skripsi irfan bab 4-5
DESCRIPTION
keuanganTRANSCRIPT
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Perbankan Indonesia
Tahun 1997/1998 merupakan tahun yang terberat dalam tiga puluh
tahun pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Diawali oleh krisis
nilai tukar yang terjadi sejak semester II tahun 1997, kinerja perekonomian
Indonesian menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan
di berbagai bidang. Proses penyebaran krisis berkembang cepat mengingat
tingginya keterbukaan perekonomian Indonesian dan kertergantungan pada
sektor luar negeri yang sangat besar. Krisis tersebut kemudian berkembang
semakin parah karena terdapatnya berbagai kelemahan mendasar di dalam
perekonomian nasional, terutama di tingkat mikro. Bersaman dengan itu,
pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang kurang efisien serta
sistem perbankan yang rapuh menyebabkan gejolak nilai tukar berubah
menjadi krisis utang swasta dan krisis perbankan (Laporan Tahunan Bank
Indonesia, 1998).
Sebagai langkah awal dalam rangka penyehatan di bidang
perbankan penelitian akibat krisis ekonomi, pada tanggal 1 November 1997,
setelah dilakukan penelitian dan pemeriksaan yang cermat oleh Bank
Indonesia, pemerintah mencabut izin usaha bank yang dinyatakan insolven.
Upaya tersebut semula dimaksudkan untuk memulihkan kepercayaan
kepada masyarakat, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya dimana kondisi
tersebut telah ditanggapi negatif oleh masyarakat berupa penarikan dana
secara besar-besaran dan pemindahaan dari bank mengalami kesulitan
likuiditas sehingga banyak bank yang melanggar ketentuan giro wajib
minimum. Sejumlah bank bahkan mengalami saldo negatif atas rekening
gironya di Bank Indonesia.
Untuk menghindari dampak berantai terhadap bank-bank lain yang
pada gilirannya menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap system
perbankan secara keseluruhan. Maka Bank Indonesia menyediakan bantuan
likuiditas (BLBI) kepada bank-bank.
Program rekapitalisasi perbankan telah diselesaikan pada akhir
tahun 2000 dengan total obligasi yang telah diterbitkan pemerintah untuk
program tersebut sebesar Rp 430,4 triliun. Meskipun program rekapitalisasi
telah selesai, restrukturisasi perbankan terus berjalan secara konsisten untuk
menyehatkan lembaga perbankan dan memperkuat ketahanan system
perbankan itu sendiri. Program restrukturisasi yang telah dilakukan secara
intensif sejak awal tahun 1998 mulai menunjukkan kontribusi yang cukup
signifikan. Salah satunya terlihat pada peningkatan permodalan hampir
diseluruh bank.
Untuk menciptakan perbankan yang sehat dalam menghadapi
berbagai eksposur resiko yang semakin kompleks, Bank Indonesia secara
khusus lebih menitik beratkan pada upaya pencapaian CAR minimum 8%
pada akhir tahun 2001. dalam rangka pemenuhan modal minimum,
kebijakan yang diambil adalah meminta bank-bank untuk menambah
setoran modal, menggabung bank melalui merger dan mencari strategi
investor baru balok domestic maupun asing. Namun demikian bagi bank-
bank yang setelah dilakukan upaya tersebut masih tidak mampu memenuhi
ketentuan modal minimum diberikan alternatif terakhir untuk mengikuti Exit
Policy. Seiring dengan upaya tersebut, dalam hal pemantapan ketahanan
system perbankan Bank Indonesia juga menyempurnakan pola pengawasan
bank yang mengacu pada 25 basel Care Principles for Effective banking
Supervision, yang telah berlaku secara internasional (Laporan Tahunan
Bank Indonesia, 2001).
Melanjutkan kebijakan pada tahun-tahun sebelumnya, kebijakan
Bank Indonesia di bidang perbankan pada tahun 2002 tetap difokuskan pada
upaya-upaya untuk mempertahankan program penyehatan lembaga dan
program pemantapan ketahanan sistem perbankan. Berbagai kebijakan
perbankan yang didukung oleh perbaikan-perbaikan pada indicator makro,
berhasil mendorong perbaikan kinerja pada tahun 2002. Perbaikan tersebut
tercermin dari meningkatnya dana pihak ketiga, permodalan dan terus
berlangsungnya pemulihan fungsi intermediasi perbankan. Pemulihan fungsi
intermediasi perbankan tercermin dari peningkatan penyaluran kredit,
peningkatan LDR, perubahan komposisi aktiva produktif dan peningkatan
pendapatan bunga kredit (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2002).
