skenario 2

44
SKENARIO 2 BATUK DARAH KELOMPOK B-11 Ketua : Wulan Anindya (1102008321) Sekretaris : Eni Sofianti ( 1102008318) Anggota : Alia Kusuma R ( 1102008274) Rizkita Dila F (1102008223) Akhmad Fajrin (1102008270) Rahmani Nadya (1102008338)

Upload: winda-diah-nugraheni

Post on 09-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO 2

SKENARIO 2BATUK DARAH

KELOMPOK B-11Ketua : Wulan Anindya (1102008321)Sekretaris : Eni Sofianti ( 1102008318)Anggota : Alia Kusuma R ( 1102008274)

Rizkita Dila F (1102008223)Akhmad Fajrin (1102008270)Rahmani Nadya (1102008338)Ratih Novi Pratiwi (1102008205)Pipit Suwarnita (1102006203)Nuansa Chalid A (1102006192)

Page 2: SKENARIO 2

Langkah 1 : menentukan sasaran belajar

• Tiu1 : memahami dan menjelaskan makroskopik dan mikroskopik paru-paru • Tiu 2 : memahami dan menjelaskan mekanisme pernafasan• Tiu 3 : memahami dan menjelaskan Mycobacterium tuberculosis• Tiu 4 : memahami dan menjelaskan tuberculosis paru-paru• Tiu 5 : memahami dan menjelaskan farmakologi TBC• Tiu 6 : memahami dan menjelaskan epideomologi penyakkit TBC dan riwayat alamiah perjalanan penyakit• Tiu 7 : memahami hukum merokok menurut agama islam

Page 3: SKENARIO 2

LANGKAH 2MANDIRI

Page 4: SKENARIO 2

LANGKAH 3

Page 5: SKENARIO 2

Tiu 1 : memahami dan menjelaskan makroskopik dan mikroskopik paru-paru

Anatomi Makroskopis Paru-Paru

Page 6: SKENARIO 2

•Pulmo (paru)adalah organ utama untuk proses pernapasan yang berbentuk kerucut, dimana bagian apex terdapat di bagian atas dan bagian basal di bagian bawah.•Pulmo terbungkus oleh jaringan

ikat kuat yaitu pleura. Pleura adalah lapisan luar yang melapisi dinding dada yang terletak dibawah facia endothoracica dinamakan “pleura parietalis” dan bagian yang melekat ke jaringan paru disebut “pleura visceralis”. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat ruangan yang disebut “cavum pleura”.

Pulmo ada dua buah : • Pulmo dextra: ada

tiga buah lobus• Pulmo sinistra: ada

dua buah lobus

Page 7: SKENARIO 2

Anatomi Mikroskopis Paru-paru

Trakea akan bercabang 2 → bronkus primer dan kanan → broncus sekunder (bronkus lobaris) →bronchus tersier dan turut menyusun segmen bronchopulmonar → cabang yang lebih kecil disebut bronchiolus → membentuk 4-7 bronchioli terminalis → 2 bronchiolus respiratorius → ductus alveolaris →dua sebelum bermuara ke dalam atria → sacus alveolaris → alveoli. Makin kecil saluran napas dindingnya semakin nipis dan lamina proprianya tidak lagi mengadung kelenjar, akan tetapi masih dilengkapi oleh otot polos, sel epitel bersilia dan sel goblet. Sel goblet tidak terdapat lagi pada bronchiolus respiratorius.

Page 8: SKENARIO 2
Page 9: SKENARIO 2

BronkusBronchus extrapulmonar sangat mirip dengan trakea, hanya diameternya lebih kecil. Berupa lempeng tulang rawan hialin yang bentuknya tidak beraturan melingkari lumen. Mukosa tidak rata, terdapat lipatan-lipatan longitudional dan dilapisi oleh epitel bertingkat torak dengan silia dan sel goblet. Pada lapisan propria terdapat berkas-berkas otot polos. Di bawah lapisan otot polos ini terdapat kelenjar campur.

Page 10: SKENARIO 2

• Bronchiolus• Bronchiolus terminalis• Bronchiolus respiratorius• Ductus alveolaris• Atria, Sacus alveolaris dan alveoli

Page 11: SKENARIO 2

Tiu 2 : memahami dan menjelaskan mekanisme pernafasan

Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu :1. Ventilasi2. Difusi3. Transportasi

VentilasiVentilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli. Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru).

Page 13: SKENARIO 2
Page 14: SKENARIO 2

DifusiDifusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.

Page 15: SKENARIO 2

Transportasi

Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 - 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara

berikatan dengan Hb (HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7 %

karbondioksida larut dalam plasma, 23 – 30% berikatan dengan

Hb(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 – 70% dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat).

Page 16: SKENARIO 2
Page 17: SKENARIO 2

Pengukuran Kapasitas Vital Paru-paru.

Page 18: SKENARIO 2

Spirometer Collin atau Autospirometer merupakan alat yang akan mengukur kapasitas vital fungsional paru dengan beberapa variabel yakni, Tidal Volume (TV), Inspiratory Reserve Volume (IRV), Expiratory Reserve Volume (ERV), Residual Volume (RV), Vital Capacity (VC), Inspiratory Capacity (IC), Functional Residual Capacity (FRC), Total Lung Capacity (TLC).

Page 19: SKENARIO 2

Tiu 3 : memahami dan menjelaskan Mycobacterium tuberculosisMorfologi dan koloniDalam jaringan basil tuberkel adalah bakteri batang lurus dengan ukuran sekitar 0,4 – 3 μm. Pada media buatan, bentuk koloid dan filamentous tampak bervariasi dari sati spesies ke spesies yang lai. Mikobakteria tidak dapat dikelompokan sebagai gram positif. Basil tuberkel yang benar ditandai dengan ‘tahan asam’ yaitu 95% etil alkohol mengandung 3% asam hidroklorat (asam alkohol) dengan cepat menghilangkan semua warna bakeri kecuali mycobacterium.

Page 20: SKENARIO 2
Page 21: SKENARIO 2

Keluarga Mycobacterium complex memiliki sifat tidak motil, tidak berspora, tidak berkapsul dan memiliki morfologi lurus atau sedikit membnegkok dengan ukuran kira – kira 3 X 0,3 µm. dalam sputum dan sejumlah specimen klinis lainnya, bakteri – bakteri jenis ini dapat terlihat secara tunggal atau berkelompok dalam jumlah yang sedikit dan dalam kultur cairan, bakteri – bakteri ini sering tumbuh dalam bentuk koloni tali berganda yang diistilahkan dengan benang serpentine (Serpentine Chord).

Page 22: SKENARIO 2

Sifat – Sifat Mycobacterium Tuberculosis (kimia dan Fisika)

Mikobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagi gram positif atau gram negative karena sekali diwarnai dengan zat warna

basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium, karenanya ia termasuk dalam bakteri tahan asam. Mikobakteria cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain

karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mikobakteri tidak menghasilkan kapsul atau spora; dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP; dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60%. Bakteri ini adalah bakteri aerob, karenanya pada kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya.

Page 23: SKENARIO 2

Mikobakteria mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana. Aktivitas biokimianya tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain karena sifatnya yang

cukup kompleks dan dinding selnya yang impermeable, sehingga penggandaannya hanya berlangsung setiap kurang lebih 18 jam. Bentuk

saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC,

menghasilkan lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen. Mikobakteria

cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang

gelap dan lembab (Simbahgaul, 2008).

Page 24: SKENARIO 2

Tiu 4 : memahami dan menjelaskan tuberculosis paru-pauDefinisi Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Page 25: SKENARIO 2

Etiologi Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Page 26: SKENARIO 2

KlasifikasiPada tahun 1974 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baruyang diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat.Kategori 0 : tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak (-), tes tuberkulin (-).Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi, disini riwayat kontak (+), tes tuberkulin (-)Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tapi tidak sakit. Tes tuberkulin (+), radiologi dan sputum (-)Kategori III : terinfeksi tuberkulosis dan sakit

Page 27: SKENARIO 2

WHO 1991 berdasarkan terapi membagi TB dalam kategori yakni :•Kategori I, ditunjukan terhadap :

kasus baru dengan sputum (+)kasus baru dengan bentuk TB berat

•Kategori II, ditunjukan terhadap :kasus kambuhkasus gagal dengan sputum BTA (+)

•Kategori III, ditunjukan terhadap :kasus BTA (-), dengan kelainan paru yang tidak

luaskasus TB ekstra paru selain dari yang disebut

dalam kategori I•Kategori IV, ditunjukan terhadap : TB kronik

Page 28: SKENARIO 2

Patogenesis Infeksi primer terjadi setelah seseorang menghirup Myobacterium tuberculosis. Setelah melalui barier mukosilier saluran napas, kuman TB akan mencapai alveoli. Kuman akan mengalami multiplikasi di paru, yang disebut sebagai focus Gohn. Melalui aliran limfe, kuman TB akan mencapai kelenjar limfe hilus. Fokus Gohn dan limfadenopati hilus membentuk kompleks primer TB. Melalui kompleks primer, kuman TB akan menyebar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh.

Page 29: SKENARIO 2

Gejala sistemik/umumDemam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,Penurunan nafsu makan dan berat badan.Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).Perasaan tidak enak (malaise), lemah.Gejala khususTergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

Page 30: SKENARIO 2

Diagnosis Pemeriksaan dahak mikroskopisPemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan denganmengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua harikunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS),S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datangberkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.P (Pagi): dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK. S (sewaktu): dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi.

