skenario 3

13
Skenario 3 Ny.Samino tinggal diperkampungan kumuh dan padat penduduknya mempunyai 5anak, dua anaknya masih balita (1tahun dan 3tahun). Suatu hari Ny.Samino memeriksakan kedua anaknya kepuskesmas karena panas tinggi tiga hari. Oleh dokter,dua anak ny.Samino diduga menderita DBD. Dinas Kesehatan kota menyatakan bahwa daerah tersebut sedang terjadi KLB Demam Berdarah. Ny.Samino panik dan tidak percaya anaknya kena DBD,karena hanya panas saja dan dirumah sudah pakai obat nyamuk. Dokter mengatakan,bila sakit anaknya masih ringan dapat berobat jalan disarankan pemeriksaan darah.Jika penyakitnya bertambah berat/ada perdarahan segera rawat inap di Rumah Sakit STEP 1 Klarifikasi Istilah 1. DBD : penyakit yang disebabkan oleh virus Dengueyang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penyakit yang menggerogoti trombosit darah secara pelan dan bertahap, bila penderitanya tak menyadari penyakit ini bisa sangat fatal. Awalnya mengalami pendarahan karena kurangnya trombosit, lalu bisa berakibat kematian. 2. KLB : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus terjadinya wabah. 3. Pemeriksaan Darah : Pemeriksaan darah dilaboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, membantu memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. 4. Rawat Jalan : Salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk 5. Rawat Inap : pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksana Pelayanan Kesehatan.

Upload: marfuahroberto

Post on 15-Apr-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 3

Skenario 3

Ny.Samino tinggal diperkampungan kumuh dan padat penduduknya mempunyai 5anak, dua anaknya masih balita (1tahun dan 3tahun). Suatu hari Ny.Samino memeriksakan kedua anaknya kepuskesmas karena panas tinggi tiga hari. Oleh dokter,dua anak ny.Samino diduga menderita DBD. Dinas Kesehatan kota menyatakan bahwa daerah tersebut sedang terjadi KLB Demam Berdarah. Ny.Samino panik dan tidak percaya anaknya kena DBD,karena hanya panas saja dan dirumah sudah pakai obat nyamuk. Dokter mengatakan,bila sakit anaknya masih ringan dapat berobat jalan disarankan pemeriksaan darah.Jika penyakitnya bertambah berat/ada perdarahan segera rawat inap di Rumah Sakit

STEP 1

Klarifikasi Istilah

1. DBD : penyakit yang disebabkan oleh virus Dengueyang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penyakit yang menggerogoti trombosit darah secara pelan dan bertahap, bila penderitanya tak menyadari penyakit ini bisa sangat fatal. Awalnya mengalami pendarahan karena kurangnya trombosit, lalu bisa berakibat kematian.

2. KLB : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus terjadinya wabah.

3. Pemeriksaan Darah : Pemeriksaan darah dilaboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, membantu memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.

4. Rawat Jalan : Salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk

5. Rawat Inap : pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksana Pelayanan Kesehatan.

6. Perdarahan : Terjadi karena peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskuler ke ruang intravaskuler.

7. Rumah Sakit : gedung tempat merawat orang sakit, gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.

STEP 2

Perumusan Masalah

1. Apa hubungan antara perkampungan kumuh dengan DBD?2. Apa saja gejala DBD?3. Bagaimana mekanisme penularan DBD?

Page 2: Skenario 3

4. Apa kriteria KLB?5. Apa peran keluarga untuk menanggulangi DBD?6. Apa peran rumah sakit untuk menanggulangi DBD?7. Mengapa harus ada pemeriksaan darah?8. Apa yang bisa dilakukan ibu jika pengobatannya rawat jalan?

STEP 3

Menyelesaikan Masalah

1. Karena sarang nyamuk sering ada di lingkungan yang kumuh dan padat penduduk, masyarakat juga kurang mempunyai pengetahuan dan kesadaran tentang kebersihan.Faktor lainnya :a. Biasanya di dataran rendahb. Untuk 2 musim saat musim hujanc. Untuk 4 musim saat musim panasd. Hostnya impor imune. Iklimnya tropis

2. Ada 2 gejala DBDa. Gejala Klinis

Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari dengan suhu37-40 derajat celcius Mengalami mimisan Mmuntah-muntah Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :

*uji torniquet* petekie, ekimosis, purpura*hematemesis atau meelena

b. Gejala Laboratoris Trombositopenia = 100.000 mikroliter atau kurang Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan

manifestasi sebagai berikut : Peningkatan hematokrit > 20 % Penurunan hematokrit < 20 % dari nilai standar, setelah dilakukannya

penggantian volume plasma Adanya fibrinolis dan gangguan koagulasi tampak ada pengurangan

fibrinogan, protrombin, fak tor VII, faktor XII3. Penularan DBD :

Nyamuk menggigit orang yang sudah terinveksi virus dengue lalu menularkan ke tubuh orang lain.

Page 3: Skenario 3

4. Kriteria KLB : Timbulnya suatu penyakit atau menular yang sebelumnya tidak ada atau

tidak dikenal Peningkatan kejadian penyakit atau kematian terus menerus selama 3 kurun

waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya Peningkatan kejadian atau kematian >2 kali dibandingkan dengan periode

sebelumnya Jumlah penderita baru dalam1 bulan menunjukkan kenaikan >2 kali bila

dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya Angka rata-rata perbulan selama tahun menunjukkan kenaikan >2 kali

dibandingkan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya5. Peran keluarga :

Melakukan 3M : menguras, menutup, menimbun Memakai obat abate Menggunakan kassa pada ventilasi Menggunakan ikan pemakan jentik untuk dikolam Pembuangan sampah teratur

6. Peran rumah sakit untuk menanggulangi DBD : Mendiagnosis secara cepat dan tepat Konsultasi atau pemeriksaan secara cepat Membentuk tim untuk meninjau KLB DBD Memberikan penyuluhan berdasarkan laporan masyrakat

7. Pemeriksaan darah : Membantu mendiagnosis penyakit Untuk DBD dipengaruhi peningkatan konsentrasi trombosit 150 ribu- 450

ribu8. Jika rawat jalan :

Pemberian nutrisi yang cukup Diharuskan minum air yang banyak terutama cairan oralit Memberi parasetamol untuk mengurangi panas si anak Memberi vitamin Mengkonsumsi jambu

STEP V

Page 4: Skenario 3

Sasaran belajar :

1. CFR2. Uji Torniquet3. Perbedaan Petekie dan Jentik Nyamuk4. Peran Dokter Keluarga5. Peran Puskesmas6. PSN7. AIK8. Pemeriksaan Laboratorium9. PJB

STEP VII

Page 5: Skenario 3

1. CASE FATALITY RATE ( CFR )

Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.

Digunakan untuk mengetahui penyakit –penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.

Rumus Jumlah kematian karena penyakit tertentu (X)

CFR = X 100% Jumlah seluruh penderita penyakit tersebut (X)

Macam – macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam Epidemiologi antara lain :

1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate ) 2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate ) 3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate ) 4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate ) 5. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate ) 6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate) 7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin(Fetal Death Rate ) 8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate ) 9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate) 10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR ) 11. Case Fatality rate ( CFR )

2. UJI TORNIQUETPrinsipPrinsip yang digunakan dalam uji Torniquet adalah dimana terhadapkapiler

diciptakan suasana anoksia dengan jalan membendung aliran darahvena. Anoksia merupakan ketiadaan penyediaan oksigen ke jaringan meskipunperfusi darah ke jaringan adekuat. Suasana anoksia dan penambahan tekananinternal akan memperlihatkan kemampuan ketahanan kapiler. Jika ketahankapiler turun akan timbul petekie di kulit.

Alat dan BahanAlat dan bahan yang dibutuhkan dalam uji Tourniquet atau Rumple Leede antara

lain:1.Tensimeter2.Stetoskop3.Timer

Langkah Kerja

Page 6: Skenario 3

Langkah-langkah dalam melakukan uji Tourniquet adalah sebagai berikut:1.Pasang manset pada lengan atas (ukuran manset sesuaikan dengan umuranak,

yaitu lebar manset = 2/3 lengan atas) 2.Pompa tensimeter untuk mendapatkan tekanan sistolik (pada saatkontraksi)

dan tekanan diastolik (pada saat relaksasi).3.Ambil rata-rata antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik.4.Aliran darah pada lengan atas dibendung pada tekanan antara sistolik

dandiastolik (rata-rata kedua tekanan tersebut) selama ± 5 menit.5.Baca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4cm dibawah lipat sikudengan

penampang 5cm, apakah timbul petekie sebagai tanda perdarahan.

HasilNilai rujukan yang digunakan untuk menentukan hasil uji Tourniquet sebagai berikut:

HASIL JUMLAH PETEKIEABNORMAL (+) >20 PETEKIENORMAL (-) <10 PETEKIEDUBIA (RAGU-RAGU) 10-20 PETEKIE

3. PERBEDAAN PETEKIE DAN JENTIK NYAMUK

Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya, regangkan kulit, jika bintik merah pada kulit tersebut hilang maka bukan Petekie. Petekie merupakan tanda pendarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam.

4. PERAN DOKTER KELUARGA

Peran dokter keluarga dapat di lihat dari tugasnya yaitu :

1) Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

2) Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,

3) Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit,

4) Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,

5) Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,

6) Menangani penyakit akut dan kronik,

7) Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,

Page 7: Skenario 3

8) Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,

9) Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

10) Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

11) Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

12) Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

13) Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus

5. PERAN PUSKESMAS

Peran Puskesmas dapat dilihat dari fungsi dan perananannya yaitu :1. Sebagai pusat penggerak dan pembangunan berwawasan kesehatan2. Sebagai pusat pemberdaya masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

PROMKES yang dapat dilakukan PUSKESMAS seperti :

1. Melakukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Instansi lain untuk melakukan penyuluhan dan mengenai cara penularanan virus dengue.

2. Membagikan serbuk abate secara gratis kepada masyarakat pada daerah yang banyak terkena DBD.

3. Melakukan gerakan 3M dan merekrut juru pemantau jentik.4. Penyebaran pamflet tentang pentingnya gerakan 3M5. Melakukan PROMKES tentang pola hidup sehat.6. Melakukan PROMKES tentang perbaikan gizi

6. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

PSN bertujuan untuk mencegah dan memberantas penyakit DBD,cara yang terbaik adalah dengan meniadakan tempat-tempat perindukkan nyamuk Aedes Aegypty oleh masing-masing keluarga dengan cara seperti berikut :

1. Menutup gentong, menguras dan menyikat bak mandi sekali seminggu2. Menutup ruas pagar bambu dengan tanah3. Mengganti air minum burung, vas bunga, dan perangkap semut seminggu sekali4. Membakar tempurung atau potongan bambu atau sampah-sampah lainnya5. Mengubur kaleng-kaleng bekas,accu bekas,botol-botol pecah dan lain-lain.

7. Agama Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

Page 8: Skenario 3

Al Baqarah ayat 125“Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dari tem tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian makam Ibrahim tempat shalat. Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail,”Bersihkanlah rumahku untuk orang-orang tawaf yang ikhlas, yang rukuk dan sujud.

Al Madatsir ayat 4“Dan pakaianmu bersikanlah”

Asy Syam ayat 9-10“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”

8. PEMERIKSAAN LABORATORIUM1. Laboratorium Klinik

Pemeriksaan laboratorium klinik yang harus dilakukan adalah hemoglobin (Hb), Trombosit, dan hematokrit (Ht). Selain itu juga diperiksa masa pembekuan ( Clotting time), masa perdarahan (Bleeding time), lekosit dan hitung jenis.Tujuannya adalah untuk membantu menegakkan diagnosa dan mengetahui derajat berat-ringannya pasien DBD guna menentukan penata laksana selanjutnya.

2. Laoratorium SerologiMaksud pemeriksaan serologi adalah untuk menguji kebenaran diagnosa yang ditegakkan oleh dokter dan untuk kepentingan Dinas Kesehatan dalam usaha memberantas penyakit DBD.Untuk pemeriksaan ini diperlukan specimen darah penderita (darah porifer atau venus)Cara pengambilan darah perifer adalah :

Ujung jari ditusuk dengan lancet agak dalam agar darah mudah keluar tanpa harus dipijit keras. Darah yang keluar dihisap dengan kertas saring khusus (filter paper). Filter paper harus jenuh dengan darah pada kedua sisinya (timbal-balik)

Filter paper yang sudah jernih tersebut diletakan diatas papan atau kaca yang kering dan bersih, dibiarkan kering selama 2-3 jam dalam suhu kamar. Tidak boleh dikeringkan dengan sinar matahari atau dengan cara pemanasan lain. Tiap filter yang sudah kering dimasukkan dalam kantong kecil yang diberi tanda :

- Nama Pasien- Tanggal Pengambilan- Specimen I atau II

Pengambilan specimen ini dilakukan dua kali sebagai berikut :- Specimen I waktu pasien masuk- Specimen II waktu pasien akan meninggalkan RS atau waktu

keadaan pasien memburuk

Page 9: Skenario 3

Kedua specimen ini akan diperiksa kadar antibodinya terhadap virus dengue. Bila pada pemeriksaan specimen II kadar antibodinya 4x lebih tinggi dari specimen I atau salah satu specimen kadarnya ≥ 1/1280 maka specimen tersebut positif DBD

Cara PengirimanKantong plastik yang berisi filter paper yang jenuh dan sudah diberi nama dan tanda specimen I atau II, di klip pada formulir pengiriman specimen yang telah tersedia. Specimen I pada kolom atas dan II pada kolom bawah.Formulir yang telah diisi lengkap,dimasukkan dalam amplop dan dikirim langsung ke BALAI LABORATORIUM KESEHATAN atau Dinas Kesehatan setempat

9. Pemriksaan Jentik BerkalaPJB adalah pmeriksaan jentik yang dilakukan tiap 3 bulan sekali tiap desa atau kelurahan

endemis pada 100 rumah /bangunan yang dipilih secara acak yang merupakan evaluasi hasil kegiatan PSN DBD yang telah dilakukan masyarakat.Cara Melakukan Pemeriksaan Jentik :

Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan air lainnya.

Jika tidak tampak, tunggu + 0,5-1 menit, jika ada jentik, ia akan muncul kepermukaan air untuk bernafas

Ditempat yang gelap gunakan senter Periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng bekas/plastik, ban

bekas, dll. Jentik-jentik yang ditemukan ditempat-tempat penampungan ait yang tidak beralaskan tanah (Bak mandi/WC, drum, tempayan dan sampah-sampah/barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan) dapat dipastikan bahwa jentik tersebut adalah jentik nyamuk Aedes aegypti penular penyakit DBD.

Cara Mencatat Hasil Pemeriksaan Jentik Tulis nama desa/kelurahan yang akan dilakukan pemeriksaan jentik, dan tanggal

pemeriksaan/survei Tulis nama keluarga dan alamatnya (RT/RW) pada kolom yang tersedia Hitung jumlah conteiner yg ada air, kemudian hitung yg terdapat jentik pd kolom yg

telah ditentukan Hitung jumlah seluruh conteiner yang terdapat jentik pada kolom yang telah

ditentukan Tulislah hal-hal yang perlu diterangkan pada kolom keterangan seperti :

rumah/kavling kosong, penampungan air hujan, dll.

Page 10: Skenario 3

Daftar Pustaka

Azrul Aswar (1999). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Akasara Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC. Suroso. T. Hadinegoro SR, Wuryadi S, Sumanjuntak G, Umar AI, Pitoyo PD, et.al. Penyakit

Demam Berdarah Dengue dan Demam Berdarah Dengue. WHO dan Depkes. RI, Jakarta 2000. P.3 – 58

Notoatmojo. S. Pendidikan dan prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta : 2003 Sumarmo. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Universitas Indonesia (UI – press). Jakarta.

1999 Indrawan. Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah. Bandung :CV. Pionir Jakarta : 2001 Depkes RI. Pedoman Pengamatan Dan Penamggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di

Indonesia. Dir. Jend P2M dan PL Jakarta :2005