skripsi efektifitas penyebaran inovasi ...1 skripsi efektifitas penyebaran inovasi pembangunan pada...
TRANSCRIPT
1
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENYEBARAN INOVASI PEMBANGUNAN PADA
PROGRAM KAREBA 7 DI KECAMATAN SINJAI UTARA
KABUPATEN SINJAI
MIRNAWATI
105650001815
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
2
EFEKTIFITAS PENYEBARAN INOVASI PEMBANGUNAN PADA
PROGRAM KAREBA 7 DI KECAMATAN SINJAI UTARA
KABUPATEN SINJAI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi
Disusun dan diusulkan oleh
MIRNAWATI
Nomor Stambuk: 105650001815
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
3
PERSETUJUAN
Judul Skripsi :
Efektifitas Penyebaran Inovasi Pembangunan pada
Program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai
Nama Mahasiswa : Mirnawati
Nomor Stambuk : 105650003815
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyetujui :
Pembimbing I
Dr.Amir Muhiddin, M.Si
NIDN: 0925026002
Pembimbing II
Dr. Muhammad Yahya, M.Si
NIDN: 1205106501
Mengetahui :
Dekan
Dr.Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si
NBM: 730 727
Ketua Prodi
Ilmu Komunikasi
Dr. H. Muh. Tahir, M.Si
NBM: 881 431
iii
4
PENERIMAAN TIM
Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Berdasarkan surat
keputusan/undangan menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Univesitas
Muhammadiyah Makassar, Nomor 0110/FSP/A.3-VIII/VIII/42/2020. Sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S.I) dalam Program Studi Ilmu
Komunikasi pada tanggal 27 Agustus 2020.
TIM PENILAI
Ketua
Dr.Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si
Sekretaris
Dr. Burhanuddin S.Sos., M.Si
Penguji:
1. Dr. Muh. Yahya, M.Si (Ketua) ( )
2. Dr.Amir Muhiddin, M.Si ( )
3. Wardah, S.Sos., M.A ( )
4. Syukri, S.Sos., M.Si ( )
iv
5
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Mirnawati
Nomor Stambuk : 105650001815
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun ini pencabutan gelar akademik.
Makassar, 22 januari 2020
Yang menyatakan,
Mirnawati
v
6
ABSTRAK
MIRNAWATI. Efektivitas Penyebaran Inovasi Pembangunan Pada Program
Kareba 7 Di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai ( dibimbing oleh Amir
Muhiddin dan Muhammad yahya)
Komunikasi pembangunan merupakan upaya dan cara, serta teknik
penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal
dari pihak yang memprakarasi pembangunan dan ditujukkan kepada masyarakat
luas. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan
dan menjelaskan Efektivitas Penyebaran Inovasi Pembangunan pada Program
Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
Penelitian terdahulu adalah penelitian kualitatif dengan subjek atau
informan menggunakan informan peneliti utama yaitu PLT kepala LPPL Sinjai
TV dan reporter sinjai TV, masyarakat Kecamatan Sinjai Utara. Data yang
dikumpulkan adalah data kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu yang
terdiri dari dokumentasi, wawancara, observasi. Data tersebut dianalisis
menggunakan deskriptif kualitatif yang terdiri dari redaksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Penyebaran Inovasi
Pembangunan Pada Program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten
Sinjai cukup efektif hal tersebut terlihat dari waktu penyangan, dari aspek dana
yang digunakan sekitar 2.000.000.000, tenaga yang dimiliki sebanyak 16 orang
mulai dari unsur pimpinan manager, kameramen, penulis naskah, editor,
vi
7
presenter, masret control dan bagian perlengkapan . Selain itu, hambatan
Penyebaran Inovasi Pembanguan Pada Program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai
Utara Kabupaten Sinjai yaitu peralatan masih sangat minim berupa kamera yang
digunakan dalam memproduksi program yang berkualitas tampilan visualnya.
Kata Kunci: Evektivitas, Program Kareba 7.
vii
8
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan rahmat-Nya yang masih memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Evektifitas Penyebaran Inovasi
Pembangunan Pada Program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten
Sinjai”. Berbagai kendala yang dihadapi penulis dalam penyelesaian skripsi ini
dijadikan sebagai proses pembelajaran dan pengalaman.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun non materi.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayah Laking dan Ibu Rappe
tercinta yang telah mendidik, membesarkan, menyayangi dan senantiasa
mendoakan dengan tulus untuk kebaikan penulis serta ucapan terima kasih kepada
Bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Muhammad
Yahya, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu ditengah-tengah
kesibukannya untuk memberikan bimbingan mulai dari perumusan judul,
penyusunan proposal sampai penyelesaian skripsi ini. Rasa terima kasih juga
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberi pengaruh kepada penulis
selama ini yaitu:
1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Abdul
Rahman Rahim, SE, MM
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
viii
9
3. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Bapak Dr. H. Muhammad Tahir, M.Si atas
bimbingan yang telah diberikan selama ini
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
memberikan ilmunya selama proses perkuliahan serta Staf Tata Usaha yang
telah banyak membantu penulis
5. Bapak Dr. H. Muhammad Tahir, M.Si selaku Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi untuk penyelesaian studi penulis
6. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi atas
semangat dan kebersamaannya.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan-kebaikan semua pihak yang telah
membantu Penulis selama ini dengan pahala terbaik. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi Penulis dan para pembaca pada umunya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, 12 Juli 2020
Mirnawati
ix
10
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................... iii
PENERIMAAN TIM ............................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
D. Kegunaan Penelitian................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 5
B. Pengertian, Konsep dan teori ..................................................................... 5
C. Kerangka Pikir ......................................................................................... 29
D. Fokus Penelitian ........................................................................................ 29
E. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................... 31
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................... 31
C. Sumber Data .............................................................................................. 32
x
11
D. Informan .................................................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 33
F. Analisis Data ............................................................................................. 35
G. Pengabsahan Data ..................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sinjai TV ................................................................... 39
B. Efektivitas Penyebaran Inovasi Pembangunan Pada Program Kareba
7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai ........................................ 54
C. Hambatan penyebaran informasi pembangunan Sinjai TV di
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai ................................................ 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 72
B. Saran ........................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi adalah media massa yang populer dan dianggap paling cocok
untuk negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan sebagian besar
penduduknya tinggal dipedesaan dengan mayoritas tingkat pendidikan yang
rendah. Televisi juga mempunyai berbagai kelebihan dan kemudahan. Dengan
kelebihan dan kemudahan tersebut, media televisi dimanfaatkan oleh
pemerintah, untuk memperkuat persatuan, kesatuan bangsa dan untuk
mencerdaskan kehidupan berbangsa juga bernegara (Redatin
Parwadi:2015:36)
Dengan perkembangan stasiun televisi tersebut, saat ini pesawat
televisi telah menjadi salah satu peralatan yang dibutuhkan dan dimiliki oleh
hampir setiap rumah tangga sehingga tidak mengherankan jika jumlah pesawat
televisi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa
televisi sudah merupakan kebutuhan hidup manusia. Televisi penting bagi
kehidupan manusia karena dapat berfungsi sebagai sumber informasi,
pendidikan, hiburan, dan lain-lain. Oleh karena itu, sebagian orang
menganggap bahwa televisi merupakan kebutuhan primer, sebagai mana
kebutuhan makan dan minum. (Redatin Parwadi:2015:36)
Sejak diizinkan dan diresmikan beroperasinya stasiun televisi swasta,
maka persaingan antar stasiun televisi semakin semarak. Stasiun televisi
1
2
swasta berlomba-lomba mengetengahkan tayangan yang dapat menarik
perhatian banyak pemirsa, yang dalam proses selanjutnya, Pengaruh
Penggunaan Media Televisi terhadap penyampaian informasi terhadap
masyarakat.
Untuk mempertahankan eksistensi suatu stasiun televisi dan
memenangkan persaingan diantara stasiun televisi swasta, program yang
ditayangkan selain berasal dari produksi lokal, juga produksi, olah raga,
musik, dan lain-lain. Namun, berdasarkan observasi awal yang dilakukan
peneliti khususnya Sinjai TV masih kurang memberikan tayangan-tayangan
informative bagi masyarakat utamanya tayangan atau berita yang berkaitan
dengan inovasi pembangunan.. Hal ini disampaikan oleh Ibu Nurlaila S.Sos
selaku penanggung jawab bidang siaran melalui wawancara pendahuluan
mengatakan bahwa memang untuk saat ini dari segi durasi penayangan
penayangan program Kareba 7 hanya mampu diakses oleh masyarakat
perkotaan sehingga masyarakat diwilayah pedesaan belum bisa mendapatkan
informasi melalui tayangan TV Sinjai.
Selain itu, Media TV Sinjai melalui program Kareba 7 hanya
didominasi oleh tayangan-tayangan atau berita-berita seremonial seperti
kegiatan kunjungan Bupati, peresmian gedung dan kegiatan pelantikan.
Sementara untuk kegiatan berupa inovasi pembangunan masih kurang
mendapatkan perhatian dalam hal penyebarluasan informasi kepada publik.
Berdasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya di atas maka dalam
penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “Efektifitas
3
penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7 di Kecamatan
Sinjai Utara Kabupaten Sinjai”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana efektifitas penyebaran inovasi pembangunan pada program
Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
2. Apa hambatan pada penyebaran inovasi pembangunan program Kareba 7
di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui efektifitas penyebaran inovasi pembangunan pada
program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
2. Untuk mengetahui hambatan pada penyebaran inovasi pembangunan pada
program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara praktis
a. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah
Sinjai dan Redaksi Sinjai TV dalam melakukan evaluasi program
penyiaran TV untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
b. Memberikan sumbangan pemikiran pada atau bagi masyarakat pada
umumnya
4
2. Secara akademis
a. Diharapkan kajian ini memberikan kontribusi baik secara langsung
atau tidak langsung bagi kepustakaan Program Studi Ilmu Komunikasi,
serta menjadi alternatif referensi bagi peneliti yang tertarik pada kajian
yang sama.
b. Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai inovasi
pembangunan yang disiarkan Sinjai TV pada Program Kareba 7
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang telah
penulis temukan. Penelitian pertama, Triyono dari Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta, pernah meneliti strategi radio Global fm dalam
meningkatkan kualitas penyiar pada tahun 2010. Penelitian ini menghasilkan
strategi yang dijalankan oleh Global fm dalam meningkatkan kualitas penyiar
melalui beberapa tahap, yang terdiri dari perumusan strategi, pelaksanaan
strategi, dan evaluasi strategi. Tahapan-tahapan tersebut harus dijalankan
sebaik mungkin. Kedua, adalah penelitian milik Emy Ika Pranantiwi pada
tahun 2008 dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang
komunikasi organisasi sebagai upaya meningkatkan mutu penyiar. Dalam
penelitian ini peneliti membahas tentang komunikasi organisasi yang dilakukan
oleh radio Unisi agar penyiar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Sehingga dapat menciptakan suasana komunikasi yang baik yang dapat
menciptakan iklim usaha yang baik.
B. Pengertian, Konsep dan Teori
1. Efektivitas
Efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “Efek” dan digunakan
dalam istilah ini dalam sebuah hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat
dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berati tujuan yang
telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran
5
6
tercapai karna adanya proses kegiatan (Pasolong, 2012:9). Efektivitas adalah
pengukuran dalam tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya (Handayaningrat, 2014:16).
Menurut Sedarmayanti (2010:61), efektivitas merupakan suatu ukuran
yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Hal tersebut
diatas menggambarkan bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target yang telat ditetapkan sebelumnya
oleh lembaga dapat tercapai.
Efektivitas juga dapat diartikan sebagai ukuran berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai
tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif.
Menurut Bastian (dalam Asnawi, 2013) efektivitas dapat diartikan sebagai
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain
itu efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas
diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran kebijakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin
besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka
semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2015:92).
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai
efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan
atau dikatakan spending wisely. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka
efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang
7
mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan
yang menyatakan sejauhmana tujuan dari program kegiatan dapat tercapai
dengan menilai kualitas dan kuantitas dari segi waktu, tenaga dan dana yang
digunakan.
