skripsi - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/21333/1/3101411153-s.pdfsehingga penulis dapat...

185
Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal Tahun Pelajaran 2015/2016 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh: Diyan Intan Mutlikha NIM 3101411153 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: phungque

Post on 19-May-2018

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectualy, Repetition)Terhadap Hasil Belajar

Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal

Tahun Pelajaran 2015/2016

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh:

Diyan Intan Mutlikha

NIM 3101411153

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

ii

iii

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, September 2015

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Bersyukurlah maka Tuhan akan memperbaiki hidupmu.

Jangan berputus asa, sesungguhnya bersama kesabaran pasti ada

keberhasilan.

PERSEMBAHAN:

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, karya

kecilku ini kupersembahkan untuk :

Ibu & Bapak yang senantiasa memberikan dukungan, baik secara

materi maupun doa.

Dosen-dosen dan guru-guru yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat.

Keluarga besar SMA Negeri2 kota Tegal atas kesempatan dan

pengalamannya.

Bebeh-bebeh : beh fu, beh lam, beh ay, beh kem, beh sil, beh fit.

semoga persahabatan kita tidak hanya berhenti disini.

Teman-temankos Melati & KSG-SAC, terimakasih untuk kekeluargaan

yang begitu hangat, Without us i’m nothing.

Keluarga besar Chivas 2011.

vi

PRAKATA

Pujisyukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Efektivitas

Penggunaan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal Tahun

Pelajaran 2015/2016” dengan baik.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun

berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Oeh karena itu, izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan pada penulis menimba ilmu di Universitas

Negeri Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang yang telah menerimauntuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan penulis

selama menimba ilmu di Jurusan Sejarah.

4. Mukhamad Shokheh S.Pd., M,A, Dosen Pembimbing,terima kasih atas segala

bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

vii

5. Keluarga besar Jurusan Sejarah Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang yang telah mendidik penulis selama belajar di Jurusan Sejarah.

6. Dra. Nur Azizah, selaku petugas perpustakaan sejarah yang telah memberikan

inspirasi dan bantuannya dalam pencarian buku-buku yang bermanfaat.

7. Wartimah S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri

2 Kota Tegal atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan (jauh dari

sempurna). Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Semarang, September 2015

Penulis

viii

SARI

Mutlikha, Diyan Intan. 2015 “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran

AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa

Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan

Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing

Mukhammad Sokheh S.Pd., M.A.

Kata kunci : Efektivitas, AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition), Hasil

Belajar

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Kota Tegal

menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran, masih menggunakan metode

ceramah yang berpusat pada guru. Peserta didik cenderung bersikap tidak aktif,

peserta didik lebih banyak mendengarkan guru berbicara tanpa berusaha

membangun pengetahuannya secara mandiri maupun dengan peserta didik yang

lain. Selain itu peserta didik juga seringkali lupa dengan materi pelajaran yang

sudah diajarkan sebelumnya oleh guru. Dimana sebenarnya hal tersebut dapat

berdampak pada peningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui apakah efektif dengan digunakannya model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Iuntuk meningkatkan hasil

belajar, sebagai salah satu inovasi model pembelajaran yang diterapkan pada mata

pelajaran sejarah siswa kelas XI, semsester ganjil SMA Negeri 2 Kota Tegal.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan

desain eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI. Sampel

penelitian menggunakan kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS

3 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive samplingdengan desain nonequivalent control group design.

Varibel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectually, Repetition), sedangkan variabel terikat dalam penelitian

ini adalah hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata hasil belajar peserta didik

meningkat dari hasil sebelum dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan

model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Skor rata-rata kelas eksperimen

44,83 menjadi 79,83, sedangkan kelas kontrol hanya meningkat dari 44,33

menjadi 69,17. Rata-rata skor pada aspek afektif di kelas eksperimen 8,8 dan skor

rata-ratayang diperoleh kelas kontrol 7,7, artinya penilaian sikap kelas eksperimen

lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan pada aspek

psikomotorik skor rata-rata kelas eksperimen 35,4 kelas kontrol 32,5, artinya

aktivitas kelas eksperimen lebihbaik dibandingkan dengan kelas kontrol.Dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition)efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

SKRIPSI .................................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................ Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN KELULUSAN .......................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN .................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

SARI .................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB IPENDAHULUAN ..................................................................................... 15

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 15

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

E. Batasan Istilah ................................................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................................... 11

BAB IITINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 14

A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 14

B. Landasan Teori ............................................................................................ 17

1. Efektivitas ............................................................................................... 17

2. Pembelajaran Sejarah .............................................................................. 21

3. Model Pembelajaran ............................................................................... 24

4. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)............ 25

x

5. Hasil Belajar............................................................................................ 29

C. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 31

D. Hipotesis ...................................................................................................... 35

BAB IIIMETODE PENELITIAN ..................................................................... 36

A. Pendekatan Penelitian .................................................................................. 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 38

C. Populasi Penelitian....................................................................................... 38

D. Sampel Penelitian ........................................................................................ 39

E. Variabel Penelitian....................................................................................... 40

F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 41

G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 45

H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 48

BAB IHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 56

A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 56

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitan ........................................................ 56

2. Pelakanaan Penelitian ............................................................................. 60

3. Hasil Analisis Data ................................................................................. 66

4. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik ................................................ 77

5. Uji Ketuntasan Hasil Belajar .................................................................. 78

6. Aspek–Aspek yang Dicapai Model Pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) dalam Meningkatkan Hasil Belajar ................ 78

B. Pembahasan ................................................................................................. 81

BAB VPENUTUP ................................................................................................ 86

A. Simpulan ...................................................................................................... 86

B. Saran ............................................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 92

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................. 34

Gambar 4.1 Kurva Distribusi Normal Hasil Pretest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ....................................................................... 69

Gambar 4.2 Kurva Distribusi Normal Hasil Post test Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ....................................................................... 75

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen ....................................................... 37

Tabel 3.2 Populasi Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 tegal Semester

satu tahun Pelajaran 2015/2016..................................................... 38

Tabel 4.1 Fasilitas SMA Negeri 2 Kota Tegal .............................................. 58

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 60

Tabel 4.3 Gambaran Umum Hasil Skor Pre Test .......................................... 67

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test .............................................. 68

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas dan Uji Independent Sample Test

PreTest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................................ 70

Tabel 4.6 Gambaran Umum Hasil Skor Post Test ........................................ 71

Tabel 4.7 Gambaran Umum Lembar Aktivitas Peserta Didik ...................... 72

Tabel 4.8 Gambaran Umum Hasil Lembar Pengamatan Sikap ..................... 73

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test ................................. 74

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dan Uji Independent

Sample Test Post Test .................................................................... 76

Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik ...................................... 77

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ......................................................................................... 93

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............. 98

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................... 112

Lampiran 4. Materi Ajar .................................................................................. 125

Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ............................................ 154

Lampiran 6. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 155

Lampiran 7. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol .............................................. 156

Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................... 157

Lampiran 9. Soal Uji Coba............................................................................... 159

Lampiran 10. Penghitungan Validitas dan Reliabilitas .................................... 163

Lampiran 11. Penghitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal ............ 164

Lampiran 12. Kisi-Kisi SoalPre Test ............................................................... 165

Lampiran 13. Soal Pre Test .............................................................................. 166

Lampiran 14. Hasil Soal Pre Test Kelas Eksperimen ...................................... 169

Lampiran 15. Hasil Soal Pre Test Kelas Kontrol ............................................. 170

Lampiran 16. Tabel Pre Test Kelas Eksperimen ............................................. 171

Lampiran 17. Tabel Pre Test Kelas Kontrol .................................................... 172

Lampiran 18. Kisi-Kisi Soal Post Test ............................................................. 173

Lampiran 19. SoalPost Test ............................................................................. 174

Lampiran 20. Hasil Lembar Soal Post Test Kelas Eksperimen ....................... 177

Lampiran 21. Hasil Lembar SoalPost Test Kelas Kontrol ............................... 179

Lampiran 22. Tabel Post Test Kelas Eksperimen ............................................ 180

Lampiran 23. Tabel Post Test Kelas Kontrol ................................................... 181

Lampiran 24. Perhitungan SPSS Pre Test ....................................................... 182

Lampiran 25. Perhitungan SPSS Post Tes ........................................................ 184

Lampiran 26. Lembar Penilaian Aktivitas Peserta Didik5 .............................. 186

Lampiran 27. Hasil Lembar Penilaian Aktivitas Peserta Didik Eksperimen ... 188

Lampiran 28. Hasil Lembar Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kontrol .......... 189

xiv

Lampiran 29. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ........ 190

Lampiran 30. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ............... 191

Lampiran 31. Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen .............. 192

Lampiran 32. Tabel Hasil Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol .................... 193

Lampiran 33. Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen ............................... 194

Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian Kelas Kontrol ..................................... 197

Lampiran 35. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................... 199

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang dipelajari di

semua jenjang pendidikan baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

maupun sekolah menengah atas. Sejarah mempelajari tentang masa lalu yang

mempunyai nilai-nilai karakter untuk mendidik tiap individu. Sejarah

merupakan dialog antara peristiwa masa lampau dan perkembangan ke masa

depan. Adanya pembelajaran sejarah memungkinkan peserta didik

mengetahui keadaan di masa lampau, sehingga dapat mengambil pelajaran

yang berarti untuk menjalani kehidupannya dan sangat penting dalam upaya

membangun karakter bangsa (Kochhar, 2008:5).

Pembelajaran sejarah bertujuan untuk memberikan pemahaman

kepada peserta didik tentang kegigihan perjuangan yang dilakukan oleh para

pemimpin nasional untuk memperoleh kemerdekaan dan peran besar yang

diberikan masing-masing tokoh pada zamannya dalam usaha

memperjuangkan kemerdekaan (Kochhar, 2008:28). Mata pelajaran sejarah

memiliki arti yang strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa

yang bermartabat serta pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air. Pembelajaran sejarah merupakan suatu

perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang didalamnya

mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang mempunyai hubungan erat

2

dengan masa kini. Sejalan dengan hal tersebut menurut Widya (1989:23)

sejarah merupakan dialog berkesinambungan antara masa sekarang dan masa

lampau yang mencerminkan nilai kemasakinian dalam sejarah.

Pembelajaran sejarah bertujuan untuk 1) membangun kesadaran

peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah

proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan; 2) melatih daya kritis

peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar; 3) menumbuhkan

apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai

bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau; 4) menumbuhkan

pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia;

dan 5) menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari

bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air. Tujuan

tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 mengenai standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan

menangah. Selain itu pembelajaran sejarah juga memiliki tujuan akademik

yang hendak dicapai yaitu berupa hasil belajar.

Menurut Suprijono (2012:7) hasil belajar mencakup pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Hasil belajar sejarah akan tercapai dengan baik jika proses

pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses

pembelajaran juga melibatkan antara guru dan peserta didik. Guru mengajak

peserta didik untuk dapat aktif, dan memahami makna materi pelajaran yang

dipelajarinya. Sehingga dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari,

3

dan dapat menjadi refleksi diri untuk tiap individu. Dengan demikian proses

belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan peserta

didik. Guru harus yakin dan tahu apa tujuan yang akan dicapai dalam

pengajarannya (Kochhar, 2008:27).

Seiring perkembangan zaman, seperti yang diungkapkan Aman

(2011:7) bahwa selama ini pembelajaran sejarah di sekolah kurang diminati

oleh peserta didik. pelajaran sejarah dianggap sebagai pelajaran yang

membosankan karena cenderung bersifat hapalan, bahkan ada peserta didik

menganggap bahwa pelajaran sejarah tidak membawa manfaat karena

kajiannya adalah masa lalu. Selain itu pelajaran sejarah juga hanya dianggap

sebagai pelajaran pelengkap saja, apalagi mata pelajaran sejarah tidak diuji

nasionalkan. Kondisi ini lama-kelamaan mengakibatkan hasil belajar rendah

dan tujuan pembelajaran sejarah tidak akan tercapai.

Hasil belajar yang rendah dapat dilihat dari beberapa aspek-aspek

yang mempengaruhi proses belajar. Slameto (2010:54-72) menyatakan ada

beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal yang terdiri

dari faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan serta faktor eksternal yang

terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor eksternal

misalnya pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat, kurangnya media

yang digunakan, serta metode pembelajaran yang digunakan guru kurang

bervariasi. Faktor internal misalnya kurangnya perhatian peserta didik

terhadap pembelajaran yang dilakukan, tidak adanya minat peserta didik,

serta kurangnya kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

4

Oleh karena itu dalam merancang pembelajaran yang akan dilakukan penting

untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya hasil

belajar sehingga tujuan yang seharusnya dapat tercapai dengan baik.

Kondisi yang sama masih ditemukan di SMA Negeri 2 Kota Tegal.

Peserta didik cenderung bersikap tidak aktif dalam pelaksanaan pembelajaran

sejarah. Peserta didik lebih banyak mendengarkan guru berbicara tanpa

berusaha membangun pengetahuannya secara mandiri maupun dengan peserta

didik yang lain. Peserta didik perlu pembelajaran yang tidak hanya berpusat

pada guru, dan penggunaan model pembelajaran yang bervariasi. Selain itu

peserta didik juga seringkali lupa dengan materi pelajaran yang sudah

diajarkan. Jika kondisi yang sama terjadi secara terus menerus maka akan

menyebabkan rendahnya hasil belajar yang ditandai dengan bosannya peserta

didik terhadap pelajaran sejarah yang kemudian timbulnya sikap apatis dari

peserta didik. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang membantu

peserta didik untuk dapat memperoleh pengetahuan secara optimal.

Membangun pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan

sangat diperlukan. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat

membantu peserta didik memperoleh pengetahuan dengan lebih baik. Model

pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, serta membantu

peserta didik dalam memahami materi pelajaran secara lebih mendalam.

Pemilihan model pembelajaran yang baik dapat dijadikan alternatif untuk

membantu peserta didik memperoleh pengatahuan dengan baik serta

membantu guru mencapai tujuan pembelajaran yang seharusnya.

5

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mencoba menerapkan

model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition). Model

pembelajaran ini dipilih sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil

belajar sejarah peserta didik terutama dalam pencapaian hasil belajar sejarah

yang optimal. Model pembelajaran AIR merupakan singkatan dari Auditory,

Intellectualy, Repetition. Dengan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) peserta didik dapat ikut aktif dalam proses

pembelajaran sehingga tercipta proses pembelajaran yang hidup dan tidak

hanya berpusat pada guru. Selain itu model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) menerapkan jika belajar juga harus dengan

pengulangan (repetition). Pengulangan yang bertujuan untuk lebih mengingat

kembali materi pelajaran yang telah diajarkan.

Model pembelajaran AIR menuntut peserta didik untuk belajar

melalui mendengarkan, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat,

menanggapi, berkonsentrasi dan berlatih menggunakannya melalui bernalar,

mencipta, mengontruksi, memecahkan masalah. Belajar juga harus dilakukan

dengan pengulangan untuk memperdalam dan memperluas pemahaman

peserta didik melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, maupun kuis.

Secara empirik model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

Repetition) dapat meningkatkan hasil belajar, seperti penelitian yang

dilakukan oleh Hardiyanti, dkk (2013) dengan judul Pengaruh Penggunaan

Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR) Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas X. Hasil penelitian yang dilakukan hardiyanti, dkk

6

(2013) membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar siswa kelas X SMA Laboratorium Undiksha Singaraja yang diberikan

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran (AIR) Auditory

Intellectually Repetition. Widiastuti, dkk (2014) dengan judul pengaruh

model auditory intellectualy repetition berbantuan tape recorder terhadap

keterampilan berbicara. Hasil penelitiannya membuktikan adanya perbedaan

yang signifikan dari hasil analisis data. Diperoleh nilai rata-rata kelompok

eksperimen 75,43 dan nilai rata-rata kelas kontrol 69,81. Keberhasilan

peneliti-peneliti terdahulu yang menggunakan model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam pembelajaran yang dilakukannya,

membuktikan model pembelajaran tersebut mempunyai potensi yang baik

untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya terutama dalam

pembelajaran sejarah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam pembelajaran sejarah di SMA

Negeri 2 Kota Tegal. Peneliti mengangkat judul penelitian “Efektivitas

Penggunaan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal

Tahun Pelajaran 2015/2016”

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

Repetition) dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2

kota Tegal?

2. Apakah dengan digunakannya model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa

kelas XI di SMA Negeri 2 kota Tegal?

3. Bagaimanakah keefektifan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI di

SMA Negeri 2 kota Tegal?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan tahapan-tahapan penerapan model pembelajaran

AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam pembelajaran sejarah di

siswa kelas XI di SMA Negeri 2 kota Tegal.

2. Untuk mengetahui apakah dengan digunakannya model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectualy, Repetition) terdapat peningkatan hasil belajar

sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2 kota Tegal.

3. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI di

SMA Negeri 2 kota Tegal.

8

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang efektivitas

penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)

sebagai model yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

sejarah.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini mampu memberikan manfaat berupa:

a. Bagi Siswa

Mengubah cara pandang peserta didik tentang mata pelajaran

sejarah yang membosankan dan membantu peserta didik dalam

memahami materi sejarah secara lebih baik. Serta memberikan

rangsangan dan dorongan kepada peserta didik untuk ikut aktif dalam

proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetition) diharapkan peserta didik dapat meningkatkan

hasil belajar sejarah.

b. Manfaat bagi Guru

Penelitian ini memberikan masukan bagi guru untuk memilih

model pembelajaran yang akan digunakan, sehingga dapat membantu

guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tujuan

dari proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

9

c. Manfaat bagi Sekolah

Hasil penelitian di dapat memberikan masukan untuk sekolah

dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar sejarah. Serta

memberikan motivasi sekolah untuk selalu meningkatkan kualitas

pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sejarah.

d. Manfaat bagi Peneliti Lain

Hasil pelitian ini dapat menjadi dasar bagi peneliti lain yang

hendak melakukan penelitian mengenai efektivitas penggunaan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).

E. Batasan Istilah

1. Efektivitas

Efektivitas atau keefektifan dalam kamus besar bahasa Indonesia

(2008:352) yang berarti keberhasilan suatu usaha atau tindakan.

Sedangkan Sudjana (2009:59) memaknai keefektifan berkenaan dengan

jalan, upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan

secara tepat dan cepat. Sedangkan Keefektifan dalam proses pembelajaran

menurut Budimansyah, Suparlan dan Meirawan (2009:70) yaitu proses

pembelajaran yang menghasilkan apa yang seharusnya dikuasai peserta

didik setelah proses pembelajaran tersebut berlangsung. Beberapa

pandangan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa keefektifan dalam

proses pembelajaran merupakan tingkatan seberapa jauh proses

pembelajaran tersebut dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan

kemampuan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

10

Efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition) yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar sejarah siswa

kelas XI SMA Negeri 2 kota Tegal tahun pelajaran 2015/2016.

Peningkatan hasil belajar tersebut dibuktikan dengan adanya perbedaan

hasil belajar yang lebih baik setelah penggunaan model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectually, Repetition).

2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran

yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum

(Suprijono, 2012:45-46). Sedangkan menurut Winataputra (2005:3) model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian model

pembelajaran dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan model

pembelajaran adalah sebuah pola kegiatan terstruktur yang merancang

proses pembelajaran dari awal hingga akhir untuk mencapai tujuan belajar

yang diharapkan.

11

3. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)

Model pembelajaran AIR merupakan singkatan dari Auditory,

Intellectually, Repetition. Auditory bermakna bahwa belajar haruslah

melalui mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,

mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Sedangkan intellectualy

bermakna belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih

menggunakannya melalui bernalar, menemukan, mencipta, mengontruksi,

memecahkan masalah dan menerapkan. Repetition merupakan

pengulangan, dengan tujuan memperdalam dan memperluas pemahaman

siswa yang perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, atau

kuis (Shoimin, 2014:29).

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan

hanya salah satu aspek saja (Suprijono, 2012:7). Sedangkan menurut Rifa’i

dan Tri Anni, (2012:69) hasil belajar adalah sebagai sebuah perubahan

perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.

Jadi hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari suatu proses belajar

yang ditandai dengan perubahan perilaku yang oleh tiap individu, dan

perubahan nilai ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam

memahami dan mengatur uraian pembahasan, seperti:

12

Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, bab I merupakan bab pendahuluan,

di dalamnya terdiri dari antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah (meliputi efektivitas,

model pembelajaran, model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, dan

Repetition), dan hasil belajar).

Adapun Tinjauan Pustaka dipaparkan dalam bab II. Didalamnya

terdiri dari antara lain, pertama terdapat tinjauan pustaka yang terdiri dari

kajian pustaka yang meliputi jurnal dan penelitian terdahulu, dan yang kedua

terdiri dari landasan teori. Di dalam landasan teori terdapat tinjauan pustaka

yang meliputi efektivitas yang meliputi pengertian efektivitas, variabel–

variabel yang menentukan efektifitas keberhasilan belajar peserta didik.

kedua, tentang pengertian pembelajaran sejarah dari segi istilah, manfaat

belajar sejarah, dan keterkaitannya dengan kehidupan siswa di sekolah

maupun dari tujuan pembelajaran sejarah. Ketiga, tinjauan mengenai model

pembelajaran yang meliputi pengertian model pembelajaran serta cici-ciri

dari model pembelajaran. Tinjauan teori keempat, meliputi model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Tinjauan yang

kelima, yaitu hasil belajar dalam kajian kompetensi yang harus dimiliki.

Sedangkan metode penelitian akan dipaparkan dalam bab III, di dalamnya

terdiri dari pendekatan penelitian, populasi, sample, teknik pengambilan

sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji perangkat tes, dan

teknik analisis data,

13

Bab selanjutnya bab IV merupakan bab pembahasan dan hasil

penelitian. Dalam bab ini menguraikan tentang laporan hasil penelitian, terdiri

atas hal-hal yang menyangkut deskripsi obyek penelitian, deskripsi dan

analisis data, dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. Bab terakhir

yaitu bab V merupakan bab penutup, dalam bab ini diuraikan mengenai

kesimpulan yang didasarkan pada hasil penelitian kemudian dilanjutkan

dengan saran-saran.

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian tentang efektivitas penggunaan

model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) terhadap hasil

belajar sejarah siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Tegal. Pustaka yang

mendasari penelitian ini yaitu hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki

relevansi dengan penelitian ini. Penelitian yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013), Nailul

Farich (2013), Widiastuti, dkk (2014), Mustaghfiri, dkk (2013), Rahman

(2014), Wulandari (2013).

