skrip si

46
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjelang tahun 2000, umur harapan hidup wanita Indonesia meningkat menjadi 67,5 tahun dan kelompok usia tua akan mencapai 8,2 % dari seluruh populasi Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2010, usia harapan hidup wanita Indonesia akan mencapai 70 tahun (Proverawati, 2010). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ditahun 2030 nanti ada 1,2 milyar wanita yang berusia 50 tahun. Di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad, 2003). Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause (berhenti siklus haid), dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Menurut proyeksi  penduduk Indonesia tahun 2000-2010 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah  penduduk perempuan berusia diatas 50 tahun adalah 20,9 juta orang, dan tahun 2025 akan ada 60 juta perempuan yang mengalami menopause (BKKBN, 2006). Menopause dikenal sebagai berhentinya menstruasi, yang disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause alamiah terjadi pada akhir periode menstruasi dan sekurang-kurangnya selama 12 bulan tidak menstruasi (Proverawati, 2010). Menopause alami umumnya terjadi pada usia

Upload: novat-em

Post on 14-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Skrip Si

    1/46

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangMenjelang tahun 2000, umur harapan hidup wanita Indonesia

    meningkat menjadi 67,5 tahun dan kelompok usia tua akan mencapai 8,2 %

    dari seluruh populasi Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2010, usia harapan

    hidup wanita Indonesia akan mencapai 70 tahun (Proverawati, 2010). Menurut

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ditahun 2030 nanti ada 1,2 milyar wanita

    yang berusia 50 tahun.

    Di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang

    hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad, 2003). Jumlah

    dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan

    diperkirakan memasuki usia menopause (berhenti siklus haid), dari tahun ke

    tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Menurut proyeksi

    penduduk Indonesia tahun 2000-2010 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah

    penduduk perempuan berusia diatas 50 tahun adalah 20,9 juta orang, dan

    tahun 2025 akan ada 60 juta perempuan yang mengalami menopause

    (BKKBN, 2006).

    Menopause dikenal sebagai berhentinya menstruasi, yang disebabkan

    oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause alamiah terjadi pada

    akhir periode menstruasi dan sekurang-kurangnya selama 12 bulan tidak

    menstruasi (Proverawati, 2010). Menopause alami umumnya terjadi pada usia

  • 5/24/2018 Skrip Si

    2/46

    2

    50 tahun (Baziad, 2003). Meskipun begitu, menopause bisa terjadi pada usia

    30 tahun atau pertengahan 50 tahun (Waluyo, 2010). Pada kebanyakan wanita

    yang mendekati menopause, periode menstruasinya menjadi tidak teratur,

    semakin rapat atau semakin jarang (Hutapea, 2005).

    Sebelum terjadi menopause didahului dengan fase pramenopause yang

    mulai muncul sekitar usia 40 tahun. Fase pramenopause terjadi pada sekitar 6

    tahun sebelum menopause (Wiknjosastro,2009). Fase ini ditandai dengan

    siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan

    jumlah darah haid yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid

    (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan

    keluhan sindrom prahaid atau sindrom pramenstrual (Baziad, 2003). Masalah

    yang terjadi dapat berupa masalah fisik maupun psikologis. Gejala semakin

    sangat serius jika tidak ditangani karena dapat menimbulkan perubahan yang

    menyebabkan kecemasan pada wanita (Proverawati, 2010).

    Banyak wanita yang menganggap bahwa menopause memberi

    semacam kebebasan bagi hidupnya secara fisik, emosional, seksual dan

    spiritual. Mereka antusias karena terbebas dari kekuatiran perihal kehamilan

    dan menstruasi. Akan tetapi, ada juga wanita yang ketakutan menghadapi

    masa menopause ini (Hutapea, 2005).

    Gejala menopause terjadi secara individual. Gejala-gejala menopause

    dapat berupa kepanasan (hot flashes), gangguan tidur, banyak berkeringat,

    sakit kepala, mudah tersinggung, nyeri pada sendi, jantung berdebar, cepat

    lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, depresi, keringnya vagina, sulit

  • 5/24/2018 Skrip Si

    3/46

    3

    menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia). Dengan menerapkan pola

    maupun gaya hidup sehat dalam menghadapi masa menopause diantaranya

    olahraga teratur dan terukur, pola makan sehat, pola tidur teratur, jauhi rokok

    dan minuman beralkohol sehingga gejala-gejala tersebut dapat di antisipasi

    dengan baik (Waluyo, 2010).

    Sebagian besar wanita Indonesia dalam memasuki masa menopause

    tidak mengetahui dengan benar dampak yang bisa timbul dari datangnya

    menopause, dimana ketidaktahuan itu didasari pada pandangan yang

    menganggap bahwa menopause merupakan suatu gejala yang alami (

    Mangoenprasodjo, 2004). Wanita menjelang menopause akan mengalami

    penurunan berbagai fungsi tubuh, sehingga akan berdampak pada

    ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Diperlukan sikap positif

    dengan diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup, sehingga ibu

    lebih siap dalam menghadapi menopause (Ismiyati, 2010). Kesiapan wanita

    dalam menghadapi menopause sangat membantu ia menjalani masa ini dengan

    baik (Bramantyo, 2002).

    Hasil penelitian dari Rahmanoza (2004) menunjukkan bahwa

    pengetahuan, sikap mempunyai hubungan yang positif dalam menghadapi

    masa menopause. Pengetahuan wanita pramenopause yang tinggi tentang

    menopause maka sikapnya akan positif dalam menghadapi menopause dan

    dengan pengetahuan wanita pramenopause yang rendah tentang menopause

    maka sikapnya akan negatif dalam menghadapi menopause. Didapatkan pula

    jumlah tingkat pengetahuan wanita usia subur dalam menghadapi masa

  • 5/24/2018 Skrip Si

    4/46

    4

    menopause yang berpengetahuan baik berjumlah (51,4 %) yang kurang baik

    (48,6%). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismiyati (2010)

    menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

    menopause dengan kesiapan menghadapi menopause pada ibu premenopause.

    Berdasarkan catatan Profil Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat tahun 2009 jumlah penduduk wanita yaitu 118.633 jiwa. Jumlah wanita

    yang berusaia 40-44 tahun berjumlah 7.248 jiwa dan yang berusia 45-49 tahun

    berjumlah 5.154 jiwa (Profil Kesehatan Kabupaten Tanjung jabung Barat,

    2009). Jumlah wanita yang berusia 44-49 tahun di wilayah kerja Puskesmas

    Suban berjumlah 521 jiwa (Puskesmas Suban,2009).

    Puskesmas Suban adalah salah satu Puskesmas yang berada di

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Wilayah kerja Puskesmas Suban terdiri dari

    5 desa dan 1 kelurahan. Desa Sri Agung merupakan desa yang tercatat sebagai

    desa dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 4.076 jiwa dengan jumlah

    wanita usia 44-49 tahun yaitu 126 jiwa (Data Desa Sri Agung tahun 2010).

    Penduduk Desa Sri Agung mayoritas bekerja sebagai petani, ada juga yang

    bekerja sebagai wiraswasta dan pegawai. Di Desa Sri Agung Wilayah Kerja

    Puskesmas Suban tidak pernah di adakan penelitian sebelumnya mengenai

    menopause.

    Studi awal yang dilakukan pada tanggal 2 januari 2011 melalui

    wawancara kepada 10 wanita pramenopause di Desa Sri Agung wilayah kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat didapatkan data sebanyak

    7 orang wanita pramenopause mengatakan tidak tahu apa yang dimaksud

  • 5/24/2018 Skrip Si

    5/46

    5

    dengan menopause, tanda dan gejala apa saja yang terjadi pada saat akan

    memasuki masa menopause dan 5 orang wanita pramenopause menganggap

    perubahan yang terjadi pada saat memasuki masa menopause sebagai penyakit

    seperti keringat malam, dan kepanasan. Wanita pramenopause juga

    mengatakan kurang siap untuk menghadapi menopause.

    Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang tidak siap

    menghadapi menopause persentasenya lebih tinggi pada responden yang

    tingkat pengetahuannya rendah (71,2%) dibandingkan dengan yang

    pengetahuannya tinggi (2,7%) dan responden yang tidak siap menghadapi

    menopause persentasenya lebih tinggi pada responden yang sikapnya negatif

    (75,0%) dibandingkan yang sikapnya positif (19,2%).

    Berikut ini peneliti melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan

    dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pramenopause dengan

    kesiapan menghadapi Menopause di Desa Sri Agung Wilayah Kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap

    wanita pramenopause dengan kesiapan menghadapi menopause di Desa Sri

    Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    Jambi Tahun 2011.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    6/46

    6

    C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita

    Pramenopause dengan kesiapan menghadapi Menopause di Desa Sri

    Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    Jambi Tahun 2011.

    2. Tujuan Khususa. Diketahuinya kesiapan wanita pramenopause menghadapi menopause di

    Desa Sri Agung Wilayah kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    b. Diketahuinya pengetahuan wanita pramenopause tentang menopause diDesa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    c. Diketahuinya sikap wanita pramenopause tentang menopause di Desa SriAgung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    Jambi Tahun 2011.

    d. Diketahuinya hubungan pengetahuan wanita pramenopause dengankesiapan menghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    e. Diketahuinya hubungan sikap wanita pramenopause dengan kesiapanmenghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah kerja Puskesmas

    Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    7/46

    7

    D. Manfaat Penelitian1. Peneliti

    Menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam melakukan

    penelitian.

    2. Pimpinan PuskesmasSebagai bahan masukan bagi pimpinan Puskesmas Suban dalam membuat

    kebijakan untuk mempersiapkan wanita pramenopause menghadapi

    menopause.

    3. Tempat Pengembangan IlmuDapat memberikan tambahan referensi bagi pendidikan mengenai

    hubungan pengetahuan dan sikap wanita pramenopause dengan kesiapan

    menghadapi menopause.

    4. Peneliti BerikutnyaMenambah literatur bagi peneliti berikutnya dalam lanjutan penelitian

    tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan menghadapi

    menopause.

    E. Ruang Lingkup PenelitianDari uraian diatas penelitian ini melihat tentang hubungan pengetahuan

    dan sikap wanita pramenopause dengan kesiapan menghadapi menopause di

    Desa Sri Agung Wilayah kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat Jambi Tahun 2011. Variabel independen yaitu pengetahuan wanita

    pramenopause dan sikap wanita pramenopause sedangkan variabel dependen

    adalah kesiapan menghadapi menopause.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    8/46

    8

    BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    A. Menopause1. Pengertian

    Menopause dikenal sebagai berhentinya menstruasi, yang

    disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause

    terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir tetapi kepastiannya

    baru diperoleh jika seorang wanita sudah tidak mengalami siklus

    haidnya selama minimal 12 bulan (Proverawati, 2010).

    Menopause adalah berhentinya menstruasi secara menetap yaitu

    berturut-turut selama 12 bulan dan disertai dengan menurunnya kadar

    hormon estrogen dan progesteron (Waluyo, 2010).

    Menopause adalah penghentian permanen menstruasi (haid),

    berarti pula akhir dari masa reproduktif. Perubahan endokrin

    hormon yang terlibat selama bertahun-tahun dalam kehidupan wanita

    ini, terutama disebabkan oleh kehilangan fugsi ovarium yang semakin

    meningkat (Purwoastuti, 2008).

    Menopause adalah berhentinya proses di dalam tubuh atau

    disebut fisiologis siklus menstruasi, yang berkaitan dengan usia lanjut.

    Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami menopause bila

  • 5/24/2018 Skrip Si

    9/46

    9

    yang bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu 12

    bulan (Lestary, 2010).

    2. Proses Terjadinya MenopauseTerjadinya menopause disebabkan oleh perubahan fungsi kedua

    ovari. Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah

    folikel pada ovarium waktu lahir 750.000 buah, pada waktu

    menopause tinggal beberapa ribu buah. Tambahan pula folikel yang

    tersisa ini rupanya juga lebih resisten terhadap rangsangan

    gonadotropin. Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri atas

    pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum lambat

    laun terhenti.

