skizofrenia paranoid remisi tak sempurna

24
I. DATA PRIBADI Nama : Tn.E Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Lahir : 28 November 1970 Umur : 39 tahun Agama : Islam Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Pendidikan : SD Pekerjaan : Belum Bekerja Status Perkawinan : Menikah Alamat : Kp. Genbrong RT 04/ RW 01 Desa Ciadeg Kec. Cigombong Kab. Bogor Masuk IGD Psikiatri : 24 Juli 2010 Masuk R. Kresna : 24 Juli 2010 Masuk R. Gatot Kaca : 31 Juli 2010 Pasien masuk RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM) diantar oleh keluarga pasien. II. RIWAYAT PSIKIATRI Data diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 17 sampai 19 Agustus 2010, dan alloanamnesis dari istri, adik pasien, pada tanggal 21 Agustus 2010, dan dari hasil kunjungan rumah serta berdasarkan hasil observasi dari catatan medis pasien. A. Keluhan Utama FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 1

Upload: andiraharjo3009347

Post on 02-Jul-2015

979 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

I. DATA PRIBADI

Nama : Tn.E

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 28 November 1970

Umur : 39 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Belum Bekerja

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Kp. Genbrong RT 04/ RW 01 Desa Ciadeg Kec.

Cigombong Kab. Bogor

Masuk IGD Psikiatri : 24 Juli 2010

Masuk R. Kresna : 24 Juli 2010

Masuk R. Gatot Kaca : 31 Juli 2010

Pasien masuk RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM) diantar oleh keluarga pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Data diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 17 sampai 19 Agustus

2010, dan alloanamnesis dari istri, adik pasien, pada tanggal 21 Agustus 2010, dan

dari hasil kunjungan rumah serta berdasarkan hasil observasi dari catatan medis

pasien.

A. Keluhan Utama

Pasien dibawa ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) dengan keluhan

utama marah-marah, mengancam, mudah tersinggung serta bicara dan tertawa

sendiri sejak 1 bulan SMRS.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke RSMM pada tanggal 24 Juli 2010 diantar oleh

keluarganya karena marah-marah, mengancam, mudah tersinggung serta bicara

dan tertawa sendiri sejak 1 bulan SMRS. Selain itu pasien juga merusak alat-alat

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 1

Page 2: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

rumah tangga (misalnya membanting pintu, asbak dan lain-lain), susah tidur,

mudah tersinggung, tidak mampu merawat diri, keluyuran dan kadang

mengancam akan membunuh istrinya. Pasien mengaku sejak beberapa tahun

terakhir berhenti minum obat yang diberikan oleh dokter di RSMM. Pasien

mengatakan obatnya tidak enak dan merasa kondisinya sudah lebih baik sehingga

tidak mau lagi untuk minum obat.

Pasien sering merasa curiga terhadap istrinya sendiri, sehingga pasien

sering bertengkar dengan istrinya karena pasien merasa istrinya selingkuh dengan

orang lain karena sering pulang malam saat bekerja. Pasien merasa mengalami

sakit jiwa karena cemburu yang berlebihan terhadap istrinya. Ketika bertengkar

dengan istrinya, tak jarang pasien juga melakukan kekerasan. Namun pasien

mengaku tidak pernah melakukan percobaan untuk bunuh diri.

Pasien juga mengaku kadang mendengar suara bisikan. Namun pasien

tidak dapat menangkap pesannya karena diucapkan dengan cepat dan singkat.

Pasien merasakan suara tersebut datang dari dalam hatinya yang menyuruhnya

untuk melakukan sesuatu. Selain itu pasien juga kadang sering mengalami

halusinasi dengan melihat roh-roh namun tidak begitu jelas karena berupa

bayangan putih.

