skripsi 2013 pengaruh media pembelajaran...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
2013
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK SISWA KELAS XI
SMAN 2 TINGGIMONCONG TAHUN 2013
OLEH :
Nurbaeti Bakhtiar (C111 08 145)
PEMBIMBING
dr. H. Muhammad Ikhsan Madjid, MS, PKK
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU
KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Telah Disetujui Untuk Dicetak dan Diperbanyak
Judul Skripsi:
“PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK SISWA KELAS XI
SMAN 2 TINGGIMONCONG TAHUN 2013”
Makassar,
Pembimbing
dr. H. Muhammad Ikhsan Madjid, MS, PKK
PANITIA SIDANG UJIAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Skripsi dengan judul “PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK SISWA KELAS XI
SMAN 2 TINGGIMONCONG TAHUN 2013” telah diperiksa dan disetujui
untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 12 Juli 2013
Waktu : 12.00 WITA
Tempat : Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB.622
Ketua Tim Penguji
dr. H. Muhammad Ikhsan Madjid, MS, PKK
Anggota Tim Penguji
Anggota I, Anggota II,
(dr. Sultan Buraena, MS, Sp. OK) (Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, M. Sc)
iv
SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MEI 2013
Nurbaeti Bakhtiar, C11108145 dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS, PKK Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong Tahun 2013 (xi+ 42 halaman+ 6 lampiran)
ABSTRAK Latar belakang: Di seluruh dunia, tembakau adalah salah satu penyebab paling penting untuk kecacatan, penderitaan, dan kematian prematur. Di banyak negara, tembakau bahkan menjadi penyebab yang paling penting. Padahal, hampir merupakan satu-satunya di antara aneka penyebab gangguan kesehatan, tembakau juga merupakan satu-satunya yang pada prinsipnya dapat sepenuhnya dicegah. World Health Organization (WHO) 2008, di antara lebih dari 1 milyar perokok yang hidup saat ini, 500 juta akan terbunuh oleh tembakau. Dengan kecenderungan saat ini, antara 2005 dan 2030, 175 juta orang bakal terbunuh, berarti lebih dari delapan juta kematian per tahun. Tembakau adalah faktor resiko dalam 6 dari 8 penyebab utama kematian. Dua per tiga dari semua perokok tinggal di seluruh Negara. Penelitian yang dilakukan GYTS tahun 2001, didapatkan usia terendah mulai merokok adalah usia 5 tahun. Usia 15 – 19 tahun di Indonesia pada umumnya adalah usia siswa SMP dan SMA. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian true experimental dengan rancangan Pretest-Posttest Group. Sampel berjumlah 74 orang dari 3 kelas yang dipilih secara acak dan dipisahkan ke dalam kedua kelompok perlakuan. Kemudian masing-masing diberikan pretest dan dilakukan perlakuan berupa penyuluhan serta diberikan posttest di akhir perlakuan. Data yang diperoleh kemudian diuji normalitasnya. Analisis data dilakukan terhadap 74 sampel menggunakan Wilcoxon signed rank test dan independent t-test. Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok perlakuan penyuluhan dengan menggunakan leaflet, dengan selisih jumlah nilai posttest dengan pretest pada kuesioner dimana jumlah ranking positif (∑R+=611,50) lebih besar dibandingkan jumlah ranking negatif (∑R−=18,50), nilai rata-rata menjadi 18,53, dan p 0,000 ( p < 0,05 ). Pada kelompok perlakuan presentasi+LCD, dengan selisih jumlah nilai posttest dengan pretest pada kuesioner dimana jumlah ranking positif (∑R+=703,00) lebih besar dibandingkan jumlah ranking negatif (∑R−=0,00), nilai rata-rata menjadi 19,00 dan probabilitas 0,000 ( p < 0,05 ). Perbandingan peningkatan pengetahuan antar kelompok perlakuan media leaflet diperoleh rata-rata selisih jumlah nilai pretest dan posttest sebesar 31,18 dengan standar deviasi 3,143. Pada kelompok presentasi dengan proyektor diperoleh rata-rata selisih jumlah nilai pretest dan posttest sebesar 34,13 dengan standar deviasi 2,507. p=0,000 (probabilitas <0,005). Kesimpulan: Terdapat pengaruh media pembelajaran terhadap tingkat pengetahuan bahaya merokok siswa/i kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013, dimana media pembelajaran audio-visual berupa presentasi dengan
v
proyektor LCD secara statistik lebih unggul dalam meningkatkan pengetahuan bahaya merokok dibandingkan media pembelajaran visual berupa leaflet. Kata kunci: Media, Bahaya Merokok, Remaja, SMA
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Tingkat
Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong Tahun
2013”. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Keberhasilan Penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerja sama
serta bantuan moril dari berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga
segala rintangan yang dihadapi selama penelitian dan penyusunan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan secara tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:
1. Nabi Muhammad saw, sebagai teladan terbaik di segala sisi kehidupan,
salam dan salawat senantiasa tercurah untuknya.
2. dr. H. Muhammad Ikhsan Madjid, MS, PKK selaku pembimbing yang
bersedia meluangkan waktu dan tenaganya dengan keikhlasan,
kesediaan, dan kesabaran untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sejak dari awal penyusunan proposal sampai akhir
penulisan skripsi ini.
3. Rektor Universitas Hasanuddin dan Dekan Fakultas Kedokteran
Univesitas Hasanuddin beserta jajaran staf rektor dan dekan yang telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
4. Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Tinggimoncong, Drs.
H. Jasman Luasin, M.Ed., beserta jajaran staf SMAN 2
Tinggimoncong yang telah mengizinkan dilaksanakannya penelitian
yang berlokasi di SMAN 2 Tinggimoncong.
5. Siswa/i kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong selaku subyek penelitian
yang telah bekerjasama dan berpartisipasi secara aktif dalam
vii
pelaksanaan penelitian mulai dari pengisian kuesioner pretest,
penyuluhan, sampai pengisian kuesioner posttest.
6. Tenaga pengajar dan staff bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Ilmu Kedokteran Keluarga atas kerja samanya dalam proses
penyusunan skripsi.
7. Kedua orangtua, saudara, dan keluarga yang senantiasa memberikan
dorongan dan dukungan baik secara moril maupun materil, motivasi,
serta doanya hingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Teman minggu, Iznaeny Rahma S.Ked, Dewi Nurul Sholichah S.Ked,
A.Nurhaerani R S.Ked, Ayu Puspita Wulandana, Syaifur Rijal S, dan
para sahabat yang telah membantu meluangkan waktu dan tenaga
dalam memberikan masukan dan saran dalam skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
senantiasa membantu dalam penyelesaikan skripsi ini.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
membuka dengan tangan terbuka atas kritik dan saran membangun ke arah
penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua serta dapat menambah ilmu pengetahuan.
