skrinning.pdf

79

Upload: sujiono-sp

Post on 03-Jan-2016

201 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

 

i

KATA PENGANTAR

Salah satu aspek yang menjadi permasalahan penggunaan

pestisida di lapangan adalah penggunaan pestisida yang berlebihan dan penggunaan pestisida yang tidak tepat sasaran. Hal ini sering menyebabkan organisme pengganggu tumbuhan menjadi resisten. Untuk membantu petani dalam pemilihan pestisida yang tepat sasaran dan sesuai dengan spesifik lokasi maka pada TA. 2011 akan dilakukan pengujian penggunaan pestisida/Skrening pestisida di 6 propinsi dan 12 kabupaten. Dengan diterbitkannya buku Pedoman Umum Skrening Pestisida ini diharapkan petugas di daerah dapat melakukan skrening pestisida, sehingga penggunaan pestisida dapat lebih efektif dan efesien. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan guna perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya.

Direktur,

Ir. Suprapti NIP. 195710241984032001

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………...................................... i DAFTAR ISI ………………………………………………… ii I. PENDAHULUAN ................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................. 1 B. Tujuan dan Sasaran .......................................... 3 II. PELAKSANAAN .................................................... 4 A. Waktu Pelaksanaan .......................................... 4 B. Lokasi Pelaksanaan ......................................... 4 C. Komponen Kegiatan ........................................... 4 D. Pembiayaan ........................................................ 6 III. METODE PELAKSANAAN SKRENING PESTISIDA 7 IV. PELAPORAN ......................................................... 9 A. Format Laporan ................................................. 9 B. Pengiriman Laporan ......................................... 9 V. PENUTUP .............................................................. 10

iii

DAFTAR LAMPIRAN

I. PADI ......................................................................... 1 A. Metode Pelaksanaan Pengujian Skrening Pestisida .......................................................... 1 B. OPT Utama dan Pengendaliannya pada Tanaman padi ................................................. 11 C. Jenis Pestisida Terdaftar untuk OPT Utama Padi ................................................................... 15

D. Kategori Serangan OPT Utama di Lokasi Kegiatan skrening ............................................ 20

II. JAGUNG ................................................................. 21 A. Metode Pelaksanaan Pengujian Skrening Pestisida .......................................................... 21 B. OPT Utama dan Pengendaliannya pada Jagung ............................................................... 31 C. Jenis Pestisida Terdaftar untuk OPT Utama Jagung ................................................................... 33

D. Kategori Serangan OPT Utama di Lokasi Kegiatan skrening ............................................ 34

III. KEDELAI ................................................................. 35 A. Metode Pelaksanaan Pengujian Skrening Pestisida .......................................................... 35 B. OPT Utama dan Pengendaliannya pada Tanaman Kedelai .............................................. 45 C. Jenis Pestisida Terdaftar untuk OPT Utama Kedelai ................................................................. 51

iv

D. Kategori Serangan OPT Utama di Lokasi Kegiatan skrening ............................................ 59

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk melindungi tanaman usahataninya dari serangan hama dan penyakit, sebagian besar petani tanaman pangan masih mengandalkan penggunaan pestisida kimia yang dapat diperoleh dengan mudah di pasaran. Sejak digulirkannya kebijakan deregulasi di bidang pendaftaran pestisida pada tahun 2001, dimana jumlah dan jenis pestisida yang beredar di pasaran semakin meningkat, sampai tahun 2010 Jumlah pestisida yang terdaftar untuk pertanian mencapai 2.628 formulasi sedangkan pestisida terdaftar untuk tanaman pangan sebanyak 1.872 formulasi yang terdiri dari pestisida untuk padi sebanyak 937 formulasi, pestisida untuk jagung sebanyak 253 formulasi, pestisida untuk kedelai sebanyak 619 formulasi dan pestisida untuk kacang tanah sebanyak 63 formulasi.

Perkembangan jumlah pestisida terdaftar di Indonesia dari tahun 2005 s/d 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

2

Tabel 1 : Perkembangan Jumlah Pestisida Terdaftar di Indonesia Tahun 2005 – 2010

Keterangan : PRT (Pestisida Rumah Tangga). Di satu sisi kebijakan tersebut ditujukan untuk

memberikan kemudahan kepada petani untuk mendapatkan pestisida dengan beragam rekayasa formula sesuai kebutuhannya dengan harga yang terjangkau. Namun di sisi lain, hal tersebut juga telah mendorong petani untuk menggunakan pestisida secara berlebihan dan tidak efisien.

Untuk membantu petani agar mengetahui pestisida yang paling efektif dan relatif aman bagi manusia dan lingkungan sesuai dengan karakteristik hama dan penyakit di wilayahnya secara spesifik lokasi, diperlukan kegiatan Skrinning pestisida.

No Jenis Pestisida

Jumlah Formulasi Pestisida Yang Terdaftar (Kumulatif)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. PRT & Vektor 166 213 253 306 359 391 2. Herbisida 323 386 444 507 586 631 3. Insektisida 464 528 621 707 786 847 4. Fungisida 203 228 274 320 354 389 5. Rodentisida 21 23 26 31 38 45 6. Akarisida 17 17 18 19 20 20 7. Bakterisida 6 6 6 7 7 7 8. Z P T 35 40 54 75 86 97 9. Perata 26 28 28 31 31 31

10. Pengawet 49 55 58 64 72 78 11. Repelen 16 16 19 22 25 30 12. Moluskisida 6 8 9 14 27 33 13. Nematisida 7 7 10 6 6 6 14. Lain-Lain 2 2 3 16 20 23

Jumlah 1.341 1.557 1.823 2.125 2.417 2.628

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

3

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Memberikan petunjuk dan arahan kepada petugas Provinsi dan Kabupaten dalam melaksanakan kegiatan Skrinning pestisida;

Mengetahui pestisida yang efektif di wilayah sesuai spesifik lokasi;

Meningkatkan efisiensi penggunaan pestisida.

2. Sasaran

Tersedianya petunjuk dan arahan bagi petugas Provinsi dan Kabupaten dalam melaksanakan kegiatan Skrinning pestisida;

Diketahuinya pestisida yang efektif di wilayah sesuai spesifik lokasi;

Meningkatnya efisiensi penggunaan pestisida II. PELAKSANAAN

A. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Skrinning Pestisida dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2011

B. Lokasi Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Skrinning Pestisida dialokasikan di 6 Provinsi di 12 Kabupaten sebagaimana pada tabel di bawah ini:

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

4

Tabel 2. Lokasi Kegiatan Skrinning Pestisida Tahun 2011

No Propinsi Kabupaten/Kota

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Lampung Sulawesi Selatan N T B

1. Cianjur 2. Garut 3. Indramayu 4. Subang 5. Pati 6. Wonogiri 7. Cilacap 8. Grobogan 9. Lamongan 10. Pasuruan 11. Tuban 12. Deli Serdang 13. Tanah Karo 14. Langkat 15. Solok 16. Pasaman Barat

17. Ogan Komering Ilir

18. Lampung Timur 19. Way Kanan

20. Bone 21. Jeneponto 22. Lombok Tengah 23. Lombok Timur

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

5

C. Komponen Kegiatan

Kegiatan Skrinning Pestisida Tahun 2011 terdiri dari beberapa komponen kegiatan sebagai berikut:

1. Pusat Penyusunan, penggandaan dan pengiriman Pedoman

Skrinning Pestisida Rapat Koordinasi Konsultasi ke lembaga teknis dan perguruan tinggi Monitoring dan Supervisi Penyusunan Laporan Hasil

2. Provinsi Penyusunan, penggandaan dan pengiriman Petunjuk

Pelaksanaan Skrinning Pestisida Monitoring dan Supervisi Penyusunan Laporan Hasil

3. Kabupaten Pelaksanaan Skrinning Pestisida, terdiri dari:

Persiapan dan kompensasi lahan Pembelian Sampel Pestisida Aplikasi Pestisida Pengamatan

Monitoring dan Supervisi Penyusunan dan Penggandaan Laporan Hasil Skrinning

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

6

Matrik kegiatan Skrinning Pestisida sebagaimana tabel berikut: Tabel 3. Komponen Kegiatan Skrinning Pestisida Tahun 2011

No. Kegiatan Pusat Prov Kab

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Penyusunan, Panggandaan dan Pengiriman Pedum/Juklak Rapat Koordinasi Konsultasi ke Lembaga teknis/PT Pelaksanaan Skrinning pestisida, meliputi: Persiapan dan kompensasi

lahan Pembelian sampel pestisida Aplikasi Pestisida Pengamatan

Monitoring dan Supervisi Penyusunan Laporan Hasil

√ √ √ -

√ √

√ - - -

√ √

_ - - √

√ √

D. Anggaran Kegiatan Skrinning Pestisida Tahun 2011 dilaksanakan melalui dana APBN Tahun 2011 yang tersedia di Pusat, Provinsi dan Kabupaten.

