skripsi diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan...
TRANSCRIPT
PERANAN ORANG TUA
DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) HIDAYATUL UMAM
CINERE, DEPOK, JAWA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Mohamad Irvan Fazli
206011000057
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
ABSTRAK
Peranan Orang Tua Dalam Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTs
Hidayatul Umam Cinere
Kata Kunci : Peranan Orang Tua, Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
peranan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere,
seberapa besar kontribusi yang diberikan, dan apakah hal tersebut memiliki
signifikasi atau tidak. Tempat untuk melakukan penelitian ini yaitu di MTs Hidayatul
Umam Cinere-Depok yang terletak di Jl. Masjid 1 Cinere-Depok. Adapun waktu
penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu tanggal 11 Januari 17 Januari 2011.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Siwa/Siswi MTs
Hidayatul Umam yang berjumlah 45 orang yang diambil 5-6 orang (putra/putri) dari
masing-masing kelas VII.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif
kuantitatif. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan teknik Distribusi
Frekuensi Presentase. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket dengan
bentuk table.Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin
dicapai.
Hasil penelitian. Dari hasil konsultasi antara rxy dan r tabel maka penulis
berkesimpulan bahwa ada korelasi atau pengaruh antara Peranan Orang tua dengan
Motivasi Belajar Siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere Depok, sekalipun hubungan
atau pengaruh tersebut hanya sedang atau cukup. Perhitungan koefisien determinasi
(KD) yang penulis manfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X dan variabel
Y. Jadi, angka koefisien penentu sebesar 25,7049% menunjukkan bahwa kontribusi
Peranan Orang tua terhadap Motivasi Belajar Siswa adalah 25,7049% sedangkan
sisanya 74,2951% adalah sumbangan dari variabel lain yang juga menunjang
Motivasi Belajar Siswa.
Dengan demikian terdapat hubungan antara peranan orang tua terhadap
motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere walaupun kenyatannya hanya
memperoleh kategori sedang atau cukup akan tetapi peranan orang tua memberikan
kontribusi yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul
Umam Cinere.
MUHAMMAD IRVAN FAZLI (PAI)
i
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllahSwt, atas
segala nikmat yang tiada hentinya engkau anugerahkan kepada penulis.
Dan berkat kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam senatiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw,
beserta keluarga dan sahabatnya, kelak syafaat beliaulah yang diharapkan
umatnya di akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Peranan Orang tua dalam Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere”, merupakan
tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam.
Atas selesainya skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak
yang telah memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan
dan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Rif’at Syauqi
Nawawi. M.A beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang
diberikan kepada penulis.
2. Bahrissalim, M.Ag, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
dan bapak Drs. Sapiuddin Shidiq M. Ag, selaku sekretaris jurusan
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui penyususnan skripsi ini.
3. Dra.Zikri Neni Iska. M.Psi, selaku pembimbing skripsi atas dorongan
serta nasihat, masukan, arahan dan motivasi yang tak henti-hentinya
sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan.
iii
4. Bapak serta ibu dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakulktas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah yang telah banyak memberikan pengetahuan dan
pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan
pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.
5. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada kedua Almarhum dan almarhumah orang tua penulis
ayahanda H. KD. Saputra dan ibundaHj. Eni Saputra, terima kasih
atas, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan dan
pengorbanan kalian yang tulustiada hentinya untuk penulis, serta
kakak-kakakku yang tersayang, Dra. Nurrohmah,Nuryani Saputra,
Nurnaningsih, Sri Wahyuningsih, Neneng Komala Sari. S.E,serta
keponakan-keponakanku tercinta, yang selalu mengisi hari-hari
penulis dengan canda dan tawanya disaat penulis mengalami
kejenuhan, terima kasih atas do’a dan semangat yang kalian berikan
untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada Riasah Mardiah.Amd.K, yang selalu memberi semangat dan
do’a serta menjadi penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
8. Kepada sahabat-sahabatku,, Bisri Mustofa.S.Pd.I,Rusdi
Arsavin.S.Pd.I, Dona Yulian Surajab.S.Pd.I, Afif Lutfi.S.Pd.I, Dede
Irsyam Khoir.S.Pd.I, Angga Eka.S.Pd.I, dan semua penghuni Gubuk
Tua terima kasih atas dorongan, semangat, masukan yang kalian
berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis disaat penulis
mengalami kebimbangan dan masalah dalam hidup penulis.
9. Kepada keluarga besar Non Reguler (extensi) angkatan 2006
10. Kepada Keluarga Besar “Tiger Rider evolution Club” (TREC) Depok
, Bro Dudi.M, Bro. Nuwara Hinani. S.Kom, Bro. Cecep Rismawan,
Bro. Erwin Januar Purbo (Bom-bom), Bro. Irawan Saputra dan lain-
lain, terima kasih atas masukan, dorongan, dan sharingnya yang telah
iv
diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini.
Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan
skripsi ini yang mungkin tidak dapat penulis sebutkan, semoga AllahSwt
membalas kebaikan kalian semua. Akhirnya tiada gading yang tak retak,
penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, dengan senang hati
akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Ciputat, 27 September 2012
Penulis
Muhammad Irvan Fazli
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK….………………………………………………………………...…i
KATA PENGANTAR……..………………………………………………..….ii
DAFTAR ISI..………………………………………………………………...... v
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...ix
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B.Identifikasi Masalah........................................................................................... 2
C.Pembatasan Masalah.......................................................................................... 3
D. Perumusan masalah........................................................................................... 4
E.Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORETIS
A.Peranan Orang Tua/Keluarga............................................................................. 6
1.Pengertian Peranan.......................................................................................... 6
2.Orang Tua........................................................................................................ 6
a. Peranan Ibu.................................................................................................... 10
b. Peranan Ibu Sangat Strategis dalam Mendidik Anak………………...……..11
c. Peranan Ayah.................................................................................................12
B. Motivasi............................................................................................................ 13
1.Pengertian motivasi........................................................................................ 13
2.Kebutuhan dan Teori tentang motivasi.......................................................... 14
3.Fungsi Motivasi...............................................................................................15
4.Tujuan Motivasi..............................................................................................16
5.Cara Memotivasi Siswa Belajar......................................................................16
vi
6.Motivasi Intrinsik Dan Ekstrinsik..................................................................18
7.Indikator Motivasi........................................................................................ 22
C.Belajar............................................................................................................... 23
1.Pengertian Belajar....................................................................................... 23
2.Makna Belajar............................................................................................... 24
E.Kerangka Berfikir.............................................................................................. 24
F.Hipotesis Penelitian........................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Waktu dan Tempat penelitian........................................................................... 25
B.Metodologi Penelitian....................................................................................... 25
C.Populasi dan Teknik Penelitian......................................................................... 25
D.variabel Penelitian............................................................................................. 26
E.Teknik pengumpulan data................................................................................. 26
F.Instrumen penelitian...........................................................................................27
1.Peranan Orang Tua..........................................................................................27
2.Motivasi Belajar Siswa....................................................................................28
G.Uji validitas dan Realibilitas Instrumen.............................................................30
1.validitas instrumen......................................................................................... 30
H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi data …………………………………………………………..…….37
1.Variabel Bebas (Peranan Orang Tua)............................................................ 37
2.Variabel Terikat (Motivasi Belajar Siswa).................................................... 47
B. Pengolahan dan Analisis Data……………………………….……...………..57
vii
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan.................................................................................................... 62
B.Saran............................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian ......................................................................... 27
Tabel 3.2 Kisi – kisi instrumen penelitian ...................................................................... 29
Tabel 3.3 Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi (Peranan Orang Tua) .................. 31
Tabel 3.4 Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi
(Peningkatan Motivasi Belajar Siswa) ....................................................... 32
Tabel 3.5 Penetapan skor untuk skala motivasi belajar siswa ........................................ 34
Tabel 3.6 Penetapan skor untuk skala peranan orang tua ............................................... 34
Tabel 4.1 Orang tua bersikap peduli kepada siswa yang memiliki
perilaku yang baik di sekolah ....................................................................... 37
Tabel 4.1.1 Orang tua bersikap acuh tak acuh kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar ................................................................... 38
Tabel 4.1.2 Orang Tua memberikan solusi terhadap siswa
yang mengalami kesulitan belajar .................................................................. 38
Tabel 4.1.3 Sebelum melakukan kegiatan belajar di sekolah orang tua
memeriksa buku pelajaran terlebih dahulu ..................................................... 39
Tabel 4.1.4 Orang Tua membantu siswa dalam memahami pelajaran ........................... 39
Tabel 4.2 Orang tua menanyakan tentang tugas rumah yang
diberikan guru disekolah ................................................................................ 40
Tabel 4.2.1 Orang Tua membantu siswa dalam mengerjakan tugas rumah.................... 40
Tabel 4.2.2 Orang Tua bersikap tidak peduli jika siswa tidak
belajar dirumah............................................................................................ 41
Tabel 4.2.3 Orang Tua lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan
hasil belajar siswa ....................................................................................... 41
ix
Tabel 4.2.4 Orang Tua mengikutsertakan siswa dalam bimbel
di luar sekolah ............................................................................................. 42
Tabel 4.2.5 Orang Tua memberikan teguran kepada siswa jika apabila mendapatkan
nilai yang kurang baik ................................................................................ 42
Tabel 4.2.6 Orang Tua memberikan anda hadiah apabila mendapat
prestasi di sekolah ....................................................................................... 43
Tabel 4.2.7 Orang Tua memberikan dorongan apabila mengalami
masalah dalam belajar ................................................................................. 43
Tabel 4.2.8 Orang Tua memfasilitasi dalam belajar siswa ............................................. 44
Tabel 4.2.9 Orang Tua bersikap peduli kepada siswa yang
memiliki perilaku kurang baik di sekolah .................................................. 44
Tabel 4.3 Skor Skala Likert peranan orang Tua di MTs
Hidayatul Umam Cinere Depok (Variabel X) ............................................... 45
Tabel 4.4 Kehadiran di sekolah ....................................................................................... 47
Tabel 4.5 Mengikuti KBM di sekolah............................................................................. 48
Tabel 4.6 Belajar di rumah .............................................................................................. 48
Tabel 4.7 Sikap terhadap kesulitan ................................................................................. 49
Tabel 4.8 Usaha mengatasi kesulitan .............................................................................. 49
Tabel 4.9 Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran ............................................................ 50
Tabel 4.10Semangat dalam mengikuti KBM .................................................................. 50
Tabel 4.11 Keinginan untuk berprestasi.......................................................................... 51
Tabel 4.12 Kualisifikasi hasil .......................................................................................... 51
Tabel 4.13 Penyelesaian tugas/PR .................................................................................. 52
Tabel 4.14 Adanya Pemberian Penghargaan dalam Proses Belajar ................................ 52
Tabel 4.15 Adanya Lingkungan yang Kondusif untuk Belajar dengan Baik ................. 53
Tabel 4.16 Memiliki harapan dan cita-cita ..................................................................... 53
x
Tabel 4.17 Adanya Figure Guru yang Kompeten dan Menarik
dalam Mengajar ............................................................................................. 54
Tabel 4.18 Adanya Alat/Media yang Mencukupi Kebutuhan Siswa
dalam Belajar ................................................................................................. 54
Tabel 4.19 Skor Skala Likert Motivasi Belajar Siswa MTs Hidayatul
Umam Cinere Depok (Variabel Y) ............................................................... 55
Tabel 4.20 Angka Hasil Perhitungan Antara Variabel X dengan Variabel57
Tabel 4.21 Nilai Hasil Perhitungan ................................................................................. 59
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket untuk siswa.
Lampiran 2 Perhitungan distribusi frekuensi instrument peranan orang tua.
Lampiran 3 Perhitungan distribusi frekuensi instrument motivasi belajar siswa.
Lampiran 4 Perhitungan rata-rata simpangan baku dan varians instrument peranan
orang tua.
Lampiran 5 Perhitungan rata-rata simpangan baku dan varians instrument
motivasi belajar siswa.
Lampiran 6 Perhitungan rata-rata variable X dengan menggunakan persentil.
Lampiran 7 Perhitungan rata-rata variable Y dengan menggunakan persentil.
Lampiran 8 Perhitungan rata-rata skala instrument peranan orang tua.
Lampiran 9 Perhitungan rata-rata skala instrument motivasi belajar siswa.
Lampiran 10 Perhitungan uji liniearitas.
Lampiran 11 Data lengkap hasil penelitian.
Lampiran 12 Perhitungan uji hipotesis.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. maksudnya
tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang
terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.1
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2
Sedangkan pendidikan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihilangkan dari
kehidupan manusia karena selamanya manusia memerlukan dan butuh akan
pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan manusia yang
mempunyai bekal atau kemampuan untuk melangsungkan hidup. Manusia
membutuhkan pendidikan semenjak lahir kedunia karena dengan pendidikan pula
dapat membentuk akhlak, sifat, dan kepribadian manusia itu sendiri. Pendidikan
harus mampu menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing di pasar bebas. Pendidikan formal di sekolah dalam Negara Indonesia
kedepan, harus mampu melahirkan manusia yang memiliki daya kompetisi yang
tinggi, sehingga di mana pun ia berada di muka bumi ini, ia akan bermanfaat bagi
lingkungan sekitarnya dan bertahan untuk kelangsungan hidupnya.
Sekolah atau lembaga pendididkan merupakan tempat untuk mentransfer ilmu
dari guru (pengajar) kepada peserta didik, dalam proses pengajaran adakalanya
peserta didik mengalami kejenuhan dalam belajar sehingga dapat membuat daya
tangkap atau daya nalar seorang peserta didik menurun dan mengakibatkan
kepada prestasi yang menurun. Dalam hal ini motivasi terhadap peserta didik
sangat diperlukan karena dengan adanya motivasi dalam diri peserta didik dapat
meningkatkan mutu dalam belajar. Motivasi seorang peserta didik tidak akan di
dapat dengan sendirinya maka perlu adanya peran orang lain dalam
1 Sardiman , Interaksi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.57.
2 Slameto,Belajar dan Factor-faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka
Cipta,2003)cet..4.h.2.
1
2
menumbuhkan motivasi tersebut. Fenomena pendidikan di indonesia, banyaknya
orang tua yang minim bahkan sama sekali tidak memiliki peran terhadap anaknya
bahkan ada orang tua yang lebih cendrung mementingkan pekerjaan dan
menganggap perannya bukan suatu yang penting untuk memberikan motivasi
terhadap anak.
Dalam upaya memenuhi tuntutan dan mengatasi masalah-masalah dalam
meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan pendekatan-pendekatan
pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi dan mengajak mereka untuk
mencintai serta menjadikan suatu kebutuhan baginya. Orang tualah yang
mempunyai peran yang sangat penting bagi anaknya untuk menumbuhkan
motivasi belajar dalam diri anaknya sehingga dapat mencapai hasil yang
diinginkan yang tidak lain adalah peningkatan dalam hasil belajar di sekolah.
Dari semenjak manusia itu tumbuh di dalam rahim ibu. Manusia sudah
mendapatkan pendidikan dalam bentuk cinta dan kasih sayang dari kedua orang
tua. Karena orang tua merupakan tempat pendidikan pertama yang dapat
dikatakan informal sebelum manusia melanjutkan ke tingkat pendidikan yang
formal. Lingkungan keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang tidak
kalah penting bagi seorang manusia karena watak dan sifat seorang manusia dapat
terbentuk dari pengaruh lingkungan keluarga. Karena sebagian besar waktu
dihabiskan di dalam keluarga. Keluarga dan lingkungan dapat membentuk
karakter anak, hal ini sesuai dengan hadist Nabi yaitu :
قال النب صل اهلل : عن أب سلمت بن عبذ الرحمن عن أب ىررة رض اهلل عنو قال
علو سلم كل ملد لذ عل الفطرة فأباه يدانو أ نصراه أ مجسانو كمثل البيمت
تنتج البيمت ىل تر فيا جذعاء(ره بخر)
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibn Abi Dzib dari al-Zuhri dari Abu
Salamah Ibn Abd al-Rahman dari Abu Hurairah r.a., ia telah berkata:
Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Tidak ada anak yang dilahirkan,
kecuali dilahirkan atas kesucian. Dua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaimana binatang itu
dilahirkan dengan lengkap. Apakah kamu melihat binatang lahir dengan
terputus (hidung, telinga, dan sebagainya)(HR. Bukhori) 3
3 Abdul Aziz, Takhrij HadistTentang Setiap AnakYyang Dilahirkan dalam Keadaan Suci,
2010, p. 1, (http://mnurdinalaziz.blogspot.com/2010/01/takhrij-hadits-tentang-setiap-anak-
yang_27.html).
3
Manusia merupakan makhluk sosial, dan sebagai makhluk sosial manusia
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Maka sifat yang sangat
mendasar yang terdapat pada diri manusia yaitu memerlukan orang lain. Dalam
proses pertumbuhan psikologi, sikap, akhlak, agama. Dalam membentuk
kepribadian pada diri manusia, pengaruh lingkungan sekitarnya mempunyai
peran dan tidak luput pula peran serta pengawasan terutama di dalam keluarga.
Dan peran orang tua mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk
kepribadian manusia yang baik, berakhlak dan bermanfaat bagi dirinya sendiri
dan juga lingkungan.
Beranjak dari fenomena yang penulis temukan di lingkungan MTs Hidayatul
Umam Cinere dan pemberitaan di media informasi baik cetak maupun televisi,
tentang kurangnya peranan orang tua terhadap anak dalam belajar keprihatinan
terhadap tingkat kualitas dan mutu dari pendidikan di Indonesia yang sangat jauh
dari kata baik, yang tidak lain faktor penyebabnya adalah sebagian besar berasal
dari orang tua yang kurang memberikan pengawasan kepada anaknya dalam
semua kegiatan disekolah yang dapat mempengaruhi tingkat motivasi dalam
belajar. Kadang orang tua bersikap acuh tak acuh dalam memperhatikan akan
kemajuan dan perkembangan pendidikan anaknya dan menganggap maju atau
tidaknya anak dalam belajar merupakan tugas guru tanpa menyadari
sesungguhnya peran orang tua juga dapat mempengaruhi akan peningkatan
belajar anaknya di sekolah.
Salah satu faktor yang dapat diindikasi sebagai penyebab rendahnya prestasi
belajar siswa adalah kurang peranan orang tua dalam upaya meningkatkan
prestasi yang berkaitan dengan hasil belajar serta menumbuhkan motivasi belajar
terhadap siswa
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa perlu untuk
mengangkat masalah dalam sebuah penelitian dengan judul “Peranan Orang tua
Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Di MTS Hidayatul Umam
Cinere”
4
B. Identifikasi Masalah
Memandang pentingnya memberikan dan menimbulkan motivasi anak dalam
proses belajar serta kurangnya peranan dari orang tua yang dapat menyebabkan
kurang maksimalnya kegiatan anak dalam belajar di sekolah. Maka penulis.
Mengidentifikasi Masalah sebagai berikut :
a. Kejenuhan siswa dalam belajar
b. Peran orang lain dalam menumbuhkan motivasi.
c. Orang tua yang lebih cendrung mementingkan pekerjaan.
d. Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang timbul maka ruang lingkup penelitian ini hanya
dibatasi pada masalah:
a. Efektifitas peranan orang tua terhadap tingkat motivasi siswa MTs
Hidayatul Umam Cinere.
D. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah maka masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah pengaruh peranan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Skripsi
1. Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa di MTs Hidayatul Umam
Cinere.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan orang tua dalam meningkatkan
motivasi siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.
3. Untuk mengetahui perlu atau tidaknya peranan orang tua dalam
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di MTs Hidayatul Umam
Cinere.
5
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Dapat berguna terutama bagi orang tua dan pihak pengelola pendidikan
dalam meningkatkan mutu dan kualitas dalam kegiatan belajar mengajar
dimasa yang akan datang
2. Dengan adanya penelitian ini. Diharapkan dapat berguna terutama bagi
diri penulis sendiri untuk menambah ilmu pengtahuan dan dapat pula di
jadikan sebagai bahan pelajaran bagi semua calon orang tua dan yang
sudah menjadi orang tua yang perduli akan keberhasilan anak di sekolah.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Peranan Orang Tua/Keluarga
1. Pengertian Peranan
Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia
menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan
karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya, dan peranan
didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang
yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran
(role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-
hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-
status sosial khusus. 1
Arti peranan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah bagian yang
dimainkan seorang pemain. Atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
suatu peristiwa.2
2. Orang tua
Yang disebut orang tua adalah ayah dan atau ibu kandung, atau orang yang
dianggap orang tua atau dituakan (cerdik, pandai,ahli dan sebagainya) atau orang-
orang yang disegani dan dihormati di kampung/kota. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah ayah dan ibu atau anggota
masyarakat secara keseluruhan.3
Pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan disiplin diri
ini adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan :
a. Lingkungan fisik.
b. Lingkungan social internal dan eksternal.
1 Dirno Kaghoo,Teori Sosiologi, 2010, p.1, http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-
peranan.html, 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai
Pustaka .2007),ed.3, cet-4, h.654 3 Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta :UIN Jakarta Press, 2005),
h.233.
6
7
c. Pendidikan internal dan eksternal.
d. Dialog dengan anak-anaknya.
e. Suasana psikoligis.
f. Social budaya.
g. Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya “pertemuan” dengan anak-
anak.
h. Control terhadap perilaku anak-anak.
i. Membentuk nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan yang
diupayakan kepada anak-anak.4
Kenyataannya orang tua merupakan salah satu sumber yang mampu
memberikan informasi tentang bakat anak sudah lama menjadi bahasan para ahli.
Sehubungan dengan hal ini, sebaiknya ada kerja sama antara keluarga dengan
sekolah. Pengamatan orang tua terhadap prilaku anaknya di rumah yang tidak
tampil di sekolah, misalnya minatnya untuk bidang-bidang tertentu dapat,
memberikan petunjuk yang berharga bagi sekolah atau bagi yang bertanggung
jawab dalam penelusuran anak berbakat.5
Peran orang tua dalam membangkitkan motivasi seorang anak dapat
dikategorikan sebagai sesuatu yang penting dimana orang tua berperan
merangsang atau menumbuhkan rasa motivasi dalam diri anak. Dalam buku 99
cara agar anak anda kerajingan mengerjakan pekerjaan rumah (PR), terdapat
sepuluh kiat utama yang harus diperhatikan orang tua sebagai mentor di rumah
dan salah satunya yaitu :Kemampuan berkerja mandiri, keasyikan dan minat
mengerjakan tugas-tugas akademik, harus menjadi tujuan terpenting dalam urusan
PR anak anda.6
Orang tua harus selalu mengingat tujuan utama ini supaya tidak tergoda
menjadikan nilai bagus sebagai tujuan. Misalkan anak laki-laki anda yang kelas
empat SD mendapat PR mengarang. Dia sangat menyenangi tugas tesebut, dan
anda harus menahan diri untuk membantunya. tentu saja, cerita yang dibuatnya
4 Moh.shochib, pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan disiplin diri,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.14-15. 5 S.C. Utami Munandar, Mengembangkan bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk
bagi para guru dan Orang tua,(Jakarta:PT Grasindo1999)cet.3.h.39-40 6 Mary Leonhardt, 99 Cara Agar Anak Anda Asyik Mengerjakan PR, (Bandung: KAIFA
2002), cet.2 , h.21.
8
mungkin akan lebih baik dengan bantuan anda. Namun tujuan utama anda ialah
bukan membuat karangan yang sangat bagus. Tujuan utama anda adalah membuat
anak senang mengerjakan PR-nya sendiri.
Keluarga atau orang tua sebagai kesatuan hidup bersama, menurut
ST.Vembriarto (1993:36-38), dikutip dalam buku M. Alisuf Sabri mempunyai 7
fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak yaitu :
a. Fungsi biologi : keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak secara
biologis anak berasal dari orang tuanya.
b. Fungsi afeksi: keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan social yang
penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih saying dan rasa aman).
c. Fungsi sosialisasi :keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui
interaksi social dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku,
sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka
perkembangan kepribadiannya.
d. Fungsi pendidikan : keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidikan.
Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan
anak agar dapat hidup secara social dan ekonomis di masyarakat.
Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama
dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak. Selain itu
keluarga/orang tua menurut hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai
faktor pemberi pengaruh utama bagi motivasi belajar anak yang
pengaruhnya begitu mendalam pada setiap langkah perkembangan anak
yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.
e. Fungsi rekreasi: keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi
anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.
f. Fungsi keagamaan: keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara dan
ibadah bagi para anggotanya, di samping peran yang dilakukan institusi
agama. Fungsi ini penting artinya bagi penamaan jiwa agama pada si anak
sayangnya sekarang ini fungsi keagamaan ini mengalami kemunduran
akibat pengaruh sekulerisme. Hal ini sejalan dengan hadist Nabi SAW yang
mengingatkan para orang tua “setiap anak dilahirkan secara fitrah, orang
9
tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi,Nasrani atau Majusi” seperti
hadist yang sudah di sebutkan dalam latar belakang masalah.
g. Fungsi perlindungan : keluarga berfungsi memelihara, merawat dan
melindungi anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh keluarga tidak
dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh badan-badan social seperti
tempat perawatan bagi anak-anak cacat tumbuh mental, anak yatim piatu,
anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.
Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi kehidupan
dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh
para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
pendidik primair/kodrat.7
Di lihat dari segi pendidikan, keluarga/orang tua merupakan satu kesatuan
hidup (system sosial), dan mengkondisikan rumah tetap dalam situasi belajar.
Sebagai salah satu kesatuan hidup bersama (system sosial), keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan
sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antara pribadi, kerja sama, disiplin,
tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.
Sementara itu, yang berkenaan dengan keluarga mnyediakan situasi belajar,
dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat bergantung kepada orang tua, baik
karena keadaan jasmaniyah maupun keadaan intelektual,sosial, dan moral. Bayi
dan anak-anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
Sumbangan keluarga/orang tua bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut.
a. Cara melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara
makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sunguh-sungguh membekas
dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai
pribadi.
b. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima
atau menolak, sikap kasih sayang, atau acuh tak acuh, sikap sabar atau
tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung
mempengaruhi reaksi emosional anak.8
7 M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet-1,
h.23. 8 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h.87-88
10
Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan
kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, karena anak adalah
darah dagingnya kecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua ini. Maka
sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain
melalui sekolah.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina kedua orang
tua terhadap anak antara lain:
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan
alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum, dan
perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik ssecara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungannya yang
dapat membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupannya kelak sehingga ia telah dewasa mampu berdiri
ssendiri dan membantu orang lain.
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir
hidup muslim.9
Perlu dan pentinganya peranan orang tua dalam pendidikan anaknya untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
a. Peranan Ibu
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang terpenting
terhadap anak-anaknya. Sejak anak dilahirkan, ibulah yang selalu disampingnya.
Ibulah yang member makan dan minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul
dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya
daripada anggota keluarga lainnya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya
merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari
ittu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-
anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa. Baik
9 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, , (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h.89.
11
buruknya pendidikan seorang ibu terhadap anaknya akan berpengaruh besar
terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari. Seorang ibu yang
selalu khawatir dan selalu menurutkan keinginan anak-anaknya, akan berakibat
kurang baik. Demikian pula tidak baik seorang ibu berlebihan mencurahkan
perhatian kepada anaknya. Asalkan segala pernyataan disetrtai rasa kasih sayang
yang terkandung dalam hati ibunya, anak itu dengan mudah akan tunduk kepada
pimpinannya. Dan dibawah ini seorang ibu mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga,
dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya
adalah sebagai : Sumber dan pemberi rasa kasih sayang
b. Pengasuh dan pemelihara
c. Tempat mencurahkan isi hati.
d. Pengatur kehidupan dan rumah tangga.
e. Pembimbing hubungan pribadi
f. Pendidik dalam segi-segi emosional.10
b. Peranan Ibu Sangat Strategis dalam Mendidik Anak
Peranan ibu sangan strategis dalam mendidik anak, salah satu fungsi ibu
menurut Panca Dharma Wanita adalah sebagai pendidik anak yang utama dan
pertama dalam keluarga. Hal ini mengisyaratkan bahwa keberadaan seorang ibu
begitu penting dan strategis dalam proses pendidikan anak.11
Unsur-unsur keterkaitan batin, keakraban pergaulan, dan pengenalan terhadap
individu anak merupakan beberapa faktor pendukung kuat atas keberhasilan
pendidikan terhadap anak dalam keluarga, dan hal itu hanya dimiliki oleh seorang
ibu. Sikap keterbukaan pencurahan isi hati, pelampiasan emosi anak cenderung
lebih memperoleh tempat yang pas jika disampaikan kepada ibu daripada bapak.
