skripsi - repository.uinjkt.ac.id · indeks saham syariah indonesia (issi) selama periode...
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN TERHADAP HARGA
SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI ISSI
(INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR,
UTILITAS DAN TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S.E. Sy)
Oleh:
HANNA AMALIA YOSRAL
NIM. 1112046100104
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H /2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S-1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 5 Juni 2016
Hanna Amalia Yosral
ANALYSIS OF ISSUER’S FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE
SHARIA ON COMPANIES LISTED IN ISSI (ISLAMIC STOCK SHARIA
INDEX) SECTOR INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND
TRANSPORTATION ON PERIOD OF 2011-2015
Hanna Amalia Yosral
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of the issuer's
financial performance to Sharia Stock Price. The ratio of the issuer's financial
performance used that is Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning per Share (EPS) and book value per share (BVPS). This research used a
samples from 5 companies that consistently at the Indonesian Sharia Stock Index
(ISSI) in sector of infrastructure, utilities and transportation during the period
2011-2015. Mechanical Sampling used purposive sampling method. The method
used is the panel data regression with fixed effect models. The results of analysis
simultaneously all four ratios significantly influence the sharia stock prices.
Partially Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning per
Share (EPS) and Book Value per Share (BVPS) positive significant effect on
fluctuations of sharia stock price.
Keywords : Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning
per Share (EPS) Book Value per Share (BVPS) and Stock price.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN TERHADAP HARGA
SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI ISSI
(INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR,
UTILITAS DAN TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015
Abstrak
Hanna Amalia Yosral. NIM: 1112046100104. Analisa Kinerja Keuangan Emiten
Terhadap Harga Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesia
Sharia Stock Index (ISSI) Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi periode
2011-2015. Kosentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan
emiten terhadap harga saham syariah. Rasio kinerja keuangan emiten yang dipakai
yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share
(EPS) dan Book Value per Share (BVPS). Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia berupa laporan
rasio keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 5 (lima) perusahaan
di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang secara konsisten berada di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode 2011-2015. Teknik
Pengambilan sampel menggunakan metode sampling purposive. Metode yang
digunakan adalah regresi data panel dengan fixed effect model, teknis analisis data
menggunakan uji asumsi klasik, uji hipotesis berupa: uji F, uji T, uji koefisien
determinasi dan persamaan model. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan
keempat rasio berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Secara
parsial Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share
(EPS) dan Book Value per Share (BVPS) berpengaruh signifikan positif terhadap
fluktuasi harga saham syariah. Variabel yang paling berpengaruh adalah Book
Value per Share (BVPS).
Kata kunci : Harga Saham Syariah, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit
Margin (NPM), Earning per Share (EPS) dan Book Value per
Share (BVPS)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat, nikmat, serta pertolongan-Nya, Khususnya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN TERHADAP HARGA
SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI ISSI
(INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR,
UTILITAS DAN TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015” Shalawat dan
salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW yang
telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh lulusan dengan
menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan
baik tanpa pihak yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan
terima kasih yang tulus atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan
bantuan berupa do’a, bimbingan, kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan
finansial dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Syarif Hidaytullah Jakarta.
viii
2. Bapak A.M. Hasan Ali, MA dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA, selaku Ketua
dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dosen pembimbing yang senantiasa sabar dalam memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan, Bpk Arif
Fauzan, M.M. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau.
4. Para dosen Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya kepada
penulis.
5. Kepada seluruh staff dan pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya pegwai Fakultas Syariah dan Hukum.
6. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Evon Yosral dan Ibu Firda Suryani
yang selalu memberikan do’a dan dukungan dengan sepenuh hati kepada
penulis selama ini.
7. Adik tercinta, Rihan Yosral, Kevin Yosral, Ade Zahrah Nur Yosral yang
selalu memberikan do’a, dukungan semangat dan selalu peduli kepada
penulis.
8. Keluarga besar Perbankan Syariah angkatan 2012, terkhusus teman-teman
di kelas PS C 2011 dan keluarga besar KKN SHINE 2012 Aan, Ana, Adit,
Ayub, Bari, Dirga, Fadhel, Farhan, Fatma, Indah, Mely, Rama, Ratu,
Sibon. Yang senantiasa memberikan do’a, dukungan semangat dan
keceriaan kepada penulis. Tidak lupa teman-teman seperjuangan Bakwan
Community Wiwin, Seta, Rama, Farhah, Henis, Syarah, Mugni, Fadil,
ix
Acan yang selalu memberikan do’a dan support agar senantiasa selalu
semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Teman-teman di SMAN 1 Tajurhalang, khususnya teman-teman 12 IPA 2,
OCHO dan D’Abs yang senantiasa memberikan doa dan semangat kepada
penulis.
10. Kakak-kakak senior dan adik-adik junior di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang senantiasa meluangkan waktunya kepada penulis untuk
sharing tentang Skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, rahmat dan balasan berlipat ganda
kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi ini
yang telah memberikan bantuan berupa materi maupun non materi. Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, 5 Juni 2016
Hanna Amalia Yosral
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 13
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 15
1. Pembatasan Masalah ........................................................ 15
2. Perumusan Masalah ......................................................... 15
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 16
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 16
F. Teknik penulisan .................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ............................................................ 17
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................ 20
A. Investasi dan Pasar Modal Syariah ........................................ 20
1. Investasi syariah ............................................................... 20
xi
2. Pasar Modal Syariah ........................................................ 21
B. Saham Syariah, Indeks dan Harga Saham ............................. 26
1. Saham Syariah ................................................................. 26
2. Indeks Saham Syariah ...................................................... 28
3. Harga saham Syariah ....................................................... 29
C. Analisis Penilaian Harga Saham ............................................ 31
1. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan ........................... 33
2. Rasio Keuangan ............................................................... 34
3. Variabel kinerja keuangan emiten ................................... 36
D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 42
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ..................................... 43
F. Hipotesis ................................................................................ 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 52
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 52
B. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 52
C. Metode Penentuan Sampel..................................................... 53
1. Populasi ............................................................................ 53
2. Sampel ............................................................................. 54
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 54
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................... 56
1. Variabel Dependen .......................................................... 56
2. Variabel Independen ........................................................ 56
E. Sumber Data .......................................................................... 59
F. Metode Analisis Data............................................................. 59
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 60
xii
2. Uji Regresi Data Panel ..................................................... 63
3. Uji Hipotesis .................................................................... 72
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 79
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 79
B. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 83
1. Uji Multikolenearitas ....................................................... 83
2. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 83
3. Uji Autokorelasi ............................................................... 84
4. Uji Normalitas.................................................................. 85
C. Uji Model Regresi Data Panel ............................................... 86
1. Uji Chow .......................................................................... 87
2. Uji Hausman .................................................................... 88
D. Uji Hipotesis .......................................................................... 89
1. Persamaan Koefisien Model Regresi ............................... 89
2. Uji F ................................................................................. 90
3. Uji T ................................................................................. 92
4. Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 96
E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 98
BAB V PENUTUP................................................................................... 104
A. Kesimpulan ............................................................................ 104
B. Saran ...................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 108
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Jumlah Saham Syariah dalam Daftar Efek Syariah 6
1.2 Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia 7
1.3 Perbandingan Indeks Saham Syariah dengan Indeks Seluruh Saham 8
1.4 Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi 9
2.1 Studi terdahulu 43
3.1 Sampel emiten 55
4.1 Emiten Subsektor Energi 79
4.2 Emiten Subsektor Jalan tol, Pelabuhan, Bandara dan Sejenisnya 80
4.3 Emiten Subsektor Telekomunikasi 80
4.4 Emiten Subsektor Transportasi 80
4.5 Lima Emiten Saham Syariah yang Diteliti 82
4.6 Uji Multikolenearitas 83
4.7 Uji Heteroskedastisitas 84
4.8 Uji Autokorelasi 85
4.9 Uji Chow 87
4.10 Uji Hausman 88
4.11 Uji Korelasi 89
4.12 Uji F 91
4.13 Uji T 93
4.14 Uji Koefisien Determinasi R2 97
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 42
4.1 Histogram 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Islam atau lebih dikenal dengan sebutan ekonomi syariah, kini
kian tumbuh dan berkembang begitu signifikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan ekonomi syariah melaju begitu cepat. Hal tersebut tidak lepas
dari peran serta masyarakatnya dalam berkontribusi dan berpartisipasi dalam
pengembangan ekonomi syariah serta peran pemerintah dalam menciptakan
regulasi. Selain itu Perkembangan ekonomi syariah tidak hanya terjadi di
Indonesia, tetapi hampir sebagian besar Negara di Asia, Afrika, Australia, dan
Amerika juga mengalami hal yang sama.
Perekonomian di Indonesia saat ini masih mengalami situasi yang
terpuruk diambang kehancuran seperti krisis ekonomi yang berulang. Hal ini
dikarenakan sistem yang dipakai pada perekonomian Indonesia menggunakan
sistem riba, sedangkan yang telah kita ketahui riba itu merupakan penghancur
sistem ekonomi.1 Sejarah telah menyuguhkan berbagai macam tragedi
ekonomi akibat sistem bunga yang dikembangkan oleh perbankan
konvensiomal. Dalam pandangan Roy Davis, sepanjang abad ke-20 kemarin,
berbagai belahan dunia dilanda krisis moneter sebanyak 20 kali, itu artinya
setiap lima tahun sekali dunia dilanda krisis moneter. Sebagian ekonom
1 Ronald Rulindo, Being Global Leader in Islamic Finance, Review Kuliah umum
Ekonomi Syariah pada 4 Mei 2015 di Universitas Gunadarma. Artikel diambil dari
shariaeconomicforum.
2
menengarai bahwa berbagai krisis tersebut muncul akibat penerapan bunga
dalam sistem moneter. Seharusnya hal ini dipahami sebagai sebuah tragedi
kemanusiaan yang harus segera dicarikan jalan keluarnya secara mendasar.2
Munculnya permasalahan tersebut menyebabkan diadakannya Ekonomi
Syariah yang merupakan salah satu alternatif atau jalan keluar bagi
perekonomian di Indonesia saat ini. Ekonomi Syariah menjadi solusi
dikarenakan memiliki tujuan untuk meningkatkan keadilan dan kesejahteraan
ekonomi masyarakat sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial.3
Sebagai bukti rill di masyarakat, perkembangan ekonomi syariah
ditunjukkan dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti
Bank Syariah, Asuransi Syariah, BMT, Pasar Modal Syariah dan lain
sebagainya, dan dari tahun ke tahun semakin banyak. Tentunya dalam
operasional lembaga tersebut menggunakan akad-akad dan prinsip syariah.
Hal ini merupakan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi syariah khususnya
di industri keuangan.4
Perkembangan ekonomi Islam telah mulai mendapatkan momentum
sejak didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992. Berbagai Undang-
Undangnya yang mendukung tentang sistem ekonomi tersebutpun mulai
dibuat, seperti UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana yang
2 M. Yazid Affandi, Bunga Bank dalam perspektif Ushul Fiqh (Bukan Ribakah Bunga
Bank?, EKBISI, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Vol. VII, No.1,
(Desember 2012), hal 43-57. 3 Ronald Rulindo, Being Global Leader in Islamic Finance, Review Kuliah umum
Ekonomi Syariah pada 4 Mei 2015 di Universitas Gunadarma. Artikel diambil dari
httshariaeconomicforum. 4 Puri, Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia, artikel diakses pada 14 Februari
2016 dari, https://pur1225.wordpress.com
3
telah diubah dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Berdasarkan pernyataan diatas, selain Perbankan Salah satu instrumen
dalam perkembangan ekonomi syariah adalah pasar modal syariah. Jika pasar
modal berfungsi dengan baik, maka pasar modal dapat berperan signifikan
dalam pembangunan ekonomi. Sebaliknya jika pelaku pasar modal tidak baik
menyebabkan kerentanan, yang pada gilirannya membawa contagion effect
(efek menular atas krisis finansial) sangat besar pada kondisi perekonomian
suatu Negara dan bahkan dunia. Karena di dalamnya menghubungkan begitu
banyak pelaku ekonomi tanpa batas Negara.5
Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian
global saat ini. Sebagai Negara yang pasar keuangannya tengah berkembang,
pasar modal telah menjadi bagian penting dalam perekonomian Indonesia,
baik sebagai tempat untuk menghimpun dana, tempat alternatif investasi
melalui penjualan saham dan penerbitan obligasi, maupun sebagai indikator
stabilitas kondisi makroekonomi.6
Pengertian Pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
5 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), Hlm. 62. 6 Irfan Syauqi Beik & Sri Wulan Fatmawati ”Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah
Internasional dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index”, Al-Iqtishad
Vol VI No.2 (Juli 2014): hlm.2
4
berkaitan dengan Efek. Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal
syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang
diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh
karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari
sistem pasar modal secara keseluruhan.
Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan
dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik
khusus pada Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.7
Pasar modal syariah di Indonesia telah berkembang selama dua dekade,
yaitu dimulai sejak pertama kali diluncurkannya reksa dana syariah pada tahun
1997. Sejak saat itu pasar modal syariah Indonesia terus tumbuh dan
berkembang yang ditandai dengan semakin banyaknya produk syariah, dan
semakin bertambahnya masyarakat yang mengenal dan peduli pasar modal
syariah. Indikator lainnya yaitu semakin maraknya para pelaku pasar modal
syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain saham-saham dalam
Jakrta Islamic Index (JII)8. Produk syariah yang tersedia hingga akhir 2015
terdiri dari efek syariah berupa saham syariah, sukuk, reksa dana syariah dan
exchange traded funds (ETF) syariah. Dalam hal pengembangan produk, baik
berupa sukuk maupun reksa dana memiliki pangsa pasar kurang dari 5% dari
seluruh produk syariah dan konvensional, sedangkan saham syariah telah
7 OJK, Pasar Modal Syariah, artikel diakses pada 12 Februari 2016 pukul 11:07 dari
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx 8Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), Hlm. 75.
5
mencapai lebih dari 50% dari seluruh saham yang dicatat di Bursa Efek
Indonesia. Oleh karena itu, pertumbuhan produk syariah terutama saham perlu
ditingkatkan melalui peningkatan nilai maupun variasi jenis produk.
Namun Demikian, dengan banyaknya jumlah penduduk Muslim di
Indonesia, potensi pasar modal keuangan syariah seharusnya sangat besar.
Tetapi kenyataannya apabila dibandingkan dengan Negara berpopulasi
Muslim lainnya, perkembangan Indonesia masih tertinggal dalam pasar modal
syariah. Presentase perkembangan pasar modal syariah global pada porsi
produk saham masih dibawah Negara Malaysia yaitu sebesar 62% sedangkan
Malaysia sebesar 74%. Demikian juga untuk kontribusi efek syariah terhadap
total nilai efek nasional. Di Indonesia, kapitalsasi pasar (market cap) saham
syariah sebesar 56% dari total, sedangkan Malaysia sudah mencapai 62%.
Hal ini dikarenakan di satu sisi banyak pelaku pasar yang belum
memahami prinsip syariah, di sisi lain banyak ahli syariah yang belum
memamhami konsep pasar modal.
Investasi di pasar modal dinilai menarik karena banyak pilihan. Setiap
pilihan memiliki risiko yang berbeda. Di antara berbagai instrumen pasar
modal, saham merupakan instrumen dan investasi yang memiliki tingkat
return dan risiko yang tinggi. Nilai transaksi atau yang dalam istilah pasar
modal dikenal sebagai nilai kapitalisasi yang tinggi mengindikasikan potensi
perolehan laba yang tinggi. Disisi lain return atas investasi saham yaitu
dividend dan capital gain lebih sulit diprediksi, sehingga investor harus
melakukan analisis saham guna memperoleh keuntungan yang diharapkan
(Subekti, 1999).
6
Dari penjelasan tentang antusias investor berinvestasi pada intrumen
saham di pasar modal, dibawah ini merupakan tabel jumlah emiten saham
yang terus bertambah dalam Daftar Efek Syariah seiring dengan meningkatnya
investor saham syariah.
Tabel I.1
Jumlah Saham Syariah dalam Daftar Efek Syariah (DES)
Sumber: Road Map Pasar Modal Syariah-OJK
Berdasarkan DES yang telah diterbitkan pada periode lima tahun
terakhir, jumlah saham syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
sebagaimana telah terlihat di tabel I.1. peningkatan jumlah saham syariah ini
seiring dengan peningkatan jumlah perusahaan yang melakukan penawaran
umum saham serta bertambahnya emiten yang sahamnya memenuhi kriteria
sebagai saham syariah. Pada tahun 2014, total saham syariah pada DES
7
periode I terdiri dari 326 dan pada periode II terdiri dari 336 saham dan
diperkirakan jumlah ini terus meningkat.
Tabel I.29
Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia (Rp Milyar)
Tahun
Jakarta
Islamic
Index
Indeks
Saham
Syariah
Indonesia
Indeks
Harga
Saham
Gabungan
Indeks
LQ45
2010 1,134,632.00 - 3,247,096.78 1,134,632.00
2011 1,414,983.81 1,968,091.37 3,537,294.21 1,414,983.81
2012 1,671,004.23 2,451,334.37 4,126,994.93 1,671,004.24
2013 1,672,009.91 2,557,846.77 4,219,020.24 1,672,099.91
2014 1,944,531.70 2,946,892.79 5,228,043.48 3,337,428.00
2015 1,696,865.14 2,576,748.18 4,701,660.05 2,832,673.44
Pertumbuhan 49,55% 30,92% 44,79% 49,65%
Tabel I.2 menunjukkan kapitalisasi pasar saham pada Bursa Efek
Indonesia sesuai dengan indeks masing-masing selama 6 (enam) tahun
terakhir. Jakarta Islamic Index dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami
pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 49,55 % dengan jumlah tahun 2015
sebesar 1,696,865.14 milyar. Sedangkan pada Indeks Saham Syariah
Indonesia memiliki pertumbuhan kapitalisasi pasar hingga 2015 sebesar
30,92% dengan jumlah 2,576,748.18 milyar. Pada Indeks Harga Saham
Gabungan memiliki pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 44,79% dan pada
LQ45 pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 49,65%. Dari keempat indeks
yang ada pada Bursa Efek Indonesia, pada tahun 2015 keempatnya mengalami
penurunan kapitalisasi pasar.
9 OJK, Statistik Saham Syariah Oktober 2015, diakses pada 14 Feb 2016 dari ojk.go.id,
hlm 1.
8
Tabel I.3
Perbandingan Indeks Saham Syariah dengan Indeks Saham seluruh Saham10
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
Indeks
Syariah
JII 537,03 594,78 585,11 691,04 599,44 12,48 %
ISSI 125,36 144,99 143,71 168,64 143,71 14,64%
Indeks
Keseluruhan
LQ 45 673,51 735,04 711,14 898,58 787.45 19,06 %
IHSG 3821,99 4316,69 4274,18 5226,95 4561.33 23,16 %
Tabel I.3 menunjukkan pertumbuhan indeks saham syariah dalam
periode 5 (lima) tahun terakhir, yaitu sebesar sebesar 14,64% untuk ISSI dan
14,64% untuk JII. Sedangkan untuk saham secara keseluruhan menunjukkan
pertumbuhan sebesar 23,16% untuk IHSG dan 19,06% untuk LQ45.