Handayani (2013) melakukan penelitian berjudul “Keefektifan Model

Auditory Intellectually Repetition (AIR) Berbantuan LKPD Terhadap

Kemampuan Penalaran Matematis Peserta Didik SMP” hasil penelitian

menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

Intellectualy Repetition) kemampuan penalaran peserta didik pada materi

yang diajarkan lebih baik. Peserta didik lebih memahami materi pembelajaran

yang diajarkan, serta peserta didik dilatih untuk benar-benar berpikir dan

memecahkan masalah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013)

terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Namun dalam penelitain yang

dilakukan oleh Handayani (2013) memiliki kekurangan yaitu adanya

keterbatasan media yang digunakan sehingga mengalami kesulitan pada

proses pembelajaran. Serta tidak digunakan langkah-langah pembelajaran

15

yang sesuai dengan model pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy

Repetition) sehingga sulit untuk dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Penelitian relevan juga dilakukan oleh Nailul (2013) dalam skripsinya

yang berjudul “Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition

(AIR) pada Pembelajaran Biologi Materi Pokok Plantae Kelas X MA Wahid

Hasyim Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition)

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, pengingkatan keaktifan siswa

dapat dilihat dari beberapa aspek. Penggunaan model pembelajaran AIR

(Auditory Intellectualy Repetition) juga dapat meningkatkan hasil belajar

kognitif peserta didik. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Nailul

(2013) memiliki kekurangan yaitu alokasi waktu yang digunakan kurang

dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellecrualy,

Repetition).

Penelitian yang selanjutnya yaitu Widiastuti, dkk (2014) berjudul

”Pengaruh Model Auditory Intellectualy Repetition Berbantuan Tape

Recorder Terhadap Keterampilan Berbicara” hasil penelitian menunjukan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pelajaran bahasa Indonesia

antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition) berbantuan tape

recorder dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran

konvensional.

16

Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Mustaghfiri, dkk (2013)

berjudul “Komparasi Model Pembelajaran AIR dan Ekspositori Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Ligkungan” dalam jurnal

menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory

Intellectualy Repetition) guru lebih menyediakan pengalaman belajar yang

dirancang dalam bentuk kelompok guna membantu siswa dalam memahami

materi dan membangun pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru,

sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari. Selain

itu, dengan model pembelajaran AIR, pembelajaran menjadi lebih menarik

dikarenakan ada kaitannya dengan hal-hal disekitar, sehingga siswa menjadi

semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator

meningkatnya semangat siswa ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam

menyampaikan pendapat, hasil diskusi, dan menanggapi pendapat temannya.

Rahman (2014) melakukan penelitian tentang efektifitas yaitu dengan

judul “Efektifitas Media Pembelajaran Visual Tiga Dimensi (Sketchup)

Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Atap Kelas XI Teknik

Gambar Bangunan SMK N 1 Rembang Tahun Ajaran 2013/2014” pada

penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen, sehingga pada penggunaan media

pembelajaran visual tiga dimensi pada pembelajaran dengan materi tentang

teknik gambar bangunan dikatakan efektif. Penelitian selanjutnya tentang

efektifitas juga dilakukan oleh Wulandari dengan judul “Keefektifan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Pada Motivasi

17

Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematika” menyimpulkan bahwa

rata-rata nilai motivasi kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan

dengan kelas kontrol dan rata-rata nilai kemampuan komunikasi matematika

siswa kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol,

sehingga dengan digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe teams

game tournament pada pembelajaran penelitian ini dikatakan efektif.

Adapun penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada

sebelumnya seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam hal ini belum

ditemukan penelitian efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR

(Auditory Intellectualy Repetition) terhadap hasil belajar sejarah peserta didik,

yang ada hanyalah pengunaan model pembelajaran AIR (Auditory

Intellectualy Repetition) terhadap mata pelajaran lainnya. Selain itu dalam

penelitian-penelitian yang disebutkan di atas tidak menerapkan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) yang sesuai dengan

sintaknya.

B. Landasan Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang

pengertian efektivitas, pembelajaran sejarah, model pembelajaran, model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition), dan hasil belajar.

1. Efektivitas

Efektivitas atau keefektifan dalam kamus besar bahasa Indonesia

(2008:352) berarti keberhasilan suatu usaha atau tindakan. Sedangkan

menurut Sudjana (2009:59) keefektifan yaitu berkenaan dengan jalan,

18

upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat

dan cepat. Sedangkan menurut Budimansyah, Suparlan dan Meirawan

(2009:70) keefektifan yaitu proses pembelajaran yang menghasilkan apa

yang seharusnya dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran

tersebut berlangsung. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang

yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju (Mulyasa, 2009:82).

Beberapa pandangan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa keefektifan

dalam proses pembelajaran merupakan tingkatan seberapa jauh proses

pembelajaran tersebut dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan

kemampuan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetition), dikatakan efektif jika hasil belajar peserta didik

memiliki kriteria yang mengacu pada: a) ketuntasan belajar, pembelajaran

dikatakan tuntas apabila nilai >75 (nilai KKM) yang mengacu pada nilai

ketuntasan minimal di sekolah SMA Negeri 2 Kota Tegal; b) model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dikatakan efektif

apabila secara statistik hasil belajar peserta didik menunjukan perbedaan

yang lebih baik antara kelas yang menggunakan model pembelajaran

(Auditory, Intellectually, Repetition) dengan kelas yang tidak

menggunakan model pembelajaran (Auditory, Intellectually, Repetition).

Peningkatan hasil belajar di sini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Peningkatan hasil belajar juga dapat tercipta apabila kondisi

19

belajar-mengajar berjalan efektif. Efektifitas dapat dijadikan barometer

untuk mengukur keberhasilan pendidikan (Mulyasa, 2004:83). Untuk

mengetahui keefektifan mengajar dapat dilakukan dengan memberikan tes,

sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses

pengajaran (Trianto, 2011:20). Kondisi belajar-mengajar yang efektif

dapat tercipta karena dipengaruhi beberapa variabel, Menurut Usman

(2011:21-31) ada empat jenis variabel yang menentukannya, yaitu:

a. Peserta didik aktif

Aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan

belajar-mengajar sehingga peserta didiklah yang seharusnya banyak

aktif. Hal ini dikarenakan peserta didik adalah yang merencanakan dan

ia sendiri yang melaksanakan belajar.

b. Minat dan perhatian peserta didik

Kondisi belajar-mengajar dapat dikatakan efektif, jika terdapat

minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. Minat merupakan suatu

sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, sedangkan perhatian

cenderung bersifat sementara bahkan kadang menghilang. Minat ini

besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat

seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. William James

(dalam Usman, 2011:27-28) melihat bahwa minat peserta didik

merupakan faktor utama yang menentukan keterlibatan peserta didik

secara aktif dalam belajar.

20

c. Motivasi peserta didik

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif

menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan

mancapai tujuan. Sementara itu, motif diartikan sebagai daya dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan

seseorang yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian

tingkah laku atau perbuatan. Motivasi dapat pula diartikan sebagai

tingkah laku dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah

lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas

guru salah satunya membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia

mau untuk belajar.

d. Individualitas

Mengingat adanya perbedaan-perbedaan antar peserta didik,

maka menyamaratakan atau menganggap sama semua peserta didik

ketika guru mengajar secara klasikal pada hakikatnya kurang sesuai

dengan prinsip individualitas. Setiap guru seharusnya memahami bahwa

tidak semua peserta didik dapat mempelajari apa yang ingin dicapai

oleh guru. Guru setidaknya harus menyadari bahwa setiap individu

peserta didik memiliki perbedaan. Oleh karena itu, guru hendaknya

menyadari dan memakluminya apabila ada peserta didik yang cepat

menerima dan memahami pelajaran yang diberikannya atau bahkan

sebaliknya. Hal ini dikarenakan pengajaran individual bukanlah semata-

mata pengajaran yang hanya ditujukan kepada seseorang saja,

21

melainkan ditujukan kepada sekelompok peserta didik atau kelas.

Pengajaran yang sedang dilakukan oleh guru dapat memungkinkan

berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal,

apabila guru dapat mengakui dan melayani perbedaan peserta didiknya.

Selain hasil belajar, yang membuat pengajaran menjadi efektif

adalah bagaimana guru berusaha menjadi panutan (modelling) dengan

memperlihatkan kepribadian dan sikapnya yang positif, berpengalaman

dalam mengajar, cakap dalam menyampaikan informasi, reflektif,

motivatoris, dan bersemangat juga untuk belajar Borish (dalam Huda,

2013:7).

2. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang dilakukan guru

dengan menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik (Suprijono,

2012:13). Pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang

guru untuk mengarahkan peserta didik dalam mencapai tujuan yang

diharapkan. Pembelajaran merupakan cara yang dilakukan untuk

mendapatkan pengetahuan (Trianto, 2011:17). Jadi dapat disimpulkan

pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan antara guru dan peserta

didik untuk memperoleh pengetahuan dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan.

Sejarah merupakan salah satu komponen ilmu-ilmu sosial. Tujuan

utama pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah memperkenalkan kepada anak-

anak masa lampau dan masa sekarang, serta memperkenalkan lingkungan

22

geografis dan lingkungan sosial mereka (kochhar, 2008:46). Istilah history

(sejarah) diambil dari kata historia dalam bahasa Yunani yang berarti

informasi atau penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran

(Kochhar, 2008:1). Sejarah juga di definisikan sebagai segala sesuatu yang

pernah terjadi, setiap peristiwa yang pernah terjadi di muka bumi, dapat

berupa politik, ekonomi, sosial, atau budaya (kochhar, 2008:23).

Johnson (dalam Kochhar, 2008:2) berpendapat bahwa sejarah

dalam pengertian yang paling luas adalah segala sesuatu yang pernah

terjadi. Materi yang dipelajari adalah jejak-jejak yang ditinggalkan dari

keberadaan manusia di dunia, gagasan, tradisi dan lembaga sosial, bahasa,

kitab-kitab, barang produksi manusia, fisik manusia itu sendiri, sisa-sisa

fisik manusia, pemikirannya, perasaannya, dan tindakannya. Mata

pelajaran sejarah memiliki arti strategis pada pembentukan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia

Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.Jadi

pembelajaran sejarah merupakan cara atau proses yang dilakukan untuk

memperoleh pengetahuan yang dapat membentuk individu menjadi pribadi

yang lebih baik dengan belajar tentang masa lalu.

a. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Sasaran utama pembelajaran sejarah di sekolah menengah atas

menurut Kochhar (2008:50-51) yaitu untuk 1) meningkatkan

pemahaman peserta didik terhadap proses perubahan dan

perkembangan yang dilalui umat manusia hingga mampu mencapai

23

tahap perkembangan yang sekarang ini; 2) meningkatkan pemahaman

peserta didik tentang peradaban manusia dan penghargaan terhadap

kesatuan dasar manusia; 3) menghargai berbagai sumbangan yang

diberikan oleh semua kebudayaan pada peradaban manusia secara

keseluruhan; 4) memperkokoh pemahaman peserta didik bahwa

interaksi antar berbagai kebudayaan merupakan faktor yang penting

dalam kemajuan kehidupan manusia; dan 5) memberikan kemudahan

kepada peserta didik yang berminat mempelajari sejarah suatu negara.

Pembelajaran sejarah juga mempunyai tujuan yang harus

dicapai. Tujuan tersebut tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 tahun 2006 mengenai setandar isi untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah yaitu untuk 1) membangun kesadaran

peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan

sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan; 2) melatih

daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar; 3)

menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa

lampau; 4) menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses

terbentuknya bangsa Indonesia; dan 5) menumbuhkan kesadaran dalam

diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki

rasa bangga dan cinta tanah air.

Dennis Gunning (dalam Aman, 2011:43) menjelaskan bahwa

secara umum pembelajaran sejarah bertujuan untuk membentuk warga

24

negara yang baik, dan menyadarkan peserta didik untuk mengenal

lingkungan diri dan lingkungannya, serta memberikan pandangan

kesejarahan. Sedangkan secara spesifik tujuan pembelajaran sejarah ada

tiga yaitu, mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan intelektual,

dan memberikan informasi kepada peserta didik.

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran

yang dirancang berdasarkan implementasi kurikulum (Suprijono,

2012:45-46). Sedangkan menurut Winataputra (2005:3) model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran. Jadi model pembelajaran adalah

sebuah pola kegiatan terstruktur yang merancang proses pembelajaran dari

awal hingga akhir untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak

dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: 1)

model pembelajaran yang mencakup proses pembelajaran secara

menyeluruh; 2) model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan

tujuan pembelajarannya, sintak dan lingkungan belajarnya; 3) adanya

sintak yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan

berhasil; dan 4) lingkungan belajar yang mengikuti dari model

25

pembelajaran agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai Kardi dan Nur

(dalam Trianto 2011:23). Sebuah model pembelajaran memiliki struktur

yang jelas. Seperti model yang dikembangkan oleh Joyce dan Weil (2009)

memiliki empat aspek struktur umum yang jelas. Struktur tersebut antara

lain: Sintak, System sosial, Tugas/peran guru, pengaruh model (Huda,

2013:75).

Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses

pembelajaran secara efektif. Tujuan dari pembelajaran akan tercapai baik

dalam ranah afektif, kognitif, maupun psikomotorik dengan model

pembelajaran yang efektif. Menurut Sudjana (2009:22) ada empat unsur

utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta

penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar yang

diharapkan dapat dimiliki setelah menerima atau menempuh pengalaman

belajarnya. Bahan adalah seperangakat pengetahuan yang disampaikan

pada proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan pembelajaran.

Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian adalah upaya untuk mengukur

sejauh mana tujuan dapat tercapai.

4. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition)

Model pembelajaran AIR merupakan singkatan dari Auditory,

Intellectually, Repetition. Gaya pembelajaran Auditory, Intellectually,

Repetition (AIR) merupakan gaya pembelajaran yang mirip dengan model

pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) dan

26

pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic (VAK). Perbedaanya

hanya terletak pada pada pengulangan (Repetisi) yang bermakna

pendalaman, perluasan, dan pemantapan dengan cara pemberian tugas dan

kuis (Huda, 2013:289).

Belajar bermodel auditory, yaitu belajar mengutamakan berbicara

dan mendengarkan (Shoimin, 2014:29). Gaya belajar auditorial adalah

gaya yang mengakses segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan

maupun diingat. Maka guru sebaiknya melakukan hal-hal berikut ini,

seperti: (1) melakukan diskusi kelas atau debat, (2) meminta siswa untuk

presentasi, (3) meminta siswa untuk membaca teks dengan keras, (4)

meminta siswa untuk mendiskusikan ide mereka secara verbal, (5)

melaksanakan belajar kelompok (Huda, 2013:290). Meier (2013:95)

mengatakan bahwa pikiran auditory kita lebih kuat daripada yang kita

sadari. Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi

Auditory, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri

dengan berbicara, beberapa area penting otak kita menjadi aktif.

Menurut Meier (2003:99) intelektual adalah penciptaan makna

dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan

pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru, dan belajar. Intellectually

juga bermakna belajar haruslah menggunakan kemampuan berfikir,

konsentrasi, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,

mengontruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan (Shoimin,

2014:29).

27

Repetition merupakan pengulangan dengan tujuan memperdalam

dan memperluas pemahaman siswa yang perlu dilatih melalui pengerjaan

soal, pemberian tugas, dan kuis (Huda, 2013:291). Pengulangan dalam

kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar pemahaman siswa lebih

mendalam, disertai pemberian soal dalam bentuk tugas latihan atau kuis.

Melalui pemberian tugas diharapkan peserta didik lebih terlatih dalam

menggunakan pengetahuan yang didapat untuk menyelesaikan soal dan

mengingat apa yang telah diterima. Sementara pemberian kuis

dimaksudkan agar peserta didik siap menghadapi ujian atau tes yang

dilaksanakan sewaktu-waktu serta melatih daya ingat dari peserta didik

(Shoimin, 2014:30).

Jika guru menjelaskan suatu unit pelajaran, guru harus

mengulangnya dalam beberapa kali kesempatan. Ingatan peserta didik

tidak selalu stabil, karena itu peserta didik mudah lupa dengan materi yang

sudah diajarkan. Untuk itulah guru membantu mereka dengan pengulangan

pelajaran yang sedang atau sudah dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan

memberi tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan, sehingga siswa

bisa dengan mudah mengingat materi pelajaran yang diajarkan.

Pengulangan bisa diberikan secara teratur, pada waktu-waktu tertentu, atau

setiap kali materi pelajaran selesai diberikan maupun pada saat-saat

tertentu jika dianggap perlu (Slamet dalam Huda, 2013:291-292).

Adapun langkah-langkah pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetition) menurut Shiomin (2014:30) sebagai berikut:

28

a) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.

b) Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

c) Setiap kelompok mendiskusikan tentang materi yang mereka pelajari

dan menuliskan hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk

dipresentasikan di depan kelas (Auditory).

d) Saat diskusi berlangsung siswa mendapat soal atau permasalahan yang

berkaitan dengan materi.

e) Masing-masing kelompok memikirkan cara menerapkan hasil diskusi

serta dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan

masalah (Intellectually).

f) Setelah selesai berdiskusi, siswa mendapat pengulangan materi dengan

cara mendapatkan tugas atau kuis untuk tiap individu (Repetition).

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan

seperti halnya pada model pembelajaran AIR. Beberapa kelebihan model

pembelajaran AIR menurut Shoimin (2014:30-31) adalah sebagai berikut:

a) Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan sering

mengemukakan pendapatnya.

b) Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan secara baik.

c) Peserta didik dengan kemampuan rendah dapat merespon permasalahan

dengan cara mereka sendiri.

d) Peserta didik dari dalam dirinya termotivasi untuk memberikan bukti

atau penjelasan.

29

e) Peserta didik memilki pengetahuan banyak untuk menemukan sesuatu

dalam menjawab permasalahan.

Berdasarkan uraian tentang model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectual, Repetition) tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectual, Repetition) sangat tepat dan

efektif diterapkan pada pelajaran sejarah di kelas XI. Karena model

pembelajaran AIR merangsang peserta didik untuk belajar secara efektif

melalui proses auditory, membantu peserta didik untuk dapat

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan membangun pengetahuannya,

selain itu melalui model AIR peserta didik dapat mempelajari materi

pelajaran secara lebih mendalam melalui kuis maupun pengerjaan soal

sebagai proses pengulangan.

5. Hasil Belajar

Menurut Tri Anni dan Rifa’i (2012:69) hasil belajar adalah sebuah

perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami

kegiatan belajar. Sedangkan menurut Suprijono (2012:7) hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

aspek saja. Artinya hasil belajar yang dimaksudkan tidak hanya dilihat dari

salah satu aspek saja, melainkan secara keseluruhan. Jadi hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari suatu proses belajar yang ditandai dengan

perubahan perilaku oleh tiap individu secara keseluruhan. Keberhasilan

proses pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar. Hasil belajar yang

dimaksud adalah perubahan perilaku pada diri seseorang yang dihasilkan

30

setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Seseorang dikatakan telah

belajar apabila terjadi perubahan perilaku, antara perilaku sebelum dan

setelah mengalami kegiatan belajar.

Syarat keberhasilan belajar yaitu: 1) belajar juga memerlukan

sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat belajar dengan tenang; 2)

repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian,

keterampilan maupun sikap pada peserta didik dapat mendalam (Slameto,

2010:28). Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut

dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah

afektif (affective domian), ranah psikomotorik (psychomotoric domain).

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap,

minat, dan nilai. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan

kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi

objek, dan koordinasi syaraf (Tri Anni dan Rifa’i, 2012:70-72).

Menurut Slameto (2010:54-72) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, antara lain:

a. Faktor-faktor intern

Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar, meliputi:

1) Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh.

2) Faktor psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, kesiapan.

31

3) Faktor kelelahan, kelelahan ada dua yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan juga sangat

mempengaruhi belajar, jadi haruslah menghindari jangan sampai

terjadi kelelahan.

b. Faktor –faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi:

1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaaan.

2) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

C. Kerangka Berfikir

Tujuan pendidikan nasional menjadi tugas dan tanggung jawab semua

tenaga kependidikan. Guru sebagai salah satu bagian dari tenaga

kependidikan berupaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu faktor untuk mencapai

hasil belajar yang direncanakan adalah dengan penggunaan model dan

metode pembelajaran yang sesuai. Pemilihan model pembelajaran juga

sangat mempengaruhi peserta didik. Proses belajar dikatakan efektif

32

apabila dalam pemilihan dan penggunaan model pembelajaran sesuai dengan

situasi dan kondisi peserta didik maupun lingkungan, serta tujuan

pembelajaran yang berupa pencapaian hasil belajar yang optimal yang

ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual pada peserta didik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan keterampilan intelektual serta kemampuan mengingat materi

pembelajaran dengan baik untuk peserta didik adalah model pembelajaran

AIR (Auditory, Intellectually, Repetition). Model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectualy, Repetition) yaitu model pembelajaran yang belajar

dilakukan dengan berbicara dan mendengarkan (auditory), berfikir,

menyatakan gagasan, menemukan, menjawab permasalahan (intellectually),

serta belajar dengan melakukan pengulangan (repetition).

Model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk aktif

dalam serangkaian proses pembelajaran. Aktif yang dimaksudkan adalah aktif

dalam berdiskusi, menemukan jawaban, mengemukakan pendapat,

menanggapi, maupun aktif mendengarkan. Selain itu model pembelajaran

AIR merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik berfikir

untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran AIR juga menekankan

pada pengulangan sehingga peserta didik akan lebih mengingat materi dengan

baik, hal itu bisa dilakukan dengan kuis maupun pengerjaan soal.

Menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

Repetition) pada pembelajaran sejarah diharapkan dapat meningkatan hasil

33

belajar peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotrik,

yang selanjutnya model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

Repetition) akan dikatakan efektif. Lebih jelasnya, kerangka berfikir

penelitian efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa ditunjukkan

pada bagan 1:

34

Bagan 2.1. Skema kerangka berfikir

Pembelajaran

Tujuan bagi peserta didik:

1. Siswa berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran

2. Siswa memahami materi secara lebih

mendalam

3. Siswa dapat berbicara, presentasi,

argumentasi, mengemukakan pendapat

maupun menanggapi tanpa ragu.

guru siswa

Pembelajaran

Model AIR

- Pembelajaran secara aktif

- Memberikan kesempatan lebih banyak kepada

peserta didik dalam memanfaatkan pengetahuan dan

keterampilan

- Pembelajaran secara berkelompok

- Melakukan pengulangan untuk memperdalam materi.

Psikomotorik

Ketrampilan

Kognitif

Hasil belajar

Afektif

Aktivitas

Keefektifan

35

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho

Rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tidak terdapat

perbedaan yang lebih baik dari pada kelas yang tidak menggunakan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tersebut.

2. Ha

Rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) terdapat perbedaan

yang lebih baik dari pada kelas yang tidak menggunakan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) tersebut.

