skripsi -...
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DAN PENDIDIKAN KEPRIBADIAN PADA REMAJA
KELUARGA SINGLE PARENT STUDI KASUS DI DUSUN
SURODADI, KELURAHAN TARUBATANG, KECAMATAN
SELO, KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) dalam Ilmu Tarbiyah.
Disusun Oleh
FEBRIANA WARDIASTUTI
23010160266
JURUSAN PENDIDKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2020
ii
iii
i
ii
iii
iv
MOTTO
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa
yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”.
(QS. At-Tahrim, 66 ayat 6)
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat dan karunianya,
skripsi ini persembahkan untuk:
1. Bapakku dan Ibuku tersayang, Suwadi dan Warsini yang selalu
membimbingku, memberikan nasehat, cinta, kasih sayang, dan motivasi
dalam setiap roda kehidupan yang berputar. Doa yang begitu tulus selalu
diucapkan dalam setiap helaan nafas mereka, yang menjadi untaian tangga
menuju langit-Nya. Semoga mereka selalu dalam kasih-sayang-Nya.
2. A’an Dwi Nugroho, adikku tercinta. Motivasiku yang selalu menjadi daya
dorongku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga
engkau tumbuh menjadi anak dengan pertumbuhan yang baik.
3. Seseorang dalam bentangan jarak, seseorang yang selalu memberikan
semangat untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini, supaya kelak bisa
melangkah pada anak tangga selanjutnya, menghadapi tantangan baru dalam
perjalanan hidup guna menggapai cita-cita. Semoga selalu dalam lindungan-
Nya.
4. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukung baik secara
material maupun non material, yang selalu memberikan motivasi tiada henti
hingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai. Semoga Allah
senantiasa memberikan keberkahan dalam keluarga kami.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini
ialah “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Kepribadian Pada Remaja
Keluarga Single Parent Studi Kasus Di Dusun Surodadi Kelurahan
Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali Tahun 2019”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi
dan bantuan pihak, untuk itu kami mneghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, MA. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Jurusan PAI IAIN
Salatiga.
4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan
pikiran dan tenaganya memberikan bimbingan dan pengarahan yang
sangat berguna sejak awal proses penyususnan dan penulisan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah berkenan membimbing kartu studi dari awal semester sampai
akhir semester.
6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
7. Bapak Sabarno selaku Kepala Desa Tarubatang, yang telah memberikan
izin dan membantu penulisan untuk mengadakan penelitian.
vii
8. Keluarga single parent Dusun Surodadi yang telah bersedia menjadi
subyek dan memberikan informasi dalam penelitian.
9. Tokoh masyarakat Dusun Surodadi yang bersedia meluangkan waktunya
untuk memberikan informasi kepada penulis.
10. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik
moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi
tercapainya cita-cita.
11. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT sera
mendapatkan balasan yang berlipat ganda amin ya Rabbal’alamin.Penulis
sadar bahwa dalam penulisan ini, dengan kerendahan hati penulis mohon saran
dan kritik ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan
bagi pengetahuan dunia pendidikan Amin ya Rabbal’alamin.
Salatiga, 12 Maret 2020
Penulis
Febriana Wardiastuti
NIM. 23010160266
viii
ABSTRAK
Wardiastuti, Febriana 2020.Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Kepribadian pada Remaja Keluarga Single Parent Studi Kasus di
Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan
Pendidikan Agama Islam.Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Pembimbing : Dr. Muna Erawati, M.Si.
Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kepribadian
Skripsi ini membahas tentang kondisi keluarga single parent dalam
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kepribadian dalam keluarga single
parent di Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali. Bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang pendidikan
agama Islam dan kecenderungan kepribadian anak remaja yang diasuh oleh ibu
atau bapak single parent karena perceraian atau meninggal dunia.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan bersifat deskriptif
kualitatif. Prosedur pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dalam teknik pemeriksaan analisis data, peneliti
mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan.
Pengecekan keabsahan data dilakukan triangulasi teknik pemeriksaan dengan
memanfaatkan tetangga sebagai informasi untuk pengecekan atau sebagai
pembandingan terhadap data.
Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pendidikan agama Islam
dalam keluarga single parent di Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang,
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, faktor penyebab seseorang menjadi orang
tua tunggal atau single parent yaitu sebab perceraian dan kematian. Terjadinya
perceraian dalam keluarga single parent tersebut diakibatkan oleh perselingkuhan
dan kekerasan dalam rumah tangga. Faktor lain seseorang menjadi single parent
yaitu kematian pada pasangan karena menderita penyakit yang parah. Pola asuh
dan peran yang dilakukan oleh keluarga orang tua single parent dalam
perkembangan pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian para anak
remaja di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolal yaitu: 1) pola asuh yang
authoritarian, pada pola asuh ini orangt tua selalu benar dan menang setiap kata
dan tindakannya, 2) pola asuh yang permissife, pola asuh dimana orang tua selalu
mengalah dengan anaknya, sehingga anak cenderung manja, 3) pola asuh
outhoritative ialah hak dan kewajiban antara anak dan orang tua seimbang.
Kendala pada orang tua single parent dalam mendidik anak-anaknya yang sudah
menginjak masa remaja terdapat dua kendala, yaitu 1) kendala internal, kendala
ini bersumber dari dalam diri pribadi anak, 2) kendala eksternal, kendala yang
bersumber dari luar diri anak, bisa dari perilaku anak dan lingkungan.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
HALAMAN BERLOGO. .....................................................................................
HALAMAN DEKLARASI. .................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................
MOTTO ................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Fokus Penelitian .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian5
1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 5
2. Manfaat Praktis ............................................................................. 5
E. Penegasan Istilah ................................................................................. 6
F. Metode Penulisan ................................................................................ 9
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 11
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam ....................................... 13
1. Pengertian Pendidikan ................................................................... 13
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................ 14
3. Dasar Pendidikan Agama Islam .................................................... 16
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................. 18
5. Akidah, Syari’ah, Akhlak, dan Hubungannya .............................. 21
B. Pendidikan Kepribadian ...................................................................... 23
1. Pengertian Pendidikan Kepribadian .............................................. 23
2. Kepribadian Sehat ......................................................................... 24
3. Teori Struktur Kepribadian ........................................................... 29
4. Gerakan Studi Prailmiah Kepribadian .......................................... 30
C. Remaja................................................................................................. 33
1. Pengertian Remaja ........................................................................ 33
2. Cirri-ciri Remaja ........................................................................... 34
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ............................................. 36
D. Keluarga Single Parent ....................................................................... 37
1. Pengertian Keluarga Single Parent ............................................... 37
2. Faktor-Faktor Menjadi Orangtua Singel Parent ........................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 44
B. Lokasi dan Wajtu Penelitian ............................................................... 44
C. Sumber Data ........................................................................................ 44
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 45
xi
E. Analisis Data ....................................................................................... 46
F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................... 47
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan ................................................................................................ 49
1. Gambar Umum Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali ...... 49
2. Data Informasi ............................................................................... 53
3. Profil Subjek Penelitian ................................................................ 53
B. Analisis Data ....................................................................................... 57
1. Deskripsi Data Pendidikan Islam dan Pendidikan Kepribadian ... 57
2. Kendala dalam Mendidik Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Kepribadian Orangtua Single Parent ......................... 65
3. Peran dan Pola Asuh Keluarga Single Parent terhadap
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kepribadian ................ 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 71
B. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu tidak bisa terlepas dari dunia pendidikan, pendidikan
ialah sebagai bekal hidup karena pendidikan berlaku sepanjang hayat.
Pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu
bangsa bisa dilihat melalui sejauh mana komitmen masyarakat dan keluarga
dalam menjalankan pendidikan.
Jumhur dan Moh. Suryo, (1975: 6) mengemukakan pendidikan dapat
diartikan sebagai proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Sedangkan pendidikan
Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum
agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam (Ahmad D Marimba, 1980: 23).
Pendidikan agama Islam disini mengarahkan seseorang agar
memahami dan menghayati ajaran-ajaran agama Islam secara mantap
sehingga dapat mempererat hubungan dengan Allah dan sesama manusia,
serta memiliki kepribadian yang luhur dengan ajaran agama Islam.
Pendidikan agama Islam menjadi salah satu isu penting dalam setiap
pembahasan yang menyangkut kehidupan umat Islam. Itulah sebabnya
berbagai pertemuan ilmiah baik yang berskala lokal, nasional maupun
internasional mengenai pendidikan agama Islam sudah sekian banyak
dilaksanakan. Dalam konteks nasional, bahkan isu itu mengemukakan secara
2
inheren setiap kali muncul permasalahan dalam pendidikan nasional. Ketika
orientasi dan tujuan pendidikan di Indonesia dibicarakan, masalah pendidikan
agama Islam pasti menjadi salah satu topik pembahasan.
Pendidikan agama Islam pada dasarnya dapat dipahami dalam dua
aspek. Pertama, sebagai sumber nilai adalah jenis pendidikan yang pendirian
dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk
mengehewantahkannya nilai-nilai Islam, baik yang tercermin dalam nama
lembaganya maupun dalam kegiatan yang diselenggarakan. Kedua, sebagai
bidang studi, sebagai ilmu, dan diperlakukan sebagai ilmu yang lain adalah
jenis pendidikan yang memberikan perhatian sekaligus menjadikan ajaran
Islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang diselengarakan.
Dalam buku pendidikan Islam dalam keluarga dan seolah
dikemukakan Zakiyah Darajat dikatakan bahwasannya bagi mereka anak
didik yang telah duduk disekolah lanjutan, baik lanjutan tingkat pertama
maupun tingkat atas, pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian
pada remaja itu sangatlah penting untuk menghadapi akibat perkembangan
jiwa yang sedang dilalui dan pengaruh luar yang mengiurkan, dimana anak
remaja yang mengalami pergaulan bebas karena salah dalam bergaul, yang
akhirnya akan mendorong anak tersebut kearah yang kurang baik. Pendidikan
agama Islam pada tingkat lanjutan seperti remaja saat ini, hendaknya
diberikan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam serta mencari hikmah,
manfaat dalam pengetahuan tersebut, dan penghayatan yang bisa diambil dari
sebuah pengetahuan.
3
Berkaitan dengan ini pendidikan agama Islam berfungsi untuk
membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa, memiliki ilmu
pengetahuan dan keterampilan, juga mampu mengembangkan diri
(individualitas), bermasyarakat (sosialitas), serta bertingkah laku yang
berdasarkan norma agama Islam, sehingga giat bekerja demi kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
Hal ini sesuai dengan bunyi ayat Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat
201:
Artinya: “Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka” (Departemen Agama RI, 1985: 49).
Dalam proses pendidikan atau pembelajaran remaja, orang tua
memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan,
perilaku dari orang tua juga memberikan motivasi bagi anak. Dikemukakan
Soelaeman Shohib, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama
dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggotanya merasakan
adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling
memperhatikan dan saling menyerahkan diri (Baihaqi Sunaerdi, 2005: 23).
Sedangkan Dewantara menyatakan bahwa keluarga merupakan pusat
pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab
kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi
4
pekeri tiap-tiap manusia (Duane Schultz, 2007: 31). Keluarga single parent
yaitu keluarga tunggal yang hanya terdiri dari ibu atau ayah yang disebabkan
karena perceraian atau salah satunya meninggal dunia sehingga seluruh tugas
atau kewajiban dan tanggung jawab dibebankan kepada yang ditinggalkan
(Mappiare Andy, 1993: 221).
Salah satu fenomena yang banyak dijumpai dalam masyarakat saat ini
adalah keberadaan orang tua tunggal atau disebut dengan istilah Single
Parent. Dalam keluarga single parent atau yang sering disebut sebagai orang
tua tunggal, dan berperan sebagai tulang punggung keluarga. Kematian atau
terjadi perceraian dalam sebuah keluarga itu merupakan kondisi yang sangat
mungkin terjadi pada kehidupan setiap manusia. Hal tersebut yang membuat
seseorang sangat terpaksa harus menjalani kehidupannya sebagai orang tua
tunggal (singel parent). Hal prinsip atau pengalaman buruk yang dialami
selama menjalani masa berumah tangga terkadang menyebabkan seseorang
memilih untuk berpisah dari pasangannya atau dikarenakan hadirnya sosok
orang ketiga yang memaksa perpisahan harus terjadi. Dan jika memang
pasangan yang berpisah karena perceraian atau kematian yang memiliki anak
dari perkawinan tersebut maka mau tidak mau terjadi pola asuh single parent
dalam kurun waktu yang sementara waktu. Tidak sedikit dari yang memilih
menjadi seorang single parent karena merasa cukup mampu mendirikan suatu
keluarga meski tanpa didampingi oleh seorang pasangan hidup (Darwis Hude,
2001: 34).
5
Terlebih peran seorang ayah atau seorang ibu yang menjadi orang tua
single parent, baik itu karena terjadinya perceraian, meninggal dunia, ataupun
karena hubungan di luar pernikahan. Peran orang tua tunggal (single parent)
harus menjadi ayah walaupun cuma seorang ibu yang menafkahinya dan
harus menjadi seorang ibu walupun yang menafkahinya seorang ayah. Sejak
awal masa perkembangan anak hingga remaja, orang tua harus selalu ikut
serta dalam pendidikan dan perkembangan pendidikan agama Islam dan
pendidikan kepribadian anak, terlebih penanaman sikap kemandirian.
Semenjak dini anak harus ditanamkan sikap mandiri, agar kedepannya anak
dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang tua, mengingat anak akan tumbuh
dewasa kedepannya dan menghadapi dunia kerja dan dunia social yang lebih
sulit.
Di Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo,
Kabupaten Boyolali, terdapat 8 orang tua single parent, 2 dikarenakan
perceraian, 5 dikarenakan kematian, dan 1 dikarenakan hubungan diluar
pernikahan. Dengan tidak adanya orang tua genap perkembangan psikologis
anak remaja akan memiliki perbedaan dari perkembangan anak-anak lain dari
keluarga yang normal (tidak pecah), karena orang tua tunggal harus
menanggung peranan rangkap antara sebagai ibu dan sebagai ayah, yang juga
mencari nafkah untuk keluarga dan tetap memegang peranan sebagai
pengasuh dan pendidik di rumah. Salah satu anak dari keluarga single parent
yang berada di Dusun Surodadi memiliki masalah dengan komunikasi,
6
sosialisasi terhadap lingkungan sekitar, dan terkadang pengaruh dalam
pergaulan bebas.
Anak yang mempunyai penyesuaian diri yang baik di sekolah maupun
di dalam keluarga, biasanya memiliki latar belakang keluarga yang harmonis,
menghargai pendapat anak dan hangat. Hal ini disebabkan karena anak yang
berasal dari keluarga yang harmonis akan mempersepsi rumah mereka
sebagai suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah
antara orang tua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan
begitu juga sebaliknya jika anak mempersepsi keluarganya berantakan atau
kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang
dihadapi oleh orang tua tersebut.
Pengasuhan dari orang tua single parent kepada anaknya yang
memiliki perbedaan dari keluarga yang masih utuh pastinya akan berpengaruh
pada perkembangan pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian
pada anak. Perkembangan pendidikan agama Islam dan pendidikan
kepribadian anak yang normal seharusnya sesuai dengan tugas perkembangan
yang diemban oleh anak pada tiap-tiap fase perkembangannya. Dengan pola
asuh yang diterapkan oleh dua orang tua yang masih lengkap terkadang anak
remaja maish memiliki masalah dengan perkembangan kerpibadiannya
terlebih anak yang berbeda dalam pola asuh keluarga single parent sebagai
sumber dari pola asuh mereka.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diasumsikan bahwa faktor
penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orang tua
7
sebagai figure taladan bagi anak. Selain itu suasana keluarga yang
menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan
keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi usia
terutama pada masa remaja.
Anak sebagai penerus generasi yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya wajib mendapatkan pendidikan terbaik. Di samping
pendidikan yang baik, juga perlu ditanamkan nilai-nilai pendidikan agama
Islam dan nilai-nilai pendidikan kepribadian, supaya tercipta anak dengan
kepribadian yang baik, tetapi juga berbudi pekerti yang bagus terlebih-lebih
memiliki sifat yang baik, sehingga akan menciptakan pemimpin yang benar-
benar baik dan peduli pada lingkungan dan rakyat.
Berdasarkan permasalahan yang ada di lapangan yaitu pada Dusun
Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali
mengenai peran keluarga single parent, maka peneliti akan melakukan
penelitian terkait Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kepribadian
pada Remaja Keluarga Single Parent Studi Kasus di Dusun Surodadi,
Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat
merumuskan masalah yang akan dijadikan pokok bahasan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
8
1. Bagaimana potret atau profil Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Kepribadian pada remaja keluarga Single Parent, di Dusun Surodadi,
kelurahan Tarubatang, kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, tahun 2019?
2. Apa kendala orang tua keluarga single parent dalam memberikan
pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada anak remaja, di
Dusun Surodadi, kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali?
3. Bagaimana peran dari pola asuh keluarga single parent tersebut terhadap
pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada remaja, di
Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari fokus penelitian di atas, memiliki tujuan, sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana potret dan profil Pendidikan Agma Islam
dan Pendidikan Kepribadian pada remaja keluarga single parent, di Dusun
Surodadi, kelurahan Tarubatang, kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali,
tahun 2019.
2. Mengetahui kendala orang tua keluarga single parent dalam memberikan
pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada remaja, di
Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali.
9
3. Mengetahui peran dari pola asuh keluarga single parent terhadap
pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada remaja, di
Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis dan secara praktis:
1. Manfaat secara Teoretis.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan berbagai
pengetahuan mengenai pendidikan agama Islam dan pendidikan
kepribadian pada remaja keluarga single parent.
b. Dapat memberikan pengalaman tentang pendidikan agama Islam dan
pendidikan kepribadian pada remaja keluarga single parent.
2. Manfaat secara Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi orang
tua untuk lebih mengetahui dan meningkatkan cara mendidik anak
dengan baik dan benar dalam pemahaman yang lebih komprehensif
mengenai pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada
remaja keluarga single parent.
b. Bagi Peneliti
10
Menambah pengetahuan dan menjadi panutan mengenai
kehidupan dalam berumah tangga dan memberikan pendidikan agama
Islam dan pendidikan kepribadian anak serta dapat menjaga hubungan
baik dengan keluarga.
c. Bagi Orang Tua
Sebagai pembelajaran orang tua untuk menjaga keutuhan dan
keharmonisan dalam keluarga, agar terhindar dari kejadian atau
peristiwa yang tidak diinginkan, serta dapat memberikan pelajaran atau
pengalaman mengenai pendidikan agama Islam dan pendidikan
kepribadian pada remaja keluarga single parent.
d. Bagi Tokoh Masyarakat.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi arahan dan memberikan
informasi kepada tokoh masyarakatseperti tokoh agama, guru yang
bertanggung jawab atas pendidikan agama Islam dan pendidikan
kepribadian pada remaja, serta mendorong keterlibatan masyarakat
dalam upaya pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada
remaja.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Pembahasan mengenai permasalahan pendidikan agama Islam pada
anak usia remaja keluarga single parent dan pendidikan kepribadian pada
remaja keluarga single parent tela dilakukan oleh beberapa peneliti. Pada
peneliti yang terdahulu dibahas sebagai permasalahan di beberapa daerah
11
terkait dengan pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada
remaja keluarga single parent. Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang
juga mengupas mengenai hal tersebut:
1. Ema Hartanti, 2017, dengan judul skripsi “Pola Asuh Orang Tua Single
Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Jetis Kecamatan
Selopampang kabupaten Temanggung”. Dalam temuan penelitian ini,
menunjukkan bahwa 1) faktor penyebab seseorang menjadi orang tua
single parent di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten
Temanggung, 2) pola asuh orang tua single parent di Desa Jetis
Kecamatan Selopampang Kebupaten Temanggung, 3) perkembangan
kepribadian anak yang diasuh orang tua single parent di Desa Jetis
Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung.
2. Isti’anah, 2010, dengan judul skripsi “Kepribadian anak pada keluarga
single parent (Studi Kasus terhadap AS dan NA di Banjarnegara Jawa
Tengah)”. Dalam temuannya peneliti menunjukkan bahwa 1) karakteritik
kecenderungan kepribadian AS NA yang hanya diasuh oleh seorang yang
hanya terdiri dari ibu saja yang disebabkan karena perceraian dan
meninggal dunia, 2) faktor yang mempengaruhi kecenderungan
kepribadian AS dan NA yang diasuh oleh seorang hanya terdiri dari ibu
saja yang disebabkan karena perceraian dan meninggal dunia.
3. Ira Srinuryanti, 2019, dengan judul skripsi “Peran ibu sebagai orang tua
tunggal dalam mendidik akhlak anak (stusi kasus di Dusun Sirap, Desa
Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang)”.
12
Dalam temuan peneliti menunjukkan bahwa 1) kendala orang tua tunggal
dalam membimbing atau mendidik akhlak anak, 2) upaya orang tua
tunggal dalam mendidik akhlak anak, 3) akhlak yang dimiliki anak dengan
ibu tunggal di Dusun Sirap, Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu,
Kabupaten Semarang.
F. Penegasan Istilah
1. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing
kearah pembentukan kepribadian peserta didik secara sistematis dan
pragmatis, supaya hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjadinya
kebahagiaan dunia akhirat (Zuhairi, 2004: 11).
Dalam bahasa Arab pengertian pendidikan, sering digunakan
beberapa istilah antara lain al-ta’lim, al-tarbiyah, dan al-ta’dib. Al-ta’lim
berarti pengajaran yang bersifat pemberian dan penyampaian pengetahuan
dan keterampilan. Al-tarbiyah berarti mengasuh mendidk dan al-ta’dib
lebih condong pada proses mendidik yang bermuara pada penyempurnaan
akhlak/moral peserta didik (Nizar, 2001: 88). Pendidikan adalah
merupakan suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi
mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup
secara efektif dan efisien. Pendidikan juga adalah suatu proses dimana
suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri
diantara individu-individu (Zaman B, 2019: 19-20).
13
Pendidikan yang dilaksanakan pada prinsipnya semua sama, yaitu
memberi bimbingan agar dapat hidup mandiri sehingga dapat meneruskan
dan melestarikan tradisi yang hidup di masyarakat (Zaman B, 2018: 130).
Melalui pendidikan yang terprogram dan terkelola dengan baik dan intensif,
titik optimum usaha pendidikan akan terwujud. Pendidikan dikatakan
berhasil apabila mampu mengubah tingkah laku manusia ke arah yang
positif (Rochimah & Zaman B, 2018: 31).
Pembentukan perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan
petunjuk ajaran agama Islam. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
Nabi dalam usaha menyampaikan seruan agama dengan berdakwah
menyampaikan ajaran, member contoh, untuk itu perlu adanya usaha,
kegiatan, cara dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya.
2. Pendidikan Kepribadian
Kepribadian menurut GW.Allport adalah suatu organisasi yang
dinamis dari system psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan
pemikiran individu secara khas. Kepribadian juga merupakan jumlah total
kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari
lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang
dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, B. F., 2011:
220).
Allport menggunakan istilah sistem psikofisis dengan maksud
menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang
terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain serta diantaranya
14
keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku.
Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian menurutnya memiliki
arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri artinya tidak
ada dua orang yang berkepribadian sama (E. Koswara, 1991: 12).
Dalam konteks ini yang dimaksud dengan kepribadian remaja
adalah kecenderungan kepribadian remaja pada keluarga single parent.
Sedangkan yang dimaksud dengan kecenderungan adalah sekumpulan
sejumlah dimensi yang secara bersama-sama memberikan gambaran
tentang bagaimana seorang mengolah berbagai keadaan yang harus
dihadapi oleh anak remaja tersebut, serta bagaimana anak remaja
melakukan penyesuaian terhadap berbagai tuntutan baik yang berasal dari
dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.
Semua aspek kepribadian, baik sifat-sifat, kebiasaan, tingkah laku,
bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem dalam menentukan
cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Ini mengandung arti bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau
penampilan yang berbeda-beda dalam bertindak atau berinteraksi terhadap
lingkungan. Dapat diambil kesimpulan bahwasannya kepribadian yaitu
keseluruhan pola atau bentuk tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan,
kecakapan yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang.
Kepribadian adalah penyesuaian diri, yaitu respon individu, baik yang
bersifat perilaku maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dari dalam diri. Ketenangan emosional, dan norma dalam
15
lingkungan. Karena pendidikan kepribadian ini bisa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan yang
selalu berkembang dan berubah melibatkan kerja tubuh dan jiwa yang
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3. Remaja
Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena
banyak sekali sudut pandang yang dapat digunakan dalam mendefinisikan
remaja. Kata “remaja” berasal dari bahasa Latin adolescene berarti to grow
atau to grow maturity (Golinko, 1984, Rice, 1990 dalam Jahja, 2011).
Banyak tokoh yang memberikan definisi remaja, seperti DeBrun
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-
kanak dan dewasa (Yudrik Jahja, 2011: 220).
Menurut teori Piaget, mengemukakan bahwa masa remaja adalah
secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang
sama, sekarang kurangnya dalam memecahkan masalah (Elizabeth, 2002:
206).
Mengenai batasan usia remaja Kaplan dan Sadock (Tyastari, 2011),
menyebutkan fase remaja terdiri atas remaja awal (11-14 tahun), remaja
pertegahan (14-17 tahun), dan remaja akhir (17-20 tahun). Sementara FJ.
Monks dalam Tyastari (2011: ) berpendapat secara bahwa secara global
masa remaja berlangsung antara 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15
16
tahun; masa remaja awal, 15-18 tahun; masa remaja pertengahan, 18-21
tahun masa remaja akhir. Berdasarkan hasil penelitian usia remaja anak
orang tua single parent di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali
sekitar usia 14-18 tahun dari usia remaja awal hingga usia remaja akhir.
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada
masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.
Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan
remaja, mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa
sehingga menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di
kalangan masyarakat.
4. Single Parent
Single parent yaitu orang yang mengasuh dan membesarkan anak-
anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya. Orang tua dalam
satu keluarga yang tinggal sendiri yaitu ayah dan ibu saja. Single parent
dapat terjadi karenaa penceraian, atau karena salah satu meninggal dunia.
Kejadian ini dapat menimpa siapa saja baik muda maupun tua dalam
kondisi ayah meninggal dunia. Sehingga ibu menyendiri bersama seluruh
anggota keluarganya, atau ibu meninggal dunia sehingga ayah menyendiri
bersama dengan keluarganya (Surya, 2003: 230).
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua
tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi
pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara
hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah. Konsep keluarga
17
bukan lagi kaku secara teori konvensional bahwa keluarga terdiri dari
ayah, ibu, dan anak-anak kandung. Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dalam suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Single
parent adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul tugasnya
sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan memahami
skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Menguraikan tentang latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
tentang Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kepribadian pada Remaja
Keluarga Single Parent di Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang,
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
BAB II Berisi tentang Landasan teori dan kajian pustaka yang terdiri
atas pengertian pendidikan agama Islam, pengertian pendidikan kepribadian,
pengertian Remaja, pengertian single parent, faktor penyebab keluarga single
parent, dan dampak terhadap remaja keluarga single parent.
BAB III Bagian ini berisi tentang metode dan langkah-langkah
penelitian secara operasional yang meliputi pendekatan penelitian, jenis
penelitian, lokasi penelitian yang berada di Dusun Surodadi, Kelurahan
18
Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV Bagian ini berisi tentang paparan dan analisis data tentang
gambaran umum lokasi penelitian di Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang,
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yang mencakup profil setiap keluarga,
letak geografis, keadaan penduduk menurut usia, agama, mata pencaharian,
dan jumlah keluarga yang merupakan single parent. Temuan penelitian
tentang bagaimana cara orang tua dalam mendidik anak dalam pendidikan
agama Islam dan pendidikan kepribadian pada remaja keluarga single parent.
Data temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan,
dan motif yang muncul dari data. Bagian analisis menguraikan gagasan
peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori, dan dimensi-dimensi,
posisi temuan/teori terhadap teori dan temuan sebelumnya, serta penafsiran
dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap di lapangan.
BAB V Penutup memuat kesimpulan, tindak lanjut penelitian, dan
saran atau rekomendasi yang diajukan dalam penelitian pendidikan agama
Islam dan pendidikan kepribadian pada remaja keluarga single parent di
Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali tahun 2019.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah merupakan suatu proses dimana suatu bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan
untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Pendidikan juga
adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan
mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu (Zaman B,
2019: 19-20).
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, untuk
menghadapi kelangsungan hidupnya hingga masa depan. Pendidikan pula
merupakan sarana manusia untuk memberikan petunjuk hidup. Pendidikan
dituntut untuk mengantarkan manusia pada kehidupan yang sesungguhnya.
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian
manusia baik dibagian rohani atau bagian jasmani. Ada juga beberapa
orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan
sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam
mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita
bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf
dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain
sebagainya. Seperti yang tertera di dalam UU No. 20 tahun 2003.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
20
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara
(Haryanto, 2012: 10).
Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997: 77) pendidikan adalah
suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang
termasuk di dalam peningkatan penguasaan teori dan keterampilan,
memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang
menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan
dalam dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan
menurut Notoadmodjo (2003: 77), kalau pendidikan formal dalam suatu
organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan kearah
yang diinginkan oleh organisasi yang diinginkan (Heldrianto, 2013: 10).
Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang
dilakukan di sekolah yang mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya
pengajaran atau pendidikan formal. Jadi pendidikan tidak seluruhnya
terjadi di sekolah tetapi pendidikan bisa jadi di rumah di mana orang tua
yang menjadi gurunya.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan Islam dalam konteks Islam pada umumnya
mengacu kepada term al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib. Diantara ketiga
istilah tersebut term yang popular digunakan dalam praktek pendidikan
21
Islam adalah term al-tarbiyah, sedangkan term al-ta’dib dan al-ta’lim
jarang sekali digunakan pada hal istilah tersebut telah digunakan sejak
awal pertumbuhan pendidikan Islam (Nizzar, 2003:25).
Ketiga term tersebut memiliki perbedaan, baik secara tekstual
maupun kontekstual. Untuk itu perlu dimunculkan uraian dan analisis
terhadap ketiga term pendidikan Islam tersebut dengan beberapa
argumentasi tersendiri dan beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam.
a. Al-tarbiyah
Istilah al-tarbiyah dalam kamus al-Munjid berasal dari kata
rabba-yurabbi-tarbiyatan yang berarti tumbuh dan berkembang.
Menurut Muhammad An-Naquib Al-Attas sebagaimana di kutip
Munardi mengemukakan bahwa kata “tarbiyah” pada dasarnya
mengandung arti: mengasuh, menanggung, memberi tekanan,
mengembangkan, memelihara, membuat, menjadikan bertambah dalam
pertumbuhan, membosankan, memproduksi hasil-hasil yang sudah
matang dan menjinakkan (Munardji, 2004: 3).
b. Al-ta’lim
Adapun al-ta’lim secara etimologi berasal dari kata kerja
“allama” yang berarti “mengajar”. Jadi makna al-ta’lim dapat diartikan
“pengajaran” seperti dalam bahasa Arab dinyatakan tarbiyahwa ta’lim
berarti “pendidikan dan pengajaran”, sedangkan pendidikan Islam
dalam bahasa Arabnya “al-tarbiyah al-Islamiyah”.
c. Al-ta’dib
22
Al-ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan
santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral, dan etika.Al-
ta’dib yang seakar dengan adab memiliki arti pendidikan peradaban
atau kebudayaan. Artinya, orang yang berpendidikan adalah orang yang
berperadaban, sebaliknya peradaban yang berkualitas dapat diraih
melalui pendidikan (Mudzakkir, 2006: 21).
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, meghayati,
hingga mengimani ajaran agaman Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa (Majid, 2006: 130).
Sedangkan pengertian pendidikan jika ditinjau secara definitif
telah diartikan atau dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan yang
beraneka ragam, diantaranya adalah:
a. Atayar Yusuf (1986: 35) mengartikan pendidikan agama Islam
sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda
agar menjadi menusia bertakwa kepada Allah.
b. Zuhairini (2004: 11), pendidikan agama Islam adalah usaha sadar
untuk membimbing kearah pembentukan kepribadian peserta didik
secara sistematis dan pragmatis, supaya hidup sesuai dengan ajaran
Islam, sehingga terjadinya kebahagiaan dunia akhirat.
23
c. Sedangkan menurut Daradjat (1996: 86), pengertian pendidikan
agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama
Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikannya, ia dapat memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah
diyakininya secara menyeluruh serta menjadikannya sebagai suatu
pandangan hidupnya, demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
dunia maupun di akhirat kelak.
Syari’at Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau
hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan.
Mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak sesuai
ajaran Islam dengan berbagai metode. Pendidikan Islam itu lebih
banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud
dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang
lainnya, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga
praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal sholeh.
Oleh karena itu pendidikan agama Islam ini sekaligus memberikan
pendidikan iman dan pendidikan amal dan karena ajaran-ajaran agama
Islam berisi ajaran Islam tentang sikap dan tingkah laku pribadi
manusia dan masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan
bersama, dengan kata lain pendidikan agama Islam adalah pendidikan
individu dan pendidikan masyarakat, semula orang yang bertugas
24
mendidik para Nabi dan Rasulullah yang selanjutnya menjadi tugas dan
tanggung jawab para ulama dan cendikiawan.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan pergeseran kekuasaan
di Indonesia, pendidikan agama Islam juga mengalami perubahan.
Pendidikan agama Islam mulai bersentuhan dengan sistem pendidikan
formal yang lebih sistematis dan teratur. Tentunya perubahan ini
berpengaruh terhadap arah tujuan pendidikan Islam, yang sebelumnya
hanya mengkaji ilmu agama meningkat kepada kajian ilmu yang lain.
Usaha pembaruan pendidikan agama Islam dapat dilihat dengan
bergesernya pendidikan surau, langgar, masjid, mushalah kepada
pendidikan madrasah, pondok pesantren atau lembaga yang berdasarkan
keagamaan. Dalam pendidikan ini, sistem modern mulai diterapkan.
Jadi, pendidikan agama Islam ialah pendidikan usaha sadar
manusia untuk membimbing dan mengarahkan manusia supaya
kelangsungan hidup di masa depan terarah seperti menyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam sesuai dengan ajaran
dari bapak atau ibu guru, atau bisa dari orang tua yang bertanggug
jawab. Serta menjadikan perubahan pada tingkah laku dan sikap sesuai
yang telah diajarkan dalam ajaran agama Islam.
3. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dalam suatu proses pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan
agama Islam, harus mempunyai suatu dasar atau landasan yang kokoh
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut. Yang dimaksud
25
dengan dasar dalam pendidikan agama Islam di sini adalah pedoman untuk
diadakannya kegiatan pendidikan agama Islam. Dalam hal ini yang
menjadi dasar bagi pendidikan agama Islam adalah Al-Qur’an dan Al-
Hadits.
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah landasan yang
dijadikan pegangan dalam menyelenggarakan pendidikan.Pada umumnya
yang menjadi landasan dalam penyelenggaraan pendidikan suatu bangsa
dan Negara adalah pendangan hidup dan falsafah hidupnya (Zuhairini,
2004: 2).
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di Indonesia mempunyai
dasar-dasar yang kuat, dan dasar tersebut menurut Zuhairini dapat ditinjau
dari tiga aspek yaitu
a. Segi Yuridis atau Hukum
Sebagai dasar hokum dilaksanakannya pendidikan agama Islam
di Indonesia ialah Pancasila, yaitu pada sila pertama yang berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti menjamin setiap warga untuk
memeluk agama, beribadah serta menjalankan aktifitas yang
berhubungan dengan pengembangan agama, termasuk melaksanakan
pendidikan agama. Selain Pancasila, juga tidak lepas dari pendidikan
nasional yang pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah berlangsung seumur hidup. Hal ini tercermin dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
26
b. Segi religious.
Segi religious adalah dasar yang bersumber dari ajaran-ajaran
agama Islam yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Banyak
ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang memerintahkan atau mewajibkan
untuk melaksanakan pendidikan yaitu:
Dasar dari Al-Qur’an sebagaimana tercantum dalam:
1) Surat At-Taubah ayat 122
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”(QS. At-Taubah: 122).
27
2) Surat An-Nahl ayat 125
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl:
125).
c. Segi Sosial Psikologi
Manusia dalam hidupnya di dunia membutuhkan pegangan
hidup yang disebut agama, karena dalam agama terkandung norma-
norma yang mengatur kelangsungan hidup manusia.
Manusia adalah makhluk yang belum selesai, belum lengkap
dan membutuhkan dunia luar untuk berkembang mencapai
28
kesempurnaan baik jasmani dan rohani. Dalam diri manusia mengakui
ada dzat yang Maha lebih yaitu Allah SWT, sebagai tempat berlindung
dan minta pertolongan manusia akan merasa tenang hatinya bila
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, manusia hendaknya senantiasa selalu berusaha
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bagi orang Islam diperlukan
adanya pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama Islam agar dapat
mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai sarana untuk mengabdi
dan beribadah.
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha
atau kegiatan selesai. Jika kita melihat kembali pengertian pendidikan
agama Islam, akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud
setelah orang mengalami pendidikan agama Islam secara keseluruhan,
yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi “insan kamil”
dengan pola taqwa insan kamil artinya manusia utuh rohani dan dapat
hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada
Allah SWT. Dalam hal ini ada beberapa tujuan pendidikan agama Islam,
yaitu:
a. Tujuan umum (institusional)
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua
kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.
Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap,
29
tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Bentuk insan
kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang
yang sudah dididik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang
rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.
Tujuan umum pendidikan harus dikaitkan pula dengan tujuan
pendidikan nasional Negara tempat pendidikan Islam itu digunakan dan
harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional.
b. Tujuan akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan
kahirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.
Tujuan umum yang terbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat
mengalami naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan
hidup seseorang.
Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk
menumbuhkan, menumpuk, mengembangkan, memelihara, dan
mempertahankan tujuan pendidikan yang telah tercapai. Tujuan akhir
pendidikan yang telah dicapai. Tujuan akhir pendidikan agama Islam
akan dapat dipahami dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah skali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Al-Imran: 102).
30
c. Tujuan sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah
seseorang di didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang
direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan
sementara bentuk insan kamil dengan pola waktu sudah kelihatan
meskipun dalam ukuran sementara, sekurang-kurangnya beberapa ciri
pokok sudah kelihatan pada pribadi seseorang anak remaja.
d. Tujuan operasional
Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan
dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan
mencapai tujuan tertentu.
Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari seorang
anak didik dari suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat
operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan
kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi
kemampuan dan keterampilanlah yang ditonjolkan. Misalnya, ia dapat
berbuat, terampil melakukan, lancar mengucapkan, mengerti,
memahami, menyakini, dan menghayati adalah soal kecil. Dalam
pendidikan hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah, seperti
bacaan dan kafiyat shalat, akhlak, dan tingkah laku (Darajat, 1992: 30).
Tujuan pendidikan agama Islam adalah sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Karena pendidikan
31
merupakan suatu usaha atau kegiatan yang berproses melalui tahap-
tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan
bertingkat.Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap, tetapi merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,
berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Pendidikan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan pola
kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan
otak, penalaran, perasaan, dan indera. Pendidikan ini juga membahas
pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual,
intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah.
Pendidikan ini bukan hanya mempelajarai pendidikan duniawi
saja, individual, sosial saja, juga tidak mengutamakan aspek spiritual
atau aspek material. Melainkan keseimbangan antara semua itu
merupakan karakteristik terpenting pendidikan Islam.
5. Akidah, Syari’ah, Akhlak, dan Hubungannya
a. Akidah
Akidah berasal dari kata aqadah artinya “Ikatan dua utas tali
dalam satu buhul sehingga menjadi tersambung”. Aqad berarti pula
“janji” karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang
yang mengadakan perjanjian. Akidah menurut terminologi adalah
sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa
tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan
32
keraguan. Istilah akidah masih bersifat umum untuk berbagai agama,
misalnya akidah trinitas pada Kristen atau Trimurti pada Hindu dan
sebagainya (Tohirin, 2005: 9).
Akidah Islam di dalam Al-Qur’an disebut iman, ia bukan hanya
berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berbuat. Oleh karena itu, lapangan iman itu sangat luas bahkan
mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut
amal saleh. Akidah Islam adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau
keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran yang wajib
dipegang oleh seorang muslim sebagai sumber keyakinan yang
mengikat.
Demikian pula halnya, manusia mengetahui bahwa dalam
kehidupan dunia ini, yang baik tidak selalu beruntung, dan yang jahat
tidak selalu mendapatkan hukuman. Oleh karena itu, ia memerlukan
keadilan yang tidak bias ditutupi. Di sini manusia diberitahu bahwa ada
pengadilan yang akan digelar oleh Yang Maha Adil di akhirat nanti.
Lalu muncullah pengetahuan adanya surga dan neraka dan hal-hal
lainnya yang bersifat ghaib, yang diberitahukan melalui wahyu Allah.
1) Fungsi dan peranan Akidah
a) Menuntut dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki
manusia sejak lahir
b) Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa
c) Memberikan pedoman hidup yang pasti.
33
2) Tingkatan akidah
Akidah atau iman yang dimiliki oleh seseorang tidak selalu
sama bobot dan tingkatannya dengan iman yang dimiliki oleh orang
lain. Akidah memiliki tingkatan-tingkatan tertentu tergantung kepada
upaya orang itu sebab iman pada dasarnya berkembang. Iman bisa
tumbuh subur dan sebaliknya. Kalua tidak dipelihara, iman akan
berkurang, mengecil atau hilang sama sekali (Sulaiman, 2004: 39).
a) Syari’at
Syari’at adalah segala yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW yang berbentuk wahyu yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan as-Sunah. Semula kata syari’at
berarti “jalan menuju ke sumber air” yakni “Jalan kearah sumber
pokok kehidupan”. Bentuk kata kerja syari’at adalah syara’a yang
berarti “Menandai atau menggambar jalan yang jelas menuju
sumber air”.
b) Akhlak
Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa
manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan
mudah, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan
mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau
penelitian. Jika keadaan (hal) itu melahirkan perbuatan yang baik
dan terpuji menurut pandangan akal dan syarak (hukum Islam),
keadaan tersebut disebut akhlak yang baik, sedangkan jika
34
perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan
akhlak yang buruk. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari
kata al-Khuluq atau al-Khulq, yang secara etimologi berarti
“tabi’at, budi pekerti”, “kebiasaan atau adat”, “keperwiraan,
kesatriaan, kejantanan”, “agama” dan “kemarahan, al-ghadhab”.
Pendidikan akhlak adalah suatu proses, cara, upaya
pengembangan tingkah laku pada setiap individu maupun
masyarakat terkait tingkah laku, perangai, watak dari seseorang
untuk menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan dan untuk
memenuhi manfaat hidup secara baik dan terampil (Zaman, B., &
Kusumasari, D., 2020: 238).
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di
dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru disebut akhlak kalau
terpenuhi beberapa syarat:
1) Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau suatu perbuatan
itu hanya dilakukan sesekali saja, maka tidak dapat disebut
akhlak. Misalnya, pada suatu saat, orang yang jarang berderma
tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan
tertentu. Dengan tindakan ini ia tidak dapat disebut murah hati
atau berakhlak dermawan karena hal itu tidak melekat dalam
jiwanya.
2) Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau
diteliti lebih dahulu sehingga ia benar-benar merupakan suatu
35
kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau
setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang, tidak
disebut tidak (Taufiq, 2011: 29).
B. Pendidikan Kepribadian
1. Pengertian Pendidikan Kepribadian
Kepribadian berasal dari Bahasa Inggris yaitu personality, Belanda
(Personalita), Prancis (Personalia), Jerman (Personlichekesit), Italia
(Personalita), dan Spanyol (Personalidad). Sedangkan akar katanya
berasal dari Bahasa Latin yaitu persona yang berarti topeng, maksudnya
topeng yang di pakai aktor (Rosyidi, 2010: 1)
Kepribadian secara panjang “Personality is the dynamic
organization within the individual of those psychophysical is the systems
that determine his unique adjustment to his environment” (Allport, 1957:
48). Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu atas sistem-
sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas
terhadap lingkungannya.
Sedangkan kepribadian menurut psikologi diartikan sebagai suatu
organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan
tingkah laku dan pemikiran individu secara khas, menurut Allport sistem
di sini berarti jiwa dan raga (Koeswara, 1991: 11).
Adapun menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:
a. Alferd Adher
36
Kepribadian adalah gaya hidup individu cara yang karakteristik
mereaksikannya seseorang terhadap masalah-masalah hidup termasuk
tujuan hidup.
b. Raimond Bernad Cattel
Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan untuk
memprediksi tentang apa yang dikerjakan seseorang dalam suatu
tertentu, mencakup semua tingkah laku individu baik yang terbuka
(lahiriyah) maupun yang tersembunyi (Calvin S. Hall and Gardner
Lienzey, 1993: 25).
c. Sigmund Freud
Kepribadian adalah integrase id (dorongan biologis), ego
(menimbang) dan super ego (norma sosial/ lingkungan).
d. Carl Gustav Jung
Kepribadian adalah integrase dari ego, ketidaksadaran pribadi,
ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks, arkhetib-arkhetib,
persona, dan anima.
Dengan menyatakan “menyesuaikan diri terhadap lingkungan”
Allport menunjukkan keyakinannya, bahwa kepribadian mengantarai
individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan psikologisnya, kadang-
kadang menguasainya. Jadi kepribadian adalah sesuatu yang mempunyai.
Jadi kepribadian adalah sesuatuyang mempunyai fungsi atau arti adaptasi
dan menentukan.
37
Lingkungan keluarga merupakan tempat seorang anak tumbuh dan
berkembang dan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
Keluarga di pandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian
anak. Alasannya yaitu keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang
menjadi pusat identifikasi anak dan anak banyak menghabiskan waktunya
di lingkungan keluarga.
Dari definisi di atas dapat dirumuskan bahwa unsur-unsur pokok
dalam kepribadian adalah organisasi dinamis, psikofisik, menentukan (has)
dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
2. Kepribadian Sehat
Kepribadian sehat adalah suatu kepribadian yang ditandai dengan
optimalnya fungsi akal dan qolbu dalam mengelola jasad dan naluri untuk
mencapai tujuan hidup yang ditetapkan individu dalam interaksinya
dengan manusia dan lingkungannya (Suryabrata, 2002: 15).
Definisi mental sehat yang berkaitan dengan penyesuaian diri ini
salah satunya dikemukakan oleh Al-Qusy yang menyatakan bahwa mental
sehat adalah keserasian yang sempurna dan integral antara fungsi-fungsi
jiwa yang bermacam-macam disertai kemampuan untuk menghadapi
kegoncangan-kegoncangan jiwa yang ringan sehingga ia merasakan
kepuasan dan kebahagiaan pada diri dan lingkungannya (Daradjat,1982:
11). Definisi ini lebih luas dan bersifat umum karena dihubungkan dengan
kehidupan secara keseluruhan. Kesanggupan untuk menyesuaikan diri itu
38
akan membawa orang kepada kenikmatan hidup dan terhindar dari
kecemasan, kegelisaan, dan ketidakpuasan.
Ciri-ciri kepribadian yang sehat, diantaranya:
a. Mampu menilai diri sendiri secara realistic; mampu menilai diri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik,
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
b. Mampu menilai situasi secara realistic; dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistic dan mau menerima
secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai
sesuatu yang sempurna.
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistic; dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksinya secara rasional, tidak
menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila
memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika
mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustasi, tetapi
dengan sikap optimistic.
d. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
39
e. Kemandirian, memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan bertindak,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri
serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak akan mulai terlihat ketika anak
menginjak masa sekolah di mana anak akan mengenal dunia sosial
sehingga kebiasaan yang dilakukan anak ketika masa kecil akan
menjadi sebuah patokan pribadi seorang anak remaja.
f. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat
menghadapi situasi frustasi, depresi, atau stress secara positif atau
konstruktif, tidak destriktif (merusak). Perubahan fisik disebabkan oleh
proses kematangan, gangguan struktural di otak, sering disertai
perubahan kepribadian. Pengaruhnya terutama pada konsep diri anak.
g. Berorientasi tujuan, dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap
aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang
(rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai
tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan),
pengetahuan dan keterampilan.
h. Berorientasi keluar (ekstrovert), bersifat respek empati terhadap orang
lain, memiliki kepribadian terhadap situasi atau masalah-masalah
lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghadapi dan
menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap
orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi
korban orang lain, karena kekecewaan orang lain. Kecenderungan
40
seorang anak mengarahkan perhatiannya keluar dirinya sehingga segala
sikap dan keputusan-keputusan yang diambilnya adalah berdasarkan
pengalaman orang lain. Mereka cenderung ramah, terbuka, aktif, dan
suka bergaul.
i. Penerimaan sosial, mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan
memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang memiliki kepribadian yang sehat mereka akan bergaul
denganteman sebayanya, keluarga, kerabat terdekat, dan tetangga,
menjalin silahturahmi dan tolong menolong dalam segala hal.
j. Memiliki filsafat hidup, mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat
hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya. Berbahagia,
situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-
faktor achievement (prestasi) aceeptance (penerimaan), dan affection
(kasih sayang) (Al-Qusy, 1974: 58).
Aspek pola kepribadian tertentu berubah selama awal anak-anak
dan perkembangan itu tumbuh di masa remaja sebagai akibat dari
pematangan, pengalaman, dan lingkungan sosial serta lingkungan budaya
dan kehidupan anak remaja. Faktor-faktor di dalam diri anak sendiri
seperti tekanan-tekanan emosional atau identifikasi dengan orang lain
dapat juga menyebabkan perubahan (Hurlock, 2006: 134). Perkembangan
kerpibadian anak bergantung pada pola pendidikan orang tua yang
menerapkan kepada anak, anak yang sulit misalnya, akan dapat menjadi
41
lebih penurut seperti halnya anak yang senang dan puas dapat berkembang
menjadi anak yang cemberut ketika ia bertambah besar.
Adapun yang menunjang perubahan dalam kepribadian:
1) Perubahan fisik
Perubahan fisik disebabkan oleh proses kematangan, gangguan
structural diotak, sering disertai perubahan kepribadian. Pengaruhnya
terutama pada konsep diri anak.
2) Perubahan lingkungan
Apabila perubahan dalam lingkungan meningkatkan status anak
dalam kelompok dengan teman sebaya, perubahan mempunyai
pengaruh menguntungkan pada konsep diri.
3) Tekanan sosial
Semakin kuat dorongan untuk penerimaan sosial, semakin giat
anak itu berusaha mengembangkan ciri kepribadian yang memenuhi
pola yang disetujui masyarakat.
Anak tumbuh dan berkembang memerlukan dua figure yaitu,
ayah dan ibu. Ayah memberikan pengalaman mengenal logika,
tantangan, keberanian dan pengambilan keputusan, semua ini akan
merangsang ke otak kiri anak. Sedangkan ibu akan merangsang ke otak
kanan dengan memberikan kelembutan, kasih sayang, insting,
imajinasi, dan tanggungjawab (Koswara, 1991: 127).
42
Sejak lahir, seorang anak telah mengalami proses sosialisasi.
Artinya, sejak lahir seseorang melakukan proses belajar mengenai
bagaimana bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma
sosial yang berlaku di masyarakat melalui refleksi terhadap orang lain
(Sumardi, 2005: 23).
Situasi yang diciptakan orang tua pada anak yang remaja dalam
pembelajaran mengenai nilai dan norma nantinya akan membentuk
kerpribadian anak itu sendiri. Menurut Florence Littauer dalam
bukunya yang berjudul Personality Plus, kepribadian adalah
keseluruhan perilaku seorang individu dengan sistem perkembangan
perilaku seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang
berinteraksi dengan serangkaian situasi. Maka dari itulah situasi yang
diciptakan dalam pembelajaran harus diseimbangkan dengan kebiasaan
dan tindakan seorang anak remaja, sehingga tidak terdapat perasaan
yang memaksa atau terkena dalam diri anak.
Menurut Hall dan Lindzley, ciri-ciri keyakinan teoritik Allport
adalah:
a. Terus berusaha memberi perhatian secara adil pada sifat kompleks
dan khas dari tingkah laku manusia individual. Walaupun manusia
mempunyai sifat-sifat individual, tetapi ada kecenderungan-
kecenderungan tingkah laku membentuk kesatuan.
b. Allport menyatakan bahwa faktor-faktor kesadaran menjadi penentu
terpenting dalam tingkah laku manusia.
43
c. Kebulatan tingkah laku dan pentingnya motif-motif sadar maka ia
memberi tekanan perhatian pada gejala-gejala yang sering kali
disebutkan sebagai self dan ego.
d. Selaras dengan tekanannya pada faktor-faktor rasional Allport yakni,
bahwa individu lebih merupakan makhluk masa kini dari pada masa
lampau.
e. Allport mengajukan konsep otonomi fungsional sebagai usaha yang
teliti untuk membebaskan teoritis atau peneliti dari preokupasi pada
sejarah organism yang sebenarnya tidak perlu.
f. Allport mengetahui, bahwa ia sendiri bukan seorang yang sistematis,
yang bekerja arah ekletikisme yang sistematik. Maksudnya, bahwa ia
seorang pluralis dalam psikologi adalah pemikir yang tidak akan
menyisihkan suatu sifat kodrat manusia yang secara terpisah tampak
penting.
g. Tahun 1966, Allport mengajukan pendangan etimologi untuk meriset
kepribadian yang disebutnya “realisme heuristic”. Maksudnya
adalah pandangan yang menerima asumsi umum bahwa manusia
adalah makhluk yang real, bahwa sebagai manusia mempunyai suatu
organisasi neuropsikis yang real, dan tugas kita memahami
organisasi tersebut sebanyak mungkin.
h. Allport berpendapat, bahwa kepribadian adalah suatu teka-teki yang
harus dipecahkan dengan cara yang sebaik mungkin dengan alat-alat
yang tersedia dalam pertengahan abad ke-20 (dan seterusnya);
44
masalah-masalah lain misalnya desas-desus, radio, prasangka,
psikologi agama, sikap, dan lain-lain. Terhadap masalah-masalah
tadi ia menerapkan konsep-konsep secara eklektik dan pluralistic,
sambil berusaha menjelaskan yang menurut anggapannya penting
memadai yang dapat dicapai menurut situasi pengetahuan kita
seterusnya. Syarat-syarat formal tidak ditentukan (Fudyartanta,
2012: 96).
Karena teori kepribadian Allport terkenal dengan nama teori sifat
(traits), struktur kepribadian dijelaskan dalam bentuk sifat-sifat, dan
tingkah laku digerakkan oleh motif sifat-sifat, maka antara struktur dan
dinamika kepribadian pada dasarnya satu dan sama. Oleh karena itu dalam
pembicaraan struktur dan dinamika kepribadian tidak dipisahkan seperti
teori-teori kepribadian yang lain. Allport memberikan pandangan-
pandangan teoritiknya mengenai kepribadian ditulis dalam dua buku,
yakni Personality (1937) yang telah disebutkan di atas, dan Pattern and
Growth in Personality (1961). Selama tahun 1937-1961, ia mengadakan
sejumlah perubahan konseptual dan terminologis dalam teorinya.
Pembicaraan dalam buku ini didasarkan pada buku yang pertama, dan
artikel-artikel yang diterbitkan sesudah tahun 1961, yang berisi perubahan-
perubahan teorinya lebih lanjut.
3. Teori Struktur Kepribadian
Struktur kepribadian merupakan unsur-unsur atau komponen yang
membentuk diri seseorang secara psikologis. Dalam teori psikoanalitik ia
45
menyimpulkan bahwa diri manusia dalam membentuk kepribadiannya
terdiri atas 3 komponen utama yaitu id, ego, dan superego.
a) Id
Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika
manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan
sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak
memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu
memaksakan kehendaknya.
Id bekerja sejalan dengan prinsip-prinsip kenikmatan, yang bisa
dipahami sebagai dorongan untuk selalu memenuhi kebutuhan dengan
serta merta. Contohnya: seorang bayi yang sedang lapar, dia akan
menangis sejadi-jadinya. Si bayi tidak tahu “apa yang dia inginkan
dalam pengertian orang dewasa, dia hanya tahu bahwa dia
menginginkannya dan itu harus dipenuhi satu itu juga. Dalam
pandangan Freudian, di bayi tadi adalah id yang murni, atau lebih
tetapnya, nyaris murni. Id sebenarnya tidak lain tidak bukan dari
representasi psikis kebutuhan-kebutuhan biologis (Ferdinand Zaviera,
2007: 93).
b) Ego
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana,
dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan
berhubunngan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan
id agar tidak melanggar nilai-nilai. Ego mengadakan kontak dengan
46
dunia realita yang ada di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai
“eksekutif yang memerintah, mengatur, dan mengendalikan
kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalulintas” yang
selalu mengontrol jalannya id, super ego dan dunia luar. Ia bertindak
sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya.
Fungsi-fungsi ego, adalah:
1) Memberikan kepuasan kepada kebutuhan-kebutuhan akan makanan
dan melindungi organisme.
2) Menyesuaikan usaha-usaha dari Id dengan tuntutan dari kenyataan
lingkungan sekitarnya.
3) Menekan impuls-impuls yang tidak dapat diterima oleh superego.
4) Mengkoordinasikan dan menyelesaikan tuntutan-tuntutan yang
bertentangan dari Id dan superego.
5) Mempertahankan kehidupan individu serta berusaha supaya spesies
dikembangbiakkan (Semium, 2006: 66).
c) Super Ego
Super Ego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter
dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar atau salah, boleh
atau tidak dan sebagainya. Di sini super ego bertindak sebagai sesuatu
47
yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat dan
mulai berkembang pada usia 4-6 tahun.
Super ego memiliki 2 subsistem, hati nurani (conscience) dan
ego ideal.
1) Hati nurani berkembang dari pengalaman-pengalaman dihukum
karena perilaku yang tidak pantas berisikan nilai-nilai apa yang tidak
boleh dilakukan, sementara.
2) Ego ideal berkembang dari pengalaman-pengalaman mendapat
penghargaan karena melakukan perilaku yang benar sehingga isinya
adalah apa yang seharusnya dilakukan (Budiraharjo, 1997: 22).
4. Gerakan Studi Prailmiah Kepribadian
Ada beberapa pemikiran dan karya tulis yang menstudi kepribadian
tetapi masih banyak unsur spekulatifnya, yakni pandangan-pandangan
yang belum diadakan pengkajian secara empiris. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Chirologi, adalah pengetahuan mengenai manusia yang memperhatikan
garis-garis gurat pada telapak tangan, yang dalam bahasa Jawa disebut
kawruh rajah.
b. Astrologi, adalah pengetahuan bintang-bintang di langit, yang dianggap
atau diduga mempunyai pengaruh kepada bayi-bayi yang lahir dalam
kurun tanggal tertentu dan putaran setahun. Pengetahuan ini terkenal
dengan sajian popular ramalan bintang.
48
c. Grafologi, adalah pengetahuan tentang tulisan tangan. Pengetahuan ini
muncul abad ke-17 di Italia, tokohnya Cammilo Baldo (1622). Abbe
Michon menulis buku System de Graphologie. Crepiaux Jamin menulis
buku ABC de la graphologie. Tokoh yang terkenal dalam grafologi
adalah Luwig Klages, sebagai penulis terbaik mengenai grafologi
dengan bukunya: Handschrift und Character. Dasar pikirnya adalah
bahwa segala gerakan manusia dianggap akspresi kehidupan jiwanya.
Menulis termasuk gerakan manusia, jadi mempunyai pertanda ekspresi
tertentu juga.
d. Fisiognomi, adalah pengetahuan tentang roman muka. Tokoh Johann
Casper Lavater (1741-1801), pendeta dari Zurich, membahas adanya
hubungan antara keadaan wajah seseorang dengan kepribadiannya.
e. Frenologi, adalah pengetahuan tentang tengkorak manusia. Ahli yang
berminat menstudi tengkorak manusia adalah Frans Joseph Gall (1758-
1828). Ia seorang dokter dari Jerman. Temannya Spurzheim (1776-
1832), bersama Gall mengarang buku mengenai anatomi dan fisiologi
otak. Dasar pikirnya: Bahwa tipe-tipe fungsi atau kecakapan itu
mempunyai pusatnya di otak. Fungsi-fungsi jiwa yang istimewa,
misalnya orang yang cerdas, orang berbakat teknik tinggi, maka bagian
sarafnya membesar dan menimbulkan benjolan-benjolan sehingga
tengkoraknya menonjol juga. Tonjolan-tonjolan tengkorak tadi dapat
diukur dengan teliti, dan dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan
dan sifat-sifat orang yang bersangkutan.
49
f. Onichologi, adalah pengetahuan mengenai kuku tangan, juga berusaha
untuk memahami kepribadiannya. Sebab ujung-ujung kuku itu penuh
saraf, saraf taktil (perabaan), yang bercabang-cabang ke seluruh ujung
jari. Warna dan bentuk-bentuk kuku dapat untuk mengenal kehidupan
kepribadian orangnya. Misalnya saja, jika ujung-ujung kuku kotor,
orang Jawa mengatakan, orang begitu itu crobo, kotor. Onichologi
memang baru berkembang pada abad ke-20 bagian kedua, di antara
tokohnya adalah Henry Bouquet, Cartan Pierre Giram, dan Henri
Mangin dari Prancis.
g. Studi kepribadian yang lebih tinggi dengan dasar empiris
Studi kepribadian secara spekulatif (filosofis) yang telah
dibicarakan di muka, tampak satu sama lain terpisah. Pada studi lebih
lanjut, kelihatan ada garis kesinambungan yang cukup nyata. Usaha ini
dimulai oleh Hippokrates-Galenus ada hubungannya dengan ajaran
Kretschmer, dengan dasar bentuk tubuh. Seterusnya studi bentuk tubuh
ini dilakukan oleh Sheldon secara cermat matematis di USA, muncullah
julukan psikologi konstitusi.
h. Psikoanalisis Freud (1856-1939), adalah studi psikologi yang
mengangkat unsur ketidaksadaran jiwa juga menjadi penggerak
timbulnya tingkah laku manusia. Bahkan menurut Freud, bahwa
ketidaksadaran jiwa menjadi sumber segala perilaku manusia,
kesadaran itu hanya sebagai pelaksananya saja. Freud mengajukan
struktur jiwa terdiri atas lapisan tidak sadar (terbesar), lapisan sadar
50
(ego), dan lapisan superego dan tiga macam lapisan ini dijadikan
struktur kepribadian manusia.
i. Teori Organismik-Holistik kepribadian muncul dengan pandangan
bahwa manusia itu merupakan organisme yang bersifat totalitas,
keseluruhan, holistic, yakni kesatuan bulat jiwa dan raganya, demikian
juga tingkah laku-tingkah lakunya juga bersifat totalitas. Di antara
tokoh-tokohnya adalah Goldstein, Angyal, Rogers, Murray, Malow, dan
lain-lain.
j. Teori sifat dari Allport dan teori faktor dari Cattell. Teori Allport
disebut juga psikologi individual karena kepribadian itu dasarnya
adalah individu. Cattell mengembangkan teknik analisis faktor, yang
akhirnya faktor-faktor kepribadian yang ditemukan menjadi sifat-sifat
kepribadian.
k. Teori medan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Teori ini mencoba
menganalisis kepribadian dengan konsep medan hidup menusia.
