sistem rangka gedung fix

Upload: retsand

Post on 13-Oct-2015

151 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    1/38

    2014

    RETA SANDRA DEVINA 3111100016

    DYAH WIDYA 3111100036

    FINNA NALURITA 3111100042

    BOBBY KURNIAWAN 3111100130

    M. REGI ASMANDA 3111100107

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    2/38

    9. SISTEM RANGKA GEDUNG

    9.1. Pendahuluan

    Dalam bab ini disajikan desain tipikal Sistem Rangka Gedung (SRG) 8 lantai

    yang terkena beban gempa sesuai SNI-1726 dan proses penulangannya dilakukan

    sesuai SNI-2847. Contoh perhitungan penulangan dan pendetailan akibat beban

    gravitasi dan gempa hanya dibuat untuk salah satu balok dan kolom lantai II yang

    dipandang cukup informatif untuk memahami kedua peraturan tersebut.

    Untuk kesederhanaan perhitungan, dianggap semua dimensi potongan

    melintang balok, kolom dan lantai dari lantai pertama sampai atap adalah sama.Dengan kondisi ini, sesuai SNI-1726-2012 Ps 7(untuk selanjutnya penyebutan

    suatu pasal dari SNI-1726 disingkat dengan Ps tanpa menyebut SNI-1726)

    struktur gedung ini tergolong beraturan dan perencanaannya boleh pakai beban

    gempa nominal statik ekuivalen (Ps 7.8). Dinding struktural dan kolom-kolom paling

    bawah SRG ini dianggap terjepit penuh.

    Sebagaimana ditentukan oleh SNI-1726-2012, Tabel 9pada SRG ini, DS

    didesain untuk memikul seluruh beban lateral sedangkan rangka ruang memikulbeban gravitasi secara lengkap. Kata lengkap diakhir kalimat di depan ini

    mempunyai makna bahwa rangka ruang yang terdiri dari balok dan kolom tersebut

    tidak boleh runtuh akibat perubahan bentuk lateral inelastis oleh beban gempa

    rencana. Untuk itu perlu dijamin bahwa syarat-syarat kompatibilitas tersebut di

    SNI-2847-2013 Pasal 21.13 (untuk selanjutnya penyebutan suatu pasal dari

    SNI-2847 disingkat dengan kata Pasal tanpa menyebut SNI-2847) harus dipenuhi

    oleh rangka ruang tersebut.

    Selanjutnya diasumsikan, contoh SRG ini berada dilokasi SE dan berada

    diatas lapisan tanah yang tergolong lunak. DS yang berada di SEmenurut Pasal

    21.1.1.3harus didesain sebagai Dinding struktural beton khusus (DSBK).

    9.2 Data untuk desain

    Mutu bahan fc = 30 MPa

    fy = 400 MPa

    Kategori gedung : Perkantoran Beban hidup

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    3/38

    - lantai = 2,4 kN/m2 (SNI 1727-2013)

    - atap = 0,96 kN/m2 (SNI 1727-2013)

    Beban mati

    - beton = 24 kN/m3

    - Joist = 5,2 kN/m2

    - Partisi = 1,0 kN/m2 luas lantai (UBC Section 1606.2)

    - Tegel = 0,45 kN/m2

    - Plafon & M/E = 0,18 kN/m2

    Dimensi komponen SRG ini adalah:

    - Balok : 600 x 650 mm

    - Kolom : 600 x 600 mm

    - Dinding Struktural: tebal DS : 300 mmkomponen batas : 950 x 950 mm

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    4/38

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    5/38

    9.3. Analisa Beban Gempa

    9.3.1. Beban Gempa

    Beban geser dasar nominal statik ekuivalen V yang terjadi di lantai dasardihitung sesuai SNI-1726-2012 rumus (21).Selanjutnya V ini harus dibagikan

    sepanjang tinggi struktur gedung ke masing-masing lantai sesuai Ps. 7.8.3.

    Perhitungan Beban Mati (Wt)

    Beban gravitasi berupa beban mati dan beban hidup yang bekerja di tiap

    lantai/ atap disimpulkan di Tabel 9-1. Beban hidup untuk perhitungan W ini sesuai

    SNI-03-1727-2013, pakai koefisien reduksi 0,3. Total beban gravitasi (Wt) ini

    didapat sebesar 196.152,98 KN

    Tabel 9-1. Ringkasan beban mati di berbagai tingkat

    Lantai

    Elemen

    H Elemen V LL w(kN) w(kg)

    8 18158.8 2424.14 480 21062.94 210.6294

    7 18832 4848.28 1200 24880.28 248.8028

    6 18832 4848.28 1200 24880.28 248.8028

    5 18832 4848.28 1200 24880.28 248.8028

    4 18832 4848.28 1200 24880.28 248.8028

    3 18832 4848.28 1200 24880.28 248.8028

    2 18832 4848.28 1200 24880.28 248.8028

    1 18832 5776.36 1200 25808.36 258.0836

    Jumlah196,152.98

    kN

    Taksiran waktu getar alami T, secara empiris.

    Rumus empiris pakai method A dari UBC Section 1630.2.2

    Tinggi gedung hn = 29 m.

    T = Ct (hn) x

    Dimana untuk SRG : Ct = 0,0466 -> Ta = 0,96 T tb = T a

    n = 8

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    6/38

    Perhitungan V

    V dihitung dengan rumus (21) SNI 1726-2012

    SRG sesuai SNI 1726-2012 Tabel 9 : R = 6

    I sesuai SNI 1726 Tabel 1 -> I = 1

    Ss = 0.663

    S1 = 0.248 puskim.pu.go.id

    Fa = 1.373

    Fv = 3.009

    Sms = Ss * Fa = 0,91 ; Sm1 = S1 * Fv = 0,746

    Sds = 2/3*Sms = 0,606 ; Sd1 = 2/3*Sm1 = 0,497

    Ct = 0,0466

    X = 0,9 hitungan excel

    Ta = 0,096

    Cs = 0,101

    V = 198,397

    Distribusi Fi

    Distribusi ini dlakukan sesuai rumus (27) yang berada di Ps. 6.1.3. Tabel 9-2

    merangkum hasil perhitungan F i dan gaya geser tingkat Vi.

    Tingkat hx(m) wx(kg) hx.wx^k(kgm) Cvx V= Cs x w Fx-y=(Cvx * V)

    1 4.5 258.084 4654.929 0.037 198.398 7.259

    2 8 248.803 7905.131 0.062 198.398 12.327

    3 11.5 248.803 11363.626 0.089 198.398 17.720

    4 15 248.803 14822.120 0.116 198.398 23.112

    5 18.5 248.803 18280.615 0.144 198.398 28.505

    6 22 248.803 21739.110 0.171 198.398 33.898

    7 25.5 248.803 25197.605 0.198 198.398 39.291

    8 29 210.629 23270.019 0.183 198.398 36.285

    Total 1961.530 127233.155

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    7/38

    9.3.2. Hasil Analisa Struktur

    Dengan menggunakan program komputer SAP 2000 analisa struktur 3 dimensi

    telah dilakukan pada contoh SRG di Gambar 9-1. Ketentuan- ketentuan dibawah ini

    dipakai:

    a). Analisa beban lateral dikenakan hanya pada struktur yang merupakan SPBL,

    yaitu terdiri dari DS (Dinding Struktural) dan BP (Balok Perangkai).

    (merupakan balok T = 2 x

    c). Hasil gaya di ujung balok dibuat untuk nilai di muka kolom.

    d). Ec pakai ketentuan Pasal 10.5 (1).

    e). Berat masa tiap lantai dikenai eksentrisitas ed sesuai Ps 5.4.3.

    Rangkuman hasil analisa struktur untuk DS B5-C5 dan balok perangkai (BP) C5-D5

    akibat beban gempa di cantumkan di Tabel 9-3.

    Tabel 9-3 Hasil Analisa Sistem Pemikul Beban Lateral oleh Gempa

    Lantaike hi Gaya aksial atas bawah gaya geser

    8 29 185.47 0 1130.04 389.73

    7 25.5 458.61 1130.04 22931.79 1208.2

    6 22 840.16 22931.79 33092.89 1812.22

    5 18.5 1310.8 33092.89 41656.44 2357.16

    4 15 1350.88 41656.44 48665.11 2776.76

    3 11.5 2428.94 48665.11 53836.86 3177.92

    2 8 2996.26 53836.86 58255.47 3204.16

    1 4.5 4584.28 58255.47 733654.49 4488.08

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    8/38

    Sedangkan Tabel 9-4 mencatumkan hasil perhitungan kinerja batas layan (sebut

    -ketentuan tersebut diatas. Tabel tersebut mencatumkan

    pula nilai maksimum penyimpangan inelastis yang dihitung sesuai Ps 8.2. yaitu M

    = 0,7 x R x s.

    Tabel 9-4 Penyimpangan Lateral dan drift antar tingkat akibat gaya gempa.

    Seperti diatur di Ps. 5.2.2, komponen struktur yang bukan merupakan SPBL harus

    direncanakan terhadap simpangan sistem struktur gedung akibat pengaruh gempa

    rencana yaitu simpangan sebesar R/ 1.6 x simpangan akibat beban gempa nominal

    pada struktur gedung tersebut, atau R x s/ 1,6. Tabel 9-5 dan 9-6 merupakan

    kesimpulan hasil analisa untuk kolom (A-4) dan balok (A4-B4), sesuai ketentuan

    persyaratan kompatibilitas deformasi Ps. 5.2.2.

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    9/38

    Tabel 9-5. Hasil analisa struktur non-SPBL kolom A4

    Tabel 9-6. Hasil analisa struktur non-SPBL Balok A4-B4

    9. 3.3. Kinerja Batas Layan (s) dan Kinerja Batas Ultimit / m

    Tabel 9-4 memberikan nilai s tiap lantai yang diperoleh dengan asumsi

    ketentuan-ketentuan tersebut di butir 9.3.2. diatas. Sedangkan M tiap lantai

    dihitung sesuai Ps 6.2. Selain itu drift antar tingkat dari s dan M juga disajikan

    di Tabel 9-4.

    Menurut Ps. 7.12.1. Tabel 16untuk memenuhi syarat kinerja batas layan,

    s antar tingkat tidak boleh lebih besar dari 0,03/R*ixh =24,55 mm untuk lantai

    1 dan 19,09 mm untuk lantai yang lain, atau 30 mm. SNI-1726 membatasi ini untukmencegah terjadinya pelelehan baja dan keretakan beton yang berlebihan,

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    10/38

    disamping untuk mencegah kerusakan non struktural dan ketidaknyamanan

    penghuni. Perlu diketahui bahwa UBC-1997 tidak ada pembatasan ini, namun

    mensyaratkan dilakukan efek P- (untuk Zone 3 & 4 yang setara WG 5 & 6 ) bila

    drift antar tingkat melebihi 0,02 hI / R.

    Selanjutnya Ps 8.2.2 membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan

    struktur yang akan membawa korban jiwa manusia dengan membatasi nilai M

    antar tingkat tidak boleh melampaui 0,02 x tinggi tingkat yang berangkutan = 0,02

    x 4.500 = 90 mm untuk lantai 1, dan = 0,02 x 3.500 = 70 mm untuk lantai lainnya

    dipenuhi.

    9.4. Analisa Beban Gravitasi

    9.4.1. Beban di lantai dan balok

    Momen-momen di lantai dan balok akibat beban gravitasi ditaksir dengan

    menggunakan nilai momen pendekatan. Untuk balok-balok rangka ini, yaitu rangka

    arah U-S di baris 1,3, 4,6 dan rangka arah T-B baris A,C,D dan F akan memakai

    momen pendekatan Pasal 8.3.3sebagaimana ditunjukkan di Tabel 9-7 berikut ini.