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian “Efektivitas Penggunaan Model

Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Terhadap Hasil Belajar

Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tegal” ini menggunakan

pendekatan kuantitatif jenis eksperimen. Menurut sugiyono (2012:109)

penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang membandingkan

antara kelompok yang diberikan perlakuan dengan kelompok yang tidak

diberi perlakuan.

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah quasi eksperimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar

yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2012:114). Ciri

utama dari quasi eksperimental design adalah bahwa sampel yang digunakan

untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak diambil secara

acak dari populasi tertentu.

Jenis penelitian eksperimen yang dipilih dalam penelitian ini untuk

mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectually, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah siswa. Penelitian ini

membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok eksperimen dan kelompok

37

kontrol. Adapun jenis quasi eksperimental design yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nonequivalent control grup design. Nonequivalent

control grup design hampir sama dengan Pretest-Posttes Control Grup

Design adalah desain yang di dalamnya baik kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrolnya tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012:116). Jadi

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda,

antara kelas eksperimen diberi perlakuan khusus dan kelas kontrol tidak

diberi perlakuan khusus. Mekanisme penelitian dari kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol tersebut digambarkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen

Kelompok Pre test Treatment Post test

Experimen Tes Model pembelajaran AIR Tes

Kontrol Tes _ Tes

(Sugiyono. 2012 :116)

Pada Nonequivalent control grup design terdapat dua kelompok,

dengan kelompok pertama yaitu sebagai kelompok eksperimen, dan

kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Masing-masing kelompok baik

eksperimen maupun kontrol diberikan pre test. Setelah itu kelompok

eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan

model AIR (Auditory, Intellectually, Repetition), sedangkan kelompok kontrol

tidak diberikan perlakuan. Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan

post test sebagai nilai akhir.

38

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Juli sampai agustus 2015

yang bertempat di SMA Negeri 2 kota Tegal, jalan lumba-lumba nomor 24

Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

C. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2

Kota Tegal tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 9 kelas. Meskipun

terdiri atas beberapa kelas yang berbeda, seluruh kelas sebagai kelas populasi

tersebut merupakan satu kesatuan, karena keseluruhannya mempunyai

kesamaan, yaitu siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat yang sama, yaitu

kelas XI SMA, siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama, yaitu

semester ganjil kelas XI SMA, siswa-siswa tersebut mendapat pelajaran

sejarah wajib yang sama dan mendapatkan pengajaran yang sama dengan

kurikulum SMA Negeri 2 tegal yaitu kurikulum 2013 dan dengan guru

pengajar yang sama.

Tabel 3.2. Populasi Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 tegal

Semester satu tahun pelajaran 2015/2016.

No. Kelas Nama kelas Jumlah siswa

1.

XI

XI MIA 1 32

2. XI MIA 2 32

3. XI MIA 3 32

4. XI MIA 4 32

39

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2015

D. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi (Margono 2000:121).

Sedangkan menurut Sugiyono (2012:118) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sejalan dengan hal itu Arikunto

(2006:131) mengemukakan bahwa sampel merupakan sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian

dari yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian diambil 2

kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah teknik nonprobability sampling tipe purposive sampling. Teknik ini

setiap unsur (anggota) populasi tidak diberikan peluang yang sama untuk

dijadikan sampel. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan penentuan tertentu. Salah satu cara dalam purposive sampling adalah

memilih sampel dengan rekomendasi dari seseorang yang berpengalaman,

dalam hal ini adalah guru. Guru dapat mempertimbangkan rata-rata nilai

ulangan semester siswa yang homogen antara kelas XI MIA dan XI IIS.

5. XI IIS 1 30

6. XI IIS 2 28

7. XI IIS 3 30

8. XI IIS 4 30

9. XI IIS 5 28

Jumlah 274

40

Berdasarkan pertimbangan tersebut terdapat selisih nilai rata-rata ulangan

kelas XI IIS 1 dan XI IIS 3 mempunyai selisih yang lebih rendah. Selanjutnya

penentuan sampel diambil dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen

yakni peserta didik kelas XI IIS 1 yang menggunakan model pembelajaran

AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) dan peserta didik kelas XI IIS 3

sebagai kelas kontrol yangtidak menggunakan model pembelajaran.

E. Variabel Penelitian

Menurut Margono (2000:82) variabel adalah segala sesuatu yang akan

menjadi objek pengamatan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono

(2012:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sejalan yang

diungkapkan Arikunto (2006:118) bahwa variabel adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan

pengertian-pengertian tersebut, maka dapat peneliti simpulkan bahwa variabel

penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian yang

oleh peneliti dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel

penelitian berfungsi sebagai pembeda antara variabel yang satu dengan yang

lain. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu

variabel terikat, sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

41

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually, Repetition).

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah rata-rata hasil belajar sejarah peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:148). Instrumen

berguna sebagai alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

sehingga lebih memudahkan peneliti untuk mengolah hasilnya.

Perangkat tes berupa soal yang telah disusun dan akan di uji cobakan

dikelas XI IIS 4. Analisis hasil uji coba bertujuan untuk mengetahui apakah

soal sudah memenuhi syarat yang baik atau tidak. Analisis yang akan

digunakan meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.

1. Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukan kepada sejauh mana alat

pengukur itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, misalnya

apakah alat itu benar-benar kelihatannya dapat mengungkapkan gejala-

gejala yang hendak diselidiki (Margono, 2000:85). Validitas digunakan

untuk menentukan valid atau tidak intrumen yang akan digunakan dalam

42

penelitian, yang diberikan oleh peneliti kepada responden atau sampel

kelas yang lain sebelum melakukan pengujian langsung pada kelas kontrol

dan kelas ekperimen.

Pengujian validitas interal dapat menggunakan dua cara, yaitu

analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan analisis butir dengan menskor aktivitas siswa yang

kemudian ditabulasi dan dimasukkan dalam korelasi product moment,

dengan rumus:

= ∑ ∑ ∑

√⌊ ∑ ∑ ⌋{ ∑ } ∑

Keterangan: (Arikunto, 2010: 317)

= validitas angket

N = jumlah responden

X = jumlah skor butir soal

Y = Jumlah skor total

Hasil perhitungan rXY dikonsentrasikan dengan taraf signifikansi

5% atau taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan harga rXY>rtabel maka

butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga

rXY< rtabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.

Hasil analisis ujicoba yang dilakukan di SMA Negeri 2 kota Tegal,

dari 8 soal yang diuji coba untuk mengukur hasil belajar siswa terdapat 5

43

soal yang tergolong valid yaitu soal nomor: 1, 2, 5, 7, dan 8, Sedangkan

soal yang tidak valid berjumlah 3 soal yaitu nomor: 3, 4, dan 6.

2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat pengukur menunjukan ketegakan hasil

pengukuran sekiranya alat pengukur yang sama itu digunakan oleh orang

yang sama dalam waktu yang berlainan atau digunakan oleh orang yang

berlainan dalam waktu yang bersamaan atau dalam waktu yang berlainan

(Margono, 2000:85). Dalam menentukan apakah tes yang telah disusun

telah memiliki daya keajegan mengukur (reliabilitas), pada umumnya

untuk tes bentuk uraian digunakan dengan rumus alpha dari Cronbach,

sebagai berikut:

(

) (

)

Keterangan:

= koefisien reliabilitas tes

n = jumlah butir item

= jumlah varian skor dari setiap butir

= varian total (Purnomo, 2012: 41).

Setelah r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel.

Apabila r > rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Dari hasil

analisis ujicoba untuk mengukur hasil belajar kognitif, diketahui r = 0,376

dan rtabel untuk n = 30 dengan taraf kepercayaan 5% sebesar 0,361.

44

Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk mengukur hasil

belajar kognitif reliabel.

3. Daya Beda

Keterangan:

DP = daya pembeda

X KA = rata-rata kelompok atas

X KB = rata-rata kelompok bawah

Skor maks = skor maksimum

Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya

pembeda soal, digunakan klasifikasi sebagai berikut:

D = negatif adalah soal sangat jelek

D = 0, 00 – 0, 20 adalah soal jelek

D = 0, 21 – 0, 40 adalah soal cukup

D = 0, 41 – 0, 70 adalah soal baik

D = 0, 71 – 1, 00 adalah soal sangat baik (Arifin, 2012: 133)

Dari 8 butir soal yang di ujicobakan, klasifikasi daya pembeda soal

dapat diketahui soal yang termasuk dalam kriteria jelek adalah soal nomor

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.

45

4. Tingkat Kesukaran Soal

Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

IK = 0, 00 adalah soal terlalu sukar

0, 00 < IK ≤ 0, 30 adalah soal sukar

0, 30 < IK ≤ 0, 70 adalah soal sedang

0, 70 < IK ≤ 1, 00 adalah soal mudah

(Arifin, 2012: 134-135).

Dari 8 butir soal yang di ujicobakan, klasifikasi indeks kesukaran

dapat diketahui bahwa soal yang tergolong dalam kriteria mudah adalah

soal nomor 5. Soal yang tergolong dalam kriteria sedang adalah soal

nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, dan 8.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini disesuaikan dengan

instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

46

1. Observasi

Menurut Margono (2000:158) observasi diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

untuk mengambil data aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Selain

itu, observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data dari barang-

barang tertulis seperti buku, majalah, peraturan dan lain-lain (Arikunto,

2006 :158). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan data mengenai alamat, daftar nama peserta didik kelas XI IIS

SMA Negeri 2 kota Tegal, daftar nilai pelajaran sejarah, foto-foto proses

belajar mengajar dikelas.

3. Tes

Menurut Margono (2000:170) tes ialah seperangkat rangsangan

(stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Sedangkan

menurut Arikunto (2007:33) tes merupakan suatu alat pengumpul

informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini

bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Jadi tes

merupakan alat pengumpul informasi yang diberikan kepada seseorang

untuk mendapat jawaban sebagai dasar penetapan skor atau nilai.

47

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif. Tes

subjektif adalah tes yang pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes

bentuk esai adalah jenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban

yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata (Arikunto, 2007:162).

Sedangkan menurut Margono (2000:170) tes subjektif sama dengan tes

essey, tes essey adalah suatu tes yang menghendaki agar testee

memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang

disusun sendiri. Tes ini dipilih, karena dianggap sebagai metode yang

paling tepat dalam rangka mencari pemecahan yang terdapat dalam

penelitian yang menjadi dasar penulisan skripsi ini. Tes digunakan untuk

peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas kontrol yang

akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peserta didik kelas XI IIS

3, sedangkan kelas eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari peserta didik kelas XI IIS 1. Tes yang digunakan pada

penelitian ini adalah:

a. Pre Tes

Pre tes merupakan uji untuk menyamakan kedudukan masing-

masing kelompok sebelum dilakukan eksperimen pada sampel

penelitian. Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai nilai pre

tes yaitu hasil pre tes dari peserta didik kelas XI IIS 3 dan kelas XI IIS

1 sebelum diberikannya perlakuan.

48

b. Post Tes

Post tes merupakan uji akhir eksperimen atau tes akhir, yaitu tes

yang dilaksanakan setelah eksperimen. Tujuan post tes ini adalah untuk

mendapatkan bukti efektivitas model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar sejarah di kelas

experimen. Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai nilai post

test yaitu hasil post test dari peserta didik kelas XI IIS 3 yang

merupakan kelas kontrol dan kelas XI IIS 1 yang merupakan kelas

eksperimen yang diberikannya perlakuan.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian yang dilaksanakan analisis data terbagi menjadi dua

tahap yaitu analisis tahap awal dan tahap akhir

1. Analisis Tahap Awal

Analisis data tahap awal dilakukan untuk menguji data pre tes dari

masing-masing kelas, baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

Ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata dari kelas kontol dan kelas

eksperimen bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan atau kedua

kelompok berawal dari titik tolak yang sama. Hal-hal yang dianalisis pada

tahap ini adalah:

a. Uji Normalitas

Sebelum data yang diperoleh dari lapangan di analisis lebih

lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui

variabel yang akan di analisis berdistribusi normal atau tidak. Penelitian

49

ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dengan

menggunakan program SPSS 16 for windows. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Normalitas suatu data penting karena dengan data yang terdistribusi

normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi.

Hipotesis dalam pengujian ini adalah :

: data berdistribusi normal

: data tidak berdistribusi normal.

Kaidah pengambilan keputusan:

Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi

normal,

Jika Sig < 0,05, makaHo ditolak yang berarti data berdistribusi tidak

normal.

b. Uji Homogenitas dan Uji Independent Samples T Test

Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui

apakah nilai pre test kedua sampel tersebut mempunyai rata-rata yang

berbeda atau tidak. Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan

dengan uji Independent Sample T Test dengan menggunakansoftware

SPSS 16 for windows. Sebelum melakukan uji t, dilakukan uji

homogenitas. Hal ini digunakan untuk menentukan penggunaan Equal

Variance Assumed (diasumsikan jika varian sama) dan Equal Variance

Not Assumed (diasumsikan jika varian berbeda). Berikut ini langkah-

50

langkah untuk menguji homogenitas kedua kelompok (eksperimen dan

kontrol), sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis uji homogen

H0 : = (varian sama = ke dua kelompok homogen)

H1 : ≠ (varian tidak sama ≠ ke duakelompok tidak homogen)

2) Menganalisis hasil

Pada penggunaan SPSS 16 sudah difasilitasi nilai signifikansi yang

dapat digunakan untuk menolak dan menerima hipotesis nol. Terima

H0 jika sig > 5% sebaliknya tolak H0.

3) Menginterpretasikan hasil

Jika menerima H0 varian sama atau kedua kelompok homogen.

Apabila uji homogen sudah dilakukan, selanjutnya dilakukan uji

Independen Samples T Test. Berikut ini langkah-langkah dalam

melakukan uji Independen Samples T Test, sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis uji Independen Samples T Test

H0 : μ1≤μ2 (H0 diterima jika rata-rata kelas eksperimen kurang dari

atau sama dengan rata-rata kelas kontrol)

H1:μ1>μ2 (H0 ditolak jika rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

daripada rata-rata kelas kontrol)

2) Menentukan t hitung

Output dari Equal Variance Assumed didapatkan nilai t hitung.

51

3) Menganalisis hasil

Pada penggunaan SPSS 16 sudah menfasilitasi nilai signifikan yang

dapat digunakan untuk menolak dan menerima H0. H0diterima jika

sig > 5% atau sebaliknya H0 ditolak jika sig < 5%.

4) Menginterpretasikan hasil

Jika H0 diterima berarti rata-rata ke dua kelas adalah sama atau rata-

rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata kelas kontrol. Perlakuan

yang berbeda pada ke dua kelas tersebut menghasilkan hal yang

sama atau justru rata-rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata

kelas kontrol, seakan-akan perlakuan eksperimen tidak memberi

pengaruh. Sebaliknya jika H0 ditolak dan H1 diterima berarti rata-rata

ke dua kelas adalah berbeda. Apabila rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi daripada rata-rata kelompok kontrol maka perlakuan

pada kelas eksperimen memberi pengaruh terhadap hasil belajar.

2. Analisis Tahap Akhir

melakukan analisis tahap akhir dilakukan post test. Bertujuan untuk

mengambil data hasil belajar peserta didik dari kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Analisis tahap akhir dilakukan untuk menguji hipotesis. Data

yang digunakan adalah nilai post tes dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Langkah-langkah yang digunakan untuk analisis tahap

akhir, maka dilakukan dengan cara:

52

a. Normalitas

Sebelum data yang diperoleh dari lapangan dianalisis lebih

lanjut, terlebih dahulu di uji normalitas. Langkah-langkah pengujian

normalitas pada tahap akhir sama dengan pengujian normalitas tahap

awal. Hanya saja pengujian normalitas tahap akhir digunakan untuk

hasil dari post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data post test pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS

16 for windows. Hipotesis dalam pengujian ini adalah :

: data berdistribusi normal

: data tidak berdistribusi normal.

Kaidah pengambilan keputusan:

Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi

normal,

Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data berdistribusi tidak

normal.

b. Uji Homogenitas dan Uji Independent Samples T-Test

Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui

apakah nilai post test kedua sampel tersebut mempunyai rata-rata yang

berbeda atau tidak. Perhitungan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan

dengan uji Independent Sample T Test dengan menggunakansoftware

SPSS 16 for windows. Sebelum melakukan uji t, dilakukan uji

53

homogenitas. Hal ini digunakan untuk menentukan penggunaan Equal

Variance Assumed (diasumsikan jika varian sama) dan Equal Variance

Not Assumed (diasumsikan jika varian berbeda). Berikut ini langkah-

langkah untuk menguji homogenitas kedua kelompok (eksperimen dan

kontrol), sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis uji homogen

H0 : = (varian sama = ke dua kelompok homogen)

H1 : ≠ (varian tidak sama ≠ ke duakelompok tidak homogen)

2) Menganalisis hasil

Pada penggunaan SPSS 16 sudah difasilitasi nilai signifikansi yang

dapat digunakan untuk menolak dan menerima hipotesis nol. Terima

H0 jika sig > 5% sebaliknya tolak H0.

3) Menginterpretasikan hasil

Jika menerima H0 varian sama atau kedua kelompok homogen.

Apabila uji homogen sudah dilakukan, selanjutnya dilakukan uji

Independen Samples T Test. Berikut ini langkah-langkah dalam

melakukan uji Independen Samples T Test, sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis uji Independen Samples T Test

H0 : μ1≤μ2 (H0 diterima jika rata-rata kelas eksperimen kurang dari

atau sama dengan rata-rata kelas kontrol)

H1:μ1>μ2 (H0 ditolak jika rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

daripada rata-rata kelas kontrol)

54

2) Menentukan t hitung

Output dari Equal Variance Assumed didapatkan nilai t hitung.

3) Menganalisis hasil

Pada penggunaan SPSS 16 sudah menfasilitasi nilai signifikan yang

dapat digunakan untuk menolak dan menerima H0. H0diterima jika

sig > 5% atau sebaliknya H0 ditolak jika sig < 5%.

4) Menginterpretasikan hasil

Jika H0 diterima berarti rata-rata ke dua kelas adalah sama atau rata-

rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata kelas kontrol. Perlakuan

yang berbeda pada ke dua kelas tersebut menghasilkan hal yang

sama atau justru rata-rata kelas eksperimen kurang dari rata-rata

kelas kontrol, seakan-akan perlakuan eksperimen tidak memberi

pengaruh. Sebaliknya jika H0 ditolak dan H1 diterima berarti rata-rata

ke dua kelas adalah berbeda. Apabila rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi daripada rata-rata kelompok kontrol maka perlakuan

pada kelas eksperimen memberi pengaruh terhadap hasil belajar.

86

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Selama proses pembelajaran, peserta didik sangat antusias dalam kegiatan

pembelajaran. karena proses pembelajaran model AIR (Auditory,

Intellecualy, Repetition) menekankan belajar sambil berbicara dan

mendengarkan yang kemudian membuat peserta didik ikut terlibat secara

aktif dalam proses pencarian jawaban dari rumusan masalah, serta peserta

didik boleh berpendapat sesuai dengan pendapatnya masing-masing yang

kemudian terjalin hubungan interaksi yang baik antara peserta didik

dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan guru. Pengulangan

yang terdapat pada model pembelajaran AIR (Auditory, Intellecualy,

Repetition) juga membantu peserta didik dalam mengingat materi

pembelajaran.

2. Pembelajaran dengan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

Repetition) dilakukan di kelas eksperimen dengan hasil belajarpeserta

didik sebelum di berikan perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) diperoleh rata-rata

skor hasil belajar 44,83, sedangkan setelah diberikan perlakuan yaitu

menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

87

Repetition)mencapai 79,83. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-

rata skor hasil belajar 44,33, dan setelah pembelajaran tanpa menggunakan

model AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) rata-rata skor mencapai

69,17. Selain itu pada aspek afektif antara kelas eksperimen dan kontrol

juga mengalami perbedaan hasil belajar yaitu 30% kelas pada eksperimen

dengan kriteria sangat baik, sedangkan kelas kontrol dengan kriteria sangat

baik yaitu 16,66%, dan pada aspek psikomotrik skor rata-rata kelas

eksperimenmencapai 53,33% sedangkan kelas kontrol 23,33%,

3. Penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

pada kompetensi dasar tentang proses masuk dan perkembangan

penjajahan bangsa Barat (Portugis, Belanda dan Inggris) di Indonesia

efektif diterapkan. Terbukti bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik

pada kelas eksperimen terdapat perbedaan yang lebih baik daripada rata-

rata hasil belajar kelas kontrol di SMA Negeri 2 Kota Tegaldan persentase

ketuntasan hasil belajar klasikal kelas eksperimen mencapai 80% ≥ 75

%.sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas kontrol

mencapai 30% < 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) efektif digunakan

pada kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Tegal.

88

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,maka terdapat beberapa

saran sebagai berikut:

1. Diharapkan guru bisa mengembangkan proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,

Repetition) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran sejarah di

SMA Negeri 2 Kota Tegal.

2. Penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)

memerlukan waktu yang panjang, karena itu perlu adanya persiapan yang

cukup sebelum penggunaan model pembelajaran AIR (Auditory,

Intellectualy, Repetition) di kelas, terutama masalah dalam rincian waktu.

3. Bagi penelitian selanjutnya media auditory sebaiknya sudah dipersiapkan

beberapa waktu sebelum penelitian dilaksanakan, karena untuk

mendapatkan media auditory yang sesuai dengan materi pembelajaran

diperlukan waktu yang lama. Sehingga proses penelitian dapat berjalan

dengan lancar.

89

DAFTAR PUSTAKA

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikian Islam.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Budimansyah, Suparlan dan Meirawan. 2009. PAKEM “Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. Bandung: Genesindo.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Handayani, dkk. 2014. Keefektifan Auditory Intellectually Repetition Berbantuan

LKPD terhadap Kemampuan Penalaran Peserta Didik SMP. Volume 5,

Nomor 1, Juni 2014.

Hardiyanti, dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Auditory

Intellectualy Repetition (AIR) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X.

Volume 2, Nomor 4, Juni 2013.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

90

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Nomor 22 Tentang Standar Isi

untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Kochhar, S K. 2008. Pembelajaran Sejarah “Teaching of History”. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Meier, Dave. 2003. The Accelerated Learning Handbook; panduan kreatif dan

efektif merancang program pendidikan dan pelatihan. Bandung: Kaifa.

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosda

Mustaghfiri, dkk. 2013. Komparasi Model Pembelajaran AIR dan Ekspositori

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Ligkungan.Volume 2.

Nomor 1, 2013.

Nailul Farich, Laili. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition

(AIR) pada Pembelajaran Biologi Materi Pokok Plantae Kelas X MA

Wahid Hasyim Tahun Pelajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Purnomo, Arif. 2012. Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Jurusan Sejarah FIS

Unnes.

Rahman, Auliya. 2014. Efektifitas Media Pembelajaran Visual Tiga Dimensi

(Sketchup) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Atap

Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Rembang Tahun Ajaran

2013/2014. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Rifa’i dan Tri Ani. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

91

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Roesdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Usman, Uzher. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widiastuti, dkk. 2014. Pengaruh Model Auditory Intellectualy Repetition

Berbantuan Tape Recorder Terhadap Keterampilan Berbicara. Volume 2,

Nomor 1, 2014.

Widja, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode

Pengajaran Sejarah.Jakarta: Depdikbud.

Winataputra, Udin S. 2005. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Wulandari, Dyah A. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament Pada Motivasi Belajar Dan Kemampuan

Komunikasi Matematika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

93

Lampiran 1. Silabus

SILABUS

Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal

Kelas : XI

Mata Pelajaran : Sejarah

Semester : 1

Kompetensi Inti :

KI -1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta

damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

94

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.

2.2 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam mewujudkan cita-cita mendirikan negara dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah

3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Barat ( Portugis, Belanda dan Inggris ) di Indonesia.

Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat

Perubahan, dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah

Mengamati:

membaca buku teks tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan

Observasi: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data, dan pembuatan laporan.

Buku Paket Sejarah Indonesia kelas XI.

Buku-buku lainnya

Internet

95

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

4.2 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

pada masa penjajahan asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia

Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia

Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.

strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.

Menanya:

berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.

Mengeksplorasikan:

mengumpulkaninformasi terkait dengan pertanyaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan

Portofolio: menilai laporan peserta didik tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20. Tes tertulis: menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20

Gambar aktifitas imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia.

Gambar-gambar bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat..

Peta lokasi perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa Barat.

96

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20, melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lain.

Mengasosiasi:

menganalisis informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainya untuk mendapatkan kesimpulan tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.

Mengkomunikasikan:

hasil analisis yang telah dilakukan selanjutnya

97

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

dibuat laporan dalam bentuk tulisan tentang pertumbuhan dan perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.

98

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 kota Tegal

Kelas / Semester : XI / 1

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)

Pertemuan ke : 1 dan 2

Alokasi waktu : 4X 45 menit (180 Menit)

Materi Pokok : Antara Kolonialisme dan Imperialisme

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual,

konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

99

B. Kompetensi Dasar C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.2 Menghayati nilai-nilai

persatuan dan keinginan

bersatu dalam perjuangan

pergerakan nasional menuju

kemerdekaan bangsa sebagai

karunia Tuhan Yang Maha

Esa terhadap bangsa dan

negara Indonesia.

1.1.1 Bersyukur dengan

ucapan/tindakan atas segala

nikmat yang diberikan Tuhan

YME

2.2 Meneladani perilaku

kerjasama, tanggung jawab,

cinta damai para pejuang

untuk meraih kemerdekaan

dan menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan

bertanggung-jawab dalam

mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah

2.2.1 Menunjukan sikap tanggung

jawab dan berkerja sama dalam

berdiskusi.

2.5.1 Menunjukan sikap jujur dan

tanggung jawab dengan tidak

mencontek saat pembelajaran

serta mengerjakan tugas yang

diberikan dengan baik.

3.2 Menganalisis proses masuk

dan perkembangan penjajahan

bangsa Barat (Portugis,

Belanda dan Inggris) di

Indonesia.

3.2.1 Menjelaskan tujuan dan latar

belakang bangsa barat datang ke

Nusantara.

3.2.2 Menjelaskan lahirnya

kolonialisme dan imperialisme

barat di Nusantara.

3.2.3 Menjelaskan tujuan dan

perkembangan VOC.

3.2.4 Menjelaskan kemunduran VOC.

100

4.2 Mengolah informasi tentang

proses masuk dan

perkembangan penjajahan

Bangsa Barat di Indonesia dan

menyajikannya dalam bentuk

cerita sejarah

4.2.1 Menceritakan dan menuliskan

informasi tentang proses masuk

dan perkembangan penjajahan

Bangsa Barat di Nusantara dan

menyajikannya dalam bentuk

cerita sejarah.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran, maka dapat membuat

peserta didik lebih mengerti rasa syukur terhadap Tuhan YME.

2. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dan bekerja sama dalam

melaksanakan tugasyang diberikan guru.

3. Peserta didik menunjukan sikap jujur dengan tidak mencontek saat

ulangan.

4. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dengan mengerjakan

tugas yang diberikan.

5. Peserta didik mampu menganalisis latar belakang dan tujuan datangnya

bangsa barat ke Nusantara.

6. Peserta didik dapat menjelaskan jalur pelayaran dan kedatangan bangsa

barat ke Nusantara.

7. Peserta didik mampu menganalisis tujuan dan awal perkembangan VOC

dan kebijakan VOC di Nusantara serta proses kebangkrutan VOC.

8. Peserta didik mampu menganalisis reaksi rakyat terhadap keserakahan

VOC.

9. Peserta didik dapat menyusun tulisan sejarah tentang proses masuk dan

perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Nusantara dan menyajikannya

dalam bentuk cerita sejarah.

E. Materi Ajar

Antara Kolonialisme dan Imperialisme

1. Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa barat ke Nusantara.

2. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa barat ke Nusantara.

3. Tujuan dan perkembangan awal VOC

101

4. Berbagai bentuk reaksi rakyat terhadap keserakahan VOC

5. Proses kebangkrutan VOC.

F. Metode Pembelajaran

1. Model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectualy, Repetition).

2. Metode yang akan digunakan adalah metode diskusi dan ceramah.

3. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintific.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

Tahap Kegiatan Belajar Alokasi

Waktu

1 Pendah

uluan

1.1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam. (1 menit)

1.2 Guru mempersilahkan salah satu peserta didik

memimpin doa. (1 menit)

1.3 Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif

untuk proses belajar mengajar (kerapian dan

kebersihan ruang kelas, presensi/absensi,

menyiapkan media dan alat serta buku yang

diperlukan). (3 menit)

1.4 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

agar peserta didik antusias dan serius dalam

mengikuti pembelajaran. (2 menit)

1.5 Guru Menjelaskan model pembelajaran AIR

(Auditory Intellectually Repetition) agar peserta

didik dapat mengerti tentang model pembelajaran

ini. (2 menit)

1.6 Guru menyampaikan topik tentang masuknya bangsa

barat ke Indonesia dan menyampaikan tujuan

pembelajaran serta kompetensi dasar yang harus

dicapai peserta didik. (1 menit)

10 Menit

102

2 Kegiat

an Inti

2.1 Mengamati

Guru menyalakan video yang berisi nyanyian tentang

jalur pelayaran dan penjelajahan samudra yang

akhirnya sampai ke Indonesia. Peserta didik diminta

untuk mengamati dan mendengarkan video

tersebut.(Auditory) (3 menit)

2.2 Menanya

a. Guru mendorong peserta didik untuk bertanya hal-

hal yang sekiranya terkait dengan video yang

ditayangkan. Misalnya bertanya tentang:

- Mengapa bangsa barat ingin datang ke

Nusantara?.

- Mengapa bangsa barat ingin datang ke

Malaka?

- Apa yang melatarbelangi masuknya bangsa

barat ke Nusantara?. (Auditory) (4 Menit)

b. Guru menjawab pertanyaan dan menjelaskan

secara singkat terkait pertanyaan dari peserta didik

yang kemudian diarahkan dengan materi. (10

menit)

2.3 Mengumpulkan/eksplorasi informasi

a. Guru membagi kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan cara

peserta didik menghitung angka 1 sampai 6 dan

seterusnya sampai selesai. (3 menit)

b. Setiap kelompok mendapatkan tugas melakukan

eksplorasi/ mengumpulkan informasi dan

mengasosiasi melalui diskusi kelompok.

(Intellectual)(15 menit)

1. Kelompok 1 dan 2 bertugas mendiskusikan

dan merumuskan materi tentang latar belakang

70 Menit

103

dan tujuan datangnya bangsa Barat ke

Indonesia.

2. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan merumuskan

tentang perjalanan yang dilakukan bangsa

Spanyol menuju dunia Timur hingga sampai di

Indonesia.

3. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan dan

merumuskan tentang perjalanan yang

dilakukan bangsa Belanda menuju dunia

Timur hingga sampai di Indonesia.

c. Peserta didik mencari data melalui buku paket

maupun sumber-sumber yang lain.

2.4 Mengasosiasi

Dengan mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan, maka peserta didik dapat

mengembangkan diri untuk bekerja keras dalam

mendeskripsikan:(Intellectualy) (4 menit)

1. Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa

Barat ke Indonesia.

2. Perjalanan yang dilakukan bangsa barat menuju

dunia timur.

3. Faktor-kator yang menyebabkan Nusantara yang

kaya dan indah terpaksa dikuasai oleh bangsa

asing.

2.5 Mengkomunikasikan

a. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi mereka dalam rangka mengomunikasikan

hasil karya kelompok. Pada saat kelompok

tertentu melakukan prentasi, kelompok yang lain

dapat bertanya, demikian sampai masing-masing

mendapat giliran.(Auditory)(15 menit)

104

b. Guru membimbing peserta didik untuk

menyimpulkan materi yang baru dipelajari.

(Intellectually) (3 menit)

c. Guru memberikan kuis secara lisan kepada peserta

didik. (Repetition) (3 menit)

d. Peserta didik mengerjakan kuis dari guru

(repetition) (10 menit)

3 Kegiat

an

Akhir

3.1 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi

tentang kedatangan bangsa barat di Indonesia. (3

menit)

3.2 Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan

pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh

setelah belajar tentang kedatanga bangsa barat ke

Indonesia. (3 menit)

3.3 Guru sekali lagi menegaskan agar para peserta didik

tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Esa yang telah

memberikan kekayaan dan keindahan tanah air

Indonesia, para peserta didik harus belajar dan kerja

keras agar menjadi bangsa yang cerdas agar tidak

mudah dibodohi orang lain apalagi orang lain akan

menguasai kehidupan bangsa kita. (3 menit)

3.4 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam. (1 menit)

10 Menit

Pertemuan ke-2

Tahap Kegiatan Belajar Alokasi

Waktu

1 Penda

huluan

1.1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam. (1 menit)

1.2 Guru mempersilahkan salah satu peserta didik

10 Menit

105

memimpin doa. (1 menit)

1.3 Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk

proses belajar mengajar (kerapian dan kebersihan

ruang kelas, presensi/absensi, menyiapkan media dan

alat serta buku yang diperlukan) (3 menit)

1.4 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar

peserta didik antusias dan serius dalam mengikuti

pembelajaran. (2 menit)

1.5 Guru Menjelaskan model pembelajaran AIR

(Auditory Intellectually Repetition) agar peserta didik

dapat mengerti tentang model pembelajaran ini. (2

menit)

1.6 Guru menyampaikan topik tentang keserakahan

kongsi dagang di Indonesiadan kompetensi yang akan

dicapai. (1 menit)

2 Kegiatan

Inti

2.1 Mengamati

Guru menayangkan video tentang kekuasaan VOC di

Indonesia. Peserta didik diminta untuk mengamati

dan mendengarkan video tersebut. (Auditory) (3

menit)

2.2 Menanya

a. Guru mendorong peserta didik untuk bertanya

tentang hal-hal yang terkait dengan video yang

ditayangkan. (4 menit)

Misalnya menanya tentang:

- Apa itu politik devide et impera?

- Mengapa VOC akhirnya dibubarkan?

- Mengapa Belanda ingin mengusai

nusantara?

b. Guru menjawab pertanyaan dari peserta didik

yang kemudian diarahkan kepada materi yang

70 Menit

70 e

n

i

t

106

akan dipelajari dan peserta didik mendengarkan

guru berbicara. (Auditory) (11 menit)

2.3 Mengumpulkan

a. Guru membagi kelompoksesuai dengan

kelompok pada pertemuan sebelumnya. (2

menit)

b. Setiap kelompok mendapatkan tugas

mengumpulkan data dan mengasosiasi melalui

diskusi kelompok. (15 menit)

1. Kelompok 1 dan 2 bertugas mendiskusikan

tentang tujuan dan perkembangan awal VOC

2. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan

merumuskan tentang cara J.P. Coen untuk

meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi

Nusantara?

3. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan tentang

dampak VOC bagi rakyat Indonesia serta

proses kebangkrutan VOC.

c. Peserta didik mencari data melalui buku paket

maupun sumber-sumber yang lain.

2.4 Mengasosiasi

Dengan mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan, maka peserta didik dapat

mengembangkan diri untuk bekerja keras dalam

mendeskripsikan: (4 menit)

a. Tujuan dan perkembangan awal VOC.

b. Kebijakan dan kekejaman VOC.

c. Kebangkrutan VOC.

2.5 Mengkomunikasikan

a. Masing-masingkelompok mempresentasikan hasil

diskusi mereka dalam rangkamengomunikasikan

107

hasil karyakelompok.Pada saat kelompok tertentu

melakukan prentasi, kelompok yang lain dapat

bertanya, demikiansampai masing-masing

mendapat giliran.(Auditory) (15 menit)

b. Guru membimbing peserta didik untuk

menyimpulkan materi yang baru dipelajari.

(Intellectually)(3 menit)

c. Guru memberikan kuis secara lisan kepada

peserta didik. (repetition) (3 menit)

d. Peserta didik mengerjakan kuis dari guru

(repetition) (10 menit)

3 Kegiat

an

akhir

3.1 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi

tentang kekuasaan VOC di Indonesia. (3 menit)

3.2 Peserta didik melakukan refleksi tentang

pelaksanaan pembelajaran dan pelajaran apa yang

diperoleh setelah belajar tentang kekuasaan VOC di

Indonesia. (3 menit)

3.3 Guru sekali lagi menegaskan agar para peserta didik

tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Esa yang telah

memberikan kekayaan dan keindahan tanah air

Indonesia, para peserta didik harus belajar dan kerja

keras agar menjadi bangsa yang cerdas agar tidak

mudah dibodohi orang lain apalagi orang lain akan

menguasai kehidupan bangsa kita. (3 menit)

3.4 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam. (1 menit)

10 Menit

H. Sumber Belajar

1. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas XI.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

108

2. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas XI.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Ratna Hapsari. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:

Erlangga.

I. Media Pembelajaran

1. Media

- video

2. Alat dan Bahan

- Laptop, speaker, white Board, spidol, LCD, Lembar Tugas

J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1 Penilaian Spiritual

1. Teknik Penilaian : Observasi

2. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi

Penilaian spiritual

Kelas :

Mata Pelajaran :

No. Nama

Sikap Spiritual

Jumlah Skor Mensyukuri

1-4

2.

3.

4.

5.

1. Keterangan

a. Sikap spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:

1) Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.

2) Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai

agamayang dianut.

109

3) Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai

4) Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:

- 1 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut

- 3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

- 2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

- 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan

tersebut.

1. Penilaian Sikap Sosial

1. Teknik Penilaian : Observasi

2. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi

Penilaian sikap sosial

Kelas :

Mata Pelajaran :

No. Nama

Sikap sosial

Jumlah

skor Kerjasama Tanggung jawab

Percaya

Diri

1-4 1-4 1-4

1.

2.

3.

4.

Petunjuk penyekoran :

Peserta didik yang memperoleh skor :

Baik sekali : apabila memperoleh 10-12

Baik : apabila memperoleh 7-9

Cukup : apabila memperoleh 5-6

Kurang : apabila memperoleh 3-4

110

Rubrik penilaian sikap:

Aspek sikap Rubrik Nilai

Kerjasama Tidak peduli kepada sesama dalam

melakukan tugas.

1

Kurang peduli kepada sesama dalam

melakukan tugas.

2

Cukup peduli dan saling membantu sesama

dalam melakukan tugas.

3

Peduli, mau membantu, ramah, dan

menghargai sesama dalam melakukan tugas.

4

Tanggung

jawab

Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan

melalaikan tugas yang diberikan.

1

Kurang serius dalam menyelesaikan tugas

dan tidak berupaya secara maksimal.

2

Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi

belum maksimal.

3

Melakukan tugas dengan sangat baik dan

tepat waktu.

4

Percaya diri Percaya diri dalam menyelesaikan tugas. 1

Kurang percaya diri dalam menyelesaikan

tugas.

2

cukup percaya diri dalam menyelesaikan

tugas.

3

Sangat percaya diri dan serius dalam

menyelesaikan tugas.

4

3. Penilaian Pengetahuan

1. Teknik Penilaian : Observasi

2. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi

111

Nilai Pengetahuan

Kelas :

Mata Pelajaran :

No. NIS Nama Nilai

Pre Test Post Test

1.

2.

3.

4.

5.

112

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 kota Tegal

Kelas / Semester : XI / 1

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)

Pertemuan ke : 1 dan 2

Alokasi waktu : 4 X 45 menit (180 Menit)

Materi Pokok : Antara Kolonialisme dan Imperialisme

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual,

konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

113

B. Kompetensi Dasar

C. Indikator Pencapaian

Kompetensi

1.1Menghayati nilai-nilai persatuan

dan keinginan bersatu dalam

perjuangan pergerakan nasional

menuju kemerdekaan bangsa

sebagai karunia Tuhan Yang Maha

Esa terhadap bangsa dan negara

Indonesia.

1.1.1 Bersyukur dengan

ucapan/tindakan atas segala

nikmat yang diberikan Tuhan

YME

2.2 Meneladani perilaku kerjasama,

tanggung jawab, cinta damai para

pejuang untuk meraih kemerdekaan

dan menunjukkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan bertanggung-

jawab dalam mengerjakan tugas-

tugas dari pembelajaran sejarah

2.2.1 Menunjukan sikap tanggung

jawab dan berkerja sama

dalam berdiskusi.

2.5.1 Menunjukan sikap jujur dan

tanggung jawab dengan tidak

mencontek saat pembelajaran

serta mengerjakan tugas yang

diberikan dengan baik.

3.3Menganalisis proses masuk dan

perkembangan penjajahan bangsa

Barat (Portugis, Belanda dan

Inggris) di Indonesia.

3.2.1 Menjelaskan tujuan dan latar

belakang bangsa barat datang

ke Nusantara.

3.2.2 Menjelaskan lahirnya

kolonialisme dan imperialisme

barat di Nusantara.

3.2.3 Menjelaskan tujuan dan

perkembangan VOC.

3.2.4 Menjelaskan kemunduran

VOC.

4.2Mengolah informasi tentang proses 4.2.1 Menceritakan dan menuliskan

114

masuk dan perkembangan

penjajahan Bangsa Barat di

Indonesia dan menyajikannya

dalam bentuk cerita sejarah

informasi tentang proses masuk

dan perkembangan penjajahan

Bangsa Barat di Indonesia dan

menyajikannya dalam bentuk

cerita sejarah.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran, maka dapat membuat

peserta didik lebih mengerti rasa syukur terhadap Tuhan YME.

2. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dan bekerja sama dalam

melaksanakan tugasyang diberikan guru

3. Peserta didik menunjukan sikap jujur dengan tidak mencontek saat

pembelajaran.

4. Peserta didik menunjukan sikap tanggung jawab dengan mengerjakan

tugas yang diberikan.

5. Peserta didik mampu menganalisis latar belakang dan tujuan datangnya

bangsa barat ke Nusantara.

6. Peserta didik dapat menjelaskan jalur pelayaran dan kedatangan bangsa

barat ke Nusantara.

7. Peserta didik mampu menganalisis tujuan dan awal perkembangan VOC

dan kebijakan VOC di Indonesia serta proses kebangkrutan VOC.

8. Peserta didik mampu menganalisis reaksi rakyat terhadap keserakahan

VOC.

9. Peserta didik dapat menyusun tulisan sejarah tentang masuknya bangsa

barat ke Nusantara.

E. Materi Ajar

Antara Kolonialisme dan Imperialisme

1. Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa barat ke Nusantara.

2. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa barat ke Nusantara.

3. Tujuan dan perkembangan awal VOC

4. Berbagai kebijakan VOC di Indonesia.

5. Berbagai bentuk reaksi rakyat terhadap keserakahan VOC

115

6. Proses kebangkrutan VOC.

F. Metode Pembelajaran

1. Metode yang akan digunakan adalah metode diskusi dan ceramah.

2. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintific.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

1. Pertemuan ke-1

Langkah

kegiatan Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Pendahul

uan

1.1 Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam.

1.2 Mempersilakan salah satu peserta didik

memimpin doa.

1.3 Guru menyiapkan kondisi fisik kelas seperti

memeriksa kesiapan tempat pembelajaran

(kebersihan dan kenyamanan) serta

mengabsensi kehadiran peserta didik. (2

menit)

1.4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang harus dicapai

peserta didik.

1.5 Guru memberikan motivasi kepada peserta

didik agar peserta didik antusias dan serius

dalam mengikuti pembelajaran yang

berlangsung.

10

Menit

2. Kegiatan

Inti

2.1 Mengamati

Guru menayangkan gambar peta

penjelajahan samudra yang akhirnya sampai

ke Indonesia dan gambar tokoh pelayaran

seperti Magellan. (2 menit)

70 meni

t

116

Gambar 1. Peta penjelajahan samudra.

Gambar 2. Christopher Colombus

2.2 Menanya

1. Guru mendorong peserta didik untuk

bertanya hal-hal yang sekiranya terkait

dengan gambar yang ditayangkan.

Misalnya peserta didik bertanya: (4

menit)

a. Peta yang menunjukan tentang

apakah di depan?

b. Mengapa terdapat perbedaan warna

dan mengapa tujuan dari jalur

pelayaran sama?

2. Guru menjelaskan secara singkat terkait

pertanyaan dari peserta didik dan

menghubungkannya pada materi yang

117

akan dipelajari. (4 menit)

2.3 Mencoba/ Mengumpulkan Data

1. Guru membagi kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 5.

Kelompok dibagi berdasarkan pilihan

dari peserta didik. (5 menit)

2. Setelah peserta didik mulai berkelompok,

guru memberikan permasalahan terkait

dengan materi kepada masing-masing

kelompok. Masalah yang terkait antara

lain seperti berikut: (25 menit)

a. Kelompok 1 dan 2 bertugas

mendiskusikan dan merumuskan

materi tentang latar belakang dan

tujuan datangnya bangsa Barat ke

Indonesia.

b. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan

merumuskan tentang perjalanan yang

dilakukan bangsa Spanyol menuju

dunia Timur hingga sampai di

Indonesia.

c. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan dan

merumuskan tentang perjalanan yang

dilakukan bangsa Belanda menuju

dunia Timur hingga sampai di

Indonesia.

3. Peserta didik mencari data melalui buku

paket maupun sumber-sumber yang lain

2.4 Mengasosiasikan

Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi

mereka dan menuliskannya dalam lembar

118

kerja yang sudah di sediakan oleh guru.