    Penurunan drastis kadar hormon estrogen akan mempengaruhi

    berbagai perubahan fisik yang sangat individual. Hormon estrogen

    sesungguhnya berpengaruh terhadap sel-sel dalam pembuluh darah,

    tulang, kulit, uterus, jaringan payudara, lapisan vagina, dan saluran

    kemih, juga otak. Jika kadar estrogen turun, maka jaringan dan organ-

    organ tersebut akan terganggu sehingga timbul berbagai gejala, antara

    lain gejolak panas (hot flush), vagina kering, dan iritasi pada saluran

    kemih (Waluyo, 2010).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    10/46

    10

    3. Tanda dan Gejala MenopauseSecara garis besar, tanda dan gejala menopause dapat dibedakan

    menjadi dua, yaitu secara fisiologis dan secara psikologis (Purwoastuti,

    2008).

    a. Secara fisiologisGejala secara fisiologis akan dapat diamati berdasarkan

    perubahan-perubahan yang terjadi pada organ reproduksi, anggota

    tubuh lainnya, susunan ekstragenital, dan adanya gejala klinis.

    1) Perubahan Pada Organ Reproduksia)Uterus (rahim)

    Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi

    endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan

    perubahan bentuk jaringan ikat interstisial. Serabut otot

    miometrium menebal, pembuluh darah miometrium

    menebal dan menonjol.

    b)Tuba Falopii (saluran telur)Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis

    dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia

    menghilang.

    c) ServikServik akan mengkerut sampai terselubung oleh

    dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis

  • 5/24/2018 Skrip Si

    11/46

    11

    servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran servik

    fundus saat masa adolesen/ kanak-kanak.

    d) VaginaTerjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya

    rugae (lipatan-lipatan vagina), berkurangnya vaskularisasi,

    elastisitas yang berkurang, sekret vagina menjadi encer.

    e) OvariumPerubahan dalam sistem peredaran darah indung telur

    sebagai akibat proses penuaan yang selektif dan terjadinya

    kekakuan dini pada sistem pembuluh darah indung telur

    diperkirakan sebagai penyebab utama dangguan peredaran

    darah ovarium. dalam fase pramenopause, siklus haid

    menjadi anovulasi (tidak mengeluarkan sel telur), folikel

    primer tidak dapat matang secara baik, dan di samping itu,

    kadar hormon gonadotropin juga meninggi.

    2) Perubahan pada anggota tubuh lainnyaa) Dasar Pinggul

    Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan

    lemahnya daya sokong disebabkanprolapsus utero vaginal

    (turunnya alat-alat kelamin bagian dalam).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    12/46

    12

    b) Perineum dan AnusLemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya

    menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah

    dan menghilang.

    c) Vesika Urinaria (kandung kencing)Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor (otot

    kandung kemih) hilang sehingga sering kencing tanpa

    sadar.

    d) Kelenjar PayudaraDiserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan parenkim,

    lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal.

    Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang

    sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.

    3) Perubahan pada susunan ekstragenitala) Adipositas (penimbunan lemak)

    Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas,

    pinggul, perut bawah dan lengan atas. Ditemukan 29%

    wanita klimakterium memperlihatkan kenaikan berat badan

    yang sedikit dan 20% kenaikan yang menyolok. Diduga ada

    hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan

    pertukaran zat dasar metabolisme lemak.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    13/46

    13

    b) Hipertensi (tekanan darah tinggi)Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan

    tekanan darah baik sistol maupun diastol. Diketahui bahwa

    2/3 penderita hipertensi esensial primer adalah wanita

    antara 45-70 tahun. Pada permulaan peningkatan tekanan

    darah paling banyak terjadi selama masa klimakterium.

    c) Hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi)Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan

    peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol pada

    wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki.

    d) Aterosklerosis (pengapuran dinding pembuluh darah)Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol

    menyebabkan peningkatan faktor risiko terhadap terjadinya

    aterosklerosis.

    e) Virilisasi (pertumbuhan rambut-rambut halus)Turunnya estrogen dalam darah dan adanya efek

    androgen menyebabkan tanda-tanda diferensiasi dari

    defeminisasi dan maskulinisasi.

    f) OsteoporosisDengan menurunnya kadar estrogen, maka proses

    osteoblastyang berfungsi dalam pembentukan tulang akan

    terhambat dan fungsiosteoclastdalam merusak tulang akan

  • 5/24/2018 Skrip Si

    14/46

    14

    meningkat. Karena tulang tua diserap dan dirusak oleh

    osteoclasttetapi tidak dibentuk tulang baru olehosteoblast,

    maka tulang menjadi osteoporosis.

    4) Gejala KlinisGejala klinis yang terjadi pada masa menopause

    sebagai akibat turunnya funfsi ovarium, yaitu kurangnya kadar

    hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita.

    Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-

    keluhan sebagai berikut.

    a)Hot Flush( perasaan panas dari dada hingga wajah)Hot flush (perasaan panas dari dada hingga wajah),

    wajah dan leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi

    kemerahan muncul di dada dan lengan terasa panas terjadi

    beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum dan sesudah

    berhentinya menstruasi. Perasaan panas terjadi akibat

    peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah,

    leher, dada dan punggung.kulit menjadi merah dan hangat

    disertai keringat yang berlebihan (keringat terutama pada

    malam hari) dan jantung berdebar-debar (Proverawati,

    2010).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    15/46

    15

    b)Night Sweat( keringat dimalam hari)Meskipunhot flushes dan berkeringat secara bersamaan

    dialami sebagian besar wanita, tapi sebagian ada yang

    merasakan hot flushes tanpa berkeringat dan sebagian lagi

    hanya berkeringat.

    c)Dryness Vaginal(kekeringan pada vagina)Area genital yang kering dan bisa sebagai bahan

    perubahan kadar estrogen.

    d) InsomniaBeberapa wanita mengalami kesulitan saat tidur,

    mereka tidak dapat tidur dengan mudah atau bangun terlalu

    dini. Hot flushes juga dapat menyebabkan perempuan

    bangun dari tidur. Selain itu kesulitan tidur dapat

    disebabkan karena rendahnya kadar serotonin pada masa

    premenopause.

    e) Penurunan LibidoPara penelitian melaporkan, wanita yang keinginan

    seksualnya berkurang selama menopause lebih banyak

    melaporkan gangguan tidur, keringat malam dan depresi.

    Hal tersebut terjadi karena perubahan vagina, seperti

    kekeringan, yang membuat area genital sakit dan selain itu

    terjadi perubahan hormonal sehingga dapat menurunkan

  • 5/24/2018 Skrip Si

    16/46

    16

    gairah seks. Libido yang rendah mungkin disebabkan

    masalah psikologis, biologis, atau sosial, jadi membutuhkan

    penyelidikan aspek-aspk untuk mengetahui penyebabnya.

    f) Inkontinensia UrinBeberapa wanita memiliki risiko lebih terhadap

    adanya infeksi saluran urin. Masalah lain yang muncul

    adalah kesulitan untuk menampung air seni yang cukup

    lama hingga dapat sampai ke kamar mandi. Beberapa

    wanita menemukan bahwa kebocoran air seni selama

    latihan, bersin, batuk, tertawa atau berjalan.

    b. Secara Psikologis1) Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung

    Penurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap

    neurotransmiter yang ada di otak. Neurotransmiter ini

    berfungsi dalam menunjang proses kehidupan. Penurunan

    kadar endorfin, dopamin, dan serotonin tersebut

    mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat

    dan suasana hati yang sering berubah atau mudah tersinggung.

    2) Depresi (rasa cemas)Deresi ataupun stress sering terjadi pada wanita yang

    berada pada masa pre menopause. Hal ini terkait dengan

    penurunan hormon estrogen sehingga menyebabkan wanita

  • 5/24/2018 Skrip Si

    17/46

    17

    mengalami depresi ataupun stress. Turunnya hormon estrogen

    menyebabkan turunnya neurotransmiter di dalam otak,

    neurotransmiter di dalam otak tersebut mempengaruhi suasana

    hati sehingga jika neurotransmiter ini kadarnya rendah, maka

    akan muncul perasaan cemas yang merupakan pencetus

    terjadinya depresi ataupun stress.

    4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi MenopauseSaat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-

    beda. Wanita di Eropa tidak sama usia menopausenya dengan wanita

    di Asia. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh

    keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecendrungan

    dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua.

    Menopause rupanya ada hubungan dengan menarche. Makin dini

    menarcheterjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin

    lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul

    (Wiknjosastro, 2009). Memasuki usia menopause lebih awal juga

    dijumpai pada wanita perokok berat, kurang gizi, dan wanita dengan

    sosioekonomi rendah (Baziad, 2003).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    18/46

    18

    B. Kesiapan Wanita Pramenopause Dalam Menghadapi MenopauseKesiapan seorang wanita menghadapi menopause akan sangat

    membantu ia menjalani masa ini dengan lebih baik (Bramantyo, 2002).

    Kesiapan wanita pramenopause menghadapi menopause adalah kesediaan

    wanita pramenopause untuk bertindak dalam menghadapi segala sesuatu

    yang berhubungan dengan menopause.

    1. Upaya yang sebaiknya dilakukan ketika wanita pramenopause hendakmemasuki menopause (Proverawati, 2010).

    a. Mengkonsumsi makanan bergiziMenopause adalah bagian alami dari kehidupan seorang

    wanita. Hormon estrogen yang dikeluarkan indung telur berkurang

    secara drastis. Untuk mencegah konsekuensi dari rendahnya kadar

    estrogen, selama masa transisi, sebaiknya ubah pola hidup, termasuk

    pola makan. Konsumsi zat gizi yang dapat mengurangi gejala

    menopause serta mencegah masalah yang dapat timbul setelah

    menopause, seperti osteoporosis (Lestary, 2010). Makanan harus

    tinggi serat, rendah lemak, cukup protein, banyak mengandung

    vitamin dan mineral misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran hijau

    (Purwoastuti, 2008).

    b. Olahraga secara teraturLila Nachtigall menyarankan agar para wanita melakukan

    olahraga untuk menghadapi gejala menopause. Olahraga bisa berupa

    jalan kaki, aerobik atau melakukan latihan di pusat kebugaran.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    19/46

    19

    Olahraga yang teratur diyakini bisa mengurangi risiko seperti

    perdarahan dan bahkan mengurangi risiko lain sebagai dampak dari

    gejala menopause. Olahraga akan membuat para wanita akan merasa

    lebih baik secara fisik (Lestary, 2010).

    Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga

    mempunyai banyak manfaat. Olahraga yang teratur meningkatkan

    harapan hidup dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh.

    Kegiatan fisik yang teratur dapat mengurangi risiko kanker, penyakit

    jantung, dan osteoporosis. Juga dapat mengurangi atau mengurangi

    gejala menopause (Proverawati, 2010).

    Berbagai manfaat yang dapat kita peroleh dengan olahraga

    antara lain : membuat jantung kuat, dimana semakin memperlancar

    peredaran darah dan pernafasan, mempercepat sistem pencernaan

    dan membantu menyingkirkan masalah pencernaan seperti sembelit,

    menetralkan depresi, meningkatkan kapasitas untuk bekerja dan

    mengarahkan pada kehidupan yangbaktif, membantu membakar

    lemak dan mengatasi kegemukan, membantu mengatasi masalah

    selera makan, mengencangkan otot kaki, paha dan pungung, dan

    membuat tidur lebih nyenyak (Proverawati, 2010).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    20/46

    20

    c. Menghindari StresUsahakan untuk membiasakan gaya hidup rileks dan

    menghindari tekanan yang dapat membebani pikiran. Hal ini penting

    untuk mengatasi dampak psikologis akibat menopause. Stres atau

    keadaan tegang akan merangsang otak yang dapat mengganggu

    keseimbangan hormon yang akhirnya berdampak pada kesehatan

    tubuh.

    d. Hindari RokokPerilaku hidup yang sehat juga berperan penting dalam

    pencegahan gejala menopause, misalnya tidak merokok. Penelitian

    membuktikan bahwa wanita yang merokok mempunyai kadar

    estrogen yang lebih rendah dari pada wanita yang tidak merokok

    (Proverawati, 2010).

    C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapan WanitaPramenopause Menghadapi Menopause

    1. PengetahuanPengetahuan sangat penting sekali bagi seseorang untuk dapat

    memperoleh suatu informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat,

    karena pendidikan kesehatan sangat penting untuk mendukung

    perilaku sehat, pengetahuan yang baik akan diiringi oleh sikap yang

    sesuai dengan yang ada dan dilanjutkan dalam bentuk tindakan

    (Notoatmodjo, 2007).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    21/46

    21

    Pengetahuan wanita pramenopause mengenai menopause adalah

    hasil dari tahu setelah wanita pramenopause melakukan pengindraan

    terhadap perihal menopause. Pengetahuan wanita pramenopause

    tentang menopause sangatlah diperlukan karena banyak wanita merasa

    takut mencapai masa menopause. Sudah saatnya wanita pramenopause

    tahu mengenai apa itu menopause, proses terjadinya menopause ,apa

    saja tanda dan gejala menopause, dan perubahan-perubahan apa saja

    yang terjadi pada masa menopause ( Prihartini, 2008).

    Pengetahuan mengenai menopause sangat diperlukan oleh

    wanita karena banyak wanita yang merasa takut mencapai masa

    menopause dan malas membicarakan fase menopause, karena ada

    anggapan umum bahwa ini adalah pintu yang harus dilalui menuju

    usia tua (Mangoenprasodjo, 2004).

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ismiyati (2010)

    menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan

    tentang menopause dengan kesiapan menghadapi menopause. Hasil

    penelitian dari Rahmanoza (2004) menunjukkan bahwa pengetahuan

    mempunyai hubungan yang positif dalam menghadapi masa

    menopause didapatkan pula jumlah tingkat pengetahuan wanita usia

    subur dalam menghadapi masa menopause yang berpengetahuan baik

    berjumlah (51,4 %) yang kurang baik (48,6%).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    22/46

    22

    Hal-hal yang harus diketahui wanita pramenopause dalam

    menghadapi menopause adalah dengan menerapkan pola hidup sehat.

    Wanita pramenopause dapat menerapkan pola hidup sehat dengan

    mengkonsumsi makanan bergizi dan olahraga secara teratur.

    Konsumsi zat yang dapat mengurangi gejala menopause serta

    mencegah masalah yang dapat timbul setelah menopause seperti

    osteoporosis( Lestary, 2010).

    Zat gizi yang dapat membantu mengurangi keluhan menopause

    antara lain Pertama, asam lemak omega 3, asam folat dan vitamin D

    untuk mengikis keluhan depresi. Sumbernya dari ikan yang ada

    lemaknya, sayuran berdaun hijau, jus jeruk dan produk susu. Kedua,

    zat besi untuk mengurangi keluhan menstruasi berat. Sumbernya dari

    daging merah, kacang-kacangan, bayam, kismis, sereal. Ketiga,

    kalsium untuk mengurangi keluhan hot flashes. Sumbernya dari susu

    rendah lemak dan produk olahan, sayuran berdaun hijau, ikan teri.

    Keempat, vitamin D dan kalsium untuk mengurangi keluhan

    osteoporosis. Sumbernya dari ikan yang berlemak, tuna, salmon,

    sardine dan sayuran berdaun hijau (Lestary, 2010).

    Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga

    mempunyai berbagai manfaat. Olahraga teratur meningkatkan harapan

    hidup dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Olahraga dapat

    mengurangi atau memperbaiki gejala menopause, pramenopause dan

    sejumlah gejala penyakit lainnya (Proverawati, 2010).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    23/46

    23

    Hal lain yang harus diketahui wanita pramenopause menjelang

    menopause adalah tidak merokok (Purwoastuti, 2008). Merokok dapat

    mempercepat terjadinya sindrom premenopause karena penelitian

    membuktikan bahwa wanita yang merokok mempunyai kadar

    estrogen yang lebih rendah dari pada wanita yang tidak merokok (

    Proverawati, 2010).

    2. SikapDalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

    keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo,

    2007). Sikap wanita pramenopause akan mengiringi hasil dari

    pengetahuan terhadap masalah menopause sebagai aspek evaluatif

    yang dapat bersifat positif atau negatif, sikap mengenai menopause

    adalah suatu pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan

    untuk bertindak terhadap perihal menopause (Prihartini, 2008). Suatu

    contoh misalnya wanita pramenopause telah mendengar tentang

    menopause, proses terjadinya menopause, tanda dan gejala

    menopause. Pengetahuan ini akan membuat wanita pramenopause

    untuk berpikir dan berusaha agar wanita pramenopause siap

    menghadapi menopause. Dalam berpikir ini komponen emosi dan

    keyakinan ikut bekerja sehingga wanita pramenopause berniat

    menerapkan pola hidup sehat untuk memperlambat terjadinya

    menopause. Wanita pramenopause ini mempunyai sikap tertentu

    terhadap objek yaitu menopause.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    24/46

    24

    Diperlukan sikap positif dalam menghadapi menopause dengan

    diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup sehingga ibu

    lebih siap baik secara fisik, mental dan spiritual (Ismiyati, 2010).

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmanoza (2004) bahwa sikap

    mempunyai hubungan yang positif dalam menghadapi masa

    menopause.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    25/46

    25

    D. Kerangka TeoriMenurut Lawrence green, 1980 dalam Notoatmodjo (2002)

    perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor

    pendukung dan faktor pendorong.

    Kerangka teori dari penelitian ini adalah :

    Gambar 1. Kerangka teori penelitian

    Perilaku

    kesehatan

    Faktor Predisposisi :

    Pendidikan

    Pengetahuan

    Sikap

    Persepsi

    Faktor Pendukung :

    Fasilitas

    Lingkungan

    Faktor Pendorong :

    Petugas kesehatan

    Pendidik

  • 5/24/2018 Skrip Si

    26/46

    26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan rancangan

    penelitian cross sectional yaitu penelitian dimana variabel independen dan

    dependen yang diteliti dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005),

    bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap wanita

    pramenopause dengan kesiapan menghadapi menopause di Desa Sri

    Agung Wilayah kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    Jambi tahun 2011.

