sistem scada untuk monitoring hasil produksi dan … · 2020. 2. 19. · perkembangan teknologi...
TRANSCRIPT
i
TUGAS AKHIR
SISTEM SCADA UNTUK MONITORING HASIL PRODUKSI
DAN PEMAKAIAN ENERGI PADA MESIN CETAK
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjama Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
OKKY YUARDI
NIM : 155114025
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL PROJECT
SCADA SYSTEM FOR THE MONITORING OF
PRODUCTION RESULTS AND ENERGY
CONSUMPTION IN PRINTING MACHINES
In a partial fulfilment of the requirements
For a Bachelor Engineering degree
Electrical Engineering Study program
Electrical Engineering Department
Science and Technology Faculty of Sanata Dharma University
Compiled by:
OKKY YUARDI
NIM : 155114025
ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk....
Tuhan Yesus Kristus Penolongku yang setia
Bapak, Ibu dan Kakak Perempuanku yang tercinta
Teman-teman dan orang terdekat yang aku sayangi
Serta Dosen dan teman temanku di Teknik Elektro
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI
Perkembangan teknologi industri saat ini sebuah perusahaan percetakan sangat
memerlukan sebuah sistem untuk melakukan pemantauan yang berkaitan dengan data hasil
produksi beserta data pemakaian energi. Saat ini beberapa mesin cetak pada perusahaan
percetakan masih melakukan pencatatan manual untuk menyimpan data hasil produksinya
dan beberapa perusahaan saat ini masih ada yang tidak melakukan pemantauan yang baik
terhadapa konsumsi energi perusahaan tersebut akibatnya tingkat efisiensi tidak dapat
dipantau. Sistem yang dibuat untuk merealisasikan penggunaan PLC M221 dan SCADA
untuk membuat suatu sistem yang bertujuan untuk memantau data-data hasil produksi dan
konsumsi energi agar data-data tersebut dapat terpantau dengan baik dan dapat tersimpan
sehingga suatu saat data tersebut dapat dipergunakan.
Sistem ini terdiri dari Monitoring untuk hasil produksi dan Monitoring untuk
konsumsi energi. Data dari Monitoring hasil produksi berupa data kecepatan produksi,
counter meter dan data running hour. Data dari Monitoring konsumsi energi yaitu berupa
data konsumsi energi harian dan data konsumsi energi bulanan. Sistem utamanya terdiri dari
PLC M221 yang bertugas untuk mengolah masukan dari sensor dan SCADA dari
wonderware yang digunakan sebagai penampil datanya serta pemberi perintah untuk
menyimpan data-data yang sudah dimonitor.
Kesimpulan dari hasil perancangan dan pengujian yaitu pembacaan counter meter
dan kecepatan produksi mencapai tingkat keberhasilan sebesar 99.93 % untuk data running
hour dapat menghitung lamanya mesin cetak berproduksi dengan aturan ketika mesin
berjalan dengan kecepatan diatas 15 m/min. Perhitungan pemakaian energi berjalan dengan
baik dan dapat direset hasil perhitungannya untuk data perhari dan data perbulannya. Data
hasil produksi dapat disimpan ke dalam database perusahaan dan data konsumsi energi dapat
tersimpan didalam file berbentuk csv.
Kata Kunci : PLC M221, SCADA Wonderware, Monitoring, Mesin Cetak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The development of industrial technology today as a printing company requires a
system for monitoring related to data production and energy consumption data. Nowadays,
some printing machines on printing companies still do manual recording to save its
production data and some companies nowadays still did not do good monitoring to these
energy consumption of the company resulting in it can not be monitored.. The system is built
to realize the use of PLC M221 and SCADA to create a system that aims to monitor the data
production and energy consumption, the data can be monitored properly and can be stored
then when companies need it again, the data can be used.
The system consists of Monitoring for production and Monitoring for energy
consumption. Data from the Monitoring of production results are production speed data,
counter meter and data running hour. Data from energy consumption Monitoring is a daily
energy consumption data and monthly energy consumption data. The main system consists
of PLC M221 which is tasked to process input from sensors and SCADA of electric which
is used as the data viewer and the command giver to store the monitored data.
Conclusion of the design and testing result of the reading counter meter and the
production speed reached a success rate of 99.93%, for the data running hour can calculate
the length of the printing machine with the rules when the machine is running at speeds
above 15 m/min. Calculation of energy consumption goes well and can be reset the
calculated result for data per day and data per month. Production data can be stored in the
company database and the energy consumption data can be stored in CSV-shaped files.
Keywords: PLC M221, SCADA Wonderware, Monitoring, Printing Machine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul berjudul “SISTEM SCADA
UNTUK MONITORING HASIL PRODUKSI DAN PEMAKAIAN ENERGI PADA
MESIN CETAK” sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik (S.T.) di Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma dengan baik dan lancar.
Keberhasilan dan kelancaran dalam proses penulisan tugas akhir tidak dapat terlepas
dari bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus yang selalu menolong di dalam kehidupanku.
2. Ayahanda Yubeham dan Ibunda Sri Sumarminah yang sudah mendidik saya dari
lahir dengan penuh kesabaran dan sudah memberi kesempatan untuk dapat meraih
gelar sarjana.
3. Kakak perempuan saya Yermi Pebtyana yang selalu memberi suport dan semangat
bagi saya untuk dapat meraih cita-cita yang saya inginkan.
4. Keluarga besar dari ayah dan ibu yang selalu membantu keluarga kami dikala
keluarga kami mengalami kesuliatan.
5. Erika Nugrahingsih tercinta yang selalu ada di saat aku membutuhkan pertolongan
dan selalu sabar untuk menghadapi penulis yang sedang kesulitan.
6. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Bapak Dr. Ir. Linggo Sumarno, M.T., selaku Dosen Pendamping Akademik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Bapak Ir Tjendro M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberi
arahan, masukan, saran serta semangat dalam bimbingan penyusunan skripsi.
10. Bapak Djoko Untoro Suwarno, S.Si., M.T., selaku Dosen Penguji yang telah
membantu dalam memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi.
11. Bapak Martanto, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji yang telah membantu dalam
memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL (BAHASA INDONESIA) ......................................................... i
HALAMAN SAMPUL (BAHASA INGGRIS) .............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP .................................................. vii
INTISARI ........................................................................................................................ viii
ABSTRAK ...................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
1.3. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
1.4. Batasan Masalah ................................................................................................. 3
1.5. Metodologi Penelitian ........................................................................................ 3
BAB II DASAR TEORI .................................................................................................. 5
2.1. Programmable Logic Controller (PLC) .............................................................. 5
2.1.1.Bagian-bagian PLC Modicon TM221ME16T ............................................ 6
2.1.2.Metode Pemrograman PLC ........................................................................ 7
2.2. SCADA (Supervisory Control and Data Acquistion) ........................................ 9
2.2.1.Arsitektur Sistem SCADA.......................................................................... 9
2.2.2.Jenis-jenis Sistem SCADA ......................................................................... 10
2.3. Wonderware Intouch .......................................................................................... 11
2.3.1.Wonderware Intouch Tagname Dictionary ................................................ 12
2.3.2.Wonderware Intouch Script ........................................................................ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.3.3.Wonderware Intouch Animasi .................................................................... 14
2.3.4.Wonderware Intouch Trend ........................................................................ 14
2.3.5.Wonderware Intouch Security .................................................................... 16
2.3.6.Wonderware Intouch Database ................................................................... 18
2.4. Wonderware I/O Server for Modicon MODBUS Ethernet ................................ 20
2.5. Power Meter ....................................................................................................... 21
2.6. Rotari Enkoder .................................................................................................... 25
2.7. Solenoid .............................................................................................................. 25
2.8. Relay ................................................................................................................... 26
2.9. Sistem Komunikasi RS485 ................................................................................. 27
2.10. Mesin Cetak Rotogravure ................................................................................. 28
BAB III RANCANGAN PENELITIAN ......................................................................... 30
3.1. Blok Diagram Sistem ......................................................................................... 30
3.2. Proses Kerja Sistem ............................................................................................ 31
3.3. Perancangan Rotari Enkoder .............................................................................. 32
3.4. Arsitektur SCADA ............................................................................................. 33
3.5. Perancangan Programmable Logic Controller (PLC) ........................................ 34
3.6. Perancangan Software SCADA Wonderware .................................................... 37
3.6.1.Perancangan tampilan awal ....................................................................... .37
3.6.2.Perancangan tampilan Monitoring Hasil Produksi .................................... 38
3.6.3.Perancangan Tampilan Monitoring Energi................................................ 40
3.6.4.Perancangan tampilan Database View ...................................................... 41
3.6.5.Perancangan tampilan Menu Navigasi ...................................................... 42
3.6.6.Perancangan tampilan memo online .......................................................... 43
3.7. Perancangan Diagram Alir ............................................................................... 44
3.7.1. Cara kerja sistem pada Scada. .................................................................. 44
3.7.2. Proses login. .............................................................................................. 45
3.7.3. Proses monitoring data Konsumsi Energi ................................................. 46
3.7.4. Proses monitoring Hasil Produksi ............................................................ 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 49
4.1. Perubahan Perancangan ...................................................................................... 50
4.1.1. Perubahan Wiring Output Solenid. ............................................................ 50
4.1.2. Perubahan Flowchart Monitoring Data Hasil Produksi ............................. 50
4.1.3. Perubahan Flowchart Monitoring Konsumsi Energi ................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.1.4. Perubahan Tampilan Sistem Scada Monitoring hasil produksi
dan konsumsi energi ................................................................................... 54
4.2. Hasil Implementasi ............................................................................................. 54
4.3. Cara Pengoperasian Sistem Scada Monitoring Produksi dan Monitoring
pemakaian Energi ............................................................................................... 60
4.3.1. Pengoperasian Pada Sistem SCADA Server ............................................. 60
4.3.2. Pengoperasian Pada Sistem SCADA Admin............................................. 62
4.3.3. Pengoperasian Pada Sistem SCADA Operator ......................................... 65
4.4. Pengujian dan Analisa Hardware dan Software ................................................. 67
4.4.1. Sistem Monitoring Produksi ...................................................................... 67
4.4.1.1. Pengujian Proses scan barcode baru .............................................. 67
4.4.1.2. Pengujian pembacaan kecepatan produksi .................................... 70
4.4.1.3. Pengujian Pembacaan Counter Meter (Hasil Produksi) ................ 72
4.4.1.4. Pengujian Running Hour ............................................................... 77
4.4.2. Sistem Monitoring Pemakaian Energi ....................................................... 79
4.4.2.1. Pengujian Pengambilan Data Register Power Meter ..................... 79
4.4.2.2. Pengujian Perhitungan Konsumsi Energi Harian dan Perbulan .... 86
4.4.3. Sistem Komunikasi Antar Sistem SCADA dan PLC ................................ 89
4.4.3.1. Pengujian Sistem Komunikasi SCADA Server dengan PLC ........ 89
4.4.3.2. Pengujian Sistem komunikasi scada server,
scada admin dan scada operator .................................................... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 97
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 97
5.2. Saran ................................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 98
LAMPIRAN .................................................................................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram blok perancangan ................................................................................ 4
Gambar 2.1 Bagian-bagian PLC Modicon TM221ME16T ................................................... 6
Gambar 2.2 Contoh program Instruction List ..................................................................... 7
Gambar 2.3 Contoh progam Ladder Diagram ...................................................................... 9
Gambar 2.4 Tampilan Intouch Application Manager .......................................................... 11
Gambar 2.5 Tampilan Intouch WindowMaker.................................................................... 12
Gambar 2.6 Tampilan Intouch WindowViewer .................................................................. 12
Gambar 2.7 Tampilan dari menu Wonderware intouch tagname dictionary ...................... 13
Gambar 2.8 Tampilan dari menu Real Time Trend............................................................. 15
Gambar 2.9 Tampilan dari menu Historical Trends ............................................................ 16
Gambar 2.10 konsep penggunaan bind list dan table template .......................................... ̀ 19
Gambar 2.11 Konsep komunikasi dengan MBENET ......................................................... 21
Gambar 2.12 Mekanisme Rotary Encoder .......................................................................... 25
Gambar 2.13 Solenoid (Magnetic Door Lock) .................................................................... 26
Gambar 2.14 Struktur sederhana Relay ............................................................................... 27
Gambar 2.14 urutan pengkabelan konektor serial PLC M221 ............................................ 27
Gambar 2.15 Konsep Daisy Chain PM5350 ....................................................................... 28
Gambar 2.16 Skema Struktur pencetakan mesin cetak Rotogravure .................................. 28
Gambar 2.17 Diagram Unit Pencetakan Mesin Cetak Rotogravure 8 Warna ..................... 29
Gambar 3.1 Blok Rancangan Sistem ................................................................................... 30
Gambar 3.2 Desain dari Mesin Cetak .................................................................................. 33
Gambar 3.3 Dasain pemasangan Rotari Enkoder tampak depan......................................... 33
Gambar 3.4 Dasain pemasangan Rotari Enkoder tampak samping..................................... 33
Gambar 3.5 Arsitektur Scada............................................................................................... 34
Gambar 3.6 Wiring I/O pada PLC ....................................................................................... 35
Gambar 3.7 Wiring Power Meter ........................................................................................ 36
Gambar 3.8 Tampilan awal scada server dan scada admin ................................................. 38
Gambar 3.9 Tampilan awal scada operator ......................................................................... 38
Gambar 3.10 Tampilan monitoring hasil produksi scada admin ......................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 3.11 Tampilan monitoring hasil produksi scada operator ..................................... 39
Gambar 3.12 Tampilan monitoring hasil produksi scada server ......................................... 40
Gambar 3.13 Tampilan Monitoring Energi pada scada admin ............................................ 41
Gambar 3.14 Tampilan Monitoring Energi pada scada server ............................................ 41
Gambar 3.15 Tampilan Database View ............................................................................... 42
Gambar 3.16 Tampilan menu navigasi pada scada admin .................................................. 43
Gambar 3.17 Tampilan menu navigasi pada scada server................................................... 43
Gambar 3.18 Tampilan menu navigasi pada scada admin .................................................. 43
Gambar 3.19 Tampilan memo online .................................................................................. 44
Gambar 3.20 Flowchart sistem pada Scada Server dan Admin .......................................... 45
Gambar 3.21 Flowchart sistem pada Scada Operator.......................................................... 46
Gambar 3.22 Flowchart Proses Login Scada Server dan Admin ........................................ 46
Gambar 3.23 Flowchart Proses Login Scada Operator ....................................................... 47
Gambar 3.24 Flowchart monitoring data konsumsi energi ................................................. 47
Gambar 3.25 Flowchart monitoring data hasil produksi ..................................................... 49
Gambar 4.1 Perubahan Flowchart Monitoring Produksi ..................................................... 51
Gambar 4.2 Data Command Semaphore saat dibaca berisi -1 ............................................ 52
Gambar 4.3 Uji coba reset power meter dengan cara memberikan counter pada register
Command Semaphore ......................................................................................................... 53
Gambar 4.4 Perubahan flowchart untuk perhitungan konsumsi energi............................... 53
Gambar 4.5 PLC M221 TM221ME16T .............................................................................. 54
Gambar 4.6 Power Meter PM5350 beserta wiringnya ........................................................ 55
Gambar 4.7 CT yang digunakan untuk Power Meter .......................................................... 55
Gambar 4.8 Posisi pemasangan Enkoder pada mesin cetak ................................................ 56
Gambar 4.9 Wiring relay penerima sinyal splashing .......................................................... 57
Gambar 4.10 Bentuk fisik dari komputer server untuk scada server................................... 59
Gambar 4.11 Bentuk fisik dari komputer operator untuk scada operator ........................... 59
Gambar 4.12 Bentuk fisik dari komputer admin untuk scada admin .................................. 60
Gambar 4.13 Tampilan desktop komputer server ............................................................... 60
Gambar 4.14 Tampilan halaman login scada server ............................................................ 61
Gambar 4.15 Tampilan halaman monitoring produksi scada server ................................... 61
Gambar 4.16 Tampilan monitoring energy pada scada server ............................................ 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.17 Tampilan desktop komputer admin ............................................................... 62
Gambar 4.18 Tampilan halaman login scada admin ........................................................... 63
Gambar 4.19 Tampilan halaman monitoring produksi scada admin ................................... 63
Gambar 4.20 Tampilan halaman monitoring energi scada admin ....................................... 64
Gambar 4.21 Tampilan halaman database view scada admin ............................................. 64
Gambar 4.22 Tampilan halaman setting dan kalibrasi scada admin ................................... 65
Gambar 4.23 Tampilan desktop komputer operator ............................................................ 65
Gambar 4.24 Tampilan halaman login scada operator ........................................................ 66
Gambar 4.25 Tampilan halaman monitoring produksi scada operator ............................... 66
Gambar 4.26 Tampilan halaman eromo scada operator ...................................................... 67
Gambar 4.27 Tampilan scan barcode baru pada scada operator dan scada server .............. 68
Gambar 4.28 Format Barcode ............................................................................................. 68
Gambar 4.29 Script untuk mencocokan id barcode dengan data pada database PP ............ 69
Gambar 4.30 Data produksi memiliki id sesuai id_plc_pp dari id barcodenya .................. 69
Gambar 4.31 Format ID_STATUS ..................................................................................... 69
Gambar 4.32 Id status digunakan untuk setiap status mesin yang disimpan ....................... 70
Gambar 4.33 Konfigurasi Frequency Meter PLC M221 ..................................................... 70
Gambar 4.34 Program menghitung kecepatan produksi ..................................................... 71
Gambar 4.35 Program menyimpan nilai moving distance per 1 pulse pada alamat
%MF22 ................................................................................................................................ 71
Gambar 4.36 program aktivasi counter meter ..................................................................... 73
Gambar 4.37 %M7 aktif berdasarkan nyala %S6 ............................................................... 73
Gambar 4.38 Program perhitungan counter meter .............................................................. 73
Gambar 4.39 Menyimpan data produksi pada database setiap menit.................................. 74
Gambar 4.40 Program PLC untuk Reset nilai Counter meter ............................................. 74
Gambar 4.41 Data Counter meter hasil proses splashing yang tersimpan pada database ... 74
Gambar 4.42 Script menyimpan data counter meter hasil proses splashing ke database .... 75
Gambar 4.43 Bindlist DATA_PLC_CE1 ............................................................................ 75
Gambar 4.44 Aktivasi Running Hour .................................................................................. 77
Gambar 4.45 Program Counter Running Hour .................................................................... 78
Gambar 4.46 Program PLC Reset Running Hour ............................................................... 78
Gambar 4.47 Script untuk mengaktifkan reset dan aktivasi Running Hour tiap shift ......... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.48 Konfigurasi Serial pada PLC ......................................................................... 80
Gambar 4.49 Setting Drum Step ......................................................................................... 80
Gambar 4.50 Delay loop drum step ..................................................................................... 81
Gambar 4.51 Read_VAR0 untuk membaca memori 3000 sampai 3012 power meter 1 ... 81
Gambar 4.52 Read_Var1 untuk membaca memori 3204 sampai 3208 power meter 1 ....... 82
Gambar 4.53 Read_Var2 untuk membaca memori 21300 sampai 21336 power meter 1 ... 82
Gambar 4.54 Read_VAR3 untuk membaca memori 3000 sampai 3012 power meter 1 ... 83
Gambar 4.55 Read_Var1 untuk membaca memori 3204 sampai 3208 power meter 2 ....... 83
Gambar 4.56 Read_Var2 untuk membaca memori 21300 sampai 21336 power meter 2 ... 84
Gambar 4.57 Proses drum step DR0 ................................................................................... 84
Gambar 4.58 Reset Drum Step ............................................................................................ 84
Gambar 4.59 Script untuk perhitungan pemakaian energi .................................................. 88
Gambar 4.60 File Record data pemakaian energi................................................................ 88
Gambar 4.61 Script record data pemakaian energi.............................................................. 89
Gambar 4.62 Tampilan status komunikasi pada MBENET ................................................ 89
Gambar 4.63 Konfigurasi Topic pada MBENET ................................................................ 90
Gambar 4.64 Konfigurasi tagname PLC173\Comm ........................................................... 91
Gambar 4.65 Konfigurasi tagname PLC173\IOServer ....................................................... 91
Gambar 4.66 Internal Counter untuk PLC173\PulseCount ................................................. 91
Gambar 4.67 Reset Counter PLC173\PulseCount setiap perubahan PLC173\iPulse ......... 92
Gambar 4.68 Counter Internal PLC ..................................................................................... 92
Gambar 4.69 Skrip untuk mendeteksi komunikasi eror antara PLC dan Scada .................. 92
Gambar 4.70 Skrip untuk update data saat komunikasi normal antara PLC dan Scada...... 92
Gambar 4.71 Kondisi saat koneksi Normal ......................................................................... 93
Gambar 4.72 Kondisi koneksi normal tetapi PLC mode Stop ............................................ 93
Gambar 4.73 Kondisi saat MBENET berhenti bekerja ....................................................... 93
Gambar 4.74 Konfigurasi Acces name untuk koneksi ke scada server ............................... 94
Gambar 4.75 Konfigurasi tagname pada scada admin dan scada operator untuk membaca
tagname dari scada server .................................................................................................... 94
Gambar 4.76 Contoh distribusi data antar scada ................................................................. 95
Gambar 4.77 Indikator tersambung antara scada admin dan scada operator ke scada
server ................................................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterangan untuk bagian-bagian dari PLC Modicon TM221ME16T ................. 6
Tabel 2.2 Daftar security internal tagname 1 ..................................................................... 17
Tabel 2.3 Daftar security internal tagname 2 ..................................................................... 17
Tabel 2.4 Format Pengalamatan MBENET dengan PLC .................................................... 20
Tabel 2.5 Alamat Memori PM5350 ..................................................................................... 23
Tabel 2.6 Keterangan urutan pengkabelan konektor serial PLC M221 .............................. 27
Tabel 2.7 Keterangan Gambar 2.16 ..................................................................................... 29
Tabel 3.1 Alamat Input PLC............................................................................................... 36
Tabel 3.2 Alamat Output PLC ............................................................................................ 36
Tabel 3.3 Alamat Memori PLC .......................................................................................... 36
Tabel 3.4 Tabel keterangan tampilan awal .......................................................................... 38
Tabel 3.5 Tabel keterangan tampilan monitoring hasil produksi ........................................ 40
Tabel 3.6 Tabel keterangan tampilan monitoring energy .................................................... 41
Tabel 3.7 Tabel keterangan tampilan database view ........................................................... 42
Tabel 3.8 Tabel keterangan tampilan menu navigasi .......................................................... 43
Tabel 3.9 Tabel keterangan tampilan memo online ............................................................ 44
Tabel 4.1 Keterangan Gambar 4.5 ...................................................................................... 55
Tabel 4.2 Keterangan gambar 4.6 dan gambar 4.7 ............................................................. 56
Tabel 4.3 Keterangan gambar 4.8 ....................................................................................... 56
Tabel 4.4 Keterangan gambar 4.9 ........................................................................................ 57
Tabel 4.5 Fungsi masing masing tipe sistem scada ............................................................. 58
Tabel 4.6 Daftar username dan password pada database PLC_USER ................................ 59
Tabel 4.7 Daftar batas level user setiap tipe scada .............................................................. 59
Tabel 4.8 Perbandingan kecepatan mesin dengan pembacaan sistem scada ....................... 72
Tabel 4.9 Hasil perbandingan counter meter sistem scada dengan counter meter mesin ... 76
Tabel 4.10 Pewaktuan untuk tipe-tipe shift kerja ................................................................ 78
Tabel 4.11 Memori Object yang digunakan untuk perhitungan data-data Running Hour .. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Tabel 4.12 Daftar alamat memori yang ditampilkan pada sistem scada ............................. 85
Tabel 4.13 Data hasil pengambilan data power meter menggunakan PLC M221 .............. 85
Tabel 4.14 Data Konsumsi Energi Bulanan dan Harian ...................................................... 87
Tabel 4.15 Sampel distribusi data antara scada server, scada admin dan scada operator ... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diera saat ini, sebuah perusahaan percetakan sangat memerlukan sebuah sistem
untuk melakukan pemantauan yang berkaitan dengan data hasil produksi beserta data
pemakaian energi. Tujuannya untuk mengetahui secara akurat berkaitan dengan data-data
hasil produksi dan data-data pemakaian energi. Data tersebut sangat krusial bagi perusahaan.