III. METODE PELAKSANAAN SKRINNING PESTISIDA

Pengujian Skrinning Pestisida di lapangan dilaksanakan dengan mengacu pada metode sebagaimana terdapat pada Lampiran I A, II A dan III A. Beberapa ketentuan yang perlu menjadi perhatian sebelum melaksanakan pengujian, antara lain sebagai berikut:

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

7

1. Komoditi

Komoditi yang dipilih adalah salah satu komoditi Pangan di wilayah pengujian;

2. OPT a. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dipilih untuk

diuji adalah OPT utama yang dominan di wilayah pengujian (diprioritaskan pada jenis hama dan termasuk kategori endemis)

b. Pengendalian dengan pestisida terhadap OPT utama berdasarkan ambang pengendalian dapat mengacu pada Lampiran I B,II B dan III B.

3. Pestisida

a. Pestisida yang dipilih untuk pengendalian OPT adalah pestisida yang dominan digunakan petani setempat dan tersedia di wilayah pengujian. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan survey.

b. Jenis pestisida yang diuji harus sesuai izin penggunaannya, dan perlu diperhatikan bahwa jenis pestisida sistemik tidak dapat dibandingkan dengan pestisida non sistemik/kontak.

c. Jenis pestisida terdaftar untuk mengendalikan OPT utama pada tanaman padi jagung dan kedelai terdapat pada Lampiran I C, II C dan III C.

d. Jumlah pestisida yang akan diuji maksimum 10 formulasi baik yang berbahan aktif sama maupun yang berbahan aktif berbeda.

e. Dosis pestisida yang digunakan mengacu pada rekomendasi yang tertera pada label produk.

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

8

4. Petugas Petugas yang melaksanakan kegiatan Skrinning pestisida di lapangan disarankan adalah: a. Petugas Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit yang

terdapat di Kabupaten setempat, dan apabila tidak tersedia dapat dilakukan oleh Petugas Laboratorium Kabupaten lain yang terdekat

b. Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan setempat.

IV. PELAPORAN A. Format Laporan

Laporan Pelaksanaan Skrinning Pestisida disusun dengan format sebagai berikut: I, PENDAHULUAN

A. Latar Belakang - Potensi Wilayah - Luas Areal Komoditi, Luas Serangan OPT - Kondisi Penggunaan Pestisida di Tingkat Petani

B. Tujuan dan Sasaran II. HASIL PELAKSANAAN SKRINNING PESTISIDA

A. Lokasi, Waktu Pelaksanaan, Komoditi, Jenis OPT, Jenis Pestisida.

B. Hasil Pengamatan III. KESIMPULAN/SARAN

_______________________Pedoman Umum Skrinning Pestisida 2011

9

B. Pengiriman Laporan

Laporan Hasil Skrinning Pestisida disampaikan secara berjenjang dari Kabupaten – Provinsi – Pusat ( Direktur Pupuk dan Pestisida, Gedung D lantai 9 Kanpus Kementerian Pertanian, Jln. Harsono RM No,3 Ragunan Jakarta Selatan. Telp/Faks : 021- 7890043)

V. PENUTUP Melalui kegiatan Skrinning Pestisida Tahun 2011, diharapkan

dapat diperoleh data tentang jenis pestisida yang efektif dan aman terhadap manusia dan lingkungan dalam pengendalian OPT secara spesifik lokasi serta dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pestisida di tingkat petani.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 1

I. PADI

A. METODE PELAKSANAAN PENGUJIAN SKRENING

PESTISIDA

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini

adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya

dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. PELAKSANA

Pelaksana pengujian adalah Dinas Pertanian Kabupaten

berkoordinasi dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan

dan Hortikultura (BPTPH).

3. JUMLAH UNIT KEGIATAN

Jumlah unit pengujian : 1 (satu) unit

4. LOKASI DAN WAKTU

Lokasi pengujian : Kabupaten

Waktu pengujian : p.m

5. BAHAN DAN METODE

5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh Pestisida yang diuji

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 2

Sesuai dengan jenis pestisida yang ada dan

biasa digunakan sebagian besar petani

dalam pengendalian OPT

5.1.2. Varietas

Varietas yang ditanam adalah varietas yang

rentan terhadap OPT yang ada pada daerah

perlakuan

5.1.3. Umur bibit

Umur bibit adalah 21 hari setelah

tanam

5.1.4. Jumlah bibit per lubang tanam

Jumah bibit adalah 2 bibit per lubang

tanam

5.1.5. Pemupukan

Pemupukan sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya padi.

5.1.6. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharan tanaman dilakukan sebaik-

baiknya untuk mencapai tujuan percobaan

efikasi Pestisida. Apabila untuk

pemeliharan tersebut perlu digunakan

pestisida lain, maka penggunaan pestisida

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 3

tersebut harus dilakukan dengan hati-hati

dan tidak bersamaan waktunya dengan

pestisida yang diuji.

5.2. METODE

5.2.1. Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan

adalah rancangan acak kelompok (RAK)

5.2.2. Jumlah perlakuan dan ulangan

Jumlah perlakuan dan jumlah ulangan yang

dapat dipilih sesuai dengan kondisi di

lapangan :

9 perlakuan dengan 3 ulangan atau

6 perlakuan dengan 4 ulangan

5.2.3. Macam pestisida yang diuji

Untuk pengujian insektisida, digunakan 9

atau 6 formulasi insektisida dengan bahan

aktif yang sama dan atau berbeda yang

umum digunakan petani setempat dan

tersedia di lokasi pengujian. Konsentrasi

insektisida yang akan diuji disesuaikan

dengan dosis anjuran yang tertera di

masing-masing label kemasannya.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 4

5.2.4. Macam perlakuan yang diuji

No. Perlakuan Konsentrasi (ml/l)

1. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

2. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

3. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

4. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

5. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

6. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

7. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

8. . . . . . . . . . .

sesuai dosis pada label

9. Kontrol tanpa penggunaan pestisida

5.2.5. Pengolahan data

Pengolahan data dikerjakan sesuai dengan

rancangan percobaan yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5

% (untuk efikasi) dan pada taraf 10 % dan

20 % (untuk menilai timbulnya resurjensi)

5.2.6. Pola tanam

Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 5

5.2.7. Jarak tanam

Jarak tanam : 25 cm x 25 cm

5.2.8. Ukuran petak perlakuan

Ukuran petak perlakuan adalah 6 m x 8 m

5.2.9. Jarak antar petak

Jarak antar petak adalah gelengan dengan

lebar 50 cm, masing-masing petak dengan

saluran pemasukan dan pembuangan

sendiri

5.2.10. Tata letak perlakuan

Pengaturan tata letak perlakuan dan

kelompok diusahakan sedemikian rupa

sehingga penyebaran hama sasaran

merata.

5.2.11. Cara dan alat aplikasi

Cara aplikasi pestisida dan alat yang

digunakan disesuaikan dengan sifat, cara

kerja dan bentuk formulasi insektisida yang

diuji.

5.2.12. Volume penyemprotan

Volume penyemprotan adalah berdasarkan

hasil kalibrasi

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 6

5.2.13. Waktu dan banyaknya aplikasi

5.2.13.1. Aplikasi pertama

Aplikasi pertama dilakukan setelah

mencapai ambang pengendalian.

5.2.13.2. Interval aplikasi

Aplikasi dilakukan dengan interval 2

minggu sekali

5.2.13.3. Aplikasi Terakhir

Aplikasi terakhir dilakukan 2 minggu

sebelum panen.

5.2.14. Pengamatan

5.2.14.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati

30 rumpun per petak diambil dari

bagian tengah petak.

5.2.14.2. Metode pengambilan contoh

Metode pengambilan contoh secara

sistematik.

