skripsi - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/26292/1/rumiyati, binti.pdf · menyatakan...
TRANSCRIPT
i
64
SKRIPSI
PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA
MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
Oleh :
BINTI RUMIYATI BOJONEGORO – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
ii
ii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
N a m a : BINTI RUMIYATI
N I M : 141011009
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul : Pengaruh Kedalaman Air terhadap Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang Lokal (Phyllophorus sp.) selama Masa Adaptasi di Bak Pemeliharaan adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, 15 Juli 2014
Yang membuat pernyataan,
BINTI RUMIYATI
NIM. 141011009
Materei
Rp. 6.000,-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
iii
iii
SKRIPSI
PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA
MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Progam Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh :
BINTI RUMIYATI
NIM. 141011009
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Pertama
Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. NIP. 19690912 199702 2 001
Pembimbing Kedua
Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. NIP. 19690621 199703 2 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
iv
iv
SKRIPSI
PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA
MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
Oleh :
BINTI RUMIYATI NIM : 141011009
Telah diujikan pada Tanggal : 2 Juli 201 KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Woro Hastuti Satyantini, Ir., M. Si. Anggota : Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. Abdul Manan, S.Pi., M.Si.
Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. Rr. Juni Triastuti, S. Pi., M. Si.
Surabaya, 15 Juli 2014
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA NIP.19520517 197803 2 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
v
v
RINGKASAN
BINTI RUMIYATI. Pengaruh Kedalaman Air terhadap Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang Lokal (Phyllophorus sp.) Selama Masa Adaptasi di Bak Pemeliharaan. Dosen Pembimbing Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. Dan Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M. Si.
Teripang lokal, Phyllophorus sp. merupakan komoditas laut yang
berekonomis penting. Kebutuhan teripang lokal saat ini masih tergantung pada
hasil tangkapan alam, sehingga diperlukan upaya budidaya teripang. Faktor
keberhasilan budidaya teripang salah satunya diperankan oleh keberhasilan
adaptasi teripang dari habitat ke lingkungan baru. Ketidakmampuan teripang
salam beradaptasi akan mempengaruhi fisiologi teripang yang ditunjukkan dengan
beberapa tingkah laku seperti dikeluarkannya usus, gonad dan lendir saat kondisi
stres berat (Purnayudha, 2013). Kedalaman air merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap tingkah laku pembenaman diri teripang (Darsono, 2009)
dan dikeluarkannya tentakel Curcumaria frondosa ke permukaan (Singh et
al.,1999).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman air terhadap
tingkah laku dan lama hidup teripang. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebagai rancangan
percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah kedalaman air yang berbeda, yaitu
10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5
kali. Parameter utama yang diamati adalah tingkah laku teripang yang terdiri dari
fuuly exposed, fully buried, half buried, keluar tentakel, keluar usus, keluar gonad,
keluar cincin kapur dan kult teripang berlendir serta lama hidup teripang.
Parameter penunjuang yang diamati adalah suhu, kecerahan, salinitas dan oksigen
terlarut. Analisis data tingkah laku teripang menggunakan menggunakan metode
deskriptif dan Analisis Ragam Variam (ANOVA), analisis data lama hidup
menggunakan Analisis Ragam Varian (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan
terbaik dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
vi
vi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman air yang berbeda
memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap tingkah laku dan lama hidup
teripang. Perlakuan kedalaman air 40 cm merupakan kedalaman air yang sesuai
untuk masa adaptasi teripang sebelum dibudidayakan. Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh salinitas, suhu, intensitas cahaya dan DO
terhadap tingkah laku, pertumbuhan kelulushiduan dan lama proses regenerasi
organ Phyllophorus sp. selama masa adaptasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
vii
vii
SUMMARY
BINTI RUMIYATI. The Effect of Water Depth Against The Behaviour and Lifespan of Local Sea Cucumber (Phyllophorus sp.) During Adaptation Period in the Maintenance Tank. Academic Advisor Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. And Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M. Si.
Local sea cucumber, Phyllophorus sp. is an important economic
commodity. Needs of local sea cucumbers are still dependent on the catch in
nature, so it takes effort for sea cucumber cultivation. The one of the factors that
make sea cucumber’s aquaculture success is the successful adaptation of sea
cucumber habitats to the new environment. Inability to adapt will affect sea
cucumber physiology demonstrated with some behavior such as the issuance of
the intestine, gonads and mucous when severe stress conditions (Purnayudha,
2013). Water depth is a factor that affects the self-embedding behavior of sea
cucumbers (Darsono, 2009) and the issuance of tentacles of Curcumaria frondosa
to the surface (Singh et al., 1999).
This study aims to determine the effect of water depth against the behavior
and the lifespan of sea cucumbers. The method used is an experiment with a
completely randomized design (CRD) as the experimental design. The treatments
used are different water depths, with 10 cm, 20 cm, 30 cm and 40 cm, each
treatment iss replicated 5 times. The main parameters of the observed behavior of
sea cucumbers is composed of fully exposed, fully buried, half buried, out
tentacles, out intestines, out gonads, out ring and slimy skin of sea cucumbers and
lifespan. Supporting parameters measured are temperature, brightness, salinity
and dissolved oxygen. Data analysis of behaviour using descriptive Variety
Variam Analysis (ANOVA), lifespan data analysis using Varian Variety Analysis
(ANOVA) and to determine the best treatment performed Duncan's Multiple
Range Test.
The result shows that the different water depths has significant effect (p
<0.05) on the behavior of sea cucumbers and lifespan. Treatment of the water
depth with 40 cm water depth is suitable for the adaptation period before
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
viii
viii
cultivated sea cucumbers. Further research needs to be conducted to determine the
effect of salinity, temperature, light intensity and DO on behavior, growth,
survival rate and duration of organ regeneration process of Phyllophorus sp.
during the adaptation period.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
ix
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
limpahan rahmat dan ridha-Nya, serta shalawat dan salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga Skripsi tentang Pengaruh Kedalaman
Air terhadap Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang Lokal (Phyllophorus sp.)
Selama Masa Adaptasi di Bak Pemeliharaan dapat terselesaikan. Skripsi ini
disusun dalam rangaka memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Perikanan pada Progam Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis ucapkankan terimakasih kepada 1) kedua orang tua yang selalu memberi semangat dan doa selama kuliah, 2) Ibu
Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. dan Ibu Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam sejak penulisan
Usulan Penelitian hingga selesainya penyusunan Skripsi ini, dan 3) semua civitas
akademika Universitas Airlangga serta semua yang telah membantu penulis dalam
pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Skripsi ini lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap semoga Karya
Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua pihak.
Surabaya, 15 Juli 2014
Penulis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
x
x
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ……………………………………………………………..
SUMMARY …………………………………………………………….….
KATA PENGANTAR ……………………………………………….....….
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….…
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….…...
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
I. PENDAHULUAN …………………………………………………….
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………..
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………...
1.3 Tujuan ………………………………………………………………
1.4 Manfaat ……………………………………………………………..
II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………
2.1 Teripang Lokal (Phyllophorus sp.) ………………………………... 2.1.1 Klasifikasi …………………………………………………. 2.1.2 Morfologi ………………………………………………….. 2.1.3 Habitat, Penyebaran dan Pakan …………………………….
2.2 Tingkah Laku Teripang pada Kedalaman Berbeda ………………...
2.3 Tingkah Laku Teripang terhadap Perubahan Lingkungan …………
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS …………………...
3.1 Kerangka Konseptual ………………………………………………
3.2 Hipotesis ……………………………………………………………
IV. METODOLOGI ………………………………………………………
4.1 Tempat dan Waktu …………………………………………………
4.2 Materi Penelitian …………………………………………………... 4.2.1 Peralatan Penelitian ………………………………………... 4.2.2 Bahan Penelitian ……………………………………………
v
vii
ix
xii
xiii
xiv
1
1
3
3
3
4
4 4 4 6
8
10
14
14
18
19
19
19 19 19
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
xi
xi
4.3 Metode Penelitian ………………………………………………….. 4.3.1 Rancangan Penelitian ………………………………………. 4.3.2 Prosedur Kerja ……………………………………………... 4.3.3 Parameter Penelitian ……………………………………….. 4.3.4 Analisis Data ……………………………………………….
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….
5.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………. 5.1.1 Tingkah Laku Teripang ……………………………………. 5.1.2 Lama Hidup dan Kelulushidupan Teripang ……………….. 5.1.3 Kualitas Air ………………………………………………...
5.2 Pembahasan ………………………………………………………
VI. SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
LAMPIRAN
20 20 21 29 29
33
33 32 41 42
42
49
50
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian ……………………
2. Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat pengambilan sampel ……..
3. Hasil uji ANOVA frekuensi tingkah laku teripang selama penelitian …
4. Hasil uji ANOVA lama hidup dan kelulushidupan teripang selama
penelitian ………………………………………………………………
5. Data kisaran kualitas air pada media adaptasi selama penelitian ……
34
40
40
41
42
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Phyllophorus sp. di pantai timur Surabaya …………………………...
2. Tentakel tipe dendritik pada Phyllophorus spiculata ………………...
3. Macam-macam habitat Holothurians di dasar laut ………………...…
4. Phyllophorus sp. dengan usus dan gonad terburai ………………...…
5. Bagan kerangka konseptual penelitian …………………………….....
6. Instalasi bak filter ……………………………………………….……
7. Diagram alir penelitian ……………………………………..………...
8. Tingkah laku fully exposed Phyllophorus sp. ………………………...
9. Tingkah laku fully buried Phyllophorus sp. …………………….……
10. Tingkah laku half buried Phyllophorus sp. …………………………..
11. Tingkah laku kulit berlendir Phyllophorus sp. ……………………….
12. Cincin kapur Phyllophorus sp. ……………………………………….
4
5
7
10
17
22
32
36
37
38
39
39
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pola tingkah laku membenamkan diri teripang Thyonella gemmata di
dalam substrat ……………………………………………….………..
2. Proses penyisipan tentakel teripang ordo Dendrocerotida ………….
3. Data Penelitian Pendahuluan …………………………………………
4. Tabel data hasil pengamatan tingkah laku teripang ……….…………
5. Contoh pencatatan lama hidup teripang …………………………….
6. Ukuran ketinggian air pada bak pemeliharaan ………………….……
7. Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian …………….….
8. Data frekuensi relatif tingkah laku teripang selama penelitian ……
9. Hasil uji ANOVA tingkah laku teripang selama penelitian ………….
10. Hasil uji ANOVA lama hidup teripang ………………………………
11. Hasil uji ANOVA kelulushidupan teripang ……………………….…
56
57
58
61
62
63
64
86
87
92
93
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
1
64
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teripang lokal (Phyllophorus sp.) atau dikenal sebagai terung termasuk
dalam filum Echinodermata yang merupakan salah satu spesies teripang
berprotein tinggi (44,39%) dan berpotensi sebagai imunostimulator terhadap
bakteri Escherichia coli (Ramadany, 2011) dan Mycobacterium tuberculosis
(Leksana, 2012). Teripang lokal juga merupakan salah satu komoditi unggulan di
pantai timur Surabaya. Pemanfaatan teripang lokal di pantai timur Surabaya lebih
banyak digunakan sebagai makanan ringan berupa keripik yang diperjualbelikan
di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Lamongan dan Gresik. Berdasarkan informasi dari
beberapa pengepul, teripang lokal kering juga merupakan komoditi yang diekspor
secara kontinyu ke Taiwan dan Hongkong (Masithah dkk., 2012). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa teripang lokal memiliki nilai ekonomis penting.
Kebutuhan teripang lokal saat ini masih tergantung pada hasil tangkapan
alam. Selama ini, belum ada upaya budidaya teripang lokal di Indonesia yang
mampu menunjang pemenuhan kebutuhan pasokan teripang lokal. Dalam jangka
panjang, keadaan ini mengkhawatirkan keberadaan teripang lokal di alam yang
akan mengalami over fishing, maka diperlukan upaya yang mengarah pada
budidaya teripang lokal.
Faktor keberhasilan budidaya teripang salah satunya diperankan oleh
keberhasilan adaptasi teripang dari habitat aslinya ke lingkungan baru di bak
pemeliharaan. Penelitian Purnayudha (2013) yang berupaya melakukan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
2
2
domestikasi teripang lokal dari habitat di alam ke bak pemeliharaan, mendapatkan
hasil bahwa pemeliharaan dengan sistem resirkulasi dan pemberian substrat
lumpur habitat asal teripang lokal mampu memberikan daya dukung lebih baik
dibanding adaptasi menggunakan substrat kerikil dan tanpa substrat. Walaupun
demikian, hasil ini masih memerlukan berbagai upaya optimasi adaptasi karena
teripang hanya mampu hidup 5 hari.
Faktor lingkungan yang diduga berpengaruh terhadap tingkah laku dan lama
hidup teripang adalah kedalaman air pemeliharaan. Darsono (2009) mengatakan,
level muka air (kedalaman air) yang rendah mengurangi pemunculan teripang
pasir Holothuria scabra yang merupakan respon teripang pasir terhadap surut
rendah.
Ketidakmampuan teripang dalam beradaptasi akan mempengaruhi fisiologi
teripang yang ditunjukkan dengan beberapa tingkah laku yaitu keadaan stres dan
pertahanan diri baik secara mekanik maupun kimiawi. Eviserasi adalah salah satu
tanda stres berat pada teripang (Purcell et al., 2006). Eviserasi juga merupakan
upaya pertahanan diri teripang secara mekanik (Bingham and Braithwaite, 1986
dalam Tursina, 2011). Eviserasi merupakan pengeluaran organ dalam dari tubuh
teripang yang dilakukan melalui anus dan mulut. Sedangkan pertahanan diri
teripang secara kimiawi dilakukan dengan cara menghasilkan senyawa metabolit
sekunder (saponin) pada dinding tubuh dan organ dalam (Dyck dkk., 2010 dalam
Tursina, 2011).
Guna mendapatkan metode adaptasi yang optimal, masih banyak hal yang
perlu dikaji dalam upaya domestikasi teripang. Pada penelitian ini, kajian dibatasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
3
3
pada pengaruh kedalaman air terhadap tingkah laku dan lama hidup teripang
selama masa adaptasi di bak pemeliharaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah
kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku dan lama hidup teripang lokal
selama masa adaptasi di bak pemeliharaan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedalaman air
terhadap tingkah laku dan lama hidup teripang lokal selama masa adaptasi di bak
pemeliharaan.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi
tentang tingkah laku dan lama hidup teripang lokal pada beberapa kisaran
kedalaman sehingga dapat dijadikan pedoman untuk budidaya teripang lokal.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
4
4
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teripang Lokal (Phyllophorus sp.)
2.1.1 Klasifikasi
Grube (1840) dalam O’Loughlin et al. (2012) mengatakan klasifikasi
Phyllophorus sp. adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia Filum : Echinodermata Kelas : Holothuroidea Ordo : Dendrochirotida Famili : Phyllophoridae Genus : Phyllophorus Spesies : Phyllophorus sp.
Gambar Phyllophorus sp. dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Phyllophorus sp. di pantai timur Surabaya (Winarni dkk., 2010) Keterangan : a : mulut b : kaki tabung c : anus
2.1.2 Morfologi
Teripang lokal (Phyllophorus sp.) yang memiliki nama lokal terung
seringkali disebut teripang bola atau ball sea cucumber karena berbentuk bola,
meskipun ada yang berbentuk memanjang. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh
filamen kecil (papulae) yang merata. Bagian tubuhnya lunak berwarna putih,
a c
b
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
5
5
krem, coklat atau oranye. Pada bagian anterior terdapat mulut, berupa tentakel
transparan yang tipis dan gelap (Wild Fact Sheets, 2008). Tentakel bermanfaat
sebagai alat penangkap makanan (Holtz, 2009).
Secara umum teripang yang termasuk ordo Dendrochirotida memiliki tipe
tentakel bukal dendritik (berbentuk pohon) (Fankboner, 1978 dalam Aziz, 1996)
dan memiliki pohon pernapasan (James, 1984). Genus Phyllophorus memiliki 20
tentakel, kaki tabung tersebar di seluruh tubuh dan calcareous ring (cincin kapur)
terdiri atas 5 pasang lempeng mengelilingi faring (Heding and Panning, 1954
dalam O’Loughlin et al., 2012). Tentakel dendritik pada Pyllophorus spiculata
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tentakel tipe dendritik pada Phyllophorus spiculata (Wild Fact Sheets, 2008)
Keterangan : a : tentakel b : mulut c : cabang tentakel
Panjang, diameter dan bentuk tubuh Phyllophorus sp. bervariasi. Di
Indonesia Phyllophorus sp. ditemukan dengan panjang antara 10-15 cm (Wild
Fact Sheets, 2008). Liao et al. (2007) mengatakan Phyllophorus maculatus
memiliki panjang tubuh 80 mm, diameter 20 mm dan berbentuk silindris dengan
a
b c
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
6
6
ujung posterior tumpul, sedangkan O’Loughlin et al. (2012) mengatakan
Phyllophorus notialis memiliki panjang 20 mm, diameter 7 mm, warna tubuh abu-
abu kecoklatan, dan tentakel coklat pucat dengan beberapa tanda coklat pekat.
2.1.3 Habitat, Penyebaran dan Pakan
Secara umum, teripang hidup di kedalaman laut yang bervariasi (Pearse,
1908 dalam Smilek and Hembree, 2012). Hyman (1955) dalam Rohani (1998)
juga mengatakan bahwa teripang hidup di daerah pasang surut hingga laut dalam.
Teripang ordo Dendrochirotida di Mexican Pacific ditemukan hidup pada
kedalaman 1.150 m di bawah permukaan air laut, suhu 4oC dan kadar oksigen
0,3 mg/l (Massin and Hendrick, 2011). Phyllophorus (Urodemella) occidentalis
dari teluk Mexico hidup di sublittoral, lepas pantai di sedimen yang lunak dengan
kedalaman antara 6-158 m (Pawson et al., 2010). Phyllophorus parvipedes yang
berdistribusi di Teluk Myanmar, Singapura, India Timur dan Australia Utara
ditemukan pada kedalaman 2 m dan 20 m (James, 1965). Phyllophorus spiculata
di pulau Hainan, Cina ditemukan pada zona intertidal sampai kedalaman 30 m
(Yulin, 1998).
Phyllophorus sp. di pantai timur Surabaya ditemukan pada kondisi salinitas
berkisar antara 28-33 ppt, kadar pH air berkisar antara 8-9, kecerahan air berkisar
antara 0,56-2,01 m, DO berkisar antara 6,5-7,9 mg/l, kedalaman air berkisar
antara 2,22- 6,45 m di bawah permukaan air laut dan dengan komposisi yang
bervariasi antara campuran pasir, lanau, lempung dan kerikil (Masithah dkk.,
2012). Teripang di pantai timur Surabaya ditemukan pada kisaran suhu antara
29,5-32oC.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
7
7
Ruppert and Barnes (1996) dalam Smilek and Hembree (2012)
mengemukakan bahwa teripang di habitatnya ada yang bersifat menempel pada
tumbuhan laut, membenamkan diri di dalam substrat, menopang di atas substrat
dan bersembunyi di celah-celah batu. Macam-macam habitat teripang dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Macam-macam habitat Holothurians di dasar laut (Ruppert and Barnes, 1996 in Smilek and Hembree, 2012).
Keterangan : A
B-D E F
Pawson (1970) dalam Hartati dkk. (2005), mengatakan teripang
memanfaatkan tiga sumber makanan yaitu plankton, detritus dan kandungan
organik pada pasir dan lumpur. Lawrence (1987) dalam Hartati dkk. (2005)
mengatakan, pakan teripang secara umum terdiri dari kandungan zat organik
dalam pasir dan berbagai biota yang terdapat dalam pasir seperti diatom, protozoa,
polichaeta, algae filamen, copepoda, ostracoda, foraminifera, radiolaria dan
partikel-partikel pasir. Sedangkan teripang ordo Dendrochirotida adalah pemakan
suspensi (suspension feeder) dan pemakan plankton (plankton feeder) (Aziz,
1996). Masithah dkk. (2012) mengatakan bahwa larva Phyllophorus sp. yang
: menempel pada tumbuhan laut. : membenam/mengubur diri di dalam sedimen lunak. : di permukaan sedimen. : tersembunyi di celah-celah batu dan kepala kkarbon aktif.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
8
8
diberi pakan Chlorella sp. memiliki tingkat kelulushidupan tertinggi yaitu 75%
dibandingkan dengan diatome (60%) dan Spirulina sp. (45%).
2.2 Tingkah Laku Teripang pada Kedalaman Berbeda
Secara umum teripang yang hidup di laut dalam, memiliki tiga kebiasaan
berenang, yaitu pelagic (menghabiskan seluruh hidupnya untuk berenang dan
mengapung di kolom air), benthopelagic (sebagian besar hidupnya untuk
berenang) dan facultative swimmers (sebagian besar hidupnya menjadi hewan
bentik, tetapi juga berenang apabila terdapat gangguan kondisi lingkungan).
Teripang yang hidup di laut dangkal, seperti Actinopyga mauritiana di pulau
Solomon ditemukan di kedalaman air 5-10 m memiliki kebiasaan bergerak di
dasar perairan (Graham and Battaglene, 2004). Teripang Phyllophorus di Pantai
Kenjeran dengan kedalaman air 3,8-7,8 m memiliki kebiasaan membenamkan
dirinya di dalam pasir atau pasir berlumpur dan kehidupannya bersifat kelompok
serta ada pula yang soliter (Winarni dkk., 2010). Thyonella gemmata yang
dipelihara dalam akuarium dengan kedalaman air 61,6 cm memiliki pola tingkah
laku membenam diri di dalam substrat, dengan memulai menembus sedimen
hingga menutupi permukaan tubuhnya kecuali bagian anterior dan posterior
tubuhnya (Smilek and Hembree, 2012). Pola tingkah laku membenamkan diri
teripang Thyonella gemmata dapat dilihat pada pada Lampiran 1.
Perilaku pembenaman teripang dipengaruhi oleh adanya perubahan
kedalaman air akibat pasang surut air (Mercier el al., 1999 dalam Darsono, 2009).
Darsono (2009) mengatakan bahwa penurunan permukaan air secara berkala tidak
mencegah pemunculan teripang ke permukaan, tapi permukaan air yang rendah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
9
9
menyebabkan berkurangnya pemunculan teripang ke permukaan. Pasang surut
secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku pembenaman teripang, sebab
pada kondisi air surut, kecerahan air meningkat, suhu meningkat dan salinitas juga
meningkat, hal ini menyebabkan teripang tidak muncul ke permukaan (Mercier
et. al., 1999). Bohman and Held (1963) dalam Aziz (1995) mengatakan bahwa
pembenaman diri dalam substrat pada teripang dilakukan untuk menghindari diri
dari efek cahaya yang kuat dan suhu yang relatif tinggi, karena pada umumnya
teripang bersifat fototaksis negatif (Aziz, 1995).
Perilaku pembenaman diri dalam pasir atau substrat, selain dilakukan
teripang juga dilakukan oleh organisme Echinodermata lain yaitu sand dollar dan
bintang laut. Perilaku pembenaman diri sand dollar (Laganum laganum,
L. decagonale, dan Echinodiscus bisperforatus) dan bintang laut (Archaster
typicus) terjadi saat pasang surut besar (Aziz dan Darsono, 1999).
Perubahan kedalaman air akibat pasang surut air selain berpengaruh
terhadap perilaku pembenaman diri teripang juga berpengaruh terhadap perilaku
penyisipan tentakel teripang Curcumaria frondosa (Singh et al., 1999). Penurunan
penyisipan tentakel tertinggi terjadi pada saat pasang naik. Hal ini karena saat
pasang naik debit air meningkat dan konsentrasi chloropigment menurun.
Penyisipan tentakel atau masuknya tentakel ke dalam pharynx merupakan cara
teripang memakan makananannya dan tentakel akan dimasukkan dalam pharynx
apabila pada tentakel terdapat makanan yang melekat pada lendir tentakel
(Subekti dkk., 2011). Proses penyisipan tentakel pada teripang ordo
Dendrocerotida dapat dilihat pada Lampiran 2.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
10
10
2.3 Tingkah Laku Teripang terhadap Perubahan Lingkungan
Purnayudha (2013) mengemukakan bahwa salah satu tanda teripang
Phyllophorus sp. mengalami stres terhadap perubahan lingkungan adalah dengan
dikeluarkannya usus dan gonad teripang dari bagian anterior, seperti yang
ditunjukkan Gambar 4.
Gambar 4. Phyllophorus sp. dengan usus dan gonad terburai (Purnayudha, 2013) Keterangan : a : gonad b : anus c : usus
Purnayudha (2013) juga mengatakan bahwa perubahan lain yang terjadi
akibat stres yaitu kulit teripang dipenuhi lendir yang akan menyebabkan kulit
teripang mudah terluka. Kulit teripang pada dasarnya memiliki tekstur yang kesat
dan kuat, akan tetapi dalam proses respon terhadap stress akan banyak
mengekskresikan lendir atau kelenjar mukosa yang lama kelamaan akan
menyebabkan kulit mudah luka hingga hancur dan berakhir pada kematian.
Menurut Triastuti dkk. (2010) kelenjar mukosa pada kulit berfungsi sebagai
pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme merugikan lainnya serta
memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus yang licin.
a
b c
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
11
11
Perilaku stres teripang terhadap perubahan lingkungan juga terjadi pada
juvenil teripang. Purcell et al., (2006) mengatakan bahwa stres berat pada juvenil
teripang ditandai dengan eviserasi. Adaptasi juvenil teripang Holothuria scabra
setelah masa transportasi, pada hari pertama mengalami stres saat dilepaskan dan
selalu berada di permukaan substrat. Setelah teripang pulih dari stres awal (pada
hari kedua), teripang menggali substrat lebih dalam dibandingkan biasanya.
Perilaku menggali lubang lebih dalam juga merupakan respon teripang terhadap
stres akibat transportasi.
Eviserasi selain sebagai tanda stres, juga merupakan upaya pertahanan diri
teripang secara mekanik terhadap predator. Selain eviserasi, pertahanan diri
teripang juga dilakukan dengan penebalan dinding tubuh, autotomi,
membenamkan diri ke dalam pasir, bersembunyi di bawah batu/karang dan
mengeluarkan organ cuverian (Bingham and Braithwaite, 1986 dalam Tursina,
2011). Pengeluaran organ cuverian umumnya langsung terjadi setelah adanya
gangguan dan jumlah organ cuverian yang dikeluarkan sesuai dengan intensitas
gangguan yang diberikan (Dyck dkk., 2010 dalam Tursina, 2011). Misalnya pada
Holothuria leucospilota, organ yang dikeluarkan dari perutnya adalah organ
cuverian berbentuk benang yang sangat lengket, saluran pencernaan, mesenterium,
pohon pernapasan bagian kiri dan gonad sebanyak 29% dari massa tubuhnya
(Hsieh, 2012).
Pertahanan teripang secara kimiawi dilakukan dengan cara menghasilkan
senyawa metabolit sekunder (saponin) pada dinding tubuh dan organ dalam
(Dyck et al., 2010). Alkaloid, flavonoid, steroid dan triterpenoid merupakan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
12
12
senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Holothuria atra (Septiadi dkk.,
2013). Teripang juga dapat mengeluarkan cairan berwarna setelah diberikan
gangguan, seperti pada Holothuria arta yang mengeluarkan cairan berwarna
merah untuk melawan hewan predator. Cairan tersebut dianggap bersifat toksik
bagi predator dan hewan lainnya (Bakus, 1973 dalam Tursina, 2011).
Ketidakmampuan adaptasi teripang di lingkungan baru selain
menyebabkan stres juga dapat menyebabkan kematian. Ceesay et al. (2012)
mengatakan bahwa Holothuria leucospilota dan Stichopus japonicus setelah
mengalami eviserasi mengalami kematian. Teripang yang mampu beradaptasi
akan tetap bertahan hidup setelah mengalami eviserasi dengan melakukan
regenerasi organ. Kecepatan regenerasi organ teripang bervariasi antara 15-120
hari. Kecepatan regenerasi S. regalus adalah 15 hari (Bertolini, 1930 dalam Bai,
1994). Kecepatan regenerasi A. agassizi antara 25-27 hari (Mosher, 1956 dalam
Bai, 1994). Kecepatan regenerasi Thyone briareus antara 32-40 hari (Scott, 1914
dalam Bai, 1994), dan untuk S. mollis adalah 110 hari (Bai, 1994). Hsieh (2012)
mengatakan bahwa Holothuria scabra melakukan regenerasi mulai pada hari ke-4
dengan cara mengentalkan lapisan mesenterium di tubulus cuverian da lam rongga
tubuh. Jaringan mesenterium menebal dari bagian anterior dan posterior ke arah
tengah tubuh dari hari ke- 4 sampai ke-16. Setelah hari ke-16 saluran pencernaan
tumbuh secara exponensial sampai hari ke-28. Hari ke-28, tubulus cuverian belum
sepenuhnya kembali ke ukuran semula, sedangkan pohon pernapasan bagian kiri
belum terbentuk pada hari ke-28. Bai (1994) mengatakan bahwa pohon
pernapasan Holothuria (Metriatyla) scabra beregenerasi mulai hari ke-2 sampai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
13
13
ke-19, selanjutnya pada hari ke-7 sampai ke-18 pohon pernapasan mulai
memanjang di rongga tubuh dan teripang mulai makan 7 hari setelah regenerasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
14
14
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Teripang lokal (Phyllophorus sp.) atau terung merupakan salah satu teripang
bernilai ekonomis penting. Kebutuhan teripang lokal saat ini masih tergantung
pada hasil tangkapan alam. Upaya budidaya teripang lokal di Indonesia yang
mampu menunjang pemenuhan kebutuhan pasokan teripang lokalpun belum
dilakukan. Dalam jangka panjang, keadaan ini mengkhawatirkan keberadaan
teripang lokal di alam akan mengalami over fishing, maka diperlukan upaya yang
mengarah pada budidaya teripang lokal.
Keberhasilan budidaya teripang dipengaruhi oleh keberhasilan adaptasi
teripang dari habitat aslinya ke lingkungan baru di bak pemeliharaan. Ruppet and
Barnes (1994) dalam Ceesay et al. (2012), mengatakan faktor fisika dan kimia
berpengaruh terhadap tingkah laku teripang seperti eviserasi. Faktor fisika yang
berpengaruh terhadap tingkah laku teripang antara lain adalah kedalaman air, suhu
dan kecerahan. Darsono (2009), mengatakan level permukaan air (kedalaman air)
yang rendah menyebabkan Holothuria scabra jarang muncul ke permukaan.
Perubahan kedalaman air akibat pasang surut air juga berpengaruh terhadap
tingkah laku makan teripang jenis Curcumaria frondosa yang ditunjukkan dengan
dikeluarkannya tentakel Curcumaria frondosa saat pasang naik air (Singh et al.,
1999).
Suhu yang berbeda juga mempengaruhi tingkah laku teripang. Wolkenhauer
(2008) mengatakan Holothuria scabra pada suhu 24oC aktivitas pembenaman diri
berlangsung selama 6,7 jam/hari dan aktivitas makan berlangsung selama 9,8
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
15
15
jam/hari, sedangkan pada suhu 17oC aktivitas pembenaman diri berlangsung
selama 14,5 jam/hari dan aktivitas makan berlangsung selama 0,8 jam/hari.
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan yang nilainya
dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk dalam air. Merc ier et al. (1999)
mengatakan bahwa teripang akan membenamkan diri saat terdapat cahaya
(matahari terbit) dan akan keluar saat matahari tenggelam. Hal ini membuktikan
bahwa kecerahan air yang tinggi menyebabkan teripang bersembunyi (berendam
diri di dalam substrat) dan saat kecerahan rendah teripang muncul di permukaan
substrat.
Faktor kimia yang berpengaruh terhadap tingkah laku teripang antara lain
adalah salinitas dan DO (oksigen terlarut). Penurunan salinitas dari 35 ppt sampai
30 ppt, 25 ppt dan 20 ppt menyebabkan kegiatan pembenaman Holothuria scabra
lebih dalam tetapi akan muncul kembali setelah beberapa jam(Mercier et al.,
1999). Kondisi oksigen yang rendah menyebabkan tubuh Holothuria forskali
membengkak, tetapi ketika kondisi oksigen sangat rendah menyebabkan teripang
mengalami eviserasi (Astall and Jones, 1991 dalam Loddington, 2011).
Teripang dikatakan mampu beradaptasi apabila teripang mampu hidup
normal dan mampu melewati masa stres. Teripang yang mampu beradaptasi
ditandai dengan melakukan pembenaman diri dan keluarnya tentakel dari mulut
teripang. Pembenaman diri teripang dilakukan untuk menghindarkan diri efek
cahaya yang kuat dan suhu yang relatif tinggi (Aziz, 1995). Keluarnya tentakel
sebagai tanda teripang melakukan aktivitas makan. Teripang dapat kembali
normal setelah mengalami stres karena teripang mampu melakukan regenerasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
16
16
organ tubuh. Kecepatan regenerasi teripang antara 15-120 hari (Bai, 1994).
Keluarnya tentakel pada teripang yang sebelumnya mengalami stres merupakan
indikator bahwa teripang telah kembali normal.
Teripang yang stres ditandai dengan perilaku eviserasi seperti pada
Holothuria leucospilota dan Stichopus japonicus (Ceesay et al,.2012) dan keluar
lendir pada permukaan tubuh teripang (Purnayudha, 2013). Eviserasi dilakukan
untuk mempertahan diri atau melindungi diri teripang sedangkan lendir yang
dikeluarkan dari permukaan tubuh berfungsi untuk melindungi kulit dari
mikroorganisme merugikan serta memperkecil gesekan. Ruppet and Barnes
(1994) dalam Ceesay et al. (2012) berpendapat teripang yang tidak mampu
beradaptasi akan mengalami stres dan akhirnya mati. Kerangka konseptual
penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
17
17
Gambar 5. Bagan kerangka konseptual penelitian
Keterangan : = faktor yang diteliti = faktor yang tidak diteliti
Budidaya teripang lokal
Tingkah laku
Adapatsi teripang lokal
Fisika Kimia
Suhu Kedalaman air
Kecerahan air
Hidup
Normal 1. Membenamkan diri 2. Mengeluarkan tentakel
Mampu Beradaptasi
Mati
Abnormal 1. Eviserasi 2. Kulit Berlendir
Tidak beregenerasi
DO Salinitas
Regenerasi
Tidak mampu beradaptasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
18
18
3.2 Hipotesis
1. Kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku teripang lokal Phylloporus sp.
2. Kedalaman air berpengaruh terhadap lama hidup teripang lokal Phyllophorus sp.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
19
19
IV METODOLOGI
4.1 Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga pada bulan April − Mei 2014.
4.2 Materi Penelitian
4.2.1 Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium berukuran
40x30x25 cm3, 40x30x35 cm3, 40x30x45 cm3, 40x30x55 cm3, kantong plastik
berukuran 100x120 cm2 dan 60x80 cm2, bak plastik 3 liter, bak fiber 4.000 liter,
tong 1.000 liter, garuk sampah bermata enam, selang, kran air, pompa air, karet
gelang, sendok sayur kayu, gayung, spatula kayu, saringan, gelas ukur 500 ml, tali
rafia, botol kaca 1 liter, pipet volume, bulb, pipet tetes, mikroskop, aerator, batu
aerasi, lampu TL, autoclave, haemocytometer, secchi disk, termometer, penggaris,
refraktometer, DO meter, timbangan digital, kamera digital, senter, kulkas, kertas
label dan alat tulis.
4.2.2 Bahan Penelitian
Teripang yang digunakan adalah teripang lokal (Phyllophorus sp.), air laut
(salinitas 30 ppt) dan lumpur diperoleh dari pantai timur Surabaya (Desa
Sukolilo), air laut (salinitas 33 ppt) diperoleh dari BBAP Situbondo, air tawar dari
PAM Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Chlorella sp. dan
pupuk Walne dari BBPBAP Jepara, klorin, alkohol 70%, spon dan zeolit yang
diperoleh dari karbon aktif komersial di Surabaya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
20
20
4.3 Metode Penelitian
4.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan RAL (Rancangan
Acak Lengkap) yang terdiri dari 4 perlakuan dan ulangan 5 kali. Rancangan Acak
Lengkap digunakan apabila media dan bahan percobaan seragam atau dapat
dianggap seragam (Kusriningrum, 2008). Perlakuan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Perlakuan A : adaptasi teripang dengan kedalaman air 10 cm
Perlakuan B : adaptasi teripang dengan kedalaman air 20 cm
Perlakuan C : adaptasi teripang dengan kedalaman air 30 cm
Perlakuan D : adaptasi teripang dengan kedalaman air 40 cm
Kedalaman air dihitung mulai dari permukaan lumpur. Perlakuan kedalaman air
yang digunakan mengacu pada penelitian pendahuluan yaitu pada adaptasi
teripang dengan kedalaman air 8 cm teripang mampu hidup hingga 17 hari.
Diharapkan dengan ditingkatkan kedalaman airnya maka teripang mampu hidup
normal sampai hari ke-22. Data penelitian pendahuluan dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel bebas kedalaman air.
Variabel tergantung tingkah laku (pembenaman diri, keluarnya tentakel,
eviserasi dan keluarnya lendir di permukaan tubuh) dan
lama hidup teripang.
:
:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
21
21
Variabel terikat : teripang (panjang tubuh) dan kualitas air (suhu, kecerahan
air, salinitas air, DO dan pakan teripang).
4.3.2 Prosedur Kerja
A. Persiapan Alat
Akuarium, bak plastik, jerigen dan pipa paralon dicuci sampai bersih dan
dibilas dengan air tawar kemudian didesinfeksi menggunakan alkohol 70% dan
dibilas menggunakan air serta dikeringkan. Akuarium dan peralatan tersebut
direndam air selama 24 jam untuk menetralisir kandungan alkohol yang telah
disemprotkan kemudian air rendaman dibuang (Yudha, 2009). Kran air, selang,
dan gayung dicuci sampai bersih dan dibilas dengan air tawar kemudian direndam
dengan larutan klorin 150 ppm selama 24 jam dan dikeringkan di bawah sinar
matahari (Kusdarwati, 2011).
Botol kultur dicuci menggunakan deterjen kemudian dikeringkan dan
dibungkus dengan kertas koran. Selanjutnya disterilisasi menggunakan autoclave
dengan cara memasukkan botol kultur ke dalam autoclave, autoclave ditutup rapat
dan dioperasikan dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Setelah
proses selesai, botol kultur dikeluarkan dari autoclave dan disimpan pada wadah
yang bersih. Selang dan batu aerasi disterilisasi dengan cara dicuci menggunakan
tipol kemudian dibilas dengan air tawar. Kemudian dilakukan perendaman dengan
HCL 0,2% selama 24 jam dan dibilas kembali dengan air tawar.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
22
22
B. Persiapan Media Hidup Teripang
Air laut diperoleh dengan cara mengambil air laut dari pantai timur
Surabaya (Desa Sukolilo) menggunakan gayung dan dimasukkan ke dalam tong
1.000 liter kemudian dibawa ke Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Airlangga dan di tuangkan ke dalam bak fiber 4.000 liter.
Sebelum digunakan air laut diendapkan selama 3 hari kemudian disaring dengan
cara mengalirkan air laut dalam bak fiber ke bak filter dan di bawah bak filter
terdapat bak fiber untuk menampung air hasil filter. Bak filter yang digunakan
adalah bak platik 3 liter yang didalamnya terdapat komponen filter dengan urutan
dari atas : 1) spon, 2) karbon aktif dan 3) zeolit. Air laut yang telah disaring
dialirkan ke bak pompa. Instalasi bak filter dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Instalasi bak filter Keterangan : a : bak plastik 3 liter b : air dari bak pemeliharaan c : spon d : karbon aktif e : zeolit f : saluran outlet
C. Persiapan Chlorella sp.
Chlorella sp. merupakan pakan yang sesuai untuk Phyllophorus sp. karena
Masithah dkk. (2012) mengatakan bahwa kelulushidupan juvenil Phyllophorus sp.
e f
b
c d
a
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
23
23
yang diberi pakan Chlorella sp. lebih tinggi yaitu 75% dibandingkan dengan
diatom (60%) dan Spirulina sp. (45%). Bibit Chlorella sp. dimasukkan dalam
botol kultur yang berbahan kaca. Media kultur yang digunakan dalam penelitian
adalah air laut sebanyak 250 ml dan media Walne sebanyak 2 ml/liter serta diberi
aerasi. Bibit Chlorella sp. dimasukkan dalam botol masing-masing dengan
kepadatan 1x105 sel/ml. Lingkungan kultur yang diharapkan dalam penelitian
adalah suhu 20-25oC, salinitas 30-35 ppt, pH 8-9,5 yang merupakan lingkungan
kultur terbaik Chlorella sp. Menurut Ekawati (2005), Perhitungan jumlah bibit
Chlorella sp. untuk kultur menggunakan rumus :
V1 = 𝑁2 𝑥 𝑉2
𝑁1
Keterangan : V1 : volume bibit untuk penebaran awal (ml) N1 : kepadatan bibit/stock Chlorella sp. (sel/ml) V2 : volume media kultur yang dikehendaki (ml) N2 : kepadatan Chlorella sp. yang dikehendaki (sel/ml)
Kepadatan plankton dihitung menggunakan haemocytometer dan untuk
mempermudah penghitungan plankton digunakan handtally counter. Sampel
plankton diambil dari media kultur dan diteteskan dengan menggunakan pipet
tetes sebanyak 1 tetes (0,05 ml) pada haemocytometer kemudian diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100 atau 400 kali. Rumus penghitungan plankton
yang digunakan adalah metode Small Block (Satyantini dkk., 2012), karena
ukuran Chlorella sp. 2-8 mikron.
N = nA + nB + nC + nD + nE 5 x 4 x 10-6
Keterangan : nA, nB, nC, nD dan nE : jumlah sel fitoplankton pada blok A, B, C, D dan E
5 : jumlah blok yang dihitung 4 x 10-6 : luas kotak kecil (A, B, C, D dan E)
N =
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
24
24
D. Persiapan Bak Adaptasi
Adaptasi teripang dilakukan dalam ruang semioutdoor. Bak pemeliharaan
yang digunakan adalah akuarium yang dilengkapi dengan aerasi. Setiap bak
pemeliharaan diisi lumpur hingga ketinggian 10 cm. hal ini sesuai dengan
pendapat Darsono (2009) yaitu ketinggian substrat untuk pemeliharaan teripang
adalah 10 cm. Selanjutnya air laut yang berada di bak fiber dialirkan dalam bak
pemeliharaan dengan cara menyalurkan air yang terdapat dalam bak fiber ke bak
pemeliharaan menggunakan selang hingga mencapai kedalaman air sesuai dengan
perlakuan. Apabila ketinggian lumpur tidak merata, maka diratakan dengan
menggunakan spatula kayu. Air didiamkan hingga jernih (seluruh lumpur sudah
mengendap di dasar bak pemeliharaan). Pengelolaan media pemeliharaan (air laut)
dilakukan sesuai dengan pendapat Darsono (2009) yaitu dengan melakukan
pergantian air harian yang dilakukan setiap pagi hari sebanyak 30-50% volume.
E. Pengambilan dan Transportasi Teripang
Teripang diambil secara bebas pada saat air laut surut dengan alasan agar
mempermudah dalam pengambilan sampel dan tidak terkendala dengan arus serta
gelombang (Wijayanti, 2007). Teripang diambil dengan cara menggali pasir
menggunakan garuk sampah hingga kedalaman ± 6 cm, apabila ditemukan
teripang maka diambil langsung dengan tangan agar teripang tidak cacat
sedangkan apabila tidak ditemukan dilakukan pencarian teripang di lokasi lain
(jarak ± 2 meter dari lokasi awal).
Teripang yang didapatkan dimasukkan ke dalam kantong plastik berukuran
60x80 cm2 yang berisi lumpur sebanyak 15 ekor per kantong plastik. Selanjutnya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
25
25
ditambahkan lumpur hingga menutupi seluruh tubuh teripang kemudian kantong
plastik ditali menggunakan karet gelang tanpa penambahan oksigen. Cara packing
teripang disesuaikan dengan cara packing selama penelitian pendahuluan.
Selanjutnya teripang ditransportasikan ke Laboratorium Pendidikan Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
F. Penempatan Teripang di Bak Pemeliharaan
Teripang yang sampai di laboratorium diambil menggunakan sendok sayur
kayu dan dimasukkan ke dalam saringan yang alasnya terdapat ukuran dengan
satuan cm untuk mengetahui panjang tubuh teripang kemudian teripang
dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan dengan padat tebar 3 ekor per bak. Pada
setiap perlakuan kedalaman air, teripang disebar secara merata berdasarkan
panjang tubuhnya. Penempatan perlakuan percobaan dilakukan setelah seluruh
teripang dimasukkan dalam bak pemeliharaan dengan cara memberi label (tertulis
perlakuan dan ulangan) pada sisi bak pemeliharaan. Hal ini dilakukan agar media
teripang tidak keruh. Adaptasi teripang lokal dilakukan selama 22x24 jam karena
menurut Bai (1994) masa regenerasi teripang minimal 15 hari setelah eviserasi
dan teripang mulai beraktivitas makan 7 hari setelah regenerasi.
G. Pengamatan Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang
Pengamatan tingkah laku teripang dilakukan pada saat pengambilan
teripang dan selama penelitian (hampir setiap satu jam sekali). Tingkah laku
teripang yang diamati meliputi perilaku pembenaman diri dalam lumpur yang
terdiri dari fully exposed (teripang tidak terbenam di dalam lumpur), fully buried
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
26
26
(teripang terbenam di dalam lumpur) dan half buried (teripang setengah terbenam
di dalam lumpur), keluarnya tentakel dari mulut teripang, eviserasi yang terdiri
dari teripang mengeluarkan usus, gonad dan cincin kapur serta ada tidaknya lendir
pada permukaan tubuh teripang. Sedangkan pengamatan lama hidup teripang
dilakukan selama penelitian hampir setiap satu jam sekali dengan mengamati
hidup atau matinya teripang.
Perilaku keluarnya tentakel dari mulut merupakan perilaku normal
teripang yang dapat dirangsang dengan pemberian Chlorella sp. karena menurut
Masithah dkk. (2012), Chlorella sp. merupakan pakan terbaik untuk larva
Phyllophorus sp.. Singh et al., (1999) mengatakan bahwa semakin banyak jumlah
pakan yang berada di kolom air maka semakin sering teripang mengeluarkan
tentakel. Pada penelitian ini pemberian Chlorella sp. dilakukan dengan cara
memasukkan Chlorella sp. dengan kepadatan 20 x 103 sel/ml secara merata dalam
bak pemeliharaan karena menurut Holtz dan MacDonald (2009) teripang yang
dipelihara dengan ketinggian substrat 10-20 cm akan mengeluarkan tentakel 30
menit setelah pemberian pakan sebanyak 20-25 x 103. Chlorella sp. diberikan
pada pukul 15.00, 20.00 dan 01.00 WIB karena menurut Perez-Ruzafa and
Marcos (1987) dalam Navarro et. al. (2013) aktifitas makan teripang dimulai
antara pukul 15.00-20.00 kemudian antara pukul 20.00-01.00 dan terakhir antara
pukul 01.00-06.00.
Pengamatan tingkah laku pada kondisi terang dilakukan dengan melihat
teripang secara langsung, sedangkan pada kondisi gelap pengamatan dilakukan
dengan menyinari teripang menggunakan senter. Pengamatan lama hidup teripang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
27
27
dilakukan dengan cara melihat pergerakan (membuka dan menutup) anus teripang
atau menyentuh anus teripang menggunakan penggaris. Apabila anus teripang
bergerak atau mengkerut saat disentuh menggunakan penggaris maka dapat
dikatakan teripang masih hidup. Pergerakan anus merupakan perilaku teripang
untuk bernafas (Barnes, 1980 dalam Sunarno, 1997).
H. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data tingkah laku teripang saat pengambilan sampel dilakukan
dengan mengamati tingkah laku teripang di habitatnya. Sedangkan selama
penelitian, pengumpulan data tingkah laku teripang dilakukan dengan mengamati
tingkah laku teripang di setiap bak adaptasi setiap satu jam sekali selama satu
menit per bak adaptasi. Apabila saat dilakukan pengamatan terlihat tingkah laku
teripang, maka pada tabel tingkah laku yang terlihat tersebut diberi tanda turus (I).
Apabila saat dilakukan pengamatan tidak terlihat tingkah laku teripang, maka
pada tabel tingkah laku yang tidak terlihat tersebut diberi tanda penghubung (-).
Tanda turus menunjukkan frekuensi suatu aktivitas. Tabel data hasil pengamatan
tingkah laku teripang dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pengumpulan data lama hidup teripang dilakukan dengan mengamati hidup
atau matinya teripang di setiap bak adaptasi setiap satu jam sekali. Apabila saat
dilakukan pengamatan terlihat teripang dalam kondisi hidup, maka pada tabel
lama hidup diberi tanda turus (I) dan apabila terlihat teripang dalam kondisi mati,
maka pada tabel lama hidup diberi tanda penghubung (-). Tanda turus
menunjukkan lama hidup teripang. Tabel data hasil pengamatan lama hidup
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
28
28
teripang dapat dilihat pada Lampiran 5. Pengamatan tingkah laku dan lama hidup
dilakukan pada setiap teripang yang berada di dalam bak adaptasi.
I. Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan pada saat pengambilan teripang di pantai
timur Surabaya, daerah Desa Sukolilo dan selama penelitian. Kualitas air yang
diukur adalah suhu air, kecerahan air, kedalaman air, salinitas, dan oksigen
terlarut. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air teripang di alam
dan mengantisipasi terjadinya penurunan kualitas air selama masa adaptasi.
Pengukuran kualitas air saat pengambilan teripang dilakukan pukul 17.00 WIB
yaitu saat air laut surut. Sedangkan selama penelitian pengukuran kualitas air
diukur pada pukul 06.00 dan 21.00.
Suhu air diukur menggunakan termometer dengan cara memasukkan
termometer ke dalam air, kemudian setelah stabil dilihat nilai suhunya.
Pengukuran kecerahan air pada saat pengambilan teripang lokal di pantai timur
Surabaya daerah Sukolilo menggunakan secchi disk dengan cara memasukkan
secchi disk kedalam air hingga secchi disk tidak tampak, kedalaman air diukur
dengan mengukur panjang tali secchi disk yang masuk ke dalam air. Kedalaman
air selama penelitian diukur dengan melihat ketinggian air pada sisi bak
pemeliharaan seperti pada Lampiran 6. Salinitas air diukur menggunakan
refraktometer dengan cara mengambil sampel air menggunakan pipet, air
diletakkan di atas kaca refraktometer dan ditutup kemudian diamati nilai
salinitasnya dan oksigen terlarut diukur dengan DO meter.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
29
29
4.3.3 Parameter Penelitian
A. Parameter Utama
Parameter utama yang diamati adalah tingkah laku membenamkan diri di
dalam lumpur, keluarnya tentakel dari mulut teripang, eviserasi, keluarnya lendir
pada permukaan tubuh teripang dan lama hidup teripang.
B. Parameter Penunjang
Parameter penunjang pada penelitian ini adalah data kualitas air dalam bak
pemeliharaan yang meliputi, suhu air, kecerahan air, salinitas air dan oksigen
terlarut selama penelitian.
4.3.4 Analisis Data
Data hasil pengamatan tingkah laku teripang saat pengambilan sampel
dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
tingkah laku teripang di habitatnya, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
acuan tingkah laku teripang di habitat. Frekuensi suatu aktivitas yang didapatkan
saat pengambilan sampel selanjutnya dijumlahkan untuk mengetahui frekuensi
setiap tingkah laku teripang. Perhitungan frekuensi setiap tingkah laku teripang
menggunakan formula Sudjana (1992) dalam Sawitri dkk. (2012) sebagai berikut:
F = Fi1 + Fi2 + Fi3 + .... + Fin Keterangan : F = Frekuensi Fi1,2,3,..... ... .in = Frekuensi suatu aktivitas
Setelah diketahui frekuensi setiap tingkah laku teripang, dilakukan penghitungan
frekuensi relatif aktivitas teripang untuk membandingkan persentase tingkah laku
teripang yang terlihat, sehingga diketahui kondisi normal atau abnormal teripang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
30
30
berdasarkan tingkah laku teripang. Penghitungan frekuensi relatif teripang
menggunakan rumus (1) :
Frekuensi relatif aktivitas = Frekuensi suatu aktivitas
Jumlah pengamatan x 100%
Data tingkah laku teripang selama penelitian yang didapatkan di analisis
menggunakan metode deskriptif dan uji ANOVA dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan yang diberikan
(Kusriningrum, 2008). Apabila hasil uji ANOVA yang didapat menunjukkan
adanya perbedaan maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan untuk
mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan lain
(Kusriningrum, 2008). Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis
perubahan tingkah laku teripang, bentuk tingkah laku teripang dan frekuensi
relatif tingkah laku teripang. Hasil data perubahan tingkah laku teripang harian
diringkas menjadi data perubahan tingkah laku teripang setiap 4 hari. Bentuk
tingkah laku teripang diperoleh dengan cara mengambil gambar tingkah laku
teripang menggunakan kamera. Frekuensi relatif teripang diperoleh dengan cara
menghitung rata-rata frekuensi suatu aktivitas yang didapatkan pada setiap bak
adaptasi, yaitu dengan menjumlah seluruh frekuensi suatu aktivitas kemudian di
bagi jumlah teripang yang diamati. Rata-rata frekuensi suatu aktivitas yang
didapatkan dihitung frekuensi relatifnya menggunakan rumus (1).
Anilisis data tingkah laku menggunakan uji ANOVA digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh perlakuan kedalaman air terhadap tingkah laku
teripang. Frekuensi relatif teripang yang didapatkan dari hasil uji deskriptif
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
31
31
tingkah laku teripang selama penelitian dianalisis menggunakan uji ANOVA dan
uji jarak berganda Duncan.
Data lama hidup teripang dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji jarak
berganda Duncan untuk mengetahui adanya pengaruh kedalaman air terhadap
lama hidup teripang. Hal tersebut diperoleh dengan cara menghitung lama hidup
teripang di setiap bak adaptasi atau setiap perlakuan kedalaman air dan
ulangannya. Lama hidup teripang diperoleh dengan cara menghitung jarak antara
jam pengamatan pertama dengan jam pengamatan saat ditemukan teripang mati,
apabila ditemukan teripang mati sebelum jam pengamatan terakhir. Penghitungan
jarak antara jam pengamatan pertama dengan jam pengamatan terakhir digunakan
apabila ditemukan teripang hidup saat jam pengamatan terakhir. Hasil lama hidup
teripang selanjutnya dirata-rata berdasarkan perlakuan kedalaman air dan
ulangannya dengan cara menjumlah seluruh lama hidup teripang kemudian dibagi
jumlah teripang diamati. Hasil rata-rata lama hidup teripang dimasukkan pada
tabel lama hidup teripang dan dianalisis menggunakan uji ANOVA serta uji jarak
berganda Duncan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
32
32
Gambar 7. Diagram alir penelitian
1. Kecerahan 2. Suhu 3. DO 4. Salinitas
1. Eviserasi 2. Pembenaman diri teripang 3. Keluarnya tentakel teripang 4. Ada tidaknya lendir pada permukaan tubuh 5. Teripang hidup 6. Teripang mati
Analisis Data
Persiapan alat dan bahan
Persiapan media hidup teripang
Perakitan bak adaptasi
Pengambilan sampel teripang lokal
Persiapan Chlorella sp.
Penempatan teripang di bak pemeliharaan
Perlakuan adaptasi
Kedalaman air 10 cm
Kedalaman air 20 cm
Kedalaman air 30 cm
Kedalaman air 40 cm
Pengamatan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
33
33
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri dari data tingkah laku dan lama hidup teripang serta
parameter kualitas air berupa suhu, kecerahan, salinitas, dan oksigen terlarut
selama penelitian.
5.1.1 Tingkah Laku Teripang
Data tingkah laku teripang meliputi tingkah laku pembenaman diri dalam
substrat yang terdiri dari fully exposed (teripang tidak terbenam di dalam
substrat), fully buried (teripang terbenam di dalam substrat) dan half buried
(teripang setengah terbenam di dalam substrat), keluarnya tentakel dari mulut
teripang, eviserasi yang terdiri dari teripang mengeluarkan usus, gonad dan cincin
kapur serta ada tidaknya lendir pada permukaan tubuh teripang. Data tingkah laku
dalam penelitian ini kemudian diolah untuk mengetahui perubahan tingkah laku
teripang selama penelitian, bentuk tingkah laku teripang dan frekuensi relatif
tingkah laku teripang. Adanya data perubahan tingkah laku teripang digunakan
untuk mengetahui kecepatan teripang dalam beradaptasi. Frekuensi relatif tingkah
laku teripang digunakan untuk mengetahui kemampuan teripang beradaptasi.
Perubahan tingkah laku teripang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.
Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat pengambilan teripang dapat dilihat
pada Tabel 2. dan frekuensi relatif tingkah laku teripang selama penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
34
34
Tabel 1. Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian
Perlakuan Kedalaman
air
Ulangan ke-
Hari ke- 1-4 5-8 9-12 13-16 17-20 21-23
10 cm
1 a b c e f g h a c h - - - - 2 a b c h - - - - - 3 a b c d g a b c d e g
h - - - -
4 a b c d e g h - - - - - 5 a b c d e h - - - - -
20 cm
1 a b c e b c b c b c b c a c 2 a b c b a b c e f a b c g h b b 3 a b c b b b c b b 4 a b c d b b b b b 5 a b c b b b b b
30 cm
1 a b c b c d e b c b b b 2 a b c h b c b b a b c f h - 3 a b c b b b b b 4 a b c d b b b b b 5 a b c h b b b b b
40 cm
1 a b c b b b b b 2 a b c b b b b d b d 3 a b c B b b b b 4 a b c d b a b c b c b b 5 b c b e b c a b c h b b
Keterangan : a : fully exposed e : keluar usus b : fully buried f : keluar gonad c : half buried g : keluar cincin kapur d : keluar tentakel h : kulit berlendir
Berdasarkan Tabel 1, terdapat tingkah laku pembenaman diri teripang pada
seluruh perlakuan, yaitu fully exposed, fully buried dan half buried. Perubahan
tingkah laku pembenaman diri dilakukan secara berurutan mulai fully exposed,
kemudian half buried dan terakhir fully buried. Sedangkan tingkah laku abnormal
(eviserasi dan kulit berlendir) dilakukan bersamaan dengan tingkah laku
pembenaman diri. Pada hari ke 1-4, terlihat tingkah laku abnormal pada teripang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
35
35
dengan perlakuan kedalaman air 20 cm, yaitu tingkah laku mengeluarkan usus dan
pada kedalaman air 30 cm terlihat tingkah laku kulitnya berlendir. Dibandingkan
dengan perlakuan sebelumnya, teripang pada perlakuan 10 cm terlihat lebih
abnormal karena teripang mengeluarkan usus, gonad dan cincin kapur serta
kulitnya berlendir. Hari ke 5-8 teripang pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30
cm dan 40 cm mulai stabil bertingkah laku fully buried, meskipun pada perlakuan
kedalaman air 20 cm dan 30 cm terdapat tingkah laku half buried. Sedangkan
pada perlakuan kedalaman air 10 cm terdapat tingkah laku fully exposed, fully
buried dan half buried. Bersamaan dengan tingkah laku pembenaman diri, pada
perlakuan kedalaman air 30 cm terdapat tingkah laku mengeluarkan tentakel dan
mengeluarkan usus, pada perlakuan kedalaman air 40 cm terdapat tingkah laku
mengeluarkan usus. Sedangkan pada perlakuan kedalaman air 10 cm terdapat
tingkah laku mengeluarkan tentakel, usus, cincin kapur dan kulit berlendir.
Berbeda dengan hari ke 1-4 dan 5-8, pada hari ke-9-12 teripang pada perlakuan
kedalaman air 10 cm telah mati. Tingkah laku fully buried pada perlakuan
kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm cukup stabil, meskipun masih terlihat
tingkah laku fully exposed pada perlakuan kedalaman air 20 cm dan 40 cm dan
terlihat tingkah laku half buried pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan
40 cm. Pada perlakuan kedalaman air 20 cm teripang terlihat abnormal karena
teripang mengeluarkan usus dan gonad.
Hari ke 13-16 tingkah laku fully buried pada perlakuan kedalaman air 20
cm, 30 cm dan 40 cm terlihat lebih stabil dibandingkan pada hari sebelumnya,
meskipun pada perlakuan kedalaman air 20 cm dan 40 cm masih terlihat tingkah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
36
36
laku abnormal yaitu kulit berlendir dan pada kedalaman 20 cm teripang juga
mengeluarkan cincin kapur. Tingkah laku pada hari ke 17-20 dan 21-23 hampir
sama dengan tingkah laku pada hari ke 13-16 yaitu tingkah laku fully buried
teripang terlihat stabil, meskipun pada perlakuan kedalaman air 30 cm di hari ke
21-23 terdapat teripang yang mati dan di hari ke 17-20 dan 21-23 pada perlakuan
kedalaman air 40 cm teripang terlihat mengeluarkan tentakel. Perubahan tingkah
laku teripang per hari dapat dilihat pada Lampiran 7. Gambar tingkah laku
teripang selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 8 sampai Gambar 12.
A B
C D
Gambar 8. Tingkah laku fully exposed Phyllophorus sp. Keterangan : A : fully exposed C : keluar gonad dan fully exposed
B : keluar tentakel dan fully exposed D : keluar usus dan fully exposed
a : teripang d : tentakel f : anterior i : usus
b : substrat e : mulut teripang g : posterior
c : anus teripang f : anterior h : gonad
a
b
e
b a b
a
f
d
c
a
b
g
i
h
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
37
37
Berdasarkan Gambar 8, terdapat tingkah laku fully exposed teripang, yang
ditandai dengan seluruh tubuh teripang berada di atas substrat dan posisi anus ke
arah permukaan air. Tingkah laku fully exposed dilakukan bersamaan dengan
tingkah laku lain yaitu tingkah laku mengeluarkan tentakel dari mulut dan
mengeluarkan gonad dan usus dari anus teripang. Teripang yang mengeluarkan
tentakel tubuh bagian anteriornya lebih menonojol dibandingkan dengan bagian
posterior. Teripang yang mengeluarkan gonad dan usus tubuhnya berbentuk oval
dengan posisi anus ke arah permukaan air.
A B
C
Gambar 9. Tingkah laku fully buried Phyllophorus sp. Keterangan : A : fully buried a : teripang d : mulut teripang B : keluar tentakel dan fully buried b : substrat e : tentakel C : keluar usus dan fully buried c : anus teripang f : usus
a b
b
a
b f
c e d
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
38
38
Berdasarkan Gambar 9. terdapat tingkah fully buried teripang, yang ditandai
dengan terbenamnya seluruh tubuh teripang kecuali lubang anus. Posisi lubang
anus ke arah permukaan air. Tingkah laku fully buried dilakukan bersamaan
dengan tingkah laku lain yaitu tingkah laku mengeluarkan tentakel dari mulut dan
mengeluarkan usus dari anus teripang. Teripang yang mengeluarkan tentakel dan
usus seluruh tubuhnya terbenam di dalam substrat kecuali mulut, tentakel dan
usus. Selama tentakel keluar terdapat tingkah laku penyisipan tentakel ke dalam
mulut yang di ditandai dengan melengkungnya tentakel ke arah mulut serta
masuknya cabang tentakel dan tentakel ke dalam mulut.
A B
Gambar 10. Tingkah laku half buried Phyllophorus sp. Keterangan : A : half buried
B : keluar gonad dan half buried
a : teripang
b : substrat
c : anus teripang d : gonad
Berdasarkan Gambar 10, terdapat tingkah laku half buried yang ditandai
dengan setengah terbenamnya tubuh teripang di dalam substrat dan posisi anus ke
arah permukaan air. Tingkah laku half buried dilakukan bersamaan dengan
tingkah laku mengeluarkan gonad. Gonad dikeluarkan dari anus teripang.
b a
d
b
a
c
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
39
39
Gambar 11. Tingkah laku kulit berlendir Phyllophorus sp. Keterangan : a : teripang b : lendir
Berdasarkan Gambar 11, terdapat tingkah laku kulit berlendir pada teripang.
Tubuh teripang pada kondisi ini berbentuk oval dengan seluruh tubuhnya dipenuhi
lendir.
Gambar 12. Cincin kapur Phyllophorus sp. Keterangan : a : cincin kapur b : tentakel
Berdasarkan Gambar 12, diketahui bentuk cincin kapur teripang yang keluar
dari mulut teripang.
b
a
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
40
40
Data frekuensi tingkah laku teripang saat pengambilan sampel dan selama
penelitian menyatakan tingkah laku teripang saat pengambilan sampel dan tingkah
laku teripang selama masa adaptasi. Data frekuensi tingkah laku teripang secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8. Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat
pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat pengambilan sampel Tingkah laku Frekuensi relatif tingkah
laku teripang (%) Fully exposed 0 Fully buried 100 Half buried 0 Keluar tentakel 0 Keluar usus 0 Keluar gonad 0 Keluar cincin kapur 0 Kulit berlendir 0
Berdasarkan Tabel 2, diketahui frekuensi relatif tingkah laku teripang saat
pengambilan sampel di pantai timur Surabaya (Desa Sukolilo) adalah 100%
melakukan tingkah laku fully buried. Hasil uji ANOVA tingkah laku teripang
secara detail dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil uji ANOVA frekuensi relatif
tingkah laku teripang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji ANOVA frekuensi relatif tingkah laku teripang
Tingkah Laku Perlakuan Kedalaman Air (%) 10 cm 20 cm 30 cm 40 cm
Fully exposed 61,80±19,61a 5,20±3,49b 6,60±6,50b 8,40±7,27b
Fully buried 28,20±10,83b 77,20±4,76a 76,40±5,18a 79,80±4,44a
Half buried 37,80±8,53a 17,40±18,12b 9,60±5,86b 11,60±7,30b
Keluar tentakel 13,60±9,24a 1,20±1,64b 1,60±2,30b 2,60±4,34b
Keluar usus 13,40±9,61a 2,20±3,03b 0,80±1,79b 0,60±1,34b
Keluar gonad 2,60±5,81a 0a 1,20±2,68a 0a Keluar cincin kapur 11,80±12,03a 0b 0b 0b Kulit berlendir 14,20±3,56a 0b 1,60±2,30b 0,60±1,34b Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan nyata (p<0,05).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
41
41
Tabel 3. menunjukkan hasil rata-rata frekuensi relatif tingkah laku fully
exposed, fully buried, half buried, keluar tentakel, keluar usus, keluar cincin kapur
dan kulit berlendir yang tidak berbeda nyata pada perlakuan kedalaman air 20 cm,
30 cm dan 40 cm. Sedangkan pada kedalaman air 10 cm menunjukkan hasil yang
berbeda nyata dengan perlakuan sebelumnya. Rata-rata frekuensi relatif tingkah
laku keluar gonad menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada perlakuan
kedalaman air 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm.
5.1.2 Lama Hidup dan Kelulushidupan Teripang
Data lama hidup dan kelulushidupan teripang dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui keberhasilan adaptasi teripang pada perlakuan
kedalaman air 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Hasil uji ANOVA lama hidup
teripang secara detail dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil uji ANOVA
Kelulushidupan teripang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11. Hasil Uji
ANOVA lama hidup dan kelulushidupan teripang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil ANOVA lama hidup dan kelulushidupan teripang selama penelitian
Pengamatan Perlakuan Kedalaman Air 10 cm 20 cm 30 cm 40 cm
Lama Hidup (Jam) 53,40±3,13b 513,80±3,40a 454,20±10,42a 522,60±3,89a
Kelulushidupan (%) 0b 86,80±1,81a 80,00±2,99a 93,40±a
Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan nyata (p<0,05)
Tabel 4. Menunjukkan hasil rata-rata lama hidup teripang yang tidak
berbeda nyata pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Sedangkan
pada kedalaman air 10 cm menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
42
42
perlakuan sebelumnya. Data tersebut juga didukung dengan hasil rata-rata
kelulushidupan teripang yang menunjukkan bahwa pada perlakuan kedalaman air
20 cm, 30 cm dan 40 cm juga tidak berbeda nyata. Begitu pula dengan perlakuan
kedalaman air 10 cm yang menunjukkan hasil berbeda nyata dengan perlakuan
sebelumnya.
5.1.3 Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan selama penelitian (setiap pukul 06.00 dan
21.00 WIB). Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika dan
kimia, yaitu suhu, kecerahan, kedalaman, salinitas dan dissolved oxygen (DO).
Data kisaran kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5. Data kisaran kualitas air pada media adaptasi teripang selama penelitian
Kedalaman Air (cm)
Salinitas (ppt)
DO (mg/l)
Suhu (oC)
Kecerahan (%)
10 29 8,3 29 100 20 29 8 29 100 30 29 8,1 29 100 40 29 8 29 100
5.2 Pembahasan
Faktor keberhasilan budidaya teripang salah satunya diperankan oleh
keberhasilan adaptasi teripang dari habitat aslinya ke lingkungan baru di bak
pemeliharaan. Keberhasilan atau ketidakberhasilan adaptasi akan mempengaruhi
fisiologi teripang yang ditunjukkan dengan beberapa tingkah laku yaitu normal
atau abnormal. Tingkah laku normal pada teripang terdiri dari tingkah laku
pembenaman diri, yaitu fully exposed, fully buried dan half buried (Wolkenhauer,
2008) dan tingkah laku mengeluarkan tentakel (Holtz and MacDonald, 2009).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
43
43
Tingkah laku abnormal pada teripang terdiri dari eviserasi (mengeluarkan usus,
gonad dan cincin kapur) dan kulit berlendir (Purnayudha, 2013).
Kedalaman air diketahui berpengaruh terhadap tingkah laku teripang.
Kedalaman air yang rendah menyebabkan teripang jarang muncul ke permukaan
(Darsono, 2009). Perubahan kedalaman air juga berpengaruh terhadap fluktuasi
tingkah laku mengeluarkan tentakel (Singh et al., 1999).
Berdasarkan pada hasil pengamatan tingkah laku teripang selama
pengambilan sampel, teripang yang diambil antara pukul 05.00-06.00 WIB saat
air laut pada kondisi surut terendah diketahui frekuensi relatif tingkah laku fully
buried mencapai 100%. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono (2009) bahwa
pada pada level permukaan air yang rendah menyebabkan teripang jarang muncul
ke permukaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa teripang bersifat fototaksis
negatif (Aziz, 1995).
Berdasarkan pada hasil pengamatan tingkah laku teripang selama penelitian,
pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm menunjukkan tingkah laku
yang normal. Tingkah laku normal tersebut adalah perilaku pembenaman diri,
yang dilakukan secara berurutan mulai dari fully exposed, kemudian half buried
dan terakhir fully buried. Hal tersebut sesuai dengan tingkah laku teripang dengan
spesies Holothuria scabra yang melakukan aktivitas pembenaman diri yang
dimulai dari fully exposed, kemudian half buried dan terakhir fully buried pada
kondisi normal (Wolkenhauer, 2008).
Tingkah laku abnormal juga dilakukan teripang secara berurutan mulai dari
tingkah laku mengeluarkan usus, kemudian mengeluarkan gonad, tentakel, cincin
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
44
44
kapur dan terakhir kulit berlendir. Hal tersebut terjadi pada perlakuan kedalaman
air 10 cm. Scott (1914) mengatakan, teripang dengan genus Thyone juga
melakukan tingkah laku abnormal yang mirip dengan tingkah laku Phyllophorus
sp. Tingkah laku abnormal tersebut adalah tingkah laku eviserasi yang dimulai
dari tingkah laku mengeluarkan usus, kemudian gonad, tentakel dan terakhir
cincin kapur. Sedangkan tingkah laku kulit berlendir menurut Purnayudha (2013)
dilakukan sebelum eviserasi. Tingkah laku mengeluarkan gonad dan
mengeluarkan cincin kapur setelah keluarnya usus terkadang tidak dilakukan
teripang yang mengalami kematian. Hal tersebut diduga disebabkan teripang
mengalami stres berat, sehingga tanpa mengeluarkan gonad dan cincin kapur
teripang langsung mengalami kematian. Scott (1914) mengatakan teripang yang
mengalami kematian biasanya diakibatkan stres berat.
Tingkah laku teripang mengeluarkan tentakel terlihat pada semua perlakuan
kedalaman air. Teripang pada perlakuan kedalaman air 10 cm, tentakel
dikeluarkan bersamaan dengan tingkah laku fully exposed dan tubuh bagian
anteriornya lebih menonjol dibandingkan dengan bagian posterior. Sedangkan
pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm dilakukan bersamaan
dengan tingkah laku fully buried dan terjadi penyisipan tentakel ke dalam mulut.
Keluarnya tentakel pada perlakuan kedalaman air 10 cm mirip dengan tingkah
laku teripang dengan genus Thyone saat mengalami stres berat (Scott, 1914). Hal
tersebut disebabkan karena teripang kurang sesuai dengan lingkungannya.
Sedangkan keluarnya tentakel teripang pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30
cm dan 40 cm, juga dilakukan oleh teripang dengan spesies Cucumaria frondosa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
45
45
saat melakukan aktivitas makan (Holtz and MacDonald, 2009). Hal tersebut
menunjukkan bahwa teripang mampu bertingkah laku normal pada kedalaman air
20 cm, 30 cm dan 40 cm.
Hasil uji ANOVA frekuensi relatif tingkah laku teripang menunjukkan
bahwa kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku teripang selama
penelitian. Hal tersebut ditunjukkan pada perlakuan kedalaman air 10 cm yang
memiliki nilai frekuensi relatif fully exposed lebih banyak dibandingkan dengan
perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Banyaknya nilai frekuensi
relatif fully exposed yang dilakukan oleh teripang pada kedalaman air 10 cm
menunjukkan bahwa teripang tidak mampu beradaptasi. Purcell et al. (2006)
mengatakan bahwa teripang yang mampu beradaptasi hanya akan melakukan fully
exposed pada hari pertama dan kedua, sebab pada dua hari tersebut teripang masih
shock akibat transportasi. Tingkah laku yang dinyatakan oleh Purcell et al. (2006)
tersebut ditunjukkan oleh teripang pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm
dan 40 cm. Sedangkan pada perlakuan kedalaman air 10 cm, fully exposed masih
dilakukan sampai hari ke-7. Hal ini diduga, tingkah laku full exposed yang
dilakukan oleh teripang pada kedalaman air 10 cm menunjukkan bahwa teripang
mengalami stres hingga terjadi kematian.
Frekuensi relatif fully buried lebih banyak dilakukan pada perlakuan
kedalaman air 40 cm yaitu sebesar 79,80%. Banyaknya nilai frekuensi relatif fully
buried menunjukkan bahwa teripang mampu beradapatsi. Teripang dikatakan
tidak mampu beradaptasi karena tingkah laku fully buried merupakan tingkah laku
yang biasa dilakukan teripang di habitatnya saat beristirahat (Wolkenhauer, 2008).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
46
46
Selain itu saat beraktivitas makan juga pada kondisi fully buried (Holtz and
MacDonald, 2009). Hal tersebut didukung oleh pendapat Hukom dan Pelulu
(1989) kedalaman terendah yang baik untuk teripang adalah 40 cm. Meskipun
Holtz and MacDonald (2009) mengatakan bahwa teripang mampu beraktivitas
normal pada kedalaman air 25 cm. Hal tersebut terlihat pada kedalaman air 20 cm
dan 30 cm yang juga melakukan fully buried dengan frekuensi relatif sebesar
77,20% dan 76,40%.
Frekuensi relatif half buried lebih banyak dilakukan pada perlakuan
kedalaman air 10 cm yaitu 37,80%. Banyaknya nilai frekuensi relatif half buried
menunjukkan bahwa teripang mulai beradaptasi. Sebab Purcell et al. (2006)
mengatakan bahwa teripang dengan spesies Holothuria scabra yang diadaptasikan
juga mengalami half buried sebelum beraktivitas fully buried. Half buried tersebut
menunjukkan bahwa teripang sedang menggali substrat (Wolkenhauer, 2008).
Frekuensi relatif teripang mengeluarkan tentakel lebih banyak dilakukan
pada perlakuan kedalaman air 10 cm. Banyaknya nilai frekuensi relatif
mengeluarkan tentakel pada kedalaman air 10 cm menunjukkan bahwa teripang
mengalami stres, sebab tingkah laku mengeluarkan tentakel dilakukan bersamaan
dengan tingkah laku full exposed dan tubuh bagian anteriornya lebih menonjol
dibandingkan dengan bagian posterior. Hal tersebut juga dilakukan Thyone yang
mengeluarkan tentakelnya saat mengalami stres berat (Scott, 1914). Sedangkan
pada kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm teripang mengeluarkan tentakel
seperti pada Gambar 8B, yaitu teripang mengeluarkan tentakel bersamaan dengan
tingkah laku fully buried dan terjadi penyisipan tentakel ke dalam mulut. Hal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
47
47
tersebut juga dilakukan oleh teripang dengan spesies Cucumaria frondosa saat
beraktivitas makan (Holtz and MacDonald, 2009). Aktivitas makan tersebut
dilakukan dengan cara mengeluarkan tentakelnya dari mulut teripang, dengan
posisi tubuh fully buried, kemudian dilakukan penyisipan tentakel ke dalam mulut
saat terdapat makanan yang menempel di cabang tentakel. Tingkah laku
mengeluarkan tentakel selama penelitian dilakukan mulai hari ke- 17 pada pukul
18.00 WIB hingga 06.00 WIB dengan frekuensi relatif mengeluarkan tentakel
terbanyak pada perlakuan kedalaman air 40 cm yaitu 2,60%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa teripang bersifat nokturnal yaitu beraktivitas makan pada
malam hari atau pada kondisi gelap.
Frekuensi relatif teripang melakukan eviserasi lebih banyak dilakukan pada
perlakuan kedalaman air 10 cm. Banyaknya nilai frekuensi relatif melakukan
eviserasi menunjukkan bahwa teripang mengalami stres. Seperti halnya yang
dilakukan Phyllophorus sp. pada penelitian Purnayudha (2013), saat teripang
mengalami eviserasi, organ yang dikeluarkan adalah usus dan gonad. Selain itu
organ yang dikeluarkan saat eviserasi adalah tentakel dan cincin kapur, yang
menurut Scott (1914) juga dilakukan oleh teripang dengan genus Thyone saat
mengalami stres akibat tidak sesuai dengan lingkungannya.
Frekuensi relatif tingkah laku kulit berlendir pada teripang lebih banyak
dilakukan pada perlakuan kedalaman air 10 cm. Tingkah laku tersebut, terlihat
saat teripang dikeluarkan dari air dan dalam kondisi mati. Sedangkan Purnayudha
(2013) mengatakan bahwa tingkah laku kulit berlendir teripang dilakukan
sebelum eviserasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa teripang mengalami stres.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
48
48
Lendir berfungsi sebagai pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme
merugikan lainnya serta memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus yang
licin (Triastuti dkk., 2010).
Hasil uji ANOVA lama hidup teripang yang lebih lama terlihat pada
kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Lamanya waktu lama hidup teripang
menunjukkan bahwa pada kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm cukup sesuai
untuk teripang melakukan adaptasi. Hal tersebut didukung dengan hasil uji
ANOVA kelulushidupan teripang yang menghasilkan nilai kelulushidupan yang
lebih besar pada kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Selain itu tingkah laku
teripang yang normal juga ditunjukkan teripang pada perlakuan kedalaman air
20 cm, 30 cm dan 40 cm. Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkah laku, lama
hidup dan kelulushidupan teripang, menunjukkan bahwa perlakuan kedalaman air
20 cm, 30 cm dan 40 cm merupakan kedalaman air yang sesuai untuk masa
adaptasi teripang sebelum dilakukan budidaya. Sedangkan kedalaman air 40 cm
merupakan kedalaman air yang paling sesuai untuk masa adaptasi teripang apabila
dibandingkan dengan kedalaman air 20 cm dan 30 cm sebab aktivitas makan
teripang pada kedalaman 40 cm lebih stabil dibandingkan dengan aktivitas makan
teripang pada kedalaman 20 cm dan 30 cm yang hanya terlihat satu kali.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
49
49
VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku teripang dan lama hidup
teripang selama masa adaptasi di bak pemeliharaan.
2. Kedalaman air 40 cm merupakan kedalaman air yang sesuai untuk adaptasi
teripang.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk menggunakan kedalaman air
40 cm dalam proses adaptasi Phyllophorus sp. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan
untuk mengetahui pengaruh salinitas, suhu, intensitas cahaya, DO terhadap
tingkah laku, kelulushidupan, pertumbuhan Phyllophorus sp. dan lamanya proses
regenerasi organ Phyllophorus sp. selama masa adaptasi serta perlu diketahui
respon teripang terhadap stresor secara fisiologinya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
50
50
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A. 1995. Beberapa Catatan tentang Teripang Bangsa Aspidochirotida. Oseana, 20 (4) : 11-23.
. 1996. Makanan dan Cara Makan Berbagai Jenis Teripang. Oseana, 21 (4)
: 43-59. Aziz, A. dan P. Darsono. 1999. Fauna Ekhinodermata dari Pulau-Pulau
Karimunjawa, Jepara. Majalah Ilmu Kelautan, 14 : 83-91. Bai, M. M. 1994. Studies on Regeneration in the Holothurian Holothuria
(metriatyla) scraba Jaeger. Bull. Cent. Mar. Fish. Res. Inst., 46 : 44-50. Ceesay, A., M. N. Shamsudin, N. M. Alipiah and I. S. Ismail. 2012. Holothuria
leucospilota and Stichopus japonicus Sea Cucumber Species in Artificial Environment. J. Aquac Res Development, 3 (2) : 6.
Chuanxin, QIN., D. Shuanglin, T. Fuyi, T. Xiangli, W. Fang, D. Yunwei and G.
Qinfeng. 2009. Optimization of Stocking Density for the Sea Cucumber, Apostichopus japonicus Selenka. Under Feed-Supplement and Non-Feed-Supplement Regimes in Pond Culture. J. Ocean Univ. China, 8 (3) : 296-302.
Darsono, P. 1999. Perkembangan Pembenihan Teripang Pasir Holothuria Scabra
Jaeger, di Indonesia. Oseana, 24 (3) : 34-45.
. 2009. Pemeliharaan Induk Teripang Pasir, Holothuria scabra, dalam Bak Pemeliharaan. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 35 (2) : 257-271.
Drajat dan J. Ismadi. 2008. Stories. Kumpulan Rumus dan Cerita. Matematika.
Mizan. Hal. 110. Dyck, S. V., P. Gerbaux and P. Flammang. 2010. Qualitative and Quantitative
Saponin Content in Five Sea Cucumbers from the Indian Ocean. Marine Drugs, 8 (1) : 173-189.
Ekawati, A. W. 2005. Diktat Kuliah Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan.
Universitas Brawijaya. Malang. Hal. 48. Graham, J. C. H. and S. C. Battaglene. 2004. Periodic Movement and Sheltering
Behaviour of Actinopyga mauritima (Holothuroidea:Aspidochirotidae) in Solomon Islands. SPC Beche-de-mer Information Bulletin. 19 : 23-31.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
51
51
Hartati, R., Widianingsih dan D. Pringgenies. 2005. Teknologi Penyediaan Pakan bagi Teripang Putih (Holothuria scabra). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semkarbon aktif. 48 hal.
Holtz, E. H. and B. A. MacDonald. 2009. Feeding Behaviour of the Sea
Cucumber Curcumaria frondosa (Echinodermata : Holothuroidea) in the Laboratory and the Field : Relationships Between Tentacle Insertion Rate, Flow Speed, and Ingestion. Mar Biol, 156 : 1389-1398.
Hsieh, V. 2012. Monitoring Organ Regeneration of Sea Cucumber Holothuria
Leucospilota after Evisceration. eScholarship University of California. 12 p. Hukom, F. D. dan U. Pelulu. 1989. Percobaan Budidaya Teripang (Holothuria
scabra) di Teluk Un, Tual, Maluku Tenggara. Prosiding Seminar Ekologi Laut dan Pesisir I, 27-29 November 1989. Puslitbang Oseanologi – LIPI dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI). Jakarta. 12 hal.
James, D. B., 1965. Phyllophorus (Phyllophorella) parvipedes Clark
(Holothuroidea), a New Record to the Indian Seas. J. Mar. biol. Ass. India, 7 (2) : 325-327.
Karyawati, T., R. Hartati dan E. Rudiana. 2004. Konsumsi Oksigen Teripang
Hitam (Holothuria atra) pada Sistem Statis dan Sistem Dinamis. 9 (3) : 169-173.
Kusdarwati, R., M. Akhyar dan B. S. Rahardja. 2011. Pengaruh Penambahan
Vitamin B12 pada Media Blotong Kering terhadap Pertumbuhan Populasi Dunaliella salina. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 3 (1) : 73-77.
Kusriningrum R. S. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press.
Surabaya. hal. 77-170. Leksana, D. P. 2012. Pengaruh Ekstrak Teripang Lokal Phyllophorua sp. terhadap
Diameter Germinal Center Limpa Mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Skripsi. Progam Studi S-1 Biologi. Departemen Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. 47 hal.
Liao, Y., D. L. Pawson and W. Liu. 2007. Phyllophorus (Phylloporus) maculatus,
a New Species of Sea Cucumber from the Yellow Sea (Echinodermata : Holothuroidea : Dendrochirotida). Zootaxa, 1608 : 31-34.
Loddington, R. 2011. Marine Invertebrates in Hypoxia : Developmental,
Behavioural, Physiological and Fitness Responses. The Plymouth Student Scientist, 4 (2) : 267-277.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
52
52
Masithah, E. D., A. N. Kristanti dan S. Andriyono. 2012. Budidaya Teripang Lokal Phyllophorus sp. sebagai Sumber Bahan Aktif Imunomodulatore terhadap Infeksi Mycobacterium tuberculosis. Laporan Hibah Strategis Nasional Tahun Anggaran 2012. Universitas Airlangga. 42 hal.
Massin, C. and M. E. Hendrick. 2011. Deep-water Holothuroidea
(Echinodermata) Collected During the TALUD Cruises off the Pacific Coast of Mexico, with the Description of Two New Species. Revista Mexicana de Biodiversidad, 82 : 413-443.
Mercier, A., S. C. Battaglene and J. Hamel. 1999. Daily Burrowing Cycle and
Feeding Activity of Juvenile Sea Cucumber Holothuria scabra in response to environmental Factors. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 239 : 125-156.
Miller, J. E. and D. L. Pawson. 1990. Swimming Sea Cucumbers (Echinodermata
: Holothuroidea) : A Survey, with Analysis of Swimming Behavior in Four Bathyal Species. Smithsonian Contributions to the Marine Sciences, 35 : 1-18.
Muhaimin, H. 2013. Distribusi Makrozoobenthos pada Sedimen Bar (Pasir
Pnghalang) di Intertidal Pantai Desa Mappakalompo kabupaten Takalar. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasannudin. Makassar. 53 hal.
Navarro, P. G., S. Garcia-Sanz, J. M. Barrio and F. Tuya. 2013. Feeding and
Movement Pattern of the Sea Cucumber Holothuria sanctori. Marine Biology. International Journal on Life in Oceans and Coastal Waters.
O’Loughlin, P. M., S. Barmos and D. VandenSpiegel. 2012. The Phyllophorid
Sea Cucumber of Southern Australia (Echinodermata : Holothuroidea : Dendrochirotida : Phyllophoridae). Memoirs of Museum Victoria, 69 : 269-308.
Pawson, D. L., D. J. Pawson and R. A. King. 2010. A Taxonomic Guide to the
Echinodermata of the South Atlantic Bight, USA : 1. Sea Cucumber (Echinodermata : Holothuroidea). Zootaxa, 2449 : 1-48.
Purcell, S. W., B. F. Blockmans and N. N. S. Agudo. 2006. Transportation
Methods for Restocking of Juvenile Sea Cucumber Holothuria scabra. Aquaculture, 251 : 238-244.
Purnayudha, T. P. 2013. Pengaruh Model Pemeliharaan Sistem Resirkulasi pada
Bak Pemeliharaan terhadap Tingkat Kelulushidupan (Survival Rate) Teripang Lokal (Phyllophorus sp.). Skripsi. Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Uiniversitas Airlangga. Surabaya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
53
53
Ramadany, H. M. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Tiga Jenis Teripang Lokal Pantai Timur Surabaya terhadap Hepar Mencit (Mus musculus) setelah Infeksi Escherichia coli. Skripsi. Progam Studi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. 54 hal.
Rohani AR. 1998. Sebaran Ukuran dan Kematangan Gonad Teripang Pasir
(Holothuria scabra, Jaeger) pada Berbagai Kedalaman Perairan. Tesis. Progam Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 97 hal.
Satyantini, W. H., E. D. Mashithah, M. A. Alamsjah, Prayogo dan S. Andriyono.
2012. Diktat Praktikum Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. Hal. 49.
Sawitri, R., M. Bismark dan M. Takandjandji. 2012. Perilaku Trenggiling (Manis
javanica Desmarest, 1822) di Penangkaran Purwodadi, Deli Serdang Sumatera Utara.Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9 (2) : 285-297.
Scott, J. W. 1914. Regeneration, Variation and Correlation in Thyone. The
American Naturalist, 48 (509) : 280-307. Septiadi, T., D. Pringgenies dan O. K. Radjasa. 2013. Uji Fitokimia dan Aktivitas
Aintijamur Ekstrak Teripang Keling (Holothuria arta) dari Pantai Bandengan Jepara terhadap Jamur Candida albicans. Journal of Marine Research, 2 (2) : 76-84.
Setyono, H., Kusriningrum R. S., Mustikoweni, T. Nurhajati, R. Sidik, A. Al-
Arief, M. Lamid dan W. P. Lokapirnasari. Teknologi Pakan Hewan. Edisi 2. Departemen Peternakan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.
Singh, R., B. A. Mac Donald, M. L. H. Thomas and P. Lawton. 1999. Patterns of
Seasonal and Tidal Feeding Activity in the Dendrochirote Sea Cucumber Curcumaria frondosa (Echinodermata : Holothuroidea) in the Bay of Fundy, Canada. Mar Ecol Prog Ser, 187 : 133-145.
Smilek, K. R. and D. I. Hembree. 2012. Neoichnology of Thyonella gemmata: A
Case Study for Understanding Holothurian Ichnofossils. The Open Paleontology Journal. 4 : 1-10.
Subekti, S., Kismiyati, Rosmanida, S. Andriyono dan K. T. Pursetyo. 2011. Buku
Ajar Avertebrata Air. hal. 202. Suhartana. 2006. Pemanfaatan Tempurung Kelapa sebagai Bahan Baku Karbon
aktif Aktif dan Aplikasinya untuk Penjernihan Air Sumur di Desa Belor
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
54
54
Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobongan. Berkala Fisika, 9 (3) : 154-160.
Sunarno. 1997. Laju Konsumsi Oksigen Teripang Pasir (Holothuria scabra
Jaeger) pada Tingkat Salinitas yang Berbeda. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Diponegoro. Semarang. 42 hal.
Supriyono, E., A. Supendi dan K. Nirmala. 2007. Pemanfaatan Zeolit dan Karbon
Aktif pada Sistem Pengepakan Ikan Corydoras, Corydoras aenus. Jurnal Akuakultir Indonesia, 6 (2) : 135-145. Artikel Ilmiah. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. 13 Hal.
Triastuti, J., L. Sulmartiwi, Y. Dharmayanti dan S. Andriyono. 2010. Buku Ajar
Ichthyologi. Hal 54. Tursina, L. M. 2011. Uji Antifeedant Ekstrak Kasar Teripang Holothuria arta dan
Bohadscia marmorata terhadap Ikan Kkarbon aktif di Perairan Pulau Pramua, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Biologi, Depok, Universitas Indonesia.61 hal.
Umainana, M. R., S. Mubarak dan E. D. Masithah. 2012. Pengaruh Konsentrasi
Pupuk Daun Turi Putih (Sesbania grandflora) terhadap Populasi Chlorella
sp. Utoyo, B., P. Susanti, E. Imron dan A. Purnama. 2007. Geografi : Membuka
Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Progam Ilmu Pengetahuan Sosial. PT. Setia Purna Inves. Bandung. Hal. 86.
Wijayanti M., H. 2007. Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung
berdasarkan Komunitas Makrobenthos. Tesis. Progam Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semkarbon aktif.
Wild Fact Sheets. 2008. Ball Sea Cucumber, Phyllophorus sp.
http://www.wildsingapore.com/wildfacts/echinodermata/holothuroidea/phyllophorus.htm. 10 April 2014. 2 hal.
Winarni, D., M. Affandi, E. D. Masithah dan A. N. Kristanti. 2010. Eksplorasi
Potensi Teripang Pantai Timur Surabaya sebagai Modulator Imunitas Alami terhadap Mycobacterium tuberculosis. Laporan Akhir Hibah Strategis Nasional Batch II. Lanjutan Tahun 2010. Universitas Airlannga. 33 hal.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
55
55
Wolkenhauer, S. M. 2008. Burying and Feeding Activity of Adult Holotruhia
scabra (Echinodermata : Holothuroidea) in a Controlled Environment. SPC Beche de Mer Information Bulletin : 27.
Yudha, A. P. 2009. Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap Kinerja Filter Air
dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Arwana (Sceleropages
formosus) di Akuarium. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 57 hal.
Yulin, L. 1998. The Echinoderm Fauna of Hainan Island. Proceeding of the Third
International Conference on the Marine Biology of the South China Sea. Hongkong University Press. Hal. 75-82.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
56
56
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pola tingkah laku membenamkan diri teripang Thyonella gemmata di dalam substrat.
Keterangan : A) spesimen tetap kaku ketika ditempatkan pada permukaan sedimen. B) spesimen mulai menembus sedimen. C) podia menggali dengan mengeluarkan butiran pasir dan mengubur
bagian tengah tubuh. D) spesimen terus mengubur bagian tubuh sehingga membentuk U. E) cekungan di atas tubuh teripang terisi pasir. F) seluruh tubuh spesimen tertutup pasir. G) setelah selesai mengubur diri, ujung anterior dan posterior spesimen
terlihat di permukaan pasir. H) seiring waktu, tubuh holothurians membentuk bentuk U yang lebih luas
(Smilek and Hembree, 2012)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
57
57
Lampiran 2. Proses penyisipan tentakel teripang ordo Dendrocerotida
1. Teripang mengeluarkan tentakel
D
2. Tentakel teripang melengkung ke arah mulut
A
B C
B D D B
3. Penyisipan tentakel ke dalam mulut
A
C D B Keterangan : A : tentakel B : mulut C : cabang tentakel D : substrat
C
AB
C
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
58
58
Lampiran 3. Data Penelitian Pendahuluan
Sepuluh sampel teripang Phyllophorus sp. didapatkan dari pantai timur
Surabaya (Sukolilo) pada kedalaman air 0 cm. Teripang yang didapatkan
dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian dimasukkan pula lumpur hingga
seluruh tubuh teripang terbenam dalam lumpur. Kantong plastik tersebut diikat
tanpa dilakukan penambahan oksigen. Selanjutnya teripang ditransportasikan
selama ± 20 menit.
Tujuh ekor teripang yang diperoleh dimasukkan ke dalam akuarium
berukuran 35x20x20 cm3 yang telah berisi lumpur dengan ketebalan 7 cm dengan
kedalaman air 8 cm di atas permukaan lumpur. Tiga ekor lainnya d imasukkan ke
dalam akuarium berukuran 25x15x15 cm3 yang telah berisi lumpur dengan
ketebalan 7 cm dengan kedalaman air 5 cm di atas permukaan lumpur. Pada
akuarium dilengkapi aerasi yang diletakkan pada bagian tengah akuarium.
Tingkah laku yang muncul secara berurutan adalah teripang tidak
melakukan aktivitas mengubur diri, melakukan aktivitas pembenaman diri (fully
exposed, half buried dan fully buried), mengalami eviserasi (mengeluarkan usus
dan gonad), cincin kapur lepas, sebagian tubuh muncul di permukaan lumpur,
tentakel keluar, teripang berada di permukaan lumpur kemudian mati. Lama hidup
teripang mencapai 10-17 hari.
Perilaku yang stress dan kematian teripang yang muncul diduga karena
kedalaman air kurang tinggi, kepadatan teripang terlalu tinggi, aerasi baru
diberikan pada hari ke-2, aerasi sering mati sehingga kandungan oksigen terlarut
dalam air tidak konstan dan pemberian pakan berupa plankton baru diberikan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
59
59
pada minggu ke-2. Berikut adalah gambar tingkah laku teripang selama penelitian
pendahuluan.
1. Full exposed (tidak terbenam)
B Dari atas Dari samping
2. Full buried (terbenam sempurna)
A Dari atas Dari samping 3. Keluar tentakel
E
Dari atas
D
C
B
A
C
A
C
C
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
60
60
4. Keluar usus
F Dari atas Keterangan : A : teripang B : anus
C : lumpur D : air laut E : tentakel F : usus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
61
61
Lampiran 4. Tabel data hasil pengamatan tingkah laku teripang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
62
62
Lampiran 5. Contoh pencatatan lama hidup teripang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
63
63
Lampiran 6. Ukuran ketinggian air pada bak pemeliharaan
A B C D Keterangan : A : Akuarium untuk kedalaman air 10 cm B : Akuarium untuk kedalaman air 20 cm C : Akuarium untuk kedalaman air 30 cm D : Akuarium untuk kedalaman air 40 cm E : Batas kedalaman air
E
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
64
64
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-1 Lampiran 7. Perubahan tingkah laku teripang
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -
B
1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -
C
1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -
D
1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
65
65
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-2 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 07.00-23.00 14.00-21.00 18.00-23.00 - - - - - 2 07.00-14.00 14.00 14.00-23.00 - - - - 15.00 3 07.00-23.00 19.00-21.00 13.00-23.00 - - - - - 4 07.00-23.00 13.00-15.00 18.00-23.00 - 15.00-19.00 - - - 5 07.00-23.00 13.00-15.00 18.00-23.00 - - - - 13.00-21.00
B
1 07.00-23.00 - 07.00-23.00 - - - - - 2 07.00-23.00 18.00-21.00 07.00-23.00 - - - - - 3 07.00-19.00 21.00-23.00 19.00-20.00 - - - - - 4 07.00-21.00 23.00 22.00 - - - - - 5 07.00-14.00 15.00-23.00 14.00 - - - - -
C
1 - 07.00-23.00 07.00-22.00 - - - - - 2 07.00-15.00 18.00-23.00 18.00-22.00 - - - - 13.00 3 07.00-10.00 18.00-23.00 13.00-15.00 - - - - - 4 10.00-18.00 07.00-23.00 10.00-13.00 - - - - - 5 07.00-21.00 - 22.00-23.00 - - - - -
D
1 10.00-15.00 22.00-23.00 07.00-21.00 - - - - - 2 15.00-18.00 13.00-23.00 07.00-23.00 - - - - - 3 - 10.00-23.00 07.00-23.00 - - - - - 4 - 07.00-23.00 19.00-22.00 - - - - - 5 - 07.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
66
66
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-3 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 01.00-10.00 01.00-22.00 00.00-23.00 - 16.00-19.00 06.00 10.00 10.00 2 03.00-15.00 - 00.00-02.00 - - - - 15.00 3 00.00-23.00 - 00.00-23.00 20.00-21.00 - - - - 4 01.00-23.00 00.00-15.00 00.00-02.00 20.00 03.00-19.00 - 21.00 21.00 5 00.00-23.00 - 01.00-15.00 00.00-16.00 16.00-23.00 - - -
B
1 01.00-09.00 10.00-18.00 00.00-23.00 - 09.00-23.00 - - - 2 - 16.00-23.00 00.00-18.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 12.00-17.00 - - - - - 4 - 00.00-23.00 12.00-18.00 21.00 - - - - 5 00.00-18.00 09.00-23.00 07.00-19.00 - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 02.00-18.00 - - - - - 2 19.00-23.00 00.00-23.00 02.00-18.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 18.00 - - - - - 4 - 00.00-23.00 19.00 21.00 - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 17.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 10.00-19.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 00.00 - - - - - 4 10.00-12.00 00.00-23.00 18.00 00.00 - - - - 5 - 00.00-23.00 17.00-18.00 - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
67
67
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-4 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 03.00-23.00 00.00-01.00 06.00-11.00 - - 05.00-06.00 13.00 13.00 2 - - - - - - - - 3 00.00-23.00 07.00-23.00 06.00-23.00 08.00-11.00 - - 20.00-22.00 - 4 00.00-01.00 - - 00.00 - - - 01.00 5 00.00 - - - - - - 00.00
B
1 03.00 12.00 00.00-23.00 - 06.00 - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 20.00 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 12.00 - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 05.00-06.00 - - - - - 2 00.00-05.00 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - 00.00-14.00 - - - - 5 - 01.00-23.00 00.00-22.00 - - - - 00.00
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 21.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 12.00 - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
68
68
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-5 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 00.00-07.00 - 04.00-06.00 - - - - 07.00 2 - - - - - - - - 3 00.00-19.00 00.00-06.00 07.00-14.00 18.00-19.00 - - 00.00-10.00 11.00 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-19.00 - - - - - - 2 - 00.00-19.00 - - - - - - 3 - 00.00-19.00 - - - - - - 4 - 00.00-19.00 - - - - - - 5 - 00.00-19.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-19.00 - - 14.00-18.00 - - - 2 - 00.00-19.00 - - - - - - 3 - 00.00-19.00 - - - - - - 4 - 00.00-19.00 - - - - - - 5 - 00.00-19.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-19.00 - - - - - - 2 - 00.00-19.00 - - - - - - 3 - 00.00-19.00 - - - - - - 4 - 00.00-19.00 - - - - - - 5 - 00.00-19.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
69
69
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-6 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 05.00-23.00 - - 15.00-19.00 05.00-06.00 - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 14.00-23.00 05.00-18.00 - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 05.00-23.00 - 18.00 - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
70
70
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-7 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 00.00-17.00 - - - - - - 17.00 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 19.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - 06.00 - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
71
71
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-8 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 05.00-11.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 16.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 00.00-01.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
72
72
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-9 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 11.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 01.00-19.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
73
73
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-10 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - - 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 13.00-23.00 - - - - - 5 - 00.00-23.00 12.00-23.00 - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
74
74
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-11 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 05.00-23.00 05.00-23.00 - - - - - 2 - 05.00-23.00 19.00-23.00 - 19.00-23.00 - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 05.00-17.00 - - - - - 5 - 05.00-23.00 05.00-17.00 - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
75
75
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-12 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 05.00-10.00 00.00-23.00 11.00-23.00 - - 05.00-06.00 - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 00.00-02.00 00.00-23.00 05.00-16.00 - - - - - 5 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
76
76
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-13 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 00.00-22.00 18.00-22.00 - - - - - 2 18.00-23.00 00.00-22.00 05.00-17.00 - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 05.00-22.00 - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
77
77
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-14 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 05.00-23.00 18.00-23.00 - - - - - 2 18.00-23.00 05.00-23.00 05.00-17.00 - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 05.00-23.00 - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
78
78
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-15 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-22.00 00.00-09.00 - - - - - 2 00.00 00.00-22.00 - - - - 09.00 10.00 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 00.00-05.00 - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
79
79
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-16 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 03.00-23.00 - - - - - - 2 - 03.00-23.00 - - - - - - 3 - 03.00-23.00 - - - - - - 4 - 03.00-23.00 - - - - - - 5 - 03.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 03.00-23.00 - - - - - - 2 - 03.00-23.00 - - - - - - 3 - 03.00-23.00 - - - - - - 4 - 03.00-23.00 - - - - - - 5 - 03.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 03.00-23.00 - - - - - - 2 - 03.00-23.00 - - - - - - 3 - 03.00-23.00 - - - - - - 4 - 03.00-23.00 - - - - - - 5 - 03.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
80
80
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-17 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 13.00-23.00 00.00-10.00 11.00-20.00 - - 11.00-12.00 - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 01.00-23.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
81
81
erlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-18 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 00.00-14.00 06.00 14.00 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 21.00-23.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
82
82
Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-19 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 18.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 22.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
83
83
Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-20 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
84
84
Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-21 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 18.00-10.00 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 19.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
85
85
Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-22 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 20.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
86
86
Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-23 Lanjutan
Fully exposed
Fully buried Half buried Keluar tentakel
Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
A
1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -
B
1 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
C
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
D
1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -
Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
87
64
Lampiran 7. Data frekuensi relatif tingkah laku teripang selama penelitian
Perlakuan Kedalaman
Air
Ulangan Frekuensi Relatif Tingkah Laku (%)
Fully
exposed
Fully
buried
Half
buried
Keluar tentakel
Keluar usus
Keluar gonad
Keluar cincin kapur
Kulit berlendir
10 cm
1 55.0 36.0 45.0 0.0 11.0 13.0 11.0 13.0 2 50.0 12.0 38.0 21.0 0.0 0.0 0.0 17.0 3 90.0 36.0 46.0 23.0 11.0 0.0 23.0 9.0 4 73.0 22.0 25.0 10.0 25.0 0.0 25.0 14.0 5 41.0 35.0 35.0 14.0 20.0 0.0 0.0 18.0
20 cm
1 11.0 71.0 47.0 0.0 5.0 0.0 0.0 0.0 2 3.0 84.0 22.0 3.0 6.0 0.0 0.0 0.0 3 3.0 76.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4 3.0 79.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5 6.0 76.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
30 cm
1 3.0 80.0 14.0 3.0 4.0 0.0 0.0 0.0 2 18.0 70.0 13.0 0.0 0.0 6.0 0.0 5.0 3 3.0 78.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4 6.0 82.0 8.0 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5 3.0 72.0 13.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0
40 cm
1 4.0 76.0 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2 3.0 81.0 8.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3 3.0 77.0 6.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4 19.0 78.0 19.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5 13.0 87.0 20.0 0.0 3.0 0.0 0.0 3.0
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
88
88
Lampiran 8. Hasil Uji ANOVA tingkah laku teripang
Oneway
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Fully exposed 1 5 61.80 19.614 8.772 37.45 86.15 41 90
2 5 5.20 3.493 1.562 .86 9.54 3 11
3 5 6.60 6.504 2.909 -1.48 14.68 3 18
4 5 8.40 7.266 3.250 -.62 17.42 3 19
Total 20 20.50 26.522 5.931 8.09 32.91 3 90
Fully buried 1 5 28.20 10.826 4.841 14.76 41.64 12 36
2 5 77.20 4.764 2.131 71.28 83.12 71 84
3 5 76.40 5.177 2.315 69.97 82.83 70 82
4 5 79.80 4.438 1.985 74.29 85.31 76 87
Total 20 65.40 22.945 5.131 54.66 76.14 12 87
Half buried 1 5 37.80 8.526 3.813 27.21 48.39 25 46
2 5 17.40 18.119 8.103 -5.10 39.90 3 47
3 5 9.60 5.857 2.619 2.33 16.87 0 14
4 5 11.60 7.301 3.265 2.54 20.66 5 20
Total 20 19.10 15.304 3.422 11.94 26.26 0 47
Keluar tentakel 1 5 13.60 9.236 4.130 2.13 25.07 0 23
2 5 1.20 1.643 .735 -.84 3.24 0 3
3 5 1.60 2.302 1.030 -1.26 4.46 0 5
4 5 2.60 4.336 1.939 -2.78 7.98 0 10
Total 20 4.75 7.166 1.602 1.40 8.10 0 23
Keluar usus 1 5 13.40 9.607 4.297 1.47 25.33 0 25
2 5 2.20 3.033 1.356 -1.57 5.97 0 6
3 5 .80 1.789 .800 -1.42 3.02 0 4
4 5 .60 1.342 .600 -1.07 2.27 0 3
Total 20 4.25 7.225 1.616 .87 7.63 0 25
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
89
89
Lanjutan
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Keluar gonad 1 5 2.60 5.814 2.600 -4.62 9.82 0 13
2 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0
3 5 1.20 2.683 1.200 -2.13 4.53 0 6
4 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0
Total 20 .95 3.137 .701 -.52 2.42 0 13
Keluar cincin
kapur
1 5 11.80 12.029 5.380 -3.14 26.74 0 25
2 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0
3 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0
4 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0
Total 20 2.95 7.612 1.702 -.61 6.51 0 25
Kulit berlendir 1 5 14.20 3.564 1.594 9.78 18.62 9 18
2 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0
3 5 1.60 2.302 1.030 -1.26 4.46 0 5
4 5 .60 1.342 .600 -1.07 2.27 0 3
Total 20 4.10 6.349 1.420 1.13 7.07 0 18
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
90
90
Lanjutan ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Fully exposed Between Groups 11397.000 3 3799.000 30.886 .000
Within Groups 1968.000 16 123.000
Total 13365.000 19
Fully buried Between Groups 9257.200 3 3085.733 66.217 .000
Within Groups 745.600 16 46.600
Total 10002.800 19
Half buried Between Groups 2495.400 3 831.800 6.810 .004
Within Groups 1954.400 16 122.150
Total 4449.800 19
Keluar tentakel Between Groups 527.350 3 175.783 6.272 .005
Within Groups 448.400 16 28.025
Total 975.750 19
Keluar usus Between Groups 565.750 3 188.583 7.083 .003
Within Groups 426.000 16 26.625
Total 991.750 19
Keluar gonad Between Groups 22.950 3 7.650 .746 .540
Within Groups 164.000 16 10.250
Total 186.950 19
Keluar cincin
kapur
Between Groups 522.150 3 174.050 4.811 .014
Within Groups 578.800 16 36.175
Total 1100.950 19
Kulit berlendir Between Groups 686.600 3 228.867 46.236 .000
Within Groups 79.200 16 4.950
Total 765.800 19
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
91
91
Lanjutan
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
Fully exposed
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha =
0.05
1 2
2 5 5.20
3 5 6.60
4 5 8.40
1 5 61.80
Sig. .672 1.000
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
Half buried
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
3 5 9.60
4 5 11.60
2 5 17.40
1 5 37.80
Sig. .306 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Fully buried
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha =
0.05
1 2
1 5 28.20
3 5 76.40
2 5 77.20
4 5 79.80
Sig. 1.000 .467
Means for groups in homogeneous subsets
are displayed.
Keluar tentakel
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
2 5 1.20
3 5 1.60
4 5 2.60
1 5 13.60
Sig. .698 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
92
92
Lanjutan
Keluar usus
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha =
0.05
1 2
4 5 .60
3 5 .80
2 5 2.20
1 5 13.40
Sig. .649 1.000
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
Keluar cincin kapur
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
2 5 .00
3 5 .00
4 5 .00
1 5 11.80
Sig. 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Keluar gonad
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha
= 0.05
1
2 5 .00
4 5 .00
3 5 1.20
1 5 2.60
Sig. .254
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
Kulit berlendir
Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
2 5 .00
4 5 .60
3 5 1.60
1 5 14.20
Sig. .297 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
93
93
Lampiran 10. Hasil uji ANOVA lama hidup teripang
Oneway
Descriptives
Lama hidup
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
A 5 53.40 31.294 13.995 14.54 92.26 25 103
B 5 513.80 33.988 15.200 471.60 556.00 453 529
C 5 454.20 104.188 46.594 324.83 583.57 315 529
D 5 511.60 38.908 17.400 463.29 559.91 442 529
Total 20 383.25 204.524 45.733 287.53 478.97 25 529
ANOVA
Lama hidup
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 736759.750 3 245586.583 67.732 .000
Within Groups 58014.000 16 3625.875
Total 794773.750 19
Lama hidup
Duncan
Perlaku
an N
Subset for alpha = 0.05
1 2
A 5 53.40
C 5 454.20
D 5 511.60
B 5 513.80
Sig. 1.000 .157
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI
94
94
Lampiran 11. Hasil uji ANOVA survival rate teripang
Oneway
Descriptives
SR
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0
2 5 86.80 18.075 8.083 64.36 109.24 67 100
3 5 80.00 29.908 13.375 42.86 117.14 33 100
4 5 93.40 14.758 6.600 75.08 111.72 67 100
Total 20 65.05 42.560 9.517 45.13 84.97 0 100
ANOVA
SR
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 28658.950 3 9552.983 26.555 .000
Within Groups 5756.000 16 359.750
Total 34414.950 19
SR
Duncan
Perlaku
an N
Subset for alpha = 0.05
1 2
1 5 .00
3 5 80.00
2 5 86.80
4 5 93.40
Sig. 1.000 .306
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN
BINTI RUMIYATI