Data hasil produksi suatu perusahaan digunakan untuk menilai seberapa besar jumlah
produksi yang sudah dikerjakan dan sebagai data untuk menganalisa kemampuan produksi
dari mesin cetak pada perusahaan percetakan. Data konsumsi energi digunakan untuk
mengetahui konsumsi energi pada sebuah mesin cetak yang nantinya data tersebut digunakan
untuk menganalisa total biaya penggunaan energi untuk suatu mesin serta untuk memetakan
energi yang digunakan mesin cetak pada perusahaan percetakan.
Kebutuhan perusahaan percetakan saat ini sudah diatasi menggunakan sistem
pencatatan perusahaan berbasis aplikasi komputer. Sistem ini masih memiliki kelemahan
terkait data yang tidak akurat, karena sistem yang digunakan masih membutuhkan manusia
untuk melakukan pencatatan dan sistem ini hanya digunakan untuk melakukan pencatatan
hasil produksi sedangkan untuk data konsumsi energi belum dicatat oleh sistem. Saat ini,
keakuratan data hasil produksi dan data konsumsi energi merupakan hal yang penting
sehingga diperlukan sistem monitoring hasil produksi dan konsumsi energi yang lebih baik.
Artikel ilmiah dari UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) mengembangkan
suatu monitoring hasil produksi yang bernama Aplikasi Monitoring Produksi berbasis Web.
Sistem ini mampu mencatat data-data hasil produksi seperti kecepatan mesin, kecepatan
produksi jumlah produksi dan uraian kegiatan yang terjadi selama produksi. [19]
Perkembangan teknologi saat ini memunculkan suatu alat yang dinamakan Program
Logic Control (PLC). PLC pertama kali dikembangkan oleh para engineer di General Motors
pada tahun 1968 saat perusahaan mencari alternatif untuk menggantikan sistem kontrol relai
yang kompleks [1]. Kemampuan PLC yang dapat menggantikan dan menyederhanakan
sistem kontrol relai yang kompleks menyebabkan saat ini PLC dioptimalkan untuk
menangani tugas-tugas pengontrolan dan pengoperasian di dalam lingkungan industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Selain PLC, pada dunia industri saat ini perkembang teknologi sistem SCADA. Sistem
SCADA merupakan sistem yang dapat melakukan pengawasan, pengendalian dan akuisisi
data terhadap plant [2]. Sistem SCADA berkembang dikarenakan adanya kebutuhan untuk
mengontrol, mengakuisi data dan menghubungkan beberapa sistem plant yang memiliki
jarak yang jauh. Dengan memanfaatkan kemampuan PLC beserta kemampuan SCADA,
akan dapat membuat sistem dalam bidang industri yang dapat bekerja dengan baik.
Memanfaatkan kemampuan PLC dan SCADA maka dibuatlah suatu sistem
monitoring hasil produksi dan konsumsi energi yang dapat melakukan pencatatan secara
otomatis dan mengurangi peran operator dalam melakukan pencatatan data sehingga
mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh operator. Data hasil produksi yang akan dicatat
oleh sistem berupa data-data kecepatan produksi, data jumlah produksi cetak, data lamanya
mesin bekerja, data uraian kegiatan produksi. Beberapa data hasil produksi dihitung
berdasarkan shift kerja operator, data yang dihitung yaitu rata-rata kecepatan produksi dan
jumlah lamanya mesin bekerja. Shift kerja dibagi menjadi lima model shift yaitu shift A
pendek (8 jam ), shift B pendek (8 jam), shift C pendek (8 jam), shift A panjang (12 jam)
dan shift B panjang (12 jam). Data konsumsi energi yang akan dicatat oleh sistem berupa
data konsumsi energi setiap bulannya, data tegangan listrik ,data arus listrik dan data daya
listrik. Sistem ini memiliki HMI (Human Machine Interface) yang dapat menampilkan data
hasil produksi dan data konsumsi energi yang mudah dipahami. Tampilan HMI dan fungsi
scada dibedakan berdasarkan penggunaannya dan level jabatan pengguna. Sistem ini dapat
terhubung dengan database perusahaan sehingga data hasil produksi dan konsumsi energi
yang dibaca dapat disimpan kedalam database perusahaan.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat sistem SCADA yang
digunakan untuk monitoring hasil produksi dan monitoring energi pada mesin cetak
menggunakan PLC dan HMI.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Terbantunya Supervisor dan jabatan lebih tinggi dalam melakukan pemantauan data
hasil produksi dan konsumsi energi secara akurat dan cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2. Dapat mengurangi beban operator dalam melakukan pemasukan data hasil produksi
dan mengurangi kesalahan pemasukan data yang dilakukan oleh operator.
3. Menyediakan prototipe sistem SCADA sebagai bahan acuan dan pedoman untuk
penelitian tentang pengembangan sistem SCADA.
4. Membantu mahasiswa dalam memahami, merancang dan mengembangkan sistem
SCADA.
1.4 Batasan Masalah
Agar tujuan dari tugas akhir ini tercapai maka ditentukan batasan-batasan terhadap
sistem yang dibuat.
1. Menggunakan PLC Schneider M221 sebagai kontrol utama dalam sistem Monitoring
hasil produksi dan pemakaian Energi pada mesin cetak
2. Menggunakan Wonderware dari Schneider Electric sebagai aplikasi SCADA sistem
untuk penelitian ini.
3. Menggunakan modul Power Meter PM5350 dari Schneider Electric untuk membaca
data-data yang berhubungan dengan konsumsi energi dan satuan kelistrikan.
4. Menggunakan Rotary Encoder untuk membaca data kecepatan dan hasil produksi.
5. Menggunakan Software MBENET sebagai protocol komunikasi PLC dengan
SCADA.
6. Komunikasi antara PLC dengan power meter menggunakan Serial RS485.
7. Pembacaan hasil produksi (meter) mempunyai toleransi kurang lebih 2 % setiap
rolnya dari alat kalibrator.
1.5 Metodologi Penelitian
Untuk mencapai tujuan dari Tugas Akhir ini, maka penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut :
1. Studi literatur yaitu dengan membaca dan mempelajari untuk mendapatkan data dan
informasi tentang rotari enkoder, power meter, sinyal splacing, solenoid, PLC dan
SCADA.
2. Studi lapangan yaitu mellihat kondisi langsung pada perusahaan industri percetakan
untuk mendapatkan data dan informasi tentang sistem monitoring hasil produk dan
konsumsi energi pada mesin cetak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Perancangan subsistem hardware dan software yaitu mengumpulkan data kemudian
mencari bentuk model yang optimal dari sistem, mengacu pada gambar 1.1 tentang
diagram blok sistem bertujuannya untuk mendapat hasil yang optimal dari sistem
yang dibuat dengan mempertimbangkan faktor permasalahan dan kebutuhan yang
sudah ditentukan. Bagian yang dibuat adalah wiring PLC dan program PLC sebagai
pengontrol data masukan dari rotari enkoder dan Power meter. Kemudian bagian
program SCADA sebagai penampil data dan pengakuisi data dari PLC.
Gambar 1. 1. Diagram blok perancangan
4. Pembuatan subsistem hardware dan software. Subsistem hardware meliputi wiring
PLC, wiring rotari enkoder, wiring power meter, wiring solenoid dan wiring untuk
sistem komunikasi pada SCADA. Subsistem software meliputi perancangan program
PLC dan program HMI. Tahap ini bertujuan untuk membuat model yang sesuai
dengan yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.
5. Melakukan pengujian kesesuaian data kecepatan mesin dan data hasil produksi
(counter meter) terhadap data yang dibaca oleh mesin cetak, melakukan pengujian
kesesuaian data konsumsi energi yang dibaca PLC dengan data konsumsi energi yang
ditampilkan pada power meter, melakukan pengujian kesesuaian data hasil produksi
meliputi kecepatan produksi, counter meter dan jumlah lamanya mesin bekerja yang
ditampilkan pada SCADA Server, SCADA Admin dan SCADA Operator, dan
melakukan pengujian kesesuaian data konsumsi energi yang ditampilkan pada
SCADA Server, SCADA Admin dan SCADA Operator.
6. Pembahasan dan pengambilan kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail tentang peralatan
yang digunakan. Hal yang akan dibahas adalah Programmable Logic Controller (PLC),
Wonderware Software, Power Meter, Rotary Encoder, Solenoid, Komunikasi RS485 dan
Mesin Cetak.
2.1 Programmable Logic Controller (PLC) [1]
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus pengontrol
berbasis-mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk
menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal
logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmatika guna
mengontrol mesin-mesin dan proses-proses dan dirancang untuk dioperasikan oleh para
insinyur yang hanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai komputer dan bahasa
pemrogaman.
Umumnya, sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar yaitu:
1. Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang berisi mikroprosesor yang
menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan tindakan-tindakan
pengontrolan, sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori, lalu
mengkomunikasikan keputusan keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal
control ke antarmuka output.
2. Unit Catu Daya untuk mengkonversi tegangan sumber menjadi tegangan rendah yang
dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di dalamnya
3. Perangkat pemrogaman dipergunakan untuk membuat dan memasukan program yang
dibutuhkan ke dalam memori.
4. Unit Memory adalah tempat di mana program yang digunakan untuk melaksanakan
tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan.
5. Bagian input dan output adalah antarmuka di mana prosesor menerima informasi dan
mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat-perangkat eksternal. Sinyal
masukan bisa berasal dari saklar dan sensor-sensor. Sinyal keluaran dapat diberikan
pada motor, katup solenoid dan lain-lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.1.1. Bagian-bagian PLC Modicon TM221ME16T [3]
PLC Modicon tm221me16t merupakan PLC produk dari Schneider Electric. PLC
yang digunakan memiliki 16 I/O, di mana terdiri dari 8 input dan 8 output transistor. PLC
jenis ini wajib disuplay dengan tegangan sebesar 24 VDC. Gambar 2.1 merupakan
merupakan gambar bagian-bagian PLC Modicon TM221ME16T . Tabel 2.1 merupakan
keterangan untuk bagian-bagian dari PLC Modicon TM221ME16T.
Gambar 2.1 Bagian-bagian PLC Modicon TM221ME16T [3]
Tabel 2.1 Keterangan untuk bagian-bagian dari PLC Modicon TM221ME16T [3]
No Deskripsi
1 Status LED
2 Terminal Input
3 Terminal Output
4 Pengait
5 Port USB mini-B
6 Terminal catu daya 24Vdc
7 Port Ethernet / RJ45 konektor
8 Port Serial 1 / RJ45 konektor (RS-232 atau RS-485)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
No Deskripsi
9 Tombol run/stop
10 Penutup Analog Input
11 2 analog input
12 Slot SD card
13 Konektor untuk tambahan I/O
14 Pelindung ( slot SD Card, tombol run/stop dan port USB mini-B)
15 Pengait
16 Tempat baterai
2.1.2 Metode Pemrogaman PLC
Agar PLC dapat berfungsi sebagai peralatan control maka PLC harus diprogram
sesuai dengan fungsi control yang diinginkan. Pada PLC Modicon TM221ME16T
digunakan software SoMachine basic untuk membuat program pada PLC. Pada perangkat
lunak ini terdapat dua pilihan bahasa pemrogaman yaitu: IL (Instruction List) dan LD
(Ladder Diagram).
1. IL (Instruction List)
Sistem pemrogaman ini bersifat tekstual. Singkatan-singkatan khusus yang
disebut mnemonic digunakan untuk mengidentifikasi perintah yang berbeda yang sedang
dijalankan ataupun tidak. Bahasa yang digunakan adalah OR, AND, NAND, XOR dan
sebagainya. Seperti pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Contoh program Instruction List [13]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Ladder Diagram (LD) [1]
Salah satu metode pemrograman PLC yang sangat umum digunakan adalah yang
didasarkan pada penggunaan diagram-diagram tangga. Menuliskan sebuah program,
dengan demikian, menjadi sama halnya dengan menggambarkan sebuah rangkaian
pensaklaran. Diagram-diagram tangga terdiri dari dua garis vertikal yang
merepresentasikan rel-rel daya. Komponen-komponen rangkaian disambungkan sebagai
garis-garis horisontal, yaitu anak-anak tangga, di antara kedua garis vertikal ini. Contoh
Ladder Diagram ada pada gambar 2.3
Dalam menggambarkan sebuah diagram tangga, diterapkan konvensi-konvensi tertentu:
a. Garis-ganis vertikal diagram merepresentasikan rel-rel daya, di mana di antara
keduanya komponen-komponen rangkaian tersambung.
b. Tiap-tiap anak tangga mendefinisikan sebuah operasi di dalam proses kontrol.
c. Sebuah diagram tangga dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah,
menggambarkan alur pembacaan yang dilakukan oleh PLC. Anak tangga teratas
dibaca dari kiri ke kanan. Berikutnya anak tangga kedua dibaca dari kiri ke kanan dan
demikian seterusnya. Ketika PLC sedang berada dalam keadaan bekerja, PLC
membaca seluruh program tangga dari awal hingga akhir, anak tangga terakhir pada
program ditandai dengan jelas, dan kemudian memulai kembali dari awal. Prosedur
membaca semua anak tangga program ini disebut sebagai sebuah siklus.
d. Tiap-tiap anak tangga harus dimulai dengan sebuah input atau sejumlah input dan
harus berakhir dengan setidaknya sebuah output.
e. Perangkat-perangkat listrik ditampilkan dalam kondisi normalnya. Dengan demikian,
sebuah saklar yang dalam keadaan normalnya terbuka hingga suatu objek
menutupnya. diperlihatkan sebagai terbuka pada diagram tangga. Sebuah saklar yang
dalam keadaan normalnya tertutup diperlihatkan sebagai, tertutup.
f. Sebuah perangkat tertentu dapat digambarkan pada lebih dari satu anak tangga. Huruf-
huruf dan nomor dipergunakan untuk memberi label bagi perangkat tersebut pada
tiap-tiap situasi kontrol yang dihadapinya.
g. Input-input dan output-output seluruhnya diidentifikasikan melalui alamat-alamatnya,
notasi yang dipergunakan bergantung pada pabrikan PLC yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2.3 Contoh progam Ladder Diagram [13]
2.2 SCADA (Supervisory Control and Data Acquistion) [2]
SCADA (Supervisory Control and Data Acquistion) secara sederhana memiliki
definisi yaitu sistem yang dapat melakukan pengawasan, pengendalian dan akuisisi data
terhadap sebuah plant. Seiring berkembangnya komputer menjadikan komputer sebagai
komponen penting dalam sebuah sistem SCADA. SCADA menggunakan komputer untuk
menampilkan nilai-nilai sensor, menampilkan grafik, menyimpan data dalam database
hingga menampilkannya dalam sistem web. Sistem SCADA umumnya terhubung dengan
sebuah PLC melalui sebuah protokol komunikasi.
2.2.1 Arsitektur Sistem SCADA
Penjelasan masing-masing bagian dari Arsitektur sistem SCADA
1. Operator
Operator manusia mengawasi sistem SCADA dan melakukan fungsi supervisory control
untuk operasi plant jarak jauh.
2. Human Machine Interface (HMI)
HMI menampilkan data operator dan menyediakan input control bagi operator dalam
berbagai bentuk, termasuk grafik, skematik, jendela, menu pull-down, touch screen dan
lain sebagainya.
3. Master Terminal Unit (MTU)
MTU merupakan unit master pada arsitektur master/slave. MTU berfungsi menampilkan
data operator melalui HMI, mengumpulkan data dari tempat yang jauh, dan mengirimkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sinyal control ke plant yang berjauhan. Fungsi dasar MTU berupa Input/Output Task,
Alarm Task, Reports Task, dan Display Task.
4. Communication System
Sistem komunikasi antara MTU-RTU ataupun RTU-field device diantaranya berupa
RS232, Private Network (LAN/RS-485), Switched Telephone Network, Leased lines,
Internet dan Wireless Communication system (Wireless LAN, GSM Network, Radio
modems)
5. Remote Terminal Unit (RTU)
RTU merupakan unit slave pada arsitektur master/slave. RTU mengirimkan sinyal
control pada peralatan yang dikendalikan, mengambil data dari peralatan tersebut dan
mengirimkan data tersebut ke MTU. Sebuah RTU mungkin saja digantikan oleh PLC
dikarenakan PLC memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Solusi yang ekonomis
b. Serbaguna dan fleksibel
c. Mudah dalam perancangan dan instalasi
d. Lebih reliable
e. Control yang canggih
f. Berukuran kecil secara fisik
g. Troubleshooting dan diagnose lebih mudah
6. Field device
Field device merupakan plant di lapangan yang terdiri dari objek yang memiliki berbagai
sensor dan aktuator. Nilai sensor dan aktuator inilah yang umumnya diawasi dan
dikendalikan supaya objek/plant berjalan sesuai dengan keinginan pengguna.
2.2.2 Jenis-Jenis Sistem SCADA
1. SCADA dasar
SCADA dasar ini umumnya hanya terdiri dari satu buah RTU/PLC saja yang
digunakan untuk mengendalikan suatu plant dengan berbagai field devices. Jumlah MTU
yang digunakan juga hanya satu buah.
2. Integrated SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa PLC/RTU yang terhubung dengan beberapa
Distributed Control System (DCS), namun hanya menggunakan satu MTU.
3. Networked SCADA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Sistem ini memiliki lebih dari satu MTU yang saling terhubung. Ada satu MTU
pusat sebagai coordinator dari sistem-sistem yang lain. MTU pusat ini juga dapat
terhubung dengan dunia luar melalui LAN,WAN, maupun internet.
2.3 Wonderware Intouch [2]
Salah satu paket SCADA software yang beredar di pasaran ialah Wonderware.
Software utama yang mendasari keseluruhan program SCADA adalah Wonderware Intouch.
Pada dasarnya, Intouch adalah software Human Machine Interface yang juga dilengkapi
dengan fitur SCADA software.
Wonderware juga memiliki berbagai program untuk mendukung keseluruhan sistem
SCADA Misalnya :
1. Wonderware Historian, program menangani database berbasis SQL Server
2. Wonderware Information Software, program yang menangani pembuatan portal internet
untuk aplikasi HMI/SCADA
3. Wonderware Active Factory, program melakukan analisa serta laporan dari data di
lapangan
4. Wonderware Incontrol program pengendalian yang dapat menggantikan PLC sebagai
soft control (PC based control)
Untuk menggunakan Wonderware Intouch, ada 3 komponen penyusun utama yang harus
diketahui yaitu :
1. Intouch Application Manager berfungsi untuk mengorganisasikan aplikasi yang akan
dibuat
Gambar 2.4 Tampilan Intouch Application Manager [16]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Intouch WindowMaker ialah suatu development environment dari intouch. Dengan ini
kita dapat membuat tampilan untuk Human Machine Interface (HMI).
Gambar 2.5 Tampilan Intouch WindowMaker [16]
3. Intouch WindowViewer adalah suatu runtime environment yang dapat menampilkan
layar grafik yang telah dibuat pada windowmaker.
Gambar 2.6 Tampilan Intouch WindowViewer [16]
2.3.1 Wonderware intouch tagname dictionary
Setiap objek pada halaman kerja WindowMaker harus memiliki identitas supaya
dapat digunakan dalam pemrogaman. Objek disebut dengan tag, dan nama objek disebut
dengan tagname. Semua tagname yang telah dibuat dalam suatu aplikasi dapat dilihat pada
tagname Dictionary. Terdapat beberap pilihan tipe tag pada tagname Dictionary berikut ini
merupakan tipe-tipenya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Memory untuk simulasi (tidak terhubung pada PLC dan peralatannya)
2. I/O jika input-Output terhubung dengan PLC dan peralatan
3. Discrete untuk objek objek diskrit
4. Integer untuk objek-objek yang bernilai analog, menggunakan bilangan bulat
5. Real untuk objek-objek yang perubahannya secara analog, menggunakan bilangan real.
Gambar 2.7 Tampilan dari menu Wonderware intouch tagname dictionary [16]
2.3.2 Wonderware Intouch Script
Pemrogaman pada wonderware intouch menggunakan InTouch Quick Script. Tipe
script ini relative mudah digunakan karena memanfaatkan struktur high level language yang
telah disederhanakan sehingga orang awam yang bukan programmer juga dapat
memprogram wonderware InTouch. Berikut ini penjelasan tentang macam-macam script:
1. Application adalah script jenis ini digunakan untuk memprogram keseluruhan window
yang ada pada aplikasi
2. Key adalah script yang akan dilakukan saat tombol keyboard tertentu ditekan
3. Condition adalah script yang akan dikerjakan jika terjadi kondisi tertentu dari suatu
tagname. Kondisi dinyatakan dalam ekspresi tertentu.
4. Data Change adalah script yang akan dieksekusi jika terjadi perubahan nilai pada
tagname tertentu.
5. Window Script adalah script yang diberikan khusus pada masing-masing halaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.3.2 Wonderware Intouch Animasi
Animasi adalah proses memberi “nyawa” dari objek-objek yang telah digambar dan
diberi tagname. Animasi ini penting karena akan sangat mempermudah operator dalam
memahami, mengawasi, dan mengendalikan proses-proses yang terjadi pada plant. Berikut
ini adalah jenis-jenis dari animasi :
1. Animasi Diskrit
Animasi yang mudah dilakukan ialah animasi diskrit yang berarti hanya ada dua kondisi
dari objek yang dimanipulasi misalnya, warna isi objek berpindah dari merah ke hijau
dan sebaliknya..
2. Animasi Analog
Animasi analog ialah animasi yang dilakukan dalam suatu range nilai tertentu.
Jangkauannya lebih luas daripada animasi diskrit. Peralatan yang ditampilkan
kondisinya ataupun diubah statusnya ialah perlatan analog (contoh: potensiometer,
pengaturan kecepatan motor,sensor suhu analog)
3. Value Display
Value dispay ialah fitur untuk menampilkan nilai/kondisi suatu instrumen (misal: sensor
suhu, sensor nyala mati motor) ataupun nama operator pada aplikasi Wonderware
Intouch. Hal ini tentu sangat membantu operator dalam mengamat berbagai perlatan dan
proses yang terjadi pada plant.
4. User Input
Dengan InTouch juga dapat membuat suatu fitur user input, di mana pengguna dapat
memasukan input pda program untuk melakukan suatu aksi tertentu pada plant.
2.3.3 Wonderware Intouch Trend
Trend ialah grafik yang menunjukan data dari proses atau pengukuran yang
dilakukan oleh alat tertentu (misal: grafik suhu, grafik tekanan, grafik kecepatan, dan lain-
lain). Jenis trend pada Wonderware InTouch berdasar kemampuan perekaman datanya
adalah :
1. Real Time Trend
Real Time Trend berfungsi untuk menampilkan grafik data secara real time. Untuk
menampilkannya, tekan tombol real time trend pada drawing toolbar lalu gambarlah
sebuah kotak di halaman. Untuk mengkonfigurasinya masuk ke jendela konfigurasi real
time trend dengan melakukan klik kiri dua kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada jendela tersebut, bisa dimasukkan tagname tertentu yang akan ditampilkan
bersama-sama dalam satu trend ialaha berjumlah empat tag. Pengaturan tampilan tag
juga dapat dilakukan dalam hal:
a. Time-Time span : range waktu maksimal yang ditampilkan dalam satu trend
b. Sample-Interval : satuan waktu yang akan digunakan dalam setiap penampilan data
c. Color : warna grafik dan batas
d. Time Division : pengaturan jumlah dan warna garis-garis pembagi waktu (sumbu X)
e. Value Division : pengaturan jumlah warna garis-garis pembagi nilai tag (sumbu Y)
Gambar 2.8 Tampilan dari menu Real Time Trend [16]
2. Historical Trends
Historical Trends berfungsi untuk menampilkan grafik data pada masa lampu
(historis). Langkah-langkah pembuatan historical trend ilalah sebagi berikut:
a. Pada tag name dictionary, tandai bagian log data pada tagname yang ingin direkam
datanya
b. Pada tag name dictionary, klik Details, masukan Min Value dan Max Value yang
diinginkan.
c. Pada Window Maker pilih Special, Configure, Historical Logging
d. Dari toolbar, ambil historical trend
e. Dengan double click, lakukan konfigurasi. Jendela konfigurasi berisi seperti real
time trend
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2.9 Tampilan dari menu Historical Trends [16]
2.3.4 Wonderware Intouch Security
Fitur keamanan atau security sangat penting dalam pembuatan program SCADA.
Jika orang yang tidak berkepentingan dapat memasuki program maka tentunya akan
menimbulkan kerusakan yang besar. Karena itu Wonderware InTouch juga dilengkapi
dengan beberapa alternatif dalam keamanan sistem. Ada beberapa jenis aplikasi security
pada InTouch:
a. InTouch Based Security: InTouch mendefinisikan dan mengatur pengguna yang
diizinkan untuk menggunakan aplikasi InTouch
b. Operating System Based Security : pengguna yang dapat mengakses aplikasi InTouch
diatur dari User Manager pada sistem Operasi. Windows
c. Archestra Based Security: pengguna yang dapat mengakses aplikasi ln Touch diatur dari
Application Server IDE .
Ada dua proses dasar yang terjadi dalam sistem keamanan pada Wonderware InTouch.
Pertama, InTouch akan menentukan apakah orang yang mencoba memasuki program adalah
pengguna yang valid. langkah berikutnya ialah menentukan apa yang akan InTouch berikan
untuk pengguna yang valid tersebut (berdasarkan tingkat hak aksesnya).
Karena itu, beberapa poin kunci berikut perlu diperhatikan:
a. Keamanan berdasar pada operator yang melakukan authentication sendiri dengan
memasukkan user name dan password untuk log on pada sebuah aplikasi InTouch;
b. Administrator harus menentukan account name, password dan access level (0-9999)
untuk masing-masing operator yang berinteraksi dengan aplikasi InTouch;
c. Setelah operator berhasil masuk aplikasi, akses kepada fungsi-fungsi yang terproteksi
diberikan oleh InTouch berdasarkan program yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 2.2 menunjukkan security internal (sistem) tagname yang nanti akan digunakan saat
mengatur security. Penjelasan masing-masing internal tagname tersebut:
a. $AccessLevel menunjukkan hak akses dari pengguna yang diwakili dengan nilai 0-9999,
di mana O menunjukkan hak akses paling rendah. Tag ini bertipe System Integer.
b. $Operator menunjukkan nama operator yang digunakan sebagai user name dari halaman
security. Tag ini bertipe System Message.
c. $ChangePassword akan menampilkan halaman untuk mengubah password jika nilainya
diberikan 1. Tag ini bertipe System Discrete.
d. $ConfigureUsers akan menampilkan halaman untuk melakukan konfigurasi pengguna
jika nilainya diberikan 1. Tag ini bertipe System Discrete.
Tabel 2.2 Daftar security internal tagname 1 [4]
Tagname Type Valid Values Access
SaccessLevel System Integer 0-9999 Read Only
Soperator System Message 16-characters max Read Only
SChangePassword System Discrete 1 or 0 Read Only
SConfigureUsers System Discrete 1 or 0 Read Only
Security internal tagname yang lain tampak pada Tabel 2.3. Penjelasan masing-masing
internal tagname pada Tabel 2.3.
a. $InactivityTimeout akan membuat pengguna log off secara otomatis jika tidak ada
aktivitas pada halaman aplikasi selama batasan waktu tertentu.
b. $InactivityWaming akan menampilkan warning bagi pengguna jika tidak ada aktivitas
pada halaman aplikasi selama batasan waktu tertentu
c. $OperatorEntered akan menyimpan user name yang diketikkan oleh pengguna. Tag |ni
memiliki tipe System Message.
d. $PasswordEntered akan menyimpan password yang diketikkan oleh pengguna. Nama
operator dan password yang dimasukkan akan dibandingkan dengan konfigurasi yang
sudah ada pada InTouch. Tag ini memiliki tipe System Message.
Tabel 2.3 Daftar security internal tagname 2 [4]
Tagname Type Valid Values Access
SInactivityTimeout System Discrete 1 or 0 Read Only
SInactivityWarning System Discrete 1 or 0 Read Only
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tagname Type Valid Values Access
SOperatorEntered System Message 16-characters max Read Only
SPasswordEntered System Message 16-characters max Read Only
2.3.4 Wonderware Intouch Database
Database adalah bagian penting dari sistem SCADA modern, di mana setiap data dari
plant menjadi sangat penting untuk evaluasi proses yang terjadi dan optimasi produk di masa
mendatang. Proses akuisisi data tanpa menyimpannya ke dalam database di komputer akan
menjadi proses yang sia-sia saja. Definisi formal dari database adalah Sekumpulan data yang
berfungsi sebagai penyedia informasi bagi user atau pengguna. Sedang jenis aplikasi dengan
database dibedakan menjadi:
a. Front-End adalah Aplikasi yang berhubungan langsung dengan pemakai.
b. Back-End adalah Aplikasi yang menyusun, menyimpan, dan mengamankan database
Database pada umumnya disebut dengan Relational Database, yang berarti sekumpulan data
yang saling berhubungan. Ciri-ciri relas tional database ialah:
a. Menyimpan data dalam tabel yang terdiri dari baris (record) & kolom (field)
b. Dapat mengambil sebagian data tabel (melakukan Query)
c. Dapat menggabung beberapa tabel untuk mengambil record yang berhubungan pada
tabel lain
Untuk mengelola relational database digunakan RDBMS (Relational Data Base
Management System) seperti:
a. Microsoft Access
b. Microsoft SQL Server 2005
c. MySQL
d. Oracle
Untuk menangani database sederhana, InTouch menggunakan program bawaan SQL Access
Manager (SQL AM). SQL AM pada prinsipnya berfungsi untuk:
a. Menghubungkan tag name pada aplikasi InTouch dengan objek pada database
b. Mempermudah melakukan operasi-operasi dasar SQL database (misal: connect, select,
insert, update, delete) pada aplikasi InTouch.
Ada dua komponen penting dari SQL AM yaitu:
a. Bind Lists . Bind list berfungsi untuk menghubungkan kolom/field database dengan
tagname di InTouch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Table Templates.Table Template menjelaskan struktur dan format (tipe data) dari tabel
baru dalam database.
Perhatikan Garnbar 2.10 dari gambar tersebut, tampak bahwa perintah SQLCreateTable
yang berfungsi untuk membuat tabel baru akan memanfaatkan Table Template untuk
mendefinisikan jumlah dan nama kolom, tipe masing-masing kolom, dan panjang data pada
kolom. Sedang Bind List benfungsi untuk mengasosiasikan (menghubungkan) kolom
database tertentu dengan InTouch Tag.
Gambar 2.10 konsep penggunaan bind list dan table template [5]
Dalam menjalankan fitur Database, terdapat perintah-perintah SQL yang digunakan pada
SQL Access Manager. SQL (Structured Query Language) secara sederhana ialah bahasa
yang digunakan memanipulasi tabel dan database Aplikasi InTouch yang menggunakan
database akan menggunakan perintah SQL untuk melakukan berbagai aplikasinya. Sebagian
besar fungsi SQL menghasilkan suatu result code. Jika result code tidak bernilai nol, berarti
fungsi tersebut gagal dan harus ada aksi yang dilakukan. Berikut ini beberapa kegunaan dan
contoh penggunaan perintah SQL.
a. SQLConnect() berfungsi untuk menghubungkan aplikasi InTouch dengan database
sehingga fungsi SQL yang lain dapat dieksekusi.
b. SQLDisconnect() berfungsi untuk memutus hubungan antara aplikasi InTouch dengan
database. Berikut ini contoh programnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. SQLCreateTable() berfungsi untuk membuat tabel baru dalam suatu database
menggunakan parameter yang telah ditentukan dalam Table Template.
d. SQLDropTable() berfungsi untuk menghapus suatu tabel dari database tertentu.
Perintah ini tidak akan menghapus database yang bersangkutan.
e. SQLSeIect() berfungsi untuk memilih baris atau record suatu tabel dari database yang
telah terhubung dengan aplikasi InTouch. Record yang diambil akan diletakkan pada
Result Table sementara dalam memori. Result Table ini dapat dilihat isinya
menggunakan fungsi SQLFirst(), SQLLast(), SQLNext() and SQLPrev().
f. SQLlnsert() berfungsi untuk menyisipkan record baru dalam ke tabel yang dipilih
menggunakan nilai tag yang digunakan pada Bind List.
g. SQLUpdateCurrent() berfungsi untuk mentperbarui nilai baris suatu tabel dengan nilai
tag yang telah dihubungkan pada database dengan Bind List.
h. SQLDeIete() berfungsi untuk menghapus _semua record dalam tabel yang ditentukan
dalam argumen WhereExpr. Berikut ini contoh programnya.
i. SQLErrorMng berfungsi untuk melakukan trouble shooting/debugging jika terjadi
kesalahan program. Variabel Error Message akan menunjukkan kesalahan yang
berhubungan dengan Result Code yang diberikan.
2.4 Wonderware I/O Server for Modicon MODBUS Ethernet [6]
Wonderware I/O Server for Modicon MODBUS Ethernet (MBENET) merupakan
suatu protokol konverter yang digunakan untuk mengkomunikasikan antara PLC dengan
Wonderware Intouch. Protocol Converter ini digunakan agar Wonderware Intouch dapat
memahami bahas yang digunakan oleh PLC. Konsep dari komunikasi antara Wonderware
dengan MBENET dapat dilihat pada gambar 2.11 Komunikasi antara MBENET dengan
PLC mempunyai aturan atau format pengalamatan. Format pengalamatan dapat dilihat pada
Tabel 2.1 Format Pengalamatan MBENET dengan PLC. Karena PLC yang digunakan adalah
PLC Modicon M221 maka pada bagian PLC Type menggunakan tipe PLC Quantum (6-
digit).
Tabel 2.4 Format Pengalamatan MBENET dengan PLC [6]
PLC Type Point Type Range Tag Type Access
484
Coil 1-999 Discrete Read/Write
Contact 1001-1999 Discrete Read Only
Input Register 3001-3999 Analog Read Only
Holding Register 4001-4999 Analog Read/Write
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLC Type Point Type Range Tag Type Access
484/984, Micro84
Coil 1-9999 Discrete Read/Write Contact 10001-19999 Discrete Read Only Input Register 30001-39999 Analog Read Only
Holding Register 40001-49999 Analog Read/Write *Ext.Memory Register
600001-69xxxx Analog Read/Write
Quantum(6-digit)
Coil 1-65536 Discrete Read/Write Contact 100001-165536 Discrete Read Only Input Register 300001-365536 Analog Read Only Holding Register 400001-465536 Analog Read/Write *Ext.Memory Register
600001-69xxxx Analog Read/Write
Gambar 2.11 Konsep komunikasi dengan MBENET
2.5 Power Meter [7]
Power meter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran
listrik. Power meter yang digunakan untuk penelitian adalah power meter dengan tipe
PM5350 buatan Schneider Electric. Power Meter PM5350 merupakan power meter yang
mempunyai dimensi 96 x 96 x 44 mm mempunyai layar besar sehingga dapat memantau
kondisi semua tiga fasa dan netral secara bersamaan dan memiliki tiga bahasa (Inggris,
China dan Spanyol) sehingga mudah dipahami oleh semua orang. PM5350 dapat digunakan
dibeberapa aplikasi misalnya Instrumentasi panel, Manajemen Energi, Pemantaun jarak jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
untuk Instalasi Listrik, Pemantauan dan kontrol Pemutus Sirkuit dengan output relai dan
digital, bersertifikat DNV untuk aplikasi kelautan dan lain-lain. Pm5350 memiliki
karakteristik dan keunggulan sebagai berikut:
a. Mudah dipasang
Mount menggunakan dua klip, tidak diperlukan alat bantu. Sangat ringkas dengan
ketebalan 44 mm, dapat terhubung hingga 480 V L-L tanpa trafo tegangan untuk instalasi
yang sesuai dengan kategori III, sesuai dengan IEC 61010-1.
b. Mudah dioperasikan
Navigasi intuitif dengan self-guided, menu yang dapat dipilih bahasa, enam garis, empat
nilai bersamaan. Mempunyai dua LED yang membantu pengguna mengkonfirmasi
operasi normal (indikator detak jantung / komunikasi LED: hijau dan oranye ,dapat
disesuaikan baik untuk alarm atau output pulsa energi).
c. Pemantauan dan kontrol pemutus sirkuit yang mudah
PM5350 menyediakan dua output relai (kinerja tinggi) dengan kemampuan untuk
memerintahkan sebagian besar kumparan pemutus sirkuit secara langsung. Selain itu,
switch yang dipantau dapat ditransfer langsung ke meter tanpa catu daya eksternal.
d. Keakuratan kelas iEC 62053-22 0.5S untuk energi aktif
Pengukuran energi yang akurat untuk alokasi biaya.
e. Analisis Kualitas Daya PM5350 menawarkan pengukuran THD dan TDD sebagai
standar.
Total Demand Distortion(TDD) didasarkan pada titik penggabungan umum (PCC), yang
merupakan titik umum bahwa setiap pengguna menerima daya dari sumber daya. TDD
membandingkan kontribusi harmonic versus beban permintaan maksimum.
f. Manajemen beban Puncak dengan timestamping disediakan.
Prediksi permintaan nilai-nilai dapat digunakan dalam aplikasi load shedding.
g. Alarm dengan timestamping
Tersedia lebih dari 30 kondisi alarm, seperti kondisi di bawah / over, perubahan input
digital, dan ketidakseimbangan fase. Waktu tercatat dan disimpan dari 40 peristiwa alarm
terakhir. Setelan setpoint-timer disesuaikan untuk memantau dan melakukam perawatan.
Standar kerja memenuhi IEC 61557-12 PMD/Sx/K70/0.5.
Komunikasi antara power meter PM5350 menggunakan jalur komunikasi serial RS-
485. Didalam power meter PM5350 terdapat memori yang beriisikan data-data pembacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
satuan kelistrikan yang disimpan. Untuk dapat mengakses memori yang terdapat di dalam
PM5350 sehingga data satuan kelistrikian dapat dibaca maka terdapat alamat-alamat register
yang akan diakses. Beberapa contoh alamat register pada power meter PM5350 dapat dilihat
didalam Tabel 2.5 Alamat Memori PM5350
Tabel 2.5 Alamat Memori PM5350 [8]
Description Register Units Size(INT16) Data Type Access
Current A 3000 A 2 FLOAT32 R
Current B 3002 A 2 FLOAT32 R
Current C 3004 A 2 FLOAT32 R
Current N 3006 A 2 FLOAT32 R
Current G 3008 A 2 FLOAT32 R
Current Avg 3010 A 2 FLOAT32 R
Voltage A-B 3020 V 2 FLOAT32 R
Voltage B-C 3022 V 2 FLOAT32 R
Voltage C-A 3024 V 2 FLOAT32 R
Voltage L-L Avg 3026 V 2 FLOAT32 R
Voltage A-N 3028 V 2 FLOAT32 R
Voltage B-N 3030 V 2 FLOAT32 R
Voltage C-N 3032 V 2 FLOAT32 R
Voltage L-N Avg 3036 V 2 FLOAT32 R
Active Power A 3054 kW 2 FLOAT32 R
Active Power B 3056 kW 2 FLOAT32 R
Active Power C 3058 kW 2 FLOAT32 R
Active Power Total 3060 kW 2 FLOAT32 R
Reactive Power A 3062 kVAR 2 FLOAT32 R
Reactive Power B 3064 kVAR 2 FLOAT32 R
Reactive Power C 3066 kVAR 2 FLOAT32 R
Reactive Power Total 3068 kVAR 2 FLOAT32 R
Apparent Power A 3070 kVA 2 FLOAT32 R
Apparent Power B 3072 kVA 2 FLOAT32 R
Apparent Power C 3074 kVA 2 FLOAT32 R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Description Register Units Size(INT16) Data Type Access
Apparent Power Total 3076 kVA 2 FLOAT32 R
Power Factor A 3078 --- 2 4Q FP PF R
Power Factor B 3080 --- 2 4Q FP PF R
Power Factor C 3082 --- 2 4Q FP PF R
Power Factor Total 3084 --- 2 4Q FP PF R
Displacement Power Factor A 3086 --- 2 4Q FP PF R
Displacement Power Factor B 3088 --- 2 4Q FP PF R
Displacement Power Factor C 3090 --- 2 4Q FP PF R
Displacement Power Factor
Total
3092 --- 2 4Q FP PF R
Frequency 3110 Hz 2 FLOAT32 R
Accumulated Energy Reset
Date/Time
3200 --- 4 DATETIME R
Active Energy Delivered (Into
Load)
3204 Wh 4 INT64 R
Active Energy Received (Out
of Load)
3208 Wh 4 INT64 R
Active Energy Delivered +
Received
3212 Wh 4 INT64 R
Active Energy Delivered –
Received
3216 Wh 4 INT64 R
Reactive Energy Delivered 3220 VARh 4 INT64 R
Reactive Energy Received 3224 VARh 4 INT64 R
Reactive Energy Delivered +
Received
3228 VARh 4 INT64 R
Reactive Energy Delivered –
Received
3232 VARh 4 INT64 R
Apparent Energy Delivered 3236 VAh 4 INT64 R
Apparent Energy Received 3240 VAh 4 INT64 R
Apparent Energy Delivered +
Received
3244 VAh 4 INT64 R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Description Register Units Size(INT16) Data Type Access
Apparent Energy Delivered –
Received
3248 VAh 4 INT64 R
2.6 Rotari Enkoder
Istilah Enkoder digunakan unutk menamakan sebuah perangkat yang menghasilkan
output digital sebagai tanggapan atas perpindahan sudut (angular) atau linear. [9]
Rotari Enkoder bekerja ketika piringin berputar, sinar cahaya secara bergantian
dilewatkan dan disekat sehingga sebuah output berupa pulsa-pulsa dapat dihasilkan oleh
sensor cahaya. Jumlah pulsa yang dihasilkan sebanding dengan sudut yang dilalui oleh
putaran piringan dan resolusinya (ketelitian pengukuran) sebanding dengan jumlah lubang
pada piringan[2]. Sebuah modul rotari enkoder tipe ENC series dari autonics memiliki
spesifikasi pulse per rotaion (ppr) dan keliling yang berbeda-beda , dengan mengetahui pulse
per rotation dan keliling roda maka dapat digunakan untuk mencari data kecepatan dan
panjang seperti pada rumus 2.1 dan 2.2.
Gambar 2.12 Mekanisme Rotary Encoder [18]
𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎 𝑎 / = 𝐹 𝑒 𝑒 ℎ𝑧 × 𝐾 𝑖 𝑖 𝑔 𝑎 𝑅 𝑢 𝑖 × 60 (2.1)
𝑝𝑎 𝑎 𝑔 = 𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎 𝑎 / × 𝑤𝑎 min (2.2)
2.7 Solenoid [10]
Solenoid adalah aktuator yang mampu melakukan gerakan linier. Solenoid dapat
elektromekanis (AC/DC), hidrolik, pneumatik atau didorong semua operasi pada prinsip-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
prinsip dasar yang sama. Dengan memberikan sumber tegangan maka solenoid dapat
menghasilkan gaya yang linier.
Gambar 2.13 Solenoid (Magnetic Door Lock) [11]
Di dalam solenoida terdapat kawat melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik
melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang bisa
mendorong inti besi. Poros dalam dari solenoid adalah piston seperti silinder terbuat dari
besi atau baja, yang disebut plunger (setara dengan sebuah dinamo). Medan magnet
kemudian menerapkan kekuatan untuk plunger ini, baik menarik atau repeling (kembali
posisi). Ketika medan magnet dimatikan, pegas plunger kemudian kembali ke keadaan
semula.
2.8 Relay [17]
Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah
kumparan tegangan-rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur besi
yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini
terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur
bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka.
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface
antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara
fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban
dan sistem kontrol terpisah.
Aplikasi relay yang dapat ditemui diantaranya adalah : Relay sebagai kontrol ON/OF
beban dengan sumber tegang berbeda. Relay sebagai selektor atau pemilih hubungan. Relay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda) Relay sebagai protektor atau pemutus arus pada
kondisi tertentu. Lihat gambar 2.14 merupakan bagian-bagian dari relay.
Gambar 2.14 Struktur sederhana Relay [15]
2.9 Sistem Komunikasi RS485
Sistem RS485 merupakan komunikasi standar yang dikembangkan oleh Industri
Associations (EIA), Balance line dan sistem transmisi Half-duplex dengan panjang transmisi
hingga 1,2 Km [12]. Komunikasi serial RS485 ini digunakan untuk mengkomunikasikan
antara PLC M221 dengan power meter PM5350. Port serial pada PLC M221 menggunakan
port dengan konektor RJ45, Gambar 2.12 dan tabel 2.5 merupakan urutan pengkabelan untuk
port serial pada PLC M221
Gambar 2.14 urutan pengkabelan konektor serial PLC M221 [13]
Tabel 2.6 Keterangan urutan pengkabelan konektor serial PLC M221 [13]
Pin RS232 RS485
1 RxD N.C
2 TxD N.C
3 RTS N.C
4 N.C D1
5 N.C D0
6 CTS N.C
7 N.C* 5 Vdc
8 Common Common
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Teknik yang digunakan untuk menghubungkan komunikasi serial antara PLC dan Power
meter yaitu dengan konsep Daisy Chain. Daisy Chain adalah Teknik menghubungkan
peralatan tambahan secara seri ke sebuah computer. Alat pertama dihubungkan langsung ke
computer, alat kedua dihubungkan ke alamat pertama, alat ketiga dihubungkan ke alat kedua,
dan seterusnya. Alat yang dipasang pertama kali selalu menjadi prioritas utama pelaksanaan
tugas. Sedangkan peralatan yang terletak di akhir rangkaian akan menjadi prioritas terendah.
Gambar 2.13 adalah contoh konsep dari teknik daisy chain.
Gambar 2.15 Konsep Daisy Chain PM5350 [14]
2.10 Mesin Cetak Rotogravure [20]
Teknik Percetakan pada mesin Cetak Rotogravure termasuk teknik cetak langsung,
yaitu bahan cetak langsung berhubungan dengan silinder cetak sebagao pembawa image.
Berpindahnya gambar dari acuan ke bahan cetak karena adanya tekanan dari dua silinder
yaitu silinder gravure dan silinder tekan. Bahan cetak berada diantara dua silinder tersebut.
Gambar 2.16 Skema Struktur pencetakan mesin cetak Rotogravure
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 2.7 Keterangan Gambar 2.16
Huruf Keterangan
A Bak Tinta
B Tinta Cetak
C Silinder Gravure
D Bahan Cetak
E Silinder Tekan
F Penampang acuan cetak
G Doctor Blade/Rakel
Cetak Rotogravure banyak digunakan untuk mencetak fancy, agricultur, bedding,
inflight supplies, nonwoven, kotak karton lipat, alumunium foil, kemasan fleksibel, plastik
tipis seperti PE, PP, PET, PA bahkan sampai mencetak produk-produk fengan tikngkay
keamanan yang tinggu dari upaya pemalsuan, misalnya pita cukai, uang dan surat-surat
berharga lainnya.
Pada umumnya mesin cetak rotogravure mempunyai 4-8 silinder cetak. Masing-
masing silinder menghasilkan satu warna. Karena proses pengerjaan silinder cetak
cenderung lama dan mahal, oleh karena itu proses cetak rotogravure baru menguntungkan
kalau untuk mencetak dengan jumlah yang sangat banyak (long run). Saat ini sebuah mesin
cetak Rotogravure dapat mencetak hingga kecepatan 500 m/min.
Gambar 2.17 Diagram Unit Pencetakan Mesin Cetak Rotogravure 8 Warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Dalam proses perancangan dan pembuatan prototype sistem scada untuk monitoring
hasil produksi dan monitoring energy ini diperlukan bebrapa alat dan bahan yang menunjang
pembuatannya. Selain pembuatan perangkat keras (Hardware), diperlukan juga perancangan
perangkat lunak, komunikasi serta perancangan layout pada sistem wonderware.
3.1 Blok diagram sistem
Gambar 3.1 Blok Rancangan Sistem
Gambar 3.1 merupakan gambar rancangan sistem. Sebuah mesin cetak akan dibaca
parameter-parameter tentang data produksi dan data konsumsi energi. Data-data produksi
akan dibaca oleh sensor Rotari Enkoder dan data konsumsi energi akan dibaca oleh Power
meter. Data-data yang diperlukan akan diolah diambil dan diolah oleh PLC melalui program
PLC kemudian PLC akan mengrim data kepada Scada server. Scada server bertugas
mendistribusikan data kepada scada operator dan scada admin sesuai kebutuhannya. Scada
server juga betugas untuk menyimpan data-data dari PLC dan data-data dari scada operator
ke dalam database perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3.2 Proses Kerja Sistem
Perancangan alat ini terdiri dari dua bagian utama yaitu unit monitoring hasil
produksi dan unit monitoring konsumsi energi listrik. Dua bagian utama ini akan
diaplikasikan pada tiga model sistem scada yang memiliki fitur dan kebutuhan masing-
masing sesuai pengguna yang menggunakannya. Tiga model sistem scada yaitu scada server,
scada admin dan scada operator.
Unit Monitoring hasil produksi bertujuan untuk membaca data hasil produksi yaitu
kecepatan mesin, counter meter (hasil cetak),Running Hour ( total waktu mesin bekerja) dan
uraian kegiatan produksi. Proses kerja unit monitoring hasil produksi yaitu, dimulai dari
operator mesin memindai id barcode kartu kerja (kk). Mesin cetak dapat dijalankan ketika
operator telah selesai memindai id kerja. Ketika mesin cetak bekerja, sebuah enkoder akan
membaca perputaran silinder karet pada mesin cetak kemudian sinyal yang dihasilkan oleh
enkoder dibaca oleh PLC melalui input High Speed Counter, melalui proses hitung dalam
program dapat menghasilkan nilai kecepatan putar mesin dalam meter/menit. Nilai
kecepatan yang dihasilkan dihitung kembali sehingga menghasilkan data counter meter
dengan satuan meter. Nilai counter yang dihasilkan akan dibaca oleh scada server kemudian
akan disimpan pada database perusahaan. Scada server menghitung kembali data kecepatan
mesin dan running hour sehingga dihasilkan data rata-rata kecepatan berdasarkan jenis shift
kerja dan running hour total berdasarkan jenis shift kerja. Setelah data hasil produksi
didapatkan, scada server kemudian mendistribusikan nilai counter ke scada admin dan scada
operator. Scada server juga memiliki tugas untuk menyimpan dan penyedia log data dari
nilai counter sehingga nilai counter dapat diolah menjadi grafik Historical Trend untuk scada
admin, proses distribusi log data tersebut menggunakan fitur Distributed Tagname Manager
pada Wonderware. Counter meter akan diatur ulang (reset) ketika terjadi proses auto splicing
pada mesin cetak. Data uraian kegiatan produksi dimasukan oleh operator melalui scada
operator dan langsung disimpan ke database perusahaan
Unit monitoring konsumsi energi bertujuan untuk membaca data konsumsi energi
setiap bulannya, data tegangan listrik ,data arus listrik dan data daya listrik, data tegangan
listrik Proses kerja unit monitoring konsumsi energi yaitu, sebuah power meter PM5350
dipasang pada mesin cetak. Power meter ini akan membaca data konsumsi energi, data
tegangan listrik ,data arus listrik dan data daya listrik. Power meter ini memiliki fitur untuk
membaca konsumsi energi dalam waktu tertentu. Data konsumsi energi dan data besaran-
besaran listrik lainnya dikirimkan ke PLC melalui jalur komunikasi serial RS485. PLC yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menerima data dari power meter akan menyimpannya kedalam memori internal PLC. Scada
server mengakses memori PLC untuk mendapat data-data dari Power meter tadi. Scada
server mendistribusikan informasi tentang data-data konsumsi energi ke scada admin. Scada
server juga bertugas untuk menyimpan data konsumsi energi ke database perusahaan.
3.3 Perancangan Rotari Enkoder
Pada perancangan sistem ini, menggunakan sebuah modul rotari encoder tipe ENC
series dari Autonics untuk menghitung nilai dari kecepatan mesin dan menghitung jumlah
hasil produksi dalam bentuk panjang (counter meter). Rotari Enkoder dipasang pada bagian
infeed mesin cetak (lihat gambar 3.2). Rotari Enkoder dipasangkan atau ditempelkan pada
silinder karet, karena roda pada rotari enkoder terbuat dari karet sehingga dapat
meminimalisir kemungkinan adanya selip antara roda dan silinder. Posisi rotari enkoder
dapat dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 . PLC digunakan untuk membaca sinyal dari
rotari enkoder. Terdapat dua cara dalam membaca sinyal keluaran dari rotari encoder yaitu
melalui fast counter dan melalui High speed counter pada PLC. Fast counter memiliki
kemampuan membaca sinyal dengan frekuensi maksimal 5 KHz sedangkan high speed
counter memiliki kemampuan membaca sinyal dengan frekuensi maksimal 100 KHz.
Dengan asumsi kecepatan mesin cetak maksimal 500 m/menit, spesifikasi enkoder dengan
pulse per rotation (ppr) sebesar 250 pulse dan keliling roda enkoder sebesar 250 mm maka
didapat nilai frekuensi sebagai berikut:
𝑝𝑎 𝑎 = 5 / min = 8 , / 𝑝 𝑝𝑖 𝑎ℎ𝑎 𝑖𝑎𝑝 𝑝 = 𝑖 𝑖𝑝𝑝 = 5 5 𝑝 = /𝑝 𝑖 = 8333,33 /𝑠1 /𝑝𝑢 𝑠𝑒 = 8 , 𝑝 ⁄ = 8, 𝐾𝐻𝑧 (3.1)
Nilai Frekuensi yang dihasilkan yaitu sebesar 8,33333 KHz, maka sinyal output dari rotari
enkoder dibaca oleh PLC melalui mode High Speed Counter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.2 Desain dari Mesin Cetak
Gambar 3.3 Dasain pemasangan Rotari Enkoder tampak depan
Gambar 3.4 Dasain pemasangan Rotari Enkoder tampak samping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.4 Arsitektur SCADA
Arsitektur SCADA di dalam sebuah sistem SCADA digunakan untuk mengetahui
alur dalam sistem. Dalam sistem ini User yaitu admin dan operator memiliki peran untuk
memonitor jalannya sistem. User memonitor melalui HMI. MTU pada plant ini adalah
wonderware yang berfungsi menampilkan data dari pembacaan plant atau mesin, data
tersebut berupa angka dan grafik serta indicator aktif atau tidak serta total hasil produksi dan
konsumsi energy pada rentan waktu tertentu. Komunikasi yang digunakan adalah MBENET.
RTU pada plant ini adalah PLC Schneider Modicon M221 yang berfungsi untuk mengambil
data dari plant. Plant atau field device yaitu sebuah mesin cetak yang parameternya dibaca
dengan bantuan sensor rotary encoder dan sebuah Power Meter.
Gambar 3.5 Arsitektur Scada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.5 Perancangan Programmable Logic Controller (PLC)
Pada sistem ini PLC yang digunakan adalah PLC Modicon tm221me16t produk dari
Schneider Electric yang memiliki 16 port input/output. Pada PLC ini juga memiliki sebuah
port serial dan sebuah port TCP/IP. Pada sistem ini memakai dua port input, satu port output,
satu port serial dan satu port TCP/IP. Alamat input dapat dilihat pada tabel 3.1 Dan alamat
output dapat dilihat pada table 3.2. Wiring PLC beserta komponen input seperti rotari
enkoder dan sinyal splacing dari mesin cetak dan komponen output seperti solenoid dapat
dilihat pada gambar 3.6. Untuk menghubungkan PLC dengan power meter pm5350
menggunakan komunikasi serial rs485, wiring power meter dengan PLC dapat dilihat pada
gambar 3.7. data dari power meter yang dibaca oleh oleh PLC, disimpan kedalam memory
PLC. Lihat tabel 3.3 untuk melihat alamat memori PLC yang digunakan.
Gambar 3.6 Wiring I/O pada PLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 3.7 Wiring Power Meter
Tabel 3.1 Alamat Input PLC
Alamat Input Komponen
%I0.6 High Speed Counter
%I0.1 Sinyal Splacing
Tabel 3.2 Alamat Output PLC
Alamat Output Komponen
%I0.0 Solenoid Penghalang
Tabel 3.3 Alamat Memori PLC
No Alamat (M,MD,MW,MF) Keterangan
1 M11 Reset Running Hour A pendek
2 M12 Reset Running Hour B pendek
3 M13 Reset Running Hour C pendek
4 M14 Reset Running Hour A panjang
5 M15 Reset Running Hour B panjang
6 M16 Reset Splacing
7 M17 Reset Sinyal Splacing
8 MD12 Speed meter mesin cetak
9 MF20 Counter meter mesin cetak
10 MD12 Trigger Counter Running Hour
11 MW14 Kode status mesin
12 MF214 Running Hour Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
No Alamat (M,MD,MW,MF) Keterangan
13 MF216 Running Hour A pendek
14 MF206 Running Hour B pendek
15 MF208 Running Hour C pendek
16 MF210 Running Hour A panjang
17 MF212 Running Hour B panjang
18 MW223 Trigger Running Hour pendek
19 MW224 Trigger Running Hour Panjang
20 MF300 Arus A
21 MF302 Arus B
22 MF304 Arus C
23 MF320 Tegangan A-B
24 MF322 Tegangan B-C
25 MF324 Tegangan C-A
26 MF354 Power Aktif A
27 MF356 Power Aktif B
28 MF358 Power Aktif C
29 MD414 Pemakaian Energi
3.6 Perancangan Software Scada Wonderware
Perancangan layout atau display bertujuan untuk monitoring hasil produksi dan
monitoring energy pada mesin cetak. Perancangan ini akan menampilkan beberapa display
antara lain display tampilan awal (menu login), tampilan Monitoring Hasil Produksi,
tampilan Monitoring Energi, tampilan Historical Trend. Tampilan scada akan dirancang
untuk tiga tipe scada yaitu scada server, scada admin dan scada operator. Hal ini dilakukan
untuk membedakan informasi yang dapat ditampilkan dimasing-masing scada.
3.6.1 Perancangan tampilan awal
Perancangan tampilan awal ini berfungsi sebagai halaman login bagi user. Halaman
login ini juga bertindak sebagai security agar tidak semua user dapat melakukan login pada
scada. Tampilan awal pada scada server dan scada admin memiliki model yang sama, untuk
tampilan awal scada operator pada bagian pilihan mesin akan diganti dengan pilihan shift
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 3.8 Tampilan awal scada server dan scada admin
Gambar 3.9 Tampilan awal scada operator
Tabel 3.4 Tabel keterangan tampilan awal
No Nama Keterangan
1 Halaman login Untuk memasukan username dan password
2 Kolom tipe mesin Untuk memilih tipe mesin
3 Tombol login Tombol untuk login user dan masuk ke halaman berikutnya
4 Tombol logout Tombol untuk logout user
5 Kolom Shift Untuk memilih shift kerja operator
3.6.2 Perancangan tampilan Monitoring Hasil Produksi
Perancangan tampilan Monitoring Hasil Produksi ini berfungsi untuk memberikan
informasi tentang data hasil produksi yaitu : kecepatan produksi (real time dan rata-rata
setiap shift kerja), counter meter (hasil cetak real time), Running hour (waktu lamanya mesin
bekerja tiap shiftnya dan total keseluruhan). Shift kerja terdapat beberapa macam yaitu shift
pendek A , pendek B, pendek C, panjang A, dan panjang B. Untuk tampilan pada scada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
admin akan memberikan informasi secara lengkap tentang hasil produksi hingga akan
terdapat tampilan Historical Trend untuk hasil produksi. Untuk tampilan pada scada server
akan memberikan informasi secara lengkap tentang hasil produksi tetapi akan dihilangkan
pada bagian Historical Trend. Untuk tampilan pada scada operator akan memberikan
informasi hasil produksi saat produksi berlangsung atau data real time saja dan akan
ditambahkan fitur jam mesin yang berfungsi untuk memasukan catatan kondisi mesin saat
atau peristiwa di mesin selama masa produksi.
Gambar 3.10 Tampilan monitoring hasil produksi scada admin
Gambar 3.11 Tampilan monitoring hasil produksi scada operator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 3.12 Tampilan monitoring hasil produksi scada server
Tabel 3.5 Tabel keterangan tampilan monitoring hasil produksi
No Nama Keterangan
1 Tombol database Untuk menuju tampilan database view dari perusahaan
2 Tampilan historical trend Untuk melihat grafik hasil produksi
3 Tombol tampilan historical trend
Mengubah tampilan grafik historical trend
4 Tampilan hasil produksi
Tampilan komponen-komponen yang berkaitan dengan hasil produksi yaitu kecepatan produksi, data jumlah produksi cetak, data lamanya mesin bekerja.
5 Menu Jam Mesin Untuk memasukan dan melihat uraian kegiatan produksi
3.6.3 Perancangan tampilan Monitoring Energi
Perancangan tampilan Monitoring Energi ini berfungsi untuk memberikan informasi
tentang komponen-komponen yang berkaitan dengan konsumsi energi pada mesin yaitu data
tegangan listrik, arus listrik, daya listrik dan data konsumsi energi listrik. Tampilan ini hanya
akan dijumpai pada scada admin dan scada server. Tampilan pada scada server akan
menampilkan pembacaan informasi tentang data tegangan listrik, arus listrik, daya listrik
dan data konsumsi energi listrik sedangkan tampilan pada scada admin akan menampilkan
informasi tentang tentang data tegangan listrik, arus listrik, daya listrik, data konsumsi energi
listrik energi dan Historical Trend.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 3.13 Tampilan Monitoring Energi pada scada admin
.
Gambar 3.14 Tampilan Monitoring Energi pada scada server
Tabel 3.6 Tabel keterangan tampilan monitoring energy
No Nama Keterangan
1 Display energi Berisi informasi tentang pemakaian energi listrik
2 AVOmeter Berisi informasi tentang tegangan, arus dan daya listrik
3 Historical trend Berisi grafik dari pemakaian energi listrik
4 Kontrol historical trend
Untuk mengendalikan tampilan grafik dari historical trend
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.6.4 Perancangan tampilan Database View
Perancangan tampilan Database View berfungsi untuk menampilkan data-data
berkaitan tentang produksi yang disimpan di dalam database perusahaan. Fitur ini hanya
ada di scada admin.
Gambar 3.15 Tampilan Database View
Tabel 3.7 Tabel keterangan tampilan database view
No Nama Keterangan
1 Tombol jam mesin Untuk menampilkan database dari data jam mesin
2 Tombol splashing Untuk menampilkan database dari data hasil produksi
3 WWgenericdatagrid Untuk menampilkan data dari database yang diinginkan
4 Tombol kontrol database
Untuk mengontrol database viewer
3.6.5 Perancangan tampilan Menu Navigasi
Bagian ini merupakan perancangan tampilan menu navigasi. Menu navigasi ini
berada di semua tipe scada yang dibuat fungsinya untuk memudahkan dalam berpindah-
pindah tampilan halaman scada. Setiap tipe scada memiliki menu yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.16 Tampilan menu navigasi pada scada admin
Gambar 3.17 Tampilan menu navigasi pada scada server
Gambar 3.18 Tampilan menu navigasi pada scada admin
Tabel 3.8 Tabel keterangan tampilan menu navigasi
No Nama Keterangan
1 Status koneksi Berisi informasi status koneksi antara SCADA admin dengna SCADA server
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No Nama Keterangan
2 ID produksi Berisi informasi tentang ID produksi yang dijalankan beserta kode mesin yang melakukan produksi
3 Tombol title Untuk menuju ke halaman tampilan awal SCADA
4 Tombol Energi Untuk menuju ke halaman tampilan monitoring energi
5 Tombol Inline data Untuk menuju ke halaman tampilan monitoring hasil produksi
6 Status koneksi PLC Berisi informasi status koneksi antara PLC dengan SCADA server
7 Tombol Eromo Untuk menuju ke halaman tampilan memo online perbaikan mesin
3.6.6 Perancangan tampilan memo online
Bagian ini merupakan perancangan tampilan memo online. Pada jendela memo
online berisikan sebuah browser yang terhubung dengan link memo online perusahaan.
Memo online berfungsi untuk memberikan informasi kepada divisi teknik tentang adanya
kerusakan pada mesin atau gangguan pada mesin yang menghambat proses produksi.
Gambar 3.19 Tampilan memo online
Tabel 3.9 Tabel keterangan tampilan memo online
NO Nama Keterangan
1 Browser digunakan untuk membuka link dari memo online perusahaan
2 Tombol next untuk menuju halaman berikutnya pada memo online
3 Tombol Previous untuk menuju halaman sebelumnya pada memo online
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.7 Perancangan Diagram Alir
3.7.1 Cara kerja sistem pada Scada
Proses kerja pada sistem scada server dan admin yaitu pertama-tama lakukan proses
login menggunakan username dan password yang sudah terdaftar, kemudian pilih mode atau
tampilan yang akan dipantau, terdapat dua mode yaitu modemonitoring hasil produksi dan
mode monitoring konsumsi energi. Flowchart proses kerja pada sistem scada server dan
admin dapat dilihat pada Gambar 3.20 . Proses kerja pada sistem scada operator yaitu
pertama-tama lakukan proses login menggunakan username dan password yang sudah
terdaftar, setelah login akan masuk ke tampilan montoring hasil produksi, Flowchart proses
kerja pada sistem scada operator dapat dilihat pada Gambar 3.21.
Gambar 3.20 Flowchart sistem pada Scada Server dan Admin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3.21 Flowchart sistem pada Scada Operator
3.7.2 Proses login
Proses kerja pada bagian login scada server dan admin yaitu user memasukan user
name dan password yang sudah terdaftar pada sistem. Kemudian user memilih tipe mesin
yang ingin dipantau atau dimonitor kemudian tekan tombol login untuk masuk ke tampilan
berikutnya, jika username dan password benar, maka akan menampilkan tampilan
berikutnya. Sedangkan proses kerja untuk login scada operator mempunyai perbedaan yaitu
user wajib memilih mode shift kerja terlebih dahulu tetapi user tidak perlu memilih mesin
karena untuk scada operator sudah deprogram hanya untuk menampilkan data jenis mesin
tertentu
Gambar 3.22 Flowchart Proses Login Scada Server dan Admin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 3.23 Flowchart Proses Login Scada Operator
3.7.3 Proses monitoring data Konsumsi Energi
Gambar 3.24 Flowchart monitoring data konsumsi energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 3.24 merupakan proses kerja dari proses sistem monitoring data konsumsi
energi dalam rentan waktu tiap bulan. Cara kerjanya yaitu, PLC menerima data konsumsi
energi dari power meter melalui koneksi serial RS485. Data konsumsi energi yang dihitung
oleh power meter akan dikirim oleh PLC menuju sistem scada server. Scada server akan
mendistribusikan data tersebut ke sistem scada admin dan ditampilkan pada sistem scada
admin maupun scada server sehingga user dapat memonitor konsumsi energi. Setiap
bulannya scada server akan merekap data konsumsi energi kemudian menyimpannya ke
dalam database, setelah menyimpan data tersebut, scada server akan memrintahkan plc untuk
mereset nilai counter konsumsi energi pada power meter.
3.7.4 Proses monitoring Hasil Produksi
Gambar 3.25 merupakan flowchart proses monitoring data hasil produksi. Data
utama yang dimonitor adalah data counter meter dan data kecepatan produksi. Secara umum
cara kerjanya yaitu sebelum dimulai produksi, operator melakukan scan barcode id kartu
kerja (kk) menggunakan aplikasi dari perusahaan. Nomor id yang discan akan tersimpan
pada database sementara, sehingga sistem scada server dapat mengambil nomor id tersebut.
Nomor id tersebut dikirim ke scada operator sebagai penanda bahwa nomor id yang
tersimpan di database sudah sesuai dengan nomor id pada kartu kerja operator. Setelah
nomor id terbaru sudah terdeteksi, maka sistem akan memerintahkan plc untuk membuka
penghalang tombol start mesin sehingga operator bisa menjalankan mesin dan counter meter
serta kecepatan mesin mulai menghitung. Ketika mesin sudah berkerja dengan kecepatan
diatas 50 meter/menit, memicu penghalang tombol untuk menutup kembali dikarenakan
proses produksi dianggap sudah stabil. Saat nilai counter mendekati yang diinginkan dan
memicu proses auto splicing, maka sistem ini akan mendeteksi sinyal splicing dan
menggunakan sinyal tersebut untuk memberikan flag kepada data counter meter terakhir
yang disimpan di database, kemudian counter meter akan direset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 3.25 Flowchart monitoring data hasil produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisis mengenai hasil pengamatan dari prototipe sistem scada untuk
monitoring hasil produksi dan monitoring energi pada mesin cetak. Hasil pengamatan berupa
data produksi mesin cetak (kecepatan, panjang meter dan Running Hour) dan data energi
listrik (Kwh meter perhari).
4.1 Perubahan Perancangan
Pada penelitian ini dilakukan perubahan perancangan pada wiring output pada
solenoid dan terdapat perubahan perangkat lunak untuk flowchart program pembacaan data
produksi, pembacaan data konsumsi energi dan perubahan desain dari tampilan sistem scada.
4.1.1 Perubahan Wiring output Solenoid
Pada penelitian ini dilakukan perubahan wiring karena solenoid tidak jadi digunakan
untuk penelitian. Solenoid awalnya berfungsi sebagai interlock tombol start dari mesin cetak
supaya mesin cetak tersebut hanya dapat dioperasikan ketika prosedur untuk menggunakan
sistem scada yang dibuat dapat dijalankan terlebih dahulu seperti memasukan kode barcode
pada sistem scada sebelum memulai produksi supaya data yang dibaca dapat memiliki id
yang sesuai. Dikarenakan dengan penggunaan solenoid dapat mengganggu panel kontrol
dari mesin dan mesin cetak terkadang digunakan juga saat tidak melakukan produksi, maka
untuk menghindari hal tersebut, solenoid tidak jadi digunakan dalam penelitian ini. Fungsi
solenoid digantikan oleh sistem login yang dapat mewajibkan operator untuk memasukan
barcode kartu kerja, dikarenakan counter meter yang digunakan oleh operator nantinya
mengacu pada counter meter sistem scada yang dibuat, sehingga operator wajib memasukan
kode barcode supaya dapat masuk ke window yang menampilkan counter meter produksi.
Kode barcode itu sendiri digunakan untuk memberikan id pada setiap data produksi yang
disimpan pada database.
4.1.2 Perubahan Flowchart monitoring data hasil produksi
Perubahan flowchart monitoring data hasil produksi dilakukan karena tidak jadi
digunakannya solenoid. Perubahan terjadi pada bagian pembacaan id barcode di kartu kerja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pemberian id pada setiap data produksi dan perubahan pada sistem reset counter meter.
Flowchart perubahannya dapat dilihat pada Gambar 4.1 Pada awalnya scan id barcode
menggunakan aplikasi bawaan dari pabrik kemudian sistem scada mengecek apakah ada data
baru pada database temporary pada implementasinya terdapat perubahan, scan id barcode
dapat langsung dilakukan pada sistem scada yang dibuat, setiap barcode akan dicek dan
dicocokan dengan database barcode pp, ketika data cocok maka user akan diberi akses untuk
masuk ke window sistem scada berikutnya, kemudian barcode yang dimasukan akan
disimpan pada database PLC_PP sehingga akan mendapatkan id_plc_data yang digunakan
untuk memberikan id pada setiap data produksi yang disimpan. Fungsi dari solenoid yang
sebelumnya dirancang, diganti dengan program barcode yang digunakan untuk memberikan
akses operator untuk dapat masuk ke window berikutnya yang berisi data counter meter.
Reset counter meter pada perancangan dapat terjadi pada dua kondisi yaitu saat proses
splashing dan saat perubahan id barcode, tetapi pada implementasinya reset counter meter
terjadi hanya ketika ada proses splashsing.
Gambar 4.1 Perubahan Flowchart Monitoring Produksi
4.1.3 Perubahan Flowchart monitoring konsumsi energi
Perubahan flowchart monitoring energi dilakukan karena tidak berhasil untuk
mereset nilai energi yang dibaca power meter pm5350. Untuk melakukan reset energi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
power meter diharuskan untuk mengirim dua kode pada register power meter melalui
komunikasi serial, kode pertama berisi perintah reset energi yaitu kode 2020 ke alamat
register 5000 dan kode kedua berisi command semaphore yang nilainya dibaca pada alamat
register 5680 kemudian kode tersebut dikirim ke register 5001, isi dari register command
semaphore selalu berubah ubah setiap diambil datanya melalui serial. Masalah yang terjadi
yaitu kode command semaphore tidak dapat dibaca oleh PLC, setiap mencoba membaca data
command semaphore melalui serial, PLC akan menerima data yang berisi -1, dan data
tersebut tidak dapat digunakan untuk mereset nilai energi pada power meter. (lihat gambar
4.2). Data command semaphore berukuran 16 bit, untuk itu dicoba cara lain untuk
mendapatkan data command semaphore yaitu dengan cara mengirim kode command
semaphore dengan kode acak melalui counter, jadi kode reset energi dan kode command
semaphore dikirim ke register 5000 dan 5001 secara terus menurus hingga nilai energi
terreset, setiap satu kali pengiriman jika belum berhasil terreset kode command semaphore
akan diubah melalui counter (lihat gambar 4.3) hingga fungsi reset energi berhasil, tetapi
cara kedua tersebut juga tidak berhasil. Untuk itu dalam mengumpulkan data dibuat script
dari wonderware dengan memanfaatkan kenaikan perubahan pada data energi yang terdapat
pada power meter. Sehingga data energi power meter tidak akan direset tetapi untuk data
hasil perhitungan akan direset setiap hari untuk data konsumsi energi harian dan akan direset
tiap bulan sebagai data konsumsi energi bulanan. Flowchart dari programnya dapat dilihat
pada gambar 4.4
Gambar 4.2 Data command semaphore saat dibaca berisi -1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.3 Uji coba reset power meter dengan cara memberikan counter pada register
Command Semaphore
Gambar 4.4 Perubahan flowchart untuk perhitungan konsumsi energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4.1.4 Perubahan Tampilan Sistem Scada Monitoring hasil produksi dan
konsumsi energi
Tampilan scada sebelumnya sudah dirancang seperti pada gambar 3.8 sampai gambar
3.19 tetapi dilakukan perubahan untuk mendapatkan tampilan yang lebih rapi dan terdapat
penambahan data-data konsumsi energi yang perlu ditampilkan misalnya data THD dan
TDD. Kemudian tampilan data pada scada server lebih disederhanakan dikarenakan scada
server tidak berhubungan langsung dengan user. Tampilan scada operator terjadi perubahan
yaitu menghilangkan tampilan untuk data Running Hour, hal ini disebabkan karena operator
tidak membutuhkan data tentang Running Hour. Secara keseluruhan sistem scada dibuat
menggunakan wonderware dengan tipe aplikasi Modern sehingga dalam membuat tampilan
scada dapat ditambahkan model-model grafik dari Archestra Graphic Toolbox. Hasil dari
perubahan tampilan scada server dapat dilihat pada gambar 4.14 sampai gambar 4.16 , scada
admin gambar 4.18 sampai gambar 4.22 , scada operator gambar 4.24 sampai 4.26
4.2 Hasil Implementasi
Pada bab ini akan membahas hasil implementasi dari sistem scada monitoring
produksi dana monitoring konsumsi energi yang sudah dirancang sebelumnya, bagian ini
terdiri dari plc , rotari enkoder, power meter dan rangkaian penerima sinyal splashing.
PLC menggunakan PLC Schneider M221 TM221ME16T. PLC ini ditempatkan
didalam panel pusat dari mesin cetak. PLC ini membutuhkan power suplay 24v supaya dapat
bekerja. Lihat gambar 4.5 Untuk mengetahui bentuk fisik dari PLC M221 yang digunakan,
keterangan gambar 4.5 Dapat dilihat pada tabel 4.1
Gambar 4.5 PLC M221 TM221ME16T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.1 Keterangan Gambar 4.5
Huruf Keterangan
A PLC M221 B Power Suplay 24v
Power meter yang digunakan untuk monitoring konsumsi energi yaitu power meter
buatan schneider elektrik dengan tipe PM5350 (lihat gambar 4.6) dengan CT yang digunakan
bertipe 2500/5, CT model ini dipilih dikarenakan kapasitas dari panel listrik mencapai 2000
ampere sehingga dibutuhkan CT yang berukuran lebih dari kapasitas panel listrik. Untuk
melihat posisi pemasangan CT dapat dilihat pada gambar 4.7 Keterangan dari Gambar 4.6
dan gambar 4.7 Dapat dilihat pada tabel 4.2
Gambar 4.6 Power Meter PM5350 beserta wiringnya
Gambar 4.7 CT yang digunakan untuk Power Meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.2 Keterangan gambar 4.6 dan gambar 4.7
Huruf Keterangan
A Power meter pm5350 dilihat dari luar panel B Power meter pm5350 dilihat dari dalam panel C CT 2500/5 yang digunakan untuk power meter
Enkoder yang digunakan untuk mendapatkan data monitoring produksi yaitu
menggunakan encoder buatan Autonic dengang tipe enkoder E5058-1000-3-T-24 yang
dimodifikasi sehingga mempunyai roda dengan keliling roda 250 mm. Enkoder dipasangan
dengan Rol karet pada posisi infeed mesin cetak, rol tersebut akan berputar ketika proses
produksi berjalan sehingga enkoder mengahasilkan sinyal yang dapat diolah oleh PLC.
Enkoder yang digunakan memiliki resolusi sebesar 1000 ppr. Encoder dapat bekerja dengan
diberi tegangan 24 volt. Fisik dari enkoder beserta posisi pemasangannya dapat dilihat pada
gambar 4.8 dan Keterangan dari gambar 4.8 dapat dilihat pada tabel 4.3
Gambar 4.8 Posisi pemasangan Enkoder pada mesin cetak
Tabel 4.3 Keterangan gambar 4.8
Huruf Keterangan A Enkoder E5058-1000-3-T-24 B Rol Karet
Proses splashing pada mesin akan memunculkan sebuah Sinyal splacing dari sensor
pisau potong, sinyal tersebut akan mengakibatkan sebuah relay 24 volt menyala sehingga
pada kontak NO relay akan menjadi kondisi short (tersambung) ketika relay tersebut aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kontak NO disambungkan ke PLC dengan alamat input %0.7 sehingga setiap relay aktif
akan dideteksi oleh PLC sebagai masukan dari sinyal splashing. Lihat gambar 4.9 Untuk
melihat wiring dari relay sebagai penerima sinyal splashing dari mesin. Keterangan dari
gambar 4.9 Dapat dilihat pada tabel 4.4
Gambar 4.9 Wiring relay penerima sinyal splashing
Tabel 4.4 Keterangan gambar 4.9
Huruf Keterangan A Relay Omron 24V B Input Sinyal splashing C Input kontak NO 24V D Output kontak NO menuju PLC alama %I0.7
Sistem Scada yang dibuat untuk monitoring produksi dan konsumsi energi dibuat
menggunakan wonderware , dengan dibagi 3 tipe scada yaitu scada server, scada admin dan
scada operator masing masing scada memiliki fungsi berbeda beda. Penjelasan dari fungsi
masing masing scada dapat dilihat pada tabel 4.5 Gambar fisik dari sistem scada server,
scada admin dan scada operator dapat dilihat pada gambar 4.10 sampai gambar 4.12 . User
yang dapat menggunakan ketiga sistem scada harus terdaftar di dalam database PLC_USER,
daftar user tersebut bisa dilihat pada tabel 4.6 Tetapi masing-masing tipe sistem scada
memiliki batasan user berdasarkan level user untuk mengakses masing masing tipe scada
(lihat tabel 4.7). Untuk pengoperasian ketiga sistem scada akan dibahas lebih detail pada sub
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bab berikutnya tentang Cara Pengoperasian Sistem Scada Monitoring Produksi dan
Monitoring pemakaian Energi.
Tabel 4.5 Fungsi masing masing tipe sistem scada
TIPE SISTEM SCADA FUNGSI
SCADA SERVER
- Terhubung langsung dengan PLC dan mengambil data data yang diperlukan untuk monitoring produksi dan monitoring konsumsi energi yang tersimpan di dalam PLC
- Melakukan perhitungan dan fungsi yang berkaitan data-data produksi misalnya menhitung rata-rata kecepatan produksi, mengaktifkan perhitungan running hour dan reset counter meter
- Melakukan perhitungan untuk data monitoring konsumsi energi
- Menyimpan data dari konsumsi energi kedalam file berbentuk csv
- Logging data kecepatan produksi untuk keperluan historical trend yang dimonitor melalui scada admin
- Terhubung dengan database perusahaan untuk menyimpan data-data produksi (kecepatan dan counter meter) ke dalam database perusahaan
- Untuk memonitor data-data produksi dan konsumsi energi, data-data yang diambil berasal dari scada server sehingga tidak membutuhkan koneksi ke PLC
- Memiliki fitur untuk memonitor kondisi komunikasi antar scada server dengan PLC
- Memiliki fitur untuk melihat nama operator yang sedang login pada scada operator
SCADA ADMIN
- Scada server dapat dijalankan pada setiap komputer yang memiliki ip satu kelas dengan ip pada scada server
- Scada server dapat dijalankan pada setiap komputer yang memiliki ip satu kelas dengan ip pada scada server
- Memiliki fitur historical trend untuk memantau data trend kecepatan produksi, logging data kecepatan produksi diambil dengan fungsi distribute tagname manager milik wonderware
- Memiliki fitur untuk melihat database data splashing dan data jam mesin
- Memiliki fitur untuk memberikan konfigurasi alarm untuk tegangan, arus dan fitur reset perhitungan energi
- Memiliki fitur untuk mengkonfigurasi enkoder berdasar pulse per rotasi sehingga tipe enkoder dapat diganti tanpa mengganti program pada PLC
SCADA OPERATOR - Membaca barcode pp dan menyediakan data nomor pp
yang akan diambil oleh scada server - Mamasukan barcode pp baru pada database PLC_PP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
TIPE SISTEM SCADA FUNGSI
SCADA OPERATOR
- Untuk memonitor kecepatan produksi dan counter meter
- Memliki fitur untuk terhubung dengan web Eromo (Memo online perusahaan)
- Memiliki fitur untuk memasukan data jam mesin
Tabel 4.6 Daftar username dan password pada database PLC_USER
USERNAME PASSWORD KODE_DEPT LVL CETAK CETAK PRD 1 LAMINASI LAMINASI PRD 1 SUPERVISOR SUPER01 PRD 0 TEKNISI TEKNISI02 TEH 2
Tabel 4.7 Daftar batas level user setiap tipe scada
TIPE SISTEM SCADA LEVEL USER SCADA SERVER 0, 2 SCADA ADMIN 0, 2 SCADA OPERATOR 0, 1, 2
Gambar 4.10 Bentuk fisik dari komputer server untuk scada server
Gambar 4.11 Bentuk fisik dari komputer operator untuk scada operator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4.12 Bentuk fisik dari komputer admin untuk scada admin
4.3 Cara Pengoperasian Sistem Scada Monitoring Produksi dan
Monitoring pemakaian Energi
Bagian ini akan membahas cara pengoperasian sistem SCADA Server, SCADA
Admin dan SCADA Operator. Setiap sistem SCADA mempunyai fungsi yang berbeda-beda
dan tampilan yang berbeda.
4.3.1 Pengoperasian pada sistem SCADA Server
Pengoperasian dari scada server dimulai dari tampilan desktop komputer server
dengan tampilan seperti gambar 4.13. Pada tampilan desktop pilih ikon MON_SERVER
untuk menjalankan sistem scada kemudian ketika scada server berjalan, akan muncul
tampilan login seperti pada gambar 4.14
Gambar 4.13 Tampilan desktop komputer server
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 4.14 Tampilan halaman login scada server
Kemudian masukan username dan password dan pilih kelompok Mesin_Cetak pada
dropdown dan klik login. Selanjutnya akan muncul tampilan Inline data mesin Cetak seperti
pada gambar 4.15. Pada window inline data, user dapat melihat data-data produksi seperti
data kecepatan produksi, running hour, counter meter dan historical trend untuk kecepatan
produksi. Tampilan inline data pada scada server dibuat sangat sederhana dikarenakan scada
server tidak terhubung langsung dengan user.
Gambar 4.15 Tampilan halaman monitoring produksi scada server
Selanjutnya untuk masuk ke tampilan Monitoring energi dengan cara memilih Energy pada
menu di sebelah kiri sehingga muncul tampilan seperti pada gambar 4.16. Pada tampilan
window Monitoring Energy Mesin Cetak user dapat melihata data dari pemakaian energi
harian, bulanan dan pemakaian energi total, data-data tersebut didapat dari perhitungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dibuat pada sistem scada. Data lain yang dapat dilihat yaitu data tegangan, arus dan THD
(Total Harmonik Distorsion)
Gambar 4.16 Tampilan monitoring energy pada scada server
4.3.2 Pengoperasian pada sistem SCADA Admin
Pengoperasian dari scada admin dimulai dari tampilan desktop komputer admin dengan
tampilan seperti gambar 4.17
Gambar 4.17 Tampilan desktop komputer admin
Pada tampilan desktop pilih ikon MON_ADMIN untuk menjalankan sistem scada kemudian
ketika scada admin berjalan, akan muncul tampilan login seperti pada gambar 4.18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 4.18 Tampilan halaman login scada admin
Masukan username dan password kemudian pastikan username dan password benar dengan
melihat tampilan LOGIN SEBAGAI jika benar akan muncul nama username. Kemudian
pilih mesin pada dropdown mesin yang datanya ingin diamati kemudian klik login maka
akan menuju tampilan inline data. Tampilan inline data untuk mesin cetak Cerutti 1 seperti
pada gambar 4.19. Tampilan inline data untuk scada admin, menampilkan data-data produksi
seperti kecepatan produksi, running hour, counter meter dan historical trend. Bedanya
dengan tampilan inline data pada scada sever yaitu tampilan inline data pada scada admin
dibuat dengan memanfaatkan archestra graphic toolbox yang disediakan oleh wonderware
sehingga memiliki tampilan lebih menarik.
Gambar 4.19 Tampilan halaman monitoring produksi scada admin
Kemudian untuk melihat data monitoring energi dapat di lihat dengan cara memilih menu
Energy atau dengan menekan tombol F3 pada keyboard. Gambar 4.20 Merupakan tampilan
monitoring energi pada mesin ceruti 1. Data yang ditampilkan berupa data pemakaian energi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
data tegangan, arus dan THD. Sama seperti pada inline data di scada admin, tampilan
monitoring energi pada scada admin dibuat dengan memanfaatkan archestra graphic toolbox.
Gambar 4.20 Tampilan halaman monitoring energi scada admin
Kemudian terdapat fitur database view yang dapat dilihat dengan cara memilih menu
database atau melalui tombol F3 pada keyboard, tampilannya seperti pada gambar 4.21.
Gambar 4.21 Tampilan halaman database view scada admin
Dalam tampilan scada database, Admin dapat melihat data-data berkaitan dengan data
splashing dan data jam mesin atau status mesin, data tersebut diakses dari database
perusahaan. Database view dibuat dengan menggunakan wwGenericSQLGrid yaitu sebuah
software activeX yang dapat digunakan oleh wonderware, activeX ini dapat dihubungkan
kedatabase perusaahaan yang berbasis Oracle dengan metode komunikasi melalui OLEDB.
Berikutnya ada tampilan Setting yang digunakan untuk keperluan kalibrasi power meter dan
enkoder. Tampilan setting dapat diakses dengan memilih menu setting atau menekan tombol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
F5 pada keyboard tetapi harus login dengan akun Teknisi kegunaannya agar hanya pihak
teknisi yang dapat mengakses fitur-fitur setting. Tampilan Setting seperti pada gambar 4.22
Gambar 4.22 Tampilan halaman setting dan kalibrasi scada admin
4.3.3 Pengoperasian pada sistem SCADA Operator
Pengoperasian dari scada operator dimulai dari tampilan desktop komputer operator dengan
tampilan seperti gambar 4.23
Gambar 4.23 Tampilan desktop komputer operator
Pada tampilan desktop pilih ikon MON_OPERATOR_MESIN_CETAK 1 untuk
menjalankan sistem scada operator untuk mesin cetak 1. Kemudian akan tampil seperti
gambar 4.24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.24 Tampilan halaman login scada operator
Pertama-tama masukan username dan password untuk nama operator, kemudian scan
barcode pp (perintah produksi) pada kartu kerja dengan cara click kotak barcode kemudian
tunggu sesaat jika nomor barcode benar maka pada bagian no pp, tanggal dan side akan terisi
dengan benar sesuai database selanjutnya pilih shift kerja. Kemudian pilih login untuk masuk
ke tampilan inline data ceruti 1. Gambar 4.25 merupakan tampilan inline data ceruti 1. Data
yang ditampilkan berupa data informasi PP, data kecepatan produksi, data counter meter dan
data jam mesin. Data jam mesin ditampilkan hanya data jam mesin berdasarkan nomor PP
yang sedang dikerjakan, kemudian pada pada bagian jam mesin, user dapat memasukan
status baru dengan cara memilih status pada dropdown masukan status kemudian click Insert
status, otomatis status yang ditambahkan akan tertampil pada tabel. User juga dapat
memasukan stop_time untuk status tertentu dengan cara memilih idkey_status untuk status
yang ingin diberi stop_time kemudian click insert end_time
Gambar 4.25 Tampilan halaman monitoring produksi scada operator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pada SCADA operator terdapat fitur untuk eromo, eromo merupakan web yang ditujukan
untuk mengajukan memo online kepada teknisi. untuk menampilkan web eromo yaitu
dengan cara memilih menu Eromo atau menekan tombol F2 pada keyboard. Gambar 4.26
merupakan tampilan dari web eromo
Gambar 4.26 Tampilan halaman eromo scada operator
4.4 Pengujian dan analisa Hardware dan Software
Sub bab ini akan dijelaskan pengujian pada sistem hardware (PLC) dan sistem
software (Scada). Beberapa hal yang diuji meliputi sistem monitoring produksi (perhitungan
nilai counter meter, kecepatan, running hour, sinyal splashing, akses database), sistem
monitoring pemakaian energi (pengambilan data power meter, perhitungan pemakaian
energi, proses menyimpan data energi ke file csv), komunikasi antar sistem scada (tampilan
data masing-masing scada dan pengiriman data antar sistem scada)
4.4.1 Sistem Monitoring Produksi
Pada pengujian sistem monitoring produksi akan diambil data perhitungan nilai
counter meter, kecepatan produksi, dan running hour mesin, kemudian akan diambil data
pengujian sinyal splahing, dan akan ditampilkan pengujian akses database yang digunakan
untuk menyimpan data dan memberikan id pada data yang disimpan.
4.4.1.1 Pengujian Proses scan barcode baru
Gambar 4.27 menunjukan proses scan barcode, scan barcode dilakukan dengan cara
klik pada bagian kotak barcode yang dilingkari warna merah kemudian scan barcode yang
terdapat pada kartu kerja. Id barcode memiliki 13 digit dengan format seperti gambar 4.28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.27 Tampilan scan barcode baru pada scada operator dan scada server
Gambar 4.28 Format Barcode
Id barcode yang sudah discan pada scada, akan dipisahkan tiap digit sesuai dengan
format barcode yang ditentukan kemudian akan dicek apakah ada yang cocok dengan data
pada database PP (perintah produksi), jika cocok maka operator dapat login kedalam sistem
scada dan kemudian nomor_pp dari barcode akan ditambahkan kedalam database PLC_PP
yang nantinya nomor_pp akan memiliki id_plc_pp yang digunakan untuk memberi identitas
setiap data produksi yang disimpan pada database PLC_DATA. Script yang digunakan
untuk mencocokan id_barcode dengan data pada database PP dapat dilihat pada gambar 4.
29.
Data produksi pada database plc_data yang sudah diberi id_plc dapat dilihat pada
gambar 4.30 , nomor pp akan ditampilkan pada tampilan di halaman inline data pada scada
server, scada operator dan scada admin. Nomor PP juga digunakan untuk membuat id status
dengan format seperti gambar 4.31. Id Status digunakan untuk memberikan id kepada setiap
status mesin yang dimasukan kedalam database PLC_STATUS. Pengunaan id_status dapat
dilihat pada gambar 4.32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.29 Script untuk mencocokan id barcode dengan data pada database PP
Gambar 4.30 Data produksi memiliki id sesuai id_plc_pp dari id barcodenya
Gambar 4.31 Format ID_STATUS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.32 Id status digunakan untuk setiap status mesin yang disimpan
4.4.1.2 Pengujian pembacaan kecepatan produksi
Untuk mendapat data produksi seperti counter meter, kecepatan produksi, dan
running hour. Maka digunakan sebuah encoder dari Autonics tipe e50s8-1000-3-T-24.
Sinyal enkoder dibaca melalui input PLC dengan alamat %I0.6. Sinyal dari enkoder diolah
dengan menggunakan metode Frequency Meter yang dimiliki oleh PLC M221 dengan
pengaturan timebase sebesar 1 detik, sehingga menghasilkan keluaran nilai frekuensi dalam
satuan Hz yang disimpan pada memori double word. Konfigurasi frequency meter dapat
dilihat pada gambar 4.33. Hasil dari frekuensi yang didapat dihitung berdasarkan dasar teori
dengan rumus 2.1 dan 2.2 sehingga didapat nilai kecepatan dalam satuan meter/menit .
Program perhitungan kecepatan dapat dilihat pada gambar 4.34
Gambar 4.33 Konfigurasi Frequency Meter PLC M221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.34 Program menghitung kecepatan produksi
Dari gambar 4.34 dapat dilihat bahwa hasil dari frequency meter disimpan dalam
memori double word pada alamat %MD0, kemudian dirubah kedalam bentuk float dan
disimpan pada memori %MF2 untukmemudahkan dalam perhitungan yang dapat
menghasilkan nilai koma. Kemudian nilai frekuensi yang sudah dalam bentuk float dikalikan
dengan memori alamat %MF22 yang berisi nilai dari moving distance per 1pulse (m/pulse)
dari enkoder. Program pengisian nilai moving distance per 1pulse dapat dilihat pada gambar
4.35. Hasil perkalian antara %MF2 dengan %MF22 akan menghasilkan nilai kecepatan
(meter/detik) yang disimpan di memori %MF4, kemudian diubah dalam bentuk nilai
kecepatan (meter/menit) dan disimpan pada %MF6. Hasil akhir dari perhitungan kecepatan
yaitu nilai pada memori %MF6 di konversi kedalam bentuk double word dan disimpan pada
memori %MD12. Jadi isi dari memori %MD12 inilah yang ditampilkan ke tampilan scada
sebagai nilai akhir dari kecepatan produksi. Untuk hasil perbandingan pembacaan kecepatan
yang dibaca oleh sistem scada dengan kecepatan yang dihasilkan oleh mesin dapat dilihat
pada tabel 4.8
Gambar 4.35 Program menyimpan nilai moving distance per 1 pulse pada alamat %MF22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4.8 Perbandingan kecepatan produksi mesin dengan pembacaan sistem scada
NO KECEPATAN (m/min)
PROSENTASE (%) MESIN SCADA
1 252 251.9334 99.97357 2 252 251.9334 99.97357 3 252 251.9334 99.97357 4 252 251.9334 99.97357 5 252 251.7525 99.90179
6 252 251.9334 99.97357 7 252 251.9334 99.97357 8 252 251.7525 99.90179 9 252 251.7525 99.90179 10 252 251.9334 99.97357 11 222 221.4 99.72973
12 222 221.4 99.72973 13 222 221.4 99.72973 14 222 221.4 99.72973 15 222 221.4 99.72973 16 222 221.4 99.72973 17 222 221.4 99.72973
18 222 221.4 99.72973 19 222 221.4 99.72973 20 222 221.4 99.72973
𝑃 𝑒 𝑒 % = % − ( (𝑘𝑒 𝑒 𝑒 𝑖 − 𝑘𝑒 𝑒 𝑆 𝐴 𝐴𝑘𝑒 𝑒 𝑒 𝑖 )) × %
Prosentase kesesuain data didapat dengan menggunakan rumus diatas. Hasil dari
pembacaan kecepatan produksi menunjukan tingkat keberhasilan mencapai 99.84088 % .
Selisih sedikit yang terjadi dikarenakan kemampuan ketelitian dari enkoder dan kemampuan
ketelitian dari PLC dalam membaca frekuensi sinyal dari enkoder.
4.4.1.3 Pengujian pembacaan counter meter (hasil produksi)
Nilai counter meter didapat dengan melakukan perhitungan dari hasil kecepatan
produksi. Nilai kecepatan produksi yang dipakai yang masih dalam bentuk float yang
disimpan pada memori %MF6. Setelah diujicoba dan diteliti lebih dalam, ditemukan bahwa
ketika awal jalan mesin untuk produksi, mesin cetak akan melakukan proses tension
dikarenakan proses tension mengakibatkan enkoder berputar maka menyebabkan counter
meter menjadi menghitung, padahal hasil perhitungan yang disebabkan oleh tension tidak
termasuk dalam hasil produksi, oleh karna itu dibuatlah program aktivasi counter meter,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dapat dilihat pada gambar 4.36, dengan asumsi tension berjalan dikecepatan dibawah 15
m/menit atau di kecepatan diatas 15 m/menit dengan durasi 5 detik, maka perhitungan
counter meter akan diaktifkan ketika kecepatan mesin berjalan diatas 15 m/menit dengan
durasi lebih dari 5 second sudah dianggap sebagai proses produksi. Program perhitungan
counter meter dapat dilihat pada gambar 4.38.
Gambar 4.36 program aktivasi counter meter
Gambar 4.37 %M7 aktif berdasarkan nyala %S6
Gambar 4.38 Program perhitungan counter meter
Dari gambar 4.38 Tentang perhitungan counter meter, hasil dari perhitungan counter
meter disimpan dalam memori %MF20. %M3 berfungsi sebagai aktivasi dari counter meter
jadi ketika %M3 aktif maka, perhitungan counter meter dijalankan. Counter meter dihitung
dengan cara mengubah kecepatan dari bentuk meter/menit dikonversi kedalam bentuk
meter/detik kemudian hasil per meternya akan ditambahkan dan disimpan pada memori
%MF20 dengan interval tiap detik, maka dibutuhkan rising edge pada %M7 yang aktif setiap
detik. %M7 akan aktif setiap 1 detik karena terhubung dengan %S6, lihat gambar 4.37. Tabel
hasil perhitungan counter meter dengan hasil yang dibaca oleh mesin, dapat dilihat pada
tabel 4.9 Data counter meter akan disimpan ke dalam database dengan interval setiap menit
dengan flag splash = kosong. (lihat gambar 4.39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.39 Menyimpan data produksi pada database setiap menit
Counter meter yang dibaca akan direset setiap ada proses splashing pada mesin cetak.
Proses splashing pada mesin cetak dapat diketahui dengan menerima sinyal input sensor
mesin yang dibaca oleh input &I0.7 (lihat gambar 4.40), ketika Proses splashing terjadi,
program akan memberikan tanda (flag splashing) bahwa nilai counter yang dibaca terakhir
sebelum reset merupakan nilai jadi untuk turunan rol (hasil produksi untuk satu rol)
kemudian data tersebut disimpan ke dalam database. Hasil dari turunan rol yang diberi flag
splashing dapat dilihat pada gambar 4.1 Yang ditandai dengan lingkaran merah.
Gambar 4.40 Program PLC untuk Reset nilai Counter meter
Gambar 4.41 Data Counter meter hasil proses splashing yang tersimpan pada database
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Cara kerja reset counter meter dan pemberian flag splashing yaitu, sinyal splasing
dari mesin cetak diterima oleh input plc alamat %I0.7. sinyal rising yang diterima %I0.7
memicu aktifnya memori alamat %M16 untuk aktif. (lihat gambar 4.40) kemudian aktifnya
%M16 menyebabkan tagname res_pjng_cerutti1 menjadi aktif sehingga script pada gambar
4.42 dieksekusi. Mula-mula script akan memberi perintah untuk manambahkan data
produksi ke database dengan kondisi tagname SLASH_CER1 bernilai 1, perhatikan kotak
merah pada gambar 4.42 tagname slash_cer1 terhubung dengan kolom splash pada database
plc_data, perhatikan gambar 4.43 untuk melihat konfigurasi bindlist yang digunakan. Setelah
data baru berhasil diinput selanjutnya counter meter akan direset melalui tagname
meter_ceruti1, tagname meter_ceruti1 terhubung dengan memori %MF20. Setelah direset
kondisi dari %M16 akan dinonaktifkan dengan cara %M17 diaktifkan sesaat sehingga sinyal
yang menuju %M16 diputus sesaat. %M17 terhubung dengan tagname
res_pjng_cerutti1_off sehingga dapat diaktifkan sesaat melalui script pada gambar 4.42 Data
hasil turunan rol yang dibaca oleh sistem scada ini dengan dibandingkan pembacaan oleh
mesin dapat dilihat pada tabel 4.9.
Gambar 4.42 Script menyimpan data counter meter hasil proses splashing ke database
Gambar 4.43 Bindlist DATA_PLC_CE1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.9 Hasil perbandingan counter meter sistem scada dengan counter meter mesin
No COUNTER METER (M)
Splash Prosentase (%) MESIN SCADA
1 6783 6788 0 99.92629
2 6867 6868 0 99.98544
3 8489 8484 0 99.9411
4 8518 8522 0 99.95304
5 10472 10470 0 99.9809
6 10484 10482 0 99.98092
7 10529 10531 0 99.981
8 10560 10558 0 99.98106
9 22330 22322 0 99.96417
10 25009 24996 1 99.94802
11 5182 5180 0 99.9614
12 6142 6140 0 99.9674
13 8610 8605 0 99.9419
14 9839 9834 0 99.9492
15 10916 10912 0 99.9634
16 12665 12658 0 99.9447
17 12724 12717 0 99.9450
18 14296 14289 1 99.9496
19 1722 1720 0 99.8839
20 3327 3325 0 99.9399
21 5627 5624 0 99.9467
22 7086 7078 0 99.8871
23 8597 8588 0 99.8953
24 8663 8654 0 99.8961
25 9350 9341 0 99.9037
26 9357 9348 0 99.9038
27 10247 10238 0 99.9122
28 10258 10249 0 99.9123
29 13509 13497 0 99.9112
30 16048 16032 0 99.9003
31 18746 18730 0 99.9146
32 24301 24285 1 99.9332
𝑃 𝑒 𝑒 % = % − ( 𝑒 𝑒 𝑖 − 𝑒 𝑆 𝐴 𝐴𝑒 𝑒 𝑖 ) × %
Prosentase kesesuain data didapat dengan menggunakan rumus diatas. Hasil
percobaan untuk pembacaan counter meter memiliki rata-rata error 0.06234875 % sehingga
memiliki tingat keberhasilan sebesar 99.93765125 %. Data dari mesin yang digunakan
adalah data pembacaan counter meter yang tertampil pada HMI dari bawaan mesin cetak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Selisih pembacaan counter meter muncul diakibatkan adanya selisih dari pembacaan
kecepatan mesin, karena perhitungan counter meter berdasarkan hasil dari pembacaan
kecepatan produksinya.
4.4.1.4 Pengujian Running Hour
Data Running Hour didapatkan dari data counter up yang akan menghitung ketika
mesin sudah bekerja dengan kecepatan > 10 meter/menit. Program aktivasi running hour
dapat dilihat pada gambar 4.44
Gambar 4.44 Aktivasi Running Hour
Ketika kecepatan produksi %MD12 > 10 maka %M5 akan aktif kemudian, saat %S6
aktif maka %M2 akan aktif. Jadi %M2 akan aktif tiap 1 detik. Counter Running Hour akan
bertambah setiap detiknya sesuai dengan kondisi rising edge pada %M2 lihat gambar 4.44
Beberapa tipe running hour yang dihitung yaitu : running hour total, running hour shift
pendek A, running hour shift pendek B, running hour shift pendek C, running hour shift
panjang A dan running hour shift panjang B. untuk tabel pewaktuan tipe shift dapat dilihat
pada tabel 4.10 Fungsi dari memori object yang terdapat pada gambar 4.45 dapat dilihat pada
tabel 4.11 Untuk pemberi perintah reset pada running hour, bergantung pada tipe-tipe
running hour. Running hour total direset ketika %M28 aktif, (lihat gambar 4.46) yang
diaktifkan oleh tombol Reset Running Hour Total CER 1 pada window setting di SCADA
Admin (lihat gambar 4.22). Running Hour yang berdasarkan shift akan direset ketika %M11
aktif (running hour shift pendek A), %M12 aktif (running hour shift pendek B), %M13 aktif
(running hour shift pendek C), %M14 aktif (running hour shift panjang A) dan %M15
(running hour shift panjang B) yang diaktifkan oleh scada server melalui script (lihat gambar
4.6) berdasarkan waktu dari masing-masing shift dimulai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.10 Pewaktuan untuk tipe-tipe shift kerja
NO TIPE SHIFT KERJA JAM MULAI JAM BERAKHIR 1 PENDEK A 06.30 14.30 2 PENDEK B 14.30 22.30 3 PENDEK C 22.30 06.30 4 PANJANG A 06.30 18.30 5 PANJANG B 18.30 06.30
Gambar 4.45 Program Counter Running Hour
Gambar 4.46 Program PLC Reset Running Hour
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.11 Memori Object yang digunakan untuk perhitungan data-data Running Hour
NO ALAMAT MEMORI KEGUNAAN 1 MF_206 Memori data Running Hour shift pendek B cer1 2 MF_208 Memori data Running Hour shift pendek C cer1 3 MF_210 Memori data Running Hour shift panjang A cer 1 4 MF_212 Memori data Running Hour shift panjang B cer 1 5 MF_214 Memori data Running Hour shift total cer 1 6 MF_216 Memori data Running Hour shift pendek A cer1 7 MW_223 aktivasi shift pendek 8 MW_224 aktivasi shift panjang
Gambar 4.47 Script untuk mengaktifkan reset dan aktivasi Running Hour tiap shift
4.4.2 Sistem Monitoring Pemakaian Energi
Sub bab ini akan membahas tentang pengujian yang berkaitan dengan monitoring
pemakaian energi. Beberapa hal yang akan dibahas meliputi Pengujian pengambilandata
register power meter dan Pengujian perhitungan konsumsi energi harian dan perbulan.
4.4.2.1 Pengujian pengambilan data register power meter
Pengambilan data register power meter menggunakan PLC melalui komunikasi
serial rs485. Untuk mengaktifkan fitur serial pada PLC menggunakan konfigurasi serial yang
dapat dilihat pada gambar 4.48 . Power meter yang digunakan yaitu Power meter schneider
pm5350 yang memiliki register list lebih dari 2000 komponen yang tersebar dari alamat
register 30 sampai 50098, sedangkan data yang diambil atau yang digunakan adalah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
yang terdapat pada tabel 4. Maka dibutuhkan scanning memori sehingga dapat diambil
beberapa register list yang dibutuhkan dan dengan scanning memori dapat menghemat
memori plc yang digunakan untuk menyimpan data dari power meter. Scanning memori
power meter dilakukan menggunakan fungsi drum step yang dimiliki oleh plc m221.
Terdapat dua power meter yang dibaca datanya. Komunikasi RS485 membutuhkan alamat
id device untuk itu power meter 1 menggunakan id = 1 sedangkan untuk power meter 2
mempunyai id = 2.
Gambar 4.48 Konfigurasi Serial pada PLC
Gambar 4.49 Setting Drum Step
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Konfigurasi drum step yang digunakan untuk scanning memori power meter dapat
dilihat pada gambar 4.49 , terdapat 7 step, di mana step 0 tidak mengaktifkan bit apapun.
Pada %DR0 step 1 mengaktifkan %M51 yang akan menjalankan %ReadVar1, step 2
mengaktifkan %M52 yang akan menjalankan %ReadVar2, step 3 mengaktifkan %M53 yang
akan menjalankan %ReadVar3, step 4 mengaktifkan %M54 yang akan menjalankan
%ReadVar4, step 5 mengaktifkan %M55 yang akan menjalankan %ReadVar5, pada %DR0
step 6 mengaktifkan %M56 yang akan mereset %M74, %M84, %M94, %M114, %M124
dan %M134.
Gambar 4.50 Delay loop drum step
Mula-mula %M50 akan bernilai ‘1’ ketika %M74. %M84 , %M94, %M114,
%M124, %M134 bernilai ‘0’ lebih lama dari 100ms (lihat gambar 4.50) . %M50 ini yang
menjalankan %READ_VAR0 (lihat gambar 4.51)
Gambar 4.51 Read_VAR0 untuk membaca memori 3000 sampai 3012 power meter 1
Dari gambar diatas, %READ_VAR0 dijalankan oleh pulsa rising %M50, kemudian
jika pengambilan data selesai maka %M74 diset. Kondisi %M74 diset maka memori %M75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
bernilai ‘1’. Rising edge %M75 akan menaikan step %DR0 dari step 0 ke step 1 (lihat
gambar 4.57).
Dari gambar 4.52 %READ_VAR1 dijalankan oleh pulsa rising %M51, kemudian
jika pengambilan data selesai maka %M84 diset. Rising edge %M84 akan menaikan step
%DR0 dari step 1 ke step 2 (lihat gambar 4.57).
Dari gambar 4.53 %READ_VAR2 dijalankan oleh pulsa rising %M52, kemudian
jika pengambilan data selesai maka %M94 diset. Rising edge %M94 akan menaikan step
%DR0 dari step 2 ke step 3 (lihat gambar 4.7).
Gambar 4.52 Read_Var1 untuk membaca memori 3204 sampai 3208 power meter 1
Gambar 4.53 Read_Var2 untuk membaca memori 21300 sampai 21336 power meter 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.54 Read_VAR3 untuk membaca memori 3000 sampai 3012 power meter 1
Dari gambar 4.54 , %READ_VAR3 dijalankan oleh pulsa rising %M53, kemudian
jika pengambilan data selesai maka %M104 diset. Rising edge %M104 akan menaikan step
%DR0 dari step 3 ke step 4 (lihat gambar 4.57).
Gambar 4.55 Read_Var1 untuk membaca memori 3204 sampai 3208 power meter 2
Dari gambar diatas, %READ_VAR4 dijalankan oleh pulsa rising %M54, kemudian
jika pengambilan data selesai maka %M114 diset. Rising edge %M114 akan menaikan
step %DR0 dari step 4 ke step 5 (lihat gambar 4.57).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.56 Read_Var2 untuk membaca memori 21300 sampai 21336 power meter 2
Dari gambar 4.56, %READ_VAR5 dijalankan oleh pulsa rising %M55, kemudian
jika pengambilan data selesai maka %M124 diset. Rising edge %M124 akan menaikan
step %DR0 dari step 5 ke step 6 (lihat gambar 4.57 Proses drum step).
Gambar 4.57 Proses drum step DR0
Gambar 4.58 Reset Drum Step
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar diatas adalah step terakhir dari fungsi drum step %DR0, ketika muncul pulsa
rising pada %M56, maka akan menyebabkan memori %M74, %M84, %M94, %M114,
%M124 dan %M134 menjadi kondisi reset sehingga proses scanning memori dapat kembali
ke langkah awal seperti pada gambar 4.58 delay loop drumstep. Kemudian beberapa data
diambil oleh scada untuk ditampilkan dan digunakan sebagai data konsumsi energi (lihat
tabel 4.12). Untuk hasil data yang ditampilkan pada scada dapat dilihat pada gambar 4.20
Tentang halaman monitoring energi scada admin. Beberapa komponen data dari power
meter yang dibaca oleh PLC berdasar pada tabel 4.12 menghasilkan keakuratan pembacaan
data sebesar 99% sampling data power meter yang dibaca dapat dilihat pada tabel 4.13
Tabel 4.12 Daftar alamat memori yang ditampilkan pada sistem scada
ALAMAT FUNGSI
%MF300 Current A cetak 1
%MF302 Current B cetak1
%MF304 Current C cetak 1
%MF320 Voltage A-B cetak 1
%MF322 Voltage B-C cetak 1
%MF324 Voltage C-A cetak 1
%MF420 THD Current A cetak 1
%MF422 THD Current B cetak 1
%MF424 THD Current C cetak 1
%MF442 THD Voltage A-B cetak 1
%MF444 THD Voltage B-C cetak 1
%MF446 THD Voltage C-A cetak 1
%MF450 THD Voltage A-N cetak 1
%MF452 THD Voltage B-N cetak 1
%MF454 THD Voltage C-N cetak 1
%MF415 Konsumsi Energi
%MF408 Frequency
%MF382 Power factor
Tabel 4.13 Data hasil pengambilan data power meter menggunakan PLC M221
NO Komponen Power Meter Scada Prosentase (%)
1 Current A cetak 1 49.14 49.3 99.996744
2 Current B cetak 1 23.23 23.2 99.99870857
3 Current C cetak 1 45.65 45.4 99.99452355
4 Voltage A-B cetak 1 396.59 396.8 99.99947049
5 Voltage B-C cetak 1 396.27 397.2 99.99765312
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
NO Komponen Power Meter Scada Prosentase (%)
6 Voltage C-A cetak 1 399.16 398.5 99.99834653
7 THD Current A cetak 1 31.056 31.1 99.9985832
8 THD Current B cetak 1 64.375 64.6 99.99650485
9 THD Current C cetak 1 35.048 34.8 99.99292399
10 THD Voltage A-B cetak 1 0.9468 0.9 99.95057034
11 THD Voltage B-C cetak 1 0.832 0.8 99.96153846
12 THD Voltage C-A cetak 1 0.8871 0.9 99.98545823
13 THD Voltage A-N cetak 1 0.4171 0.5 99.8012467
14 THD Voltage B-N cetak 1 0.4624 0.5 99.91868512
15 THD Voltage C-N cetak 1 0.5612 0.6 99.93086244
16 Konsumsi Energi 11.332 11.332 100
17 Frequency 50.1 50.3 99.99600798
18 Power factor 0.9385 0.9 99.95897709
Data yang disajikan untuk penelitian ini hanya data yang diambil dari Power Meter
1, sedangkan data dari Power Meter 2 tetap dibaca untuk keperluan dari perusahaan. Dari
data perbandingan pembacaan power meter oleh PLC maka didapat hasil dengan tingkat
keberhasilan mencapai 99.96338272 %, eror yang terjadi dapat disebabkan beberapa faktor
yaitu hasil pembacaan merupakan hasil pembulatan dari data sebenarnya pada register,
kemudian terdapat data yang nilai dibelakang koma tidak sesuai dengan data yang tertampil
pada power meter misalnya pada data Frequency hal dapat disebabkan ada bug pada
penampil power meternya dikarenakan pembacaan yang dilakukan oleh PLC seharusnya
sudah sesuai.
4.4.2.2 Pengujian perhitungan konsumsi energi harian dan perbulan
Power meter pm5350 menyediakan register untuk menghitung penggunaan energi
listrik, alamat register tersebut terletak pada alamat 3204, untuk menghitung penggunaan
dalam sehari dan penggunaan tiap bulannya maka perhitungan tersebut dilakukan oleh
sistem scada server, script yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.59. Setiap
pembacaan energi akan disimpan kedalam file “Report Kwh (ddmmyyyy).csv” untuk record
energi harian yang disimpan setiap menit dan disimpan ke dalam file “Report Kwh
(mmyyyy).csv” untuk record energi bulanan yang disimpan setiap jam. File record data
energi dapat dilihat pada gambar 4.60 dan untuk script yang digunakan dapat dilihat pada
gambar 4.61 untuk data perhitungan konsumsi energi harian dan bulanan dapat dilihat pada
tabel 4.14. Hasil pada tabel 4.14 Menunjukan bahwa perhitungan data konsumsi energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
bulanan berhasil direset setiap bulannya dan akan menghitung kembali untuk konsumsi
dalam satu bulan, kemudian data konsumsi energi harian akan direset nilainya setiap
perubahan hari terjadi. Data konsumsi harian dan bulanan berhasil disampling atau disimpan
setiap satu jam.
Tabel 4.14 Data Konsumsi Energi Bulanan dan Harian
NO TANGGAL JAM KONSUMSI ENERGI (WH)
BULANAN HARIAN
1 7/31/2019 0:00:01 9907905 176338
2 7/31/2019 1:00:00 9914220 6313
3 7/31/2019 2:00:00 9922191 14284
4 7/31/2019 3:00:00 9927336 19429
5 7/31/2019 4:00:00 9935162 27255
6 7/31/2019 5:00:00 9943737 35830
7 7/31/2019 6:00:00 9952199 44292
8 7/31/2019 7:00:01 9960277 52370
9 7/31/2019 8:00:00 9968085 60178
10 7/31/2019 9:00:00 9975779 67872
11 7/31/2019 10:00:00 9983492 75585
12 7/31/2019 11:00:00 9991289 83382
13 7/31/2019 12:00:00 9997989 90082
14 7/31/2019 13:00:00 10004676 96769
15 7/31/2019 14:00:00 10010804 102897
16 7/31/2019 15:00:00 10019314 111407
17 7/31/2019 16:00:00 10024501 116594
18 7/31/2019 17:00:00 10029652 121745
19 7/31/2019 18:00:00 10035178 127271
20 7/31/2019 19:00:00 10041575 133668
21 7/31/2019 20:00:00 10047614 139707
22 7/31/2019 21:00:00 10054547 146640
23 7/31/2019 22:00:01 10062883 154976
24 7/31/2019 23:00:00 10071785 163878
25 8/1/2019 0:00:00 10079796 171889
26 8/1/2019 0:00:00 10079801 171894
27 8/1/2019 1:00:00 6896 6896
28 8/1/2019 2:00:00 13145 13145 29 8/1/2019 3:00:00 19114 19114 30 8/1/2019 4:00:00 25362 25362 31 8/1/2019 5:00:01 31602 31602 32 8/1/2019 6:00:00 39910 39910 33 8/1/2019 7:00:00 48066 48066 34 8/1/2019 8:00:00 55176 55176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
NO TANGGAL JAM KONSUMSI ENERGI (WH)
BULANAN HARIAN
35 8/1/2019 9:00:00 62443 62443 36 8/1/2019 10:00:00 70146 70146 37 8/1/2019 11:00:00 76372 76372 38 8/1/2019 12:00:00 82328 82328 39 8/1/2019 13:00:00 89031 89031 40 8/1/2019 14:00:00 95349 95349 41 8/1/2019 15:00:01 101993 101993 42 8/1/2019 16:00:00 110160 110160 43 8/1/2019 17:00:00 118437 118437
Gambar 4.59 Script untuk perhitungan pemakaian energi
Gambar 4.60 File Record data pemakaian energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.61 Script record data pemakaian energi
4.4.3 Sistem Komunikasi antar sistem scada dan PLC
Sub bab ini akan menjelaskan tentang sistem komunikasi SCADA dengan PLC dan
sistem komunikasi SCADA dengan SCADA. Beberapa hal yang akan dibahas berkaitan
dengan sistem komunkasinya yaitu konfigurasi untuk komunikasi SCADA dengan PLC
besertas sistem untuk memonitor kondisi komunikasinya dan konfigurasi untuk komunikasi
SCADA dengan SCADA beserta sistem untuk monitor komunikasinya.
4.4.3.1 Pengujian Sistem Komunikasi Scada Server dengan PLC
Komunikasi antara scada server dan PLC membutuhkan aplikasi MBENET untuk
menterjemahkan protokol dari plc supaya dapat dibaca oleh Scada Server. PLC yang
digunakan memiliki ip 192.168.28.173 dan scada server memiliki ip 192.168.28.171 . untuk
konfigurasi topic definition pada aplikasi mbenet dapat dilihat pada gambar 4.3 jika
komunikasi berjalan normal maka akan muncul seperti gambar 4.2 pada aplikasi MBENET
Gambar 4.62 Tampilan status komunikasi pada MBENET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.63 Konfigurasi Topic pada MBENET
Aplikasi Mbenet ini harus aktif atau terbuka supaya komunikasi berjalan dengan
baik, tetapi MBENET sendiri sangat rentan tertutup dengan tidak sengaja, oleh karna itu
dibuatlah display untuk memonitori kondisi komunikasi antara scada server dengan plc,
supaya dapat selalu dimonitor. Untuk itu dibuatlah program monitoring komunikasi melalui
Bit Status (Status), Bit IOStatus dan PLC Heartbeat. Bit Status (Status) untuk mengetahui
kondisi komunikasi antara mbenet dengan PLC, konfigurasinya tagnamenya dapat dilihat
pada gambar 4.64 . Bit IOStatus digunakan untuk mengetahui kondisi komunikasi antara
wonderware dengan Mbenet, konfigurasinya tagnamenya dapat dilihat pada gambar 4.65
Cara kerjanya ketika kondisi komunikasi baik maka bit IOStatus akan bernilai True
sedangkan ketika kondisi komunikasi terputus maka kondisi bit IOStatus akan bernilai
False. PLC heartbeat dibuat untuk mengetahui kondisi PLC dalam kondisi RUN atau STOP.
Cara kerjanya yaitu PLC01\PulseCount digunakan untuk membuat internal counter yang
bertambah setiap detik (lihat gambar 4.66), Counter pada PLC01\PulseCount akan direset
setiap ada perubahan nilai pada PLC173\iPulse (lihat gambar 4.67). PLC173\iPulse
terhubung dengan counter PLC pada memori %MW10 sehingga selama PLC running maka
nilai dari PLC173\iPulse akan berubaha-ubah. Counter pada memori %MW10 dapat dilihat
pada gambar 4.68. Komunikasi akan dianggap eror jika Counter pada PLC01\PulseCount
melebihi nilai seting, nilai IOStatus false atau nilai Status false (lihat gambar 4.69),
penjelasan program tersebut adalah Jika Counter melebihi PLC01\PulseCount angka 20 atau
nilai IOStatus = 0 atau nilai Status = 0 maka komunikasi dianggab eror. Jika ini terjadi, setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
5 detik status PLC (1 = RUN, 0 = STOP) akan di update. Jika kondisi komunikasi sudah
kembali normal maka akan dijalankan script pada gambar 4.70 yang berfungsi untuk
mengupdate kembali kondisi PLC173\Status. Indikator saat komunikasi berjalan normal dan
PLC kondisi RUN dapat dilihat pada gambar 4.71. Indikator saat PLC dalam mode Stop
dapat dilihat pada gambar 4.72. Indikator ketika aplikasi MBENET tidak berjalan atau
tertutup dapat dilihat pada gambar 4.73
Gambar 4.64 Konfigurasi tagname PLC173\Comm
Gambar 4.65 Konfigurasi tagname PLC173\IOServer
Gambar 4.66 Internal Counter untuk PLC173\PulseCount
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar 4.67 Reset Counter PLC173\PulseCount setiap perubahan PLC173\iPulse
Gambar 4.68 Counter Internal PLC
Gambar 4.69 Skrip untuk mendeteksi komunikasi eror antara PLC dan Scada
Gambar 4.70 Skrip untuk update data saat komunikasi normal antara PLC dan Scada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar 4.71 Kondisi saat koneksi Normal
Gambar 4.72 Kondisi koneksi normal tetapi PLC mode Stop
Gambar 4.73 Kondisi saat MBENET berhenti bekerja
4.4.3.2 Pengujian Sistem komunikasi scada server, scada admin dan
scada operator
Scada Server, scada admin dan scada operator terhubung kedalam jaringan dengan
kelas ip yang sama. Scada Server menggunakan ip 192.168.28.171, scada admin
192.168.28.170 dan scada operator dengan ip 192.168.28.180. Dalam sistem yang di uji,
sistem scada membutuhkan data-data dari tagname yang dimiliki sistem scada lainnya,
sehingga terdapat beberapa tagname yang didistribusikan atau diberi akses untuk dibaca oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sistem scada lainnya. Supaya tagname dari scada server dapat dibaca oleh scada admin dan
scada operator maka konfigurasi untuk access name dibuat seperti pada gambar 4.74,
kemudian pada dictionary tagname, item name beriisi nama dari tagname yang akan diambil
lihat gambar 4.75, dari ujicoba dan pengamatan, data-data yang diambil dapat
didistribusikan dengan baik antar sistem scada, salah satu contohnya dapat dilihat pada
gambar 4.76 .Sampling data yang diuji dapat dilihat pada tabel 4.15, dari smapling data yang
diuji hasilnya menyatakan bahwa komunikasi SCADA dengan SCADA dapat berjalan
dengan baik.
Gambar 4.74 Konfigurasi Acces name untuk koneksi ke scada server
Gambar 4.75 Konfigurasi tagname pada SCADA Admin dan SCADA Operator untuk
membaca tagname dari SCADA Server
Tabel 4.15 Sampel distribusi data antara SCADA Server, SCADA Admin dan SCADA
Operator
NO TAGNAME Tipe SCADA
SERVER ADMIN OPERATOR 1 SPEED 202 202 202 2 COUNTER METER 7060.9 7061 7061
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
NO TAGNAME Tipe SCADA
SERVER ADMIN OPERATOR 3 RUNNING HOUR 10016.3 10016 - 4 ENERGY TOTAL 3098.777 3098.777 - 5 ENERGY BULANAN 731.275 731.275 - 6 VAC 394.1 394.1 - 7 VBC 396.7 396.7 - 8 VAC 394.6 394.6 -
Gambar 4.76 Contoh distribusi data SCADA dengan SCADA
Dalam sistem scada yang dibuat, ditambahkan sebuah fitur untuk mengetahui kondisi
jaringan komunikasi antar scada dalam kondisi tersambung atau terputus. Pada SCADA
Admin dan SCADA Operator dibuat fitur untuk mengetahui kondisi komunikasi dengan
SCADA Server maka dibuat access name dan tagname dengan konfigurasi yang mengacu
seperti gambar 4.65 perbedaanya untuk item name mengacu pada ip dari SCADA Server.
Cara kerjanya adalah saat koneksi ke scada admin dalam kondisi baik, maka tagname
status_server bernilai True, ditandai dengan tanda OK pada gambar 4.76. Tagname
status_server akan bernilai False ketika komunikasi terputus. Pada SCADA Server cara ini
juga dilakukakan untuk mengetahui bahwa kondisi komunikasi antara scada server dengan
scada operator berjalan dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 4.77 Indikator tersambung antara SCADA admin dan SCADA operator ke
SCADA Server
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pengujian alat prototipe Sistem SCADA Monitoring
Hasil Produksi dan Konsumsi Energi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan Sistem SCADA untuk Monitoring Hasil Produksi dan
Pemakaian Energi dapat berjalan dengan baik.
2. Pembacaan kecepatan produksi produksi dapat berjalan dengan baik dengan tingkat
kemiripan data rata-rata persentase sebesar 99.84 %
3. Pembacaan counter meter produksi dapat berjalan dengan baik dengan tingkat
kemiripan data rata-rata persentase sebesar 99.93 %
4. Data dari Power Meter untuk monitoring energi dapat dibaca melalui komunikasi
serial dengan tingkat kemiripan data mencapai persentase 99.96 %
5. Komunikasi antara PLC dengan SCADA dengan protokol MBENET dapat berjalan
dengan baik
6. Komunikasi antara SCADA dengan SCADA dapat berjalan dengan baik
5.2 Saran
Setelah melakukan pengujian maka diperoleh beberapa hal yang bisa menjadi saran
untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1. Gunakan enkoder yang lebih teliti lagi minimal yang mempunyai resolusi 1000 ppr
dan memiliki nilai moving distance per 1pulse lebih kecil dari 1 mm/pulse
dikarenakan kecepatan produksi yang cukup tinggi.
2. Menggunakan tipe Power Meter lain yang mempunyai fitur untuk reset nilai
konsumsi energi yang mudah digunakan atau dikontrol oleh PLC
3. Menambahkan fitur untuk memonitor sistem scada dari jauh atau melalui internet,
bisa dengan menggunakan fitur Intouch Access Anywhere milik Wonderware agar
supervisor tetap dapat memantau produksi dari manapun.
4. Menambahkan fitur management konsumsi energi pada sistem SCADA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
[1] W. Bolton, Programmable Logic Controller (PLC) Sebuah Pengantar Edisi Ketiga,
Jakarta: Erlangga, 2004.
[2] H. Wicaksono, Dasar-dasar Pemrograman SCADA Software dengan Wonderware In
Touch, Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2012.
[3] Schneider Electric, Modicon M221 Logic Controller Hardware Guide, 2014.
[4] Invensys System, application management and extension guide, 2012.
[5] Invensys System, Intouch HMI supplemntary components guide, 2007.
[6] Wonderware, Modicon MODBUS Ethernet I/O Server User’ s Guide, 2003.
[7] Schneider Electric, PM5350 series Technical Data Sheet, 2018.
[8] Schneider Electric, "Schneider Electric", https://www.schneider-
electric.com.au/en/download/document/Public+PM5350+v1.11.0+Register+List/.
[Diakses 10 11 2018].
[9] K. Irpan, simulasi pengaturan start-stop dan pembebanan tiga generator dengan kontrol
menggunakan PLC, Medan, 2009.
[10] D. Suyoko, ALAT PENGAMAN PINTU RUMAH MENGGUNAKAN RFID (RADIO
FREQUENCY IDENTIFICATION) 125 KHz BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA328, Yogyakarta, 2012.
[11] Electronics Tutorials, "Electronics Tutorials", https://www.electronics-
tutorials.ws/io/io_6.html. [Diakses 18 11 2018].
[12] K. S. Wibawa, SISTEM KOMUNIKASI MODUL SENSOR JAMAK BERBASISKAN
MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN SERIAL RS-485 MODE MULTI
PROCESSOR COMMUNICATION (MPC), Bali, 2015.
[13] Software somachine basic
[14] Schneider Electric, PowerLogic™ Power Meter PM5350 User Guide, 2011.
[15] Teknik Elektronika,"Teknik Elektronika", https://teknikelektronika.com/pengertian-
relay-fungsi-relay/. [Diakses 10 11 2018].
[16] Software Wonderware intouch
[17] D. A. O. Turang, Pengembangan sistem relay pengendalian dan penghematan pemakaian
lampu berbasis mobile, Yogyakarta, 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
[18] Northwestern Mechatronics Wiki,"Northwestern Mechatronics Wiki",
http://hades.mech.northwestern.edu/index.php/File:Encoder_diagram.png. [Diakses 18
11 2018].
[19] Marhanedra, Willy Docksha Marhaendra dan Yos Richard Beeh. Aplikasi Monitoring
Mesin Produksi berbasis Web. Salatiga. 2016.
[20] Sumarsono. Didik, Design Nonwoven dan layout Evaluasi Kerja Praktek di PT. Sekawan
Intipratama, Surabaya, 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-1
LAMPIRAN I
DATA HASIL PRODUKSI
NO Counter Meter
Selisih Splash Prosentase Mesin Wonderware
1 326 332 6 0 98.1595
2 1279 1285 6 0 99.5309
3 3694 3690 4 0 99.8917
4 6703 6704 1 0 99.9851
5 6783 6788 5 0 99.9263
6 6867 6868 1 0 99.9854
7 6914 6914 0 0 100.0000
8 8489 8484 5 0 99.9411
9 8497 8492 5 0 99.9412
10 8501 8505 4 0 99.9529
11 8514 8509 5 0 99.9413
12 8518 8522 4 0 99.9530
13 10472 10470 2 0 99.9809
14 10484 10482 2 0 99.9809
15 10497 10495 2 0 99.9809
16 10501 10499 2 0 99.9810
17 10526 10524 2 0 99.9810
18 10529 10531 2 0 99.9810
19 10560 10558 2 0 99.9811
20 15845 15845 0 0 100.0000
21 20131 20137 6 0 99.9702
22 20146 20139 7 0 99.9653
23 22284 22276 8 0 99.9641
24 22292 22285 7 0 99.9686
25 22305 22297 8 0 99.9641
26 22313 22310 3 0 99.9866
27 22330 22322 8 0 99.9642
28 25009 24996 13 1 99.9480
29 5182 5180 2 0 99.9614
30 5289 5287 2 0 99.9622
31 5913 5911 2 0 99.9662
32 6142 6140 2 0 99.9674
33 8610 8605 5 0 99.9419
34 9839 9834 5 0 99.9492
35 10916 10912 4 0 99.9634
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-2
NO Counter Meter
Selisih Splash Prosentase Mesin Wonderware
37 12724 12717 7 0 99.9450
38 14296 14289 7 1 99.9496
39 1722 1720 2 0 99.8839
40 3327 3325 2 0 99.9399
41 5627 5624 3 0 99.9467
42 7086 7078 8 0 99.8871
43 7167 7160 7 0 99.9023
44 7175 7167 8 0 99.8885
45 7182 7174 8 0 99.8886
46 8597 8588 9 0 99.8953
47 8663 8654 9 0 99.8961
48 9350 9341 9 0 99.9037
49 9357 9348 9 0 99.9038
50 9361 9352 9 0 99.9039
51 9372 9363 9 0 99.9040
52 10247 10238 9 0 99.9122
53 10258 10249 9 0 99.9123
54 13509 13497 12 0 99.9112
55 16048 16032 16 0 99.9003
56 16096 16080 16 0 99.9006
57 16100 16084 16 0 99.9006
58 18746 18730 16 0 99.9146
59 18750 18734 16 0 99.9147
60 18765 18749 16 0 99.9147
61 24301 24285 16 1 99.9332
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-3
LAMPIRAN II
DATA KECEPATAN PRODUKSI
NO KECEPATAN (m/min)
PROSENTASE (%) MESIN SCADA
1 252 251.9334 99.97357 2 252 251.9334 99.97357 3 252 251.9334 99.97357 4 252 251.9334 99.97357 5 252 251.7525 99.90179
6 252 251.9334 99.97357 7 252 251.9334 99.97357 8 252 251.7525 99.90179 9 252 251.7525 99.90179 10 252 251.9334 99.97357 11 222 221.4 99.72973
12 222 221.4 99.72973 13 222 221.4 99.72973 14 222 221.4 99.72973 15 222 221.4 99.72973 16 222 221.4 99.72973 17 222 221.4 99.72973
18 222 221.4 99.72973 19 222 221.4 99.72973 20 222 221.4 99.72973 21 222 221.4 99.72973 22 222 221.4 99.72973 23 222 221.4 99.72973
24 222 221.4 99.72973 25 222 221.4 99.72973 26 222 221.4 99.72973
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-4
LAMPIRAN III
DATA KONSUMSI ENERGI MESIN CETAK 1
NO TANGGAL JAM KONSUMSI ENERGI (WH)
BULANAN HARIAN
1 7/31/2019 0:00:01 9907905 176338
2 7/31/2019 1:00:00 9914220 6313
3 7/31/2019 2:00:00 9922191 14284
4 7/31/2019 3:00:00 9927336 19429
5 7/31/2019 4:00:00 9935162 27255
6 7/31/2019 5:00:00 9943737 35830
7 7/31/2019 6:00:00 9952199 44292
8 7/31/2019 7:00:01 9960277 52370
9 7/31/2019 8:00:00 9968085 60178
10 7/31/2019 9:00:00 9975779 67872
11 7/31/2019 10:00:00 9983492 75585
12 7/31/2019 11:00:00 9991289 83382
13 7/31/2019 12:00:00 9997989 90082
14 7/31/2019 13:00:00 10004676 96769
15 7/31/2019 14:00:00 10010804 102897
16 7/31/2019 15:00:00 10019314 111407
17 7/31/2019 16:00:00 10024501 116594
18 7/31/2019 17:00:00 10029652 121745
19 7/31/2019 18:00:00 10035178 127271
20 7/31/2019 19:00:00 10041575 133668
21 7/31/2019 20:00:00 10047614 139707
22 7/31/2019 21:00:00 10054547 146640
23 7/31/2019 22:00:01 10062883 154976
24 7/31/2019 23:00:00 10071785 163878
25 8/1/2019 0:00:00 10079796 171889
26 8/1/2019 0:00:00 10079801 171894
27 8/1/2019 1:00:00 6896 6896
28 8/1/2019 2:00:00 13145 13145 29 8/1/2019 3:00:00 19114 19114 30 8/1/2019 4:00:00 25362 25362 31 8/1/2019 5:00:01 31602 31602 32 8/1/2019 6:00:00 39910 39910 33 8/1/2019 7:00:00 48066 48066 34 8/1/2019 8:00:00 55176 55176 35 8/1/2019 9:00:00 62443 62443 36 8/1/2019 10:00:00 70146 70146 37 8/1/2019 11:00:00 76372 76372
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-5
NO TANGGAL JAM KONSUMSI ENERGI (WH)
BULANAN HARIAN
38 8/1/2019 12:00:00 82328 82328 39 8/1/2019 13:00:00 89031 89031 40 8/1/2019 14:00:00 95349 95349 41 8/1/2019 15:00:01 101993 101993 42 8/1/2019 16:00:00 110160 110160 43 8/1/2019 17:00:00 118437 118437 44 8/1/2019 18:00:00 127678 127678 45 8/1/2019 19:00:00 137221 137221 46 8/1/2019 20:00:01 146867 146867 47 8/1/2019 21:00:00 156175 156175 48 8/1/2019 22:00:00 165544 165544 49 8/1/2019 23:00:00 174768 174768 50 8/2/2019 0:00:00 181662 181662 51 8/2/2019 1:00:00 6539 188205 52 8/2/2019 2:00:00 13496 195162 53 8/2/2019 3:00:01 19318 200984 54 8/2/2019 4:00:00 24945 206611 55 8/2/2019 5:00:00 30452 212118 56 8/2/2019 6:00:00 35833 217499 57 8/2/2019 7:00:01 41177 222843 58 8/2/2019 8:00:00 46495 228161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI