skripsi penilaian tingkat kesehatan bank dengan
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE REC PADA PT BANK BRI
SYARIAH TBK PERIODE 2014-2018
Oleh:
SHELLA YULIANA
NPM.1602100068
Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H/2020 M
ii
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE REC PADA PT BANK BRI
SYARIAH TBK PERIODE 2014-2018
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
SHELLA YULIANA
NPM.1602100068
Pembimbing 1 : Hj. Siti Zulaikha, S.Ag.,MH
Pembimbing II : Selvia Nuriasari, M.E.I
Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H/ 2020 M
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE REC PADA PT BANK BRI SYARIAH TBK PERIODE 2014-2018
Shella Yuliana
NPM.1602100068
Penelitian tingkat kesehatan bank bertujuan mengetahui kondisi kesehatan PT
Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 dengan menggunakan metode REC.
Sehingga dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan
dibank tersebut. Dan dapat mengetahui kemampuan bank dalam menghimpun,
mengelola, dan menyalurkan dana dari masyarakat, lembaga lain, ataupun dari modal
sendiri. Serta untuk mengevaluasi berhasil atau tidaknya manajemen yang diterapkan
dalam memimpin perusahaan sehingga mengetahui kemampuan untuk memenuhi
kewajiban kepada pemilik modal, dan karyawan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library research), Sumber
data yang digunakan adalah data sekunder. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah studi dokumentasi, dengan menggunakan literature
berupa buku, jurnal, laporan keuangan publikasi PT Bank BRI Syariah Tbk tahun
2014-2018, Peraturan Bank Indonesia dengan teknik analisis data berdasarkan NPF
(Non Performing Financing), ROA (Return On Assets) dan rasio CAR (Capital
Adequancy Ratio).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, NPF (Non Performing
Financing) pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014 - 2018 cenderung mengalami
penurunan kesehatan. ROA (Return On Assets) PT Bank BRI Syariah tahun 2014 -
2018 cenderung mengalami penurunan kesehatan.CAR pada PT Bank BRI Syariah
tahun 2014 - 2018 cenderung mengalami peningkatan kesehatan. Berdasarkan hasil
penelitian dari ketiga rasio tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa PT Bank
BRI Syariah tahun 2014 - 2018 cenderung fluktuatif. Untuk menjaga kesehatan bank
tersebut agar selalu mengalami kenaikan tingkat kesehatan, bank harus
meningkatkan kinerja dalam mengelola aktiva dan meminimalisir resiko pembiayaan
bermasalah yang ada, menekan biaya, serta menjaga persentase kenaikan ATMR
tidak lebih besar dari persentase kenaikan modal. Agar laba yang diperoleh untuk
tahun tahun selanjutnya mengalami peningkatan
Kata Kunci: Kinerja Bank, Tingkat Kesehatan Bank, dan RGEC
vii
viii
MOTTO
ى يأمركم ان تؤدوا ال منت ال با تحكموا ان س النا وا ذا حكمتم بين اهلها ان الله
ان لعدل ا الله ان به يعظكم نعم ا بصيرا ن كا الله سميع
"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya
kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi
pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. An-
Nisa' 4: Ayat 58)
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, maka dengan ketulusan dan kerendahan hati karya ini peneliti
persembahkan kepada:
1. Ibunda tercinta Sri Rahayu dan Ayahanda Sunaryo, Terima kasih senantiasa
mendampingi dalam setiap langkah dengan penuh kasih sayang, nasihat,
dukungan serta doa yang tiada hentinya.
2. Teman - teman seperjuangan Serly Masahul Khoiriyah, Desi Fitriana,
Navidatulilla, Zerly Tivi Anisa, Mia Triana. Terimakasih telah mendukung,
mengingatkan serta mendoakan dalam penyusunan skripsi ini dan telah
menorehkan banyak kenangan bersama-sama selama ini.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode REC Pada PT
Bank BRI Syariah Tbk Periode 2014-2018, skripsi ini adalah bagian dari persyaratan
untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada pihak pihak yang telah membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu peneliti secara khusus mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu.Prof.Dr.Hj. Enizar,M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro.
2. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Metro.
3. Ibu Reonika Puspita Sari, M.E.Sy, selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
4. Ibu Hj. Siti Zulaikha, S.Ag.,MH selaku pembimbing I dan Ibu Selvia Nuriasari,
M.E.I selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dalam
mengarahkan dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen/karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, sarana dan prasarana selama peneliti menempuh pendidikan.
6. Keluarga kosan Adinda, serta teman-teman Perbankan Syariah Angkatan 2016.
Terimakasih telah mendukung, mengingatkan serta mendoakan dalam
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
NOTA DINAS ................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ORSINALITAS PENELITIAN ....................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Batasan Masalah .............................................................................. 7
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8
E. Penelitian Relevan ........................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah ................................................................................. 12
B. Laporan Keuangan ........................................................................ 13
C. Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC .............................. 14
1. Risk Profile.............................................................................. 15
2. Good Corporate Governance (GCG) ........................................ 19
3. Earning .................................................................................... 20
4. Capital ..................................................................................... 22
5. Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ........... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................... 26
B. Sumber Data .................................................................................. 27
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 27
xiii
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT Bank BRI Syariah Tbk ................................ 33
B. Penilaian Kesehatan PT Bank BRI Syariah Tbk dilihat dari Metode
REC .............................................................................................. 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 58
B. Saran ............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF........................... 17
Tabel 2.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator GCG ......................... 20
Tabel 2.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA......................... 21
Tabel 2.4 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator .................................. 23
Tabel 3.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF........................... 29
Tabel 3.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA......................... 30
Tabel 3.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator................................... 30
Tabel 4.1 Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M) ........................................ 41
Tabel 4.2 Jumlah Pembiayaan ........................................................................... 42
Tabel 4.3 Laba Sebelum Pajak ........................................................................... 43
Tabel 4.4 Total Aset ........................................................................................... 44
Tabel 4.5 Rata- rata Total Aset ........................................................................... 46
Tabel 4.6 Total Modal ........................................................................................ 47
Tabel 4.7 Total ATMR....................................................................................... 48
Tabel 4.8 Perhitungan NPF Gross PT Bank BRI Syariah .................................... 49
Tabel 4.9 Perhitungan ROA PT Bank BRI Syariah ............................................ 52
Tabel 4.10 Perhitungan CAR PT Bank BRI Syariah ........................................... 55
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 pencapaian kinerja PT Bank BRI Syariah ......................................... 4
Gambar 4.1 Pertumbuhan Total Aset ................................................................. 35
Gambar 4.2 Pertumbuhan Laba Sebelum Pajak .................................................. 36
Gambar 4.3 Pertumbuhan Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M) .......................... 37
Gambar 4.4 Pertumbuhan Total Pembiayaan ..................................................... 37
Gambar 4.5 Pertumbuhan Modal ....................................................................... 38
Gambar 4.6 Pertumbuhan ATMR ...................................................................... 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi
2. SK Pembimbing Skripsi
3. Surat Keterangan Bebas Pustaka
4. Alat Pengumpul Data
5. Outline
6. Ikhtisar Keuangan PT Bank BRI Syariah Tahun 2014-2018
7. Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang Undang yang mengatur tentang perbankan syariah yaitu
Undang Undang No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 2, bank adalah badan usaha
dalam aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito
tabungan dan simpanan dari pihak yang memiliki kelebihan dana yang kemudian
disalurkan kembali kepada pihak yang membutuhkan atau kekurangan dana
dalam bentuk kredit untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.1
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang bergerak dibidang keuangan
dalam aktivitasnya berkaitan dengan menghimpun dana serta menyalurkan dana.2
Sistem keuangan di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok yaitu lembaga
keuangan bank syariah dan lembaga keuangan bukan bank syariah. Perbankan
syariah adalah sistem perbankan yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah
islam. Dimana terdapat larangan menggunakan sistem bunga atau yang biasa
disebut dengan riba dalam pinjam meminjam, larangan untuk melakukan usaha
yang haram seperti usaha yang berkaitan dengan minuman keras dan lain lain.3
Bank yang sehat adalah bank yang dapat memberi manfaat untuk semua
pihak yang terkait yaitu pemilik bank, pengelola bank, masyarakat umum, bank
1 Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. 2 Irham Fahmi, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi (Bandung:
Alfabeta, 2014), halaman 2. 3 Djoko Muljono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan Syariah
(Yogyakarta: ANDI, 2015), 414.
2
sentral, pemerintah serta masyarakat yang telah menggunakan jasa bank.4
Gambaran kondisi keuangan bank biasanya tercermin didalam laporan
keuangannya. Laporan keuangan adalah hasil catatan seluruh kegiatan transaksi
keuangan perusahaan. Laporan ini dibuat untuk manajemen dan pihak lain yang
memiliki kepentingan dengan data keuangan perusahaan.Laporan keuangan
disusun untuk memberikan informasi berbagai pihak.5
Bank yang tidak sehat. selain membahayakan bank sendiri, dapat juga
membahayakan pihak lain. Penilaian kesehatan bank sangat penting karena bank
telah diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk mengelola dananya artinya
bank harus bisa menjaga dan memelihara kepercayaan dari masyarakat, apabila
masyarakat pemilik dana menarik dananya, bank harus sanggup mengembalikan
dana yang dikelola setiap saat.6
Untuk mengawasi kondisi kesehatan setiap bank telah ditentukan oleh
pemerintah melalui Bank Indonesia. Suatu bank diwajibkan membuat laporan
secara rutin atau berkala mengenai aktivitasnya dalam suatu periode. Penilaian
ini bertujuan agar dapat menjaga kualitas kinerjanya sehingga dapat mengetahui
apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak
sehat. Sehingga dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dibank tersebut. Dan dapat mengetahui kemampuan bank dalam
menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana dari masyarakat, lembaga lain,
ataupun dari modal sendiri. Selain itu untuk mengevaluasi berhasil atau tidaknya
4 I Wayan Sudirman, Manajemen Perbankan: Menuju Bankir Konvensional Yang
Profesional (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), halaman 107. 5 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), halaman 4. 6 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), halaman 210.