Struktur dan dinamika kepribadian direpresentasikan dengan topologi
atau topografi, yakni dibuat gambar-gambarnya.
l. Teori kepribadian biobudaya yang mencoba merangkum teori-teori
kepribadian sebelumnya, dengan pandangan bahwa manusia adalah
makhluk biobudaya, makhluk biologis yang menciptakan dan
menggunakan kebudayaan dalam perjuangan hidupnya. Manusia, baik
secara individual, kelompok, suku, ras, bangsa, memasyarakat dan
menegara, semua aktivitasnya ada dan dalam konteks kebudayaan.
51
Manusia hidup dengan membudaya. Sampai mati pun, manusia diurusi
dengan kebudayaan. Penulis merintis pendekatan biobudaya ini
(Fudyartanta, 2012: 52).
Menurut Allport (1951) dalam kutipan Sumadi Suryabrata bahwa
pribadi yang telah dewasa itu pada pokoknya harus memiliki komponen-
komponen seperti di bawah ini (Suryabrata, 1998: 204).
a. Extension of Self yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat pada
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dan
kewajiban langsung. Yang paling penting dari extension of self adalah
proyeksi ke masa depan yaitu merencanakan dan mengharapkan
(planning hoping).
b. Self Objectification, adapun komponen pokoknya adalah:
1) Insight
Kecakapan individu untuk mengerti dirinya.
2) Humor
Kecakapan untuk mendapatkan kesenangan dan mentertawakan dan
juga mempertahankan hubungan positif dengan dirinya sendiri dan
objek yang disenangi.
3) Filsafat hidup, latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang
dikerjakan yang memberinya arti dan tujuan.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
52
Papalia dan Olds tidak memberikan pengertian remaja secara
eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja
(adolescene). Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluh tahun. Sedangkan Anna Freud, berpendapat
bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-
perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan
juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita
mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan
orientasi masa depan. Selanjutnya, Wirawan menjelaskan bahwa untuk
mendefinisikan remaja seharusnya disesuaikan dengan budaya setempat,
sehingga untuk Indonesia digunakan batasan usia 11 sampai 24 tahun dan
belum menikah dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder
mulai Nampak.
b. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh,
baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi
memperlakukan mereka sebagai anak-anak.
c. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan
perkembangan jiwa seperti tercapainya indentitas ego (menurut
Ericson), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual
53
(menurut Freud), dan tercapainya puncak perkembangan kognitif
(menurut Piaget), maupun moral (menurut Kohlberg).
d. Batas usia 24 tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk
memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih
menggantungkan diri pada orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh
sebagai orangtua.
e. Dalam definisi tersebut, status perkawinan sangat menentukan apakah
individu masih digolongkan sebagai remaja ataukah tidak (Putro, 2017:
1)
2. Ciri-Ciri Remaja
Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang
kehidupan masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dengan periode sebelumnya dan sesudahnya. Masa
remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun
orangtuanya. Menurut Sidik Jatmika (Jatmika, 2010: 11), kesulitan itu
berangkat dari fenomena remaja sendiri dengan beberapa perilaku khusus,
yakni:
a. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat
menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bias menjauhkan remaja
dari keluarganya.
b. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika
mereka masih kanak-kanak. Ini berarti pengaruh orangtua semakin
54
lemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang
berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan kelurga.
Contoh-contoh yang umum adalah dalam hal model pakaian, potongan
rambut, kesenangan musik yang kesemuanya harus mtakhir.
c. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik
pertumbuhannya maupun seksualnya. Perasaan seksual yang mulai
muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber
perasaan salah dan frustasi.
d. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama
dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan sulit
menerima nasihat dan pengarahan dari orang tua.
Selanjutnya, Jahja (2011: 238), mengemukakan bahwa masa
remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan
yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Adapun beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja yang sekaligus sebagai cirri-
ciri masa remaja, yaitu:
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja
awal yang dikenal sebagai masa storm stress. Peningkatan emosional ini
merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi
pada masa remaja. Dari segi sosial, peningkatan emosi ini merupakan
tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa-
masa sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditujukan kepada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi
55
bertingkah laku seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan
bertanggungjawab. Kemandirian dan tanggungjawab ini akan terbentuk
seiring berjalannya waktu, dan akan tampak jelas pada remaja akhir
yang duduk di awal-awal masa kuliah di Perguruan Tinggi.
b. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin
akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi
secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,
pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan aksternal seperti
tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja.
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya
dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik
bagi dirinya di bawa ke masa kanak-kanak digantikan dengan hal
menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya
tanggungjawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja
diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal
yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungannya dengan
orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dan
jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan
orang dewasa.
d. Perubahan nilai, dimasa apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak-kanak menjad kurang penting, karena telah mendekati dewasa.
56
e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi
lain mereka takut akan tanggungjawab yang menyertai kebebasan itu,
serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul
tanggungjawab itu.
3. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja, (2011: 238).
mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja adalah sebagai
berikut:
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip atau filsafah hidup (weltanschauung).
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
D. Keluarga Single Parent
57
1. Pengertian Keluarga Single Parent
Banyak ahli mengemukakan bahwa keluarga memiliki definisi
yang sangat komplek. Pemahaman terhadap konsep keluarga tersebut lebih
disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat di setiap negara. Sebab di
negara-negara Barat khususnya, pasangan gay ataupun lesbi yang terkait
dalam jalinan pernikahan hidup secara bersama disebut pula keluarga.
Sedangkan di Indonesia, pasangan tersebut meskipun hidup dalam satu
rumah tidak dapat dikatakan sebagai keluarga.
Secara etimologi keluarga dalam istilah jawa terdiri dari dua kata
yakni kawula dan warga. Kawula berarti abdi dan warga adalah anggota.
Artinya kumpulan individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa pamrih
demi kepentingan seluruh individu yang bernaung di dalamnya. Keluarga
adalah suatu kelompok sosial yang ditandai oleh tempat tinggal bersama,
kerjasama ekonomi, dan reproduksi yang dipersatukan oleh pertalian
perkawinan atau adopsi yang disetujui secara sosial, yang saling
berinteraksi sesuai dengan peranan-peranan sosialnya.
Dari beberapa pengertian mengenai keluarga, pengertian keluarga
secara realitas adalah sekelompok orang yang terdiri dari kepala keluarga
dan anggotanya dalam ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu
tempat tinggal, memiliki aturan yang ditaati secara bersama dan mampu
mempengaruhi antar anggotanya serta memiliki tujuan dan program yang
jelas. Keluarga ini terdiri atas ayah, ibu, anak, saudara, dan kerabat
58
lainnya. Adapun keluarga batih biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu, dan
anak. Keluarga ini dapat dikatakan keluarga kecil (Aziz, 2015: 17).
Hammer dan Turner mengartikan istilah orangtua tunggal sebagai
seorang orangtua tunggal yang masih memiliki anak yang tinggal satu
rumah dengannya. Sementara itu, Sager mengatakan bahwa orangtua
tunggal merupakan orangtua yang secara sendirian atau tunggal
membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan dan
tanggungjawab pasangannya (Haryanto, 2010: 36).
1. Faktor-faktor menjadi orang tua single parent
Beberapa faktor yang menjadikan seorang perempuan atau laki-
laki menyandang gelar single parent atau orang tua tunggal diantaranya
adalah:
a. Pengertian Perceraian
Dalam suatu perkawinan semua orang menghendaki
kehidupan rumah tangga yang bahagia, kekal, dan sejahtera, sesuai
dengan tujuan dari perkawinan yang terdapat dalam UU No. 1 tahun
1974.Akan tetapi, tidak semua orang dapat membentuk suatu
keluarga yang dicita-citakan tersebut, hal ini dikarenakan adanya
perceraian, baik cerai mati, cerai talaq, maupun cerai atas putusan
hakim.
Perceraian merupakan lepasnya ikatan perkawinan antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri, yang
dilakukan di depan sidang Pengadilan, yaitu Pengasilan Negeri untuk
59
non muslim dan Pengadilan Agama bagi yang beragama Islam.
Sedangkan pengertian perceraian menurut hukum perdata adalah
penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atas tuntutan salah
satu pihak dalam perkawinan itu (Djumairi Achmad, 1990: 65).
Perceraian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
perihal bercerai antara suami dan istri, yang kata “bercerai” itu
sendiri artinya “menjatuhkan talak atau memutuskan hubungan
sebagai suami istri”. Menurut KUH Perdata pasal 207 perceraian
merupakan penghapusan perkawinan dengan putusan hakim, atau
tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu berdasarkan alasan-
alasan yang tersebut dalam Undang-Undang. Sementara pengertian
perceraian tidak dijumpai sama sekali dalam Undang-Undang
Perkawinan begitu pula di dalam penjelasan serta peraturan
pelaksanaannya.
Apabila pergaulan kedua suami atau istri tidak dapat
mencapai tujuan perkawinan, maka akan mengakibatkan perpisahan,
karena tidak adanya kata kesepakatan antara suami atau istri, maka
dengan keadilan Allah SWT, dibukanya suatu jalan keluar dari
segala kesukaran itu, yaitu pintu perceraian. Mudah-mudahan
dengan adanya jalan itu terjadilah ketertiban, dan ketentraman antara
kedua belah pihak. Dan masing-masing dapat mencari pasangan
yang cocok yang dapat mencapai apa yang dicita-citakan (Rasjid,
2004: 380).
60
Meskipun tidak terdapat suatu pengertian secara otentik
tentang perceraian, tidak berarti bahwa masalah perceraian ini tidak
diatur sama sekali di dalam Undang-Undang Perkawinan. Bahkan
yang terjadi justru sebaliknya, pengaturan masalah perceraian
menduduki tempat terbesar. Hal ini lebih jelas lagi apabila kita
melihat peraturan-peraturan pelaksanaannya. Beberapa sarjana juga
memberikan rumusan atau definisi dari perceraian itu sendiri, antara
lain:
1) Menurut Subekti, (1985: 23), perceraian ialah penghapusan
perkawinan dengan putusan hakim, atau tuntutan salah satu pihak
dalam perkawinan itu.
2) Menurut R. Soetojo Prawiroharmidjojo dan Aziz Saefuddin,
(1986: 109), perceraian berlainan dengan pemutusan perkawinan
sesudah perpisahan meja dan tempat tidur yang didalamnya tidak
terdapat perselisihan bahkan ada kehendak baik dari suami
maupun dari istri untuk pemutusan perkawinan. Perceraian selalu
berdasarkan pada perselisihan antar suami dan istri.
3) Menurut Simanjuntak, (2007: 53) perceraian adalah pengakhiran
pengakhiran suatu perkawinan karena sesuatu sebab dengan
keputusan hakim atas tuntutan dari salah satu pihak atau kedua
belah pihak dalam perkawinan.
Disamping alasan di atas, terdapat faktor lain yang
berpengaruh terjadinya perceraian yaitu: faktor ekonomi atau
61
keuangan, faktor hubungan seksual, faktor agama, faktor pendidikan,
faktor usia muda.
Perceraian yang terjadi akan berdampak pada istri atau suami,
anak serta harta kekayaan. Akibat dari adanya perceraian menurut
pasal 41 UU No. 1 tahun 1974 adalah sebagai berikut:
a) Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik
anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak,
bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak,
Pengadilan memberi keputusan.
b) Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan
dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam
kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan
dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.
c) Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk
memberikan biaya penghidupan, dan atau menentukan sesuatu
kewajiban bagi bekas atau mantan istri.
Adapun tujuan perceraian adalah sebagai obat, dan jalan
keluar bagi suatu kesulitan yang tidak dapat diatasi lagi selain
dengan perceraian. Meskipun demikian talaq masih tetap dibenci
oleh Allah SWT.
b. Kematian
Kematian atau ajal adalah hal yang pasti terjadi pada setiap
makhluk yang bernyawa, tidak ada yang mengetahui kapan dan di
62
mana ia akan menemui ajal, dalam keadaan baik atau buruk. Bila ajal
telah tiba maka tidak ada yang bisa memajukan ataupun
mengundurkannya. Setiap muslim wajib mengingat akan datangnya
kematian, bukan hanya karena kematian itu merupakan perpisahan
dengan keluarga atau orang-orang yang dicintai, melainkan karena
kematian merupakan pertanggungjawaban atas amal yang dikerjakan
selama orang tersebut hidup di dunia. Tiap manusia sudah ditentukan
ajalnya sendiri-sendiri oleh Allah SWT, hanya saja manusia tidak
mengetahui kapan ajal itu akan datang, dan dimana tempatnya ia
menghembuskan nafas penghabisan. Ada manusia yang masih
sangat muda meninggal dunia, atau masih bayi atau sudah tua dan
ada pula yang sudah sangat tua baru meninggal, semua itu Allah
SWT yang menentukan.
Sedangkan manusia terkadang tidak sadar setelah tidak
menghembuskan nafas, akan mengalami suatu proses yaitu
kematian, yang mana proses ini terkadang tidak diperhatikan oleh
sekalian manusia, terkadang bahkan dilupakan.
Banyak yang menganggap kematian sebagai kelenyapan,
akhir dari segalanya. Akibat pandangan demikian, tak sedikit
manusia menebarkan kerusakan di muka bumi. Sebaliknya, tak
jarang pula yang frustasi, fatalistik, dan hampa makna. Karena, mati
begitu menakutkan. Kematian dipandang kekuatan maha sahsyat
63
yang siap merenggut eksistensi seseorang kapan saja dan di mana
saja.
Kematian adalah suatu proses penyucian maka sebelum
datangnya kematian, manusia sekalian harus segera melakukan
taubat. Karena taubat manusia adalah permohonan ampun, disertai
dengan meninggalkan dosa.
Di dunia ini manusia melakukan penyucian diri dengan
dirinya sendiri. Diri manusia artinya tubuh dan ruh manusia
sekaligus yang mendapat siksa tidak hanya ruh, tapi tubuh manusia.
Ketika manusia berbuat dosa yang dicemari bukan ruh saja, tetapi
juga jasadnya
Kematian adalah berpisahnya roh dari tubuh dan
dikeluarkannya jiwa dari badan dan kemudian dipalingkan dari alam
indra dan dihadapkan kepada Allah SWT, dalam keadaan yang tidak
tentu waktu, sedangkan tubuh dalam kesehatan yang sempurna dan
anggota tubuh dalam keadaan yang sempurna, roh meninggalkan
tubuh tanpa sebab.
64
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field
research), yaitu penelitian yang sumber data dan proses penelitiannya
menggunakan lokasi tertentu.
Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu jenis datanya kualitatif, berupa pernyataan, kalimat, dan dokumen.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,
data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang tampak (Sugiyono,
2016: 9).
Studi kasus adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan
menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti riwayat
hidup seseorang yang menjadi obyek penelitian (Walgito, 2010: 46).
Oleh karena itu, penelitian ini dilaksankan supaya mengetahui seluruh
kegiatan pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada remaja
kelurarga single parent, di Dusun Surodadi, kelurahan Tarubatang,
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
65
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat atau dilaksanakan di Dusun Surodadi,
Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Peneliti
memilih di lokasi tersebut karena fenomena atau kejadian ini belum pernah
diteliti sebelumnya, peneliti tertarik dan ingin menggalih lebih dalam
fenomena ini.
C. Sumber Data
1. Data Primer.
Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan
interaksi langsung antara pengumpul dan sumber data (Wibisono, 2003:
37). Dengan demikian, data primer diperoleh dari sumber data primer,
yaitu sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan (Bungin, 2005: 132).
Sumber data primer diperoleh peneliti dari warga yang merupakan orang
tua single parent di Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan
Selo, Kabupaten Boyolali.
Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara,
observasi, studi dokumen, angket isian terbuka, dan lain sebagainya
dengan salah satu orang tua dari keluarga yang merupakan single parent.
Informasi juga dapat dari masyarakat sekitar, seperti tetangga, kerabat, dan
tokoh masyarakat.
66
2. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua
atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan (Bungin, 2005: 132).
Data lain yang digunakan peneliti diperoleh dari sumber-sumber tercetak,
berupa buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi
pokok bahasan penelitian ini.
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pembahasan bagaimana membangun
pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian pada remaja keluarga
single parent, di Dusun Surodadi, Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo,
Kabupaten Boyolali, maka secara metodologis penelitian ini dalam kategori
penelitian deskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang yang
berperilaku yang dapat diamati.
Sehingga penelitian ini menghasilkan data deskriptif yang meliputi
perilaku, adab, tata krama, etika, dan lisan baik antara anak remaja dengan
orang tua, dengan orang yang lebih tua bahkan dengan orang yang dibawah
umur seperti adek, teman sebaya, dan juga terdapa guru. Oleh karena itu
penelitian ini digunakan untuk mengetahui secara terperinci tentang peran
atau pola asuh orang tua single parent dalam membangun pendidikan agama
Islam dan pendidikan kepribadian pada anak usia remaja.
67
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah seluruh kegiatan pengamatan terhadap suatu
objek atau orang lain (Rangkuti, 1997: 42). Observasi ini dilakukan
dengan pengamatan menggunakan alat indera pengelihatan dan
pendengaran secara langsung pada objek penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik observasi berperan pasif sehingga observasi
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Observasi ini dilaksanakan di Dusun Surodadi, Kelurahan
Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, peneliti mengambil
hasil observasi di Dusun tersebut karena sebelumnya tidak ada yang
melaksanakan penelitian di Dusun Surodadi, sehingga peneliti berminat
untuk melakukan observasi di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstriksikan makna dalam
suatu topik tertentu (Sugiyono, 2016: 231).
Adapun peneliti menggunakan jenis wawancara langsung untuk
meneliti orang tua yang mendidik anak remaja pada keluarga single
parent. Wawancara langsung yaitu wawancara yang dilakukan secara face
to face atau peneliti berhadapan langsung dengan responden.
Permasalahan yang akan diteliti yaitu pendidikan agama Islam dan
68
pendidikan kepribadian pada remaja keluarga single parent. Objek yang
akan diwawancarai yaitu orang tua, tetangga terdekat, kerabat, atau tokoh
masyarakat.
3. Dokumentasi.
Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang gambaran umum pendidikan agama Islam dan pendidikan
kepribadian pada remaja keluarga single parent, di Dusun Surodadi,
Kelurahan Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
4. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh pada prosedur pengumpulan data
terdapat empat jenis data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan
angket isian terbuka. Dalam prosedur pengumpulan data yang diperoleh
dari analisis sesuai dengan metodenya masing-masing.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis. Hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,
selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat
disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Bila
berdasarkan data yang dapat dikumpulkan dengan teknik triangulasi
ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi
teori (Sugiyono, 2016: 245). Sedangkan pengelolaan datanya dilakukan
secara rasional dengan menggunakan pola induktif. Analisis data menurut
Moleong, (2009: 280) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
69
data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Dalam tahapan ini, peneliti menganalisis data yang
terkumpul dari hasil wawancara dan dokumentasi. Menganalisis data
meliputi mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode,
dan mengategorikannya.
a. Reduksi Data
Proses di mana seorang peneliti perlu melakukan telaah awal
terhadap data-data yang telah dihasilkan, dengan cara melakukan
pengujian data dalam kaitannya dengan aspek atau fokus penelitian.
Pada tahap ini peneliti coba menyusun data lapangan, membuat
rangkuman atau ringkasan, memasukannya ke dalam klarifikasi dan
kategorisasi yang sesuai dengan fokus atau aspek fokus. Dari proses
inilah peneliti dapat memastikan mana data-data yang sesuai, terkait
dan tidak sesuai atau tidak terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Identifikasi satuan unit. Pada mulanya diidentifikasi adanya satuan
yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna
bila dikaitkan dengan fokus masalah penelitian. Sesudah satuan
diperoleh, langkah berikutnya memberikan kode di setiap satuan supaya
dapat ditelusuri datanya dan berasal dari sumber yang jelas (Moleong,
2010: 188).
70
b. Display Data
Upaya menampilkan, memaparkan atau menyajikan data sebagai
sebuah langkah kerja analisis, display data dapat dimaknai sebagai
upaya menampilkan, memaparkan, dan menyajikan secara jelas data-
data yang dihasilkan dalam bentuk gambar, bagan, table, dan
semacamnya.
c. Penyimpulan dan Verifikasi
Langkah analisis ini biasanya dilakukan sebagai implementasi
prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada,
atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Pada tahapan
ini, peneliti dapat melakukan konfirmasi dalam rangka mempertajam
data dan memperjelas pemahaman dan tafsiran yang telah dibuat
sebelum peneliti sampai pada kesimpulan akhir penelitian (Ibrahim,
2015: 110).
F. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian metode analisis data yang digunakan yaitu
triangulasi (keabsahan). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau perbandingan terhadap data itu.
Triangulasi dilakukan dengan mewawancarai secara langsung
beberapa informasi utama maupun pendukung dengan beberapa teknis yang
berbeda, sehingga akan dihasilkan jawaban yang beragam dan kemudian data
71
tersebut akan dihasilkan jawaban yang beragam dan kemudian data tersebut
akan penulis simpulkan. Tujuan triangulasi adalah mengecek kembali data-
data yang sudah terkumpul, agar tidak terjadi kesalahan dalam memasukkan
data. Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiono, 2012: 273).
Triangulasi dengan sumber dan metode membandingkan dan
mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dicapai dengan
cara sebagai berikut:
1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang di katakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintah.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan (Moleong, 2002: 178).
72
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan
1. Gambaran umum Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali
a. Sejarah dan Letak Geografis Desa Tarubatang
Desa Tarubatang pada awal sejarahnya dari sebuah kisah Jaka
Tarub yang mendiami salah satu Dusun di Desa Tarubatang oleh
masyarakat sering di sebut dengan Pasangrahan Jaka Tarub, hingga
pada masa kolonial Belanda di sekitar prasangrahan Jaka Tarub itu
sering disebut dengan Tarubatang.
Tarubatang merupakan 1 dari sepuluh Desa yang terletak di
Kecamatan Selo tepatnya sebelah Utara dari Kecamatan Selo, dengan
wilayah yang sangat agraris dengan curah hujan 2000 mm pertahun
menjadikan sebagian besar masyarakat untuk bercocok tanam dan
sebagai sentra pertanian sayuran di wilayah Kecamatan Selo luas Desa
Tarubatang 338.848 Ha yang memiliki banyak keahlian pertanian,
peternakan hingga kearifan lokal dan teknologi, suhu rata-rata di Desa
Tarubatang 15-28 Derajat Celcius yang menjadikan wilayah ini cukup
dingin, dengan batas wilayah Tarubatang adalah sebagai berikut:
73
No. Batas Wilayah Desa/Kecamatan
1. Sebelah Utara Desa Senden
2. Sebelah Timur Kecamatan Cepogo
3. Sebelah Selatan Kecamatan Selo
4. Sebelah Barat Gunung Merbabu
Wilayah Desa Tarubatang banyak menyimpan potensi pertanian
hal inilah yang dimanfaatkan para warga untuk menanam segala jenis
sayuran guna untuk memenuhi market di wilayah Solo, Jogja, hingga
Surabaya.
Berada dalam wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali,
Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Selo terbagi atas sepuluh Desa atau
Kelurahan diantaranya ada Desa Jeruk, Desa, Jrakah, Desa Klakah,
Desa Lencoh, Desa Samiran, Desa Selo, Desa Senden, Desa Suroteleng,
Desa Tarubatang, dan Desa Tlogolele.
Desa Tarubatang terbagi menjadi 2 Kadus, 6 RW, dan 16 RT,
yang terdiri dari:
1) Kadus 1
a) Dusun Genting
b) Dusun Kalitengah
c) Dusun Surodadi A
d) Dusun Surodadi B
e) Dusun Tegalrejo
f) Dusun Tompak
74
g) Dusun Ngemplak
h) Dusun Monce
2) Kadus2
a) Dusun Tarusari
b) Dusun Tarubatang Kulon
c) Dusun Tarubatang Etan
d) Dusun Sanggar
e) Dusun Gajihan
f) Dusun Rejosari
Sedangkan yang dijadikan tempat penelitian adalah Dusun
Surodadi. Adapun batas-batas Dusun Surodadi yang menjadi tempat
penelitian adalah:
No. Batas-Batas Dusun
1. Sebelah Utara Dusun Ngargosari
2. Sebelah Timur Dusun Monce
3. Sebelah Selatan Dusun Kalitengah
4. Sebelah Barat Dusun Pasah
75
b. Kondisi Sosiokultural Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali.
Masyarakat Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali secara
keseluruhan beragama Islam. Dusun Surodadi mempunyai 1 Masjid
yaitu Masjid Al-Ikhlas dan 1 Mushola al-Latif.
Untuk menambah pengetahuan agama, masyarakat di Dusun
Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali, adapun rangkaian kegiatan
keagamaan yang dilaksanakan di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali sebagai berikut:
1) TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an)
TPA ini dilaksanakan setiap hari senin hingga minggu pada
pukul 17.00-19.00 yang bertujuan untuk mengajarkan anak-anak
dengan Ilmu Al-Qur’an. TPA ini dilaksanakan di Masjid Al-Latif
yaitu dengan ustadz bapak Abdul Latif. Adapun mater yang
diajarkan seperti membaca iqro’, menghafalkan surat-surat pendek,
menghafal do’a sehari-hari, menghafalkan beberapa hadist, ilmu
tajwid dan lain sebagainya.
2) Yasinan
Yasinan ini dilaksanakan setiap minggu malam bagi ibu-ibu
dan setiap malam jumat bagi bapak-bapak setelah sholat isya’ di
Dusun Surodadi secara bergilir di rumah warga hingga pukul 21.00.
76
3) Berjanji
Berjanji ini dilaksanakan di Masjid al-Ikhlas setiap senin
malam habis sholat maghrib hingga menjelang waktu sholat isya’,
yang mengikuti orang-orang di sekitar masjid dan yang
menginginkan.
4) PPK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)
Organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita
untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia,
dilaksanakan setiap satu bulan satu kali di rumah warga secara
bergilir.
5) Kumpulan Rutin RT
Guna menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di
tengah masyarakat. Dari persoalan sederhana seperti keamanan
warga sampai keamanan Negara, dan turunannya efektif untuk
mengasah kepekaan warga terhadap diri dan lingkungan,
dilaksanakan setiap satu bulan satu kali tepat pada hari rabu pon.
6) Kerja Bakti Bersih Lingkungan
Dalam mewujudkan lingkungan yang bersih Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali rutin bersama-sama melaksanakan bakti
sosial bersih-bersih lingkungan, kegiatan bersih-bersih lingkungan
dilaksanakan pada hari libur ahad, tujuannya agar semuanya bisa
ikutan dalam membersihkan lingkungan.
77
7) Kumpulan Remaja
Remaja berkumpul guna pembahasan program kerja dalam
masyarakat yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali, tepatnya di
hari minggu.
8) Kumpulan Kelompok Tani
Beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun diri
dalam suatu kelompok karena memilliki keserasian dalam tujuan,
motif, dan minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat
keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagai wadah komunikasi
antar petani, dilaksanakan setiap satu bulan satu kali.
9) Posyandu (Pos Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Terpadu)
Kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh petugas
kesehatan, dilaksanakan setiap satu bulan satu kali, di rumah bapak
Mudin.
10) Merti Desa
Selametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji
kepada danyang Desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga
untuk menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh
masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang
mengangu. Maka sesaji diberikan kepada danyang, karena danyang
dipercaya sebagai penjaga sebuah desa. Dengan demikian upacara
bersih desa diadakan di makam danyang. Di desa yang mempunyai
78
pengaruh muslim kuat, upacara bersih desa diadakan atau
dilaksanakan di Masjid.
11) Nyadran
Serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa,
terutama Jawa Tengah, dalam bahasa Jawa Nyadran berasal dari kata
sadran yang artinya ruwah syakban. Nyadran ialah suatu rangkaian
budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan
puncaknya berupa kenduri selametan di makam leluhur, di Dusun
Surodadi Nyadran yaitu pada bulan Jawa Saparan.
2. Data Informasi
No. Nama Jenis Kelamin Usia
1. SRJ Laki-Laki 54
2. SM Perempuan 52
3. TMN Perempuan 39
4. PRN Perempuan 42
5. TRY Perempuan 38
6. JRY Perempuan 36
7. RM Perempuan 47
8. YM Perempuan 55
79
3. Profil Subjek Penelitian
a) Keluarga Bapak SRJ
Bapak SRJ adalah warga RT 04/RW 02 Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali. Beliau merupakan orang tua tunggal yang
mempunyai 3 anak, anak pertama hidup dengan ibu, anak kedua kerja
di bagian KPA (Komunitas Pencinta Alam) dan Banser, anak terakhir
bekerja di Mega Merapi Kartasuro, beliau merupakan seorang petani
yang kadang diladang akan tetapi hasil dari ladang tidak bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hari jadi anak terakhir harus putus sekolah
waktu di bangku SMK N 1 Selo kemudian bekerja di Kartasuro itu,
akan tetapi sekarang anak terakhir malah yang menjadi tulang
punggung keluarga terkadang jika beliau tidak memiliki uang anak
terakhir yang memberikan orang kepada beliau.
Tidak mudah bagi beliau menjadi seorang single parent atau
orang tua tunggal, status yang digantungkan oleh seorang istri dengan
posisi suami tidak mentalak istri waktu ada masalah, akan tetapi
meminta pisah ranjang sudah hampir sekitar 10 tahunan, beliau
mengalami kesulitan dalam mendidik anak karena situs pergaulan,
mungkin di rumah beliau sudah banyak mengarahkan si anak,
pengarahan beliau di rumah tidaklah cukup, karena pergaulan di luar
sana banyak, anak kedua beliau susah untuk diarahkan beliau sehingga
kewalahan dalam mendidik anak dalam pendidikan agama Islam
maupun pendidikan kerpribadiannya.
80
Akan tetapi yang menjadi hal utama bagi beliau dalam mendidik
anak ialah mengarahkan pada sesuatu yang baik, sekiranya mereka
melaksanakan beliau selalu bersyukur, jikalau tidak melaksanakan di
luar sana itu karena kurang pantauan dari orang-orang dewasa.
b) Ibu SM
Ibu SM adalah warga RT 04/RW 02 Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali. Beliau adalah orang tua single parentyang
memiliki dua anak, anak pertama sudah menikah dan hidup bersama
dengan suaminya dan anak kedua masih duduk di bangku SMK, sejak
suami meninggal hingga saat ini beliau hanya hidup berdua dengan
anak keduanya, suami beliau meninggal karena sakit, sakit yang di
derita sang suami sangatlah parah, hingga pada suatu hari suami harus
meninggalkan beliau dan 2 orang anak untuk selama-lamanya.
Bagi beliau hidup sebagai seorang single parent tidaklah mudah
harus melalui lika-liku kehidupan sendiri, akan tetapi posisi beliau
keadaan susah masih ada kerabat dekat atau saudara kandung yang bisa
membantu kekurangan atau kesulitan beliau, pekerjaan beliau setiap
harinya ialah petani atau pekebun.
Beliau sangat menyayangi anaknya, beliau ingin menyekolahkan
anaknya hingga ke perguruan tinggi, namun keinginan beliau itu tidak
menjadi kekangan buat si anak, dalam mendidik anak dalam pendidikan
agama Islam dan pendidikan kerpriadian beliau cukup mengarahkan
anak untuk senantiasa melakukan perbuatan baik.
81
c) Ibu TMN
Ibu TMN adalah warga RT 05/RW 02 Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali, beliau memiliki seorang anak laki-laki yang
saat ini sedang duduk di bangku SMK, beliau merupakan korban
pelecehan dari suami kakak kandungnya, hingga pada saat ketahuan
beliau ini hamil di luar nikah, suami si kakak pergi meninggalkan kakak
kandung dan beliau ibu TMN, dan pada saat itu posisi beliau masih
mengandung atau hamil muda. Pekerjaan beliau setiap harinya ialah
berkebun bahkan untuk menghidupi anaknya untuk biaya sekolah beliau
menjadi seorang buruh tani di tetangga jika ada yang membutuhkan
bantuan, tidak menjadikan patah semangat buat beliau karena pernah
menjadi bahan perbincangan tetangga, bahkan pada saat ini hubungan
beliau dengan tetangga dan keluarga sendiri sudah membaik.
Berat bagi beliau hidup sebagai seorang single parent bahkan
situs keluarga yang masih keluarga bawah, beliau selalu memanfaatkan
peluang dalam apapun untuk mendapatkan uang, dan beliau selalu
bersyukur karena anaknya merupakan anak yang penurut jika
diperintakan oleh beliau, jadi jika dalam pendidikan agama Islam
insyaallah cukup bagi si anak dan beliau.
d) Ibu TRY
Ibu TRY ialah warga RT 05/RW 02, beliau merupakan orang
tua single parent karena di tinggal mati oleh suaminya, sakit yang
82
diderita suami mengakibatkan ibu TRY harus hidup dengan kedua
putrinya, putri yang pertama sudah menikah di usia yang sangat muda,
beliau tinggal satu atap dengan mertua dan anak terakhirnya. Beliau
bekerja sebagai petani, kehidupan beliau sangat sederhana namun bisa
dibilang keluarga yang cukup.
e) Ibu YHM
Ibu YHM ini ialah merupakan warga RT 05/RW 02, beliau
termasuk orang tua single parent dimana sang suami hilang kendali saat
kehidupan rumah tangga mereka sedang ada banyak masalah, sehingga
menyebabkan suami ibu YHM bunuh diri, beliau dikaruniai 3 anak,
anak yang pertama sudah menikah, anak kedua dan anak ketiga berhenti
sekolah sejak duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD), pekerjaan sehari-
hari beliau ialah bertani atau berkebun, sebisa mungkin kedua anak
tersebut selalu membantu ibu YHM di kebun, keluarga ibu YHM
merupakan keluarga yang masih bisa di bilang kurang mampu, namun
tak menjadi alasan untuk selalu bersemangat dalam menghidupi anak-
anaknya.
f) Ibu PRN
Ibu PRN merupakan warga dari RT 05/ RW 02, beliau
merupakan seorang ibu single parent yang dimana suami beliau
meninggalkan beliau tanpa ada kata talak, bisa disebut pisah ranjang
udah sekitar 12 tahun, beliau di karuniai 1 anak yang sudah menikah di
usia muda, pekerjaan ibu PRN ialah berdagang sayuran di pasar-pasar,
83
keluarga yang bisa dibilang cukup bisa mencukupi kebutuhan rumah
tangga beliau dan keluarga, beliau tinggal dengan ibu kandung dan
adek-adeknya, beliau juga pernah melakukan sebuah kesalahan fatal
dimana beliau ini termasuk wanita yang di nodai oleh laki-laki lain
yang bukan suaminya sendiri hingga hamil, waktu telah tiba anak yang
di kandungnya lahir namun laki-laki itu tidak mau tanggungjawab
sehingga ibu PRN harus mengurusnya sendiri.
g) Ibu RM
Ibu RM merupakan warga RT 03/ RW 04, Beliau merupakan
orang tua single parent yang di tinggal mati oleh suaminya, suami
beliau mengalami sakit yang cukup parah pada tahun 2015, beliau
dikaruniai seorang anak perempuan yang sekarang ini sedang duduk di
bangku SMK kelas XI, harian ibu bekerja sebagai petani, hidup dengan
tercukupi walaupun sendirian, beliau merupakan orang yang selalu
bekerja keras dalam segala urusan, tidak pernah sedikitpun mengeluh
tentang keadaan yang dideritanya, entah itu keadaan susah beliau selalu
bersyukur.
h) Ibu JWR
Ibu JWR merupakan warga RT 04/ RW 02, merupakan warga
yang membesarkan anak seorang diri, beliau di tinggal mati oleh
suaminya karena sakit, sakit yang secara tiba-tiba mematikan, suami
beliau menderita sakit jantung sehingga pada tahun 2010 beliau harus
meninggalkan istri dan kedua anaknya, namun naas juga anak kedua
84
dari pasangan ini mengalami hal yang sama meninggal jarak 2 tahun
dengan bapaknya, anak kedua meninggal pada tahun 2012 akhir karena
sakit jatung, bahkan sudah mendapat bantuan dari pemerintah untuk
berobat ke Jakarta, akan tetapi kembali lagi bahwa kematian, rezeki,
dan jodoh datangnya dari Allah.
Beliau bekerja sebagai petani, akan tetapi terkadang beliau juga
menjadi buruh dalam pandai atau kuningan untuk membuat wajan dan
lain sebagainya, anak pertama beliau berhenti sekolah setelah tamat dari
Sekolah Dasar (SD) karena beliau belum mampu untuk membiayai
sekolah anaknya, karena keadaan ekonomi keluarga beliau sangat
minim. Namun beliau adalah orang tekun dalam segala hal, selalu
bertanggung jawab dan komitmen dengan apa yang beliau kerjakan.
B. Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali:
1. Deskripsi Data Potret dan Profil tentang Pendidikan Islam dan Pendidikan
Kepribadian pada Remaja Keluarga Single Parent di Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali
Pada bab ini akan dipaparkan temuan hasil selama penelitian
berlangsung. Hasil penelitian tersebut diperoleh melalui observasi secara
langsung, wawancara dengan berbagai pihak yang terkait dengan
Pendidikan Islam pada keluarga single parent di Dusun Surodadi,
85
Tarubatang, Selo, Boyolali dan pengumpulan-pengumpulan dokumen yang
ada.
Pendidikan bagi anak remaja yang diberikan oleh orang tua
bermacam-macam bentuknya tergantung pada kesadaran orang tua tentang
pentingnya Pendidikan Islam itu diberikan kepada anak. Mendidik anak
ternyata memiliki tujuan yang ingin dicapai dan orang tua menginginkan
anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik. Selain itu orang tua harus
mampu memilih metode dan menyampaikannya dengan materi yang sesuai
dengan kemampuan dan kondisi anak.
Orang tua satu-satunya dalam konteks ini adalah sebuah keluarga
dengan status single parent, hanya terdiri dari seorang ayah atau seorang
ibu, membiayai segala kebutuhan keluarga dengan sendiri tidak dengan
bantuan pasangannya, karena istri atau suami meninggal dunia atau
bercerai.
Faktor-faktor yang menjadikan seseorang menyandang gelar single
parent atau orang tua tunggal yaitu sebagai berikut:
a. Perceraian
Perceraian merupakan lepasnya ikatan perkawinan antara
seorang pria dan seorang perempuan sebagai pasangan suami istri, yang
dilakukan di depan sidang pengadilan, yaitu pengadilan Negeri untuk
non muslim dan pengadilan agama bagi yang beragama Islam.
Sedangkan pengertian perceraian itu sendiri menurut hukum perdata
adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atas tuntutan
86
salah satu pihak dalam perkawinan itu. Disamping beberapa alasan
mengenai status orang tua single parent ada beberapa faktor mengenai
perceraian yang berpengaruh terjadinya perceraian yaitu: faktor
ekonomi atau keuangan, faktor hubungan seksual, faktor agama, faktor
pendidkan, faktor usia muda.
Seperti halnya yang dialami oleh bpk SRJ memilih untuk pisah
ranjang dengan istrinya, konflik pertama ialah istri bpk SRJ merupakan
pedagang sayur di pasar-pasar tradisonal dekat rumah, istri bp SRJ ini
suatu hari ketahuan bahwa dia selingkuh dengan teman kerjanya di
pasar, bpk SRJ tidak tinggal diam, padahal di posisi itu bpk SRJ tiidak
menceraikan istrinya, namun istrinya meminta untuk pisah ranjang, istri
bpk SRJ kembali ke rumah orang tuanya, sampai saat ini posisi kedua
pasangan ini hanya pisah ranjang, namun kesannya sudah seperti orang
yang bercerai.
Kasus percaraian akibat perselingkuhan juga dialami oleh ibu
PRN, waktu melahirkan anak pertamanya setelah anak berusia sekitar 4
tahun suami ibu PRN ini menghamili adik kandungnya ibu PRN
sehingga mengakibatkan banyak konflik dalam ibu PRN, dimana harus
mengurus anak yang masih kecil, adik yang agak depresi sebab
mengalami hal yang tidak semestinya terjadi padanya, tak lama
kemudian suami ibu PRN ini merasa malu dengan keadaan yang seperti
itu, dan tak lama kemudian suami PRN itu pergi tanpa berpamitan
dengan ibu PRN, dan hanya meninggalkan surat perceraian, dan ucapan
87
terakhir suami ibu PRN tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan
adiknya, jadi sampai sekarang ini ibu PRN dan adiknya menafkahi
anaknya dengan sendiri.
Adapun tujuan dari perceraian ini merupakan obat dan jalan
keluar bagi suatu kesulitan dalam hubungan keluarga, yang
mengakibatkan luka dalam dari seorang istri yang mendapatkan
pasangan kurang baik untuk menjalin kekeluargaan.
b. Kematian
Kematian atau ajal adalah hal yang pasti terjadi pada setiap
makhluk yang bernyawa, tidak ada yang mengetahui kapan dan di mana
ia akan menemui ajalnya, dalam keadaan baik atau tidak baik. Bila ajal
telah tiba maka tidak ada yang bisa memajukan ataupun
mengundurkannya. Setiap manusia sudah ditentukan ajalnya sendiri-
sendirioleh Allah SWT, hanya saja manusia tidak mengetahui kapan
ajal itu akan datang. Status single parent karena kematian atau
meninggal yang dialami oleh Ibu JWR, beliau ini merawat suami
selama 1 tahun dan 2 anak yang masih kecil, suami ibu JWR ini
memiliki penyakit jantung, sehingga pada tahun 2010 suami beliau
meninggal karena penyakit yang sangat parah yaitu jantung bocor,
dengan meninggalkan 2 orang anak satu perempuan dan satu laki-laki
dimana anak laki-lakinya ini memiliki keturunan seperti bapaknya
sehingag jarak 2 tahun belum ada anak kedua juga meninggal di
usianya yang masih kecil usia 2 tahun anak beliau meninggal, sehingga
88
untuk saat ini ibu JWR ini hanya tinggal dengan anak perempuannya
yang sudah menginjak usia remaja.
Tidak hanya ibu JWR saja, namun kejadian tersebut juga
dialami oleh ibu SM suami yang mengidap penyakit yang sangat susah
disembuhkan, sehingga suatu hari suami ibu SM ini harus
meninggalkan keluarganya 2 anak perempuan dan ibu SM), dari
kejadian itu ibu SM harus menyandang gelar sebagai orang tua single
parent.
Kematian tidak hanya karena sebab sakit, namun juga bisa
karena bunuh diri sebab ada konflik atau masalah, atau karena faktor-
faktor yang menajdikan seseorang berfikir sudah melebihi batas wajar
manusia, seperti yang dialami oleh ibu YM ditinggal suami karena
suami telah bunuh diri sebab ada masalah ekonomi dalam keluarga,
suami ibu YM ini memiliki hutang dimana-mana yang jumlahnya
sangat banyak sehingga membuat pikiran stress dan depresi tidak kuat
menahannya, suami ibu YM meninggal karena bunuh diri, dari kejadian
itu ibu YM menyandang status sebagai orang tua single parent.
Perkembangan pendidkan agama Islam yang bisa berjalan dengan
nasehat ibu atau orang tua yang masih ada, namun jika perkembangan
kerpibadian ini memjadikan anak dan orang tua yang di tinggal sangat
terpukul, dan memiliki tamperamen yang kurang baik karena mengalami
depresi.
89
Dari kegiatan wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam hal
ini dilakukan analisis mengenai permasalahan pendidikan Agama Islam
dalam keluarga single parent meliputi materi dan metode yang diterapkan.
Untuk mengetahui bagaimana pendidikan Islam dalam keluarga single
parent, penulis mengadakan interview dengan para single parent dan anak
yang diasuh oleh single parent, janda dan duda yang memiliki anak
dengan usia antara 14-19 tahun yang meliputi materi dan metode. Hasil
penelitian dijelaskan secara detail sebagai berikut:
a. Materi Pendidikan Islam keluarga single parent di Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali.
Materi pendidikan agama Islam itu adalah semua ajaran agama
Islam itu sendiri, mulai dari konsep aqidah atau ke-Esaan Allah, ibadah,
muamalah sampai pada akhlak kesemuanya terkandung di dalam Al-
Qur’an dan hadis Rasulullah SAW. Oleh karena itu, ruang lingkup
pengajaran agama Islam itu sangat luas, karena meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia.
Materi pendidikan Islam yang terdapat di Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali meliputi materi akhlak seperti Iman kepada
Allah SWT dengan cara mencintai Allah selalu dengan mengerjakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, iman kepada kitab Allah
seperti dengan cara membaca al-Qur’an setiap hari, dan iman kepada
hari akhir yakni dengan meyakini bahwa akan ada datangnya hari
kiamat di suatu hari nanti. Sedangkan materi akhlak yaitu meliputi
90
akhlak kepada Allah, Akhlak kepada sesama manusia seperti bersikap
sopan santun kepada orang yang lebih tua, menghormati, menyayangi,
dan senantiasa selalu mendoakan kedua orang tua serta saling member
dan saling mengasihi antar tetangga. Berikut ini adalah hasil penelitian
yang berupa materi pendidikan Islam yang diterapkan oleh keluarga
single parent di Dusun Surodadi, Traubatang, Selo, Boyolali.
1) Pendidikan Akidah
Pendidikan akidah sebagaimana diketahui akidah adalah
urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, pada umumnya
inti pembahasan akidah adalah mengenai rukun iman.
a) Mengajarkan anak sholat
Mengajarkan anak sholat harus di mulai sejak pada usia
dini, supaya terlatih dari kecil sehingga anak terbiasa dalam
menjalankan. Orang tua wajib mendidik dan mengarahkan anak
dalam perihal sholat. Seorang anak yang mereka cita-citakan
adalah anak yang saleh. Sehingga dapat mengangkat derajat orang
tuanya di hadapan Allah SWT dan dapat menyelamatkan orang
tuanya di akhirat nanti dengan doa-doanya. Jikalau di dunia
mereka meraih jabatan atau pekerjaan yang baik, mereka adalah
orang-orang yang berakhlak Islam.
Pendidikan akidah dalam keluarga single parent di Dusun
Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali, pada orang tua single
parent pada umumnya mereka selalu melaksanakan sholat,
91
membaca al-Qur’an, berpuasa Ramadhan dan membayar zakat
dan menanamkan keimanan kepada Rasul-Nya harus menaati
ajaran dan melaksanakan sunnahnya, seperti penuturan Bapak
SRJ:
“Saya senantiasa memberikan contoh yang baik kepada anak-anak
saya, sebisa mungkin saya mengarahkan anak saya untuk selalu
mengerjakan sholat tepat waktu, jikalau tepat waktu belum bisa
saya biasakan akan tetapi mengingatkan sholat disaat waktu sudah
tiba untuk melaksanakan sholat”.
Meskipun begitu, kesadaran akan Islam tidaklah mudah
diterapkan dalam mendidik anak di rumah. Banyak kendala yang
dialami oleh sebagian besar orang tua untuk mendidik anak-anak
agar menjadi anak yang saleh. Dalam hal ini peran orang tua
single parent tidak hanya mengarahkan sholat saja akan tetapi
juga mengarahkan hal-hal yang baik, yang seharusnya dilakukan
seorang anak remaja, dengan menjalankan shalat lima waktu,
orang tua single parent bisa mengajarkan kedisiplinan dan
melatih kesabaran kepada anak.
Hal ini juga di buktikan berdasarkan observasi pada
tanggal 15 Desember 2019 pada pukul 16.00 bpk SRJ tidak
melaksanakan sholat satu kali itu karena sakit, kemudian
mengarahkan anaknya untuk melaksanakan sholat, dalam posisi
bpk SRJ ini belum melaksanakan sholat, lanjut penuturan dari bpk
SRJ :
92
“Pernah suatu ketika saya belum melaksanakan karena sakit,
kemudian saya mengarahkan anak saya untuk melaksanakan
sholat, kemudian anak menjawab arahan saya bapak saja belum
sholat, tapi udah ngarahin anak buat melaksanakan sholat (ujar
anak bpk SRJ), dari situ saya langsung berfikir bahwa perilaku
anak terkadang menurun dari perilaku orang tua, sehingga
membuat saya berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, dan
melaksanakannya terlebih dahulu sebelum mengarahkan atau
memerintahkan anak”.
Ilustrasi dan ungkapan yang dinyatakan oleh bpk SRJ
tersebut menunjukkan bahwa dalam pendidikan aqidah di dalam
keluarga single parent bpk SRJ masih baik, karena bpk SRJ selalu
mengarahkan anaknya untuk melaksanakan sholat dan
mengintropeksi dirinya terlebih dahulu sebelum mengarahkan dan
memerintah anaknya untuk melaksanakan sholat.
Diperjelas dari ilustrasi yang diucapkan ibu RM pada
tanggal 9 januari 2020 bahwasaanya ada beberapa kendala bagi
orangtua untuk mendidik anaknya untuk melaksanakan sholat,
seperti ujar ibu RM:
“Saya senantiasa membiasakan anak untuk melaksanakan sholat 5
waktu dengan cara mengarahkan dan menasehati anak, akan tetapi
kendala saya mbak, saya memiliki kekurangan dalam hal agama
karena dari kecil orang tua tidak pernah mengajarkannya, dan
pendidikan saya juga hanya sebatas sekolah lulusan SD (Sekolah
Dasar), jadi kebiasaan atau sesuatu yang bisa lakukan untuk anak
saya hanya mengarahkan dan menasehati saja mbak”.
Diperjelas lagi wawancara dengan ibu YM pada tanggal
31 januari 2020, bahwasannya ibu YM memiliki latar belakang
yang sama dengan ibu RM, seperti ujar beliau ibu YM:
“Saya (ibu YM) tidak pernah mengarahkan anak saya untuk
melaksanakan sholat mbak, karena saya juga tidak mengetahui
93
perintah-perintah sholat, agama saya Islam, namun saya hanya
Islam saja, saya belum pernah mengarahkan anak saya untuk
melaksanakan sholat, namun jika ada acara Islam seperti sholat
idul fitri, sholat idul adha, kegiatan agama di Dusun saya
mengikutinya”.
Kemudian diperjelas lagi dengan anak ibu YM dimana
sang anak tidak pernah mendapatkan arahan dari orangtua
sehingga anak melaksakan dengan sesukanya, jika berkeinginan
anak akan melaksanakannya namun jika tidak anak mementingan
menonton televise, bermain dengan teman, nongkrong di luar
rumah dengan teman-teman, seperti ujar anak ibu YM :
“Saya melaksanakan sholat kadang-kadang mbak, terkadang saya
melaksankannya dengan ikhlas, namun jika males ya saya tidak
melaksanakan sholat, karena orang tua juga tidak pernah
mengarahkan saya untuk melaksanakan sholat, namun terkadang
ibu hanya mengingatkan dengan bertanya kepada saya “sudah
sholat”, namun jawaban saya “sudah bu”, jadi terkadang saya
melaksanakan sholat dengan semaunya saya jika mau
melaksanakan ya saya melaksanakan namun jika itu karena saya
merasakan kurang dukungan atau nasehat dari orang tua”.
b) Mengajarkan Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam, di dalamnya
tedapat berbagai sumber dan petunjuk. Orang wajib memberikan
ajaran atau mendidik anak dalam membaca al-Qur’an, jikalau
orang tua tidak merasa mampu mendidik anak untuk membaca al-
Qur’an, maka hendaknya orang tua meminta bantuan kepada
orang lain untuk memberikan pengajaran mengenai cara-cara
membaca al-Qur’an.
94
Sesuai dengan upaya yang dilakukan orang tua tunggal
untuk anaknya agar mengikuti pembelajaran di TPA, TPQ, dan
pondok pesantren yang merupakan tempat belajar yang tempat
untuk memperoleh ilmu Al-Qur’an, sehingga orang tua tidak
khawatir akan pendidikan al-Qur’an anak.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada
orang tau single parent di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali, melalui contoh pembiasaan, pengalaman sehari-hari dan
keteladanan atau memberikan contoh kepada anak-anaknya telah
berhasil. Begitu pulang dengan keluarga single parent dari ibu
JRY, yang berhasil mengarahkan dan memberikan contoh kepada
anaknya, seperti berikut:
“Saya selalu mengajarkan anak saya untuk mengaji, waktu awal
anak saya masuk di dunia pendidkan TK Kecil, saya sudah
mendaftarkan anak saya di TPA Dusun Surodadi ini mbak, hingga
saat ini sudah umur 15 tahun, akan tetapi pada aslinya anak saya
sudah tidak mau mengaji karena malu dengan teman-temannya,
posisi di tempat anak saya mengaji yang paling besar adalah anak
saya, namun dari sikap saya yang selalu memerintah anak saya
supaya berangkat mengaji, malahan dati bpk ustad meminta
bantuan kepada anak saya supaya membantu mengajar anak-anak
TPA, karena bpk ustad merasa kuwalahan mengajar anak TPA
sendiri”.
Hasil wawancara dengan ibu JRY terkait dengan
pendidikan aqidah yang diberikan juga di dukung dengan hasil
observasi yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2019 pada
pukul 16. 45 ketika itu ibu JRY akan melaksanakan sholat dan
mengajak anaknya untuk melaksanakan sholat berjamaah. Selain
95
itu dalam kesehariannya ibu JRY ini juga senantiasa melakukan
tadarusan setiap hari walaupun posisi atau tempat dengan anak
berbeda namun ibu JRY tetap melaksanakan tadarusan walaupun
sendiri.
2) Pendidikan Akhlak
Akhlak adalah keadaan dalam diri seseorang untuk
melakukan perbuatan baik dan buruk tanpa melalui pemikiran atau
pertimbangan. Pendidikan akhlak di Dusun Surodadi, Tarubatang,
Selo, Boyolali pada umumnya masih sangat baik sekali karena
masyarakatnya masih memakai adat unggah-ungguh ataupun sopan
santun dalam berperilaku. Pendidikan tidak hanya di dapatkan di
bangku sekolah saja, dalam artian pendidikan formal. Tetapi yang
paling penting adalah pendidikan dalam keluarga untuk dapat
membentuk akhlak anak sebagai pondasi dalam menggapai masa
depannya. Rapuhnya pondasi yang ada pada diri anak akan
meninbulkan generasi yang berakhlak buruk dan tidak peduli akan
pendidikan di kemudian hari.
Pendidikan akhlak adalah keadaan dalam diri seseorang
untuk melakukan perbuatan baik atau kurang baik tanpa melalui
pemikiran dan pertimbangan. Pendidikan akhlak di Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali, pada umumnya masih sangat baik sekali
karena masyarakat disana masih menggunakan tradisi atau adat
96
unggah-ungguh atau sopan santun dalam berperilaku, seperti
penuturan ibu TMN:
“Di dalam keluarga saya telah membiasakan untuk mengucapakan
salam saat masuk dan keluar rumah, cara menghormati orang yang
lebih tua, cara berbicara dengan orang yang lebih tua dengan
menggunakan bahasa Jawa karma, cara berbicara dan bersikap
kepada anak yang lebih mudah dari anak saya, tak hanya itu saja,
saya kesehariannya juga mengajarkan sikap jujur pada anak saya,
dengan cara saya memberikan contoh kejujuran kepada anak saya
dan hingga saat ini anak saya menirukan sikap jujur yang saya
ajarkan. Saya langsung menegur anak saya jikalau anak saya
bersikap tidak sopan dengan keluarga, teman, atau tetangga dekat
saya”.
Dari wawancara dengan ibu TMN tersebut juga didukung
dengan hasil observasi pada tanggal 26 Desember 2019
bahwasannya anak selalu mengucapkan salam ketika keluar masuk
rumah, anak selalu menghormati orang yang lebih tua, bahkan cara
menghormati orang yang masih kecil.
Dari penuturan ibu TMN diatas jelaslah terlihat bahwa
pendidikan akhlak di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali
masih menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan adat istiadat.
Seperti penuturan ibu SM berikut:
“Saya membiasakan anak saya untuk mengucapkan salam ketika
keluar dan masuk rumah, kemudian menyapa orang yang sedang
berjalan di dekat rumah dengan menggunakan bahasa Jawa karma,
dan berbaik hati dengan anak kecil. Dan jika seketika anak saya
melakukan perilaku yang tidak sopan atau berbuat kesalahan saya
langsung menegur dan menasehatinya”.
Penuturan ibu SM tersebut juga didukung oleh hasil
observasi pada tanggal 7 Januari 2020 pada pukul 15.00 ketika anak
ibu SM akan berangkatbelajar kelompok dengan teman-temannya,
97
selain itu anak ibu SM ini jika berbicara dengan ibu SM selalu
menggunakan bahasa Jawa krama alus.
Begitulah penuturan dari ibu SM meskipun ia termasuk
keluarga single parent atau kehidupannya tanpa didampingi seorang
suami, namun ibu SM selalu menggantikan tugas suaminya untuk
selalu menasehati dan mengeurnya jika anak melakukan kesalahan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui observasi langsung
dan wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan Islam
yang diberikan oleh keluarga single parent di Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali berupa materi akidah yang sudah baik,
dan akhlak kepada sesama manusia juga berjalan dengan selaras.
b. Keluarga Single Parent dalam Pembentukan Kepribadian anak Remaja
di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali.
Pembentukan kepribadian kepada anak usia remaja,
menekankan kepada anak untuk selalu mengikuti aturan orang tua yang
diterapkan. Apabila anak tidak menuruti apa yang orang tua inginkan,
maka orang tua tidak segan anak untuk berbuat kekerasan atau
menghukum anak.
Cara memberikan pendidikan dalam pembentukan kepribadian
anak usia remaja, yaitu:
1) Penanaman kedisiplinan
98
Pendidikan kepribadian yang diterapkan oleh orang tua single
parent yang peneliti analisis terdapat macam-macamcara mendidik
anak dalam membentuk kepribadian anak remaja, diantaranya adalah
waktu dalam bermain, belajar di sekolah ataupun di rumah, serta dari
cara anak berperilaku kepada orang lain. Seperti yang dilakukan oleh
ibu JWR:
“Setiap anak saya berpamitan kepada saya, mau main dulu nanti
sekitar jam 10 pulang, namun juika jam 10 belum pulang, saya cari
mbak walaupun dengan jalan kaki saya mencari anak saya, seperti
itu kalau tidak di biasakan terkadang anak bisa kelewatan mbak,
keluar jalur batas, lah seketika pulang tidak tepat waktu saya selalu
menasehati dan mengarahkannya, waktu sholat dan TPQ pun sama
mbak, saya ajarkan selalu tepat waktu, namun saya anak saya itu
termasuk keras mbak, jadi bergaul atau perilaku terhadap orang lain
kurang baik, sehingga saya setiap hari mengajarinya cara berperilaku
kepada orang lain itu seperti apa, saya ajarkan terus”.
Penelitian yang diteliti berbeda dengan pembentukan
kepribadian kepada keluarga single parent oleh ibu PRN, karena
pekerjaan beliau yang terlalu sibuk bekeja di luar sehingga
membentukan kepribadian kepada anaknya agak sedikit terhalang,
seperti yang diujarkan ibu PRN:
“Membentuk kepribadian kepada anak saya itu terlalu susah bagi
saya mbak, namun saya senantiasa jika saya bangun lebih awal
karena harus berkerja berangkat pagi, saya membangunkan anak
saya, saya arahkan setelah bangun tidur kamu harus ngapain gitu
saya arahkan terlebih dahulu, saya tunggu sampai dia bangun
terlebih dahulu bersihin kamar, baru saya berangkat mbak, setelah
saya berkerja saya selalu memantau anak saya melalui elektronik
dengan handphone, saya menanyakan sudah sholat belum, sudah
makan belum, sudah ngerjain pekrjaan rumah apa belum dan lain
sebagai yang bersangkutan dengan kehidupan sehari-hari”.
2) Bertanggung Jawab
99
Mampu bertanggung jawab jika melakukan tugas rutin tanpa diberi
tahu, dapat menjelaskan apa yang dilakukan, tidak menyalahkan
orang lain yang berlebihan, mampu menentukan pilihan dari
beberapa alternative, dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit,
bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain
dalam kelompoknya, mempunyai minat yang kuat untuk untuk
menekuni dalam belajar, menjalin komunikasi dengan sesama
anggota kelompok, menghormati dan menghargai aturan, bersedia
dan siap mempresentasikan hasil kerja kelompok atau pribadi,
memiliki kemampuan dalam mengemukakan pendapat, mengakui
kesalahan tanpa mengajukan alas an yang dibuat-buat, seperti
penuturan ibu TMN:
“Tanggung jawab yang dimiliki oleh anak saya sangatnya tinggi, dia
mampu menjaga tanggungan itu, seperti hanya jika seseorang sudah
memberikan perintah kepada seperti hanya, membersihkan tempat
atau disuruh ngantar orang kemana tujuan kaya gitu, jadi jika saya
perintah minta tolong suruh ngambil rumput di kebun, anak bilang
saya lagi di perintah orang ibu missal siapa kaya gitu mbak, kalau
semisal memiliki kesalahan anak juga selalu meminta maaf duluan,
menurut saya juga dia anak yang selalu bersyukur dalam segala hal”.
Diperkuat dari penuturan anak ibu TMN:
“Saya orangnya selalu tinggi dalam prinsip mbak, jika prinsip saya
dari awal salah, ya sudah belakangnya juga salah, sehingga saya
berfikir menaklukan ego saya, benar bahwa orang itu memiliki kadar
emosi, pengakuan masing-masing, namun saya tepat teguh pada
pendirian saya bahwasannya, orang yang bertanggung jawab akan
dipercayai oleh banyak orang, jika seseorang itu menyalahakan satu
saja dari tanggung jawab tersebut maka akan berkurang orang
percaya kepada orang itu”.
100
2. Peran dan Pola Asuh Keluarga Single Parent terhadap Pendidikan Agama
Islam dan Pendidikan Kepribadian pada Remaja di Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo, Boyolali.
a. Peran dan Pola Asuh Orang Tua Single Parent Pendidikan Agama
Islam
Keluarga orangtua merupakan pemimpin keluarga dan
mempunyai hak untuk dihormati dan dipatuhi. Dalam keluarga dia
sebagai peletak dasar dasar pendidikan Islam dan sumber pembentukan
kepribadian anak. Orangtua merupakan sabagai unsur penting dan
berdampak langsung terhadap perjalanan nasib dan masa depan anak-
anak mereka. Orangtua atau ibu dan ayah memegang peranan yang
penting dan amat berpengaruh pada masa kanak-kanak, remaja maupun
dewasa.
Orangtua tunggal (single parent) biasanya lebih merasa tertekan
daripada orangtua utuh dalam kekompakan sebagai orang tua.
Kekompakan orangtua ini nantinya dapat berpengaruh pada bagaimana
orangtua mengasuh anaknya. Orang tua tunggal yang tidak memiliki
pasangan untuk berbagi dalam mendidik dan membesarkan anak.
Menafkahi sendiri tanpa bantuan dari pasangan menjadikan beban bagi
orang tua single parent, sehingga anak harus putus sekolah karna biaya
sekolah yang tidak cukup, seperti penuturan bpk SRJ ini:
“Dulu mbak waktu saya masih satu rumah dengan istri saya, saya
memiliki pemasukan setiap hari mbak, karena jualan sayur di pasar-
pasar dengan dengan istri, namun setelah saya pisah ranjang dengan,
jarak sekitar 2 tahun penghasilan saya mengalami kemrosotan, hingga
101
pada saat itu anak saya yang masih duduk di kelas XI SMK harus
keluar karena tidak adanya biaya untuk sekolah, dan untuk saat ini anak
saya berkerja, malah terkadang yang membiayai hidup saya, anak saya
itu mbak”.
Orangtua mempunyai peran dan memiliki tanggungjawab yang
sangat penting dalam membentuk moral kepribadian anak, yaitu melalui
pendidikan agama Islam yaitu melalui pendidikan yang dipraktikkan
melalui kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama Islam merupakan
pondasi dalam keluarga untuk membentuk perilaku dan moral anak-
anak untuk mengetahui batasan baik dan buruk, dan berfungsi untuk
membentuk manusia yang percaya dan bertakwa kepada Allah SWT.
Seperi yang diujarkan oleh ibu JWR:
“Dalam hal ketakwaan kepada Allah SWT, saya selalu menekankan
untuk melaksanakan nomor satu mbak, karena jikalau seseorang itu
agama atau sholatnya bagus semuanya akan ikut baik atau bagus,
namun jika anak dalam melaksanakan sholat terlalu terburu-buru atau
bahkan melaksanakan sholat hanya karena takut saya marahin, saya
meluruskan pemikiran anak saya yang seperti itu, hingga anak benar-
benar bisa berfikir bahwa Allah tidak membutuhkan kita, namun kitalah
yang membutuhkan Allah, melibatkan Allah dalam segala hal”.
Hal ini kemudian bisa kita lihat dari beberapa uraian di atas,
bahwasannya peran orang tua dalam mengasuh anak, dan mendidik
anak sangatlah penting. Selain penting, peran orang tua dalam
mengasuh dan mendidik anak akan sangat berpengaruh pada setiap
perkembangan dan pertumbuhan anak.
b. Peran dan pola asuh pendidikan kepribadian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam
tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya
102
pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi dan saling
memperhatikan.
Agar anak tumbuh berkembang dengan baik sesuai harapan
orang tua, sikap dan perhatian orangtua terhadap anak sangat
mempengaruhi pembentukan pribadi anak. Orangtua yang menghendaki
anaknya memiliki contoh atau teladan dan dorongan kearah yang
diinginkan. Sikap orangtua memberikan kemungkinan yang sangat
besar terhadap sukses atau gagalnya usaha seorang anak dalam
membentuk pribadi yang baik. Oleh karena itu orang tua adalah modal
dasar menanamkan kebaikan dalam mendidik anak. Bentuk pola asuh
orang tua terhadap anak pada dasarnya dapat membantu anak dalam
mengembangkan control diri dan bimbingan diri sehingga anak dapat
mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam berperilaku. Seperti
ujar ibu PRN:
“Sedari anak saya kecil mbak, saya selalu mengajarkan anak saya untuk
hidup sederhana, selalu bersyukur, hingga sampai anak saya usia remaja
ini, dia tidak pernah mnegeluh akan perbedaan dengan teman-
temannya, setiap hari saya tanamkan rasa kebaikan kepada anak saya,
memberikan perhatian penuh kepada anak saya, selalu memberikan
kabar jikalau pulang sekolah telat, hingga hal-hal kecil yang harus saya
ajarkan kepada anak saya”.
Pada hakikatnya semua orangtua ingin yang terbaik untuk
anaknya dalam semua hal, baik dari kebutuhan dasar mulai dari makan,
pakaian sampai tempat tinggal, hingga pendidikan seorang anak ingin
semuanya yang terbaik.
103
Berkenaan dengan model dan teori pola asuh orang tua dengan
anak setidaknya ada 3 macam bentuk, yaitu:
a) Pola asuh menang (authoritarian)
Dalam pola asuh ini, pihak orangtua ingin selalu benar dan
menang setiap kata atau tindakannya harus dituruti atau dianut
(Gordon, 1994: 127).
Adapun bentuk pola asuh yang ototiter mempunyai ciri-ciri:
a. Orangtua dalam bertindak pada anaknya tegas.
b. Suka menghukum
c. Kurang memiliki kasih sayang
d. Kurang simpatik.
Dalam memberikan aturan-aturan kepada anak, setiap orang
tua akan memberikan bentuk pola asuh yang berbeda-beda.
Berdasarkan latar belakang pengasuhan orang tua sendiri sehingga
akan menghasilkan bermacam-macam pola asuh yang berbeda dari
orang tua yang berbeda pula. Seperti pola asuh yang di berikan oleh
ibu YM:
“Saya dalam mengarahkan dan menasehati anak saya hanya dengan
cara memerintahnya untuk sholat, melakukan pekerjaan sehari-hari
yang seharusnya harus dikerjakan, jka anak tidak mau
melaksanakannya, ya sudah mbak, biar terserah apa yang anak mau
kerjakan asalkan tidak bertentangan dengan ajaran-ajarannya, karena
anak saya berfikir saya sudah dewasa jadi tidak perlu setiap hari
diarahkan dinasehati oleh orang tua, pikiran anak seperti itu, jadi
seakan-akan yang menjadi patokan adalah pikirannya sianak sendiri
bukan dari orang tua”.
104
b) Pola Asuh Mengalah (Permissife)
Pola asuh mengalah ini, pihak orang tua selalu bersikap
menuruti apa yang menjadi keinginan anak, ia akan cenderung manja
dan sikap orang tua cenderung melindungi anak secara berlebihan
(Gordon, 1994: 127).
Adapun ciri-ciri pola asuh permissife antara lain:
a. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin.
b. Ibu memberikan kasih sayang dan ayah bersikap sangat longgar.
c. Anak tidak dituntut untuk bertanggungjawab dan anak diberi hak
yang sama dengan orang dewasa.
d. Anak diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengatur
dirinya sendiri, orangtua tidak banyak mengatur serta tidak
banyak mengontrol (Haerudin, 2005: 40). Seperti ujarnya ibu SM:
“Saya setiap hari selalu mbak mengarahkan anak, menasehati
anakdari bangun tidur, mau berangkat ke sekolah hingga setelah
pulang sekolah, namun saya terkadang lalai dalam mengarahkan
anak dalam hal pendidikan di rumah seperti hanya waktunya bantuin
saya bekerja setelah anak pulang sekolah, namun saya tidak tega
mbak, karena pengalaman pernah suatu ketika saya meminta bantuan
kepada anak saya, saya suruh membelikan santan itu saya
perintahnya setelah pulang sekolah, kemudian anak saya jawabnya
langsung saya capek bu habis sekolah seperti itu, jadi mulai waktu
itu setlah pulang sekolah saya tidak pernah memerintah anak saya,
kecuali jika libur sekolah, saya bisa memerintah anak saya supaya
bekerja, melaksanakan kewajiban dan lain sebagainya”.
Membiarkan anak selalu memenangkan permainan dan
kompetisi bukanlah tanda sayang kepada anak. Malah seperti itu
memberikan rasa percaya diri yang palsu di dalam diri anak. Sebagai
orang tua terkadang kita memang tak ingin melihat anak kecewa
105
dalam segala hal, saat anak meminta uang jajan, saat anak pulang
sekolah main dengan teman-temannya hingga melupakan pekerjaan
rumah, saat anak tidak mau mendengarkan nasehat orang tua, dan
saat anak tidak mau diatur oleh orangtuanya. Karena itu, mengalah
saat bermain dengan anak atau membiarkan anak selalu menang
dalam segala tindakan, sebab sikap orang tua yang selalu mengalah.
c) Pola asuh tidak menang dan tidak kalah (outhoritative)
Pola asuh ini merupakan pola asuh tanpa kekuasaan. Konflik
diselesaikan tanpa ada salah satu yang menang ataupun kalah karena
penyelesaian dapat diterima oleh kedua belah pihak (Gordon, 1994:
172).
Adapun ciri-ciri pola asuh authoritative yaitu:
a. Hak dan kewajiban antara anak dan orangtua seimbang.
b. Antara orangtua dan anak saling melengkapi satu sama lain
c. Orangtua cenderung tegas tetapi hangat dan penuh perhatian.
d. Orangtua dalam bertindak selalu memberikan alasan kepada anak
secara obyektif (Haerudin, 2005: 41).
Menjadi sosok orangtua yang membentuk masa depan anak,
bisa dikatakan demikian karena anak adalah tumpuan dan harapan
bagi orangtua dalam kehidupan keluarga didalam lingkup kecil dan
merupakan asset bangsa dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Bagaimanapun juga, anak kandung tetaplah individu yang memiliki
kepribadian dan pembawaan sendiri, mungkin karena keturunan gen
106
atau keturunan darah, sedikit banyak sifat orang tua menurun pada
anak-anaknya.
Anak yang memiliki sikap dasar pendiam, bisa jadi karena
memiliki keturunan dari ayah atau ibu yang pendiam. Seorang ibu
atau ayah yang memiliki sikap dasar terlalu banyak bicara, tidak
mustahil juga jika menurunkan sifat yang mirip kepada buah hati.
Semua sifat yang dimiliki seseorang emiliki kekurangan dan
kelebihannya masing-masing, tinggal bagaimana seorang
menerapkan dan menilai sifat pada waktu dan tempat yang pas.
Pengetian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu
membahu dalam melaksankan tugas dan tanggung jawab sebagai orang
tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik dan tiap eksponen
memiliki fungsi tertentu dalam mencapai tujuan dalam keluarga,
masing-masing mempunyai peranannya sendiri. Adapun peran ayah,
yaitu:
a. Sumber kekuasaan
b. Penghubung dengan dunia luar
c. Pelindung terhadap ancaman luar
d. Pendidik segi rasional
Pada halaman ini merupakan bagian dari analisis peneliti
terhadap data di lapangan, analsis peneliti merujuk pada teori-teori yang
sudah peneliti pelajari, bahwa dalam keluarga single parent, terdapat
107
peran yang dilakukan seorang ayah, seperti kehidupan bpk SRJ, ujar
bapak SRJ:
“Lingkungan rumah yang menjadikan perubahan anak saya, sehingga
terkadang saya harus menjadi orang tua yang permarah karena melihat
tingak anak saya, sifat anak saya yang sering berubah-ubah, jika anak
sudah nyaman di rumah kemudian melakukan semua yang saya
perintahkan, namun jika anak sudah bergaul di luar sana entah sama
teman lingkungan, atau main ke tempat ibunya, anak memiliki
kepribadian yang berbeda, sehingga saya harus benar-benar berada di
depannya supaya anak saya tetap mau melakukan apa yang saya
perintahkan jika itu baik”.
Sedangkan peran ibu, yaitu:
a. Tempat mencurahkan isi hati
b. Mengatur kehidupan rumah tangga
c. Pembimbingan kehidupan rumah tangga
d. Pendidik segi emosional
e. Penyimpan tradisi
f. Pemberi rasa aman dan sumber kasih sayang (Andy, 1993: 118).
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa setiap eksponen
mempunyai peranannya masing-masing, jika salah satu yang tidak
terpenuhi maka anak pun akan mengalami ketegangan dalam
perkembangannya karena tiap eksponen berpengaruh terhadap
perkembangan anak khususnya dalam pebentukan kepribadiannya
(Syah, 1999: 14). Keluarga seimbang adalah keluarga yang ditandai
oleh keharmonisan keluarga antara ayah dan ibu, ayah dengan anak
serta ibu dengan anak. Dalam keluarga ini orang tua sebagai
108
coordinator dan antara ayah dengan ibu saling menjalankan tugas dan
peranannya masing-masing. Seperti ujar ibu PRN:
“Anak saya dan saya sering mbak, cerita tetang kehidupan saya dulu
seperti apa, sehingga anak tau susah nya hidup dari itu anak bisa
berfikir bahwa kehidupan orang tua apalgi single parent tidak seperti
keluarga yang lain, anak pun sama menceritakan pengalaman di
sekolah, memberikan informasi saat kejadian appaun, namun terkadang
harus saya dulu yang member kabar, karena saya bekerja di luar jadi
pantauan terhhadap anak saya kurang, namun setelah pulang bekerja
saya senantiasa memberikan dukungan kuat kepada anak saya, entah itu
masalah pendidikan belajar atau kehidupan, kami selalu mencerita hal-
hal kecil yang terjadi di setiap harinya”.
Akan tetapi karena status keluarga orang tua ialah single parent
atau orang tua tunggal maka seorang bapak single parent atau ibu single
parent harus bisa melakukan itu dengan sendiri, karena keluarga
merupakan lingkungan pembimbing pertama dan utama bagi anak,
terutama agar mencetak anak mempunyai kepribadian yang kemudian
dapat dikembangkan dalam membimbing selanjutnya, tumbuh kembang
anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang tua tersebut mampu
berfungsi sepenuhnya.
Pendidikan kepribadian yang menunjukkan bahwa dalam
keluarga single parent di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali,
ini memiliki potensi merencanakan sesuatu untuk mencapai masa
Depan, seeperti penuturan anak ibu TRY berikut:
“Cita-cita saya setelah lulusan dari SMA atau SMK saya mneginginkan
melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi akan tetapi karena biaya orang
tua yang menjadi kendala, dan ibu saya bilang kepada saya jika diwaktu
lulusan telah tiba ibu ada uang untuk membiayai kamu sekolah maka
lanjtkan sekolahmu (ujar ibu TRY ke anak), namun yang ada dalam
109
pikiran saya, jika saya melanjutkan kuliah dan belum bekerja untuk
tahap selanjutnya saya akan mencari uang saku kemana, yang saya
fikirkan hanya itu, maka dari itu saya akan menetapkan untuk bekerja
terlebih dahulu”.
Hasil wawancara dengan anak ibu TRY terkait dengan
pendidikan kepribadian diberikan juga di dukung dari hasil observasi
yang peneliti lakukan pada tanggal 9 Januari 2020 pada pukul 15.00,
dari hasil wawancara dari anak ibu TRY ini juga ada beberapa simpulan
wawancara dari anak remaja keluarga single parent, yakni penuturan
dari anak ibu YM berikut:
“Saya memiliki keinginan bahwasannya saya akan bekerja terlebih
dahulu baru melanjutkan kuliah, akan tetapi dorongan dari ibu tidak
terlalu kuat untuk saya melanjutkan kuliah, ibu selalu bilang kerja aja
ibu ga mampu kalau kamu kuliah, seketika ibu bilang ke saya seperti itu
saya berfikir jika kerja sudah menghasilkan uang kenapa saya harus
kuliah, seketika saya berfikir seperti itu”.
Hasil wawancara ini diperkuat dengan adanya hasil observasi
pada tanggal 21 Januari 2020 pada pukul 14.30, bahwasannya ibu
benar-benar tidak menginginkan anaknya untuk melanjutkan sekolah
keperguruan tinggi namun bekerja saja sudah cukup.
Dapat disimpukan dari ke dua hasil wawancara tersebut bahwa
pendidikan kepribadian pada anak atau rencana anak menuju masa
depan ialah ingin bekerja secara langsung tanpa harus sekolah di
perguruan tinggi, dan dari hasil kerja mereka bisa membahagiakan
orangtua mereka, anak single parent ini juga memikirkan akan status
ekonomi orangtua jika anaknya melanjutkan sekolah.
110
3. Kendala dalam Mendidik Pendidikan agama Islam dan Pendidikan
Kepribadian Orang Tua Tunggal di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali.
Permasalahan anak tampaknya bukan permasalahan baru, bahkan
telah lama dipersoalkan orang. Permasalahan atau kendala tersebut
merupakan bukan hanya terdapat di dalam keluarga tapi sudah menjadi
polemic di masyarakat luas, permasalahan-permasalahan atau kendala
yang sering terjadi di kalangan remaja tersebut sangatlah beragam, seperti
sering terjadinya tindak kriminal dan hal-hal yang melanggar ketertiban
umum dan lain sebagainya dan jika kita lihat , hal tersebut dapat terjadi
sebagian besar disebabakan oleh kurangnya pembinaan orang tua dalam
keluarga mereka.
Dikarenakan banyaknya rutinitas orang tua tersebut menyebabkan
timbulnya problem bagi orang tua, karena orang tua tidak lagi mempunyai
kesempatan untuk mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasih, dan
memberikan perhatian serta pengawasan langsung terhadap pembinaan
pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian .
Salah satu tugas orangtua sebagai motivator terhadap anaknya.
Motivasi yang diberikan sangat berperan penting dalam mendorong anak
sehingga timbul keinginan untuk belajar. Serta orang tua sebagai
pembimbing yang mampu membinging anak-anaknya agar menjadi anak
dewasa yang cakap dan memiliki susila. Berikut adalah kendalah dalam
mendidik anak:
111
a. Kendala Internal
Lemahnya pertahanan diri adalah faktor yang ada di dalam diri
untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh-
pengaruh negatif. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sosial, kurangnya dasar keimanan dan kemampuan untuk
memilih teman dalam bergaul dapat memicu pembentukan perilaku
negative
Kendala internal bersumber dari dalam diri pribadi anak
kendala-kendala itu dapat berupa anak malas untuk belajar, keinginan
bermain yang berlebih, sikap yang tidak ingin dididik dan sikap
melawan.
Orang tua single parent di Dusun Surodadi mengalami kendala
internal ini,hal ini dikarenakan anak yang malas belajar, anak yang
sering meninggalkan sholat, anak yang sering pulang tidak tepat waktu,
anak sering membantah jika dkasih tahu, anak yang suka main, anak
yang pengen menang sendiri, anak yang terlalu manja, anak yang suka
berkata kasar, anak yang suka berbohong.
b. Kendala Eksternal
Kendala eksternal ini bersumber dari luar diri anak. Kendala-
kendala itu bisa berupa dari perilaku orang tua sendiri, dimana orang
tua yang selalu memanjakan anaknya, bahkan ada orang tua yang takut
dengan anaknya, orang tua yang selalu khawatir akan keadaan anaknya,
orang tua yang egois terlalu mementingkan diri sendiri, orang tua yang
112
sering mengekang anaknya atau terlalu banyak aturan, sehingga
membuat si anak bruntal atau tidak mau mendengarkan perintah orang
tuanya, dan bisa dari pergaulan teman sebaya dimana setelah pulang
sekolah atau pulang kerja anak tidak langsung pulang ke rumah akan
tetapi nongkrong bersama teman-temannya, membolos di jam sekolah
untuk main game.
Kendala lain yang termasuk kendala eksternal ini adalah
masalah ekonomi keluarga yang terkadang membuat keharmonisan
keluarga berkurang, sehingga adek dan kakak juga jarang berkumpul
dengan keluarga karena sudah memiliki teman di luar sana, kendala
rumah yang kurang memenuhi yang menjadikan kendala dalam
membina atau mendidik anak.
113
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah memaparkan data dan menganalisisnya, pada bab sebelumnya
penulis mencoba mengumpulkan sebagai hasil penelitian, dalam bab ini
penulis mencoba menyampaikan saran berkaitan dengan seorang anak usia
remaja yang diasuh oleh ibu atau bapak orang tua single parent di Dusun
Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali adalah sebagai berikut:
1. Potret atau profil orang tua single parent, faktor yang menjadikan orang
tua memiliki gelar sebagai single parent yaitu diakibatkan perceraian dan
kematian. Terjadinya perceraian diakibatkan karena adanya
perselingkuhan dan bisa diakibatkan kekerasan dalam rumah tangga.
Faktor lain seseorang menjadi single parent yaitu kematian pada pasangan
karena menderita penyakit yang tidak mudah disembuhkan sehingga
mengakibatkan kematian, ada juga kematian karena disebabkan bunuh diri
sebab masalah ekonomi dalam keluarga.
2. Peran dan pola asuh pendidikan agama Islam dan pendidikan kepribadian
pada remaja keluarga single parentdi Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali.
a. Peran dan pola asuh dalam pendidikan agama Islam
Berdasarkan temuan data-data lapangan maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai Pendidikan Islam dalam keluarga single parent di Dusun
Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali berupa materi akidah dan akhlak.
114
Materi akidah yang diajarkan oleh orang tua single parent yaitu iman
kepada Allah seperti mencintai Allah dengan cara membiasakan diri
untuk selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya,
membiasakan sholat dan membaca Al-Qur’an setiap hari. Selain itu
orang tua single parent di Dusun Surodadi, Tarubatang, Selo, Boyolali
ini selalu menasehati dan menanamkan pada diri anak rasa kepercayaan
akan datangnya hari kiamat suatu saat nanti. Sedangkan materi akhlak
yaitu dengan cara orang tua single parent membiasakan diri dan
memberikan keteladanan kepada anaknya untuk bersikap sopan dan
santun kepada orang yang lebih tua, menghormati, menyayangi, dan
senantiasa selalu mendoakan kedua orang tua, dan membiasakan diri
untuk selalu hormat dan patuh pada perintah guru dan bersikap saling
member dan mengasihi antar tetangga.
b. Peran dan pola asuh dalam pendidikan kepribadian
Sedangkan dalam pendidikan kepribadian berdasarkan
penelitian dan observasi yang dilakukan oleh anak lebih cenderung
menyendiri dan jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya baik di
sekolah mauapun di lingkungan rumah. Sedangkan ada yang memiliki
kepribadian cenderung lebih tertutup. Hasil observasi dan penelitian ada
anak yang cenderung mempunyai kepribadian yang periang.
Dikalangan teman sebayanya ia di kenal sebagai anak yang periang dan
ramah.
115
3. Kendala orangtua keluarga single parent dalam memberikan pendidikan
agama Islam dan pendidikan kepribadian pada anak remaja di Dusun
Surodadi Tarubatang Selo, Boyolali, terdapat 2 kendala yaitu kendala
internal yaitu kendala yang datang dari diri sendiri dan kendala eksternal
yaitu kendala yang datang dari luar diri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dari kesimpulan yang telah disajikan
maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini
adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua Single Parent
Bagi single parent hendaknya menambahkan materi pendidikan
Islam kepada anaknya seperti menanamkan kecintaan kepada Rasulullah
dan menumbuhkan rasa untuk lebih mencintai dan menghargai Al-Qur’an
karena materi yang diajarkan dalam keluarga single parent tersebut masih
sangat minim. Sebagai orang tua seyogyanya tidak terlalu mengekang
ataupun membebaskan anaknya. Berilah anak tersebut nasihat, pegangan,
pandangan serta contoh sehingga anak tersebut bisa memilih mana hal
yang baik yang pantas untuk dilakukan dan hal yang buruk yang tidak
pantas untuk dilakukan.
Dalam hal sikap preventif pihak orang tua dapat memberikan
tindakan seperti menanamkan rasa disiplin terhadap anak, mencurahkan
116
kasih sayang dari orang tua single parent terhadap anak dan menjaga agar
terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
Bagi orang tua hendaknya bersikap bijaksana terhadap masalah-masalah
yang timbul dalam keluarga serta sabar dalam menghadapi segala cobaan.
Status sebagai single parent bukanlah menjadi halangan untuk
melaksanakan semua kewajibannya sebagai orang tua. Anak merupakan
titipan yang wajib kita jaga dan kita bimbing. Bersikap bijaksana, adil, dan
sensitive terhadp permasalahan yang terjadi pada anak seputar
perkembangannya baik perkembangan fisik, maupun psikis, emosi, mental
dan kepribadiannya.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mampu meningkatkan perannya dalam
memberikan contoh dan perilaku positif terutama ketika anak melakukan
interaksi dan bergaul dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut dikarenakan
pengaruh lingkungan sosial terhadap anak remaja cukup dominan.
117
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Al-Qusy. 1974. Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa atau Mental. Jakarta:
Bulan Bintang.
Abdul Majid dan Dian Andayani.Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Impelmentasi Kurikulum 2004). Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana Perdana.
Achmad, Djumairi. 1990. Hukum Perdata II. Semarang: Dosen Fakultas Syariah
IAIN Walisongo.
Al-Rasyid dan Samsul Nizar. 2003. Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis
Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Press.
Andy, Mappiare. 1993. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Baihaqi, Sunaerdi. 2005. Konsep Dasar dan Gnagguan-Gangguan. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu Lainnya. Jakarta: Kencana.
Koswara E.. 1991.Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco.
Elizabeth B. Hurlock. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Hamim, Rosyidi. 2010. Hand Out Psikologis Kepribadian. Surabaya: IAIN Sunan
Ampel.
Haryanto, Joko Tri. 2012. Transformasi dari Tulang Rusuk Menjadi Tulang
Punggung. Yogyakarta: Cv. Arti Bumi Intaran.
118
Hude, Darwis. 2001. Menjadi Single Parent bukan Sebuah Pilihan. Jakarta: PT.
Grafindo Persada.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Jumhur dan Suryo. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV.
Ilmu.
Mappiare, Andy. 1993. Psikology Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Marimba, Ahmad. 1980. Pengantar Filsafat Pendidkan Islam. Bandung: Al-
Ma’arif.
Nizar, Samsul. 2001. Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam.
Jakarta: Gaya Media Pratama.
Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rasjid, Sulaiman. 2004. Fiqih Islam. Jakarta: Attahiriyah.
Rochimah, Nur Apriliya & Badrus Zaman. 2018. Pendidikan Moral Anak
Jalanan. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
Schultz, Duane. 2007. Psikologi Perkembangan Model-Model Kepribadian Sehat.
Yogyakarta: Kanisius.
Benny Heldrianto, 2013. Jurnal “Penyebab Rendahnya Tngkat Pendidikan Anak
Putus Sekolah dalam Program Wajib Belajar 9 Tahun Desa Sungai Kakap
Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya” http://jurnafis.untan.ac.id./
diakses tanggal 17 Desember 2019.
Haryanto, 2012. “Pengertian Pendidikan Mneurut Para Ahli”
http://belajar.psikologi.com./ Pengertian-Pendidikan-Menurut-Ahli, diakses pada
tanggal 17 Desember 2019.
Khamim Zarkasih Putro, 2017: Jurnal “Memahami Ciri dan Tugas
Perkembangan Masa Remaja” http://ejournal.UIN-Suka.ac.id./ diakses pada
tanggal 23 Desember 2019.
119
Rochimah, Nur Apriliya & Badrus Zaman. 2018. Pendidikan Moral Anak
Jalanan. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
Samrin, 2015. “Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia, Jurnal al-Ta’dib, Vol 8.No. 1.
Simanjuntak. 2007. Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia. Jakarta: Pustaka
Djambatan.
Soetojo Prawirohamidjojo dan Aziz Safioedin.1986. Hukum Orang dan Keluarga.
Bandung: Alumni.
Subekti. 1985. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermara.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumadi, Suryabrata. 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Syah, Muhibin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Weller. 2011. Kamus Saku Pesawat. Jakarta: Kencana.
Wibisono, Dermawan. 2003. Riset Bisnis Panduan Bagi Praktisi dan Akademis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yudrik, Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Yustinus, Semium. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi.
Zakiah Daradjat. 1982. Kepribadian Mental. Jakarta: Gunung Agung.
Zaman, Badrus. 2018. Pendidikan Akhlak pada Anak Jalanan di Surakarta. Jurnal
Inspirasi Vol. 2 No. 2 Undaris Ungaran.
Zaman, Badrus. 2019. Urgensi Pendidikan Karakter yang sesuai dengan Falsafah
Bangsa Indonesia. Jurnal Al Ghazali Vol. 2 No. 1 STAINU Purworejo.
Zaman, Badrus., & Kusumasari, D. 2020. Pendidikan Akhlak untuk Perempuan
(Telaah Qur’an Surat An-Nur Ayat 31). Tadrib, 5(2), 234-
246.https://doi.org/https://doi.org/10.19109/tadrib.v5i2.3656
Zuhairini. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang:
Universitas Malang.
120
PEDOMAN WAWANCARA/ OBSERVASI/ DOKUMENTASI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PENDIDIKAN KEPRIBADIAN
KELUARGA SINGLE PARENT
DUSUN SURODADI, TARUBATANG, SELO, BOYOLALI
No
.
Fokus Aspek Metode
Pengumpulan
Data
Sumber
Data
Keter
angan
1. Bagaiman
a
Pendidika
n Agama
Islam
pada
keluarga
single
parent di
Dusun
Surodadi,
Desa
Tarubatan
g, Selo,
Boyolali
a. Kegiatan
keagamaan apa
saja yang ada di
Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo,
Boyolali?
b. Bagaimana
pendapat anda
tentang orang tua
single parent yang
berada di
lingkungan sekitar
dalam mendidik
anak mereka?
c. Apakah anda
mengetahui cara
mereka dalam
mendidik anak?
1. Bagaimana anda
memberikan
keteladanan
kepada anak
dalam hal
pengalaman
sholat 5 waktu?
a. Bagaimana
cara anda
membiasakan
anak untuk
melaksanakan
sholat 5
waktu?
b. Bagaimana
sikap anda
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Tokoh
Masyara
kat (RT)
Orang
tua
nonsingl
e parent
Orang
tua
Single
parent
121
jika anak anda
tidak
melaksanakan
sholat?
c. Saat
mengarahkan
anak untuk
sholat apakah
anda juga
melaksanakan
sholat?
d. Saat keadaan
sakit, apakah
anda
melaksanakan
sholat?
2. Bagaimana sikap
anda terhadap
cara membaca al-
Qur’an anak?
a. Bagaimana
cara anda
mengajari
anak anda
membaca al-
Qur’an?
b. Apakah anda
juga
menerapkan
membaca al-
Qur’an setelah
sholat
mahgrib?
c. Bagaimana
cara anda
supaya anak
sellau pergi
mengaji dan
tidak
membolos?
3. Apakah ada
peraturan anak
anda dalam
aktifitasnya
sehari-hari?
a. Bagaimana
122
sikap anda
jika anak ibu
sering pulang
ke rumah
tidak tepat
waktu?
b. Bagaimana
sikap anda
jika anak anda
memiliki
pacar?
c. Apakah anda
melakukan
pengawasan
kepada anak
anda apabila
melakukan
kesalahan?
d. Bagaimana
cara anda
menanamkan
rasa disiplin
dan
tanggungjawa
b pada diri
anak?
4. Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda
gunakan dalam
menanamkan
pendidikan Islam
pada diri anak?
5. Bagaimana cara
anda
membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
jujur?
6. Bagaimana
hubungan anda
dengan kerabat
dekat dan
tetangga?
a. Apakah ibu
123
selalu
mengikuti
kegiatan rutin
di Dusun
seperti hanya
pengajian
rutin,
kumpulan,
yasinan dan
lain
sebagaimana?
1. Apakah anda
selalu
melaksanakan
sholat?
a. Jika sedang
menonton tv
kemudian
adzan apa
yang akan
anda lakukan?
b. Jika dalam
keadaan sakit
apakah anda
akan tetap
melaksanakn
sakit?
2. Apakah anda
sering membaca
al-Qur’an?
a. Membaca al-
Qur’an berapa
kali dalam
sehari?
3. Apakah anda
sering pulang ke
rumah tidak tepat
waktu?
a. Apakah anda
punya pacar?
b. Sering
berbohong
dengan orang
tua karena
pacaran?
c. Apakah
124
pernah pulang
sekolah telat
karena
bersenang
dengan teman-
teman dan
melupakan
pekerjaan
rumah?
4. Apakah yang anda
lakukan jika orang
tua anda sedang
repot di rumah?
a. Apakah yang
akan anda
lakukan jika
orang tua anda
menyuruh
anda?
b. Jika orang tua
dalam
keadaan sakit
apa yang akan
anda lakukan?
2. Bagaiman
a
Pendidika
n
Kepribadi
an pada
keluarga
single
parent di
Dusun
Surodadi,
Desa
Tarubatan
g, Selo,
Boyolali
1. Apakah anda
sudah bekerja?
2. Bagaimana
rencana ke depan
anda untuk
mencapai masa
depan?
3. Ketika anda
bekerja di luar
seharian, apakah
anda
memperhatikan
kegiatan anak
anda dengan
menghubungi
anggota keluarga
yang lain?
4. Seberapa sering
anda menasehati
anak anda
mengenai masa
depan anda
Wawancara Anak
Single
Parent
125
dengan lebih rajin
dalam belajar?
5. Sejak usia berapa
anda
membiasakan
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
6. Apakah anda
menerapkan
kepada anak
untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
7. Apakah anak anda
mudah
terpengaruh
dengan siapapun?
8. Ketika bangun
tidur apakah anak
membereskan
tempat tidur
sendiri atau anda
yang
membersihkannya
?
9. Setelah makan
apakah anak anda
membersihkan
dan beres-beres
sendiri atau masih
orang tua yang
membersihkan?
10. Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
11. Apakah anak anda
memiliki rasa
percaya diri yang
tinggi?
12. Apakah anda
memberikan
hukuman fisik
pada anak jika
anak melkaukan
126
beberapa
kesalahan?
3. Pengamat
an
Keluarga
1. Apakah yang
dilakukan single
parent pagi hari
sebelum
berangkat kerja?
2. Bagaimana orang
tua jika anak
melakukan
kesalahan?
3. Bagaimana
orangtua single
parent
mengajarkan
pendidikan Islam
kepada anaknya?
4. Bagaimana
pembagian tugas
dalam keluarga
single parent
5. Bagaimana
hubungan antara
individu dalam
keluarga single
parent.
1. Apa yang
dilakukan anak
single parent
sebelum
berangkat sekolah
Observasi
Observasi
Orang
tua
Single
Parent
Anak
Single
Parent
4. Pengamat
an
keluarga
dan
penduduk
1. Jumlah penduduk
yang memiliki
status sebagai
orang tua single
parent.
2. Jenis pekerjaan
penduduk di
Dusun Surodadi,
Tarubatang, Selo,
Boyolali.
3. Jenis pekerjaan
penduduk yang
memiliki status
orang tua single
Dokumentasi Tokoh
masyara
kat
Orang
tua
single
parent
127
parent
4. Pedoman atau
aturan orang tua
dalam mendidik
anak.
128
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Minggu, 15 Desember 2019
Waktu : 16:00-16:45
Tempat : Bpk SRJ
Responden : Bpk SRJ
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara anda
membiasakan anak
untuk sholat lima
waktu
Bapak SRJ memberikan contoh yang
baik kepada anak-anaknya “sebisa
mungkin saya mengarahkan anaknya
saya untuk sellau mengerjakan sholat
tepat waktu, jikalau tepat waktu
belum bisa saya biasakan
mengingatkan sholat disaat waktu
sholat sudah tiba”.
Bagaimana sikap anda
jika anak anda tidak
melaksanakan sholat
Bapak SRJ jikalau sudah saya
ingatkan kemudian tidak
melaksanakan saya akan bersi keras
untuk bertindak sesuatu
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan sholat
apakah anda juga
melaksanakan sholat
Bapak SRJ langsung menjawab
“Pernah suatu ketika saya tidak
sholat, kemudian saya mengarahkan
anak saya untuk sholat, kemudia si
anak malah menjawab arahan itu
dengan santai –bapak saja ga sholat,
tapi ngarahin anaknya buat sholat
apa ga malu pak- dari situ saya
berfikir selalu dalam bertindak saya
129
juga harus melihat apa yang sudah
saya lakukan”.
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan sholat?
“Jika sakit terkadang saya
melaksanakan sholat mbak, namun
jika sakit saya terlalu parah saya
tidak sholat”. Penulis bertanya lagi,
jika posisi sakit parah bapak tidak
melaksanakan sholat, lantas apakah
bapak menganti sholat yang sudah
bapak tinggalkan?, bapak SRJ
mnejawab “saya tidak pernah
menganti sholat yang sudah saya
tinggalkan”.
Bagaimana cara
mengajari anak anda
membaca al-Qur’an?
Bapak SRJ “sewaktu anak saya lahir
hingga beranjak ke dewasa saya
belum pernah mengajarkan anak
saya membaca al-Qur’an, namun
saya meminta bantuan kepada ustad
yang mengajar TPA di Dusun
supaya mengajarkan anak saya
mengaji”.
Apakah anda juga
menerapkan membaca
al-Qur’an setelah
sholat maghrib?
Bapak SRJ “saya tidak pernah
membaca al-Qur’an di setiap harinya
mbak, saya membaca arab itu
sewaktu ada kegiatan Dusun seperti
Yasinan dan berjanji, selain itu saya
tidak pernah menyisihkan waktu
saya untuk membaca al-Qur’an”.
Bagaimana cara anda
supaya anak selalu
Bapak SRJ “Jujur mbak, selama
anak lulus dari SD mereka sudah
130
pergi mengaji dan
tidak membolos?
tidak pernah mengikuti ngaji di TPA
lagi, karena yang mengaji di TPA
sekarang hanyalah anak-anak kecil,
sudah tidak ada anak remaja yang
mengaji”. Penulis menanyakan
kembali, lantas jika anak sudah tidak
mengaji, bapak juga merasa jarang
mengaji, lantas tindakan bapak untuk
pendidikan al-Qur’an buat anak,
bagaimana bapak? “sempat saya
pondokan di daerah Boyolali mbak,
Cuma satu tahun hidup di pondok
kemudian keluar karena katanya ga
krasan dengan keadaan pondok, ya
sudah ga jadi hidup di pondok
mbak”.
Bagaimana sikap anda
jika anak anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
Bapak SRJ “saya tidak pernah
merasakan khawatir jika anak tidak
pulang tepat waktu, akan tetapi yang
terpenting sebelum mahgrib sudah
sampai rumah itu saja saya sudah
lega mbak, karena menurut ku anak
cowok itu sulit diarahkan kalau
pulang harus tepat waktu”.
Bagaimana sikap ada
sebagai orang tua jika
anak anda memiliki
pacar?
Bapak SRJ “saya tidak menuntut
anak untuk tidak pacaran mbak, akan
tetapi saya bilang ke anak saya
supaya tau batasan antara laki-laki
dan perempuan itu saja”.
Apakah anda Bapak SRJ “kalau di rumah saya
131
melakukan
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan kesalahan?
selalu memantau mbak, akan tetapi
jika sudah berangkat bekerja saya
jarang memantaunya karena saya
tidak memiliki hp, jadi setau saya
anak saya insyaallah baik”.
Bagaimana cara anda
menanamkan rasa
disiplin dan
tanggungjawab pada
diri anak?
Bapak SRJ “sebisa mungkin saya
mengajarkan kedisiplinan dan rasa
tanggungjawab kepada anak saya,
pernah anak terakhir saya itu di pecat
dari tempat kerjanya mbak, gegara
kurang disiplin anak saya bangunnya
selalu telat, berangkat juga telat
mbak, padahal dari rumah sudah
saya arahkan sikap biar menjadi
disiplin tapi karena suatu halangan di
mana anak tidak ada yang
ngebangunin mungkin dari itu anak
jadi kurang disiplin”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu yang
anda gunakan dalam
menanamkan
pedidikan Islam pada
diri anak?
Bapak SRJ “sebisa mungkin saya
selalu mengarahkan, saya selalu
mengajarkannya, dan saya selalu
memahamkan mbak, bahkan anak
selalu nurut dengan perintah saya,
akan tetapi saya tidak tau jika sudah
di luar sana, karena pergaulan
dengan teman-temannya mungkin
bisa saja terlena dengan handphone
dan lain sebagainya”.
Bagaimana cara anda
membiasakan anak
Bapak SRJ “jujur nggeh mbak, kalau
semisal sopan santun anak di rumah
132
untuk berperilaku
terpuji (sopan santun
atau jujur)?
sudah saya arahkan jadi insyaallah di
luar sana juga menjaga sopan
santunnya, akan tetapi kalau semisal
tentang kejujuran kadang anak juga
pernah berbohong kepada saya
masalah main, uang jajan, dan
pekerjaan”.
Bagaimana hubungan
anda dengan kerabat
dekat atau tetangga?
Bapak SRJ “Alhamdulillah mbak
baik, akan tetapi yang namnya
kehidupan ada orang suka dan tidak
suka, namun saya mengambil
kesimpulan bahwasannya hubungan
saya dengan keluarga atau tetangga
baik mbak”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun seperti
hanya yasinan,
kumpulan, berjanji,
dan lain sebagainya?
Bapak SRJ “saya selalu mengikuti
kegiatan di Dusun mbak, karena
menurut saya hidup udah terlalu sepi
di rumah, anak kerja dan terkadang
nonton tv sendiri, jadi saya memilih
selalu mengikuti kegiatan di Dusun,
jika pekerjaan sudah selesai
terkadang saya bertamu ke rumah
tetangga mbak”.
Ketika anda bekerja di
luar seharian, apakah
anda memperhatikan
kegiatan anak anda
dengan menghubungi
anggota keluarga yang
lain?
Bpk SRJ “Saya tidak bisa
menghubungi siapa-siapa mbak, saya
juga tidak memiliki handphone buat
hubungi keluarga, paling kalau
semisal ada apa-apa saya langsung
bilang ke yang bersangkutan”
Seberapa sering anda
menasehati anak anda
Bpk SRJ “kalau masalah belajar saya
133
mengenai masa depan
anda dengan lebih
rajin dalam belajar?
kurang mengarahkan mbak, karena
posisi anak juga sudah pada kerja
jadi hanya memberikan nasehat
supaya rajin dan disiplin dalam
bekerja”.
Sejak usia berapa anda
membiasakan anak
anda untuk
melaksanakan ibadah
puasa dan sholat?
Bpk SRJ “saya mengarahkan anak-
anak dari kecil agar senantiasa mau
melaksanakan sholat dan ibadah-
ibadah lainnya mbak, namun dulu
waktu masih kecil anak belum begitu
nurut karena asyik main dengan
teman-teman lingkungannya”.
Apakah anda
menerapkan kepada
anak untuk
melaksanakan ibadah
sunah?
Bpk SRJ “Saya hanya bilang jikalau
sholat wajib sudah bisa
melaksanakan semua, tepat waktu,
bisa menjalankan ibadah yang sunah,
namun karena saya juga tidak sering
melaksanakannya maka anak saya
juga menirukannya, cukup yang
wajib saja mbak”.
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Bpk SRJ “Ini merupakan pertanyaan
yang susah mbak bagi saya, karena
saya itu pisah dengan istri saya, dan
terkaang anak ikut di rumah ibunya
mbak, jika di rumah sudah saya
arahkan yang mestinya supaya anak
mau melaksanakan perintah-
perintahnya, supaya sopan dan
santun dengan siapapun, namun jika
sudah ikut ibunya sikap anak
134
terkadang berubah jadi tidak mau
nurut dengan saya, jadi saya paham
jika anak saya itu mudaj terpengaruh
dengan siapapun”.
Ketika bangun tidur
apakah anak
membereskan tempat
tidur sendiri atau anda
yang
membersihkannya?
Bpk SRJ “ya Allah mbak dasarnya
anak laki-laki ya mbak, anak saya
tidak pernah membersihkan kamar
tidurnya ya kalau sudah bangun
langsung ke kamar mandi, tidak
pernah membersihkan namun saya
juga tidak pernah membersihkannya,
biar anak saya yang mikir kalau
sekiranya tempatnya sudah tidak
enak pasti juga akan dibersihkan”.
Setelah makan apakah
anak anda
membersihkan dan
beres-beres sendiri
atau masih orang tua
yang membersihkan?
Bpk SRJ “kalau membersihkan
sehabis makan, anak-anak sellau
membersihkannya mbak, tanpa saya
suruh bahkan punya saya juga
dibereskan oleh anak saya”.
Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
Bpk SRJ “mereka mencucinya
sendiri”.
Apakah anak anda
memiliki rasa percaya
diri yang tinggi?
Bpk SRJ “Anak saya tergolong anak
yang pemalu mbak, kalau di depan
umum jika diperintah mereka baru
mau melaksanakan, namun jika tidak
di suruh mereka hanya terdiam, atau
diam saja”.
Apakah anda
memberikan hukuman
fisik pada anak jika
anak melakukan
beberapa kesalahan?
Bpk SRJ “Saya memberikan hkuman
fisik jika anak melakukan kesalahan
yang sangat fatal atau tidak bisa
135
dimaafkan baru mbak saya
meberikan hukuman fisik”.
136
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Minggu, 15 Desember 2019
Waktu : 16.45-17.20
Tempat : Rumah Bpk SRJ
Responden : Anak bpk SRJ
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat/
“Saya selalu melaksanakan
sholat jika tidak dalam waktu
yang rumit mbak, jikalau kerja
pada saat jam sholat, jujur
saya tidak melaksanakan
sholat, karena terkadang
memakan waktu terlalu
banyak, harus ganti baju,
harus bersih-bersih, jadi
kadang waktu istirahat saya
habis untuk bersih-bersih dan
lain sebagainya mbak.”
Jiak sedang menonton
televise kemudian
adzan apa yang akan
anda lakukan?
“terkadang saya mematikan tv
kemudian mengambil air
wudhu akan tetapi terkadang
saya juga lebih memilih
menonton tv mbak, apalagi
pas posisi hujan-hujan gini”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
“Kalau itu tergantung mbak,
sakit saya parah apa tidak, jika
sakit saya parah saya tidak
137
sholat? pernah sholat, akan tetapi
kalau sakit saya ringan hanya
pusing atau pilek saya masih
bisa melaksanakan sholat”.
Apakah anda sering
membaca al-Qur’an?
“jujur mbak saya tidak sering
membaca al-Qur’an, akan
tetapi terkadang di tempat
kerja saya setiap malam kamis
itu membaca al-Qur’an, lha
baru disitu saya membaca al-
Qur’an”.
Membaca al-Qur’an
berapa kali dalam
sehari?
“Bisa di hitung mbak saya
membaca al-Qur’an dalam
sehari berapa kali, kadang
saya tidak membacanya,
terkadang saya membaca di
sela-sela sholat subuh, namun
terkadang satu hari penuh
saya tidak membaca”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“Dulu waktu masih sekolah
sering mbak saya pulang tidak
tepat waktu karena main
dengan teman-teman, setelah
pulang nongkrong dengan
teman-teman, main game
dengan teman-teman,
sehingga saya sering telat
pulang ke rumah”, terus kalau
pulang ke rumah sering telat
anda tidak memikirkan
138
pekerjaan di rumah? “seketika
itu saya tidak memikirkan
keadaan rumah”. Sudah
meminta maaf sama orang tua
kalau sering pulang ke rumah
telat? “sudah, seketika pulang
saya langsung bilang ke orang
tua”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“kalau harus dijawab jujur
saya punya pacar mbak,
namun sekarang sudah jarang
ketemu karena posisi saya
kerja, kadang tidak ada hari
libur”.
Sering berbohong
dengan orang tua
karena pacaran?
“pernah berbohong tapi tidak
sering, paling pas hari minggu
itu, semisal ditanya bapak
mau kemana gitu, saya
jawabnya mau ketemu sama
temen-temen kalau tidak saya
alasan apapun itu supaya bisa
keluar”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“saya akan membantu sebisa
saya, terkadang tanpa di suruh
bapak saya sudah
melaksanakannya mbak,
namun terkadang saya
nungguin diperintah bapak
baru melaksanakan, bahkan
terkadang saja jika bapak
139
menyuruh saya bilang tidak
mau mungkin karena capek
atau males”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“saya sebisa mungkkin
mengantikan posisi bapak
saya jikalau saya di rumah
mbak, saya mengantikan
bapak ke kebun, dan segera
membawa bapak ke rumah
sakit terdekat, sepaya segera
pulih”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“saya sudah bekerja di Mega
Merapi Surakarta”
Apakah anda
membersihkan tempat
tidur setelah tidur?
“saya tidak pernah
membersihkan tempat tidur
saya mbak, ya paling hanya
melipat selimut saja sudah,
tapi terkadang tidak saya
bereskan”.
Apakah anda
membersihkan tempat
setelah makan, atau
masih orang tua yang
harus membersihkan?
“saya selalu
membersihkannya sekalian
punya bapak terkadang saya
bersihkan dan
membereskannya”.
Apakah anda mencuci
pakaian sendiri?
“saya sudah terbiasa mencuci
baju sendiri mbak, bahkan jika
posisi saya di rumah
terkadang saya mencucikan
pakaian bapak”.
140
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Desember 2019
Waktu : 16:00-16:45
Tempat : Rumah Ibu JWR
Responden : Ibu JWR
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk sholat
lima waktu?
Ibu JWR “Saya selalu membiasakan
mengontrol anak saya supaya
melaksanakan sholat lima waktu,
karena posisi anak saya sudah tidak
sekolah lagi mbak, jadi membuat
saya mudah alam melaksanakan
sholat lima waktu bersama anak
saya”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
tidak melaksanakan
sholat?
Ibu JWR “yang jelas saya orangnya
tegas mbak, saya tau keadaan anak
saya, jadi dalam keadaan apapun kok
anak tidak melaksanakan sholat yang
jelas pertama saya langsung seketika
marah, saya nasehati dan saya cukup
mengarahkan supaya kembali
melaksanakan sholat”.
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan
sholat apakah anda
juga melaksanakan
Ibu JWR “alhamdulillah mbak, saya
selalu melaksanakan sholat lima
waktu walaupun kadang telat waktu
atau mepet waktunya karena suatu
pekerjaan, akan tetapi saya senantiasa
141
sholat melaksanakannya dengan ikhlas”.
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan
sholat?
Ibu JWR “dalam keadaan sakit saya
tetap melaksanakan sholat, entah itu
sakit parah ataupun ringan, tetapi
saya tetap melaksanakan sholat”.
Bagaimana cara
mengajari anak
anda membaca al-
Qur’an?
Ibu JWR “saya selalu mengajarkan
anak saya untuk mengaji, waktu awal
anak saya masuk di dunia pendidikan
TK kecil saya sudah mendaftarkan
anak saya di TPA Dusun Surodadi ini
mbah hingga saat ini, aslinya anak
sudah tidak mau mengaji karena malu
dengan teman-temannya, posisi di
tempat ngaji yang paling besar anak
saya, namun terkadang malah di
suruh bantuin pak ustadz untuk
membantu mengajar anak-anak
TPA”.
Apakah anda juga
menerapkan
membaca al-Qur’an
setelah sholat
maghrib?
Ibu JWR “Saya dengan anak saya
selalu menerapkannya mbak, kalau
posisi anak saya mengajinya di
mushola, namun saya hanya di rumah
saja”.
Bagaimana cara
anda supaya anak
selalu pergi mengaji
dan tidak
membolos?
Ibu JWR “saya selalu arahkan anak
selalu berangkat mengaji, dan saya
sempat memastikan anak saya supaya
ada di lokasi mengaji”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
Ibu JWR “anak saya tidak pernah
pulang telat mbak, dulu waktu SD dia
142
sering pulang ke
rumah tidak tepat
waktu?
selalu pulang ke rumahnya nenek dan
kakek, setelah lulus SD sudah tidak
sekolah lagi, jadi selalu di rumah
hanya membantu saya di kebun,
kalau tidak bantuin beres-beres
rumah”.
Bagaimana sikap
ada sebagai orang
tua jika anak anda
memiliki pacar?
Ibu JWR “Untuk saat ini saya belum
memperbolehkan anak saya untuk
pacaran terlebih dahulu, tapi saya
juga percaya dengan anak saya
bahwasannya anak saya tidak
memiliki handphone, jadi insyaallah
aman”.
Apakah anda
melakukan
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan
kesalahan?
Ibu JWR “selalu mbak, anak saya
tadi habis ngapain dengan siapa saya
selalu mengawasi dan
mempertanyakan keadaan”.
Bagaimana cara
anda menanamkan
rasa disiplin dan
tanggungjawab
pada diri anak?
Ibu JWR “menjadikan anak selalu
siap dalam segala hal, selalu
memperhatikan waktu, dan selalu
bertanggungjawab dengan apa yang
dilakukannya, selalu saya awasi
tentang hal-hal yang menyakut anak
saya”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda gunakan
dalam menanamkan
Ibu JWR “Saya memberikan
keteladanan atau contoh kepada anak
saya, jika sudah waktunya sholat saya
arahkan untuk melaksanakan sholat,
143
pedidikan Islam
pada diri anak?
jika sudah waktunya mengaji saya
arhkan untuk mengaji, dan saya
selalu mengarahkan anak saya untuk
melakukan suatu kebaikan”.
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
jujur)?
Ibu JWR “Sikap anak saya itu keras
mbak, kadang acuh tak acuh dengan
tetangga, dan temannya hingga
disebut untuk sopan santun kurang
terlalu baik, tidak pernah
memperhatikan lingkungan
sekitarnya”.
Bagaimana
hubungan anda
dengan kerabat
dekat atau tetangga?
Ibu JWR “Alhamdulillah baik mbak,
akan tetapi terkadang saya juga
merasakan sakit hati dengan tetangga
yang terkadang mengecilkan orang
kecil seperti saya, sehingga kalau
dalam masalah seperti itu saya
terkadang yang menyapa atau bahan
memberikan perilaku yang baik
terhadap tetangga”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun
seperti hanya
yasinan, kumpulan,
berjanji, dan lain
sebagainya?
Ibu JWR “saya selalu mengikuti
kegiatan di dusun, dengan adanya
kegiatan-kegiatan saya merasa
senang karena bisa dekat dengan ibu-
ibu di Dusun, karena awal masuk di
Dusun ini saya termasuk orang
pendiem mbak, jadi sebisa mungkin
saya selalu berangkat dalam kegiatan
Dusun”.
Ketika anda bekerja Ibu JWR “mengenai perhatian ke
144
di luar seharian,
apakah anda
memperhatikan
kegiatan anak anda
dengan
menghubungi
anggota keluarga
yang lain?
anak saya memantaunya sendiri
mbak, soalnya anak saya juga tidak
sekolah, jadi saya bisa mengawasi
dan memperhatikan kegiatan anak
saya dengan kemampuan saya
sendiri, tidak memerlukan bantuan
keluarga lain”.
Seberapa sering
anda menasehati
anak anda mengenai
masa depan anak
dengan lebih rajin
dalam belajar?
Ibu JWR “Saya selalu mengajarkan
anak saya untuk bekerja mbak, belum
pernah saya mengajarkan anak saya
untuk belajar masalah pendidikan
umum yang saya tekankan ialah
pendidikan agama, jika anak mau
melakukan sholat tepat waktu
insyaallah semuanya ngikut”.
Sejak usia berapa
anda membiasakan
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
Ibu JWR “wahh kalau itu saya
ngajarinnya dari kecil mbak, masih
paud sudah saya ajarkan puasa
namun tentang teorinya saja, setelah
itu kelas 1 SD sudah saya ajarkan
puasa setengah hari, kalau sholat
Alhamdulillah anak selalu mengikuti
saya mbak, jadi saya harus
menerapkan sholat tertib waktu”.
Apakah anda
menerapkan kepada
anak untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
Ibu JWR “yang saya terapkan hanya
puasa senin kamis saja mbak”.
145
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Ibu JWR “Mudah sekali mbak,
apalagi jika sudah main dengan
teman-temannya hingga lupa dengan
pekerjaan rumahnya, saya yang harus
mencarinya, jadi bener-bener saya
tekankan kedisiplinan pada anak
saya”.
Ketika bangun tidur
apakah anak
membersihkan
tempat tidurnya
sendiri atau anda
yang
membersihkannya?
Ibu JWR “Anak saya tidurnya dengan
saya mbak, jadi saya selalu bangun
duluan daripada anak saya, seketika
bangun saya memberishkan tempat
tidur saya seperti melipat selimbut,
jadi saat anak bnagun tidur anak juga
mengikuti apa yang saya lakukan”.
Setelah makan
apakah anak anda
membersihkan dan
beres-beres sendiri
atau anda yang
membersihkannya?
Ibu JWR “terkadang saya makannya
barengan mbak, namun terkadang
tidaj karena terkadang anak meminta
makannya nanti saja, jika anak makan
sendiri dia mengambil makan sendiri
beresin sendiri, namun jika makannya
barengan dengan saya, dia yang
mencuci piring-pring seperti itu, saya
membereskan tempat makan”.
Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
Ibu JWR “Alhamdulillah mencuci
sendiri mbak, malah terkadang punya
saya juga dicucikan”.
Apakah anak anda
memiliki rasa
percaya diri yang
tinggi?
Ibu JWR “walah mbak, kalau itu
malah terkadang mental anak saya itu
berlebihan, dia termasuk orang yang
ga punya malu dengan siapapun”.
146
Apakah anda
memberikan
hukuman fisik pada
anak jika anak
melakukan
beberapa
kesalahan?
Ibu JWR “pernah mbak satu kali saya
memberikan hukuman fisik kepada
anak saya, waktu itu anak saya tidak
mau melaksanakan sholat, hingga
pulang main ngaku kalau udah sholat
padahal belum sholat, kemudian saya
pukul menggunakan sapu, setelah itu
anak saya kaya mengalami trauma,
saya pun aslinya juga takut namun
jika tidak seperti itu biasanya tidak
memiliki rasa jenuh”.
147
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Desember 2019
Waktu : 16.15-17.20
Tempat : Ibu JWR
Responden : Anak Ibu JWR
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat/
“Saya selalu melaksanakan
sholat setiap hari, terkadang
saya terlalu keberatan untuk
melaksanakan sholat akan
tetap karena dorongan dari
ibu dan pengawasan dari ibu
saya selalu meaksanakan
sholat”.
Jiak sedang menonton
televise kemudian adzan
apa yang akan anda
lakukan?
“Saya menunggu ibu
memerintaah saya terlebih
dahulu, jika ibu sudah
memerintah maka saya
bergegas mengambil air
wudhu”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
sholat?
“jika sakitnya parah saya
tidak melaksanakan sholat,
Cuma kalau sakit ringan saya
masih melaksanakan sholat,
karena dibantu oleh ibu dalam
mengambil air”.
Apakah anda sering “saya minimalkan satu hari
148
membaca al-Qur’an? saya membaca al-Qur’an
selalu, itu semua juga atas
bantuan ibu dan atas nasehat
ibu”>
Membaca al-Qur’an
berapa kali dalam
sehari?
“terkadang bisa dua kali
dalam sehari naun terkadang
hanya satu kali dalam sehari”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“saya belum pernah pulang
kerumah tidak tepat waktu,
saya selalu tepat waktu, jika
bilang pulang jam 2 ya jam 2
gimana caranya uah harus
sampai rumah”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“saya tidak punya pacar”.
Sering berbohong
dengan orang tua karena
pacaran?
“kalau berbohong karena
pacaran saya jujur belum
pernah, namun kalau bohong
karna sholat saya sudah
pernah”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“saya selalu membantu ibu,
tanpa ibu menyuruh saya
selalu siap membantu ibu”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“sebisa mungkin saya bawa
ibu kerumah sakit, dan saya
menjaganya hingga ibu
sembuh”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“saya belum bekerja, kerja
saya setiap harinya hanya
149
membantu ibu di kebun, jika
tidak saya hanya nonton tv
Bagaimana rencana
anda untuk mencapai
masa depan?
“Jika sudah bisa membuat
KTP besok saya akan mencari
kerja di luar kota, dan itupun
jika ibu mengijinkanku untuk
kerja di luar, jikalau memang
tidak bisa untuk bekerja saya
akan bantuin ibu di kebun,
dan meneruskan kerajinan
nenek dan kakek”.
Apakah anda
membersihkan tempat
tidur setelah bangun
tidur?
“Saya senantiasa selalu
membersihkannya mbak,
karena ibu selalu mengajari
aku juga, selalu
membersihkan tempat tidur
setelah bangun tidur”.
Apakah anda
membersihkan tempat
setelah makan, seperti
cuci piring dan lain
sebagainya?
“jika makan sendiri saya
membereskan semuanya
sendiri mbak, tapi kalau
makan bersama dengan ibu,
saya yang mencuci piring dan
lainnya, ibu yang beres-beres
tempatnya”.
Apakah anda mencuci
pakaian sendiri?
“Saya mencuci baju sendiri
dari kelas 4 SD mbak, karna
ibu menilai aku mencucinya
sudah lumayan bersih, saya
mencuci sendiri, terkadang
jika ibu mempunyai baju
150
kotor saya juga mencucinya,
namun terkadang ibu bilang,
biar ibu cuci sendiri”.
151
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Selasa, 7 Januari 2020
Waktu : 16:00-16:45
Tempat : Rumah Ibu SM
Responden : Ibu SM
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk sholat
lima waktu?
Ibu SM “saya selalu memberikan
contoh yang baik bagi anak-anak
saya dengan selalu mengerjakan
sholat lima waktu, begitupun dengan
anak saya, saya selalu memberikan
nasehat dan arahan supaya anak saya
mau dan berkenan melaksanakan
sholat lima waktu setiap saat”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
tidak melaksanakan
sholat?
Ibu SM “Saya Tanya kepada anak
saya terlebih dahulu tidak
melaksanakan sholat karena apa, apa
hanya karena malas apa benar-benar
dalam keadaan halangan, jikalau
hanya karena malas maka saya benar-
benar marah mbak, karena menurut
saya sholat itu sudah seperti
kebutuhan pokok setiap hari”.
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan
sholat apakah anda
Ibu SM “saya senantiasa
melaksanakan sholat, dengan itu lah
salah cara untuk menanamkan rasa
ingin melaksanakan sholat kepada
152
juga melaksanakan
sholat
anak”.
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan
sholat?
Ibu SM “saya tetap melaksanakan
sholat dalam keadaan apapun mbak,
pernah juga saya posisi sakit cacar air
saya sholat dengan bertayamum, dari
situ anak saya juga bilang kepada
saya bahwasannya orang sakit kan ga
harus sholat bu, kemudia saya jawab
taggapan anak saya nak kamu masih
mampu laksanakan, selagi kamu
masih mampu”.
Bagaimana cara
mengajari anak
anda membaca al-
Qur’an?
Ibu SM “ini merupakan masalah bagi
saya mbak, saya kalau megaji sendiri
saya bias, namun jika suruh ngajarin
anak untuk mengaji itu susah, maka
dari iu saya butuh bantuan tetangga
atau tempat pendidikan al-Qur’an di
Dusun untuk mengajari ngaji anak
saya”.
Apakah anda juga
menerapkan
membaca al-Qur’an
setelah sholat
maghrib?
Ibu SM “kalau boleh jujur saya
jarang mbak kalau masalah
tadarusan, habis maghrib kalau
nungguin sholat isya’ itu saya nonton
tv terkadang seperti itu, namun
terkadang saya juga membaca paling
enggak yasin untuk mengirim doa
buat suami saya”.
Bagaimana cara
anda supaya anak
Ibu SM “untuk saat ini anak saya
sudah tidak mengaji di tempat TPA,
153
selalu pergi mengaji
dan tidak
membolos?
karena malu merasa besar sendiri,
jadi akhir-akhir ini saya menyarankan
anak saya untuk mengikuti kegiatan
belajar mengaji di sekolahnya”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
sering pulang ke
rumah tidak tepat
waktu?
Ibu SM “saya hanya menanyakan kok
baru pulang habis dari mana seperti
itu, setelahnya ya sudah, namun jika
kejalan ya sekiranya tidak baik,
langsung saya tegur”.
Bagaimana sikap
ada sebagai orang
tua jika anak anda
memiliki pacar?
Ibu SM “setau saya anak saya belum
pernah pacaran sama sekali melihat
dari anaknya yang cuek, dan tak
pernah cerita tentang cowok-cowok
seperti itu”.
Apakah anda
melakukan
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan
kesalahan?
Ibu SM “selalu kalau menurut saya
jika anak melakukan esalahan saya
tidak langsung memarahinya mbak,
akan tetapi saya tenangkan dulu, jika
udah merasa tenang baru saya
tanyai”.
Bagaimana cara
anda menanamkan
rasa disiplin dan
tanggungjawab
pada diri anak?
Ibu SM “kunci saya satu ke anak-
anak mbak, semisal kamu disiplin
semuanya kegiatan kamu akat ngikut
tertata, kalau bertanggungjawab saya
tekankan kepada anak-anak
bahwasannya rasa tanggungjawabmu
itu adalah mencerminkan dirimu, jadi
jika kau tak memiliki rasa
tanggungjawab orang tidak akan
percaya dengan kalian, saya tekankan
154
seperti itu ke anak-anak saya”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda gunakan
dalam menanamkan
pedidikan Islam
pada diri anak?
Ibu SM “Saya memberikan
keteladanan atau contoh kepada anak
saya, jika sudah waktunya sholat saya
arahkan untuk melaksanakan sholat,
tak lain jika waktu berpuasa dan
masih punya hutang saya
mengingatkan untuk berpuasa dan
segera membayar hutang puasanya”.
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
jujur)?
Ibu SM “saya selalu memberikan
contoh kepada anak saya bahwasanya
setiap ketemu dengan orang harus
menyapa, memliki unggah ungguh
dengan orang yang lebih tua, jika
bertamu saya memberikan contoh
seorang tamu harus bagaimana, dan
masih banyak lagi kalau tentang
perilaku sopan santun”.
Bagaimana
hubungan anda
dengan kerabat
dekat atau tetangga?
Ibu SM “Alhamdulillah baik mbak,
bahkan terkadang jikalau saya tidak
ada di rumah anak belum masak, di
kasih makanan sama tetangga”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun
seperti hanya
yasinan, kumpulan,
berjanji, dan lain
sebagainya?
Ibu SM “saya selalu mengikuti
kegiatan di dusun, paling ijin itu
jikalau ada kegiatan atau acara
keluarga”.
Ketika anda bekerja Ibu SM “Selalu mbak, namun saya
155
di luar seharian,
apakah anda
memperhatikan
kegiatan anak anda
dengan
menghubungi
anggota keluarga
yang lain?
tidak pernah minta bantuan kepada
keluarga, palin minta bantuan sama
tetangga, seperti mbak darwiyah,
karena mbak darwiyah tahu mengenai
alat elektronik, kalau saya tidak
begitu mengetahuinya”.
Seberapa sering
anda menasehati
anak anda mengenai
masa depan anak
anda dengan lebih
rajin dalam belajar?
Ibu SM “Setiap hari mbak kalau itu,
ya menasehati, ya mengarahkan, saya
pernah memberikan pesan kepada
anak saya mbak, jika kamu tidak
benar-benar dalam belajar ibu, kalau
semisal lulus SMA ibu tidak bisa
mnyekolahan kamu lagi, jangan
salahkan ibu, karena uang ibu tidak
bisa dibanggakan untuk melanjutkan
sekolahmu ke perguruan tinggi”.
Sejak usia berapa
anda membiasakan
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
Ibu SM “Dari anak saya kecil aslinya
itu mbak, Cuma kalau masalah sholat
masih susah, jadi mengarahkan
dengan mempertegas untuk
melaksanakan sholat setelah ia sudah
beranjak ke dewasa ini, kalau
masalah puasa waktu kecil sudah
saya arahkan namun masih kecil jadi
alasannya belum kuat, memang benar
mbak anak saya itu terkadang banyak
alasannya”.
Apakah anda Ibu SM “tidak pernah mbak, ya
156
menerapkan kepada
anak untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
terkadang anak saya itu puasa senin
kamis, tapi karna teman-teman di
sekolahnya itu puasa, jadi anak saya
puasa”.
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Ibu SM “Alhamdulillah mbak tidak,
pacar aja kayanya tidak punya dia,
jika di tanyai pacaran apa enggak dia
jawabnya spntan tidak alasannya
nyia-nyiain waktunya”.
Ketika bangun tidur
apakah anak
membereskan
tempat tidur sendiri
atau anda yang
membersihkannya?
Ibu SM “Membesihkannya sendiri
mbak, jikalau anak terburu-buru saya
tetap tegas mengarahkan mbak, anak
jika tidak diarahkan dari kecilnya
akan menjadi kebiasaan”.
Setelah makan
apakah anak anda
membersihkan dan
beres-beres sendiri
atau masih anda
yang
membersihkannya?
Ibu Sm “karena anak saya cewek
mbak, jadi sebisa mungkin saya
mengarahkan, dan jika makannya
bareng-bareng dia langsung bilang ke
saya, bu taruh situ saja nanti aku yang
beresin, dia selalu bilang seperti itu”.
Apakah anak anda
mencuci pakaiannya
sendiri?
Ibu SM “Mencuci sendiri mbak,
namun jika seragam saya cucikan,
karena nyuci seragam terkadang anak
masih ceroboh mbak, entah di sikat,
jadi gampang rusak”.
Apakah anak anda
memiliki rasa
percaya diri yang
Ibu SM “Jujur mbak anak saya itu
pemalu, orang yang jarang
berkumpul dengan teman-temannya,
157
tinggi? tapi jika ada kegiatan remaja seperti
kumpulan, dia mnegikuti namun
kumpulnya dengan orang yang sudah
di kenal”.
Apakah anda
memberikan
hukuman fisik pada
anak jika anak
melakukan
kesalahan ?
Ibu SM “Saya belum pernah mbak
memberikan hukuman kepada anak
saya berupa hukuman fisik, ya paling
hanya menegur dan mengarahkan,
sama sikap saya agak beda mbak,
biar anak agak paham, dan ngerasa”.
158
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Selasa, 07 Januari 2010
Waktu : 16.30-17.15
Tempat : Rumah Ibu SM
Responden : Anak Ibu SM
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat/
“Saya selalu melaksanakan
sholat setiap hari, walaupun
posisi di sekolah saya juga
melaksanakan sholat”.
Jiak sedang menonton
televise kemudian adzan
apa yang akan anda
lakukan?
“jika keadaan lagi semangat
saya langsung mematikan tv
dan mengambil air wudhu,
namun terkadang menunggu
ibu memerintah terleibih
dahulu”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
sholat?
“jika sakitnya parah saya
tidak melaksanakan sholat,
Cuma kalau sakit ringan saya
masih melaksanakan sholat,
karena dibantu oleh ibu
dalam mengambil air”.
Apakah anda sering
membaca al-Qur’an?
“saya minimalkan satu hari
saya membaca al-Qur’an
selalu, itu semua juga atas
bantuan ibu dan atas nasehat
ibu”>
159
Membaca al-Qur’an
berapa kali dalam
sehari?
“terkadang bisa dua kali
dalam sehari naun terkadang
hanya satu kali dalam sehari”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“saya belum pernah pulang
kerumah tidak tepat waktu,
saya selalu tepat waktu, jika
bilang pulang jam 2 ya jam 2
gimana caranya udah harus
sampai rumah”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“saya tidak punya pacar”.
Sering berbohong
dengan orang tua karena
pacaran?
“kalau berbohong karena
pacaran saya jujur belum
pernah”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“saya selalu membantu ibu,
tanpa ibu menyuruh saya
selalu siap membantu ibu”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“tergantung mbak, sakitnya
itu apa terlebih dahulu karena
jika sakitnya terlalu parah
saya tidak melaksanakan
sholat”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“belum mbak, saya masuk
duduk di bangku SMK untuk
saat ini”.
Bagaimana rencana
anda untuk mencapai
masa depan?
“jika orang tua bisa, saya
akan meanjutkan sekolah
hingga ke perguruan tinggi,
namun jik ibu belum mampu
160
saya akan kerja di daerah
terdekat di rumah”.
Apakah anda setelah
bangun tidur
membereskan tempat
tidur sendiri, apakah
masih membutuhkan
bantuan orang tua?
“saya membereskannya
sendiri mbak, jika saya
terburu-buru sebisa mungkin
saya tetap membereskannya,
walaupun tidak sebersih hari
biasanya”.
Apakah setelah makan
bersama dengan ibu,
anda yang
membereskan ataukah
ibu sendiri yang
memberersihkan?
“biasa saya yang mencuci
prabotan mbak, ibu yang
bersih-bersih, tapi kadang
saya bilang ke ibu, ibu duduk
saja,biar aku yang beresin,
saya bilang seperti itu ke
ibu”.
161
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Desember 2020
Waktu : 15.00.16.35
Tempat : Rumah Ibu TMN
Responden : Ibu TMN
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk sholat
lima waktu?
Ibu TMN “Jika posisi anak di rumah,
sebisa mungkin saya selalu
mengarahkan agar melaksanakan
sholat, namun jika posisi anak sudah
berangkat ke asrama saya titikan
anak saya kepada pengurus dan
pengasuh asrama, supaya membantu
menanamkan pendidikan agama
Islam kepada diri anak saya”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
tidak melaksanakan
sholat?
Ibi TMN “saya hanya mengarahkan
dan menasehati mbak, jika anak saya
tidak melaksanakan sholat, terkadang
saya sudah cukup marah baru anak
sadar kalau anak sudah melakukan
kesalahan”.
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan
sholat apakah anda
juga melaksanakan
sholat
Ibu TMN “Saya sebagai ibu yang
mencontohkan supaya anak
melaksanakan sholat jadi saya juga
harus melaksanakan sholat sebisa
saya”.
162
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan
sholat?
Ibu TMN “Dalam keadaan sakit saya
senantiasa melaksanakan sholat,
karena menurut saya menunda sholat
dalam keadaan sakit sama aja mbak,
malah terkadang rasanya nambah
parah jika saya tidak sholat, maka
saya senantiasa melaksanakan
sholat”.
Bagaimana cara
mengajari anak anda
membaca al-
Qur’an?
Ibu TMN “saya mengajari anak saya
dalam membaca al-Qur’an dengan
mengarahkan anak supaya mengikuti
kegiatan TPA di Dusun, dan setelah
lullus SMP saya daftar kan anak
sekolah di SMK dan setelah pulang
sekolah saya masukkan ke asrama,
supaya ia mau mengaji dan
menlaksanakan sholat, karena jika
laju dari rumah ke SMK
jangkauannya lumayan jauh,
sehingga anak jika sudah pulang
sekolah bisa mengikuti kegiatan
asrama, seperti membaca kitab dan
al-Qur
An”.
Apakah anda juga
menerapkan
membaca al-Qur’an
setelah sholat
maghrib?
Ibu TMN “saya senantiasa
menyisihkan waktu saya sekitar 10
menitan untuk membaca al-Qur’an
mbak, setelah dzikiran baru saya
membaca al-Qur’an”.
Bagaimana cara Ibu TMN “Dulu waktu masih ngaji di
163
anda supaya anak
selalu pergi mengaji
dan tidak
membolos?
TPA anak saya kalau di suruh ngaji
lumayan susah, bahkan malah bilang
kalau pulang sekolah capek,
terkadang malah main dengan
tetangga, jika posisi main sebisa
mungkin saya menjemput di tempat
main dan mengantarnya untuk
berangkat mengaji”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
sering pulang ke
rumah tidak tepat
waktu?
Ibu TMN “Anak saya jika pulang
selalu tepat waktu, jikalau pas posisi
dia harus pulang ke rumah hari sabtu,
pas hari senin bilang kalau sabtu
pulang jam 4, namun jika jam 4
belum sampai di rumah sebisa
mungkin saya mencari informasi,
minta bantuan ke tetangga untuk
coba mengabarkan anak ada dimana,
jadi pulang apa tidak seperti itu
mbak, karena saya tidak bisa bawa
handphone jadi saya minta bantuan
kepada tetangga atau kerabat
terdekat”.
Bagaimana sikap
ada sebagai orang
tua jika anak anda
memiliki pacar?
Ibu TMN “saya tidak mengekang
anak supaya tidak pacaran, saya
membolehkan pacaran namun tau
batas-batasan orang pacaran, untuk
mengantisipasi anak supaya
senantiasa selalu berhati-hati”.
Apakah anda
melakukan
Ibu TMN “saya selalu mengawasi
anak dalam keadaan apapun, jadi
164
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan
kesalahan?
seketika anak melakukan kesalahan
saya harus tau, dan melkaukan
pengawasan yang baik terhadap anak
saya”.
Bagaimana cara
anda menanamkan
rasa disiplin dan
tanggungjawab pada
diri anak?
Ibu TMN “saya selalu bilang ke anak
saya bahwasanya orang yang bisa
disiplin akan waktunya ia akan selalu
disiplin dalam segala hal, jadi disini
saya menekankan anak saya untuk
senantiasa selalu membagi waktu
dengan baik”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda gunakan
dalam menanamkan
pedidikan Islam
pada diri anak?
Ibu TMN “Saya memberikan arahkan
dan menasehati, kemudian saya
mencotohkan, kemudian saya
mengingatkan kembali, karena
terkadang anak terlalu kolot untuk
melaksanakan sholat jikalau sudah
main handphone, menonton tv, jadi
saya harus mematikan tvnya terlebih
dahulu, kemudian memerintahkan
lagi supaya melaksanakan sholat”.
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
jujur)?
Ibu TMN “saya selalu memberikan
contoh kepada anak saya bahwasanya
bagaimana cara sopan santun kepada
orang yang lebih tua, bagaimana
menyikapi orang yang lebih muda
dengan kita, dan selalu saya
tanamkan rasa perilaku jujur kepada
anak saya, seperti hanya jika ada
permintaan iuran dari sekolahan
165
setelah pulang saya minta kwintansi
pembayaran, dan alhamdulillah anak
selalu jujur”.
Bagaimana
hubungan anda
dengan kerabat
dekat atau tetangga?
Ibu TMN “Alhamdulillah baik mbak,
bahkan terkadang kalau siang duduk-
duduk di depan rumah dengan
tetangga sekitar”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun
seperti hanya
yasinan, kumpulan,
berjanji, dan lain
sebagainya?
Ibu TMN “Senantiasa selalu
mengikuti kegiatan Dusun, karena
jika tidak mengikuti pembalasan
tetangga biasanya giliran ke rumah
saya tidak ada yang berangkat”.
Ketika anda bekerja
di luar seharian,
apakah anda
memperhatikan
kegiatan anak
dengan
menghubungi
amggota keluarga
yang lain?
Ibu TMN “Jika saya berkerja jadi
buruh mbak bantu-bantu tetangga di
landing seperti itu, setelah pulang
saya hanya Tanya kepada anak saya
tadi habis ngapain, seperti itu, dan
anak pun Alhamdulillah kegiatan
orang tuanya mbak, jadi jika posisi di
rumah dia bantu-bantu neneknya”.
Seberapa sering
anda menasehati
anak anda mengenai
masa depan anda
mengenai masa
depan anda dengan
lebih rajin dalam
Ibu TMN “doasaya setiap hari mbak,
menasehatinya juga, namun saya
tidak terlalu mengekangnya,
semampu anaknya saja, ya syukur
jadi orang yang mapan karna hasil
uang orang tua yang tidak cukup
untuk membiayai sekolah
166
belajar. selanjutnya, jadi sekuat kemampuan
saya”.
Sejak usia berapa
anda membiasakan
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
Ibu TMN “Dari kecil mbak, namun
terkadang ya sholat terkadang tidak
melaksanakan sholat, namun saya
setiap hari mengajarkannya”.
Apakah anda
menerapkan kepada
anak untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
Ibu TMN “tidak pernah mbak, ya
kalau dia melaksanakan ya silahkan,
namun saya belum pernah
mengajarkan ibadah-ibadah sunah”.
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Ibu TMN “Alhamdulillah tidak
mbak, anak saya suka nurut dengan
saya, jarag juga bergaul atau
berkumpul dengan orang-orang yang
ga karuan, tapi kalau sosial
lingkungan selalu ikut”.
Ketika bangun tidur
apakah anak
membersihkan
tempat tidur sendiri
atau masih anda
yang
membersihkannya?
Ibu TMN “karena cowok mungkin ya
mbak, jadi jarang dia membersihkan
kamarnya, paling membersihkan
kamarnya kalau mau ada acara di
rumah, jadi anak saya baru
membersihkannya”.
Setelah makan
apakah anak anda
membersihkan dan
beres-beres sendiri
Ibu TMN “Cuma bantu-bantu beres-
beres saja mbak”.
167
atau masih orang
tua yang
membersihkan?
Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
Ibu TMN “Saya mbak yang mencuci
kannya, namun terkadang juga
mencuci sendiri”.
Apakah anak anda
memiliki percaya
diri yang tinggi?
Ibu TMN “Tergantung situasi kalau
itu mbak, ya terkadang berani sekali,
namun terkadang juga malu-malu
entah dalam bergaul atau sosial”.
Apakah anda
memberikan
hukuman fisik pada
anak jika anak
melakukan beberapa
kesalahan?
Ibu TMN :belum pernah saya mbak,
paling hanya saya arahkan dan saya
nasehati saja, jika kesalahan itu fatal
saya lagi mengambil sikap yang tidak
enak kepada anak saya”.
168
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Desember 2019
Waktu : 15.00-16.35
Tempat : Rumah Ibu TMN
Responden : Anak Ibu TMN
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat/
“Saya selalu melaksanakan
sholat sebab sealu ada orang
terdekat yang memantau saya,
jikalau bukan karena orang
terdekat terkadang saya
mementigkan main
handphone disaat jam sholat,
jika di rumah ada ibu yang
selalu mengingatkan saya,
jika di asrama ada pengurus
yang selalu ngoprak-ngoprak
untuk melaksanakan sholat”.
Jiak sedang menonton
televise kemudian adzan
apa yang akan anda
lakukan?
“Saya terus mengambil air
wudhu untuk melaksanakan
sholat berjamaah dengan ibu,
jika di asrma berjamaah
dengan pengasuh asrama”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
sholat?
“Jika saya tergantung dengan
keadaan sakitnya mbak,
terkadang hanya sakit pusing
yang berlebihan saja saya
169
tidak sholat, akan tetapi jika
mampu berdiri saya masih
melaksanakan sholat”.
Apakah anda sering
membaca al-Qur’an?
“Saya memiliki jadwal
bahwasannya untuk membaca
al-Qur’an setiap harinya
dilaksanakan setiap setelah
sholat subuh dan setelah
sholat maghrib, jadi saya 2
kali dalam sehari untuk
membaca al-Qur’an”.
Membaca al-Qur’an
berapa kali dalam
sehari?
“Saya membaca al-Qur’an
dua kali sehari”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“Jika posisi waktu pulang
semisal sabtu atau minggu
jadwal pulang bilang jam 4
sampai rumah tapi jika belum
sampai rumah saya
mengabarkan orang di rumah,
sms atau wa supaya bilang
kepada ibu saya jika saya
pulang telat”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“Saya punya pacar mbak”.
Sering berbohong
dengan orang tua karena
pacaran?
“Kalau masalah berbohong
saya belum pernah berbohong
dengan ibu, jika mau main
dengan pacar saya bilang
jujur, dan ibu juga
170
menanggapi boleh main tapi
tau batas main”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“Saya selalu membantu ibu,
tanpa ibu menyuruh saya
selalu siap membantu ibu”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“Langsung bergegas
membawa ibu ke puskesmas
terdekat, dan menunggu ibu
selama sakit”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“Belum mbak, saya masih
duduk di bangku SMK kelas
XI”..
Apakah setelah bangun
tidur anda
membersihkan tempat
tidur sendiri atau masih
orang tua yang
membersihkannya?
“orang tua saya mbak yang
membersihkannya, tapi
terkadang ya saya yang
membersihkannya hanya saat
ada acara saja, selain itu
jarang”.
Apakah setelah makan
anda membersihkan dan
membereskannya
sendiri atau orang tua
anda?
“terkadang saya langsung
pergi mbak, namun terkadang
juga membantu
membereskannya”.
Bagaimana rencana
anda untuk mencapai
masa depan?
“Saya akan membantu
mencari uang terlebih dahulu,
namun rencana saya, saya
ingin menjadi tentara, namun
kondisi ekonomi ibu tidak
mencukupi mbak jika saya
171
melanjutkan sekolah di
perguruan tinggi, maka dari
saya ingin mengumpulkan
uang terlebih dahulu supaya
bisa melanjutkan sekolah
sampai ke perguruan tinggi”.
172
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Januari 2020
Waktu : 15.30-16.45
Tempat : Rumah Ibu RM
Responden : Ibu RM
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk sholat
lima waktu?
Ibu RM “Membiasakan anak untuk
melaksanakan sholat saya
mengarahkan dan menasehati anak
supaya mau melaksanakan sholat”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
tidak melaksanakan
sholat?
Ibu RM “ini menjadi suatu kendala
bagi saya mbak, karena jujur saya jika
dalam pendidikan agama Islam saya
kurang, maka dari itu saya cukup
mengarahkan dan menasehati anak
agar mau melaksanakan sholat”.
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan
sholat apakah anda
juga melaksanakan
sholat
Ibu RM “Saya sebagai tidak bisa
sholat mbak, jadi saya melaksanakan
sholat itu, hanya untuk mencontohkan
kepada anak saya”.
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan
sholat?
Ibu RM “tidak mbak, saya jika sakit
tidak melaksanakan sholat”.
Bagaimana cara Ibu RM “saya mengajari anak saya
173
mengajari anak
anda membaca al-
Qur’an?
dalam membaca al-Qur’an dengan
mengarahkan supaya mau mengikuti
kegiatan TPA di Dusun karena saya
belum bidsa membaca al-Qur’an
mbak jadi saya meminta bantuan
kepada ustadz untuk mengajari anak
saya mengaji”.
Apakah anda juga
menerapkan
membaca al-Qur’an
setelah sholat
maghrib?
Ibu RM “Saya tidak mengaji mbak,
namun saya selalu mengarahkan anak
saya untuk mengaji, jadi posisi anak
saya mau mengaji saya duduk di
sampingnya dengan
mendengarkannya, dan anak saya
juga paham karena saya tidak bisa
mengaji”.
Bagaimana cara
anda supaya anak
selalu pergi mengaji
dan tidak
membolos?
Ibu RM “Saya selalu mengingatkan
namun karena setelah lulus SD,
sering sekali anak bilang bu aku
capek ga ngaji dulu, tapi saya malah
nurut dengan anak saya, akan tetapi
saya selalu mengingatkan
bahwasannya nak capek kamu bakal
capek tiap hari, kamu kalau mau
bener-bener bisa harus niat, jangan
seperti ibu yang belum bisa apa-apa,
jadi sebisa mungkin saya
mnegingatkan anak saya mbak”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
sering pulang ke
Ibu RM “Alhamdulillah mbak, anak
saya belum pernah yang namanya
pulang telat, pasti sellau tepat waktu
174
rumah tidak tepat
waktu?
kalau tidak telat itu paling 10-20
menit.
Bagaimana sikap
ada sebagai orang
tua jika anak anda
memiliki pacar?
Ibu RM “Saya menekankan kepada
anak saya supaya tidak pacaran
terlebih dahulu, karena pacaran akan
menganggumu dan bahkan akan
menyia-nyiakan waktumu”.
Apakah anda
melakukan
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan
kesalahan?
Ibu TMN “Saya senantiasa
mengawasi anak dengan mengontrol
keadaan, dan selalu bertanya kepada
anak sehingga jika anak memiliki
kesalahan saya paham dan tau”.
Bagaimana cara
anda menanamkan
rasa disiplin dan
tanggungjawab
pada diri anak?
Ibu RM “Dari awal kegiatan terlebih
dahulu mbak, dari bangun tidur anak
harus bangun tepat waktu, berangkat
sekolah tepat waktu, pulang sekolah
tepat waktu, dan setelahnya
melaksanakan kegiatan secara
terjadwal, kalau menanamkan rasa
tanggungjawab kepada anak saya
selalu menyampaikan jika di pesan I
orang untuk melakukan apapun yang
itu baik maka laksanakan”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda gunakan
dalam menanamkan
pedidikan Islam
pada diri anak?
Ibu RM “Saya mengarahkan dan
menasehat, kemudian dengan
mencontohkan dengan apa yang bisa
saya lakukan, namun jika saya
mengarahkan anak dan saya belum
bisa melaksanakan apa yang harus
175
menjadi kewajiban itu, maka saya
cukup bilang ke anak jika ibu belum
bisa seharusnya kamu bisa lebih baik
dari ibu”.
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
jujur)?
Ibu RM “memberikan contoh mbak,
kalau tentang sopan santun dan
kejujuran insyaallah dari saya
mampu, jadi saya senantiasa
memberikan conoh kepad anak saya,
dari sopan santun kemudian ke sikap
jujur’.
Bagaimana
hubungan anda
dengan kerabat
dekat atau
tetangga?
Ibu RM“Alhamdulillah baik mbak”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun
seperti yasinan,
kumpulan, berjanji,
dan lain
sebagainya?
Ibu RM “Senantiasa selalu mengikuti
kegiatan Dusun, seperti hanya
yasinana, berjanji, dan kumpulan-
kumpulan saya senantiasa
mengikutinya”.
Ketika anda bekerja
di luar seharian,
apakah anda
memperhatikan
kegiatan anak anda
dengan
menghubungi
Ibu RM “Saya terkadang jika di
kebun sampai sore mbak, saya juga
jarang memantau kegiatan anak,
kurang memperhatikan, yang saya
paham jika anak pulang sekolah
sudah sampai di rumah dengan
selamat yang sudah, sudah baik
176
anggota keluarga
yang lain?
menurut saya”.
Seberapa sering
anda menasehati
anak anda
mengenai masa
depan anak anda
dengan lebih rajin
dalam belajar?
Ibu RM “kalau masalah menasehati
anak itu setiap hari saya nasehati
mbak, tapi jika mengenai pola dalam
belajar saya tidak terlalu mengekang,
hanya saja yang saya inginkan tidak
terlalu yang berlebihan mbak”.
Sejak usia berapa
anda membiasakan
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
Ibu RM “Aslinya dari kecil mbak,
namun anak mau melaksanakan
sholat setelah kelas 6 SD baru
melaksakana sholat itu saja karena
mau ujian nasional awalnya,
kemudian berlanjut sampai sekarang,
namun tidak tertib lima waktu”.
Apakah anda
menerapkan kepada
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
Ibu RM “Jarang saya menerapkan
dalam keluarga saya mbak, anak
paling puasa itu kalau ramadhan di
luar itu hanya karena punya hutang
pas puasa ramadhan”.
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Ibu RM “Sangat mudah mbak,
gampang banget akrab tapi juga
gampang terpengaruh dengan teman-
teman sekelilingnya”.
Ketika bangun tidur
apakah anak anda
membrersihkan
tempat tidur
sendiri?
Ibu RM “Alhamdulillah kalau itu
tanpa saya perintah sudah
menjalankan sendiri mbak,
membersihkan temoat rumah,
terkadang juga membersihkan rumah
177
sebelum berangkat sekolah”.
Setelah makan anak
anda membesihkan
dan membereskan
sendiri ata masih
orang tua yang
membersihkan?
Ibu RM “saya bagi tugas dengan anak
saya mbak, ya terkadang saya yang
mencuci prabot, dia yang
membersihkannya, namun sebaliknya
juga, dia mencuci prabot saya yang
membereskannya”.
Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
Ibu RM “Mencuci sendiri mbak,
namun mencucinya setiap satu
minggu satu kali, tepat hari sabtu
kalau tidak minggu”.
Apakah anak anda
memiliki rasa
percaya diri yang
tinggi?
Ibu RM “anehnya anak gampang
terpengaruh mbak, tapi kok pemalu”.
Apakah anda
memberikan
hukuman fisik pada
anakjika anak
melakukan
kesalahan?
Ibu RM “belum pernah saya
memberikan hukuman fisik terhadap
anak saya mbak, ya paling saya
nasehati jika sudah tidak bisa baru
saya melakukan hukuman fisik”.
178
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 09 Januari 2020
Waktu : 15.30-16.45
Tempat : Rumah Ibu RM
Responden : Anak Ibu RM
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat?
“Saya selalu melaksanakan
sholat akan tetapi jika tidak
diarahkan ibu saya terkadang
lupa akan melaksanakan
sholat, saya sudah besar
namun saya masih perlu
didikan dari ibu”.
Jiak sedang menonton
televise kemudian adzan
apa yang akan anda
lakukan?
“terkadang saya langsung
mengambil air wudhu namun
terkadang saya tetap
menonton tv”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
sholat?
“Terkadang saya tetap
melaksanakan sholat, namun
terkadang saya tidak
melaksankan sholat”
Apakah anda sering
membaca al-Qur’an?
“Ibu selalu mengarahkan saya
untuk membaca al-Qur’an
sehabis sholat maghrib, jasi
sebisa mungkin saya
membacanya”.
Membaca al-Qur’an “Saya membaca al-Qur’an
179
berapa kali dalam
sehari?
satu kali dalam sehari hanya
setelah maghrib saja”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“Saya pulang ke rumah selalu
tepat waktu, jika tidak tepat
waktu saya sebelum
berangkat sekolah bilang ke
Ibu bahwasannya pulang
telat”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“Saya punya pacar mbak”.
Sering berbohong
dengan orang tua karena
pacaran?
“Kalau masalah berbohong
masalahan pacaran saya jujur
sudah pernah karena takut
dimarahin oleh ibu, jadi lebih
baik saya berbohong”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“saya senantiasa
membantunya walaupun
terkadang tugas di sekolah
banyak, namun saya
membantu ibu terlebih
dahulu”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“saya bergegas langsung
membawanya ke puskesmas
terdekat”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“Belum mbak, saya masih
duduk di bangku SMK kelas
XI”..
Bagaimana rencana
anda untuk mencapai
masa depan?
“Saya akan membantu
mencari uang ibu, karena jika
melanjutkan ke perguruan
180
tinggi ekonomi ibu belum
bisa membantu, dan saya
kasian kepada ibu, namun
besok jika sudah dapat
pekerjaan baru saya
melanjutkan ke perguruan
tinggi, insyaallah mbak jika
bisa”.
Apakah setelah bangun
tidur anda
membersihkan tempat
tidur sendiri atau masih
orang tua yang
membersihkannya?
“saya sudah terlatih
membersihkannya sendiri
mbak”.
Setelah selesai makan
apakah anda
membersihkan atau
orang tua yang
membersihkannya?
“bagi tugas aja sama ibu, jika
ibu mencuci saya
membersihkannya dan
sebaliknya”.
181
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Januari 2020
Waktu : 14.20-15.30
Tempat : Rumah Ibu PRN
Responden : Ibu PRN
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk sholat
lima waktu?
Ibu PRN “saya selalu bekerja mbak,
jadi sebelum berangkat bekerja saya
selalu mengingatkan anak saya untuk
sholat terlebih dahulu seperti hanya
naj jangan lupa sholat doain ibu
supaya lancer dagangnya, seperti itu
sehingga anak berfikir bahwa
sayamemiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan sholat”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
tidak melaksanakan
sholat?
Ibu PRN “Setelah pulang bekerja
saya selalu bertanya kepada anak
saya, tadi sholat apa tidak, jika anak
menjawab tidak melaksanakan sholat
pada sholat apa gitu, saya langsung
menasehatinya namun jika sudah
keterlaluan saya langsung marah”.
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan
sholat apakah anda
juga melaksanakan
Ibu PRN “Saya sebagai orang tua
disela-sela sibuknya saya dagang
namun saya melaksanakan sholat di
tempat saya bekerja”.
182
sholat
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan
sholat?
Ibu PRN “jika dalam keadaan sakit,
sebisa mungkin saya melaksanakan
shalat ya walaupun terkadang harus
mepet denganwaktu sholatnya”.
Bagaimana cara
mengajari anak
anda membaca al-
Qur’an?
Ibu PRN “saya kurang mbak jika
dalam mengajarkan anak membaca
al-qur’an namun anak saya mengikuti
TPA di Dusun sehingga ngajinya
lumayan terjaga oleh adanya lembaga
pendidikan TPA di Dusun”.
Apakah anda juga
menerapkan
membaca al-Qur’an
setelah sholat
maghrib?
Ibu PRN “Saya selalu menerapkan
satu surat setelah sholat maghrib,
namun jika surat al-Qur’annya terlalu
panjang cukup seperempat atau
setengahnya saja yang saya baca”.
Bagaimana cara
anda supaya anak
selalu pergi mengaji
dan tidak
membolos?
Ibu PRN “Saya selalu mengingatkan
melalui komunikasi lewat HP mbak,
mengabarkan dan mengingatkan
sudah waktu shoal dan sudah
waktunya berangkat mengaji, jadi
dari pantauan itu saya mengusahakan
anaknya saya untuk selalu berangkay
mengaji”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
sering pulang ke
rumah tidak tepat
waktu?
Ibu PRN “saya hanya mengarahkan
dan menasehatinya saja, alas an
kenapa pulang telat”.
Bagaimana sikap Ibu PRN “Saya membolehkan anak
183
ada sebagai orang
tua jika anak anda
memiliki pacar?
saya untuk bergaul dengan cowok
tapi bukan maksud terus sebebasnya,
jadi setidaknya tahu batasan-batasan
antara laki-laki dan perempuan”.
Apakah anda
melakukan
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan
kesalahan?
Ibu PRN “Yang terpenting ialah
menasehati, jika anak melakukan
kesalahan saya tidak seketika
langsung memarahi akan tetapi saya
mencoba meluluhkan kembali baru
saya menasehati”.
Bagaimana cara
anda menanamkan
rasa disiplin dan
tanggungjawab
pada diri anak?
Ibu PRN “cara saya menanamkan
rasa disiplin dan tanggungjawab ialah
dengan mengajarkan anak dari siklus
kehidupan sehari-hari bahwasannya
dari bangun tidur sampai mau tidur
lagi semuanya terjadwal dengan
rapi”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda gunakan
dalam menanamkan
pedidikan Islam
pada diri anak?
Ibu PRN “Saya mengarahkan,
menasehati, dan memberikan contoh
yang baik buat anak saya, supaya
tertanam dari kecil hingga nanti ia
memiliki keluarga”.
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
jujur)?
Ibu PRN “memberikan contoh dan
menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari”.
Bagaimana Ibu PRN “Alhamdulillah baik mbak,
184
hubungan anda
dengan kerabat
dekat atau tetangga?
akan tetapi dulu waktu tahun 2016
pernah ada konflik dengan tetangga
sebab masalah sepele aslinya, namun
tetangga saya selalu memperbesar
masalah yang ada, namun untuk saat
ini Alhamdulillah sudah membaik”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun
seperti yasinan,
kumpulan, berjanji,
dan lain
sebagainya?
Ibu PRN“Senantiasa selalu mengikuti
kegiatan Dusun, seperti hanya
yasinana, berjaji, dan kumpulan-
kumpulan saya senantiasa
mengikutinya”.
Ketika anda bekerja
di luar seharian,
apakah anda
memperhatikan
kegiatan anak anda
dengan
menghubungi
anggota keluarga
yang lain?
Ibu PRN “saya memantaunya dengan
handphone mbak, entah menanyakan
sudah makan apa belum, dan lain
sebagainya, jika anak berbohong saya
jadi mengetahuinya, jika si anak tidak
membalas pesan saya, saya sepupu
saya atau keluarga yang lainnya,
karena bahaya mbak pergaulan di
lingkungan saya dan teman
sekolahnya”.
Seberapa sering
anda menasehati
anak anda mengenai
masa depan anak
anda dengan lebih
rajin dalam belajar?
Ibu PRN “setelah pulang saya sering
menanyai anak ada pekerjaan rumah
atau tidak jika ada saya menemani
anak saya sampai selesai belajar
mbak, saya tidak mau saja jika anak
saya yang kedua ini sama nasibnya
dengan kakaknya”.
185
Sejak usia berapa
membiasakan anak
anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
Ibu PRN “sejak masih kecil mbak,
saya selalu mengajaknya sholat,
walaupun dulu mungkin belum
paham, tapi sekarang anak jadi
terlatih untuk melaksanakan sholat”.
Apakah anda
menerapkan kepada
anak untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
Ibu PRN “kalau ibadah sunah saya
jarang mbak melaksanakannya,
begitupun anak saya juga seperti itu”.
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Ibu PRN “Mudah banget terpengaruh
dengan temannya mbak, maka dari
itu saya jadi agak cerewet yak arena
pergaulan itu terkadang tidak
semuanya baik”.
Ketika bangun tidur
apakah anak
membersihkan
tempat tidurnya
sendiri ?
Ibu PRN “membersihkannya sendiri
mbak, tanpa saya perintah sudah bisa
melakukannya sendiri”.
Setelah selesai
makan apakah anak
membersihkan
sendiri?
Ibu PRN “membersihkannya sendiri
mbak, karena paham ibunya baru
pulang kerja jadi anak bilang ibu biar
aku yang beresin, terkadang juga
memaasakkan saya mbak”.
Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
Ibu PRN “mencuci nya sendiri mbak,
dari kelas 5 SD sudah mencuci
sendiri”.
Apakah anak anda Ibu PRN “percaya diri anak saya bisa
186
memiliki rasa
percaya diri yang
tinggi?
dikatakan anak yang memiliki mental
mbak, tidak ada takutnya sama siapa-
siapa”.
Apakah anda
memberikan fisik
pada anak anda jika
melakukan
beberapa
kesalahan?
Ibu PRN “karena saya orangnya tegas
mbak, seketika anak saya melakukan
kesalahan yang fatal yang bisa
sampai memukunya, tapi jika
kesalahan itu hanya biasa saya masih
bisa memaafkannya”.
187
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Januari 2020
Waktu : 14.20-15.30
Tempat : Rumah Ibu PRN
Responden : Anak Ibu PRN
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat?
“Saya selalu melaksanakan
sholat akan tetapi kadang lupa
jika ibu sudah menyuruh baru
saya ingat terus sholat”.
Jiak sedang menonton
televise kemudian adzan
apa yang akan anda
lakukan?
“saya langsung bergegas
mengambil air wudhu jika ibu
di rumah, tapi jika ibu tidak di
rumah nonton tv dulu terus
sholatnya di tunda-tunda,
akan tetapi tetap
melaksanakan sholat”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
sholat?
“Terkadang saya tetap
melaksanakan sholat dalam
keadaan sakit jika sakitnya
tidak terlalu parah”.
Apakah anda sering
membaca al-Qur’an?
“Ibu selalu mengarahkan saya
untuk membaca al-Qur’an
setelah sholat maghrib, dan
ibu mengawasiku saat aku
membacanya”.
Membaca al-Qur’an “Saya membaca al-Qur’’an
188
berapa kali dalam
sehari?
satu kali setelah sholat
maghrib”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“Saya pulang ke rumah selalu
tepat waktu, jika tidak tepat
waktu saya kabarin ibu lewat
hp jika saya pulang telat”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“Saya punya pacar mbak”.
Sering berbohong
dengan orang tua karena
pacaran?
“Kalau masalah berbohong
masalahan pacaran saya
belum pernah berbohong, jadi
jika mau ketemuan sama
pacar ya saya bilang ke ibu
kalau mau ketemu pacar,
namun sebelum berangkat ibu
memberikan nasehat banyak
banget”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“jika hari libur saya
membantu ibu di pasar nntuk
dagang namun jika hari
sekolah plaing saya
membantu ibu membersihkan
rumah”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“saya akan menjaga ibu,
seperti hanya ibu menjaga
saya waktu saya sakit”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“Belum mbak, saya masih
duduk di bangku SMP kelas
XII”.
Bagaimana rencana “Saya memiliki cita-cita
189
anda untuk mencapai
masa depan?
untuk melanjutkan kuliah,
namun saran ibu, aku di suruh
bekerja terlebih dahulu,
setelah itu baru saya bisa
melanjtkan kuliah”.
Setelah bangun tidur
apakah anda
membersihkan tempat
tidur sendiri?
“saya membersihkannya
sendiri mbak, terkadang
membersihkan rumah juga
kalau pagi, jika ibu sudah
berangkat berkerja?
Setelah selesai makan
apakah anda
membersihkan sendiri?
“membersihkannya sendiri
mbak”.
190
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Januari 2020
Waktu : 17.35-18.45
Tempat : Rumah Ibu TRY
Responden : Ibu TRY
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk sholat
lima waktu?
Ibu TRY “memberikan arahan a
Kepada anak agar senantiasa mau
melaksanakan sholat lima waktu
dalam sehari”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
tidak melaksanakan
sholat?
Ibu TRY “Saya menasehati terlebih
dahulu, jika tidak memiliki rasa jera
baru saya matahin kalau perlu kadang
saya sampai memukul anak saya
karena tidak mau melaksanakan
sholat”.
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan
sholat apakah anda
juga melaksanakan
sholat
Ibu TRY “Saya selalu
melaksanakannya terlebih dahulu
baru saya memerintahkan kepada
anak saya untuk melaksanakan
sholat”.
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan
sholat?
Ibu TRY “terkadang iya, tapi
terkadang tidak mbak, kalau badan
memang tidak bisa ngapa-ngapain”.
Bagaimana cara Ibu TRY “saya belum bisa membaca
191
mengajari anak
anda membaca al-
Qur’an?
al-Qur’an dengan baik dan benar
mbak, maka dari itu saya meminta
bantuan kepada tetangga
untukmengajarkan anak membaca al-
qur’an mengikuti TPA di Dusun
sehingga ngajinya lumayan terjaga
oleh adanya lembaga pendidikan
TPA di Dusun”.
Apakah anda juga
menerapkan
membaca al-Qur’an
setelah sholat
maghrib?
Ibu TRY “Saya selalu menerapkan
membaca al-Qur’an jika ada kegiatan
di Dusun seperti Yasinan dan lain
sebagainya”.
Bagaimana cara
anda supaya anak
selalu pergi mengaji
dan tidak
membolos?
Ibu TRY “Saya mengingatkan,
namun terkadang anak bilang capek
habis pulang sekolah, dari itu saya
memberikan toleran supaya besok
mau berangkat mengaji dan tidak
membolos”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
sering pulang ke
rumah tidak tepat
waktu?
Ibu TRY“bertanya terlebih dahulu,
telat pulang itu karena apa, jika bukan
karena urusan sekolah saya langsung
menegurnya”.
Bagaimana sikap
ada sebagai orang
tua jika anak anda
memiliki pacar?
Ibu TRY “boleh pacaran, namun
tidak harus ketemuan setiap harinya”.
Apakah anda
melakukan
Ibu TRY“saya senantiasa
menasehatinya terlebih dahulu,
192
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan
kesalahan?
menanyakan kesalahan, dan
memberikan nasehat”.
Bagaimana cara
anda menanamkan
rasa disiplin dan
tanggungjawab
pada diri anak?
Ibu TRY “cara menanamkan rasa
disiplin yaitu dengan cara melakukan
segala aktivitas setiap hari dengan
tertib dan rajin, serta melakukan
tanggungjawab yang semestinya
dilakukan”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda gunakan
dalam menanamkan
pedidikan Islam
pada diri anak?
Ibu TRY “Saya memberikan contoh,
dari awal sampai akhir, dengan
pengalaman atau pengetahuan yang
saya punya”.
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
jujur)?
Ibu TRY “Memberikan contoh
kepada anak saya, mana yang baik
dan mana yang baik, mana yang
harus dilakukan dan mana yang tidak
harus dilakukan, menerapkan rasa
peduli sosial dan selalu menerapkan
rasa jujur kepada siapapun”.
Bagaimana
hubungan anda
dengan kerabat
dekat atau tetangga?
Ibu TRY “Alhamdulillah baik, sellau
menjalin silahturahmi dan berinteksi
dengan tetangga”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun
Ibu TRY “selalu mengikuti tanpa
terkecuali, selalu menyempatkan
waktu untuk senantiasa mengikuti
193
seperti yasinan,
kumpulan, berjanji,
dan lain
sebagainya?
kegiatan di Dusun”.
Ketika anda
berkerja di luar
seharian, apakah
anda
memperhatikan
kegiatan anak anda
dengan
menghubungi
anggota keluarga
yang lain?
Ibu TRY “tidak terlalu menekankan
pada keluarga mbak, ya paling hanya
saya tanya kepada anak saya, tadi
habis ngapain dan lain sebagainya”.
Seberapa sering
anda menasehati
anak anda mengenai
masa depan anda
dengan lebih rajin
dalam belajar?
Ibu TRY “kalau menasehati anka itu
hamper setiap hari mbak, di nasehati
setiap hari aja terkadang masih
kurang baik apalagi jika saya tidak
pernah menasehatinya, jadi saya
hanya bisa menasehatinnya saja
mbak”.
Sejak usia berapa
anda membiasakan
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
Ibu TRY “Dari umur 10 tahunan
mbak, ada ajurannya juga ya kalau
udah umur 10 tahun tidak
melaksanakan sholat maka wajib
sang anak diarahkan, jika tidak bisa,
boleh untuk di pukul, jadi saat itulah
saya mengajarkan anak saya untuk
sholat mbak, namun sampai sekarang
terkadang anak saya melaksanakan
194
sholat, namun terkadang tidak mbak”.
Apakah anda
menerapkan kepada
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
Ibu TRY “saya juga belum
menerapkan kepada anak saya,
namun saya selalu memberikan
arahan seperti contoh mbak A sering
puasa senin kamis seperti itu, saya
bilang ke anak saya, itu lho kaya
mbak A puasa senin kamis terus,
seperti itu jadi si anak kaya
termotivasi”.
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Ibu TRY “kalau dalam pergaulan
Alhamdulillah mbak, anak saya tidak
mudah terpengaruh”.
Ketika bangun tidur
apakah anak anda
membersihkan
tempat tidurnya
sendiri?
Ibu TRY “membersihkannya sendiri
mbak”.
Setelah makan
apakah anak anda
membersihkan dan
membereskan
sendiri atau masih
orang tua yang
membersihkannya?
Ibu TRY “terkadang hanya saya dan
nenek yang membersihkannya,
namun terkadang anak membantu
mencuci piring dan lainnya”.
Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
Ibu TRY “mencuci pakaiannya
sendiri, namun seragam saya cucikan
mbak”.
Apakah anak anda
memiliki rasa
Ibu TRY “anak saya termasuk anak
yang sangat pemalu mbak”
195
percaya diri yang
tinggi?
Apakah anda
memberikan
hukuman fisik pada
anak jika anak
melakukan
beberapa
kesalahan?
Ibu TRY “sampai sekarang
Alhamdulillah anak masih nururt
mbak, dan saya juga belum pernah
memberikan hukuman kepada anak
saya”.
196
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Januari 2020
Waktu : 17.30-18.45
Tempat : Rumah Ibu TRY
Responden : Anak Ibu TRY
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat?
“Saya selalu melaksanakan
sholat akan tetapi kadang
tidak melaksanakan sholat
lima waktu, karena pulang
kesorean”
Jiak sedang menonton
televisi kemudian adzan
apa yang akan anda
lakukan?
“saya menunggu ibu
memerintah saya terlebih
dahulu, baru saya
melaksankan sholat”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
sholat?
“Terkadang saya tetap
melaksanakan sholat namun
terkadang saya tidak
melaksanakan sholat”.
Apakah anda sering
membaca al-Qur’an?
“saya membaca al-Qur’an
terkadang jika berangkat
TPA, jika tidak berangkat
TPA saya tidak
membacanya”.
Membaca al-Qur’an
berapa kali dalam
sehari?
“Saya membaca al-Qur’’an
terkadang satu kali dalam satu
hari, terkadang tidak sama
197
sekali”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“saya pulang ke rumah selalu
tepat waktu dan tidak pernah
telat”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“Saya tidak mempunyai pacar
mbak, karena menurut saya
pacaran itu membuang waktu
banget, yang harusnya malam
sudah tidur tapi saya tidak
tidur karena balesin pesannya
pacar”.
Sering berbohong
dengan orang tua karena
pacaran?
“Kalau masalah berbohong
masalah pacaran saya belum
berbohong dengan ibu
masalah pacaran”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“jika hari libur saya
membantu ibu kemudian
membantu memasak, dan
bersih-bersih rumah”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“saya meminta bantuan
kepada orang terdekat,
kemudian saya akan menjaga
ibu saya”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“Belum mbak, saya masih
duduk di bangku SMP kelas
XI”.
Bagaimana rencana
anda untuk mencapai
masa depan?
“saya mau bekerja terlebih
dahulu mbak setelah lulus
SMA, setelah sudah bekerja
beberapa bulan atau sampai
198
tahun baru saya menata karir
saya”.
Apakah setelah bangun
tidur anda
membersihkan tempat
tidur sendiri?
“saya membersihkannya
sendiri mbak, namun
terkadang saya terburu-buru
jadi terkadang tidak saya
bersihkan, saya
membersihkannya setelah
pulang sekolah”.
Apakah setelah makan,
anda membersihkannya
sendiri atau orang tua
yang
membersihkannya?
“terkadang orang tua yang
membersihkannya mbak,
karena saya kalau makan
lama, jadi ibu dan nenek saya
duluan”.
199
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jumat, 31 Januari 2020
Waktu : 16.00-17.20
Tempat : Rumah Ibu YM
Responden : Ibu YM
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk sholat
lima waktu?
Ibu YM “saya tidak pernah
mengrahkan anak saya untuk sholat
mbak, Karena saya belum
mengetahui perintah-perintah sholat,
agama saya Islam, namun saya hanya
Islam saja, jika sholat id saya
mengikuti, puasa saya juga puasa,
namun jika dalam kehidupan sehari-
hari saya tidak menerapkan sholat”
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
tidak melaksanakan
sholat?
Ibu YM “sikap saya terhadap anak
saya jika anak saya tidak
melaksanakan sholat, saya biasa saja
yak arena dari awal memang saya
tidak mengetahui cara-cara dalam
sholat dan belum memperdalam ilmu
agama”.
Saat mengarahkan
anak untuk
melaksanakan
sholat apakah anda
juga melaksanakan
Ibu YM “saya hanya
mengarahkannya saja, jika mau
melaksanakan ya silahkan jika tidak
ya sudah saya tidak memaksakan
anak saya, karena saya sudah berfikir
200
sholat saya saja tidak melaksanakan sholat,
dan hanya bisa memberikan arahan
kepada anak saya”.
Saat keadaan sakit
apakah anda
melaksanakan
sholat?
Ibu YM “tidak sakit saja saya tidak
melaksanakan sholat, apalagi jika
saya akit mbak, saya kurang mbak
jika dalam nilai beribadah saya”.
Bagaimana cara
mengajari anak
anda membaca al-
Qur’an?
Ibu YM “dulu pernah saya daftarkan
ke lembaga pendidikan TPA, namun
setelah sdah 1 tahun keluar, akan
tetapi sedikit bisa membaca al-
Qur’an”.
Apakah anda juga
menerapkan
membaca al-Qur’an
setelah sholat
maghrib?
Ibu YM “Saya selalu menerapkan
membaca al-Qur’an jika ada kegiatan
di Dusun seperti yasinan, berjanji itu
saja saya hanya mengikuti ibu-ibu
jika berbicara atau melafadzkan,
karena saya belum bisa mevbaca al-
Qur’an, bahkan baca huruf latih saja
saya belum bisa mbak”.
Bagaimana cara
anda supaya anak
selalu pergi mengaji
dan tidak
membolos?
Ibu YM “Saya hanya mengingatkan
saja, jika mau berangkat ya
alhamdulillah jika anak tidak mau
berangkat ngaji saya agak kecewa
dengan tingkahnya”.
Bagaimana sikap
anda jika anak anda
sering pulang ke
rumah tidak tepat
waktu?
Ibu YM “anak saya luluan sekolah
hanya kelas 2 SD semua mbak, tidak
ada yang tamat sekolah, tidak ada
yang bekerja di luar sana juga, jadi
untuk masalah pulang telat anak saya
201
tidak pernah, karena mereka
membantu saya di kebun”.
Bagaimana sikap
ada sebagai orang
tua jika anak anda
memiliki pacar?
Ibu YM “saya membolehkan, tapi
saya berfikir jangan terlebih dahulu
sebelum kalian benar-benar dewasa,
namun sikap saya kepada anak saya
hanya memberikan arahan dan
masukan saja”.
Apakah anda
melakukan
pengawasan kepada
anak anda apabila
melakukan
kesalahan?
Ibu YM “Saya selalu mengarahkan,
memberikan nasehat, dan
membetulkan kesalahan yang sudah
terjadi pada anak saya”.
Bagaimana cara
anda menanamkan
rasa disiplin dan
tanggungjawab pada
diri anak?
Ibu YM “cara menanamkan rasa
disiplin yaitu dengan cara
memberikan contoh kepada anak
saya, supaya melakukan apapun agar
tepat waktu”.
Apakah ada cara
(metode) tertentu
yang anda gunakan
dalam menanamkan
pedidikan Islam
pada diri anak?
Ibu YM “karena saya belum
mengetahuinya, saya meminta
bantuan kepada tetangga atau ustadz
untuk mengajarinya dalam
pendidikan agama Islam”.
Bagaimana cara
anda membiasakan
anak untuk
berperilaku terpuji
(sopan santun atau
Ibu YM “Memberikan contoh kepada
anak saya sikap kepada orang yang
lebih tua, sikap kepada anak kecil,
kepada temannya, dan selalu bersikap
jujur dalam kondisi apapun”.
202
jujur)?
Bagaimana
hubungan anda
dengan kerabat
dekat atau tetangga?
Ibu YM “baik mbak, saya selalu sapa
menyapa, bersilaturahmi ke tetangga,
dan melakukan hal yang sekiranya
baik untuk saya lakukan dalam
bersosial”.
Apakah anda selalu
mengikuti kegiatan
rutin di Dusun
seperti yasinan,
kumpulan, berjanji,
dan lain
sebagainya?
Ibu YM “saya selalu mengikuti
kegiatan Dusun dengan ikhlas
mbak”.
Ketika anda bekerja
seharian, apakah
anda
memperhatikan
kegiatan anak anda
dengan
menghubungi
anggota keluarga
yang lain?
Ibu YM “karena anak saya tidak
sekolah juga tidak berkerja mbak,
jadi hanya bisa memperhatikan
kegiatannya setiap saat, jika saya di
kebun terkadang anak saya juga
bantuin saya di kebun, namun
terkadang saya hanya mengarahkan
jika di rumah saja, harus melakukan
pekerjaan rumah, dan masak”.
Seberapa sering
anda menasehati
anak anda mengenai
masa depan anak
anda dengan lebih
rajin dalam segala
hal yang dilakukan?
Ibu YM “jelas kalau orang tua
mengarahkan dan menasehati anak
pastinya dilakukan setiap hari, namun
terkadang hanya hanya
mengarhkannya saja mbak, supaya
anak selalu rajin melakukan apapun
itu yang penting baik”.
Sejak usia berapa Ibu YM “jika ditanya bab sholat saya
203
anda menbiasakan
anak anda untuk
melaksanakan
ibadah puasa dan
sholat?
jawabnya saya belum bisa sholat
mbak, namun saya tetap
mengarahkan anak untuk
melaksanakan sholat dari anak
memasuki masa pubertas”.
Apakah anda
menerapkan kepada
anak untuk
melaksanakan
ibadah sunah?
Ibu YM “Tidaj pernah mbak”.
Apakah anak anda
mudah terpengaruh
dengan siapapun?
Ibu YM “mudah sekali anak saya
terpengaruh dengan teman-temannya
mbak, apalagi sekarang ini sudah
punya sepeda jadi hamper setiap hari
dia pergi dengan teman-temannya,
namun sibisa mungkin saya selalu
menasehatinya”.
Ketika bangun tidur
apakah anak anda
membersihkan tepat
tidurnya sendiri atau
masih orang tua
yang
membersihkannya?
Ibu YM “anak saya
membersihkannya sendiri mbak”.
Setelah makan
apakah anak anda
membersihkan
sendiri atau masih
orang tua yang
membersihkannya?
Ibu YM “bagi tugas mbak kalau ini,
yang saya yang mencuci anak saya
yang membersihkannya, dan
selaiknya”.
204
Apakah anak anda
mencuci pakaian
sendiri?
Ibu YM “dia mencucinya sendiri,
malah terkadang punya saya
dicucikan oleh anak saya”.
Apakah anak anda
memiliki rasa
percaya diri yang
tinggi?
Ibu YM “anak saya tidak memiliki
mental, jadi rasa percaya dirinya juga
sedikit”.
Apakah anda
memberikan
hukuman fisik pada
anak jika anak
melakukan beberapa
kesalahan?
Ibu YM “kalau saya belum pernah,
jika anak melakukan kesalahan saya
hanya menasehatinya saja, namun
dulu waktu bapaknya masih hidup
bapaknya mbak yang sering main
hukuman fisik”.
205
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jumat, 31 Januari 2020
Waktu : 16.00-17.30
Tempat : Rumah Ibu YM
Responden : Anak Ibu YM
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Apakah anda selalu
melaksanakan sholat?
“Saya melaksanakan sholat
kadang-kadang, terkadang
saya jga tidak melaksanakan
sholat, karena males, karena
orang tua tidak
mengarahkan”.
Jiak sedang menonton
televisi kemudian adzan
apa yang akan anda
lakukan?
“Terkadang saya bergegas
mengambil air wudhu namun
terkadang lebih ke nonton tv
nya”.
Jika dalam keadaan
sakit apakah anda akan
tetap melaksanakan
sholat?
“Terkadang saya tetap
melaksanakan sholat namun
terkadang juga lalai dengan
televisinya, atau dengan
hpnya”.
Apakah anda sering
membaca al-Qur’an?
“tidak sering mbak, Cuma
kalau ada kegiatan di Dusun
saja”
Membaca al-Qur’an
berapa kali dalam
sehari?
“Saya tidak pernah
membacanya dalam harian
namun setiap ada kegiatan
206
dusun seperti yasinan atau
berjanji, dan tadarusan saya
baru mengikuti atau baru
membacanya pas ada
kegiatan”.
Apakah anda sering
pulang ke rumah tidak
tepat waktu?
“saya pulang ke rumah selalu
tepat waktu dan tidak pernah
telat”.
Apakah anda
mempunyai pacar?
“Saya punya pacar mbak”
Sering berbohong
dengan orang tua karena
pacaran?
“saya sudah pernah
berbohong dengan ibu saya,
kemudian saya merasakan
seperti dosa besar banget
seketika itu saya meminta
maaf mbak, dan tidak
mengulanginya lagi”.
apakah yang anda
lakukan jika orang tua
anda sedang repot di
rumah?
“saya selalu membantu ibu
saya dalam keadaan apapun,
mau repot apa tidak repot
saya selalu membantunya”.
Jika orang tua dalam
keadaan sakit apa yang
akan anda lakukan?
“Saya bilang ke saudara saya,
kemudian saya menjaga, dan
mengantikan posisi ibu saya
dalam bekerja”.
Apakah anda sudah
bekerja?
“membantu orang tua di
kebun”.
Bagaimana rencana
anda untuk mencapai
masa depan?
“Dulu pengen bekerja di luar
mbak, namun sama ibu saya
di suruh bantuin ibu berkebun
207
di rumah saja, jadi saya hanya
berkebun membantu ibu
saya”.
Apakah setelah bangun
tidur anda
membersihkannya
sendiri?
“saya membersihkannya
sendiri mbak, saya berfikir
saja karena saya sudah besar,
tidak menunggu orang tua
memerintah lagi”.
Apakah setelah makan
anda membersihkannya
sendiri, atau dengan
orang tua?
“saya membersihkannya
dengan ibu mbak, kaya
semisal bagi tugas saja kaya
gitu”…..
208
FIELD NOTE
WAWANCARA
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Februasri 2020
Waktu : 14.00.15.15
Tempat : Rumah ibu KRT
Subjek : Ibu KRT (Orang tua non single parent)
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana pendapat anda
tentang orangtua single
parent yang berada di
lingkungan sekitar dalam
mendidik anak mereka?
Menurut ibu KRT orangtua
single parent seperti keluarga bpk
Srj, ibu Sm, ibu Tmn, Ibu Prn,
Ibu Try, Ibu Jry, Ibu Rm, Ibu
Ym, yang berada di Dusun
Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali, dalam mendidik anak
mereka menjadi lebih baik,
dengan mengarahkan dan
menasehatinya,. Namun menurut
beliau anak single parent yang
dibesarkan oleh orang tua single
parent ibu jauh lebih baik
dibandingkan dengan anak single
parent yang dibesarkan oleh
bapak”.
Apakah anda mengetahui
cara mereka dalam
mendidik anak?
“single parent yang ada di Dusun
Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali senantiasa memberikan
perhatian dan kasih sayangnya
yang lebih kepada anak-anaknya,
209
selalu memperhatikan
kepribadian dan kesehariannya
sang anak, serta memberikan
kebutuhan materi.
210
FIELD NOTE
OBSERVASI
Hari/Tanggal : Jumat, 27 Desember 2019
Waktu : 16.45-17.35
Tempat : Rumah bapak WRN
Subjek : Bapak WRN (Tokoh Masyarakat)
Aspek Penelitian Deskripsi Makna
Bagaimana pendidikan
agama Islam pada
keluarga pada keluarga
single parent di Dusun
Surodadi, Tarubatang,
Selo, Boyolali?
“orangtua single parent di Dusun
Surodadi, Tarubatang, Selo,
Boyolali, dalam mendidik
keluarganya cukup baik, dengan
mengarahkan anak-anaknya
mengaji, melaksanakan sholat,
namun dari beberapa orang tau
single parent yang mengarahkan
anak-anaknya ada orangtua yang
memiliki kendala dalam
mendidik anaknya, seperti
adanya tekanan dari orang tua,
pengaruh teman dan juga orang
tua yang jarang memperhatikan
pendidikan anaknya, jika
berkenaan dengan perilaku dan
sopan santun Alhamdulillah baik
mbak, mengerti sopan santun
dengan orang yang lebih tua,
memahami anak kecil”.
Kegiatan keagamaan apa “ada beberapa kegiatan
211
saja yang ada di Dusun
Surodadi, Tarubatang,
Selo, Boyolali?
keagamaan di antaranya: TPA,
Yasinana, Berjanji, Muslimatan”.
Apakah anda mengetahui
cara mereka dalam
mendidik anak?
“orangtua single parent di Dusun
Surodadi, selelau memberikan
pendidikan yang terbaik untuk
anaknya, namun terkadang anak
yang salah dalam bergaul, jika
pendidikan di rumah baik,
seketika bergabung dengan
kawan-kawannya pendidikan di
rumah kalah dengan bergaul
bersama teman-teman”.
212
LAMPIRAN
213
214
215
216
217
218
Masjid al-Ikhlas Dusun Surodadi
Mushola Al-Latif
219
Dusun Surodadi RT 03/RW 02
220
Dusun Surodadi RT 04/ RW 02
221
Dusun Surodadi RT 05/RW 02
222
Single Parent ibu TRY
Rumah ibu TRY
223
Single Parent Ibu JRY
Rumah Ibu JWR
224
Single Parent Ibu TMN
Rumah ibu TMN
225
Single Parent ibu YM
Rumah ibu YM
226
Single Parent Bpk SRJ
Rumah Bapak SRJ
227
Singel Parent Ibu SM
Rumah Ibu SM
228
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Febriana Wardiastuti
Tempat/Tanggal lahir : Boyolali, 06 Februari 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Surodadi 04/02, Tarubatang, Selo, Boyolali
Email : [email protected]
No. HP : 083866024717
Riwayat Pendidikan :
SD N 2 Tarubatang
MTs N 7 Boyolali
MAN N 1 Boyolali
S1-PAI IAIN Salatiga
Demikian, riwayat ini di buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 16 Maret 2020
Hormat Saya,
Febriana Wardiastuti
NIM. 23010160266