skripsi pgsd

16
NAMA : RAHMAYANI NPM : 11111100007 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN 60 BANDA ACEH A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang mempelajari aspek kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Pelajaran IPA di SD memiliki arti penting bagi siswa, karena melalui pembelajaran inilah pertama kali diletakkan berbagai ilmu kemampuan dasar mengenai alam beserta isinya. Pelajaran IPA di sekolah dasar merupakan salah satu upaya agar siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dengan mempelajari dari diri sediri maupun alam sekitar, yang memiliki keterampilan proses bersikap ilmiah melalui pengalaman secara langsung, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejalagejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan. Pentingnya pembelajaran IPA di SD untuk membentuk karakter siswa yang berinter aksi dengan baik dalam kehidupan di lingkungan sekitar. Pada pelaksanaannya, pembelajaran IPA di SD seringkali hanya sebatas penyampaian materi tanpa adanya pembelajaran yang bermakna. Sebagian besar guru hanya menyampaikan materi pelajaran IPA secara satu arah, sehingga siswa hanya dapat menerima materi tanpa memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terlaksananya pembelajaran bermakna maka siswa

Upload: khairul-ifrad

Post on 25-Sep-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

NAMA: RAHMAYANI

NPM: 11111100007

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN 60 BANDA ACEH

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang mempelajari aspek kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Pelajaran IPA di SD memiliki arti penting bagi siswa, karena melalui pembelajaran inilah pertama kali diletakkan berbagai ilmu kemampuan dasar mengenai alam beserta isinya. Pelajaran IPA di sekolah dasar merupakan salah satu upaya agar siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dengan mempelajari dari diri sediri maupun alam sekitar, yang memiliki keterampilan proses bersikap ilmiah melalui pengalaman secara langsung, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejalagejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan. Pentingnya pembelajaran IPA di SD untuk membentuk karakter siswa yang berinter aksi dengan baik dalam kehidupan di lingkungan sekitar.

Pada pelaksanaannya, pembelajaran IPA di SD seringkali hanya sebatas

penyampaian materi tanpa adanya pembelajaran yang bermakna. Sebagian besar guru hanya menyampaikan materi pelajaran IPA secara satu arah, sehingga siswa hanya dapat menerima materi tanpa memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terlaksananya pembelajaran bermakna maka siswa memiliki kemampuan penguasaan konsep yang baik. Penguasaan konsep yang dipelajari dapat diukur dari nilai siswa.

Rendahnya nilai hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor baik dari guru maupun dari siswa. Faktor penyebab rendahnya nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA adalah pebelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional,pembelajaran tidak berjalan interaktif atau masih berpusat pada guru. Masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang monoton sehingga pembelajaran IPA terasa jenuh dan siswa kurang memahami bagaimana peranan sesuatu hal terhadap alam atau lingkungannya.

Melihat masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas yakni, banyaknya nilai hasil belajar siswa di bawah KKM, model pembelajaran yang monoton dan masih berpusat kepada guru, siswa yang terbiasa menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru dan tidak dilibatkan dalam menemukan konsep, kurangnya keberanian siswa untuk bertanya kepada guru, maka peneliti menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPA pada materi bumi dan alam semesta.

Model cooperative learning tipe NHT belum pernah diterapkan sebelumnya di kelas SD. Model cooperative learning tipe NHT memungkinkan siswa untuk mengeluarkan idea atau gagasan dalam menemukan konsep dan terlibat dalam pembelajaran untuk memahami konsep yang diberikan oleh guru. Dengan diterapkannya model cooperative learning tipe NHT siswa dapat saling membantu menguasai konsep. Model Cooperative Learning tipe NHT merupakan suatu strategi belajar berkelompok dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi ide dan mendiskusikan jawaban yang paling tepat. Pada model cooperative learning tipe NHT diharapkan siswa dapat saling membantu dalam proses pembelajaran sehingga setiap siswa menguasi konsep pembelajaran dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis mendapatkan permasalahan utama dalam penelitian yaitu :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam dengan Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN 60 Banda Aceh?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam dengan Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN SDN 60 Banda Aceh?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas V SDN 60 Banda Aceh dengan Model Cooperative Learning tipe NHT?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam dengan Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN 53 Banda Aceh.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam dengan Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN 53 Banda Aceh.

3. Mengetahui hasil belajar siswa kelas V SDN 53 Banda Aceh dengan Model Cooperative Learning tipe NHT.

NAMA: RAHMAYANI

NPM: 11111100007

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 60 BANDA ACEH

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, beriman, dan mandiri serta menjadi warga negara yang demokkratis bertanggung jawab.

Jadi pendidikan secara garis besar adalah upaya membentuk suatu

lingkungan anak yang dapat meransang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan yang diinginkan dalam kebiasaan dan sifatnya. Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (dalam Sulistiyorini, 2007:21) mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan untuk membuat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan kurikulun yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Selain itu juga, penyusunan KTSP oleh satuan pendidikan memungkinkan adanya penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerahnya masing-masing KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, strukur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Dan salah satu kelompok mata pelajaran yang termuat dalam KTSP adalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Jadi, dalam pembelajaran IPA bukan hanya sekedar menghafalkan konsep, melainkan dalam proses pembelajaran IPA diharapkan peserta didik dapat memiliki sikap dan kemampuan yang berguna bagi dirinya dalammengalami perubahan yang terjadi dilingkunganya.

Dalam mata pelajaran IPA di kelas IV terdapat materi pemanfaatan sumber daya alam. Dalam proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, siswa bukan hanya berperan sebagai penerima ilmu pengetahuan atau informasi dari guru, akan tetapi harus terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Namun, kenyataannya yang ditemukan di lapangan tidak selalu demikian. Dari hasil observasi yang telah dilakukan Nilai hasil belajar siswa yang terbilang rendah pada materi pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut anatar lain: kurang tepatnya penggunaan media, tidak adanya model atau strategi pembelajaran, ketidakmampuan guru untuk mefasilitasi kebutuhan siswa dalam pembelajaran, kesulitan guru dalam mengelola kelas, penggunaan instrumen evaluasi yang kurang tepat, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, komunikasi satu arah guru-siswa, serta siswa sebagai objek pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka saya ingin menerapkan suatu inovasi dalam pembelajaran yaitu dengan PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY sebagai model pembelajaran dalam materi pemanfaatan sumber daya alam.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada materi pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh?

2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada materi pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh?

3) Bagaimanakah hasil belajar IPA materi pemanfaatan sumber daya alam pada siswa Kelas IV SDN 60 Banda Aceh dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis

hal-hal sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada materi pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada materi pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.

NAMA: RAHMAYANI

NPM: 11111100007

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SIWA KELAS V DI SDN 60 BANDA ACEH

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai

jika ada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran di kelas. Interaksi tersebut harus dalam proses komunikasi yang aktif dan edukatif antara guru dengan peserta didik yang saling menguntungkan kedua belah pihak agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efisien dan efektif. Hanya dengan proses pembelajaran yang baik, tujuan pembelajaran dapat dicapai sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku melalui kegiatan belajar.

Salah satu upaya untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi

antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan memantapkan

penerimaan peserta didik terhadap isi pembelajaran adalah dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran adalah metode kerja kelompok. Menurut Moedjiono ( 1992 : 61 ) mengemukakan bahwa metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas tugas belajar secara bersama sama Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menjadikan siswa saling berinteraksi antara teman-temannya dengan jalan membuat suatu kelompok kelompok kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas. Dalam proses belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran matematika, seseorang dituntut untuk mampu mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran matematika.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis merancang kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik sehingga diharapkan

peserta didik dapat bergairah, lebih aktif dan kreatif serta termotivasi untuk belajar,

sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan hasil belajar peserta didik dapat

memuaskan. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode kerja kelompok sebagai upaya meningkatkan kompetensi peserta didik pada pembelajaran hitung campuran bilangan bulat. Penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai penggunaan metode kerja kelompok untuk peningkatan kompetensi peserta didik.

Dari pernyataan di atas, maka pembelajaran selayaknya disajikan pada situasi yang menyenangkan bagi peserta didik agar peserta didik lebih memahami pelajaran. Penulis akan menggunakan metode kerja kelompok untuk menarik minat

dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran. Penggunaan metode kerja

kelompok membuat pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan, materi pelajaran

dapat lebih mudah diserap dan diendapkan oleh peserta didik. Metode kerja

kelompok merupakan salah satu metode pembelajaran yang menuntut peserta didik

dapat terlibat secara sosio emosional dan intelektual dalam proses belajar

mengajar khususnya pembelajaran hitung campuran bilangan bulat.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan. Penelitian yang akan penulis lakukan dengan judul Penerapan Metode Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Matematika Materi Hitung Bilangan Bulat Pada Siwa Kelas V Di Sdn 56 Banda Aceh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya

permasalahan yang akan diteliti adalah

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menerapkan metode kerja kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh?

2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menerapkan metode kerja kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh?

3) Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan metode kerja kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menerapkan metode kerja kelompok dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh

2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menerapkan metode kerja kelompok dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh.

3) mendeskripsikan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan metode kerja kelompok

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI KELAS V SDN 60 BANDA ACEH

Pendidikan kita mengacu kepada tujuan pendidikan yang dituangkan dalam

Undang-undang Nomor 2/2000 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab I pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut :

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Untuk mencapai tujuan pendidikan diatas yang memiliki peranan penting adalah orang yang mampu mendidik, karena melalui proses pendidikan manusia bisa mencapai kesempurnaan dalam hidup, sebagaimana menurut Udin Syaefudin Saud (2005: 5) mengatakan bahwa:

Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya,

karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat

mempengaruhi perkembangan fisik, mental emosional, moral dan keimanan

dan ketaqwaan manusia.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa peran pendidik sangat penting karena bisa mempengaruhi dan mengubah perkembangan mental, pertumbuhan fisik, moral manusia dan juga peningkatan keimanan kepada Tuhan yang maha esa. Untuk mencapai semua itu pendidik harus mampu memberikan layanan terhadap siswa serta mampu mengemas metode serta menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik suatu pelajaran. Kesiapan guru mengenalkarakteristik siswa dalam pembelajaran meruapakan modal utama penyampaian bahan pelajaran dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah Dasar penting sekali memperhatikan karakteristik materi pelajaran dihubungkan dengan tahap-tahap perkembangan anak seusia 6-12 tahun, serta metode atau model pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa, sehingga selama proses belajar mengajar siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan enjoy dan tidak membosankan, dengan pembelajaran yang menarik siswa akan bersemangat untuk belajar baik itu dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

Melihat pada suatu kenyataan yang terjadi dilapangan masih banyak sekali guru yang tidak memperhatikan hal yang penting yang diungkapkan diatas, mereka mengajar hanya menggugurkan suatu kewajiban, hanya mentranfer ilmu

pengetahuan, tidak memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti aspek social budaya, etika dan yang lainnya. Metode yang diberikan monoton hanya ceramah dan ceramah, tidak berpikir kreatif untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik.

Peneliti mencoba menelaah secara kilas balik mengapa nilai untuk materi energi dan perubahannya tergolong rendah, setelah ditelaah ternyata metode yang digunakan konvensional yaitu ceramah, dimana guru hanya memberikan pengetahuan kepada siswa secara searah, guru terus yang ceramah tanpa memberikan keleluasaan pada siswa untuk berpikir, siswa hanya diam, duduk mendengarkan materi, dan mencatat . Proses pembelajaran seperti ini tentunya lama kelamaan menjadi monoton, membosankan dan kurang menarik perhatian siswa. Dan ternyata hasil yang diperolehnyapun sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan inovasi dalam pembelajaran, dengan menggunakan model pembelajara yang aktif, kraeatif dan menyenangkan . pada kesempatan ini peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Together) dengan harapan dengan menggunakan model ini siswa lebih terlibat aktif dan mampu memahami tentang materi energi dan perubahannya.

Dari latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe NHT (Numbered Heads Together) Dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada materi energi dan Perubahannya di kelas III SDN 18 Banda Aceh

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1) Bagaimanakah perencanaan penerapan model pembelajran Cooperative Tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi dan perubahannya di kelas III SDN 18 Banda Aceh?

2) Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi dan perubahannya di kelas III SDN 18 Banda Aceh?

3) Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada materi energi dan perubahannya di kelas III SDN 18 Banda Aceh setelah menerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together).

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemasalahan diatas, tujuan secara umum dari penelitian ini

adalah untuk memperbaiki kualitas Pembelajaran IPA pada materi energi dan perubahannya di SDN 10 Banda Aceh melalui penerapan Model Cooperative Tipe NHT (numbered Heads Together). .

Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1) Mengungkap perencanaan penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe NHT (Numbered Heads Together) pada materi energi dan perubahnya di kelas III SD N 18 Banda Aceh.

2) Mengungkap pelaksanaan penerapan Pembelajaran Cooperative Tipe NHT (Numbered Heads Together) pada materi energi dan perubahannya.

3) Mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa pada materi energi dan perubahnnya di kelas III SD N 18 Banda Aceh melalui penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe NHT (Numbered Heads Together)