skripsi diajukan kepada fakultas iimu tarbiyah dan...
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
SURAT AL-ISRA AYAT 23-24
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI)
III III III IIIIlliIIil.
'1111Universitas Islam Negeri
SYARIF ffiDAYATULLAH JAKARTA
oleh:
LIYANAH205011000335
.' :._;;••••••••••0> .....",- - .z, ?CH( ....."2{~:;i~~;;;;··.;.-::......
. .'1"' ,"/".1 ..
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H12010 M
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
SURAT AL-ISRA AYAT 23-24
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI)
0leh:Liyanah
205011000335
Di bawah bimbingan
Pembimbing
ti__~~~ ,_v.... _ •. j
......., ~" ~: _ .Til· : ~ - ._1- ,.-._ ..~ : _.-._ _ .
Dr. Anshori LAL, MANIP:19570406.199403. L001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-ISRA
AYAT 23-24", disusun oleh Liyanah, Nim 205011000335, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 10 November 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 10 November 2010
Panitia Ujian Munaqosyah
Ketua Jurusan
Bahdssalim. M.AgNip. 19680307 199803 1002
Sekretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidiq, MA.Nip. 19670328.200003.1.001
Penguji 1
Dr. H.~hmad Syafi'ie Noor, MANip. 194709021967121001
Tanggal Tanda Tangan
Penguji II
Dr. Muhammad Zuhdi, M. EdNip. 19720704199703 1 002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu TarbiYah dan Keguruan
\~•as adah M.A
.198703.1.003
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Dengan ini saya menyatakan:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asH saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber saya yang digunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasH karya asH saya
atau merupakan hasH jiplakan dari karya orang ain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syatrif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,} Desember 2010
JumadilAwal1431 H
Liyanah
NIM 205011000335
Nama : IiyanahNim :205011000335Fak/Jnr : TarbiyahlPAlJudul Skripsi: Pendidikan Akhlal, dalam surat AI-Isra ayat 23-24
Sebagai kitab Suci yang terakhir yang diturunkan kepada NabiMuhammad SAW. AI-QuI"an berisi petunjuk bagi manusia yang ajaranjarannya disampaikan seeara variatif dan di kemas sedemikian rupa. Adayang berupa perintah, larangan dan nasihat yang mengandung hikmah danyang memuat pesan-pesan yang terdapat mengantarkan manusia menujukeimanan dan berakhlak mulia kepada Allah SWT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk akhlakyang terkandung dalam pendidikan akhlak dalam surat AI-Isra ayat 23-24.
Surat AI-Isra ayat 23-24 membahas tentang bel'bakti kepada keduaorang tua, bahwasannya Allah Swt memerintahkan kepada kita supayatidak menyembah dia tetapi berbuat baiklah kepada ke:dua orang tua kita,dan janganlah kita menyakitinya atau mengueapkan kata-kata yangmenyinggung perasaannya tetapi berilah ueapan sayang dan mulia kepadakedua orang tua kita dan doakan mereka supaya mereka mendapat kasihsayang Allah SWT.
Vntuk memperoleh data yang representatif dalam membahasskripsi ini, digunakan metode penelitian kepustakaan (Library research)dengan eara meneari, mengumpulkan, membaea dan menganalis& bukubuku yang ada relevansinya dengan masalah penelitian, kemudian di olahsesuai dengan kemampuan penulis. Adapun jenis penelitian dan penulisanskripsi ini adalah kualitatif.
Dalam menganalisa data yang telah terkumpul, penulismengunakan metode Content Analysis (Analisis isi), yaitu dengan earamenafsirkan ayat-ayat al-gur'an dengan memaparkan berbagi aspek yangterkandung di dalam ayat-ayat yang terdapat didalamnya, menjelaskanayat dan menjelaskan isi kandungannya.
Bentuk-bentuk akhlak yang terdapat pada pendidikan akhlak dalamsurat AI-Isra ayat 23-24 meliputi: bersikap baik meskipun kurangmenyenangkan hatinya, berkata halus dan mulia, berkata lemah lembut,berbuat baik kepada kedua orang tua yang sudah meninggal. Adapunaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari meliputi: bersikap baik meskipunkurang menyenangkan hatinya, berkata halus dan mulia, berkata lemahlembut, berbuat baik kepada kedua orang tua yang sudah meninggal.
KATA PENGANTAR
r.J='") \ <.Y=-)\ .&1 (""'I
Assalamu "alaikum Wr. Wh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah, sehingga penulis
dapat menyelesaikan SkI-ipsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sahabat, kelurga dan seluruh umat
beliau hingga akhir zaman amin....
SkI-ipsi ini di susun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Univeritas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya penulis tidak
luput dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampikan
terima kasih kepada:
I. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Sebagai Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan
keguruan Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bahrissalim M.Ag. Sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Univeritas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Drs. Sapiudin Shidiq M.Ag. Sebagai Sekretaris .furusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Univeritas Islam
Negeri SyarifHidayatullah JakaJta
4. Dr. H. Anshari LAL. MA. Dosen pembimbing skripsi penulis yang telah
banyak mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Dra. Nurain Ahmad M. Hum sebagai Pensehat Akademik, yang telah
memberikan bimbingan dukungan dan perhatiannya. Serta seluruh Dosen
yang telah mentrasfer ilmunya sehingga penulis memperoleh bekal ilmu
pengetahuan.
6. Pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan
Imam Jama yang telah memberikan Fasilitas Pustaka.
7. Ayahanda Sholihin dan Ibunda Opsah yang dengan sabar dan tulus
mendoakan, mendidik, membimbing, mendorong dan membiayai penulis
hingga perguruan tinggi semoga pengorbanannya menjadi ladang ibadah.
amin ....
8. Kakaku tercinta Sanan, Sarmilih, Syaronih, dan Liyanih yang selalu
mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis.
9. Ternan-ternan PAl angkatan 2005, khususnya kelas B yang senantiasa
memberikan wama cerah pada perjalanan penulis selama kuliah . terima
kasih atas kebersamaannya, baik suka maupun duka. Semoga
kebersamaan kita tidak akan rapuh dalam putaran waktu.
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, penulis hanya bisa mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran.
Saran dan Kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini
kedepan lebih berkwalitas, karena penulis hanyalah manusia yang sangat
lemah dan hanya kepada Allahiah penulis bergantung atas segala sesuatu.
Semoga Allah mengampuni segala kesalahan dan kekhilafim kita.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Jakarta, 7 Desember 2010
Penulis
~~~Liyanah
Nim: 205011000335
DAFTARISI
BABI
KATA PENGANTAR .
DAFTAR lSI .
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang Masalah ..
B. Identifikasi Masalah .
C. Batasan dan Perumusan Masalah ..
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .
E. Metode Penelitian ..
F. Sumber Data ..
G. Sistematika Penulisan .
BAB II PENDIDlKAN AKHLAK .
A. Pengertian Akhlak .
B. Macam-macam Akhlak .
C. Tujuan pendidikan Akhlak .
D. Materi pendidikan Akhlak .
E. Metode pendidikan Akhlak .
BAB III ANALISIS KANDUNGAN SURAT AL-ISRA AYAT 23-24 .
A. Teks Ayat dan Terjemah .
B. Tafsir Mufrodat ..
C. Tafsir Ayat .
BAB IV BENTUK-BENTUK PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT
AL-ISRA AYAT 23-24 .
ii
iv
1
1
6
7
7
8
8
8
9c
9
11
19
20
23
25 '-
25
25
29
34
Berkata Lemah Lembut .
I. Bersikap Baik Meskipun kurang Menyenangkan Hatinya ..
2. Berkata Halus dan Mulia ..
3.
A. Bentuk-bentuk pendidikan akhlak kepada kedua orang tua yang
terkandung dalam surat AI-Isra ayat 23-24 34
34
38
41
4. Berbuat Baik Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal............. 44
B. Aplikasi Bentuk-bentuk Pendidikan Akhlak dalam surat al-Isra
ayat 23-24 45
1. Bersikap Baik Meskipun kurang Menyenangkan Hatinya 41
2. Berkata Halus dan Mulia 49
3. Berkata Lemah Lembut 51
4. Berbuat Baik Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal............... 52
BAB V PENUTUP 58
A. Kesimpulan 58
B. Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 61
v
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang tua sebagai penyelenggara pendidikan Agama dalam rumah tangga
hams membentengi keluarganya dari hal-hal yang mengakibatkan mereka masuk
neraka.
Sebagaimana ditegaskan dalam Firman Allah dalam surat Al-Tahrim surat
ke 66 ayat 6 sebagai berikut:
"Hai orang-orang yang beriman. peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganyamalalkat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allahterhadap apa yang diperlntahkan-Nya kepada mereka dan selalumengerjakan apa yang diperintahkan". ( QS.Al-Tahrlm(66):6
Tanggung jawab ini sangat logis adanya, sebagai konsenkuensi dari
keberadaan anak bahwa ia mernpakan amanah (titipan) dari. Allah yang hams di
pelihara baik-baik. Orang tua hendaknya merasa bimbang terhadap masa depan
2
Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah (Q.S.An-Nisa/4:9) sebagai berikut:
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang merekakhawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklahmereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkanperkataan yang benar". (Q.8.An-Nisa (4):9)
Kemudian, keluarga juga harus diarahkan untuk taat pada Allah dan
Rasulnya sebagaimana ditegaskan dalam Firman Allah (Q.S.An-Nisa/4:59)
sebagai berikut:
.... ~,..... ?,.JI r;i........ J?).."J J J {f.... tiJ.... .... J t J'" .... ."J ?.... ....
*'SII~:;;Jlj ~~ uBY f5 u1 J'p,lj ~I J1 ~..,.)):~ J(-PP, ,
i. ~ jt,.. J ... ." t JJ ... ... ... <:..
( 0 '1: if ~l....il\) >y~I':; if"""" Ijft>- .!J.!.'~
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),dan ulil amri di antm'a kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (AI Quran) danRasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya ". (Q.S.An-Nisa (4):59)
Taat kepada Allah dalam ayat-ayat diatas termasuk dalam hal keimanan
dan akhlak, seseorang yang beriman dalam menerapkan penclidikan agama kepada
anak-anaknya mengikuti konsep-konsep yang ditunjukan oleh Allah Swt melalui
kitab sucinya yaitu Al-Qur'an.
Sedangkan yang dimaksucl clengan taat kepada rasulnya adalah perintah
untuk meniadikan Rasulullah Muhammad Saw sebagai telaclan yang ideal dalam
3
Dengan demikian merupakan suatu keharusan bagi setiap mukmin untuk
menjadikan AI-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber konsep-konsep dalam
melaksanakan pendidikan agama bagi anak-anaknya.
Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan,
maka anak akan tumbuh baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah
pertumbuhan anak tersebut. Peranan ibu dalam keluarga amat penting. Dialah
yang mengatur, membuat IUmah tangganya menjadi syurga bagi anggota keluarga,
menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi dengan suaminya.
Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa tahun-tahun
pertama kehidupan anak merupakan masa yang paling penting bagi pembentukan
kepribadian anak. Dalam masa itu anak berada pada masa pengasuhan keluarga
oleh karenanya dapatlah dikatakan bahwa keluarga mempakan pusat pendidikan
pertama dan utama anak dalam berintraksi social dan mlemperoleh kehidupan
edukasional maupun emosional,oleh karena itu orang tua me:miliki pengaruh yang
dalam terhadap anak.
Keluarga melUpakan lingkungan yang alami yang memberi perlindungan
dan keamanan dalam memenuhi kebutuhan pokok anak. Dalam lingkaran
keluarga anak didik secara langsung, memperoleh pengetahuan alami yang belUpa
norma kehidupan keluarga yang kelak akan berguna bagi anak dalam kehidupan
di Iuar tembok keluarga yaitu kehidupan social nyata.
Zakiah Daradjat menyatakan "Sesungguhnya yang terpenting dalam
pendidikan anak adalah keselulUhan perlakuan-perlakuan yang diterima oleh anak
dari orang tuannya dimana dia merasa di sayangi, diperhatikan dan diindahkan
dalam keluarga".1
4
Suatu kenyataan yang ditemukan dalam kehidupan makhluk hidup,
terntama pada manusia bahwa seorang bayi lahir dalam keadaan lemah dan tidak
berdaya untuk memenuhi kebutuhan pokok yang menolongnya dalam
kelangsungan hidupnya. Orang yang pertama yang di kenai adalah ibunya, yang
sejak dalam kandungan telah membantunya untuk tumbuh kembang, baik disadari
ataupun tidak oleh ibunya.
Untuk memenuhi kebutuhan jasmani anak yang masih bayi itu, secara
alamiah di ciptakan air susu ibu (ASI) yang di persiapkan bersamaan dengan
pertumbuhan janin dalam kandungan. Serentak dengan kelahiran bayi. ASI pun
sudah tersedia pada ibu yang melahirkan, si anak tidak hanya mempunyai
kebutuhan jasmani saja, akan tetapi ia juga mempunyai kebutuhan kejiwaan
terpokok yang harns di penuhi sejak lahir, yaitu kebutuhan rasa kasih sayang dan
rasaaman.
Setelah ia lahir dari rahim ibunya ia membutuWmn pemeliharaal1 dari
orang yang membantunya untuk melil1dungi dari terpaan udara, baik panas
maupun dingin, dan dari berbagai gal1gguan yang dapat menakuti atau
mengganggullya. Ia memerlukan bantuan dari orang yang mengerti kebutuhannya
dan bersedia membantunya setiap saat.
Berbahagialah orang yang lahir dan dibesarkall oleh ibu yang salehah,
penyayang dan bijaksana. Karella pertumbuhan kepribadian anak teljadi melalui
seluruh pengalaman yang diterimanya sejak dalam kandungal1.
Pendidikan anak pada dasamya adalah tanggung jawab orang tua. Hanya
kama keterbatasan kemampuan orang tua, maka perlu adanya bantuan dari orang
yang mampu dan mau membantu orang tua dalam pendidikan anak-anaknya,
terntama dalam mengajarkan berbagai ilmu dan keterampilan yang selalu
herkemhanQ dan di tllntnt nengelnh::lno::mv::l hRPi kenp,ntinofln m::allndfl
5
Assegaf dalam hal ini menyatakan, bahwa "Anak di pandang sebagai
hiburan, perhiasan, sekaligus sebagai jalan untuk melanjutkan keturunan
seseorang. Islam menyuruh kita mempunyai anak, tetapi sekaligus juga
menegaskan bahwa mereka harus baik dan saleh, yang memerlukan usaha intensif
untuk membesarkan mereka seCaI'a tepat adalah tuntutan inheren dari perkawinan
dalam Islam.,,2
Satu hal yang patut di ketahui, seorang anak yang barn dilahirkan laksana
sebuah kertas kosong yang bisa di tulis sesuai dengan keinginan si penulis.