Makassar, Juli 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN CETAK ..............................................................iii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................ 3 1.4.Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4 2.1. Rokok ................................................................................................ 4 2.2. Bahaya Merokok Terhadap Aspek Kesehatan .................................... 9 2.3. Media ............................................................................................... 13 2.4. Pembelajaran .................................................................................... 16 2.5. Pengaruh Media Dalam Pembelajaran .............................................. 17
BAB III. KERANGKA KONSEP ..................................................................... 19 3.1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ........................................... 19 3.2. Kerangka Konsep ............................................................................. 19 3.3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................... 19 3.4. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 20 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 23 4.1. Desain Penelitian ............................................................................. 23 4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 23 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 23 4.4. Pengambilan Sampel ........................................................................ 23 4.5. Alur Penelitian ................................................................................. 24 4.6. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ................................................. 25 4.7. Manajemen Penelitian ...................................................................... 25 4.8. Etika Penelitian ................................................................................ 27 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 28 5.1. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ........................................... 28 5.2. Hasil Penelitian ................................................................................ 29 5.2.1. Distribusi Sampel ................................................................... 30 5.2.2. Hasil Analisis Hubungan Peningkatan
Pengetahuan Untuk Masing - Masing Perlakuan ............................................................................... 32
5.2.3. Hasil Analisis Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Antar Kelompok Perlakuan ............................... 34
5.3. Pembahasan ..................................................................................... 35 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 38 6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 38 6.2. Saran ................................................................................................ 38 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel distribusi sampel berdasarkan kelas XI di SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013 ....................................... 30
Tabel 2. Tabel distribusi sampel berdasarkan perlakuan siswa kelas
XI di SMAN 2 Tinggimoncong ...................................... 30 Tabel 3. Tabel Distribusi daftar nilai pretest dan posttest tentang
bahaya merokok pada kelompok perlakuan dengan menggunakan media leaflet ............................................ 31
Tabel 4. Tabel distribusi daftar nilai pretest dan posttest tentang
bahaya merokok pada kelompok perlakuan presentasi+LCD ............................................................. 31
Tabel 5. Tabel hasil Wilcoxon signed rank test tentang bahaya
merokok sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media leaflet di SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013 ..................................................................... 32
Tabel 6. Tabel uji statistic Wilcoxon signed rank test untuk
kelompok perlakuan leaflet ........................................ 33 Tabel 7. Tabel hasil Wilcoxon signed rank test tentang bahaya
merokok sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media presentasi+LCD di SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013 ........................................... 33
Tabel 8. Tabel uji statistic Wilcoxon signed rank test untuk
kelompok perlakuan presentasi+LCD ........................... 34 Tabel 9. Tabel deskriptif kelompok statistic ................................. 34 Tabel 10. Tabel perbedaan tingkat pengetahuan bahaya merokok
setelah penyuluhan dengan menggunakan metode leaflet dan metode presentasi+LCD di SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013 ..................................................................... 35
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale ................................17
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Pengesahan Proposal Penelitian Lampiran 2. Lembar Pengesahan Pembacaan Hasil Penelitian Lampiran 3. Lembar Pengesahan Seminar Hasil Penelitian Lampiran 4. Kuesioner Pengetahuan Bahaya Merokok Lampiran 5. Deskriptif Statistik Lampiran 6. Analisis Statistik Lampiran 7. Jadwal Kegiatan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di seluruh dunia, tembakau adalah salah satu penyebab paling penting
untuk kecacatan, penderitaan, dan kematian prematur. Di banyak negara,
tembakau bahkan menjadi penyebab yang paling penting. Padahal, hampir
merupakan satu-satunya di antara aneka penyebab gangguan kesehatan, tembakau
juga merupakan satu-satunya yang pada prinsipnya dapat sepenuhnya dicegah.1
World Health Organization (WHO) 2008, di antara lebih dari 1 milyar
perokok yang hidup saat ini, 500 juta akan terbunuh oleh tembakau. Dengan
kecenderungan saat ini, antara 2005 dan 2030, 175 juta orang bakal terbunuh,
berarti lebih dari delapan juta kematian per tahun. Tembakau adalah faktor resiko
dalam 6 dari 8 penyebab utama kematian. Dua per tiga dari semua perokok tinggal
di seluruh Negara.1
Berdasarkan data GYTS 2006 yang diselenggarakan oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO) terbukti jika 24,5% anak laki-laki dan 2,3% anak
perempuan berusia 13 – 15 tahun di Indonesia adalah perokok, dimana 3,2% dari
jumlah tersebut telah berada dalam kondisi ketagihan atau kecanduan.2
WHO 1997, memperkirakan sekitar 47% laki – laki dan 12% perempuan
merokok. Meskipun angka merokok di negara – negara berpenghasilan tinggi
cenderung menurun, dengan kecenderungan global saat ini jumlah perokok
diperkirakan meningkat dari 1,1 milyar menjadi 1,6 milyar pada tahun 2025. Di
negara- negara berpenghasilan tinggi sebagian besar mulai merokok pada usia
remaja. Di negara – negara berpenghasilan rendah, sebagian besar mulai merokok
pada awal 20-an, tetapi puncak usia mulai merokok seddang bergeser ke usia yang
lebih muda.1
Tahun 2030 diperkirakan 10 juta kematian selama 1 tahun disebabkan
karena kebiasaan merokok di seluruh dunia dan secara global sekitar 80.000 –
100.000 remaja mulai merokok setiap harinya.3
2
Tembakau menelan biaya perawatan kesehatan yang besar, kehilangan
produktivitas dan tentunya biaya tidak terukur untuk mengatasi sakit dan
penderitaan yang timbul pada perokok, perokok pasif dan keluarga mereka.4
Kebiasaan merokok merupakan kausa kematian tinggi yang menjadi
masalah kesehatan dunia yang benar – benar menyedihkan. Kita juga harus ingat
bahwa sangat banyak perokok mengalami penderitaan bertahun – tahun sebelum
meninggal. Rata – rata kehilangan hidup di antara perokok adalah delapan tahun.
Bagi mereka yang meninggal pada usia pertengahan, kehilangan hidup ini bisa
mencapai 22 tahun.1,5
Dalam sepuluh tahun terakhir, komsumsi rokok di indonesia mengalami
peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk
indonesia. Di indonesia yang cukup memperhatikan adalah tingginya
kecenderungan merokok dikalangan generasi muda.6
Pada tahun 2000 Global Youth Tobacco Survey (GYTS) telah melakukan
survei di 3 kota besar yaitu Jakarta, Medan, dan Bekasi. Jumlah perokok
terbanyak dilaporkan di Jakarta yang diikuti oleh kota lainnya. Di Jakarta, Bekasi,
dan Medan ditemukan bahwa remaja telah merokok sejak duduk di bangku SMP
masing – masing 34%, 33%, dan 34,9%. Peningkatan kebiasaan merokok di
Jakarta yang tertinggi juga terlihat pada data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) pada tahun 2004, proporsi perokok paling besar ditemukan pada
kelompok sosial ekonomi tinggi (36 – 37%).5
Penelitian yang dilakukan GYTS pada tahun 2001 pada data survei Sosial
Ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) 2001, sebahagian besar perokok mulai
merokok ketika mereka masih anak – anak atau remaja. Sebanyak 58,93%
perokok mulai merokok pada usia 15 – 19 tahun dan 94,6% pada usia 10 – 14
tahun. Yang paling mengkhawatirkan dari penelitian ini didapatkan usia terendah
mulai merokok adalah usia 5 tahun. Usia 15 – 19 tahun di Indonesia pada
umumnya adalah usia siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Apakah terdapat pengaruh media pembelajaran terhadap tingkat
3
pengetahuan kesehatan siswa SMAN 2 Tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan
tentang bahaya merokok?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh yang ditimbulkan dari media pembelajaran terhadap tingkat
pengetahuan bahaya merokok pada siswa-siswa SMAN 2 Tinggimoncong,
Gowa, Sulawesi Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan kesehatan siswa-siswa
tentang bahaya merokok sebelum dan setelah penyuluhan dengan
menggunakan media leaflet.
b. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan kesehatan siswa-siswa
tentang bahaya merokok sebelum dan setelah penyuluhan dengan
menggunakan media LCD.
c. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan pengetahuan kesehatan
siswa-siswa tentang bahaya merokok setelah diberikan penyuluhan
dengan menggunakan media leaflet dan media LCD
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam
menentukan perencanaan program pendidikan kesehatan terutama dalam
pemilihan jenis media pembelajaran yang tepat.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai pedoman pemilihan media pembelajaran bahaya merokok yang
tepat untuk kalangan remaja pada umumnya dan siswa/i SMA pada khususnya.
4
3. Manfaat bagi peneliti
Sebagai aplikasi ilmu dan pengalaman berharga serta dapat menambah
wawasan ilmiah dan pengetahuan penulis tentang media pendidikan kesehatan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rokok
1. Definisi Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar
10mm berisi daun daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lain.7
Menurut Frame work Conventation on Tobacco Control (FTCT)-
WHO produk tembakau adalah produk yang dibuat dengan menggunakan
seluruh atau sebagian dari daun tembakau sebagai bahan dasar yang
diproduksi untuk digunakan sebagai rokok yang dikonsumsi dengan cara
dihisap, dikunyah atau disedot. Produk tembakau khususnya rokok dapat
berbentuk sigaret, kretek, cerutu, lintingan, menggunakan pipa, tembakau
yang disedot dan tembakau tanpa asap.7
2. Jenis rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini
didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok,
proses pembuatan rokok dan penggunaan filter pada rokok.7
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
6
Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
1.) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatanya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan
dan atau alat bantu sederhana.
2.) Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatanya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke
dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin
pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat
rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu
sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat
rokok, biasanya dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok
sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok
batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa
rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayannya belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat
perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada
SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
SKM sendiri dapat dikategorikan ke dalam 2 bagian:7,8
a) Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang
dalam proses pembuatanya ditambahkan aroma rasa yang khas.
Contoh: Gudang Garam Filter Internasional, Djarum Super, dll.
b) Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin
yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah.
Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma khas. Contoh: A
Mild, Star Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dll.
7
d. Rokok berdasarkan penggunaan filter.
1) Rokok filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus.
2) Rokok non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya
tidak terdapat gabus.
3. Kandungan rokok
Asap rokok diidentifikasi mengandung 4000 lebih senyawa kimia.
Beberapa diantara senyawa tersebut yakni:8,9
a. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru. Hasilnya sel-sel pernafasan tersumbat
oleh tar dan bahan-bahan kimia berbahaya lainya. Tar
mengandungi bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel
paru-paru dan menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik).
Kandungan tar pada rokok berkisar antara <1-35mg. Kandungan
tar pada rokok di Negara berkembang cukup tinggi. Di cina,
Indonesia dan India misalnya, kandungan tar berkisar anyara 19-
33mg, sedang di Negara-negara industri, kandungan tar berkisar
antara 0.5-20mg.
b. Karbonmonoksida (CO) adalah zat yang mempunyai afinitas yang
lebih tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin
(Hb) di dalam darah. Dengan adanya karbonmonoksida dalam
darah, membuat darah menjadi tidak efektif dalam pengikatan
oksigennya (O2). CO dalam asap rokok dapat mengurangi daya
angkut O2 darah sebesar 15%. Meskipun persentase CO rendah,
tetapi menaikkan tekanan darah secara bermakna yang akan
berpengaruh pada system pertukaran Hb. CO menimbulkan
desaturasi Hb, menurunkan langsung persediaan O2 untuk jaringan
seluruh tubuh termasuk otot jantung. CO menggantikan tempat O2
di Hb, mengganggu pelepasan O2 dan mempercepatkan
aterosklerosis. CO menurunkan kapasitas latihan fisik,
8
meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudahkan
pengumpulan darah.
c. Nikotin merupakan basa lemah yang dapat menembus barier
membran sel darah dan otak pada pH fisiologis. Nikotin
merupakan agonis reseptor asetilkolin nikotinik pada ganglion
otonon, medulla adrenal, neuromuskular junction dan reseptor
nikotinik di otak sehingga menyebabkan efek psikoaktif karena
ikatan pada reseptor asetilkolin yang menyebabkan kewaspadaan
dan euphoria sedang. Peningkatan kadar nikotin menyebabkan
pelepasan asetilkolin, dopamin, serotonin, norepinefrin,
vasopressin yang mempengaruhi mood, peningkatan konsentrasi
dan menyebabkan ketergatungan. Nikotin menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung yang tiba-tiba dan
meningkatkan katekolamin sehingga menyebabkan penurunan
berat badan 4-5 kg. Nikotin adalah zat aditif yang mempengaruhi
saraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan memicu
kanker paru-paru yang mematikan. Secara perlahan nikotin akan
mengakibatkan perubahan sel-sel otak perokok yang menyebabkan
rasa keinginan untuk merokok lebih banyak lagi untuk mengatasi
ketergantungan
d. Ammonia merupakan bahan yang digunakan untuk mencuci lantai
e. Penghapus cat (acetone)
f. Racun semut putih (arsenic)
g. Pelarut industry (toluene), dll
4. Jenis perokok
Berdasarkan pengaruhnya, jenis perokok terbagi atas:10
a. Perokok Aktif
Mereka yang telah terbiasa dan nyata mengisap rokok dan
menanggung sendiri akibatnya
b. Perokok Pasif
9
Mereka yang sebenarnya tidak merokok namum karena ada orang
lain merokok didekatnya maka ia terpaksa harus ikut juga
mengisap asap rokok dengan segala akibat-akibatnya.
B. Bahaya merokok terhadap aspek kesehatan
Menurut penelitian, bahaya rokok tidak hanya bagi perokok aktif
saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif dari
rokok tersebut. Bahkan efek yang diterima oleh perokok pasif tiga kali
lipat lebih berbahaya daripada perokok aktif, terutama pada bayi atau anak
kecil.11
Perokok pasif merupakan istilah bagi seseorang yang sebenarnya
bukan seorang perokok akan tetapi orang yang berada atau dekat dengan
orang-orang yang merokok sehingga ia secara tidak langsung sering
menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh para perokok aktif. Resiko
bahaya rokok pada perokok pasif lebih besar dibandingkan perokok aktif
karena asap yang dihirup oleh perokok pasif akan langsung masuk ke paru
– paru melalui hidung, tidak terfilter, sedangkan racun yang diterima
perokok aktif terfilter melalui ujung rokok. Tetapi semua akan berbalik
berbahaya kepada perokok aktif jika ia kembali menghirup asap yang di
hembuskannya.
Anak kecil yang sering menjadi perokok pasif dapat terganggu
mentalnya, bahkan mereka lebih rentan terkena berbagai penyakit seperti
asma, dan penyakit paru-paru kelak di masa tuanya. Asap rokok yag
dihirup oleh perokok pasif mengandung :
1. Nikotin dua kali lebih banyak
2. Karbon monoksida lima kali lebih banyak
3. Tar lima kali lebih banyak.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25% zat berbahaya yang
terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75% beredar
di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung
10
rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari
pembakaran tembakau yang tidak sempurna.11
Salah satu bahan yang terkandung dalam rokok adalah nikotin.
Nikotin merupakan alkaloid beracun, merupakan stimulator kuat bagi otak
dan sistem saraf sentral. Sifat ketagihan nikotin dikaitkan dengan
kemampuannya untuk melepaskan dopaminate, suatu zat kimia didalam
otak yang dihubungkan dengan perasaan kenikmatan. Namun penelitian
akhir-akhir ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, nikotin
sebenarnya menekankan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan.
Dengan demikian para perokok membutuhkan jumlah yang lebih banyak
untuk mencapai tingkat kepuasan yang sama. Pada awalnya rokok
mengandung 8-20mg nikotin dan setelah dibbakar nikotin yang msauk ke
dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau demikian jumlah kecil
tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak setelah di
hisap. 11
Ketika rokok dihisap nikotin yang terkandung dalam rokok akan
diserap oleh paru paru dan dibawa dengan cepat ke dalam aliran darah,
dimana ia berputar di seluruh otak. Kenyataannya, nikotin mencapai otak
dalam waktu 10 detik setelah seseorang menghisap rokok. Segera setelah
terpapar nikotin, terjadi suatu efek sebagai bagian dari stimulasi obat
terhadap kelenjar adrenal dan mengakibatkan pengeluaran adrenalin.
Adrenalin menstimulasi dan menyebabkan pelepasan glukosa, peningkatan
tekanan darah, pernapasan dan detak jantung. 11
Disamping itu beberapa penyakit akibat merokok adalah: 12
1. Penyakit jantung dan stroke.
Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan dengan penyakit
jantung dan stroke. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan
“sudden death” (kematian mendadak). Merokok sebagai faktor resiko
pembentukan aterosklerosis menduduki peringkat teratas.
Aterosklerosis merupakan penyakit dengan penyempitan dan
pengerasan dinding pembuluh darah. Merokok mempunyai dosis
11
tertentu dalam mempengaruhi faktor resiko. Perokok mempunyai
kesempatan 60-70% lebih besar terserang Coronary Heart Disease
(CHD) daripada yang bukan perokok.
2. Kanker paru
Satu dari sepuluh perokok berat akan menderita penyakit
kanker paru. Pada beberapa kasus dapat berakibat fatal dan
mnyebabkan kematian, karena sulit dideteksi secara dini. Penyebaran
dapat terjadi dengan cepat ke hepar, tulang dan otak.
3. Kanker mulut
Merokok dapat mnyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi dan
penyakit gusi.
4. Osteoporosis
Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya
angkut oksigen darah perokok sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan
tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80%
lebih lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita
sakit tulang belakang.
5. Katarak
Merokok dapat menyebabkan gangguan pada mata. Perokok
mempunyai risiko 50% lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa
mnyebabkan kebutaan.
6. Psoriasis
Perokok 2-3 kali lebih sering terkena psoriasis yaitu proses
inflamasi kulit tidak menular yang terasa gatal, dan meninggalkan
guratan merah pada seluruh tubuh.
7. Kerontokan rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan tubuh lebih mudah
terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan
kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah, kulit
kepala dan tangan.
8. Dampak merokok pada kehamilan
12
Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin
lambat dan dapat meningkatkan resiko berat badan lahir rendah.
Resiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena
karbonmonoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen.
9. Impotensi
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena darah
ke penis berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.
C. Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Kata
medium berasal dari bahasa Latin, medius, yang berarti tengah, dan dapat
diartikan juga sebagai perantara atau pengantar. Media juga diartikan sebagai
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa
sehingga proses belajar terjadi.13
Fungsi media pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pengajar.14
Disamping itu, media pengajaran mempunyai manfaat, antara
lain:15
1. Menumbuhkan motivasi belajar karena dengan menggunakan media,
peserta akan lebih tertarik terhadap pelajaran yang sedang diberikan.
2. Memperjelas makna bahan/materi pengajaran sehingga lebih dipahami.
3. Menghemat tenaga dan waktupengajar, serta menurunkan tingkat
kejenuhan peserta.
4. Peserta tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar, tetapi juga
melakukan kegiatan belajar lain seperti mengamati dan
mendemonstrasikan.
Bretz (1971) mengklasifikasikan media dalam delapan jenis, yaitu:16
1. Media audio visual gerak adalah media yang mengandung unsur suara,
gambar, garis, simbol, dan gerak. Contohnya: televisi dan film.
13
2. Media audio visual diam adalah media yang unsurnya hanya suara,
gambar, garis, dan simbol. Contohnya: film rangkai bersuara, film bingkai
bersuara, dan buku ber-audio.
3. Media audio semi-gerak adalah media yang mengandung unsur suara,
garis, simbol, dan gerak. Contohnya: audio pointer.
4. Media visual gerak adalah media yang mengandung unsur gambar, garis,
simbol, dan gerak. Contohnya film bisu.
5. Media visual diam adalah media yang mengandung unsur garis, dan
simbol. Contohnya: facsimile, gambar, film rangkai, halaman cetak, dan
microfilm.
6. Media semi-gerak adalah media yang unsurnya hanya garis, simbol, dan
gerak. Contohnya: teleautograph.
7. Media audio adalah media yang unsurnya hanya suara saja. Contohnya:
piringan radio dan pita audio.
8. Media cetak adalah media yang unsurnya hanya simbol saja. Contohnya:
pita berlubang.
D. Pembelajaran
Pembelajaran adalah mendapatkan hal baru atau memodifikasi hal yang
sudah ada mengenai pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai, atau preferensi,
seta dapat melibatkan berbagai jenis pembentukan informasi. Kemampuan ini
dimiliki oleh manusia, hewan, dan beberapa mesin. Perkembangan dan kemajuan
dari waktu ke waktu selalu mengikuti kurva pembelajaran. Pembelajaran bukanlah
merupakan sesuatu hal yang wajib, melainkan sebuah hal yang kontekstual.
Pembelajaran tidak terjadi sekaligus, melainkan dibangun atas dasar dan dibentuk
oleh hal yang telah diketahui sebelumnya. Maka dari itu, pembelajaran dapat
dilihat sebagai sebuah proses, bukan sebagai kumpulan, pengetahuan faktual dan
prosedural. Pembelajaran sendiri berdasarkan pengalaman. Pembelajaran
menghasilkan perubahan pada organism dan perubahan yang dihasilkan relatif
permanen.17
Terdapat berbagai teori mengenai pembelajaran dan prosesnya, salah satu
yang cukup terkenal adalah teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh
14
Jerome Bruner yang dipengaruhi oleh penelitian Lev Vygotsky, dan Jean Piaget
yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut teori tersebut, proses pembelajaran
melalui tiga tahap, yaitu:18
1. Tahap informasi
Tahap ini disebut juga tahap penerimaan informasi, dimana seseorang
yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi
yang sedang dipelajari.
2. Tahap transformasi
Tahap ini disebut juga tahap pengubahan informasi dimana informasi yang
telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi
bentuk yang abstrak atau konseptual.
3. Tahap evaluasi
Pada tahap ini seseorang yang sedang belajar, menilai sendiri sampai
sejauh mana informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau masalah yang dihadapi.
Prinsip pembelajaran atau yang juga dikenal dengan hokum belajar
adalah sebuah prinsip yang secara umum dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Prinsip ini memberikan insight tambahan yang membuat
seseorang dapat belajar dengan lebih efektif. Adapun prinsip yang
mempengaruhi pembelajaran, yaitu:19,20
1. Kesiapan
Kesiapan seseorang dalam pembelajaran termasuk diantaranya kesiapan
mental, fisik, dan emosional.
2. Primacy
Pemberian pengetahuan atau keterampilan baru yang benar pada kontak
pertama kali.
3. Latihan
Untuk memastikan bahwa pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang
bermakna.
4. Intensitas
Penggunaan hal-hal yang dramatis, realistis, dan tidak terduga dapat
memperkuat daya ingat.
15
5. Efek
Pembelajaran yang memberikan efek kepuasan dapat mempengaruhi
proses belajar secara positif.
6. Jangka waktu
Merangkum dan mempraktekkan poin-poin penting pada akhir
pembelajaran dapat memberikan daya ingat yang lebih panjang.
7. Kebebasan
Materi pembelajaran yang dapat dipelajari dengan bebas merupakan
pembelajaran yang lebih baik.
Pembagian faktor yang mempengaruhi pembelajaran lainnya adalah
pembagian berdasarkan faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal
a. Faktor fisiologis
1.) Kesehatan fisik
2.) Kelelahan
3.) Kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
4.) Usia
5.) Spesialisasi hemisfer
b. Faktor psikologis
1.) Kesehatan mental
2.) Kecerdasan
3.) Motivasi dan sikap
4.) Kepribadian
5.) Tipe kognitif
6.) Strategi pembelajaran
2. Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan
1.) Distraksi
2.) Kebisingan
3.) Pencahayaan
4.) Ventilasi
16
5.) Kepadatan
b. Metode pembelajaran
1.) Kesesuaian materi dengan tingkat mental peserta
2.) Media pembelajaran
E. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia, sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sengat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat
yaitu:21
1. Tahu/mengenal (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termsuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyak yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah memahami obyek atau materi
harus dapat menjelaskan, meramalkan, menyebutkan. Contoh:
menyimpulkan terhadap obyek yang telah dipelajarinya.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi nyata dan dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Analisis (Analysis)
17
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
obyek ke dalam komponen tetapi msaih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru dan
formasi yang ada. Misalnya: merumuskan, menyusun, merencanakan.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan judifikasi atau penelitian
terhadap materi atau obyek. Penelitian ini berdasarkan pada suatu kriteria
yang ada.
F. Pengaruh media dalam pembelajaran
Gambar 1. Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale22
Verbal symbols
Visual Symbols
Recordings RadioStill Pictures
Motion Pictures
Educational Television
Exhibits
Study trips
Demonstrations
Dramatized Experiences
Contrived Experiences
Direct Purposeful Experiences
18
Kerucut pengalaman adalah sebuah model “metafora visual” yang
dicetuskan oleh Edgar Dale yang menggambarkan jenis pembelajaran, mulai dari
konkrit sampai abstrak. Bentuk kerucut ini tidak berhubungan dengan retensi,
melainkan dengan tingkat abstraksi. Walaupun begitu, Edgar Dale berpendapat
bahwa semakin sebuah pengalaman itu menuju ke dasar kerucut, maka akan
semakin banyak indera yang terlibat di dalamnya (missal: mendengar, melihat,
menyentuh, mencium, mencicipi).22
Kerucut ini juga menjadi “metafora visual” dimana berbagai jenis media
audio visual disusun dalam rangka peningkatan keabstrakan sebagai salah satu
dari pengalaman secara langsung. Pameran (exhibit) ditempatkan lebih di atas
dibandingkan kunjungan lapangan (field trip), bukan karena lebih sulit dilakukan,
melainkan karena pameran memberikan pengalaman yang lebih abstrak
dibandingkan dengan kunjungan lapangan.22
19
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar pemikiran variabel yang diteliti
Alat bantu/media pembelajaran disusun berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap
melalui pancaindera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu, maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat
bantu/media ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera sebanyak
mungkin kepada suatu objek, sehingga mempermudah pemahaman.
Terdapat beberapa jenis media pembelajaran, mulai dari yang
sederhana hingga yang canggih, di antaranya papan tulis, rubric, poster,
flip chart. OHP, LCD, dan sebagainya. Masing-masing alat bantu/media
tersebut mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu
persepsi seseorang.
Tenaga kesehatan diharapkan menguasai teknik pemilihan media
pendidikan yang tepat, sehingga dapat melaksanakan fungsi penyuluhan
dengan baik. Selain itu, juga diharapkan tenga kesehatan memotivasi
masyrakat agar dapat meneruskan informasi kesehatan kepada anggota
masyarakat yang lain.
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Media penyuluhan visual (Leaflet)
Visual (leaflet) Pengetahuan Kesehatan Tentang Bahaya Merokok Audio-visual (LCD)
20
a. Leaflet merupakan bentuk penyampaian informasi semua tentang bahaya
merokok berbentuk lembaran kertas oleh pemateri kepada responden.
b. Skala : Numerik
c. Cara ukur : menggunakan pengisian kuesioner
d. Hasil ukur : berupa nilai jumlah benar dan salah untuk masing-masing
responden yang akan diuji secara statistik
2. Media penyuluhan audio-visual (Presentasi dengan LCD)
a. Presentasi adalah pemberian materi tentang bahaya merokok berupa
penyampaian secara oral baik dengan atau tanpa pengeras suara disertai
bantuan slide yang ditampilkan melalui proyektor LCD oleh pemateri
kepada responden.
b. Skala : Numerik
c. Cara ukur : menggunakan pengisian kuesioner
d. Hasil ukur : berupa nilai jumlah benar dan salah untuk masing-masing
responden yang akan diuji secara statistik
3. Pengetahuan
a. Pengetahuan adalah hasil dari pegindraan terhadap materi tentang bahaya
merokok yang telah diberikan melalui penyuluhan baik dengan media
leaflet maupun LCD (presentasi) yang mencakup:
1) Definisi rokok.
2) Jenis rokok
3) Kandungan rokok
4) Jenis perokok
5) Bahaya merokok terhadap aspek kesehatan
b. Skala : Numerik
c. Cara ukur : menggunakan pengisian kuesioner pengetahuan bahaya
merokok sebagai pretest dan posttest. Dimana kuisioner ini terdiri dari
beberapa pertanyaan dengan pilihan jawaban
1) Benar : menyatakan bahwa responden telah memiliki
pengetahuan yang sesuai dengan fakta.
21
2) Salah : menyatakan bahwa responden memiliki
pengetahuan perihal yang ditanyakan tetapi merupakan
pengetahuan yang tidak sesuai dengan fakta.
3) Tidak tahu: menyatakan bahwa responden tidak memiliki
pengetahuan perihal hal yang ditanyakan.
d. Hasil ukur : berupa nilai jumlah benar, salah, dan tidak tahu untuk
masing-masing responden yang akan diuji secara statistik.
4. Peningkatan pengetahuan
Peningkatan pengetahuan adalah besarnya perubahan pengetahuan
sebelum dan sesudah pemberian materi melalui penyuluhan tentang bahaya
merokok. Cara pengukuran menggunakan table hasil pretest dan posttest.
5. Pretest
Pretest adalah sejumlah soal mengenai bahaya merokok yang diberikan
kepada responden sebelum dilakukan penyuluhan untuk menilai pengetahuan
yang telah dimiliki responden.
6. Posttest
Posttest adalah sejumlah soal mengenai bahaya merokok yang diberikan
kepada responden setelah dilakukan penyuluhan untuk menilai perubahan
pengetahuan yang dimiliki responden.
D. Hipotesis
1. Hipotesis nol
a. Tidak terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok
antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan
media visual berupa leaflet.
b. Tidak terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok
antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan
media audio-visual berupa presentasi dengan menggunakan LCD.
22
c. Tidak terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok
antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan
media visual berupa leaflet dengan media audio-visual berupa presentasi
dengan menggunakan LCD.