Menurut Lubis dan Husseini (2012:55) bahwa terdapat 3 pendekatan
utama dalam pengukuran efektivitas diantaranya adalah:
a. Pendekatan sumber yaitu mengukur efektivitas dari input. Pendekatan
mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh
sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi
b. Pendekatan proses yaitu untuk melihat sejauh mana efektivitas
pelaksanaan program dari semua kegiatan orises internal atau
mekanisme organisasi.
c. Pendekatan sasaran dimana pusat perhatian pada output, mengukur
keberhasilan untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana.
Adaun pengukuran efektivitas, menurut Handayaningrat, (2014:22)
adalah :
a. Kemampuan Menyesuaikan Diri
Kemampuan manusia terbatas dalam segala hal, sehingga dengan
keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat mencapai
pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerjasama dengan orang lain.
Kunci keberhasilan organisasi adalah kerjasama dalam pencapaian
tujuan. Setiap orang yang masuk dalam organisasi dituntut untuk dapat
8
menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja di dalam organisasi
tersebut maupun dengan pekerjaan dalam organisasi tersebut.
b. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada seseorang yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kecakapan,
pengalaman, kesungguhan dan waktu yang dimiliki oleh seorang
pegawai maka tugas yang diberikan dapat dilaksanakan sesuai dengan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
c. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja yang dimaksud adalah tingkat kesenangan yang
dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.
Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang
setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi
tempat mereka berada.
d. Kualitas
Kualitas dari jasa atau produk primer yang dihasilkan oleh organisasi
menentukan efektivitas kinerja dari organisasi itu. Kualitas mungkin
mempunyai banyak bentuk operasional, terutama ditentukan oleh jenis
produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.
9
e. Penilaian Oleh Pihak Luar
Penilaian mengenai organisasi atau unit organisasi diberikan oleh
mereka (individu atau organisasi) dalam lingkungan organisasi itu
sendiri, yaitu pihak-pihak dengan siapa organisasi ini berhubungan.
Kesetiaan, kepercayaan dan dukungan yang diberikan kepada organisasi
oleh kelompok-kelompok seperti para petugas dan masyarakat umum.
2. Inovasi
Inovasi dimaknai sebagai suatu perubahan yang terencana dengan
memperkenalkan teknologi dan penggunaan peralatan baru dalam lingkup
instansi. Inovasi menurut Susanto, (2010) tidak hanya sebatas membangun
dan memperbarui namun juga dapat didefinisikan secara luas yaitu
memanfaatkan ide-ide baru serta menciptakan produk, proses, dan
layanan. Sedangkan Menurut Hamel, (Djamaludin, 2012) inovasi
dimaknai sebagai peralihan dari prinsip-prinsip, proses, dan praktik-
praktik manajemen tradisional atau pergeseran dari bentuk organisms yang
lama dan memberi pengaruh yang siginifikan terhadap cara sebuah
majanemen yang dijalankan.
Berdasarkan penjelasan tersebut inovasi identik tidak hanya pada
pembaharuan dalam aspek teknologi atau peralatan yang baru saja, namun
juga dalam lingkup yang lebih luas seperti produk, proses, dan bentuk
layanan yang menunjukkan adanya suatu perubahan dalam praktik
penyelenggaraan suatu oraganisasi.
10
Inovasi memiliki peran yang sangat penting pada suatu oganisasi
baik swasta maupun organisasi sektor publik seperti instansi
pemerintahan. Inovasi dalam organisasi menjadi suatu tuntutan khususnya
bagi instansi pemerintahan mengingat semakin meningkatnya desakan dari
publik akan adanya peningkatan kinerja dari instansi pemerintahan untuk
dapat menyelesaiakan permasalahan di dalam kehidupan masyarakat
melalui program dan pelayanan.
3. Media Televisi
a. Pengertian Media Televisi
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar, bisa
bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga
unsur diatas, Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared
images and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan ini telah menjadi
mainstream bagi lngkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan
sistem bercerita (stary-telling) yang tersentralisasi (Iswandi, 2013:41).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi,
dibandingkan menghabiskan waktu mengobrol bersama keluarganya, Siaran
televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar
proyeksi yang terbentuk pada sistem lensa dan suara. Menurut Peter Herford,
setiap stasiun televisi dapat menayangkan beberapa acara hiburan seperti, film,
musik, kuis, talk show, dan sebagainnya (Morrison, 2014:2).
11
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai
informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum.
“Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi
mental, pola pikir, dan tindak individu”. lebih luas lagi dinyatakan bahwa:
“Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan
kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan
kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat
kabel listrik kepada pesawat penerima”.
Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah
sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk
audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian,
dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian,
televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak
umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang
dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan
permisif.
Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja
yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau
keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau
karya yang baik. Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks
yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera,
12
editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling
berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang
sebaik mungkin.
Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat
berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau
kantor yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin,
dengan demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau
informasi yang akan di publikasikan.Umumnya siaran bertujuan untuk
memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan
masyarakat, “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang
membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem
lensa dan suara”.
Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual,
teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata
yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan
pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal,
berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan
gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di
rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai
dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara
simultan Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran
televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem
lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu
13
informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan
masyarakat( http://repository.usu.ac.id/akses)
b. TV lokal
TV lokal adalah media TV yang konten/isi tayangannya lebih
mengangkat kearifan budaya lokal yang dimiliki oleh masing-masing budaya
dengan tujuan untuk membangun daerahnya masing-masing.
TV lokal menjadi sebuah alternatif untuk mengangkat potensi daerah,
karena konten lokal dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
TV lokal juga tidak terlalu terpengaruh dengan acara TV nasional karena TV
lokal harus dapat mengkomunikasikan kekayaan daerah dengan baik sehingga
tercipta harmonisasi kemanfaatan antara masyarakat dengan TV lokal
setempat. (sumber : http://www.kompasiana.com).
Selain itu terdapat pula asosiasi yang mewadahi TV lokal yang
tersebar di seluruh Indonesia, yaitu Asosiasi Televisi Lokal Indonesia atau
biasa disebut ATVLI yang didirikan sebagai wadah berkumpulnya stasiun-
stasiun televisi lokal di Indonesia guna memperjuangkan kepentingan para
anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal untuk mendapatkan informasi,
serta kepentingan seluruh elemen bangsa sebagai bagian yang utuh dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. (sumber
: http://www.kompasiana.com).
Prinsip desentralisasi juga berlaku bagi media penyiaran televisi.
Spirit otonomi daerah yang bermartabat membutuhkan media penyiaran
televisi lokal. Media penyiaran televisi lokal adalah cermin bagi
14
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Media Penyiaran televisi lokal
adalah pentas hidup dan permanen bagi tumbuh dan berkembangnya budaya
lokal sebagai aset nasional (sumber : http://www.kompasiana.com).
c. Program Televisi
Program acara televisi, terdiri dari :
1) Buletin berita nasional, seperti : siaran berita atau bulletin berita
regional yang dihasilkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta lokal.
2) Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah
aktual secara lebih mendalam.
3) Program-program acara olahraga, baik olahraga di dalam atau di
luar ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari
dalam negeri atau luar negeri.
4) Program acara mengenai topik khusus yang bersifat informatif,
seperti : acara memasak, berkebun, dan acara kuis.
5) Acara drama, terdiri dari : sinetron, sandiwara, komedi, film, dan
lain sebagainya.
6) Acara musik, seperti konser musik pop, rock, dangdut, klasik, dan
lain sebagainya.
7) Acara bagi anak-anak, seperti : film kartun.
8) Acara keagamaan, seperti : siraman rohani, acara ramadhan, acara
natal, dan lain sebagainya.
9) Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
15
10) Acara bincang-bincang atausering disebut talkshow.
d. Acara Televisi
Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang
ditayangkan oleh stasiun televisi. Secara garis besar, Program TV dibagi
menjadi program berita dan program non-berita. Jenis program televisi dapat
dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis
merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap bentuk
program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik,
instruksional dan lainnya. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita
dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan
agama. Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar
dikategorikan ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai peristiwa
penting yang baru saja terjadi dan "soft news" yang mengangkat berita bersifat
ringan. Dalam hal ini, program yang dibahas adalah tentang program hiburan
yang mengusung tentang acara KDI atau kontestan dangdut indonesia yang
ditayangkan di stasiun MNCTV yang di tayangkan pada malam hari.
e. Daya Tarik Televisi
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai daya
tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka TV
selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan
gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan mendalam pada pemirsa. Daya tarik ini selain melebihi
radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah
16
dengan aman dan nyaman. Selain itu, TV juga dapat menyajikan berbagai
program lainnya yang cukup variatif dan menarik untuk dinikmati masyarakat.
Daya tarik merupakan proses awal terhadap kesan dari suatu bentuk
komunikasi dan sangat berperan dalam membentuk animo komunikan. Daya
tarik merupakan kekuatan atau penampilan komunikator yang dapat memikat
perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan
yang ia peroleh dari media komunikasi. Daya tarik merupakan sikap yang
membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti
oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang
disenanginya itu ( Halim, 2013: 59).
f. Dampak Acara Televisi
Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat
informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara strategis.
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi
kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan di interpretasikan secara
berbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga
beraneka ragam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan
pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial
ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.
Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang
penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Ada
tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa :
17
1) Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2) Dampak peniruan yaitu pemirsa di hadapkan pada trendiaktual
yang di tayangkan televisi.
3) Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya
yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam
kehidupan pemirsa sehari-hari ( Rezim, 2013).
4. Televisi sebagai Media Penyiaran
Menurut Anwar Arifin, (2014:29) televisi adalah penggabungan antara
radio dan film. Sebab televisi dapat meneruskan suatu peristiwa dalam bentuk
gambar hidup dengan suara dan kadang-kadang dengan warna, ketika
peristiwa itu berlangsung. Orang yang duduk di depan pesawat televisi
dirumahnya seringkali memperoleh pandangan yang lebih jelas daripada
orang-orang yang hadir di tempat peristiwa sendiri. Dengan demikian televisi
memiliki sifat aktualitas yang melebihi surat kabar, radio, dan film.
Dibanding dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat
istimewa. Televisi merupakan gebungan dari media dengar dan gambar, bisa
bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga
unsur diatas. Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared
images and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan ini telah menjadi
mainstream bagi lngkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan
sistem bercerita (story-telling) yang tersentralisasi (Iswandi, 2013:41).
18
Televisi saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi,
dibandingkan menghabiskan waktu mengobrol bersama keluarganya, Siaran
televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar
proyeksi yang terbentuk pada sistem lensa dan suara. Menurut Peter Herford,
setiap stasiun televisi dapat menayangkan beberapa acara hiburan seperti, film,
musik, kuis, talk show, dan sebagainnya.
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai
informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum.
“Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi
mental, pola pikir, dan tindak individu”. lebih luas lagi dinyatakan bahwa:
“Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan
kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan
kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat
kabel listrik kepada pesawat penerima”.
Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah
sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk
audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian,
dan penyuguhan kembali melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi
sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum.
Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap
19
paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.
Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang
melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian
dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang
baik. Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang
melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor
gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling
berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang
sebaik mungkin.
Penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat
berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau
kantor yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin,
dengan demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau
informasi yang akan di publikasikan. Umumnya siaran bertujuan untuk
memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan
masyarakat, “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang
membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem
lensa dan suara”. Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal,
visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan
kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak
menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.
Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara,
kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi
20
penerima di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek
serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan
secara simultan Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa
siaran televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan
sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan
suatu informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan
masyarakat.