(10 menit)

2.5 Mengkomunikasikan

Beberapa kelompok mempresentasikan

hasil diskusi kelompok mereka di depan

kelas. (20 menit)

3. Kegiatan

Akhir

3.1 Guru bersama peserta didik penyimpulkan

hasil dari pembelajaran yang sudah

dilakukan. (8 menit)

3.2 Guru menutup pembelajaran yang selesai

dilakukan dengan berdoa. (2 menit)

10 Enit

2 Pertemuan ke-2

Langkah

kegiatan Kegiatan

Alokasi

Waktu

1. Pembuka

an

1.1 Guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam. (1 menit)

1.2 Mempersilakan salah satu peserta didik

memimpin doa. (2 menit)

1.3 Guru menyiapkan kondisi fisik kelas seperti

memeriksa kesiapan tempat pembelajaran

(kebersihan dan kenyamanan) serta

mengabsensi kehadiran peserta didik. (4

menit)

1.4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang harus dicapai

peserta didik. (3 menit)

10 Menit

2. Kegiatan

Inti

2.1 Mengamati

Peserta didik mengamati gambar yang

ditunjukan guru di depan, misalnya gambar

tokoh VOC Pieter Both. (3 menit)

70 Menit

119

Gambar 3. Pieter Both.

2.2 Menanya

Guru mendorong peserta didik untuk

mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang

terkait dengan gambar-gambar tersebut.

Misalnya :

1. Siapakah tokoh pada gambar tersebut?.

(7 menit)

2.3 Mencoba/ Mengumpulkan Data

1. Guru membagi kelompok masing-

masing kelompok terdiri dari 5 orang.

Kelompok dibagi berdasarkan kelompok

pada pertemuan sebelumnya. (3 menit)

2. Tiap kelompok mendiskusikan

pertanyaan yang diberikan oleh guru

terkait dengan materi. Masalah yang

terkait antara lain seperti berikut: (27

menit)

a. Kelompok 1 dan 2 bertugas

mendiskusikan tentang tujuan dan

perkembangan awal VOC

b. Kelompok 3 dan 4 berdiskusi dan

merumuskan tentang cara J.P. Coen

untuk meningkatkan eksploitasi

120

kekayaan bumi Nusantara.

c. Kelompok 5 dan 6 mendiskusikan

tentang dampak VOC bagi rakyat

Indonesia serta proses kebangkrutan

VOC.

3. Peserta didik mencari data melalui buku

paket maupun sumber-sumber yang lain.

2.4 Mengasosiasikan

Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi

mereka dan menuliskannya dalam lembar

kerja yang sudah di sediakan oleh guru. (10

menit)

2.5 Mengkomunikasikan

Beberapa kelompok mempresentasikaan

hasil diskusi kelompok mereka di depan

kelas. (20 menit)

3 Kegiata

n Akhir

3.1 Guru bersama peserta didik membuat

simpulan dari pembelajaran yang sudah

dilakukan. (8 menit)

3.2 Guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam. (1 menit)

10 m

e

n

i

t

H. Sumber Belajar

1. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas XI.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Dwi Amurwani, dkk. 2014. Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas XI.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Ratna Hapsari. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:

Erlangga.

121

I. Media Pembelajaran

1. Media

- Gambar

2. Alat dan Bahan

- Laptop, white Board, spidol, LCD, Lembar Tugas

J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1.Penilaian Spiritual

Teknik Penilaian : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi

Penilaian spiritual

Kelas :

Mata Pelajaran :

No. Nama

Sikap Spiritual Jumlah

Skor Mensyukuri

1-4

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Keterangan

1) Sikap spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:

- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.

- Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai

agama yang dianut.

- Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai

- Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

122

Rubrik pemberian skor:

4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut

3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut

2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut

1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan

tersebut.

3.Penilaian Sikap Sosial

Teknik Penilaian : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi

Penilaian sikap sosial

Kelas :

Mata Pelajaran :

No. Nama

Sikap sosial

Jumlah

skor Kerjasama

Tanggung

jawab

Percaya

Diri

1-4 1-4 1-4

1

.

2

.

3

.

4

.

5.

6.

Petunjuk penyekoran :

Peserta didik yang memperoleh skor :

Baik sekali : apabila memperoleh 10-12

Baik : apabila memperoleh 7-9

123

Cukup : apabila memperoleh 5-6

Kurang : apabila memperoleh 3-4

Rubrik penilaian sikap:

Aspek sikap Rubrik Nilai

Kerjasama Tidak peduli kepada sesama dalam

melakukan tugas.

1

Kurang peduli kepada sesama dalam

melakukan tugas.

2

Cukup peduli dan saling membantu sesama

dalam melakukan tugas.

3

Peduli, mau membantu, ramah, dan

menghargai sesama dalam melakukan tugas.

4

Tanggung

jawab

Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan

melalaikan tugas yang diberikan.

1

Kurang serius dalam menyelesaikan tugas

dan tidak berupaya secara maksimal.

2

Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi

belum maksimal.

3

Melakukan tugas dengan sangat baik dan

tepat waktu.

4

Percaya Diri Tidak percaya diri dalam menyelesaikan

tugas.

1

Kurang percaya diri dalam menyelesaikan

tugas.

2

cukup percaya diri dalam menyelesaikan

tugas.

3

Sangat percaya diri dan serius dalam

menyelesaikan tugas.

4

124

3. Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi

Nilai Pengetahuan

Kelas :

Mata Pelajaran :

No. NIS Nama Nilai

Pre Test Post Test

1.

2.

3.

4.

5.

125

Lampiran 4. Materi Ajar

MATERI BAHAN AJAR KELAS XI

Antara Kolonialisme dan Imperialisme

A. Kedatangan Bangsa Barat

Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa

penjelajahan samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka

untuk menemukan dunia baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak

terlepas dari motivasi dan keinginannya untuk survive, memenuhi

kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar

motivasi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi

memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya

adalah daerah mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia

baru waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di

sebelah timur (timurnya Eropa) sebagai penghasil bahan-bahan yang

sangat diperlukan dan digemari oleh bangsa-bangsa Eropa. Bahan-bahan

yang dimaksudkan itu adalah rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala,

dan lain-lain. Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-

rempah? Orang-orang Eropa berusaha sekuat tenaga untuk menemukan

daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini menjadi komoditas

perdagangan yang sangat laris di Eropa. Daerah yang menghasilkan

rempah-rempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang

Eropa menyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu

mutiara dari timur”, orang-orang Eropa berusaha datang ke Kepulauan

Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. Namun dalam konteks

126

penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara saja

tetapi juga daerah-daerah lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada

periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika, dan daerah-daerah lain

di Asia. Sejarah umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa

sejarah di suatu tempat sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak

dari peristiwa lain yang terjadi di tempat yang cukup jauh. Begitu juga

peristiwa kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh

peristiwa yang jauh dari Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya

Konstantinopel di kawasan Laut Tengah pada tahun 1453. Serangkaian

penemuan di bidang teknologi juga merupakan faktor penting untuk

melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah

Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk

melanjutkan Perang Salib disebut-sebut juga ikut mendorong kedatangan

bangsabangsa Barat ke Indonesia.

Bertahun-tahun lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan

internasional antara para pedagang dari Barat dan Timur. Salah satu

komoditinya adalah rempah-rempah. Para pedagang dari Barat atau orang-

orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah dengan harga lebih

terjangkau. Setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki

Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah

yang lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga

rempahrempah melambung sangat tinggi di pasar Eropa. Oleh karena itu,

mereka berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil

127

rempah-rempah ke timur. Mulailah periode petualangan, penjelajahan, dan

penemuan dunia baru. Upaya tersebut mendapat dukungan dan partisipasi

dari pemerintah dan para ilmuwan. Portugis dan Spanyol dapat dikatakan

sebagai pelopor petualangan, pelayaran dan penjelajahan samudra untuk

menemukan dunia baru di timur. Portugis juga telah menjadi pembuka

jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-

rempah. Kemudian menyusul Belanda dan Inggris. Tujuannya tidak

semata-mata mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah

tetapi ada tujuan yang lebih luas. Tujuan mereka terkait dengan :

1. gold: memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan

mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan

lain yang sangat berharga. Waktu itu yang dituju terutama Guinea dan

rempah-rempah dari Timur

2. glory: memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan

ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang

ditemukannya.

3. gospel: menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada

mulanya orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John

yang mereka yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur.

Berikut ini akan dijelaskan petualangan, pelayaran dan penjelajahan

samudra bangsa-bangsa Eropa menuju Kepulauan Nusantara.

128

1. Spanyol

Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam

pelayaran dan penjelajahan samudra mencari daerah baru penghasil

rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia). Mereka diprakarsai

oleh Christhoper Columbus. Sebelum berangkat Columbus

menghadap kepada Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk

fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan menyediakan tiga kapal

dengan segala perlengkapannya. Ratu Isabella juga menyediakan

hadiah apabila misi Columbus dapat berhasil. Atas dasar keyakinan

bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan rombongannya optimis

berhasil menemukan daerah baru di timur. Pada tanggal 3 Agustus

1492, Columbus berangkat dari pelabuhaan Spanyol berlayar menuju

arah barat. Pada tanggal 6 September tahun yang sama, rombongan

Columbus sampai di Kepulauan Kanari di sebelah barat Afrika.

Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan dengan mengarungi

lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik. Salah satu

kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa. Namun

Columbus terus memberi semangat bagi anggota rombongannya.

Setelah sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12 Oktober 1492

rombongan Columbus berhasil mendarat di pantai bagian dari

Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini sudah

sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang menempati

daerah itu disebut orang-orang Indian. Tempat mendarat Colombus ini

129

kemudian dinamakan San Salvador. Berikutnya rombongan Columbus

kembali berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya telah

berhasil maka rombongan Columbus bertolak kembali ke Spanyol

untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun 1493 Columbus sampai

kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan rombongan disambut

dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di

Kepulauan Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu

daerah baru yakni Benua Amerika.

Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah

mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra

ke timur. Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah

penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh

Magellan/Magalhaes atau umum menyebut Magelhaens. Ia juga

disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del

Cano. Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan

Columbus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus.

Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongan mendarat di ujung

selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat ini

terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Selat

Magellan. Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar

meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik

dengan lautan yang relatif tenang. Setelah sekitar tiga bulan lebih

rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan

130

mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian

melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di

Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan

menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni

Spanyol.

Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan

penduduk setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran

antara kedua belah pihak. Dalam pertempuran dengan penduduk

setempat itu rombongan Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri

terbunuh. Rombongan Magellan yang selamat segera meninggalkan

Filipina. Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar

ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan

Maluku yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa

berpikir panjang kapal-kapal rombongan del Cano ini dipenuhi dengan

rempah-rempah dan terus bertolak kembali ke Spanyol. Dikisahkan

bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal

rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga

melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju

Spanyol. Dengan penjelajahan dan pelayaran yang dipimpin oleh

Magellan itu maka sering disebut-sebut bahwa tokoh yang berhasil

mengelilingi dunia pertama kali adalah Magellan.

Dalam kaitannya dengan pelayaran dan penjelajahan samudra itu

ada pendapat yang menarik dari Menzies, seorang perwira angkatan

131

laut Inggris. Ia menegaskan bahwa yang berhasil mengelilingi dunia

pertama kali adalah armada Cina yang dipimpin oleh Panglima Zheng

He (Cheng Ho) pada tahun 1421. Zheng He adalah seorang kasim

kepercayaan Kaisar Cina dari Dinasti Ming yang bernama Zhu Di atau

Yong Le. Dijelaskan oleh Menzies bahwa Zheng He bersama

armadanya telah berlayar mengelilingi dunia dengan berpedoman pada

peta-peta kuna yang dibuat oleh para kartografer Cina dan juga

beberapa peta yang dibuat misalnya oleh Fra Mauro (orang Italia), dan

yang dibuat oleh Piri Reis (orang Turki).

2. Portugis

Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat

penasaran raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan Portugal),

Manuel l. Dipanggillah pelaut ulung Portugis bernama Vasco da

Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah

Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di

Tanah Hindia tempat penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum

Vasco da Gama mendapatkan perintah dari Raja Manuel l, sudah ada

pelaut Portugis bernama Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran

mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai barat Afrika. Pada

tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz

mendarat di suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat tersebut

kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan

penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali ke negerinya. Pada

132

Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk

memulai penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz

itu, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah

dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga

singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor

yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan

penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian

berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra

Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat

sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India. Ada

pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da

Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut

batu padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap

daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padrao sebagai

tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Bahkan di

Goa, India Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang yang

dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh

Raja Portugis, Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di Goa atas

nama pemerintahan Portugis.

Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis

menyadari bahwa India ternyata bukan daerah penghasil rempah-

rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat

perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan ekspedisi

133

lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada

lengkap Alfonso de Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka.

Pada tahun 1511 armada Portugis berhasil menguasai Malaka. Dengan

demikian kekuatan Portugis semakin mendekati Kepulauan Nusantara.

Orang-orang Portugis pun segera mengetahui tempat buruannya

“mutiara dari timur” yakni di Kepulauan Nusantara, khususnya di

Kepulauan Maluku.

Perlu ditambahkan bahwa dengan dikuasainya Malaka oleh

Portugis pada tahun 1511 telah menyebabkan perdagangan orang-

orang Islam menjadi terdesak. Para pedagang Islam tidak lagi bisa

berdagang dan keluar masuk kawasan Selat Malaka, karena Portugis

melakukan monopoli perdagangan. Akibatnya para pedagang Islam

harus menyingkir ke daerah-daerah lain. Tindakan Portugis yang

memaksakan monopoli dalam perdagangan itu telah mendapatkan

protes dan perlawanan dari berbagai pihak. Sebagai contoh pada tahun

1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan seorang pemuka masyarakat

yang bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan tokoh

masyarakat yang sangat pemberani. Ia melancarkan perlawanan

terhadap keserakahan Portugis di Malaka. Dalam melancarkan

perlawanan ini Kadir berhasil menjalin persekutuan dengan Hang

Nadim. Perlawanan Pate Kadir terjadi di laut dan kemudian

menyerang pusat kota. Tetapi ternyata dengan kekuatan senjata yang

lebih unggul, pasukan Kadir dapat dipukul mundur. Kadir semakin

134

terdesak dan kemudian berhasil meloloskan diri sampai ke Jepara dan

selanjutnya ke Demak.

Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan

protes dari penguasa Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan

pasukan untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka.

Pasukan Demak ini dipimpin oleh putera mahkota, Pati Unus. Pasukan

Demak ini semakin kuat setelah bergabungnya Pate Kadir dan

pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100

perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka.

Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan pengikut

Kadir belum mampu menandingi kekuatan Portugis, sehingga

serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis menjadi

semakin kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya,

sampai kemudian sampai ke Indonesia.

3. Belanda

Mendengar keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis

dalam menemukan daerah baru, apalagi daerah penghasil rempah-

rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan.

Tahun 1594 Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur

atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya

bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai

pula di timur. Ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal

melanjutkan penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat

135

air di kutub utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau

yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya,

tetapi ia meninggal di perjalanan. Pada tahun 1595 pelaut Belanda

yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser memulai

pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan

empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan

pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang

dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman

mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis.

Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil

mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di

Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran

Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan

Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir

Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu

strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu

Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di

Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar,

orangorang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat

diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat

mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu.

Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten

dan akhirnya kembali ke Belanda. Ekspedisi penjelajahan berikutnya

136

segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan Nusantara.

Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh van Heemskerck. Tahun

1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di Nusantara dan

juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-

hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali menerima

kedatangan orang-orang Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas

perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur dan

singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju

Maluku.

Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku

pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima

baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik

dengan orang-orang Portugis. Pelayaran dan perdagangan orang-orang

Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat.

Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar

menuju Maluku.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa rakyat Indonesia senantiasa

mau bersahabat dan berdagang dengan siapa saja atas dasar

persamaan. Tetapi kalau para pedagang asing itu ingin memaksakan

kehendak dan melakukan monopoli perdagangan di wilayah

Nusantara tentu harus ditolak karena tidak sesuai dengan martabat

rakyat Indonesia yang ingin berdaulat dalam hidup dan kehidupan

termasuk dalam kegiatan perdagangan.

137

4. Inggris

Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan

kepulauan Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin meluas.

Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat

perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris

dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-

rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan

relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian

diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa

Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai

bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami

kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon.

Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri

penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut

dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru

mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan

daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia

Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris

sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India

pada tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya di India.

Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India

Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris

berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan

138

rempah-rempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali

kekuasaan di Tanah Hindia.

Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut

Inggris yang melewati jalur yang pernah ditempuh para pelaut

Spanyol. Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan

kelompok pelaut Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun

1607 kelompok Pilgrim Father berhasil mendarat di Amerika bagian

Utara. Mereka kemudian membangun koloni di Amerika Utara di

Massachusetts.

B. Perkembangan VOC

1. Lahirnya VOC

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-orang

Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan

kekayaan. Tujuan ini boleh dikatakan dapat dicapai setelah mereka

menemukan rempah-rempah di Kepulauan Nusantara. Berita tentang

keuntungan yang melimpah berkat perdagangan rempah-rempah itu

menyebar luas. Dengan demikian semakin banyak orang-orang Eropa

yang tertarik pergi ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan

bersaing dalam meraup keuntungan berdagang. Para pedagang atau

perusahaan dagang Portugis bersaing dengan para pedagang Belanda,

bersaing dengan para pedagang Spanyol, bersaing dengan para

pedagang Inggris, dan seterusnya. Bahkan tidak hanya antarbangsa,

antarkelompok atau kongsi dagang, dalam satu bangsapun mereka

139

saling bersaing. Oleh karena itu, untuk memperkuat posisinya di dunia

timur masing-masing kongsi dagang dari suatu negara membentuk

persekutuan dagang bersama. Sebagai contoh seperti pada tahun 1600

Inggris membentuk sebuah kongsi dagang yang diberi nama East India

Company (EIC). Kongsi dagang EIC ini kantor pusatnya

berkedudukan di Kalkuta, India. Dari Kalkuta ini kekuatan dan setiap

kebijakan Ingris di dunia timur, dikendalikan. Pada tahun 1811

kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah berhasil

menempatkan kekuasaannya di Nusantara. Persaingan yang cukup

keras juga terjadi di antarperusahaan dagang orang-orang Belanda.

Masing-masing ingin memenangkan kelompoknya agar mendapatkan

keuntungan yang lebih besar. Kenyataan ini mendapat perhatian

khusus dari pihak pemerintah dan parlemen Belanda, sebab persaingan

antarkongsi Belanda juga akan merugikan Kerajaan Belanda sendiri.

Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten

Generaal) pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi dagang Belanda

bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar.

Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20

Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang

Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi antarkongsi yang telah ada.

Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost Indische

Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai

Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang India Timur”. VOC secara

140

resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan dibentuknya VOC ini

antara lain untuk: (1) menghindari persaingan yang tidak sehat antara

sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada, (2)

memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan

dengan para pedagang negara lain. VOC dipimpin oleh sebuah dewan

yang beranggotakan 17 orang, sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas”

(de Heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan perwakilan kota

pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar Dewan ini berkedudukan

di Amsterdam. Dalam menjalankan tugas, VOC ini memiliki beberapa

kewenangan dan hak-hak antara lain:

a. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung

Harapan sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan

Nusantara,

b. Membentuk angkatan perang sendiri,

c. Melakukan peperangan,

d. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat,

e. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri,

f. Mengangkat pegawai sendiri, dan

g. Memerintah di negeri jajahan.

Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan dan hak-hak di

atas, menunjukkan bahwa VOC memiliki hak-hak istimewa dan

kewenangan yang sangat luas. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan

141

negara dalam negara. Dengan memiliki hak untuk membentuk

angkatan perang sendiri dan boleh melakukan peperangan, maka VOC

cenderung ekspansif. VOC terus berusaha memperluas daerah-daerah

di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan monopolinya. VOC juga

memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya.

Mengawali ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir

Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat

diduduki tentara VOC. Benteng itu kemudian oleh VOC diberi nama

Benteng Victoria.

Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610, “Dewan Tujuh

Belas” secara langsung harus menjalankan tugas-tugas dan

menyelesaikan berbagai urusan VOC, termasuk urusan ekspansi untuk

perluasan wilayah monopoli. Dapat Kamu bayangkan “Dewan Tujuh

Belas” yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda mengurus wilayah

yang ada di Kepulauan Nusantara. Sudah barang tentu “Dewan Tujuh

Belas” tidak dapat menjalankan tugas seharihari secara cepat dan

efektif. Sementara itu persaingan dan permusuhan dengan

bangsabangsa lain juga semakin keras. Berangkat dari permasalahan

ini maka pada 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam

organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal. Gubernur jenderal

merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan

di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan Hindia”

(Raad van Indie). Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat

142

dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal. Gubernur jenderal

VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Sebagai gubernur

jenderal yang pertama, Pieter Both sudah tentu harus mulai menata

organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya agar harapan

mendapatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur dapat

diwujudkan. Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di

Banten pada tahun 1610. Pada tahun itu juga Pieter Both

meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Penguasa

Jayakarta waktu itu, Pangeran Wijayakrama sangat terbuka dalam hal

perdagangan. Pedagang dari mana saja bebas berdagang, di samping

dari Nusantara juga dari luar seperti dari Portugis, Inggris,

Gujarat/India, Persia, Arab, termasuk juga Belanda. Dengan demikian

Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapa menjadi kota dagang

yang sangat ramai. Kemudian pada tahun 1611 Pieter Both berhasil

mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian

sebidang tanah seluas 50x50 vadem ( satu vadem sama dengan 182 cm)

yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung. Tanah inilah yang

menjadi cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa

dan menjadi cikal bakal Kota Batavia. Di lokasi ini kemudian didirikan

bangunan batu berlantai dua sebagai tempat tinggal, kantor dan

sekaligus gudang. Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian

dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos

perdagangan di Ambon.

143

2. VOC semakin merajalela

Pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal

Gerard Reynst (1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan

gubernur jenderal yang baru yakni Laurens Reael (1615-1619). Pada

masa jabatan Laurens Reael ini berhasil dibangun Gedung Mauritius

yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung. Orang-orang Belanda yang

tergabung dalam VOC itu memang cerdik. Pada awalnya mereka

bersikap baik dengan rakyat. Hubungan dagang dengan kerajaan-

kerajaan yang ada di Nusantara juga berjalan lancar. Bahkan seperti

telah djelaskan di atas, orang-orang Belanda di bawah pimpinan

Gubernur Jenderal Pieter Both diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama

untuk membangun tempat tinggal dan loji di Jayakarta. Sikap baik

rakyat dan para penguasa setempat ini dimanfaatkan oleh VOC untuk

semakin memperkuat kedudukannya di Nusantara. Lama kelamaan

orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap congkak, dan

sombong. Setelah merasakan nikmatnya tinggal di Nusantara dan

menikmati keuntungannya yang melimpah dalam berdagang, Belanda

semakin bernafsu ingin menguasai dan kadang-kadang melakukan

paksaan dan kekerasan. Hal ini telah menimbulkan kebencian rakyat

dan para penguasa lokal. Oleh karena itu, pada tahun 1618 Sultan

Banten yang dibantu tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas

Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta. Orang-orang VOC

kemudian menyingkir ke Maluku. Setelah VOC hengkang dari

144

Jayakarta pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir Inggris

dari Jayakarta. Dengan demikian Jayakarta sepenuhnya dapat

dikendalikan oleh Kesultanan Banten.

Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan

oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen). J.P. Coen

dikenal gubernur jenderal yang berani dan kejam serta ambisius. Oleh

karena itu, merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan

Inggris di Jayakarta, maka J.P. Coen mempersiapkan pasukan untuk

menyerang Jayakarta. Armada angkatan laut dengan 18 kapal

perangnya mengepung Jayakarta. Ternyata dalam waktu singkat

Jayakarta dapat diduduki VOC. Kota Jayakarta kemudian

dibumihanguskan oleh J.P. Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Di atas

puing-puing kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya kota dan

bangunan di Belanda. Kota baru itu dinamakan Batavia sebagai

pengganti nama Jayakarta.

J.P. Coen adalah gubernur jenderal yang sangat bernafsu untuk

memaksakan monopoli. Ia juga dikenal sebagai peletak dasar

penjajahan VOC di Indonesia. Disertai dengan sikap congkak dan

tindakan yang kejam, J.P.Coen berusaha meningkatkan eksploitasi

kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk meningkatkan

eksploitasi kekayaan alam dilakukan antara lain dengan:

145

a. Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan

memaksakan monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di

Maluku.

b. Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil

pertanian. Cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di

tangan kaum Pribumi, tetapi yang penting VOC dapat

memperoleh hasil-hasil pertanian itu dengan mudah, sekalipun

harus dengan paksaan.

c. VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis.

d. VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di

Nusantara, terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi

dan pelaksanaan monopoli. Dalam kaitan ini VOC memiliki daya

tawar yang kuat, sehingga dapat menentukan harga.

e. Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap

dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat,

kalau tidak mau baru diperangi.

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar

penjajahan di Nusantara, pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negari

Belanda. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter de Carpentier.

Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke

Batavia. Akhirnya pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan

diangkat kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk jabatan yang kedua

146

kalinya. Pada masa jabatan yang kedua inilah terjadi serangan tentara

Mataram di bawah Sultan Agung ke Batavia. Batavia senantiasa

memiliki posisi yang strategis bagi VOC. Semua kebijakan dan

tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC

di Batavia. Di samping itu Batavia juga terletak pada persimpangan

atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional. Batavia

menghubungkan perdagangan di Nusantara bagian barat dengan

Malaka, India, kemudian juga menghubungkan dengan Nusantara

bagian timur.

Apalagi Nusantara bagian timur ini menjadi daerah penghasil

rempah-rempah yang utama, maka posisi Batavia yang berada di

tengah-tengah itu menjadi semakin strategis dalam perdagangan

rempah-rempah. VOC semakin serakah dan bernafsu untuk menguasai

Nusantara yang kaya rempah-rempah ini. Tindakan intervensi

politikterhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pemaksaan

monopoli perdagangan terus dilakukan. Politik devide etimpera dan

berbagai tipu daya juga dilaksanakan demi mendapatkan kekuasaan

dan keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai contoh, Mataram yang

merupakan kerajaan kuat di Jawa akhirnya juga dapat dikendalikan

secara penuh oleh VOC. Hal ini terjadi setelah dengan tipu muslihat

VOC, Raja Pakubuwana II yang sedang dalam keadaan sakit keras

dipaksa untuk menandatanganinaskah penyerahan kekuasaan Kerajaan

Mataram kepada VOC pada tahun1749. Tidak hanya kerajaan-

147

kerajaan di Jawa, kerajaan-kerajaan di luar Jawaberusaha ditaklukkan.

Untuk memperkokoh kedudukannya di Indonesiabagian barat dan

memperluas pengaruhnya di Sumatera, VOC berhasilmenguasai

Malaka setelah mengalahkan saingannya, Portugis pada tahun1641.

Berikutnya VOC berusaha meluaskan pengaruhnya ke Aceh.

KerajaanMakassar di bawah Sultan Hasanuddin yang tersohor di

Indonesia bagiantimur juga berhasil dikalahkan setelah terjadi

Perjanjian Bongaya tahun1667. Dari Makasar VOC juga berhasil

memaksakan kontrak dan monopoliperdagangan dengan Raja

Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Sementarajauh sebelum itu yakni

tahun 1605 VOC sudah berhasil mengusir Portugisdari Ambon. VOC

menjadi berjaya setelah berhasil melakukan monopoliperdagangan

rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Untuk

mengendalikanpelaksanaan monopoli di kawasan ini dilaksanakan

Pelayaran Hongi.

Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Untuk

memperkuat kebijakanmonopoli ini di setiap daerah yang dipandang

strategis armada VOCdiperkuat. Benteng-benteng pertahanan

dibangun. Sebagai contoh BentengDoorstede dibangun di Saparua,

Benteng Nasau di Banda, di Ambon sudahada Benteng Victoria,

Benteng Oranye di Ternate, dan Benteng Rotterdam diMakasar.Dalam

rangka memperluas pengaruh dan kekuasaannya itu, ternyataperhatian

VOC juga sampai ke Irian/Papua yang dikenal sebagai wilayahyang

148

masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu luas.

Penduduknyajuga masih bersahaja dan primitif. Orang Belanda yang

pertama kali sampaike Irian adalah Willem Janz. Bersama

armandanya rombongan Willem Janzmenaiki Kapal Duyke dan

berhasil memasuki tanah Irian pada tahun 1606.Willem Janz ingin

mencari kebun tanaman rempah-rempah. Tahun 1616-1617 Le Maire

dan William Schouten mengadakan survei di daerah pantaitimur laut

Irian dan menemukan Kepulauan Admiralty bahkan sampai keNew

Ireland. Dengan penemuan ini maka nama William diabadikan

sebagainama kepulauan, Kepulauan Schouten. Pada waktu orang-

orang Belandasangat memerlukan bantuan budak, maka banyak

diambil dari orang-orangIrian. Pengaruh VOC di Irian semakin kuat.

Bahkan pada tahun 1667, Pulau-pulauyang termasuk wilayah Irian

yang semula berada di bawah kekuasaanKerajaan Tidore sudah

berpindah tangan menjadi daerah kekuasaan VOC.Dengan demikian

daerah pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas diseluruh

Nusantara.

Memahami uraian di atas, jelas bahwa VOC yang merupakan

kongsi dagangitu berangkat dari usaha mencari untung kemudian

dapat menanamkan pengaruh bahkan kekuasaannya di Nusantara.

Fenomena ini juga terjadi pada kongsi dagang milik bangsa Eropa

yang lain. Artinya, untuk memperkokohtindakan monopoli dan

memperbesar keuntungannya orang-orang Eropa itu harus

149

memperbanyak daerah yang dikuasai (daerah koloninya). Tidak hanya

daerah yang dikuasai secara ekonomi, kongsi dagang itu juga ingin

mengendalikan secara politik atau memerintah daerah tersebut.

Bercokollah kemudian kekuatan kolonialisme dan imperialisme.

Dalam praktiknya, antara kolonialisme dan imperialisme sulit untuk

dipisahkan. Kolonialisme merupakan bentuk pengekalan imperialisme

(Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed), 2012). Muara kedua paham

itu adalah penjajahan dari negara yang satu terhadap daerah atau

bangsa yang lain. Sistem inilah yang umumnya diterapkan bangsa-

bangsa Eropa yang datang di Kepulauan Nusantara, baik Portugis,

Spanyol, Inggris maupun Belanda. Berangkat dari motivasi untuk

memperbaiki taraf kehidupan ekonomi kemudian meningkat menjadi

nafsu untuk menguasai dan mengeruk kekayaan dan keuntungan

sebanyak-banyaknya dari daerah koloni untuk kejayaan bangsanya

sendiri.

Pihak atau bangsa lain dipandang sebagai musuh dan harus

disingkirkan. Sifat keangkuhan dan keserakahan telah menghiasi

perilaku kaum penjajah. Inilah sifat-sifat yang sangat dibenci dan

tidak diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Demikian halnya dengan

VOC, tidak sekedar menjadi sebuah kongsi dagang yang berusaha

untuk mencari untung tetapi juga ingin menanamkan kekuasaannya di

Nusantara. VOC dengan hak-hak dan kewenangan yang diberikan

pemerintah dan parlemen Belanda telah melakukan penjajahan dan

150

menguatkan akar kolonialisme dan imperialisme di Nusantara.

Melalui cara-cara pemaksaan monopoli perdagangan, politik memecah

belah serta tipu muslihat yang sering disertai tindak peperangan dan

kekerasan, semakin memperluas daerah kekuasaan dan memperkokoh

kemaharajaan VOC. Sekali lagi tindak keserakahan dan kekerasan

yang dilakukan oleh VOC itu menunjukkan mereka tidak mau

bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh

karena itu, wajar kalau timbul perlawanan dari berbagai daerah

misalnya dari Aceh, Banten, Demak, Mataram, Banjar, Makasar, dan

Maluku.

3. VOC menuju kebangkrutan

Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC mengalami puncak

kejayaan. Penguasa dan kerajaan-kerajaan lokal berhasil diungguli.

Kerajaan-kerajaan itu sudah menjadi bawahan dan pelayan

kepentingan VOC. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC

menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India

sampai Irian/Papua. Keuntungan perdagangan rempahrempah juga

melimpah. Namun di balik itu ada persoalan-persoalan yang

bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai ternyata juga

membuat pengelolaan semakin kompleks. Semakin luas daerahnya,

pengawasan juga semakin sulit. Kota Batavia semakin ramai dan

semakin padat. Orang-orang timur asing seperti Cina dan Jepang

151

diizinkan tinggal di Batavia. Sebagai pusat pemerintahan VOC,

Batavia juga semakin dibanjiri penduduk, sehingga tidak jarang

menimbulkan masalah-masalah sosial.

Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga

kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda

mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai

penguasa tertinggi VOC. Dengan demikian, anggota pengurus “Dewan

Tujuh Belas” yang semula dipilih oleh parlemen dan provinsi

pemegang saham (kecuali Provinsi Holland), kemudian sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Raja. Raja juga menjadi panglima tertinggi

tentara VOC. Dengan demikian VOC berada di bawah kekuasaan raja.

Pengurus VOC mulai akrab dengan pemerintah Belanda. Kepentingan

pemegang saham menjadi terabaikan.

Pengurus tidak lagi berpikir memajukan usaha perdagangannya,

tetapi berpikir untuk memperkaya diri. VOC sebagai kongsi dagang

swasta keuntunganya semakin merosot. Bahkan tercatat pada tahun

1673 VOC tidak mampu membayar dividen. Kas VOC juga merosot

tajam karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban

hutang pun tidak terelakkan. Sementara itu para pejabat VOC juga

semakin feodal. Pada tanggal 24 Juni 1719 Gubernur Jenderal

Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonansi untuk mengatur

secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur jenderal, kepada

Dewan Hindia beserta isteri dan anak-anaknya. Misalnya, semua orang

152

harus turun dari kendaraan bila berpapasan dengan para pejabat tinggi

tersebut, warga keturunan Eropa harus menundukkan kepala, dan

warga bukan orang Eropa harus menyembah. Kemudian Gubernur

Jenderal Jacob Mosel juga mengeluarkan ordonansi baru tahun 1754.

Ordonansi ini mengatur kendaraan kebesaran. Misalnya kereta ditarik

enam ekor kuda, hiasan berwarna emas dan kusir orang Eropa untuk

kereta kebesaran gubernur jenderal, sedang untuk anggota dewan

hindia kuda yang menarik kereta hanya empat ekor dan hiasannya

warna perak. Nampaknya para pejabat VOC sudah gila hormat dan

ingin berfoya-foya. Sudah barang tentu ini juga membebani anggaran.

Posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan tersebut tidaklah

lengkap tanpa hadiah dan upeti. Sistem upeti ini ternyata juga terjadi di

kalangan para pejabat, dari pejabat di bawahnya kepada pejabat yang

lebih tinggi. Hal ini semua terkait dengan mekanisme pergantian

jabatan di tubuh organisasi VOC. Semua bermuatan korupsi. Gubernur

Jenderal Van Hoorn konon menumpuk harta sampai 10 juta gulden

ketika kembali ke Belanda pada tahun 1709, sementara gaji resminya

hanya sekitar 700 gulden sebulan.

Gubernur Maluku berhasil mengumpulkan kekayaan 20-30 ribu

gulden dalam waktu 4-5 tahun, dengan gaji sebesar 150 gulden per

bulan. Untuk menjadi karyawan VOC juga harus dengan menyogok.

Pengurus VOC di Belanda memasang tarif sebesar f 3.500,- bagi yang

ingin menjadi pegawai onderkoopman (pada hal gaji resmi per bulan

153

sebagai onderkoopman hanya f.40,-), untuk menjadi kapitein harus

menyogok f.2000,- dan begitu seterusnya yang semua telah merugikan

uang lembaga. Demikianlah para pejabat VOC terjangkit penyakit

korupsi karena ingin kehormatan dankemewahan sesaat. Beban utang

VOC semakin berat, sehingga akhirnya VOC sendiri bangkrut. Bahkan

ada sebuah ungkapan, VOC kepanjangan dari Vergaan Onder

Corruptie (tenggelam karena korupsi) (Taufik Abdullah dan A.B.

Lapian (ed), 2012).

Dalam kondisi bangkrut VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut

penilaian pemerintah keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang

menjalankan roda pemerintahan di negeri jajahan tidak dapat

dilanjutkan lagi. VOC telah bangkrut, oleh karena itu, pada tanggal 31

Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan

segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah. Pada waktu itu

sebagai Gubernur Jendral VOC yang terakhir Van Overstraten masih

harus bertanggung jawab tentang keadaan di Hindia Belanda. Ia

bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.

154

Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA

NO NIS NAMA L/P Kode

1 11167 AKHMAD FAQIH MUZAQI L U-1

2 11171 ALMADITA RAMADHANI P U-2

3 11175 AMANDA LISA YULIANTI P U-3

4 11179 AMRINA FA'IQOTUSHOLEHA P U-4

5 11194 BAGUS NURUL HAKIM L U-5

6 11195 B\AGUS SETIAWAN L U-6

7 11203 CINTHIA HAQQU HARYADINARU P U-7

8 11232 EGGY LIES SETIYADI P U-8

9 11234 ERISTA PUTRI ARUM SARI P U-9

10 11236 EVAN FAUZI PRANENDRA L U-10

11 11238 FAGHISTA BELLINDA SARI P U-11

12 11253 GALANG HEFI LESMONO L U-12

13 11262 HANA PRATIWI SITOMPUL P U-13

14 11271 INDAH SUPRIYANI P U-14

15 11285 KARTIKA SEPTIANI P U-15

16 11288 KIVLAN L U-16

17 11309 MOHAMMAD ALI RIFTONO L U-17

18 11314 MUCHAMAD MIZAN L U-18

19 11324 MUHAMMAD ILHAM FAHMI L U-19

20 11334 NADHIRA VIERA ANDHINI P U-20

21 11335 NAMIRA NIMADA HAFIAN P U-21

22 11344 NOVREZA WANDA KURNIA P U-22

23 11348 NURUL KHIKMAH P U-23

24 11357 PUSITA PAWESTRINING TIAS P U-24

25 11362 PUTRI TIA MUKTIFIRMA P U-25

26 11383 RIZKY MAULANA HIDAYAT L U-26

27 11421 VIDIA FEBRIYANTI P U-27

28 11425 YANT SUKMA PRADHIPTANING P P U-28

29 11436 ZIDHNY ILMA A P U-29

30 11437 ZULFI ABDILLAH L U-30

155

Lampiran 6. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN

NO NIS NAMA L/P Kode

1 11162 AGIL MAHENDRA L E-1

2 11165 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH L E-2

3 11177 ANDRI MULYANTO L E-3

4 11200 BIMO PUTRO MEIDHYONO L E-4

5 11206 DANU DWI ARDIANSYAH L E-5

6 11216 DHIYA HASNA ALDHINA P E-6

7 11218 DIYAN AYU GAYATRI P E-7

8 11223 DONI AHMAD MUNIR L E-8

9 11226 DWI INDAH SAFITRI P E-9

10 11227 DWI REZA LFANDI L E-10

11 11232 EGA SUBARDINI P E-11

12 11239 FAHMI ASY'ARI L E-12

13 11246 FEBY ASKHABA MUALIM L E-13

14 11260 HAFIZUL NIZAM L E-14

15 11273 INDRA SULISTIONO L E-15

16 11277 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY P E-16

17 11295 LUTVIANA YULI ASIH P E-17

18 11297 MARWAH ULTRANINGRUM P E-18

19 11313 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI L E-19

20 11333 NABILA URBAHALIZA P E-20

21 11343 NOVI KRISMIATI P E-21

22 11346 NUR MUSTOFA L E-22

23 11373 RICKY MAULANA MULYADI L E-23

24 11380 RIZKI FATMAWATI P E-24

25 11387 ROZA DWI URCHA P E-25

26 11381 SALSABILA ANNISA AULIA P E-26

27 11410 SUSTIKA NUR HIDAYAH P E-27

28 11412 SYIFA SULEMAN P E-28

29 11915 TISA GINTA MAULINA P E-29

30 11419 VALENT RAMADHAN FITRIA P E-30

156

Lampiran 7. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL

NO NIS NAMA L/P Kode

1 11161 AFINIA HANAN IKBAR P K-1

2 11169 ALFANI NURSYAMSI HANITA L K-2

3 11174 AMALIA DWIKA NURSAFARILA P K-3

4 11180 ANISATUL AZIZAH P K-4

5 10898 ANAS DWI SUBAGIO L K-5

6 11184 ARYO DWI NUGROHO L K-6

7 11220 DICKY PERMANA PUTRA L K-7

8 11235 ERVINE YUMITMIATI PUTRI P K-8

9 11242 FAJAR MAULANA RISVIANTO L K-9

10 11252 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ L K-10

11 11255 GEWA TRI PRAKOSO L K-11

12 11258 GILANG MUHAMMAD L K-12

13 11270 INDAH DWI HASTUTI P K-13

14 11272 INDAH WINARTI P K-14

15 11284 KARINA NOER AURILLIANA P K-15

16 11292 LIYA FAIZATUL MAKIYAH P K-16

17 11306 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO L K-17

18 11310 MOHAMMAD ARIF MAULANA L K-18

19 11316 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT L K-19

20 11330 MUHAMMAD ZUHDAN L K-20

21 11332 NABILA FIRDHA SHAFIRA P K-21

22 11370 REZA NUR AMALIA P K-22

23 11385 RISQY NUR AFIFAH P K-23

24 11386 ROSALIA INDAH P K-24

25 11400 SINTA EKA PRATIWI P K-25

26 11401 SITI FAUZIAH NUR ARIANI P K-26

27 11428 YULIA NUR ISLAMIATI P K-27

28 11431 YUNI ASIH P K-28

29 11433 YUSTIKA ADELIANA P K-29

30 11434 YUSUF HAFIZUN ALIM L K-30

157

Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Uji Coba

KISI-KISI SOAL UJI COBA PENELITIAN

Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal

Kelas/Semester : XI IIS / 1

Tahun Pelajaran : 2015 / 2016

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)

Bentuk Soal : Uraian

Kompetensi

Dasar

Indikator Taraf Kompetensi Nom

or

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

3.1 Menganalisis

perubahan,

dan

keberlanjutan

dalam

peristiwa

sejarah pada

masa

penjajahan

asing hingga

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia.

1. Menjelaskan tujuan

bangsa barat datang ke

Nusantara.

√ 1

2. Menyebutkan peristiwa

yang melatarbelakangi

Bangsa Barat datang ke

Nusantara.

√ 2

3. Menjelaskan akibat

yang dirasakan Eropa

Barat karena jatuhnya

Konstantinopel.

√ 3

4. Menjelaskan akibat

yang dirasakan

pedagang Islam setelah

dikuasainya Malaka

oleh Portugis.

√ 4

5. Menjelaskan tujuan dari

dibentuknya VOC oleh

Belanda.

√ 5

6. Menjelaskan cara yang

dilakukan pemerintah

belanda untuk

√ 6

158

meningkatkan

eksploitasi kekayaan

alam di Nusantara

7. Menjelaskan tentang

politik devide et impera. √ 7

8. Menjelaskan sebab

kemunduran dan

kebangkrutan dari VOC

(Vereenigde Oost

Indische Compagnie).

√ 8

C1 mengenal, C2 pemahaman, C3 penerapa, C4 analisis, C5 sintesis, C6 evaluasi

159

Lampiran 9. Soal Uji Coba

SOAL UJI COBA

Sekolah : SMA Negeri 2 KotaTegal

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)

Kelas/Program : XI IIS

Alokasi waktu : 60 menit

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar jawab yang sudah

disediakan!

1. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa barat yang mempelopori

pelayaran dan penjelajahan samudra dalam rangka mencari daerah

penghasil rempah-rempah. Jelaskan tujuan utama bangsa barat melakukan

pelayaran selain untuk mencari rempah-rempah?.

2. Kedatangan bangsa barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa

yang jauh dari Indonesia. Sebutkan 4 peristiwa yang melatarbelakangi

bangsa barat datang ke Indonesia?.

3. Jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani berdampak bagi Eropa

Barat. Jelaskan dampak apa yang dirasakan eropa barat karena jatuhnya

konstantinopel ke tangan turki Usmani?.

4. Apa Dampak yang dirasakan para pedagang Islam setelah dikuasainya

Malaka oleh portugis?.

5. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah serikat dagang yang

dibentuk oleh pemerintah Belanda. Jelaskan tujuan dari dibentuknya VOC

(Vereenigde Oost Indische Compagnie) oleh pemerintah Belanda?

6. Apa cara yang dilakukan pemerintah belanda untuk meningkatkan

eksploitasi kekayaan alam di Nusantara?.

7. Pemerintah Belanda yang ingin mendapatkan kekuasaan dan keuntungan

akhirnya menggunakan berbagai tipu daya serta politik devide et impera.

Apa yang dimaksud dengan politik devide et impera?.

8. Kemunduran dan kebangkrutan VOC(Vereenigde Oost Indische

Compagnie) sudah terjadi sejak awal abad ke-18. Jelaskan mengapa VOC

(Vereenigde Oost Indische Compagnie) mengalami kemunduran dan

kebangkrutan sehingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Belanda?

160

KUNCI JAWABAN

1. Selain untuk mencari dunia baru penghasil rempah-rempah mereka

mempunyai tujuan utama yaitu menyebarkan semangat 3G (Gold, Glory,

Gospel). Gold adalah memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari

dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan

lain yang sangat berharga, glory memburu kejayaan, superioritas, dan

kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di

dunia baru yang ditemukannya dan gospel yaitu menjalankan tugas suci

untuk menyebarkan agama.