Dengan begitu, haruslah diyakini secara jujur bahwa seorang ibu begitu
menentukan dalam mendidik anak di rumah atau dalam keluarga, dan dalam
rangka memnbentuk generasi penerus yang beriman dan bertaqwa, berkualitas
10
M. Ngalim Purwanto, lmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, (Bandung: Rosdakarya,
2007), cet.18, h.82.
11
M.Sahlan Syafei, Bagaimana anda mendidik anak tuntunan praktis untuk orang tua
dalam mendidik anak, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2002), cet-1, h.85.
12
dalam moral, mental dan intelektualnya bisa jadi tidak ada anak yang baik tanpa
ibu yang baik.
Seorang ibu tidak akan kehilangan fitrah keberadaannya sebagai seorang
wanita, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
kemampuan mendidik, demokratis, sehat jasmani dan rohani, mampu “ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani”, berwawasan luas
yang berwibawa, penampilan yang sejuk, dan tutur bahasa yang lembut
merupakan bagian dari sosok seorang ibu yang ideal selaku pendidik yang utama
bagi keluarga dan anak-anaknya.
Dalam hal seorang ibu mampu memainkan peranan sebagai pendidik secara
utuh dan tepat, maka bukan saja dia telah memenuhi kewajibannya semata-mata,
melainkan telah ikut pula menabur andil bagi upaya pemeliharaan kelangsungan
hidup bangsa dan Negara. Ini dapat dikemukakan mengingat ada satu pendapat
yang menyatakan bahwa :
النساء عماد البالد اذا صلحت صلحت البالد فإذا فسدت فسدت البالد
Artinya : Wanita itu tiang Negara, apabila wanita itu baik maka akan baik
Negara itu, dan sebaliknya apabila wanita itu rusak, maka akan rusak pula
Negara itu.
Letak nasib suatu Negara terdapat pada wanita di Negara itu. Lebih lanjut,
nasib suatu bangsa akan tergantung kepada generasi mudanya apabila baik maka
Negara akan baik, dan sebaliknya, apabila buruk, maka Negara itu akan
buruk,Dan nasib Negara juga terletak pada generasi mudanya. Negara ada pada
tangan generasi muda.
c. Peranan Ayah
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula. Anak
memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi dalam keluarga. Kegiatan
seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya
kepada anak-anaknya, lebih-ebih anak yang telah agak besar.
Meskipun demikian , di beberapa keluarga masih dapat kita lihat kesalahan-
kesalahan pendidikan yang diakibatkan oleh tindakan seorang ayah. Karena
sibuknya berkerja mencari nafkah, ayah tidak ada lagi waktu untuk bergaul
13
mendekati anak-anaknya. Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau
berurusan dengan pendidikan anak-anaknya. Ia mencari kesenangan bagi dirinya
sendiri saja. Segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam rumah tangga
mengenai pendidikan anak-anaknya dibebankan kepada istrinya.
Tanpa bermaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu
di dalam keluarga, ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, dapat
dikemukakan di sini bahwa peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang
lebih dominan adalah sebagai :
a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.
b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.
c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.
d. Perlindungan terhadap ancaman dari luar.
e. Hakim atau yang mengadili jka terjadi perselisihan.
f. Pendidik dalam segi-segi rasional.12
Seorang ayah mempunyai kontribusi yang besar serta peran dalam keluarga,
karena ayah di posisikan sebagai kepala keluarga atau orang yang berkedudukan
paling tinggi dalam keluarga.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diarikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat.13
Dengan motivasi dimaksud segala daya yang mendorong seorang untuk
melakukan sesuatu. Bila seoranga anak tidak berbuat seperti seharusnya, maka
harus diselidiki apa sebabnya. Sebab-sebab ini sering bermacam-macam, mungkin
ia tidak sanggup, sakit,lapar, benci kepada orang lain, dan sebagainya.
Dengan motivasi dimaksud agar usaha-usaha untuk menyediakan kondidi-
kondisi sehingga anak itu aman, ingin melakukannya. Bila ia tidak suka, ia akan
berusaha untuk melakukannya. Anak-anak akan giat mengangkat batu untuk
12
M. Ngalim Purwanto, lmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, (Bandung: Rosdakarya, 2007),
cet.18 h. 83. 13
Hamzah B.uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Askara ,2007), h.3.
14
mendirikan benteng dalam permainan perang-perangan, tetapi mereka tidak sudi
menggeer batu pun kalau pekerjaan itu tak menarik, kecuali dengan pakasaan dan
pengawasan.14
Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-
pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar.15
Membangun adalah suatu tingkah laku yang bersifat kolektif dalam konteks
usaha suatu masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin di capainya.
Dari sini dapat difahami bahwa tujuan itu menduduki tempat yang terpenting
untuk merangsang seseorang atau suatu masyarakat untuk berkerja. Kalau tujuan
itu menarik dan jelas maka ia bisa menjadi perangsang bagi seseorang atau suatu
masyarakat untuk mencapainya.16
Mc.Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.17
Motivasi dapat menjadi baik dan juga dapat menjadi kurang baik tergantung
kepada apa yang dituju sebagai rangsangan atau tujuan untuk menimbulkan
motivasi tersebut.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organism yang
mendorong perilaku ke arah tujuan. Dan motivasi mempunyai 3 (tiga) aspek,
yaitu:
a. Keadaan terdorong dalam diri organism, yaitu kesiapan bergerak karena
kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan atau
karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan.
c. Tujuan (goal) yang dituju oleh perilaku tersebut.18
14
S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1995), cet.2. h.73. 15
Zakiah Darajat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi Askara,
1995), cet-1, h.141. 16
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan , (Jakarta: PT Alhusna Zikra,1995), cet 3,
h. 395. 17
Syaiful Bahri Djamarh, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002) ,cet-1, h.
114. 18
Zikri Neni Iska, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : Kizi Brothers,2010), h.41-42.
15
Motivasi merupakan sebuah segala daya atau dorongan kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu.
2. Kebutuhan dan Teori Tentang Motivasi
Dalam motivasi ada suatu hierarkhi, yaitu motivasi itu mempunyai tingkatan-
tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni :
a. Kebutuhan fisiologis. Seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan
sebagainya.
b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa terlindung bebas dari takut dan
kecemasan.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih : rasa diterima dan dihargai dalam suatu
kelompok (keluarga,sekolah,teman sebaya)19
d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yakni mengembangkan bakat
dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial,
pembentukan pribadi.20
Adapun kebutuhan motivasi menurut Morgan dan ditulis kembali oleh
S.Nasution manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.
a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas, hal ini sangat
penting bagi anak karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu
kegembiraan baginya .
b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, Banyak orang yang dalam
kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi
kesenangan orang lain.
c. Kebutuhan untuk mencapai hasil, Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu
akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”. Aspek “pujian” ini
merupakan dorongan bagi seseorang untuk berkerja dan belajar dengan giat.
d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan, Suatu kesulitan atau hambatan,
mungkin cacat, mungkin menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini
19
S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1986),cet.2. h.75.
20
S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1986),cet.2. h.75.
16
menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan
luar biasa, sehingga tercapai kelebihan/keunggulan dalam bidang tertentu.21
Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakan siswa untuk
melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan
menyebabkan si subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan
sesuatu kegiatan belajar. Bahwa seseorang melakukan aktivitas itu di dorong oleh
adanya factor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsure-unsur kejiwaan yang lain
serta adanya pengaruh perkenbangan budaya manusia.22
3. Fungsi Motivasi
Tensing dan Hillary rela menderita susah payah untuk mencapai puncak mount
express. Pemain bulu tangkis berlatih berjam-jam lamanya setiap hari untuk
menghadapi pertandingan internasional. Juga untuk belajar diperlukan
motivas”motivation is anessentian condition of learning” hasil belajar pun banyak
ditentukan oleh motivasi.23
Inilah contoh mengapa motivasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil
yang baik. Dalam kegiatan belajar motivasi yang baik akan memberikan hasil
belajar yang baik pula.
4. Tujuan Motivasi
Tujuan dari motivasi ialah bertindak, suatu tindakan yang tertentu dan spesifik
bukan tindakan sembarangan keinginan untuk bertindak menurut ide-ide anda
sedikitnya, sama pentingnya dengan ide-ide itu sendiri. Orang yang sukses sering
memperoleh motivasi dengan tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan jika anda ingin
sukses, anda perlu mengetahui kearah mana anda melangkah atau pergi.24
21
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h.78-80.
22
Ibid,. h. 77. 23
S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1995), cet.1 h.76. 24
C.Clement Stone, Keajaiban Motivasi Panduan Mencapai Kebahagiaan & Kesuksesan,
(Jakarta: Restu Agung, 2002), h. 221.
17
5. Cara Memotivasi Siswa Belajar
Memotivasi siswa belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena
fungsinya yang mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar.
Karena itu prinsip-prinsip pergerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya
dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Dibawah ini akan di uraikan beberapa
prinsip belajar dan motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan
pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.25
a. Kebermaknaan, Siswa akan suka bermotivasi belajar apabila hal-hal yang
dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Kemaknaan sebenarnya
bersifat personal karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi diri
seseorang caranya ialah dengan mengaitkan pelajarannya dengan
pengalaman masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, dan minat
serta nilai-nilai yang berarti bagi mereka.
b. Modeling, Siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disaksikan
dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh
siswa jika guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model, bukan
dengan hanya menceramahkannya secara lisan. Dengan model tingkah laku
itu siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru.
c. Komunikasi Terbuka, Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur
supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa ada beberapa
cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan komunikasi terbuka yaitu :
1. Kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada para siswa agar
mendapat perhatian mereka.
2. Jelaskan pelajaran secara nyata diusahakan menggunakan media
instruksional (nyata) sehinngga lebih menjelaskan masalah yang sedang
dibahas.
d. Prasyarat melakukan, Untuk mengenali apakah siswa telah memiliki
prasyarat yang dibutuhkan itu, maka guru dapat melakukan analisis terhadap
tugas, topik, dan tujuan-tujuan yang dicapai kemudian guru memberikan test
mengenai prasyarat tersebut. Bertitik tolak dari keadaan siswa tersebut guru
25
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarka pendekatan sistem, (Jakarta;Bumi
Askara), cet-4, h.157.
18
akan lebih mudah menyesuaikan pelajarannya sehingga membangkitkan
motivasi belajar yang lebih tinggi dikalangan siswa.
e. Novelty, Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh
penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Sesuatu gaya dan
alat yang baru atau masing-masing bagi siswa akan lebih menarik perhatian
mereka untuk belajar, misalnya yang belum pernah dilihat sebelumnya.
f. Latihan atau praktek yang aktif dan bermanfaat, Siswa lebih senang belajar
jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktek untuk mencapai
tujuan pengajaran. Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri
bukan mendenganrkan ceramah dan mencatat pada buku tulis.
g. Latihan terbagi, Siswa lebih senang jika latihan dibagi-bagi menjadi
sejumlah kurun waktu yang pendek. Latihan-latihan secara demikian akan
lebih meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan
yang dilakukan sekaligus dalan jangka waktu yang panjang.26
h. Kurangi secara sistematis paksaan belajar, Pada waktu mulai belajar, siswa
perlu diberikan paksaan atau pemompaan. Akan tetapi bagi siwa yang sudah
mulai menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu
dikurangidan akhirnya lambat laun siswa dapat belajar sendiri.
i. Kondisi yang menyenangkan, Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya
jika kondisi pengajaran menyenangkan. Maka guru dapat melakukan cara-
cara berikut.
1. Usahakan jangan mengulangi hal-hal yang telah mereka ketahui, karena
akan menyebabkan mereka kejenuhan.
2. Suasana fisik kelas jangan sampai membosankan
3. Hindari terjadinya frustasi dikarenakan situasi kelas yang tak menentu
atau mengajukan permintaan yang tak masuk di akal, dan di luar
jangkauan pikiran manusia.
4. Hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya
kontak personal.
Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut:
26
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem
(Jakarta:Bumi Askara.tt), cet-4, h.160
19
a. Siapkan tugas-tugas yang menantang selama diselenggarakannya latihan
b. Berilah siswa pengetahuan tentang hasil-hasil yang telah dicapai oleh
masing-masing siswa.
c. Berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh
siswa.27
Dari cara-cara diatas dapat menciptakan atau menjadikan siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi apabila diterapkan dengan baik dan benar.
6. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
a. Motivasi intrinsik, Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seorang
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar ia akan
melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar.28
Motivasi itu intrinsik apabila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan
bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-
nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Maksudnya anak-anak
termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang
terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti
mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah
1) Adanya kebutuhan
Misalnya seorang anak ingin mengetahui isi cerita dari komik, keinginan
untuk mengetahui isi cerita itu dapat mendorong anak untuk belajar
membaca.
2) Adanya aspirasi atau cita-cita
Cita-cita yang menjadi tujuan hidup seseorang akan menjadi pendorong
bagi seluruh kegiatanya. Misalnya ingin menjadi guru, dokter, polisi dan
27
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ,(Jakarta:
Bumi Askara), cet-4 h.161. 28
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), cet-1, h.
115-116.
20
sebaginya. Cita-cita yang menjadi pendorong bagi kegiatan anak
terutama dalam hal belajar.
3) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri
Kemajuan atau kemunduran bisa mendorong anak untuk belajar lebih
giat.
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, dalam meningkatkan motivasi intrinsik
ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya:
1) Menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan adalah penting
dilakukan untuk meyakinkan minat belajar siswa tentang materi yang
disampaikan guru.
2) Mempertahankan keingintahuan, seorang guru yang terampil akan
mengunakan berbagai cara untuk menimbulkan atau keingin tahuan
siswa dalam pengajarannya.
3) Cara penyampaian pelajaran yang meari dan bervariasi, hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan media yang sesuai materi ataupun
sumber yang menarik.29
4) Permainan dan simulasi, hal ini digunakan untuk sebagai daya tarik siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran agar tidak monoton.30
Dari uraian di atas mengenai macam-macam motivasi, dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan ruh bagi setiap orang yang ingin mencapai tujuanya
masing-masing. Tujuan yang ingin dicapai timbul dari dalam diri maupun
dorongan dari luar
Jika motivasi tersebut sudah ada didalam diri anak didik maka dengan
sendirinya pujian, nilai yang tinggi dan hadiah akan didapat secara otomatis.
b. Motivasi Ekstrinsik, kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari
luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan
tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar.
Beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik yaitu
29
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), cet-
3, h.96. 30
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), cet-
3, h.96.
21
1) Ganjaran
Menurut M. Ngalim Purwanto, ganjaran adalah “ alat untuk mendidik
anak-anak supaya anak dapat merasa senang, karena perbuatanya atau
pekerjaanya mendapat pengagaan”.31
Ada beberapa bentuk ganjaran, diantaranya adalah:
a) Pujian
Semua orang senang dipuji, demikian juga dengan siswa akan lebih
bersemangat bila hasil pekerjaanya dipuji dan diperhatikan. Kondisi
ini harus di manfaatkan guru untuk membangkitkan semangat siswa
dalam belajar. Namun pujian yang diberikan harus tepat dan jangan
berlebihan.
b) Hadiah
Dalam dunia pendidikan, hadiah juga bisa dijadikan sebagai alat
motivasi. Misalnya hadiah diberikan kepada siswa yang berprestasi.
Hadiah ini diberikan agar senantiasa siswa termotivasi dalam
memperhatikan prestasi belajar mereka.
c) Teguran
Teguran digunakan untuk memperbaiki siswa yang membuat
kesalahan atau berkelakuan tidak baik.
2) Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal,
mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan
yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari
memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis
siswa.
3) Persaingan
31
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), cet-8, h. 182.
22
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi
yang telah dicapai sebelumnya. Persaingan dapat mendorong siswa untuk
giat belajar.
Sedangkan menurut Pupuh dan Sobry menambahkan mengenai beberapa
hal harus dilakukan guru untuk memotivasi siswanya, antara lain.32
:
Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal
yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi,diploma,gelar,
kehormatan dan sebagainya.33
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang
tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan
agar anak didik mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang
pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan
motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya yang akan diuraikan pada
pembahasan mendatang. Kesalahan penggunaan motivasi ekstrinsik akan
merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai
pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu guru harus bisa
dan pandai mempergunakan motivasi ekstrisnsik ini dengan akurat dan benar
dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.
7. Indikator Motivasi
Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan
dari luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar lebih semangat
lagi. Indicator atau petunjuk yang dapat dijadikan acuan bagi motivasi belajar
siswa adalah sebagai berikut:
1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu yang lama
2) Tidak mudah putus asa.
3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh
4) Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar
32
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi belajar-mengajar; Melalui
Penanaman Konsep Umum & konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.18. 33
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), cet-1, h.
117.
23
5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain
6) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dapat mempertahankan
pendapatnya
7) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini
8) Senang mencari dan memecahkan masalah.
9) Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran.
10) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran
11) Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.
12) Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.
13) Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.
14) Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar.
15) Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.34
Dari beberapa uraian tentang motivasi dalam belajar, maka yang dimaksud
dengan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang hendak dituju tercapai. Motivasi belajar siswa dapat
di ukur berdasarkan indicator :
1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu yang lama.
2. Tidak mudah putus asa
3. Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh
4. Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar.
5. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain.
6. Tidak cepat bosan dengan tuas-tugas rutin dapat mempertahankan
pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah.
9. Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran.
34
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), cet-1,
h.30-31 .
24
10. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
11. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.
12. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.
13. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.
14. Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar.
15. Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.
C. Belajar
1. Pengertian belajar
Beberapa teori menjelaskan tentang belajar, baik yang beraliran behaviorisme,
kognitivisme,humanism, maupun sibernetika. Aliran- aliran teori belajar tersebut
sekedar mengarahkan dan memilah jenis teori belajar mana yang menjadi pijakan
melakukan belajar.
Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku,
mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus
(yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga
biasa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike,
perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau
yang non konkret (tidak bias diamati)35
2. Makna Belajar
usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan di awali dengan
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. defenisi tentang belajar, adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.36
35
Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta:Bumi Askara,2007), h.11. 36
Slameto,Belajar dan Factor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka cipta,2003)
,h.2.
25
D. Kerangka Berfikir
Secara umum motivasi merupakan suatu konsep manusia untuk dapat merubah
dari tidak mau menjadi mau atau dengan kata lain mencapai tujuan tertentu yang
diinginkan manusia tersebut dalam segala hal, begitu pula sama halnya dengan
belajar, untuk mencapai hasil yang diinginkan perlu juga kiranya motivasi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, tentunya dengan pendekatan-pendekatan yang
di berikan orang tua sebagai sosok orang yang berperan memberikan pengawasan
terhadap anaknya yang dapat mempengaruhi akan motivasi dalam
belajar,Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijabarkan, dalam hal ini penulis
mempunyai anggapan dasar yaitu : pengawasan orang tua terhadap peningkatan
motivasi dalam belajar sangat penting karena dengan pengawasan dari orang tua
yang benar maka motivasi dalam belajar akan timbul dan jika motivasi telah
timbul maka tujuan belajar yang di inginkan akan tercapai sesuai dengan prosedur
tujuan awal.
E. Hipotesis Penelitian
Jenis hipotesis yang penulis pakai yaitu hipotesis asosiatif yang dirumuskan
untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan atau
mempengaruhi dan hipotesis dari permasalahan yang penulis ambil adalah:
Ada hubungan yang signifikan antara peranan orang tua terhadap peingkatan
motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2012 hingga selesai.
Sedangkan tempat yang dijadikan penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah
Hidayatul Umam Cinere Depok.
B. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengmpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan
yang dihadapi, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis
korelasional melalui penelitian langsung terjun ke lapangan.
Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian yang dilakukan dengan
langsung terjun ke lapangan atau objek penelitian, karena dalam penelitian ini
memerlukan data-data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan
agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan suatu objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dan memenihi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.1
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTS.Hidayatul
Umam Cinere yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 280
siswa. Adapun populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VII yang terbagi dari 3
kelas yang berjumlah 145 siswa sedangkan sampelnya adalah 45 siswa, jadi siswa
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 15% dari jumlah
siswa.Sedangkan kelas IX mereka disibukkan untuk mempersiapkan ujian akhir.
Jika akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sedangkan ”sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau
yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”.2 Guna untuk menyederhanakan
1 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula,(Bandung:Alfabeta,2011)cet.7.h.54 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian(Jakarta:Rineka Cipta.1998),cet-11 hal. 117.
25
26
proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan teknik sampling
random. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebanyak 15 % dari
populasi yang ada. Suharsimi Arikunto mengemukakan pendapat bahwa “jika
objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil antara 10-15 %
atau 20-25 % atau lebih. Namun dalam penelitian ini penulis mengambil sampel
sebanyak 15 % yakni berjumlah 45 siswa/orang dengan sistem random atau acak,
dengan masing-masing kelas diambil 5 sampai 6 siswa (putra/putri) dari jumlah
kelas VII.A sampai VII.H MTs Hidayatul Umam Cinere.
Dengan cara seperti ini, diharapkan setiap anggota dari populasi memiliki
kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian
D. Variabel Penelitian
Variable adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi atau
segala yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan penelitian yang berjudul
“Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Motivasi Belajar siswa di MTs.
Hidayatul Umam Cinere” variabelnya sebagai berikut :
a. Variabel bebas (independent variable) yaitu Peranan Orang Tua
b. Variabel terikat (dependent variable) yaitu Motivasi Belajar
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan
data dari lapangan adalah :
1) Observasi, penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat
obyek-obyek dilapangan guna memperoleh data atau keterangan-
keterangan yang akurat, objektif dab dapat dipercaya.
2) Wawancara, penulis mengadakan wawancara langsung dengan siswa Mts
Hidayatul Umam Cinere.
3) Angket, Untuk mendapatkan data, maka penulis menyebarkan angket
kepada seluruh sampel untuk di isi yang kemudiam hasilnya dianalisis.
Penulis menyebarkan angket karena dalam penelitian ini penulis ingin
memperoleh data mengenai pengawasan orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
27
F. Instrumen Penelitian
1. Peranan Orang tua
a. Definisi Konseptual
Peranan orang tua mempunyai andil dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa sehingga dapat mencapai hasil yang dinginkan.
b. Defenisi operasional
Peranan orang tua dalam penelitian ini adalah pencapaian tertinggi skor
yang diperoleh dari angket siswa tentang peranan orang tua yang berkaitan
dengan tingkat motivasi siswa dalam belajar disekolah. Antara lain :
memahami karakteristik gaya belajar siswa, perkembangan fisik,
perkembangan intelegensi, potensi peserta didik, mengindentifikasi keslitan
belajar siswa.
c. Kisi –kisi instrument penelitian
Table.3.1
Kisi-kisi instrumen penelitian
NO Variabel Dimensi Indikator No .Soal Jumlah
01
02
Peranan orang
tua
-Peningkatan
motivasi
belajar siswa
-orang tua harus
mendorong,
menggerakan, dan
mengarahkan kegiatan
belajar anak.
-orang tua memberikan
informasi tentang
anaknya untuk
membantu menentukan
minat, kemampuan,
kebutuhan dan
perkembangan anak
berbakat.
1,2,3,
4,5,6,7
8,9,10,
11,12,
13,14
7
7
28
2. Motivasi Belajar Siswa
a. Definisi Konseptual
Secara konseptual yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah daya
penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiaan belajar, serta
merupakan doronga dari dalam dan luar (guru, orang tua, atau orang lain)
diri seseorang untuk berusaha merubah, baik kepada tingkah laku atau
sikapnya, maupun pada keterampilan dan ilmu pengetahuanya untuk
menjadi lebih baik.
b. Definisi Operasional
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu intrinsic (motivasi dalam
diri siswa) diantaranya adanya kebutuhan, cita-cita, dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan motivasi ektrinsik (dari luar) diri seseorang untuk menjadi yang
lebih baik.
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian.
03
-orang tua berperan
serta dalam
menumbuh
kembangkan
motivasi belajar
anak.
15,16,17,
18,19,20
6
29
Table.3.2
Kisi – kisi instrumen penelitian
No Variable Dimensi Indikator No.soal Jumlah
1 Motivasi belajar
siswa
Motivasi
Intrinsik
-Ketekunan
dalam belajar
-Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
-Minat dan
ketajaman
perhatian
dalam belajar
-Berprestasi
dalam belajar
-Kehadiran di sekolah
-Mengikuti PBM di kelas
-Belajar di rumah
-sikap terhadap Kesulitan
-Usaha menghadapi
kesulitan
-kebiasaan dalam
mengikuti Pelajaran
-Semanagat dalam
mengikuti PBM
-Keinginan untuk
berprestasi
-Kualisifikasi hasil
1.2
3
4,5
6,7,8
9
10,11,12
13
14
2
1
2
3
1
3
1
1
-Mandiri
dalam belajar
-Penyelesaian tugas/PR
-Menggunakan
kesempatan di luat jam
pelajaran
15
16
1
1
Motivasi
ekstrinsik
-Adanya pemberian
penghargaan dalam proses
belajar.
17
1
30
G. Uji validitas dan Realibilitas instrument
1. Validitas Instrument
Suatu instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur
apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal,
maka r hitung dibandingkan dengan r table product moment dengan = 0.05. Jika
r hitung r table, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid, dan jika r hitung r
table, maka soal tersebut dinyatakan valid, dan tetap dipertahankan dalam
instrument yang selanjutnya digunakan untuk proses pengolahan data dalam
penelitian yang sebenarnya.
Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket peranan orang tua yang
terdiri dari 20 item dan 20 item untuk angket motivasi belajar siswa, yang
disebarkan kepada responden sebanyak 45 orang siswa diketahui terdapat
pertanyaan yang valid yaitu :
Untuk variable peranan orang tua item yang valid adalah nomor
1,2,3,4,7,8,10,11,12,13,15,16,17,18,19.Sisanya sebanyak 5 butir pertanyaan yang
tidak valid
-Adanya lingkungan yang
kondusif untuk belajar
dengan baik.
-Memiliki harapan dan
cita-cita masa depan.
-Adanya figure guru yang
kompten dan menarik
dalam mengajar.
-Adanya alat/media yang
mencukupi kebutuhan
siswa dalam belajar.
18
19
20
1
1
1
31
Sedangkan untuk variable motivasi belajar siswa item yang valid adalah nomor
1,3,5,6,8,9,10,11,13,14,15,16,18,19,20. Sisanya sebanyak 5 butir pertanyaan yang
tidak valid.
Selanjutnya penulis menyusun kembalai instrument yang digunakan sehingga
kisi-kisi instrument sesudah di validasi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi (Peranan Orang Tua)
No Variabel Dimensi Indikator No. Soal Jumlah
01 Peranan orang
tua
-Peningkatan
motivasi
belajar siswa
-orang tua harus
mendorong,
menggerakan, dan
mengarahkan
kegiatan belajar
anak.
-orang tua
memberikan
informasi tentang
anaknya untuk
membantu
menentukan
minat,
kemampuan,
kebutuhan dan
1,2,3,
4,7
8,10,
11,12,
13,
5
5
32
perkembangan
anak berbakat.
-orang tua
berperan serta
dalam menumbuh
kembangkan
motivasi belajar
anak.
15,16,17,
18,19,
5
Table.3.4
Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi
(Peningkatan Motivasi Belajar Siswa)
No Variabel Dimensi Indikator No. Soal Jumlah
1 Motivasi belajar siswa Motivasi
intrinsik
-Ketekunan
dalam belajar
-Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
-Minat dan
ketajaman
perhatian
dalam belajar
-Kehadiran di sekolah
-Mengikuti PBM di kelas
-Belajar di rumah
-sikap terhadap Kesulitan
-Usaha menghadapi
kesulitan
-kebiasaan dalam mengikuti
1
3
5
6
8
9
10
1
1
1
1
1
1
1
33
-Berprestasi
dalam belajar
-Mandiri
dalam belajar
Pelajaran
-Semanagat dalam
mengikuti PBM
-Keinginan untuk
berprestasi
-Kualisifikasi hasil
-Penyelesaian tugas/PR
11
13
14
1
1
1
Motivasi
ekstrinsik
-Adanya pemberian
penghargaan dalam proses
belajar
-Adanya lingkungan yang
kondusif untuk belajar
dengan baik.
-Memiliki harapan dan cita-
cita masa depan.
-Adanya figure guru yang
kompten dan menarik
dalam mengajar.
-Adanya alat/media yang
mencukupi kebutuhan
siswa dalam belajar.
15
16
18
19
20
1
1
1
1
1
34
H. T
e
k
nik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya adalah tahap analisis
data. Untuk mengolah data penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisisan angket yang berhasil
dikumpulkan.
b. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket. Untuk
menetahui hubungan peranan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa di MTs. Hidayatul Umam Cinere, penulis mendapatkan data dengan
menggunakan angket berbentuk skala yang berisi 30 butir pernyataan dan
pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Selanjutnya pernyataan dan
pertanyaan pada angket tersebut diberi skor sebagai berikut:
Table.3.5
Penetapan skor untuk skala motivasi belajar siswa
Pernyataan Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
Table .3.6
Penetapan skor untuk skala peranan orang tua
Pilihan
jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak Pernah
SKOR 4 3 2 1
35
2. Teknik Analisis Data
a. Untuk menganalisis hubungan antara dua variable, digunakan teknik analisis
korelasi dengan rumus Product Moment yaitu:
Ket: = Angka indeks korelasi “r” Product Moment
= Jumlah skor dalam sebaran X (motivasi belajar)
= Jumlah skor dalam sebaran Y (peranan orang tua)
= Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y
=Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N =Banyaknya subjek
b. Memberikan interprestasi yaitu :
Memberikan interprestasi sederhana dengan cara mencocokan hasil
perhitungan dengan indeks korelasi “r” Product Moment seperti dibawah ini
:
Besarnya “r”
Product Moment
( )
Interprestasi
0.00-0.20 Antara variable X dan vriabel Y memang terdapat korelasi
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variable X dan Variabel Y)
0.20-0.40 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang
36
lemah dan rendah
0.40-0.70 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang
sedang dan cukup
0.70-0.90 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang kuat
dan tinggi
0.90-1.00 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang
sangat tinggi
Setelah diberikan interprestasi terhadap angka korelasi “r” indeks product
moment maka prosedur selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan atau membuat hipotesa alternative (Ha) dan hipotesa nihil atau
hipotesa nol (Ho)
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan dengan
cara membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses
perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum
dalam table nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) atau degrees of freedmnya (d) yang rumusnya sebagai
berikut :
Df=N-nr
Df = degrees of freedom
N = Number of cases
Nr = banyaknya variable yang dikorelasikan
Setelah hasilnya dicocokan dengan pedoman nilai koefisien kolerasi “r”
product moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%
kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau
tidak.
Untuk lebih memudahkan pemberian interprestasi angka indeks kolerasi “r”
product moment maka prosedurnya adalah sebagai berikut:
37
KD=
KD= kontribusi variable X terhadap variable
= koefisien korelasi variable X dan variabel Y
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Variabel Bebas (Peranan Orang tua)
Data mengenai peranan orang tua yang menjadi variabel X merupakan data
yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen penelitian yang berbentuk skala
likert yang disebarkan kepada siswa sebagai responden yang mengamati Peranan
Orang tua dengan 15 pertanyaan.
Tabel. 4.1
Orang tua bersikap peduli kepada siswa yang memiliki perilaku yang baik di
sekolah.
1. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
22
9
12
2
48.88%
20%
26.66 %
4.44%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua bersikap peduli kepada
siswa yang memiliki perilaku yang baik di sekolah. Hal ini dapat dilihat pada
tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 48.88%, sering 20%,
kadang-kadang 26.66%, dan tidak pernah 4.44%. Jadi orang tua bersikap peduli
terhadap siswa yang memiliki prilaku baik di sekolah.
37
38
Tabel.4.1.1
Orang tua bersikap acuh tak acuh kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
2. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
10
7
28
-
22.22%
15.55%
62.22%
-
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui.bahwa Orang tua bersikap acuh tak acuh
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.. Hal ini dapat dilihat pada
tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 22.22%, sering 15.55%,
kadang-kadang 62.22%, dan tidak pernah 0%. Jadi Lebih banyak orang tua yang
bersikap acuh tak acuh kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Tabel. 4.1.2
Orang Tua memberikan solusi terhadap siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
3. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
34
6
4
1
75.55%
13.33%
8.88%
2.22%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa. Orang Tua memberikan solusi
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini dapat dilihat pada
tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 75.55%, sering 13.33%,
39
kadang-kadang 8.88%, dan tidak pernah 2.22%. Jadi lebih banyak orang tua yang
memberikan solusi terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar.
Tabel. 4.1.3
Sebelum melakukan kegiatan belajar di sekolah orang tua
memeriksa buku pelajaran terlebih dahulu.
4. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
19
7
18
1
42.22%
15.55%
40%
2.22%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Sebelum melakukan kegiatan
belajar di sekolah orang tua memeriksa buku pelajaran terlebih dahulu.. Hal ini
dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 42.22%,
sering 15.55%, kadang-kadang 40%, dan tidak pernah 2.22%. Jadi orang tua
selalu memeriksa buku pelajaran siswa sebelum melakukan kegiatan belajar.
Tabel.4.1.4
Orang Tua membantu siswa dalam memahami pelajaran.
5. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
3
7
24
11 11
6.66%
15.55%
53.33%
24.44%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa. Orang Tua membantu siswa dalam
memahami pelajaran.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa pada
alternatif jawaban selalu 6.66%, sering 15.55%, kadang-kadang 53.33%, dan tidak
40
pernah 24.44%. Jadi orang tua bersikap tak peduli terhadap siswa dalam
membantu memahami pelajaran.
Tabel. 4.2
Orang tua menanyakan tentang tugas rumah yang diberikan guru disekolah.
6. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
33
7
5
-
73.33%
15.55%
11.11%
-
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang tua menanyakan tentang
tugas rumah yang diberikan guru disekolah.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya
jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 73.33%, sering 15.55%, kadang-
kadang 11.55%, dan tidak pernah 0%. Jadi orang tua bersikap peduli menanyakan
tentang tugas rumah siswa yang diberikan guru disekolah.
Tabel. 4.2.1
Orang Tua membantu siswa dalam mengerjakan tugas rumah.
7. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
34
5
6
-
75.55%
11.11%
15.55 %
-
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua membantu siswa dalam
mengerjakan tugas rumah. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa
pada alternatif jawaban selalu 75.55%, sering 11.11%, kadang-kadang 15.55%,
dan tidak pernah 0%. Jadi lebih banyak orang tua yang peduli terhadap siswa
dalam membantu mengerjakan tugas rumah.
41
Tabel. 4.2.2
Orang Tua bersikap tidak peduli jika siswa tidak belajar dirumah.
8. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
30
9
6
-
66.66%
20%
13.33%
-
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua bersikap tidak peduli
jika tidak belajar dirumah.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa
pada alternatif jawaban selalu 66.66%, sering 20%, kadang-kadang 13.33%, dan
tidak pernah 0%. Jadi lebih banyak orang tua bersikap tidak peduli jika siswa
tidak belajar di rumah.
Tabel. 4.2.3
Orang Tua lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan hasil
belajar siswa.
9. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
-
-
5
40
-
-
11.11%
88.88%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua lebih mementingkan
pekerjaan dibandingkan hasil belajar siswa.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya
jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 0%, sering 0%, kadang-kadang
11.11%, dan tidak pernah 88.88%. Jadi lebih banyak orang tua yang lebih
mementingkan pekerjaan di banding hasil belajar siswa.
42
Tabel. 4.2.4
Orang Tua mengikutsertakan siswa dalam bimbel di luar sekolah.
10. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
16
8
21
-
35.55%
17.77%
46.66%
-
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua mengikutsertakan siswa
dalam bimbel di luar sekolah.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa
pada alternatif jawaban selalu 35.55%, sering 17.77%, kadang-kadang 46.66%,
dan tidak pernah 0%. Jadi lebih banyak orang tua yang tidak mengikutsertakan
anaknya dalam bimbel di luar sekolah.
Tabel. 4.2.5
Orang Tua memberikan teguran kepada siswa jika apabila
mendapatkan nilai yang kurang baik.
11. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
16
10
19
-
35.55%
22.22%
42.22%
-
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua memberikan teguran
kepada siswa jika apabila mendapatkan nilai yang kurang baik.. Hal ini dapat
dilihat pada tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 35.55%,
sering 22.22%, kadang-kadang 42.22%, dan tidak pernah 0%. Jadi orang tua lebih
banya yang tidak memberikan teguran kepada anaknya apabila mendapat nilai
yang kurang baik.
43
Tabel. 4.2.6
Orang Tua memberikan anda hadiah apabila mendapat prestasi di
sekolah.
12. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
22
11
12
-
48.88%
24.44%
26.66%
-
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua memberikan anda
hadiah apabila mendapat prestasi di sekolah.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya
jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 48.88%, sering 24.44%, kadang-
kadang 26.66%, dan tidak pernah 0%. Jadi lebih banyak orang tua yang perhatian
kepada siswa dengan memberikan hadiah jika siswa mendapat prestasi disekolah.
Tabel. 4.2.7
Orang Tua memberikan dorongan apabila mengalami masalah dalam
belajar.
13. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
36
6
3
-
80%
13.3%
6.66%
-
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua memberikan dorongan
apabila mengalami masalah dalam belajar.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya
jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 80%, sering 13.3%, kadang-kadang
6.66%, dan tidak pernah 0%. Jadi lebih banyak orang tua yang Perhatian kepada
anaknya dengan memberikan dorongan kepada siswa jika mengalami kesulitan
dalam belajar.
44
Tabel. 4.2.8
Orang Tua memfasilitasi dalam belajar siswa.
14. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
15
14
12
4
33.33%
31.11%
26.66%
8.88%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua memfasilitasi dalam
belajar siswa.. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa pada alternatif
jawaban selalu 33.33%, sering 31.11%, kadang-kadang 26.66%, dan tidak pernah
8.88%. Jadi lebih banyak orang tua yang memfasilitasi siswa dalam belajar.
Tabel. 4.2.9
Orang Tua bersikap peduli kepada siswa yang memiliki perilaku
kurang baik di sekolah.
15. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
17
12
9
7
37.77%
26.66%
20%
15.55%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Orang Tua bersikap peduli kepada
siswa yang memiliki perilaku kurang baik di sekolah.. Hal ini dapat dilihat pada
tingginya jawaban siswa pada alternatif jawaban selalu 37.77%, sering 26.66%,
kadang-kadang 20%, dan tidak pernah 15.55%. Jadi lebih banyak orang tua yang
bersikap peduli atau perhatian kepada siswa yang memiliki perilaku kurang baik
disekolah.
45
Selanjutnya untuk mengetahui peranan orang tua di MTs Hidayatul Umam
Cinere Depok, penulis menggunakan skala norma peranan orang tua yang terdapat
pada bab III.
Langkah-langkah yang penulis lakukan untuk menentukan tingkat Kecerdasan
Spiritual Siswa MTs hidayatul Umam Cinere Depok adalah sebagai berikut:
a. Menjumlahkan semua skor skala likert mengenai Kecerdasan Spiritual
Siswa di mana jawaban angket masing-masing diberikan bobot nilai dari
setiap responden.
b. Mencari nilai rata-rata (mean) dari standar deviasi.
c. Menentukan tingkat Peranan Orang tua dari skala norma peranan orang tua
di MTs Hidayatul Umam Cinere Depok yang terdapat dalam Bab III.
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dapat
dilihat seperti di bawah ini:
Tabel. 4.3
Skor Skala Likert peranan orang Tua di MTs Hidayatul Umam
Cinere Depok (Variabel X)
Responden Jumlah
Skor
Kuadrat
1 51 2601
2 48 2304
3 51 2601
4 44 1936
5 49 2401
6 55 3025
7 48 2304
8 41 1681
9 56 3136
10 52 2704
11 58 3364
12 55 3025
13 46 2116
46
14 44 1936
15 46 2116
16 42 1764
17 56 3136
18 41 1681
19 45 2025
20 53 2809
21 54 2916
22 50 2500
23 39 1521
24 45 2025
25 41 1681
26 41 1681
27 44 1936
28 45 2025
29 45 2025
30 40 1600
31 50 2500
32 58 3364
33 52 2704
34 42 1764
35 39 1521
36 55 3025
37 46 2116
38 50 2500
39 45 2025
40 48 2304
41 41 1681
42 51 2601
43 46 2116
44 44 1936
47
45 47 2209
N = 45 ∑ X = 2139 ∑ X2 = 102941
Dari data tersebut dapat diketahui tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa MTs
Hidayatul Umam Cinere Depok sebagai berikut:
Mx = ∑X = 2139 = 47,533
N 45
Jadi nilai rata-rata (mean) tabel yang didapat dari aspek skala Peranan Orang
Tua adalah 47,533 dan jika dikonsultasikan pada skala peranan Orang tua yang
terdapat dalam Bab III, maka peranan Orang tua MTs Hidayatul Umam Cinere
Depok dapat dikategorikan rendah.
2. Variabel Terikat (Motivasi Belajar Siswa)
Data mengenai Motivasi Belajar Siswa yang menjadi variabel Y merupakan
data yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen penelitian yang berbentuk
skala likert yang disebarkan kepada siswa sebagai responden dengan 15
pertanyaan.
Tabel. 4.4
Kehadiran di sekolah
No. Saya hadir di sekolah sebelum bel masuk berbunyi
1. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
9
11
24
1
20%
24.44%
53.33%
2.22%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa . siswa hadir di sekolah sebelum bel
masuk berbunyi. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa pada
alternatif jawaban selalu 20%, sering 24.44%, kadang-kadang 26.66%, dan tidak
48
pernah 2.22%. Jadi lebih banyak siswa yang datang terlambat datang ke sekolah
dapat dilihat dari jawaban kadang – kadang 26.66%. Jadi lebih banyak siswa yang
tidak tepat waktu masuk ke sekolah.
Tabel. 4.5
Mengikuti KBM di sekolah
Saya mengikuti pelajaran di sekolah sampai jam pelajaran
berakhir
2. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
15
4
23
3
33.33%
8.88%
51.11%
6.66%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa . siswa mengikuti KBM sampai jam
pelajaran berakhir. Hal ini dapat dilihat pada tingginya jawaban siswa pada
alternatif jawaban selalu 33.33%, sering8.88%, kadang-kadang 51.11%, dan tidak
pernah 6.66%. Jadi lebih banyak siswa yang tidak mengikuti pelajaran sampai jam
terakhir.
Tabel. 4.6
Belajar di rumah
Saya belajar di rumah agar prestasi belajar saya lebih baik lagi.
3. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
38
6
1
-
84.44%
13.33%
2.22%
-
Jumlah 45 100%
49
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa belajar di rumah agar prestasi
belajar siswa lebih baik lagi.. Kebanyakan siswa menjawab kadang-kadang sesuai
dengan jawaban siswa yang menjawab selalu 84.44%, sering 13.33%, kadang-
kadang 2.22% dan tidak pernah 0%. Lebih banyak siswa yang belajar dirumah
untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Tabel. 4.7
Sikap terhadap kesulitan
No. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan tugas yang sulit
4. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
26
11
8
-
57.77%
24.44%
17.77%
-
Jumlah 45 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa merasa tertantang untuk
mengerjakan pekerjaan yang sulit. Kebanyakan siswa menjawab selalu 57.77%,
sering 24.44%, kadang-kadang 17.77% dan tidak pernah 0%. Lebih banyak siswa
yang merasa tertantang untuk mengerjakan tugas yang sulit.
Tabel. 4.8
Usaha mengatasi kesulitan
Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika menemukan kesulitan
dalam belajar.
5. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
12
17
16
-
26.66%
37.77%
35.55%
-
Jumlah 45 100%
50
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa mengajak teman untuk
berdiskusi jika menemukan kesulitan dalam belajar. Kebanyakan siswa menjawab
selalu 26.66%, sering 37.77%, kadang-kadang 35.55% dan tidak pernah 0%.
Lebih banyak siswa yang aktif dalam belajar denagn mengajak temannya diskusi
jika menemukan kesulitan dalam belajar.
Tabel. 4.9
Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
Saya memperhatikan pelajaran yang diberikan guru dengan baik
6. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
6
29
9
2.22%
13.33%
64.44%
20%
Jumlah 45 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa memperhatikan pelajaran
yang diberikan guru dengan baik. Kebanyakan siswa menjawab selalu 2.22%,
sering 13.33%, kadang-kadang 64.44% dan tidak pernah 20%. Jadi lebih banyak
siswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan guru dengan baik.
Tabel. 4.10
Semangat dalam mengikuti KBM
Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar.
7. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
26
11
8
-
57.77%
24.44%
17.77%
-
Jumlah 45 100%
Pada tabel no. 7 di atas menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 57.77%,
sering 24.44 %, kadang-kadang 17.77%, dan tidak pernah 0%. Lebih banyak
51
siswa yang memperhatikan guru mengajar dalam kegiatan belajar mengajar
disekolah.
Tabel. 4.11
Keinginan untuk berprestasi
No. Saya ingin berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
8. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
-
1
17
27
-
2.22%
37.77%
60%
Jumlah 45 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa ingin berprestasi yang lebih
baik dari sebelumnya. Kebanyakan siswa menjawab selalu 0%, sering 2.22%,
kadang-kadang 37.77% dan tidak pernah 60%. Jadi lebih banyak siswa yang
tidak ingin berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Tabel. 4.12
Kualisifikasi hasil.
Saya telah puas terhadap prestasi, jika nilainya tidak ada yang
merah
9. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
1
4
11
29
2.22%
8.88%
24.44%
64.44%
Jumlah 45 100%
Pada tabel no. 9 di atas menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 2.22%,
sering 8.88 %, kadang-kadang 24.44%, dan tidak pernah 64.44%. Jadi lebih
banyak siswa yang merasa tidak puas jika nilainya tidak ada yang merah.
52
Tabel. 4.13
Penyelesaian tugas/PR
Saya berusaha mengerjakan tugas dengan usaha sendiri.
10. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
14
10
17
4
31.11%
22.22%
37.77%
8.88%
Jumlah 45 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa berusaha mengerjakan tugas
dengan usaha sendiri. Kebanyakan siswa menjawab selalu 31.11%, sering
22.22%, kadang-kadang 37.77% dan tidak pernah 8.88%. Jadi lebih banyak siswa
yang berusaha mengerjakan tugas dengan usaha sendiri.
Tabel. 4.14
Adanya Pemberian Penghargaan dalam Proses Belajar
Pujian dari guru membuat saya bersemangat untuk belajar
11. Alternatif Jawaban Frekunsi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
30
8
7
-
66.66%
17.77%
15.55%
-
Jumlah 45 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Pujian dari guru membuat siswa
bersemangat untuk belajar. Kebanyakan siswa menjawab selalu 66.66%, sering
17.77%, kadang-kadang 15.55% dan tidak pernah 0%. Jadi siswa lebih
bersemangat jika mendapatkan pujian dari guru.
53
Tabel. 4.15
Adanya Lingkungan yang Kondusif untuk Belajar dengan Baik.
No. Lingkungan tempat saya belajar membuat saya semangat untuk
belajar.
12. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
22
8
14
1
48.88%
17.77%
31.11%
2.22%
Jumlah 45 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Lingkungan tempat siswa belajar
membuat siswa semangat untuk belajar. Kebanyakan siswa menjawab selalu
48.88%, sering 17.77%, kadang-kadang 31.11% dan tidak pernah 2.22%. Jadi
lebih banyak siswa yang semangat belajar karena lingkungan yang kondusif.
Tabel. 4.16
Memiliki harapan dan cita-cita
Saya giat belajar untuk meraih cita-cita.
13. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
38
7
-
-
84.44%
15.55%
-
-
Pada tabel no. 13 di atas menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 84.44%,
sering 15.55%, kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 0%. Jadi lebih banyak siswa
yang giat belajar untuk mencapai cita-cita yang di inginkannya.
54
Tabel. 4.17
Adanya Figure Guru yang Kompeten dan Menarik dalam Mengajar.
Saya sangat bersemangat dalam belajar apabila guru
menggunakan metode yang bervariasi.
14. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
29
7
9
-
64.44%
15.55%
20%
-
Jumlah 45 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa sangat bersemangat dalam
belajar apabila guru menggunakan metode yang bervariasi. Kebanyakan siswa
menjawab selalu 64.44%, sering 15.55%, kadang-kadang 20% dan tidak pernah
0%. Jadi lebih banyak siswa yang bersemangat dalam belajar karena guru
menggunakan metode yang bervariasi.
Tabel. 4.18
Adanya Alat/Media yang Mencukupi Kebutuhan Siswa dalam Belajar.
Media yang digunakan guru membuat saya jenuh.
15. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
-
1
4
40
-
2.22%
8.88%
88.88%
Jumlah 45 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Media yang digunakan guru membuat
siswa jenuh. Kebanyakan siswa menjawab selalu 0%, sering 2.22%, kadang-
kadang 8.88% dan tidak pernah 88.88%. Jadi Lebih banyak siswa yang merasa
tidak jenuh terhadap media pelajaran yang di pakai oleh guru.
55
Adapun langkah-langkah dalam perhitungannya sama seperti dalam langkah
yang ditempuh peranan Orang Tua.
Di bawah ini dikemukakan tabel skor skala likert Motivasi Belajar Siswa MTs
Hidayatul Umam cinere Depok
Tabel. 4.19
Skor Skala Likert Motivasi Belajar Siswa MTs Hidayatul Umam Cinere
Depok (Variabel Y)
Responden Jumlah
Skor
Kuadrat
1 46 2116
2 48 2304
3 52 2704
4 41 1681
5 44 1936
6 51 2601
7 49 2401
8 47 2209
9 50 2500
10 47 2209
11 51 2601
12 53 2809
13 54 2916
14 45 2025
15 48 2304
16 41 1681
17 45 2025
18 45 2025
19 49 2401
20 53 2809
56
21 54 2916
22 57 3249
23 41 1681
24 48 2304
25 40 1600
26 44 1936
27 53 2809
28 52 2704
29 50 2500
30 48 2304
31 51 2601
32 57 3249
33 51 2601
34 42 1764
35 45 2025
36 46 2116
37 52 2704
38 54 2916
39 49 2401
40 47 2209
41 49 2401
42 48 2304
43 45 2025
44 53 2809
45 47 2209
N = 45 ∑ Y = 2182 ∑ Y2 = 106594
Dari data tersebut dapat diketahui tingkat Nilai-nilai Kejujuran Siswa MTs
Hidayatul Umam Cinere Depok sebagai berikut:
My = ∑Y = 2182 = 48,488
N 45
57
Jadi nilai rata-rata (mean) tabel yang didapat dari aspek skala Nilai-nilai
Kejujuran Siswa adalah 48,488 dan jika dikonsultasikan pada skala norma Nilai-
nilai Kejujuran Siswa yang terdapat dalam Bab III, maka tingkat Nilai-nilai
Kejujuran Siswa MTs Hidayatul Umam Cinere Depok dapat dikategorikan
rendah.
B. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah diperoleh data tentang Kecerdasan Spiritual Siswa (Variabel X) dan
Nilai-nilai Kejujuran Siswa (Variabel Y) langkah selanjutnya adalah membuat
tabel perhitungan yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan korelasi
product moment. Dan hasil perhitungan kedua variabel tersebut disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel. 4.20
Angka Hasil Perhitungan Antara Variabel X dengan Variabel Y
Respon
den X Y X
2 Y
2 XY
1 51 46 2601 2116 2346
2 48 48 2304 2304 2304
3 51 52 2601 2704 2652
4 44 41 1936 1681 1804
5 49 44 2401 1936 2156
6 55 51 3025 2601 2805
7 48 49 2304 2401 2352
8 41 47 1681 2209 1927
9 56 50 3136 2500 2800
10 52 47 2704 2209 2444
11 58 51 3364 2601 2958
12 55 53 3025 2809 2915
13 46 54 2116 2916 2484
14 44 45 1936 2025 1980
15 46 48 2116 2304 2208
58
16 42 41 1764 1681 1722
17 56 45 3136 2025 2520
18 41 45 1681 2025 1845
19 45 49 2025 2401 2205
20 53 53 2809 2809 2809
21 54 54 2916 2916 2916
22 50 57 2500 3249 2850
23 39 41 1521 1681 1599
24 45 48 2025 2304 2160
25 41 40 1681 1600 1640
26 41 44 1681 1936 1804
27 44 53 1936 2809 2332
28 45 52 2025 2704 2340
29 45 50 2025 2500 2250
30 40 48 1600 2304 1920
31 50 51 2500 2601 2550
32 58 57 3364 3249 3306
33 52 51 2704 2601 2652
34 42 42 1764 1764 1764
35 39 45 1521 2025 1755
36 55 46 3025 2116 2530
37 46 52 2116 2704 2392
38 50 54 2500 2916 2700
39 45 49 2025 2401 2205
40 48 47 2304 2209 2256
41 41 49 1681 2401 2009
42 51 48 2601 2304 2448
43 46 45 2116 2025 2070
44 44 53 1936 2809 2332
45 47 47 2209 2209 2209
N = 45 ∑X =2139 ∑Y =2182 ∑X2 = 102941 ∑Y
2 = 106594 ∑XY= 104225
59
Karena rumus yang digunakan adalah rumus Product Moment di mana N = 45
dengan mendasarkan diri pada perhitungan meannya, maka penulis terlibih dahulu
mencari mean dari skor variabel X (Mx) dan mean dari skor variabel Y (My) yaitu
sebagai berikut:
Mx = ∑X = 2139 = 47,533
N 45
My = ∑Y = 2182 = 48,488
N 45
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka telah diperoleh angka-angka yang
diperlukan untuk dimasukkan ke dalam rumus Product Moment yang akan
digunakan nanti, yaitu sebagai berikut:
Tabel. 4.21
Nilai Hasil Perhitungan
Untuk mengetahui korelasi dua variabel yang akan diuji maka nilai hasil
perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam rumus Korelasi Product Moment,
sebagai berikut:
rxy = ∑ XY – N. Mx. My
√ [∑X2 – N. Mx)
2] [∑Y
2 – N. My)
2]
rxy = 104225 – 45 x 47,533 x 48,488
√ [102941 – 45 x (47,533)2 ] [106594 – 45 x (48,488)
2 ]
rxy = 104225 – 103715,1047
N 45
Mx 47,533
My 48,488
∑X2
102941
∑Y2 106594
∑XY 104225
60
√ (102941 – 45 x 2259,386089) [106594 – 45 x 2351,086144) ]
rxy = 509,8953
√ (102941 – 101672,374) (106594 – 105798,8765)
rxy = 509,8953
√ (1268,626 x 795,1235)
rxy = 509,8953
√ 1008714,345
rxy = 509,8953
1004,347721
rxy = 0,507688014
rxy = 0,507
Dari perhitungan di atas diperoleh angka korelasi antara variabel X dengan
variabel Y atau rxy adalah 0,507 berdasarkan interpretasi nilai rxy berada pada
rentangan antara 0,40 – 0,70 yang berarti antara variabel X dengan variabel Y
yaitu antara Peranan orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa MTs Hidayatul
Umam Cinere Depok memang terdapat korelasi/pengaruh yang sedang atau
cukup.
Untuk mengetahui apakah hubungan tersebut signifikan atau tidak maka nilai
rxy atau r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel, sebelum
membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df (degrees
of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
df = N – nr
df = 45 – 2
= 43
Dengan df sebesar 43 maka diperoleh r tabel pada taraf signifikansi 5%
sebesar 0,304 dan taraf signifikansi 1% sebesar 0,393, karena rxy pada taraf
signifikansi 5% adalah lebih besar dari r tabel (0,507 > 0,304) maka pada taraf
signifikansi 5% Ho ditolak sedangkan Ha diterima, ini berarti pada taraf 5%
61
terdapat korelasi atau terdapat pengaruh positif yang signifikansi antara variabel X
dengan variabel Y.
Selanjutnya pada taraf signifikansi 1%, rxy adalah juga lebih besar daripada r
tabel (0,507 > 0,393), maka pada taraf signifikansi 1% Ho ditolak sedangkan Ha
diterima, ini berarti pada taraf 1% terdapat korelasi atau pengaruh positif yang
signifikan antara variabel X dengan variabel Y.
Dari hasil konsultasi antara rxy dan r tabel maka penulis berkesimpulan bahwa
ada korelasi atau pengaruh antara Peranan Orang tua dengan Motivasi Belajar
Siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere Depok, sekalipun hubungan atau pengaruh
tersebut hanya sedang atau cukup.
Perhitungan koefisien determinasi (KD) yang penulis manfaatkan untuk
mengetahui kontribusi variabel X dan variabel Y sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= (0,507)2 x 100%
= 0,257049 x 100%
= 25,7049%
Jadi, angka koefisien penentu sebesar 25,7049% menunjukkan bahwa
kontribusi Peranan Orang tua terhadap Motivasi Belajar Siswa adalah 25,7049%
sedangkan sisanya 74,2951% adalah sumbangan dari variabel lain yang juga
menunjang Motivasi Belajar Siswa.
62
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian mengenai peranan orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di MTs. Hidayatul Umam Cinere dalam upaya mengetahiu
tingkat peranan orang tua dan motivasi belajar siswa dapat di simpulkan bahwa :
1. Terdapat korelasi atau pengaruh antara Peranan Orang tua dengan
Motivasi Belajar Siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere Depok,
sekalipun hubungan atau pengaruh tersebut hanya sedang atau cukup.
B. SARAN
1. Peranan orang tua harus di tingkatkan agar tingkat motivasi belajar siswa di
sekolah dapat meningkat karena peranan orang tua berpengaruh dalam
motivasi belajar dan apabila tingkat peranan orang tua kurang atau rendah
maka pengaruhnya tingkat motivasi belajar siswa disekolah juga akan
menjadi rendah.
2. Pihak sekolah hendaknya member masukan kepada orang tua dengan cara
rapat atau pertemuan wali murid pada tiap bulannya yang di dalamnya
memberikan pengarahan-pengarahan kepada orang tua agar selalu
menjalankan peranannya sebagai orang tua dengan perhatian kepada anak
ketika belajar malam dan ketika akan berangkat ke sekolah. Karna tingkat
peranan orang tua yang ada di MTs. Hidayatul Umam tergolong rendah.
62
DAFTAR PUSTAKA
.
Sabri, Alisuf M. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press,cet-
1,2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 1998
Bahri, Syaiful Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya cet- 1,
2002
Darajat, Zakiah,dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Askara,Cet-1, 1995
Esti, Sri Wuryani Djiwandono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo, 2006
2005
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi belajar-mengajar; Melalui
Penanaman Konsep Umum & konsep Islami. Bandung: Refika
Aditama, 2007
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarka Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Askara, cet.4
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PTRaja Grafindo, 2008
Imran Ali. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996.
Iska, Zikri, Neni. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Kizi Brothers,2010
Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: PT Alhusna Zikra, cet-3,
1995
Leonhardt, Mary. 99 Cara agar anak anda asyik mengerjakan PR. Bandung:
KAIFA, cet.2, 2002
Nasution S. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars, 1986
Nata,Abuddin. Pendidikan Dalam Perspektif Hadits. Jakarta :UIN Jakarta Press,
2005.
Purwanto, M.Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka .2007.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dab Peneliti Pemula.
Jakarta:Alfa Beta,cet-7,2011.
Sahlan,M. Syafei. Bagaimana Anda Mendidik Anak Tuntunan Praktis Untuk
Orang Tua Dalam Mendidik Anak. Jakarta: Ghalia Indonesia, cet.1,
2002.
Saidi,Al-Hasyim Ahmad. Mukhtarul Hadist Annabawiyah .Surabaya: Darul Ilmu
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006.
Shochib,Moh. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta:Rineka Cipta,1998
Slameto. Belajar dan Factor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka
Cipta,2003.cet.4
Stone,C.Clement. Keajaiban Motivasi Panduan Pencapai Kebahagiaan &
Kesuksesan. Jakarta: Restu Agung, 2002.
Suntoro Sucipto. “Kamus Bahasa Indonesia” Surakarta:Bringin 55.2002.
Uno,Hamzah,B. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Askara, 2007
Utami, S.C. Munandar. Mengembangkan bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
Petunjuk bagi para guru dan Orang tua. Jakarta:PT. Grasindo,cet.3.
1999
Aziz,Abdul. “Takhrij HadistTentang Setiap AnakYyang Dilahirkan dalam
Keadaan Suci”, http://mnurdinalaziz.blogspot.com/2010/01/takhrij-
hadits-tentang-setiap-anak-yang_27.html.27 September 2012
Kagho, Dirno, ”Teori Sosiologi, 2010, p.1, http://kaghoo. blogspot.com
/2010/11/pengertian-peranan.html, 27September2012
Lampiran 1
ANGKET UNTUK SISWA
PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI MTS HIDAYATUL UMAM CINERE
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Petunjuk
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sungguh-sungguh.
2. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu jawaban yang yang dianggap benar menurut anda.
3. Pertanyaan di bawah ini tidak mempengaruhi nilai anda dalam pembelajaran sehari-hari
Alternatif Jawaban : SL : Selalu, SR : Sering, KD: Kadang-kadang, TP : Tidak Pernah
Peranan Orang Tua
No pertanyaan Alternative jawaban
SL SR KD TP
1. Orang Tua bersikap peduli kepada siswa yang
memiliki perilaku yang baik di sekolah.
2. Orang tua bersikap acuh tak acuh kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar.
3. Orang Tua memberikan solusi terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
4. Sebelum melakukan kegiatan belajar di sekolah
orang tua memeriksa buku pelajaran terlebih
dahulu.
5. Orang Tua membantu siswa dalam memahami
pelajaran.
6. Orang tua menanyakan tentang tugas rumah yang
diberikan guru disekolah.
7. Orang Tua membantu siswa dalam mengerjakan
tugas rumah.
8. Orang Tua bersikap tidak peduli jika tidak belajar
dirumah.
9. Orang Tua lebih mementingkan pekerjaan
dibandingkan hasil belajar siswa.
10. Orang Tua mengikutsertakan siswa dalam bimbel
di luar sekolah.
11. Orang Tua memberikan teguran kepada siswa jika
apabila mendapatkan nilai yang kurang baik.
12. Orang Tua memberikan anda hadiah apabila
mendapat prestasi di sekolah.
13. Orang Tua memberikan dorongan apabila
mengalami masalah dalam belajar.
14. Orang Tua memfasilitasi dalam belajar siswa.
15. Orang Tua bersikap peduli kepada siswa yang
memiliki perilaku kurang baik di sekolah.
Motivasi Belajar Siswa
No pertanyaan Alternative jawaban
SL SR KD TP
1. Saya hadir di sekolah sebelum bel masuk berbunyi.
2. Saya mengikuti pelajaran di sekolah sampai jam
pelajaran berakhir.
3. Saya belajar di rumah agar prestasi belajar saya
lebih baik lagi.
4. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan tugas
yang sulit
5. Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika
menemukan kesulitan dalam belajar.
6. memperhatikan pelajaran yang diberikan guru
dengan baik
7. Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar
8. Saya ingin berprestasi yang lebih baik dari
sebelumnya
9. Saya telah puas terhadap prestasi, jika nilainya
tidak ada yang merah
10. Saya berusaha mengerjakan tugas dengan usaha
sendiri.
11. Pujian dari orang tua membuat saya bersemangat
untuk belajar.
12. Lingkungan tempat saya belajar membuat saya
semangat untuk belajar.
13. Saya giat belajar untuk meraih cita-cita
14. Saya sangat bersemangat dalam belajar apabila
guru menggunakan metode yang bervariasi.
15. Media yang digunakan guru tidak selalu membuat
saya jenuh.
Lampiran 2
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
INSTRUMEN PERANAN ORANG TUA
Diketahui skor data siswa pada instrument peranan orang tua, sebagai berikut:
51 48 51 44 49 55 48 41 56 52 58 55 46 44 46
42 56 41 45 53 54 50 39 45 41 41 44 45 45 40
50 58 52 42 39 55 46 50 40 48 41 51 46 44 47
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi terlebih dahulu harus dipenuhi langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mencari Range/ Jangkauan (R)
R = 𝑋𝑚𝑎𝑥 - 𝑋 𝑚𝑖𝑛
= 58 – 39 = 19
2. Mencari Banyaknya Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 45
= 1 + 3,3 (1,653)
= 5,953 (dibulatkan menjadi 6)
3. Mencari Panjang Kelas/Interval (I)
I = 𝑅
𝐾
= 19
6 = 3,16 (dibulatkan menjadi 4)
4. Menentukan Kelas Interval Dari Data Terkecil, Sebagai Berikut:
39-41
42-44
45-47
48-50
51-53
54-56
57-59
5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi, sebagai berikut:
Tabel
Distribusi Frekuensi
Instrumen peranan orang tua
No.
Kelas
Interval
f i
f r (%)
𝒇𝒌𝒏
𝒇𝒌𝒕
𝒙𝒊
𝒇𝒊𝒙𝒊
𝒙𝒊𝟐
𝒇𝒊𝒙𝒊𝟐
1. 39-41 8 17,78 8 45 40 320 1600 12800
2. 42-44 6 13,33 14 43 43 258 1849 11094
3. 45-47 10 22,22 24 37 36 460 2116 21160
4. 48-50 7 15,55 31 31 49 343 2401 16807
5. 51-53 6 13,33 37 24 52 312 2704 16224
6. 54-56 6 13,33 43 14 55 330 3025 18150
7. 57-59 2 4,44 45 8 58 116 3364 6728
Jumlah 45 99,98 2139 17059 102963
Diketahui:
- 𝑇𝑏𝑀𝑒 = 𝑇𝑏𝑀𝑜 = 47,5
- 𝑠1 = 4
- 𝑠2 = 3
- 𝑖 = 4
- 𝑛 = 45
- 𝑓𝑘𝑛𝑀𝑒 =24
- 𝑓𝑀𝑒 = 7
6. Mencari Modus (𝑀𝑜)
𝑀𝑜= TB𝑀𝑜 + i 𝑠1
𝑠1+𝑠2
= 47,5 + 4 4
4+3
= 49,78
7. Mencari Median ( 𝑀𝑒)
𝑀𝑒= TB𝑀𝑒 + i 1
2𝑛−𝑓𝑘𝑛𝑀𝑒
𝑓𝑀𝑒
= 47,5 + 4 22,5−21
12
= 48
Lampiran 3
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Diketahui skor data siswa pada instrument motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
46 48 52 41 44 51 49 45 50 47 51 53 54 45 48
41 45 45 49 53 54 57 41 48 40 44 53 52 50 48
51 57 51 42 45 46 52 54 49 47 49 48 45 53 47
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi terlebih dahulu harus dipenuhi langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mencari Range/ Jangkauan (R)
R = 𝑋𝑚𝑎𝑥 - 𝑋 𝑚𝑖𝑛
= 57 – 41 = 16
2. Mencari Banyaknya Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 45
= 1 + 3,3 (1,653)
= 5,953 (diambil menjadi 5)
3. Mencari Panjang Kelas/Interval (I)
I = 𝑅
𝐾
= 16
5 = 3,2 (dibulatkan menjadi 4)
4. Menentukan Kelas Interval Dari Data Terkecil, Sebagai Berikut:
41-42
43-45
46-48
49-51
52-54
55-57
5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi, sebagai berikut:
Tabel
Distribusi Frekuensi
Instrumen Motivasi Belajar Siswa
No.
Kelas
Interval
f i
f r (%)
𝒇𝒌𝒏
𝒇𝒌𝒕
𝒙𝒊
𝒇𝒊𝒙𝒊
𝒙𝒊𝟐
𝒇𝒊𝒙𝒊𝟐
1. 41-42 5 11,11 5 45 41,5 207,5 1722,25 8611,25
2. 43-45 8 17,78 13 43 43,5 348 1892,25 15138
3. 46-48 10 22,22 23 33 46,5 465 2162,25 21622,5
4. 49-51 10 22,22 33 23 49,5 495 2450,25 24502,5
5. 52-54 10 22,22 43 13 53,5 535 2862,25 28622,5
6. 55-57 2 4,44 45 5 56,5 113 3192,25 6384,5
Jumlah 45 99,99 2163,5 14281,5 104881,25
Diketahui:
- 𝑇𝑏𝑀𝑒 = 𝑇𝑏𝑀𝑜 = 45,5
- 𝑠1 = 3
- 𝑠2 = 2
- 𝑖 = 4
- 𝑛 = 45
- 𝑓𝑘𝑛𝑀𝑒 = 13
- 𝑓𝑀𝑒 = 10
- Mencari Modus (𝑀𝑜)
6. 𝑀𝑜= TB𝑀𝑜 + i 𝑠1
𝑠1+𝑠2
= 45,5 + 4 3
3+2
= 48,5
- Mencari Median ( 𝑀𝑒)
7. 𝑀𝑒= TB𝑀𝑒 + i 1
2𝑛−𝑓𝑘𝑛𝑀𝑒
𝑓𝑀𝑒
= 45,5 + 4 22,5−13
10
= 49,3
Lampiran 4
PERHITUNGAN RATA-RATA SIMPANGAN BAKU DAN VARIANS INSTRUMEN
PERANAN ORANG TUA
1. Rata-rata/Mean (𝑋 )
𝑋 = Σ𝒇𝒊𝒙𝒊
Σ𝒇 =
2139
45 = 47,5
2. Simpangan Baku (S)
S = 𝒇𝒊𝒙𝒊𝟐 − 𝒇𝒊𝒙𝒊
2
𝑛 (𝑛−1)
= 45(102963 )− 2139 2
45(45−1)
= 4633335−457321
1980
= 58014
1980
= 5,41
3. Varians (𝑆2)
𝑆2= 5,41 2
= 29,26
Lampiran 5
PERHITUNGAN RATA-RATA SIMPANGAN BAKU DAN VARIANS INSTRUMEN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
1. Rata-rata/Mean (𝑋 )
𝑋 = Σ𝒇𝒊𝒙𝒊
Σ𝒇 =
2163,5
45 = 48,7
2. Simpangan Baku (S)
S = 𝒇𝒊𝒙𝒊𝟐 − 𝒇𝒊𝒙𝒊
2
𝑛 (𝑛−1)
= 45(104281 )− 2163,5 2
45(45−1)
= 4719656 ,25−4680732 ,25
1980
= 38924,25
1980
= 4,43
3. Varians (𝑆2)
𝑆2= 4,43 2
= 19,62s
Lampiran 6
PERHITUNGAN RATA-RATA VARIABEL X
DENGAN MENGGUNAKAN PERSENTIL
Dari distribusi frekuensi variable peranan orang tua dapat diukur prosentase nilai siswa
dengan menggunakan rumus persentil sebagai berikut :
𝑝𝑖 = b + q 𝑖𝑛
100−𝑓
𝑓
Ket :
- b = Batas bawah kelas 𝑝𝑖 ialah kelas interval dimana 𝑝𝑖 terletak
- q = panjang kelas 𝑝𝑖
- F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas 𝑝𝑖
- f = frekuensi kelas 𝑝𝑖
Dengan perhitunganya sebagai berikut :
49,78 = 47,5 + 10 45𝑖
100−24
7
49,78 = 47,5 + 10 0,45𝑖−24
7
49,78 = 47,5 + 0,6i – 34,2
49,78 = 13,3 + 0,6i
0,6i = 36,48
i = 72, 96
Lampiran 7
PERHITUNGAN RATA-RATA VARIABEL Y
DENGAN MENGGUNAKAN PERSENTIL
Dari distribusi frekuensi variable motivasi belajar siswa dapat diukur prosentase nilai
siswa dengan menggunakan rumus persentil sebagai berikut :
𝑝𝑖 = b + q 𝑖𝑛
100−𝑓
𝑓
Ket :
- b = Batas bawah kelas 𝑝𝑖 ialah kelas interval dimana 𝑝𝑖 terletak
- q = panjang kelas 𝑝𝑖
- F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas 𝑝𝑖
- f = frekuensi kelas 𝑝𝑖
Dengan perhitunganya sebagai berikut :
48,5 = 45,5 + 8 45𝑖
100−13
10
48,5= 45,5 + 8 0,45𝑖−13
10
48,5 = 45,5 + 0,36i –10,4
48,5 = 35,1 + 0,36i
0,36i = 13,4
i = 26,8
Lampiran 8
PERHITUNGAN RATA-RATA SKALA INSTRUMEN PERANAN ORANG TUA
.
Peranan Orang tua
Alternatif Jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Bila intrumen tersebut digunakan sebagai angket, sebelum analisis maka tabulasi data
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Skor tertinggi = 4 x 15 = 60
Skor rata-rata = 2 x 15 = 30
Skor terendah = 1 x15 = 15
Perhatikan bagian dibawah ini!
1 2 3 4
ket : jumlah butir = 15
15
Min 0 Mean = 30 Maks = 60
Lampiran 9
PERHITUNGAN RATA-RATA SKALA INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR SISWA
.
Motivasi belajar siswa
Alternatif Jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Bila intrumen tersebut digunakan sebagai angket, sebelum analisis maka tabulasi data
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Skor tertinggi = 4 x 15 = 60
Skor rata-rata = 2 x 15 = 30
Skor terendah = 1 x15 = 15
Perhatikan bagian dibawah ini!
1 2 3 4
ket : jumlah butir = 15
15
Min 0 Mean = 30 Maks = 60
Lampiran 10
PERHITUNGAN UJI LINIERITAS
Uji Linieritas regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara peranan orang tua
dengan motivasi belajar siswa. untuk menentukan model regresi sederhana dan linieritas
berdasarkan data lengkaphasil penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
Untuk Uji Regresi X dengan Y melalui Persamaan 𝒀 = a + bX
Ket: - 𝒀 = Regresi
- a = Konstanta Regresi
- b = Koefisien arah regresi
- X = Skor variable peranan orang tua
Dari persamaan di atas, untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus:
a = Σ𝑌 (ΣX2)− (ΣX)(ΣXY )
𝑛 ΣX2 −(ΣX)2=
2182 106594 − 2139 (104225 )
45 106594 −(2139)2 = 43,58
b = 𝑛 Σ𝑋𝑌 − (ΣX)(ΣY)
𝑛 ΣX2 −(ΣX)2=
45 104225 − 2139 (2182)
45 102941 −(2139)2 = 0,430
Jadi, regresi Y atas X mempunyai persamaan 𝑌 = 43,58 + 0,430
Uji Signifikansi Regresi (Regresi Linier Sederhana).
Jumlah kuadrat total 𝐽𝐾(𝑇) .
ΣY2 = (ΣY)2
𝑛+ 𝐽𝐾(𝑏 Ι 𝑎) + 𝐽𝐾(𝑅𝑒𝑠)
𝐽𝐾(𝑇) = ΣY2 = 106594
Ket: - J K (T) = Jumlah kuadrat-kuadrat total
- 𝐽𝐾(𝑇) = Jumlah kuadrat regresi (a).
- S2 (𝑅𝑒𝑔) = Jumlah kuadrat-kuadrat regresi (b I a).
- JK (𝑅𝑒𝑠) = Jumlah Kuadrat-kuadrat residu
Jumlah kuadrat regresi (a).
𝐽𝐾(a) = (ΣY)2
𝑛 =
(2182 )2
45 =
4761124
45 = 105802.7556
Jumlah kuadrat regresi (b|a)
𝐽𝐾(𝑏|𝑎) = b Σ𝑋𝑌− Σ𝑋 (Σ𝑌)𝑛
= 0,430 104225 − 2139 (2182)
45 = 218,12
Jumlah kuadrat residu/sisa:
JK (𝑅𝑒𝑠) = ΣY2 − 𝐽𝐾(𝑏|𝑎) − ΣY2
𝑛 = 106594 – 218.12 – 105802.7556 = 573.1244
Rata-rata residu : S2 (𝑅𝑒𝑠) = JK (𝑅𝑒𝑠 )
𝑛−2 =
573,12
43= 13,32
Uji Linieritas Regresi
Tabel
Hasil Pengamatan dengan Pengulangan terhadap Variabel X
No. X k n Y 𝑋2 𝑌2
1 39 1 2 46 1521 2116
2 39
48 1521 2304
3 40 2 1 52 1600 2704
4 41 3 5 41 1681 1681
5 41
44 1681 1936
6 41
51 1681 2601
7 41
49 1681 2401
8 41
47 1681 2209
9 42 4 2 50 1764 2500
10 42
47 1764 2209
11 44 5 4 51 1936 2601
12 44
53 1936 2809
13 44
54 1936 2916
14 44
45 1936 2025
15 45 6 5 48 2025 2304
16 45
41 2025 1681
17 45
45 2025 2025
18 45
45 2025 2025
19 45
49 2025 2401
20 46 7 4 53 2116 2809
21 46
54 2116 2916
22 46
57 2116 3249
23 46
41 2116 1681
24 47 8 1 48 2209 2304
25 48 9 3 40 2304 1600
26 48
44 2304 1936
27 48
53 2304 2809
28 49 10 1 52 2401 2704
29 50 11 3 50 2500 2500
30 50
48 2500 2304
31 50
51 2500 2601
32 51 12 3 57 2601 3249
33 51
51 2601 2601
34 51
42 2601 1764
35 52 13 2 45 2704 2025
36 52
46 2704 2116
37 53 14 1 52 2809 2704
38 54 15 1 54 2916 2916
39 55 16 3 49 3025 2401
40 55
47 3025 2209
41 55
49 3025 2401
42 56 17 2 48 3136 2304
43 56
45 3136 2025
44 58 18 2 53 3364 2809
45 58
47 3364 2209
Jumlah 2139
2182 102941 106594
Mengajukan hipotesis
Ho = Model regresi linier
Hi = Model tidak regresi linier
Jumlah kuadrat kekeliruan eksperimen JK (𝐸)
JK (𝐸) = Σ Σ𝑌2 − (Σ𝑌2)
𝑛
JK (𝐸) = 442 + 472 − (44+47)2
2 + 562 + 492 −
(56+49)2
2 + 482 + 462 −
(48+46)2
2
+ 532 + 472 − (53+47)2
2 + 432 + 482 −
(43+48)2
2
+ 472 + 412 − (47+41)2
2 + 442 + 422 −
(44+42)2
2 +
532 + 432 + 412 − (53+43+41)2
3 + 562 + 442 + 422 −
(56+44+42)2
3
+ 582 + 452 − (58+45)2
2
= 4,5+24,5+2+18+12,5+18+10+82,7+114,7+84,5
JK (𝐸) = 371,4
Jumlah kuadrat tuna cocok : JK (𝑇𝐶)= JK (𝑅𝑒𝑠) − JK (𝐸) = 573.12 – 371,4 = 201,72
Rata-rata Kuadrat Tuna Cocok : S2 𝑇𝐶 = JK 𝑇𝐶
k−2 =
201,72
28 = 7,20
Rata-rata kuadrat kekeliruan aksperimen atau galat eksperimen S2 (𝑒).
S2 (𝑒) = JK (𝐸)
𝑛−𝑘 =
286,4
45−30 = 13,44
Nilai-X semuanya ada 30 yang berbeda, maka k = 30 sehingga dk untuk tuna cocok = 30-
2= 28. Derajat kebebasan untuk kekeliruan = 45-30 = 15.
F𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = S2 𝑇𝐶
S2 (𝑒) =
7,20
13,44 = 0,535
F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑎; 𝑘−2
𝑛−𝑘 = 0,05
28
15 = 1,86
Tabel
Hasil Analisis Varians untuk Uji Kelinieran Regresi
Sumber Variasi dk JK RJK 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Residu 43 573,12 13,32
Tuna Cocok 28 201,72 7,20 0,535 1,86
Kekeliruan 15 371,4 13,44
Lampiran 11
Table
Data Lengkap Hasil Penelitian
(Untuk Perhitungan Korelasi Product Moment)
No. X Y X2 Y
2 XY
1 51 46 2601 2116 2346
2 48 48 2304 2304 2304
3 51 52 2601 2704 2652
4 44 41 1936 1681 1804
5 49 44 2401 1936 2156
6 55 51 3025 2601 2805
7 48 49 2304 2401 2352
8 41 47 1681 2209 1927
9 56 50 3136 2500 2800
10 52 47 2704 2209 2444
11 58 51 3364 2601 2958
12 55 53 3025 2809 2915
13 46 54 2116 2916 2484
14 44 45 1936 2025 1980
15 46 48 2116 2304 2208
16 42 41 1764 1681 1722
17 56 45 3136 2025 2520
18 41 45 1681 2025 1845
19 45 49 2025 2401 2205
20 53 53 2809 2809 2809
21 54 54 2916 2916 2916
22 50 57 2500 3249 2850
\
23 39 41 1521 1681 1599
24 45 48 2025 2304 2160
25 41 40 1681 1600 1640
26 41 44 1681 1936 1804
27 44 53 1936 2809 2332
28 45 52 2025 2704 2340
29 45 50 2025 2500 2250
30 40 48 1600 2304 1920
31 50 51 2500 2601 2550
32 58 57 3364 3249 3306
33 52 51 2704 2601 2652
34 42 42 1764 1764 1764
35 39 45 1521 2025 1755
36 55 46 3025 2116 2530
37 46 52 2116 2704 2392
38 50 54 2500 2916 2700
39 45 49 2025 2401 2205
40 48 47 2304 2209 2256
41 41 49 1681 2401 2009
42 51 48 2601 2304 2448
43 46 45 2116 2025 2070
44 44 53 1936 2809 2332
45 47 47 2209 2209 2209
2139 2182 102941 106594 104225
Lampiran 12
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui tingkat korelasi positif signifikan
antara variable peranan orang tua hubunganya dengan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan Korelasi Product Moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛Σ𝑋𝑌 − Σ𝑋 (Σ𝑌)
𝑛Σ𝑋2−(Σ𝑋)2 𝑛 Σ𝑌2−(Σ𝑌)2
= 45 104225 − 2139 (2182)
45 102941 −(2139)2 45 106594 −(2182)2 = 0,506
Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan n = 45, maka df = 43 didapat harga untuk r pada taraf signifikansi 5%
adalah 0,389. Karena 𝑟𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,506 > 0,389), maka Ho ditolak pada taraf signifikansi
5%, artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara peranan orang tua hubunganya
dengan motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere
Di samping itu, untuk menguji signifikansi koefisien korelasi product moment digunakan
statistic uji t sebagai berikut
𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟√𝑛−2
√1−𝑟2 =
0,506√45−2
1−(0,506)2 =
0,506√43
√1−0.256036 = 3,848
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,684 (Dikonsultasikan ke table Distribusi t)
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3,848 > 1,684), maka koefisien
korelasi signifikan. Dengan demikian terdapat hubungan positif yang signifikan antara peranan
orang tua hubunganya dengan motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien deteminasi untuk
mengetahui seberapa besar variasi nilai variable x terhadap variable y dengan rumus :
KD = 𝑟2 x 100% = (0,506)2x100% = 25,60%