    Tabel 9-7 momen desain balok rangka di muka kolom

    Semua momen negatif balok di Tabel 9-7 adalah momen di ujung balok di

    muka kolom. MD dan ML yang tercantum di kolom 4 & 5 tabel ini adalah nilai momenakibat beban mati dan beban hidup tanpa faktor beban dan koefisien reduksi.

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    11/38

    Balok perangkai (seperti C2D2; B3B4, dll) yang merupakan komponen

    SPBL, terjepit ujung-ujungnya pada dinding struktural. Karena itu akibat beban

    gravitasi ujung-ujung dianggap terjadi momen negatif sebesar 1/12.w.ln2, seperti

    diperlihatkan di Tabel 9-8.

    Tabel 9-8 Momen akibat D dan L pada balok perangkai

    9.4.2. Beban kerja aksial di kolom dan dinding struktural

    Perhitungan beban kerja aksial di kolom meliputi akibat beban mati yang

    berupa berat sendiri struktur dan beban tetap lainnya, berupa berat M & E, plafon,

    tembok, tegel dll; dan beban hidup yang harus memperhitungkan reduksi beban

    dan tributary area yang diatur oleh SNI 03-1727-2013.

    Di Tabel 9-9 dan 9-10 berturut-turut disajikan beban aksial akibat D & L dikolom luar A-4 dan dinding struktural (DS) B5 C5.

    Tabel 9-9 beban aksial di kolom luar A4

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    12/38

    Tabel 9-10 beban aksial di DS B5-C5

    9.5. Desain Akibat Beban Kombinasi

    9. 5.1. Kombinasi Beban

    Kombinasi beban desain telah ditetapkan oleh Pasal 9.2.1sebagai berikut: (hanya

    ditulis yang dipakai untuk contoh ini).

    (1). 1,4 D

    (2). 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)

    (3). 0,9 D + 1,0 E

    (4). 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E

    Pada komposisi struktur yang bukan merupakan SPBL seperti rangka ruang

    dari SRG dalam contoh ini, yang beban-bebannya diperoleh dari deformasi yang

    mungkin terjadi sebagaimana diterangkan di butir 9.3.2 atas (Ps 5.2.2) boleh

    dianggap sebagai beban berfaktor. Sesuai Pasal 21.3bila beban akibat deformasi

    tadi dikombinasi dengan momen dan lintang terfaktor akibat beban gravitasi tidakmelebihi kuat momen dan lintang rencana komponen struktur tersebut, maka Pasal

    23.9(2(1) ) s/d 23.9(2(3) harus di penuhi. Dalam hal ini kombinasi beban harus

    pakai (pilih yang lebih kritis).

    (1). 1,2 D + 0,5 L + E

    (2). 0,9 D + E

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    13/38

    Tapi apabila melebihi kuat momen dan lintang rencana, maka ketentuan Pasal

    23.9.(3) yang berisi ketentuan-ketentuan Pasal 23.9 (3(1) ) s/d 23.9 (3(3) ) harus

    dipenuhi.

    Tabel 9-11 Kesimpulan momen lentur untuk desain balok A4 B4

    9.5.2 Tipikal desain balok A4 B4

    Desain untuk momen lentur

    Kesimpulan momen lentur pada tipikal balok A4 B4 akibat beban D, L dan

    E dapat dilihat di Tabel 9-11. Momen akibat beban gravitasi diambil dari Tabel 9-7 sedangkan akibat deformasi kompatibilitas dari Tabel 9-6. Untuk perencanaan

    balok A4 B4 lebih lanjut perlu dihitung dahulu penulangan balok ini akibat gravity

    load saja, diambil yang terbesar dari kombinasi beban berikut:

    (1) 1,2 D + 1,6 L

    (2) 1,4 D

    dan kuat rencana tulangan terpasangnya (Mn). Hasil disimpulkan di Tabel 9-12.

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    14/38

    Penilaian lebih lanjut dilakukan untuk memenuhi Pasal 23.9(1), sebagaimana

    dijelaskan di butir 9.5.1 di atas, yaitu diadakan perbandingan apakah hasil

    kombinasi beban di Tabel 9-11 lebih besar atau lebih kecil dari kuat rencana balok

    A4 B4, yang didapat di Tabel 9-12. Apabila momen di Tabel 9-11 lebih kecil dari

    momen di Table 9- 12, maka berlaku Pasal 21.3.1tetapi bila lebih besar maka

    desain dilakukan sesuai Pasal 21.3.2.

    Ternyata semua momen negatif di Tabel 9-

    Tabel 9-12. Lebih-lebih bila dilihat di Tabel 9-6, momen di balok A4 B4 akibat

    beban gempa (E) tercatat lebih besar mulai di atas lantai ke- 1. Karena itu

    perhitungan lebih lanjut dilakukan mengikuti Pasal 21.3.2

    Tabel 9-12 Kesimpulan kebutuhan Penulangan balok A4 B4 oleh bebangravitasi

    Desain akibat geser

    Kuat geser rencana harus ditetapkan sesuai Pasal 21.9.4, yaitu Ve harus

    ditentukan dari peninjauan gaya statik pada muka tumpuan balok A4 B4, yaitu

    dari hasil kuat lentur maksimum, Mpr, dengan tanda berlawanan ditambah beban

    gravitasi terfaktor di sepanjang bentangnya. Perlu dicatat di sini, Ve akibat

    goyangan ke kiri maupun ke kanan, harus masuk dalam perhitungan. Kuat lentur

    maksimum, Mpr, tersebut di atas harus dihitung dengan fs = 1,25 fy daRumus di bawah ini boleh dipakai untuk menghitung Mpr.

    Mpr = As (1,25 fy)(d a/2) dimana

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    15/38

    Dengan cara yang sama, untuk ujung lain bentang ini, dihasilkan momen

    8

    kNm.