Kinerja perbankan tahun 2003 masih menunjukkan kecenderungan
positif seperti ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah kredit yang
disalurkan, LDR, permodalan dan profitabilitas serta stabilnya kualitas
kredit. Selain itu, pengumpulan dana pihak ketiga terus menunjukkan
peningkatan. Hal ini sangat terkait dengan adanya jaminan pemerintah atas
simpanan masyarakat melalui skim blanket guarantee. Perbaikan tersebut
tidak terlepas dari membaiknya beberapa indicator ekonomi makro seperti
menurunnya suku bunga, inflasi, dan menguatnya nilai tukar rupiah
(Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2003).
Seiring dengan membaiknya kondisi perbankan, maka tahap
selanjutnya dari program rekapitalisasi adalah diinvestasi kepemilikan
pemerintah. Selain ditujukan untuk mengurangi beban pemerintah dalam
bentuk kupon obligasi, program divestasi juga diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi efisiensi dan kinerja perbankan secara
keseluruhan. Pada tahap selanjutnya dalam mempertahankan kondisi
perbankan yang terus membaik serta menegakkan prinsp kehati-hatian
dalam praktek bisnis perbankan nasional, maka dirasakan perlu untuk
menetapakan aturan main yang harus dipatuhi bersama.
Berbagai kebijakan yang telah dan akan ditempuh dapat berhasil
apabila mendapat dukungan lingkungan perbankan yang lebih sehat dan
kemampuan pengawasan otoritas perbankan dalam menjaga efektifitas
aturan main yang telah disepakati. Kedua hal tersebut telah disadari
sepenuhnya oleh Bank Indonesia sebagai Otoritas perbankan dengan
menjadikannya sebagai agenda kebijakan selanjutnya. Saat ini, dalam skala
yang lebih luas kebijakan perbankan Indonesia disatukan dan
disempurnakan dalam satu wadah Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
API ini selanjutnya akan menjadi panduan arah dan rekomendasi kebijakan
bagi pengembangan industri perbankan dalam jangka panjang.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Statistik
deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai
karakteristik data seperti berapa rata-rata, seberapa besar data-data
bervariasi dan sebagainya. Tabel 2 menyajikan hasil analisis statistik
deskriptif atas variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) yang
berskala nominal yaitu pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN),
kecukupan modal (CAR), efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi
bank (OWNER).
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Variabel N Rata-rata Std. Deviasi Minimum Maksimum
MSDN (X1)CAR (X2)BOPO (X3)LDR (X4)OWNER (X5)ROA-(Y)
100100100100100100
5,235621.628488,2695157,06460,16002,0547
7,381320,66898,9831697,30090.36852,8347
0,05-47,1070,3216,060,00-9,73
30,13148,09113,336077,761,0024,62
Sumber : Olah data SPSS
Temuan dari hasil statistik deskriptif menunjukkan rata-rata ROA
yang terjadi pada profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.
Rata-ratanya ROA sebesar 2,0547. Rata-rata ini tergolong lebih rendah
dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu. Diantaranya penelitian
yang dilakukan oleh Pramono dan Syafitri (2004), menghasilkan rata-rata
ROA sebesar 2,9025.
B. Pembahasan
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas, untuk mengetahui apakah residual atau faktor
pengganggu berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas
dengan uji Kolmogorov-Smirnov bila nilai probalitas signifikansi > 0,05
maka distribusi datanya normal, dan sebaliknya jika besarnya nilai
signifikansi < 0,05 maka distribusinya tidak normal.
Tabel 3. Hasil uji Normalitas
No Variabel K-5 Asymp. Sig
Keterangan Distribusi
123456
ROA (Y)MSDN (X1)BOPO (X2)CAR (X3)LDR (X4)OWNER (X5)
1,0051,2731,2500,7111,2221,079
0,3320,1160,6920,1400,1630,317
P>0,05P>0,05P>0,05P>0,05P>0,05P>0,05
NormalNormalNormalNormalNormalNormal
Sumber : Olah data SPSS
Melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada tabel 3, diketahui
bahwa seluruh variabel memiliki nilai asymp signifikan diatas 0,05 hal ini
berarti bahwa seluruh variabel berdistribusi normal.
2. Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4 yang
menunjukkan bahwa secara keseluruhan tidak terjadi multikolinearitas
pada variabel independen, karena besaran VIF (Variant Inflation
Factor) untuk semua variabel lebih kecil dari 5 (Santoso,2001:357).