3
manajemen yang diterapkan dalam memimpin perusahaan sehingga mengetahui
kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada pemilik modal, dan karyawan.7
Metode yang digunakan dalam menilai kesehatan bank saat ini mengacu
pada Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum baik secara individual maupun
secara konsolidasi yaitu dengan menggunakan pendekatan resiko (risk based
bank rating) dengan komponen penilaian melalui faktor faktor berikut: Risk
Profile, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earnings): dan
Permodalan (Capital) atau sering disingkat dengan RGEC.8
Penilaian kuantitatif dalam Metode RGEC dilakukan dengan penilaian
terhadap komponen komponen antara lain: Untuk faktor Risk Profile pada
penelitian ini yang digunakan adalah risiko pembiayaan yaitu dengan
menggunakan rasio NPF (Non Performing Financing) yang merupakan rasio
penunjang. Dilihat dari laporan keuangan tahunan bahwa rasio NPF pada PT
Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 cenderung meningkat dari tahun 2014
sebesar 4.60% sampai tahun 2018 sebesar 6.41% Pada faktor Earning penilaian
yang digunakan adalah rasio ROA (Return On Assets) yang merupakan rasio
penunjang. Rasio ROA pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018
cenderung fluktuatif dari tahun 2014 sebesar 0.08% sampai tahun 2018 sebesar
0.43%. Dan untuk faktor Capital penilaian yang digunakan adalah rasio CAR
(Capital Adequancy Ratio) yang merupakan rasio.utama. Rasio CAR pada PT
7 Ibid., halaman 210-214. 8 Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, and Nila Firdausi Nuzula, “Analisis Tingkat Kesehatan
Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings,
Capital),” Jurnal Administrasi Bisnis 13, no. 2 (Agustus 2014): halaman 1.
4
Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 cenderung meningkat dari tahun 2014
sebesar 12.89% sampai tahun 2018 sebesar 29.72%.9
Perbankan syariah di Indonesia telah diatur pada Undang Undang No 10
tahun 1998 tentang perubahan Undang Undang No 7 tahun 1992. Salah satu bank
syariah yang ada di Indonesia adalah PT Bank BRI Syariah Tbk yaitu hasil
akuisisi dari PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk yang mulai beroperasi pada
tanggal 17 November 2008. Berdasarkan asetnya PT Bank BRI Syariah Tbk saat
ini menjadi bank syariah ketiga terbesar. PT Bank BRI Syariah Tbk mengalami
peningkatan dari sisi aset, jumlah pembiayaan serta perolehan dana pihak ketiga.
Dalam mengembankan bisnis PT Bank BRI Syariah Tbk berfokus terhadap
kegiatan menghimpun dana masyarakat serta kegiatan konsumer berdasarkan
syariah islam.10
Gambar 1.1 pencapaian kinerja PT Bank BRI Syariah
Pertumbuhan aset pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018
cenderung mengalami peningkatan. Dilihat dari laporan keuangan tahunan
mengalami peningkatan aset sebesar 20,20% yakni dari tahun 2017 sebesar Rp.
31.543.384 ke tahun 2018 sebesar Rp.37.915.084 Faktor yang berpengaruh
9 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2017. 10
www.brisyariah.co.id.
0
50
100
150
200
Asset Laba Bersih Pembiayaan
2014
2015
2016
2017
2018
5
terhadap peningkatan aset pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2018
dikarenakan naiknya penghimpun dana pihak ketiga sebesar 9,69%, dan
peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 14,96%.11
Pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada PT Bank BRI Syariah Tbk
tahun 2014-2018 cenderung mengalami peningkatan. Dilihat dari laporan
keuangan tahunan mengalami peningkatan total pembiayaan sebesar 14,96%
yakni dari tahun 2014 sebesar Rp 15.607.350 ke tahun 2018 sebesar Rp.
21.789.023. Seiring dengan meningkatnya total pembiayaan juga terjadi
peningkatan pada pembiayaan bermasalah yakni dari tahun 2014 sebesar
Rp.717.354 ke tahun 2018 sebesar Rp.1.396.399 yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba. Terjadinya peningkatan pembiayaan bermasalah
mengindikasikan kesehatan bank mengalami penurunan.12
Pertumbuhan laba bersih pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-
2018 cenderung fluktuatif. Dilihat dari laporan keuangan tahunan mengalami
penurunan laba bersih sebesar Rp. 69.120 (40,61%) yakni dari tahun 2016
sebesar Rp 170.209 ke tahun 2017 sebesar Rp.101.091. Faktor yang berpengaruh
terhadap penurunan laba bersih pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2017
dikarenakan pembiayaan yang disalurkan lebih kecil sedangkan terjadi
peningkatan yang signifikan sebesar Rp 133.551 (41,86%) pada pembentukan
beban cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan nonproduktif. Dan
terjadinya kerugian bersih pada segmen ritel sebesar Rp. 2.084 serta kerugian
11 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2018. 12
Ibid.
6
bersih pada segmen komersial sebesar Rp.7.336. Penurunan laba
mengindikasikan kesehatan bank mengalami penurunan.13
Modal pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018 cenderung
mengalami peningkatan. Dilihat dari laporan keuangan tahunan mengalami
peningkatan modal dari tahun 2014 sebesar Rp1,767,087 ke tahun 2018 sebesar
Rp.5,922,283.14 Secara teori pengelolaan modal dikatakan berhasil bukan
didasarkan seberapa besar jumlahnya akan tetapi seberapa mampu bank
mengelola modal untuk menarik dana sebesar besarnya dari masyarakat
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat sehingga mendapatkan laba.
Akan tetapi modal pada PT Bank BRI Syariah Tbk meningkat sedangkan labanya
mengalami penurunan.15 Berdasarkan teori tersebut dapat diartikan bahwa adanya
kesenjangan antara teori dan praktik, sehingga perlu adanya penilaian
pengelolaan modal untuk mengetahui kondisi modal pada PT Bank BRI Syariah
Tbk.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk menganalisis
kesehatan pada PT Bank BRI Syariah Tbk tahun 2014-2018. Maka peneliti
tertarik untuk menulis penelitian yang berjudul :“ Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank dengan Menggunakan Metode REC Pada PT Bank BRI Syariah Tbk
Periode 2014- 2018’’
13 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2016 dan 31
Desember 2017. 14 Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2018. 15 Frianto Pandia, Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012),
28.
7
B. Batasan Masalah
Dikarenakan penilaian kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan
perbankan, maka permasalahan pada penelitian ini dibatasi untuk memudahkan
pembahasan dan memfokuskan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Penilaian pada penelitian ini
dengan menggunakan metode REC yang mencakup Risk Profile (R), Ernings
(E), dan Capital (C). Untuk faktor Risk Profile pada penelitian ini yang
digunakan adalah risiko pembiayaan yaitu dengan menggunakan rasio NPF
(Non Performing Financing) yang merupakan rasio penunjang pada faktor
kualitas aset. Pada faktor Earning penilaian yang digunakan adalah rasio
ROA (Return On Assets) yang merupakan rasio penunjang pada komponen
rentabilitas. Dan untuk faktor Capital penilaian yang digunakan adalah rasio
CAR (Capital Adequancy Ratio) yang merupakan rasio utama pada
komponen permodalan.
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan
yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014-2018.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana penilaian
tingkat kesehatan bank pada PT Bank BRI Syariah Tbk ditinjau dari aspek REC
pada tahun 2014-2018?
8
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah: untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan bank pada PT Bank
BRI Syariah Tbk ditinjau dari aspek REC pada tahun 2014-2018.
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna dan
bermanfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang cara mengukur tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
Metode REC dan memperkaya ilmu pengetahuan mengenai tingkat
kesehatan bank dengan menggunakan Metode REC.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
serta bahan pertimbangan bagi pihak manajemen bank untuk
meningkatkan kinerja perusahaan kedepannya. Dan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat tentang kondisi
kesehatan bank dalam mengelola aset dengan menggunakan metode REC
berdasarkan perhitungan dan analisa pada rasio NPF, ROA, dan CAR..
9
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan
mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode
REC. Dan bagi peneliti penelitian ini dijadikan sebagai media untuk
menerapkan pengetahuan teoritis yang telah didapat selama masa
perkuliahan.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi secara luas dan
mendalam untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penilaian
tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode REC berdasarkan
perhitungan dan analisa pada rasio NPF, ROA, dan CAR.
E. Penelitian Relevan
Setelah melakukan pengkajian pustaka, peneliti menemukan judul
penelitian yang serupa, adapun penelitian yang hampir sama dan relevan adalah
sebagai berikut:
1. Jurnal Ihtiyath yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, Capital)” yang ditulis oleh Meutia Dewi mahasiswa Fakultas
Ekonomi. Jurnal ini membahas tentang penilaian kesehatan bank
menggunakan metode RGEC. Fokus penelitian ini Risk Profile yang terdiri
dari risiko pembiayaan (NPL), dan likuiditas (LDR), untuk Good Corporate
Governance tidak diukur secara kuantitatif, sedangkan Earning diukur
10
dengan menggunakan rasio ROA, dan NIM , dan Capital diukur dengan
menggunakan rasio CAR. Hasil dari penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk Periode 2013-2017 berada diperingkat komposit 1 yang
artinya bank secara umum sangat sehat dan dinilai sangat mampu untuk
menghadapi pengaruh negatif signifikan yang berasal dari perubahan kondisi
bisnis serta faktor eksternal lainnya.
2. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia ” yang ditulis
oleh Kartika Wahyu Sukarno dan Muhamad Syaichu mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Fokus
penelitian ini rasio risiko pembiayaan (NPL), dan LDR, DER, sedangkan
Earning diukur dengan menggunakan rasio ROA, BOPO dan Capital diukur
dengan menggunakan rasio CAR. Hasil dari penelitian ini adalah Bank
umum yang ada di Indonesia periode 2000-2005 rasio CAR, LDR, dan NPL
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dan rasio DER, dan
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
3. Jurnal Economicus yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earning & Capital) Periode 2013 -
2017” yang ditulis oleh Zeze Zakaria Hamzah Dosen program studi
manajemen dan Dewi Anggraini alumni program studi manajemen. Fokus
penelitian ini Risk Profile yang terdiri dari risiko pembiayaan (NPF), dan
likuiditas (FDR), sedangkan Earning diukur dengan menggunakan rasio
11
ROA, ROE dan BOPO, dan Capital diukur dengan menggunakan rasio
CAR. Hasil dari penelitian ini adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
periode 2013-2017 berada diperingkat komposit 4 yang artinya bank secara
umumkurang sehat dan dinilai kurang mampu untuk menghadapi pengaruh
negatif signifikan yang berasal dari perubahan kondisi bisnis serta faktor
eksternal lainnya.
Dari tiga penelitian relevan tersebut , peneliti dapat memberikan deskripsi
perbedaan dengan permasalahan yang diteliti saat ini. Perbedaan penelitian saat
ini dan terdahulu terletak pada teori, studi kasus,dan variable yang digunakan
untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan bank.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah
Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang dijalankan
berdasarkan prinsip syariah islam. Dimana terdapat larangan menggunakan
sistem bunga atau yang biasa disebut dengan riba dalam pinjam meminjam,
larangan untuk melakukan usaha yang haram seperti usaha yang berkaitan
dengan minuman keras dan lain lain.1
Di Indonesia telah diatur Undang Undang yang mengatur tentang bank
syariah yaitu Undang Undang No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 1, tentang
perbankan syariah, yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah , termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang asing yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.2
Menurut Undang Undang yang mengatur tentang perbankan syariah
yaitu Undang Undang No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 2, bank adalah badan
usaha dalam aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat berupa giro,
deposito tabungan dan simpanan dari pihak yang memiliki kelebihan dana
yang kemudian disalurkan kembali kepada pihak yang membutuhkan atau
kekurangan dana dalam bentuk kredit untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.3
1 Muljono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan Syariah, 414. 2 “Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,” Pasal 1 ayat 1. 3 Ibid., Pasal 1 ayat 2.Pasal 1 Ayat 2
13
B. Laporan Keuangan
Menurut Jumingan (2011:4), Laporan keuangan adalah hasil catatan
seluruh kegiatan transaksi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun
untuk memberikan informasi berbagai pihak terdiri dari Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Modal Sendiri, serta Laporan Sumber Dan Penggunaan
Dana.4Menurut KDPPLKS, tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, perubahan posisi keuangan ataupun kinerja
keuangan sehingga dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak dalam
mengambil keputusan ekonomi. tujuan laporan keuangan lainnya adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepatuhan, berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatan
usaha dan transaksinya.
2. Memberikan informasi keuangan, tentang bagaimana cara memperoleh
dan menggunakan aset, kewajiban pendapatan, dan beban.
3. Memberikan informasi kepada pihak manajemen yang mengevaluasi bank
dalam memenuhi kewajibannya untuk mengelola dananya dan
dinvestasikan dengan tingkat keuntungan yang layak.
4. Memberikan informasi yang berkaitan tentang jumlah keuntungan yang
didapat oleh pihak yang menanamkan modal , dan pemilik dana syirkah
temporer. Serta memberikan informasi tentang pemenuhan tanggung
jawab dalam mengelola dan menyalurkan dana ziswaf.5
4 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 4. 5 Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, and Abd Abdurahim, Akuntansi Perbankan
Syariah: Teori Dan Praktik Kontemporer (Yogyakarta: Salemba Empat, 2009), halaman 84.
14
C. Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC
Kesehatan bank adalah kemampuan bank dalam melakukan aktivitas
perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan
sesuai dengan peraturan atau ketentuan perundang undangan yang berlaku.6
Kesehatan bank sangat penting untuk semua pihak yang terkait baik
pemilik, manajemen bank, bank indonesia serta pengguna jasa bank. Selain
membahayakan bank sendiri, bank yang tidak sehat dapat juga membahayakan
pihak lain. Penilaian kesehatan bank sangat penting karena bank telah
diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk mengelola dananya. Bank harus
bisa menjaga dan memelihara kepercayaan dari masyarakat, apabila
masyarakat pemilik dana menarik dananya, bank harus sanggup
mengembalikan dana yang dikelola setiap saat.7
Untuk mengawasi kondisi kesehatan setiap bank telah ditentukan oleh
pemerintah melalui Bank Indonesia. Suatu bank diwajibkan membuat laporan
secara rutin atau berkala mengenai aktivitasnya dalam suatu periode.8Metode
yang digunakan dalam menilai kesehatan bank saat ini mengacu pada Surat
Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang
penilaian tingkat kesehatan bank umum baik secara individual maupun secara
konsolidasi yaitu dengan menggunakan pendekatan resiko (risk based bank
rating) dengan komponen penilaian melalui faktor faktor berikut: Risk Profile,
Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earnings): dan
6 Arrvida Lasta, Arifin, and Firdausi Nuzula, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),”
2. 7 Darmawi, Manajemen Perbankan, halaman 210. 8 Ibid., halaman 210-214.
15
Permodalan (Capital) atau sering disingkat dengan RGEC.9 Komponen -
komponen penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC
adalah sebagai berikut:
1. Risk Profile
Penilaian terhadap risiko inheren adalah penilaian risiko pada
kegiatan operasional bank yang dapat mempengaruhi finansial bank.10
Terdapat delapan resiko dalam kegiatan operasional bank yaitu resiko
pasar, risiko pembiayaan, risiko likuiditas, risiko operasional, resiko
kepatuhan, resiko hukum, resiko reputasi dan resiko stratejik.11 Dalam
penelitian ini peneliti mengukur dari komponen Risk Profile dengan
menggunakan satu indikator yaitu komponen risiko pembiayaan.
a. Resiko Pasar
Resiko yang terjadi akibat dari perubahan harga pasar.
Misalnya penurunan harga yang di jual atau disewakan yang dapat
mengakibatkan kerugian pada suatu perusahaan.12
b. Risiko Pembiayaan
Resiko pembiayaan adalah kerugian yang diakibatkan kelalaian
debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan
akad yang telah dibuat.13 Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman
9 Arrvida Lasta, Arifin, and Firdausi Nuzula, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),” halaman 1.
10 Fahmi, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi, halaman 109. 11 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), halaman 292-295. 12 Setia Mulyawan, Manajemen Resiko (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), halaman 36. 13
Ibid., halaman 64.
16
dalam pelunasannya mengalami kesulitan dalam pembayaran misalnya
terjadi penundaan pembayaran, pengurangan pembayaran, ataupun
tidak membayar sama sekali.14 Risiko pembiayaan dihitung dengan
menggunakan rumus NPF (Non Performing Financing ):
NPF adalah rasio pembiayaan untuk mengukur potensi tak
tertagih pada penyaluran pembiayaan. Semakin tinggi NPF
menunjukkan bank tidak profesional dalam mengelola
pembiayaannya.15 NPF dikatakan sehat apabila tidak lebih dari 5%.
Jika terjadi peningkatan NPF mengindikasikan terjadinya kerugian dan
semakin besar resiko pembiayaan yang ditanggung oleh pihak bank.
Keterangan:
- Cakupan komponen pembiayaan dan kolektibilitas pembiayaan
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian
Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah Yang Berlaku.
- Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian
14 Puji Hadiyati, “Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Mudharabah Dan
Musyarakah Pada Bank Muamalat Indonesia,” Jurnal Manajemen Dan Bisnis 1, no. 1 (Oktober
2013): 5. 15 Rima Cahya Suwarno and Ahmad Mifdlol Muthohar, “Analisis Pengaruh NPF, FDR,
BOPO, CAR, Dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode
2013-2017,” Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam 6, no. 1 (June 2018): 103.
Pembiayaan (KL,D,M)
NPF = X 100%
Total Pembiayaan
17
Tabel 2.1
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat NPF < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPF <5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF <8%
4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF <12%
5 Tidak Sehat NPF ≥ 12
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang diakibatkan
ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dari
sumber pendanaan arus kas atau aset likuid yang berkualitas tinggi.16
d. Risiko Operasional
Risiko operasional resiko yang diakibatkan tidak berjalan
lancar kegiatan operasional bank pada proses internal, kegagalan
sistem, human error, atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional bank. Sumber risiko operasional dapat
ditimbulkan oleh sumber daya manusia, prosedur yang kurang, sistem
dan kejadian eksternal. 17
16 Mentari Anggraini, Moch Dzulkirom AR, and Muhammad Saifi, “Analisis Kinerja
Keuangan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC,”
Jurnal Administrasi Bisnis 27, no. 1 (Oktober 2015): 2. 17 Meutia Dewi, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan
Rgec (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),” Jurnal Ihtiyath 2, no. 2
(Desember 2018): 194.
18
e. Resiko Kepatuhan
Resiko yang diakibatkan tidak mematuhi atau melaksanakan
peraturan perundang undangan serta ketentuan yang berlaku. 18
f. Resiko Hukum
Resiko yang diakibatkan kelemahan aspek yuridis atau tuntutan
hukum yang disebabkan ketiadaaan peraturan undang undang yang
mendukung. 19 Misalnya tidak dipenuhi syarat sahnya akad atau
agunan yang tidak memadai.
g. Resiko Reputasi
Resiko yang diakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan
pemegang saham atau masyarakat akibat dari presepsi negatif
masyarakat terhadap bank ataupun publikasi negatif terkait dengan
kegiatan usaha bank. 20 Misalnya, pemberitaan media dan strategi
komunikasi bank yang kurang efisien.
h. Resiko Stratejik
Resiko yang diakibatkan ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan stratejik serta kegagalan perubahan lingkungan bisnis.
Selain itu, resiko ini timbul karena tidak sejalannya penetapan strategi
dengan visi dan misi bank.21
18 Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, halaman 294. 19 Meutia Dewi, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan
RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital),” Jurnal Niagawan 7, no. 3
(November 2018): 128. 20 Rahmani Timorita Yulianti, “Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah,” Jurnal Ekonomi
Islam 3, no. 2 (Desember 2009): 158. 21 Zeze Zakaria Hamzah and Dewi Anggraini, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada
PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good
19
2. Good Corporate Governance (GCG)
GCG adalah tata kelola perusahaan yang berdasarkan peraturan
perundang - undangan serta etika berusaha. Bank Indonesia menerbitkan
PBI nomor 11/33/PBI/2009 yang berisi tentang pelaksanaan GCG untuk
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha syariah. Penerapan GCG dilakukan
sejak tanggal 7 Desember 2009. Dengan diberlakukannya GCG bank
syariah menunjukkan tanggung jawab terhadap masyarakat bahwasanya
bank syariah dikelola dengan baik , profesional serta menerapkan kehati-
hatian.22 GCG memiliki beberapa prinsip diantaranya sebagai berikut:
a. Transparansi, yaitu dalam memberikan informasi serta proses
pengambilan keputusan dilakukan secara terbuka.
b. Akuntabilitas yaitu dalam melaksanakan tanggung jawabnya, perlu
adanya kejelasan fungsi agar dalam pengelolaannya dapat berjalan
secara efektif.
c. Pertanggungjawaban, yaitu pengelolaan bank sesuai dengan undang
undang yang berlaku dan berdasarkan prinsip syariah.
d. Profesional, yaitu memiliki kemampuan dan komitmen yang tinggi
dalam mengembangkan bank syariah.
Corporate Governance, Earning & Capital) Periode 2013 - 2017,” Jurnal Economicus 10, no. 1
(June 2019): 49. 22 Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah: Analisis Fiqh Dan Keuangan (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2014), halaman 656.
20
e. Kewajaran, dapat memberikan keadilan dalam memenuhi hak hak
pemangku kepentingan berdasarkan akad yang telah disepakati serta
peraturan undang- undang.23
Bank diwajibkan melakukan penilaian sendiri (Self Assesment) dan
ditetapkan pelaksanaan GCG telah diatur pada Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2006. Pada Good Corporate Governance (GCG) diambil
dari data kualitatif yang telah diolah bank.24
Tabel 2.2
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator GCG
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat GCG < 1.5
2 Sehat 1,5 ≤ GCG < 2,5
3 Cukup Sehat 2,5 ≤ GCG < 3,5
4 Kurang Sehat 3,5 ≤ GCG < 4,5
5 Tidak Sehat 4,5 ≤ GCG < 5
3. Earning
Merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan melalui operasi bank,
serta untuk mengetahui tingkat efisiesi usaha bank.25 Bank dikatakan sehat
apabila earning mengalami peningkatan diatas standar yang telah
ditetapkan.Penilaian terhadap indikator earning didasarkan pada rasio
Return On Asset (ROA) yaitu:
23 Trisadini P. Usanti and Abd Shomad, Transaksi Bank Syariah (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), halaman 79-80. 24 Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, halaman 255. 25
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 243.
21
ROA adalah rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank
dalam kegiatan operasionalnya untuk mendapatkan laba.26 Semakin besar
ROA menunjukkan semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh
bank dan semakin baik posisi bank ditinjau dari penggunaan aset.27 ROA
dikatakan sehat apabila berkisar diantara 0,5-1,25%.28 Jika terjadi
penurunan ROA menunjukkan perolehan laba bank rendah atau cenderung
mengalami kerugian.
Keterangan:
- Perhitungan laba sebelum pajak disetahunkan
- Perhitungan rata- rata total asset
Tabel 2.3
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat ROA >1.5%
2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 1,5%
3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%
26 Mamduh M. Hanafi and Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2018), halaman 157. 27 Kartika Wahyu Sukarno and Muhamad Syaichu, “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia,” Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 3, no.
2 (July 2006): 48. 28 Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
Laba Sebelum Pajak
ROA = X 100%
Rata rata total aset
22
4. Capital
Merupakan indikator yang digunakan untuk menilai kemampuan
kecukupan modal bank untuk mendukung kegiatan bank secara efisien.
Kecukupan modal adalah faktor yang berperan penting bagi bank untuk
mengcover resiko saat ini dan mengatasi resiko yang akan terjadi dimasa
mendatang.29 Pengelolaan modal dikatakan berhasil bukan didasarkan
seberapa besar jumlahnya akan tetapi seberapa mampu bank mengelola
modal untuk menarik dana sebesar besarnya dari masyarakat kemudian
disalurkan kembali kepada masyarakat sehingga mendapatkan laba.30
Penilaian terhadap indikator capital didasarkan pada rasio CAR (Capital
Adequacy Ratio). CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kecukupan modal untuk menutupi kemungkinan terjadinya kegagalan
dalam pemberian pembiayaan.31
29 Khisti Minarrohmah, Fransisca Yaningwati, and Nila Firdausi Nuzula, “Analisis
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earnings, Capital),” Jurnal Administrasi Bisnis 17, no. 1 (Desember
2014): 4. 30 Pandia, Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank, 28. 31
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 243.
Modal
CAR = X 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
23
Keterangan:
- Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko dilakukan
berdasarkan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Syariah yang berlaku.
Tabel 2.4
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat CAR ≥ 12%
2 Sehat 9% ≤ CAR < 12%
3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%
4 Kurang Sehat 6% ≤ CAR < 8%
5 Tidak Sehat CAR < 6%
5. Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank
a. Peringkat Komposit 1 (PK-1) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
factor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan
b. Peringkat Komposit 2 (PK-2) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatife
yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta faktor eksternal
lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor penilaian , antara
24
lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan capital yang secara
umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum
kelemahan tersebut kurang signifikan.
c. Peringkat Komposit 3 (PK-3) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila
tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank.
d. Peringkat Komposit 4 (PK-4) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi
pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut signifikan dan tidak dapat
diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan
usaha bank.
e. Peringkat Komposit 5 (PK-5) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi
pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
25
faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut sangat signifikan sehingga
untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham
atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi
keuangan.32
32 Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan (library research), yaitu dalam melaksanakan penelitian
mengunakan literature literature berupa buku, jurnal, dokumen, laporan hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan aspek aspek yang diteliti.1Dalam
hal ini yang menjadi obyek adalah laporan keuangan publikasi PT Bank BRI
Syariah Tbk pada tahun 2014-2018.
Sifat pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono penelitian kuantitatif yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, yang berlandaskan
pada pada filsafat positivisme. Metode ini disebut metode kuantitatif karena
penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan data penelitian berupa
angka angka dan dalam analisisnya menggunakan statistik atau menggunakan
kuantifikasi (pengukuran).2 Sedangkan pendekatan deskriptif yaitu penelitian
yang dilakukan untuk menggambarkan variabel yang terjadi dimasa lalu
ataupun masa sekarang dari data yang terkumpul dalam bentuk angka.3 Jadi
penelitian kuantitatif deskriptif adalah mendeskripsikan mengenai objek
1 Misbahuddin and Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006), 5. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2017), 7–8. 3 Toto Syatori Nasehudin and Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2012), halaman 56.
27
penelitian dari data yang terkumpul dalam bentuk angka dan dianalisis
menggunakan statistik ataupun menggunakan pengukuran.
B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
hal ini berdasarkan dengan penelitian peneliti yang berfokus pada penelitian
kepustakaan (library research), dimana library research, yaitu dalam
melaksanakan penelitian mengunakan literature literature berupa buku, jurnal,
dokumen, laporan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan aspek
aspek yang diteliti.4 Data sekunder merupakan data yang didapat dari bahan
bahan bacaan seperti buku, dokumen, publikasi, laporan penelitian dari dinas
atau instansi ataupun data yang dapat menunjang penelitian.5 Data sekunder
pada penelitian ini diperoleh dari Laporan keuangan publikasi PT Bank BRI
Syariah Tbk pada tahun 2014-2018 serta sumber sumber lain yang berkaitan
dengan PT Bank BRI Syariah Tbk.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan studi dokumentasi.6 Studi dokumentasi yaitu dengan cara
menjelajahi buku, dokumen, skripsi, jurnal, Peraturan Bank Indonesia yang
4 Misbahuddin and Hasan, Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. 5 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), halaman 13. 6 Ibid., halaman 163-164.
28
diakses melalui situs web resmi Bank Indonesia, serta laporan keuangan yang
diakses melalui situs web resmi PT Bank BRI Syariah Tbk.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data agar pekerjaanya menjadi lebih mudah , efisien dan
sistematis.7 Instumen pada penelitian ini menggunakan panduan dokumentasi
dan instrumen yang digunakan berupa dokumen dalam bentuk laporan
keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014 sampai dengan 2018.
Laporan keuangan ini digunakan sebagai sumber informasi untuk mengetahui
tingkat kesehatan pada PT Bank BRI Syariah Tbk.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik penilaian tingkat
kesehatan bank dengan menggunakan metode REC. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan variabel mandiri. Variabel mandiri
adalah variabel yang tidak menghubungkan serta membandingkan dengan
variabel lain.8 Variabel mandiri dalam penilaian tingkat kesehatan bank pada
PT Bank BRIsyariah Tbk dengan menerapkan metode REC yaitu dengan
menghitung Rasio NPF (Non Performing Financing), rasio ROA (Return On
Assets) dan rasio CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah sebagai berikut:
1. Rasio NPF (Non Performing Financing)
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, 224. 8 Ibid., 35–36.
29
NPF adalah rasio pembiayaan untuk mengukur potensi tak tertagih
pada penyaluran pembiayaan. Semakin tinggi NPF menunjukkan bank
tidak profesional dalam mengelola pembiayaannya.9
Tabel 3.1
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator NPF
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat NPF < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPF <5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF <8%
4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF <12%
5 Tidak Sehat NPF ≥ 12
2. Rasio ROA (Return On Assets)
ROA adalah rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank
dalam kegiatan operasionalnya untuk mendapatkan laba.10 Semakin besar
ROA menunjukkan semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh
bank dan semakin baik posisi bank ditinjau dari penggunaan aset.11 ROA
dikatakan sehat apabila berkisar diantara 0,5-1,25%.12 Jika terjadi
penurunan ROA menunjukkan perolehan laba bank rendah atau cenderung
mengalami kerugian.
9 Cahya Suwarno and Mifdlol Muthohar, “Analisis Pengaruh NPF, FDR, BOPO, CAR,
Dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2013-2017,” 103.
10 M. Hanafi and Halim, Analisis Laporan Keuangan, halaman 157. 11 Wahyu Sukarno and Syaichu, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Bank Umum Di Indonesia,” 48. 12 “Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.”
Pembiayaan (KL,D,M)
NPF = X 100%
Total Pembiayaan
30
Tabel 3.2
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator ROA
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat ROA >1.5%
2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 1,5%
3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%
3. Rasio CAR (Capital Adequancy Ratio).
CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan
modal untuk menutupi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam
pemberian pembiayaan.13
Tabel 3.3
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat indikator
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat CAR ≥ 12%
2 Sehat 9% ≤ CAR < 12%
3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%
4 Kurang Sehat 6% ≤ CAR < 8%
5 Tidak Sehat CAR < 6%
13
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, halaman 243.
Modal
CAR = X 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Laba Sebelum Pajak
ROA = X 100%
Rata rata total aset
31
4. Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank
a. Peringkat Komposit 1 (PK-1) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
factor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan
b. Peringkat Komposit 2 (PK-2) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatife
yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta faktor eksternal
lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor penilaian , antara
lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan capital yang secara
umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum
kelemahan tersebut kurang signifikan.
c. Peringkat Komposit 3 (PK-3) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila
32
tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank.
d. Peringkat Komposit 4 (PK-4) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi
pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut signifikan dan tidak dapat
diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan
usaha bank.
e. Peringkat Komposit 5 (PK-5) Mengindikasikan kondisi bank secara
umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi
pengaruh negatife yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis serta
faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor faktor
penilaian , antara lain risk profile, penerapan GCG, earning, dan
capital yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan
maka secara umum kelemahan tersebut sangat signifikan sehingga
untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham
atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi
keuangan.14
14 “Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.”
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT Bank BRI Syariah
1. Profil PT Bank BRI Syariah
a. Sejarah Perusahaan
PT Bank BRI Syariah Tbk yaitu hasil akuisisi dari PT Bank
Rakyat Indonesia Persero Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19
Desember 2007. Mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia melalui
surat no. 10/67/Kep.GBI/ DPG/2008 pada 16 Oktober 2008 yang mulai
beroperasi secara resmi pada tanggal 17 November 2008 yang seluruh
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah Islam.
BRIsyariah melihat adanya potensi besar pada segmen
perbankan syariah. Dengan tujuan menghadirkan bisnis keuangan yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip perbankan syariah, Bank
berkomitmen untuk produk dan layanan terbaik yang menenteramkan,
serta terus tumbuh secara positif.
BRIsyariah fokus membidik berbagai segmen di masyarakat.
Basis nasabah yang terbentuk secara luas di seluruh penjuru Indonesia
menunjukkan bahwa BRIsyariah memiliki kemampuan tinggi sebagai
bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah. Dan terus mengasah diri dalam menghadirkan
yang terbaik bagi nasabah dan seluruh pemangku kepentingan.
BRIsyariah Serta senantiasa memastikan terpenuhinya prinsip- prinsip
34
syariah serta Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Sehingga,
BRIsyariah dapat terus melaju menjadi bank syariah terdepan dengan
jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.
Pada tahun 2018, BRIsyariah melaksanakan Initial Public
Offering pada tanggal 9 Mei 2018 di Bursa Efek Indonesia. IPO ini
menjadikan BRIsyariah sebagai anak usaha BUMN di bidang syariah
yang pertama melaksanakan penawaran umum saham perdanayang
berlandaskan pada prinsip-prinsip perbankan syariah. 62
b. Visi dan Misi Perusahaan
1) Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam
layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan
termudah untuk kehidupan lebih bermakna.
2) Misi
a) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah.
b) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
c) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan
pun dan dimana pun.
62
“Www.brisyariah.co.id,” Diakses Pada 12 Januari 2020.
35
d) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas
hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.63
2. Grafik Keuangan PT Bank BRI Syariah
Gambar 4.1
Pertumbuhan Total Aset
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil olah data peneliti
Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh aset pada pos-
pos kas, giro dan penempatan pada bank indonesia, giro dan penempatan
pada bank lain – neto, investasi pada surat berharga – neto, piutang
murabahah - neto , piutang istishna – neto, pinjaman qardh - neto ,
pembiayaan mudharabah - neto , pembiayaan musyarakah - neto , aset
yang diperoleh untuk ijarah – neto, aset tetap - neto , aset pajak tangguhan
, aset lain-lain , ppap aset lain-lain , dan aset lain-lain - neto berdasarkan
laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah
Tbk periode 2014- 2018.
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa total aset pada
PT Bank BRI Syariah dari tahun 2013 ke tahun 2018 cenderung
63
Ibid.
2013 2014 2015 2016 2017 2018
17.400.914 20.341.033 24.230.247 27.687.188
31.543.384 37.915.084 Total Aset
36
mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 sebesar Rp17.400.914 naik
pada tahun 2018 sebesar Rp37.915.084.
Gambar 4.2
Pertumbuhan Laba Sebelum Pajak
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil olah data peneliti
Data diatas diolah dengan menjumlahkan laba sebelum pajak yaitu
pada pos pos jumlah pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai
mudharib, hak pihak ketiga atas bagi hasil, hak bagi hasil milik bank,
pendapatan operasional lainnya, jumlah pendapatan, jumlah beban
operasional lainnya, beban (pembalikan) ckpn – neto, beban (pembalikan)
ckpn – neto, laba usaha, dan beban (pembalikan) ckpn – neto, berdasarkan
laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah
Tbk periode 2014- 2018.
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa laba sebelum
pajak pada PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018
cenderung fluktuatif. Pada tahun 2014 sebesar Rp15.385 naik hingga
tahun 2016 sebesar Rp238.609 dan mengalami penurunan hingga tahun
2018 sebesar Rp151.514.
2014 2015 2016 2017 2018
15.385
169.069
238.609
150.957 151.514
Laba Sebelum Pajak
37
Gambar 4.3
Pertumbuhan Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil olah data peneliti.
Data diatas diolah dengan menjumlahkan pembiayaan bermasalah
yang (kurang lancar, diragukan, dan macet) pada pos- pos piutang,
pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah dan
ijarah berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT
Bank BRI Syariah Tbk periode 2014- 2018.
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa pembiayaan
(KL,D,M) pada PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018
cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar Rp717.354
naik pada tahun 2018 sebesar Rp1.396.399.
Gambar 4.4
Pertumbuhan Total Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil olah data peneliti
2014 2015 2016 2017 2018
717.354 803.418 818.519
1.210.242 1.396.399
Pembiayaan (KL,D,M)
2014 2015 2016 2017 2018
15.607.350 16.535.945 17.911.153 18.910.843 21.789.023
Total …
38
Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh pembiayaan pada
pos- pos piutang, pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah dan ijarah berdasarkan laporan keuangan yang telah
dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014- 2018.
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa total
pembiayaan pada PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018
cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar
Rp15.607.350 naik pada tahun 2018 sebesar Rp21.789.023
Gambar 4.5
Pertumbuhan Modal
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil olah data peneliti
Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh modal pada pos-
pos modal inti, modal pelengkap, dan cadangan umum penyisihan
kerugian aset produktif berdasarkan laporan keuangan yang telah
dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk periode 2014- 2018.
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa modal pada PT
Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018 cenderung mengalami
2014 2015 2016 2017 2018
1.767.087 2.343.249 3.467.399 3.611.233
5.922.283
Modal
39
peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar Rp1.767.087 naik pada tahun 2018
sebesar Rp5.922.283
Gambar 4.6
Pertumbuhan ATMR
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil olah data peneliti
Data diatas diolah dengan menjumlahkan seluruh ATMR pada pos-
pos resiko kredit, resiko pasar, dan resiko operasional berdasarkan laporan
keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT Bank BRI Syariah Tbk
periode 2014- 2018.
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa ATMR pada
PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014 ke tahun 2018 cenderung
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar Rp13.710.805 naik
pada tahun 2018 sebesar Rp19.928.066.
B. Penilaian Kesehatan PT Bank BRI Syariah Tbk dilihat dari Metode REC
Metode yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank ada dua
yaitu penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan metode CAMEL dan
2014 2015 2016 2017 2018
13.710.805 16.814.444 16.807.175 17.800.175
19.928.066
ATMR
40
metode RGEC. Metode yang digunakan dalam menilai kesehatan bank saat ini
mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25
Oktober 2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum baik secara
individual maupun secara konsolidasi yaitu dengan menggunakan pendekatan
resiko (risk based bank rating) dengan komponen penilaian melalui faktor
faktor berikut: Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas
(Earnings): dan Permodalan (Capital) atau sering disingkat dengan RGEC.64
Peneliti tertarik memfokuskan penelitian pada Risk Profile,
Rentabilitas (Earnings), dan Permodalan (Capital) dikarenakan adanya
masalah pada faktor faktor tersebut. Yang mana terjadinya peningkatan
pembiayaan bermasalah yang mengindikasikan kesehatan bank mengalami
penurunan sehingga berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhan laba. Dan
terjadinya kesenjangan antara teroi dan praktek. Secara teori pengelolaan
modal dikatakan berhasil bukan didasarkan seberapa besar jumlahnya akan
tetapi seberapa mampu bank mengelola modal untuk menarik dana sebesar
besarnya dari masyarakat kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat
sehingga mendapatkan laba. Akan tetapi modal pada PT Bank BRI Syariah
Tbk meningkat sedangkan labanya mengalami penurunan.65 Sehingga perlu
adanya penilaian pengelolaan modal untuk mengetahui kondisi modal pada PT
Bank BRI Syariah Tbk.
64 Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. 65
Pandia, Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank, 28.
41
Untuk faktor Risk Profile pada penelitian ini yang digunakan adalah
risiko pembiayaan yaitu dengan menggunakan rasio NPF (Non Performing
Financing) yang merupakan rasio penunjang pada faktor kualitas aset. Pada
faktor Earning penilaian yang digunakan adalah rasio ROA (Return On
Assets) yang merupakan rasio penunjang pada komponen rentabilitas. Dan
untuk faktor Capital penilaian yang digunakan adalah rasio CAR (Capital
Adequancy Ratio) yang merupakan rasio utama pada komponen permodalan.
Berikut adalah perhitungan dari ketiga rasio tersebut:
1. Perhitungan NPF (Non Performing Financing)
NPF (Non Performing Financing) atau rasio pembiayaan
bermasalah. Yang merupakan rasio penunjang. Rasio ini yang digunakan
untuk mengukur potensi tak tertagih pada penyaluran pembiayaan. Data
yang didapat dari perusahaan untuk menghitung besarnya NPF (Non
Performing Financing) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)
Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)
POS-POS (Dalam Jutaan Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018
Piutang 443.017 492.613 548.177 817.088 804.514
Pinjaman Qardh 27.927 12.197 823 14.729 359
Pembiayaan
Mudharabah
2.932 4.216 1.479 10.770 6.500
Pembiayaan
Musyarakah
243.478 294.392 268.040 367.655 585.026
Ijarah - - - - -
42
Jumlah
pembiayaan
717.354 803.418 818.519 1.210.242 1.396.399
Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos
pembiayaan bermasalah.
Tabel 4.2
Jumlah Pembiayaan
POS-POS
(Dalam Jutaan Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018
Piutang 10.030.626 10.010.312 10.783.173 10.891.386 11.578.420
Pinjaman
Qardh
591.849 398.874 295.388 538.243 367.004
Pembiayaan
Mudharabah
803.078 997.537 1.166.581 757.074 418.788
Pembiayaan
Musyarakah
4.089.920 5.082.963 5.379.830 5.577.220 7.748.129
Ijarah 91.877 46.259 286.181 1.146.920 1.676.682
Jumlah
pembiayaan
15.607.350 16.535.945 17.911.153 18.910.843 21.789.023
Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos
pembiayaan
Maka perhitungan NPF PT Bank BRI Syariah adalah sebagai berikut:
NPF Pembiayaan (KL,D,M)
Total Pembiayaan %
2014 717.35415.607.350
100%= 4,60%
43
2015 803.418
16.535.945 100%= 4,86%
2016 818.519
17.911.153 100%= 4,57%
2017 1.210.242
18.910.843 100%= 6,40%
2018 1.396.399
21.789.023 100%= 6,41%
2. Perhitungan ROA (Return On Assets)
ROA adalah rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan bank
dalam kegiatan operasionalnya untuk mendapatkan laba. Semakin besar
ROA menunjukkan semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh
bank dan semakin baik posisi bank ditinjau dari penggunaan aset.
Sebaliknya jika terjadi penurunan ROA menunjukkan perolehan laba bank
rendah atau cenderung mengalami kerugian. Data yang didapat dari
perusahaan untuk menghitung besarnya ROA (Return On Assets) adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Laba Sebelum Pajak
POS-POS
(Dalam Jutaan Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah
Pendapatan
Pengelolaa
n Dana
Oleh Bank
Sebagai
Mudharib 2.056.602 2.424.752 2.634.201 2.816.524 3.120.307
Hak Pihak (994.824) (1.027.442) (1.035.501) 1.193.918 (1.317.100)
44
Ketiga
Atas Bagi
Hasil
Hak Bagi
Hasil Milik
Bank 1.061.778 1.397.310 1.598.700 1.622.606 1.803.207
Pendapatan
Operasiona
l Lainnya 83.454 130.460 127.967 149.003 174.182
Jumlah
Pendapatan 1.145.232 1.527.770 1.726.667 1.771.609 1.977.389
Jumlah
Beban
Operasiona
l Lainnya (1.074.783) (1.137.438) (1.168.424) (1.178.743) (1.200.619)
Beban
(Pembalika
n) Ckpn –
Neto (65.570) (231.353) (319.011) (453.372) (619.297)
Laba
Usaha 9.887 158.979 239.232 139.494 157.473
Pendapatan
Non-
Operasiona
l - Neto 5.498 10.090 (623) 11.463 (5.959)
Laba
Sebelum
Beban
Pajak 15.385 169.069 238.609 150.957 151.514
Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos
laba sebelum pajak.
Tabel 4.4
Total Aset
POS_POS (Dalam Jutaan Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018
Kas 240.483 279.855 318.105 347.997 231.268
45
Giro dan
Penempatan
pada Bank
Indonesia
3.365.913 4.769.138 3.814.178 4.015.626 5.830.333
Giro dan
Penempatan
pada Bank
Lain - Neto
194.604 130.417 453.391 245.821 206.106
Investasi
Pada Surat
Berharga -
Neto
667.851 2.181.054 4.706.065 7.411.068 9.098.114
Piutang
Murabahah
- Neto
9.858.575 9.780.350 10.500.533 10.457.017 11.370.876
Piutang
Istishna -
Neto
9.538 7.241 5.760 4.309 3.212
Pinjaman
Qardh -
Neto
573.172 387.535 293.119 524.101 364.360
Pembiayaan
Mudharabah
- Neto
876.311 1.106.566 1.271.485 840.974 475.300
Pembiayaan
Musyarakah
- Neto
4.005.308 4.962.346 5.185.890 5.447.998 7.406.955
Aset yang
Diperoleh
Untuk
Ijarah -
Neto
91.877 46.259 286.181 1.146.920 1.676.682
Aset Tetap
- Neto
151.387 156.188 140.816 177.935 221.444
Aset Pajak
Tangguhan
7.421 28.186 52.152 140.883 163.670
Aset Lain-
lain
303.697 407.022 746.514 1.100.422 1.555.006
46
PPAP Aset
Lain-lain
-
5.104
-
11.910
-
87.001
-
317.687
-
688.242
Aset Lain-
lain - Neto
298.593 395.112 659.513 782.735 866.764
TOTAL
ASET
20.341.033 24.230.247 27.687.188 31.543.384 37.915.084
Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos
aset.
Tabel 4.5
Rata- rata Total Aset
Tahun (Dalam Jutaan Rupiah)
Total Aset Rata- Rata Total Aset
2013 17.400.914
2014 20.341.033 18.870.974
2015 24.230.247 22.285.640
2016 27.687.188 25.958.718
2017 31.543.384 29.615.286
2018 37.915.084 34.729.234
Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan total aset tahun
sebelum dan total aset tahun dicari kemudian dibagi dua maka hasilnya
menjadi rata rata total aset.
Maka perhitungan ROA PT Bank BRI Syariah adalah sebagai berikut:
ROA Laba Sebelum Pajak
Rata-rata total aset %
2014 15.385
18.870.974 100%= 0,08%
2015 169.069
22.285.640 100%= 0,76%
2016 238.609
25.958.718 100%= 0,92%
47
2017 150.957
29.615.286 100%= 0,51%
2018 151.514
34.729.234 100%= 0,43%
3. Perhitungan CAR (Capital Adequancy Ratio)
CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kecukupan modal untuk menutupi kemungkinan
terjadinya kegagalan dalam pemberian pembiayaan. Yang merupakan
rasio utama. Data yang didapat dari perusahaan untuk menghitung
besarnya CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Total Modal
POS-POS (Dalam Jutaan Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018
Modal inti 1.659.698 2.224.219 2.336.293 2.452.308 4.743.689
Modal
pelengkap
1.000.000 1.000.000 1.000.000
Cadangan
umum
penyisihan
kerugian aset
produktif
107.389 119.030 131.106 158.925 178.594
Total modal 1.767.087 2.343.249 3.467.399 3.611.233 5.922.283
Sumber: Hasil olah data penelitidengan menjumlahkan seluruh pos pos
modal.
48
Tabel 4.7
Total ATMR
ATMR (Dalam Jutaan Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018
Resiko
kredit
13.704.726 14.676.042 14.367.884 15.035.619 16.724.069
Resiko Pasar 6.079 140.746 49.569 12.347 55.147
Resiko
Operasional
1.997.656 2.389.722 2.752.209 3.148.850
Total ATMR 13.710.805 16.814.444 16.807.175 17.800.175 19.928.066
Sumber: Hasil olah data peneliti dengan menjumlahkan seluruh pos pos
ATMR
Maka perhitungan CAR PT Bank BRI Syariah adalah sebagai berikut:
CAR Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko %
2014 1.767.087
13.710.805 100%= 12,89%
2015 2.343.249
16.814.444 100%= 13,94%
2016 3.467.399
16.807.175 100%= 20,63%
2017 3.611.233
17.800.175 100%= 20,29%
2018 5.922.283
19.928.066 100%= 29,72%
49
4. Hasil Perhitungan dan Analisa
Tabel 4.8
Perhitungan NPF Gross PT Bank BRI Syariah
Tahun NPF Gross Peringkat Keterangan
Standar Kesehatan Nomor
13/24/ DPNP
Peringkat Kriteria
2014 4,60 2 Sehat 1 NPF < 2%
2015 4,86 2 Sehat 2 2% ≤ NPF <5%
2016 4,57 2 Sehat 3 5% ≤ NPF <8%
2017 6,40 3 Cukup Sehat 4 8% ≤ NPF <12%
2018 6,41 3 Cukup Sehat 5 NPF ≥ 12
Sumber: Hasil olah data peneliti
NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014-2015 sehat turun (dari
4,60% ke 4,86%) karena jumlah pembiayaan bermasalah mengalami
peningkatan 12% yaitu sebesar Rp86.064 dari tahun 2014 sebesar
Rp717.354 ke tahun 2015 sebesar Rp803.418 yang disebabkan oleh
naiknya jumlah pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mudharabah
menjadi Rp4.216 atau 44% dan pembiayaan musyarakah naik menjadi
Rp294.392 atau 21%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan pembiayaan bermasalah pada rasio NPF PT Bank BRI
Syariah adalah naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan mudharabah
sebesar Rp2.248. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI
Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2014 ke tahun 2015
karena naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan mudharabah.
50
NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2015-2016 sehat naik (dari
4,86% ke 4,57%).Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan kesehatan pada rasio NPF adalah PT Bank BRI syariah
mengambil langkah penyehatan dengan menambah jumlah modal 48%
yaitu sebesar Rp1.124.150 dari tahun 2015 sebesar Rp2.343.249 ke tahun
2016 sebesar Rp3.467.399 yang disebabkan oleh naiknya modal pelengkap
sebesar 100%. Dan PT Bank BRI syariah juga mengelola NPF dengan
melakukan restrukturisasi pembiayaan selama tahun 2015 dan 2016 adalah
sebesar Rp1,991 dan Rp2,621. Dari angka tersebut sebesar Rp1,736 di
tahun 2015 dan Rp2,463 di tahun 2016 merupakan pembiayaan
Performing. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI
Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun 2015 ke tahun 2016
karena telah mengambil langkah-langkah penyehatan seperti fokus
terhadap kinerja, menambah jumlah modal, dan melakukan restrukturisasi
pembiayaan.
NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2016-2017 cukup sehat turun
(dari 4,57% ke 6,40%) karena jumlah pembiayaan bermasalah mengalami
peningkatan 48% yaitu sebesar Rp391.723 dari tahun 2016 sebesar Rp
818.519 ke tahun 2017 sebesar Rp1.210.242 yang disebabkan oleh
naiknya jumlah pembiayaan bermasalah pada pinjaman qardh sebesar
1.690% dan pembiayaan mudharabah sebesar 628%. Faktor utama yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan pembiayaan bermasalah pada rasio
NPF PT Bank BRI Syariah adalah naiknya kolektibilitas macet pada
51
pinjaman qardh sebesar Rp7.159 dan pada pembiayaan mudharabah
sebesar Rp6.816. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI
Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2016 ke tahun 2017
karena naiknya kolektibilitas macet pada pinjaman qardh dan pembiayaan
mudharabah.
NPF PT Bank BRI Syariah dari tahun 2017-2018 cukup sehat turun
(dari 6,40% ke 6,41%) karena jumlah pembiayaan bermasalah mengalami
peningkatan 15% yaitu sebesar Rp186.157 dari tahun 2017 sebesar
Rp1.210.242 ke tahun 2018 sebesar Rp1.396.399 yang disebabkan oleh
naiknya jumlah pembiayaan bermasalah pada pembiayaan musyarakah
sebesar 59%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
pembiayaan bermasalah pada rasio NPF PT Bank BRI Syariah adalah
naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan musyarakah sebesar
Rp60.304. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank BRI
Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2017 ke tahun 2018
karena naiknya kolektibilitas macet pada pembiayaan musyarakah.
Jadi, tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014
sampai dengan tahun 2018 dilihat dari rasio NPF dapat dikatakan
mengalami penurunan tingkat kesehatan. Hal ini sesuai dengan dengan
matriks peringkat komposit tingkat kesehatan bank yang cenderung
mengalami penurunan tingkat kesehatan.Artinya kondisi bank
mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menagih pembiayaan
yang telah disalurkan, sehingga perlu adanya peningkatan kinerja dalam
52
mengelola pembiayaan dengan cara melakukan restrukturisasi pembiayaan
serta menambah jumlah modal demi kelangsungan usaha bank.
Tabel 4.9
Perhitungan ROA PT Bank BRI Syariah
Tahun ROA Peringkat Keterangan
Standar Kesehatan nomor
13/24/DPNP
Peringkat Kriteria
2014 0,08 5 Tidak Sehat 1 ROA >1.5%
2015 0,76 3 Cukup Sehat 2 1,25% < ROA ≤
1,5%
2016 0,92 3 Cukup Sehat 3 0,5% < ROA ≤
1,25%
2017 0,51 3 Cukup Sehat 4 0% < ROA ≤ 0,5%
2018 0,43 5 Tidak Sehat 5 ROA ≤ 0%
Sumber: Hasil olah data peneliti
ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014-2015 cukup sehat naik
(dari 0,08% ke 0,76%) karena laba sebelum beban pajak mengalami
peningkatan 999% yaitu sebesar Rp 153.684 dari tahun 2014 sebesar Rp
15.385 ke tahun 2015 sebesar Rp 169.069 yang disebabkan oleh naiknya
laba usaha sebesar 1.508%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan laba usaha pada PT Bank BRI Syariah dikarenakan
pendapatan dan operasional lainnya yang tumbuh lebih tinggi
dibandingkan peningkatan beban usaha bank dan Pendapatan Non-
Operasional – Neto sebesar 84% yang disebabkan oleh naiknya
pendapatan .keuntungan selisih kurs dan sewa gedung serta terjadi
53
penurunan beban zakat. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROA PT
Bank BRI Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun 2014 ke
tahun 2015 karena pendapatan dan operasional lainnya tumbuh lebih tinggi
dibandingkan peningkatan beban usaha bank.
ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2015-2016 cukup sehat naik
(dari 0,76% ke 0,92%) karena laba sebelum beban pajak mengalami
peningkatan 41% yaitu sebesar Rp 69.540 dari tahun 2015 sebesar Rp
169.069 ke tahun 2016 sebesar Rp 238.609 yang disebabkan oleh naiknya
laba usaha sebesar 50%. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan laba usaha pada PT Bank BRI Syariah dikarenakan terjadinya
peningkatan pendapatan dari pengelolaan dana yang diringi dengan
pengendalian terhadap beban operasionalnya. Maka dapat disimpulkan
bahwa rasio ROA PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan
kesehatan dari tahun 2015 ke tahun 2016 karena terjadinya peningkatan
pendapatan dari pengelolaan dana serta adanya pengendalian terhadap
beban operasional.
ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2016-2017 cukup sehat
turun (dari 0,92% ke 0,51%) karena terjadinya penurunan laba sebelum
beban pajak 37% yaitu sebesar Rp87.652 dari tahun 2016 sebesar
Rp238.609 ke tahun 2017 sebesar Rp150.957 yang disebabkan oleh
meningkatnya secara signifikan pembentukan beban PPAN dan CKPN
pada periode 2017 sebesar 42% dibandingkan pembentukan beban PPAP
dan CKPN diperiode tahun 2016 sebesar Rp 319.011. Dan terjadinya
54
kerugian bersih pada segmen ritel sebesar Rp. 2.084 juga kerugian bersih
pada segmen komersial sebesar Rp.7.336. Serta terjadi peningkatan yang
signifikan pada pembiayaan bermasalah menjadi Rp 1.210.242. yang
diakibatkan meningkatnya piutang menjadi Rp817.088 dan pembiayaan
musyarakah menjadi Rp367.655. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio
ROA PT Bank BRI Syariah mengalami penurunan kesehatan dari tahun
2016 ke tahun 2017 karena pembentukan beban PPAN dan CKPN,
terjadinya kerugian bersih dan peningkatan pembiayaan bermasalah secara
signifikan.
ROA PT Bank BRI Syariah dari tahun 2017-2018 tidak sehat turun
(dari 0,51% ke 0,43%) karena persentase kenaikan laba sebelum pajak
lebih kecil dari persentase kenaikan total aset. Selain itu pembiayaan
bermasalah pada tahun 2018 tinggi yaitu sebesar Rp1.396.399 yang
diakibatkan meningkatnya pembiayaan musyarakah menjadi Rp585.026.
Sehingga laba yang didapat pada tahun 2018 juga rendah. Pemasalahan
diatas tentunya sangat berhubungan karena salah satu unsur pendapatan
bank dari pembiayaan yang disalurkan, sehingga jika pembiayaan
bermasalah tinggi maka tingkat laba yang akan didapat juga berkurang.
Maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROA PT Bank BRI Syariah
mengalami penurunan kesehatan dari tahun 2017 ke tahun 2018
dikarenakan persentase kenaikan laba sebelum pajak lebih kecil dari
persentase kenaikan total aset serta pembiayaan bermasalah yang tinggi.
55
Jadi, tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014
sampai dengan tahun 2018 dilihat dari rasio ROA dapat dikatakan
mengalami penurunan tingkat kesehatan. Hal ini sesuai dengan dengan
matriks peringkat komposit tingkat kesehatan bank yang cenderung
mengalami penurunan tingkat kesehatan. Artinya kondisi bank
mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam dalam mengelola
aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan menekan biaya, sehingga perlu
adanya peningkatan kinerja dalam mengelola aktiva dengan cara
melakukan restrukturisasi pembiayaan bermasalah serta tidak melakukan
penambahan cadangan modal secara signifikan karena dapat menurunkan
kesehatan bank.
Tabel 4.10
Perhitungan CAR PT Bank BRI Syariah
Tahun CAR Peringkat Keterangan
Standar Kesehatan nomor
13/24/ DPNP
Peringkat Kriteria
2014 12,89 1 Sangat Sehat 1 CAR ≥ 12%
2015 13,94 1 Sangat Sehat 2 9% ≤ CAR < 12%
2016 20,63 1 Sangat Sehat 3 8% ≤ CAR < 9%
2017 20,29 1 Sangat Sehat 4 6% ≤ CAR < 8%
2018 29,72 1 Sangat Sehat 5 CAR < 6%
Sumber: Hasil olah data peneliti
CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2014-2015 sangat sehat naik
(dari 12,89% ke 13,94%) karena jumlah modal mengalami peningkatan
33% yaitu sebesar Rp576.162 dari tahun 2014 sebesar Rp1.767.087 ke
tahun 2015 sebesar Rp2.343.249 yang disebabkan oleh naiknya modal inti
56
sebesar Rp564.521 atau 34%. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio CAR
PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun 2014
ke tahun 2015 disebabkan oleh naiknya modal inti.
CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2015-2016 sangat sehat naik
(dari 13,94% ke 20,63%) karena jumlah modal mengalami peningkatan
48% yaitu sebesar Rp1.124.150 dari tahun 2015 sebesar Rp2.343.249 ke
tahun 2016 sebesar Rp3.467.399 yang disebabkan oleh naiknya modal
pelengkap sebesar Rp 1.000.000 atau 100%. Maka dapat disimpulkan
bahwa rasio CAR PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan
kesehatan dari tahun 2015 ke tahun 2016 disebabkan oleh naiknya modal
pelengkap.
CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2016-2017 sangat sehat
turun (dari 20,63% ke 20,29%) karena persentase kenaikan jumlah modal
lebih kecil dibandingkan persentase kenaikan ATMR. Faktor utama yang
mempengaruhi terjadinya penurunan CAR adalah meningkatnya
pembiayaan bermasalah menjadi Rp1.210.242 dan terjadinya penurunan
Laba bersih sebesar 40,13% menjadi Rp 101,091 yang berpengaruh
terhadap besarnya modal inti pada PT Bank BRI Syariah. Maka dapat
disimpulkan bahwa rasio CAR PT Bank BRI Syariah mengalami
penurunan kesehatan dari tahun 2016 ke tahun 2017 disebabkan oleh
peningkatan pembiayaan bermasalah dan penurunan laba bersih.
CAR PT Bank BRI Syariah dari tahun 2017-2018 sangat sehat naik
(dari 20,29% ke 29,72%) karena jumlah modal mengalami peningkatan
57
64% yaitu sebesar Rp 2.311.050 dari tahun 2017 sebesar Rp3.611.233 ke
tahun 2018 sebesar Rp5.922.283 yang disebabkan oleh naiknya modal inti
sebesar Rp2.291.381 atau 93%. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio
CAR PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan kesehatan dari tahun
2017 ke tahun 2018 disebabkan oleh naiknya modal inti.
Jadi, tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014
sampai dengan tahun 2018 dilihat dari rasio CAR dapat dikatakan
mengalami peningkatan tingkat kesehatan. Hal ini sesuai dengan dengan
matriks peringkat komposit tingkat kesehatan bank yang cenderung
mengalami peningkatan tingkat kesehatan. Artinya kondisi bank mampu
mengelola aktiva dengan sangat baik dan mampu mengantisipasi resiko
kerugian yang akan terjadi dengan penggunaan modal yang dimiliki.
Untuk menjaga kesehatan bank tersebut agar selalu mengalami kenaikan
tingkat kesehatan bank harus menjaga agar persentase kenaikan ATMR
tidak lebih besar dari persentase kenaikan modal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa pada Rasio NPF (Non
Performing Financing), ROA (Return On Assets, dan CAR (Capital
Adequancy Ratio) penilaian tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek REC
pada tahun 2014 sampai dengan 2018 adalah sebagai berikut:
NPF pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014, 2015, dan 2016 masuk
dalam peringkat 2 (sehat). Sedangkan tahun 2017 dan 2018 menurun masuk
dalam peringkat 3 (cukup sehat). Artinya terjadi peningkatan potensi tak
tertagih dalam menyalurkan pembiayaan. Sehingga perlu adanya peningkatan
kinerja dalam mengelola pembiayaan dengan cara melakukan restrukturisasi
pembiayaan serta menambah jumlah modal demi kelangsungan usaha bank.
ROA pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014 masuk dalam peringkat 5
(tidak sehat).Sedangkan tahun 2015, 2016, dan 2017 meningkat masuk dalam
peringkat 3 (cukup sehat). Dan pada tahun 2018 menurun masuk dalam
peringkat 5 (tidak sehat). Hal ini mengindikasikan bank mengalami kerugian
yang signifikan serta kurangnya kemampuan manajemen perusahaan dalam
mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan menekan biaya.
Sehingga perlu adanya peningkatan kinerja dalam meningkatkan pendapatan
dan menekan biaya dengan cara melakukan restrukturisasi pembiayaan
bermasalah serta tidak melakukan penambahan cadangan modal secara
signifikan karena dapat menurunkan kesehatan bank.
59
CAR pada PT Bank BRI Syariah tahun 2014 – 2018 mengalami
peningkatan kesehatan dan konsisten berada di peringkat 1 (sangat sehat).Hal
ini mengindikasikan PT Bank BRI Syariah telah mampu mengelola aktiva
dengan sangat baik dan mampu mengantisipasi resiko kerugian yang akan
terjadi dengan penggunaan modal yang dimiliki. Untuk menjaga kesehatan
bank tersebut agar selalu mengalami kenaikan tingkat kesehatan, bank harus
menjaga agar persentase kenaikan ATMR tidak lebih besar dari persentase
kenaikan modal.
Secara umum kesehatan PT Bank BRI Syariah pada tahun 2014
sampai dengan 2018 jika dilihat dari ketiga rasio tersebut cenderung fluktuatif.
Untuk menjaga kesehatan bank tersebut agar selalu mengalami kenaikan
tingkat kesehatan, bank harus meningkatkan kinerja dalam mengelola aktiva
dan meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah yang ada, menekan biaya,
serta menjaga persentase kenaikan ATMR tidak lebih besar dari persentase
kenaikan modal. Agar laba yang diperoleh untuk tahun tahun selanjutnya
mengalami peningkatan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan melalui
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, tingkat kesehatan bank merupakan hal penting yang
dapat membuat para nasabah dapat memberikan kepercayaan untuk
menanam dananya ke suatu bank. Maka disarankan PT Bank BRI Syariah
60
meningkatkan kinerjanya dalam mengelola aktiva dan meminimalisir
resiko pembiayaan bermasalah yang ada, agar laba yang diperoleh untuk
tahun tahun selanjutnya mengalami peningkatan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan memperluas cakupan indikator rasio
keuangan lainnya untuk melihat tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah
ataupun Bank syariah lainnya yang dijadikan objek penelitian agar
memperoleh perhitungan serta analisis yang lebih menyeluruh dan akurat
sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Mentari, Moch Dzulkirom AR, and Muhammad Saifi. “Analisis
Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan
Menggunakan Pendekatan RGEC.” Jurnal Administrasi Bisnis 27, no. 1
(Oktober 2015).
Arrvida Lasta, Heidy, Zainul Arifin, and Nila Firdausi Nuzula. “Analisis Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile,
Good Corporate Governance, Earnings, Capital).” Jurnal Administrasi
Bisnis 13, no. 2 (Agustus 2014).
Cahya Suwarno, Rima, and Ahmad Mifdlol Muthohar. “Analisis Pengaruh NPF,
FDR, BOPO, CAR, Dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah Di Indonesia Periode 2013-2017.” Jurnal Bisnis Dan Manajemen
Islam 6, no. 1 (June 2018).
Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016.
Darmawi, Herman. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Dewi, Meutia. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan
Pendekatan Rgec (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings,
Capital).” Jurnal Ihtiyath 2, no. 2 (Desember 2018).
———. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan
RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital).”
Jurnal Niagawan 7, no. 3 (November 2018).
Fahmi, Irham. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta, 2014.
Hadiyati, Puji. “Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Mudharabah
Dan Musyarakah Pada Bank Muamalat Indonesia.” Jurnal Manajemen
Dan Bisnis 1, no. 1 (Oktober 2013).
Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
62
Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2014.
Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2015.
Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2016.
Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2017.
Laporan Keuangan PT Bank BRI Syariah Tbk Periode 31 Desember 2018.
M. Hanafi, Mamduh, and Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2018.
Minarrohmah, Khisti, Fransisca Yaningwati, and Nila Firdausi Nuzula. “Analisis
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital).” Jurnal
Administrasi Bisnis 17, no. 1 (Desember 2014).
Misbahuddin, and Iqbal Hasan. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2006.
Muhamad. Manajemen Keuangan Syariah: Analisis Fiqh Dan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014.
Muljono, Djoko. Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan
Syariah. Yogyakarta: ANDI, 2015.
Mulyawan, Setia. Manajemen Resiko. Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.
P. Usanti, Trisadini, and Abd Shomad. Transaksi Bank Syariah. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013.
Pandia, Frianto. Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2012.
63
Sudirman, I Wayan. Manajemen Perbankan: Menuju Bankir Konvensional Yang
Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2017.
Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP Tahun 2011 Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Syatori Nasehudin, Toto, and Nanang Gozali. Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.
Timorita Yulianti, Rahmani. “Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah.” Jurnal
Ekonomi Islam 3, no. 2 (Desember 2009).
Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
Usman, Rachmadi. Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika, 2012.
Wahyu Sukarno, Kartika, and Muhamad Syaichu. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia.” Jurnal Studi
Manajemen & Organisasi 3, no. 2 (July 2006).
www.brisyariah.co.id.
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, and Abd Abdurahim. Akuntansi
Perbankan Syariah: Teori Dan Praktik Kontemporer. Yogyakarta:
Salemba Empat, 2009.
Zakaria Hamzah, Zeze, and Dewi Anggraini. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank
Pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Dengan Menggunakan Metode
RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning & Capital)
Periode 2013 - 2017.” Jurnal Economicus 10, no. 1 (June 2019).
64
LAMPIRAN
65
66
67
68
69
70
71
72
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
ALAT PENGUMPUL DATA (APD)
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE REC PADA PT BANK BRI SYARIAH
TBK
PERIODE 2014-2018
A. Dokumentasi
1. Sejarah PT Bank Bri Syariah Tbk yang diakses melalui situs web resmi PT
Bank Bri Syariah Tbk..
2. Visi dan misi PT Bank Bri Syariah Tbk yang diakses melalui situs web
resmi PT Bank Bri Syariah Tbk.
3. Laporan keuangan publikasi PT Bank Bri Syariah Tbk dari tahun 2014
sampai dengan 2018 yang diakses melalui situs web resmi PT Bank Bri
Syariah Tbk.
4. Laporan posisi keuangan (neraca) PT Bank Bri Syariah Tbk periode
Desember dari tahun 2014 sampai 2018 yang diakses melalui situs web
resmi PT Bank Bri Syariah Tbk.
5. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain PT Bank Bri Syariah
Tbk periode Desember dari tahun 2014 sampai 2018 yang diakses melalui
situs web resmi PT Bank Bri Syariah Tbk.
6. Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang diakses melalui
situs web resmi Bank Indonesia..
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Shella Yuliana dilahirkan di
Tangerang, pada tanggal 10 Juli 1998. Nama
panggilan Sela, yang merupakan anak tunggal dari
pasangan Bapak Sunaryo dan Ibu Sri Rahayu dan
dibesarkan di Tangerang kemudian pindah di
Lampung sampai sekarang.
Peneliti telah menyelesaikan pendidikan
formalnya di SD Negeri 02 Suka Agung pada tahun 2010, SMP Negeri 01 Bumi
Agung pada tahun 2013 dan selanjutnya di SMA Negeri 03 Martapura pada tahun
2016. Pada tahun 2016 peneliti terdaftar menjadi mahasiswi Jurusan S1
Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN Metro) melalui jalur pendaftaran SPAN-PTKIN.