Apa yang menarik saat ini adalah, bahwa televisi di Indonesia mulai
menjelma sebagai industri, yang mempunyai beberapa karakteristik, antara
lain:
a. Memperlakukan tayangan sebagai komoditi
b. Mengandalkan iklan sebagai pemasukan dana terbesar
c. Kompetisi sesama stasiun televisi untuk menyajikan yang terbaik bagi
pemirsa dengan harapan meningkatnya volume penampilan iklan.
d. Mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi dalam sektor lain, yang
mendukung operasi televisi.
e. Berkembangnya televisi sebagai stasiun distribusi informasi tanpa
harus memperbaiki materi tayangannya.
f. Mengorientasikan tayangan pada kepentingan dan minat masyarakat
dibagi berdasarkan penelitian kebutuhan khalayak sasaran sekaligus
tidak menutup kemungkinan ditayangkannya kepentingan pihak
sensor.
21
g. Televisi berperan dominan sebagai lembaga komersial yang
mendukung ide pokok kapitalisme, yakni produksi dan reproduksi. Hal
ini nampak pada kecenderungan media televisi untuk menerima
transaksi barangbarang yang sekaligus diiklankannya.
h. Jaringan kerja televisi memiliki aset dan hubungan dengan
penyebarluasan budaya massa. ( Iswandi, 2013:41)
Karena itulah para pengelola televisi saat ini lebih mengutamakan
profit oriented dan kurang memperhatikan aspek edukatif sehingga televisi
banyak diisi acara-acara hiburan. Televisi dan media massa lainnya
sebenarnya memiliki beberapa fungsi yang dapat dibedakan antara:
a. Fungsi media massa terhadap individu yang mencakup :
1) Pengawasan atau pencarian informasi
2) Mengembangkan konsep diri
3) Fasilitasi dalam hubungan sosial
4) Substitusi dalam hubungan sosial
5) Membantu melegakan emosi
6) Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan
7) Bagian dari kehidupan rutin dan ritualisasi
b. Fungsi media massa terhadap masyarakat :
1) Pengawasan lingkungan
2) Korelasi antar bagian di dalam masyarakat untuk menanggapi
lingkungannya
3) Sosialisasi atau pewarisan nilai-nilai
22
4) Hiburan (Morrison, 2014:2).
5. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.
Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak,
seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan
puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan
komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah
radio siaran dan televisi -keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat
kabar dan majalah- keduanya disebut dengan media cetak; serta media
film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop ( Romli,
2016).
Definisi komunikasi massa menurut Gebner (dalam Khomsahrial
Romli, 2016) adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang
dalam masyarakat Indonesia. Dari definisi Gebner tergambar bahwa
komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berua pesan-pesan
komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak
luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian,
mingguan, dwimingguan, atau bulanan.
Menurut Wiryanto, (2011). Komunikasi massa merupakan sebuah
proses penyampaian pesan melalui saluran-saluran media massa seperti
23
surat kabar, radio, televisi dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung
bioskop. Oleh karena pesan yang disampaikan bersifat massal, maka
karakteristik komunikasi massa adalah bersifat umum. Artinya, pesan yang
disampaikan bersifat heterogen karena ditujukan untuk seluruh anggota
masyarakat. Pesan yang disampaikan juga bersifat serempak dan seragam
serta hubungan antar komunikan dengan komunikator sifatnya non
pribadi.
6. Komunikasi Pembangunan
Komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap pelaku
komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan:
membentuk, menyampaikan, menerima dan mengelola pesan. Keempat
tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan ( Harun, 2012:24)
Membentuk pesan artinya menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini
terjadi pada benar kepala seseorang melalui proses kerja sistem saraf.
Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk pesannya dapat
berupa pesan-pesan verbal dan/atau nonverbal, di samping membentuk dan
mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh
orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui
sistem saraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut
dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari si orang tersebut ( Harun,
2012:25)
24
Pembangunan adalah proses sosial yang direkayasa, yang kata
intinya adalah prubahan sosial, dan rekayasa sosial model pembangunan
terjadi secara besar-besaran di Negara dunia ketiga. Ada banyak konsep
pembangunan. Misalnya menyamakan pembangunan dengan modernisasi.
Dengan demikian, pembangunan adalah beralihnya masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern, adanya rekayasa sosial untuk mengubah
masyarakat tradisionl menjadi masyarakat modern (Ardianto, 2012:4).
Komunikasi pembanguan merupakan upaya dan cara, serta teknik
penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang
berasal dari pihak yang memprakarasi pembangunan dan ditujukan kepada
masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju
dapat memahami, menerima, dan berparitisipasi dan melaksanakan
gagasan-gagasan yang disampaikan tadi ( Nasution, 2017:106)
Tujuan komunikasi pembangunan ialah untuk memajukan
pembangunan. Pembangunan memerlukan agar rakyat yang mempunyai
kadar kenal huruf serta pendapatan yang rendah dan cari sosio-ekonomi
yang berkaitan dengannya, mestilah diberitahu tentang adanya teknologi
dan ide-ide baru yang patut diterapkan oleh mereka (Harun, 2012:33)
7. Penyampaian Informasi
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan
yang terdiri atas order konsekuensi dari simbol, atau makna yang dapat
ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau
ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal
25
berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi
suatu negara dari sistem dinamis. Para konseptor memiliki banyak arti lain
dalam konteks yang berbeda. Informasi dapat dikatakan sebagai
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau
instruksi.Walaupun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung
pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep (Onong,
2000).
Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau
berita. Informasi juga merupakan keterangan atau bahan nyata yang dapat
dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan. Informasi mempunyai
manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi/
perusahaan. Tanpa adanya informasi dalam suatu organisasi, para pimpinan
tidak dapat bekerja denganefesiendan efektif. Tanpa tersedianya informasi
pun, para pimpinan tidakdapat mengambil keputusan dengan cepat dan
mencapai tujuan dengan efektifdan efesien. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa informasi merupakan sebuah keterangan yang
bermanfaat utuk para pengambil keputusan untuk mencapai tujuan
organisasi yang sudah ditetapkan.
Dalam menyampaiakn informasi TV Sinjai berfungsi yakni sebagai
salah satu media komunikasi pemerintah dalam meyebarluaskan informasi
kepada masayarakat. Sebagai sarana penayampai informasi, TV Sinjai
diharapkan diharapkan mampu mendukung pelaksanaan program-program
pemerintah. TV Sinjai juga merupakan jembatan antara pemerintah dengan
26
masyarakat. Memilih saluran untuk penyerbarluasan informasi di sesuaikan
dengan pesan yang ingin disampaikan.
8. Hambatan Komunikasi
Menurut Wursanto (2015) menjelaskan beberapa faktor Penghambat
komunikasi terdiri dari tiga macam, yaitu:
a. Hambatan yang bersifat teknis
Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti :
1) Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses
komunikasi
2) Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai
3) Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses
komunikasi yang dibagi menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik
yang berhubungan dengan waktu atau situasi/ keadaan, dan kondisi
peralatan.
b. Hambatan semantik
Hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan
dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat,
kode-kode) yang dipergunakan dalam proses komunikasi.
c. Hambatan perilaku
Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan. Hambatan
yang disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari
27
komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam
berbagai bentuk, seperti :
1) Pandangan yang sifatnya apriori
2) Prasangka yang didasarkan pada emosi
3) Suasana otoriter
4) Ketidakmauan untuk berubah
5) Sifat yang egosentris
Hambatan-hambatan dalam komunikasi adalah:
a. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat menggagu komunikasi yang efektif contohnya
gangguan cuaca, gangguan komunikasi dan lain-lain.
1) Gangguan cuaca misalnya gangguan kesehatan karena banyak
masyarakat menjadi korban baik luka berat maupun luka ringan
akibat tertimpa runtuhan serta kondisi yang masih berada berada di
tenda-tenda darurat sehingga keadaan fisik tidak terjamin.
2) Gangguan komunikasi misalnya sehubungan dengan terputusnya
jaringan listrik dan telekomunikasi pasca gempa di beberapa wilayah
menyebabkan komunikasi terganggu.
b. Hambatan psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi. Dalam musibah ini komunikasi masih trauma dengan
musibah yang menimpa mereka. Bencana yang telah mengambil harta
dan benda mereka menimbulkan dampak traumatik yang sangat tinggi
28
sehingga pada saat diajak untuk berkomunikasi menjadi tidak
nyambung bahkan ketidak mampuan mereka dalam menghadapi
bencana ini menimbulkan stress yang berkepanjangan. Faktor psikis
komunikan ini yang membuat proses rekontruksi menjadi sulit.
c. Hambatan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya;
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.
C. Kerangka pikir
Di era globalisasi ini televisi menjadi salah satu alat komunikasi massa
yang sampai sekarang penggunanya tergolong tinggi. Banyak orang-orang
yang menganggap televisi merupakan sarana hiburan atau bahkan tidak sedikit
yang menganggap televisi sebagai sumber informasi/berita. Televisi juga
digunakan sebagai media penyebaran informasi. Media adalah komponen
strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan
kepada pembelajaran bisa berupa alat, bahan dan orang Ini berarti televisi
memang memiliki peran penting di dalam penyampaian informasi karena
televisi merupakan media penyebaran pesan yang akan digunakan untuk
pembelajaran. Program-program televisi di Kabupaten Sinjai saat ini masih di
dominasi oleh program pemerintah dan kurang beragam sehingga tidak
banyak diminati oleh masyarakat.
29
Gambar 2.1 Kerangka pikir
C. Fokus Penelitian
Penelitian tentang efektivitas penyebaran inovasi pembangunan pada
program Kareba 7 difokuskan pada hambatan penyebaran inovasi
pembangunan dan efektivitas penyebaran inovasi pembangunan.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Efektivitas penyebaran inovasi pembangunan adalah keberhasilan
penyampaian inovasi tentang pembanguan Daerah Kabupaten Sinjai
kepada masyarakat melalui Stasiun Sinjai TV dalam acara kareba 7 yang
ditetapkan.
2. Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang dapat menganggu
proses penyebaran inovasi pembangunan
Efektifitas Penyebaran Inovasi
Pembangunan
Hambatan
Komunikasi
Efektivitas
1. Waktu
2. Dana
3. Tenaga
(Mahmudi, 2015)
Khalayak Sinjai TV
30
3. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan kegiatan yang terdiri dari:
a. Waktu adalah ukuran kecepatan inovasi pembangunan yang
disampaikan kepada masyarakat melalui stasiun TV sinjai
b. Dana adalah ketersedian anggaran dalam mendukung kegiatan
penyebaran inovasi pembangunan\
c. Tenaga adalah ketersediaan sumber daya manusia dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan penyebaran informasi pembangunan
4. Khalayak Sinjai TV adalah keseluruhan masyarakat pemirsa Sinjai TV
yang memanfaatkan saluran Sinjai TV untuk mendapatkan inovasi
pembangunan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan pada
tahun 2020. Adapun lokasi penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor
Redaksi Sinjai TV di Kabupaten Sinjai dan Masyarakat Kecamatan Sinjai
Utara
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
untuk menjelaskan dan menguraikan tentang efektifitas penyebaran inovasi
pembangunan pada program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten
Sinjai serta hambatan pada penyebaran inovasi pembangunan program
Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
Menurut Moleong, (2007:5). Metode penelitian kualitaif diartikan
sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan
penentuan topik pengumpulan data dan menganalisis data, sehingga diperoleh
suatu pemahaman dan pengertian atas topik tertentu. Penelitian kualitatif
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan
metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara
alamiah
32
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian ini penulis memakai penelitian deskriptif kualitatif
yaitu pengumpulan, pengolahan, interprestasi sejumlah data sebagai upaya
untuk mengungkapkan kebenaran yang terdapat dalam masalah penelitian.
C. Sumber data
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
data penelitian. Pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan
melalui wawancara dan observasi. Dengan demikian, maka data primer
penelitian adalah informan pada saat wawancara penelitian.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung. Data tersebut berupa buku,
literature, jurnal, laporan-laporan, surat kabar, hasil penelitian terdahulu
dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Informan
Menurut Moleong (2007;132) bahwa informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
belakang penelitian. Adapun Informan dalam penelitian ini merupakan orang
yang dapat memberikan informasi maupun keterangan mengenai fakta-fakta
yang terjadi di lapangan. Penentuan informan di dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive yaitu dengan cara sengaja
31
33
karena alasan-alasan sifat yang diketahui dari sampel tersebut atau
menetapkan informan yang dianggap tahu dalam masalah yang sedang diteliti
secara mendalam. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah informan yang
ditentukan adalah sebagai berikut:
1. Plt Kepala LPPL Sinjai TV
2. Reporter Sinjai TV
3. Masyarakat Kecamatan Sinjai Utara sebanyak 2 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode Dokumentasi, Wawancara, dan Observasi.
1. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data
dengan cara pengumpulan data-data sekunder yang diperoleh dari
informan. Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari
dokumen-dokumen serta mencatat data tertulis yang ada hubungannya
dengan obyek penelitian. Sehingga semua dokumen yang berhubungan
dengan penelitian yang bersangkutan dapat dicatat sebagai sumber
informasi. (W. Gulo:2007:123).
Adapun studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
a. Gambar sebagai proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber
apapun seperti foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya.
b. Sumber data tertulis yaitu sumber resmi dan tak resmi.
34
1) Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh
lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu
sumber resmi formal dan sumber resmi informal.
2) Sumber tidak resmi, merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan
oleh individu tidak atas nama lembaga.
2. Wawancara
Wawancara menurut Sugiyono (2009: 73) mengemukakan beberapa
macam wawancara diantaranya adalah wawancara terstruktur, semistruktur
dan tidak terstruktur. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis memilih
melakukan metode wawancara tidak terstruktur (unstructured interview)
yaitu wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
3. Observasi
Menurut Sugiyono (2009: 204) observasi merupakan kegiatan
pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan
non-partisipan
a. Observasi partisipan yaitu proses pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara terlibat langsung pada kegiatan yang diamati
untuk melakukan pencatatan serta pengumpulan data-data yang
berhubungan dengan masalah penelitian
35
b. Observasi non partisipan adalah dimana peneliti tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan orang yang akan diobservasi, dan secara
terpisah berkedudukan selaku pengamat dengan memperhatikan situasi
yang terjadi
Berdasarkan uraian di atas maka jenis observasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah observasi non-partisipan. Dalam melakukan observasi,
peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian.
F. Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data
kualitatif. Dengan tujuan memberikan gambaran secara lengkap aktual, dan
akurat mengenai fenomena yang diteliti. Gambaran tersebut didapat dari hasil
pengumpulan data baik dengan observasi, wawancara, studi pustaka dan
dokumentasi. Hasil tersebut kemudian dijabarkan dan dimasukkan ke dalam
pola penelitian dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian sehinnga
dapat ditarik kesimpulan dari penelitian. Analisis data dalam penelitian
kualitati dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan
setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution dalam Sugiyono ( 2009 : 245 )
menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data dalam penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
36
Pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang relevan tidaknya antara
data dengan tujuan penelitian. Informasi dari lapangan sebagai bahan mentah
diringkas, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang
penting sehingga lebih mudah dikendalikan. Mereduksi data berarti
mempertegas, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan
pada hal-hal yang penting sesuai pola dan temanya. Dalam mereduksi data,
peneliti mengacu pada tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama penelitian
kualitatif yaitu temuan di lapangan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, tahap selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, grafik, matrik, network dan chart. Selain itu, dalam penyajian data
juga dilakukan kategorisasi, yaitu memilah-milah setiap satuan ke dalam
bagian-bagian yang memiliki kesamaan. Pada tahap ini juga peneliti berupaya
mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan
yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah langkah ketiga dalam
analisis data yang berusaha mencari data yang dikumpulkan, kemudian
mencari pola, tema hubungan, permasalahan hal-hal yang sering muncul dan
sebagainya. Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dan verifikasi
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan diawal,
namun tidak menutup kemungkinan juga tidak menjawab rumusan masalah.
37
Hal ini karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
G. pengabsahan Data
Menurut Zuldafrial (2012:89) “keabsahan data merupakan padanan
dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi
penelitian kuantitatf dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kereteria,
dan paradigmanya sendiri”. Keabsahan data dapat dicapai dengan
menggunakan proses pengumpulan data yang tepat, salah satu caranya yaitu
dengan proses triangulasi. Menurut Afifuddin (2009:143) triangulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. Menurut Patton dalam Afifuddin (2009:143) terdapat empat macam
triangulasi sebgai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan :
1. Triangulasi data Menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen,
arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai
lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang
berbeda.
2. Triangulasi pengamat Adaya pengamat diluar peneliti yang turut
memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, misalnya
38
pembimbing bertindak sebagai pengamat (export judgement) yang
memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
3. Triangulasi teori Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat.
4. Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal,
seperti metode wawancara dan metode observasi.
Berdasarkan keempat teknik pemeriksaan keabsahan peneliti
menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data
menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen, arsip hasil wawancara,
hasil observasi atau dengan mewawancarai beberapa subjek yang dianggap
memiliki sudut pandang yang berbeda. Sedangkan triangulasi metode peneliti
menggunakan beberapa metode untuk meneliti suatu hal. Pada kajian ini
peneliti menggunakan metode penelitian wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sinjai TV
1. Latar Belakang Berdirinya Lembaga Penyiaran Publik Lokal Sinjai
Televisi
Televisi tidak lagi menjadi barang mewah sebagaimana tahun 1980-an,
demikian juga stasiun televisi/tidak lagi didominasi pemilik modal besar saja di
metropolitan. Saat ini stasiun televisi semakin mendekatkan ke sumber berita dan
pemirsanya, medium ini telah menembus hampir semua lapisan sosial dan
ekonomi dan telah menyebar dari ruang duduk ke ruang makan, dapur, kamar
tidur, dan bahkan kamar mandi disebagian rumah, apalagi dengan perkembangan
tekhnologi terkini peralatan elektronik yang semakin kecil telah meningkatkan
mobilitas pesawat radio dan TV, sebagaimana menurut filder tayangan yelevisi
tidak harus dinikmati di dalam rumah lagi, bisa juga dimobil komputer maupun
handpone.
Pergerakan eksistensi stasiun televisi dan pusat ke daerah, di mana juga
terjadi perubahan dominasi kepemilikan stasiun TV dari pengusaha metropolitan
kelas atas kekalangan pengusaha menengah di daerah menunjukan realitas bahwa
usaha stasiun TV cukup menjanjikan secara ekonomis, dengan kata lain belum
ada stasiun TV yang gulung tikar di indonesia, karena kuncinya sebagaimana
dikemukakan oleh fiske bahwa kesuksesan televisi dalam ekonomi keuangan
tergantung pada kemampuannya untuk melayani dan mendorong kepentingan
yang beragam terlebih dalam neraca pembelanjaan iklan di Indinesia mencapai
39
40
triliyun rupiah pertahun, sebuah nilaian yang menunjukkan bagi usaha media
penyiaran.
Kehadiran TV Lokal memberikan kemungkinan bagi rumah-rumah
(production house) yang ada untuk memasok program-program televisi, juga
mendorong pertumbuhan rumah-rumah produksi baru di tiap Kota/Kabupaten.
Suatu peluang untuk membuka usaha baru dan lapangan kerja baru. Hal ini
mempermudah stasiun TV lokal untuk mengisi program acaranya. Tidak harus
semua program acara merupakan in house production. Tentunya sangat berat dan
tidak memungkinkan bagi TV lokal yang relatif baru berdiri mampu semua jadwal
acara, di sisi lain program adri rumah memenuhi tentang keuangan juga menjadi
kendala tersendiri bagi TV lokal dalam membeli paket produksi mengingat masih
sedikitnya pengiklanan yang memanfaatkan TV lokal sebagai media promosi.
Pembahasan kompetensi stasiun televisi yaitu kompetensi dalam lokal
menitikberatkan memproduksi program dan pada dua hal daerah setempat
(lokalitas). kompetensi dalam pencitraan daerah setempat (lokalitas).
1) Kompetensi TV lokal dalam produksi program berita (News program)
Produksi program berita (news program) merupakan salah satu produk
unggulan stasiun tv lokal, karena format program ini memiliki mata program
yang paling banyak dibanding dengan format program yang lain seperti
entertainment, talk show, culture, sport, religion dan kids/anak-anak. Di
stasiun TV lokal, Menurut survey dari semua program acara televise lokal
diindonesia program berita lokal mendapat perhatian dari pemirsanya
mencapai 37%, ini menggambarkan bahwa perhatian khalayak atau pemirsa
41
di daerah setempat terhadap perkembangan dan kejadian yang terjadi cukup
diminati meskipun informasi dan berita disajikan televisi nasional sangat
deras apalagi disajikan dengan perangkat teknologi yang canggih sehingga
memungkinkan berita sampai dihadapan pemirsa dengan cepat aktual,
walaupun demikian berita lokal tepat mendapat tempat bagi pemirsanya,
meskipun dengan penyajian yang standar dengan perangkat yang sederhana.
Sebagai masyarakat/kahalayak setempat sajian audio visual yang dihadirkan
bukan Cuma isi beritanya bahkan lebih dari satu sebagian dari masyarakat
haus akan informasi daerahnya karena faktor kedekatan emosional dan haus
tampil dilayar kaca.
2) Kompetensi TV lokal dalam pencitraan daerah
Kompetensi stasiun televise lokal dalam pencitraan daerah akan dititik
beratkan pada pecitraan potensi daerah, pencitraan kekhasan daerah
(lokalitas) dan pencitraan akualisasi daerah. Potensi daerah untuk diangkat
sebagai daya saing daerah tercermin dalam uu no 32/2004 tentang
pemerintahan daerah pasal 2 ayat 3 terbunyi’’yang dimaksud dengan daya
saing daerah dalam ayat ini merupakan kombinasi antara faktor kondisi
daerah ekonomi, kualitas kelembagaan public daerah, sumber daya manusia,
dan teknologi secara keseluruhan membangun kemampuan daerah untuk
bersaing dengan daerah lain’’ dalam berdaya saing potensi daerah tersebut
perlu di sosialisasikan agar daerah lain dan pemerintah pusat. Mengetahui
unggulan suatu daerah. Sosialisasi efektif terhadap potensi daerah salah
satunya melalui medium televisi lokal.
42
Data penelitian menunjukkan bahwa televisi lokal memiliki perhatian
pada kebudayaan/ kesenian daerah setempat, perhatian itu cermin fisik,
misi,logan, target sigmentasi serta program. Slogam televisi lokal merupakan
salah satu wujud kepedulian televise lokal, kebudayaan/kesenian daerah, televise
lokal harus memiliki idealisme kuat jika ingin megangkat budaya daerah, terutama
karna harus menghadapi resiko rendahnya ratin yang akan berpengaruh pada
aliran iklan. Lahirnya televisi lokal dalam penyajian programnya di perlukan ide-
ide kreatif yang bisa dikenal pasar sehingga diperlukan di TV lokal yang berbasis
budaya daerah yang dapat megembangkan dan memperkuat budaya nasional dan
identitas nasional dengan berlandasan pada kepentingan lokal tetapi
mencerminkan nilai dan kepentingan nasional akan membuat televisi lokal yang
memiliki implikasi nasional bahkan implikasi lokal.
2. Visi-Misi
a. Visi
Menjadi etalase kearifan lokal budaya daerah kabupaten Sinjai, dan
menjadikan stasiun televisi yang dapat mengaplikasikan teknologi demi
mendorong lahirnya masyarakat peduli penyiaran sehat.
b. Misi
1) Mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian serta
pariwisata Kabupaten Sinjai dan sekitarnya.
2) Menyentuh potensi menonjol yang dimiliki kabupaten sinjai, baik
budaya, kuliner atau bahkan industrinya.
43
3) Content programme Sinjai TV menempatkan local content (muatan
lokal) sebesar 70% dan universal content sebesar 30%, besaran
persentase tersebut menunjukkan perhatian Sinjai TV terhadap potensi
daerah setempat untuk diangkat melalui media yelevisi, sehingga Sinjai
TV tidak berfungsi sebagai hiburan belaka, melainkan sarana
menciptakan penyiaran yang sehat.
3. Aspek Program Siaran
Saat ini begitu banyak media televisi yang berseliweran dilayar kaca
setiap hari selama 24 jam, baik televisi nasional maupun lokal, namun sangat
disayangkan sampai hari ini kita belum memiliki televise lakol didaerah kita
sendiri. Sinjai TV hadir dan dijaga oleh tenaga-tenaga mudah berkat yang sarat
pegalaman dan telah malang melintang di berbagai industri nasional maupun
lokal menangkap peluang ini agar masyarakat kabupaten sinjai semakin
terdidik dan semakin berwawasan luas.
Siaran Sinjai TV bisa disaksikan seluruh jaringan TV kabel si-
kabupaten sinjai, ini berkat kerja sama antara oprator jaringan TV kabel dan
Sinjai TV dalam perkembanganya kedepan Sinjai TV akan di pancarluaskan
dari Kabupaten Sinjai melalui streaming server untuk kemudian dapat diakses
keseluruh penjuru dunia.
a. Format Sinjai TV
Sinjai TV dalam penyelenggaraan penyiarannya di format sebagai
televisi informasi, berita, hiburan, dan pedidikan keluarga.
44
b. Komposisi Program Sinjai TV
Komposisi materi siaran Sinjai TV terdiri dari materi program lokal
yang di produksi sendiri dan materi siaran nasional yang memiliki hak
siaran nasional yang memiliki hak siar dan telah bekerja sama dengan Sinjai
TV ataupun komposisinya sebagai berikut:
Lokal : 70%
Nasional : 25%
Asing : 5%
c. Materi Siaran Sinjai TV
Direncanakan materi siaran Sinjai TV terdiri dari:
1) Kareba terkini: informasi aktual seputar sinjai, disiarkan setiap 1 jam
2) Kareba 7 : informasi seputar sinjai dan nasional yang membuat straight
news & feature
3) Kareba 7 sepekan: informasi rangkuman peristiwa penting selama
sepekan
4) Kilas pemda sinjai (kipas): informasi aktivitas pemerintah daerah dan
mitra kerjanya
5) Pabbicara mabbicara: membahas masalah pemerintahan,
poleksosbudhum, serta masalah aktual kemasyarakatan
6) Jelajah kampong (new feature): informasi seputar potensi dan peran
budaya desan disinjai
7) Mappadendang: mengupas seputar music serta informasi menarik lainnya
yang diselingi dialog bintang tamu dan dialog interaksi dengan penonton
45
8) Video klip musik: music session
9) Film/drama: film session
4. Gambaran umum pembagian tugas dan peran
a. Sifat
1) Penempatan bagi pelaksana tugas berdasarkan pelaksana tugas
berdasarkan penilaian kelakuan, kemampuan dan kepandaian oleh
pimpinan.
2) Pemimpin pelaksana pada bidang adalah pelaksana tertinggi dan
penanggung jawab pada bidang yang dipimpinnya
3) Pertanggung jawaban pegabdian, hasil kerja bagi pelaksana adalah
berupa laporan tertulis secara kontinyu
4) Tugas pelaksana pada dasarnya adalah melaksanakan seluruh program
kerja sesuai kebijakan dan target pemerintah daerah
b. Tugas Pokok Pelaksana
1) Menjaga agar perencenaan kerja dan suasana kerja yang ingin di capai
dalam program dapat terlaksana
2) Mampu menjabarkan program kerja tahunan dalam tahapan waktu, untuk
dilaksanakan sebaik-baiknya
3) Dapat menjaga kewibawaan dan memahami bahwa tinakan sanksi hanya
dikenakan kepada yang melanggar ketentuan taat tertib dan merupakan
tindakan preventif untuk menegakkan wibawa dinas komunikasi,
informatika, kebudayaan dan kepariwisataan
46
c. Jabatan Pelaksanaan Operasional
1) Kepala LPPL
2) Manager umum
3) Manager pemberitaan
4) Manager produksi siaran
5) Manager promosi dan pemasaran
d. Jumlah Personalia Pelaksana Operasional
1) Kepala LPPL : 1 orang
2) Manager : 4 orang
3) Presenter/reporter : 3 orang
4) Master control : 2 orang
5) Editor : 2 orang
6) Cameramen : 2 orang
7) Perlengkapan : 1orang
5. Sumber Daya Manusia Dan Perekrutannya
Pengelolaan Sinjai Televisi sebagai lembaga penyiaran public lokal yang
berada dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan Pemerintah di Sinjai.
Retrukmen SDM di Sinjai Televisi harus memperhatiakan kebutuhan tersebut.
Rekrutmen SDM Sinjai TV pada kepentingan yang paing dasar,
setidaknya Untuk memenuhi kebutuhan sebagai sesuai dengan struktur yang
ada.
47
6. Langakah Manajemen Analisa dan Program Tindak Lanjut
Manajemen televise akan mengambil langkah-langkah pengelolaan yang
baik dan professional serta bertanggung jawab kepada lembaganya.
Menciptakan manajemen yang baik dengan asas kebersamaan merupakan
tujuan Sinjai TV guna memberikan pelayanan yang baik dalam penyampaian
dan pengelolaan informasi. Untuk itu koordinasi dan komunikasi yang baik
akan terus dipelihara dan tingkatkan. Begitupula dengan kawasan informasi
yang tertuang dalam program acara yang disiarkan. Sinjai Televisi merasa
perlu melakukan analisa dan evaluasi terhadap semua program acara guna
memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi serta hiburan bagi
pendegarnya.
Partisipasi masyarakat dan rasa kepemilikanyya terhadap radio ini
menjadi kekuatan bagi manajemen Sinjai Televisi untuk dapat optimal dan
terus komitmen dan mengelola radio ini.
7. Gambaran Lima Tahun Kedepan
Sasaran yang ingin dicapai untuk 5( lima) tahun kedepan:
a. Daya jangka siaran meliput 100% dari seluruh wilayah layanan sinjai
b. Jam siaran selama 6 jam per hari.
c. Menetapkan sistem manajemen:
1) Kebijakan umum
2) Peraturan umum
3) Standar pelayanan minimal
4) Flow dan produser kerja
48
5) Struktur organisasi
6) Rencana kepegawaian
7) Pelatihan-pelatihan
STRUKTUR ORGANISASI
LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN SINJAI
SINJAI TELEVISI
Gambar 4.1
DEWAN PENGAWAS
1. Drs. Akbar, M.Si 2. H. Firdaus, S.Sos, M.Si 3. Zainal Abidin, S.Sos
KEPALA LPPL
Munawir M, S.Sos
MANAJER UMUM
Nurdahniar, ST
MANAJER
PROGRAM
Lutfi Hidayat
MANAJER
PEMBERITAAN
Harmila Surya
MANAJER
PEMASARAN &
PROMOSI
A Nenni Asmawati Hakim,
S.Sos, M.I.Kom
49
8. Nama Karyawan Sinjai TV dan Jabatannya Saat ini:
No Nama Karyawan Jabatan Pendidikan
1 Munawwir M, S.Sos Kepala LPPL S1
2 Nurdahniar Manager Umum S1
3 Lutfi Hidayat Manager Program SMA
4 Harmila Surya Manager Pemberitaan SMA
5 Nenni Asmawati S.Sos., M.I.
Kom
Manager Pemasaran dan
Promosi
S2
6 Azwar Rahman Manager Control SMA
7 Nurlaila S.Sos Presenter S1
8 Zakaria Ridwan Kameramen SMA
9 Saharuddin S.Pd Kameramen S1
10 Lina Safrina S. Pd Penilis Naskah S1
11 Irnawati S.Kom Editor S1
12 Hasnah SE Presenter S1
13 Rusdiawan Presenter SMA
14 A. Rahmatullah. ST Editor S1
15 A. Mulawarman S.Ipem Master Control S1
16 Tahmil Tahir Perlengkapan SMA
Gambar 4.2
9. Uraian Tugas dan Fungsi
50
Job description adalah suatu pernyataan tertulis yang berisi uraian atau
gambaran tentang apa saja yang harus dilakukan oleh si pemegang jabatan
(jobholder/incumbent), bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dan alasan-alasan
mengapa pekrjaan tersebut dilakukan. Uraian tersebut berisi tentang hubungan
antara suatu posisi tetentu dan posisi lainnya didalam dan diluar organisasi dan
ruang lingkup pekerjaan di mana pemegang jabatan diharapkan dapat
memberikan kontrbusi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh divisi/unit
kerja atau tujuan organisasi secara keseluruhan. Sinjai Televisi membagi sistem
kerjanya kedalam beberapa tingkatan, dan permhonan akan mendeskripsikan
secara garis besarnya pada bidang program seperti berikut ini.
a. Kepala LPPL
1) Pemimpin Televisi, yang uraian tugasnya mengacuh pada surat
keputusan Bupati dan peraturan daerah
2) Menentukan kebijakan operasional, mengkordinasikan dan
mengamankan semua keputusan-keputusan yang dibuat dan kebijakan
yang telah digariskan oleh peraturan yang berlaku
3) Mewakili kepentingan-kepentingan internal dan eksternal sesuai
peraturan dan kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan
4) Mempertanggung Jawabakan segala pelaksanaan operasional Televisi
kepada Bupati
5) Dalam Menjalankan Tugasnya, Kepala dibantu oleh para manajer
6) Apabila dikemudian hari Kepala LPPL berhalangan/tugas luar, maka
dapat ditunjuk seorang manajer untuk menjalankan tugas rutin
51
b. Manajer Umum
1) Mengatur dan mengawasi administrasi internal maupun eksternal agar
operasional station berjalan lancer
2) Membuat Perencanaan administrasi bekerja sama dengan unit lain
3) Dapat membuat keputusan-keputusan yang bersifat tekhnis pelaksanaan
atas tugas-tugas pokok tersebut
4) Memehhara suasana kerja yang mendukung ketertiban dan disiplin dalarn
Iingkup struktur organisast radio
5) Membuat laporan pertanggung lawaban dibidang Adrninistrasi dan
personalia kepada Kepada LPPL
c. Manajer Pemberitaan
1) Memimpin rapat redaksi, dan menyusun secara sisternatis teknis dan pola
pemberitaan
2) Menciptakan inovasi dalam perencanaan program pemberitaan
3) Menciptakan inovasi dalam perencanaan program pemberitaan sesuai
dengan kebutuhan pemirsa.
4) Mempersiapkan berita yang layak dan siap ditayangkan setiap harinya
5) Membantu mengatur tugas presenter, reporter, kameramen dan
kontributor
d. Manajer Program
1) Bekerja sama dengan manajer pemberitaan dalam menyunting naskah
dan video yang akan ditayangkan
2) Mencitptakan inovasi dalam perencanaan program produksi siaran
52
3) Menyiapkan Audio dan Video yang akan ditayangkan
e. Manajer Promosi dan Pemasaran
1) Membantu pekerjaan Kepala LPPL dalam upaya mempromosikan dan
memasarkan program-program televisi kepada khalayak
2) Menjalin mitra dengan semua pihak termasuk media lain
3) Bertanggung jawab kepada Kepala LPPL terkait laporan pelaksanaan
kegiatan Televisi dibidang promosi.
53
Matriks Program Acara Sinjai TV
No Program Acara Durasi
Min
Format Deskripsi Sumber
Materi
Siaran
Konten Acara
1 Kareba Terkini 10 Live Informasi
Aktual
Sepurar
Sinjai
disiarkan
setiap satu
jam
Publik &
instansi
Pemerintah
Berita
2 Kareba 7 30 Live Informasi
Aktual
Sepurar
Sinjai dan
nasional yang
memuat
straight,
News &
Feature
Publik &
instansi
Pemerintah
Berita
3 Kareba 7
Sepekan
30 Live Informasi
rangkuman
Publik &
instansi
Berita
54
peristiwa
penting
selama
sepekan
Pemerintah
4 Kilas Pemda 30 Live Informasi
aktifitas
pemerintah
5 Pabbicara
Mabbicara
(PACAR)
60 Live Membahas
masalah
pemerintahan
Gambar 4.3
B. Efektifitas Penyebaran Inovasi Pembangunan Pada Program Kareba 7 di
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
Setiap organisasi atau lembaga di dalam kegiatannya menginginkan
adanya pencapaian tujuan. Tujuan dari suatu lembaga akan tercapai segala
kegiatannya dengan berjalan efektif akan dapat dilaksanakan apabila didukung
oleh faktor-faktor pendukung efektivitas.
Efektivitas penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7 di
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai juga dapat dilihat dari seberapa besar
pendengar yang ikut berpartisipasi atau ikut serta dalam sebuah program yang
dilakukan selain itu efektivitas juga meninjau apakah ada efek (pengaruh,
55
akibat, kesan), atau sesuatu yang menunjukkan ketercapaian terhadap tujuan
yang ditetapkan.
Untuk menghasilkan suatu program yang efektif, maka Sinjai TV
harus memperhatikan unsur-unsur daya tarik program penyiaran. Sinjai TV
sebagai media yang mengandalkan program penyiaran telah menyusun waktu
penyiaran, dana, dan tenaga yang dibutuhkan sebagaimana yang akan
diuraikan lebih lanjut melalui hasil penelitian ini. publik sebagaimana
disampaikan dalam Al’Quran Surah Al-Hujuarat ayat 6 berikut:
Terjemahan:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang
kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar
kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”.
Ayat di atas merupakan salah satu dasar yang ditetapkan agama dalam
kehidupan sosial sekaligus tuntunan yang sangat logis bagi penerimaan suatu
berita. Kehidupan manusia dan interaksinya haruslah didasarkan hal-hal yang
diketahui dan jelas. Manusia sendiri tidak dapat menjangkau seluruh informasi.
Karena itu, ia membutuhkan pihak lain. Pihak lain itu ada yang jujur dan
memiliki integritas sehingga hanya menyampaikan hal-hal yang benar, dan ada
pula sebaliknya. Dengan kata lain, ayat ini menuntut kita untuk menjadikan
56
langkah kita berdasarkan pengetahuan sebagai lawan dari jahalah yang berarti
kebodohan, di samping melakukannya berdasar pertimbangan logis dan nilai-
nilai yang ditetapkan Allah SWT.
1. Waktu
Efektifitas penyebaran inovasi pembangunan pada program acara Kareba
7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai berkaitan dengan waktu
penayangan dapat dilihat dari minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu
menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara dapat ditayangkan secara
proporsional dan dapat diterima oleh audiens sasaran. Berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat mengenai waktu tayang, program Kareba 7
memang diperuntukan tayang pada pukul 15.00-15.30 Wita. Waktu tersebut
merupakan kelompok kategori jam istirahat, yaitu waktu siaran televisi yang
paling banyak menarik penonton.
Penonton yang berada pada jam ini biasanya bersifat heterogen atau
beragam, karena biasanya jam ini merupakan waktu dimana para angota
keluarga berkumpul dan selesai beraktivitas di siang harinya. Dengan
demikian setiap stasiun televisi di jam ini biasanya berusaha menyasar
audiens sebanyak mungkin dengan cara menayangkan program inovasi
pembanguanan berupa inovasi tata bangunan kota dengan merelokasi tempat
PKL dan mengganti dengan ruang terbuka hijau. Sebagaimana hasil
wawancara dengan Ibu Mardiyah bahwa:
“Bentuk inovasi pembangunan yang disiarkan melalui program kareba 7
sinjai seperti inovasi pembangunan yang dilakukan di sekitar pasar sentral
sinjai dengan cara merelokasi sebahagian tempat PKL dan mengganti
menjadi ruang terbuka hijau”.
57
Dalam proses penayangan tim produksi harus benar-benar
mempersiapkan kualitas programnya demi menarik simpati khalayak untuk
menonton. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Lina Sarfina S.Pd selaku
Penanggung jawab bidang pemberitaan menjelaskan bahwa:
“Waktu penyiaran acara Kareba 7 di stasiun Sinjai TV dilaksanakan setiap
hari pada pukul 15.00-15.30 Wita dengan durasi penayangan selama 30
menit. Waktu tersebut cukup efektif untuk menayangkan berbagai kegiatan
pemerintah terutama yang berkaitan dengan program inovasi pembangunan.
Karena pada waktu tersebut adalah merupakan waktu istirahat dan jam
pulang kantor. Artinya semua kalangan dapat menikamati acara TV
diwaktu-waktu tersebut. Lain halnya jika program acara yang ditayangkan
pagi atau siang dimana pada waktu tersebut adalah merupakan waktu
produktif bagi pekerja maupun pegawai kantoran.”. (wawancara dengan LS
tanggal 12 Februari 2020).
Penyebaran inovasi pembangunan melalui penyiaran Sinjai TV di
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam penggunaan waktu acara siaran sudah baik.
Penetapan jadwal atau jam tayang Kareba 7 Sinjai dalam waktu yang sama
dan terus-menerus setiap minggunya memudahkan masyarakat untuk
mengingat jam tayang dan dapat memilih siaran tersebut untuk mendapatkan
informasi terkait dengan program-program inovasi pembangunan daerah
Kabupaten Sinjai.
Salah satu warga masyarakat Kecamatan Sinjai Utara Ibu murni
mengatakan bahwa:
“Waktunya tayang khusus Kareba 7 biasanya sekitar pukul 15.00-15.30,
waktu ini tidak pernah berubah sehingga mudah diingat dan ini juga waktu
yang cukup efektif untuk menonton bersama keluarga dirumah”.
(Wawancara dengan M tanggal 14 februari 2020)
58
Penetapan waktu penyiaran merupakan salah satu strategi yang dianggap
paling tepat untuk memudahkan pengguna siaran untuk menikmati beragam
tayangan yang disajikan. Banyaknya penonton yang semakin bertambah
setiap minggunya, di tambah lagi televisi yang lain tidak menyajikan
program serupa di jam tersebut, otomatis hal ini menjadi peluang untuk
menarik audiens. Untuk menghindari kebosanan pada audien, program Kareba
7 Sinjai senatiasa memberikan tayangan atau informasi terkini mengenai
inovasi pembangunan Daerah Kabupaten Sinjai.
Adanya keinginan masyarakat di Kecamatan Sinjai Utara untuk
senantiasa mengetahui kondisi pembangunan Daerah Kabupaten Sinjai
menjadikan program Kareba 7 Sinjai menjadi salah satu sumber informasi yang
aktual dan beragam. Seperti halnya informasi mengenai inovasi pembangunan
dibidang pertanian, pendidikan dan kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Ibu
Nurlaila S.Sos selaku Penanggung jawab bidang siaran mengatakan bahwa:
“Mengenai program inovasi pembangunan daerah Kabupaten Sinjai yang
ditayangkan melalui Kareba 7 Sinjai misalnya di bidang pertanian ada
program bantuan Alsintan kemudian bidang kesehatan ada program rumah
singgah di Kelurahan Lappa untuk masyarakat yang ada di pulau Sembilan
dan rumah singgah di Makassar bagi keluarga pasien rujukan. Sedangkan
untuk bidang pendidikan yakni penyaluran bantuan beasiswa berprestasi”.
(Wawancara dengan N tanggal 12 Februari 2020)
Setiap program atau siaran Sinjai TV melalui acara Kareba 7 Sinjai tentu
memiliki tujuan, tujuan inilah yang menjadi dasar dalam pembuatan sebuah
tayangan yang akan disajikan kepada para khalayak. Begitupula dengan siaran
59
Kareba 7 Sinjai yang mempunyai tujuan yaitu menyajikan pengetahuan dan
informasi tentang inovasi pembangunan daerah Kabupaten Sinjai.
Beragam alasan pemirsa Sinjai TV di Kecamatan Sinjai Utara mengikuti
acara Kareba 7 mulai dari hanya yang sekedar menonton sekilas berita-berita
pembanguan daerah Kabupaten Sinjai sampai dengan yang memang fokus
untuk mendengarkan informasi tentang inovasi pembangunan. Bahkan tidak
jarang ada juga masyarakat yang memang secara rutin mengikuti siaran yang
disajikan pada acara Kareba 7 Sinjai dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi lebih banyak tentang pembangunan daerah. Hal ini diungkapkan oleh
salah seorang warga masyarakat Kecamatan Sinjai Utara Ibu Astutinur (BTN
Lappa Mas 1) mengatakan bahwa:
“Setau saya Kareba 7 Sinjai tayang pada pukul 15.00-15.30 Wita inipun
saya tonton kadang cuma sekilas kecuali memang ada berita yang menarik
tentang pembangunan di Kabupaten Sinjai”. (Wawancara dengan AN
tanggal 14 Februari 2020)
Alasan lain pemirsa Sinjai TV menonton program siaran Kareba 7 Sinjai
karena dapat mendengarkan dan melihat secara langsung program-program
yang ditayangkan hanya saja dari pengamatan penulis bahwa program siaran
Kareba 7 Sinjai hanya dapat diakses oleh masyarakat perkotaan dengan
menggunakan TV Kabel sementara masyarakat yang menggunakan Antena
Parabola atau Indihome tidak dapat menikmati layanan tersebut.
2. Dana
Efektivitas penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7 di
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai tidak terlepas dari dukungan
60
pendanaan yang ada. Hal tersebut menggambarkan bahwa efektivitas
merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Sinjai TV dapat tercapai.
Stasiun televisi merupakan media yang harus mempunyai modal besar
untuk dapat menjalankan program-program yang telah direncanakan. Modal
besar berguna untuk membangun relasi dan program-program siaran yang
menarik. Sinjai TV memiliki dana yang berasal dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Sinjai. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Lina Sarfina S.Pd
selaku penanggungjawab bidang pemberitaan menjelaskan bahwa:
“Untuk pendanaan Sinjai TV khususnya dari pemerintah Daerah itu kurang
lebih Rp. 200.000.000 itu untuk membiayai seluruh kegitan operasional
termasuk perjalanan dinas dan item-item lainnya. Adapun item penggunaan
dana adalah upah kerja, biaya perjalanan Dinas bagi petugas yang
ditugaskan di Kecamatan, biaya ATK. Baiaya Banner, begron, makan
minum untuk para tamu talk show. Adapun pemasukan PAD melalui iklan
ditargetkan sekitar Rp. 5.000.000 pertahun”. (wawancara dengan LS tanggal
12 Februari 2020).
Efektivitas pendanaan sebagai salah satu ukuran berhasil tidaknya
penyebaran informasi pembangunan Daerah Kabupaten Sinjai. Melihat
ketersediaan dana yang ada pada Sinjai TV maka dalam mendukung
pelaksanaan program-program dapat dikatakan cukup efektif. Selain itu
efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas diukur
berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran yang dihasilkan.
Ketersediaan dana yang cukup memungkinkan Sinjai TV dapat
memaksimalkan program-program tayangan yang berkaitan dengan inovasi
pembangunan daerah. Seorang produser dapat membuat perencanaan yang baik
61
serta menyusun materi produksi produksi, sarana produksi, organisasi
pelaksana produksi dan pelaksanaan produksi. Sinjai TV melalui program
acara Kareba 7 merupakan program acara berita berita khas pilihan redaksi
yang dihimpun melalui reporter atau wartawan yang telah ditugaskan.
Kemampuan petugas dalam menjalankan seiap aktifitas penyiaran
tentunya harus didukung dengan dana yang cukup. Menurut Ibu Nurlaila S.Sos
selaku penanggungjawab bidang siaran mengatakan bahwa:
“Ketersediaan dana yang ada sekarang saya kira cukup memadai dalam
menjalankan setiap aktifitas penyiaran baik yang bersifat teknis maupun
untuk membiayai operasional lainnya”. (Wawancara dengan N tanggal 12
Februari 2020)
Sejumlah anggaran yang telah disediakan oleh pemerintah untuk
membiayai seluruh program acara melalui stasiun Sinjai TV khususnya
mengenai tayangan berita inovasi pembangunan daerah cukup memadai. Acara
Kareba 7 yang berdurasi 30 menit ini dapat dinikmati oleh masyarakat di
Kecamatan Sinjai Utara mulai hari senin sampai hari minggu pada pukul
15.00.15.30. Adapun program berita Kareba 7 terkait dengan berita peristiwa
atau fakta yang kemudian diolah sehingga dapat disajikan ke layar televisi.
Dari hasil wawancara dengan Salah satu warga masyarakat Kecamatan Sinjai
Utara Ibu Murni (Jl Ahmad Yani) mengemukakan bahwa:
“Tayangan yang sering kami nonton di Kareba 7 pada umumnya memang
Cuma berita-berita seputar kabupaten Sinjai seperti pembangunan,
kesehatan dan pendidikan”. (Wawancara dengan M tanggal 14 februari
2020)
62
Produksi program televisi adalah proses produksi yang menghasilkan
materi berbentuk audio/visual (gambar dan suara), yang berisi program
diproduksi atau disiarkan dan dilaksanakan secara profesional berdasarkan
kaidah pertelevisian untuk disiarakan melalui media televisi dan ditujukan bagi
penonton (pemirsa).
Program acara Kareba 7 Sinjai merupakan program acara yang tergolong
masih baru yang sebelumnya bernama Kareba 7yang mengudara pada pukul
08.00 sampai pukul 09.00 Wita yang menghadirkan program lokal salah
satunya ialah mengenai inovasi pembangunan daerah, program ini merupakan
berita lokal Sinjai TV yang menanyangkan beragam informasi aktual dan
edukatif seputar perkembangan daerah Kabupaten Sinjai.
3. Tenaga
Keberadaan tenaga atau sumberdaya manusia merupakan salah satu
indikator untuk mengukur efektifitas kinerja suatu organisasi. Sinjai TV
sebagai salah satu televisi lokal memiliki jumlah tenaga sebanyak 16 orang
yang yang tidak sebanyak jumlah karyawan pada televisi nasional, dan
orientasi program-program yang disiarkannya pun masih dalam lingkup kecil,
hanya mencakup wilayah Kabupaten Sinjai saja. Namum tenaga yang ada
tersebut dianggap cukup untuk menjalankan seluruh aktifitas penyiaran. Mulai
dari unsur pimpinan, manager, kameramen, penulis naskah, editor, presenter,
master control dan perlengkapan.
Hasil wawancara dengan Ibu Lina Sarfina S.Pd selaku penanggungjawab
bidang pemberitaan menjelaskan bahwa:
63
“Adapun tenaga yang ada saat ini menurut saya sudah cukup untuk
melakukan kegiatan produksi berita melalui program Kareba 7 Sinjai
dimana unsure-unsur yang terlibat didalamnya adalah kameramen, penulis
naskah, editor, presenter, master control dan bagian perlengkapan”.
(Wawancara dengan LS tanggal 12 Februaru 2020)
Keseluruhan tenaga yang ada pada Sinjai TV tersebut memiliki tugas
dan fungsi masing-masing dalam menjalankan kegiatan operasional
pemberitaan. Khusus untuk program pemberitaan melalui Kareba 7 Sinjai
maka yang terdepan dalam melakukan melakukan pengumpulan naskah berita
adalah reporter. Reporter yang bertugas dalam peliputan berita-berita pada
program berita tentang inovasi pembangunan daerah. Reporter merupakan tim
yang bertugas mencari seluruh berita yang dibutuhkan pada program-program
acara berita yang terdapat dalam departemen berita, mereka tidak secara
khusus untuk mencari berita pada program berita inovasi pembangunan saja.
Biasanya para reporter baru menjalankan tugas liputan untuk program berita
lokal setelah diadakan rapat redaksi yang membahas isu-isu apa saja yang
ditayangkan dalam program berita Kareba 7.
Program berita Kareba 7 Sinjai mempunyai sistem manajerial produksi
dalam menyiarkan tayangannya walaupun dalam lingkup kecil. Hal ini
dianggap perlu agar memudahkan tugas-tugas dan pekerjaan yang diemban
oleh orang-orang yang terlibat menjadi tim produksi program berita. Sistem
manajerial di dalamnya berisi aturan-aturan yang membantu dalam pra
penayangan program samapai pasca penayangan program. Pada media
penyiaran, manajer umum (general manajer) bertanggung jawab kepada Kepala
Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Kabupaten Sinjai dalam
64
melaksanakan koordinasi sumber daya yang ada (manusia dan barang)
sehingga tujuan media penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manajer umum
pada dasarnya bertanggung jawab dalam setiap aspek operasional suatu stasiun
penyiaran.
Selain reporter, tenga lainnya yang berperan dalam kegiatan produksi
berita Kareba 7 Sinjai adalah editor, Tim editor bertugas menyatukan naskah
dan suara dari berita yang telah masuk. Dari ruang editing, naskah-naskah
berita yang sudah di edit dari dapur redaksi diproses pada tahap pengisian suara
(dubbing). Pada tahap ini, pengisian suara dilakukan dengan menggunakan
software Cool Edit Pro. Selain itu, sebagai editor ljuga bertugas mengambil
gambar video (download) yang sesuai dengan berita yang telah di pilih oleh
produser. Di sini editor melakukan proses download dengan menggunakan
software khusus yaitu Filezilla. Selanjutnya produser melakukan editing
dengan teliti dan cermat dalam mengedit naskah berita dari reporter hingga
layak untuk ditayangkan. Pada tahap ini, produser mengedit kalimat pada
kepala berita (lead) dengan jelas karena suatu berita dapat dikatakan menarik
apabila memiliki kalimat lead yang menarik.
Keberdaan tenaga atau sumberdaya manusia dalam memproduksi berita-
berita terkait dengan inovasi pembangunan daerah Kabupaten Sinjai didukung
oleh beberapa tenaga yang bepengalaman sehingga efektifitas program
penyiaran melalui Kareba 7 Sinjai dapat tercapai. Menurut Ibu Nurlaila S.Sos
selaku penanggungjawab bidang siaran mengatakan bahwa:
“Saya kira untuk tenaga yang ada sekarang cukup memadai baik dari segi
kualitas maupun dari segi jumlah apalagi tenaga yang ada telah dibekali
65
dengan pelatiahan pelatihan. Saat ini tenaga yang tersedia itu kurang lebih
20 orang”. (Wawancara dengan N tanggal 12 Februaru 2020)
Dengan adanya pelatihan dan workshop serta seminar-seminar tentang
dunia penyiaran yang diselenggarakan oleh pihak Sinjai TV maka pengalaman
serta skill karyawan Sinjai TV akan bertambah dalam media penyiaran.
pentingnya pengembangan sumberdaya manusia dalam media penyiaran
penting untuk terus dilakukan untuk mengukur kemampuan para karyawan.
Hal ini diungkapkan oleh Ibu Lina Sarfina S.Pd selaku penanggungjawab
bidang pemberitaan menjelaskan bahwa:
“Pelatihan dan workshop adalah suatu wadah untuk mengetahui sampai
dimana kemampaun kita dan kita harus belajar dari mereka yang telah
pandai atau yang mereka yang telah mahir dalam dunia penyiaran”.
(Wawancara dengan LS tanggal 12 Februaru 2020).
Menurut penulis pelatihan dan workshop sangat perlu dilakukan
menginggat SDM yang masih kurang pengetahuanya terhadap media
penyiaran. Pelatihan dan workshop akan menjadikan karyawan mengetahui
media penyiaran itu seperti apa dan bagaimana mestinya.
Berdsarkan hasil uraian tentang efektifitas Penyebaran inovasi
pembangunan pada program kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten
Sinjai dapat dikatakan cukup efektif hal tersebut terlihat dari segi penggunaan
waktu penayangan yang digunakan yaitu pada pukul 15.00 sampai pukul 15.30
wita sedangkan dari aspek penggunaan dana yang digunakan yaitu sekitar Rp.
200.000.000 yang berasal dari pemerintah daerah Kabupaten Sinjai untuk
membiayai seluruh kegiatan operasional. Sedangkan dari segi tenaga yang
66
dimiliki yaitu sebanyak 16 orang mulai dari unsur pimpinan manager,
kameramen, penulis naskah, editor, presenter, master control dan bagian
perlengkapan.
Berdasarkan indikator waktu, dana, tenaga yang berkaitan dengan
pendapat yaitu Menurut Bastian ( Asnawi, 2013) efektivitas dapat diartikan
sebagai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Maka dalam hal ini, keterkaitan teori Menurut Bastian dengan
ketiga indikator efektifitas penyebaran inovasi pembangunan pada program
Kareba 7 di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dikatakan cukup efektif.
C. Hambatan penyebaran informasi pembangunan Sinjai TV di Kecamatan
Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
Sinjai TV meskipun telah melakukan berbagai strategi dalam bidang
pengelolaan berita-berita namun tidak terlepas dari berbagai kekurangan, salah
satunya, dari segi tampilan dan kemasan program yang ditayangkan. Hal ini
juga dinyatakan oleh masyarakat Kecamatan Sinjai Utara, Ibu Murni (Jl
Ahmad Yani) mengemukakan bahwa:
“Kekurangannya, dari segi tayangan, terkadang gambar yang ditayangkan
kurang jelas, suaranya juga. Dan penampilan presenter menurut saya kurang
menarik, kan ini televisi, gak ada salahnya kalau dipercantik, pokoknya
terlihat baguslah jika disorot kamera. Dan bahasa saat menyampaikan berita
terkadang masih jelas penggunaan bahasa daerahnya” (wawancara dengan
M tanggal 14 Februari 2020).
Terjadinya hambatan dalam penyiaran inovasi pembangunan melalui
tayangan Kareba 7 Sinjai disebabkan karena kualitas suara dan gambar yang
kurang jelas. Hal tersebut juga menjadi alasan sebagian masayarakat kurang
berminat untuk mengikuti program-program yang ditayangkan melalui Kareba
67
7 Sinjai sehingga lebih memilih untuk mengikuti program atau tayangan
nasional melalui siaran televisi swasta lainnya.
Kualitas tayangan dari segi tampilan fisiknya Sinjai TV saat ini memang
masih kurang menarik dibandingkan dengan televisi yang bersiaran nasional.
Gambar yang cendrung gelap, warna yang kurang cerah, kualitas video yang
masih rendah, serta tatacara pengambilan gambar yang masih sederhana, sering
menjadi keluhan-keluhan penonton. Hal ini juga diakui oleh Ibu Nurlaila S.Sos
selaku penanggungjawab bidang siaran mengatakan bahwa, bahwa beberapa
kendala seperti minimnya peralatan menjadi kendala dalam memproduksi
program yang berkualitas tampilan visualnya. Seperti yang diungkapkannya
pada wawancara berikut:
“Peralatan masih sangat minim, hanya 3 kamera, 2 di studio, dan 2
kameramen. Namun jika peralatannya lengkap, masing-masing produser
memiliki kamera akan lebih luar biasa”. (Wawancara dengan N tanggal 12
Februari 2020)
Minimnya peralatan masih menjadi kendala dalam melakukan produksi
program. Bahkan dalam proses produksi berita, kamera yang digunakan masih
kamera handycam. Keberadaannya sebagai TV lokal dengan permodalan masih
terbatas dan tidak sebesar TV nasional, membuat Sinjai TV masih sulit untuk
melakukan pengembangan alat-alat produksi yang membutuhkan biaya sangat
besar. Namun, dibalik semua kendala tersebut, Sinjai TV berusaha untuk terus
bertahan dengan konsisten memproduksi program sendiri, baik daily maupun
weekly.
68
Selain kendala minimnya peralatan, faktor kurangnya jumlah SDM juga
masih menjadi kendala yang dihadapi. Dalam mensiasati kekurangan SDM ini,
Sinjai TV menerapkan azas semua bisa (multitasking) pada karyawannya.
Seorang produser di Sinjai TV bahkan membawahi 3-5 program, tidak jarang
harus mengeksekusi sendiri programnya, dan juga menjadi marketing dari
programnya sendiri. Akibatnya, program yang diproduksi terkadang kurang
matang dalam persiapan, karena dipersiapkan dengan tergesa-gesa, sehingga
berimbas pada minimnya kualitas program. Selain itukualitas talent-talent
masih perlu ditingkatkan skill serta penampilannya.
Untuk tetap mempertahankan eksistensinya maka Sinjai TV berupaya
untuk memaksimalkan program-program yang ada dengan tetap
mempertahankan tiga sumber penghidupannya sebagai media. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Dimmick dan Rothenbuhler dalam teori Ekologi,
bahwa dalam mempertahankan eksistensi, sebuah media harus mampu
memperoleh dan memperebutkan ketiga sumber penghidupan media yakni,
konten (program), audien, dan kapital. Dari segi konten, Sinjai TV memiliki
jumlah jam siar yang mencapai lebih dari 5 jam sehari, dengan 80% program
yang ditayangkan merupakan program konten lokal yang diproduksi sendiri
meliputi beberapa tayangan berikut:
1. Kareba terkini: informasi aktual seputar sinjai, disiarkan setiap 1 jam
2. Kareba 7 : informasi seputar sinjai dan nasional yang membuat straight
news & feature
3. Kareba 7 sepekan: informasi rangkuman peristiwa penting selama sepekan
69
4. Kilas pemda sinjai (kipas): informasi aktivitas pemerintah daerah dan mitra
kerjanya
5. Pabbicara mabbicara: membahas masalah pemerintahan, poleksosbudhum,
serta masalah aktual kemasyarakatan
6. Jelajah kampong (new feature): informasi seputar potensi dan peran budaya
desan disinjai
7. Mappadendang: mengupas seputar music serta informasi menarik lainnya
yang diselingi dialog bintang tamu dan dialog interaksi dengan penonton
8. Video klip musik: music session
9. Film/drama: film session
Pelaksanaan program penayangan dilakukan sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan. Strategi penayangan yang baik sangat ditentukan oleh
bagaimana menata dan menyusun berbagai program yang akan ditayangkan.
Dalam penataan jadwal program, penempatan acara dilakukan dengan sebaik-
baiknya agar program mendapatkan hasil yang optimal dan tidak sia-sia.
Dalam hal ini bagian program harus menganalisis dan memilah-milah setiap
bagian waktu siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan.
Hasil wawancara dengan Ibu Nurlaila S.Sos selaku penanggungjawab
bidang siaran mengatakan:
“Sinjai TV dalam melaksanakan program tayangan yang ada disesuaikan
dengan perencanaan yang sudah dirancang sebelumnya, yaitu penayangan
program sehingga dapat ditonton oleh masyarakat. Jadi penempatan jadwal
program Sinjai TV diatur dalam bentuk kerangka program yang di susun per
bulan sebagai panduan untuk jadwal program harian” (Wawancara dengan
N tanggal 12 Februaru 2020)
70
Dalam penayangan program, pemilihan waktu tayang yang tepat tidak
kalah penting dengan konten dari acara tersebut. Pemilihan waktu tayang
dimaksudka untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan waktu masyarakat
setempat sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Lina Sarfina S.Pd selaku
penanggungjawab bidang pemberitaan bahwa:
“Dalam pembagian jadwal kita lebih melihat pola kebiasaan masyarakat
dalam menonton TV. Misalnya siang itu kan jam kerja, sehingga kita lebih
mengintenskan program itu sore dan malam” (Wawancara dengan LS
tanggal 12 Februaru 2020).
Pola kerja masyarakat merupakan hal yang paling dipertimbangkan dalam
penataan jadwal program penyiaran, karena ada jam-jam tertentu saat
masyarakat tidak punya akses menyaksikan televisi karena sedang bekerja,
sekolah dsb. Sehingga agar program bisa menjaring penonton dengan lebih
maksimal, penataan jadwal program perlu dilakukan dengan baik.
Strategi penempatan program yang tepat dilakukan guna mengoptimalkan
jumlah pemirsa yang menonton acara tersebut. Pengelolaan program stasiun
televisi harus mengarahkan programnya kepada segmen audien tertentu yang
tersedia pada waktu tertentu. Menentukan jadwal penayangan ditentukan atas
dasar perilaku audien, yaitu rotasi kegiatan audien dalam satu hari dan juga
kebiasaan untuk menonton televisi pada jam tertentu. Salah satu bentuk strategi
yang diterapkan oleh Sinjai TV yaitu dengan mengatur pembagian waktu
siaran program berdasarkan segmen audien yang ada pada waktu tertentu.
Berdasarkan hasil uraian di atas dapat dijelaskana bahwa dari segi
hambatan pada penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7 di
71
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dari segi tampilan fisik seperti
kualitas suara dan gambar masih kurang jelas sehingga masyarakat kurang
berminat untuk mengikuti program-program yang ditayangkan melalui Kareba
7 Sinjai selain itu peralatan yang digunakan masih sangat minim berupa
kamera yang digunakan dalam memproduksi program yang berkualitas
tampilan visualnya.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas
penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7 di Kecamatan Sinjai
Utara Kabupaten Sinjai dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Efektifitas penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7 di
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai cukup efektif hal tersebut dilihat
dari tiga indikator : a) Waktu penayangan yaitu pada pukul 15.00 sampai
pukul 15.30 b) Dana yang yang digunakan sekitar Rp. 200.000.000 yang
berasal dari pemerintah daerah Kabupaten Sinjai untuk membiayai seluruh
kegiatan operasional c) Tenaga yang dimiliki yaitu sebanyak 16 orang
mulai dari unsur pimpinan manager, kameramen, penulis naskah, editor,
presenter, master control dan bagian perlengkapan.
2. Hambatan pada penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7
di Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai adalah dari segi tampilan fisik
seperti kualitas suara dan gambar yang kurang jelas sehingga masayarakat
kurang berminat untuk mengikuti program-program yang ditayangkan
melalui Kareba 7 Sinjai selain itu peralatan masih sangat minim berupa
kamera yang digunakan dalam memproduksi program yang berkualitas
tampilan visualnya.
72
73
B. Saran
Efektifitas penyebaran inovasi pembangunan pada program Kareba 7 di
Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai saat ini sudah cukup baik, namun
diperlukan adanya peningkatan pengontrolan atau pengawasan secara lebih detail
lagi kepada semua bidang pekerjaan para staf dan karyawan yang bertugas, tidak
hanya terpaku pada laporan dari para koordinator bagian saja.
74
DAFTAR PUSTAKA
Syaputra Iswandi, Rezim media. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013
Ancok, Djamaludin. 2012. Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Arifin, Anwar. 2014. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung:
Armico
Asnawi. 2013, Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah
Malang Kota, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMM.
Onong Uchjana, Effendy, . 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosda Karya
Gulo, W. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.
Halim, Syaiful. 2013. Postkomodifikasi Media. Yogyakarta: Jalasutra.
Handayaningrat, Soewarno. 2014. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Toko Gunung Agung.
Harun, Rochajat dan Elvinaro Ardianto. 2012. Komunikasi Pembangunan dan
Perubahan Sosial. Jakarta: PTRajagrafindo Persada.
Iswandi Syahputra. 2013. Junalistik Infotainment : Kancah Baru Jurnalistik
dalam Industri Televisi, Jogjakarta : Pilar Media
Khomsahrial Romli, 2016. Komunikasi Massa Jakarta: PT Grasindo.
Lubis, & Huseini. 2012. Teori Organisasi: Suatu Pendekatan Makro. Jakarta:
Pusat Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial.
Pasolong, Harbani.2012. Teori Administrasi Publik. Bandung:Alfabeta.
75
Moleong, Lexy J., 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cetakan kedua),
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Morrison, M.A. 2014. Media Penyiaran. Jakarta: Ramdina Prakassa.
Muhammad, Arni. 2015. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, Zulkarimen. 2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan
Penerapannya). Jakarta: PTRajagrafindo Persada.
‘Parwadi, Redatin. 2015. Televisi Daerah Diantara Himpitan Kapitalisme
Televisi. Pontianak:Untan Press
Sedarmayanti. 2010. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung.
Mandar Maju
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Susanto. 2010. 60 Management Gems. Jakarta: Kompas.
Wiryanto, 2011. Teori komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo.
Zuldafrial. 2012. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Wursanto. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta
Jurnal:
Rusadi, Udi. Makna dan Model Komunikasi Pembangunan. Jurnal Studi
Komunikasi dan Media. Vol 18 Nomor 1
Internet:
Hidayati, Arini. 1998. Televisi dan Perkembangan Sosial Anak. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, digilib.uinsby.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni April
2019
76
http://repository.usu.ac.id//akses terakhir 16 April 2015. 8
http://nurudin.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_91.pdf/
diakses pada tanggal 3 Juni April 2019.
Iswandi, Syaputra. 2013. Rezim media. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
digilib.uinsby.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni April 2019.
Pranantiwi, 2008. Komunikasi Organisasi Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu
Penyiar. Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
http://digilib.uin-suka.ac.id/4174/1/.pdf Diakses pada tanggal 3 Juni April
2019.
Samuel L. Becker, 1985, Dalam Jurnal Teknologi Pendidikan.com yang berjudul
“Dampak Isi Pesan Media Massa oleh Herry Kuswita”,
http://www.google.com, digilib.uinsby.ac.id diakses pada tanggal 3 Juni
April 2019.
Triyono, 2010. Strategi radio Global fm Dalam Meningkatkan Kualitas Penyiar,
Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
http://digilib.uin-suka.ac.id.pdf. Diakses pada tanggal 3 Juni April 2019.
77
LAMPIRAN
78
PEDOMAN WAWANCARA PEGAWAI/KARYAWAN SINJAI TV
EFEKTIFITAS PENYEBARAN INOVASI PEMBANGUNAN PADA
PROGRAM KAREBA 7 DI KECAMATAN SINJAI UTARA
KABUPATEN SINJAI
Nama :
NIP :
Tempat/Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
1. Apa saja jenis inovasi pembagunan yang ditayangkan melalui program
Kareba 7 ?
2. Berapa banyak waktu yang digunakan dalam penayangan inovasi
pembagunan melalui program Kareba 7 ?
3. Apakah waktu yang digunakan dalam penayangan inovasi pembagunan
melalui program Kareba 7 sudah efektif guna memberikan informasi kepada
masyarakat ?
4. Berapa anggaran yang dibutuhkan dalam setiap penayangan inovasi
pembagunan melalui program Kareba 7 ?
5. Berapa anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk operasional media
Sinjai TV ?
79
6. Apakah anggaran yang tersedia cukup untuk membiayai seluruh kegiatan
operasional media Sinjai TV ?
7. Berapa jumlah tenaga atau Sumber daya manusia yang digunakan dalam
kegiatan operasional Media Sinjai TV ?
8. Apakah jumlah tenaga atau Sumber daya manusia yang digunakan cukup
memadai dalam menunjang kegiatan operasional Media Sinjai TV ?
9. Apa saja jenis hambatan fisik dalam proses penyebaran inovasi pembangunan
?
10. Hambatan psikologi proses penyebaran inovasi pembangunan ?
11. Hambatan sosial proses penyebaran inovasi pembangunan ?
80
PEDOMAN WAWANCARA MASYARAKAT
EFEKTIFITAS PENYEBARAN INOVASI PEMBANGUNAN PADA
PROGRAM KAREBA 7 DI KECAMATAN SINJAI UTARA
KABUPATEN SINJAI
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
1. Apakah bapak ibu sering menonton tayangan yang disiarkan pada program
Kareba 7 Sinjai ?
2. Apa saja jenis tayangan yang anda tonton pada program Kareba 7 Sinjai ?
3. Apakah waktu tayangan program inovasi pembangunan pada Kareba 7 Sinjai
cukup efektif ?
4. Apa saja bentuk inovasi pembangunan yang disiarkan pada program Kareba 7
Sinjai ?
81
Bagian dalam Kantor Sinja TV
Foto bersama Plt Kepala LPPL Sinjai TV
Foto bersama salah satu Reporter Sinjai TV
82
Foto bersama Masyarakat (Ibu Murni)
83
Foto bersama Masyarakat (Ibu Astutinur)
84
85
86
87