skripsi - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/10722/1/189981011201110411.pdfterhadap motivasi belajar...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS
SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
NURUL DEVIYANTI
K7407113
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNG BELAJAR
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS
SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
NURUL DEVIYANTI
K7407113
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Nurul Deviyanti. K7407113.PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA
PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA
AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas
Maret, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Untuk mengetahui apakah
ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap motivasi belajar
akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Al Islam 1 Surakarta. (2) Untuk
mengetahui apakah ada pengaruh dari kondisi lingkungan belajar terhadap
motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Al Islam 1 Surakarta.
(3) Untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh di antara variabel
pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap
motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA A Islam 1 Surakarta.
Teknik untuk menentukan jumlah sampel menggunakan teknik
proporsional random sampling dengan menggunakan undian dan didapat
sampel sebanyak 42 siswa kelas XII IPS. Tehnik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik kuesioner, dokumentasi dan observasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)
Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pemanfaatan
media pembelajaran secara parsial terhadap motivasi belajar akuntansi
siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Hal ini ditunjukan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. (2) Terdapat
pengaruh yang signifikan positif antara variabel lingkungan belajar secara
parsial terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA AL-
Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukan dengan nilai
probabilitas 0,006 < 0,05. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan positif
antara variabel pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar
secara bersama-sama terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII
IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Hal ini
ditunjukan dengan nilai probabilitas 0,000 < 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRACT
Nurul Deviyanti. K7407113. THE EFFECT OF LEARNING MEDIA USE
AND LEARNING ENVIRONMENT ON THE STUDENT ACCOUNTING
LEARNING MOTIVATION IN XII IPS GRADERS OF SMA AL-ISLAM 1
SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. THESIS.
SURAKARTA: TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY.
SEBELAS MARET UNIVERSITY, MAY 2011.
The objectives of research are: (1) to find out whether or not there is an
effect of learning media use on the student accounting learning motivation in XII
IPS graders of SMA Al-Islam 1 Surakarta, (2) to find out whether or not there is
an effect of learning environment condition on the student accounting learning
motivation in XII IPS graders of SMA Al-Islam 1 Surakarta, and (3) to find out
which one with the higher effect, the learning media use or learning environment,
on the student accounting learning motivation in XII IPS graders of SMA Al-
Islam 1 Surakarta.
The sampling technique used was quota proportional random sampling
using lottery and it was obtained 42 graders of XII IPS as the sample. Techniques
of collecting data used were questionnaire, documentation and observation
techniques. Technique of analyzing data used was multiple regression analysis.
Considering the result of research, it can be concluded that: (1) there is a
positive, significant effect of learning media use variable partially on the student
accounting learning motivation in XII IPS graders of SMA Al-Islam 1 Surakarta
in the school year of 2010/2011. It is indicated by the probability value of 0.000 <
0.05. (2) There is a positive, significant effect of learning condition partially on
the student accounting learning motivation in XII IPS graders of SMA Al-Islam 1
Surakarta in the school year of 2010/2011. It is indicated by the probability value
of 0.000 < 0.05. (3) There is a positive, significant effect of learning media use
and learning condition variables simultaneously on the student accounting
learning motivation in XII IPS graders of SMA Al-Islam 1 Surakarta in the school
year of 2010/2011. It is indicated by the probability value of 0.000 < 0.05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
“Kerjakan yang anda bisa, dengan yang anda miliki,
dimanapun anda berada.”
(Theodore Roosevelt)
“Tak ada yang perlu ditakutkan dalam hidup ini,
semua hanya perlu dipahami.”
(Marie Curie)
”95% Sukses tergantung pada mindset.
Mindset dibentuk dari pembelajaran.”
(Anton Huang)
“Semua manusia mempunyai potensi yang sama untuk sukses
Yang membedakan adalah seberapa efektif kita belajar untuk sukses”
(Gusbud)
“Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan.
Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bias menciptakan
apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.”
(Andrie Wongso)
“Dengan memiliki motivasi aku dapat meraih apa yang kuharapkan.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Ibu dan Ayah tersayang yang telah memberikan banyak pengorbanan dan
doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan lancar.
Kakakku Mas Tyan terima kasih atas segala pengorbanan, doa serta
nasehatnya.
Kepala Sekolah SMA AL-Islam 1 Surakarta terimakasih atas ijin serta
kemudahan selama penelitian.
Guru Akuntansi SMA AL-Islam 1 Surakarta terimakasih untuk ijin serta
bantuannya selama penelitian.
Dosen FKIP Universitas Sebelas Maret terimakasih untuk segala ilmu
serta bimbingannya selama ini.
Drs. Sudiyanto, M.Pd terimakasih atas untuk dorongan dan bimbinganya
selama ini.
Drs. Sukiraman, MM terima kasih untuk bimbingan dan kesabaranya.
Indah, Putri, Ryza, Wahyu, Umi, Sei, Arifah, Tyas, Yaya, dan semua
teman-teman seperjuanganku terimakasih untuk motivasi dan doanya.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Mahasiswa dan Almameter FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah Azza wa Jalla atas segala bentuk nikmat
yang Dia berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung
maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
tersebut penulis haturkan kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
menyetujui penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Drs. Sukirman, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
7. Segenap Dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesaikannya skripsi ini.
8. Drs. Riyanto selaku Kepala SMA AL-Islam 1 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
9. Istiqomah, S.Pd selaku wakil guru akuntansi SMA AL-Islam 1 Surakarta
yang telah membimbing dan membantu dalam penelitian.
10. Segenap guru SMA AL-Islam 1Surakarta yang telah membantu dalam
penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna
dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, 21 Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................... . i
PENGAJUAN SKRIPSI ……………………………………………….. ii
PERSETUJUAN ………………………………………………………... iii
PENGESAHAN ………………………………………………………… iv
REVISI ...................................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................. vi
MOTTO…………………………………………………………………. viii
PERSEMBAHAN..................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………… x
DAFTAR ISI …………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………... xvi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………. 6
C. Pembatasan Masalah …………………………………………… 7
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis .................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ..................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 9
A. Tijauan Pustaka ............................................................................ 9
1. Motivasi Belajar ..................................................................... 9
a. Hakikat Motivasi Belajar……………………………….. 10
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar….. 11
c. Ciri-Ciri Motivasi Belajar Tinggi……………………….. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran…………………………... 13
a. Hakikat Media Pembelajaran……………………………. 13
b. Fungsi Media Pembelajaran…………………………….. 16
c. Pemanfaatan Media Pembelajaran……………………… 17
3. Lingkungan Belajar .............................................................. 19
a. Hakikat Lingkungan Belajar……………………………. 19
b. Fungsi Lingkungan Belajar……………………………... 23
c. Lingkungan Belajar Yang Kondusif…………………… 24
B. Kerangka Pemikiran……………………………………………... 26
C. Hipotesis Tindakan………………………………………………. 27
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………… 28
1. Tempat Penelitian…………………………………………… 28
2. Waktu Penelitian……………………………………………. 28
B. Metode Penelitian ......................................................................... 28
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………. 30
1. Populasi Penelitian…………………………………………… 30
2. Sampel Penelitian…………………………………………….. 31
3. Teknik Pengambilan Sampel…………………………………. 31
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. 32
1. Jenis dan Sumber Data……………………………………….. 33
a. Jenis Data………………………………………………… 33
b. Sumber Data……………………………………………... 33
2. Identifikasi Variabel…………………………………………. 33
a. Variabel Bebas…………………………………………… 34
b. Variabel Terikat………………………………………….. 34
3. Metode Pengumpulan Data………………………………….. 35
a. Metode Angket atau Kuesioner…………………………. 35
b. Teknik Dokumentasi…………………………………….. 35
c. Teknik Observasi………………………………………… 36
4. Instrumen Penelitian…………………………………………. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
a. Kisi-Kisi Angket………………………………………… 36
b. Teknik Pengukuran……………………………………… 38
c. Uji Coba Angket………………………………………… 39
1) Uji Validitas…………………………………………. 39
2) Uji Reliabilitas………………………………………. 40
d. Hasil Uji Coba Angket…………………………………… 42
E. Teknik Analisis Angket………………………………………….. 42
1. Uji Prasyarat Analisis………………………………………… 43
a. Uji Normalitas……………………………………………. 43
b. Uji Multikolinearitas……………………………………… 43
c. Uji Heteroskedastisitas........................................................ 43
d. Uji Autokorelasi………………………………………….. 44
e. Uji Linearitas……………………………………………... 45
2. Pengujian Hipotesis………………………………………….. 45
a. Analisis Regresi………………………………………..... 45
b. Uji F…………………………………………………….. 46
c. Uji t……………………………………………………... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................... 49
A. Deskripsi Data …………………………………………………… 49
1. Deskripsi Wilayah Penelitian………………………………. 49
a. Sejarah Singkat SMA AL-Islam 1 Surakarta…………… 49
b. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa……………………. 50
c. Keadaan Fisik SMA AL-Islam 1 Surakarta…………….. 51
d. Struktur Organisasi SMA AL-Islam 1 Surakarta………. 51
2. Deskripsi Data Statistik ......................................................... 52
B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 52
1. Uji Normalitas………………………………………………. 53
2. Uji Lineritas .......................................................................... 53
3. Uji Multikolinearitas ……………………………………….. 55
4. Uji Autokorelasi ..................................................................... 56
5. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 57
1. Analisis Regresi Ganda ......................................................... 58
2. Uji t ........................................................................................ 59
3. Uji F ....................................................................................... 60
4. Kesimpulan Pengujian Hipotesis .......................................... 61
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................. 61
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 64
A. Simpulan ...................................................................................... 64
B. Implikasi ....................................................................................... 64
C. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68
LAMPIRAN ................................................................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kisi-kisi Angket Kuosioner…………………………………………. 37
2. Deskripsi Data Statistik……………………………………………... 52
3. Uji Multikolinearitas………………………………………………… 56
4. Uji Autokorelasi……………………………………………………... 56
5. Koefisien Regresi……………………………………………………. 58
6. Coefficients…………………………………………………………... 59
7. ANOVA……………………………………………………………… 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir……………………………………………………. 26
2. Bagan Struktur Organisasi SMA AL-Islam 1 Surakarta……………... 51
3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual………… 53
4. Plot Pemanfaatan Media Pembelajaran (X1) dengan
Motivasi Belajar (Y)…………………………………………………. 54
5. Plot Lingkungan Belajar (X2) dengan Motivasi Belajar (Y)…………. 55
6. Scatterplot Regression Standardized Residual..................................... 57
7. Dokumentasi Penelitian........................................................................ 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket Try Out ....................................................................................... 70
2. Angket Penelitian ………………………………………… .................. 73
3. Tabulasi Data Try Out ........................................................................... 75
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket .......................................... 78
5. Tabulasi Data Penelitian ........................................................................ 84
6. Hasil Uji Prasyarat dan Analisis Data ................................................... 88
7. Surat Keterangan dari SMA AL-Islam 1 Surakarta................................ 102
8. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi pada Dekan ......................... 103
9. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan .......................... 104
10. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Rektor .................... 105
11. Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala
SMA AL-Islam 1 Surakarta ................................................................... 106
12. Dokumentasi penelitian………............................................................... 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusianya, dimana baik buruknya sumber daya manusia yang ada itu akan
menjadi tolak ukur majunya suatu bangsa. Adapun baik tidaknya kualitas sumber
daya manusia dipengaruhi oleh baik tidaknya sistem pendidikan dan sarana yang
tersedia. Pendidikan merupakan faktor penting dalam rangka terciptanya sumber
daya manusia yang berkualitas, yang nantinya akan membawa bangsa menuju
kearah kemajuan yang lebih baik karena didalamnya banyak hal yang dapat
dikembangkan dalam rangka meningkatkan taraf kemajuan peradaban suatu
bangsa. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa dalam rangka memenuhi tujuan
yang hendak dicapai tersebut.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu
pembangunan bangsa dalam rangka pengembangan diri agar nantinya siap dan
dapat menghadapi segala rintangan. Pelaksanaan pendidikan tidak dapat lepas dari
tantangan dan rintangan yang dihadapi suatu bangsa untuk mencapai tujuan.