    B. Waktu dan TempatTempat penelitian dilakukan di Desa Sri Agung Wilayah kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi. Waktu

    penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Agustus

    2011.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    27/46

    27

    C. Populasi dan Sampel1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pramenopause

    usia 44-49 tahun yang berada di Desa Sri Agung Wilayah kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjab Barat Jambi tahun 2011 yang

    berjumlah 126 orang.

    2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

    (Arikunto, 2006). Jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan

    rumus (Notoatmodjo, 2005)

    N

    n =

    1 + N (d)

    Keterangan :

    N = besar populasi

    n = besar sampel

    d = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan

    Maka sampel yang dibutuhkan adalah :

    126

    n =

    1 + 126 (0,05)

  • 5/24/2018 Skrip Si

    28/46

    28

    126

    n =

    1,315

    n = 96

    Dari rumus diatas maka didapatkan sampel dengan jumlah 96

    orang wanita pramenopause dengan usia 44-49 tahun. Pengambilan

    sampel dilakukan secara acak (simple random sampling).

    D. Teknik Pengumpulan Data1. Data Primer

    Data yang diperoleh atau yang dikumpulkan langsung pada

    sumbernya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

    wawancara terpimpin. Pengumpulan data dibantu oleh dua orang

    perawat Puskesmas Suban yang mempunyai persepsi yang sama

    dengan peneliti.

    2. Data SekunderData yang diperoleh dari laporan Puskesmas Suban dan laporan Desa

    Sri Agung Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi mengenai jumlah

    wanita usia 44-49 tahun.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    29/46

    29

    E. Pengolahan Data1. Editing

    Peneliti melakukan pengecekan pada semua pertanyaan di kuesioner,

    dengan mengecek semua pertanyaan sudah terjawab dan hasilnya baik.

    2. CodingMemberi kode pada tiap variabel dengan cara mengganti huruf dengan

    skor seperti berikut variabel pengetahuan, apabila jawaban benar maka

    diberi kode 1, jika salah maka diberi kode 0. Untuk variabel sikap

    menggunakan skala likert yaitu bila pernyataan positif, sangat setuju

    (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi

    nilai 2, sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1, bila pernyataan negatif,

    sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S) diberi nilai 2, tidak setuju

    (TS) diberi nilai 3, sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 4. Untuk

    variabel kesiapan, apabila jawaban benar diberi kode 1, jika salah

    maka diberi kode 0.

    3. EntrySetelah semua kegiatan pengkodean selesai dilakukan, maka langkah

    selanjutnya adalah memasukkan semua data yang berbentuk numerik

    kedalam master tabel dengan menggunakan program komputer.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    30/46

    30

    4. CleaningSebelum data dianalisis, data yang telah dimasukan perlu dilakukan

    pengecekan kelengkapan data untuk memastikan bahwa data telah

    bersih dari kesalahan pengkodean maupun dalam membaca kode

    sehingga data dapat dianalisis.

    F. Analisis DataData dianalisa dengan menggunakansoftwarekomputer melalui :

    1. Analisis univariatAnalisis univariat digunakan dengan statistik deskriptif untuk

    mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing

    variabel yang diteliti.

    2. Analisis BivariatAnalisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua

    variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen dengan

    menggunakan uji statistik Chi Square. Dalam pengolahan data dari

    hasil penelitian ini peneliti menggunakan perangkat lunak komputer

    yang sesuai. Untuk melihat kemaknaan 0,05 sehingga bila nilai P 0,05 maka hasil

    perhitungan statistik tidak bermakna.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    31/46

    31

    G. Kerangka KonsepVariabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 2. Kerangka konsep penelitian

    Pengetahuan wanita

    pramenopause

    Sikap wanitapramenopause

    Kesiapan wanita

    pramenopause

    menghadapi

    menopause

  • 5/24/2018 Skrip Si

    32/46

    32

    H. Defenisi OperasionalVariabel Defenisi

    Operasional

    Cara Ukur Alat

    Ukur

    Skala

    Ukur

    Hasil Ukur

    Pengetahuan

    wanita

    pramenopause

    tentang

    menopause

    Segala sesuatu yang

    diketahui wanita

    pramenopause tentang

    menopause meliputi :

    pengertian menopause,proses terjadinya

    menopause, tanda dan

    gejala menopause, serta

    perubahan-perubahan

    yang terjadi pada masa

    menopause.

    Wawancara Kuesioner Ordinal Tinggi = 60%

    Rendah =

  • 5/24/2018 Skrip Si

    33/46

    33

    I. Hipotesis Penelitian1. Ada hubungan antara pengetahuan wanita pramenopause dengan

    kesiapan mengahadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah

    Kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi

    tahun 2011

    2. Ada hubungan antara sikap wanita pramenopause dengan kesiapanmenghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah Kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi tahun

    2011

  • 5/24/2018 Skrip Si

    34/46

    34

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Pengambilan data telah dilakukan pada bulan Maret 2011 selama 2

    minggu di Desa Sri Agung Wilayah kerja Puskesmas Suban Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat Jambi. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 96

    responden dengan karakteristik responden sebagai berikut : pendidikan

    wanita pramenopause yaitu lebih dari separoh (59,3%) berpendidikan rendah

    (SD dan SMP). Pekerjaan wanita pramenopause terbanyak yaitu sebagai

    petani (34,4%). Sebagian besar (96,9%) wanita pramenopause memiliki

    suami. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi wanita pramenopause hampir

    separoh (49,0%) menggunakan kontrasepsi suntik.

    A.Analisa Univariat1.Distribusi Frekuensi Kesiapan

    Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Kesiapan Responden Menghadapi

    Menopause Di Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas

    Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011

    Kesiapan Frekuensi Persentase

    Tidak Siap 43 44,8

    Siap 53 55,2

    Jumlah 96 100

    Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hampir separoh responden yang tidak

    siap menghadapi menopause (44,8%).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    35/46

    35

    2.Distribusi Frekuensi PengetahuanTabel 4.2.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

    Menopause Di Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas

    Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011

    Pengetahuan Frekuensi Persentase

    Rendah 59 61,5

    Tinggi 37 38,5

    Jumlah 96 100

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa lebih dari separoh responden yang

    berpengetahuan rendah (61,5%).

    3.Distribusi Frekuensi SikapTabel 4.3.Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Menopause Di

    Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011

    Sikap Frekuensi Persentase

    Negatif 44 45,8

    Positif 52 54,2

    Jumlah 96 100

    Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hampir separoh responden yang

    sikapnya negatif (45,8%).

  • 5/24/2018 Skrip Si

    36/46

    36

    B.Analisa Bivariat

    4.Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapan Menghadapi MenopauseTabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Kesiapan

    Menghadapi Menopause Di Desa Sri Agung Wilayah Kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi

    Tahun 2011

    Pengetahuan Kesiapan Total P Value

    Tidak Siap Siap

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    Rendah 42 71,2 17 28,8 59 100

    Tinggi 1 2,7 36 97,3 37 100 0,000

    Total 43 44,8 53 55,2 96 100

    Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang tidak siap

    menghadapi menopause, presentasenya lebih tinggi pada responden yang

    tingkat pengetahuannya rendah (71,2%) dibandingkan dengan yang

    pengetahuannya tinggi (2,7%).

    Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan bahwa nilai (P value

    0,000 < 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

    signifikan antara pengetahuan wanita pramenopause dengan kesiapan

    menghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    37/46

    37

    5. Hubungan Sikap Dengan Kesiapan Menghadapi Menopause

    Tabel 4.5.Distribusi Sikap Responden Berdasarkan KesiapanMenghadapi Menopause Di Desa Sri Agung Wilayah Kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi

    Tahun 2011

    Sikap Kesiapan Total P Value

    Tidak Siap Siap

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %Negatif 33 75,0 11 25,0 44 100

    Positif 10 19,2 42 80,8 52 100 0,000

    Total 43 44,8 53 55,2 96 100

    Tabel 4.5 menunjukkan responden yang tidak siap menghadapi

    menopause, persentasenya lebih tinggi pada responden yang sikapnya negatif

    (75,0%) dibandingkan dengan yang sikapnya positif (19,2%).

    Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan bahwa nilai (P value

    0,000 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara sikap wanita pramenopause dengan kesiapan

    menghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    38/46

    38

    BAB V

    PEMBAHASAN

    A.Kesiapan Menghadapi MenopauseBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa

    hampir separoh responden yang tidak siap menghadapi menopause

    (44,8%).

    Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Hudiyawati (2008) di Semarang, didapatkan bahwa banyak responden

    yang tidak mengetahui persiapan menghadapi menopause secsara benar

    karena keterbatasan informasi yang diperoleh. Alasan tidak melakukan

    persiapan karena tidak mempunyai dana dan waktu.

    Kesiapan wanita pramenopause menghadapi menopause adalah

    kesediaan wanita pramenopause untuk bertindak dalam menghadapi segala

    sesuatu yang berhubungan dengan menopause. Kesiapan seorang wanita

    menghadapi menopause akan sangat membantu ia menjalani masa ini

    dengan lebih baik (Bramantyo 2002).

    Kurangnya informasi tentang menopause dapat menyebabkan

    pandangan yang negatif terhadap menopause sehingga mempengaruhi

    kesiapan wanita dalam menghadapi menopause. Terlihat dari pertanyaan

    yang diajukan bahwa (53,1%) responden tidak tahu apa yang harus

  • 5/24/2018 Skrip Si

    39/46

    39

    dilakukan untuk menghindari kegemukan pada saat menopause.

    Responden tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menghindari

    pengeroposan tulang (56,3%).

    Dampak dari tidak mengetahui tentang menopause membuat wanita

    pramenopause tidak siap dalam menghadapi menopause. Ketidaksiapan

    wanita pramenopause menghadapi menopause membuat wanita menjalani

    menopause menjadi takut dan ingin menghindari menopause, padahal

    menopause alamiah di alami oleh wanita.

    Hal ini di asumsikan peneliti bahwa pengetahuan dan sikap wanita

    pramenopause harus lebih ditingkatkan agar wanita pramenopause siap

    menghadapi menopause. Dengan adanya pengetahuan yang tinggi dan

    sikap yang positif wanita pramenopause akan lebih siap menghadpi

    menopause.

    B. Hubungan antara pengetahuan wanita pramenopause denganKesiapan menghadapi menopause

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa

    responden yang tidak siap menghadapi menopause, presentasenya lebih

    tinggi pada responden yang tingkat pengetahuannya rendah (71,2%)

    dibandingkan dengan yang pengetahuannya tinggi (2,7%).

    Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan bahwa nilai (P value

    0,000 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara pengetahuan wanita pramenopause dengan kesiapan

  • 5/24/2018 Skrip Si

    40/46

    40

    menghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah kerja Puskesmas

    Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan

    oleh Ismiyati (2010) di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada hubungan

    antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan

    menghadapi menopause pada ibu premenopause.

    Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Rahmanoza (2004) di

    Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir menunjukkan bahwa pengetahuan

    mempunyai hubungan yang positif dalam menghadapi masa menopause,

    dimana didapatkan bahwa kebanyakan wanita lebih cendrung

    berpengetahuan kurang, hal ini disebabkan karena belum seluruh dari

    responden mendapatkan informasi yang tepat tentang menopause,sehingga

    pengetahuan wanita usia subur perlu ditingkatkan agar mereka mengetahui

    dengan baik melalui informasi yang tepat.

    Wanita pramenopause yang memiliki pengetahuan yang tinggi

    tentang menopause akan memiliki kesiapan dalam menghadapi

    menopause, tetapi wanita pramenopause yang memiliki pengetahuan yang

    rendah akan lebih cenderung tidak siap dalam menghadapi menopause.

    Hal ini terlihat dari jawaban wanita pramenopause tentang : apa gejala

    yang dialami wanita pada saat memasuki menopause yang menjawab salah

    (64,6%), perubahan psikis apa yang sering dialami wanita menjelang

    menopause yang menjawab salah (72,9%), apa yang sebaiknya dilakukan

  • 5/24/2018 Skrip Si

    41/46

    41

    wanita menjelang menopause dalam mengatasi masalah sulit tidur yang

    menjawab salah (66,7%).