Page 31: SKENARIO 2
Page 32: SKENARIO 2
Page 33: SKENARIO 2

Komplikasi Komplikasi terbagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut:

Komplikasi dini :pleuriti, efusi pleura, emfiema, laryngitis, usus, Poncet’s arthropathyKomplikasi lanjut : obstruksi jalan nafas → SOFT (Sindrom Pasca Tuberkulosis), kerusakan perenkim berat → SOPT/ fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis karsinoma paru sindrom gagal nafas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB

(Aru W. Sudoyo, dkk, 2006) Prognosis Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di paru, kecuali jika infeksi disebabkan oleh strain resisten obat atau terjadi pada pasien berusia lanjut, dengan debillitas, atau mengalami gangguan kekebalan yang berisiko tinggi menderita tuberkulosis miliare( Robbins dkk, 2007)

Page 34: SKENARIO 2

Tiu 5 : memahami dan menjelaskan farmakologi TBCObat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

Page 35: SKENARIO 2

Dosis obat antituberkulosis (OAT)

Obat Dosis harian (mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu (mg/kgbb/hari)

Dosis 3x/minggu(mg/kgbb/hari)

INH 5-15(maks 300 mg)15-40(maks. 900 mg)

15-40(maks. 900 mg)

Rifampisin10-20(maks.600 mg)

10-20(maks. 600 mg)

15-20(maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70(maks. 4 g) 15-30(maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25(maks2,5g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g)25-40(maks1,5 g)

25-40 (maks1,5 g)

Page 36: SKENARIO 2

Pengobatan TBC pada orang dewasaKategori 1 : 2HRZE/4H3R3Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada:

Penderita baru TBC paru BTA positif.Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3Diberikan kepada:

Penderita kambuh.Penderita gagal terapi.Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3Diberikan kepada:

Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Page 37: SKENARIO 2

Pengobatan TBC pada anakAdapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.

Page 38: SKENARIO 2

Tiu 6 : memahami dan menjelaskan epideomologi penyakkit TBC dan riwayat alamiah perjalanan penyakit

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian

pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian

(mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan

penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China

dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

Page 39: SKENARIO 2
Page 40: SKENARIO 2

Faktor resikoFaktor resiko TB dibagi menjadi dua:

Infeksi tuberkulosisOrang-orang yang lahir di negara asing dari negara yang berinsidens tinggi Orang-orang yang sangat miskin, terutama di kota- kota besarPenghuni penjara sekarang atau sebelumnyaOarng tunawismaPengguna obat injeksiPekerja perawat kesehatan yang merawat penderita berisko tinggiAnak yang terpajan pada orang dewasa berisiko tinggi

Penyakit tuberkulosis bila terinfeksiKoinfeksi dengan virus imunodefisiensi manusia (HIV)Penyakit gangguan imun lai, terutama keganasanPengobatan imunosupresifBayi dan anak ≤ 3 tahun(Nelson, 2000)

Page 41: SKENARIO 2

PencegahanAda beberapa cara untuk mencegah tuberkulosisSinar ultraviolet pembasmi bakteriIsoniazid sangat efektif jika diberikan kepada orang-orang yang dengan risiko tinggi tuberkulosis.Penderita tuberkulosis pulmoner yang sedang menjalani pengobatan tidak perlu diisolasi lebih dari beberapa hari karena obatnya bekerja secara cepat sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penularan.Di negara-negara berkembang, vaksin BCG digunakan untuk mencegah infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis

Page 42: SKENARIO 2

Tiu 7 : memahami hukum merokok menurut agama islamSesungguhnya Allah ta’ala mengutus Nabi Muhammad dengan petunjuk-Nya dan agama yang hak, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan membersihkan serta mensucikan hati mereka dari kotoran kekufuran dan kefasikan dan membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepada selain Allah ta’ala.

Page 43: SKENARIO 2

Berikut akan kami kemukakan beberapa fatwa dari para ulama terkemuka tentang hukum rokok :

“Merokok hukumnya haram, begitu juga memperdagangkannya. Karena didalamnya

terdapat sesuatu yang membahayakan, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits:

المسند في أحمد اإلمام أخرجه اَر� ِض�ر� � َو�َال َر� ِض�ر� � َالماجة َوابن الموطأ في َومالك

“ Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi).

Page 44: SKENARIO 2

Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits),

sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabi-Nya Shalallahu 'alaihi wassalam) berfirman: “...dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan

mengharamkan yang buruk“ (Al-A’raf:157).“Merokok diharamkan, begitu juga halnya

dengan Syisyah, dalilnya adalah firman Allah ta’ala: “Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap

diri kalian “ (An-Nisa : 29)