Pelaksanaan pendidikan senantiasa menghadirkan perubahan-perubahan baru
dalam rangka penyempurnaan agar dapat sesuai dengan kebutuhan pembangunan
suatu bangsa. Pelaksanaan dari pendidikan itu sendiri dapat dilaksanakan secara
formal maupun informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang
berlansung secara teratur, berjenjang dan mengikuti syarat-syarat tertentu,
mempunyai arah pelaksanaan yng terprogram secara jelas dan terperinci, yang
berlangsung disekolah ataupun lembaga pendidikan lainya.
Pendidikan disekolah merupakan pendidikan yang hasilnya mudah
dipantau dengan melihat daftar prestasi peserta didik, sesuai dengan tujuan
pendidikan bahwa setiap proses pembelajaran hendaklah menghasilkan prestasi
yang baik, namun kenyataannya pencapaian prestasi yang tinggi tidaklah mudah.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain input dari peserta didik, proses
pembelajaran, motivasi belajar, sarana-prasarana serta tenaga kerja sekolah. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
beberapa hal tersebut kita ketahui bahwa peran motivasi belajar pada diri peserta
didik amat penting dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Jika dalam proses
pembelajaran terdapat motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik, maka
proses pembelajaran akan menjadi bermakna, kegiatan belajar-mengajar menjadi
lebih hidup serta dapat menghantarkan siswa meraih prestasi yang tinggi. Adapun
cirri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi antara lain rajin, ulet,
tekun, antusias dan senang saat mengikuti proses pembelajaran. Namun demikian,
motivasi belajar tidak dapat tumbuh dengan mudah pada diri peserta didik, hal
tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu: (1) lingkungan belajar, (2)
metode pembelajaran yang digunakan, (3) ketrampilan guru dalam mengajar, (4)
sarana dan prasarana sekolah, (5) media pembelajaran, (6) adanya reward atau
penghargaan dan (7) input/dorongan dari dalam diri siswa yang berupa keinginan
untuk maju.
Seperti pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa motivasi dalam diri siswa
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, faktor-faktor tersebut tentulah akan
dapat membawa dampak baik dalam tercapainya tujuan dari pembelajaran yang
diharapkan. Dari beberapa faktor tersebut yang penulis pandang memiliki peran
yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
adalah media pembelajaran dan lingkungan belajar peserta didik. Dalam era baru
ini, teknologi semakin berkembang maju, sebagaimana proses belajar mengajar
disekolah juga dilakukan dengan cara yang menarik dalam rangka menumbuhkan
motivasi dalam diri siswa. Kegiatan belajar mengajar yang menarik ini dapat
tercipta jika dalam suatu pembelajaran didukung oleh tenaga pendidik yang cakap
dan terampil, selain itu penarapan metode pembelajaran yang sesuai serta
didukung dengan media atau sarana prasarana pembelajaran yang baik seperti
yang telah di uraikan di awal. Dari beberapa faktor tersebut salah satunya adalah
tersedianya media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
dalam rangka mempermudah penyampaian materi pembelajaran serta dapat
menumbuhkan suasana kegiatan pembelajaran yang menarik guna menumbuhkan
motivasi belajar pada diri peserta didik, namun tersedianya media pembelajaran
yang lengkap dan canggih dalam suatu lembaga pendidikan formal atau sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tidak akan memberikan manfaat atau hasil jika tidak adanya pemanfaatan terhadap
media tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Suatu media tidak akan ada gunanya
dan hanya akan menjadi barang pajangan saja atau benda tidak berguna jika tidak
dimanfaatkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, jadi
adanya media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dalam lingkungan
sekolah akan dapat membantu menumbuhkan motivasi belajar dalam diri peserta
didik saat mengikuti pembelajaran, jika media tersebut tidak hanya sekedar ada
atau tersedia tetapi juga disertai adanya pemanfaatan yang baik terhadap media
pembelajaran tersebut.
Selain adanya pemanfaatan media pembelajaran, faktor lain yang juga tidak
kalah penting yang mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah adalah
lingkungan belajar, sesuai dengan pendapat dari Hamzah B. Uno sebelumnya
yang telah penulis ungkapkan bahwa lingkungan belajar yang kondusif dapat
menumbuhkan motivasi belajar pada diri peserta didik. Lingkungan belajar
peserta didik sendiri dibagi tiga dan ketiga lingkungan tersebut tentulah membawa
pengaruh yaitu (1) lingkungan keluarga, (2) lingkungan sekolah, dan (3)
lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut akan membawa pengaruh
yang berbeda pada diri peserta didik, karena kondisi lingkungan keluarga atau
masyarakat yang satu dengan yang lain tentulah berbeda dari berbagai segi
dimana lingkungan tersebut akan membawa pengaruh yang besar terhadap diri
peserta didik serta memiliki corak yang berbeda. Perbedaaan yang dimaksud
adalah dalam hal situasi, sifat, materi pendidikan, metode yang digunakan, serta
subyek yang terlibat.” Sebagai contoh lingkungan sekolah tempat mendidik
peserta didik secara formal tentulah juga berbeda-beda antara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lain, setiap lembaga pendidikan formal atau sekolah tentulah
memiliki ciri khas masing-masing dalam menyelenggarakan pendidikan termasuk
dalam segi penataan sekolah, lokasi sekolah serta pemeliharaan lingkungan
belajar bagi peserta didiknya
Dari uraian diatas telah memberikan gambaran bagi kita bahwa dalam
rangka menuju kualitas sumber daya manusia bangsa tersebut haruslah bermutu,
mutu dari kualitas sumber daya manusia tersebut tergantung dari kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pendidikannya. Kualitas pendidikan tersebut dapat diperbaiki dengan adanya
kegiatan pembelajaran yang baik bagi para individu dalam suatu bangsa tersebut,
salah satunya yaitu pendidikan yang dilaksanakan lewat lembaga pendidikan
formal yaitu sekolah. Keberhasilan dari pendidikan disekolah tersebut dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor yang salah satunya adalah motivasi belajar pada diri
peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran. Motivasi belajar itu sendiri
tidak tumbuh dengan mudah, banyak faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya
adalah pemanfaatan media pembelajaran dengan baik dalam proses pembelajaran
serta lingkungan belajar siswa disekolah.
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan suatu lembaga pendidikan
formalyang yang usahanya memberikan bekal pada lulusan yang nantinya untuk
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, namun tidak mengesampingkan
keterampilan untuk masuk dunia kerja. Oleh karena itu, pembelajaran di SMA
seperti di SMA Al Islam 1 Surakarta pun menekankan tidak hanya ketrampilan
kognitif, melainkan juga afektif dan psikomotorik. Hal ini dilakukan agar lulusan
yang nantinya akan melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun bekerja telah
memiliki keterampilan yang memadai.
Salah satu mata pelajaran disekolah yang dapat memberikan bekal dalam
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ataupun ketrampilan dalam masyarakat
serta dunia kerja bagi peserta didik adalah Akuntansi. Mata pelajaran akuntansi
yang diberikan di SMA Al Islam 1 Surakarta khususnya jurusan IPS (IS) adalah
mata pelajaran Akuntansi yang kini dimasukkan dalam mata pelajaran Ekonomi.
Hasil pra-survei penulis menunjukan bahwa motivasi belajar akuntansi siswa
SMA AL-Islam 1 Surakarta rendah, hal ini tercermin dalam sikap pasifnya peserta
didik dalam pembelajaran akuntansi, kurangnya perhatian terhadap guru yang
sedang menyampaikan materi, beberapa siswa malah cenderung bercanda dan
mengobrol dengan teman sebangku, rendahnya nilai harian maupun ulangan
bahkan banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas baik tugas disekolah maupun
tugas di rumah. Hal tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Akuntansi di SMA
Al Islam 1 Surakarta saat ini belum menunjukkan suatu kegiatan belajar yang
kondusif, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor antara lain adalah kurangnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pemanfaatan media pembelajaran yang baik serta lingkungan belajar siswa yang
tidak kondusif. Sebagai contoh, pada dasarnaya sekolah ini memang memiliki
media pembelajaran seperti LCD yang dapat digunakan dalam semua proses
pembelajaran yang membutuhkan media ini termasuk mata pelajaran akuntansi,
namun jika ingin memanfaatkan media tersebut, proses pembelajaran harus
berpindah tempat ke perpustakaan dan hal ini menyebabkan waktu kegiatan
belajar mengajar berkurang yang pada akhirnya membuat guru mata pelajaran
tersebut enggan memanfaatkan media pembelajaran tersebut dalam kegiatan
belajar mengajar. Sedangkan bagi para siswa sendiri hal ini memperlihatkan
respon yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lain, ada sebagian
siswa yang merasa malas jika harus berpindah ruang sedangkan yang lain merasa
antusias mengikuti pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran
tersebut dengan alasan kegiatan belajar menjadi tidak monoton. Akibat dari tidak
adanya pemanfaatan media pembelajaran dengan baik tersebut membawa dampak
yang buruk bagi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagian siswa cenderung
tidak memperhatikan pelajaran dan justru asyik mengobrol, melamun bahkan
tidur-tiduran, hal ini jelas tidak menumbuhkan motivasi belajar pada diri siswa.
Selain itu dalam proses pembelajaran akuntansi, setiap siswa memiliki buku
pedoman serta modul akntansi yang dapat memperkaya pengetahuan serta
membantu memahami materi yang disampaikan oleh guru. Namun menurut
pengamatan penulis, tidak semua siswa memanfaatkan buku pedoman serta modul
akuntansi sebagai media pembelajaran dengan baik, sebagian siswa cenderung
hanya mengeluarkan buku atau modul tersebut saat guru mengajar tanpa
membuka buku tersebut dan mencoba mengkaji apa yang disampaikan oleh guru.
Mereka lebih suka bertanya jawaban kepada teman jika diberikan tugas mandiri
daripada memanfaatkan buku pedoman mereka, sehingga hal tersebut menjadikan
siswa malas dan tidak memiliki motivasi belajar. Akhirnya hal ini justru
mendorong siswa yang lain melakukan hal yang serupa, tentu saja hal ini
menyebabkan pembelajaran menjadi mati dan kurang menyenangkan,
pembelajaran yang mati akibat kurangnya pemanfaatan media pembelajaran serta
lingkungan belajar yang kurang kondusif akan berdampak rendahnya motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
belajar akuntansi yang dimiliki siswa saat mengikuti proses pembelajaran dan hal
ini jelas menghambat perbaikan kualitas pendidikan dalam rangka memajukan
bangsa.
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas
serta untuk mengetahui bagaimana respon masing-masing peserta didik terhadap
pengaruh pemanfaatan media dan lingkungan belajar mereka disekolah maka
penulis tertarik untuk mengambil judul : “PENGARUH PEMANFAATAN
MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA
AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan atar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Rendahnya motivasi belajar siswa saat mengikuti proses pembelajaran
akuntansi disekolah.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor input
atau dorongan pada diri siswa.
3. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor metode
pembelajaran yang digunakan.
4. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor
ketrampilan guru dalam mengajar.
5. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor
kurangnya atau tidak adanya reward atau penghargaan bagi siswa yang
berprestasi.
6. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor sarana
dan prasarana sekolah.
7. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor tidak
kondusifnya lingkungan belajar siswa.
8. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor tidak
adanya pemanfaatan media pembelajaran dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan masalah agar masalah
yang diteliti dapat terfokus, dikaji, dan dijawab secara mendalam. Pembatasan
masalah dalam penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Rendahnya motivasi belajar siswa saat mengikuti proses pembelajaran
akuntansi disekolah.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor tidak
adanya pemanfaatan media pembelajaran dengan baik.
3. Rendahnya motivasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh faktor
lingkungan belajar siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah penelitian yaitu :
1. Adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran dengan baik terhadap
motivasi belajar akuntansi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta?
2. Adakah pengaruh kondusif tidak kondusifnnya lingkungan belajar sekolah
baik intern maupun ekstern terhadap motivasi belajar akuntansi siswa
SMA Al Islam 1 Surakarta?
3. Adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran dengan baik dan
kondusifnya lingkungan belajar terhadap motivasi belajar akuntansi siswa
SMA Al Islam 1 Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran
terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Al Islam 1
Surakarta.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari kondisi lingkungan belajar
terhadap motivasi belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Al Islam 1
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara pemanfaatan
media pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar
akuntansi siswa kelas XII IPS SMA A Islam 1 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Dari sudut pandang pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan mengenai masalah dalam proses pembelajaran serta
memberikan masukan dalam mengatasi masalah pembelajaran yang
kurang optimal khususnya mengenai ketersediaan media pembelajaran dan
lingkungan belajar yang memadai serta bagaimana cara menumbuhkan
motivasi dalam diri siswa saat proses belajar mengajar akuntansi
disekolah.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah, berguna sebagai bahan masukan dalam melakukan usaha
meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar
yang kondusif dalam rangka menumbuhkan motivasi belajar dalam diri
siswa.
b. Bagi penulis, menambah pengetahuan penulis tentang permasalahan
belajar yang dihadapi siswa di kelas serta cara mengatasi dari
permasalahan tersebut.
c. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan metode
pembelajaran yang sesuai serta meningkatkan pemanfaatan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran dikelas dan menumbuhkan
lingkungan belajar yang kondusif.
d. Bagi siswa, sebagai masukan bagi siswa untuk menumbuhkan motivasi
dalam dirinya dalam rangka meningkatkan prestasi belajar yang baik
disekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Motivasi Belajar
a. Hakikat Motivasi Belajar
Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut
turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal
tersebut adalah “motivasi”. Dengan memiliki motivasi saat melaksanakan suatu
kegiatan, manusia dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi sendiri
merupakan dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku.
Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan
sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Makna motivasi itu sendiri
sangat beragam tergantung sudut pandang masing-masing individu yang
memaknainya.
Hamzah B. Uno (2007:1) mengemukakan bahwa:
“Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan
sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai
anggota masyarakat.”
Menurut Isbandi Rukminto Adi (1994:154) dalam Hamzah B. Uno
(2007:3) bahwa:
“istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung
tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.”
Selanjutnya, menurut pendapat dari Mc. Donald dalam Sardiman A.M
(2005:73-74) mendefinisikan motivasi sebagai “perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.” Dari definisi tersebut terkandung tiga elemen
penting yaitu:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dengan ke tiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu semua ini didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau
keinginan. Sehingga dari berbagai uraian diatas, dapat dipahami bahwa motivasi
merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seorang individu untuk
melakukan suatu perbuatan. Karena itulah, baik buruknya perbuatan seseorang
sangat bergantung pada motivasi yang mendorong perbuatan tersebut.
Proses belajar selama berlangsungnya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah motivasi. Sesuai beberapa teori yang telah diuraikan
sebelumnya bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seorang
individu untuk melakukan suatu perbuatan. Perbuatan yang dimaksudkan banyak
sekali macamnya, salah satunya adalah perbuatan belajar.
Menurut Hamzah B. Uno (2007:23) bahwa “hakikat motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada diri siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung.”
Pendapat senada juga dikemukakan oleh W.S.Winkel (1991:150) bahwa
motivasi belajar adalah “keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan”. Motivasi
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa motivasi belajar
adalah suatu dorongan yang timbul di dalam diri manusia atau individu atau siswa
untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mendapatkan pengetahuan serta
hasil prestasi yang diharapkan dimana tumbuhnya motivasi tersebut tidaklah
mudah dan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada siswa, misalnya tidak
berbuat sesuatu yang semestinya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-
sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang,
mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri
siswa tidak terjadi perubahan energi, tidak tergantung afeksinya untuk melakukan
sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam
ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya kemudian
mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya
dilakukan, yakni belajar, dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar
tumbuh motivasi pada dirinya. Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa tujuan
pembelajaran dapat tercapai jika dalam pembelajaran siswa memiliki motivasi
yang tinggi, namun tumbuhnya motivasi belajar tidak mudah, karena motivasi
belajar seorang siswa itu ada kalanya naik turun, naik turunnya motivasi tersebut
tentulah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik dari dalam maupun luar diri
siswa seperti (1) lingkungan belajar, (2) metode pembelajaran yang digunakan, (3)
ketrampilan guru dalam mengajar, (4) sarana dan prasarana sekolah, (5) media
pembelajaran, (6) adanya reward atau penghargaan dan (7) input/dorongan dari
dalam diri siswa yang berupa keinginan untuk maju.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamzah B. Uno (2007:23) bahwa:
“hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada diri
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung.” Adapun faktor-faktor atau indikator yang mempengaruhi
motivasi belajar dibagi menjadi 2 faktor sebagai berikut :
1. Faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita.
2. Faktor ekstrinsik, berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, kegiatan belajar yang menarik dan media pembelajaran.
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa tumbuhnya
motivasi belajar tidak mudah, motivasi belajar seorang siswa itu ada kalanya naik
turun, naik turunnya motivasi tersebut tentulah dipengaruhi oleh berbagai macam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
faktor baik dari dalam maupun luar diri siswa seperti pemanfaatan media
pembelajaran dan lingkungan belajar siswa.
c. Ciri-Ciri Motivasi Belajar Tinggi
Dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikatakan berhasil jika dalam
pembelajaran tersebut siswa memperoleh prestasi yang tinggi, dalam pencapaian
prestasi yang tinggi tentulah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya
adalah motivasi belajar. Adanya motivasi belajar yang tinggi saat mengikuti
pelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk tercapainya hasil yang
diharapkan, hal tersebut senada dengan pendapat Sardiman A.M (2005:75) bahwa
“motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.
Perananya yang khas adalah dalam menumbuhkan gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.”
Seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan memiliki
motivasi tinggi jika menunjukan ciri-ciri seperti ulet, bersemangat, tekun, senang
atau aktif mengikuti pelajaran dan konsentrasi memperhatikan penjelasan guru.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat HJM Hermans yang dikutip oleh
Soemarsono (2008: 18) menyatakan bahwa siswa yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kecenderungan mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang,
namun tidak berada di atas taraf kemampuannya .
2) Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, serta menentukan
penyelesaian masalah sendiri, tanpa disuapi terus menerus oleh guru
3) Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit
diatas taraf yang telah tercapai sebelumnya
4) Orientasi pada masa depan. Kegiatan belajar dipandang sebagai jalan
menuju ke realisasi citra cita
5) Pemilihan teman kerja atas dasar kemauan teman itu untuk
menyelesaikan tugas belajar bersama, bukan atas dasar rasa simpati atau
perasaan senang terhadap teman itu
6) Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi rintangan.
Sebaliknya dalam pembelajaran siswa dikatakan memiliki motivasi rendah
jika dalam pembelajaran siswa menunjukan ciri-ciri seperti malas memperhatikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pasif, lebih senang mengobrol dengan teman, bahkan tiduran dikelas saat guru
sedang memberikan penjelasan.
Dari seluruh uraian diatas memberikan gambaran jelas bahwa dalam
kegiatan pembelajaran, adanya motivasi belajar yang tinggi pada diri individu
merupakan faktor yang penting untuk mencapai hasil yang diharapkan, namun
tumbuhnya motivasi belajar dalam diri individu tidaklah mudah adakalanya
motivasi belajar dalam diri individu itu naik dan turun dan hal tersebut
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain seperti pemanfaatan media
pembelajaran dan lingkungan belajar siswa.
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran
a. Hakikat Media Pembelajaran
Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar
mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan yang pada umumnya dan tujuan
pembelajaran disekolah pada khususnya. Media disebut juga sebagai alat
penyampaian yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan serta untuk
mempermudah memahami isi dari pesan yang disampaikan bagi penerima pesan
tersebut. Makna media itu sendiri sangat beragam tergantung sudut pandang
masing-masing individu yang telah memaknainya.
Menurut Ashar Arsyad (2005:3) dalam Media Pembelajaran, kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟
atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) dalam Ashar
Arsyad (2005:3) mengatakan bahwa:
“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media, secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informsi visual atau
verbal.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Di lain pihak, National Education Association memberikan definisi media
sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan
peralatanya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau
dibaca. Dengan demikian, dari berbagai pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa media adalah alat baik fisik maupun nonfisik yang digunakan
untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.
Di era sekarang ini media banyak digunakan disekolah-sekolah untuk
mendukung kegiatan pembelajaran, suatu media dikatakan sebagai media
pembelajaran jika media tersebut mengantarkan pesan-pesan pembelajaran yang
telah dilaksanakan dengan menggunakan media tersebut.
Menurut Henich dan kawan-kawan (1982) dalam Ashar Arsyad (2005:4)
mengemukakan:
“medium/media sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio,
gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah
media komunikasi, apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.”
Sementara itu Gagne dan Briggs (1975) dalam Ashar Arsyad (2005:4)
secara implisit mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide (gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.”
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media pembelajaran diatas,
berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu :
1. Media penbelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2. Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
baik didalam maupun diluar kelas.
5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.
6. Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya : radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video,
OHP), atau peroarangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset,
video recorder).
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Sehingga dari berbagai pendapat yang telah diuraikan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar
atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar serta dapat membantu menyampaikan
pesan-pesan pengajaran atau pembelajaran yang diharapkan.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Seperti yang telah diketahui pada uraian sebelumnya bahwa media
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
individu. Maka media pembelajaran memiliki fungsi untuk menumbuhkan atau
mempengaruhi motivasi belajar individu, fungsi dari media pembelajaranpun
sangat beragam salah satunya adalah fungsi media pembelajaran seperti yang
dikemukakan Levie & Lentz (1982) dalam Ashar Arsyad (2005:16-17) yang
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
a. Fungsi Atensi
Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Seringkali pada wal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran
atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak
disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media
gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead
projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pelajaran yang akan mereka terima, dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
b. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang tergambar. Gambar atau lambang visual dapat
mengugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut
masalah sosial atau ras.
c. Fungsi Kognitif
Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
d. Fungsi Kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami serta membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam suatu teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain media pembelajaran berfungsi
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima
maupun memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan
secara verbal.
Fungsi media pembelajaran juga dikemukakan oleh Sadiman, dkk (1990)
secara umum adalah sebagai berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera,
misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan
gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
film, video, foto atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar,
memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan
mengatasi sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat
menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Sejalan dengan pendapat diatas, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan
beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu:
“(i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan
lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan
menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan
terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas
komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak
melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan
tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan
memerankan.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
media pembelajaran antara menumbuhkan motivasi belajar, memperjelas makna
bahan pengajaran, memudahkan pemahaman, metode pengajaran lebih bervariasi,
dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar lebih banyak.
c. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Tersedianya media pembelajaran disuatu sekolah tidak menjamin
tercapainya proses pembelajaran yang diharapkan jika media tersebut tidak
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran
dengan baik adalah memanfaatkan media pembelajaran secara efektif dan efisien,
sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, dan sesuai dengan kemampuan guru
dalam menggunakan media pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rossi dalam Hamalik (1986) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan media
pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran
2. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
3. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi
siswa.
4. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi.
5. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya.
Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Wilkinson pemanfaatan media
pembelajaran yang baik harus memperhatikan hal-hal seperti berikut:
1. Tujuan, media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran
yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling
cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan
dari kriteria utama.
2. Ketepatgunaan, jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian
yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat
digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut
gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson
menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi
menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
3. Keadaan siswa, media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung
dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe
auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan
menggunakan media auditif.
4. Ketersediaan, walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai
tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak
tersedia.
5. Biaya, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan
media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan
dicapai.
Jadi, adanya pemanfaatan media pembelajaran secara efektif dan efisien
dalam suatu proses pembelajaran maka akan menumbuhkan minat serta
membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Begitu pula dalam
proses pembelajaran akuntansi dikelas XII IPS SMA Al ISLAM 1 Surakarta,
dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran dalam KBM maka akan dapat
menumbuhkan motivasi pada masing-masing siswa sehingga tujuan
pembelajaran akuntansi yang di inginkan dapat tercapai. Sejalan dengan uraian
diatas, Hamalik (1986) dalam Ashar Arsyad (2005:15) mengemukakan bahwa
“pemakaian atau pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.
Sedangkan menurut Kemp & Dayton (1985:28) dalam Ashar Aryad
(2005:19) bahwa:
“media pembelajaran dapat memenuhi 3 fungsi utamanya apabila media
itu digunakan atau dimanfaatkan untuk perorangan, kelompok, atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat
atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.”
Pemanfaatan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta
isi pelajaran pada saat itu, dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahami, mempermudah, memperjelas materi yang
disajikan, memperlancar komunikasi siswa dengan guru serta menarik minat
siswa untuk memperhatikan pelajaran. Sejalan dengan pendapat Kemp & Dayton
(1985:3-4) dalam Ashar Arsyad (2005:21-22), manfaat media pembelajaran antara
lain sebagai berikut :
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2. Pengajaran bisa lebih menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik, dan penguatan.
4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan
pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinanya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar yang ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana & Rivai (1992:2) dalam Ashar
Arsyad (2005:24-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa, yaitu:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media
pembelajaran adalah suatu kegiatan menggunakan atau memanfaatkan media
dalam kegiatan belajar-mengajar yang bertujuan mempermudah pemahaman
siswa, memperjelas materi yang disajikan, memperlancar komunikasi siswa
dengan guru, menarik minat siswa untuk memperhatikan pelajaran serta
menumbuhkan gairah dalam belajar.
3. Lingkungan Belajar
a. Hakikat lingkungan Belajar
Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi disekitar kita, dalam la
pangan pendidikan, arti lingkungan itu luas sekali, yaitu segala sesuatu yang
berada diluar diri anak, dalam alam semesta ini. Lingkungan ini mengitari
manusia sejak manusia itu dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, antara
lingkungan dengan manusia ada pengaruh timbal balik, artinya lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
mempengaruhi manusia, dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan
disekitarnya. Lingkungan secara garis besarnya dapat dibedakan :
1. Lingkungan Fisik
Yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan
musim dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan
pengaruh yang berbeda pula kepada individu.
2. Lingkungan sosial
Merupakan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat ini
adanya interaksi individu satu dengan lain. Keadaan masyarakatpun akan
memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.
Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) dalam Ngalim Purwanto
(1986:77) mengemukakan pendapat bahwa:
“apa yang dimaksud dengan lingkungan (enviroment) meliputi semua
kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita
kecuali gen-gen, bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai
menyiapkan lingkungan (to provide enviroment) bagi gen yang lain.”
Menurut beberapa definisi yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa lingkungan adalah keadaan atau kondisi disekitar individu
yang saling mempengaruhi satu sama lain (mempunyai hubungan timbal balik)
dan yang secara potensial sanggup atau dapat mempengaruhi perkembangan dan
tingkah laku kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual (yang sebenarnya)
hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita, yang benar-benar secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah aku kita.
Proses pendidikan pada umumnya akan selalu berhubungan atau tidak
pernah lepas dari pengaruh lingkungan. Lingkungan belajar atau pendidikan
diartikan sebagai segala sesuatu yang melingkupi proses berlangsungnya belajar
atau pendidikan. Lingkungan belajar siswa bisa berupa fisik, sosial, budaya,
keamanan, dan kenyamanan, antara proses kegiatan belajar dengan lingkungan
merupakan dua hal yang tidak bisa dilepaskan, ia akan selalu menimbulkan
hubungan timbal-balik antara dirinya dengan habitatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa lingkungan
belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa. Lingkungan belajar siswa terbagi menjadi lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat, lingkungan tersebut berupa lingkungan sosial dan non
sosial atau fisik maupun non-fisik. Pengaruh dari lingkungan tersebut dapat
berbentuk macam-macam meliputi kenyamanan, ketenangan, keamanan,
kebersihan atau kerapian lingkungan serta sikap/sifat dan hubungan sosial antara
individu dalam lingkungan tersebut. Sejalan dengan pendapat Muhibbin Syah
(1995:137-138) yang membagi lingkungan belajar menjadi dua macam sebagai
berikut:
a. Lingkungan Sosial, berupa pengaruh yang ditimbulkan dari para guru, para
staf administrasi sekolah, teman-teman sekelas disekolah. Para guru yang
selalu menunjukan sikap atau perilaku yang simpatik dan memperlihatkan
suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya
rajin membaca, berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan
yang ada disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua siswa itu
sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan
keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semua dapat memberi
dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh siswa.
b. Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial siswa adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan
yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja
akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang
sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan
seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. Begitu
pula dengan kondisi gedung sekolah serta letaknya juga berpengaruh
terhadap kegiatan belajar siswa.
Selanjutnya lingkungan belajar menurut tempat dimana peserta didik
hidup dan menerima pengalaman pendidikan dibagi menjadi tiga lingkungan,
yaitu: (1) lingkungan keluarga, (2) lingkungan sekolah, dan (3) lingkungan
masyarakat. Ketiga lingkungan dimana peserta didik mengalami kehidupan ini
memiliki corak yang berbeda-beda dalam hal situasi, sifat, materi pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
metode yang digunakan, serta subyek yang terlibat. Disamping memiliki
perbedaan juga memiliki kesamaan, yang nyata adalah semuanya merupakan
pusat-pusat belajar atau pendidikan kala peserta didik mengalami proses belajar
tentang pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap. Sehingga ketiga hal tersebut
oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai “Tri Pusat Pendidikan”.
Konsep tri pusat pendidikan istilah asal dicetuskan dari Ki Hajar
Dewantara adalah “tri sentra pendidikan” yang mengacu pada lingkungan
pergaulan yang menjadi pusat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan bagi
anak. Dalam konsep Ki Hajar Dewantara lingkungan pergaulan yang dimaksud
adalah alam keluarga, alam perguruan (sekolah), dan alam pergerakan pemuda
(masyarakat). Konsep tri pusat pendidikan sangat menekankan akan pentingnya
keterpaduan dan kebersamaan ketiga lingkungan pendidikan sebgai satu kesatuan
sistem pendidikan yang memberikan pengalaman pendidikan kepada anak atau
peserta didik. Berikut adalah uraian secara lengkap mengenai lingkungan belajar
berdasar tempat dimana peserta didik hidup dan menerima pengalaman
pendidikan atau yang dikenal dengan sebutan “tri pusat pendidikan” :
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga dalah pusat pendidikan yang pertama dan utama yang dialami
oleh anak. Sejak adanya kemanusiaan sampai sekrang ini kehidupan
keluarga selalu mepengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia.
Pendidikan dalam lingkungn keluarga muncul karena manusia memiliki
naluri asli untuk memperoleh keturunan demi mempertahankan
eksistensinya. Oleh karenanya manusia akan selalu mendidik keturunanya
dengan cara sebaik-baiknya menyangkut aspek jasmani maupun rohani.
Meskipun terkadang berlangsung secara sederhana dan tanpa disadari,
tetapi jelas bahwa keluarga memiliki andil yang terlibat dalam pendidikan
anak.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dibentuk oleh pemerintah
dan masyarakat. Sekolah menjalankan tugas mendidik anak yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tidak mampu lagi dilakukan oleh keluarga, mengingat semakin
kompleksnya praktek mendidik anak.
3. Lingkungan Masyarakat
Kehidupan dalam masyarakat adalah kehidupan yang amat luas
cakupanya. Aneka karakter manusia, aneka situasi sosial, aneka wilayah,
aneka informasi semuanya hampir terbentang luas baik positif atau negatif,
baik atau buruk, saleh atau jahat. Tentu lingkungan masyarakat yang baik
adalah yang dapat mendorong anak untuk bisa maju menjadi anak yang
baik.
Dengan demikian, komponen-komponen sistem lingkungan itu saling
mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil
yang unik dan kompleks. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar,
diperuntukan untuk tujuan-tujuan belajar yang berbeda, dengan kata lain, untuk
mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang
tertentu pula.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
belajar adalah segala sesuatu disekitar siswa baik berupa sosial maupun nonsosial,
fisik maupun nonfisik yang ikut berpengaruh terhadap berlangsungnya proses
belajar siswa serta ikut mempengaruhi hasil belajar siswa yang pengaruhnya
berupa macam-macam meliputi kenyamanan, keamanan, kebersihan, sifat/sikap
serta hubungan sosial antara individu dalam lingkungan tersebut.
b. Fungsi Lingkungan Belajar
Seperti yang telah sebelumnya penulis kemukakan bahwa lingkungan belajar
adalah segala sesuatu disekitar siswa baik berupa sosial maupun nonsosial, fisik
maupun nonfisik yang ikut berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar
siswa serta ikut mempengaruhi hasil belajar siswa yang pengaruhnya berupa
macam-macam meliputi kenyamanan, keamanan, ketenangan, kebersihan,
sifat/sikap serta hubungan sosial antara individu dalam lingkungan tersebut, maka
dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran,
lingkungan belajar memiliki fungsi, fungsi tersebutlah yang nantinya akan
mempengaruhi hasil belajar serta motivasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Adapun fungsi lingkungan belajar sebagai berikut:
a. Membuat kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa
duduk di kelas berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih
tinggi.
b. Membuat hakikat Belajar menjadi lebih bermakna sebab siswa dihadapkan
pada keadaan yang sebenarnya.
c. Menjadikan bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih actual
sehingga kebenarannya lebih akurat.
d. Menjadikan belajar siswa lebih konprehenshif dan lebih aktif sebab dapat
diakukan dengan berbagai cara seperti wawancara, mengamati dan lain-lain.
e. Menjadikan sumber belajar menjadi lebih kaya disebabkan lingkungan
belajar yang beraneka ragam.
f. Mempermudah siswa dalam memahami dan menghayati aspek yang ada di
lingkungannya.
c. Lingkungan Belajar Yang Kondusif
Salah satu faktor penting yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
adalah adanya lingkungan belajar yang kondusif. Sesuai uraian sebelumnya
tentang hakikat lingkungan belajar bahwa lingkungan belajar yang kondusif
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi serta motivasi
belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat dari Ngalim Purwanto (1988: 148)
bahwa “lingkungan belajar itu mendukung dan berperan besar dalam keberhasilan
perestasi belajar anak didik.” Lingkungan belajar dalam hal ini, adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.
Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung
keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi
antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses
pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil
dari proses belajar.
Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa, sehingga dapat
memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar
dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi kesuksesan seluruh anak secara
individual. Sesuai uraian sebelumnya, lingkungan belajar adalah segala sesuatu
disekitar siswa baik berupa sosial maupun nonsosial, fisik maupun nonfisik yang
ikut berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar siswa serta ikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mempengaruhi hasil belajar siswa yang pengaruhnya berupa macam-macam
meliputi kenyamanan, keamanan, ketenangan, kebersihan, sifat atau sikap serta
hubungan sosial antara individu dalam lingkungan tersebut. Dari definisi tersebut
maka dapat diketahui bahwa lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan
belajar yang memiliki sarana prasarana memadai, nyaman, aman, tenang, bersih
serta damai baik lingkungan fisik maupun non fisik yang menjadikan siswa
menjadi lebih bersemangat dalam belajar dengan kata lain dapat menumbuhkan
motivasi siswa dalam belajar. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (Dikutip dari
http//www.google.com. Pada 12 Maret 2011) bahwa: “dalam upaya menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi anak, guru harus dapat memberikan
kemudahan belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber
belajar yang memadai, menyampaikan materi pembelajaran, dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dengan baik.” Oleh karena itu,
peran guru selayaknya membiasakan pengaturan peran dan tanggung jawab bagi
setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan
suasana lingkungan sosial kelas yang menjadikan proses pembelajaran dapat
berlangsung lebih bermakna. Hal tersebut juga berlaku dalam keluarga dan
masyarakat sebagai lingkungan belajar siswa, sehingga dengan terciptanya
tanggung jawab dan kesadaran bersama antara anak dengan guru, orang tua serta
anggota masyarakat maka akan tercipta situasi/lingkungan belajar yang kondusif
yang nantinya dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar
yang kondusif dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan
menumbuhkan motivasi belajar pada diri siswa, lingkungan belajar yang kondusif
adalah lingkungan fisik maupun nonfisik, sosial maupun nonsosial berupa sarana
prasarana yang memadai, lingkungan yang nyaman, aman, bersih, serta akrab dan
mendidik.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur berfikir yang digunakan dalam
penelitian, yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mempunyai teori yang mendukung judul penelitian. Berdasarkan teori yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka penelitian sebagai berikut:
Pada dasarnya hampir semua siswa ingin memiliki motivasi yang baik
disekolahnya, motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri
manusia atau individu atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka
mendapatkan pengetahuan serta hasil prestasi yang diharapkan. Motivasi belajar
yang baik merupakan jalan memperoleh prestasi belajar yang baik tidak terkecuali
dalam mata pelajaran akuntansi, namun motivasi belajar yang baik atau tinggi
tidaklah mudah tumbuh, adakalanya motivasi yang dimiliki siswa itu tinggi dan
adakalanya rendah, tinggi-rendahnya motivasi belajar tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang dianggap penulis paling penting yaitu faktor pemanfaatan
media pembelajaran dan lingkungan belajar.
