skripsi faktor yang berhubungan dengan kejadian...

78
SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS DI RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO DAN RS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN 2017 MUSYAYADAH RAMADHAN K111 10 366 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 01-Jun-2021

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS DI RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO DAN RS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN 2017

MUSYAYADAH RAMADHAN K111 10 366

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES
Page 3: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES
Page 4: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin Fakultas kesehatan Masyarakat

Epidemiologi Musyayadah Ramadhan “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Rumah Sakit Unhas” (xiii + 96 Halaman + 16 Tabel + 2 Gambar + 3 Lampiran)

Diabetes mellitus (DM) kini menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang paling umum di seluruh dunia. DM juga termasuk penyebab utama kematian di sebagian besar negara maju dan negara berkembang. Komplikasi dari DM, seperti arteri koroner dan penyakit pembuluh darah perifer, stroke, neuropati diabetes, amputasi, gagal ginjal, dan kebutaan yang mengakibatkan peningkatan kecacatan, harapan hidup berkurang dan biaya kesehatan yang sangat besar untuk semua lapisan masyarakat. DM telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling banyak berpengaruh pada abad ke-21. Prevalensi DM tahun 2013 sebesar 1,5 juta jiwa untuk total populasi di Indonesia. Prevalensi penderita DM di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 mencapai 21,3 juta jiwa. Salah satu upaya untuk menekan angka prevalensi tersebut yaitu dengan mencari tahu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DM tersebut agar dapat dicegah dan dideteksi lebih awal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Rumah Sakit Unhas. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional study menggunakan data sekunder. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosis DM di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Rumah Sakit Unhas yang berjumlah 1500 pasien. Sampel penelitian sejumlah 306 pasien yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji statistik chi square dan uji phi dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 306 pasien terdapat 187 (61,1%) yang terkena diabetes mellitus. Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin (p-value=0,027), tingkat pendidikan (p-value=0,003), dan aktivitas fisik (p-value=0,000) dengan kejadian diabetes mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Rumah Sakit Unhas.

Diharapkan pihak pemerintah yang terkait semakin gencar melakukan upaya promosi dan edukasi kepada masyarakat mengenai deteksi dan tindak lanjut dini faktor risiko DM. Tidak ketinggalan juga perlu adanya penyediaan lahan terbuka hijau bagi masyarakat perkotaan. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga bertanggung jawab atas usaha mengendalikan laju DM yang semakin meningkat tiap tahunnya. Masyarakat harus mempunyai kesadaran untuk selalu melakukan aktivitas yang cukup dalam keseharian. Kata Kunci : Kejadian DM, pendidikan, aktivitas fisik

Daftar Pustaka: 36 (1998-2017)

Page 5: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Mellitus di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan Rumah Sakit Unhas Tahun 2017”. Skripsi ini

merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Kupersembahkan skripsi ini terkhusus untuk kedua orang tua tercinta

ayahanda Ramadhan Ilyas Anto dan ibunda Taty Hafsah. Terima kasih atas

pengorbanan, kesabaran, dukungan, semangat dan doa restu hingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,

kepada saudaraku tercinta Miftahullah Ramadhan yang selalu memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis, serta segala doa dan bantuan dari

keluarga besar alm. kakek Muhammad Alie dan alm. kakek Ismail Abu.

Tidak lupa penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

kepada Prof.Dr. Ridwan A, SKM., M.Kes., M.Sc.PH selaku pembimbing I dan

Ibu Jumriani Ansar, SKM., M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta petunjuk yang sangat

berguna sehingga tersusunlah skripsi ini. Terima kasih pula kepada tim penguji

Pak Indra Dwinata, SKM, MPH, Pak Muhammad Rachmat, SKM, M.Kes, ibu dr.

Devintha Virani, M.Kes, Sp.GK dan Pak Andi Imam Arundhana S.Gz., MPH

yang telah banyak memberikan masukan serta arahan guna penyempurnaan

Page 6: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

penulisan skripsi ini. Melalui kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. drg. A. Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Ansariadi SKM, MSc.PH, Ph.D selaku Ketua Departemen

Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

3. Segenap dosen dan staf Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin yang telah banyak mencurahkan

tenaga dan pikirannya semasa perkuliahan hingga penyelesaian tugas

akhir ini.

4. Bapak Dr. Muhammad Awal, SKM., M.Kes yang telah memberikan

sumbangsih besar terhadap penyelesaian tugas akhir ini.

5. Seluruh sahabat karib Eka Fatmawati, Lisdawanti Adwan, Maya J C

Moka, Anita Ulandari, Astriana, Uswatul Hasanah, Reski Nur

Wahyuningsih dan Nurani Wulandari atas segala doa, bantuan,

dorongan, motivasi serta saran-saran yang diberikan kepada penulis.

6. Seluruh sahabat Magfirah Amir, Dewisnawati Jukir, Mardhatillah dan

kak Andi Anita Rahman yang selalu menyemangati dan membantu

hingga akhir.

7. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan khususnya Ijha, mbak Awal,

Stesia, Umma, Fiqah, Ririn, Inha, Panca, Intan, Ali, Ela, Mario, Muly,

Kamal, Karmiah, Rara dan Agus.

Page 7: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

8. Teman-teman PBL “Rappokalling”, KKN Tematik Pulau Miangas,

serta Magang Dinkes Prov. Sulawesi Tengah yang selalu memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis.

9. Keluarga besar KSR PMI UNHAS yang telah menjadi keluarga kedua

yang selalu mendoakan penulis.

10. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun

materil hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Terima kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis paparkan dalam skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu besar harapan penulis kepada

pembaca atas kontribusinya baik berupa saran maupun kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya bisa

berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Agustus 2017

Page 8: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI..................................................................... iii

RINGKASAN ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Mellitus ........................................... 11

B. Tinjauan Umum Tentang Umur .............................................................. 56

C. Tinjauan Umum Tentang Jenis Kelamin ................................................. 57

D. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan ...................................................... 58

E. Tinjauan Umum Tentang Pekerjaan ........................................................ 60

F. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Fisik ................................................ 61

G. Kerangka Teori ........................................................................................ 65

Page 9: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti................................................... 66

B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti ............................................................. 69

C. Defini Operasional dan Kriteria Objektif ................................................ 70

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 72

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 75

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 75

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 75

D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ...................................................... 77

E. Pengolahan Data ...................................................................................... 77

F. Analisis Data............................................................................................ 79

G. Penyajian Data ......................................................................................... 81

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 82

B. Pembahasan ............................................................................................ 89

C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 95

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 100

B. Saran ....................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Perbedaan DM Tipe 1 dan DM Tipe 2 25

Tabel 2. 2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Kadar Glukosa Darah Puasa 33

Tabel 2. 3 Perbedaan Gejala Diabetes Mellitus Tipe 1 dan 2 44 Umur

Tabel 4. 1 Tabel Kontingensi 77

Tabel 5. 1 Distribusi Pasien Berdasarkan Kejadian DM di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 79

Tabel 5.2 Distribusi Pasien Berdasarkan Kelompok Umur di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 80

Tabel 5. 3 Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 80

Tabel 5. 4 Distribusi Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 81

Tabel 5. 5 Distribusi Pasien Berdasarkan Status Bekerja di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 82

Tabel 5. 6 Distribusi Pasien Berdasarkan Pekerjaan di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 82

Tabel 5. 7 Distribusi Pasien Berdasarkan Aktivitas Fisik di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 83

Tabel 5. 8 Hubungan Kelompok Umur dengan Kejadian DM di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 84

Page 11: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Tabel 5. 9 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian DM di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 85

Tabel 5. 10 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian DM di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 86

Tabel 5. 11 Hubungan Status Bekerja dengan Kejadian DM di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 87

Tabel 5. 12 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian DM di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Tahun 2017 88

Page 12: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori 64

Gambar 3.1 Skema Pola Pikir Penelitian 67

Page 13: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

DAFTAR LAMPIRAN

1. Master Tabel 2. Hasil Analisis Data 3. Daftar Riwayat Hidup

Page 14: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) atau di Indonesia lebih dikenal dengan

kencing manis telah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius dan

merupakan penyakit endokrin yang paling banyak dijumpai. Diabetes

mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya. Penyakit ini merupakan penyakit

menahun yang akan disandang seumur hidup. Berbagai penelitian

epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka

insiden dan prevalensi DM di berbagai penjuru dunia, saat ini DM menjadi

epidemik global. Diabetes mellitus sendiri menduduki peringkat ke-2 di

dunia dengan penderita terbanyak. Estimasi terakhir International

Diabetes Federation (IDF), terdapat 382 juta orang yang hidup dengan

diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut

diperkirakan akan meningkat menjadi 592 orang. Diperkirakan dari 382

juta orang tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga

terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan

tanpa pencegahan (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan,

2014).

International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa

sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.

Page 15: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

sekitar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah

dan menengah. Pada tahun 2011, terdapat lebih dari 50 juta orang yang

menderita DM di Asia Tenggara, jumlah penderita DM terbesar berusia

antara 40-59 tahun (International Diabetes Federation, 2011).

Berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) (2014),

saat ini diperkirakan 9,1 juta orang penduduk didiagnosis sebagai

penyandang DM. dengan angka tersebut Indonesia menempati peringkat

ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan data IDF tahun 2013

yang menempati peringkat ke-7 di dunia dengan 7,6 juta orang

penyandang DM.

Menurut American Diabetes Association (ADA) (2014) prevalensi

penderita DM di Amerika adalah sebesar 9,3% meningkat dari tahun 2010

yaitu sebanyak 25,8 juta jiwa, dimana 8,1 juta orang penderita tersebut

tidak terdiagnosa. Insidens DM pada tahun 2012 adalah sebanyak 1,7 juta

jiwa. Penyakit ini menduduki peringkat ke tujuh penyebab utama

kematian di Amerika pada tahun 2010.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007

diperoleh proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-

54 tahun di daerah perkotaan menduduki rangking ke-2 yaitu 14,7% dan

untuk di daerah perdesaan menduduki rangking ke-6 yaitu 5,8%. Data

Riskesdas terbaru tahun 2013 menunjukkan prevalensi DM sebesar 1,5

juta jiwa untuk total populasi di seluruh Indonesia. Prevalensi penderita

Page 16: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

DM di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 mencapai 21,3 juta jiwa

(Riskesdas, 2013).

Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh

Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa rata-rata prevalensi DM di

daerah urban untuk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%. Prevalensi terkecil

terdapat di Provinsi Papua sebesar 1,7% dan terbesar di Provinsi Maluku

Utara dan Kalimantan Barat yang mencapai 11,1%. Sedangkan prevalensi

toleransi glukosa terganggu (TGT) berkisar antara 4,0% di Propinsi Jambi

sampai 21,8% di Propinsi Papua Barat dengan rerata sebesar 10,2%. Data-

data diatas menunjukkan bahwa jumlah penyandang DM di Indonesia

sangat besar. Dengan kemungkinan terjadi peningkatan jumlah

penyandang DM di masa mendatang akan menjadi beban yang sangat

berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis/subspesialis atau

bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada.

Data Riskesdas 2013, diolah oleh Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan dapat diketahui bahwa di Sulawesi Selatan ada

91.823 jiwa yang pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter

dan 103.301 jiwa yang belum pernah didiagnosis menderita kencing manis

oleh dokter tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala sering lapar,

sering haus, sering buang air kecil dengan jumlah banyak dan berat badan

turun.

Jumlah penderita diabetes mellitus di Sulawesi Selatan lima tahun

terakhir mengalami peningkatan. Jumlah penderita diabetes mellitus

Page 17: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

berbasis puskesmas tahun 2010 sebesar 9,61%, 2011 sebesar 9,32%,

meningkat pada tahun 2012 sebesar 12,6%. Jumlah penderita diabetes

mellitus berbasis rumah sakit lima tahun terakhir mengalami peningkatan,

tahun 2010 sebesar 14,24%, 2011 sebesar 29,38%, tahun 2012 sebesar

27,64%. Seiring dengan meningkatnya penderita diabetes mellitus, jumlah

kematian akibat diabetes mellitus juga mengalami peningkatan. Jumlah

kematian diabetes mellitus di puskesmas tahun 2010 sebesar 10,30%,

tahun 2011 sebesar 11,26%, tahun 2012 sebanyak 232 kasus (Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2013).

Diabetes mellitus juga termasuk dalam 20 penyakit terbanyak di

LIAD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Juli – September 2012

dengan persentase 15% (Sudirohusodo, 2012). Suatu jumlah yang sangat

besar dan merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditangani

sendiri oleh dokter spesialis / subspesialis bahkan oleh semua tenaga

kesehatan yang ada (PDSPDI, 2006).

Perkiraan biaya kesehatan DM di seluruh dunia menunjukkan

bahwa setidaknya dibutuhkan dana sebesar US $129 miliar sampai US

$241 miliar, atau 2,5% - 15,0% dari total anggaran kesehatan tahunan.

Diperkirakan juga bahwa akan terjadi peningkatan pembiayaan kesehatan

sebesar 50% yang berhubungan dengan penyakit DM dari US $286 miliar

pada tahun 2003 menjadi US $396 miliar pada tahun 2025. Mahalnya

biaya pengobatan DM tipe 2 dan meningkatnya prevalensi akan

mengakibatkan beban ekonomi yang berat, dan tantangan utama bagi

Page 18: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

pembuat kebijakan kesehatan di negara berkembang dalam mengelola

penyakit kronis ini (Ibrahim, 2010). DM dan komplikasi yang terkait

menimbulkan beban ekonomi yang signifikan pada anggaran kesehatan di

Kanada, yang diperkirakan 1,6 miliar pada tahun 1998 (Canada, 1998).

Besarnya biaya perawatan yang ditanggung oleh pasien DM rawat inap di

satu rumah sakit (RS) di Makassar pada tahun 2013 yaitu rata-rata sebesar

Rp. 9.800.000/pasien, dan pasien rawat jalan rata-rata sebesar Rp.

300.000/pasien. Komponen biaya langsung yang dikeluarkan oleh pasien

DM untuk pengobatan DM, yakni biaya dokter dan rumah sakit, biaya

obat-obatan, biaya laboratorium dan pemantauan gula darah, serta biaya

perawatan jangka panjang. Selain itu, terdapat biaya tidak langsung yang

dikeluarkan oleh pasien DM, yakni hilangnya produktivitas karena

morbiditas jangka pendek, hilangnya produktivitas karena

ketidakmampuan yang permanen (cacat) bahkan kematian, serta

menurunnya kualitas hidup (Media, 2012).

Hasil penelitian Bohari (2014) menunjukkan bahwa pada 22 tahun

yang akan datang (2013 – 2035) diestimasikan jumlah kejadian DM pada

penduduk usia 45 tahun di Sulawesi Selatan meningkat sebesar 10,2x lipat

dari 692 orang (5,47) pada tahun 2013 meningkat menjadi 7056 orang

(14,93%) pada tahun 2035 dengan rata-rata peningkatan tiap tahun sebesar

0.46x lipat apabila tidak ada kontrol terhadap variabel/faktor yang

mempengaruhi kejadian DM.

Page 19: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Prevalensi DM meningkat seiring bertambahnya usia. Penelitian

yang dilakukan Ratnaningsih (2009) di Kota Yogyakarta bahwa responden

dengan usia 40-59 tahun adalah responden terbanyak yang ditemui, yaitu

52,4% disusul responden dewasa akhir sebesar 43,5%, data yang

didapatkan meunjukkan bahwa diabetes mellitus lebih banyak dialami oleh

orang yang berusia dewasa tengah dan dewasa akhir (40 tahun ke atas)

(Ratnaningsih, 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Rahman (2013) didapatkan kelompok umur yang paling banyak menderita

DM berada pada kelompok umur 55-59 tahun sebanyak 27,67% (Rahman,

2013).

Penelitian yang dilakukan Rahman (2013) di Kabupaten Wajo juga

menunjukkan bahwa responden perempuan merupakan penderita diabetes

mellitus terbanyak yaitu 56,33% dan berdasarkan tingkat pendidikan,

SLTA yang paling banyak menderita DM yaitu 32,33% dan paling sedikit

responden tidak pernah sekolah yaitu sebanyak 2,00%. Distribusi

berdasarkan pekerjaan responden yang paling banyak ibu rumah tangga

sebesar 36,67% dan paling sedikit pada responden yang memiliki

pekerjaan sebagai buruh 1,67%.

Penelitian yang dilakukan Mona et al (2012) di RS Tugurejo

Semarang menunjukkan bahwa sebagian besar (73,5%) penderita diabetes

mellitus berjenis kelamin perempuan. Umur responden menunjukkan

sebagian besar (44,1%) pada kisaran 50-59 tahun, sebagian besar (38,2%)

Page 20: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

responden berpendidikan lulusan SMA/SMK dan kebanyakan (70,6%)

pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga.

Prevalensi DM juga lebih tinggi pada individu yang mempunyai

berat badan lebih dan obesitas, pada kelompok hipertensi dan pada

kelompok yang mempunyai aktifitas kurang (Direktorat P2PTM, 2008).

Kasus DM di Indonesia semakin meningkat sesuai dengan pola hidup yang

cenderung mengadopsi pola hidup negara barat yaitu mengkonsumsi

makanan cepat saji yang tinggi akan kandungan karbohidrat dan lemak

namun rendah serat. DM juga dikenal sebagai penyakit yang berhubungan

dengan asupan makanan, baik sebagai faktor penyebab maupun

pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan faktor risiko

pertama yang diketahui menyebabkan DM. Asupan makanan tersebut

yaitu asupan karbohidrat, protein, lemak dan energi (Yustini, 2013).

Diabetes mellitus dapat disebut juga dengan the silent killer sebab

penyakit ini dapat menyerang beberapa organ tubuh dan mengakibatkan

berbagai macam keluhan. Diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan

tetapi glukosa darah dapat dikendalikan melalui empat pilar

penatalaksanaan DM seperti edukasi, diet, olah raga dan obat-obatan.

Penyakit DM sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya

manusia dan berdampak pada peningkatan biaya kesehatan yang cukup

besar. Oleh karenanya, semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah,

seharusnya ikut serta secara aktif dalam usaha penanggulangan kejadian

DM, khususnya dalam upaya pencegahan.

Page 21: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 di Sulawesi Selatan terjadi

peningkatan diabetes mellitus, hipertensi dan perilaku merokok dari tahun

2007 hingga tahun 2013. Untuk mendapatkan representasi kasus

berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan maka dipilih

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan Rumah Sakit Unhas.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara umur dengan kejadian diabetes mellitus

di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar?

2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian diabetes

mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar?

3. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian

diabetes mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas

Makassar?

4. Apakah ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian diabetes

mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar?

5. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian diabetes

mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 22: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan faktor risiko kejadian diabetes

mellitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas

Makassar

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan faktor risiko umur terhadap

kejadian diabetes mellitus di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RSP Unhas Makassar

b. Untuk mengetahui hubungan faktor risiko jenis kelamin

terhadap kejadian diabetes mellitus di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar

c. Untuk mengetahui hubungan faktor risiko tingkat

pendidikan terhadap kejadian diabetes mellitus di RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar

d. Untuk mengetahui hubungan faktor risiko pekerjaan

terhadap kejadian diabetes mellitus di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar

e. Untuk mengetahui hubungan faktor risiko aktivitas fisik

yang rendah terhadap kejadian diabetes mellitus di RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas Makassar

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang nanti akan diperoleh diharapkan dapat

bermanfaat untuk :

Page 23: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu dan

dapat memberikan sumbangsih kepada para peneliti selanjutnya yang

berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus.

2. Manfaat bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber

informasi bagi instansi pendidikan, kesehatan dan institusi terkait dalam

menentukan kebijakan.

3. Manfaat bagi Peneliti

Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti dalam

memperluas wawasan keilmuan, khususnya tentang faktor risiko

kejadian diabetes mellitus.

Page 24: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Mellitus

1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani diabainein,

“’tembus’ atau “pancuran air”, dan kata Latin mellitus, “rasa manis”

yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang

ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang

terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah

keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik

akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi

kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada

membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.

Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan

komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat

menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama

termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis

ginjal (penyebab utama dialysis), kerusakan retina yang dapat

menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat

menyebabkan impotensi dan gangrene dengan risiko amputasi.

Page 25: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol gula darah

buruk.

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan

metabolism yang disebabkan kurangnya hormone insulin. Hormon

insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan

sangat berperan dalam metabolism glukosa dalam sel tubuh. Kadar

glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak bisa diserap semua dan tidak

mengalami metabolism dalam sel. Akibatnya, seseorang akan

kekurangan energy sehingga mudah lelah dan berat badan terus turun.

Kadar glukosa yang berlebih tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan

dikeluarkan bersama urine. Gula memiliki sifat menarik air sehingga

menyebabkan seseorang banyak mengeluarkan urine dan selalu merasa

haus.

Diabetes mellitus diartikan pula sebagai penyakit metabolism

yang termasuk dalam kelompok gula darah yang melebihi batas

normal atau hiperglikemia (lebih dari 120mg/dl atau 120mg%). Karena

itu DM sering disebut juga dengan penyakit gula. Sekarang, penyakit

gula tidak hanya dianggap sebagai gangguan metabolism karbohidrat,

tetapi juga menyangkut metabolism protein dan lemak. Akibatnya DM

sering menimbulkan komplikasi yang bersifat menahun (kronis),

terutama pada struktur dan fungsi pembuluh darah. Jika hal ini

dibiarkan begitu saja, akan timbul komplikasi lain yang cukup fatal,

Page 26: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan

sebagian tubuh bisa diamputasi.

Diabetes mellitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula di

dalam darah lebih tinggi dari biasa/normal (Normal: 60 mg/dl sampai

dengan 145 mg/dl), karena tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan hormon insulin secara cukup. Perlu diketahui bahwa

hormon insulin dihasilkan oleh pankreas dalam tubuh kita untuk

mempertahankan kadar gula agar tetap normal. Hal ini disebabkan

tidak dapatnya gula memasuki sel-sel yang terjadi karena tidak

terdapat atau kekurangan atau resisten terhadap insulin.

Diabetes adalah suatu penyakit di mana kadar glukosa (gula

sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan

atau menggunakan insulin secara cukup. Sedangkan insulin sendiri

adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang bertanggung

jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin

memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi

atau disimpan sebagai cadangan energi. Karena itu, jumlah glukosa

pada tubuh sebaiknnya sejak dini harus selalu dikontrol dengan cermat.

Tubuh biasanya mendapatkan glukosa dari makanan yang dikonsumsi

baik secara langsung dari makanan yana manis atau karbohidrat,

maupun secara tidak langsung dari jenis makanan lain. Glukosa

diserap ke dalam aliran darah dan bergerak dari aliran darah ke seluruh

sel-sel dalam tubuh di mana ia dapat digunakan sebagai energi. Bila

Page 27: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

jumlah glukosa dalam darah terlalu banyak dan tidak segera

dibutuhkan untuk membentuk energi, maka ia dapat diubah dan

kemudian disimpan dengan dua cara, yaitu sebagai tepung dalam hati

dan sebagai lemak. Untuk mengubah glukosa menjadi energi atau

menyimpan glukosa, tubuh memerlukan insulin. Insulin dihasilkan

oleh sekelompok sel pada pancreas yang dinamakan pulau-pulau

Langerhans.

Pada orang yang sehat, karbohidrat dalam makanan yang

dimakan akan diubah menjadi glukosa yang akan didistribusikan ke

seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada

orang menderita diabetes, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena

sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya, kadar

glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan

efek samping yang bersifat negatif atau merugikan.

Secara normal, glukosa masuk ke dalam sel-sel dan

kelebihannya dibersihkan dari darah dalam waktu dua jam. Jika tubuh

tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau insulin yang

tersedia tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka sel-sel tidak dapat

terbuka, dan ini akan menyebabkan glukosa terkumpul dalam darah

sehingga terjadilah diabetes mellitus. Penyakit diabetes mellitus jika

tidak segera diobati akan meningkatkan risiko serangan jantung,

stroke, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer, dapat juga

sebagai penyebab utama dari kebutaan pada orang dewasa.

Page 28: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan

demikian air seni penderita diabetes akan mengandung gula sehingga

sering dilebung atau dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan

kekurangan energi/tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar,

sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal dan sebagainya.

Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih

dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl.

Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini

adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit

ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangrene,

infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya.

Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh

karena pembusukan. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan melakukan

perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan/menjalani

gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang

sudah sakit.

Diabetes mellitus sering disebut dengan the great imitator,

yaitu penyakit yang dapat menyerang semua organ tubuh dan

menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini timbul secara perlahan-

lahan, sehingga seseorang tidak menyadari adanya berbagai perubahan

dalam dirinya. Perubahan seperti minum menjadi lebih banyak, buang

air kecil menjadi lebih sering, dan berat badan yang terus menurun,

berlangsung cukup lama dan biasanya cenderung tidak diperhatikan,

Page 29: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

hingga seseorang pergi ke dokter dan memeriksa kadar glukosa

darahnya.

Diabetes adalah suatu kondisi yang berjalan lama, yang

disebabkan oleh kadar gula yang tinggi dalam darah. Diabetes dapat

dikontrol. Kadar gula dalam darah akan kembali seperti biasa atau

normal dengan mengubah beberapa kebiasaan hidup seseorang.

Kebiasaan tersebut adalah:

a. Mengikuti suatu susunan makanan yang sehat dan makan

secara teratur.

b. Mengawasi/menjaga berat badan.

c. Memakan obat resep dokter

d. Olahraga secara teratur.

Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes

merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena

faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik

tua maupun muda. Diabetes memang pembunuh yang jahat. Dia tak

punya cukup nyali untuk membunuh dengan sendirian. Dia akan

meminta bantuan teman-teman lainnya. Berdasarkan penelitian Murray

tahun 2000, disebutkan :

a. Tiap 19 menit ada satu orang di dunia yang terkena stroke

akibat komplikasi diabetes.

Page 30: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

b. Tiap 90 menit ada satu orang di dunia yang buta akibat

komplikasi diabetes.

c. Tiap 12 menit ada satu orang di dunia yang terkena

serangan jantung akibat komplikasi diabetes.

d. Tiap 90 menit ada satu orang di dunia yang harus cuci

darah akibat komplikasi diabetes.

e. Tiap 19 menit ada satu orang di dunia yang diamputasi

akibat komplikasi diabetes.

Kejadian serangan jantung dialami 20%-24% penderita

diabetes di Indonesia. Jika disertai kebiasaan merokok, maka

kemungkinan meninggal akibat serangan jantung naik hingga 3 kali

lipat. Satu lagi komplikasi yang kerap diidap diabetes adalah

peripheral vascular atau penyumbatan di nadi kaki yang dapat

berpindah ke paru-paru sehingga berisiko kematian.

Diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia pada

tahun 2006 meningkat tajam menjadi 14 juta orang, di mana baru 50%

yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30% yang

datang berobat teratur.

Sangat disayangkan bahwa banyak penderidisebabkan faktor

keturunan. Tetapi, faktor keturunan saja tidak cukup untuk

menyebabkan seseorang terkena diabetes, karena risikonya hanya

sebesar 5%. Ternyata, diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang

Page 31: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat gaya hidup yang

dijalaninya.

Menurut kriteria diagnostik Perkeni (Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia), seseorang dikatakan menderita diabetes jika

memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL. Kadar gula darah

sepanjang hari bervariasi di mana akan meningkat setelah makan dan

kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal

pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa (atau belum

makan) adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang

dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang

mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang

normal cenderung meningkat secara ringan, tetapi progresif (bertahap)

setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif

bergerak.

Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum

merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah

kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar

gula darah menurun secara perlahan. Ada cara lain untuk menurunkan

kadar gula darah, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti

berolahraga, karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk

dijadikan energi.

Page 32: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

2. Epidemiologi Diabetes di Indonesia

Menurut survei yang dilakukan oleh WHO (World Health

Organization), Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah

penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika

Serikat. Dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, diperkirakan

pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun

2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Sedangkan

dari data Departemen Kesehatan, jumlah pasien rawat inap maupun

rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh

penyakit endokrin.

Menurut Menteri Kesehatan, secara global WHO memperkirakan

PTM (Penyakit Tidak Menular) telah menyebabkan sekitar 60%

kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Pada tahun 1992, lebih

dari 100 juta penduduk dunia menderita diabetes dan pada tahun 2000

jumlahnya meningkat menjadi 150 juta yang merupakan 6% dari

populasi dewasa. Sedangkan di Amerika Serikat jumlah penderita

diabetes pada tahun 1980 mencapai 5,8 juta orang dan pada tahun 2003

meningkat menjadi 13,8 juta orang.

Apabila masalah ini tidak di intervensi secara serius, permasalahan

diabetes akan bertambah besar sehingga akan sulit untuk

menanggulanginya. Upaya pencegahan dan penanggulangan tidak

dapat dilakukan oleh pemerintah saja tetapi harus oleh semua pihak

termasuk organisasi profesi (PERKENI) dan organisasi

Page 33: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

kemasyarakatan (PERSADIA dan PEDI). PERKENI bertujuan untuk

mengurangi risiko kematian dan mengurangi biaya pengobatan

diabetes mellitus, diperlukan tindakan pencegahan yang dapat

dilakukan secara primer maupun sekunder.

Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes mellitus

pada individu yang berisiko melalui modofikasi gaya hidup (pola

makan sesuai, aktivitas fisik, penurunan berat badan) dengan didukung

program edukasi yang berkelanjutan. Kendati program ini tidak

mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan

untuk dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas.

Sedangkan pencegahan sekunder, merupakan tindakan pencegahan

terjadinya komplikasi akut maupun jangka panjang. Programnya

meliputi pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah, perawatan kaki

diabetes, pemeriksaan mata secara rutin, pemeriksaan protein dalam

urine program menurunkan atau menghentikan kebiasaan merokok.

Program pencegahan primer telah dilaksanakan di Indonesia oleh

PT.Merck Indonesia Tbk bekerja sama dengan DEPKES RI dan

organisasi profesi (PERKENI) dan organisasi kemasyarakatan

(PERSADIA dan PENI). Program yang bertajuk Pandu Diabetes

dengan simbol Titik Oranye, melakukan kegiatan-kegiatan antara lain

memberikan informasi dan edukasi mengenai diabetes mellitus dan

pemeriksaan kadar gula darah secara gratis bagi sejuta orang yang

telah diluncurkan oleh Menkes pada 15 Maret 2003.

Page 34: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Program ini dipandang luar biasa karena membri layanan

pemeriksaan kadar gula secara gratis bagi sejuta orang yang tersebar di

seluruh tanah air selama 2 tahun (2003-2005). Hasil pemeriksaan kadar

gula darah tersebut menunjukkan sebanyak 81.696 orang (8,29%)

memiliki kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg/dl sudah dapat

didiagnosis sebagai diabetes mellitus. Sebanyak 260.361 orang

(26,42%) memiliki glukosa darah rendah (<110 mg/dl), 489.385 orang

(49,66%) memiliki kadar glukosa darah normal (110-139%), dan

154.029 orang (15,63%) memiliki kadar glukosa darah borderline

(140-199 mg/dl). Banyaknya orang yang memiliki kadar gula darah

terganggu ini memerlukan perhatian khusus dari pihak-pihak terkait

karena kelompok ini berpeluang untuk menjadi diabetes di masa yang

akan datang.

Sesuai dengan konsensus pengelolaan DM di Indonesia, DM di

tetapkan pada pemeriksaan kadar gula sewaktu mencapai 200 mg/dl

atau lebih pada pemeriksaan sewaktu atau kadar glukosa darah puasa

mencapai 126 mg/dl.

Terdapat dua jenis penyakit diabetes mellitus, yaitu diabetes

mellitus tipe 1 (insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi

defisiensi produksi insulin oleh pankreas. Kondisi ini hanya bisa

diobati dengan pemberian insulin. Diabetes mellitus tipe 2 (non

insulin-dependent diabetes mellitus) yang terjadi akibat

ketidakmampuan tubuh untuk berespons dengan wajar terhadap

Page 35: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

aktivitas insulin yang dihasilkan pancreas (resistensi insulin), sehingga

tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes

mellitus tipe 2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan meliputi

90% dari semua kasus diabetes di seluruh dunia.

Berkaitan dengan hasil pemeriksaan kadar gula darah tersebut,

ditegaskan agar kelompok dengan kadar glukosa darah terganggu

segera diintervensi. Intervensi yang disarankan PERKENI adalah

menjalankan gaya hidup sehat (olah raga, diet yang baik dan tidak

merokok dan apabila diperlukan dapat diberikan obat yang sesuai).

3. Macam-Macam Diabetes

Diabetes sendiri terdiri dari dua jenis yang masing-masing dapat

diobati dengan cara tersendiri, yaitu:

a. Diabetes Mellitus yang tergantung pada insulin (IDDM atau

Diabetes Tipe 1)

Diabetes mellitus tipe 1 atau diabetes anak-anak dicirikan

dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau

Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada

tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun

orang dewasa.

Sampai saat ini, diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet

dan olahraga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah

diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki

kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai

Page 36: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respon tubuh terhadap

insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama

pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes

tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan

sel beta pancreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh

adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan

menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap

tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.

Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap palinh awal

sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan

diabetic betoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa

mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada

penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari

pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian

insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian

masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah

ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari

insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta memungkinkan

juga untuk pemberian masukan insulin melalui “inhaled powder”.

Page 37: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanju terus. Perawatan

tidak akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila

kesadaran cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam

pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat glukosa fata-rata

untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka

normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l). beberapa dokter menyarankan

sampai ke 140-150 mg/dl (7-7,5 mmol/l) untuk mereka yang

bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti “frequent

hypoglycemic events”. Angka di atas 200 mg/dl (10 mm0l/l)

seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil

yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas

300mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan

secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa

darah yang rendah, yang disebut hipoglikemia dapat menyebabkan

kejang atau seringnya kehilangan kesadaran.

b. Diabetes Mellitus yang tidak tergantung pada insulin (NIDDM atau

Diabetes Tipe 2)

Diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena kombinasi dari

“kecacatan dalam produksi insulin” dan “resistensi terhadap

insulin” atau berkurangnya sensitifitas tehadap insulin” (adanya

defekasi respon jaringan terhadap insulin) yang melibatkan

reseptor insulin di membrane sel. Pada tahap awal abnormalitas

yang paling utama adalah berkurangnya sensitivitas terhadap

Page 38: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam

darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatasi dengan berbagai

cara dan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas

terhadap insulin atau mengurangi produksi gula dari hepar, namun

semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang,

dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan.

Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan

mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral

diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap

insulin, mungkin dalam kaitan dengan pengeluran dari adipokines

(suatu kelompok hormon)-nya itu merusak toleransi glukosa.

Kegemukan yang ditemukan kira-kira 90% dari pasien dunia

didiagnosis mengembangkan diabetes tipe 2 ini. Faktor lainnya

bisa jadi karena faktor sejarah keluarga dan kehamilan, walaupun

pada dekade terakhirnya hal itu terus meningkat dan mulai

memengaruhi remaja dan anak-anak.

Diabetes tipe 2 ini disebabkan oleh kurang sensitifnya

jaringan tubuh terhadap insulin. Pankreas tetap menghasilkan

insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh

membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi

kekurangan insulin relative. Biasanya terdapat pada orang yang

berusia >40 tahun, gemuk, dan tidak aktif. Gejala pada tipe kedua

ini terjadi secara perlahan-lahan. Dengan pola hidup sehat, yaitu

Page 39: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga secara

teratur biasanya penderita berangsur pulih. Penderita juga harus

dapat mempertahankan berat badan normal. Namun, bagi penderita

stadium akhir, kemungkinan akan diberikan suntikan insulin.

Tabel 2.1

Perbedaan DM Tipe 1 dan DM Tipe 2

Diabetes Mellitus Tipe 1 Diabetes Mellitus Tipe 2

Penderita menghasilkan sedikit insulin

atau sama sekali tidak menghasilkan

insulin

Pankreas tetap menghasilkan insulin,

kadang kadarnya lebih tinggi dari

normal. Tetapi tubuh membentuk

kekebalan terhadap efeknya, sehingga

terjadi kekurangan insulin relatif

Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun,

yaitu anak-anak dan remaja

Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa,

tetapi biasanya terjadi setelah usia 30

tahun

Para ilmuwan percaya bahwa faktor

lingkungan (berupa infeksi virus atau

faktor gizi pada masa kanak-kanak atau

dewasa awal) menyebabkan ssstem

kekebalan menghancurkan sel penghasil

insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal

ini, diperlukan kecenderungan genetik.

Faktor risiko untuk diabetes tipe 2

adalah obesitas di mana sekitar 80-90%

penderita mengalami obesitas

90% sel penghasil insulin (sel beta)

mengalami kerusakan permanen. Terjadi

kekurangan insulin yang berat dan

penderita harus mendapatkan suntikan

Diabetes Mellitus tipe 2 juga cenderung

diturunkan secara genetik dalam

keluarga

Page 40: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

insulin secara teratur

Sumber : Maulana Mirza, 2012

Selain dua diabetes di atas, ada juga diabetes tipe 3 yang memang

baru ditemukan. Para ahli di Amerika Serikat percaya bahwa mereka telah

menemukan tipe baru diabetes setelah menemukan bahwa insulin juga

diproduksi di otak dan dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit

Alzheimers. Penelitian yang dilakukan oleh Suzanne de la Monde bersama

rekannya yang seorang professor di bidang patologi di Brown Medical

Schoolini menemukan hubungan antara penyakit diabetes dan Alzheimer.

Suzanne mengemukakan bahwa insulin yang diproduksi dalam otak,

dibutuhkan tubuh untuk kelangsungan hidup sel-sel otak. Bila jumlahnya

kurang, maka sel-sel otak pun akan mengalami degenerasi dan akhirnya

memicu timbulnya penyakit Alzheimer. Hasil penelitian ini diperkuat lagi

dengan dilakukannya penelitian pada jaringan otak dari mayat yang

sebelumnya telah didiagnosa menderita penyakit Alzheimer. Hasilnya

jumlah insulin dan IGF I berkurang di daerah korteks, hippocampus dan

hipotalamus.

Ada juga jenis diabetes lain yang disebut diabetes mellitus

gestasional. Diabetes mellitus gestasional (gestational Diabetes Mellitus)

juga melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran

hormon insulin yang tidak cukup, yang meniru diabetes tipe 2. Jenis

diabetes ini terjadi selama kehamilan dan bisa juga meningkat atau lenyap.

Meskipun kejadiannya sementara, namun diabetes jenis ini bisa jadi

Page 41: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

merusak kesehatan janin dan ibu, dan sekitar 20%-40% wanita yang

mengidap diabetes tipe 2 yang kemudian menjalani kehamilan.

Gestational Diabetes Mellitus (GDM) terjadi di sekitar 2%-5% dari

semua kehamilan. Diabetes ini sifatnya sementara dan harus ditangani

dengan baik, karena jika tidak bisa menyebabkan masalah dalam

kehamilan seperti makrosomia, cacat janin, penyakit jantung sejak lahir,

gangguan pada system saraf pusat, dan juga cacat otot. Bahkan ada dugaan

bahwa hiperbilirubinemia juha diakibatkan oleh binasanya sel darah merah

akibat dari meningkatnya gula dalam darah. Bahkan dalam kasus yang

parah, hal ini bisa mengakibatkan kematian. Karena itulah, hal ini harus

mendapatkan pengawasan medis yang seksama selama kehamilan.

Selain jenis diabetes di atas, ada juga varian lain, yaitu diabetes

insipidus dan diabetes insipidus nefrogenik.

c. Diabetes Insipidus

Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan di mana terdapat

kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang

berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air bersih

yang sangat encer (poliuri).

Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan

hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang secara alami

mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak. Hormon ini

Page 42: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

unik, karena dibuat di hipotalamus lalu disimpan dan dilepaskan ke

dalam aliran darah oleh hipofisa posterior.

Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon

antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang

normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus

nefrogenik).

Penyebab terjadinya diabetes insipidus ini adalah:

1. Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan

terlalu sedikit hormon antidiuretik

2. Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke

dalam aliran darah

3. Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat

pembedahan

4. Cedera otak (terutama patah tulang didasar tengkorak)

5. Tumor

6. Sarkoidosis atau tuberculosis

7. Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak

8. Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis

9. Histiositosis X (penyakit Hand-Schuller-Chirstian).

Sedangkan diabetes insipidus ini bisa timbul secara perlahan

maupun secara tiba-tiba pada segala usia. Sering kali satu-satunya gejala

dalah rasa haus dan pengeluaran air kemih uang berlebihan.

Page 43: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Sebagai kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita

bisa minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari). Jika kompensasi ini

tidak terpenuhi, maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang

menyebabkan tekanan darah rendah dan syok. Penderita terus berkemih

dalam jumlah yang sangat banyak terutama di malam hari.

Sedangkan diagnosanya dilakukan berdasarkan gejalanya. Untuk

menyingkirkan diabetes mellitus (kencing manis) dilakukan pemeriksaan

gula pada air kemih. Pemeriksaan darah menunjukkan kadar berbagai

elektrolit yang abnormal.

Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya

untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalani

pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi

berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau

tempat praktek dokter. Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah

(natrium) dan berat badan di ukur secara rutin selama beberapa jam.

Segera setelah tekanan darah turun atau denyut jantung meningkat atau

terjadi penurunan berat badan lebih dari 5% maka tes ini dihentikan dan

diberikan suntikan hormon antidiuretik.

Diagnosis diabetes insipidus semakin kuat jika sebagai respon

terhadap hormone antidiuretik :

1. Pembuangan air kemih yang berlebihan berhenti

2. Tekanan darah naik

Page 44: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

3. Denyut jantug kembali normal

Diabetes insipidus bisa diobati dengan mengatasi penyebabnya.

Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormone

antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali

sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Terlalu

banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan cairan,

pembengkakan dan gangguan lainnya.

Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang

akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.

Kadang diabetes insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obatan yang

merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti karbamazepin,

klofibrat dan berbagai diuretik.

d. Diabetes Insipidus Nefrogenik

Diabetes Insipidus Nefrogenik adalah suatu kelainan di

mana ginjal menghasilkan sejumlah besar air kemih yang encer

karena ginjal gagal memberikan respons terhadap hormon

antidiuretik dan tidak mampu memekatkan air kemih.

Terdapat 2 jenis diabetes insipidus. Pada diabetes insipidus

nefrogenik, ginjal tidak memberikan respon terhadap hormon

antidiuretik sehingga ginjal terus menerus mengeluarkan sejumlah

besar air kemih yang encer. Pada diabetes insipidus lainnya,

kelenjar hipofisa gagal menghasilkan hormon antidiuretrik.

Page 45: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Diabetes insipidus bisa merupakan penyakit keturunan. Gen

yng menyebabkan penyakit ini bersifat resesif dan dibawa oleh

kromosom X, karena itu hanya pria yang terserang penyakit ini.

Wanita yang membawa gen ini bisa mewariskan penyakit ini

kepada anak laki-lakinya.

Penyebab lain dari diabetes insipidus nefrogenik adalah obat-obat

tertentu yang bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal:

1. Antibiotik aminoglikosid

2. Demeklosiklin dan antibiotik lainnya

3. Lithium (untuk mengobati penyakit manik-depresif)

Gejala dari diabetes jenis insipidus nefrogenik ini bisa dilihat dari

berikut ini : Jika merupakan penyakit keturunan, maka gejala biasanya

mulai timbul segera setekah lahir, gejalanya berupa rasa haus yang

berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang

encer (poliuri). Bayi tidak dapat menyatakan rasa hausnya, sehingga

mereka bisa mengalami dehidrasi. Bayi bisa mengalami demam tinggi

yang disertai dengan muntah dan kejang-kejang

Jika tidak segera terdiagnosis dan diobati, bisa terjadi kerusakan

otak, sehingga bayi mengalami keterbelakangan mental. Dehidrasi yang

sering berulang juga akan menghambat perkembangan fisik. Sedangkan

diagnosis bisa dilakukan dengan berdasarkan pada gejala-gejalanya.

Page 46: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium yang tinggi

dalam darah dan air kemih yang sangat encer. Fungsi ginjal lainnya

tampak normal. Untuk memperkuat diagnosis , dilakukan penilaian dari

respon ginjal terhadap hormon antidiuretik melalui tes deprivasi air.

Untuk mencegah dehidrasi, penderita harus selalu minum cairan

dalam jumlah yang cukup ketika mereka merasa haus. Penderita bayi dan

anak-anak harus sering diberi minum. Jika asupan cairan mencukupi,

jarang terjadi dehidrasi.

Obat-obatan tertentu dapat membantu, seperti diuretik tiazid

(misalnya hidrochlorothiazid/HCT) dan obat-obat anti peradangan non-

steroid (misalnya indomethacin atau tolmetin).

4. Penyebab Diabetes

Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya

produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau

kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus

tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis DM yang

juga disebabkan oleh resistensi insulin yang tejadi pada wanita hamil.

Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi

dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya

tidak efektif. DM pada kehamilan pada umumnya sembuh dengan

sendirinya setelah persalinan.

Page 47: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting, karena tingkat

glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah

dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes.

Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah : berhenti

merokok, mengoptimalkan kadar kolestrol, menjaga berat tubuh yang

stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olahraga

teratur.

Tabel 2.2

Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Kadar Glukosa Darah

Puasa

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM

DM

Kadar glukosa darah

sewaktu:

Plasma vena <110 110 - 199 >200

Darah kapiler <90 90 - 199 >200

Kadar glukosa darah

puasa :

Plasma vena <110 110 - 125 >126

Page 48: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Darah kapiler <90 90 - 109 >110

Sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe-2, 2006

Diabetes mellitus disebabkan karena berkurangnya produksi dan

ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi

insulin yang sebenarnya berjumlah cukup. Kekurangan insulin

disebabkan adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel

beta pulau Langerhans dalam kelenjar pancreas yang berfungsi

menghasilkan insulin. Namun, jika dirunut lebih lanjut, beberapa faktor

yang menyebabkan DM sebagai berikut :

a. Genetik atau Faktor Keturunan. Diabetes mellitus cenderung

diturunkan atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota

keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih

besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota

keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga

menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom

seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita

sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang

membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

b. Virus dan bakteri. Virus penyebab DM adalah rubella, mumps,

dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi

sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau

perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi

otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel

Page 49: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

beta. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belumbisa

dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup

berperan menyebabkan DM.

c. Bahan Toksik atau Beracun. Bahan beracun yang mampu

merusak sel beta secara langsungadalah alloxan, pyrinuron

(rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur).

Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.

d. Nutrisi. Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan

faktor risiko pertama yang diketahui menyebabkan DM.

semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang

berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit

DM.

e. Kadar kortikosteroid yang tinggi.

f. Kehamilan diabetes gestasional, yang akan hilang setelah

melahirkan.

g. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

h. Racun yang memengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

Jika tak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menyebabkan

masalah-masalah dalam beberapa bagian anggota badan. Dengan

kata lain, diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi

(menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal

ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus-menerus,

Page 50: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf, dan struktur

internal lainnya.

Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh

darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami

kebocoran. Akibat penebalan ini, aliran darah akan berkurang,

terutama yang menuju ke kulit dan saraf. Kadar gula darah yang

tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak

dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya

aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah).

Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita

diabetes.

Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar

(makro) besa melukai otak, jantung dan pembuluh darah kaki

(makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa

melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat

penyembuhan luka.

Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka

panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi

yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung

dan stroke. Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa

menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina

mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa

Page 51: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci

darah (dialisa).

Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa

bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi

(mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara

tiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai

dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka

pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri

seperti terbakar dan kelemahan.

Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering

mengalami cedera, karena penderita tidak dapat meredakan

perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke

kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua

penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat

dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama

sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

Bila disimpulkan, tingginya kadar glukosa darah secara terus-

menerus atau berkepanjangan dapat menyebabkan komplikasi

diabetes sebagai berikut :

a. Penyakit jantung

b. Serangan otak, biasanya diikuti dengan kelumpuhan atau stroke

c. Kerusakan pembuluh-pembuluh darah peripheral (biasanya

memengaruhi bagian badan sebelah bawah dan kaki)

Page 52: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

d. Penyakit mata (retinopati); ini dapat menyebabkan buta ayam

atau buta total

e. Kerusakan ginjal (neporpati)

f. Kerusakan saraf (neuropati). Kerusakan saraf dapat terjadi pada

beberapa bagian dari tubuh kita, termasuk jantung, kaki, dan

dapat menyebabkan impoten dan kelumpuhan (paralisis) dari

perut

g. Terjadinya borok akibat berkurangnya aliran darah ke kulit

sehingga penyembuhan luka tersebut terhambat. Dan inilah yang

kemudian bisa menyebabkan amputasi pada bagian tersebut.

Tekanan darah tinggi, kadar kolestrol yang tinggi, kurang olahraga,

dan merokok memperbesar kemungkinan cepat timbulnya komplikasi-

komplikasi, terutama dengan berkurangnya dan terhambatnya persediaan

darah.

Untuk mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi ini,

sangatlah penting melakukan perawatan non-farmakologis berikut ini :

a. Menjaga agar kadar glukosa (gula) dalam darah tetap normal.

b. Tidak merokok

c. Memakan makanan yang seimbang, kadar lemak yang rendah, dan

kadar garam yang rendah dan kadar serat yang tinggi (komplek

karbohidrat)

Page 53: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

d. Agar tekanan darah dan kadar kolestrol, maka harus diperiksa secara

teratur oleh dokter.

e. Berolahraga secara teratur, yang merupakan salah satu bagian

terpenting dalam pengelolaan (manajemen) diabetes. Ini akan

membantu dalam usaha untuk : menurunkan kadar glukosa dalam

darah dengan terpakainya energi (olahraga mungkin akan

merendahkan kadar glukosa dalam darah selama 12-24 jam kemudian);

menurunkan tekanan darah dan kadar kolestrol dalam darah, jika

sekiranya tinggi; memperbaiki peredaran darah dalam tubuh;

mengurangi stress; dan mengontrol berat badan.

Olahraga ringan hendaknya dilakukan sekurang-kurangnya

tiga sampai empat kali seminggu. Jenis olahraga yang dipilih

tergantung pada umur, minat dan kemampuan masing-masing.

Beberapa olahraga yang disarankan adalah: jalan kaki gerak cepat,

berenang, bersepeda, atau menari.

5. Gejala-Gejala Diabetes

Tiga serangkai klasik mengenai gejala kencing manis adalah

poliuri (urinasi yang sering), polidipsi (banyak minum akibat

meningkatnya tingkat kehausan), dan polifagi (meningkatnya hasrat

untuk makan). Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari

kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-

180 mg/dl, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih

tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan

Page 54: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air

kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih

dalam jumlah yang banyak (poliuri).

Pada dasarnya gejala awal diabetes ini berhubungan dengan efek

langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai

di atas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air kemih.

Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk

mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal

menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita

sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya, penderita

merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).

Poliuri atau sering kencing terjadi karena pada orang dengan DM

akan terjadi penumpukan cairan dalam tubuhnya akibat gangguan

osmolaritas darah yang mana cairan tersebut harus dibuang melalui

kencing. Karena banyak cairan yang keluar maka orang dengan DM akan

merasa kehausan sehingga mereka jadi ingin sering minum. Akibat dari

menurunnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah maka

sering terjadi walau kadar gulanya sedang dalam keadaan normal namun

tubuh merespon lain sehingga tubuh dipaksa untuk makan untuk

mencukupi kadar gula darah yang bisa direspon oleh insulin. Apabila kita

terlambat makan maka tubuh akan memecah cadangan energi lain dalam

tubuh seperti lemak sehingga badan menjadi tambah kurus.

Page 55: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga

penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan

hal ini, penderita sering kali merasakan lapar yang luar biasa sehingga

banyak makan (polifagi).

Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan

berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olahraga. Penderita

diabetes yang gula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.

Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani

pengobatan penderita diabetes tipe 1 hampir selalu mengalami penurunan

berat badan. Namun, sebagian besar penderita diabetes tipe 2 tidak

mengalami penurunan berat badan.

Penderita diabetes tipe 1, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa

berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan

ketoasidosis. Kadar gula di dalam darah tinggi, tetapi karena sebagian

besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini

mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan

menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa

menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal dari

ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan,

mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan

menjadi dalam dan cepat, karena tubuh berusaha untuk memperbaiki

keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa

pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma,

Page 56: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

kadang dalam hanya waktu beberapa jam. Bahkan setelah menjalani terapi

insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka

melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stress akibat

infeksi, kecelakaan, atau penyakit serius.

Penderita diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala

selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, timbullah

gejala yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi

ketoasidosis. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000

mh/dl, biasanya terjadi akibat stress misalnya infeksi atau obat-obatan),

maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan

kebingungan mental, pusing,kejang, dan suatu keadaan yang disebut koma

hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik. Lebih jelasnya, tanda-tanda

seseorang terkena atau mengidap diabetes adalah sebagai berikut : Gejala

diabetes tipe 1 muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai

akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin

dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :

a. Sering buang air kecil

b. Terus-menerus lapar dan haus

c. Berat badan menurun

d. Kelelahan

e. Penglihatan kabur

f. Infeksi pada kulit yang berulang

g. Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni

Page 57: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

h. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun

Sedangkan gejala diabetes tipe 2 muncul secara perlahan-lahan sampai

menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala

diabetes tipe 1, yaitu :

a. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit

b. Sering buang air kecil

c. Terus menerus lapar dan haus

d. Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya

e. Mudah sakit yang berkepanjangan

f. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi

prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan

remaja

Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai

keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin

dan urin tersebut tidak disiram, maka akan dikerubuti oleh semut yang

merupakan tanda adanya gula.

Gejala lain yang biasanya muncul adalah :

a. Penglihatan kabur

b. Luka yang lama sembuh

c. Kaki kerasa kebas, geli, atau merasa terbakar

d. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita

e. Impotensi pada pria

Page 58: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40

tahun, tetapi prevalensinya makin tinggi pada golongan anak-anak dan

remaja. Riset juga menemukan bahwa yang mengalami gejala pre-diabetes

yaitu suatu kondisi yang merupakan pendahuluan dari munculnya diabetes

tipe 2, tidak menyadari bahwa ia sedang diincar oleh diabetes yang

berbahaya. Walaupun gejalanya tidak muncul, tetapi dari pemeriksaan

gula darah menunjukkan bahwa kadar gula darah puasa berada di atas

normal, meskipun belum cukup tinggi untuk di kategorikan sebagai kasus

diabetes. Tetapi kasus pre-diabetes itu sendiri dapat meningkatkan risiko

penyakit kardiovaskular sampai 50%. Dibawah ini adalah perbedaan

gejala diabetes mellitus tipe 1 dan gejala diabetes mellitus tipe 2.

Tabel 2.3

Perbedaan Gejala Diabetes Mellitus Tipe 1 dan 2

Diabetes Mellitus Tipe 1 Diabetes Mellitus Tipe 2

Timbul tiba-tiba Tidak ada gejala selama

beberapa tahun. Jika insulin

berkurang semakin parah maka

sering berkemih dan sering

merasa haus.

Berkembang dengan cepat ke

dalam suatu keadaan yang

disebut dengan ketoasidosis

Jarang terjadi ketoasidosis.

Page 59: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

diabetikum.

Sumber : Maulana Mirza, 2012

6. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelainan yang heterogenik

dengan karakter utama hiperglikemia kronis. Meskipun pola pewarisannya belum

jelas, faktor genetik dikatakan memiliki peran yang kuat dalam munculnya DM

ini. Faktor genetik ini akan berinteraksi dengan faktor lingkungan seperti gaya

hidup, diet, rendahnya aktivitas fisik, obesitas dan tingginya kadar asam lemak

bebas. Pada DM terjadi defek sekresi insulin, resistensi insulin di perifer dan

gangguan regulasi produksi glukosa oleh hepar (Dinamika, 2012).

7. Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus

Faktor risiko diabetes mellitus umumnya di bagi menjadi 2 golongan

besar yaitu :

a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi

1) Umur

Menurut Goldberg (2006) menyatakan bahwa umur sangat erat

kaitannya dengan kenaikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus

tipe 2 biasanya terjadi setelah usia di atas 30 tahun dan semakin

sering terjadi setelah usia di atas 30 tahun dan semakin terjadi

setelah usia 40 tahun serta akan terus meningkat pada usia lanjut.

Page 60: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Hal ini dikarenakan proses menua yang mengakibatkan perubahan

anatomis, fisiologis dan biokimia. WHO menyebutkan bahwa

setelah usia 30 tahun, kadar glukosa darah akan meningkat 1-2

mg/dl/tahun pada saat puasa dan naik 5, 6-13 mg/dl/tahun pada 2

jam setelah makan.

2) Jenis Kelamin

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso et al.

(2006) tentang Gambaran pola penyakit diabetes mellitus di bagian

rawat inap RSUD Jakarta tahun 2000-2004 menyatakan bahwa

perempuan lebih banyak menderita diabetes mellitus dibandingkan

dengan laki-laki dengan kadar glukosa darah saat masuk rata-rata

201-500 mg/dl. Hal ini dikarenakan adanya persentase timbunan

lemak badan pada wanita yang lebih besar sehingga dapat

menurunkan sensitifitas terhadap kerja insulin pada otot dan hati.

3) Faktor Keturunan

Diabetes mellitus tipe 2 bukan penyakit menular tetapi

diturunkan. Namun bukan berarti anak dari kedua orang tua yang

diabetes pasti akan mengidap diabetes juga, sepanjang bisa

menjaga dan menghindari faktor risiko yang lain. Sebagai faktor

risiko secara genetik yang periu di perhatikan apabila kedua atau

salah seorang dari orang tua, saudara kandung, anggota keluarga

dekat mengidap diabetes. Pola genetik yang kuat pada diabetes

mellitus tipe 2 seseorang yang memiliki saudara kandung

Page 61: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

mengidap diabetes tipe 2 memiliki risiko yang jauh lebih tinggi

menjadi pengidap diabetes (Suiraoka, 2012).

4) Riwayat menderita diabetes gestasional

Diabetes gestasional dapat terjadi sekitar 2-5% pada ibu

hamil. Biasanya diabetes akan hilang setelah anak lahir. Namun,

dapat pula terjadi diabetes di kemudian hari. Ibu hamil yang

menderita diabetes akan melahirkan bayi besar dengan berat badan

lebih dari 4000 gram. Apabila hal ini terjadi, maka kemungkinan

besar si ibu akan mengidap diabetes tipe 2 kelak (Perkeni,2006).

5) Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari

4000gram (Perkeni,2006).

6) Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

(<2500gram) bayi yang lahir dengan BBLR mempunyai risiko

yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan BB normal

(Perkeni,2006).

b. Faktor yang dapat dimodifikasi

1) Obesitas

Berdasarkan beberapa teori menyebutkan bahwa obesitas

merupakan faktor predisposisi terjadinya resistensi insulin.

Semakin banyak jaringan lemak pada tubuh, maka tubuh semakin

resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh atau

kelebihan berat badan terkumpul di daerah sentral atau perut

(central obesity). Lemak dapat memblokir kerja insulin sehingga

Page 62: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

glukosa tidak dapat diangkut kedalam sel dan menumpuk dalam

pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah.

Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2

dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas (Suiraoka,

2012).

2) Aktivitas fisik yang kurang

Berdasarkan penelitian bahwa aktivitas fisik yang

dilakukan secara teratur dapat menambah sensitifitas insulin.

Prevalensi diabetes mellitus mencapai 2-4 kali lipat terjadi pada

individu yang kurang aktif dibandingkan dengan individu yang

aktif. Semakin kurang aktivitas fisik, maka semakin mudah

seseorang terkena diabetes. Olahraga atau aktivitas fisik dapat

membantu mengontrol berat badan. Glukosa dalam darah akan

dibakar menjadi energi, sehingga sel-sel tubuh menjadi lebih

sensitif terhadap insulin. Selain itu, aktivitas fisik yang teratur juga

dapat melancarkan peredaran darah, dan menurunkan faktor risiko

terjadinya diabetes mellitus (Suiraoka, 2012).

3) Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah

sistol 140 mmHg atau tekanan darah diastole 90 mmHg. Hipertensi

dapat menimbulkan berbagai penyakit yaitu stroke, penyakit

jantung koroner, gangguan fungsi ginjal, gangguan penglihatan.

Namun, hipertensi juga dapat menimbulkan resistensi insulin dan

Page 63: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya diabetes mellitus.

Akan tetapi, mekanisme yang menghubungkan hipertensi dengan

resistensi insulin masih belum jelas, meskipun sudah jelas bahwa

resistensi insulin merupakan penyebab utama peningkatan kadar

glukosa darah (Perkeni, 2006).

4) Stress

Reaksi setiap orang ketika stress berbeda-beda. Beberapa

orang mungkin kehilangan nafsu makan sedangkan orang lainnya

cenderung makan lebih banyak. Stress mengarah pada kenaikan

berat badan terutama karena kartisol, hormone stress yang utama

kartisol yang tinggi menyebabkan peningkatan pemecahan protein

tubuh, peningkatan trigliserida daran dan penurunan penggunaan

gula tubuh, manifestasinya meningkatkan trigliserida dan gula

darah atau dikenal dengan istilah hiperglikemia (Suiraoka, 2012).

5) Pola makan

Pola makan yang salah dapat mengakibatkan kurang gizi

atau kelebihan berat badan. Kedua hal tesebut dapat meningkatkan

risiko terkena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapat mengganggu

fungui pankreas dan mengakibatkan gangguan sekresi insulin.

Sedangkan kelebihan berat badan dapat mengakibatkan gangguan

kerja insulin (Suiraoka, 2012).

6) Alkohol

Page 64: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Alkohol dapat menyebabkan terjadinya inflamasi kronis pada

pankreas yang dikenal dengan istilah pankreatitis. Penyakit

tersebut dapat menimbulkan gangguan produksi insulin dan

akhirnya dapat menyebabkan diabetes mellitus (Suiraoka, 2012).

Faktor risiko terjadinya DM tipe 2 adalah sebagai berikut :

a) Faktor genetik akan menentukan individu yang susceptible atau rentan

terkena DM mempunyai orang tua atau keluarga dengan DM tipe 2.

b) Faktor lingkungan berkaitan dengan dua faktor utama yaitu kegemukan

(obesitas sentral) dan kurng aktivitas fisik.

c) Pengalaman dengan diabetik intrauterin.

d) Riwayat minum susu formula (cow milk) sewaktu bayi.

e) Low Birth Weight (LBW).

Dalam masyarakat, mereka yang kelompok risiko tinggi (high risk

group) DM tipe 2 adalah berikut :

a) Usia >45 tahun

b) Berat badan lebih (BBR >110% atau IMT >25kg/m).

c) Hipertensi (>140/90 mmHg).

d) Ibu dengan riwayat melahirkan bayi > 4000 gram.

e) Pernah diabetes sewaktu hamil.

f) Riwayat keturunan DM.

g) Kolestrol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.

h) Kurang aktivitas fisik.

Page 65: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

8. Pencegahan Diabetes

Menurut Bustan (2007) pencegahan penyakit DM adalah sebagai berikut :

a) Pencegahan primordial kepada masyarakat yang sehat untuk berperilaku

positif mendukung kesehatan umum dan upaya menghindarkan diri dari

risiko DM. misalnya, berperilaku hidup sehat, tidak merokok, makan

makanan yang bergizi dan seimbang, ataupun biasa diet, membatasi diri

terhadap makanan tertentu atau kegiatan jasmani yang memadai.

b) Promosi kesehatan, ditujukan kepada kelompok berisiko, untuk

mengurangi atau menghilangkan risiko yang ada. Dapat dilakukan

penyuluhan dan penambahan ilmu terhadap masyarakat.

c) Pencegahan khusus, ditujukan kepada mereka yang mempunyai risiko

tinggi untuk melakukan pemeriksaan atau upaya sehingga tidak jatuh ke

DM. upaya ini dapat dibentuk konsultasi gizi/diet etik.

d) Diagnosa awal, dapat dilakukan dengan penyaringan (screening) yakni

pemeriksaan kadar gula darah kelompok berisiko. Pada dasarnya DM

mudah didiagnosis, dengan bantuan pemeriksaan sederhana, terlebih

dengan teknologi canggih. Hanya saja keinginan masyarakat untuk

memeriksa diri dan aksebilitas yang rendah (pelayanan yang tersedia

masih kurang dan belum mudah didapatkan oleh masyarakat).

e) Pengobtan yang tepat, dikenal berbagai macam upaya dan pendekatan

pengobatan terhadap penderita untuk tidak jatuh ke DM yang lebih berat

atau komplikasi.

Page 66: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

f) Disability limitation, pembatasan kecacatan yang ditujukan kepada upaya

maksimal mengatasi dampak komplikasi DM sehingga tidak menjadi lebih

berat.

g) Rehabillitasi, sosial maupun medis. Memperbaiki keadaan yang terjadi

akibat komplikasi atau kecacatan yang terjadi karena DM, upaya

rehabilitasi fisik berkaitan dengan akibat lanjut DM yang telah

menyebabkan adanya amputasi.

9. Pengobatan Diabetes Mellitus

Perencanaan makan, olahraga serta usaha menurunkan berat badan

adalah dasar dari bagaimana penderita diabetes mellitus menghadapi

penyakitnya. Tanpa perencanaan makan dan kedisiplinan menjalani

misalnya, mustahil kiranya penderita dapat mengatasi penyakitnya.

Bahkan diabetes mellitus yang masih dalam tahap ringan dapat

ditanggulangi/disembuhkan hanya dengan pola makan saja. Bila seluruh

usaha di atas telah dijalankan dengan baik tetapi kadar gula darah masih

belum berada pada batas normal, barulah penderita memerlukan obat.

Obat untuk penderita diabetes mellitus dikenal sebagai obat

hipoglikemik atau obat penurun kadar glukosa dalam darah. Walaupun

efektif dan mudah dipakai, penggunaan obat ini harus sesuai dosis atau

berdasarkan petunjuk dokter. Bila dosis terlalu rendah komplikasi kronis

akan muncul lebih dini. Sedang dosis yang berlebih atau cara pemakaian

yang salah dapat menimbulkan hipoglikemia. Pengobatan dapat dilakukan

Page 67: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

dengan cara pengobatan medis yaitu pengobatan dengan disiplin

kedokteran. Obat medis dapat dibagi dalam beberapa golongan :

a) Sulfonilurea

Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang

tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b

pankreas. Dengan demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak

dapat memproduksi insulin lagi maka obat ini tidak dapat

digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna bagi penderita

diabetes militus tipe 1. Namun, akan berkhasiat bila diberikan pada

pasien diabetes militus tipe 2 yang mempunyai berat badan normal.

Penggunaan obat golongan sulfonylurea pada yang gemuk dan

obesitas harus hati-hati. Karena mungkin kadar insulin dalam darah

sudah tinggi (hiperinsulinemia). Hanya saja insulin yang ada tidak

dapat bekerja secara efektif. Pada penderita diabetes mellitus

dengan obesitas, pemberian obat golongan ini akan memacu

pancreas mengeluarkan insulin lebih banyak lagi. Akibatnya

keadaan hiperinsulinemia menjadi lebih tinggi. Ini berbahaya

karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

b) Biguanid

Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan

kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh

sendiri. Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin

sehingga pemakaian tunggal tidak menyebabkan hipoglikemia.

Page 68: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Obat golongan biguanid dianjurkan sebagai obat tunggal pada

penderita diabetes mellitus dengan obesitas (BBR>120%). Untuk

penderita diabetes mellitus yang gemuk (BBR >110%)

pemakaiannya dapat dikombinasikan dengan obat golongan

sullfonilunea. Efek samping yang sering terjadi dari pemakaian

obat golongan biguanid adalah gangguan saluran cerna pada hari-

hari pertama pengobatan. Untuk menghindarinya, disarankan

dengan dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum

makan. Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan memakai

obat golongan ini.

c) Acarbose

Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses

pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar

glukosa darah setelah makan tidak meningkat tajam. Sisa

karbohidrat yang tidak tercernakan dimanfaatkan oleh bakteri di

usus besar, dan ini menyebabkan perut menjadi kembung, sering

buang angin, diare, dan sakit perut.

Pemakaian obat ini bisa dikombinasi dengan golongan

silfonilurea atau insulin, tetapi bila terjadi efek hipoglikemia hanya

dapat diatasi dengan gula murni yaitu glukosa atau dextrose. Gula

pasir tidak bermanfaat. Acarbose hanya mempengaruhi kadar gula

Page 69: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

darah sewaltu makan dan tidak mempengaruhi setelah itu. Obat ini

tidak diberikan pada penderita dengan usia kurang dari 18 tahun,

gangguan pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan menyusui.

Acarbose efektif pada pasien yang banyak makan karbohidrat dan

kadar gula puasa dari 180 mg/dl.

d) Insulin

Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan

insulin tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pancreas tidak dapat

mencukupi kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin

berdasarkan kondisi masing-masing penderita dan hanya dokter

yang berkompeten memilih jenis serta dosisnya. Untuk itu insulin

digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe 1. Penderita golongan

ini harus mampu menyuntik insulin sendiri. Untuk sebagian

penderita diabetes mellitus tipe 2, juga membutuhkan pemakaian

insulin. Indikasi berikut menunjukkan bahwa penderita perlu

menggunakan insulin.

1) Kencing manis dengan komplikasi akut seperti misalnya

ganggren. Ketoasidosis dan koma lain pada penderita.

2) Kencing manis pada kehamilan yang tidak terkendali dengan

perencanaan makan.

3) Berat badan penderita menurun cepat.

4) Penyakit diabetes mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan

tablet hipoglemik dosis maksimal.

Page 70: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

5) Penyakit disertai gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.

Ada berbagai jenis insuli, yaitu:

a) Insulin Kerja Cepat (Short acting insulin)

b) Insulin Kerja Sedang (Intermediate acting insuline)

c) Insulin Premiks (Premixing insuline) yang merupakan

campuran Shortacting insuline dan intermediate acting

insuline.

d) Insulin yang memiliki daya kerja 24 jam (Long acting

insulline) (Natur Indonesia, 2014)

B. Tinjauan Umum Tentang Umur

Hampir setengah dari semua orang dewasa yang menderita DM

tipe 2 berusia 40-59 tahun. Lebih dari 80% dari 184 juta orang yang

menderita diabetes di usia tersebut berada di negara berpendapatan sedang

dan rendah (IDF, 2013) DM tipe 2 terjadi lebih umum pada usia > 30

tahun, dan obesitas (Smeltzer & Bare, 2008). Kelompok umur terbanyak

yang mengalami DM tipe 2 adalah lansia awal yaitu pada rentang umur

46-55 tahun (Tamara, 2014). Terdapat hubungan antara umur dengan

kejadian DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Mataram dimana sebagian

besar responden memiliki umur ≥ 40 tahun (Jelantik dan Haryati, 2014).

Disampaikan oleh Sustrani, Alam & Hadibroto (2010) salah satu faktor

risiko DM adalah faktor usia. Umumnya manusia mengalami perubahan

fisiologis yang menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. DM tipe 2

sering muncul setelah usia lanjut terutama setelah berusia 45 tahun pada

Page 71: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuh tidak peka terhadap

insulin. Berdasarkan data tahun 2011-2013 yang diperoleh dari rekam

medik RSUD Labuang Baji pasien DM paling banyak berusia 45-64

tahun.

C. Tinjauan Umum Tentang Jenis Kelamin

Menurut Hungu (2007, dalam Simanjuntak 2009) jenis kelamin

(seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis

sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan

perempuan, di mana laki-laki memproduksi sperma, sementara perempuan

menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil

dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan

perempuan tidak dapat dipertukarkan di antara keduanya, dan fungsinya

tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka

bumi.

Jumlah penderita DM secara global berdasarkan jenis kelamin

untuk tahun 2013, yaitu 198 juta pria yang menderita DM dan 184 juta

wanita menderita DM (IDF, 2013). Berdasarkan data tahun 2011-2013

yang diperoleh dari rekam medik RSUD Labuang Baji pasien DM paling

banyak berjenis kelamin perempuan. Padda dan Jiron (1999) mengatakan

bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta

akses dan terhadap berbagai sumber sehingga kebutuhan/hal-hal yang

penting bagi laki-laki dan perempuan juga akan berbeda. Ryff & Singer

mengatakan bahwa secara umum, kesejahteraan laki-laki dan perempuan

Page 72: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

tidak jauh beda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan aspek

hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria

lebih terkait dengan aspek pendidikan yang lebih baik. Wanita mempunyai

kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan penderita laki-laki

secara bermakna (Gutam, 2009).

D. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2000) disebutkan,

pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Menurut Soekidjo (2003), pendidikan adalah

upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku

positif yang meningkat, pendidikan akan memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku dan tingkat pengetahuan lebih

meningkat.

Pendidikan merupakan landasan bagi upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan, kemajuan dan kemakmuran, karena dengan pendidikan

seseorang dapat menangkap dan menyampaikan informasi yang

diperlukan guna melangsungkan kehidupan. Pendidikan merupakan salah

satu tolak ukur yang paling bermanfaat untuk menentukan sosial ekonomi

dan mempunyai tingkat ketepatan yang cukup baik. Variabel ini bisa

ditentukan dalam kategori luas, yaitu tidak berpendidikan, SD, SMP,

SMU, Perguruan Tinggi.

Jenjang pendidikan formal menurut Depdikbud (2000) yaitu;

Page 73: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

1. Sekolah dasar (SD/MI) dan pendidikan yang sederajat

2. Sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP/MTs) dan pendidikan

yang sederajat

3. Sekolah Menengah Umum (SMU/MA) dan pendidikan yang

sederajat

4. Perguruan tinggi; yaitu Diploma (D1, D2, D3), Sarjana (S1),

Magister (S2), Spesialisasi (S3)

Pendidikan merupakan sebuah sistem yang memastikan hampir

seluruh anak bisa masuk ke dalamnya. Sehingga dapat digunakan sebagai

media untuk menyebarkan informasi yang komprehensif tentang bahaya

dan pencegahan penyakit diabetes mellitus. Pendidikan itu bisa menjadi

vaksin baik untuk daya fisik maupun sosial. Tingkat pendidikan pada

umunya akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengolah

informasi. Menurut Stipanovic (2002), pendidikan merupakan faktor yang

pada pasien DM untuk dapat memahami dan mengatur dirinya sendiri.

Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik akan lebih matang

dalam proses perubahan dirinya sehingga akan lebih mudah menerima

pengaruh dari luar yang positif, objektif dan terbuka terhadap berbagai

informasi terkait kesehatan tentunya akan memudahkan pasien DM tipe 2

dalam melaksanakan manajemen perawatan DM tipe 2 yang akan

meningkatkan kualitas hidupnya (Tamara, 2014).

E. Tinjauan Umum Tentang Pekerjaan

Page 74: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

Pekerjaan adalah tugas atau rutinitas yang dilakukan setiap hari di

mana tugas yang dilakukan juga dijadikan sebagai penghidupan dan

dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Jenis lapangan pekerjaan

mempunyai hubungan erat dengan status ekonomi individu, keluarga dan

masyarakat. (Notoatmodjo, 2003).

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi manusia

antara lain adalah upah yang sama dan adil disebutkan dalam Hak Atas

Kesejahteraan Pasal 38 (3): Setiap orang, baik pria maupun wanita yang

melakukan pekerjaan yang sama sebanding, setara atau serupa, berhak atas

upah serta syarat-syarat perjanjian kerja yang sama, dan pasal 38 (4):

setiap orang, baik pria maupun wanita, dalam melakukan pekerjaan yang

sepadan dengan martabat kemanusiaannya berhak atas upah yang adil

sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan

keluarganya.

Menurut Suyono (2005) bahwa DM banyak terjadi pada wanita

terutama kelompok ibu rumah tangga karena sedikit memerlukan tenaga

dan sedikit melakukan aktivitas fisik sehingga dapat menimbulkan

penimbunan lemak dalam tubuh yang dapat mengakibatkan resistensi

insulin dan terjadi peningkatan kadar gula darah penderita DM tipe 2. Hal

ini sejalan dengan penelitian Adnan di RS Tugurejo Semarang tentang

penderita DM tipe 2 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel adalah

sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 22 orang (59,5%).

Page 75: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

F. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Fisik

Terdapat beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai aktivitas

fisik diantaranya menurut Almatsier (2003) aktivitas fisik ialah gerakan

fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas

fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang

memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya

aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis,

dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global

(WHO, 2010). Aktivitas fisik merupakan kerja fisik yang menyangkut

sistem lokomotor tubuh yang ditujukan dalam menjalankan aktifitas hidup

sehari-harinya, jika suatu aktifitas fisik memiliki tujuan tertentu dan

dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis seperti adanya

aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-

lain disebut latihan. Sedangkan yang dimaksud dengan olahraga adalah

latihan yang dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi (Lesmana,

2002).

Dalam pengelolaan DM yang meliputi 4 pilar, aktivitas fisik

merupakan salah satu dari keempat pilr tersebut. Aktivitas minimal otot

skeletal lebih dari sekedar yang diperlukan untuk ventilasi basal paru,

dibutuhkan oleh semua orang termasuk diabetes sebagai kegiatan sehari-

hari, seperti bangun tidur, memasak, berpakaian, mencuci, makan bahkan

tersenyum. Berangkat kerja, bekerja, berbicara, berfikir, tertawa,

merencanakan kegiatan esok, kemudian tidur. Semua kegiatan tadi tanpa

Page 76: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

disadari oleh diabetisi, telah sekaligus menjalankan pengelolaan terhadap

DM sehari-hari. Aktivitas fisik dapat memperbaiki kendali glukosa pada

DM tipe 2 secara menyeluruh, terbukti dengan penurunan konsentrasi

HbA1c yang cukup menjadi pedoman untuk penurunan risiko komplikasi

diabetes dan kematian. Selain mengurangi risiko, aktivitas fisik akan

memberikan pengaruh yang baik pada lemak tubuh, tekanan darah arteri,

sensitivitas barorefleks, vasodilatasi pembuluh yang

endotheliumdependent, aliran darah pada kulit, hasil perbandingan antara

denyut jantung dan tekanan darah (baik saat istirahat maupun aktif),

hipertrigliseridemi dan fibrinolisis. Angka kesakitan dan kematian pada

diabetis yang aktif, 50% lebih rendah dibanding mereka yang santai (Raka

Novadlu, 2016).

Penelitian Madsen dan rekan tahun 2015 yang dilakukan selama 8

minggu menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 dengan melakukan high

intensity interval training memberikan manfaat yang baik dalam

menurunkan kadar glikemik dan peningkatan fungsi sel beta pankreas

dalam pengambilan insulin perifer serta mengurangi massa lemak perut.

Pada 1 tahun sebelumnya juga dilakukan penelitian oleh Tabari dan rekan

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan fisik dalam

menurunkan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 dengan cara

melakukan peregangan dan latihan fleksibilitas selama 10 menit, lalu

berjalan kaki selama 30 menit dengan kenaikan intensitas maksimum

denyut jantung 60%, kemudian peregangan dalam posisi duduk selama 10

Page 77: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

menit, yang semua itu dilakukan 3 kali seminggu selama 8 minggu.

Penelitian Iaindi Indonesia yang dilakukan oleh Larasati pada tahun 2013

didapatkan hasil adanya hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik

dengan kadar HbA1c. Kesimpulan hasil penelitian tersebut menyatakan

bahwa aktivitas fisik yang dilakukan bila ingin mendapatkan hasil yang

baik harus memenuhi syarat yaitu dilaksanakan minimal 3 sampai 4 kali

dalam seminggu serta dalam kurun waktu minimal 30 menit dalam sekali

beraktivitas. Aktivitas fisik tidak harus aktivitas berat, cukup dengan

berjalan kaki di pagi hari sambil menikmati pemandangan selama 30 menit

atau lebih sudah termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Namun,

apabila setelah melakukan aktivitas fisik dilanjutkan dengan beristirahat

dalam jangka waktu yang cukup lama maka aktivitas fisik yang dilakukan

tidak akan banyak mempengaruhi kadar HbA1c-nya karena pasien

diabetes tidak dianjurkan untuk banyak beristirahat.

Page 78: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · SKRIPSI. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

G. Kerangka Teori

Produksi insulin tidak adekuat

Gangguan metabolisme: hiperglikemi

Reseptor insulin tidak berespon terhadap insulin

Faktor risiko:

Faktor usia, genetik, obesitas, kurang aktivitas, pola makan

dan kurang gizi Pemeriksaan glukosa darah:

Gula darah puasa >126mg/dl, glukosa plasma sewaktu >200mg/dl & TGOT >200 mg/dl

Polidipsi, polifagi,

poliuri, penurunan BB,

kelemahan, penglihatan

kabur gangguan kulit

DIABETES MELLITUS Komplikasi :

1. Komplikasi akut (ketoasidosis diabetik & hipoglikemi) Kepatuhan :

Pencegahan primer