5.2.14.3. Metode pengamatan

Tingkat kerusakan tanaman oleh

serangan OPT pada tanaman contoh

dihitung dengan rumus:

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 7

a I = x 100% a + b

I = Tingkat kerusakan tanaman (%)

a = Jumlah tanaman terserang

b = Jumlah tanaman tidak terserang

Populasi musuh alami yang dominan

dari 5 jenis musuh alami dihitung

secara visual.

Jenis musuh alami adalah sebagai berikut:

1. Lycosa pseudoannulata

2. Cyrtorhinus lividipennis

3. Paederus famulus

4. Casnodea interstilialis

5. Coccinella arcuata

5.2.14.4. Waktu pengamatan

1. Pengamatan pendahuluan

populasi dilakukan pada waktu

tanaman berumur 1 minggu

setelah tanam dengan interval

seminggu sekali sampai ditemukan

populasi hama dominan mencapai

ambang pengendalian, untuk

menentukan aplikasi pertama.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 8

2. Populasi OPT sasaran dan musuh

alami diamati pada 3 hari sebelum

aplikasi pertama dan dilanjutkan

tiap minggu sekali sampai 12

minggu setelah tanam.

5.2.14.5. Data penunjang

a. Serangan OPT pada tanaman,

b. Fitotoksisitas tanaman oleh

pestisida.

c. Serangan hama dan penyakit lain,

d. Produksi tanaman,

5.3. PENGOLAHAN DATA

5.3.1. Pengolahan data populasi hama sasaran atau

kerusakan tanaman pada petak perlakuan

insektisida yang diuji dilakukan sesuai

dengan rancangan percobaan yang

digunakan.

5.3.2. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5

%

5.3.3. Jika pada pengamatan pertama populasi

hama sasaran atau kerusakan tanaman yang

ditimbulkannya tidak berbeda nyata antar

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 9

petak perlakuan, maka efikasi insektisida

yang diuji dihitung dengan rumus Abbott

(Ciba – Geigy, 1981) :

Ca - Ta EI = X 100% Ca

EI = Efikasi insektisida yang diuji (%)

Ta = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada petak perlakuan pestisida

yang diuji setelah penyemprotan

insektisida.

Ca = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada kontrol setelah

penyemprotan pestisida.

5.3.4. Jika pada pengamatan pertama populasi

hama sasaran atau kerusakan tanaman yang

ditimbulkannya berbeda nyata antar petak

perlakuan, maka efikasi pestisida yang diuji

dihitung dengan rumus Henderson dan Tilton

(Ciba – Geigy, 1931):

Ta Cb EI = (1 - X X 100 %

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 10

Ca Tb

EI = Efikasi insektisida yang diuji (%)

Tb = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada petak perlakuan pestisida

yang diuji sebelum penyemprotan

pestisida.

Ta = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada petak perlakuan pestisida

yang diuji setelah penyemprotan.

Cb = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada kontrol sebelum

penyemprotan pestisida.

Ca = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada kontrol setelah

penyemprotan pestisida.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi insektisida dikatakan efektif

bila pada sekurang-kurangnya (1/2 n + 1) kali

pengamatan (n=jumlah total pengamatan setelah

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 11

aplikasi ). Tingkat efikasi pestisida tersebut (EI)

≥60% dengan syarat :

a. Populasi hama sasaran atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak

perlakuan pestisida yang diuji lebih

rendah atau tidak berbeda nyata

dengan populasi hama atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak

perlakuan pestisida pembanding (taraf

nyata 5%)

b. Populasi hama sasaran atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak

perlakuan pestisida yang diuji nyata

lebih rendah daripada populasi hama

atau tingkat kerusakan tanaman pada

petak kontrol (taraf nyata 5%)

B. OPT UTAMA DAN PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN

PADI

1. Walang Sangit (Leptocorisa oratorius)

• Fase kritis tanaman

Sejak keluarnya malai sampai matang susu.

• Ambang pengendalian

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 12

Apabila ditemukan 1 (satu) ekor walang sangit

dewasa per dua rumpun pada masa keluarnya

malai.

• Pengendalian

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan walang

sangit pada tanaman padi.

2. Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens)

• Daur hidup

Daur hidup berlangsung 21-33 hari, stadia telur 7-

10 hari, nimfa 12-15 hari, serangga dewasa 18-28

hari.

• Fase kritis tanaman

Mulai dari pembibitan sampai fase matang susu.

• Ambang pengendalian

15 ekor per rumpun.

• Pengendalian

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 13

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan wereng

coklat pada tanaman padi.

3. Penggerek Batang

• Daur hidup

Siklus hidup 40 - 70 hari, telur 6-7 hari, larva 28-

35 hari, pupa 6-23 hari, imago 5-10 hari.

• Fase kritis tanaman

Dari pembibitan sampai pembentukan malai.

• Ambang pengendalian

10% anakan terserang atau 4 kelompok telur per

rumpun (pada fase bunting).

• Pengendalian

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan walang

sangit pada tanaman padi.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 14

4. Ulat Grayak (Spodoptera Sp.)

• Fase kritis tanaman

Mulai dari persemaian khususnya pembibitan

kering sampai fase pengisian polong.

• Ambang Oengendalian

Apabila ditemukan ulat grayak > 2 ekor larva

permeter persegi atau intensitas serangan 15 %.

• Pengendalian

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan walang

sangit pada tanaman padi.

5. Wereng Hijau (Nephotettix virescens)

• Daur hidup

Merupakan vektor penyebab penyakit tungro.

Siklus hidupnya 23 – 30 hari.

• Fase kritis tanaman

Dari pembibitan sampai bunting.

• Ambang pengendalian

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 15

Ambang kendali adalah 5 ekor wereng hijau per

rumpun.

• Pengendalian

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan wereng

hijau pada tanaman padi.

C. JENIS PESTISIDA TERDAFTAR UNTUK OPT UTAMA PADI

NO JENIS OPT UTAMA

BAHAN AKTIF FORMULASI TERDAFTAR

1. WALANG SANGIT

11 19 Alfa Sipermetrin (1)

Fastac 15 EC

Azadirakhtin(1) Natural 9 WSC Beta siflutrin (2) Buldok 25 EC

Raydock 28 EC BPMC (7) Bassa 500 EC

Baycarb 500 EC Dharmabas 500 EC Emcindo500 EC Indobas 500 EC Ingrobassa 500 EC Sanet 7 SP

Deltametrin (2) Biocis 25 EC Decis 2,5 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 16

Imidakloprid (1) Klopindo 10 WP Karbofuran (1) Dharmafur 3 G Metolkarb (1) Rexal 345 EC MIPC (1) Mipcinta 50 WP Permetrin (1) Klensect 200 EC Propoksur (1) Poksindo 200 EC

2. ULAT GRAYAK 3 3 BPMC (1) Dharmabas 500

EC Deltametrin (1) Decis 2,5 TB Karbofuran (1) Dharmafur 3G

3.

WERENG COKLAT

20 104 Alfa Sipermetrin (1)

Fastac 15 EC

Amitraz (1) Mitac 200 EC Bisultap (2) Agripo 290 SL

Dinasty 400 SL Bensultap (2) Bancol 4 G

Bancol 50 WP Beta siflutrin (2) Buldok 25 EC

Raydock 28 EC BPMC (20) Bassa 500 EC

Baycarb 500 EC Benhur 500 EC Bona 500 EC Dharmabas 500 EC Emcindo 500 EC Erkabas 500 EC Hopcin 460 EC Indobas 500 EC Ingrobassa 500 EC Karbasin 500 EC Kiltop 500 EC Marudine 500 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 17

Naga 500 EC Pentacarb 500 EC Rahwana 500 EC Sanet 7 SP Sidabas 500 EC Tanicarb 485 EC Tamabas 500 EC

Buprofezin (7) Applaud 10 WP Aplaud 100 EC Applaud 400 F Buprosida 100 EC Gerbera 100 EC Lauda 25 WP Lugen 100 EC

Deltametrin (1) Biocis 25 EC Dimehipo (20) Alphadine 450

SL Bajaj 450 SL Centadine 6 GR Centadine 450 SL Dipho 290 SL Dipostar 400 SL E-To 400 WSC Foltus 400 SL Hypolax 400 SL Kempo 400 SL Manuver 400 WSC Montaf 400 SL Poryza 400 WSC Sandimas 400 SL Sidatan 410 SL Spartan 290 SL Spontan 400 SL Sponsor 450 SL