    Menurut Lestary (2010) Hal-hal yang harus diketahui wanita

    pramenopause dalam menghadapi menopause adalah dengan menerapkan

    pola hidup sehat. Wanita pramenopause dapat menerapkan pola hidup

    sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan olahraga secara teratur.

    Konsumsi zat yang dapat mengurangi gejala menopause serta mencegah

    masalah yang dapat timbul setelah menopause seperti osteoporosis.

    Pakasi (2000) juga mengatakan pengetahuan tentang perubahan

    fisik dan psikis yang terjadi selama masa menopause akan menunjang

    kesiapan ibu dalam menghadapi masa menopause dan wanita akan

    memahami tentang menopause akan mengisi waktu luang dengan kegiatan

    masyarakat yang bermanfaat dan membiasakan diri untuk berkonsultasi

    dengan para ahli. Disinilah peranan tenaga kesehatan (perawat) sangat

    dibutuhkan untuk memberikan dan menyampaikan penyuluhan kepada ibu

    mengenai menopause.

    Hal ini di asumsikan peneliti bahwa pengetahuan tentang

    menopause bagi wanita pramenopause perlu mendapat perhatian. Wanita

    pramenopause harus mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga

    secara teratur, namun hal ini jarang dilakukan karena mereka belum

    mengetahui secara jelas. Sehingga perlu dilakukan promosi kesehatan dan

    penyebarluasan informasi tentang pengertian menopause, tanda dan gejala

  • 5/24/2018 Skrip Si

    42/46

    42

    menopause, perubahan psikis yang dialami wanita pramenopause yang

    dapat dilakukan melalui pendekatan individu atau kelompok.

    C. Hubungan antara sikap wanita pramenopause dengan kesiapanmenghadapi menopause

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa

    responden yang tidak siap menghadapi menopause, persentasenya lebih

    tinggi pada responden yang sikapnya negatif (75,0%) dibandingkan

    dengan yang sikapnya positif (19,2%).

    Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan bahwa nilai (P value

    0,000 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara sikap wanita pramenopause dengan kesiapan

    menghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah kerja Puskesmas

    Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan

    oleh Prihatini (2008) di Semarang Barat menunjukkan bahwa ada

    hubungan antara sikap dengan kesiapan wanita premenopause menghadapi

    menopause.

    Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa sikap

    merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan

    predisposisi tindakan atau perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi

    suatu sikap untuk berubah menjadi suatu tindakan adalah orang yang

    dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa, pengaruh

  • 5/24/2018 Skrip Si

    43/46

    43

    lingkungan, lembaga pendidikan dan agama, faktor emosional dan

    pengalaman pribadi.

    Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa wanita

    pramenopause yang memiliki sikap positif tentang menopause akan

    memiliki kesiapan yang baik dalam menghadapi menopause, tetapi wanita

    pramenopause yang memiliki sikap negatif akan lebih cenderung tidak

    siap dalam menghadapi menopause. Sikap negatif wanita pramenopause

    terlihat dari pertanyaan wanita pramenopause yang menjawab sangat

    setuju antara lain : apabila memasuki menopause saya mengalami

    kegemukan maka saya akan minum obat pelangsing sebanyak (35,4%),

    saya akan minum obat tidur bila saya susah tidur dimalam hari sebanyak

    (49,0%).

    Diperlukan sikap positif dalam menghadapi menopause dengan

    diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup sehingga ibu lebih

    siap baik secara fisik, mental dan spiritual (Ismiyati, 2010).

    Sikap wanita pramenopause akan mengiringi hasil dari

    pengetahuan terhadap masalah menopause sebagai aspek evaluatif yang

    dapat bersifat positif atau negatif, sikap mengenai menopause adalah suatu

    pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak

    terhadap perihal menopause (Prihartini, 2008).

    Hal ini di asumsikan peneliti bahwa sikap yang negatif ini

    dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan wanita pramenopause, dimana

    ketidaktahuan wanita pramenopause untuk mempersiapkan diri dalam

  • 5/24/2018 Skrip Si

    44/46

    44

    menghadapi menopause dan kurang terpaparnya informasi tentang

    menopause baik dari tingkat pendidikan, televisi maupun dari petugas

    kesehatan sehingga terbatasnya pengetahuan yang dimiliki wanita

    pramenopause membuat kurangnya sikap wanita pramenopause dalam

    mempersiapkan diri menghadapi menopause.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    45/46

    45

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.KESIMPULANBerdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Hubungan

    Pengetahuan dan Sikap Wanita Pramenopause dengan kesiapan menghadapi

    Menopause di Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011. Dalam penelitian ini sampel

    berjumlah 96 responden, maka dapat diambil kesimpulan:

    1. Hampir separoh (44,8%) wanita pramenopause yang tidak siap menghadapimenopause di Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    2. Lebih dari separoh (61,5%) wanita pramenopause yang berpengetahuanrendah di Desa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    3. Hampir separoh (45,8%) wanita pramenopause yang sikapnya negatif diDesa Sri Agung Wilayah Kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    4. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan wanitapramenopause dengan kesiapan menghadapi menopause di Desa Sri Agung

    Wilayah kerja Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi

    Tahun 2011.

  • 5/24/2018 Skrip Si

    46/46

    46

    5. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap wanita pramenopausedengan kesiapan menghadapi menopause di Desa Sri Agung Wilayah kerja

    Puskesmas Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi Tahun 2011.

    B.SARANBerdasarkan kesimpulan diatas maka harapan peneliti terhadap hasil

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Diharapkan adanya upaya dari Pimpinan Puskesmas Suban untukmempersiapkan wanita pramenopause menghadapi menopause dengan cara

    meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang menopause kepada wanita

    pramenopause melalui pendidikan kesehatan tentang apa itu menopause, apa

    tanda dan gejala menopause, apa yang harus dipersiapkan menjelang

    menopause, apa saja faktor-faktor yang memperlambat atau mempercepat

    terjadinya menopause.

    2. Diharapkan bagi peneliti berikutnya untuk dapat melanjutkan penelitian inidengan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan wanita

    pramenopause dalam menghadapi menopause.