skripsi - core · apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH
(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)
HAMKA RIDWAN
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
ii
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH
(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
HAMKA RIDWAN A31115747
kepada
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
iii
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH
(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)
disusun dan diajukan oleh
HAMKA RIDWAN A31115747
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Makassar, 9 Juli 2017
Pembimbing I,
Dr. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA
Pembimbing II,
Drs. Kastumuni Harto, Ak., M.Si., CPA., CA NIP 19651127 199103 2 001 NIP 19550110 198703 1 001
Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001
iv
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH
(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)
disusun dan diajukan oleh
HAMKA RIDWAN A31115747
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 27 Juli 2017 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan
Menyetujui,
Panitia Penguji
No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Dr. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA Ketua 1……………….
2. Drs. Kastumuni Harto, Ak., M.Si., CPA., CA Sekretaris 2……………….
3. Dr. Ratna Ayu Damayanti, S.E., Ak., M.Soc.Sc., CA Anggota 3…………….....
4. Drs. Haerial, Ak., M.Si., CA Anggota 4…………….....
Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar
Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
nama : Hamka Ridwan
NIM : A31115747
departemen/ program studi : Akuntansi / Strata I
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul
PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, 9 Juli 2017
Yang membuat pernyataan,
Hamka Ridwan
vi
PRAKATA
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan mengucap syukur peneliti panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
serta dengan usaha sungguh-sungguh peneliti dapat menyelesaikan skripsi
inidengan judul ”Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Peranan Supervisor
terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP
Provinsi Gorontalo)” sebagai salah satu tugas akhir untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Skripsi ini tentunya tak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan,
motivasi dan doa dari berbagai pihak, sehingga peneliti berkenan menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Ayahanda Peneliti, Alm. H. Muh Ridwan, Ibunda Hj. Sanati, Bapak mertua
H. Bustan, dan Ibu mertua Hj. Ida Bustan, sebagai motivator yang tiada henti
memberikan semangat, dukungan, bimbingan serta doa kepada peneliti
selama proses penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan
baik, walaupun dalam penyusunan skripsi sempat terhenti sementara
dengan wafatnya ayahanda peneliti.
2. Istriku tercinta Hj. Himrawati Bustan, S.Sos, anakku tercinta Hana Humairah
Hamka, sebagai motivator utama yang selalu memberikan kasih sayang,
cinta, motivasi dan doa kepada peneliti selama proses penyusunan skripsi ini
hingga dapat terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Dr. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA dan Bapak Drs. Kastumuni Harto, Ak.,
M.Si., CPA., CA selaku dosen pembimbing I dan II atas waktu yang telah
diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, dan memberi bantuan
literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan peneliti.
4. Ibu Dr. Ratna Ayu Damayanti, S.E., Ak., M.Soc.Sc., CA, Bapak Dr. Arifuddin,
S.E., Ak., M.Si., CA dan Bapak Drs. Haerial, Ak., M.Si., CA selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran, kritik, dan masukan kepada peneliti,
saat proposal diseminarkan sampai dengan saat skripsi ini diujikan.
vii
5. Ketua Departemen Akuntansi, Ibu Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA,
dan Sekretaris Departemen Akuntansi, Bapak Dr. Yohanis Rura, SE., Ak.,
M.SA., CA, atas arahan dan masukannya selama proses penulisan skripsi,
serta jajarannya di lingkungan Departemen Akuntansi yang telah membantu
proses administrasi penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin,
serta seluruh pegawai akademik khususnya pada Program Studi Akuntansi
yang telah memberikan pengarahaan dan bekal ilmu pengetahuan serta
memberikan kemudahan akses selama penyusunan skripsi ini
7. Pimpinan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
beserta jajarannya yang telah mengizinkan peneliti untuk mengikuti tugas
belajar melalui Program Beasiswa S1 STAR BPKP di Universitas
Hasanuddin
8. Rekan-rekan auditor Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo selaku responden
penelitian, atas waktu yang diberikan untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Beasiswa S1 STAR BPKP angkatan
kedua di Universitas Hasanuddin atas kebersamaannya selama mengikuti
perkuliahan dan berbagai saran dan bantuan dalam proses penulisan skripsi
ini.
10. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang
telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam proses penulisan skripsi
ini.
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan pada
penulisan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti
mengharapkan bantuan kiritik dan saran untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait.
Makassar, 9 Juli 2017
Peneliti
viii
ABSTRAK
Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Peranan Supervisor terhadap
Kualitas Audit Internal Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)
Effect of Competency, Experience, and the Role of Supervisor to
the Quality of Government Internal Audit (Case Study at Gorontalo Representative Office of BPKP)
Hamka Ridwan
Nirwana Kastumuni
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memeroleh bukti empirisi mengenai pengaruh kompetensi, pengalaman, dan peranan supervisor terhadap kualitas audit internal pemerintah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah auditor yang berada di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Gorontalo sebanyak 43 orang. Seluruh populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis regresi linear berganda dengan program IBM SPSS 23. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah; (2) pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah; dan (3) peranan supervisor berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah. Kata kunci: kualitas audit internal pemerintah, kompetensi, pengalaman, dan
peranan supervisor. This study is conducted to test and to obtain empirical evidence of the effect of competency, experience, and the role of supervisor to quality of the internal audit of government. This research is a quantitative research. The study population was auditors who were in province of Gorontalo Finance and Development Supervisory Agency Representative by 43 auditors. The entire population is used as a sample of research. The collected data is then analysed by multiple linear regression analysis method With the IBM SPSS 23 program. The result reveals that: (1) competency positively affects the quality of the government's internal audit; (2) experience positively affects on the quality of the government's internal audit; and (3) the role of supervisor positively affect on the quality of the government's internal audit. Keywords: quality of the government's internal audit, competency, experience,
the role of supervisor.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................. v PRAKATA ......................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 5 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................ 5
1.4.1 Kegunaan Teoretis ................................................... 5 1.4.2 Kegunaan Praktis ..................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 8
2.1 Tinjauan Teori dan Konsep....................................................... 8 2.1.1 Teori Atribusi .................................................................. 8 2.1.2 Auditot Internal Pemerintah ............................................ 9 2.1.3 Kualitas Audit Internal Pemerintah ................................. 13 2.1.4 Kompetensi .................................................................... 14 2.1.5 Pengalaman ................................................................... 15 2.1.6 Peranan Supervisor ........................................................ 16
2.2 Tinjauan Empirik ...................................................................... 18 2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 19 2.4 Hipotesis .................................................................................. 20
2.4.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 20
2.4.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 21
2.4.3 Pengaruh Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ......................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23
3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 23 3.2 Tempat dan Waktu ................................................................... 23 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 24 3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 24 3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 24 3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 25
3.6.1 Variabel Penelitian ........................................................... 25
x
3.6.2 Definisi Operasional......................................................... 25 3.7 Analisis Data ............................................................................ 29
3.7.1 Statistik Deskriptif ............................................................ 29 3.7.2 Uji Kualitas Data .............................................................. 29 3.7.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 30 3.7.4 Model Analisis Data ......................................................... 32 3.7.5 Uji Hipotesis .................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 35
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 35 4.1.1 Profil Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo ..................... 35
4.1.1.1 Dasar Hukum, Visi dan Misi Organisasi .............. 35 4.1.1.2 Struktur Organisasi ............................................. 36
4.2 Analisis Data ............................................................................ 37 4.2.1 Karakteristik Responden .................................................. 37 4.2.2 Statistik Deskriptif ............................................................ 43 4.2.3 Hasil Uji Kualitias Data .................................................... 51
4.2.3.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ............................ 51 4.2.4 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 57
4.2.4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................ 57 4.2.4.2 Hasil Uji Multikolinearitas .................................... 58 4.2.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................. 59
4.2.5 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 60 4.2.5.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .............. 60 4.2.5.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................... 62 4.2.5.3 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Stattstik t) ..................................................... 62 4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ................................... 64
4.3.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 64
4.3.2 Pengaruh Pengalamn terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 66
4.3.3 Pengaruh Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ................................................ 68
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 71 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 71 5.2 Saran ....................................................................................... 72 5.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 74
LAMPIRAN ................................................................................................ 78
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator dan Skala Pengukuran .................................................... 28
3.2 Dasar Interpretasi Skor .................................................................. 29
4.1 Rincian penyebaran, pengembalian, dan penggunaan kuesioner .. 38
4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ........................... 38
4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ............. 39
4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir .... 40
4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jurusan ...................... 40
4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja ................ 41
4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan golongan ................... 42
4.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jabatan auditor .......... 43
4.9 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel Kompetensi (X1) ............................................................................ 44
4.10 Interpretasi skor variabel kompetensi (X1) dan ketiga indikatornya 44
4.11 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengalaman (X2) ............................................................................ 46
4.12 Interpretasi skor variabel pengalaman (X2) dan kedua indikatornya 46
4.13 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel peranan supervisor (X3) ............................................................................... 47
4.14 Interpretasi skor variabel peranan supervisor (X3) dan ketiga Indikatornya ................................................................................... 48
4.15 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) ............................................. 49
4.16 Interpretasi skor variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) dan ketiga indikatornya .................................................................. 50
4.17 Hasil uji validitas variabel kompetensi (X1) ..................................... 51
4.18 Hasil uji reabitilas variabel kompetensi (X1) ................................... 52
4.19 Hasil uji validitas variabel pengalaman (X2) ................................... 53
xii
4.20 Hasil uji reabitilas variabel pengalaman (X2) .................................. 53
4.21 Hasil uji validitas variabel peranan supervisor (X3) ........................ 54
4.22 Hasil uji reabitilas variabel peranan supervisor (X3) ....................... 55
4.23 Hasil uji validitas variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) ..... 56
4.24 Hasil uji reabitilas variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) ... 56
4.25 Nilai koefisien tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)........... 58
4.26 Hasil analisis regresi linear berganda ............................................. 60
4.27 Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) ..................................... 62
4.28 Hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) .................. 62
4.29 Ringkasan hasil pengujian hipotesis ............................................... 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 19
4.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo .............. 37
4.2 Hasil uji normalitas dengan analisis grafik histogram...................... 57
4.3 Hasil uji normalitas analisis probability plot ..................................... 58
4.4 Hasil uji heteroskedastisitas dengan analisis grafik plot ................. 59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata ........................................................................................... 78
2 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 79
3 Karakteristik responden penelitian dan statistik deskriptif variabel Penelitian ....................................................................................... 85
4 Uji Validitas .................................................................................... 93
5 Uji Reabilitas .................................................................................. 97
6 Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas ..................................... 98
7 Analisis regresi linear berganda, uji statistik t, dan uji Multikolinearitas ............................................................................. 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Audit Internal menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI)
tahun 2004:
“Audit Internal adalah suatu aktivitas penilaian independen di dalam suatu organisasi untuk penelitian kegiatan pembukuan, finansial, dan kegiatan lainnya, sebagai dasar untuk membantu pimpinan perusahaan. Pemeriksaan itu mempunyai pengendalian manajerial yang berfungsi dengan jalan mengukur dan menilai efektivitas sarana pengendalian”
Menurut the Institute of Internal Auditor (IIA) Audit Internal adalah suatu
kegiatan assurance dan consulting yang independen dan objektif, yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Auditor internal diharapkan mampu memberikan nilai tambah kepada organisasi.
Dalam Boynton et al. (2003:491) mengatakan bahwa aktivitas audit internal
dapat dilakukan oleh pegawai yang sudah ada dalam organisasi itu, atau bisa
juga diserahkan kepada profesional lain dari luar organisasi yang melayani
entitas. Sedangkan Arens et al. (2009:6) mendefinisikan bahwa auditor internal di
sektor publik adalah auditor yang bekerja untuk melayani kebutuhan-kebutuhan
pemerintah.
Auditor internal pemerintah merupakan instansi pemerintah yang dibentuk
dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat
dan/atau pemerintah daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Auditor internal
pemerintah terdiri atas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
2
(BPKP), Inspektorat Jenderal atau nama lain di Kementerian/Lembaga, dan
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota.
Secara konseptual peran auditor internal di pemerintahan yang dikemukan
oleh Messier et al. (2008:7) sama dengan peran auditor internal di perusahaan
swasta. Dalam pemerintahan auditor internal diharapkan mampu memberikan
keyakinan yang memadai atas setiap operasional organisasi (assurance) dan
memberikan nasihat kepada manajemen. Dengan demikian auditor internal
pemerintahan diharapkan mampu mengurangi permasalahan yang sering timbul.
Oleh karena itu, kualitas audit internal pemerintah perlu dimaksimalkan.
Dalam menjalankan pengawasan intern auditor internal pemerintah harus
menghasilkan hasil yang berkualitas. Kualitas audit internal merupakan
perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka mencapai hasil kerja yang baik
yang mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan menurut De Angelo
(1981:115) kualitas audit merupakan kemungkinan (probability) di mana auditor
akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem
akuntansi klien.
Menurut Sembiring et al. (2014) Kualitas audit harus dibangun sejak awal
pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi. APIP
khususnya BPKP dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip
kode etik profesi, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang kode
etik APIP. Berdasarkan uraian diatas audit yang berkualitas adalah audit yang
dapat ditindaklanjuti oleh auditee.
BPKP merupakan adalah Lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia
yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan yang hasil pengawasannya dilaporkan secara langsung kepada
3
Presiden Oleh karena itu dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPKP perlu
didukung oleh kualitas hasil audit yang optimal.
Kualitas hasil audit yang optimal sangat tidak mudah untuk didapatkan.
Berdasarkan data hasil pemeriksaan Sistem Informasi Manajemen Hasil
Pengawasan (SIM-HP) BPKP Perwakilan Provinsi Gorontalo, didapatkan data
bahwa dari total temuan tahun 2012 sebesar Rp5.661.711.488,08 hanya sebesar
Rp4.197.239.487,36 yang ditindaklanjuti, berarti masih ada temuan yang belum
ditindaklanjuti sebesar Rp1.464.472.000,72. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa masih adanya temuan tahun 2012 yang belum ditindaklanjuti
sampai tahun 2017. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas hasil audit
BPKP masih belum optimal. Fenomena lain yang menunjukkan kualitas hasil
audit BPKP belum optimal yakni kasus yang terjadi di BPKP (7/06/2014,
www.liputan6.com), dalam situs tersebut menyebutkan bahwa BPKP digugat
oleh rekanan PLN, isinya memuat laporan yang dikeluarkan BPKP dinilai cacat
hukum. Dengan adanya kasus diatas membuat masyarakat beranggapan
mengenai kompetensi atau keahlian yang dimiliki APIP masih kurang sehingga
masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam mengaudit.
Hasil audit internal pemerintah masih kurang berkualitas tercermin dari
fenomena tersebut diatas. Hal ini selaras dengan teori Sembiring et al. (2014)
yang menyebutkan bahwa audit yang berkualitas adalah audit yang dapat
ditindaklanjuti auditee. Fenomena-fenomena tersebut diatas menunjukkan bahwa
terdapat disparitas antara konsep kualitas audit internal pemerintah dengan
kenyataan yang ada dilapangan. Oleh sebab itu perlu dikaji faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit internal pemerintah.
Penelitian ini akan menganalisis penyebab yang mempengaruhi kualitas
audit internal pemerintah, dimana penelitian ini terdiri atas tiga faktor sebagai
4
variable bebasnya, diantaranya faktor kompetensi, pengalaman, dan peranan
supervisor. Faktor-faktor tersebut didasari oleh pentingnya peran auditor internal
pemerintah dalam meningkatkan kualitas auditnya. Dalam keputusan AAIPI
Nomor: KEP05/AAIPI/DPN/2014 tentang Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia menyatakan bahwa: 1) hasil audit intern yang berkualitas dapat
terwujud jika didukung dengan auditor yang mempunyai pendidikan,
pengetahuan, keahlian dan keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain
yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya; dan 2) setiap tahap
penugasan audit intern, auditor harus disupervisi secara memadai untuk
memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya
kompetensi auditor.
Selain uraian diatas, pertimbangan lainnya adalah masih terdapat
perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. mengenai kompetensi,
pengalaman, dan peranan supervisor. Di antaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Alim dkk, (2007) yang menyimpulkan kompetensi berpengaruh
terhadap kualitas audit. Sedangkan Gunawan (2012) dalam hasil penelitiannya
justru menyimpulkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit internal.
Hasil penelitian Jurnaedi dkk. (2014) menyimpulkan adanya pengaruh
pengalaman terhadap kualitas audit internal. Namun hasil yang berbeda
diungkap oleh Badjuri (2011) yang menyimpulkan bahwa pengalaman tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit internal.
Hasil penelitian Nadirsyah et al. (2013) yang juga menyimpulkan adanya
pengaruh antara peranan supervisor terhadap kulitas audit internal. Namun hasil
yang berbeda diungkap oleh Chandra (2006) yang menyimpulkan bahwa
peranan supervisor tidaklah berpengaruh terhadap kualitas audit internal.
5
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas sebagai berikut.
1. Apakah kompetensi berpegaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah?
2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit internal
pemerintah?
3. Apakah peranan supervisor berpengaruh terhadap kualitas audit internal
pemerintah?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memeroleh bukti empiris
mengenai.
1. Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit internal pemerintah.
2. Pengaruh pengalaman terhadap kualitas audit internal pemerintah.
3. Pengaruh peranan supervisor terhadap kualitas audit internal pemerintah.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada:
1. Para akademisi, sebagai referensi/bahan ajar atau tambahan wawasan
dalam bidang audit internal.
2. Para peneliti berikutnya, sebagai referensi untuk meneliti topik yang berkaitan
dengan auditor internal pemerintah.
6
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi bagi pihak-
pihak yang berkepentingan terutama dalam teori tentang kompetensi audit
judgment terhadap kualitas audit.
2. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai bahan masukan bagi para auditor internal pemerintah untuk
lebih meningkatkan kualitas hasil auditnya.
3. Bagi Penulis
Bagi penulis dapat menjadi sumber ilmu dan menambah wawasan
tentang Kualitas audit
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merujuk pada Pedoman Penelitian Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang terdiri atas lima bab.
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang meliputi penjelasan tentang latar
belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan dari penelitian ini,
serta sistematika penulisan.
BAB II Merupakan bab tinjauan pustaka yang meliputi penjelasan tentang
tinjauan pustaka yang berisi rangkuman-rangkuman teori yang
bersangkutan, ringkasan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan
hipotesis penelitian.
BAB III Merupakan bab metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis, sumber dan
teknik pengumpulan data serta analisis data yang dapat menjawab atau
menjelaskan masalah penelitian.
7
BAB IV Merupakan hasil penelitian yang meliputi hasil penelitian yang dilakukan
dan pembahasannya secara kronologis dan sistematis sesuai dengan
perumusa masalah serta tujuan penelitian.
BAB V Merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan peneliti terhadap
hasil analisis temuan penelitian dan memberikan saran yang
berhubungan dengan masalah atau alternatif pemecahan masalah dari
penelitian yang dilakukan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Atribusi
Teori Atribusi (Attribution Theory) menjelaskan suatu konsep tentang
perilaku seseorang. Heider (1958) sebagai pencetus teori atribusi, teori
atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori
atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana kita menentukan
penyebab dan motif tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang
bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya
sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap,
dll ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang
akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Luthans, 2005)
Situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi
sosial yang disebut dengan dispositional attributions dan situational attributions
(Gordon and Graham, 2006). dispositional attributions atau penyebab internal
yang mengacu pada aspek perilaku individual yang ada dalam diri
seseorang seperti keperibadian, persepsi diri, kemampuan, motivasi.
Sedangkan situational attributions atau penyebab eksternal yang mengacu pada
lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti kondisi
sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena teori ini dapat digunakan
sebagai dasar mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit
9
internal. Pada dasarnya karakteristik personal seorang auditor merupakan salah
satu faktor penentu terhadap kualitas hasil audit. faktor tersebut seperti
kemampuan yang dimiliki yang dapat diperoleh dari kompetensi dan
pengalaman. Sedangkan faktor eksternal yang diperoleh dari tindakan supervisi
yang dilakukan supervisor akan mendorong seseorang untuk melakukan
aktivitas.
2.1.2 Audit Internal Pemerintah
2.1.2.1 Audit Internal
Audit internal modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika The Institute of
Internal Auditors (IIA) dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal memperluas
ruang lingkup audit untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan
operasional perusahaan. Definisi audit internal menurut IIA terus berkembang
untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan internal, maupun eksternal.
Saat ini, IIA dalam IIARF, 2009 mendefinisikan
Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi
yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi.
Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan
pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola.
Menurut Mulyadi (2002:29) yang menyatakan bahwa audit intern adalah
auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun
perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan
10
dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,
menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
organisasi.
Menurut The Institute of Internal auditors (IIA) ruang lingkup audit internal
adalah:
The scope of audit internal should encompass of the adequacy and effectiveness the organizations system of performance in carrying out assigned responsibilities; (1) reability and integrying of information; (2) compliance with policies, plans, procedures, laws, regulations and contacts; (3) safeguarding of assets; (4) economical and efficient use of resources; (5) accomplishment of established objectives and goals for operations programs. Ruang lingkup audit internal harus mencakup kecukupan dan efektivitas
sistem kinerja organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan;
(1) keandalan dan menyokong informasi; (2) sesuai dengan kebijakan, rencana,
prosedur, hukum, peraturan dan kontak; (3) pengamanan aktiva; (4) penggunaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien; (5) tercapainya target yang ditetapkan
dan tujuan program operasi.
2.1.2.2 Audit Internal Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa pengawasan intern adalah
seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Tujuannya memberikan keyakinan
yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan
dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik.
11
Dalam hasil audit intern pemerintah dapat diketahui apakah suatu instansi
pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya
secara efisien dan efektif, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah
ditetapkan, dan telah sesuai dengan ketentuan. Selain itu, audit intern atas
penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good
governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan
pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Auditor internal pemerintah pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam
tiga jenis audit berikut ini:
1. Audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan untuk
memberikan keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit
telah menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan, hasil operasi/usaha,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Audit kinerja dimaksudkan untuk dapat meningkatkan tingkat akuntabilitas
pemerintah dan memudahkan pengambilan keputusan oleh pihak yang
bertanggung jawab untuk mengawasi atau memprakarsai tindakan koreksi.
3. Audit dengan tujuan tertentu yaitu audit yang bertujuan untuk memberikan
simpulan atas suatu hal yang diaudit. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah audit investigatif, audit terhadap masalah yang menjadi fokus
perhatian pimpinan organisasi dan audit yang bersifat khas.
2.1.2.3 Auditor Internal Pemerintah
Di Indonesia, auditor internal pemerintah dikenal sebagai aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP). Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 47
Ayat 2 (a) menyatakan bahwa, aparat pengawasan intern pemerintah merupakan
12
aparat yang melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara. Aparat
pengawasan intern pemerintah menurut Pasal 48 ayat 2 peraturan pemerintah
tersebut melakukan pengawasan intern melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Aparat pengawasan intern
pemerintah terdiri atas:
1. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a. kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
c. kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Inspektorat jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan
pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam
rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang
didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
3. Inspektorat provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat
daerah provinsi yang didanai dengan anggaran pendapatan dan belanja
daerah provinsi.
4. Inspektorat kabupaten/kota melakukan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.
13
2.1.3 Kualitas Audit Internal Pemerintah
Dalam menjalankan pengawasan intern auditor internal pemerintah harus
menghasilkan hasil yang berkualitas. Kualitas audit seperti dikatakan oleh De
Angelo (1981) yaitu sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan
dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
kliennya. Kualitas kerja auditor merupakan jumlah respon yang benar dalam
menyelesaikan sebuah pekerjaan dibandingkan dengan standar atau kriteria
yang telah ditetapkan (Tan dan Allisen, 1999).
Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (2008) menegaskan
bahwa standar audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) wajib
dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP dalam melaksanakan audit
sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas
auditor pada saat melakukan pemeriksaan. Untuk itu diperlukan keandalan,
kecermatan, ketepatan waktu dan mutu jasa serta pelayanan yang diberikan oleh
profesi auditor untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor.
Laporan audit yang dilakukan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah,
wajib diukuran kualitas auditnya menggunakan Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia. Audit yang berkualitas adalah audit yang dapat ditindaklanjuti oleh
auditee (Sembiring et al. 2014). APIP dalam menjalankan tugasnya harus
memegang prinsip-prinsip profesi, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang kode etik APIP.
Kualitas audit terkait dengan adanya jaminan auditor bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan
(Wooten 2003). Tawaf (1999) berpendapat agar audit yang dihasilkan
14
berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari
awal hingga akhir penugasan audit.
Menurut Halim (2004) menyimpulkan faktor-faktor penentu kualitas audit
terdiri atas: 1) pengalaman, 2) pemahaman industri klien, 3) respon atas
kebutuhan klien, dan 4) ketaatan pada standar umum audit. Sedangkan menurut
Wooten (2003) telah mengembangkan model kualitas audit dari membangun
teori dan penelitian empiris yang ada. Model yang digunakan oleh Wooten dalam
penelitiannya, yaitu (1) deteksi salah saji, (2) kesesuaian dengan SPAP, (3)
kepatuhan terhadap SOP, (4) risiko audit, (5) prinsip kehati-hatian, (6) proses
pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor, dan (7) perhatian yang diberikan
oleh manajer atau partner.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
audit internal pemerintah adalah audit yang dilaksanakan dengan mengacu pada
standar audit intern pemerintah yang menghasilkan laporan hasil audit yang
dapat ditindak lanjuti oleh auditee.
2.1.4 Kompetensi
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar, Rai (2008). Dalam melakukan audit, seorang
auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai,
serta keahlian khusus di bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian
profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian
profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium Suraida
(2005).
Dalam Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)
kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang
15
memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini
mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan
dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku
akan menghasilkan kinerja. Menurut Susanto (2000) definisi tentang kompetensi
yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristk yang mendasari individu
untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta
kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa
pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor internal individu lainnya untuk dapat
mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi adalah
kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki setiap individu.
2.1.5 Pengalaman
Pengertian pengalaman kerja adalah adalah proses pembentukan
pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena
keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang,
1984). Dalam profesi auditor kompetensi saja tidak cukup untuk menghasilkan
auditor yang profesional dan berkualitas. Tetapi pengalaman di lapangan juga
memiliki peran penting dalam menentukan kualitas seorang auditor.
Menurut Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman kerja bagi auditor
dapat berupa pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari
segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.
Pengalaman seorang auditor merupakan nilai tambah bagi dirinya dimana auditor
16
yang semakin berpengalaman cenderung mempunyai keunggulan dan kreatifitas
dalam memahami dan mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan yang sedang
di auditnya.
Dalam Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia menyebutkan bahwa
auditor harus memiliki pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan,
pengalaman, serta kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawabnya. Pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan,
pengalaman, serta kompetensi lain adalah bersifat kolektif yang mengacu pada
kemampuan profesional yang diperlukan auditor untuk secara efektif
melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pengalaman adalah
proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan bagi auditor untuk
memperkaya teknik auditnya sehingga didaptkan hasil audit yang berkualitas.
2.1.6 Peranan Supervisor
Menurut Mulianto et al. (2006:3) menyatakan bahwa supervisor adalah
orang yang memiliki kelebihan atau mempunyai keistimewaan yang tugasnya
melihat dan mengawasi pekerjaan orang lain. Sedangkan supervision atau
supervisi pengawasan adalah tugas atau pekerjaannya.
Berdasarkan hasil studi Kozlowski dan Doherty (1989) menunjukkan bahwa
supervisor merupakan pihak yang paling dekat dengan konteks kerja seseorang
karena melalui mareka tercermin budaya atau iklim organisasi. Jadi supervisor
berpengaruh langsung terhadap perilaku bawahannya dan supervisor juga harus
yakin bahwa bawahannya benar-benar memahami mengenai pekerjaan
pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapa pekerjaan tersebut harus
dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai.
17
Telaah studi Accounting Education Change Commission (AECC) dalam
Martamin (2006:17) menerbitkan Issue Statement No.4. Salah satu isi dari Issue
Statement No.4 adalah AECC Recommendations Early Work Experience yang
mendorong pemberdayaan akuntan melalui tindakan supervisi yang tepat akan
menumbuhkan instrinsik motivation, yang berisi saran-saran antara lain:
1) Supervisor hendaknya menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring
yang kuat.
2) Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong
tercapainya kesuksesan.
3) Supervisor hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan
menstimulir terselesaikannya suatu tugas.
Menurut Tawaf (1999) mengemukakan bahwa kualitas hasil audit dari sisi
supervisi yang dilakukan oleh supervisor, menurutnya agar audit yang dihasilkan
berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari
awal hingga akhir penugasan audit. Sedangkan dalam Wooten (2003)
berpendapat bahwa salah satu indikator untuk kualitas audit adalah proses
pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
peranan supervisor adalah seseorang yang diberi keistimewaan atau
kewenangan untuk melakukan supervisi kepada bawahannya mulai dari tahap
perencanaan sampai akhir penugasan, agar supaya mengahasilkan kualitas
audit tinggi dan menjamin telah sesuai dengan standar audit yang telah
ditetapkan.
18
2.2 Tinjauan Empirik
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi penulis adalah
sebagai berikut:
1. Slamet (2002), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengaruh
Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor yang Melakukan Audit
Khusus (Studi Empiris pada Kantor Perwakilan BPKP). Tujuan penelitiannya
adalah untuk untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh tindakan supervisi.
Penelitian tersebut merupakan cross sectional study. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tindakan supervisi mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.
2. Alim dkk. (2007), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kompetensi
dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Moderasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompetensi dan
independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit,
Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan interaksi independensi dan
etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
3. Gunawan (2012), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Tingkat
Independensi, Kompetensi, Obyektifitas, dan Integritas Auditor terhadap
Kualitas Audit yang Dihasilkan Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat independensi,
kompetensi, obyektifitas dan integritas terhadap kualitas audit yang
dihasilkan kantor akuntan publik di Surabaya. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa Obyektifitas berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor di Surabaya. Sedangkan
19
Independensi, Kompetensi, dan Integritas tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor di Surabaya.
4. Nadirsyah et al. (2013), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Supervisi Audit Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor dengan Tekanan
Pengaruh Sosial Sebagai Variabel Moderating: Studi pada Auditor Eksternal
Pemerintah. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan
pengaruh sosial terhadap hubungan antara supervisi dan kualitas hasil kerja
auditor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi audit berpengaruh
positif terhadap kualitas hasil kerja auditor.
5. Jurnaedi (2014), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Tingkat
Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi dan Etika
Profesi terhadap Kualitas Audit (Studi kasus pada Inspektorat di Kabupaten
Klungkung dan Kabupaten Gianyar). Hasil yang diperoleh dari penelitiannya
adalah tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi
dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kompetensi (X1)
Pengalaman (X2)
Kualitas Audit Internal Pemerintah (Y)
Peranan Supervisor (X3)
20
2.4 Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah
Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan
dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan
oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,
1958). Sama halnya auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit
,perilakunya didukung oleh kekuatan internal yang didapatkan melalui
kompetensi. Jadi seorang auditor harus memiliki kompetensi berupa mutu
personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di
bidangnya.
Dalam Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)
kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang
memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini
mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan
dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku
akan menghasilkan kinerja. Menurut Susanto (2000) definisi tentang kompetensi
yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristk yang mendasari individu
untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta
kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah.
21
2.4.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah
Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan
dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan
oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,
1958). Sama halnya auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit,
perilakunya didukung oleh kekuatan internal yang didapatkan melalui
pengalaman. Jadi pengalaman merupakan proses pembentukan pengetahuan
atau keterampilan bagi auditor untuk memperkaya teknik auditnya sehingga
didaptkan hasil audit yang berkualitas
Menurut Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman kerja bagi auditor
dapat berupa pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari
segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.
Pengalaman seorang auditor merupakan nilai tambah bagi dirinya dimana auditor
yang semakin berpengalaman cenderung mempunyai keunggulan dan kreatifitas
dalam memahami dan mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan yang sedang
di auditnya.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah.
2.4.3 Pengaruh Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal
Pemerintah
Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan
dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan
oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,
1958). Sama halnya auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit,
22
perilakunya didukung oleh kekuatan eksternal yang diperoleh melalui supervisi
yang dilakukan oleh supervisor. Supervisor melakukan kegiatan supervise
kepada bawahannya mulai dari tahap perencanaan sampai akhir penugasan,
agar supaya mengahasilkan kualitas audit tinggi dan menjamin telah sesuai
dengan standar audit yang telah ditetapkan.
Menurut Tawaf (1999) mengemukakan bahwa kualitas hasil audit dari sisi
supervisi yang dilakukan oleh supervisor, menurutnya agar audit yang dihasilkan
berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari
awal hingga akhir penugasan audit. Sedangkan dalam Wooten (2003)
berpendapat bahwa salah satu indikator untuk kualitas audit adalah proses
pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H3: Peranan supervisor berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research) yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen
dengan variabel dependen melalui pengajuan hipotesis yang telah dirumuskan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi, pengalaman dan
peranan supervisor, sedangkan variabel dependen adalah kualitas audit internal
pemerintah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari fakta dan keterangan secara
faktual dari responden dengan menggunakan kuesioner yang didistribusikan
kepada auditor pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo. Dalam penelitian ini
menjelaskan variabel-variabel kompetensi, pengalaman dan peranan supervisor
terhadap kualitas audit internal pemerintah.
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo,
yang berlokasi di Jalan By Pass, Tamalate, Kota Timur, Tamalate, Gorontalo,
Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Peneliitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
sampai dengan Juli 2017.
24
3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi pada auditor Kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Gorontalo sebanyak 43 orang. Auditor tersebut terdiri dari 10 orang
ketua tim dan 33 orang anggota tim (database Sub-Bagian Kepegawaian
Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo). Menurut Sekarang (2011) bahwa
penelitian di bidang sosial dengan jumlah responden antara 30-500 layak untuk
dilakukan penelitian. Seluruh populasi tersebut dijadikan sebagai sampel
penelitian (responden auditor sebanyak 43 orang yang bekerja pada Kantor
Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo) dianggap layak untuk dilakukan penelitian.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data tersebut berupa nilai
atau skor atas jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Sedangkan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui
penyebaran kuesioner kepada auditor Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data tinjauan lapangan
(field research) dengan memperoleh data langsung di lapangan melalui
kuesioner. Kuesioner yang telah diisi dikembalikan secara langsung kepada
peneliti.
25
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini menggunakan dua macam variable,
di antaranya variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependen
yang digunakan adalah kualitas audit internal pemerintah. Sedangkan variabel
bebas yang digunakan terdiri atas:
1) kompetensi;
2) pengalaman; dan
3) peranan supervisor.
3.6.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman dan
memperjelas apa yang dimaksud dengan variabel-variabel dalam penelitian ini,
maka dirumuskan definisi operasional, sebagai berikut.
3.6.2.1 Kompetensi
kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa
pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor internal individu lainnya untuk dapat
mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi adalah
kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki setiap individu. Menurut Alim dkk. (2007) menyatakan bahwa
semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil
pemeriksaannya.
Kompetensi diukur dengan merumuskan 10 item instrumen pernyataan yang
meliputi 3 item untuk indicator mutu personal, 4 item untuk indikator pengetahuan
umum, dan 3 item untuk indikator keahlian khusus.
26
Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta
untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan adanya
kompetensi yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya kompetensi
yang sangat tinggi. Pernyataan ini merupakan hasil modifikasi pernyataan dalam
instrumen penelitian Sukriah et al. (2009)
3.6.2.2 Pengalaman
pengalaman adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
bagi auditor untuk memperkaya teknik auditnya sehingga didaptkan hasil audit
yang berkualitas. Menurut Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman kerja
bagi auditor dapat berupa pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan
baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani. Pengalaman seorang auditor merupakan nilai tambah bagi dirinya
dimana auditor yang semakin berpengalaman cenderung mempunyai
keunggulan dan kreatifitas dalam memahami dan mendeteksi adanya
kecurangan-kecurangan yang sedang di auditnya
Pengalaman diukur dengan merumuskan 8 item instrumen pernyataan yang
meliputi 4 item untuk indikator lamanya bekerja sebagai auditor dan 4 item untuk
indikator banyaknya tugas pemeriksaan.
Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta
untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan adanya
pengalaman yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya pengalaman
yang sangat tinggi. Pernyataan ini merupakan hasil modifikasi pernyataan dalam
instrumen penelitian Sukriah et al. (2009).
3.6.2.3 Peranan Supervisor
Peran supervisor adalah seseorang yang diberi keistimewaan atau
kewenangan untuk melakukan supervisi kepada bawahannya mulai dari tahap
27
perencanaan sampai akhir penugasan, agar supaya mengahasilkan kualitas
audit tinggi dan menjamin telah sesuai dengan standar audit yang telah
ditetapkan. Menurut Tawaf (1999) mengemukakan bahwa kualitas hasil audit dari
sisi supervisi yang dilakukan oleh supervisor, menurutnya agar audit yang
dihasilkan berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan
dimulai dari awal hingga akhir penugasan audit.
Peranan supervisor diukur dengan merumuskan 10 item instrumen
pernyataan yang meliputi 4 item untuk indikator kepemimpinan dan mentoring, 3
item untuk indikator kondisi kerja, dan 3 item untuk indikator penugasan.
Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta
untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan adanya
peranan supervisor yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya
peranan supervisor yang sangat tinggi. Pernyataan ini merupakan hasil
modifikasi pernyataan dalam instrumen penelitian Slamet (2002).
3.6.2.4 Kualitas Audit Internal Pemerintah
kualitas audit internal pemerintah adalah audit yang dilaksanakan dengan
mengacu pada standar audit intern pemerintah yang menghasilkan laporan hasil
audit yang dapat ditindak lanjuti oleh auditee. Kualitas kerja auditor merupakan
jumlah respon yang benar dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan dibandingkan
dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan (Tan dan Allisen, 1999).
Sedangkan sembiring et al. (2014) mengatakan bahwa Audit yang berkualitas
adalah audit yang dapat ditindaklanjuti oleh auditee.
Kualitas audit internal pemerintah diukur dengan merumuskan 12 item
instrumen pernyataan yang meliputi 5 item untuk indikator kesesuaian
pemeriksaan dengan standar audit, 4 item untuk indikator kualitas laporan hasil
pemeriksaan, dan 3 item untuk indikator keakuratan temuan audit.
28
Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta
untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan kualitas
audit internal pemerintah yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya
kualitas audit internal pemerintah yang sangat tinggi. Pertanyaan ini merupakan
hasil modifikasi pernyataan dalam instrumen penelitian Sukriah et al. (2009) dan
Efendy (2010).
Secara ringkas, definisi operasional atas variabel-variabel penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator dan Skala Pengukuran
Variabel Dimensi Skala Instrumen
Kompetensi 1. Mutu personal
2. Pengetahuan umum
3. Keahlian khusus
Likert.
Skala 1-5
Kuesioner
Pengalaman 1. Lamanya bekerja sebagai
auditor
2. Banyaknya tugas pemeriksaan
Likert.
Skala 1-5
Kuesioner
Peranan
Supervisor
1. Kepemimpinan dan mentoring
2. Kondisi kerja
3. Penugasan
Likert.
Skala 1-5
Kuesioner
Kualitas Audit
Internal
Pemerintah
1. Kesesuaian pemeriksaan
dengan standar audit
2. Kualitas laporan hasil
pemeriksaan
3. Keakuratan temuan audit
Likert.
Skala 1-5
Kuesioner
Sumber: data primer yang diolah, 2017
29
3.7 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
IBM SPSS 23. Dimana kuesioner yang telah kembali akan disortir terlebih
dahulu. Kuesioner yang diproses lebih lanjut adalah kuesioner yang telah diisi
oleh responden yang secara lengkap yang akan diproses ke tahap analisis.
3.7.1 Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif yang bertujuan untuk
memberikan gambaran umum mengenai demografi responden. Berdasarkan
data yang diperoleh melakukan analisis secara deskriptif dengan menghitung
nilai mean, standar deviasi, nilai minimun, dan nilai maksimun. Analisis deskriptif
meliputi analisis atas hasil perhitungan distribusi statistik untuk kemudian
diinterpretasi mengacu pada interpretasi skor yang digunakan oleh Stemple, Jr.
et al. (2004:34) sebagai berikut.
Tabel 3.2
Dasar interpretasi skor
Nilai Skor Interpretasi
1 – 1,8 Jelek/tidak penting/tidak tinggi
1,8 – 2,6 Kurang
2,6 – 3,4 Cukup
3,4 – 4,2 Bagus/penting/tinggi
4,2 – 5,0 Sangat bagus/sangat penting/sangat tinggi
Sumber: Stemple, Jr. et al. (2004).
3.7.2 Uji Kualitas Data
Pengukuran dan pengujian suatu kuesioner atau hipotesis sangat
bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data
penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang digunakan untuk
30
mengumpulkan data penelitian tidak memiliki tingkat keandalan (reliability) dan
tingkat kebenaran/keabsahan (validity) yang tinggi.
3.7.2.1 Uji Reabilitas
Uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel suatu konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Realibilitas
suatu variabel yang dibentuk dari daftar pertanyaan dikatakan baik jika memiliki
nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
3.7.2.2 Uji Validitas
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis uji validitas yang
bertujuan untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan
terklasifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52).
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik yaitu
menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan
menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation. Data dinyatakan
valid jika nila r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation
> r-tabel pada signifikansi 0.05 (5%).
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan sebelum melakukan analisis
regresi berganda. Analisis regresi hanya dapat dilakukan apabila suatu model
yang akan diuji telah bebas dari asumsi klasik, yaitu:
31
3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali,
2013:154). Untuk menguji normalitas digunakan dua metode pengujian yaitu
histogram dan normal probability plot.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2013:156) seperti di bawah
ini.
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yag nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013:103).
Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi
salah satunya adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, dan Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
32
manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Bila
nilaitolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10, berarti tidak ada
multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2013:103).
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi
homoskedastisitas dan apabila berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:134).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya dan dasar
untuk menganalisanya seperti di bawah ini.
1. Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola serta titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.4 Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e
Keterangan :
33
Y = Kualitas audit internal pemerintah
= Kostanta
1 = Koefisien regresi kompetensi
X1 = Kompetensi
2 = Koefisien regresi pengalaman
X2 = Pengalaman
3 = Koefisien peranan supervisor
X3 = Peranan supervisor
e = Variabel pengganggu
3.7.5 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Tujuannya untuk mengetahui
sejauh mana kompetensi, pengalaman dan peranan supervisor sebagai variabel
independen berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah sebagai
variabel dependen (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo).
3.7.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi-variabel dependen (Ghozali, 2013:95).
Setiap tambahan satu variabel maka R2 akan meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen.
34
Oleh sebab itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted
R2 saat mengevaluasi model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted
R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan ke
dalam model (Ghozali, 2013:95).
3.7.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Hasil uji signifikansi parameter individual digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara
individual berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
Kriteria pengujian yang didasarkan atas probabilitas adalah sebagai berikut:
1. Jika jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat
kepercayaan 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bilai nilai t
lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, suatu variabel
bebas secara individual memengaruhi variabel tetap.
2. Jika nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai t tabel, maka
HA diterima. Dengan kata lain, suatu variabel bebas secara individual
memengaruhi variabel tetap.
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi,
pengalaman, dan peranan supervisor terhadap kualitas audit internal pemerintah
(studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo). Hasil analisis yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya berhasil mendukung semua hipotesis yang
diajukan. Penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut.
1. Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah.
Semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka semakin tinggi pula kualitas
audit internal pemerintah. Sebaliknya semakin rendah kompetensi seorang
auditor maka semakin rendah pula kualitas audit internal pemerintah. Hasil
penelitian ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa kualitas audit
dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, misalnya pengetahuan atau usaha. Pengetahuan diperoleh
melalui pendidikan formal yang dilakukan oleh auditor tersebut.
2. Pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah.
Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin baik pula kualitas
audit internal pemerintah. Sebaliknya jika auditor kurang berpengalaman
maka kualitas audit internal pemerintah yang dihasilkan akan rendah pula.
Hasil penelitian ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa kualitas
audit dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, misalnya kemampuan, pengetahuan atau usaha. Pengetahun
72
dan kemampuan akan terus meningkat jika seorang auditor memiliki banyak
pengalaman.
3. Peranan supervisor berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal
pemerintah. Semakin berperan supervisor dalam pelaksanaan audit maka
semakin berkualitas pula hasil audit yang dihasilkan. Sebaliknya jika
supervisor kurang berperan dalam pelaksanaan audit maka hasil audit yang
dihasilkan kurang berkualitas. Hasil penelitian ini mendukung teori atribusi
menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu
faktor yang berasal dari luar. Peranan supervisor merupakan salah satu
faktor ekternal yang mempengaruhi kualitas audit.
5.2 Saran
Penelitian ini masih membutuhkan beberapa item perbaikan untuk dilakukan
pada penelitian-penelitian selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan objek
penelitian yang sejenis sehingga dapat menjadikan penelitian ini lebih baik.
Adapun beberapa saran perbaikan adalah sebagai berikut.
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya:
a. Mengembangkan penelitian dengan menambah variable independen
lainnya, seperti integritas, etika atau tekanan ketaatan sehingga hasil
penelitian akan lebih meluas dari penelitian sebelumnya.
b. Mengembangkan populasi dan sampel dalam penelitian ini, misalnya
menggunakan populasi dan sampel yang lebih luas dan lebih banyak.
c. Menggunakan metode penelitian lainnya seperti discourse analysis dalam
rangka mengkonfirmasi hasil penelitian kuantitatif ini untuk memberikan
hasil mengenai kualitas audit internal pemerintah yang lebih faktual.
73
d. Peneliti dapat melakukan penelitian pada objek lain, misalnya pada
instansi pemerintah lainnya maupun pada perusahaan.
2. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan
dalam proses audit.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Kesimpulan penelitian ini dibangun dengan berbagai keterbatasan
penelitian. Adapun keterbatasan penelitian dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode survey kuesioner kepada responden untuk diisi (self-report
instrument). Oleh karena itu kesimpulan hasil penelitian ini pun dibangun
hanya berdasarkan persepsi auditor internal Perwakilan BPKP Provinsi
Gorontalo sendiri sehingga bisa saja menimbulkan bias subjektifitas. Bias
subjektifitas dalam hal ini adalah responden cenderung terlalu toleran pada
dirinya sendiri.
2. Populasi penelitian ini adalah auditor internal di Kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Gorontalo dengan total 38 orang. Populasi tersebut termasuk
kategori kecil karena itu hasil penelitian ini belum mampu mewakili populasi
auditor internal pemerintah se-Indonesia.
74
DAFTAR PUSTAKA
Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar.
Arens, Elder, and Beasley. 2009. Auditing and Assurance Services An Integrated Approach An Indonesian Adaptation. Singapore: Prentice Hall.
Badjuri, Achmat. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3(2). 183-197.
Boyton, C. William. Raymond J. Johnson dan Water G, Kell. 2003. Modern Auditing, Edisi Ketujuh, Jilid II. Jakarta: Erlangga.
De Angelo,L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, Vol. 3, 183-199.
Efendy, Muh. Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo).Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Sains Akuntansi, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponogoro.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gideon, Arthur. 2014. BPKP digugat oleh Rekanan PLN. Liputan6.com, (Online), 7 Juni 2014, (https://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/2059846/bpkp-digugat-oleh-rekanan-pln, diakses 23 Juni 2017)
Gordon S., dan Graham S., 2006. Epidemiology of Respiratory Disease in Malawi. Medical Journal ; 18(3): 134-146. http:indexmedicus.afro.who.int/iah/fulltext/MMJ/resp-disease.pdf.
Gunawan, Lie David. 2012. Pengaruh tingkat Independensi, kompetensi, objektifitas,Dan Integritas auditor terhadap kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 4.
Halim, Abdul. 2004. Auditing dan Sistem Informasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Heider, Fritz. 1958. The Psychology of Interpersonal Relations. New York: Wiley.
75
IIA Research Foundation. 2009. Internal Audit Capability Model (IA-CM) For the Publik Sector. Florida: The Institute of Internal Auditors.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.
Jurnaedi, Musmini dan Atmadja. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi Dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Inspektorat Di Kabupaten Klungkung Dan Kabupaten Gianyar). E-Journal Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.2(1): 1-12.
Keputusan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) Nomor: KEP-005/AAIPI/DPN/2014 tentang Pemberlakuan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, dan Pedoman Telaah Sejawat Auditor Intern Pemerintah Indonesia. 2014 Jakarta: Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia.
Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP.06.00.00-626/K/2001 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP.06.00.00286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2001. Jakarta: Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1983 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Kozlowski, S. dan Doherty, M. 1989. Integration of Climate and Leadership: Examination of Neglected Issue. Journal of Applied Psychology, Vol.74: 546-553.
Lasmahadi, A. 2000. Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi. www.e-psikologi.com
Luthans, Fred, 2005. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Diterjemahkan oleh : Vivin Andhika Yuwono; Shekar Purwanti; Th.Arie Prabawati; dan Winong Rosari. Penerbit Andi, Yogyakarta
Manulang. 1984. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Martamin, Irvan, 2006. ” Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor ”, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Messier, Glover, and Prawitt. 2008. Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.
Mulyadi. 2002. Auditing Buku I Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
76
Mulianto, Sindu. Cahyadi, Ruddy dan Widjaja kusuma. 2006. Panduan Lengkap Supervisi. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.
Nadirsyah dan Razaq, Safri. 2013. Pengaruh Supervisi Audit terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor dengan Tekanan Pengaruh Sosial sebagai Variabel Moderating: Studi pada Auditor Eksternal Pemerintah. Jurnal Akuntansi, Vol.1(2). 114-128.
Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang kode etik APIP. 2008. Jakarta: Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. 2008. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rai, Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat.
Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2011. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fifth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons.
Sembiring, Andi Yahya dan Rustiana. 2014. Pengaruh Pengalaman dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit Internal Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta.Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Slamet, Budiman. 2002. Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor yang Melakukan Audit Khusus: Studi Empiris pada Kantor Perwakilan BPKP. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.
Stemple, James David Jr. 2004. Job Satisfaction of High School Principals in Virginia. Unpublished Dissertation. Virginia: Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State University.
Susanto, A.B. 2000. Competency-Based HRM. www.jakartaconsultinggroup.com.
77
Sukriah, I., Akram, & Inapty, B. A. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Makalah disajikan dalamSimposium Nasional Akuntansi XII, Universitas Sriwijaya, Palembang.
Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Journal Sosiohumanira, Vol.7(3): 186-202.
Tan, H.T. dan Alison K. 1999. Accountability Effect on Auditor ’sPerformance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity. Journal of Accounting Reseach, Vol.2: 209-223.
Tawaf, T. P. 1999. Audit Intern Bank. Edisi kesatu dan kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Wooten, T.G. 2003. It is Impossible to Know The Number of Poor-Quality Audits that simply go undetected and unpublicized. The CPA Journal.Januari: 48-51.
78
Lampiran 1
BIODATA
Identitas diri Nama : Hamka Ridwan
Tempat, Tangga Lahir : Amparita, 8 Juli 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat Rumah : Jalan Tinumbu No. 131, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar.
Telepon Rumah / HP : 081355684579
Alamat E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan a. Pendidikan Formal
- SDN 1 Amparita (2002)
- SMPN 1 Tellu Limpoe (2005)
- SMAN 1 Tellu Limpoe (2008)
- D3 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (2011)
- S1 Universitas Hasanuddin (2015)
b. Pendidikan Non Formal
-
Pengalaman kerja - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2012 - sekarang)
Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya. Makassar, 9 Juli 2017 Hamka Ridwan
79
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER Yth. Bapak/Ibu Responden di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir studi program S1-STAR Batch II Unversitas Hasanuddin, saya bermaksud melakukan penelitian di bidang audit sektor publik, sebagai berikut: Nama : Hamka Ridwan
NIM : A31115747
Departemen : Departemen Akuntasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Judul penelitian : Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Peranan
Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal
Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi
Gorontalo).
Demi kelancaran penelitian ini, saya membutuhkan data penelitian melalui instrumen kuesioner. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu responden untuk mengisi kuesioner yang saya lampirkan dalam surat ini. Partisipasi Bapak/Ibu responden sangatlah penting bagi kesuksesan penelitian ini. Data/informasi yang Bapak/Ibu responden berikan akan saya gunakan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian ini dan akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan kode etik penelitian. Demikian surat ini saya sampaikan, atas perhatian Bapak/Ibu responden, saya ucapkan terimakasih.
Makassar, 5 Juni 2017 Peneliti
Hamka Ridwan
80
KUESIONER
Dalam rangka penelitian akademis yang berjudul Pengaruh Kompetensi, Pengalaman dan Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo), mohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini agar diisi mengenai kondisi atau fakta yang terjadi berdasarkan perspektif profesional sesuai dengan tugas dan fungsi Bapak/Ibu. Karakteristik Responden:
Nama : ..........................................................(boleh tidak diisi)
Usia : .............. tahun
Jenis kelamin : Pria Wanita
Pendidikan terakhir
: D III S1/DIV S2 S3
Jurusan : Akuntansi Manajemen Lainnya
Masa Kerja : .............. tahun
Golongan : II III IV
Jabatan : Auditor Madya Muda Pertama
Penyelia
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana
Petunjuk Pengisian: Pada daftar pernyataan di bawah ini, isilah dengan menggunakan tanda √ kondisi atau fakta yang sebenarnya terjadi menurut perspektif profesional anda pada salah satu dari lima kolom yang tersedia di sebelah kanan dengan skala 1, 2, 3, 4, atau 5. Skala 1 - 5 tersebut menunjukkan arti:
1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
2 : Tidak Setuju (TS)
3 : Netral (N)
4 : Setuju (S)
5 : Sangat Setuju (SS)
85
Lampiran 3
Karakteristik Responden Penelitian
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 20-30 tahun 26 68.4 68.4 68.4
31-40 tahun 4 10.5 10.5 78.9
40-50 tahun 6 15.8 15.8 94.7
> 50 tahun 2 5.3 5.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
Jenis Kelamin Reaponden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Pria 23 60.5 60.5 60.5
Wanita 15 39.5 39.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid DIII 7 18.4 18.4 18.4
S1 29 76.3 76.3 94.7
S2 2 5.3 5.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
Jurusan Terakhir Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Akuntansi 26 68.4 68.4 68.4
Lainnya 10 26.3 26.3 94.7
Manajemen 2 5.3 5.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
Masa Kerja Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1-10 tahun 28 73.6 73.6 73.6
11-20 tahun 5 13.2 13.2 86.8
21-30 tahun 5 13.2 13.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
86
Golongan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid II 4 10.5 10.5 10.5
III 34 89.5 89.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
Jabatan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Auditor Muda 1 2.6 2.6 2.6
Auditor Pelaksana 3 7.9 7.9 10.5
Auditor Penyelia 8 21.1 21.1 31.6
Auditor Pertama 26 68.4 68.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
A. Kompetensi (X1)
Kompetensi 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9
Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 8 21.1 21.1 21.1
Sangat Setuju 30 78.9 78.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9
Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9
Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0
Total 38 100.0 100.0
87
Kompetensi 5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 20 52.6 52.6 52.6
Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 31 81.6 81.6 81.6
Sangat Setuju 7 18.4 18.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6
Setuju 23 60.5 60.5 63.2
Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3
Setuju 31 81.6 81.6 86.8
Sangat Setuju 5 13.2 13.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 15 39.5 39.5 39.5
Setuju 21 55.3 55.3 94.7
Sangat Setuju 2 5.3 5.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kompetensi 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 5.3 5.3 5.3
Netral 2 5.3 5.3 10.5
Setuju 31 81.6 81.6 92.1
Sangat Setuju 3 7.9 7.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
88
B. Pengalaman (X2) Pengalaman 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 6 15.8 15.8 15.8
Sangat Setuju 32 84.2 84.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pengalaman 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 15 39.5 39.5 39.5
Sangat Setuju 23 60.5 60.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pengalaman 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 17 44.7 44.7 44.7
Sangat Setuju 21 55.3 55.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pengalaman 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 22 57.9 57.9 57.9
Sangat Setuju 16 42.1 42.1 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pengalaman 5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 18 47.4 47.4 47.4
Sangat Setuju 20 52.6 52.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pengalaman 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 24 63.2 63.2 63.2
Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pengalaman 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3
Setuju 23 60.5 60.5 65.8
Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
89
Pengalaman 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6
Netral 9 23.7 23.7 26.3
Setuju 24 63.2 63.2 89.5
Sangat Setuju 4 10.5 10.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
C. Peranan Supervisior (X3)
Peran Supervisor 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 10 26.3 26.3 26.3
Sangat Setuju 28 73.7 73.7 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3
Setuju 18 47.4 47.4 52.6
Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3
Setuju 25 65.8 65.8 71.1
Sangat Setuju 11 28.9 28.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6
Netral 1 2.6 2.6 5.3
Setuju 23 60.5 60.5 65.8
Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6
Setuju 23 60.5 60.5 63.2
Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
90
Peran Supervisor 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 4 10.5 10.5 10.5
Setuju 19 50.0 50.0 60.5
Sangat Setuju 15 39.5 39.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 3 7.9 7.9 7.9
Setuju 28 73.7 73.7 81.6
Sangat Setuju 7 18.4 18.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 20 52.6 52.6 52.6
Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 25 65.8 65.8 65.8
Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Peran Supervisor 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6
Netral 3 7.9 7.9 10.5
Setuju 14 36.8 36.8 47.4
Sangat Setuju 20 52.6 52.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
D. Kualitas Audit Internal Pemerintah (Y)
Kualitas Audit Internal Pemerintah 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 8 21.1 21.1 21.1
Sangat Setuju 30 78.9 78.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
91
Kualitas Audit Internal Pemerintah 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 6 15.8 15.8 15.8
Sangat Setuju 32 84.2 84.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 9 23.7 23.7 23.7
Sangat Setuju 29 76.3 76.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 14 36.8 36.8 36.8
Sangat Setuju 24 63.2 63.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9
Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Setuju 16 42.1 42.1 42.1
Sangat Setuju 22 57.9 57.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6
Setuju 25 65.8 65.8 68.4
Sangat Setuju 12 31.6 31.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6
Setuju 22 57.9 57.9 60.5
Sangat Setuju 15 39.5 39.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
92
Kualitas Audit Internal Pemerintah 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 5 13.2 13.2 13.2
Setuju 20 52.6 52.6 65.8
Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 5 13.2 13.2 13.2
Setuju 19 50.0 50.0 63.2
Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3
Setuju 18 47.4 47.4 52.6
Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Kualitas Audit Internal Pemerintah 12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6
Netral 3 7.9 7.9 10.5
Setuju 16 42.1 42.1 52.6
Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
93
Lampiran 4
Uji Validitas
Correlations
Kompetensi
Kompetensi 1 Pearson Correlation .583**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kompetensi 2 Pearson Correlation .700**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kompetensi 3 Pearson Correlation .706**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kompetensi 4 Pearson Correlation .542**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kompetensi 5 Pearson Correlation .533**
Sig. (2-tailed) .001
N 38
Kompetensi 6 Pearson Correlation .503**
Sig. (2-tailed) .001
N 38
Kompetensi 7 Pearson Correlation .715**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kompetensi 8 Pearson Correlation .646**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kompetensi 9 Pearson Correlation .398*
Sig. (2-tailed) .013
N 38
Kompetensi 10 Pearson Correlation .639**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kompetensi Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
94
Correlations
Pengalaman
Pengalaman 1 Pearson Correlation .542**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pengalaman 2 Pearson Correlation .561**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pengalaman 3 Pearson Correlation .479**
Sig. (2-tailed) .002
N 38
Pengalaman 4 Pearson Correlation .485**
Sig. (2-tailed) .002
N 38
Pengalaman 5 Pearson Correlation .622**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pengalaman 6 Pearson Correlation .680**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pengalaman 7 Pearson Correlation .634**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pengalaman 8 Pearson Correlation .612**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pengalaman Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
95
Correlations
Peran Supervisor
Peran Supervisor 1 Pearson Correlation .447**
Sig. (2-tailed) .005
N 38
Peran Supervisor 2 Pearson Correlation .448**
Sig. (2-tailed) .005
N 38
Peran Supervisor 3 Pearson Correlation .604**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Peran Supervisor 4 Pearson Correlation .646**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Peran Supervisor 5 Pearson Correlation .357*
Sig. (2-tailed) .028
N 38
Peran Supervisor 6 Pearson Correlation .411*
Sig. (2-tailed) .010
N 38
Peran Supervisor 7 Pearson Correlation .532**
Sig. (2-tailed) .001
N 38
Peran Supervisor 8 Pearson Correlation .508**
Sig. (2-tailed) .001
N 38
Peran Supervisor 9 Pearson Correlation .456**
Sig. (2-tailed) .004
N 38
Peran Supervisor 10 Pearson Correlation .576**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Peran Supervisor Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
96
Correlations
Kualitas Audit
Kualitas Audit 1 Pearson Correlation .364*
Sig. (2-tailed) .025
N 38
Kualitas Audit 2 Pearson Correlation .448**
Sig. (2-tailed) .005
N 38
Kualitas Audit 3 Pearson Correlation .459**
Sig. (2-tailed) .004
N 38
Kualitas Audit 4 Pearson Correlation .553**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kualitas Audit 5 Pearson Correlation .517**
Sig. (2-tailed) .001
N 38
Kualitas Audit 6 Pearson Correlation .510**
Sig. (2-tailed) .001
N 38
Kualitas Audit 7 Pearson Correlation .461**
Sig. (2-tailed) .004
N 38
Kualitas Audit 8 Pearson Correlation .446**
Sig. (2-tailed) .005
N 38
Kualitas Audit 9 Pearson Correlation .475**
Sig. (2-tailed) .003
N 38
Kualitas Audit 10 Pearson Correlation .384*
Sig. (2-tailed) .017
N 38
Kualitas Audit 11 Pearson Correlation .550**
Sig. (2-tailed) .000
N 38
Kualitas Audit 12 Pearson Correlation .382*
Sig. (2-tailed) .018
N 38
Kualitas Audit Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
97
Lampiran 5
Uji Reabilitas
Kompetensi (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.790 10
Pengalaman (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.709 8
Peranan Supervisior (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.661 10
Kualitas Audit Internal Pemerintah (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.640 12
100
Lampiran 7
Analisis Regresi Linerar Berganda, Uji Statistik t, dan Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.097 .674 1.627 .113 Kompetensi .247 .111 .295 2.232 .032 .950 1.053
Pengalaman .241 .114 .297 2.117 .042 .844 1.185
Peran Supervisor .293 .116 .348 2.523 .016 .873 1.146
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Internal Pemerintah
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .659a .434 .384 .18795
a. Predictors: (Constant), Peran Supervisor, Kompetensi, Pengalaman
b. Dependent Variable: Kualitas Audit Internal Pemerintah