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 18

Taruna 400 SC Vista 400 SL

Etiprol (1) Curbix 100 SC Etofenproks (2) Trebon 95 EC

Samba 100 EC Fipronil (1) Regent 80 WG Imidakloprid (21) Abuki 50 SL

Agrovin 0,5 GR Avidor 200 SL Avidor 25 WP Bima 10 WP Confidor 200 SL Confidor 5 WP Confidor 70 WG Crista 25 WP Dagger 200 SL Imidor 50 SL Klopindo 10 WP Lanidor 200 SL Lanidor 5 WP Neptune 25 WP Panindo 10 WP Rudor 5 WP Starfidor 5 WP Winder 25 WP Winder 100 EC Wingran 0,5 G

Karbofuran (9) Centafur 3 GR Furio 3 GR Kresnadan 3 GR Kumbokarno 3 G Hidrofur 3GR Primadan 3 GR Primafur 3 GR Sidafur 3 GR Truper 3 GR

Karbosulfan (1) Marshal 5 G MIPC (6) Mikarb 50 WP

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 19

Mipcinta 50 WP Mipcindo 50 WP Sidacin 50 WP Tamacin 50 WP Venop 60 WP

Metolkarb (1) Rexal 345 EC Monosultap (3) Rage 90 SP

Sanming 400 WSC Trisula 450 SL

Propoksur (1) Poksindo 200 EC Tiametoksam (2) Actara 25 WG

Alika 247 ZC 4. PENGGEREK

BATANG 10 46 Amitraz (1) Mitac 200 EC Bensultap (2) Bancol 4 G

Bancol 50 WP Bisultap (2) Agripo 290 SL

Dynasty 400 SL Dimehipo (19) Alphadine 6 GR

Alphadine 450 SL Centadine 6 GR Centadine 450 SL Dipho 290 SL Dipostar 400 SL E-to 400 WSC Foltus 400 SL Kempo 400 SL Manuver 400 WSC Montaf 400 SL Poryza 400 WSC Sandimas 400 SL Sidatan 410 SL Spartan 290 SL Spontan 400 SL

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 20

Sponsor 450 SL Taruna 400 SC Vista 400 WSC

Fipronil (1) Regent 0,3 G Imidakloprid (4) Agrovin 0,5 GR

Winder 100 EC Winder 25 WP Wingran 0,5 G

Karbofuran (11) Centrafur 3 GR Currater 3 GR Dharmafur 3 G Furadan 3 GR Indofuran 3 G Kresnadan 3 GR Petrofur 3 GR Primadan 3 GR Primafur 3 GR Sidafur 3 GR Truper 3 G

Karbosulfan (3) Marshal 5 G Marshal 200 SC Marshal 200 EC

Monosultap (2)

Sanming 400 WSC Trisula 450 SL

Tiakloprid (1) Calypso 240 SC 5. WERENG HIJAU 7 16

Bupofrezin (2) Applaud 400 F Applaud 10 WP

BPMC (4) Bassa 500 EC Baycarb 500 EC Dharmabas 500 EC Sidabas 500 EC

Etofenproks (1) Trebon 95 EC Karbofuran (5) Curater 3 GR

Dharmafur 3 G Furadan 3 GR

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 21

Petrofur 3 GR Truper 3 GR

Imidakloprid (2) Abuki 50 SL Confidor 5 WP

MIPC (1) Mipcinta 50 WP Tiametoksam (1) Actara 25 WG

D. KATEGORI SERANGAN OPT UTAMA DI LOKASI

KEGIATAN SKRENING

No. Provinsi/Kabupaten Kategori Daerah Serangan Penggerek Batang Wereng Coklat

MK MH MK MH 1 Sumatera Utara

- Deli Serdang Sporadik Endemis Sporadik Endemis

2 Sumatera Barat - Agam

Sporadik Sporadik Sporadik Sporadik

3 Sumatera Selatan - Musi Banyuasin

Endemik Endemik Potensial Endemik

4 Lampung - Lampung Tengah

Endemik Endemik Potensial Endemik

5 Jawa Barat - Cirebon

Endemik Endemik Sporadik Potensial

6 Jawa Tengah - Wonogiri

Endemik Endemik Endemik Potensial

7 Jawa Timur - Kediri

Sporadik Sporadik Aman Potensial

8 Kalimantan Selatan - Tanah Laut

Sporadik Potensial Aman Potensial

9 Sulawesi Selatan - Maros

Sporadik Sporadik Aman Aman

10 Nusa Tenggara Barat - Lombok Tengah

Sporadik Potensial Potensial Sporadik

Sumber : Direktorat Perlindungan Tanaman, 2008

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 22

II. JAGUNG

A. METODE PELAKSANAAN PENGUJIAN SKRENING

PESTISIDA

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini

adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya

dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. PELAKSANA

Pelaksana pengujian adalah Dinas Pertanian Kabupaten

berkoordinasi dengan BPTPH.

3. JUMLAH UNIT KEGIATAN

Jumlah unit pengujian : 1 (satu) unit

4. LOKASI DAN WAKTU

Lokasi pengujian : Kabupaten

Waktu pengujian : p.m

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 23

5. BAHAN DAN METODE

5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh Pestisida yang diuji

Sesuai dengan jenis pestisida yang ada dan

biasa digunakan sebagian besar petani

dalam pengendalian OPT

5.1.7. Varietas

Varietas yang ditanam adalah varietas yang

rentan terhadap OPT yang ada pada daerah

percobaan screening

5.1.8. Jumlah benih per lubang tanam

Jumah benih adalah 1 benih per lubang

tanam

5.1.9. Pemupukan

Pemupukan sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya Jagung.

5.1.10. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharan tanaman dilakukan sebaik-

baiknya untuk mencapai tujuan percobaan

efikasi Pestisida. Apabila untuk

pemeliharan tersebut perlu digunakan

pestisida lain, maka penggunaan pestisida

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 24

tersebut harus dilakukan dengan hati-hati

dan tidak bersamaan waktunya dengan

pestisida yang diuji.

5.4. METODE

5.4.1. Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan

adalah rancangan acak kelompok (RAK)

5.4.2. Jumlah perlakuan dan ulangan

Jumlah perlakuan dan jumlah ulangan yang

dapat dipilih sesuai dengan kondisi di

lapangan :

9 perlakuan dengan 3 ulangan atau

6 perlakuan dengan 4 ulangan

5.4.3. Macam pestisida yang diuji

Untuk pengujian insektisida, digunakan 9

atau 6 formulasi insektisida dengan bahan

aktif yang sama dan atau berbeda yang di

banyak beredar di lokasi pengujian.

Konsentrasi insektisida yang akan diuji

disesuaikan dengan dosis anjuran yang

tertera di masing-masing label

kemasannya.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 25

5.4.4. Macam perlakuan yang diuji

No. Perlakuan Konsentrasi (ml/l)

1. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

2. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

3. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

4. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

5. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

6. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

7. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

8. . . . . . . . . . . Sesuai dosis anjuran

9. Kontrol tanpa penggunaan pestisida

5.4.5. Pengolahan data

Pengolahan data dikerjakan sesuai dengan

rancangan percobaan yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf

5%.

5.4.6. Pola tanam

Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 26

5.4.7. Jarak tanam

Jarak tanam : 75 cm x 40 cm

5.4.8. Ukuran petak perlakuan

Ukuran petak perlakuan adalah 15m x 18m

5.4.9. Jarak antar petak

Jarak antar petak adalah galengan dengan

lebar 50 cm, masing-masing petak dengan

saluran pemasukan dan pembuangan

sendiri

5.4.10. Tata letak perlakuan

Pengaturan tata letak perlakuan dan

kelompok diusahakan sedemikian rupa

sehingga penyebaran hama sasaran

merata.

5.4.11. Cara dan alat aplikasi

Cara aplikasi pestisida dan alat yang

digunakan disesuaikan dengan sifat, cara

kerja dan bentuk formulasi pestisida yang

diuji.

5.4.12. Volume penyemprotan

Volume penyemprotan adalah berdasarkan

hasil kalibrasi

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 27

5.4.13. Waktu dan banyaknya aplikasi

5.4.13.1. Aplikasi pertama

Aplikasi pertama dilakukan apabila

telah mencapai ambang

pengendalian.

5.4.13.2. Interval aplikasi

Aplikasi dilakukan dengan interval 2

minggu sekali

5.4.13.3. Aplikasi terakhir

Aplikasi terakhir dilakukan 2 minggu

sebelum panen.

5.4.14. Pengamatan

5.4.14.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati

50 tanaman per petak diambil dari

bagian tengah petak.

5.4.14.2. Metode pengambilan contoh

Metode pengambilan contoh secara

sistematik.

5.4.14.3. Metode pengamatan

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 28

Tingkat kerusakan tanaman oleh

serangan OPT pada tanaman contoh

dihitung dengan rumus:

a I = x 100% a + b

I = Tingkat kerusakan tanaman (%)

a = Jumlah tanaman terserang

b = Jumlah tanaman tidak terserang

Populasi musuh alami yang dominan

dari 5 jenis musuh alami dihitung

secara visual.

5.4.14.4. Waktu pengamatan

1. Pengamatan pendahuluan

dilakukan pada waktu tanaman

berumur 1 minggu setelah tanam

dengan interval seminggu sekali

sampai ditemukan, populasi hama

sasaran mencapai ambang

pengendalian untuk menentukan

aplikasi pertama.

2. Populasi OPT sasaran dan musuh

alami diamati pada 3 hari sebelum

aplikasi pertama dan dilanjutkan

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 29

tiap minggu sekali sampai 12

minggu setelah tanam.

5.4.14.5. Data penunjang

a. Fitotoksisitas tanaman oleh

pestisida

b. Serangan hama dan penyakit lain

d.. Produksi tanaman

5.5. PENGOLAHAN DATA

5.5.1. Pengolahan data populasi hama sasaran atau

kerusakan tanaman pada petak perlakuan

pestisida yang diuji dilakukan sesuai dengan

rancangan percobaan yang digunakan.

5.5.2. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5

%

5.5.3. Jika pada pengamatan pertama populasi

hama sasaran atau kerusakan tanaman yang

ditimbulkannya tidak berbeda nyata antar

petak perlakuan, maka efikasi pestisida yang

diuji dihitung dengan rumus Abbott (Ciba –

Geigy, 1981) :

Ca - Ta

EI = X 100%

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 30

Ca

EI = Efikasi pestisida yang diuji (%)

Ta = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada petak perlakuan pestisida

yang diuji setelah penyemprotan

insektisida.

Ca = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada kontrol setelah

penyemprotan pestisida.

5.3.4. Jika pada pengamatan pertama populasi

hama sasaran atau kerusakan tanaman yang

ditimbulkannya berbeda nyata antar petak

perlakuan, maka efikasi pestisida yang diuji

dihitung dengan rumus Henderson dan

Tilton (Ciba – Geigy, 1931) :

Ta Cb

EI = (1 - X X 100 % Ca Tb

EI = Efikasi pestisida yang diuji (%)

Tb = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 31

pada petak perlakuan insektisida

yang diuji sebelum penyemprotan

pestisida.

Ta = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman pada

petak perlakuan pestisida yang diuji

setelah penyemprotan.

Cb = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada kontrol sebelum penyemprotan

pestisida.

Ca = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman pada

kontrol setelah penyemprotan

pestisida.

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi pestisida dikatakan efektif bila

pada sekurang-kurangnya (1/2 n + 1) kali

pengamatan (n=jumlah total pengamatan setelah

aplikasi ). Tingkat efikasi pestisida tersebut (EI)

≥60% dengan syarat :

a. Populasi hama sasaran atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak perlakuan

pestisida yang diuji lebih rendah atau tidak

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 32

berbeda nyata dengan populasi hama atau

tingkat kerusakan tanaman pada petak

perlakuan pestisida pembanding (taraf

nyata 5 %)

b. Populasi hama sasaran atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak perlakuan

insektisida yang diuji nyata lebih rendah

daripada populasi hama atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak kontrol

(taraf nyata 5 %)

B. OPT UTAMA DAN PENGENDALIANNYA PADA JAGUNG

1. Lalat bibit (Atherigona sp.)

• Daur hidup

Siklus hidup ± 26 hari.

• Fase kritis tanaman

Lalat bibit menyerang tanaman umur 0 – 14 hari

(vegetatif awal). Apabila pada umur 4 – 7 hst

tanaman yang tumbuh < 90 %, perlu dilakukan

penyulaman dengan biji.

• Pengendalian

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 33

Di daerah endemis dilakukan penyemprotan

dengan insektisida pada umur 5 – 7 hari

setelah tanam.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan lalat bibit

pada tanaman jagung.

2. Penggerek tongkol (Heliothis armigera Hbn)

• Daur hidup

Siklus hidup 35 hari.

• Fase kritis tanaman

Tanaman umur 43 – 98 hst.

• Ambang pengendalian

3 tongkol rusak per 50 tanaman

• Aplikasi pestisida

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan wereng

hijau pada tanaman padi.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 34

3. Ulat grayak (Spodoptera sp.)

• Daur hidup

Siklus hidup 29-31 hari.

• Fase kritis tanaman

Serangan ulat grayak terjadi pada tanaman umur

0 – 42 hst.

• Ambang pengendalian

Apabila ditemukan ulat grayak > 2 ekor per m2.

• Aplikasi pestisida

Penggunaan insektisida apabila telah

mencapai ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai dengan

yang diizinkan untuk mengendalikan ulat

grayak pada tanaman jagung.

C. PESTISIDA TERDAFTAR UNTUK OPT UTAMA JAGUNG

NO. JENIS OPT UTAMA

BAHAN AKTIF FORMULASI TERDAFTAR

1. LALAT BIBIT 14 14 BPMC (1) Tamabas 500 EC Deltametrin (4) Biotrin 25 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 35

Decis 2,5 EC Jablai 25 EC Marcis 25 EC

Dimehipo (1) Fortuna 290 WSC

Fenitrotion (1) Sumithion 500 EC

Fenpropatrin (1) Meothrin 50 EC Imidakloprid (2) Confidor 70 WS

Gaucho 350 FS Klorpirifos (1) Dursban 200 EC Karbosulfan (1) Marshal 25 ST Sipermetrin (1) Smackdown 100

EC Tiodikarb (1) Larvin 75 WP

2. PENGGEREK TONGKOL

4 4 BPMC (1) Sidabas 500 EC Fipronil (1) Regent 0,3 G Lamda sihalotrin (1)

Meteor 25 EC

Sipermetrin (1) Smackdown 100 EC

. ULAT GRAYAK 8 8 Klorfluazuron (1) Atabron 50 EC Sipermetrin (2) Arrivo 30 EC

Smackdown 100 EC

Klorpirifos (1) Dursban 200 EC Lamda sihalotrin (3)

Matador 25 EC Meteor 25 EC Sidador 30 EC

Karbaril (1) Sevin 85 SP

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 36

D. KATEGORI SERANGAN OPT UTAMA DI LOKASI

KEGIATAN SKRENING

No. Provinsi/Kabupaten Kategori Daerah Serangan Penggerek Batang penggerek Tongkol

MK MH MK MH 1 Sumatera Utara

- Deli Serdang Potensial Aman Potensial Aman

2 Sumatera Barat - Agam

Aman Aman Aman Aman

3 Sumatera Selatan - Musi Banyuasin

Sporadis Sporadis Potensial Sporadis

4 Lampung - Lampung Tengah

Sporadis Potensial Potensial Sporadis

5 Jawa Barat - Cirebon

Aman Aman Aman Aman

6 Jawa Tengah - Wonogiri

Aman Aman Aman Potensial

7 Jawa Timur - Kediri

Potensial Aman Aman Aman

8 Kalimantan Selatan - Tanah Laut

Potensial Amna potensial Potensial

9 Sulawesi Selatan - Maros

Aman potensial Aman Potensial

10 Nusa Tenggara Barat - Lombok Tengah

Aman Aman Aman Aman

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 37

III. KEDELAI

A. METODE PELAKSANAAN PENGUJIAN SKRENING

PESTISIDA

1. LINGKUP PENGUJIAN

Pengujian lapangan yang dimaksud dalam pedoman ini

adalah semua percobaan pengujian yang pada prinsipnya

dilakukan dalam kondisi lapangan (field condition).

2. PELAKSANA

Pelaksana pengujian adalah Dinas Pertanian

Kabupaten.