Dibandingkan tahun sebelumnya, pada penutupan bursa 2014, Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) meningkat 17,35% ke level 168,64 poin dan nilai
kapitalisasi pasar sahamnya meningkat 15,21% menjadi sebesar Rp2.946,9
triliun atau sekitar 56,37% dari total kapitalisasi pasar saham. Pada periode
yang sama, Jakarta Islamic Index (JII) mengalami peningkatan sebesar
18,10% ke level 691,04 poin. Nilai kapitalisasi pasar saham JII juga
meningkat 16,29% dibandingkan akhir tahun 2013 menjadi sebesar Rp1.944,5
triliun atau sekitar 37,19% dari total kapitalisasi pasar saham. Di tahun 2015
terlihat penurunan level di indeks syariah maupun indeks keseluruhan
sehingga pertumbuhan dari 2010 ke 2015 sangat sedikit.
Masuk ke dalam perkembangan harga saham syariah yang berfluktiatif.
Salah satu sektor perusahaan dari Sembilan sektor yang ada, yaitu pada saham
syariah sektor Infrastruktur, Uitilitas dan Transportasi juga menyumbangkan
10 OJK, Road Map Pasar Modal Syariah 2015-2019, hlm. 36
9
partisipasinya dalam pertumbuhan dari seluruh saham yang berada di ISSI
(Indeks Saham Syariah Indonesia). Berikut perkembangan saham sektor
Infrastruktur, Uitilitas dan Transportasi.
Tabel I.4
Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas, & Transportasi
(Bill. Rp)
Sub Sektor Infrastruktur, Utilitas
dan Transportasi / Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Energy 108.201 78.11 112.776 109.632 147.023 68.026
Toll Road, Airport, Harbor &
Allied Prod. 30.478 34.727 42.94 43.385 57.514 43.354
Telecommunication 253.845 239.87 287.36 299.527 357.157 381.987
Transportation 15.898 32.591 43.566 49.603 77.615 49.137
Non Building Construction 50.508 35.734 68.02 72.731 103.925 95.158
Total Keseluruhan 458.93 421.031 554.662 574.879 743.235 637.663
Dari tabel I.4 diatas menjelaskan bahwa dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2014 mengalami tren naik dari total keseluruhan sub sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi. Pada tahun 2010 ke 2011 mengalami
penurunan sebesar 37.899 Milyar dan terjadi penurunan kembali dari tahun
2014 ke tahun 2015 yang begitu signifikan sebesar 105.572 Milyar. Market
Cap yang paling besar dialami oleh sub sektor Telecommunication dengan
jumlah 381.987 Milyar pada tahun 2015.
Pada masa pemerintahan presiden Joko Widodo menyerukan pembangun
infrastruktur besar-besaran mulai dari pembangun waduk hingga jalan tol.
Joshua Tanja selaku Head of Equities and Research UBS Indonesia
menjelaskan keseriusan pemerintah di sektor infrastruktur yang terlihat sangat
jelas membuat investor tampak menggila sektor tersebut. Antusiasme investor
terhadap prospek saham saham sektor infrastruktur masih tinggi karena setelah
10
melihat subsidi BBM dipangkas, ada dana besar yang bergulir ke sektor
infrastruktur. Akuisisi yang secara efektif berjalan telah cukup
menggambarkan keseriusan pemerintah di bidang infrastruktur seperti
pembangunan pembangkit listrik dan proyek-proyek infrastruktur lainnya.11
Berdasarkan pernyataan diatas investasi sektor infrastruktur menjadi
menarik dilirik untuk dibeli sahamnya. Dalam hal ini investor akan melihat
kondisi industri dengan cara membandingkan emiten yang sejenis atau satu
sektor yang sama, manakah industri yang mengalami trend yaitu industri yang
sedang booming, industri yang sedang lesu dan industri yang stagnan. Untuk
kondisi emiten seperti diatas maka investor akan melihat perbandingan harga
saham dari beberapa emiten yang nantinya akan dibeli. Apakah harga saham
perusahaan tersebut setara dengan nilai wajar atau tidak.
Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham
tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang
menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami
penurunan12
Maka dari itu untuk mendorong pertumbuhan saham syariah, harus ada
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pada saham syariah baik
pengaruh negatif maupun positif. Pertumbuhan saham syariah diproksikan
11 Joshua Tanja, Investor Masih Tergila-gila dengan Sektor Saham Infrastruktur RI,
Artikel diakses pada 7 Desember 2015 dari http://bisnis.liputan6.com/read/2188583/investor-
masih-tergila-gila-dengan-sektor-saham-infrastruktur-ri. 12 Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal Edisi Revisi, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2003), hlm 58.
11
pada fluktuasi harga saham syariah pada suatu emiten. Khususnya di
perusahaan sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Ada berbagai pertimbangan yang mendasari investor dalam berinvestasi
di Pasar Modal Syariah khususnya pada saham syariah diantaranya
pertimbangan keuntungan dan risiko atas investasi tersebut. Bentuk
keuntungan yang diharapkan berupa dividen atau dalam bentuk capital gain
yang terbentuk dari meningkatnya harga saham. Selain itu calon investor juga
memilih saham saham yang harus memenuhi segala persyaratan dan
kualifikasi sesuai dengan prinsip syariah. Maka dari itu selain mendapatkan
keuntungan, investor juga mendapatkan keberkahan dalam investasi yang di
pilih.
Sebelum menginvestasikan uang dengan membeli saham perusahaan
yang bersangkutan di Bursa Efek, sebaiknya calon investor harus dan telah
memperhatikan hal-hal seperti faktor-faktor yang ada serta tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan. Investor dalam menanamkan dananya
membutuhkan berbagai informasi yang berguna untuk mempredeksi hasil
investasinya dalam pasar modal. Untuk melakukan analisis tentang harga
saham syariah pada suatu emiten diperlukan adanya informasi dari kinerja
keuangan emiten itu sendiri.
Mengukur tingkat kewajaran suatu saham biasanya adalah dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan tertentu dengan saham lainnya yang
bergerak dalam bisnis yang sama. Rasio keuangan tersebut dapat dikatan
sebagai kinerja keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan digunakan untuk
12
mengurangi banyaknya informasi relevan pada serangkaian indikator
keuangan yang terbatas dan untuk meniadakan pengaruh ukuran besarnya
perusahaan. Sehingga perbandingan antar perusahaan pada skala yang berbeda
dapat dilakukan.13 Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahan yang
sejenis dalam satu sektor yang sama.
Dari aspek tujuan analisis, rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok utama. Seluruh rasio keuangan dapat mencerminkan
seluruh aspek perusahaan. Tetapi dalam hal ini peneliti hanya mengambil
beberapa rasio saja yang dapat diproksikan pengaruhnya terhadap harga saham
syariah pada suatu emiten.
Dari Leverage Ratio diambil indikatornya yaitu Debt to Equity Rasio
(DER) yang menggambarkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Pada Profitability Ratio indikator yang digunakan
adalah Net Profit Margin (NPM) untuk menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio
berikutnya yaitu Market Value Ratio atau Rasio Investasi dengan indikatornya
adalah Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa jumlah penghasilan
perlembar saham, Book Value Per Share (BVPS) menunjukkan Rasio harga
pasar saham terhadap nilai buku.
Serta terdapat pula kebijakan – kebijakan pemerintah yang berpengaruh
seperti yang telah tertera diatas sebelumnya dalam mengeluarkan anggaran
belanja yang besar untuk peningkatan serta pembangunan infrastruktur dan
13 David & Kurniawan, Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental
untuk Analisis Saham, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) hl. 231.
13
transportasi secara terus menerus pada daerah - daerah yang tersebar di
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas sehingga penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN
TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI ISSI (INDEKS SAHAM SYARIAH
INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR, UTILITAS DAN
TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015”.
B. Identifikasi Masalah
Persoalan yang timbul yaitu sejauh mana nilai dari sebuah perusahaan
berupa rasio keuangan mampu mempengaruhi harga saham syariah di sektor
tranportasi dan infrastruktur yang terdaftar di ISSI (Indeks Saham Syariah
Indonesia). Apa saja indikator yang berpengaruh dalam keputusan investor.
Investor dapat menentukkan sejauh mana tingkat kepekaan ataupun sejauh
mana reaksi dan respon yang terjadi terhadap harga saham syariah atas kondisi
internal perusahaan.
Pergerakan harga saham-saham di Indeks Saham Syariah Indonesia juga
bergerak secara fluktuatif sehingga berpengaruh kepada pengambilan
keputusan investasi saham. Hal tersebut tergantung pada kondisi dan situasi
kondisi internal dari perusahaan tersebut. Tidak lupa faktor yang sangat
penting dari pergerakan tersebut melalui kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan sektor infrastruktur dan transportasi. Namun dalam kondisi
tertentu harga saham tidak selalu mencerminkan pergerakan kinerja keuangan
14
perusahaan. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan faktor-faktor teknik
yang terjadi seperti merger, akuisisi, kondisi ekonomi makro, situasi politik
dan keamanan.
Hal ini dibutuhkan agar para calon investor mengetahui faktor rasio
keuangan mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap tren atau fluktuasi
harga saham syariah pada emiten. Selain membantu keputusan investasi juga
membantu meminimalisir risiko kerugian. Apabila saham tergolong
overvalued maka saham tersebut layak jual. Apabila saham tergolong
undervalued maka saham tersebut layak beli dalam konteks jangka pendek.
Dalam konteks jangka panjang dapat membantu para investor menentukan
sektor perusahaan mana yang masa depannya signifikan naik.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, tentang beberapa variabel
yang berpengaruh kepada harga saham syariah. Maka berikut ini dikemukakan
masalah-masalah yang ada pada objek yang diteliti menjadi lebih terarah,
antara lain:
1. Bagaimana signifikansi faktor-faktor yang melatarbelakangi investor
dalam pengambilan keputusan investasi saham?
2. Sejauh mana faktor-faktor kinerja keuangan emiten mempengaruhi
fluktuasi harga saham?
3. Sejauh mana tingkat kepekaan atau reaksi terhadap harga saham syariah
atas kondisi kinerja keuangan emiten?
4. Bagaimana cara mengukur variabel dari tiap faktor-faktor kinerja
keuangan emiten dalam kesinambungan dengan harga saham syariah?
15
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah agar lebih terarah dan fokus pada objek
permasalahan, yaitu
1. Penelitian ini fokus terhadap faktor-faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham syariah pada periode kuartal dari tahun 2011-
2015.
2. Komponen-komponen yang digunakan dalam pengaruh harga saham
syariah dibatasi pada faktor rasio kinerja keuangan emiten yaitu; Debt
to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share
(EPS), Book Value Per Share (BVPS).
3. Perusahaan yang akan diteliti yaitu perusahaan sektor infrastruktur,
utilitas dan transportasi yang secara konsisten berada di Indeks Saham
Syariah Indonesia selama periode 2011 – 2015.
2. Perumusan Masalah
Sejalan dengan pembatasan diatas, maka peneliti merumuskan
masalah dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Seberapa besar Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin
(NPM), Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS)
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham syariah
atas perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang
listing di Indeks Saham Syariah Indonesia ?
2. Seberapa besar Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS) berpengaruh
16
signifikan secara Parsial terhadap harga saham syariah atas perusahaan
sektor infrastruktur dan transportasi yang listing di Indeks Saham
Syariah Indonesia ?
3. Variabel manakah yang paling besar sangat berpengaruh terhadap
harga saham syariah atas perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi yang listing di Indeks Saham Syariah Indonesia ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Menguji dan menganalisis pengaruh faktor rasio kinerja keuangan yang
terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS) secara simultan
(bersama-sama) terhadap harga saham syariah pada perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi di Indeks Saham Syariah Indonesia.
2) Menguji dan menganalisis pengaruh faktor rasio kinerja keuangan yang
terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS) secara Parsial
(individu) terhadap harga saham syariah pada perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi di Indeks Saham Syariah Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
Hasil penelitian dapat memberikan suatu pemahaman mengenai disiplin
ilmu yang diterima dibangku kuliah dan sebagai implentasi teori yang
diterima di kelas dalam situasi yang nyata. Secara lebih rinci peneliti dapat
17
memberikan pengetahuan menganalisa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi fluktuasi harga saham syariah pada perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi.
b. Bagi investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau sumbangan
pemikiran sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi para investor untuk menginvestasikan dananya di pasar
modal khususnya pada saham syariah melalui analisis faktor rasio kinerja
keuangan emiten.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan informasi
baru yang positif dan berguna berkaitan dengan saham syariah di pasar
modal serta menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
F. Teknik penulisan
Dalam teknik penulisan penelitian ini berpedoman pada penulisan skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diperlukan agar dapat dijadikan arah dalam
pembahasan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu Skripsi ini disusun
menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun
penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas gambaran umum penulisan skripsi mengenai
latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan
18
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pedoman penulisan
laporan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori berkenaan dengan
Teori Investasi Saham Syariah, Pasar Modal Syariah, Intrumen
pasar modal syariah, Indeks Saham Syariah Indonesia, Saham
syariah, Harga Saham Syariah serta terkait dengan Kinerja
keuanga perusahaan dan rasio keuangan emiten. Selain itu ada
kerangka pemikiran, tinjauan pustaka (studi terdahulu) dan
hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ketiga akan diuraikan metode penelitian yang
digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Sub bab dari metode
penelitian ini adalah tentang objek penelitian, ruang lingkup
penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan metode
analisa data.
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai pengaruh faktor-faktor faktor
rasio kinerja keuangan yang terdiri dari Debt to Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS),
Book Value Per Share (BVPS) terhadap harga saham syariah pada
emiten yang terdaftar di ISSI sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi pada periode kuartal tahun 2011- 2015.
19
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan memuat suatu kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan bab-bab sebelumnya dan memberikan suatu
saran yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dialami
untuk memperoleh suatu solusi atas permasalahan tersebut. Serta
dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan penelitian.
20
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Investasi dan Pasar Modal Syariah
1. Investasi syariah
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang.1 Dalam pengertian pasar modal dan juga pasar
uang, investasi berarti sebagai penanaman uang ataupun modal dalam
suatu perusahaan ataupun penanaman dana dalam suatu proyek untuk
mencari keuntungan. Investasi juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
penukaran uang untuk mendapatkan bentuk-bentuk kekayaan yang lain
seperti saham ataupun harta tidak bergerak yang lain yang diharapkan akan
dapat ditahan selama periode tertentu agar dapat menghasilkan
pendapatan. 2
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi
adalah penanaman modal berupa sejumlah dana atau sumber daya lainnya
pada sektor keuangan dan atau sektor rill dengan harapan memperoleh
keuntungan yang lebih banyak serta mendapatkan kehidupan yang lebih
layak di masa yang akan datang.
Sedangkan Investasi syariah merupakan kegiatan usaha halal yang
bermanfaat dan memiliki maslahah, berupa penempatan aset, baik harta
1 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 2 2 Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2012), hlm. 10
21
maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan agar memberikan hasil
pendapatan di masa mendatang serta hanya mengharapkan ridha Allah3
Jenis-jenis investasi terbagi menjadi dua yaitu investasi pada aset
keuangan dan aset rill. Aset keuangan contohnya ekuitas, hutang, sukuk,
derivatif, sekuritisasi aset, reksadana. Pada aset rill contohnya pabrik,
perdagangan, properti dan komoditas. Investasi pada aset keuangan dapat
dilakukan di pasar uang dan atau pasar modal. Pasar uang dilakukan oleh
lembaga keuangan seperti Bank dengan jangka waktu pendek dibawah
satu tahun. Sedangkan pasar modal pelakunya adalah Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan waktu jangka panjang lebih dari satu tahun.
2. Pasar Modal Syariah
a. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal adalah mekanisme transaksi jual beli efek antara
penjual dan pembeli (individu, korporasi dan pemerintah).4 Peran
Pasar modal sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Dengan
adanya pasar modal (capital Market), investor sebagai pihak yang
memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada
berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return).
Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-
proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan
3Yuke Rahmawati, Mengenal Prinsip-Prinsip Investasi Keuangan dalam Islam, artikel
di akses pada 6 Maret 2016 dari www.academia.edu 4 Bursa Efek Indonesia, Pengantar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia,
Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 pada 20 September 2014 (Jakarta: OJK, 2014)
22
dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya serta pemerintah
dapat membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan
kegiatan perekonomian Negara dan kemakmuran masyarakat luas.5
Masuk dalam definisi Pasar Modal Syariah, Pasar Modal Syariah
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek
syariah perusahaan publik, berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua
produk dan mekanisme operasionalnya berjalan sesuai dengan prinsip
syariah.6
Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan pada efek
yang diterbitkan oleh perusahaan publik, serta lembaga profesi yang
berkaitan dengan efek tetapi tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.7
Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang
terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan. Secara umum
kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar
modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus
Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
5 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 61 6 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
hlm.62. 7 OJK, Konsep Dasar Pasar Modal Syariah, diakses pada 21 April 2016 dari
http://www. ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspx
23
b. Instrumen Pasar Modal Syariah
Intrumen pasar modal syariah atau disebut dengan produk dari
pasar modal syariah antara lain berupa surat berharga atau efek.
Instrumen pasar modal syariah dikelompokkan ke dalam tiga kategori
sebagai berikut;8
2. Sekuritisasi aset atau proyek aset yang merupakan bukti
penyertaan, baik dalam penyertaan musyarakah (partnership).
Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap (fixed
capital) dengan hak pengelolaan, mengawasi manajemen, dan hak
suara dalam mengambil keputusan. Penyertaan mudharabah adalah
mewakili modal kerja dengan hak atas modal dan keuangan itu
tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau hak pengelolaan.
3. Sekuritisasi hutang atau emisi surat hutang yang timbul atas jual
beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan.
4. Sekuritisasi modal. Merupakan emisi surat berharga perusahaan
emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah yang
berbentuk saham.
Adapun efek syariah yang dapat diperdagangkan menurut fatwa
DSN-MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 adalah sebagai berikut.
1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa
Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK
8 DSN-MUI, Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, Jakarta: DSN-MUI, 2003.
24
EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan
Prinsip-prinsip Syariah.
2. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan
tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.
3. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan
Prinsip Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang
Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.
4. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad
antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal)
dengan Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi
sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi
sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.
5. Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh
kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolio-nya terdiri
dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli
pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi
yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus
25
kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip
Syariah.
6. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas
suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan
Prinsip-prinsip syariah.
Pada pasar modal syariah instrumen atau produk pasar modal
syariah masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
pada tahun 2007. Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek
yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau Pihak yang disetujui
Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi dalam
menempatkan dan mengelola dana pada portofolio Efek Syariah.