Artinya seseorang itu layak di bentuk dengan bentuk yang baik tetapi juga layak
dibentuk dengan bentuk yang jelek. Dalam hal ini keluarga sebagai lingkungan
pertama dimana seseorang memulai perkembangan harus dapat memposisikan diri
sebagai tiang atau pilar utama sehingga terjadi iklim lingkungan yang di harapkan.
Hal ini di tegaskan dalam FiIman (Q.S. Al-a'raf: 58) sebagai berikut:
c "'" ~ ",...;, 11.... be .,. J "'..... ~,J ,.- "'A
I~ ~l c~ ~ 4 L£;Ulj ~~j 0~.b )~L;S if~ ;Jall ..\Qlj
( DII: V / uly::. ';11) ....
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamanya tumbuh subur dengan seizinAllah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya akantumbuh merana. ... " (Qs. Al-a 'raj/7: 58)
Di dalam terjemahan tafsir diatas dijelaskan bahwa ayat di atas
mengandung maksud, sesungguhnya bumi itu di antaranya. ada YaIlg tanahnya
baik dan pemurah yang tanaman-tanamanya keluar dengan mudah dan tumbuh
dengaIl cepat, dengan demikian banyak hasilnya ada yang tandus sehingga
tanaman-tanamarmya tidak tumbuh.
6
Penjelasan di atas berkaitan erat dengan tnjuan pendidikan Agama Islam,
karena tujuan pendidikan Agama Islam tidak hanya mengejar kebahagiaan di
dunia semata atau memenuhi kebutuhan jasmani saja, akan tetapi kebahagiaan di
akhirat atau kebutuhan rohani pada akhirnya akan terbentuk manusia yang baik
dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran Islam.
Ada seorang peneliti yang penulis baca yaitu Nilai-nilai pendidikan
dalam surat AI-Isra ayat 23-29 dan aplikasinya dalam pendidikan yang ditulis
oleh Moehamad Salman tahun 2004. Sekilas memiliki kesamaan dengan
penelitian peneliti, yaitu" berkaitan dengan masalah Tauhid dan Akhlak. Pada
skripsi tersebut dijelaskan mengenai pendidikan akhlak berbakti kepada kedua
orang tna, pendidikan kepadulian sosial, pendidikan kasih sayang antar sesama,
pendidikan menepati janji, pendidikan hemat, pendidikan jruur dan pendidikan
tawadhu".3
Namun skripsi di atas memiliki perbedaan dengan penelitian peneliti,
perbedaannya terletak pada judul yaitu Pendidikan Akhlak dalam surat AI-Isra
ayat 23-24 dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada pembahasan Akhlak
khususnya ( Akhlak terhadap kedua orang tua) yang meliputi: Bersikap baik
kepada kedua orang tua meskipun kurang menyenangkan, berkata halus dan
mulia, berkata lemah lembut, berbuat baik kepada kedua orang tna yang sudah
meninggal.
Penulis berpendapat bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian atau
skripsi diatas karena penulis hanya akan memfokuskan pada masalah akhlak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul skripsi diatas, maka dapat diidentifikasi masalahannya
sebagai berikut:
7
1. Sebutkan bentuk-bentuk pendidikan akhlak yang terkandung dalam
surat AI-Isra ayat 23-24!
2. Bagaimana aplikasi bentuk-bentuk pendidikan akhak yang terkandung
dalam surat AI-Isra ayat 23-24?
3. Sebutkan bentuk-bentuk pendidikan keimanan yang terkandung dalam
surat AI-Isra ayat 23-24!
4. Bagaimana aplikasi bentuk-bentuk pendidikan keimanan yang
terkandung dalam surat AI-Isra ayat 23-24?
C. Batasan dan Perumusan Masalah
Mengingat waktu yang sangat terbatas, maka penulis membatasi pada
masalah akhlak dalam surat AI-Isra ayat 23-24, berdasarkankan pembatasan
masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu:
1. Sebutkan bentuk-bentuk pendidikan akhlak yang terkandung dalam
surat AI-Isra ayat 23-24!
2. Bagaiman aplikasi bentuk-bentuk pendidikan akhlak yang terkandung
dalam surat AI-Isra ayat 23-24?
D. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pendidikan akhiak yang terkandung
dalam surat AI-Isra Ayat 23-24
2. Untuk mengetahui Aplikasi pendidikan akhlak yang terkandung dalam
surat AI-Isra ayat 23-24
Adapun manfaat peuelitian ini adalah:
1. Sedikit banyaknya skripsi ini dapat memberikan konstribusi Hmu
pengetahuan dalam khazanah pendidikan agama Islam.
2. Untuk memberi sumbangsih pemikiran tentang konsep pendidikan
akhlak dalam al-qur'an serta menambah khazanah kepustakaan dalam
meneliti dan memahami aI-qur'an sebagai petunjuk umal.
3. HasH penelitian ini merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti
8
E. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan menggunakan metode
content analisis yaitu dengan mengkaji ayat-ayat alqur'an yang berkaitan dengan
tema.
F. Sumber Data
Kajian penulis ini menggunakan data informasi yang bersifat literature
kepustakaan. Baik sumber data primer yaitu penafsiran para ulama tentang Q.S.
AI-Isra ayat 23-24 itu ~e'\1diri maupun sumber data sekunder yaitu penapsiran para
ulama surat atau ayat lain:yang secara langsung atau tidak langsung menjelaskani
masalah pendidikan agama Islam
G. Sistematika Penulisang
Sementara penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penelitian,
tesis dan disertasi yang di susun oleh TIM UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2007.
Sistematika penulisan dalam skripsi ini di bagi dalam lima bab, yang ada
pada setiap bab dirinci kedalam beberapa sub bab. Dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab I Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Bagian ini menjelaskan tentang Pendidikan. akhlak, dengan sub
pokok bahasan : Pengertian akhlak, macam-macam akhlak,
tujuan pendidikan akhlak, mated pendidikan akhlak, dan metode
pendidikan akhlak.
Bab III Bagian ini menjelaskan tentang : Analisis kandungan Surat al
Isra ayat 23-24
Bab IV Bagian ini menjelaskan tentang : Bentuk-bentuk Pendidikan
Akhlak dalam surat al-Isra avat 23-24
BABII
PENDIDIKAN AKHLAK
A. Pengertian Akhlak
Pengertian Akhlak dari segi bahasa berasal dad bahasa Arab yang
merupakan jarnak dari kata (0h) yang menurut bahasa berarti budi pekerti,
tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalqun ( 0h ) yang berarti kejadian, yang juga erat kaitannya dengan
khaliq ( JlL;,. ) yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun ( <3).;.....)
yang beraIii yang diciptakan".1
Baik kata akhlak atau khuluk kedua-duanya dijurnpai pemakaiannya
dalarn al-Qur'an maupun Hadits, sebagaimana terlihat berikut ini.
"Dan sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti
yang Agung (Al-Qolam: 68: 4)
10
"(Agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang
dahulu.(As-Syura 26: 137)
"Orang muhnin yang paling sempurnkeimananya adalah yang sempurna
budi pekertinya. " (H.R. Turmudzi)
(..l.A~i ,1).;) 0)L~~i U:s::.: ~0 :- :,; t.:.fj- - -
"Bahwasannya aku diutus (Allah) untuk menyempurnkan keluhuran budi
pekerti"(H.R. Ahmad)
Bertitik talak dari pengrtian bahasa di atas, akblak atau kelakuan manusia
sangat beragam dan bahwa firrnan Al1ah berikut ini dapat menjadi salah satu
argument atau pendapat keanckaragaman tersebut.
"Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda." (Q.S. Al-lail:
92:4).
Ayat pertama tersebut di atas menggunakan khuluq dengan arti budi
pekerti, ayat kedua menggunakan kata akhlaq untuk arti adat kebiasaan.
Selanjutnya hadits yang pertama menggunakan kata khuluq untuk alii budi
pekerti, dan hadits yang kedua menggunakan akhlak untuk arti budi pekerti.
Dengan demikian kata akhlak dan khuluq seeara kebahasaan berarti budi pekelii,
adat kebiasaan, perangai, muruah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabit
atau tradisi. 2
11
Akhlak dari segi bahasa ini membantu kita dalam menjelaskan pengertian
akhlak dari segi istilah. Namun demikian, pengertian akhlak dari segi bahasa ini
sering digunakan untnk mengartikan akhlak secara umum. Akibtnya segala
sesuatu perbuatan yang sudah dibiasakan dalam masyarakat, atau nilai-nilai
budaya yang berkembang dalam masyarakat disebut akhlak.
Demikian pula aturan baik buruk yang berasal dari pemikiran manusia,
seperti: etika, moral, dan adat kebiasaan juga dinamakan akhlak. Persepsi ini
tidal( sepenuhnya tepat sebab antara akhlak, moral, etika dan adat kebiasan
terdapat perbedaan. Akhlak bersumber dari agama, sedangkan etika, moral, adat
kebiasan dari pemikiran manusia.
B. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak Individu (Diri Pribadi)
Yang dimaksud dengan akhlak individu atau akhlak terhadap diri pribadi
adalah "Menghargai, menghormati, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik
baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang
hams dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya".3
2. Akhlak terhadap Allah Swt
Perilaku seOl'ang muslim kepada Allah adalah sebagai pancaran jiwa
ummat yang taat dan patuh, taqwa dan pasrah karena ke:mdaran yang utuh,
bahwa segala yang dimilik, mulai dari kehidupan pribadinya dan apa yang
diperolehnya adalah semata-mata pemberian dari Allah. Ummat Islam yakin
dan percaya, tidak ada sutupun dari perbuataunya yang tidak diketahui dan
dicatat oleh Allah. Bahwa dalam diri anak didik ada kemampuan atau potensi
untuk memperkembangkan dirinya sendiri. Oleh karena itu setiap umat manusia
akan selalu bersikap dan berakhlak sebagai berikut:
12
a. Mengabdi hanya kepada Allahb. Tunduk dan patuh hanya kepada Allahc. Berserah diri kepada ketentuan Allahd. Bersyukur kepada Allahe. 1khlas menerima keputusan Allahf. Penuh harapan kepada Allahg. Takut dengan rasa tunduk dan patuhh. Berdo'a memohon pertolongan AllahI. Cinta dan penuh harap kepada AllahJ. Takut kehilangan rahmat Allah yang diharapkan.4
Akhlak yang dituntut dan dipelihara yaitu akhlak yarlg merupakan sendi
agama disisi Tuhan, bukanlah sekedar mengetahui bahwa kebenaran itu adalah
mulia kedustaan adalah hina, dan bukan pula sekedar mengetahui bahwa ikhlas
itu sesuatu yang agung sedangkan tipu daya suatu kehancuran. Akan tetapi
akhlak yang dituntut yaitu "reaksi jiwa apa-apa yang mempengaruhinya untuk
me1akukan apa yang patut di1akukan dan meninggalkan apa yang tidak patut
dilakukan".5
Bertaqwa dan mengabdi hanya kepada Allah, tidak akan
mempersekutukannya dengan apapun dalam bentuk apapun, dalam keadaan
situasi dan kondisi yang bagaimanapun serta memperbanyak beribadah
kepadanya, tunduk dan patuh pada ketentuan-ketentuan dan hukum Allah
merupakan sesuatu keharusan bagi setiap mu'min, karena ketentuan Allah
bersifat abadi tidak berubah sepanjang masa dan tidak akan dapat dirubah oleh
sipapun, berbeda dengan ketetapan undang-undang yang dibuat oleh manusia
yang setiap saat dapat berubah.
3. Akhlak terhadap raslllllIlah Saw
Bagi orang yang beragama Islam Imml Allah adalah modal utmna,
"lman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, tetapi
13
hams dibuktikan dengan amal perbuatan. Amal perbuatan yang dijelaskan
didalam AI-Qur'an dan AI-Hadits, tentang bagaiman bersikap kepada
Rasullulah Saw, itulah yang dinamakan akhlak terhadap Rasullulah Saw".6
Diantara perilaku atau akhlak yang harus dilakukan oleh setiap muslim
dan muslimah terhadap Rasulullah Saw adalah:"Ikhlas beriman kepada Nabi,
mengucapkan salawat dan salam, taat kepada Rasul, cinta kepada rasul, percaya
atas semua cerita yang disampaikan rasul, tidak boleh mengabaikan rasuI,
menghidupkan sunnah rasulullah, menghormati pewaris nabi Muhammad,
laksanakan hukum Allah dan Rasulnya, jangan bersumpah tetapi amalkan
ajarmmya,,7
a. Ikhlas beriman kepada Nabi Muhammad Saw
Menyatakan pengakuan dan bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah
Rasul Allah. Kesaksian dan pengakuan ini tidak boleh hanya sebagai
kesaksian palsu meIainkan kesaksian dan perantaraan beriman itu harus
timbul dari sikap ikhIas dan rela tanpa paksaan, karena sebagai
kepentingan pribadi masing-masing ummat Islanl yang memerlukan
petunjuk untuk kebaikan dan kesejahtraan hidup dunia dan akhrat.
b. Mengucapkan shalawat dan salam
Tidak berakhlak seseorang diantm'a ummat Islam yang tidak mau
mengucapkan shalawat dan salam atas Rasulullah, sedangkan dirinya
telah diberi Allah rahmat agama yang tidak temilai harganya melalui
Rasullulah.
c. Ta'at kepada Rasulullah Saw
Sesungguhnya Allah Swt telah memberikan perintah wajib bagi ummat
Islam agar ta'at kepada Rasulullah Saw.
6 Moh. Ardani, Akhlak Tasawlif nilai-nilai akhlak a/au budi peker/i dalam ibadah dan
14
Hal ini ditegaskan dalam Finnan Allah surat Al-Hasyr ayat 7 sebagai
berikut:
"'~i\ lG ..:t!' J J ~II' jij "~IT l'Af: ~Jj:'" 'j:;. ~T 'UftLJ:r- ,,'J ,ryJ"L, (S.r-' Y"'" 01 ,,3".J (f' •
). _ "" t '.... .... ., ... r........ )..... -'.... ......... .... ~.... .... .... ".... .... ......,.,
~ :l#')J10y' :lj'J~ 0§:? ')J 'S'~I sr.1jq.~lj ~IjJ".
....: .... ;. ...-:..... J~ 1::.. J ........ }. J ) J J ... J J .... ).}. .... _ (.
:&IO) :&11~lj I~[j.u.c rs4 L:j oJl>,j Jr'l ~I~ L:j
"Apa saja harta rampasan ({ai-i) yang diberikan Allah kepadaRasulNya (dari hana benda) yang berasal dari penduduk kota-kotamaka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supayaharta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antarakamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. danapa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalahkepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya".(Q.S.AlHasyr/59: 7)
d. Cinta kepada Rasulullah Saw
Cinta kepada Rasulullah Saw merupakan hal yang wajar. Bahkan tidak
wajar dan tidak pantas atu tidak berakhlak seseoraug yang telah
mendapatkan ilmu dan petunjuk yang paling berharga, serta
menyelamatkan dirinya dari kesengsaraan dunia dan akhirat, apabila tidak
mencintai pemberi petunjuk dan penyelamat tersebut yaitu Rasulullah
Saw
e. Percaya atas semua berita yang disampaikan Rasulullah Saw
Segala berita yang disampaikan Rasululah Saw harus diterima, baik
mengenai masalah yang ghaib bagi kehidupan dlmia seperti tentang
akhirat, malakikat dan lain-lain, maupun tentang masalah agama.
Menerima kebenaran secara utuh dari semua yang disampaikan.
f. Tidak boleh mengabaikan Rasulullah Saw
15
g. Menghidupkan Sunnah Rasulullah Saw
Maksudnya yaitu menghidupkan Sunah Rasulullah Saw dan menjalankan
syaria'at selia menyebarluaskan da'wahnya. Hal tersebut merupakan
tanda penghormatan, dan mencintai serat tanda manusia yang berakhlak
terhadap beliau.
h. Menghormati pewaris Nabi Muhammad Saw
Pewaris Nabi Muhammad Saw ialah para ulama dan Zu'Ama. Ummat
Islam harus mencintai orang yang dicintai Rasul dan membenci orang
yang dibenci Rasul, artinya cinta kepada orang yang shaleh dan benci
kepada orang yang melakukan ma'syiat kepada Rasulullah, atau yang
tidak ta'at kepada Sumlah yang di ajarkan Rasulullah Saw.
1. Laksanakan hukum Allah dan Rasulnya
Maksudnya yaitu jangan menentukan suatu hnkum diluar ketentuan
hukum Allah dan Rasulnya.
J. Jangan bersumpah, tetapi amalkan ajaran Rasulullah Saw
Jangan bersumpah akan melaksanakan perintah-perintah Rasulullah,
tertapi berusahalah selalu untuk mengamalkan ajaran tersebut dengan
tidak perlu bersumpah.
4. Akhlak dalam berpakaian
Akhlak dalam berpakian merupakan tata cara seseorang dalam
mengenakan pakaian yang sesuai dengan ajaran agama. Pakaian merupakan
nikmat Allah yang khusus diberikan kepada manusia untuk melindungi dirinya
dari factor-faktor alam seperti panas, dingin, matahari, hujan, juga menutup
auratnya serta menjaga kehormatannya dan untuk memperhias diri.
Islam telah memberi petunjuk bagi umat Islam dalam mengenakan
pakaian yang sesuai dengan ajaran agama diantaranya:
16
b. Pakaian yang dikenakan hendaklab bersih, rapih dan longgar (tidakketat)
c. Memakai wangi-wangian secukupnya tidak berlebihand. Tidak boleh saling menyempai, antara laki-laki dan perempuan dalam
hal berpakaiane. Bagi anak laki-Iaki tidak boleh mengenakan emas dan suteraf. Tidak boleh sombong dan angkuh dalam berpakaiang. Disunnatkan berdoa ketika memakai baju.8
5. Akhlak Berbicara
Yang di sebut akhlak berbicara adalah "berkata yang benar bukan berkata
yang dusta dan ucapan yang sia-sia (tidak ada manfatnya) serta membicarakan
orang lain. Seorang muslim hendaknya mengontrol setiap perkataan yang keluar
dari mulutnya".9
Dibawab ini dijelaskan bagaimana seorang muslim berkata dengan baik
agar tetap teljaga pergaulan yang baik.
(a) Hendaklab topik pembicaraan berkisar pada hal-hal yang baik danbermanfaat
(b) Menghindarkan diri dari pembicaraan yang jelek dan tidakbermanfaat
(c) Tidak berbohong dalam perkataannya, tidak membicarakan aib(kekurangan) orang lain atau menyebarkan isu-isu yang tidak baiktentang diri seorang
(d) Tidak mencela dan mengejek orang lain(e) Menghindari perselisihan dan perdebatan(f) Tidak menyebarkan berita bohong(g) Tidak menyebarkan gosip tentang orang lain(h) Tidak bersifat sombong dan angkuh dalam berbicara(i) T idak mengeraskan suara dalam percakapanG) Menempetkan pembicaraan sesuai dengan situasi dan kondisi(k) Berbicara dengan tenang agar mudab dimengerti orang(I) Tidak membanggakan diri dan menonjolkan hpandaian dihadapan
lawan bicara(m) Tidak terlalu banyak bicara, sehingga membuat bosan pendengar. 1
0
8 Mahdy Saeed Reziq Krezem, Adab Islam dalam kehidupan sehari-hari, ( Jakarta:
17
6. Akhlak dalam berprilaku
Sikap dan perilaku manusia yang menjadikan akhlak sangat erat sekali
dengan kebiasaan, oleh karena setiap muslim harus menjaga akhlak dirinya untnk
melaksanakan perintah Allah dan bimbingan Nabi Muhammad Saw, maka setiap
ummat harus berakhlak dan bersikap sebagai berikut:
a. Hindarkan perbuatau yang tidak baik, seperti berbicara yang kurangbaik terhadap semua orang terutama terhadap kedua orang tua danGuru, berprilaku yang kurang sopan dan lain sebagainya.
b. Pelihara kesucian jiwa dari hal-hal yang kurang baik bahkan dilarangagama dengan cara:
1) Taubat. Yaitu menyadari apabila seseorang telah melakukansuatu kesalahan dan merasa menyesal atas perbuatannyayang salah
2) Muqorobah. Yaitu usaha pendekatan Allah Swt, dengan carasenatiasa mengingatnya dalam tiap detik kehidupamlya
3) Muhasabah. Yaitu selalu mengadakan perenungan mengenaijalan hidupnya sesuai dengan petunjuk agama
4) Mujahadah. Yaitu bekerja keras dengan sunguh-sungguhadalah suatu sikap yang harus mengiringi tingkah lakuperbuatan seorang muslim
5) Ta'at beribadah. Yaitu kesempatan s<'orang muslim yangmemacu dirinya untuk berbuat sesuatu dengan petunjuk danbimbingan Allah dan Rasulnya. 11
6) Pemaaf dan memohon maaf. Menjadi ummat yang pemaafadalah mudah, tetapi untuk minta maaf apabila seseorangmelakukan kekhilafan terhadap orang lain sungguh sangatsukar. Untuk itu sebagai seorang muslim memiliki sifat iniadalah merupakan ummat yang berjiwa besar dan ikhlas
7) Sikap sederhana dan jujur. Sederhana dan rendah hati sertajujur dalam menepati janji dan dapat dipercayai merupakansifat yang harus dimiliki dari seorang muslim agar terhindardari sifat sombong
8) Hindarkan perbuatan tercela. Setiap muslim harnsmenghindarkan diri dari perbuatan yang tercela seperti:menghindari perbuatan bumk sangka, pemabuk, judi,perbuatan zina, sombong dan lain sebagainya. 12
18
7. Akhlak terhadap kedna orang tna
Seorang anak memiliki kewajiban yang sangat bl~sar terhadap kedua
orang tuanya, sehingga Allah Swt mengaitkan ibadah kepada Allah Swt dengan
berbuat baik kepada kedna orang tua. Seperti yang di sabdakall Rasulullah Saw:
" diantara dosa besar adalah berbuat durhaka kepada kedua orang tua, dan ini
merupakan dosa besar setelah berbuat menyekutukan Allah 8wt". 13
Islam telah memberi penjelasan mengenai akhlak terhadap orang tua
yang merupakan bentuk dari kewajiban seorang anak diantaranya:
a. Mencintai dan menyayagi kedua orang tuanya sebelum mencintaiistri, anak dan kerabatnya
b. Mendengar nasihat dan mematuhi perintah kedua orang tuac. Menghormati mereka dan memnliakannya dengan berbicara yang
sopan dan lemah lembut kepada kedua orang tuan dan memberikannafkah
d. Menganli kedua orang tna dengan penuh kasih sayang dan sopansantun
e. Yang tenuasnk dosa besar adalah menghina kedua orang tuanya,mencela bahkan memukulnya.
f. Tidak membentah dan menentangnya dengan pandangan sinisg. Tidak membentah perintahuya, kecuali bila perintahnya itu
bertentangan dengan agama Islamh. Memberikan nafkah dan memenuhi segala kebutuhan mereka berdua.
Tidak berbicara kasar atau kotor bahkan tidak boleh berkata kepadakeduaanya walaupun sekedar ah atau CiSl4
I. Memberi salam kepada keduanya ketika masuk dan ketika keluarrumah
J. Menggembirakan hati keduanya dengan memperbanyak berbuat baikterhadap keduanya
k. Memelihara harta keduanya dan tidak mengambil sedikitpun kecualiatas izin keduanya
I. Menjaga keharuman nama keduanya dan mewaspadai melakukan halhal yang menyebabkan keduannya memaki-maki. 15
Demikian orang tua adalah orang yang paling beJjasa dalam hidup
seorang anak karena mereka yang membesarkan dan mendidik kita dengan
penuh kasih sayang, maka tidak seharusnya seorang 811ak melawan dan
11 • • • • _
19
menyakiti hati keduanya, tetapi sudah menjadi suatu hal yang wajib jika seorang
anak berakhlak mulia dihadapan keduanya, dengal1 cara penghormatan dan
menyayangi keduanya serta mematuhi segala perintahnya.
8. Akhlak terhadap Guru
Akhlak terhadap guru merupakan celminan seorang murid yang patuh dan
ta'at terhadap perintah dan menjalankan segala aturan yarlg terdapat di dalarn
lingkungan sekolah yang harus di perhatikan siswa-siswi terhadap gurunya
adalah" Sikap murid sebagai pribadi dalam menuntut ilmu murid harus bersih
hatinya dari kotoran dan dosa agar dapat dengan mudah dan benar dalam
menangkap pelajaran, menghafal dan mengarnalkannya".16
9. Akhlak terhadap ternan (antar sesarna)
Adapun akhlak yang harus diterapkan dalarn pergaulan antar sesama
(teman) adalah sebagai berikut:
a) Setiap orang hendaknya mencari dan memilih teman yang baikb) Melakukan kunjungan kerumah temanc) Merasa kehilangn ketika temannya sedang tidak adad) Hendaknya sem·ang teman menutupi aib temannyae) Tidak boleh berbicara kotor1) Tidak boleh saling meremehkang) Tidak boleh mementingkan kepentingan pribadih) Hendaklah dalarn memandang orang lain dengan pandangan kasih
sayangi) Jangan berbuat sesuatu karena mengharapkan sesuatuj) Jangan bersikap sombong dalarn bergaul dengarl orang lain. 17
c. Tujuan Pendidikan Akhlak
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai. Malm tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar
20
manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa di jalan ylmg lurus, jalan yang
telah digariskan oleh Allah Swt. 18
Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam
ini. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatnnya mencerminkan nilai
nilai yang terkandung dalam AI-Qur'an. Dengan demikian bahwa pendidikan
akhlak adalah merupakan azas bagi tiap pendidikan manusia dan apabila manusia
tanpa akhlak, maka tidak akan ada kemanusiaan dan manusia.
D. Materi Pedidikan Akhlak
Sumber pendidikan Akiak dapat diperoleh dari pendidikan agama yang
diberikan di sekolah-sekolah melalui pelajaran AI-Qur'an, tuhid, fiqih, hadits,
tafsir, kebudayaan Islam dan lain-lain. Seluruh materi tersebut disusun untuk
menyempurnakan kondisi psikologis, sosial, spiritual, perilaku dan penalaran,
anak didik dengan tujuan kesempumaan wujud penghambaan diri kepada Allah.
Ballyak hikmah yang kita rasakan dariaplikasi pendidikan agama itu,
diantaranya adalah sebagi berikut:
a. Pelajarall AI-Qur'an
Tujuan pendidikal1 al-Qur'an langsung dari AI-Qur'all , dialltaranya
adalah penyempumaal1 bacaan al-qur'an yang dilalljutkal1 del1gan
pemahaman dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tujuan
tersebut terwujud, pelajaran AI-Qur'an mel1jadi saral1a dari pel1didikan
Islam
b. Pelajarl1 Hadist
Pelajaran haditst ditunjukan agar anak didik meneladani Nabi
Muhammad Saw dan mellyempurnakan pel1ghambaan kepada Allah
melalui pel11ahaman atas kebiasaan beliau dalal11 beribadah, l11uamalah,
21
atau dalam berbagai pemacahan masalah dalam hidup. Dengan
demikian, penghambaan kepada Allah SWT tidak akan sempurna tanpa
keteguhan berpegang pada petunjuk Rasulullah Saw
c. Pelajaran Tauhid
Tujuan pendidikan keimanan melalui pelajaran tauhid adalah
menambah keimanan umat Islam dengan ketaatan kepada Allah,
pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an dan perenungan atas ayat-ayat Allah
yang tersebar di alam semesta ini.Landasan utama yang harus
diperkenalkan lebih dahulu adalah pemahaman dan pengakuan atas
rukun iman. Dengan begitu, seluruh perilaku umat Islam akan
bersumber pada konsep-konsep keimanan yang dia pahami
d. Pelajaran Fiqih
Dalam pelajaran Fiqih anak didik dikenalkan pada konsepsi perilaku
Islami, baik secara individual maupun secara social. Kaidah fiqih
bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits dan didalamnya terangkum
berbagai cara beribadah, berprilaku, dan bermasyrakat sesuai dengan
cara yang di ridhoi Allah. Pelajaran Fiqih haruskaitkan dengan sikap
penghambaan kepada Allah dan menjadikan Rasulullah sebagai teladan
hidup
e. Pelajran kebudayaan Islam
Pelajaran kebudayan Islam lebih di titik beratkan pada pengmuh budaya
Barat terhadap budaya Islam, lewat pelajaran budaya Islam kita
tananlkan dalam benak anak-mlak bahwa sebagian besar konsep budaya
bm'at bertujuan mengacaukml aqidah umat Islam serta menyelewengkan
pemahaman dml pengalaman siswa tentang konsep ke-Tuhanan. 19
Demikianlah beberapa materi pendidikan Akhlak bisa kita terapkan kepada para
penciidik untuk menambah wawasan ilmu.
22
E. Metode Pendidikan Akhlak
Setidaknya ada 6 metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan yaitu:
metode keteladanan, metode latihan pembiasan, metode ibrah, metode Mauidzah,
metode kedisiplinan, metode pujian dan hukuman.
1. Metode keteladanan (UswalUn al-hasanah)
Secara psikologis, manusia sangat memerlukan keteladanan untuk
mengembangkan sifat-sifat dan potensinya. Pendidikan lewat
keteladanan adalah pendidikan dengan cara membed contoh-contoh
konkrit pada para anak didik. Dalam pendidikan, pembedan contoh
contoh ini sangat ditekankan. Bapak atau ibu guru harus senntiasa
memberikan uswah yang baik bagi para siswa, dalam ibdah, kehidupan
sehari-hari maupun yang lainnya, karena nilai m(~reka ditentukan dad
aktualiasinya terhadap apa yang disampikan. Semakin konsekewensi
seorang pendidik menjaga tingkah lakunya, semakin didengar ajaran
ajaran serta diikuti segala nasihatnya.
2. Metode latihan dan pembiasaan
Mendidik dengan latihan dan pembisaan adalah m.endidik dengan cara
membedkan latihan-latihan terhadap suatu norma, kemudian
membiasakan siswa melaluknnya. Latihan dan pembiasaan ini, pada
akhimya akan menjadi akhlak yang terpatd dalam did dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan. Al-Ghazali menyatakan: Sesungguhnya
akhlalc menj adi kuat dengan seidngnya dilakukan perbuatan yang sesuai
dengannya, disertai ketaatan dan keyakinan bahwa apa yang
dilakukannya adalah baik dan diridhoi.
3. Mendidik melalui Ibrah (Mengambil Pelajaran)
Secara sederhana, Ibrah berarti merenungkan dan memikirkan. Dalam
arti umum biasanya diartikan dengan mengambil pelajaran dad setiap
peristiwa. Abd Rahman al-Nahlawi, seorang tokoh pendidikan asal
23
disaksikan, diperhatikan, diinduksikan, ditimbang-timbang, diukur dan
diputuskan secara nalar, sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi
hati untuk tunduk kepadanya, lalu mendorongnya kepada perilaku yang
berpikir sosial yang sesuai.20
Tujuan Paedagogis dari al-Ibrah adalah mengantarkan manusia
kepada kepuasan pikir tentang perkara agarna yang bisa menggerakan,
mendidik atau menambah perasaan keagamaan, pelaksanaan metode ini
di sekolah, biasanya disertai metode nasihat.
4. Mendidik melalui Mau'idzah (nasihat)
Mauidzah bermti nasihat, Rasyid mengatakan mauidzah sebagai
berikut" Mauidzah adalah nasihat peringatan atas kebaikan dan
kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat menyentuh hati dan
membangkitkannya untuk mengarnalkan,,21
Metode mauidzah harns mengandung tiga unsur, yaitu uraiantentang kebaikan dan kebenaran yang hams dilakukan olehseorang, dalarn hal ini siswa misalnya tentang sopan santun.Memotivasi melakukan kebaikan. Peringat~m tentang dosa ataubahaya baik muncul dari adanya larangan baik darinya sendirimaupun bagi orang lain22
5. Mendidik melalui kedisiplinan
Dalarn ilmu pendidikan kedisiplinan dikenal sebagai cara menjaga
kelangsungan kegiatan pendidikan. Metode ini identik dengan
pemberian atau aksi. Tnjuannya untuk menumbuhkan kesadaran anak
didik bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak
mengulanginya lagi.
6. Mendidik melalui Al-Basyarah wal Inzar
Metode ini terdiri atas dua metode sekligus yang berkaitan satu sarna
lain, Al-Basyarah adalah janji-janji disertai bujukan agar seorang
senang melakukan kebajikan menjauhi kejahatan. Inzar adalah ancaman
untuk menimbulkan rasa talmt berbuat tidak benar. Tekanan metode Al-
24
Basyarah terletak pada harapan dalam melakukan kebajikan, sementara
tekanan metode Inzar terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa.
Keistimewaan metode Al-Basyarah wal Inzar antara lain:
1. Dapat menumbuhkan sifat amanah terhadap ajaran agama dan segalaperbutan akan dilakukan dengan hati-hati disesuikan dengan aturanagam karena seorang meyakini akanjanji dan anc:aman Tuhan
2. Memotivasi berbuat baik dan menghindari yang jahat akan selalumuncul setiap waktu dan tempat, tanpa harus diawsi guru atau dibujukdengan hadiah dan ancaman
3. Membangkitkan dan mendidik perasaan rabbaniyah yakni perasaantakut melanggar aturannya.23
BABllI
ANALISIS KANDUNGAN SURAT AL-ISRA AYAT 23-24
A. Teks Ayat dan Terjemah surat AI-Isra Ayat 23-24
/ L-iT .tJ.:l:..Y ~;,k ~I ~I~, '':1 :JJ"iL' ~GI '11 i-:L;5 1L.w, , ~ :,~ , .-, ,q. ,3";) _, ,) . .J~)
..... ... ~... ~ J J ... '" '" ~ _ -:: ./....",... J..- ! _ J t~ L- :I',~ I' ~l I.' W'<- :I- JI Wi'" ')U W~'I W~I"-r- .T '"'<>-i$"' v-') 'Jf-') ~ <.r-' - )
• J J( .' .~- W" 1~ ~'~'T -:../ I.- :"';';'~IT: J'::UT - l~ 1- ~I ' .. , T~ L.;1 _.J ~:J; ') v-') _ J <.X _ C· '"'<>-i$"'~ )
- .~H_n': IV!>:'!'r·· i11~
"Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembahselain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengansebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanyasampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlahkamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamumembentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang muZia.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangandan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimanamereka berdua Telah mendidikAku waktu kecil". (Q.SI17:23-24)
B. Tafsir Mufrodat
Berarti menetapkan. Pada ayat ini maksudnya Allah
merupakan perintahmenegaskan ketetapan yang
untuk mengesakan-Nya dalam beribadah,
liL.....1
26
mengikhlaskan diri dan tidak mernpersekutukanya. 1
Tuhan Kamu ditunjukan kepada Nabi Muhammad
Saw yang telah sampai pada derajat yang tinggi
dalam pendidikan dan adab. Muhammad sosok
bahagia karena Allah yang telah memeliharanya dan
mengajarkan kepadanya adab yang baik. Didalam
hadits yang mulia disebutkan: "Tuhanku telah
mengajarkan adab kepadamu, maka Dia juga telah
mengajarkan adab dan kebaikan kepadaku.,,2
"Supaya kamu jangan menyembah selain dia.
lbadah (penyembahan) yang dimaksud disini adalah
ketaatan terhadap yang memerintahkan sesuatu,
baik itu yang bersifat perintah maupun larangan..3
Jika dia tidak meninggalkan pesan untuk kamu
kerjakan atau kamu tinggalkan, maka ketahuilah
bahwa Dia telah memberikan pilihan kepadamu dan
mengiginkan kamu melakukannya atau tidak
melakukannya.
Berbuat baik disini seakan-akan Allah berkata :"
berbuat baiklah kepada keduanya dengan sebaik
baiknya.,,4
M Quraish Shihab memakai kata ihsan dengan dua
makna, yang pertama artinya. "memberi nikmat
kepada pihak lain dan perbutan baik. Namun ihsan
1 M. Quraish Shihab, Tajsir AI-Misbah, pesan, kesan dan keserasian AI-Qur 'an, (Jakarta:Lentera Hali, 2002), eet. Ke-l, vol. 7, h. 443
2 Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Taftir Sya'rawi, Remmgan Seputar Kilab SuciAI-Qur'an, (Jakarta: Duta Azhar, 2008),eet.l.jilid. 8, h, 95
3 Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Tajsir Sya 'rmvi, Renungan Seputar Kilab SuciAi-Qur'an, ....h.96
4 Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Tajsir Sya 'rmvi, Renungan Seputar Kilab SuciAI-Qur'an.....h.98
wi
J ~\ lhC .
27
lebih tinggi angkatanya dari adil, sebab ihsan
memperlakukan lebih baik dari perlakuan yang
diterima, sedang adil memperlakukan sesuai dengan
perlakuan yang diterima".5
Berdasarkan pengertian diatas ihsan dalam konteks
ayat ini adalah berbuat kebaikan terhadap kedua
orang tua dengan lebih baik dan lebih indah dari
perlakuan yang diberikan orang tua.
Ah adalah ism fi'il mudhari' yang berarti "saya
berkeluh kesah. Kata ini menunjukan adanya reaksi
alami. Akan tetapi Allah memperingatkan kamu
akan hal itu dan memerintahkan kamu agar dapat
mengontrol perasaanmu sehingga tidak
mengucapkan kata ini".6
Kata karima, terdapat beberapa pendapat para ulama
yang mengartikannya diantaranya, Ahmad Mustofa
Al-Marogi mengmtikan kata ini, "sikap baik tanpa
kekerasan. Maka (qaulan kariman) berarti perkataan
yang tanpa kekerasan".7
Dan Muhammad Ali al-Shabuni mengatakan bahwa
(qaulan kariman) adalah "perkataan yang baik,
lembut yang diucapkan dengan penuh kesopanan
dan rasa ta'zim (hOlmat)".8
Sayap yang rendah hati adalah ibm'at burung yang
diketahui mengangkat sayapnya dan mengepak
ngepakannya ketika akan terbang serta
mengatupkannya jika ia ingin memeluk anak-
5 M. Quraish Shihab, Tafsir AI·Misbah, pesan, kesan dan keserasian AI·Qur ·an, ....h. 4436 Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Taf.ir Sya'rmvl, Renungan Sepular Kitab Suci
AI·Qur'an, ....h.IOI7 Ahmad Mustafa al-Maragi,Di/eljemahkan dari Tafsir al.Maragi, ....h.53'M. Ali al-Shabuni, Shofwah at-Tafsir, (Mekkah: Dar al·Shabuni, tth),jilid.2, h. 157
28
ananknya dan memberi mereka makan. Terkadang
dzill berarti "pemaksaan dan pemenangan, dan
terkadang kasih sayang dan kecintaan".9
Dengan demikian perintah bersikap rendah hati
tersebut merupakan bentuk lain wujud kasih sayang
sang anak terhadap orang tua. Sikap ini setidaknya
dapat diterapkan dengan berusaha mematuhi apa
yang di perintahkan dan berusah menghindar dari
yang mereka larang, selama tidak bertentangan
dengan ketetapan-ketetapan Allah.
"Telah mendidik saya memasukan seluruh orang
yang memelihara kita, meskipun dia bukan kedua
orang tua. Terkadang anak dibesarkan oleh orang
selain orang tuanya dikarenakan suatu kondisi.
Maka hukum ini berlaku seiring dengan ilIat baik
yang berkaitan dengan keberadaan atau
ketiadaannya".10
Sehingga menurut penulis, adalah sangat wajar dan
terpuji jika kita mendoakan orang tua agar
memperoleh lebih banyak dari apa yang kita peroleh
dan membalas melebihi budli mereka, hal ini
mengingat jasa-jasa mereka sangat banyak yang
telah mendidik kita waktu kita lemah tak berdaya
hingga saat ini.
9 Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Taftir Sya 'raw;, Renungan Seputar Kitab SueiAI-Qur'an. ....h.J03
JO Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Tajslr Sya'rawl, Remmgan Seputar Kitab SueiAI-Qur 'an. ... .h. J05
29
C. Tafsir Ayat
Ayat ini menjelaskan dasar budi dan kehidupan Muslim pokok "pertama
budi terhadap Allah tentang bertauhid kepada Allah, disini pohon budi yang sejati,
yang beljasa kepada kita, yang menganugrahi kita hidup, memberi rezeki,
memberikan perlindungan dan akal, tidak ada yang lain, hanya kepada Allah dan
berbuat baiklah kepada kedua orang tua".11
Dan Tuhanmu memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Oia,
karena ibadah, "ini adalah puncak pengagungan yang tidak patut dilakukan
kecuali terhadap tuhan yang dari padanyalah keluar kenikmatan dan anugrah atas
hamba-hambanya, dan tidak ada yang dapat memberi nikmat kecuali Oia juga,
agar kamu berbuat baik dan kebajikan terhadap orang tua, supaya Allah tetap
menyertai kamu".12
Hal ini di tegaskan dalam Firman Allah dalam surat An-Nahl, 16:128)
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orangorang yang berbuat kebaikan ".(Q.S/An-Nahl/16:128)
Sikap kita terhadap kedua orang tua hams berbuat baik, ayat ini jelas sekali
bahwasanya berkhidmat kepada ibu bapak menghormati kedua orang tua yang
telah menjadi sebab bagi kita dapat hidup didunia ini ialah kewajiban yang kedua
sesudah beribadah kepada Allah.
Karena kedua orang tua itulah yang belas kasih kepada anaknya, dan telah
bersusah payah dalam memberikan kebaikan kepadanya, dan menghindari dari
11 Hamka, Tajsir AI-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982),juz. XV.h. 3812 A. Mustafa AI-Maragi, Difeljemahkan dari fajsir AI-Maragi, (Semarang:Toha Putra,
1993), cet.2. juz. xv. h. 59
30
bahaya. Oleh karena itu, wajiblah hal itu diberi imbalan dengan berbuat baik dan
syukur padanya.
Bagaimana dikatakan penyair Arab ketika menyebut-Ilyebut kenikmatan
orang tua atas anaknya namun telah memperlakukannya tidak :;enonoh, setelah ia
tua syairnya sebagai berikut:
Di waktu bayi kau aku suapiDi kala dewasa, kau aku biayaiKau minum sepuasmuHasil jerih payahkuBila malam sedikit bertamu padamuAku tidak bisa tidur karna sakitmuBerjagaResah dan gelisahSeakan akulah yang didera, bukan kauDengan sakit yang menderamu. bukan akuDan kedua matakuLelah dan lesuHatiku cemas akan kebinasaanmuSungguhpun aku tahuMatiAdalah ketentuan ilahiNamun tatkala engkau tuaDan mencapi usiaYang akau harapkan senantiasaSelam hidupku diduniaKau berikan aku balasanBen/pa kekasaran dan kekerasanSeakan kau telah pernahMemberi karunia dan anugrahKalau tak mampuMemelihara hakku sebagai ayahmuPerbuatlah sebagai tetanggaYang berlaku baik terhadap sesamanya. 13
Dengan demikian setelah dijelaskan syair diatas jika usia keduanya, atau
salah seorang diantara keduanya, ibu dan bapak sampai meningkat tua, sehingga
tidak kuasa lagi hidup sendiri, sudah sangat bergantung kepada belas kasihan
13 A. Mustafa AI-Maragi. Diteljemahkan dad tafsir AI-lvIaragi, ....h.61-62
31
puteranya, hendaklah sabar berlapang hati memelihara kedua orang tua.
Bertambah tua, kadang-kadang bertambah dia sepeJti anak-anak dia minta
dibujuk, dia minta belas kasihan anak. Mungkin ada bawaan orang yang telah tua
itu yang membosankan anak, maka janganlah terlanjur dari mulutmu satu kalimat
pun yang mengandung rasa bosan atau jengkel dalam memelihara orang tuamu.
Sesudah mendecaskan mulut, mengeluh mengerutkan kening, walupun
suara tidak kedengaran, dijelaskan lagi jangan keduanya dibentak, jangan
keduanya dihardik, dibelalaki mata. "Di sinilah berlaku perumpamaan qiyas
aulawy yang dipakai oleh ahli-ahli Ushul-Fiqh, yakni: Sedangkan mengeluh
UFFIN yang tak kedengaran saja, lagi tidak boleh, apalagi membentak-bentak,
menghardik-hardik".14
Maka ucapkanlah dengan ucapan yang baik kepada kedua orang tua dan
perkataan yang manis, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, sesuai
dengan kesopanan yang baik, dan sesuai dengan tuntutan kepribadian yang luhur.
Seperti ucapan: Wahai ayahanda, wahai ibundajanganlah kamu memanggil orang
tua dengan nama mereka, jangan pula kamu meninggikan suaramu dihadapan
orang tua, apalagi kamu melototkan matamu terhadap mereka kedua.
Ayat selanjutnya lebih mengharukan lagi: Dan hamparkanlah kepada
keduanya sayap merendahkan diri, Karena sayang." Walaupun engakau sebagai
anak, merasa dirimu telah jadi orang besar, jadikanlah dirimu keeil dihadapan
ayah bundamu. Apabila dengan tanda-tanda pangkat dan pakaian kebesaran
engkau datang mencium mereka, niseaya air mata keterharuan akan berlinang di
pipi mereka tidak dengan di sadari. Itu sebabnya maka didalam ayat ditekankan
Minar-rahmati Karen sayang, karena kasih mesra, yang datang dari lubuk hati
yang tulus dan ikhlas".15
14 Hamka, Tafsir AI-Azhar, hAO15 Hamka, Ta/sir AI-Azhar, h.41
32
Oleh sebab itu kita sebagi seorang anak ditekankan p(~rintah oleh Tuhan:
katakanlah kepada keduanya kata-kata yang mulia, yang membesarkan hatinya,
yang menimbulkan kegembiraan kembali kepada cahaya mata yang mulai kuyu
karena tekanan umur.
Lalu datanglah penutup ayat: Dan ucapkanlah: Ya Tuhan. Kasihinilah
keduanya sebagaiman keduanya memelihara aku dikala kecil. Nampaklah pada
ujung ayat ini, "tergambar bagaimana ibu bapak mengasuh mendidik anak di
waktu anak itu masih kecil, penuh kasih sayang. Kasih sayang yang tidak
mengharap balas jasa". 16
Firman Allah dalam surat AI-Ankabut ayat 8 sebagai berikut:
"Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibubapaknya...... ". (Q.S.lAI-Ankabut/29:8)
Perhatikanlah perempuanlah yang banyak melahirkan anak. Giginya
lekas rusak, sebab zat kapur dalam dirinya telah dibagikan untuk menyuburkan
badan anak. Sebab itu maka tersebut pulalah didalam sebuah hadits sebagai
berikut:
~.J ~ ..ll \~ ..lll J."...,.J ~l c}..J '"l;.. :J\.O 4Jc. ..ll\ ",..a.J ;;.):U.. <,P\ ue•d..\ :JUi Yu-a ~ :JUi •d..\ :JUiY~~ <Y'1..il\ ~\ L)A..ll1 J."...,)-;l :Jill
(~Jllo) cclYo! :JUi Yu-a ~ :JUi •,!la! :JUi Yu-a ~ :JUi
"Dari Abu Hurairah r.a. berkata dia: Datang seorang laki-laki kepadaRasulullah s.a.w. menanyakan: "Ya Rasul Allah! Siapakah manusia yanglebih wajib aka sahabati dengan baik? "Beliau menjmllab lagi: "lbumu!"Orang itu berkata lagi:" Sesudah itu siapa lagi? "Beliau s.a.W. menjmvablagi: lbumu!" Orang itu bertanya lagi: "Sesudah itu siapa lagi? "Beliau
16 Hamka, Tajsir AI-Azhar, .....h.44
33
s.a.w. menjawab: "Ibumu! Lalu dia bertanya lagi: " Sesudah itu siapa?"Bellau menjawab: "Ayahmu. "(Riwayat Bukhari Dan Muslim)
Disini jelaslah bahwa ayah bunda dihOlmati, namun kepada bunda berlipat
ganda tiga kali. Karena selain dari kepayahannya mengandung, menyusukan dan
mengasuh dia adalah ibu. Tegasnya dia adalah perempuan Perasaannya amat halus
dan lekas tersinggung. Inilah yang harus di tandaL
Demikianlah, kita dapati dari penjelasan di atas yang memerintahkan kita
jangan menyembah selain Dia (Allah) dan berlaku khidmat bakti kepada kedua
orang tua karena kedua orang tualah yang belas kasihan terhadap anaknya. Dan
banyak hadis yang menganjurkan agar anak berbakti kepada kedua orang tua
karena ridho Allah adalah ridho orang tua. murkanya adalah murka orang tua,
berbuat baik kepada orang tua akan menjangkan usia. Al-Qur'an menyeru kepada
manusia agar berbakti kepada kedua orang tua, oleh sebab itu sudah seharusnya
orang tua menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya.
BABIV
BENTUK-BENTUK PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-ISRA
AYAT23-24
A. Bentuk-bentuk Pendidikan Akhlak kepada Kedua Orang Tua
1. Bersikap baik meskipun kurang menyenangkan hatinya.
Ajaran Islam menyerukan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik kepada
orang tua yang marah kepada anak artinya anak dilarang menyinggung perasaan
orang tua, membalas atau mengimbangi ketidakbaikan orang tua. Allah tidak
meridhoinya sampai orang tua meridhoi.
Sabda Nabi sebagai berikut:
~ ,) y:,JI b...) ..i.lIJlI ,) Y:,JI ...;-P ) ~ ~ .iill Jj.:.:J J~ : J~) ~ J. .iill ~ ;}-~ " " ... ... , ... ...... " ...... ...
(..;.J.. )1 01))) ~IJlI
"Dari abdillah ibnu umar berkata: Rasulullah saw bersabda. Ridho Allahtergantung pada ridho orang tua dan murka Allah tergantung padaMurkanya orang tua" (H R. Tirmizi)
35
"Seorang ibu mengemban tanggung jawab besar terhadap suami dan
anaknya. Ibulah yang berperan menanamkan nilai-nilai akhlak dalam diri
putra putrinya". I
Kemudian kewajiban anak terhadap orang tuanya adalah berbakti atau
berbuat baik kepada keduanya. Kewajiban kepada orang tua menduduki tempat yang
paling utama dalam ajaran Islam.
Akan tetapi sebaliknya kalau si orang tua aniaya memang tidak melakukan
kewajiban kepada anaknya sebagaimana mestinya, adalah tanggung jawab orang tua
kepada Allah, bahwa dia tidak melaksanakan kewajibannya dalam mendidik anaknya
dengan sebaik-baiknya, sehingga si anak tidak baik akhlaknya.
Adapun bentuk-bentuk bakti atau perbuatan baik terhadap orang tua itu
antara lain:
a. Taat terhadap segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yangdilarang mereka sepanjang perintah dan laI'angan itu tidak bertentangandengan ajaran agama kita tidak boleh tidak mentaatinya, tetapi harus tetapbersikap baik terhadap keduanya.
b. Menghormatinya, merendahkan diri kepadanya. Berkata yang halus dan baik,tidak membentak dan tidak bersuara melebihi sual'anya, tidak beIjalandidepannya, tidak memanggil dengan nama, tetapi memanggil dengan ayah,ibu dan lain sebagainya
c. Memberi penghidupan, pakaian, mengobati sakitnya dan menyelamatkannyadari sesuatu yang dapat membahayakannya.2
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk menjadikan pribadi yang
menal'ik dan menyenangkan terhadap kedua orang tua adalah sebagai berikut:
menjadi pendengar yang baik, menyebut naIna orang dengan benar, menggunakan
I Alie Yafie, Ensiklopedi AI-Qur'an (akhlak): (Jakarta: Kharisma Ilmu) h.542 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 3, h. 179
36
gaya bicara yang positif, menjadikan orang tua atau orang lain merasa menjadi orang
penting. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Menjadi Pendengar yang Baik
Kadang-kadang mendengarkan itu susah ketika topik yang kita dengarkan
tidak kita sukai, tetapi pendengar yang baik adalah pribadi yang
dibutuhkan dan disukai oleh semua orang. Jika bicara itu perak maka
diam itu emas maka pendengar yang baik lebih mulia dari keduanya.
Berilah kesempatan kepada lawan bicara kita atau orang lain untuk
berbicara, ajukan pertanyaan atau hal yang membuat dia bergairah untuk
terns berbicara. Dengarkan dengan antusias dan jangan menilai atau
bahkan menasehatinya j ika tidak dia yang meminta.
b. Menyebutkan Nama Orang dengan Benar
Apa arti sebuah nama, tetapi nama mernpakan milik berharga yang
sifatnya sangat pribadi. Biasanya orang tidak menyukai namanya disebut
sembarangan atau salah. Jika kita ragu-ragu, cobalah menanyakan
bagaimana membacanya/melafalkannya dengan benar. Misal orang yang
dipanggil dengan Wilyem, penulisannya bisa William atau Wilhem.
Sedangkan ketika berbicara, usahakan selalu menyebutkan namanya
sesering mungkin, selain untuk mempermudah kita menginggat namanya,
juga lebih terkesan akrab. Menyebut Bapak Sumarlin lebih baik
kedengarannya daripada hanya sekedar Bapak dan khususnya orang tua
kita panggil ibu atau bapak.
c. Menggmlakan gaya bicara yang positif
Gaya bicara yang merendahkan diri sendiri atau negatif akan dengan
cepat menempatkan diri kita sebagai pribadi yang kurang percaya diri.
Gaya berbicara negatif seperti menggunakan kata-kata: tolol, tidak punya
otak, bodoh, brengsek, salah terns, dan sebagainya. Selain itu gaya
37
berbicara yang terkesan menantang atau melawan juga kurang baik
karena dapat menyebabkan orang tua atau lawan bicara kita enggan untuk
melanjutkan pembicaraannya.
d. Menjadikan orang tua atau orang lain merasa menjadi orang penting
Bersikaplah yang baik kepadanya dengan menunjukkan sikap dan ucapan
yang menganggap orang lain itu penting. Misal, jangan membiarkan
orang tua atau orang lain menunggu terlalu lama, jika ada SMS sebaiknya
langsung dijawab, tepatilah janji, katakan maaf jika kita berbuat salah,
dan sebagainya.
Semua orang ingin disebut menarik, menjadi pusat perhatian, terkenal dan
dikagumi banyak orang. Menjadi menarik dan menyenangkan merupakan obsesi
kebanyakan orang. Menarik dan menyenangkan mencakup aspek fisik (lahiriah) dan
non-fisik (meliputi: emosional, personalitas dan integritas pribadi). Banyak orang
yang cantik, tarnpan, pandai dan kaya narnun belum dapat dikategorikan sebagai
orang-orang yang menarik dan menyenangkan dikarenakan adanya sesuatu yang
kurang dalam diri mereka.
Orang yang menarik dan menyenangkan membuat orang suka padanya dan
selalu ingin dekat dan ingin melihatnya serta ingin berinteraksi dengarmya. Orang
yang memiliki daya tarik dan menyenangkan ibarat memiliki kekayaan yang tak
ternilai harganya.
Berbeda dengan kecantikan dan kepintaran yang pada hakekatnya
merupakan sesuatu yang diberikan oleh Tuhan (given), "menarik dan
menyenangkan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan distimulasikan dalanl
setiap aktifitas kehidupan kita sehari-hari (daily activity)". Dntuk itu ada beberapa
38
Kiat yang perIu diikuti dan dilakukan bila Kita ingin memiliki Kepribadian Yang
Menarik dan Menyenangkan.
2. Berkata Hains dan Mulia
Berkata halus dan mulia memang sepantasnya harus kita berikan kepada
kedua orang tua kita sebab merekalah yang mendidik kita daTi masa kecil hingga saat
ini dan jangan sampai kita menyakiti hatinya karena akan membuatnya sedih.
Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah dalam (Q. S. AI-Isra /17 :23) sebagai
berikut:
"dan ucapkanlah kepada mereka perkataan Yang mulia." (Q.S: AI
Isra/17:23)
Dari ayat di atas tersebut si anak berkewajiban berbuat baik kepada ibu dan
ayahnya, yaitu dengan mematuhinya dengan sebaik-baiknya dan berkata tidak
menyinggung perasaan kedua orang tua. Anak berkewajiban berkata mulia baik
bahasanya, isi perkataannya maupun cara mengungkapkannya, berkata kepada orang
tua dengan lemah lembut, sopan, supaya hati keduanya bahagia.
Dalam konteks akhlak anak terhadap orang tua Mustofa menyatakan bahwa
akhlak ada empat hal yang harus dilakukan anak kepada ibu bapaknya yaitu:
"kewajiban kepada ibu, berbuat baik kepada ibu dan ayah walaupun keduanya zaIim,
berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah, berkata lemah lembut kepada ibu dan
ayah"?
3 Ahmad Mustafa, Akhlak Tasawu/, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), eet. V, h. 164
39
Berikut penjelasannya dibawah ini:
a. Kewajiban kepada ibu.
Seseorang (anak) harus memuliakan ibunya karena memang jasa ibu
kepada anaknya tidak dapat dihitung-hitung dan tidak bisa ditimbang
dengan ukuran, dalam pribahasa kita kenai: kasih ibu sepanjang jalan,
kasih anak sepanjang ingatan. Ibu mengasihi anaknya tidak ada ujung
penghabisannya bagaimanapun keadaan anaknya, tetapi kasih anak
kepada orang tuanya bagaimanapun tidak seperti kasih orang tua terutama
ibu kepada anaknya.
b. Berbuat baik kepada ibu dan ayah walaupun keduanya zalim.
Seorang anak menurut ajaran Islam diwajibkan berbuat baik kepada ibu
dan ayahnya, dalam keadaan bagaimanapun. Artinya jangan sampai anak
menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun seandainya kedua orang
berbuat zalim kepada anaknya. Seandainya orang tua berbuat demikian
maka anak tidak boleh membalasnya karena Allah tidak ridha sehingga
orang tua ridha kepadanya.
c. Berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah.
Kewajiban anak kepada orang tuanya menurut ajaran Islam harus
berbicara sopan, lemah lembut dan mempergunakan kata-kata mulia.
Kata-kata mulia yang hams dipakai untuk ayah dan ibu, tentu saja menurut
adat yang berlaku, yang dengan kata-kata itu berarti memuliakan ibu dan
ayahnya. Perkataan yang mulia bukan hanya terletak pada bentuk kata itu
sendiri, melainkan juga tergantung kepada cara pengucapanya, yaitu
lemah lembut maka hati ayah dan ibu merasa bahagia.
d. Berkata lemah lembut kepada ibu dan ayah.
40
Sikap kasih sayang atau lemah lembut adalah perasaan halus dan belas
kasihan didalam hati yang membawa kepada b,erbuat amalan utama,
memberi maaf dan berbuat baik.
Pertama, anak harus patuh kepada kedua orang tua dalam segala hal yang
mereka perintahkan dan yang mereka larang, selama hal tersebut sesuai
dengan pertunjuk Allah SWT dan tidak beltentangan dengan syari'at.
Kedua, anak harus menghormati keduanya dan memuliakan mereka dalam
berbagai kesempatan, baik dalam ucapan maupun tindakannya.
Ketiga, anak hams melakukan tugas yang terbaik bagi mereka, dan
memberi orang tua semua kebaikan, seperti: memberi makan, pakaian,
perlindungan akan rasa aman, dan pengorbanan kepentingan diri sendiri.
Keempat, anak hams melalukan hal yang terbaik, yakni dengan menjaga
hubungan baik orang tua dengan sanak famili mereka. Anak hams pula
mendoakan, memohonkan ampunan, memenuhi janji-janji mereka dan
menghormati sahabat karibnya.
Allah telah mengharamkan kita nntuk berbuat jahat kepada kedua orang tua
kita tetapi sebaliknya kita hams berbuat baik kepada kedua orang tua kita akhlak
anak terhadap orang tuanya adalah sebagai berikut: tidak mengucapkan perkatan ah,
tidak boleh membentak, ucapkanlah kata-kata yang mengangkat kemuliaan,
merendahkan diri di hadapan orang tua.
Berikut penjelasannya di bawah ini:
a. Tidak mengucapkan perkataan Ah kepada keduanya. Seorang anak
hams mematuhi orang tuanya. Jika keduanya menymuh mengerjakan
sesuatu, si anak tidak boleh mengucapkan kata-kata "ah". Kata ini
merupakan lambang dari kejengkelan dan keengganan anak
melaksanakan perintah orang tuanya. Kepatuhan anak dituntut
selama orang tua itu tidak memerintahkan berbuat maksiat.
41
b. Tidak boleh membentak atau memarahi orang tua. Sesuatu perbuatan
yang dilakukan orang tua, dan si anak membend perbuatan itu tidak
boleh mengeluarkan kata-kata kasar yang membuat hati mereka sakit
hati.
c. Mengucapkan kata-kata yang mengangkat kemuliaan dan
kehonnatan orang tua. Jika seorang anak sedang bercakap-cakap
dengan kedua orang tuanya hendaklah behati-hati dengan memilih
kata-kata yang tidak merendahkan kehormatan atau harga diri
mereka. Menghormati orang tua baik melalui perbuatan maupun
ucapan adalah kewajiban setiap anak. Jika anak tidak menghonnati
dan memuliakan orang tuanya, tentu orang lain pun tidak akan
memuliakan mereka. Jika anak tidak memperdulikan orang tuanya
(Ibu-Bapaknya), apalagi orang lain. Kehonnatan dan kemuliaan
orang tua di hadapan orang lain sangat ditentukan oleh sejauh mana
anaknya menghonnati dan memuliakan mereka.
d. Merendah diri dihadapan orang tua. Orang tua dalam keadaan
bagaimanapun tetap sebagai ayah dan ibu dari anaknya. Ayah dan
ibu mempakan pangkat dan jabatan yang tertinggi dalam kehidupan
mmah tangga. Dari keempat kehamsan seorang anak kepada orang
tuanya.
3. Berkata lemah lembut
Dalam ayat 23-24 surat al-isra yang sudah dijelaskan diatas, Allah
memerintahkan setiap manusia untuk berkata mulia dan merendahkan diri terhadap
ibu dan ayah, berkata yang menyinggung hati dan melukai ibu dan ayah adalah
perbuatan durhaka kepadannya maka dari itu kita sebagai seo:rang anak bemsahalah
berkata lemah lembut terhadap kedua orang tua kita kama "Lemah lembut adalah
42
melaksanakan sesuatu dengan cara yang menyenangkan orang yang menerimanya,
berarti dalam penyampaiannya dengan sopan, tidak kasar dan tidak ceroboh.,,4
Sikap lemah lembut itu sikap dan perbuatan yang menambah kesempurnaan
watak manusia sehingga membuat seseorang merasa iba melihat penderitaan yang
melanda kehidupan makkluk dan karena rasa iba itu bangkit rasa ingin turnt bernsaha
menanggulangi sebatas kemampuarmya.
Orang yang bersikap lemah lembut dan orang yang memilikitenggang rasa terhadap orang yang lemah di antara sesama makhluk adalahorang yang paling banyak memperoleh bagian dari rahmat Allah. Sedangkanorang yang keras kepala, orang yang berhati kasar adalah orang yang sangatdibenci Allah.5
Sifat lemah lembut bisa juga disebut the happy medium: ( titik tengah yang
menciptakan kebahagiaan).(a). Kelemah lembutan adalah kebajikan, sebab ia terletak
di antara tindakan marah yang berlebih-Iebihan di ekstrem yang satu, dan sifat
lemah, pasif, tidak peruah marah, diekstrem yang lain.(b). Jadi lemah lembut, tidak
melarang kemarahan, sebab marah itu manusiawi adanya. Orang bisa menempel
larangan dilarang merokok, dilarang meludah. Dan orang bisa dengan mudah
mematuhinya. Tapi coba tempel dilarallg marah Dilarang jemdralpnn orang akall
melakukannya. Yang berlawallan dengan lemah lembut sesungguhnya bukan marah
itu sendid, melaillkan kapan marah tersebut disalurkan. Apakah benar-benar pada
saat yang tepat.(c).Allah yang menjadi mallusia, mewujudkan kelemah lembutan ini
dalam bentuk yang sempurna. Dia adalah orang yang sabar, namun bukan berarti
tidak bisa murka. Bahkan pemah amat murka. Dia murka kepada pemeras dan pellipu
yang berdagang di Bait Allah. Dia murka kepada orang-orang Farisi, karena dalam
4 Mahyudin Ibrahim, Sera/us delapan puluh sifa//ercela dan /elpuji, (Jakarta: Restu Agung,1996) eel. 4. h. 102
, Imam Al-Ghazali, tth, penghalang kasih sayang, (Jakarta: Bulan Bintang), h. 7
43
kemunafikan, mereka membuat agama sebagai penambah beban dan bukaImya
pembawa suka cita kepada manusia.
Anda disebut lemah lembut bila anda mampu mempunyai kendali atas diri
yang sempurna atas diri anda sendiri. kata asli lemah lembut kerapkali diterapkan
pada proses membuat jinak binatang-binatang liar. Seekor anjing herder yang ada di
rumah-rurnah kita, dulunya adalab anjing-anjing liar yang buas daIl berbahaya bagi
manusia.
Namun melalui proses penjinakan dan pelatihan dan disiplin, anjing-anjing
tersebut menjadi makhluk-makhluk yang setia, penurut, dan berguna bagi umat
manusia. Tabiat-tabiat asli, dan kecenderungan-kecenderungan binatang tersebut
telah sepenuhnya dikendalikan Jadi, orang yang lemah lembut, adalah orang yang
kecenderungan-kecenderungan almniahnya, tabiat aslinya yang destruktif, telab
mengalami transformasi dan dilatih sedemikian rupa hingga menjadi manusia yang
berguna.
Anda lemah lembut bila anda mmnpu mengakui keterbatasan anda sendiri
rendah hati. Pintu kerajaan surga kuno, terlalu rendab dan terlalu sempit, sehingga
barang siapa ingin memasukinya. Ia mesti beJjalan dengan lutut seraya menundukan
kepalanya. ltulah sebabnya menurut Allah, hanya mereka yang memiliki kejujuran,
kepolosan, serta kerendahan hati, sem'ang kanak-kanak yang boleh masuk ke dalam
Kerajaan Allah. Mereka yang hidup mengejar kebesaran dan kemuliaaIl bagi mereka
sendiri termasuk golongan orang yang tidak memenuhi syarat.
Dengan demikian dapat dimaklumi bahwa budi dan akhlak itu tidak mungkin
dapat baik dan suci, kecuali dengan jalan menekan kekuatan kemaraban lalu
44
dituntunnya untuk mengikuti jalan yang selurus-Iurusnya, sanlpai dengan kehendak
akal sehat, dan ajaran-ajaran agama.
4. Berbnat baik kepada orang tna yang sndah meninggal
Banyak cara bagi seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuannya ia
tidak terbatas selama mereka masih hidup melainkan sampai mereka meninggal
dunia, anak masih tetap harus berbakti kepada keduanya, adapun bentuk-bentuk
berbakti kepada kedua orang tua yang sudah meninggal sebagai berikut:
I. Mendoakan orang tua yang telah tiada itu darl memintakan ampunkepada Allah dari segala dosa orang tua kita.
Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah (Q.S. AI-Isra/ 1724)
J
I~~';"I,:.../ I~" :;;';""11; J::UI;"u.;.. I~~I ' .. ~ I"~:J ":J if).. J.:fl.. ',-' ~~ )
(H:' V/ .. \...>'-'';11) ~.; .,:' J~j W".. ..
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasihsayang dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil"(Q.S.AIIsm/ 17 : 24).
2. Menepati janji kedua orang tuaKalau semasa hidup orang tua ada janji yang belum dilaksanakan, makajanji itu bisa dilaksanakan oleh anak
3. Memuliakan ternan orang tua4. Bersilaturahmi kepada orang yang mempunyai hubungan karena orang
tua.6
Derajat orang tua pada hari kiamat akan terangkat disisi Allah disebabkan doa
seorang anak yang memintakan ampun atas dosa-dosa mereka (kedua orang tua
mereka)
6 Moh. Ardani. Akhlak Tasawuf nilai-nilai akhlak atau budi pekel'ti dalam ibadah dantasawuf, ....83-84
45
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw sebagai berikut:
"Dari Abu Hurairah dari Rasulullah, bahwa Beliau bersabdasesungguhnya Allah yang maha Mulia dan maha Agung akan mengangkatderajat hambanya yang shaWl di surga, merekapun berkata: WahaiTuhanku! Dari manakah semua ini ? Allah berfirman: dari anakmu yangmemintakan ampun untukmu ". (HR. Muslim)
Pertama, yang bisa kita ambil dari hadits ini yaitu Berbuat baik kepada kedua
orang tua setelah meninggalnya. Kedua orang tua diangkat derajatnya oleh Allah
setelah mereka meninggal dengan doa pennohonan ampun oleh anaknya. kedua,
bahwa permintaan ampun dan doa seorang anak yang shalih bisa belmanfaat bagi
orang tuanya, disebutkan dalam hadits ini bahwa Allah mengangkat derajat kedua
orang tua karena anaknya telah memintakan ampun untuk mereka.
Jadi bukan berarti seorang anak ketika kedua orang tuanya telah meninggal
maka dia tidak mengeIjakan birrul walidain, akan tetapi berbuat baik kepada kedua
orang tua tidak terbatas hanya dalam masa hidupnya, tapi bisa juga setelah
meninggalnya. Diantara hal tersebut adalah dengan mendoakaunya, memintakan
ampun baginya. lni temlasuk amalan yang dilakukan seorang anak dan memberikan
manfaat bagi orang tuanya.
B. Aplikasi Pendidikan Akhlak dalam Surat AI-Isra ayat 23-24
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa pendidikan akhlak yang
terdapat dalam surat al-Isra ayat 23-24 meliputi pendidikan akhlak kepada kedua
orang tua: Bersikap baik meskipun kurang menyenangkan hatinya, berkata halus dan
46
mulia, berkata lemah lembut, berbuat baik kepada kedua orang tua yang sudah
meninggal.
Agar pendidikan akhlak dapat diaplikasikan dengan baik maka diperlukan
sebuah metode. Seorang pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode
seCal'a tepa!. Adapun metode yang dapat digunakan seperti yang telah di kemukakan
meliputi metode keteladanan, metode pembiasaan, metode pemberian nasihat, metode
motivasi, dan intimidasi dan metode persusi. 7
Pada dasarnya, metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina
kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini
memungkinkan puluhan ribu kaum muslimin dapat membuka hati manusia untuk
menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendidikan Islam.
Maka dad itu pendidik hendaknya mendidik dan mengajarkan bagaimana
anak berakhlak dan menghornlati orang tua yang telah mempercayakan anaknya
kepada sekolah.
Menurut prof. Dr. Zakiah Daradjat, pendidikan akhlak perlu dilakukan dengan
Cal'a:
1. Menumbuh kembangkan dorongan dari dalam, yang bersUU1ber pada imandan taqwa. Hal ini bertanda pentingl1ya pendidikan agama
2. Mel1ingkatkan pengetahuan tentang akhlak al-Qur'an lewat ilmupel1getahuan, pengalaman dan latihan, agar dapat membedakan yang baikdan yang buruk
3. Meningkatkall pendidikan kemauan yang dapat mempengaluhi pikiran danperasaan agar dapat menUU1bubkan kebebasal1 pada manusia untukmemilih yang baik dan melaksanakan
4. Melatih untuk melalukan yang baik dan mengajak orang lain untukmelakukan perbuatan baik seCal'a bersama-sama tanpa paksaal1
7 HelY Noer Aly, 11mll Pendidikal11slam, (Jakarta: Logos, 1999), eel. I, h. 177
47
5. Membiasakan dan mengulang melaksanakan yang baik sehing~a
perbuatan baik itu menjadi kehalUsan moral dan perbuatan akhlak terpuji
Berdasarkan uraian di atas, berikut akan dijelaskan tentang aplikasi
pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-Isra aya'! 23-24.
1. Bersikap baik meskipun kurang menyenangkan hatinya
Dalam pergaulan dengall kedua orang tua, hendaknya dengan sikap yang
relldah hati. Kalaupun misalnya mereka mengajak untuk berbuat yang tidak sesuai
dengan aj aran agama, maka kita tetap bersikap sopan dan rendah hati dalam
menolaknya.
Kadang sebagian besar anak tidak suka kalau terlalll banyak mendapatkan
pesan atau perintah. Kita semua yakin tidak satupun orang tua menginginkan anaknya
tidak baik. Semua orang tua menginginkall anaknya lebih baik dan lebih berhasil
dalam kehidupannya di dunia dan di akhirat.
Hal ini di tegaskan dalam firman Allah dalam surat AI-Furqon ayat 74
sebagai berikut:
.(V i.: '( % l:9.J'lI)GGJ..:-:y.~~ ~ II
"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepadakami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami),dan jadikanlah kami imam bag! orang-orang yang bertakwa"(Q.S. AlFurqon/25:74)
8 Dzakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam kelual'ga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhamah,1995), cet. 2, h. II
48
Kadang tampak disadari orang tua bersikap tidak adil. Karena perbedaan
prestasi, penampilan, dapat menjadi penyebab ketidak adilan orang tua. Bila tidak ada
komunikasi yang baik hal ini dapat menjadikan anak tidak betah di rumah. Padahal
pada dasarnya tidak ada satupun orang tua yang ingin membedakan kasih sayang
diantara anak-anaknya. Hendaknya orang tua berpegang pada peringatan Allah.
Oalam menanamkan sifat baik dan mencegah anak diidik untuk menyakiti
orang tuanya maka pendidik dapat menggunakan beberapa metode diantamya metode
ceramah, metode kisah, metode ibrah, dan metode muidzah, dan metode teladanan.
Metode cal'amah dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk memberitahukan
kepada anak didik, tentang akibat dan bahaya menyakiti orang tua. Peggunaan
metode ceramah tersebut diyakini dapat menumbuhkan dan menanamkan apresiasi
dari penghayatan kedua sikap tersebut.9 Sehingga dengan penghayatan tersebut anak
didik selalu menjadi teringat sifat tersebut, dan menjadi pendorong untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Oi bawah ini ada beberapa tip menghadapi sikap orang tua sebagai beriknt:
I) Bila orang tua meminta tolong kepadamu dengan tiga pekerjaan yanghams kamu lakukan pada suatu waktu dengan tenang coba tanyakan. Bu,dal'i tiga perintah itu, mana yang hams saya dahulukan?
2) Kamu tentu hapal pekeJjan apa yang membuat ibumu marah. Bila tanpasengaja kamu melakukan perbuatan yang mengakibatkan ibu marah,diamlah. Beri keterallgan kepada ibu dalam keadaan tenartg
3) Berkomunikasi dengan baik, dengan orang tua. Buat suasana yangmenyenangkan
4) Minta maaf lebih awal bila kamu melakukan kesalahan atau perbutanyang membuat ayah ibumu tidak berkenan. Jangan sekaIi-kaii
9 Ramayulis, Metodologi Pel1gajaral1 Agam Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), eel. 3, h.135
49
menyembunyikan sesuatu kesalahan yang kamu lakukan karena takutdimarahi ayah atau ibumu. 1O
2. Berkata halns dan mnlia
Tutur kata dan perilaku menghormati orang tua, dapat pendidik ajarkan
disekolah dengan pendidik menjadi contoh teladan dalam ucapan dan perilaku yang
sopan, selain itu pendidik membiasakan anak didiknya untuk berkata yang baik dan
hormat kepada yang lebih dewasa darinya dan kepada ternan sejawatnya dalam
pergaulan.
Hal ini bertujuan kata-kata yang baik tersebut dapat tertanam dalamjiwa anak
didik. Yang akhimya ketika berbicara kepada kedua orang tuapun menunjukan sikap
hormat dan berbicara dengan kala-kata yang baik kama sudah dibiasakan.
"Perkataan yang mulia bukan hanya bentuk kata terletak pada bentuk kataitu sendiri, melainkan juga tergantung pada mengucapkannya, nada dan iramamengucapkan kepada ibu dan ayah yaitu dengan nada halus dengan nadairama yang sopan, sehingga hati ibu dan ayah akan merasa bahagia"ll
Hal ini ditegaskan dalam finnan Allah dalam surat AI-Ankabut ayat 8 sebagai
beriku:
"Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibubapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Akudengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
10 Sabaruddin, Kenapa kita wajib berbakti kepada kedua orang tua, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 200]). Cet. 1. h. 20
11 Raehmat Djatmika, Sistem Etika Islam, .... h. ]6
50
kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Akukabarkan kepadamu apayang Telah kamu kerjakan".(Q,S. Al-AnkabutI29:8)
Maka, jangan sekali-kali kita menggucapakan kata-kata yang bemada
membentak atau melecehkan kehonnatan orang tua atau orang yang lebih dewasa dari
kita ucapkanlah dengan kata yang halus juga mulia.
Proses pendidikan kasih sayang yang diajarkan pada anak didik bukan hanya
merupakan sebuah tindakan preventif daTi penghinaan terhadap orang tua, tetapi lebih
besar dari itu . Kasih sayang yang di berikan kepada makhluk yang menjadi sebab
turunnya rahmat Allah SWT dan tentunya kecintaan yang besar dari makhluk
tersebut
Metode keteladanan, yang dapat dijadikan cara yang lebih efektif oleh
pendidik dalam menanamkan sifat kasih sayang tersebut kepada anak didiknya.
Sebab, "anak didik cendemng meneladani gurunya dan menjadikannya sebagi tokoh
identifikasi dalam segala hal, sebab secara psikologis anak adalah seorang penim
I ",2yangu ung .
Selain itu pendidik juga dapat mendidik mereka dengan membiasakan untuk
berkata yang baik kepada pendidik, orang tua, teman-temannya, membiasakan untuk
tidak mengejek, menghina dan tidak memanggil sesama temarmya atau orang tuanya
dengan panggilan yang bumk. Serta apabila diantara kedunya bertengkar malm
damaikanlah keduanya. Hal ini adalah tindal(an antispatif yang perIu ditanarnkan
dalam jiwa anak didik di samping penanaman rasa persaudara antar keluarga, ternan
dan muslim saling terjaga
12 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agam Islam. ""h. 127
51
Berdasarkan uraian di atas maka aplikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
beberapa metode yaitu metode keteladanan, metode pembiasaan, metode nasihat,
metode kisah.
3. Berkata lemah lembut
Allah memerintahkan kepada setiap manusia untuk berkata lemah lembut dan
merendahkan diri terhadap ibu dan ayah, kita sebagai pendidik menjadi contoh
teladan dalam ucapan dan perilaku yang baik buat anak didik kita jangan sampai kita
lengah dengan perkatan kita sendiri, kita harus bisa memberikan contoh ucapan yang
baik buat anak didik sehingga anak didik kita bisa menerapkan ucapan yang lembut
dalam kehidupan sehari-hari kepada kedua orang tua, guru, ternan dan yang lainnya.
Dengan mengucapakan kata lemah lembut orang tua kita, guru dan ternan kita akan
senang dan bisa menyayangi kita.
Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Surat AI-Imran ayat 159 sebagai
berikut:
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembutterhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena ituma'ajkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, danbermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudianapabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepadaAllah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkalkepada-Nya"(Q.S. Al-lmron/3: 159).
52
Penanaman rasa kasih sayang dalam setiap pribadi muslim menjadi anjuran
dalam Islam, lewat pendidikan dan pembiasaan. Rasa kasih sayang yang lmat dalam
diri manusia dapat menampilkan pribadi yang lemah lembut dalam pergaulannya,
serta kuat bersabar menerima perlakuan yang kurang baik dari sesama manusia.
Dengan demikian diharapkan anak didik dapat mengambil pelajaran yang
banyak serta dapat menggugah hatinya untuk menjalankan perintah Allah.
Menurut Ibrahim Amini ada dua tahap yang hams diterapkan pada diri siswa
agar dapat menjalankanya perintah Allah dan menjauhi segala larangannya yaitu
"dengan mmberikan penjelasan kepada anak didik tentarlg betapa pentingnya
melaksanakan perintah Allah.
Misalnya mengajarkarmya keagungan Allah SWT, kebesaran Nabi
Muhammad dan kasih sayangnya yang begitu besar dengan menyebutkan tentang
karunia Allah yang sangat melimpah, Agar kasih sayang Allah selalu diinggat anak
didik.dan yang kedua dengan mendisiplinkan artinya melatih anak didik Wltnk
mengaplikasikan nilai kasih sayang tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik kepada
pendidik, orang tua, dan ternan." 13
Berdasarkan uraian di atas maka, aplikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan beberapa metode yaitu metode keteladanan, metode nasihat, dan
metode kisah.
4. Berbuat balk kepada omng tua yang sudah menlnggal
Upaya mempertahankan perbuatan berbakti kepadla kedua orang tua
merupakan upaya untuk mempeliahankan hubungan sosial, memperpautkan antara
IJ Ibrahim Amini, Agar Tidak Salah Mendidik Anak, Tej. Ahmad Subandi dn SalmanFadhlullah, (Jakarta; al-Huda, 2006), eel. 1 h. 233
53
masa lalu dan masa sekarang, memperkuat tali kasih antara orang tua dan anaknya,
dan pada akhirnya dapat mewujudkan kehidupan yang bahagia diakhirat nanti.
Sebuah sabda Nabi yang menceritakan seorang anak tentang kewajiban
berbakti kepada kedua orang tua sabdanya sebagai berikut:
, .J ,. ,. "..... 0 0",.
.&1 J :?oj~ ::.,..y.;,. :;'l~ Jli lli- JW .&1 ~j .; ..IV ~I aA.!) <J! -illl~ ~....i <,Sil ~"'" , ... "" .. .. " " .. ~ ,
... " ,. .. 0, J , N';'" , ..... 0" ,.... ..
:r.1•~ ~ :il !:.~ ~ J.A> ~I J :?oj!.:! JLaA w:.. ~~ ,J.-j c, .\.i:- ~: ~) ~ .&1 ,j:.P
~ ) ~ ~ ~ ~ ~~UJ:) ~) tJl:' , :1) I~§:je 3'~I fill J~ ~ y ~ ~ w,. 0""", ..
(<1>,-\.4 <J!IJ ~JI~ y'l Ol)j) I~§~; ~ ~IJS'~) ~f: ':I~ j.:.. 'j ':I ~I ~ jl
"Diriwayatkan dari Abu U'said Malik bin Rubai'aft As Sa 'idi bahwa iaberkata: Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba-tibadatang seorang lelaki dari Bani Salmah mendatangi beliau, kemudia diaberkata: Wahai Rasulullah, masih adakah (kewajiban) berbakti kepada ibubapakku setelah keduanya meninggal? Rasulullah merifawab: fa, (masihada), yaitu menshalatkan keduannya, memohonkan ampunan untukkeduannya, melaksanakan jarifi mereka berdua setelah keduanya wafat,menjalin hubungan silaturahmi kekerabatan yang tidak akan tersambungkecuali melalui keduannya, dan menghormati ternan keduannya. " (HR. Abudaud dan Ibn Majah)
Berdasarkan penjelasan hadits diatas bahwa berbuat bail< seorang anak kepada
ayah atau ibu yang sudah tiada yaitu dengan cara:
I) Mendoakan ayah ibu yang telah tiada dan memint&, ampun kepada Allah
dari segala dosa orang tua kita.
Ditegaskan dalam firman Allah dalam surat AI-Isra ayat 24 sebagai
berikut:
54
"Ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Q.s.AI-1sra: 24)
Allah SWT mengangap baik bila doa untuk orang tua tersebut dipanjatkan
setelah melaksanakan shalat fardhu, bahkan setelah melakukan shalat
apapun. Demikian pula jika doa untuk mereka itu disisipkan di sela-sela
doa yang dipanjatkan oleh seorang anak untuk dirinya sendiri atau untuk
orang-orang beriman.
Ditegaskan lagi dalam sabda rasulullah sebagai beriut:
... ~ ..., J ..."......... ... ... 0 ...
~ ~\ ~W!\ i.:J\"\~\ ~.i/ ~I J:?>J J\.l : Jli ~ .;);\ ~J oj} 'i:1 U£'<
(~O...9.J).J.l:;:tt c;lL:" .Jj ji '''-I ~;~ ~1.ji ,'-i)G.- ;;jx.. <.':.;~::,. ~! ~;...... .. ... ",,,;,; ; ......
"Dari Abu hurairah berkata bahwasannya rasulullah saw bersabdaBila seseorang meninggal dunia, maka amal perbuatannya telputuskecuali dalam tiga hal: Shadaqoh jariyah, ilmu yang berman/aatatau anak yang shaleh yang mendoakan orang Tuanya."(HR.Muslim)
2) Menepati janji kedua ibu bapak.
Kalau sewaktu hidup orang tua mempunyai janji kepada seseorang, maka
kita sebagai anaknya harns belUsaha menunaikan menepati janji tersabut.
Umpanya beliau akan naik haji, yang belum sampai melaksanakannya.
Maka kewajiban anaknya untuk menunaikan haji untuk orang tuanya
tersebut.
Sebagaimana diriwayatkan AI-Bukhari dari Ibnu Abbas:
55
Dan darinya bahwa seorang perempuan dari Junainah datangkepada Nabi SAW., ia bertanya kepada Rasulullah: "Bahwasannyaibu saya telah bernazar untuk berhaji, tapi ia tidak haji sampaimeninggal dunia. Apakah boleh saya menghajiknnya? JawabRasulullah: fa, hajikanlah dia, Apakah kau tahu, kalau seandainyaibumu punya hutang, apakah engkau mernbayarnya? Bayarkantepatilah kepada Allah, sesungguhnya Allah lebih berhak untuk ditepati ")( H R. Bukhori)
Apabila ada janji-janji lain yang berhubungan dengan keduniaan yang
merupakan ibadah amanah, umpamanya sewaktu ayahnya masih hidup,
ayahnya membangun madrasah dan berjanji untuk rnenyelesaiknnya.
Sebelum selesai dia rneninggal dunia, maka anaknya yang rnampu dituntut
untuk menepati janji orang tuanya ketika rnasih hidup.
3) Mernuliakan ternan-ternan kedua orang tua.
Diwaktu hidup ibu atau ayah, beliau rnernpunyai ternan-ternan akrab, yang
segalanya orang tua kita dengan ternaunya. Ayah atau ibu saling tolong
rnnolong dengan ternaunya dalam berrnasyarakat. Maka untuk berbuat
baik kepada kedua orang tua kita yang telah tiada, maka kita memuliakan
ternah ayah ibu kita semasa rnasih hidup. Kalau ternannya rnasih hidup
ternaunya harus kita rnuliakan sebagimana sepatutnya kita berbuat.
Sabda nabi sebagai berikut:
. , "..." " .." , ....~) ~ Li.!-'" <.<!\}~\ i.IlS"j ,~ J ~\}\ 4J.'; lii G¥ .11\ ~) ;J- J\ ,y.j
,~t. a;/ i;1.S- )~;J-;).\ i;1b ~ Jti y;SU;}.\ i;..:Ji :~\}.~\ J~ ~'~\""" " ",,, "" ...
~\ Jti J\iI ~wj~ ~ LJ! ;:a;. ;;; ;;..~ J\iI ,SOwlb ~l) ;} :Gw Uj( .1... ) "I"'''\~ik'\,"j,j;;''IW'\'' ""'\ :L: "'C"\'\'A........ /)_U . ."')J' <Ill'... ... , ~ ~J """"". :('"""'"J ..,.,.. <Ill I$"'"
'" ..... ...
"Ketika berpergian Ibnu Umar bertemu dengan seorang Arab Baduiyang menjadi teman Umar. Lalu Arab Badui itu berkata: Bukankah
56
kamu anaknya si Fulan? fbnu Umr menjawab : Ya. fbnu Umarmemerintahkan kepada sahabatnya agar orang Arab Badui ini di berikeledai untuk mengganti ontanya. fa mencopot surban dari kepalanya,lalu di berikan kepada Badui itu. Sebagian orang yang hadir berkata:Sesungguhnya dia cukup diberi dua dirham. fbnu Umar berkata : NabiSaw. Bersabda: Peliharalah ternan kesayangan ayahmu dan janganmemutuskanya, sehingga Allah memadamkan cahayamu." (HR.Muslim)
4) Bersilturaluni kepada orang yang mempunyai hubungan karena orang tua.
Bersilaturaluni kepada orang yang dipertemukan oleh ayah dan ibu
sewaktu masih hidup, maka hal itu termasuk berbuat baik kepada ibu dan
bapak kita yang sudah meninggal dunia.
Sabda Nabi tentang bersilaturahmi sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Abu Burda bahwa dia berkata: "Aku pernahdatang ke Madinah. Ketika itu 'Abdullah bin Umar mendatangiku,lalu dia berkata: Tahukah kamu mengapa aku mendatangimu? Akumenjawab: Tidak. Dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullahsaw bersabda: Barang siapa yang ingin bersilturahmi kepadabapaknya yang ada di dalam kubur, maka hendaklah ia bersilaturahmikepada saudara-sudara bapaknya setelah bapaknya itu meninggaldunia. Sesungguhnya antara ayahku, Umar dan ayahmu terdapathubugan persaudaraan dan cinta kasih. Maka aku pun inginmenyambung kembali hubungan itu. " (HR. Muslim)
Itulah gambaran sepintas tentang kewajiban kita berbakti kepada kedua orang
tua. Maka upayakanlah semaksimal mungkin kita bersikap rendah hati membuatnya
senang walupun kadang membuat kita kesal, berusahalah mengucapkan tutur kata
yang baik yang halus juga lemah lembut agar orang tua kita tidak sakit hatinya dan
57
doakanlah kedua orang tua kita yang telah tiada semoga Allah yang maha pengasih
senantiasa merahmati kita dan menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang
yang tetap berbakti kepada kedua orang tua kita dengan sebaik·baiknya amino
Dalam rangka menanamkan petunjuk di atas, maka seorang guru atau
pendidik hams menggunakan beberapa metode, metode pembiasaan, metode
ceramah, metode kisah. Metode pembiasaan diajarkan kepada anak didik untuk selalu
memohon ampun kepada Allah apabila orang tua kita semasa hidupnya berbuat jahat
kepada orang lain supaya Allah mau mengampuni segala dosa kedua orang tua kita
maka, kita di biasakan untuk selalu berdoa seusai salat.
Metode ceramah juga dapat diajarkan guru atau pendidik kepada anak didik
dalam rangka menanamkan bakti kepada kedua orang tua kepada anak didik.
Peggunaan metode ceramah terebut diyakini dapat menumbuhkan dan menanarukan
apresiasi dari penghayatan kedua sikap tersebut. Sehingga dengan penghayatan
tersebut anak didik selalu menjadi teringat sifat tersebut, d1ill menjadi pendorong
untuk mengaplkasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu guru harus menyampikan materi yang dapat membuat anak
terpacu untuk bisa berbakti kepada kedua orang tua dan mendoakan kedua orang
tuanya
Demikianlah metode ceramah dan pembiasan dan metode kisah yang dapat
diterapkan dalam rngka menanamkan bakti kepada kedua orang tua pada peserta
didik.
BABV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis sampaikan, maka dapat
diambil kesimpulanya sebagai berikut:
I. Bentuk-bentuk Pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al
isra ayat 23-24 yaitu:
a. Bersikap baik kepada orang tua meskipun kurang menyenangkan
hatinya
b. Berkata halus dan mulia kepada orang tua
c. Berkata lemah lembut kepada orang tua
d. Berbuat baik kepada kedua orang tua yang sudah meninggal
2. Aplilrnsi Pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-Isra ayat
23-24 yaitu:
a. Bersikap baik kepada orang tua meskipun kurang menyenangkan
hatinya dapat disampaikan dengan metode ceramah, kisah, ibrah,
maudzah dan keteladanan
59
b. Berkata halus dan mulia dapat disampaikan dengan metode keteladanan,
metode nasihat, metode pembisaan, metode kisah
c. Berkata lemah lembut muliadapat clisampaikan dengan metode
keteladanan, metode nasihat, metode pembisaan, metode kisah
d. Berbuat baik kepada kedua orang tua yang sudah meninggal
clapat disampikan degan metocle ceramah, metode: pembiasan, metocle
kisah, metode keteladanan.
Meskipuil demikian, tidak menutup kemungkinan clapat digunakan
metocle-metode lain sebagai penerapannya. Karena setiap metode memiliki
kelebihan clan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, seorang pendidik
clalam menyampaikan materi kepada peserta didik hends:knya menggunakan
beberapa metode, sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
B. SARAN
Adapun saran-sran yng dapat penulis kemukakan clal.am rangka mnmbh
wawasn penulis dan memberi manfaat bgi pembaca dari kanclungan Q.S. Al
Isra ayat 23-24 antra lain:
I. Kepacla Anak, hendaklah bersikap sopan lemah lembut dan penuh kasih
sayang terhadap keclua orang tua, janganlah kita menyakiti hatinya jangan
pula kita membentak orang tua kita kama orang tua kita adalah orang yang
paling berharga bagi kita tanpa mereka kita tidak bisa mendapat bantuan
darinya dan cloakanlah orang tua kita semoga Allah menyayangi dan
mengasihi sebagaimana orang tua kita menyayangi kita dan menjaga kita.
2. Kepada orang tua, hendakalah clapat menyadari bahwa anak aclakalah
generasi penerus bangsa yang harus di- didik sebaik mungkin sehingga
menjadi pribadi yang teguh. Keluarga merupakan lingkungan pertama kaH
anak menclapatkan pendidikan. Oleh karena itu, orang tua harus dapat
menjadi Pembina, panutan dan pengayoman bagi anak-anak, dengan
60
pembinaan, keteladanan dan pengayoman diharapkan pertumbuhan
jiwanya akan terjaga dari hal-hal yang tidak di inginkan.
3. Kepada masyarakat luas, hendaklah dapat memahami pentingnya arti
pendidikan agarna bagi pertumbuhan anak. oleh karena itu di himbau
kepada mereka agar dapat tercipta lingkungan masyarakat yang mendidik,
sehingga pendidikan pada gilirnnya akan tercipta suasana yang kondusip
bagi perkembangan kepribadian anak yang bertanggung jawab, mandiri
dan tungguh dalam menghadapi tan!angan zaman di masa sekarang
maupun yang akan datang.
Tentunya peranan orang tua dan pendidik pada umumnya berkewajiban
menanamkan pendidikan akhlak yang bersumber pada al-qur'an dan hadits,
sebagai upaya untuk membentuk kepribadian muslim yang baik sesuai dengan
yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hery, Noer, llmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999, Cet. I.
Amini, Ibrahim, Agar Tidak Salah Mendidik Anak, Tej. Ahmad Subandi dan
Salman Fadhlullah, Jakarta: al-Huda, 2006, Cet. I.
An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di rumah, sekolah dan masyarakat,
Jakarta: Gema insani Press, 1995. Cet. 2
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, Cet.
III.
Asy'ari, Hasim, Akhlakpesantren, Yogyakarta: Ittaqo Press, 2001, Cet. I
Assegaf D, Ahmad Abdullah, Islam dan Keluarga Berencana, Jakarta: Lentera
Basritama, 1997, Cet. I.
AI-Ghazali, Imam, penghalang kasih sayang, Jakarta: Bulan Bintang, !th,
AI-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir AI-Maraghi, Semarang: Toha Putra, 1993,
Cet. II.
AI-Shabuni, M. Ali, Shofivah at-Tafsir, Mekkah: Dar al-Shabuni, !th,
Ardani, Mohammad, Akhlak Nilai-nilai akhlak atau budi pekerti dalam ibadah
dan tasawuf, Jakarta: Karya Mulia, 2005, Cet.I1.
Daradjat, Zakiah, !th, Kesehatan Mental, Jakarta: Haji Masagung, Cel. 16.
_____ , Pendidikan Islam Dalam keluarga dan Sekolah, Jakmta: Ruhamah,
1995, Cet. 2.
Djatmika, Raehmat, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), Surabaya: Pustaka Islam,
1987, Cet.1
Hamka, Tqfsir al- azhar, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983
Halim Mahmud Ali Abdul, Akhlak Mulia, Jakmta: Gema Insani Press, 2004, eel. I
Ibrahim, Mahyudin, Seratus Delapan Puluh Sifat Tercela dan Terpuji, Jakarta:
Restu Agung, 1996, Cet. 4
Khair Fatimah, Muhamad, Etika Muslim Sehari-hari, Jakarta: lPustaka AI-Kautsar,
2002, Cet. I.
Masy'ari, Anwar, AkhlakAI-Qur'an, Surabaya: Bina Ilmu, 1990, Cet. I.
62
Mutawalli Sya'rawi, Syekh Muhammad, Tajsir Sya'rawi, Renungan Seputar
Kitab Suci AI-Qur 'an, Jakarta: Duta Azhar, 2008, CeLl.
Mustafa, A, Akhlak Tasawuj,Bandung: Pustaka Setia, 2005, eel. Ill.
Nasution, Ahmad Taufik, Metode menjernihkan Hati, Bandung: Albayan-Mizan
Pustaka, 2005, Cel.1..
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuj, Jakat1a: Grafindo Persada, 2003, Cel. 5.
___, PerspektifIslam Tentang Pola Hubungan Gunl-Murid, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001, Cet.!
Ramayulis, Metodologi PengajaranAgam Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001,
Cel. III.
Reziq Krezem, Mahdy Saeed, Adab Islam dalam kehidupan hari-hari, Jakarta:
Media Da'wah, 2001, Cel. I.
Sabaruddin, Kenapa Kita Wajib Berbakti Kepada Kedua Orang Tua, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 200 I, Cel. I
Salim, Abdullah, Akhlak Islam membina rumah tangga dan Masyarakat, Jakarta:
Media Da'wah. !th,
Salman, Moehamad, Nilai-nilai pendidikan dalam surat AI-Isra ayat 23-29 dan
aplikasinya dalam pendidikan, Jakarta: UIN SyarifHidayatullah, 2004
Shihab, Quraish, Tajsir AI- misbah, pesan dan kesan dan keserasian al-qur 'an,
Jakarta: Lentera Hati, 2002,
Yafie Alie, Ensiklopedi AI-Qur 'an (Akhlak), Jakarta: Karisma lImn, !th,