6. JUMLAH UNIT KEGIATAN

Jumlah unit pengujian : 1 (satu) unit

7. LOKASI DAN WAKTU

Lokasi pengujian : Kabupaten

Waktu pengujian : p.m

8. BAHAN DAN METODE

5.1. BAHAN

5.1.1. Contoh Pestisida yang diuji

Sesuai dengan jenis pestisida yang ada dan

biasa digunakan sebagian besar petani

dalam pengendalian OPT

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 38

5.1.11. Varietas

Varietas yang ditanam adalah varietas yang

rentan terhadap OPT yang ada pada daerah

percobaan screening

5.1.12. Jumlah benih per lubang tanam

Jumah benih adalah 2 benih per lubang

tanam

5.1.13. Pemupukan

Pemupukan sesuai dengan rekomendasi

untuk budidaya Kedelai.

5.1.14. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharan tanaman dilakukan sebaik-

baiknya untuk mencapai tujuan percobaan

efikasi Pestisida. Apabila untuk

pemeliharan tersebut perlu digunakan

pestisida lain, maka penggunaan pestisida

tersebut harus dilakukan dengan hati-hati

dan tidak bersamaan waktunya dengan

pestisida yang diuji.

5.6. METODE

5.6.1. Rancangn percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan

adalah rancangan acak kelompok (RAK)

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 39

5.6.2. Jumlah perlakuan dan ulangan

Jumlah perlakuan dan jumlah ulangan yang

dapat dipilih sesuai dengan kondisi di

lapangan :

9 perlakuan dengan 3 ulangan atau

6 perlakuan dengan 4 ulangan

5.6.3. Macam pestisida yang diuji

Untuk pengujian insektisida, digunakan 9

atau 6 formulasi insektisida dengan bahan

aktif yang sama dan atau berbeda yang

banyak beredar di lokasi pengujian.

Konsentrasi insektisida yang akan diuji

disesuaikan dengan dosis anjuran yang

tertera di masing-masing label kemasannya

5.6.4. Macam perlakuan yang diuji

No. Perlakuan Konsentrasi (ml/l) 1. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran 2. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran 3. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran 4. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran 5. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran 6. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran 7. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran 8. . . . . . . . . sesuai dosis anjuran

9. Kontrol tanpa penggunaan pestisida

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 40

5.6.5. Pengolahan data

Pengolahan data dikerjakan sesuai dengan

rancangan percobaan yang digunakan.

Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf

5%.

5.6.6. Pola tanam

Pola tanam yang digunakan adalah

monokultur

5.6.7. Jarak tanam

Jarak tanam : 40 cm x 20 cm

5.6.8. Ukuran petak perlakuan

Ukuran petak perlakuan adalah 5 m x 8

5.6.9. Jarak antar petak

Jarak antar petak adalah gelengan dengan

lebar 30 - 40 cm, masing-masing petak

dengan saluran pemasukan dan

pembuangan sendiri

5.6.10. Tata letak perlakuan

Pengaturan tata letak perlakuan dan

kelompok diusahakan sedemikian rupa

sehingga penyebaran hama sasaran

merata.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 41

5.6.11. Cara dan alat aplikasi

Cara aplikasi pestisida dan alat yang

digunakan disesuaikan dengan sifat, cara

kerja dan bentuk formulasi pestisida yang

diuji.

5.6.12. Volume penyemprotan

Volume penyemprotan adalah berdasarkan

hasil kalibrasi

5.6.13. Waktu dan banyaknya aplikasi

5.6.13.1. Aplikasi pertama

Aplikasi pertama dilakukan apabila

telah mencapai ambang

pengendalian.

5.6.13.2. Interval aplikasi

Aplikasi dilakukan dengan interval 2

minggu sekali

5.6.13.3. Aplikasi terakhir

Aplikasi terakhir dilakukan sebelum

panen; kecuali lalat bibit.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 42

5.6.14. Pengamatan

5.6.14.1. Jumlah tanaman contoh

Jumlah tanaman contoh yang diamati

30 rumpun per petak diambil dari

bagian tengah petak.

5.6.14.2. Metode pengambilan contoh

Metode pengambilan contoh secara

sistematik.

5.6.14.3. Metode pengamatan

Tingkat kerusakan tanaman oleh

serangan OPT pada tanaman contoh

dihitung dengan rumus:

a I = x 100% a + b

I = Tingkat kerusakan tanaman (%)

a = Jumlah tanaman terserang

b = Jumlah tanaman tidak terserang

Populasi musuh alami yang dominan

dari 5 jenis musuh alami dihitung

secara visual.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 43

5.6.14.4. Waktu pengamatan

1. Pengamatan pendahuluan

dilakukan pada waktu tanaman

berumur 1 minggu setelah tanam

dengan interval seminggu sekali

sampai populasi hama sasaran

mencapai ambang pengendalian,

untuk menentukan aplikasi

pertama.

2. Populasi hama sasaran dan musuh

alami diamati pada 1 hari

sebelum/setelah aplikasi.

a. Data penunjang

b. Fitotoksisitas tanaman oleh pestisida

c. Serangan hama dan penyakit lain

d. Produksi tanaman

5.5. PENGOLAHAN DATA

1. Pengolahan data populasi hama sasaran atau

kerusakan tanaman pada petak perlakuan

pestisida yang diuji dilakukan sesuai dengan

rancangan percobaan yang digunakan.

2. Tingkat perbedaan dinyatakan pada taraf 5 %

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 44

3. Jika pada pengamatan pertama populasi hama

sasaran atau kerusakan tanaman yang

ditimbulkannya tidak berbeda nyata antar

petak perlakuan, maka efikasi pestisida yang

diuji dihitung dengan rumus Abbott (Ciba –

Geigy, 1981) ;

Ca - Ta

EI = X 100% Ca

EI = Efikasi pestisida yang diuji (%)

Ta = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada petak perlakuan pestisida

yang diuji setelah penyemprotan

insektisida.

Ca = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada kontrol setelah

penyemprotan pestisida.

5.3.4. Jika pada pengamatan pertama populasi

hama sasaran atau kerusakan tanaman yang

ditimbulkannya berbeda nyata antar petak

perlakuan, maka efikasi pestisida yang diuji

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 45

dihitung dengan rumus Henderson dan

Tilton (Ciba – Geigy, 1931) :

Ta Cb

EI = (1 - X X 100 % Ca Tb

EI = Efikasi pestisida yang diuji (%)

Tb = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada petak perlakuan insektisida

yang diuji sebelum penyemprotan

pestisida.

Ta = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman pada

petak perlakuan pestisida yang diuji

setelah penyemprotan.

Cb = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman

pada kontrol sebelum penyemprotan

pestisida.

Ca = Populasi hama sasaran atau

persentase kerusakan tanaman pada

kontrol setelah penyemprotan

pestisida.

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 46

5.4. KRITERIA EFIKASI

Suatu formulasi pestisida dikatakan efektif bila

pada sekurang-kurangnya (1/2 n + 1) kali

pengamatan (n=jumlah total pengamatan setelah

aplikasi ). Tingkat efikasi pestisida tersebut (EI)

≥60% dengan syarat :

b. Populasi hama sasaran atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak perlakuan

pestisida yang diuji lebih rendah atau tidak

berbeda nyata dengan populasi hama atau

tingkat kerusakan tanaman pada petak

perlakuan pestisida pembanding (taraf

nyata 5 %)

b. Populasi hama sasaran atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak perlakuan

insektisida yang diuji nyata lebih rendah

daripada populasi hama atau tingkat

kerusakan tanaman pada petak kontrol

(taraf nyata 5 %)

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 47

B. OPT UTAMA DAN PENGENDALIANNYA PADA KEDELAI

1. Penggulung daun

Daur hidup

Umur satu generasi penggulung daun lebih kurang 4-5

minggu.

Kerusakan

Larva akan menggulung dan merekatkan daun-daun

bagian atas sehingga mengurangi aktivitas

fotosintesis.

Ambang pengendalian

Satu imago atau 30 ulat/10 rumpun atau

intensitas serangan > 2,5 % pada fase tanaman

berumur 11 – 30 hari setelah tanam;

Atau ditemukan 30 ulat/10 rumpun dan

intensitas serangan ≥ 12,5% pada tanaman

berumur 30 – 70 hari setelah tanam.

Aplikasi pestisida

Penggunaan insektisida apabila telah mencapai

ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 48

Jenis pestisida yang digunakan sesuai yang

diijinkan untuk mengendalikan penggulung daun

kedelai

2. Perusak daun kedelai (Phaedonia inclusa)

Daur hidup

Rata-rata berlangsung 28 hari. Imago dapat hidup

rata-rata 4 bulan.

