skripsi hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN
DYSMENORRHEA PADA REMAJA PUTRI
DI MAN 1 KOTA MADIUN
Oleh :
MELINDA PUNGKI ARISTA
NIM : 201302092
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN
DYSMENORRHEA PADA REMAJA PUTRI
DI MAN 1 KOTA MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
MELINDA PUNGKI ARISTA
NIM : 201302092
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Pertama tama ku panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, dengan
rahmat dan hidayahnya serta inayahnya, sehingga saya selalu sehat, semangat dan
diberi kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa ada suatu
hambatan apapun dengan judul “Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian
Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun”.
Segenap kasih dan sayang ku skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang
tua tercinta dan kakak saya yang tidak pernah lelah selalu memberikan doa,
dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini serta juga yang selalu
mendengarkan keluh kesah ku saat susahnya dalam mengerjakan skripsi ini, yang
memberikan semangat saat semangat saya mulai goyah sehingga dapat
menyelesaikanya dengan baik. Serta besar harapan saya untuk dapat menjadi anak
yang berbakti dan bisa membanggakan kedua orang tua dan kakak saya tercinta. . .
Terimakasih juga kepada ibu “Mega Arianti Putri S.Kep., Ns., M.Kep selaku
dosen pembimbing 1 skripsi, bapak “Edy Bachrun S.KM., M.Kes selaku pembimbing 2
skripsi’’ dan ibu “Sesaria Betty S.Kep., Ns., M.Kes selaku dewan penguji skripsi yang
selalu sabar dalam membimbing saya untuk mendapatkan hasil yang baik ‘’. Serta
almamater tercinta kampus STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Terimakasih kepada ibu “Lilik Wahyuningrum S.Pd’’ salah satu guru waktu
sekolah di MAN 1 Kota Madiun yang telah banyak membantu dalam penelitian ini
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
vi
Untuk teman-temanku angkatan 2013, khususnya kelas 8b Keperawatan yang
selalu memberikan motivasi, semangat dan juga kerjasamanya dalam menyelesaikan
skripsi ini. Terimakasih juga buat sahabat-sahabat ku Septiara Putri Kumalasari
S.Kep, Wahyu Widayana S.Kep, dan Monica Ade Sandra S.Kep atas kerjasamanya
selama ini, motivasinya, yang selalu memberikan semangat, dan doa.
Buat seseorang yang spesial calon ku kelak “Rozaq Bahari’’ terimakasih yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang selalu memberikan semangat,
motivasi, doa dan dukunganya sehingga terselesaikanlah skripsi tercinta ini. Dan
semoga keinginan2 kami untuk membangun masa depan mendapatkan ridho dari
ALLAH SWT amin. . .
vii
Motto
Teruslah semangat, gapai cita-cita mu Buat lah orang-orang disekitarmu bahagia, khususnya
orangtua mu Serta tidak ada yang tidak bisa jika kita mau berusaha
berdoa dan tidak menyerah . . . Dan kelak akan mendapatkan hasil yang memuaskan
viii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Melinda Pungki Arista
NIM : 201302092
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar
Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak dipublikasikan,
sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.
Madiun, 22 Agustus 2017
Melinda Pungki Arista
NIM. 201302092
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Melinda Pungki Arista
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 06 Juni 1995
Agama : Islam
Alamat : Jln.Branjangan Gang 5a Rt 21 Rw 08
Jiwan Kecamatan Jiwan Kabupaten
Madiun
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
2001-2007 : 1. SD 03 Nambangan Lor
2007-2010 : 2. SMP Negeri 9 Madiun
2010-2013 : 3. MAN 1 Kota Madiun
2013-Sekarang : 4. STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah kerja
x
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017
ABSTRAK
Melinda Pungki Arista
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA
PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis tubuh dalam wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi itu sering
diiringi dengan dysmenorrhea dikarenakan pada saat nyeri menstruasi terjadi karena
prostaglandin (zat yang menyebabkan otot rahim berkonstraksi). Kondisi ini
bertambah parah bila disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil, seperti stres,
depresi, cemas berlebihan, dan keadaan sedih atau gembira yang berlebihan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian
dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
Penelitian ini menggunakan desain analisis korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dari penelitian ini adalah siswi MAN 1 Kota Madiun yang
mengalami dysmenorrhea sejumlah 45 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan total sampling.
Hasil uji statistik spearman rank didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar
0,656 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan yaitu terdapat
hubungan tingkat stress dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun. Nilai koefisien korelasi spearman rank ini sebesar 0,656 menunjukkan
jika kekuatan hubungan antara dua variabel ini pada kategori kuat.
Stres merupakan salah satu penyebab dari dysmenorrhea pada remaja putri
sehingga diperlukan manajemen tingkat stres, mengendalikan koping stres
memberikan edukasi tingkat stres pada remaja putri. Saran yang dapat diberikan
kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan tingkat stress siswi yang mengalami
dysmenorrhea agar nyeri dysmenorrhea pada siswi tidak bertambah dan dapat
mengganggu konsentrasi belajar.
Kata Kunci :Tingkat Stres, Dysmenorrhea, Remaja Putri
xi
NURSING PROGRAM S1 STIKES
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017
ABSTRACK
Melinda Pungki Arista
CORRELATION BETWEEN STRES LEVEL WITH DYSMENORRHEA AT
GIRLS ADOLESCENT IN MAN 1 TOWN MADIUN
Menstruate or menstruation is physiological change of body in woman that
happened periodically and influenced by reproduction hormone. Menstruate is often
accompanied with dysmenorrhea because of at the of pain menstruate happened
because prostaglandin (Iihat vitamin causing gracious muscle is contraction). This
condition growing hard if accompanied with unstable psychical condition, like stres,
depression, worry abundantly, and abundant happy or sorrowful situation. The aim
of this research is to know correlation between stress level with dysmenorrhea
occurenceat girls adolescent in MAN 1 Madiun.
This Research use analitic correlation design with approach of cross
sectional. Population of this research are schoolgirl of MAN 1 Madiun natural of
dysmenorrhea counted 45 people. Sampling technique in this research use totally
sampling.
From result of statistical spearman rank test got that coefficient correlation
equal to 0,656 and p-value equal to 0,000 < 0,05, so that can be concluded that
there are correlation between stres level with dysmenorrhea occurence at girls
adolescent in MAN 1 Madiun. Coefficient correlation value of spearman rank equal
to 0,656 showing if strength of correlation between this two variable is strong
category.
Stress is one of the causes of dysmenorrhea at girls adolescent so that stress
management is required, controlling stress coping, providing stress level education
atgirls adolescent. Suggestion able to be passed to school side so that more paid
attention to stres level natural schoolgirl dismennorhea so that pain in of
dysmenorrhea at schoolgirl was not increase and can bother concentration learn.
Keywords : Stress Level, Dysmenorrhea, Girls Adolescent
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ........................................................................................................
................................................................................................................................. i
SAMPUL DALAM .......................................................................................................
................................................................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................................
...............................................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................
............................................................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................................
................................................................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................................
.............................................................................................................................. vii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................
.............................................................................................................................viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
............................................................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................................
................................................................................................................................ x
ABSTRACT ..................................................................................................................
............................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................................
.............................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .........................................................................................................
.............................................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................
............................................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................
............................................................................................................................ xvii
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................................
...........................................................................................................................xviii
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................................
............................................................................................................................. xix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
.............................................................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
.................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................
.................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
.................................................................................................................... 6
xiii
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................
.................................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................
.................................................................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................................
.................................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................
.................................................................................................................................. 12
2.1 KonsepStres ..................................................................................................
.................................................................................................................. 12
2.1.1 Definisi Stres ....................................................................................
...................................................................................................... 12
2.1.2 Sumber Stres .....................................................................................
...................................................................................................... 12
2.1.3 Macam-Macam Stres .......................................................................
...................................................................................................... 13
2.1.4 Penyebab Stres .................................................................................
...................................................................................................... 14
2.1.5 Model Stres ......................................................................................
...................................................................................................... 15
2.1.6 Respon Terhadap Stres .....................................................................
...................................................................................................... 16
2.1.7 Tingkatan Stres.................................................................................
...................................................................................................... 18
2.1.8 Dampak Stres ...................................................................................
...................................................................................................... 19
2.1.9 Alat Ukur Tingkat Stres ...................................................................
...................................................................................................... 20
2.1.10 Tipe Kepribadian Stres .....................................................................
...................................................................................................... 20
2.1.11 Tahapan Stres ...................................................................................
...................................................................................................... 22
2.1.12 Instrumen Penilaian Stres .................................................................
...................................................................................................... 25
2.1.13 Pencegahan Stres ..............................................................................
...................................................................................................... 27
2.1.14 Kriteria Penilaian Kecemasan Menurut DASS ................................
...................................................................................................... 28
2.1.15 Faktor Yang Mempengaruhi Stres ...................................................
...................................................................................................... 30
2.2 Konsep Dysmenorrhea .................................................................................
.................................................................................................................. 31
xiv
2.2.1 Definisi Dysmenorrhea ....................................................................
...................................................................................................... 31
2.2.2 Klasifikasi Dysmenorrhea ................................................................
...................................................................................................... 32
2.2.3 Tanda Dan Gejala Dysmenorrhea ....................................................
...................................................................................................... 33
2.2.4 Penyebab Dysmenorrhea .................................................................
...................................................................................................... 33
2.2.5 Tingkatan Dysmenorrhea .................................................................
...................................................................................................... 34
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Dysmenorrhea ...................................
...................................................................................................... 36
2.2.7 Ciri-Ciri Dysmenorrhea ...................................................................
...................................................................................................... 37
2.2.8 Komplikasi Dysmenorrhea ..............................................................
...................................................................................................... 37
2.2.9 Pencegahan Dysmenorrhea ..............................................................
...................................................................................................... 38
2.2.10 Alat Ukur Dysmenorrhea .................................................................
...................................................................................................... 38
2.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea .........................
.................................................................................................................. 39
2.4 Konsep Remaja ............................................................................................
.................................................................................................................. 39
2.4.1 Definisi Remaja ................................................................................
...................................................................................................... 39
2.4.2 Fase-Fase Remaja.............................................................................
...................................................................................................... 40
2.4.3 Ciri-Ciri Dinamika Remaja ..............................................................
...................................................................................................... 42
2.4.4 Bahaya Fisik Pada Remaja ...............................................................
...................................................................................................... 43
2.4.5 Masalah Psikologis Yang Terjadi Pada Remaja ..............................
...................................................................................................... 44
2.4.6 Tugas -Tugas Perkembangan Remaja ..............................................
...................................................................................................... 45
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN ..........................
................................................................................................................................ 47
3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................................
.................................................................................................................. 47
3.2 Hipotesis .......................................................................................................
.................................................................................................................. 48
xv
BAB IV METODE PENELITIAN ...............................................................................
.............................................................................................................................. 49
4.1 Desain Penelitian ..........................................................................................
.................................................................................................................. 49
4.2 Populasi Dan Sampel ...................................................................................
.................................................................................................................. 50
4.2.1 Populasi ............................................................................................
...................................................................................................... 50
4.2.2 Sampel ..............................................................................................
...................................................................................................... 50
4.3 Tehnik Sampling ..........................................................................................
.................................................................................................................. 50
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ...........................................................................
.................................................................................................................. 52
4.5 Variabel Penelitian Independent Dan Dependent ........................................
.................................................................................................................. 53
4.6 Definisi Operasional Variabel ......................................................................
.................................................................................................................. 53
4.7 Instrumen Penelitian.....................................................................................
.................................................................................................................. 56
4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................................................
.................................................................................................................. 57
4.8.1 Uji Validitas .....................................................................................
...................................................................................................... 57
4.8.2 Uji Reliabilitas .................................................................................
...................................................................................................... 58
4.9 Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................
.................................................................................................................. 58
4.9.1 Lokasi Penelitian ..............................................................................
...................................................................................................... 58
4.9.2 Waktu Penelitian ..............................................................................
...................................................................................................... 58
4.10 Prosedur Pengumpuan Data .........................................................................
.................................................................................................................. 58
4.11 Pengolahan Data...........................................................................................
.................................................................................................................. 60
4.12 Analisa Data .................................................................................................
.................................................................................................................. 62
4.12.1 Analisa Data Univariat .....................................................................
...................................................................................................... 62
4.12.2 Analisa Data Bivariat .......................................................................
...................................................................................................... 62
xvi
4.13 Etika Penelitian ............................................................................................
.................................................................................................................. 63
BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................
.............................................................................................................................. 66
5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian ....................................................
.................................................................................................................. 66
5.2 Hasil Penelitian ............................................................................................
.................................................................................................................. 67
5.2.1 Data Umum ......................................................................................
...................................................................................................... 67
5.2.2 Data Khusus .....................................................................................
...................................................................................................... 68
5.2.3 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea
Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ...................................
...................................................................................................... 69
5.3 Pembahasan ..................................................................................................
.................................................................................................................. 71
5.3.1 Tingkat Stres Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ..............
71
5.3.2 Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ............
73
5.3.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada
Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun.............................................
...................................................................................................... 76
6.1 Kesimpulan ..................................................................................................
.................................................................................................................. 79
6.2 Saran .............................................................................................................
.................................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
.............................................................................................................................. 81
LAMPIRAN ..................................................................................................................
.............................................................................................................................. 83
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Hubungan Tingkat Stres Dengan
Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di Man 1 Kota Madiun
........................................................................................................ 54
Tabel 5.1 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Responden Pada
Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................
........................................................................................................ 67
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Pada Remaja Di
MAN 1 Kota Madiun ..........................................................................
........................................................................................................ 67
Tabel 5.3 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Menarche Pada
Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................
........................................................................................................ 68
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres Pada
Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................
........................................................................................................ 68
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dysmenorrhea Pada
Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ........................................................
........................................................................................................ 69
Tabel 5.6 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea
Pada Remaja Di MAN 1 Kota Madiun ...............................................
........................................................................................................ 70
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian
Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun ...........
47
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Tingkat Stres Dengan
Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di Man 1 Kota Madiun
..........................................................................................................
...................................................................................................... 52
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pemohonan surat survey pendahuluan ..............................................
.............................................................................................................................. 83
Lampiran 2 Lembar permohonan menjadi responden ..........................................
.............................................................................................................................. 84
Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden ............................................
.............................................................................................................................. 85
Lampiran 4 Kisi – kisi kuesioner ..........................................................................
.............................................................................................................................. 86
Lampiran 5 Lembar kuesioner tingkat stress dengan kejadian dysmenorrhea .....
.............................................................................................................................. 88
Lampiran 6 Lembar konsultasi proposal ...............................................................
.............................................................................................................................. 89
Lampiran 7 Lembar revisi proposal ......................................................................
.............................................................................................................................. 93
Lampiran 8 Lembar surat izin penelitian ..............................................................
.............................................................................................................................. 96
Lampiran 9 Surat selesai penelitian ......................................................................
.............................................................................................................................. 97
Lampiran10 Hasil data mentah SPSS ....................................................................
.............................................................................................................................. 98
Lampiran11 Hasil uji validitas dan reliabilitas.................................................... ..
............................................................................................................................ 100
Lampiran12 Hasil statistik SPSS.................................................... .......................
............................................................................................................................ 102
Lampiran13 Lembar hasil tabulasi tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea ..
110
Lampiran14 Lembar konsultasi skripsi.................................................... ..............
............................................................................................................................ 114
Lampiran15 Lembar revisi skripsi.................................................... .....................
............................................................................................................................ 115
Lampiran16 Dokumentasi.................................................... ..................................
............................................................................................................................ 118
Lampiran17 Jadwal kegiatan..................................................................................
............................................................................................................................ 119
xx
DAFTAR ISTILAH
Adequate :Cukup
Adolescence :Remaja
Alpha cronbach :Koefisien alpha sebagai ukuran
umum dari konsistensi internal
skala multi item
Appraisal :Penilaian terhadap suatu keadaan
yang dapat menyebabkan stres
Bowel Discomfort :Perut merasa tidak nyaman
Check list :Tanda centang
Collapse :Pingsan
Daily hassles :Kejadian kecil yang terjadi berulang
ulang setiap hari
Distres :Seseorang yang mengalami stres
Dysmenorrhea :Aliran bulanan yang menyakitkan
atau tidak normal
Editing :Penyuntingan data
Eustres :Seseorang yang tidak mengalami
stres
Gastritis :Maag
Inform consent :Lembar persetujuan
Menarche :Menstruasi pertama
Nausea :Mual
Otoriter :Memerintah
Over confidence :Percaya diri yang berlebihan
Panic attack :Seseorang yang mengalami
serangan panik
Personality characteristic :Karakteristik seseorang
Personal factor :Faktor yang berhubungan dengan
orangnya
Stingere :Ketegangan dan tekanan
Stressor :Stres
Vomitting :Muntah
Workaholic :Bekerja tidak mengenal waktu
xxi
DAFTAR SINGKATAN
ACTH :Adrenocorticotrophic Hormone
CRH :Corticotrophin Releasing Hormone
DASS :Depression Anxiety Stress Scale
FSH :Follicle Stimulating Hormone
GAS :General adaptation syndrome
IGD :Instalasi Gawat Darurat
LAS :Local adaptation syndrome
LH :Luteinizing Hormone
MAN :Madrasah Aliyah Negeri
RISKESDAS :Riset Kesehatan Dasar
UKS :Unit Kesehatan Sekolah
xxii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan kurunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di
MAN 1 Kota Madiun”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
mencapai gelar sarjana keperawatan di program studii lmu keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun.
Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan
penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada peneliti. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Imam Tafsir, M.Pd selaku Kepala sekolah MAN 1 Kota Madiun yang telah
memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di tempat
beliau.
2. Lilik Wahyuningrum S.Pd selaku guru MAN 1 Kota Madiun yang telah
membantu dalam penelitian ini.
3. Zaenal Abidin,S.KM,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES BHM Madiun.
4. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku ketua program studi lmu
kesehatan STIKES BHM Madiun dan selaku Pembimbing 1 skripsi yang telah
xxiii
meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
dalam penyusunan skripsi ini.
5. H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes selaku Pembimbing 2 skripsi dengan
kesabaran dan ketelitian dalam membimbing, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Sesaria Betty, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dewan Penguji yang telah
memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, dan saran dengan sabar, tulus
dan ikhlas kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga tercinta yang tidak pernah lelah yang selalu memberikan dukungan,
doa dan nasehat.
8. Teman-teman semua Program Studi Ilmu Keperawatan khusus angkatan 2013
atas kerja samanya serta dukungan dan motivasinya.
9. Seluruh adik-adik MAN 1 Kota Madiun yang telah bersedia untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.
Peneliti menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya peneliti berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Madiun, 22 Agustus 2017
Peneliti
Melinda Pungki Arista
201302092
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis tubuh dalam wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi itu sering
diiringi dengan dysmenorrhea dikarenakan pada saat nyeri menstruasi terjadi karena
prostaglandin (zat yang menyebabkan otot rahim berkonstraksi). Pada sebagian
perempuan, nyeri menstruasi yang dirasakan dapat berupa nyeri yang samar, tetapi
sebagian yang lain dapat terasa kuat bahkan membuat aktivitas menjadi terganggu.
Rasa nyeri ini yang disebut dengan dysmenorrhea (Laila, 2011). Dysmenorrhea atau
nyeri haid adalah merupakan suatu gejala dan bukan penyakit. Istilah dysmenorrhea
biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat. Dalam kondisi ini, penderita harus
mengobati nyeri tersebut dengan analgesik atau memeriksakan diri kedokter dan
mendapatkan penanganan, perawatan, atau pengobatan yang tepat (Anurogo, 2011).
Dysmenorrhea merupakan suatu gangguan yang sering dialami oleh wanita
pada saat menstruasi terlebihnya keadaan ini lebih sering dialami oleh wanita usia
remaja. Terjadinya dysmenorrhea pada remaja menyebabkan aktivitas dan
konsentrasi menjadi terganggu, remaja yang mengalami dysmenorrhea memiliki
waktu kerja yang lebih rendah dan prestasi disekolah yang kurang dibandingkan
remaja yang tidak mengalaminya. Beberapa diantaranya ada yang harus izin sekolah
atau beristirahat di UKS saat mengalami dysmenorrhea. Pada remaja baru awal fase
2
menstruasi sering mengalami nyeri haid, kondisi psikis yang belum stabil, mudah
emosi sehingga pada remaja belum dapat beradaptasi dalam merespon rasa nyeri
pada menstruasi atau dysmenorrhea. Selain itu pada remaja yang masih duduk
dibangku sekolah yang dibebankan oleh kegiatan, pelajaran yang sulit, tuntutan dari
sekolah, bahkan ada yang sampai tidak masuk sekolah dikarenakan masalah
dysmenorrhea (Kusmiran, 2011). Salah satu penyebab dari dysmenorrhea adalah
faktor psikis (stress). Stress merupakan suatu respon individu terhadap keadaan atau
kejadian yang dapat mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk
menanganinya. Stress juga dapat mengganggu kerja sistem endokrin sehingga dapat
menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan rasa sakit saat menstruasi atau
dysmenorrhea (Hawari, 2011).
Hasil dari RISKESDAS menunjukkan bahwa berdasarkan laporan responden
yang sudah mengalami haid, rata-rata usia menarche di Indonesia adalah 13 tahun
(20,0%) dengan kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun dan ada yang lebih
lambat sampai usia 20 tahun serta 7,9% tidak menjawab atau lupa. Terdapat 7,8%
yang melaporkan belum haid. Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun
terjadi pada 37,5% anak Indonesia (RISKESDAS, 2015). Angka kejadian
dysmenorrhea didunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap
negara yang mengalami dysmenorrhea. Di Amerika Serikat angka prosentase
kejadian dysmenorrhea sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di
Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh
nyeri selama menstruasi. Angka kejadian dysmenorrhea berkisar 45-95% dikalangan
3
wanita usia produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun dapat
mengganggu pada wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan
tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja (sesekali sambil
meringis), adapula yang tidak kuasa beraktifitas saking nyerinya (Proverawati,
2009). Kondisi di Indonesia, lebih banyak perempuan yang mengalami
dysmenorrhea yang tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa malu
kedokter dan kecenderungan untuk meremehkan penyakit sering membuat data
penderita penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat dipastikan secara mutlak, boleh
dikatakan 90% perempuan di Indonesia pernah mengalami dysmenorrhea (Anurogo,
2011). Di Surabaya didapatkan sebanyak 50% wanita mengalami dysmenorrhea
primer, 10% wanita nyeri hebat selama menstruasi sehingga membuat mereka tidak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari selama 1-3 hari setiap bulanya (Martin,
2011).
Dysmenorrhea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang
paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir
semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak
di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan.
Kondisi ini bertambah parah bila disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil,
seperti stres, depresi, cemas berlebihan, dan keadaan sedih atau gembira yang
berlebihan. Nyeri haid dapat menyerang perempuan yang mengalami haid pada usia
berapapun terutama pada usia remaja yang dapat menyebabkan aktivitas dan
konsentrasi menjadi terganggu. Tidak ada batasan usia dan sering disertai dengan
4
kondisi-kondisi yang memperberat seperti pusing, berkeringat dingin, bahkan hingga
pingsan. Jika sudah seperti ini, tentunya nyeri haid tidak boleh dibiarkan begitu saja.
Nyeri haid harus diatasi dengan benar (Anurogo, 2011).
Menstruasi berlangsung setiap bulan setelah hari ke 5 dari siklus menstruasi,
endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan
terjadinya kehamilan. Endometrium merupakan lapisan sel darah merah yang
membentuk bantalan. Pada sekitar hari ke 14 terjadi pelepasan telur dari ovarium
disebut ovulasi. Sel telur ini masuk kesalah satu tuba fallopi. Didalam tuba fallopi
dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terja dipembuahan, sel telur akan masuk
kerahim dan mulai tumbuh menjadi janin yang nantinya akan diletakkan diatas
bantalan tersebut. Kemudian, janin tersebut berkembang dan terjadilah kehamilan.
Kemudian pada hari ke 28 jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan
luruh dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai menstruasi, menstruasi dapat
berlangsung selama 2-5 hari dan terkadang sampai 7 hari (Laila, 2011).
Saat seseorang mengalami stres terjadi respon neuroendokrin sehingga
menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang merupakan regulator
hipotalamus utama menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH).
ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut
menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini menyebabkan
sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang rendah
meningkatkan sintesis prostaglandin F2ά dan E2. Ketidakseimbangan antara
5
prostaglandin F2ά dan E2 dengan prostasiklin (PGI2) menyebabkan peningkatan
aktivasi PGF2ά. Peningkatan aktivasi menyebabkan iskhemia pada sel-sel
miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang
berlebihan menyebabkan terjadinya dysmenorrhea (Hendrik, 2006).
Peran tenaga kesehatan dalam menghadapi masalah ini adalah sebagai
edukator yang dapat memberikan informasi tentang hubungan stress dengan kejadian
dysmenorrhea diantaranya yaitu memberikan edukasi mengenai dysmenorrhea,
penyebab dysmenorrhea serta upaya penanganan dysmenorrhea melalui penyuluhan
atau poster. Selain itu bisa menggunakan kompres hangat yang diletakkan pada perut
bawah untuk mengurangi rasa nyeri, memberikan penjelasan dan nasihat bahwa
dysmenorrhea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya
diberi penjelasan mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan nasihat-
nasihat mengenai makanan sehat, istirahat cukup, dan olahraga. Memberikan
penjelasan yang benar tentang proses haid sehingga membuat emosi menjadi lebih
stabil sehingga dapat mencegah timbulnya stres, dan dysmenorrhea dapat
diminimalkan bila kita dapat mencegah terjadinya stres (Hendrik, 2006).
Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di MAN 1
Kota Madiun kepada 20 siswi semua mengalami dysmenorrhea. Dan didapatkan 4
siswi yang mengalami stres diantaranya 1 siswi yang mengalami stres ringan 2 siswi
yang mengalami stres sedang 1 siswi yang mengalami stres berat dan 16 siswi yang
tidak mengalami stres. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul
6
“Hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun‟‟.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian adalah “Adakah hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea
pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun?‟‟
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat stres pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
2. Mengidentifikasi kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun.
3. Menganalisis hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Tempat Penelitian
Dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan
menerapkan pengetahuan peneliti tentang metodologi penelitian dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Menambah daftar kepustakaan dibidang kesehatan, dan sebagai sumber
informasi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan,sebagai
pengalaman belajar dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.5 Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian Variabel Jenis
penelitian
Hasil Perbedan
Penelitian
1. Hubungan
Tingkat
Stres Terhadap
Dismenore Pada
Remaja Putri Di
Madrasah
Aliyah
Mamba‟ul Ulum
Awang-Awang
Mojosari
Mojokerto (Sari,
2014).
- Tingkat
stres
- Kejadian
disminore
Observasi
onal
analitik
dengan
desain
cross
sectional
Hasil
penelitian
dengan
uji statistik
menunjukkan
bahwa
responden
yang
dismenore
paling
banyak
mengalami
stres sedang
(19,6 %).
Berdasarkan
Perbedaan
Penelitian
sebelumnya
dengan
penelitian
saya
yaitu dengan
menggunakn
desain
analitik
korelasional,
tehnik
pengambilan
sampel
menggunakn
8
uji Chi
Square
diperoleh
hasil
perhitungan
dengan nilai
X2
Hitung =
9,17
sedangkan X2
tabel = 7,815
pada df = 3
dan ρ = 0,02
dengan
tingkat
kemaknaan
yang
ditetapkan
adalah pada α
= 0,05. Oleh
karena nilai
X2
Hitung >
X2
tabel atau
9,17 > 7,815
maka H1
diterima
dengan
demikian ada
hubungan
tingkat stres
dengan
terjadinya
dismenore
pada remaja
putri di
Madrasah
Aliyah
Mamba‟ul
Ulum
Awang-
awang
Mojosari
kabupaten
Total
Sampling
9
Mojokerto.
2. Tingkat Stres
Dan
Dismenorea
Pada
Remaja Kelas
Xi
Program
Akselerasi Dan
Reguler
Di SMAN 3
Surakarta
(Indah,
2015).
- Tingkat
stres
- Disminore
- Remaja
Observasi
onal
analitik
dengan
pendekata
n
cross
sectional
Hasil
penelitian
menunjukkan
siswi
kelas XI
akselerasi
mayoritas
mengalami
tingkat
stres sedang
(30%)
dengan
dismenorea
(67%),
siswikelas
XI reguler
mayoritas
mengalami
tingkat
stres ringan
(43%)
dengan tidak
dismenorea
(57%),
sedangkan
dari
seluruh
sampel
mayoritas
mengalami
tingkat stres
ringan (40%)
dengan
dismenorea
(55%).
Analisis
statistik
dengan chi
kuadrat pada
siswi kelas
XI akselerasi
Perbedaan
Penelitian
sebelumnya
dengan
penelitian
saya yaitu
dengan
menggunaka
n desain
analitik
korelasional,
tehnik
pengambilan
sampel
menggunaka
n Total
Sampling
10
nilai X2>
X2tabel yaitu
17,813>7810
nilai p=0,00,
reguler X2>
X2
tabel yaitu
18,723>7810
, nilai
p=0,00, dan
seluruh
sampel
diperoleh
X2> X
2 tabel
37,393>7810
, nilai p=0,0,
sehingga H0
ditolak dan
Ha diterima.
Nilai
koefiensi
kontingensi
siswi kelas
XI akselerasi
0,610 reguler
0,620 dan
seluruh
sampel
0,620.
3. Hubungan
Antara
Stres Dengan
Kejadian
Dismenorea
Pada
Siswi Smkn 1
Karanganyar
(Meilina, 2011).
- Tingkat
stres
- Kejadian
disminore
Observasi
onal
analitik
dengan
pendekata
n cross
sectional.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
tingkat
stres siswi
pada
kategori
sedang
dengan
persentase
75,8% dan
dismenorea
sedang
dengan
Perbedaan
penelitian
sebelumnya
dengan
penelitian saya
yaitu
dengan
menggunakan
desain analitik
korelasional,
tehnik
pengambilan
sampel
menggunakan
11
persentase
79,45%.
Berdasarkan
hasil analisis
data
diperoleh
nilai
koefisien
korelasi (r)
sebesar
0,631; p =
0,000 (p <
0,05) yang
menunjukkan
ada
hubungan
positif yang
kuat dan
signifikan
antara stres
dengan
kejadian
dismenorea.
Sumbangan
efektif stres
terhadap
kejadian
dismenorea
adalah
39,9%.
Total
Sampling
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Stres
2.1.1 Definisi Stres
Istilah stres berasal dari istilah latin stingere yang mempunyai arti ketegangan
dan tekanan. Stres merupakan stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan
menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang (Lestari, 2015). Stres adalah
suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan dimana dari hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun psikologis pada individu (Manurung,
2016).
Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan
beban atasnya. Misalnya bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang
bersangkutan mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup
mengatasinya artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan
yang bersangkutan tidak mengalami stres (Hawari, 2011).
2.1.2 Sumber Stres
Sumber stres dapat berubah seiring dengan berkembangnya individu, tetapi
kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup berlangsung. Berikut ini sumber -
sumber stres menurut Manurung (2016) antara lain :
13
1. Diri individu
Sumber stres diri individu ini hal yang berkaitan dengan adanya konflik
dikarenakan dapat menghasilkan dua kecenderungan yaitu approach conflict
(muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama – sama baik) dan
avoidance conflict (muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua
situasi yang tidak menyenangkan).
2. Keluarga
Sumber stres keluarga menjelaskan bahwa perilaku, kebutuhan dan kepribadian
dari setiap anggota keluarga berdampak pada interaksi dengan orang – orang dari
anggota lain dalam keluarga yang dapat menyebabkan stres. Faktor keluarga
yang cenderung dapat memungkinkan menyebabkan stres adalah hadirnya
anggota baru, perceraian dan adanya keluarga yang sakit.
3. Komunitas dan masyarakat
Kontak dengan orang di luar keluarga menyediakan banyak sumber stres.
Misalnya, pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Adanya pengalaman -
pengalaman seputar dengan pekerjaan dan juga dengan lingkungan yang dapat
menyebabkan seseorang menjadi stres.
2.1.3 Macam-Macam Stres
Para peneliti membedakan antara stres yang merugikan merusak yang disebut
sebagai distres dan stres yang menguntungkan atau membangun yang disebut sebagai
eustres. Adapun macam-macam stres menurut Lestari (2015) sebagai berikut:
14
a. Eustres (tidak stres) adalah seseorang yang dapat mengatasi stres dan tidak
ada gangguan pada fungsi organ tubuh.
b. Distres (stres) adalah pada saat seseorang menghadapi stres terjadi gangguan
pada satu atau lebih organ tubuh sehingga pada organ tubuh tersebut tidak
dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
2.1.4 Penyebab Stres
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan
terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber baik dari kondisi
fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam
kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Stressor dapat berwujud atau
berbentuk fisik seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan
sosial seperti interaksi sosial. Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap
sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi
stressor. Adapun tipe kejadian yang dapat menyebabkan stres menurut Lestari (2015)
antara lain :
a. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari
seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
b. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau
kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti
kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan
masalah pribadi lainnya. Umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi
penyebab stres, semakin bertambah umur sesorang, semakin mudah
15
mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang
telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan
visual, berpikir, mengingat dan mendengar. Pengalaman kerja juga
mempengaruhi munculnya stres kerja.
c. Appraisal yaitu penilaian terhadap suatu keadaan yang dapat menyebabkan
stres disebut stres appraisal. Menilai suatu keadaan yang dapat
mengakibatkan stres tergantung dari dua faktor, yaitu faktor yang
berhubungan dengan orangnya (personal factors) dan faktor yang
berhubungan dengan situasinya. Personal factors didalamnya termasuk
intelektual, motivasi, dan personality characteritics. Selanjutnya masih ada
beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres yaitu kondisi
fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe
kepribadian tertentu.
2.1.5 Model Stres
Model stres adalah untuk membantu individu dalam mengatasi respons yang
tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor. Setiap model menekankan aspek
stres yang berbeda. Adapun model stres menurut Potter & Perry (2005) antara lain :
1. Model stres berdasarkan respon
Model stres ini berkaitan dengan mengkhususkan respon atau pola respon
tertentu yang mungkin menunjukkan stressor.
16
2. Model stres berdasarkan stimulus
Model stres ini berfokus pada karakteristik yang mengganggu di dalam
lingkungan. Riset klasik yang mengidentifikasi stres sebagai stimulus telah
menghasilkan perkembangan dalam skala penyesuaian sosial, yang mengukur
efek peristiwa besar dalam kehidupan dalam penyakit. Model berdasarkan
stimulus ini memfokuskan pada asumsi berikut :
a. Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah normal dan perubahan ini
membutuhkan tipe dan durasi penyesuaian yang sama.
b. Individu adalah resipien pasif dari stres, dan persepsi mereka terhadap
peristiwa adalah tidak relevan.
c. Semua orang mempunyai ambang stimulus yang sama.
3. Model stres berdasarkan transaksi
Model stres ini memandang individu dan lingkungan dalam hubungan yang
dinamis dan interaktif. Model ini berfokus pada proses yang berkaitan dengan
stres seperti penilaian kognitif dan koping.
2.1.6 Respon Terhadap Stres
Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan mengadaptasi stres.
Namun demikian, sebagian besar dari riset tentang stres berfokus pada respon
fisiologis dan psikologis, meski dimensi ini saling tumpang tindih dan berinteraksi
dengan dimensi lain. Ketika terjadi stres, seseorang menggunakan energi fisiologis
dan psikologis untuk berespon dan mengadaptasi. Besarnya energi yang dibutuhkan
dan keefektifan dari upaya untuk mengadaptasi bergantung pada intensitas, cakupan
17
dan durasi stressor dan besarnya stressor lainnya. Adapun macam-macam respon
terhadap stres menurut Potter & Perry (2005) yaitu :
1. Respon fisiologis
Dalam respon fisiologis terhadap stres ini mengidentifikasi dua jenis yaitu local
adaptation syndrome (LAS) dan general adaptation syndrome (GAS).
a. Local adaptation syndrome (LAS) yaitu respon dari jaringan, organ, atau
bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit, atau perubahan
fisiologis lainnya. Contoh dari LAS adalah respon refleks nyeri dan respon
inflamasi. Karakteristik dari LAS yaitu respon adaptif dan tidak melibatkan
seluruh sistem tubuh, memerlukan stressor untuk menstimulasinya.
b. General adaptation syndrome (GAS) yaitu respon pertahanan dari
keseluruhan tubuh terhadap stres. Respon ini melibatkan beberapa sistem
tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
2. Respon psikologis
Pemajanan terhadap stressor mengakibatkan respon adaptif psikologis dan
fisiologis. Ketika seseorang terpajan pada stressor, maka kemampuan mereka
untuk memenuhi kebutuhan darah menjadi terganggu. Gangguan atau ancaman
ini dapat menimbulkan frustasi, ansietas, dan ketegangan. Perilaku adaptif
psikologis individu membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi
stressor. Perilaku ini diarahkan pada penatalaksanaan stres dan didapatkan
melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan individu dalam
mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima.
18
2.1.7 Tingkatan Stres
Tingkatan stres yang dibagi menjadi tiga bagian menurut Psychology
Foundation (2010) antara lain :
1. Stres ringan adalah stressor yang dihadapi yang bisa berlangsung beberapa menit
atau jam. Contohnya adalah dimarahi dosen, kemacetan. Pada stres ringan ini
disertai dengan tanda dan gejala seperti:
a. Kesulitan bernafas.
b. Bibir kering.
c. Lemas.
d. Keringat berlebihan ketika temperatur tidak panas.
e. Takut tanpa ada alasan yang tidak jelas.
f. Merasa lega jika situasi berakhir.
2. Stres sedang adalah stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
Misalnya perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan seseorang. Pada stres
sedang ini disertai dengan tanda dan gejala seperti :
a. Mudah marah.
b. Sulit untuk beristirahat.
c. Mudah tersinggung.
d. Gelisah.
3. Stres berat adalah stres kronis yang terjadi dalam beberapa minggu seperti
perselisihan dengan dosen atau teman secara terus menerus, penyakit fisik jangka
19
panjang dan kesulian finansial. Pada stres berat ini disertai dengan tanda dan
gejala seperti:
a. Merasa tidak kuat lagi untuk melakukan kegiatan.
b. Mudah putus asa.
c. Kehilangan minat akan segala hal.
d. Merasa tidak dihargai.
e. Merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan di masa depan.
2.1.8 Dampak Stres
Stres dapat berpengaruh pada kesehatan dengan dua cara, pertama perubahan
yang diakibatkan oleh stres secara langsung mempengaruhi fisik sistem tubuh yang
dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua secara tidak langsung stres mempengaruhi
perilaku individu sehingga menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk
kondisi yang sudah ada. Kondisi dari stres ini terdiri dari beberapa gejala menurut
Manurung (2016) antara lain :
1. Gejala biologis
Ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang mengalami
stres diantaranya sakit kepala yang berlebihan, tidur menjadi tidak nyenyak,
gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, gangguan kulit, dan produksi
keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.
20
2. Gejala kognisi
Gangguan daya ingat (menurunya daya ingat dan mudah lupa suatu hal),
perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga seseorang tidak fokus dalam
melakukan suatu hal.
3. Gejala emosi
Seperti mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu,
merasa sedih dan depresi.
2.1.9 Alat Ukur Tingkat Stres
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat stres yaitu dengan
menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stres Scale). Unsur yang dinilai
antara lain skala stres. Pada kuesioner ini terdiri dari 14 pertanyaan. Penilaian dapat
diberikan dengan menggunakan 0: Tidak pernah, 1: Kadang-kadang, 2: Sering, 3:
Hampir setiap saat. Untuk penilaian tingkat stres dengan ketentuan sebagai berikut
menurut Lestari (2015) :
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
Sedang : 19-25
Berat : 26-33
Sangat Berat : >34
2.1.10 Tipe Kepribadian Stres
Adapun macam-macam tipe kepribadian stres yang dibagi menjadi dua bagian
menurut Hawari (2011) antara lain :
21
1. Tipe kepribadian A menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan), banyak jabatan
rangkap.
b. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).
c. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan (over
confidence).
d. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.
e. Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).
f. Pandai berorganisasi, memimpin dan memerintah (otoriter).
g. Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.
h. Tidak dapat tenang (tidak relaks), serba tergesa-gesa.
i. Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak
tercapai maksutnya mudah bersikap bermusuhan.
j. Tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel).
k. Bila berlibur pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai.
l. Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali.
2. Tipe kepribadian B menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ambisi wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat daam berkompetisi serta
tidak memaksakan diri.
b. Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah marah (emosi
terkendali).
22
c. Kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian pula kontrol diri dan percaya
diri tidak berlebihan.
d. Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak
hiperaktif.
e. Dapat mengatur waktu dalam bekerja (menyediakan waktu untuk istirahat).
f. Lebih suka bekerja sama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi
tantangan.
g. Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta
mengendalikan diri.
2.1.11 Tahapan Stres
Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari
karenaperjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat. Dan baru dirasakan
bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-
hari baik dirumah, ditempat kerja maupun di pergaulan lingkungan sosialnya. Berikut
ini tahapan-tahapan stres menurut Hawari (2011) antara lain:
1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan biasanya disertai
dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
a. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasannya.
b. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa
disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan.
23
c. Merasa senang dengan pekerjaanya dan semakin bertambah semangat, namun
tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana
diuraikan pada tahap I diatas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang
disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak
cukup waktu untuk beristirahat. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh
seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut :
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
c. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).
d. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
e. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
3. Stres tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaanya tanpa menghiraukan
keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap II tersebut diatas maka
yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan
mengganggu yaitu :
a. Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya keluhan maag
(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
b. Ketegangan otot-otot semakin terasa.
c. Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
24
4. Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeiksakan ke dokter sehubungan dengan
keluhan-keluhan pada stres tahap III diatas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit
karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini
terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa
mengenal istirahat, maka gejala stres tahap IV akan muncul :
a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah amat sulit.
b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan
menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
c. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk
merespon secara memadai (adequate).
d. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
e. Timbul perasan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya.
5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V yang
ditandai dengan hal-hal berikut :
a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion).
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
sederhana.
c. Gangguan sitem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder).
25
d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah
bingung dan panik.
6. Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks seseorang mengalami serangan panik
(panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres
pada tahap VI ini berulang kali dibawa ke unit gawat darurat atau IGD. Gambaran
stres pada tahap VI ini adalah sebagai berikut :
a. Detakan jantung semakin keras.
b. Susah bernafas.
c. Sekujur badan terasa gemetar, dingin, dan keringat bercucuran.
d. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.
e. Pingsan (collapse).
Bila dikaji maka keluhan atau gejala -gejala sebagaimana digambarkan diatas
lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal
(fungsional) organ tubuh sebagai akibat stressor psikososial yang melebihi
kemampuan seseorang untuk mengatasinya (Hawari, 2011).
2.1.12 Instrumen Penilaian Stres
a. Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada
pasien dewasa yang dirancang oleh William WK Zung, dikembangkan
berdasarkan gejala kecemasan dalam DSM II (Diagnostic and Statistical
Manual Of Mental Disorders). Terdapat 20 pertanyaan dimana setiap
26
pertanyaan dinilai 1-4 ( 1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagian waktu,
4: hampir setiap waktu ) (Nursalam, 2016).
b. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) adalah penilaian untuk mengetahui
sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang berat atau
berat sekali. HARS ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing
kelompok dirinci lagi dengan gejala yang lebih spesifik (Hawari, 2011).
Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4
dimana ( 0: tidak ada gejala, 1: ringan/satu gejala dari pilihan yang ada, 2:
sedang/separuh dari gejala yang ada, 3: berat/ lebih dari gejala dari gejala
yang ada, 4: sangat berat/ semua gejala ada ) (Nursalam, 2016).
c. Skala Holmes adalah untuk mengetahui derajat stres pada diri seseorang yang
terdiri dari 36 butir pertanyaan berbagai pengalaman dalam kehidupan
seseorang, yang masing-masing diberi nilai (score). Kalau jumlah nilai
berbagai pengalaman seseorang itu melebihi angka 300 dalam kurun waktu 1
tahun masa kehidupan, maka yang bersangkutan sudah menunjukkan gejala-
gejala stres. Alat ukur ini dapat dilakukan oleh diri yang bersangkutan dan
tentunya tidak semua ke 36 butir pertanyaan tersebut akan dialami oleh
seseorang (Hawari, 2011).
d. Kessler Psychological Distress Scale yang terdiri dari 10 pertanyaan yang
diajukan kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban dimana responden
tidak pernah mengalami stres, 2 untuk jawaban dimana responden jarang
mengalami stres, 3 untuk jawaban dimana responden kadang-kadang
27
mengalami stres, 4 untuk jawaban dimana responden sering mengalami stres,
dan 5 untuk jawaban dimana responden selalu mengalami stres dalam 30 hari
terakhir (Carolin, 2010).
e. Perseived Stress Scale (PSS-10) merupakan self report questionnaire yang
terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres beberapa bulan
yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Skor PSS diperoleh dengan
reversing responses ( 0=4, 1=3, 2=2, 3=1, 4=0) terhadap 4 soal yang bersifat
positif (pertanyaan 4, 5, 7 dan 8) dan menunjukkan skor jawaban masing-
masing. Soal dalam Perseived Stress Scale ini akan menanyakan tentang
perasaan dan pikiran responden dalam 1 bulan terakhir (Olpin, 2009).
f. Depression Anxiety Stres Scale (DASS) merupakan seperangkat alat subyektif
yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi,
kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara
konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut
untuk pemahaman, pengertian dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari
status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres.
Dengan penilaian ( 0: tidak pernah dialami, 1: kadang-kadang, 2: sering, 3:
hampir setiap saat) (Nursalam, 2016).
2.1.13 Pencegahan Stres
Pencegahan dari stres menurut Hawari (2011) antara lain:
a. Olahraga salah satunya dapat meningkatkan daya tahan dan kekebalan baik
fisik maupun mental. Olahraga tidak perlu yang mahal-mahal, bahkan tanpa
28
biaya sekalipun setiap orang dapat melakukanya. Misalnya jalan pagi, senam
yang dilakukan setiap hari atau paling tidak 2 kali seminggu. Olahraga tidak
perlu berlama lama, bila badan sudah berkeringat dapat dianggap cukup
memadai, dan kemudian mandilah dengan air hangat.
b. Berat badan orang yang berat badan yang berlebihan (kegemukan atau
obesitas) dapat menurunkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
Oleh karena itu berat badan hendaknya seimbang dengan tinggi badan (tidak
terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus).
c. Aktivitas lainya seperti dikalangan orang barat yang tidak melakukan
pendekatan psikoreligius dalam upaya seseorang untuk meningkatkan daya
tahan kekebalan terhadap stres dilakukan aktivitas seperti relaksasi, meditasi,
yoga dan lain sebagainya yang pada hakekatnya hal-hal tersebut dapat
dilakukan dalam ruang lingkup pengalaman ibadah agama. Misalnya, bagi
pemeluk agama islam hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan menjalankan
sholat 5 waktu, ditambah dengan sholat malam (tahajud) disertai dengan
berdoa dan berdzikir.
2.1.14 Kriteria Penilaian Kecemasan Menurut DASS
Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat dan
sangat berat. Psvchometric Properties Of The Depression Anxiety Stres Scale 42
(DASS) yang terdiri dari 42 item, yang mencakup :
29
1. Skala depresi
Skala depresi menurut DASS terdiri dari beberapa nomor antara lain :
3 (Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu kejadian), 5 (Merasa sepertinya
tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan), 10 (Pesimis), 13 (Merasa sedih
dan depresi), 16 (Kehilangan minat pada banyak hal misal makan, ambulasi,
sosialisasi), 17 (Merasa tidak layak), 21 (Merasa hidup tidak berharga), 24
(Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan), 26 (Merasa hilang harapan
dan putus asa), 31 (Sulit untuk antusias pada banyak hal), 34 (Merasa tidak
berharga), 37 (Tidak ada harapan untuk masa depan), 38 (Merasa hidup tidak
berarti), 42 (Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu).
Dengan skor normal (0-9), ringan (10-13), sedang (14-20), berat (21-27), sangat
berat (>28).
2. Skala kecemasan
Skala kecemasan menurut DASS terdiri dari beberapa nomor antara lain :
2 (Mulut terasa kering), 4 (Merasakan gangguan dalam bernafas seperti nafas
cepat, sulit bernafas), 7 (Kelemahan pada anggota tubuh), 9 (Cemas yang
berlebihan dalam suatu situasi namun bisa lega jika hal atau situasi itu berakhir),
15 (Kelelahan), 19 (Berkeringat seperti tangan berkeringat tanpa stimulasi oleh
cuaca maupun latihan fisik), 20 (Ketakuan tanpa alasan yang jelas), 23 (Kesulitan
dalam menelan), 25 (Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimulasi
oleh latihan fisik), 28 (Mudah panik), 30 (Takut diri terhambat oleh tugas-tugas
yang tidak biasa dilakukan), 36 (Ketakutan), 40 (Khawatir dengan situasi saat
30
diri anda mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri), 41
(Gemetar). Dengan skor normal (0-7), ringan (8-9), sedang (10-14), berat (15-
19), sangat berat (>20).
3. Skala stres
Skala stres menurut DASS terdiri dari beberapa nomor antara lain :
1 (Menjadi marah karena hal-hal kecil atau sepele), 6 (Cenderung bereaksi
berlebihan pada situasi), 8 (Kesulitan untuk relaksasi atau bersantai), 11 (Mudah
merasa kesal), 12 (Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas), 14
(Tidak sabaran), 18 (Mudah tersinggung), 22 (Sulit untuk beristirahat), 27
(Mudah marah), 29 (Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang mengganggu),
32 (Sulit untuk menoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang
dilakukan), 33 (Berada pada keadaan tegang), 35 (Tidak dapat memaklumi hal
apa pun yang menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang sedang anda
lakukan), 39 (Mudah gelisah). Dengan skor normal (0-14), ringan (15-18),
sedang (19-25), berat (26-33), sangat berat (>34).
2.1.15 Faktor Yang Mempengaruhi Stres
1. Adanya tuntutan dari orang tua dan masyarakat. Orang tua yang biasanya
menuntut anaknya untuk mendapatkan nilai yang baik disekolahanya tanpa
melihat kemampuan si anak. Beban berat yang dialami remaja ini dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit kepala, kurangnya nafsu makan,
dan kecemasan yang berlebihan (Needlman, 2004).
31
2. Bahwa remaja sering mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti
kehendak dari orangtua atau mengikuti keinginanya sendiri. Situasi ini dikenal
sebagai keadaan yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik
pada remaja (Mutadin 2002).
3. Frustasi dapat terjadi apabila individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat
hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang sesuai
dengan yang diinginkanya dan frustasi juga dapat diartikan sebagai efek
psikologis terhadap situasi yang mengancam seperti timbul reaksi mudah marah,
penolakan atau depresi (Nasution, 2007).
4. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak pada masa ini mood (suasana
hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood yang drastis pada
remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau
kegiatan sehari-hari dirumah (Proverawati, 2009).
5. Emosionalitas pada masa remaja dipengaruhi oleh adanya faktor kematangan,
faktor belajar, kemurungan, merajuk, ledakan marah dan kecenderungan untuk
menangis serta pada masa ini remaja akan merasa khawatir, gelisah dan cepat
marah (Ade, 2011).
2.2 Konsep Dysmenorrhea
2.2.1 Definisi Dysmenorrhea
Secara etimologi, dysmenorrhea ini sendiri berasal dari kata dys yang berarti
sulit, menyakitkan atau tidak normal meno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti
aliran. Jika diartikan secara keseluruhan maka dysmenorrhea adalah aliran bulanan
32
yang menyakitkan atau tidak normal (Laila, 2011). Dysmenorrhea adalah kondisi
medis yang terjadi sewaktu menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari–hari
dan memerlukan pengobatan untuk mengurangi dysmenorrhea ini (Fauziah, 2012).
Dysmenorrhea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan
produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah menstruasi pertama
(menarche). Nyeri ini berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita
nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi dan nyeri menstruasi ini yang
memaksakan wanita untuk beristirahat atau dapat berakibat pada menurunnya kinerja
dan berkurangnya aktivitas sehari - hari (Proverawati, 2009).
2.2.2 Klasifikasi Dysmenorrhea
Klasifikasi dysmenorrhea secara klinis dibagi menjadi dua jenis menurut Laila
(2011) antara lain:
a. Dysmenorrhea primer adalah nyeri menstruasi yang dirasakan tanpa adanya
kelainan pada alat reproduksi. Dengan kata lain, ini adalah rasa nyeri yang
biasa dirasakan oleh perempuan saat mengalami haid. Rasa nyeri ini biasanya
terjadi setelah 12 bulan atau lebih, dimulai sejak haid pertama. Bahkan ada
sebagian perempuan yang selalu merasakan nyeri setiap menstruasi datang.
Untuk mengatasi dysmenorrhea primer ini salah satunya dapat dilakukan
dengan menggunakan sesuatu yang hangat pada bagian perut yang mengalami
nyeri.
b. Dysmenorrhea sekunder adalah dysmenorrhea yang biasanya ditemukan jika
terdapat penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa
33
sebelum, selama, dan sesudah haid. Kondisi ini paling sering ditemukan pada
wanita usia 30 - 45 tahun.
2.2.3 Tanda Dan Gejala Dysmenorrhea
Tanda dan gejala dari dysmenorrhea menurut Hendrik (2006) antara lain :
a. Nyeri pada perut bagian bawah
b. Nyeri pada punggung
c. Lemas dan pucat
d. Mual muntah
e. Sakit kepala
f. Pingsan
g. Mudah marah
h. Perasaan cemas
i. Diare
j. Sering berkemih
k. Kesulitan tidur
2.2.4 Penyebab Dysmenorrhea
Penyebab dari dysmenorrhea berdasarkan klasifikasinya dibagi menjadi dua
jenis menurut Fauziah (2012) antara lain:
1. Penyebab dysmenorrhea primer
a. Faktor endokrin
Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dysmenorrhea
primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Hal itu disebabkan
34
karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang
menyebabkan kontraksi otot – otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2
berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dysmenorrhea dapat
dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea (mual), dan vomitting
(muntah).
b. Faktor konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor – faktor ini yaitu anemia, dan
penyakit menahun.
c. Faktor psikologis (stres)
Pada gadis remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidak mendapatkan penjelasan yang baik tentang proses menstruasi yang benar
sehingga mudah mengalami dysmenorrhea.
2. Penyebab dysmenorrhea sekunder
a. Endometriosis (endometrium).
b. Mioma uteri (tumor jinak dalam kandungan).
c. Stenosis serviks (penyempitan leher rahim).
2.2.5 Tingkatan Dysmenorrhea
Tingkatan dysmenorrheadapat dibagi menjadi tiga jenis menurut Manuaba
(2010) antara lain :
1. Dysmenorrhea ringan adalah jika nyeri berlangsung beberapa saat dan hanya
memerlukan istirahat sejenak serta dapat melanjutkan aktivitas sehari hari
35
sehingga tidak perlu menggunakan obat-obatan. Pada dysmenorrhea ringan
disertai dengan tanda dan gejala seperti :
a. Dapat melakukan aktivitas
b. Dapat berkonsentrasi belajar
2. Dysmenorrhea sedang adalah diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa perlu
meninggalkan aktivitasnya. Pada dysmenorrhea sedang disertai dengan tanda dan
gejala seperti :
a. Terasa mual muntah
b. Badan menjadi lemas
c. Aktivitas menjadi terganggu
3. Dysmenorrhea berat adalah pada dysmenorrhea ini diperlukan istirahat dalam
beberapa hari, memerlukan obat dengan intensitas tinggi, dan diperlukan
tindakan operasi karena dapat mengganggu menstruasi. Pada dysmenorrhea berat
disertai dengan tanda dan gejala seperti :
a. Nyeri perut bagian bawah
b. Nyeri pada punggung
c. Tidak nafsu makan
d. Pusing
e. Tidak dapat melakukan aktivitas sama sekali
f. Pingsan
36
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Dysmenorrhea
1. Umur saat menarche
Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16
tahun atau pada masa awal remaja tengah ditengah masa pubertas sebelum
memasuki masa reproduksi. Dan menarche merupakan pertanda adanya suatu
perubahan status sosial dari anak-anak ke dewasa (Proverawati, 2009). Menarche
merupakan menstruasi pertama kalinya yang dihadapi oleh remaja putri, usia
bervariasi antara 10–16 tahun, tetapi rata-rata usia 12–13 tahun. Statistik
menunjukkan bahwa usia menarce dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi
dan kesehatan umur. Proses menstruasi bermula sekitar umur 12 atau 13 tahun
walaupun ada yang lebih cepat sekitar umur 9 tahun dan selambat-lambatnya
umur 16 tahun. Salah satu faktor resiko terjadinya dysmenorrhea adalah
menstruasi pertama pada usia amat dini. Telah mencatat faktor resiko pada
dysmenorrhea antara lain usia saat mentruasi pertama < 12 tahun (Sulistyowati,
2009). Menarche yang terjadi lebih awal dari usia normal dimana alat reproduksi
belum siap untuk mengalami perkembangan dan juga masih terjadi penyempitan
pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika mengalami menstruasi atau
dysmenorrhea (Desriani, 2013).
2. Dysmenorrhea yang terjadi beberapa setelah menarche datang biasanya setelah
12 bulan atau lebih, umumnya anovulatoar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa
nyeri timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama dengan permulaan haid
berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat berlangsung
37
beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit, biasanya terbatas pada
perut bawah, tetapi dapat menyebar kearah pinggang dan paha, bersamaan
dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala dan diare
(Fauziah, 2012).
3. Dysmenorrhea ini terjadi berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.
Pada saat haid datang tidak terlalu menimbulkan nyeri, gejala yang ditimbulkan
seperti pegal pada paha, sakit pada payudara, lelah, mudah tersinggung,
kehilangan keseimbangan, ceroboh, gangguan tidur (Fauziah, 2012).
2.2.7 Ciri – Ciri Dysmenorrhea
Ciri – ciri dysmenorrhea menurut Proverawati (2009) antara lain :
a. Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi pertama (menarche).
b. Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau diawal menstruasi. Berlangsung
beberapa jam, namun bisa beberapa hari.
c. Datangnya nyeri hilang timbul dan pada umumnya pada perut bagian bawah,
kadang – kadang menyebar pada daerah pinggang, paha depan.
d. Disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, dan diare.
2.2.8 Komplikasi Dysmenorrhea
Komplikasi dysmenorrhea yang mungkin terjadi pada penderita nyeri haid
menurut Anurogo (2011) antara lain:
a. Jika diagnosis dysmenorrhea sekunder diabaikan atau terlupakan
makapatologi (kelainan atau gangguan yang mendasari dapat memicu
kenaikan angka kematian, termasuk kemandulan).
38
b. Isolasi sosial (merasa terasing atau dikucilkan) dan depresi.
2.2.9 Pencegahan Dysmenorrhea
Pencegahan dari dysmenorrhea menurut Proverawati (2009) antara lain:
a. Latihan relaksasi atau yoga yang dapat membantu mengurangi sakit.
b. Menggunakan obat untuk meredakan nyeri seperti asam mefenamat,
parasetamol atau obat pereda nyeri lainya.
c. Jika nyeri yang dirasa sangat menggangu sebaiknya dibuat untuk istirahat.
d. Juga dapat menggunakan kompres hangat tepat pada bagian yang terasa kram
(bisa diperut atau pinggang bagian belakang) untuk mengurangi nyeri.
e. Mandi dengan air hangat boleh juga menggunakan aromaterapi untuk
menenangkan diri.
2.2.10 Alat Ukur Dysmenorrhea
Untuk mengetahui sejauh mana derajat dysmenorrhea seseorang apakah
ringan, sedang, beratdengan menggunakan alat ukur yaitu check list (√) atau centang.
Unsur yang dinilai pada kuesionr ini antara lain dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea
sedang, dan dysmenorrhea berat. Pada kuesioner ini terdiri dari 11 pertanyaan. Untuk
penilaian dysmenorrhea dengan ketentuan sebagai berikut menurut Proverawati
(2009):
Dysmenorrhea ringan
Dysmenorrhea sedang
Dysmenorrhea berat
39
2.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea
Stres merupakan suatu respon alami dari tubuh kita ketika mengalami tekanan
dari lingkungan. Dampak dari stres beraneka ragam, dapat mempengaruhi kesehatan
mental maupun fisik. Salah satu dampak dari stres terhadap kesehatan adalah
dysmenorrhea. Saat seseorang mengalami stres terjadi respon neuroendokrin
sehingga menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang merupakan
regulator hipotalamus utama menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone
(ACTH). ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon
tersebut menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini
menyebabkan sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang
rendah meningkatkan sintesis prostaglandin F2ά dan E2. Ketidakseimbangan antara
prostaglandin F2ά dan E2 dengan prostasiklin (PGI2) menyebabkan peningkatan
aktivasi PGF2ά. Peningkatan aktivasi menyebabkan iskhemia pada sel-sel
miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang
berlebihan menyebabkan dysmenorrhea (Hendrik, 2006).
2.4 Konsep Remaja
2.4.1 Definisi Remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, yang artinya tumbuh
untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang
masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang
kehidupan. Pada remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek
40
intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan
mereka tidak mampu hanya mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa
(Asrori, 2012).
Remaja adalah dimana masa yang berada pada tumpang tindih antara masa
kanak–kanak dengan masa dewasa, sehingga dapat menyebabkan remaja mengalami
kesulitan dalam menghadapi fase perkembangan selanjutnya. Pada fase tersebut,
remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon yang memberikan dampak
baik pada bentuk fisik terutama organ–organ seksual dan psikis terutama emosi
(Proverawati, 2009).
Remaja adalah seseorang anak dikatakan remaja apabila seorang anak telah
mencapai usia 10-18 tahun untuk anak perempuan dan usia 12-20 tahun untuk anak
laki–laki dengan kematangan organ seksualnya dan secara biologis siap untuk
menikah (Ade, 2011).
2.4.2 Fase-Fase Remaja
Adapun fase-fase remaja menurut Ade (2011) antara lain:
a. Masa pra pubertas ( usia 12-13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke
remaja. Pada anak perempuan masa ini lebih singkat dibandingkan dengan
anak laki-laki. Pada masa ini terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu
meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ
reproduksi remaja. Disamping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat
pesat juga terjadi pada fase ini. Selain itu pada fase ini remaja cenderung lebih
41
berani untuk mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan
pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin.
Hal ini akan ditanggap oleh kedua orangtuanya sebagai suatu perkembangan.
Remaja pada masa ini tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil lagi mereka
akan lebih senang bergaul dengan anak yang sepantaranya.
b. Masa pubertas (14-16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisiknya
mereka begitu menonjol. Remaja akan cemas dengan perkembangan fisiknya,
sekaligus bangga bahwa hal ini menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-
anak lagi. Pada masa ini emosi remaja menjadi sangat labil akibat
perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan
seksualnya juga semakin kuat. Pada remaja putri ditandai dengan datangnya
menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan
mimpi basah yang pertama. Remaja akan menjadi bingung dan malu akan hal
ini, sehingga orang tua harus mendampingi serta memberikan pengertian yang
baik dan benar mengenai seksualitasnya. Jika hal ini gagal ditangani dengan
baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri atau
gender dan seksualitasnya menjadi terganggu.
c. Masa akhir pubertas (17-18 tahun)
Pada masa ini, remaja mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai wanita maupun sebagai laki-laki.
Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri
42
mereka. Masa ini berlangsung samgat singkat. Pada remaja wanita masa ini
akan berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan remaja laki-laki.
Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai
sepenuhnya. Namun kematangan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
d. Periode remaja adolesensi (19-21 tahun)
Pada periode ini, umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang
sempurna baik segi fisik, emosi, psikisnya. Mereka akan mempelajari
berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme
yang didapat dipikiran mereka. Mereka mulai menyadari mengkritik itu lebih
mudah daripada menjalaninya. Sikap terhadap kehidupan mulai nampak jelas
seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya arah kehidupanya serta sifat-sifat
yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
2.4.3 Ciri – Ciri Dinamika Remaja
Ciri – ciri dinamika remaja dibagi menjadi tiga jenis menurut Lubis (2012)
antara lain :
1. Ciri – ciri dinamika remaja awal
a. Mulai menerima kondisi dirinya.
b. Berkembangnya cara berpikir.
c. Menyadari bahwa setiap manusi memiliki perbedaan potensi.
d. Tindakan masih kanak – kanak, akibat ketidakstabilan emosi.
2. Ciri – ciri dinamika remaja tengah
a. Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna.
43
b. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat dan minat.
c. Belajar tanggung jawab.
d. Perilaku agresif akibat diperlakukan seperti kanak – kanak.
3. Ciri – ciri dinamika remaja akhir
a. Berlatih mandiri dalam membuat keputusan.
b. Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi.
c. Dapat berfikir obyektif sehingga mampu bersikap sesuai situasi.
d. Belajar menyesuaikan diri dengan norma – norma yang berlaku.
2.4.4 Bahaya Fisik Pada Remaja
Bahaya fisik yang terjadi pada remaja menurut Lubis (2012) antara lain :
a. Kematian
Kematian akibat penyakit tidak banyak terjadi pada remaja. Faktor penyebab
kematian remaja yaitu kecelakaan lalu lintas, perkelahian, penggunaan
narkoba.
b. Cacat fisik
Cacat fisik ringan atau yang masih dapat diperbaiki tidak akan menghambat
remaja untuk melakukan seperti yang dilakukan teman - temanya. Namun,
lebih mengarah kepada gangguan psikologis pada remaja seperti kurang
percaya diri, manakala memakai kacamata tebal, alat bantu pendengaran atau
penyakit asma kronis.
44
c. Kecanggungan dan kekakuan
Kecanggungan dan kekakuan lebih serius terjadi pada periode remaja daripada
periode sebelumnya. Bila perkembangan keterampilan motoriknya terganggu
akan mengakibatkan remaja merasa canggung dalam aktivitas kelompok
sebayanya.
2.4.5 Masalah Psikologis Yang Terjadi Pada Remaja
Masalah psikologis yang terjadi pada remaja menurut Ade (2011) antara lain:
1. Rasa malu
Rasa malu bisa digambarkan sebagai rasa tidak nyaman pada remaja.
Biasanya berkaitan dengan membuka diri kepada orang lain, jadi rasa malu itu
timbul seolah olah remaja tersebut sedang dalam sorotan orang lain dan
dinilai rendah oleh orang lain. Jika ditelusuri ada banyak faktor rasa malu
tersebut, latar belakangnya adalah karena rasa rendah diri. Rasa malu juga
dibutuhkan untuk remaja untuk pengendalian diri karena itu berkaitan dengan
etiket pergaulan dan sopan santun. Selain itu rasa malu karena berbuat dosa
juga perlu diterapkan pada remaja.
2. Emosionalitas
Emosi merujuk pada suatu sifat yang khas. Suatu keadaan biologis serta
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Mudah tidaknya perasaan remaja
untuk terpengaruh oleh kesan-kesan, hal inilah yang disebut dengan
emosionalitas. Emosionalitas adalah salah satu tipe kepribadian manusia.
Emosionalitas adalah suatu kecenderungan atau tingkatan atau derajat dimana
45
seseorang bereaksi secara emosional menurut banyak penelitian.
Emosionalitas remaja dipengaruhi oleh adanya faktor kematangan dan faktor
belajar. Kemurungan, merajuk, ledakan marah, dan kecenderungan untuk
menangis karena hasutan dari teman adalah merupakan ciri bagian awal masa
puber. Pada masa ini, remaja akan merasa khawatir, gelisah dan cepat marah.
Faktor penyebab emosionalitas pada masa puber antara lain :
a. Sedih, mudah marah dan suasana hati yang negatif sangat seringterjadi
pada masa pra haid dan awal periode haid.
b. Kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri atau lemahnya kemampuan
mengendalikan diri.
c. Remaja berada dalam tekanan sosial, dan selama kanak-kanak ia kurang
mempersiapkan diri untuk keadaan tersebut.
d. Dampak dari penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan
sosial baru.
3. Cepat merasa bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-
tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sekolah dan kegiatan sosial lainya.
Akibatnya anak akan malas bekerja dan prestasi sekolah menurun.
2.4.6 Tugas- Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan
perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan
46
berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Asrori
(2012) antara lain:
a. Mampu menerima keadaan fisiknya.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
47
Faktor penyebab dysmenorrhea :
a. Faktor endokrin
b. Faktor konstitusi
c. Faktor psikologis (stres)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang
dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka (Saryono, 2011).
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berpengaruh
: Berhubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Tentang Hubungan Tingkat Stres Dengan
Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun
Faktor penyebab stres :
a. Daily hassles
b. Personal stressor
c. Appraisal
Tingkat stres pada
remaja putri
Sedang Ringan Berat
Dysmenorrhea
Primer Sekunder
48
Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan hubungan tingkat stres dengan kejadian
dysmenorrhea pada remaja putri. Faktor yang dapat menyebabkan stres terdiri dari :
daily hassles, personal stressor, appraisal. Adapun tingkatan dari stres yaitu sedang,
ringan, berat. Sedangkan dari faktor yang dapat menyebabkan dysmenorrhea yaitu
faktor endokrin, faktor konstitusi, faktor psikologis (stres). Dan dysmenorrhea dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.
Berdasarkan uraian tersebut maka stres merupakan penyebab terjadinya
dysmenorrhea dikarenakan tidak mendapatkan penjelasan yang baik tentang proses
haid sehingga membuat emosi menjadi tidak stabil dan timbul dysmenorrhea.
3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan (Arikunto,
2015).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri
di MAN 1 Kota Madiun.
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,
memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat memengaruhi
akurasi suatu hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal pertama
rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan kedua rancangan
penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan
dilaksanakan (Nursalam, 2016).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
noneksperimen dengan desain penelitian analisis korelasional melalui pendekatan
cross sectional. Analisis korelasional adalah dapat diketahui seberapa jauh kontribusi
faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejaidan tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau
observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat
(Nursalam, 2016). Peneliti melakukan analisa mengenai hubungan tingkat stres
dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
50
4.2 Populasi Dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam
suatu penelitian dan penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting dan
menentukan keakuratan hasil penelitian (Saryono, 2011). Populasi dalam penelitian
ini yaitu seluruh remaja putri kelas X dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun
yang sudah mengalami menarche dan mengalami dysmenorrhea berjumlah 45 siswi.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi sebagai sumber data. Pengambilan
sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili populasi supaya hasil
penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel yang dikehendaki harus
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan kriteria ini berupa kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi (Saryono, 2011). Sampel dalam penelitian ini seluruh remaja putri kelas X
dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun yang sudah mengalami menarche dan
mengalami dysmenorrhea berjumlah 45 siswi.
4.3 Tehnik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Tehnik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian. Cara pengambilan sampel dapat digolongkan menjadi dua yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling. Tehnik pengambilan sampling
dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan total sampling
51
adalah tehnik penentuan sampel dengan cara mengambil seluruh anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
52
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Seluruh remaja putri kelas X dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun yang
sudah mengalami menarche dan mengalami dysmenorrhea yang berjumlah 45 siswi.
Sampel
Seluruh remaja putri kelas X dan XI program IPS di MAN 1 Kota Madiun yang
sudah mengalami menarche dan mengalami dysmenorrhea yang berjumlah 45 siswi.
Desain Penelitian Analisis korelasional dengan pendekatan cross sectional
Pengumpulan Data
Menggunakan Kuesioner
Variabel Bebas :
Tingkat Stres Pada Remaja Putri
Variabel Terikat :
Dysmenorrhea Pada Remaja Putri
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, tabulating
Analisis : Spearman rank dengan 0,05
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian
Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun
Sampling : Total Sampling
53
4.5 Variabel Penelitian Independent Dan Dependent
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam penelitian ini berupa
variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain dan variabel terikat (dependent variable) adalah
variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2016).
Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini yakni tingkat stres pada
remaja putri. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini yakni
dysmenorrhea pada remaja putri.
4.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari
sesuatu yang didefinisikan tersebut. Sehingga peneliti memungkinkan untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi,
dan replikasi (Nursalam, 2016).
54
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian
Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat Ukur Skala
Data
Skor
Variabel
Independe
nt yaitu
tingkat
stres pada
remaja
putri.
Respon tubuh
yang dialami
oleh remaja
putri terhadap
tuntutan atau
beban pada
saat nyeri
haid.
Skala stres yang
terdiri dari :
1. Menjadi
marah karena
hal-hal kecil
atau sepele
2. Cenderung
bereaksi
berlebihan
pada situasi
3. Kesulitan
untuk
relaksasi atau
bersantai
4. Mudah
merasa kesal
5. Merasa
banyak
menghabiska
n energi
karena cemas
6. Tidak
sabaran
7. Mudah
tersinggung
8. Sulit untuk
beristirahat
9. Mudah
marah
10. Kesulitan
untuk tenang
setelah
sesuatu yang
mengganggu
11. Sulit untuk
menoleransi
gangguan-
Kuesioner
dengan
mengguna
kan
instrumen
DASS
(Depressi
on Anxiety
Stres
Scale).
Ordinal Dengan
skor
pertanyaan :
0= tidak
pernah
1=kadang-
kadang
2= sering
3=hampir
setiap saat
Klasifikasi :
Normal : 0-
14
Ringan : 15-
18
Sedang :
19-25
Berat : 26-
33
Sangat berat
: >34
55
gangguan
terhadap hal
yang sedang
dilakukan
12. Berada pada
keadaan
tegang
13. Tidak dapat
memaklumi
hal apa pun
yang
menghalangi
anda untuk
menyelesaika
n hal yang
sedang anda
lakukan
14. Mudah
gelisah
Variabel
dependent
yaitu
dysmenorr
hea pada
remaja
putri.
Nyeri di
daerah perut
bagian bawah
saat
menstruasi
yang dialami
oleh remaja
putri.
1. Dysmenorrhe
a ringan :
- Dapat
melakukan
aktivitas
- Dapat
berkonsentr
asi belajar
2. Dysmenorrhe
a sedang :
- Terasa
mual
muntah
- Badan
menjadi
lemas
- Aktivitas
menjadi
terganggu
3. Dysmenorrhe
a berat :
- Nyeri perut
bagian
Check list
(√) atau
centang
Ordinal Klasifikasi :
Ringan,
Sedang ,
Berat
56
4.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Nursalam, 2016). Kuesioner
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup mengenai
hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Untuk variabel tingkat stres pada
remaja putri peneliti menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety Stres Scale)
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 14 pertanyaan. Kemudian responden menjawab
pertanyaan dengan memberikan tanda check list (√) atau centang pada jawaban yang
dipilih oleh responden pada pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Pada kuesioner ini
bawah
- Nyeri pada
punggung
- Tidak nafsu
makan
- Pusing
- Tidak dapat
melakukan
aktivitas
sama sekali
- Pingsan
57
berisi tentang pertanyaan skala stres. Untuk variabel dysmenorrhea pada remaja putri
peneliti menggunakan check list (√) atau centang dengan jumlah pertanyaan sebanyak
11 pertanyaan dan responden menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda check
list (√) atau centang pada jawaban yang dipilih oleh responden pada pertanyaan yang
ada dalam kuesioner. Dan pada kuesioner ini yang berisi tentang pertanyaan
dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea sedang, dysmenorrhea berat.
4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas
4.8.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks ketepatan alat ukur dalam mengukur suatu data.
Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa saja
yang seharusnya di ukur sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu (Notoatmodjo,
2012). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Product Moment
dengan bantuan program komputer SPSS 16 For Windows. Instrumen dikatakan
valid jika nilai p value < 0,05 dan instrumen dikatakan tidak valid jika nilai p value >
0,05 dengan menggunakan rumus Product Moment (Arikunto, 2015). Uji validitas ini
digunakan untuk kuesioner tingkat stres dan dysmenorrhea pada remaja putri.
Dalam kuesioner tingkat stres menggunakkan kuesioner skala DASS
(Depression Anxiety Stress Scale) yang baku dan dimodifikasi oleh peneliti yang di
ujikan kepada 21 responden dan diperoleh semua hasil uji dari 14 pertanyaan adalah
valid. Dalam kuesioner dysmenorrhea pada remaja putri diujikan kepada 21
responden dan diperoleh hasil uji dari 11 pertanyaan adalah valid.
58
4.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).
Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan alpha cronbach dengan
bantuan program komputer SPSS 16 For Windows. Kuesioner dikatakan reliabel jika
memiliki nilai α> 0,06 (Riwidikdo, 2013).
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan karena kuesioner telah di
modifikasi, untuk tingkat stres menggunakan kuesioner skala DASS (Depression
Anxiety Stress Scale) dan di peroleh hasil nilai alpha cronbach 0,628 maka nilai
alpha reliabel. Dan pengujian reliabilitas pada kuesioner dysmenorrhea diperoleh
hasil nilai alpha cronbach 0,701 maka nilai alpha reliabel.
4.9 Lokasi Dan Waktu Penelitian
4.9.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Kota Madiun.
4.9.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Agustus 2017.
4.10 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
59
2016). Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan data yang ditetapkan adalah
sebagai berikut :
1. Mengurus surat pengantar dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti
Husada Mulia Madiun.
2. Peneliti memberikan surat ijin dan meminta ijin kepada Kepala Sekolah MAN 1
Kota Madiun.
3. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan prosedur dari
penelitian ini kepada responden dan apabila bersedia menjadi responden
dipersilahkan menandatangani “Inform consent”.
4. Kemudian peneliti mengumpulkan semua responden kelas X dan XI program IPS
dalam 1 ruangan yang sama dengan tujuan untuk dilakukan penelitian.
5. Selanjutnya peneliti membagikan lembar kuesioner kepada responden.
6. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya setiap
pertanyaan yang ada pada kuesioner.
7. Kemudian kuesioner diisi oleh responden dengan memberikan tanda centang atau
check list (√) pada daftar pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner.
8. Kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti setelah responden selesai
mengisi kuesioner.
9. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk
mengantisipasi jika ada pertanyaan yang belum terjawab oleh responden.
10. Kemudian peneliti melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data.
60
4.11 Pengolahan Data
Pengolahan data adalah salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan
karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum
memberikan informasi apa - apa dan belum siap untuk disajikan. Proses pengolahan
data dilakukan melalui beberapa tahap - tahap menurut Notoatmodjo (2012) :
1. Editing (penyuntingan data)
Hasil data dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.
Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan.
Apabila ada data - data yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu dilakukan
pengambilan data ulang untuk melengkapi data - data tersebut. Tetapi apabila
tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau
dimasukkan dalam pengolahan “data missing”.
2. Coding (pengkodean)
Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau
“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan.
a. Kode pada variabel tingkat stres pada remaja putri adalah :
0: Tidak pernah, 1: Kadang-kadang, 2: Sering, 3: Hampir setiap saat
3. Data Entry (memasukkan data)
Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau “software” komputer. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari
61
orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka terjadi bias,
meskipun hanya memasukkan data.
4. Scoring (pemberian skor)
Menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan dan tentukan nilai
terendah dan tertinggi. Tahapan ini dilakukan setelah ditentukan kode jawaban
atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat
diberikan skor. Dan apabila responden menjawab pertanyaan dengan jawaban iya
maka diberi skor 1 dan jika responden menjawab pertanyaan dengan jawaban
tidak maka diberi skor 0.
a. Skor pada variabel tingkat stres pada remaja putri didapatkan skor minimal 0
dan skor maksimal 15 sehingga diperoleh skor sebagai berikut :
0-14 (Normal), 15-18 (Ringan), 19-25 (Sedang), 26-33 (Berat), >34 (Sangat
berat)
b. Skor pada variabel dysmenorrhea pada remaja putri didapatkan skor minimal
0 dan skor maksimal 11 sehingga diperoleh skor sebagai berikut :
Ringan , Sedang , Berat
5. Cleaning (pembersihan data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atu responden selesai dimasukkan,
perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data
cleaning).
62
4.12 Analisa Data
4.12.1 Analisa Data Univariat
Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis data univariat
ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2012). Pada analisis data univariat ini digunakan untuk menganalisis
hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun. Pada penelitian ini meliputi data umum dan data khusus yang termasuk
data umum meliputi usia responden, kelas dan usia menarche, sedangkan data khusus
meliputi tingkat stres dan dysmenorrhea. Pengukuran yang digunakan untuk data
umum menggunakan tendensi sentral (usia responden dan usia menarche) kemudian
pengukuran yang digunakan untuk data khusus menggunakan distribusi frekuensi
(kelas, tingkat stres dan dysmenorrhea).
4.12.2 Analisa Data Bivariat
Apabila telah dilakukan analisis bivariat tersebut, hasilnya akan diketahui
karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat.
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat yang diduga adanya berhubungan atau berkolerasi dengan menggunakan uji
statistik (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri
di MAN 1 Kota Madiun. Dan dalam data penelitian ini menggunakan skala ordinal
dan ordinal maka uji statistik yang digunakan adalah uji spearman rank. Uji
63
spearman rank adalah semua hipotesis untuk kategori yang berskala ordinal dan
ordinal tidak berpasangan menggunakan analisa data uji spearman rank dengan taraf
signifikansi yaitu α 0,05 (Sopiyudin, 2009).
a. Apabila nilai p value > 0,05 yang artinya H0 diterima dan Ha ditolak yang
berarti tidak ada hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun.
b. Apabila nilai p value < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang
berarti ada hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja
putri di MAN 1 Kota Madiun.
Bila P value < α (0,05), maka signifikan atau ada hubungan menurut sugiyono
(2011) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
a. 0,00-0,199 : Sangat rendah
b. 0,20-0,399 : Rendah
c. 0,40-0,599 : Sedang
d. 0,60-0,799 : Kuat
e. 0,80-1,000 : Sangat kuat
4.13 Etika Penelitian
Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau
melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude)
serta berpegang teguh pada etika penelitian meskipun mungkin penelitian yang
dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek penelitian
(Notoatmodjo, 2012):
64
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk mendapatkan
informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut. Disamping itu,
peneliti juga memberikan kebebasan kepada subyek untuk memberikan informasi
atau tidak memberikan informasi (berpartisipasi). Peneliti mempersiapkan
formulir persertujuan subyek (inform consent) yang mencangkup :
a. Penjelasan manfaat penelitian
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
c. Menjelaskan manfaat yang didapatkan
d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu peneliti tidak boleh
menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subyek.
3. Keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan (respect for justicean inclusivess)
Keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan,
dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga
memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian.
65
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and
benefits).
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi
subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling
tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subyek penelitian.
66
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian
MAN 1 Kota Madiun (Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Madiun) merupakan
sekolah yang setaraf dengan SMA. MAN 1 ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta No
68B Kota Madiun yang sebelumnya sekolah ini terletak di Jalan Barito No.13 Kota
Madiun. MAN 1 Kota Madiun ini sendiri memiliki 3 program jurusan antara lain
IPA, IPS, dan AGAMA masing–masing dari ketiga jurusan ini terdiri dari 2 kelas
yaitu IPA 1 IPA 2, IPS 1 IPS 2 dan AGAMA 1 AGAMA 2. Kepala sekolah MAN 1
Kota Madiun yaitu bapak Imam Tafsir.
Di MAN 1 ini belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi
khususnya pada seluruh remaja putri jika belum pernah dilakukan pendidikan
kesehatan reproduksi ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dari remaja putri
tersebut untuk mengetahui dysmenorrhea, penanganan dari dysmenorrhea, penyebab
dysmenorrhea. Dan di MAN 1 ini mayoritas remaja putri sebanyak 95 siswi
sedangkan untuk remaja putra yang berjumlah 55 siswa dari berbagai 3 program
jurusan antara lain IPA, IPS, dan AGAMA yang masing-masing terdiri dari 2 kelas.
67
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum
Karakteristik responden berdasarkan usia di MAN 1 Kota Madiun.
1. Usia Responden
Pada usia responden ini menggunakan pengukuran tendensi sentral yang terdiri
dari mean, median, mode, simpang baku, minimum dan maksimum.
Tabel 5.1 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Responden Variabel Mean Median Mode Simpang
Baku
Minimum Maksimum
Usia 16,27 16,00 16 0,863 15 18
Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa usia pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun rata-rata usia responden 16,27 tahun, median 16,00 dengan usia paling
rendah 15 tahun dan usia paling tinggi 18 tahun.
2. Kelas
Kelas remaja putri di MAN 1 Kota Madiun ini yang terdiri dari 2 kelas yaitu
kelas X, dan kelas XI program IPS.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Kelas Frekuensi Persentase (%)
X 23 51,1%
XI 22 48,9%
Total 45 100%
Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar kelas X dengan
jumlah 23 responden (51,1%).
68
3. Usia Menarche
Pada usia menarche ini menggunakan pengukuran tendensi sentral yang terdiri
dari mean, median, mode, simpang baku, minimum dan maksimum.
Tabel 5.3 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Menarche Variabel Mean Median Mode Simpang
Baku
Minimum Maksimum
Usia 12,36 12,00 12 0,981 11 14
Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa usia pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun rata-rata usia menarche responden 12,36 tahun, median 12,00 dengan
usia paling rendah 11 tahun dan usia paling tinggi 14 tahun.
5.2.2 Data Khusus
Pada data khusus ini didasarkan pada variabel yang diukur yaitu tingkat stres
dan dysmenorrhea pada remaja putri.
1. Tingkat Stres
Tingkat stres pada remaja putri ini dikelompokkan menjadi 5 kategori yang
terdiri dari normal (tidak stres), stres ringan, stres sedang, stres berat, dan stres
sangat berat.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres Tingkat Stres Pada
Remaja Putri
Frekuensi Persentase (%)
Normal 0 0%
Stres Ringan 18 40,0%
Stres Sedang 23 51,1%
Stres Berat 4 8,9%
Stres Sangat Berat 0 0%
Total 45 100%
Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017
69
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa pada remaja putri di MAN 1 Kota
Madiun sebagian besar yang mengalami stres sedang dengan jumlah 23 responden
(51,1%) dan sebagian kecil yang mengalami stres berat dengan jumlah 4 responden
(8,9%).
2. Dysmenorrhea
Dysmenorrhea pada remaja putri ini dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu
dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea sedang, dan dysmenorrhea berat.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dysmenorrhea Dysmenorrhea Pada
Remaja Putri
Frekuensi Persentase (%)
Dysmenorrhea Ringan 22 48,9%
Dysmenorrhea Sedang 15 33,3%
Dysmenorrhea Berat 8 17,8%
Total 45 100%
Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa pada remaja putri di MAN 1 Kota
Madiun sebagian besar yang mengalami dysmenorrhea ringan dengan jumlah 22
responden (48,9%) dan sebagian kecil yang mengalami dysmenorrhea berat dengan
jumlah 8 responden (17,8%).
5.2.3 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada
Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun
Hasil penghitungan crosstab hubungan tingkat stres dan dysmenorrhea adalah
sebagai berikut :
70
Tabel 5.6 Crosstab Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian
Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun Tingkat Stres
Pada Remaja
Putri
Dysmenorrhea Pada Remaja Putri
Ringan % Sedang % Berat % Total %
Normal 0 0 0 0 0 0 0 0
Ringan 7 15,6 8 17,8 3 6,7 18 40,0
Sedang 13 28,9 6 13,3 4 8,9 23 51,1
Berat 2 4,4 1 2,2 1 2,2 4 8,9
Sangat Berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 22 48,9 15 33,3 8 17,8 45 100
P value =0,000 N=45 Koefisien Korelasi=0,656
Sumber : kuesioner responden di MAN 1 Kota Madiun 2017
Hasil analisis berdasarkan tabel 5.6 di atas hubungan tingkat stres dengan
kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun didapatkan bahwa
remaja putri yang memiliki stres ringan sejumlah 18 responden (40,0%), dengan
dysmenorrhea ringan sejumlah 7 responden (15,6%), dysmenorrhea sedang sejumlah
8 responden (17,8%), dysmenorrhea berat sejumlah 3 responden (6,7%).
Remaja putri yang memiliki stres sedang sejumlah 23 responden (51,1%),
dengan dysmenorrhea ringan sejumlah 13 responden (28,9%), dysmenorrhea sedang
sejumlah 6 responden (13,3%), dysmenorrhea berat sejumlah 4 responden (8,9%).
Remaja putri yang memiliki stres berat sejumlah 4 responden (8,9%), dengan
dysmenorrhea ringan sejumlah 2 responden (4,4%), dysmenorrhea sedang sejumlah 1
responden (2,2%), dysmenorrhea berat sejumlah 1 responden (2,2%).
Hasil uji statistik spearman rank didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar
0,656 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan yaitu terdapat
hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1
71
Kota Madiun. Nilai koefisien korelasi spearman rank ini sebesar 0,656 menunjukkan
jika kekuatan hubungan antara dua variabel ini pada kategori kuat.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Tingkat Stres Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45
didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar yang mengalami
stres sedang dengan jumlah 23 responden (51,1%) dan sebagian kecil yang
mengalami stres berat dengan jumlah 4 responden (8,9%). Hasil analisis kuesioner
dari 23 responden yang mengalami stres sedang ditandai dengan tanda gejala seperti
mudah marah, sulit untuk beristirahat, mudah tersinggung, dan gelisah hal ini sesuai
dengan teori Psychology Foundation (2010) stres yang berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari. Misalnya perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan
seseorang.
Dari hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian besar yang
mengalami stres sedang terkadang mudah menjadi marah karena pada waktu ulangan
harian mendapatkan nilai yang jelek dan mudah frustasi dengan hasil ulangan harian
yang tidak sesuai keinginan, hal ini sesuai dengan Nasution (2007) menyatakan
bahwa frustasi dapat terjadi apabila individu untuk mencapai sasaran tertentu
mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang sesuai
dengan yang diinginkanya dan frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis
terhadap situasi yang mengancam seperti timbul reaksi mudah marah, penolakan atau
depresi.
72
Menurut Proverawati (2009) yang menyatakan bahwa pada masa remaja
merupakan masa yang penuh gejolak pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah
dengan sangat cepat. Perubahan mood yang drastis pada remaja ini seringkali
dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari-hari
dirumah. Selain itu menurut Ade (2011) emosionalitas pada masa remaja dipengaruhi
oleh adanya faktor kematangan, faktor belajar, kemurungan, merajuk, ledakan marah
dan kecenderungan untuk menangis serta pada masa ini remaja akan merasa khawatir,
gelisah dan cepat marah.
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45
didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian kecil yang mengalami
stres berat dengan jumlah 4 responden (8,9%). Hasil analisis kuesioner dari 4
responden (8,9%) yang mengalami stres berat ditandai dengan tanda gejala seperti
merasa tidak kuat lagi untuk melakukan kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat
akan segala hal, merasa tidak dihargai, dan merasa tidak ada hal yang bisa diharapkan
di masa depan hal ini sesuai dengan teori Psychology Foundation (2010) stres kronis
yang terjadi dalam beberapa minggu seperti perselisihan dengan dosen atau teman
secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang dan kesulian finansial.
Dari hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian kecil yang
mengalami stres berat dikarenakan adanya tuntutan dari orangtua untuk selalu
mendapatkan nilai yang baik disekolah, hal ini sesuai dengan teori Needlman (2004)
yang menyatakan bahwa adanya tuntutan yang biasanya menuntut anaknya untuk
mendapatkan nilai yang baik disekolahanya tanpa melihat kemampuan si anak. Beban
73
berat yang dialami remaja ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit
kepala, kurangnya nafsu makan, dan kecemasan yang berlebihan. Dan ada yang
menjawab perbedaan pendapat dengan orangtua dalam hal seperti kegiatan luar
sekolah (bimbingan belajar) dan orangtua menginginkan anaknya mengikuti kegiatan
tersebut agar pada saat ujian nasional mendapatkan nilai yang baik tetapi anak tidak
mau menuruti kemauan dari orangtua, hal ini sesuai dengan teori Mutadin (2002)
bahwa remaja sering mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti kehendak
dari orangtua atau mengikuti keinginanya sendiri. Situasi ini dikenal sebagai keadaan
yang ambivalensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik pada remaja.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berpendapat bahwa remaja putri yang
mengalami tingkat stres sedang, dikarenakan remaja mengalami kelelahan dalam
aktivitas sehari-hari ketika berada di sekolah seperti tugas di sekolah, bimbingan
belajar di luar sekolah yang membuat sulit untuk beristirahat dirumah sehingga
remaja putri menjadi mudah marah, mudah tersinggung dan gelisah. Sedangkan
tingkat stres berat dikarenakan faktor tuntutan orang tua tentang nilai yang baik di
sekolah dan orangtua yang terlalu memaksakan kehendaknya sehingga membuat anak
menjadi stres dan depresi.
5.3.2 Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45
didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun pada remaja putri di MAN 1 Kota
Madiun sebagian besar yang mengalami dysmenorrhea ringan dengan jumlah 22
responden (48,9%) dan sebagian kecil yang mengalami dysmenorrhea berat dengan
74
jumlah 8 responden (17,8%). Hasil analisis kuesioner dari 22 responden yang
mengalami dysmenorrhea ringan ditandai dengan tanda gejala seperti dapat
melakukan aktivitas dan dapat berkonsentrasi belajar hal ini sesuai dengan teori
Manuaba (2010) jika nyeri berlangsung beberapa saat dan hanya memerlukan
istirahat sejenak serta dapat melanjutkan aktivitas sehari hari sehingga tidak perlu
menggunakan obat-obatan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian besar yang
mengalami dysmenorrhea ringan dikarenakan remaja pada waktu mengalami
dysmenorrhea nyeri yang dirasakanya berlangsung hanya beberapa jam saja hal ini
sesuai dengan teori Fauziah (2012) yang menyatakan bahwa dysmenorrhea ini terjadi
beberapa setelah menarche datang biasanya setelah 12 bulan atau lebih, umumnya
anovulatoar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelum atau
bersama-sama dengan permulaan haid berlangsung untuk beberapa jam, walaupun
beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang
berjangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar kearah
pinggang dan paha, bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah,
sakit kepala dan diare.
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari total responden sejumlah 45
didalam data remaja putri di MAN 1 Kota Madiun pada remaja putri di MAN 1 Kota
Madiun sebagian kecil yang mengalami dysmenorrhea berat dengan jumlah 8
responden (17,8%). Hasil analisis kuesioner dari 8 responden yang mengalami
dysmenorrhea berat ditandai dengan tanda gejala seperti nyeri perut bagian bawah,
75
nyeri pada punggung, tidak nafsu makan, pusing, tidak dapat melakukan aktivitas
sama sekali, dan pingsan hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) pada
dysmenorrhea berat ini diperlukan istirahat dalam beberapa hari, memerlukan obat
dengan intensitas tinggi, dan diperlukan tindakan operasi karena dapat mengganggu
menstruasi.
Hasil wawancara peneliti dengan responden sebagian kecil yang mengalami
dysmenorrhea berat dikarenakan pada waktu remaja mengalami dysmenorrhea terjadi
selama 2 hari dan nyeri yang dirasakanya terjadi secara terus menerus selama
menstruasi hal ini sesuai dengan teori Fauziah (2012) pada dysmenorrhea ini terjadi
berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang tidak
terlalu menimbulkan nyeri gejala yang ditimbulkan seperti pegal pada paha, sakit
pada payudara, lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, ceroboh,
gangguan tidur, timbul memar di paha dan lengan atas.
Sebagian yang dapat menyebabkan terjadinya dysmenorrhea ini pada remaja
putri dikarenakan dari usia menarche yang terlalu dini. Berdasarkan tabel 5.3 dapat
diketahui bahwa usia menarche responden yang paling rendah dengan usia 11 tahun,
hal ini sesuai dengan teori Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa menarche
merupakan menstruasi pertama kalinya mendapat haid, bervariasi lebar yaitu antara
10–16 tahun, tetapi rata-rata usia menarche 12-13 tahun. Statistik menunjukkan
bahwa usia menarce dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umur.
Selain itu juga diperkuat menurut teori Sulistyowati (2009) menyatakan bahwa proses
menstruasi bermula sekitar umur 12 atau 13 tahun walaupun ada yang lebih cepat
76
sekitar umur 9 tahun dan selambat-lambatnya umur 16 tahun. Salah satu faktor resiko
terjadinya dysmenorrhea adalah menstruasi pertama pada usia amat dini. Telah
mencatat faktor resiko pada dysmenorrhea antara lain usia saat mentruasi pertama <
12 tahun.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Desriani (2013) umumnya
menarche terjadi pada usia 12 - 13 tahun. Menarche yang terjadi lebih awal dari usia
normal dimana alat reproduksi belum siap untuk mengalami perkembangan dan juga
masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika
mengalami menstruasi atau dysmenorrhea.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berpendapat bahwa remaja putri yang
mengalami dysmenorrhea ringan dikarenakan beberapa hal seperti dapat melakukan
aktivitas dan berkonsentrasi belajar dengan baik. Sedangkan faktor yang dapat
menyebabkan remaja putri mengalami dysmenorrhea berat seperti nyeri perut bagian
bawah, nyeri pada punggung, tidak nafsu makan, pusing, tidak dapat melakukan
aktivitas sama sekali, pingsan, usia menarche yang terlalu dini dan usia menarche
responden tersebut yang paling rendah dengan usia 11 tahun, jika usia menarche yang
terlalu dini < 12 tahun akan mengalami nyeri saat menstruasi atau dysmenorrhea dan
rata-rata usia menarche pada usia 12-13 tahun.
5.3.3 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja
Putri Di MAN 1 Kota Madiun
Hasil analisis berdasarkan tabel 5.6 di atas hubungan tingkat stres dengan
kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun didapatkan bahwa
77
remaja putri yang memiliki stres ringan sejumlah 18 responden (40,0%), dengan
dysmenorrhea ringan sejumlah 7 responden (15,6%), dysmenorrhea sedang sejumlah
8 responden (17,8%), dysmenorrhea berat sejumlah 3 responden (6,7%). Remaja
putri yang memiliki stres sedang sejumlah 23 responden (51,1%), dengan
dysmenorrhea ringan sejumlah 13 responden (28,9%), dysmenorrhea sedang
sejumlah 6 responden (13,3%), dysmenorrhea berat sejumlah 4 responden (8,9%).
Dan remaja putri yang memiliki stres berat sejumlah 4 responden (8,9%), dengan
dysmenorrhea ringan sejumlah 2 responden (4,4%), dysmenorrhea sedang sejumlah 1
responden (2,2%), dysmenorrhea berat sejumlah 1 responden (2,2%).
Hasil uji statistik spearman rank didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar
0,656 dan p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan yaitu terdapat
hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1
Kota Madiun. Nilai koefisien korelasi spearman rank ini sebesar 0,656 menunjukkan
jika kekuatan hubungan antara dua variabel ini pada kategori kuat.
Stres merupakan suatu respon alami dari tubuh kita ketika mengalami tekanan
dari lingkungan. Dampak dari stres beraneka ragam, dapat mempengaruhi kesehatan
mental maupun fisik. Salah satu dampak dari stres terhadap kesehatan adalah
dysmenorrhea. Saat seseorang mengalami stres terjadi respon neuroendokrin
sehingga menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang merupakan
regulator hipotalamus utama menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone
(ACTH). ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon
tersebut menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
78
Hormone (LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini
menyebabkan sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar progesteron yang
rendah meningkatkan sintesis prostaglandin F2ά dan E2. Ketidakseimbangan antara
prostaglandin F2ά dan E2 dengan prostasiklin (PGI2) menyebabkan peningkatan
aktivasi PGF2ά. Peningkatan aktivasi menyebabkan iskhemia pada sel-sel
miometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang
berlebihan menyebabkan dysmenorrhea (Hendrik, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut, stres merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya dysmenorrhea. Dysmenorrhea dapat diminimalkan bila kita dapat
mencegah stres. Penjelasan yang benar tentang proses haid membuat kondisi emosi
lebih stabil sehingga dapat mencegah timbulnya stres. Hal ini dapat meminimalkan
timbulnya dysmenorrhea saat menstruasi.
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang berjudul hubungan tingkat stres dengan kejadian
dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun maka dapat di simpulkan
sebagai berikut :
1. Tingkat stres pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar dalam
kategori sedang yaitu sebanyak 23 dari 45 siswi (51,1%).
2. Dysmenorrhea pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar
dikategorikan ringan yaitu sebanyak 22 dari 45 siswi (48,9%).
3. Terdapat hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada remaja
putri di MAN 1 Kota Madiun, dengan koefisien korelasi spearman rank sebesar
0,656 dengan p value 0,000 < 0,05, dengan kekuatan hubungan antara variabel
pada kategori kuat.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Responden
Hasil penelitian yang didapatkan peneliti di MAN 1 Kota Madiun ini dapat
memberikan informasi dan pemahaman tentang tingkat stres dengan kejadian
dysmenorrhea pada remaja putri.
80
2. Bagi Institusi Tempat Penelitian MAN 1 Kota Madiun
Memberikan edukasi kepada remaja putri seperti manajemen stres,
mengendalikan koping stres, penyebab dari stres, pencegahan dari stres, serta
cara mengurangi kejadian dysmenorrhea pada remaja putri.
3. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Hasil penelitian ini dapat menambah sumber referensi dan daftar pustaka yang
berkaitan dengan hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrhea pada
remaja putri.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya meningkatkan hasil penelitian dengan
mengendalikan faktor lain yang mempengaruhi penelitian ini dengan
menambahkan variabel pada penelitian, sehingga dapat diperoleh hasil
penelitian yang lebih baik.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ade. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita.Yogyakarta: Nuha Medika.
Admin. 2005. „Jurnal Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenore Dengan
Penanganan Dismenorea Pada Siswi SMAN 1 Pare’, Tersedia dalam
http://docplayer.info/40698144-Hubungan-tingkat-pengetahuan-tentang-
dismenorea-dengan-penanganan-dismenorea-pada-siswi-sman-i-pare.html
(diakses tanggal 28 Maret 2016).
Anurogo. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi.
Arikunto. 2015. Рrosedur Рenelitian Suatu Рendekatan Рraktik. Jakarta: Rineka
Ciрta.
Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Desriani. 2013. „Jurnal Usia Menarche Dini Dengan Kejadian Dismenore Primer
Pada Siswi Kelas VIII SMPN 6 Gorontalo’, Tersedia dalam
http://repository.usu.ac.id (diakses pada tanggal 18 agustus 2017).
Fauziah. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Hawari. 2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit.
Hendrik. 2006. Problema Haid Tinjauan Syariat Islam & Medis. Solo: Tiga
Serangkai.
Kusmiran. 2011. „ Jurnal Tingkat Stres Dan Dismenorea Pada Remaja Putri Kelas
XI Program Akselerasi Dan Reguler Di SMAN 3 Surakarta’, Gaster, Vol.
12, No. 2. (diakses tanggal 28 Maret 2016). Tersedia dalam
http://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/92.jurna
l.pdf
Laila. 2011. Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru.
Lestari. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
82
Lubis. 2012. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Manuaba. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kodekteran EGC.
Manurung. 2016. Terapi Reminiscence. Jakarta: CV Trans Info Media.
Mutadin. 2002. Strategi Koping Stres. Yogyakarta: EGC.
Nasution. 2007. „ Jurnal Stres Pada Remaja Di Universitas Sumatera Utara Medan,
Vol. 8, No. 2. (diakses tanggal 18 Agustus 2017). Tersedia dalam
http://library.usu.ac.id.
Needlman. 2004. Stres dan Psikologi Disorder. Jakarta: CV trans Info Media.
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2016. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Proverawati. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Riwidikdo. 2013. Statistik Untuk Рenelitian Kesehatan Dengan Aрlikasi Рrogram R
Dan SРSS. Yogyakarta: Рustaka Rihana.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Sudjana. 2005. Buku Ajar Maternitas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sulistyowati. 2009. Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Suzanne & Brenade. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
84
Lampiran 2
Surat Permohonan Menjadi Responden
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan Homat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Nama : Melinda Pungki Arista
Nim : 201302092
Akan mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Tingkat Stres Dengan
Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun „‟.
Sehubungan dengan penelitian tersebut, peneliti memohon kesediaan saudari
menjadi responden untuk peneliti amati guna mengisi lembar kuesioner. Semua data
dan informasi yang saudari berikan akan tetap terjaga kerahasiaanya, hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan menimbulkan akibat yang
merugikan.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan saudari dalam berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini, peneliti menyampaikan terimakasih dan berharap
informasi yang saudari berikan dapat berguna, khususnya dalam penelitian ini.
Madiun, 22 Agustus 2017
Peneliti
(Melinda Pungki Arista)
85
Lampiran 3
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Inform Consent)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ………………………………….
Alamat : ………………………………….
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang
manfaat dan tujuan penelitian ini yang berjudul “ Hubungan Tingkat Stres Dengan
Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Madiun „‟.
Maka dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden,
dengan catatan apabila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun,
saya berhak membatalkan persetujuan ini (Bersedia atau Tidak Bersedia).
Madiun, 22 Agustus 2017
Responden
( )
86
Lampiran 4
KISI-KISI KUESIONER
Variabel Kisi-Kisi No Soal Jumlah
Soal
Tingkat Stres Pada
Remaja Putri
Skala stres yang terdiri
dari :
1. Menjadi marah
karena hal-hal kecil
atau sepele
2. Cenderung
bereaksi berlebihan
pada situasi
3. Kesulitan untuk
relaksasi atau
bersantai
4. Mudah merasa
kesal
5. Merasa banyak
menghabiskan
energi karena
cemas
6. Tidak sabaran
7. Mudah tersinggung
8. Sulit untuk
beristirahat
9. Mudah marah
10. Kesulitan untuk
tenang setelah
sesuatu yang
mengganggu
11. Sulit untuk
menoleransi
gangguan-
gangguan terhadap
hal yang sedang
dilakukan
12. Berada pada
keadaan tegang
13. Tidak dapat
memaklumi hal apa
1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14
14
87
pun yang
menghalangi anda
untuk
menyelesaikan hal
yang sedang anda
lakukan
14. Mudah gelisah
Dysmenorrhea
Pada Remaja
Putri
1. Dysmenorrhea
ringan :
- Dapat melakukan
aktivitas
- Dapat
berkonsentrasi
belajar
1, 2
2
2. Dysmenorrhea
sedang :
- Terasa mual
muntah
- Badan menjadi
lemas
- Aktivitas menjadi
terganggu
3, 4, 5
3
3. Dysmenorrhea berat
:
- Nyeri perut bagian
bawah
- Nyeri pada
punggung
- Tidak nafsu makan
- Pusing
- Tidak dapat
melakukan aktivitas
sama sekali
- Pingsan
6, 7, 8, 9,
10, 11
6
88
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA
PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 KOTA MADIUN
A. Data Demografi
Nama :
Kelas :
Umur :
Sekolah :
Sudah menstruasi : YA atau TIDAK
Jika YA, kapan menstruasi pertamanya ?
B. Tingkat Stres Pada Remaja Putri
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Pada lembar pertanyaan dibawah, jawaban diisi pada bagian kolom yang tersedia
dibagian kanan pertanyaan dengan mengisi centang atau check list (√). Dimohon
agar pengisian kuesioner penelitian ini dilakukan secara teliti agar tidak ada
pertanyaan yang terlewat dan diisi dengan jujur karena tidak ada dampak buruk
dari hasil penelitian ini.
89
a. 0: Tidak pernah
b. 1: Kadang-kadang
c. 2: Sering
d. 3: Hampir setiap saat
NO PERNYATAAN 0 1 2 3
1. Saya mudah menjadi marah karena hal-hal kecil atau
sepele
2. Saya mudah cenderung bereaksi berlebihan pada
situasi
3. Saya mengalami kesulitan untuk relaksasi atau
bersantai
4. Saya mudah merasa kesal
5. Saya menjadi merasa banyak menghabiskan energi
karena cemas
6. Saya mudah menjadi tidak sabaran
7. Saya mudah tersinggung
8. Saya mengalami sulit untuk beristirahat
9. Saya mudah menjadi marah
10. Saya mengalami kesulitan untuk tenang setelah
sesuatu yang mengganggu
11. Saya mengalmi sulit untuk menoleransi gangguan-
gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan
12. Saya berada pada keadaan tegang
13. Saya tidak dapat memaklumi hal apa pun yang
menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang
sedang anda lakukan
14. Saya mudah gelisah
C. Dysmenorrhea Pada Remaja Putri
Petunjuk pengisian check list (√) atau centang
Pada pernyataan dibawah ini yang paling menggambarkan dengan kondisi anda
pada saat anda mengalami nyeri haid atau dysmenorrhea. Dengan mengisi
90
jawaban dengan mnggunakan tanda centang atau check list (√) pada jawaban
yang tersedia.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
Dysmenorrhea Ringan
1. Pada saat anda mengalami nyeri haid, apakah anda
tetap dapat melakukan aktivitas sehari hari ?
2. Apakah anda dapat berkonsentrasi belajar pada saat
mengalami nyeri haid ?
Dysmenorrhea Sedang
3. Pernahkah anda merasakan mual muntah pada saat
mengalami nyeri haid ?
4. Pernahkah anda pada saat mengalami nyeri haid
pernah merasakan badan menjadi lemas ?
5. Pada saat anda mengalami nyeri haid apakah
sampai mengganggu aktivitas sehari hari anda ?
Dysmenorrhea Berat
6. Apakah pada saat anda mengalami nyeri haid anda
merasakan nyeri perut bagian bawah ?
7. Pada saat nyeri haid, nyeri yang anda rasakan
apakah sampai menjalar ke bagian punggung ?
8. Pernahkah anda sampai mengalami tidak nafsu
makan pada saat mengalami nyeri haid ?
9. Pada saat anda mengalami nyeri haid pernahkah
sampai mengalami pusing ?
10. Pernahkah anda sampai tidak dapat melakukan
aktivitas sama sekali pada saat mengalami nyeri
haid ?
11. Apakah anda pernah mengalami pingsan pada saat
mengalami nyeri haid ?
100
Lampiran 11
Kuesioner Hasil Uji Validitas Dysmenorrhea Pada Remaja Putri
No r hitung r tabel Keterangan
1 0,647 0,413 Valid
2 0,647 0,413 Valid
3 0,523 0,413 Valid
4 0,445 0,413 Valid
5 0,445 0,413 Valid
6 0,903 0,413 Valid
7 0,903 0,413 Valid
8 0,903 0,413 Valid
9 0,903 0,413 Valid
10 0,903 0,413 Valid
11 0,612 0,413 Valid
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Dysmenorrhea Pada Remaja Putri
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.701 12
101
Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Stres Pada Remaja Putri
No r hitung r tabel Keterangan
1 0,436 0,413 Valid
2 0,453 0,413 Valid
3 0,525 0,413 Valid
4 0,687 0,413 Valid
5 0,680 0,413 Valid
6 0,705 0,413 Valid
7 0,650 0,413 Valid
8 0,641 0,413 Valid
9 0,678 0,413 Valid
10 0,564 0,413 Valid
11 0,579 0,413 Valid
12 0,645 0,413 Valid
13 0,542 0,413 Valid
14 0,579 0,413 Valid
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Stres Pada Remaja Putri
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.628 15
102
Lampiran 12
Hasil Tendensi Sentral Usia Responden
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia_responden 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
usia_responden Mean 16.27 .129
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 16.01
Upper Bound 16.53
5% Trimmed Mean 16.24
Median 16.00
Variance .745
Std. Deviation .863
Minimum 15
Maximum 18
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .329 .354
Kurtosis -.390 .695
103
Statistics
usia_responden
N Valid 45
Missing 0
Mean 16.27
Median 16.00
Mode 16
Std. Deviation .863
Minimum 15
Maximum 18
104
Hasil Tendensi Sentral Usia Menarche Responden
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia_menarche 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
usia_menarche Mean 12.36 .146
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 12.06
Upper Bound 12.65
5% Trimmed Mean 12.34
Median 12.00
Variance .962
Std. Deviation .981
Minimum 11
Maximum 14
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .274 .354
Kurtosis -.856 .695
105
Statistics
usia_menarche
N Valid 45
Missing 0
Mean 12.36
Median 12.00
Mode 12
Std. Deviation .981
Minimum 11
Maximum 14
106
Hasil Frekuensi
Statistics
kelas_respond
en
kejadian_dysmenorr
hea tingkat_stres
N Valid 45 45 45
Missing 0 0 0
kelas_responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid X 23 51.1 51.1 51.1
XI 22 48.9 48.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
kejadian_dysmenorrhea
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid dysmenorrhea ringan 22 48.9 48.9 48.9
dysmenorrhea sedang 15 33.3 33.3 82.2
dysmenorrhea berat 8 17.8 17.8 100.0
Total 45 100.0 100.0
tingkat_stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid stres ringan 18 40.0 40.0 40.0
stres sedang 23 51.1 51.1 91.1
stres berat 4 8.9 8.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
107
Hasil Crosstab
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat_stres *
kejadian_dysmenorrhe
a
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
tingkat_stres * kejadian_dysmenorrhea Crosstabulation
kejadian_dysmenorrhea
Total
dysmenorrhe
a ringan
dysmenorrh
ea sedang
dysmenorrh
ea berat
tingkat_st
res
stres ringan Count 7 8 3 18
% within
tingkat_st
res
38.9% 44.4% 16.7% 100.0%
% within
kejadian_
dysmenor
rhea
31.8% 53.3% 37.5% 40.0%
% of
Total 15.6% 17.8% 6.7% 40.0%
stres sedang Count 13 6 4 23
% within
tingkat_st
res
56.5% 26.1% 17.4% 100.0%
% within
kejadian_
dysmenor
rhea
59.1% 40.0% 50.0% 51.1%
108
% of
Total 28.9% 13.3% 8.9% 51.1%
stres berat Count 2 1 1 4
% within
tingkat_st
res
50.0% 25.0% 25.0% 100.0%
% within
kejadian_
dysmenor
rhea
9.1% 6.7% 12.5% 8.9%
% of
Total 4.4% 2.2% 2.2% 8.9%
Total Count 22 15 8 45
% within
tingkat_str
es
48.9% 33.3% 17.8% 100.0%
% within
kejadian_d
ysmenorrh
ea
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 48.9% 33.3% 17.8% 100.0%
109
Hasil Uji Spearman Rank
Correlations
kejadian_dysme
norrhea tingkat_stres
Spearman's rho kejadian_dysmenorrhea Correlation Coefficient 1.000 .656**
Sig. (2-tailed) . .000
N 45 45
tingkat_stres Correlation Coefficient .656** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
110
Lampiran 13
Hasil Tabulasi Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Pada Remaja Putri
Di MAN 1 Kota Madiun
1. Tingkat Stres Pada Remaja Putri
No Nama
Remaja
Putri
Jenis
kelamin
Usia Jawaban Kuesioner
Skor
Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Nn S P 16 tahun 1 1 1 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 Ringan
2 Nn W P 16 tahun 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 1 15 Ringan
3 Nn N P 16 tahun 1 0 0 3 0 3 2 3 2 1 1 2 0 3 21 Sedang
4 Nn S P 16 tahun 1 0 0 1 1 1 3 0 1 0 0 3 1 3 15 Ringan
5 Nn Y P 16 tahun 1 1 0 2 1 0 3 3 3 0 0 3 0 3 20 Sedang
6 Nn R P 15 tahun 1 0 2 1 0 3 3 0 3 3 0 1 0 3 20 Sedang
7 Nn S P 18 tahun 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 16 Ringan
8 Nn K P 17 tahun 0 0 1 3 1 3 1 3 3 2 2 2 0 3 24 Sedang
9 Nn N P 15 tahun 3 1 1 3 0 3 2 2 3 1 1 0 1 3 24 Sedang
10 Nn N P 16 tahun 1 1 0 2 0 3 3 3 0 2 1 2 1 3 22 Sedang
11 Nn A P 16 tahun 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 17 Ringan
12 Nn D P 16 tahun 1 1 1 3 0 2 3 2 3 2 1 2 1 3 25 Sedang
13 Nn S P 16 tahun 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 0 3 23 Sedang
14 Nn H P 16 tahun 1 0 0 3 0 3 3 3 2 1 0 3 0 3 22 Sedang
15 Nn S P 16 tahun 2 0 0 2 0 2 2 1 2 1 1 1 0 2 16 Ringan
16 Nn Z P 16 tahun 3 2 3 3 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 23 Berat
17 Nn U P 17 tahun 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 0 2 16 Ringan
18 Nn K P 17 tahun 3 1 0 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 19 Sedang
19 Nn T P 18 tahun 2 1 1 2 1 2 3 0 1 1 1 0 0 1 16 Ringan
20 Nn A P 17 tahun 2 1 1 2 2 3 0 1 2 1 0 1 1 3 20 Sedang
21 Nn L P 18 tahun 3 1 0 3 0 3 2 2 2 1 0 3 0 3 23 Sedang
22 Nn S P 17 tahun 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 19 Sedang
23 Nn E P 17 tahun 1 0 1 3 0 3 3 3 2 1 0 0 0 3 20 Sedang
111
Scoring pada variabel tingkat stres pada remaja putri adalah :
Normal : 0-14
Stres Ringan : 15-18
Stres Sedang : 19-25
Stres Berat : 26-33
Stres Sangat Berat : >34
24 Nn Z P 17 tahun 1 0 0 3 0 1 3 3 3 1 1 2 0 3 21 Sedang
25 Nn J P 18 tahun 1 1 1 3 0 0 3 3 3 3 1 3 1 3 26 Berat
26 Nn W P 17 tahun 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 0 1 1 2 18 Ringan
27 Nn D P 16 tahun 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 19 Sedang
28 Nn A P 15 tahun 1 0 2 1 0 2 1 1 1 2 1 2 0 2 16 Ringan
29 Nn P P 17 tahun 3 0 0 3 0 3 3 3 1 3 0 1 1 3 24 Sedang
30 Nn N P 15 tahun 1 0 0 2 1 3 2 2 1 0 0 3 1 2 18 Ringan
31 Nn M P 16 tahun 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 18 Ringan
32 Nn A P 15 tahun 1 0 1 2 2 2 2 1 1 0 1 2 0 2 17 Ringan
33 Nn A P 15 tahun 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 20 Sedang
34 Nn K P 16 tahun 1 0 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 1 2 16 Ringan
35 Nn D P 16 tahun 1 1 2 3 1 3 3 3 3 1 1 2 1 1 26 Berat
36 Nn W P 17 tahun 1 2 1 2 1 2 2 1 2 0 0 1 1 1 17 Ringan
37 Nn D P 17 tahun 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 0 16 Ringan
38 Nn S P 16 tahun 1 1 2 2 3 3 1 1 2 2 2 1 1 1 23 Sedang
39 Nn D P 15 tahun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 Berat
40 Nn I P 15 tahun 1 2 3 2 0 1 2 3 3 1 1 2 1 3 25 Sedang
41 Nn R P 16 tahun 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 0 18 Ringan
42 Nn A P 16 tahun 2 2 2 3 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 24 Sedang
43 Nn Z P 17 tahun 2 2 2 3 0 1 0 0 2 1 1 0 1 1 16 Ringan
44 Nn S P 16 tahun 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 1 19 Sedang
45 Nn I P 16 tahun 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 2 19 Sedang
Jumlah 62 38 48 96 40 91 85 80 89 58 40 63 33 93
112
2. Dysmenorrhea Pada Remaja Putri
No Nama Remaja
Putri
Jenis
kelamin
Usia Jawaban kuesioner
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Nn S P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 Berat
2 Nn W P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
3 Nn N P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
4 Nn S P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 Berat
5 Nn Y P 16 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
6 Nn R P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 0 Berat
7 Nn S P 18 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
8 Nn K P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
9 Nn N P 15 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
10 Nn N P 16 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
11 Nn A P 16 tahun 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 Sedang
12 Nn D P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
13 Nn S P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
14 Nn H P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
15 Nn S P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
16 Nn Z P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
17 Nn U P 17 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
18 Nn K P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
19 Nn T P 18 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
20 Nn A P 17 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
21 Nn L P 18 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
22 Nn S P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
23 Nn E P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
24 Nn Z P 17 tahun 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
25 Nn J P 18 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
26 Nn W P 17 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
113
27 Nn D P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
28 Nn A P 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
29 Nn P P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
30 Nn N P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 0 3 0 Berat
31 Nn M P 16 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
32 Nn A P 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
33 Nn A P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 0 Berat
34 Nn K P 16 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
35 Nn D P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
36 Nn W P 17 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
37 Nn D P 17 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
38 Nn S P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 0 Berat
39 Nn D P 15 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 Berat
40 Nn I P 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
41 Nn R P 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
42 Nn A P 16 tahun 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 0 Berat
43 Nn Z P 17 tahun 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
44 Nn S P 16 tahun 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 Sedang
45 Nn I P 16 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ringan
Scoring pada variabel dysmenorrhea pada remaja putri adalah :
(Soal nomer 1-2 dysmenorrhea ringan), (Soal nomer 3-5 dysmenorrhea sedang), (Soal nomer 6-11 dysmenorrhea
berat
119
Lampiran 17
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan
Bulan
Januari Februari
Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Pembuatan Dan
Konsul Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Bimbingan
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengambilan
Data Awal
7 Penelitian
8 Pengambilan
data Akhir
9 Penyusunan Dan
Konsul Skripsi
10 Ujian Skripsi