2. Hipotesis Alternatif
a. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok antara
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan media
visual berupa leaflet.
b. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok antara
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan media
audio-visual berupa presentasi dengan menggunakan LCD.
c. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok antara
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan media
visual berupa leaflet dengan media audio-visual berupa presentasi dengan
menggunakan LCD.
23
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan
rancangan Pretest-Posttest Group.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Juni 2013 sampai 29 Juni
2013 di SMAN 2 Tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan, dengan rincian
kegiatan terlampir.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI yang bersekolah di
SMAN 2 Tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan tahun 2013.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XIa, XIb, dan XIc di
SMAN 2 Tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan tahun 2013.
Jumlah sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan formula
Federer; (n-1)(t-1) > 15
Keterangan: n = jumlah sampel
t = jumlah perlakuan
Dimana dalam penelitian ini digunakan dua jenis perlakuan,
sehingga didapatkan sampel yang dibutuhkan sekurang-kurangnya 16 sampel per
kelompok perlakuan.
D. Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dengan metode simple random sampling,
dimana peneliti akan mengambil dua kelompok secara acak pada populasi yang
sudah ditentukan.
24
Sampel pada penelitian eksperimen bersifat homogeni oleh karena itu
terdapat kriteria dalam pemilihan sampel.
Adapun kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa yang bersedia mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir
2. Siswa yang memiliki status pelajar di SMAN 2 Tinggimoncong, Gowa,
Sulawesi Selatan
3. Siswa yang belajar di kelas XI (kelas 2 SMA/setingkatnya)
Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah:
1. Siswa yang tidak dapat bekerjasama selama masa pengumpulan data
2. Siswa yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap
3. Siswa yang tidak mengembalikan kuisioner pretest/posttest.
E. Alur Penelitian
Populasi
Memenuhi kriteria inklusi
Tidak memenuhi kriteria eksklusi
Eksklusi
Eksklusi
Sampel
Pre-test
Penyuluhan dengan media visual (leaflet)
Penyuluhan dengan media audio-visual (presentasi)
Post-test
Pengolahan data
25
F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner oleh siswa yang bersekolah
di SMAN 2 Tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan, sedangkan data sekunder
berupa data jumlah siswa, jumlah kelas, jumlah siswa per kelas diperoleh melalui
data sekolah bersangkutan.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan media penyampaian visual
berupa penjelasan pada leaflet dan media penyampaian audio-visual berupa
presentasi dengan bantuan proyektor. Dimana terdapat kuisioner yang telah
disusun dan digunakan untuk menilai pengetahuan sebelum (pretest) dan sesudah
pemberian materi (posttest).
G. Manajemen Penelitian
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan membagikan kuisioner
pada responden sebelum dan sesudah pemberian materi, sedangkan data sekunder
diperoleh dari sekolah bersangkutan.
2. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul melalui kuisioner, maka dilakukan
pengolahan data melalui beberap tahapan sebagai berikut:
a. Seleksi data (Editing)
Proses pemeriksaan data di lapangan sehingga dapat menghasilkan
data yang akurat untuk pengelolaan data, selanjutnya kegiatan yang
dilakukan adalah memeriksa apakah semua pertanyaan penelitian
sudah dijawab dan jawaban yang tertulis dapat dibaca secara konsisten.
b. Pemberian kode (Coding)
Setelah dilakukan sediting, selanjutnya penulis memberikan kode
tertentu pada tiap-tiap data dengan cara mengubah jawaban yang
26
berbentuk huruf ke dalam bentuk angka sehingga memudahkan dalam
melakukan analisa data.
c. Pengelompokan data (Tabulating)
Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama
dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung lalu dijumlahkan
dan kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-tabel.
Data yang dikumpulkan diolah secara manual dan komputerisasi,
serta dilakukan uji T untuk menilai signifikansi data.
3. Analisa Data
Pada penelitian ini, hipotesis nol akan diuji dengan derajat
kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi α = 0,05. Uji statistic yang digunakan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian
materi adalah paired sample t-test :
t = √⁄
Keterangan:
푋 = Selisih nilai rata − rata
푆 = Standar deviasi
푛 = jumlah sampel
Dan untuk uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
perbandingan tingkat pengetahuan responden setelah penyuluhan dengan
menggunakan dua buah media pembelajaran yang berbeda adalah dengan
independent sample t-test.
t =
Dimana
S 푥1 − 푥2 =
27
4. Penyajian data
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan
diagram disertai penjelasan untuk menggambarkan tingkat perbedaan pengetahuan
dengan metode pembelajaran menggunakan media visual dengan media audio-
visual.
H. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini ethical clearance diperoleh dari Bagian Ilmu
Kesahatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin dan permohonan izin penelitian dari SMAN 2
Tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan.
28
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi tempat diadakannya penelitian di SMA Negeri 2
Tinggimoncong. SMA Negeri 2 Tinggimoncong adalah salah satu sekolah di
Sulawesi Selatan yang menyandang status SMA Andalan Sulawesi Selatan dan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). SMA Negeri 2 Tinggimoncong
berada di Jalan poros makassar-malino km 62 Kabupaten Gowa.
Memasuki abad 21 yang penuh tantangan sekaligus peluang,
diperlukan kualitas sumber daya manusia yang mampu mengimplementasikan
ilmu pengetahuan dan teknologi disertai Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Selama ini, kenyataan menunjukkan bahwa mutu pendidikan nasional
belum merata. Menyikapi kondisi tersebut, pada tahun 1994 Yayasan Pendidikan
Latimojong menandatangani perjanjian kerjasama dengan Direkrorat Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdikbud RI serta Pemerintah Daerah Tk.1 Sulawesi
Selatan untuk membangun Sekolah Menengah Unggulan di Sulawesi Selatan.
Pembangunan Sekolah tersebut dimulai 19 Desember 1995, kemudian dibuka
secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Dr.Ing.Wardiman
Djoyonegoro pada tanggal 21 Februari 1997.
Pendirian SMUN 02 Tinggimoncong dilatarbelakangi adanya
keinginan untuk membina putra-putri daerah Sulawesi Selatan yang nantinya bisa
bersaing dengan siswa dari daerah lain dan sekaligus nantinya bisa membangun
Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Keinginan ini
akhirnya terwujud setelah Yayasan Pendidikan Latimojong mempelopori
pendirian SMU Andalan 02 Malino (SMUN 02 Tinggimoncong). Rencana semula
sekolah ini akan diletakkan di daerah Kanrapia, tetapi karena kondisi alam yang
tidak memungkinkan akhirnya lokasinya dipindahkan ke Desa Parigi, Kec.
Tinggimoncong ± 62 km dari Makassar atau ± 8 km dari Malino.
29
Akhirnya SMUN 02 Tinggimoncong diresmikan penggunaannya
sebagai sebuah institusi sekolah pada tanggal 28 Februari 1997. Kemudian pada
tanggal 16 Juni 1997 mulai menerima siswa baru sebanyak 67 orang (20 orang
kelas II dan 47 orang kelas I). Sebenarnya, sejak tahun sebelumnya SMUN 02
Tinggimoncong telah menerima siswa, tetapi masih "dititipkan" di daerah masing-
masing karena sarana untuk proses belajar mengajar belum sepenuhnya selesai.
Baru pada tahun 1997 itulah siswa mulai menempuh pendidikan di SMUN 02
Tinggimoncong.
SMAN 2 Tinggimoncong ini dikepalai oleh Drs.H.Jasman
Luasin,M.Ed. Dimana pada tahun ajaran 2012/2013 terdapat 271 orang siswa
dengan rincian: kelas X IPA1 36 orang siswa, kelas X IPA2 29 orang siswa, kelas
X IPA3 30 orang siswa, kelas XI IPA1 30 orang siswa, kelas XI IPA2 29 orang
siswa, kelas XI IPA3 29 orang siswa, kelas XII IPA1 31 orang siswa, kelas XII
IPA2 27 orang, siswa kelas XII IPA3 30 orang siswa.
B. Hasil Penelitian
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh media
pembelajaran terhadap tingkat pengetahuan bahaya merokok siswa kelas XI
SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013.
Sampel yang diambil adalah siswa/i kelas XIa, XIb, XIc yang
memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi, dimana diperoleh
total sampel sejumlah 74 orang siswa/i.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara turun secara langsung ke
sekolah bersangkutan melakukan pretest dengan kuesioner yang telah disiapkan
peneliti, kemudian melakukan penyuluhan dengan satu dari dua metode yang
diinginkan peneliti, serta melakukan posttest dengan kuesioner yang telah
disiapkan peneliti. Proses tersebut dilakukan langsung oleh peneliti hingga
diperoleh jumlah sampel untuk setiap kelompok perlakuan dengan jumlah 37
siswa/i per perlakuan.
Hasil pretest dan posttest siswa/i yang telah diisi akan dinilai
berdasarkan kunci jawaban yang telah disiapkan oleh peneliti sebelumnya, dimana
30
hasilnya akan dimasukkan ke dalam bentuk tabel induk (master table) dengan
menggunakan spreadsheet software. Dari tabel induk yang telah dibuat kemudian
dipindahkan ke dalam statistical software untuk dilakukan pengolahan sesuai
dengan yang telah dijelaskan dalam Bab IV Metodologi Penelitian, didapatkan
sejumlah data yang berbentuk kualitatif sehingga tidak memenuhi untuk analisa
data dengan menggunakan paired-samples t-test, sehingga penulis menggunakan
analisa data nonparametric tests dengan two related samples yakni dengan
wilcoxon dua sisi sebagai berikut:
1. Analisis Deskripsi Variabel Penunjang Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Kelas XI di SMAN 2 Tinggimoncong Tahun 2013
Kelas Frekuensi
(siswa)
Persentase
(%)
Xia 30 34,10
Xib 29 32,95
XIc 29 32,95
Total 88 100,0
Sumber: Data primer
Dari tabel 1 tampak bahwa siswa paling banyak berasal dari kelas
XIa, sebanyak 30 orang siswa (34,10 %), siswa dari kelas XIb 29 orang siswa
(32,95%), dan siswa dari kelas XIc 29 orang siswa (32,95%).
Tabel 2. Tabel distribusi sampel berdasarkan perlakuan siswa kelas XI di
SMAN 2 Tinggimoncong Perlakuan Jumlah (siswa) Persentase (%) Leaflet 37 50 Presentasi + LCD 37 50 Total 74 100
Sumber: Data primer
Dari tabel diatas tampak bahwa siswa/i pada kelompok perlakuan dengan
menggunakan media leaflet sebanyak 37 orang siswa/i (50%) dan siswa/i pada
kelompok perlakuan presentasi + LCD berjumlah 37 orang (50%).
31
2. Analisis Variabel yang Diteliti Tabel 3 Distribusi Daftar Nilai Pretest dan Posttest Tentang Bahaya Merokok pada
kelompok perlakuan dengan menggunakan leaflet ∑sampel
(siswa) Rata-rata
Standar deviasi
Min Max
Jumlah benar pretest 37 8,29 2,866 3 15 Jumlah salah pretest 37 1,18 1,524 0 6 Jumlah tidak tahu pretest 37 8,51 3,453 0 14 Jumlah benar posttest 37 14,40 2,178 10 18 Jumlah salah posttest 37 1,21 1,652 0 6 Jumlah tidak tahu posttest 37 2,37 2,252 0 8 Sumber: Data primer
Tabel 3 menunjukkan bahwa sampel pada kelompok perlakuan
leaflet yang nilai terendah benar pada pre test adalah 3 dan nilai tertinggi 15
dengan nilai rata-rata 8,29 sedangkan pada post test nilai benar terendah adalah 10
dan nilai tertinggi adalah 18 dengan rata-rata 14,40. Untuk nilai terendah salah
pada pre test adalah 0 dan nilai tertinggi 6 dengan nilai rata-rata 1,18 sedangkan
pada post test nilai salah terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 6 dengan
rata-rata 1,21. Untuk nilai terendah tidak tahu pada pre test adalah 0 dan nilai
tertinggi 14 dengan nilai rata-rata 8,51 sedangkan pada post test nilai tidak tahu
terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 8 dengan rata-rata 2,37. Hal ini
menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan
dengan menggunakan media leaflet.
Tabel 4 Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Tentang Bahaya Merokok pada kelompok
perlakuan presentasi+LCD
∑sampel (siswa)
Rata-rata
Standar deviasi
Min Max
Jumlah benar pretest 37 7,70 2,515 2 13 Jumlah salah pretest 37 1,40 1,383 0 5 Jumlah tidak tahu pretest 37 8,89 2,894 3 15 Jumlah benar posttest 37 16,72 1,895 9 18 Jumlah salah posttest 37 0,32 0,709 0 2 Jumlah tidak tahu posttest 37 0,94 1,682 0 7 Sumber: Data primer
32
Tabel 4 menunjukkan bahwa sampel pada kelompok perlakuan
presentasi + LCD yang nilai terendah benar pada pre test adalah 2 dan nilai
tertinggi 13 dengan nilai rata-rata 7,70 sedangkan pada post test nilai benar
terendah adalah 9 dan nilai tertinggi adalah 18 dengan rata-rata 16,72. Untuk nilai
terendah salah pada pre test adalah 0 dan nilai tertinggi 5 dengan nilai rata-rata
1,40 sedangkan pada post test nilai salah terendah adalah 0 dan nilai tertinggi
adalah 2 dengan rata-rata 0,32. Untuk nilai terendah tidak tahu pada pre test
adalah 3 dan nilai tertinggi 15 dengan nilai rata-rata 8,89 sedangkan pada post test
nilai tidak tahu terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 7 dengan rata-rata
0,94. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan
penyuluhan dengan menggunakan media presentasi + LCD.
3. Analisis Hubungan Peningkatan Pengetahuan untuk Masing-Masing
Perlakuan
Untuk melihat adanya perbedaan tingkat pengetahuan siswa kelas
XI SMAN 2 Tinggimoncong tentang bahaya merokok sebelum dan setelah
penyuluhan, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan nonparametric
tests dengan two related samples yakni dengan wilcoxon dua sisi sebagai berikut:
dengan tingkat kepercayaan 95 %
Tabel 5. Tabel hasil Wilcoxon signed rank test tentang bahaya merokok sebelum dan sesudah penyuluhan dengan menggunakan media leaflet di SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013
N Ranking
rata-rata
Jumlah
ranking
Post-Pre test
leaflet
Negative Ranks 2a 9,25 18,50 Positive Ranks 33b 18,53 611,50 Ties 2c Total 37
Sumber: Data primer
33
Tabel 6. Tabel uji statistik Wilcoxon signed rank test untuk kelompok perlakuan leaflet Post-test leaflet
Pre-test leaflet
Z -4.863a
Sig.(2-tailed) 0.000
Sumber: Data primer
Tabel 5 memberikan informasi besarnya perubahan yang terjadi pada
kelompok perlakuan leaflet. Menurut selisih hasil posttest dengan pretest pada
kuesioner didapatkan bahwa jumlah ranking positif (∑R+=611,50) lebih besar
dibandingkan jumlah ranking negatif (∑R−=18,50), dimana terdapat perbedaan
yang positif. Hal ini menunjukkan dampak yang positif dari bentuk perlakuan
leaflet, dimana hasil analisis ini menunjukkan bahwa leaflet memberikan efek
pada peningkatan pengetahuan yang terbukti dengan meningkatnya jumlah nilai
yang didapatkan dalam kuesioner post-test.
Berdasarkan uji statistik yang tercantum pada tabel 5, menunjukkan
bahwa pada kelompok perlakuan leaflet terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi
18,53 dan pada table 6 menunjukkan probabilitas 0,000 ( p < 0,05 ), dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan berupa peningkatan
jumlah nilai antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan
leaflet, berarti H0 ditolak, sehingga terdapat perubahan tingkat pengetahuan
tentang bahaya merokok antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang
menggunakan media visual berupa leaflet.
Tabel 7. Tabel hasil Wilcoxon signed rank test tentang bahaya merokok sebelum dan sesudah
penyuluhan dengan menggunakan media presentasi+LCD di SMAN 2 Tinggimoncong tahun 2013
N Ranking
rata-rata
Jumlah
ranking
Post-Pre test
LCD
Negative Ranks 0a 0,00 0,00 Positive Ranks 37b 19,00 703,00 Ties 0c Total 37
Sumber: Data primer
34
Tabel 8. Tabel uji statistik Wilcoxon signed rank test untuk kelompok perlakuan
presentasi+LCD Post-test LCD
Pre-test LCD
Z -5.315a
Sig.(2-tailed) .000
Sumber: Data primer
Pada tabel 7, memberikan informasi besarnya perubahan yang
terjadi pada kelompok perlakuan presentasi+LCD. Menurut selisih hasil posttest
dengan pretest pada kuesioner didapatkan bahwa jumlah ranking positif
(∑R+=703,00) lebih besar dibandingkan jumlah ranking negatif (∑R−=0,00),
dimana terdapat perbedaan yang positif. Hal ini menunjukkan dampak yang
positif dari bentuk perlakuan presentasi+LCD, dimana hasil analisis ini
menunjukkan bahwa presentasi+LCD memberikan efek pada peningkatan
pengetahuan yang terbukti dengan meningkatnya jumlah nilai yang didapatkan
dalam kuesioner post-test.
Berdasarkan uji statistik yang tercantum pada tabel 7,
menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan presentasi+LCD terjadi
peningkatan nilai rata-rata menjadi 19,00 dan pada tabel 8 menunjukkan
probabilitas 0,000 ( p < 0,05 ), dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
secara signifikan berupa peningkatan jumlah nilai antara sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok perlakuan presentasi+LCD, berarti H0 ditolak, sehingga
terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok antara sebelum
dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan media audio-visual berupa
presentasi dengan menggunakan LCD.
4. Analisis Perbandingan Peningkatan Pengetahuan antar Kelompok
Perlakuan Tabel 9. Tabel deskriptif kelompok statistik
Perlakuan N Rata-rata Standar deviasi Rata-rata standar error
Leaflet 37 31,18 3,143 0,516
Presentasi + LCD 37 34,13 2,507 0,412
Sumber: Data primer
35
Analisis perbandingan peningkatan pengetahuan antar kelompok
perlakuan (tabel 9) diperoleh dengan menganalisis variabel yang merupakan
selisih antara jumlah nilai pretest dan jumlah nilai posttest. Dimana pada
kelompok perlakuan leaflet dengan jumlah sampel 37 orang, didapatkan rata-rata
selisih jumlah nilai pretest dan posttest sebesar 31,18 dengan standar deviasi
3,143. Sedangkan pada kelompok perlakuan presentasi dengan proyektor LCD
dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang, didapatkan rata-rata selisih jumlah
nilai pretest dan posttest sebesar 34,13 dengan standar deviasi 2,507.
Tabel 10. Perbedaan Peningkatan Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok Setelah
Penyuluhan dengan Menggunakan Metode Leaflet dan Metode Presentasi + LCD di SMAN 2 Tinggimoncong Tahun 2013
asumsi Nilai t Derajat
kebebas
an
Nilai
p
Rata-
rata
perbed
aan
Stand
ar
errorp
erbed
aan
95% CIperbedaan
Batas
atas
Batas
bawah
Variansi
setara -4,457 72 0,000 -2,945 0,661 -4,263 -1,628
Variansi
tidak setara -4,457
68,611 0,000 -2,945 0,661 -4,264 -1,627
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 10 dapat disimpulkan bahwa terdapat p=0,000
(probabilitas <0,005). Sehingga Ho ditolak, berarti terdapat perubahan tingkat
pengetahuan tentang bahaya merokok antara sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan yang menggunakan media visual berupa leaflet dengan media audio-
visual berupa presentasi dengan menggunakan LCD.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang
ditimbulkan dari media pembelajaran terhadap tingkat pengetahuan bahaya
merokok pada remaja, khusunya pada remaja siswa/i SMAN 2 Tinggimoncong.
Dalam penelitian ini responden seluruhnya berasal dari kelas XI sehingga
diharapkan subyek penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang setara. Sampel
pada penelitian ini adalah siswa/i kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong yang terdiri
dari kelas Xa, Xb, Xc, yang dipilih dan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan
36
secara acak, yaitu kelompok perlakuan penyuluhan dengan media visual yakni
dengan menggunakan leaflet serta kelompok perlakuan penyuluhan dengan media
audio-visual yakni dengan presentasi dengan proyektor LCD.
Untuk mengetahui sejauh mana informasi tentang bahaya merokok yang
didapat sebelumnya, maka dilakukanlah pretest dengan menggunakan kuesioner
pengetahuan bahaya merokok yang terdiri dari 18 soal dengan masing-masing tiga
pilihan jawaban, yaitu benar, salah, dan tidak tahu. Setelah itu barulah dilakukan
perlakuan, baik dengan metode penggunaan leaflet maupun presentasi dengan
proyektor LCD. Pada akhir sesi, diberikan kembali kuesioner posttest dengan
kuesioner yang sama.
Hasil analisis hubungan peningkatan pengetahuan untuk kelompok
perlakuan dengan metode penggunaan leaflet didapatkan peningkatan nilai rata-
rata menjadi 18,53 dan menunjukkan probabilitas 0,000 ( p < 0,05 ), berarti H0
ditolak, sehingga terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya
merokok antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan
media visual berupa leaflet.
Begitu pula dengan hasil analisis hubungan peningkatan
pengetahuan untuk kelompok perlakuan dengan metode presentasi+LCD, terjadi
peningkatan nilai rata-rata menjadi 19,00 dan probabilitas 0,000 ( p < 0,05 ),
berarti H0 ditolak, sehingga terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang
bahaya merokok antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang
menggunakan media audio-visual berupa presentasi dengan menggunakan LCD.
Hal ini didukung oleh teori, bahwa pengetahuan diperoleh dengan
bantuan media pembelajaran dan manusia menerima atau menangkap
pengetahuan melalui pancainderanya.20
Hasil penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wahyuni A dan Hasriani H di Pesantren Ummul Mukminin
Makassar tahun 2006 yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan
setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan media audio dan audio-
visual.21
Dari hasil penelitian yang membandingkan peningkatan
pengetahuan antara penyuluhan yang menggunakan media visual berupa leaflet
37
dan media audio-visual berupa presentasi yang menggunakan LCD didapatkan
probabilitas 0,000 (probabilitas <0,005). Sehingga Ho ditolak, berarti terdapat
perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok antara sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan media visual berupa leaflet
dengan media audio-visual berupa presentasi dengan menggunakan LCD.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori terdahulu yang
dikembangkan oleh Edgar Dale yang lebih dikenal dengan kerucut pengalaman
(cone of experience) dimana semakin banyak indera yang terlibat atau semakin
interaktif suatu pengalaman maka akan semakin tinggi tingkatan abstraksi yang
dapat diterima.20
Hal ini juga sejalan dengan teori proses berpikir, dimana semakin
banyak indera yang terlibat maka semakin cepat atau semakin kuat atau cepat
sebuah ingatan akan tertanam.22
Hasil penelitian diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni A dan Hasriani H di Pesantren Ummul Mukminin Makassar tahun 2006
yang menunjukkan adanya perbedaan peningkatan tingkat pengetahuan setelah
diberikan penyuluhan dengan menggunakan media audio dengan media audio-
visual. Hal ini dapat disebabkan oleh karena cara penyajian materi dengan
menggunakan LCD dapat menarik minat dan perhatian siswa/i untuk tahu dan
mengerti tentang informasi yang diberikan.21
38
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai pengaruh media pembelajaran
terhadap tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok siswa/i kelas XI SMAN 2
Tinggimoncong tahun 2013, diperoleh:
1. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok
antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan
media visual berupa leaflet.
2. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok
antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yang menggunakan
media audio-visual berupa presentasi dengan menggunakan LCD.
3. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan tentang bahaya merokok
antara penyuluhan yang menggunakan media visual berupa leaflet
dengan media audio-visual berupa presentasi dengan menggunakan
LCD.
B. Saran
1. Diperlukan upaya preventif berkesinambungan dalam mengatasi
masalah kesehatan akibat merokok seperti masalah merokok pada
semua kelompok umur, lebih khususnya pada remaja. Salah satu upaya
preventif yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan
pengetahuan mengenai bahaya merokok. Untuk itu diperlukan media
pembelajaran yang baik agar pengetahuan yang disampaikan dapat
lebih mudah diserap, salah satunya caranya adalah dengan
memaksimalkan fasilitas yang tersedia dalam penyampaian informasi
misalnya dengan menggunakan proyektor LCD.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh media
pembelajaran secara lebih akurat dengan memaksimalkan jumlah
sampel dan meminimalisir bias yang dapat terjadi, salah satunya
dengan penyampaian materi menggunakan bahan yang telah direkam
39
terlebih dahulu sehingga mampu menyingkirkan bias yang ditimbulkan
oleh pemberi materi dalam konteks sebuah penelitian.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. Crofton, simpson D, 2009, tembakau : ancaman global. Jakarta. PT.
Elex Media Komputindo ; p. 2-9, p. 153-4.
2. Indonesia Tobacco Network Control. Prevalensi Merokok Pada Anak
Terus meningkat. [online] 2013 : [cited, 2013] : [4 screens]. Available
from : URL : http://www.indotc.com.
3. Imamsyah, 2008, Peran Bupropion Untuk Berhenti Merokok. Dalam :
Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol. 5 Oktober 2008. Aitama T.Y,
editor. Jakarta ; Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia
(PPTI). P. 7-13.
4. Syahdrajat, 2007, Merokok dan Masalahnya. Dalam : Jurnal
Kedokteran dan Farmasi Vol. 20, No. 4. Jakarta selatan : Dexa Media.
P. 184-7.
5. Dewi NC, Damayarni R, Perbedaan Persepsi Gambar Peringatan
Bahaya Merokok Antara Masyarakat Jakarta dan Cirebon. Dalam :
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 2, Jakarta : FKM
Universitas Indonesia, 2008, p.76-8.
6. Pratama, 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang
Merokok dengan Kebiasaan Merokok.. [online] : [cited 2013] :
[7screens]. Available from : URL : http://www.indoskripsi.com.
7. Efek Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan Tubuh Manusia – Akibat
Sebatang Rokok Racun, Ketagihan, Candu Buang Uang Dan Dosa.
Avaialble from: http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok Accessed: 2013.
41
8. Sarwono S.W., Psikologi Remaja, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada:
2002,p.9-10.
9. Tandra H., Merokok dan kesehatan, Available from:
http://www.antirokok.or.id/berita/berita_rokok_kesehatan.htm.
Accessed: 20 march 2013.
10. Trirahayu E, Persepsi remaja perokok tentang dampak merokok
terhadap kesehatan. Available from: http://eprints.undip.ac.id/9260/
Accessed: 2013.
11. Prihatiningsih P., Dampak merokok bagi kesehatan dan lingkungan,
Jurnal keluarga berencana. Available from:
http://m.infeksi.com/news.php?lng=in&id=20 Accessed: 2013.
12. Sudirman, ketagihan dan berhenti merokok. Available from:
http://www.hkbpsudirman.org/index.php?option=com_content&view=
article&id=161:ketagihan-dan-cara-berhenti-
merokok&catid=45:umum Accessed: 2013.
13. Sadiman A, Rahardjo R. 2009. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
14. Arsyad A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
15. Sudjana N, Rivai A. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
16. Neuendorf KA. 2002. The Content Analysis Guidebook. London: Sage
Publication.
17. Schacter DL, Gilbert DT, Wegner DM. 2012. Psychology 2nd ed.
Worth Publishers.
42
18. Overbaugh R. 2004. An overview of Jerome Brunner His Theory of
Constructivism.
19. Flight Instructor Training. 2012. Principles and Methodes of
Instruction Sample Course Notes and Knowledge Assesment Tool.
20. The Open University Module: 6 Principles of Learning. [Online].
[cited 2013 Mey 24. Available from:
http://labspace.open.ac.uk/mod.oucontent/view.php?id=452838&printa
ble=1.
21. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
22. Dale, Edgar. 1969. Audio-Visual Methods in Teaching, 3rd ed., Holt,
Rinehart & Winston, New York.p.108
43
BIODATA PENULIS
Nama : Nurbaeti Bakhtiar
Stambuk : C111 08 145
Tempat/Tanggal Lahir : Toli-toli/ 8 Juni 1990
Agama : Islam
Suku Bangsa : Mandar-Makassar
Alamat :Jl. Perintis Kemerdekaan Km.13, Perm. Bukit Khatulistiwa G2
Nama Orangtua :
Ayah : dr. H. Bakhtiar Mahmud, Sp.PD, Finasim
Ibu : Hj. Nurdiana
Pendidikan :
1. TK Sulawesi, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan 2. SD Negeri Mamajang 1, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan 3. SMP Negeri 2 Mamuju, Sulawesi Barat 4. SMA Negeri 2 Tinggimoncong, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan 5. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Jurusan Pendidikan
Dokter tahun 2008 sampai sekarang.
Masa Kepaniteraan: 20 Mei 2013 – 27 Juli 2013
44
Lampiran 1. Lembar Pengesahan Proposal Penelitian
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Penelitian dengan judul : “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong Tahun 2013”
Oleh : Nurbaeti Bakhtiar
Stambuk : C11108145
Telah disahkan untuk dilakukan penelitian pada
Tanggal : 17 – 29 Juni 2013
Tempat : SMAN 2 Tinggimoncong, Gowa, Sulawesi Selatan
Makassar, 14 Juni 2013
Mengetahui,
Pembimbing,
(dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS, PKK)
45
Lampiran 2. Lembar Pengesahan Pembacaan Hasil Penelitian
LEMBAR PENGESAHAN
Hasil Penelitian dengan judul : “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong Tahun 2013”
Oleh : Nurbaeti Bakhtiar
Stambuk : C11108145
Telah diperiksa dan disetujui untuk dibacakan pada Seminar hasil Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 12 Juli 2013
Pukul : 12.00 WITA
Tempat : Ruang Seminar PB.622 IKM & IKK FK UNHAS
Makassar, 12 Juli 2013
Menyetujui,
Pembimbing,
(dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS, PKK)
46
Lampiran 3. Lembar Pengesahan Seminar Hasil Penelitian
LEMBAR PENGESAHAN
Hasil Penelitian dengan judul : “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong Tahun 2013”
Oleh : Nurbaeti Bakhtiar
Stambuk : C11108145
Telah dibacakan dan pada Seminar hasil Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 12 Juli 2013
Pukul : 12.00 WITA
Tempat : Ruang Seminar PB.622 IKM & IKK FK UNHAS
Makassar, 12 Juli 2013
Menyetujui,
Pembimbing,
(dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS, PKK)
47
Lampiran 4: Kuesioner Pengetahuan Bahaya Merokok
KUISIONER PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK (SMOKING IMPACT KNOWLEDGE QUESTIONAIRRE)
Teman-teman siswa, terimakasih atas kesediaannya untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner tentang bahaya merokok yang dilaksanakan oleh mahasiswa kepaniteraan klinikm dan dosen di bagian IKM dan IKK Fakultas Kedokteran UNHAS.
Yang perlu adik-adik siswa ketahui bahwa:
a. Data pribadi adik-adik dalam kuisioner ini AKAN KAMI RAHASIAKAN, dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian dan HANYA diketahui oleh peneliti.
b. Pengisian yang tepat dan JUJUR akan sangat membantu penelitian ini sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang benar tentang merokok di kalangan siswa SMA.
Tanggal pengisian kuisioner:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku bangsa :
Agama :
1. Rokok adalah silinder yang tidak hanya terbuat dari kertas yang didalamnya berisi daun tembakau yang telah dicacah.
� Benar � Salah � Tidak tahu
2. Berdasarkan bahan pembungkusnya, rokok dibedakan menjadi 4 macam. � Benar � Salah � Tidak tahu
3. Berdasarkan bahan baku atau isinya, rokok dibedakan menjadi 3 macam. � Benar � Salah � Tidak tahu
4. Asap rokok mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia yang berdampak pada kesehatan.
48
� Benar � Salah � Tidak tahu
5. Perokok aktif adalah mereka yang terbiasa merokok dan nyata mengisap
rokok dan menanggung sendiri akibatnya sedangkan perokok pasif adalah mereka yang sebenarnya tidak merokok tapi terpaksa mengisap asap rokok dengan segala akibatnya.
� Benar � Salah � Tidak tahu
6. Efek yang diterima oleh perokok pasif tiga kali lipat lebih berbahaya daripada perokok aktif, terutama pada bayi atau anak kecil.
� Benar � Salah � Tidak tahu
7. Anak kecil yang sering mengisap asap rokok dapat menyebabkan gangguan mental.
� Benar � Salah � Tidak tahu
8. Asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif mengandung nikotin dua kali lebih banyak, CO lima kali lebih banyak, Tar lima kali lebih banyak.
� Benar � Salah � Tidak tahu
9. Hanya 25% zat yang berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke dalam tubuh perokok sedangkan 75% beredar di udara bebas.
� Benar � Salah � Tidak tahu
10. Nikotin adalah stimulator kuat bagi system saraf sentral yang terkandung dalam rokok dan hanya membutuhkan waktu 10 detik saja sejak dihisapnya hingga mencapai otak dan mengakibatkan pelepasan dopamin.
� Benar � Salah � Tidak tahu
11. Nikotin adalah stimulator kuat bagi system saraf sentral yang terkandung dalam rokok dan hanya membutuhkan waktu 10 detik saja sejak dihisapnya hingga mencapai otak dan mengakibatkan pelepasan hormone adrenalin.
49
� Benar � Salah � Tidak tahu
12. Merokok adalah factor resiko tertinggi penyebab pembentukan aterosklerosis
� Benar � Salah � Tidak tahu
13. Perokok menyebabkan 60-70% menderita Coronary Heart Disease (CHD) � Benar � Salah � Tidak tahu
14. Perokok memiliki kecenderungan untuk menderita stroke, kanker paru, kanker mulut, dan osteoporosis.
� Benar � Salah � Tidak tahu
15. Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa kebutaan. � Benar � Salah � Tidak tahu
16. Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa psoriasis. � Benar � Salah � Tidak tahu
17. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan meningkatkan resiko BBLR(Bayi Berat Lahir Rendah) hingga keguguran.
� Benar � Salah � Tidak tahu
18. Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa impotensi (penurunan seksual).
� Benar � Salah � Tidak tahu
50
LEMBAR JAWABAN KUISIONER
1. Benar 2. Benar 3. Benar 4. Benar 5. Benar 6. Benar 7. Benar 8. Benar 9. Benar 10. Benar 11. Benar 12. Benar 13. Benar 14. Benar 15. Benar 16. Benar 17. Benar 18. Benar
51
Lampiran 5. Deskriptif Statistik
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_test_leaflet -
Pre_test_leaflet
Negative Ranks 2a 9.25 18.50
Positive Ranks 33b 18.53 611.50
Ties 2c
Total 37
a. Post_test_leaflet < Pre_test_leaflet
b. Post_test_leaflet > Pre_test_leaflet
c. Post_test_leaflet = Pre_test_leaflet
Test Statisticsb
Post_test_leaflet
- Pre_test_leaflet
Z -4.863a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post_test_LCD -
Pre_test_LCD
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 37b 19.00 703.00
Ties 0c
Total 37
a. post_test_LCD < Pre_test_LCD
b. post_test_LCD > Pre_test_LCD
c. post_test_LCD = Pre_test_LCD
Test Statisticsb
post_test_LCD -
Pre_test_LCD
Z -5.315a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
52
Lampiran 6. Analisis Statistik
Group Statistics
group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Post_test_media_leaflet 1 37 31.1892 3.14323 .51674
2 37 34.1351 2.50735 .41221
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Post_test_media_leafl
et
Equal
varia
nces
assu
med
2.588 .112 -4.457 72 .000 -2.94595 .66101 -4.26365 -1.62824
Equal
varia
nces
not
assu
med
-4.457 68.611 .000 -2.94595 .66101 -4.26476 -1.62713
53
Lampiran 7. Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal Kegiatan Penelitian “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 2 Tinggimoncong Tahun 2013 ”
NO KEGIATAN
BULAN ( 2013 )
MEI JUNI JULI
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
1
Mencari Judul
Penelitian
2 Melapor ke Dokter
Pembimbing
3 Konsultasi Judul
Penelitian
4 Penyusunan
Proposal Penelitian
5 Seminar Proposal
Penelitian
6 Pengambilan Data
7 Pengolahan Data
8 Penganalisaan Data
9 Penyusunan Hasil
Penelitian
10 Seminar Hasil
Penelitian