Emiten yang dapat masuk ke Daftar Efek Syariah (DES) harus
melalui proses screening selama periode enam bulan sekali, efektifnya
pada tanggal 1 Juni dan 1 Desember. Kriteria screening emiten sebagai
berikut:9
1) Tidak melakukan kegiatan perjudian dan sejenisnya
2) Tidak termasuk perdagangan yang dilarang
3) Tidak ada jasa keuangan ribawi
4) Tidak melakukan jual beli risiko yang mengandung unsur
ketidakpastian (gharar) dan atau judi (maisir)
5) Bebas dari produksi atau distribusi barang haram
9 Bursa Efek Indonesia, Pengantar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia,
Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 pada 20 September 2014 (Jakarta: OJK, 2014)
26
6) Tidak ada transaksi suap
7) Hutang berbasis bunga dibanding total aset harus kurang dari 45%
8) Pendapatan non-halal dibanding total pendapatan hanya boleh
dibawah 10%
B. Saham Syariah, Indeks dan Harga Saham
1. Saham Syariah
a. Pengertian Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti
penyertaan modal kepada perusahaan, dan dengan bukti penyertaan
tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari
usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak
bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai
kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka
secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.10
Adapun yang dimaksud dengan saham syariah adalah kegiatan
investasi berupa penyertaan modal yang dilakukan ke dalam
10OJK, Pasar Modal Syariah, diakses pada 7 Maret 2016 dari http://www.ojk.go.id/id
/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspx
27
perusahaan-perusahaan dan dalam kegiatannya tidak melanggar prinsip
syariah.11
b. Kriteria Emiten Saham Syariah
Tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan
Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham
dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh:
I. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
II. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah
sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak
melakukan kegiatan usaha:
a) Perjudian dan permainan yang tergolong judi;
b) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa;
c) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
d) Bank berbasis bunga;
11Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2012), hlm. 44
28
e) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
f) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian
(gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi
konvensional;
g) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan
dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya
(haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena
zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI;
dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat;
h) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap
(risywah);
2) Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas
tidak lebih dari 45%, dan
3) Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total
pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
2. Indeks Saham Syariah
Indeks saham merupakan instrumen yang digunakan sebagai
indikator dari pergerakan harga dan kinerja saham atau sekumpulan
saham. Di Indonesia usaha untuk melakukan investasi pada saham syariah
merujuk pada indeks syariah. BEI meluncurkan dua indeks harga saham
syariah yaitu, ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) diluncurkan pada
tanggal 12 Mei 2011 dan JII (Jakarta Islamic Index) diluncurkan tahun
29
2000. ISSI merupakan kumpulan saham syariah dari seluruh sektor yang
tercatat di BEI. Sedangkan JII merupakan kumpulan 30 saham syariah
yang kapitalisasi pasar dan likuiditasnya terbesar.
Emiten yang akan masuk pada Indeks Saham Syariah Indonesia akan
melewati proses seleksi selama enam bulan sekali. Proses seleksi
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berikut merupakan garis
besar proses seleksi emiten:12
1) Tidak melakukan kegiatan usaha yang dilarang secara syariah dan
tercatat di BEI
2) Rasio Utang berbasis Bunga dibandingkan total aset ≤ 45%
3) Rasio pendapatan Non Halal terhadap Total Pendapatan ≤ 10%
3. Harga saham Syariah
Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti
penyertaan atau kepemilikan suatu perusahaan. Selain itu harga saham
merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan
pengelolaan aset.
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan
diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Secara umun harga saham
diperoleh untuk menghitung nilai sahamnya. Harga saham juga dapat
mencerminkan informasi yang mengalir ke bursa efek. Maka harga saham
cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli dan penjual.13
12 Bursa Efek Indonesia, Pengantar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia,
Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 pada 20 September 2014 (Jakarta: OJK, 2014) 13 Panji Anoraga dan Piki Pakarti, Pengantar Pasar Modal, ed revisi (Semarang:
Rineka Cipta, 2001) hlm.100
30
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa harga saham pada
umunya merupakan nilai yang dibentuk dari interaksi para penjual dan
pembeli saham sesuai dengan kesepakatan pada pasar modal di Bursa
Efek. Sedangkan harga saham syariah adalah nilai saham suatu emiten
yang telah terdaftar di Daftar Efek Syariah serta disepakati oleh penjual
dan pembeli.
Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:14
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham dan diterapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya
harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal
biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini menerapkan pada waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya diterapkan oleh
penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
c. Harga Pasar
Harga jual dari investor yang satu dengan investor lain. Harga ini
terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini
tidak lagi melibatkan emiten, harga ini disebut sebagai harga di pasar
14 Sawidji widioatmodjo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar,
(Jakarta: Yayasan Mpu Ajar Artha, 2000) hlm. 46
31
sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil
sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.
Harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu,
ditentukan oleh pelaku pasar berupa permintaan dan penawaran saham
yang bersangkutan. Di sisi lain harga saham terbentuk oleh beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham yaitu;15 kondisi fundamental emiten, tingkat suku bunga, valuta
asing, dana asing dibursa, indeks harga saham serta yang terakhir news
dan rumors.
C. Analisis Penilaian Harga Saham
Pada dasarnya untuk menilai harga saham emiten layak dibeli atau tidak
dapat dilihat dari tujuan seorang investor. Jika sesorang memiliki saham suatu
perusahaan, maka dia mengharapkan akan memperoleh keuntungan dari
saham tersebut. Keuntungan yang diharapkan dari pemilikan suatu saham ada
dua macam, yakni bisa dari pendapatan dividen (dividen Earning) maupun
capital gain.
Strategi aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya bisa
menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu pendekatan analisis
teknikal dan pendekatan analisis fundamental. analisa teknikal adalah teknik
untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham
15 Ali Arifin, Membaca Saham, (Yogyakarta: Andi, 2004) hlm.116
32
lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan
volume.16 Menurut (Meyer 1989) analisis teknikal merupakan studi terhadap
suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan
penawaran. Analisis ini sebagai salah satu indikator dan patokan untuk
keputusan membeli atau menjual saham (trading rules).
Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu
saham dengan berdasarkan pada data-data yang ada diperusahaan. Tujuan dari
analisis ini yaitu memperkirakan harga saham di masa yang akan datang
dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental serta menetapkan
hubungan variabel-variabel tersebut untuk memperoleh harga saham.17 Dalam
analisis fundamental ada tiga bentuk analisis untuk penilaian saham. Pertama
analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi, analisis ini bertujuan untuk
membuat keputusan alokasi penginvestasian dana dimana saja, di dalam
negeri atau di luar negeri dan dalam bentuk apa saja, berupa saham, obligasi
ataupun kas. Kedua, analisasi industri dengan tujuan jenis-jenis industri mana
saja yang menguntungkan dan mana yang tidak berprospek baik. Ketiga,
analisis perusahaan bertujuan untuk menentukan perusahaan-perusahaan mana
dalam industri terpilih yang berprospek baik.18 Dalam penelitian ini
menggunakan analisis perusahaan dengan melihat kinerja keuangan
perusahaan dalam industri atau sektor yang telah ditentukan.
16 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm.392. 17 William F. Sharpe, Investasi, Edisi ke-6, Jilid 1, (Jakarta: PT. INDEKS Kelompok
Gramedia, 2005), hlm.11. 18 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 338.
33
1. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Analsis keuangan merupakan suatu penilaian terhadap kinerja
perusahaan pada waktu yang lalu dan prospek pada masa datang. Melalui
analisis keuangan diharapkan dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan (Financial Steatment).19 Analisis keuangan diperlukan oleh
berbagai pihak, seperti para pemegang saham atau investor, kreditor, dan
para manajer karena melalui hasil analisis keuangan ini mereka akan lebih
mengetahui posisi perusahaan bersangkutan daripada perusahaan lainnya
dalam satu kelompok industri. Hal ini sangat penting bagi para pemegang
dan calon pemegang saham untuk menaruh perhatian utama pada tingkat
keuntungan, karena tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga
saham-saham yang mereka miliki. Disamping tingkat keuntungan, para
pemegang dan calon pemegang saham juga berkepentingan dengan tingkat
likuiditas, aktivitas serta leverage sebagai faktor lain dalam penilaian
kelanjutan hidup perusahaan serta proyeksi terhadap distribusi income
pada masa-masa yang akan datang.20
Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan
dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan
kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan
mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang
waktu. Analisa laporan keuangan perusahaan merupakan perhitungan
19 Moeljadi, Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid
1,(Malang: Bayumedia Publishing, 2006), hlm. 43. 20 Ibid, hlm 38.
34
rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan masa lalu, saat ini,
dan kemungkinan di masa depan. Analisa dengan menggunakan rasio
merupakan hal yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan
memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.21
2. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat
penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan
perusahaan.22
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan
antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga
kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok
berikut:23
1. Rasio likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi (dalam jangka
21 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan: konsep aplikasi dalam
Perencanaan, Pengawasan dan pengambilan keputusan, Edisi Baru, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007), hlm.37. 22 Sofyan S.H, Analiis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
hlm. 297 23 Budi Rahardjo, Laporan Keuangan Perusahaan: membaca, memehami dan
menganalisis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003), hlm. 120.
35
pendek atau satu tahun terhitung sejak tanggal Neraca dibuat). Contoh
dari rasio likuiditas yaitu: rasio lancar, rasio cepat.
2. Rasio solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya (baik jangka pendek maupun jangka panjang),
apabila perusahaan saat itu dilikuidasi. Rasio solvabilitas sering
dikenal sebagai Leverage Ratios yang mengukur kontribusi pemilik
(pemodal atau pemegang saham) dibandingkan dengan dana yang
berasal dari kreditor. Rasio solvabilitas antara lain: Debt to Assets
Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER),
3. Rasio Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mengasilkan
keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya.
Rasio ini sering juga dikelompokkan dengan profitabilitas atau
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan
barang atau jasa yang diproduksinya. Contoh dari rasio ini adalah
Return on Total Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Return on
Capital Employed (ROCE), Return On Common Equity, Economic
Value Added (EVA), Value Added Ratio (VAR), Gross Profit Margin,
Operating Profit Margin, Net Profit Margin.
4. Rasio Aktivitas, menunjukkan tingkat aktivitas atau efisiensi
penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca
perusahaan. Semakin tinggi perputarannya semakin aktif aktiva yang
bersangkutan. Contoh rasio aktivitas yaitu: Receivables turnover ratio,
Average Collection Period Ratio, Inventory Turnover, Average Sale
Period, Working Capital Turnover.
36
5. Rasio Investasi, menunjukkan tingkat imbalan dari dana yang
ditanamkan atau diinvestasikan ke dalam perusahaan. Rasio investasi
ini biasanya diperlukan dan digunakan oleh para pemegang saham atau
pun calon investor dan kreditor. Contoh rasio ini yaitu: Earning Per
Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS), Price Earning ratio
(PER), Dividen Payout Ratio, Dividen Yield Ratio, Cash Flow Per
Share, Market Value Added.
Dari sekian banyaknya rasio dalam kinerja keuangan suatu
perusahaan, peneliti hanya mengambil beberapa rasio saja. Hal ini
dikarenakan pertama, terlalu banyak rasio kinerja keuangan sehingga
peneliti tidak mungkin meneliti semua rasio dalam waktu singkat
pembuatan skripsi. Kedua, beberapa variabel yang diambil peneliti, telah
dilakukan uji dalam studi empiris sebelumnya dalam bentuk skripsi, tesis
maupun jurnal. Yang menjelaskan bahwa variabel dibawah ini adalah
variabel secara konstan berpengaruh secara positif maupun negatif
terhadap harga saham syariah, lalu digabung dengan variabel-variabel
yang signifikan dan diambil beberapa untuk dijadikan penelitian.
3. Variabel kinerja keuangan emiten
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang atas modal. DER
mencerminkan sumber pendanaan perusahaan baik dari pihak luar
maupun internal. Rasio ini mengukur seberapa banyak sumber
pendanaan untuk aktiva perusahaan yang bersumber dari internal
37
maupun eksternal. Debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan
semakin besar sumber dana yang diambil dari pihak luar.
Dalam hal ini, ketika penggunaan utang atau dana eksternal
untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan mengalami
kenaikan, maka semakin banyak penggunaan biaya tetap (jangka
panjang) yang dibutuhkan perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan
laba operasional semakin kecil, karena digunakan untuk menutup
biaya jangka panjang dan beban bunganya. Hal ini menjelaskan bahwa
semakin tinggi DER akan menyebabkan meningkatnya nilai utang
yang berakibat pada penurunan laba bersih dan pada akhirnya akan
mengurangi laba yang diterima oleh pemegang saham.24
Rumus matematis untuk menghitung rasio hutang atas modal
atau Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut:
𝐷𝐸𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙/ 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘
2. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan bagian dari rasio profitabilitas
yang mengukur seberapa jauh perusahaan mendapatkan laba dari
kegiatan opersaionalnya. NPM juga mengukur keberhasilan sebuah
manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Lukman
syamsuddin, Net profit margin adalah rasio antara laba bersih (Net
24 Ken & Isnurhadi, Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran total aktiva,
DER, ROE dan EPS terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi yang terdaftar di BEI Periode 2007-2011, Jurnal Manajemen & Bisnis
Sriwijaya, Vol 11, No 4, (Desember, 2013), hlm.2
38
Profit) yaitu, penjualan yang sudah dikurangi dengan seluruh biaya
termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Jika Semakin tinggi
NPM, maka semakin baik operasi suatu perusahaan.25 Adapun rumus
matematis untuk menghitung nilai NPM adalah sebagai berikut:
𝑁𝑃𝑀 (%) =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi fluktuasi harga
saham adalah NPM. Karena ketika investor melihat laba dari kegiatan
operasional suatu perusahaan, maka investor akan mengetahui berapa
banyak dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham.
Semakin besar dividen yang akan dibagikan dari hasil laba bersih
perusahaan, semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut, dan hal ini tercermin dalam besar
kecilnya harga saham.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Net
Profit Margin mempengaruhi secara positif atau searah dengan naik
turunnya harga saham suatu emiten. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Mulyono, Bahwa ketika laba meningkat maka
harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun maka
harga saham ikut juga menurun.26
25 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), hlm. 62 26 Mulyono, Manajemen Bisnis Logistik, (Yogyakarta: BPFE YOGYAKARTA, 2000)
hlm. 89.
39
3. Earning Per Share (EPS)
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam
analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal
sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS pada suatu
perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan kepada semua pemegang saham.27 Besarnya EPS dapat
dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi
perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS perusahaan adalah sebagai
berikut:
𝐸𝑃𝑆 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan
akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba
per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat.28
4. Book Value Per Share (BVPS)
Book Value Per Share (BVPS) menunjukkan suatu “approximate
value” atau perkiraan nilai (tidak pasti) dari setiap lembar saham biasa
yang didasarkan atas asumsi bahwa semua asset perusahaan dapat
27 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 373 28 Weston & Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan 1, (Jakarta: Erlangga, 2001)
hlm. 26.
40
dilikuidir menurut nilai bukunya. Nilai buku yang dimaksudkan di sini
adalah nilai akunting, yaitu nilai yang dicatat berdasarkan sistem
akuntansi dan nampak di dalam saham biasa akan menerima uang
sejumlah nilai buku dari setiap lembar saham, apabila aktiva
perusahaan dijual dan setelah terlebih dahulu melunasi semua utang-
utang nya.
Nilai buku per saham dihitung sebagai berikut:
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠′𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔
Rasio harga pasar saham terhadap nilai buku memberikan
indikasi lain tentang bagaimana investor memandang perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas yang relatif
tinggi biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi dari nilai
bukunya, dibanding dengan perusahaan dengan tingkat pengembalian
yang rendah. Untuk menghitung rasio ini, pertama kali kita harus
menghitung nilai buku per lembar sahamnya. Nilai buku per lembar
saham adalah total ekuitas saham biasa dibagi dengan jumlah saham
biasa yang beredar.29
Book Value per Share (BVPS) merupakan salah satu rasio pasar
yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap
nilai bukunya (Ang, 1997). Book Value per Share (BVPS) ditunjukkan
dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung
29 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004)
hlm. 39.
41
sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham
yang beredar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan
mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Book Value per
Share (BVPS) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham (Ang, 1997).
Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
bursa. Semakin kecil nilai Book Value per Share (BVpS) maka harga
dari suatu saham dianggap semakin murah (Budi leksmana dan
Gunawan, 2003).
Perusahaan yang mengalami keuntungan sering mempunyai nilai
buku bersih rendah meskipun penghasilannya cukup besar. Perusahaan
yang tidak begitu menguntungkan, nilai buku sahamnya biasanya
tinggi tetapi keuntungan yang diperoleh rendah; harga pasar dari
saham perusahaan tersebut biasanya lebih rendah dari nilai buku.
42
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Model Persamaan Uji F Uji t Uji Koefisien
Determinasi
Hasil dan
Pembahasan
Variabel Rasio
Keuangan Emiten
Uji Asumsi Klasik
TEORI
Harga Saham Syariah (Y)
DER (X1) EPS (X3) BVPS (X4) NPM (X2)
Uji Regresi Data Panel
Uji Chow Fixed Effect Common
Effect
Uji Hipotesis
Uji Hausman Random Effect Fixed Effect
43
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Studi terdahulu membantu peneliti untuk mendeskripsikan hasil
penelusuran penulis terhadap penelitian terdahulu yang serumpun mengenai
harga saham maupun kinerja emiten yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1
Studi Terdahulu
NO Judul Objek dan Hasil
Penelitian
Distingsi
1. Maris Akfalia,
tahun 2011 (skripsi
Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas
Syariah dan Hukum,
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
Pengaruh Faktor
Fundamental
Perusahaan terhadap
Beta Saham
Syariah. (Studi pada
Jakarta Islamic
Index Tahun 2004-
2010)
Variabel yang paling
dominan mempengaruhi
Beta Saham syariah
adalah Return On Equity
(ROE), dan Price
Earning Ratio (PER),
DER dan EPS pengaruh
yang signifikan secara
simultan terhadap
Perkembangan Beta
saham syariah periode
2004-2010. Saham-
sahamnya pada
perusahaan yang ada di
JII (ANTM, INCO,
INTP, KLBF, PTBA,
TLKM, UNVR) dengan
metode OLS
Namun secara parsial
hanya variabel ROE,
PER berpengaruh
signifikan terhadap Beta
saham Syariah.
Perbedaan: variabel
dependen yang
digunakan beta
saham syariah
sedangkan peneliti
menggunakan harga
saham syariah
individu perusahaan,
rentang waktu dan
objek perusahaan
Persamaan:
beberapa variabel
yang digunakan ada
yang sama yaitu
Debt To Equity
Ratio, dan Earning
Per Share. Serta
salah satu metode
yang digunakan
yaitu OLS.
2. Erik Mahfud
Fathoni, Tahun
2014 (skripsi
Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas
Faktor fundamental
dengan variabel BVS,
EPS, dan PBV
berpengaruh secara
signifikan terhadap harga
Perbedaan: objek
penelitian yang
digunakan peneliti
adalah perusahaan
Sektor Infrastruktur,
44
Syariah dan Hukum,
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
Pengaruh Faktor-
Faktor Fundamental
terhadap Harga
Saham Syariah
Sektor Consumer
Goods Di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2011-2013
saham syariah sektor
Consumer Goods,
sedangkan variabel lain
ROA dan ROE secara
parsial tidak berpengaruh
secara signifikan.