Menurut catatan medis, pasien pertama kali di rawat di bangsal Kresna (24

Juli 2010), keadaaan pasien tampak bingung dan selalu ingin pulang. Pasien juga

kadang mendengar bisikan-bisikan. Setelah ± 1 minggu di rawat, keadaan pasien

sudah membaik dan pasien dipindahkan ke ruang Gatot Kaca (31 Juli 2010). Di

bangsal itu, pasien sudah mulai jarang mendengar bisikan-bisikan maupun melihat

bayangan-bayangan. Jika suara bisikan muncul, pasien berusaha untuk tidak

memperdulikannya sampai suara tersebut hilang. Saat ini, pasien mengatakan

tidak mendengar bisikan-bisikan maupun melihat bayangan dan tampak tenang.

Di rumah sakit, pasien mendapatkan pengobatan dengan Haloperidol,

Chlorpromazine dan Triheksilphenidyil.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 2

Page 3: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Menurut keluarga pasien, sekitar dua tahun yang lalu (2008), pasien mulai

bingung, bicara sendiri, menyendiri, mengurung diri didalam kamar, merusak alat

rumah tangga, menganggu lingkungan, mudah tersinggung, sukar tidur bahkan

tertawa sendiri. Keluarga pasien merasa perubahan perilaku pada pasien terjadi

akibat stres karena kesulitan ekonomi. Kemudian pasien menjadi sering curiga

dan menuduh orang lain terutama istrinya berbuat salah. Melihat perilaku aneh

tersebut akhirnya keluarganya membawa pasien berobat ke RSMM pada tahun

2008 dan dirawat di ruang Gatot Kaca hingga Desember 2008 dan diteruskan

dengan rawat jalan.

Setelah beberapa bulan rawat jalan, pasien berhenti minum obat yang

diberikan oleh dokter di RSMM sejak bulan agustus 2009. Pasien mengatakan

obatnya tidak enak dan merasa kondisinya sudah lebih baik sehingga tidak mau

lagi untuk minum obat.

Pada saat pasien dalam kondisi sehat, pasien berprilaku secara normal dan

tidak mengeluarkan kata-kata kasar. Pasien juga dapat melaksanakan fungsinya

dengan baik yang terlihat dengan ketekunannya membantu ibu dan adik-adiknya

dalam melakukan pekerjaan rumah tangga serta dapat bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

2. Riwayat Gangguan Medis

Pasien tidak pernah mengalami kejang, epilepsi, diabetes mellitus, asma,

penyakit jantung, penyakit paru dan penyakit lainnya yang mengharuskan pasien

minum obat terus menerus dalam waktu yang lama.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol

Menurut pasien dan keluarganya, pasien mulai merokok sejak umur ± 16

tahun. Pasien merokok sekitar 3-6 batang sehari. Pasien tidak pernah

mengkonsumsi alkohol maupun obatan terlarang.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Prenatal dan Perinatal

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 3

Page 4: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Berdasarkan alloanamnesis dari ibu pasien, pasien lahir ditolong oleh

bidan di rumah, ibu pasien lupa berat badan dan tinggi lahir pasien. Ibu pasien

mengatakan bahwa pasien lahir secara normal dan cukup bulan.

2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Pasien tidak ingat masa kanak-kanaknya. Ibu pasien mengatakan, pasien

tumbuh dan berkembang sesuai anak seusianya.

3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Menurut kelurga pasien, pasien tidak menjalani masa pendidikan Taman

Kanak-Kanak (TK). Pasien pertama kali menjalani pendidikan yaitu di Sekolah

Dasar (SD) di SDN 1 Cigombong. Selama pendidikan di Sekolah Dasar, pasien

tidak pernah tinggal kelas. Sejak kecil pasien merupakan anak yang pendiam dan

penurut. Pasien juga tidak pernah melanggar aturan tata tertib sekolah.

4. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mulai banyak teman saat duduk di

bangku SD. Pasien sudah mampu bersosialisasi dengan baik meskipun kadang

tertutup terhadap temannya jika mempunyai masalah.

5. Masa-masa Dewasa

Riwayat Pendidikan

Pasien hanya menyelesaikan sekolahnya sampai ke jenjang SD

(1983, 13 tahun). Pasien tidak pernah tinggal kelas selama masa sekolah.

Riwayat Pekerjaan

Pasien mengaku saat ini tidak bekerja. Dahulu pasien sempat

bekerja sebagai sukarelawan di puskesmas Caringin dekat tempat pasien

tinggal namun tidak diteruskan lagi karena malas.

Riwayat Psikoseksual

Pasien mengaku sudah menikah. Sebelumnya pasien juga

mengaku belum pernah pernah pacaran karena merasa minder jika

ketemu wanita.

Riwayat Agama

Pasien beragama Islam. Ibu pasien mengatakan bahwa sejak kecil

pasien rajin sholat dan mengaji. Pasien mulai jarang sholat dan mengaji

sejak pasien sakit. Selain itu pasien juga jarang mengikuti aktivitas di

masjid.

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 4

Page 5: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Aktivitas Sosial

Pasien mengaku tidak pernah mengikuti kegiatan sosial di

lingkungan rumahnya seperti karang taruna atau remaja masjid. Pasien

mengatakan banyak memiliki teman baik di lingkungan rumah maupun di

lingkungan RSMM. Pasien hanya sekali dikunjungi oleh adiknya saat

pasien berada di ruang Kresna.

Riwayat Pelanggaran Hukum

Menurut ibu pasien, pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran

hukum dan tidak pernah ditangkap polisi.

Riwayat Pelanggaran Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

E. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal di rumah orang tua. Rumah tersebut memiliki tiga kamar.

Pasien tinggal bersama ibu, ayah, kedua adiknya, dan suami adiknya. Jika pasien

tidak bekerja, penghasilan keluarga di dapat dari hasil kerja istrinya sebagai sales.

F. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Pasien menyangkal

kalau di keluarga terdapat penyakit gula,jantung,darah tinggi dan ginjal. Selain

itu,di keluarga tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

= Laki-Laki = Pasien

= Wanita

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 5

Page 6: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

G. Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai

Pasien mengatakan tidak punya cita-cita dan fantasi. Pasien berharap

segera keluar dari Rumah Sakit. Pasien ingin bertemu istri dan anaknya serta

secepatnya mencari pekerjaan.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 17 sampai 19 Agustus 2010 :

1. Deskripsi Umum

a. Penampilan

Pasien laki-laki, tampak sesuai usia, berpakaian rapi namun kurang bersih,

rambut hitam dengan kumis dan jenggot, kesan gizi cukup.

b. Perilaku dan aktivitas motorik

Pasien tenang, tidak terdapat gerakan atau aktivitas yang tak bertujuan. Kontak

mata pasien dengan pemeriksa baik.

c. Sikap terhadap pemeriksa

Pasien bersikap kurang kooperatif terhadap pemeriksa.

2. Mood dan Afek

a. Mood : Euthym

b. Afek : Tumpul dan terdapat keserasian antara emosi dan isi pikiran

(appropriate)

3. Pembicaraan

Pasien menjawab setiap pertanyaan pemeriksa. Pasien bicara spontan, volume

sedikit kecil, intionasi rendah dan artikulasi kurang jelas. Pasien selalu mengatakan

“tidak tahu” dan “lupa”.

4. Gangguan Persepsi

Pada saat dilakukan pemeriksaan pasien tidak terdapat halusinasi auditorik

maupun visual. Terdapat riwayat adanya halusinasi dengan bisikan (comanding) (+)

serta halusinasi lihat berupa roh-roh.

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 6

Page 7: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Selain itu, pasien juga tidak memiliki halusinasi taktil karena menyangkal ada

sesuatu yang bergerak di tangan atau bagian tubuh lainnya. Pasien juga tidak memiliki

halusinasi olfaktori karena menyangkal pernah mencium bau-bau yang aneh.

5. Pikiran

a. Proses pikir : Koheren. Mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan yang

ditanyakan pemeriksa.

b. Isi pikir : Saat ini tidak ada waham maupun halusinasi. Sebelum masuk

RSMM ada riwayat waham cemburu dan halusinasi.

6. Sensorium dan Kognisi

a. Kesiagaan dan taraf kesadaran : kompos mentis

b. Orientasi

- Waktu : Baik. pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun.

- Tempat : Baik. Pasien dapat menyebutkan bahwa ia berada di RSMM.

- Orang : Baik. Pasien dapat mengenali dokter dari pakaian yang dipakai.

c. Daya ingat

- Jangka panjang : Baik. Pasien dapat menyebutkan tanggal lahirnya dengan

benar

- Jangka mengah : Baik. Pasien dapat mengingat hal yang terjadi saat ia berada

ke rumah sakit.

- Jangka pendek : Baik. Pasien dapat mengingat menu sarapannya di pagi hari

- Segera : Baik, Pasien dapat mengulangi tiga kata benda yang

sebelumnya disebutkan oleh pewawancara (meja, kursi, bola)

d. Konsentrasi dan perhatian: Pasien dapat memusatkan, mempertahankan, dan

mengalihkan perhatian dengan baik. Tes pengulangan 3 angka pun dapat

dilakukan dengan baik.

e. Kemampuan membaca dan menulis: Pasien dapat membaca tulisan yang

diberikan pewawancara. Pasien juga dapat menulis satu kalimat bebas saat

diminta pemeriksa.

f. Kemampuan visuospasial: Pasien dapat menirukan gambar seperti yang

diberikan.

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 7

Page 8: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

g. Pikiran abstrak: pasien dapat menyebutkan persamaan apel dan jeruk. Pasien

dapat menyebutkan arti dari peribahasa “air susu dibalas air tuba”.

h. Intelegensia dan daya informasi: Pasien hanya dapat melakukan pengurangan

sederhana ( 10 dikurangi 3).

7. Pengendalian Impuls

Baik. Selama wawancara, pasien dapat mengendalikan dirinya dan tidak

melakukan hal yang membahayakan diri maupun lingkungannya.

8. Daya Nilai dan Tilikan

a. Daya nilai sosial : Baik. Pasien menyadari tindakannya marah-marah tidak baik.

b. Uji daya nilai : Baik, pasien mengatakan apabila menemukan dompet di jalan

maka akan diambil,kemudian dilihat identitasnya dan dikembalikan sesuai dengan

alamat pemiliknya.

c. Penilaian realita : Pada saat pemeriksaan tidak terdapat gangguan realitas pada

pasien. Namun pasien memiliki riwayat gangguan realitas berupa terdapatnya

waham dan halusinasi.

d. Tilikan : Terganggu. Tilikan pasien derajat I yaitu penyangkalan total

terhadap penyakitnya. Pasien merasa dirinya tidak sakit dan pasien sering

menjawab “tidak tahu” atau “lupa” apabila di tanya alasan dia dibawa RSMM.

9. Taraf dapat Dipercaya

Secara keseluruhan pasien cukup dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Generalis

Keadaan umum : baik

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Frekuensi nadi : 80x/menit

Frekuensi napas : 20x/menit

Suhu : 36,7o C

Keadaan gizi : kesan cukup

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 8

Page 9: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Kulit : warna sawo matang, tidak terdapat kelainan kulit

Kepala : normosefali

Rambut : warna hitam, distribusi merata

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : KGB tidak membesar

Paru : suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal

Ekstremitas : akral hangat, tidak terdapat oedem, CRT < 2’’

B. Status Neurologis

1. GCS : 15 (E4,V5,M6)

2. Kaku kuduk : Tidak dilakukan

3. Pupil : Bulat,isokor,reflex cahaya

langsung-tak langsung +/+

4. Kesan parase nervus kranialis : (-)

5. Motorik : Kekuatan (5),tonus baik,rigiditas

(-),spasme (-),hipotoni (-),eutrofi,tidak

ada gangguan keseimbangan dan

koordinasi

6. Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas

7. Reflex fisiologis : Normal

8. Gejala ekstrapiramidal : (-)

9. Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal

10. Stabilitas postur tubuh : Normal

11. Tremor di kedua tangan : (-)

C. Status Oftalmologis :

1. Pupil simetris

2. Reaksi cahaya +/+

3. Reaksi kornea +/+

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 9

Page 10: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

V. HASIL TEMUAN HOME VISIT

Berikut ini adalah temuan dari hasil kunjungan ke rumah pasien di daerah

Bogor tepatnya di Cigombong pada tanggal 21 Agustus 2010:

Pasien adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Adik pertama, kedua dan ketiga

telah menikah,dan mereka tidak tinggal bersama pasien.

Rumah pasien cukup sederhana,memiliki tiga kamar tidur,dan dua kamar mandi.

Namun ventilasi kurang memadai.

Di rumah pasien tinggal bersama ibu, ayah dan ketiga adiknya yang terakhir.

Suasana rumah pasien cukup ramai karena banyak anak kecil yang bermain di

depan halaman rumah pasien.

Menurut ibunya,perilaku pasien di rumah belakangan ini pasien lebih sering

berdiam diri di kamar dan kadang tidur sampai larut malam. Di rumah pasien

lebih sering marah-marah terutama saat istrinya pulang kerja terlalu malam.

Keluarga selalu menyayangi pasien dan selalu mendukung keinginan pasien.

Menurut ibunya pasien sangat dekat dengan ayah dan ibunya,dan pasien juga

sangat perhatian terhadap anaknya sendiri.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien Tn. S, laki-laki berumur 39 tahun, tamat SD, dibawa oleh keluarganya

ke RSMM pada tanggal 24 Juli 2010 karena marah-marah, mengancam, mudah

tersinggung serta bicara dan tertawa sendiri sejak 1 bulan SMRS.. Pasien mulai

kambuh pada 2010 karena masalah pekerjaan dan ekonomi.

Saat kambuh, pasien menunjukkan gejala dan perilaku berupa tertawa sendiri,

meracau, keluyuran dan menganggu lingkungan. Pasien juga jarang mandi, kurang

tidur dan nafsu makan menurun. Pasien marah-marah dan sering galak kepada istrinya

tanpa sebab yang jelas.

Pasien pertama kali mengalami gangguan pada tahun 2008. Pasien mulai

menunjukkan gejala-gejala seperti mengurung diri di dalam kamar, bingung dan

berbicara sendiri. Kemudian pasien menjadi curiga dan menuduh orang lain terutama

istrinya berbuat salah.

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 10

Page 11: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

2008-2009(rawat jalan)

Marah-marahMerusak ARTKeluyuran Tidak bisa tidurBicara kacauHalusinasi dengar dan halusinasi melihat

Awalnya tetap berobat teratur2009 putus obat

Marah-marahWaham curigaMerusak ARTSering bertengkar dengan istrinyaTertawa sendiriMudah tersinggungTidak bisa tidur

2008 Dirawat di Gatot Kaca

2010 Dirawat di Gatot Kaca

Saat pertama kali dirawat di bangsal psikiatri RSMM, pasien mendengar

bisikan yang menyuruhnya untuk pulang ke rumah. Saat ini pasien sudah tidak

mendengar suara bisikan.

Saat sedang sehat, pasien berperilaku normal dan tidak mengeluarkan kata-

kata kasar. Pasien juga dapat beraktivitas secara normal dan bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya.

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik. Pasien tidak pernah

mengkonsumsi Narkoba maupun alkohol. Saat ini pasien tidak bekerja dan sudah

menikah dan mempunya seorang anak.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan riwayat halusinasi auditorik dan

halusinasi visual serta adanya waham cemburu.

Pada pasien juga didapatkan fakta bahwa gejala yang muncul kali ini

disebabkan karena pasien putus minum obat setelah dia keluar dari RSMM.

Skema Perjalanan Gangguan Tn. E

VII. FORMULASI DIAGNOSIS

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 11

Page 12: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Berdasarkan riwayat gangguan pasien, ditemukan adanya riwayat pola

perilaku yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala

yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan menimbulkan disabilitas

(disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, berdasarkan

Pedoman dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III (PPDGJ III), dapat disimpulkan

bahwa pasien menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I :

Diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan karena pada

hasil wawancara pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, kejang ataupun stroke,

dan hasil pemeriksaan fisik semuanya dalam batas normal.

Berdasarkan pemeriksaan fisik tidak ditemukan kondisi medis umum yang

mempengaruhi fungsi otak. Pada pemeriksaan status mental juga tidak ditemukan

gejala-gejala adanya kelainan organik. Oleh karena itu, gangguan mental organik

(F00-F09) dapat disingkirkan.

Menurut PPDGJ III :

Termasuk Skizofrenia karena memenuhi kriteria:

Adanya halusinasi visual, halusinasi auditorik.

Sering berada dalam keadaan gaduh gelisah (excitement)

Semua gejala tersebut berlangsung lebih dari satu bulan.

Semua gejala Skizofrenia fase aktif yang berlangsung lebih dari satu bulan

tersebut tidak bersamaan dengan episode depresif berat atau episode manik

selama lebih dari enam bulan.

Tidak disebabkan oleh penyakit otak

Memenuhi Kriteria untuk Skizofrenia Paranoid, karena :

Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia.

Sering kali bersifat paranoid

Disertai oleh halusinasi visual, halusinasi auditorik

Iritabilitas, kemarahan tiba-tiba, penurunan afek, hendaya dalam dorongan

kehendak (volition) tidak mendominasi.

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 12

Page 13: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Gangguan mental dan organik akibat penggunaan zat (F1) juga dapat

disingkirkan karena meskipun pasien pernah merokok, tetapi zat-zat tersebut tidak

menyebabkan gangguan jiwa yang nyata dialami pasien.

Pasien memiliki riwayat halusinasi dengan bisikan (comanding) (+) serta

halusinasi lihat berupa roh-roh. . Pasien juga memilki riwayat perilaku aneh (bizzare)

yang hampir mengarah ke arah waham, dan rasa curiga yang berlebihan. Berdasaran

gejala dan tanda yang ditemukan pada pasien, diagnosis lebih diberatkan pada F20.0

yaitu Skizofrenia Paranoid. Jika dilihat dari perjalanan penyakit pasien yang sudah

mengalami perbaikan tetapi masih ada gejala negatif, maka lebih jauh ditegakan

diagnosis skizofrenia paranoid remisi tak sempurna (F20.04)

Diagnosis aksis II

Dari hasil alloanamnesis dengan keluarga pasien, serta dari hasil observasi

terhadap pasien, tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian, tetapi didapatkan

adanya ciri kepribadian pasien yang pendiam sehingga memungkinkan mengarah

pada Ciri Kepribadian Skizoid.

Diagnosis aksis III

Dari hasil autoanamnesis serta pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis,

tidak ditemukan kondisi medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat

ini, dapat disimpulkan belum ada diagnosis pada aksis III.

Diagnosis aksis IV

Pasien dan keluarganya memiliki masalah ekonomi. Selain itu, pasien belum

mempunyai pekerjaan sehingga penghasilan sehari-hari hanya di dapat dari istrinya.

Diagnosis aksis V

Skala GAF saat masuk RS : 50-41 ( gejala berat, disabilitas berat).

a) Fungsi Pekerjaan : Pasien tidak bekerja

b) Fungsi Sosial / keluarga : Pasien mengalami gangguan dalam bersosialisasi dan

komunikasi dengan keluarga.

c) Fungsi Perawatan Diri : Pasien kurang dalam merawat dirinya.

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 13

Page 14: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Skala GAF saat ini : 80-71 (Gejala sementara dan dapat diatasi, diasabilitas

ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

Pasien sudah dapat mandiri dan melakukan aktivitas biasa seperti

membereskan dan membersihkan ruangan rawatnya. Kemampuan pasien untuk

bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman di ruangan baik. Gejala sudah hilang

dibawah pengaruh obat.

VII. Evaluasi Multiaksial

Aksis I : F20.04 Skizofrenia paranoid remisi tak sempurna

Aksis II : Ciri kepribadian skizoid

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah ekonomi dan masalah pekerjaan

Aksis V : Skala GAF saat ini : 80-71 (Gejala sementara dan dapat diatasi, diasabilitas

ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

IX. Daftar Masalah

1. Masalah organobiologik

Tidak ditemukan.

2. Masalah psikologik

Afek tumpul

Kepribadian skizoid

Riwayat kekacauan perilaku

Riwayat halusinasi auditorik dan halusinasi visual

Riwayat waham cemburu

3. Masalah sosioekonomi

Kesulitan ekonomi

Masalah pekerjaan

X. Prognosis

Ad vitam : Bonam

Ad functionam : Dubia ad bonam

Ad sanationam : Dubia ad bonam

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 14

Page 15: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

XI. Penatalaksaan

1. Psikofarmaka

Haloperidol 3 x 2,5 mg

CPZ 1 x 100 mg

Triheksifenidil 1 x 2 mg

2. Psikoterapi

Psikoterapi dilakukan bersamaan dengan pemberian psikofarmaka, dilakukan

terhadap pasien dan keluarga.

Terhadap pasien :

- Memberikan psikoterapi edukatif, yaitu memberikan informasi dan edukasi

tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala, dampak, faktor penyebab,

cara pengobatan, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat

meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa

dikemudian hari. Selain itu, harus dijelaskan pula bahwa pengobatan akan

berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya

boleh diatur oleh dokter.

- Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk terus

minum obat secara teratur, serta memiliki semangat untuk sembuh. Juga

memberikan dukungan atas hal-hal positif yang dilakukan pasien seperti

kegiatan – kegiatan positif yang dapat dilakukan pasien.

Terhadap keluarga:

a. Informasi dan edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien, gejala,

kemungkinan penyebab, dampak, faktor-faktor pemicu kekambuhan, dan

prognosis sehingga keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien.

b. Meminta keluarga untuk mendukung pasien, mengajak pasien berinteraksi dan

beraktivitas serta membantu hubungan sosial pasien ketika pasien sudah kembali

ke rumah.

c. Meminta keluarga untuk selalu mengingatkan pasien untuk kontrol rutin dan

minum obat secara teratur.

d. Menginformasikan bahwa penyakit ini bersifat jangka panjang sehingga

dibutuhkan kesabaran dan perhatian keluarga.

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 15

Page 16: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

Faktor yang mendukung prognosis :

1. Pasien mau untuk minum obat

2. Dukungan dari keluarga untuk kesembuhan pasien

Faktor yang memperburuk prognosis :

1. Gangguan jiwa yang berulang atau kambuh

2. Ciri kepribadian skizoid

3. Adanya masalah ekonomi dan pekerjaan

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 16

Page 17: Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Pedoman

Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III). Depkes

RI: 1993

2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock’s Synopsis of Psikiatry: Behavioral

Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. USA: Lippincott, Williams and Wilkins: 2007.

3. Redayani, P. 2008. Wawancara Psikiatrik, Pemeriksaan Status mental dan

Psikopatologi. FKUI; Jakarta.

4. Diatri, H. 2009. Wawancara Psikiatrik dan Pengenalan Tanda dan Gejala. Dept.

Psikiatri FKUI/RSCM. Situs: http://repository.ui.ac.id/contents/

5. Surjo & Vita. 2009. Tanda & Gejala Klinis Psikiatri. Dept. Psikiatri FKUI/RSCM.

Situs: http://repository.ui.ac.id/contents/

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Page 17