    Beban gravitasi terfaktor di atas balok adalah : w = 34,84 kN/ m

    Gambar 9-2 memberikan ilustrasi perhitungan Ve untuk balok di bentang

    ujung rangka baris no 4 pada tingkat 1. Selain ditunjukkan pengaruh beban

    gravitasi, ditunjukkan pula besar Mpr negatif dan positif dari kanan dan kiri. Dapat

    diamati bahwa, Ve selalu lebih besar dari Vu hasil analisa struktur akibat

    kompatibilitas deformasi [max 138,27 kN (Tabel 9-6)].

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    16/38

    Gambar 9-2. Desain gaya geser untuk balok A4 - B4

    Biasanya kuat geser ditahan oleh beton (Vc) dan tulangan dalam bentuk

    tulangan transversal. Namun pada komponen struktur penahan SPBL berlaku

    ketentuan Pasal 21.5.4.2yang menyatakan Vc = 0 apabila

    a. gaya geser akibat gempa saja (yaitu akibat Mpr) > 0,5 total geser (akibat

    Mpr + beban gravitasi) danb. Gaya aksial tekan < '

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    17/38

    Dalam hal ini gaya geser akibat gempa = 131,83 kN < 0,5 x 331,0 = 165,5 kN,

    namun karena gaya aksial yang kecil sekali maka Vc = 0 sehingga Vs = = ,

    = 441,33 kN

    Koefisien reduksi diambil 0,75 karena Vn diperoleh dari Mpr balok (Pasal

    11.3(2(3))

    = 226 mm2) diperoleh s

    sebesar

    kontrol kuat geser nominal tak boleh lebih besar dari Vs max (pasal 13.5(6(9))

    V s max = 2/3 bw d fc= 2/3 x 600 x 588,5 x 30 =1.289,34 kNs max menurut Pasal 13.5.[4(1)] dan 13.5.[4(3)] harus diambil yang lebih kecil dari:

    s max = d/2 = 588,5/ 2 = 294,3 mm atau = 600 mm

    Namun apabila Vs > 1/3 bw d ' fc maka s yang ditentukan Pasal 13.5.[4.(1)]

    harus dibuat/ dikurangi menjadi separohnya (Pasal 13.5.[4.(3)]

    1/3 bw d fc= 1/3 x 600 x 588,5 x 30 = 644,67 > Vs = 441,33 kNDengan hasil ini maka dipakai jarak s = 120 mm, dengan hoop pertama 12

    mm dipasang 50 mm dari muka kolom di kedua ujung balok dan seterusnya untuk

    sepanjang 2h = 1.300 mm dari muka kolom dipasang begel 12 dengan s = 120 mm.

    Apabila hoop tidak diperlukan lagi maka boleh dipakai begel yang

    perhitungannya menyertakan kuat geser nominal beton Vc, dimana Vc =fc/6.bw.d (Pasal 13.3(1(2)))

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    18/38

    Pakailah s = 140 mm yang lebih kecil dari smax di Pasal 23.3.[3.(2)]

    s max = d/4 = 588,5/ 4 = 147,125 mm

    = 8 d b tul. Longtd. = 8 x 19 = 152 mm

    = 24 db hoop = 24 x 12 = 288 mm = 300 mm

    Setelah diperiksa persyaratan Pasal 23.3.[4(2)] untuk penampang di muka

    perletakan eksterior yang gaya geser maximum tidak sama dengan perletakan

    interior dan ternyata gaya geser akibat Mpr saja < 0,5 total geser, namun karenagaya aksial kecil sekali, karena itu Vc = 0.

    Maka penulangan geser dibuat dengan cara yang sama di atas, diperoleh

    tulangan geser perletakan luar balok eksterior, yaitu 212 dengan s = 120 mm.

    Hoop pertama dipasang 50 mm dari muka kolom, sisanya setelah berjarak 2d dari

    muka kolom pakai s = 140 mm.

    Pemutusan tulangan balok

    Di bawah ini diberikan contoh perhitungan lokasi penghentian tulangan

    negatif diatas perletakan interior balok bentang ujung. Tulangan diatas perletakan

    ini ada 719 dan akan diteruskan hanya 319 untuk memenuhi pasal 23.3.(2(1))

    Jadi disini akan ditentukan jarak penghentian 419 dari muka kolom (x).

    Agar diperoleh panjang penghentian terbesar, harus dipakai kombinasi

    beban 0,9D + kemungkinan kuat momen Mpr diujung komponen. Kuat momen

    nominal (Mn) dari 319 adalah 157,17 kNm, karena itu 419 boleh dihentikanbila kuat momen perlu sudah menurun menjadi 157,17 kNm (lihat Gambar 9-3).

    Jarak penampang dengan Mn = 157,17 kNm dihitung sebagai berikut .

    Diketahui : Mpr = 551,76 kN m

    q = 31,35 kN/ m

    Jumlah momen terhadap pot. a - a diperoleh dengan persamaan berikut:

    31,35 x2 - 245,27 x + 551,76 = 157,14

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    19/38

    x2 - 15,65 x + 25,17 = 0

    diperoleh x = 1,82 m

    Gambar 9-3 Diagram momen untuk penghentian tulangan negatif pada

    perletakan tepi

    Sesuai pasal 14.10(3) Tulangan 4 19 akan dihentikan sejauh l= (pilih yang lebih

    besar) =

    l = x + d = 1,82 + 0,5885 = 2,41 2,50 m(menentukan) atau

    l = x + 12.db = 1,82 + 12 x 0,019 = 2,05 m dari muka kolom

    Panjang l = 2,50 m ini harus lebih panjang dari ld yaitu panjang penyaluran (pasal

    14.10.(4)) yang dihitung dengan rumus tersebut di pasal 14.2(3)

    dimana :

    = 1,3

    = 1,0

    = 0,8

    = 1,0

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    20/38

    K tr = 0

    Jadi :

    ld = 32,40 x 19 = 615,53 mm 0,62 m

    ternyata l= 2,50 m > ld = 0,62 m jadi panjang 4 19 baru boleh berhentipada jarak 2,50 m dari muka kolom. Perlu diamankan pula bahwa penghentiantulangan ini tidak boleh dilakukan didaerah tarik kecuali kondisi Pasal 12.10(5)

    dipenuhi. Dalam kasus ini, titik balik momen kira-kira berada 4.180 mm dari muka

    kolom >ld= 2.500 mm jadi berarti tempat penghentian berada di daerah tarik.Menghadapi 2 pilihan pengamanan tersebut di Pasal 12.10 (5(1)) atau 12.10 (5(2)),dicoba dulu solusi pilihan pertama, yaitu kemungkinan Vn dari tulangan geser

    terpasang apakah Vnlebih besar dari gaya geser berfaktor Vu. Vn = 0.75( ) = 0.75{ }

    =2/3 x 0,75 (381,62 + 323,43)

    =352,53 kN > Vu = 154,02 kN (pada jarak 2,5 m)karena

    Vn >Vu maka penghentian 419 boleh dilakukan padal= 2,50 m dari muka kolom.

    Apabila sambungan lewatan untuk tulangan atas balok diperlukan,maka ini ditentukan menurut Pasal 12.15.(1)., yaitu dengan rumus dipasal 12.2.2):

    [ .]db = 45,57ld = 45,57 x 19 = 865,84 mm = 866 m

    Panjang ld menurut Pasal 12.2.(2) = 866 mm, sehingga untuk sambunganlewatan kelas A diperlukan sambungan lewatan 1,0 x ld = 866 mm, pakai 0,9 m.

    Jarak pemutusan tulangan dari arah tumpuan kiri dilakukan dengan carayang sama di atas, diperoleh sebesar 1,8 m

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    21/38

    Tulangan longitudinal yang masuk dan berhenti dalam kolom tepi yang

    terkekang (Pasal 21.7 (2.(2))harus berupa panjang penyaluran dengan kait 900sesuai Pasal 21.7.(5(1))ldh diambil yang lebih besar dari

    8 db = 8 x 19 = 152 mm150 mm, atau

    = 5,4 =257Jadi ldh = 260 mm masuk dalam kolom dengan panjang kait 12 db =228 mm (Pasal 7.1.(2) seperti dapat dilihat pada Gambar 9-4

    Gambar 9-4 Detail penulangan balok A4 B4.

    9.5.3 Desain balok perangkai B5 C5

    Desain balok perangkai (BP) yang merupakan SPBL ini, diatur di pasal21.9.(7). Melihat syarat ln/d = 11,94 > 4 dipenuhi, maka pasal 21.5(1(3))dan 21.5(3(4)) berikut ini harus dipenuhi:

    a) Gaya aksial berfaktor di BP dapat diabaikan. (OK)b) Bentang bersih BP = 7.050 mm > 4d = 2.354 mm (OK)

    c) Lebar/ tinggi = 600 / 650 = 0,92 > 0,3 OKd) Lebar bw = 600 > 250 mme) bw = 600 < lebar kolom + (1,5 x h)

    < 1.500 mm

    Desain akibat momen lentur

    Kesimpulan momen lentur di lantai tingkat 3 berdasarkan kombinasi bebandi rangkum di Table 9-13. Besarnya momen akibat beban gravitasi diambil dari

    Tabel 9-8 dan momen akibat beban gempa diambil dari Tabel 9-3.

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    22/38

    Tabel 9-13. Kesimpulan momen lentur untuk desain BP B5C5 lantai 3

    Dalam Tabel 9-14 tercantum kebutuhan penulangan BP C5 D5 tersebut dankolom 5 mencantumkan pula kuat momen lentur (Mn) untuk masing-masingpotongan.

    Tabel 9-14. Kesimpulan kebutuhan penulangan BP C5 D5 di lantai 3

    Catatan:

    As D19 = 283,5 mm2 As min = 1240,1 mm2As max = 8857,5 mm2

    Selanjutnya perlu dikontrol pula pemenuhan ketentuan-ketentuanberikut ini:

    a. Pasal 21.5 (2(2)) : Kuat momen positif terpasang di muka kolom > 50 %kuat momen negatif, ini di penuhi karena M+ = 277,28 > 0,5 x M- = 275,6.Diujung bentang

    tengah syarat ini juga di penuhi OK.b. Pasal 21.5 (2(2)) : Di tiap potongan sepanjang balok tidak boleh ada kuat

    momen positif maupun negatif yang kurang dari kuat momen max = x 551,22 =137,8. Tiap potongan terpasang 5 19 = 1.417,5mm2 ini ekivalen dengan kuatmomen sebesar277,28 KNm > 137,8KNm OK.

    c. Pasal 21.5 (2(1)) : Tiap potongan baik di sisi bawah maupun atas harus ada2 batang tulangan. Ini di penuhi pula oleh tulangan min 5 19 tersebut di atas.d. Pasal 21.7 (2(3)) : Bila tulangan langitudinal menembus HBK, maka h atau d =588,5 mm > 20 db = 380 mm OK.

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    23/38

    Disain Tulangan Geser Balok Perangkai.

    Sebagaimana di atur oleh Pasal 21.5 (4),gaya geser rencana Ve harus di

    tentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian komponen struktur antara duamuka tumpuan. Momen Mpr dengantanda berlawanan dianggap bekerja pada muka-muka tadi dan komponen struktur tersebut di bebani penuh beban gravitasiterfaktor. Penting untuk di perhatikan, Ve harus dicari dari nilaiterbesar akibatbeban gempa arah ke kanan dan ke kiri.

    Mpr harus di hitung dari tulangan terpasang dengan tulangan tarik1,25 fy dan faktor reduksi = 1,0. Rumus berikut boleh dipakai untukmenghitung Mpr.

    =(1,25)( 2) = (1,25)0.85 Untuk kasus balok di bentang ujung oleh arah gempa kekanan akan dihasilkan

    momen Neg (Mpr-) sebagai berikut:

    Tulangan terpasang = As =11 19 = 3.118,5 mm2

    = (1,25)0.85 = 3.118,51,25 4000.85 30 600 =101,92=(1,25)( 2)=3118,5(1,25400)(588,5 , )=838,16

    Dengan cara yang sama, untuk bentang ujung ini, dihasilkan momen positif(Mpr+) berdasarkan tulangan terpasang 5 19 =1.417,5 mm2sebesar 400,68 kNm.Gambar 9-5 memberi ilustrasi perhitungan Ve untuk balok perangkai C5-D5 dibentang ujung pada tingkat 3. selain ditunjukkan pengaruh beban gravitasi,ditunjukkan pula besar Mpr negatip dan positip dari gempa arah kanan dan kiri.Dapat diamati bahwa Ve selalu lebih besar dari Ve hasil analisa struktur.

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    24/38

    Gambar 9-5 Desain tulangan geser BP C5 B5

    Biasanya kuat geser ditahan oleh beton (Vc) dan tulangan dalam bentuktulangan transversal. Namun pada komponen struktur penahan SPBL berlakuketentuan Pasal 21.5.(4(2))yang menyatakan Vc = 0 apabila

    a. Gaya geser akibat gempa saja (yaitu akibat Mpr) > 0,5 total geser(akibat Mpr + beban gravitasi) dan

    b. Gaya aksial tekan ld = 1,03 m jadi panjang 6 19 dipasang sepanjang 3,0 mdari muka kolom. Perlu diamankan pula bahwa penghentian tulangan ini tidak boleh

    dilakukan di daerah tarik kecuali kondisi pasal 14.10(5) dipenuhi. Dalam kasus ini,titik balik momen kira-kira berada 4.770 mm dari muka kolom > l= 3.000 mm jadiberarti tempat penghentian berada di daerah tarik. Menghadapi 2 pilihanpengamanan tersebut di Pasal 12.10 (5(1)) atau 12.10 (5(2)), dicoba dulu solusi

    pilihan pertama, yaitu kemungkinan Vn dari tul. geser terpasang lebih besar

    dari gaya geser berfaktor Vu.23 = 23 .0,75( ) = 23 0,75. . 6

    = 0,75

    ,..,

    600 590,5

    = 367,2kN > Vu =136,63 kN (pada jarak 3m)

    karena > Vu maka penghentian 6 19 boleh dilakukan padal = 3,0 m dari muka kolom.

    Jarak pemutusan tulangan dari arah tumpuan kiri dengan cara yang sama diatas, diperoleh sebesar 3,0 m

    Gambar 9-5. Detail penulangan Balok Perangkai

    9.5.4 Desain kolom

    Bab ini memberikan prosedur desain kolom A4 diantara lantai 2 dan 3.Mengingat kolom ini bukan merupakan SPBL, maka desain harus memenuhi syarat-syarat tersebut di Pasal 21.9. Kesimpulan bebanbeban yang bekerja pada kolomA4 ini dapat dilihat di table 9-15. Perlu diketahui bahwa kolom-kolom di SRG initidak terkena Ps 15.5, yaitu kolom yang terkena pengaruh beban orthogonal.

    Tabel 9-15 Kesimpulan beban aksial dan momen lentur pada kolom

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    28/38

    A4 antara lantai tingkat ke-2 dan ke-3

    *) Lihat Tabel 9-7+) Lihat Tabel 9-5

    Berdasarkan kombinasi beban di Tabel 9-15, maka kolom A4 ini cukup diberi

    tulangan memanjang sebanyak 1619 (= 1,26%). Gambar 9-6 hasil dari PCACOL,menunjukkan diagram interaksi kolom ini.

    Gambar 9-6. Diagram interaksi desain kolom A4 diantara lantaitingkat 2 dan 3

    Desain kolom ini harus memenuhi syarat-syarat tersebut di Pasal29.9(2) berikut ini:

    a. Apakah kombinasi beban tersebut di Tabel 9-15 lebih kecil dari 1,2D +1,6L. Bila betul berlaku Pasal 23.9(2(1)) s/d 23.9(2(3)).

    b. Bila kombinasi beban tersebut di Tabel 9-15 lebih besar dari 1,2D + 1,6L,maka berlaku Pasal Pasal 23.9(3(1)) s/d 23.9(3(3)).

    Pada contoh ini:

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    29/38

    Kuat momen rencana akibat beban gravitasiMu = 1,2 x 56,83 + 1,6 x 21,74 = 102,98 kNm

    Beban aksial berfaktor:Pu = 1,2 x 1.943,24 + 1,6 x 259,20 = 2.735,81 kN

    Mengingat Mu = 102,98 < 338,82 kNm (Tabel 9-15) danPu = 2.735,81 < 3.196,45 kN

    maka desain kolom harus memenuhi Pasal 23.9(3) yaitu seperti dilakukan berikutini.

    Tulangan PengekanganSesuai Pasal 21.6.4(4), tulangan pengekangan harus dihitung oleh rumus (21-5)

    Ash = 0,09 (s hc fc/ fyh) = 0,09 (100 x 468 x 30/ 400) = 315,9 mm2dimana s diambil yang terkecil dari:

    x 600 mm = 150 mm6 x . = 6 x 19 = 114 mm100 mm

    sementara pakai 312 (As = 339 mm2) dengan s = 100 mm

    Pengekangan ini dipasang sepanjang lo dari HBK, yaitulo h = 600 mm

    1/6 ln = 475 mm

    450 mmambil lo = 600 mmTulangan transversal untuk geser

    Sesuai Pasal 23.4(5), gaya geser rencana Ve untuk kolom ini harusditentukan menggunakan gaya-gaya pada muka HBK yaitu momen maksimum Mpr.

    Hasil ini tak boleh kurang dari Vu hasil dari analisa struktur.Secara konservatif Mpr ditentukan sebesar momen balans dari diagram interaksidi Gambar 9-7 yaitu 964 kNm.

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    30/38

    Gambar 9-7 Diagram interaksi untuk desain kolom A4 dengan =1

    Dengan demikian gaya kuat geser di ujung kolom akibat momen lentur darimasing-masing ujung kolom ini adalah:

    Ve = = . =676,5

    Gaya geser akibat beban gravitasi dihitung sbb.:

    VD

    =MD

    = ,

    , = 79,76

    VL= = ,, = 30,51 MD dan ML diambil dari Tabel 9-7 MDDari Tabel 9-5, gaya geser akibat deformasi kompatibilitas (VE) = 135,97

    kN. Dengan kombinasi beban tersebut di Pasal 23.9(2), gaya geser terfaktoradalah:

    Vu = 1,2D + 0,5L + E

    = 1,2 x 79,76 + 0,5 x 30,51 + 135,97= 246,94 kN < V akibat Mpr

    Untuk komponen yang kena beban aksial berlaku Vc (Pasal 11.2(1(2)):

    Vc = 0,171 .= 0,171 ., 30600.538,5= 295 KNKuat geser tulangan dengan 2 kaki begel 12, s = 150 mm

    Vs =..

    =

    ,

    = 324,54 KN

    kontrol apakah Vs 0,68..= 1.179,8 KN pasal 11.4.7.8 (OK)

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    31/38

    Vs 0,33..= 589,9 KN pasal 11.4.5.3 (OK)Bila Vs = 0,33..dilampaui maka sesuai pasal 11.4.5.3 s harus dibuat separuhnyayaitu < d/4 = 134,6 mm

    kontrol Vn = (Vs + Vc) = 0,75 x (324,54 + 295)

    = 464,65 KN < Ve = 676

    Dibaca tulangan Begel 3 kaki 12 dengan jarak s = 120 mm

    Vs =.. = , = 608,51 KN

    Vn = (Vs + Vc) = 0,75 x (608,51 + 295,0)

    = 677,63 KN < Ve = 676,5 KN (OK)

    Namun Vs = 608,51 > 589,9 kN, ini boleh karena s = 120 < 134,6 mmJadi tulangan geser diambil 3 kaki 12 dengan jarak s = 120 mm

    Bandingkan ini dengan kebutuhan tulangan confinement (Ash),kemudian pakai tulangan transversal yang lebih banyak, jadidigunakan 3 12 dengan s = 100 mm, yang sekaligus memenuhi pulasyarat Pasal 7.10.(5.(3)

    Sambungan Tulangan Vertikal Kolom

    Sesuai Pasal 12.2(3) panjang sambungan lewatan tulangan 312

    dari kolom A4 ini harus dihitung dengan rumus:

    ld = , db

    = = = 1

    C =(+) = 59,63Ktr =

    + = 3,15 2,5 diambil 2.5 (max)Jadi:

    ld = , db = = , ,= 26,3

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    32/38

    ld = 26,3 x 19 = 499,7 mm

    Sesuai Pasal 21.5(2(4)) sambungan lewatan harus diletakan di tengahpanjang kolom dan harus dihitung sebagai sambungan tarik. Dari

    Gambar 9-6 dapat diperkirakan bahwa akibat kombinasi bebanberfaktor dengan beban gempa akan terjadi fs > 0,5fy, jadisambungan lewatan ini termasuk kelas B (Pasal 12.17(2(2)) yang

    panjangnya harus 1,3 ld = 649,61 mm 650 mm.Detail penulangan kolom tengah dapat dilihat di Gambar 9-8.

    Gambar 9-8 Detail Penulangan Kolom

    9.6 Desain Dinding Struktural

    Sebagai prasyarat untuk desain Dinding Struktural Beton Khusus (DSBK),perlu dipastikan bahwa kelelehan tulangan lentur yang terjadi di dasar DS (sebagaisendi plastis), benar-benar merupakan penentu kekuatan dan selanjutnya dibuatberdeformasi secara inelastis sehingga DS ini mampu memencarkan energi gempake seluruh sistem struktur. Untuk mewujudkan prinsip desain kapasitas yangfundamental ini, desain DS dilakukan dengan 5 ketentuan di bawah ini:

    a). Dengan beban lentur + axial terfaktor, anggap potongan dasar DSsebagai kolom pendek dengan syarat penulangan longitudinal diujung dan di badan DS memenuhi syarat-syarat di Pasal 21.9(2)

    b). Pastikan tidak terjadi kegagalan oleh tegangan tarik dan tekandiagonal oleh beban geser dengan pengamanan berturut-turutsesuai Pasal 21.9(4(1)) dan 21.9(4(4)).

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    33/38

    c). Amankan regangan dinding yang melampaui nilai kritis denganpengadaan komponen batas, dengan analisis sesuai Pasal21.9(6(2)) atau 21.9(6(3)).

    d). Jamin kemampuan daktilitas DS dengan detailing komponen

    batas sebagaimana tersebut di Pasal 21.9(6(4)) butir a s/d e.e). Bila tidak dituntut pengadaan komponen batas, maka

    penempatan TT harus mengikuti Pasal 21.9.(6(5)).

    9.6.1 Pengaruh kombinasi beban

    Kesimpulan gaya desain di dasar DS B5 C5 dapat dibaca di Tabel 9-16 (lihat Tabel 9-3 dan 9-10)

    Tabel 9-16. Kesimpulan beban axial, momen dan gaya geser berfaktorpada dasar Dinding Struktural B5 C5

    9.6.2 Gaya geser rencana

    Sedikitnya harus dipakai 2 lapis tulangan bila gaya geser di dalambidang dinding diantara 2 komponen batas melebihi 1/6. Acv. fcdimana Acv adalah luas netto yang dibatasi oleh tebal dan panjang

    penampang dinding (Pasal 21.9(2(2)):Vu = 4.488,1 kN > 0,17.Acv. .= 0,17x (300 x 8.950)x 1 x.30 = 2.450 kN (OK)Jadi diperlukan 2 lapis tulangan di dinding ini.

    Dan harus diatur bahwa rasio tulangan di arah vertikal dan horizontal harustak boleh kurang dari 0,0025 dan s 450 mm (Pasal 21.9(2(1)) Batas kuat geserDS sesuai Pasal 23.6(4(4) adalah sebesar:

    2/3 Acv.

    = 0,55 x 2/3 x (300 x 8.950) x

    30= 5.383 kN

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    34/38

    Nilai diambil sebesar 0,6 karena kuat geser nominal yang diperoleh darikuat lentur nominal komponen lebih kecil dari batas kuat geser (Pasal 9.3.3). Dapatdilihat di bawah ini, bahwa (lihat Tabel 9-16) kuat geser nominal = 4.488,1 < bataskuat geser = 5.383 KN.

    Berpedoman pada Pasal 21.9(4(1), karena = . = 3 , 2 4 > 2, maka kuatgeser nominal Vn untuk DS ini tidak boleh lebih dari Vn = . .dimana n adalah rasio luas tulangan geser terhadap luas bidangyang tegak lurus Acv.Dengan memakai tulangan geser terpasang 2 12 (As =113 mm2) dan s = 120 mmmaka akan diperoleh nilai n = 2 x 113/ 300 x 120 = 0,0063Vn = 0,55 (300 x 8.950) [(1/6)30+ 0,0063 x 400]

    = 5.069 kN > Vu = 4.488,1 (OK)

    Bila < 2,0 maka rasio tulangan vertikal (v) harus tidak boleh lebihkecil dari n (lihat Pasal 23.6(4(3)). Mengingat = 3,24 (Pasal21.9.(4.(3)), rasio tulangan minimum harus dipakai. Jadi tulangan vertikal didinding perlu 0,0025 x 300 x 1.000 = 750 mm2/ m

    Bila dipakai 2 lapis tulangan 12 (As = 226) dan s = =301 mm < s yang

    diijinkan = 450 mm. Jadi dipakai 2 lapis 12 mm tulangan vertikal dengan s = 300mm.

    9.6.3 Desain komponen batas.

    Pasal 21.9(6(2))menentukan DS perlu komponen batas bila:

    c .128)Untuk menghitung c, perlu didesain lebih dahulu kebutuhan tulangan vertikal

    DS yang kedua ujung memiliki komponen berukuran 950 x 950 mm terlebih dahulu.Diagram interaksi di Gambar 11-9 ternyata menunjukkan DS dapat menampungkombinasi beban tersebut di Tabel 9-9 dengan pemasangan 36 30 pada

    komponen 950 x 950mm2 dan 2 lapis 12 s = 300 pada dinding struktural, jadi = 1,44%.

    Nilai c ditentukan konsisten dengan terjadinya u(idem m) dan harusdiperoleh dari dua kombinasi beban axial tersebut di Tabel 9-17 yang bekerjabersamaan dengan momen nominal maksimum (Mn). Dua beban aksial itu adalah:Pu = 1,2D + 0,5L danPu = 0,9D

    Mn dari masing-masing beban aksial berfaktor ini diperoleh dengan bantuandiagram interaksi Gambar 9-10 yang dibuat dengan bantuan program computer

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    35/38

    PCACOL untuk DS dengan tulangan tersebut di atas, namun dengan = 1 dan fs =fy, telah menghasilkan untuk beban aksial:Pu = 1,2 D + 0,5 L = 1,2 x 6.868 + 0,5 x 1.420,8 = 8.952 kN danmomen nominal sebesar

    Mn = 129.621,9 kN m

    Untuk kombinasi Pu dan Mn ini, program komputer tersebut memberikan c

    terbesar yaitu = 819 mm, yang ternyata lebih kecil dari

    () = (,)= 2.130 mm (nilai / hw tidak boleh lebih kecil dari 0,007),jadi DS ini tidak perlu komponen batas.

    Contoh ini menunjukkan c = 819 mm yang rendah sehingga tidak sampai

    menuntut komponen batas. Suatu indikasi bahwa beban aksial pada DS ini relatifkecil

    Gambar 9-9. Diagram interaksi desain kekuatan DS B5-C5

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    36/38

    Gambar 9-10. Diagram Pn - Mn untuk DS B5-C5

    Perhitungan di bawah ini hanya dimaksudkan memberi ilustrasi biladiperlukan detailing pada komponen batas yang panjangnyadianggap 950 mm.

    Sesuai Pasal 21.6 (4 (4):

    Ash > 0,09 (s hc fc/ fyh) =- Di komponen batas dengan jarak s = 6 db = 6 x 30 = 180 mm,namun digunakan s = 130 mm (maximum 150 mm)= 0,09 x 130 x (950 2x40 12) x 30/ 400= 752 mm2 (dipakai 7 12, As = 791 mm2)

    Untuk memenuhi ini dan juga Pasal 7.10.(5)perlu dipasang TT 7 12 (As =791 mm2) dalam bentuk 2 pasang sengkang tertutup + 3 tulangan pengikat di arahx dan 5 tulangan pengikat di arah y dari KomponenBatas ini.Detail tulangan ujung DS diperlihatkan di Gambar 9-11

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    37/38

    Gambar 9-11 Detail tulangan Dinding Struktural B5-C5

    Namun demikian pada DS yang tidak perlu KB harus memenuhi Pasal21.9(6(5)),bila:

    > ,dan > Dalam kasus desain di atas = , =0,0282> danVu = 4.488,1 kN

  • 5/24/2018 Sistem Rangka Gedung Fix

    38/38

    ii) Jarak semua TT di arah vertical = 200 mm.

    Jadi diperlukan pada arah pengekangan x 2 sengkang tertutup (adan b) + 3 tulangan pengikat dan di arah pengekangan y dipasang 5 tulangan

    pengikat (d), semuanya berdiameter 10 mm, dengan jarak vertikal s = 200 mm.