Penelitian ini
menggunakan tiga
perusahaan sektor
Consumer Goods dengan
metode Uji Chow,
Haussman serta Uji
Regresi Berganda.
Utilitas dan
Transportasi.
Variabel yang
digunakan tidak
sebanyak yang
peneliti gunakan dari
internal perusahaan
Persamaan: metode
yang digunakan
salah satunya sama
yaitu dengan uji
regresi berganda.
3. Mutdiyanti, tahun
2013 (Skripsi
Fakultas Ekonomi
Universitas
Pasundan
Bandung). Pengaruh
Price To Book
Value, Earning Per
Share, Return on
Asset dan Debt to
Equity Ratio
terhadap Harga
Saham. (Studi
Perusahaan Indeks
LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek
Indoneisa.
Penelitian menggunakan
metode Regresi Liniear
berganda. Hasil
penelitiannya yaitu
Variabel Price to Book
Value (PBV), Earning
Per Share (EPS), Return
On Asset (ROA) dan
Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki
hubungan yang positif
dan signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan
secara parsial hanya
variabel Earning Per
Share (EPS) yang
mempengaruhi secara
signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan
Indeks LQ45 di BEI.
Perbedaan: variabel
yang ada pada
peneliti tidak
menggunakan
Return on Asset.
Objek penelitian
yang di gunakan
berbeda. Metode
analisis data yang
digunakan tidak
menggunakan
regresi linear
berganda, tetapi
memakai pool least
square.
Persamaan:
Terletak pada
beberapa variabel
yang digunakan EPS
dan DER. Variabel
Independen yang
digunakan sama
yaitu menggunakan
harga saham syariah.
4. Al-Muntasir, Tahun
2015 (Jurnal Buletin
Ekonomi Moneter
Menganalisis dampak
perubahan dari NFP
terhadap volatilitas pasar
Perbedaan:
Variabel independen
yang digunakan
45
dan Perbankan, Vol
17, No.4) Cross
Border Portofolio
Investment and The
Volatility of Stock
Market Index and
Rupiah’s Rate.
modal (IHSG &
IDR/USD), Terdapat
hubungan kointegrasi
dan dinamis antara
perubahan aliran modal
asing, pergerakan IHSG
dan nilai tuka IDR/USD.
Tetapi tidak ditemukan
hubungan kausal antara
ketiganya. Peneliti
menggunakan
pendekatan multivariate
VAR dan VECM
volatilitas pasar
modal sedangkan
peneliti
menggunakan harga
saham syariah.
Variabel dependen
yang digunakan
adalah NFP berbeda
dengan peneliti yang
menggunakan DER,
NPM, EPS, BVPS.
Serta metode
analisis yang
digunakan VECM
berbeda dengan
peneliti, yaitu
menggunakan Data
Panel.
Persamaan:
menggunakan teori
tentang Saham pada
portofolio
5. Achmad
Fachruddin, Tahun
2006 (Tesis
Universitas
Indonesia) Analisis
efisiensi pasar pada
saham-saham yang
tergabung dalam JII
Penelitian terfokus pada
pengamatan reaksi pasar
terhadap pengumuman
laporan keungan tahunan
yang dikeluarkan emiten.
Penelitian ini
menggunakan metode
event study dan market
model. Pengujian data
dengan menggunakan t-
test. Penelitian ini
dilakukan pasa tahun
2006 berlokasi di pasar
modal. Peneliti
menggunakan
pendekatan teori pasar
pada posisi bersaing.
Dan informasi kepada
Perbedaan:
Variabel yang
digunakan yaitu
reaksi pasar. Metode
yang digunakan
adalah metode event
study sedangkan
peneliti
menggunakan
metode Pool Least
Square. Periode
yang digunakan
berbeda yaitu 2011-
2015.
Persamaan: objek
variabel yang
digunakan adalah
saham-saham
46
investor harus relevant,
reliable, tepat waktu dan
hemat. Dan peneliti juga
fokus kepada adanya
akuntasi untuk
memperbaiki pasar
sekuritas.
Syariah.
6. Irfan Syauqi Beik &
Sri Wulan
Fatmawati, Al-
Iqtishad, Tahun
2014 (Jurnal Ilmu
Ekonomi Syariah,
Vol VI, No. 2)
Pengaruh Indeks
Harga Saham
Syariah
Internasional dan
Variabel
Makroekonomi
terhadap Jakarta
Islamic Indeks (JII).
Penelitian ini
menggunakan metode
Vector Error Correction
Model (VECM), dengan
data runtut waktu
bulanan dari Januari
2007 sampai dengan
Oktober 2012. Hasil
Studi Menunjukkan
bahwa JII dipengaruhi
secara positif dan
signifikan oleh DJIEU,
DJIMY dan IPI, serta
dipengaruhi secara
negative dan signifikan
oleh DJIJP, IMUS, M2
dan SBIS. JII paling
cepat mencapai
kestabilan ketika
merespon guncangan
terhadap jumlah uang
yang beredar (M2).
Penelitian ini
merekomendasikan
penguatan koordinasi
otoritas moneter dengan
otoritas jasa keuangan,
penguatan sektor rill,
penguatan upaya
meminimalisir pengaruh
bunga terhadap pasar
keuangan syariah, dan
perlu dibangunnya
Perbedaan: objek
penelitian yang
digunakan yaitu
Indeks Saham
Syariah Indonesia
sedangkan peneliti
yang digunakan
adalah Harga Saham
Syariah. Variabel
independen yang
digunakan berbeda.
Persamaan:
menggunakan objek
yang sama yaitu,
Saham Syariah dan
menganalisis tentang
pengaruh saham
syariah
47
system peringatan dini
untuk mengantisipasi
krisis keuangan. Hasil
analisis VECM
menunjukkan bahwa
pada jangka pendek
hanya DJIJP dan IPI
yang mempengaruhi JII
secara signifikan.
Sedangkan pada jangka
panjang. DJIEU, DJIMY
dan IPI memiliki
hubungan positif secara
signifikan terhadap JII.
Adapun DJIJP, IMUS,
M2 dan SBIS memiliki
hubungan yang negative
signifikan terhadap JII.
Sementara itu, CPI, BI
Rate dan ER tidak
memiliki hubungan yang
signifikan dengan JII.
7. Herni Ali,
Signifikan, Tahun
2014 ( Jurnal
Ekonomi Islam
Vol.3 No.2)
Analisis Pengaruh
Faktor Variabel
Makroekonomi
terhadap Jakarta
Islamic Index (JII)
Periode 2010-2013
Penelitian ini menguji
hubungan kointegrasi
dan kausalitas antara
tingkat Nilai Tukar
Rupiah, PDB, suku
bunga BI dan inflasi
terhadap Pasar Modal
Syariah. Variabel yang
memiliki hubungan
positif terhadap JII
adalah nilai tukar rupiah
terhadap dollar, PDB.
Sedangkan variabel suku
bunga BI berpengaruh
negative terhadap JII
terutama suku bunga
deposito.
Perbedaan: objek
variabel dependen
yang digunakan
yaitu JII bukan
Harga saham
Syariah. Variabel
independen yang
digunakan pada
peneliti tidak
menggunakan
variabel
makroekonomi.
Berbeda dengan
penulis
menggunakan rasio
keuangan emiten.
Persamaan:
penelitian ini sama-
48
sama mencari
pengaruh terhadap
suatu saham syariah
pada emiten yang
terdaftar dalam
indeks syariah.
8. Alvin Febianto,
tahun 2015 (Skripsi
Fakultas Syariah
dan Hukum UIN
Syarief
Hidayatullah
Jakarta). Pengaruh
Return On Asset,
Current Ratio, Debt
To Equity Ratio,
Dividen, Laba
Bersih dan Dividen
Payout Ratio
terhadap Harga
Saham Syariah pada
Perusahaan yang
terdaftar di Jakarta
Islamic Index
Periode 2009-2014.
Penelitian ini menguji
pengaruh ROA, CR,
DER, dividen, laba
bersih dan DPR terhadap
harga saham pada
perusahaan JII tahun
2009-2014. Model yang
digunakan yaitu regresi
data panel dengan fixed
effect model. Hasil
penelitiannya dengan
nilai R-square 68,95%,
variabel bebas dari ROA,
CR, DER, dividen, laba
bersih dan DPR secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham. Secara parsial
variabel yang
berpengaruh signifikan
yaitu rasio DER dan
DPR. Sedangkan
variabel yang tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
yaitu: ROA, CR,
Dividen, Laba bersih.
Perbedaan: variabel
independen yang
digunakan dalam
penelitian hanya
empat variable yaitu
DER, NPM, EPS,
BVPS dan tidak
menggunakan
variabel ROA, CR
dividen, laba bersih
dan DPR. Objek
penelitian yang
diambil bukan
saham JII tetapi
menggunakan ISSI.
Begitupun dengan
periode penelitian
yang disajikan.
Persamaan: hanya
variabel DER yang
sama digunakan
dalam penelitan.
Variabel independen
yang digunakan
yaitu harga saham
syariah. Serta model
yang digunakan
menggunakan model
regresi data panel.
49
F. Hipotesis
Variabel dependen yang digunakan dalam menyusun hipotesis yaitu
sebagai berikut:
Y : Harga saham syariah
Sedangkan variabel bebas (independen) yang mempengaruhi variabel
dependennya yaitu:
X1 : Debt to Equity Ratio (DER)
X2 : Net Profit Margin (NPM)
X3 : Earning Per Share (EPS)
X4 : Book Value per Share (BVPS)
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Simultan
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama)
antara variabel independen (DER, NPM, EPS, BVPS) terhadap harga
saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Ha : terdapat pengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) antara
variabel independen (DER, NPM, EPS, BVPS) terhadap harga saham
syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
2. Hipotesis Parsial
a) Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap harga saham syariah sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi.
50
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap harga saham syariah sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi.
b) Variabel Net Profit Margin (NPM)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Net
Profit Margin (NPM) terhadap harga saham syariah sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Net Profit
Margin (NPM) terhadap harga saham syariah sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi.
c) Variabel Earning Per Share (EPS)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Earning
Per Share (EPS) terhadap harga saham syariah sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi.
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Earning Per
Share (EPS) terhadap harga saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas
dan Transportasi.
d) Variabel Book Value per Share (BVPS)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Book
Value per Share (BVPS) terhadap harga saham syariah sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
51
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Book Value
per Share (BVPS) terhadap harga saham syariah sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi.
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian explanation atau penelitian
penjelasan. Penelitian explanation merupakan penelitian yang lebih luas dari
deskriptif, yaitu memberikan berupa alasan-alasan (mengapa dan bagaimana)
terhadap suatu fenomena berdasarkan pada teori dan hipotesis.1
Selain itu, penelitian ini juga merupakan Prediction research atau
penelitian untuk perkiraan. Penelitian ini lebih lanjut dari sekedar mencari
penjelasan, karena penelitian perkiraan menentukan kecenderungan terhadap
fenomena atau kondisi yang mungkin dapat terjadi di waktu yang berbeda.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode deduktif yang dimulai
dengan ide-ide abstrak. Menggunakan pandangan teknokratik dan mengikuti
alur penelitian linier, diikuti dengan prosedur pengukuran, dan diakhiri dengan
data empiris yang mewakili ide-ide abstrak.2 Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang
menerbitkan dan bersifat siap pakai.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan data runtut waktu (Time Series), dari tahun
kuartal I tahun 2011 sampe dengan kuartal IV 2015 dari variabel Independen
1Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Hlm 27 2 Ibid. hlm. 34.
53
dan dependen. Data ini juga menggunakan data silang (Cross Section) yaitu,
hasil pengamatan terhadap banyak objek pada satu periode waktu tertentu.
Peneliti menggunakan beberapa objek berupa perusahaan saham syariah pada
sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Ruang lingkup data pada penelitian ini secara lebih jelas adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini menganalisis tentang fluktuasi Harga saham syariah emiten
variabel dependen.
2. Variabel independennya menggunakan kinerja keuangan emiten yaitu,
(Debt to Equity Ratio) DER, (Net Profit Margin) NPM, (Earning per
Share) EPS, (Book Value per Share) BVPS.
3. Objek penelitian ini menggunakan emiten yang telah terdaftar dalam ISSI
(Indeks Saham Syariah Indonesia)
4. Objek emiten yang digunakan yaitu emiten pada sektor Infrastruktur,
Utilitas dan transportasi.
5. Periode yang diteliti yaitu dari kuartal I 2011 sampai dengan kuartal IV
2015.
C. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi memiliki pengertian sebagai seluruh kumpulan elemen
(orang, kejadian, produk) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa
kesimpulan. Populasi bisa disebut sebagai totalitas subjek penelitian.3
3 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), hlm.27.
54
Populasi data yang digunakan dalam penelitian yaitu saham-saham emiten
sektor Infrastruktur, Utilitasn dan Transportasi yang terdaftar pada Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode 2011 sampai dengan
2015. Populasi data penelitian ini sebanyak 29 emiten.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil atau ditentukan
berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu. Sampel dalam penelitian ini
yaitu saham-saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitasn dan Transportasi
secara konsisten berada pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
selama periode 2011 sampai dengan 2015. Selain itu saham emiten yang
memiliki tingkat solvabilitas dan profitabilitas yang positif serta data yang
dibutuhkan peneliti telah tersedia. Sampel dalam penelitian ini didapatkan
sebanyak 5 (lima) emiten.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penentuan Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Sampling
Purposive atau sampel yang memiliki tujuan untuk memahami informasi
tertentu pada sumber tertentu. Sampel ini dapat dikelompokkan menjadi
sampel keputusan (judgement) yang memilih anggota-anggota sampel
yang sesuai dengan beberapa kriteria tertentu atas dasar catatan yang lalu
atau tujuan penelitian yang ingin dicapai.4
Selain itu teknik Sampling Purposive merupakan teknik penarikan
sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap
4 Ibid,28.
55
elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah dari
penelitian.5 Tujuannya untuk mendapatkan data sampel yang terkualifikasi
atau sesuai dengan karakter sebagai berikut:
1. Saham emiten sektor Infrastruktu, Utilitas dan Transportasi yang
terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
2. Emiten tersebut secara berturut-turut terdaftar di ISSI selama periode
2011 sampai dengan 2015.
3. Emiten memiliki tingkat solvabilitas dan profitabilitas yang positif
selama periode 2011 sampai dengan 2015
4. Emiten memiliki data yang dibutuhkan serta dipublikasin sehingga
mudah didapatkan oleh peneliti.
Dari Populasi emiten yang ada maka peneliti menyeleksi emiten
saham syariah yang telah sesuai dengan kriteria diatas. Diperoleh (lima) 5
Emiten yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Berikut sampel
emiten dalam penelitian ini:
Tabel 3.1
No Kode Saham Nama Emiten
1 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
2 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
3 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
4 MBSS Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk
5 RAJA Rukun Raharja Tbk
5 Hendri & Abrista, Metodologi penelitian Ekonomi Islam, (Bekasi: Gramata
Publishing, 2013), hlm. 117
56
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel terikat atau dapat disebut variabel dependen adalah variabel
yang dipengaruhi (respon) atau variabel yang nilainya tergantung oleh
perubahan variabel yang lain. Dalam penelitian ini variabel dependenya
adalah harga saham syariah.
Harga Saham Syariah (Y)
Harga saham syariah merupakan nilai yang dibentuk dari interaksi
para penjual dan pembeli saham suatu emiten yang telah terdaftar di
Daftar Efek Syariah (DES). Harga saham juga dapat mencerminkan
informasi yang mengalir ke bursa efek. Maka harga saham cenderung
dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli dan penjual.6
Harga saham syariah yang diambil dalam penelitian ini dengan
menggunakan harga penutupan (closing Price) akhir periode triwulan.
2. Variabel Independen
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi
(stimulus) atau variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini ada empat variabel independen yang digunakan yaitu:
a. Debt to Equity Ratio (DER) X1
Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang atas modal. DER
mencerminkan sumber pendanaan perusahaan baik dari pihak luar
maupun internal. Rasio ini mengukur seberapa banyak sumber
pendanaan untuk aktiva perusahaan yang bersumber dari internal
6 Panji Anoraga dan Piki Pakarti, Pengantar Pasar Modal, ed revisi (Semarang: Rineka
Cipta, 2001) hlm.100.
57
maupun eksternal. Debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan
semakin besar sumber dana yang diambil dari pihak luar.7
Rumus matematis untuk menghitung rasio hutang atas modal atau
Debt to equity Ratio adalah sebagai berikut:
𝐷𝐸𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙/ 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘
b. Net Profit Margin (NPM) X2
Net Profit Margin adalah mengukur profitabilitas yang berkaitan
dengan penjualan yang dihasilkan, penghasilan bersih penjualan. Net
Profit Margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan
penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan.
Margin ini menunjukan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan
penjualan. NPM yang tinggi dapat menunjukkan kinerja perusahaan
yang bagus karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui
aktivitas penjualannya sehingga saham perusahaan tersebut banyak
diminati investor dan akan menaikkan harga saham perusahaan
tersebut.8
Adapun rumus matematis untuk menghitung nilai NPM adalah
sebagai berikut:
𝑁𝑃𝑀 (%) =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
7 Ken & Isnurhadi, Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran total aktiva,
DER, ROE dan EPS terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi yang terdaftar di BEI Periode 2007-2011, Jurnal Manajemen & Bisnis
Sriwijaya, Vol 11, No 4, (Desember, 2013), hlm.2. 8 Chairunisa & Erna, Pengaruh Net Profit Margin dan Pendapatan Return On Equity
Asset pada Harga Saham Perusahaan yang tercatat di BEI, Proceeding Seminar Nasional &
Call For Papers Vol 3, No 1, 2013. Hlm.4.
58
c. Earning Per Share (EPS) X3
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam
analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal
sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS pada suatu
perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan kepada semua pemegang saham.9 Besarnya EPS dapat
dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi
perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS perusahaan adalah sebagai
berikut:
𝐸𝑃𝑆 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
d. Book Value Per Share (BVPS) X4
Book Value per Share (BVPS) menunjukkan suatu “approximate
value” atau perkiraan nilai (tidak pasti) dari setiap lembar saham biasa
yang didasarkan atas asumsi bahwa semua asset perusahaan dapat
dilikuidir menurut nilai bukunya. Nilai buku yang dimaksudkan di sini
adalah nilai akunting, yaitu nilai yang dicatat berdasarkan sistem
akuntansi dan nampak di dalam saham biasa akan menerima uang
sejumlah nilai buku dari setiap lembar saham, apabila aktiva
perusahaan dijual dan setelah terlebih dahulu melunasi semua utang-
utang nya.10
Nilai buku per saham dihitung sebagai berikut:
9 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 373 10 Weston & Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan 1, (Jakarta: Erlangga, 2001)
hlm. 26.
