siti kusmaryeni

3
SITI KUSMARYENI P17334113001 ANALIS KESEHATAN POLTEKKES BANDUNG KASUS : Seorang wanita berusia 54 tahun, datang ke Poliklinik Kebidanan, diperiksa Gula darah sewaktu hasilnya 206 mg/dL. Nilai rujukan untuk gula darah sewaktu yaitu kurang dari 200 mg/dl. Bagaimana menurut saudara mengenai hasil tersebut, apakah layak dikeluarkan atau tidak? Bila tidak layak apa yang harus dilakukan? Jawaban : Menurut saya, hasil tersebut sebaiknya jangan dikeluarkan dulu. Karena hasilnya melebihi dari nilai rujukan. Adapun hal yang harus dilakukan yakni : 1. Memastikan bahwa alat untuk mengukur gula darah sewaktu telah di QC dan QC masuk. Jika QC masuk maka tidak ada masalah dengan alat. 2. Memastikan bahwa sampel memenuhi syarat atau tidak, seperti apakah sampel tersebut lisis atau tidak karena jika sampel lisis akan berbengaruh terhadap hasil yang mengakibatkan hasil menjadi tinggi palsu.

Upload: muhamad-kusdinar

Post on 11-Jul-2016

28 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

diabetes ibu hamil

TRANSCRIPT

SITI KUSMARYENI

P17334113001

ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES BANDUNG

KASUS :

Seorang wanita berusia 54 tahun, datang ke Poliklinik Kebidanan, diperiksa Gula darah sewaktu

hasilnya 206 mg/dL. Nilai rujukan untuk gula darah sewaktu yaitu kurang dari 200 mg/dl.

Bagaimana menurut saudara mengenai hasil tersebut, apakah layak dikeluarkan atau tidak? Bila

tidak layak apa yang harus dilakukan?

Jawaban :

Menurut saya, hasil tersebut sebaiknya jangan dikeluarkan dulu. Karena hasilnya melebihi dari

nilai rujukan. Adapun hal yang harus dilakukan yakni :

1. Memastikan bahwa alat untuk mengukur gula darah sewaktu telah di QC dan QC masuk.

Jika QC masuk maka tidak ada masalah dengan alat.

2. Memastikan bahwa sampel memenuhi syarat atau tidak, seperti apakah sampel tersebut

lisis atau tidak karena jika sampel lisis akan berbengaruh terhadap hasil yang

mengakibatkan hasil menjadi tinggi palsu.

3. Selain itu kita dapat mengkonfirmasi dengan pengirim sampel. Kita bisa menanyakan

apakah pasien tersebut memiliki riwayat penyakit diabetes atau tidak dan dapat

menanyakan apakah sebelumnya pasien mengkonsumsi sesuatu yang dapat menyebabkan

kadar gulanua meningkat.

Karena hasil gula darah sewaktunya melebihi nilai rujukan kemungkinan besar pasien memiliki

riwayat penyakit diabetes. Oleh karena itu sebaiknya kita melakukan pemeriksaan terhadap urin

pasien untuk melihat kadar glukosa dalam urinnya. Lalu dapat kita cocokkan hasil gula darah

sewaktu dengan glukosa dalam urin apakah cocok atau tidak. Bila didapat kadar glukosa dalam

urin melebihi 180 mg/dl menandakan bahwa kadarnya telah melewati batas nilai ambang ginjal.

Bila kadar glukosa darah meningkat, filtrat glomerulus dapat mengandung lebih banyak glukosa

dari pada yang dapat direabsorbsi lalu kelebihan glukosa akan dikeluarkan melalui urin yang

akan mengakibatkan glikosuria. Sehingga kadar glukosa dalam urin akan meningkat (glukosa

positif). Jadi jika pemeriksaan kadar gula darah sewatu melebihi nilai rujukan maka harus

diiringin dengan pemeriksaan glukosa dalam urin yang hasilnya harus positif kadar glukosanya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Pra analitik

1. Cocokkan data pasien pada label dibawah wadah sampel dengan formulir

pemeriksaan, yaitu nama pasien, usia nomor CM, nomor Vans.

2. Perhatikan kondisi pasien, seperti gejala yang dialami, riwayat penyakit dan riwayat

pengobatan.

3. Perhatikan kondisi sampel memnuhi syarat atau tidak.

b. Analitik

1. Pastikan bahwa alat untuk mengukur gula darah sewaktu telah di QC dan QC masuk.

Jika QC masuk maka tidak ada masalah dengan alat.

c. Pasca analitik

1. Pastikan bahwa hasil dicatat pada pasien yang benar, karena kesalahan mencatat

mungkin terjadi.

2. Pastikan hasil pemeriksaan diinput dengan benar pada computer. Dicocokan kembali

dengan nama pasien, no CM, no Vans, dan data pasien lainnya.

Kesimpulan :

Hasil pemeriksaan tersebut jangan dikeluarkan, kita harus mencocokan antara hasil pemeriksaan

darah dengan urin saling berhubungan atau tidak. Apabila hasil dari kedua pemeriksaan tersebut

tidak cocok maka periksa kembali dengan sampel darah dan urin baru.