Dari uraian sebelumnya diketahui bahwa pemanfaatan media pembelajaran
merupakan faktor penting yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi belajar yang
baik atau tinggi termasuk dalam mata pelajaran akuntansi. Media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
serta dapat membantu menyampaikan pesan-pesan pengajaran atau pembelajaran
yang disampaikan, namun pada dasarnya media pembelajaran tidak akan dapat
membantu penyampaian pesan-pesan pembelajaran akuntansi serta menumbuhkan
motivasi belajar siswa jika tidak dilakukan pemanfaatan terhadap media
pembelajaran yang dimiliki, sehingga dengan adanya pemanfaatan media
pembelajaran dalam pembelajaran akuntansi dapat mempermudah pemahaman
siswa, memperjelas materi yang disajikan, memperlancar komunikasi siswa
dengan guru serta menarik minat siswa untuk memperhatikan pelajaran akuntansi.
Faktor penting kedua yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi belajar
adalah lingkungan belajar yaitu segala sesuatu disekitar anak didik baik berupa
sosial maupun nonsosial, fisik maupun nonfisik yang ikut berpengaruh terhadap
berlangsungnya proses belajar siswa serta ikut mempengaruhi hasil belajar siswa.
Lingkungan belajar yang kondusif baik disekolah, dikeluarga maupun
dimasyarakat akan memberikan dampak yang baik serta dapat menumbuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
motivasi belajar siswa tidak terkecuali dalam mata pelajaran akuntansi, hal
tersebut tercermin dari kenyamanan, kerapian, keamanan, ketenangan lingkungan
belajar serta sikap atau sifat dan hubungan sosial antara individu dalam
lingkungan sekolah.
Dari uraian tersebut ,maka dalam proses pembelajaran, adanya
pemanfaatan media belajar yang baik serta lingkungan belajar siswa yang
kondusif akan memacu tumbuhnya motivasi belajar siswa, tersedianya media
pembelajaran disertai adanya pemanfaatan media secara optimal serta lingkungan
belajar yang kondusif akan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa saat
mengikuti pembelajaran akuntansi.
Adapun bagan kerangka berfikir sebagai berikut:
Gambar 1 : Kerangka Pemikiraan.
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Pemanfaatan media pembelajaran dengan baik dapat memengaruhi motivasi
belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta.
2. Kondusif tidak kondusifnya lingkungan belajar sekolah baik intern maupun
ekstern dapat memengaruhi motivasi belajar akuntansi pada siswa keas XII
IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta.
3. Pemanfaatan media pembelajaran dengan baik serta kondusif tidak
kondusifnya lingkungan belajar sekolah baik intern maupun ekstern dapat
mempengaruhi belajar akuntansi pada siswa keas XII IPS SMA AL-Islam 1
Surakarta.
Lingkungan Belajar
X2
Pemanfaatan Media
Pembelajaran X1
Motivasi Belajar
Akuntansi (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat menentukan
keberhasilan suatu penelitian. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian
seorang peneliti ditentukan oleh tepat tidaknya memilih serta bagaimana
menggunakan metode dalam suatu penelitian.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penulis mengadakan kegiatan
penelitian di lingkungan SMA AL-Islam 1 Surakarta. Penetapan ini berdasarkan
alasan :
a. Peneliti pernah melakukan Progaram Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Al
Islam 1 Surakarta. Sehingga peneliti sedikit banyak sudah mengetahui
keadaan sekolah pada umumnya dan mekanisme pembelajaran di sekolah
tersebut.
b. Dari pengamatan awal peneliti di kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial
menunjukkan bahwa motivasi belajar akuntansi siswa rendah, akibatnya
prestasi belajar siswa kurang optimal.
c. Dilihat dari sisi efisiensi, tanpa mengurangi harapan tentang kualitas hasil
penelitian, lokasi penelitian sangat menguntungkan bagi peneliti karena dekat
dengan tempat tinggal peneliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari proses pembuatan proposal penelitian sampai
dengan terselesaikanya laporan penelitian dalam bentuk skripsi, yaitu dari bulan
januari 2011 sampai dengan bulan april 2011.
B. Metode Penelitian
Suatu penelitian ilmiah dilakukan bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dikaji, sehingga agar tujuan tersebut dapat tercapai maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
diperlukan suatu metode/teknik agar penelitian tersebut dapat dicapai sesuai
tujuannya dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengertian metode menurut Husaini
Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2000:42) merupakan “suatu prosedur atau
cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis.”
Sedangkan Mardalis (2008:24) mengemukakan “metode disini diartikan sebagai
suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.”
Pengertian penelitian menurut Mardalis (2008:24) adalah “upaya dalam
bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk untuk mewujudkan
kebenaran.” Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh, mengkaji dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan metode ilmiah.
Rancangan penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi
(2001:41) dapat digolongkan menjadi 9 macam kategori yaitu:
1. Penelitian historis adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat
rekontruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara
menggumpulkan, mengevakuasi, dan memverifikasikan, serta mensintesiskan
bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat,
dihubungkan dengan fakta yang ada pada masa sekarang dan proyeksi masa
depan.
2. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk memecahkan
masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga
menyajikan data, menganalisis, dan menginterprestasi.
3. Penelitian perkembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki
pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
4. Penelitian kasus dan lapangan adalah penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan secara unit social, individu, kelompok, lembaga atau
masyarakat.
5. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
6. Penelitian kausal komparatif atau biasa disebut dengan penelitian Ex Post
Facto adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada,
mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
7. Penelitian eksperimental sungguhan adalah penelitian yang bertujuan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
terhadap satu atau lebih kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
8. Penelitian eksperimental semu adalah penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
relevan.
9. Penelitian tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan atau cara pendekatan baru untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual yang
lain.
Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode penelitian Ex Post Facto (kausal komparatif), karena variabel bebasnya
tidak dikendalikan, dalam arti variabel tersebut telah terjadi, dimana sesuai
dengan uraian diatas tentang pengertian metode ex post facto penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan
pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali fakta yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Dalam suatu penelitian, selalu terdapat populasi yang akan diteliti.
Komaruddin dalam Mardalis(2008:53) mengatakan: “populasi adalah semua
individu yang menjadi sumber pengambilan sampel.” Sedangkan menurut
Sudjana (2001:6) “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil
menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya.” Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu
yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang
dicakup.
Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya
anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya
daerah generalisasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek penelitian sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Populasi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
penelitian ini adalah semua siswa keas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta yang
berjumlah 164 orang.
2. Sampel Penelitian
Menurut Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar (2000:44), “sampel
(contoh) ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan
teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.” Sedangkan menurut
Mardalis (2008:55), “sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi
obyek penelitian.” Sejalan dengan pendapat tersebut, Suharsumi Arikunto
(2002:117), mendefinisikan:
“Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 maka lebih
baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subyek besarnya lebih dari 100 maka
diambil 10-25% atau lebih setidak-tidaknya:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari tiap subyek karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti untuk penelitian, tentu
saja jika sampel lebih besar hasilnya akan lebih baik.
Sampel dalam peneitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam
Surakarta, sebanyak 42 orang yaitu : 25% x 164 ( total siswa kelas XII IPS SMA
AL-Islam Surakarta).
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2003:133) teknik pengambilan sample ada
beberapa cara yaitu:
a. Random Sampling (undian, ordinal, menggunakan tabel bilangan random)
b. Stratified Sampling
c. Area Probability Sampling
d. Proportional Sampling (dikombinasikan dengan stratified atau area
probability sampling)
e. Purposive Sampling
f. Quota Sampling
g. Cluster Sampling
h. Double Sampling
Teknik pengambilan sample yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah proporsional random sampling dengan menggunakan undian. Alasan
menggunakan teknik sampling ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1. Sample terdiri dari beberapa tingkat/kelas, agar setiap kelas dapat terwakili
dilakukan pembagian yang sama.
2. Pengambilan sample untuk masing-masing tingkat/kelas ditetapkan 25%
dari jumlah populasi masing-masing kelas.
3. Pengambilan sampel secara random berarti setiap individu dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Adapun langkah-langkah yang diambil untuk mengambil sampel sebagai berikut:
a. Dalam penenlitian ini populasinya adalah siswa kelas XII IPS SMA AL-
Islam 1 Surakarta. Dalam pengumpulan data, yang diperhatikan peneliti
adalah terpenuhinya quantum yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 25%
dari seluruh populasinya yang diambil dari siswa kelas XII IPS SMA AL-
Islam 1 Surakarta.
b. Pengambilan sampel untuk masing-masing kelas adalah sebanding atau
proporsional. Dengan perincianya sebagai berikut :
1) Kelas X11 IPS 1 : 37 x 25 % = 9,25 (pembulatan 9)
2) Kelas XII IPS 2 : 37 x 25 % = 9,25 (pembulatan 9)
3) Kelas XII IPS 3 : 30 x 25% = 7,5 (pembulatan 8)
4) Kelas XII IPS 4 : 30 x 25% = 7,5 (pembulatan 8)
5) Kelas XII IPS 5 : 30 x 25% = 7,5 (pembulatan 8)
c. Menuliskan ke dalam kertas nama-nama dari subyek populasi selanjutnya
dipisahkan menurut kelas-kelas kemudian digulung.
d. Memasukan gulungan-gulungan kertas yang telah diberi namatersebut
kedalam suatu kaleng/wadah/kotak, untuk setiap kaleng/kotak/wadah satu
tingkat/kelas.
e. Mengambil sampel untuk masing-masing kelas sebanyak jumlah sampel
yang diperlukan dari masing-masing kelas/tingkat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Suharsimi Arikunto (2006:222) menyatakan bahwa: “Teknik pengumpulan
data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen”.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Sebelum menginjak pada bagaimana peneliti memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian, peneliti harus menentukan jenis data terlebih dahulu.
Dalam setiap penelitian, jenis data yang dibutuhkan sangat tergantung pada tujuan
penelitiannya.
Duwi Priyatno (2009:98) mengelompokkan jenis data menjadi dua, yang
pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan
angka, melainkan berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. Data yang kedua
adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan jenis data kuantitatif.
b. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) mengatakan bahwa “Sumber data
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Penelitian tidak
mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat yang sudah
ditentukan.
Menurut Sugiyono (2010:137) “Data primer adalah data yang langsung
diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang
tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumentasi”. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta selaku responden melalui daftar
pertanyaan yang berupa angket, untuk memperoleh data mengenai pengaruh
pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar di SMA AL-Islam 1
Surakarta. Data sekunder diperoleh dari SMA AL-Islam 1 Surakarta. Adapun
bentuk dari data sekunder ini berupa daftar nilai dan presensi siswa kelas XII IPS
SMA AL-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
2. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
variabel bebas dan variabel terikat. Definisi operasional, simbol dan skala
pengukuran dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini terdepat dua variabel bebas sebagai berikut :
1) Pemanfaatan Media Pembelajaran
a) Definisi Operasional:
Pemanfaatan media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah suatu kegiatan memanfaatkan media dalam kegiatan
belajar-mengajar yang bertujuan mempermudah pemahaman siswa,
memperjelas materi yang disajikan, memperlancar komunikasi
siswa dengan guru, menarik minat siswa untuk memperhatikan
pelajaran serta menumbuhkan gairah dalam belajar.
b) Simbol dan Skala Pengukuran:
Simbol yang digunakan untuk variabel pemanfaatan media
pembelajaran adalah X1. Skala pengukuran yang digunakan untuk
variabel ini adalah skala Likert.
2) Lingkungan Belajar
a) Definisi Operasional:
Lingkungan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
segala sesuatu disekitar siswa baik berupa sosial maupun nonsosial,
fisik maupun nonfisik yang berpengaruh terhadap berlangsungnya
proses belajar siswa serta ikut mempengaruhi hasil belajar siswa
yang pengaruhnya berupa macam-macam meliputi kenyamanan,
keamanan, kebersihan, sifat/sikap serta hubungan sosial antara
individu dalam lingkungan tersebut.
b) Simbol dan Skala Pengukuran:
Simbol yang digunakan untuk variabel lingkungan belajar adalah
X2. Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah
skala Likert.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Akuntansi Siswa SMA AL-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
1) Definisi operasional:
Motivasi belajar akuntansi siswa adalah suatu dorongan yang timbul
dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar akuntansi dalam
rangka mendapatkan pengetahuan serta hasil prestasi yang diharapkan.
2) Simbol dan skala pengukuran
Simbol yang digunakan untuk variabel motivasi belajar adalah Y. Skala
pengukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah skala Likert.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket atau Kuesioner
Metode angket merupakan metode untuk memperoleh data dengan
cara memberikan pertanyaan yang disusun dalm suatu daftar yang dijawab
oleh subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhasimi Arikunto
(2002:128) yang mengemukakan bahwa “ Angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang perbandingan atau hal-hal yang diketahui.” Berdasarkan
pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa angket adalah suatu daftar
pertanyaan tetulis kepada responden untuk mendapatkan informasi atau
keterangan tertulis dari responden sesuai dengan jawaban seperlunya. Peneliti
menggunakan teknik ini untuk mendapatkan data variabel bebas yaitu tentang
pemanfaatan media pembelajaran (X1) dan lingkungan belajar (X2).
b. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data
dengan mempelajari dokumen yang ada. Husaini Usman dan Purnomo Setiady
Akbar (2000:73) berpendapat bahwa ”Teknik pengumpulan data dengan
dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen”. Sedangkan menurut Suharsumi Arikunto (2002:135) menjelaskan
bahwa, ”Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-banda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.”
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mencari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
data-data seperti nama-nama siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta
dan keterangan mengenai sejarah berdirinya SMA AL-Islam 1 Surakarta.
Alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi :
a) Lebih mudah untuk mendapatkan data.
b) Datanya dapat dipercaya dan praktis.
c) Dalam waktu relatif singkat dapat memperoleh data yang cukup.
c. Teknik Observasi
Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, (2000:54):
”Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti.” Sedangkan Mardalis (2008:63), menjelaskan bahwa:
”Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan
data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara
aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan
tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan
sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan mengamati dan mencatat.”
Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
observasi adalah suatu pengamatan terhadap suatu obyek tertentu dalam
situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan dengan menggunakan alat
indera baik penglihatan, pendengaran, peraba maupun pengucap. Hasil
pengamatan yang dilakukan dapat digunakan sebagai bahan untuk mengukur
atau menilai tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu kegiatan tertentu.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Penelitian
ini menggunakan angket tertutup, yaitu responden menjawab pertanyaan dan
jawabannya berupa alternatif yang telah ditentukan dan dibatasi. Suharsimi
Arikunto (2006:140) mengatakan bahwa “kuesioner tertutup, yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.” Sedangkan Sugiono
(2010:201) mengatakan bahwa “Pertanyaan tertutup akan membantu responden
untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan
analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.”
a. Kisi-kisi Angket
Konsep yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
disusun terlebih dahulu sebelum menyusun angket. Konsep tersebut
dituangkan dalam bentuk kisi-kisi. Konsep penyusunannya adalah
pemanfaatan media pembelajaran, lingkungan belajar dan motivasi belajar
dijabarkan menjadi beberapa indikator. Indikator adalah tanda atau gejala
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Masing-
masing indikator selanjutnya dijadikan sebagai item-item instrumen.
Tabel 1. Kisi-kisi Angket
Variabel Indikator No. Item Item
Positif Negatif
1. Pemanfaatan media
pembelajaran adalah suatu
kegiatan memanfaatkan media
dalam kegiatan belajar-
mengajar yang bertujuan
mempermudah pemahaman
siswa, memperjelas materi
yang disajikan, memperlancar
komunikasi siswa dengan
guru, menarik minat siswa,
serta menumbuhkan gairah
belajar.
2. Lingkungan belajar yang
kondusif adalah lingkungan
fisik maupun non fisik, sosial
maupun nonsosial berupa
sarana dan prasarana yang
memadai, lingkungan yang
nyaman, aman, bersih, serta
akrab dan mendidik.
1. Mempermudah
pemahaman siswa.
2. Memperjelas materi
yang diajarkan.
3. Memperlancar
komunikasi antara
siswa dengan guru.
4. Menarik minat siswa.
5. Menumbuhkan gairah
belajar.
1. Lingkungan fisik
a. Sarana dan
prasarana yang
memadai
2. lingkungan non
fisik
a. Kenyamanan
b. Kebersihan
c. Keamanan
3. lingkungan sosial
a. hubunngan antar
individu
1,2
5,6
9,10
13,14
17,18
21,22
25,26
29,30
33,34
37,38
3,4
7,8
11,12
15,16
19,20
23,24
27,28
31,32
35,36
39,40
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Motivasi Belajar adalah
dorongan yang timbul dari
dalam diri manusia atau
individu atau siswa untuk
melakukan kegiatan belajar
dalam rangka mendapatkan
pengetahuan serta prestasi
yang diharapkan
1. Ciri-ciri siswa yang
memiliki motivasi
tinggi :
a. Ulet
b. Tekun
c. Bersemangat
d. Aktif
e. Berkonsentrasi tinggi
41,42
45,46
49,50
53,54
57,58
43,44
47,48
51,52
55,56
59,60
4
4
4
4
4
Jumlah 60
b. Teknik Pengukuran
Angket yang telah terkumpul dari responden diskor berdasarkan sistem
penilaian yang berpedoman pada skala likert dimana responden akan diminta
untuk menyatakan kesetujuan atau ketidakstujuannya terhadap isi pernyataan
atau pertanyaan dalam lima kategori jawaban, yaitu :
a) Sangat Setuju (SS)
b) Setuju (S)
c) Ragu-ragu (R)
d) Tidak Setuju (TS)
e) Sangat Tidak Setuju (STS)
Pemberian untuk bobot nilai pernyataan positif adalah sebagai berikut :
Alternatif jawaban Bobot Nilai
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sedangkan bobot nilai negatif kebalikannya yaitu sebagai berikut :
Alternatif jawaban Bobot Nilai
Sangat Setuju 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Setuju 2
Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 4
Pada penelitian ini menghilangkan alternatif jawaban ragu-ragu,
dengan alasan untuk menghindari reponden yang tidak berpendapat.
c. Uji Coba Angket
Perlu diadakan uji coba item (try out) sebelum angket disebarkan
kepada responden yang sebenarnya, sehingga dapat diketahui tingkat
validitas dan reliabilitas dari angket tersebut. Uji coba angket ini dilakukan
terhadap siswa kelas XII IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta dengan jumlah 20
siswa selain yang dijadikan sampel.
Menurut Sutrisno Hadi (1999:166) maksud diadakannya suatu try out
adalah sebagai berikut:
a) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak/kurang jelas
maksudnya.
b) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, akademik,
atau kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.
c) Untuk menghindari pertanyaan-partanyaan yang biasa dilewati atau
hanya menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.
d) Untuk menambah item yang sangat diperlukan dan meniadakan item
yang ternyata tidak relevan dengan tujuan research.
Uji coba angket ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah butir-butir yang
di ujicobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya.
Suharsimi Arikunto (2004:59) menjelaskan bahwa “istilah valid sama
artinya dengan sahih, jadi validitas adalah kesahihan, sehingga dapat
memperjelas apa yang dimaksud.”
Teknik Validitas:
1. Langkah 1 : mendefinisikan secara operasional konsep yang
akan diukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Langkah 2 : melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada
sejumlah responden.
3. Langkah 3 : mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Langkah 4 : menghitung korelasi antara skor per item dengan
skor total dengan menggunakan rumus teknik
korelasi “Product Moment”
Untuk menentukan validitas suatu angket digunakan rumus
korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Suharsumi Arikunta (2002:146), yaitu :
rxy =
2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
X : Skor item
Y : Skor total
rxy : Koefisien korelai antara variabel X dan Y
n : Jumlah sampel
Item dikatakan valid jika rhitung > rtabel
Dan item dikatan tidak valid jika rhitung < rtabel
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, dimana
suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tes yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka Pengertian
reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau jika
seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Bila suatu alat ukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama
dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliabel. Menurut suharsumi arikunto (2005:60) ”sebuah tes dikatakan
reliabel apabila hasil tes tersebut menenjukan ketetapan.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus Alpha yang digunakan untuk menghitung
koefisien reliabilitas (Suharsimi Arikunto, 2002:171) adalah sebagai
berikut :
r11 =
2
1
2
11
b
K
K
Keterangan :
r11 : Reliabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑σb2 : Jumlah variasi butir
∑σ12 : Varians total
Hasil perhitungan dari uji reliabilitas diinterprestasikan sebagai
berikut:
0,800 < r11<1,000 = sangat tinggi
0,600 < r11<0,800 = tinggi
0,400 < r11<0,600 = cukup
0,200 < r11<0,400 = rendah
0,000 < r11<0,200 = sangat rendah
1) Revisi Angket
Setelah angket di uji cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi,
revisi ini dilakukan dengan cara membuang item-item pertanyaan atau
pernyataan yang tidak valid atau tidak reliabel.
2) Memperbanyak angket
Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel
diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang menjadi anggota
sampel.
3) Penyebaran angket
Langkah terakir adalah penyebaran angket sebagai alat pengumpul data
yang disampaikan kepada responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
d. Hasil Uji Coba Angket
Sebelum digunakan untuk pengambilan data, angket diujicobakan
kepada 30 siswa kelas XII.IPS SMA AL-Islam 1 Surakarta selain yang
dijadikan sampel penelitian. Hasil uji coba angket tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Dari 68 item soal diperoleh 63 soal yang valid berdasarkan uji validitas
(soal valid jika korelasi < 0,05 dan soal tidak valid jika korelasi > 0,05).
Soal tidak valid antara lain: Variabel lingkungan belajar soal No. 2,5,16,
Variabel pemanfaatan media pembelajaran soal No. 6, 17, untuk Variabel
motivasi belajar soal N0. 4,8,23.
2) Berdasarkan uji reliabilitas soal angket diperoleh harga r11 = 1,006 untuk
variabel X1, r11 = 1,007 untuk variabel X2 dan r11 = 1,007 untuk variabel Y
berarti dapat disimpulkan soal angket tersebut mempunyai reliabilitas
tinggi.
3) Soal angket yang digunakan untuk pengambilan data penelitian terdiri dari
60 item soal.
E. Teknik Analisis Data
Langkah yang dilakukan sesudah mengumpulkan data adalah
menganalisis data. Teknik analisis data adalah cara yang digunakan dalam
menganalisis data untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik.
Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengolah data serta menganalisa data yang terkumpul dalam penelitian untuk
membuktikan hipotesis yang diajukan. Adapun teknik analis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier ganda
menggunakan computer seri SPSS 17 untuk mengetahui pengaruh antara
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Lingkungan belajar Terhadap Motivasi
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA AL-Islam Surakarta.
Adapun prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah:
1) Uji Prasyarat analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Pengujian hipotesis
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini
uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu
diagonal suatu grafik. Menurut Singgih Santoso (2001:65) ketentuannya
adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah
terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel
bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-
variabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk
mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut
tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah
dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF),
di mana menurut Hair et al dalam Duwi Priyatno (2009:89) variabel
dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance
lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar
observasi satu ke observasi lain. Damodar Gujarati (2006:178)
mengatakan bahwa salah satu cara untuk menguji heteroskedastisitas
adalah dengan pengujian rank korelasi dari Spearman dengan formula
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Keterangan:
di = Perbedaan dalam rank yang ditetapkan untuk dua karakteristik
yang berbeda dari individual atau fenomena ke i
N = Banyaknya individual atau fenomena yang di rank
Setelah nilai rs diketahui langkah selanjutnya adalah dengan uji t
sebagai berikut:
Ketentuan pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai t > t kritis maka terdapat masalah heteroskedastisitas.
2) Jika nilai t < t kritis maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Duwi
Priyatno (2009:112) ketentuannya adalah sebagai berikut:
1) Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara
variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi.
Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi
dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson) dengan rumus sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Keterangan:
d = Nilai Durbin – Watson
= Jumlah kuadrat sisa (Damodar Gujarati, 2006).
Menurut Singgih Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1) Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2) Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
3) Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
e. Uji Linearitas
Uji Linieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linier
antara variabel X dan Y yang bisa dilakukan, sebagai berikut :
1) Plot antara residu (e) versus Y-topi
Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu scatter diagram
(diagram pencar) dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan tidak
terjadi mispesifikasi pada fungsi regresi, hal ini bararti bahwa
hubungan antara variabal X dan Y adalah linier.
2) Plot antara variabel X versus Y
Jika plot menggambarkan garis lurus maka asumsi pertama ini telah
terpenuhi.
3) Plot antara residu versus X
Jika plot menggambarkan diagram pencar maka linieritas ini sudah
terpenuhi. (Siswandari, 2000:28)
2. Pengujian Hipotesis
Setelah uji prasyarat telah dipenuhi, maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis dengan analisi yang telah diajukan. Adapun langkah-
langkah dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 (Sudjana, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Keterangan:
Y = Motivasi Belajar
X1 = Pemanfaatan media pembelajaran
X2 = Lingkungan Belajar
a = Bilangan konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan).
b. Uji F
Duwi Priyatno (2009:82) mengatakan:
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Atau
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang
terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a =
5% atau 0,05.
Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen (pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar)
terhadap variabel dependen (motivasi belajar).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen (pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar)
terhadap variabel dependen (motivasi belajar).
2) Tingkat signifikasi ( ) = 5 %
3) Rumus uji F
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah observasi
k = Jumlah variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung F tabel atau probabilitas
nilai F atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung Ft abel atau probabilitas
nilai F atau signifikansi 0,05.
Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom sig, jika probabilitas < 0,05,
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama variabel bebas (pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan
belajar) terhadap variabel terikat (motivasi belajar) dan model regresi bisa
dipakai untuk memprediksi variabel terikat.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing
variabel. Adapun langkah-langkah dari uji t adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independen (pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar)
terhadap variabel dependen (motivasi belajar).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen
(pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar) terhadap
variabel dependen (motivasi belajar).
2) Tingkat signifikasi ( ) = 5%
3) Rumus uji t
Keterangan:
= Koefisien regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
= Standar error koefisien regresi
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung t tabel atau probabilitas
nilai t atau signifikan 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung t tabel atau probabilitas
nilai t atau signifikansi 0,05.
Uji t dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu
dengan melihat tabel coefficients pada kolom sig. Jika probabilitas
nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh secara parsial antara variabel bebas (pemanfaatan media
pembelajaran dan lingkungan belajar) terhadap variabel terikat
(motivasi belajar).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Wilayah Penelitian
a. Sejarah Singkat SMA AL- Islam 1 Surakarta
SMA Al Islam 1 didirikan oleh KH. Imam Ghazali bin Hasan, seorang
ustadz lulusan Mekah, Arab Saudi, beliau mendirikan Al- Islam bersama KH.
Abdussomad, KH. Abdul Manaf, dan pendiri lainnya yang kesemuanya
merupakan alumnus pondok Jamsaren, mereka beri‟tikad dan berikhtiar
memperbaiki kondisi umat yang saat itu banyak mengalami perpecahan
dengan menggalakkan pendidikan secara terpadu yaitu perpaduan pendidikan
pondok pesantren dengan pendidikan madrasah, yang dilakukan agar umat
islam kembali pada tuntunan Al Qur‟an dan As Sunah.
Pada tahun 1939, Al Islam bersama-sama dengan lembaga-lembaga
lainnya mendirikan MIAI (Majelis Islam A‟la Indonesia). Pada tanggal 12
September 1979 pengurus pusat perguruan Al Islam membentuk yayasan
perguruan Al Islam yang masih berlanjut hingga sekarang. SMA AL Islam 1
pada awalnya merupakan madrasah kuliyat yang kemudian bekembang
menjadi madrasah tsanawi/aliyah yang di pimpin kyai makmuri (kepala
sekolah SMA AL Islam 1) dan lokasinya dipindah ke kompleks Masjid At
taqwa yang merupakan tanah wakaf dari RM.Mangkutaruna pada tahun 1939.
Selanjutnya, Kyai Makmuri mengalihkan kepemimpinannya kepada Kyai
Musthafa, sedangkan beliau sendiri memimpin di MAN sampai wafat pada
tahun 1977. Pada masa periode inilah mulai berkembang menjadi SMA Al
Islam yang telah terdaftar di Departemen Agama dan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Setelah melewati masa-masa perintisan ini, kepercayaan mayarakat
pada SMA Al Isla 1 semakin bertambah dan siswa yang mendaftar ke SMA
Al Islampun bertambah sehingga sekolah dibagi menjadi dua, yaitu SMA dan
Aliyah dimana sebagian masuk pagi sebagian masuk sore. Sekolah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
masuk sore diminta oleh Departemen Agama (Depag0 untuk dijadikan
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang berlokasi di Bonoloyo pada tahun 1977
dan gurunya dijadikan pegawai negeri sipil.
Berikut Identitas Sekolah
1. Nama yayasan : yayasan perguruan Al Islam
2. Nama Sekolah : SMA AL Islam 1 Surakarta
3. Persetujuan berdiri : 26 April 1966
4. No. Data Sekolah/NDS : C. 35054011
5. No. Statistik Sekolah/NSS : 303036101015
6. Status Sekolah : Terakreditasi A
SK.BASN Provinsi Jateng tanggal 28
April 2004
7. Alamat Sekolah : Jln. Honggowongso 94 Surakarta
57149 Telp. (0271) 713342 Fax.
(0271) 710883
b. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa
SMA AL-Islam 1 Surakarta yang berlokasi di jalan Honggowongso 94
Surakarta ini mempunyai kelebihan dalam beberapa faktor yaitu:
1) Faktor Internal
Keadaan lingkungan belajar siswa SMA AL-Islam 1 Surakarta pada
umumnya cukup baik, hal ini terlihat dari tersedianya fasilitas tersendiri
seperti meja, kursi, white board, penggaris, spidol, penghapus, dan
berbagai alat kebersihan seperti sapu, kemoceng, dan lain-lain. Setiap
kelas mempunyai ukuran + 6 x 7 m memiliki kapasitas murid + 30 siswa,
kondisi ini masih didukung dengan tersedianya 1 perpustakaan, dan 3
laboratorium yang sangat mendukung demi berlangsungnya proses belajar
di SMA AL-Islam 1 Surakarta.
2) Faktor Eksternal
Mengenai faktor eksternal juga cukup baik untuk terciptanya suasana
belajar yang nyaman, hal ini terlihat dari lokasi yang mudah dijangkau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
oleh transportasi umum, dekat dengan jalan raya dan terletak di daerah
yang aman.
c. Keadaan Fisik SMA AL-Islam 1 Surakarta
Secara umum gedung SMA AL-Islam 1 Surakarta dalam keadaan baik
dan memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar,
disamping tersedianya ruang-ruang kegiatan yang mendukung fasilitas belajar-
mengajar. Bangunan gedung SMA AL-Islam terbagi dengan perincian sebagai
berikut:
a. Lapangan basket seluas 600m
b. Bangunan gedung seluas 5947m
c. Masjid seluas 10m
d. Struktur Organisasi SMA AL-Islam 1 Surakarta
Gambar 2. Bagan struktur organisasi SMA AL-Islam 1 Surakarta.
Siswa
Kepala
Sekolah
Unit Laboratorium
Kepala Tata Usaha
Waka
Kurikulum
Waka
Kesiswaan
Waka Sarana
& Prasarana
Waka Humas
Staf BP/BK Dewan Guru
Yayasan
Komite
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Deskripsi Data Statistik
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran
dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
XII IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” ini
menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dua variabel bebas
tersebut yaitu pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar. Satu
variabel terikatnya adalah motivasi belajar. Berdasarkan data induk penelitian
penyebaran angket kepada siswa, maka deskripsi data variabel pemanfaatan
media pembelajaran (X1), variabel lingkungan belajar (X2) dan variabel
motivasi belajar (Y), diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pemanfaatan Media
Pembelajaran
42 43 75 56.36 6.867
Lingkungan Belajar 42 44 72 56.48 6.482
Motivasi Belajar 42 38 75 56.52 6.982
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Deskripsi data di atas menunjukkan jumlah responden dalam penelitian
ini adalah 42 siswa. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui skor
variabel pemanfaatan media pembelajaran diperoleh skor minimum 43, skor
maksimum 75, rata-rata 56,36 dan standar deviasi 6,867. Variabel lingkungan
belajar diperoleh skor minimum 44, skor maksimum 72, rata-rata 56,48 dan
standar deviasi 6,482. Variabel motivasi belajar diperoleh skor minimum 38,
skor maksimum 75, rata-rata 56,52 dan standar deviasi 6,982.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan
untuk analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1. Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Adapun hasil uji normalitas
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Gambar 3. Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Gambar di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Hasil uji linearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan Media Pembelajaran (X1) dengan Motivasi Belajar (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Gambar 4. Plot Pemanfaatan Media Pembelajaran (X1) dengan Motivasi
Belajar (Y)
Berdasarkan plot antara variabel pemanfaatan media pembelajaran (X1)
dengan variebel motivasi belajar (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot
menggambarkan garis lurus dan sebaran datanya tidak berpola dan mengikuti
garis, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
linieritas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Lingkungan Belajar (X2) dengan Motivasi Belajar (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Gambar 5. Plot Lingkungan Belajar (X2) dengan Motivasi Belajar (Y)
Berdasarkan plot antara variabel lingkungan belajar (X2) dengan
variebel motivasi belajar (Y) di atas dapat dilihat bahwa plot menggambarkan
garis lurus dan sebaran datanya tidak berpola dan mengikuti garis, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.
3. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Adapun hasil uji
multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3. Coefficients
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Lingkungan Belajar .204 4.893
Pemanfaatan Media Pembelajaran .204 4.893
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa nilai
tolerance kedua variabel bebas lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah
multikolinearitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian digunakan untuk mendeteksi apakah
variabel pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi.
Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4. Model Summary
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .965a .931 .928 1.875 1.718
a. Predictors: (Constant), Pemanfaatan Media Pembelajaran, Lingkungan Belajar
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan uji autokorelasi di atas diperoleh hasil angka Durbin-
Watson sebesar 1,718. Nilai Durbin-Watson terletak diantara -2 sampai 2 (-2 <
1,718 < 2), dengan demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi.
5. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Hasil pengujian heteroskedastisistas dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Gambar 6. Scatterplot Regression Standardized Residual
Berdasarkan gambar di atas, terlihat titik menyebar secara acak, tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun
di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1. Analisis Regresi Ganda
Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows
diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:
Tabel 5. Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.534 2.583 -.981 .333
Lingkungan Belajar .775 .100 .720 7.755 .000
Pemanfaatan Media
Pembelajaran
.271 .094 .267 2.876 .006
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = -2,534 + 0,775 X1 + 0,271 X2
Keterangan
Y : Motivasi Belajar
X1 : Pemanfaatan Media Pembelajaran
X2 : Lingkungan Belajar
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
a. Konstanta / intersep sebesar -2,534 secara matematis menyatakan bahwa
jika nilai variabel bebas X1 dan X2 sama dengan nol maka nilai Y adalah -
2,534. Damodar Gujarati (2006) mengatakan bahwa nilai intersep tidak
selalu berarti karena seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak
memasukkan nol sebagai salah satu nilai yang diamati.
b. Koefisien regresi variabel pemanfaatan media pembelajaran (X1) sebesar
0,775 artinya pemanfaatan media pembelajaran mempunyai pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
yang positif terhadap variabel motivasi belajar. Sedangkan koefisien 0,775
berarti bahwa peningkatan satu unit variabel pemanfaatan media
pembelajaran dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan motivasi belajar sebesar 0,775 unit.
c. Koefisien regresi variabel lingkungan belajar (X2) sebesar 0,271 artinya
lingkungan belajar mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel
motivasi belajar Sedangkan koefisien 0,271 berarti bahwa peningkatan
satu unit variabel lingkungan belajar dengan asumsi variabel bebas lain
konstan akan menyebabkan kenaikan motivasi belajar sebesar 0,271 unit.
2. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
a. Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
Ha : ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c. Nilai Probabilitas
Tabel 6. Coefficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.534 2.583 -.981 .333
Lingkungan Belajar .775 .100 .720 7.755 .000
Pemanfaatan Media
Pembelajaran
.271 .094 .267 2.876 .006
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Sumber: data primer yang diolah (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan tabel coefficients di atas bisa dilihat bahwa:
1) Nilai probabilitas pemanfaatan media pembelajaran (X1) adalah 0,000.
Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga
terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel pemanfaatan
media pembelajaran (X1) terhadap variabel motivasi belajar (Y).
2) Nilai probabilitas lingkungan belajar (X2) adalah 0,006. Nilai probabilitas
ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
signifikan secara parsial antara variabel lingkungan belajar (X2) terhadap
variabel motivasi belajar (Y).
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
a. Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
pemanfaatan
media pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-sama
terhadap motivasi belajar
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pemanfaatn
media pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-sama
terhadap
motivasi belajar.
b. Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c. Nilai Probabilitas
Tabel 7. ANOVA
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1861.349 2 930.675 264.691 .000a
Residual 137.127 39 3.516
Total 1998.476 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
a. Predictors: (Constant), Pemanfaatan Media Pembelajaran, Lingkungan Belajar
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai probabilitas
dalam kolom Sig. adalah 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Maka
bisa disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama antara variabel pemanfaatan media
pembelajaran (X1) dan lingkungan belajar (X2) terhadap motivasi belajar (Y).
4. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pemanfaatan
media pembelajaran secara parsial terhadap motivasi belajar.
b. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel lingkungan
belajar secara parsial terhadap motivasi belajar.
c. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel pemanfaatan
media pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-sama
terhadap motivasi belajar.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data, hasil penelitian membuktikan bahwa
kedua variabel bebas yaitu pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan
belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMA AL-Islam 1
Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Peningkatan pemanfaatan media pembelajaran akan menyebabkan
tingginya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Sebaliknya
menurunnya pemanfaatan media pembelajaran akan menyebabkan rendahnya
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi, hal ini sesuai dengan
pendapat Hamalik (1986) dalam Ashar Arsyad (2005:15) mengemukakan
bahwa “pemakaian atau pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.
Pemanfaatan media pembelajaran secara optimal bertujuan
mempermudah pemahaman siswa, memperjelas materi yang disajikan,
memperlancar komunikasi siswa dengan guru, menarik minat siswa, serta
menumbuhkan gairah belajar, hal ini menjadikan pemanfaatan media
pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
akuntansi, hal ini senada dengan pendapat dengan pendapat Kemp & Dayton
(1985:3-4) dalam Ashar Arsyad (2005:21-22), adanya pemanfaatan media
pembelajaran antara lain memberikan dampak sebagai berikut :
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2. Pengajaran bisa lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik, dan penguatan.
4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan
pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinanya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar yang ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Dari uraian diatas, maka diketahui bahwa adanya pemanfaatan media
pembelajaran maka akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar
pada diri siswa saat mengikuti pelajaran.
Peningkatan lingkungan belajar menyebabkan tingginya motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Sebaliknya menurunannya
lingkungan belajar akan menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran akuntansi. Kondusif atau tidak kondusifnya lingkungan belajar
siswa, kelengkapan fasilitas sekolah serta hubungan antar individu dapat
menumbuhkan gairah serta minat dalam belajar, hal ini menjadikan lingkungan
belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
akuntansi, Sejalan dengan pendapat tersebut Ngalim Purwanto (1988: 148)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mengemukakan bahwa “lingkungan belajar itu mendukung dan berperan besar
dalam keberhasilan perestasi belajar anak didik.” Sedangan menurut Hamzah
B. Uno (2007:23), faktor-faktor atau indikator yang mempengaruhi motivasi
belajar dibagi menjadi 2 faktor sebagai berikut :
1. Faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita.
2. Faktor ekstrinsik, berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Dengan demikian kondusif tidak kondusifnya lingkungan belajar berpengaruh
terhadap peningkatan motivasi belajar anak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pemanfaatan media
pembelajaran dengan baik serta kondusif tidak kondusifnya lingkungan belajar
berpengaruh terhadap motivasi belajar akuntansi pada diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan media pembelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap
peningkatan motivasi belajar, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan
”adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap motivasi belajar
akuntansi siswa SMA AL-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011”
diterima.
2. Lingkungan belajar yang kondusif memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap peningkatan motivasi belajar, sehingga hipotesis kedua yang
menyatakan “adakah pengaruh kondusif tidak kondusifnya lingkungan belajar
terhadap motivasi belajar akuntansi siswa SMA AL-Islam 1 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011.” diterima.
3. Pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-
sama memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar, sehingga hipotesis ketiga
yang menyatakan “adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran dan
lingkungan belajar terhadap motivasi belajar akuntansi siswa SMA AL-Islam
1 Surakarta tahun 2010/2011” diterima dan dari hasil uji coba disimpulkan
bahwa pemanfaatan media pembelajaran memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap motivasi belajar dibandingkan lingkungan belajar.
B. Implikasi
Implikasi yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dari sudut pandang pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan bahwa dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran secara
efiktif dan lingkungan belajar yang kondusif dapat meningkatkan motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
belajar siswa dalam proses pembelajaran, maka dari hal tersebut dapat
dijadikan salah satu acuan dalam mengatasi masalah pembelajaran yang
kurang optimal khususnya mengenai ketersediaan media pembelajaran dan
lingkungan belajar serta bagaimana cara menumbuhkan motivasi dalam
diri siswa saat proses belajar mengajar akuntansi disekolah.
2. Implikasi Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan masukan
dalam melakukan usaha meningkatkan pemanfaatan media
pembelajaran dan lingkungan belajar yang kondusif dalam rangka
menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa serta didapatkan
informasi mengenai faktor-faktor penghambat tumbuhnya motivasi
siswa saat mengikuti pembelajaran akuntansi disekolah sehingga
dimasa depan sekolah dapat melakukan perbaikan terhadap faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar khususnya
pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan belajar sehingga
dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar dan
meningkatkan citra sekolah dimasyarakat luas.
b. Bagi penulis, hasil penelitian ini menambah pengetahuan penulis
tentang permasalahan belajar yang dihadapi siswa di kelas terutama
adanya pemanfaatan media pembelajaran secara efektif dan lingkungan
belajar yang kondusif untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam
belajar akuntansi serta cara mengatasi dari permasalahan tersebut.
c. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam
menentukan metode pembelajaran yang sesuai serta meningkatkan
pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dikelas
dan menumbuhkan lingkungan belajar yang kondusif agar siswa dapat
termotivasi saat mengikuti proses pembelajaran sehingga kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa menjadi lebih bermakna.
d. Bagi siswa, hasil penelitian ini menjadi masukan bagi siswa untuk
menumbuhkan motivasi dalam dirinya saat belajar dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar yang baik disekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
C. Saran
Setelah menyimpulkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran-
saran kepada SMK Negeri 6 Surakarta sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah SMA AL-Islam 1 Surakarta
a. Kepala sekolah hendaknya menyediakan media pembelajaran yang
memadai sehingga proses pembelajaran menjadi lancer dan lebih
bermakna.
b. Kepala sekolah hendaknya memberikan fasilitas sekolah yang
memadai, bersih, dan terawatt sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar dan siswa merasa nyaman.
c. Kepala sekolah hendaknya mempererat hubungan kerja sama denga
orang tua siswa, terutama dengan siswa yang mempunyai masalah
dalam belajar. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan cara guru
BK atau wali kelas mengadakan kunjungan rutin ke rumah siswa
untuk mengetahui secara langsung mengenai lingkungan belajarnya
yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga
orang tua siswa tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
2. Bagi Guru SMA AL-Islam 1 Surakarta.
a. Guru-guru SMA AL-Islam 1 Surakarta khususnya guru mata pelajaran
akuntansi hendaknya memanfaatkan media pembelajaran yang dimiliki
sekolah secara optimal saat proses pembelajaran berlangsung.
b. Guru-guru SMA AL-Islam 1 Surakarta khususnya guru mata pelajaran
akuntansi hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang
nyaman, kondusif serta aktif di dalam kelas.
c. Guru-guru SMA AL-Islam 1 Surakarta khususnya guru mata pelajaran
akuntansi hendaknya dapat menyesuaikan antara pemanfaatan media
pembelajaran dengan metode pembelajaran yang diterapkan sehingga
siswa dapat menangkap serta memahami materi yang disampaikan
dengan mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
d. Guru-guru SMA AL-Islam 1 Surakarta hendaknya memberikan
tauladan yang baik serta dorongan yang positif terhadap belajar siswa
disekolah.
3. Bagi Orang Tua Siswa SMA AL-Islam 1 Surakarta
a. Orang tua hendaknya menyediakan sarana dan prasarana dalam belajar
dirumah maupun disekolah untuk mempermudah siswa dalam proses
belajar-mengajar.
b. Orang tua hendaknya menciptakan lingkungan belajar dirumah yang
kondusif, seperti menciptakan komunikasi dan hubungan yang
harmonis antara orang tua dan anak, sehingga anak merasa nyaman
dan bersemangat dalam belajar.
4. Bagi Siswa SMA AL-Islam 1 Surakarta
a. Siswa hendaknya memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai saat
mengikuti proses pembelajaran maupun saat belajar sendiri, sehingga
dapat mempermudah pemahaman materi, memperlancar komunikasi
dengan guru serta menumbuhkan motivasi dalam belajar.
b. Siswa hendaknya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di
rumah, sekolah maupun masyarakat seperti melaksanakan tugas piket
kelas dengan disiplin, membersihkan serta menata ruang belajar
dengan rapi dan ikut menjaga kebersihan serta keamanan lingkungan
sekolah maupun masyarakat, hal tersebut bertujuan agar terciptanya
suasana belajar yang baik pula untuk menumbuhkan motivasi belajar
yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Amir Suhadimanto. 2005. Akuntansi Kelas 1 A. Jakarta: Yudhistira
Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan .
Yogyakarta: Laksbang Mediatama.
Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
C. Trihendrati. 2010. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik
Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Duwi Priyatno. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17.
Yogyakarta: Andi.
Gujarati, Damodar. 2006. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain.
Jakarta: Erlangga.
Hamzah B Uno. 2007. Teori Motivasi & Pengukuranya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2000. Metodelogi Penelitian Sosial.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.
Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.
Mulyasa. 2006. Psikologi Pendidikan. http://www.google.com. Diakses 26 Maret
2011.
Ngalim Purwanto. 1988. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung:
CV. Remadja Karya.
Sadiman A.S, dkk. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan
pemanfaatannya. http://www.google.com. Diakses 26 Maret 2011.
Sardiman A.M. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Singgih Santoso. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik.
Jakarta: Elex Media Komputindo
Sudjana. 2001. Teknis Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. http://www.google.com.
Diakses 26 Maret 2011.
Sumadi Suryabrata. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
Sumadi Suryabrata. 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
Suharsumi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Suharsumi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Sutrisno Hadi. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi
Sutrisno Hadi. 1990. Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Offset
Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito