skenario 3 deza

Upload: achmad-deza-farista

Post on 07-Aug-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    1/48

    A.DEZA FARISTA

    1102011001

    SKENARIO 3PEMBAHASAN

    1.Memahami dan menjela!an S"e#en$%&hn&n S'nd(&me

    De)inii

    Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisiumdan mata dengan keadaan umum bervariasi dan ringan sampai berat, kelainan pada kulit berupa

    eritema, vesikel atau bula dapat disertai purpura (Djuanda, 1993: 1!"#

    Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang terdiri dari erupsikulit, kelainan dimukosa dan konjungtifitis (Junadi, 19$: %$&"#

    Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema, vesikel'bula,dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lendir yang orifisium dan mata dengan

    keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk (ansjoer, )# &&&: 13*"#SSJ adalah hipersensitifitas yang disebabkan oleh pembentukan sirkulasi kompleks imun

    yang disebabkan oleh obat+obatan, infeksi virus, dan keganasan# ada lebih dari setengah kasus,

    tidak didapatkan adanya penyebab yang spesifik#Steven-Johnson Syndrome (SJS" merupakan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai

    kompleks imun yang merupakan bentuk yang berat dari eritema multiformis# SJS dikenal pula

    sebagai eritema multiformis mayor# SJS umumnya melibatkan kulit dan membran mukosa#-etika bentuk minor terjadi, keterlibatan yang signifikan dari mulut, hidung, mata, vagina,

    uretra, saluran pen.ernaan, dan membran mukosa saluran pernafasan ba/ah dapat berkembang

    menjadi suatu penyakit# -eterlibatan saluran pen.ernaan dan saluran pernafasan dapat berlanjutmenjadi nekrosis# SJS merupakan penyakit sistemik serius yang sangat potensial menjadi

     penyakit yang sangat berat dan bahkan menjadi sebuah kematian#

    Stevens-Johnson Syndrome (SJS" dan Toxic Epidermal Necrolysis (02" sejak 

    dahulu dianggap sebagai bentuk eritema multiformis yang berat# aru+baru ini diajukan bah/aeritema multiformis mayor berbeda dari SJS dan 02 pada dasar penentuan kriteria klinis#

    -onsep yang diajukan tersebut adalah untuk memisahkan spe.trum eritem multiformis dari

    spe.trum SJS'02# ritem multiformis, ditandai oleh lesi target yang umum, terjadi pas.ainfeksi, sering rekuren namun morbiditasnya rendah# Sedangkan SJS'02 ditandai oleh blister 

    yang luas dan makulopapular, biasanya terjadi karena reaksi yang diinduksi oleh obat dengan

    angka morbiditas yang tinggi dan prognosisnya buruk#

    SJS dan 02 kemungkinan sama+sama merupakan proses yang diinduksi obat yang

     berbeda dalam derajat keparahannya# 0erdapat 3 derajat klasifikasi yang diajukan :

    1# Derajat 1 : erosi mukosa SJS dan pelepasan epidermis kurang dari 1&4# Derajat : lepasnya lapisan epidermis antara 1&+3&4

    3# Derajat 3 : lepasnya lapisan epidermis lebih dari 3&4

    E*idemi&l&+i

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    2/48

    Insidens SSJ dan nekrolisis epidermal toksik (NET) diperkirakan 2-3% per juta populasi setiap tahun di Eropa dan Amerika Serikat.mumn!a terdapatpada de"asa.

    #i $aian kulit setiap tahun kira-kira terdapat &2 pasien' umumn!a jua

    pada de"asa.al terse$ut $erhu$unan denan kausa SSJ !an $iasan!adise$a$kan oleh aleri o$at.ada de"asa imunitas tekah $erkem$an danmenurun seperti pada lansia.

    (Adhi #juanda dan *o+htar am,ah' 2&&)

    E"i&l&+i

    5aktor penyebab timbulnya Sindrom Stevens+Johnson adalah sbb:

    enyebab yang pasti belum diketahui,dikatakan multifaktorial# )da yang beranggapan bah/a sindrom ini merupakan ritema ultiforme yang berat dan disebut ritemaultiforme

    ayor, sehingga dikatakan mempunyai penyebab yang sama#eberapa fa.tor yang dapatmenyebabkan timbulnya sindrom ini antara lain:

    1. In)e!i

    a. ,i(-

    Sindrom Stevens+Johnson dapatterjadi pada stadium permulaan dari infeksi salurannafas atas oleh viruspneumonia#6al ini dapat terjadi pada)sian flu,7ympho 8ranuloma

    enerium,easles, umps dan vaksinasi Smallpo virus#

    irus+virus ;osa.kie, .hovirus danoliomyelitis juga dapat menyebabkanSindroma Stevens+Johnson#

    . Ba!"e(i

    eberapa bakteri yang mungkindapat menyebabkan Sindroma Stevens+Johnson ialahru.ellosis,Dyptheria,rysipeloid, 8landers, neumonia,sitta.osis,0uber.ulosis,0ularemia,7epromatous 7eprosy atau0yphoid 5ever#

    /. %am-(

    ;o..idiodomy.osis dan6istoplasmosis dapat menyebabkanritema ultiformeulosa, yang padakeadaan berat juga dikatakan sebagai Sindroma Stevens+Johnson#

    d. Pa(ai"

    alaria dan 0ri.homoniasis jugadikatakan sebagai agen penyebab#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    3/48

    2. Ale(+i Si"emi! , terhadap:

    a. Oa"

    erbagai obat yang diduga dapatmenyebabkan Sindrom Stevens+Johnsonantara lain:

    enisilin dan derivatnya,Streptomysin, Sulfonamide, 0etrasiklin,)nalgesik'antipiretik 

    (misalnya DerivatSalisilat ,ira, sinar matahari, .ua.a dan lain+lain#

    3. Pen'a!i" *en'a!i" K&la+en ,a!-le(

    4. Pa/a #a!inai :;8, Smallpo dan oliomyelitis#

    5. Pen'a!i"$*en'a!i" !e+anaan  :-arsinoma, penyakit 6odgkins, 7imfoma,yeloma, danolisitemia#

    6. Kehamilan dan Men"(-ai

    7. Ne&*lama

    8. Radi&"e(a*i

    Pa"&)ii&l&+i

    Sindrom Stevens+Jhonson merupakan kelainan hipersensitivitas yang dimediasi kompleks

    imun yang disebabkan oleh obat+obatan, infeksi virus dan keganasan#atogenesisnya belum

     jelas, disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe === dan =#

    a# ?eaksi hipersensitif tipe ===

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    4/48

    ?eaksi tipe === terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibody yang mikro

     presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistem komplemen#)kibatnya terjadi akumulasi

    neutrofil yang kemudian melepaskan en

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    5/48

    Mani)e"ai Klini

    8ejala a/al termasuk :

    o ruam

    o lepuh dalam mulut, mata, kuping, hidung atau alat kelamin

    o bengkak pada kelopak mata, atau mata merah

    o konjungitivitis (radang selaput yang melapisi permukaan dalam kelopak mata dan bola mata"o demam terus+menerus atau gejala seperti flu

    Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun keba/ah# -eadaan umumnya bervariasi dari

    ringan sampai berat#ada yang berat kesadarannya menurun, penderita dapat soporous sampai

    koma#ulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri

    kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan#ada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa :

    a" -elainan kulit

    -elainan kulit terdiri dari eritema, vesikel dan bula#esikel dan bula kemudian meme.ah

    sehingga terjadi erosi yang luas#Disamping itu dapat juga terjadi purpura#ada bentuk yang berat

    kelainannya generalisata#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    6/48

     b" -elainan selaput lendir di orifisium

    -elainan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut (1&&4" kemudian disusul oleh

    kelainan dilubang alat genetal (@&4" sedangkan dilubang hidung dan anus jarang (masing+masing $4 dan

    %4"#-elainan berupa vesikel dan bula yang .epat meme.ah sehingga menjadi erosi dan ekskoriasi dan

    krusta kehitaman#Juga dalam terbentuk pseudomembran#Dibibir kelainan yang sering tampak ialah krusta ber/arna hitam yang tebal#-elainan dimukosas dapat juga terdapat difaring, traktus respiratorius bagian

    atas dan esopfagus#Stomatitis ini dapat menyebabkan penderita sukar tidak dapat menelan#)danya

     pseudomembran di faring dapat menyebabkan keluhan sukar bernafas#

    ." -elainan mata

    -elainan mata merupakan $&4 diantara semua kasus yang tersering ialah konjungtifitiskataralis#Selain itu juga dapat berupa kongjungtifitis purulen, perdarahan, ulkus korena, iritis dan

    iridosiklitis# Disamping trias kelainan tersebut dapat pula terdapat kelainan lain, misalnya: nefritis dan

    onikolisis#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    7/48

    Dia+n&i

    - Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan laboratorium#)namnesis dan pemeriksaan fisis ditujukan terhadap kelainan yang dapat sesuai dengan

    trias kelainan kulit, mukosa, mata, serta hubungannya dengan faktor penyebab#- Se.ara klinis terdapat lesi berbentuk target, iris, atau mata sapi, kelainan pada mukosa,

    demam, dan hasil biopsi yang sesuai dengan SSJ #- emeriksaan laboratorium ditujukan untuk men.ari hubungan dengan faktor penyebab

    serta untuk penatalaksanaan se.ara umum# emeriksaan yang rutin dilakukan diantaranya

    adalah pemeriksaan darah tepi (hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis, hitungeosinofil total, 7D", pemeriksaan imunologik (kadar imunoglobulin, komplemen ;3 dan

    ;%, kompleks imun", biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta

     pemeriksaan histopatologik biopsi kulit#- 6asil biopsi dapat menunjukkan adanya nekrosis epidermis dengan keterlibatan kelenjar 

    keringat, folikel rambut dan perubahan dermis#- )nemia dapat dijumpai pada kasus berat yang menunjukkan gejala perdarahan#- 7eukosit biasanya normal atau sedikit meninggi, dan pada hitung jenis terdapat

     peninggian eosinofil#- -adar =g8 dan =g dapat meninggi, ;3 dan ;% normal atau sedikit menurun, dan dapat

    dideteksi adanya kompleks imun yang beredar#- emeriksaan histopatologik dapat ditemukan gambaran nekrosis di epidermis sebagian

    atau menyeluruh, edema intrasel di daerah epidermis, pembengkakan endotel, serta

    eritrosit yang keluar dari pembuluh darah dermis superfisial#- emeriksaan imunofluoresen dapat memperlihatkan endapan =g, =g), ;3, dan fibrin#

    Antuk mendapat hasil pemeriksaan imunofluoresen yang baik maka bahan biopsi kulit

    harus diambil dari lesi baru yang berumur kurang dari % jam#

    hysi.al amination

    0he rash .an begin as ma.ules that develop into papules, vesi.les, bullae, urti.arial plaBues, or 

    .onfluent erythema# 0he .enter of these lesions may be vesi.ular, purpuri., or ne.roti.#

    0he typi.al lesion has the appearan.e of a targetC this is .onsidered pathognomoni.# 6o/ever, in.ontrast to the typi.al lesions of erythema multiforme, these lesions have only t/o

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    8/48

    .olor# 0he .ore may be vesi.ular, purpuri., or ne.roti.C that

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    9/48

    5or more information, see the

    eds.ape ?eferen.e

    arti.le Dermatologi. anifestationsof Stevens+Johnson Syndrome and 0oi. pidermal 2e.rolysis#

    )lthough some have suggested the possibility of Stevens+Johnson syndrome /ithout skin

    lesions, most believe that mu.osal lesions alone are not enough to establish the diagnosis# ;ases/ithout skin lesions have been termed atypi.al or in.omplete# E19F 0hese authors suggestedthat the .ombination of urethritis, .onjun.tivitis, and stomatitis established the diagnosis of 

    Stevens+Johnson syndrome in a patient /ith "ycoplasma pneumonia*  indu.ed signs and

    symptoms#

    0he follo/ing signs may be noted on eamination:

    • 5ever 

    • Grthostasis

    • 0a.hy.ardia

    • 6ypotension

    • )ltered level of .ons.iousness

    • pistais

    • ;onjun.tivitis

    • ;orneal ul.erations

    • rosive vulvovaginitis or balanitis

    • Sei

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    10/48

    Dia+n&a Bandin+

    )da penyakit yang sangat mirip dengan sindroma Steven Johnson : Toxic Epidermolysis Necroticans.

    Sindroma steven johnson sangat dekat dengan 02# SJS dengan bulalebih dari 3&4 disebut 02#

    Staphylococcal Scalded S#in Syndrome +&itter disease,.

    ada penyakit ini lesi kulitd i t anda i dengan k r us t a yang

    menge l upas pada ku l i t # i as anya mukos a t e r kena(Siregar, ?#S# Sindrom Stevens Johnson# =n : Saripati enyakit -ulit# nd

    edition#8;#Jakarta# &&%#hal 1%1+1%"#

    http://refimgshow%282%29/

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    11/48

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    12/48

    Ta"a 9a!ana

    enatalaksanaan utama adalah menghentikan obat yang diduga sebagai penyebab SJS,sementara itu kemungkinan infeksi herpes simplex  dan  "ycoplasma pneumonia  harus

    disingkirkan# Selanjutnya pera/atan lebih bersifat simtomatik#

    1# )ntihistamin dianjurkan untuk mengatasi gejala pruritus' gatal biasa dipakai feniraminhydrogen maleat ( )vil" dapat dibeikan dengan dosis untuk usia 1+3 tahun !,@ mg'dosis,

    untuk usia 3+1 tahun 1@ mg'dosis, diberikan 3 kali'hari, diphenhidramin hidrokloride

    ( enadril " 1mg'kg tiap kali sampai 3 kali per hari# Sedangkan untuk setiri

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    13/48

    respons imun melalui do/n regulation ekspresi gen sitokin# ereka yang tidak setuju

     pemberian kortikosteroid beragumentasi bah/a kortikosteroid akan menghambat

     penyembuhan luka, meningkatkan resiko infeksi, menutupi tanda a/al sepsis, perdarahangastrointestinal dan meningkatkan mortalitas# 5aktor lain yang harus dipertimbangkan

    yaitu harus tapering off 1+3 minggu# ila tidak ada perbaikan dalam 3+@ hari, maka

    sebaiknya pemberian kortikosteroid dihentikan# 7esi mulut diberi kenalog in orabase#*# =ntravena =munoglobulin (==8"# Dosis a/al dengan @ mg'kg pada hari 1, , 3, %,

    dan * masuk rumah sakit# emberian ==8 akan menghambat reseptor 5)S dalam proses

    kematian keratinosit yang dimediasi 5)S#

    era/atan konservatif ditujukan untuk :

    1# era/atan lesi kulit yang terbuka, seperti pera/atan luka bakar# -oordinasi dengan unitluka bakar sangat diperlukan

    # 0erapi .airan dan elektrolit# 7esi kulit yang terbuka seringkali disertai pengeluaran .airan

    disertai elektrolit

    3# )limentasi kalori dan protein se.ara parenteral# 7esi pada saluran .erna menyebabkan

    kesulitan asupan makanan dan minuman#%# engendalian nyeri # penggunaan 2S)=D beresiko paling tinggi sebaiknya tidak 

    digunakan untuk mengatasi nyeri#

    - 0erapi suportif merupakan tata laksana standar pada pasien SSJ# asien yang umumnya

    datang dengan keadaan umum berat membutuhkan .airan dan elektrolit, serta kebutuhan

    kalori dan protein yang sesuai se.ara parenteral# emberian .airan tergantung dari luasnya

    kelainan kulit dan mukosa yang terlibat# emberian nutrisi melalui pipa nasogastrik 

    dilakukan sampai mukosa oral kembali normal# 7esi di mukosa mulut diberikan obat

     pen.u.i mulut dan salep gliserin#- Antuk infeksi, diberikan antibiotika spektrum luas, biasanya dipergunakan gentamisin

    @mg'kg'hari intramuskular dalam dua dosis# emberian antibiotik selanjutnya

     berdasarkan hasil biakan dan uji resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah#- -ortikosteroid diberikan parenteral, biasanya deksametason dengan dosis a/al 1

    mg'kg bolus, kemudian selama 3 hari &,+&,@ mg'kg tiap * jam, setelah itu

    diturunkan berangsur+angsur dan bila mungkin diganti dengan prednison per oral#

    emberian kortikosteroid sistemik sebagai terapi SSJ masih kontroversial# eberapa

    mengganggap bah/a penggunaan steroid sistemik pada anak bisa menyebabkan

     penyembuhan yang lambat dan efek samping yang signifikan, namun ada juga yang

    menganggap steroid menguntungkan dan menyelamatkan nya/a#- enggunaan 6uman =ntravenous =mmunoglobulin (==8" dapat menghentikan

     progresivitas penyakit SSJ dengan dosis total 3 gr'kg selama 3 hari berturut+turut (1

    gr'kg'hari selama 3 hari"#- Dilakukan pera/atan kulit dan mata serta pemberian antibitik topikal# -ulit dapat

    dibersihkan dengan larutan salin fisiologis atau dikompres dengan larutan urro/# ada

    kulit atau epidermis yang mengalami nekrosis dapat dilakukan debridement# Antuk 

    men.egah sekuele okular dapat diberikan tetes mata dengan antiseptik#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    14/48

    - 5aktor penyebab (obat atau faktor lain yang diduga sebagai penyebab" harus segera

    dihentikan atau diatasi# Deteksi dari penyebab yang paling umum seperti ri/ayat

     penggunaan obat+obatan terakhir, serta hubungannya dengan perkembangan penyakit

    terutama terhadap episode SSJ, terbukti bermanfaat dalam manajemen SSJ#- )ntibiotik spektrum luas, selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji resistensi kuman

    dari sediaan lesi kulit dan darah#- )ntihistamin bila perlu# 0erutama bila ada rasa gatal# 5eniramin hidrogen maleat ()vil"

    dapat diberikan dengan dosis untuk usia 1+3 tahun !,@ mg'dosis, untuk usia 3+1 tahun 1@

    mg'dosis, diberikan 3 kali'hari# Sedangkan untuk setiri

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    15/48

     peradangan pada kornea dan sklera# eradangan atau infeksi yang tak terkontrol akan

    mengakibatkan terjadinya perforasi kornea, endoftalmitis dan panoftalmitis yang pada akhirnya

    harus dilakukan episerasi dan enukleasi bola mata#

    P(&+n&i

    ada kasus yang tidak berat, prognosisnya baik, dan penyembuhan terjadi dalam /aktu

    +3 minggu# -ematian berkisar antara @+1@4 pada kasus berat dengan berbagai komplikasi atau pengobatan terlambat dan tidak memadai# rognosis lebih berat bila terjadi purpura yang lebih

    luas# -ematian biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan .airan dan elektrolit,

     bronkopneumonia, serta sepsis#Steven-Johnsons Syndrome (dengan M 1&4 permukaan tubuh terlibat" memiliki

    angka kematian sekitar @4# ?esiko kematian bisa diperkirakan dengan menggunakan skala

    S;G?02, dengan menggunakan sejumlah faktor prognosti. yang dijumlahkan# Gut.omelainnya termasuk kerusakan organ dan kematian#

    Se#e(i"'$&)$Illne S/&(e )&( T&:i/ E*ide(mal Ne/(&l'iS;ORTEN

    Ri! Fa/"&(< S/&(e

    0 1

    )ge M

    %& yr 

    H

    %& yr 

    )sso.iated .an.er 2

    o

    L

    es

    6eart rate (beats'min" M

    1&

    H

    1&

    Serum A2 (mg'd7" N

    $

    $

    Deta.hed or .ompromised body

    surfa.e

    M

    1&4

    H

    1&4

    Serum bi.arbonate (mB'7"

    &

    N

    &

    Serum glu.ose (mg'd7" N

    @&

    @&

    ore risk fa.tors indi.ate a higher s.ore and a higher mortality rate (4" as follo/s:

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    16/48

    • &K1 O 3#4 (;=: to 1*#!"

    • O 1#14 (;=: @#% to #@"

    • 3 O 3@#34 (;=: 19#$ to @3#@"

    • % O @$#34 (;=: 3*#* to !!#9"

    • H @ O 9&4 (;=: @@#@ to 99#$"

    ;= O .onfiden.e interval#Data from astuji+8arin S, 5ou.hard 2, erto..hi , et al: S;G?02: ) severity+of+

    illness s.ore for toi. epidermal ne.rolysis# Journal of nvestigative Dermatology 11@:1%9K1@3,

    &&

    2.Memahami dan menjela!an O"(-!i Sal-(an na)a a"a

    De)inii

    Gbstruksi saluran napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada

    saluran pernapasan bagian atas# ( rman Sumantri! Salem'a "edi#a"

    Gbstruksi saluran napas atas adalah kegagalan sistem pernapasan dalam memenuhi

    kebutuhan metabolik tubuh akibat sumbatan saluran napas bagian atas (dari hidung sampai

     per.abangan trakea"#

    Gbstruksi saluran napas atas adalah adanya sumbatan pada struktur saluran napas atas,

    sehingga ruang untuk mengalirnya udara inspirasi menge.il yang menyebabkan penderita

    mengalami gangguan pernapasan#Gbstruksi jalan napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran

     pernapasan bagian atas#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    17/48

    E"i&l&+i

    )# Gbstruksi 2asal1" 0umor hidung

    à=diopatik (belum diketahui"

    " -arsinoma 2asofaring

    − irus pstein arr 

    − 5aktor ras

    − 7etak geografis

    − Jenis kelamin : laki+laki /anita

    − 5aktor lingkungan (iritasi bahan kimia, kebiasaan memasak dengan

     bahan'bumbu masakan tertentu, asap sejenis kayu tertentu"#

    − 5aktor genetik 

    3" olip hidung

    à)kibat reaksi hipersensitif ' reaksi alergi pada mukosa hidung

    # Gbstruksi 7aring

    − ?adang akut dan kronis

    − enda asing

    − 0rauma akibat ke.elakaan, perkelahian, bunuh diri, senjata tajam dan tindakan

    medik dengan gerakan tangan yang kasar#

    − 0umor ganas atau jinak 

    -elumpuhan 2ervus laringeus rekuren bilateral

    )bses eritonsil (Puinsy"

    − Disebabkan oleh kuman streptococcus 'eta hemolyticus, streptococcus viridans dan

    treptsococcus pyogenes.

    − -uman aerob dan anaerob()rif ansjoer, dkk# -apita Selekta -edokteran, 1999"

    Klai)i!ai

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    18/48

    -lasifikasi Gbstruksi Saluran 2apas atas,0erdiri dari:

    )# Gbstruksi 2asal

    erjalanan udara melalui nostril sering kali tersumbat oleh deviasi septum nasi, hipertrofi

    tulang turbinat, atau tekanan polip, yaitu pembengkakan seperti buah jeruk yang timbul dari membran

    mukosa sinus, terutama etmoid# Gbstruksi ini juga dapat mengarah pada kondisi infeksi kronis hidung

    dan mengakibatkan episode nasofaringitis yang sering# Seringkali, infeksi meluas sampai sinus+sinus

    hidung (rongga yang dilapisi lendir yang dipenuhi oleh udara yang normalnya mengalir ke dalam

    hidung"# ila terjadi sinusitis dan drainase dari rongga ini terhambat oleh deformitas atau

     pembengkakan di dalam hidun, maka nyeri akan dialami pada region sinus yang sakit# (runner Q

    Suddarth, -epera/atan edikal edah, &&1:@@%"

    Gbstruksi nasal merupakan tersumbatnya perjalanan udara melalui nostril oleh deviasi septum

    nasi, hipertrofi tulang torbinat ' tekanan polip yang dapat mengakibatkan episode nasofaringitis

    infeksi# ()rif ansjoer, dkk# -apita Selekta -edokteran, 1999"

    Gbstruksi pada nasal meliputi:1# 0umor hidung

    Laitu pertumbuhan sel yang abnormal sebagai akibat radang pada hidung# (?amis

    )hmad, &&&"# )da jenis tumor, yaitu:

    R 0umor jinak, biasanya terjadi di kavum nasi dan sinus paranasal#

    R 0umor ganas, sering ditemukan di papiloma#

    # -arsinoma 2asofaring

    erupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi difosa

    rosenmuller dan atap nasofaring dan merupakan tumor di daerah leher# ()rif ansjoer, dkk#

    -apita Selekta -edokteran, 1999"

    3# olip 6idung

    erupakan masa lunak, ber/arna puth, keabu+abuan yang terdapat di dalam ringga

    hidung, paling sering berasal dari sinus etmoid, multipel dan bilateral# ()rif ansjoer, dkk#

    -apita Selekta -edokteran, 1999"

    # Gbstruksi 7aring

    )dalah adanya penyumbatan pada ruang sempit pita suara yang berupa pembengkakan membran

    mukosa laring, dapat menutup jalan dengan rapat mengarah pada astiksia# ()rif ansjoer, dkk# -apita

    Selekta -edokteran, 1999"

    enyakit obstruksi laring, yaitu :

    R Sumbatan 0otal 7aring

    Sumbatan total laring dapat terjadi karena benda asing yang teraspirasi tersangkut dilaring

    dan menutup seluruh rimaglotis# (=rman Somantri,&&$:13$"

    R )bses peritonsil (Puinsy"

    Laitu kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsial# ()rif ansjoer, dkk#-apita Selekta -edokteran, 1999"

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    19/48

    Mani)e"ai Klini

    ejala dan tanda sum$atan !an tampak adalah /

    ♥ Serak (dis0oni) sampai a0oni

    ♥ Sesak napas (dispnea)♥ Stridor (na0as $er$un!i) !an terdenar pada "aktu inspirasi.

    ♥ 1ekunan !an terdapat pada "aktu inspirasi di suprasternal' epiastrium'supraklaikula dan interkostal. 1ekunan itu terjadi se$aai upa!a dari otot-otot pernapasan untuk mendapatkan oksien !an adekuat.

    ♥ elisah karena pasien haus udara (air huner)

    ♥ arna muka pu+at dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia.

    Dia+n&a

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan

     penunjang# eberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui letak sumbatan,

    diantaranya adalah :

    • 7aringoskop# Dilakukan bila terdapat sumbatan pada laring# 7aringoskop dapat dilakukan se.ara

    direk dan indirek#

    •  2asoendoskopi

    • >+ray# Dilakukan pada foto torak yang men.akup saluran nafas bagian atas# )pabila sumbatan

     berupa benda logam maka akan tampak gambaran radiolusen# ada epiglotitis didapatkan

    gambaran thumb like#

    • 5oto polos sinus paranasal

    • ;0+S.an kepala dan leher

    • iopsi

    S"adi-m O"(-!i Sal-(an Na*a A"a

    Ja.kson membagi sumbatan laring yang progresif dalam % stadium:

    + Stadium =: )danya retraksi di suprasternal dan stridor# asien tampak tenang

    + Stadium ==: ?etraksi pada /aktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan

    timbulnya retraksi di daerah epigastrium# asien sudah mulai gelisah#

    + Stadium ===: ?etraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium juga terdapat di infraklavikula dan di

    sela+sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea#+ Stadium =: ?etraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis,

     jika keadaan ini berlangsung terus maka penderita akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik 

    karena hiperkapnea# ada keadaan ini penderita tampaknya tenang dan tertidur, akhirnya penderita

    meninggal karena asfiksia#

    Ta"a 9a!ana

    ada prinsipnya penanggulangan pada obstruksi atau obstruksi saluran napas atas diusahakan supaya

     jalan napas lan.ar kembali#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    20/48

    1# 0indakan konservatif : emberian antiinflamasi, antialergi, antibiotika serta pemberian oksigen

    intermiten, yang dilakukan pada obstruksi laring stadium = yang disebabkan oleh peradangan#

    # 0indakan operatif'resusitasi: emasukkan pipa endotrakeal melalui mulut (intubasi orotrakea" atau

    melalui hidung (intubasi nasotrakea", membuat trakeostoma yang dilakukan pada obstruksi laring

    stadium == dan ===, atau melakukan krikotirotomi yang dilakukan pada obstruksi laring stadium =#

    Antuk mengatasi gangguan pernapasan bagian atas ada tiga .ara, yaitu :

    1. In"-ai=ntubasi dilakukan dengan memasukkan pipa endotrakeal le/at mulutatau hidung#=ntubasi endotrakea

    merupakan tindakan penyelamat (lifesaving procedure" dan dapat dilakukan tanpa atau dengan analgesia

    topikal denganylo.ain 1&4# -omplikasi yang dapat timbul yaitu stenosis laring atau trakea#

    • =ndikasi intubasi endotrakea adalah :

    + Antuk mengatasi obstruksi saluran napas bagian atas#

    + embantu ventilasi#

    + emudahkan mengisap sekret dari traktus trakeobronkial#

    + en.egah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut atau berasal darilambung#

    • -euntungan intubasi, yaitu:

    + 0idak .a.at karena tidak ada jaringan parut#

    + udah dikerjakan#

    • -erugian intubasi, yaitu:

    + Dapat terjadi kerusakan lapisan mukosa saluran napas atas#

    + 0idak dapat digunakan dalam /aktu lama#Grang de/asa 1 minggu, anak !+1& hari#

    + 0idak enak dirasakan penderita#

    + 0idak bisa makan melalui mulut#

    + 0idak bisa bi.ara#

    • 0eknik intubasi endotrakea:

    + osisi pasien tidur telentang, leher fleksi sedikit dan kepala ekstensi

    + 7aringoskop dengan spatel bengkok dipegang dengan tangan kiri, dimasukkanmelalui mulut

    sebelah kanan, sehingga lidah terdorong ke kiri# Spateldiarahkan menelusuri pangkal lidah ke valekula,lalu laringoskop diangkatkeatas, sehingga pita suara dapat terlihat#

    + Dengan tangan kanan, pipa endotrakea dimasukkan melalui mulut terusmelalui .elah antara

    kedua pita suara kedalam trakea#

    + -emudian balon diisi udara dan pipa endotrakea difiksasi dengan baik#

    + Jika menggunakan spatel laringoskop yang lurus maka pasien yang tidur telentang itu

     pundaknya harus diganjal dengan bantal pasir, sehingga kepalamudah diekstensikan maksimal#

    + 7aringoskop dengan spatel yang lurus dipegang dengan tangan kiri dandimasukkan mengikuti

    dinding faring posterior dan epiglotis diangkathori

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    21/48

    2. 9a(in+&"&mi K(i!&"i(&"&mi

    • 7aringotomi dilakukan dengan membuat lubang pada membrane tirokrikoid (krikotirotomi"#

    • -rikotiromi merupakan tindakan penyelamat pada pasien dalam keadaan ga/at napas# ahayanya besar tetapi mudah dikerjakan, dan harus dikerjakan .epat /alaupun persiapannya darurat#

    • -rikotirotomi merupakan kontraindikasi pada anak di ba/ah usia 1 tahun, demikian juga pada tumor 

    laring yang sudah meluas ke subglotik dan terdapat laringitis#

    • ila kanul dibiarkan terlalu lama maka akan timbul stenosis subglotik karena kanul yang letaknya

    tinggi akan mengiritasi jaringan+jaringan di sekitar subglotis, sehingga terbentuk jaringan granulasi

    dan sebaiknya diganti dengan trakeostomi dalam /aktu %$ jam#

    • 0eknik krikotirotomi:

    + asien tidur telentang dengan kepala ekstensi pada artikulasi atlantooksipitalis#

    + un.ak tulang ra/an tiroid mudah diidentifikasi difiksasi dengan jari tangan kiri#

    + Dengan telunjuk jari tangan kanan tulang ra/an tiroid diraba ke ba/ah sampai ditemukankartilago krikoid# embran krikotiroid terletak di antara kedua tulang ra/an ini# Daerah ini diinfiltrasi

    dengan anestetikum kemudian dibuat sayatan hori

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    22/48

    3. T(a!e&"&mi

    • 0rakeostomi adalah suatu tindakan bedah dengan mengiris atau membuat lubang sehingga terjadi

    hubungan langsung lumen trakea dengan dunia luar untuk mengatasi gangguan pernapasan bagian

    atas#

    • =ndikasi trakeostomi adalah:

    1# engatasi obstruksi laring#

    # engurangi ruang rugi (dead air space" di saluran pernapasan atas#3# empermudah pengisapan sekret dari bronkus#

    %# Antuk memasang alat bantu pernapasan (respirator"#

    @# Antuk mengambil benda asing di subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas bronkoskopi#

    • -euntungan trakeostomi yaitu:

    + Dapat dipakai dalam /aktu lama#

    + 0rauma saluran napas tidak ada#

    + enderita masih dapat berbi.ara sehingga kelumpuhan otot laring dapat dihindari#

    + enderita merasa enak dan pera/atan lebih mudah

    + enderita dapat makan seperti biasa#

    + enghindari aspirasi, menghisap sekret bronkus#

    + Jalan napas lan.ar, meringankan kerja paru#

    • -erugian trakeostomi, yaitu:

    + 0indakan lama#

    + ;a.at dengan adanya jaringan sikatrik#

    • Jenis irisan trakeostomi ada dua ma.am:

    + =risan vertikal di garis median leher#

    + =risan hori

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    23/48

    + enderita tidur telentang dengan kaki lebih rendah 3&U untuk menurunkan tekanan vena di

    daerah leher# unggung diberi ganjalan sehingga terjadi ekstensi# 7eher harus lurus, tidak boleh

    laterofleksi atau rotasi#

    + Dilakukan desinfektan daerah operasi dengan betadin atau alkohol#

    + )nestesi lokal subkutan, prokain 4 atau silokain di.ampur dengan epinefrin atau adrenalin

    1'1&&& )nestesi lokal atau infiltrasi ini tetap diberikan meskipun trakeostomi dilakukan se.ara

    anestesi umum#

    + Dilakukan insisi#+ =nsisi vertikal: dimulai dari batas ba/ah krikoid sampai fossa suprasternum, insisi ini lebih

    mudah dan alir sekret lebih mudah

    + =nsisi hori

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    24/48

    4. Pe(aa" Heimli/h  Heimlich Maneuver

    • erasat heimli.h adalah suatu .ara mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring se.ara total

    atau benda asing ukuran besar yang terletak di hipofaring#

    • rinsip mekanisme perasat heimli.h adalah dengan memberi tekanan pada paru# Diibaratkan paru

    sebagai sebuah botol plastik berisi udara yang tertutup oleh sumbatan# Dengan memen.et botol plastik 

    itu sumbatan akan terlempar keluar#

    • erasat heimli.h ini dapat dilakukan pada orang de/asa dan juga pada anak#

    • -omplikasi yang dapat terjadi adalah ruptur lambung, ruptur hati dan fraktur iga#

    • 0eknik perasat heimli.h:

    + enolong berdiri di belakang pasien sambil memeluk badannya#

    +0angan kanan dikepalkan dan dengBan bantuan tangan kiri, kedua tangan diletakkan pada perut

     bagian atas#

    +-emudian dilakukan penekanan pada rongga perut kearah dalam dan kearah atas dengan

    hentakan beberapa kali# Diharapkan dengan hentakan %+@ kali benda asing akan terlempar keluar# ada

    anak, penekanan .ukup dengan memakai jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan#

    +ada pasien yang tidak sadar atau terbaring, dapat dilakukan dengan .ara penolong berlutut

    dengan kedua kaki pada kedua sisi pasien# -epalan tangan diletakkan di ba/ah tangan kiri di daerah

    epigastrium#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    25/48

    +Dengan hentakan tangan kiri ke ba/ah dan ke atas beberapa kali udara dalam paru akan

    mendorong benda asing keluar#

    3. Memahami dan menjela!an O"(-!i 9a(in+

    De)inii

    Gbstruksi laring adalah keadaan tersumbatnya laring yang dapat disebakan oleh radang akut dan

    radang kronis, benda asing, trauma, iatrogenik, tumor laring, dan kelumpuhan nervus rekuren bilateral#

    E"i&l&+i

    Gbstruksi laring disebabkan oleh :

    &. -elainan .ongenital

    a# 7aringomalasia

    0idak ditemukan gangguan patologi dasar ataupun gangguan yang bersifat progresif pada

    laringomalasia# -ondisi ini lebih merupakan keadaan laringneonatus yang terlalu lunak dan kendur 

     jika dibandingakan normalnya# Saat bayimenarik nafas, laring yang lunak akan saling menempel,

    mempersempit aditus dantimbul stridor# roses menelan tidak terganggu# roses menangis mestinya

    normal#ertambahan berat dan perkembangan bayi biasanya normal# Stridor merupakangejala utama

    dan dapat berlangsung konstan atau hanya saat bayi tereksitasi#ersama stridor dapat timbul retraksi

    sternum dan dada# iasanya bayi berusia beberapa minggu saat mulainya laringomalasia# rognosisnya .ukup baik 

    karena kartilago akan menjadi kaku#

    ila sumbatan laring makin hebat sebaiknya dilakukan intubasi trakea danjangan

    dilakukan trakeastomi karena biasanya juga diikuti trakeomalsia# Grangtua pasien dinasehatkan

    supaya lekas datang ke dokter jika ada peradangan saluran nafas atas misalnya pilek# b# Stenosis subglotik

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    26/48

    ada daerah subglotik +3 .m dari pita suara, sering terdapat penyempitan (stenosis"#

    -elainan yang dapat menyebabkan stenosis subglotis ialah :

    - enebalan jaringan submukosa dengan hiperplasia kelenjar mukus dan fibrosis#- -elainan bentuk tulang ra/an krikoid dengan lumen yang lebih ke.il3#- entuk tulang ra/an krikoid normal dengan ukuran lebih ke.il%#- ergeseran .in.in trakea pertama kearah atas belakang ke dalam lumenkrikoid#

    8ejala stenosis subglotik ialah stridor, dispnoe, retraksi di suprasernal,

    epigastrium,interkostal serta subklavikula# ada stadium yang lebih berat akan ditemukansianosisdan apnoe sehingga mungkin terjadi gagal nafas#

    2. 0rauma laring

    a# -ontusio laring

    ermanifestasi sebagai hematoma internal dan terkadang sebagai

    dislokasikartilago aritenoidea# 0rauma biasanya disebabkan benda tumpul# -un.i pada terapi

    adalah dengan diagnosis segera# -ontusio dapat diobservasi sementarapersiapan trakeotomi tetap

    dilakukan# iasanya pasien dengan kontusio .ukup kooperatif untuk dilakukan visualisasi laring#

    6ematoma biasanya terlihat#

     b# Stenosis laring dan subglotis

    Jaringan parut yang mempersempit jalan nafas merupakan sekuele darisuatu penyakit atau .edera, dan penatalaksanaannya sering kali sangat sulit# 0rauma tumpul atau

    tembus, trakeotomi tinggi, penelanan

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    27/48

    enyebabnya adalah bakteri yangmenyebabkan radang lokal dan virus yang

    menyebabkan radang sistemik# 8ejaladan tanda+tandanya berupa demam, malaise, suara parau sampai

    afoni, nyerimenelan atau berbi.ara, batuk kering yang lama kelamaan disertai dahak kentaldan

    gejala sumbatan laring#

     b# 7aringitis kronik 

    Dapat disebabkan oleh sinusitis kronis, deviasi septum yang berat,

     polip hidung atau bronkitis kronis, dan penyalahgunaan suara (o.al abuse ", sinusitis, reflu, dan polusi

    lingkungan# 8ejalanya adalah suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga pasien sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret karena mukosa yang menebal#

    .# ;roup

    =nfeksi menular melalui inhalasi, masuk melalui hidung dan nasofaring#=nfeksi

    menyebar dan akhirnya melibatkan laring dan trakea#

    eskipun saluran pernafasan lebih rendah, mungkin akan terpengaruh#

    eradangan dan edema pada laring dan trakea subglotik, khususnya yang dekat dengan tulang

    ra/an krikoid, yang paling klinis signifikan# irus ara influen

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    28/48

    - ?adiology: foto laring- iopsy jaringan di sekitar laringenatalaksanaan konservatif 

    eliputi pengaturan diet, .airan dan garam, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit

    dan asam basa, mengendalikan hiperensi, penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan

    mengatasi komplikasi#

    5. 0umor laring0umor jinak laring dapat berupa papiloma laring, adenoma, kondroma, mioblastoma sel

    granuler, hemangioma, lipoma, dan neurofibroma#

    0umor ganas laring diantaranya tumor supraglotik, tumor glotik, tumor subglotik, dan

    tumor ganas transglotik#

    tiologi karsinoma laring belum diketahui dengan pasti# Dikatakan oleh para ahli bah/a

     perokok, peminum alkohol merupakan kelompok orang+orang dengan risiko tinggi terhadap karsinoma

    laring# enelitian epidemiologik menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya

    karsinoma laring yang kuat ialahrokok, alkohol, dan terpajan oleh sinar radioaktif#

    6. enda asing laring

    enda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normaltidak ada pada saluran napas tersebut#

    Setiap benda asing dalam laring merupakan keadaan darurat yang perlusegera ditangani#

    -ejadiannya sering kali berupa seseorang yang menjepit objek didalam mulut di antara giginya dan

    kemudian tidak sengaja terinhalasi#

    Jika pasien tidak dalam keadaan distress pernafasan, tidak perlu dilakukan usaha

    untuk mengangkat objek di unit ga/at darurat# engangkatan harus dilakukan di kamar operasi dengan

    di damping petugas anestesia# tindakan mengeluarkan benda asing itudapat mengakibatkan obstruksi

     jalan nafas# ada anak ke.il benda asing dalam esofagus bagian atas dapat menekan jalan nafas dengan

     jalan mendilatasi esofagus#

    ;ontoh kasus benda asing misalnya sepotong daging tersangkut pada rima glotis# -orban

    tiba+tiba kolaps setelah memasukkan makanan dalam suapan besar# enda asing tersebut harus

    diusahakan untuk dikeluarkan dengan .ara menekan dada dari belakang yaitu manufer 6eimli.h# Jika

    tidak berhasil, sebaiknya dilakukan krikotirotomi, bukannya trakeostomi#

    7. aralisis laring

    0iap lesi sepanjang perjalanan nervus rekuren laryngeal dapat menimbulkan paralisis laring# ada

     paralisis korda vokalis bilateral, suara tidak terlalu terpengaruh# )kan tetapi rima glotis tidak .ukup

    lebar untuk kegiatan yang mengerahkan tenaga# asien bahkan mengalami sesak nafas saat istirahat#

    Sehingga pasien memerlukantrakeostomi guna mengurangi obstruksi jalan nafas# aralisis korda

    vokalis unilateral pada anak memiliki .iri tambahan# -arena ukuran glotis yang ke.il, maka

     paralisisunilateral pada anak dapat membahayakan jalan nafas, sehingga se.ara klinis mengakibatkanstridor# Sementara itu pada paralisis lengkap, lesi saraf vagus di atas saraf laringeus superior bilateral,

    dimana efek lesi serupa dengan paralisis saraf rekurens, namun lebih .endrung untuk mengalami

    aspirasi#

    Pa"&)ii&l&+i

    5isiologi laring

    7aring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara,

    terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di

     ba/ahnya# angkal tenggorok itu dapat di tutup oleh sebuah empang tenggorok yang di sebut epiglotis,yang terdiri dari tulang+tulang ra/an yang berfungsi pada /aktu kita menelan makanan menutupi laring#

    7aring terdiri dari lima tulang ra/an antara lain :

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    29/48

    1# -artilago tiroid (satu buah" depan jakun (adamVs apple", sangat jelas terlihat pada pria#

    # -artilago ariteanoid (dua buah" yang berbentuk beker#

    3# -artilago krikoid (satu buah" yang berbentuk .in.in#

    %# -artilago epiglotis (satu buah"#

    7aring di lapisi oleh selaput lendir, ke.uali pita suara dan bagian epiglotis yang di lapisi oleh sel

    epitelium berlapis# ita suara ini berjumlah dua buah : di bagian atas adalah pita suara palsu dan tidak 

    mengeluarkan suara yang di sebut dengan ventrikularis di bagian ba/ah adalah pita suara yang sejati

    yang membentuk suara yang di sebut vokalis, terdapat dua otot# Gleh gerakan dua buah otot ini maka pitasuara dapt bergetar dengan demikian pita suara (rima glotidis" dapat melebar dan menge.il, sehingga di

    sini terbentuknya suara#

    5ungsi laring sebagai proteksi ialah untuk men.egah makanan dan benda asing masuk kedalam

    trakea, dengan jalan menutup auditus laring dan rima glotis se.ara bersamaan# 0erjadinya penutupan

    aditus laring ialah karena pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot+otot ekstrinsik laring# Dalam

    hal ini kartilago aritenoid bergerak kedepan akibat kontraksi m#tiroaritenoid dan m#aritenoid# Selanjutnya

    mariepigloitika berfungsi sebagai sfingter# enutupan rima glotis karena adduksi plika vokalis# -artilago

    ariteniod kiri dan kanan mendekat karena adduksi otot+otot intrinsik#

    P(&e *emen"-!an -a(a

    0erbentuknya suara merupakan hasil dari hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung,laring, lidah dan bibir# ada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara ini tidak dapat

     bergetar, hanya antara kedua pita suara tadi di masuki oleh aliran udara maka tulang ra/an gondok dan

    tulang bentuk beker tadi di putar# )kibatnya pita suara dapat mengen.ang dan mengendor dengan

    demikian sela udara menjadi sempit atau luas#

    ergerakan ini di bantu pula oleh otot+otot laring, udara yang dari paru+paru di hembuskan dan

    menggetarkan pita suara# 8etaran itu di teruskan melalui udara yang keluar masuk# erbedaan suara

    seseorang bergantung pada tebal dan panjangnya pita suara# ita suara pria jauh lebih tebal dari pada pita

    suara /anita#

    Pa"&)ii&l&+i O"(-!i 9a(in+

    7aring merupakan kotak kaku dan mengandung ruangan sempit antara pita suara (glotis", dimana

    udara harus mele/ati ruang ini# )danya pembengkakan membran mukosa laring dapat menutupi jalan ini

    yang menjadi penyebab kematian#

    Mani)e"ai Klini

    8ejala dan tanda sumbatan laring se.ara umum ialah :a. Suara serak (disfonia" sampai afoni$. Sesak nafas (dispnea"+. Stridor (nafas berbunyi" yang terdengar pada /aktu inspirasid. ;ekungan yang terdapat pada /aktu inspirasi di suprasternal, epigastrium,supraklavikula dan

    interkostal.

    e. 8elisah karena pasien haus udara (air hunger "#0. Tarna muka pu.at dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia

    Ja.kson membagi sumbatan laring yang progresif dalam % stadium dengan tandadan gejala:

    a# Stadium = : ;ekungan tampak pada /aktu inspirasi di suprasternal, stridor pada/aktu inspirasi dan

     pasien masih tenang#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    30/48

     b# Stadium == : ;ekungan pada /aktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam,ditambah lagi

    dengan timbulnya .ekungan di daerah epigastrium#asien sudah mulai gelisah# Stridor terdengar 

     pada /aktu inspirasi#

    .# Stadium === : ;ekungan selain di daerah suprasternal, epigastrium juga terdapat diinfraklavikula

    dan sela+sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea#Stridor terdengar pada /aktu pada /aktu inspirasi dan

    ekspirasi#

    d# Stadium = : ;ekungan W .ekungan di atas bertambah jelas, pasien sangat gelisahdan tampak 

    sangat ketakutan serta sianosis#Jika keadaan ini berlangsung terus, terjadilah hiperkapnea yang akan

    menyebabkan paralitik pusat pernafasan# Selain itu pasien akan kehabisan tenaga dan letargi#

    asien lemah dan tertidur dan akhirnya meninggal karena asfiksia#

    Dia+n&i

    Diagnosis pasien dengan sumbatan jalan nafas memerlukan integrasi anamnesis

    danpemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi lokasi dan besarnya obstruksi#Selama penilaian, harus selalu

    diperhatikan keadaan umum pasien, -enyamanan bernafas, usaha bernafas, dan oksigenasi perifer# asien

    dengan obstruksi saluran nafas dapat agitasi akibat ketakutan 'hipoksia, tetapi pasien tanpa agitasi

    terutama letargi dapat mengalamiobstruksi dan hiperkapnea# emeriksaan a/al men.akup tanda vital, pulse imetry  dan identifikasi tanda trauma kepala dan leher# 0ulang servikal harus dievaluasi dan

    distabilisasi#

     asien dengan kesulitan bernafas akan menghindari berbi.ara dan men.ari posisi

    yang dapat membantu memperbesar jalan nafas#

    Taktu mun.ulnya stridor penting untuk diketahui# 8ejala saluran nafas mula+mula mun.ul pada

    saat relaksasi neuromuskular, yaitu pada saattidur# ?i/ayat infeksi, trauma leher dan kepala, masuknya

     benda asing harus ditanyakan# Seluruh pasien, harus ditanyakan seluruh gejala kelainan kepala dan leher, seperti

    turunnyaberat badan, batuk, hemoptisis, disphagia, odinophagia, perubahan suara, otalgia, nyeritenggorok,

    emesis dan hematemesis#

    Selama pemeriksaan, pemeriksa harus mendengarkan dengan seksama nafas pasien# ada

     pasien normal, tidak ada usaha bernafas# Stridor, bunyi spontan yang dihasilkan oleh pasien dengan

    obstruksi saluran nafas yang signifikan, disebabkan turbulensi aliran udarayang mele/ati daerah yang

    stenosis# Stridor dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasidan berat obstruksi saluran nafas# Stridor 

    inspirasi terjadi pada obstruksi di supraglotis danglottis# Stridor ekspirasi terjadi pada obstruksi glottis,

    subglottis, dan tra.heal#

    Snoring, getaran palatal pada orofaring yang menyempit sering ditemukan pada pasien

    denganpenyempitan diameter orofaring, pasien obese atau obstruksi nasal# diagnosis ditegakkan

     berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan laringoskopi#  ada orang de/asa dilakukan laringoskopi

    tidak langsung dan pada anak dilakukan laringoskopi langsung#

    emeriksaan laboratorium dan radiografik dapat dilakukan padapasien dengan an.aman

    obstruksi saluran nafas#

    Ta"a 9a!ana

    enanggulangan Gbst ruksi 7aring

    rinsip penangulangan sumbatan laring ialah menghilangkan penyebab sumbatan dengan .epat atau

    membuat jalan nafas baru yang dapat menjamin ventilasi# 0indakan konservatif dengan pemberian anti

    inflamasi, anti alergi, antibiotika, serta pemberian oksigen intermiten dilakukan pada sumbatan laring

    stadium = yang disebabkan peradangan# 0indakan operatif atau resusitasi untuk membebaskan saluran

    napas ini dapat dengan .ara memasukkan pipa endotrakea melalui mulut (intubasi orotrakea" atau melalui

    hidung (intubasi nasotrakea", membuat trakeostoma atau melakukan krikotirotomi#

    =ntubasi endotrakea atau resusitasi dapat dilakukan pada pasien dengan sumbatanlaring stadium ==dan ===, sedangkan krikotirotomi dilakukan pada sumbatan laring stadium =# 0indakan operatif atau

    resusitasi dapat dilakukan berdasar analisis gas darah (pemeriksaan )strup"#

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    31/48

    ila fasilitas tersedia maka intubasi endotrakea merupakan pilihan pertama sedangkan jika ruangan

     pera/atan intensif tidak tersedia sebaiknya dilakukan trakeostomi#

    ada sumbatan total laring akibat benda asing, dapat dilakukan perasat dari 6eimli.h (6eimli.h

    manuever" pada anak dan de/asa, atau dengan memegang anak pada osisiterbalik, kepala di ba/ah,

    kemudian daerah punggung' tengkuk dipukul, sehingga diharapkanbenda asing dapat dibatukkan keluar#

    A. =ntubasi ndotrakea

    =ndikasi intubasi endotrakea :1# Antuk mengatasi sumbatan saluran nafas bagian atas#

    # embantu ventilasi#

    3# emudahkan mengisap sekret dari traktus trakeo+bronkial#

    %# en.egah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut atau yang berasal dari lambung

    ipa endotrakea harus dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran trakea pasien dan

    umumnya untuk orang de/asa dipakai yang diameter dalamnya !+$,@ mm# ipa endotrakea yang dimasukkan

    le/at hidung dapat dipertahankan untuk beberapa hari, dan jangan melebihi * hari dan untuk 

    selanjutnya sebaiknya dilakukan trakeostomi# -omplikasi yang dapat timbul adalah stenosis laring

    atau trakea#

    0eknik =ntubasi 0rakea

    =ntubasi endotrakea merupakan tindakan penyelamat dan dapat dilakukandenganatau tanpa analgesia topikal dengan ylo.ain 1&4# osisi pasien tidur telentang, leher fleksi

    sedikit, dan kepala ekstensi#

    7aringoskop dengan spatel bengkok dipegang dengan tangan kiri, dimasukkan

    melalui mulut sebelah kanan, sehingga lidah terdorong ke kiri# Spatel diarahkan menelusuri

     pangkal lidah kevalekula, lalu laringoskop diangkat ke atas, sehingga pita suara dapat terlihat#

    Dengan tangan kanan pipa endotrakea dimasukkan melalui mulut terus melalui .elah antara kedua

     pita suara ke dalam trakea# ipa endotrakea juga dapat dimasukkan melalui salah satu lubang

    hidung sampai rongga mulut dan dengan .unam

    agill ujung pipa endotrakea dimasukkan ke dalam .elah antara kedua pita suara

    sampai ke trakea# -emudian balon diisi udara dan pipa endotrakea difiksasi dengan baik# )pabila

    menggunakan spatel laringoskop yang lurus maka pasien yang tidur telentangitu pundaknya harus

    diganjal dengan bantal pasir, sehingga kepala mudah diekstensikan maksimal#

    7aringoskop dengan spatel yang lurus dipegang dengan tangan kiri

    dan dimasukkan mengikuti dinding faring posterior dan epiglotis diangkat hori

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    32/48

    )lat+alat yang perlu dipersiapkan untuk melakukan trakeostomi ialah

    semprit dengan obat analgesia, pisau skalpel, pinset anatomi, gunting panjang yang

    tumpul, sepasang pengait tumpul, klem arteri, gunting ke.il yang tajam serta kanul trakea yang

    ukurannya .o.ok untuk pasien#

    0eknik 0rakeostomi

    asien tidur telentang, bahu diganjal dengan bantalan ke.il sehingga memudahkan

    kepala untuk diekstensikan pada persendian atlanto oksipital# Dengan posisi seperti ini leher akan

    lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan leher# -ulit daerah leher dibersihkan se.ara dan antisepsis dan ditutup dengan kain steril#

    Gbat anastetikum disuntikkan di tengah krikoid dengan fosa suprasternalse.ara

    infiltrasi# Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai di ba/ah krikoid sampai fosa

    suprasternal atau jika membuat sayatan hori

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    33/48

    -rikotirotomi merupakan kontra indikasi pada anak di ba/ah 1 tahun, demikian

     juga pada tumor laring yang sudah meluas ke subglotik dan terdapat laringitis# Stenosis subglotik 

    akan timbul bila kanul dibiarkan terlalu lama karena kanul yang letaknya tinggi akan mengiritasi

     jaringan+jaringan di sekitar subglotis, sehingga terbentuk jaringan granulasi dan sebaiknya segera

    diganti dengantrakeostomi dalam /aktu %$ jam#

    #. 6eimli.h anuver

    ;ara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring se.ara totalialahdengan .ara perasat dari 6eimli.h (6eimli.h maneuver", dapat dilakukan padaanak maupun de/asa#

    enurut teori 6eimli.h, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat inspirasi#

    Dengan demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan

    menekan botol itu, maka sumbatnya akan terlempar keluar#

     ada maneuver 6eimli.h, dilakukan penekanan pada paru# ;aranya ialah bilapasien masih

    dapat berdiri maka penolong berdiri de belakang pasien, kepalan tangan kanan penolong diletakkan

    diatas prosessus ifoid sedangkan tangan kirinya diletakkan diatas tangan kirinya# -emudian

    dilakukan penekanan ke belakang dan keatas ke arah paru beberapa kali, sehingga diharapkan benda

    asing terlempar keluar dari mulut pasien#

    ila pasien sudah terbaring karena pingsan maka penolong bersetumpu padalututnya

    dikedua sisi pasien, kepalan tangan diletakkan diba/ah prosessus ifoid, kemudian dilakukan penekanan ke ba/ah, dan ke arah paru pasien beberapa kali, sehingga benda asing terlempar keluar mulut# osisi muka

     pasien harus lurus, leher jangan ditekuk kesamping, supaya jalan nafas merupakan garis lurus#

    -omplikasi perasat 6eimli.h ialah kemungkinan terjadi rupture lambung atauhati dan

    fraktur iga# Gleh karena itu, pada anak sebaiknya .ara menolongnya tidak dengan menggunakan

    kepalan tangan, tetapi .ukup dengan dua buah jari kiri dan kanan#

    K&m*li!ai

    -omplikasi bedah sering timbul selama pembedahan, namun komplikasi dapat dikenali,

    di.egah dan diatasi# erdarahan dapat di.egah dengan diseksi garis tengah elektif dengan mengikat

     pembuluh darah dan pemeriksaan dengan .ermat pada tiap permukaan dimana darah

    merembes# neumothoraks dapat ditemukan se.ara dini melalui auskultasi dan radiogram dada# aralisis

    saraf rekuren jarang terjadi dan harus di.egah dengan memperhatikan teknik bedah#

     -omplikasi lanjut :

    - erdarahan lanjut adalah akibat erosi trakea pada pembuluh utama, biasanya arteri inominata#- =nfeksi- 5 istula trakeoesofagus- Stenosis trakea

    9O 2. Memahami dan menjela!an la('n+i"i a!-"2.1 De)inii 9a('n+i"i A!-"

    7aringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus danbakteri yang berlangsung

    kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkanoleh infeksi virus influen

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    34/48

    R=S KTERI M=R  

    9hinoirus

    aemophilusin:uen,aet!pe 8

    8lastom!+es

    irus

    in:uen,a

    Staph!lo+o++

    us aureus

    1andida

    al$i+ansir

    usparain:uen,a

    1or!ne$a+teriumdiphtheriae

    istoplasmosis

    adenoirus

    Strepto+o++us roup A

    1o++idioides

    +o

    ;sa+kieirus

    *o

    ra;ella+hatarralis

    1a

    ndida

    +oronairus

    Es+heri+hia+oli

    Asperilussp

    respirator!s!nsitialirus(9S

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    35/48

    emakaian suara yang berlebihan

    0rauma

    ahan kimia

    erokok dan minum+minum alkohol

    )lergi

    2.3 Pa"&)ii&l&+i 9a('n+i"i A!-"

    7aringitis akut merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita suara yang berlangsung kurang

    dari 3 minggu# arainfluen

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    36/48

    sel plasma dan le#osit polimorfonu#lear  (2"# 0erjadi pembengkakan dan kemerahan dari saluran nafas

    yang terlibat, kebanyakan ditemukan pada dinding lateral dari trakea diba/ah pita suara# -arena trakea

    subglotis dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan terjadi pada lumen saluran nafas dalam,

    menjadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah .elah# embran pelindung plika vokalis biasanya

    merah dan membengkak# un.ak terendah pada pasien dengan laringitis berasal dari penebalan yang tidak 

     beraturan sepanjang seluruh plika vokalis# eberapa penulis per.aya bah/a plika vokalis mengeras

    daripada menebal# engobatan konservatif seperti yang disebutkan sebelumnya biasanya .ukup mengatasi

    inflamsi laring dan mengembalikan aktivitas vibrasi plika vokalis#1

    6ampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus# =nvasi bakteri mungkin sekunder# 7aringitis

     biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis# )/itan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap

     perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas# 7aringitis umum terjadi

     pada musim dingin dan mudah ditularkan# =ni terjadi seiring dengan menurunnya daya tahan tubuh dari

    host serta prevalensi virus yang meningkat# 7aringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi

    saluran nafas bagian atas lainnya# 6al ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan

    merangsang kelenjar mu.us untuk memproduksi mu.us se.ara berlebihan sehingga menyumbat saluran

    nafas# -ondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada

    laring# Dan mema.u terjadinya inflamasi pada laring tersebut# =nflamasi ini akan menyebabkan nyeri

    akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsangpeningkatan suhu tubuh#

    2.4 Mani)e"ai Klini 9a('n+i"i A!-"

    ada laringitis akut ini terdapat gejala radang umum, seperti demam, malaise, gejala

    rinofaringitis# 8ejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara yang kasar atau

    suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa ' normal dimana

    terjadi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan sehingga

    menimbulkan suara menjada parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni"#

    1# Sesak nafas dan stridor 

    # 2yeri tenggorokan seperti nyeri ketika menelan atau berbi.ara#

    3# 8ejala radang umum seperti demam, malaise

    %# atuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental@# 8ejala .ommmon .old seperti bersin+bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan

    hidung (nasal .ongestion", nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak 

    mengalami peningkatan dari 3$ derajat .elsius#

    *# 8ejala influen

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    37/48

    1# %a/!&n I ditandai dengan sesak, stridor inspirasi ringan, retraksi suprasternal tanpa sianosis

    ringan

    # %a/!&n II adalah gejala sesuai Ja.kson = dan lebih berat yaitu disertai retraksi supra dan

    infraklavikula, sianosis ringan, dan pasien tampak mulai gelisah#

    3# %a/!&n III adalah Ja.kson == dan berat disertai retraksi interkostal, epigastrium, dan sianosis

    lebih jelas#

    %# %a/!&n I, ditandai dengan gejala Ja.kson ===disertai /ajah yang tampak tegang, dan terkadang

    gagal napas#

    2.5 Dia+n&i 9a('n+i"i A!-"

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

     penunjang#

      ada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan suara yang serak, .ory

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    38/48

    8ambar #%# 8ambaran rontagen laringitis akut, gambaran steeple sign(panah"

    2.6 Pena"ala!anaan 9a('n+i"i A!-"

    Amumnya penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun ada indikasi masuk 

    rumah sakit apabila :

    R Asia penderita diba/ah 3 tahun

    R 0ampak toksik, sianosis, dehidrasi atau axhausted 

    R Diagnosis penderita masih belum jelas

    R era/atan dirumah kurang memadai

    Te(a*i > =stirahat berbi.ara dan bersuara selama +3 hari

    Jika pasien sesak dapat diberikan G#

    =stirahat

    enghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri ' minyak mint bila ada mun.ul sumbatan

    dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis ( saline &,9 4" yang dikemas dalam bentuk 

    semprotan hidung atau nasalspray

    edikamentosa : arasetamol atau ibuprofen ' antipiretik jika pasien ada demam, bila ada gejala

     pain #iller dapat diberikan obat anti nyeri ' analgetik, hidung tersumbat dapat diberikan

    dekongestan nasal seperti fenilpropanolamin ()", efedrin, pseudoefedrin, napasolin dapat

    diberikan dalam bentuk oral ataupun spray#emberian antibiotika yang adekuat yakni : ampisilin

    1&& mg'kg'hari, intravena, terbagi % dosis atau kloramfenikol : @& mg'kg'hari, intra vena,terbagi dalam % dosis atau sefalosporin generasi 3 (.efotaksim atau .eftriakson" lalu dapat

    diberikan kortikosteroid intravena berupa deksametason dengan dosis &,@ mg'kg'hari terbagi

    dalam 3 dosis, diberikan selama 1+ hari#

    engisapan lendir dari tenggorok atau laring, bila penatalaksanaan ini tidak berhasil maka dapat

    dilakukan endotrakeal atau trakeostomi bila sudah terjadi obstruksi jalan nafas#

    en.egahan : Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan

    kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara, minum banyak air karena .airan akan membantu

    menjaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk 

    dibersihkan, batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk men.egah tenggorokan kering# jangan

     berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan menyebabkan terjadinyavibrasi abnormal pada pita suara, meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga akan

    menyebabkan tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir 

    era/atan khusus, yaitu:

    + 0erapi merikamentosa

    )ntibiotika golongan penisilin )nak @& mg'kg dibagi dalam 3 dosis# De/asa 3@&& mg'hari

    ila alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin atau ba.trim

    -ortikosteroid dapat diberikan untuk mengatasi edem laring

    + 0erapi bedah

    0ergantung pada stadium sumbatan laring# ada anak bila terjadi gejala sumbatan jalan nafas

    menurut klasifikasi Ja.kson, dilakukan terapi sebagai berikut: Stadium = : ?a/at, observasi, pemberian oksigen dan terapi adekuat

    http://4.bp.blogspot.com/_cAHTQbScnRc/TM3XfcigX2I/AAAAAAAAADA/EOteZaN6Xy0/s1600/ee.bmp

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    39/48

    Stadium ==+=== : 0rakheostomi

    Stadium = :=ntubasi dan oksigenasi, kemudian dilanjutkan dengan trakeostomi

    ada laringitis kronis penatalaksanaan yaitu menghindari dan mengobati faktor+faktor 

     penyebab dengan:

    =stirahat bersuara (vocal rest ", tidak banyak bi.ara atau bersuara keras

    )ntibiotika, bila terdapat tanda infeksi

    kspektoran

    Dapat pula dilakukan pengangkatan jaringan yang menebal dan polipoid serta pemeriksaan patologi anatomik untuk menyingkirkan kemungkinan proses spesifik dan keganasan#

    2.7 P(&+n&i 9a('n+i"i A!-"

    rognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu

    minggu# 2amun pada anak khususnya pada usia 1+3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring

    dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat

    dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomik#

    2.8 Pen/e+ahan 9a('n+i"i A!-"

    - Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering danmengakibatkan iritasi pada pita suara,

    - inum banyak air karena .airan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat padatenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan

    - atasi penggunaan alkohol dan kafein untuk men.egah tenggorokan kering#

    - Jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan menyebabkanterjadinya vibrasi abnormal pada pita suara, meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga

    akan menyebabkan tenggorokan memproduksi lebih banyak lender#

    =n"-! men/e+ah !e!e(in+an a"a- i(i"ai *ada *i"a -a(a anda>

    1# Jangan merokok, dan hindari asap rokok dengan tidak menjadi perokok tidak langsung# ?okok akan membuat tenggorokan anda kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara anda#

    # inum banyak air# ;airan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan

    tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan#

    3# atasi penggunaan alkohol dan kafein untuk men.egah tenggorokan kering# ila anda mengalami

    laringitis, hindari kedua

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    40/48

    *# Jangan berbisik+bisik# erbisik akan menyebabkan lebih banyak tekanan pada pita surara anda

    daripada bila anda berbi.ara dengan suara normal#

    SS)- 2)5)S

    erubahan yang terjadi pada berbagai fungsi tubuh akibat adanya sesak nafas (Pa"&)ii&l&+i "

    yaitu :

    • Gksigenasi jaringan berkurang enyakit yang menyebabkan ke.epatan pengiriman oksigen ke jaringan berkurang seperti perdarahan

    • -ebutuhan oksigen meningkat eningkatan kebutuhan oksigen se.ara tiba K tiba akan

    memerlukan oksigen yang lebih banyak untuk proses metabolisme

    • -erja pernafasan meningkat Gtot pernafasan dipaksa bekerja lebih kuat karena adanya

     penyempitan saluran pernafasan

    • ?angsangan pada sistem syaraf pusat enyakit K penyakit yang menyerang sistem syaraf pusat

    • enyakit neuromuskuler enyakit yang menyerang diafragma

    • Me!anime "e(jadin'a ea! na*a

    • Di*nea a"a- ea! na*a ia "e(jadi da(i e(a+ai me!anime e*e("i ji!a (-an+ )ii&l&+i

    menin+!a" ma!a a!an da*a" men'ea !an +an++-an *ada *e("-!a(an +a an"a(a O2 dan

    ;O2 ehin++a men'ea!an !e-"-han #en"ilai ma!in menin+!a" ehin++a "e(jadi ea!

    na*a. Pada &(an+ n&(mal (-an+ ma"i ini han'a e(j-mlah edi!i" dan "ida! "e(lal- *en"in+?

    nam-n *ada &(an+ dalam !eadaan *a"&l&+i *ada al-(an *e(na*an ma!a (-an+ ma"i

    a!an menin+!a".

    • Be+i"- j-+a ji!a "e(jadi *enin+!a"an "ahanan jalan na*a ma!a *e("-!a(an +a j-+a a!an"e(+an++- dan j-+a da*a" menea !an di*nea.

    •   Di*nea j-+a da*a" "e(jadi *ada &(an+ 'an+ men+alami *en-(nan "e(hada* /&m*lian/e

    *a(-? ema!in (endah !emam*-an "e(hada* /&m*lian/e *a(- ma!a ma!inea( +(adien

    "e!anan "(anm-(al 'an+ ha(-dien"-! elama in*i(ai -n"-! men+hail!an

    *en+eman+an *a(- 'an+ n&(mal. Pen'ea men-(-nn'a /&m*lian/e *a(- ia e(ma/am

    alah a"- n'a adalah di+an"in'a ja(in+an *a(- den+an ja(in+an i!a" )i(&a a!ia" inhalai

    a"&n a"a- i(i"an 'an+ ama.

      E"i&l&+i d'*nea an"a(a lain >

    • a# ?eseptor+reseptor mekanik pada otot+otot pernapasan paru, dan dinding dadaC dalamteori tegangan-panang , elemen+elemen sensoris, gelendong otot pada khususnya, berperan

     penting dalam membandingkan tegangan dalam otot dengan derajat elastisitasnyaC dispnea terjadi

     bila tegangan yang ada tidak .ukup besar untuk satu panjang otot (volume napas ter.apai"#

    •  b#-emoreseptor untuk tegangan ;G dan G (teori utang-o#sigen"#

    • .# eningkatan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkatnya rasa sesak napas#

    • d# -etidakseimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi#

    • 2 Pa"&me!anime ea! na*a pada skenario di atas yaitu : jika tekanan hidrostatik 

    anyaman kapiler paru+paru meningkat melebihi tekanan onkotik pembuluh darah maka akan

    terjadi transudasi .airan ke dalam interstisial# )pabila ke.epatannya melebihi ke.epatan drainaselimfatik maka akan timbul edema interstisial# ila terjadi peningkatan tekanan lebih lanjut, .airan

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    41/48

    akan merembes ke alveoli sehingga menimbulkan edema paru# ;airan yang terakumulasi di dalam

    alveolus akan menyebabkan traktus respiratorius mengalami obstruksi# )kibatnya pasien

    mengalami perasaan sulit bernapas, napas menjadi pendek, dan merasa ter.ekik#

    Sesak napas timbul bila kandungan

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    42/48

    Sesak napas timbul pada kegagalan jantung bila jantung gagal untuk memompa

    keluar .ukup darah untuk memberikan kepada jaringan+jaringan

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    43/48

     batuk K batuk, panas badan tinggi atau sesak nafas sebaiknya berkonsultasi dengan dokter 

    untuk pengobatan yang adekuat sehingga kehamilan dapat berlangsung dengan aman#

    )sidosis dan hipoksia akan membahayakan ji/a ibu, hasil konsepsi dan

    menyulitkan persalinan# -arena itu mengenal dan mengobati pneumonia sedini mungkin

    merupakan tindakan tepat#

    + kala == harus segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps bila janin masihhidupC dengan embriotomi bila janin sudah mati#

    #1# SL0G (8J)7)"

    + 8ejala K gejala : demam tinggi, dispnea, sianosis, takikardia, serta pada paru+paru

    terdengar ronki baah dan kering#

    #3 2)28)2)2

    R embersihan jalan pernapasan dan bila perlu dipasang selang lambung dan tabung

    endotrakeal#

    R emberikan oksigenR Gbat+obatan : kortison dosis tinggi (1&&& mg", aminofilin, antibiotika yang adikuat

    #% S=82S )2D SL0GS G5 ?)06=28 D=S0?SS

    + sianosis, sianosis sirkumoral

    + gelisah

    + auskultasi rales, ronki, penurunan bunyi napas

    + demam, menggigil

    + anoreksia

    + muntah

    + nyeri abdomen

    + distensi abdomen

    + mialgia

    #1#@ G02S=)7 -G7=-)S=

    + efusi pleural (pada pneumokokus atau streptokokus 8rup )"

    + Gtitis media

    + eningitis

    + erikarditis

    + Septikemia

    + 6enti napas

    #1#* 2)0)7)-S)2))2 D=S

    + Gksigenasi, lingkungan sejuk dan lembab

    + emantau G transkutan

    + 5isioterapi transkutan dan penghisapan setiap K % jam

    + ;airan parenteral

    + 0erapi antipiretik untuk kontrol demam

    + 0erapi antibiotik 

    G7= )?A+)?A

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    44/48

    S=82S )2D SL0GS

    ada emboli akan kita dapatkan trombus yang terlepas dari tempat lekatnya, yang

    kemudian akan diangkut melalui pembuluh darah dan selanjutnya antara lain dapat

    menyebabkan terjadinya emboli paru+paru#

    + Sesak nafas yang timbul mendadak, dimana penderita kemudian menjadi ketakutan

    dan kadang+kadang ia merasakan nyeri pada sisi dimana emboli itu terdapat#

    + unyi pernafasan seperti yang terdapat pada orang yang akan meninggaldunia#

    + Tarna sianotis pada muka penderita#

    + engeluarkan sputum berdarah#

    + anifestasi gejala+gejala ga/at#

    ### 2)28)2)2

    enderita tersebut mendapat istirahat di tempat tidur danpada umumnya mereka

    akan memperoleh

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    45/48

    + hitung sel darah lengkap (JD7" dengan diferensial : leukositosis, eusinofilia,

    hemoglobin di atas rata+rata (6b" dan hematokrit (6b" dengan hipoksemia kronis#

    + valuasi gas darah

    eningkatan ;G : bila @& K *& , memerlukan ventilasi#

    enurunan .epat pada p6 dan asidosis pernapasan#

    + enurunan saturasi G

    + emeriksaan sinar > dadakspansi paru berlebihan

    engesampingkan pneumotoraks, atelektasis, pneumonia, pneumomediastinum

    + 0es fungsi pulmoner 

    + 0es sensitivitas

    + engaturan diet sesuai indikasi

    #3#* 2)0)7)-S)2))2 D=S

    + 7ingkungan sejuk, lembab dan teroksigenasi

    + ronkodilator (Simpatominetik dan metilantin" melalui jalur = dan nebulisasi#+ emantauan untuk kadar terapeutik dari heofilin#

    + Drainase postural, perkusi, dan penghisapan sesuai toleransi untuk membersihkan

     jalan napas (ulai hanya setelah jalan napas terbuka dan sekresi bergerak "

    + -ortikosteroid =

    + 6idrasi =

    + ;airan jernih atau puasa tergantung pada bratnya distres pernapasan#

    + engobatan terhadap infeksi bakteri penyerta engan antibiotik 

    #3#! )S) ?G2-=)7

    )sma bronkial sering merupakan penyakit keturunan#

    #3#$ D=)82GS=S )S) ?G2-=)7

    Diagnosis biasanya mudah didapat, karena /anita telah sering berobat kepada

    dokter atau pengobatan nonmedis :

    + enghindari kemungkinan infeksi pernapasan dan tekanan emosionil karena ini akan

    memperberat penyakit primer#

    + -ehamilan, persalinan dan nifas akan berlangsung seperti biasa tanpa gangguan

    ke.uali datang serangan asma yang berat (status asmatikus"# Dalam hal ini diberikan obat+

    obatan dan oksigen# -ala == diperpendek dengan tindakan ekstraksi vakum atau forseps#+ )pabila ada indikasi obstetrik untuk seksio ;aesaria bekerja sama dengan ahli anestesi

    untuk memilih narkosa yang paling aman, biasanya anestesi lumbal atau kaudal#

    + Gbat+obatan : sama saja dengan obat+obatan asma pada masa tidak hamil, aminofilin,

    efidrin, epinefrin dan kortikosteroid# emberian kortikosteroid harus hati+hati pada kasus

     pre+eksklamasi, karena obat ini menyebabkan retensi .airan dan kenaikan tekanan darah

    uga harus tersedia tabung oksigen untuk menghadapi status asmatikus#

    + Antuk menjarangkan kelahiran, pemakai kontrasepsi atau tubektomi dianjurka kepada

    keadaan dimana menjadi lebih berat pada setiap kehamilan dan persalinan#

    2AG06G?)> SG20)2

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    46/48

    )0G5=S=G7G8=

    ada keadaan ini, rongga pleura tiba+tiba terisi udara akibat robekan ke dalam dari

    suatu .yste paru+paru# 0iba+tiba timbul rasa sakit dada dan dyspnoea# enderita biasanya

    seorang laki+laki muda yang sebelumnya sehat dan adanya .yste dalam paru+parunya tidak 

    terduga#

    ?G2;6=0=S

    0=G7G8=

    ada bron.hitis a.ute dyspnoea disebabkan karena pembengkakan selaput lendir 

     bron.hi dan adanyapengeluaran lendir yang berlebihan di dalamnya# ada bron.hitis

    .hronis, yang sering berkaitan dengan emphysema, biasanya napas penderita berbunyi,

    sesak napas dan dyspnoea#

    6LS)

    0=G7G8= D)2 )0G5=S=G7G8=ada keadaan ini pelebaran alveoli menghalangi pernapasan normal# Dyspnoea

    merupakan gejala yang menonjol# Sering ada .yanosis pada pipi dan bibir, dan dada

    menjadi berbentuk tong dan hyper resonant#

    G77)S )?A+)?A

    0=G7G8= D)2 )0G5=S=G7G8=

    Sesak napas datangnya tiba+tiba bila bron.hus tersumbat oleh benda asing, lendir 

    atau oleh jendalan darah, dan datangnya lambat bila sumbatannya diakibatkan karena

    .ar.inoma bron.hus atau karena tekanan terhadapnya oleh keganasan pada kelenjar getah

     bening#

    ?GS=S )?A+)?A

    D5=2=S=D)2 0=G7G8=

    napas disebabkan karena hambatan pengaliran gas melalui dinding alveoli#

    3# 2L)-=0 D)?)6

    3#1 0=G7G8=

    Sesak napas terjadi apabila suatu anaemia begitu beratnya sehingga tidak .ukup

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    47/48

    napas dapat disebabkan karena :

    X  0engeluaran tenaga (eertion"# -eadaan disini normal dansesak napas harus berhentipada

    akhir pengeluaran tenaga#

    X  1ecemasan. )da orang yang menanggapi tekanan ji/a dengan bernapas .epat#

    X  )ysteria. 0erengah+engah dan bernapas berlebihan dapat merupakan pen.etusan dan

    hysteria#

    X  1ehamilan! ascites atau pem'esaran perut a#i'at se'a'-se'a' lain 2 tekanan padadiaphragma dapat menimbulkan sesak napas#

    TABE9 HASI9 PEMERIKSAAN PADA BEBERAPA KE9AINAN PAR=$

    PAR= @AN =M=M

    -elain

    an

    =nspeksi alpasi erkusi )usku

    ltasi

    1 3 % @

    )sma

     bronkial

    neu

    motoraks

    (komplit"

    fusi

     pleura

    (banyak"

    )telek 

    tasis

    (obstruksi

    lobaris"

    -onso

    lidasi

    (pnemonia"

    6iperinfl

    asi

    enggun

    akan otot+otot

    tambahan

    7ambat

     pada sisi sakit

    7ambat

     pada sisi sakit

    7ambat

     pada sisi sakit

    ungkin

    lambat atau

    terhambat pada

    sisi sakit

    kspansi

     berkurang

    5remitus

    melemah

    5remitusmenghilang

     5remitus

    melemah

    0rakea dan

     jantung terdorong

    menjauhi sisi sakit

    5remitus

    melemah

    0rakea dan

     jantung terdorong ke

    sisi sakit

    5remitus

    mengeras

    6iper 

    resonant

    diaphragma

    rendah

    6iper 

    resonant atautimpani

    ekak 

    atau datar 

    ekak 

    atau datar 

    ekak 

    kspir 

    asi

    memanjang

    engi

    Suara

    napasmenghilang

    Suara

    napas

    menghilang

    Suara

    napas

    menghilang

    unyi

    napas

     bronkial

    ronkofoni

    ektor 

    iloBui

  • 8/20/2019 SKENARIO 3 DEZA

    48/48

    Y Dari 6insha/ 6;, urray J5 : Disease of the chest. 3th edition. hiladelphia#

    T Saunders ;ompany, 19$&, page 3# used by permission#