Kerusakan

Imago dan larva dapat merusak daun, batang pucuk,

tangkai daun, kuncup daun dan kuncup bunga.

Ambang pengendalian

Satu imago atau 10 larva/10 rumpun pada fase

tanaman muda sampai fase berbunga dan

pembentukan polong atau intensitas serangan pucuk

mati ≥ 2,5% atau polong terserang ≥ 2,5%.

Aplikasi pestisida

Penggunaan insektisida apabila telah mencapai

ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai yang

diijinkan untuk mengendalikan perusak daun

kedelai

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 49

3. Penggerek polong (Etiella zinckenella)

• Daur hidup

Daur hidup berlangsung 32-39 hari (stadia telur 4

hari, larva 13-18 hari, pra pupa 3-4 hari, pupa 9-15

hari).

• Kerusakan

Larva merupakan stadia yang merusak.

• Fase kritis

Pada saat pembentukan polong.

• Ambang pengendalian

Populasi larva ditemukan 10 larva/10 rumpun atau

kerusakan polong dengan intensitas serangan ≥ 2,5%.

• Aplikasi pestisida

Penggunaan insektisida apabila telah mencapai

ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai yang

diijinkan untuk mengendalikan penggerek polong

kedelai

4. Ulat grayak (Spodoptera litura)

• Daur hidup

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 50

Berlangsung rata-rata 32 hari (telur 3-5 hari, larva

15-30 hari, pupa 7-10 hari).

• Kerusakan

Bagian tanaman yang diserang terutama daun dan

kadang-kadang polong muda.

• Ambang pengendalian

2 ekor larva instar-3/rumpun atau 2 kelompok

telur/100 rumpun pada umur 11-30 hst,

3 ekor larva instar-3/rumpun atau 4 kelompok

telur/100 rumpun pada umur 31-51 hst,

6 ekor larva instar-3/rumpun atau 7 kelompok

telur/100 rumpun pada umur 31-70 hst,

Intensitas kerusakan ≥ 12,5%

• Aplikasi Pestisida

Penggunaan insektisida apabila telah mencapai

ambang pengendalian.

Tidak mengoplos pestisida.

Jenis pestisida yang digunakan sesuai yang

diijinkan

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 51

5. Lalat bibit / Lalat kacang (Agromyza sp.)

• Daur hidup

Daur hidup berlangsung rata-rata 21 hari, stadia telur

2 hari, larva 7-10 hari, pupa 7-13 hari dan masa pra-

penetasan 1-2 hari. Lama hidup imago sekitar 1

minggu.

• Fase kritis tanaman

Sejak kecambah muncul dari tanah dan kotiledon

mulai membuka atau pada umur 4 hst sampai dengan

10 hst.

• Ambang pengendalian

Apabila ditemukan imago 2 ekor/20 rumpun pada

tanaman berumur 6 hst atau intensitas serangan ≥

2,5% pada tanaman umur 7-8 hst.

• Aplikasi Pestisida

Pengendalian dengan insektisida apabila

mencapai ambang pengendalian.

Tidak dianjurkan untuk mengoplos pestisida

Jenis pestisida yang digunakan sesuai yang

diijinkan untuk mengendalikan lalat kacang

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 52

6. Ulat jengkal (Plusia chalcites)

• Daur hidup

Daur hidup berlangsung sekitar 30 hari (stadia telur

3-4 hari, larva 14-19 hari dan pupa 6-11 hari).

• Kerusakan

Stadia larva merupakan stadia yang merusak,

kerusakan mulai terjadi pada saat awal fase

pembungaan sampai fase pengisian biji.

• Ambang pengendalian

200 ekor larva instar-1/10 rumpun, 120 ekor

larva instar-2/10 rumpun, 20 ekor larva instar-

3/10 rumpun pada tanam umur 11-30 hst,

30 ekor larva instar-3/10 rumpun umur 31-50

hst,

Intensitas serangan 12,5% pada umur 11-70 hst.

• Aplikasi Pestisida

Penggunaan insektisida apabila mencapai

ambang pengendalian.

Tidak dianjurkan untuk mengoplos pestisida.

Jenis pestisida yang digunakan sesuai yang

diijinkan

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 53

C. JENIS PESTISIDA TERDAFTAR UNTUK OPT UTAMA

KEDELAI

No. JENIS OPT UTAMA

BAHAN AKTIF FORMULASI TERDAFTAR

1. PENGGULUNG DAUN

26 40 Alfametrin (2) Fastac 15 EC

Radar 15 EC Baccilus thuringiensis (1)

Delfin WDG

Beta siflutrin (1) Buldok 25 EC BPMC (2) Bassa 500 EC

Sidabas 500 EC Deltametrin (1) Sidacis 25 EC Diazinon (1) Diazinon 600 EC Diflubenzuron (1) Dimilin 2 5 WP Dimehipo (2) Montaf 400 SL

Spontan 400 EC Etofenfroks (2) Samba 100 SL

Trebon 95 EC Fenvalerat (1) Fenval 200 EC Fenitrotion (1) Sumithion 500

EC Fenpropatrin (1) Meothrin 50 EC Gamma sihalotrin (1)

Proaxis 15 CS

Imidakloprid (2) Imidagold 200 SL Imidaplus 200 SL

Karbaril (2) Petrovin 85 WP Sevin 85 SP

Klorfluazuron (1) Atabron 50 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 54

Klorpirifos (2) Dursban 200 EC Petroban 200 EC

Lamda sihalotrin (2)

Matador 25 CS Rudal 25 EC

MIPC (1) Mipcinta 50 WP Metomil (1) Metindo 80 WSC Permetrin (2) Ambush 20 EC

Methrisida 100 EC

Piridafention (1) Ofunack 400 EC Sipermetrin (5) Cypermax 100

EC Exocet 50 EC Mastax 50 EC Smack Down 100 EC Vertigro 100 EC

Siflutrin (1) Palithroid 50 EC Teta sipermetrin (2)

Katrin 30 EC Tetrin 30 EC

Tiodikarb (1) Larvin 75 WP

2. PENGGEREK POLONG

31 58 Alfametrin (2) Cobra 15 EC

Fasrtac 15 EC Alfa sipermetrin (1)

Tugard 160/10 EC

Betasiflutrin (1) Buldok 25 EC BPMC (2) Bassa 500 EC

Hopcin 460 EC Deltametrin (2) Percis 30 EC

Sidacis 25 EC Diflubenzuron (1) Dimilin 25 WP Dimehipo (1) Montaf 400 SL Dimetoat (3) Danadim 400 EC

Dimacide 400

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 55

EC Metha 400 EC

Etofenproks (1) Samba 100 EC Fenpropatrin (1) Meothrin 50 EC Fention (1) Lebaycid 500 EC Fentoat (1) Elsan 650 EC Fenitrotion (1) Sumithion 500

EC Fenvalerat (1) Mestafen 200

EC Gamma sihalotrin (1)

Proaxis 15 CS

Imidakloprid (3) Imar 200 SL Imidagold 200 SL Imidaplus 200 SL

Karbaril (2) Petrovin 85 WP Sevin 85 SP

Karbosulfan (1) Marshal 200 EC Kartap hidroklorida (2)

Diccoci 50 WP Padan 50 SP

Klorfluazuron (1) Atabron 50 EC Klorpirifos (4) Basban 200 EC

Dursban 200 EC Petroban 200 EC Tugard 160/10 EC

Lamda sihalotrin (3)

Matador 25 EC Meteor 25 EC Rudal 25 EC

Metidation (1) Supracide 25 WP

Metomil (2) Lannate 25 WP Metindo 25 WP

MIPC (1) Mipcinta 50 WP

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 56

Piridafention (1) Ofunack 400 EC Sipermetrin (9) Cymbush 50 EC

Cypermax 100 EC Exocet 50 EC Mastax 50 EC Ripcord 50 EC Sistrin 75 EC Smackdown 100 EC Tanicord 50 EC Vertigo 100 EC

Siflutrin (1) Palithroid 50 EC Teta sipermetrin (2)

Katrin 30 EC Tetrin 30 EC

Tiodikarb (1) Larvin 75 WP Tiametoksam (1) Alika 247 ZC

3. ULAT GRAYAK 48 170 Abamektrin (1) Bamex 18 EC Alfametrin (2) Fastac 15 EC

Radar 15 EC Alfa sipermetrin (7)

Alfatox 50 EC Altac 15 EC Faster 15 EC Kejora 15 EC Sangkur 50 EC Topaz 15 EC Tugard 160/10 EC

Asefat (1) Amcothene 75 SP

Beta siflutrin (2) Buldok 25 EC Prado 25 EC

Beta sipermetrin (1)

Beta 15 EC

BPMC (9) Benhur 500 EC Emcindo 500 EC Hopcin 460 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 57

Kiltop 500 EC Marudine 500 EC Nonstop 400 EC Pentacarb500 EC Sanet 7 SP Tamabas 500 EC

Deltametrin (10) Amicis 25 EC Bectary 25 EC Biotrin 25 EC Decis 2,5 EC Delini 50 EC Delta 25 EC Duacis 50 EC Jablai 25 EC Masterdee 25 EC Percis 30 EC

Delta endotoksin pada Bacillus thuringiensis (1)

Turex WP

Diazinon (3) Agrostar 600 EC Diazinon 600 EC Prozinon 600 EC

Diflubenzuron (2) Dimilin 25 WP Solano 25 WP

Dimehipo (3) Manuver 400 WSC Montaf 400 SL Spartan 290 SL

Dimetoat (4) Dimetion 400 EC Kanon 400 EC Makrosan 400 EC Santoat 400 EC

Emamektin Proclaim 5 SG

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 58

benzoat (2) Protani 10 EC Esfenvalerat (2) Estaf 25 EC

Sumialpha 25 EC

Etofenproks (2) Samba 100 EC Trebon 95 EC

Fenitrotion (1) Sumithion 500 EC

Fenpropatrin (2) Meothrin 50 EC Propar 50 EC

Fentoat (2) Dharmasan 600 EC Veto 650 EC

Fention (1) Up Grade 500 EC

Fenvalerat (7) Akurat 200 EC Fenkill 200 EC Fentop 30 EC Fenval 10 WP Fenval 200 EC Sanval 200 EC Sidin 50 EC

Flufenoksuron (1) Cascade 50 EC Gamma sihalotrin (1)

Proaxis 15 CS

Indoksakarb (1) Ammate 150 EC Imidakloprid (5) Imar 200 SL

Imidagold 200 SL Imidaplus 200 SL Neptune 25 WP Rudor 200 SL

Isoksation (1) Karphos 25 EC Karbaril (5) Celvin 85 WP

Hidromin 85 WP Petrovin 85 WP

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 59

Sandovin 85 WP Sevin 85 SP

Karbofuran (3) Dharmafur 3 G Kresnadan 3 G Truper 3 GR

Karbosulfan (3) Marshal 200 EC Sheriff 150/15 EC Taurus 200 EC

Klorfluazuron (1) Atabron 50 EC Klorpirifos (7) Amichlor 400 EC

Dursban 200 EC Nurelle D 500/50 EC Petroban 200 EC Posban 200 EC Thukzhepen 420 EC Tugard 160/10 EC

Kromafenoksida (1)

Killat 50 SC

Lamda sihalotrin (14)

Alika 247 ZC Dobeldor 50 EC Gladiol 25 EC Granat 25 EC Hamador 25 EC Hamasid 25 EC Labrador 25 EC Matador 25 EC Meteor 25 EC Mustar 25 EC Rudal 25 EC Santador 25 EC Sidador 30 EC Trajet 25 EC

Lufenuron (1) Match 50 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 60

Metoksifenozida (1)

Runner 100 EC

Metomil (3) Lannate 25 WP Lannate 40 SP Metindo 25 WP

MIPC (4) Ancin 50 WP Hapacin 50 WP Mipcindo 50 WP Tamacin 50 WP

Novaluron (1) Rimon 100 EC Permetrin (8) Ambush 20 EC

Axon 100 EC Bomber 20 EC Meriam 50 EC Methrisida 100 EC Pounce 20 EC Prego 25 EC Shadow 50 EC

Piridafention (1) Ofunack 400 EC Poksim (3) Daitona 400 EC

Fokker 500 EC Grosero 230 EC

Profenofos (4) Fortegold 500 EC Akron 500 EC Pentacron 500 EC Profile 430 EC

Propoksur (1) Poksindo 200 EC Siflutrin (1) Palithroid 50 EC Sipermetrin (28) Arfo 30 EC

Arrivo 30 EC Astertrin 250 EC Basma 200 EC Bento 50 EC Biocytrin 50 EC Bravo 50 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 61

Cedric 100 EC Cymbush 50 EC Cyrux 50 EC Exocet 50 EC Grosero 230 EC Hoky 30 EC Jack 30 EC Krakatau 100 EC Mastax 50 EC Merci 30 EC Nurelle D 500/50 EC Pelle 50 EC Pentasip 30 EC Ripcord 50 EC Rizotin 40 WP Rypo 30 EC Salvo 30 EC Sancord 50 EC Scud 50 EC Smackdown 100 EC Tanicord 50 EC Tikam 50 EC

Teta sipermetrin (2)

Katrin 30 EC Tetrin 30 EC

Tiodikarb (2) Larvin 75 WP Larvin 350 SL

Tiametoksam (1) Alika 247 ZC Zeta sipermetrin

(1) Sheriff 150/15 EC

4. PERUSAK DAUN 23 30

Alfa sipermetrin (1)

Tugard 160/10 EC

Bacillus thuringiensis (1)

Delfin WDG

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 62

Betasiflutrin (1) Buldok 25 EC

BPMC (3) Bassa 500 EC

Hopcin 460 EC

Sanet 7 SP

Deltametrin (2) Decis 2,5 EC

Sidacis 25 EC

Diazinon (1) Diazinon 600 EC

Diflubenzuron (1) Dimilin 25 WP

Etofenfroks (1) Samba 100 EC

Fenitrotion (1) Sumithion 500 EC

Fenpropatrin (1) Meothrin 50 EC

Fentoat (1) Elsan 650 EC

Isoksation (1) Karphos 25 EC

Karbaril (1) Sevin 85 SP

Kartap hidroklorida (2)

Diccoci 50 WP

Padan 50 SP

Klorfuazuron (1) Atabron 50 EC

Klorpirifos (4) Basban 200 EC

Dursban 200 EC

Petroban 200 EC

Tugard 160/10 EC

Lamda sihalotrin (1)

Matador 25 EC

Metomil (1) Metindo 25 WP

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 63

Permetrin (1) Ambush 20 EC

Piridafention (1) Ofunack 400 EC

Sipermetrin (2) Cypermax 100 EC

Mastax 50 EC

Teta sipermetrin (1)

Tetrin 30 EC

Tiodikarb (1) Larvin 75 WP

5. LALAT KACANG 4 4 Diazinon (1) Sidazinon 600

EC Karbofuran (1) Curater 3 GR Sipermetrin (1) Vertigo 100 EC Tetra sipermetrin (1)

Tetrin 30 EC

6. ULAT JENGKAL 4 5 Etofenproks (1) Samba 100 SL Gamma sihalotrin (1)

Proaxis 15 CS

Imidakloprid (2) Imidagold 200 SL Imidaplus 200 SL

Teta sipermetrin (1)

Tetrin 30 EC

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 64

D. KATEGORI SERANGAN OPT UTAMA KEDELAI DI LOKASI KEGIATAN SKRENING

No Provinsi/Kabupaten Kategori Daerah Serangan Penggerek Polong Ulat Grayak Penggerek daun

MK MH MK MH MK MH 1 Sumatera Utara

- Deli Serdang Potensial Aman Potensial Sporadis Potensial Potensial

2 Sumatera Barat - Agam

Aman Aman Aman Aman Aman Aman

3 Sumatera Selatan - Musi Banyuasin

Sporadis Potensial Potensial Aman Potensial Sporadis

4 Lampung - Lampung Tengah

Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial

5 Jawa Barat - Cirebon

Aman Aman Aman Aman Aman Aman

6 Jawa Tengah - Wonogiri

Aman Aman Aman Potensial Potensial Potensial

7 Jawa Timur - Kediri

Potensial Aman Potensial Aman Aman Aman

8 Kalimantan Selatan - Tanah Laut

Aman Aman Aman Aman Aman Aman

9 Sulawesi Selatan - Maros

Aman Aman Aman Potensial Potensial Aman

________________ Lampiran Pedoman Umum Skrening Pestisida 2011 65

10 Nusa Tenggara Barat - Lombok Tengah

Potensial Aman Aman Aman Potensial Aman