Tabel 4. Uji Multikolinearitas
Variabel VIF TOL
MSDN (X1) 2,233 0,448CAR (X2) 1,032 0,969
BOPO (X3) 1,036 0,956LDR (X4) 1,036 0,965
OWNER (X5) 2,208 0,453Sumber : Olah data SPSS
Setelah dilihat dari tabel 4 diatas, maka dapat dikemukakan
bahwa model estimasi yang digunakan adalah tidak terjadi
multiklonearitas. Ini dapat dilihat dari beberapa variabel diatas yang
menunjukkan nilai VIF tidak melebihi 5 (Santoso, 2001:357).
b. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi yang menggunakn Durbin Watson dapat
dilihat pada tabel 5 yang menunjukkan tidak terjadi gejala autokorelasi
pada variabel dependen, karena nilai DW sebesar 1,920 berada
dibawah +2 (Singgih Santoso, 2001 : 61).
Tabel 5. Uji Autokorelasi
ModelR
R Square
Adjusted R Square
Std Error the Estimate
Durbin-Watson
1 0,668 0,447 0,417 2,1643 1, 920
Sumber : Olah data SPSS
c. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan uraian dari
residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika
uraian dari residual antara pengamatan satu dengan pengamatan yang
lain berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
adanya gejala heterokedastisitas maka salah satu cara yang digunakan
adalah dengan metode park test (menurut Santoso:2002:75).
Tabel 6. Uji Heterokedastisitas
Variabel Penelitian Nilai Park Test
MSDN (X1)
CAR (X2)
BOPO (X3)
LDR (X4)
OWNER (X5)
0,066
0,062
0,236
0,399
-
Sumber : Olah data SPSS
Berdasarkan tabel 6 dengan menggunakan park test, dapat
dilihat bahwa untuk masing-masing variabel bebas yaitu X1: 0,066,
X2: 0,062, X3: 0,236, X4: 0,399 X5 : - berada di atas nilai 0,05 maka
bebas dari unsur heterokedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengolahan data dilakukan melalui perangkat komputer dengan
menggunakan program SPSS. Terhadap data-data variabel yang
mempengaruhi ROA bank yang go public di Bursa Efek Jakarta. Adapun
hasil analisis regresi dapat di lihat pada tabel 7.
Table 7. Hasil Analisis Regresi
VariabelKoefisien
Regresi
Standar
ErrorBeta t hitung Signifikan t
Constant 6,717 2.263 - 2,969 0,004
MSDN 0,008897 0,044 0,023 0,202 0,840
CAR 0,08286 0,11 0,604 7,750 0,000
BOPO -0,0733 0,25 -0,232 -2,960 0,004
LDR -0,000362 0,000 -0,089 -1,140 0,57
OWNER 0,175 0,877 0,023 0,200 0,842
F hitung 15,166
Sig F 0,000
R2 0,447
Adjusted R2 0,417
Durbin-Watson 1,920
Sumber : Olah data SPSS
Dari tabel 7 di atas diperoleh model regresi linear berganda dengan
periode pengamatan tahun 2001 sampai tahun 2005 sebagai berikut :
ROA = 6,717 + 0,008897 Sig MSDN + 0,08286 Sig CAR – 0,0733 Sig
BOPO – 0,000362 Sig LDR + 0,175 Sig OWNER + e
Hasil uji analisis regresi berganda dapat ditunjukkan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1). Hasil Uji F
Uji signifikansi pada tingkat 5% yang dilakukan menunjukkan
bahwa signifikansi F=0,000 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga H0
ditolak, artinya ada pengaruh secara simultan variabel independen
terhadap variabel dependen, artinya bahwa antara ukuran pangsa pasar
dana pihak ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, klasifikasi
bank berpengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA).
Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri (2004).
Dimana hasilnya juga menunjukkan kelima variabel independen di
atas berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu
ROA.
2). Uji R2
Koefisien determinasi (R2) yang ditunjukkan oleh angka R
square adalah hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi. R2 berguna
untuk mengukur besarnya prosentase andil variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai R2 dari penelitian ini adalah 0,447%,
artinya bahwa perubahan (ROA) dapat dijelaskan oleh kelima variabel
independen yaitu ukuran pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan
modal, efisiensi, likuiditas, klasifikasi bank sebesar 44,7%. Sedangkan
sisanya sebesar 55,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
3) Uji t
Dalam pengujian koefisien regresi secara parsial yang
dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
terpisah terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
1. Variabel pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,202
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,840 > 0,05 maka H0
diterima atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara
parsial variabel MSDN tidak berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono
dan Syafitri (2004).
2. Variabel kecukupan modal (CAR).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 7,750
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak
atau H1 diterima pada tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini berarti
secara parsial variabel CAR berpengaruh positif terhadap
profitabilitas bank, artinya setiap kenaikan atau penurunan CAR
sebesar satu satuan kali menyebabkan kenaikan atau penurunan
ROA sebesar 7,750 dengan asumsi bahwa variabel yang lain
adalah konstan. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan
Syafitri (2004).
3. Variabel efisiensi (BOPO).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar -
2,960 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,004 < 0,05 maka H0
ditolak atau H1 diterima pada tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini
berarti secara parsial variabel BOPO berpengaruh positif terhadap
profitabilitas bank., artinya setiap kenaikan atau penurunan BOPO
sebesar satu satuan kali menyebabkan kenaikan atau penurunan
ROA sebesar -2,960. dengan asumsi bahwa variabel yang lain
adalah konstan. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan
Syafitri (2004).
4. Variabel Likuditas (LDR)
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar -1,140
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,257 > 0,05 maka H0 diterima
atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara parsial
variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas
bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono dan Syafitri
(2004).
5. Variabel klasifikasi bank (OWNER).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 0,200
dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,842 > 0,05 maka H0 diterima
atau H1 ditolak pada tingkat α = 5%. Hal ini berarti secara parsial
variabel OWNER tidak berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas bank. Penelitian ini mendukung penelitian Pramono
dan Syafitri (2004).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi
profitabilitas bank yang Go Pubic di Bursa Efek di Jakarta selama kurun
waktu tahun 2001-2005 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Uji F
Menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari pangsa
pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR), efisiensi
(BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER) sangat
berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas bank yang go poblik
di Bursa Efek Jakarta.
2. Hasil Uji R2
Menunjukkan bahwa 44,7% perubahan yang terjadi pada variabel
dependen (ROA) dipengaruhi oleh variabel independenn yang terdiri
dari pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN), kecukupan modal (CAR),
efisiensi (BOPO), likuiditas (LDR), klasifikasi bank (OWNER) ,
sedangkan sisanya sebesar 55,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian.
3. Hasil Uji t
Menunjukkan bahwa secara parsial kelima variabel independen ada
tiga variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
bank. Yaitu pangsa pasar dana pihak (MSDN), likuiditas (LDR),
klasifikasi bank (OWNER).
B. Saran
Guna melengkapi penelitian ini, peneliti akan memberikan beberapa
saran atau rekomendasi, yaitu :
1. Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa CAR mempunyai pengaruh dominan terhadap ROA, maka saran
yang bisa dikemukakan adalah jika bank ingin meningkatkan profitabilitas
bank yang penting untuk diperhatikan adalah rasio CAR. Komponen ini
perlu diperhatikan karena dengan melihat rasio ini dapat mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2. Manajemen bank perlu untuk mempertahankan atau
meningkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan bank sentral (minimal
10%) karena dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan
ekspansi usaha dengan lebih aman.
3. Pihak manajemen hendaknya bijaksana dalam
menetapkan LDR yang pantas bagi perusahaannya, minimal adalah
memenuhi ketetapan pemerintah. Jika ingin memperbesar posisi kredit
dengan pertimbangan untuk meningkatkan pendapatan dan interest
income maka bank harus mampu meningkatkan simpanan masyarakat baik
dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.
4. Saran bagi peneliti berikutnya, apa yang dihasilkan
dalam penelitian ini perlu di tindak lanjuti mengingat masih terbatasnya
jumlah sampel dan tahun pengamatan, karena apabila jumlah sampel dan
tahun pengamatan lebih banyak maka data yang dihasilkan akan lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Caves. 1982. Structure Conduct Ferformance. Fifth Edition Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Gilberth R. 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal Of Economic and Statistic, XLIX. August.
Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga Jakarta.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT./ Raja Grafindo Persada Jakarta.
Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Menipaz, Uhud. 1984. Essentials of Production and Operation. Englewood Clifts, Prentice Hall, International Inc, New Jersey.
Mudrajad Kuncoro. 1994. Deregulasi Perbankan di Indonesia: Tinjauan dan Implikasinya bagi PJP II. Prisma Februari.
Nurlita dewi Pramono dan Wildan Syaftri. 2004. Analisis Profitabilitas Bank di Indonesia.
Ruddy Tri Santoso. 1996. Mengenal Dunia Perbankan. Andi Offset, Yogyakarta.
Santoso. 2001. SPSS Versi 10. Mengelola Data Statistik. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta.
Sri Susilo, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, BPFE, Yogyakarta.
Teguh Pujo Mulyono. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan, Jakarta.
Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E. 1990. Manajerial Finance. Eight Edition, Dryden Press.
Zainuddin dan Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.1, Januari.