59
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠′𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔
E. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai.
Data sekunder mampu memberikan informasi dalam pengambilan keuputusan
meskipun dapat diolah lebih lanjut. Keunggulan dari data sekunder itu sendiri
yaitu singkat waktunya, biaya serta prosesnya relatif mudah dan telah
tersedia.11
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah harga saham
beberapa emiten, rasio kinerja keuangan per emiten yaitu: Debt to Equity
Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share (EPS), Book
Value per Share (BVPS). Maka dari itu sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari informasi rasio keuangan emiten yang dipublikasikan pada
website Bursa Efek Indonesia, aplikasi Indo Premier Sekuritas (IPOT
Indonesia), website yahoo finance, serta Otoritas Jasa Keuangan.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan setelah menentukan variabel-variabel,
pemilihan sampel dan membuat persamaan model. Pada tahap ini dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi. Pengujian ini diawali
dengan uji asumsi klasik kemudian dilanjutkan dengan uji regresi data panel
dan diakhiri dengan uji hipotesis. Program (software) yang digunakan untuk
11 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), hlm.19.
60
membantu pengolahan data pada penelitian ini adalah Microsoft Excel 2007
dan Eviews 8.0.
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi serta data yang
diteliti berdistribusi normal.
a. Uji Multikolinearitas
Dalam model regresi diasumsikan tidak memuat hubungan
dependensi linear antarvariabel independen. Jika terjadi hubungan
dependensi linear yang kuat di antara variabel independen maka
dinamakan terjadi problem multikolinearitas. Jika terjadi
multikolinearitas maka nilai standard error dari koefisien menjadi
tidak valid sehingga hasil uji signifikansi koefisien dengan uji t tidak
valid.
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna
atau pasti antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan
model regresi. Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel
bebas lebih besar dari 0.8 berarti terjadi multikolinearitas dalam model
regresi.12
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah variansi dari error
bersifat tetap /konstan (homokedastik) atau berubah-ubah
12 Shochrul R Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hlm. 30.
61
(heterokedastik), deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan
secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari
plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel
independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan
model yang telah diestimasi).13
Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian
heteroskedastisitas, di antaranya yang popular adalah uji White. Pada
uji White, dihitung nilai statistika uji White W= nR2 dengan n
menunjukkan banyak data, sedangkan R2 adalah nilai koefisien
determinasi dari persamaan regresi semua antara residual (sebagai
variabel dependen) dengan variabel-variabel independen.
Dalam uji White dapat memilih opsi no cross term atau opsi
cross term. Setelah itu nilai Obs*R-square harus lebih besar dari nilai
Chi-Square (X2 dengan derajat bebas K). Apabila nilai statistik uji W >
X2k maka tidak terjadi heteroskedastisitas.14
c. Uji Autokorelasi
Uji untuk korelasi serial dapat dilakukan di antaranya dengan
menggunakan uji Durbin Watson (DW). Uji DW digunakan untuk
menguji korelasi serial order 1 dari error dilakukan dengan
menghitung statistik uji DW yang merupakan rasio di antara jumlah
diferensi orde-1 kuadrat dari residual dan jumlah kuadrat dari residual.
13 Dedi Rosadi, Ekonometrika & Analisis Runtut Waktu Terapan, ( Yogyakarta: Andi,
2012), hlm. 53. 14 Ibid, hlm. 75.
62
Uji autokorelasi untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak tidak terjadi
autokorelasi.15
Pada uji Durbin Watson dilihat dari nilai output statistik, setelah
itu untuk melihat autokorelasi ada beberapa kriteria uji Durbin Watson
yaitu:16
1. Nilai Durbin Watson (d) lebih kecil dari dL , d < dL dalam data
terdapat autokorelasi positif.
2. Jika nilai Durbin Watson (4- d) < dL, maka terdapat autokorelasi
negatif.
3. Jika nilai Durbin Watson (4-d) > dU maka tidak terdapat
autokorelasi.
4. Jika nilai Durbin Watson, dL < (4-d) < dU maka pengujian tidak
meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Normalitas
Salah satu asumsi yang sering digunakan di dalam analisis runtut
waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data
mengikuti distribusi normal. Dalam melakukan pengujian kenormalan
dari data maka dapat digunakan metode/ pendekatan grafik dan
pendekatan inferensi statistika dengan uji hipotesis.
15 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19,
(Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011), hlm.110. 16 Ibid., hlm. 122.
63
Pada langkah awal, untuk menentukan model distribusi peluang
yang mungkin cocok untuk data dapat digunakan pendekatan ukuran
numerik (rata-rata, median, modus, skewnes, kurtosis dan lain-lain)
atau menggunakan pendekatan grafis (histogram, estimating density,
empirical cumulative distribution function). Dari pengujian awal ini
dapat dilihat kecocokan sifat-sifat empiris dari data terhadap sifat-sifat
teoritis dari suatu distribusi peluang, yang dalam hal ini yang menjadi
perhatian adalah distribusi normal.17
Uji normalitas pada penelitian ini yang dipergunakan adalah uji
Jarque Bera dengan melihat probability plot dari histogram. Nilai
Jarque Bera yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai tabel
Chi Square. Apabila nilai Chi square lebih kecil dari Jarque Bera
maka distribusi residual persamaan regresi normal.
2. Uji Regresi Data Panel
Penelitian ini menggunakan analisis data panel, data panel
merupakan kombinasi dari data bertipe cross-section dan data time series,
yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan
dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu).
Ada banyak sebutan untuk data panel ini, misalnya data terkelompok
(pooled data), kombinasi berkala (kumpulan data berkala dan tampang
lintang), data mikropanel (mikropanel data), data bujur (longitudinal data
atau studi sekian waktu pada sekelompok objek penelitian), analisis
17 Dedi Rosadi, Ekonometrika & Analisis Runtut Waktu Terapan, ( Yogyakarta: Andi,
2012), hlm. 29.
64
riwayat peristiwa (event history analysis) atau studi sepanjang waktu dari
sekumpulan objek sampai mencapai keberhasilan atau kondisi tertentu).
Kelebihan data panel adalah sebagai berikut:18
1) Data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, Negara,
provinsi dan lain-lain selama beberapa waktu dengan batasan
heterogenetitas dalam setiap unitnya. Teknik estimasi data panel
dapat mengambil heterogentitas tersebut secara eksplisit ke dalam
perhitungan dengan mengizinkan variabel-variabel individunya.
2) Dengan mengombinasikan data berkala dan data tampang lintang,
data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih variatif,
kurang korelasi antarvariabelnya, lebih banyak derajat
kebebasannya, dan lebih efisien.
3) Lebih sesuai untuk mempelajari perubahan secara dinamis.
4) Data panel dapat mendeteksi dan mengukur efek suatu efek suatu
data yang tidak dapat diukur oleh data berkala dan tampang lintang,
misalnya pengukuran efek undang-undang upah minimum regional
dapat dipelajari dengan lebih baik jika kita mengikutkan variabel
gelombang kenaikan upah minimum regional dalam setiap wilayah.
5) Data panel juga dapat digunakan untuk mempelajari model-model
perilaku, misalnya pemelajaran fenomena perubahan skala ekonomi
dan teknologi dapat dilakukan dengan lebih baik oleh data panel
daripada data berkala atau data tampang lintang.
18 Setiawan dan Dwi Endah, Ekonometrika, (Yogyakarta: Andi, 2010), hlm. 181.
65
6) Dengan membuat data untuk beberapa ribu unit, data panel dapat
meminimalkan bias yang mungkin terjadi apabila membahasnya
dalam bentuk agregat.
Model yang digunakan untuk menganalisis data jenis ini secara
umum terdapat tiga model panel yang sering digunakan yaitu: common
effect (regresi pooling), fixed effect dan Random effect.19
a. Model Common Effect
Pada model ini digabungkan data cross section dan times series.
Kemudian digunakan metode OLS terhadap data panel tersebut.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana
dibandingkan dengan kedua pendekatan lainnya. Dengan pendekatan
ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan
antar waktu karena intercept maupun slope dari model yang sama.
Terlihat bahwa baik intercept maupun slope tidak berubah baik antara
individu maupun antar waktu.20 Persamaan untuk Pooling Least
Square ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
Yit = β0 + βXit + εit
Dengan:
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu
ke-t
19 Dedi Rosadi, Ekonometrika & Analisis Runtut Waktu Terapan dengan Eviews,
(Yogyakarta:ANDI, 2011), hlm. 271 20 Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Utsman, Ekonometrika, (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 312.
66
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0 = Intersep model regresi
εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
b. Model Fixxed-Effect
Model pooled regression dapat ditulis ulang, dan selanjutnya
ditambahkan komponen konstanta ci dan dt
𝑦𝑡𝑖 = 𝑥𝑡𝑖𝛽 + 𝑐𝑖 + 𝑑𝑡 + 𝜀𝑡𝑖
Dengan;
𝑐𝑖 adalah konstanta yang bergantung kepada unit ke-i, tetapi tidak
kepada waktu t
𝑑𝑡 Adalah konstanta yang bergantung kepada waktu t, tetapi tidak
kepada unit i
Di sini apabila model memuat komponen 𝑐𝑖 dan 𝑑𝑡, maka model
disebut dengan model two-ways fixed effect (effect tetap dua arah),
sedangkan apabila 𝑑𝑡 = 0 atau, maka model disebut model one-ways
fixed effect (effect tetap satu arah). Apabila banyaknya observasi sama
untuk semua kategori cross-section, dikatakan model bersifat balanced
(setimbang), dan yang sebaliknya disebut unbalanced (tak
setimbang).21
Untuk model fixed effect satu arah, sering diasumsikan bahwa
komponen dt = 0, yakni dimiliki model
21 Dedi Rosadi, Ekonometrika & Analisis Runtut Waktu Terapan dengan Eviews,
(Yogyakarta:ANDI, 2011), hlm. 272
67
𝑦𝑡𝑖 = 𝑥𝑡𝑖𝛽 + 𝑐𝑖 + 𝜀𝑡𝑖
Secara umum model fixed effect satu arah dapat diestimasi
dengan dua metode yang berbeda
1) Secara intuitif, komponen ci dapat dimodelkan dengan
menggunakan variabel dummy zt,i,j , dengan z zt,i,j bernilai 0 jika
I ≠ j dan bernilai 1 standar dan disebut sebagai Least Square
Dummy Variables. Meskipun model ini relatif sederhana, estimasi
akan relatif kompleks apabila banyaknya kategori untuk cross-
section relative besar.
2) Alternatifnya, model ditransformasi untuk menghilangkan
komponen ci di dalam model
𝑦𝑡𝑖−ӯ𝑖= (𝑋𝑡𝑖− ẋ𝑖)𝛽+𝜀𝑡𝑖 − έ𝑖
Dan selanjutnya dilakukan pendekatan estimasi GLS (Generalized
Least Square) terhadap model hasil transformasi. Pendekatan
kedua ini lebih popular di dalam literatur.22
Sementara itu, untuk model fixed effect dua arah, model memiliki
kedua komponen ci dan dt. Estimasi terhadap parameter-parameter
dalam model dapat dilakukan menggunakan metode GLS (Generalized
Least Square), setelah model ditransformasi untuk menghilangkan
komponen ci dan dt dari model.
22 Ibid.,hlm 273.
68
c. Model Random-Effect
Random Effect model merupakan metode estimasi model regresi
data panel dengan asumsi koefisien regresi (slope) konstan dan
intersep berbeda antar waktu dan antar individu (random effect).
Dimasukannya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan
untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun
juga memberikan konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan
(degree of freedom) yang akhirnya akan mengurangi efisiensi
parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel
gangguan (error terms) yang mungkin saja akan muncul pada
hubungan antar waktu dan antar perusahaan yang dikenal dengan
random Effect model. Model ini akan mengestimasi data panel dimana
variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu.23
Pada model ini β0 diasumsikan bersifat random, berbeda dengan
model fixed effect (β0 dianggap tetap), sehingga dapat dituliskan dalam
persamaan berikut:
β0 = β0 + ui , i = 1,….., n
Sehingga persamaan model yang digunakan adalah
Yit = β0 + βXit + ui + εit
Dengan:
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke- i dan waktu ke – t
23 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga,
(Yogyakarta: Ekonisia, 2009), hlm. 235.
69
Xit = variabel independen pada unit observasi ke- i dan waktu ke – t
β = koefisien slope atau koefisien arah
β0i = intersep model regresi
ui = komponen error pada unit observasi ke- i
εi = komponen error pada unit observasi ke- i dan waktu ke – t
Namun untuk menganalisis dengan metode efek random ini ada
satu syarat yaitu objek data silang harus lebih besar dari pada
banyaknya koefisisen.24
Pengajuan model
Untuk menentukkan model regresi data panel yang tepat untuk
digunakan dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan 2
pengujian model, yaitu:
a. Uji chow
Uji chow (F Statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau
fixed effect. Rumus yang digunakan dalam test ini adalah:
𝐶𝐻𝑂𝑊 =𝑁 − 1
𝑁𝑇 − 𝑁 − 𝐾
Dimana:
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data Time Series
K = Jumlah variabel penjelas
24 Wing wahyu winarno, Analisis Ekonometrika dan statistika dengan Eviews, Edisi
Ketiga, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011), hlm.9.17.
70
Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan Common effect
H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F
Statistik lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow
menunjukkan nilai F tabel yang digunakan berarti kita menggunakan
model fixed effect. Atau kita dapat melihat kepada nilai profitabilitas
cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan
- Jika probabilitas < 0,025, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1
- Jika probabilitas > 0,025, berarti H0 diterima
b. Uji Hausman
Setelah melakuakn uji Chow dan didapatkan model yang tepat
adalah Fixed Effect, maka selanjutnya kita akan menguji model
manakah anatara model Fixed Effect atau Random Effect yang paling
tepat. Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik
untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang
paling tepat digunakan.25
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek random di
dalam panel data, yaitu dengan menguji hipotesis berbentuk:
𝐻0: 𝐸(𝐶𝑖⃒ 𝑋 ) = 𝐸(𝑢) = 0
Atau terdapat efek random di dalam model. Bila 𝐻0 ditolak maka
digunakan model fixed effect.
25 Bambang Junanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi,
(Bogor: IPB Press, 2012), h. 195
71
Dalam perhitungan statistik uji Hausman diperlukan asumsi
bahwa banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan
jumlah variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. Lebih
lanjut, dalam estimasi statistik uji Hausman diperlukan estimasi
variansi cross-section yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi
oleh model. Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipengaruhi maka hanya
dapat digunakan model fixed effect.26 Pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan Random effect
H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect
Uji Hausman akan mengikuti distribusi chi-Square sebagai
berikut:
m = q ̂Var ( q ̂) − 1 q ̂
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi-
Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah
variabel independen. , dengan ketentuan
- Jika probabilitas < 0,025, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1
- Jika probabilitas > 0,025, berarti H0 diterima
Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka
H0 ditolak dan model yang tepat adalah model Fixed Effect sedangkan
sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya
maka model yang tepat adalah model Random Effect.
26 Dedi Rosadi, Ekonometrika & Analisis Runtut Waktu Terapan dengan Eviews,
(Yogyakarta:ANDI, 2011), hlm. 274
72
3. Uji Hipotesis
a. Persamaan Model Regresi Data Panel
Model persamaan regresi data panel ini digunakan untuk melihat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan yang digunakan yaitu hubungan antara fluktuasi harga
saham syariah dengan rasio kinerja keuangan emiten. Bentuk
persamaanya diformulasikan sebagai berikut:
Stock Priceit = β0i + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + εit
Harga Sahamit = β0i + β1 DERit + β2 NPMit + β3 EPSit + β4 BVPSit + εit
Dengan:
β0i = Konstanta model regresi pada unit observasi ke i
β1 - β4 = Koefisien regresi
Harga Sahamit = Harga Perusahaan pada unit observasi ke I dan
waktu ke t
DERit = DER pada unit observasi ke i dan waktu ke t
NPMit = NPM pada unit observasi ke i dan waktu ke t
EPSit = EPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t
BVPSit = BVPS pada unit observasi ke i dan waktu ke t
εit = Komponen error pada unit observasi ke i dan
waktu ke t
Analisis korelasi digunakan untuk menguji tentang ada tidaknya
hubungan antar variabel satu dengan yang lain. Uji korelasi belum
dapat diketahui variabel penyebab dan variabel akibat. Dalam analisis
73
korelasi yang diperhatikan adalah arah (positif atau negatif) dan
besarnya hubungan (kekuatan).
b. Uji F
Uji F atau uji simultan ini bertujuan untuk menguji pengaruh
variabel-variabel bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap
variabel terikat atau dependen. Selain itu uji F ini dapat diketahui pula
apakah model regresi linier yang digunakan sudah tepat atau belum.27
Sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesis dilakukan
pengujian menggunakan F-Test. Pengujian ini dilakukan dengan taraf
signifikansi 0.025 atau tingkat kepercayaan sebesar 97,5% dua sisi (2-
Tailed).
Hipotesis yang digunakan untuk uji F yaitu:
H0 = b1 b2 b3 b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
H1 = b1 b2 b3 b4 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model atau
goodness of fit, apakah model persamaan yang dibentuk masuk dalam
kriteria cocok (fit) atau tidak. Uji F ini juga sering disebut sebagai uji
simultan, yaitu untuk menguji apakah variabel bebas digunakan dalam
27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2008), Hlm. 264.
74
model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau
tidak. Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori
cocok atau fit atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung
dengan nilai F tabel dengan df: (k-1), (n-k). Untuk menghitung
besarnya nilai F hitung digunakan formula sebagai berikut:28
F =R2 /( 𝑘 − 1)
1 − R2 /(𝑛 − 𝑘)
Keterangan:
F = Nilai F hitung
R2 = koefisien determinasi
K = jumlah variabel
N = jumlah pengamatan (ukuran sampel)
Ketika menentukan nilai F tabel dengan menggunakan tingkat
signifikansi sebesar 𝛼 =5% : 2 = 2.5% atau 0.025 dua sisi (2-Tailed)
dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (k-1) dan (n-k),
dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel dengan
kriteria uji yang digunakan adalah:
Jika Fhitung > Ftabel (k-1;n-k), maka H0 ditolak, H1 diterima
Jika Fhitung < Ftabel (k-1;n-k), maka H0 diterima
c. Uji Parsial (Uji-t)
Analisi ini merupakan uji hipotesis yang pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara
28 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi, (Yogyakarta: Andi, 2011),
Hlm.44
75
individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.29 Lebih
mudahnya menjelaskan seberapa jauh variabel independen secara
parsial dalam menerangkan variabel dependen. Sebagai dasar untuk
menerima dan menolak hipotesis dilakukan pengujian hubungan
kausal menggunakan analisis regresi data panel dengan cara
membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansi sebesar
0,025%.
Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak.
Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung
variabel tersebut lebih besar dibanding nilai t tabel.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 = b1 = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H1 = b1 ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam tabel distribusi t terdapat istilah satu ujung dan dua ujung.
Penggunaan tabel satu ujung atau dua ujung tergantung pada hipotesis
yang diajukan. Jika hipotesis yang diajukan sudah menunjukkan arah,
misalkan terdapat pengaruh positif, maka menggunakan satu ujung
sebelah kanan. Akan tetapi jika belum menunjukkan arah, misalnya
terdapat pengaruh (tidak menunjukkan pengaruh positif atau negatif)
29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2008), Hlm. 244.
76
maka menggunakan dua ujung. Jika menggunakan satu ujung maka df:
𝛼, n-k, tetapi jika menggunakan dua ujung maka derajat bebasnya
adalah df; 𝛼/2, n-k untuk menghitung besarnya nilai t hitung
digunakan rumus berikut:30
Keterangan:
t = nilai t hitung
bj = koefisien regresi
Sbj = kesalahan baku koefisien regresi
Kriteria penerimaan H0 adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas (p-value) > 0.025, maka H0 diterima
Jika probabilitas (p-value) < 0.025, maka H0 ditolak
2) Berdasarkan perbandingan t statistik dengan t tabel
Penentuan dalam nilai statistik t tabel ditentukan dengan
tingkat signifikansi 𝛼 =5% : 2 = 2.5% atau 0.025 dua sisi (2-
Tailed) dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k),
dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah banyaknya
perkiraan yang harus dibuat atau banyaknya variabel yang
tercakup, dengan kriteria uji yang digunakan adalah:
Jika t hituung > t tabel (𝛼 / 2, n-k), maka H0 ditolak, H1 diterima
Jika t hituung < t tabel (𝛼 / 2, n-k), maka H0 diterima
30 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi, (Yogyakarta: Andi, 2011),
Hlm.45
77
d. Uji Koefisien Determinasi
Nilai R dalam regresi sederhana menunjukkan korelasi variabel.
Nilai R square mengukur seberapa besar kontribusi atau peran variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dalam regresi
liniear berganda dianjurkan menggunakan nilai Adjusted R square
karena mempertimbangkan varians dari masing-masing variabel
independen atau jumlah variabel independen serta jumlah sampel
sehingga lebih akurat.31
Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa koefisien
korelasi yang tinggi tidaklah selalu menunjukkan adanya hubungan
kausal antara kedua peubah X dan Y. koefisien determinasi
(Coefficient of determination) adalah koefisien yang menyatakan
presentase penyimpangan (keragaman) peubah tak bebas Y yang dapat
dijelaskan oleh peubah bebas X dalam model regresi yang sedang
dibahas. Jika koefisien determinasi sebesar R2 = 0.9365 ini berarti
sebesar 93% dari simpangan di dalam nilai Y itu dapat diterangkan
oleh X. maka sekitar 7% sisanya penyimpangann-penyimpangan yang
ada dalam Y tidak dapat ditereangkan oleh X.32
Oleh karena koefisien determinasi merupakan kuadrat dari
koefisien korelasi, maka koefisien determinasi R2 diturunkan dari
persamaan berikut:
31 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Hlm.61. 32 Yusuf Wibisono, Metode Statistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2009), Hlm.587.
78
𝑅 = √1 −∑(𝑌𝑖− ŷ)2
∑(𝑌𝑖− ӯ)2 Menjadi 𝑅2 = 1 − ∑(𝑌𝑖− ŷ)2
∑(𝑌𝑖− ӯ)2
R2 mengambil nilai antara 0 dan 1. Bahwa nilai R2 hanyalah
antara 0 dan 1 dapat diterangkan sebagai berikut. Menurut dasarnya
pendugaan kuadrat kecil itu menyebabkan penyebut menjadi jumlah
pangkat dua simpangan paling kecil di antara jumlah-jumlah pangkat
dua yang mungkin dibuat dengan cara yang bersamaan. Hasil bagi
haruslah lebih kecil atau sama dengan satu. Oleh karena pembilang
dan penyebut dari perbandingan ini merupakan jumlah-jumlah pangkat
dua, maka hasil baginya selalu positif. Dengan demikian jelaskan
bahwa R2 mengambil nilai antara 0 dan 1.33
33 Ibid, hlm. 546.
79
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah saham syariah emiten
di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Saham sektor ini diambil dari
Sembilan sektor yang tersedia di Bursa Efek Indonesia BEI. Sektor tersebut
merupakan sektor yang sedang meningkat sahamnya pada tahun-tahun
terakhir ini. Melalui kebijakan pemerintah dengan menggagaskan bahwa ada
dana besar dari anggaran Negara bergulir ke sektor infrastruktur yang berarti
bahwa dana tersebut akan dialihkan ke perusahan-perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi. Sehingga yang terjadi adalah kepekaan
investor akan hal menanamkan sahamnya ke sektor tersebut. Perusahaan-
perusahaan pada sektor di atas menjalankan aktivitasnya dibidang penjualan
jasa dalam hal pembangunan jalan, jembatan, tower, serta jasa transportasi.
Saham syariah yang terdaftar dalam ISSI (Indeks Saham Syariah
Indonesia) pada sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi dibagi kedalam
beberapa kelompok sub sektor, diantaranya:
1. Sub Sektor Energi
Tabel 4.1
No Kode Saham Nama Emiten
1 LAPD Leyand International Tbk
2 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
3 RAJA Rukun Raharja Tbk
80
2. Sub Sektor Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara dan Sejenisnya
Tabel 4.2
No Kode Saham Nama Emiten
1 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
2 META Nusantara Infrastructure Tbk
3. Sub Sektor Telekomunikasi
Tabel 4.3
No Kode Saham Nama Emiten
1 ISAT Indosat (Persero) Tbk
2 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
4. Sub Sektor Transportasi
Tabel 4.4
No Kode Saham Nama Emiten
1 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
2 BIRD Blue Bird Tbk
3 BULL Buana Listya Tama Tbk
4 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk
5 CASS Cardig Aero Services Tbk
6 GIAA Garuda Indonesia (persero) Tbk
7 HITS Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
8 IATA Indonesia Air Transport & Infrastruktur Tbk
9 INDX Tanah Laut Tbk
10 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk
81
11 LRNA Eka Sari Lorena Transport Tbk
12 MBSS Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk
13 MIRA Mitra Internasional Resources Tbk
14 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
15 PTIS Indo Straits Tbk
16 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk
17 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk
18 SMDR Samudera Indonesia Tbk
19 SOCI Soechi Lines Tbk
20 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk
21 WINS Wintermar Offshore Marine TBk
22 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
Tabel di atas merupakan nama-nama emiten sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi yang telah terdaftar di ISSI terbitan terbaru
sebanyak 29 emiten, baik yang baru masuk maupun yang sudah tetap
berada di ISSI. Dari populasi yang ada Peneliti memilih perusahaan yang
secara konsisten tidak keluar masuk pada daftar efek syariah sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi selama periode 2011 sampai
dengan 2015 serta memiliki profitabilitas yang positif dan likuiditas yang
baik selama periode tersebut. Hal yang paling penting adalah data tersebut
dipublikasikan sehingga peneliti dapat mengakses data yang dibutuhkan
dengan mudah.
82
Dari seleksi yang dilakukan peneliti, maka terpilihlah lima emiten
saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.5
No Kode Saham Nama Emiten
1 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
2 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
3 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
4 MBSS Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk
5 RAJA Rukun Raharja Tbk
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ada 5 (lima) perusahaan
yang terseleksi untuk penelitian harga saham syariah dari 29 emiten saham
syariah yang terdaftar di ISSI pada sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi. Emiten diatas terdiri dari 2 (dua) saham sub sektor energi
yaitu, (Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk) PGAS, (Rukun Raharja
Tbk) RAJA. Selanjutnya 1 (satu) saham Sektor Jalan Tol, Pelabuhan,
Bandara dan Sejenisnya yaitu (Jasa Marga (Persero) Tbk) JSMR. Ada 1
(satu) saham sub sektor Telekomunikasi yaitu, (Telekomunikasi Indonesia
Tbk) TLKM. Terakhir 1 (satu) saham sari sub sektor Transportasi yaitu
(Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk) MBSS.
83
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolenearitas
Tabel 4.6
Uji Multikolenearitas
DER NPM EPS BVPS
DER 1.000000 -0.235281 -0.203053 -0.474023
NPM -0.235281 1.000000 0.699848 0.250238
EPS -0.203053 0.699848 1.000000 0.409011
BVPS -0.474023 0.250238 0.409011 1.000000
Sumber: data olahan ouput Eviews
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai dari hubungan variabel
independen yang satu ke variabel independen yang lainnya dimana semua
variabel telah ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural. Hasil
yang didapatkan tidak ada yang melebihi 0.8 atau (x < 0.8). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians pada residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk menguji
apakah ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam data menggunakan uji
white. Uji white dilakukan dengan menghitung nilai statistika uji White
W= nR2 dengan n menunjukkan banyak data, sedangkan R2 adalah nilai
koefisien determinasi dari persamaan regresi semua antara residual
(sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen.
84
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 3.046588 Prob. F(4,95) 0.0027
Obs*R-squared 10.90396 Prob. Chi-Square(4) 0.0027
Scaled explained SS 9.745961 Prob. Chi-Square(4) 0.0049
Sumber: data olahan ouput Eviews
Apabila (nilai obs* R squared) < nilai X2 Chi Square tabel, dengan
derajat kepercayaan 𝛼 = 5% : 2 = 2.5% (0.025), maka dapat disimpulkan
model di atas lulus uji heteroskedastisitas dan sebaliknya jika (nilai obs* R
squared) > nilai X2 maka tidak lulus uji heteroskedastisitas.
Berdasarkan tabel output di atas, tampak bahwa nilai Obs* R
Squared untuk hasil estimasi uji white no cross terms adalah sebesar
10.90396 < 11.143. Hal ini menunjukkan bahwa (nilai obs* R squared) <
nilai X2 Chi Square tabel. Maka data di atas tidak mengandung masalah
heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan penganggu pada periode t-1. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi adalah dengan
menggunakan uji Durbin-Watson. Uji ini dilihat dari ouput yang
dihasilkan dan memiliki kriteria tertentu yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya.
85
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi
R-squared 0.645534 Mean dependent var 2.47E-15
Adjusted R-squared 0.622665 S.D. dependent var 0.570980
S.E. of regression 0.350739 Akaike info criterion 0.809880
Sum squared resid 11.44065 Schwarz criterion 0.992242
Log likelihood -33.49400 Hannan-Quinn criter. 0.883685
F-statistic 28.22778 Durbin-Watson stat 1.751961
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data olahan ouput Eviews
Berdasarkan hasil output di atas nilai Durbin-Watson stat sebesar
1.751961 dengan dL = 1.5922 dan dU = 1.7582. Nilai tersebut berada
dalam kriteria (4 - 1.751961) lebih besar dari dU atau (2.248039 >
1.7582). Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung
autokorelasi.
4. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, semua variabel terdistribusi normal atau tidak. Metode yang
pada umumnya digunakan yaitu dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dalam
hal ini uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai Jarque-Bera dan
membandingkan dengan nilai Chi-Square tabel. Jika nilai Jarque-Bera
lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel, maka data tersebut terdistribusi
dengan normal.
86
Gambar 4.1
Histogram
Sumber: data olahan ouput Eviews
Dari hasil output eviews di atas yang merupakan histogram
menunjukkan bahwa variabel bebas berupa DER, NPM, EPS dan BVPS
memiliki nilai Jarque-Bera sebesar 3.6892. Nilai tersebut berada dibawah
nilai chi-Square tabel df.4 dengan signifikansi 0.025 (3.6892 < 11.143).
Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel memenuhi asumsi normalitas
atau data berdistribusi normal.
C. Uji Model Regresi Data Panel
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data
panel. Model ini digunakan untuk menguji kombinasi dari data bertipe cross
section (beberapa perusahaan) dan data time series (runtut waktu). Alat yang
digunakan dalam pengolahan data panel yaitu dengan mengunakan aplikasi
Microsof Excel 2007 dan Eviews 8.0.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: ResidualsSample 1 100Observations 100
Mean 0.006308
Median 0.002708Maximum 0.221766Minimum -0.130710
Std. Dev. 0.079572Skewness 0.372094
Kurtosis 2.424154
Jarque-Bera 3.689229
Probability 0.158086
87
1. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common
effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 : menggunakan pendekatan common effect
H1 : menggunakan pendekatan fixed effect
Dasar pengambilan keputusannya yaitu jika probabilitas (nilai sig)>
0.025 maka H0 tidak ditolak atau menerima H0, jadi keputusan yang
diambil yaitu menggunakan pendekatan common effect (pool least
square). Jika probabilitas (nilai sig) < 0.025 maka H0 ditolak atau
menerima H1 jadi keputusan yang diambil yaitu menggunakan pendekatan
fixed effect.
Tabel 4.9
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Pool: POOLSAHAM Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 85.921100 (4,91) 0.0000
Cross-section Chi-square 156.376075 4 0.0000 Sumber: data olahan ouput Eviews
Hasil data output di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas atau
nilai sig Cross section F, yaitu 0.0000 atau < 0.025, maka H0 ditolak dan
menerima H1 yang berarti lebih tepat menggunakan model fixed effect.
Sehingga perlu pengujian lebih lanjut menggunakan Uji Hausman untuk
pemilihan model fixed effect atau random effect.
88
2. Uji Hausman
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek random atau
tidak di dalam panel data, yaitu dengan menguji hipotesis berikut:
H0 : menggunakan pendekatan random effect
H1 : menggunakan pendekatan fixed effect
Dasar pengambilan keputusan jika probabilitas (nilai sig) > 0.025
maka H0 tidak ditolak atau diterima, maka keputusan yang diambil yaitu
menggunakan pendekatan random effect. Tetapi Jika probabilitas (nilai
sig) < 0.025 maka H0 ditolak atau menerima H1 jadi keputusan yang
diambil yaitu menggunakan pendekatan fixed effect.
Tabel 4.10
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: POOLSAHAM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 343.684401 4 0.0000
Sumber: data olahan ouput Eviews
Dari hasil output eviews diatas menunjukkan bahwa nila probabilitas
(nilai sig) cross section random sebesar 0.0000 yang berarti dibawah 0.025
(0.0000 < 0.025 ). Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa H0 ditolak atau
menerima H1 jadi keputusan yang diambil yaitu menggunakan pendekatan
fixed effect.
89
D. Uji Hipotesis
Berdasarkan pengujian dari regresi data panel di atas, maka data yang
diambil untuk uji Hipotesis yaitu menggunakan data pada model fixed effect.
Uji hipotesis bertujuan untuk memprediksi besar nilai dari variabel bebas
terhadap variabel terikat sesuai dengan acuan teori yang ada.
1. Persamaan Koefisien Model Regresi
Dalam penelitian ini, perlu dilihat adanya korelasi antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Hal ini untuk mengetahui
seberapa besar korelasi antara variabel dependen (Y) Harga saham dengan
variabel independen (X1) DER, (X2) NPM, (X3) EPS, (X4) BVPS. Nilai
koefisien dapat dilihat dari ouput eviews berikut:
Tabel 4.11
Uji Korelasi
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.997013 0.733877 1.358557 0.1775
DER? 0.290134 0.101930 2.846414 0.0054 NPM? 0.368229 0.094237 3.907499 0.0002 EPS? 0.276821 0.089635 3.088298 0.0026
BVPS? 0.667071 0.115670 5.767020 0.0000 Sumber: data olahan ouput Eviews
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa persamaan
regeresi yang terbentuk adalah:
Harga Sahamit = 0.997013 + 0.290134DERit + 0.368229NPMit+
0.276821EPSit + 0.667071BVPSit + eit
Dari persamaan diatas dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar 0.997013 adalah menunjukkan bahwa jika
semua variabel independen (DER, NPM, EPS, BVPS) memiliki nilai
90
nol (0) atau variabel dependen dalam keadaan konstan tidak
dipengaruhi oleh variabel apapun maka harga saham memiliki nilai
sebesar 0.997013.
b. Koefisien regresi DER sebesar 0.290134, hal ini berarti jika setiap
kenaikan DER sebanyak 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain dari model regresi bernilai tetap, maka harga saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0.290134.
c. Koefisien regresi NPM sebesar 0.368229, hal ini berarti jika setiap
kenaikan NPM sebanyak 1 % dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain dari model regresi bernilai tetap, maka harga saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0.368229.
d. Koefisien regresi EPS sebesar 0.276821, hal ini berarti jika setiap
kenaikan EPS sebanyak 1 rupiah dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain dari model regresi bernilai tetap, maka harga saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0.276821.
e. Koefisien regresi BVPS sebesar 0.667071, hal ini berarti jika setiap
kenaikan BVPS sebanyak 1 rupiah dengan asumsi bahwa variabel
bebas yang lain dari model regresi bernilai tetap, maka harga saham
akan mengalami kenaikan sebesar 0.667071.
2. Uji F
Pada model regresi data panel, uji F digunakan untuk menganalisis
bahwa apakah keempat variabel dari kinerja keuangan sebagai variabel
independen berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap
variabel dependen yaitu harga saham.
91
Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F
tabel. Nilai F hitung dapat dilihat dari tabel ouput F-statistic. Apabila F
hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya jika F
hitung< F tabel maka H1 ditolak H0 diterima. Selain itu Uji F juga dapat
dilakukan dengan melihat signifikansi atau probabilitas dengan tingkat
signifikan 0.025. Jika nilai sig > 0.025 maka H0 diterima dan sebaliknya
jika nilai sig < 0.025 maka H1 yang diterima. Pengujian hipotesis yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
H0= Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kinerja
keuangan (DER, NPM, EPS, BVPS) secara simultan terhadap
harga saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
H1= Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kinerja keuangan
(DER, NPM, EPS, BVPS) secara simultan terhadap harga saham
syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Tabel 4.12
Uji F
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.921718 Mean dependent var 7.779722
Adjusted R-squared 0.914836 S.D. dependent var 0.933734 S.E. of regression 0.272490 Akaike info criterion 0.323263 Sum squared resid 6.756844 Schwarz criterion 0.557728 Log likelihood -7.163138 Hannan-Quinn criter. 0.418155 F-statistic 133.9328 Durbin-Watson stat 0.951517 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data olahan ouput Eviews
Dari data hasil output diatas F hitung menunjukkan nilai sebesar
133.9328, sedangkan F tabel sebesar 2.923656 didapat dari df1 (k-1) = 4
92
dan df2 (n-k) = 95 dengan tingkat 𝛼 =5% : 2 = 2.5% atau 0.025. F hitung
lebih besar dari F tabel 133.9328 > 2.923656, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Terlihat juga dari nila sig pada Prob F statistic sebesar 0.0000
yang berarti nilai sig lebih kecil dari 0.025 atau 0.0000 < 0.025, maka H1
yang diterima. Berdasarkan pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kinerja keuangan (DER,
NPM, EPS, BVPS) secara simultan terhadap harga saham syariah sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi. Sehingga keempat variabel di atas
dapat menjelaskan variabel dependen dan dapat digunakan untuk
memprediksi harga saham syariah pada sektor tersebut.
3. Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel
dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 𝛼 = 5% : 2 = 2.5%
(uji 2 arah) signifikansi = 0.025. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari
derajat kepercayaan, maka kita menerima hipotesis alternatif yaitu terdapat
pengaruh signifikan positif dari variabel independen terhadap variabel
dependen, atau menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
parsial mempengaruhi positif signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu dapat digunakan indokator lain dengan menggunakan t
tabel dan t hitung. Apabila t hitung > t tabel, maka tolak H0 dan terima H1.
Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H1 ditolak dan H0 diterima.
Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut:
93
H0= Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kinerja
keuangan (DER, NPM, EPS, BVPS) secara parsial terhadap harga
saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
H1= Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kinerja keuangan
(DER, NPM, EPS, BVPS) secara parsial terhadap harga saham
syariah sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Tabel 4.13
Uji T
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.997013 0.733877 1.358557 0.1775
DER? 0.290134 0.101930 2.846414 0.0054 NPM? 0.368229 0.094237 3.907499 0.0002 EPS? 0.276821 0.089635 3.088298 0.0026
BVPS? 0.667071 0.115670 5.767020 0.0000 Sumber: data olahan ouput Eviews
a. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga saham
Berdasarkan nilai probabilitas atau nilai (sig) diketahui sebesar
0.0054. Karena digunakan uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan
𝛼 = 5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) jadi nilai α sebesar 0.025. Hasil
menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α
(0.0054 < 0.025) maka terima H1 dan tolak H0 berarti Debt to Equity
Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Hasil output di atas menunjukkan nilai t-statistic atau t hitung
pada variabel DER sebesar 2.846414 dan nilai t tabel dengan tingkat 𝛼
94
=5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) dan df (n-k) = 100-5 = 95, dengan
pengujian 2 arah (signifikansi = 0.025) maka t tabel yang didapatkan
yaitu sebesar 1.985251. Nilai tersebut menunjukkan t hitung > t tabel
(2.846414 > 1.985251) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti
variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham syariah di sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
b. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga saham
Berdasarkan nilai probabilitas atau nilai (sig) diketahui sebesar
0.0002. Karena digunakan uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan
𝛼 = 5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) jadi nilai α sebesar 0.025. Hasil
menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α
(0.0002 < 0.025) maka terima H1 dan tolak H0 berarti Net Profit
Margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Hasil output diatas menunjukkan nilai t-statistic atau t hitung
pada variabel NPM sebesar 3.9074990 dan nilai t tabel dengan tingkat
𝛼 =5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) dan df (n-k) = 100-5 = 95, dengan
pengujian 2 arah (signifikansi = 0.025) maka t tabel yang didapatkan
yaitu sebesar 1.985251. Nilai tersebut menunjukkan t hitung > t tabel
(3.9074990 >1.985251) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
berarti variabel Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham syariah di sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi.
95
c. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga saham
Berdasarkan nilai probabilitas atau nilai (sig) diketahui sebesar
0.0026. Karena digunakan uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan
𝛼 = 5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) jadi nilai α sebesar 0.025. Hasil
menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α
(0.0026 < 0.025) maka terima H1 dan tolak H0 berarti Earning per
Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah di sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Hasil output diatas menunjukkan nilai t-statistic atau t hitung
pada variabel EPS sebesar 3.088298 dan nilai t tabel dengan tingkat 𝛼
=5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) dan df (n-k) = 100-5 = 95, dengan
pengujian 2 arah (signifikansi = 0.025) maka t tabel yang didapatkan
yaitu sebesar 1.985251. Nilai tersebut menunjukkan t hitung > t tabel
(3.088298 >1.985251) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti
variabel Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham syariah di sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
d. Pengaruh Book Value per Share (BVPS) terhadap Harga saham
Berdasarkan nilai probabilitas atau nilai (sig) diketahui sebesar
0.0000. Karena digunakan uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan
𝛼 = 5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) jadi nilai α sebesar 0.025. Hasil
menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α
(0.0000 < 0.025) maka terima H1 dan tolak H0 berarti Book Value per
96
Share berpengauh signifikan terhadap harga saham syariah di sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Hasil output diatas menunjukkan nilai t-statistic atau t hitung
pada variabel BVPS sebesar 5.767020 dan nilai t tabel dengan tingkat
𝛼 =5% : 2 = 2.5% (uji 2 arah) dan df (n-k) = 100-5 = 95, dengan
pengujian 2 arah (signifikansi = 0.025) maka t tabel yang didapatkan
yaitu sebesar 1.985251. Nilai tersebut menunjukkan t hitung > t tabel
(5.767020 >1.985251) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti
variabel Book Value per Share berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham syariah di sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dalam model regresi data panel menjelaskan
kemampuan sumbangan pengaruh variabel independen secara keseluruhan
atau simultan terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi akan
menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa
dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain.
Analisis ini juga menunjukkan kuat dan lemahnya suatu hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam uji koefisien
determinasi dilihat dari nilai Adjusted R-squared pada ouput. Nilai R2 yang
mendekati angka 1 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen adalah hubungan yang positif dan kuat.
97
Tabel 4.14
Uji Koefisien Determinasi R2
R-squared 0.921718 Mean dependent var 7.779722 Adjusted R-squared 0.914836 S.D. dependent var 0.933734 S.E. of regression 0.272490 Akaike info criterion 0.323263 Sum squared resid 6.756844 Schwarz criterion 0.557728 Log likelihood -7.163138 Hannan-Quinn criter. 0.418155 F-statistic 133.9328 Durbin-Watson stat 0.951517 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: data olahan ouput Eviews
Dari hasil output eviews diatas nilai Adjusted R-squared
menunjukkan angka sebesar 0.914836. Hal ini berarti dari keempat
variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin
(NPM), Earning Per Share (EPS), Book Value per Share (BVPS) dapat
menjelaskan variabel kinerja Harga saham syariah pada sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi sebesar 91.4%. Berdasarkan data
tersebut nilai 91.4% merupakan nilai yang kuat dalam menjelaskan
penelitian dibidang ekonomi serta mengartikan bahwa keempat variabel
independen mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap harga
saham. Sehingga variabel DER, NPM, EPS, BVPS dapat digunakan dalam
memprediksi harga saham syariah dan acuan bagi investor dalam
pengambilan keputusan pemilihan saham.
Sedangkan sisanya sebesar 8.6 % (100% - 91.4% = 8.6%) dijelaskan
oleh faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap harga saham diluar
variabel independen yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Faktor-
faktor diluar penelitian bisa saja didapatkan dari faktor makroekonomi
seperti; inflasi, BI Rate, Kurs terhadap Dollar US, PDB, Ekspor-Impor.
Selain itu dari faktor industri, faktor fundamental lainnya serta faktor
98
teknikal yaitu analisa teknik yang dapat memprediksi arah pergerakan
harga saham dan indikator lainnya.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti akan membahas hasil dari penelitian data yang telah diolah dari
variabel independen yaitu (DER, NPM, EPS, PER) terhadap variabel
dependen yaitu harga saham syariah sektor Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi.
1. DER
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) pada uji t (parsial) menjelaskan
bahwa variabel tersebut berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham syariah. Terlihat dari nilai t hitungnya lebih besar dari t tabel. Hasil
ini tidak sejalan dengan penelitian Egy Ferdianto (2014) dan Murtiningsih
(2012) dimana variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham syariah.
Tetapi hasil ini sejalan dengan penelitian Alvin Febianto (2015) yang
menjelaskan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham syariah. Pada teori Debt to Equity Ratio yang
merupakan rasio hutang suatu perusahaan atas modal, semakin tinggi DER
akan meningkatnya nilai utang yang menyebabkan penurunan laba bersih,
pada akhirnya akan mengurangi laba yang diterima pemegang saham
sehingga permintaan akan saham menurun. Seharusnya perusahaan yang
konservatif rasio DER tidak boleh melebihi dari 1 (satu) kali modal yang
dimiliki (Budi Rahardjo 2003:38). Karena ketika DER tinggi maka suatu
99
perusahaan akan membayar kewajibannya dengan modal sehingga modal
yang dimiliki akan berkurang. Dalam penelitian ini nilai DER berpengaruh
signifikan tetapi secara positif, hal ini terjadi karena investor melihat suatu
emiten ketika nilai DER nya tinggi atau lebih dari 1 (satu) maka, suatu
emiten agresif dalam mencari dana tambahan modal untuk mendapatkan
profit yang lebih tinggi. Selain itu tambahan modal dari rasio utang juga
dapat digunakan oleh emiten untuk membayar dividen kepada pemegang
saham. Sehingga permintaan akan saham tersebut meningkat atau dapat
diakatan bahwa investor tertarik untuk mebeli saham tersebut yang dalam
hal ini menyebabkan harga saham mengalami peningkatan.
Di sisi lain investor trading tidak melihat dari rasio DER yang tinggi
atau rendah, karena investor tersebut melihat tingkat pengembalian dari
capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih jual beli harga
saham. Selain itu faktor rumor juga berpengaruh terhadap fluktuasi harga
saham, sehingga tanpa melihat rasio DER pun investor akan membeli
saham tersebut.
2. NPM
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial variabel
Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.
Nilai probabilitas (sig) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh
diantara variabel NPM dengan variabel Harga Saham syariah. Selain itu
terihat dari uji t two tailed (uji 2 arah) yang menjelaskan bahwa variabel
NPM memiliki pengaruh secara positif signifikan dengan harga saham.
100
Hasil ini sesuai dengan penelitian (Ina Rinari 2009) dan (Hendri 2013).
Tetapi tidak sejalan dengan penelitian (Astri Wulan Dini 2012) yang
menjelaskan bahwa tidak ada pengaruh NPM terhadap Harga Saham.
Pada umumnya sebelum seseorang ingin melakukan investasi pada
suatu perusahaan, tentunya investor mengetahui lebih dahulu marjin laba
(profit margin) dari hasil usaha atau operasi perusahaan dan bagaimana
perkembangan angka-angka tersebut selama beberapa tahun. Emiten
dalam menghasilkan laba terlihat dari trend marjin laba bersih yang
positif, marjin laba bersih mencerminkan seberapa besar laba bersih yang
didapatkan oleh emiten dari penjualan perusahaan. Laba bersih yang
dimasukan ke rasio yaitu, laba bersih positif atau keuntungan yang
didapatkan, bukan laba bersih yang hasilnya minus, atau dapat dikatakan
mengalami kerugian dalam suatu periode tertentu. Ketika laba bersih
minus, maka investor akan meginterprestasikan bahwa emiten tersebut
mengalami trend dan pertumbuhan laba yang menurun atau mengalami
kerugian. Investor tidak akan memilih emiten yang rasio NPM nya
menurun. Sehingga permintaan akan saham mengalami penurunan dan
mempengaruhi fluktuasi harga saham.
Rasio NPM memperlihatkan kinerja perusahaan, ketika NPM besar
maka kinerja perusahaan akan semakin produktif dan semakin baik pula
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Investor
perlu mengetahui hal tersebut dalam menilai apakah perusahaan itu
profitable atau tidak. Jika perusahaan tersebut profitable maka tingkat
101
pengembalian atas pemegang saham juga akan meningkat. Hal tersebut
menyebabkan investor akan memilih perusahaan tersebut dalam investasi
saham. Sehingga permintaan akan saham meningkat dan meningkatkan
harga saham suatu emiten.
3. EPS
Variabel Earning per Share pada uji parsial menjelaskan bahwa
adanya pengaruh positif signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil ini
sejalan dengan penelitian (Erik 2014) dan (Muksal 2015). EPS
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham syariah dikarenakan
pada dasarnya informasi tentang EPS sangat penting bagi investor untuk
melakukan penilaian suatu saham. Karena dalam teorinya EPS Earning
per Share merupakan jumlah laba atau keuntungan yang diperoleh dalam
satu periode untuk tiap lembar saham. EPS juga merupakan gambaran
mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih
dalam setiap lembar saham.
Implikasinya ketika laba per lembar saham yang investor tanamkan
atau rasio EPS meningkat pada suatu saham, berarti menandakan bahwa
perusahaan tersebut berhasil meningkatkan taraf kemakmuran para
investornya. Hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal
yang ditanamkan pada saham perusahaan tersebut. Peningkatan jumlah
permintaan terhadap saham mendorong harga saham naik. Dengan
demikian jika EPS meningkat maka pasar akan merespon postif dengan
diikuti kenaikan harga saham.
102
Perusahaan dengan nilai EPS yang semakin tinggi akan menarik
investor karena EPS menandakan bahwa walaupun harga saham ikut
meningkat namun akan menghasilkan keuntungan yang berlipat pula bagi
investor, sehingga semikin tinggi EPS suatu perusahaan maka semakin
tinggi pula harga sahamnya.
4. BVPS
Berdasarkan hasil penelitian diatas pada uji t atau uji parsial variabel
Book Value per Share (BVPS) memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap harga saham syariah. Hal ini sesuai dengan teori yang dipaparkan
pada bab sebelumnya dan hasil ini sejalan dengan penelitian (Fredy 2012),
(Sumarno & Gunistiyo 2010), dan penelitian (Erik 2014) yang
menjelaskan bahwa variabel BVPS memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap harga saham syariah.
Rasio Value per Share (BVPS) digunakan untuk mengukur kinerja
harga pada pasar saham terhadap nilai bukunya. Ditunjukkan dengan
perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku yang dihitung
sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham
yang beredar. Ketika rasio BVPS meningkat hal ini mengindikasikan
bahwa meningkatnya kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai
perusahaan relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Maka
semakin berhasil perusahaan tersebut menciptakan nilai bagi pemegang
saham. Nilai bagi pemegang saham ditentukan oleh pelaku pasar di pasar
bursa atau dapat dikatakan dengan nilai pasar. Nilai pasar ditentukan oleh
103
permintaan dan penawaran saham di Bursa Efek. Jika semakin besar nilai
Book Value per Share (BVPS) maka harga dari suatu saham dianggap
semakin mahal. Hal ini berarti jika nilai BVPS meningkat maka harga
saham pun akan meningkat.
Adapun realita dari saham tertentu menjelaskan bahwa Perusahaan
yang mengalami keuntungan sering mempunyai nilai buku bersih rendah
meskipun penghasilannya cukup besar. Perusahaan yang tidak begitu
menguntungkan, nilai buku sahamnya biasanya tinggi tetapi keuntungan
yang diperoleh rendah; harga pasar dari saham perusahaan tersebut
biasanya lebih rendah dari nilai buku.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang
pengaruh rasio DER, NPM, EPS dan BVPS terhadap harga saham syariah
dengan jumlah sebanyak 5 perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi dengan periode 20111-2015. Berdasarkan analisis dan
pembahasan hasil penelitian dengan melakukan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi data penel, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Secara Simultan (bersama-sama) varibel dalam rasio keuangan perusahaan
yaitu Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Earning per Share, Book
Value per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
syariah terutama pada perusahaan yang terdaftar di Islamic Stock Sharia
Index (ISSI) sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi pada periode
2011-2015. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 91.4%
menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap harga saham syariah. Sehingga variabel DER, NPM,
EPS, BVPS dapat digunakan dalam memprediksi harga saham syariah dan
acuan bagi investor dalam pengambilan keputusan pemilihan saham.
Sisanya sebesar 8.6% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang
berpengaruh terhadap harga saham diluar variabel independen yang telah
ditentukan dalam penelitian ini.
105
2. Secara parsial variabel independen Net Profit Margin, Earning per Share,
Book Value per Share memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah
yang positif terhadap harga saham syariah. Hal ini sesuai dengan teori
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Ketika NPM, EPS dan BVPS
meningkat maka akan mempengaruhi kenaikan pada harga saham syariah
pada perusahaan terutama perusahaan yang terdaftar di ISSI sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi pada periode 2011-2015. Pada
variabel Debt to Equity Ratio juga mengalami pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham syariah, tetapi dalam penelitian ini arah yang
dihasilkan adalah positif sedangkan dalam teori variabel DER memiliki
pengaruh signifikan dengan arah negatif. Dari variabel independen yang
diteliti, variabel Book Value per Share BVPS memiliki signifikansi yang
paling besar dari ketiga variabel lainnya.
B. Saran
Berdasarkan dengan penelitian ini penulis menyarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Bagi investor dalam berinvestasi saham syariah, penelitian ini membantu
untuk pengambilan keputusan saham mana yang harus dibeli dengan
melihat dari kinerja keuangan dari masing-masing perusahaan khususnya
untuk saham syariah sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Rasio
NPM, EPS dan BVPS dapat menjadi acuan bagi investor untuk
menanamkan sahamnya dalam investasi jangka panjang, karena ketiga
variabel tersebut mempengaruhi fluktuasi harga saham secara signifikan
106
dengan arah yang positif. Di sisi lain, variabel DER dalam penelitian ini
memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif. Hal ini juga dapat
membantu investor dalam mengambil sebuah keputusan memilih saham
syariah. Ketika variabel DER naik maka sisi positif yang dapat diambil
adalah perusahaan melakukan penambahan modal melalui utang untuk
meningkatkan produksinya, sehingga profit yang diterima lebih besar dan
dividen yang diberikan lebih besar, hal ini dapat menjadi pijakan investor
dalam memilih perusahaan tersebut.
2. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat menjadi pijakan pada
perusahaan untuk meningkatkan kembali rasio kinerja keuangan yang
berpengaruh kepada peningkatan permintaan akan saham. Rasio NPM,
EPS dan BVPS pada perusahaan dapat ditingkatkan untuk kedepannya,
sehingga ketika kinerja keuangan pada perusahaan baik maka investor
akan menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut untuk investasi
jangka panjang.
3. Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih
baik. Keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan empat
independen dalam lima perusahaan saja. Maka dari itu bagi penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan periode pengamatan yang lebih
panjang dengan data bulanan sehingga mendapatkan data yang
berfluktuatif. Selain itu dapat menambah variabel kinerja keuangan
lainnya serta menambah variabel pada faktor makroekonomi dan faktor
107
industri. Peneliti berikutnya sebaiknya menggunakan metode lain seperti
vecm, var, path analyze dan lain sebagainya sehingga dapat membantu
penelitian agar mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat.
108
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, M. Yazid. Bunga Bank dalam perspektif Ushul Fiqh (Bukan Ribakah
Bunga Bank?. EKBISI. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga,
Vol. VII No.1. (Desember 2012),
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. Pengantar Pasar Modal Edisi Revisi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. 2003.
Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
2004.
Arifin, Ali. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi. 2004.
Aziz, Abdul. Manajemen Investasi Syariah. Bandung: Alfabeta. 2010
Beik, Irfan Syauqi & Sri Wulan Fatmawati. Pengaruh Indeks Harga Saham
Syariah Internasional dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta
Islamic Index. Al-Iqtishad Vol VI No.2 (Juli 2014).
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengantar Investasi Syariah di Pasar Modal
Indonesia. Sekolah Pasar Modal Syariah Level I. Jakarta: OJK. 2014.
Billah, Mohd. Ma’sum. Penerapan Pasar Modal Islam. Selangor, Malaysia:
Sweet & Maxwell Asia. 2010.
Chairunisa & Erna. Pengaruh Net Profit Margin dan Pendapatan Return On
Equity Asset pada Harga Saham Perusahaan yang tercatat di BEI.
Proceeding Seminar Nasional & Call for Papers Vol 3. No 1. 2013.
David & Kurniawan. Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan
Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.
Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI). Fatwa tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Jakarta: DSN-
MUI. 2003.
Fathoni, Erik Mahfud. “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental terhadap Harga
Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2013”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta. 2014.
Febianto, Alvin. “Pengaruh Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Dividen, Laba Bersih dan Dividen Payout Ratio terhadap Harga Saham
109
Syariah Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode
2009-2014”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta. 2015
Ferdianto, Egi. “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap Harga
Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2011-2013)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. 2014.
Ghazali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. 2011.
Harahap, Sofyan.S. Analisis Kritis Laporan Keuangan.Jakarta: Rajawali Pers.
2010.
Hendri & Abrista. Metodologi penelitian Ekonomi Islam. Bekasi: Gramata
Publishing. 2013.
Heykal, Mohamad. Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. 2012.
Junanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi.
Bogor: IPB Press. 2012.
Ken dan Isnurhadi. Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran total
aktiva, DER, ROE dan EPS terhadap Return Saham Perusahaan Sektor
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi yang terdaftar di BEI Periode
2007-2011. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya. Vol 11. No 4.
(Desember 2013).
Moeljadi. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid 1.
Malang: Bayumedia Publishing. 2006.
Mulyono. Manajemen Bisnis Logistik. Yogyakarta: BPFE YOGYAKARTA.
2000.
Nachrowi, Nachrowi Djalal dan Hardius Utsman. Ekonometrika. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.
Puri, Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia, artikel diakses pada 14
Februari 2016 dari, https://pur1225.wordpress.com
Putri, Chairunisa Mawarni & Erna Hernawati. Pengaruh Net Profit Margin dan
Pendapatan Return On Equity Asset pada Harga Saham Perusahaan yang
110
tercatat di BEI. Proceeding Seminar Nasional & Call for Papers Vol 3, No
1. Jakarta. 2013.
Raharjo, Budi. Laporan Keuangan Perusahaan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. 2003.
Rahmawati, Yuke. Mengenal Prinsip-Prinsip Investasi Keuangan dalam Islam.
Diakses pada 6 Maret 2016 dari www.academia.edu
Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management Edisi Ketiga. Jakarta:
LP-FEUI. 2006.
Rodoni, A dan O. Yong. Analisis Investasi dan Teori Portofolio. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. 2002.
Rosadi, Dedi. Ekonometrika & Analisis Runtut Waktu Terapan: dengan Eviews.
Yogyakarta: CV Andi Offset. 2012.
Setiawan dan Dwi Endah. Ekonometrika. Yogyakarta: Andi. 2010.
Sharpe, F.W, dkk. Investasi. Ed. Bahasa Indonesia. Ed. ke-6. Jakarta: PT.
INDEKS Kelompok Gramedia. 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
2008.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi, Yogyakarta: Andi. 2011.
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan dan pengambilan keputusan, Edisi Baru,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2007.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi; Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Kanisus. 2010.
Tanja, Joshua. Investor Masih Tergila-gila dengan Sektor Saham Infrastruktur RI.
Artikel diakses pada 7 Desember 2015 dari http://bisnis.liputan6.com/read/
2188583/investor-masih-tergila-gila-dengan-sektor-saham-infrastruktur-ri.
Wibisono, Yusuf. Metode Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
2009.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Ekonisia. 2009.
111
Widioatmodjo, Sawidji. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan
Dasar. Jakarta: Yayasan Mpu Ajar Artha. 2000.
Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
Winarno, Wing wahyu. Analisis Ekonometrika dan statistika dengan Eviews.
Edisi Ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
2011.
Weston dan Brigham. Dasar-dasar Manajemen Keuangan 1. Jakarta: Erlangga.
2001.
www.idx.co.id
www.ipotindonesia.com
www.ojk.go.id
www.sahamsyariah.com
LAMPIRAN
I. Data LN (Logaritma Natural) Harga Saham, DER, NPM, EPS, BVPS
Pada Lima Perusahaan
1. JSMR
Harga DER NPM EPS BVPS
Q1 8,1315 -0,0726 3,4741 4,0072 7,1593
Q2 8,1956 -0,0408 3,2213 4,6547 7,1269
Q3 8,2878 -0,0408 3,3734 5,0423 7,1630
Q4 8,3428 0,3148 3,2960 5,2866 6,8359
Q1 8,5468 0,1133 3,0762 4,0328 7,0620
Q2 8,5942 0,0100 3,3414 4,9157 7,1878
Q3 8,6742 0,1484 3,1486 5,2577 7,1137
Q4 8,6034 0,1740 2,8715 5,4635 7,1439
Q1 8,6911 0,1906 2,5995 3,8582 7,1806
Q2 8,7078 0,2852 2,7738 4,7181 7,2924
Q3 8,5564 0,4511 2,6725 5,0137 7,3310
Q4 8,4606 0,2700 2,5634 5,2808 7,3766
Q1 8,6995 0,3293 2,8950 4,0128 7,3590
Q2 8,6953 0,3148 2,8956 4,7821 7,3979
Q3 8,7718 0,4121 2,8374 5,1211 7,4276
Q4 8,8608 0,3716 2,7276 5,3298 7,4266
Q1 8,8818 0,4121 2,8164 3,8807 7,3758
Q2 8,6079 0,4121 2,7950 4,5904 7,4157
Q3 8,4816 0,6206 2,7312 4,9510 7,4418
Q4 8,6170 0,6780 2,6890 5,3619 7,5060
TAHUN
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
2
0
1
4
2
0
1
5
2. PGAS
Harga DER NPM EPS BVPS
Q1 8,2687 -0,5447 3,7913 4,4638 6,5617
Q2 8,3003 -0,3711 3,5445 4,8978 6,3748
Q3 7,8917 -0,4620 3,4572 5,2252 6,4674
Q4 8,0631 -0,4620 3,4114 5,5013 6,4822
Q1 8,2428 -0,6539 3,8586 4,6508 6,6345
Q2 8,1676 -0,4943 3,5468 5,2449 6,5060
Q3 8,3248 -0,6349 3,5261 5,5059 6,6366
Q4 8,4338 -0,7550 3,5432 5,8749 6,7760
Q1 8,6911 -1,0498 3,5916 4,6686 6,9580
Q2 8,6570 -0,9943 3,4233 5,2349 6,8553
Q3 8,5564 -1,1394 3,3725 5,7297 7,0888
Q4 8,4063 -0,9676 3,3558 6,0717 7,2235
Q1 8,5419 -0,5621 3,0441 4,4218 7,0554
Q2 8,6260 -0,1744 3,0783 5,2096 7,1575
Q3 8,6995 -0,3011 3,1589 5,6992 7,2542
Q4 8,6995 -0,4463 3,0542 5,9176 7,3268
Q1 8,4764 -0,3285 2,7544 4,0801 7,3845
Q2 8,3699 -0,2877 2,7761 4,8302 7,3530
Q3 7,8360 0,1222 2,6621 5,2232 7,4722
Q4 7,8804 0,1398 2,5706 5,4324 7,4502
TAHUN
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
2
0
1
4
2
0
1
5
3. TLKM
Harga DER NPM EPS BVPS
Q1 8,9025 -1,1087 2,8291 4,9684 8,0022
Q2 8,9025 -1,2730 2,8471 5,7106 7,9166
Q3 8,9359 -1,4271 2,7604 6,0569 7,9686
Q4 8,8608 -0,9943 2,7336 6,3273 7,7650
Q1 8,8537 -1,1394 2,9268 5,1487 7,8097
Q2 9,0058 -0,9416 2,8522 5,8111 7,7192
Q3 9,1538 -1,0498 2,8576 6,2048 7,7903
Q4 9,1105 -0,9943 2,8129 6,4554 7,8464
Q1 9,3057 -1,3471 2,8785 5,1483 8,1803
Q2 9,3281 -1,1712 2,8759 4,2582 8,0746
Q3 7,6497 -1,3093 2,8892 4,6977 6,5815
Q4 7,6732 -1,3471 2,8403 4,9482 6,6439
Q1 7,7030 -1,7720 2,8433 3,5891 6,7077
Q2 7,8099 -1,2730 2,8344 4,2976 6,6120
Q3 7,9776 -1,1712 2,8556 4,7322 6,6874
Q4 7,9603 -1,3093 2,7924 4,9782 6,7504
Q1 7,9690 -1,3471 2,7819 3,6334 6,8046
Q2 7,9828 -0,7985 2,7244 4,3024 6,7046
Q3 7,8804 -0,1985 2,7244 4,7408 6,7615
Q4 8,1505 -0,2485 2,7157 5,0347 6,8318
TAHUN
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
2
0
1
4
2
0
1
5
4. MBSS
Harga DER NPM EPS BVPS
Q1 7,4085 -0,2744 3,6102 3,9220 6,5373
Q2 7,4146 -0,6349 3,4481 4,4929 6,8071
Q3 7,0733 -0,5978 3,2297 4,7103 6,8318
Q4 6,7685 -0,5798 3,1392 4,9836 6,8522
Q1 7,3840 -0,6349 3,3916 3,9576 6,8938
Q2 7,0901 -0,4780 3,2884 4,5910 6,9688
Q3 6,7685 -0,5108 3,2361 4,9686 6,9798
Q4 6,8977 -0,5798 3,2507 5,2788 7,0392
Q1 7,1066 -0,7133 3,3400 4,0490 7,1163
Q2 7,2654 -0,7765 3,2618 4,6806 7,1387
Q3 6,8773 -0,8440 3,2289 5,2071 7,3359
Q4 6,9177 -0,9163 3,2322 5,5579 7,4288
Q1 6,9565 -0,9676 3,1808 4,0651 7,4005
Q2 7,0859 -0,9943 3,0701 4,6728 7,4416
Q3 7,2116 -1,0498 2,7663 4,7186 7,4651
Q4 6,9078 -1,0788 2,7000 4,9354 7,4971
Q1 6,7627 -1,1394 2,7193 3,3635 7,5662
Q2 6,6067 -1,1087 2,5782 3,9460 7,5350
Q3 5,7746 -0,9676 -1,0147 0,7561 7,6025
Q4 5,7746 -0,9676 -1,0081 1,0438 7,6028
TAHUN
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
2
0
1
4
2
0
1
5
5. RAJA
Harga DER NPM EPS BVPS
Q1 6,6720 1,3610 2,1329 3,2711 4,9426
Q2 6,4135 0,9670 1,9469 3,7035 5,7171
Q3 6,3279 0,4762 1,6981 3,8418 5,7536
Q4 6,4297 1,2413 0,7096 3,1697 4,9102
Q1 6,5073 1,5390 2,1165 3,2488 5,0841
Q2 6,2916 -0,0408 1,3098 2,7763 5,7674
Q3 6,1312 0,0392 1,4413 3,3864 5,8080
Q4 6,3279 0,3784 1,5078 3,9259 5,9517
Q1 6,7685 -0,0202 1,4859 2,7881 6,3214
Q2 6,6464 -0,1393 0,9072 2,8876 6,4245
Q3 6,4457 -0,1393 0,9575 3,1454 6,5521
Q4 6,5367 0,0392 1,4346 4,2233 6,4990
Q1 6,3544 -0,0726 1,6712 3,0759 6,4824
Q2 6,3716 -0,2107 1,2743 3,6273 6,5490
Q3 7,1778 -0,2614 1,4344 4,3116 6,6170
Q4 7,2079 -0,5447 1,3762 4,5754 6,6533
Q1 7,3460 -0,3857 1,5675 3,5041 6,7459
Q2 6,9127 -0,1165 1,6276 4,2248 6,7923
Q3 6,6970 0,0770 1,3180 4,3876 6,8903
Q4 6,6970 0,0583 1,3177 4,6753 6,9102
TAHUN
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
2
0
1
4
2
0
1
5
II. Ouput Hasil Eviews Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolenearitas
DER NPM EPS BVPS
DER 1.000000 -0.235281 -0.203053 -0.474023
NPM -0.235281 1.000000 0.699848 0.250238
EPS -0.203053 0.699848 1.000000 0.409011
BVPS -0.474023 0.250238 0.409011 1.000000
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 3.046588 Prob. F(4,95) 0.0027
Obs*R-squared 10.90396 Prob. Chi-Square(4) 0.0027
Scaled explained SS 9.745961 Prob. Chi-Square(4) 0.0049
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/04/16 Time: 15:16
Sample: 1 100
Included observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.334870 0.260870 -1.283666 0.2024
NPM^2 0.028192 0.014536 1.939526 0.0554
DER^2 0.107245 0.065739 1.631375 0.1061
EPS^2 -0.011750 0.006850 -1.715263 0.0896
BVPS^2 0.012879 0.005865 2.195933 0.0305
R-squared 0.109039 Mean dependent var 0.322758
Adjusted R-squared 0.076375 S.D. dependent var 0.447091
S.E. of regression 0.429678 Akaike info criterion 1.197147
Sum squared resid 17.53922 Schwarz criterion 1.327405
Log likelihood -54.85733 Hannan-Quinn criter. 1.249865
F-statistic 3.046588 Durbin-Watson stat 0.958053
Prob(F-statistic) 0.020723
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 84.68333 Prob. F(2,93) 0.0000
Obs*R-squared 64.55342 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 04/04/16 Time: 15:21
Sample: 1 100
Included observations: 100
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.158465 0.441852 -0.358638 0.7207
NPM 0.068848 0.057115 1.205418 0.2311
DER -0.064018 0.061702 -1.037525 0.3022
EPS -0.217790 0.058232 -3.740056 0.0003
BVPS 0.134575 0.070882 1.898587 0.0607
RESID(-1) 0.675205 0.094637 7.134671 0.0000
RESID(-2) 0.233084 0.101051 2.306609 0.0233
R-squared 0.645534 Mean dependent var 2.47E-15
Adjusted R-squared 0.622665 S.D. dependent var 0.570980
S.E. of regression 0.350739 Akaike info criterion 0.809880
Sum squared resid 11.44065 Schwarz criterion 0.992242
Log likelihood -33.49400 Hannan-Quinn criter. 0.883685
F-statistic 28.22778 Durbin-Watson stat 1.751961
Prob(F-statistic) 0.000000
UjiNormalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: ResidualsSample 1 100Observations 100
Mean 0.006308
Median 0.002708Maximum 0.221766Minimum -0.130710
Std. Dev. 0.079572Skewness 0.372094
Kurtosis 2.424154
Jarque-Bera 3.689229
Probability 0.158086
III. Ouput Hasil Eviews Uji Regresi Data Panel
Tabel Common Effect
Dependent Variable: HARGA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/25/16 Time: 08:19
Sample: 2011Q1 2015Q4
Included observations: 20
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 100 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.997013 0.733877 1.358557 0.1775
DER? 0.290134 0.101930 2.846414 0.0054
NPM? 0.368229 0.094237 3.907499 0.0002
EPS? 0.276821 0.089635 3.088298 0.0026
BVPS? 0.667071 0.115670 5.767020 0.0000 R-squared 0.626066 Mean dependent var 7.779722
Adjusted R-squared 0.610321 S.D. dependent var 0.933734
S.E. of regression 0.582876 Akaike info criterion 1.807023
Sum squared resid 32.27576 Schwarz criterion 1.937282
Log likelihood -85.35117 Hannan-Quinn criter. 1.859741
F-statistic 39.76386 Durbin-Watson stat 0.450092
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel Fixed effect
Dependent Variable: HARGA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/25/16 Time: 08:21
Sample: 2011Q1 2015Q4
Included observations: 20
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 100 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.997013 0.733877 1.358557 0.1775
DER? 0.290134 0.101930 2.846414 0.0054
NPM? 0.368229 0.094237 3.907499 0.0002
EPS? 0.276821 0.089635 3.088298 0.0026
BVPS? 0.667071 0.115670 5.767020 0.0000
Fixed Effects (Cross)
_JSMR—C 0.380723
_PGAS—C 0.378029
_TLKM—C 0.540997
_MBSS—C -0.964766
_RAJA—C -0.334983 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.921718 Mean dependent var 7.779722
Adjusted R-squared 0.914836 S.D. dependent var 0.933734
S.E. of regression 0.272490 Akaike info criterion 0.323263
Sum squared resid 6.756844 Schwarz criterion 0.557728
Log likelihood -7.163138 Hannan-Quinn criter. 0.418155
F-statistic 133.9328 Durbin-Watson stat 0.951517
Prob(F-statistic) 0.000000
Ouput Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: POOLSAHAM
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 85.921100 (4,91) 0.0000
Cross-section Chi-square 156.376075 4 0.0000
Tabel Random Effect
Dependent Variable: HARGA? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/25/16 Time: 08:24 Sample: 2011Q1 2015Q4 Included observations: 20 Cross-sections included: 5 Total pool (balanced) observations: 100 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.997013 0.343082 2.906049 0.0046
DER? 0.290134 0.047651 6.088682 0.0000 NPM? 0.368229 0.044055 8.358419 0.0000 EPS? 0.276821 0.041904 6.606089 0.0000
BVPS? 0.667071 0.054075 12.33607 0.0000 Random Effects
(Cross) _JSMR--C 1.33E-11 _PGAS--C 1.25E-11 _TLKM--C 2.56E-11 _MBSS--C -4.56E-11 _RAJA--C -5.75E-12
Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 4.50E-07 0.0000
Idiosyncratic random 0.272490 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.626066 Mean dependent var 7.779722
Adjusted R-squared 0.610321 S.D. dependent var 0.933734 S.E. of regression 0.582876 Sum squared resid 32.27576 F-statistic 39.76386 Durbin-Watson stat 0.450092 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics R-squared 0.626066 Mean dependent var 7.779722
Sum squared resid 32.27576 Durbin-Watson stat 0.450092
Output Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOLSAHAM Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 343.684401 4 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. DER? 0.188014 0.290134 0.004721 0.1372
NPM? 0.369117 0.368229 0.002042 0.9843 EPS? 0.012864 0.276821 0.000697 0.0000
BVPS? 0.611204 0.667071 0.003689 0.3577
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: HARGA? Method: Panel Least Squares Date: 03/25/16 Time: 08:25 Sample: 2011Q1 2015Q4 Included observations: 20 Cross-sections included: 5 Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.551591 0.551466 4.626927 0.0000
DER? 0.188014 0.083613 2.248616 0.0270 NPM? 0.369117 0.063107 5.849072 0.0000 EPS? 0.012864 0.049531 0.259717 0.7957
BVPS? 0.611204 0.081321 7.515962 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.921718 Mean dependent var 7.779722
Adjusted R-squared 0.914836 S.D. dependent var 0.933734 S.E. of regression 0.272490 Akaike info criterion 0.323263 Sum squared resid 6.756844 Schwarz criterion 0.557728 Log likelihood -7.163138 Hannan-Quinn criter. 0.418155 F-statistic 133.9328 Durbin-Watson stat 0.951517 Prob(F-statistic) 0.000000