2. Datangnya bangsa barat ke dunia timur juga dilatarbelakangi beberapa

peristiwa yang terjadi yaitu :

1. Jatuhnya konstantinopel ke tangan turki Usmani yang menyebabkan

sulitnya bangsa eropa memperoleh banrang-barang termasuk rempah-

rempah.

2. Adanya paham merkantilisme di ereopa yang menyatakan bahwa

kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau

modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.

3. Adanya revolusi industri yang menyebabkan akhirnya ditemukannya

alat pada bidang pelayaran dan mesih-mesin produksi.

4. Adanya semangat untuk melanjutkan perang salib, yaitu untuk

memerangi orang-orang Islam dimana saja serta sekaligus menyebarkan

agama kristen.

3. Dampak yang dirasakan eropa barat karena dikuasainya perdagangan di

Laut Tengah oleh Turki Usmani menyebabkan putusnya hubungan dagang

orang-orang Eropa dengan para pedagang dari Asia. Dan sulitnya membeli

barang yang mereka butuhkan yaitu barang dagangan dari Timur (Asia),

terutama rempah-rempah.

4. Dampak yang dirasakan oleh para pedagang Islam karena dikuasainya

Malaka adalah terdesaknya pedagang Islam, karena pedagang Islam tidak

dapat lagi berdagang dan keluar masuk kawasan selat malaka, karena

portugis melakukan monopoli perdagangan.

161

5. Tujuan dari dibentuknya VOC oleh Belanda adalah untuk Menghindari

persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda sehingga

keuntungan maksimal dapatdiperoleh, memperkuat posisi Belanda dalam

menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun

dengan bangsa-bangsa Asia dan membantu dana pemerintah Belanda yang

berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

6. Yang dilakukan VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam

dilakukan dengan merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan

memaksakan monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku, tidak

ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara

memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum Pribumi,

tetapi yang penting VOC dapat memperoleh hasil-hasil pertanian itu

dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan, VOC sementara cukup

menduduki tempat-tempat yang strategis, VOC melakukan campur tangan

terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama menyangkut usaha

pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli. Dalam kaitan ini

VOC memiliki daya tawar yang kuat, sehingga dapat menentukan harga

dan lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap

dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat, kalau

tidak mau baru diperangi.

7. Politik devide et impera atau politik pecah belah atau politik adu domba

adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan

untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah

kelompok besar menjadi kelompok kecil yang mudah ditaklukan.

8. yang menyebabkan VOC mengalami kemunduran dan dan kebangkrutan

adalah karena hal-hal berikut ini :

a. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC

b. Utang VOC yang sangat besar.

c. Pemberian deviden kepada peegang saham walaupun usahanya

mengalami kemunduran.

162

d. Anggaran pegawai terlalu besar seba gai akibat semakin luasnya

wilayah kekuasaan VOC.

e. Biaya perang untuk memadamkan rakyat sangat besar.

f. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang

portugis (Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East

Indian Company).

g. Berkembangnya paham liberalisme sehingga memonopoli

perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai llagi untuk diteruskan.

h. Pendudukan negeri Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795.

Perancis memiliki musuh utama Inggris yang berada di India dan

meluaskan jajahannya ke Asia Tenggara. Badan VOC tidak dapat

diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC

harus dibubarkan.

Penentuan Skor:

Skor maksimal setiap butir soal = 5

Nilai = k r l

4

163

Lampiran 10. Penghitungan Validitas dan Reliabilitas

Smt/JUR : 8/ P. Sejarah Nama Peneliti : Diyan Intan Mutlikha

Jumlah Siswa : 30 Judul Penelitian : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran AIR

Jumlah Butir Soal : 5 Taraf Signifikansi : 5% (Auditory, Intellectualy, Repetition)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 AKHMAD FAQIH MUZAQI 4 2 3 2 2 3 1 1 18 324

2 ALMADITA RAMADHANI 3 3 4 2 3 4 2 2 23 529

3 AMANDA LISA YULIANTI 2 3 3 5 3 2 2 4 24 576

4 AMRINA FA'IQOTUSHOLEHA 3 2 3 3 5 3 3 3 25 625

5 BAGUS NURUL HAKIM 3 2 4 5 4 2 1 4 25 625

6 BAGUS SETIAWAN 4 4 3 2 5 4 2 3 27 729

7 CINTHIA HAQQU HARYADINARU3 3 4 4 4 3 1 2 24 576

8 EGGY LIES SETIYADI 4 3 3 5 4 3 2 4 28 784

9 ERISTA PUTRI ARUM SARI 2 2 3 4 3 2 1 3 20 400

10 EVAN FAUZI PRANENDRA 2 4 2 4 2 3 3 2 22 484

11 FAGHISTA BELLINDA SARI 4 2 4 2 4 2 1 0 19 361

12 GALANG HEFI LESMONO 3 4 3 2 4 2 1 2 21 441

13 HANA PRATIWI SITOMPUL 4 2 4 4 5 2 4 2 27 729

14 INDAH SUPRIYANI 5 4 2 3 5 3 1 3 26 676

15 KARTIKA SEPTIANI 3 2 4 2 5 2 2 4 24 576

16 KIVLAN 4 3 3 0 4 2 1 3 20 400

17 MOHAMMAD ALI RIFTONO 3 2 3 4 3 3 2 3 23 529

18 MUCHAMAD MIZAN 5 4 2 2 3 2 3 4 25 625

19 MUHAMMAD ILHAM FAHMI 4 1 3 3 2 3 1 3 20 400

20 NADHIRA VIERA ANDHINI 5 4 3 4 2 3 3 3 27 729

21 NAMIRA NIMADA HAFIAN 2 3 3 3 2 4 1 3 21 441

22 NOVREZA WANDA KURNIA 3 2 2 2 1 2 1 3 16 256

23 NURUL KHIKMAH 4 2 3 2 4 1 3 3 22 484

24 PUSITA PAWESTRINING TIAS 2 2 2 4 4 2 0 2 18 324

25 PUTRI TIA MUKTIFIRMA 4 3 1 2 4 2 1 2 19 361

26 RIZKY MAULANA HIDAYAT 1 0 3 4 2 1 3 3 17 289

27 VIDIA FEBRIYANTI 3 4 3 2 2 3 1 3 21 441

28 YANT SUKMA PRADHIPTANING PUTRI4 2 4 2 4 2 4 4 26 676

29 ZIDHNY ILMA A 3 4 3 3 5 2 3 4 27 729

30 ZULFI ABDILLAH 4 4 2 3 5 3 2 3 26 676

Jumlah 100 82 89 89 105 75 56 85 681 15795

Uji Validitas

rxy(hitung) 0,42776 0,47913 0,2608 0,28711 0,57137 0,29329 0,54243 0,485

r tabel 0,361

Simpulan Valid Valid Tidak ValidTidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid

Kategori Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang

Jumlah Valid 5

Jumlah Tidak Valid 3

Uji Reliabilitas

Varian Item 0,98851 1,09885 0,58506 1,41264 1,43103 0,60345 1,08506 0,9023

Jumlah Varian Item 8,1069

Varian Total 11,5966

Reliabilitas (r11) 0,37615

Kategori Reliabel

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No TesteeItem Butir Soal

Y Y²

164

Lampiran 11. Penghitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 AKHMAD FAQIH MUZAQI 4 2 3 2 2 3 1 1 18 b3

2 ALMADITA RAMADHANI 3 3 4 2 3 4 2 2 23 a15

3 AMANDA LISA YULIANTI 2 3 3 5 3 2 2 4 24 a12

4 AMRINA FA'IQOTUSHOLEHA 3 2 3 3 5 3 3 3 25 a9

5 BAGUS NURUL HAKIM 3 2 4 5 4 2 1 4 25 a10

6 BAGUS SETIAWAN 4 4 3 2 5 4 2 3 27 a2

7 CINTHIA HAQQU HARYADINARU 3 3 4 4 4 3 1 2 24 a13

8 EGGY LIES SETIYADI 4 3 3 5 4 3 2 4 28 a1

9 ERISTA PUTRI ARUM SARI 2 2 3 4 3 2 1 3 20 b7

10 EVAN FAUZI PRANENDRA 2 4 2 4 2 3 3 2 22 b13

11 FAGHISTA BELLINDA SARI 4 2 4 2 4 2 1 0 19 b5

12 GALANG HEFI LESMONO 3 4 3 2 4 2 1 2 21 b10

13 HANA PRATIWI SITOMPUL 4 2 4 4 5 2 4 2 27 a3

14 INDAH SUPRIYANI 5 4 2 3 5 3 1 3 26 a6

15 KARTIKA SEPTIANI 3 2 4 2 5 2 2 4 24 a14

16 KIVLAN 4 3 3 0 4 2 1 3 20 b8

17 MOHAMMAD ALI RIFTONO 3 2 3 4 3 3 2 3 23 b15

18 MUCHAMAD MIZAN 5 4 2 2 3 2 3 4 25 a11

19 MUHAMMAD ILHAM FAHMI 4 1 3 3 2 3 1 3 20 b9

20 NADHIRA VIERA ANDHINI 5 4 3 4 2 3 3 3 27 a4

21 NAMIRA NIMADA HAFIAN 2 3 3 3 2 4 1 3 21 b11

22 NOVREZA WANDA KURNIA 3 2 2 2 1 2 1 3 16 b1

23 NURUL KHIKMAH 4 2 3 2 4 1 3 3 22 b14

24 PUSITA PAWESTRINING TIAS 2 2 2 4 4 2 0 2 18 b4

25 PUTRI TIA MUKTIFIRMA 4 3 1 2 4 2 1 2 19 b6

26 RIZKY MAULANA HIDAYAT 1 0 3 4 2 1 3 3 17 b2

27 VIDIA FEBRIYANTI 3 4 3 2 2 3 1 3 21 b12

28 YANT SUKMA PRADHIPTANING PUTRI 4 2 4 2 4 2 4 4 26 a7

29 ZIDHNY ILMA A 3 4 3 3 5 2 3 4 27 a5

30 ZULFI ABDILLAH 4 4 2 3 5 3 2 3 26 a8

Jumlah 100 82 89 89 105 75 56 85 681

skor maksimal 5 5 5 5 5 5 5 5

Rata-rata 3,333333333 2,733333333 2,966666667 2,966666667 3,5 2,5 1,866666667 2,833333333

KA 55 48 46 49 58 40 34 48

KB 45 34 43 40 47 35 22 37

KA :15 3,666666667 3,2 3,066666667 3,266666667 3,866666667 2,666666667 2,266666667 3,2

KB : 15 3 2,266666667 2,866666667 2,666666667 3,133333333 2,333333333 1,466666667 2,466666667

KA - KB 0,666666667 0,933333333 0,2 0,6 0,733333333 0,333333333 0,8 0,733333333

Daya pembeda 0,133333333 0,186666667 0,04 0,12 0,146666667 0,066666667 0,16 0,146666667

Kategori jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek

Tingkat kesukaran 0,666666667 0,546666667 0,593333333 0,593333333 0,7 0,5 0,373333333 0,566666667

Kategori Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang

No TesteeItem Butir Soal

ANALISIS DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN

Y Sort

165

Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal Pre Test

KISI-KISI SOAL PRE TEST

Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal

Kelas/Semester : XI IIS / 1

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)

Bentuk Soal : Uraian

Kompetensi Dasar Indikator Taraf Kompetensi Nomor

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

3.2 Menganalisis

perubahan, dan

keberlanjutan

dalam peristiwa

sejarah pada masa

penjajahan asing

hingga proklamasi

kemerdekaan

Indonesia.

9. Menjelaskan tujuan bangsa

barat datang ke Nusantara. √ 1

10. Menyebutkan peristiwa yang

melatarbelakangi Bangsa Barat

datang ke Nusantara. √ 2

11. Menjelaskan tujuan dari

dibentuknya VOC

(Vereenigde Oost Indische

Compagnie)oleh Belanda.

√ 5

12. Menjelaskan tentang politik

devide et impera. √ 7

13. Menjelaskan sebab kemunduran

dan kebangkrutan dari

VOC(Vereenigde Oost

Indische Compagnie).

√ 8

Semarang, Agustus 2015

Mengetahui,

Guru Mapel Sejarah Peneliti

Wartimah, S.Pd Diyan Intan Mutlikha

NIP 19580113 198111 2 001 NIM. 3101411153

166

Lampiran 13. Soal Pre Test

SOAL PRE TEST

Sekolah : SMA Negeri 2 KotaTegal

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)

Kelas/Program : XI IIS

Alokasi waktu : 45 menit

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar jawab yang sudah

disediakan!

1. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa barat yang mempelopori

pelayaran dan penjelajahan samudra dalam rangka mencari daerah

penghasil rempah-rempah. Jelaskan tujuan utama bangsa barat melakukan

pelayaran selain untuk mencari rempah-rempah?.

2. Kedatangan bangsa barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa

yang jauh dari Indonesia. Sebutkan 4 peristiwa yang melatarbelakangi

bangsa barat datang ke Indonesia?.

3. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah serikat dagang yang

dibentuk oleh pemerintah Belanda. Jelaskan tujuan dari dibentuknya VOC

(Vereenigde Oost Indische Compagnie) oleh pemerintah Belanda?

4. Pemerintah Belanda yang ingin mendapatkan kekuasaan dan keuntungan

akhirnya menggunakan berbagai tipu daya serta politik devide et impera.

Apa yang dimaksud dengan politik devide et impera?.

5. Kemunduran dan kebangkrutan VOC (Vereenigde Oost Indische

Compagnie) sudah terjadi sejak awal abad ke-18. Jelaskan mengapa

VOC(Vereenigde Oost Indische Compagnie) mengalami kemunduran dan

kebangkrutan sehingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Belanda?

--selamat mengerjakan—

167

KUNCI JAWABAN

1. Selain untuk mencari dunia baru penghasil rempah-rempah mereka

mempunyai tujuan utama yaitu menyebarkan semangat 3G (Gold, Glory,

Gospel). Gold adalah memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari

dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan

lain yang sangat berharga, glory memburu kejayaan, superioritas, dan

kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di

dunia baru yang ditemukannya dan gospel yaitu menjalankan tugas suci

untuk menyebarkan agama.

2. Datangnya bangsa barat ke dunia timur juga dilatarbelakangi beberapa

peristiwa yang terjadi yaitu :

a. Jatuhnya konstantinopel ke tangan turki Usmani yang menyebabkan

sulitnya bangsa eropa memperoleh banrang-barang termasuk rempah-

rempah.

b. Adanya paham merkantilisme di ereopa yang menyatakan bahwa

kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau

modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.

c. Adanya revolusi industri yang menyebabkan akhirnya ditemukannya

alat pada bidang pelayaran dan mesih-mesin produksi.

d. Adanya semangat untuk melanjutkan perang salib, yaitu untuk

memerangi orang-orang Islam dimana saja serta sekaligus

menyebarkan agama kristen.

3. Tujuan dari dibentuknya VOC oleh Belanda adalah untuk Menghindari

persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda sehingga

keuntungan maksimal dapatdiperoleh, memperkuat posisi Belanda dalam

menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun

dengan bangsa-bangsa Asia dan membantu dana pemerintah Belanda yang

berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

4. Politik devide et impera atau politik pecah belah atau politik adu domba

adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan

168

untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah

kelompok besar menjadi kelompok kecil yang mudah ditaklukan.

5. yang menyebabkan VOC mengalami kemunduran dan dan kebangkrutan

adalah karena hal-hal berikut ini :

a. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC

b. Utang VOC yang sangat besar.

c. Pemberian deviden kepada peegang saham walaupun usahanya

mengalami kemunduran.

d. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya

wilayah kekuasaan VOC.

e. Biaya perang untuk memadamkan rakyat sangat besar.

f. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang

portugis (Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East

Indian Company).

g. Berkembangnya paham liberalisme sehingga memonopoli

perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai llagi untuk diteruskan.

h. Pendudukan negeri Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun

1795. Perancis memiliki musuh utama Inggris yang berada di India

dan meluaskan jajahannya ke Asia Tenggara. Badan VOC tidak dapat

diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC

harus dibubarkan.

Penentuan Skor:

Skor maksimal setiap butir soal = 4

Nilai = Skor total × 5

169

Lampiran 14. Hasil Soal Pre Test Kelas Eksperimen

170

Lampiran 15. Hasil Soal Pre Test Kelas Kontrol

171

Lampiran 16. Tabel Pre Test Kelas Eksperimen

TABEL PRE TEST KELAS EKSPERIMEN

1 2 3 4 5

1 AGIL MAHENDRA 3 1 2 4 3 65

2 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 2 3 3 2 3 65

3 ANDRI MULYANTO 3 1 1 3 2 50

4 BIMO PUTRO MEIDHYONO 3 2 2 2 1 50

5 DANU DWI ARDIANSYAH 3 1 1 4 1 50

6 DHIYA HASNA ALDHINA 2 1 1 1 2 35

7 DIYAN AYU GAYATRI 2 1 1 0 1 25

8 DONI AHMAD MUNIR 2 1 1 0 1 25

9 DWI INDAH SAFITRI 3 2 1 3 2 55

10 DWI REZA LFANDI 3 1 2 2 1 45

11 EGA SUBARDINI 2 2 1 3 4 60

12 FAHMI ASY'ARI 3 3 1 1 2 50

13 FEBY ASKHABA MUALIM 2 1 1 3 1 40

14 HAFIZUL NIZAM 1 1 1 2 1 30

15 INDRA SULISTIONO 4 1 1 2 1 45

16 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 2 1 3 3 3 60

17 LUTVIANA YULI ASIH 2 2 1 1 2 40

18 MARWAH ULTRANINGRUM 3 2 1 0 1 35

19 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI 2 2 1 1 2 40

20 NABILA URBAHALIZA 2 1 2 1 1 35

21 NOVI KRISMIATI 2 3 0 1 1 35

22 NUR MUSTOFA 3 2 1 2 2 50

23 RICKY MAULANA MULYADI 2 1 2 3 2 50

24 RIZKI FATMAWATI 3 3 2 2 3 65

25 ROZA DWI URCHA 1 2 3 1 1 40

26 SALSABILA ANNISA AULIA 2 1 2 0 2 35

27 SUSTIKA NUR HIDAYAH 3 2 0 1 2 40

28 SYIFA SULEMAN 1 3 2 1 1 40

29 TISA GINTA MAULINA 3 2 1 1 2 45

30 VALENT RAMADHAN FITRIA 3 2 1 1 2 45

44,83333

KELAS EKSPERIMEN

No NamaSkor Pre Test

Nilai

172

Lampiran 17. Tabel Pre Test Kelas Kontrol

TABEL PRE TEST KELAS KONTROL

\

1 2 3 4 5

1 AFINIA HANAN IKBAR 3 2 1 2 1 45

2 ALFANI NURSYAMSI HANITA 2 2 1 2 2 45

3 AMALIA DWIKA NURSAFARILA 2 2 1 2 3 50

4 ANISATUL AZIZAH 3 2 1 1 0 35

5 ANAS DWI SUBAGIO 2 1 1 2 3 45

6 ARYO DWI NUGROHO 1 1 0 2 2 30

7 DICKY PERMANA PUTRA 2 1 1 0 1 25

8 ERVINE YUMITMIATI PUTRI 3 1 1 2 1 40

9 FAJAR MAULANA RISVIANTO 2 1 1 1 2 35

10 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 3 3 1 2 2 55

11 GEWA TRI PRAKOSO 3 1 2 2 3 55

12 GILANG MUHAMMAD 1 3 1 2 3 50

13 INDAH DWI HASTUTI 1 1 1 2 2 35

14 INDAH WINARTI 2 4 1 3 3 65

15 KARINA NOER AURILLIANA 2 2 1 3 2 50

16 LIYA FAIZATUL MAKIYAH 2 1 3 2 2 50

17 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 3 3 3 1 3 65

18 MOHAMMAD ARIF MAULANA 2 1 1 2 2 40

19 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 2 1 0 3 2 40

20 MUHAMMAD ZUHDAN 1 2 2 2 2 45

21 NABILA FIRDHA SHAFIRA 3 2 2 2 3 60

22 REZA NUR AMALIA 3 1 1 2 0 35

23 RISQY NUR AFIFAH 1 3 2 2 2 50

24 ROSALIA INDAH 2 2 1 1 1 35

25 SINTA EKA PRATIWI 2 1 2 2 3 50

26 SITI FAUZIAH NUR ARIANI 1 3 1 2 2 45

27 YULIA NUR ISLAMIATI 1 1 1 2 3 40

28 YUNI ASIH 2 1 3 2 1 45

29 YUSTIKA ADELIANA 3 0 0 1 1 25

30 YUSUF HAFIZUN ALIM 2 1 1 3 2 45

44,3333

KELAS KONTROL

No NamaSkor Pre Test

Nilai

173

Lampiran 18. Kisi-Kisi SoalPost Test

KISI-KISI SOAL POST TEST

Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Tegal

Kelas/Semester : XI IIS / 1

Tahun Pelajaran : 2015 / 2016

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)

Bentuk Soal : Uraian

Kompetensi Dasar Indikator Taraf Kompetensi Nomor

Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

3.3 Menganalisis

perubahan, dan

keberlanjutan

dalam peristiwa

sejarah pada

masa penjajahan

asing hingga

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia.

14. Menjelaskan tujuan bangsa barat

datang ke Nusantara. √ 1

15. Menyebutkan peristiwa yang

melatarbelakangi Bangsa Barat

datang ke Nusantara.

√ 2

16. Menjelaskan tujuan dari

dibentuknya VOC(Vereenigde

Oost Indische Compagnie)

oleh Belanda.

√ 5

17. Menjelaskan tentang politik

devide et impera. √ 7

18. Menjelaskan sebab kemunduran

dan kebangkrutan dari

VOC(Vereenigde Oost

Indische Compagnie).

√ 8

Semarang, Agustus 2015

Mengetahui,

Guru Mapel Sejarah Peneliti

Wartimah, S.Pd Diyan Intan Mutlikha

NIP 19580113 198111 2 001 NIM. 3101411153

174

Lampiran 19. SoalPost Test

SOAL POST TEST

Sekolah : SMA Negeri 2 KotaTegal

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)

Kelas/Program : XI IIS

Alokasi waktu : 45 menit

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar jawab yang sudah

disediakan!

1. Portugis dan Spanyol merupakan bangsa barat yang mempelopori

pelayaran dan penjelajahan samudra dalam rangka mencari daerah

penghasil rempah-rempah. Jelaskan tujuan utama bangsa barat melakukan

pelayaran selain untuk mencari rempah-rempah?.

2. Kedatangan bangsa barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa

yang jauh dari Indonesia. Sebutkan 4 peristiwa yang melatarbelakangi

bangsa barat datang ke Indonesia?.

3. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah serikat dagang yang

dibentuk oleh pemerintah Belanda. Jelaskan tujuan dari dibentuknya

VOC(Vereenigde Oost Indische Compagnie) oleh pemerintah Belanda?

4. Pemerintah Belanda yang ingin mendapatkan kekuasaan dan keuntungan

akhirnya menggunakan berbagai tipu daya serta politik devide et impera.

Apa yang dimaksud dengan politik devide et impera?.

5. Kemunduran dan kebangkrutan VOC (Vereenigde Oost Indische

Compagnie) sudah terjadi sejak awal abad ke-18. Jelaskan mengapa VOC

(Vereenigde Oost Indische Compagnie) mengalami kemunduran dan

kebangkrutan sehingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Belanda?

--selamat mengerjakan—

175

KUNCI JAWABAN

1. Selain untuk mencari dunia baru penghasil rempah-rempah mereka

mempunyai tujuan utama yaitu menyebarkan semangat 3G (Gold, Glory,

Gospel). Gold adalah memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari

dan mengumpulkan emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan

lain yang sangat berharga, glory memburu kejayaan, superioritas, dan

kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di

dunia baru yang ditemukannya dan gospel yaitu menjalankan tugas suci

untuk menyebarkan agama.

2. Datangnya bangsa barat ke dunia timur juga dilatarbelakangi beberapa

peristiwa yang terjadi yaitu :

b. Jatuhnya konstantinopel ke tangan turki Usmani yang menyebabkan

sulitnya bangsa eropa memperoleh banrang-barang termasuk rempah-

rempah.

c. Adanya paham merkantilisme di ereopa yang menyatakan bahwa

kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau

modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan.

d. Adanya revolusi industri yang menyebabkan akhirnya ditemukannya

alat pada bidang pelayaran dan mesih-mesin produksi.

e. Adanya semangat untuk melanjutkan perang salib, yaitu untuk

memerangi orang-orang Islam dimana saja serta sekaligus menyebarkan

agama kristen.

3. Tujuan dari dibentuknya VOC oleh Belanda adalah untuk Menghindari

persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda sehingga

keuntungan maksimal dapatdiperoleh, memperkuat posisi Belanda dalam

menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun

dengan bangsa-bangsa Asia dan membantu dana pemerintah Belanda yang

berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

4. Politik devide et impera atau politik pecah belah atau politik adu domba

adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan

176

untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah

kelompok besar menjadi kelompok kecil yang mudah ditaklukan.

5. yang menyebabkan VOC mengalami kemunduran dan dan kebangkrutan

adalah karena hal-hal berikut ini :

a) Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC

b) Utang VOC yang sangat besar.

c) Pemberian deviden kepada peegang saham walaupun usahanya

mengalami kemunduran.

d) Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya

wilayah kekuasaan VOC.

e) Biaya perang untuk memadamkan rakyat sangat besar.

f) Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang

portugis (Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East

Indian Company).

g) Berkembangnya paham liberalisme sehingga memonopoli

perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai llagi untuk diteruskan.

h) Pendudukan negeri Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun

1795. Perancis memiliki musuh utama Inggris yang berada di India

dan meluaskan jajahannya ke Asia Tenggara. Badan VOC tidak dapat

diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC

harus dibubarkan.

Penentuan Skor:

Skor maksimal setiap butir soal = 4

Nilai = Skor total × 5

177

Lampiran 20. Hasil Lembar SoalPost Test Kelas Eksperimen

178

179

Lampiran 21. Hasil Lembar SoalPost Test Kelas Kontrol

180

Lampiran 22. Tabel Post Test Kelas Eksperimen

TABEL POST TEST KELAS EKSPERIMEN

181

Lampiran 23. Tabel Post Test Kelas Kontrol

POST TEST KELAS KONTROL

1 2 3 4 5

1 3 3 3 4 3 80

2 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 3 3 3 3 4 80

3 ANDRI MULYANTO 4 4 1 3 4 80

4 BIMO PUTRO MEIDHYONO 3 2 2 4 3 70

5 DANU DWI ARDIANSYAH 4 4 2 4 3 85

6 DHIYA HASNA ALDHINA 4 4 1 3 4 80

7 DIYAN AYU GAYATRI 4 4 1 2 2 65

8 DONI AHMAD MUNIR 3 3 2 3 4 75

9 DWI INDAH SAFITRI 4 4 4 3 4 95

10 DWI REZA LFANDI 4 4 2 2 4 80

11 EGA SUBARDINI 3 3 1 3 4 70

12 FAHMI ASY'ARI 4 4 2 2 4 80

13 FEBY ASKHABA MUALIM 4 4 2 3 4 85

14 HAFIZUL NIZAM 2 4 3 3 4 80

15 INDRA SULISTIONO 3 4 1 3 4 75

16 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 4 4 3 4 4 95

17 LUTVIANA YULI ASIH 4 4 2 3 4 85

18 MARWAH ULTRANINGRUM 4 4 1 2 3 70

19 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI3 4 2 3 4 80

20 NABILA URBAHALIZA 3 3 1 3 4 70

21 NOVI KRISMIATI 4 4 1 3 4 80

22 NUR MUSTOFA 3 4 2 4 4 85

23 RICKY MAULANA MULYADI 4 4 2 4 4 90

24 RIZKI FATMAWATI 3 4 3 2 4 80

25 ROZA DWI URCHA 3 3 2 2 4 70

26 SALSABILA ANNISA AULIA 4 4 2 3 4 85

27 SUSTIKA NUR HIDAYAH 4 4 1 3 4 80

28 SYIFA SULEMAN 3 3 2 3 4 75

29 TISA GINTA MAULINA 4 4 2 3 4 85

30 VALENT RAMADHAN FITRIA 4 4 2 3 4 85

79,83333

Nilai

KELAS EKSPERIMEN

No NamaSkor Post Test

182

Lampiran 24. Perhitungan SPSS Pre Test

PERHITUNGAN SPSS PRE TEST

1 2 3 4 5

1 AFINIA HANAN IKBAR 4 4 3 2 2 75

2 ALFANI NURSYAMSI HANITA 3 3 3 2 3 70

3 AMALIA DWIKA NURSAFARILA 2 3 2 2 4 65

4 ANISATUL AZIZAH 3 4 2 2 4 75

5 ANAS DWI SUBAGIO 2 4 2 2 3 65

6 ARYO DWI NUGROHO 2 3 3 2 2 60

7 DICKY PERMANA PUTRA 2 4 3 1 4 70

8 ERVINE YUMITMIATI PUTRI 4 4 1 2 3 70

9 FAJAR MAULANA RISVIANTO 2 3 3 1 2 55

10 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 4 4 1 2 2 65

11 GEWA TRI PRAKOSO 4 4 2 2 3 75

12 GILANG MUHAMMAD 2 3 3 2 4 70

13 INDAH DWI HASTUTI 3 3 2 3 2 65

14 INDAH WINARTI 2 4 3 3 4 80

15 KARINA NOER AURILLIANA 2 4 4 3 3 80

16 LIYA FAIZATUL MAKIYAH 2 4 3 2 4 75

17 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 4 4 4 2 4 90

18 MOHAMMAD ARIF MAULANA 2 3 3 2 3 65

19 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 4 3 2 3 4 80

20 MUHAMMAD ZUHDAN 3 3 3 2 2 65

21 NABILA FIRDHA SHAFIRA 3 3 2 2 3 65

22 REZA NUR AMALIA 3 2 3 2 4 70

23 RISQY NUR AFIFAH 2 3 3 2 2 60

24 ROSALIA INDAH 2 3 2 2 2 55

25 SINTA EKA PRATIWI 2 4 3 2 3 70

26 SITI FAUZIAH NUR ARIANI 3 3 3 2 4 75

27 YULIA NUR ISLAMIATI 2 3 3 2 3 65

28 YUNI ASIH 4 4 3 2 1 70

29 YUSTIKA ADELIANA 3 3 2 2 4 70

30 YUSUF HAFIZUN ALIM 3 3 1 3 2 60

69,1667

Nilai

KELAS KONTROL

No NamaSkor Post Test

183

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest

N 60

Normal Parametersa Mean 44.58

Std. Deviation 10.548

Most Extreme Differences Absolute .120

Positive .120

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .933

Asymp. Sig. (2-tailed) .349

UJI HOMOGENITAS DAN UJI T-Test

184

kelas N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

pretest 1 kontrol 30 44.33 10.148 1.853

2 eksperimen 30 44.83 11.102 2.027

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

pretest Equal

variances

assumed .397 .531 -.182 58 .856 -.500 2.746 -5.997 4.997

Equal

variances

not assumed

-.182 57.53

9 .856 -.500 2.746 -5.998 4.998

Lampiran 25. Perhitungan SPSS Post Test

185

PERHITUNGAN SPSS POST TEST

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Posttest

N 60

Normal Parametersa Mean 74.50

Std. Deviation 9.192

Most Extreme Differences Absolute .142

Positive .138

Negative -.142

Kolmogorov-Smirnov Z 1.099

Asymp. Sig. (2-tailed) .179

UJI HOMOGENITAS DAN UJI T-Test

186

Group Statistics

\

kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

posttest 1 kontrol 30 69.17 7.777 1.420

2 eksperimen 30 79.83 7.250 1.324

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

posttest Equal variances

assumed .315 .577 -5.495 58 .000 -10.667 1.941 -14.552 -6.781

Equal variances

not assumed

-5.495 57.716 .000 -10.667 1.941 -14.553 -6.781

Lampiran 26. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

187

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan

keterampilan peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai

sikap dan keterampilan yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan

kriteria sebagai berikut:

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-

kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak

melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan

Nama Peserta Didik : ………………..

Kelas : ……………….

Tanggal Pengamatan : ……………….

Materi Pokok : ………………..

No Aspek pengamatan Skor

Keterangan 1 2 3 4

1. Melaksanakan tugas pengamatan

topik

2. Melakukan penyelidikan terhadap

rumusan masalah yang diajukan

3. Menemukan penyelesaian

masalah

4. Mendiskusikan informasi yang

ditemukan

5. Menghormati pendapat orang lain

dalam diskusi

6.

Berpendapat atau melakukan

kegiatan pengamatan tanpa ragu-

ragu

7. Tidak mudah putus asa dalam

penggalian informasi

8. Tidak canggung dalam bertindak

9. Berani presentasi di depan kelas

10. Berani berpendapat, bertanya,

atau menjawab pertanyaan

Jumlah Skor

188

Petunjuk Penyekoran :

Peserta didik memperoleh nilai :

Baik Sekali : Apabila memperoleh 36 - 40

Baik : Apabila memperoleh 31 - 35

Cukup : Apabila memperoleh 21 - 30

Kurang : Apabila memperoleh 10 – 20

Lampiran 27. Hasil Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

189

Penilaian Aktivitas Siswa

190

Lampiran 28. Hasil Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

Penilaian Aktivitas Siswa

191

192

Lampiran 29. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

TABEL HASIL PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELAS EKSPERIMEN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AGIL MAHENDRA 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 36 Sangat Baik

2 AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 Sangat Baik

3 ANDRI MULYANTO 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 36 Sangat Baik

4 BIMO PUTRO MEIDHYONO 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 35 Baik

5 DANU DWI ARDIANSYAH 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 33 Baik

6 DHIYA HASNA ALDHINA 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 Sangat Baik

7 DIYAN AYU GAYATRI 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38 Sangat Baik

8 DONI AHMAD MUNIR 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 35 Baik

9 DWI INDAH SAFITRI 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 35 Baik

10 DWI REZA LFANDI 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 Sangat Baik

11 EGA SUBARDINI 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 34 Baik

12 FAHMI ASY'ARI 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 36 Sangat Baik

13 FEBY ASKHABA MUALIM 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 34 Baik

14 HAFIZUL NIZAM 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 37 Sangat Baik

15 INDRA SULISTIONO 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37 Sangat Baik

16 IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 34 Baik

17 LUTVIANA YULI ASIH 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36 Sangat Baik

18 MARWAH ULTRANINGRUM 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3 33 Baik

19 MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 36 Sangat Baik

20 NABILA URBAHALIZA 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 35 Baik

21 NOVI KRISMIATI 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 37 Sangat Baik

22 NUR MUSTOFA 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 37 Sangat Baik

23 RICKY MAULANA MULYADI 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 35 Baik

24 RIZKI FATMAWATI 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 30 Cukup

25 ROZA DWI URCHA 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 34 Baik

26 SALSABILA ANNISA AULIA 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 31 Cukup

27 SUSTIKA NUR HIDAYAH 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 37 Sangat Baik

28 SYIFA SULEMAN 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 32 Baik

29 TISA GINTA MAULINA 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 Sangat Baik

30 VALENT RAMADHAN FITRIA 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 36 Sangat Baik

1062

35,4

Petunjuk penyekoran

Peserta didik yang memperoleh skor:

Sangat Baik : Apabila memperoleh 36-40 Kriteria Jml Siswa Presentase

Baik : Apabila memperoleh 31-35 Sangat Baik 16 53,3333333

Cukup : Apabila memperoleh 21-30 Baik 12 40

Kurang : Apabila memperoleh 10-20 Cukup 2 6,66666667

Kurang 0 0

Rata-rata Skor 35,4

keaktifan kelas eksperimen

NONama siswa

Aspek pengamatan siswa yang menggunakan Model AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)Skor total Keterangan

Kelas Eksperimen

Rata-rata

Rata-rata

Lembar Keaktifan siswa

193

Lampiran 30. Tabel Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

TABEL HASIL PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELAS KONTROL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AFINIA HANAN IKBAR 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30 Cukup

2 ALFANI NURSYAMSI HANITA 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 31 Cukup

3 AMALIA DWIKA NURSAFARILA 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 37 Sangat Baik

4 ANISATUL AZIZAH 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 30 Cukup

5 ANAS DWI SUBAGIO 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 32 Baik

6 ARYO DWI NUGROHO 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 31 Cukup

7 DICKY PERMANA PUTRA 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 35 Baik

8 ERVINE YUMITMIATI PUTRI 3 4 3 5 3 4 3 4 4 3 36 Sangat Baik

9 FAJAR MAULANA RISVIANTO 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 29 Cukup

10 GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 34 Baik

11 GEWA TRI PRAKOSO 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 32 Baik

12 GILANG MUHAMMAD 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 37 Sangat Baik

13 INDAH DWI HASTUTI 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 34 Baik

14 INDAH WINARTI 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 36 Sangat Baik

15 KARINA NOER AURILLIANA 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 31 Cukup

16 LIYA FAIZATUL MAKIYAH 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 31 Cukup

17 MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 3 3 4 4 4 4 2 2 3 3 32 Baik

18 MOHAMMAD ARIF MAULANA 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28 Cukup

19 MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 35 Baik

20 MUHAMMAD ZUHDAN 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 31 Cukup

21 NABILA FIRDHA SHAFIRA 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36 Sangat Baik

22 REZA NUR AMALIA 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 35 Baik

23 RISQY NUR AFIFAH 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 31 Cukup

24 ROSALIA INDAH 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 29 Cukup

25 SINTA EKA PRATIWI 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 32 Baik

26 SITI FAUZIAH NUR ARIANI 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 32 Baik

27 YULIA NUR ISLAMIATI 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 36 Sangat Baik

28 YUNI ASIH 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 30 Cukup

29 YUSTIKA ADELIANA 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 26 Cukup

30 YUSUF HAFIZUN ALIM 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 36 Sangat Baik

975

32,5

Petunjuk penyekoran

Peserta didik yang memperoleh skor:

Sangat Baik : Apabila memperoleh 36-40 Kriteria Jml Siswa Presentase

Baik : Apabila memperoleh 31-35 Sangat Baik 7 23,3333333

Cukup : Apabila memperoleh 21-30 Baik 10 33,3333333

Kurang : Apabila memperoleh 10-20 Cukup 13 43,3333333

Kurang 0 0

Rata-rata Skor 32,5

NoNama siswa

Keaktifan kelas kontrolSkor total Keterangan

Rata-rata

Rata-rata

Lembar Keaktifan siswa

Kelas Kontrol

194

Lampiran 31. Tabel Hasil Penilaian sikap Siswa Kelas Eksperimen

TABEL HASIL PENILAIAN SIKAP SISWA KELAS EKSPERIMEN

Kerjasama Tanggung jawab percaya diri

AGIL MAHENDRA 2 3 2 7 Baik

AGUSTIAS PANJI IRMANYAH 3 3 3 9 Baik

ANDRI MULYANTO 3 2 3 8 Baik

BIMO PUTRO MEIDHYONO 3 3 4 10 Sangat Baik

DANU DWI ARDIANSYAH 3 4 3 10 Sangat Baik

DHIYA HASNA ALDHINA 2 2 3 7 Baik

DIYAN AYU GAYATRI 3 3 2 8 Baik

DONI AHMAD MUNIR 2 3 3 8 Baik

DWI INDAH SAFITRI 3 2 3 8 Baik

DWI REZA LFANDI 3 3 4 10 Sangat Baik

EGA SUBARDINI 2 4 3 9 Baik

FAHMI ASY'ARI 3 3 3 9 Baik

FEBY ASKHABA MUALIM 3 4 3 10 Sangat Baik

HAFIZUL NIZAM 4 3 3 10 Sangat Baik

INDRA SULISTIONO 3 3 3 9 Baik

IRMA FITRIANI KHUSNUL RIZKY 3 3 3 9 Baik

LUTVIANA YULI ASIH 3 3 3 9 Baik

MARWAH ULTRANINGRUM 3 2 3 8 Baik

MOHAMMAS SYEH ALI KADAFI 3 3 3 9 Baik

NABILA URBAHALIZA 4 4 3 11 Sangat Baik

NOVI KRISMIATI 3 3 2 8 Baik

NUR MUSTOFA 3 3 3 9 Baik

RICKY MAULANA MULYADI 2 2 2 6 Cukup

RIZKI FATMAWATI 4 3 3 10 Sangat Baik

ROZA DWI URCHA 3 2 3 8 Baik

SALSABILA ANNISA AULIA 4 3 3 10 Sangat Baik

SUSTIKA NUR HIDAYAH 3 3 3 9 Baik

SYIFA SULEMAN 2 2 3 7 Baik

TISA GINTA MAULINA 3 4 3 10 Sangat Baik

VALENT RAMADHAN FITRIA 3 3 3 9 Baik

Petunjuk penyekoran : 8,8 Baik

Peserta didik yang memperoleh skor :

Baik sekali : apabila memperoleh 10-12

Baik : apabila memperoleh 7-9

Cukup : apabila memperoleh 5-6

Kurang : apabila memperoleh 3-4

Hasil Observasi Sikap Siswa Menggunakan Model AIR

Nama SiswaAspek Penilaian sikap sosial

Skor Total Keterangan

195

Lampiran 32. Tabel Hasil Penilaian sikap Siswa Kelas Kontrol

TABEL HASIL PENILAIAN SIKAP SISWA KELAS KONTROL

Kerjasama Tanggung Jawab Percaya Diri

AFINIA HANAN IKBAR 4 3 2 9 Baik

ALFANI NURSYAMSI HANITA 2 3 2 7 Baik

AMALIA DWIKA NURSAFARILA 3 2 2 7 Baik

ANISATUL AZIZAH 2 2 2 6 Cukup

ANAS DWI SUBAGIO 2 3 3 8 Baik

ARYO DWI NUGROHO 2 2 2 6 Cukup

DICKY PERMANA PUTRA 3 3 3 9 Baik

ERVINE YUMITMIATI PUTRI 3 3 2 8 Baik

FAJAR MAULANA RISVIANTO 4 3 3 10 Sangat Baik

GAFFARA MAKSUM FIRDOZ 2 2 2 6 Cukup

GEWA TRI PRAKOSO 3 2 2 7 Baik

GILANG MUHAMMAD 4 3 3 10 Sangat Baik

INDAH DWI HASTUTI 2 2 2 6 Cukup

INDAH WINARTI 2 2 2 6 Cukup

KARINA NOER AURILLIANA 3 2 2 7 Baik

LIYA FAIZATUL MAKIYAH 3 2 2 7 Baik

MOCHAMMAD SYAHIDIN DWIANTO 2 3 3 8 Baik

MOHAMMAD ARIF MAULANA 3 4 4 11 Sangat Baik

MUH. ARDIYANSYAH SETIA HIDAYAT 2 3 2 7 Baik

MUHAMMAD ZUHDAN 3 4 4 11 Sangat Baik

NABILA FIRDHA SHAFIRA 2 3 3 8 Baik

REZA NUR AMALIA 3 3 4 10 Sangat Baik

RISQY NUR AFIFAH 3 3 3 9 Baik

ROSALIA INDAH 2 3 3 8 Baik

SINTA EKA PRATIWI 3 2 2 7 Baik

SITI FAUZIAH NUR ARIANI 3 2 2 7 Baik

YULIA NUR ISLAMIATI 3 2 2 7 Baik

YUNI ASIH 3 2 2 7 Baik

YUSTIKA ADELIANA 2 2 2 6 Cukup

YUSUF HAFIZUN ALIM 2 2 2 6 Cukup

Petunjuk penyekoran : 7,7 Baik

Peserta didik yang memperoleh skor :

Sangat Baik : apabila memperoleh 10-12

Baik : apabila memperoleh 7-9

Cukup : apabila memperoleh 5-6

Kurang : apabila memperoleh 3-4

Nama SiswaAspek Penilaian sikap sosial

Skor Total Keterangan

Hasil Observasi Sikap Siswa Menggunakan Model Ceramah

196

Lampiran 32. Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen

DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS EKSPERIME

Peserta didik melihat dan mendengarkan

Video

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

Keaktifan peserta didik dalam

megajukan pertanyaan

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

Peserta didik mendengarkan guru

menjelaskan

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

Penjelasan model pembelajaran AIR

(Auditory, Intellectualy, Repetition)

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

197

Kegiatan kerja kelompok siswa

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

Kegiatan pengumpulan data melalui buku

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

Kegiatan kerja kelompok dengan

diarahkan guru

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil tanggal 4 bulan Agustus

2015

Mengkomunikasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

198

Penilaian teman sejahwat

Sumber: dokumentasi pribadi,

diambil tanggal 4 bulan Agustus

2015

Pengerjaan kuis repetition

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 4 bulan Agustus 2015

199

Lampiran 33. Dokumentasi Penelitian Kelas Kontrol

DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS KONTROL

Kegiatan kerja kelompok

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 5 bulan Agustus 2015

Peserta didik mendengarkan guru

menjelaskan

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 5 bulan Agustus 2015

Peserta didik mencatat pokok bahasan

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 5 bulan Agustus 2015

Kegiatan mengumpulkan data peserta

didik

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 5 bulan Agustus 2015

200

Keaktifan peserta didik dalam

menanggapi

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 5 bulan Agustus 2015

Mengkomunikasikan hasil diskusi

kelompok

Sumber: dokumentasi pribadi, diambil

tanggal 5 bulan Agustus 2015

Lampiran 34. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN