari
Artificial Intelligence. Definisi ini menunjukkan bahwa Artificial Intelligence
adalah bagian dari komputer sehingga harus didasarkan pada sound theoretical
( teori suara ) dan prinsip – prinsip aplikasi dari bidangnya.
Prinsip-prinsip ini meliputi struktur data yang digunakan dalam
representasi pengetahuan, algoritma yang diperlukan untuk mengaplikasikan
pengetahuan tersebut, serta bahasa dan teknik pemrograman yang digunakan
dalam mengimplementasikannya (Kusumadewi, 2016).
16
2.3.1 Definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Ada beberapa definisi kecerdasan buatan (Artificial Intellegence), antara
lain:
1. Menurut Kusumadewi (2016) artificial intellegence merupakan “salah
satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat
melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia.
2. Menurut Desiani (2006) artificial intellegence adalah “bagian dari
komputer sehingga harus didasarkan pada sound theoretical (teori
suara) dan prinsip-prinsip dibidangnya. Prinsip-prinsip ini meliputi
struktur data yang digunakan dalam representasi pengetahuan,
algoritma yang diperlukan untuk mengaplikasikan pengetahuan
tersebut, serta bahasa dan teknik pemrograman yang digunakan dalam
mengimplementasikannya.
2.3.2 Diagnosis dalam Kecerdasan Buatan
Diagnosis dalam kecerdasan buatan merupakan pengembangan algoritma
dan teknik untuk menentukan mengapa sistem yang sudah dirancang dengan
benar tidak bekerja seperti yang diharapkan. Perhitungan ini didasarkan pada
pengamatan yang memberikan informasi tentang perilaku saat itu. Tujuan dari
diagnosis adalah mendeteksi dan mengidentifikasi alasan setiap perilaku yang
diharapkan dan untuk mengisolasi bagian-bagian yang gagal di dalam sistem
tersebut. Sistem yang dapat didiagnosis terdiri dari sistem statis, sistem dinamis
atau sistem yang bekerja dengan domain diskrit atau kontinu. Selain itu informasi
17
dari sistem, dari mana diagnosis dilakukan, dapat berupa kualitatif, logika atau
kuantitatif (Nuñez, 2009).
2.4 Definisi Sistem Pakar
2.4.1 Sistem Pakar
Secara umum sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti biasa yang dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar
yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu
dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun
juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit, dimana yang
sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli,
sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat
berpengalaman. Namun sistem pakar sulit untuk dikembangkan apa bila tidak ada
seorang pakar (Turban, 2005).
Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket
program komputer yang ditunjukkan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu
dalam memecahkan masalah dalam bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti
sains, perekayasaan matematika, kedokteran, pendidikan, dan sebagainya.
Komputer yang demikian dapat dijadikan seperti konsultan atau tenaga ahli
bidangnya (Muhammad, 2005).
Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang
18
dimaksud adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat
menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam.
Contohnya dokter, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis
penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan terhadap
penyakit tersebut. Contoh lainnya adalah mekanik adalah seorang yang punya
keahlian dan pengalaman dalam menyelesaikan kerusakan mesin mobil atau
motor. Dan psikolog adalah orang yang ahli dalam memahami kepribadian
seseorang (Kusrini, 2006).
Secara garis besar, banyak keuntungan yang dapat diambil dengan adanya
sistem pakar, antara lain:
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
4. Meningkatkan output dan produktivitas.
5. Meningkatkan kualitas.
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang
termasuk keahlian langka).
7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
9. Memiliki reabilitas.
10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan
mengandung ketidakpastian.
19
12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan
13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.
Di samping memiliki keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa
kelemahan, antara lain:
1. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan
pakar dibidangnya.
3. Sistem pakar tidak 100 bernilai benar.
Menurut Turban (2005) komponen-komponen utama yang terdapat pada
struktur sistem pakar dapat kita lihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar
20
2.4.1.1 Komponen-Komponen Sistem Pakar
Menurut (Turban, 2005) Komponen-komponen yang terdapat dalam
sistem pakar tersebut memiliki 4 komponen utama terdiri dari antarmuka pemakai
(User Interaface), basis pengetahuan (Knowledge Based): fakta dan aturan, mesin
inferensi (Inference Engine), dan workplace, serta memiliki dua komponen
penunjang yaitu fasilitas penjelasan, dan perbaikan pengetahuan. Berikut adalah 4
Komponen utama dalam Sistem Pakar.
1. Antarmuka Pemakai (User Interface)
Antarmuka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan
sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan
yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah
sampai ditemukan solusi. Biasanya pada bagian ini akan terjadi dialog atau
menu-menu pilihan yang nantinya harus dijawab oleh pemakai agar sistem
pakar dapat mengambil keputusan berdasarkan jawaban dari pemakai
tersebut. Selain komponen tersebut, agar sistem pakar lebih baik dalam
mengambil keputusan diperlukan komponen-komponen tambahan lain yaitu:
a. Kemampuan belajar.
b. Kompatibilitas.
c. Fasilitas penjelasan.
d. Kemudahan memodifikasi.
2. Basis Pengetahuan (Knowledge Based)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa
representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan
21
kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah
adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah ada.
3. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin Inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi
berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan
pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses
untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan
dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam
prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi
pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact
Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning
akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan
tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.
Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses
penalaran. Terdapat tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu :
a. Pelacakan ke depan (forward chaining)
Pelacakan ke depan merupakan grup dari multiple inferensi yang
melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya.
Gambar 2.2 Pelacakan ke depan (Kusumadewi, S. 2003)
22
b. Pelacakan ke belakang (backward chaining)
Pelacakan yang dimulai dari kesimpulan, untuk selanjutnya dicari
aturan/kaidah yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya,
selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut
sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai
kesimpulannya. Proses ini akan terus berlanjut hingga ditemukan semua
kemungkinan.
Gambar 2.3 Pelacakan ke Belakang (Kusumadewi, 2003)
c. Gabungan dari kedua teknik pengendalian backward chaining dan forward
chaining. Kedua metode tersebut dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran,
yaitu:
1. Depth-First Search
Melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akal
bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Proses
pencarian akan dilakukan pada semua anaknya sebelum dilakukan
pencarian ke node-node yang selevel.
2. Breadth-First Search
Melakukan penelusuran yang bergerak dari simpul akar, simpul yang
ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya.
23
3. Best-First Search
Merupakan kombinasi dari metode Depth-First Search dan metode
Breadth-First Search dengan mengambil kelebihan dari kedua
metode tersebut. Pada metode ini, pencarian diperbolehkan
mengunjungi node yang ada pada level yang lebih rendah, jika
ternyata node pada yang lebih tinggi ternyata tidak memiliki nilai
heuristik yang lebih tinggi.
4. Workplace
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working
memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara
dan kesimpulan yang dicapai.
Sistem Pakar juga memiliki 2 komponen pendukung di antaranya:
1. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari sistem pakar yang
memberikan penjelasan atas kesimpulan yang dicapai tentang suatu
masalah, serta memberikan rekomendasi kepada pemakai.
2. Fasilitas Akuisisi dan Pengetahuan
Akuisisi dan pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi
keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke
dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha
menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis
24
pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar dilengkapi dengan buku,
basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.
2.4.1.2 Ciri-ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri Sistem Pakar menurut (Arhami, 2005) adalah sebagai Berikut:
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya
dengan cara yang dapat di pahami.
4. Berdasarkan pada kaidah atau ketentuan atau rule tertentu.
5. Dirancang dapat untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Pengetahuan dan mekanisme penalaran (interfance) jelas terpisah.
7. Keluarnya bersifat anjuran.
8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai di tuntun
oleh dialog dengan user.
2.4.2 Pembangunan Sistem Pakar
Proses Pembangunan suatu sistem pakar dikenal juga sebagai rekayasa
pengetahuan. Pembangunan sistem pakar melibatkan pembinaan pangkalan
pengetahuan dengan melibatkan pakar atau sumber lain yang didokumentasikan.
Pengetahuan dalam pembangunan sistem ini, biasanya dibagi atas deklaratif
(fakta) dan prosedural. Dan orang-orang yang terlibat dalam sistem ini adalah
pakar, perekayasa pengetahuan, sistem analis dan programmer (Arhami, 2005).
25
2.5 Motor Bajaj Pulsar 200cc
Bajaj Pulsar tipe 200cc adalah motor pabrikan India yang di impor ke
Indonesia, dalam perkembangannya Bajaj memiliki beberapa tipe kendaraan, di
antara XCD 125cc, Pulsar 135cc, Pulsar 180cc, Pulsar 200cc dan Pulsar 220cc.
Pulsar 200cc di Indonesia memiliki penjualan paling tinggi di antara tipe-tipe
lainnya penjualan pada tahun 2012 menembus sampai 7 juta unit di Indonesia.
Oleh karena itu bengkel-bengkel Bajaj, termasuk di Tangerang mengalami
permintaan perbaikan yang banyak. Berikut ini adalah tabel spesifikasi motor
Bajaj Pulsar 200cc (www.bajajautoindonesia.com 2012).
Tabel 2.1 Spesifikasi Motor Bajaj Pulsar 200cc
Volume langkah 198.8 cc
Perbandingan kompresi 9.5 : 1
Tenaga Maksimal 18.0 ps
Torsi Maksimal 17.17 Nm
Tipe Mesin 4 Tak DTS-i
Transmisi 5 Kecepatan
Starter Elektrik
Aki MF 12 V - 9Ah
Tipe Rangka Double Cradle
Ban depan 90 x 90 x 17-49P
Ban belakang 120/80 x 17-49P
Ban Tubeless Yes
Rem Belakang Tromol
Rem Depan 260 mm Disk
Suspensi Depan Teleskopik 130 mm
Suspensi Belakang Nitrox
Panjang 2.035 mm
Lebar 750 mm
Tinggi 1.165 mm
Jarak sumbu roda 1.350 mm
Berat kosong 145 kg
Kapasitas tangki 18 Liter
26
Gambar 2.4 Motor Bajaj Pulsar 200cc
2.6 Gambaran Umum Bengkel Maju Pulsar Indah
Bengkel Maju Pulsar Indah berdiri untuk pertama kalinya pada tahun 2010
dengan nama Maju Pulsar Indah yang terletak di Gg.Salem 3 Serpong, Tangerang
Selatan. Bengkel ini merupakan kerja sama antara Bajaj Auto Indonesia dengan
Bengkel Maju Pulsar Indah. Berbekal kemampuan teknis yang baik dan pelayanan
pelanggan yang memuaskan, bengkel Maju Pulsar Indah terus berkembang.
Sebagai salah satu bengkel resmi, keberhasilan Bengkel Maju Pulsar Indah
dalam memuaskan kebutuhan pelanggan didasari pada komitmen untuk terus
belajar dan berkembang, diimbangi dengan penggunaan peralatan terbaru sesuai
dengan perkembangan teknologi di industri otomotif. Sesuai dengan slogan
Bengkel Maju Pusar Indah “Prioritas Utama Kami Adalah Keamanan dan
Kenyamanan Anda berkendara”
2.6.1 Visi Bengkel Maju Pulsar Indah
Berikut adalah visi dari Bengkel Maju Pulsar Indah:
27
Menyediakan kemudahan layanan Servis Sepeda Motor Bajaj Pulsar
200cc dengan didukung oleh fasilitas yang memadai dan Sumber Daya Manusia
yang handal.
2.6.2 Misi Bengkel Maju Pulsar Indah
Berikut Misi Bengkel Maju Pulsar Indah:
1. Bengkel Maju Pulsar Indah menjadi andalan utama bagi para
pengguna Sepeda Motor Bajaj Pulsar 200cc dalam melakukan
perawatan dan perbaikan Sepeda Motor Honda.
2. Bengkel Maju Pulsar Indah selalu meningkatkan kemampuan dan
kinerja seluruh karyawan agar memberikan pelayanan yang maksimal
kepada konsumen.
3. Bengkel Maju Pulsar Indah selalu melakukan inovasi baru dalam
rangka memberikan perbaikan terbaik kepada konsumen.
2.7 Metode Penelusuran Sistem
2.7.1 Forward Chaining
Forward Chaining berangkat dari kiri ke kanan, yaitu dari premis
menuju kepada kesimpulan akhir, metode ini sering disebut data driven yaitu
pencarian dikendalikan oleh data yang diberikan (Hartati, 2008).
Aktivitas sistem dilakukan berdasarkan siklus mengenal-beraksi.
Pertama, sistem mencari semua aturan yang kondisinya terdapat di memori
kerja, kemudian memilih salah satunya dan menjalankan aksi yang
bersesuaian dengan aturan tersebut.
28
Pemilihan aturan yang akan dijalankan berdasarkan strategi tetap
yang disebut strategi penyelesaian konflik. Aksi tersebut menghasilkan
memori kerja baru dan siklus diulangi lagi sampai tidak ada aturan yang
dapat dipicu, atau tujuan yang dikehendaki sudah terpenuhi.
Tabel 2.2 Contoh Aturan Menggunakan Penalaran Forward Chaining
No. Aturan
R1 IF A & B THEN C
R2 IF C THEN D
R3 IF A & E THEN F
R4 IF A THEN G
R5 IF F & G THEN D
R6 IF G & E THEN H
R7 IF C & H THEN I
R8 IF I &A THEN J
R9 IF G THEN J
R10 IF J THEN K
Pada Tabel di atas terlihat ada 10 aturan yang tersimpan dalam basis
pengetahuan. Jika fakta awal yang diberikan hanya: A dan F (artinya: A dan F
bernilai benar). Ingin dibuktikan apakah K bernilai benar (hipotesis: K).
Langkah-langkah inferensi adalah sebagai berikut:
1. Dimulai dari R-1, A merupakan fakta sehingga bernilai benar,
sedangkan B belum bisa diketahui kebenarannya, sehingga C pun juga
belum bisa diketahui kebenarannya. Oleh karena itu tidak didapatkan
informasi apa pun pada R1 ini. Sehingga kita menuju ke R2.
2. Pada R2 tidak diketahui informasi apa pun tentang C, sehingga tidak bisa
dipastikan kebenaran D. Oleh karena itu tidak didapatkan informasi apa
29
pun pada R1 ini. Sehingga harus menuju ke R3.
3. Pada R3, baik A maupun E adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan
demikian F Sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang
terdapat fakta baru yaitu F. Karena F bukan hipotesis yang hendak
dibuktikan (= K) maka penelusuran dilanjutkan ke R4.
4. Pada R4, A adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan demikian G
sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang didapatkan fakta
baru yaitu G. karena G bukan hipotesis yang hendak dibuktikan (= K),
maka penelusuran dilanjutkan ke R5.
5. Pada R5, baik F maupun G bernilai benar berdasarkan aturan R3 dan R4.
Dengan demikian G sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga
sekarang terdapat fakta baru yaitu D. Karena D bukan hipotesis yang
hendak dibuktikan, maka penelusuran dilanjutkan ke R6.
6. Pada R6, baik A maupun G adalah benar berdasarkan fakta dari R4.
Dengan demikian H sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga
sekarang terdapat fakta baru yaitu H. Karena H bukan hipotesis yang
hendak dibuktikan, maka penelusuran dilanjutkan ke R7.
7. Pada R7, meskipun H benar berdasarkan R6, namun tidak diketahui
kebenaran C sehingga, I pun juga belum bisa diketahui kebenarannya.
Oleh karena itu tidak didapatkan informasi apa pun pada R7 ini.
Sehingga dilanjutkan menuju ke R8.
8. Pada R8, meskipun A benar karena fakta, namun tidak diketahui
kebenaran I, sehingga J pun juga belum bisa diketahui kebenarannya,
30
oleh karena itu tidak didapatkan informasi apa pun pada R8 ini.
Sehingga dilanjutkan menuju ke R9.
9. Pada R9, J bernilai benar karena G benar berdasarkan R4. Karena J
bukan hipotesis yang hendak dibuktikan, maka penelusuran dilanjutkan
ke R10.
10. Pada R10, K bernilai benar karena J benar berdasarkan R9. Karena K
sudah merupakan hipotesis yang hendak dibuktikan, maka terbukti
bahwa K adalah benar.
Gambar 2.5 Alur Forward Chaining (Kusrini, 2006)
2.7.2 Metode Backward Chaining
Runut balik bisa disebut sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara
yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai pemilihan
masalah terstruktur. Tujuan dari metode inferensi ini adalah untuk mengambil
pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode ini cocok digunakan dalam
permasalahan diagnosis
Gambar 2.6 Metode Backward Chaining
31
Pada metode ini, proses dimulai dari kesimpulan. Kemudian kesimpulan
dicocokkan dengan mengarah ke konklusi dari suatu aturan. Apabila ada aturan
yang mempunyai konklusi yang sama dengan kesimpulan yang dicari, maka
dilakukan pencarian fakta dengan cara bertanya ke pengguna untuk memastikan
premis aturan dipenuhi.
Contoh:
Aturan 1: JIKA A=1 dan B=2 MAKA C=3
Aturan 2: JIKA D=4 dan C=3 MAKA E=5
Aturan 3: JIKA D=4 MAKA F=6
Gambar 2.7 Backward Chaining
Pada Gambar di atas, contoh goal yang dipilih adalah E=5. Data dimulai
dari E=5 merupakan goal atau kesimpulan. Pada E=5 diperiksa aturan yang
memiliki kesimpulan tersebut dan ternyata ada aturan yang memiliki konklusi
tersebut yaitu Aturan 2. Pada Aturan 2 terdapat premis C=3 dan D=4. Untuk D=4
dapat langsung dibuktikan kebenarannya dikarenakan tidak ada aturan yang
memiliki kesimpulan tersebut sedangkan untuk C=3 ada aturan yang memiliki
kesimpulan tersebut yaitu Aturan 1. Pada Aturan 1 terdapat premis A=1 dan B=2.
Disebabkan tidak ada aturan pada A=1 dan B=2 dapat langsung dibuktikan
kebenarannya.
32
Pembuktian kebenaran umumnya dilakukan dengan mencari fakta dengan
cara ditanyakan kepada pengguna. Pemeriksaan dimulai dari goal menuju data
yang berkaitan dengan aturan yang dijalankan. Pada runut balik, sistem hanya
menampilkan data yang berkaitan dengan aturan yang dijalankan (Kusumadewi,
2016).
2.8 Metode Certainty Factor
Certainty Factor merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atau hipotesis)
berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Secara konsep, Certainty Factor
merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan. Certainty Factor dapat terjadi dengan berbagai
kondisi. Diantara kondisi yang terjadi adalah terdapat beberapa antensenden
(dalam rule yang berbeda) dengan satu konsekuen yang sama. Dalam kasus ini,
kita harus mengagregasikan nilai Certainty Factor keseluruhan dari setiap kondisi
yang ada. Pada konsep Certainty Factor ini juga sering dikenal dengan adanya
believe dan disbelieve. Believe merupakan keyakinan, sedangkan disbelive
merupakan ketidakyakinan (Kusumadewi, 2016).
Certainty Factor (CF) menunjukan ukuran kepastian terhadap suatu fakta
atau aturan, berikut adalah notasi faktor kepastian:
(2,1)
CF[h,e] = MB[h,e] - MD[h,e]
33
dengan:
CF[h,e] = Certainty Factor dalam hipotesis h yang dipengaruhi oleh fakta
e.
MB[h,e] = Meansure of Believe, merupakan nilai kenaikan dari kepercayaan
hipotesis h dipengaruhi oleh fakta e.
MD[h,e]= Meansure of Disbelieve, merupakan nilai kenaikan dari
ketidakpercayaan hipotesis h dipengaruhi oleh fakta e.
h = Hipotesis.
e = Evidence.
Saat ini ada tiga model yang sering digunakan untuk menghitung tingkat
keyakinan (CF) dari sebuah rule adalah sebagai berikut:
e1
e2
h h1 h2
A
B
C
(a) (b) (c)
Gambar 2.8 Kombinasi Aturan CF
1. Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu
hipotesis. Jika e1 dan e2 adalah observasi, maka:
34
CF(Rule) = MB(H, E) – MD(H, E) (2,2)
𝑀𝐵[ℎ, 𝑒1^𝑒2] = {0
𝑀𝐵[ℎ, 𝑒1] + 𝑀𝐵[ℎ, 𝑒2]. (1 − 𝑀𝐵[ℎ, 𝑒1])} 𝑀𝐷[ℎ, 𝑒1^𝑒2] = 1
𝑀𝐷[ℎ, 𝑒1^𝑒2] = {0
𝑀𝐷[ℎ,𝑒1]+𝑀𝐷[ℎ,𝑒2].(1−𝑀𝐷[ℎ,𝑒1])} 𝑀𝐵[ℎ, 𝑒1^𝑒2] = 1
2. CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis jika h1 dan h2 adalah
hipotesis maka:
MB[h1^h2,e]= min(MB[h1,e],MB[h2,e])
MB[h1˅h2,e]= max(MB[h1,e],MB[h2,e])
MD[h1^h2,e]= min(MD[h1,e],MB[h2,e])
MD[h1˅h2,e]= max(MD[h1,e],MB[h2,e])
3. Beberapa aturan saling bergandengan, nilai kepastian dai suatu aturan
menjadi input untuk aturan lainnya, maka:
CF[h,s]=CF1+CF2*[1-CF1]
Nilai CF(Rule) serta bobot dari masing-masing fakta didapat dari
interpretasi istilah dari pakar menjadi nilai CF serta bobot tertentu,
seperti contoh pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Interpretasi Nilai CF
Istilah Bobot
Kurang Berpengaruh
Berpengaruh
Sangat Berpengaruh
0.1 s/d 0.4
0.5 s/d 0.7
0.8 s/d 1
Tabel 2.4 Interpretasi Nilai Bobot
Uncertain Term CF
Definitely not - 1.0
35
Almost certainly not
Probably not
Maybe not
Unknown
Maybe
Probably
Almost certainly
Definitely
- 0.8
- 0.6
- 0.4
- 0.2 to 0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
(Kusumadewi, 2016)
2.9 Pohon Inferensi
Pohon inferensi atau disebut juga sebagai pohon keputusan atau pohon
logika menyediakan tampilan skematis proses inferensi. Setiap aturan yang
disusun pada pohon inferensi berdasarkan premis dan kesimpulan Dalam
membangun pohon inferensi premis dan kesimpulan ditunjukkan sebagai node.
Sebuah cabang menghubungkan node dengan kesimpulan. Pohon inferensi serupa
dengan pohon keputusan dan diagram pengaruh yang bertujuan untuk memetakan
pengetahuan dengan menggunakan node-node (Turban, 2005).
Pohon inferensi memiliki manfaat lain yaitu menyediakan panduan untuk
menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana dalam proses penjelasan.
Pertanyaan bagaimana ditanyakan oleh pengguna pada saat mereka ingin
mengetahui bagaimana suatu kesimpulan dapat didapat (Turban, 2005).
2.10 Metode Pengembangan Sistem RAD (Rapid Aplication Development)
RAD (Rapid Aplication Development) adalah suatu pendekatan
berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode
36
pengembangan perangkat lunak. Pada RAD terdapat tiga fase dalam
pengembangan sistem (Kendall, 2011).
1. Fase Perencanaan syarat
Pada fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasi tujuan-tujuan sistem serta untuk mengidentifikasi
syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan tersebut. Fase ini
memerlukan peran aktif baik dari pengguna maupun penganalisis.
Orientasi dari fase ini ialah menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan dan fokusnya akan selalu pada upaya pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan.
2. Workshop Desain
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang
bisa digambarkan sebagai workshop. Dalam fase ini penganalisis dan
pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan representasi
visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Selama workshop
desain, pengguna merespons working prototype yang dan penganalisis
memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan tanggapan
pengguna.
3. Fase Implementasi
Pada fase implementasi, penganalisis bekerja dengan para
pengguna secara intens selama workshop untuk merancang aspek-
aspek bisnis dari perusahaan. Setelah aspek-aspek ini disetujui dan
sistem-sistem dibangun dan dikaji kembali, sistem-sistem baru atau
37
bagian dari sistem diuji coba dan kemudian diperkenalkan kepada
organisasi.
2.11 Konsep UML (Unified Modelling Language)
UML (Unified Modelling Language) adalah ‘bahasa’ permodelan untuk
sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek’. Permodelan
sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan
yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami
(Nugroho, 2011). UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu standar
bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan
requirment, membuat analisis & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam
pemrograman berorientasi objek (Salahuddin, 2011).
Sedangkan menurut (Sugiarti, 2013) UML adalah sebuah bahasa yang
menjadi standar dalam industri visualisasi, merancang dan mendokumentasikan
sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model
sebuah sistem.
Beberapa diagram UML yang peneliti gunakan dalam penyusunan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
2.11.1 Use Case Diagram
Use Case diagram merupakan permodelan untuk menggambarkan
kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram use case mendeskripsikan
sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat,
seperti contoh gambar 2.1. Diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi
38
apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak
menggunakan fungsi-fungsi tersebut (Sugiarti, 2013).
Gambar 2.9 Use Case Diagram (Sugiarti, 2013)
Tabel 2.5 Simbol-simbol Usecase
Simbol Deskripsi
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit
yang saling bertukar pesan antar aktor; biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal fase
nama use case.
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Asosiasi/ Assosition
Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi
pada use case atau use case memiliki interaksi dengan
aktor.
<<extend>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use
case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa
use case tambahan itu; mirip dengan prinsip inheritance
pada pemrograman berorientasi objek, biasanya use case
tambah memiliki nama depan dengan use case yang
ditambahkan, anak panah menuju pada use case yang
dituju.
39
<<include>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana
use case yang di tambahkan memerlukan use case ini
untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat
dijalankan use case ini.
2.11.2 Activity Diagram
Dengan aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis, seperti contoh di atas
Yang perlu di perhatikan di sini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan
aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat
dilakukan oleh sistem.
Gambar 2.10 Activity Diagram Pesanan Tiket (Sugiarti, 2013)
Tabel 2.6 Simbol-simbol Activity Diagram
Gambar Keterangan
Memperlihatkan bagaimana masing-masing kelas antarmuka
saling berinteraksi satu sama lain
40
Activity
Initial Node
Bagaimana objek dibentuk atau diawali
Activity Final Node
Bagaimana objek di bentuk dan di akhiri
Fork Node
Asosiasi percabangan dimana satu aktivitas dicabangkan
menjadi beberapa aktivitas
Join Node
Asosiasi Penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas
digabungkan menjadi satu
Percabanagan / decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih
dari satu.
Control flow
Digunakan untuk menghubungkan antara aksi satu dengan
aksi yang lain
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas yang terjadi
2.11.3 Sequence Diagram
Diagram sequence menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar
objek. Oleh karena itu, untuk menggambarkan diagram sequence maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode
yang dimiliki kelas yang diinstantiasi menjadi objek itu, seperti contoh Gambar
2.11 (Sugiarti, 2013).
41
Gambar 2.11 Sequence Diagram Cetak Kuitansi Pembayaran Tiket
Tabel 2.7 Simbol-simbol Sequence Diagram
Simbol Deskripsi
Aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi
yang akan dibuat itu sendiri. Jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu
merupakan orang; biasanya dinyatakan menggunakan kata
benda di awal frase nama aktor.
Garis Hidup Objek
Menyatakan kehidupan suatu objek
Objek sedang aktif
berinteraksi
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi,
semua yang terhubung dengan waktu aktif ini adalah
sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya.
Pesan tipe create Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah
42
<<create>> panah mengarah pada objek yang dibuat.
Objek database
Menyatakan suatu objek yang berada di dalam ebuah
database
Pesan tipe call
1: nama_metode()
Menyatakan suatu objek memanggil operasi atau metode
yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri.
Pesan tipe call
1: masukan
Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan data atau
masukan atau informasi ke objek lainnya, arah panah
mengarah pada objek yang dikirimi.
Pesan tipe call
1: masukan
Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan
suatu operasi atau metode menghasilkan suatu kembalian
ke objek tertentu, arah panah mengarah pada objek yang
menerima kembalian
Pesan tipe destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang
lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri,
sebaliknya jika ada create maka ada destroy
2.11.4 Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari
segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat dalam membangun sistem.
Diagram kelas mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai
hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Diagram kelas juga menunjukkan
property dan operasi sebuah kelas dan batasan-batasan yang terdapat dalam
hubungan-hubungan objek tersebut, seperti contoh Gambar 2.12 (Sugiarti, 2013).
43
Gambar 2.12 Class Diagram (Sugiarti, 2013)
Tabel 2. 8 Simbol-simbol Class Diagram
Simbol Deskripsi
Kelas pada struktur sistem
Asosiasi
Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi
biasanya juga disertai dengan multiplicity
Generalisasi
Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-spesialis
(khusus-umum)
Asosiasi Berarah /Directed
Asosiasi
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu
digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga
disertai dengan multiplicity
Kebergantungan/ Defedency
Relasi antar kelas dengan makna ketergantungan antar
kelas
Agregasi
Relasi antar kelas dengan makna semua bagian (whole
part)
44
2.12 Unsur-Unsur Dalam Perancangan Sistem
2.12.1 Web Browser
Web browser merupakan program yang berfungsi untuk menampilkan
dokumen-dokumen web dalam format HTML. Bagaimana halaman web yang
dibuat ditampilkan sangat tergantung pada web engine yang digunakan oleh
masing-masing browser. Semua jenis webbrowser yang ada saat ini mengikuti
standardisasi yang dibuat oleh World Wide Web Consortium (W3C) yang
merupakan badan independen yang mengurus semua hal yang berkaitan dengan
web di dunia (Arief, 2011).
2.12.2 HTML (Hypertext Markup Language)
HTML atau HyperText Markup Language merupakan salah satu format
yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman
web. Dokumen ini dikenal sebagai webpage. Dokumen HTML merupakan
dokumen yang disajikan pada webbrowser (Arief, 2011).
2.12.3 Pemograman PHP (Hypertext Processor)
PHP (hypertext processor) adalah bahasa server-side scripting yang
menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP
merupakan server-side scripting maka sintak dan perintah-perintah PHP akan
dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirim ke browser dalam format HTML.
Demikian kode program yang ditulis dalam PHP tidak akan terlihat oleh user
sehingga halaman web lebih terjamin. PHP dirancang untuk membentuk halaman
web dinamis, yaitu halaman web yang berbentuk suatu tampilan berdasarkan
permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halaman web.
45
PHP termasuk dalam Open Source Product, sehingga source code PHP
dapat diunduh dan didistribusikan secara bebas. Salah satu keunggulan yang
dimiliki oleh PHP adalah kemampuannya untuk melakukan koneksi ke berbagai
macam software sistem manajemen basis data/Database Management System
(DBMS), sehingga dapat menciptakan suatu halaman web yang dinamis. PHP
mempunyai koneksitas yang baik dengan beberapa DBMS antara lain Oracle,
Sybase, mSQL, MySQL, Microsoft SQL Server, Solid, PostgreSQL, Adabas,
FilePro, Velocis, dBase, Unix dbm, dan tak terkecuali semua database ber-
interface ODBC (Arief, 2011).
2.13 White Box Testing
White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan
terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program
secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.
Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk
untuk mendapatkan program yang benar secara 100%. Pengujian dilakukan
berdasarkan bagaimana suatu software menghasilkan output dari input. Pengujian
ini dilakukan berdasarkan kode program. Disebut juga struktural testing atau glass
box testing (Pressman, 2012).
Penggunaan metode pengujian white box dilakukan untuk :
1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen suatu modul
digunakan minimal satu kali
2. Menggunakan semua keputusan logis untuk semua kondisi true atau false
46
3. Mengeksekusi semua perulangan pada batasan nilai dan operasional pada
setiap kondisi.
4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitas jalur
keputusan.
47
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data, dilakukan dengan berbagai metode
tertentu sesuai dengan tujuan penyusunan penelitian. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penyusunan laporan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
3.1.1 Observasi
Menurut Sugiarti (2011) observasi merupakan pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa
yang diselidiki pada obyek penelitian.
Pada tahap observasi peneliti mengunjungi perusahaan dengan
melaksanakan pengamatan langsung proses bisnis dan kegiatan yang berlangsung
di Bengkel Maju Pulsar Indah dari tanggal 2 September 2018 sampai 1 Oktober
2018. Berdasarkan dari observasi yang peneliti lakukan pada Bengkel Maju Pulsar
Indah maka dapat diketahui proses-proses yang terjadi, dimulai dari perbaikan
motor baik kelistrikan maupun mesin. Kemudian dari kebutuhan yang telah
didapat bisa dianalisis sistem seperti apa yang akan dikembangkan untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
3.1.2 Wawancara
Menurut Sugiarti (2011) wawancara merupakan pengumpulan data
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung, antara pewawancara (pengumpul
data) dengan responden (sumber data).
48
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan mengadakan tanya
jawab dengan Bapak Jaya Raharjo selaku kepala montir dan pemilik Bengkel
Maju Pulsar Indah, pada tanggal 16 September 2018, dan 1 Oktober 2018 yang
beralamatkan di Gg. Salem 3 no 1 Serpong, Tangerang Selatan. Wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data yang terkait dengan
kegiatan perbaikan kelistrikan pada motor Pulsar 200cc. Berdasarkan wawancara
yang penulis lakukan, pengumpulan informasi tersebut mengenai alur proses
perbaikan yang dilakukan. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam perbaikan
kelistrikan Motor Bajaj Pulsar 200cc, dan harapan yang diinginkan ketika adanya
sistem pakar perbaikan kelistrikan pada Motor Bajaj Pulsar 200cc.
3.1.3 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku
serta yang berhubungan dengan sistem pakar yang menggunakan metode
Certainty Factor dan perancangan sistem, Pemrograman PHP, pengelolaan
database menggunakan MySQL, dan pengembangan sistem informasi
menggunakan model RAD (Rapid Application Development) yang mendukung
topik yang akan dibahas pada penelitian ini. Jurnal yang dibaca dan dipelajari
adalah jurnal nasional yang membahas mengenai penjelasan tentang sistem pakar.
Peneliti juga melakukan studi literatur pada karya ilmiah dengan topik
sejenis untuk melihat tahapan–tahapan dalam pengembangan sistem, serta pada
buku–buku yang terkait dengan topik pembahasan untuk mendapatkan teori–teori
dasar yang diperlukan dalam penelitian dan pengembangan sistem.
49
Beberapa literatur sejenis yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Perbandingan Studi Literatur
No Peneliti Judul Metode Hasil Kelebihan Kekurangan
1
Aji & Suhartanto
(2015)
Perancangan Dan
Pembuatan Sistem
Pakar Kerusakan
Sepeda Motor Honda
Supra Sebagai Media
Penunjang
Pembelajaran
Menggunakan Metode
Certainty Factor
Certainty
Factor
Menghasilkan satu
sistem pakar yang dapat
digunakan untuk
melakukan diagnosis
kerusakan pada Motor
Honda Supra, sebagai
media penunjang
pembelajaran pada
siswa-siswi Teknik
Sepeda Motor SMKN 1
Geger Madiun
-Sudah Menggunakan
aplikai berbasis Web
-Sudah ada tanya jawab
- Hasil Masalah Masih
kurang tepat
2 Sanusi, Trisno, &
Somantri (2012)
Aplikasi Sistem Pakar
Untuk Mendiagnosis
Gangguan Pada
Generator Set Berbeban
Certainty
Factor
Mempermudah pencarian
solusi dalam mengatasi
masalah pada genset
berbeban, aplikasi ini
- - Masih Menggunakan
aplikasi berbasis desktop
- Bersifat statis karena
tidak bisa di gunakan
50
Menggunakan Metode
Certainty Factor
akan memberikan solusi
untuk mengatasi
penyebab terjadinya
kerusakan pada generator
set berbeban dengan
cepat kepada pengguna
namun kebenaran dari
solusi tersebut tergantung
dari basis data yang
diberikan oleh para ahli
dan sistem ini selain
dapat menentukan solusi
dari gejala-gejala yang
diberikan pengguna
dapat pula dikembangkan
dengan bantuan
pengetahuan pakar lain
dengan proses masuk
pengembangan sistem
oleh banyak orang
-Penggunaan Metode
yang kurang tepat
51
dan menambahkan basis
pengetahuan sistem.
3
Yuwoyono, Fadlil,
& Sunardi
(2017)
Penerapan Metode
Forward Chaining dan
Certainty Factor pada
Sistem Pakar Diagnosa
Hama Anggrek
coelogyne pandurate
Certainty
Factor
dan
Forward
Chaining
Dalam penelitian ini
diambil kesimpulan
bahwa Metode Forward
Chaining dan Certanty
Factor dapat
memberikan diagnosa
hama pada Anggrek
Coelogyne Pandurata
berdasarkan gejala-gejala
yang diberikan
Berdasarkan hasil
perhitungan, maka
keterangan tingkat
keyakinan berdasarkan
tabel interpretasi dari
pakar dan persentase
akhir sebesar 93,0736%
- Penerapan 2 metode
Forward Chaining dan
Certainty Factor
- Menghasilkan Keluaran
dengan jelas karna
menggunakan angka
- Masing menggunakan
aplikasi berbasis dekstop
52
adalah sangat mungkin
kedua metode ini
diterapkan ntuk
menyelesaikan masalah
yang ada.
4
Aryawan, Sunarya,
& Darmawiguna
(2013)
Aplikasi Sistem Pakar
Diagnosa Kerusakan
Pada Sepeda Motor 4
Tak Menggunakan
Metode Certainty factor
Berbasis Android
Certainty
Factor
Implementasi metode
certainty factor pada
aplikasi aplikasi diagnosa
kerusakan sepeda motor
4 tak menghasilkan
sebuah perangkat lunak
yang mampu
mendiagnosa kerusakan
sepeda motor 4 tak
berdasarkan keluhan-
keluhan pengendara dan
memberikan solusi
perbaikan terhadap
- Sudah menggunakan
aplikasi berbasis android
- Tidak adanya basis
pengetahuan
- Tampilan masih kurang
menarik
53
kerusakan tersebut.
Sehingga pengendara
mengetahui kerusakan
pada sepeda motor 4 tak
dan cara penanganan
terhadap kerusakan
tersebut.
5
Dirgantara,
Suprapto, &
Rahayudi.(2018)
Implementasi Metode
Certainty Factor pada
Identifikasi Kerusakan
Kendaraan Bermotor
Roda Dua
Certainty
Factor
Setelah dilakukan
pengujian akurasi, telah
didapatkan hasil
pengujian yang cukup
baik dengan nilai
keakuratan 73.3%.
Penelitian ini
membuktikan bahwa
masih memiliki peluang
untuk dilakukan
pengembangan lebih
lanjut.
- penggunaan metode
yang baik dengan tingkat
keakurasian mencapai
73,3%
- Masih menggunakan
aplikasi berbasis desktop
- Tidak dapat digunakan
dimana saja karena statis
dan offline
54
Setelah dilakukannya perbandingan studi literatur didapat novelty dan kelebihan
dengan bahasan penulis diantaranya:
1. Pembaharuan yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan
penggabungan antara dua metode yaitu metode forward chaining dan
certainty factor menggunakan aplikasi berbasis web.
2. Kelebihan dari aplikasi ini menghasilkan sebuah nilai untuk memberitahu
kepada pengguna tingkat keyakinan kerusakannya, aplikasi ini juga
bersifat dinamis karena dapat diakses oleh banyak orang dan dimana saja.
3.2 Metode Sistem Pakar
3.2.1 Mekanisme Inferensi
Setelah informasi mengenai gejala kerusakan dan kesimpulannya
diformulasikan secara lengkap, kemudian dirancang mekanisme inferensi dari
sistem pakar berbasis web ini didesain menggunakan metode pelacakan forward
chaining dan penarikan kesimpulan menggunakan certainty factor.
3.2.2 Representasi Pengetahuan
Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini adalah
dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu berupa aturan yang berupa IF
(kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang
mengekspresikan situasi dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu
tindakan tertentu yang diharapkan jika situasi bernilai benar.
55
3.3. Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan penelitian ini, metode pengembangan yang digunakan
adalah metode berorientasi objek dengan model pengembangan Rapid Application
Development (RAD) menggunakan tools Unified Modeling Language (UML).
Metode RAD yang dipakai penulis memiliki tahapan-tahapan berikut:
1. Requirment Planning
Berdasarkan observasi, wawancara, studi pustaka dan studi literatur
sejenis, maka dalam tahap ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan
dalam mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan dari sistem yang akan
dibangun. Dalam tahap ini diuraikan beberapa hal yaitu:
a. Analisa sistem berjalan, yang terdiri atas sistem sedang berjalan
dengan membuat rich picture dan mengidentifikasi masalah.
b. Analisa sistem usulan, yang terdiri atas pemecahan masalah dan
menggambarkan sistem usulan dengan rich picture.
2. Workshop and Design
Merupakan tahap lanjutan dari tahap requirment planning, maka pada
tahap ini penulis melakukan perancangan sistem persediaan barang dengan
menggunakan tools UML (unified Modelling Language) sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang sudah diidentifikasi pada tahap requirment
planning. Tahapan yang dilakukan pada tahap perancangan sistem ini adalah:
a. Membuat Use Case Diagram
b. Membuat Skenario Use Case
c. Membuat Activity Diagram
56
d. Membuat Class Diagram
e. Membuat Mapping Database
f. Membuat Perancangan Database
g. Membuat Sequence Diagram
h. Membuat Grafic User Interface
3. Implementation
Tahap ini terdiri dua tahapan, yaitu tahap pengimplementasian sistem ke
dalam bahasa pemrograman (Coding) dan tahap pengujian sistem. Dalam
tahap ini sistem yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman
PHP dan MySQL untuk databasenya. Pada tahap pengujian sistem dilakukan
oleh pemilik pet care serta pegawai dengan menggunakan metode blackbox
testing, dimana para pengguna sistem melakukan input data pada sistem dan
melihat output dari sistem apakah sesuai dengan sistem yang diharapkan.
3.4 Alasan Penulis Menggunakan Metode Pengembangan Sistem RAD
Berikut ini alasan penulis menggunakan metode RAD sebagai metode
pengembangan sistem:
1. Sistem yang dibangun oleh penulis merupakan sistem yang sederhana
dan tidak membutuhkan waktu yang lama, metode RAD adalah
metode yang diperuntukkan untuk jangka pendek sesuai dengan sistem
yang akan dibangun.
2. Metode RAD mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali
kemampuan yang ada, sehingga penulis tidak perlu membuat dari
57
awal. Contohnya dalam hal coding sistem untuk fungsi input atau
hapus, penulis dapat menggunakan source code yang sudah ada
sebelumnya dan penulis dapat menggunakan template yang sudah
tersedia dan dapat dipakai berulang-ulang.
3. Pengembangan sistem menggunakan metode RAD sangat menekankan
pendekatan kepada pengguna, sehingga pengembangan sistem dapat
mengetahui spesifikasi kebutuhan sistem yang diinginkan pengguna
dan dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Tentunya
hal ini dapat menghasilkan sistem dengan cepat dan sesuai dengan
yang diinginkan oleh penggunanya.
3.5 Alasan Menggunakan Metode Pengujian Sistem White Box Testing
Berikut alasan penulis menggunakan metode white box testing yaitu:
1. Pada metode white box testing memberikan jaminan bahwa semua
jalur independen suatu modul digunakan minimal satu kali.
2. Penggunaan white box testing menggunakan semua keputusan logis
untuk semua kondisi true atau false.
3. Penggunaan white box testing mengeksekusi semua perulangan pada
batasan nilai dan operasional pada setiap kondisi.
4. Penggunaan white box testing menggunakan struktur data internal
untuk menjamin validitas jalur keputusan.
58
3.6 Alasan Penggunaan Metode Forward Chaining & Certainty Factor
Untuk mengetahui hasil dari analisa gejala pada kelistrikan pada motor
Pulsar Bajaj 200cc peneliti menggunakan metode Forward Chaining & Certainty
Factor, berikut adalah beberapa alasan penulis menggunakan metode Forward
Chaining & Certainty Factor:
1. Karena terdapat banyak cara atau aturan yang berbeda untuk
mendapatkan kesimpulan yang sedikit, dan ingin mendapatkan
kesimpulan dari fakta-fakta yang sudah ada sebelumnya.
2. Kedua metode tersebut termasuk metode yang mudah untuk dipahami
dan di implementasikan ke dalam sebuah sistem.
3.7 Kerangka Berpikir Penelitian
Penyusunan penelitian ini disusun melalui beberapa tahapan yang
dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam proses laporan penelitian. Berikut
gambaran kerangka berpikir dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
METODE SISTEM PAKAR
METODE PENGUMPULAN
DATA
TOOLPengembangan
Sistem RAD
FORWARD CHAINING
CERTAINTY FACTOR
OBSERVASI
WAWANCARA
STUDI PUSTAKA
WEB BROWSER
PHP (Hypertext Processor)
MY SQL
USE CASE
ACTIVITY DIAGRAM
CLASS DIAGRAM
MAPPING CARDINALITASPERANCANGAN
DATABASE
SEQUENCE DIAGRAM
SISTEM PAKAR
DIAGNOSIS
KERUSAKAN
KELISTRIKAN MOTOR
TIPE BAJAJ PULSAR
200CC
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir
59
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Syarat-Syarat
4.1.2 Identifikasi Sistem Berjalan
Berikut ini merupakan gambaran mengenai sistem yang sedang berjalan
pada Bengkel Maju Pulsar Indah dalam melakukan proses perbaikan kelistrikan
motor Bajaj Pulsar 200cc. Tujuan membuat analisis sistem berjalan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kelemahan dan kelebihan yang ada
dalam sistem yang berjalan pada Bengkel Maju Pulsar Indah. Pada tahap ini juga
dilakukan beberapa penelitian terhadap objek permasalahan yaitu melihat dan
mengamati keadaan sistem yang berjalan pada Bengkel Maju Pulsar Indah serta
memberikan solusi sebagai usulan yang baru. Berikut adalah alur yang sedang
berjalan pada Bengkel Maju Pulsar Indah.
60
Konsumen
Montir
Motor
1. Konsumen memberitau kerusakan pada motor
2. Montir menganalisa kerusakan pada motor
3. Montir memberitau Kerusakan pada motor
4. Konsumen memberikan
persetujuan perbaikan motor
5. Montir memperbaikki motor konsumen
Gambar 4.1 Identifikasi sistem berjalan perbaikan kelistrikan motor
Gambar 4.1 menjelaskan identifikasi sistem berjalan perbaikan kelistrikan
motor Bajaj Pulsar 200cc pada Bengkel Maju Pulsar Indah. Berikut penjelasan
dari sistem berjalan di atas:
1. Konsumen memberitahu gejala motor kepada montir.
2. Montir menganalisis gejala pada motor.
3. Montir memberitahu gejala pada motor kepada konsumen.
4. Konsumen memberi persetujuan perbaikan kepada Montir.
5. Montir memperbaiki motor konsumen.
4.1.3 Identifikasi Masalah
Setelah melakukan analisis terhadap sebuah sistem yang sedang berjalan,
penulis menemukan beberapa permasalahan baik itu secara langsung maupun
tidak langsung yang dapat mempengaruhi kinerja terhadap sistem yang telah ada.
61
Masalah-masalah ini bila ditinjau lebih jauh lagi akan berpengaruh terhadap
pengembangan sistem nantinya.
Penulis melihat sesuai dengan sistem berjalan yang ada maka dapat
disimpulkan bahwa dibutuhkannya sistem pakar pada Bengkel Maju Pulsar Indah
untuk mempermudah pekerjaan montir dalam menganalisis gejala kelistrikan pada
motor Bajaj Pulsar 200cc tersebut.
4.1.4 Alternatif Sistem Usulan
Pada dasarnya usulan perancangan proses yang dibuat adalah perubahan
dari sistem yang berjalan secara manual di mana montir menganalisis gejala dan
harus memeriksa gejala listrik secara keseluruhan dan tidak terfokus dan
membutuhkan waktu yang tidak sebentar terutama untuk montir yang masih baru.
Penulis melakukan perubahan dalam hal proses menganalisis dengan
menambahkan sistem pakar untuk mempermudah para montir dalam hal Analisa
gejala kelistrikan pada motor.
Berikut hal-hal yang perlu dirancang untuk mendukung sistem usulan
seperti terlihat pada Gambar 4.2.
62
Montir
Motor
4. Montir memperbaikki motor konsumen
Sistem PakarPengguna
1. Mendiagnosa Kerusakan Kelistrikan Motor Pada Sistem Pakar
2. Sistem Pakar Memberikan Hasil Diagnosa Kerusakan Kelistrikan Motor
3. Memberikan Hasil Diagnosis Kerusakan Kelistrikan Motor
Gambar 4.2 Alternatif Sistem Usulan
Pada Gambar 4.2 menjelaskan tentang Rich Picture usulan pada sistem
informasi sistem pakar perbaikan kelistrikan yang telah dibuat berdasarkan
analisis sistem berjalan sebelumnya. Terdapat beberapa perubahan antara sistem
berjalan sebelumnya dengan sistem usulan. Berikut adalah keterangan untuk
sistem usulan:
1. Konsumen mendiagnosis gejala kelistrikan motor pada Sistem pakar.
2. Sistem pakar memberikan hasil diagnosis gejala kelistrikan motor pada
pengguna.
3. Pengguna memberikan hasil diagnosis gejala kelistrikan motor pada
montir
4. Montir memperbaiki motor konsumen
4.1.5 Tujuan Perancangan Sistem
Perancangan sistem ini bertujuan untuk membuat sistem pakar perbaikan
kelistrikan pada motor Bajaj Pulsar 200cc, sehingga dapat membantu
mempermudah montir dalam hal menganalisis gejala pada motor dan juga
63
mempercepat hasil analisa agar dapat segera memberikan hasil gejala pada
konsumen dan dapat segera mengerjakan kerusakan yang dialami pada motor.
4.2 Design and Workshop
4.2.1 Tahap Perancangan Sistem Pakar
Pada tahap perancangan ini bertujuan untuk mendefinisikan alternatif yang
ada, dari mulai menentukan gejala yang menjadi pertimbangan hingga
menentukan solusi dari gejala yang dialami oleh motor, juga menjelaskan tentang
bagaimana menggunakan metode Forward Chaining dan Certainty Factor.
Berikut ini merupakan rancangan Sistem Pakar Perbaikan Kelistrikan pada Motor
Bajaj Pulsar 200cc pada Bengkel Maju Pulsar Indah.
4.2.1.1 Perancangan Metode
Tahap perancangan Metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
(studi kasus: Bengkel Maju Pulsar Indah):
1. Pada Tabel 4.1 ini menunjukkan beberapa Gejala yang biasa terjadi di
motor Bajaj Pulsar 200cc.
Tabel 4.1 Gejala yang Biasa Terjadi pada Motor Bajaj Pulsar 200cc
Kode Gejala Gejala
K01 Tidak Bisa Start Engine
K02 Lampu Speedometer Mati
K03 Klakson Mati
K04 Lampu Utama dekat Mati
K05 Lampu Utama Redup
K06 Lampu utama jauh mati
K07 Lampu sein depan kanan mati
64
K08 Lampu sein depan kiri mati
K09 Lampu sein belakang kanan mati
K10 Lampu sein belakang kiri mati
K11 Lampu Rem Mati
K12 Lampu Sein spion kanan mati
K13 Lampu Sein spion kiri mati
K14 Lampu Belakang mati
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip
K16 Indikator Panel di Speedometer Aktif
K17 Tidak Bisa Stop Engine
2. Tabel 4.2 merupakan beberapa solusi yang di berikan oleh pakar
mengenai Gejala yang sudah di jelaskan pada tabel di atas, berikut tabel
solusinya.
Tabel 4.2 Solusi dari Gejala pada Motor Bajaj Pulsar 200cc
Kode Solusi Solusi
S01 BCU Rusak, Direparasi, Ganti
S02 ACCU Melemah, Di Isi Ulang (Charge) /
Ganti
S03 SEKRING Putus, Ganti
S04 RELAY Melemah, Ganti
S05 FLASHER Melemah, Ganti
S06 Kabel Putus, Ganti
S07 Bohlam Mati, Ganti
S08 Saklar Kanan Rusak, Ganti
S09 Saklar Kiri Rusak, Ganti
3. Tabel 4.3 menjelaskan tentang hubungan antara Solusi dengan Gejala
yang sudah dijabarkan pada tabel sebelumnya:
65
Skala Penilaian yang diberikan oleh pakar:
a. Tidak 0
b. Tidak Tahu 0,2
c. Sedikit Yakin 0,4
d. Cukup Yakin 0,6
e. Yakin 0,8
f. Sangat Yakin 1
Tabel 4.3 Hubungan antara Solusi dengan Gejala
No. Gejala Solusi CF Pakar
S01
K01 Tidak Bisa Start Engine BCU 0,6
K02 Lampu Speedometer Mati BCU 0,4
K03 Klakson Mati BCU 0,4
K04 Lampu Utama dekat Mati BCU 0,4
K05 Lampu Utama Redup BCU 0,4
K06 Lampu utama jauh mati BCU 0,4
K16 Indikator Panel di Speedometer Aktif BCU 0,4
K17 Tidak Bisa Stop Engine BCU 0,8
S02
K01 Tidak Bisa Start Engine ACCU 0,8
K05 Lampu Utama Redup ACCU 0,6
S03
K02 Lampu Speedometer Mati SEKRING 0,6
K04 Lampu Utama dekat Mati SEKRING 0,6
K05 Lampu Utama Redup SEKRING 0,6
K06 Lampu utama jauh mati SEKRING 0,6
K07 Lampu sein depan kanan mati SEKRING 0,4
K08 Lampu sein depan kiri mati SEKRING 0,4
K09 Lampu sein belakang kanan mati SEKRING 0,4
K10 Lampu sein belakang kiri mati SEKRING 0,4
66
K11 Lampu Rem Mati SEKRING 0,6
K12 Lampu Sein spion kanan mati SEKRING 0,4
K13 Lampu Sein spion kiri mati SEKRING 0,4
K14 Lampu Belakang mati SEKRING 0,6
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip SEKRING 0,6
S04
K03 Klakson Mati RELAY 0,6
K04 Lampu Utama dekat Mati RELAY 0,6
K05 Lampu Utama Redup RELAY 0,4
K06 Lampu utama jauh mati RELAY 0,4
S05
K07 Lampu sein depan kanan mati FLASHER 0,6
K08 Lampu sein depan kiri mati FLASHER 0,6
K09 Lampu sein belakang kanan mati FLASHER 0,6
K10 Lampu sein belakang kiri mati FLASHER 0,6
K12 Lampu Sein spion kanan mati FLASHER 0,6
K13 Lampu Sein spion kiri mati FLASHER 0,6
K15 Lampu Sein tidak berkedip FLASHER 0,6
S06
K01 Tidak Bisa Start Engine KABEL PUTUS 0,2
K02 Lampu Speedometer Mati KABEL PUTUS 0,2
K03 Klakson Mati KABEL PUTUS 0,2
K04 Lampu Utama dekat Mati KABEL PUTUS 0,2
K05 Lampu Utama Redup KABEL PUTUS 0,2
K06 Lampu utama jauh mati KABEL PUTUS 0,2
K07 Lampu sein depan kanan mati KABEL PUTUS 0,2
K08 Lampu sein depan kiri mati KABEL PUTUS 0,2
K09 Lampu sein belakang kanan mati KABEL PUTUS 0,2
K10 Lampu sein belakang kiri mati KABEL PUTUS 0,2
k11 Lampu Rem Mati KABEL PUTUS 0,2
67
k12 Lampu Sein spion kanan mati KABEL PUTUS 0,2
k13 Lampu Sein spion kiri mati KABEL PUTUS 0,2
k14 Lampu Belakang mati KABEL PUTUS 0,2
k15 Lampu Sein Tidak Berkedip KABEL PUTUS 0,2
k16 Indikator Panel di Speedometer Aktif KABEL PUTUS 0,2
k17 Tidak Bisa Stop Engine KABEL PUTUS 0,2
S07
K02 Lampu Speedometer Mati BOHLAM 0,4
K04 Lampu Utama dekat Mati BOHLAM 0,4
K06 Lampu utama jauh mati BOHLAM 0,4
K07 Lampu sein depan kanan mati BOHLAM 0,4
K08 Lampu sein depan kiri mati BOHLAM 0,4
K09 Lampu sein belakang kanan mati BOHLAM 0,4
K10 Lampu sein belakang kiri mati BOHLAM 0,4
K11 Lampu Rem Mati BOHLAM 0,6
K12 Lampu Sein spion kanan mati BOHLAM 0,4
K13 Lampu Sein spion kiri mati BOHLAM 0,4
K14 Lampu Belakang mati BOHLAM 0,6
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip BOHLAM 0,6
S08
K01 Tidak Bisa Start Engine SAKLAR KANAN 0,2
K17 Tidak Bisa Stop Engine SAKLAR KANAN 0,2
S09
K03 Klakson Mati SAKLAR KIRI 0,2
K04 Lampu Utama dekat Mati SAKLAR KIRI 0,2
K06 Lampu utama jauh mati SAKLAR KIRI 0,2
K07 Lampu sein depan kanan mati SAKLAR KIRI 0,2
K08 Lampu sein depan kiri mati SAKLAR KIRI 0,2
K09 Lampu sein belakang kanan mati SAKLAR KIRI 0,2
K10 Lampu sein belakang kiri mati SAKLAR KIRI 0,2
68
K12 Lampu Sein spion kanan mati SAKLAR KIRI 0,2
K13 Lampu Sein spion kiri mati SAKLAR KIRI 0,2
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip SAKLAR KIRI 0,2
4.2.1.2 Mekanisme Inferensi
Berdasarkan hasil wawancara dengan pakar di bengkel Maju Pulsar Indah
disusun sebuah pohon inferensi untuk mendiagnosis masalah pada gejala
kelistrikan motor. Pohon inferensi dapat dilihat secara lengkap pada Gambar 4.3.
KO1
K02 K04
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTI K03
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIRELAY MELEMAH, GANTI
K05
ACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIRELAY MELEMAH, GANTI
K06
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTISEKRING PUTUS, GANTI
ACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTIRELAY MELEMAH, GANTI
BOHLAM MATI
K07
K09 K08
FLASHER MELEMAH, GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIBOHLAM MATI
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
FLASHER MELEMAH, GANTISEKRING PUTUS, GANTI
BOHLAM MATIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIKABEL PUTUS, GANTI
K10
K14K12
K13
K16
K17
FLASHER MELEMAH, GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIBOHLAM MATI
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIKABEL PUTUS, GANTI
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
FLASHER MELEMAH, GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIBOHLAM MATI
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIKABEL PUTUS, GANTI
K15
K11
SEKRING PUTUS, GANTIBOHLAM MATI, GANTI
ACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
Gambar 4.3 Pohon Inferensi Perbaikan Kelistrikan pada Motor Pulsar 200cc
Setelah dibuat pohon inferensi seperti pada Gambar 4.3 selanjutnya dapat
diuraikan lagi selain dari pada Gambar 4.3 sesuai dengan hasil diagnosis yang ada
sebagai berikut.
69
KO1
K02 K04
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTI K03
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIRELAY MELEMAH, GANTI
K05
ACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIRELAY MELEMAH, GANTI
K06
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTISEKRING PUTUS, GANTI
ACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTIRELAY MELEMAH, GANTI
BOHLAM MATI
Gambar 4.4 Pohon Inferensi Penjabaran 1
KO2
K04 K06
SEKRING PUTUS, GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
RELAY MELEMAH, GANTI K05
SEKRING PUTUS, GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
RELAY MELEMAH, GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
K07
SEKRING PUTUS, GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
BOHLAM MATI, GANTIFLASHER MELEMAH, GANTI
K08
SEKRING PUTUS, GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
BOHLAM MATI, GANTIFLASHER MELEMAH, GANTI
Gambar 4. 5 Pohon Inferensi Penjabaran 2
70
KO3
K01 K16
ACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTIBCU RUSAK, DIREPARASI/GANTI
RELAY MELEMAH, GANTI K17
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIACCU MELEMAH, ISI ULANG/GANTI
RELAY MELEMAH, GANTI
K17
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIRELLAY MELEMAH, GANTI
K15
BCU RUSAK, DIREPARASI/GANTIFLASHER MELEMAH, GANTI
SEKRING PUTUS, GANTIRELLAY MELEMAH, GANTI
BOHLAM MATI, GANTI
Gambar 4. 6 Pohon Inferensi Penjabaran 3
4.2.1.3 Representasi Pengetahuan
Teknik representasi pengetahuan dalam sistem pakar diagnosis masalah
pada perbaikan kerusakan kelistrikan pada motor pulsar Bajaj 200cc adalah
dengan menggunakan kaidah produksi. Representasi pengetahuan degan kaidah
produksi pada dasarnya berupa aplikasi aturan (rule) yang berupa IF (kondisi)
THEN (aksi) dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan
situasi atau premis (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang
menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu
situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
71
Di bawah ini adalah kaidah produksi untuk mempresentasikan
pengetahuan atau aturan di dalam sistem pakar perbaikan kelistrikan pada motor
Bajaj Pulsar 200cc:
Rule 1 IF Tidak Bisa Start Engine AND Lampu Spedometer mati AND
Klakson Mati AND Lampu Utama Dekat Mati AND Lampu Utama
Redup AND Lampu utama jauh mati AND Indikator Panel di
Speedometer Aktif AND Tidak Bisa Stop Engine THEN BCU
Rusak/ Ganti.
Rule 2 IF Tidak Bisa Start Engine AND Lampu Utama Redup THEN
ACCU Melemah/ Gant.i
Rule 3 IF Lampu Speedometer Mati AND Lampu Utama dekat Mati
AND Lampu Utama Redup AND Lampu utama jauh mati AND
Lampu sein depan kanan mati AND Lampu sein depan kiri mati
AND Lampu sein belakang kanan mati AND AND Lampu sein
belakang kiri mati AND Lampu Rem Mati AND Lampu Sein spion
kanan mati AND Lampu Sein spion kiri mati AND Lampu
Belakang mati AND Lampu Sein Tidak Berkedip THEN
SEKRING Putus.
Rule 4 IF Klakson Mati AND Lampu Utama dekat Mati AND Lampu
Utama Redup AND Lampu utama jauh mati THEN RELAY
Melemah/Ganti
Rule 5 IF Lampu sein depan kanan mati AND Lampu sein depan kiri mati
AND Lampu sein belakang kanan mati AND Lampu sein belakang
kiri mati AND Lampu Sein spion kanan mati AND Lampu Sein
72
spion kiri mati AND Lampu Belakang mati AND Lampu Sein
Tidak Berkedip THEN Flasher Melemah,Ganti
Rule 6 IF Tidak Bisa Start Engine AND Lampu Speedometer Mati AND
Klakson Mati AND Lampu Utama dekat Mati AND Lampu Utama
Redup AND Lampu utama jauh mati AND Lampu sein depan
kanan mati AND Lampu sein depan kiri mati AND Lampu sein
belakang kanan mati AND Lampu sein belakang kiri mati AND
Lampu Rem Mati AND Lampu Sein spion kanan mati AND
Lampu Sein spion kiri mati AND Lampu Belakang mati AND
Lampu Sein Tidak Berkedip AND Indikator Panel di Speedometer
Aktif AND Tidak Bisa Stop Engine THEN Kabel Putus/ Ganti
Rule 7 IF Lampu Speedometer Mati AND Lampu Utama dekat Mati
AND Lampu Utama Redup AND Lampu utama jauh mati AND
Lampu sein depan kanan mati AND Lampu sein depan kiri mati
AND Lampu sein belakang kanan mati AND AND Lampu sein
belakang kiri mati AND Lampu Rem Mati AND Lampu Sein spion
kanan mati AND Lampu Sein spion kiri mati AND Lampu
Belakang mati AND Lampu Sein Tidak Berkedip THEN Bohlam
Mati, Ganti
Rule 8 IF Tidak Bisa Start Engine AND Tidak Bisa Stop Engine THEN
Saklar Kanan Rusak, Ganti
Rule 9 IF Lampu Speedometer Mati AND Klakson Mati AND Lampu
Utama dekat Mati AND Lampu Utama Redup AND Lampu utama
73
jauh mati AND Lampu sein depan kanan mati AND Lampu sein
depan kiri mati AND Lampu sein belakang kanan mati AND
Lampu sein belakang kiri mati AND Lampu Rem Mati AND
Lampu Sein spion kanan mati AND Lampu Sein spion kiri mati
AND Lampu Belakang mati AND Lampu Sein Tidak Berkedip
AND Indikator Panel di Speedometer Aktif THEN Saklar Kiri
Rusal, Ganti.
4.2.1.4 Penerapan Metode Certainty Factor
Dari data di atas telah ditentukan gejala kelistrikan yang biasa terjadi pada
motor Bajaj Pulsar 200cc ,di atas juga dijelaskan solusi yang diberikan oleh pakar
untuk memperbaiki kerusakan yang telah di analisa sebelumnya, berikut adalah
contoh dari penerapan metode Certainty Factor:
Contoh:
Pakar : bila tidak bisa start engine dan lampu spedometer mati
dan Klakson mati maka kemungkinan besar solusinya
adalah ganti BCU.
Rule:
IF gejala 1 = tidak bisa start engine (bobot = 0,6)
AND gejala 2 = lampu spedometer mati (bobot = 0,6)
AND gejala 3 = Klakson mati (bobot = 0,4)
THEN solusi = BCU Rusak, di reparasi / ganti
CF(A) = CF(1) + CF(2) * [1 – CF(1)]
= 0,6 + 0,6 * (1 – 0,6)
74
= 0,84
CF(B) = CF(A) + CF(3) * [1 – CF(A)]
= 0,84 + 0,4 * (1 – 0,84)
= 0,904
Persentase keyakinan = CFcombine*100% =>
0,904 x 100%= 90,4%
Perhitungan manual diatas didapatkan nilai faktor kepastian dari masukan
kerusakan yang mengarah ke solusi BCU adalah 90,4%.
4.2.2 UML (Unified Modelling Language)
Dalam fase ini, akan menjelaskan rancang bangun sistem pakar perbaikan
kelistrikan pada motor Bajaj Pulsar 200cc dengan metode Certainty Factor
menggunakan tools UML (Unified Modelling Language) yang terdiri dari:
4.2.2.1 Use Case Diagram
1. Identifikasi Aktor
Identifikasi aktor berguna untuk menjelaskan kegiatan yang dilakukan
oleh pengguna dalam sistem pakar perbaikan kelistrikan motor Bajaj
Pulsar 200cc dengan metode Certainty Factor. Adapun penjelasan dari
masing-masing aktor dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Identifikasi Aktor
No. Aktor Deskripsi
1. Admin Admin sebagai aktor yang menjadi knowledge
enginer dari pakar yang bertugas mengolah
data gejala, mengelola data solusi, dan
mengelola data hubungan. Admin juga dapat
melakukan diagnosis kerusakan serta cetak
75
hasil diagnosis kerusakan.
2. Pengguna Di dalam sistem ini pengguna hanya dapat
melakukan diagnosis gejala dan melakukan
cetak hail diagnosis kerusakan.
2. Identifikai Use Case Diagram
Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi use case apa saja yang
dilakukan dalam sistem, setiap use case yang digunakan akan diberi
penjelasan pada deskripsi kemudian siapa saja aktor yang terlibat, berikut
identifikasi use case pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Identifikasi Use Case Diagram
No. Nama Use
Case Deskripsi Aktor
1. Login
Use case ini menggambarkan kegiatan
Admin untuk masuk ke dalam sistem
dengan memasukkan username dan
password.
Admin
2. Logout Use case ini menggambarkan kegiatan
keluar dari sistem. Admin
3. Mengelola
data gejala
Use Case ini menggambarkan kegiatan
untuk melihat, menambah, mengubah,
dan hapus data gejala.
Admin
4. Mengelola
data solusi
Use Case ini menggambarkan kegiatan
untuk melihat, menambah, mengubah,
dan hapus data solusi.
Admin
5.
Mengelola
data
hubungan
Use Case ini menggambarkan kegiatan
untuk melihat, menambah, mengubah,
dan hapus data hubungan.
Admin
6. Pilih Use case ini menggambarkan kegiatan Admin,
76
No. Nama Use
Case Deskripsi Aktor
Gejala
Kerusakan
admin dan pengguna memilih gejala
kerusakan untuk dilakukan diagnosis.
Pengguna
7.
Lihat
Hasil
Diagnosis
UseCase ini menggambarkan kegiatan
untuk melihat hasil diagnosis kerusakan
setelah actor memilih gejala kerusakan.
Admin,
Pengguna
8.
Cetak
Diagnosis
Kerusakan
UseCase ini dapat dilakukan setelah
melakukan diagnosis kerusakan.
Admin,
Pengguna
3. Perancangan Use Case Diagram
Pada use case diagram yang digunakan dalam sistem pakar perbaikan
kelistrikan pada motor Bajaj Pulsar 200cc terdapat 2 aktor yang memiliki
beberapa tugas yang harus dilakukan. Berikut use case diagram yang
ditunjukkan pada Gambar 4.7.
77
Gambar 4.7 Use Case Diagram
4. Use Case Scenario
Pada use case scenario ini dijelaskan urutan langkah-langkah yang
menerangkan antara Admin dan pengguna dengan sistem, seperti terlihat
pada tabel 4.6-4.13.
Tabel 4.6 Use Case scenario Login
Use Case Name Login
Use Case Actor Admin
Description Use Case ini Admin gunakan untuk masuk
78
ke dalam sistem, dan hanya admin yang
dapat masuk ke dalam sistem.
Pre Condition Membuka aplikasi web sistem.
Typical Course of
Events
Actor Action System Response
1. Admin masuk ke
halaman utama
dan mengklik
login
2. Menampilkan
halaman login
3. Admin
memasukan
username &
password,
kemudian klik
tombol Login
4. Validasi
Username
dan Password
5. Menampilkan
Menu
dashboard
Alternate Course 3. Jika username dan password tidak
sesuai menampilkan pesan kesalahan atau
tidak bisa login
Conclusion Aktor berhasil login
Post Condition Menampilkan menu dashboard
Tabel 4.7 Use case scenario Mengelola Data Gejala
Use Case Name Mengelola Data Gejala
Use Case Actor Admin
Description Use Case ini digunakan Admin untuk mengelola
data gejala
Pre Condition Admin masuk ke Menu Admin
Typical Course Actor Action System Response
79
of Events 1. Pilih menu
Gejala
2. Menampilkan menu
Gejala
3. Masukan data
gejala
4. Memasukkan data
Gejala
5. Ubah data gejala 6. Mengubah data
gejala
7. Hapus data
gejala
8. Menghapus data
gejala
Alternate
Course
3 Jika meng-klik tombol batal maka data tidak
berhasil ditambah dan kembali menampilkan
menu data gejala
Conclusion Data berhasil di simpan ke dalam database data
gejala
Post Condition Mengelola data gejala
Tabel 4.8 Use case scenario Mengelola Data Solusi
Use Case Name Mengelola Data Solusi
Use Case Actor Admin
Description Use Case ini digunakan Admin untuk mengelola
data Solusi
Pre Condition Admin masuk ke Menu Admin
Typical Course
of Events
Actor Action System Response
1. Pilih menu data
Solusi
2. Menampilkan menu
data Solusi
3. Masukan data
Solusi
4. Memasukkan data
Solusi
5. Ubah data Solusi 6. Mengubah data
80
Solusi
7. Hapus data
Solusi
8. Menghapus data
Solusi
Alternate
Course
3. Jika meng-klik tombol batal maka data tidak
berhasil ditambah dan kembali menampilkan
menu data Solusi
Conclusion Data berhasil di simpan ke dalam database data
Solusi
Post Condition Mengelola data Solusi
Tabel 4.9 Use case scenario Mengelola Data Hubungan
Use Case Name Mengelola Data Hubungan
Use Case Actor Admin
Description Use Case ini digunakan Admin untuk mengelola
data Hubungan
Pre Condition Admin masuk ke Menu Admin
Typical Course
of Events
Actor Action System Response
1. Pilih menu data
Hubungan
2. Menampilkan menu
data Hubungan
3. Masukan data
Hubungan
4. Memasukkan data
Hubungan
5. Ubah data
Hubungan
6. Mengubah data
Hubungan
7. Hapus data
Hubungan
8. Menghapus data
Hubungan
81
Alternate
Course
3. Jika memilih tombol batal maka data tidak
berhasil ditambah dan kembali menampilkan
menu data Hubungan
Conclusion Data berhasil di simpan ke dalam database data
Hubungan
Post Condition Mengelola data Hubungan
Tabel 4.10 Use case scenario Pilih Gejala Kerusakan
Use Case Name Pilih Gejala Kerusakan
Use Case Actor Admin, Pengguna
Description Use Case ini digunakan aktor ketika memilih
kerusakan untuk didiagnosis
Pre Condition Aktor berada di Halaman Utama
Typical Course
of Events
Actor Action System Response
1. Masuk kedalam
Menu utama
2. Menampilkan halaman
utama
3. Masukan gejala
yang dialami dan
pilih diagnosis
4. Menampilkan hasil
diagnosis kerusakan
Alternate
Course
3. Jika tidak ada yang dipilih maka data tidak
dapat diolah dan kembali menampilkan halaman
utama.
Conclusion Data berhasil didiagnosis dan akan menampilkan
hasil diagnosis kerusakan.
Post Condition Pilih Gejala Kerusakan
Tabel 4.11 Use case scenario Lihat Hasil Diagnosis
Use Case Name Lihat Hasil Diagnosis
82
Use Case Actor Admin, Pengguna
Description Use Case ini aktor lihat ketika sudah melakukan
diagnosis kerusakan
Pre Condition Aktor berada di Halaman Hasil Diagnosis
Typical Course
of Events
Actor Action System Response
1. Diagnosis
Kerusakan
2. Menampilkan
halaman Diagnosis
Alternate
Course
-
Conclusion -
Post Condition Lihat Hasil Diagnosis
Tabel 4.12 Use case scenario Cetak Diagnosis Kerusakan
Use Case Name Cetak Diagnosis Kerusakan
Use Case Actor Admin, Pengguna
Description Use Case ini digunakan aktor untuk mencetak
diagnosis kerusakan
Pre Condition Aktor berada di Halaman Diagnosis Kerusakan
Typical Course
of Events
Actor Action System Response
1. Pilih Tombol
Cetak
2. Mencetak Hasil
Diagnosis Kerusakan
Alternate
Course
-
Conclusion -
Post Condition Cetak Diagnosis Kerusakan
Tabel 4.13 Use Case Scenario Logout
Use Case Name Log Out
Use Case Actor Admin
83
Description Use Case ini digunakan Admin untuk keluar
ke halaman utama
Pre Condition Admin berada di Menu Halaman Admin
Typical Course of
Events
Actor Action System Response
1. Pilih LogOut 2. Keluar dari Aplikasi
Alternate Course -
Conclusion -
Post Condition Log Out
4.2.2.2 Activity diagram
Berikut adalah activity diagram yang menggambarkan aktivitas-aktivitas
yang terjadi dalam Sistem Pakar Perbaikan Kelistrikan Motor Bajaj Pulsar
200CC.
1. Activity Diagram Login
Gambar 4.8 Activity Diagram Login
84
Gambar 4.8 activity diagram login, menggambarkan aktivitas seorang aktor
atau dalam sistem pakar ini disebut Admin, Admin yang telah terdaftar dalam
sistem ingin masuk ke dalam sistem. Pada halaman utama Admin harus memilih
menu login terlebih dahulu selanjutnya sitem akan menampilkan Form Login, di
dalam form login Admin harus memasukkan username dan password yang sudah
terdaftar dalam sistem. Setelah memasukkan username dan password aktor harus
menekan tombol login pada sistem untuk masuk ke dalam halaman pengguna
sesuai dengan hak akses masing-masing aktor. Jika username dan kata sandi tidak
sesuai, sistem akan memberikan informasi bahwa username dan password tidak
valid, sehingga admin harus memasukkan kembali username dan password yang
sudah terdaftar oleh sistem.
2. Activity Diagram Mengelola Data Gejala
85
Gambar 4.9 Activity Diagram Mengelola Data Gejala
Gambar 4.9 activity diagram mengelola data gejala, ini menggambarkan
kegiatan seorang admin dalam mengelola data gejala. Langkah pertama, admin
harus berada dalam halaman gejala. Langkah kedua, admin dapat memilih
aktivitas seperti tambah, ubah dan hapus gejala. Untuk menambah data, admin
harus menekan tombol tambah gejala, kemudian sistem akan menampilkan form
tambah data gejala, lalu admin memasukkan data gejala dan admin menyimpan
86
data dengan menekan tombol simpan. Untuk mengubah data gejala admin harus
berada di menu gejala dan menekan tombol aksi dan memilih ubah gejala,
kemudian sistem akan menampilkan form ubah data gejala, lalu admin dapat
mengubah data yang diinginkan dan untuk menyimpan data gejala yang sudah
diubah, admin dapat menekan tombol simpan maka sistem akan menyimpan data
perubahan. Dan jika data yang dimasukkan pada halaman tambah maupun ubah
data gejala tidak valid, sistem akan menampilkan informasi data tidak valid dan
akan kembali ke halaman sebelumnya. Untuk menghapus data gejala, admin dapat
melakukan seperti ubah data dengan cara menekan tombol aksi dan memilih
hapus, maka sistem akan menghapus data gejala.
87
3. Activity Diagram Mengelola Data Solusi
Gambar 4.10 Activity Diagram Mengelola Data Solusi
Gambar 4.10 activity diagram mengelola data solusi, ini menggambarkan
kegiatan seorang admin dalam mengelola data solusi. Langkah pertama, admin
88
harus berada dalam halaman utama. Langkah kedua, admin dapat memilih
aktivitas seperti tambah, ubah dan hapus solusi. Untuk menambah data solusi,
admin harus menekan tombol tambah solusi, kemudian sistem akan menampilkan
form tambah data solusi, lalu admin memasukkan data solusi dan admin
menyimpan data dengan menekan tombol simpan. Untuk mengubah data solusi
admin harus berada di menu solusi dan menekan tombol aksi dan memilih ubah
solusi, kemudian sistem akan menampilkan form ubah data solusi, lalu admin
dapat mengubah data yang diinginkan dan untuk menyimpan data solusi yang
sudah diubah, admin dapat menekan tombol simpan maka sistem akan
menyimpan data perubahan. Dan jika data yang dimasukkan pada halaman
tambah maupun ubah data solusi tidak valid, sistem akan menampilkan informasi
data tidak valid dan akan kembali ke halaman sebelumnya. untuk menghapus data
solusi, admin dapat melakukan seperti ubah data solusi dengan cara menekan
tombol aksi dan memilih hapus, maka sistem akan menghapus data solusi.
89
4. Activity Diagram Mengelola Data Hubungan
Gambar 4.11 Activity Diagram Mengelola Data Hubungan
Gambar 4.11 activity diagram mengelola data hubungan, ini menggambarkan
kegiatan seorang admin dalam mengelola data hubungan. Langkah pertama,
90
admin harus berada dalam halaman utama. Langkah kedua, admin dapat memilih
aktivitas seperti tambah, ubah dan hapus hubungan. Untuk menambah data
hubungan, admin harus menekan tombol tambah hubungan, kemudian sistem
akan menampilkan form tambah data hubungan, lalu admin memasukkan data
hubungan dan admin menyimpan data dengan menekan tombol simpan. Untuk
mengubah data hubungan admin harus berada di menu hubungan dan menekan
tombol aksi dan memilih ubah hubungan, kemudian sistem akan menampilkan
form ubah data hubungan, lalu admin dapat mengubah data yang diinginkan dan
untuk menyimpan data hubungan yang sudah diubah, admin dapat menekan
tombol simpan maka sistem akan menyimpan data perubahan. Dan jika data yang
dimasukkan pada halaman tambah maupun ubah data hubungan tidak valid,
sistem akan menampilkan informasi data tidak valid dan akan kembali ke halaman
sebelumnya. Untuk menghapus data hubungan, admin dapat melakukan seperti
ubah data hubungan dengan cara menekan tombol aksi dan memilih hapus, maka
sistem akan menghapus data hubungan.
91
5. Activity Diagram Diagnosis Kerusakan
Gambar 4.12 Activity Diagram Diagnosis Kerusakan
Gambar 4.12 activity diagram diagnosis kerusakan, ini menggambarkan
kegiatan admin dan pengguna dalam mendiagnosis kerusakan. Langkah pertama,
admin dan penguna harus berada dalam halaman utama. Langkah kedua, admin
dan penguna dapat memilih aktivitas mendiagnosis kerusakan. Untuk
mendiagnosis kerusakan, admin dan penguna dapat memilih jawaban dari
pertanyaan yang telah pakar berikan. Jika admin dan penguna sudah memilih
92
maka admin dan penguna dapat memilih tombol diagnosis dan sistem akan
menampilakan data diagnosis dan data berhasil disimpan. Setelah didiagnosis
admin dan penguna dapat melakukan cetak dan jika penguna memilih diagnosis
ulang maka akan kembali ke halaman utama.
6. Activity Diagram Logout
Gambar 4.13 Activity Diagram LogOut
Gambar 4.13 activity diagram logout yang menggambarkan aktivitas admin
untuk keluar dari sistem. Admin dapat menekan tombol logout pada sistem maka
sistem secara otomatis akan keluar dari sistem dan menampilkan halaman utama.
4.2.2.3 Class Diagram
Class diagram pada sistem pakar perbaikan kelistrikan pada motor Bajaj
Pulsar 200cc ini dapat dilihat pada Gambar 4.14.
93
Gambar 4.14 Class Diagram Sistem Pakar Perbaikan Kelistrikan
4.2.2.4 Perancangan Database
Pada perancangan database yang dilakukan adalah membuat mapping
database dan membuat perancangan tabel database sebagai acuan dalam membuat
rancang bangun sistem pakar diagnosis kerusakan kelistrikan motor tipe bajaj
pulsar 200cc menggunakan metode forward chaining dan certainty factor (studi
kasus bengkel Maju Pulsar Indah).
1. Mapping Cardinalitas
Pada mapping cardinalitas ini bertujuan untuk mempermudah penulis
dalam merancang database yang ada pada sistem pakar diagnosis kerusakan
94
kelistrikan motor tipe bajaj pulsar 200cc menggunakan metode forward
chaining dan certainty factor (studi kasus bengkel Maju Pulsar Indah).
Pada Gambar 4.15 merupakan mapping database pada sistem pakar
diagnosis kerusakan kelistrikan motor tipe bajaj pulsar 200cc:
Gambar 4.15 Mapping Cardinalitas sesuai dengan MySQL
95
Admin
id_adminPK
username
pasword
nama
Gejala
id_gejalaPK
kode
nama
hubungan
id_hubunganPK
nilai
id_gejalaFK
id_solusiFK
Solusi
id_solusiPK
kode
nama
keterangan
id_adminFK
id_adminFK
id_adminFK
Gambar 4.16 Mapping Cardinalitas
2. Spesifikasi Tabel Database
a. Tabel Admin
Nama Tabel : Admin
Tipe Tabel : Master
Primary Key : id_admin
Foreign Key :-
Tabel 4.14 Database Admin
Nama_Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_admin Int 11 id admin
Username Varchar 255 Username admin
Password Varchar 255 Password admin
Nama Varchar 255 Nama admin
96
b. Tabel Gejala
Nama Tabel : Gejala
Tipe Tabel : Master
Primary Key : id_gejala
Foreign Key : id_admin
Tabel 4.15 Database Gejala
Nama_Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_gejala Int 11 Id gejala
Id_admin Int 11 Id admin
Kode varchar 5 Kode gejala
Nama varchar 255 Nama gejala
c. Tabel Solusi
Nama Tabel : Solusi
Tipe Tabel : Master
Primary Key : id_solusi
Foreign Key : id_admin
Tabel 4.16 Database Solusi
Nama_Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_solusi Int 11 Id solusi
Id_admin Int 11 Id admin
Kode varchar 5 Kode Solusi
97
Nama varchar 255 Nama Solusi
Keterangan varchar 255 Keterangan Solusi
d. Tabel Hubungan
Nama Tabel : Hubungan
Tipe Tabel : Master
Primary Key : id_hubungan
Foreign Key : id_admin, id_gejala, id_solusi
Tabel 4.17 Database Hubungan
Nama_Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_Hubungan Int 11 Id Hubungan
Id_gejala Int 11 Id gejala
Id_solusi Int 11 Id solusi
Id_admin Int 11 Id admin
Nilai Float - Nilai pakar
4.2.2.5 Sequence Diagram
Sequence diagram ini menggambarkan secara detail urutan proses yang
dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan dari use case, berikut ini adalah
sequence diagram pada sistem pakar perbaikan kelistrikan pada motor Bajaj
Pulsar 200cc.
98
1. Sequence Diagram Login
Gambar 4.17 Sequence Diagram Login
Pada Gambar 4.17 sequence diagram login, admin mengirim pesan ke form
login untuk dapat mengakses halaman tersebut, kemudian form login mengecek
ke dalam controller login selanjutnya mengambil data kedalam database admin,
jika username dan password tidak sesua maka akan gagal login jika berhasil
database admin akan mengirim data dan akan menampilkan halaman admin.
99
2. Sequence Diagram Mengelola Data Gejala
Gambar 4.18 Sequence Diagram Mengelola Data Gejala
Pada Gambar 4.18 sequence mengelola data gejala, yang terdiri satu aktor
yaitu admin. Pada sequence diagram mengelola data gejala, admin menginput data
gejala ke objek form gejala selanjutnya form gejala mengambil data ke controller
gejala, selanjutnya data disimpan di database gejala dan database mengirimkan
notifikasi data telah disimpan. Admin mengubah data gejala ke objek form gejala
selanjutnya form gejala mengambil id ke controller gejala, selanjutnya data
diubah di database gejala dan database mengirimkan notifikasi data telah
disimpan. Admin menghapus data gejala ke objek form gejala selanjutnya form
gejala mengambil id ke controller gejala, selanjutnya data dihapus di database
gejala dan database mengirimkan notifikasi data telah dihapus.
100
3. Sequence Diagram Mengelola Data Solusi
Gambar 4.19 Sequence Diagram Mengelola Data Solusi
Pada Gambar 4.19 sequence mengelola data solusi, yang terdiri dari satu
aktor yaitu admin. Pada sequence diagram mengelola data solusi, admin input
data solusi ke objek form solusi selanjutnya form solusi mengambil data ke
controller solusi, selanjutnya data disimpan di database solusi dan database
mengirimkan notifikasi data telah disimpan. Admin mengubah data solusi ke
objek form solusi selanjutnya form solusi mengambil id ke controller solusi,
selanjutnya data diubah di database solusi dan database mengirimkan notifikasi
data telah disimpan. Admin menghapus data solusi ke objek form solusi
selanjutnya form solusi mengambil id ke controller solusi, selanjutnya data
dihapus di database solusi dan database mengirimkan notifikasi data telah
dihapus.
101
4. Sequence Diagram Mengelola Data Hubungan
Gambar 4.20 Sequence Diagram Mengelola Data Hubungan
Pada Gambar 4.20 sequence mengelola data hubungan, yang terdiri dari satu
aktor yaitu admin. Pada sequence diagram mengelola data hubungan, admin input
gejala dan solusi ke objek form hubungan selanjutnya form hubungan mengambil
data ke controller hubungan, selanjutnya data disimpan di database hubungan dan
database hubungan mengambil data dari database gejala dan solusi selanjutnya
database hubungan mengirimkan notifikasi data telah disimpan. Admin
mengubah data hubungan ke objek form hubungan selanjutnya form hubungan
mengambil id ke controller hubungan, selanjutnya data diubah di database
hubungan database hubungan mengambil data dari database gejala dan solusi
selanjutnya database hubungan mengirimkan notifikasi data telah disimpan.
Admin menghapus data hubungan ke objek form hubungan selanjutnya form
hubungan mengambil id ke controller hubungan, selanjutnya data dihapus di
database hubungan dan database hubungan mengambil data dari database gejala
dan solusi selanjutnya database hubungan mengirimkan notifikasi data telah
dihapus.
102
5. Sequence Diagram Diagnosis Kerusakan
Gambar 4.21 Sequence Diagram Diagnosis Kerusakan
Pada Gambar 4.21 sequence diagnosis kerusakan, yang terdiri dari dua aktor
yaitu Admin dan Pengguna. Pada sequence diagram diagnosis kerusakan, Aktor
memilih data kerusakan pada halaman utama selanjutnya dari halaman utama
akan mengambil data ke controller diagnosis selanjutnya menyimpan data
kerusakan ke dalam database hubungan, selanjutnya database mengirim data dan
menampilkan hasil diagnosis kerusakan pada aktor.
6. Sequence Diagram Logout
Gambar 4.22 Sequence Diagram Logout
103
Pada Gambar 4.22 sequence diagram logout. Aktor menekan tombol logout
pada halaman admin dengan menekan tombol logout, kemudian halaman admin
mengirimkan pesan perintah penghapusan season ke controller logout. Kemudian
controller logout mengirim notifikasi bahwa telah logout telah berhasil dan
menampilkan halaman login.
4.3 Perancangan User Interface
Pada tahap perancangan user interface ini bertujuan untuk memudahkan
dalam merancang sistem informasi persediaan barang dengan membuat rancangan
tampilan sistem. Berikut ini merupakan rancangan antarmuka rancang bangun
sistem pakar diagnosis kerusakan kelistrikan motor tipe bajaj pulsar 200cc
menggunakan metode forward chaining dan certainty factor (studi kasus bengkel
Maju Pulsar Indah).
105
2. Perancangan Halaman Logiin
Gambar 4.24 Perancangan Halaman Login
3. Perancangan Halaman Dashboard
Gambar 4.25 Perancangan Halaman Dashboard
107
5. Perancangan Tambah Halaman Gejala
Gambar 4.27 Perancangan Tambah Halaman Gejala
6. Perancangan Ubah Halaman Gejala
Gambar 4.28 Perancangan Ubah Halaman Gejala
108
7. Perancangan Halaman Solusi
Gambar 4.29 Perancangan Halaman Solusi
8. Perancangan Tambah Halaman Solusi
Gambar 4.30 Perancangan Tambah Halaman Solusi
109
9. Perancangan Ubah Halaman Solusi
Gambar 4.31 Perancangan Ubah Halaman Solusi
10. Perancangan Halaman Hubungan
Gambar 4.32 Perancangan Halaman Hubungan
110
11. Perancangan Tambah Halaman Hubungan
Gambar 4.33 Perancangan Tambah Halaman Hubungan
12. Perancangan Ubah Halaman Hubungan
Gambar 4.34 Perancangan Ubah Halaman Hubungan
112
4.4 Implementation
4.4.1 Pemrograman
Pada pembuatan sistem informasi persediaan barang ini menggunakan
bahasa pemrograman PHP sedangkan database yang digunakan adalah MySQL.
4.4.2 Pengujian Sistem
Pengujian white-box testing merupakan metode perancangan test case
yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan procedural dalam
mendapatkan test case. Adapun metode yang digunakan dalam pengujian white-
box ini adalah metode basis path. Metode basis path mengijinkan pendesain kasus
uji untuk membuat perkiraan lojik yang kompleks dari desain prosedural dan
menggunakan perkiraan ini untuk mendefinisikan aliran eksekusi.
113
1. Halaman admin
START
Pilih Menu :1. Gejala2. Solusi3. Hubungan
Pilih 1
Pilih 2
Pilih 3
END
Gejala
Solusi
Hubungan
y
t
t
t
y
y
1
2
3
5
7
9
4
6
8
y
y
Gambar 4.36 Pengujian halaman admin
Dari flowgraph halaman admin dapat diketahui:
1) Cyclomatic Cemplexity
E (Edge) = 11
N (Node) = 9
V (G) = E – N + 2
= 11 – 9 + 2
= 4
2) Predicate Node (P)
V(G) = P + 1 dimana P = 3
114
= 3 + 1
= 4
3) Jumlah Region (R) flowgraph Halaman Admin 4 region:
4) Path-path yang terdapat pada flowgraph Halaman Admin adalah:
Path 1 : 1 – 2 – 3 – 5 – 7 – 9
Path 2 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 7 – 9
Path 3 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 9
Path 4 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9
Dapat disimpulkan dari perhitungan flowgraph Halaman Login terdapat
jumlah Cyclomatic Comlexity = 4, Predicate Node = 4, Region = 4, dan
Independent Path = 4. Karena nilai yang dihasilkan dari keempat parameter
tersebut hasilnya sama dapat disimpulkan bahwa rancangan program tersebut
bebas dari kesalahan logika program.
115
2. Halaman Utama
START
Pilih Menu :1. Pilih Gejala2. Diagnosis
Pilih 1
Pilih 2
END
Pilih Gejala
Diagnosis
y
t
t
y
1
2
3
5
7
4
6
y
Gambar 4. 37 Pengujian halaman diagnois
Dari flowgraph halaman utama dapat diketahui:
1. Cyclomatic Cemplexity
E (Edge) = 8
N (Node) = 7
V (G) = E – N + 2
= 8 – 7 + 2
= 3
2. Predicate Node (P)
V(G) = P + 1 dimana P = 2
= 2 + 1
= 3
116
3. Jumlah Region (R) flowgraph Halaman Admin 3 region:
4. Path-path yang terdapat pada flowgraph Halaman Admin adalah:
Path 1 : 1 – 2 – 3 – 5 – 7
Path 2 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 7
Path 3 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7
Dapat disimpulkan dari perhitungan flowgraph Halaman Login terdapat
jumlah Cyclomatic Comlexity = 3, Predicate Node = 3, Region = 3, dan
Independent Path = 3. Karena nilai yang dihasilkan dari keempat parameter
tersebut hasilnya sama dapat disimpulkan bahwa rancangan program tersebut
bebas dari kesalahan logika program.
3. Halaman hasil analis
START
Pilih Menu :1. Cetak
Pilih 1
END
Cetaky
t
1
2
3
5
4
Gambar 4.38 Pengujian halaman hasil analis
Dari flowgraph halaman hasil analis dapat diketahui:
117
1. Cyclomatic Cemplexity
E (Edge) = 5
N (Node) = 5
V (G) = E – N + 2
= 5 – 5 + 2
= 2
2. Predicate Node (P)
V(G) = P + 1 dimana P = 1
= 1 + 1
= 2
3. Jumlah Region (R) flowgraph Halaman Admin 2 region:
4. Path-path yang terdapat pada flowgraph Halaman Admin adalah:
Path 1 : 1 – 2 – 3 – 5
Path 2 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5
Dapat disimpulkan dari perhitungan flowgraph Halaman Login terdapat
jumlah Cyclomatic Comlexity = 2, Predicate Node = 2, Region = 2, dan
Independent Path = 2. Karena nilai yang dihasilkan dari keempat parameter
tersebut hasilnya sama dapat disimpulkan bahwa rancangan program tersebut
bebas dari kesalahan logika program.
4.3.2.1 Arsitektur Hardware
Perangkat keras yang digunakan agar dapat mendukung dalam
implementasi sistem informasi persediaan barang ini harus memiliki minimal
spesifikasi sebagai berikut:
118
Prosesor : Intel Pentium
Memori : 2 GB
Hardisk : 256 GB
VGA Card : 512 MB
4.3.2.2 Arsitektur Software
Perangkat lunak yang digunakan agar dapat mendukung dalam
implementasi sistem pakar ini harus memiliki minimal spesifikasi sebagai berikut:
a. Microsoft windows 7
b. Xampp yang mencakup MySQL.
c. Browser Google Chrome/ Mozila/ Uc Browser
4.3.2.3 Pengujian Level Admin
1. Berikut adalah tabel pengujian level Admin :
Tabel 4.18 Pengujian Level Admin
No. Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil
1 Halaman Utama Masuk Kedalam Halaman Utama Sesuai
2 Login Masuk ke dalam halaman
Dashboard
Sesuai
3 Mengolah Data
Gejala
Menampilkan halaman data
Gejala lalu dapat mengolah data
Gejala yaitu tambah, ubah dan
hapus Gejala dan menyimpan
data Gejala ke dalam database.
Sesuai
4 Mengolah Data
Solusi
Menampilkan halaman data
Solusi lalu dapat mengolah data
Solusi yaitu tambah, ubah dan
hapus Solusi dan menyimpan
data Solusi ke dalam database.
Sesuai
5 Mengolah Data
Hubungan
Menampilkan halaman data
Hubungan lalu dapat mengolah
Sesuai
119
data Hubungan yaitu tambah,
ubah dan hapus Hubungan dan
menyimpan data Hubungan ke
dalam database.
6 Diagnosis
Kerusakan
Melakukan Diagnosis Kerusakan
motor dan menampilkan hasil
Sesuai
7 Cetak Hasil
Diagnosis
Melakukan cetak Hasil
Diagnosis Kerusakan
Sesuai
8 Logout Keluar dari sistem dan menuju
ke halaman Utama.
Sesuai
2. Pengujian level Pengguna
Tabel 4.19 Pengujian Level Pengguna
No. Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil
1 Halaman Utama Masuk ke dalam Halaman Utama Sesuai
2 Diagnosis
Kerusakan
Melakukan Diagnosis Kerusakan
motor dan menampilkan hasil
Sesuai
3 Cetak Hasil
Diagnosis
Melakukan cetak Hasil
Diagnosis Kerusakan
Sesuai
120
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan sistem pakar yang telah dibuat mengenai perbaikan
kelistrikan pada motor Bajaj Pulsar 200cc menggunakan Metode Forward
Chaining dan Certainty Factor pada Bengkel Maju Pulsar Indah, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penulis berhasil mendesain cara menemukan solusi dari gejala kerusakan
kelistrikan motor Pulsar Bajaj.
2. Penulis berhasil membangun sistem pakar untuk diagnosis kerusakan
kelistrikan motor tipe Bajaj 200cc.
3. Penulis berhasil mengimplementasikan metode forward chaining dan
certainty factor ke dalam sistem pakar diagnosis kerusakan kelistrikan
motor tipe bajaj pulsar 200cc.
4. Mengacu pada hasil wawancara pada tanggal 21 Agustus 2019 sistem
pakar ini dapat membantu pihak bengkel dalam menentukan gejala
kelistrikan pada motor bajaj pulsa 200cc.
5. Kekurangan dari sistem pakar ini tidak bisa menyimpan data diagnosis
pengguna ke dalam database.
5.2 Saran
Setelah penulis menyusun dan membuat suatu sistem pakar perbaikan
kelistrikan pada motor Bajaj Pulsar 200cc, penulis dapat mengetahui apa yang
121
menjadi kelebihan dan kekurangan dari sistem yang penulis susun. Adapun saran
terhadap penggunaan sistem informasi pembelian yang telah dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Untuk pengembangan sistem pakar perbaikan ini tidak hanya berhenti
pada perbaikan kelistrikan saja dapat juga menambah perbaikan yang lain
seperti rangka dan mesin.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan sistem
pakar diagnosis kerusakan dengan menggunakan metode pendukung
lainnya seperti Analitycal Hierarchy Process (AHP) atau bisa juga Depth-
First Search (DFS) atau Breadth-First Search (BFS) atau bisa juga
membandingkan 2 atau lebih metode sistem pakar untuk satu kasus.
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat membuat membuat program berbasis
android.
Demikian saran-saran yang penulis ajukan, diharapkan dengan saran
tersebut sistem pakar diagnosis kerusakan kelistrikan pada motor bajaj pulsar
200cc dapat diimplementasikan dengan lebih baik lagi.
122
DAFTAR PUSTAKA
Arhami. (2005). Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta.: ANDI.
Arief, M. R. (2011). Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL.
Yogyakarta: Andi Offset.
Desiani. (2006). Konsep Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: ANDI.
Hartati, S. d. (2008). Sistem Pakar dan Pengembangannya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Jogiyanto. (2015). Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Kendall, K. E. (2011). Systems Analysis And Design. Ner Jerssey: Pearson
Education Inc.
Kusrini. (2006). Sistem Pakar “Teori dan Aplikasinya”. Yogyakarta: Andi.
Kusumadewi, S. (2016). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ladjamudin. (2010). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Marlan, S. (2007). Komputer Masa Depan Pengenalan Artificial Intelligence.
Yogyakarta: Andi.
Muhammad, A. (2005). Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi.
Murdick, R. G. (2009). Sitem informasi untuk managemen Modern. Jakarta:
Erlangga.
Nuñez, A.-M. (2009). Transitions to College: A Social and Intercultural Capital
Perspective. Harvard Educational: Harvard Educational.
123
Pressman. (2010). Software Engineering : a practitioner’s approach. New York:
McGraw-Hill.
Pressman. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktisi). Yogyakarta:
Andi.
www.bajajautoindonesia.com
Rizky, S. (2011). “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Salahuddin, R. d. (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak.
Bandung: Modula.
Sugiarti, Y. (2011). Metode Penelitian Dibidang Komputer & Teknologi
Informasi. Banten: ANDI.
Sugiarti, Y. (2013). Analisis dan Perancangan UML (Unified Modeling
Languege). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Turban, E. (2005). Decision Support Systems and Intelligent Systems. Yogyakarta:
Andi.
Wawancara
Wawancara Tanggal 16 September 2018
Pewawancara :”Selamat pagi bapak, maaf saya mengganggu.
Kedatangan saya disini bermaksud untuk menanyakan
beberapa hal mengenai perbaikan kelistrikan motor
bajaj pulsar 200cc.”
Narasumber :”Ya silahkan, saya senang bisa membantu.”
Pewawancara :”Baiklah pertanyaan pertama saya, dalam hal
kerusakan kelistrikan motor, menurut bapak masalah
apa yang biasanya paling banyak terjadi?”
Narasumber :”Paling banyak adalah masalah di BCU, ACCU,
Sikring, Relay, Flasher, Kabel, Bohlam, dan Saklar”
Pewawancara :”Apa tanda-tandanya jika accu mengalami masalah?
Narasumber :”biasanya yang terjadi adalah tidak bisa melakukan
start engine dan lampu utama redup.”
Pewawancara :”seberapa penting menurut bapak aplikasi sistem pakar
perbaikan kelistrikan motor?
Narasumber :”menurut saya cukup penting dikarenakan kurangnya
pengetahuan montir ahli pada kelistrikan, dan juga
untuk mempermudah para pengguna motor yang
kurang memahami kerusakan kelistrikan. Selain itu
juga sangat bermanfaat bagi montir baru.
Pewawancara :”Terimakasih atas semua penjelasan yang bapak
berikan, semoga bermanfaat bagi yang memerlukan
pengetahuan tentang perbaikan kelistrikan pada motor
bajaj pulsar200cc.”
Narasumber :”Ya, sama-sama.”
Wawancara pada tanggal 1 Oktober 2018
Pewawancara :”Selamat pagi bapak, maaf saya mengganggu lagi.
Kedatangan saya kali ini bermaksud untuk menanyakan
beberapa hal mengenai apa saja gejala kelistrikan yang
biasa terjadi dimotor bajaj pulsar 200cc.”
Narasumber :”Ya selamat datang kembali, saya senang bila bisa
membantu.”
Pewawancara :”Baiklah pertanyaan pertama saya, dalam hal gejala
kelistrikan motor, menurut bapak apakah satu gejala
hanya dialami pada satu solusi saja atau bisa dialami
di banyak solusi”
Narasumber :”Tentu saja tidak hanya dialami di satu solusi saja
sebagai contoh jika tidak bisa Start Engine solusi yang
bisa di dapatkan bisa jadi BCUnya rusak atau
ACCUnya melemah atau harus ganti ”
Pewawancara :” Baik pa, bolehkah saya meminta data data
gejala,solusi dan data yang menghubungkan antara
gejala dan solusi dan berapa nilai untuk data
hubungan yang biasa terjadi pada kelistrikan motor
bajaj pulsar200cc untuk kelancaran skripsi saya?
Narasumber :”baik berikut data gejala,solusi dan data hubungannya
beserta nilai.”
Kode Gejala Gejala
K01 Tidak Bisa Start Engine
K02 Lampu Speedometer Mati
K03 Klakson Mati
K04 Lampu Utama dekat Mati
K05 Lampu Utama Redup
K06 Lampu utama jauh mati
K07 Lampu sein depan kanan mati
K08 Lampu sein depan kiri mati
K09 Lampu sein belakang kanan mati
K10 Lampu sein belakang kiri mati
K11 Lampu Rem Mati
K12 Lampu Sein spion kanan mati
K13 Lampu Sein spion kiri mati
K14 Lampu Belakang mati
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip
K16 Indikator Panel di Speedometer Aktif
K17 Tidak Bisa Stop Engine
Kode Solusi Solusi
S01 BCU Rusak, Di Reparasi, Ganti
S02 ACCU Melemah, Di Isi Ulang (Charge) /
Ganti
S03 SEKRING Putus, Ganti
S04 RELAY Melemah, Ganti
S05 FLASHER Melemah, Ganti
S06 Kabel Putus, Ganti
S07 Bohlam Mati, Ganti
S08 Saklar Kanan Rusak, Ganti
S09 Saklar Kiri Rusak, Ganti
No. Gejala Solusi CF Pakar
S01
K01 Tidak Bisa Start Engine BCU 0,6
K02 Lampu Speedometer Mati BCU 0,4
K03 Klakson Mati BCU 0,4
K04 Lampu Utama dekat Mati BCU 0,4
K05 Lampu Utama Redup BCU 0,4
K06 Lampu utama jauh mati BCU 0,4
K16 Indikator Panel di Speedometer
Aktif
BCU 0,4
K17 Tidak Bisa Stop Engine BCU 0,8
S02
K01 Tidak Bisa Start Engine ACCU 0,8
K05 Lampu Utama Redup ACCU 0,6
S03
K02 Lampu Speedometer Mati SEKRING 0,6
K04 Lampu Utama dekat Mati SEKRING 0,6
K05 Lampu Utama Redup SEKRING 0,6
K06 Lampu utama jauh mati SEKRING 0,6
K07 Lampu sein depan kanan mati SEKRING 0,4
K08 Lampu sein depan kiri mati SEKRING 0,4
K09 Lampu sein belakang kanan mati SEKRING 0,4
K10 Lampu sein belakang kiri mati SEKRING 0,4
K11 Lampu Rem Mati SEKRING 0,6
K12 Lampu Sein spion kanan mati SEKRING 0,4
K13 Lampu Sein spion kiri mati SEKRING 0,4
K14 Lampu Belakang mati SEKRING 0,6
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip SEKRING 0,6
S04
K03 Klakson Mati RELAY 0,6
K04 Lampu Utama dekat Mati RELAY 0,6
K05 Lampu Utama Redup RELAY 0,4
K06 Lampu utama jauh mati RELAY 0,4
S05
K07 Lampu sein depan kanan mati FLASHER 0,6
K08 Lampu sein depan kiri mati FLASHER 0,6
K09 Lampu sein belakang kanan mati FLASHER 0,6
K10 Lampu sein belakang kiri mati FLASHER 0,6
K12 Lampu Sein spion kanan mati FLASHER 0,6
K13 Lampu Sein spion kiri mati FLASHER 0,6
K15 Lampu Sein tidak berkedip FLASHER 0,6
S06
K01 Tidak Bisa Start Engine
KABEL
PUTUS
0,2
K02 Lampu Speedometer Mati
KABEL
PUTUS
0,2
K03 Klakson Mati
KABEL
PUTUS
0,2
K04 Lampu Utama dekat Mati
KABEL
PUTUS
0,2
K05 Lampu Utama Redup
KABEL
PUTUS
0,2
K06 Lampu utama jauh mati
KABEL
PUTUS
0,2
K07 Lampu sein depan kanan mati
KABEL
PUTUS
0,2
K08 Lampu sein depan kiri mati
KABEL
PUTUS
0,2
K09 Lampu sein belakang kanan mati KABEL 0,2
PUTUS
K10 Lampu sein belakang kiri mati
KABEL
PUTUS
0,2
k11 Lampu Rem Mati
KABEL
PUTUS
0,2
k12 Lampu Sein spion kanan mati
KABEL
PUTUS
0,2
k13 Lampu Sein spion kiri mati
KABEL
PUTUS
0,2
k14 Lampu Belakang mati
KABEL
PUTUS
0,2
k15 Lampu Sein Tidak Berkedip
KABEL
PUTUS
0,2
k16 Indikator Panel di Speedometer
Aktif
KABEL
PUTUS
0,2
k17 Tidak Bisa Stop Engine
KABEL
PUTUS
0,2
S07
K02 Lampu Speedometer Mati BOHLAM 0,4
K04 Lampu Utama dekat Mati BOHLAM 0,4
K06 Lampu utama jauh mati BOHLAM 0,4
K07 Lampu sein depan kanan mati BOHLAM 0,4
K08 Lampu sein depan kiri mati BOHLAM 0,4
K09 Lampu sein belakang kanan mati BOHLAM 0,4
K10 Lampu sein belakang kiri mati BOHLAM 0,4
K11 Lampu Rem Mati BOHLAM 0,6
K12 Lampu Sein spion kanan mati BOHLAM 0,4
K13 Lampu Sein spion kiri mati BOHLAM 0,4
K14 Lampu Belakang mati BOHLAM 0,6
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip BOHLAM 0,6
S08
K01 Tidak Bisa Start Engine SAKLAR
KANAN
0,2
K17 Tidak Bisa Stop Engine
SAKLAR
KANAN
0,2
S09
K03 Klakson Mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K04 Lampu Utama dekat Mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K06 Lampu utama jauh mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K07 Lampu sein depan kanan mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K08 Lampu sein depan kiri mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K09 Lampu sein belakang kanan mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K10 Lampu sein belakang kiri mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K12 Lampu Sein spion kanan mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K13 Lampu Sein spion kiri mati
SAKLAR
KIRI
0,2
K15 Lampu Sein Tidak Berkedip
SAKLAR
KIRI
0,2
Pewawancara :”Terimakasih atas semua penjelasan yang bapak
berikan, semoga bermanfaat bagi yang memerlukan
pengetahuan tentang perbaikan kelistrikan pada motor
bajaj pulsar200cc.”
Narasumber :”Ya, sama-sama.”
Wawancara Tanggal 21 Agustus 2019
Pewawancara : Selamat Siang Bapak.
Narasumber : Selamat Siang juga Dik, ada yang bisa dibantu?
Pewawancara : Mohon maaf mengganggu waktu bapak siang ini saya datang ke
sini untuk memberitahu bahwa saya telah menyelesaikan skripsi
saya dan juga telah menyelesaikan pembuatan aplikasi sistem pakar
diagnosis kerusakan kelistrikan pada motor tipe Bajaj Pulsar 200cc,
selain dari itu tujuan saya yang lain yaitu ingin meminta pendapat
bapak tentang aplikasi yang sudah saya buat ini.
Narasumber : Selamat atas selesainya skripsi adik Semoga berkah dan
bermanfaat ya, baik jika adik ingin saya mengecek aplikasi yang
adik buat dengan senang hati.
Pewawancara : Terimakasih bapak, ini adalah aplikasi sistempakar yang telah
saya buat mohon diberikan pendapat yang membangun ya pak
*Setelah Narasumber melakukan pengecekan aplikasi
Narasumber : Aplikasi ini sudah mengimplementasikan data yang telah saya
berikan dan sesuai dengan yang terjadi di lapangan, dan sangat
membantu saya tentunya dalam memntukan hasil diagnosis
kerusakan,
Pewawancara : Syukurlah pak jika aplikasi yang saya buat telah sesuai dengan
apa yang bapak fikirkan dan sudah sesuai dengan data yang telah
bapak berikan. Terimakasih telah mau memberikan data-data dan
rela meluangkan waktu untuk saya, saya mohon pamit bapak.
Narasumber : Baik dik senang bisa membantu.
INDEX.PHP
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<meta charset="UTF-8">
<title>Kerusakan Motor</title>
<meta content='width=device-
width, initial-scale=1, maximum-
scale=1, user-scalable=no'
name='viewport'>
<!-- bootstrap 3.0.2 -->
<link href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/bootstrap.mi
n.css" rel="stylesheet"
type="text/css" />
<!-- font Awesome -->
<link href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/font-
awesome.min.css" rel="stylesheet"
type="text/css" />
<!-- Ionicons -->
<link href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/ionicons.mi
n.css" rel="stylesheet"
type="text/css" />
<!-- DATA TABLES -->
<link href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/datatables/d
ataTables.bootstrap.css"
rel="stylesheet" type="text/css" />
<!-- Bootstrap Color Picker -->
<link href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/colorpicker/
bootstrap-colorpicker.min.css"
rel="stylesheet" type="text/css" />
<!-- Theme style -->
<link href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/AdminLTE.
css" rel="stylesheet" type="text/css"
/>
<!-- bootstrap wysihtml5 - text
editor -->
<!--
<link href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/bootstrap-
wysihtml5/bootstrap3-
wysihtml5.min.css" rel="stylesheet"
type="text/css" />
<link rel="stylesheet"
type="text/css" href="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/wysiwyg/lib/
css/bootstrap.min.css" />
-->
<link rel="stylesheet"
type="text/css" href="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/wysiwyg/src/
bootstrap-wysihtml5.css" />
<link rel="stylesheet"
type="text/css" href="<?php echo
base_url()?>asset/be/css/jquery.fileu
pload-ui.css" />
<script type='text/javascript'
src='<?php echo
base_url();?>asset/assets/js/jquery-
1.8.2.min.js'></script>
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/jquery-ui-
1.10.3.min.js"
type="text/javascript"></script>
<!-- bootstrap
datepicker -->
<link href="<?php
echo
base_url()?>asset/be/css/datepicker/b
ootstrap-datetimepicker.min.css"
rel="stylesheet" media="screen">
</head>
<body class="skin-blue">
<div class="wrapper row-
offcanvas row-offcanvas-left">
<header
class="main-header">
<nav
class="navbar navbar-static-top">
<div
class="container">
<div class="navbar-header"
style="float:left;">
<div class="navbar-brand">
<img style="max-
width:100px; margin-top: -7px;"
src="<?php echo
base_url()?>asset/img/logo.jpeg">
<a
style="color:#FFFFFF;" href="<?php
echo base_url('beranda')?>">
<small> Deteksi Kerusakan
Motor</small></a>
</div>
<!-- Collect the nav links,
forms, and other content for toggling
-->
</div><!-- /.container-fluid -->
<div style="float: right">
<div class="navbar-brand"
style="color:#FFFFFF;">
<?php if($this-
>session->userdata('LOGGED_IN')
== TRUE){?>
<a
href="<?php echo
base_url('gejala')?>" class="btn btn-
default">Admin</a>
<?php }else{?>
<a
href="<?php echo
base_url('login')?>" class="btn btn-
default">Login</a>
<?php }?>
</div>
</div>
<div style="clear: both"></div>
</nav>
</header>
<!-- <div
class="jumbotron"
style="background: url('<?php echo
base_url()?>asset/img/bg-dai.png');
margin-bottom: -100px; margin-top:
-20px; height:200px;">
</div> -->
<!-- Full
Width Column -->
<div
class="content-wrapper">
<div
class="container">
<!--
Main content -->
<div class="col-md-offset-1
col-md-10">
<?php $this->load-
>view($view)?>
</div>
</div><!-- /.container -->
</div><!--
/.content-wrapper -->
</div><!--
./wrapper -->
</div><!-- ./wrapper -->
<!-- add new calendar event
modal -->
<!-- page script -->
<!-- jQuery 2.0.2 -->
<script type='text/javascript'
src='<?php echo
base_url();?>asset/assets/js/jquery-
1.8.2.min.js'></script>
<!-- Bootstrap -->
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/bootstrap.min
.js" type="text/javascript"></script>
<!-- DATA TABES SCRIPT
-->
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/plugins/datat
ables/jquery.dataTables.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/plugins/datat
ables/dataTables.bootstrap.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/plugins/datat
ables/dataTables.reload.js"
type="text/javascript"></script>
<!-- bootstrap color picker --
>
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/plugins/color
picker/bootstrap-colorpicker.min.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="<?php echo
base_url()
?>asset/be/js/jquery.form.js"
type="text/javascript" ></script>
<!-- AdminLTE App -->
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/AdminLTE/a
pp.js"
type="text/javascript"></script>
<!-- BootBox -->
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/bootbox.min.
js" type="text/javascript"></script>
<!-- Bootstrap
WYSIHTML5 -->
<!--
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/plugins/boots
trap-wysihtml5/bootstrap3-
wysihtml5.all.min.js"
type="text/javascript"></script>
-->
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/wysiwyg/lib/j
s/wysihtml5-0.3.0.js"></script>
<script src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/wysiwyg/src/
bootstrap3-wysihtml5.js"></script>
<!-- Date Picker -->
<script type="text/javascript"
src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/plugins/datep
icker/bootstrap-
datetimepicker.min.js"></script>
<script type="text/javascript"
src="<?php echo
base_url()?>asset/be/js/plugins/datep
icker/locales/bootstrap-
datetimepicker.id.js" charset="UTF-
8"></script>
<!-- auto complete-->
<script type='text/javascript'
src='<?php echo
base_url();?>asset/assets/js/jquery.au
tocomplete.js'></script>
<!-- Memanggil file .css untuk
style saat data dicari dalam filed -->
<link href='<?php echo
base_url();?>asset/assets/js/jquery.au
tocomplete.css' rel='stylesheet' />
<!-- Memanggil file .css
autocomplete_ci/assets/css/default.cs
s -->
<link href='<?php echo
base_url();?>asset/assets/css/default.
css' rel='stylesheet' />
<!-- page script -->
<script type="text/javascript">
$(function() {
$("#example1").dataTable();
$('#example2').dataTable({
"bPaginate": true,
"bLengthChange": false,
"bFilter": false,
"bSort": true,
"bInfo": true,
"bAutoWidth": false
});
//Colorpicker
$(".my-
colorpicker1").colorpicker();
//color picker with addon
$(".my-
colorpicker2").colorpicker();
$(".textarea").wysihtml5();
//$('.textarea').wysihtml5();
});
</script>
<script
type="text/javascript">
$('#print-
hasil').click(function(){
Popup($('.hasil')[0].outerHTML);
function
Popup(data)
{
window.print();
return true;
}
});
</script>
</body>
</html>
GEJALAVIEW.PHP
<!-- Content Header (Page header) --
>
<section class="content-header">
<h1 style="text-align:left">
Gejala
</h1>
<ol class="breadcrumb">
<li><a href="#"><i
class="fa fa-dashboard"></i>
Home</a></li>
<li
class="active">Gejala</li>
</ol>
</section>
<!-- Main content -->
<section class="content">
<div class="box">
<div class="box-
header">
<h3
class="box-title">
<button
class="btn btn-primary" id="btn-
new" style="min-width:80px">New
</button>
</h3>
</div>
<!-- /.box-header -->
<div id="confirm-
msg" title="Confirmation"></div>
<div class="box-body
table-responsive">
<table id="tbl-
list" class="table table-bordered
table-striped">
<thead>
<tr>
<th>No</th>
<th>Kode</th>
<th>Keterangan</th>
<!-- <th>Kelompok
Gejala</th> -->
<th width="90px"
>Aksi</th>
</tr>
</thead>
<tbody>
<tr>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div><!-- /.box-body
-->
</div><!-- /.box -->
<div class="modal fade"
id="winform" tabindex="-999"
role="dialog" aria-labelledby="btn-
new" aria-hidden="true">
</div>
</section><!-- /.content -->
<script type="text/javascript">
function pesan_succ(pesan){
var temp = '<div class="alert
alert-success alert-dismissable"><i
class="fa fa-check"></i><button
type="button" class="close" data-
dismiss="alert" aria-
hidden="true">×</button>'+p
esan+'</div>';
return temp;
}
function delete_gejala(id){
$(document).ready(function() {
bootbox.confirm("Apakah
data ini akan dihapus?",
function(result) {
if(result) {
$.ajax({
type: "POST",
url: "<?php echo
base_url()?>gejala/delete",
data: "id=" + id,
beforeSend: function
(){
},
success:
function(data){
$('#confirm-
msg').html(pesan_succ('Data has
been deleted !'));
setTimeout(function(){$('#co
nfirm-msg').html('')}, 1000);
setTimeout(function(){
$('#tbl-
list').dataTable().fnReloadAjax() },
1000);
}
});
}
});
});
}
function window_edit(id) {
$(document).ready(function() {
$.ajax({
url: "<?php
echo base_url()?>gejala/edit",
type:"POST",
data: "id=" +
id,
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response);
$("#winform").modal('show');
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
}
$(document).ready(function(){
$('#tbl-list').dataTable({
"sPaginationType":
"bootstrap",
"bProcessing": false,
"bServerSide": true,
"iDisplayLength":10,
"aoColumns": [
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false, "sWidth":"90px"}
],
"sAjaxSource": "<?php echo
base_url();?>gejala/get_list",
});
$('#btn-new').click(function(){
$.ajax({
url: "<?php
echo base_url()?>gejala/add",
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
$('#id').val('');
$('#kode').val('');
$('#keterangan').val('');
$('#kelompok_gejala_id').val('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response
);
$("#winform").modal('show')
;
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
});
</script>
GEJALAPENYAKIT.PHP
<!-- Content Header (Page header) --
>
<section class="content-header">
<h1 style="text-align:left">
Hubungan
</h1>
<ol class="breadcrumb">
<li><a href="#"><i
class="fa fa-dashboard"></i>
Home</a></li>
<li
class="active">Hubungan</li>
</ol>
</section>
<!-- Main content -->
<section class="content">
<div class="box">
<div class="box-
header">
<h3
class="box-title">
<button
class="btn btn-primary" id="btn-
new" style="min-width:80px">New
</button>
</h3>
</div>
<!-- /.box-header -->
<div id="confirm-
msg" title="Confirmation"></div>
<div class="box-body
table-responsive">
<table id="tbl-
list" class="table table-bordered
table-striped">
<thead>
<tr>
<th>No</th>
<th>Gejala</th>
<th>Solusi</th>
<!-- <th>MD</th>-->
<th>CF Pakar</th>
<th width="90px"
>Aksi</th>
</tr>
</thead>
<tbody>
<tr>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div><!-- /.box-body
-->
</div><!-- /.box -->
<div class="modal fade"
id="winform" tabindex="-999"
role="dialog" aria-labelledby="btn-
new" aria-hidden="true">
</div>
</section><!-- /.content -->
<script type="text/javascript">
function pesan_succ(pesan){
var temp = '<div class="alert
alert-success alert-dismissable"><i
class="fa fa-check"></i><button
type="button" class="close" data-
dismiss="alert" aria-
hidden="true">×</button>'+p
esan+'</div>';
return temp;
}
function
delete_gejala_penyakit(id){
$(document).ready(function() {
bootbox.confirm("Apakah
data ini akan dihapus?",
function(result) {
if(result) {
$.ajax({
type: "POST",
url: "<?php echo
base_url()?>gejala_penyakit/delete",
data: "id=" + id,
beforeSend: function
(){
},
success:
function(data){
$('#confirm-
msg').html(pesan_succ('Data has
been deleted !'));
setTimeout(function(){$('#co
nfirm-msg').html('')}, 1000);
setTimeout(function(){
$('#tbl-
list').dataTable().fnReloadAjax() },
1000);
}
});
}
});
});
}
function window_edit(id) {
$(document).ready(function() {
$.ajax({
url: "<?php
echo
base_url()?>gejala_penyakit/edit",
type:"POST",
data: "id=" +
id,
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response);
$("#winform").modal('show');
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
}
$(document).ready(function(){
$('#tbl-list').dataTable({
"sPaginationType":
"bootstrap",
"bProcessing": false,
"bServerSide": true,
"iDisplayLength":10,
"aoColumns": [
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false, "sWidth":"90px"}
],
"sAjaxSource": "<?php echo
base_url();?>gejala_penyakit/get_list
",
});
$('#btn-new').click(function(){
$.ajax({
url: "<?php
echo
base_url()?>gejala_penyakit/add",
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
$('#id').val('');
$('#gejala_id').val('');
$('#penyakit_id').val('');
//$('#md').val('');
$('#mb').val('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response
);
$("#winform").modal('show')
;
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
});
</script>
KELOMPOKGEJALA.PHP
<!-- Content Header (Page header) --
>
<section class="content-header">
<h1 style="text-align:left">
Kelompok Gejala
</h1>
<ol class="breadcrumb">
<li><a href="#"><i
class="fa fa-dashboard"></i>
Home</a></li>
<li
class="active">Kelompok
Gejala</li>
</ol>
</section>
<!-- Main content -->
<section class="content">
<div class="box">
<div class="box-
header">
<h3
class="box-title">
<button
class="btn btn-primary" id="btn-
new" style="min-width:80px">New
</button>
</h3>
</div>
<!-- /.box-header -->
<div id="confirm-
msg" title="Confirmation"></div>
<div class="box-body
table-responsive">
<table id="tbl-
list" class="table table-bordered
table-striped">
<thead>
<tr>
<th>No</th>
<th>Nama</th>
<th>Keterangan</th>
<th width="90px"
>Aksi</th>
</tr>
</thead>
<tbody>
<tr>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div><!-- /.box-body
-->
</div><!-- /.box -->
<div class="modal fade"
id="winform" tabindex="-999"
role="dialog" aria-labelledby="btn-
new" aria-hidden="true">
</div>
</section><!-- /.content -->
<script type="text/javascript">
function pesan_succ(pesan){
var temp = '<div class="alert
alert-success alert-dismissable"><i
class="fa fa-check"></i><button
type="button" class="close" data-
dismiss="alert" aria-
hidden="true">×</button>'+p
esan+'</div>';
return temp;
}
function delete_gejala(id){
$(document).ready(function() {
bootbox.confirm("Apakah
data ini akan dihapus?",
function(result) {
if(result) {
$.ajax({
type: "POST",
url: "<?php echo
base_url()?>kelompok_gejala/delete"
,
data: "id=" + id,
beforeSend: function
(){
},
success:
function(data){
$('#confirm-
msg').html(pesan_succ('Data has
been deleted !'));
setTimeout(function(){$('#co
nfirm-msg').html('')}, 1000);
setTimeout(function(){
$('#tbl-
list').dataTable().fnReloadAjax() },
1000);
}
});
}
});
});
}
function window_edit(id) {
$(document).ready(function() {
$.ajax({
url: "<?php
echo
base_url()?>kelompok_gejala/edit",
type:"POST",
data: "id=" +
id,
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response);
$("#winform").modal('show');
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
}
$(document).ready(function(){
$('#tbl-list').dataTable({
"sPaginationType":
"bootstrap",
"bProcessing": false,
"bServerSide": true,
"iDisplayLength":10,
"aoColumns": [
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false, "sWidth":"90px"}
],
"sAjaxSource": "<?php echo
base_url();?>kelompok_gejala/get_li
st",
});
$('#btn-new').click(function(){
$.ajax({
url: "<?php
echo
base_url()?>kelompok_gejala/add",
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
$('#id').val('');
$('#nama').val('');
$('#keterangan').val('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response
);
$("#winform").modal('show')
;
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
});
</script>
LOGIN.PHP
<div class="content"
style="padding:10px 40px;">
<form method="post"
action="<?php echo
base_url('login/submit')?>">
<div style="padding: 0 30%;
margin-top: 100px">
<div class="text-center">
<h3><strong>Halaman
Login</strong></h3>
</div>
<br />
<?php if($this->session-
>flashdata('success')){ ?>
<div class="alert alert-
success">
<button type="button"
class="close" data-
dismiss="alert">x</button>
<?php echo $this-
>session->flashdata('success'); ?>
</div>
<?php }else if($this->session-
>flashdata('error')){?>
<div class="alert alert-
danger">
<button type="button"
class="close" data-
dismiss="alert">x</button>
<?php echo $this-
>session->flashdata('error'); ?>
</div>
<?php }?>
<div class="form-group">
<input type="text"
name="username" id="username_id"
class="form-control input-lg"
placeholder="Username" required>
</div> <!-- / Username -->
<div class="form-group">
<input type="password"
name="password" id="password_id"
class="form-control input-lg"
placeholder="Password" required>
</div> <!-- / Password -->
<div class="form-actions">
<input type="submit"
value="Masuk" class="btn btn-
primary btn-block btn-lg">
</div> <!-- / .form-actions --
>
</div>
</form>
</div>
PENYAKITVIEW.PHP
<!-- Content Header (Page header) --
>
<section class="content-header">
<h1 style="text-align:left">
Solusi
</h1>
<ol class="breadcrumb">
<li><a href="#"><i
class="fa fa-dashboard"></i>
Home</a></li>
<li
class="active">Solusi</li>
</ol>
</section>
<!-- Main content -->
<section class="content">
<div class="box">
<div class="box-
header">
<h3
class="box-title">
<button
class="btn btn-primary" id="btn-
new" style="min-width:80px">New
</button>
</h3>
</div>
<!-- /.box-header -->
<div id="confirm-
msg" title="Confirmation"></div>
<div class="box-body
table-responsive">
<table id="tbl-
list" class="table table-bordered
table-striped">
<thead>
<tr>
<th>No</th>
<th>Kode</th>
<th>Nama</th>
<th>Keterangan</th>
<th width="90px"
>Aksi</th>
</tr>
</thead>
<tbody>
<tr>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
<td></td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div><!-- /.box-body
-->
</div><!-- /.box -->
<div class="modal fade"
id="winform" tabindex="-999"
role="dialog" aria-labelledby="btn-
new" aria-hidden="true">
</div>
</section><!-- /.content -->
<script type="text/javascript">
function pesan_succ(pesan){
var temp = '<div class="alert
alert-success alert-dismissable"><i
class="fa fa-check"></i><button
type="button" class="close" data-
dismiss="alert" aria-
hidden="true">×</button>'+p
esan+'</div>';
return temp;
}
function delete_penyakit(id){
$(document).ready(function() {
bootbox.confirm("Apakah
data ini akan dihapus?",
function(result) {
if(result) {
$.ajax({
type: "POST",
url: "<?php echo
base_url()?>penyakit/delete",
data: "id=" + id,
beforeSend: function
(){
},
success:
function(data){
$('#confirm-
msg').html(pesan_succ('Data has
been deleted !'));
setTimeout(function(){$('#co
nfirm-msg').html('')}, 1000);
setTimeout(function(){
$('#tbl-
list').dataTable().fnReloadAjax() },
1000);
}
});
}
});
});
}
function window_edit(id) {
$(document).ready(function() {
$.ajax({
url: "<?php
echo base_url()?>penyakit/edit",
type:"POST",
data: "id=" +
id,
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response);
$("#winform").modal('show');
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
}
$(document).ready(function(){
$('#tbl-list').dataTable({
"sPaginationType":
"bootstrap",
"bProcessing": false,
"bServerSide": true,
"iDisplayLength":10,
"aoColumns": [
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false},
{"bSearchable": false,
"bSortable": false, "sWidth":"90px"}
],
"sAjaxSource": "<?php echo
base_url();?>penyakit/get_list",
});
$('#btn-new').click(function(){
$.ajax({
url: "<?php
echo base_url()?>penyakit/add",
beforeSend:
function(response){
$('#winform').html('');
$('#id').val('');
$('#kode').val('');
$('#nama').val('');
$('#keterangan').val('');
},
success:
function(response){
$("#winform").html(response
);
$("#winform").modal('show')
;
},
dataType:
"html"
});
return false;
});
});</script>